Upload
others
View
12
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN JURUSAN
AKUNTANSI SYARIAH
PENCATATAN LAPORAN KEUANGAN PADA USAHA
PETERNAKAN AYAM PETELUR BAPAK FIQI
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Akhir
Praktik Pengalaman Lapangan Jurusan Akuntansi Syariah
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Tulungagung
Oleh
HASNA HALIMA
NIM. 12403183203
Dosen Pembimbing Lapangan
Dyah Pravitasari, S.E., M.S.A
NIP. 197701022014032001
JURUSAN AKUNTANSI SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
IAIN TULUNGAGUNG
2021
HALAMAN PERSETUJUAN
PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN
Laporan akhir Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) Jurusan Akuntansi Syariah Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Tulungagung ini telah disetujui dan disahkan pada:
Hari : Selasa
Tanggal : 17 Agustus 2021
Tempat : Tulungagung
Judul Laporan : Pencatatan Laporan Keuangan Pada Usaha Peternakan Ayam Petelur Bapak
Fiqi
MENYETUJUI
Dosen Pembimbing Lapangan
Dyah Pravitasari, S.E., M.S.A
NIP. 197701022014032001
Mengesahkan
a.n Dekan
Kepala Laboratorium Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
Siswahyudianto, S.Pd. I.. MM
NIDN. 2015068404
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia
yang telah dilimpahkan kepada kita semua sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan
laporan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) jurusan Akuntansi Syariah yang telah
dilaksanakan di Usaha Peternakan Ayam Petelur Bapak Fiqi desa Gandekan Kecamatan
Wonodadi Kabupaten Blitar. Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) dilaksanakan pada 12 Juli
2021 sampai dengan 13 Agustus 2021 dengan menggunakan judul “Pencatatan Laporan
Keuangan Pada Usaha Peternakan Ayam Petelur Bapak Fiqi”.
Laporan ini guna memenuhi tugas akhir Praktik Pengalaman Lapangan jurusna Akuntansi
Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Tulungagung. Berkat bantuan dan dukungan
yang diberikan, penulis dapat menyelesaikan penyusunan laporan ini dengan semangat dan
tepat waktu. Oleh karena itu penulis ucapkan terimakasih kepada:
1. Prof. Dr. H. Maftukhin M. Ag selaku rektor IAIN Tulungagung
2. Dr. H. Dede Nurrohman M. Ag selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN
Tulungagung
3. Dr. Qomarul Huda M. Ag selaku ketua jurusan Akuntansi Syariah IAIN Tulungagung
4. Dyah Pravitasari, S.E., M.S.A selaku dosen pembimbing lapangan yang senantiasa
memberikan arahan selama penyusunan laporan Praktik Pengalaman Lapangan
5. Siswahyudianto M.M selaku kepala laboratorium Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
IAIN Tulungagung
6. Bapak Fiqi selaku pemilik usaha peternakan ayam petelurnyang telah mengizinkan saya
melaksanakan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL)
7. Kedua orangtua dan kakak yang senantiasa memberikan dukungan, nasihat dan doa
8. Teman-teman kelompok PPL yang selalu bersedia memberikan bantuan, ide dan solusi
dalam menyusun dan menyelesaikan laporan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL)
9. Serta segenap pihak yang ikut andil dalam menyukseskan tugas akhir ini.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata baik dan sempurna dikarenakan
minimnya pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki. Oleh karena itu, penulis mengharapkan
segala bentuk kritik dan saran yang membangun sehingga dapat memberikan pengaruh positif
ii
untuk penyusunan laporan dimasa mendatang. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi
pembaca dan semua pihak.
Blitar, 28 Juli 2021
Penulis
Hasna Halima
NIM. 12403183203
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PENGESAHAN
KATA PENGANTAR ............................................................................................................... i
DAFTAR ISI ............................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................... 1
A Dasar Pemikiran .............................................................................................................. 1
B Tujuan dan Kegunaan ..................................................................................................... 3
C Waktu dan Tempat Pelaksanaan ..................................................................................... 4
BAB II PELAKSANAAN PRAKTIK .................................................................................... 5
A Profil Lembaga................................................................................................................ 5
B Pelaksanaan Praktik ........................................................................................................ 6
C Permasalahan Di Lapangan ............................................................................................ 7
D Tanggapan dari Pihak Lembaga Tempat Praktik ............................................................ 7
BAB III PEMBAHASAN ........................................................................................................ 9
A Kajian Teori .................................................................................................................... 9
B Analisis Temuan Masalah ............................................................................................. 23
BAB IV PENUTUP ................................................................................................................ 26
A Kesimpulan ................................................................................................................... 26
B Saran ............................................................................................................................. 26
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 28
LAMPIRAN
1
BAB I
PENDAHULUAN
A Dasar Pemikiran
Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) memiliki peran penting bagi
pembangunan ekonomi suatu negara (Carrter dan Jones-Evans, 2006). Di Indonesia
Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) memegang peranan yang signifikan
terhadap laju pembangunan ekonomi negara dengan harapan mampu memenuhi
kebutuhan masyarakat luas. Salah satu peranan UMKM dalam menyokong
kesejahteraan masyarakat adalah mampu mengurangi tingkat kemiskinan melalui
penyediaan lapangan kerja. Hal ini terbukti dengan adanya peningkatan Produk
Domestik Bruto (PDB) dari tahun ke tahun. Menurut data kementrian Koperasi dan
Usaha Mikro Kecil dan Menengah, pada tahun 2013 tercatat kontribusi UMKM
terhadap PDB Indonesia pada triwulan ke III- 2012 tumbuh sebesar Rp 135.602.200
juta atau meningkat sebesar 9,90 persen dari tahun 2011. Besarnya kontribusi dari
sumbangan PDB UMKM, akan berdampak pada penyerapan jumlah tenaga kerja dari
sektor UMKM yaitu hingga tahun 2013 telah tumbuh sebesar 114.114.082 juta atau
6,03 persen dari tahun 2012 (www.depkop.go.id dalam Andriano,dkk, 2017). Hal ini
menggambarkan besarnya potensi yang dapat dikembangkan dan ditingkatkan bagi
sektor UMKM untuk dapat berkontribusi bagi negeri ini. Dari beberapa jenis UMKM
yang banyak diminati masyarakat Indonesia selain sektor pertanian dan perkebunan
adalah sektor peternakan.
Menurut Arifin (2004:54) agribisnis berbasis peternakan adalah salah satu
fenomena yang tumbuh pesat ketika ketersediaan lahan menjadi terbatas, karena sistem
usaha tani memerlukan lahan yang besar namun ketersediaan lahan yang terbatas akan
memicu efisiensi dan efektifitas penggunaan lahan tersebut. Selain itu peternakan
menjadi sektor yang menjajikan dimana hasil yang diperoleh darinya dapat dipasarkan
secara luas yang merupakan kebutuhan pokok masyarakat.
Sektor peternakan merupakan sektor yang cukup penting di dalam proses
pemenuhan kebutuhan pangan bagi masyarakat. Produk peternakan seperti telur dan
daging merupakan sumber protein hewani yang mana menjadi kebutuhan pokok utama
dalam memenuhi gizi masyarakat (Warsito, 2010). Hal ini merupakan peluang
2
sekaligus tantangan bagi peternak untuk memenuhi kebutuhan gizi masyarakat. Selain
telur dan daging, limbah dari peternakan juga dapat diolah menjadi pupuk yang
bermanfaat bagi pertanian dan perkebunan. Usaha peternakan khususnya ayam petelur
menjadi salah satu mata pencaharian penduduk Indonesia bahkan mampu menyuplai
telur hingga keluar negeri. Indonesia merupakan negera produsen telur terbesar ke-8
didunia yang mampu menghasilkan 1,3 juta ton telur pada tahun 2019 berdasarkan data
FAO.
Pada sektor ini, seorang pengusaha diharapkan memiliki modal yang cukup
dalam mengembangkan usaha ini. Seperti yang kita tahu biaya dalam pengembangan
peternakan tidaklah sedikit (seperti biaya pemeliharaan, kandang, DOC, pakan, listrik
dan air, vitamin, obat-obatan ternak dan lain-lain) ditambah dengan apabila ayam telah
memasuki usia produksi tentu akan menghasilkan telur siap dijual. Dari biaya-biaya
tersebut maka diperlukan pencatatan keuangan agar mudah dalam mengontrol
pemasukan dan pengeluaran setiap transaksi. Dengan adanya laporan keuangan
berguna meminimalisir penyelewengan sehingga keuangan untuk mengembangkan
usaha dalam kondisi aman. Jenis usaha ayam petelur siap produksi merupakan usaha
dagang, hal ini disebabkan tujuan utama dari pemilik usaha adalah penjualan telur.
Semua bidang usaha baik usaha mikro, kecil, menengah dan skala besar tentunya sangat
perlu untuk mencatat setiap transaksi yang terjadi yang berhubungan dengan kondisi
keuangan perusahaan. Apabila suatu bidang usaha tidak menerapkan pencatatan
akuntansi pada laporan keuangannya pasti tidak akan tahu bagaimana kondisi
keuangannya. Dalam pencatatan akuntansi harus sesuai dengan setiap transaksi yang
terjadi dan berdasarkan standar akuntansi yang berlaku. Standar akuntansi mempunyai
perlakuan akuntansi mulai pengakuan, pengukuran, penyajian maupun pengungkapan,
dan tentunya dapat menjadi dasar untuk menyusun laporan keuangan yang andal.
Salah satu wilayah yang memiliki potensi besar dalam dunia peternakan
terutama ras ayam petelur adalah Kabupaten Blitar Provinsi Jawa Timur. Kabupaten
Blitar sebagai wilayah agraris tidak hanya unggul dalam bidang pertanian dan
perkebunan, namun juga unggul dalam bidang peternakan khususnya peternakan ayam
ras petelur. Muncul sejak tahun 1970-an, peternakan ayam ras petelur di Kabupaten
Blitar mulai berkembang pesat pada tahun 1990-an, lalu harus mengalami keterpurukan
pada saat krisis ekonomi tahun 1998. Pada tahun 2010 sebagai potensi unggulan,
produksi telur Kabupaten Blitar mampu memenuhi 70% dari kebutuhan telur di Jawa
Timur dan memenuhi 30% dari kebutuhan telur ayam Nasional. Kabupaten Blitar
3
disebut sebagai produsen terbesar kedua telur ayam setelah Jabotabek (Jakarta, Bogor,
Tanggerang dan Bekasi). Adapun hasil produksi telur banyak terdapat di Kecamatan
Srengat, Ponggok dan Kademangan (Pemerintah Kabupaten Blitar, 2011). Tercatat
pada tahun 2015 jumlah populasi ayam ras petelur Kabupaten Blitar mencapai
14.973.000 ekor dengan jumlah produksi 151.826,2 ton telur.
Di Desa Gandekan Kecamatan Wonodadi Kabupaten Blitar terdapat banyak
pengusaha peternakan ayam ras petelur yang menjadi mata pencaharian sehari-hari.
Ditinjau dari bentuk usahanya masih berskala kecil sehingga diperlukan pencatatan
laporan keuangan sederhana yang sesuai pada pedoman akuntansi. Tidak sedikit dari
para pengusaha yang masih mengandalkan pencatatan keuangan sekedar mencatat
omzet penjualan dan pengeluaran tanpa penghitungan laba/rugi dan lain-lain secara
rinci. Kasus tersebut dapat menyulitkan pengusaha dalam mengetahui resiko dan
langkah kedepannya.
Dari permasalahan tersebut, banyak dari pelaku usaha yang masih minim
pengetahuan dalam memahami proses penyusunan laopran keuangan. Berdasarkan
uraian latar belakang diatas, peneliti ingin melakukan penelitian dengan judul :
“Pencatatan Laporan Keuangan pada Usaha Peternakan Ayam Petelur Bapak
Fiqi”.
B Tujuan dan Kegunaan
1. Tujuan Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui bagaimana
sistem pencatatan laporan keuangan pada usaha peternakan ayam petelur Bapak
Fiqi yang telah berdiri selama 14 bulan
2. Kegunaan Penelitian
Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas akhir dalam pelaksanaan
Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) jurusan Akuntansi Syariah. Namun
laporan ini juga dapat berguna bagi akademik, instansi, mahasiswa dan pihak
lainnya yang membutuhkan data dan referensi dalam pengerjaan tugas
penelitian serta sebagai alat pertimbangan dalam pengambilan kebijakan.
a. Bagi IAIN Tulungagung
Untuk menjalin silaturahmi antara IAIN Tulungagung khususnya pada
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam dengan pihak lembaga. Selain itu
4
dapat digunakan sebagai bahan refrensi mahasiswa IAIN Tulungagung
khususnya mahasiswa jurusan Akuntansi Syariah dimasa yang akan
datang.
b. Bagi Pihak Lembaga Usaha
Laporan PPL peneliti ini diharapkan dapat memberikan wawasan dan
manfaat kepada pemilik peternakan maupun semua pihak mengenai tata
pencatatan laporan keuangan dalam menjalankan usaha juga dapat
sebagai bahan pertimbagan dalam pencatatan keuangan kedepannya.
c. Bagi Mahasiswa
Sebagai referensi dan menambah pengetahuan mengenai kondisi praktik
dilapangan sehingga mahasiswa mampu mengetahui dan memahami
teori yang telah dipelajari dengan praktek yang ada pada lapangan.
Semoga penelitian ini dapat membawakan kebenaran obyektif serta
dapat dipertanggungjawabkan melalui pemikiran yang logis rasional.
C Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 13 Juli 2021 sampai dengan 13 Agustus 2021
bertempat di kediaman Bapak Fiqi Dusun Wadang RT 003/RW 005 Desa Gandekan
Kecamatan Wonodadi Kabupaten Blitar.
5
BAB II
PELAKSANAAN PRAKTIK
A Profil Lembaga
Desa Gandekan merupakan salah satu Desa di wilayah Kecamatan Wonodadi
Kabupaten Blitar, Desa Gandekan merupakan Desa paling barat di Kabupaten Blitar,
Desa Gandekan meruapakan desa yang langsung berbatasan langsung dengan
Kabupaten Tulungagung disisi selatan yang mana perbatasan itu berupa Sungai
Brantas. Desa Gandekan merupakan desa yang memiliki wilayah yang relative luas,
dantermasuk wilayah yang mempunyai lahan persawahan yang masih luas sehingga
masih banyak masyarakat yang berprofesi menjadi petani atau peternak sapi, kambing
maupun ayam, hal ini dipengarungi oleh ketersediaan pakan hewan ternak yang cukup
untuk para peternak. Berikut daftar mata pencaharian pokok masyarakat Desa
Gandekan tahun 2019:
Mata Pencaharian Pokok
Jenis Pekerjaan Laki-Laki Perempuan
Petani 760 320
Buruh Tani 167 95
Buruh Migran 158 235
PNS 55 32
Pengrajin Home Industry 34 27
Pedagang 18 22
Peternak 46 8
Montir 4 -
Dokter Swasta 1 -
Bidan Swasta - 1
ART - 36
TNI 4 -
POLRI 3 2
Pengusaha Kecil 41 16
Dosen 5 3
Gandekan memiliki iklim cuaca yang dingin dan tidak terlalu terik maka juga
cocok untuk mengembangkan peternakan. Salah satunya peternakan ayam petelur milik
6
Bapak Fiqi. Usaha peternakan ayam petelur ini dibangun oleh Bapak Jihaduddin Fiqi
Amrullah beralamatkan di dusun Wadang RT 003 RW 005 Desa Gandekan Kecamatan
Wonodadi Kabupaten Blitar. Bidang peternakan ini merupakan usaha turun menurun
dari orang tua Bapak Fiqi dan mengalami kebangkrutan pada tahun 2014. Dengan tekad
yang kuat, Bapak Fiqi memulai kembali usaha ternak ayam pada tahun 2020 yang pada
saat itu beliau baru saja berpulang dari luar negeri. Beliau memilih memulai peternakan
ini dengan modal yang telah dikumpulkan selama bekerja diluar negeri.
Saat ini Bapak Fiqi telah memiliki 2 kandang yang berisi kurang lebih1100 ekor
ayam ras arab serta masih mengelolanya secara mandiri. Alasan beliau memilih ayam
ras arab ini adalah selain pemeliharaannya yang mudah, ayam ras arab ini merupakan
ras yang memiliki daya tahan yang kuat sehingga tahan terhadap berbagai penyakit,
efisiensi pakan dan memiliki kemampuan bertelur yang cukup tinggi. Berbeda dengan
ayam berbulu merah yang pemeliharaannya harus ekstra dan konsumsi pakan yang
sangat banyak serta mudah terserang penyakit. Pada setiap harinya ayam-ayam tersebut
mampu menghasilkan telur sebanyak 200-250 butir setiap harinya dan dijual kepada
pengepul setiap minggunya. Harga jual telur ini dipatok dengan harga pasar yang
fluktuatif setiap harinya.
Lokasi peternakan ini berada lahan kosong yang memiliki kondisi udara yang
tidak terlalu panas. yang dikelilingi perumahan warga. Hal ini menjadi suatu hal yang
perlu diperhatikan karena limbah dari ternak dapat menimbulkan bau yang tidak sedap.
Bapak Fiqi selaku pemilik usaha telah melakukan langkah-langkah antisipasi agar
warga sekitar tidak terganggu dari bau yang ditimbulkan. Di desa Gandekan banyak
para pengusaha yang menggeluti dunia peternakan ayam petelur. Hal ini yang
memudahkan peternak satu sama lain saling bertukar informasi.
B Pelaksanaan Praktik
Dalam proses pelaksanaan Praktik Pengalaman Lapangan peneliti melakukan
observasi dan wawancara secara menyeluruh dengan melakukan pengamatan secara
detail setiap bagian namun tetap mematuhi protokol kesehatan dikarenakan masih dala
situasi pandemic Covid-19. Observasi dan wawancara lapangan dilakukan selama 6
kali dan selanjutnya wawancara lanjutan dilakukan dengan mengunjungi rumah
pemilik usaha peternakan ayam petelur secara bertahap.
7
Kegiatan peneliti selama melaksanakan Praktik Pengalaman Lapangan:
1. Melakukan survey penentuan lokasi
2. Melakukan observasi di tempat PPL
3. Melakukan wawancara dengan narasumber dari Pemilik Usaha
Peternakan Ayam Petelur
4. Melakukan kegiatan dokumentasi berupa foto dan video
5. Ikut serta kegiatan pemilik usaha mengontrol ternak
6. Menganalisis hasil wawancara
C Permasalahan Di Lapangan
Setelah melaksanakan observasi dan wawancara di peternakan milik Bapak Fiqi
yang telah dimulai pada tanggal 13 Juli sampai dengan 13 Agustus 2021, peneliti
menemukan beberapa permasalahan yang terjadi dilapangan. Salah satunya terjadi
dalam pencatatan transaksi pengeluaran maupun pemasukan yang tidak tercatat secara
jelas. Peternakan ayam petelur ini belum menerapkan laporan keuangan usaha yang
sesuai dengan SAK EMKM (Standar Akuntansi Keuangan Entitas Mikro Kecil
Menengah). Pemilik mencatat pemasukan secara manual didalam catatan kertas yang
dikumpulkan sedangkan beberapa pengeluaran dicatat dalam buku dan ada pula
pengeluaran yang mengandalkan ingatan berapa nominal yang telah dikeluarkan. Hal
ini dapat menyebabkan pemilik kehilangan kendali atas keuangannya dan
penyelewengan dana yang seharusnya untuk biaya pakan ternak digunakan untuk biaya
lainnya.
Sebagai unit usaha yang menjanjikan dimasa yang akan datang, peternakan
sangat memerlukan pencatatan laporan keuangan yang jelas yang berguna sebagai
bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan. Dari permasalahan tersebut,
peneliti tertarik pada judul untuk penelitian ini tentang “Pencatatan Laporan
Keuangan pada Usaha Peternakan Ayam Petelur Bapak Fiqi”.
D Tanggapan dari Pihak Lembaga Tempat Praktik
Dari masalah yang ditemukan dilapangan, pihak pemilik sekaligus pengelola
peternakan menanggapi bahwa secara tidak sadar dengan tidak adanya laporan
keuangan memberikan dampak buruk pada perhitugan keuntungan dan kerugian
usahanya. Peternakan ayam petelur Bapak Fiqi adalah usaha yang baru saja berdiri
8
selama kurang lebih 1 tahun. Sebagai usaha yang baru saja dimulai, pencatatan laporan
keuangan yang sesuai dengan SAK EMKM dapat membantu pemilik mengontrol
keuangannya dalam melakukan pengeluaran-pengeluaran yang masih tergolong
banyak. Bapak Fiqi merasakan ketika usaha mulai berkembang, memperkirakan modal
yang telah dipersiapkan dirasa sudah cukup untuk biaya operasi. Namun faktanya
dalam lapangan, biaya-biaya yang dibutuhkan semakin membengkak. Masa breeding
adalah rentan waktu ayam yang dimulai dari DOC sampai ayam siap bertelur. Masa ini
membutuhkan waktu selama 5 bulan. Dalam kurun waktu tersebut, ayam memerlukan
asupan vitamin dan pakan yang cukup juga perawatan yang maksimal demi
menghasilkan telur yang berkualitas yang tentu memerlukan biaya-biaya yang besar.
Hal ini yang menyebabkan para peternak termasuk Bapak Fiqi memerlukan pencatatan
laporan keuangan akuntansi yang sesuai dengan SAK EMKM. Bagi sebuah usaha
laporan keuangan berguna sebagai tolak ukur pengambilan keputusan dan evaluasi.
Oleh karena itu, kedudukan laporan keuangan menjadi bagian yang sangat penting.
9
BAB III
PEMBAHASAN
A Kajian Teori
a. Akuntansi
Akuntansi berasal dari kata "accountancy, accounting, constituency"
yang kemudian diserap oleh bahasa Indonesia menjadi pengidentifikasian,
pencatatan, pengklarifikasian, pengukuran dan penyedia informasi yang akan
membantu alokasi sumber daya keuangan yang ada pada entitas, organisasi
dan lembaga pemerintahan.1 Menurut Carl S. Warren, James M. Reeve dan
Philip E. Fees (2006) akuntansi merupakan sistem informasi yang menghasilkan
laporan kepada pihak-pihak yang berkepentingan mengenai aktivitas ekonomi
dan kondisi entitas. Sedangkan Siegel dan Marconi (1989), mendefenisikan
akuntansi sebagai suatu disiplin jasa yang mampu memberikan informasi yang
relevan dan tepat waktu mengenai masalah keuangan perusahaan dan untuk
membantu pamakai internal dan eksternal dalam proses pengambilan keputusan
ekonomi. Dari kedua definisi tersbut dapat disimpulkan akuntansi ialah sistem
informasi yang menghasilkan laporan kepada para pihak yang berkepentingan
baik internal maupun eksternal yang berkaitan langsung dengan kondisi
keuangan entitas untuk membantu dalam proses pengambilan keputusan
ekonomis.
Menurut Kieso (2007) tiga karakteristik penting yang dapat
mendefinisikan akuntansi secara tepat yaitu (1) pengidentifikasian, pengukuran,
dan pengkomunikasian informasi keuangan, (2) entitas ekonomi dan (3) pihak
yang berkepentingan. Informasi keuangan entitas tersebut ditujukan kepada
berbagai pihak yang berkepentingan dengan pemangku entitas (stakeholder)
guna membantu mereka dalam pengambilan keputusan yang terkait dengan
entitas tersebut. Oleh karena itu, akuntansi sering disebut sebagai bahasa entitas
(business language) atau bahasa pengambilan keputusan (financial decesion of
language).2 Pada dasarnya akuntansi dibuat untuk memenuhi kebutuhan
praktis. Maknanya teori akuntansi memiliki hubungan yang bersifat pasti
1 Lantip Susilowati, Mahir Akuntansi Entitas Jasa dan Dagang, (Yogyakarta: Kalimedia) 2015, hal 1 2 Rosita Vega Savitri and . . Saifudin, “Pencatatan Akuntansi Pada Usaha Mikro Kecil Dan Menengah (Studi Pada Umkm
Mr. Pelangi Semarang),” JMBI UNSRAT (Jurnal Ilmiah Manajemen Bisnis dan Inovasi Universitas Sam Ratulangi). 5, no. 2
(2018): 117–125.
10
dengan praktik akuntansi.3 Karena sebagai pemenuhan kebutuhan praktis, maka
penerapan akuntansi pada suatu lingkungan tertentu dapat diartikan secara
sempit bahwa akuntansi dipandang sebagai suatu kegiatan yang meliputi proses
pengidentifikasian, pengukuran, pencatatan, pengklasifikasian, penguraian,
penggabungan, pengiktisaran dan penyajian data keuangan dasar yang terjadi
sebagai akibat dari kegiatan operasi suatu unit organisasi, dengan cara-cara
tertentu, untuk menghasilkan informasi akuntansi adalah organisasi yang
memiliki garis dan staf personel, yang memandang laporan akuntansi sebagai
landasan yang melibatkan pendanaan, penginvestigasian, dan pengambilan
keputusan operasional. Pemakai eksternal meliputi sejumlah kelompok
pemegang saham, kreditor, karyawan, analis keuangan dan para agen
pemerintah.
b. Laporan Keuangan
Laporan keuangan adalah laporan yang menunjukkan kondisi keuangan
entitas pada saat ini atau dalam suatu periode tertentu (Kasmir 2016). Suatu
periode laporan keuangan harus menunjukaan kondisi entitas terkini pada
tanggal tertentu untuk neraca dan periode tertentu untuk laporan laba rugi.
Menurut SAK EMKM (2016) menyatakan tujuan disusunnya laporan keuangan
adalah sebagai alat penyedia informasi posisi keuangan dan kinerja suatu entitas
yang berguna bagi pengguna laporan keuangan baik pihak internal maupun
eksternal dalam pengambilan keputusan ekonomi. Keputusan ekonomi yang
diambil pengguna laporan keuangan memerlukan evaluasi atas kemampuan
entitas dalam menghasilkan kas (dan setara kas), dan waktu serta kepastian dari
hasil tersebut. Kemapuan entitas tersebut menentukan tanggungjawabnya dalam
melaksanakan kewajibannya. Para pengguna laporan dapat mengevaluasi
kemampuan entitas dalam menghasilkan kas (dan setara kas) dengan lebih baik
apabila mereka mendapat informasi yang difokuskan pada posisi keuangan,
kinerja serta perubahan posisi keuangan entitas.4
3 Arfan Ikhsan and Herkulanus Bambang Suprasto, Teori Akuntansi & Riset Multiparadigma, Perpus.Stiehidayatullah.Ac.Id,
1st ed. (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2008),
https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_pendidikan_1_dir/14e0659a437a97db0a7560d6644b766b.pdf. 4 Ikatan Akuntan Indonesia, Kerangka Dasar Penyusunan Dan Penyajian Laporan Keuangan Syariah, ed. IAI, 1st ed.
(Jakarta: Dewan Standar Akuntansi Keuangan, 2007).
11
Pada dasarnya laporan keuangan memiliki fungsi sebagai “alat
pengujian” dari pekerjaan dalam fungsi pembukuan, namun seiring dengan
perkembangan jaman fungsi laporan keuangan mengalami perubahan dan
bergeser fungsi sebagai dasar untuk menentukan atau melakukan penilaian atas
laporan kondisi keuangan suatu entitas.5 Laporan keuangan juga dapat
digunakan untuk menilai kinerja atau mengukur kemampuan entitas dalam
memenuhi kewajibannya baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang
serta untuk melihat kelangsungan usaha suatu entitas di masa depan. Informasi
kinerja keuangan diperlukan untuk menilai perubahan potensial sumber daya
ekonomi, yang mungkin dikendalikan di masa depan dan untuk memprediksi
kapasitas produksi dari sumber daya yang ada (Barlian, 2003). Berguna sebagai
sumber informasi, laporan keuangan sangat diandalkan dalam suatu keputusan
seperti perbandingan kinerja, pengajuan pinjaman dan investor yang ingi
menanamkan uangnya di entitas.6 Namun demikian, laporan keuangan tidak
menyediakan semua informasi yang mungkin dibutuhkan pengguna laporan
dalam pengambilan keputusan ekonomi karena beberapa bagian laporan
menggambarkan pengaruh keuangan dari kejadian masa lalu dan tidak
diwajibkan untuk menyediakan informasi nonkeuangan..
Laporan keuangan memiliki 4 karakterisktik kualitatif yang merupakan
ciri khas sebagai alat informasi. Karakteristik pokok tersebut yaitu:
a) Dapat Dipahami
b) Relevan
c) Keandalan
d) Dapat Dibandingkan
Nilai yang tercantum dalam laporan keuangan selalu berubah-ubah
setiap periodenya atau selalu mengalami penambahan dan pengurangan.
Perubahan nilai yang ada dalam laporan keuangan akan berpengaruh di dalam
mengambil keputusan. Oleh karena itu laporan keuangan sangat berarti bagi
pihak-pihak yang berkepentingan misalnya pemilik entitas, pemasok, investor,
5 Ari Nuvitasari, Norita Citra Y, and Nina Martiana, “Implementasi SAK EMKM Sebagai Dasar Penyusunan Laporan
Keuangan Usaha Mikro Kecil Dan Menengah (UMKM),” International Journal of Social Science and Business Vol 3, no. 3
(2019): 341. 6 Wahyudiono Bambang, “Mudah Membaca Laporan Keuangan - Bambang Wahyudiono, SE, MM, QIA - Google Books,”
accessed August 10, 2021,
https://books.google.co.id/books?hl=en&lr=&id=ZSC2BgAAQBAJ&oi=fnd&pg=PP1&dq=laporan+keuangan&ots=ekdI4g-
vmi&sig=Ciomx78LLcc-oCZ71VnJtG6Smrk&redir_esc=y#v=onepage&q=laporan keuangan&f=false.
12
pegawai, pemerintah.7 Pimpinan entitas atau manajemen memiliki hubungan
penting terhadap laporan keuangan yang telah dianalisis karena hasil analisis
dapat dijadikan sebagai acuan dalam pengambilan keputusan lebih lanjut untuk
kelangsungan entitas di masa mendatang.
Laporan keuangan dapat disusun melalui beberapa cara yaitu melalui
persamaan dasar akuntansi, melalui siklus akuntansi dan melalui komputerisasi
akuntansi.8 Pertama, menggunakan persamaan dasar akuntansi adalah dengan
menyusun laporan keuangan berdasarkan data keuangan yang terdapat pada
daftar persamaan akuntansi yang telah dibuat. Kedua, melalui siklus akuntansi
dengan menyusun laporan keuangan melalui tahapan-tahapan mulai dari
menganalisis bukti transaksi sampai dengan tersusunnya laporan keuangan.
Yang terakhir, melalui teknologi komputer dan software akuntansi seperti
MYOB, Accurate, Zahir Accounting dan lain-lain. Ketiga cara penyusunan
laporan keuangan diatas memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing
dan dapat disesuaikan dengan kebutuhan pelaku UMKM. Munawir (2010)
menyatakan pada umumnya laporan keuangan itu terdiri dari neraca dan
perhitungan laba-rugi serta laporan perubahan ekuitas. Akuntansi juga dapat
dipahami sebagai sebuah cara, metode dan proses kegiatan mengolah data
keuangan dengan menyelenggarakan pencatatatan transaksi keuangan untuk
menghasilkan informasi keuangan suatu entitas yang relevan. Maka untuk
menghasilkan laporan keuangan sebagai informasi yang relevan, maka perlu
diterapkan pencatatan akuntansi yang sesuai dengan standar akuntansi
keuangan.
Pencatatan akuntansi merupakan pencatatan berbagai transaksi yang terjadi
selaam periode akuntansi suatu entitats tertentu. Transaksi ialah kegaiatan yang
dapat mengakibatkan berubahnya posisi keuangan sebuah entitas. Setiap
transaksi akan berpengaruh pada minimal dua perkiraan dan pencatatan pada sisi
yang berlawanan. Dalam pencatatan akuntansi terdapat dua metode yaitu cash
basis dan accrual basis. Cash basis merupakan proses pencatatan transaksi
akuntansi, dimana transaksi dicatat pada saat menerima kas atau pada saat
mengeluarkan kas. Sedangkan accrual basis adalah proses pencatatan akuntansi
7 Marsel Pongoh, “Analisis Laporan Keuangan Untuk Menilai Kinerja Keuangan Pt. Bumi Resources Tbk.,” Jurnal Riset
Ekonomi, Manajemen, Bisnis dan Akuntans Vol 1, no. 3 (2013): 669–679. 8 Hermi Sularsih and Amar Sobir, “Penerapan Akuntansi SAK EMKM Dalam Penyusunan Laporan Keuangan Pada UMKM
Kecamatan Lowokwaru Kota Malang,” JAMSWAP Jurnal Akuntansi dan Manajemen 4, no. 4 (2019): 10–16.
13
dimana transaksi dicatat pada saat sedang terjadi, meskipun belum menerima
ataupun mengeluarkan kas. Pada proses pencatatan akuntansi, terdapat proses
tahapan-tahapan untuk dapat menghasilkan laporan keuangan9:
1. Tahapan Pencatatan Transaksi
1) Identifikasi dan Analisis
Pada tahap yang pertama, sebelum diproses ketahap selanjutnya
transaksi diidentifikasi dan dianalisis terlebih dahulu. Proses
mengidentifikasi seorang akuntan diharuskan teliti dalam
memilih transaksi-transaksi mana yang perlu dicatat. Transaksi
yang dicatat ialah transaksi yang memiliki bukti atau dokumen
dan mengakibatkan perubahan pada posisi keuangan. Oleh
karena itu tidak semua transaksi dapat dicatat pada laporan
keuangan. Selanjutnya menganalisis bukti atau dokumen
transaksi. Pada tahap ini ditentukan apa saja yang akan
terpengaruh (seperti jenis akun, kode, nominal), sisi debit atau
kredit, dan pengurangan atau penambahan nilai akibat transaksi.
2) Penjurnalan
Selanjutnya ialah proses pencatatan transaksi-transaski yang
telah dianalisis kedalam jurnal. Aktivitas ini dinamakan
penjurnalan. Jurnal ialah catatan transaksi kronologis yang terjadi
pada suatu periode tertentu siklus akuntansi. Pencatatan kedalam
jurnal dilakukan secara runtut dengan menggunakan double entry
system atau sistem berpasangan. Artinya sistem ini diharuskan
tidak dicatat secara tunggal dan menunjukkan sisi debit dan kredit
beserta jumlahnya. Penjurnalan terdapat 2 jenis yaitu jurnal
umum dan jurnal khusus. Tahap ini berguna sebagai alat analisis
dan alat informasi baik historis maupun mendatang.
3) Posting
Selanjutnya ialah langkah memposting akun-akun yang ada
dijurnal umum ke buku besar. Buku besar adalah sekumpulan
perkiraan yang saling berhubungan disusun dan dikelompokkan
9 Winston Pontoh, Akuntansi Konsep Dan Aplikasi, Halaman Moeka (Jakarta: Halaman Moeka, 2013),
http://repo.unsrat.ac.id/845/.
14
sesuai dengan pos-pos laporan keuangan entitas.10 Sistem posting
buku besar adalah sisi debet sebuah rekening pada jurnal,
diposting ke sisi debet buku besar rekening yang bersangkutan.
Buku besar berisi perkiraan mengenai ikhtisar dari pengaruh
transaski keuangan akibat perubahan aktiva, kewajiban, maupun
modal dalam entitas. Pada aktivitas ini, akun-akun digolongkan
dalam akun riil (akun-akun yang ada pada neraca) dan akun
nominal(akun-akun yang ada pada laporan laba rugi). Kegunaan
buku besar adalah untuk sebagai dasar penggolongan akun dari
transaksi yang telah dicatat pada jurnal umum, sebagai alat
informasi, dan sebagai alat meringkas data transaksi. Selanjutnya
setiap akun pada buku besar menghasilkan neraca saldo. Neraca
saldo ialah sebuah laporan awal yang menunjukkan daftar
rekening-rekening debet dan kredit dari buku besar. Jumlah sisi
debit dan kredit harus menunjukkan jumlah yang sama, jika
terjadi kesamaan maka diindikasikan terjadi kesalahan saat
posting ke buku besar. Neraca saldo berfungsi sebagai alat
kontrol untuk mengetahui kebenaran, ketelitian pencatatan dan
pembuktian.11
2. Tahap Penyesuaian
Penyesuaian saldo akun-akun ke saldo yang sebenarnya sampai akhir
periode akhir periode pelaporan dengan periode yang lain dinamakan
penyesuaian. Dibuatnya jurnal penyesuaian adalah untuk mengoreksi
rekening dari akun-akun tertentu agar dapat diketahui keadaan aktiva,
ekuitas dan liabilitas yang sebenarnya. pencatatan jurnal penyesuaian ini
berfungsi untuk menghitung perkiraan nominal dan alat untuk
mengetahui situasi yang sesungguhnya.
3. Tahap Pelaporan
Tahap yang terakhir pada pencatatan akuntansi ialah pelaporan. Pada
tahap ini meliputi laporan laba rugi, laporan perubahan modal, neraca
dan jurnal pembalik. Laporan-laporan tersebut banyak digunakan oleh
10 M.S.A Syaiful bahri, S.E., “Pengantar Akuntansi - Google Buku,” CV Andi Offset, last modified 2016, accessed August 9,
2021, https://books.google.co.id/books?id=ms85DgAAQBAJ&printsec=frontcover&hl=id#v=onepage&q&f=false. 11 Ibid.
15
pihak internal maupun eksternal untuk memperoleh informasi dan alat
pengambilan keputusan mengenai keadaan entitas sebenarnya.
Pencatatan akuntansi ini memiliki pengaruh terhadapa kualitas laporan keuangan
entitas. Berikut fungsi-fungsi dari pencatatan akuntansi ialah dapat memahami
transaksi, rekening dan saldo dan bagian-bagian laporan keuangan secara jelas.
Menurut Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan
Indonesia bahwa laporan keuangan entitas terdiri dari12:
1) Neraca
Laporan posisi keuangan atau biasa disebut dengan neraca
adalah laporan yang menyajikan informasi mengenai aset, liabilitas,
ekuitas suatu entitas dan disajikan setiap akhir periode. Neraca
mengandung informasi mengenai sifat dan jumlah sumber daya entitas
atau dalam kata lain adalah kekayaaan entitas, kewajiban, dan modal
pemilik. Dari penjelasan tersebut, neraca berguna memprediksi jumlah,
waktu dan resiko arus kas dimasa depan.
2) Laporan Perubahan Ekuitas
Laporan perubahan ekuitas atau biasa disebut laporan perubahan
modal ialah laporan keuangan yang menyajikan informasi perubahan
modal entitas yang disebabkan aktivitas operasi pada suatu periode
tertentu. Laporan ini dibuat untuk membuat ikhtisar aktiva pembayaran,
investasi dan dana yang telah dihasilkan dalam suatu periode akuntansi.
Peningkatan dan penurunan modal, keuntungan, deviden, kerugian
bersih dan lain-lain disajikan dalam laporan perubahan ekuitas. Laporan
ini disusun setelah neraca lajur dan laporan laba rugi. Hal ini disebabkan
laporan perubahan ekuitas sangat berkaitan erat dengan saldo laba bersih
dan rugi beserta perubahannya pada awal periode. Faktor-faktor yang
dapat menyebabkan entitas mengalami perubahan modal antara lain
mengalami kerugian dan keuntungan, pembayaran suatu bunga dan
akumulasi untuk kebutuhan pribadi.
3) Laporan Laba Rugi Komprehensif
12 Dwi Martani, dkk, Akuntansi Keuangan Menengah Berbasis PSAK (Jakarta: Salemba Empat, 2017)
16
Laporan laba rugi komprehensif ialah laporan yang mengukur
dan mengevaluasi tingkat keberhasilan kinerja entitas dalam
menghasilkan laba selama periode akuntansi. Laporan ini
menggambarkan sumber-sumber dari mana penghasilan entitas didapat
dan biaya-biaya yang ditanggung entitas pada saat menjalankan usaha.
Sebagai sumber informasi, laporan ini berguna sebagai acuan
pengambilan keputusan seperti investasi, kreditor dan manajemen
entitas. Laporan laba rugi merupakan bentuk pertanggungjawaban
manajemen kepada para pemangku kepentingan (stakeholders) terutama
para investor atas kepercayaan yang diberikan untuk mengelola entitas.
Berbagai kemungkinan akan diputuskan berdasarkan hasil dari laporan
laba rugi komprehensif suatu entitas antara lain: pembagian dividen,
evaluasi kinerja manajemen, penetapan strategi dan kebijakan investasi
dan operasi entitas terhadap kemungkinan resiko yang terjadi di masa
yang akan datang dan pertimbangan kreditor untuk memberikan
pinjaman kepada suatu.13
Terdapat 2 komponen penting pada laporan laba rugi yaitu
penghasilan dan beban. Konsep laba berhubungan erat dengan
penghasilan dan beban. Pengakuan dan pengukuran penghasilan dan
beban untuk menghasilkan laba bergantung pada konsep pemeliharaan
modal yang digunakan. Berdasarkan konsep tersebut, laba hanya dapat
diperoleh apabila jumlah finansial dari aset neto pada akhir periode
melebihi aset neto pada awal periode.14 Perhitungan laba rugi sangat
tergantung dari waktu dan cara pengakuan serta pengukuran
penghasilan (income) baik pendapatan (revenue) maupun
keuntungan (gain), serta beban (expense).
4) Laporan Arus Kas
Laporan arus kas adalah laporan yang menyajikan informasi mengenai
penerimaan dan pengeluara kas suatu entitas pada periode tertentu
disebabkan aktivitas-aktivitas yang memerlukan pembiayaan Laporan
13 Profesional Akuntan Publik, “Lporan Laba Rugi Komprehensif Dan Laporan Arus Kas”
(https://profesiakuntanpublik.com/laporan-laba-rugi-komprehensif-dan-laporan-arus-kas-bagian-pertama/ diakses pada 10
Agustus 2021 pukul 22.57) 14 Elisabeth Yessi Da Rato and Wahidahwati, “Laporan Laba Rugi Komprehensif,” JIMAT(Jurnal Ilmiah Mahasiswa
Akuntansi) 12, no. 1 (2021): 960–970.
17
arus kas menyajikan penerimaan, pembayaran, dan perubahan pada kas
akibat pengaruh dari aktivitas operasi, pendanaan dan investasi entitas
selama periode tertentu. Dalam PSAK No 2 disebutkan fungsi laporan
arus kas untuk mengetahui kemampuan entitas dalam menghasilkan kas
dan setara kas serta berhubungan dengan laporan keuangan lainnya.
Selain itu, laporan ini menjadi salah satu informasi yang relevan yang
memungkinkan pengguna dapat mengambil keputusan dan menilai atau
membandingkan entitas seperti mengevaluasi perubahan aktiva bersih
entitas, struktur keuangan, kemampuan untuk mempengaruhi jumlah
serta waktu arus kas dalam rangka adaptasi dengan perubahan keadaan
dan peluang berdasarkan hasil laporan arus kas.
Mengacu pada PSAK No 2 terdapat 2 metode yang dapat digunakan
entitas melaporkan arus kas:15
a) Metode tidak langsung
Pada metode ini laba atau rugi bersih disesuaikan dengan
mengoreksi pengaruh dari transaksi bukan kas, penangguhan
atau akrual dari penerimaan atau pembayaran kas untuk operasi
di masa lalu dan masa depan, dan unsur penghasilan atau beban
yang berkaitan dengan arus kas investasi atau pendanaan
b) Metode langsung
Metode ini kelompok utama dari penerimaan kas bruto dan
pengeluaran kas bruto diungkapkan.
Entitas menyajikan arus kas dari aktivitas operasi, investasi, dan
pendanaan dengan cara yang paling sesuai dengan bisnis entitas
tersebut. Klasifikasi menurut aktivitas memberikan informasi yang
memungkinkan para pengguna laporan untuk menilai pengaruh aktivitas
tersebut terhadap posisi keuangan entitas serta terhadap jumlah kas dan
setara kas. Informasi tersebut dapat juga digunakan untuk mengevaluasi
hubungan di antara ketiga aktivitas tersebut.
5) Catatan Atas Laporan Keuangan
Catatan Atas Laporan Keuangan (CaLK) merupakan pengungkapan
(disclosure) segala bentuk aktivitas yang memengaruhi posisi dan
15 Dewan Standar Akuntansi Keuangan, PSAK 02 Laporan Arus Kas (Jakarta, Indonesia: Dewan Standar Akuntansi
Keuangan, 2009).
18
kinerja keuangan baik yang bersifat keuangan non keuangan dari akun-
akun yang dilaporkan maupun peristiwa-peristiwan yang dihadapi oleh
entitas. Maka dari itum catatan atas laporan keuangan adalah bagian
yang tak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan. CaLK
dimaksudkan agar laporan keuangan dapat dipahami oleh pemakai
informasi laporan keuangan secara luas tidak terbatas hanya untuk
pembaca tertentu. Oleh sebab itu laporan keuangan mungkin
mengandung informasi yang dapat mempunyai potensi kesalahpahaman
diantara pembacanya. Untuk menghindari kesalahpahaman, laporan
keuangan dilengkapi dengan catatan atas laporan keuangan yang berisi
informasi untuk memudahkan pengguna dalam memahami laporan
keuangan. Laporan inni merupakan informasi bagi para pengguna,
terutama entitas, investor dan kreditur serta manajemen dalam
mengambil keputusan dimasa mendatang seperti:
a) Kelayakan untuk menambhan investasi ke entitas dan sebaliknya
b) Kelayakan pemberian pinjaman oleh kreditur
Seperti yang kita tahu bahwa unit usaha UMKM banyak dijalankan oleh
para pelaku usaha yang masih belum paham mengenai tata kelola laporan
keuangan. Mengingat ini adalah hal baru bagi mereka maka belum bisa
dipastikan apakah UMKM sudah menerapkan sistem ini atau belum. Adapun
kriteria sebuah laporan keuangan dapat dikatakan dengan handal dan relevan
untuk pengambilan keputusan jika representasinya tepat dan bebas dari
kesalahan material, dapat dibandingkan antar periode dan antar entitas untuk
mengevaluasi posisi dan kinerja keuangan, serta mudah dipahami oleh pihak-
pihak yang membutuhkannya. Penyusunan laporan keuangan melalui
persamaan dasar akuntansi memiliki kelebihan, lebih sederhana dan mudah
prosesnya, sehingga diharapkan dapat menjadi solusi bagi para pelaku Usaha
Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) yang belum memiliki pemahaman
mengenai akuntansi.
19
a. Standar Akuntansi Entitas Mikro Kecil Menengah
Ikatan Akuntan Indonesia atau IAI selaku badan penyusun Standar
Akuntansi Keuangan (SAK) melalui Dewan Standar Akuntansi Keuangan
(DSAK) menyusun standar akuntasni yang disesuaikan dengan karakteristik
UMKM di Indonesia. SAK EMKM disusun untuk memenuhi kebutuhan
pelaporan keuangan entitas mikro, kecil dan menengah dan ditujukan untuk
digunakan oleh entitas yang tidak atau belum mampu memenuhi persyaratan
akuntansi sesuai SAK ETAP. Menurut IAI (2017) SAK EMKM diharapkan
dapat membantu sekitar 62,9 juta pelaku UMKM di Indonesia sebagai acuan
dalam menyusun laporan keuangan dengan mudah agar terhindar dari SAK
yang rumit saat ini.
Laporan keuangan memiliki peran penting dalam mencapai keberhasilan
usaha, termasuk UMKM. Informasi akuntansi dapat menjadi dasar yang andal
untuk memperoleh kredit dari bank, tujuan pelaporan pajak maupun tujuan
internal entitas seperti pengambilan keputusan ekonomi dalam pengelolaan
usaha, antara lain keputusan pengembangan pasar, penetapan harga dan lain-
lain.16 Dengan demikian diharapkan dengan adanya SAK EMKM akan
meningkatkan profesionalitas dari UMKM. SAK EMKM ini disusun dengan
karakteristik lebih mudah dipahami dan sederhana bagi pelaku UMKM
dibandingkan dengan SAK ETAP. Dalam SAK EMKM laporan keuangan
entitas disusun menggunakan asumsi dasar akrual dan kelangsungan usaha,
sebagaimana digunakan oleh entitas mikro, kecil dan menengah serta
menggunakan konsep entitas bisnis, penyusunan laporan keuangan bertujuan
untuk menyediakan informasi posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu
entitas yang bermanfaat bagi pengambilan keputusan ekonomi.17 Terdapat
bagian khusus yang ada pada SAK EMKM beberapa diantaranya
komponen laporan keuangan danya terdiri dari neraca, laporan laba rugi
dan catatan atas laporan keuangan,
dasar pengukuran unsur-unsur laporan keuangan hanya dengan basis
biaya historis,
16 Nuvitasari, Citra Y, and Martiana, “Implementasi SAK EMKM Sebagai Dasar Penyusunan Laporan Keuangan Usaha
Mikro Kecil Dan Menengah (UMKM).” 17 Sularsih and Sobir, “Penerapan Akuntansi SAK EMKM Dalam Penyusunan Laporan Keuangan Pada UMKM Kecamatan
Lowokwaru Kota Malang.”
20
aset tetap disusutkan dengan metode garis lurus atau saldo menurun
tanpa memperhitungkan nilai residu,
laporan komparatif cukup disajikan hanya dengan 1 periode
sebelumnya. Laporan dikatakan lengkap apabila entitas menyajikan
minimum dua periode untuk setiap laporan keuangan yang disyaratkan
dan catatan atas laporan keuangan yang terkait.18
dampak koreksi atas kesalahan dan perubahan kebijakan akuntansi
diperlakukan bukan sebagai bagian dari laba atau rugi dalam periode
terjadinya perubahan,
entitas yang menyusun laporan keangan dengan menggunakan dasar
akrual dengan melakukan penyesuaian pada akhir periode laporan, dan
sebagainya.
Diterbitkannya SAK EMKM oleh DSAK ini, disamping diharapkan dapat
memberikan kemudahan kepada pelaku usaha EMKM dalam menyusun
laporan keuangan sehingga nantinya dapat menjadi dasar pengambilan
keputusan oleh manajemen EMKM dan pihak lain (perbankan, lembaga
keuangan, dan lainlain), SAK ini juga diharapkan dapat menjadi jembatan bagi
entitas EMKM yang terbiasa menggunakan basis kas menjadi akrual.
b. Usaha Mikro dan Kecil Menengah
UMKM memiliki kontribusi besar sebagai penggerak dan pembangunan
ekonomi di indonesia. Hal ini terbukti dengan sektor UMKM adalah
penyumbang PDB terbesar dan mampu menyerap tenaga kerja. Pada tahun 1998
Indonesia mengalami krisis ekonomi hebat yang membuat entitas-entitas besar
mengalami kebangkrutan. Namun sektor UMKM mampu bertahan dan menjadi
penyangga utama perekonomian. Sesuai dengan Undang-undang Nomor 20
tahun 2008 tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah, UMKM didefinisikan
sebagai berikut:19
a) Usaha mikro ialah usaha produktif milik perorangan dan/atau badan
usaha perorangan yang memenuhi kriteria usaha mikro sebagai berikut:
18 Dewan Standar Akuntansi Keuangan, Standar Akuntansi Keuangan Entitas Mikro, Kecil, Dan Menengah, IAI, 2016,
http://iaiglobal.or.id/v03/files/draft_ed_sak_emkm_kompilasi.pdf. 19 Sularsih and Sobir, “Penerapan Akuntansi SAK EMKM Dalam Penyusunan Laporan Keuangan Pada UMKM Kecamatan Lowokwaru Kota Malang.”
21
Aset < Rp50.000.000,00, memiliki kekayaan bersih kurang dari
atau sama dengan Rp50.000.000,00
Omzet < Rp300.000.000,00 memiliki hasil penjualan tahunan
kurang dari Rp300.000.000,00
b) Usaha kecil
Usaha kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri
dilakukan oleh perorangannatau badan usaha yang bukan anak entitas
atau bukan cabang entitas yang dimiliki, dikuasai ataau menjadi bagian
baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha
besar yang memenuhi kriteria sebagai berikut:
Rp50.000.000,00 < Aset ≤ Rp500.000.000,00, Memiliki
kekayaan bersih lebih dari Rp50.000.000,00 (lima puluh juta
rupiah) sampai dengan paling banyak Rp500.000.000,00 (lima
ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat
usaha); atau Rp300.000.000,00 < Omzet ≤ 2.500.000.000,00,
Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp300.000.000,00
(tiga ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak
Rp2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus juta rupiah).
c) Usaha menengah
Usaha menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri
sendiri dilakukan oleh perorangannatau badan usaha yang bukan anak
entitas atau bukan cabang entitas yang dimiliki, dikuasai ataau menjadi
bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau
usaha besar yang memenuhi kriteria sebagai berikut:
Rp10.000.000.000,00,Memiliki kekayaan bersih lebih dari
Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling
banyak Rp10.000.000.000,00 (sepuluh milyar rupiah) tidak
termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau
Rp2.500.000.000,00 < Omzet ≤ Rp50.000.000.000,00,Memiliki
hasil penjualan tahunan lebih dari Rp2.500.000.000,00 (dua
milyar lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak
Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah)
22
Berdasarkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Pasal
33 ayat (1) Tahun 1945 tentang Pembangunan ekonomi nasional bertujuan
untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat secara keseluruhan, bukan
kesejahteraan orang-orang atau kelompok dan golongan tertentu. Karena itu
perekonomian nasional harus disusun sebagai usaha bersama berdasar asas
kekeluargaan untuk mencapai kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat luas.
Hadirnya UMKM menjadi salah satu upaya dalam mencapai kemakmuran dan
kesajahteraan itu. Dengan meningkatkan daya saing UMKM maka dapat
dipastikan pembangunan ekonomi tanah air akan mengalami kemajuan.
Keberadaan UMKM di Indonesia tidak dapat disingkirkan dari masyarakat
Indonesia. Hal itu terbukti dampak positif yang diberikan UMKM kepada
pendistribusian pendapatan masyarakat dan menyalurkan kreatifitas yang
sejalan dengan usaha sebagai bentuk mengembangkan unsur-unsur kebudayaan
setempat. Oleh karena itu, UMKM ini dijuluki sebagai sebuah usaha yang padat
karya.
Program pengembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM)
merupakan upaya inti untuk menaikkan daya beli masyarakat yang pada
akhirnya akan menjadi tembok pengaman dari situasi krisis moneter.
Pengembangan UMKM menjadi langkah yang strategis dalam menggerakkan
perekonomian nasional sebab UMKM berkontribusi besar dalam menyumbang
pendapatan bagi kelompok masyarakat besar yang berpendapatan menengah ke
bawah. Dalam pengembangan UMKM, pemerintah sebagailangkah ini tidak
semata-mata merupakan langkah yang harus diambil oleh Pemerintah dan
hanya menjadi tanggung jawab Pemerintah. Pihak UMKM sendiri sebagai
pihak internal yang dikembangkan, dapat mengayunkan langkah bersama-sama
dengan Pemerintah. Karena potensi yang mereka miliki mampu menciptakan
kreatifitas usaha dengan memanfaatkan fasilitas yang diberikan oleh pemerintah
(Dwi, 2013). Semakin berkembangnya teknologi menuntut para pelaku UMKM
untuk menguasainya karena era globalisasi saat ini mengharuskan mereka untuk
terus berkembang dan berinovasi, up to date, dan menetapkan strategi yang tepat
sehingga mampu bersaing dengan produk-produk dalam negeri atau bahkan luar
negeri.
Problematka UMKM menyangkut sejumlah persoalan, sepert
ketmpangan struktural dalam alokasi dan penguasaan sumber daya,
23
ketdaktegasan keberpihakan negara pada upaya pengembangan ekonomi rakyat
dalam kebijakan dan pengembangan strategi industrialisasi, struktur pasar yang
bersifat oligopolis, kinerja yang relatf terbatas pada hal yang klasikal (sumber
daya manusia atau SDM, permodalan dan akses terhadap kelembagaan
keuangan, teknologi, manajemen, pemasaran dan informasi), terjadinya distorsi
dan inkonsistensi kebijakan yang menyangkut upaya pengembangan.20
B Analisis Temuan Masalah
Sektor peternakan menjadi salah satu mata pencaharian yang banyak diminati
masyarakat. Mengembangbiakkan dan membudidayakan hewan ternak atau unggas
untuk mendapatkan manfaat dan hasil dari aktivitas tersebut. Hasil daari peterakan
senidri ialah sumber protein untuk memenuhi kebutuhan gizi masyarakat seperti telur,
daging, susu dan lain-lain. Contohnya peternakan ayam petelur Bapak Fiqi ini berada
di Desa Gandekan Kecamatan Wonodadi Kabupaten Blitar. Berbeda dengan usaha
ayam potong, peternakan ini berorientasi pengembangan dan pembudidayaan sehingga
dapat menghasilkan telur-telur yang dapat dijual. Sehingga peternakan dapat dikatakan
sebagai usaha peternakan juga perdagangan. Sesuai dengan Undang-Undang No 20
tahun 2008 tentang kriteria UMKM, peternakan ini masuk pada klasifikasi usaha kecil.
Sebagai UMKM yang tengah berkembang, pencatatan akuntansi pada laporan
keuangan usaha sangat diperlukan. Disusunnya SAK EMKM ini untuk memudahkan
para pelaku usaha UMKM dalam menyusun laporan keuangannya. Dalam
penerapannya, SAK EMKM didesain lebih mudah dan sederhana jika dibandingkan
SAK ETAP.
Berdasakan hasil penelitian peternakan ini belum menerapkan pencatatan
laporan keuangan yang sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan EMKM.
Keterbatasan waktu dan pengetahuan menjadi kendala utama mengapa peternakan ini
belum menerapkan pencatatan laporan keuangan. Pemilik peternakan ini mengaku
bahwa beliau belum memiliki pengetahuan yang cukup mengenai laporan keuangan
akuntansi untuk diterapkan pada usaha peternakan yang dikelolanya. Catatan laporan
keuangan yang dibuat pemilik hanya berupa catatan pengeluaran yang berisikan jumlah
nominal, tanggal dan keterangannya. Namun pencatatan dilakukan secara tidak
20 Laurensius Arliman S, “Perlindungan Hukum Umkm Dari Eksploitasi Ekonomi Dalam Rangka Peningkatan
Kesejahteraan Masyarakat,” Jurnal Rechts Vinding: Media Pembinaan Hukum Nasional 6, no. 3 (2017): 387.
24
konsisten sehingga segala bentuk transaksi pengeluaran tidak tercatat secara
keseluruhan. Akibatnya, pemilik sering mengalami kebingungan mengenai arah
alokasikan keuangannya. Sedangkan catatan pemasukan hanya mengacu ingatan dan
nota yang diberikan distributor telur kemudian dikumpulkan. Oleh pencatatan manual
tersebut, sering kali pemilik menemukan beberapa kesulitan dalam menentukan
perhitungan keuntungan dan kerugiannya secara riil pada periode berjalan. Ini
diakibatkan karena tidak menerapkan pencatatan akuntansi pada laporan keuangan
secara jelas serta sesuai dengan SAK EMKM.
Pemilik peternakan juga mengungkapkan pencatatan laporan keuangan dirasa
belum terlalu dibutuhkan karena usahanya yang masih tergolong kecil dan berjalan
kurang lebih 1 tahun. Perspektif yang salah ini perlu diluruskan tentang tujuan laporan
keuangan dari awal usaha dibangun. Melalui pencatatan akuntansi yang benar pada
laporan keuangan, pemilik peternakan dapat memperhitungkan laba atau rugi dengan
mudah. Tidak hanya itu, laporan keuangan dapat memberikan informasi baik bagi
pemilik atau pihak eksternal misalnya kreditur dalam mempertimbangkan keputusan
dalam memberikan modal pinjaman. Pencatatan laporan keuangan memiliki fungsi
penting dalam usaha peternakan, seperti:
1) Dapat mengetahui besar biaya operasi
Catatan biaya operasi ini dapat diketahui melalui pada laporan laba rugi
atau jurnal umum. Histori biaya operasi periode sebelumnya dapat
dijadikan dasar mengambil langkah dalam mencari alternatif lain umtuk
memperkecil biaya yang nanti dikeluarkan. Hal untuk menghindar
pembengkakan biaya operasi pada periode sebelumnya.
2) Pedoman dalam mengambil keputusan
Hasil laporan keuangan ini dapat digunaakn dalam pengambilan
keputusan ekonomis yang dapat berdampak besar pada pengembangan
peternakan. Misalnya keputusan bank dalam memberikan pinjaman
modal kepada peternak. Laporan keuangan mencerminkan kelayakan
usaha untuk dibiayai.
3) Alat pengendalian
Laporan keuangan memberi tahu pemilik entitas tentang sumber daya
apa yang perlu dimaksimalkan untuk mendukung tujuan entitas.
Catatan-catatan ini juga merangkum potensi dan resiko atas imbal balik
dana yang dikeluarkan.
25
Namun menurut hasil wawancara dengan pemilik peternakan, dampak dari
tidak diterapkannya pencatatan laporan keuangan tidak mempengaruhi kinerja selama
membudidayakan serta mengembangbiakkan ayam selama ini. Pengelolaan peternakan
tetap berjalan dengan baik serta memberikan keuntungan walaupun tidak diketahui
secara riil nominalnya. Hal ini disebabkan karena perputaran keuangan dapat
dimanajemen dengan baik oleh pemilik peternakan.
26
BAB IV
PENUTUP
A Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan Praktik Pengalaman Lapangan dengan metode
observasi dan wawancara mengenai pencatatan laporan keuangan di peternakan ayam
petelur Bapak Fiqi dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
a. Peternakan ayam petelur Bapak Fiqi belum menerapkan pencatatan laporan
keuangan yang sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan EMKM. Hal ini
disebabkan oleh kurangnya pemahaman mengenai tata cara pencatatan laporan
keuangan yang benar sehingga pencatatan dilakukan dengan alakadarnya secara
tidak konsisten.
b. Pemilik peternakan memiliki kemampuan manajemen keuangan yang baik
meskipun tidak menerapkan pencatatan laporan keuangan. Ketersediaan modal
yang cukup dan penentuan strategi dan keputusan yang tepat tanpa analisiss
laporan keuangan dapat dikendalikan oleh pemilik peternakan.
B Saran
a. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam diharapkan dapat menjalain komunikasi
yang baik terhadap lembaga tempat mahasiswa dalam melaksanakan Praktik
Pengalaman Lapangan (PPL). Pihak fakultas dapat meningkatkan peninjauan,
pengarahan dan memberikan informasi kepada mahasiswa ketika dilaksanakan
Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) lebih baik dalam bentuk teori maupun
praktik
b. Usaha Peternakan Ayam Petelur Bapak Fiqi
Peternakan Ayam Petelur Bapak Fiqi ini diharapkan untuk menerapkan
pencatatan laporan keuangan agar efektivitas kinerja peternakan dan penetuan
strategi kedepannya semakin optimal dengan didukung oleh dasar-dasar yang
relevan dan dapat diandalkan. Hal ini sebagai suatu langkah dalam
mengembangkan dan meningkatkan usaha agar tercapai tujuannya yaitu
pemenuhan gizi bagi masyarakat luas.
27
c. Mahasiswa
Mahasiswa dalam melaksanakan Praktik Pegalaman Lapangan (PPL) di suatu
lembaga diharapkan menjaga dan menerapkan kesopanan, kedisiplinan, dan
ketertiban dalam melaksanakan kegiatan Praktik Pegalaman Lapangan (PPL).
Tentunya mahasiswa menjaga nama baik dalam pelaksanaan Praktik Pegalaman
Lapangan (PPL). Mahasiswa juga dapat menerapkan dan mengembangkan ilmu
dan pengalaman yang diperoleh dari Praktik Pegalaman Lapangan (PPL).
DAFTAR PUSTAKA
Arliman S, Laurensius. “Perlindungan Hukum Umkm Dari Eksploitasi Ekonomi Dalam
Rangka Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat.” Jurnal Rechts Vinding: Media
Pembinaan Hukum Nasional 6, no. 3 (2017): 387.
Bambang, Wahyudiono. “Mudah Membaca Laporan Keuangan - Bambang Wahyudiono, SE,
MM, QIA - Google Books.” Accessed August 10, 2021.
https://books.google.co.id/books?hl=en&lr=&id=ZSC2BgAAQBAJ&oi=fnd&pg=PP1&
dq=laporan+keuangan&ots=ekdI4g-vmi&sig=Ciomx78LLcc-
oCZ71VnJtG6Smrk&redir_esc=y#v=onepage&q=laporan keuangan&f=false.
Dewan Standar Akuntansi Keuangan. PSAK 02 Laporan Arus Kas. Jakarta, Indonesia: Dewan
Standar Akuntansi Keuangan, 2009.
———. Standar Akuntansi Keuangan Entitas Mikro, Kecil, Dan Menengah. IAI, 2016.
http://iaiglobal.or.id/v03/files/draft_ed_sak_emkm_kompilasi.pdf.
Ikatan Akuntan Indonesia. Kerangka Dasar Penyusunan Dan Penyajian Laporan Keuangan
Syariah. Edited by IAI. 1st ed. Jakarta: Dewan Standar Akuntansi Keuangan, 2007.
Ikhsan, Arfan, and Herkulanus Bambang Suprasto. Teori Akuntansi & Riset Multiparadigma.
Perpus.Stiehidayatullah.Ac.Id. 1st ed. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2008.
https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_pendidikan_1_dir/14e0659a437a97db0a7560d66
44b766b.pdf.
Nuvitasari, Ari, Norita Citra Y, and Nina Martiana. “Implementasi SAK EMKM Sebagai Dasar
Penyusunan Laporan Keuangan Usaha Mikro Kecil Dan Menengah (UMKM).”
International Journal of Social Science and Business 3, no. 3 (2019): 341.
Pongoh, Marsel. “Analisis Laporan Keuangan Untuk Menilai Kinerja Keuangan Pt. Bumi
Resources Tbk.” Jurnal Riset Ekonomi, Manajemen, Bisnis dan Akuntansi 1, no. 3 (2013):
669–679.
Savitri, Rosita Vega, and . . Saifudin. “Pencatatan Akuntansi Pada Usaha Mikro Kecil Dan
Menengah (Studi Pada Umkm Mr. Pelangi Semarang).” JMBI UNSRAT (Jurnal Ilmiah
Manajemen Bisnis dan Inovasi Universitas Sam Ratulangi). 5, no. 2 (2018): 117–125.
Sularsih, Hermi, and Amar Sobir. “Penerapan Akuntansi SAK EMKM Dalam Penyusunan
Laporan Keuangan Pada UMKM Kecamatan Lowokwaru Kota Malang.” JAMSWAP
Jurnal Akuntansi dan Manajemen 4, no. 4 (2019): 10–16.
Syaiful bahri, S.E., M.S.A. “Pengantar Akuntansi - Google Buku.” CV Andi Offset. Last
modified 2016. Accessed August 9, 2021.
https://books.google.co.id/books?id=ms85DgAAQBAJ&printsec=frontcover&hl=id#v=
onepage&q&f=false.
Winston Pontoh. Akuntansi Konsep Dan Aplikasi. Halaman Moeka. Jakarta: Halaman Moeka,
2013. http://repo.unsrat.ac.id/845/.
Yessi Da Rato, Elisabeth, and Wahidahwati. “Laporan Laba Rugi Komprehensif.”
JIMAT(Jurnal Ilmiah Mahasiswa Akuntansi) 12, no. 1 (2021): 960–970.
Barlian. (2003). Laporan keuangan Sebagai Alat untuk Menilai Kinerjs Keuangan. Jurnal
Ekonomi Bisnis 14.3: 206-213.
Lampiran-Lampiran Praktik Pengalaman Lapangan
Jurusan Akuntansi Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
IAIN Tulungagung
Di Usaha Peternakan Ayam Petelur Bapak Fiqi
Lampiran 1
BERITA ACARA HARIAN PPL
JURUSAN AKUNTANSI SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM IAIN TULUNGAGUNG
GELOMBANG II TAHUN 2
Pada tanggal 12 Juli sampai dengan 13 Agustus bertempat di Usaha Peternakan Ayam Petelur
Bapak Fiqi telah dilaksanakan Praktik Pengalaman Lapangan Jurusan Akuntansi Syariah
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Tulungagung gelombang II oleh mahasiswa dengan
identitas berikut:
Nama : Hasna Halima
NIM 12403183203
Jurusan : Akuntansi Syariah
NO Hari/Tanggal Pukul Kegiatan
1 Selasa, 13 Juli 2021 10.00 Mereview jurnal-jurnal, laporan penelitian
dan berbagai literasi yang berhubungan
dengan judul yang saya pilih sehingga
dapat dijadikan acuan, pedoman dan
referesi
2 Sabtu, 17 Juli 2021 08.00 Berkunjung ke kediaman Bapak Fiqi untuk
menentukan jadwal kunjungan selama
observasi
3 Kamis, 22 Juli 2021 15.00 Membuat rancangan-rancangan yang
diperlukan untuk menyusun laporan
4 Jumat, 23 Juli 2021 15.00 Menyusun laporan PPL bab I
5 Minggu, 25 Juli 2021 19.00 Membuat Essay
6 Senin, 26 Juli 2021 08.00 Berkunjung ke peternakan Bapak Fiqi
untuk memulai observasi dan wawancara
7 Selasa, 27 Juli 2021 10.00 Menyusun laporan PPL bab II
8 Kamis, 29 Juli 2021 15.00 Melanjutkan mengerjakan essay
9 Sabtu, 31 Juli 2021 08.00 Berkunjung ke peternakan kembali untuk
melanjutkan observasi dan wawancara serta
ikut serta dalam kegiatan harian Bapak Fiqi
merawat unggasnya
10 Senin, 2 Agustus 2021 16.00 Membaca jurnal-jurnal, paper, thesis dan
skripsi yang berhubungan dengan
penelitian untuk menambah referensi
11 Rabu, 4 Agustus 2021 11.00 Berkunjung ke kediaman Bapak Fiqi untuk
melakukan wawancara secara dalam dan
keseluruhan mengenai usaha
peternakannya
12 Jumat, 6 Agustus 2021 08.00 Berkunjung ke peternakan untuk membantu
dalam vaksin ayam dan vitamin
13 Sabtu, 7 Agustus 2021 18.00 Mengerjakan laporan PPL bab III
14 Minggu, 8 Agustus 2021 18.00 Melanjutkan mengerjakan laporan PPL bab
III
15 Senin, 9 Agustus 2021 08.00 Berkunjung ke peternakan untuk
mengambil dokumentasi serta video untuk
tugas video yang diupload ke YouTube
16 Selasa, 10 Agustus 2021 09.00 Lanjut menyelesaikan laporan PPL bab III
dan bab IV
17 Rabu, 11 Agustus 2021 10.00 Mengedit video dan laporan PPL
18 Kamis, 12 Agustus 2021 18.00 Konsultasi mengenai laporan PPL kepada
Dosen Pembimbing Lapangan via email
19 Jumat, 13 Agustus 2021 15.00 Lanjut mengerjakan essay dan mengedit
video
Blitar, 17 Agustus 2021
Penulis
Hasna Halima
12403183203
Lampiran 2
Berita Acara Konsultasi
Nama : Hasna Halima
NIM 12403183203
Jurusan : Akuntansi Syaria
DPL : Dyah Pravitasari, S.E., M.S.A.,
Lokasi PPL : Peternakan Aym Petelur Bapak Fiqi Gandekan
Judul Laporan : Pencatatan Laporan Keuangan Pada Usaha Peternakan Ayam Petelur
Bapak Fiqi
No Hal yang
dikonsultasikan
Catatan DPL Paraf
1 Konsultasi judul
via online
Merubah judul “ Implementasi SAK EMKM
pada Penyusuna Laporan Keuangan Usaha
Peternakan Ayam Petelur Bapak Fiqi”
menjadi “Pencatatan Laporan Keuangan Pada
Usaha Peternakan Ayam Petelur Bapak Fiqi”
2 Tata cara
penulisan dalam
menyusun
laporan PPL
a. Cover menggunakan spasi 1
b. Catatan penulisan gelar
c. Menambah daftar pustaka
3 Pengesahan
laporan PPL
ACC
Tulungagung. 17 Agustus 2021
Dosen Pembimbing Lapangan
Dyah Pravitasari, S.E., M.S.A.,
NIP. 197701022014032001