Upload
muhammad-iqbal-p
View
63
Download
6
Embed Size (px)
Citation preview
I. PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Cold pressor test merupakan test peningkatan tekanan darah dengan pendinginan yang
dilakukan dengan cara memberikan rangsang pendinginan pada tangan yaitu diletakkan di
dalam suatu wadah berisi air es bersuhu 4 derajat celcius selama kurang lebih satu menit.
Selama proses tersebut, dilakukan tes pengukuran tekanan darah pada lengan yang
berlawanan. Perbedaan tekanan darah setelah intervensi dan saat tekanana basal
menunjukkan aktivitas vascular dimana dikatakan hiperekator jika tekanan sistolik naik ≥ 20
mmHg dan tekanan diastolic ≥15 mmHg, dan dikatakan hiporekator jika kenaikan tekanan
darah masih dibawah angka angka tersebut. Efek yang dihasilkan dari test ini adalah nyeri
dan peningkatan tekanan darah. Lewis, dalam penelitiannya mengatakan bahwa jika jari
diletakkan dalam suhu air 1-18 derajat celcius, akan menimbulkan rasa nyeri hebat. Akan
tetapi, apabila suhu melebih 18 derajat celcius, rasa nyeri tidak akan terjadi. Rasa nyeri pada
temperatur rendah, secara progressive akan terus meningkat hingga mencapai waktu
maksimal 1 menit. Karakteristik dari nyeri yang ditimbulkaan seperti rasa tergilas, “pins and
needle sensation”, distribusi menyebar luas, dan dalam, dan pusat nyerinya pada bagian
radial, rasa nyeri bersfiat continuous dan non pulsatile. Pergerakan dari jari tangan tidak akan
mempengaruhi karakteristik dan intensitas dari nyeri.
I.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud cold pressore test ?
2. Bagaimana cara melakukan cold pressore test ?
3. Apa hasil yang didapat bila tekanan darah terpapar pendinginan ?
4. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi tekanan darah ?
5. Apa saja respon tubuh terhadap stress ?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui apa yang dimaksud cold pressure test.
2. Mengetahui cara melakukan cold pressure test.
3. Mengetahui hasil yang didapat bila tekanan darah terpapar pendinginan.
4. Mengetahui faktor-faktor dari tekanan darah.
5. Mengetahui apa saja respon tubuh terhadap stress.
1.4 Manfaat
1. Agar kita mengeatahui apa itu cold pressure test.
2. Agar kita mengetahui bagaimana cara melakukan cold pressure test.
3. Agar kita mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi tekanan darah.
4. Agar kita mengetahui apa saja respon tubuh terhadap stress.
II. LANDASAN TEORI
II.1Cold Pressure Test
Cold pressor test merupakan test peningkatan tekanan darah dengan pendinginan
yang dilakukan dengan cara memberikan rangsang pendinginan pada tangan yaitu diletakkan
di dalam suatu wadah berisi air es bersuhu 4 derajat celcius selama kurang lebih satu menit.
Selama proses tersebut, dilakukan tes pengukuran tekanan darah pada lengan yang
berlawanan. Perbedaan tekanan darah setelah intervensi dan saat tekanana basal
menunjukkan aktivitas vascular dimana dikatakan hiperekator jika tekanan sistolik naik ≥ 20
mmHg dan tekanan diastolic ≥15 mmHg, dan dikatakan hiporekator jika kenaikan tekanan
darah masih dibawah angka angka tersebut. (Guyton, 2006)
Efek yang dihasilkan dari test ini adalah nyeri dan peningkatan tekanan darah. Lewis,
dalam penelitiannya mengatakan bahwa jika jari diletakkan dalam suhu air 1-18 derajat
celcius, akan menimbulkan rasa nyeri hebat. Akan tetapi, apabila suhu melebih 18 derajat
celcius, rasa nyeri tidak akan terjadi. Rasa nyeri pada temperatur rendah, secara progressive
akan terus meningkat hingga mencapai waktu maksimal 1 menit. Karakteristik dari nyeri
yang ditimbulkaan seperti rasa tergilas, “pins and needle sensation”, distribusi menyebar luas,
dan dalam, dan pusat nyerinya pada bagian radial, rasa nyeri bersfiat continuous dan non
pulsatile. Pergerakan dari jari tangan tidak akan mempengaruhi karakteristik dan intensitas
dari nyeri. Mekanisme nyeri secara sederhana dimulai dari transduksi stimuli akibat
kerusakan jaringan dalam saraf sensorik menjadi aktivitas listrik kemudian ditransmisikan
melalui serabut saraf bermielin A delta dan saraf tidak bermielin C ke kornu dorsalis medula
spinalis, talamus, dan korteks serebri. Impuls listrik tersebut dipersepsikan dan
didiskriminasikan sebagai kualitas dan kuantitas nyeri setelah mengalami modulasi sepanjang
saraf perifer dan disusun saraf pusat. Rangsangan yang dapat membangkitkan nyeri dapat
berupa rangsangan mekanik, suhu (panas atau dingin) dan agen kimiawi yang dilepaskan
karena trauma/inflamasi.
Fenomena nyeri timbul karena adanya kemampuan system saraf untuk mengubah
berbagai stimuli mekanik, kimia, termal, elektris menjadi potensial aksi yang dijalarkan ke
system saraf pusat. Dalam kaitannya dengan peningkatan tekanan darah, beberapa penelitian
mengatakan, cold pressor test berkaitan dalam peningkatan plasma norepinefrin dan
peningkatan aktivitas otot simpatis/MSNA (musle sympathetic nerve activity). Peningkatan
MSNA berhubungan erat dengan peningkatan tekanan darah arteri dan konsentrasi
norepinefrin vena perifer dalam kaitan nya sebagai vasokonstriktor.
Menurut Ibnu (1996) Terdapat beberapa pusat yang mengawasi dan mengatur
perubahan tekanan darah, yaitu :
1. Sistem syaraf yang terdiri dari pusat-pusat yang terdapat di batang otak, misalnya pusat
vasomotor dan diluar susunan syaraf pusat, misalnya baroreseptor dan kemoreseptor.
2. Sistem humoral atau kimia yang dapat berlangsung lokal atau sistemik, misalnya
rennin-angiotensin, vasopressin, epinefrin, norepinefrin, asetilkolin, serotonin,
adenosine dan kalsium, magnesium, hydrogen, kalium, dan sebagainya.
3. Sistem hemodinamik yang lebih banyak dipengaruhi oleh volume darah, susunan
kapiler, serta perubahan tekanan osmotik dan hidrostatik di bagian dalam dan di luar
sistem vaskuler.
Menurut Budiyanto (2002), bahwa tekanan darah sistolik (atas) adalah puncak yang
tercapai ketika jantung berkontraksi dan memompakan darah keluar melalui arteri. Tekanan
darah sistolik dicatat apabila terdengar bunyi pertama (Korotkoff I) pada alat pengukur darah.
Tekanan darah diastolic (angka bawah) diambil ketika tekanan jatuh ketitik terendah saat
jantung rileks dan mengisi darah kembali. Tekanan darah diastolik dicatat apabila bunyi tidak
terdengar lagi (Korotkoff V).
II.2Faktor-Faktor yang mempengaruhi Tekanan Darah
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi tekanan darah seseorang, yaitu faktor
fisiologis dan faktor patologis. Adapun faktor fisiologis dan faktor patologis tersebut adalah
sebagai berikut.
Faktor Fisiologis :
1. Kelenturan dinding arteri.
2. Volume darah.
Semakin besar volume darah maka semakin tinggi tekanan darah.
3. Kekuatan gerak jantung.
4. Viskositas darah.
Semakin besar viskositas maka semakin besar resistensi terhadap aliran. Semakin
banyak kandungan protein dan sel darah dalam plasma, semakin besar tahanan
terhadap aliran darah. Peningkatan hematokrit menyebabkan peningkatan viskositas;
pada anemia, kandungan hematokrit dan viskositas berkurang.
5. Curah jantung.
Tekanan darah berbanding lurus dengan curah jantung (ditentukan berdasarkan isi
sekuncup dan frekuensi jantungnya). Semakin tinggi curah jantung (pemompaan
darah) maka semakin tinggi tekanan darah.
6. Kapasitas pembuluh darah.
Semakin basar kapasitas pembuluh darah maka makin tinggi tekanan darah
Faktor Patologis:
1. Posisi tubuh.
Baroresepsor akan merespon saat tekanan darah turun dan berusaha menstabilkan
tekanan darah.
2. Aktivitas fisik.
Aktivitas fisik membutuhkan energi sehingga butuh aliran yang lebih cepat untuk
suplai O2 dan nutrisi maka tekanan darah akan meningkat.
3. Temperatur.
Menggunakan sistem renin-angiontensin-vasokontriksi perifer.
4. Usia.
semakin bertambah umur semakin tinggi tekanan darah karena berkurangnya
elastisitas pembuluh darah.
5. Jenis kelamin.
Wanita cenderung memiliki tekanan darah rendah karena komposisi tubuhnya yang
lebih banyak lemak sehingga butuh O2 lebih untuk pembakaran
6. Emosi.
Emosi Akan menaikan tekanan darah karena pusat pengatur emosi akan menset
baroresepsor untuk menaikan tekanan darah.
III. METODELOGI
Lampiran Penuntun Praktikum
III.1 Tujuan
1. Mendemonstrasikan reaksi tekanan darah terhadap perubahan suhu
III.2 Alat dan bahan
1. Sfigmomanometer dan Stetoskop
2. Ember kecil berisi air es
Untuk dapat mengikuti praktikum, peserta harus dapat menjawab pertanyaan berikut::
1. Terangkan respon tubuh terhadap stres?
2. Terangkan faktor-faktor yang mempengaruhi tekanan darah?
3. Terangkan bagaimana pengaruh perubahan temperatur terhadap stress dan tekanan
darah?
Cara Kerja
1. Pasang manset sfigmomanometer pada lengan kanan atas naracoba yang telah
beristirahat.
2. Ukur tekanan darah sampai mendapat nilai yang sama 3 kali berturut-turut untuk
menentukan tekanan darah basal.
3. Manset tetap terpasang tanpa tekanan, naracoba memasukkan tangan kirinya ke ember
berisi air es (suhu 4 0C) sampai pergelangan tangan.
4. Tentukan tekanan sistolik dan diastolik pada detik ke-30 dan detik ke-60 pendinginan
(Usahakan mengukur tekanan darah secara tepat).
5. Setelah tekanan darah ditetapkan, segera angkat tangan dari air es, kemudian temukan
tekanan darah pasca pendinginan setiap 2 menit sampai kembali ke tekanan basal.
Catatan:
Bila perubahan tekanan sistolik > 20 mmHg dan Diastolik > 15 mmHg dari keadaan basal, si
naracoba termasuk dalam kelompok hipereaktor, bila perubahan tekanan lebih kecil disebut
hiporeaktor. Bila mengukur TD secara cepat sulit dilakukan, percobaan dapat dilakukan 2
kali. Percobaan I hanya mengukur tekanan sistolik, percobaan II mengukur tekanan diastolik.
Akan tetapi, antara percobaan I dan II, tekanan darah naracoba harus kembali ke tekanan
darah basal.
Catat hasil percobaan
Sebagai contoh:
No. Naracoba TD basal TD 30” TD 60” TD 2' I TD 2' II Kategori
1. Ridho Pratama 115/80 120/80 125/80 110/80 120/80 hiporeaktor
Jawab pertanyaan berikut:
1. Menurut anda, Apa kontra Indikasi cold pressor test ?
2. Bagaimana perubahan tekanan darah saat pendinginan ? Terangkan mengapa demikian ?
3. Apakah kita perlu mengetahui seseorang bertipe hipereaktor atau hiporeaktor ?
4. Apakah dalam keluarga naracoba dalam satu garis keturunan (ayah, ibu, saudara) ada
yang menderita penyakit hipertensi?
No. Naracoba Hipertensi dalam keluarga Yang menderita hipertensi
1.
2.
IV. HASIL PRAKTIKUM
IV.1Data Pengukuran Cold Pressure Test
No. Naracoba TD basal TD 30” TD 60” TD 2' I TD 2' II Kategori
1. Alqodri Setiawan 120/80 120/80 125/80 110/80 120/80 hiporeaktor
2. Yessy Puspasari 110/70 120/80 120/80 120/80 110/70 Normal
3. Desmia Jayanti Putri Normal
4. Lefiriana Rahma Putri Normal
5. Syaifudin Baharsyah Normal
6. Rangga Tagari Normal
7. Yernica Putri Lisba Normal
Apakah dalam keluarga naracoba dalam satu garis keturunan (ayah, ibu, saudara) ada
yang menderita penyakit hipertensi?
No. Naracoba Hipertensi dalam keluarga Yang menderita hipertensi
1. Alqodri Setiawan Tidak Ada Tidak Ada
2. Yessy Puspasari Tidak Ada Tidak Ada
3. Desmia Jayanti Putri Tidak Ada Tidak Ada
4. Lefiriana Rahma Putri Tidak Ada Tidak Ada
5. Syaifudin Baharsyah Tidak Ada Tidak Ada
6. Rangga Tagari Tidak Ada Tidak Ada
7. Yernica Putri Lisba Tidak Ada Tidak Ada
IV.2 Jawaban Lampiran Pertanyaan
1. Terangkan respon tubuh terhadap stres?
Jawab:
Respon tubuh saat stress diatur oleh syaraf simpatis, dimana disediakan aktivitas
tambahan tubuh saat stress (respon stress simpatis), yaitu :
a. Peningkatan tekanan arteri
b. Peningkatan aliran darah (pengurangan aliran darah ke organ-organ seperti ginjal dan
gastrointestinal).
c. Peningkatan kecepatan metabolisme sel diseluruh tubuh
d. Peningkatan konsentrasi gula darah
e. Peningkatan kekuatan otot
f. Peningkatan aktivitas mental
g. Peningkatan kecepatan koagulasi darah
h. Peningkatan proses glikolisis di hati dan otot
2. Terangkan faktor-faktor yang mempengaruhi tekanan darah?
Jawab:
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi tekanan darah seseorang, yaitu
faktor fisiologis dan faktor patologis. Adapun faktor fisiologis dan faktor patologis
tersebut adalah sebagai berikut.
Faktor Fisiologis :
1. Kelenturan dinding arteri.
2. Volume darah.
Semakin besar volume darah maka semakin tinggi tekanan darah.
3. Viskositas darah.
Semakin besar viskositas maka semakin besar resistensi terhadap aliran.
Semakin banyak kandungan protein dan sel darah dalam plasma, semakin
besar tahanan terhadap aliran darah. Peningkatan hematokrit menyebabkan
peningkatan viskositas; pada anemia, kandungan hematokrit dan viskositas
berkurang.
4. Curah jantung.
Tekanan darah berbanding lurus dengan curah jantung (ditentukan
berdasarkan isi sekuncup dan frekuensi jantungnya). Semakin tinggi curah
jantung (pemompaan darah) maka semakin tinggi tekanan darah.
5. Kapasitas pembuluh darah.
Semakin basar kapasitas pembuluh darah maka makin tinggi tekanan darah
6. Kekuatan gerak jantung.
Faktor Patologis:
1. Posisi tubuh.
Baroresepsor akan merespon saat tekanan darah turun dan berusaha
menstabilkan tekanan darah.
2. Aktivitas fisik.
Aktivitas fisik membutuhkan energi sehingga butuh aliran yang lebih cepat
untuk suplai O2 dan nutrisi maka tekanan darah akan meningkat.
3. Temperatur.
Menggunakan sistem renin-angiontensin-vasokontriksi perifer.
4. Usia.
semakin bertambah umur semakin tinggi tekanan darah karena berkurangnya
elastisitas pembuluh darah.
5. Jenis kelamin.
Wanita cenderung memiliki tekanan darah rendah karena komposisi tubuhnya
yang lebih banyak lemak sehingga butuh O2 lebih untuk pembakaran
6. Emosi.
Emosi Akan menaikan tekanan darah karena pusat pengatur emosi akan
menset baroresepsor untuk menaikan tekanan darah.
3. Terangkan bagaimana pengaruh perubahan temperatur terhadap stress dan tekanan
darah?
a. Bila suhu dingin / rendah (vasonstriksi)
Vasokonstriksi pembuluh darah → aliran darah ↑ → cardiac output ↑ → tekanan darah ↑
b. Nila suhu tinggi / panas (vasodilatasi)
Vasodilatasi pembuluh darah → aliran darah ↓ → cardiac output ↓ → tekanan darah ↓
4. Menurut anda, Apa kontra Indikasi cold pressor test ?
5. Bagaimana perubahan tekanan darah saat pendinginan ? Terangkan mengapa
demikian ?
6. Apakah kita perlu mengetahui seseorang bertipe hipereaktor atau hiporeaktor ?
Pada data hasil percobaan di atas, terlihat secara umum bahwa tekanan darah basal sistol dandiastol mengalami peningkatan setelah tangan dimasukkan ke dalam air es. Hal ini sesuai denganmekanisme homeostatis tubuh manusia. Saat tubuh manusia berada pada temperatur yang relatif lebihrendah, pembuluh-pembuluh darah akan menyempit (vasokonstriksi), terutama pembuluh darah perifer.Tujuan vasokonstriksi tersebut adalah untuk menjaga panas tubuh agar tidak keluar. Vasokonstriksitersebut berdampak pada naiknya tekanan darah sistol dan diastol.Kemungkinan lain yang menyebabkan tekanan darah o.p naik adalah sebelum o.p memasukkantangan kirinya ke dalam air es atau sebelum menjalani percobaan, o.p merasa takut atau grogi akandinginnya es yang akan melingkupi tangannya sehingga tekanan darah o.p meningkat.Di samping itu, adanya respon stress yang ditimbulkan tubuh saat tangan o.p dimasukkan dalam esyang bersuhu 4oC juga mungkin menjadi alasan naiknya tekanan darah o.p. Suhu yang sangat dingin iniakan menyebabkan tubuh tidak mampu mempertahankan kondisi homeostasis, sehingga menimbulkanrespon stress. Respon stress ini akan memacu disekresikannya hormon adrenalin yang memacupeningkatan aktivitas kardiovaskuler termasuk peningkatan tekanan darah.Bila pada pendinginan tekanan sistolik naik lebih besar dari 20 mmHg dan tekanan distolik lebih dari15 mmHg dari tekanan basal, maka o.p. termasuk golonganhiperreaktor yang dapat diprediksi memilikipotensihipertensi.Bila kenaikan tekanan darah o.p. masih dibawah angka-angka tersebut diatas, maka o.p.termasuk golonganhiporeaktor.Contohnya pada o.p Yonanda dimana tekanan darah sistolnya naiksebesar 10 mmHg dan tekanan darah diastolnya tetap sehingga dapat disimpulkan o.p Yonanda termasukgolonganhiporeaktor.
Pada percobaan ini bisa dilihat bahwa pada saat tubuh mengalami stres yang dalam hal inidiberikan stres terhadap perubahan temperatur yang ekstrim, yakni dari temperatur normal tubuh 37oC ke4oC,tubuh akan memberikan kompensasi untuk beradaptasi pada keadaan ini. Pada keadaan stres Pusatpengatur tekanan darah yang ada di otak yang disebut pusat vasomotor akan menghantarkan impulssimpatis dan syaraf simpatis perifer ke hampir semua arteri, arteriol dan vena. Saraf simpatis inimenyebabkan vasokontriksi pembuluh darah agar panas dari dalam tubuh tidak dialirkan ke perifersehingga tidak terjadi pertukaran panas antara tubuh dari lingkunagn luar. Jika udara di luar dinginsedangkan tubuh kita tetap menyalurkan panas, maka panas tubuh kita akan diserap. Dan ini lama
kelamaan akan menyebabkan tubuh kehilangan panas, dan suhunya sama dengan suhu lingkungan yangdingin tersebut dan ini berbahaya. Selain itu, yang terpenting dalam percobaan ini adalah adanyapeningkatan kerja jantung yang akan meningkatkan tekanan darah, hal ini terlihat dari hasil pengukurandengan sfigmanometer terhadap naracoba. Tekanan darah naracoba saat tangannya dicelup dalam emberyang berisi air es menunjukkan angka yang lebih tinggi dari tekanan darah basal.