Upload
ranny-delovera
View
259
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
7/26/2019 PENDAHULUAN editan 2
1/21
BAB I
PENDAHULUAN
Neovaskularisasi koroid merupakan suatu kondisi patologis dari pertumbuhan
pembuluh darah baru yang berasal dari pembuluh darah koroid ke dalam ruang sub epitel
pigmen retina (RPE) dan atau ruang sub retina.(1,2,3,empatbelas,limabelas). Pembuluh darah baru
tersebut terletak di antara RPE dan membran ru!h"s atau di antara RPE dan neurosensori
retina. anyak kondisi yang dapat menimbulkan angiogenesis yang patologis.
Neovaskularisasi koroid merupakan penyebab lebih dari #$% kasus kehilangan penglihatan
yang signi&ikan pada pasienAge-Related Macular Degeneration(') di 'merika *erikat.(1,2,3,sepuluh, enambelas)
ekanisme patogenesis dari neovaskularisasi dan pembentukan membran
neovaskular koroid belum sepenuhnya dimengerti. Penuaan dan perubahan genetik pada
epitel pigmen retina, membran ru!h dan koriokapilaris merupakan hal yang penting dalam
memi!u ter+adinya neovaskularisasi koroid.(1, sepuluh,tu+uhbelas)
Penumpukan debris in&lamasi di baah lapisan epitel pigmen retina dan di dalam
koroid merangsang produksi sitokin proangiogenik yaitu Vascular Endothelial Growth
Factor (-E/). -E/ ini memi!u pembentukan pembuluh darah baru. *ebuah protein yang
berasal dari RPE yaitu Pigment Epithelium Derived Factor (PE/) ditemukan sebagai
penghambat pembentukan neovaskularisasi. 0eseimbangan antara &aktor antiangiogenik
(PE/) dan &aktor angiogenik (-E/) menentukan pembentukan pembuluh darah baru.(1,3,sepuluh,empatbelas, sembilanbelas)
i dalam ruangan sub retina, neovaskularisasi koroid dapat menyebabkan ter+adinyakebo!oran !airan dan darah dan bisa disertai dengan ablasio serosa ataupun hemoragik dari
epitel pigmen retina.(1,2,3,limabelas), arah yang ada dapat diserap kembali. aringan &ibrosis
mungkin tumbuh di dalam membran ru!h. aringan ini dapat disertai dengan +aringan
&ibrovaskuler atau +aringan &ibroseluler antara neurosensori retina dan epitel pigmen retina.
Pada akhirnya, proses ini akan menghasilkan +aringan sikatrik &ibrovaskuler dis!i&ormis yang
nantinya akan menggantikan arsitektur normal dari retina luar dan memi!u kehilangan
penglihatan sentral yang permanen.(1,3, delapanbelas)
7/26/2019 PENDAHULUAN editan 2
2/21
i dalam makalah ini dibahas mengenai anatomi retina dan koroid serta pato&isiologi
neovaskularisasi koroid.
7/26/2019 PENDAHULUAN editan 2
3/21
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Anatomi Retina
Retina adalah +aringan sara& multi lapis, tipis dan semi transparan yang membentang
ke depan dari papil nervus optikus ke ora serrata. 0etebalan retina kirakira $,1 mm pada ora
serrata dan $,4 pada kutub posterior.(3,empat,enam,tu+uh)
i tengahtengah retina posterior terdapat makula lutea atau bintik kuning. *e!ara
anatomi makula dapat dide&enisikan sebagai bagian dari retina posterior dengan daerah
pigmentasi kekuningan yang disebabkan oleh pigmen luteal (5anthophyll). *e!ara histologi
makula dide&enisikan sebagai daerah dengan dua atau lebih lapisan sel ganglion yang
berdiameter 4 mm dan berada di tengah arkade pembuluh darah temporal.(3,empat,enam)
Pada bagian tengah makula terdapat &ovea yang merupakan daerah dengan ta+am
penglihatan terbaik dan untuk penglihatan arna. Pada &ovea tidak terdapat sel batang. i
bagian tengah &ovea terdapat &oveola.(tu+uh,6) aerah yang mengelilingi &ovea dengan lebar $,
mm disebut daerah para&oveal, dimana lapisan sel ganglion, inti dalam dan &leksi&orm luar
lebih tebal. engelilingi daerah para&oveal, terdapat daerah peri&oveal dengan lebar kurang
lebih 1, mm.(3)
ambar 1. 'natomi akula(3)
7/26/2019 PENDAHULUAN editan 2
4/21
Retina diluar makula dibagi atas beberapa daerah. Retina yang mengelilingi ekuator
disebut dengan retina ekuatorial. Retina pada bagian anterior disebut sebagai retina anterior
atau retina peri&er. Pada u+ung retina peri&er, batas antara retina dan pars plana disebut ora
serrata.(3)
*e!ara histologi, retina terdiri dari sepuluh lapisan dari dalam keluar sebagai berikut71. embran limitan interna2. 8apisan serabut sara& (akson dari sel ganglion)3. 8apisan sel ganglion9. 8apisan &leksi&orm dalam. 8apisan inti interna4. 8apisan &leksi&orm luar:. 8apisan inti eksterna#. embran limitan eksterna6. *egmen dalam dan luar sel batang dan keru!ut1$. Epitel pigmen retina.(enam,tu+uh)
ambar 2. Penampang melintang retina (enam)
7/26/2019 PENDAHULUAN editan 2
5/21
Retina bagian dalam berbatasan dengan vitreus, sedangkan retina bagian luar
berbatasan dengan membran ru!h. embran ru!h merupakan lamina yang dihasilkan dari
&usi lamina basal epitel pigmen retina dan koriokapilaris dari koroid. embran ru!h
terbentang dari pinggir papil nervus optikus ke ora serrata. embran ru!h terdiri dari
se+umlah lapisan +aringan ikat yang bersi&at permeabel.(empat)
2.2 Vaskulaisasi Retina
Retina menerima pasokan darah dari dua sumber. ;ang pertama berasal dari
koriokapilaris yang merupakan salah satu lapisan pembuluh darah yang letaknya paling
dalam di koroid yang berada tepat di luar membrane ru!h, yang mendarahi sepertiga luar
retina termasuk lapisan &leksi&orm luar, lapisan inti eksterna, sel &otoreseptor dan lapisan
epitel pigmen retina.(tu+uh) 0oriokapilaris berasal dari arteri siliaris posterior brevis yang
menembus sklera di sekitar nervus optikus.(delapan,sembilan) ;ang kedua berasal dari !abang arteri
retina sentralis, yang mendarahi dua pertiga sebelah dalam. *irkulasi retina adalah sebuah
sistem endarteri tanpa anastomose.(tu+uh) 'rteri retina sentralis keluar pada papil nervus
optikus yang dibagi men+adi dua !abang besar yaitu !abang superior dan in&erior. an
kemudian dengan segera ber!abang lagi men+adi nasal dan temporal. 'rteri ini akan berbelok
dan men+adi arteriole di sepan+ang sisi luar papil nervus optikus, yang akan mensuplai satu
kuadran dari retina. Pada &ovea tidak terdapat pembuluh darah. /ovea sepenuhnya
diperdarahi oleh koriokapiler.(empat)
ambar 3. -askularisasi Retina(delapan)
2.!. Anatomi Kooi"
0oroid merupakan sebuah selubung tipis, terlihat seperti spons, dengan ketebalan
$,1$$,1 mm di anterior dan $,22 mm di posterior, yang terletak antara retina dan sklera.
0oroid memiliki konsistensi yang lembut dan kenyal, berarna !oklat gelap hingga !oklat
terang, tergantung pada pigmentasi stroma. Pada albino koroid berarna kebiruan. 0oroid
ber+alan anterior menu+u korpus siliaris dan iris, dan berakhir posterior pada nervus optik.
0oroid menempel kuat pada nervus optik, sedangkan RPE menempel lebih kuat pada koroid
7/26/2019 PENDAHULUAN editan 2
6/21
dibandingkan pada selsel &otoreseptor. engan mikroskop !ahaya koroid dapat dibagi
men+adi empat lapisan. (empat,lima,tu+uh, enambelas,sebelas)
2.3.1. 8apisan suprakoroid
8apisan suprakoroid atau epikoroid adalah bagian terluar dari koroid yang berikatan
se!ara longgar dengan s!lera (lamina fusca). 8apisan ini mungkin berasal dari sklera dan
koroid. *uprakoroid memiliki ketebalan sekitar 3$ aller, yang terdiri dari pembuluh darah yang lebih besar (arteri dan
vena), tidak ber&enestrasi dan tidak dapat dileati oleh molekul &luores!ein pada pemeriksaan
angiogra&i &luores!ein. 8apisan dalam *attler, yang terdiri dari pembuluh yang lebih ke!il,
terletak di sentral koroid, memiliki banyak +alinan arterivena, dan tidak ber&enestrasi.
atasan antara kedua lapisan ini tidak dapat dibedakan, tetapi pembuluh darah yang lebih
besar (lapisan >aller) terlihat paling dekat ke ?ona supra!horoid dan hanya pembuluh darah
ke!il (lapisan *attler) yang terlihat di ilayah &oveal. (lima,delapan, sembilan,sebelas, enambelas)
2.3.3. 0oriokapilaris
8apisan koriokapillaris adalah lapisan tunggal berisi kapiler padat (diameter 9$4$
7/26/2019 PENDAHULUAN editan 2
7/21
angiogra&i &luores!ein. Perisit ditemukan pada dinding luar kapiler dan +aringan penyambung
yang terletak diantara pembuluh darah, menyokong sistem vaskular. /ibroblast dan serabut
sara& terdapat diantara kapilerkapiler ini. (lima,enam,sebelas)
0oriokapilaris memiliki bentuk pola yang unik dan sistem kapiler yang tidak biasa, di
mana ter+adi trans&ormasi !epat arteriol menu+u kapiler. Pola lobulus mo?aik ini terdiri dari
arteriol prekapiler sentral yang berdrainase menu+u venula postkapiler peri&er multipel,
sehingga ter+adi aliran darah yang !epat. (lima,tu+uh,sebelas)
ambar 9. 8apisan 0oroid(tigabelas)
2.3.9. embran ru!h ( lamina vitrea)
8apisan paling dalam koroid, terdiri dari lima lapisan A membran basement RPE, ?ona
kolagen dalam, area serat elastik, ?ona kolagen luar, membran basement endotel
koriokapilaris. 0etebalan embran ru!h bervariasi mulai dari 9
7/26/2019 PENDAHULUAN editan 2
8/21
ambar 9. Epitel pigmen retina dan membran ru!h(enam)
0arena letaknya bersebelahan dengan koriokapilaris, membran ru!h"s se!ara
struktural merupakan dinding pembuluh darah. *truktur membran ru!h"s menyerupai
lapisan vaskular intima pada pembuluh darah lainnya, serta lapisan elastik menyerupai lamina
elastik interna. Pada bagian dalam, membran ru!h"s merupakan tempat perlengketan dan
penyangga RPE.(lima,enam,tigabelas)
0arena letaknya diantara RPE dan koriokapilaris, membran ru!h"s mempunyai
&ungsi transport pasi& terhadap molekul yang dibaa masuk kedalam RPE dan yang keluar
dari RPE. aringan ini mempunyai permeabilitas yang tinggi terhadap air dan molekul ke!il
seperti oksigen dan glukosa.(3,lima,enam)
2.#. Vaskulaisasi Kooi"
>ampir seluruh suplai darah mata berasal dari pembuluh darah koroid, yang berasal
dari arteri o&talmika. 'rteri o&talmika menun+ukkan berbagai variasi dalam pola
per!abangannya. 'rteri siliaris posterior, yang mensuplai darah ke koroid, dan arteri retinasentral, yang memasuki mata melalui nervus optik, merupakan !abang dari arteri B&talmika.(2)
0oroid (+uga disebut sebagai traktus uveal posterior) mendapat perdarahan dari dua
sistem arteri terpisah7 (1) arteri siliaris posterior brevis , yang memperdarahi bagian posterior
koroid dan (2) arteri siliaris posterior longus, yang memperdarahi bagian anterior koroid (dan
+uga iris dan korpus siliaris). (2,enam, delapan,sebelas)
*ekitar 142$ arteri siliaris posterior brevis menembus sklera dalam pola sirkular yang
melingkari nervus optikus. 'rteriarteri ini beranastomosis dalam sklera untuk membentuk
7/26/2019 PENDAHULUAN editan 2
9/21
*irkulus Cinn, sebuah arteri sirkular yang mengelilingi nervus opti!. Dabang!abang dari
*irkulus Cinn memberikan kontribusi pada sirkulasi pial, nervus optik di tingkat lamina
!ribrosa, dan lapisan serat sara& pada diskus optik. Dabang lain dari *irkulus Cinn bersama
dengan !abang langsung dari arteri !iliary posterior brevis memasuki koroid untuk
menyediakan suplai darah arteri ke traktus uvea posterior. 'rteri ini membelah dengan !epat
untuk kemudian berakhir dalam koriokapillaris, sebuah +aringan kapiler dengan kepadatan
yang luar biasa yang memelihara bagian posterior koroid hingga ekuator mata. (2,lima,sebelas)
ambar . -askularisasi retina, koroid dan segmen anterior. (2)
ambar 4. Potongan a5is superiorin&erior melalui nervus optik mata kiri (2)
ua arteri siliaris posterior longus menembus sklera di kedua sisi nervus optik
setingkat meridian hori?ontal mata. 'rteri siliaris posterior longus bagian temporal memasukisklera sekitar 3,6 mm dari batas temporal nervus optik, sedangkan arteri siliaris posterior
7/26/2019 PENDAHULUAN editan 2
10/21
longus bagian nasal memasuki sklera sekitar 3,9 mm dari batas nasal nervus optik. 'rteri
siliaris posterior longus ber+alan melalui suprakoroid, ber!abang di anterior ekuator, dan
memberikan kontribusi pada sirkulasi iris dan korpus siliaris. (2)
*e!ara umum, diameter terbesar arteri koroid paling banyak ditemukan di proksimal
sklera, di daerah yang disebut sebagai lamina &us!a. 'rteri ini terus ber!abang dan akhirnya
membentuk koriokapillaris luas berdekatan dengan membran ru!h asellular yang terletak di
sisi basal dari . aringan kapiler koriokapillaris berdiameter sekitar 31#
7/26/2019 PENDAHULUAN editan 2
11/21
atasnya. *istem koriokapilaris terletak di lapisan di baah membran ru!h"s. ekanan
sirkulasi koroid normal sekitar 12$ mm>g, yang merupakan tekanan intraokuler yang
&isiologis.( 2,lima,sebelas,tigabelas)
arah yang mengalir melalui sirkulasi koroid sangat tinggi, lebih tinggi dari pada
+aringan lainnya. idak +elas mengapa aliran darah koroid ini tinggi, tetapi pemeliharaan
temperatur retina pada tingkat konstan merupakan konsekuensi dari tinggi nya aliran koroid
tersebut.(lima, sembilan,sebelas,enambelas)
7/26/2019 PENDAHULUAN editan 2
12/21
ambar #. 0e!epatan aliran darah pada +aringan mata dari mamalia. 'liran darah untuk
+aringan lain disertakan sebagai perbandingan. (lima)
0oriokapilaris adalah kapiler &enestrasi yang lamina basalisnya mirip dengan kapiler
organ viseral lain di tubuh ( glomerulus gin+al, dan usus halus ). /enestrasi ini
memungkinkan ter+adinya pertukaran material diantara koriokapilaris dan daerah sekitarnya.
erbeda dengan dengan pembuluh darah retina yang merupakan pembuluh darah non
&enestrasi yang +uga merupakan barrier retina. /enestrasi dari korikapilaris ditutupi oleh
7/26/2019 PENDAHULUAN editan 2
13/21
membran tipis seperti dia&ragma dengan penebalan di daerah sentral. 0apiler ini mempunyai
permeabilitas yang tinggi, mempunyai poripori yang diduga berperan dalam men+aga
konsentrasi aliran nutrisi ke RPE. (2,lima)
ambar 6. '.0oriokapilaris yang memiliki &enestrasi. . 0apiler retina yang non &enestrasi.(enam)
2.' Pato&enesis Neo(askulaisasi Kooi"
ekanisme patogenesis dari neovaskularisasi dan pembentukan membran
neovaskular koroid belum sepenuhnya dimengerti. Penuaan dan perubahan genetik pada
epitel pigmen retina, membran ru!h dan koriokapilaris merupakan hal yang penting dalammemi!u ter+adinya neovaskularisasi koroid.(1, sepuluh, sebelas,enambelas, tu+uhbelas)
7/26/2019 PENDAHULUAN editan 2
14/21
Proses pembentukan neovaskularisasi koroid pada Age-Related Macular
Degeneration dapat dibagi men+adi lima tahap, yaitu 7
1. Pertambahan usia dan penuaan dari epitel pigmen retina.
2. rusen, pembentukan deposit basalFlamina linear.
3. Peme!ahan en?imatik dan mekanik dari membran ru!h.
9. Pembentukan membran neovaskular koroid.
. Pembentukan membran sikatrik.(1)
2.4.1 Pertambahan usia dan penuaan dari epitel pigmen retina
Gnsidensi dan progresi dari Age-Related Macular Degeneration termasuk
neovaskularisasi koroid berhubungan dengan umur. Penelitian!eaver Dam E"emenun+ukkan
baha orang yang berusia : tahun atau lebih memiliki insidensi yang lebih tinggi untuk
degenerasi makula eksudati& dibandingkan orang yang berusia 93 sampai 9 tahun.
Penurunan akti&itas lisosom dari epitel pigmen retina ditemukan pada proses penuaan. an
akibat penurunan akti&itas lisosom ini akan ter+adi penumpukan lipo&us!in yang progresi&,
yang mengakibatkan gangguan &ungsi epitel pigmen retina. (1,tigabelas)
*el epitel pigmen retina menghasilkan pigment-epithelium derived growth factor
(PE/). PE/ adalah suatu glikoprotein yang banyak dihasilkan oleh sel RPE dan ber&ungsi
sebagai &aktor neurotropik untuk sel &otoreseptor. PE/ merupakan antiangiogenik yang kuat
di dalam mata dan salah satu &aktor yang bertanggung+aab terhadap avaskularitas dari
korpus vitreus dan kornea. 0arena proses penuaan dari sel epitel pigmen retina, terdapat
penurunan dalam produksi &aktor pertumbuhan anti angiogenik.(1,sepuluh)
*alah satu &ungsi epitel pigmen retina adalah sistem &agositosis diskus segmen luar sel
&otoreseptor untuk pembaharuan sel &otoreseptor. iskus yang lepas ini diolah di &agosom
yang akan bergabung dengan lisosom membentuk &agolisosom. Produk akhir yang tidak
di!erna di dalam &agolisosom berupa badan residual yang mengandung granul &luores!enyang disebut lipo&us!in. 8ipo&us!in akan menumpuk di dalam sel epitel pigmen retina dan
menggangu &ungsinya.(1,sebelas)
Retinoid '2E merupakan komponen auto&luores!en dari lipo&us!in. Prekursor retinoid
'2E dibentuk di dalam segmen luar sel &otoreseptor, tetapi retinoid '2E sendiri mun!ul di
dalam bagian &agolisosomal sel epitel pigmen retina. 0etika men!apai konsentrasi kritis,
retinoid '2E menghambat pompa proton lisosom dan menyebabkan kebo!oran dari isi
lisosom ke sitoplasma sel epitel pigmen retina. Retinoid '2E +uga dapat merusak N' sel
7/26/2019 PENDAHULUAN editan 2
15/21
epitel pigmen retina dan membran mitikondria. *emua hal ini akan mengakibatkan apoptosis
dari sel epitel pigmen retina.(1:)
2.4.2 rusen, pembentukan deposit basal laminar F linear
eposit atau tumbukan biomolekul pada membran ru!hHs dapat digolongkan
men+adi deposit basal dan drusen. eposit basal adalah akumulasi material sisa antara RPE
dan membran ru!h"s, terdapat dua tipe dari deposit basal yaitu deposit basal laminar dan
deposit basal linear. eposit basal laminar adalah endapan material sisa di internal dari
lamina basalis RPE sedangkan deposit basal linear adalah tumpukan material di daerah
lapisan kolagen dalam.( 2,3,sebelas,12,delapanbelas)
rusen merupakan lesi kekuningan yang dapat ditemukan di regio makula ataupun
retina peri&er. *e!ara histopatologi berhubungan dengan penumpukan material hyalin yang
abnormal yang berada antara permukaan membran ru!h dan epitel pigmen retina. 'poptosis
dari sel epitel pigmen menyebabkan penumpukan debris granular dan &ibrin di membran
ru!h. rusen dikategorikan men+adi hard atausoft drusen berdasarkan gambaran pinggir
drusen.#arddrusen memiliki pinggir yang +elas, sementara so&t drusen memiliki batas yang
kabur dan dapat bersatu.(1, 12,limabelas)
ambar 1$. *o&t drusen yang dilihat dengan pemeriksaan o&talmoskop (3)
eposit antara lapisan epitel pigmen retina dan membran ru!h akan menghambat
di&usi oksigen dan nutrisi dari koriokapilaris untuk sel epitel pigmen retina dan sel
7/26/2019 PENDAHULUAN editan 2
16/21
&otoreseptor. >al ini akan menimbulkan hipoksia seluler dan mengakibatkan mun!ulnya
&aktor pertumbuhan seperti vascular endothelial growth factor (-E/) yang akan memi!u
neovaskularisasi dari pembuluh darah koroid.( 1,2,sepuluh,empatbelas, enambelas, delapanbelas)
-E/ adalah glikoprotein homodimeric yang merupakan &aktor pertumbuhan
heparinbinding yang spesi&ik untuk sel endotel pembuluh darah. -E/ dapat memi!u
angiogenesis, peningkatan permeabilitas pembuluh darah dan lim&angiogenesis. -E/ +uga
+uga ber&ungsi sebagai &aktor pertahanan hidup untuk sel endotel dengan men!egah ter+adinya
apoptosis.(2,21) erdapat empat iso&orm -E/ yaitu -E/121, -E/14, -E/1#6, -E/2$4.
Gso&orm -E/ memilki kemampuan angiogenik dan permeabilitas yang berbeda. -E/14
merupakan -E/ yang paling patologik.(3,sepuluh, 4)
ambar 11. *el Retina (sel &otoreseptor dan RPE) yang bersebelahan dengan drusen dan memi!u
sekresi -E/(1)
2.4.3 Peme!ahan en?imatik dan mekanik dari membran ru!h
Pada neovaskularisasi koroid, sel endotel koriokapilaris akan bermigrasi melaluimembran ru!h. Proses ini ter+adi melalui kerusakan pada membran ru!h yang utuh atau
7/26/2019 PENDAHULUAN editan 2
17/21
melalui membran ru!h yang sudah pe!ah. embran bru!h akan pe!ah apabila ter+adi
ketidakseimbangan antara en?im proteolitik (Ps, matri$ metalloproteinases) dengan
inhibitornya (GPs, tissue inhi%itors ofmetalloproteinases). Protelisis dari membran ru!h
diakibatkan oleh penurunan GPs atau peningkatan Ps. Penelitian pada tikus transgenik
menun+ukkan peme!ahan membran ru!h diperlukan untuk ter+adinya neovaskularisasi
koroid. ikus transgenik dengan membran ru!h yang intak disertai dengan adanya -E/
pada &otoreseptor berkembang men+adi subretinal neovaskularisasi sedangkan pada tikus
transgenik yang disertai peningkatan -E/ pada RPE memperlihatkan neovaskularisasi
koroid intrakoroidal. Penelitian ini mendukung pernyataan baha neovaskularisasi koroid
membutuhkan keberadaan &aktor angiogenik dan peme!ahan membran ru!h.(1,empatbelas, tu+uhbelas,
delapanbelas)
akro&ag merupakan sumber alternati& en?im yang dapat menyebabkan peme!ahan
&okal dari membran ru!h. Penelitian histopatologis menun+ukkan baha makro&ag
menumpuk di dekat membran ru!h yang tipis. akro&ag pada koroid dapat menyebabkan
penipisan membran ru!h, dan selan+utnya membentuk !elah yang dapat digunakan oleh sel
endotel koroid teraktivasi untuk masuk ke ruang sub epitel pigmen retina .(1,2,sepuluh, tu+uhbelas,
sembilanbelas)
ambar 12. Peme!ahan en?imatik dan mekanik dari membran ru!h(1)
2.4.9 Pembentukan membran neovaskular koroid
7/26/2019 PENDAHULUAN editan 2
18/21
reen dan Enger melaporkan penelitian :4$ mata dengan Age-Related Macular
Degenerationdari 9$ pasien. 31$ mata (9$,#%) menun+ukkan adanya membran dis!i&ormis.
embran ini memiliki diameter ratarata 3,:3 mm dengan ketebalan ratarata $,2: mm.
embran neovaskular koroid terdiri dari sel endotel, sel RPE dan makro&ag di dalam matrik
ekstra seluler.(1)
'ngiogenesis koroid merupakan proses multi langkah, termasuk kerusakan membran
basement pembuluh darah, proli&erasi dan migrasi dari sel endotel koroid, pembentukan tube
sel endotel koroid, dan perbaikan membran basement pembuluh darah. Neovaskularisasi
koroid ter+adi ketika terdapat ketidakseimbangan antara &aktor pertumbuhan proangiogenik
dengan anti angiogenik.(1 ,enambelas)
8esi neovaskular koroid mudah untuk ter+adi kebo!oran dan perdarahan.
Perkembangan dari membran neovaskular koroid melibatkan episode yang berulang dari
kebo!oran serous dan perdarahan. *ebagai reaksi terhadap perubahan ini, pembentukan
membran &ibrovaskuler akan ter+adi di sekitar neovaskular koroid dan menghasilkan lesi
dis!i&ormis. 0emudian, pembuluh darah yang terbentuk tersebut akhirnya mengalami
maturitas, kemungkinan ter+adi akibat respon angiopoietin1, dan memperlihatkan penurunan
kebo!oran akibat pertumbuhan RPE perivaskular. (1,delapanbelas,16)
2.4. Pembentukan membran sikatrik
embran vaskular berkembang se!ara bertahap men+adi membran sikatrik
pausiseluler. 0ehilangan selularitas berhubungan dengan apoptosis dari stroma sel. embran
neovaskular koroid mengandung stroma epitel pigmen retina apoptosis, sel endotel, dan
makro&ag. 'poptosis berhubungan dengan penurunan &aktor pertumbuhan angiogenik lokal.
*edikit diketahui tentang mediator dari pembentukan +aringan parut kolagen pada membran
neovaskular koroid. Penelitian yang terbaru menun+ukkan D/, sebuah &aktor pertumbuhan
pro&ibrotik dan proangiogenik di+umpai di sel stroma epitel pigmen retina. Perkembangan lesi
dis!i&ormis sikatrik memi!u kehilangan sel &otoreseptor.(1, 2,16,2$)
7/26/2019 PENDAHULUAN editan 2
19/21
ambar 13. Pembentukan membran sikatrik(1)
ambar 19. ahap akhir neovaskularisasi koroid memperlihatkan dis!i&ormis sikatrik. (3)
BAB III
KESI)PULAN
1. Neovaskularisasi koroid merupakan suatu kondisi patologis dari pertumbuhan
pembuluh darah baru yang berasal dari pembuluh darah koroid ke dalam ruang sub
epitel pigmen retina (RPE) dan atau ruang sub retina.
2. Neovaskularisasi koroid membutuhkan keberadaan &aktor angiogenik dan peme!ahan
membran ru!h .
3. ekanisme patogenesis dari neovaskularisasi dan pembentukan membran
neovaskular koroid belum sepenuhnya dimengerti. Penuaan dan perubahan genetik
pada epitel pigmen retina, membran ru!h dan koriokapilaris merupakan hal yang
penting dalam memi!u ter+adinya neovaskularisasi koroid.
7/26/2019 PENDAHULUAN editan 2
20/21
DA%TAR PUSTAKA
1. Ryan *, *!ha!hat 'P, Iilkinson DP, >inton R, *adda *R, Iiedemann P. DhoroidalNeovas!ulari?ation. Gn 7 Retina. -ol 2. 9th edition. Elsevier. 2$$4 7 p. 6611$$.
2. esharse D, ok . evelopmental 'natomy o& the Retinal and Dhoroidal-as!ulature. Gn7 he Retina and Gts isorders. Elsevier. 2$11 7 p. 1:61#.
3. *kuta 8, Dantor 8, Ieiss *. asi! and Dlini!al *!ien!e Dourse se!tion 12. Retinaand -itreus. 'meri!an '!ademy o& Bphthalmology. *an /ransis!o. 2$112$12.
9. RiordanEva P, Iith!her P. 'natomy and Embryology o& the Eye. Gn 7 -aughan and
'sburyJs eneral Bphthalmology. 1:th
edition. 8ange edi!al ooks. =*'. 2$$# 7p.12:.. /is!hbarg . he Dhoroid and Bpti! Nerve >ead. Gn7 he iology o& the Eye. -ol 1$.
Elsevier. Ne ;ork. 2$$4 7 p.2:32#6.4. *kuta 8, Dantor 8, Ieiss *. he Eye. Gn 7 asi! and Dlini!al *!ien!e Dourse
se!tion 2. /undamentals and Prin!iples o& Bphthalmology. 'meri!an '!ademy o&Bphthalmology. *an /ransis!o. 2$112$12 7 p.4:.
:. asman I, aegar E'. B!ular 'natomy, Embriology, and eratology. Gn 7 uane/oundation o& Dlini!al Bphthalmology. -ol 2. Revised edition. 8ippin!ott.Pennsylvania. 1669.
#. 0hurana '0. iseases o& the =veal ra!t. Gn 7 Domprehensive Bphthalmology. /ourth
Edition. Ne 'ge Gnternational. Ne elhi. 2$$: 7 p.133134.
7/26/2019 PENDAHULUAN editan 2
21/21
6. 8ang 0. =veal ra!t (-as!ular Pigmented). Gn 7 Bphthalmology ' Po!ket e5tbook'tlas. *e!ond Edition. hieme. Ne ;ork. 2$$4 7 p.2$223.
1$. ousa *'. B!ular Neovas!ulari?ation. Gn7 'ngiogenesis Gnhibitors and *timulators.8andes ios!ien!e. =*' 2$$$ 7 p.11$114.
11. Davallotti D', Derulli 8. he 'ging o& the Dhoroid. Gn7 'geRelated Dhanges o& the
>uman Eye. >uman Press. otoa. p.21:23.12. Doleman >R, Dhan DD, /erris /8, Dhe E;. 'geRelated a!ularegeneration.8an!et. 2$$#. 7 p.1#31#9.
13. Remington 8'. =vea Gn7 Dlini!al 'natomy o& the -isual *ystem. hird Edition.Elsevier. =*'. 2$12. p.9$6.
19. /errara N. Dhoroidal Neovas!ulari?ation. Gn7 'ngiogenesis &rom asi! *!ien!e toDlini!al 'ppli!ations. DRD Press. Ne ;ork. 2$$: 7 p.22$223.
1. ithmar *, >ol? /. Dhoroidal Neovas!ulari?ation. Gn7 /luores!en!e 'ngiography inBpthalmology. *pringer. erlin. 2$$# 7 p.49:3.
14. Chang *K, a K. Dhoroidal Neovas!ulari?ation. in7 B!ular Neovas!ulari?ation 7Gmpli!ation o& Endogenous 'ngiogeni! Gnhibitors and Potential herapy. Elsevier.
=*'. 2$$:.p.:.1:. Pen&old P8, Provis . Iet '. Gn7 a!ular egeneration. *pringer. Ne ;ork.
2$$ 7 p.1:#162.1#. ink , arnstable D. 'geRelated a!ular egeneration. Gn7 B!ular 'ngiogenesis.
>umana Press. Ne ersey. 2$$4. p.3.16. Penn *. Dhoroidal Neovas!ulari?ation in 'geRelated a!ular egeneration. Gn7
Retinal and Dhoroidal 'ngiogenesis. *pringer. =*'. 2$$#. p.2:36.2$. >ol? /, *paide R/. Dhoroidal Neovas!ulari?ation. Gn7 edi!al Retina. *pringer.
2$$7 p.:$.