2
P engelolaan Tanaman dan sumberdaya Terpadu (PTT) adalah suatu pendekatan budidaya yang mengutamakan pengelolaan tanaman, lahan, air dan OPT secara terpadu PENDAHULUAN Pengelolaan tanaman terpadu jagung dari aspek budidaya dilakukan dengan tahapan sebagai berikut: Populasi tanaman anjuran 66.600 per ha, yaitu dengan menanam jarak 75 cm x 20 cm (1 biji/ lubang) atau 75 cm x 40 cm (2 biji/ lubang). Pada wilayah dengan periode hujan panjang dianjurkan menanam jagung jenis hibrida atau jenis komposit unggul yang sesuai dengan referensi konsumen. Varietas unggul hasil Badan Litbang pertanian: Varietas Komposit: Lagaligo, Gumarang, Kresna, Lamuru, Palakka, Sukmaraga, Srikandi Kuning-1, Srikandi Putih-1, Anoman-1; (2) Varietas Hibrida: Semar-3, Semar-4, Semar-5, Semar-6, Semar-7, Semar-8, Semar-9, Semar-10, Bima- 1, Bima-2, Bantimurung, Bima-3 Bantimurung. Benih yang ditanam harus bermutu tinggi dengan daya kecambah tidak kurang dari 95%. Sebelum ditanam, benih dicampur dengan fungisida dengan takaran 2 g/kg benih. Agar dapat tercampur merata, fungisida dibasahi terlebih dahulu dengan air sebanyak 10 ml untuk setiap 2 g . Kebutuhan benih untuk 1 ha lahan berkisar antara 15-20 kg. (1) Metalaksil Metalaksil Pemilihan Varietas dan Benih Bermutu. Populasi Tanaman pantulan cahaya. Daun diletakakkan diatas BWD. Bandingkan warna daun dengan skalawarna BWD. Rata-ratakan nilai warna dari daun yang diamati. Tambahkan pupuk Urea berdasarkan BWD Bahan organik diberikan saat tanam sebagai penutup benih sebanyak 25 – 50 g/lubang atau setara 1,5 – 3,0 t/ha. Pada lahan kering di musim hujan, perlu dibuat saluran drainase pada saat pembumbunan. Pada lahan sawah di musim kemarau dan lahan sawah tadah hujan, pengairan tanaman mutlak diperlukan. Tabel 2. Hama lalat bibit, penggerek batang, dan penggerek tongkol disemprot insektisida karbofuran. Penyakit bulai dikendalikan dengan perlakuan benih (benih dicampur fungisida 2g/kg benih). Metalaksil Penyiangan pertama umur 14-20 HST, penyiangan kedua tergantung kondisi gulma, dilakukan secara manual atau herbisida kontak Paraquat 1,0-1,5 l/ha. PENGELOLAAN IRIGASI PENGENDALIAN HAMA PENYAKIT PENGENDALIAN GULMA PENANAMAN PEMUPUKAN Pada lahan datar sampai berombak, penanaman dianjurkan menggunakan alat tanam ATB-2R Balitsereal (ditarik hand traktor). Alat tanam ini menanam benih dengan jarak 75 cm x 40 cm, 2 biji/lubang. Penanaman dapat juga dilakukan dengan system alur yang dibuat dengan bajak singkal. Benih diletakkan dalam setiap alur (jarak antar alur 75 cm, dalam alur 40 cm), 2 biji/lubang dan benih ditutup pupuk kandang. Penanaman juga dapat dilakukan menggunakan tugal kayu secara konvensional pada lahan sempit. Prinsip utama pemupukan adalah porsi pupuk seimbang sesuai fase pertumbuhan (Tabel 1). Tabel 1. Jenis dan Takaran Pupuk KOMPONEN TEKNOLOGI DASAR Tahapan pengamatan hara N pada tanaman jagung dengan Bagan Warna Daun (BWD) : Pada umur 7-10 HST dan 28-30 HST, tanaman dipupuk sesuai Tabel 1. Umur 40-45 HST, dilakukan pengamatan hara N pada daun ke-3 dari atas. Lindungi daun dari sinar matahari agar tidak terganggu w w 1) Hanya diberikan jika dari hasil analisis tanah kekurangan unsur Sulfur (S). 2) Takaran dapat berubah sesuai hasil analisis tanah atau rekomendasi setempat. 3) Jika menggunakan pupuk majemuk, takaran N, P, dan K disetarakan

PENDAHULUAN PENANAMAN P - jabar.litbang.pertanian.go.idjabar.litbang.pertanian.go.id/images/stories/leaflet 2013/02_PTT...jagung dengan Bagan Warna Daun (BWD) : Pada umur 7-10 HST

Embed Size (px)

Citation preview

Pengelolaan Tanaman dan sumberdaya Terpadu (PTT) adalah suatu pendekatan

budidaya yang mengutamakan pengelolaan tanaman, lahan, air dan OPT secara terpadu

PENDAHULUAN

Pengelolaan tanaman terpadu jagung dari aspek budidaya dilakukan dengan tahapan sebagai berikut:

Populasi tanaman anjuran 66.600 per ha, yaitu dengan menanam jarak 75 cm x 20 cm (1 biji/ lubang) atau 75 cm x 40 cm (2 biji/ lubang).

Pada wilayah dengan periode hujan panjang dianjurkan menanam jagung jenis hibrida atau jenis komposit unggul yang sesuai dengan referensi konsumen. Varietas unggul hasil Badan Litbang pertanian: Varietas

Komposit: Lagaligo, Gumarang, Kresna, Lamuru, Palakka, Sukmaraga, Srikandi Kuning-1, Srikandi Putih-1, Anoman-1; (2) Varietas Hibrida: Semar-3, Semar-4, Semar-5, Semar-6, Semar-7, Semar-8, Semar-9, Semar-10, Bima-1, Bima-2, Bantimurung, Bima-3 Bantimurung.

Benih yang ditanam harus bermutu tinggi dengan daya kecambah tidak kurang dari 95%. Sebelum ditanam, benih dicampur dengan fungisida dengan takaran 2 g/kg benih. Agar dapat tercampur merata, fungisida dibasahi terlebih dahulu dengan air sebanyak 10 ml untuk setiap 2 g . Kebutuhan benih untuk 1 ha lahan berkisar antara 15-20 kg.

(1)

Metalaksil

Metalaksil

Pemilihan Varietas dan Benih Bermutu.

Populasi Tanaman

pantulan cahaya. Daun diletakakkan diatas BWD. Bandingkan warna daun dengan skalawarna BWD. Rata-ratakan nilai warna dari daun yang diamati.

Tambahkan pupuk Urea berdasarkan BWD

Bahan organik diberikan saat tanam sebagai penutup benih sebanyak 25 – 50 g/lubang atau setara 1,5 – 3,0 t/ha.

Pada lahan kering di musim hujan, perlu dibuat sal uran drainase pada saat pembumbunan. Pada lahan sawah di musim kemarau dan lahan sawah tadah hujan, pengairan tanaman mutlak

diperlukan.

Tabel 2.

Hama lalat bibit, penggerek batang, dan penggerek tongkol d i s e m p r o t i n s e k t i s i d a karbofuran. Penyakit bulai dikendalikan dengan perlakuan benih (benih dicampur fungisida

2g/kg benih).Metalaksil

Peny iang an p ertama um ur 14-20 HST, penyiangan kedua tergantung kondisi gulma, dilakukan secara manual atau herbisida kontak Paraquat 1,0-1,5 l/ha.

PENGELOLAAN IRIGASI

PENGENDALIAN HAMA PENYAKIT

PENGENDALIAN GULMA

PENANAMAN

PEMUPUKAN

Pada lahan datar sampai berombak, penanaman dianjurkan menggunakan alat tanam ATB-2R Balitsereal (ditarik hand traktor). Alat tanam ini menanam benih dengan jarak 75 cm x 40 cm, 2 biji/lubang. Penanaman dapat juga dilakukan dengan system alur yang dibuat dengan bajak singkal. Benih diletakkan dalam setiap alur (jarak antar alur 75 cm, dalam alur 40 cm), 2 biji/lubang dan benih ditutup pupuk kandang. Penanaman juga dapat dilakukan menggunakan tugal kayu secara konvensional pada lahan sempit.

Prinsip utama pemupukan adalah porsi pupuk seimbang sesuai fase pertumbuhan (Tabel 1).Tabel 1. Jenis dan Takaran Pupuk

KOMPONEN TEKNOLOGI DASAR

Tahapan pengamatan hara N pada tanaman jagung dengan Bagan Warna Daun (BWD) :

Pada umur 7-10 HST dan 28-30 HST, tanaman dipupuk sesuai Tabel 1. Umur 40-45 HST, dilakukan pengamatan hara N pada daun ke-3 dari atas. Lindungi daun dari sinar matahari agar tidak terganggu

w

w

1) Hanya diberikan jika dari hasil analisis tanah kekurangan unsur Sulfur (S).

2) Takaran dapat berubah sesuai hasil analisis tanah atau rekomendasi setempat.

3) Jika menggunakan pupuk majemuk, takaran N, P, dan K disetarakan

PANEN DAN PROSESING HASIL

Sebelum panen bagian tanaman di atas tongkol dipangkas saat biji masak fisiologis atau kelobot mulai mongering/berwarna cokelat. Panen saat cuaca cerah, pada kadar air biji 30% biji mengeras dan telah membentuk lapisan hitam minimal 5% barisan biji. Tongkol segera dijemur. Pemipilan dilakukan jika kadar air 20% dan biji dijemur lagi hingga kadar air 14% dan siap dipasarkan

.

a. Lahan kering

Pemupukan

Tabel 3. Jenis dan takaran pupuk anorganik

Cara pemberian pupuk:w

w

Pada umur 7-10 HST dan 28-30 HST, tanaman dipupuk sesuai Tabel 3. Pemberian pada lubang tugal sedalam 5 cm – 10 cm, dengan jarak 5 cm – 10 cm di samping tanaman dan lubang ditutup tanah.Umur 40-45 HST, dilakukan pengamatan hara N pada daun ke-3 dari atas. Lindungi daun dari sinar matahari agar tidak terganggu pantulan cahaya. Daun diletakakkan diatas BWD. Bandingkan warna daun dengan skala warna BWD. Rata-ratakan nilai warna dari daun yang diamati.

TEKNOLOGI BUDIDAYA SPESIFIK LOKASI

b. Lahan Sawah

Pemupukan

Tabel 4. Jenis dan takaran pupuk anorganik

*) diberikan jika tanah kekurangan unsur hara Sul fur (S)**) Takaran pupuk dapat diubah sesuai ketersediaan hara tanah hasil

analisis tanah

Cara pemberian pupuk:

w

w

Pada umur 7-10 HST dan 28-30 HST, tanaman dipupuk sesuai Tabel 4. Pemberian pada lubang tugal sedalam 5 cm – 10 cm, dengan jarak 5 cm – 10 cm di samping tanaman dan lubang ditutup tanah.Umur 40-45 HST, dilakukan pengamatan hara N pada daun ke-3 dari atas. Lindungi daun dari sinar matahari agar tidak terganggu pantulan cahaya. Daun diletakakkan d i a t a s B W D . Bandingkan warna daun dengan skala warna.

Seri : Tanaman PanganNomor : 02/Leaflet/APBN/2013/Nur F., Hendi S.Cetakan Ke 2 T.A. 2013

BPTP JAWA BARATJl. Kayuambon No. 80 Lembang 40391

Telp./Fax. : 022-2786238/2789846Website : jabar.litbang.deptan.go.id