15
PENDEKATAN TERAPI PERILAKU (BEHAVIOUR THERAPY) Materi Kuliah Psikoterapi UIN-Makassar,Fak. Dakwah, Jur. BPI, Dosen: Ir.Henrikus, S.Psi, CHt Terapi perilaku (Behaviour therapy, behavior modification) adalah pendekatan untuk psikoterapi yang didasari oleh Teori Belajar (learning theory) yang bertujuan untuk menyembuhkan psikopatologi seperti; depression, anxiety disorders, phobias, dengan memakai tehnik yang didisain menguatkan kembali perilaku yang diinginkan dan menghilangkan perilaku yang tidak diinginkan. SEJARAH PERKEMBANGAN TERAPI PERILAKU Watson dkk selama 1920 melakukan pengkondisian (conditioning) dan pelepasan kondisi (deconditioning) pada rasa takut, merupakan cikal bakal terapi perilaku formal. Pada tahun 1927, Ivan Pavlov terkenal dengan percobaannya pada anjing dengan memakai suara bell untuk mengkondisikan anjing bahwa bell = makanan, yang kemudian dikenal juga sebagai Stimulus dan Respon. Terapi perilaku pertama kali ditemukan pada tahun 1953 dalam proyek penelitian oleh BF Skinner, Ogden Lindsley, dan Harry C. Salomo. Selain itu termasuk juga Wolpe Yusuf dan Hans Eysenck. Secara umum, terapi perilaku berasal dari tiga Negara, yaitu Afrika Selatan (Wolpe), Amerika Serikat (Skinner), dan Inggris (Rachman dan Eysenck) yang masing-masing memiliki pendekatan berbeda dalam melihat masalah perilaku. Eysenck memandang masalah

PENDEKATAN TERAPI PERILAKU

Embed Size (px)

DESCRIPTION

behavior therapy

Citation preview

Page 1: PENDEKATAN TERAPI PERILAKU

PENDEKATAN TERAPI PERILAKU (BEHAVIOUR THERAPY)

Materi Kuliah Psikoterapi UIN-Makassar,Fak. Dakwah, Jur. BPI, Dosen: Ir.Henrikus, S.Psi,

CHt

 

Terapi perilaku (Behaviour therapy, behavior modification) adalah pendekatan untuk psikoterapi

yang didasari oleh Teori Belajar (learning theory) yang bertujuan untuk menyembuhkan

psikopatologi seperti; depression, anxiety disorders, phobias, dengan memakai tehnik yang

didisain menguatkan kembali perilaku yang diinginkan dan menghilangkan perilaku yang tidak

diinginkan.  

 

SEJARAH PERKEMBANGAN TERAPI PERILAKU

Watson dkk selama 1920 melakukan pengkondisian (conditioning) dan pelepasan kondisi

(deconditioning) pada rasa takut, merupakan cikal bakal terapi perilaku formal.  Pada tahun

1927, Ivan Pavlov terkenal dengan percobaannya pada anjing dengan  memakai suara bell untuk

mengkondisikan anjing bahwa bell = makanan, yang kemudian dikenal juga sebagai Stimulus

dan Respon.

 

Terapi perilaku pertama kali ditemukan pada tahun 1953 dalam proyek penelitian oleh BF

Skinner, Ogden Lindsley, dan Harry C. Salomo. Selain itu termasuk juga Wolpe Yusuf dan Hans

Eysenck.

Secara umum, terapi perilaku berasal dari tiga Negara, yaitu Afrika Selatan (Wolpe), Amerika

Serikat (Skinner), dan Inggris (Rachman dan Eysenck) yang masing-masing memiliki

pendekatan berbeda dalam melihat masalah perilaku. Eysenck memandang masalah perilaku

sebagai interaksi antara karakteristik kepribadian, lingkungan, dan perilaku.

Skinner dkk. di Amerika Serikat menekankan pada operant conditioning yang menciptakan

sebuah pendekatan fungsional untuk penilaian dan intervensi berfokus pada pengelolaan

kontingensi seperti ekonomi dan aktivasi perilaku.

Ogden Lindsley merumuskan precision teaching, yang mengembangkan program grafik (bagan

celeration) standar untuk memantau kemajuan klien. Skinner secara pribadi lebih tertarik pada

program-program untuk meningkatkan pembelajaran pada mereka dengan atau tanpa cacat dan

bekerja dengan Fred S. Keller untuk mengembangkan programmed instruction.

Page 2: PENDEKATAN TERAPI PERILAKU

 

Program ini dicoba ke dalam pusat rehabilitasi Aphasia dan berhasil. Gerald Patterson

menggunakan program yang sama untuk mengembangkan teks untuk mengasuh anak-anak

dengan masalah perilaku.

 

Tujuan:

 

Tujuan umum terapi tingkah laku adalah menciptakan kondisi-kondisi baru bagi proses belajar.

Dasar alasannya ialah bahwa segenap tingkah laku adalah dipelajari (learned), termasuk tingkah

laku yang maladaptif. Jika tingkah laku neurotik learned, maka ia bisa unlearned (dihapus dari

ingatan), dan tingkah laku yang lebih efektif bisa diperoleh. Terapi tingkah laku pada hakikatnya

terdiri atas proses penghapusan hasil belajar yang tidak adaptif dan pemberian pengalaman-

pengalaman belajar yang di dalamnya terdapat respons-respons yang layak, namun belum

dipelajari;

Meningkatkan perilaku, atau

Menurunkan perilaku

Meningkatkan perilaku:

Reinforcement positif: memberi penghargaan thd perilaku

Reinforcement negatif: mengurangi stimulus aversi

Mengurangi perilaku:

Punishment: memberi stimulus aversi

Respons cost: menghilangkan atau menarik reinforcer

Extinction: menahan reinforcer

 

Teori dasar Metode Terapi Perilaku

Perilaku maladaptif dan kecemasan persisten telah dibiasakan (conditioned) atau dipelajari

(learned)

Terapi  untuk perilaku maladaptif adalah dg penghilangan kebiasaan (deconditioning) atau

ditinggalkan (unlearning)

Page 3: PENDEKATAN TERAPI PERILAKU

Untuk menguatkan perilaku adalah dg pembiasaan perilaku (operant and clasical conditioning)

Fungsi dan Peran Terapis

Terapis tingkah laku harus memainkan peran aktif dan direktif dalam pemberian treatment, yakni

terapis menerapkan pengetahuan ilmiah pada pencarian pemecahan masalah-masalah manusia,

para kliennya. Terapi tingkah laku secara khas berfungsi sebagai guru, pengarah, dan ahli dalam

mendiagnosis tingkah laku yang maladaptif dan dalam menentukan prosedur-prosedur

penyembuhan yang diharapkan, mengarah pada tingkahlaku yang baru dan adjustive.

 

Hubungan antara Terapis dan Klien

Pembentukan hubungan pribadi yang baik adalah salah satu aspek yang esensial dalam proses

terapeutik, peran terapis yang esensial adalah peran sebagai agen pemberi perkuatan. Para terapis

tingkah laku menghindari bermain peran yang dingin dan impersonal sehingga hubungan

terapeutik lebih terbangun daripada hanya memaksakan teknik-teknik kaku kepada para klien. .

 

Bentuk bentuk terapi Perilaku

1.  Sistematis Desensitisasi, adalah jenis terapi perilaku yang digunakan dalam bidang psikologi

untuk membantu secara efektif mengatasi fobia dan gangguan kecemasan lainnya. Lebih khusus

lagi, adalah jenis terapi Pavlov/terapi operant conditioning therapy yang dikembangkan oleh

psikiater Afrika Selatan, Joseph Wolpe.

Dalam metode ini, pertama-tama klien diajarkan keterampilan relaksasi untuk mengontrol rasa

takut dan kecemasan untuk fobia spesifik. Klien dianjurkan menggunakannya untuk bereaksi

terhadap situasi dan kondisi sedang ketakutan. Tujuan dari proses ini adalah bahwa seorang

individu akan belajar untuk menghadapi dan mengatasi phobianya, yang kemudian mampu

mengatasi rasa takut dalam phobianya.

Fobia spesifik merupakan salah satu gangguan mental yang menggunakan proses desensitisasi

sistematis. Ketika individu memiliki ketakutan irasional dari sebuah objek, seperti ketinggian,

anjing, ular, mereka cenderung untuk menghindarinya.

 Tujuan dari desensitisasi sistematis untuk mengatasi ini adalah pola memaparkan pasien

bertahap ke objek fobia sampai dapat ditolerir.

 

Page 4: PENDEKATAN TERAPI PERILAKU

2.  Exposure and Response Prevention (ERP),  untuk berbagai gangguan kecemasan, terutama

gangguan Obsessive Compulsive. Metode ini berhasil bila efek terapeutik yang dicapai ketika

subjek menghadapi respons dan menghentikan pelarian.

Metodenya dengan memaparkan pasien pada situasi dengan harapan muncul kemampuan

menghadapi respon (coping) yang akan mengurangi mengurangi tingkat kecemasannya. 

Sehingga pasien bisa belajar dengan menciptakan coping strategy terhadap keadaan yang bisa

menyebabkan kecemasan perasaan dan pikiran.  Coping strategy ini dipakai untuk mengontrol

situasi, diri sendiri dan yang lainnya untuk mencegah timbulnya kecemasan.

 

3. Modifikasi perilaku, menggunakan teknik perubahan perilaku yang empiris untuk

memperbaiki perilaku, seperti mengubah perilaku individu dan reaksi terhadap rangsangan

melalui penguatan positif dan negatif.

Penggunaan pertama istilah modifikasi perilaku nampaknya oleh Edward Thorndike pada tahun

1911. Penelitian awal tahun 1940-an dan 1950-an istilah ini digunakan oleh kelompok penelitian

Joseph Wolpe, teknik ini digunakan untuk meningkatkan perilaku adaptif melalui reinforcement

dan menurunkan perilaku maladaptive melalui hukuman (dengan penekanan pada sebab).

Salah satu cara untuk memberikan dukungan positif dalam modifikasi perilaku dalam

memberikan pujian, persetujuan, dorongan, dan penegasan; rasio lima pujian untuk setiap satu

keluhan yang umumnya dipandang sebagai efektif dalam mengubah perilaku dalam cara yang

dikehendaki dan bahkan menghasilkan kombinasi stabil.

4. Flooding, adalah teknik psikoterapi yang digunakan untuk mengobati fobia. Ini bekerja

dengan mengekspos pasien pada keadaan yang menakutkan mereka.  Misalnya ketakutan pada

laba laba (arachnophobia ),  pasien kemudian dikurung bersama sejumlah laba laba sampai

akhirnya sadar bahwa tidak ada yang terjadi. 

Banjir ini diciptakan oleh psikolog Thomas Stampfl pada tahun 1967. Flooding adalah bentuk

pengobatan yang efektif untuk fobia antara lain psychopathologies. Bekerja pada prinsip-prinsip

pengkondisian klasik-bentuk pengkondisian Pavlov klasik-di mana pasien mengubah perilaku

mereka untuk menghindari rangsangan negatif.

 

Tehnik Terapi: 

Page 5: PENDEKATAN TERAPI PERILAKU

1. Mencari stimulus yang memicu gejala gejala

2. Menaksir/analisa kaitan kaitan bagaimana gejala gejala menyebabkan perubahan tingkah

laku klien dari keadaan normal sebelumnya.

3. Meminta klien membayangkan sejelas jelasnya dan menjabarkannya tanpa disertai celaan

atau judgement oleh terapis.

4. Bergerak mendekati pada ketakutakan yang paling ditakuti yang dialami klien dan

meminta kepadanya untuk membayangkan apa yang paling ingin dihindarinya, dan

5. Ulangi lagi prosedur di atas sampai kecemasan tidak lagi muncul dalam diri klien.

5. Latihan relaksasi 

Relaksasi menghasilkan efek fisiologis yang berlawanan dengan kecemasan yaitu kecepatan

denyut jantung yang lambat, peningkatan aliran darah perifer, dan stabilitas neuromuscular.

Berbagai metode relaksasi telah dikembangkan, walaupun beberapa diantaranya, seperti yoga

dan zen, telah dikenal selama berabad-abad.

Sebagian besar metode untuk mencapai relaksasi didasarkan pada metode yang dinamakan

relaksasi progresif. Pasien merelaksasikan kelompok otot-otot besarnya dalam urutan yang

tertentu, dimulai dengan kelompok otot kecil di kaki dan menuju ke atas atau sebaliknya.

Beberapa klinisi menggunakan hypnosis untuk mempermudah relaksasi atau menggunakan tape

recorder untuk memungkinkan pasien mempraktekkan relaksasi sendiri.

Khayalan mental atau mental imagery adalah metode relaksasi dimana pasien diinstruksikan

untuk mengkhayalkan diri sendiri di dalam tempat yang berhubungan dengan rasa relaksasi yang

menyenangkan. Khayalan tersebut memungkinkan pasien memasuki keadaan atau pengalaman

relaksasi seperti yang dinamakan oleh Benson, respon relaksasi.

 

6. Observational learning, Juga dikenal sebagai: monkey see monkey do. Ada 4 proses utama

observasi pembelajaran.

Attention to the model.

Retention of details (observer harus mampu mengingat kebiasaan model)

Motor reproduction (observer mampu menirukan aksi)

Motivation and opportunity (observer harus termotivasi melakukan apa yang telah diobservasi

dan diingat dan harus berkesempatan melakukannya).

Page 6: PENDEKATAN TERAPI PERILAKU

reinforcement. Punishment may discourage repetition of the behaviour

7.Latihan Asertif 

Tehnik latihan asertif membantu klien yang:

1. Tidak mampu mengungkapkan ‘’emosi’’ baik berupa mengungkapkan rasa marah atau

perasaan tersinggung.

2. Menunjukkan kesopanan yang berlebihan dan selalu mendorong orang lain untuk

mendahuluinya,

3. Klien yang sulit menyatakan penolakan, mengucapkan kata “Tidak”.

4. Merasa tidak punya hak untuk memiliki perasaan-perasaan dan pikiran-pikiran sendiri.

Prosedur:  

Latihan asertif menggunakan prosedur-prosedur permainan peran.

Misalnya, klien mengeluh bahwa dia acap kali merasa ditekan oleh atasannya untuk melakukan

hal-hal yang rnenurut penilaiannya buruk dan merugikan serta mengalami hambatan untuk

bersikap tegas di hadapan atasannya itu.

Cara Terapinya:

Pertama-tama klien memainkan peran sebagai atasan, memberi contoh bagi terapis, sementara

terapis mencontoh cara berpikir dan cara klien menghadapi atasan. Kemudian, mereka saling

menukar peran sambil klien mencoba tingkah laku baru dan terapis memainkan peran sebagai

atasan. Klien boleh memberikan pengarahan kepada terapis tentang bagaimana memainkan

peran sebagai atasannya secara realistis, sebaliknya terapis melatih klien bagaimana bersikap

tegas terhadap atasan.

8. Terapi Aversi

Teknik-teknik pengondisian aversi, yang telah digunakan secara luas untuk meredakan

gangguan-gangguan behavioral yang spesifik, melibatkan pengasosiasian tingkah laku

simtomatik dengan suatu stimulus yang menyakitkan sampai tingkah laku yang tidak diinginkan

terhambat/hilang.

Terapi ini mencakup gangguan, kecanduan Alkohol, Napza, Kompulsif, Fetihisme,

Homoseksual, Pedhophilia, Judi, Penyimpangan seksual lainnya.

Page 7: PENDEKATAN TERAPI PERILAKU

Teknik-teknik aversi adalah metode-metode yang paling kontroversi, misalnya memberikan

kejutan listrik pada anak anak autis bila muncul tingkah laku yang tidak diinginkan.

 

Efek-efek samping:

Emosional tambahan seperti tingkah laku yang tidak diinginkan yang dihukum boleh jadi akan

ditekan hanya apabila penghukum hadir.

Jika tidak ada tingkah laku yang menjadi alternatif bagi tingkah laku yang dihukum, maka

individu ada kemungkinan menarik diri secara berlebihan,

Pengaruh hukuman boleh jadi digeneralisasikan kepada tingkah laku lain yang berkaitan dengan

tingkah laku yang dihukum, Mis; Seorang anak yang dihukum karena kegagalannya di sekolah

boleh jadi akan membenci semua pelajaran, sekolah, semua guru, dan barangkali bahkan

membenci belajar pada umumnya,

9. Pengondisian operan

Tingkah laku operan adalah tingkah laku yang memancar yang menjadi ciri organisme aktif. Ia

adalah tingkah laku beroperasi di lingkungan untuk menghasilkan akibat-akibat. Tingkah laku

operan merupakan tingkah laku paling berarti dalam kehidupan sehari-hari, yang mencakup

membaca, berbicara, berpakaian, makan dengan alat-alat makan, bermain, dsb.

Menurut Skinner (1971) jika suatu tingkah laku diganjar maka probabilitas kemunculan kembali

tingkah laku tersebut di masa mendatang akan tinggi. Prinsip penguatan yang menerangkan

pembentukan, memelihara, atau penghapusan pola-pola tingkah laku, merupakan inti dari

pengondisian operan. Berikut ini uraian ringkas dari metode-metode pengondisian operan yang

mencakup: perkuatan positif, pembentukan respons, perkuatan intermiten, penghapusan,

pencontohan, dan token economy.

Perkuatan positif, adalah pembentukan suatu pola tingkah laku dengan memberikan ganjaran

atau perkuatan segera setelah tingkah laku yang diharapkan muncul. Cara ini ampuh untuk

mengubah tingkah laku. Pemerkuat-pemerkuat, baik primer maupun sekunder, diberikan untuk

rentang tingkah laku yang luas. Pemerkuat-pemerkuat primer memuaskan kebutuhan-kebutuhan

fisiologis. Contoh pemerkuat primer adalah makanan dan tidur atau istirahat. Pemerkuat-

Page 8: PENDEKATAN TERAPI PERILAKU

pemerkuat sekunder, yang memuaskan kebutuhan kebutuhan psikologis dan sosial, memiliki

nilai karena berasosiasi dengan pernerkuat-pemerkuat primer.

Pembentukan Respon, adalah tingkah laku yang sekarang secara bertahap diubah dengan

memperkuat unsur-unsur kecil dari tingkah laku baru yang diinginkan secara berturut-turut

sampai mendekati tingkah laku akhir. Pembentukan respons berwujud pengembangan suatu

respons yang pada mulanya tidak terdapat dalam perbendaharaan tingkah laku individu.

Perkuatan sering digunakan dalam proses pembentukan respons ini. jadi, misalnya, jika seorang

guru ingin membentuk tingkah laku kooperatif sebagai ganti tingkah laku kompetitif, dia bisa

memberikan perhatian dan persetujuan kepada tingkah laku yang diinginkannya itu. Pada anak

autistik yang tingkah laku motorik, verbal, emosional, dan sosialnya kurang adaptif, terapis bisa

membentuk tingkah laku yang lebih adaptif dengan memberikan pemerkuat-pemerkuat primer

maupun sekunder.

Perkuatan intermiten, diberikan secara bervariasi kepada tingkah laku yang spesifik. Tingkah

laku yang dikondisikan oleh perkuatan intermiten pada umumnya lebih tahan terhadap

penghapusan dibanding dengan tingkah laku yang dikondisikan melalui pemberian perkuatan

yang terus-menerus. Dalam menerapkan pemberian perkuatan pada pengubahan tingkah laku,

pada tahap-tahap permulaan terapis harus mengganjar setiap terjadi munculnya tingkah laku

yang diinginkan, sesegera mungkin saat tingkah laku yang diinginkan muncul. Dengan cara ini,

penerima perkuatan akan belajar, tingkah laku spesifik apa yang diganjar. Bagaimanapun, setelah

tingkah laku yang diinginkan itu meningkat frekuensi kemunculannya, frekuensi pemberian

perkuatan bisa dikurangi.

Penghapusan, adalah dengan landadsan bahwa apabila suatu respons terus-menerus dibuat tanpa

perkuatan, maka respons tersebut cenderung menghilang. Dengan demikian, karena pola-pola

tingkah laku yang dipelajari cenderung melemah dan terhapus setelah suatu periode, cara untuk

menghapus tingkah laku yang maladaptif adalah menarik perkuatan dari tingkah laku yang

maladaptif itu. Penghapusan dalam kasus semacam ini boleh jadi berlangsung lambat karena

tingkah laku yang akan dihapus telah dipelihara oleh perkuatan intermiten dalam jangka waktu

lama. Wolpe (1969) menekankan bahwa penghentian pemberian perkuatan harus serentak dan

penuh. Misalnya, jika seorang anak menunjukkan kebandelan di rumah dan di sekolah, orang tua

dan guru si anak bisa menghindari pemberian perhatian sebagai cara untuk menghapus

Page 9: PENDEKATAN TERAPI PERILAKU

kebandelan anak tersebut. Pada saat yang sama perkuatan positif bisa diberikan kepada si anak

agar belaj.u tingkah laku yang diinginkan.

Modeling, metodenya dengan mengamati seorang  kemudian mencontohkan tingkah laku sang

model.  Bandura(1969), menyatakan bahwa belajar yang bisa diperoleh melalui pengalaman

langsung, bisa juga diperoleh secara tidak langsung dengan mengamati tingkah laku orang lain

berikut konsekuensi-konsekuensinya. Jadi, kecakapan-kecakapan sosial tertentu bisa diperoleh

dengan mengamati dan mencontoh tingkah laku model-model yang ada. Juga reaksi-reaksi

emosional yang terganggu yang dimiliki seseorang bisa dihapus dengan cara orang itu

mengamati orang lain yang mendekati objek-objek atau situasi-situasi yang ditakuti tanpa

mengalami akibat-akibat yang menakutkan dengan tindakan yang dilakukannya. Pengendalian

diri pun bisa dipelajari melalui pengamatan atas model yang dikenai hukuman. Status dan

kehormatan model amat berarti dan orang-orang pada umumnya dipengaruhi oleh tingkah laku

model-model yang menempati status yang tinggi dan terhormat di mata mereka sebagai

pengamat.

Token Ekonomi, metode token economy dapat digunakan untuk membentuk tingkah laku

apabila persetujuan dan pemerkuat-pemerkuat yang tidak bisa diraba lainnya tidak memberikan

pengaruh. Dalam token economy, tingkah laku yang layak bisa diperkuat dengan perkuatan-

perkuatan yang bisa diraba (tanda-tanda seperti kepingan logam) yang nantinya bisa ditukar

dengan objek-objek atau hak istimewa yang diingini. Metode taken economy sangat mirip

dengan yang dijumpai dalam kehidupan nyata, misalnya, para pekerja dibayar untuk hasil

pekerjaan mereka.

Hasil Terapi Perilaku

Terapi perilaku telah berhasil dalam berbagai gangguan dan mudah diajarkan. Cara ini memakan

waktu yang lebih sedikit dibandingkan terapi lain dan lebih murah digunakan. Keterbatasan

metode adalah bahwa cara ini berguna untuk gejala perilaku yang terbatas, bukannya disfungsi

global (sebagai contohnya, konflik neurotic, gangguan kepribadian). Ahli teori yang berorientasi

analitik telah mengkritik terapi perilaku dengan mengatakan bahwa menghilangkan gejala

sederhana dapat menyebabkan gejala pengganti. Dengan kata lain, jika gejala tidak dipandang

sebagai akibat dari konflik dalam diri ( inner conflict ) dan jika penyebb inti dari gejala tidak di

jawab atau di ubah, hasilnya adalah timbulnya gejala baru. Satu interpretasi terapi perilaku

Page 10: PENDEKATAN TERAPI PERILAKU

dicontohkan oleh pernyataan controversial dari Eysenck: “ teori belajar tentang gejala neurotic

adalah semata – mata kebiasaan yang dipelajari; tidak terdapat neurosis yang mendasari gejala,

tetapi semata- mata gejala itu sendiri. Sembuhkan gejalanya dan anda telah menghilangkan

neurosis.” Beberapa ahli terapi percaya bahwa terapi perilaku adalah pendekatan yang terlalu

disederhanakan kepada psikopatologi dan interaksi kompleks antara ahli terapi dan pasien.

Substitusi gejala mungkin tidak dapat dihindari, tetapi kemungkinannya adalah suatu

pertimbangan penting dalam menilai kemanjuran terapi perilaku.

Seperti pada bentuk terapi lainnya, suatu pemeriksaan masalah, motivasi dan kekuatan psikologis

pasien harus dilakukan sebelum menerapkan pendekatan terapi perilaku.