58
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM KELAS X, SMK TUNAS BANGSA [Pick the date] BAB 1 MANUSIA SEBAGAI KHALIFAH A. TUGAS MANUSIA DI BUMI 1. Surat Al Baqarah : 30 Artinya: “Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang Khalifah di muka bumi.” Mereka berkata: “Mengapa Engkau hendak menjadikan (Khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?” Tuhan berfirman: “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.” .” (Q.S. Al Baqarah [2]: 30). a. Kandungan ayat Allah SWT menciptakan manusia di muka bumi agar manusia dapat menjadi Khalifah di muka bumi tersebut. Yang dimaksud dengan Khalifah ialah bahwa manusia diciptakan untuk menjadi penguasa yang mengatur apa-apa yang ada di bumi, seperti tumbuhannya, hewannya, hutannya, airnya, sungainya, gunungnya, lautnya, perikanannya dan seyogyanya manusia harus mampu memanfaatkan segala apa yang ada di bumi untuk kemaslahatannya. Jika manusia telah mampu menjalankan itu semuanya maka sunatullah yang menjadikan manusia sebagai Khalifah di bumi benar-benar dijalankan dengan baik oleh manusia tersebut, terutama manusia yang beriman kepada Allah SWT dan Rasulullah SAW. b. Kesimpulan kandungan Surat Al Baqarah : 30, diantaranya: 1. Allah memberitahu kepada malaikat bahwa Allah akan menciptakan Khalifah di bumi 2. Allah memilih manusia menjadi Khalifah di muka bumi 3. malaikat menyangsikan kemampuan manusia dalam mengemban tugas sebagai manusia. Menurut pandangan malaikat, manusia suka membuat kerusakan dan menumpahkan darah

Pendidikan Agama Islam Kelas X, SMK Tunas Bangsa Web viewMemurnikan agama Allah dari ajaran-ajaran ... Dengan memahami dan menghayati sifat-sifat dan asma Allah SWT ... Contoh akhlak

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Pendidikan Agama Islam Kelas X, SMK Tunas Bangsa Web viewMemurnikan agama Allah dari ajaran-ajaran ... Dengan memahami dan menghayati sifat-sifat dan asma Allah SWT ... Contoh akhlak

Pendidikan Agama Islam Kelas X, SMK Tunas Bangsa [Pick the date]

BAB 1MANUSIA SEBAGAI KHALIFAH

A. TUGAS MANUSIA DI BUMI

1. Surat Al Baqarah : 30

Artinya: “Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang Khalifah di muka bumi.” Mereka berkata: “Mengapa Engkau hendak menjadikan (Khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?” Tuhan berfirman: “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.”.” (Q.S. Al Baqarah [2]: 30).

a. Kandungan ayat

Allah SWT menciptakan manusia di muka bumi agar manusia dapat menjadi Khalifah di muka bumi tersebut. Yang dimaksud dengan Khalifah ialah bahwa manusia diciptakan untuk menjadi penguasa yang mengatur apa-apa yang ada di bumi, seperti tumbuhannya, hewannya, hutannya, airnya, sungainya, gunungnya, lautnya, perikanannya dan seyogyanya manusia harus mampu memanfaatkan segala apa yang ada di bumi untuk kemaslahatannya. Jika manusia telah mampu menjalankan itu semuanya maka sunatullah yang menjadikan manusia sebagai Khalifah di bumi benar-benar dijalankan dengan baik oleh manusia tersebut, terutama manusia yang beriman kepada Allah SWT dan Rasulullah SAW.

b. Kesimpulan kandungan Surat Al Baqarah : 30, diantaranya:

1. Allah memberitahu kepada malaikat bahwa Allah akan menciptakan Khalifah di bumi2. Allah memilih manusia menjadi Khalifah di muka bumi3. malaikat menyangsikan kemampuan manusia dalam mengemban tugas sebagai manusia.

Menurut pandangan malaikat, manusia suka membuat kerusakan dan menumpahkan darah

4. Malaikat beranggapan bahwa yang pantas menjadi Khalifah di bumi adalah dirinya. Malaikat merasa selalu bertasbih, bertauhid dan menyucikan Allah

5. Allah lebih mengetahui apa yang tidak diketahui oleh malaikat

2. Surat Al Mukminun : 12-14

Artinya: 12. Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah. 13. Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). 14. Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu

Page 2: Pendidikan Agama Islam Kelas X, SMK Tunas Bangsa Web viewMemurnikan agama Allah dari ajaran-ajaran ... Dengan memahami dan menghayati sifat-sifat dan asma Allah SWT ... Contoh akhlak

Pendidikan Agama Islam Kelas X, SMK Tunas Bangsa [Pick the date]

tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha sucilah Allah, Pencipta Yang Paling Baik.” (Q.S. Al Mukminun [23]: 12-14).

a. Kandungan ayat

Dalam surat Al Mukminun ayat 12-14 Allah SWT menerangkan tentang proses penciptaan manusia. Sebelum para ahli dalam bidang kedokteran modern mengetahui proses asal usul kejadian penciptaan manusia dalam rahim ibunya, Allah SWT sudah terlebih dahulu mejelaskan perihal kejadian tersebut dalam Al Qur’an seperti dalam surat Al Mukminun ayat 12-14, dan diperkuat oleh ayat lainnya di antaranya Surat Al Hasyr ayat 24 yang berbunyi:

Artinya : Dialah Allah yang Menciptakan, yang Mengadakan, yang membentuk Rupa, yang mempunyai asmaaul Husna. bertasbih kepadanya apa yang di langit dan bumi. dan Dialah yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.(Q.S. Al Hasyr [59] : 24).

Pada surat Al Mukminun ayat 12 -14 Allah SWT menjelaskan bahwa proses penciptaan manusia dalam rahim ibunya terbagi menjadi 3 fase yaitu:1. Fase air mani2. Fase segumpal darah3. Fase segumpal daging

Yang masing-masing fasenya memakan waktu 40 hari, hal ini dijelaskan dalam sebuah hadits yang di riwayatkan oleh bukhari:

: الله رسول حدثنا قال عنه الله رضي مسعود بن الله عبد حمن الر عبد أبي عنأمه : بطن في خلقه يجمع أحدكم إن المصدوق الصادق وهو وسلم عليه الله صلى

مثل علقة يكون ثم نطفة، يوما يرسل   أربعين ثم ذلك، مثل مضغة يكون ثم ذلك، : وعمله وأجله رزقه بكتب كلمات بأربع ويؤمر وح، الر فيه فينفخ الملك إليه

. وشقي سعيد ما  أو ى حت ة الجن أهل بعمل ليعمل أحدكم إن غيره إله ال ذي ال الله فووإن فيدخلها، ار الن أهل بعمل فيعمل الكتاب عليه فيسبق ذراع إال وبينها بينه يكون

الكتاب عليه فيسبق ذراع إال وبينها بينه يكون ما ى حت ار الن أهل بعمل ليعمل أحدكمأهل بعمل [ فيعمل [ ومسلم البخاري رواه فيدخلها ة الجن

Artinya : Dari Abdullah bin Mas’ud ra., ia berkata : Rasulullah saw bercerita kepada kami, beliaulah yang benar dan dibenarkan : “Sesungguhnva penciptaan perseoranganmu terkumpul dalam perut ibunva empat puluh hari dan empat puluh malam atau empat puluh malam, kemudian menjadi segumpal darah, semisal itu (40 hari = pen) kemudian menjadi segumpal daging, semisal itu (40 hari = pen), kemudian Allah mengutus Malaikat, kemudian dipermaklumkan dengan empat kata, kemudian malaikat mencari rizkinya, ajalnya (batas hidupnya), amalnya serta celaka dan bahagianya kemudian Malaikat meniupkan ruh padanya. Sesungguhnya salah seorang di antaramu niscaya beramal dengan amal ahli (penghuni) sorga, sehingga jarak antara sorga dengan dia hanya satu hasta, namun catatan mendahuluinya, maka ia beramal dengan penghuni neraka, maka ia masuk neraka. Dan sesungguhnya salah seorang diantaramu, beramal dengan amal ahli neraka, sehingga jarak

Page 3: Pendidikan Agama Islam Kelas X, SMK Tunas Bangsa Web viewMemurnikan agama Allah dari ajaran-ajaran ... Dengan memahami dan menghayati sifat-sifat dan asma Allah SWT ... Contoh akhlak

Pendidikan Agama Islam Kelas X, SMK Tunas Bangsa [Pick the date]

antara neraka dengan dia hanya satu hasta, namun catatan mendahuinya, maka ia beramal dengan amal penghuni sorga, maka ia masuk sorga. (Hadits ditakhrij oleh Bukhari dan Muslim).

Sedangkan dalam surat Al Hasyr: 24 Allah menjelaskan bahwa janin sebelum menjadi manusia sempurna juga mengalami tiga fase, yaitu:

1. Taswir, yaitu digambarkan dengan bentuk garis-garis, waktunya setelah 42 hari2. Al Khalq, yaitu dibuat bagian-bagian tubuhnya3. Al Baru’, yaitu penyempurnaan terhadap bentuk janin

b. Kesimpulan kandungan surat Al Mukminun ayat 12-14 ini antara lain:

1. Menjelaskan tentang proses kejadian manusia2. Allah memberi kesempatan hidup di dunia kepada manusia3. Usia manusia ditentukan oleh Allah SWT4. Manusia diperintahkan untuk memikirkan proses kejadiannya agar tidak sombong kepada

Allah dan sesama manusia

3. Surat Adz Dzariyat ayat 56

Artinya: “Dan tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia melainkan untuk menyembah kepadaku.” (Q.S. Adz Dzariyaat [51]: 56).

a. Kandungan ayat

Surat Adz dzariyaat ayat 56 mengandung makna bahwa semua makhluk Allah, termasuk jin dan manusia diciptakan oleh Allah SWT agar mereka mau mengabdikan diri, taat, tunduk, serta menyembah hanya kepada Allah SWT. Jadi selain fungsi manusia sebagai Khalifah di muka bumi (fungsi horizontal), manusia juga mempunyai fungsi sebagai hamba yaitu menyembah penciptanya (fungsi vertikal), dalam hal ini adalah menyembah Allah karena sesungguhnya Allah lah yang menciptakan semua alam semesta ini.

Seperti diutarakan pada surat Al Mukminun ayat 12-14 bahwa Allah SWT yang menciptakan manusia dari saripati tanah yang terkandung dalam tetesan air yang hina, yaitu air mani, oleh karenanya merupakan suatu keharusan bagi manusia untuk menyembah penciptanya, yang telah menjadikan manusia sebagai makhluk mulia diantara makhluk lainnya.

4. Surat Al Hajj ayat 5

Page 4: Pendidikan Agama Islam Kelas X, SMK Tunas Bangsa Web viewMemurnikan agama Allah dari ajaran-ajaran ... Dengan memahami dan menghayati sifat-sifat dan asma Allah SWT ... Contoh akhlak

Pendidikan Agama Islam Kelas X, SMK Tunas Bangsa [Pick the date]

Artinya: “Hai manusia, jika kamu dalam keraguan tentang kebangkitan (dari kubur), maka (ketahuilah) sesungguhnya Kami telah menjadikan kamu dari tanah, kemudian dari setetes mani, kemudian dari segumpal darah, kemudian dari segumpal daging yang sempurna kejadiannya dan yang tidak sempurna, agar Kami jelaskan kepada kamu dan Kami tetapkan dalam rahim, apa yang Kami kehendaki sampai waktu yang sudah ditentukan, kemudian Kami keluarkan kamu sebagai bayi, kemudian (dengan berangsur-angsur) kamu sampailah kepada kedewasaan, dan di antara kamu ada yang diwafatkan dan (adapula) di antara kamu yang dipanjangkan umurnya sampai pikun, supaya dia tidak mengetahui lagi sesuatupun yang dahulunya telah diketahuinya. Dan kamu lihat bumi ini kering, kemudian apabila telah Kami turunkan air di atasnya, hiduplah bumi itu dan suburlah dan menumbuhkan berbagai macam tumbuh-tumbuhan yang indah. “ (Q.S. Al Hajj [22]: 5).

B. PROSES KEJADIAN MANUSIA

Manusia dalam pandangan Islam tediri atas dua unsur, yaitu jasmani dan rohani. Jasmani manusia bersifat materi yang berasal dari unsur-unsur sari pati tanah. Sedangkan roh manusia merupakan substansi immateri, yang keberadaannya di alam baqa nanti merupakan rahasia Allah SWT. Proses kejadian manusia telah dijelaskan dalam Al Qur’anul Karim dan Hadits Rasulullah SAW. Tentang proses kejadian manusia ini juga dapat dilihat dalam pada Q.S. As Sajadah ayat 7 - 9 yang berbunyi :

Artinya : 7. yang membuat segala sesuatu yang Dia ciptakan sebaik-baiknya dan yang memulai penciptaan manusia dari tanah. 8. kemudian Dia menjadikan keturunannya dari saripati air yang hina. 9. kemudian Dia menyempurnakan dan meniupkan ke dalamnya roh (ciptaan)-Nya dan Dia menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan dan hati; (tetapi) kamu sedikit sekali bersyukur. (Q.S. As Sajadah [32]: 7 - 9).

Dalam hadits Rasulullah SAW tentang kejadian manusia, beliau bersabda yang artinya: “Sesungguhnya setiap kalian dikumpulkan kejadiannya dalam perut ibunya 40 hari sebagai nutfah, kemudain sebagai alaqah seperti itu pula (40 hari), lalu sebagai mudgah seperti itu, kemudian diutus malaikat kepadanya, lalu malaikat itu meniupkan ruh kedalam tubuhnya.” (Hadits Bukhari r.a dan muslim).

Ketika masih berbentuk janin sampai umur empat bulan, embrio manusia belum mempunyai ruh, karena baru ditiupkan ke janin itu setelah berumur 4 bulan (4X30 hari). Oleh karena itu, yang menghidupkan tubuh manusia itu bukan roh, tetapi kehidupan itu sendiri sudah ada semenjak manusia dalam bentuk nutfah. Roh yang bersifat immateri mempunyai dua daya, yaitu daya pikir yang disebut dengan akal yang berpusat diotak, serta daya rasa yang disebut kalbu yang berpusat di dada. Keduanya merupakan substansi dai roh manusia.

C. PERANAN MANUSIA SEBAGAI KHALIFAH

Page 5: Pendidikan Agama Islam Kelas X, SMK Tunas Bangsa Web viewMemurnikan agama Allah dari ajaran-ajaran ... Dengan memahami dan menghayati sifat-sifat dan asma Allah SWT ... Contoh akhlak

Pendidikan Agama Islam Kelas X, SMK Tunas Bangsa [Pick the date]

Ketika memerankan fungsinya sebagai Khalifah Allah di muka bumi, ada dua peranan penting yang diamanahkan dan dilaksanakan manusia sampai hari kiamat. Pertama, memakmurkan bumi (al ‘imarah). Kedua, memelihara bumi dari upaya-upaya perusakan yang datang dari pihak manapun (ar ri’ayah).

1. Memakmurkan Bumi

Manusia mempunyai kewajiban kolektif yang dibebankan Allah SWT. Manusia harus mengeksplorasi kekayaan bumi bagi kemanfaatan seluas-luasnya umat manusia. Maka sepatutnyalah hasil eksplorasi itu dapat dinikmati secara adil dan merata, dengan tetap menjaga kekayaan agar tidak punah. Sehingga generasi selanjutnya dapat melanjutkan eksplorasi itu.

2. Memelihara Bumi

Melihara bumi dalam arti luas termasuk juga memelihara akidah dan akhlak manusianya sebagai SDM (sumber daya manusia). Memelihara dari kebiasaan jahiliyah, yaitu merusak dan menghancurkan alam demi kepentingan sesaat. Karena sumber daya manusia yang rusak akan sangata potensial merusak alam. Oleh karena itu, hal semacam itu perlu dihindari.

Allah menciptakan alam semesta ini tidak sia-sia. Penciptaan manusia mempunyai tujuan yang jelas, yakni dijadikan sebagai Khalifah atau penguasa (pengatur) bumi. Maksudnya, manusia diciptakan oleh Allah agar memakmurkan kehidupan di bumi sesuai dengan petunjuk-Nya. Petunjuk yang dimaksud adalah agama (Islam).

Mengapa Allah memerintahkan umat nabi Muhammad SAW untuk memelihara bumi dari kerusakan?, karena sesungguhnya manusia lebih banyak yang membangkang dibanding yang benar-benar berbuat shaleh sehingga manusia akan cenderung untuk berbuat kerusakan, hal ini sudah terjadi pada masa nabi – nabi sebelum nabi Muhammad SAW dimana umat para nabi tersebut lebih senang berbuat kerusakan dari pada berbuat kebaikan, misalnya saja kaum bani Israil, seperti yang Allah sebutkan dalam firmannya dalam surat Al Isra ayat 4 yang berbunyi :

Artinya : dan telah Kami tetapkan terhadap Bani Israil dalam kitab itu: “Sesungguhnya kamu akan membuat kerusakan di muka bumi ini dua kali dan pasti kamu akan menyombongkan diri dengan kesombongan yang besar“. (Q.S. Al Isra [17]: 4).

Sebagai seorang muslim dan hamba Allah yang taat tentu kita akan menjalankan fungsi sebagai Khalifah dimuka bumi dengan tidak melakukan pengrusakan terhadap Alam yang diciptakan oleh Allah SWT karena sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan. Seperti firmannya dalam surat Al Qashash ayat 77 yang berbunyi:

Artinya: dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan

Page 6: Pendidikan Agama Islam Kelas X, SMK Tunas Bangsa Web viewMemurnikan agama Allah dari ajaran-ajaran ... Dengan memahami dan menghayati sifat-sifat dan asma Allah SWT ... Contoh akhlak

Pendidikan Agama Islam Kelas X, SMK Tunas Bangsa [Pick the date]

berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan. (QS AL Qashash [28]: 77).

D. TUGAS MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK

Manusia diciptakan oleh Allah SWT agar menyembah kepadanya. Kata menyembah sebagai terjemahan dari lafal ‘abida-ya’budu-‘ibadatun. Beribadah berarti menyadari dan mengaku bahwa manusia merupakan hamba Allah yang harus tunduk mengikuti kehendaknya, baik secara sukarela maupun terpaksa.

1. Ibadah muhdah (murni), yaitu ibadah yang telah ditentukan waktunya, tata caranya, dan syarat-syarat pelaksanaannya oleh nas, baik Al Qur’an maupun hadits yang tidak boleh diubah, ditambah atau dikurangi. Misalnya shalat, puasa, zakat, haji dan sebagainya.

2. Ibadah ‘ammah (umum), yaitu pengabdian yang dilakukan oleh manusia yang diwujudkan dalam bentuk aktivitas dan kegiatan hidup yang dilaksanakan dalam konteks mencari keridhaan Allah SWT

Jadi, setiap insan tujuan hidupnya adalah untuk mencari keridhaan Allah SWT, karena jiwa yang memperoleh keridhaan Allah adalah jiwa yang berbahagia, mendapat ketenangan, terjauhkan dari kegelisahan dan kesengsaraan batin. Sedangkan di akhirat kelak, kita akan memperoleh imbalan surga dan dimasukkan dalam kelompok hamba-hamba Allah SWT yang istimewa. Sebagaimana firman Allah SWT yang

artinya: “Hai jiwa yang tenang. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhainya. Maka masuklah dalam jamaah hamba-hambaku. Dan masuklah ke dalam surgaku.” (QS Al Fajr : 27-30).

Selama hidup di dunia manusia wajib beribadah, menghambakan diri kepada Allah. Seluruh aktivitas hidupnya harus diarahkan untuk beribadah kepadanya. Islam telah memberi petunjuk kepada manusia tentang tata cara beribadah kepada Allah. Apa-apa yang dilakukan manusia sejak bangun tidur samapai akan tidur harus disesuaikan dengan ajaran Islam.

Jin dan manusia sebagai makhluk ciptaan Allah SWT mempunayi tugas pokok di muka bumi, yaitu untuk mengabdi kepada Allah SWT. Pengabdian yang dikehendaki oleh Allah SWT adlah bertauhid kepadanya, yakni bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah. Jin dan manusia wajib mengesakan Allah dalam segala situasi dan kondisi, baik dalam keadaan suka maupun duka.

Petunjuk Allah hanya akan diberikan kepada manusia yang taat dan patuh kepada Allah dan rasulnya, serta berjihad dijalannya. Taat kepada Allah dibuktikan dengan menjalankan perintahnya dan menjauhi segala larangannya. Taat kepada rasul berarti bersedia menjalankan sunah-sunahnya. Kesiapan itu lalu ditambah dengan keseriusan berjihad, berjuang di jalan Allah dengan mengorbankan harta, tenaga, waktu, bahkan jiwa.

Page 7: Pendidikan Agama Islam Kelas X, SMK Tunas Bangsa Web viewMemurnikan agama Allah dari ajaran-ajaran ... Dengan memahami dan menghayati sifat-sifat dan asma Allah SWT ... Contoh akhlak

Pendidikan Agama Islam Kelas X, SMK Tunas Bangsa [Pick the date]

BAB 2TUNTUNAN AL QUR’AN TENTANG KEIHKLASAN

DALAM   BERIBADAH

1. Bacaan Surat Al An’am ayat 162-163

Artinya: “162. Katakanlah: sesungguhnya sembahyangku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam. 163. Tiada sekutu bagiNya; dan demikian itulah yang diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang pertama-tama menyerahkan diri (kepada Allah).” (Q.S. Al An’am [6]: 162-163)

a. Isi Kandungan

Surat Al An’am ayat 162-163 sering kita baca pada bacaan iftitah shalat karena ayat ini bermakna sebuah pengakuan terhadap kekuasaan Allah, tidak ada tuhan selain dia. Kita mengakui bahwa Allah SWT adalah satu-satunya zat yang patut dan wajib disembah, karena yang lain tidak ada yang bisa menandingi kekuasaan Allah SWT.

Allah SWT tidak menyukai orang-orang yang mensekutukan-Nya bahkan orang-orang yang berani mensekutukan-Nya niscaya Allah akan memalingkan wajahnya dan tidak akan pernah memberikan karunia-Nya kepada orang-orang tersebut, hal ini disampaikan oleh Rasulullah SAW dalam sebuah hadits Qudsi yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah:

Artinya: Dari Abu Hurairah ra. bahwasanya Rasulullah saw. bersabda : “Allah Yang Maha Mulia dan Maha Besar berfirman : “Aku adalah penyekutu yang paling tidak membutuhkan sekutu, barang siapa yang beramal sesuatu amal ia mensekutukan kepada selain-Ku, maka Aku terlepas dari padanya, amal itu untuk sesuatu yang ia sekutukan“. (Hadits ditakhrij oleh Ibnu Majah).

QS Al An’am yang kita baca pada saat iftitah shalat menandakan bahwa kita berikrar bahwa kita ikhlas untuk beribadah, tidak ada motivasi lain dalam ibadah kita hanya ikhlas untuk Allah SWT. Ikhlas merupakan syarat diterimanya amal shaleh yang dilaksanakan.

Page 8: Pendidikan Agama Islam Kelas X, SMK Tunas Bangsa Web viewMemurnikan agama Allah dari ajaran-ajaran ... Dengan memahami dan menghayati sifat-sifat dan asma Allah SWT ... Contoh akhlak

Pendidikan Agama Islam Kelas X, SMK Tunas Bangsa [Pick the date]

Nabi Muhammad SAW bersabda: “Allah tidak akan menerima suatu amal kecuali amal yang dikerjakan dengan ikhlas dan mencari ridho Allah” (HR. Ibnu Majah)

Setiap perbuatan manusia dimulai dari gerak hati atau niatnya. Oleh karenanya yang harus diluruskan pertama kali, dan tercapainya derajat mukhlisin adalah titik awal dari gerak hati manusia atau niatnya. Melalui niat yang baik akan menjadi awal perbuatan baik. Begitu pula niat ikhlas akan mengantarkan ke perbuatan yang ikhlas pula. Bila tingkatan yang terakhir ini mampu dicapai manusia, maka yang muncul adalah kebersihan hati dan ketulusan jiwa, sehingga baginya tiada pekerjaan yang dirasakan beban, sekalipun sangat sulit menurut pandangan orang awam.

Dengan demikian, setiap muslim dituntut dalam beribadah kepada Allah haru disertai niat yang ikhlas, tanpa dicampuri maksud atau niat yang lain melainkan semata-mata keridhoan Allah lah yang selalu diupayakan dalam menempuh kehidupan ini.

b. Kesimpulan kandungan Surat Al An’am ayat 162 – 163, antara lain:

1. Semua aktivitas kehidupan, baik berupa ibadah khusus seperti shalat, zakat, puasa dan ibadah umum seperti muamalah, bahkan kehidupan dan kematian hendaknya kita serahkan kepada alllah semata

2. tidak ada yang dapat menyamai Allah3. Hendaknya kita hanya berserah diri kepada Allah

2. Bacaan Surat Al Bayyinah Ayat 5

Artinya: “Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus1, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus .” (QS Al Bayyinah [98]: 5). a. Isi Kandungan

Surat Al Bayyinah ayat 5 memiliki beberapa kandungan, antara lain:

1. Manusia diperintahkan untuk menyembah hanya kepada Allah SWT

2. Memurnikan agama Allah dari ajaran-ajaran kemusyrikan

3. Manusia diperintahkan mendirikan shalat dan zakat

4. Menyembuh kepada Allah dan menjauhi kemusyrikan adalah agama yang benar dan lurus

Menjalankan ibadah yang telah ditetapkan oleh Allah dengan penuh keikhlasan, seperti dalam menjalankan perintah shalat yang tepat pada waktunya dengan khusyuk serta lengkap dengan rukun dan syaratnya. Rasulullah pernah bersabda yang artinya: “Shalat itu tiang agama, barang siapa yang mendirikan shalat maka ia mendirikan agama dan barang siapa yang meninggalkannya berarti ia telah meruntuhkannya.” (HR Baihaqi).

1 Catatan No.[1595] Lurus berarti jauh dari syirik (mempersekutukan Allah) dan jauh dari kesesatan.

Page 9: Pendidikan Agama Islam Kelas X, SMK Tunas Bangsa Web viewMemurnikan agama Allah dari ajaran-ajaran ... Dengan memahami dan menghayati sifat-sifat dan asma Allah SWT ... Contoh akhlak

Pendidikan Agama Islam Kelas X, SMK Tunas Bangsa [Pick the date]

Dalam ayat ini orang yang beriman kepada Allah juga diperintahkan untuk menunaikan zakat. Dalam menunaikan zakat haruslah mengikuti aturan dari Allah dan rasulnya yaitu kepada yang berhak menerimanya.

Orang-orang yang berhak menerima zakat telah dijelaskan oleh Allah dalam surat At Taubah ayat 60. yang berbunyi:

Artinya: “Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, para mu’allaf yang dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang berhutang, untuk jalan Allah dan untuk mereka yuang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan Allah, dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.” (Q.S. At Taubah [9]: 60).

Jadi yang berhak menerima zakat ialah:

a. Orang fakir: orang yang amat sengsara hidupnya, tidak mempunyai harta dan tenaga untuk memenuhi penghidupannya.

b. Orang miskin: orang yang tidak cukup penghidupannya dan dalam keadaan kekurangan.

c. Pengurus zakat: orang yang diberi tugas untuk mengumpulkan dan membagikan zakat.

d. Muallaf: orang kafir yang ada harapan masuk Islam dan orang yang baru masuk Islam yang imannya masih lemah.

e. Memerdekakan budak: mencakup juga untuk melepaskan muslim yang ditawan oleh orang-orang kafir.

f.Orang berhutang: orang yang berhutang karena untuk kepentingan yang bukan maksiat dan tidak sanggup membayarnya. Adapun orang yang berhutang untuk memelihara persatuan umat Islam dibayar hutangnya itu dengan zakat, walaupun ia mampu membayarnya.

g. Pada jalan Allah (sabilillah): yaitu untuk keperluan pertahanan Islam dan kaum muslimin. Di antara mufasirin ada yang berpendapat bahwa fisabilillah itu mencakup juga kepentingan-kepentingan umum seperti mendirikan sekolah, rumah sakit dan lain-lain.

h. Musafir: Orang yang sedang dalam perjalanan yang bukan maksiat mengalami kesengsaraan dalam perjalanannya.

Al Qur’an banyak menyatakan apabila terdapat perintah mendirikan shalat pasti selalu diiringi dengan perintah menunaikan zakat karena antara shalat dan zakat terjalin hubungan yang sangat erat. Shalat merupakan pembersih jiwa, sedangkan zakat merupakan

Page 10: Pendidikan Agama Islam Kelas X, SMK Tunas Bangsa Web viewMemurnikan agama Allah dari ajaran-ajaran ... Dengan memahami dan menghayati sifat-sifat dan asma Allah SWT ... Contoh akhlak

Pendidikan Agama Islam Kelas X, SMK Tunas Bangsa [Pick the date]

pembersih harta. Mengeluarkan zakat bagi sebagian manusia memang sukar karena zakat adalah suatu pengeluaran harta sendir yang sangat disayangi.

BAB 3IMAN KEPADA ALLAH   SWT

Iman menurut etimologi berarti percaya, sedangkan menurut terminologi, berarti membenarkan secara dengan hati, lalu diungkapkan dengan kata-kata, dan diapikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Iman kepada Allah SWT berarti meyakininya dengan hati lalu diucapkan dengan lisan, kemudian diaplikasikan dalam kehiduipan sehari-hari.

Iman kepada Allah SWT adalah rukun iman yang pertama. Hal ini menunjukkan bahwa iman kepada Allah SWT merupakan hal yang paling pokok dan mendasar bagi keimanan dan seluruh ajaran Islam. Unutk mempertebal keimanan maka seseorang harus mengenal sifat-sifat Allah SWT dengan Asmanya (Asmaul Husna).

A. SIFAT-SIFAT ALLAH SWT

1. Allah Bersifat Wujud (Ada), Mustahil Bersifat ‘Adam (Tidak Ada)

Allah SWT bersifat wujud atau ada, lawannya tidak ada (adam). Adanya Allah SWT dapat dibuktikan dengan akal yaitu dengan melihat dan memikirkan semua yang ada atau yang terjadi di alam semesta ini. Apabila diperhatikan kejadian dan kerja dari organ-organ tubuh manusia, pasti terpikir bahwa semua itu pasti ada yang mengatur dan menjadikannya. Demikian juga halnya dengan alam ini. Tidak dapat diterima akal bila alam ini terjadi dengan sendirinya. Jika sebelumnya alam ini belum ada, kemudian menjadikan dirinya sendiri, maka akal yang sehat tidak dapat menerima apabila sesuatu yang belum ada dapat membuat dirinya menjadi ada. Sulit diterima akal, apabila benda tersebut terjadi dengan sendirinya tanpa ada yang menciptakan atau menjadikan. Begitu pula keteraturan alam, adanya pergeseran siang dan malam secara teratur, peredaran matahari pada sumbunya, peredaran planet-planet, adanya hukum-hukum alam yang semuanya menunjukkan adanya pengaturan, dan yang mengatur itu adalah Allah SWT. Dalilnya berbunyi :

Artinya: (yang memiliki sifat-sifat yang) demikian itu ialah Allah Tuhan kamu; tidak ada Tuhan selain dia; Pencipta segala sesuatu, Maka sembahlah dia; dan Dia adalah pemelihara segala sesuatu. (Q.S. Al An’am [6]: 102).

Menurut fitrah dan pertimbangan akal sehat tidak mungkin Allah tidak ada, karena ada yang dibuat yaitu makhluk. Pendapat bahwa Tuhan itu tidak ada dan memandang alam ini terjadi secara kebetulan adalah irasional (tidak masuk akal). Manfaat mempelajarinya: agar manusia mau mengabdikan diri (menyembah) kepada yang wujud itu yaitu Allah SWT.

2. Allah Bersifat Qidam (Dahulu), Mustahil bersifat Huduts (Didahului)

Page 11: Pendidikan Agama Islam Kelas X, SMK Tunas Bangsa Web viewMemurnikan agama Allah dari ajaran-ajaran ... Dengan memahami dan menghayati sifat-sifat dan asma Allah SWT ... Contoh akhlak

Pendidikan Agama Islam Kelas X, SMK Tunas Bangsa [Pick the date]

Allah SWT bersifat qidam atau dahulu, lawannya bersifat baru atau ada yang mendahului. Hal ini dapat dilihat dengan contoh yang sederhana, yaitu rumah dibuat tukang (manusia). Adanya rumah itu setelah adanya manusia (tukang). Dengan kata lain tukang lebih dulu ada dibanding rumah yang dibuatnya. Begitu pula Allah SWT yang meciptakan alam semesta beserta isinya telah lebih dahulu ada dibandingkan alam yang diciptakannya. Namun demikian, adanya Allah SWT tiada bermula dan tiada berakhir.

Allah SWT adalah Maha Azali, yaitu sudah ada sebelum adanya sesuatu apapun selain dia sendiri, dan akan terus abadi, sebagaimana firmannya :

Artinya : “Dialah Yang Awal dan Yang Akhir Yang Zhahir dan Yang Bathin; dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu.” (Q.S. Al Hadid [57]: 3).

Memperhatikan tanda-tanda kekuasaan Allah, maka akal sehat manusia pasti menolak bahwa yang diciptakan lebih dahulu ada dari yang menciptakan. Pelukis lebih dulu ada dari pelukisnya. Maka mustahil Allah bersifat Huduts. Manfaat mempelajarinya: agar manusia yakin bahwa Allah SWT telah ada dan sempurna sejak awal.

3. Allah Bersifat Baqa’ (Kekal) Mustahil Fana (Binasa)

Allah SWT adalah Khaliq (pencipta) dan alam adalah Makhluk (yang diciptakan). Allah SWT sebagai pencipta segala sesuatu mempunyai sifat Baqa’, yaitu kekal selama-lamanya. Semua yang ada di alam ini dapat rusak, binasa, mati dan musnah. Tetapi Allah SWT tetap, tanpa mengalami perubahan, sebagaimana firman-Nya :

Artinya : “(26). Semua yang ada di bumi itu akan binasa. (27). Dan tetap kekal Dzat Tuhanmu yang mempunyai kebesaran dan kemuliaan.” (QS Ar Rahman : 26-27).

Allah SWT tidak ada yang menciptakan, maka mustahil bagi Allah SWT memiliki sifat seperti makhluk. Seluruh makhluk di alam semesta ini ada awalnya dan pasti akan berakhir, maka semuanya akan hancur. Manfaat mempelajarinya: agar manusia yakin bahwasanya Allah SWT bersifat kekal, sementara manusia pasti binasa dan manusia harus menyiapkan bekal untuk kehidupan sesudah binasa.

4. Allah Besifat Mukhallafat lil Hawaditsi (Berbeda dari Semua Makhluk), Mustahil Mumatsalatuhu lil Hawaditsi (Ada yang Menyamainya)

Allah berbeda sifatNya dengan semua makhluk, karena Allah SWT adalah pencipta semesta alam, sehingga mustahil pencipta sama dengan yang diciptakannya.

Artinya: (dia) Pencipta langit dan bumi. dia menjadikan bagi kamu dari jenis kamu sendiri pasangan-pasangan dan dari jenis binatang ternak pasangan- pasangan (pula), dijadikan-Nya kamu berkembang biak dengan jalan itu. tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia, dan Dia-lah yang Maha mendengar dan Melihat. (Q.S. As Syuara [42]: 11).

Kita wajib percaya bahwa Allah SWT berbeda dengan makhluknya. Meja, kursi, papan tulis yang dibuat tentu tidak akan sama bentuk dan rupanya dengan yang membuat. Begitu

Page 12: Pendidikan Agama Islam Kelas X, SMK Tunas Bangsa Web viewMemurnikan agama Allah dari ajaran-ajaran ... Dengan memahami dan menghayati sifat-sifat dan asma Allah SWT ... Contoh akhlak

Pendidikan Agama Islam Kelas X, SMK Tunas Bangsa [Pick the date]

pula Allah SWT sebagai Khalik pasti berbeda dengan Makhluk. Manfaat mempelajarinya: agar manusia yakin bahwa mauusia tidak mampu menandingi zat Allah yang pasti tidak sama dengan manusia.

5. Allah Bersifat Qiyamuhu Binafsihi (Berdiri Sendiri), Mustahil Qiyamuhu Bighairihi (Bergantung pada Sesuatu)

Allah SWT berdiri sendiri, lawannya adalah dengan batuan atau bergantung pada yang lain. Allah SWT adalah pencipta alam dengan segala isinya. Ini berarti dalam penciptaan alam tidak ada yang membantu dan dia tidak membutuhkan bantuan sebab Allah Maha Kuasa dan Maha Perkasa, sedangkan sesutau selain Allah SWT adalah makhluk yang lemah dan mustahil menolong penciptanya. Firman Allah SWT :

… Artinya : “…dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha besar.” (Q.S. Al Baqarah [2]: 255).

Allah SWT tidak memerlukan bantuan dari yang lain, dia berkuasa sendiri, karena dia maha Sempurna. Jika Allah SWT memerlukan bantuan dari yang lain berarti Allah bersifat Ihtiyaju li ghairihi atau Qiyamuhu bi ghirihi. Itu tidak mungkin bagi Allah SWT, karena menunjukkan kelemahan dan kekurangan. Yang mempunyai sifat kelemahan hanya makhluk, Mustahil dimiliki oleh Allah SWT. Manfaat mempelajarinya: agar manusia tidak sombong, karena manusia saling membutuhkan satu dengan yang lainnya, antara manusia harus saling tolong – menolong karena yang berdiri sendir adalah Allah SWT.

6. Allah Bersifat Wahdaniyah (Esa), Mustahil ‘Adadun (Berbilang)

Agama Islam mengajarkan bahwa Allah SWT itu Esa, lawannya ‘Adadun (berbilang), yaitu lebih dari satu, baik dzatnya, sifatnya, maupun perbuatannya. Esa dalam dzatnya ialah bahwa dzat atau substansi Allah SWT tidak tersusun dari unsur atau elemen dan tidak dapat dibagi atau diukur. Allah SWT adalah zat yang mutlak, tidak dapat disamakan dengan apapun, tidak mungkin dilihat dengan mata, tidak dapat diraba dengan tangan, tidak dapat diketahui dengan panca indera manusia, juga tidak dapat diukur dengan alat apapun, karena dia sangat berbeda dengan apa pun yang ada. Allah SWT pun esa dalam perbuatannya, maksudnya tidak ada sesuatu yang mampu berbuat seperti perbuatan khalik. Dia yang mewujudkan semua rencana dan perbuatannya tanpa dipengaruhi pihak lain.

Jika kita perhatikan alam semesta dan segala isinya, nampak keteraturan antara satu dengan yang lain, itu adalah bukti bahwa alam ini berjalan atas “sunatullah”, tidak nampak sedikitpun benturan. Jika demikian, maka yang mengatur hanya zat yang tunggal, yaitu Allah. Kerusakan akan terjadi bila adanya tuhan lebih dari satu. Perhatikan Firman-Nya,

Artinya: Sekiranya ada di langit dan di bumi tuhan-tuhan selain Allah, tentulah keduanya itu telah Rusak binasa. Maka Maha suci Allah yang mempunyai ‘Arsy daripada apa yang mereka sifatkan. (Q.S. Al Anbiya [21]: 22).

Keesaan Allah SWT wajib diyakini oleh setiap mukmin secara utuh dan sempurna. Namun jangan sampai memikirkan zat atau bentuk Allah, tetapi yang harus dipirkan hanyalah

Page 13: Pendidikan Agama Islam Kelas X, SMK Tunas Bangsa Web viewMemurnikan agama Allah dari ajaran-ajaran ... Dengan memahami dan menghayati sifat-sifat dan asma Allah SWT ... Contoh akhlak

Pendidikan Agama Islam Kelas X, SMK Tunas Bangsa [Pick the date]

ciptaannya saja. Manfaat mempelajarinya: agar manusia yakin akan keesaan Allah dan hanya taat kepada Allah yang Esa itu.

7. Allah Bersifat Qudrat (Maha Kuasa), Mustahil ‘Ajzun

Allah bersifat Maha Kuasa, lawannya lemah, terbatas, dan tidak berkuasa. Allah Maha Kuasa artinya hanya Allah SWT saja yang berkuasa, sedangkan makhluk selain Allah SWT tidak mempunyai kekuasaan apa-apa. Kekuasaan Allah SWT tidak hanya dalam membuat dan menghidupkan saja, tetapi juga berkuasa meniadakan atau mematikan sesuai dengan kehendaknya sendiri. Firman Allah SWT :

Artinya : Katakanlah: "Wahai Tuhan yang mempunyai kerajaan, Engkau berikan

kerajaan kepada orang yang Engkau kehendaki dan Engkau cabut kerajaan dari orang yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan orang yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan orang yang Engkau kehendaki. di tangan Engkaulah segala kebajikan. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu. (Q.S. Ali Imran [3]: 26).

Manfaat mempelajarinya: agar manusia tidak berlaku sewenang-wenang bila memiliki kekuasaan, karena kekuasaan yang dimiliki oleh manusia sifatnya hanya sementara dan terbatas.

8. Allah Bersifat Iradat (Berkehendak), Mustahil Karahah (Terpaksa)

Sifat berkehendak, lawannya adalah terpaksa. Artinya bahwa Allah SWT menjadikan sesuatu sesuai dengan rencana dan kehendaknya. Sifat qudrat sangat erat kaitannya dengan sifat iradat. Segala sesuatu yang telah dan akan dijadikan Allah SWT adalah karena kehendak (iradat) Allah sendiri. Jika Allah SWT menghendaki sesuatu. Ia cukup hanya berfirman maka jadilah sesuatu yang dikehendakinya itu. Firman Allah SWT :

Artinya : “Sesungguhnyanya perintahnya apabila dia menghendaki sesuatu hanyalah berkata kepadanya “Jadilah” maka terjadilah ia.” (Q.S. Yaasiin [36]: 82).

Manfaat mempelajarinya: agar manusia tidak lekas putus asa bila kehendaknya tidak tercapai atau menemui kegagalan, sebab kewajiban manusia hanyalah berusaha dan yang menentukan adalah Allah SWT.

9. Allah Bersifat Ilmu (Maha Mengetahui), Mustahil Jahlun (Tidak Tahu atau Bodoh)

Allah SWT bersifat Maha Mengetahui, lawannya tidak tahu. Ilmu Allah SWT tidak ada batasnya karena Allah SWT yang menjadikan alam semesta ini. Allah SWT mengetahui segala sesuatu, baik nyata maupun tidak nyata. Allah Maha Berilmu dan merupakan sumber segala ilmu, sedangkan manusia hanya diberikan sedikit ilmu oleh Allah SWT, seperti firman-Nya :

Artinya : Dan mereka bertanya kepadamu tentang roh. Katakanlah: "Roh itu termasuk urusan Tuhan-ku, dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit". (Q.S. Al Isra [17]: 85).

Page 14: Pendidikan Agama Islam Kelas X, SMK Tunas Bangsa Web viewMemurnikan agama Allah dari ajaran-ajaran ... Dengan memahami dan menghayati sifat-sifat dan asma Allah SWT ... Contoh akhlak

Pendidikan Agama Islam Kelas X, SMK Tunas Bangsa [Pick the date]

Ilmu artinya mengetahui, maksudnya Allah SWT memiliki sifat Maha Mengetahui terhadap sesuatu. Sifat Allah itu sebagai bukti bahwa Allah tidak pernah didahului oleh ketidak tahuan, begitu pula ilmu Allah itu sangat luas dan tidak dibatasi oleh kelemahan dan kekurangan.

Allah SWT mengetahui yang nampak dan tersembunyi, mengetahui yang sudah terjadi dan akan terjadi yang ada di langit dan di bumi, bahkan yang tersembunyi di dalam diri setiap manusia. Firman Allah SWT:

Artinya: Sesungguhnya Allah mengetahui apa yang ghaib di langit dan bumi. dan Allah Maha melihat apa yang kamu kerjakan. (Q.S. Al Hujurat [49]: 18).

Allah mustahil bersifat Jahlun (bodoh), karena bodoh merupakan sifat kekurangan, sedangkan Allah Maha Sempurna. Manfaat mempelajarinya: agar manusia tidak sombong bila memiliki ilmu pengetahuan sebab ilmu Alla teramat luas dan ilmu manusia terbatas.

10. Allah Bersifat Hayat(Hidup), Mustahil Mautun (Mati)

Allah SWT bersifat Hayat atau hidup, lawannya mati atau mautun. Kehidupan Allah SWT sempurna dalam arti dia hidup untuk selama-lamanya (hidup sempurna), tidak seperti hidupnya manusia, hewan dan tumbuh-tumbuhan serta benda lain yang mengalami kebinasan. Allah SWT kekal. Kalau Allah SWT mati atau tidak hidup tentu tidak akan ada makhluk hidup. Hal ini dapat disimak dalam Al Qur’an. Firman Allah SWT.

Artinya : “Dan bertawakkallah kepada Allah yang hidup (kekal) Yang tidak mati, dan bertasbihlah dengan memuji-Nya. Dan cukuplah Dia Maha Mengetahui dosa-dosa hamba-hamba-Nya.” (Q.S. Al Furqan [25]: 58).

Sesuai dengan kekuasaannya, Allah memiliki sifat Hayat yang mutlak, hidup dengan sendirinya dan sifatnya kekal. Hidup tidak pernah berakhir dengan kematian, karena mati hanyalah milik makhluk. Dengan demikian wajib bagi Allah SWT bersifat hayat, dan mustahil bagiNya bersifat maut. Manfaat mempelajarinya: agar manusia hendaknya bebuat baik selama hidup di dunia yang hanya sekali ini, sebab yang hidup kekal hanya Allah sedang manusia pasti mati.

11. Allah Bersifat Sama’ (Mendengar), Mustahil ‘Asham (Tuli)

Allah SWT bersifat mendengar (sama’), lawannya tuli. Mendengarnya Allah SWT tidak sama dengan mendengarnya manusia. Pendengaran manusia dapat mengalami gangguan, seperti menjadi tuli dan tidak dapat mendengar. Ketajaman pendengaran manusia terbatas dan tidak sama antara satu dengan yang lainnya.

Allah Maha Mendengar, tidak ada suara yang tidak didengar oleh Allah SWT. Tidak ada kesulitan bagi allam SWT mendengar semua suara walaupun suara itu sangat lemah. Bahkan suara hati manusia akan didengar oleh Allah SWT. Orang yang beriman kepada Allah SWT niscaya akan merasa senang dan tenang karena tidak khawatir bahwa doa atau permohonannya tidak akan didengar oleh Allah SWT. Firman Allah SWT:

Page 15: Pendidikan Agama Islam Kelas X, SMK Tunas Bangsa Web viewMemurnikan agama Allah dari ajaran-ajaran ... Dengan memahami dan menghayati sifat-sifat dan asma Allah SWT ... Contoh akhlak

Pendidikan Agama Islam Kelas X, SMK Tunas Bangsa [Pick the date]

Artinya: Dan (ingatlah,, ketika Ibrahim meninggikan (membina) dasar-dasar Baitullah bersama Ismail (seraya berdoa): “Ya Tuhan kami terimalah daripada kami (amalan kami), sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui”. (Q.S. Al Baqarah [2]: 127).

Setiap muslim di manapun berada, siang atau malam, di tempat ramai atau tersembunyi, senantiada didengar oleh Allah SWT. Sikap ini harus ditanamkan dalam perilaku sehari-hari. Tidak ada kesulitan bagi Allah mendengar sesuatu dan semua suara walaupun suara itu sangat lemah, bahkan suara hati manusia akan didengar oleh Allah SWT. Manfaat mempelajarinya: agar manusia dalam berbicara harus berhati-hati, jangan berkata kotor, porno, atau cabul, sebab dimana manusia berbicara Allah pasti mendengar.

12. Allah Bersifat Bashar (Melihat), Mustahil A’ma (Buta)

Allah bersifat Maha Melihat, lawannya buta. Melihatnya Allah SWT adalah sempurna terhadap apa yang ada di alam ini. Firman Allah SWT :

Artinya : “Sesungguhnya Allah mengetahui apa yang ghaib di langit dan di bumi. Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.” (Q.S. Al Hujurat [49]: 18).

Bashar artinya melihat, maksudya Allah maha meliaht kepada seluruh makhluknya. Penglihatan Allah sangat luas tidak dibatasi oleh suatu apapun. Allah maha melihat terhadap yang nampak maupun yang tersembunyi.

Manfaat mempelajarinya: agar manusia dalam menjalani kehidupan di dunia ini hati-hati, jangan berbuat maksiat sebab Allah pasti melihat meskipun di mana saja kita berada.

13. Allah Bersifat Kalam (Berfirman), Mustahil Abkam (Bisu)

Allah SWT bersifat kalam, lawannya bisu. Kalam Allah SWT adalah sempurna. Terbukti dalam firmannya yang termaktub dalam Al Qur’an yang sempurna. Karena itu tidak ada bahasa manusia yang dapat menggantikan bahasa (kalam) Allah SWT, karena kalam Allah SWT itu bersih dari segala kata manusia.

B. ASMAUL HUSNA

Asmaul Husna adalah nama-nama yang baik yang merupakan sifat-sifat Allah SWT. Nama-nama itu banyak kita jumpai dalam Al Qur’an. Diantara nama-nama Allah SWT yang juga sekaligus merupakan sifat-sifat Allah SWT, ialah :

1. Al ‘Adlu (Adil)

Allah SWT Maha Adil terhadap makhluknya, terbukti dalam segala hal, baik yang meyangkut urusan keduniaan maupun urusan akhirat. Misalnya, dalam ibadah Allah SWT tidak membeda-bedakan si kaya dan si miskin, antara pejabat dengan staff dan sebagainnya. Kadar yang menjadi ukuran di sisi Allah SWT ialah ketakwaan hamba-hambanya. Allah SWT berfirman :

Page 16: Pendidikan Agama Islam Kelas X, SMK Tunas Bangsa Web viewMemurnikan agama Allah dari ajaran-ajaran ... Dengan memahami dan menghayati sifat-sifat dan asma Allah SWT ... Contoh akhlak

Pendidikan Agama Islam Kelas X, SMK Tunas Bangsa [Pick the date]

Artinya : “Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran.” (Q.S. An Nahl [16]: 90).

2. Al Ghaffar (Pengampun)

Al Ghaffar merupkan sifat Allah yang artinya Pengampun. Maghfirah (ampunan) Allah SWT selalu dilimpahkan kepada makhluknya yang mau mengakui kesalahan dan bertaubat. Sifat pengampun Allah SWT ini dapat dilihat dalam firmannya :

Artinya : “Tuhan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya Yang Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.” (Q.S. Shaad [38]: 66).

3. Al Hakim (Bijaksana)

Di antara sifat Allah SWT adalah Al Hakim, artinya bijaksana. Kebijaksanaan Allah SWT tidak terbatas kepada bentuk ciptaannya saja, tetapi mencakup segala hal. Sebagai contoh, segala yang diperintahkan Allah SWT, baik yang mengandung ibadah maupun muamalah, selalu mengandung hikmah dan bila dikerjakan akan mendapat pahala. Sebaliknya, sesuatu yang dilarang ada hikmahnya dan bila di tinggalkan akan mendapat pahala. Sifat bijaksan ini dapat diperhatikan pada ayat berikut ini:

Artinya: “Dialah yang membentuk kamu dalam rahim sebagaimana dikehendaki-Nya. Tak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia, Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (Q.S. Ali Imran [3]: 6).

4. Al Malik (Raja)

Al Malik adalah sifat Allah SWT yang berarti raja. Allah SWT merajai segala apa yang ada di alam ini. Sebagai raja, Dia memiliki sifat kekuasaan dan kesempurnaan, tidak seperti raja di dunia ini yang banyak kekurangan dan kelemahan. Kalau Allah SWT sudah memutuskan sesuatu tak ada satupun yang dapat menolaknya dan kalau Allah SWT melarang sesuatu tidak ada satupun yang dapat mencegahnya. Allah SWT berfirman :

Artinya: “Maka Maha Tinggi Allah, Raja Yang Sebenarnya; tidak ada Tuhan selain Dia, Tuhan (Yang mempunyai) ‘Arsy yang mulia.” (Q.S. Al Mukminuun [23]: 116)

5. Al Hasib (Pembuat Perhitungan)

Al Hasib adalah sifat Allah SWT yang maksudnya Pembuat Perhitungan. Segala sesuatu yang diciptakan Allah SWT tentunya sudah diperhitungkan dengan cermat dan tepat. Balasan yang berlipat ganda akan diberikan Allah SWT kepada orang-orang yang bersyukur dan berbuat baik. Perhitungan Allah SWT selalu tepat dalam memberi pahala kepada orang yang berbuat kebajikan dan siksa kepada orang yang ingkar kepadanya. Oleh karena itu, sebelum

Page 17: Pendidikan Agama Islam Kelas X, SMK Tunas Bangsa Web viewMemurnikan agama Allah dari ajaran-ajaran ... Dengan memahami dan menghayati sifat-sifat dan asma Allah SWT ... Contoh akhlak

Pendidikan Agama Islam Kelas X, SMK Tunas Bangsa [Pick the date]

melakukan tindakan, kita harus memperhitungkan baik buruknya secara cermat, sebab Allah SWT akan menghitung semua amal kita di dunia ini. Allah SWT berfirman:

Artinya: Apabila kamu diberi penghormatan dengan sesuatu penghormatan, Maka balaslah penghormatan itu dengan yang lebih baik dari padanya, atau balaslah penghormatan itu (dengan yang serupa. Sesungguhnya Allah memperhitungankan segala sesuatu. (Q.S. An Nisa [4]: 86).

Dengan memahami dan menghayati sifat-sifat dan asma Allah SWT diharapkan akan tumbuh dalam diri manusia kesadaran akan keagungan, kebesaran dan ke Maha Pengasihan Allah SWT terhadap sesama makhluknya. Dengan demikian, pada akhirnya dapat melahirkan keimanan, sikap pengabdian, rendah hati, mengasihi sesama dan berhati lembut.

C. FUNGSI IMAN KEPADA ALLAH SWT

Fungsi iman dalam kehidupan manusia adalah sebagai pegangan hidup. Orang yang beriman tidak mudah putus asa dan ia akan memiliki akhlak yang mulia karena berpegang kepada petunjuk Allah SWT yang selalu menyuruh berbuat baik.

Fungsi iman kepada Allah SWT akan melahirkan sikap dan kepribadian seperti berikut ini.

1. Menyadari kelemahan dirinya dihadapan Allah Yang Maha Besar sehingga ia tidak mau bersikap dan berlaku sombong atau takabur serta menghina orang lain.

2. Menyadari bahwa segala yang dinikmatinya berasal dari Allah yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Sikap menyebabkan ia akan menjadi orang yang senantiasa bersyukur kepada Allah SWT. Ia memanfaatkan segala nikmat Allah sesuai dengan petunjuk dan kehendak Nya.

3. Menyadari bahwa dirinya pasti akan mati dan dimintai pertanggungjawaban tentang segala amal perbuatan yang dilakukan. Hal ini menyebabkan ia senantiasa berhati-hati dalam menempuh liku-liku kehidupan di dunia yang fana ini.

4. Merasa bahwa segala tindakannya selalu dilihat oleh Allah yang Maha Mengetahui dan Maha Melihat. Ia akan berusaha meninggalkan perbuatan yang buruk karena dalam dirinya sudah tertanam rasa malu berbuat salah. Ia menyadari bahwa sekalipun tidak ada orang yang melihatnya namun Allah Maha Melihat.

BAB 4HUSNUZHZHAN (prasangka   positif).

A. Husnuzhan kepada Allah dan Sabar Menghadapi CobaanNya

Husnuzhan artinya berprasangka baik. Sedangkan husnuzhan kepada Allah SWT mengandung arti selalu berprasangka baik kepada Allah SWT, karena Allah SWT terhadap hambanya seperti yang hambanya sangkakan kepadanya, kalau seorang hamba berprasangka

Page 18: Pendidikan Agama Islam Kelas X, SMK Tunas Bangsa Web viewMemurnikan agama Allah dari ajaran-ajaran ... Dengan memahami dan menghayati sifat-sifat dan asma Allah SWT ... Contoh akhlak

Pendidikan Agama Islam Kelas X, SMK Tunas Bangsa [Pick the date]

buruk kepada Allah SWT maka buruklah prasangka Allah kepada orang tersebut, jika baik prasangka hamba kepadanya maka baik pulalah prasangka Allah kepada orang tersebut.

Orang yang berprasangka baik kepada Allah tentu meiliki akhlak yang baik (sifat terpuji). Akhlak yang baik merupakan modal yang lebih berharga dibanding dengan modal harta kekayaan. Selain itu akhlak mulia dapat meninggikan derajat dan martabat di hadapan manusia, sekaligus menyempurnakan iman dan mendekatkan hubungan kita kepada Allah. Rasulullah SAW dalam sebuah haditsnya mengingatkan kepada kita:

)الترمذى رواه ( خلقا احسنهم ايمانا المؤمنين اكملArtinya: “Orang-orang mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik akhlaknya.” (HR Tirmidzi)

Itulah pentingnya pembinaan akhlak yang baik. Sehingga ketika Rasulullah SAW menjawab pertanyaan dari seorang badui pada suatu hari tentang pekerjaan yang mulia, apakah pekerjaan yang terkait diberikan oleh seorang manusia, maka beliau menjawab, bahwa pekerjaan yang mulia dan terbaik diberikan oleh seorang manusia adalah “akhak yang mulia”.

Rasulullah sendiri bersikap dan ber-akhlakul mahmudah (akhlak mulia) sepanjang hidupnya. Sehingga beliau pernah memberikan penghargaan tersendiri kepada pengikutnya yang berakhlak baik. Misalnya, suatu ketika Rasulullah diberi tahu bahwa seorang perempuan bernama Fulanah rajin shalat, puasa, dan sedekah, tetapi suka menyakiti tetangga dengan mulutnya. Apa kata Rasulullah? “ia tidak akan masuk surga.”

Di antara akhlak terpuji yang dicontohkan Rasulullah ialah bahwa dia memiliki sifat sabar dalam kehidupannya. Sabar artinya orang yang mampu menahan diri atau mampu mengendalikan nafsu amarah. Sabar juga sering disebut dengan kemampuan seseorang dalam menahan emosi. Sebenarnya orang yang sabar ialah orang yang keras, yaitu keras dalam menguasai nafsu amarah.

ليس ديد ما . بالصرعة الش ان ديد نفسه يملك الذى الش )عليه متفق رواه ( الغضب عندArtinya: “Bukan ukuran kekuatan seseorang itu dengan bergulat, tetapi yang kuat ialah orang yang menahan hawa nafsunya pada waktu marah” (HR Muttafaqu Alaihi)

Orang yang sabar bila menerima musibah, ia akan mampu mengendalikan perasaannya. Sehingga ia tidak terhanyut dalam kesedihan yang berkepanjangan. Apalagi jika seseorang itu menyadari segala musibah dan cobaan itu datangnya dari Allah juga.

Adapun sabar dalam pengertian Islam ialah tahan uji dalam menghadapi suka dan suka hidup, dengan ridha dan ikhlas serta berserah diri kepada Allah. Sabar itu diperintahkan dalam agama. Dalam Al Qur’an disebutkan:

Artinya: “Hai orang-orana yang beriman, mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan (mengerjakan) shalat.” (Q.S. Al Baqarah [2]: 153).

Hidup di dunia tidak luput dari berbagai cobaan. Cobaan itu bisa berupa kesenangan dan kesusahan, sehat dan sakit, serta suka dan duka. Adakalanya hal itu dialami diri sendiri, keluarga, sahabat dan sebagainya.

Page 19: Pendidikan Agama Islam Kelas X, SMK Tunas Bangsa Web viewMemurnikan agama Allah dari ajaran-ajaran ... Dengan memahami dan menghayati sifat-sifat dan asma Allah SWT ... Contoh akhlak

Pendidikan Agama Islam Kelas X, SMK Tunas Bangsa [Pick the date]

Apa yang dialami manusia itu semua datangnya dari Allah dan merupakan ujian hidup. Berbagai macam persoalan yang dihadapi dalam hidup ini akan menambah keimanan kita apabila kita ikhlas menerimanya. Allah SWT menggambarkan dalam Al Qur’an berbagai macam cobaan yang akan dialami manusia serta bagaimana seharusnya sikap manusia dalam menerima cobaan tersebut.

Artinya: “155. Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. 156. (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: “Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji’uun”.” (Q.S. Al Baqarah [2]: 155-156)

Cara Membiasakan Diri Bersikap Sabar

1. Zikrullah (Mengingat Allah)

Firman Allah dalam surat Ar Ra’du ayat 28 menjelaskan sebagai berikut:

Artinya: “(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.” (Q.S. Ar Ra’du [13]: 28)

Zikir bisa melalui pengucapan lisan dengan memperbanyak menyebut asma Allah. Tetapi, zikir juga bisa dilakukan dengan tindakan merenung dan memperhatikan kejadian di sekeliling kita dengan tujuan menarik hikmah. Sehingga akhirnya sadar bahwa segala sesuatu itu datangnya dari Allah juga.

2. Mengendalikan Emosi

Agar seseorang bisa berbuat sabar, maka harus berlatih mengendalikan emosi. Ada beberapa cara yang bisa dilakukan dalam melatih mengendalikan nafsu atau emosi ini:1. Melatih serta mendekatkan diri kepada Allah SWT dengan membaca ayat-ayat suci Al Qur’an,

shalat, puasa, dan ibadah lainnya. Seseorang tidak akan terus melampiaskan berang atau kemarahannya apabila ayat suci Al Qur’an dibaca. Oleh karena itu, bukan hal yang aneh apabila ayat suci Al Qur’an bisa digunakan untuk melerai orang yang bertikai. Demikian pula Rasulullah SAW memberikan resep bagaimana caranya meredam amarah. “Berwudu’lah!” Demikian anjuran Rasulullah SAW.

2. Menghindari kebiasaan-kebiasaan yang dilarang agama. Orang yang mampu menghindarkan diri dari kebiasaan yang dilarang agama, akan membuat hidupnya terbiasa dengan hal-hal yang baik dan tidak mudah melakukan perbuatan-perbuatan keji. Orang yang tidak sabar, pada umumnya adalah orang yang tidak perduli, bersikap kasar, berbuat keji misalnya berjudi, minum-minuman keras, berkelahi, mengeluarkan kata-kata kotor, menyebarkan fitnah dan masih banyak lagi.

3. Memilih lingkungan pergaulan yang baik. Agar bisa menjadi manusia yang memiliki sifat sabar, maka bisa diperoleh dengan memasuki lingkungan pergaulan yang baik, yang cinta akan kebenaran, kebaikan, dan keadilan.

Page 20: Pendidikan Agama Islam Kelas X, SMK Tunas Bangsa Web viewMemurnikan agama Allah dari ajaran-ajaran ... Dengan memahami dan menghayati sifat-sifat dan asma Allah SWT ... Contoh akhlak

Pendidikan Agama Islam Kelas X, SMK Tunas Bangsa [Pick the date]

B. Gigih, Berinisiatif, dan Rela Berkorban

1. Gigih

Gigih berarti berkemauan kuat dalam usaha mencapai sesuatu cita-cita. Jika ingin mencapai suatu hasil yang maksimal, suatu usaha harus dilakukan dengan gigih, dan penuh kesungguhan hati. Allah SWT berfirman:

Artinya: “ Maka apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan) maka kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain” (Q.S. Alam Nasrah [94]: 7)

Sementara itu Rasulullah SAW bersabda:

على اخرص خير كل فى و الضعيف المؤمن من الله الى احب و خير القوي المؤمن و بالله واستعن ينفعك ما )مسلم رواه … (تعجر ال

Artinya: “Mukmin yang kuat lebih bagus dan lebih dicintai oleh Allah daripada mukmin yang lemah, namun pada masing-masing ada kebaikannya. Bersemangatlah kamu mencapai sesuatu yang bermanfaat bagi kamu, mohonlah pertolongan kepada Allah dan janganlah kamu merasa tak berdaya …” (HR Muslim)

Orang yang gigih tidak akan berpangku tangan dan tidak suka bermalas-malasan sehingga ia akan merasa keberkahan hidup. Apabila setiap orang Islam memiliki sifat gigih, niscaya hidayah dan karunia Allah akan menaungi kita.

2. Berinisiatif

Berinisiatif artinya senantiasa berbuat sesuatu yang sifatnya produktif. Berinisiatif menuntut sikap bekerja keras dan etos kerja yang tinggi. Perhatikan firman Allah berikut ini.

Artinya: “39. dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah diusahakannya, 40. dan bahwasanya usaha itu kelak akan diperlihatkan (kepadanya). 41. Kemudian akan diberi balasan kepadanya dengan balasan yang paling sempurna.” (Q.S. An Najm [53]: 38-41)

Renungkanlah ayat di atas. Islam mengajarkan umatnya untuk selalu berbuat yang produktif. Artinya fokuskan pada satu pekerjaan, jika telah selesai kerjakan yang lain. Tentu tidak hanya kerja keras saja melainkan dengan ketekunan, ketelitian, penguasaan ilmu pengetahuan dan tekhnologi, senantiasa mengefisienskan waktu dalam menyelesaikan pekerjaan atau permasalahan. Cara menyelesaikan pekerjaan di atas disebut produktivitas kerja. Senantiasa menghasilkan etos kerjanya untuk menghasilkan yang lebih baik.

Contoh produkitivitas kerja

Arif hampir setiap hari mempersiapkan diri belajar untuk meraih cita-cita melanjutkan studi ke perguruan tinggi. Ia selalu memanfaatkan waktunya untuk belajar dan membantu orang tua. Kunci utama inisiatif Arif adalah pengaturan waktu. Ia bisa membagi waktu kapan harus belajar dan harus bermain. Akhirnya ia dapat lulus masuk ke perguruan tinggi yang dicita-citakannya.

Page 21: Pendidikan Agama Islam Kelas X, SMK Tunas Bangsa Web viewMemurnikan agama Allah dari ajaran-ajaran ... Dengan memahami dan menghayati sifat-sifat dan asma Allah SWT ... Contoh akhlak

Pendidikan Agama Islam Kelas X, SMK Tunas Bangsa [Pick the date]

Kesimpulan dari contoh di atas adalah kerja keras itu bukan hanya gigih dan semangat tinggi. Berinisiatif adalah usaha yang menghasilkan dengan pengaturan waktu yang baik dan terencana.

3. Rela Berkorban

a. Makna Rela Berkorban

1) Pengertian rela berkorbanRela berarti bersedia dengan ikhlas hati, tidak mengharapkan imbalan atau dengan

kemaun sendiri. Berkorban berarti memiliki sesuatu yang dimiliki sekalipun menimbulkan penderitaan bagi dirinya sendiri. Rela berkorban dalam kehidupan masyarakat berati bersedia dengan ikhlas memberikan sesuatu (tenaga, harta, atau pemikiran) untuk kepentingan orang lain atau masyarakat. Walaupun dengan berkorban akan menimbulkan cobaan penderitaan bagi dirinya sendiri.

2) Pola keikhlasan dalam berbagai lingkungan kehidupan

Setiap orang atau setiap individu mempunyai kepentingan sendiri sesuai dengan keperluannya. Jika setiap orang hanya mengejar kepentingannya sendiri tanpa memperdulikan kepentingan orang lain, akan terjadi perselisihan dan pertengkaran dalam kehidupan ini. Oleh karena itu, kita sebagai seorang muslim yang memiliki kepribadian luhur, wajib mengendalikan siri dalam sikap dan perbuatannya demi kepentingan umum. Kepentingan umum atau masyarakat harus didahulukan dari pada kepentingan pribadi atau individu. Disinilah perlunya kita memiliki keikhlasan berkorban demi kepentingan yang lebih luas. Kepentingan masyarakat, bangsa dan negara.a) Pola keikhlasan berkorban dalam lingkungan keluarga, antara lain ;

1) Orang tua memberikan biaya untuk sekolah anak-anaknya2) Orang tua memelihara, mengasuh, dan mendidik anak-anaknya

b) Pola keihklasan berkorban dalam lingkungan kehidupan sekolah, antara lain:1) Para siswa memberikan sumbangan buku perpustakaan sekolah2) Para siswa dan guru mengumpulkan dana sukarela untuk meringankan beban warga

yang tertimpa musibahc) Pola keikhlasan berkorban dalam lingkungan kehidupan masyarakat, antara lain:

1) Warga masyarakat bergotong royong meperbaiki bendungan yang rusak karena banjir2) Warga masyarakat yang mampu menjadi orangtua asuh bagi anak-anak yang terlantar

dan tidak mampud) Pola keikhlasan berkorban dalan lingkungan kehidupan berbangsa dan bernegara, seperti:

1) Para warga negara atau masyarakat membayar pajak sesuai dengan ketentuan yang berlaku, seperti pajak kendaraan bermotor, pajak bumi dan bangunan

2) Warga masyarakat merelakan sebagian tanahnya untuk pembangunan irigasi dengan memperoleh penggantian yang layak

b. Mengembangkan semangat rela berkorban dalam kehidupan bermasyarakat

Kita harus selalu mengembangkan semangat rela berkorban dalam kehidupan masyarakat, berbangsa dan bernegara. Misalnya sebagai berikut.

1. Ketika zaman penjajahan belanda. Penderitaan bangsa Indoneisa berada pada level yang sangat tinggi dari para penjajah. Penderitaan yang sangat hebat ini melahirkan tekad

Page 22: Pendidikan Agama Islam Kelas X, SMK Tunas Bangsa Web viewMemurnikan agama Allah dari ajaran-ajaran ... Dengan memahami dan menghayati sifat-sifat dan asma Allah SWT ... Contoh akhlak

Pendidikan Agama Islam Kelas X, SMK Tunas Bangsa [Pick the date]

untuk mengusir penjajah dari tanah air Indonesia. Untuk mewujudkan tekad itu, nagsa Indonesia rela berkorban melawan penjajah. Semangat berjuang dan rela berkorban itu akhirnya membuahkan hasil Proklamasi Kemerdekaan17 agustus 1945

2. Orang tua merelakan putranya berjuang untuk bangsa dan negaranya sesuai dengan bidang dan kemampuannya

3. Warga masyarakat rela berkorban tenaga, harta ataupun pikiran dalam membuat bendung, jalan kampung, dan kepentingan masyarakat lainnya

Sikap rela berkorban yang mulia itu wajib dikembangkan dan dibiasakan dalam kehidupan sehari-hari. Menumbuhkembangkan semangat rela berkorban dapat dilakukan dengan berbagai cara misalnya, keteladanan (menjadi contoh), memberikan bimbingan, dan pembinaan kesadaran dalam keralaan berkorban.

c. Menampilkan Perilaku Rela Berkorban dalam Kehidupan Sehari-hari

Seorang muslim yang baik senantiasa mampu menempatkan persatuan, kesatuan serta kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara sebagai kepentingan bersama. Ia sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan masyarakat, agama dan negaranya

Adapun sikap rela berkorban dakam kehidupan sehari-hari dapat dilakukan dengan berbagai cara, diantaranya sebagai berikut:1. Selalu memperhatikan kepentingan umum, bangsa dan negara2. Suka memberikan pembinaan yang baik kepada sesama3. Gemar memberikan pertolonangan kepada sesama4. Senantiasa menjauhkan diri dari perilaku angkuh, egois, hedonis dan materialistis

Perilaku egois adalah sikap perilaku yang hanya memetingkan diri sendiri. Perilaku hedonis adalah sikap perilaku yang hanya mengutamakan hidup untuk bersenang-senang. Perilaku materialistis adalah sikap perilaku yang hanya mementingkan kebendaan atau keduniaan saja

Sebagai pelajar, kita harus membiasakan sikap rela berkorban dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian, keserasian, keselarasan, dan keseimbangan dalam kehidupan bermasyarakat, beragama, dan bernegara akan terwujud.

C. Sikap yang Benar terhadap Makhluk Hidup Selain Manusia

Binatang dan tumbuh-tumbuhan adalah makhluk hidup, keduanya perlu mempertahankan habitat dan populasinya. Keduanya perlu makan dan minum untuk menjaga keadaan dan lingkungannya serta mempertahankan keturunan dari jenisnya dengan bentuk dan tatacaranya yang berbeda dengan manusia

Keberadaan dan kelestarian binatang dan tumbuhan, memberikan arti penting dan manfaat yang besar bagi makhluk lainnya, termasuk manusia. Antara binatang dan tumbuh-tumbuhan serta manusia terdapat hubungan timbal balik, saling membutuhkan antara yang satu dengan yang lainnya. Hubungan timbal balik antara manusia dengan binatang dan tumbuh-tumbuhan harus dijaga keseimbangan dan kesinambunganya. Apabila keseimbangan hubungan timbal balik antara ketiganya tidak terjaga maka akan menimbulkan kerusakan malahan bisa menjadi bencana.

Page 23: Pendidikan Agama Islam Kelas X, SMK Tunas Bangsa Web viewMemurnikan agama Allah dari ajaran-ajaran ... Dengan memahami dan menghayati sifat-sifat dan asma Allah SWT ... Contoh akhlak

Pendidikan Agama Islam Kelas X, SMK Tunas Bangsa [Pick the date]

Contoh akhlak yang baik dan terpuji terhadap binatang ialah membiasakan memelihara dan menyayangi binatang. Binatang itu mengandung manfaat yang besar sekali bagi manusia, baik untuk dimakan dagingnya, diminum air susunya, digunakan bulunya untuk pakaian, untuk alat angkutan dan sebagainya. Memang binatang itu diciptakan oleh Allah untuk kepentingan manusia. Perhatikan firman Allah SWT:

Aritnya: ” 5. Dan Dia telah menciptakan binatang ternak untuk kamu; padanya ada (bulu) yang menghangatkan dan berbagai-bagai manfaat, dan sebahagiannya kamu makan. 6. Dan kamu memperoleh pandangan yang indah padanya, ketika kamu membawanya kembali ke kandang dan ketika kamu melepaskannya ke tempat penggembalaan. 7. Dan ia memikul beban-bebanmu ke suatu negeri yang kamu tidak sanggup sampai kepadanya, melainkan dengan kesukaran-kesukaran (yang memayahkan) diri. Sesungguhnya Tuhanmu benar-benar Maha Pengasih lagi Maha Penyayang 8. dan (Dia telah menciptakan) kuda, bagal[820] dan keledai, agar kamu menungganginya dan (menjadikannya) perhiasan. Dan Allah menciptakan apa yang kamu tidak mengetahuinya.” (Q.S. An Nahl [16]: 5-7).

Karena binatang itupun makhluk hidup yang bernyawa yang dapat merasakan lapar dan haus, sakit dan mati, maka kita tidak boleh menganiaya dengan cara apapun. Nabi bersabda: “Barangsiapa yang menganiaya binatang atau mengubah bentuknya, memotong ekor atau telinganya, amak atasnya kutukan alah, kutukan para malaikat, dan manusia pada umunya.” (Al Hadits).

Oleh karena itu, salah satu syarat menyembelih binatang yang akan dimakan dagingnya harus menggunakan alat penyembelih yang tajam, agar binatang yang disembelih itu segera mati dan tidak lama mengalami penderitaan.

Akhlak yang baik terhadap tumbuh-tumbuhan artinya akhlak manusia yang baik dan terpuji menurut pandangan syariat Islam tertuju kepada tumbuh-tumbuhan. Contoh akhlak yang baik yang baik terhadap tumbuh-tumbuhan ialah membiasakan memelihara dan melestarikan tumbuh-tumbuhan. Tumbuh-tumbuhan apa saja yang ada di bumi ini diciptakan oleh Allah untuk manusia, agar diambil manfaatnya bagi kehidupan manusia. Sebagaimana disebutkan dalam Al Qur’an:

Artinya: “Dan Dia-lah Tuhan yang membentangkan bumi dan menjadikan gunung-gunung dan sungai-sungai padanya. Dan menjadikan padanya semua buah-buahan berpasang-pasangan, Allah menutupkan malam kepada siang. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan.” (Q.S. Ar Ra’du [13]: 3).

Oleh karena itu, suatu kewajiban manusia agar bumi dan isinya, termasuk binatang dan tumbuh-tumbuhan serta lingkungannya dapat kita sayangi dan dilestarikan dan memakmurkannya., bukan malah ditelantarkan dan diburu. Semua itu sebenarnya hanya untuk

Page 24: Pendidikan Agama Islam Kelas X, SMK Tunas Bangsa Web viewMemurnikan agama Allah dari ajaran-ajaran ... Dengan memahami dan menghayati sifat-sifat dan asma Allah SWT ... Contoh akhlak

Pendidikan Agama Islam Kelas X, SMK Tunas Bangsa [Pick the date]

kepentingan manusia. Semua itu sebenarnya hanya untuk kepentingan manusia dan anak cucunya sampai akhir zaman. Firman Allah dalam surat Hud ayat 61:

...Artinya: “…Dialah Allah yang menciptakan kamu dan ditempatkannya kamu mendiami bumi ini dengan tugas agar kamu dapat mengolah dan memakmurkannya …” (Q.S. Hud [11]: 61).

1. Memelihara Kelestarian Alam

Alam dan isinya diciptakan Allah untuk kepentingan manusia. Oleh karena itu, untuk kelangsungan serta kesempurnaan hidupnya, manusia berkewajiban menjaga kwantitas dan kwalitas lingkungan menimbulkan larangan adanya merusak lingkungan. Untuk meperbaiki kualitas hidup, manusia mengadakan usaha-usaha pembangunan yang mempunyai pengaruh terhadap kuantitas maupun kualitas lingkungan.

Disatu pihak, kita harus mengadakan pembangunan walaupun hal itu bisa merusak kualitas dan kuantitas lingkungan, tetapi di pihak lain pun kita harus mempertahankan lingkungan hidup. Misalnya untuk pembangunan kita memerlukan devisa dan untuk memperoleh debisa kita bisa menjual kayu yang diambil dari hutan. Apabila pengambilan kayu dari hutan tidak cermat dapat mengakibatkan kepunahan hutan maupun hewan-hewan penghuninya. Akibat yang ditimbulkannya sangat merugikan, bahkan mengancam kesejahteraan hidup manusia. Secara kronilogis dapat digambarkan sebagai berikut.

Apabila hutan dibabat dengan semena-mena maka tak ada lagi penahan air hujan. Air hujan akan mengalir keras dan menghanyutkan humus dan bunga tanah. Di hulu menjadi tandus, dihilir dilanda banjir. Akibatnya, hutan makin lama makin gundul, hujan menjadi jarang turun. Pada siang hari panas terik matahari membakar bumi, malam harinya sangat dingin. Karena perubahan suhu yang tajam, batu-batuan bisa pecah dan akhirnya lambat laun hancur jadi pasir. Jadi, padang pasir yang luas bukan terjadi dengan sendirinya. Pada mulanya terjadi karena kerusakan yang ditimbulkan oleh manusia sendiri. Firman Allah SWT:

Artinya: “Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusi, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).”(Q.S. Ar Rum [30]: 41).

Kerusakan didarat seperti terjadinya padang pasir karena penggundulan hutan (tumbuh-tumbuhan), juga punahnya beberapa jenis binatang. Kerusakan dilaut seperti pencemaran oleh buangan air limbah industri, sehingga menyebabkan keracunan pada ikan yang menjadi sumber hidup para nelayan.

Kesimpulannya, dalam suatu lingkungan hidup itu ada saling ketergantungan antara makhluk hidup dengan benda-benda yang tidak hidup dan lingkungannya. Keadaan semacam itu disebut ekosistem. Dalam suatu ekosistem, masing-masing unsur yang ada harus dijaga kelestarian dan keseimbangannya. Artinya tidak boleh ada pengrusakan terhadap salah satu unsur. Sebab kalau salah satu unsur dalam ekosistem itu rusak, akan timbul keselarasan ekosistem atau terjadi ketidak seimbangan alam lingkungan.

Page 25: Pendidikan Agama Islam Kelas X, SMK Tunas Bangsa Web viewMemurnikan agama Allah dari ajaran-ajaran ... Dengan memahami dan menghayati sifat-sifat dan asma Allah SWT ... Contoh akhlak

Pendidikan Agama Islam Kelas X, SMK Tunas Bangsa [Pick the date]

Allah SWT menciptakan langit dan bumi beserta segala isinya. Telah ditakdirkan dan ditentukan bahwa semua makhluk ciptaannya mempunya hubungan timbal balik dan berkesinambungan, itulah sunatullah.

Apabila keseimbangan dalam hubungan timbal balik ini terganggu akibat salah satu unsurnya ada yang kurang, berubah, atau karena sebab lain maka malapetaka dan bencana yang maha dahsyat akan terjadi.

2. Memelihara Keseimbangan Alam sebagai Pernyataan Rasa Syukur Nikmat

Allah pencipta alam semesta telah menciptakan manusia sebagai makhluknya yang paling mulia. Allah juga yang telah menciptakan alam semesta ini, terutama bumi untuk kepentingan manusia. Bahkan Allah telah menjadikan manusia sebagai khalifah atau penguasa bumi. Dengan demikian sungguh banyak kenikmatan Allah yang telah dianugrahkan kepada manusia. Sebagaimana tersebut dalam firman Allah SWT:

Artinya: “32. Allah-lah yang telah menciptakan langit dan bumi dan menurunkan air hujan dari langit, kemudian Dia mengeluarkan dengan air hujan itu berbagai buah-buahan menjadi rezki untukmu; dan Dia telah menundukkan bahtera bagimu supaya bahtera itu, berlayar di lautan dengan kehendak-Nya, dan Dia telah menundukkan (pula) bagimu sungai-sungai. 33. Dan Dia telah menundukkan (pula) bagimu matahari dan bulan yang terus menerus beredar (dalam orbitnya); dan telah menundukkan bagimu malam dan siang. 34. Dan Dia telah memberikan kepadamu (keperluanmu) dan segala apa yang kamu mohonkan kepadanya. Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, tidaklah dapat kamu menghinggakannya. Sesungguhnya manusia itu, sangat zalim dan sangat mengingkari (nikmat Allah).” (QS Ibrahim : 32-34)

Betapa banyak nikmat Allah yuang telah diberikan kepada umatmanusia yang diterima oleh setiap orang dalam kehidupannya. Segala kelezatan ketentraman, kebahagian, kesenangan dan kenikmatan dalam bentuk apapun. Hal itu harus disyukuri. Setiap muslim wajib bersyukur atau berterima kasih kepada Allah sebagaimana diperintahkan dalam kitab suci Al Qur’an:

Artinya: “Dan Dia-lah, Allah yang menundukkan lautan (untukmu), agar kamu dapat memakan daripadanya daging yang segar (ikan), dan kamu mengeluarkan dari lautan itu perhiasan yang kamu pakai; dan kamu melihat bahtera berlayar padanya, dan supaya kamu mencari (keuntungan) dari karunia-Nya, dan supaya kamu bersyukur.” (QS An Nahl [16]: 14)

Adapun cara bersyukur kepada Allah adalah sebagai berikut.

1. Dengan lisan, yakni dengan memuji Allah setiap memperoleh kenikmatan. Caranya dengan mengucapkan alhamdulillahi rabbil alamin.

2. Dengan hati, yakni dengan mengakui dan merasakan serta menghayati nikmat Allah atas karunia yang telah diberikan

3. Dengan seluruh jiwa raganya, yakni dengan menaati dan menjalankan perintahnya, serta menjauhi larangannya.

Dengan bersyukur kepada Allah, manusia akan selalu ingat kepadanya, sehingga jiwanya menjadi bersih. Jiwa yang bersih karena menyadari bahwa segala kenikmatan itu hanyalah karunia Allah semata. Dengan demikian dapat menyadari bahwa segala kenikmatan

Page 26: Pendidikan Agama Islam Kelas X, SMK Tunas Bangsa Web viewMemurnikan agama Allah dari ajaran-ajaran ... Dengan memahami dan menghayati sifat-sifat dan asma Allah SWT ... Contoh akhlak

Pendidikan Agama Islam Kelas X, SMK Tunas Bangsa [Pick the date]

itu adalah bekal untuk beribadah keapda Allah. Mengabdi dan menghambakan diri semata-mata kepada Allah. Perhatikan firman Allah berikut.

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rezki yang baik-baik yang Kami berikan kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah, jika benar-benar kepada-Nya kamu menyembah.” (Q.S. Al Baqarah [2]: 172).

3. Menyayangi Binatang dan Merawat Tumbuh-tumbuhan

a. Pentingnya binatang dan tumbuh-tumbuhan bagi kehidupan manusia

Binatang termasuk salah satu makhluk Allah SWT. Antara manusia dan binatang medasar. Manusia mempunyai akal pikiran sedangkan binatang tidak. Diluar kepentingan dan kemampuan akal pikiran itu terdapat persamaan antara manusia dan binatang. Seperti misalnya, kepentingan untuk makan, minum mempertahankan hidup dan keturunannya.

Kenyataannya manusia sangat membutuhkan keberadaan binatang, terutama binatang ternak. Diantara binatang tersebut, ada yang bisa dimanfaatkan untuk membantu menyelesaikan pekerjaan manusia seperti membajak dan bercocok tanam, menarik pedati dan memuat barang-barang, diambil madunya, diperah susunya, disembelih untuk dimakan dagingnya sebagai pelengkap menu dan menambah gizi makanan. Selain itu, binatang ternak juga mempunyai nilai tambah dalam segi ekonomi maupun segi penghidupan.

Sudah selayaknya kita memelihara dan menyayangi binatang. Suatu hal yang tidak wajar apabila kita memanfaatkan tenaga binatang, tetapi tidak mau memberi makan dan merawatnya. Seorang peternak burung puyuh umpamanya, tidak akan mendapat hasil yang baik, apabila burung puyuh itu tidak dipelihara dengan baik.

Coba renungkan ikan yang berada di laut. Bermacam-macam warnanya, enak untuk dimakan. Ada yang digunakan untuk minyak, hiasan, obat, tergantung pada keterampilan manusia dalam mengolah ikan yang beraneka ragam itu. Sapi dan domba misalnya, susunya dapat diminum dan menyegarkan dan menguatkan badan manusia. Kulitnya dapat digunakan sebagai bahan sepatu dan sandal. Bulunya dapat digunakan untuk pakaian, sedang dagingnya enak untuk dimakan.

Binatang-binatang itu dapat diambil manfaatnya sesuai dengan slera dan keterampilan manusia didalam menggunakannya. Perkutut dapat dipelihara, dan suaranya bisa membuat hati manusia gembira dan senang. Sehingga perkutut yang kecil itu harganya ratusan ribu rupiah malah kadang-kadang samapi jutaan rupiah.

Tumbuh-tumbuhan juga tidak kalah penting bagi manusia dalam menunjang hidup dan kehidupannya, misalnmya sebagai berikut:1. Oksigen merupakan kebutuhan yang sangat pokok dalam kehidupan manusia. Pada sistem

pernapasan manusia, yang dibutuhkan adalah oksigen. Manusia akan mati lemas apabila kekurangan oksigen tersebut. Persediaan oksigen yang terdapat diudara disekeliling kita bisa terjamin keseimbangannya apabila terjamin pulapopulasi tumbuh-tumbuhan yang ada. Karena oksigen dikeluarkan oleh tumbuh-tumbuhan pada saat tumbuh-tumbuhna itu melakukan fotosintesis

Page 27: Pendidikan Agama Islam Kelas X, SMK Tunas Bangsa Web viewMemurnikan agama Allah dari ajaran-ajaran ... Dengan memahami dan menghayati sifat-sifat dan asma Allah SWT ... Contoh akhlak

Pendidikan Agama Islam Kelas X, SMK Tunas Bangsa [Pick the date]

2. Pohon dan tumbuh-tumbuhan yang lebat dapat menjamin adanya persedian air dalam tanah agar tidak terus mengalir tanpa ada tempat penampungannya. Persedian air dalam tanah oleh akar-akar pohon dan tumbuh-tumbuhan, bisa menjadi mata air. Mata air itu mengairi areal pertanian dan perkebunan, untuk menunjang kebutuhan bahan makanan pokok manusia.

Pohon dan tumbuh-tumbuhan yang lebat menjamin tidak akan terjadi banjir yang bisa merusak lingkungan kehidupan manusia. Dari tumbuh-tumbuhan pula bisa diperoleh vitamin nabati yang sangat dibutuhkan oleh sel-sel tubuh manusia. Tumbuh-tumbuhan dapat dibuat bahan obat-obatan yang menangkal manusia dari serangan berbagai penyakit, dan menyembuhkannya atas kuasa dan izin dari Allah SWT.

Oleh karena itu, sudah sepantasnya bila manusia memelihara dan melestarikan tumbuh-tumbuhan. Diantara tumbuh-tumbuhan ada yang bisa dimakan dan ada yang tidak. Perawatan terhadap tumbuh-tumbuhan yang dimakan agak berbeda dengan tumbuh0tumbuhan lainnya. Ada diantaranya yang memerlukan air, pupuk, obat hama, dan sebagainya. Memang cara merawat dan apa yang diperlukan tumbuh-tumbuhan itu tidak sama. Kita pun harus mempelajari dan memperhatikan cara pemeliharaan masing-masing agar dapat diambil manfaatnya.

Manusia diciptakan Allah sebagai khalifah di muka bumi yang seharusnya memelihara dan mengatur dunia ini sesuai dengan tuntunan agama. Sehingga dapat hidup layak sebagai manusia, janganlah berbuat kerusakan dimuka bumi karena itu termasuk perbuatan yang tidak disukai oleh Allah. Seperti dalam firmannya yang berbunyi:

Artinya: dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan. (Q.S. Al Qashash [28]: 77).

b. Cara menyayangi binatang dan tumbuh-tumbuhan

Manusia wajib memelihara binatang dan tumbuh-tumbuhan dengan baik. Terhadap binatang ternak manusia harus memelihara, memberi makan dan minum, mejaga kondisi dan lingkungan serta kebutuhan hidupnya. Dengan demikian manusia dapat memanfaatkannya untuk kepentingannya sendiri. Kesemuanya harus dilakukan dengan sebaik-baiknya. Hal ini pernah dicontohkan oleh nabi SAW ketika beliau melewati suatu daerah. Beliau melihat ada orang-orang yang berdiri diatas punggung hewan-hewan mereka. Lalu beliau menasehati supaya mengendarai hewan itu dengan baik dan meninggalkannya dengan baik pula.

Terhadap binatang liar, manusai berkewajiban menjaga habitatnya agar tidak punah. Berusaha agar tidak merusak lingkungan tempat binatang-binatang liar itu hidup dan berkembang biak. Mengusahakan agar jenis binatang ini, terutama jenis binatang buas, tidak mengganggu terhadap lingkungan kehidupan manusia, bahkan banyak dikisahkan dalam alqur’an banyak binatang buas yang memberikan manfaat misalkan lebah yang bisa diambil

Page 28: Pendidikan Agama Islam Kelas X, SMK Tunas Bangsa Web viewMemurnikan agama Allah dari ajaran-ajaran ... Dengan memahami dan menghayati sifat-sifat dan asma Allah SWT ... Contoh akhlak

Pendidikan Agama Islam Kelas X, SMK Tunas Bangsa [Pick the date]

madunya Allah berfirman yang artinya: 68. dan Tuhanmu mewahyukan kepada lebah: “Buatlah sarang-sarang di bukit-bukit, di pohon-pohon kayu, dan di tempat-tempat yang dibikin manusia”, 69. kemudian makanlah dari tiap-tiap (macam) buah-buahan dan tempuhlah jalan Tuhanmu yang telah dimudahkan (bagimu). dari perut lebah itu ke luar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang memikirkan. (Q.S. An Nahl [16]: 68-69).

Terhadap tumbuh-tumbuhan, manusia wajib memelihara kelestarian, keberadaan, mengembangbiakkannya. Khususnya tanaman pertanian dan tanaman pangan serta tanaman lunak lainnya. Lahan tempat bercocok tanam perlu diolah dengan baik, dipupuki dan disiangi, dijauhkan dari hama. Mengusir hama dengan memberikan obat anti hama sehingga dapat meningkatkan hasil dan dapat mencukupi kebutuhan pangan.

Untuk tanaman keras, lahan yang digunakan harus dibersihkan dari tanaman dan tumbuhan lain yang bisa mengganggu perkembangannya. Memberikan pupuk yang dapat menunjang pertumbuhan tanaman keras tersebut. Pada umumnya tanaman keras ditanam pada lahan perkebunan.

Tanaman dan tumbuh-tumbuhan hutan harus dijaga kelestariannya dan tidak dirusak untuk kepentingan pribadi dan sesaat. Perusakan hutan dapa mengakibatkan banjir dan tanah longsor.

Page 29: Pendidikan Agama Islam Kelas X, SMK Tunas Bangsa Web viewMemurnikan agama Allah dari ajaran-ajaran ... Dengan memahami dan menghayati sifat-sifat dan asma Allah SWT ... Contoh akhlak

Pendidikan Agama Islam Kelas X, SMK Tunas Bangsa [Pick the date]

BAB 5SUMBER-SUMBER HUKUM   ISLAM

Sumber hukum Islam yang utama adalah Al Qur’an dan sunah. Selain menggunakan kata sumber, juga digunakan kata dalil yang berarti keterangan yang dijadikan bukti atau alasan suatu kebenaran. Selain itu, ijtihad, ijma’, dan qiyas juga merupakan sumber hukum karena sebagai alat bantu untuk sampai kepada hukum-hukum yang dikandung oleh Al Qur’an dan sunah Rasulullah SAW.

Secara sederhana hukum adalah “seperangkat peraturan tentang tingkah laku manusia yang diakui sekelompok masyarakat; disusun orang-orang yang diberi wewenang oleh masyarakat itu; berlaku mengikat, untuk seluruh anggotanya”. Bila definisi ini dikaitkan dengan Islam atau syara’ maka hukum Islam berarti: “seperangkat peraturan bedasarkan wahyu Allah SWT dan sunah Rasulullah SAW tentang tingkah laku manusia yang dikenai hukum (mukallaf) yang diakui dan diyakini mengikat semua yang beragama Islam”. Maksud kata “seperangkat peraturan” disini adalah peraturan yang dirumuskan secara rinci dan mempunyai kekuatan yang mengikat, baik di dunia maupun di akhirat.

A. AL QUR’AN

Al Qur’an berisi wahyu-wahyu dari Allah SWT yang diturunkan secara berangsur-angsur (mutawattir) kepada Nabi Muhammad SAW melalui malaikat Jibril. Al Qur’an diawali dengan surat Al Fatihah, diakhiri dengan surat An Nas. Membaca Al Qur’an merupakan ibadah.Al Qur’an merupakan sumber hukum Islam yang utama. Setiap muslim berkewajiban untuk berpegang teguh kepada hukum-hukum yang terdapat di dalamnya agar menjadi manusia yang taat kepada Allah SWT, yaitu menngikuti segala perintah Allah dan menjauhi segala larangnannya. Al Qur’an memuat berbagai pedoman dasar bagi kehidupan umat manusia.

Page 30: Pendidikan Agama Islam Kelas X, SMK Tunas Bangsa Web viewMemurnikan agama Allah dari ajaran-ajaran ... Dengan memahami dan menghayati sifat-sifat dan asma Allah SWT ... Contoh akhlak

Pendidikan Agama Islam Kelas X, SMK Tunas Bangsa [Pick the date]

1. Tuntunan yang berkaitan dengan keimanan/akidah, yaitu ketetapan yantg berkaitan dengan iman kepada Allah SWT, malaikat-malaikat, kitab-kitab, rasul-rasul, hari akhir, serta qadha dan qadar

2. Tuntunan yang berkaitan dengan akhlak, yaitu ajaran agar orang muslim memilki budi pekerti yang baik serta etika kehidupan.

3. Tuntunan yang berkaitan dengan ibadah, yakni shalat, puasa, zakat dan haji.4. Tuntunan yang berkaitan dengan amal perbuatan manusia dalam masyarakat

Isi kandungan Al Qur’an

Isi kandungan Al Qur’an dilihat dari segi kuantitas dan kualitas.

1. Segi Kuantitas

Al Quran terdiri dari 30 Juz, 114 surat, 6.236 ayat, 323.015 huruf dan 77.439 kosa kata

2. Segi Kualitas

Isi pokok Al Qur’an (ditinjau dari segi hukum) terbagi menjadi 3 (tiga) bagian:a. Hukum yang berkaitan dengan ibadah: hukum yang mengatur hubungan rohaniyah dengan

Allah SWT dan hal-hal lain yang berkaitan dengan keimanan. Ilmu yang mempelajarinya disebut Ilmu Tauhid atau Ilmu Kalam.

b. Hukum yang berhubungan dengan Amaliyah yang mengatur hubungan dengan Allah, dengan sesama dan alam sekitar. Hukum ini tercermin dalam Rukun Islam dan disebut hukum syariat. Ilmu yang mempelajarinya disebut Ilmu Fiqih.

c. Hukum yang berkaitan dngan akhlak. Yakni tuntutan agar setiap muslim memiliki sifat- sifat mulia sekaligus menjauhi perilaku-perilaku tercela.

Bila ditinjau dari Hukum Syara terbagi menjadi dua kelompok:

a. Hukum yang berkaitan dengan amal ibadah seperti shalat, puasa, zakat, haji, nadzar, sumpah dan sebagainya yang berkaitan dengan hubungan manusia dengan tuhannya.

b. Hukum yang berkaitan dengan amal kemasyarakatan (muamalah) seperti perjanjian perjanjian, hukuman (pidana), perekonomian, pendidikan, perkawinan dan lain sebagainya.Hukum yang berkaitan dengan muamalah meliputi:1) Hukum tentang kehidupan manusia dalam berkeluarga, yaitu perkawinan dan warisan.2) Hukum tentang perjanjian, yaitu yang berhubungan dengan jual beli (perdagangan), gadai-

menggadai, perkongsian dan lain-lain. Maksud utamanya agar hak setiap orang dapat terpelihara dengan tertib.

3) Hukum tentang gugat menggugat, yaitu yang berhubungan dengan keputusan, persaksian dan sumpah.

4) Hukum tentang jinayat, yaitu yang berhubungan dengan penetapan hukum atas pelanggaran pembunuhan dan kriminalitas.

5) Hukum tentang hubungan antar agama, yaitu hubungan antar kekuasan Islam dengan non-Islam sehingga tercpai kedamaian dan kesejahteraan.

6) Hukum tentang batasan pemilikan harta benda, seperti zakat, infaq dan sedekah.

B. HADITS

Hadits merupakan segala tingkah laku Nabi Muhammad SAW baik berupa perkataan, perbuatan, maupun ketetapan (taqrir). Hadits merupakan sumber hukum Islam yang kedua

Page 31: Pendidikan Agama Islam Kelas X, SMK Tunas Bangsa Web viewMemurnikan agama Allah dari ajaran-ajaran ... Dengan memahami dan menghayati sifat-sifat dan asma Allah SWT ... Contoh akhlak

Pendidikan Agama Islam Kelas X, SMK Tunas Bangsa [Pick the date]

setelah Al Qur’an. Allah SWT telah mewajibkan untuk menaati hukum-hukum dan perbuatan-perbuatan yang disampaikan oleh nabi Muhammad SAW dalam haditsnya. Hal ini sejalan dengan firman Allah SWT:

… … Artinya: “ … Apa yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah dia, dan apa yang dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah, …” (Q.S. Al Hasyr [59]: 7).

Perintah meneladani Rasulullah SAW ini disebabkan seluruh perilaku Nabi Muhammad SAW mengandung nilai-nilai luhur dan merupakan cerminan akhlak mulia. Apabila seseorang bisa meneladaninya maka akan mulia pula sikap dan perbutannya. Hal tersebut dikarenakan Rasulullah SAW memilki akhlak dan budi pekerti yang sangat mulia. Hadits sebagai sumber hukum Islam yang kedua, juga dinyatakan oleh Rasulullah SAW:

لك ) ما همام ة (رواه سن و الله كتاب ابدا وا تضل لن بهما كتم تمس ما امرين فيكم تركت رسوله

Artinya: “Aku tinggalkan dua perkara untukmu sekalian, kalian tidak akan sesat selama kalian berpegangan kepada keduanya, yaitu kitab Allah dan sunah rasulnya”. (HR Imam Malik)

Hadits merupakan sumber hukum Islam yang kedua memilki kedua fungsi sebagai berikut,

1. Memperkuat hukum-hukum yang telah ditentukan oleh Al Qur’an, sehingga keduanya (Al Qur’an dan Hadits) menjadi sumber hukum untuk satu hal yang sama. Misalnya Allah SWT didalam Al Qur’an menegaskan untuk menjauhi perkataan dusta, sebagaimana ditetapkan dalam firmannya :

… Artinya: “…Jauhilah perbuatan dusta…” (Q.S. Al Hajj [22]: 30).

Ayat di atas juga diperkuat oleh hadits-hadits yang juga berisi larangan berdusta.

2. Memberikan rincian dan penjelasan terhadap ayat-ayat Al Qur’an yang masih bersifat umum. Misalnya, ayat Al Qur’an yang memerintahkan shalat, membayar zakat, dan menunaikan ibadah haji, semuanya bersifat garis besar. Seperti tidak menjelaskan jumlah rakaat dan bagaimana cara melaksanakan shalat, tidak merinci batas mulai wajib zakat, tidak memarkan cara-cara melaksanakan haji. Rincian semua itu telah dijelaskan oelh rasullah SAW dalam haditsnya. Contoh lain, dalam Al Qur’an Allah SWT mengharamkan bangkai, darah dan daging babi. Firman Allah sebagai berikut:

… Artinya: “Diharamkan bagimu bangkai, darah,dan daging babi…” (QS Al Maidah [5]: 3)

Dalam ayat tersebut, bangkai itu haram dimakan, tetap tidak dikecualikan bangkai mana yang boleh dimakan. Kemudian datanglah hadits menjelaskan bahwa ada bangkai yang boleh dimakan, yakni bangkai ikan dan belalang. Sabda Rasulullah SAW:

دمان : , : , و ميتتان لنا ت احل الميتتان فاما والجراد الحوت واما لدمانا والطحال فالكبد( الحاكم و الماجه ابن (رواه

Artinya: “Dihalalkan bagi kita dua macam bangkai dan dua macam darah. Adapun dua macam bangkai adalah ikan dan belalalng, sedangkan dua macam darah adalah hati dan limpa…” (HR Ibnu Majjah dan Hakim)

Page 32: Pendidikan Agama Islam Kelas X, SMK Tunas Bangsa Web viewMemurnikan agama Allah dari ajaran-ajaran ... Dengan memahami dan menghayati sifat-sifat dan asma Allah SWT ... Contoh akhlak

Pendidikan Agama Islam Kelas X, SMK Tunas Bangsa [Pick the date]

3. Menetapkan hukum atau aturan-aturan yang tidak didapati dalam Al Qur’an. Misalnya, cara menyucikan bejana yang dijilat anjing, dengan membasuhnya tujuh kali, salah satunya dicampur dengan tanah, sebagaimana sabda Rasulullah SAW:

راب بالت اولهن ات مر سبع يغسل ان الكلب فيه ولغ اذا احدكم اناء طهورالبيهقى ) و داود هبو و هحمد و مسلم (رواه

Artinya: “Mennyucikan bejanamu yang dijilat anjing adlah dengan cara membasuh sebanyak tujuh kali salah satunya dicampur dengan tanah” (HR Muslim, Ahmad, Abu Daud, dan Baihaqi).

Hadits menurut sifatnya mempunyai klasifikasi sebagai berikut:1. Hadits Shohih, adalah hadits yang diriwayatkan oleh Rawi yang adil, sempurna ingatan,

sanadnya bersambung, tidak ber illat, dan tidak janggal. Illat hadits yang dimaksud adalah suatu penyakit yang samar-samar yang dapat menodai keshohehan suatu hadits.

2. Hadits Makbul, adalah hadits-hadits yang mempunyai sifat-sifat yang dapat diterima sebagai Hujjah. Yang termasuk Hadits Makbul adalah Hadits Shohih dan Hadits Hasan

3. Hadits Hasan, adalah hadits yang diriwayatkan oleh rawi yang adil, tapi tidak begitu kuat ingatannya (hafalannya), bersambung sanadnya, dan tidak terdapat illat dan kejanggalan pada matannya. Hadits Hasan termasuk hadits yang makbul biasanya dibuat hujjah untuk sesuatu hal yang tidak terlalu berat atau tidak terlalu penting.

4. Hadits Dhoif, adalah hadits yang kehilangan satu syarat atau lebih syarat-syarat hadits shohih atau hadits hasan. Hadits dhoif banyak macam ragamnya dan mempunyai perbedaan derajat satu sama lain, disebabkan banyak atau sedikitnya syarat-syarat hadits shohih atau hasan yang tidak dipenuhi

Adapun syarat-syarat suatu hadits dikatakan hadits yang shohih, yaitu:1. Rawinya bersifat adil 4. Hadits itu tidak berilat, dan2. Sempurna ingatan 5. Hadits itu tidak janggal3. Sanadnya tidak terputus

C. IJTIHAD

Ijtihad ialah berusaha dengan sungguh-sungguh untuk memecahkan suatu masalah yang tidak ada ketetapannya, baik dalam Al Qur’an maupun Hadits, dengan menggunkan akal pikiran yang sehat dan jernih, serta berpedoman kepada cara-cara menetapkan hukum-hukumyang telah ditentukan. Hasil ijtihad dapat dijadikan sumber hukum yang ketiga. Hasil ini berdasarkan dialog nabi Muhammad SAW dengan sahabat yang bernama muadz bin jabal, ketika Muadz diutus ke negeri Yaman. Nabi SAW, bertanya kepada Muadz,” bagaimana kamu akan menetapkan hukum kalau dihadapkan pada satu masalah yang memerlukan penetapan hukum?”, muadz menjawab, “Saya akan menetapkan hukumdengan Al Qur’an, Rasul bertanya lagi, “Seandainya tidak ditemukan ketetapannya di dalam Al Qur’an?” Muadz menjawab, “Saya akan tetapkan dengan Hadits”. Rasul bertanya lagi, “seandainya tidak engkau temukan ketetapannya dalam Al Qur’an dan Hadits”, Muadz menjawab” saya akan berijtihad dengan pendapat saya sendiri” kemudian, Rasulullah SAW menepuk-nepukkan bahu Muadz bin Jabal, tanda setuju. Kisah mengenai Muadz ini menjadikan ijtihad sebagai dalil dalam menetapkan hukum Islam setelah Al Qur’an dan hadits.

Untuk melakukan ijtihad (mujtahid) harus memenuhi bebrapa syarat berikut ini:

Page 33: Pendidikan Agama Islam Kelas X, SMK Tunas Bangsa Web viewMemurnikan agama Allah dari ajaran-ajaran ... Dengan memahami dan menghayati sifat-sifat dan asma Allah SWT ... Contoh akhlak

Pendidikan Agama Islam Kelas X, SMK Tunas Bangsa [Pick the date]

1. mengetahui isi Al Qur’an dan Hadits, terutama yang bersangkutan dengan hukum2. memahami bahasa Arab dengan segala kelengkapannya untuk menafsirkan Al Qur’an dan

Hadits3. mengetahui soal-soal ijma4. menguasai ilmu ushul fiqih dan kaidah-kaidah fiqih yang luas.

Islam menghargai ijtihad, meskipun hasilnya salah, selama ijtihad itu dilakukan sesuai dengan persyaratan yang telah ditentukan. Dalam hubungan ini Rasulullah SAW bersabda:

( مسلم و البخارى ( رواه واجتهد حكم اذا و اجران فله اصاب ثم فاجتهد الحاكم حكم ذا ا اجر فله اخطأ ثم

Artinya: “Apabila seorang hakim dalam memutuskan perkara melakukan ijtihad dan ternyata hasil ijtihadnya benar, maka ia memperoleh dua pahala dan apabila seorang hakim dalam memutuskan perkara ia melakukan ijtihad dan ternyata hasil ijtihadnya salah, maka ia memperoleh satu pahala.” (HR Bukhari dan Muslim)

Islam bukan saja membolehkan adanya perbedaan pendapat sebagai hasil ijtihad, tetapi juga menegaskan bahwa adanya beda pendapat tersebut justru akan membawa rahmat dan kelapangan bagi umat manusia. Dalam hal ini Rasulullah SAW bersabda:

( المقدس نصر رحمة (رواه امتي ف … اختالArtinya: ”… Perbedaan pendapat di antara umatku akan membawa rahmat” (HR Nashr Al muqaddas)

Dalam berijtihad seseorang dapat menmpuhnya dengan cara ijma’ dan qiyas. Ijma’ adalah kese[akatan dari seluruh imam mujtahid dan orang-orang muslim pada suatu masa dari beberapa masa setelah wafat Rasulullah SAW. Berpegang kepada hasil ijma’ diperbolehkan, bahkan menjadi keharusan. Dalilnya dipahami dari firman Allah SWT:

……Artinya: “Hai orang-oran yang beriman, taatilah Allah dan rasuknya dan ulil amri diantara kamu….” (QS An Nisa [4]: 59)

Dalam ayat ini ada petunjuk untuk taat kepada orang yang mempunyai kekuasaan dibidangnya, seperti pemimpin pemerintahan, termasuk imam mujtahid. Dengan demikian, ijma’ ulam dapat menjadi salah satu sumber hukum Islam. Contoh ijam’ ialah mengumpulkan tulisan wahyu yang berserakan, kemudian membukukannya menjadi mushaf Al Qur’an, seperti sekarang ini.

Qiyas (analogi) adalah menghubungkan suatu kejadian yang tidak ada hukumnya dengan kejadian lain yang sudah ada hukumnya karena antara keduanya terdapat persamaan illat atau sebab-sebabnya. Contohnya, mengharamkan minuman keras, seperti bir dan wiski. Haramnya minuman keras ini diqiyaskan dengan khamar yang disebut dalam Al Qur’an karena antara keduanya terdapat persamaan illat (alasan), yaitu sama-sama memabukkan. Jadi, walaupun bir tidak ada ketetapan hukmnya dalam Al Qur’an atau hadits tetap diharamkan karena mengandung persamaan dengan khamar yang ada hukumnya dalam Al Qur’an.

Page 34: Pendidikan Agama Islam Kelas X, SMK Tunas Bangsa Web viewMemurnikan agama Allah dari ajaran-ajaran ... Dengan memahami dan menghayati sifat-sifat dan asma Allah SWT ... Contoh akhlak

Pendidikan Agama Islam Kelas X, SMK Tunas Bangsa [Pick the date]

Sebelum mengambil keputusan dengan menggunakan qiyas maka ada baiknya mengetahui Rukun Qiyas, yaitu:1. Dasar (dalil)2. Masalah yang akan diqiyaskan3. Hukum yang terdapat pada dalil4. Kesamaan sebab/alasan antara dalil dan masalah yang diqiyaskan

Bentuk Ijtihad yang lain

a. Istihsan/Istislah, yaitu mentapkan hukum suatu perbuatan yang tidak dijelaskan secara kongret dalam Al Qur’an dan hadits yang didasarkan atas kepentingan umum atau kemashlahatan umum atau unutk kepentingan keadilan.

b. Istishab, yaitu meneruskan berlakunya suatu hukum yang telah ada dan telah ditetapkan suatu dalil, sampai ada dalil lain yang mengubah kedudukan dari hukum tersebut.

c. Istidlal, yaitu menetapkan suatu hukum perbuatan yang tidak disebutkan secara kongkret dalam Al Qur’an dan hadits dengan didasarkan karena telah menjadi adat istiadat atau kebiasaan masyarakat setempat. Termasuk dalam hal ini ialah hukum-hukum agama yang diwahyukan sebelum Islam. Adat istiadat dan hukum agama sebelum Islam bisa diakui atau dibenarkan oleh Islam asalkan tidak bertentangan dengan ajaran Al Qur’an dan hadits.

d. Maslahah mursalah, ialah maslahah yang sesuai dengan maksud syarak yang tidak diperoeh dari pengajaran dalil secara langsung dan jelas dari maslahah itu. Contohnya seperti mengharuskan seorang tukang mengganti atau membayar kerugian pada pemilik barang, karena kerusakan diluar kesepakatan yang telah ditetapkan.

e. Al ‘Urf, ialah urursan yang disepakati oelh segolongan manusia dalam perkembangan hidupnya.

f. Zara’i, ialah pekerjaan-pekerjaan yang menjadi jalan untuk mencapai mashlahah atau untuk menghilangkan mudarat.

D. PEMBAGIAN HUKUM DALAM ISLAM

Hukum dalam Islam ada lima yaitu:1. Wajib, yaitu perintah yang harus dikerjakan. Jika perintah tersebut dipatuhi (dikerjakan),

maka yang mebgerjakannya akan mendapat pahala, jika tidak dikerjakan maka ia akan berdosa

2. Sunah, yaitu anjuran. Jika dikerjakan dapat pahala, jika tidak dikerjakan tidak berdosa3. Haram, yaitu larangan keras. Kalau dikerjakan berdosa jika tidak dikerjakan atau ditinggalkan

mendapat pahala, sebagaiman dijelaskan oleh nabi Muhammad SAW dalam sebuah haditsnya yang artinya: Jauhilah segala yang haram niscaya kamu menjadi orang yang paling beribadah. Relalah dengan pembagian (rezeki) Allah kepadamu niscaya kamu menjadi orang paling kaya. Berperilakulah yang baik kepada tetanggamu niscaya kamu termasuk orang mukmin. Cintailah orang lain pada hal-hal yang kamu cintai bagi dirimu sendiri niscaya kamu tergolong muslim, dan janganlah terlalu banyak tertawa. Sesungguhnya terlalu banyak tertawa itu mematikan hati. (HR. Ahmad dan Tirmidzi)

4. Makruh, yaitu larangan yang tidak keras. Kalau dilanggar tidak dihukum (tidak berdosa), dan jika ditinggalkan diberi pahala.

5. Mubah, yaitu sesuatu yang boleh dikerjakan dan boleh pula ditinggalkan. Kalau dikerjakan tidak berdosa, begitu juga kalau ditinggalkan.

Page 35: Pendidikan Agama Islam Kelas X, SMK Tunas Bangsa Web viewMemurnikan agama Allah dari ajaran-ajaran ... Dengan memahami dan menghayati sifat-sifat dan asma Allah SWT ... Contoh akhlak

Pendidikan Agama Islam Kelas X, SMK Tunas Bangsa [Pick the date]

Dalil fiqih adalah Al Qur’an, hadits, ijma’ mujtahidin dan qiyas. Sebagian ulama menambahkan yaitu istihsan, istidlal, ‘urf dan istishab. Hukum-hukum itu ditinjau dari pengambilannya terdiri atas empat macam.

1. Hukum yang diambil dari nash yang tegas, yakni adanya dan maksudnya menunjukkan kepada hukum itu. Hukum seperti ini tetap, tidak berubah dan wajib dijalankan oleh seluruh kaum muslim, tidak seorangpun berhak membantahnya. Seperti wajib shalat lima waktu, zakat, puasa, haji dan syarat syah jual beli dengan rela. Imam syafi’ie berpendapat apabila ada ketentuan hukum dari Allah SWT, pada suatu kejadian, setiap muslim wajib mengikutinya.

2. Hukum yang diambil dari nash yang tidak yakin maksudnya terhadap hukum-hukum itu.Dalam hal seperti ini terbukalah jalan mujtahid untuk berijtihad dalam batas memahami nas itu. Para mujtahid boleh mewujudkan hukum atau menguatkan salah satu hukum dengan ijtihadnya. Umpamanya boleh atau tidak khiar majelis bagi dua orang yang berjual beli, dalam memahami hadits:

قا يتفر لم ما بالخيار البيعانDua orang yang jual beli boleh memilih antara meneruskan jual beli atau tidak selama keduanya belum berpisah

Kata “berpisah” yang dimaksud dalam hadits ini mungkin berpisah badan atau pembicaraan, mungkin pula ijab dan kabul. Sperti wajib menyapu semua kepala atau sebagian saja ketika wudhu’, dalam memahami ayat:

...

Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat, Maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu sampai dengan kedua mata kaki, … (Q.S. Al Maidah [5] : 6).Juga dalam memahami hadits tidak halal binatang yang disembelih karena semata-mata tidak membaca basmalah.

عليه الله اسم كر ذ و م الد انهر ماAlat apapun yang dapat mengalirkan darah dan disebutkan padanya nama Allah.

3. Hukum yang tidak ada nash, baik secara qa’i (pasti) maupun zanni (dugaan), tetapi pada suatu masa telah sepakat (ijma’) mujtahidin atas hukum-hukumnya. Seperti bagian kakek seperenam, dan batalnya perkawinan seorang muslimah dengan laki-laki non muslim. Di sini tidak ada jalan untuk ijtihad, bahkan setiap muslim wajib mengakui untuk menjalankannya. Karena hukum yang telah disepakati oleh mujtahdidin itu adalah hukum untuk seluruh umat, dan umat itu menurut Rasulullah SAW tidak akan sepakat atas sesuatu yang sesat. Mujtahidin merupakan ulil amri dalam mempertimbangkan, sedangkan Allah SWT menyuruh hambanya menaati ulil amri. Sungguhpun begitu, kita wajib betul-betul mengetahui bahwa pada huku itu telah terjadi ijma’ (sepakat) ulama mujtahidin. Bukan hanya semata-mata hanyan didasarkan pada sangkaan yang tidak berdasarkan penelitian.

4. Hukum yang tidak ada dari nas, baik qat’i ataupun zanni, dan tidak pula ada kesepakatan mujtahidin atas hukum itu. Seperti yang banyak terdapat dalam kitab-kitab fiqih mazhab.

Page 36: Pendidikan Agama Islam Kelas X, SMK Tunas Bangsa Web viewMemurnikan agama Allah dari ajaran-ajaran ... Dengan memahami dan menghayati sifat-sifat dan asma Allah SWT ... Contoh akhlak

Pendidikan Agama Islam Kelas X, SMK Tunas Bangsa [Pick the date]

Hukum seperti ini adalah hasil pendapat seorang mujtahid. Pendapat menurut cara yang sesuai denngan akal pikirannya dan keadaan lingkungannya masing-masing diwaktu terjadinya peristiwa itu. Hukum-hukum seperti itu tidak tetap, mungkin berubah dengan berubahnya keadaan atau tinjauannya masing-masing. Maka mujtahid dimasa kini atau sesduahnya berhak membantah serta menetapkan hukum yang lain. Sebagaimana mujtahid pertama telah memberi (menetapkan) hukum itu sebelumnya. Ia pun dapat pula mengubah hukum itu dengan pendapatnya yang berbeda dengan tinjauan yang lain, setelah diselidiki dan diteliti kembali pada pokok-pokok pertimbangannya. Hasil ijtihad seperti ini tidak wajib dijalankan oleh seluruh muslim. Hanya wajib bagi mujtahid itu sendiri dan bagi orang-orang yang meminta fatwa kepadanya, selama pendapat itu belum diubahnya.

BAB 6KETELADANAN RASULULLAH PRIODE   MEKKAH

Nabi Muhammad s.a.w. dilahirkan di Mekah pada Tahun Gajah (570 atau 571 M). Beliau merupakan seorang anak yatim sesudah ayahnya Abdullah bin Abdul Muthalib dan ibunya Aminah binti Wahab meninggal dunia. Beliau dibesarkan oleh pamannya yaitu Abu Thalib. Baginda kemudiannya kawin dengan Siti Khadijah dan menjalani kehidupan yang selesa dan aman. Namun demikian, ketika Nabi Muhammad s.a.w. berusia lebih kurang 40 tahun, beliau didatangi oleh Malaikat Jibril a.s. Sesudah beberapa waktu beliau mengajar ajaran Islam secara tertutup kepada rekan-rekan terdekatnya dan seterusnya secara terbuka kepada seluruh penduduk Mekah.

Pada tahun 622 M, baginda dan pengikutnya berhijrah ke Madinah. Peristiwa ini disebut Hijrah. Peristiwa lain yang terjadi setelah hijrah adalah dimulainya kalender Hijrah. Mekah dan Madinah kemudiannya berperang. Nabi Muhammad s.a.w. memenangi banyak pertempuran walaupun ada di antaranya tentera Islam yang tewas. Lama kelamaan orang-orang Islam menjadi kuat dan berjaya membuka Kota Mekah. Selepas kewafatan Nabi Muhammad s.a.w., seluruh Jazirah Arab di bawah penguasaan orang Islam.

A. Sosok Nabi Muhammad saw sebagai seorang manusia.

Sudahkah kamu berprilaku seperti Rasulullah saw? Beliau terkenal sebagai orang yang jujur, pemimpin yang selalu memikirkan rakyat, dan juga seorang pemaaf. Kita harus meneladani kepribadian Rasulullah tersebut, karena prilaku yang demikian sangat berguna bagi bangsa,, Negara dan Agama. Keteladanan Rasulullah terbukti saat beliau menyebarkan agama Islam yang penuh rintangan di Mekkah. Keteladanan apakah yang bisa kamu ambil dardi pristiwa penyebaran Islam tersebut?.

Menghayati perjuangan Rasulullah saw. Sangatlah penting sehingga akan tumbuh rasa cinta kita kepada beliau dan menjadikannya suri teladan dalam kehidupan. Agama Islam berkembang dengan banyak pengorbanan, baik disegi harta, jiwa, dan tenaga. Kita harus berterima kasih atas perjuangan Nabi Muhammad saw dan sahabat-sahabatnya serta para tabi’it tabi’in dan para ulama salihin yang dengan ikhlas berjuang demi perkembangan Islam.

Page 37: Pendidikan Agama Islam Kelas X, SMK Tunas Bangsa Web viewMemurnikan agama Allah dari ajaran-ajaran ... Dengan memahami dan menghayati sifat-sifat dan asma Allah SWT ... Contoh akhlak

Pendidikan Agama Islam Kelas X, SMK Tunas Bangsa [Pick the date]

Marilah kita pelajari dakwah Rasulullah saw. Tersebut pada priode Mekkah dan reaksi masyarakat terhadap kedatangan Islam.

Nabi Muhammad saw adalah nabi yang terakhir dan pemberi cahaya keimanan bagi umat manusia. Kelahiran Nabi Muhammad saw menjadi rahmat bagi semesta alam. Sekitar tahun 570 M, Arab merupakan jazirah yang tandus. Tanahnya terdiri atas bukit-bukit batu, gurun sahara dan padang pasir yang terhampar luas. Iklimnya sangat panas dan hampir semua wilayahnya dikelilingi lautan keadaan sosial masyarakat rusak parah. Keadaan akidahnya sesat, pemujaan terhadap patung berhala ada di mana-mana, perjudian, mabuk-mabukan dan menjadikan kaum wanita sekedar pemuas nafsu sudah menjadi tradisi. Semua itu menandakan kerusakan perilaku kehidupan yang parah.

Di tengah-tengah kesesatan akidah dan kerusakan akhlak, lahirlah bayi laki-laki dalam keadaan yakin. Ayahnya yang bernama Abdullah telah wafat ketika beliau berusia 3 bulan dalam kandungan ibunya ( Aminah). Keduanya merupakan keturunan bangsawan Quraisy. Bapaknya adalah putri dari Wahab bin Abdul Manaf bin Zuhrah bin Qilab. Muhammad lahir pada hari senin tanggal 12 Rabiul Awal tahun Gajah bertepatan tanggal 20 April 571 M. Disebut tahun Gajah karena pada tahun itu kota Mekkah sedang deserbu tentara Abrahah dari Habsyi Yaman. Abrahah adalah gubernur Ethiopia yang datang dengan berkenderaan gajah. Maksud Abrahah untuk menghancurkan Ka’bah itu sia-sia. Abrahah dan tentaranya hancur oleh lemparan batu kerikil yang dibawa oleh burung Ababil atas perintah Allah. Peristiwa hancurnya tentara gajah itu dijelaskan dalam Al Qur’an surat Al Fil. Kesedihan Abdul Muthalib atas kematian anaknya (Abdullah) menjadi hilang dengan lahirnya cucu laki-laki. Abdul Muthalib membopong cucu laki-lakinya mengelilingi ka’bah yang disaksikan oleh seluruh bangsawan Quraisy lalu anak tersebut diberi nama Muhammad oleh kakeknya artinya ” yang terpuji”.

Sudah kebiasaan orang Mekkah untuk menyusukan dan membesarkan anaknya di kampung yang yang udaranya masih segar, sehat dan alami. Pada mulanya orang-orang kampung tidak ada yang mau menyusukan karena tahu beliau yatim dan miskin. Melihat kenyataan ini, kesedihan Aminah bertambah dalam dan sambil memperhatikan bayi laki-lakinya, pikirannya melayang teringat pada al marhum suaminya. Mula-mula orang menyusui Muhammad saw ialah ibunya sendiri. Setelah itu, Muhammad disusui oleh Suaibah Al Aslamiyah (bekas budak Abu Lahab), lalu Halimah binti Abu Duaib As Sa’diyah. Halimah berasal dari pegunungan mencoba membawa dan menyusui Muhammad, dengan harapan Muhammad itu akan membawa berkah. Halimah menyusukannya selama 2 tahun dan mengasuhnya selama 2 tahun sesudah itu maka genaplah 4 tahun dalam asuhannya. Sebenarnya Halimah masih ingin merawat Muhammad lebih lama lagi, tetapi Aminah sangat Merindukan putranya. Setelah itu, Aminah memintanya untuk merawat Muhammad. Pada usia 6 tahun Muhammad diajak ibunya ke Madinah sambil ziarah ke makam ayahnya dengan disertai Ummu Aiman (budak peninggalan al marhum ayahnya). Ini merupakan perjalanan jauh kali pertama bagi Muhammad dan merupakan perkenalan pertama dengan alam bebas. Setelah sampai di Madinah dan bertemu dengan kerabat-kerabatnya, Muhammad diajak ke makam ayahnya. Beberapa tahun sebelumnya, ia pernah mendengar cerita tentang ayahnya. Ia menatap sedih makam ayahnya. Kesedihannya masih belum hilang, ketika diajak melanjut perjalanan pulang ke Mekkah. Dalam perjalanan pulang, yaitu di Abwa’ Aminah jatuh sakit lalu meninggal dunia. Jenazahnya dimakamkan di tempat ia meninggal. Dahulu Muhammad tidak menyaksikan ayahnya wafat, kini ia menyaksikan langsung kepergian ibunya untuk selama-lamanya. Kesedihan yang dahulu

Page 38: Pendidikan Agama Islam Kelas X, SMK Tunas Bangsa Web viewMemurnikan agama Allah dari ajaran-ajaran ... Dengan memahami dan menghayati sifat-sifat dan asma Allah SWT ... Contoh akhlak

Pendidikan Agama Islam Kelas X, SMK Tunas Bangsa [Pick the date]

belum hilang, sekarang ditambah kesedihan yang lebih mendalam lagi. Dengan keadaan yatim piatu Muhammad melanjutkan perjalanan pulang menempuh jarak jauh hanya disertai Ummu Aiman. Setelah sampai di Mekkah, ia di asuh oleh kakeknya. Tidak lama kemudian sewaktu ia berusia 8 tahun, kakeknya wafat. Muhammad memang dipersiapkan untuk menjadi nabi dan rasul. Sepanjang hayatnya selalu diberi cobaan dengan berbagai rantai kesedihan yang tidak putus-putusnya. Sebelumnya wafat, Abdul Muthalib berwasiat agar Muhammad di asuh oleh pamannya, yaitu Abu Thalib. Abu Thalib ialah anaknya, dia seorang pedagang ke negeri Syam (Syiria). Walaupun Abu Thalib sendiri punya anak, tetapi beliau tidak membedakan antara anak sendiri dan keponakannya.

Pada usia 12 tahun, Muhammad diajak Abu Thalib berdagang ke negeri Syam. Setelah sampai di Syam , mereka singgah di Bashra (suatu kota yang disana ada Biara). Disana mereka bertemu dengan Pendeta Bukhaira dan menasehatkan Abu Thalib agar segera membawa Muhammad pulang ke Mekkah dan menjaganya baik-baik. Pendeta Bukhaira mengetahui dan memperhatikan keadaan Muhammad bahwa ada tanda-tanda seorang nabi dan rasul.

Pada usia 14 tahun, Muhammad sudah berani mengikuti pamannya (Zubair) dalam lperang Fijar (Harbal Fijar) Perang Kesucian. Perang itu terjadi antara suku Quraisy dan suku Qais yang disebabkan oleh persoalan keturunan dan kebangsawanan. Dalam perang itu, Muhammad membantu menyediakan perlengkapan perang, yaitu memunguti anak panah dan membawanya untuk dilepaskan kepada musuh.

Pada usia menjelang dewasa, Muhammad menjualkan barang dagangan Khadijah, Khadijah adalah seorang janda kaya, bangsawan dan budiman. Khadijah sangat tertarik pada perilaku dan kejujuran Muhammad. Akhirnya, pada usia 25 tahun ia menikah dengan Khadijah yang usianya 40 tahun. Selama berumah tangga dengan Khadijah Muhammad memiliki enam anak, yaitu: Qasim, wafat ketika usia 2 tahun, Zaenab menikah dengan Abal, Ruqayyah menikah dengan Usman bin Affan Ummu Kulsum menikah dengan Usman bin Affan, Fatimah Az Zahrah menikah dengan Ali bin Thalib r.a, dan Abdullah wafat ketika masih kecil.

Pada waktu beliau berusia 35 tahun di Mekkah terjadi banjir besar sehingga Hajar Aswad runtuh. Setelah peristiwa runtuhnya hajar aswad, hampir terjadi pertumpahan darah antar Kabilah karena masing-masing berebut untuk mengangkat atau membetulkan ke tempat semula. Semua kabilah memutuskan untuk minta pengadilan pada Muhammad. Ternyata cara-cara pengadilan dari beliau bisa diterima dan memuaskan semua Kabilah. Oleh karena hal tersebut beliau digelar Al Amin yang artinya “orang yang dipercaya”.

B. Nabi Muhammad sebagai seorang Rasul

Priode Mekkah berlangsung sejak diangkat Muhammad saw menjadi nabi dan rasul yang ditandai dengan turunnya wahyu pertama yaitul Alaq ayat 1-5 kepada beliau hingga menjelang hijrah Nabi Muhammad saw ke Madinah. Masa itu berlangsung selama +13 tahun yakni dari tahun 610 – 622M. Masa ini sangat berat dirasakan karena Rasulullah banyak mendapatkan rintangan, khususnya dari lingkungan masyarakat atau kaumnya. Setelah Nabi Muhammad saw, menerima wahyu kedua yaitu Surah Al Muddatstsir yang berbunyi:

Page 39: Pendidikan Agama Islam Kelas X, SMK Tunas Bangsa Web viewMemurnikan agama Allah dari ajaran-ajaran ... Dengan memahami dan menghayati sifat-sifat dan asma Allah SWT ... Contoh akhlak

Pendidikan Agama Islam Kelas X, SMK Tunas Bangsa [Pick the date]

Artinya: ”Hai orang berselimut, bangunlah lalu berilah peringatan! Dan Tuhanmmu agungkanlah, dan pakaianmu bersihkanlah, dan perbuatan dosa( menyembah berhala) tingglkanlah, dan janganlah kamu memberi (dengan maksud) memperoleh balasan yang lebih banyak. Dan untuk ( memenuhi perintah) Tuhanmu, bersabarlah.” (Q.S. Al Muddatstsir [74]: 1-7)

1. Da’wah secara sembunyi-sembunyi.

Ayat diatas menunjukkan bahwa setiap rasul itu memang selalu rajin, ulet dan tidak cepat putus asa. Setelah surah ini turun, mulailah Rasulullah saw, berdakwah secara sembunyi-sembunyi. Beliau terutama berdakwah kepada orang-orang yang terdekat dengan beliau, dan teman sejawat agar mereka lebih dulu percaya kepada seruannya dan mengikutinya. Tempat yang dipilih oleh beliau untuk berdakwah adalah rumah Al Arqam bin Abil Arqam Al Makhzumy. Para sahabat Nabi yang pertama masuk Islam adalah sebagai berikut : Abu Bakar, Siti Khadijah, Ali bin Abi Thalib, dan Zaid bin Haristah

Selain dari yang tersebut di atas, maka dengan bantuan Siti Khadijah dan Abu Bakar Siddiq dari hari ke hari bertambahlah orang-orang yang masuk yang beriman kepada seruan beliau, baik dari pihak lelaki maupun perempuan. Orang yang beriman itu terbagi tiga golongan hartawan, golongan bangsawan dan golongan hamba sahaya dan orang-orang desa. Mereka berdakwah secara sembunyi-sembunyi lebih kurang selama 3 tahun memeluk dan mengikuti seruan nabi Muhammad saw. Apabila mereka hendak mengerjakan ibadah kepada Allah, mereka harus pergi ke satu tempat yang jauh dari kota Mekkah seperti di celah-celah bukit, agar tidak diketahui oleh orang kafir. Mereka menyadari apabila dilihat oleh orang-orang kafir, mereka akan mendapat rintangan dan bahaya.

2. Da’wah secara terang-terangan.

Setelah Islam semakin kuat pengikutnya semakin banyak, maka tak ada lagi alasan untuk secara sembunyi Allah turunkan surat Al Hijr ayat 94 berbunyi:

Artinya: Maka sampaikanlah olehmu secara terang-terangan segala apa yang diperintahkan (kepadamu) dan berpalinglah dari orang-orang yang musyrik (Q.S. Al-Hijr [15]: 94).

Sejak turunnya ayat ini, da’wah dilaksanakan nabi secara terang-terangan di depan masyarakat umum. Cara beliau melarang sesuatu tidak sekaligus, tetapi sedikit demi sedikit. Pada awal da’wah terang-terangan, Abu Lahab membuat gaduh suasana sehingga pada saat itu juga turun surat Al Lahab ayat 1-5.

Pada waktu berikutnya Abu Lahab, selalu membuat kegaduhan, yaitu menghasut orang Quraisy supaya memusuhi Nabi Muhammad saw. Mereka mendatangi Abu Thalib, meminta agar melarang Nabi berda’wah. Permintaan itu dilaksanakan oleh Abu Thalib, lalu Nabi menjawab, ” ya pamanku, andaikata diletakkan matahari di tangan kananku dan rembulan di tangan kiriku, aku tidak akan berhenti berda’wah.” Mulai waktu itu, Abu Thalib tidak berani lagi melarang Nabi untuk berda’wah.

Setelah usaha mereka gagal, orang Quraisy membawa seorang pemuda tampan kepada Abu Thalib, yang bernama Ammarah bin Al Walid bin Mughirah, mereka seraya berkata, ” Wahai Abu Thalib, ambillah ia menjadi anak saudara dan serahkan kepada kami Muhammad untuk kami bunuh sebab ia telah menentang kami dan memecah belah persatuan kami,”

Page 40: Pendidikan Agama Islam Kelas X, SMK Tunas Bangsa Web viewMemurnikan agama Allah dari ajaran-ajaran ... Dengan memahami dan menghayati sifat-sifat dan asma Allah SWT ... Contoh akhlak

Pendidikan Agama Islam Kelas X, SMK Tunas Bangsa [Pick the date]

Usul kaum Quraisy tersebut dijawab oleh Abu Thalib, ” Jahat benar pikiran kamu, demi Tuhan, sekali-kali tidak bisa.”

Akhirnya tokoh-tokoh Quraisy bermufakat untuk memilih seorang yang fasih dan lancar bicara untuk membujuk Rasulullah. Utbah bin Rabi’ah pembicara ulung menghadap Nabi dan mengatakan, ” Ya Muhammad apa sebenarnya maksudmu menyiarkan agama baru ini, jika engkau bermaksud mencari pengaruh, berhentilah, kami akan mengangkatmu menjadi raja, kami tidak akan memutuskan suatu perkara tanpa seizin engkau. Apabila engkau ingin kekayaan, kami kumpulkan harta kekayaan untukmu. Apabila engkau ingin wanita cantik, kami akan carikan untukmu atau barangkali engkau sakit, biarlah kami yang mengobati dengan kami sendiri, asalkan engkau berhenti da’wah.” Setelah Utbah bin Rabi’ah selesai bicara lalu ia diam dan penuh harap supaya Nabi menerima tawaran itu. Setelah itu, Nabi membacakan beberapa ayat Al Qur’an. Hati dan jiwa Utbah spontan menjadi lemah karena ayat Al Qur’an yang gaya bahasanya sangat indah. Ia tidak berkata apa-apa, lalu pulang dengan perasaan hampa dan kecewa, pada saat lain Utbah datang lagi untuk membujuk Nabi agar mau bergantian dalam peribatan, sekali menyembah Allah, sekali menyembah berhala, maka turunlah surat Al Kafirun ayat 1-6.

3. Hijrah ke Negeri Habsyi.

Pengertian hijrah ialah berpindah dari suatu tempat yang lain. Nabi Muhammad saw, tidak tega melihat penderitaan kaum muslim yang dianiaya oleh kaum Quraisy. Beliau ingin menolong tetapi kekuatan beliau saat itu masih lemah dan jumlah umat Islam masih sedikit. Oleh karena itu, beliau menyuruh para sahabatnya dan kaum muslim untuk hijrah ke negeri Habsyi, sebagai mana sabda beliau yang artinya: “ Jikalau kamu keluar berpindah ke negeri Habsyi, adalah lebih baik, karena disana ada seorang raja yang di wilayahnya tidak ada seorang pun yang dianiaya sehingga Allah menjadikan suatu masa kegirangan dan keluasan kepada kamu dari pada keadaan sekarang yang seperti ini.” Lalu mereka pun hijrah ke negeri Habsyi, sedangkan nabi dan sahabat lainnya masih banyak yang tinggal di Mekkah. Peristiwa hijrah ini disebut hijratul ula (pindah yang pertama). Selanjutnya karena adanya pemboikotan atas kaum muslimin di Mekkah oleh kafir Quraisy, maka nabipun menyuruh kaum muslimin untuk hijrah yang kedua kalinya ke negeri Habsyi. Mereka pun mengikuti perintah nabi, dan yang hijrah saat itu berjumlah 101 orang yaitu 83 orang laki-laki dan 18 orang perempuan. Hijrah itu diikuti oleh kaum muslim di Yaman yang dipimpin oleh Abu Musa Al Asyari dan jumlah mereka adalah 50 orang. Karena kekejaman kaum kafir Quraisy semakin merajalela terhadap kaum muslim yang berada di Mekkah.

C. Nabi Muhammad saw sebagai Uswatun Hasanah

Uswatun Hasanah berarti teladan yang baik. Siapakah yang akan kita contoh dalam hidup ini? Sepatutnya, yang wajib kita contoh adalah tingkah laku Rasulullah sebab ucapan dan segala perbuatan Rasulullah dijamin benar dan baik sebagaimana firman Allah swt berikut ini:

Artinya: “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.”( Q.S. Al Ahzab [33]: 21 )

Page 41: Pendidikan Agama Islam Kelas X, SMK Tunas Bangsa Web viewMemurnikan agama Allah dari ajaran-ajaran ... Dengan memahami dan menghayati sifat-sifat dan asma Allah SWT ... Contoh akhlak

Pendidikan Agama Islam Kelas X, SMK Tunas Bangsa [Pick the date]

Barangsiapa yang menginginkan hidup bahagia di dunia dan akhirat, seharusnya ia mengikuti jejak serta mencontoh perbuatan Nabi. Berikut ini adalah beberapa sifat terpuji Rasulullah saw.

1. Ketabahan dan keteguhan pendirian Nabi Muhammad saw.

2. Pemaafnya Nabi Muhammad saw.

3. Beliau adalah pemimpin yang memikirkan umatnya.

4. Beliau adalah orang yang terkenal kejujurannya sehingga diberi gelar Al Amin.