Upload
others
View
1
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
i
PENDIDIKAN AKHLAK PADA ANAK WANITA TUNASUSILA
(Studi Kasus Anak Wanita Tunasusila di Desa Kopeng Getasan
Kab. Semarang 2019)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan
Disusun Oleh :
ROHMAT SOLIHUNNIM. 111-14-191
PROGAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAMFAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA2020
ii
iii
SKRIPSI
Sutrisna, S.Ag., M.Pd
Dosen IAIN Salatiga
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Lampiran : 4 Eksemplar
Hal : Naskah Skripsi
Sdr. ROHMAT SOLIHUN
Kepada Yth :
Rektor IAIN Salatiga
Di Salatiga
Assalamu'alaikum Wr.Wb.
Setelah meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya terhadap mahasiswa
berikut ini:
Dengan ini kami mohon kepada Bapak Rektor IAIN Salatiga agar skripsi saudara
tersebut diatas segera dimunaqosahkan. Demikian agar menjadi perhatian.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
Salatiga, 27 November 2019
Pembimbing
Sutrisna, S.Ag., M.Pd.NIP. 196610292001121001
Nama :
NIM :
Fakultas :
Jurusan :
Judul Skripsi :
ROHMAT SOLIHUN
111-14-191
Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK)
Pendidikan Agama Islam (PAI)
PENDIDIKAN AKHLAK PADA ANAK WANITA
TUNASUSILA (Studi Kasus Anak Wanita Tunasusila Di Desa
Kopeng Getasan Kab. Semarang 2019)
iv
SKRIPSI
PENDIDIKAN AKHLAK PADA ANAK WANITA
TUNASUSILA (Studi Kasus Anak Wanita Tunasusila Di Desa
Kopeng Getasan Kab. Semarang 2019)
Disusun oleh:
ROHMAT SOLIHUN
NIM. 111-14-191
Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi JurusanPendidikan Agama Islam, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut AgamaIslam Negeri (IAIN) Salatiga, pada tanggal .......................... dan telah dinyatakanmemenuhi syarat guna memperoleh gelar S1 Kependidikan Islam.
Susunan Panitia Penguji
Ketua Penguji :Dr. Imam Sutomo, M. Ag
Sekretaris Penguji :Sutrisna, S.Ag., M.Pd.
Penguji I :Dra. Siti Asdiqoh, M.Si.
Penguji II :Siti Rukhayati, M.Ag.
Salatiga, ................... 2019DEKANFTIK IAIN Salatiga
Prof, Dr.,Mansur,M.Ag
KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIAINSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)Jalan Lingkar Salatiga Km. 2 Telepon: (0298) 6031364 Salatiga 50716
Website: tarbiyah.iainsalatiga.ac.id E-mail:[email protected]
v
MOTTO
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya saya
sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang
terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah. Skripsi ini
diperbolehkan untuk dipublikasikan oleh Perpustakaan IAIN Salatiga.
Salatiga, 27 November 2019Yang menyatakan
ROHMAT SOLIHUN
Nama :
NIM :
Jurusan :
Program :
Judul Skripsi :
ROHMAT SOLIHUN
111-14-191
Tarbiyah
Pendidikan Agama Islam
PENDIDIKAN AKHLAK PADA ANAK WANITA
TUNASUSILA (Studi Kasus Anak Wanita Tunasusila Di
Desa Kopeng Getasan Kab. Semarang 2019)
vi
Artinya: Kebaikan tidak sama dengan kejahatan. Tolaklah kejahatan itu dengancara yang lebih baik, sehingga yang memusuhimu akan seperti teman yang setia
(Q.S Fusshilat: 34)
vii
PERSEMBAHAN
Skripsi ini penulis persembahkan untuk:
1. Ayahku Sudi’ono dan Ibuku Barokah yang telah membesarkan penulis dan
selalu sabar merawat dan mencurahkan kasih sayang tanpa kenal waktu.
2. Adekku terkasih Habib Burohman yang dengan sabar memberi motivasi
sehingga terselesainya skripsi dengan baik.
3. Kluarga Besar Batur yang sudah selalu mendukung dan memberi
dorongan untuk menyelasaikan studi.
4. Khusus yang terhormat bapak Sutrisna, S.Ag., M.Pd yang tidak henti-
hentinya membimbing dan meluangkan waktunya.
5. Teman-teman Jurusan Tarbiyah Progdi. PAI angkatan 2014. Terima kasih
atas motivasi dan perjuangannya.
viii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah dan taufiqnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan
skripsi ini. Sholawat serta salam penulis haturkan kepada junjungan kita Nabi
Agung Muhammad SAW yang telah menuntun umatnya kejalan kebenaran dan
keadilan.
Skripsi yang berjudul “PENDIDIKAN AKHLAK PADA ANAK
WANITA TUNASUSILA (Studi Kasus Anak Wanita Tunasusila di Kopeng
Getasan Kab. Semarang 2019)” ini, diajukan untuk memperoleh gelar Sarjana
Pendidikan (S.Pd) pada Institut Agama Islam Negeri ( IAIN ) Salatiga.
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyadari bahwa banyak bantuan
yang telah diberikan dari berbagai pihak, baik berupa material, maupun spiritual.
Selanjutnya penulis haturkan ucapan terima kasih dan penghargaan setinggi-
tingginya kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Zakiyuddin, M.Ag. selaku Rektor Institut Agama Islam
Negeri (IAIN) Salatiga
2. Bapak Prof. Dr. Mansur, M.Ag. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu
Keguruan (FTIK)
3. Ibu Dra. Siti Asdiqoh, M. Si. selaku Ketua Program Pendidikan Agama
Islam (PAI)
ix
4. Bapak Sutrisna, S.Ag., M.Pd selaku Dosen Pembimbing yang telah
berkenan meluangkan waktu dan pikiran untuk membimbing penulis
dalam penulisan skripsi ini.
5. Seluruh Dosen dan Karyawan IAIN Salatiga yang telah banyak membantu
selama kuliah hingga menyelesaikan skripsi
6. Sahabat-sahabatku PAI angkatan 2014, Terima kasih atas motivasinya
selama ini.
Semoga segala amal yang telah diperbuat akan menjadi amal saleh, yang
akan mendaptakan pahala yang berlipat dari Allah SWT, kelak di kemudian hari.
Akhirnya, penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat.
Salatiga, 27 November 2019
Yang menyatakan
ROHMAT SOLIHUN
x
ABSTRAK
Solihun, Rohmat. 2019. Pendidikan Akhlak Pada Anak Wanita Tunasusila (StudiKasus Anak Wanita Tunasusila di Desa Kopeng Getasan Kab.Semarang 2019). Skripsi. Program Studi Pendidikan Agama Islam.Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Institut Agama Islam NegeriSalatiga, Pembimbing: Sutrisna, S.Ag., M.Pd.
Kata kunci: Pendidikan Akhlak Pada Anak Wanita Tunasusila
Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahuibagaimana mendeskripsikan pendidikan akhlak, bagaimana peranan kluarga dantantangan untuk menangani pendidikan akhlak anak yang tinggal di kawasankaraoke Dukuh Sleker Kelurahan Kopeng Kec. Getasan.
Jenis penelitian ini adalah termasuk jenis penelitian lapangan (fieldresearch) dan bersifat deskriptif kualitatif. Sumber data dalam penelitian inimeliputi sumber primer yakni hasil wawancara wanita tunasusila, dan sumbersekunder yang dapat berupa foto-foto kegiatan terkait pendidikan. Pengumpulandata ini dilakukan dengan mengadakan wawancara, observasi, dan dokumentasi.
Kondisi lingkungan tempat karaoke Dusun Sleker kopeng getasanmembawa pengaruh buruk bagi anak-anak yang tinggal, serta memunculkantantangan tersendiri bagi anak dalam masalah pendidikan. Tantangan pendidikanakhlak yang dihadapi anak yang pertama adalah faktor lingkungan. Pemandanganyang biasa, ketika anak-anak keluar rumah langsung disuguhkan denganpemandangan yang mungkin kurang pantas jika dilihat mata kepala anak.Berdasarkan pada diskripsi latar belakang di atas, maka fokus penelitiannyaadalah. Bagaimana pendidikan ahklak pada anak wanita tunasusila. Faktor-faktorapa yang mempengaruhi pendidikan ahklak pada anak wanita tunasusila. Hasilpenelitian menunjukan bahwah pertama, pendidikan akhlak anak pada wanitatunasusila tergolong wajar dari kondisis yang ada, karena di dukung dengankegiatan mengaji di TPA dan juga bimbingan dari sekolah. Ke dua, faktor-faktoryang mempengaruhi pendidikan akhlakkul karimah meliputi keluarga, kerabatyang memberikan pendidikan pertama, masjid memberi pengaruh yang baik bagijika mereka dalam perhubungan dengan sang pencipta, sekolah memberikanpendidikan sebagaimana mestinya. Demikian juga perubahan yangb terjadi dalammurit menuju arah yang lebih baik dalam rohani, akhlak, akal, jasmani,keagamaan, kepedulian social, politik, ekonomi, estetika, dan gerakan jihad.
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ............................................................................................ i
LEMBAR LOGO IAIN .......................................................................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................... iii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ............................................................. iv
HALAMAN PENGESAHAN KELULUSAN.........................................................v
MOTTO ................................................................................................................. vi
PERSEMBAHAN................................................................................................. vii
KATA PENGANTAR ......................................................................................... viii
ABSTRAK ...............................................................................................................x
DAFTAR ISI.......................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL.................................................................................................. xi
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN..........................................................................................xv
BAB I: PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah.........................................................................1
B. Fokus Masalah .......................................................................................6
C. Tujuan Penelitian ...................................................................................6
D. Manfaat Penelitian .................................................................................7
1. Manfaat Teoritis ...............................................................................7
2. Manfaat Praktis ................................................................................7
xii
E. Sistematika Penulisan ..........................................................................12
BAB II: KAJIAN PUSTAKA
A. Landasan Teori...........................................................................................19
B. Kajian Pustaka............................................................................................33
BAB III: METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian...........................................................................................38
B. Lokasi dan Waktu Penelitian .....................................................................38
C. Sumber Data...............................................................................................39
D. Prosedur Pengumpulan Data ......................................................................53
BAB IV: PAPARAN DAN ANALISIS DATA
A. Paparan Data ..............................................................................................66
B. Analisis Data ..............................................................................................75
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................................77
B. Saran...........................................................................................................77
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan hak setiap warga negara. Karena tak ada satupun
prestasi yang dapat dicapai tanpa peranan pendidikan. Namun di zaman
modern ini manusia dihadapkan dengan permasalahan moral dan akhlak yang
cukup serius. Jika dibiarkan dapat menghancurkan masa depan bangsa.
Penyalahgunaan kesempatan dan praktek hidup menyimpang yang dapat
merugikan siapa saja sekarang mulai tumbuh subur di berbagai wilayah.
Pada dasar nya penduduk asli Dukuh Sleker adalah orang-orang yang
tekun beragama, pandai mengaji dan taat beribadah, tapi setelah banyaknya
pendatang wanita penghibur yang masuk wilayah Kopeng karena dampak dari
digusurnya tempat prostitusi yang berada di perkampungan Dukuh Sleker
kelurahan kopeng Kec. Getasan, lambat laun ketekunan beragama yang telah
terbangun tersebut sedikit demi sedikit mengalami penurunan. Walaupun pada
awalnya masyarakat kopeng merasa resah karena praktek prostitusi yang
semakin besar. Nampaknya kegiatan wanita penghibur tersebut membawa
pengaruh yang buruk terhadap masyarakat sekitar. Kemudian Kec. Getasan
menghimbau untuk menghentikan. Akhirnya berhasil di resmikan bahwa
lokalisasi hotel mulya saat ini telah ditutup. Pada saat itu mulailah berdiri
tempat karaoke atau tempat hiburan malam. Saat ini di Kopeng terdapat 35
lebih kafe yang menyediakan hiburan karaoke termasuk lebih dari 300 wanita
pemandu karaoke yang bekerja di tempat tersebut. Hiburan malam seperti:
suara musik kencang, minuman alkohol, dan aktivitas malam lainnya seolah
menjadi identitas tempat tersebut. Sehingga mata rantai perekonomian dari
pemilik kafe sampai pedagang yang puluhan tahun menetap di tempat tersebut
menjadi hal yang lumrah.
Kondisi lingkungan yang demikian membawa pengaruh buruk bagi
anak-anak yang tinggal, serta memunculkan tantangan tersendiri bagi anak dalam
masalah pendidikan. Tantangan pendidikan akhlak yang dihadapi anak yang
2
pertama adalah faktor lingkungan. Pemandangan yang biasa, ketika anak-anak
keluar rumah langsung disuguhkan dengan pemandangan yang mungkin kurang
pantas jika dilihat mata kepala anak. Dari rok mini, hots pants, dan pakaian bikini,
adalah pemandangan yang kapan saja bisa disaksikan anak-anak. Sehingga
membuka peluang besar untuk anak meniru gaya cara berpakaian tersebut. Yang
demikian menjadi hal yang wajar, seolah olah tak ada problem dibaliknya, yang
kemudian memunculkan sepotong pertanyaan, bagaimana tanggapan anak-anak
melihat gadis-gadis cantik berpenampilan demikian, akan tetapi dengan entengnya
salah satu anak menjawab pertanyaan saya tadi sambil bermain, “sudah biasa,
tidak masalah”. Hal tersebut tidak menjadikan sebuah masalah karena dari sejak
lahir anak-anak memang sudah terbiasa dengan hal demikian.
Maraknya hiburan malam atau rumah karaoke yang berdiri tegak dan
berjajar di Kopeng, menjadikan orang tuanya lebih sibuk mengurus kafe atau
bekerja menjadi pemandu karaoke. Karena kurang pengawasan dari orang tua,
akhirnya anaknya pun ikut-ikutan minum-minuman keras, dan mulai berani
merokok. Banyak anak yang tinggal kelas. Seharusnya di usia 11 tahun anak
sudah memasuki kelas 5, tapi kenyataan anak tersebut masih tetap tinggal di kelas
1. Padahal sebenarnya dalam diri mereka terdapat bakat yang hebat. Hanya saja
mereka kurang mendapat perhatian dari orang tua. Banyak faktor yang
menyebabkannya, misalnya broken home. Hal ini yang menjadikan anak sukar
diatur, suka semaunya sendiri, hiper aktif, dan gampang terpancing emosi.
Kebanyakan tutur bicaranya sudah tidak seperti anak yang seumuran atau
sepantarannya. Kata-kata yang tidak sepatutnya sering keluar dari mulut
mungilnya. Kata kotor atau dalam bahasa jawa “saru” tak pernah terlepas dari
pembicaraan sehari-hari mereka. Terkadang sekali dua kali mereka melakukan
hal-hal yang tidak sepantasnya. Pernah suatu hari ketika anak Desa Kopeng
bimbel dengan Wahyudi salah satu komunitas BBM (Belajar Bareng Mahesapala)
seolah mereka meminta perhatian, entah kenapa hanya masalah saling ejek yang
biasa terjadi pada anak-anak pada umumnya, emosi mereka langsung meninggi
maka terjadilah perkelahian yang hebat disana, mulai dari adu mulut, sampai
menyakiti antara satu sama lain. Bukan hanya kerikil kecil yang dijadikan senjata
3
ampuh, hingga batu yang berukuran hampir sekepal tangan bayi sempat melayang
dan mengenai salah satu anak kecil yang masih duduk dikelas 2, hasilnya anak
tersebut menangis kesakitan. Maklum waktu itu kami mengadakan bimbel di
halaman belakang, diarea kebun yang jalanannya penuh dengan batu dan kerikil,
sehingga tak menyangka bahwa batu tersebut dapat dijadikan properti manis
untuk berkelahi. Belum cukup sampai disitu adu mulut tetap berlangsung dengan
disertai duel tangan dan kaki yang tidak mau ketinggalan, sampai-sampai saya dan
teman-teman kualahan untuk melerai pertikaian itu. Maka kamipun harus
melakukan pendekatan terhadap anak-anak disana.
Faktor pesatnya perkembangan teknologi dan sosial media seperti hand
pone dan media televise juga menjadi tantangan tersendiri bagi mereka. Anak-
anak sudah mulai berani menonton film porno. Menjadikan anak-anak rentan
untuk meniru dan mempraktekkan apa yang mereka lihat. Tanpa pantauan sejak
dini yang ketat dari orang tua membuat mereka jadi tidak terkontrol. Orang tua
kurang peduli dengan pendidikan anaknya, khususnya pendidikan akhlak. Padahal
menurut Freud kegagalan penanaman kepribadian yang baik diusia dini ini akan
membentuk pribadi yang bermasalah di masa dewasanya kelak, kesuksesan
membimbing anaknya dalam mengatasi konflik kepribadian diusia dini sangat
menentukan kesuksesan anak dalam kehidupan social di masa dewasanya kelak
(Muslich, 2011:35). Namun faktor ekonomi menjadikan sebagian orang tua
melewatkan perkembangan anaknya dengan tidak memperhatikan dan mengawasi
tetapi memilih sibuk untuk bekerja. Walaupun ada orang tua yang sebenarnya
mencemaskan anaknya. Tapi akhirnya pasrah dengan keadaan. Fasilitas disana
sebenarnya sudah mendukung, seperti perpustakaan mini, pengajian rutin, TPA,
karang taruna, dan remaja masjid. Sayangnya kondisi TPA dan tidak kondusifnya
pengajian yang ada, menjadikan kondisi anak kurang terperhatikan dalam masalah
pendidikan.Sebenarnya dahulu TPA di kopeng sudah pernah ada, tapi seiring
berjalannya waktu TPA tersebut hilang karena minat anak-anak untuk belajar
ngaji menurun dan tenaga pengajar yang pergi meninggalkan kopeng. Kondisi
yang demikian membawa dampak yang begitu kompleks terutama bagi
pendidikan anak. Maka untuk menangani masalah tersebut pendidikan akhlak
4
pada anak harus diprioritaskan. Pendidikan akhlak sangat penting untuk
menjawab tantangan pendidikan anak yang tinggal disana. Karena pendidikan
akhlak dapat memberikan pedoman atau penerangan bagi manusia dalam
mengetahui perbuatan yang baik atau buruk. Hal ini sejalan dengan pendapat
Abuddin Nata bahwa ajaran akhlak disamping memiliki nilai-nilai yang bersifat
mutlak, absolut, dan universal sebagaimana terdapat dalam Al-Quran dan al-
hadits, juga menerima ajaran yang bersifat rasional, lokal dan kultural, sehingga
ajaran islam dapat hadir dan diterima oleh seluruh lapisan sosial (Nata, 1996:99-
100). Jikalau anak itu sejak tumbuh sudah dibiasakan dan diajari yang baik-baik,
maka nantinya setelah ia mencapai usia baligh, tentulah ia akan dapat mengetahui
rahasianya yakni mengapa perbuatan-perbuatan yang tidak baik itu dilarang
(Zainuddin 1991:107). Sehingga diharapkan anak-anak yang tinggal di Kopeng
tumbuh menjadi manusia dewasa dengan kepribadian yang baik dan dapat
menentukan setiap langkahnya serta menggunakan kecerdasannya kearah yang
positif.
Oleh karena itu, berawal dari latar belakang tersebut penulis tertarik
untuk mengadakan sebuah penelitian dengan judul PENDIDIKAN AHKLAK
PADA ANAK WANITA TUNASUSILA (Studi Kasus Anak Wanita Tunasusila
di Desa Kopeng Getasan Kab. Semarang Tahun 2019)
5
B. Fokus Masalah
Berdasarkan pada diskripsi latar belakang di atas, maka fokus penelitiannya
adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana pendidikan ahklak pada anak wanita tunasusila?
2.Faktor-faktor apa yang mempengaruhi pendidikan ahklak pada anak wanita
tunasusila?
C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan fokus penelitian tersebut, maka tujuan dari penelitian ini
adalah sebagai beriku.
1. Untuk mengetahui peranan dan strategi orang tua dalam mendidik akhlak
anak yang tinggal di kawasan wisata karaoke Dukuh Sleker kelurahan
kopeng Kec. Getasan.
2. Untuk mengetahui tantangan yang dihadapi dalam mendidik akhlak anak
yang tinggal di kawasan wisata karaoke Dukuh Sleker kelurahan kopeng
Kec. Getasan.
D. Manfaat Penelitian
Dalam penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara
teoritis maupun secara praktis diantaranya adalah sebagai berikut.
a. Secara teoritis dalam penelitian ini diharapkan dapat menambah
pengetahuan khususnya bagi penulis dan pembaca pada umumnya tentang
pendidikan akhlak anak, dan hasil penelitian ini diharapakan dapat
memberikan sumbangan pemikiran berupa faktor dan teknik penyadaran
bagi obyek penelitian baik melalui tahap religi, sosialisasi,
kesehatan,politik, dan ekonomi.
b. Secara praktis bagi orang tua penelitian ini, agar menjadi bahan
pertimbangan bagi orang tua yang tinggal di kelurahan kopeng, dapat
membina anaknya agar terbentuknya akhlak yang baik dengan pendidikan
agama dan akhlak, sementara bagi masyarakat luas, khususnya masyarakat
yang tinggal di dukuh sleker kelurahan kopeng adalah adanya solusi
6
alternative dalam mengatasi problematika sosial akhlak anak. Tujuan
praktis yang lainnya adalah bagi pendidik. Bagi pendidik keguanaan
praktisnya adalah menambah wacana bagi calon seorang pendidik dalam
melihat fenomena sosial anak yang tinggal dikawasan wisata hiburan
malam kopeng Kota Salatiga, dan memberikan sumbang pemikiran dalam
rangka penanaman nilai-nilai pendidikan akhlak pada anak dalam bentuk
pembinaan secara intensif.
E. Sistematika Penulisan
BAB I: Pendahuluan
Memuat kajian mengenai latar belakang masalah, rumusan
masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, studi kepustakaan, metode
penelitian, dan sistematika pembahasan.
BAB II:Kerangka Teori
Bab ini membahas definisi pendidikan akhlak anak, definisi
tantangan pendidikan akhlak anak, dan definisi tempat karaoke.
BAB III: Paparan Data dan TemuanPenelitian
Bab ini membahas tentang paparan data yang berupakondisi
keadaan geografi Dukuh Sleker, Struktur kepengurusan kelurahan Kopeng,
gambaran umum kependudukan, kondisi sosial, keagamaan, pendidikan,
ekonomi, dan Sejarah tempat hiburan malam Kelurahan Kopeng,
Kecamatan Getasan, dan temuan penelitian tentang kondisi tempat hiburan
malam Dukuh Sleker, profil sosial, dan profil individu.
BAB IV: Analisis Data
Analisis tentang gambaran pendidikan akhlak anak peranan dan
strategi dalam pendidikan akhlak anak, tantangan pendidikan akhlak anak,
bagaimana menangani pendidikan akhlak anak agar tidak terpengaruh
lingkungan.
7
BAB V: Kesimpulan
Bab terakhir yang berisi tentang penutup yang meliputi,
kesimpulan dan saran-saran. Hasil penelitian yang diambil dari hasil
penelitian dari judul hingga proses pengambilan kesimpulan dan saran-
saran bagi berbagai pihak yang bersangkutan dalam penelitian ini.
19
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. LANDASAN TEORI
1. Pendidikan Akhlak Anak
a. Hakikat Pendidikan
Dalam kamus besar Bahasa Indonesia, pendidikan berasal kata
dasar “didik” (mendidik) yaitu memelihara dan memberi latihan
(ajaran pimpinan) mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran,
Berdasarkan undang-undang Sisdiknas no. 20 tahun 2013 bab 1,
bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasa blajar dan proses pembelajaran agar peserta didik
secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spriritual keagamaan, kecerdasan akhlak mulia, serta keterampilan
yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Hakikat pendidikan adalah suatu proses perkembangnya eksistensi
peserta didik yang masyarakat, membudaya, dalam tata kehidupan
yang berdimensi lokal nasional dan global. Pemikiran pendidikan
menurut Emile Durkheim berorientasi pada moralitas. Menurut Emilie
Durkhaim pendidikan adalah upaya yang terus menerus untuk mengisi
jiwa anak dengan cara atau jalan melihat, merasa dan bertindak,
dimana upaya itu diterima dan di capai oleh si anak tidak secara
spontan tetapi bersifat diarahkan. Kemudian ia tambah deawasa, besar,
kebiasaan itu tidaklah cukup dengan paksaan saja karna ia tumbuh dan
berkembang di tengah-tengah orang lain, memahami lingkungan,
menghormati adat-istiadat, serta merasakan pentingnya suatu karya. 58
Pendidikan juga merupakan sarana sosial untuk menjacapai tujuan
sosial sarana suatu masyarakat menjamin kelangsungan hidupnya.
Pendidikan bukan hanya bertugas mengembangkan seorang individu
sesuai kodrat nya, atau hanya menyingkapkan segala kemampuan
20
tersemubunyi para individu yang. Moralitas bagi Emilie Durkhaim
tidak bisa dianggap hanya ajaran normatif yang menyangkut baik atau
buruk melainkan suatu sistem fakta yang di wujudkan, terkait di
sekitar masyarakat dan ketentuan ini adalah suatu yang ada di luar diri
perilaku, karena itu selain bercorak positif studi tentang moralitas
semestinya juga bersifat rasional dan sekuler.
Sehingga dari beberapa pendapat di atas dapat bahwa pendidikan
adalah usaha sadar dan terencana yang diselenggarakan oleh semua
pihak baik keluarga dan masyarakat secara formal maupun non formal
untuk mengembangkan dan membentuk potensi dalam diri agar
terbentuk pribadi yang cerdas dan berakhlak mulia.
b. Pengertian Pendidikan Anak
Pendidikan ini telah di singgung perihal tanggung jawab para
pendidik dalam mendidik anak, baik yang berkenaan dengan
pendidikan keimanan, moral, akal, fisik, psikologi, maupun pendidikan
sosial kemasyarakatan. Beberapa orang tua dan pendidik yang merasa
berbahagia dan gembira ketika mereka memetik hasil usaha mereka di
masa mendatang. Seorang pendidik yang sadar akan selalu berusaha
mencari metode yang lebih efektif dan mncari pedoman-pedoman
pendidikan yang berpengaruh dalam upaya mempersiapkan anak secara
mental, moral, saintifikasi, spiritual, dan sosial sehingga anak tersebut
mampu meraih puncak kesempurnaan, kedewasaan, dan kematangan
berfikir.
Metode ini adalah pringsip-pringsip yang jelas, mudah di
laksanakan, bermaksut baik, Jika generasi, mendidik masyarakat dan
bangsa yang lebih baik dari sebelumnya. Generasi baru merubah
menjadi generasi yang tidak seperti sebelumnya. Mereka akan
mencapai kekuatan kaidah, keluhuran, akhlak, kekuatan jasmani,
kekuatan akal, kaidah-kaidah yang harus di jadikan sandaran bisa
membentuk personalitas dan mempersiapkan anak untuk menjadi
manusia secara utuh dalam kehidupan, sehingga mampu meninggalkan
21
bekas yang dalam pada diri anak, dan mereka akan menanggapi yang
positif. Ikhlas, takwa, ilmu, santun dan pemaaf, merasa bertanggung
jawab.
c. Akhlak Terpuji
Akhlak terpuji adalah perbuatan yang di benarkan (Allah dan
Rosulnya). Disiplin, hidup bersih, ramah, sopan-satun, syukur nikmat,
hidup sederhana, rendah hati, jujur, rajin, percaya diri, kasih sayang,
taat, rukun, tolong-menolong, hormat dan patuh, sidik, amanah, tablig,
fathonah, tanggung jawab, adil, bijaksana, teguh pendirian, dermawan,
optimis, qona’ah dan tawakal, bertauhid, ikhlas, khauf, taubat, iktiyar,
sabar, syukur, tawadu’, khusnudhon, berilmu, kreatif, produktif, akhlak
berpakaian hias, perjalanan, menerima tamu, adil, ridho, amal sholeh,
persatuan dan kerukunan, akhlak terpuji dalam bergaulan remaja, serta
pengenalan tentang tasawuf.
Contoh-contoh Akhlak Mahmudah (Terpuji)
Dalam pembahasan ini kami akan menjabarkan akhlak terpuji yang
meliputi ikhlas, sabar, syukur, jujur, adil dan amanah.
a. Ikhlas
Ikhlas seorang ini akan menghasilkan kemenagan dan
kejayaan. Anggota masyarakat yang mengamalkan sifat ikhlas,
akan mencapai lahir batin dan dunia akhirat, bersih dari sifat
kerendahan dan mencapai perpaduan, persaudaraan,
perdamaian serta kesejahteraan.
b. Amanah
Secara bahasa amanah bermakna al-wafa’ (memenuhi) dan
waidah (titipan) sedangkan secara definisi amanah berarti
memenuhi apa yang di titipkan kepadanya.
22
c. Adil
Adil berati merupakan atau meletakan sesuai pada
tempatnya, adil juga tidak lain ialah berupa perbuatan yang
tidak berat sebelah. Para ulamak menetapkan adil kepada
beberapa peringkat, yaitu adil pada dirisendiri, bawahan, atasan
atau pimpinan dan sesama saudara-saudaranya.
d. Syukur
Syukur adalah mengakui adanya kenikmatan dan
menampakkannya serta menguji (atas) atas pemberian nikmat
tersebut, sedangkan makna syukur secara syar’i adalah:
menggunakan nikmat Allah SWT dalam (ruang lingkup) hal-
hal yang di cintainya. Lawan syukur adalah khufur, yaitu
dengan cara tidak memanfaatkan nikmat tersebut.
d. Nilai-nilai Pendidikan Akhlak Dalam Islam
Dalam usaha ini menjelaskan nilai-nilai islam yang harus di
hakikatkan bagi peserta pendidikan akhlak Islam, yang di sebutkan
sebagaiannya dengan harapan agar dapat memperjelas makna tersebut
akan di paparkan berikut ini:
1. Nilai-nilai akhlak ini berasal dari Allah, bukan buatan manusia.
Allah telah mewahyukan Qur’an berisi nilai-nilai akhlak yang
mulia kepada Nabi SAW, untuk kemudian membiarkan penjelasan
detailnya kepada sunnah Nabi SAW. Yang tak berbicara hawa dan
nafsu.
2. Nilai-nilai ini bermanfaat bagi manusia jika mereka berpegang
dengannya, dalam memperbaiki agama mereka dan akhirat. Tanpa
itu mereka akan merasakan derita dunia dan di akhirat. Nilai-nilai
akhlak mana pun dapat mengantikan nilai-nilai ini, dan tak dapat
menggantikan fungsinya sama sekali
Nilai-nilai akhlak islam ini mempunyai ciri-ciri yang
membedakannya dari seluruh nilai-nilai selainnya. Pendidikan
23
akhlak Islam memiliki ciri-ciri yang membedakan nilai-nilai akhlak
dalam islam adalah sebagai berikut:
a. Nilai-nilai akhlak atau pendidikan akhlak bagi muslim berdiri di
atas rasa tanggung jawab terhadap perkataan dan perbuatan.
Motif dalam muslim adalah persoalan yang tumbuh dari dalam
bukan syarat dan bukan pula rasa takut yang menggerakannya.
Sebagaimana halnya di seluruh nilai-nilai akhlak. Hal itu datang
dari kenyataan bahwa pribadi muslim bertanggung jawab di
hadapan Allah atas semua yang di ucapkan atau di kerjakan.
Sehinga tak meninggalkan hal itu bagi ijtihaj-ijtihaj allah
seorang manusia atau sekelompok dari mereka, karna akhlak
dalam islam adalah seperti akidah dan ibadah.
b. Pendidikan akhlak islam, cirinya adalah mengajak kepada ilmu
dan pengetahuan, mendorong untuk mendapatkan ilmu, bahkan
menuntut agama yang pokok dinilai sebagai kewajiban pribadi
oleh islam,sementara seluruh ilmu-ilmu yang berkaitan dengan
seluruh urusan dunia dinilai sebagai kewajiban. Perangkat untuk
mendapatkan ilmu pengetahuan adalah akal, belajar, meneliti,
dan mencapai ketingkatan setinggi mungkin dalam bidang ilmu
yang membuat manusia dapat mengambil manfaat.
c. Ciri pendidikan islam adalah menghormati akal dan mendorong
untuk meneliti dan merenung serta menjadikannya sebagai
landasan untuk takflif ‘sebab agama’, serta melihatnya sebagai
salah satu nikmat yang paling penting yang di berikan oleh
Allah kepada manusia.
d. Ciri pendidikan akhlak islam adalah memiliki kebenaran dan
kebaikan serta saling memberi nasihat,bersabar,beramal,dengan
kandungannya, berasama diri sendiri, orang di sekitar, dan
seluruh manusia, kebenaran itu di ungkapkan bagi perkataan,
akidah, agama, dan aliran.
24
e. Karakter nilai-nilai islam adalah ihsan (Berbuat Baik) adalah
perbuatan yang harus dilakukan ketika melakukan kebaikan.
Dengan kata lain adalah berbuat dengan penuh kualitas dan
engkau menyembah Allah seakan-akan engkau melihat-nya dan
jika engkau tidak melihat-nya maka dia melihatmu. Berbuat
ihsan itu telah di perintakan oleh Allah SWT. Dengan perintah
sangat mutlak.
f. Karakter nilai-nilai akhlak salah satunya makna pendidikan
akhlak dalam islam adalah bangga dengan loyalitas terhadap
islam. Dengan melihat sebagai penutup sekalian agama dan
agama yang paling sempurna, paling lengkap, paling diridhoi
Allah, dan paling cocok untuk umat manusia seluruhnya pada
saat ini maupun masa depan datang.
g. Ciri nilai-nilai akhlak Islam ini yang harus di sebarkan ke
seluruh dunia adalah agar seorang muslim menetapkan seorang
untuk di jadikan teladan yang baik dalam kehidupannya, seorang
muslim adalah penolong yang paling besar baginya untuk
menempuh jalannya dan dalam muamalah, dengan berperilaku
yang baik dan akhlak yang mulia.
25
2. Hakikat Anak
a. Pengertian Anak
Akhlak Kul karimah dalam pendidikan islam adalah sistem sosial
yang dibawa oleh islam agar terwujut pengaruh yang efektif melalui
tiga institusi yaitu berikut:
1. Keluarga
Orang tua, saudara, kerabat, dan anak famili. Dalam
pengertian luas dalam kekeluargaan mencakup tetangga, teman,
dan masyarakat secara keseluruhan. Tidak diragukan lagi bahwa
institusi keluargaan ini mempunyai pengaruh efektif bagi orang-
orang yang hidup di dalamnya.
a. Pertama masa kanak-kanak
b. Menjamin kehidupan emosional anak
c. Menambahkan pendidikan moral
d. Memberikan dasar pendidikan sosial
e. Meletakkan dasar-dasar pendidikan agama bagi anak
f. Sopan dan santun
g. Ramah lingkungan
2. Masjid
Masjid Memberi pengaruh yang baik bagi jiwa orang-orang
dengan memberi masukan yang membantu mereka dalam
berhubungan dengan Sang Pencipta. Serta pengaruh yang baik
terhadap akhlak yang berupa rasa cinta kepada kebajikan dan
kepada sesama manusia. Juga keinginan untuk bekerja sama
dengan sesama dalam kebijakan dan ketakwaan. Serta pengaruh
yang baik bagi rasa sosialnya, yaitu dengan menanamkan rasa cinta
dan kasih sayang kepada seluruh manusia.
a. Belajar TPA
b. Belajar mading
c. Belajar fasholatan
d. Belajar akidah dan akhlak
26
e. Syariat islam
3. Sekolah
Sekolah Meliputi unsur-unsur yang ada di dalamnya seperti
guru, buku, peralatan metode, gedung dan hal-hal yang di
tinggalkan dalam diri murid-murid. Demikian juga perubahan-
perubahan yang terjadi dalam diri para murid menuju arah yang
lebih baik dalam rohani, akhlak, akal, jasmani, keagaamaan,
kepedulian sosial, politik, ekonomi, estetika, dan pergerakan
jihad.
a. Pelajaran etika
b. Pelajaran keagamaan
c. Pelajaran estetika
d. Pembedaan salah dan benar
e. Pelajaran sosial
3. Pengertian Wanita Tunasusila
Pengertian Wanita Tunasusila menurut bahasa orang-orang yang
melacur di dunia pelacuran, pekerja malam, yang sering melayani
suami-suaimi orang. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1999),
pelacur berkata dasar “lacur” yang berarti malang, celaka, gagal, sial,
atau tidak jadi. Di samping itu kata lain yang sinonim dengan kata
pelacur adalah lonte yang bahwa bahasa istilah barunya, yakni pekerja
seks.
Pengertian Wanita Tunasusila menurut istilah wanita tunasusila
(WTS). Di sebut demikian, karena si perempuan dianggap tidak
menuruti aturan susila yang berlaku di masyarakat. Si perempuan
dianggap tidak mempunyai adab dan sopan santun dalam berhubungan
seks. Secara kata pelacur dalam bahasa memang lebih dimaknai
sebagai perempuan yang melacur, alih-alih pria yang melacur, padahal
dalam kedua praktis kedua jenis kelamin ini sama-sama bisa menjual
diri. Jika pun WTS dikenal dari pada istilah perempuan pelacur, dan
untuk membedakan laki-laki gigolo.
27
Indikator Wanita Tunasusila
a. Menjual diri sendiri sebagai pelacur
b. Perempuan jalang
c. Perempuan liar
d. Perempuan nakal
e. Perempuan pelanggar norma sosial
WTS salah satu bentuk prilaku yang menyimang di
masyarakat yaitu prilaku yang tidak berhasil menyesuaikan diri
dengan kehendak-kehendak masyarakat atau klompok tertentu
dalam masyarkat. Penyimpangan adalah perbuatan yang
mengabaikan norma, dan penyimpangan ini terjadi jika seseorang
tidak mematuhi patokan baku dalam masyarakat.
Motif –motif yang mendorong Wanita menjadi WTS
sebagai mata pencarian antara lain:
1. Ada nafsu seks yang abnormal.
2. Aspirasi materi tinggi dibarengi dengan usaha mencari kekayaan
melalui jalan yang mudah dan bermalas-malasan.
3. Kompensasi terhadap rasa-rasa diri interior sebagai pola yang
negatif
4. Memberontak terhadap otoritas orang tua religius dan norma
sosial.
5. Ada diorganisasi kehidupan keluarga atau “broken home”.
6. Penundaan perkawinan jauh sesudah kematangan biologis.
7. Bermotifasi standar hidup atau ekonomis yang tinggi, yang makin
tumbuhnya pelacur.
8. Banyak juga gadis-gadis pecandu ganja, obat bius dan minuman
kerasa yang terpaksa menjual diri sendiri dan sebagai
menjalankan profesi.
28
4. Cara Wanita Tunasusila Mendidik Anak
a. Akhlak kepada Sesama Manusia
Akhlak kepada sesama manusia meliputi, akhlak pribadi,
akhlak dalam keluarga akhlak bermasyarakat dan akhlak bernegara.
Akhlak pribadi terdiri dari apa yang diperintah Allah, apa yang
dilarang,dan apa yang diperbolehkan. Misalnya perbuatan-perbuatan
untuk mengikuti jejak Rasulullah SAW. Tawadhu, malu, sabar,
pemaaf dll. Sedangkan akhlak dalam keluarga meliputi Birrul
Walidain, yaitu kewajiban timbal balik orang tua dengan anak kasih
sayang dan tanggung jawab orang tua terhadap anak dan silaturrahim
dengan karib kerabat. Akhlak bermasyarakat meliputi bertamu dan
menerima tamu, hubungan baik dengan tetangga,hubungan baik
dengan masyarakat, pergaulan muda-mudi dan ukhuwah islamiyah.
Dan ahklak bernegara meliputi musyawarah, menegakkan keadilan,
amar ma’ruf nahi munkar dan hubungan yang baik antara pemimpin
dengan yang dipimpin (Ilyas, 2007:5). Sebaiknya cakupan akhlak
tersebut hendaknya dilakukan secara seimbang. Agar tercipta
kedamaian dan ketrentaman dalam hidup di dunia dan akhirat.
b. Akhlak kepada Makhluk Lain
Bentuk-bentuk akhlak manusia kepada makhluk lain antara
lain, menghormati keberadaan malaikat, menghargai keberadaan jin,
mewaspadai keberadaan iblis, menyayangi binatang serta menyayangi
tumbuh-tumbuhan dan alam sekitar (Halim, 2000:137-148). Orang
mukmin wajib mengimani adanya makhluk ghaib, sehingga akan
memunculkan rasa saling hormat dan menghargai bahwa manusia dan
makhluk ghaib sama-sama ciptaan Allah.
29
5. Faktor- faktor Pendidikan Akhlak
Faktor yang mempengaruhi pendidikan akhlak di antara:
a. Faktor Pendidik
Pendidik adalah orang yang memikul pertanggung jawaban untuk
mendidik, yaitu meliputi: orang dewasa, orang tua, guru, pemimpin
masyarakat dan tokoh agama.
b. Faktor Anak Didik
Anak didik adalah setiap orang yang menerima pengaruh dari
seseorang atau sekelompok orang yang menjalankan kegiatan
pendidikan. Anak didik juga dapat diartikan anak (pribadi yang belum
dewasa) yang diserahkan kepada tanggung jawab pendidik.
c. Faktor Alat Pendidikan
Alat pendidikan adalah suatu tindakan atau situasi yang sengaja
diadakan untuk tercapainya suatu tujuan pendidikan yang tertentu.
Berikut ini adalah penggunaan alat pendidikan yang tampak dalam
bentuk tindakan misalnya teladan. Teladan merupakan tingkah laku, cara
berbuat, berbicara yang akan ditiru oleh anak. Dengan teladan ini,
lahirlah gejala identifikasi positif, yakni penyamaan diri dengan yang
ditiru. Identifikasi positif itu sangat penting sekali dalam pembentukan
kepribadian. Teladan dimaksudkan untuk membiasakan anak didik
dalam mencapai tujuan yang diinginkan. Anjuran, Suruhan, dan
Perintah. Di dalam anjuran, suruhan dan perintah anak mendengar apa
yang harus dilakukan. Alat ini adalah sebagai pembentuk disiplin secara
positif. Disiplin diperlukan dalam pembentukan kepribadian yang baik.
Kemudian larangan, larangan merupakan tindakan pendidik menyuruh
anak didik tidak melakukan atau menghindari tingkah laku tertentu demi
tercapainya tujuan pendidikan tertentu. Tetapi diusahakan alasan
larangan diketahui dan diterima oleh anak didik. Selanjutnya yaitu
pujian dan hadiah, pujian dan hadiah dimaksudkan untuk memberi
motivasi dan menambah kepercayaan diri. Hadiah tidak harus berupa
barang, pujian dan hadiah juga harus diberikan pada saat yang tepat,
30
yaitu segera sesudah anak didik berhasil, dan jangan diberikan sebagai
janji. Selain hadiah dan dan pujian alat pendidikan dapat berupa
teguran. Sebelum anak melakukan kesalahan yang lebih jauh, perlu
adanya koreksi atau teguran. Teguran dapat berupa kata- kata dan
isyarat. Seperti tatapan mata yang tajam dengan menunjuk lewat jari,dan
sebagainya. Jika dalam metode peringatan anak belum faham, dapat juga
menggunakan metode peringatan dan ancaman. Peringatan diberikan
kepada anak didik yang telah melakukan beberapa kali pelanggaran,dan
telah diberikan pula teguran atas pelanggarannya. Karena itu ancaman
merupakan tindakan pendidik mengoreksi secara keras tingkah laku
anak didik yang tidak diharapkan,dan disertai perjanjian jika masih
terulang lagi akan dikenakan hukuman atau sangsi. Namun ancaman ini
sebaiknya jangan sering digunakan, hanya dilakukan pada saat yang
tepat saja. Yang terakhir pendidik atau orang tua dapat menggunakan
metode hukuman. Hukuman dimaksudkan agar anak jera dengan
pelanggaran yang telah dilakukan,karena hukuman dapat memberi efek
penderitaan yang dapat dirasakan untuk menuju kebaikan. Namun
metode hukuman ini sebaiknya dihindari selagi masih ada metode lain
yang dapat digunakan. Karena dengan metode hukuman dapat
mengganggu kejiwaan anak.
d. Faktor Lingkungan
Pada dasarnya lingkungan mencakup tempat (lingkungan fisik)
keadaan iklim, keadaan, keadaan tanah, dan keadaan alam. Kebudayaan
(lingkungan budaya) dengan warisan budaya tertentu bahasa, seni,
ekonomi, ilmu pengetahuan, pandangan hidup, keagamaan. Dan
kelompok hidup bersama (lingkungan sosial atau masyarakat) keluarga,
kelompok bermain, desa, perkumpulan.
Lingkungan sekitar yang dengan sengaja digunakan sebagai alam
dalam proses pendidikan (pakaian, keadaan rumah, alat permainan,
buku-buku, alat peraga) dinamakan lingkungan pendidikan, yang
meliputi:
31
1. Lingkungan keluarga
Pendidikan keluarga berfungsi sebagai pengalaman pertama
masa kanak-kanak, menjamin kehidupan emosional
anak,menanamkan pendidikan moral, memberikan dasar
pendidikan sosial,dan meletakkan dasar-dasar pendidikan agama
bagi anak-anak.
2. Lingkungan sekolah
Lembaga pendidikan sekolah mempunyai sifat- sifat yaitu
tumbuh sesudah keluarga, lembaga pendidikan formal, dan
merupakan sumbangan sekolah sebagai lembaga pendidikan,
misalnya disekolah diberikan pelajaran etika, keagamaan, estetika,
membedakan benar atau salah, dan sebagainya.
3. Lembaga Pendidikan Masyarakat
Masyarakat diartikan sebagai sekumpulan orang yang
menempati suatu daerah, diikat oleh pengalaman yang sama,
memiliki sejumlah persesuaian dan sadar akan kesatuan serta dapat
bertindak bersama untuk mencukupi krisis kehidupannya.
Masyarakat juga dapat diartikan sebagai satu bentuk tata kehidupan
sosial dengan tata nilai dan tata budaya sendiri. Dalam arti ini
masyarakat adalah wadah dan wahana pendidikan, medan
kehidupan manusia yang majemuk (plural: suku, agama kegiatan
kerja, tingkat pendidikan, tingkat sosial ekonomi dan sebagainya)
(Hasbullah, 1999:17-55). Faktor lingkungan sangat mempengaruhi
pendidikan akhlak anak. Jika lingkungannya baik maka anak akan
lebih mudah untuk mengaplikasikan kepada hal yang baik, namun
jika lingkungan tersebut buruk maka tidak akan menutup
kemungkinan bagi anak untuk menirunya.
32
6. Definisi Tantangan Pendidikan Akhlak Anak
Tantangan merupakan hal atau obyek yang menggugah tekat untuk
meningkatkan kemampuan mengatasi masalah, serta merangsang
untuk bekerja lebih giat dalam hal atau obyek yang perlu ditanggulangi
denifisi (Ibnu faris yang wafat pada tahun 395 H). Pendidikan adalah
perbaikan, perawatan, dan, pengurusan terhadap pihak yang di didik
dengan mengabungkan unsur-unsur pendidikan di dalam jiwanya,
sehingga ia menjadi matang dan mencapai tingkat sempurna yang
sesuai dengan kemampuannya. Sehingga tantangan pendidikan akhlak
merupakan suatu usaha untuk meningkatkan kemampuan mengatasi
masalah terhadap obyek yang perlu ditanggulangi khususnya dalam
pendidikan akhlak anak yang dilaksanakan secara sadar dan terencana
dalam mendidik dan memberikan bimbingan kepada anak berdasarkan
ajaran agama yang bertujuan untuk membentuk kebiasaan atau sikap
yang baik sehinnga anak memiliki kepribadian yang baik dan
berakhlak mulia.
Saat ini masalah tantangan yang berpengaruh dalam dunia
pndidikan adalah pola hidup modern di era global yang cenderung
bersifat mendunia dan individual. Oleh sebab itu semua aspek
kehidupan tidak bisa dipastikan cocok dengan kehidupan itu sendiri,
sementara dunia pendidikan Islam berusaha membahagiakan
kehidupan di dunia dan di akhirat kelak dengan mengutamakan
kebersamaan, kerukunan dan keperdulian. Keterbatasan alokasi waktu
pendidikan agama (Islam) dalam upaya pembentukan akhlak peserta
didik tersebut tidak menutup kemungkinan untuk menghilangkan
kebiasaan buruk. Penyebabnya ialah fokus dan perhatian anak didik
tidak lagi membutuhkan agama, akan tetapi lebih mementingkan
kepada kebutuhan materi atau keilmuan dan teknologi yang serba
canggih dan mutakhir. Berikut adalah tantangan yang akan
menghadang dalam upaya menanggulangi kemerosotan moral dan budi
pekerti anak:
33
1. Arus globalisasi dengan teknologinya yang berkembang pesat
merupakan tantangan tersendiri dimana informasi baik positif
maupun negativ dapat langsung diakses dalam rumah. Tanpa
adanya bekal yang kuat dalam penanaman agama (yang telah
tercakup di dalamnya nilai moral dan budi pekerti) hal itu akan
berdampak negativ jika tidak di saring dengan benar.
2. Pola hidup dan perilaku yang telah bergeser sedemikian
serempaknya di tengah-tengah masyarakat juga merupakan
tantangan yang tidak dapat diabaikan.
3. Gaya hidup hedonis, konsumtif dan fantatif akibat pengaruh era
globaliosasi dan era informasi.
4. Berkiblat dan berbarometer kepada Negara maju, padahal
terbelakang pada aspek peradaban dan akhlak.
5. Akhlak para pejabat atau birokrat yang melekat seperti “koruptor”,
curang, tidak jujur, tidak peduli dengan kesusahan orang lain.
6. Kurikulum sekolah mengenai dimasukannya materi akhlak dan
budi pekerti ke dalam setiap mata pelajaran juga cukup sulit. Ini
terjadi karena ternyata tidak semua guru dapat mengaplikasikan ke
dalam mata pelajaran lain yang sedang diajarkannya atau yang
diampunya.
7. Kondisi ekonomi Indonesia juga menjadi tantangan yang tidak
dapat diabaikan begitu saja. Karena bagaimanapun, setiap ada
kebijakan pasti memerlukan dana yang tidak sedikit.
34
7. Definisi Tempat Karaoke
Karaoke merupakan salah satu wujud berkembangnya dunia
hiburan pada sektor industri. Berbagai tempat hiburan kini mulai
merambah di kota-kota besar bahkan sampai daerah pedesaan. Kini tempat
hiburan malam dapat dinikmati oleh berbagai golongan. Setiap tempat
memiliki daya tarik tersendiri dan memiliki penikmat masing-masing.
Kemajuan tegnologi merupakan faktor pendukung berkembangnya tempat
hiburan malam,salah satunya yaitu tempat karaoke. Awalnya, karaoke
dianggap sebagai hiburan mahal dan dipandang sebagai hiburan malam
yang berkonotasi negatif oleh sebagian masyarakat Indonesia. Namun
seiring berjalannya waktu,pandangan negatif ini semakin lama semakin
hilang. Menjamurnya dunia karaoke dewasa ini menunjukkan bahwa
karaoke sudah dianggap sebuah hiburan yang dibutuhkan oleh masyarakat
Indonesia.
Karaoke berasal dari bahasa Jepang yaitu kara dari kata karappo
yang berarti kosong dan oke dari kata okesutura atau orkestra. Karaoke
berarti sebuah musik orkestra yang kosong atau tidak dilengkapi dengan
suara vocal. Meski awalnya hanya sekedar hiburan untuk melepas
kepenatan, kini karaoke telah menjelma menjadi salah satu bagian yang
dianggap mempunyai andil dalam perkembangan dunia musik. Dengan
karaoke setiap orang tanpa harus mempunyai suara bagus bisa langsung
merasakan menjadi penjadi penyanyi sungguhan karena mereka menyanyi
diiringi musik yang sama dengan yang dinyanyikan oleh penyanyi aslinya
(http://journal.unair.ac.id/dpwnload-fullpaper-
kmnts1675f63c70full.pdf.html).
Maraknya dunia hiburan kususnya karaoke saat ini telah menjadi
salah satu hiburan yang banyak diminati masyarakat, mulai dari pekerja
kantoran sampai pelajar atau mahasiswa, untuk sekedar merefresh fikiran
dan mencari kesenangan.
Dari penjelasan diatas bahwa tempat karaoke merupakan tempat
seseorang untuk melakukan aktifitas hiburan. Sebagian orang beranggapan
35
bahwa dengan melakukan aktifitas hiburan malam dapat menghilangkan
stres atau sekedar hobi.
Biasanya penikmat karaoke adalah pelaku bisnis yang telah capek
melakukan aktifitas seharian dikantor, pekerja pabrik, sampai pelajar atau
mahasiswa. Berkaraoke juga dapat dilakukan kapan saja, bahkan di sela-
sela aktifitas.
Room karaoke biasanya dilengkapi alat yang canggih dengan
tegnologi pendukung. Sehingga pengunjung akan mendapatkan kepuasan
tersendiri. Aktifitas bisnis karaoke telah mengalami perkembangan yang
cukup pesat. Tak hanya di Luar Negeri, bahkan di dalam negeri kini mulai
menjamur bisnis tempat karaoke. Hal ini terjadi karena sempitnya
lapangan pekerjaan. Dan karena tempat karaoke sedang menjadi tren masa
kini. Lingkungan karaoke seharusnya jauh dari tempat pemukiman
penduduk agar tidak mengganggu kenyamanan dan ketentraman warga
masyarakat.
B. Kajian Pustaka
Untuk mengetahui lebih jelas tentang penelitian ini, kiranya
penting untuk mengkaji terlebih dahulu hasil penelitian terdahulu. Ada
beberapa studi serupa tentang hiburan malam yang bisa dijadikan penulis
sebagai rujukan, diantaranya, Skripsi yang ditulis Kurnia Ristanti yang
berjudul “Pola Asuh Anak Dalam Keluarga di Lingkungan Lokalisasi
Padang Bulan Banyuwangi”. Progdi studi sosiologi. Fakultas Ilmu Sosial
dan Ilmu Politik, Universitas Jember Tahun 2013. Membahas bagaimana
bentuk pola asuh yang diterapkan keluarga di lingkungan lokalisai.
Penelitian ini memfokuskan pada cara dan bentuk pola asuh dalam
keluarga. Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan dan memahami
nilai-nilai yang ditanamkan dan bentuk pola asuh yang diterapkan dalam
36
keluarga di lingkungan lokalisai. Metode penelitian yang digunakan yaitu
menggunakan metode deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan dalam
mendidik anaknya para orang tua menanamkan nilai-nilai. Yang pertama
adalah nilai moralitas yaitu penekanan pada anak untuk menghormati
wanita serta larangan berpenampilan yang tidak senonoh. Nilai yang kedua
adalah nilai agama yang terdiri dari anjuran untuk bertaqwa kepada Allah
SWT, menghormati orang tua serta larangan berzina. Nilai ketiga adalah
keutamaan memilih lingkungan pergaulan. Dalam mengasuh anak orang
tua juga cenderung memberikan adanya penekanan-penekanan aturan,
konsistensi, pujian dan hukuman dalam mendidik anak.
Selanjutnya yaitu skripsi yang ditulis Bestyan Breny Siswanto
yang berjudul “Prostitusi di Sosrowijayan Yogyakarta (Studi Interaksi
Pekerja Seks Komersial Pasar Kembang dengan Masyarakat
Sosrowijayan)” Program studi sosiologi, Fakultas ilmu sosial dan
humaniora, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta tahun
2013. Membahas PSK dan masyarakat Sosrowijayan yang tinggal di satu
lokasi dilihat menggunakan sudut pandang linier tentu akan menghasilkan
intrerestasi bahwa relasi diantara keduanya akan berlangsung tidak
harmonis, terlebih PSK sering dianggap penyakit masyarakat. Realitas
sosial di Sosrowijayan menunjukkan bahwa meskipun praktek prostitusi
dianggap sebagai penyimpangan sosial dan melanggar norma agama,
tetapi hal ini tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap pola
perilaku PSK dan masyarakat dalam skala makro. Pengaruh agama sebagai
37
bingkai dalam menempatkan status PSK tidak membuat masyarakat
mengacuhkan PSK. Penelitian ini memiliki rumusan masalah, Bagaimana
interaksi PSK yang beragama Islam di Pasar kembang dengan masyarakat
Sosrowijayan? Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan
pendekatan fenomenologis. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
agama hanya berada di ruang privat PSK dan masyarakat, sedangkan yang
berhubungan dengan praktek prostitusi agama sama sekali tidak
diacuhkan. Interaksi PSK dengan masyarakat Sosrowijayan saat ini
bersifat asosiatif untuk mempertahankan lumbung perekonomian
masyarakat. Oleh karena itu, masyarakat secara umum menganggap bahwa
PSK juga harus mendapat perlakuan sebagaimana masyarakat umumnya
yang tidak dikucilkan.
Hampir sama dengan skripsi yang ditulis Siti Solichah yang
berjudul “Studi Deskriptif Tentang Fenomena Pendidikan Akhlak Anak
PSK Lokalisasi Sukosari Berokan Bawen Kab. Semarang Tahun 2006”.
Jurusan Tarbiyah Progdi Pendidikan Agama Islam Sekolah Tinggi Agama
Islam Negeri Salatiga 2006. Membahas tentang fenomena pendidikan
akhlak anak PSK di Lokalisasi Sukosari Berokan Bawen, Rumusan
masalahnya meliputi: bagaimana gambaran kehidupan masyarakat di
lingkungan likalisasi, bagaimana implementasi pendidikan akhlak? dan
bagaimana pemahaman para PSK terhadap pendidikan akhlak anak?
Dalam penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Alat pengumpulan
data berupa observasi, wawancara mendalam, dan dokumentasi. Hasil
38
penelitian ini menunjukkan cara PSK mendidik anak dengan mengajarkan
pembiasaan bacaan basmalah ketika memulai sesuatu dan hamdalah ketika
selesai mengerjakan sesuatu. Mereka mengajarkan sholat meski baru
gerakannya saja, Mereka juga mengajarkan sopan santun sesuai tingkat
pemahaman anak, misalnya menggunakan bahasa yang baik meski baru
yang penting atau dasar. Untuk menunjang pembentukan akhlak anak
mereka menyertakan anak TPA.
Skripsi yang ditulis Siti Ivayatun yang berjudul “Pendidikan
Akhlak dalam Karyawan Panti Mandi Uap dan Anak Kos di Kelurahan
Bandungan Kec. Bandungan Kab. Semarang Tahun 2012”. Jurusan
Tarbiyah Progdi Pendidikan Agama Islam Sekolah Tinggi Agama Islam
Negeri Salatiga 2006. Menurut Ivayatun PSK bukan karena tidak diberi
pendidikan akhlak dari orang tuanya tetapi banyak faktor yang
mempengaruhinya. Penulisan ini bertujuan untuk mengetahui faktor apa
yang menghambat orang tua untuk mendidik akhlak anak dalam keluarga
PSK, dan bagaimana antisipasi orang tua dalam memberikan pendidikan
akhlak kepada anak agar tidak terjerumus pada PSK di Kelurahan
Bandungan Kab. Semarang. Metode yang digunakan dengan pendekatan
kualitatif. Teknik pengumpulan data dengan wawancara mendalam dan
observasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keluarga PSK
memberikan pendidikan akhlak pada keluarganya dengan menggunakan
metode keteladanan, pembiasaan diri dan pengalaman, nasehat, khiwar dan
hukuman. Faktor penghambat pendidikan akhlak karena rendahnya
39
pendidikan agama, ekonomi, hubungan yang kurang harmonis dalam
keluarga, kurangnya waktu. Antisipasinya melalui membatasi kebebasan
terhadap pergaulan anak, membiasakan anaknya mengaji, memberi
nasehat, memberikan pendidikan yang baik, menitipkan ke orang tua atau
saudara, melibatkan anak kedalam keluaga.
Berbeda dengan skripsi yang ditulis oleh M. Fahrul Azhari yang
berjudul “Model Pembinaan Agama Islam pada Pekerjaa seks Komersial
(PSK) di Lokalisasi Tegal Panas Desa Jatijajar Kec. Bawen Kab.
Semarang. Jurusan Tarbiyah, Progdi Pendidikan Agama Islam. Sekolah
Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga Tahun 2012. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui realitas pelaksanaan pembinaan keagamaan pada PSK
di Lokalisasi Jatijajar, kec. Bergas, Kab. Semarang. Dengan rumusan
masalah: Bagaimana materi pembinaan agama Islam? Bagaimana cara
pelaksanaan pembinaan keagamaan Islam? Bagaimana model pembinaan
keagamaan islam? apa saja kendala dalam pelaksanaan pembinaan
keagamaan islam dan bagaimana mengatasinya? Metode yang digunakan
yaitu metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif kualitatif. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa isi atau materi pembinaan islam yaitu
dengan dimensi aqidah, ibadah, dan akhlak. Pelaksanaan pembinaan
dilakukan di masjid, musola, dan gedung PKK yang telah disediakan di
lokalisasi Tegal Panas. Model yang digunakan yaitu dengan ceramah.
Kendala dalam pembinaan dan cara mengatasinya yaitu dengan aturan
40
menjadikan hal positif dan akhirnya anak asuh (wanita binaan) banyak
yang mengikuti pembinaan agama islam dan kegiatan yang lain.
Dalam penelitian dan buku di atas memiliki subjek dan objek
penelitian yang berbeda-beda dan hasilnya tentu juga akan berbeda. Dalam
penelitian ini akan difokuskan mengenai gambaran pendidikan akhlak
anak yang tinggal di Kelurahan Kopeng Kec. Getasan Bagaimana peranan
dan strategi orang tua dan masyarakat. Untuk mengetahui tantangan yang
dihadapi dalam pendidikan akhlak anak. Dan bagaimana cara menangani
pendidikan akhlak anak di Dukuh Sleker Kelurahan Kopeng Kec .Getasan.
38
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Pendekatan dan Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan oleh penulis adalah penelitian
kualitatif. Penelitian kualitatif menurut bodgan dan Taylor
“mendefinisikan bahwa metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari
orang-orang dan perilaku yang dapat diamati” (Moleong, 2009:4). Peneliti
memilih jenis penelitian ini karena beberapa pertimbangan yaitu, metode
kualitatif lebih mudah apabila berhadapan langsung dengan kenyataan
yang ada. Dengan pendekatan ini peneliti bisa mendapatkan data yang
akurat, dikarenakan peneliti bertemu atau berhadapan langsung dengan
informan.
Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif analitik, yaitu
penelitian yang mendeskripsikan objek yang diteliti dan memaparkannya
dengan tulisan dan bahasa sendiri. Dalam hal ini mengenai tantangan
pendidikan akhlak anak dan pengetahuan peranan serta strategi orang tua
tentang pendidikan akhlak pada anak.
B. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Dukuh Sleker Kelurahan Kopeng
Kecamatan Getasan, yang saat ini memiliki 35 lebih tempat karaoke.
Dahulu Dukuh Sleker adalah bekas kompleks prostitusi yang terkenal
dengan nama Kopeng. Seiring dengan berjalannya waktu, kini tempat ini
39
berubah menjadi tempat wisata karaoke atau hiburan malam. Adapun
alasan pemilihan tempat adalah karena Kopeng adalah satu-satunya
kawasan wisata karaoke atau hiburan malam yang berada di Kec. Getasan.
Sehingga akses terhadap informan terbilang cukup mudah. Selain itu juga,
berkaitan dengan upaya peningkatan dan pemahaman pengetahuan,
khususnya mengenai pendidikan akhlak pada anak.
Dalam penelitian ini subyek penelitiannya meliputi 6 orang tua
anak yang telah disamarkan namanya, dan beberapa informan pendukung
yaitu, komunitas pemerhati anak di dukuh sleker (BBM), remaja masjid
(REMAS), Ketua Paguyuban Wisata Karaoke Dukuh Sleker dan Ketua
RW Kopeng. Dari mereka penulis memperoleh data tentang tantangan
yang dihadapi dalam pendidikan akhlak terhadap anak.
Langkah yang diambil peneliti untuk memulai suatu penelitian
adalah dengan menentukan atau memilih topik penelitian,
mengidentifikasi permasalahan, pengkajian buku-buku yang berkaitan
dengan pendidikan akhlak anak dan buku lain yang berhubungan dengan
tempat hiburan malam, pencarian informasi, menentukan lokasi yang akan
diteliti, dan pencarian sumber-sumber prosedur pengumpulan data serta
menganalisis data yang ada dan menyimpulkan.
40
C. Sumber Data
Peneliti menggunakan dua sumber data yang digunakan dalam penulisan
skripsi ini, yaitu:
a. Data Primer
Data primer adalah sumber data yang berkaitan langsung dengan obyek
riset (Arikunto, 1989:10). Data primer ini diperoleh langsung dari lapangan
tempat penelitian. Kata-kata dan tindakan merupakan sumber data yang diperoleh
dari lapangan dengan mengamati atau wawancara dengan informan. Peneliti
menggunakan data ini untuk mendapatkan informasi langsung tentang tantangan
pendidikan akhlak pada anak yang tinggal kawasan wisata karaoke di Dukuh
Sleker Kelurahan Kopeng Kecamatan Getasan.
b. Data Skunder
Data skunder adalah sumber data yang digunakan penulis sebagai acuan
penelitian atau sumber data yang digunakan penulis secara tidak langsung
(Sugiyono, 2009:308). Peneliti menggunakan data skunder ini untuk memperkuat
penemuan dan melengkapi informasi yang telah dikumpulkan melalui wawancara
langsung dengan informan. Sedangkan pengambilan data sekunder ini cara
memperolehnya adalah dari buku-buku, tulisan ilmiyah, penelitian terdahulu,
internet yang digunakan sebagai sumber penelitian dan dari lokasi penelitian di
Kawasan Wisata Karaoke Dukuh Sleker Kelurahan kopeng Kec .Getasan.
41
D. Prosedur Pengumpulan Data
a. Wawancara
Wawancara yaitu suatu kegiatan yang dilakukan untuk mendapatkan
informasi secara langsung dengan mengungkapkan pertanyaan-pertanyaan yang
sistematis kepada para responden. Wawancara bermakna tahapan cara
pewawancara dengan responden, dan kegiatannya dilakukan secara lisan (Hadi,
2000:196). Penulis mengumpulkan data dengan cara mengadakan wawancara
langsung dengan pihak-pihak yang berkaitan, yaitu ditujukan kepada orang tua,
tokoh masyarakat, dan anak yang tinggal di Kawasan Wisata Karaoke Dukuh
Sleker Kelurahan Kopeng Kec. Getasan. Wawancara yang dilakukan dengan
pedoman wawancara terstruktur yaitu peneliti menentukan sendiri masalah dan
pertanyaan yang akan diajukan yang tersusun dengan rapi, agar penulis
mendapatkan jawaban yang riil dan akurat dari responden.
b. Observasi
Observasi sebagai pengamat dan pencatatan dengan sistematis
fenomena yang diselidiki (Hadi, 2000:136). Teknik ini digunakan untuk mencari
data tentang praktik pendidikan akhlak anak dan tantangan yang dihadapi
pendidikan akhlak anak di Kelurahan Kopeng, Kec.getasan.
c. Dokumentasi
Metode ini digunakan sebagai pelengkap data, baik berupa surat-surat
pribadi, catatan dan data dari kantor Kelurahan Kopeng Kec. Getasan.
42
E. Pengecekan Keabsahan Data
Untuk memperoleh keabsahan temuan, penulis akan menggunakan teknik-
teknik perpanjangan kehadiran peneliti di lapangan, observasi yang diperdalam,
triangulasi (menggunakan beberapa sumber, metode, teori), pelacakan kesesuaian
dan pengecekan anggota. Jadi temuan data tersebut bisa diketahui keabsahanya.
Dan yang terakhir menggunakan bahan referensi untuk meningkatkan
kepercayaan keberadaan data, dapat digunakan hasil rekaman tape, video tape
atau bahan dokumentasi.
66
BAB IV
PAPARAN DAN ANALISIS DATA
A. Paparan Data
1. Letak dan Keadaan Geografis Kopeng Kec. Getasan
Secara geografis letak kopeng terletak di Kec. Getasan. Salah satu desa kecil
dan istimewa yang asli dan sejuk udaranya karena berada di kaki gunung
merbabu. Kopeng pun memiliki pemandangan yang indah karena tempatnya
berupa perbukitan. Dan sepanjang jalan tampak berdiri bangunan-bangunan rapi
berjajar.
Desa kopeng atau dusun sleker adalah salah satu kelurahan yang terletak
di Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang, Propinsi Jawa Tengah. Kelurahan
ni memiliki luas wilayah kurang lebih 800,61. Kelurahan kopeng kecamatan
getasan, Batas sebelah barat, kabupaten temanggung dan kabupaten magelang.
Kelurahan kopeng kecamatan getasan, Batas sebelah timur, kecamatan tenggaran
dan kabupaten boyolali, kota salatiga. Kelurahan kopeng kecamatan getasan,
Batas sebelah utara, kecamatan tuntang dan kecamatan banyu biru. Kelurahan
kopeng kecamatan getasan, Batas sebelah selatan, kabupaten boyolali
2. Struktur Kepengurusan Kelurahan Kopeng
Seperti halnya masyarakat lain pada umumnya, di kopeng juga terdapat
struktur kepengurusan. Kepengurusan ini tergolong baru, dengan adanya struktur
kepengurusan baru warga masyarakat Kopeng berharap kedepan masyarakat
Kopeng lebih baik.
67
Tabel 3.1
STRUKTUR KEPENGURUSAN
RT 09, RW 03 DUSUN SLEKER KOPENG
Ketua
Yulianto
Sekretaris
Nur Hasim
Bendahara
Sugiyah
Humas
Slamet Suwardi
Seksi Usaha
Rebo Sarwoto
Penasehat
Agus Riyanto
68
3. Kondisi Kependudukan
Berdasarkan data Pemerintah di kopeng kecamatan getasan kelurahan
Kopeng tahun 2017 tentang monografi kelurahan Kopeng menyebutkan bahwa,
jumlah penduduk Kelurahan Kopeng Kecamatan Getasan, Adalah 6.922 Tahun ini
adalah 13,66% jiwa. Total jumlah dari jumlah penduduk 6869. Total jumlah
kelahiran sebanyak 8 jiwa, kematian sebanyak 9 jiwa, penduduk datang sebesar 30
jiwa, penduduk pindah sebanyak 0 jiwa, Dengan 1999 Kepala Keluarga laki-laki
dan 15,45 kepala keluarga perempuan. Sedangkan rincian Jumlah penduduk laki-
laki sebanyak 3.512 jiwa, dan penduduk perempuan sebanyak 3.410 jiwa.
Tabel 3.2
Jumlah Penduduk Kelurahan kopeng
Jumlah Penduduk Jumlah
Jumlah Penduduk Awal 6.922 jiwa
Total Jumlah Kelahiran 8 jiwa
Total Jumlah Kematian 9 jiwa
Total Penduduk Datang 30 jiwa
Total Penduduk Pindah 0 jiwa
Total WNA 30 jiwa
Jumlah Penduduk Akhir 13.66 jiwa
Sumber : Data Konsolidasi Bersih SIAK Kabupaten Semarang Semester 1 Tahun2017
69
Tabel 3.3
Jumlah Penduduk Kelurahan Kopeng Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Jumlah
Laki-laki 3.512 jiwa
Perempuan 3.410 jiwa
Total 6,922 jiwa
Sumber : Data Konsolidasi Bersih SIAK Kabupaten Semarang Semester 1Tahun 2017
4. Kondisi Keagamaan
Masyarakat Kelurahan Kopeng Kecamatan Getasan, mayoritas beragama
Islam, yaitu sebanyak 77,43 orang, jumlah penduduk beragama Kristen Protestan
sebanyak 21,83 orang, jumlah penduduk beragama Katolik sebanyak 0,74 orang,
jumlah penduduk beragama Hindu sebanyak 0 orang, jumlah penduduk beragama
Budha sebanyak 0 orang, Kong hu cu sebanyak 0 orang dan kepercayaan 0 orang.
Seperti yang tersaji
70
Tabel 3.4
Jumlah Penduduk Menurut Agama
No Agama Jumlah
1 Islam 77,43 Orang
2 Kristen Protestan 21,83 Orang
3 Katolik 0,74 Orang
4 Hindu 0 Orang
5 Budha 0 Orang
6 Kong hu cu 0 Orang
6 Kepercayaan 0 Orang
Total 173,26 Orang
Sumber : Data kondolidasi Bersih SIAK Kabupaten Semarang Semerter1 Tahun 2017
Berdasarkan Data Konsilidasi Bersih SIAK Kabupaten Semarang
Semester 1 Tahun 2017 Tentang Monografi kelurahan menyebutkan bahwa
jumlah tempat peribadatan yang berada di Kelurahan Kopeng Kecamatan Getasan
yaitu Masjid sebanyak 12 buah, Mushola sebanyak 14 buah, Gereja sebanyak 14
buah. Sedangkan untuk tempat peribadatan lain seperti Pura, Vihara dan Klenteng
belum ada di Kelurahan Sidorejo lor.
71
Tabel 3.5
Tempat-tempat Peribadatan
No Tempat Peribadatan Jumlah
1 Masjid 12
2 Mushola 14
3 Gereja 14
Total 40
Sumber : BPS kabupaten semarang, kecamatan getasan dalam angka2017
5. Kondisi Pendidikan
Pendidikan merupakan sarana untuk mencerdaskan anak bangsa.
Pendidikan akan mengentaskan kebodohan. Sumberaya manusia akan menjadi
maju, sehingga dapat meningkatkan martabat seseorang. Namun pendidikan harus
diimbangi dengan wawasan pendidikan moral. Berikut sajian data penduduk
berdasarkan tingkat pendidikan di Kelurahan Kopeng Kecamatan Getasan Tahun
2017.
72
Tabel 3.6
Lulusan Pendidikan Umum
No Total Penduduk berdasarkan Tingkat
Pendidikan
Jumlah
1 Tidak/ belum sekolah 1855
2 Tidak tamat SD/ sederajat 7,08
3 Tamat SD 41,58
4 Tamat SLTP 17,54
5 Tamat SLTA 12,79
6 Diploma I/II 0,14
7 Diploma III 0,51
8 Strata 1 1,72
9 Strata 2 0,09
10 Strata 3 0,01
Sumber : Data Konsilidasi Bersih SIAK Kabupaten Semarang Semester 1Tahun 2017
Berdasarkan data diatas pendidikan di kelurahan Kopeng sangatlah
bervariatif. Hampir semua jenjang pendidikan menduduki jumlah yang cukup
banyak, mulai dari tamatan SD, SLTP, SLTA, sampai strata 1. Hal ini
menunjukkan bahwa kondisi pendidikan Masyarakat Sleker atau Kopeng tidak
ketinggalan.
73
Tabel 3.7
Pendidikan Paud-SMA di Kopeng
No Pendidikan Jumlah
1 KB-PAUD 0 orang
2 TK 5 orang
3 SD/MI 4 orang
4 SLTP/MTs 1 orang
5 SLTA/SMK 0 orang
Jumlah 10 orang
Sumber : Data Pemerintah Klurahan Kopeng Kecamatan Getasan Dalam Angka2017
Dari data di atas menunjukkan bahwa jenjang pendidikan yang ada di
Kopeng masih sangat bervariatif. Dengan jumlah paling banyak yaitu anak
sekolah usia dasar dengan jumlah 10 orang, dan jumlah paling sedikit yaitu
jenjang sekolah TK yang hanya menunjukkan 5 orang.
6. Kondisi Ekonomi
Berdasarkan Data Wawancara Kecamatan Getasan Kelurahan Kopeng
tahun 2017 Tentang Monografi kelurahan menyebutkan bahwa Perekonomian
Masyarakat Kopeng Kecamatan Getasan adalah cukup baik. Berikut data Mata
Pencaharian Wawancara Masyarakat Desa Sleker atau Kopeng.
74
Tabel 3.8
Struktur Mata Pencaharian Penduduk
No Mata Pencaharian Jumlah
1 Pegawai Negeri Sipil 460
2 Kepolisian 19
3 ABRI 29
4 Swasta 2905
5 Sektor Industri 8
6 Mengurus rumah tangga 2194
4 Wiraswasta 1308
5 Tani 19
6 Pertukangan 105
7 Buruh Tani 38
8 Pensiunan 554
9 Nelayan 1
10 Pemulung 3
11 Jasa 170
Sumber : Data Pemerintahan Klurahan Kopeng Kecamatan Getasan Dalam Angka 2017Menurut warga setempat, pekerjaan wiraswasta banyak dari pengusaha
karaoke, dan dari mata pencaharian ada yang sebagian bermata pencaharian
sebagai jasa salon kecantikan, jasa tukang cukur, jasa tukang kayu, dll.
75
GAMBAR PETA WILAYA
76
GAMBAR
7. GAMBARAN UMUM KECAMATAN GETASAN
Kecamatan Getasan secara geografis berjarak +35 km dari ibukota
Kabupaten,berada diatas permukaan air laut +850 m dengan skala udara antara
18-26 C serta jumlah rata-rata hujan pertahun +521 mm dan jumlah rata-rata hari
hujan pertahun +106 hari hujan.
Sedangkan bataswilayah kecamatan getasan adalah:
77
Sebelah Utara : kecamatan banyubiru dan tuntang
Sebelah Timur : kecamatan tengaran dan kota salatiga
Sebelah Selatan : kabupaten boyolali
Sebelah Barat : kabupaten magelang
8. Luas wilayah kecamatan
Terdiri dari :
Bangunan atau perkarangan : 863,96 Ha
Hutan negara : 1.284,30 Ha
Hutan rakyat : 168,89 Ha
Tegal atau kebun : 3.881,07 Ha
Tanah sawah irigrasi teknis : 14,00 Ha
Tanah sawah irigrasi sederhana : 10,00 Ha
Lain-lain : 357,33 Ha
9. Sejarah Tempat Hiburan Malam Di Kopeng
Pada sekitar tahun 1960-1970, Kopeng masih berupa perkampungan
yang belum padat penduduk. Hanya beberapa rumah saja yang berdiri disana.
Menurut Pak Yulianto yang akrab dipanggil dengan pak yanto pemilik kafe-kafe
dan juga sebagai ketua RT, pada saat itu banyak wanita malam yang menjajakan
diri di gang hotel beringin Sleker. Sehingga semakin hari wanita malam tersebut
semakin meresahkan masyarakat akhirnya disediakan tempat khusus di Kopeng.
Maka pada tahun 1970-an menjadi tempat lokalisasi pelacuran yang sering
disebut “KOPENG” yaitu Tentang Penghentian dan Penghapusan Segala Bentuk
Kegiatan Tuna Susila dan Usaha Rehabilitasi serta Resosialisasi dalam Sistem
78
Lokalisasi Kopeng. Kemudian setelah dututupnya lokalisasi dengan sendirinya
lokalisasi itu beralih menjadi karaoke, walaupun tidak serentak, yang semula
tempat prostitusi kini menjadi tempat karaoke. Tidak dapat dipungkiri bahwa saat
itu masih banyak dijumpai praktek-praktek prostitusi. Tindakan tegas dari aparat
kepolisian terhadap tempat tersebut dinilai membuahkan hasil. Pelacuran terbuka
di tempat ini semakin lama semakin menurun. Pada akhirnya sudah tidak ditemui
lagi kamar-kamar untuk melakukan praktek prostitusi. Pada tahun 2009-2010
Kopeng resmi menjadi tempat wisata karaoke yang didalamnya terdapat kurang
lebih 56 tempat karaoke dan kurang lebih 170 tenaga kerja, yang terdiri dari
pemandu karaoke, operator dan ofice boy. Dan pada tahun 2014, Ketua RT
Kopeng mengusulkan melalui Raperda agar Tempat Wisata Karaoke Sleker
Kopeng mendaptkan hak izin usaha sebagai jasa hiburan.
10. Kondisi Tempat Hiburan Malam Di Kopeng
Kawasan wisata karaoke Kopeng memiliki aroma tata ruang yang khas,
disepanjang jalan terdapat bangunan tempat karaoke yang didesain sedemikian
apik. Dari bentuk rumah bertingkat, minimalis, dan sederhana semi modern. Di
teras-teras rumah sengaja di disain menarik, yakni di bikin rumah-rumah
akuarium, sehingga akan terlihat transparan ketika di malam hari, dengan kolam
ikan, taman, dan gazebo menambah keindahan halaman tempat karaoke semakin
menarik. Tampak papan nama terpasang disetiap tempat karaoke. Setiap ruang
karaoke juga dibikin menarik mungkin, ada tempat kasir, TV, sova, guci dengan
hiasan bunga-bunga menawan, makanan ringan seperti kacang, serta camilan lain,
minuman berupa soft drink hingga minuman beralkohol juga disediakan. Disetiap
79
karaoke juga tersedia berbagai macam rokok. Di pinggir jalan akan ditemui oleh
warung makanan, seperti bakso, nasi goreng, dan gorengan. Pedagang keliling
seperti penjual kelontong, sate juga mulai berkeliling di sore hari.
ketika siang hari sekitar pukul 14.00 sayup-sayup suara sound sistem
mulai terdengar dari pinggir jalan, cek soud dilakukan di jam segini agar dimalam
hari siap digunakan. Ketika sore hari nampak pemandu karaoke mulai bedatangan
dengan tubuh yang diselimuti oleh piyama, jaket atau selendang. Dan sebagian
besar pemandu karaoke masih muda dan cantik sudah ada yang duduk-duduk di
teras atau di akuarium dengan teman-temannya, seolah siap untuk meraup rupiah
dari pengunjung yang datang. hal ini dimaksudkan agar para pelanggan krasan
dan tidak pindah di tempat karaoke lain. Menurut pak Rian, dari kurang lebih 170
pekerja pemandu karaoke yang asli dari Salatiga hanya sedikit, sebagian besar
adalah pendatang, banyak yang dari luar kota, seperti purwodadi, semarang, dan
Purbalingga, Semarang, Magelang. Dimalam hari nampak perempuan-perempuan
yang cantik dengan make up yang menarik dan pakaian bikini, serta celana di atas
paha sudah terlihat di room akuarium, dengan hiasan lampu yang berkerlip
menambah suasana tempat karaoke ini terlihat semakin menarik. Setiap tamu akan
disambut dengan suara yang menggoda. Suara sound sistem di room karaoke juga
mulai terdengar disetiap tempat karaoke. Sehingga akan menjadi surga bagi
pengunjung yang ingin melepas lelah. Menurut ketua paguyuban aktifitas seperti
ini akan berlangsung sampai pukul 02.00 dini hari. Dipagi hari kawasan wisata
karaoke tampak sepi, anak-anak berangkat menimba ilmu ke sekolah, sebagian
80
warga melakukan aktifitas, ada yang bertani, menyiapkan jualan, bersih-bersih dll.
Dan para pemandu karaoke beristirahat setelah melakukan aktifitas di malam hari.
Ada satu hal yang menarik disini, ditengah aktifitas dan suasana
lingkungan masyarakat yang seperti ini, saya menemukan anak REMAS yang
latar belakang mereka sebagian besar dari keluarga pengusaha karaoke, mereka
dapat belajar, sekolah, mewajibkan anak putri untuk berjilbab dan bahkan
bertekad mau mengubah kawasan wisata karaoke ini mejadi kampung yang baik,
artinya tidak ada lagi karaoke. Memang tekad yang besar, namun mereka sering di
pandang sebelah mata dari sebagian besar orang tua. Namun juga ada sangat
disayangkan, di Kopeng tidak ada TPA. Menurut salah satu anggota BBM, TPA
disini mati karena tidak ada yang mengajarinya, dan semangat anak-anak untuk
mengaji sangat sedikit.
Di suatu perjalanan saya menemukan komunitas pemerhati anak, yaitu
BBM. Mereka melakukan bimbingan belajar terhadap anak yang tinggal di
Kopeng secara sukarela. Sehingga penulis tertarik untuk bergabung dengan
mereka. Bimbel dilakukan setiap hari sabtu pukul 13.00 sampai pukul 16.00,
banyak layanan pendidikan yang yang ditawarkan BBM untuk anak-anak, mulai
dari pendidikan semua mapel SD, SMP, sanpai ketrampilan bakat minat anak,
seperti menggambar, menulis dll.
Dari sinilah penulis dapat mengetahui karakter anak khususnya dalam
pendidikan akhlak. Menurut penulis pendidikan akhlak anak yang tinggal di
Kopeng sangat bervariatif. Ada yang sudah bisa mengaji, sholat, sudah hafal doa
sehari-hari, surat-surat pendek, berperilaku sopan, bertutur kata ramah,dll. namun
81
masih banyak juga anak yang suka berkata jelek, tidak sopan, belum bisa mengaji,
bahkan melakukan penyimpangan seperti menonton film porno dll.
11. Profil Sosial
Berikut merupakan hasil wawancara dan observasi yang telah dilakukan
oleh peneliti. Deskripsi pendidikan akhlak anak yang tinggal di Kopeng,
Kelurahan Kopenng menurut kaca mata warga, remaja masjid dan komunitas
BBM. Dalam hal ini penulis mendapat informasi dari responden terkait gambaran
pendidikan akhlak anak yang tinggal di Kopeng serta tantangan yang dihadapi
anak dalam masalah pendidikan akhlak. Responden menya takan bahwa yang
menjadikan tantangan pendidikan akhlak anak yaitu dari lingkungan dan dari
pengaruh tegnologi.
12. Temuan Penelitian
Dalam ruang paparan data ini penulis sajikan atas dasar temuan penelitian
yang mengacu pada fokus masalah yang meliputi:
a. Bagaimana pendidikan Akhla pada anak wanita tunasusila
b. Faktor-faktor yang mempengaruhi pendidikan Akhlak karimah pada wanita
tunasusila.
Temuan penelitian dalam fokus pendidikan akhlak karimah anak wanita
tunasusila di desa kopeng adalah:
a. Bagaimana pendidikan akhlak kul karimah anak pada wanita tunasusila
1. Slamet 35 Tahun
Pendidikan akhlak anak di Kopeng rata-rata sudah baik,
kalo namanya anak-anak sering berkata tidak baik atau saru gitu
sudah biasa, dan saya memaklumi namanya juga anak-anak,
paling dari faktor orang tuanya yang kurang menguasai
pendidikan agama, sehingga anaknya juga kurang bisa mengaji.
Kan disini TPA nya lagi ndak aktif. Ya paling itu, sama faktor
82
orang tua yang kurang berkembang dan susah di ajak maju karena
masih bersifat individualis tinggi”(Slamet, 01-08-2019).
2. WLY (remaja masjid)
Sebenarnya pendidikan akhlak anak dan remaja sudah
baik, namun pola pikir anak kebanyakan masih labil. Sehingga
anak mudah terpengaruh oleh hal-hal negatif. Karena dari SDM
orang tua dari awal yakni kurang mempunyai pola pikir yang
kurang berkembang, bisa di bilang matrealistis gitu mbak.
Perhatian orang tua terhadap anak juga sangat kurang sekali,
karena memikirkan pekerjaan, usaha karaoke atau sibuk dengan
pekerjaan yang lain, itu juga menjadikan pengawasan terhadap
anaknya kurang. Kadang anak-anak suka melihat botol-botol
miras, gambar-gambar perempuan sexsi, kadang juga kondom di
belakang rumah gitu. Kalau tidak ada pengawasan kan ya jadi hal
seperti itu yang merusak akhlak anak” (WLY, 01-08-2019).
3. WYD (bbm komunitas belajar bareng mahesapala)
“ menurut kami mayoritas pendidikan akhlak anak yang
tinggal disini sudah baik, sebenarnya mereka takut untuk
melakukan penyimpangan. memang anak-anak disini suka tidak
sopan kalau berbicara terkadang suka saru dan semaunya sendiri.
Biasanya anak jadi melakukan penyimpangan atau kenakalan
karena mereka ingin mencari perhatian. Kenakalan yang
dilakukan anak mulai berani menonton film porno, merokok, dan
juga minum minuman keras. Hal ini terjadi karena kurang
pengawasan dari orang tua. Dan untuk sejenak menjauhkan anak
dari pengaruh lingkungan anak diajak belajar ke perpustakaan
daerah agar wawasannya bertambah” (WYD, 01-08-2019).
4. Nr 35 Tahun
Bagaimana cara ibuk mendidik anak supaya ber akhlak baik
(akhlak kul karimah)
83
“kalau dari saya pribadi mas,saya akan memberikan
pendidikan yang layak,seperti hal nya memberikan sedikit
pengetahuan saya tentang cara berbakti kepada orang tua atau
cara nya menghormati yang lebih tua. Walaupun saya seperti ini
mas. Saya juga akan berusaha agar anak saya tidak seperti
ibunya,dan satu hal lagi mas. Saya juga akan mengajarkan sedikit
pengetahuan saya tentang agama. Tetapi bukan blajar dari saya
saja tapi saya akan mendaftarkan anak saya ke tpa untuk blajar
mengaji,agar kedepannya anak dapat mengerti sesuatu yang baik
akan menjadi indah.”
Bagaimana cara ibuk mendidik atau (membentuk
kepribadian anak supaya ber akhlak baik)
”ya sejauh ini saya juga sedang berusaha membentuk
kepribadian anak saya agar menjadi pribadi yang baik dan
mempunyai rasa hormat kepada yang lebih tua. Walaupun
terkadang cara yang saya tanamkan masih kurang sempurna untuk
anak saya mas, contohnya seperti ini mas: misalnya saya
menasehatinya untuk tidak nakal kepada kakaknya tetapi dia
malah melawan atau membantah nasehat saya itu, ya saya
berharap semoga anak saya menjadi anak yang mempunyai sopan
santun yang baik.”
Bagaimana cara ibuk mendidik akhlak anak dalam kluarga
“dalam kluarga saya slalu mengajarkan anak saya cara
menghargai waktu seperti halnya belajar ataupun sholat. Tidak
hanya itu saja, saya juga mengajarkan anak saya disiplin dalam
berbagi hal. Seperti di siplin waktu yaitu tepat waktu. Itu salah
satu saya mendidik anak saya dalam kluarga.”
Bagaimana cara ibuk mendidik akhlak qul karimah untuk
bergaulan dalam masyararakat:
“kalau saya pribadi saya akan mengajarkan anak saya
bagaimana caranya memilih teman yang baik dalam bergaul dan
84
teman yang buruk dalam bergaul. Tetapi sebelum saya
mengajarkannya saya akan membiarkan anak saya merasakannya
dahulu. Karna taanpa anak saya merasakannya sendiri dia tidak
akan tahu cara nya memilih.”
apa yang mempengaruhi pendidikan akhlak kul karimah.
“keluarga”
“kalau dalam sosial yang kecil bagi seorang anak untuk
mendapatkan pembelajaran reliji dan sosial. Kluargalah anak
mendapatkan figur atau contoh baik dari kedua orang tua atau
saudaranya,dan akan membentuk karakter anak tersebut. Baik itu
figur baik sesuai norma atau tidak akan menirunya. Maka dari itu
pendidikan bagi anak,bagi saya seorang ibuk sangat besar untuk
menjadikan karakter anak baik atau buruk tidaklah kalah
pentingnya peran anggota kluarga kluarga seta masyarakat juga
akan penggaruh kepada anak saya.”
“untuk skolah yang cepat bagi anak akan juga
mempenggaruhi karakter dan pengetahuan seorang anak. Tidak
sedikit banyak sekolah yang menjalankan formalitas system
pendidikan tanpa melihat sedikit kebutuhan anak yang dia
pengetahuan atau ke ahlian anak tersebut. Pemilihan sekolah
berbasis islam dalam mengajar kompetensi dan professional akan
menjadikan asalan bagi seorang tua untuk menyekolahkan
anak,supaya anak bisa memperluas dalam pendidikan
berkarakter”.
“selain pendidikan formal,pendidikan in formal seperta tpa
juga akan berpengaruh karakter si anak,tpa yang berbasis agama
akan membantu anak saya dalam pendidikan bagi anak sekarang
mas,sekolah anak saya mendapatkan pendidikan di lingkungan
kluarga dan pendidikan formal. Agama sebagai pendidikan
pengkuat karakter setelah mendapatkan pendidikan di kluarga
supaya a