444
PENDIDIKAN KARAKTER SECARA UMUM DAN PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI SMA SANTO YOSEF PANGKALPINANG TAHUN AJARAN 2017/2018 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika Disusun oleh: Fransiskus Ivan Gunawan NIM: 141414054 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2018 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PENDIDIKAN KARAKTER SECARA UMUM DAN PADA …

  • Upload
    others

  • View
    2

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

PENDIDIKAN KARAKTER SECARA UMUM DAN PADA

PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI SMA SANTO YOSEF

PANGKALPINANG TAHUN AJARAN 2017/2018

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Matematika

Disusun oleh:

Fransiskus Ivan Gunawan

NIM: 141414054

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2018

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

i

PENDIDIKAN KARAKTER SECARA UMUM DAN PADA

PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI SMA SANTO YOSEF

PANGKALPINANG TAHUN AJARAN 2017/2018

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Matematika

Disusun oleh:

Fransiskus Ivan Gunawan

NIM: 141414054

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2018

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

iii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

Ku persembahkan karyaku ini untuk Tuhan Yesus yang selalu menyertai

aku dalam setiap perjalanan hidup yang telah aku lewati.

Mama dan Papa yang selalu mendukung dan mendoakan aku dalam

setiap jalan yang telah aku pilih.

Adik-adikku Verena Gunawan serta Kusuma Sari Gunawan yang selalu

mendoakan dan memberikan semangat kepada diriku dalam menjalani

pilihanku.

Keluargaku yang telah memberikan dukungan serta doa kepada diriku

hingga saat ini.

Irene Tiara Asmaraningrum yang selalu menyertai, mendoakan, dan

mendukung peneliti dalam menjalani pilihan yang telah diambil.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

v

MOTTO

Jangan pernah meremehkan waktu karena waktu akan meremehkan kamu jika kamu

meremehkan dirinya . (Fransiskus Ivan Gunawan)

Disiplin waktu kunci keberhasilanmu . (Fransiskus Ivan Gunawan)

Genius is 1 percent of inspiration and 99 percents of perspiration.

Ad Maiorem Dei Gloriam

Fides Quaerrens Intellectum

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

vi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

vii

ABSTRAK

Fransiskus Ivan Gunawan. 2018. Pendidikan Karakter Secara Umum dan Pada

Pembelajaran Matematika di SMA Santo Yosef Pangkalpinang Tahun Ajaran

2017/2018. Skripsi. Program Studi Pendidikan Matematika. Jurusan

Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Fakultas Keguruan

dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sanata Dharma. Yogyakarta.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana proses pendidikan

karakter diterapkan secara umum di SMA Santo Yosef Pangkalpinang pada tahun

ajaran 2017/2018, untuk mengetahui bagaimana proses pendidikan karakter dalam

pembelajaran matematika diterapkan di SMA Santo Yosef Pangkalpinang pada

tahun ajaran 2017/2018 dan mengetahui keefektifan pendidikan karakter melalui

pembelajaran matematika di SMA Santo Yosef Pangkalpinang pada tahun ajaran

2017/2018.

Penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif. Data yang digunakan

adalah hasil wawancara, hasil observasi atau pengamatan dan hasil dokumen yang

dimiliki oleh sekolah. Instrumen bantu yang digunakan adalah pedoman

dokumentasi yang berupa dokumen yang dimiliki sekolah, pedoman observasi atau

pengamatan, serta pedoman wawancara dengan kepala sekolah, wakil kepala

sekolah bidang kesiswaan, wakil kepala sekolah bidang kurikulum, guru

matematika, serta siswa dan siswi SMA Santo Yosef Pangkalpinang. Metode yang

digunakan untuk memverifikasi validitas data (kredibilitas) dalam penelitian ini

adalah triangulasi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses pendidikan karakter diterapkan

secara umum di SMA Santo Yosef Pangkalpinang pada tahun ajaran 2017/2018

dilakukan dalam beberapa tahap yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan, serta

tahap evaluasi. Untuk proses pendidikan karakter melalui pembelajaran matematika

di SMA Santo Yosef Pangkalpinang pada tahun ajaran 2017/2018 dilakukan dalam

beberapa tahap yaitu tahap perencanaan pendidikan karakter kepada peserta didik,

tahap pelaksanaan pendidikan karakter kepada peserta didik, tahap evaluasi

penyelenggaraan pendidikan karakter, serta tahap tindak lanjut penyelenggaraan

pendidikan karakter. Untuk keefektifan penyelenggaraan pendidikan karakter

melalui pembelajaran matematika dapat dikatakan berjalan secara efektif karena

adanya dukungan dari pihak sekolah terhadap penyelenggaraan pendidikan

karakter, guru matematika yang senantiasa memberikan penyisipan pendidikan

karakter melalui pembelajaran matematika serta adanya keinginan yang besar dari

peserta didik untuk mengembangkan pendidikan karakter yang telah diterima di

sekolah.

Kata Kunci: Proses pendidikan karakter, pembelajaran matematika, keefektifan

pendidikan karakter, pendidikan karakter

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

viii

ABSTRACT

Fransiskus Ivan Gunawan. 2018. Character Education in General and in

Mathematics Learning at SMA Santo Yosef Pangkalpinang Academic Year

2017/2018. Undergraduate Thesis. Mathematics Education Study Program.

Department of Mathematics and Science Education. Faculty of Teacher Training

and Education. Sanata Dharma University. Yogyakarta.

This study aims to determine the character education process applied in

general at SMA Santo Yosef Pangkalpinang in the academic year 2017/2018, to

know the process of character education in learning mathematics applied in SMA

Santo Yosef Pangkalpinang in the academic year 2017/2018 and knowing the

effectiveness of character education through mathematics learning at SMA Santo

Yosef Pangkalpinang in academic year 2017/2018.

The research is descriptive qualitative research. The data used are the

results of interviews, observation results and documents obtained by the school.

The auxiliary instruments used are documentary guidance in the form of school-

owned documents, observations guidelines, and interview guide with school

principal, vice principal for student affairs, vice principal for curriculum,

mathematics teacher, and students of SMA Santo Yosef Pangkalpinang. The method

used to verify the validity of the data (credibility) in this study is triangulation

The result of the research indicate that character education process applied

in general at SMA Santo Yosef Pangkalpinang in academic year 2017/2018 done

in several stages that is preparation phase, implementation phase, and evaluation

phase. For the process of character education through mathematics learning at

SMA Santo Yosef Pangkalpinang in the academic year 2017/2018 done in several

stages that is stage of character education planning to learners, stage of character

education implementation to learners, evaluation phase of character education,

and follow-up phase of organizing character building. For the effectiveness of

character education through mathematics learning can be said to run effectively

because of the support of the school against the implementation of character

education, mathematics teachers who always provide insertion of character

education through mathematics learning and the great desire of learners to develop

a character education that has been received in school.

Keywords: Character education process, learning mathematics, the effectiveness of

character education, character education

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ix

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

x

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala

penyertaan yang diberikan kepada penulis selama ini, terkhusus saat penulis berada

dalam tahap proses penulisan skripsi ini serta saat penulis melakukan penelitian

yang digunakan untuk skripsi ini. Berkat rahmat yang diberikan oleh-Nya maka

penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan lancar, tepat waktu dan dalam keadaan

kesehatan yang baik.

Berkat kerja keras, ketekunan dan dukungan dari semua pihak yang

memberikan support kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi maka akhirnya

skripsi ini berhasil diselesaikan oleh penulis. Penulis menyadari dengan benar

bahwa tanpa adanya dukungan dari semua pihak ketika penulis melaksanakan

penelitian maka skripsi tidak akan berjalan dengan baik dan lancar. Dukungan yang

diberikan kepada penulis memiliki dampak yang begitu besar kepada penulis untuk

menyelesaikan skripsi. Oleh karena itu penulis mengucapkan banyak terima kasih

kepada

1. Bapak Prof. Dr. Stephanus Suwarsono selaku dosen pembimbing skripsi

yang berkenan untuk membimbing penulis dengan memberikan waktu,

dengan memberikan ide atau masukan yang sungguh sangat bermanfaat

bagi keberhasilan penelitian yang dilakukan oleh penulis.

2. Kedua orang tua penulis, saudara penulis yang memberikan dukungan moral

kepada penulis agar segera menyelesaikan skripsi serta Irene Tiara

Asmaraningrum yang telah membantu penulis dalam melakukan

pengumpulan data.

3. Bapak Dr. Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si., selaku Dekan Fakultas Keguruan

dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah

memberikan kesempatan kepada penulis hingga saat ini sehingga penulis

dapat menyelesaikan pendidikan di fakultas ini.

4. Bapak Dr. Marcellinus Andy Rudhito, S.Pd., selaku Ketua Jurusan

Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam yang telah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xi

memberikan dukungan kepada penulis selama penulis menempuh

pendidikan di universitas ini.

5. Bapak Beni Utomo, S.Si., M.Sc., selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Matematika yang memberikan kesempatan kepada penulis untuk dapat

memperoleh bekal ilmu pengetahuan di Program Studi Pendidikan

Matematika.

6. Ibu Maria Suci Apriani, S.Pd., M.Sc., selaku Dosen Pembimbing Akademik

dan Wakil Ketua Program Studi Pendidikan Matematika yang telah

berusaha dengan keras untuk mendampingi penulis selama berproses di

Program Studi Pendidikan Matematika.

7. Bapak Dr. Hongki Julie, M.Si., selaku validator yang telah melakukan

validasi terhadap instrumen bantu yang akan digunakan dalam penelitian.

8. Ibu Veronika Fitri Rianasari, S.Pd., M.Sc., selaku Dosen Penguji yang telah

bersedia untuk memberikan kritik dan saran terhadap skripsi.

9. Bapak Yosep Dwi Kristanto, M.Pd., selaku Dosen Penguji yang telah

bersedia untuk memberikan kritik dan saran terhadap skripsi.

10. Segenap dosen, staff, dan karyawan Program Studi Pendidikan Matematika

dan Universitas Sanata Dharma yang telah mendampingi penulis selama

berproses untuk memperoleh bekal pengetahuan.

11. Ibu Nyuk Fan, S.Pd., selaku Kepala SMA Santo Yosef Pangkalpinang yang

telah memberikan izin kepada penulis dalam melaksanakan penelitian di

SMA Santo Yosef Pangkalpinang.

12. Bapak Drs. Budi Gunawan, S.Mn., selaku guru matematika SMA Santo

Yosef Pangkalpinang yang telah bersedia dengan senang hati menerima

penulis untuk melaksanakan penelitian dalam proses pembelajaran

matematika yang diampu oleh beliau.

13. Bapak Friadelis Ignatius Pardede, S.Pd., selaku Wakil Kepala Sekolah

Bidang Kesiswaan yang bersedia untuk diwawancarai oleh penulis dalam

memperoleh hasil yang diharapkan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xii

14. Bapak Frans, S.Pd., selaku Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum yang

bersedia untuk diwawancarai oleh penulis dalam memperoleh hasil yang

diharapkan.

15. Seluruh staff, karyawan, guru dan jajaran struktural SMA Santo Yosef

Pangkalpinang yang tidak dapat disebutkan oleh peneliti yang membantu

peneliti dalam melaksanakan proses penelitian di SMA Santo Yosef

Pangkalpinang.

16. Seluruh siswa dan siswi SMA Santo Yosef Pangkalpinang yang bersedia

untuk memberikan respon yang positif kepada penulis dalam melaksanakan

proses penelitian.

17. Teman-teman Program Studi Pendidikan Matematika Angkatan 2014

Universitas Sanata Dharma yang telah bersama-sama berdinamika selama

proses perkuliahan.

18. Serta kepada seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan oleh penulis yang

telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi.

Penulis menyadari bahwa skripsi yang dihasilkan belum sempurna. Oleh karena

itu penulis memiliki keterbukaan bagi semua pihak untuk dapat mengkritik dan

memberikan saran terhadap skripsi yang telah penulis hasilkan ini agar skripsi ini

dapat memiliki manfaat bagi semua pihak. Hal tersebut dikarenakan keberhasilan

akan dicapai apabila ada kritik yang membangun terhadap segala sesuatu yang

dihasilkan. Oleh karena itu, peneliti mengucapkan banyak terima kasih apabila ada

pihak yang berkenan untuk memberikan saran kepada penulis.

Penulis,

Fransiskus Ivan Gunawan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xiii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i

HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING.......................................................ii

HALAMAN PENGESAHAN.................................................................................iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................................ iv

MOTTO .................................................................................................................. v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................................................................ vi

ABSTRAK ............................................................................................................ vii

ABSTRACT ........................................................................................................... viii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN ...................................................... ix

KATA PENGANTAR ............................................................................................ x

DAFTAR ISI ........................................................................................................ xiii

DAFTAR TABEL ................................................................................................ xvi

DAFTAR GAMBAR..........................................................................................xviii

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xix

BAB I ...................................................................................................................... 1

PENDAHULUAN .................................................................................................. 1

A. Latar Belakang ............................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ...................................................................................... 10

C. Tujuan Penelitian ....................................................................................... 10

D. Penjelasan Istilah ........................................................................................ 11

E. Manfaat Penelitian ..................................................................................... 12

BAB II ................................................................................................................... 14

LANDASAN TEORI ............................................................................................ 14

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xiv

A. Hakikat Karakter dan Pendidikan Karakter ............................................... 14

B. Pembelajaran Matematika .......................................................................... 39

C. Pendidikan Karakter Pada Pembelajaran Matematika ............................... 47

D. Kerangka Berpikir ...................................................................................... 54

BAB III ................................................................................................................. 56

METODE PENELITIAN ...................................................................................... 56

A. Jenis Penelitian ........................................................................................... 56

B. Subjek Penelitian ........................................................................................ 57

C. Objek Penelitian ......................................................................................... 58

D. Waktu dan Tempat Penelitian .................................................................... 58

E. Fenomena yang Diamati dalam Penelitian ................................................. 58

F. Bentuk Data ................................................................................................ 60

G. Metode Pengumpulan Data ........................................................................ 60

H. Instrumen Bantu untuk Pengumpulan Data ............................................... 68

I. Metode/Teknik Analisis Data .................................................................... 71

J. Upaya-upaya untuk Meningkatkan Kredibilitas Data dan Hasil Penelitian

.....................................................................................................................72

BAB IV ................................................................................................................. 76

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................................................... 76

A. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian ............................................................... 76

B. Deskripsi Data Penelitian ........................................................................... 89

C. Analisis Data Penelitian ........................................................................... 118

D. Pembahasan Hasil Penelitian ................................................................... 178

E. Keterbatasan Penelitian ............................................................................ 188

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xv

BAB V ................................................................................................................. 189

PENUTUP ........................................................................................................... 189

A. Kesimpulan .............................................................................................. 189

B. Saran ......................................................................................................... 193

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 197

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Nilai dan Deskripsi Nilai untuk Pendidikan Karakter Bangsa ............. 26

Tabel 2.2. Nilai dan Indikator Pendidikan Karakter dalam Pelajaran

Matematika.............................................................................................................51

Tabel 3.1. Kisi-kisi Pedoman Wawancara..............................................................65

Tabel 3.2. Kisi-kisi Pedoman Observasi.................................................................66

Tabel 3.3. Kisi-kisi Pedoman Dokumentasi............................................................67

Tabel 4.1 Waktu Kegiatan Pengumpulan Data.......................................................79

Tabel 4.2. Reduksi data untuk proses pendidikan karakter secara umum..............119

Tabel 4.3. Perbandingan data hasil wawancara dengan kepala sekolah, wakil kepala

sekolah bidang kesiswaan, wakil kepala sekolah bidang

kurikulum.............................................................................................................123

Tabel 4.4. Perbandingan data hasil wawancara dengan wakil kepala sekolah bidang

kurikulum, data hasil observasi, data hasil wawancara dengan siswa, data hasil

wawancara dengan

siswi......................................................................................................................127

Tabel 4.5. Reduksi data untuk proses pendidikan karakter dalam pembelajaran

matematika....................................................................................................................130

Tabel 4.6. Perbandingan data terkait dengan tahap perencanaan pendidikan karakter

melalui pembelajaran

matematika...........................................................................................................132

Tabel 4.7. Perbandingan data terkait dengan tahap pelaksanaan pendidikan karakter

melalui pembelajaran

matematika...........................................................................................................134

Tabel 4.8. Perbandingan data terkait dengan tahap evaluasi pelaksanaan pendidikan

karakter melalui pembelajaran matematika..........................................................144

Tabel 4.9. Perbandingan data terkait dengan tahap tindak lanjut pelaksanaan

pendidikan karakter melalui pembelajaran matematika........................................146

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xvii

Tabel 4.10. Reduksi data keefektifan pendidikan karakter melalui pembelajaran

matematika...........................................................................................................154

Tabel 4.11. Perbandingan data untuk point pendidikan karakter yang

mempromosikan nilai-nilai etik inti sebagai landasan bagi pembentukan karakter

yang baik..............................................................................................................158

Tabel 4.12. Perbandingan data untuk point karakter yang harus dipahami secara

komprehensif........................................................................................................160

Tabel 4.13. Perbandingan data untuk point pendidikan karakter yang efektif

memerlukan pendekatan yang sungguh-sungguh dan proaktif............................162

Tabel 4.14. Perbandingan data untuk point sekolah harus menjadi komunitas yang

peduli....................................................................................................................163

Tabel 4.15. Perbandingan data untuk point menyediakan peluang bagi siswa untuk

melakukan tindak bermoral..................................................................................165

Tabel 4.16. Perbandingan data untuk point pendidikan karakter yang efektif harus

dilengkapi dengan kurikulum akademis yang bermakna dan menantang............166

Tabel 4.17. Perbandingan data untuk point pendidikan karakter harus secara nyata

berupaya mengembangkan motivasi pribadi siswa..............................................167

Tabel 4.18. Perbandingan data untuk point seluruh staff sekolah harus menjadi

komunitas belajar dan komunitas moral...............................................................168

Tabel 4.19. Perbandingan data untuk point implementasi pendidikan karakter

membutuhkan kepemimpinan moral yang diperlukan bagi staff sekolah maupun

para siswa.............................................................................................................169

Tabel 4.20. Perbandingan data untuk point sekolah harus merekrut orang tua dan

anggota masyarakat sebagai partner penuh dalam upaya pembangunan

karakter.................................................................................................................170

Tabel 4.21. Perbandingan data untuk point evaluasi terhadap pendidikan

karakter.................................................................................................................172

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xviii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Diagram Alir Pelaksanaan Penelitian .................................................. 77

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xix

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1. SURAT IZIN PENELITIAN ................................................................ 202

LAMPIRAN 2. PANDUAN PENELITIAN ................................................................... 204

LAMPIRAN 3. TRANSKRIP WAWANCARA ............................................................ 215

LAMPIRAN 4. HASIL OBSERVASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA ............... 283

LAMPIRAN 5. DOKUMEN HASIL PENELITIAN ..................................................... 307

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada saat ini pendidikan karakter bangsa sedang digiatkan di

Indonesia. Hal tersebut dapat dilihat dari program Nawacita yang

dicanangkan oleh Presiden Joko Widodo, di mana salah satu butir program

tersebut terdapat salah satu butir yang berisi mengenai penguatan karakter

bangsa. Salah satu butir tersebut mengemukakan bahwa pemerintah akan

melakukan revolusi karakter bangsa melalui kebijakan penataan kembali

kurikulum pendidikan nasional menjadi kurikulum yang berbasis pada

pengembangan karakter peserta didik. Untuk memperkuat langkah strategis

dalam membudayakan dan mengutamakan pendidikan karakter tersebut,

Presiden Joko Widodo memberikan arahan kepada Menteri Pendidikan dan

Kebudayaan. Oleh karena itu, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

mencanangkan program Penguatan Pendidikan Karakter yang dimulai pada

tahun 2016. Program tersebut diharapkan dapat memperkuat potensi peserta

didik sebagai penerus bangsa. Atas dasar itu, banyak pendidik dan institusi

pendidikan sedang berpikir dan mencoba untuk mengembangkan

pendidikan karakter dalam proses pembelajaran. Semua ini dilakukan

dengan tujuan agar generasi muda Indonesia di masa mendatang

mempunyai karakter yang kuat dan menjadikan bangsa Indonesia memiliki

kejayaan di masa yang akan datang.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2

Selain itu, pendidikan sangat penting dan menduduki posisi sentral

dalam pembangunan karena berorientasi pada peningkatan kualitas sumber

daya manusia. Pendidikan merupakan suatu transformasi nilai-nilai budaya

yang berlaku di masyarakat dari satu generasi ke generasi selanjutnya.

Undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003, pasal 3 ayat (6) bahwa

pendidikan diselenggarakan sebagai suatu proses pembudayaan dan

pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat. Kepedulian

terhadap pengembangan pendidikan karakter pada peserta didik telah

tersirat dalam UU No.22 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

yang menyebutkan bahwa:

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan

membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi

siswa agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan

Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri,

dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Berdasarkan fungsi pendidikan nasional, maka seharusnya

pendidikan dapat memberikan dampak yang positif terhadap watak dan

kepribadian bangsa Indonesia. Apabila pendidikan dapat memberikan

dampak yang positif terhadap watak dan kepribadian bangsa Indonesia

maka seharusnya pendidikan mampu menjadikan bangsa Indonesia sebagai

bangsa yang religius, berintegritas serta berakhlak baik.

Indonesia pada saat ini memerlukan sumber daya manusia dalam

jumlah dan mutu yang memadai sebagai pendukung utama yang dibutuhkan

untuk mendukung pembangunannya. Dalam memenuhi sumber daya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

3

manusia dengan jumlah dan mutu yang memadai, maka pendidikan

memiliki peran yang sangat penting di dalamnya. Seperti yang telah

diketahui bahwa banyak individu yang berasal dari Indonesia telah banyak

berkiprah di negara-negara maju baik menjadi ilmuwan maupun menjadi

individu yang berprestasi dalam berbagai disiplin ilmu.

Namun demikian, dibalik keberhasilan individu-individu yang

berprestasi dan membanggakan tersebut. Ada hal lain yang berkonotasi

kurang baik terhadap oknum akademisi dikarenakan tidak sedikit pula

individu yang duduk di balik roda pemerintahan, birokrasi, partai politik,

pengusaha, penegak hukum, serta di kalangan individu terpelajar yang

menampakkan perbuatan yang tidak menunjukkan identitasnya sebagai

individu terpelajar, baik dari norma sosial, norma agama maupun dari sisi

norma-norma yang terkait. Sebagai contoh, bahwa dalam beberapa tahun

terakhir dunia akademisi “ditampar” sangat keras dengan adanya berita

mengenai informasi bahwa ada oknum dosen yang dengan sengaja

melakukan kegiatan yang tidak menunjukkan jati dirinya sebagai akademisi

yang profesional untuk mendapatkan jabatan fungsional di kalangan

akademisi (Evan, 2014). Peristiwa lainnya adalah kasus korupsi pada

persiapan penyelenggaraan ASIAN Games 2018 (WAD, LAS, NAD, OKI,

DNA, 2016).

Hal lainnya yang dilakukan oleh oknum akademisi yaitu dalam

beberapa kurun waktu terakhir banyak masalah-masalah yang terjadi yang

berkaitan dengan maraknya narkoba yang terjadi dalam lingkungan remaja,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

4

maraknya seks bebas di kalangan remaja, tawuran pelajar, serta hal-hal yang

berkaitan dengan rusaknya kondisi moral/akhlak generasi muda, serta

maraknya kasus yang terjadi dengan mengkaitkan segala hal dengan

perbedaan suku, agama, maupun ras. Hal ini apabila terjadi secara kontinu

maka dikhawatirkan akan terjadi suatu permasalahan dalam kehidupan

bermasyarakat, berbangsa, serta bernegara. Hal lain yang menyebabkan

keprihatinan terhadap karakter peserta didik dalam beberapa kurun waktu

terakhir adalah kasus kekerasan atau dalam kata lain “begal”, di mana yang

menjadi bagian dari pelaku penyerangan tersebut adalah peserta didik yang

masih mengenyam bangku pendidikan (APP, AK, RIF, OWI, WIS, RID,

2018). Peristiwa lainnya adalah mahasiswa di suatu universitas terkait

dengan tindakan terorisme (Muharrman, 2018). Kemudian ada peristiwa

pembunuhan yang dilakukan oleh pelajar terhadap temannya sendiri di

SMA Taruna Nusantara (Harsono, 2017). Melalui hal tersebut maka ada

penurunan nilai-nilai karakter yang bertolak belakang dengan nilai-nilai

karakter yang diharapkan dalam masyarakat.

Oleh karena itu, untuk menemukan suatu “obat” yang dapat

menyembuhkan karakter tidak baik yang berkembang dalam masyarakat

bukanlah suatu perkara yang mudah. Harus ada pengembangan karakter

yang diberikan kepada setiap insan muda yang merupakan cikal bakal

penerus bangsa ini. Oleh karena itu dicetuskanlah pendidikan karakter yang

diintegrasikan melalui pembelajaran dalam setiap mata pelajaran, tidak

terkecuali dalam pembelajaran matematika.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

5

Untuk menjadikan pendidikan karakter sebagai “obat” untuk

menyembuhkan penyakit yang berkaitan dengan karakter yang kurang baik

maka pendidikan karakter dapat berawal dari lingkungan sekitar di mana

peserta didik tersebut mendapatkan lingkungan tempat tinggal. Hal tersebut

dikarenakan melalui lingkungan tempat tinggal dari peserta didik maka

karakter dari peserta didik dapat berdampak positif maupun berdampak

negatif. Setelah itu, pendidikan karakter yang telah didapatkan dalam

lingkungan di mana peserta didik tinggal maka tempat selanjutnya adalah

sekolah. Sekolah disini merupakan elemen yang membantu untuk mengasah

karakter peserta didik yang telah terbentuk.

Penyelenggaraan pendidikan karakter sebenarnya bukanlah suatu

hal yang baru diterapkan dalam konsep pendidikan nasional tetapi

penyelenggaraan tersebut telah berlangsung sejak lama. Dalam Kemdikbud

(2016) dikemukakan bahwa Penguatan Pendidikan Karakter (PPK)

bukanlah suatu kebijakan baru dikarenakan sejak tahun 2010 pendidikan

karakter di sekolah sudah menjadi Gerakan Nasional. Oleh karena itu

praktik pembudayaan pendidikan karakter tersebut sudah banyak dilakukan

di sekolah, namun masih banyak pekerjaan rumah yang harus dituntaskan

untuk memastikan agar proses pembudayaan nilai-nilai karakter berjalan

dan berkesinambungan. Pendidikan karakter juga merupakan sebuah istilah

yang semakin hari semakin dikenal oleh masyarakat pada saat ini. Dalam

masyarakat maka pendidikan karakter dikenal sebagai pendidikan yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

6

berorientasi kepada pendidikan yang menanamkan nilai-nilai karakter yang

baik sesuai dengan nilai-nilai yang berlaku di dalam masyarakat.

Banyak cara yang dapat digunakan dalam menanamkan karakter

pada siswa, namun model yang paling baik adalah menerapkan pendidikan

karakter secara holistik/menyeluruh. Dalam arti seluruh institusi sekolah

dilibatkan, yaitu melalui kepala sekolah, guru, karyawan, orang tua, situasi

sekolah, suasana, aturan main, dan lain-lain. Melalui cara ini maka tanggung

jawab pendidikan karakter ditanggung secara bersama-sama oleh institusi

sekolah dan bukan hanya menjadi tanggung jawab guru yang mengajarkan

pendidikan karakter.

Guru matematika juga sebagai salah satu pendidik, mempunyai

tanggung jawab terhadap penanaman pendidikan karakter. Melalui

pembelajaran matematika, maka guru matematika memiliki andil dalam

mengembangkan karakter dari siswa. Melalui ketiga unsur dalam proses

pembelajaran yaitu pengetahuan, proses, serta sikap dalam pembelajaran

maka siswa dapat didukung untuk mengembangkan karakternya.

Ovi (2013) mengemukakan bahwa pembelajaran matematika sangat

menarik apabila dikoneksikan dengan pendidikan karakter dikarenakan

matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan

modern, matematika mempunyai peranan yang sangat penting dalam

berbagai disiplin ilmu serta matematika dapat memajukan daya pikir

manusia melalui kajian-kajian yang terkandung di dalam matematika itu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

7

sendiri. Penguasaan matematika sejak dini diharapkan dapat menguasai

serta menciptakan teknologi terbarukan.

Untuk menjadi seorang individu yang bertindak sebagai thinker

dalam proses menciptakan teknologi terbarukan maka tidak hanya

diperlukan kemampuan kognitif yang baik saja melainkan harus memiliki

karakter yang menunjukkan bahwa dirinya merupakan individu yang

berintegritas dalam hal ilmu maupun dalam hal karakter.

Dalam Ovi (2013), Permendiknas No.22 Tahun 2006 tentang Standar Isi

Mata Pelajaran Matematika menyatakan bahwa pembelajaran matematika

SMA bertujuan agar peserta didik:

1. Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep

dan mengaplikasikan konsep atau algoritma secara luwes, akurat, efisien

dan tepat dalam pemecahan masalah

2. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi

matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau

menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika

3. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah,

merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan

solusi yang diperoleh

4. Mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram atau media

lain untuk menjelaskan keadaan atau masalah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

8

5. Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan,

yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari

matematika serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah

Pendidikan karakter juga telah tertuang dalam Undang-Undang No 20

Tahun 2003 yang mengemukakan bahwa pendidikan nasional berfungsi

mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban

bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,

bertujuan untuk berkembangnya potensi siswa agar menjadi manusia yang

beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,

sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang

demokratis serta bertanggung jawab.

Selain itu, pendidikan karakter juga telah diatur dalam Peraturan

Presiden Nomor 87 Tahun 2017 yang terkait dengan penguatan pendidikan

karakter. Melalui Perpres tersebut, maka setiap satuan pendidikan

diharapkan dapat memperkuat karakter peserta didik melalui harmonisasi

olah hati, olah rasa, olah pikir, dan olah raga dengan pelibatan dan kerja

sama antara satuan pendidikan, keluarga, dan masyarakat sebagai bagian

dari Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM).

Berdasarkan tujuan pendidikan nasional maka peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian tentang studi kasus pendidikan karakter melalui

proses pembelajaran matematika, di mana penelitian tersebut terkhusus di

SMA Santo Yosef Pangkalpinang. Hal tersebut dikarenakan SMA Santo

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

9

Yosef Pangkalpinang dalam beberapa kurun waktu terakhir telah

melakukan pendidikan karakter dalam proses pembelajaran.

Selain itu, peneliti memiliki ketertarikan untuk melihat keefektifan

pendidikan karakter yang diterapkan melalui pembelajaran matematika di

SMA Santo Yosef Pangkalpinang. Hal tersebut didukung dengan berbagai

macam kompleksitas masalah yang terkait dengan karakter dari peserta

didik di Indonesia sehingga peneliti hendak mendalami lebih lanjut apakah

pendidikan karakter yang diterapkan di SMA Santo Yosef Pangkalpinang

tersebut memiliki dampak yang positif kepada peserta didik melalui

perilaku maupun tindakannya dalam kehidupan sehari-hari.

Selain itu, terdapat paradigma iman kristiani yang dipegang oleh

sekolah dalam rangka untuk menyelenggarakan setiap proses pendidikan,

sehingga terdapat kekhususan yang dilakukan oleh sekolah dalam

menyelenggarakan pendidikan karakter. Kekhususan tersebut yang

membuat peneliti merasa tertarik dengan ciri khas dari paradigma yang

dipegang oleh sekolah dalam menyelenggarakan pendidikan karakter.

Peneliti hendak lebih mendalami ciri khas dari paradigma yang dimiliki oleh

SMA Santo Yosef Pangkalpinang, dengan tujuan untuk lebih memahami

nilai-nilai pendidikan karakter yang berkembang di dalam lingkup sekolah.

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas,

maka peneliti memiliki ketertarikan untuk melakukan penelitian yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

10

terkait dengan pendidikan karakter dalam pembelajaran matematika di

SMA Santo Yosef Pangkalpinang.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka perlu

disusun rumusan masalah yang bertujuan agar fokus penelitian lebih terarah

dan sistematis. Rumusan masalah yang terkait dengan hal tersebut adalah

sebagai berikut:

1. Bagaimana proses pendidikan karakter diterapkan secara umum di SMA

Santo Yosef Pangkalpinang pada tahun ajaran 2017/2018?

2. Bagaimana proses pendidikan karakter diterapkan melalui pembelajaran

matematika di SMA Santo Yosef Pangkalpinang pada tahun ajaran

2017/2018?

3. Bagaimana keefektifan pendidikan karakter diterapkan melalui proses

pembelajaran matematika di SMA Santo Yosef Pangkalpinang pada

tahun ajaran 2017/2018?

C. Tujuan Penelitian

Dalam penelitian ini maka tujuan yang hendak dicapai oleh peneliti

adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui bagaimana proses pendidikan karakter diterapkan

secara umum di SMA Santo Yosef Pangkalpinang pada tahun ajaran

2017/2018

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

11

2. Mengetahui bagaimana proses pendidikan karakter diterapkan

melalui pembelajaran matematika di SMA Santo Yosef

Pangkalpinang pada tahun ajaran 2017/2018

3. Mengetahui keefektifan pendidikan karakter diterapkan melalui

proses pembelajaran matematika di SMA Santo Yosef

Pangkalpinang pada tahun ajaran 2017/2018

D. Penjelasan Istilah

Peneliti memiliki pandangan bahwa untuk meminimalkan kesalahan

penafsiran dalam berbagai sudut pandang pembaca mengenai penelitian

yang berjudul “PENDIDIKAN KARAKTER SECARA UMUM DAN

PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI SMA SANTO YOSEF

PANGKALPINANG TAHUN AJARAN 2017/2018”, maka peneliti

memberikan beberapa penjelasan istilah terkait dengan penelitian yang

dilakukan yaitu sebagai berikut:

1. Pendidikan Karakter

Pendidikan karakter adalah usaha-usaha yang dilakukan secara

sadar, baik oleh individu, kelompok tertentu dan atau sekolah dalam

rangka menginternalisasi nilai-nilai luhur, baik yang bersumber dari

agama, dari nilai sosial dan budaya bangsa, serta etika dan moral, agar

mengetahui kebaikan (knowing the good), mencintai kebaikan (desiring

the good), dan melakukan kebaikan (doing the good) yang selanjutnya

menjadi sikap, pandangan, dan kepribadiannya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

12

2. Pembelajaran Matematika

Pembelajaran matematika adalah suatu metode atau cara yang

dilakukan melalui proses pengintegrasian konsep-konsep yang berlaku

di dalam matematika sehingga peserta didik dapat memahami konsep-

konsep matematika secara tepat.

3. Keefektifan Pendidikan Karakter

Keefektifan merupakan tepat guna, berhasil atau memiliki efek,

pengaruh, akibat. Oleh karena itu, keefektifan pendidikan karakter

adalah tingkat atau taraf keberhasilan dalam pembelajaran matematika

dalam membentuk perilaku moral yang berkarakter bagi siswa yang

bersangkutan.

E. Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian yang telah dikemukakan oleh peneliti maka

manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Manfaat Teoretis

a. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi bagi peneliti

yang hendak mengambil kajian mengenai pendidikan karakter

dalam pembelajaran matematika

b. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai input bagi

pengembangan ilmu pendidikan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

13

c. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan bagi pakar

pendidikan terkhusus kepada pakar yang hendak mendalami kajian

pendidikan karakter

2. Manfaat Praktis

a. Hasil penelitian ini dapat dipergunakan oleh jajaran dewan guru

SMA Santo Yosef Pangkalpinang untuk membuat proses

pembelajaran yang terintegrasi dengan pendidikan karakter

b. Hasil penelitian ini dapat dipergunakan oleh jajaran petinggi

Yayasan Tunas Karya sebagai masukan untuk penerapan pendidikan

karakter dalam setiap proses pembelajaran di sekolah yang bernaung

di dalam Yayasan Tunas Karya

c. Hasil penelitian ini dapat menjadi suatu hal yang positif bagi peserta

didik dalam melakukan proses pembelajaran matematika yang

terintegrasi dengan pendidikan karakter

d. Hasil penelitian ini dapat dipergunakan oleh guru matematika

sebagai bahan pertimbangan untuk melakukan proses pembelajaran

matematika yang berlandaskan nilai karakter

e. Bagi peneliti maka hasil penelitian ini dapat digunakan untuk

mengembangkan pendidikan karakter dalam proses pembelajaran

matematika

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

14

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Hakikat Karakter dan Pendidikan Karakter

1. Pengertian Pendidikan

Menurut Sriwilujeng (2017) pendidikan adalah pembelajaran

pengetahuan, keterampilan, dan kebiasaan sekelompok orang yang

diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya melalui pengajaran,

pelatihan, atau penelitian. Dalam Muslich (2015), John Dewey

menyatakan bahwa pendidikan adalah proses pembentukan kecakapan

fundamental secara intelektual dan emosional ke arah alam dan sesama

manusia. Tujuan pendidikan dalam hal ini agar generasi muda sebagai

penerus generasi tua dapat menghayati, memahami, mengamalkan nilai-

nilai atau norma-norma tersebut dengan cara mewariskan segala

pengalaman, pengetahuan, kemampuan, dan keterampilan yang

melatarbelakangi nilai-nilai dan norma-norma hidup dan kehidupan.

Menurut Suparno (2015), pendidikan berarti usaha membantu siswa

untuk menjadi berkarakter atau karakternya berkembang semakin maju.

Dalam Mansur (2016), Sudirman N menyatakan bahwa pendidikan

adalah usaha yang dijalankan oleh seseorang atau sekelompok orang

untuk mempengaruhi seseorang atau sekelompok orang lain agar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

15

mencapai dewasa atau mencapai tingkat hidup dan penghidupan yang

lebih tinggi dalam arti mantap.

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem Pendidikan

Nasional dalam pasal 1 ayat 1 menyebutkan bahwa pendidikan adalah

usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan

proses pembelajaran agar anak didik secara aktif mengembangkan

potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,

pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.

2. Pengertian Karakter

Karakter saat ini dalam tahap perbincangan yang sangat menarik di

tengah masyarakat khususnya dalam bidang pendidikan sebab melalui

pendidikan maka karakter ditransformasikan dari generasi ke generasi.

Sebagai individu yang menjadi bagian dari pendidikan, maka harus

memahami karakter secara lebih mendalam.

Jika dilihat dari asal-usul kata, banyak sekali pendapat mengenai

dari mana kata “karakter” itu berasal. Ada yang berpendapat bahwa akar

kata “karakter” ini, berasal dari kata dalam bahasa Latin, yaitu

“kharakter”, “kharassein”, dan “kharax”, yang bermakna “tools for

marking”, “to engrave”, dan “pointed stake”. Kata ini konon mulai

banyak digunakan dalam bahasa Perancis sebagai “caractere” pada

abad ke-14. Ketika masuk ke dalam bahasa Inggris, kata “caractere” ini

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

16

berubah menjadi “character”. Dalam bahasa Indonesia, “character” ini

mengalami perubahan menjadi “karakter”. Pendapat yang lain

menyebutkan bahwa istilah karakter berasal dari bahasa Yunani yang

berarti “to mark (menandai)”, yaitu menandai tindakan atau tingkah laku

seseorang.

Seperti halnya mengenai asal-usul, definisi para ahli mengenai

“karakter” itu sendiri bermacam-macam, tergantung dari sisi atau

pendekatan yang dipakai. Kamus Besar Bahasa Indonesia menyatakan

bahwa karakter merupakan sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti

yang membedakan seseorang dari yang lain. Dengan demikian karakter

adalah nilai-nilai yang unik-baik yang terpatri dalam diri dan

terejawantahkan dalam perilaku.

Menurut Koesoema (2007) orang berkarakter itu berarti orang yang

berkepribadian, berperilaku, bersifat, bertabiat, atau berwatak.

Berdasarkan definisi singkat itu bisa kita pahami bahwa karakter

merupakan watak dan sifat-sifat seseorang dengan yang lainnya.

Berdasarkan pengertian tersebut juga bisa kita pahami bahwa karakter

itu identik dengan kepribadian. Adapun kepribadian merupakan ciri,

karakteristik, atau sifat khas diri seseorang yang bersumber dari

bentukan-bentukan yang diterima dari lingkungan, misalnya keluarga

pada masa kecil, dan bawaan sejak lahir.

Lickona (1991) memberikan definisi yang sangat lengkap mengenai

karakter. Menurut Lickona, karakter adalah “A reliable inner disposition

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

17

to respond to situations in a morally good way”. Lickona juga

menambahkan bahwa, “Character so conceived has three interrelated

parts: moral knowing, moral feeling, and moral behavior”. Oleh karena

itu Lickona (2015) mengemukakan bahwa karakter terdiri dari nilai

operatif, nilai dalam tindakan sehingga kita berproses dalam karakter

kita, seiring suatu nilai menjadi suatu kebaikan, suatu disposisi batin

yang dapat diandalkan untuk menanggapi situasi dengan cara yang

menurut moral itu baik. Karakter yang terasa demikian memiliki tiga

bagian yang saling berhubungan: pengetahuan moral, perasaan moral,

dan perilaku moral. Oleh karena itu karakter yang baik terdiri dari

mengetahui hal yang baik, menginginkan hal yang baik, dan melakukan

hal yang baik (kebiasaan dalam cara berpikir, kebiasaan dalam hati, dan

kebiasaan dalam tindakan). Dengan kata lain, karakter mengacu kepada

serangkaian pengetahuan (cognitives), sikap (attitudes), dan motivasi

(motivations), serta perilaku (behaviors) dan keterampilan (skills).

Dalam Kurniasih (2017), Ki Hadjar Dewantara memandang karakter

itu sebagai watak atau budi pekerti. Menurut Ki Hadjar Dewantara, budi

pekerti adalah bersatunya antara gerak pikiran, perasaan dan kehendak

atau kemauan, yang kemudian menimbulkan tenaga. Secara ringkas,

karakter menurut Ki Hadjar Dewantara adalah sebagai sifatnya jiwa

manusia, mulai dari angan-angan hingga terjelma sebagai tenaga.

Dengan adanya budi pekerti, lanjut Ki Hadjar Dewantara, manusia akan

menjadi pribadi yang merdeka sekaligus berkepribadian, dan dapat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

18

mengendalikan diri sendiri (mandiri, zelfbeheersching). Setiap orang

menurut Ki Hadjar Dewantara, memiliki roman muka yang berbeda-

beda pula. Pendek kata, antara manusia satu dengan yang lain tidak ada

kesamaan karakternya.

Menurut Suparno (2015) secara batin, karakter dapat dikatakan

sebagai imbangan yang tetap antara hidup batin seseorang dengan

perbuatan lahirnya. Oleh karena itu, perkembangan karakter seseorang

tergantung pada bakat awalnya dan pengaruh pendidikan yang dialami

selanjutnya, sehingga menjadi watak yang tetap pada diri orang itu.

Dalam pendidikan karakter sangat penting memperhatikan kedua segi

itu, bakat dan pendidikan.

Dalam Daryanto (2013), Dewantara menyatakan bahwa karakter itu

terjadi karena perkembangan dasar yang telah terkena pengaruh ajar.

Yang dinamakan “dasar” yaitu bekal hidup atau bakat anak yang berasal

dari alam sebelum mereka lahir, serta sudah menjadi satu dengan kodrat

kehidupan anak (biologis). Sementara kata “ajar” diartikan segala sifat

pendidikan dan pengajaran mulai anak dalam kandungan ibu hingga akil

baligh, yang dapat mewujudkan intelligible, yakni tabiat yang

dipengaruhi oleh kematangan berpikir.

Dalam Suparno (2015), Driyarkara menyamakan karakter dengan

budi pekerti serta Driyarkara mengemukakan bahwa seseorang disebut

mempunyai budi pekerti atau karakter bila ia mempunyai kebiasaan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

19

mengalahkan dorongan yang tidak baik dalam dirinya. Atau secara

positif, orang mempunyai kebiasaan menjalankan dorongan yang baik.

Dalam Samani (2017), Screnko mendefinisikan karakter sebagai

atribut atau ciri-ciri yang membentuk atau membedakan ciri pribadi, ciri

etis, dan kompleksitas mental dari seseorang, suatu kelompok atau

bangsa. Dalam Samani (2017), Robert Maine mengambil pendekatan

yang berbeda terhadap makna karakter, menurut dia karakter adalah

gabungan yang samar-samar antara sikap, perilaku bawaan, dan

kemampuan, yang membangun pribadi seseorang.

Dalam Daryanto (2013), Suyanto menyatakan bahwa karakter

adalah cara berpikir dan berperilaku yang menjadi ciri khas tiap individu

untuk hidup bekerja sama, baik dalam lingkungan keluarga, masyarakat,

bangsa dan negara. Individu yang berkarakter baik adalah individu yang

bisa membuat keputusan dan siap mempertanggungjawabkan tiap akibat

dari keputusan yang ia buat.

Dalam Daryanto (2013), Yaumi menyatakan bahwa karakter

menggambarkan kualitas moral seseorang yang tercermin dari segala

tingkah lakunya yang mengandung unsur keberanian, ketabahan,

kejujuran, dan kesetiaan, atau perilaku dan kebiasaan yang baik. Sebagai

identitas atau jati diri suatu bangsa, karakter merupakan nilai dasar

perilaku yang menjadi acuan tata nilai interaksi antar manusia.

Samani (2017) mengemukakan secara universal berbagai karakter

dirumuskan sebagai nilai hidup bersama berdasarkan atas pilar:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

20

kedamaian (peace), menghargai (respect), kerja sama (cooperation),

kebebasan (freedom), kebahagiaan (happiness), kejujuran (honesty),

kerendahan hati (humility), kasih sayang (love), tanggung jawab

(responsibility), kesederhanaan (simplicity), toleransi (tolerance), dan

persatuan (unity).

Menurut Samani (2017), karakter dipengaruhi oleh hereditas.

Perilaku seseorang anak sering kali tidak jauh dari perilaku ayah atau

ibunya. Dalam bahasa Jawa dikenal istilah ”kacang ora ninggal

lanjaran” (Pohon kacang panjang tidak pernah meninggalkan kayu atau

bambu tempatnya melilit dan menjalar). Kecuali itu lingkungan, baik

lingkungan sosial maupun lingkungan alam ikut membentuk karakter.

Menurut Koesoema (2015) secara etimologis, kata “karakter”

berasal dari bahasa Yunani karasso (= cetak biru, format dasar, sidik

seperti dalam sidik jari). Dalam tradisi Yahudi, para tetua melihat alam

(laut) sebagai sebuah karakter. Artinya, sebagai sesuatu yang bebas,

tidak dapat dikuasai manusia, “mrucut” (terlepas dari pegangan) seperti

menangkap asap. Karakter adalah sesuatu yang tidak dapat dikuasai oleh

intervensi manusiawi seperti ganasnya laut dengan gelombang pasang

dan angin yang menyertainya. Mereka memahami karakter seperti

lautan, tidak terselami, tidak dapat diintervensi. Oleh karena itu,

berhadapan dengan apa yang memiliki karakter, manusia tidak dapat

ikut campur tangan atasnya. Manusia tidak dapat memberikan bentuk

atasnya. Sama seperti bumi, manusia tidak dapat membentuknya sebab

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

21

bumi memiliki karakter berupa sesuatu yang mrucut (terlepas dari

pegangan) tadi. Namun, sekaligus bumi itu sendiri memberikan karakter

pada realitas lain.

Oleh karena itu karakter dapat dipahami sebagai nilai-nilai yang

khas-baik (tahu nilai kebaikan, mau berbuat baik nyata berkehidupan

baik, dan berdampak baik terhadap lingkungan) yang terpateri dalam

diri dan terejawantahkan dalam perilaku serta merupakan sifat alami

seseorang dalam merespons situasi secara bermoral; sifatnya jiwa

manusia, mulai dari angan-angan hingga terjelma sebagai tenaga; cara

berpikir dan berperilaku yang menjadi ciri khas tiap individu untuk

hidup dan bekerjasama, baik dalam lingkup keluarga, masyarakat,

bangsa dan negara.

3. Pengertian Pendidikan Karakter

Dalam Samani (2017), Winton menyatakan bahwa pendidikan

karakter adalah upaya sadar dan sungguh-sungguh dari seorang guru

untuk mengajarkan nilai-nilai kepada para siswanya. Dalam Samani

(2017), Burke menyatakan bahwa pendidikan karakter semata-semata

merupakan bagian dari pembelajaran yang baik dan merupakan bagian

yang fundamental dari pendidikan yang baik.

Pendidikan karakter telah menjadi sebuah pergerakan pendidikan

yang mendukung pengembangan sosial, pengembangan emosional, dan

pengembangan etik para siswa. Merupakan suatu upaya proaktif yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

22

dilakukan baik oleh sekolah maupun pemerintah untuk membantu siswa

mengembangkan inti pokok dari nilai-nilai etik dan nilai-nilai kinerja,

seperti kepedulian, kejujuran, kerajinan, fairness, keuletan dan

ketabahan (fortitude), tanggung jawab, menghargai diri sendiri dan

orang lain.

Dalam Samani (2017), Lickona menyatakan bahwa pendidikan

karakter sebagai upaya yang sungguh-sungguh untuk membantu

seseorang memahami, peduli, dan bertindak sebagai landasan inti nilai-

nilai etis. Secara sederhana, dalam Samani (2017), Lickona

mendefinisikan pendidikan karakter sebagai upaya yang dirancang

secara sengaja untuk memperbaiki karakter siswa.

Dalam Samani (2017), Screnko menyatakan bahwa pendidikan

karakter dapat dimaknai sebagai upaya yang sungguh-sungguh dengan

cara ciri kepribadian positif dikembangkan, didorong, dan diberdayakan

melalui keteladanan, kajian (sejarah, dan biografi para bijak dan pemikir

besar), serta praktik emulasi (usaha yang maksimal untuk mewujudkan

hikmah dari apa-apa yang diamati dan dipelajari).

Dalam Mansur (2016), Ratna Megawangi menjelaskan bahwa

pendidikan karakter merupakan sebuah usaha sadar untuk mendidik

peserta didik agar dapat mengambil keputusan dengan bijak dan

mempraktikkan dalam kehidupan sehari-hari, sehingga mereka dapat

memberikan kontribusi yang positif kepada lingkungannya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

23

Dalam Mansur (2016), David Elkind dan Sweet mengatakan bahwa

“Character education is the deliberate effort to help people understand,

care about, and act upon core ethichal values, when we think about the

kind of character we want for our children, it is clear that we want them

to be able to judge what is right, and than do what they believe to be

right, even in the face of pressure from without and temptation from

within”. Pendidikan karakter adalah upaya yang disengaja untuk

membantu manusia memahami, peduli dan menghargai nilai-nilai

etis/asusila, di mana orang berpikir tentang macam-macam karakter

yang diinginkan untuk anak.

Dalam Fathurrohman (2013), T. Ramli menyatakan bahwa

pendidikan karakter memiliki esensi dan makna yang sama dengan

pendidikan moral dan pendidikan akhlak. Tujuannya adalah membentuk

pribadi anak, supaya menjadi manusia yang baik, warga masyarakat,

dan warga negara yang baik.

Dalam Mansur (2016), Albertus mendefinisikan pendidikan

karakter sebagai diberikannya tempat bagi kebebasan individu dalam

menghayati nilai-nilai yang dianggap baik, luhur, dan layak

diperjuangkan sebagai pedoman bertingkah laku bagi kehidupan pribadi

berhadapan dengan dirinya, sesama manusia dan Tuhan. Dalam Mansur

(2016), Yahya Khan menyatakan bahwa pendidikan karakter adalah

proses kegiatan yang dilakukan dengan segala daya dan upaya secara

sadar dan terencana untuk mengarahkan anak didik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

24

Dalam Mansur (2016), Pusat Kurikulum Pendidikan Nasional

mengemukakan bahwa pendidikan karakter dimaknai sebagai suatu

sistem penanaman nilai-nilai karakter kepada warga sekolah yang

meliputi komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan dan tindakan

untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut baik terhadap Tuhan Yang

Maha Esa, diri sendiri, sesama, lingkungan maupun kebangsaan

sehingga menjadi manusia yang sempurna.

Menurut Mansur (2016) pendidikan karakter juga merupakan proses

kegiatan yang mengarah pada peningkatan kualitas pendidikan dan

pengembangan budi pekerti yang selalu mengajarkan, membimbing,

dan membina setiap manusia untuk memiliki kompetensi intelektual,

karakter, dan keterampilan menarik.

Oleh karena itu, pendidikan karakter adalah usaha-usaha yang

dilakukan secara sadar, baik oleh individu, kelompok tertentu dan atau

sekolah dalam rangka menginternalisasi nilai-nilai luhur, baik yang

bersumber dari agama, dari nilai sosial dan budaya bangsa, serta etika

dan moral, agar mengetahui kebaikan (knowing the good), mencintai

kebaikan (desiring the good), dan melakukan kebaikan (doing the good)

yang selanjutnya menjadi sikap, pandangan, dan kepribadiannya.

4. Nilai-nilai dalam Pendidikan Karakter

Nilai-nilai luhur yang diinternalisasikan dalam pendidikan karakter

berpijak pada karakter dasar manusia, yang bersumber dari nilai moral

universal (bersifat absolut), bersumber dari agama yang seringkali

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

25

disebut sebagai the golden rule. Pendidikan karakter dapat memiliki

tujuan yang pasti, apabila berpijak dari nilai-nilai karakter dasar

tersebut. Menurut para psikolog, beberapa nilai karakter dasar tersebut

adalah cinta kepada Allah dan ciptaan-Nya (alam dengan isinya),

tanggung jawab, jujur, hormat dan santun, kasih sayang, peduli, dan

kerjasama, percaya diri, kreatif, kerja keras, dan pantang menyerah,

keadilan dan kepemimpinan, baik dan rendah hati, toleransi, cinta

damai, dan cinta persatuan.

Pendidikan karakter dianggap sebagai pendidikan nilai moralitas

manusia yang disadari dan dilakukan dalam tindakan nyata. Tampak di

sini terdapat unsur pembentukan nilai tersebut dan sikap yang didasari

pada pengetahuan untuk melakukannya. Nilai-nilai itu merupakan nilai

yang dapat membantu interaksi bersama orang lain secara lebih baik

(learning to live together). Nilai tersebut mencakup berbagai bidang

kehidupan, seperti hubungan dengan sesama (orang lain, keluarga), diri

sendiri (learning to be), hidup bernegara, lingkungan dan Tuhan.

Dalam Samani (2017), Kemendiknas merumuskan bahwa

berdasarkan kajian nilai-nilai agama, norma-norma sosial, peraturan

atau hukum, etika akademik, dan prinsip-prinsip HAM, telah

terindentifikasi 80 butir nilai karakter yang dikelompokkan menjadi

lima, yaitu:

a. Nilai-nilai perilaku manusia yang berhubungan dengan Tuhan

Yang Maha Esa,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

26

b. Nilai-nilai perilaku manusia yang berhubungan dengan diri

sendiri,

c. Nilai-nilai perilaku manusia yang berhubungan dengan sesama

manusia,

d. Nilai-nilai perilaku manusia yang berhubungan dengan

lingkungan dan,

e. Nilai-nilai perilaku manusia yang berhubungan dengan

kebangsaan

Berikut akan disajikan sejumlah nilai untuk pendidikan karakter

bangsa yaitu sebagai berikut: (Kemendiknas dalam Arnasari. 2012:

14-16)

Tabel 2.1. Nilai dan Deskripsi Nilai untuk Pendidikan Karakter

Bangsa

No Nilai Deskripsi

1 Religius Sikap dan perilaku yang patuh dalam

melaksanakan ajaran agama yang

dianutnya, toleran terhadap

pelaksanaan ibadah agama lain, dan

hidup rukun dengan pemeluk agama

lain

2 Jujur Perilaku yang didasarkan pada upaya

menjadikan dirinya sebagai orang

yang selalu dapat dipercaya dalam

perkataan, tindakan, dan pekerjaan

3 Toleransi Sikap dan tindakan yang menghargai

perbedaan agama, suku, etnis,

pendapat, sikap, dan tindakan orang

lain yang berbeda dari dirinya

4 Disiplin Tindakan yang menunjukkan

perilaku tertib dan patuh pada

berbagai ketentuan dan peraturan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

27

No Nilai Deskripsi

5 Kerja Keras Perilaku yang menunjukkan upaya

sungguh-sungguh dalam mengatasi

berbagai hambatan belajar dan tugas,

serta menyelesaikan tugas dengan

sebaik-baiknya

6 Kreatif Berpikir dan melakukan sesuatu

untuk menghasilkan cara atau hasil

baru dari sesuatu yang telah dimiliki

7 Mandiri Sikap dan perilaku yang tidak mudah

tergantung pada orang lain dalam

menyelesaikan tugas-tugas

8 Demokratis Cara berpikir, bersikap, dan bertindak

yang menilai sama hak dan kewajiban

dirinya dan orang lain

9 Rasa Ingin Tahu Sikap dan tindakan yang selalu

berupaya untuk mengetahui lebih

mendalam dan meluas dari sesuatu

yang dipelajarinya, dilihat, dan

didengar

10 Semangat Kebangsaan Cara berpikir, bertindak, dan

berwawasan yang menempatkan

kepentingan bangsa dan negara di

atas kepentingan diri dan

kelompoknya

11 Cinta Tanah Air Cara berpikir, bersikap, dan berbuat

yang menunjukkan kesetiaan,

kepedulian, dan penghargaan yang

tinggi terhadap bahasa, lingkungan

fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan

politik bangsa

12 Menghargai Prestasi Sikap dan tindakan yang mendorong

dirinya untuk menghasilkan sesuatu

yang berguna bagi masyarakat, dan

mengakui, serta menghormati

keberhasilan orang lain

13 Bersahabat/Komunikatif Tindakan yang memperlihatkan rasa

senang berbicara, bergaul, dan

bekerja sama dengan orang lain

14 Cinta Damai Sikap, perkataan, dan tindakan yang

menyebabkan orang lain merasa

senang dan aman atas kehadiran

dirinya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

28

No Nilai Deskripsi

15 Gemar Membaca Kebiasaan menyediakan waktu untuk

membaca berbagai bacaan yang

memberikan kebajikan bagi dirinya

16 Peduli Lingkungan Sikap dan tindakan yang selalu

berupaya mencegah kerusakan pada

lingkungan alam di sekitarnya, dan

mengembangkan upaya-upaya untuk

memperbaiki kerusakan alam yang

sudah terjadi

17 Peduli Sosial Sikap dan tindakan yang selalui ingin

memberi bantuan pada orang lain dan

masyarakat yang membutuhkan

18 Tanggung jawab Sikap dan perilaku seseorang untuk

melaksanakan tugas dan

kewajibannya, yang seharusnya dia

lakukan, terhadap diri sendiri,

masyarakat, lingkungan (alam, sosial,

dan budaya)

5. Prinsip-prinsip Pendidikan Karakter

Pendidikan karakter merupakan keseluruhan dinamika rasional antar

peserta didik dengan berbagai ragam dimensi, baik dari dalam maupun

dari luar dirinya, agar pribadi itu semakin dapat menghayati kebebasan

dirinya sehingga ia semakin bertanggung jawab atas pertumbuhan

dirinya sebagai pribadi dan perkembangan orang lain dalam hidup

mereka.

Dalam Mansur (2016), Timoty Rusnak menyatakan bahwa

pendidikan karakter memiliki enam prinsip yang harus dikembangkan

sebagai berikut:

a. Pendidikan karakter adalah bagian dari kehidupan akademik dan

sosial setiap siswa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

29

b. Pendidikan karakter terintegrasi adalah pendidikan tindakan

c. Lingkungan sekolah yang positif membantu membangun

d. Pengembangan karakter didorong melalui kebijakan administrasi

dan latihan

e. Pendidik yang dikuasakan untuk mempromosikan pengembangan

karakter

f. Sekolah dan masyarakat adalah mitra penting dalam pengembangan

karakter

Dalam Mansur (2016), Lickona menyatakan bahwa ada beberapa

prinsip dalam pendidikan karakter yaitu:

a. Mempromosikan nilai-nilai inti (core values) dan nilai-nilai etika

yang mendukung kinerja sebagai dasar karakter yang baik

b. Mendefinisikan karakter secara komprehensif untuk memasukkan

aspek berpikir, perasaan dan perilaku seseorang

c. Menggunakan pendekatan yang komprehensif, disengaja dan pro-

aktif untuk pengembangan karakter

d. Membuat komunitas kepedulian sekolah dalam membangun

karakter siswa

e. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk tindakan moral

6. Tujuan Pendidikan Karakter

Direalisasikannya penyelenggaraan pendidikan karakter bertujuan

untuk meningkatkan mutu penyelenggaraan dan hasil pendidikan di

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

30

sekolah yang mengarah pada pencapaian terbentuknya karakter atau

akhlak mulia peserta didik secara utuh, terpadu, dan seimbang, sesuai

standar kompetensi lulusan. Melalui pendidikan karakter diharapkan

peserta didik mampu secara mandiri meningkatkan dan menggunakan

pengetahuannya, mengkaji dan menginternalisasi serta

mempersonalisasi nilai-nilai karakter dan akhlak mulia sehingga

terwujud dalam perilaku sehari-hari.

Di samping itu pendidikan karakter bertujuan untuk membentuk

bangsa yang tangguh, kompetitif, berakhlak mulia, bermoral, bertoleran,

bergotong royong, berjiwa patriotik, berkembang dinamis, berorientasi

ilmu pengetahuan dan teknologi yang semuanya dijiwai oleh iman dan

takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan Pancasila.

Dalam Mansur (2016), Steve Johnson berpendapat bahwa tujuan

pendidikan karakter adalah untuk menemukan cara dalam membantu

siswa mengembangkan kebiasaan dan nilai-nilainya sendiri.

Dengan pendidikan karakter, kecerdasan seorang anak tidak hanya

bertumpu pada otaknya, tetapi juga pada kecerdasan emosinya.

Kecerdasan emosi adalah bekal terpenting dalam mempersiapkan anak

menyongsong masa depan. Karena dengan kecerdasan emosi, seseorang

akan mampu dan berhasil dalam menghadapi segala macam tantangan,

termasuk tantangan untuk berhasil secara akademis. Hal ini sesuai

dengan rumusan tujuan pendidikan nasional yang terdapat pada

Undang-Undang Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 Bab 2 pasal 3:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

31

“Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan

membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam

rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk

berkembangnya potensi anak didik agar menjadi manusia yang beriman

dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,

berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang

demokratis serta bertanggung jawab”.

7. Keefektifan Pendidikan Karakter

Keefektifan merupakan tepat guna, berhasil atau memiliki efek,

pengaruh, akibat. Oleh karena itu, keefektifan pendidikan karakter

adalah tingkat atau taraf keberhasilan dalam pembelajaran matematika

dalam membentuk perilaku moral yang berkarakter bagi siswa yang

bersangkutan.

Lickona, Schaps dan Lewis (2007) telah mengembangkan 11 prinsip

untuk pendidikan karakter yang efektif (11 principles of effective

character education). Berikut pengembangan 11 prinsip pendidikan

karakter yang efektif dengan sedikit penjelasannya sebagai berikut:

a. Pendidikan karakter harus mempromosikan nilai-nilai etik inti

(ethical core values) sebagai landasan bagi pembentukan karakter

yang baik

Pendidikan karakter berpegang pada nilai-nilai yang

disebarkan secara meluas, yang amat penting, dan berlandaskan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

32

karakter mulia, yang disebut nilai inti (core value), misalnya:

kepedulian, kejujuran, fairness, pertanggungjawaban,

penghormatan pada diri sendiri dan orang lain. Pendidikan karakter

juga mempromosikan nilai-nilai kinerja yang positif seperti

kerajinan, etos kerja yang kuat, dan keuletan, serta kegigihan.

Pendidikan karakter di sekolah harus dilandasi komitmen untuk

mempertahankan nilai-nilai tersebut, mendefinisikannya dalam

setiap perilaku yang harus dilaksanakan oleh seluruh warga sekolah.

b. Karakter harus dipahami secara komprehensif termasuk dalam

pemikiran, perasaan, dan perilaku

Implementasi karakter yang baik meliputi pemahaman,

kepedulian, dan tindakan yang dilandasi nilai-nilai etik inti.

Pendekatan holistik dalam pembangunan karakter dengan demikian

terkait pada pengembangan aspek-aspek kognitif, emosional, dan

perilaku dari kehidupan moral. Peserta didik tumbuh dan memahami

nilai-nilai inti tersebut dengan cara mempelajarinya dan

mendiskusikannya, mengamati model perilaku, dan memecahkan

masalah yang berkaitan dengan nilai-nilai. Para siswa belajar untuk

peduli terhadap nilai-nilai inti dengan mengembangkan kecakapan

berempati, membangun hubungan saling peduli, membantu

menciptakan komunitas peduli, mendengarkan kisah-kisah yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

33

menarik dan memberikan ilham, serta merefleksikannya dalam

pengalaman kehidupannya.

c. Pendidikan karakter yang efektif memerlukan pendekatan yang

sungguh-sungguh dan proaktif serta mempromosikan nilai-nilai inti

pada semua fase kehidupan sekolah

Sekolah yang berkomitmen untuk mengembangkan karakter

wajib melihat dirinya sendiri dengan kacamata moral untuk menilai

bagaimana segala sesuatu yang ada di sekolah dapat memberikan

dampak pada karakter para siswa. Hal ini merupakan pendekatan

komprehensif yang memanfaatkan seluruh aspek persekolahan

sebagai suatu kesempatan bagi pengembangan karakter.

d. Sekolah harus menjadi komunitas yang peduli

Sekolah yang berkomitmen pada pengembangan karakter

harus berupaya menjadi suatu masyarakat mikrokosmos yang peduli

dan adil. Hal ini dimungkinkan dengan cara membangun suatu

komunitas yang membantu seluruh anggotanya untuk membentuk

keterikatan kepedulian antar mereka. Hal ini akan terkait dengan

pengembangan hubungan kepedulian antar siswa (satu tingkat kelas

dan antar tingkat kelas), antar staff (yang dimaksud staf di sini,

adalah guru, guru BK, petugas UKS, dan pegawai administrasi),

antara siswa dan staff, serta antara staff dan keluarga siswa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

34

Hubungan kepedulian ini dapat membangkitkan baik niat untuk

belajar, maupun niat menjadi orang yang berperilaku baik. Dalam

kaitan ini, jika anggota staff dan orangtua siswa dapat terjalin

hubungan saling menghormati, yang saling menguntungkan kedua

belah pihak, ternyata mereka juga lebih merasa terpanggil dan

bersemangat untuk mengembangkan kapasitasnya dalam

mempromosikan nilai-nilai karakter kepada para siswa. Dalam suatu

komunitas sekolah yang peduli, kehidupan sehari-hari dalam kelas

dan seluruh bagian dari lingkungan sekolah akan diilhami dan

dipenuhi oleh iklim kepedulian dan menghargai satu sama lain.

e. Menyediakan peluang bagi para siswa untuk melakukan tindakan

bermoral

Untuk mengembangkan karakter yang baik, para siswa

memerlukan kesempatan yang banyak dan bermacam-macam dalam

menerapkan berbagai nilai seperti rasa iba, pertanggungjawaban,

dan kejujuran serta keadilan, dalam interaksi dan diskusi setiap hari.

Dengan dihadapkan pada tantangan nyata (misalnya membagi

tugas-tugas dalam pembelajaran kooperatif, bagaimana mencapai

mufakat dalam rapat kelas, bagaimana menjalankan projek

pembelajaran melayani/service learning) dan merefleksikannya

dalam pengalamannya, para siswa dapat mengembangkan

pemahaman praktis tentang perlunya bekerja sama dengan orang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

35

lain dan memberikan sumbangan pribadinya, baik berupa pemikiran

maupun tindakan.

f. Pendidikan karakter yang efektif harus dilengkapi dengan

kurikulum akademis yang bermakna dan menantang, yang

menghargai semua pembelajar dan membantu mereka untuk

mencapai sukses

Dikarenakan setiap siswa datang ke sekolah dengan

keterampilan, minat, dan kebutuhan yang berbeda, maka program

akademik yang dirancang untuk membantu siswa agar berhasil

hendaknya harus menjadi suatu program sedemikian rupa sehingga

bahan akademik maupun pedagogi pembelajaran cukup mampu

untuk membangun keterikatan seluruh siswa. Hal ini maknanya

sekolah harus menyediakan suatu kurikulum yang secara inheren

menarik dan bermakna bagi siswa. Contoh kurikulum yang

bermakna adalah kurikulum yang menghadirkan pengajaran aktif

dan metode pembelajaran seperti pembelajaran kooperatif,

pendekatan pemecahan masalah, dan projek berbasis pengalaman.

Pendekatan seperti ini akan meningkatkan otonomi siswa karena

menarik minat siswa, menyediakan mereka kesempatan untuk

berpikir kreatif dan kesempatan untuk menguji gagasan-gagasan

mereka sendiri.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

36

g. Pendidikan karakter harus secara nyata berupaya mengembangkan

motivasi pribadi siswa

Karakter sering didefinisikan sebagai melakukan sesuatu

yang benar tatkala tidak seorang pun melihat. Hal semacam ini dapat

terjadi karena keyakinan terdalam yang hadir dalam diri siswa

adalah bahwa berbuat baik itu bagus, sehingga ada keinginan yang

timbul dari dalam hatinya untuk menjadi orang yang baik.

Pembelajaran karakter dilaksanakan untuk mengembangkan

pemahaman siswa terhadap aturan-aturan, membangkitkan

kesadaran bahwa perilakunya akan berdampak kepada orang lain.

h. Seluruh staff sekolah harus menjadi komunitas belajar dan

komunitas moral yang semuanya saling berbagi tanggung jawab

bagi berlangsungnya pendidikan karakter, dan berupaya untuk

mengembangkan nilai-nilai inti yang sama yang menjadi panduan

pendidikan karakter bagi para siswa.

Seluruh staff sekolah mengambil perannya masing-masing

dalam upaya pendidikan karakter. Pertama kali dan yang paling

penting, anggota staff harus menunjukkan tanggung jawabnya

dengan menjadi model bagi nilai-nilai inti dalam perilakunya dan

mengambil kesempatan untuk memberikan pengaruh terhadap

siswa, dengan siapa mereka berinteraksi. Kedua, nilai-nilai dan

norma yang sama yang mengendalikan perilaku para siswa harus

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

37

juga diterapkan dalam mengatur kehidupan warga sekolah yang

lebih dewasa dalam komunitas sekolah. Seperti para siswa, warga

sekolah yang dewasa juga menumbuhkan karakter dengan bekerja

secara kolaboratif satu sama lain dan berpartisipasi dalam

pengambilan keputusan yang meningkatkan pembangunan karakter

di ruang kelas maupun di sekolah secara keseluruhan. Ketiga, suatu

sekolah yang memberikan kesempatan leluasa terhadap para staff-

nya untuk melakukan refleksi terhadap masalah-masalah moral,

dapat membantu meyakinkan semua pihak bahwa pelaksanaan

pendidikan karakter di sekolah tersebut dilaksanakan dengan penuh

integritas.

i. Implementasi pendidikan karakter membutuhkan kepemimpinan

moral yang diperlukan bagi staff sekolah maupun para siswa

Sekolah yang telah berkomitmen untuk mengembangkan

pendidikan karakter yang efektif harusnya memiliki orang-orang

yang berperan sebagai pemimpin (misalnya, kepala sekolah, para

wakil kepala sekolah, guru senior, wali kelas, konselor, pengawas

sekolah) yang memiliki kemampuan mumpuni (prima atau tangguh)

dalam kepemimpinan. Bisa juga sekolah membentuk Komite

Pendidikan Karakter yang terdiri dari staff, siswa, orang tua,

mungkin juga anggota masyarakat sekitar sekolah, atau anggota

Dewan Pendidikan, yang bertanggung jawab dalam perencanaan,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

38

implementasi, dan memberikan dukungan terhadap pembangunan

karakter.

j. Sekolah harus merekrut orang tua dan anggota masyarakat sebagai

partner penuh dalam upaya pembangunan karakter

Sekolah yang mampu menjalin hubungan dengan orang tua

siswa untuk mau terlibat dalam pendidikan karakter terbukti

memiliki kesanggupan yang besar dalam meningkatkan peluangnya

untuk berhasil bersama siswanya membangun karakter. Sekolah

semacam itu biasanya mau bersusah payah pada setiap tahap

pendidikan karakter untuk berkomunikasi dengan keluarga siswa,

misalnya melalui surat, e-mail, rapat orang tua dan sebagainya serta

berbicara tentang tujuan dan aktivitas terkait pendidikan karakter.

k. Evaluasi terhadap pendidikan karakter harus juga menilai karakter

sekolah, menilai fungsi staff sekolah sebagai pendidik karakter,

sampai pada penilaian terhadap bagaimana cara para siswa

memanifestasikan karakter yang baik.

Untuk mewujudkan pendidikan karakter yang efektif maka ada

tiga jenis hasil yang harus menjadi titik pusat penilaian, yaitu:

1) Karakter sekolah harus dinilai sejauh mana sekolah telah

menjadi komunitas yang peduli. Hal ini dapat dinilai melalui

suatu survei yang bertanya tentang apakah semua siswa di

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

39

sekolah menghargai satu sama lain, atau pertanyaan mengenai

apakah siswa di ruang kelas bersikap seperti sebuah keluarga dan

sebagainya.

2) Peranan staff sekolah sebagai pendidik karakter dapat dilihat

dari sampai sejauh mana staff sekolah mengembangkan saling

pengertian tentang apa saja yang dapat dilakukan untuk

mengembangkan pembangunan karakter, apakah setiap staff

berkomitmen terhadap hal tersebut, apakah mereka memiliki

kecakapan untuk melaksanakannya, apakah mereka memiliki

kebiasaan yang konsisten dalam mengembangkan kapasitasnya

sebagai pendidik karakter.

3) Karakter para siswa, dinilai dengan pertanyaan utama tentang

sejauh mana para siswa mewujudkan pemahamannya,

komitmennya, dan tindakannya yang dilandasi nilai-nilai etik

inti.

B. Pembelajaran Matematika

1. Pengertian Pembelajaran

Menurut Winkel (1991) pembelajaran adalah seperangkat tindakan

yang dirancang untuk mendukung proses belajar siswa, dengan

memperhitungkan kejadian-kejadian ekstrim yang berperanan terhadap

rangkaian kejadian-kejadian intern yang berlangsung dialami siswa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

40

Menurut Rachmawati (2015) pembelajaran adalah proses interaksi

peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan

belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan

yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan

pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan

sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Pembelajaran adalah suatu

proses membelajarkan peserta didik.

Menurut Trianto (2014) pembelajaran merupakan merupakan

kegiatan manusia yang kompleks, yang tidak sepenuhnya dapat

dijelaskan. Pembelajaran secara simpel dapat diartikan sebagai produk

interaksi berkelanjutan antara pengembangan dan pengalaman hidup.

Dalam makna yang lebih kompleks, pembelajaran hakikatnya adalah

usaha sadar dari seorang guru untuk membelajarkan siswanya

(mengarahkan interaksi siswa dengan sumber belajar lainnya) dalam

rangka mencapai tujuan yang diharapkan. Dari makna ini jelas terlihat

bahwa pembelajaran merupakan interaksi dua arah dari seorang guru

dan peserta didik, di mana antara keduanya terjadi komunikasi (transfer)

yang intens dan terarah menuju pada suatu target yang telah ditetapkan

sebelumnya. Dalam pengertian lainnya, Winkel (1991) mendefinisikan

pembelajaran sebagai pengaturan dan penciptaan kondisi-kondisi

ekstern sedemikian rupa, sehingga menunjang proses belajar siswa dan

tidak menghambat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

41

Dengan kata lain, pembelajaran merupakan suatu proses interaksi

yang dilakukan secara sengaja oleh individu dengan tujuan untuk

memperoleh suatu perubahan tingkah laku dari individu tersebut, di

mana hasil tersebut merupakan pengalaman yang diperoleh individu

sebagai bagian dari interaksi dengan lingkungan di sekitarnya.

2. Pengertian Matematika

Dalam Suherman (2003), Russefendi menyatakan bahwa

matematika terbentuk sebagai hasil pemikiran manusia yang

berhubungan dengan ide, proses, dan penalaran. Dalam Suherman

(2003), James dan James mengatakan bahwa matematika adalah ilmu

tentang logika mengenai bentuk, susunan, besaran, dan konsep-konsep

yang berhubungan satu sama lainnya dengan jumlah yang banyak yang

terbagi dalam tiga bidang, yaitu aljabar, analisis, dan geometri. Tetapi

ada pendapat yang mengatakan bahwa matematika terbagi menjadi

empat bagian yaitu aritmatika, aljabar, geometris dan analisis dengan

aritmatika mencakup teori bilangan dan statistika. Menurut Russefendi

(1988) matematika terorganisasikan dari unsur-unsur yang tidak

didefinisikan, definisi-definisi, aksioma-aksioma, dan dalil-dalil di

mana dalil-dalil setelah dibuktikan kebenarannya berlaku secara umum,

karena itulah matematika sering disebut ilmu deduktif.

Menurut Uno (2008) matematika adalah sebagai suatu bidang ilmu

yang merupakan alat pikir, berkomunikasi, alat untuk memecahkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

42

berbagai persoalan praktis, yang unsur-unsurnya logika dan intuisi,

analisis, dan konstruksi, generalitas dan individualitas, serta mempunyai

cabang-cabang antara lain aritmatika, aljabar, geometri dan analisis.

Dalam Abdurrahman (2010), Johnson dan Myklebust menyatakan

bahwa matematika adalah bahasa simbolis yang fungsi praktisnya untuk

mengekspresikan hubungan-hubungan kuantitatif dan keruangan

sedangkan fungsi teoretisnya adalah untuk memudahkan berpikir.

Dalam Abdurrahman (2010), Lerner mengemukakan bahwa matematika

di samping sebagai bahasa simbolis juga merupakan bahasa universal

yang memungkinkan manusia memikirkan, mencatat, dan

mengkomunikasikan ide mengenai elemen dan kuantitas. Dalam

Abdurrahman (2010), Kline mengemukakan bahwa matematika

merupakan bahasa simbolis dan ciri utamanya adalah penggunaan cara

bernalar deduktif, tetapi juga tidak melupakan cara bernalar induktif.

Dalam Russefendi (1972), Johson dan Rising mengemukakan bahwa

matematika adalah pola berpikir, pola mengorganisasikan, pembuktian

yang logis, matematika itu adalah bahasa yang menggunakan istilah

yang didefinisikan dengan cermat, jelas dan akurat representasinya

dengan simbol dan padat, lebih berupa bahasa simbol mengenai ide

daripada mengenai bunyi. Matematika adalah pengetahuan struktur

yang terorganisasi, sifat-sifat dalam teori-teori dibuat secara deduktif

berdasarkan kepada unsur yang tidak didefinisikan, aksioma, sifat atau

teori yang telah dibuktikan kebenarannya adalah ilmu tentang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

43

keteraturan pola atau ide, dan matematika itu adalah suatu seni,

keindahannya terdapat pada keterurutan dan keharmonisannya. Dalam

Hendriana (2014), Schoenfeld mengemukakan pandangan terhadap

matematika yang lebih sempit yaitu matematika sebagai produk

matematika yang padat; belajar matematika adalah menemukan sesuatu

yang padat tadi (melalui penjelasan, atau direpresentasikan untuk

dikembangkan sendiri); dan doing mathematics diartikan sebagai

menghasilkan produk yang padat tadi, baik secara perorangan maupun

berkolaborasi dengan yang lain. Schoenfeld berpendapat bahwa

pengertian istilah matematika sebagai ilmu tentang pola perlu

dikembangkan lebih lanjut. Matematika memuat pengamatan dan

pengkodean melalui representasi yang abstrak, dan peraturan dalam

dunia simbol dan objek. Matematika dalam pengertian sebagai ilmu

memuat arti membuat sesuatu yang masuk akal, memuat serangkaian

simbol dan jenis penalaran yang sesuai antara satu dengan yang lainnya.

Pengertian doing science lebih mengarah pada kegiatan sosial daripada

kegiatan individu, sehingga perlu kemampuan mengomunikasikan hasil

ilmiahnya kepada orang lain. Dengan demikian terbentuk masyarakat

matematik yang saling berbagi dalam mengembangkan idea-idea

matematik. Uraian di atas melukiskan bahwa pengertian matematika

sebagai ilmu tentang pola memuat kegiatan membuat sesuatu menjadi

masuk akal dan memerlukan kemampuan mengomunikasikan ideanya

kepada orang lain.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

44

3. Pengertian Pembelajaran Matematika

Untuk dapat merancang pembelajaran matematika yang dapat

menunjang atau mengembangkan pendidikan karakter, maka perlu

diidentifikasi unsur-unsur atau komponen-komponen yang ada dalam

pembelajaran. Dalam pembelajaran matematika terdapat komponen-

komponen antara lain: bahan atau materi pelajaran (matematika),

metode, media, dan kegiatan pembelajaran (proses pelaksanaan

pembelajaran). Oleh karena itu, pengembangan pendidikan karakter

bisa dimasukkan ke dalam materi pelajaran, metode yang dipilih untuk

digunakan, dan dalam pelaksanaan proses pembelajaran.

Dalam Hudoyo (1998), Bruner mengemukakan bahwa pembelajaran

matematika adalah belajar tentang konsep dan struktur matematika yang

terdapat dalam materi yang dipelajari serta mencari hubungan antara

konsep dan struktur matematika di dalamnya. Menurut Suherman

(1986) dalam pembelajaran matematika para siswa dibiasakan untuk

memperoleh pemahaman melalui pengalaman tentang sifat-sifat yang

dimiliki dan yang tidak dimiliki dari sekumpulan objek. Dalam

Suherman (2003), Cobb mengemukakan pembelajaran matematika

sebagai proses pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif

mengkonstruksi pengetahuan matematika. Menurut Rahayu (2007)

hakikat pembelajaran matematika adalah proses yang sengaja dirancang

dengan tujuan untuk menciptakan suasana lingkungan yang

memungkinkan seseorang (peserta didik) melaksanakan kegiatan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

45

belajar matematika dan pembelajaran matematika harus memberikan

peluang kepada siswa untuk berusaha dan mencari pengalaman tentang

matematika. Oleh karena itu, pembelajaran matematika adalah suatu

metode atau cara yang dilakukan melalui proses pengintegrasian

konsep-konsep yang berlaku di dalam matematika sehingga peserta

didik dapat memahami konsep-konsep matematika secara tepat.

4. Tujuan Pembelajaran Matematika

Tujuan belajar merupakan suatu hasil yang hendak dicapai oleh

siswa setelah mengikuti proses pembelajaran. Dalam Ovi (2013)

Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi Mata Pelajaran

Matematika, menyatakan bahwa mata pelajaran matematika bertujuan

agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut:

a. Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar

konsep atau algoritma secara luwes, akurat, efisien, dan tepat dalam

pemecahan masalah

b. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi

matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau

menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika

c. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami

masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan

menafsirkan solusi yang diperoleh

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

46

d. Mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau

media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah

e. Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan,

yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam

mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam

pemecahan masalah

5. Pendidikan dalam Pembelajaran Matematika

Matematika bukanlah suatu hal yang asing bagi kita untuk saat ini.

Hal tersebut dikarenakan matematika dapat ditemukan dalam berbagai

permasalahan yang ada di dalam kehidupan sehari-hari, misalnya dalam

aktivitas belanja di pasar maupun di supermarket, penentuan jadwal

berangkatnya suatu pesawat maupun kereta api, aktivitas budaya yang

menggambarkan suatu kondisi matematika berada di dalamnya.

Oleh karena itu ada suatu anggapan pada masa lalu bahkan hingga

sampai saat ini bahwa anak-anak yang dapat memahami matematika

secara baik maka anak-anak tersebut dapat mempelajari mata pelajaran

lainnya sedangkan anak-anak yang tidak dapat memahami matematika

secara baik maka anak-anak itu akan kesulitan mempelajari mata

pelajaran yang lain.

Selama ini matematika dianggap kurang menyenangkan

dikarenakan matematika memiliki keabstrakan yang kurang dapat

dipahami secara menyeluruh. Akan tetapi, pada saat ini anggapan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

47

tersebut dapat dipatahkan dikarenakan matematika merupakan suatu

ilmu yang sangat dekat dengan kehidupan kita sehari-hari.

Pembelajaran matematika pada saat ini dapat dikaitkan dengan

kehidupan sehari-hari dari peserta didik itu sendiri sehingga peserta

didik dalam mempelajari matematika tidak memiliki pandangan bahwa

matematika hanya merupakan suatu ilmu dalam bentuk abstrak saja.

Melalui pembelajaran matematika maka kemampuan bernalar secara

logis dapat dikembangkan dengan baik sehingga dapat dikoneksikan

dengan perkembangan disiplin ilmu yang lainnya. Matematika juga

dapat menumbuhkembangkan kreativitas dari peserta didik untuk

membentuk suatu pemahaman baru terhadap suatu perkembangan ilmu.

Oleh karena itu melalui matematika maka anak-anak akan

meningkatkan kesiapan seorang untuk menjadi lifetime learner atau

pembelajar sepanjang hayat.

C. Pendidikan Karakter Pada Pembelajaran Matematika

1. Nilai-nilai karakter dalam Pembelajaran Matematika

Dalam Ovi (2013) Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 tentang

Standar Isi Mata Pelajaran Matematika mengemukakan bahwa terdapat

beberapa nilai karakter yang dapat dikembangkan melalui pembelajaran

matematika yaitu sebagai berikut:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

48

a. Disiplin

Karakter disiplin dapat terbentuk dalam mempelajari

matematika dikarenakan melalui matematika maka individu

dituntun untuk selalu mengikuti teorema-teorema maupun aturan-

aturan yang telah ditetapkan. Melalui matematika maka peserta

didik dapat mengenali pola, struktur yang terdapat dalam

matematika sehingga nilai karakter yang diharapkan adalah individu

dapat secara teratur dan tertib untuk melakukan pembuktian dengan

menggunakan aturan-aturan yang telah ditetapkan.

b. Kerja Keras

Dalam mempelajari matematika maka individu dituntun

untuk tidak mudah untuk berputus asa. Hal tersebut dikarenakan

matematika merupakan suatu kajian yang harus dicermati secara

sungguh-sungguh. Kajian matematika harus dikerjakan secara

telaten, bersungguh-sungguh, serius, serta membutuhkan

konsentrasi yang tinggi sebab matematika merupakan kajian

terhadap teorema-teorema maupun aturan-aturan yang

membutuhkan perhatian yang lebih.

c. Jujur

Dalam mempelajari matematika maka individu dapat

memiliki karakter yang tidak mudah percaya apabila tidak dilakukan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

49

suatu pembuktian secara mendalam. Hal tersebut dikarenakan untuk

melakukan pembuktian terhadap teorema dalam matematika maka

harus dilakukan secara mendalam untuk mendapatkan pembuktian

yang memiliki nilai kepercayaan yang tinggi sehingga individu

dapat terlatih untuk membicarakan suatu hal yang telah teruji

kebenarannya secara mendalam.

d. Kreatif

Dalam melakukan pembuktian matematika maka individu

dibiasakan untuk memiliki ide yang kreatif sebab matematika tidak

dapat dibuktikan hanya dengan hafalan semata. Matematika

merupakan suatu kajian yang membutuhkan pemikiran yang luas

untuk dapat memunculkan ide dalam melakukan suatu pembuktian.

e. Rasa ingin tahu

Melalui matematika maka individu dapat terlatih untuk

menggali maupun mencari kajian-kajian yang terkait dengan ilmu

matematika. Matematika merupakan suatu kajian ilmu yang tidak

terbatas sebab kajian matematika sangat luas sifatnya sehingga

individu diharapkan dapat membuka cakrawala pengetahuannya

secara lebih luas untuk mempelajari matematika.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

50

f. Tanggung jawab

Melalui matematika maka individu dapat memiliki karakter

bertanggung jawab. Hal tersebut dikarenakan setelah melakukan

pembuktian terhadap suatu hal dalam matematika maka individu

harus bertanggung jawab dengan hasil pembuktiannya tersebut

sehingga hasil tersebut dapat memiliki manfaat bagi khalayak luas.

2. Integrasi Nilai-nilai Pendidikan Karakter Pada Pembelajaran

Matematika

Nilai-nilai karakter yang dapat dikembangkan melalui pembelajaran

matematika harus berlandaskan pada nilai-nilai universal. Guru dapat

mengembangkan nilai kedisiplinan, kejujuran, bertanggung jawab, kerja

keras, kreatif, rasa ingin tahu, dan sebagainya.

Berbagai upaya dapat dilakukan oleh guru matematika untuk

mengembangkan nilai-nilai karakter. Guru harus dapat menciptakan

suasana belajar yang mendukung terlaksananya pendidikan karakter,

misalnya dengan pembelajaran di mana siswa aktif dalam pembelajaran.

Pengembangan karakter akan tetap melekat dalam diri siswa apabila

dilakukan suatu pembiasaan yang akan menjadi suatu kebiasaan oleh

siswa dalam melakukannya. Pengembangan nilai-nilai dan indikator

pendidikan karakter dalam mata pelajaran Matematika dapat dilihat

sebagai berikut: (dalam Ovi. 2013: 41-43)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

51

Tabel 2.2. Nilai dan Indikator Pendidikan Karakter dalam

Pelajaran Matematika

Nilai Karakter Proses dan Sikap Guru dalam

Mengembangkan Karakter Siswa

Kejujuran 1. Transparansi penilaian kelas

2. Melarang untuk membawa

fasilitas komunikasi pada saat

ulangan, ujian, maupun pada

saat pembelajaran

3. Memberikan kesempatan

kepada siswa untuk

mengemukakan pendapatnya

dalam diskusi

4. Memberikan peringatan

kepada siswa yang menyontek

saat ujian, maupun saat

mengerjakan tugas

Disiplin 1. Guru masuk kelas tepat waktu

2. Menegur siswa yang

melanggar aturan sekolah

3. Mengecek kehadiran siswa

4. Menggunakan pakaian sesuai

dengan aturan sekolah

Teliti 1. Meminta siswa untuk tidak

terburu-buru dalam

mengerjakan ujian

2. Meminta siswa untuk

mengecek kembali jawaban

ujian

3. Guru menuliskan materi yang

akan dipelajari

4. Memberikan kesempatan

kepada siswa yang belum

paham terhadap materi yang

sedang diajarkan, jika siswa

belum paham maka diberi

motivasi atas pertanyaan-

pertanyaan terkait

Kerja Keras 1. Membiasakan semua siswa

mengerjakan semua tugas yang

diberikan selesai dengan baik

pada waktu yang telah

ditentukan

2. Mengajak siswa untuk giat

belajar

3. Memberikan kesempatan

kepada siswa untuk mencari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

52

Nilai Karakter Proses dan Sikap Guru dalam

Mengembangkan Karakter Siswa

sumber yang relevan dengan

materi

4. Membiasakan siswa untuk

mengemukakan pendapatnya

Kreatif 1. Membiasakan siswa untuk

mengajukan ide terkait dengan

materi

2. Pemberian tugas yang

menantang

3. Menerapkan berbagai metode

pembelajaran

4. Mengajukan berbagai

pertanyaan terkait dengan

pokok bahasan untuk

memancing gagasan siswa

Rasa Ingin Tahu 1. Memberikan kesempatan

kepada siswa untuk bertanya

mengenai kajian matematika

2. Mengajak siswa untuk untuk

mencari informasi dari

berbagai sumber

3. Menciptakan suasana kelas

yang mendukung rasa ingin

tahu

Tanggung jawab 1. Membiasakan siswa untuk

mengerjakan soal yang

diberikan

2. Membiasakan siswa untuk

dapat bertanggung jawab

terhadap pendapat dan

perbuatannya

3. Pengembangan Pendidikan Karakter

Menurut Lickona (2010) pengembangan pendidikan karakter di

kelas dapat dilakukan dengan:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

53

a. Guru secara individu untuk: bertindak sebagai pemberi perhatian,

model, dan mentor memperlakukan siswa dengan kasih sayang,

memberi contoh yang baik, mendukung perilaku yang positif.

b. Menciptakan suatu komunitas moral. Membantu siswa mengenali

satu sama lain, berniat dan peduli satu sama lain, merasa satu

kebersamaan, dan tanggungjawab ke kelompok.

c. Melatih/latihan disiplin moral, menggunakan kreasi dan penegakan

aturan sebagai kesempatan untuk membantu mengembangkan,

menumbuhkan, peduli, penalaran moral, sukarela menaati aturan,

dan saling menghormati.

d. Menciptakan lingkungan kelas yang demokratis, mencakup siswa

dalam membuat keputusan dan tanggungjawab untuk membuat

keberadaan kelas sebagai tempat yang bagus untuk belajar.

e. Mengajarkan nilai-nilai melalui kurikulum, menggunakan ethically

rich content dari mata pelajaran.

f. Menggunakan pembelajaran kooperatif untuk mengembangkan

apresiasi siswa terhadap siswa yang lain, perspective taking, dan

kemampuan untuk bekerja dengan yang lain untuk mencapai tujuan

bersama.

g. Mengembangkan “conscience of craft” dengan

menumbuhkembangkan kepedulian apresiasi terhadap belajar siswa,

kapasitas untuk bekerja keras, komitmen keunggulan, dan sense

bekerja sebagai mempengaruhi hidup lainnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

54

h. Menguatkan refleksi moral melalui membaca, meneliti, menulis

esai, diskusi, dan berdebat.

i. Mengajarkan penyelesaian konflik sehingga siswa memperoleh

kemampuan sendiri moral penting keterampilan untuk mengatasi

konflik secara adil dan tanpa kekerasan.

D. Kerangka Berpikir

Pendidikan karakter adalah usaha-usaha yang dilakukan secara

sadar, baik oleh individu, kelompok tertentu dan atau sekolah dalam rangka

menginternalisasi nilai-nilai luhur, baik yang bersumber dari agama, dari

nilai sosial dan budaya bangsa, serta etika dan moral, agar mengetahui

kebaikan (knowing the good), mencintai kebaikan (desiring the good), dan

melakukan kebaikan (doing the good) yang selanjutnya menjadi sikap,

pandangan, dan kepribadiannya.

Oleh karena itu, penanaman pendidikan karakter terutama oleh guru

dapat ditunjukkan dengan cara memberikan keteladanan yang

mencerminkan nilai-nilai karakter yang hendak ditanamkan kepada siswa

melalui proses pembelajaran. Nilai-nilai karakter yang dapat ditunjukkan

oleh guru pada siswa adalah disiplin terhadap waktu, sopan, jujur, bekerja

keras, serta hal-hal yang lain. Diharapkan nilai-nilai karakter yang

dilakukan oleh siswa seperti mengerjakan tugas secara bersungguh-sungguh

atau dengan kata lain melakukannya dengan kerja keras atau ketika siswa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

55

tidak mengerjakan tugas yang telah diberikan maka siswa akan

mengatakannya dengan jujur kepada guru.

Proses pendidikan karakter dapat terwujud apabila didukung atau

didorong oleh semua komponen yang ada. Oleh karena itu segenap

komponen yang terlibat dalam proses penanaman karakter terhadap siswa

melalui proses pembelajaran dapat bersatu padu sehingga diharapkan siswa

akan memiliki nilai-nilai karakter yang muncul setelah adanya penanaman

pendidikan karakter. Komponen-komponen yang dapat membantu proses

internalisasi pendidikan karakter tersebut merupakan seluruh staff sekolah

yang berinteraksi dengan siswa itu sendiri, khususnya interaksi antara siswa

dan guru matematika dalam pembelajaran matematika di dalam kelas

maupun di luar kelas. Nilai-nilai karakter yang diharapkan akan muncul

pada proses kegiatan pembelajaran menurut Kemendiknas (2010: 9-10), di

antaranya adalah religius, kejujuran, toleransi, disiplin, demokratis, teliti,

kerja keras, kreatif, mandiri, rasa ingin tahu dan tanggung jawab. Begitu

pula diharapkan dalam proses pembelajaran matematika di SMA Santo

Yosef Pangkalpinang maka nilai-nilai pendidikan karakter diterapkan oleh

guru secara baik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

56

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui bagaimana proses

pendidikan karakter diterapkan secara umum dan pada pembelajaran

matematika di SMA Santo Yosef Pangkalpinang pada tahun ajaran

2017/2018, serta untuk mengetahui keefektifan pendidikan karakter

diterapkan melalui proses pembelajaran matematika di SMA Santo Yosef

Pangkalpinang pada tahun ajaran 2017/2018. Penelitian ini merupakan

penelitian deskriptif kualitatif yang berorientasi pada studi kasus. Oleh

karena itu, melalui penelitian ini akan diperoleh data - data dalam bentuk

tulisan, kata-kata maupun dokumen yang berasal dari sumber penelitian

dengan penelitian dilakukan melalui upaya melakukan deskripsi dan

analisis yang mendalam dari suatu kasus yang terkait dengan tujuan

penelitian.

Dalam Merriam (2009: 13), Van Maanen mengemukakan bahwa

penelitian kualitatif merupakan berbagai teknik interpretasi yang berusaha

untuk mendeskripsikan, “membaca” kode, menerjemahkan, dan di samping

itu bisa memahami makna, bukan frekuensi, dari berbagai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

57

fenomena yang secara alami ada di dunia sosial. Menurut Creswell (2015)

penelitian kualitatif dimulai dengan asumsi dan penggunaan kerangka

penafsiran/teoretis yang membentuk atau memengaruhi studi tentang

permasalahan riset yang terkait dengan makna yang dikenakan oleh individu

atau kelompok pada suatu permasalahan sosial atau manusia. Proses

penelitian mengalir dari asumsi filosofis, menuju lensa penafsiran,

kemudian menuju prosedur yang dilibatkan dalam mempelajari isu-isu

sosial atau manusia. Menurut Sugiyono (2016) metode penelitian kualitatif

adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi

obyek yang alamiah, di mana peneliti adalah sebagai instrumen kunci,

teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisis

data bersifat induktif, dan hasil penelitian kualitatif menekankan makna

daripada generalisasi.

B. Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah 1 siswa SMA Santo Yosef Pangkalpinang,

1 siswi SMA Santo Yosef Pangkalpinang, kepala SMA Santo Yosef

Pangkalpinang, wakil kepala SMA Santo Yosef Pangkalpinang bidang

kurikulum, wakil kepala SMA Santo Yosef Pangkalpinang bidang

kesiswaan, dan 1 guru matematika SMA Santo Yosef Pangkalpinang.

Peneliti memilih SMA Santo Yosef Pangkalpinang dikarenakan sekolah

tersebut dalam beberapa tahun terakhir sedang melaksanakan pendidikan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

58

karakter dalam pembelajaran sehingga SMA Santo Yosef cocok dijadikan

tempat penelitian.

C. Objek Penelitian

Objek penelitian ini adalah pendidikan karakter secara umum dan

pendidikan karakter yang diintegrasikan dalam pembelajaran matematika di

SMA Santo Yosef Pangkalpinang pada tahun ajaran 2017/2018.

D. Waktu dan Tempat Penelitian

1. Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan dari bulan November 2017 sampai bulan Mei

2018. Untuk pengumpulan data dimulai dari bulan Februari sampai

bulan Maret 2018.

2. Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan di SMA Santo Yosef Pangkalpinang yang

beralamat di Jalan Solihin GP, RT 8/RW 3, Kelurahan Gajah Mada,

Kecamatan Rangkui, Kota Pangkalpinang, Provinsi Bangka Belitung

E. Fenomena yang Diamati dalam Penelitian

Berdasarkan sifat penelitian yang menggunakan metode kualitatif,

maka setidaknya ada beberapa yang diamati dalam penelitian ini. Menurut

Asshofa (2001: 57) ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam

menggunakan metode kualitatif yaitu sebagai berikut:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

59

1. Makna yang ingin diperoleh dan dikaji dalam penelitian kualitatif

dilihat sebagai sebuah sistem, demikian pola-pola tindakan yang

merupakan perwujudan dari sistem makna tersebut.

2. Gejala yang ditangkap oleh panca indera (mata, telinga, penciuman,

alat perasa), sedangkan gagasan hanya dapat ditangkap dengan cara

memahami gagasan yang bersangkutan. Keberadaan suatu gejala

dapat dibuktikan dengan menghitung kehadirannya, sedangkan

keberadaan suatu gagasan dapat dibuktikan dengan cara

memperlihatkan pola-pola tindakan yang merupakan perwujudan

dari gagasan yang bersangkutan.

3. Bahwa apa yang ingin diperoleh dan dikaji oleh sebuah penelitian

kualitatif diperlukan untuk melihat fenomena yang ada dalam

penelitian seperti pemikiran, makna, cara pandang manusia

mengenai gejala-gejala yang menjadi fokus penelitian. Makna

pemikiran dan sebagainya adalah satuan gagasan bukan sebuah

gejala.

Seperti yang telah dikemukakan, maka yang menjadi fenomena dalam

penelitian ini adalah gejala-gejala yang terkait dengan tema permasalahan

yang diangkat. Melalui penelitian ini maka akan dikaji proses pendidikan

karakter yang diimplementasikan oleh guru dalam pembelajaran

matematika di SMA Santo Yosef Pangkalpinang pada tahun ajaran

2017/2018, proses pendidikan karakter yang diterapkan secara umum di

SMA Santo Yosef Pangkalpinang pada tahun ajaran 2017/2018 serta untuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

60

mengidentifikasi keefektifan penanaman pendidikan karakter dalam

pembelajaran matematika di SMA Santo Yosef Pangkalpinang pada tahun

ajaran 2017/2018.

F. Bentuk Data

Data dalam penelitian ini berbentuk kata-kata yang diungkapkan

secara lisan maupun tertulis oleh sumber.

G. Metode Pengumpulan Data

1. Metode pengumpulan data untuk rumusan masalah mengenai

bagaimana proses pendidikan karakter diterapkan secara umum di

SMA Santo Yosef Pangkalpinang pada tahun ajaran 2017/2018

Metode pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai berikut:

a. Wawancara

Wawancara dilakukan secara langsung terhadap pihak-pihak

yang berkompeten terkait dengan pendidikan karakter secara umum

di SMA Santo Yosef Pangkalpinang. Wawancara pada penelitian ini

dilakukan dengan Kepala Sekolah, Wakil Kepala Sekolah Bidang

Kurikulum, Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan, Siswa SMA

Santo Yosef Pangkalpinang, Siswi SMA Santo Yosef

Pangkalpinang. Melalui wawancara tersebut maka digali mengenai

hal-hal yang terkait dengan pendidikan karakter yang diterapkan

secara umum di SMA Santo Yosef Pangkalpinang.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

61

b. Observasi

Dalam penelitian ini, maka peneliti bertindak sebagai

pengamat biasa yang melakukan observasi terhadap segala kegiatan

yang dilakukan di SMA Santo Yosef Pangkalpinang terkait dengan

penanaman karakter kepada siswa dan siswi SMA Santo Yosef

Pangkalpinang.

c. Dokumentasi

Dalam penelitian ini, maka dokumen-dokumen yang

digunakan oleh peneliti adalah dokumen-dokumen yang relevan

dengan pendidikan karakter secara umum di SMA Santo Yosef

Pangkalpinang.

2. Metode pengumpulan data untuk rumusan masalah mengenai

bagaimana proses pendidikan karakter diterapkan melalui

pembelajaran matematika di SMA Santo Yosef Pangkalpinang

pada tahun ajaran 2017/2018

Metode pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai berikut:

a. Wawancara

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu, di mana

percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara

(interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara

(interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

62

(Moleong, 2016: 186). Wawancara itu diadakan secara langsung

terhadap pihak-pihak yang berkompeten terkait dengan pendidikan

karakter dalam pembelajaran matematika di SMA Santo Yosef

Pangkalpinang serta pihak lain yang berkompeten untuk

menyampaikan informasi kepada peneliti. Wawancara pada

penelitian ini dilakukan dengan Kepala Sekolah, Wakil Kepala

Sekolah Bidang Kurikulum, Wakil Kepala Sekolah Bidang

Kesiswaan, Guru Matematika, siswa dan siswi SMA Santo Yosef

Pangkalpinang. Dalam wawancara tersebut, hal-hal yang menjadi

pokok/inti dari wawancara adalah mengenai proses pendidikan

karakter yang diterapkan oleh sekolah melalui guru matematika

dalam proses pembelajaran matematika. Selain itu, melalui

wawancara maka akan digali lebih mendalam mengenai proses

internalisasi pendidikan karakter melalui paradigma iman kristiani

yang telah dihidupi oleh warga sekolah.

b. Observasi

Dalam penelitian ini, maka peneliti bertindak sebagai pengamat

biasa yang melakukan observasi terhadap proses pembelajaran

matematika di SMA Santo Yosef Pangkalpinang. Observasi akan

difokuskan pada proses internalisasi pendidikan karakter dalam

setiap diri peserta didik melalui pembelajaran matematika.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

63

c. Dokumentasi

Dokumen merupakan suatu alat yang digunakan oleh peneliti

untuk memperoleh data yang dapat mendukung penelitian yang akan

dilakukan. Dalam penelitian ini, maka peneliti menggunakan

dokumen, catatan, buku-buku maupun data yang relevan terkait

dengan proses pendidikan karakter yang diterapkan melalui

pembelajaran matematika di SMA Santo Yosef Pangkalpinang.

3. Metode pengumpulan data untuk rumusan masalah mengenai

keefektifan pendidikan karakter diterapkan melalui proses

pembelajaran matematika di SMA Santo Yosef Pangkalpinang

pada tahun ajaran 2017/2018

Metode pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai berikut:

a. Wawancara

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu, di mana

percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara

(interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara

(interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu

(Moleong, 2016: 186). Wawancara itu diadakan secara langsung

terhadap pihak-pihak yang berkompeten terkait dengan keefektifan

pendidikan karakter dalam pembelajaran matematika di SMA Santo

Yosef Pangkalpinang serta pihak lain yang berkompeten untuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

64

menyampaikan informasi kepada peneliti. Wawancara pada

penelitian ini adalah dengan Kepala Sekolah, Wakil Kepala Sekolah

Bidang Kurikulum, Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan, Guru

Matematika, siswa dan siswi SMA Santo Yosef Pangkalpinang.

b. Observasi

Dalam penelitian ini, maka peneliti bertindak sebagai pengamat

biasa yang melakukan observasi terhadap proses pembelajaran

matematika di SMA Santo Yosef Pangkalpinang. Observasi akan

difokuskan pada keefektifan pendidikan karakter diterapkan dalam

pembelajaran matematika di SMA Santo Yosef Pangkalpinang.

c. Dokumentasi

Dokumen merupakan suatu alat yang digunakan oleh peneliti

untuk memperoleh data yang dapat mendukung penelitian yang akan

dilakukan. Dalam penelitian ini, maka peneliti menggunakan

dokumen, catatan, buku-buku maupun data yang relevan terkait

dengan keefektifan pendidikan karakter yang diterapkan melalui

pembelajaran matematika di SMA Santo Yosef Pangkalpinang.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

65

4. Kisi-kisi pedoman wawancara, pedoman observasi, dan pedoman

dokumentasi

Berikut ini adalah kisi-kisi yang digunakan oleh peneliti dalam

menyusun instrumen bantu yang berupa pedoman wawancara, pedoman

observasi, dan pedoman dokumentasi:

a. Kisi-kisi pedoman wawancara

Tabel 3.1. Kisi-kisi Pedoman Wawancara

No Informan Indikator

1 Kepala Sekolah 1. Latar belakang dari pelaksanaan

pendidikan karakter yang telah diterapkan

2. Tujuan yang hendak dicapai dalam

melaksanakan pendidikan karakter di

sekolah

3. Persiapan yang dilakukan oleh sekolah

dalam melaksanakan pendidikan karakter

di sekolah

4. Pelaksanaan pendidikan karakter yang

diintegrasikan di kelas

5. Kendala yang dihadapi dalam menerapkan

pendidikan karakter di kelas

6. Evaluasi pendidikan karakter yang telah

diterapkan melalui proses pembelajaran

2 Guru Matematika 1. Tujuan dilaksanakannya pendidikan

karakter

2. Pemahaman guru mengenai pendidikan

karakter

3. Persiapan yang dilakukan oleh guru dalam

melaksanakan pendidikan karakter di kelas

4. Kondisi pembelajaran matematika di kelas

5. Kendala yang dihadapi dalam menerapkan

pendidikan karakter di kelas

6. Evaluasi terhadap pendidikan karakter

dalam proses pembelajaran matematika

7. Sarana dan prasarana yang digunakan

untuk mengimplementasikan pendidikan

karakter

3 Siswa 1. Pemahaman siswa terhadap pendidikan

karakter

2. Kondisi pembelajaran matematika di

dalam kelas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

66

No Informan Indikator

3. Pelaksanaan pendidikan karakter melalui

pembelajaran matematika

4. Kendala dalam melaksanakan pendidikan

karakter

4 Wakil Kepala Sekolah

Bidang Kurikulum

1. Kurikulum yang disusun oleh sekolah

terkait dengan pendidikan karakter dan

persiapan yang dilakukan untuk

melaksanakan pendidikan karakter

2. Tujuan dari pelaksanaan pendidikan

karakter

3. Pelaksanaan pendidikan karakter

4. Kendala dalam melaksanakan pendidikan

karakter

5. Evaluasi terhadap pelaksanaan pendidikan

karakter

5 Wakil Kepala Sekolah

Bidang Kesiswaan

1. Latar belakang dari pelaksanaan

pendidikan karakter di sekolah

2. Tujuan dalam melaksanakan pendidikan

karakter di sekolah

3. Persiapan yang dilakukan untuk

mengimplementasikan pendidikan

karakter di sekolah

4. Pelaksanaan pendidikan karakter di

sekolah

5. Kendala dalam melaksanakan pendidikan

karakter di sekolah

6. Evaluasi terhadap pelaksanaan pendidikan

karakter di sekolah

b. Kisi-kisi pedoman observasi

Tabel 3.2. Kisi-kisi Pedoman Observasi

No Indikator Sasaran Indikator

1 Persiapan yang dilakukan oleh guru pada kegiatan

pendahuluan dalam proses pembelajaran

Guru Matematika

2 Persiapan kelas dalam melaksanakan pembelajaran

yang terintegrasi dengan pendidikan karakter

Peserta Didik

3 Nilai karakter yang diterapkan melalui pembelajaran

matematika

Program

Pendidikan

Karakter

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

67

No Indikator Sasaran Indikator

4 Aktivitas peserta didik terhadap pembelajaran

matematika yang terintegrasi dengan pendidikan

karakter

Peserta Didik

5 Tugas guru dalam pelaksanaan pembelajaran

matematika yang terintegrasi dengan pendidikan

karakter

Guru Matematika

6 Evaluasi yang dilakukan terhadap proses

pembelajaran matematika yang terintegrasi dengan

pendidikan karakter

Guru Matematika

dan Peserta Didik

c. Kisi-kisi pedoman dokumentasi

Tabel 3.3. Kisi-kisi Pedoman Dokumentasi

No Indikator Sasaran Dokumentasi

1 Profil SMA Santo Yosef Pangkalpinang Dokumen yang terkait dengan

profil sekolah

2 Keadaan siswa/peserta didik SMA Santo

Yosef Pangkalpinang

Dokumen yang terkait dengan

keadaan siswa

3 Keadaan guru SMA Santo Yosef

Pangkalpinang

Dokumen yang terkait dengan

keadaan guru/profil guru

4 Sarana dan Prasarana SMA Santo Yosef

Pangkalpinang

Dokumen yang terkait dengan

keadaan sarana dan prasarana

5 Pelaksanaan Pembelajaran Silabus, RPP

6 Perencanaan Pendidikan Karakter Dokumen yang terkait dengan

perencanaan pendidikan

karakter, misalnya RPP

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

68

No Indikator Sasaran Dokumentasi

7 Pelaksanaan Pendidikan Karakter Dokumen yang terkait dengan

pelaksanaan pendidikan

karakter, misalnya dokumen

pelaksanaan RPP (dokumen

yang memuat catatan refleksi

dari guru atau dari siswa

tentang sejauh mana RPP yang

disusun untuk kepentingan

pembelajaran sudah terlaksana

dengan baik, khususnya dari

segi penanaman karakter)

8 Evaluasi Pendidikan Karakter Dokumen yang terkait dengan

evaluasi pendidikan karakter,

misalnya dokumen

pelaksanaan RPP (dokumen

yang memuat catatan refleksi

dari guru atau dari siswa

tentang sejauh mana RPP yang

disusun untuk kepentingan

pembelajaran sudah terlaksana

dengan baik, khususnya dari

segi penanaman karakter)

H. Instrumen Bantu untuk Pengumpulan Data

1. Instrumen bantu untuk pengumpulan data pada rumusan masalah

mengenai bagaimana proses pendidikan karakter diterapkan

secara umum di SMA Santo Yosef Pangkalpinang pada tahun

ajaran 2017/2018

Dalam penelitian ini, maka jenis penelitian yang digunakan adalah

penelitian kualitatif sehingga instrumen utama dalam penelitian ini

adalah peneliti sendiri sedangkan instrumen lainnya merupakan

instrumen bantu. Instrumen bantu yang digunakan dalam penelitian ini

adalah pedoman wawancara, pedoman observasi serta pedoman

dokumentasi. (lampiran 2 hal 201 - 212)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

69

Instrumen bantu tersebut disusun/dikembangkan berdasarkan

rumusan masalah yang terkait dengan penanaman karakter secara umum

di SMA Santo Yosef Pangkalpinang. Oleh karena itu, indikator disusun

terkait dengan proses internalisasi pendidikan karakter secara umum di

SMA Santo Yosef Pangkalpinang.

Untuk memperkuat instrumen bantu tersebut maka instrumen bantu

tersebut terlebih dahulu divalidasi oleh pakar (dosen dan guru

matematika).

2. Instrumen bantu untuk pengumpulan data pada rumusan masalah

mengenai bagaimana proses pendidikan karakter dalam

pembelajaran matematika diterapkan di SMA Santo Yosef

Pangkalpinang pada tahun ajaran 2017/2018

Dalam penelitian ini, maka jenis penelitian yang digunakan

adalah penelitian kualitatif sehingga instrumen utama dalam penelitian

ini adalah peneliti sendiri sedangkan instrumen lainnya merupakan

instrumen bantu. Instrumen bantu yang digunakan dalam penelitian ini

adalah pedoman wawancara, pedoman observasi serta pedoman

dokumentasi. (lampiran 2 hal 201 - 212)

Instrumen bantu tersebut disusun/dikembangkan berdasarkan

rumusan masalah yang terkait dengan proses pendidikan karakter yang

dikembangkan melalui pembelajaran matematika. Oleh karena itu,

instrumen bantu disusun berdasarkan indikator-indikator tersebut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

70

Indikator-indikator yang digunakan terkait dengan proses internalisasi

pendidikan karakter melalui paradigma iman kristiani yang dihidupi

oleh sekolah dalam menyelenggarakan proses pembelajaran serta

indikator-indikator lainnya yang terkait dengan proses pendidikan

karakter melalui pembelajaran matematika.

Untuk memperkuat bahwa instrumen bantu tersebut dapat

dipergunakan oleh peneliti untuk memperoleh hasil penelitian yang

terkait dengan proses pendidikan karakter melalui pembelajaran

matematika di SMA Santo Yosef Pangkalpinang, maka instrumen bantu

tersebut terlebih dahulu divalidasi oleh pakar (dosen dan guru

matematika).

Instrumen tersebut kemudian digunakan untuk pengambilan data

melalui observasi proses pembelajaran serta wawancara terhadap pihak-

pihak yang memiliki keterkaitan dengan hasil dari penelitian.

3. Instrumen bantu untuk pengumpulan data pada rumusan masalah

mengenai keefektifan pendidikan karakter diterapkan melalui

proses pembelajaran matematika di SMA Santo Yosef

Pangkalpinang pada tahun ajaran 2017/2018

Dalam penelitian ini, maka jenis penelitian yang digunakan adalah

penelitian kualitatif sehingga instrumen utama dalam penelitian ini

adalah peneliti sendiri sedangkan instrumen lainnya merupakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

71

instrumen bantu. Instrumen bantu yang digunakan dalam penelitian ini

adalah pedoman wawancara, pedoman observasi serta pedoman

dokumentasi. (lampiran 2 hal 201 - 212)

Instrumen bantu tersebut disusun/dikembangkan berdasarkan

rumusan masalah yang terkait dengan keefektifan pendidikan karakter

yang dikembangkan melalui pembelajaran matematika. Oleh karena itu,

instrumen bantu disusun berdasarkan indikator-indikator tersebut.

Indikator-indikator tersebut terkait dengan prinsip pendidikan karakter

yang efektif menurut Lickona, Schaps, dan Lewis.

Untuk memperkuat bahwa instrumen bantu tersebut dapat

dipergunakan oleh peneliti untuk memperoleh hasil penelitian yang

terkait dengan proses pendidikan karakter melalui pembelajaran

matematika di SMA Santo Yosef Pangkalpinang, maka instrumen bantu

tersebut terlebih dahulu divalidasi oleh pakar (dosen dan guru

matematika).

Instrumen tersebut kemudian digunakan untuk pengambilan data

melalui observasi proses pembelajaran serta wawancara terhadap pihak-

pihak yang memiliki keterkaitan dengan hasil dari penelitian.

I. Metode/Teknik Analisis Data

Proses analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data yang

tersedia dari berbagai sumber, yaitu dari wawancara, pengamatan yang

sudah dituliskan dalam catatan lapangan, dokumen pribadi, dokumen resmi,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

72

gambar, foto, dan sebagainya (Moleong, 2016: 247). Setelah data telah

terkumpul maka dilakukan penyusunan data lagi secara sistematik sehingga

kesimpulan diambil dari hasil data tersebut.

Menurut Miles and Huberman (1992: 16) pengolahan data dilakukan

dalam empat tahap yaitu sebagai berikut:

1. Pengumpulan data

Peneliti mencatat semua data yang didapatkan dari hasil wawancara dan

observasi secara apa adanya sesuai dengan fakta yang ada di lapangan.

2. Reduksi data/Kondensasi data

Peneliti melakukan usaha untuk membuat rangkuman yang inti, proses

dan pernyataan-pernyataan yang perlu dijaga sehingga tetap berada di

dalamnya.

3. Penyajian data (display data)

Peneliti menyajikan data dalam bentuk deskripsi yang didapatkan dari

proses reduksi data.

4. Pengambilan keputusan dan verifikasi (verification)

Peneliti melakukan penarikan kesimpulan berdasarkan data-data yang

telah diperoleh serta telah dianalisis.

J. Upaya-upaya untuk Meningkatkan Kredibilitas Data dan Hasil

Penelitian

Untuk menetapkan keabsahan (trustworthiness) data diperlukan

teknik pemeriksaan. Pelaksanaan teknik pemeriksaan didasarkan atas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

73

sejumlah kriteria tertentu. Ada empat kriteria yang digunakan, yaitu derajat

kepercayaan (credibility), keteralihan (transferability), kebergantungan

(dependability), dan kepastian (confirmability). (Moleong, 2016: 324)

Teknik yang digunakan untuk meningkatkan kredibilitas data salah satunya

adalah triangulasi. Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data

yang memanfaatkan sesuatu yang lain. (Moleong, 2016: 330).

Dalam penelitian ini, maka yang digunakan adalah triangulasi

sumber. Triangulasi dengan sumber berarti membandingkan dan mengecek

balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan

alat yang berbeda dalam penelitian kualitatif. Hal itu dapat dicapai dengan

jalan:

a. Membandingkan data hasil observasi dengan data hasil wawancara.

b. Membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan apa

yang dikatakannya secara pribadi.

c. Membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi

penelitian dengan apa yang dikatakannya sepanjang waktu.

d. Membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai

pendapat dan pandangan orang seperti rakyat biasa, orang yang

berpendidikan menengah atau tinggi, orang berada, orang pemerintahan.

e. Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang

berkaitan. (Moleong, 2016: 331)

Proses triangulasi sumber yang dilakukan peneliti adalah melalui 3

sumber data yaitu, data hasil wawancara, data hasil observasi, dan data hasil

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

74

dokumentasi. Langkah pertama yang dilakukan oleh peneliti adalah

membandingkan hasil wawancara dengan kepala sekolah, wakil kepala

sekolah bidang kurikulum, wakil kepala sekolah bidang kesiswaan, guru

matematika dan siswa dengan hasil observasi dalam pembelajaran

matematika di lingkungan SMA Santo Yosef Pangkalpinang.

Langkah kedua yang dilakukan oleh peneliti adalah membandingkan

hasil wawancara yang didapatkan dari informan yang satu dengan informan

yang lain, misalnya data hasil wawancara dengan kepala sekolah maka

peneliti membandingkannya dengan data hasil wawancara dengan wakil

kepala sekolah bidang kurikulum, wakil kepala sekolah bidang kesiswaan,

guru matematika maupun siswa.

Langkah ketiga yang dilakukan oleh peneliti adalah membandingkan

data hasil wawancara dengan dokumen yang berisi mengenai

pengembangan pendidikan karakter dalam pembelajaran matematika di

SMA Santo Yosef Pangkalpinang.

Selain itu, akan dilakukan validasi dari pakar (dosen maupun guru

matematika) terhadap instrumen bantu yang akan digunakan dalam proses

wawancara, observasi maupun kegiatan penelitian lainnya. Proses validasi

dari pakar ini bertujuan agar instrumen bantu yang telah disusun tersebut

dapat membantu peneliti dalam memperoleh hasil yang sesuai dengan

rumusan masalah sehingga dapat diperoleh data yang dapat menjelaskan

mengenai bagaimana proses pendidikan karakter secara umum dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

75

bagaimana proses pendidikan karakter pada pembelajaran matematika serta

keefektifan pendidikan karakter di SMA Santo Yosef Pangkalpinang pada

tahun ajaran 2017/2018.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

76

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian

Penelitian dilaksanakan di SMA Santo Yosef Pangkalpinang. SMA

Santo Yosef Pangkalpinang terletak di Jalan Solihin GP, RT 8 / RW 3,

Kelurahan Gajah Mada, Kecamatan Rangkui, Kota Pangkalpinang, Provinsi

Kepulauan Bangka Belitung. SMA Santo Yosef Pangkalpinang berada di

perbatasan antara Pangkalpinang dan Bangka Tengah sehingga jaraknya

tidak terlalu dekat dengan pusat perkotaan. SMA Santo Yosef

Pangkalpinang berada dalam satu area dengan SMP Santa Theresia. SMA

Santo Yosef Pangkalpinang berada dalam naungan Yayasan Tunas Karya

sehingga status sekolah adalah swasta. Letaknya bersebelahan dengan

Gereja Santa Bernadeth Pangkalpinang dan dekat dengan SMAK Seminari

Mario John Boen Pangkalpinang serta Bruderan Budi Mulia Pangkalpinang.

Untuk suasana pembelajaran relatif tenang dikarenakan letak sekolah

berada di belakang SMP Santa Theresia Pangkalpinang.

Visi SMA Santo Yosef Pangkalpinang adalah komunitas yang

unggul secara akademis, bertumpu pada hati nurani dan solider terhadap

sesama. Misi SMA Santo Yosef Pangkalpinang adalah:

1. Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara efektif sehingga

komunitas sekolah dapat berkembang secara optimal sesuai dengan

potensi masing-masing.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

77

2. Menumbuhkembangkan nilai-nilai kejujuran dan keadilan.

3. Mengembangkan kepekaan terhadap masalah-masalah sosial.

Berikut adalah diagram alir yang digunakan untuk menggambarkan

pelaksanaan penelitian:

Gambar 1. Diagram Alir Pelaksanaan Penelitian

Penelitian dilakukan dengan memberikan surat izin penelitian kepada

Ibu Nyuk Fan, S.Pd., selaku kepala SMA Santo Yosef Pangkalpinang pada

tanggal 20 November 2017. Setelah mendapatkan izin penelitian di SMA

Santo Yosef Pangkalpinang, maka langkah selanjutnya adalah

mendiskusikan mekanisme penelitian kepada kepala sekolah. Hal-hal yang

terkait dengan mekanisme penelitian adalah mengenai waktu pengumpulan

Melakukan analisis data

Melakukan penarikan

kesimpulan

Melaksanakan observasi

lapangan (sekolah)

Mendiskusikan

mekanisme penelitian

kepada pihak sekolah

Melakukan triangulasi

data

Melakukan pengumpulan

data

Melaksanakan observasi

kelas

Melaksanakan

wawancara

Melakukan analisis

dokumen sekolah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

78

data yang akan dilaksanakan di SMA Santo Yosef Pangkalpinang,

mengenai kelas yang akan digunakan sebagai kelas observasi oleh peneliti,

dokumen-dokumen yang dibutuhkan oleh peneliti terkait dengan data hasil

penelitian yang akan digunakan oleh peneliti dalam melakukan triangulasi,

serta hal-hal lainnya yang menyangkut dengan mekanisme penelitian.

Selain itu, peneliti juga melakukan diskusi dengan Bapak Drs. Budi

Gunawan, S.Mn., selaku guru matematika SMA Santo Yosef

Pangkalpinang terkait dengan kelas yang akan diambil sebagai lokasi

observasi oleh peneliti serta situasi dan kondisi kelas yang akan dijadikan

sebagai lokasi penelitian. Sebelum peneliti melaksanakan observasi di

lapangan, maka langkah awal yang dilakukan oleh peneliti adalah dengan

menyerahkan proposal skripsi yang telah disetujui oleh Prof. Dr. St.

Suwarsono, selaku dosen pembimbing skripsi kepada pihak sekolah pada

tanggal 07 Februari 2018. Setelah proposal skripsi diterima oleh pihak

sekolah, maka peneliti memulai pelaksanaan pengumpulan data pada

tanggal 08 Februari 2018.

Pengumpulan data dilaksanakan pada tanggal 08 Februari 2018, 09

Februari 2018, 20 Februari 2018, 22 Februari 2018, 24 Februari 2018, 26

Februari 2018, 27 Februari 2018, 28 Februari 2018, 01 Maret 2018, 02

Maret 2018, 03 Maret 2018, 05 Maret 2018, 06 Maret 2018, 07 Maret 2018,

08 Maret 2018, 09 Maret 2018, 10 Maret 2018, 12 Maret 2018, 13 Maret

2018, 14 Maret 2018, 15 Maret 2018, 16 Maret 2018, dan 24 Maret 2018.

Adapun rincian kegiatan pelaksanaan penelitian adalah sebagai berikut:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

79

Tabel 4.1. Waktu Kegiatan Pengumpulan Data

Tahap Waktu Kegiatan

1 08 Februari 2018 Observasi pembelajaran

matematika di kelas XI IS 3

(ulangan harian), XI IS 2

(ulangan harian), XI IS 1

2 09 Februari 2018 Observasi pembelajaran

matematika di kelas X IIS 2

dan X IIS 1

3 20 Februari 2018 Observasi pembelajaran

matematika di kelas X IIS

2, X IIS 1, dan XI IS 2

4 22 Februari 2018 Observasi pembelajaran

matematika di kelas XI IS

3, dan XI IS 2

5 24 Februari 2018 Observasi kegiatan open

house imlek bersama SMA

Santo Yosef Pangkalpinang

6 26 Februari 2018 Observasi pembelajaran

matematika di kelas XI IS

3, X MIA 2, X MIA 1

7 26 Februari 2018 Wawancara dengan Ibu

Nyuk Fan, S.Pd. (selaku

Kepala SMA Santo Yosef

Pangkalpinang)

8 27 Februari 2018 Observasi pembelajaran

matematika di kelas X IIS

2, X IIS 1, XI IS 2

9 27 Februari 2018 Wawancara dengan Bapak

Friadelis Ignatius Pardede,

S.Pd. (selaku Wakil Kepala

SMA Santo Yosef

Pangkalpinang bidang

kesiswaan)

10 28 Februari 2018 Observasi pembelajaran

matematika di kelas X

MIA 2, X MIA 3, X MIA 1

11 01 Maret 2018 Observasi pembelajaran

matematika di kelas XI IS

3, XI IS 2, XI IS 1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

80

Tahap Waktu Kegiatan

12 02 Maret 2018 Observasi pembelajaran

matematika di kelas X IIS

2, X IIS1

13 03 Maret 2018 Observasi pembelajaran

matematika di kelas XI IS 1

14 03 Maret 2018 Wawancara dengan Bapak

Frans, S.Pd. (selaku Wakil

Kepala SMA Santo Yosef

Pangkalpinang bidang

kurikulum)

15 05 Maret 2018 Observasi pembelajaran

matematika di kelas X MIA

3

16 06 Maret 2018 Observasi pembelajaran

matematika di kelas X IIS

2, X IIS 1, XI IS 2

17 07 Maret 2018 Observasi pembelajaran

matematika di kelas X MIA

2, X MIA 3, X MIA 1

18 08 Maret 2018 Observasi pembelajaran

matematika di kelas XI IS

3, XI IS 2, XI IS 1

19 09 Maret 2018 Observasi pembelajaran

matematika di kelas X IIS

2, X IIS 1

20 10 Maret 2018 Observasi pembelajaran

dalam pengembangan diri

bidang matematika

21 12 Maret 2018 Observasi pembelajaran

matematika di kelas X MIA

3, XI IS 3, X MIA 2, X

MIA 1

22 13 Maret 2018 Observasi pembelajaran

matematika di kelas X IIS

2, X IIS 1, XI IS 2

23 14 Maret 2018 Observasi pembelajaran

matematika di kelas X MIA

2, X MIA 3, X MIA 1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

81

Tahap Waktu Kegiatan

24 15 Maret 2018 Observasi pembelajaran

matematika di kelas XI IS

3, XI IS 2, XI IS 1

25 15 Maret 2018 Wawancara dengan siswa

SMA Santo Yosef

Pangkalpinang

26 15 Maret 2018 Wawancara dengan siswi

SMA Santo Yosef

Pangkalpinang

27 16 Maret 2018 Observasi pembelajaran

matematika di kelas X IIS

2, X IIS 1

28 24 Maret 2018 Wawancara dengan Bapak

Drs. Budi Gunawan, S.Mn.

(selaku guru matematika

SMA Santo Yosef

Pangkalpinang)

Wawancara dengan kepala sekolah, wakil kepala sekolah bidang

kesiswaan, wakil kepala sekolah bidang kurikulum, guru matematika SMA

Santo Yosef Pangkalpinang bertujuan untuk memperoleh data mengenai

proses pendidikan karakter secara umum dan proses pendidikan karakter

melalui pembelajaran matematika serta untuk memperoleh data mengenai

keefektifan pendidikan karakter melalui pembelajaran matematika di SMA

Santo Yosef Pangkalpinang. Observasi terhadap proses pembelajaran

matematika bertujuan untuk menguatkan data yang diperoleh melalui

dokumen-dokumen yang terkait dengan proses pendidikan karakter secara

umum dan proses pendidikan karakter melalui pembelajaran matematika

serta dari data-data yang diperoleh dari hasil wawancara dengan kepala

sekolah, wakil kepala sekolah bidang kesiswaan, wakil kepala sekolah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

82

bidang kurikulum, dan guru matematika terkait dengan penanaman

pendidikan karakter melalui pembelajaran matematika di SMA Santo Yosef

Pangkalpinang. Data hasil wawancara dengan siswa/siswi SMA Santo

Yosef Pangkalpinang bertujuan untuk menguatkan data yang diperoleh dari

hasil observasi/pengamatan, data hasil dokumen mengenai penanaman

pendidikan karakter melalui proses pembelajaran matematika di SMA Santo

Yosef Pangkalpinang serta untuk meninjau kembali keefektifan pendidikan

karakter melalui proses pembelajaran matematika di SMA Santo Yosef

Pangkalpinang.

1. Observasi Lingkungan Sekolah dan Kelas

Observasi lingkungan sekolah dilaksanakan oleh peneliti ketika

peneliti memberikan proposal skripsi kepada pihak sekolah. Melalui

observasi lingkungan sekolah tersebut, peneliti memperoleh beberapa

hal yang tidak biasa dikarenakan sebelum diadakan proses pembelajaran

di kelas maka seluruh warga sekolah diharuskan untuk menyanyikan

lagu Indonesia Raya sebanyak 3 stanza, di mana seluruh aktivitas

diwajibkan untuk berhenti secara total terlebih dahulu. Hal lain yang

peneliti dapatkan melalui observasi yaitu pada saat pukul 12.00, seluruh

warga sekolah diharuskan untuk melakukan kegiatan doa Angelus, serta

pada saat seluruh proses belajar mengajar telah selesai maka seluruh

warga sekolah diharuskan untuk menyanyikan mars pendidikan

karakter. Hal tersebut menjadi sesuatu yang unik diterapkan di sekolah.

Observasi kelas dilakukan oleh peneliti pada tanggal 08 Februari 2018,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

83

09 Februari 2018, 20 Februari 2018, 22 Februari 2018, 24 Februari

2018, 26 Februari 2018, 27 Februari 2018, 28 Februari 2018, 01 Maret

2018, 02 Maret 2018, 03 Maret 2018, 05 Maret 2018, 06 Maret 2018,

07 Maret 2018, 08 Maret 2018, 09 Maret 2018, 10 Maret 2018, 12 Maret

2018, 13 Maret 2018, 14 Maret 2018, 15 Maret 2018, dan 16 Maret

2018. Kelas yang dilakukan pengamatan/observasi oleh peneliti yaitu

kelas X IIS 1, X IIS 2, X MIA 1, X MIA 2, X MIA 3, XI IS 1, XI IS 2,

dan XI IS 3. Observasi dilakukan dengan cara merekam segala aktivitas

proses pembelajaran matematika dalam bentuk video dan dengan cara

mengisi lembar observasi terkait dengan penanaman karakter melalui

proses pembelajaran matematika. Kurikulum yang digunakan dalam

pembelajaran matematika untuk kelas X IIS 1, X IIS 2 adalah kurikulum

2013 SMA IPS. Kurikulum yang digunakan dalam pembelajaran

matematika untuk kelas X MIA 1, X MIA 2, X MIA 3 adalah kurikulum

2013 SMA IPA. Kurikulum yang digunakan dalam pembelajaran

matematika untuk kelas XI IS 1, XI IS 2, XI IS3 adalah kurikulum KTSP

SMA IPS. Kelas X IIS 1 terdiri dari 13 orang siswa dan 21 orang siswi,

kelas X IIS 2 terdiri dari 13 orang siswa dan 20 orang siswi, kelas X

MIA 1 terdiri dari 15 orang siswa dan 20 orang siswi, kelas X MIA 2

terdiri dari 17 orang siswa dan 19 orang siswi, kelas X MIA 3 terdiri

dari 14 orang siswa dan 20 orang siswi, kelas XI IS 1 terdiri dari 13

orang siswa dan 20 orang siswi, kelas XI IS 2 terdiri dari 14 orang siswa

dan 19 orang siswi, kelas XI IS 3 terdiri dari 14 orang siswa dan 19

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

84

orang siswi. Secara keseluruhan proses pembelajaran matematika

berlangsung dengan lancar dan baik dikarenakan sebelum memulai

proses pembelajaran guru meminta seluruh siswa/siswi untuk

membersihkan kelas terlebih dahulu dengan tujuan untuk membuat

suasana nyaman dalam proses pembelajaran. Suasana di dalam kelas

juga terasa nyaman dikarenakan setiap kelas terdapat Air Conditioner

sehingga siswa/siswi dapat belajar dengan nyaman serta siswa/siswi

mengikuti pembelajaran matematika secara aktif.

2. Wawancara

Wawancara dilakukan dengan kepala sekolah, wakil kepala sekolah

bidang kesiswaan, wakil kepala sekolah bidang kurikulum, guru

matematika, serta siswa/siswi SMA Santo Yosef Pangkalpinang.

Wawancara dilakukan untuk memperoleh data mengenai proses

pendidikan karakter secara umum dan untuk memperoleh data mengenai

proses pendidikan karakter dalam pembelajaran matematika diterapkan

di SMA Santo Yosef Pangkalpinang serta untuk memperoleh data

mengenai keefektifan penanaman pendidikan karakter dalam

pembelajaran matematika diterapkan di SMA Santo Yosef

Pangkalpinang. Berikut rincian wawancara yang dilakukan:

a. Wawancara dengan Kepala Sekolah

Wawancara dengan kepala SMA Santo Yosef

Pangkalpinang dilakukan di ruang kepala SMA Santo Yosef

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

85

Pangkalpinang. Wawancara dilakukan dengan narasumber yaitu

Ibu Nyuk Fan, S.Pd., selaku kepala SMA Santo Yosef

Pangkalpinang. Wawancara dengan kepala SMA Santo Yosef

Pangkalpinang dilakukan pada tanggal 26 Februari 2018.

Wawancara dilakukan pukul 07.30-08.03. Wawancara

dilakukan dalam suasana yang cukup terhindar dari suasana

keramaian dikarenakan ruangan kepala SMA Santo Yosef

Pangkalpinang berada cukup jauh dari ruangan kelas dan

ruangan hanya berada di samping ruangan tata usaha sehingga

suasana cukup kondusif, tetapi bunyi bel pergantian jam

pelajaran saja yang dapat terdengar dikarenakan bel pergantian

jam pelajaran tersebut dikhususkan untuk satu sekolah sehingga

terdengar dengan jelas. Selain itu, kepala sekolah menjawab

pertanyaan dengan komunikatif sehingga wawancara

berlangsung secara lancar sesuai dengan yang diharapkan dan

direncanakan.

b. Wawancara dengan Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan

Wawancara dengan wakil kepala SMA Santo Yosef

Pangkalpinang bidang kesiswaan dilakukan di ruang wakil

kepala SMA Santo Yosef Pangkalpinang bidang kesiswaan.

Wawancara dilakukan dengan narasumber yaitu Bapak Friadelis

Ignatius Pardede, S.Pd., selaku wakil kepala SMA Santo Yosef

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

86

Pangkalpinang bidang kesiswaan. Wawancara dengan wakil

kepala SMA Santo Yosef Pangkalpinang bidang kesiswaan

dilakukan pada tanggal 27 Februari 2018. Wawancara dilakukan

pukul 10.00-10.27. Wawancara dilakukan dalam suasana yang

cukup terhindar dari suasana keramaian walaupun ruangan

berada di sebelah kelas X IIS 1, namun suasana kelas dapat

terkondisikan sehingga wawancara dapat berjalan secara

kondusif. Selain itu, proses wawancara dari awal hingga akhir

dapat berjalan secara baik dan lancar dikarenakan Bapak

Friadelis dapat menjawab pertanyaan secara lancar.

c. Wawancara dengan Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum

Wawancara dengan wakil kepala SMA Santo Yosef

Pangkalpinang bidang kurikulum dilakukan di ruang wakil

kepala SMA Santo Yosef Pangkalpinang bidang kurikulum.

Wawancara dilakukan dengan narasumber yaitu Bapak Frans,

S.Pd., selaku wakil kepala SMA Santo Yosef Pangkalpinang

bidang kurikulum. Wawancara dengan wakil kepala SMA Santo

Yosef Pangkalpinang bidang kurikulum dilakukan pada tanggal

03 Maret 2018. Wawancara dilakukan pukul 10.00-10.15.

Wawancara dilakukan dalam suasana yang cukup terhindar dari

suasana keramaian walaupun ruangan berada di sebelah

laboratorium kimia, namun saat itu laboratorium sedang tidak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

87

digunakan sehingga tidak ada suasana keramaian yang dapat

mengganggu jalannya wawancara. Akan tetapi seperti yang

terjadi saat wawancara dengan kepala sekolah, bunyi pergantian

bel untuk jam pelajaran saja yang masih terdengar ketika proses

wawancara dilakukan. Proses wawancara dari awal hingga akhir

berlangsung secara lancar dikarenakan Bapak Frans menjawab

dengan lancar dan baik.

d. Wawancara dengan Guru Matematika

Wawancara dengan guru matematika SMA Santo Yosef

Pangkalpinang dilakukan di bimbingan belajar Budi Gunawan.

Wawancara dilakukan dengan narasumber yaitu Bapak Drs.

Budi Gunawan, S.Mn., selaku guru matematika SMA Santo

Yosef Pangkalpinang. Wawancara dengan guru matematika

SMA Santo Yosef Pangkalpinang dilakukan pada tanggal 24

Maret 2018. Wawancara dilakukan pukul 10.03-10.59.

Wawancara dilakukan dalam suasana yang cukup terhindar dari

suasana keramaian sehingga tidak mengganggu proses

wawancara. Proses wawancara dari awal hingga akhir

berlangsung secara lancar dikarenakan Bapak Budi menjawab

dengan lancar dan baik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

88

e. Wawancara dengan Siswa SMA Santo Yosef Pangkalpinang

Wawancara dengan siswa SMA Santo Yosef Pangkalpinang

dilakukan di bimbingan belajar Budi Gunawan. Wawancara

dilakukan dengan 1 siswa SMA Santo Yosef Pangkalpinang.

Wawancara dengan siswa matematika SMA Santo Yosef

Pangkalpinang dilakukan pada tanggal 15 Maret 2018.

Wawancara dilakukan pukul 16.40-16.50. Wawancara

dilakukan dalam suasana yang cukup terhindar dari suasana

keramaian sehingga tidak mengganggu proses wawancara.

Wawancara dilakukan dengan suasana santai sehingga siswa

menjawab pertanyaan yang diajukan oleh peneliti tanpa merasa

tertekan dengan proses wawancara. Proses wawancara dari awal

hingga akhir berlangsung secara lancar dikarenakan siswa

menjawab dengan lancar dan baik.

f. Wawancara dengan Siswi SMA Santo Yosef Pangkalpinang

Wawancara dengan siswa SMA Santo Yosef Pangkalpinang

dilakukan di bimbingan belajar Budi Gunawan. Wawancara

dengan siswa matematika SMA Santo Yosef Pangkalpinang

dilakukan pada tanggal 15 Maret 2018. Wawancara dilakukan

dengan 1 siswi SMA Santo Yosef Pangkalpinang. Wawancara

dilakukan pukul 17.35-17.45. Wawancara dilakukan dalam

suasana yang cukup terhindar dari suasana keramaian sehingga

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

89

tidak mengganggu proses wawancara. Wawancara dilakukan

dengan suasana santai sehingga siswa menjawab pertanyaan

yang diajukan oleh peneliti tanpa merasa tertekan dengan proses

wawancara. Proses wawancara dari awal hingga akhir

berlangsung secara lancar dikarenakan siswi menjawab dengan

lancar dan baik.

B. Deskripsi Data Penelitian

Deskripsi data hasil wawancara dan observasi kelas merupakan data

yang akan dianalisis. Selain itu, peneliti juga memperoleh data pendukung

yang berupa RPP, silabus beserta dokumen yang dimiliki oleh sekolah. Data

hasil wawancara dalam penelitian ini adalah data hasil wawancara dengan

kepala SMA Santo Yosef Pangkalpinang, data hasil wawancara dengan

wakil kepala SMA Santo Yosef Pangkalpinang bidang kesiswaan, data hasil

wawancara dengan wakil kepala SMA Santo Yosef Pangkalpinang bidang

kurikulum, data hasil wawancara dengan guru matematika SMA Santo

Yosef Pangkalpinang, data hasil wawancara dengan siswa SMA Santo

Yosef Pangkalpinang, serta data hasil wawancara dengan siswi SMA Santo

Yosef Pangkalpinang. Observasi kelas pada saat pembelajaran matematika

dilakukan sebanyak 50 kali. Observasi kelas dilakukan pada tanggal 09

Februari 2018, 20 Februari 2018, 22 Februari 2018, 26 Februari 2018, 27

Februari 2018, 28 Februari 2018, 01 Maret 2018, 02 Maret 2018, 03 Maret

2018, 05 Maret 2018, 06 Maret 2018, 07 Maret 2018, 08 Maret 2018, 09

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

90

Maret 2018, 10 Maret 2018, 12 Maret 2018, 13 Maret 2018, 14 Maret 2018,

15 Maret 2018, 16 Maret 2018. Observasi kelas pada saat ulangan akhir

untuk suatu materi dilakukan pada tanggal 08 Februari 2018 dan dilakukan

sebanyak 2 kali. RPP dan silabus matematika diperoleh dari guru

matematika SMA Santo Yosef Pangkalpinang, serta dokumen sekolah

diperoleh dari kepala SMA Santo Yosef Pangkalpinang, wakil kepala SMA

Santo Yosef Pangkalpinang, serta dari bagian tata usaha SMA Santo Yosef

Pangkalpinang. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti,

maka berikut akan dijabarkan beberapa deskripsi data yang diperoleh oleh

peneliti melalui proses penelitian.

1. Proses pendidikan karakter yang diterapkan secara umum di SMA Santo

Yosef Pangkalpinang pada tahun ajaran 2017/2018

Pendidikan karakter di SMA Santo Yosef Pangkalpinang

dilatarbelakangi oleh visi dan misi sekolah serta berdasarkan ciri khas

pendidikan katolik. Ibu Nyuk Fan, S.Pd., selaku kepala SMA Santo

Yosef Pangkalpinang menjelaskan bahwa dengan mendidik hanya

bertujuan untuk mencerdaskan intelektualnya saja maka akan

menciptakan generasi yang membahayakan. Oleh karena itu,

pendidikan karakter sangat penting supaya siswa dapat mendasari

semua ilmu yang didapatkan sehingga dengan karakter yang baik,

perilaku yang baik, iman yang kuat, maka ilmu itu akan menjadi sesuatu

yang akan bermanfaat bagi kehidupan banyak orang. Cara yang

dilakukan sekolah untuk mencapai tujuan tersebut adalah dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

91

melakukan pembiasaan. Pembiasaan yang dimaksud adalah dengan

melakukan senyum, sapa, salam, lalu kebiasaan berdoa, kemudian

menghormati bendera setiap pagi. Hal tersebut diinternalisasi secara

pelan-pelan atau bertahap supaya siswa memiliki kecintaan terhadap

tanah air, dan hormat pada sesama, keterbukaan, keramahan, dan

seterusnya. Untuk proses mengevaluasi penyelenggaraan pendidikan

karakter dilakukan secara terus menerus, di mana tidak ada waktu yang

definitif untuk proses evaluasi tersebut. Cara yang dilakukan oleh pihak

sekolah untuk mengevaluasi penyelenggaraan pendidikan karakter yaitu

melalui diskusi, di mana dari diskusi tersebut didata kira-kira yang

masih kurang dan hal-hal yang baik tetap dipertahankan. Untuk yang

kurang tersebut dicari alternatifnya. Bahan evaluasi diambil dari

catatan-catatan, evaluasi harian dari teman-teman di kesiswaan, maupun

pembina OSIS, di mana evaluasi dikolaborasikan antara kesiswaan yang

mencakup OSIS, MPK, pastoral sekolah dengan jajaran struktural.

Bapak Friadelis Ignatius Pardede, S.Pd., selaku wakil kepala SMA

Santo Yosef Pangkalpinang bidang kesiswaan mengemukakan bahwa

tujuan dari penyelenggaraan pendidikan karakter di SMA Santo Yosef

Pangkalpinang disesuaikan dengan visi dan misi sekolah yaitu bertumpu

pada hati nurani, solider terhadap sesama. Dari hal tersebut memiliki

makna bahwa selain mengejar nilai akademik, maka siswa harus

bertumpu pada hati nurani dan solider terhadap sesama, seperti yang

dicontohkan bahwa untuk melihat siswa yang terlambat harus diberikan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

92

surat peringatan atau tidak maka harus melihat terlebih dahulu alasan

dari keterlambatan tersebut, sehingga melalui hal tersebut maka hal

tersebut dilihat secara hati nurani dan solider terhadap sesama. Metode

yang digunakan oleh sekolah untuk mencapai tujuan tersebut yaitu

dengan menanamkan sikap yang baik kepada siswa. Sebagai contoh

memimpin doa saat memulai pelajaran, mengembalikan uang yang

ditemukan oleh siswa tersebut sehingga melalui proses seperti itu maka

siswa akan terbiasa dengan pola yang terbentuk sehingga dalam

kehidupannya sehari-hari diharapkan pola-pola itu dapat dikembangkan

oleh dirinya. Selain itu, sekolah juga ikut terlibat secara aktif dalam

musibah yang terjadi di lokasi yang jaraknya jauh dengan cara ikut

berperan ikut andil dalam membantu kesulitan masyarakat yang

mengalami musibah. Cara untuk mengevaluasi penyelenggaraan

pendidikan karakter yaitu dengan berdasarkan pantauan guru BK

tentang karakter siswa, kemudian dari pantauan wali kelas mengenai

hal-hal yang dilakukan oleh siswa terkait dengan karakter serta

penanganan dari kesiswaan sendiri, dan ditambah dengan penanaman

karakter oleh guru-guru yang lain.

Bapak Frans, S.Pd., selaku wakil kepala SMA Santo Yosef

Pangkalpinang bidang kurikulum mengemukakan bahwa kurikulum di

SMA Santo Yosef Pangkalpinang mengikuti pedoman dari pusat dan

untuk sekolah Katolik ada kurikulum berbasis gereja Katolik, di mana

yang diambil adalah nilai-nilai universal suatu gereja Katolik. Dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

93

melaksanakan pendidikan karakter, maka yang harus dilakukan adalah

pembekalan pada kemampuan guru dalam memberikan contoh atau

sebagai pusat bagi siswa sehingga siswa akan mengikuti hal yang sama

seperti yang dicontohkan oleh guru. Untuk kurikulum di SMA Santo

Yosef sudah terintegrasi dengan pendidikan karakter dikarenakan ada 2

kurikulum yang digunakan dalam proses pembelajaran, Kurikulum

2013 digunakan pada kelas X yang sudah mulai penjurusan serta

Kurikulum 2006 atau KTSP digunakan pada kelas XI dan XII. Dalam

Kurikulum 2013 sudah diutamakan pendidikan karakternya, dilihat dari

sisi penilaiannya yaitu sikap. Untuk Kurikulum 2006 atau KTSP sudah

include di dalam pembelajaran sejak dulu melalui kurikulum yang

didasarkan pada sekolah katolik. Pengembangan karakter di SMA Santo

Yosef Pangkalpinang dilakukan dengan cara memberi salam, berdoa

saat mulai dan berakhirnya proses pembelajaran, serta setiap pukul

12.00 melakukan doa malaikat Tuhan atau doa Angelus.

Berdasarkan data yang diperoleh dari wawancara dengan siswi SMA

Santo Yosef Pangkalpinang diperoleh hasil bahwa dirinya selalu

diingatkan akan cinta pada tanah air dengan menyanyikan lagu

Indonesia Raya sebanyak 3 stanza, kemudian berdoa angelus pada pukul

12.00 yang bertujuan untuk menanamkan karakter religius kepada setiap

komponen sekolah serta setiap selesai jam pelajaran maka harus

menyanyikan mars pendidikan karakter yang dimaksudkan agar dapat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

94

memiliki kepribadian dan karakter yang baik dalam setiap kegiatan yang

dilakukan.

Berdasarkan data yang diperoleh dari wawancara dengan siswa

SMA Santo Yosef Pangkalpinang diperoleh hasil bahwa siswa tersebut

juga selalu diingatkan agar cinta pada tanah air oleh pihak sekolah

melalui proses menyanyikan lagu Indonesia Raya sebanyak 3 stanza, di

mana ketika sedang menyanyikan lagu tersebut maka segala aktivitas

baik itu yang penting maupun tidak maka harus dihentikan untuk

menghargai pendiri bangsa dan negara Indonesia ketika dahulu berjuang

untuk kemerdekaan Indonesia. Hal lainnya adalah setiap pukul 12.00

maka seluruh warga sekolah harus melakukan kegiatan doa angelus

yang bertujuan untuk menanamkan sikap religius kepada seluruh warga

sekolah sehingga melalui kegiatan tersebut siswa selalu teringat akan

doa untuk orang tua maupun doa untuk memohon berkat dari Tuhan

serta pada setiap akhir pembelajaran pada hari itu maka harus

menyanyikan mars pendidikan karakter yang dimaksudkan agar dapat

memiliki kepribadian dan karakter yang baik dalam setiap kegiatan yang

kami lakukan, mars tersebut membawa ketenangan ketika

mendengarnya karena liriknya yang berisi ajakan untuk penanaman

karakter.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

95

2. Proses pendidikan karakter yang diterapkan melalui pembelajaran

matematika di SMA Santo Yosef Pangkalpinang pada tahun ajaran

2017/2018

Ibu Nyuk Fan, S.Pd., selaku kepala SMA Santo Yosef

Pangkalpinang menjelaskan bahwa persiapan yang dilakukan oleh

sekolah dalam menunjang pendidikan karakter adalah dengan mengolah

pendidikan karakter tersebut oleh wakil kepala sekolah bidang

kesiswaan bekerjasama dengan guru BK, di mana evaluasi dilakukan

secara terus menerus terhadap pelaksanaan pendidikan karakter

tersebut. Untuk waktu yang diperlukan dalam merancang pendidikan

karakter sudah dilakukan sebelum dimulainya tahun ajaran baru oleh

jajaran struktural secara terus menerus namun waktunya tersebut tidak

secara definitif dikarenakan proses untuk merancang tersebut dilakukan

dengan berdasarkan evaluasi serta dari laporan wakasis. Untuk proses

menginternalisasi pendidikan karakter melalui pembelajaran

matematika, maka yang dilakukan yaitu dengan dimulai dari analisis

materi, RPP, serta hal-hal lain yang sudah menyisipkan pendidikan

karakter. Pada proses tersebut maka guru harus memiliki ketekunan

yang luar biasa dalam menyusun program pembelajaran dikarenakan

untuk membentuk kepercayaan diri yang tinggi dari anak-anak sehingga

anak-anak memiliki kepercayaan dalam menyelesaikan soal

matematika. Selain itu, guru matematika juga harus dapat menguatkan

pendidikan karakter melalui teknologi yang sedang berkembang. Untuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

96

tujuan pendidikan karakter diterapkan di SMA Santo Yosef

Pangkalpinang itu sendiri adalah hendak membentuk manusia yang

seimbang, baik dari segi emosionalnya, segi sosialnya, segi

intelektualnya, kepribadiannya, serta dari segi keimanannya. Oleh

karena itu, diharapkan ketika siswa lulus dari sekolah ini maka akan

menjadi pribadi yang lengkap, di mana siswa selain memiliki

kecerdasan di bidang akademik, maka siswa juga harus memiliki

kecerdasan sosial, kecerdasan emosi, serta iman yang kuat.

Bapak Friadelis Ignatius Pardede, S.Pd., selaku wakil kepala SMA

Santo Yosef Pangkalpinang bidang kesiswaan mengemukakan bahwa

cara yang dilakukan oleh pihak sekolah untuk mempersiapkan

penyelenggaraan pendidikan karakter yaitu dengan berdasarkan

kurikulum terlebih dahulu, kemudian secara teknis diserahkan kepada

masing-masing guru mata pelajaran untuk mengembangkan pendidikan

karakter tersebut. Dalam proses persiapan tersebut, maka tidak

membutuhkan waktu yang cukup lama, namun terus menerus sehingga

siswa selalu diingatkan mengenai penanaman karakter tersebut.

Kemudian peran serta guru dalam mempersiapkan penyelenggaraan

pendidikan karakter adalah dengan melalui kekompakan guru,

karyawan, kepala sekolah, struktural bersama-sama untuk menanamkan

pendidikan karakter kepada siswa. Untuk penanaman karakter di dalam

kelas maka menurut Bapak Friadelis maka yang dapat dilakukan adalah

penanaman karakter disesuaikan dengan materi yang akan diberikan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

97

kepada siswa. Jadi misalnya siswa diberikan pujian mengenai hasil

karyanya sendiri sehingga di dalam diri siswa akan diinternalisasi nilai-

nilai karakter yang baik sehingga proses tersebut akan secara bertahap

dalam proses pengembangan karakter di dalam dirinya. Menurut Bapak

Friadelis, pak Budi sendiri selaku guru matematika merupakan guru

teladan di SMA Santo Yosef Pangkalpinang, misalnya dalam hal

mengajar, dalam hal memberikan sanksi, dalam hal membina siswa.

Hal-hal yang dievaluasi oleh sekolah mengenai pendidikan karakter

yaitu mengenai apresiasi yang diberikan kepada siswa apabila siswa

mengalami perubahan karakter, dengan tujuan agar siswa menjadi lebih

semangat untuk memperbaiki karakternya. Untuk evaluasi itu sendiri

dilakukan secara kontinu atau terus menerus sehingga monitoring

terhadap penyelenggaraan pendidikan karakter tersebut dilakukan

melalui rapat dewan guru saat kenaikan kelas, di mana dalam rapat

tersebut dikemukakan mengenai perubahan karakter dari siswa yang

bersangkutan.

Bapak Frans, S.Pd., selaku wakil kepala SMA Santo Yosef

Pangkalpinang bidang kurikulum mengemukakan bahwa pelaksanaan

pendidikan karakter di SMA Santo Yosef sudah include di dalam suatu

pembelajaran dan sudah tercantum di dalam RPP, di mana guru

mengarahkan siswa pada arah-arah pendidikan karakter. Pendidikan

karakter diterapkan di SMA Santo Yosef Pangkalpinang dikarenakan

pendidikan karakter itu akan membentuk karakter siswa yang baik,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

98

dengan adanya sikap yang baik, semangat juang, maka akan secara

langsung berpengaruh terhadap intelektualnya sehingga ketika

karakternya baik, akan diikuti oleh kemampuan kompetensinya yang

baik juga. Dalam hal evaluasi mengenai pendidikan karakter, maka yang

menjadi tujuannya adalah untuk melihat sejauh mana pelaksanaan

pendidikan karakter tersebut dilakukan dan sejauh mana pencapaian

serta sejauh mana siswa memahaminya dan untuk melihat kekurangan-

kekurangan atau cara-cara yang kurang efektif dan evaluasi itu

dilakukan secara terus menerus sesuai dengan situasi dan kondisi.

Bapak Drs. Budi Gunawan, S.Mn., selaku guru matematika SMA

Santo Yosef Pangkalpinang mengemukakan bahwa tujuan pembelajaran

karakter di dalam pembelajaran matematika adalah matematika tidak

hanya bisa dipandang sebagai satu ilmu yang kaku tetapi di dalam

pembelajaran matematika juga bisa ditanamkan nilai-nilai humanisme,

sehingga matematika tidak hanya semata-mata sebagai ilmu yang

mementingkan logika dan sebagai ilmu yang kaku saja melainkan dalam

pembelajaran matematika banyak terkandung nilai kebajikan, nilai

kemanusiaan atau nilai humanis yang bisa ditanamkan kepada anak-

anak di sekolah. Oleh karena itu yang diharapkan oleh guru dengan

menerapkan pendidikan karakter melalui proses pembelajaran

matematika adalah anak tidak hanya sekedar mengandalkan logika, serta

hal-hal yang bersifat eksak saja melainkan anak-anak dapat mengambil

nilai-nilai karakter yang tertanam di dalam matematika, sehingga harus

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

99

adanya cara yang tepat dari guru untuk mengulas dan mengolah nilai-

nilai tersebut menjadi nilai-nilai kehidupan dan dapat menjadi nilai bagi

anak-anak. Nilai-nilai karakter itu banyak yang bisa diambil

dikarenakan menyentuh segala aspek kehidupan manusia. Metode yang

dapat diterapkan melalui pembelajaran matematika bisa bermacam-

macam tergantung situasi dalam lingkungan kelas, kemudian dilihat

mengenai materinya, lalu di dalam proses diskusi juga dapat disisipkan

nilai-nilai pendidikan karakter tersebut. Oleh karena itu, harus diberikan

penekanan kepada anak-anak dan harus dijelaskan sert disampaikan

kepada anak-anak bahwa melalui proses pembelajaran matematika

maka ada nilai-nilai yang bisa diambil, nilai-nilai yang bisa dilakukan

terkait dengan nilai-nilai karakter tersebut. Jadi di dalam segala kondisi

maka dapat disampaikan kepada anak-anak, namun harus adanya

penekanan bahwa melalui matematika maka ada nilai-nilai yang dapat

diperoleh, misalnya kerja keras, kesabaran, ketekunan, kemauan untuk

mencari tahu, kemauan untuk bertanya, kemauan untuk saling berbagi,

saling kerja sama, serta masih banyak nilai yang dapat digali lebih

banyak lagi melalui pembelajaran matematika. Untuk nilai karakter

kejujuran maka yang dapat dilakukan adalah dengan memberikan soal

yang bervariasi kepada anak-anak saat proses ulangan sehingga tidak

memungkinkan anak-anak untuk melakukan tindak kecurangan dan

disampaikan kepada anak-anak bahwa kejujuran itu penting, serta

senantiasa secara kontinu dilakukan pengontrolan, pengawasan dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

100

pendampingan kepada anak-anak untuk menanamkan nilai kejujuran di

dalam dirinya sendiri. Jadi untuk menanamkan nilai kejujuran maka

yang dapat dilakukan bukan hanya sekedar dari soal yang berbeda tetapi

kepercayaan diri anak-anak dalam mengerjakan soal harus dapat

dibangun secara terus menerus sehingga dengan adanya kepercayaan

diri pada anak-anak maka kejujuran akan tumbuh dengan sendirinya jika

anak-anak percaya bahwa mereka dapat menyelesaikan soal yang

diberikan. Untuk nilai karakter kepedulian maka yang dapat dilakukan

adalah dengan menerapkan metode diskusi yang diberikan melalui tugas

kelompok. Akan tetapi harus ditekankan bahwa keberhasilan bukan

hanya semata-mata tergantung pada diri sendiri tetapi juga ditopang oleh

orang lain juga sehingga kembali pada visi dan misi sekolah yaitu peduli

pada sesama maka melalui diskusi akan tampak bahwa pekerjaan akan

selesai apabila dikerjakan secara bersama-sama dan juga harus

ditanamkan bahwa teman-teman yang lemah harus dapat menjadi

tanggung jawab sebagai komunitas di kelas tersebut. Selain itu, anak-

anak yang kurang mampu dapat diberi tempat dengan anak-anak yang

mampu sehingga anak yang kurang mampu dapat merasa lebih dihargai.

Cara lainnya adalah dengan proses rolling, di mana saat pembelajaran

matematika maka peserta didik melakukan perpindahan tempat duduk

sehingga anak-anak dapat membantu teman-temannya yang kesulitan

sehingga secara bertahap akan muncul kepedulian dari anak-anak itu

terhadap teman-temannya yang kurang mampu dan anak yang kurang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

101

mampu itu sendiri mau bertanya apabila kurang paham dengan materi

yang diberikan. Untuk metode yang dapat digunakan untuk

menanamkan nilai karakter kedisiplinan yaitu harus berangkat dari awal

dalam proses pembelajaran. Yang dapat dilakukan adalah dengan

melakukan pemantauan terhadap tugas yang diberikan kepada anak-

anak, pemantauan terhadap anak dalam diskusi kelompok, serta harus

adanya reward dan punishment yang harus dapat diberikan kepada anak-

anak dalam proses pembelajaran. Melalui proses pembelajaran, maka

pemberian pujian harus dapat lebih banyak dibandingkan dengan

hukuman agar anak-anak dapat bekerja lebih keras lagi terhadap materi

selanjutnya. Untuk menanamkan nilai karakter ketelitian kepada siswa

maka metode yang dapat digunakan adalah dengan memberikan

kesempatan kepada anak-anak yang kurang percaya diri untuk dapat

mengerjakan soal yang diberikan kepada mereka dan harus adanya

pendampingan kepada anak-anak dalam proses mengerjakan tersebut.

Jadi bukan hanya guru saja melainkan teman-temannya yang

memberikan koreksi terhadap pekerjaan temannya yang diberikan

kesempatan untuk mengerjakan soal tersebut. Hal tersebut dikarenakan

apabila diberikan feedback oleh teman-temannya sendiri maka akan

adanya respon yang positif terhadap ketelitian mereka itu sendiri. Untuk

menanamkan nilai karakter kerja keras kepada siswa yaitu dengan

menumbuhkan habitat di dalam kelas itu dalam hal kerja keras. Oleh

karena itu di dalam kelas haruslah menyenangkan agar anak-anak dapat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

102

dengan santai memiliki keinginan untuk bekerja keras dalam proses

pembelajaran. Untuk menanamkan nilai karakter kreatif kepada siswa

yaitu dengan membuat model soal yang berbeda-beda dikarenakan

dengan adanya model soal yang berbeda maka anak-anak akan memiliki

berbagai cara untuk menyelesaikan soal yang diberikan. Selain itu

diberikan soal cerita, soal aplikasi, soal penerapan yang terkait dengan

materi mereka sehingga dengan adanya keberagaman model soal

tersebut maka anak-anak akan lebih memahami fungsi dari materi yang

dipelajarinya. Melalui hal itu juga maka anak-anak akan melihat bahwa

materi matematika tidak hanya ilmu yang kaku saja melainkan dapat

dipergunakan di dalam kehidupannya sehari-hari. Untuk menanamkan

nilai karakter rasa ingin tahu kepada siswa, maka yang dapat dilakukan

adalah diberikan soal-soal yang menantang sehingga anak-anak akan

memiliki rasa ingin tahu mengenai penyelesaian dari soal tersebut. Akan

tetapi, harus adanya pendampingan kepada anak-anak agar tidak adanya

rasa bosan apabila penyelesaian dari soal tersebut tidak dapat

ditemukan. Untuk menanamkan nilai karakter tanggung jawab yaitu

dengan memberikan pujian kepada anak-anak apabila mereka

mengerjakan soal-soal yang diberikan, dikarenakan dengan adanya

pujian maka anak-anak merasa dihargai kerja kerasnya dalam

menyelesaikan soal tersebut sehingga akan tumbuh rasa tanggung

jawabnya secara bertahap. Selain itu, dengan adanya kerja keras dari

guru untuk mengoreksi pekerjaan mereka maka telah memberikan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

103

contoh bahwa guru juga memiliki tanggung jawab untuk mengoreksi

pekerjaan mereka sehingga anak-anak akan memiliki contoh yang dapat

dipandang baik dalam bertanggung jawab terhadap suatu pekerjaan.

Nilai-nilai karakter yang hendak ditunjukkan oleh guru melalui

pembelajaran matematika tergantung dari materi seperti apa yang

hendak disampaikan kepada anak-anak, nilai-nilai itu dapat diberikan

kepada anak-anak selama mendampingi proses pembelajaran di dalam

kelas maupun di luar kelas, selain itu nilai-nilai itu juga dapat

disampaikan melalui tugas individual, tugas kelompok, maupun ketika

diberikan suatu pertanyaan mengenai materi yang hendak dipelajari.

Oleh karena itu, seperti yang telah disampaikan supaya anak mengerti

mengenai nilai yang hendak disampaikan maka disampaikan secara

berulang-ulang kepada anak mengenai nilai yang hendak disampaikan

dengan dibantu proses refleksi di akhir pembelajaran. Persiapan yang

harus dilakukan oleh guru agar penanaman karakter dapat dilakukan

melalui proses pembelajaran adalah harus mempersiapkan diri dengan

tanggung jawab yang tinggi, sehingga tidak hanya sekedar datang saja

melainkan harus memiliki persiapan yang baik mengenai materi yang

akan diberikan kepada anak-anak. Persiapan yang dilakukan oleh guru

terkait dengan materi yang akan diintegrasikan dengan penanaman nilai

karakter kepada siswa yaitu guru harus seperti koki yang sudah

mengetahui dengan tepat apa yang harus dilakukan di ruangannya atau

guru dapat diibaratkan sebagai konduktor (dalam musik) yang bertugas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

104

untuk membawa suatu musik ke arah yang baik atau ke arah yang jelek

sehingga segala aktivitas dalam suatu kegiatan menjadi tanggung

jawabnya untuk dibawa ke arah yang lebih baik atau akan dibawa ke

arah yang sebaliknya. Jadi guru sudah harus mengetahui situasi dan

kondisi kelas sehingga proses pembelajaran dapat berjalan secara

efektif. Respon yang diberikan oleh siswa ketika proses pembelajaran

matematika adalah kelas akan merasa bosan apabila guru tidak

mempersiapkan diri dengan baik, sehingga diberikan perumpamaan

seperti koki itu sudah paham mau masak apa saja selama 2 jam. Jadi

dalam artian, guru sudah harus paham harus memberikan metode yang

tepat dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu, apabila diciptakan

suasana kelas yang menyenangkan maka kelas tidak akan merasa jenuh

selama proses pembelajaran matematika. Untuk suasana pembelajaran

yang diterapkan pendidikan karakter yaitu akan sangat indah apabila

proses pembelajaran tersebut dilaksanakan dengan cara yang baik atau

dengan sepenuh hati. Untuk evaluasi penyelenggaraan pendidikan

karakter di dalam proses pembelajaran maka dapat dilakukan sepanjang

pembelajaran, bisa dievaluasi ketika peserta didik sedang melakukan

diskusi maupun ketika peserta didik melakukan kegiatan yang terkait

dengan proses pembelajaran. Melalui evaluasi penyelenggaraan

pendidikan karakter maka yang menjadi bahan adalah sejauh mana

siswa memahami makna dari pendidikan karakter tersebut, serta sejauh

mana siswa mengaplikasikan pendidikan karakter yang ditanamkan di

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

105

sekolah dapat diterapkan di dalam kehidupan sehari-hari. Melalui

evaluasi juga diharapkan siswa dapat mengevaluasi penanaman karakter

yang dilakukan oleh guru di sekolah atau dengan kata lain siswa

mengevaluasi gurunya juga.

Berdasarkan data yang diperoleh dari wawancara dengan siswi SMA

Santo Yosef Pangkalpinang diperoleh hasil bahwa melalui

pembelajaran matematika maka Bapak Budi selalu memberikan

karakter-karakter yang positif kepada dirinya, misalnya disiplin,

tanggung jawab, religius, toleransi, dan menghargai orang lain serta

jujur, solider, cinta tanah air, serta kerja keras. Semua hal itu

disampaikan oleh Bapak Budi dengan tujuan agar dapat menjadi

seseorang yang tidak hanya memiliki kemampuan akademis yang baik,

melainkan juga harus ditopang dengan kepribadian yang baik pula.

Menurut dirinya suasana pembelajaran matematika yang menerapkan

pendidikan karakter sudah sangat menerapkan karakter yang positif

untuk setiap siswa sehingga siswa yang mengikuti pembelajaran

matematika dengan Bapak Budi menurut dirinya sudah mengikuti nilai-

nilai yang diajarkan oleh Bapak Budi dalam proses pembelajaran.

Menurut dirinya juga bahwa Bapak Budi selalu mengingatkan kepada

siswa untuk mendoakan orang tua yang telah bekerja keras, Bapak Budi

juga selalu mengingatkan agar siswa selalu disiplin dalam mengikuti

tata tertib yang ada di sekolah. Bapak Budi juga meminta siswa untuk

bertanggung jawab terhadap segala hal yang dilakukannya. Menurut

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

106

dirinya pula dikemukakan bahwa Bapak Budi merupakan salah satu

contoh guru yang dapat dijadikan panutan yang baik apabila dilihat dari

cara beliau dalam menanamkan pendidikan karakter terhadap setiap

siswa dikarenakan dalam setiap point yang diberikan oleh Bapak Budi

bukan hanya meminta saja namun melakukan atau memberi contoh

kepada siswa. Menurut dirinya juga Bapak Budi selalu memberikan

pendidikan karakter bukan hanya di dalam kelas saja namun juga

melakukan tindakan di luar kelas. Sebagai contoh disiplin dalam

mengikuti proses pembelajaran walaupun Pak Budi tidak sedang

mengajar di kelasnya tetapi Pak Budi selalu menegur siswa yang sering

terlambat mengikuti pelajaran. Hal lainnya adalah Pak Budi juga selalu

memberikan nasehat agar memiliki tanggung jawab yang baik dan selalu

menjaga lingkungan sekolah dengan merawat lingkungan sekolah

dengan cara yang sederhana, misalnya mengambil sampah yang

berserakan.

Berdasarkan hasil wawancara dengan siswa SMA Santo Yosef

Pangkalpinang diperoleh hasil bahwa melalui pembelajaran matematika

Pak Budi selalu memberikan nasehat yang terkait dengan karakter

misalnya disiplin, religius, toleransi, tanggung jawab, menghargai orang

lain, jujur, peduli terhadap sesama serta hal-hal lain yang terkait dengan

karakter sehingga Pak Budi dalam setiap pembelajaran selalu

menyisipkan penanaman karakter kepada setiap siswa. Pak Budi juga

tidak hanya memberikan nasehat saja melainkan memberikan contoh

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

107

yang nyata mengenai penanaman karakter tersebut. Selain itu Pak Budi

tidak hanya memberikan contoh saat di kelas saja namun Pak Budi

selalu memberikan contoh penanaman karakter saat berada di luar kelas

secara langsung kepada setiap siswa. Suasana pembelajaran yang

dibangun oleh Pak Budi yaitu selalu menghadirkan suasana

pembelajaran matematika yang dikaitkan dengan penanaman karakter

kepada setiap siswa dikarenakan diharapkan siswa dapat tumbuh dan

berkembang menjadi pribadi yang berkarakter baik dalam kehidupan

bermasyarakat dan bernegara. Menurut dirinya pendidikan karakter

yang telah diberikan melalui proses pembelajaran matematika sangat

dipahami mengenai nilai-nilai yang hendak disampaikan misalnya nilai

kedisiplinan, nilai tanggung jawab, nilai solider terhadap sesama, nilai

menghargai orang lain, dan sebagainya. Pak Budi juga dalam proses

pembelajaran selalu menghadirkan suasana yang kadang tegang dan

kadang santai dikarenakan Pak Budi adalah sosok guru yang sangat

berkarakter baik itu di dalam kelas maupun di luar kelas sehingga

apabila sedang memberikan materi pembelajaran maka karakter yang

diberikan oleh Pak Budi selalu bermacam-macam dengan tujuan agar

siswa dapat berkarakter pula.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

108

3. Keefektifan pendidikan karakter melalui pembelajaran matematika di

SMA Santo Yosef Pangkalpinang tahun ajaran 2017/2018

Berdasarkan hasil wawancara dengan Ibu Nyuk Fan, S.Pd., selaku

kepala SMA Santo Yosef Pangkalpinang maka hasil yang diperoleh

adalah untuk mengakomodasi penanaman pendidikan karakter bagi

siswa melalui kegiatan di luar pembelajaran maka sekolah menyediakan

berbagai macam kegiatan ekstrakurikuler yang memiliki tujuan untuk

mengembangkan pendidikan karakter bagi anak-anak itu sendiri. Hal

tersebut dikarenakan kegiatan ekstrakurikuler mempunyai andil yang

besar untuk pembentukan karakter siswa itu sendiri. Hal lainnya yang

dapat dilakukan adalah dengan melakukan pembiasaan kepada siswa,

pembiasaan-pembiasaan itu dilakukan mulai dari pagi hingga selesai

kegiatan belajar mengajar di sekolah. Untuk kurikulum sendiri

berpedoman pada kurikulum nasional, tetapi ditambah dengan visi dan

misi sekolah, motto sekolah, serta ciri khas pendidikan katolik pada

umumnya. Oleh karena itu, pendidikan karakter yang berkembang di

SMA Santo Yosef Pangkalpinang merupakan ramuan-ramuan dari

kurikulum nasional yang digariskan oleh kementerian pendidikan secara

nasional lalu ditambahkan dengan spesifikasinya visi dan misi sekolah

sehingga pendidikan karakter di SMA Santo Yosef Pangkalpinang

memiliki ciri khas pada nilai solidaritas terhadap sesama serta nilai

keimanan yang didasarkan pada motto sekolah yaitu iman mencari ilmu.

Dalam mewujudkan penanaman karakter yang efektif maka yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

109

dilakukan oleh pihak sekolah adalah mengajak orang tua untuk berperan

secara aktif untuk melaksanakan pendidikan karakter. Hal tersebut

dilakukan dengan cara melakukan interaksi secara langsung ke orang

tua siswa itu sendiri di awal tahun ajaran baru melalui proses sosialisasi.

Akan tetapi tidak semata-mata orang tua hanya mendengarkan saja

sosialisasi yang diberikan oleh pihak sekolah, melainkan orang tua juga

dapat memberikan kritik maupun saran yang dapat membangun sekolah

untuk ke depannya. Selain itu, untuk mengajak orang tua agar dapat

berperan aktif yaitu dengan melakukan pertemuan intensif dengan wali

kelas, misalnya saat pengambilan raport mid semester atau saat

pengambilan raport semesteran, di mana dalam pertemuan tersebut

maka orang tua senantiasa dihimbau untuk melanjutkan pendidikan

karakter yang sudah dimulai di sekolah. Untuk pengakomodasian dari

pihak sekolah terhadap pengembangan karakter bagi setiap diri siswa

sudah banyak dilakukan di kegiatan ekstrakurikuler. Hal yang harus

ditekankan lagi kepada siswa adalah bagaimana mengeksplorasi lagi

mengenai pendidikan karakter itu agar dapat menghasilkan suatu

pengembangan yang lebih jauh lagi. Hal itu yang menjadi titik berat bagi

pihak sekolah dalam proses pengembangan karakter melalui kegiatan-

kegiatan tersebut. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh pihak

sekolah, siswa itu di sekolah sebenarnya menjadi perhatian yang sangat

tinggi dalam pengembangan karakternya dikarenakan ada suatu

kecemasan bahwa dirinya tidak dapat mengembangkan hal-hal yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

110

diperoleh di sekolah untuk dapat dibawa ke dalam kehidupan

bermasyarakat. Akan tetapi, berdasarkan pada penjelasan dari berbagai

pihak yang ada di masyarakat mengatakan bahwa anak-anak SMA Santo

Yosef itu apabila hidup dalam kegiatan bermasyarakat memiliki

pengembangan karakter yang lebih baik, misalnya menjadi aktivis di

Gereja. Oleh karena itu, pendidikan karakter itu bukanlah suatu hal yang

instan, proses pengembangan karakter itu membutuhkan waktu yang

cukup lama agar dapat memperoleh hasil yang sesuai dan diharapkan.

Hal lain yang dapat menjadi contoh yaitu ditinjau dari siswa yang saat

berada di sekolah ternyata memiliki karakter yang kurang baik, tetapi

seiring berjalannya waktu ternyata pengembangan karakter yang

diberikan oleh pihak sekolah dapat memberikan dampak yang positif

kepada dirinya ketika sudah melanjutkan ke pendidikan tinggi atau

ketika terjun dalam kehidupan bermasyarakat. Hal itu memiliki arti

bahwa jauh di dasar hati siswa tersebut, pengembangan karakter itu

secara bertahap dilakukan internalisasi namun belum dimunculkan.

Untuk memperoleh hasil mengenai perubahan karakter itu maka sekolah

sering melakukan sharing dengan siswa mengenai apa yang didapatkan

dari pengembangan dirinya ketika berada di sekolah. Hal yang diperoleh

adalah karakter yang ditanamkan sejak di sekolah yang dimulai dari

berdoa, melihat tindakan guru di sekolah ternyata memiliki suatu bekal

untuk dirinya dalam melakukan pengembangan dirinya dalam

kehidupan bermasyarakat. Berdasarkan sharing itu maka dapat dilihat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

111

bahwa siswa yang kurang baik dapat bertransformasi menjadi lebih baik

dikarenakan adanya pembiasaan yang dilakukan secara terus menerus

selama di sekolah. Pembiasaan itu tidak hanya diberikan dalam ucapan

saja melainkan harus adanya suatu tindakan yang dapat dijadikan

sebagai contoh bagi siswa dalam proses pengaplikasiannya. Selain itu,

melalui pendidikan karakter maka seperti yang telah dikemukakan siswa

kemungkinan minimal untuk melakukan tindakan peduli dengan

sesama. Hal tersebut dikarenakan di sekolah siswa tidak terlalu

menunjukkannya secara nyata namun dalam kehidupan bermasyarakat

maka tindakan untuk peduli dengan sesama ditunjukkan oleh siswa

melalui tindakan-tindakan nyata yang berguna untuk sesamanya serta

memang tidak semua siswa melakukannya saat itu juga melainkan harus

adanya waktu yang dibutuhkan oleh siswa agar proses internalisasi

tersebut dapat ditunjukkan nyata dalam kehidupannya. Kemudian

apabila ditinjau dari anggapan oleh siswa bahwa sekolah itu sebagai

suatu keluarga memang sudah dapat dikatakan bahwa di SMA Santo

Yosef ini sendiri hal tersebut menjadi ciri khas dalam pendidikan yang

diterapkan dan sekolah selalu menjelaskan bahwa di SMA Santo Yosef

itu sendiri merupakan satu kesatuan dalam komunitas bukan hanya

sebagai kelompok saja. Untuk mengevaluasi secara keseluruhan dari

proses penanaman karakter di SMA Santo Yosef itu sendiri maka yang

dilakukan yaitu dengan melakukan kolaborasi semua unsur di

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

112

kesiswaan, di mana ada OSIS, MPK, pastoral sekolah serta adanya

kegiatan pramuka.

Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Friadelis Ignatius

Pardede, S.Pd., selaku wakil kepala SMA Santo Yosef Pangkalpinang

bidang kesiswaan diperoleh hasil bahwa sekolah menyediakan kegiatan

di luar jam pembelajaran yang digunakan untuk mendukung

pengembangan pendidikan karakter bagi siswa. Kegiatan yang

disediakan oleh sekolah dalam pengembangan pendidikan karakter

melalui kegiatan ekstrakurikuler, misalnya basket, dance, pingpong,

maupun dalam bidang science. Melalui kegiatan ekstrakurikuler

tersebut, maka guru yang bersangkutan akan memberikan nilai-nilai

karakter dalam kegiatan tersebut, misalnya dengan datang tepat waktu

sehingga siswa diharapkan dapat menjadi disiplin dalam kegiatannya

sehari-hari. Selain itu diberikan juga contoh penanaman nilai karakter

kejujuran dengan cara tidak bermain curang. Untuk kegiatan di luar

kelas juga Bapak Friadelis mengemukakan bahwa melalui kegiatan osis,

maka siswa dapat bekerjasama dengan baik, solider terhadap

sesamanya, memperhatikan teman-temannya, mengungkapkan

pendapat dengan baik, tidak mencela atau mengkritik teman-temannya

dengan konotasi menghakimi temannya tersebut. Menurut Bapak

Friadelis, pendidikan karakter ini pada dasarnya kontinu sehingga apa

yang ditanamkan di kelas akan dibawa ke luar kelas juga sehingga

diibaratkan apabila di dalam suatu keluarga dibina dengan cara yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

113

kurang tepat maka di luar juga akan dihasilkan suatu tindakan yang

kurang tepat pula. Kemudian dalam pengembangan karakter dari siswa

sendiri, maka menurut Bapak Friadelis sekolah memang jarang

menghadirkan orang tua namun tetap ada pertemuan dengan orang tua.

Dalam pertemuan tersebut ditanamkan kepada orang tua mengenai

kerjasama antara pihak orang tua dengan pihak sekolah dalam proses

pengembangan siswa itu sendiri.

Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Frans, S.Pd., selaku

wakil kepala SMA Santo Yosef Pangkalpinang selaku wakil kepala

SMA Santo Yosef Pangkalpinang bidang kurikulum diperoleh hasil

bahwa siswa cenderung memiliki semangat kompetitifnya lebih baik

ketika menerapkan pendidikan karakter sehingga adanya kepercayaan

diri bagi siswa dan terkait dengan hal lainnya yaitu siswa menjadi lebih

memiliki sopan santun, etika untuk menjadi orang yang lebih baik.

Kemudian untuk mengatasi hambatan dalam penyelenggaraan

pendidikan karakter maka yang dilakukan adalah pertemuan dengan

orang tua secara bertahap, yang selanjutnya adalah melakukan kegiatan

di luar sekolah seperti kegiatan ekstrakurikuler, kegiatan khusus terkait

dengan pembinaan iman yang dapat dilakukan dengan live in maupun

kegiatan retret. Melalui pendidikan karakter juga diperoleh hasil bahwa

anak-anak akan memiliki daya juang yang lebih baik, kreativitasnya

juga akan berkembang. Hal tersebut berarti kompetensi sosialnya

berkembang, kompetensi dalam agama juga berkembang menjadi lebih

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

114

baik, di dalam keluarga juga akan membantu dirinya untuk membentuk

kepribadian sehingga orang tua memberikan kepercayaan sepenuhnya

kepada sekolah untuk mengembangkan karakternya menjadi lebih baik.

Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Drs. Budi Gunawan,

S.Mn., selaku guru matematika SMA Santo Yosef Pangkalpinang

diperoleh bahwa dengan penerapan pendidikan karakter melalui proses

pembelajaran maka seharusnya siswa memiliki rasa peduli terhadap

sesama. Hal tersebut tergantung pada proses penanaman hal yang baik

dan benar yang dilakukan kepada siswa tersebut. Jadi dalam artian

tergantung kepada guru apakah sudah dilakukan dengan proses yang

benar. Jika sudah dilakukan dengan proses yang benar maka akan

membuahkan hasil yang benar. Kemudian untuk pengimplementasian

karakter yang diberikan di sekolah dalam kehidupan sehari-hari maka

harus adanya kerja sama dari berbagai pihak termasuk dari guru bidang

studi yang lain juga harus terlibat dalam proses penanaman karakter

sehingga harus adanya sinergi antara mata pelajaran yang satu dengan

mata pelajaran yang lain serta harus adanya sinergi antara seluruh

komponen sekolah dalam pengembangan karakter tersebut. Untuk

metode yang digunakan oleh guru dalam mengevaluasi pendidikan

karakter yaitu dengan melakukan diskusi antar guru mata pelajaran yang

lain maupun dengan diskusi bersama pihak sekolah sehingga tidak

cukup hanya satu metode saja dapat dilakukan. Untuk tindak lanjutnya

adalah pihak sekolah dapat menggunakan hasil evaluasi tersebut untuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

115

pengembangan sekolah di tahun yang akan datang. Untuk perekrutan

orang tua siswa dan masyarakat sebagai partner dalam upaya

pembangunan karakter siswa yaitu melalui diskusi bersama orang tua

melalui wali kelas, serta melalui kegiatan-kegiatan sosialisasi yang

diadakan oleh pihak sekolah. Kemudian penanaman karakter dari pihak

luar misalnya pihak aparat dilakukan juga perekrutan untuk penanaman

karakter kepada siswa. Jadi bukan hanya orang tua saja namun dengan

pihak aparat, pemerintah, pihak lembaga yang punya hubungan dengan

pendidikan karakter juga ikut dilibatkan bagi pengembangan karakter

siswa. Sarana dan prasarana yang digunakan oleh guru dalam

pengembangan karakter di dalam proses pembelajaran tidak hanya

terfokus pada alat-alat saja melainkan dapat menggunakan gambar,

contoh, cerita, maupun pengalaman dapat menjadi suatu wadah dalam

pengembangan karakter siswa. Berdasarkan hasil wawancara dengan

siswi SMA Santo Yosef Pangkalpinang diperoleh hasil bahwa suasana

pembelajaran matematika yang menerapkan pendidikan karakter sudah

sangat menerapkan karakter yang positif sehingga apabila dilihat maka

Pak Budi telah memberikan dampak kepada siswa agar mengikuti nilai-

nilai yang diajarkan oleh Pak Budi terkait dengan nilai-nilai karakter.

Respon dari siswa sendiri terkait dengan pendidikan karakter melalui

pembelajaran matematika adalah mengikuti secara sungguh-sungguh

dan harus memiliki sikap bertanggung jawab dalam proses

pembelajaran dan selalu mendengarkan secara serius pembelajaran yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

116

sedang berlangsung. Sebagai contoh apabila diberikan soal oleh Pak

Budi, maka mengerjakan soal tersebut dengan penuh rasa tanggung

jawab dan kerja keras. Melalui pembelajaran matematika sudah

diterapkan oleh dirinya misalnya selalu menerapkan nilai-nilai

kedisiplinan dalam setiap kegiatan yang dilakukan oleh dirinya, dan

selalu menerapkan rasa tanggung jawab atas apa yang dilakukan oleh

dirinya serta nilai-nilai karakter lainnya yang selalu diterapkan oleh

dirinya dalam kehidupan sehari-hari. Menurut dirinya, nilai-nilai yang

terkandung di dalam pembelajaran matematika adalah disiplin,

tanggung jawab, religius, toleransi, menghargai orang lain, jujur,

solider, cinta tanah air, serta kerja keras. Selain menanamkan nilai

karakter di dalam kelas, maka di luar kelas juga Pak Budi selalu

menanamkan pendidikan karakter. Melalui tindakan yang dilakukan

oleh staff, karyawan, guru melalui contoh-contoh hal yang baik maka

dirinya selalu melakukan kegiatan sopan santun terhadap orang lain

yang lebih dewasa sehingga melalui pengembangan di dalam

pembelajaran matematika maka memiliki dampak bagi dirinya menjadi

seseorang yang memiliki kepribadian yang lebih baik. Hal lain yang

diperoleh adalah dirinya sudah memiliki kesadaran untuk semakin

memiliki kepedulian dengan sesama misalnya membantu teman yang

sedang kesulitan, menjenguk teman yang sakit, memberikan motivasi

kepada teman yang sedang menghadapi masalah serta hal-hal lain yang

terkait dengan nilai peduli dengan keadaan sesama. Berdasarkan hasil

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

117

wawancara dengan siswa SMA Santo Yosef Pangkalpinang maka

diperoleh hasil bahwa seluruh warga sekolah di SMA Santo Yosef selalu

memberikan penanaman karakter kepada setiap siswa, dengan harapan

agar siswa SMA Santo Yosef memiliki kepribadian yang baik saat

berada di lingkungan sekolah maupun saat di luar lingkungan sekolah

sehingga dapat menjadi komunitas moral bagi saya pribadi dalam

mengembangkan pendidikan karakter bagi diri saya. Selain itu, seluruh

warga sekolah juga telah memberikan contoh pembelajaran karakter

yang baik bagi saya sehingga dapat menjadi komunitas belajar yang baik

bagi saya untuk belajar mengenai karakter yang baik melalui seluruh

warga sekolah. Selain itu, dalam pembelajaran matematika maka Pak

Budi selalu menghadirkan suasana pembelajaran matematika yang

dikaitkan dengan penanaman karakter kepada setiap siswa dikarenakan

dengan harapan siswa dapat tumbuh dan berkembang menjadi pribadi

yang berkarakter baik dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara.

Dalam setiap pembelajaran terkhusus pembelajaran matematika maka

siswa mengikuti pembelajaran akan berada di lingkungan yang penuh

akan tindakan-tindakan penanaman karakter dikarenakan Pak Budi

selalu memberikan penanaman karakter melalui pembelajaran

matematika sehingga siswa diharapkan dapat menjadi manusia yang

berbudi pekerti, bertingkah laku serta memiliki ucapan yang baik di

dalam kehidupannya. Melalui pendidikan karakter, maka kesadaran

terhadap sesama telah dilakukan oleh dirinya ketika membantu teman

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

118

yang mengalami kesulitan, memberikan semangat apabila teman

mengalami kesulitan, menjenguk teman ketika sedang sakit, dan

kegiatan-kegiatan lainnya yang terkait dengan tindakan peduli terhadap

sesama. Melalui penanaman karakter melalui pembelajaran matematika

maka dirinya sudah menerapkan di dalam kehidupan sehari-hari

misalnya untuk karakter disiplin maka sudah menerapkannya dengan

mengerjakan soal atau PR yang diberikan, karakter jujur diterapkan

ketika mengikuti ulangan dan ketika mengerjakan tugas, karakter

tanggung jawab diterapkan ketika mengerjakan soal matematika yang

diberikan oleh Pak Budi, karakter religius diterapkan dengan

mendoakan orang tua, teman-teman, guru maupun staff dan karyawan

sekolah. Berdasarkan data yang diperoleh dari silabus dan RPP yang

diberikan oleh guru, tercantum bahwa nilai karakter yang hendak

ditanamkan oleh guru yaitu rasa ingin tahu, sopan, disiplin, cinta

lingkungan, religius, bertanggung jawab, kreatif, jujur, toleransi, kerja

keras, menghargai orang lain, peduli lingkungan, gemar membaca,

peduli sosial, cinta tanah air, serta teliti.

C. Analisis Data Penelitian

Berdasarkan hasil yang ditemukan oleh peneliti selama melakukan

penelitian menunjukkan bahwa pendidikan karakter telah diterapkan kepada

peserta didik di SMA Santo Yosef Pangkalpinang melalui proses

pembelajaran. Begitu pula pendidikan karakter telah diterapkan terkhusus

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

119

pada pembelajaran matematika. Ada beberapa hal yang akan dianalisis

mengenai data hasil penelitian yang telah diperoleh. Pokok-pokok data hasil

penelitian yang akan dianalisis terkait dengan proses pendidikan karakter

diterapkan secara umum di SMA Santo Yosef Pangkalpinang, proses

pendidikan karakter dalam pembelajaran matematika diterapkan di SMA

Santo Yosef Pangkalpinang serta terkait dengan keefektifan pendidikan

karakter diterapkan melalui proses pembelajaran matematika di SMA Santo

Yosef Pangkalpinang. Berikut merupakan hasil analisis mengenai ketiga

pokok yang diperoleh melalui penelitian.

1. Proses pendidikan karakter diterapkan secara umum di SMA Santo

Yosef Pangkalpinang pada tahun ajaran 2017/2018

a. Reduksi data/Kondensasi data

Tabel 4.2. Reduksi data untuk proses pendidikan karakter

secara umum

Sumber data Data yang diperoleh

Wawancara dengan Kepala

Sekolah

1. Persiapan yang dilakukan

oleh sekolah dalam

menunjang pendidikan

karakter adalah dengan

mengolah pendidikan

karakter tersebut oleh wakil

kepala sekolah bidang

kesiswaan bekerjasama

dengan guru BK dan waktu

yang diperlukan untuk

merancang pendidikan

karakter sudah dilakukan

sebelum dimulainya tahun

ajaran baru oleh jajaran

struktural secara terus

menerus. Pendidikan

karakter di SMA Santo

Yosef Pangkalpinang

dilatarbelakangi oleh visi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

120

Sumber data Data yang diperoleh

dan misi sekolah serta

berdasarkan ciri khas

pendidikan Katolik

2. Cara yang dilakukan sekolah

untuk mencapai tujuan

pendidikan karakter adalah

dengan melalui pembiasaan.

Pembiasaan yang dimaksud

adalah dengan melakukan

senyum, sapa, salam, lalu

kebiasaan berdoa, kemudian

menghormati bendera setiap

pagi

3. Evaluasi pelaksanaan

pendidikan karakter

dilakukan secara terus

menerus, di mana tidak ada

waktu yang definitif untuk

proses evaluasi tersebut.

Bahan evaluasi diambil dari

catatan-catatan, evaluasi

harian dari wakasis dan BK.

Wawancara dengan Wakil

Kepala Sekolah Bidang

Kesiswaan

1. Pendidikan karakter di SMA

Santo Yosef Pangkalpinang

disesuaikan dengan visi dan

misi sekolah yaitu bertumpu

pada hati nurani, solider

terhadap sesama, di mana

berarti siswa selain mengejar

nilai akademik maka siswa

harus bertumpu pada hati

nurani dan solider terhadap

sesama

2. Cara yang dilakukan oleh

pihak sekolah untuk

mempersiapkan

penyelenggaraan pendidikan

karakter yaitu dengan

berdasarkan kurikulum

terlebih dahulu, kemudian

secara teknis diserahkan

kepada masing-masing guru

mata pelajaran untuk

mengembangkan pendidikan

karakter tersebut, di mana

waktu yang diperlukan tidak

cukup lama namun terus

menerus. Peran serta guru

adalah melalui kekompakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

121

Sumber data Data yang diperoleh

guru, karyawan, kepala

sekolah, struktural bersama-

sama untuk menanamkan

pendidikan karakter kepada

siswa.

3. Metode yang digunakan oleh

sekolah adalah dengan

menanamkan sikap yang

baik kepada siswa, misalnya

memimpin doa saat memulai

pelajaran, mengembalikan

uang yang ditemukan oleh

siswa sehingga siswa akan

terbiasa dengan pola yang

terbentuk sehingga pola-pola

itu dapat dikembangkan oleh

dirinya. Selain itu sekolah

juga ikut terlibat aktif dalam

musibah yang terjadi di

lokasi yang jaraknya jauh

dengan cara ikut berperan

dalam membantu kesulitan

masyarakat yang mengalami

kesulitan.

4. Cara untuk mengevaluasi

penyelenggaraan pendidikan

karakter yaitu dengan

berdasarkan pantauan guru

BK, pantauan wali kelas

serta dari kesiswaan sendiri,

di mana evaluasi dilakukan

secara kontinu atau terus

menerus.

Wawancara dengan Wakil

Kepala Sekolah Bidang

Kurikulum

1. Kurikulum di SMA Santo

Yosef sudah terintegrasi

dengan pendidikan karakter

dikarenakan ada 2

kurikulum yang digunakan

yaitu Kurikulum 2013 serta

Kurikulum 2006.

2. Dalam melaksanakan

pendidikan karakter, maka

yang harus dilakukan adalah

pembekalan pada

kemampuan guru dalam

memberikan contoh atau

sebagai pusat bagi siswa

sehingga siswa akan

mengikuti hal yang sama

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

122

Sumber data Data yang diperoleh

seperti yang dicontohkan

oleh guru.

3. Pengembangan karakter

dilakukan dengan cara

memberi salam, berdoa saat

mulai dan berakhirnya

proses pembelajaran, serta

setiap pukul 12.00

melakukan doa malaikat

Tuhan atau doa Angelus.

Pelaksanaan pendidikan

karakter sudah include di

dalam suatu pembelajaran

dan sudah tercantum di RPP.

4. Dalam hal evaluasi, maka

dilakukan untuk melihat

sejauh mana pencapaian

serta sejauh mana siswa

memahaminya dan untuk

melihat kekurangan-

kekurangan dan dilakukan

secara terus menerus.

Observasi yang dilakukan oleh

peneliti

1. Pendidikan karakter

dilakukan dengan

membiasakan siswa setiap

hari untuk menyanyikan

Indonesia Raya dan

memberi hormat setiap pagi,

berdoa Angelus setiap pukul

12.00, menyanyikan mars

pendidikan karakter setiap

proses pembelajaran

berakhir dan memberikan

salam kepada guru setiap

memulai proses

pembelajaran serta tidak

lupa menyapa setiap

masyarakat yang ada di

sekolah.

Siswi SMA Santo Yosef

Pangkalpinang

1. Menyanyikan lagu Indonesia

Raya sebanyak 3 stanza,

berdoa Angelus pada pukul

12.00, menyanyikan mars

pendidikan karakter setiap

selesai jam pelajaran

Siswa SMA Santo Yosef

Pangkalpinang

1. Menyanyikan lagu Indonesia

Raya sebanyak 3 stanza,

setiap pukul 12.00 harus

melakukan kegiatan doa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

123

Sumber data Data yang diperoleh

Angelus, setiap akhir

pembelajaran harus

menyanyikan mars

pendidikan karakter

b. Penyajian data (Display data)

Tabel 4.3. Perbandingan data hasil wawancara dengan kepala

sekolah, wakil kepala sekolah bidang kesiswaan, wakil kepala

sekolah bidang kurikulum

Data hasil wawancara

dengan kepala sekolah

Data hasil wawancara

dengan wakil kepala

sekolah bidang kesiswaan

Data hasil

wawancara

dengan wakil

kepala sekolah

bidang kurikulum

Peneliti (P): Kemudian

apakah kurikulum yang

digunakan untuk

pelaksanaan pendidikan

karakter yang diterapkan

di sekolah ini, itu

berdasarkan

pengembangan yang

didasarkan pada sekolah

atau mengikuti kurikulum

yang diterapkan oleh

pemerintah Bu?

KS: Pada dasarnya kita

mengikuti kurikulum

nasional, tetapi

ditambah dengan visi

misi sekolah, lalu motto

sekolah kita dan ciri

khas pendidikan Katolik

secara umumnya. Jadi

pendidikan karakter yang

sebenarnya sudah kita

mulai sejak lama itu

adalah ramuan-ramuan

dari kurikulum nasional

yang digariskan oleh

Kementerian Pendidikan

secara nasional diterapkan

di mana-mana lalu

ditambah dengan

spesifikasinya visi misi

Peneliti (P): Kemudian yang

menjadi tujuan

diselenggarakan pendidikan

karakter di SMA Santo

Yosef sendiri itu apa Pak?

Wakil Kepala Sekolah

Bidang Kesiswaan (WKS):

Seperti visi dan misi sekolah

kita ya, kalau visi misi

sekolah kita ini kan SMA

Santo Yosef bertumpu

pada hati nurani, solider

terhadap sesama, selain

mengejar nilai akademik

kita harus bertumpu pada

hati nurani dan solider

terhadap sesama. Bapak

perhatikan sekolah kita

sudah mulai solider

terhadap sesama juga,

misalnya kalau ada siswa

yang sakit ada

solidaritasnya, misalnya

ada musibah di Irian Jaya

itu sekolah kita juga ikut

terlibat meskipun

lokasinya jauh.

Peneliti (P):

Kemudian sejauh

ini bagaimana

proses

pengembangan

kurikulum yang

digunakan di

sekolah apabila

dikaitkan dengan

pendidikan

karakter?

Wakil Kepala

Sekolah Bidang

Kurikulum (WKK):

Untuk kurikulum

mengikuti

pedoman dari

pusat dan

khususnya untuk

sekolah Katolik ada

satu kurikulum

yang menjadi ciri

khas dari sekolah-

sekolah Katolik

dalam pendidikan

karakter.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

124

Data hasil wawancara

dengan kepala sekolah

Data hasil wawancara

dengan wakil kepala

sekolah bidang kesiswaan

Data hasil

wawancara

dengan wakil

kepala sekolah

bidang kurikulum

sekolah seperti contohnya

SMA Santo Yosef itu

sangat mengagung-

agungkan nilai

solidaritas.

P: Kemudian apakah ada

cara yang dapat dilakukan

sekolah untuk mencapai

tujuan tersebut Bu?

KS: Ya seperti tadi itu.

Pertama, pembiasaan.

Jadi, misalnya senyum,

sapa, salam, lalu

kebiasaan berdoa terus

menghormati bendera

setiap pagi. Itu budaya

literasi yang setiap pagi

kita perkenalkan supaya

pelan-pelan itu

diinternalisasi supaya

akhirnya mereka cinta

tanah air, bagaimana

hormat pada sesama,

keterbukaan, keramahan,

dan seterusnya.

P: Kemudian metode yang

digunakan oleh pihak

sekolah untuk mencapai

tujuan tersebut, caranya

seperti apa Pak?

WKS: Misalnya dalam

agama ya memimpin doa

saat memulai pelajaran.

P: Berarti

kurikulum yang

telah dikembangkan

di sekolah ini sudah

diterapkan oleh

semua guru untuk

pengembangan

karakter bagi

siswa?

WKK: Iya salah

satunya adalah

memberi salam,

kemudian berdoa

pada saat mulai

dan berakhir,

kemudian setiap

jam 12 kita doa

malaikat Tuhan

atau Angelus, itu

bentuk dari satu

pendidikan karakter

yang kita ambil

nilai-nilai

universalnya.

Peneliti (P): Kemudian

persiapan yang disiapkan

oleh sekolah untuk

menunjang pendidikan

karakter itu seperti apa

Bu?

Kepala Sekolah (KS):

Pendidikan karakter

selalu digodok oleh

bidang kesiswaan

terutama dan

bekerjasama dengan

guru BK begitu. Evaluasi

secara terus menerus

tetap dilaksanakan

misalnya pelaksanaan

P: Kemudian Pak cara yang

dilakukan oleh pihak

sekolah untuk

mempersiapkan

penyelenggaraan

pendidikan karakter itu,

caranya seperti apa Pak?

WKS: Caranya yang jelas

tidak terlepas dari

kurikulum, kemudian yang

kedua juga secara teknis

diserahkan pada masing-

masing guru yang

bersangkutan.

P: Kemudian peran serta

dari guru dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

125

Data hasil wawancara

dengan kepala sekolah

Data hasil wawancara

dengan wakil kepala

sekolah bidang kesiswaan

Data hasil

wawancara

dengan wakil

kepala sekolah

bidang kurikulum

tahun ini seperti apa atau

semester ini seperti apa.

mempersiapkan

penyelenggaraan

pendidikan karakter itu

seperti apa Pak?

WKS: Jadi secara

administrasinya emang itu

ya kekompakan masing-

masing guru, karyawan,

kepala sekolah,

struktural.

P: Kemudian pendidikan

karakter itu kan selalu

dievaluasi secara terus

menerus ya Bu, yang

menjadi bahan evaluasi

dari pihak sekolah untuk

penyelenggaraan

pendidikan karakter itu

seperti apa Bu bahan

evaluasinya?

KS: Bahan evaluasinya

kita ambil dari catatan-

catatan, evaluasi harian

dari data wakasis sama

BK.

P: Kemudian cara yang

dilakukan sekolah untuk

mengevaluasi

penyelenggaraan tersebut

seperti apa Bu?

KS: Pertama, kami

biasanya sering diskusi.

Dari diskusi itu kita mulai

mendata yang masih

kurang dan mendata

yang sudah berjalan

baik.

P: Kemudian bagaimana

cara untuk mengevaluasi

penyelenggaraan

pendidikan karakter tersebut

Pak?

WKS: Tentang evaluasinya

bisa dilihat dari pantauan

guru BK, wali kelas juga,

kesiswaan juga.

P: Kemudian Pak waktu

yang digunakan untuk

mengevaluasi

penyelenggaraan

pendidikan karakter itu

kapan Pak?

WKS: Kalau evaluasinya

setiap saat, ya terus

menerus lah, kontinu lah

evaluasinya itu.

P: Kemudian siapa

saja Pak, yang

memiliki

wewenang untuk

mengevaluasi

proses pendidikan

karakter yang

diterapkan di

sekolah?

WKK: Untuk yang

berwenang semua

stakeholder di

sekolah itu punya

wewenang untuk

memberikan

evaluasi.

P: Hal-hal apa

sajakah Pak yang

dievaluasi di dalam

penyelenggaraan

pendidikan karakter

itu?

WKK:

Pelaksanaan,

pembiasaan,

kemudian cara.

P: Kemudian kapan

waktu yang

dipergunakan untuk

mengevaluasi

penyelenggaraan

pendidikan karakter

itu Pak?

WKK: Waktu

menyesuaikan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

126

Data hasil wawancara

dengan kepala sekolah

Data hasil wawancara

dengan wakil kepala

sekolah bidang kesiswaan

Data hasil

wawancara

dengan wakil

kepala sekolah

bidang kurikulum

dengan situasi dan

kondisi.

P: Berarti dilakukan

secara terus

menerus?

WKK: Iya itu

dilakukan secara

terus menerus.

Berdasarkan tabel 4.3 diatas terlihat bahwa pendidikan

karakter didasarkan pada kurikulum nasional yang ditambah dengan

visi dan misi sekolah yaitu bertumpu pada hati nurani serta solider

terhadap sesama dan selain itu didasarkan pada ciri khas pendidikan

Katolik pada umumnya. Pendidikan karakter dilakukan dengan

pembiasaan-pembiasaan yang dilakukan di lingkungan sekolah

seperti senyum, sapa salam, kebiasaaan berdoa, menghormati

bendera setiap pagi serta setiap jam 12 diadakan doa Angelus atau

doa malaikat Tuhan. Pendidikan karakter merupakan hasil

kolaborasi antara kesiswaan dengan guru BK serta adanya

kekompakan dengan guru mata pelajaran, karyawan, serta jajaran

struktural. Evaluasi pendidikan karakter dilakukan secara terus

menerus oleh stakeholder yang ada di sekolah dengan didasarkan

pada catatan-catatan, evaluasi harian dari wakil kepala sekolah

bidang kesiswaan dan guru BK.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

127

Tabel 4.4. Perbandingan data hasil wawancara dengan wakil

kepala sekolah bidang kurikulum, data hasil observasi, data

hasil wawancara dengan siswa, data hasil wawancara dengan

siswi

Data hasil

wawancara

dengan wakil

kepala sekolah

bidang

kurikulum

Data hasil observasi Data hasil

wawancara

dengan siswa SMA

Santo Yosef

Pangkalpinang

Data hasil

wawancara

dengan siswi

SMA Santo

Yosef

Pangkalpinang

Peneliti (P):

Berarti

kurikulum yang

telah

dikembangkan

di sekolah ini

sudah

diterapkan oleh

semua guru

untuk

pengembangan

karakter bagi

siswa?

Wakil Kepala

Sekolah Bidang

Kurikulum

(WKK): Iya

salah satunya

adalah

memberi

salam,

kemudian

berdoa pada

saat mulai dan

berakhir,

kemudian

setiap jam 12

kita doa

malaikat

Tuhan atau

Angelus, itu

bentuk dari satu

pendidikan

karakter yang

kita ambil nilai-

nilai

universalnya.

Berdasarkan observasi

yang dilakukan oleh

peneliti terlihat bahwa

setiap sebelum

memulai proses

pembelajaran maka

seluruh masyarakat

sekolah diharuskan

untuk menyanyikan

lagu Indonesia Raya

dan memberi hormat

kepada bendera,

kemudian setiap

pukul 12.00 setiap

masyarakat sekolah

diharuskan untuk

mengikuti kegiatan

doa Angelus, serta

setiap berakhirnya

proses pembelajaran

seluruh masyarakat

sekolah menyanyikan

mars pendidikan

karakter.

Peneliti (P):

Kemudian apakah

seluruh warga

sekolah telah

menjadi komunitas

belajar dan

komunitas moral

bagi Anda dalam

mengembangkan

karakter yang Anda

miliki?

Siswa (S2): Selain

itu saya juga selalui

diingatkan akan

cinta pada tanah air

oleh pihak sekolah

melalui proses

menyanyikan lagu

Indonesia Raya

sebanyak 3 stanza,

hal lainnya adalah

setiap jam 12 siang

maka seluruh

warga sekolah

harus melakukan

kegiatan doa

Angelus yang

bertujuan untuk

menanamkan sikap

religius, serta pada

setiap akhir

pembelajaran

pada hari itu maka

kami harus

menyanyikan

mars pendidikan

karakter.

Peneliti (P):

Kemudian

apakah seluruh

warga sekolah

telah menjadi

komunitas

belajar dan

komunitas moral

bagi Anda dalam

mengembangkan

karakter yang

Anda miliki?

Siswi (S1):

Selain itu saya

juga selalu

diingatkan akan

cinta pada tanah

air melalui

proses

menyanyikan

lagu Indonesia

Raya sebanyak

3 stanza, setiap

jam 12 siang

maka seluruh

warga sekolah

harus

melakukan

kegiatan doa

Angelus, serta

pada setiap

akhir

pembelajaran

pada hari itu

maka kami

harus

menyanyikan

lagu mars

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

128

Data hasil

wawancara

dengan wakil

kepala sekolah

bidang

kurikulum

Data hasil observasi Data hasil

wawancara

dengan siswa SMA

Santo Yosef

Pangkalpinang

Data hasil

wawancara

dengan siswi

SMA Santo

Yosef

Pangkalpinang

pendidikan

karakter.

Berdasarkan pada tabel 4.4 diatas terlihat bahwa pendidikan

karakter dilakukan dengan cara menyanyikan lagu Indonesia Raya

sebanyak 3 stanza dan menghormati bendera setiap pagi, di mana

dalam kegiatan tersebut maka seluruh aktivitas yang sedang

dilakukan harus dihentikan sementara waktu, kemudian pada pukul

12.00 seluruh warga sekolah harus melakukan aktivitas dalam

bentuk doa Angelus atau doa malaikat Tuhan, serta setelah

berakhirnya proses pembelajaran maka seluruh warga sekolah

diharuskan untuk menyanyikan mars pendidikan karakter.

c. Penarikan kesimpulan/verifikasi

Berdasarkan hasil yang telah diperoleh, maka dapat dilihat

bahwa proses pendidikan karakter diterapkan secara umum di SMA

Santo Yosef Pangkalpinang pada tahun ajaran 2017/2018 yaitu

melalui tahap persiapan, tahap pelaksanaan serta tahap evaluasi dari

penyelenggaraan pendidikan karakter tersebut. Berikut akan

dijabarkan proses pendidikan karakter secara umum di SMA Santo

Yosef Pangkalpinang pada tahun ajaran 2017/2018:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

129

1) Tahap persiapan

Tahap persiapan yang dilakukan oleh pihak sekolah yaitu

dengan menyisipkan pendidikan karakter ke dalam kurikulum

yang mengikuti pedoman dari pusat yang berpusat pada visi dan

misi sekolah yaitu bertumpu pada hati nurani dan solider

terhadap sesama serta penanaman pendidikan karakter

disesuaikan dengan ciri khas pendidikan Katolik pada

umumnya. Persiapan tersebut dirancang oleh jajaran struktural

bersama dengan guru mata pelajaran yang terkait dan persiapan

untuk penyelenggaraan pendidikan karakter tersebut dilakukan

secara terus menerus.

2) Tahap pelaksanaan

Tahap pelaksanaan pendidikan karakter dilakukan oleh

pihak sekolah dengan cara melalui pembiasaan yang dilakukan

kepada siswa yaitu melalui kebiasaan memberi salam, memberi

hormat kepada bendera dan menyanyikan lagu Indonesia Raya,

berdoa Angelus setiap pukul 12.00 dan menyanyikan mars

pendidikan karakter setiap berakhirnya proses pembelajaran.

3) Tahap evaluasi

Tahap evaluasi penyelenggaraan pendidikan karakter

dilakukan secara kontinu atau terus menerus, di mana evaluasi

merupakan catatan-catatan atau diskusi dari guru, wali kelas,

BK, maupun dari bagian kesiswaan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

130

2. Proses pendidikan karakter dalam pembelajaran matematika diterapkan

di SMA Santo Yosef Pangkalpinang pada tahun ajaran 2017/2018

a. Reduksi data/Kondensasi data

Tabel 4.5. Reduksi data untuk proses pendidikan karakter

dalam pembelajaran matematika

Sumber data Data yang diperoleh

Wawancara dengan Kepala

Sekolah

1. Proses menginternalisasi

pendidikan karakter melalui

pembelajaran matematika,

maka yang dilakukan yaitu

dengan dimulai dari analisis

materi, RPP, serta hal-hal

lain yang sudah menyisipkan

pendidikan karakter

Wawancara dengan Wakil

Kepala Sekolah Bidang

Kesiswaan

1. Administrasi guru

dituangkan dalam RPP,

kemudian RPP itu akan

dituangkan lagi dalam

pelaksanaan di lapangan

Wawancara dengan Guru

Matematika

1. Persiapan yang dilakukan

oleh guru

2. Respon yang diberikan oleh

siswa ketika proses

pembelajaran

3. Suasana pembelajaran yang

menerapkan pendidikan

karakter

4. Hal-hal yang dapat

dilakukan dalam

menyisipkan pendidikan

karakter melalui proses

pembelajaran matematika

5. Evaluasi penyelenggaraan

pendidikan karakter

6. Tindak lanjut dari

penyelenggaraan pendidikan

karakter

Dokumen yang terkait dengan

penanaman pendidikan karakter

1. Silabus yang memuat

penanaman pendidikan

karakter melalui

pembelajaran matematika

2. RPP yang memuat

penanaman pendidikan

karakter

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

131

Sumber data Data yang diperoleh

3. Refleksi dari siswa maupun

siswi terkait dengan

penyelenggaraan pendidikan

karakter

Observasi yang dilakukan oleh

peneliti

1. Adanya RPP dan silabus

yang memuat penanaman

pendidikan karakter

2. Dalam setiap awal

pembelajaran, guru selalu

mengingatkan siswa untuk

mendoakan orang tua

3. Dalam proses pembelajaran,

guru selalu menceritakan

kisah hidup orang sukses

serta terkadang

menceritakan pengalaman

hidupnya sendiri

4. Guru mengevaluasi setiap

saat, baik dalam proses

diskusi maupun dalam

proses pembelajaran yang

terkait lainnya.

5. Dalam setiap proses

pembelajaran, guru dan

siswa selalu melaksanakan

refleksi terkait proses

pembelajaran

6. Selalu adanya tindak lanjut

terhadap hasil refleksi pada

proses pembelajaran

selanjutnya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

132

b. Penyajian data (Display data)

Tabel 4.6. Perbandingan data terkait dengan tahap perencanaan pendidikan karakter melalui pembelajaran

matematika

Data hasil wawancara

dengan kepala

sekolah

Data hasil wawancara

dengan wakil kepala

sekolah bidang

kesiswaan

Data hasil wawancara

dengan guru

matematika

Dokumen yang

terkait dengan

penanaman

pendidikan karakter

Observasi yang

dilakukan oleh

peneliti

Peneliti (P): Kemudian

pendidikan karakter

kan diinternalisasi

melalui pembelajaran

yang ada di sekolah Bu,

termasuk pembelajaran

matematika. Nah,

apakah melalui

pembelajaran

matematika itu proses

persiapannya seperti

apa Bu yang dilakukan

oleh guru tersebut?

Kepala Sekolah (KS):

Biasanya bapak ibu

guru, apalagi dengan

kurikulum 2013 ya.

Kurikulum 2013,

mereka mulai dengan

Peneliti (P): Kemudian

Pak persiapan

administrasi sebelum

penyelenggaraan

pendidikan karakter itu

seperti apa Pak?

Wakil Kepala Sekolah

Bidang Kesiswaan

(WKS): Kalau

administrasi gurunya itu

dituangkan dalam

RPP ya, kemudian juga

nanti dalam pelaksanaan

di lapangannya nanti

secara teknisnya itu kan

gitu.

Peneliti (P): Kemudian

bagaimana persiapan

yang dilakukan oleh

guru terkait dengan

materi yang akan

diintegrasikan dengan

penanaman nilai

karakter kepada siswa?

Guru Matematika

(GM): Ya itu guru

membuat

perencanaan yang

baik, melihat materi

tersebut lalu ya betul-

betul dipersiapkan

dengan baik oleh

bapak/ibu guru. Jadi

bukan hanya sekedar

datang untuk mengajar

tetapi sudah tahu apa

Dari dokumen yang

berbentuk silabus

terlihat bahwa

tercantum point yang

terkait dengan

karakter yang akan

dikembangkan oleh

guru dalam proses

pembelajaran.

Dari dokumen yang

berbentuk RPP terlihat

bahwa tercantum point

penguatan pendidikan

karakter dalam kolom

deskripsi kegiatan

pembelajaran, di mana

terdapat juga point

mengenai 4C-

Communication,

Collaborative, Critical

Berdasarkan hasil

observasi yang

dilakukan oleh peneliti

selama melakukan

proses pengumpulan

data, maka peneliti

memperoleh data

bahwa guru sehari

sebelumnya

mempersiapkan

materi yang akan

diberikan kepada

siswa dengan melihat

dokumen silabus dan

RPP yang di

dalamnya tercakup

proses pendidikan

karakter yang akan

diterapkan dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

133

Data hasil wawancara

dengan kepala

sekolah

Data hasil wawancara

dengan wakil kepala

sekolah bidang

kesiswaan

Data hasil wawancara

dengan guru

matematika

Dokumen yang

terkait dengan

penanaman

pendidikan karakter

Observasi yang

dilakukan oleh

peneliti

analisis materi, RPP,

dan seterusnya itu

sudah menyisipkan

pendidikan karakter.

Nah biasanya untuk

matematika, lebih ke

arah yang demikian.

Diawali dengan RPP

tentu saja, dengan

perangkat-perangkat

pembelajaran yang ibu

periksa. Ketika mereka

kumpulkan itu semua

mengarah kesana.

yang mau dilakukan di

kelas pada jam itu. Ya

saya seperti koki itu

lah saya mau masak

dalam kelas itu saya

sudah tahu persis. Jadi

tidak datang dengan

kepala kosong, jadi

saya seperti koki dalam

kelas itu saya mau

mengolah makanan di

dalam kelas itu seperti

apa. Metodenya saya

kuasai dengan baik.

Saya pikir kalau saya

merencanakan dengan

matang, dengan baik

saya pikir tidak ada

alasan untuk tidak

mengerti.

Thinking, serta

Creativity. (lampiran

5 hal 318, 322, 325 –

326, 352 – 353, 356 –

357, 360 – 361)

proses pembelajaran

matematika.

Berdasarkan tabel 4.6 diatas terlihat bahwa perencanaan pendidikan karakter dilakukan dengan cara

menganalisis materi, yang kemudian disusun ke dalam dokumen berbentuk silabus dan RPP, di mana di dalam dokumen

tersebut tercantum karakter yang akan dikembangkan melalui proses pembelajaran matematika serta tercantum pula 4C-

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

134

Communication, Collaborative, Critical Thinking, serta Creativity. Persiapan tersebut diibaratkan bahwa guru itu seperti

koki yang benar-benar sudah mempersiapkan diri untuk mengolah kondisi kelas yang apabila diibaratkan guru itu koki

yang sudah benar-benar paham akan mengolah masakan yang akan disajikan dan sudah paham metode yang akan

digunakan.

Tabel 4.7. Perbandingan data terkait dengan tahap pelaksanaan pendidikan karakter melalui pembelajaran

matematika

Data hasil wawancara

dengan guru matematika

Observasi yang dilakukan

oleh peneliti

Data hasil wawancara

dengan siswa SMA Santo

Yosef Pangkalpinang

Data hasil wawancara

dengan siswi SMA Santo

Yosef Pangkalpinang

Peneliti (P): Kemudian

bagaimana respon yang

diberikan oleh siswa ketika

proses pembelajaran

matematika?

Guru Matematika (GM): Ya

itulah jadi memang kalau kita

tidak mempersiapkan dengan

baik, dengan matang, kita asal-

asalan masuk dalam kelas ya

memang akan membuat

kelasnya menjadi bosan,

membuat kelas itu menjadi

jenuh, jadi kita harus jadi

Melalui observasi yang

dilakukan oleh peneliti

selama proses pembelajaran

matematika terlihat bahwa

guru matematika selalu

mengingatkan siswa untuk

selalu mendoakan orang

tua walaupun di awal

pembelajaran terkadang guru

tidak melakukan kegiatan

berdoa dikarenakan proses

pembelajaran matematika

tidak dilakukan pada awal

pembelajaran pada hari

tersebut. Selain itu guru juga

Peneliti (P): Yang

selanjutnya, apakah guru

matematika mencerminkan

nilai-nilai pendidikan

karakter dalam proses

pembelajaran?

Siswa (S2): Melalui

pembelajaran matematika,

Pak Budi selalu memberikan

nasehat-nasehat yang

terkait dengan karakter

misalnya disiplin, religius,

toleransi, tanggung jawab,

menghargai orang lain, jujur,

peduli terhadap sesama, serta

Peneliti (P): Kemudian

apakah guru matematika

mencerminkan nilai-nilai

pendidikan karakter dalam

proses pembelajaran?

Siswi (S1): Iya, karena

melalui pembelajaran Pak

Budi selalu memberikan

karakter-karakter yang

positif kepada kami,

misalnya disiplin, tanggung

jawab, religius, toleransi, dan

menghargai orang lain serta

jujur, solider, cinta tanah air,

serta kerja keras. Semua hal

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

135

Data hasil wawancara

dengan guru matematika

Observasi yang dilakukan

oleh peneliti

Data hasil wawancara

dengan siswa SMA Santo

Yosef Pangkalpinang

Data hasil wawancara

dengan siswi SMA Santo

Yosef Pangkalpinang

seorang guru memang

mempersiapkan diri betul-

betul dalam lingkungan kelas

itu. Jadi seperti yang saya

sampaikan tadi, kita ini guru

sebagai seorang koki.

P: Kemudian bagaimana

suasana pembelajaran yang

tercipta di kelas yang

diterapkan pendidikan karakter

dalam proses pembelajaran

matematika?

GM: Kalau dilakukan dengan

benar-benar saya pikir akan

sangat indah sekali proses

pembelajaran karakter

tersebut. Itulah maka saya

bilang kalau dilakukan dengan

betul-betul, dilakukan dengan

profesional betul-betul,

bapak/ibu guru

mempersiapkan dengan betul-

betul saya pikir suasana akan

dapat buah yang bagus. Jadi

lakukanlah pekerjaan tersebut

dengan hati benar, dengan niat

yang baik secara profesional

selalu menceritakan

pengalaman atau kisah-

kisah sukses dari individu

yang telah berhasil dalam

hidupnya atau terkadang

guru menceritakan

pengalaman hidupnya.

Selain itu, guru matematika

juga selalu meminta

siswa/siswi untuk

membersihkan kelas terlebih

dahulu sebelum dilaksanakan

proses pembelajaran.

hal-hal lain yang terkait

dengan karakter sehingga Pak

Budi dalam setiap

pembelajaran selalu

menyisipkan penanaman

karakter kepada setiap

siswa. Pak Budi juga tidak

hanya memberikan nasehat

saja melainkan memberikan

contoh yang nyata

mengenai penanaman

karakter tersebut.

P: Yang selanjutnya, apakah

guru matematika juga

mencerminkan nilai-nilai

pendidikan karakter di luar

waktu proses pembelajaran?

S2: Pak Budi tidak hanya

mencerminkan nilai-nilai

karakter yang hanya dalam

pembelajaran saja melainkan

dalam segala aspek

kehidupan, baik itu di dalam

proses pembelajaran maupun

tidak berada dalam posisi

mengajar atau di luar kelas

pembelajaran matematika

maka Pak Budi selalu

itu selalu disampaikan oleh

Pak Budi dengan tujuan agar

kami dapat menjadi orang

baik dan tidak hanya

memiliki kemampuan

akademik yang baik,

melainkan juga harus

ditopang dengan kepribadian

yang baik pula.

P: Kemudian apakah guru

matematika dalam hal ini Pak

Budi mencerminkan nilai-

nilai pendidikan karakter di

luar waktu proses

pembelajaran?

S1: Iya...di luar waktu

pembelajaran Pak Budi

juga selalu memberikan

contoh kepada kami

mengenai nilai-nilai

karakter yang baik kepada

kami, misalnya disiplin

dalam mengikuti proses

pembelajaran. Selain itu Pak

Budi juga selalu

mengingatkan kami untuk

selalu ingat akan orang tua

yang bekerja keras untuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

136

Data hasil wawancara

dengan guru matematika

Observasi yang dilakukan

oleh peneliti

Data hasil wawancara

dengan siswa SMA Santo

Yosef Pangkalpinang

Data hasil wawancara

dengan siswi SMA Santo

Yosef Pangkalpinang

saya pikir pendidikan juga

tidak akan sia-sia.

P: Kemudian bagaimana

metode yang digunakan oleh

guru untuk menanamkan nilai

karakter kejujuran kepada

siswa?

GM: Indikator yang terukur

dengan jelas ya berarti ada saat

waktu mereka mengikuti

ulangan, di mana saat ulangan

ada soal-soal yang bervariasi

sehingga tidak memungkinkan

anak untuk melakukan tindak

kecurangan. Kemudian

ditanamkan juga pada anak-

anak bahwa kejujuran itu

penting, lalu hasil

pengontrolan, pengawasan,

pendampingan pada anak-anak

itu memang harus senantiasa

secara kontinu ditanamkan

pada anak-anak bahwa

kejujuran ini yang nomor satu.

Anak-anak juga harus diberi

rasa tanggung jawab sehingga

saya pikir dengan hal-hal

seperti itu kejujuran akan

memberikan contoh

mengenai penanaman

karakter yang baik itu

seperti apa sehingga ada

contoh yang nyata diberikan

secara langsung oleh Pak

Budi kepada setiap siswa.

P: Kemudian metode apakah

yang dilakukan oleh guru

dalam menerapkan

pendidikan karakter melalui

proses pembelajaran

matematika?

S2: Biasanya Pak Budi

memberikan nilai-nilai

karakter kepada setiap

siswa dengan cara contoh

secara nyata kepada

siswanya dikarenakan tanpa

ada contoh maka siswa akan

menganggap bahwa

penanaman karakter

merupakan suatu hal yang

hanya bisa dilakukan oleh

guru tanpa ada tindakan yang

nyata dalam kehidupan

sehari-hari.

kami dapat bersekolah, Pak

Budi juga selalu

memberikan nasehat

kepada kami agar memiliki

rasa tanggung jawab yang

baik dan selalu menjaga

lingkungan sekolah dengan

merawat lingkungan

sekolah dengan cara yang

sederhana, misalnya

mengambil sampah yang

berserakan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

137

Data hasil wawancara

dengan guru matematika

Observasi yang dilakukan

oleh peneliti

Data hasil wawancara

dengan siswa SMA Santo

Yosef Pangkalpinang

Data hasil wawancara

dengan siswi SMA Santo

Yosef Pangkalpinang

tumbuh dengan baik kalau

mereka diberi kepercayaan,

kalau mereka diberi tanggung

jawab mereka juga percaya

bahwa mereka mampu

menyelesaikan saya pikir

kejujuran akan tumbuh dengan

sendirinya.

P: Kemudian bagaimana

metode yang digunakan oleh

guru untuk menanamkan nilai

karakter kepedulian pada

siswa?

GM: Kepedulian pada siswa ya

bisa saja dengan metode

diskusi, dengan metode tugas

kelompok lalu dipantau dan

diberi pemahaman yang betul

bahwa keberhasilan bukan

hanya tergantung semata-mata

pada diri sendiri tetapi juga

orang lain dan kita juga

kembali pada visi dan misi

sekolah itu peduli pada

sesama. Selain itu untuk

membuat siswa menjadi

semakin peduli maka

dilakukan rolling tempat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

138

Data hasil wawancara

dengan guru matematika

Observasi yang dilakukan

oleh peneliti

Data hasil wawancara

dengan siswa SMA Santo

Yosef Pangkalpinang

Data hasil wawancara

dengan siswi SMA Santo

Yosef Pangkalpinang

duduknya di mana yang pintar

kita ajak juga untuk

berpartisipasi membantu

teman yang lain, mudah-

mudahan teman yang merasa

kurang pun mau bertanya

kepada yang lebih baik untuk

bidang pelajaran tersebut.

P: Kemudian bagaimana

metode yang digunakan oleh

guru untuk menanamkan nilai

karakter kedisiplinan?

GM: Kedisiplinan memang

kita harus berangkat dari awal

dalam proses pembelajaran.

Jadi dalam proses

pembelajaran di dalam kelas

itu memang ada hal-hal

tertentu yang harus

ditanamkan bahwa untuk

mencapai hasil yang baik

dibutuhkan suatu usaha kerja

keras, dibutuhkan kedisiplinan

sehingga pemantauan,

pendampingan pada anak-anak

dalam proses diskusi, proses

mereka mengerjakan soal

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

139

Data hasil wawancara

dengan guru matematika

Observasi yang dilakukan

oleh peneliti

Data hasil wawancara

dengan siswa SMA Santo

Yosef Pangkalpinang

Data hasil wawancara

dengan siswi SMA Santo

Yosef Pangkalpinang

memang harus didampingi

betul-betul anak tersebut.

P: Kemudian bagaimana

metode yang digunakan oleh

guru untuk menanamkan nilai

karakter ketelitian kepada

siswa?

GM: Untuk ketelitian yang

bisa dilakukan ya meminta

anak yang tidak percaya diri

untuk maju dan memberikan

pendampingan kepada dirinya.

Jadi bukan hanya guru yang

memberikan koreksi tetapi

kawan-kawannya juga diminta

untuk membantu anak-anak

tersebut supaya tahu mana

langkah-langkah pengerjaan

soal yang benar dan mana yang

salah. Jadi dengan belajar

bersama temannya mereka

akan memiliki kepercayaan

diri yang baik. Selain itu hasil

ulangan perlu dijelaskan

kembali atau disampaikan

kembali pada anak-anak

supaya anak-anak mengerti di

mana letak kekurangan mereka

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

140

Data hasil wawancara

dengan guru matematika

Observasi yang dilakukan

oleh peneliti

Data hasil wawancara

dengan siswa SMA Santo

Yosef Pangkalpinang

Data hasil wawancara

dengan siswi SMA Santo

Yosef Pangkalpinang

kemudian juga dalam

pengontrolan tugas-tugas/PR

mereka.

P: Kemudian bagaimana

metode yang digunakan oleh

guru untuk menanamkan nilai

karakter kerja keras kepada

siswa?

GM: Kerja keras ya tidak jauh

berbeda dengan hal ketekunan.

Jadi pertama lingkungan

pembelajaran yang

menyenangkan di dalam kelas

itu memang harus diciptakan

terlebih dahulu kemudian

semua anak-anak diusahakan

semaksimal mungkin bisa

dilibatkan dalam proses

pembelajaran. Lalu

disampaikan kegunaan belajar

matematika itu sendiri.

Refleksi juga harus terus

menerus tiap kali berakhirnya

sebuah pelajaran.

P: Kemudian bagaimana

metode yang digunakan oleh

guru untuk menanamkan nilai

kreatif kepada siswa?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

141

Data hasil wawancara

dengan guru matematika

Observasi yang dilakukan

oleh peneliti

Data hasil wawancara

dengan siswa SMA Santo

Yosef Pangkalpinang

Data hasil wawancara

dengan siswi SMA Santo

Yosef Pangkalpinang

GM: Dalam hal pembuatan

soal-soal yang berbeda, soal-

soal yang menantang, tetapi ya

memang sesuai dengan

kapasitas murid tersebut, ya

bisa dari soal-soal cerita, soal-

soal aplikasi.

P: Kemudian bagaimana

metode yang digunakan oleh

guru untuk menanamkan nilai

karakter rasa ingin tahu kepada

siswa?

GM: Ya diberi soal-soal

aplikatif. Jadi diusahakan

supaya anak-anak punya rasa

ingin tahu terhadap

kegunaannya dalam kehidupan

sehari-hari serta harus

diciptakan lingkungan

pembelajaran yang

menyenangkan bagi siswa.

P: Kemudian bagaimana

metode yang digunakan oleh

guru untuk menanamkan nilai

karakter tanggung jawab

kepada siswa?

GM: Tanggung jawab bisa dari

pekerjaan mereka. Pekerjaan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

142

Data hasil wawancara

dengan guru matematika

Observasi yang dilakukan

oleh peneliti

Data hasil wawancara

dengan siswa SMA Santo

Yosef Pangkalpinang

Data hasil wawancara

dengan siswi SMA Santo

Yosef Pangkalpinang

mereka dikoreksi betul-betul

lalu pendekatan kepada

mereka dengan penghargaan,

pujian, di mana pekerjaannya

harus diapresiasi. Jadi bukan

hanya sekedar mengumpulkan

lalu tidak dikoreksi dengan

betul-betul, jadi kita beri

mereka tanggung jawab yang

sanggup mereka kerjakan

dengan menunjukkan contoh

bahwa bapak/ibu guru bukan

hanya sekedar bisa ngomong

tetapi mereka juga

mengoreksinya dengan betul-

betul.

P: Kemudian sarana dan

prasarana apakah yang

digunakan oleh guru untuk

menunjang

pengimplementasian

pendidikan karakter dalam

pembelajaran matematika?

GM: Banyak hal yang bisa

dipakai. Jadi tidak harus

terfokus pada si A, si B, si C.

Hal apapun bisa kita

sampaikan dari gambar, dari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

143

Data hasil wawancara

dengan guru matematika

Observasi yang dilakukan

oleh peneliti

Data hasil wawancara

dengan siswa SMA Santo

Yosef Pangkalpinang

Data hasil wawancara

dengan siswi SMA Santo

Yosef Pangkalpinang

contoh-contoh, lalu dari

cerita, dari pengalaman itu

kan bisa dipakai. Banyak

yang bisa kita pakai untuk kita

sampaikan pada anak-anak,

dari cerita, dari pengalaman

hidup, banyak yang bisa

disampaikan, dan bisa dipakai

sebagai sarana untuk

implementasi dari

pendidikan karakter

tersebut.

Berdasarkan tabel 4.7 diatas terlihat bahwa pelaksanaan pendidikan karakter dilakukan dengan cara guru selalu

memberikan nasehat-nasehat yang terkait dengan karakter serta selalu memberikan karakter-karakter positif yang

bertujuan agar menjadi orang baik yang tidak hanya baik dalam kemampuan akademik saja, melainkan juga harus

ditopang dengan kepribadian yang baik pula. Melalui proses pembelajaran matematika guru selalu mengingatkan siswa

untuk selalu mendoakan orang tua walaupun pembelajaran matematika berlangsung tidak pada jam pertama

pembelajaran pada hari tersebut. Guru memberikan penyisipan karakter kepada siswa melalui proses pembelajaran

matematika bukan hanya melalui ucapan atau perkataan saja melainkan guru memberikan contoh yang nyata dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

144

pengimplementasian pendidikan karakter tersebut. Penyisipan karakter juga dilakukan oleh guru dalam proses

pembelajaran matematika melalui kisah-kisah sukses dari individu yang telah berhasil dalam hidupnya atau terkadang

guru menceritakan pengalaman hidupnya.

Tabel 4.8. Perbandingan data terkait dengan tahap evaluasi pelaksanaan pendidikan karakter melalui

pembelajaran matematika

Data hasil wawancara dengan guru

matematika

Dokumen yang terkait dengan

penanaman pendidikan karakter

Observasi yang dilakukan oleh

peneliti

Peneliti (P): Kemudian kapan waktu yang

digunakan oleh guru untuk mengevaluasi

proses penyelenggaraan pendidikan

karakter?

Guru Matematika (GM): Evaluasi bisa

sepanjang proses pembelajaran tersebut

kita bisa evaluasi juga, bukan hanya

detik-detik terakhir. Dalam proses

pembelajaran tersebut sudah bisa

melakukan evaluasi, ya kan. Misalnya

diskusi kita juga bisa mulai melakukan

evaluasi, lalu dalam proses mengerjakan

tugas lalu kita berikan tugas kan sudah

bisa lakukan evaluasi. Jadi sepanjang

proses pembelajaran tersebut kan kita

bisa lakukan evaluasi, hanya memang

penekanan evaluasinya, misalnya pada

Berdasarkan hasil refleksi yang

dilakukan oleh siswa terlihat bahwa

siswa merefleksikan mengenai

pengalaman belajar matematika dan

nilai-nilai karakter apakah yang bisa

didapatkan melalui proses pembelajaran

matematika tersebut. (lampiran 5 hal

304 - 307)

Berdasarkan hasil observasi yang

dilakukan oleh peneliti terlihat bahwa

guru selalu memberikan evaluasi terkait

dengan pelaksanaan pendidikan

sepanjang proses pembelajaran.

Misalnya ketika melakukan diskusi

maka guru selalu mengevaluasi terkait

dengan penanaman pendidikan karakter

tersebut. Selain itu di akhir

pembelajaran guru selalu bersama-sama

dengan siswa melakukan refleksi

bersama terkait dengan proses

pembelajaran yang telah dilakukan.

Guru juga meminta siswa untuk

merefleksikan dirinya dalam proses

pembelajaran.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

145

Data hasil wawancara dengan guru

matematika

Dokumen yang terkait dengan

penanaman pendidikan karakter

Observasi yang dilakukan oleh

peneliti

hari itu kita mau tekankan ya mungkin di

sisi akhir dari pembelajaran tersebut, di

waktu terakhir kita tekankan kembali, ini

loh beberapa catatan-catatan yang bisa

menjadi perhatian kita semua, bukan

hanya anak-anak kita, guru juga harus

memperhatikan, evaluasi juga bukan

hanya bagi guru mungkin anak-anak juga

perlu kita minta bagaimana dia

mengevaluasi kita.

Berdasarkan tabel 4.8 di atas terlihat bahwa evaluasi penyelenggaraan pendidikan karakter dilaksanakan

sepanjang proses pembelajaran, misalnya ketika siswa sedang melakukan diskusi dengan teman-temannya maka guru

selalu mengevaluasi penanaman pendidikan karakter tersebut. Kemudian di akhir pembelajaran guru selalu bersama-

sama dengan siswa untuk melakukan refleksi terkait dengan proses pembelajaran matematika yang telah berlangsung

serta adanya penekanan yang diberikan oleh guru terkait dengan nilai-nilai karakter yang bisa didapatkan melalui proses

pembelajaran matematika.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

146

Tabel 4.9. Perbandingan data terkait dengan tahap tindak lanjut pelaksanaan pendidikan karakter melalui

pembelajaran matematika

Data hasil wawancara dengan guru matematika Observasi yang dilakukan oleh peneliti

Peneliti (P): Kemudian dalam hal apa saja penyelenggaraan

pendidikan karakter tersebut dievaluasi?

Guru Matematika (GM): Banyak hal lah kalau kita mau mengevaluasi,

kita harus lihat kembali. Kita lihat apakah memang hal-hal yang telah

dilakukan ya memang dalam setiap proses pembelajaran saya pikir,

bukan dalam hal apa saja. Pada saat kita menjelaskan, pada saat kita

proses itu kan banyak hal yang bisa kita evaluasi lah gitu ya. Jadi

sampai sejauh mana pemahaman anak-anak tentang karakteristik, lalu

kita lihat apakah dalam proses pembelajaran kita lalu kan ada

penilaian, lalu apakah nilai-nilai yang ditanamkan itu berdampak gak

gitu loh, ada gak nilai-nilai yang didapatkan setelah mengajari sekian

bulan kan bisa kita evaluasi. Kita bisa lihat kembali apakah seberapa

jauh/seberapa dalam yang kita dapatkan bahwa nilai-nilai tersebut

memang diaplikasikan, diterapkan oleh anak-anak tersebut, jadi bukan

hanya dalam proses belajar matematikanya. Ya matematikanya kita

lihat oh ini sudah ditanamkan, oh sudah bisa menjalankan, lalu di luar

bagaimana kan bisa banyak kesempatan kita lihat bahwa terlaksana

atau tidak. Kita mengevaluasi kan kita harus lihat banyak-banyak hal

seperti itu. Jadi ya semua aspek gitu lah, ternyata bahwa yang kita

sampaikan, yang kita berikan pada anak-anak ternyata memang punya

dampak, oh yang belum kuatnya di mana gitu. Dampak-dampak

karakter mana yang belum, yang masih harus kita evaluasi kan saya

pikir juga harus menjadi catatan bagi bapak/ibu guru, ya memang

butuh kerja keras, butuh kerja yang benar-benar gitu loh. Jadi kita tahu

hasil yang akan kita capai bisa tercapai atau gak gitu loh.

Berdasarkan data hasil observasi yang diperoleh peneliti terlihat bahwa

guru selalu mencatat hal-hal terkait dengan perubahan dari diri siswa

setelah beberapa bulan diberikan proses penanaman karakter melalui

pembelajaran matematika melalui kegiatannya sehari-hari baik ketika

berada dalam proses belajar mengajar maupun ketika di luar proses

pembelajaran.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

147

Berdasarkan tabel 4.9 diatas terlihat bahwa tindak lanjut penyelenggaraan pendidikan karakter dilakukan oleh

guru matematika dengan berdasarkan pada catatan-catatan dari guru mengenai proses melihat kembali (looking back)

sejauh mana pemahaman anak-anak untuk mengaplikasikan atau menerapkan pendidikan karakter yang telah diberikan

melalui proses pembelajaran matematika serta melihat apakah nilai-nilai yang ditanamkan kepada anak-anak itu

memiliki dampak yang positif kepada siswa dalam kegiatannya sehari-hari.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

148

c. Penarikan kesimpulan/verifikasi

Berdasarkan data penelitian yang telah diperoleh dari hasil

wawancara, data hasil observasi beserta data dari dokumen sekolah

maka untuk menunjang proses penanaman karakter melalui

pembelajaran matematika di SMA Santo Yosef Pangkalpinang pada

tahun ajaran 2017/2018 maka dilakukan dalam beberapa tahap yaitu

tahap persiapan penyelenggaraan pendidikan karakter, tahap

pelaksanaan pendidikan karakter, tahap evaluasi penyelenggaraan

pendidikan karakter, dan tahap tindak lanjut penyelenggaraan

pendidikan karakter. Berikut akan dijabarkan mengenai proses

pendidikan karakter melalui pembelajaran matematika di SMA

Santo Yosef Pangkalpinang pada tahun ajaran 2017/2018:

1) Tahap persiapan

Tahap persiapan penyelenggaraan pendidikan karakter

dilakukan dengan menganalisis materi yang akan dipelajari

kemudian dihubungkan dengan karakter yang hendak dicapai

melalui materi tersebut, misalnya pada topik persamaan logaritma

maka guru mengaitkan karakter rasa ingin tahu dengan topik

tersebut yaitu dengan membuat suatu pertanyaan kepada peserta

didik mengenai manfaat yang dapat diperoleh setelah

mempelajari materi persamaan logaritma, misalnya guru

memberikan suatu pertanyaan sebagai berikut “Apakah kegunaan

dari persamaan logaritma dalam kehidupan sehari-hari?” atau

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

149

dapat juga seperti “Apakah dengan mempelajari persamaan

logaritma kita dapat menerapkannya dalam bidang ilmu yang

lain?”

Dengan mempelajari materi persamaan maka guru dapat

mengkaitkan nilai kesamaan antara manusia dan keadilan, dalam

artian peserta didik akan mempelajari nilai religius dikarenakan

guru dapat memberikan penjelasan bahwa setiap manusia telah

diatur kehidupannya secara adil oleh Tuhan berdasarkan porsinya

masing-masing sehingga setiap orang akan berbeda porsinya

sehingga manusia diharapkan tidak perlu untuk iri hati dengan

keberhasilan individu yang lainnya dikarenakan porsi

kehidupannya berada pada aspek kehidupan yang lainnya.

Dengan mempelajari materi bentuk pangkat, akar maupun

logaritma guru meminta peserta didik untuk bekerja secara teratur

dalam menggunakan aturan pangkat, akar, dan logaritma yang

digunakan untuk menerapkan nilai karakter teliti. Dengan

mempelajari aturan pangkat, akar, dan logaritma, guru dapat

memberikan motivasi kepada siswa untuk terus mencoba

menerapkan aturan pangkat, akar, dan logaritma yang merupakan

implementasi dari nilai kerja keras. Hal lainnya terkait dengan

nilai karakter teliti maka guru dapat meminta peserta didik untuk

cermat dalam melakukan manipulasi aljabar dalam perhitungan

yang melibatkan pangkat, akar, dan logaritma. Selanjutnya adalah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

150

dengan mencantumkan karakter yang hendak dicapai tersebut ke

dalam RPP sehingga melalui RPP tersebut maka karakter yang

akan dicapai tersebut yang akan diimplementasikan ke dalam

pembelajaran matematika serta penanaman karakter melalui

pembelajaran matematika juga dihubungkan dengan visi dan misi

sekolah. Guru matematika juga mengemukakan bahwa hal-hal

yang harus benar-benar dipersiapkan oleh guru adalah guru harus

seperti koki profesional, di mana guru sudah harus mengetahui

situasi dan kondisi kelas sehingga proses pembelajaran dapat

berjalan secara efektif layaknya seorang koki yang sudah

mempersiapkan dirinya untuk dapat menyajikan hidangan yang

tepat bagi konsumennya. Apabila guru tidak mempersiapkan diri

secara baik maka yang dapat terjadi adalah kelas akan merasa

bosan selama proses pembelajaran sehingga dampaknya adalah

selain dari segi kognitifnya yang tidak dapat diterima dengan baik

oleh peserta didik maka hal lainnya adalah dari segi penanaman

karakter yang tidak akan memberikan dampak positif bagi peserta

didik tersebut. Hal tersebut dikarenakan kelas tidak akan merasa

jenuh dengan suasana pembelajaran yang menyenangkan dan

akan tercipta suasana pembelajaran yang sangat indah apabila

dipadukan dengan proses penanaman karakter kepada peserta

didik dengan sepenuh hati.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

151

2) Tahap pelaksanaan

Tahap selanjutnya adalah tahap pelaksanaan pendidikan

karakter. Pelaksanaan pendidikan karakter dalam proses

pembelajaran matematika dilakukan oleh guru melalui

penanaman nilai-nilai secara terus menerus kepada siswa. Nilai-

nilai yang ditanamkan oleh guru matematika melalui

pembelajaran matematika, misalnya selalu membersihkan kelas

sebelum proses pembelajaran berlangsung yang bertujuan agar

peserta didik dapat memiliki karakter cinta lingkungan walaupun

hal yang dilakukan sederhana namun apabila dipupuk secara terus

menerus maka akan ada perkembangan secara bertahap terhadap

diri peserta didik tersebut, hal lainnya adalah selalu mendoakan

orang tua dikarenakan melalui orang tua maka peserta didik dapat

mengenyam pendidikan yang lebih tinggi sehingga sudah

seharusnya peserta didik mendoakan orang tuanya. Dalam proses

pembelajaran juga guru matematika sering menyisipkan cerita

mengenai pengalaman hidup maupun cerita mengenai kehidupan

dari orang-orang yang sudah sukses, misalnya cerita mengenai

kehidupan Ciputra yang bekerja secara keras agar dapat

memperoleh kehidupan yang lebih baik. Beberapa nilai

kehidupan dapat diturunkan dari pengetahuan tentang

matematika. Guru matematika diharapkan dapat membantu

peserta didik bukan hanya mengerti teorema dan materi dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

152

matematika, tetapi juga diharapkan untuk memperkaya pikiran

peserta didik mengenai nilai-nilai kehidupan. Misalnya apabila

dikaitkan dengan materi pembelajaran, guru memberikan suatu

motivasi kepada peserta didik bahwa dengan mempelajari materi

peluang, peserta didik dapat menentukan peluang

keberhasilannya dalam ujian maupun dalam kehidupan dapat

ditentukan melalui materi peluang yang telah dipelajari bersama-

sama. Selain itu, untuk materi frekuensi harapan maka guru

memberikan sebuah pernyataan bahwa jika di kemudian hari

peserta didik memiliki sebuah peluang untuk berinvestasi

misalnya dalam membangun sebuah peternakan lele, peserta

didik dapat menentukan frekuensi harapan dari lele yang dapat

bertahan hidup. Dengan mempelajari materi persamaan

logaritma, peserta didik juga memperoleh nilai karakter kreatif

dikarenakan guru memberikan soal yang berkaitan dengan derajat

keasaman suatu zat (𝑃ℎ).

3) Tahap evaluasi

Tahap selanjutnya adalah tahap evaluasi penyelenggaraan

pendidikan karakter. Evaluasi penyelenggaraan pendidikan

karakter dilakukan secara terus menerus dalam proses

pembelajaran matematika, misalnya ketika melakukan diskusi

serta evaluasi tersebut dilakukan di akhir pembelajaran guru

selalu bersama-sama dengan siswa terkait dengan proses

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

153

pembelajaran yang telah dilakukan dan guru selalu menekankan

nilai-nilai karakter yang diperoleh melalui pembelajaran

matematika tersebut. Selain itu yang menjadi bahan evaluasi

penyelenggaraan pendidikan karakter tersebut ditindaklanjuti

untuk penyelenggaraan ke depannya.

4) Tahap tindak lanjut

Pada tahap ini merupakan tahap terakhir yang dilakukan oleh

guru dalam proses pendidikan karakter melalui pembelajaran

matematika. Tindak lanjut tersebut terkait dengan pemahaman

anak-anak untuk mengaplikasikan karakter yang telah

diimplementasikan melalui proses pembelajaran dapat diterapkan

dalam kehidupan sehari-hari atau dengan kata lain bahan evaluasi

tersebut mengenai dampak yang dihasilkan mengenai penanaman

karakter tersebut terhadap tindakan yang dilakukan oleh peserta

didik dalam kegiatannya sehari-hari. Dilihat kembali seberapa

jauh bahwa nilai-nilai tersebut memang diaplikasikan atau

diterapkan oleh anak-anak tersebut di dalam kehidupannya

sehari-hari.

3. Keefektifan pendidikan karakter diterapkan melalui proses

pembelajaran matematika di SMA Santo Yosef Pangkalpinang

a. Reduksi data

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

154

Tabel 4.10. Reduksi data keefektifan pendidikan karakter

melalui pembelajaran matematika

Sumber data Data yang diperoleh

Wawancara dengan kepala

sekolah

1. Dengan karakter yang baik, perilaku

yang baik, iman yang kuat, maka ilmu

akan menjadi sesuatu yang

bermanfaat bagi kehidupan banyak

orang

2. Pendidikan karakter dapat dijangkau

dengan kegiatan ekstrakurikuler

3. Sosialisasi kepada orang tua

4. Tujuan pendidikan karakter adalah

untuk membentuk manusia yang

seimbang

5. Adanya perubahan yang terjadi pada

diri siswa

6. Menjalin komunikasi dengan orang

tua

Wawancara dengan wakil

kepala sekolah bidang

kesiswaan

1. Kejujuran dalam mengerjakan

ulangan

2. Adanya kegiatan ekstrakurikuler

3. Bapak Budi termasuk guru teladan di

sekolah

4. Bekerjasama dengan baik, solider

terhadap sesama dalam kegiatan OSIS

5. Adanya keinginan untuk mengajak

orang tua

Wawancara dengan wakil

kepala sekolah bidang

kurikulum

1. Ketika sikap baik, karakternya baik

maka akan berpengaruh dalam

bersaing dalam hal kompetensinya

2. Dapat mengambil nilai-nilai universal

dan nilai-nilai Katolik

3. Dengan adanya pendidikan karakter

maka daya juangnya akan jauh lebih

baik

4. Kecenderungan siswa dalam hal

semangat untuk berkompetitif

5. Kegiatan pembinaan iman, kegiatan

retret, kegiatan live in

Wawancara dengan guru

matematika

1. Banyak nilai-nilai kebajikan, nilai-

nilai tentang kemanusiaan, nilai-nilai

humanis dalam pembelajaran

matematika yang bisa ditanamkan

untuk anak-anak di sekolah

2. Anak-anak harus mendapat hal-hal

positif

3. Pada saat refleksi harus ditekankan

secara betul kepada anak-anak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

155

Sumber data Data yang diperoleh

mengenai nilai-nilai karakter dalam

pembelajaran matematika

4. Anak-anak harus mempunyai

identitas, mempunyai jati diri,

mempunyai nilai-nilai karakter

5. Kalau dilakukan dengan benar maka

akan membuahkan hasil yang benar

6. Perlu adanya evaluasi secara terus

menerus untuk melihat pengaruhnya

terhadap anak-anak

7. Penanaman karakter dapat dilakukan

dengan berhubungan secara langsung

pada orang tua maupun dengan aparat

serta pihak-pihak yang terkait dengan

pendidikan karakter

Wawancara dengan siswi SMA

Santo Yosef Pangkalpinang

1. Nilai-nilai karakter yang diketahui

adalah jujur, disiplin, tanggung jawab,

religius, toleransi, solider terhadap

sesama, kreatif, cinta pada tanah air,

cinta lingkungan, menghargai orang

lain, bekerja keras, rasa ingin tahu

2. Melalui pembelajaran matematika,

Pak Budi selalu memberikan karakter

yang positif

3. Pak Budi selalu memberikan contoh

mengenai nilai-nilai karakter yang

baik

4. Pak Budi di luar kelas tidak jauh

berbeda dengan ketika di dalam kelas

5. Staff, karyawan, guru memberikan

contoh-contoh hal yang baik kepada

saya dalam melakukan setiap kegiatan

6. Suasana pembelajaran sudah sangat

menerapkan karakter yang positif

untuk setiap siswa

7. Pak Budi selalu memberikan contoh

penanaman karakter yang nyata

kepada setiap siswa

8. Sudah mengetahui nilai-nilai yang

hendak disampaikan oleh Pak Budi

dalam proses pembelajaran

matematika

9. Pak Budi merupakan salah satu

contoh guru yang dapat dijadikan

panutan

10. Cara Pak Budi dalam menyampaikan

proses pembelajaran telah sesuai

dengan apa yang saya harapkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

156

Sumber data Data yang diperoleh

11. Sudah diterapkan di dalam kehidupan

sehari-hari

12. Sudah memiliki kesadaran untuk

semakin memiliki kepedulian

terhadap sesama

Wawancara dengan siswa SMA

Santo Yosef Pangkalpinang

1. Nilai-nilai karakter adalah disiplin,

tanggung jawab kerja keras, religius,

toleransi, solider terhadap sesama,

menghargai orang lain, kerja keras,

dan rasa ingin tahu

2. Pak Budi selalu memberikan nasehat

terkait dengan karakter

3. Pak Budi selalu memberikan contoh

secara langsung kepada setiap siswa

4. Seluruh warga sekolah selalu

memberikan penanaman karakter

kepada setiap siswa sehingga dapat

menjadi komunitas moral baginya

5. Pembelajaran selalu dikaitkan dengan

pendidikan karakter

6. Dirinya mengerti terhadap nilai-

nilai/pesan yang hendak disampaikan

untuk penanaman karakter

7. Nilai-nilai karakter melalui

pembelajaran matematika sudah

diterapkan di dalam kehidupannya

sehari-hari

8. Membantu teman yang kesulitan

Observasi yang dilakukan oleh

peneliti

1. Adanya kegiatan ekstrakurikuler yang

mewadahi siswa untuk

mengembangkan dirinya

2. Adanya kegiatan pengembangan diri

yang disediakan oleh pihak sekolah

3. Guru matematika selalu memberikan

soal-soal yang bervariasi pada suatu

materi

4. Guru matematika selalu

melaksanakan proses rolling untuk

menunjukkan sikap kepedulian

terhadap temannya yang kurang

mampu terhadap pelajaran

5. Guru matematika selalu menekankan

nilai kejujuran dalam melaksanakan

setiap kegiatan

6. Guru matematika selalu memberikan

kisah-kisah yang inspiratif dalam

setiap proses pembelajaran

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

157

Sumber data Data yang diperoleh

7. Guru matematika selalu berusaha

untuk merefleksikan setiap kegiatan

dalam proses pembelajaran

8. Siswa peduli dengan kesulitan yang

dialami oleh temannya

9. Guru memberikan kesempatan kepada

siswa untuk berpikir kreatif melalui

soal-soal yang memerlukan

kreativitas dalam mengerjakannya

10. Staff sekolah selalu berusaha agar

dalam setiap tindakannya dapat

dicontoh oleh siswa

11. Adanya pertemuan antar orang tua

dengan pihak sekolah

Dokumen yang terkait dengan

penanaman pendidikan karakter

1. Refleksi dari siswa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

158

b. Penyajian data

Tabel 4.11. Perbandingan data untuk point pendidikan karakter yang mempromosikan nilai-nilai etik inti

sebagai landasan bagi pembentukan karakter yang baik

Data hasil wawancara dengan

kepala sekolah

Data hasil wawancara dengan

guru matematika

Observasi yang dilakukan oleh

peneliti

Data hasil wawancara dengan

wakil kepala sekolah bidang

kurikulum

Peneliti (P): Kemudian apakah ada

cara yang dapat dilakukan sekolah

untuk mencapai tujuan tersebut?

Kepala Sekolah (KS): Jadi,

misalnya senyum, sapa, salam,

lalu kebiasaan berdoa terus

menghormati bendera setiap pagi.

Itu budaya literasi yang setiap pagi

kita perkenalkan supaya pelan-

pelan itu diinternalisasi, supaya

akhirnya mereka tahu cinta tanah

air, bagaimana hormat pada

sesama, keterbukaan, keramahan,

dan seterusnya.

P: Berarti tuh bisa jadi sebagai

contoh siswa yang dulu dianggap

kurang baik itu bisa

bertransformasi menjadi siswa

Peneliti (P):Yang pertama, apa

yang menjadi tujuan dari

pelaksanaan pendidikan karakter

melalui proses pembelajaran

matematika?

Guru Matematika (GM): Yang

menjadi tujuan pembelajaran

karakter di dalam pembelajaran

matematika yaitu matematika

tidak hanya bisa dipandang

sebagai satu ilmu yang kaku tetapi

disitu ditanamkan nilai-nilai

humanisme, ditanamkan nilai-nilai

karakter yang terkandung di dalam

pembelajaran matematika.

P: Kemudian apa yang diharapkan

oleh guru dengan menerapkan

Berdasarkan hasil observasi yang

dilakukan oleh peneliti terlihat

bahwa melalui pihak sekolah

maupun melalui guru matematika

dalam proses pembelajaran

matematika maka terlihat bahwa

adanya komitmen yang kuat untuk

mempertahankan nilai kepedulian

di dalam komunitas sekolah

dikarenakan kepedulian menjadi

nilai utama yang dijunjung tinggi

oleh sekolah. Selain itu guru

matematika juga menekankan agar

siswa dapat berbuat jujur dalam

setiap tindakan, bertanggung

jawab terhadap segala hal yang

dilakukannya, menghormati orang

lain yang lebih dewasa serta guru

Peneliti (P): Kemudian apakah

yang menyebabkan pendidikan

karakter itu menjadi suatu hal yang

penting untuk diterapkan di SMA

Santo Yosef pada saat ini?

Wakil Kepala Sekolah Bidang

Kurikulum (WKK): Dalam

pendidikan karakter itu akan

membentuk karakter siswa yang

baik dengan adanya sikap yang

baik, dengan sikap semangat

juang, karakter untuk berani,

percaya diri, itu akan secara

langsung berpengaruh terhadap

intelektual dia dalam bersaing.

Ketika sikapnya baik, karakternya

baik, itu biasanya diikuti oleh

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

159

Data hasil wawancara dengan

kepala sekolah

Data hasil wawancara dengan

guru matematika

Observasi yang dilakukan oleh

peneliti

Data hasil wawancara dengan

wakil kepala sekolah bidang

kurikulum

yang baik ya Bu dalam

karakternya

KS: Ya itu yang saya katakan

bahwa pendidikan karakter itu

sebenarnya tidak instan dan kita

perlu terus menerus melakukan.

Usaha pembiasaan itu menjadi

tahap faktor yang paling baik,

menjadi hal yang utama. Ketika

kita menanamkan kejujuran, tidak

bisa hanya sekali berbicara tentang

kejujuran. Tidak bisa juga kita

hanya taruh aja di dalam

peraturan-peraturan lalu tinggal

dibaca oleh mereka. Itu harus

selalu dibiasakan dan mungkin

dalam pembiasaan itu lalu ada hal-

hal yang tidak enak. Oleh karena

itu tugas kita harus meluruskan

kembali dan itu yang disebut

dengan proses mendewasakan.

pendidikan karakter melalui

proses pembelajaran matematika?

GM: Yang kita harapkan dengan

adanya pendidikan karakter itu,

anak tidak hanya sekedar

ditanamkan tentang logika,

tentang hal-hal yang bersifat eksak

tetapi yang jelas mereka bisa

mengambil nilai-nilai karakter

yang terkandung di dalam

pembelajaran matematika.

matematika selalu menekankan

agar siswa selalu memiliki

semangat yang begitu besar dalam

hal kerja keras, di mana terlihat

dari kisah-kisah yang diceritakan

selalu memuat makna untuk selalu

bekerja keras agar mencapai apa

yang diharapkan dalam

kehidupannya.

kemampuan kompetensinya baik

juga.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

160

Berdasarkan tabel 4.11 diatas terlihat bahwa pihak sekolah dan guru matematika memiliki komitmen yang kuat

untuk menanamkan pendidikan karakter melalui proses pembelajaran dikarenakan melalui penanaman pendidikan

karakter maka akan membentuk karakter siswa dengan sikap yang baik, semangat juang, berani, percaya diri. Guru

matematika juga menekankan agar siswa berbuat jujur dalam setiap tindakan, bertanggung jawab terhadap segala hal

yang dilakukan beserta nilai-nilai karakter lainnya yang selalu ditekankan oleh guru matematika melalui proses

pembelajaran matematika.

Tabel 4.12. Perbandingan data untuk point karakter yang harus dipahami secara komprehensif

Data hasil wawancara dengan

guru matematika

Data hasil wawancara dengan

siswa

Data hasil wawancara dengan

siswi

Observasi yang dilakukan oleh

peneliti

Peneliti (P): Kemudian bagaimana

metode untuk menerapkan

pendidikan karakter melalui

pembelajaran matematika?

Guru Matematika (GM): Jadi

dengan berbagai metode bisa kita

tekankan, yang penting kita

jelaskan kepada anak-anak ini loh

nak yang bisa kita lakukan terkait

dengan nilai-nilai karakter

tersebut. Jadi di dalam segala

Peneliti (P): Pertanyaan

selanjutnya, bagaimana suasana

pembelajaran matematika yang

sudah menerapkan pendidikan

karakter?

Siswa (S2): Pak Budi selalu

menghadirkan suasana

pembelajaran matematika yang

dikaitkan dengan penanaman

karakter kepada setiap siswa

dikarenakan dengan harapan

Peneliti (P): Kemudian bagaimana

suasana pembelajaran matematika

yang sudah menerapkan

pendidikan karakter?

Siswi (S1): Suasana pembelajaran

yang menerapkan pendidikan

karakter menurut saya pribadi

adalah pembelajarannya sudah

sangat menerapkan karakter yang

positif untuk setiap siswa

sehingga siswa yang mengikuti

Berdasarkan data hasil observasi

yang diperoleh peneliti selama

pengumpulan data terlihat bahwa

untuk membangun kecakapan

berempati dari siswa dan

membangun kepedulian dari siswa

itu sendiri maka guru matematika

memiliki cara yaitu dengan

melakukan proses rolling tempat

duduk saat proses pembelajaran

matematika. Hal itu dimaksudkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

161

Data hasil wawancara dengan

guru matematika

Data hasil wawancara dengan

siswa

Data hasil wawancara dengan

siswi

Observasi yang dilakukan oleh

peneliti

kondisi kita bisa

menyampaikannya hanya

memang ada penekanan supaya

anak-anak mengetahui dengan

jelas oh seperti ini toh dalam

pelajaran matematika ada nilai-

nilai yang bisa kita dapatkan. Jadi

misalnya kerja keras, kesabaran,

ketekunan, kemauan untuk

mencari tahu lebih banyak

kemudian nilai-nilai kemauan

untuk bertanya, kemauan untuk

saling berbagi, saling kerjasama,

itu saya pikir beberapa nilai yang

bisa disampaikan.

siswa dapat tumbuh dan

berkembang menjadi pribadi yang

berkarakter baik dalam kehidupan

bermasyarakat dan bernegara.

pembelajaran matematika dengan

Pak Budi yang saya lihat sudah

mengikuti nilai-nilai yang

diajarkan oleh Pak Budi dalam

proses pembelajaran, mulai dari

sikap disiplin, jujur, bertanggung

jawab, menghargai orang lain,

solider terhadap sesama, serta

kerja keras serta rasa ingin tahu.

agar siswa memiliki kepedulian

terhadap siswa lain yang dapat

dikatakan masih kurang sehingga

diharapkan siswa yang memiliki

kemampuan lebih dapat

membantu temannya yang

kesulitan untuk memahami materi

yang diberikan saat proses

pembelajaran. Selain itu guru juga

selalu menceritakan kisah-kisah

yang dapat membuat siswa dapat

lebih mengembangkan

kemampuannya dalam hal

kepedulian terhadap sesama dan

di akhir pembelajaran guru selalu

menekankan secara terus menerus

untuk merefleksikan nilai-nilai

yang diperoleh dalam proses

pembelajaran matematika.

Berdasarkan tabel 4.12 diatas terlihat bahwa peserta didik dengan sungguh-sungguh untuk mengikuti proses

penanaman karakter melalui pembelajaran matematika yang diberikan oleh Pak Budi sehingga adanya kemampuan

untuk saling peduli dengan sesama dan peserta didik selalu merefleksikan pengalaman hidupnya agar dapat berkembang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

162

ke arah yang lebih baik. Hal yang dilakukan oleh guru yaitu guru selalu menjelaskan kepada anak-anak terkait dengan

nilai-nilai karakter yang bisa diperoleh melalui pembelajaran matematika, guru juga membangun sikap kepedulian pada

diri siswa dengan merolling tempat duduk siswa agar siswa yang memiliki kemampuan yang lebih dapat membantu atau

dapat memiliki kepedulian terhadap temannya yang belum memahami materi yang diberikan, selain itu guru juga selalu

menceritakan kisah-kisah orang sukses maupun pengalaman hidupnya untuk menyisipkan pendidikan karakter tersebut.

Tabel 4.13. Perbandingan data untuk point pendidikan karakter yang efektif memerlukan pendekatan yang

sungguh-sungguh dan proaktif

Data hasil wawancara dengan kepala

sekolah

Data hasil wawancara dengan wakil kepala

sekolah bidang kurikulum

Observasi yang dilakukan oleh peneliti

Peneliti (P): Kemudian apakah tujuan

pendidikan karakter yang diterapkan di SMA

Santo Yosef ini sendiri Bu?

Kepala Sekolah (KS): Tujuannya kita ingin

membentuk manusia yang seimbang, siswa-

siswi kita yang seimbang baik dari segi

emosionalnya, dari segi sosialnya, dari segi

intelektualnya, juga dari kepribadiannya. Jadi

semua yang dari keimanannya. Jadi apa ya,

cita-cita kita itu ketika dia keluar dari SMA

Santo Yosef ini maka dia menjadi pribadi yang

lengkap begitu. Anak-anak yang punya iman

yang kuat, juga punya kecerdasan emosi, serta

Peneliti (P): Kemudian apakah ada respon

yang positif dari guru, siswa, maupun orang

tua siswa terkait dengan pelaksanaan

pendidikan karakter?

Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum

(WKK): Ya, ada. Dengan adanya pendidikan

karakter ini anak-anak daya juangnya akan

jauh lebih baik. Dalam arti kompetensi

sosialnya itu berkembang, hubungan dia

dengan agamanya masing-masing juga akan

lebih baik, kemudian hubungan dia dengan

orang tua justru akan membantu dia dalam

membentuk kepribadian dia, serta orang tua

Berdasarkan observasi terlihat bahwa sekolah

selalu mengusahakan berbagai macam cara

yang dapat dilakukan untuk penanaman

karakter bagi siswa agar memiliki dampak bagi

siswa, baik itu melalui kegiatan di luar waktu

pembelajaran maupun melalui kegiatan

pembelajaran di dalam kelas. Guru matematika

juga mengusahakan agar penanaman tersebut

memiliki dampak dengan selalu menekankan

nilai-nilai yang terdapat di dalam pembelajaran

matematika.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

163

Data hasil wawancara dengan kepala

sekolah

Data hasil wawancara dengan wakil kepala

sekolah bidang kurikulum

Observasi yang dilakukan oleh peneliti

kecerdasan sosial yang begitu. Selain mereka

juga pintar.

memberi kepercayaan sepenuhnya kepada

sekolah dan orang tua juga yakin bahwa

sekolah bisa membentuk anak mereka menjadi

lebih baik.

Berdasarkan tabel 4.13 diatas terlihat bahwa pihak sekolah selalu mengusahakan agar penanaman pendidikan

karakter tersebut dapat memiliki dampak yang positif kepada anak-anak agar siswa setelah lulus dari SMA Santo Yosef

dapat menjadi manusia yang seimbang, dengan ditinjau dari segi emosionalnya, ditinjau dari segi sosialnya, serta ditinjau

dari segi intelektualnya sehingga diharapkan siswa menjadi pribadi yang lengkap dengan iman yang kuat dan memiliki

kecerdasan emosi. Melalui hal tersebut maka adanya kepercayaan dari orang tua untuk membentuk anaknya dengan

penanaman pendidikan karakter melalui proses pembelajaran di sekolah.

Tabel 4.14. Perbandingan data untuk point sekolah harus menjadi komunitas yang peduli

Data hasil wawancara dengan

siswa

Data hasil wawancara dengan siswi Data hasil wawancara dengan

wakil kepala sekolah bidang

kesiswaan

Observasi yang dilakukan

oleh peneliti

Peneliti (P): Kemudian apakah

Anda telah memiliki kesadaran

untuk semakin peduli dengan

keadaan sesama?

Peneliti (P): Kemudian apakah Anda

telah memiliki kesadaran untuk

semakin peduli dengan keadaan

sesama?

Peneliti (P): Kemudian untuk

pelaksanaan pendidikan karakter di

luar kelas itu seperti apa Pak?

Berdasarkan hasil observasi

diperoleh bahwa siswa di

dalam proses pembelajaran

selalu membantu satu sama

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

164

Data hasil wawancara dengan

siswa

Data hasil wawancara dengan siswi Data hasil wawancara dengan

wakil kepala sekolah bidang

kesiswaan

Observasi yang dilakukan

oleh peneliti

Siswa (S2): Kesadaran terhadap

sesama dalam hal peduli maka

telah saya lakukan ketika

membantu teman yang

mengalami kesulitan,

memberikan semangat apabila

teman mengalami kesulitan,

menjenguk teman ketika sedang

sakit, dan sebagainya sehingga

ada nilai kepedulian yang tinggi

terhadap sesama.

Siswi (S1): Saya sudah memiliki

kesadaran untuk semakin memiliki

kepedulian terhadap sesama,

misalnya membantu teman yang

sedang kesulitan, menjenguk teman

yang sakit, memberikan motivasi

kepada teman yang sedang

menghadapi masalah serta hal-hal lain

yang terkait dengan nilai peduli

dengan keadaan sesama.

Wakil Kepala Sekolah Bidang

Kesiswaan (WKS): Secara

praktisnya, misalnya dalam kegiatan

OSIS mereka dapat bekerjasama

dengan baik, solider juga dengan

sesamanya, memperhatikan teman-

teman, tidak menghakimi teman-

temannya. Begitu juga misalnya kalau

di luar sekolah juga mereka

mengunjungi temannya yang sakit,

saling memberikan nasehat dengan

teman-temannya.

lain apabila mengalami

kesulitan. Selain itu, terlihat

juga bahwa siswa selalu

berkomunikasi secara baik

dengan staff, guru maupun

seluruh masyarakat sekolah

apabila staff tersebut

mengalami kesulitan dan

adanya kepedulian antar

siswa apabila ada temannya

yang sedang mengalami

kesulitan.

Berdasarkan tabel 4.14 diatas terlihat bahwa siswa telah memiliki kepedulian terhadap sesama, misalnya siswa

membantu temannya yang mengalami kesulitan, kemudian siswa memberikan semangat kepada teman-temannya yang

mengalami penurunan semangat untuk melakukan kegiatan-kegiatannya, menjenguk temannya yang sedang sakit.

Selain itu, melalui kegiatan yang diadakan oleh OSIS maka kegiatan tersebut mengakomodasi siswa agar memiliki

kepedulian terhadap sesamanya. Hal lainnya juga terlihat bahwa siswa selalu berkomunikasi secara baik dengan staff

yang ada di sekolah apabila mengalami kesulitan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

165

Tabel 4.15. Perbandingan data untuk point menyediakan peluang bagi siswa untuk melakukan tindakan

bermoral

Data hasil wawancara dengan wakil kepala

sekolah bidang kurikulum

Data hasil wawancara dengan wakil kepala

sekolah bidang kesiswaan

Observasi yang dilakukan oleh peneliti

Peneliti (P): Kemudian cara untuk mengatasi

hambatan tersebut bagaimana Pak?

Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum (WKK):

Kemudian yang kedua lewat kegiatan-kegiatan di

luar, seperti di ekstrakurikulernya ataupun ada

kegiatan khusus terkait dengan pembinaan iman

salah satunya lewat live in maupun retret.

Peneliti (P): Kemudian apakah ada kegiatan di

luar jam pelajaran yang mendukung

pengembangan pendidikan karakter bagi siswa-

siswa SMA Santo Yosef sendiri Pak?

Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan

(WKS): Ya kalau di luar pembelajaran itu ada

kegiatan ekstrakurikuler ya. Kegiatan

ekstrakurikuler ini ya seperti basket, dance,

pingpong, ekstrakurikuler olahraga maupun

science ada ya. Nah kita tanamkan disitu, guru

bersangkutan pasti akan memberikan nilai-nilai

karakter dalam kegiatan tersebut ya misalnya

datang tepat waktu, sehingga siswa diharapkan

nanti bisa disiplin waktu, misalnya

berkompetisi dengan sehat, kemudian nilai

kejujurannya dalam bermain.

Berdasarkan hasil observasi terlihat bahwa

pihak sekolah maupun guru matematika

selalu menyediakan kesempatan kepada

siswa untuk melakukan tindakan yang

bermoral. Misalnya guru matematika

selalu menekankan dalam setiap proses

pembelajaran untuk dapat bekerjasama

dengan orang lain dikarenakan dalam

mengerjakan suatu hal harus adanya

dukungan dari pihak lain agar dapat

memperoleh hasil yang baik. Selain itu

berdasarkan pantauan dari peneliti, sekolah

juga menyediakan berbagai macam

kegiatan seperti retret, live in, maupun

kegiatan yang terkait dengan sosial selalu

diusahakan oleh pihak sekolah agar siswa

dapat memiliki kepedulian sosial

Berdasarkan tabel 4.15 diatas terlihat bahwa pihak sekolah mengakomodasi siswa untuk mengembangkan

pendidikan karakter yang telah diitegrasikan dalam proses pembelajaran di kelas melalui kegiatan ekstrakurikuler. Selain

itu pihak sekolah juga mengakomodasi adanya kegiatan pembinaan iman, kegiatan retret, serta kegiatan live in.

Kegiatan-kegiatan tersebut dimaksudkan agar siswa dapat memiliki wadah untuk mengembangkan tindakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

166

bermoralnya melalui kegiatan-kegiatan tersebut. Selain itu, di dalam proses pembelajaran matematika maka guru selalu

menekankan agar siswa selalu menekankan agar siswa dapat bekerjasama dengan orang lain agar hasil yang diperoleh

dalam suatu kegiatan yang dikerjakan akan memperoleh hasil yang baik.

Tabel 4.16. Perbandingan data untuk point pendidikan karakter yang efektif harus dilengkapi dengan

kurikulum akademis yang bermakna dan menantang

Data hasil wawancara dengan guru matematika Observasi yang dilakukan oleh peneliti

Peneliti (P): Kemudian bagaimana metode yang digunakan oleh guru

untuk menanamkan nilai kreatif kepada siswa?

Guru Matematika (GM): Kreativitas ya memang dalam pembuatan soal-

soal yang berbeda, soal-soal yang menantang tetapi memang yang sesuai

dengan kapasitas murid tersebut kan kita bisa dari soal-soal cerita, lalu

soal-soal aplikasi, soal-soal penerapan yang terkait dengan materi yang

mereka sampaikan, dengan cara begitu kan mereka melihat oh soal-soal

seperti ini rupanya soal-soal pengembangan. Jadi belajar materi ini

ternyata bisa dikembangkan, soal-soal ini ternyata bisa juga berfungsi

untuk ini.

Berdasarkan observasi yang dilakukan oleh peneliti dalam proses

pembelajaran matematika terlihat bahwa guru selalu berusaha

menghadirkan suasana pembelajaran yang dapat membuat siswa untuk

berpikir kreatif melalui soal-soal yang mengarah pada aplikasi materi

tersebut ke dalam kehidupan sehari-hari dan soal-soal yang bertujuan

agar siswa dapat terbiasa dengan soal-soal aplikatif, guru juga

memberikan kesempatan kepada siswa untuk menjelaskan hasil yang

diperolehnya tersebut kepada teman-temannya.

Berdasarkan tabel 4.16 diatas terlihat bahwa guru mengakomodasi kemampuan setiap siswa melalui pembuatan

soal-soal yang berbeda, pembuatan soal-soal yang menantang, soal-soal penerapan yang terkait dengan penerapannya

di dalam kehidupan sehari-hari sehingga siswa memahami contoh penerapan soal-soal tersebut di dalam kehidupannya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

167

sehari-hari. Selain itu, guru juga memberikan kesempatan kepada siswa untuk menjelaskan soal-soal tersebut kepada

teman-temannya agar siswa memiliki keberanian untuk berpendapat mengenai jawaban yang diperolehnya tersebut.

Tabel 4.17. Perbandingan data untuk point pendidikan karakter harus secara nyata berupaya mengembangkan

motivasi pribadi siswa

Data hasil wawancara dengan siswa Data hasil wawancara dengan siswi Data hasil wawancara dengan guru

matematika

Peneliti (P): Kemudian apakah melalui

pembelajaran matematika maka nilai-nilai

karakter dapat diresapi oleh Anda sendiri?

Siswa (S2): Iya sudah saya terapkan di dalam

kehidupan saya sehari-hari misalnya untuk

karakter disiplin maka saya menerapkan

karakter ini saat mengerjakan tugas rumah,

karakter jujur saya terapkan ketika mengikuti

ulangan maupun ketika mengerjakan tugas,

karakter tanggung jawab saya terapkan ketika

mengerjakan soal matematika yang diberikan

oleh Pak Budi, karakter religius saya terapkan

ketika mendoakan orang tua, teman-teman,

guru maupun staff dan karyawan sekolah agar

terhindar dari segala marabahaya.

Peneliti (P): Kemudian apakah melalui

pembelajaran matematika maka nilai-nilai

karakter dapat diresapi oleh Anda sendiri?

Siswi (S1): Iya sudah saya terapkan di dalam

kehidupan sehari-hari, misalnya saya selalu

menghormati orang lain yang lebih dewasa

dibandingkan saya, kemudian juga saya selalu

menerapkan nilai-nilai kedisiplinan dalam

setiap kegiatan yang saya lakukan, saya juga

selalu menerapkan rasa tanggung jawab atas

apa yang saya kerjakan serta nilai-nilai karakter

lainnya selalu saya terapkan dalam kehidupan

saya sehari-hari.

Peneliti (P): Kemudian nilai-nilai/hal apakah

yang diharapkan oleh guru dengan cara

menanamkan nilai karakter tersebut ke dalam

diri siswa?

Guru Matematika (GM): Ya karena nilai-nilai

karakter ini akan menjadi identitas atau jati diri

bangsa ini maka nilai-nilai karakter penting

dalam kehidupan sehari-hari terutama bagi

anak-anak bangsa ini karena anak-anak harus

mempunyai identitas, mempunyai jati diri,

mempunyai nilai-nilai karakter itu kan salah

satu nilai jati diri bangsa kan kalau anak-anak

tidak ditanamkan nilai-nilai tersebut mau

dibawa kemana anak-anak bangsa ini.

Berdasarkan tabel 4.17 diatas terlihat bahwa siswa telah menerapkan penanaman pendidikan karakter yang

diberikan oleh Pak Budi melalui proses pembelajaran matematika ke dalam kehidupannya sehari-hari misalnya untuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

168

menerapkan karakter disiplin, karakter religius, karakter jujur, karakter tanggung jawab, menghormati orang yang lebih

dewasa. Guru matematika juga berharap agar siswa mempunyai identitas, mempunyai jati diri agar segala hal yang telah

ditanamkan dapat memiliki dampak yang positif ke depannya.

Tabel 4.18. Perbandingan data untuk point seluruh staff sekolah harus menjadi komunitas belajar dan

komunitas moral

Data hasil wawancara dengan siswa Data hasil wawancara dengan siswi Observasi yang dilakukan oleh peneliti

Peneliti (P): Kemudian apakah seluruh warga

sekolah telah menjadi komunitas belajar dan

komunitas moral bagi Anda dalam

mengembangkan karakter yang Anda miliki?

Siswa (S2): Seperti yang saya telah kemukakan

di atas, bahwa seluruh warga sekolah di SMA

Santo Yosef selalu memberikan penanaman

karakter kepada setiap siswa, dengan harapan

agar siswa SMA Santo Yosef memiliki

kepribadian yang baik saat berada di

lingkungan sekolah maupun saat di luar

lingkungan sekolah sehingga dapat menjadi

komunitas moral bagi saya pribadi di dalam

mengembangkan pendidikan karakter bagi diri

saya. Selain itu, seluruh warga sekolah juga

telah memberikan contoh pembelajaran

karakter yang baik bagi saya sehingga dapat

menjadi komunitas belajar yang baik bagi saya

Peneliti (P): Kemudian apakah seluruh warga

sekolah telah menjadi komunitas belajar dan

komunitas moral bagi Anda dalam

mengembangkan karakter yang Anda miliki?

Siswi (S1): Iya dikarenakan staff, karyawan,

guru memberikan contoh-contoh hal yang baik

kepada saya dalam melakukan setiap kegiatan

yang berhubungan dengan orang yang lebih

dewasa, dengan kata lain saya diberikan sesuatu

penanaman karakter untuk menghormati orang

yang lebih dewasa sehingga saya merasa

dengan adanya pengaruh seperti itu maka saya

dapat memiliki kepribadian yang baik.

Berdasarkan observasi yang dilakukan oleh

peneliti terlihat bahwa staff sekolah selalu

berusaha agar menjadi role model bagi siswa

dalam setiap tindakannya agar siswa memiliki

contoh untuk menjadi pribadi yang baik, selain

itu aturan-aturan yang berlaku di sekolah juga

tidak hanya ditunjukkan untuk siswa saja

melainkan untuk seluruh warga sekolah,

selanjutnya selalu ada briefing yang dilakukan

setiap pagi oleh seluruh staff sekolah untuk

membahas rencana kegiatan yang akan

dilaksanakan dengan penuh integritas.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

169

Data hasil wawancara dengan siswa Data hasil wawancara dengan siswi Observasi yang dilakukan oleh peneliti

untuk belajar mengenai karakter yang baik

melalui seluruh warga sekolah.

Berdasarkan tabel 4.18 diatas terlihat bahwa anggota staff di sekolah telah menunjukkan tanggung jawabnya

dengan menjadi model atau contoh bagi siswa untuk penerapan pendidikan karakter yang baik, kemudian nilai-nilai dan

aturan yang ada di sekolah juga tidak hanya dikhususkan kepada siswa saja melainkan aturan-aturan tersebut

ditunjukkan untuk seluruh warga sekolah agar tidak adanya diskriminasi dalam berkelakuan dan bertindak di lingkungan

sekolah, kemudian terlihat bahwa pihak sekolah melaksanakan penanaman pendidikan karakter dengan penuh integritas.

Tabel 4.19. Perbandingan data untuk point implementasi pendidikan karakter membutuhkan kepemimpinan

moral yang diperlukan bagi staff sekolah maupun para siswa

Data hasil wawancara dengan wakil kepala sekolah bidang

kesiswaan

Data hasil wawancara dengan siswi

Peneliti (P): Kemudian peran serta dari guru dalam

mempersiapkan penyelenggaraan pendidikan karakter itu seperti

apa Pak?

Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan (WKS): Jadi secara

administrasinya emang itu ya kekompakan masing-masing guru

ya, karyawan, kepala sekolah, struktural sama-sama lah untuk

menanamkan itu kepada siswa semuanya. Jadi secara teknisnya

Peneliti (P): Kemudian bagaimanakah proses pembelajaran matematika di

kelas berlangsung?

Siswi (S1): Saya memiliki pendapat bahwa cara pengajaran guru sangat

berpengaruh terhadap hasil yang didapatkan oleh siswa. Menurut saya, Pak

Budi termasuk guru yang cara mengajarnya mudah untuk dipahami. Selama

kami memperhatikannya dengan serius pada saat pembelajaran maka saat

ulangan akan mudah-mudah saja bagi saya untuk mengerjakan soal yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

170

Data hasil wawancara dengan wakil kepala sekolah bidang

kesiswaan

Data hasil wawancara dengan siswi

di lapangan ya guru harus memberikan contoh ya, sebab dengan

contoh konkret itulah sebenarnya siswa bisa melihat, contohnya

Pak Budi sendiri ya. Pak Budi termasuk guru teladan lah kalau di

sekolah sini, bisa dicontoh dengan baik, dalam hal mengajar

maupun dalam hal membina siswa.

diberikan. Pak Budi merupakan salah satu contoh guru yang dapat dijadikan

panutan yang baik apabila dilihat dari cara beliau dalam menanamkan

pendidikan karakter terhadap setiap siswa dikarenakan dalam setiap point

yang telah saya berikan mengemukakan bahwa Pak Budi merupakan

seorang guru yang dapat dikatakan sebagai penggiat penanaman karakter

yang tidak hanya meminta saja namun melakukan di kehidupan sehari-hari.

Berdasarkan tabel 4.19 diatas terlihat bahwa Pak Budi selaku guru matematika di SMA Santo Yosef

Pangkalpinang dengan didasarkan pada pendapat dari siswi serta wakil kepala sekolah bidang kesiswaan merupakan

seorang guru yang dapat dikatakan sebagai guru teladan dalam hal penanaman pendidikan karakter kepada siswa di

lingkungan sekolah dikarenakan Pak Budi tidak hanya sekedar meminta saja untuk melakukan suatu hal namun Pak

Budi selalu mencontohkan tindakan tersebut secara nyata.

Tabel 4.20. Perbandingan data untuk point sekolah harus merekrut orang tua dan anggota masyarakat sebagai

partner penuh dalam upaya pembangunan karakter

Data hasil wawancara dengan kepala

sekolah

Data hasil wawancara dengan guru

matematika

Data hasil wawancara dengan wakil kepala

sekolah bidang kesiswaan

Peneliti (P): Kemudian apakah dari pihak

sekolah mengajak orang tua untuk berperan

aktif untuk melaksanakan pendidikan karakter

Peneliti (P): Kemudian apakah sekolah

merekrut orangtua dan anggota masyarakat

Peneliti (P): Kemudian Pak apakah sejauh ini

pihak sekolah itu mengajak orang tua untuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

171

Data hasil wawancara dengan kepala

sekolah

Data hasil wawancara dengan guru

matematika

Data hasil wawancara dengan wakil kepala

sekolah bidang kesiswaan

bagi siswa-siswa SMA Santo Yosef itu sendiri

Bu?

Kepala Sekolah (KS): Iya. Secara tidak

langsung kita awali dengan interaksi secara

langsung itu kita awali dengan sosialisasi. Jadi

di awal tahun ajaran itu per tingkat kita buat

sosialisasi untuk orang tua. Jadi, orang tua

datang ke sekolah tidak semata-mata lalu

mereka hanya mendengar. Ini sekolah mau buat

ini buat itu tapi juga kita dengarkan mereka.

Dialognya seperti apa. Nah itu kami awali di

bulan-bulan awal. Bulan-bulan juli agustus itu

orang tua sudah diajarkan, lalu dalam

pertemuan intensif dengan wali kelas, misalnya

pada saat pengambilan raport mid semester atau

semesteran. Itu juga kita senantiasa

menghimbau orang tua untuk melanjutkan

pendidikan karakter yang sudah kita mulai di

sekolah.

sebagai partner dalam upaya pembangunan

karakter bagi siswa?

Guru Matematika (GM): Beberapa iya gitu.

Sampai sejauh mana ya bagaimana

perencanaan, program-program pihak sekolah

bisa berhubungan dengan pihak orangtua tapi

dalam peranan wali kelas juga melibatkan

orangtua murid juga pada saat pengambilan

raport ada juga, tetap kita tidak bisa tinggalkan,

kemudian penanaman karakter dari pihak luar

misalnya pihak aparat, pihak pemerintah,

semua pihak dilibatkan untuk penanaman nilai-

nilai karakter itu. Jadi ya dilibatkan semua,

bukan hanya orang tua, jadi pihak-pihak aparat,

pemerintah, pihak-pihak lembaga yang punya

hubungan dengan pendidikan karakter juga

dilibatkan. Kegiatan-kegiatan yang terkait

dengan pendidikan karakter juga dilibatkan.

berperan serta dalam pengembangan karakter

dari siswa-siswi itu sendiri Pak?

Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan

(WKS): Ya...orang tua memang...eh,

menghadirkan orang tua di sekolah itu jarang

tapi ada, misalnya dalam eh...sosialisasi tata

tertib siswa ya, sosialisasi tata tertib siswa ini

juga salah satu juga tentang penanaman

karakter kedisiplinan siswa ya, dalam hal pasal-

pasalnya juga, dalam hal memberi sanksi juga

ya. Nah, ada kita tanamkan kepada orang tua

juga tentang hal ini, kerjasama ya...kemudian

begitu juga kalau siswa mengalami masalah di

sekolah kita panggil orang tuanya, contohnya

yang sederhana saja siswa bertengkar misalnya

ribut ya, berkelahi, orang tuanya kita panggil

kita ajak kerjasama ya. Biasanya itu kerjasama

BK ya, konseling dengan orang tua, begitu juga

dengan nilai-nilai akademiknya yang kurang

misalnya kan, tetap ada itu ya kita ajak orang

tua berembuk seperti itu.

Berdasarkan tabel 4.20 diatas terlihat bahwa sekolah mau bersusah payah untuk melakukan dialog dengan orang

tua, aparat, pemerintah maupun lembaga-lembaga yang terkait dengan pendidikan karakter agar penanaman pendidikan

karakter kepada siswa dapat memiliki dampak yang positif kepada siswa melalui tindakannya dalam kehidupan sehari-

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

172

hari. Hal yang dilakukan oleh pihak sekolah yaitu dengan melakukan sosialisasi terkait dengan pendidikan karakter

kepada orang tua di awal tahun ajaran. Hal tersebut terlihat bahwa adanya komitmen dari pihak sekolah untuk selalu

mengusahakan pendidikan karakter baik di sekolah maupun ketika siswa di rumah.

Tabel 4.21. Perbandingan data untuk point evaluasi terhadap pendidikan karakter

Data hasil wawancara

dengan siswa

Data hasil wawancara

dengan siswi

Data hasil wawancara

dengan kepala sekolah

Data hasil wawancara

dengan wakil kepala

sekolah bidang

kurikulum

Data hasil wawancara

dengan guru matematika

Peneliti (P): Kemudian

apakah melalui

pembelajaran matematika

maka nilai-nilai karakter

dapat diresapi oleh Anda

sendiri?

Siswa (S2): Iya sudah saya

terapkan di dalam

kehidupan saya sehari-hari

misalnya untuk karakter

disiplin maka saya

menerapkan karakter ini

saat mengerjakan

soal/tugas rumah, karakter

jujur saya terapkan ketika

mengikuti ulangan maupun

ketika tidak mengerjakan

tugas, karakter tanggung

Peneliti (P): Kemudian

apakah melalui

pembelajaran matematika

maka nilai-nilai karakter

dapat diresapi oleh Anda

sendiri?

Siswi (S1): Iya saya...iya

sudah saya terapkan di

dalam kehidupan sehari-

hari saya misalnya saya

selalu menghormati orang

lain yang lebih dewasa

dibandingkan saya,

kemudian juga saya selalu

menerapkan nilai-nilai

kedisiplinan dalam setiap

kegiatan yang saya

lakukan, saya juga selalu

Peneliti (P): Kemudian

melalui pendidikan

karakter apakah siswa itu

menganggap seluruh

komunitas sekolah itu

sebagai satu keluarga Bu?

Kepala Sekolah (KS):

Kelihatannya kalau

masalah kekeluargaan ya,

itu memang menjadi

satu...ciri khas ya dalam

pendidikan kita, di dalam

lembaga kita, hanya

dengan cara mereka

sendiri-sendiri begitu

mungkin tidak atau

mungkin belum kelihatan

sekarang, tetapi bahwa itu

Peneliti (P): Kemudian

apakah pendidikan karakter

yang diterapkan di sekolah

ini memiliki pengaruh yang

positif bagi siswa itu

sendiri Pak?

Wakil Kepala Sekolah

Bidang Kurikulum

(WKK): Ada,

kecenderungan mereka

memiliki semangat untuk

kompetitifnya lebih baik,

memiliki semangat untuk

percaya diri itu lebih baik

bagi siswa dan juga terkait

sopan santun, etika mereka

justru menjadi orang yang

lebih baik.

Peneliti (P): Kemudian

apakah dengan penerapan

pendidikan karakter

melalui proses

pembelajaran maka siswa

memiliki rasa peduli

terhadap sesama?

Guru Matematika (GM):

Seharusnya begitu. Kalau

kita tanamkan hal yang

baik dan benar seharusnya

itu bisa terjadi. Sekarang

tergantung kepada kita,

sudahkah kita lakukan

dengan proses yang benar

kemudian nilai-nilai

tersebut kita kerjakan

dengan tepat atau tidak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

173

Data hasil wawancara

dengan siswa

Data hasil wawancara

dengan siswi

Data hasil wawancara

dengan kepala sekolah

Data hasil wawancara

dengan wakil kepala

sekolah bidang

kurikulum

Data hasil wawancara

dengan guru matematika

jawab saya...saya terapkan

ketika mengerjakan soal

matematika yang diberikan

oleh Pak Budi, karakter

religius saya...saya

terapkan ketika mendoakan

orang tua, teman-teman,

guru maupun staff dan

karyawan sekolah agar

terhindar dari segala

marabahaya.

P: Kemudian apakah Anda

telah memiliki kesadaran

untuk semakin peduli

dengan keadaan sesama?

S2: Kesadaran terhadap

sesama dalam hal peduli

maka telah saya lakukan

ketika membantu teman

yang mengalami kesulitan,

memberikan semangat

apabila teman mengalami

kesulitan, menjenguk

teman ketika sedang sakit,

dan sebagainya sehingga

ada nilai kepedulian yang

tinggi terhadap sesama.

menerapkan rasa tanggung

jawab atas apa yang saya

kerjakan serta nilai-nilai

karakter lainnya selalu saya

terapkan ke dalam

kehidupan saya sehari-hari.

P: Kemudian apakah Anda

telah memiliki kesadaran

untuk semakin peduli

dengan keadaan sesama?

S1: Saya sudah memiliki

kesadaran untuk semakin

memiliki kepedulian

terhadap sesama, misalnya

membantu teman yang

sedang kesulitan,

menjenguk teman yang

sakit, memberikan

motivasi kepada teman

yang sedang menghadapi

masalah serta hal-hal lain

yang terkait dengan nilai

peduli dengan keadaan

sesama.

Santo Yosef menjadi satu

komunitas, itu yang selalu

kita dengung-dengungkan,

komunitas itu berbeda

dengan kelompok. Kalau

kelompok itu adalah hanya

kumpulan beberapa orang,

tapi komunitas ini

kumpulan orang-orang

dengan seluruh jiwanya,

dengan seluruh

keberadaannya. Nah itu

kita yang selalu

beritahukan pada siswa

bahwa kita adalah satu

komunitas.

gitu. Kalau kita lakukan

dengan benar, saya pikir

akan membuahkan hasil

yang benar. Kalau langkah

kita benar kan ya pasti buah

yang kita dapatkan pasti

benar.

P: Kemudian apakah siswa

telah

mengimplementasikan

pendidikan karakter

melalui kegiatannya sehari-

hari.

GM: Ya ini perlu memang,

kalau di sekolah iya tapi

memang kita perlu evaluasi

secara terus menerus ya

kan tidak bisa berhenti

sesaat gitu seperti yang

saya sampaikan tadi tidak

cukup kan hanya lihat

sesaat gitu kan. Mungkin

juga keterkaitan dengan

pelajaran lain selain

matematika kan bidang-

bidang studi yang lain pun

juga harus ditanamkan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

174

Data hasil wawancara

dengan siswa

Data hasil wawancara

dengan siswi

Data hasil wawancara

dengan kepala sekolah

Data hasil wawancara

dengan wakil kepala

sekolah bidang

kurikulum

Data hasil wawancara

dengan guru matematika

Jadi kerja penanaman

karakter ini kan bukan

hanya pada satu bidang

pelajaran, pelajaran-

pelajaran juga harus

ditanamkan. Nah itu lah

peranan pihak sekolah,

banyak pihak pun harus

dilibatkan sehingga betul-

betul, mungkin pada

bidang matematika tidak

tercapai dan pada mata

pelajaran yang lain lebih

mengenai penerapan nilai-

nilai karakter tersebut, nah

itu kan harus adanya

sinergi antara mata

pelajaran yang satu dengan

yang lain dan kerjasama

seluruh komponen sekolah

itu penting. Jadi tidak bisa

hanya sekedar dari sisi

mata pelajaran matematika

dan itu harus dari seluruh

aspek mata pelajaran. Itu

bagian dari nilai-nilai

sekolah itu, tidak cukup

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

175

Data hasil wawancara

dengan siswa

Data hasil wawancara

dengan siswi

Data hasil wawancara

dengan kepala sekolah

Data hasil wawancara

dengan wakil kepala

sekolah bidang

kurikulum

Data hasil wawancara

dengan guru matematika

hanya satu mata pelajaran

saja.

Berdasarkan tabel 4.21 diatas terlihat bahwa siswa di sekolah telah menghargai satu sama lain, siswa juga telah

menganggap bahwa seluruh warga sekolah sebagai suatu keluarga, serta staff sekolah telah berupaya untuk

mengembangkan karakter siswa melalui contoh-contoh tindakan yang dilakukan oleh dirinya agar dapat menjadi contoh

bagi siswa. Selain itu siswa juga telah menerapkan pendidikan karakter yang telah ditanamkan melalui proses

pembelajaran matematika tersebut ke dalam kegiatannya sehari-hari.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

176

c. Penarikan kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dapat disimpulkan bahwa

pendidikan karakter di SMA Santo Yosef Pangkalpinang berjalan

secara efektif, di mana keefektifan tersebut didasarkan pada data

hasil wawancara yang diperoleh melalui siswa dan siswi SMA Santo

Yosef Pangkalpinang yang menyatakan bahwa dirinya telah

mengaplikasikan pendidikan karakter yang diperolehnya ke dalam

kegiatannya sehari-hari. Keefektifan pendidikan karakter juga

ditinjau dari beberapa data yang diperoleh dalam proses

pengumpulan data. Data yang dimaksud yaitu data hasil wawancara

dengan kepala SMA Santo Yosef Pangkalpinang, data hasil

wawancara dengan wakil kepala sekolah bidang kurikulum, wakil

kepala sekolah bidang kesiswaan, guru matematika SMA Santo

Yosef Pangkalpinang, serta siswa dan siswi SMA Santo Yosef

Pangkalpinang dan dengan didasarkan pada observasi oleh peneliti

dan dokumen yang dimiliki oleh sekolah terkait dengan penanaman

pendidikan karakter. Beberapa point penting yang diperoleh untuk

menunjang keefektifan pendidikan karakter tersebut yaitu pihak

sekolah dan guru matematika memiliki komitmen yang kuat untuk

menanamkan pendidikan karakter kepada peserta didik melalui

proses pembelajaran dikarenakan melalui penanaman pendidikan

karakter maka akan membentuk pribadi peserta didik menjadi lebih

baik, peserta didik dengan sungguh-sungguh mengikuti proses

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

177

penanaman karakter secara komprehensif melalui pembelajaran

matematika sehingga adanya kemampuan untuk saling peduli

dengan sesama dan peserta didik selalu merefleksikan pengalaman

hidupnya agar dapat berkembang ke arah yang lebih baik, guru juga

membangun sikap kepedulian pada diri peserta didik dengan cara

melakukan proses rolling tempat duduk dengan tujuan agar peserta

didik dapat membantu temannya yang mengalami kesulitan, pihak

sekolah juga selalu mengusahakan melalui proses maupun kegiatan-

kegiatan agar pendidikan karakter tersebut memiliki dampak yang

positif terhadap anak-anak agar peserta didik diharapkan setelah

lulus dapat menjadi pribadi yang lengkap dengan iman yang kuat

dan memiliki kecerdasan emosi, siswa mengemukakan bahwa

sekolah telah berfungsi untuk mengembangkan dirinya menjadi

pribadi yang semakin peka untuk peduli dengan sesama melalui

kegiatan-kegiatan yang mengakomodasi peserta didik untuk

semakin peka dengan sesama, sekolah menyediakan wadah kepada

siswa untuk melakukan kegiatan yang bermoral melalui kegiatan

ekstrakurikuler maupun kegiatan-kegiatan yang terkait lainnya agar

peserta didik dapat mengembangkan tindakan bermoralnya melalui

kegiatan tersebut, guru matematika juga melalui proses

pembelajaran telah berusaha untuk memberikan pembelajaran yang

bermakna bagi siswa melalui soal-soal yang dikaitkan dengan

penerapan dalam kehidupan sehari-hari, siswa juga mengemukakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

178

bahwa seluruh staff sekolah telah menjadi komunitas belajar dan

komunitas moral bagi dirinya, siswa dan wakil kepala sekolah

mengemukakan bahwa guru matematika merupakan individu yang

berperan penting dalam proses penanaman pendidikan karakter di

sekolah, sekolah telah berupaya untuk bersinergi dengan orangtua

dan masyarakat dalam upaya pembangunan karakter, serta adanya

evaluasi yang dilakukan oleh pihak sekolah dan guru matematika

terhadap penyelenggaraan pendidikan karakter. Kelemahan

pendidikan karakter yang diterapkan di SMA Santo Yosef

Pangkalpinang antara lain pihak sekolah maupun guru tidak selalu

mengajak peserta didik untuk melaksanakan doa sebelum

dimulainya proses pembelajaran dikarenakan biasanya doa hanya

dilaksanakan sebelum proses pembelajaran pada jam pertama saja,

guru juga belum mengadakan kegiatan pembelajaran yang

berorientasi di luar kelas terkait dengan proses penanaman karakter

kepada peserta didik, masih kurangnya kegiatan yang dilakukan

oleh pihak sekolah untuk mengembangkan karakter peserta didik.

D. Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian yang diuraikan diperoleh hasil bahwa

pendidikan karakter yang diimplementasikan melalui pembelajaran

matematika di SMA Santo Yosef berjalan secara efektif. Hal tersebut

dikarenakan melalui pembelajaran matematika maka peserta didik diajak

oleh guru untuk lebih mendalami makna dari pendidikan karakter melalui

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

179

pembelajaran matematika. Guru matematika menekankan kepada peserta

didik bahwa di dalam matematika bukan hanya ilmu yang eksak dan kaku

serta hanya mementingkan logika saja melainkan melalui matematika

terkandung nilai-nilai karakter yang dapat diambil oleh peserta didik

sehingga nilai-nilai tersebut dapat diimplementasikan dalam kehidupan

sehari-hari.

Selain itu, guru matematika juga mengemukakan bahwa untuk

mencapai keberhasilan dalam pengembangan karakter kepada peserta didik

maka seorang guru harus dapat mempersiapkan dirinya secara sungguh-

sungguh serta harus memperhatikan situasi dan kondisi di kelas saat

pembelajaran sedang berlangsung. Hal tersebut dikarenakan dengan

mengetahui situasi dan kondisi di kelas saat pembelajaran berlangsung

maka guru dapat menerapkan metode atau cara yang tepat untuk dapat

diterapkan kepada peserta didik melalui pembelajaran yang menyenangkan.

Apabila guru tidak memahami situasi dan kondisi di lapangan secara

sungguh-sungguh maka peserta didik akan merasa bosan dan jenuh dengan

pembelajaran yang monoton sehingga akan berdampak pada kurangnya

hasil yang diperoleh peserta didik dalam kaitannya dengan kognitif dan

karakter yang diterapkan melalui proses pembelajaran.

Oleh karena itu, guru mengemukakan bahwa di dalam kelas itu maka

guru diibaratkan sebagai seorang koki profesional yang sudah paham untuk

melakukan apa saja agar hasil yang diperoleh akan berjalan secara efektif.

Selain itu guru juga diibaratkan sebagai seorang konduktor dalam musik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

180

yang memiliki tugas untuk mengatur apakah pembelajaran akan dibawa ke

arah yang baik atau malah sebaliknya.

Selain itu, keefektifan penanaman karakter melalui pembelajaran

matematika juga didukung oleh tindakan nyata yang dilakukan oleh guru

baik melalui proses pembelajaran maupun tindakan yang dilakukan oleh

guru di luar proses pembelajaran. Tindakan yang dilakukan oleh guru yaitu

dengan mengingatkan peserta didik yang terlambat untuk mengikuti proses

pembelajaran, mengambil sampah yang berserakan, serta tindakan-tindakan

lainnya. Berdasarkan pandangan yang dikemukakan oleh peserta didik

maupun jajaran struktural juga mengemukakan bahwa guru matematika

yaitu Bapak Drs. Budi Gunawan, S.Mn. merupakan salah seorang sosok

guru yang sangat menekankan pendidikan karakter di dalam proses

pembelajaran sehingga penanaman karakter yang diberikan kepada peserta

didik melalui proses pembelajaran matematika akan menghasilkan dampak

yang positif kepada peserta didik.

Berdasarkan fungsi pendidikan nasional, maka seharusnya

pendidikan yang sedang berlangsung dapat memberikan dampak yang

positif terhadap watak dan kepribadian bangsa Indonesia. Apabila

pendidikan tersebut dapat memberikan dampak yang positif terhadap watak

dan kepribadian bangsa Indonesia maka seharusnya pendidikan mampu

menjadikan bangsa Indonesia sebagai bangsa yang religius, berintegritas

serta berakhlak baik. Selain itu, pendidikan karakter juga tertuang dalam

Undang-Undang No 20 Tahun 2003 yang mengemukakan bahwa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

181

pendidikan nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan

membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat serta

pendidikan karakter telah diatur dalam Peraturan Presiden Nomor 87 Tahun

2017 yang terkait dengan penguatan pendidikan karakter.

Oleh karena itu hal lain yang dilakukan oleh pihak sekolah untuk

mengakomodasi penanaman karakter kepada peserta didik yaitu dengan

melaksanakan kegiatan ekstrakurikuler yang diharapkan dapat menunjang

pengembangan karakter peserta didik melalui kegiatan di luar proses

pembelajaran. Melalui kegiatan ekstrakurikuler maka peserta didik dapat

membentuk pola-pola pengembangan karakter secara bertahap, misalnya

untuk peserta didik yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler dalam bidang

olahraga maka peserta didik dapat mengambil nilai-nilai untuk disiplin

dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler sehingga akan memperoleh hasil

yang baik setelah mengikuti kegiatan ekstrakurikuler, selain itu peserta

didik juga akan memperoleh nilai kerja keras di mana peserta didik akan

diberikan latihan secara terus menerus melalui berbagai macam hasil yang

telah diperoleh melalui kegiatan ekstrakurikuler tersebut, serta nilai-nilai

karakter lainnya dapat diperoleh oleh peserta didik melalui kegiatan

ekstrakurikuler dalam bidang olahraga. Untuk nilai-nilai yang dapat

diperoleh peserta didik melalui kegiatan ekstrakurikuler dalam bidang

akademik maka nilai-nilai tersebut antara lain adalah nilai kerja keras di

mana peserta didik memiliki keinginan untuk berusaha lebih keras lagi

dalam menyelesaikan persoalan-persoalan yang diberikan dalam bentuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

182

soal-soal, nilai lainnya yaitu nilai rasa ingin tahu yang ditunjukkan melalui

pertanyaan-pertanyaan yang dikemukakan oleh peserta didik mengenai

suatu topik materi yang sedang dibahas serta nilai-nilai karakter lainnya

yang dapat dikembangkan melalui kegiatan ekstrakurikuler dalam bidang

akademik. Pihak sekolah juga menyediakan waktu khusus kepada peserta

didik dalam penyusunan jadwal pelajaran di mana disediakan suatu wadah

dalam bentuk pengembangan diri bagi peserta didik untuk dapat mengikuti

beberapa kegiatan yang memang dimaksudkan agar peserta didik dapat

mengembangkan minatnya melalui kegiatan yang disediakan oleh pihak

sekolah. Berdasarkan hasil pengamatan maka pengembangan diri tersebut

antara lain dalam bidang matematika, fisika, kimia, biologi, astronomi,

kebumian, basket, dance, voli, bulu tangkis, tata boga, catur, vokal,

ekonomi, geografi, wushu, futsal, lukis, inggris, mandarin, komputer,

landscape, bina sosial, KIR, PMR, serta bidang-bidang lainnya. Kegiatan

lainnya yang juga diwadahi oleh sekolah untuk mengembangkan karakter

peserta didik yaitu kegiatan yang berbasis pada bina sosial, kegiatan

pembinaan iman, retret, kegiatan live in, serta kegiatan-kegiatan lainnya.

Dalam Kurniasih (2017), Anifral Hendri mengemukakan bahwa fungsi

kegiatan ekstrakurikuler yaitu pengembangan yang bermakna bahwa fungsi

kegiatan ekstrakurikuler untuk mengembangkan kemampuan dan

kreativitas peserta didik sesuai dengan potensi, bakat, dan minat mereka;

sosial yang bermakna bahwa fungsi kegiatan ekstrakurikuler untuk

mengembangkan kemampuan dan rasa tanggung jawab sosial peserta didik;

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

183

rekreatif yang bermakna bahwa fungsi kegiatan ekstrakurikuler untuk

mengembangkan suasana rileks, menggembirakan, dan menyenangkan bagi

peserta didik yang menunjang proses perkembangan; persiapan karier yang

bermakna bahwa fungsi kegiatan ekstrakurikuler untuk mengembangkan

kesiapan karier peserta didik sehingga melalui ekstrakurikuler maka peserta

didik dapat memantapkan pengembangan kepribadian siswa yang

cenderung berkembang untuk memilih jalan tertentu. Oleh karena itu

melalui pendidikan karakter maka pihak sekolah berupaya untuk

mengembangkan motivasi pribadi siswa dan selalu memberikan suatu

wadah bagi peserta didik untuk melakukan tindakan bermoral dalam

kehidupannya sehari-hari.

Hal lain yang dilakukan untuk mengembangkan karakter peserta

didik yaitu pihak sekolah melalui staff, karyawan, guru, serta seluruh

elemen sekolah berupaya untuk tetap mempertahankan nilai-nilai yang baik

dalam setiap tindakan yang dilakukan agar dapat menjadi contoh bagi

peserta didik serta selalu menjaga kekompakan antar satu sama lain dalam

penerapan nilai-nilai karakter yang baik melalui setiap tindakan yang

dilakukan. Tindakan lainnya yaitu melalui pembelajaran matematika di

mana guru matematika selalu bersama-sama dengan peserta didik untuk

menjaga kebersihan kelas sebelum dimulainya kegiatan pembelajaran, guru

juga selalu menekankan untuk selalu mendoakan kedua orang tua, serta

selalu ada hal-hal yang selalu ditunjukkan oleh guru melalui tindakannya.

Selain itu, guru selalu bersama-sama dengan peserta didik untuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

184

merefleksikan hal-hal yang diperoleh melalui pembelajaran matematika

terkait dengan nilai-nilai apa yang diperoleh dirinya melalui pembelajaran

matematika. Melalui pembelajaran matematika, peserta didik juga secara

bertahap diajak untuk menapaki langkah demi langkah agar pengembangan

karakternya dapat berjalan dengan baik sehingga diharapkan peserta didik

selain memiliki kompetensi akademik yang baik maka ditunjang dengan

karakter yang baik juga dalam kehidupan bermasyarakat. Hal tersebut

memiliki makna bahwa sekolah berupaya melalui pendidikan karakter

untuk mempromosikan nilai-nilai karakter sebagai landasan bagi

pembentukan karakter yang baik serta memiliki makna bahwa karakter

harus dipahami secara komprehensif oleh peserta didik termasuk dalam

pemikiran, perasaan, dan perilakunya.

Hal lain yang dilakukan oleh pihak sekolah adalah dengan mengajak

orang tua serta pihak aparat, pemerintah, serta lembaga-lembaga yang

terkait dengan pendidikan karakter untuk berperan secara aktif dalam

pengembangan karakter peserta didik. Peran serta yang dilakukan adalah

dengan mengajak orang tua dalam melakukan diskusi dengan pihak sekolah

ketika tahun ajaran baru, mengajak orang tua untuk berdiskusi dengan wali

kelas terkait dengan perkembangan karakter dari peserta didik, melalui

kegiatan-kegiatan sosialisasi yang diadakan oleh pihak sekolah. Melalui

kegiatan-kegiatan tersebut maka orang tua maupun pihak-pihak yang terkait

dengan pengembangan karakter bagi peserta didik diajak untuk memberikan

kritik dan saran yang dapat memiliki dampak bagi pengembangan karakter

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

185

peserta didik untuk menuju ke arah yang lebih baik. Oleh karena itu apabila

dipandang secara keseluruhan maka pihak sekolah telah berusaha untuk

menjadi komunitas yang peduli terhadap pengembangan karakter peserta

didik dengan mempromosikan nilai-nilai karakter kepada siswa, hal lainnya

adalah sekolah telah berusaha untuk merekrut orang tua dan pihak yang

terkait untuk bekerjasama dalam membangun karakter dari peserta didik

serta adanya usaha dari pihak sekolah untuk mempromosikan nilai-nilai inti

karakter kepada seluruh elemen sekolah. Pihak sekolah juga membangun

fondasi yang kokoh di dalam lingkungan sekolah melalui kerja sama guru,

staff, karyawan, jajaran struktural, guru Bimbingan dan Konseling (BK),

serta seluruh warga sekolah agar peserta didik akan dihadapkan pada

pengembangan karakter yang maksimal selama di sekolah.

Berdasarkan hasil yang diperoleh dalam penelitian, dikemukakan

bahwa staff sekolah telah menjadi komunitas belajar dan menjadi komunitas

moral bagi setiap diri peserta didik melalui tindakan bertanggung jawab

dalam melaksanakan hal-hal yang menjadi tanggung jawabnya dan menjadi

model bagi peserta didik untuk mengembangkan karakter pada dirinya

sendiri, nilai-nilai dan norma yang berlaku untuk siswa juga berlaku untuk

staff maupun karyawan yang berada di lingkungan sekolah yang bertujuan

agar adanya contoh yang menunjukkan bahwa nilai dan norma tersebut

tidak hanya berlaku bagi siswa saja melainkan bagi seluruh elemen sekolah,

serta selalu melaksanakan refleksi terhadap kegiatan-kegiatan yang telah

dilaksanakan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

186

Hal lainnya yang dilakukan oleh pihak sekolah yaitu terkait dengan

kurikulum yang berlaku di SMA Santo Yosef Pangkalpinang. Untuk kelas

X menggunakan kurikulum 2013 dan kelas XI serta XII menggunakan

kurikulum 2006 atau KTSP. Melalui kurikulum tersebut maka untuk

membawa pengembangan karakter yang baik bagi siswa, maka perlu

dilakukan analisis materi terlebih dahulu yang disesuaikan dengan situasi

dan kondisi siswa yang kemudian dirancang di dalam RPP yang akan

digunakan dalam proses pembelajaran. Melalui pembelajaran matematika

maka guru menyediakan berbagai macam soal yang bervariasi agar peserta

didik dapat tertarik untuk mengikuti pembelajaran matematika, guru juga

memberikan soal yang memerlukan kreativitas dari peserta didik agar dapat

menyelesaikan soal yang diberikan, guru juga menghadirkan pembelajaran

yang dapat memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk

menyalurkan kreativitasnya dalam proses pembelajaran matematika serta

pembelajaran matematika didasarkan pada pembelajaran yang tidak

monoton melainkan suasana pembelajaran disesuaikan dengan situasi dan

kondisi yang ada di lapangan saat proses pembelajaran berlangsung. Hal ini

menunjukkan bahwa adanya kurikulum yang menghargai peserta didik dan

membantu peserta didik untuk mencapai kesuksesan.

Untuk proses evaluasi penyelenggaraan pendidikan karakter maka

pihak sekolah mengevaluasi mengenai sejauh mana karakter yang diberikan

di sekolah dapat diimplementasikan oleh peserta didik dalam kehidupannya

sehari-hari, serta bagaimana cara guru untuk mengimplementasikan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

187

pendidikan karakter kepada peserta didik. Selain itu telah meminta peserta

didik beserta orang tua untuk menilai bagaimana sekolah telah menjadi

komunitas yang peduli bagi pengembangan karakter untuk dirinya. Oleh

karena itu dapat ditinjau dari semua hasil yang dilakukan oleh pihak sekolah

dan melalui pembelajaran matematika maka dapat ditarik kesimpulan

bahwa pendidikan karakter telah berjalan secara efektif dalam

mengembangkan karakter peserta didik.

Untuk mengakomodasi kegiatan penanaman karakter kepada peserta

didik maka ada suatu dewan dari pihak yayasan dengan Gereja yaitu Dewan

Pastoral yang bersinergi dengan jajaran struktural, guru, staff, karyawan,

orang tua, beserta pihak-pihak yang terkait dengan pendidikan karakter.

Melalui hubungan tersebut maka adanya suatu dewan yang bertugas sebagai

pengontrol penanaman karakter di sekolah.

Selain itu berdasarkan observasi yang dilakukan oleh peneliti selama

melakukan pengumpulan data terlihat bahwa siswa SMA Santo Yosef

Pangkalpinang memiliki kebiasaan untuk mengambil sampah yang

berserakan, menyapa orang yang lebih dewasa, disiplin dalam mengikuti

proses pembelajaran, bertanggung jawab terhadap tugas yang diberikan

kepada dirinya, jujur dalam melakukan setiap kegiatan khususnya dalam

mengikuti ulangan, menghargai perbedaan agama antar satu sama lain, di

mana siswa yang memiliki kepercayaan atau agama yang berbeda maka

ketika doa Angelus maka siswa tetap menghormati temannya yang sedang

berdoa, menyelesaikan tugas yang diberikan kepada dirinya baik itu dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

188

mengerjakan sendiri maupun memiliki inisiatif untuk bertanya, melakukan

tindakan yang peduli dengan keadaan sesama yang sedang dilanda

kesulitan.

Keefektifan tersebut juga ditunjang dengan proses pendidikan

karakter yang diterapkan secara umum di SMA Santo Yosef Pangkalpinang

yaitu melalui tahap persiapan, tahap pelaksanaan, tahap evaluasi serta

ditunjang dengan proses pendidikan karakter yang diterapkan melalui

proses pembelajaran matematika di SMA Santo Yosef Pangkalpinang

melalui tahap persiapan, tahap pelaksanaan, tahap evaluasi serta tahap

tindak lanjut. Melalui proses tersebut peserta didik memiliki kesempatan

untuk memperoleh langkah demi langkah untuk dapat mengembangkan

karakter yang dimilikinya.

E. Keterbatasan Penelitian

1. Penelitian ada yang dilakukan tidak sesuai dengan waktu penelitian

yang disusun saat mengajukan proposal. Hal tersebut dikarenakan untuk

menyesuaikan jadwal, situasi, serta kondisi yang berada di lapangan.

2. Observer yang ada di dalam penelitian adalah peneliti sendiri sehingga

tidak adanya tanggapan dari pihak lain yang berfungsi sebagai observer

penunjang walaupun ada waktu tertentu terdapat observer lain yang

membantu peneliti dalam proses penelitian.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

189

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil yang diperoleh peneliti selama melakukan penelitian

serta dengan didasarkan pada hasil pembahasan maka dapat disimpulkan

sebagai berikut:

1. Proses pendidikan karakter diterapkan secara umum di SMA Santo

Yosef Pangkalpinang pada tahun ajaran 2017/2018 yakni melalui

tahap perencanaan penanaman pendidikan karakter, tahap pelaksanaan

penanaman pendidikan karakter serta tahap evaluasi penanaman

pendidikan karakter. Berikut akan dijabarkan proses pendidikan

karakter secara umum tersebut.

a. Tahap perencanaan penanaman pendidikan karakter

Perencanaan pendidikan karakter dilakukan dengan cara

menyisipkan pendidikan karakter ke dalam kurikulum yang

mengikuti pedoman dari pusat yang berpusat pada visi dan misi

sekolah yaitu bertumpu pada hati nurani dan solider terhadap

sesama .serta penanaman pendidikan karakter disesuaikan dengan

ciri khas pendidikan Katolik pada umumnya. Persiapan tersebut

dirancang oleh jajaran struktural bersama dengan guru mata

pelajaran yang terkait dan persiapan untuk penyelenggaraan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

190

pendidikan karakter tersebut dilakukan secara terus menerus.

b. Tahap pelaksanaan penanaman pendidikan karakter

Tahap pelaksanaan pendidikan karakter dilakukan oleh

pihak sekolah dengan cara melalui pembiasaan yang dilakukan

kepada siswa antara lain yaitu melalui kebiasaan memberi salam,

memberi hormat kepada bendera dan menyanyikan lagu Indonesia

Raya, berdoa Angelus setiap pukul 12.00 dan menyanyikan mars

pendidikan karakter setiap berakhirnya proses pembelajaran.

c. Tahap evaluasi penanaman pendidikan karakter

Tahap evaluasi penyelenggaraan pendidikan karakter

dilakukan secara kontinu atau terus menerus, di mana evaluasi

merupakan catatan-catatan atau diskusi dari guru, wali kelas, BK,

maupun dari bagian kesiswaan.

2. Proses pendidikan karakter diterapkan melalui pembelajaran

matematika di SMA Santo Yosef Pangkalpinang pada tahun ajaran

2017/2018 yakni melalui tahap perencanaan dari penanaman

pendidikan karakter tersebut kepada peserta didik, tahap pelaksanaan

pendidikan karakter kepada peserta didik serta tahap tindak lanjut dari

penanaman karakter tersebut kepada peserta didik. Berikut akan

dijabarkan proses penanaman pendidikan karakter melalui

pembelajaran matematika tersebut

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

191

a. Tahap perencanaan pendidikan karakter kepada peserta didik

Perencanaan pendidikan karakter melalui pembelajaran

matematika kepada peserta didik yakni melalui analisis materi

yang tercantum di kurikulum sekolah, selanjutnya adalah

penyusunan silabus yang didasarkan pada analisis materi yang

telah digunakan

Langkah selanjutnya adalah menyusun RPP (Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran) yang didasarkan pada silabus yang

telah disusun, di mana guru menyisipkan karakter yang hendak

ditanamkan kepada peserta didik melalui pembelajaran

matematika serta dengan disesuaikan pada situasi dan kondisi

peserta didik di lapangan dan berpedoman pada visi dan misi

sekolah yang lebih menekankan nilai humanisme dalam bentuk

solider terhadap sesama. Guru juga mengemukakan bahwa harus

mempersiapkan diri dengan sebaik-baiknya agar penanaman

karakter dapat memiliki dampak bagi siswa dan sudah harus

memiliki metode yang sesuai dengan situasi dan kondisi di

lapangan.

b. Tahap pelaksanaan pendidikan karakter kepada peserta didik

Dalam tahap ini maka tahap awal atau langkah pertama yang

dilakukan oleh guru adalah membuka pembelajaran dengan

ucapan salam, berdoa dan memberikan beberapa penyisipan

pendidikan karakter kepada peserta didik serta guru

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

192

menyampaikan apersepsi sebelum masuk ke inti pembelajaran.

Pada tahap ini guru sering menceritakan pengalaman-pengalaman

orang-orang yang hidupnya sukses dikarenakan memiliki

karakter yang baik. Di akhir pembelajaran, guru bersama peserta

didik selalu merefleksikan proses pembelajaran yang telah

berlangsung dan guru selalu menanyakan karakter apa yang

diperoleh oleh peserta didik selama melaksanakan proses

pembelajaran. Pada tahap ini, peneliti belum dapat menemukan

kekhususan dari nilai karakter yang diimplementasikan oleh guru

terkait dengan materi matematika itu sendiri.

c. Tahap evaluasi penyelenggaraan pendidikan karakter kepada

peserta didik

Untuk pembelajaran matematika sendiri maka guru

mengevaluasi penyelenggaraan pendidikan karakter selama proses

pembelajaran, misalnya ketika peserta didik berdiskusi maupun

dalam kegiatan-kegiatan yang terkait dengan proses pembelajaran.

Yang menjadi bahan evaluasi adalah sejauh mana peserta didik

memahami makna dari pendidikan karakter melalui proses

pembelajaran serta sejauh mana peserta didik menerapkan

pendidikan karakter yang telah diperoleh dalam kehidupannya

sehari-hari. Evaluasi dilakukan oleh pihak struktural, guru mata

pelajaran, wali kelas serta seluruh pihak yang terkait dengan

penanaman karakter kepada peserta didik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

193

d. Tahap tindak lanjut penyelenggaraan pendidikan karakter

Tindak lanjut penyelenggaraan pendidikan karakter

dilakukan oleh guru melalui proses mengamati selama beberapa

bulan setelah proses pembelajaran, di mana dalam tahap ini guru

melihat seberapa jauh/seberapa dalam nilai-nilai yang diberikan

melalui proses pembelajaran diaplikasikan atau diterapkan oleh

anaka-anak dalam kegiatannya sehari-hari.

3. Keefektifan pendidikan karakter melalui pembelajaran matematika di

SMA Santo Yosef Pangkalpinang tahun ajaran 2017/2018

Berdasarkan hasil analisis data dapat disimpulkan bahwa pendidikan

karakter di SMA Santo Yosef Pangkalpinang berjalan secara efektif,

di mana keefektifan tersebut didasarkan pada data hasil wawancara

yang diperoleh melalui siswa dan siswi SMA Santo Yosef

Pangkalpinang yang menyatakan bahwa dirinya telah mengaplikasikan

pendidikan karakter yang diperolehnya ke dalam kegiatannya sehari-

hari. Keefektifan pendidikan karakter juga ditinjau dari beberapa data

yang diperoleh dalam proses pengumpulan data.

Beberapa point penting yang diperoleh untuk menunjang

keefektifan pendidikan karakter tersebut yaitu pihak sekolah dan guru

matematika memiliki komitmen yang kuat untuk menanamkan

pendidikan karakter kepada peserta didik melalui proses pembelajaran,

guru juga membangun sikap kepedulian pada diri peserta didik dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

194

cara melakukan proses rolling tempat duduk dengan tujuan agar

peserta didik dapat membantu temannya yang mengalami kesulitan,

pihak sekolah juga selalu mengusahakan melalui proses maupun

kegiatan-kegiatan agar pendidikan karakter tersebut memiliki dampak

yang positif terhadap anak-anak agar peserta didik diharapkan setelah

lulus dapat menjadi pribadi yang lengkap dengan iman yang kuat dan

memiliki kecerdasan emosi, siswa mengemukakan bahwa sekolah

telah berfungsi untuk mengembangkan dirinya menjadi pribadi yang

semakin peka untuk peduli dengan sesama melalui kegiatan-kegiatan

yang mengakomodasi peserta didik untuk semakin peka dengan

sesama, sekolah menyediakan wadah kepada siswa untuk melakukan

kegiatan yang bermoral melalui kegiatan ekstrakurikuler maupun

kegiatan-kegiatan yang terkait lainnya agar peserta didik dapat

mengembangkan tindakan bermoralnya melalui kegiatan tersebut,

guru matematika juga melalui proses pembelajaran telah berusaha

untuk memberikan pembelajaran yang bermakna bagi siswa melalui

soal-soal yang dikaitkan dengan penerapan dalam kehidupan sehari-

hari, siswa juga mengemukakan bahwa seluruh staff sekolah telah

menjadi komunitas belajar dan komunitas moral bagi dirinya, siswa

dan wakil kepala sekolah mengemukakan bahwa guru matematika

merupakan individu yang berperan penting dalam proses penanaman

pendidikan karakter di sekolah, sekolah telah berupaya untuk

bersinergi dengan orangtua dan masyarakat dalam upaya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

195

pembangunan karakter, serta adanya evaluasi yang dilakukan oleh

pihak sekolah dan guru matematika terhadap penyelenggaraan

pendidikan karakter. Kelemahan pendidikan karakter yang diterapkan

di SMA Santo Yosef Pangkalpinang antara lain pihak sekolah maupun

guru tidak selalu mengajak peserta didik untuk melaksanakan doa

sebelum dimulainya proses pembelajaran dikarenakan biasanya doa

hanya dilaksanakan sebelum proses pembelajaran pada jam pertama

saja, guru juga belum mengadakan kegiatan pembelajaran yang

berorientasi di luar kelas terkait dengan proses penanaman karakter

kepada peserta didik, masih kurangnya kegiatan yang dilakukan oleh

pihak sekolah untuk mengembangkan karakter peserta didik.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan yang diambil melalui penelitian ini maka

peneliti memberikan saran sebagai berikut:

1. Pihak Yayasan Tunas Karya dapat menggunakan penanaman

pendidikan karakter yang telah diterapkan di SMA Santo Yosef

Pangkalpinang ini sebagai input bagi sekolah lainnya yang bernaung di

Yayasan Tunas Karya

2. Peneliti lain yang hendak meneliti terkait dengan pendidikan karakter

melalui pembelajaran matematika dapat menjadikan hasil penelitian ini

sebagai referensi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

196

3. Pihak sekolah dapat memonitoring pelaksanaan pendidikan karakter

secara bertahap

4. Pihak sekolah dapat memperkuat penanaman pendidikan karakter

dengan membentuk Komite Sekolah atau Dewan Sekolah yang memang

bertugas untuk mengurus hal-hal yang terkait dengan penanaman

pendidikan karakter kepada peserta didik

5. Pihak sekolah dapat secara kontinu untuk melaksanakan kegiatan

berdoa sebelum kegiatan pembelajaran walaupun bukan pada jam

pertama pembelajaran

6. Guru matematika dapat secara bertahap untuk mengajak peserta didik

dalam melihat matematika sebagai ilmu yang humanis melalui kegiatan-

kegiatan-kegiatan yang berhubungan secara langsung dengan

masyarakat atau dengan kata lain disediakan waktu khusus di luar

pembelajaran yang memfasilitasi peserta didik dalam bereksplorasi

mengenai nilai-nilai humanisme yang terkandung di dalam matematika

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

197

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, M., 2010. Pendidikan bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: PT.

Rineka Cipta.

Asshofa, B., 2001. Metode Penelitian Hukum. 3rd penyunt. Jakarta: PT. Rineka

Cipta.

APP, AKA, RIF, OWI, WIS, RID. (2018). "Teror Klitih Hantui Nisa, Satpam

Pabrik Disabet Pedang di Seyegan". Tribun Jogja (03 Februari 2018).

Creswell, J.W., 2015. Penelitian Kualitatif & Desain Riset, Memilih di antara

Lima Pendekatan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Daryanto, 2013. Implementasi Pendidikan Karakter di Sekolah. Yogyakarta:

Penerbit Gava Media.

Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia, 2005. Kamus Besar Bahasa

Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia, 2006. Permendiknas No.22

Tahun 2006 Tentang Standar Isi. Jakarta: Depdiknas.

Evan. (2014, 08 Februari). 8 Kasus Plagiat yang Menghebohkan Indonesia.TEMPO

[Online]. Tersedia: https://nasional.tempo.co [09 Juni 2018]

Fathurrohman, P. & dkk, 2013. Pengembangan Pendidikan Karakter. Bandung: PT

Refika Aditama.

Harsono, Bagyo. (2017). "Pembunuhan di SMA Taruna Nusantara, HP Disita

Pamong Jadi Pemicu". Kedaulatan Rakyat (2 April 2017).

Hendriana, H., 2014. Penilaian Pembelajaran Matematika. Bandung: PT Refika

Aditama.

Huberman, M. & Miles, 1992. Analisis Data Kualitatif. Jakarta: UI Press.

Hudoyo, H., 1998. Mengajar Belajar Matematika. Jakarta: Depdikbud.

Kemendiknas. 2003. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003

Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Kemendiknas.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

198

Kemdikbud, 2017. Panduan Penilaian Penguatan Pendidikan Karakter. Jakarta:

Tim PPK Kemdikbud.

Kesuma, D. & dkk, 2011. Pendidikan Karakter: Kajian Teori dan Praktik di

Sekolah. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Kesuma & dkk, 2011. Pendidikan Karakter: Kajian Teori dan Praktik di Sekolah.

Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Koesoema, D., 2015. Pendidikan Karakter Utuh dan Menyeluruh Edisi Revisi.

Yogyakarta: PT Kanisius.

Kurniasih, I. & Sani, B., 2017. Pendidikan Karakter: Internalisasi dan Metode

Pembelajaran di Sekolah. Jakarta: Kata Pena.

Lickona, T., 1991. Educating for Character. New York: Bantam.

Lickona, T., Schaps, E., Lewis, C., 2007. Eleven Principles of Effective Character

Education. Washington: Character Education Partnership.

Lickona, T., 2015. Mendidik untuk Membentuk Karakter. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Mansur, K. A., 2016. Pendidikan Karakter Berbasis Wahyu. Jakarta: Gaung

Persada Press.

Merdekawati Hadi, A., 2012. Analisis Implementasi Pendidikan Karakter dalam

Pembelajaran Matematika. Tesis. Tidak Diterbitkan. Program Pascasarjana.

Universitas Negeri Surakarta.

Merriam, S. B., 2009. Qualitative Research: A guide to design and implementation.

New York: John Wiley and Sons.

Moleong, L. J., 2016. Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. Bandung: PT

Remaja Rosdakarya.

Muharrman, Rony. (2018). " Polisi Tembak Mati Penyerang Polda Riau 4 Terduga

Teroris, Ada Mahasiswa dan Buruh". Kedaulatan Rakyat (17 Mei 2018).

Muslich, M., 2015. Pendidikan Karakter Menjawab Tantangan Krisis

Multidimensional. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Rachmawati, T. & Daryanto, 2015. Teori Belajar dan Proses Pembelajaran yang

Menarik. Malang: Penerbit Gava Media.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

199

Rahayu, E. B., Masriyah, 2007. Evaluasi Pembelajaran Matematika. Jakarta:

Departemen Pendidikan Nasional Universitas Terbuka.

Russefendi, E., 1972. Dasar-dasar Matematika. Bandung: Tarsito.

Russefendi, E., 1988. Pengajaran Matematika Modern dan Masa Kini untuk Guru

dan SPG. Bandung: Tarsito.

Samani, M. & Hariyanto, 2017. Konsep dan Model Pendidikan Karakter. Bandung:

PT Remaja Rosdakarya.

Siregar, E. & Nara, H., 2011. Teori Belajar dan Pembelajaran. Bogor: Penerbit

Ghalia Indonesia.

Sriwilujeng, D., 2017. Panduan Implementasi Penguatan Pendidikan Karakter.

Jakarta: Penerbit Erlangga.

Sugiyono, 2015. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

Suherman, E., 1986. Strategi Belajar Mengajar Matematika. Jakarta: Dirjen

Dikdasmen Depdikbud.

Suherman, E., 2003. Strategi Pembelajaran Kontemporer. Bandung: UPI.

Suparno, P., 2015. Pendidikan Karakter di Sekolah: Sebuah Pengantar Umum.

Yogyakarta: Penerbit Kanisius.

Suyadi, 2013. Strategi Pembelajaran Pendidikan Karakter. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya.

Trianto, 2014. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif, Progresif, dan

Kontekstual. Jakarta: Prenamedia Group.

Uno, H. B., 2008. Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengajar

yang Kreatif dan Efektif. Jakarta: PT Bumi Aksara.

WAD, LAS, NAD, OKI, DNA. (2016). "Korupsi Anggaran ASIAN Games 2018,

Jumlah Tersangka Bertambah". Kompas (06 Desember 2016).

Wibowo, A., 2013. Manajemen Pendidikan Karakter di Sekolah. Yogyakarta:

Pustaka Pelajar.

Winkel, W., 1991. Psikologi Pengajaran. Jakarta: PT Grasindo.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

200

Yuliana, O., 2013. Pendidikan Karakter pada Proses Pembelajaran Matematika

Kelas X SMA Negeri 1 Juwana Kabupaten Pati. Skripsi. Tidak Diterbitkan.

Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan, Fakultas Ilmu Pendidikan.

Universitas Negeri Semarang.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

201

LAMPIRAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

202

LAMPIRAN 1. SURAT IZIN PENELITIAN

A. Surat Izin Penelitian dari Kampus

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

203

B. Surat Keterangan dari Sekolah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

204

LAMPIRAN 2. PANDUAN PENELITIAN

A. Kisi-kisi Pedoman Wawancara

No Informan Indikator

1 Kepala Sekolah 7. Latar belakang dari pelaksanaan pendidikan karakter

yang telah diterapkan

8. Tujuan yang hendak dicapai dalam melaksanakan

pendidikan karakter di sekolah

9. Persiapan yang dilakukan oleh sekolah dalam

melaksanakan pendidikan karakter di sekolah

10. Pelaksanaan pendidikan karakter yang diintegrasikan di

kelas

11. Kendala yang dihadapi dalam menerapkan pendidikan

karakter di kelas

12. Evaluasi pendidikan karakter yang telah diterapkan

melalui proses pembelajaran

2 Guru Matematika 8. Tujuan dilaksanakannya pendidikan karakter

9. Pemahaman guru mengenai pendidikan karakter

10. Persiapan yang dilakukan oleh guru dalam melaksanakan

pendidikan karakter di kelas

11. Kondisi pembelajaran matematika di kelas

12. Kendala yang dihadapi dalam menerapkan pendidikan

karakter di kelas

13. Evaluasi terhadap pendidikan karakter dalam proses

pembelajaran matematika

14. Sarana dan prasarana yang digunakan untuk

mengimplementasikan pendidikan karakter

3 Siswa 5. Pemahaman siswa terhadap pendidikan karakter

6. Kondisi pembelajaran matematika di dalam kelas

7. Pelaksanaan pendidikan karakter melalui pembelajaran

matematika

8. Kendala dalam melaksanakan pendidikan karakter

4 Wakil Kepala

Sekolah Bidang

Kurikulum

6. Kurikulum yang disusun oleh sekolah terkait dengan

pendidikan karakter dan persiapan yang dilakukan untuk

melaksanakan pendidikan karakter

7. Tujuan dari pelaksanaan pendidikan karakter

8. Pelaksanaan pendidikan karakter

9. Kendala dalam melaksanakan pendidikan karakter

10. Evaluasi terhadap pelaksanaan pendidikan karakter

5 Wakil Kepala

Sekolah Bidang

Kesiswaan

7. Latar belakang dari pelaksanaan pendidikan karakter di

sekolah

8. Tujuan dalam melaksanakan pendidikan karakter di

sekolah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

205

No Informan Indikator

9. Persiapan yang dilakukan untuk mengimplementasikan

pendidikan karakter di sekolah

10. Pelaksanaan pendidikan karakter di sekolah

11. Kendala dalam melaksanakan pendidikan karakter di

sekolah

12. Evaluasi terhadap pelaksanaan pendidikan karakter di

sekolah

B. Instrumen Bantu Wawancara

1. Instrumen bantu wawancara dengan kepala sekolah

No Indikator Pertanyaan

1

Latar belakang dari

pelaksanaan pendidikan

karakter yang telah

diterapkan

1. Apakah yang dimaksud dengan pendidikan karakter?

2. Apakah yang menjadi dasar/latar belakang pelaksanaan

pendidikan karakter di SMA Santo Yosef Pangkalpinang?

3. Apakah kurikulum yang digunakan di SMA Santo Yosef

Pangkalpinang didasarkan pada kurikulum yang dikembangkan

di sekolah ini sendiri atau dengan berdasarkan kurikulum yang

digunakan di sekolah yang lain?

4. Apakah pendidikan karakter yang diterapkan di sekolah

memiliki keterkaitan dengan paradigma iman kristiani yang

diyakini oleh sekolah?

5. Apakah ada kegiatan selain proses pembelajaran di kelas

(dalam bentuk ekstrakurikuler/kegiatan terkait) yang dapat

menunjang proses pendidikan karakter bagi siswa?

6. Dalam bentuk apakah pedoman yang digunakan untuk

melaksanakan pendidikan karakter di SMA Santo Yosef

Pangkalpinang?

2

Tujuan yang hendak

dicapai dalam

melaksanakan pendidikan

karakter di sekolah

7. Apa yang menjadi tujuan pendidikan karakter diterapkan di

SMA Santo Yosef Pangkalpinang?

8. Bagaimana cara untuk mencapai tujuan yang diharapkan oleh

sekolah melalui proses pendidikan karakter tersebut?

3

Persiapan yang dilakukan

oleh sekolah dalam

melaksanakan pendidikan

karakter di sekolah

9. Bagaimana persiapan yang dilakukan oleh sekolah dalam

menunjang proses pendidikan karakter?

10. Seberapa lama sekolah menyiapkan rancangan

penyelenggaraan pendidikan karakter untuk diterapkan di SMA

Santo Yosef Pangkalpinang?

11. Bagaimana proses persiapan yang dilakukan oleh guru

matematika dalam melaksanakan pendidikan karakter?

12. Hal-hal apa sajakah yang harus dipersiapkan oleh guru untuk

menerapkan pendidikan karakter?

13. Apakah sekolah mengajak orangtua siswa sebagai partner

dalam upaya pembangunan karakter siswa?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

206

No Indikator Pertanyaan

4

Pelaksanaan pendidikan

karakter yang

diintegrasikan di kelas

14. Sejauh ini, bagaimana pelaksanaan pendidikan karakter yang

diintegrasikan dengan pembelajaran matematika di SMA Santo

Yosef Pangkalpinang?

15. Sejauh ini, apakah ada kegiatan yang mengakomodasi siswa

untuk melakukan tindakan yang terkait dengan pengembangan

pendidikan karakter?

16. Sejauh ini, bagaimana pelaksanaan pendidikan karakter yang

diintegrasikan dalam proses pembelajaran di SMA Santo Yosef

Pangkalpinang?

17. Apakah melalui pendidikan karakter, maka siswa yang awalnya

memiliki karakter yang kurang baik bertransformasi menjadi

siswa yang memiliki karakter yang baik?

5

Kendala yang dihadapi

dalam menerapkan

pendidikan karakter di

kelas

18. Apa saja kendala-kendala yang dihadapi dalam proses

penyelenggaraan pendidikan karakter di SMA Santo Yosef

Pangkalpinang?

19. Bagaimana cara yang diterapkan untuk mengatasi kendala-

kendala tersebut?

6

Evaluasi pendidikan

karakter yang telah

diterapkan melalui proses

pembelajaran

20. Apa saja yang menjadi bahan evaluasi dalam proses

penyelenggaraan pendidikan karakter di SMA Santo Yosef

Pangkalpinang?

21. Apakah melalui pendidikan karakter maka siswa menjadi

semakin peduli dengan sesama?

22. Apakah melalui pendidikan karakter maka siswa mengganggap

seluruh komunitas sekolah sebagai suatu keluarga?

23. Bagaimana cara untuk mengevaluasi proses penyelenggaraan

pendidikan karakter tersebut?

24. Kapan waktu yang digunakan untuk mengevaluasi proses

penyelenggaraan pendidikan karakter tersebut?

25. Manfaat apakah yang diperoleh ketika mengevaluasi proses

penyelenggaraan pendidikan karakter tersebut?

26. Siapa saja yang memiliki tanggung jawab untuk mengevaluasi

penyelenggaraan pendidikan karakter?

27. Dalam jangka berapa lama proses penyelenggaraan pendidikan

karakter di SMA Santo Yosef Pangkalpinang dievaluasi secara

keseluruhan?

2. Instrumen bantu wawancara dengan wakil kepala sekolah bagian kesiswaan

No Indikator Pertanyaan

1 Latar belakang dari pelaksanaan

pendidikan karakter di sekolah

1. Apa yang dimaksud dengan pendidikan karakter?

2. Apa yang menjadi dasar/latar belakang

penyelenggaraan pendidikan karakter di SMA Santo

Yosef Pangkalpinang?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

207

No Indikator Pertanyaan

3. Apa saja yang dijadikan pedoman dalam

melaksanakan pendidikan karakter di SMA Santo

Yosef Pangkalpinang?

4. Apakah ada kegiatan lain (misalnya kegiatan ekskul)

selain kegiatan pembelajaran yang dapat menunjang

penyelenggaraan pendidikan karakter di SMA Santo

Yosef Pangkalpinang?

2 Tujuan dalam melaksanakan

pendidikan karakter di sekolah

5. Apa yang menjadi tujuan dari penyelenggaraan

pendidikan karakter di SMA Santo Yosef

Pangkalpinang?

6. Bagaimana metode yang digunakan untuk mencapai

tujuan dari penyelenggaraan pendidikan karakter

tersebut?

3

Persiapan yang dilakukan untuk

mengimplementasikan

pendidikan karakter di sekolah

7. Bagaimana cara yang dilakukan untuk

mempersiapkan penyelenggaran pendidikan karakter

di sekolah?

8. Seberapa lamakah proses persiapan tersebut

dilakukan?

9. Bagaimana persiapan administrasi sebelum

penyelenggaraan pendidikan karakter?

10. Bagaimana peran serta dari guru dalam

mempersiapkan penyelenggaran pendidikan karakter

melalui proses pembelajaran di kelas?

4 Pelaksanaan pendidikan karakter

di sekolah

11. Bagaimana pelaksanaan pendidikan karakter yang

diterapkan melalui proses pembelajaran di SMA

Santo Yosef Pangkalpinang?

12. Bagaimana pelaksanaan pendidikan karakter di luar

kelas yang diterapkan selama ini di SMA Santo

Yosef Pangkalpinang?

13. Apakah ada hubungan antara perkembangan karakter

siswa ketika mengikuti pembelajaran di kelas dengan

ketika mengikuti kegiatan lain di luar kelas?

14. Apakah sekolah melibatkan orangtua siswa untuk

penyelenggaraan pendidikan karakter?

5 Kendala dalam melaksanakan

pendidikan karakter di sekolah

15. Apa yang menjadi kendala dalam melaksanakan

pendidikan karakter?

16. Bagaimana metode yang diterapkan untuk mengatasi

kendala-kendala tersebut?

6 Evaluasi terhadap pelaksanaan

pendidikan karakter di sekolah

17. Hal-hal apa saja yang dievaluasi terkait dengan

penyelenggaraan pendidikan karakter?

18. Bagaimana cara mengevaluasi penyelenggaraan

pendidikan karakter tersebut?

19. Kapan waktu yang digunakan untuk mengevaluasi

penyelenggaraan pendidikan karakter tersebut?

20. Siapa yang menjadi aspek penting untuk

mengevaluasi penyelenggaraan pendidikan karakter?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

208

No Indikator Pertanyaan

21. Dalam waktu berapa lama monitoring terhadap

penyelenggaraan pendidikan karakter dilakukan?

3. Instrumen bantu wawancara dengan wakil kepala sekolah bagian kurikulum

No Indikator Pertanyaan

1

Kurikulum yang disusun

oleh sekolah terkait dengan

pendidikan karakter dan

persiapan yang dilakukan

unuk melaksanakan

pendidikan karakter

1. Dalam proses pembelajaran, maka kurikulum apakah

yang digunakan oleh SMA Santo Yosef

Pangkalpinang?

2. Sejauh ini bagaimana proses pengembangan kurikulum

yang digunakan di sekolah apabila dikaitkan dengan

pendidikan karakter?

3. Hal-hal apa saja yang harus dipersiapkan oleh guru

dalam melaksanakan pendidikan karakter?

4. Apakah kurikulum yang berlaku telah terintegrasi

dengan pendidikan karakter?

5. Apakah kurikulum yang menekankan pendidikan

karakter sudah dipergunakan oleh semua guru melalui

proses pembelajaran di SMA Santo Yosef

Pangkalpinang?

6. Apakah pendidikan karakter yang diterapkan di sekolah

memiliki keterkaitan dengan paradigma iman kristiani

yang diyakini oleh sekolah?

2 Tujuan dari pelaksanaan

pendidikan karakter

7. Apakah yang menyebabkan pendidikan karakter

menjadi suatu hal yang penting untuk diterapkan di

sekolah pada saat ini?

8. Dampak apakah yang diharapkan oleh sekolah setelah

pelaksanaan pendidikan karakter?

9. Apa yang menjadi tujuan dari pelaksanaan pendidikan

karakter bagi sekolah?

10. Apa yang menjadi tujuan dari pelaksanaan pendidikan

karakter bagi siswa?

3 Pelaksanaan pendidikan

karakter

11. Bagaimana pelaksanaan pendidikan karakter di SMA

Santo Yosef Pangkalpinang?

12. Apakah pelaksanaan pendidikan karakter diwajibkan

untuk dilaksanakan oleh semua guru di SMA Santo

Yosef Pangkalpinang?

13. Apakah ada respon yang positif dari guru, siswa,

maupun orangtua siswa terkait dengan pelaksanaan

pendidikan karakter?

14. Apakah pendidikan karakter yang diterapkan di SMA

Santo Yosef Pangkalpinang memiliki pengaruh yang

positif bagi siswa?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

209

No Indikator Pertanyaan

4

Kendala dalam

melaksanakan pendidikan

karakter

15. Faktor-faktor apa saja yang menjadi hambatan dalam

proses pelaksanaan pendidikan karakter di SMA Santo

Yosef Pangkalpinang?

16. Apa saja cara yang dilakukan untuk mengatasi kendala

tersebut?

5

Evaluasi terhadap

pelaksanaan pendidikan

karakter

17. Siapa saja yang memiliki wewenang untuk

mengevaluasi proses pendidikan karakter yang

diterapkan di sekolah?

18. Hal-hal apa saja yang dievaluasi mengenai proses

pendidikan karakter tersebut?

19. Bagaimana proses untuk mengevaluasi pembelajaran

yang terintegrasi dengan pendidikan karakter tersebut?

20. Apa yang menjadi tujuan diadakan evaluasi tersebut?

21. Kapan waktu yang digunakan untuk mengevaluasi

proses pendidikan karakter tersebut?

4. Instrumen bantu wawancara dengan guru matematika

No Indikator Pertanyaan

1 Tujuan dilaksanakannya

pendidikan karakter

1. Apa yang menjadi tujuan dari pelaksanaan

pendidikan karakter melalui proses pembelajaran?

2. Apa yang diharapkan oleh guru dengan menerapkan

pendidikan karakter melalui proses pembelajaran

matematika?

2 Pemahaman guru mengenai

pendidikan karakter

3. Apa yang dimaksud dengan pendidikan karakter?

4. Nilai-nilai apakah yang terkandung di dalam

pendidikan karakter?

5. Bagaimana metode untuk menerapkan pendidikan

karakter melalui proses pembelajaran matematika?

6. Nilai-nilai karakter apakah yang diharapkan oleh

guru dengan cara menanamkan nilai tersebut dalam

diri siswa?

7. Nilai karakter apakah yang hendak ditunjukkan oleh

guru melalui pembelajaran matematika?

8. Bagaimana metode yang digunakan oleh guru untuk

menanamkan nilai karakter kejujuran kepada siswa?

9. Bagaimana metode yang digunakan oleh guru untuk

menanamkan nilai karakter kepedulian kepada

siswa?

10. Bagaimana metode yang digunakan oleh guru untuk

menanamkan nilai karakter kedisiplinan kepada

siswa?

11. Bagaimana metode yang digunakan oleh guru untuk

menanamkan nilai karakter ketelitian kepada siswa?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

210

No Indikator Pertanyaan

12. Bagaimana metode yang digunakan oleh guru untuk

menanamkan nilai karakter kerja keras kepada

siswa?

13. Bagaimana metode yang digunakan oleh guru untuk

menanamkan nilai karakter kreatif kepada siswa?

14. Bagaimana metode yang digunakan oleh guru untuk

menanamkan nilai karakter rasa ingin tahu kepada

siswa?

15. Bagaimana metode yang digunakan oleh guru untuk

menanamkan nilai karakter tanggungjawab kepada

siswa?

3

Persiapan yang dilakukan oleh

guru dalam melaksanakan

pendidikan karakter di kelas

16. Apa saja yang dipersiapkan oleh guru saat akan

mengajar, agar penanaman nilai karakter bisa

dilakukan?

17. Bagaimana persiapan yang dilakukan oleh guru

terkait dengan materi yang akan diintegrasikan

dengan penanaman nilai karakter kepada siswa?

4 Kondisi pembelajaran matematika

di kelas

18. Bagaimana respon yang diberikan oleh siswa ketika

proses pembelajaran matematika?

19. Bagaimana kegiatan yang dilakukan oleh siswa

ketika proses pembelajaran matematika?

20. Bagaimana suasana pembelajaran yang tercipta di

kelas yang diterapkan pendidikan karakter dalam

proses pembelajaran?

21. Metode seperti apakah yang digunakan oleh guru

untuk menanamkan nilai karakter kepada siswa?

5

Kendala yang dihadapi dalam

menerapkan pendidikan karakter

di kelas

22. Apa yang menjadi kendala bagi guru dalam

mengimplementasikan pendidikan karakter melalui

proses pembelajaran matematika di kelas?

23. Bagaimana cara yang digunakan oleh guru untuk

mengatasi kendala-kendala tersebut?

6

Evaluasi terhadap pendidikan

karakter dalam proses

pembelajaran matematika

24. Kapan waktu yang digunakan oleh guru untuk

mengevaluasi proses penyelenggaraan pendidikan

karakter?

25. Dalam hal apa saja proses penyelenggaraan

pendidikan karakter tersebut dievaluasi?

26. Apakah dengan penerapan pendidikan karakter

melalui proses pembelajaran, maka siswa memiliki

rasa peduli terhadap sesama?

27. Apakah siswa telah mengimplementasikan

pendidikan karakter melalui kegiatannya sehari-

hari?

28. Bagaimana metode yang digunakan oleh guru dalam

melaksanakan proses evaluasi tersebut?

29. Apakah kegunaan dari proses evaluasi

penyelenggaraan pendidikan karakter tersebut?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

211

No Indikator Pertanyaan

30. Bagaimana tindak lanjut yang dapat dilakukan

setelah proses evaluasi tersebut?

7

Sarana dan prasarana yang

digunakan untuk

mengimplementasikan pendidikan

karakter

31. Sarana apakah yang digunakan oleh guru untuk

menunjang pengimplementasian pendidikan

karakter dalam pembelajaran matematika?

32. Prasarana apakah yang digunakan oleh guru untuk

menunjang pengimplementasian pendidikan

karakter dalam pembelajaran matematika?

5. Instrumen bantu wawancara dengan siswa

No Indikator Pertanyaan

1

Pemahaman siswa

terhadap pendidikan

karakter

1. Apakah Anda mengetahui pendidikan karakter?

2. Nilai-nilai apakah yang terkandung di dalam pendidikan

karakter tersebut?

3. Apakah guru matematika mencerminkan nilai-nilai

pendidikan karakter dalam proses pembelajaran?

4. Apakah guru matematika mencerminkan nilai-nilai

pendidikan karakter di luar waktu proses pembelajaran?

5. Apakah seluruh warga sekolah telah menjadi komunitas

belajar dan komunitas moral bagi Anda dalam

mengembangkan karakter yang Anda miliki?

2

Kondisi pembelajaran

matematika di dalam

kelas

6. Bagaimana suasana pembelajaran matematika yang sudah

menerapkan pendidikan karakter?

7. Metode apakah yang dilakukan oleh guru dalam menerapkan

pendidikan karakter melalui proses pembelajaran

matematika?

8. Bagaimana respon serta aktivitas siswa dalam proses

pembelajaran?

9. Media apa yang digunakan oleh guru dalam proses

pembelajaran?

10. Apakah Anda mengetahui pesan/nilai-nilai yang hendak

disampaikan mengenai pendidikan karakter dalam proses

pembelajaran matematika?

3

Pelaksanaan pendidikan

karakter melalui

pembelajaran matematika

11. Bagaimana proses pembelajaran matematika di kelas

berlangsung?

12. Apakah cara guru dalam menyampaikan proses pembelajaran

telah sesuai dengan yang diharapkan oleh siswa?

13. Apakah melalui pembelajaran matematika maka nilai-nilai

karakter dapat diresapi oleh Anda?

14. Apakah Anda telah memiliki kesadaran untuk semakin peduli

dengan keadaan sesama?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

212

No Indikator Pertanyaan

4

Kendala dalam

melaksanakan pendidikan

karakter

15. Apa saja kendala-kendala yang dihadapi oleh Anda dalam

proses pembelajaran yang menanamkan pendidikan karakter?

16. Apakah ada cara yang dapat digunakan untuk mengatasi

kendala-kendala tersebut?

C. Kisi-kisi Pedoman Dokumentasi

No Indikator Sasaran Dokumentasi

1 Profil SMA Santo Yosef Pangkalpinang Dokumen yang terkait dengan

profil sekolah

2 Keadaan siswa/peserta didik SMA Santo Yosef

Pangkalpinang

Dokumen yang terkait dengan

keadaan siswa

3 Keadaan guru SMA Santo Yosef Pangkalpinang Dokumen yang terkait dengan

keadaan guru/profil guru

4 Sarana dan Prasarana SMA Santo Yosef Pangkalpinang Dokumen yang terkait dengan

keadaan sarana dan prasarana

5 Pelaksanaan Pembelajaran Silabus, RPP

6 Perencanaan Pendidikan Karakter Dokumen yang terkait dengan

perencanaan pendidikan

karakter, misalnya RPP

7 Pelaksanaan Pendidikan Karakter Dokumen yang terkait dengan

pelaksanaan pendidikan karakter,

misalnya dokumen pelaksanaan

RPP (dokumen yang memuat

catatan refleksi dari guru atau

dari siswa tentang sejauh mana

RPP yang disusun untuk

kepentingan pembelajaran sudah

terlaksana dengan baik,

khususnya dari segi penanaman

karakter)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

213

No Indikator Sasaran Dokumentasi

8 Evaluasi Pendidikan Karakter Dokumen yang terkait dengan

evaluasi pendidikan karakter,

misalnya dokumen pelaksanaan

RPP (dokumen yang memuat

catatan refleksi dari guru atau

dari siswa tentang sejauh mana

RPP yang disusun untuk

kepentingan pembelajaran sudah

terlaksana dengan baik,

khususnya dari segi penanaman

karakter)

D. Instrumen Bantu Pedoman Observasi

PEDOMAN OBSERVASI KELAS PEMBELAJARAN

MATEMATIKA

SMA SANTO YOSEF PANGKALPINANG

NAMA OBSERVER :

HARI/TANGGAL OBSERVASI :

WAKTU OBSERVASI :

LOKASI OBSERVASI :

No Aspek yang diamati Ya Tidak Keterangan

1 Guru mengucapkan salam

sebelum memulai pelajaran

(untuk memberikan contoh

penanaman karakter sopan

santun)

2 Guru meminta siswa untuk

berdoa sebelum memulai

proses pembelajaran (untuk

memberikan contoh

penanaman karakter

religius)

3 Guru melakukan

pengecekan kehadiran siswa

(untuk memberikan contoh

penanaman karakter

kedisiplinan)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

214

No Aspek yang diamati Ya Tidak Keterangan

4 Guru memberikan apersepsi

kepada siswa (untuk

memberikan contoh

penanaman karakter rasa

ingin tahu)

5 Guru menyampaikan

karakter yang hendak

dicapai melalui proses

pembelajaran

6 Guru meminta siswa untuk

mencari informasi terkait

dengan materi pembelajaran

(untuk memberikan contoh

penanaman karakter kritis,

serta gemar membaca)

7 Guru memberikan

kesempatan kepada siswa

untuk berdiskusi dengan

temannya (untuk

memberikan contoh

penanaman karakter

kerjasama, kerja keras,

kepedulian)

8 Guru memberikan

kesempatan kepada siswa

untuk menyampaikan

pendapatnya (untuk

memberikan contoh

penanaman karakter

tanggungjawab)

9 Siswa menyimpulkan hasil

pembelajaran (untuk

memberikan contoh

penanaman karakter percaya

diri, mandiri, serta kreatif)

9 Guru mengevaluasi sejauh

mana siswa sudah

melakukan hal-hal sesuai

dengan karakter-karakter

yang ditanamkan

(dikembangkan) pada

pembelajaran tersebut

10 Guru memberikan tugas

pribadi terkait dengan materi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

215

No Aspek yang diamati Ya Tidak Keterangan

pembelajaran yang

diberikan dalam proses

pembelajaran (untuk

memberikan contoh

penanaman karakter

tanggungjawab, ketelitian,

kejujuran)

Pangkalpinang,....................................

Observer

...........................................................

LAMPIRAN 3. TRANSKRIP WAWANCARA

A. Transkrip wawancara dengan kepala sekolah

TRANSKRIP WAWANCARA DENGAN KEPALA SEKOLAH

Narasumber : Kepala SMA Santo Yosef Pangkalpinang

Tempat : Ruang Kepala SMA Santo Yosef

Pangkalpinang

Hari/Tanggal : Senin, 26 Februari 2018

Waktu : 07.30 – 08.03

1. Peneliti (P): Yang pertama menurut ibu pribadi, pendidikan karakter

itu seperti apa?

Kepala Sekolah (KS): Pendidikan karakter itu adalah serangkaian

kegiatan mendidik yang bertujuan untuk membina anak-anak

supaya mempunyai karakter dan perilaku yang baik. Intinya seperti

itu.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

216

2. P: Oh intinya seperti itu Bu?

KS: Iya

3. P: Untuk selanjutnya latar belakang pelaksanaan pendidikan

karakter di SMA Santo Yosef Pangkalpinang ini sendiri, apa yang

menjadi dasar atau latar belakangnya Bu?

KS: Kalau kita mendidik lalu bertujuan hanya mencerdaskan

intelektualnya. Itu saya rasa akan menciptakan generasi yang

membahayakan. Jadi dengan begitu maka pendidikan karakter itu

sangat penting supaya dia bisa mendasari semua ilmu yang

didapatkan. Dengan karakter yang baik, perilaku yang baik, iman

yang kuat, maka ilmu itu akan menjadi sesuatu yang akan

bermanfaat bagi kehidupan banyak orang. Tetapi sebaliknya, kalau

dengan perilaku yang tidak baik, karakter yang tidak baik maka ilmu

itu membahayakan.

4. P: Kemudian apakah kurikulum yang digunakan untuk pelaksanaan

pendidikan karakter yang diterapkan di sekolah ini, itu berdasarkan

pengembangan yang didasarkan pada sekolah atau mengikuti

kurikulum yang diterapkan oleh pemerintah Bu?

KS: Pada dasarnya kita mengikuti kurikulum nasional, tetapi

ditambah dengan visi misi sekolah, lalu motto sekolah kita dan ciri

khas pendidikan katolik secara umumnya. Jadi pendidikan karakter

yang sebenarnya sudah kita mulai sejak lama itu adalah ramuan-

ramuan dari kurikulum nasional yang digariskan oleh kementerian

pendidikan secara nasional diterapkan dimana-mana lalu ditambah

dengan spesifikasinya visi misi sekolah seperti contohnya SMA

Santo Yosef itu sangat mengagung-agungkan nilai solidaritas terus

itu nilai pendidikan yang baik pada visi misi kita. Lalu keimanan,

karena kan motto kita itu adalah iman mencari ilmu. Lalu ide seperti

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

217

itu yang harus dikolaborasikan, yang harus dikombinasikan dalam

pendidikan karakter kita.

5. P: Ehm... Pendidikan karakter yang diterapkan ini berarti memiliki

keterkaitan dengan paradigma iman kristiani ya Bu?

KS: Iya pasti itu

6. P: Seperti yang telah disebutkan itu tadi Bu?

KS: Iya he e iya.

7. P: Kemudian. Apakah kegiatan ekstrakurikuler yang dilakukan di

luar jam pembelajaran itu dapat menunjang pendidikan karakter

yang dapat memiliki manfaat untuk siswa sendiri Bu?

KS: Iya. Secara langsung dan tidak langsung, pendidikan karakter

itu memang dapat dijangkau dari ekstrakurikuler. Lalu di SMA

Santo Yosef ada beberapa cara: satu adalah pembiasaan.

Pembiasaan-pembiasaan yang kita lakukan mulai dari pagi hingga

selesainya KBM. Lalu yang kedua dari lewat pendidikan, lewat

ekstrakurikuler, kegiatan-kegiatan kita mulai dari intrakurikuler dan

seterusnya salah satunya ekstrakurikuler. Nah itu semuanya punya

andil yang besar untuk pembentukan pendidikan karakter.

8. P: Dalam bentuk apakah Bu pedoman yang digunakan oleh pihak

sekolah dalam menunjang pendidikan karakter bagi sekolah Bu?

KS: Yang pertama kita pake rumusan visi misi yayasan. Lalu itu

yang diterjemahkan ke dalam visi misi sekolah. Lalu setelah itu

dalam semua dokumen-dokumen kesiswaan dan dokumen-dokumen

kurikulum, semua pendidikan karakter itu yang bercirikan Santo

Yosef itu ada disana.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

218

9. P: Berarti ada pedoman yang dalam bentuk kesiswaan ya Bu?

KS: Iya. Jadi kita punya tata tertib dan sebagainya. Disitu ya boleh

dikatakan statutanya SMA Santo Yosef. Nah itu mengisi tentang

kurikulumnya bagaimana, lalu eh kesiswaannya seperti apa itu yang

kita sosialisasikan di awal pada orang tua. Nah disitulah pendidikan

karakter dijelaskan kepada orang tua.

10. P: Kemudian apakah tujuan pendidikan karakter yang diterapkan di

SMA Santo Yosef ini sendiri Bu?

KS: Tujuannya?

11. P: Iya

KS: Tujuannya kita ingin membentuk manusia yang seimbang,

siswa-siswi kita yang seimbang baik dari segi emosionalnya, dari

segi sosialnya, dari segi intelektualnya, juga dari kepribadiannya.

Jadi semua yang dari keimanannya. Jadi apa ya, cita-cita kita itu

ketika dia keluar dari SMA Santo Yosef ini maka dia menjadi

pribadi yang lengkap begitu. Anak-anak yang punya iman yang kuat,

juga punya kecerdasan emosi serta kecerdasan sosial yang baik

begitu. Selain mereka juga pintar.

12. P: Kemudian apakah ada cara yang dapat dilakukan sekolah untuk

mencapai tujuan tersebut Bu?

KS: Ya seperti tadi itu. Pertama, pembiasaan. Kita segala sesuatu

yang kita biasakan sejak mereka mulai jadi siswa SMA Santo Yosef

sampai nanti mereka keluar. Entah itu dilakukan di rumah atau tidak.

Dilanjutkan di rumah atau tidak, tapi kebiasaan-kebiasaan baik itu

kita lakukan. Jadi, misalnya senyum, sapa, salam, lalu kebiasaan

berdoa terus eh apa menghormati bendera setiap pagi. Itu budaya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

219

literasi yang setiap pagi kita perkenalkan supaya pelan-pelan itu

diinternalisasi, supaya menjadi akhirnya mereka pun tahu cinta

tanah air, bagaimana hormat pada sesama, keterbukaan, keramahan,

dan seterusnya.

13. P: Kemudian persiapan yang disiapkan oleh sekolah untuk

menunjang pendidikan karakter itu seperti apa Bu?

KS: Pendidikan karakter selalu digodok oleh bidang kesiswaan

terutama dan bekerjasama dengan guru BK begitu. Evaluasi secara

terus menerus tetap dilaksanakan misalnya pelaksanaan tahun ini

seperti apa atau semester ini seperti apa. Apalagi yang perlu kita bina

untuk tahun-tahun berikutnya. Nah itu tetap dilaksanakan supaya

apa. Ada kesinambungan dan ada perbaikan dari yang lalu-lalu,

karena pembentukan karakter itu kan kita tidak bisa instan ya. Itu

pake proses, lalu juga tidak bisa mengejutkan, tidak bisa kita

menciptakan malaikat dalam sekali waktu. Jadi mesti kita

memperbaiki, mulai dari kita meluruskan hal-hal yang masih

bengkok-bengkok begitu, sampai kemudian sampai pada ketika dia

sampai pada, apa...eh, profil ideal yang kita cita-citakan, tapi itu

butuh proses. Oleh sebab itu, yang namanya evaluasi, lalu aksi untuk

memperbaiki itu selalu kita lakukan.

14. P: Kemudian seberapa lama waktu yang diperlukan sekolah untuk

merancang pendidikan karakter tersebut Bu?

KS: Sebenarnya kalau merancang seperti untuk tahun ajaran ke

depan yang sekarang kita sudah lakukan. Pelan-pelan kita sudah

lakukan, sampai nanti digongi pada saat sudah menjelang

semesteran. Kalau ditanya seberapa lama, mungkin tidak definitif

tetapi eh terus menerus ada upaya untuk mengevaluasi, terutama

dilakukan jajaran struktural. Jajaran struktural itu ketika nanti

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

220

mendengar laporan dari wakasis, lalu biasanya kita godok. Oh tahun

depan kita perlu begini, ke depan kita perlu begini, begitu.

15. P: Kemudian pendidikan karakter kan diinternalisasi melalui

pembelajaran yang ada di sekolah Bu, termasuk pembelajaran

matematika. Nah, apakah melalui pembelajaran matematika itu

proses persiapannya itu seperti apa Bu yang dilakukan oleh guru

tersebut?

KS: Biasanya bapak ibu guru, apalagi dengan kurikulum 2013 ya.

Kurikulum 2013, mereka mulai dengan analisis materi, RPP, dan

seterusnya itu sudah menyisipkan pendidikan karakter, terutama

pada nilai-nilai ketelitian, pada nilai kepercayaan diri, pada nilai eh

kalau matematika kan memerlukan apa...eh, energi ekstra untuk hal-

hal yang begitu, memerlukan satu sikap ketekunan yang luar biasa.

Nah itu yang biasanya digodok oleh guru-guru matematika,

bagaimana anak-anak memiliki kepercayaan diri bahwa mereka bisa

menyelesaikan soal yang sulit ini karena matematika kan oleh

beberapa orang dianggap sulit ya. Lalu mereka bagaimana bisa

mengerjakan soal ini dengan teliti. Itu perlu dan ketekunan. Ketika

ini tidak berhasil, lalu ada kreasi untuk mencari metode lain untuk

mendapatkan jawaban. Nah biasanya kalau untuk matematika, lebih

ke arah yang demikian. Diawali dengan RPP tentu saja, dengan

perangkat-perangkat pembelajaran yang ibu periksa. Ketika mereka

kumpulkan itu semua mengarah kesana.

16. P: Kemudian hal-hal apa sajakah yang harus dipersiapkan oleh guru

untuk melaksanakan pendidikan karakter itu sendiri bu?

KS: Idealnya seorang guru apa saja pelajarannya ya. Ketika

perangkat sudah oke, lalu biasanya mencari idealnya itu mencari

materi-materi pendukung. Kemudian juga mencari, eh...apa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

221

namanya, eh...alat peraga boleh dikatakan begitu untuk menguatkan

pendidikan karakter itu sendiri sebenarnya. Itu idealnya bapak ibu

guru demikian ya. Jadi, perangkat sudah oke. Perangkat sudah

mengatur apa saja yang harus dilakukan di dalam kelas. Nah tinggal

itu bagaimana dilaksanakan secara real ditambah dengan kreasi-

kreasi untuk apa... menguatkan pendidikan karakter ini,

eh...teknologi (ICT) itu bisa menjadi salah satu alternatifnya

sebenarnya.

17. P: Kemudian apakah dari pihak sekolah mengajak orang tua untuk

berperan aktif untuk melaksanakan pendidikan karakter bagi siswa-

siswa SMA Santo Yosef itu sendiri Bu?

KS: Iya. Secara tidak langsung kita awali dengan interaksi secara

langsung itu kita awali dengan sosialisasi. Jadi di awal tahun ajaran

itu per tingkat kita buat sosialisasi untuk orang tua. Jadi, orang tua

datang ke sekolah tidak semata-mata lalu mereka hanya mendengar.

Ini sekolah mau buat ini buat itu tapi juga kita dengarkan mereka.

Dialognya seperti apa. Nah itu kami awali di bulan-bulan awal.

Bulan-bulan juli agustus itu orang tua sudah diajarkan, lalu dalam

pertemuan intensif dengan wali kelas, misalnya pada saat

pengambilan raport mid semester atau semesteran. Itu juga kita

senantiasa menghimbau orang tua untuk melanjutkan pendidikan

karakter yang sudah kita mulai di sekolah.

18. P: Kemudian sejauh ini bagaimana pelaksanaan pendidikan karakter

itu sendiri diintegrasikan ke pembelajaran-pembelajaran yang ada di

SMA ini sendiri Bu, terutama pembelajaran matematika?

KS: Iya. Eh...kalau kita lihat praktiknya yang paling menjadi

persoalan itu adalah waktu. Masalah waktu ya. Tidak mudah

mengubah paradigma bapak ibu guru maupun para siswa itu untuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

222

lebih cenderung pada pendidikan karakter atau nilai sikap. Itu satu

perjuangan yang bukan hanya di sekolah kita tapi di seluruh sekolah

itu masih perjuangan karena kita terbiasa dengan mengagung-

agungkan intelektual. Jadi bapak ibu guru kita akan stress kalau

anak-anak tidak pandai, tidak bisa menguasai materi yang mereka

ungkapkan, yang mereka berikan begitu. Nah dalam hal ini, lalu ini

menjadi kendala ketika waktunya terbatas, materinya banyak,

kadang-kadang ada kesulitan anak-anak untuk menerapkan. Nah itu

sih kalau dalam pembelajaran, apalagi pembelajaran, eh...pelajaran-

pelajaran eksak itu kelihatannya senada seirama. Lebih pada

bagaimana, bagaimana ilmu pengetahuan dikuasai sementara

kontroversinya waktunya kurang. Itu sih.

19. P: Kemudian apakah ada kegiatan yang diberikan oleh pihak sekolah

untuk mengakomodasi siswa untuk pengembangan pendidikan

karakter bagi dirinya sendiri Bu?

KS: Kalau sebenarnya kalau pendidikan karakter sudah banyak ya

dilakukan di ekstrakurikuler, di luar jam pelajaran itu sudah banyak

ya. Eh...tinggal bagaimana siswa menyadari bahwa itulah namanya

pendidikan karakter. Tinggal siswa mengeksplor lagi pendidikan

karakter seperti apa yang dia bisa buat lebih banyak. Pengembangan

karakter apa yang bisa dia buat lebih banyak. Lalu, bagaimana itu

diintegrasikan dalam kegiatan sehari-hari. Itu aja. Nah yang masih

menjadi PR kita bersama itu justru aplikasinya. Ya, kadang-kadang

eh...anak-anak belum pandai lah. Belum pandai mengaplikasikan

seperti itu, tetapi eh...optimisnya adalah anak Santo Yosef itu kalau

sudah di luar dia sopan kok. Dia baik kok begitu. Hanya kadang-

kadang kalau berada di dalam kita was-was karena kita melihat kok

ini tidak sesuai ya dengan pendidikan karakter dan seterusnya. Tapi

ketika dia sudah berada di luar atau sudah mau menjadi alumni

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

223

begitu, sejauh ini belum pernah kami dengar ada anak Yosef yang

memalukan, yang tidak bisa berpendidikan karakter yang baik.

Eh...kalau di sekolah, misalnya contohnya, ada satu dua anak yang

malas sekali untuk ke Gereja misalnya, pendidikan eh...pendalaman

iman dan sebagainya. Tapi notabene ketika dia sudah terjun di

masyarakat dia jadi aktivis di Gereja. Nah itu yang jadi, itu yang

saya katakan tadi mungkin pendidikan karakter itu tidak instan. Itu

yang membuat itu yang bapak ibu guru yakini. Pendidikan karakter

itu tidak instan, banyak anak dari sekolah kita ini sejak zaman

dahulu kala walaupun pendidikan karakter belum didengung-

dengungkan, sampai sekarang yang kelihatan itu adalah segala

sesuatu yang kita tanamkan di sekolah mungkin tidak langsung

diwujudkan ketika dia masih menjadi siswa di sekolah ini. Sampe

kadang-kadang bapak ibu guru frustrasi, tetapi setelah dia

melanjutkan ke pendidikan tinggi atau dia terjun ke masyarakat yang

kita lihat anak-anak yang dulunya bermasalah sekarang tidak. Itu

artinya, sebenarnya jauh di dasar hati itu diinternalisasi, hanya

belum dimunculkan. Nah ketika dimunculkan itu, dalam bentuk

yang lain. Seperti contoh juga, banyak anak Yosef ketika sudah

keluar itu lalu menjadi katekumen, lalu menjadi Katolik, lalu tiba-

tiba kita dapat undangan pernikahan di Gereja, diberkati oleh Romo.

Padahal notabene ketika di sekolah, dia bukan Katolik, ketika dia di

sekolah dia tidak pernah menunjukkan tanda-tanda dia tertarik

dengan pendidikan Katolik. Nah, dalam beberapa sharing, terus kita

tanyakan kenapa bisa tiba-tiba Katolik begitu. Ternyata, menurut

sharing anak-anak itu, kebiasaan berdoa yang kita tanamkan sejak

dimulai dari pelajaran, mereka lihat bapak ibu guru mengawali

dengan berdoa. Lalu setelah itu mereka lanjutkan di kelas dengan

berdoa, siang hari masih kita ajak berdoa. Ternyata, itu tuh menjadi

satu...satu oleh-oleh yang melekat di hati mereka. Kemudian, ketika

mereka sudah mengalami kehidupan yang sesungguhnya, mereka

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

224

lihat sebenarnya yang ditananamkan di sekolah kita ini bisa menjadi

senjata untuk mereka lakukan. Itu salah satu contoh pendidikan

karakter.

20. P: Berarti tuh bisa jadi sebagai contoh siswa yang dulu dianggap

kurang baik itu bisa bertransformasi menjadi siswa yang baik ya Bu

dalam karakternya.

KS: Ya itu yang saya katakan bahwa pendidikan karakter itu

sebenarnya tidak instan dan kita perlu terus menerus melakukan.

Usaha pembiasaan itu menjadi tahap faktor yang paling baik,

menjadi hal yang utama. Ketika kita menanamkan kejujuran, tidak

bisa kita hanya sekali berbicara tentang kejujuran. Tidak bisa juga

kita hanya taruh aja di dalam peraturan-peraturan lalu tinggal dibaca

oleh mereka, tidak bisa. Kebiasaan, kebiasaan satu kata satu

tindakan, dan sebagainya itu tuh tidak bisa hanya jadi slogan-slogan

begitu. Itu harus selalu dibiasakan dan mungkin dalam pembiasaan

itu lalu ada hal-hal yang tidak enak, misalnya ketika ada anak yang

membuat kecurangan, lalu ya kita harus, kita harus repot ngurusin

dia supaya, ya ketika kita sudah mencanangkan kejujuran, ya dia

juga konsisten menjalankan kejujuran, bahwa ada satu dua kali dia

terjebak pada situasi, satu dua kali dia tersesat jalannya itu wajar

lumrah. Tapi tugas kita harus meluruskan kembali dan itu yang

disebut dengan proses mendewasakan, proses membentuk karakter

itu tadi yang tidak bisa hanya sekali jadi gitu. Kalau pun misalnya

kita menulis di peraturan, seindah apapun peraturan, sedetail apapun

pengaturannya, tetap kalau tidak dilaksanakan, kita tidak mau repot

melaksanakannya gak jadi, tetap harus ada, harus ada tindak lanjut

yang nyata dengan itu. Maka pembiasaan itu penting, lalu koreksi

dan evaluasi itu penting, monitoring pelaksanaannya itu penting.

Lalu, apa...dengan begitu lalu ketika kita konsisten, ini yang tertulis,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

225

dan ini yang dilaksanakan konsisten maka pendidikan karakter

dengan sendirinya akan berjalan dengan lebih baik.

21. P: Kemudian apakah ada kendala Bu dalam menyelenggarakan

pendidikan karakter tersebut?

KS: Eh...kendalanya, kadang-kadang yang kita lakukan itu tidak

dilanjutkan oleh orang tua. Hmm...faktor lingkungan itu cukup

dominan, apalagi dengan masyarakat di Bangka. Begitu mereka

keluar dari sekolah, kadang-kadang sudah lost gitu ya, tidak bisa lagi

dipegang. Apalagi ketika kita berhadapan dengan orang tua yang

memang tidak paham pendidikan karakter, lalu latar belakang

bahwa anak-anak Santo Yosef ini banyak juga mengalami masalah

dalam keluarga, orang tua bercerai, dan seterusnya seperti itu tuh

situasi yang membuat mereka gamang karena tidak ada yang

dijadikan profil karakter yang baik, maka yang begitu itu yang

menjadi kendala kita karena yang kita buat di sekolah lalu tidak

menjadi ada kelanjutannya di luar gitu. Itu...itu hal yang pertama,

lalu...teknologi, teknologi itu bisa menjadi kendala. Di satu..di, di,

eh...sisi-sisi yang lain itu, eh...teknologi ini bisa menjadi ancaman

untuk kita semua, ketika teknologi tidak bisa dimanfaatkan ya,

teknologi komunikasi terutama hp, dan sebagainya tidak bisa

menjadi...apa...tidak bisa dimanfaatkan secara bijaksana, maka itu

menjadi bumerang dan kemampuan kita kadang-kadang untuk

memfilter ini masih terbatas, bapak ibu guru punya keterbatasan

yang sangat banyak dalam memfilter ini. Itu dua hal yang kelihatan

nyata sekali di dalam kehidupan kita sekarang ini...

22. P: Kemudian apakah ada cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi

kendala-kendala tersebut?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

226

KS: Eh...yang pertama, kalau untuk komunikasi dengan orang tua

ya kita mencoba untuk menjalin komunikasi lah dengan orang tua,

mencoba menyiapkan wadah-wadah supaya orang tua diberi juga

pendidikan karakter begitu. Itu kita coba, tetapi tidak gampang sebab

kecenderungan orang tua di Pangkalpinang itu untuk memenuhi

undangan sekolah itu sulit. Sangat sulit untuk memobilisasi mereka

datang, mendengarkan, dan seterusnya, seperti itu, tetapi ya lumayan

lah kita mencoba, kalau kita tidak berani mencoba, kita tidak pernah

mencoba, kita tidak pernah tahu hasilnya, dan saya pikir kalau kali

per tahun pertama yang datang 10% mungkin tahun kedua bisa 20%,

ya walaupun...dari segi kuantitas, kadang kita lihat orang tua ini

terlalu cuek begitu, tetapi saya rasa tetap kita harus lakukan. Kita

tidak bisa berhenti, karena yang namanya pilar pendidikan itu kan

bukan hanya sekolah. Nah ketika ada..ada gap antara keluarga dan

sekolah, gap antara keluarga dan lingkungan maka pendidikan kita

pasti tidak berhasil dengan baik. Itu...itu yang tentang ini, lalu untuk

tentang teknologi komunikasi sekarang memang kita sedang

mencoba format yang baik untuk memfilter ini semua, terutama di

SMA Santo Yosef ini kan masih agak bebas menggunakan

handphone dan itu...selama ini saya...pelajari kok kelihatannya lebih

banyak mudaratnya daripada manfaatnya. Nah oleh sebab itu, tahun-

tahun ke depan ini mungkin kita akan tegas bahwa, ini akan benar-

benar difilter tidak bisa digunakan. Eh...dinas pendidikan juga

sudah...sudah memberi arahan supaya memang kalau ke sekolah

tidak perlu bawa hp, kemudian yang seperti...yang seperti ini, yang

kita perlu lebih tegas lagi lah. Di beberapa peraturan yang mungkin

selama ini kurang ditegakkan tetap harus dievaluasi dan ditegakkan..

Itu paling-paling cara-caranya supaya cita-cita kita pendidikan

karakter ini sukses begitu.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

227

23. P: Kemudian pendidikan karakter itu kan selalu dievaluasi secara

terus menerus ya Bu, yang menjadi bahan evaluasi dari pihak

sekolah untuk penyelenggaraan pendidikan karakter itu seperti apa

Bu bahan evaluasinya?

KS: Bahan evaluasinya kita ambil dari catatan-catatan. Eh...evaluasi

harian dari, dari siswa dan itu yang punya data wakasis sama BK.

Jadi, apa sih persoalan utama pendidikan karakter di sekolah kita,

bagian mana yang belum bisa kita sentuh. Dalam hal ini teman-

teman di kesiswaan jauh lebih...lebih punya data, pembina osis

misalnya paham betul mereka bagaimana eh karakter anak-anak ini.

Bagian mana dari pendidikan karakter tuh yang masih perlu dipoles

dan sebagainya. Nah setelah itu, itu yang kemudian kita diskusikan

selalu jajaran struktural terutama mendiskusikan ini dan kita

mencoba mencari apa sih, alternatif kegiatan yang bisa

menjembatani ini, membuat apa, eh...apa...kendala-kendala kita ini

menjadi lebih berkurang-berkurang. Nah itu dengan kolaborasi

semua unsur di kesiswaan, di kesiswaan itu kan ada OSIS, ada MPK,

ada pastoral sekolah, eh...disitu semua kemudian ada pramuka itu.

Pramuka itu ujung tombak, pramuka itu adalah satu kegiatan yang

benar-benar..punya, apa namanya...punya kans yang sangat baik

untuk membina karakter, sebenarnya kalau pramuka dengan

dasadarma dan tri satya-nya itu dilaksanakan saja semua sudah aman

sebenarnya. Nah...pramuka ini sangat strategis, maka ketika...eh,

pramuka dijadikan salah satu ekskul maka upaya yang harus

dilakukan sekolah adalah membuat supaya...pramuka ini tetap

dilaksanakan dengan baik, dengan tujuan yang baik, dengan cara

yang strategis supaya semuanya jalan baik...Gitu aja.

24. P: Kemudian cara yang dilakukan sekolah untuk mengevaluasi

penyelenggaraan tersebut seperti apa Bu?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

228

KS: Pertama, kami biasanya sering diskusi, lalu sering diskusi. Nah

dari...dari diskusi itu kemudian kita mulai mendata...mendata kira-

kira apa yang masih kurang, apa yang sudah...yang sudah bisa

berjalan baik...Nah dari hasil itu, yang berjalan baik dipertahankan,

lalu yang masih kurang kita cari alternatifnya bagaimana supaya ini

bisa dilakukan. Tapi tentu saja bertahap, kadang kami sudah punya

data bahwa ini harus diperbaiki, tetapi karena kondisinya belum

memungkinkan maka belum bisa diperbaiki seperti itu...Pelan-

pelan, satu-satu satu-satu, yang jelas dengan...apa namanya...dengan

proses, dengan proses dan...dan perencanaan masing-masing lalu itu

menjadi tertangani semua begitu.

25. P: Kemudian kapan waktu yang digunakan oleh...oleh sekolah untuk

mengevaluasi pendidikan karakter?

KS: Terus menerus kalau itu tidak ada...tidak ada waktu yang

definitif bahwa sekian harus sekian begitu tidak.

26. P: Kemudian apakah manfaat yang diperoleh ketika mengevaluasi

pendidikan karakter tersebut?

KS: Manfaatnya jelas bahwa kita jadi paham, ada pada situasi apa

kita sekarang, lalu apa yang harus kita lakukan untuk perbaikan.

27. P: Kemudian siapa saja yang bertanggung jawab untuk

penyelenggaraan pendidikan karakter tersebut?

KS: Semua unsur dalam sekolah...semua unsur dalam sekolah tentu

saja dimotori oleh jajaran struktural.

28. P: Kemudian apakah melalui pendidikan karakter maka siswa itu

semakin peduli dengan sesama Bu?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

229

KS: Kelihatannya kalau sekarang minimal, seperti yang saya

katakan kalau kita pernah perkenalkan...mudah-mudahan itu sudah

masuk ke dalam diri mereka lalu diinternalisasi. Kalaupun tidak

sekarang mereka menunjukkan hasilnya, mudah-mudahan di..di

waktu-waktu yang akan datang lalu kelihatan hasilnya.

29. P: Kemudian melalui pendidikan karakter apakah siswa itu

menganggap seluruh komunitas sekolah itu sebagai satu keluarga

Bu?

KS: Kelihatannya kalau masalah kekeluargaan ya, itu memang

menjadi satu...ciri khas ya, ciri khas, eh...di dalam...dalam

pendidikan kita, di dalam...dalam lembaga kita, hanya dengan cara

mereka sendiri-sendiri begitu mungkin tidak...atau mungkin belum

kelihatan sekarang, tetapi bahwa itu semua...eh, Santo Yosef

menjadi satu komunitas, itu yang kita...yang selalu kita dengung-

dengungkan, komunitas itu berbeda dengan kelompok. Kalau

kelompok itu adalah hanya kumpulan beberapa orang, tapi

komunitas ini kumpulan orang-orang dengan seluruh

jiwanya...dengan seluruh...dengan seluruh keberadaannya. Nah itu

kita yang selalu...beritahukan pada siswa bahwa kita adalah satu

komunitas.

30. P: Kemudian dalam jangka berapa lama proses penyelenggaraan

pendidikan karakter itu dievaluasi secara keseluruhan Bu?

KS: Seperti tadi yang saya katakan terus menerus. Terus menerus

jadi kita tidak harus menunggu satu tahun baru evaluasi, ketika ada

hal-hal yang memang kita perlu lakukan ya kita segera...segera

evaluasi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

230

B. Transkrip wawancara dengan wakil kepala sekolah bidang kesiswaan

TRANSKRIP WAWANCARA DENGAN WAKIL KEPALA SEKOLAH

BIDANG KESISWAAN

Narasumber : Wakil Kepala SMA Santo Yosef Pangkalpinang

Bidang Kesiswaan

Tempat : Ruang Wakil Kepala SMA Santo Yosef

Pangkalpinang Bidang Kesiswaan

Hari/Tanggal : Selasa, 27 Februari 2018

Waktu : 10.00 – 10.27

1. Peneliti (P): Yang pertama itu menurut Bapak, pendidikan karakter

itu eh...seperti apa?

Wakil Kepala Sekolah Kesiswaan (WKS): Ya. Eh, sepengetahuan

Bapak ya tentang pendidikan karakter ini ya.. Eh, di mana setiap

sekolah itu memang ada aturan dari permendiknas-nya itu ya. Kalau

gak salah itu tahun 2010 itu ada permendiknas bahwa setiap sekolah

itu harus menanamkan pendidikan karakter ya. Pendidikan karakter

ini ya seperti kita memberikan...eh, memupuk, mendidik, membina

siswa ke arah karakter yang lebih baik seperti itu, misalnya karakter

siswa ini contohnya berperilaku di masyarakat ya, di sekolah dengan

baik misalnya kejujuran, misalnya eh...kemandirian, misalnya juga

solider terhadap sesama, masih banyak lagi nilai-nilai pendidikan

karakter itu ya. Jadi pada dasarnya pendidikan karakter itu untuk

membuat siswa ya, menciptakan generasi yang akan datang,

karakternya lebih baik ya.

2. P: Kemudian eh...yang menjadi latar belakang penyelenggaraan

pendidikan karakter di SMA Santo Yosef ini sendiri apa Pak?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

231

WKS: Yang menjadi latar belakangnya memang sesuai dengan

aturan-aturan dari kurikulum ya, permendiknas. Memang setiap

sekolah itu ya wajib ada menanamkan pendidikan karakter ya. Kalau

di sekolah kita, dasar-dasarnya berdasarkan itu ya permendiknas.

Eh..kita ungkapkan lewat setiap mata pelajaran, eh...misalnya

pelajaran Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika, semuanya

lah, misalnya kita ungkapkan masalah kejujuran mereka dalam

ulangan misalnya kan kemudian menciptakan daya saing ya yang

sehat dalam mengejar prestasi, ah...misalnya seperti itu...tidak

mencontek ya misalnya gitu ya.

3. P: Kemudian apakah ada dokumen yang menjadi pedoman bagi

pihak sekolah untuk menyelenggarakan pendidikan karakter untuk

di sekolah ini?

WKS: Ada...itu bagian kurikulum, ya bagian kurikulum... ya semua

guru juga sudah tahu pernah disosialisasikan bahwa

setiap...pelajaran itu ya kita harus eh...mencantumkan kira-kira

penanaman karakter apa bagi siswa tersebut. Ada itu di kurikulum

itu ada, dokumennya itu ada di Pak Frans ya seperti itu. Kurikulum

SMA Santo Yosef ya.

4. P: Kemudian apakah ada kegiatan di luar jam pelajaran yang

mendukung eh, pengembangan pendidikan karakter bagi siswa-

siswa SMA Santo Yosef sendiri Pak?

WKS: Ya...kalau di luar pembelajaran itu ada kegiatan

ekstrakurikuler ya. Kegiatan ekstrakurikuler ini ya seperti...eh

basket, kemudian dance, kemudian juga eh...pingpong,

ekstrakurikuler olahraga maupun science ada ya. Nah, kita tanamkan

juga disitu ya, guru-guru bersangkutan pasti akan memberikan nilai-

nilai karakter dalam kegiatan tersebut ya misalnya datang tepat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

232

waktu, itu juga termasuk nilai karakter ya, akan membentuk nanti eh

watak siswa ke hari-hari yang akan datang itu akan terpola jadi ya

begitu sehingga siswa tersebut diharapkan nanti bisa disiplin waktu

misalnya kan, bisa berkompetisi dengan sehat dengan teman-

temannya ya, kemudian nilai kejujurannya juga ya, jangan curang

dalam bermain nah itu contohnya pendidikan, ada lah lah rambu-

rambu itu ada.

5. P: Kemudian yang menjadi tujuan diselenggarakan pendidikan

karakter di SMA Santo Yosef sendiri itu apa Pak?

WKS: Seperti visi dan misi sekolah kita ya, kalau visi misi sekolah

kita ini kan SMA Santo Yosef bertumpu pada hati nurani, solider

terhadap sesama, selain mengejar nilai akademik kita harus

bertumpu hati nurani dan solider terhadap sesama. Jadi, dari kalimat

itu banyak hal yang bisa dibuat ya, bertumpu pada hati nurani, setiap

ada permasalahan di sekolah kita, kita harus bertumpu pada hati

nurani, contohnya misalnya begini, kalau siswa terlambat, siswa

terlambat sudah 4 kali ya, 4 kali, kita harus lihat dulu mengapa dia

terlambat ya, kalau memang dia sakit perut, ban bocor misalnya

apakah kita harus memberikan surat peringatan. Jadi, kita harus

melihat dulu kira-kira apa masalahnya, jangan 3 kali terlambat kasih

SP 1, 3 kali terlambat kasih SP 2, 3 kali terlambat SP 3, habis lah

sekolah kita seperti itu nanti. Jadi kita harus lihat secara hati nurani

kita, dan solider terhadap sesama juga, eh..bapak perhatikan sekolah

kita sudah mulai solider terhadap sesama, misalnya kalau ada siswa

yang sakit ya ada aksi solidaritas ya, misalnya dalam bentuk

sumbangan ya, eh..misalnya ada untuk masyarakat juga ya ada aksi

solidaritas seperti musibah di Irian Jaya itu ya, hah...sekolah kita

juga ikut terlibat ya meskipun jauh lokasinya tapi tetap ikut terlibat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

233

ya. Itu salah satu bentuk nilai-nilai karakter ya solider terhadap

sesama, masih banyak lagi lah van ya soal itu ya.

6. P: Kemudian metode yang digunakan oleh pihak sekolah untuk

mencapai tujuan tersebut, caranya seperti apa Pak?

WKS: Ya...kalau dalam metode penilaian itu ada penilaian sikap ya,

ada 10 penilaian sikap yang itu dalam raport itu ada itu ya, nah itu

yang harus ditanamkan kepada siswa seperti bertanggung jawab ada,

kegiatan kerohanian ya, kemudian daya saing tadi, kompetisi tadi

kan, kemudian kejujuran, kemudian juga eh...tentang kedisiplinan

waktu, ada 10, ada 10 sikap yang dinilai. Itu mungkin dengan

menjaring pada...nilai tersebut ya siswa mungkin bisa terpola ya,

terpola dengan sendirinya nanti, dia tahu oh saya harus...misalnya

dalam hal agama ya, memimpin doa saat eh...memulai pelajaran

misalnya kan gitu, kemudian misalnya kejujuran misalnya ya, ada

kehilangan uang misalnya siswa ya, dia menemukan ya dia lapor ke

guru kemudian pak saya nemu duit 50 ribu, 50 ribu saja ya tolong

diinformasikan, diinformasikan...ada hp, yang dapat hp misalnya

dikembalikan nah itu jadi pada dasarnya untuk hal-hal seperti itu

tingkat kejujuran siswa tersebut ya cukup tinggi lah kalau di sekolah

SMA Santo Yosef ini.

7. P: Kemudian Pak cara yang dilakukan oleh pihak sekolah untuk

mempersiapkan penyelenggaraan pendidikan karakter itu, caranya

seperti apa Pak?

WKS: Caranya...ya yang jelas kita tidak terlepas dari kurikulum, ya

tidak terlepas dari kurikulum, kemudian yang kedua juga secara

teknis itu diserahkan pada masing-masing guru ya, masing-masing

guru yang bersangkutan caranya itu ya, misalnya pelajaran...hari ini

pelajaran misalnya Bahasa Indonesia, pelajaran Bahasa Indonesia

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

234

misalnya menulis paragraf argumentasi ya, nah kita disini caranya

guru memberikan hal-hal yang perlu dituntut oleh siswa itu apa dari

kegiatan tersebut, bukan hanya sekedar prestasi, tetapi dia dapat

mencari data-data dengan baik ya, mengerjakan tugas dengan baik

ya, tidak jalan praktis ya, bukan semata-mata hanya untuk

mendapatkan nilai saja tetapi prosesnya juga ya kita nilai ya dari

kejujurannya, kedisiplinannya, macam-macam lah yang

berhubungan dengan nilai karakter ya, sebab karakter ini, di bawah

karakter ini watak biasanya kan watak, sebab apabila watak sudah

terbentuk maka terbentuklah karakter kan, apabila karakter sudah

terbentuk maka terbentuklah integritas istilahnya kan. Nah itu,

maksud Bapak ini bagus lah pemerintah...ujung-ujungnya tuh

integritas bangsa kita nanti yang kesitu larinya nanti. Bangsa yang

punya generasi muda yang punya karakter berjiwa patriotisme,

nasionalisme yang baik seperti itu ya.

8. P: Untuk persiapannya itu membutuhkan waktu yang berapa lama

Pak?

WKS: Ndak cukup lama, tetapi itu terus menerus ya. Gak cukup

lama tetapi dengan siswa kita selalu mengingatkan, setiap pelajaran

juga guru-guru juga selalu mengingatkan, tetapi kalau berapa lama

yang diminta itu terus menerus ya. Itu gak habis-habisnya itu, gak

ada batas waktunya untuk memberikan menanamkan karakter siswa

itu ya.

9. P: Kemudian Pak, eh..persiapan administrasi sebelum

penyelenggaraan pendidikan karakter itu seperti apa Pak?

WKS: Maksudnya ini administrasi gurunya ya?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

235

10. P: Iya

WKS: Kalau administrasi gurunya itu dituangkan dalam RPP ya,

dalam RPP itu ada ya, kemudian juga nanti dalam RPP itu akan

dituangkan lagi nanti dalam pelaksanaan di lapangannya nanti

secara teknisnya itu kan gitu.

11. P: Kemudian peran serta dari guru dalam mempersiapkan

penyelenggaraan pendidikan karakter itu seperti apa Pak?

WKS: Peran serta guru?

12. P: Iya

WKS: Eh...peran serta guru dalam hal ini ya guru tentu punya

komitmen bersama ya, peran sertanya ya. Sekolah kita ini contohnya

kita punya nilai jual tentang kedisiplinan, tentang kejujuran ya,

tentang solider terhadap sesama ya, jadi eh kita juga eh selalu

menggaungkan ini, semua guru juga kepada siswa ya, sehingga

siswa pun terpola lah kalau disini ya, budayanya seperti ini,

karakternya kan seperti itu, itu yang bisa kita jual di sekolah kita.

Kalau masalah tentang eh...sarana prasarana mungkin sekolah kita

lebih kalah dari sekolah-sekolah negeri sekarang ya, dengan kita

punya nilai jual seperti itu ya mudah-mudahan di masyarakat juga

ya mau bersekolah disini, pembinaan terhadap siswanya. Jadi secara

admininistrasinya emang itu ya kekompakan masing-masing guru

ya, karyawan, kemudian guru, kepala sekolah, struktural sama-sama

lah untuk menanamkan itu kepada siswa semuanya. Jadi secara

teknisnya saja di lapangan ya, guru juga harus memberikan contoh

ya, sebab dengan contoh konkret itulah sebenarnya siswa bisa

melihat ya, oh guru, oh..seperti ini, contohnya pak Budi sendiri ya.

Pak Budi termasuk guru teladan lah kalau di sekolah sini, bisa

dicontoh dengan baik, dalam hal apa...dalam hal mengajar, dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

236

hal memberikan sanksi, dalam hal...eh, membina siswa ya, Pak Budi

contohnya, atau guru-guru yang lain bukan hanya mentransfer ilmu

saja tetapi dia juga memberikan... ya itulah nilai-nilai itu.

13. P: Kemudian Pak, bagaimana pelaksanaan pendidikan karakter itu

diterapkan di dalam kelas, misalnya contohnya seperti apa Pak?

WKS: Contohnya dalam kelas?

14. P: Iya

WKS: Misalnya kalau dalam kelas, dalam belajar...dalam kasus

belajar misalnya ya, seperti bapak ini kan ngajar Bahasa Indonesia,

contoh ya mengajar Bahasa Indonesia. Yang bapak tanamkan pada

siswa tergantung materi pelajarannya yang pertama ya, materi

pelajarannya tentang apa, kalau Bahasa Indonesia itu misalnya kalau

ada resensi ya, siswa kan dikasih materi tentang resensi, habis

dikasih materi itu kan guru biasanya menuntut mereka harus bisa

menulis resensi dengan baik ya. Dalam proses, menulis resensi itu

kan dunia sekarang internet kan gampang, contoh resensi tuh banyak

di internet ya, contoh resensi tuh banyak di internet. Nah, kemudian,

biar mereka itu...ya istilahnya hanya tidak copy paste ya, maka

bapak sering bilang bahwa karya sendiri itu lebih berharga ya, lebih

bernilai dibanding kamu mengumpulkan karya orang lain ya, disini

dibutuhkan adalah yang satu, perjuangan kalian ya, perjuangan

kalian untuk eh...memberikan atau buat tugas dengan baik ya, jangan

hanya copy paste jalan pintas, itu yang pertama. Yang kedua juga

ya, selain perjuangan, kejujuran kalian juga ini sangat bapak nilai

ya, kejujuran kalian, begitu banyaknya contoh-contoh resensi

mungkin bapak gak tau ya apakah itu hasil kerja kamu atau tidak,

tetapi akan bapak seleksi ya, yang kamu tulis itu akan bapak

tanyakan secara lisan ya, kalau kamu gak bisa jawab berarti kamu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

237

gak jujur ya, kamu pasti copy paste kan, karena kalau hasil karya

kita sendiri biasanya gampang ingat kan, iya...

15. P: Kemudian untuk pelaksanaan pendidikan karakter di luar kelas

itu seperti apa Pak?

WKS: Pelaksanaan pendidikan karakter itu bisa dilihat dari hal

praktis siswa yang bisa kita lihat itu ya, kalau secara teori gak bisa

lagi. Secara praktisnya, misalnya kalau dalam kegiatan OSIS mereka

dapat bekerjasama dengan baik, solider juga dengan sesamanya,

memperhatikan teman-teman mengungkapkan pendapat dengan

baik ya, tidak mencela atau mengkritik teman-temannya atau

menghakimi ya, itu salah satu bentuknya secara konkretnya kan.

Begitu juga misalnya kalau di luar sekolah juga ya, misalnya mereka

mengunjungi temannya yang sakit misalnya kan gitu ya, saling

memberikan nasehat dengan teman-temannya, gitu lah.

16. P: Kemudian apakah ada hubungan antara perkembangan karakter

siswa ketika mengikuti pembelajaran di dalam kelas dengan ketika

mengikuti kegiatan di luar kelas Pak?

WKS: Ya. Eh, pendidikan karakter ini pada dasarnya kan kontinu

kan ya, kontinu ya. Pasti ya, apa-apa yang kita tanamkan di kelas itu

akan dibawa ke luar biasanya, ibaratnya kalau keluarga itu kalau di

dalam keluarganya gak benar biasanya itu akan berpengaruh di luar,

begitu juga di kelas kita tanamkan baik-baik, semua guru tanamkan

dengan baik pasti akan hasilnya itu...di luar kelas itulah hasilnya

nanti ya...di masyarakat, di lingkungan keluarga, nah itu hasilnya

pasti itu. Pasti berpengaruh sekali ya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

238

17. P: Kemudian Pak apakah sejauh ini pihak sekolah itu mengajak

orang tua untuk berperan serta dalam pengembangan karakter dari

siswa-siswi itu sendiri Pak?

WKS: Ya...orang tua memang...eh, menghadirkan orang tua di

sekolah itu jarang tapi ada, misalnya dalam eh...sosialisasi tata tertib

siswa ya, sosialisasi tata tertib siswa ini juga salah satu juga tentang

penanaman karakter kedisiplinan siswa ya, dalam hal pasal-pasalnya

juga, dalam hal memberi sanksi juga ya. Nah, ada kita tanamkan

kepada orang tua juga tentang hal ini, kerjasama ya...kemudian

begitu juga kalau siswa mengalami masalah di sekolah kita panggil

orang tuanya, contohnya yang sederhana saja siswa bertengkar

misalnya ribut ya, berkelahi, orang tuanya kita panggil kita ajak

kerjasama ya. Biasanya itu kerjasama BK ya, konseling dengan

orang tua, begitu juga dengan nilai-nilai akademiknya yang kurang

misalnya kan, tetap ada itu ya kita ajak orang tua berembuk seperti

itu.

18. P: Kemudian kendala dalam menyelenggarakan pendidikan karakter

itu apa Pak?

WKS: Kendala dalam pendidikan karakter ini...sejauh ini belum ada

kendalanya sih ya, belum ada kendalanya, karena pada dasarnya

pendidikan karakter ini gampang dilaksanakan ya. Pendidikan

karakter ini...sangat-sangat gampang dilaksanakan sebab ini

berhubungan dengan norma-norma kehidupan ya, berhubungan

dengan nilai-nilai kehidupan, tentang siswa berbohong misalnya,

benar gak kira-kira? Kemudian tentang kejujuran, tentang

kemandirian siswa itu sendiri, tentang apa namanya itu...religius

siswa ya itu kehidupan sehari-hari lah. Kira-kira nilai-nilai yang baik

itu lah yang kita tanamkan itu, intinya seperti itu pendidikan karakter

kan, nilai-nilai dalam kehidupan yang baik yang kita tanamkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

239

kepada siswa. Maksudnya disini kita gak perlu kita harus belajar

teori-teori terlalu banyak ya, gak terlalu banyak ya. Kita sendiri bisa

memberikan...memberikan nasehat, itu salah satu juga kan

menanamkan karakter siswa kan. Nah, bapak pikir kalau

kendalanya, ya siswa itu sendiri...terkadang mau gak menerima ya,

memang sudah dikasih pembinaan-pembinaan lewat guru BK, lewat

wali kelas, tapi ada juga siswa yang masih ngeyel ya, masih dengan

wataknya seperti itu, memang watak ini kadang-kadang susah untuk

diubah, tetapi bisa untuk diperbaiki ya wataknya ini, begitu.

19. P: Kemudian, eh...hal-hal apa saja Pak yang dievaluasi terkait

dengan penyelenggaraan pendidikan karakter?

WKS: Masalah...evaluasinya....ya itu masalah dalam hal nilai, kita

memberikan nilai kepada siswa. Nah itu yang perlu dievaluasi,

memang sekolah itu diharapkan ada apresiasi kepada siswa ya,

seperti itu ya. Membuat siswa semakin...apa namanya itu...semangat

ya, misalnya siswa mengalami perubahan karakternya, dia semakin

baik ya, seharusnya kita ngomong dengan siswa, bagus nak ya kamu

mulai berubah ya, bapak senang ya, gitu ya. Nah, untuk tindak lanjut

seperti itu memang jarang, itu ya, kalau kita sering kasih pujian

kepada siswa ya, hal itu pasti...itu jarang dilakukan sekolah kita,

memberikan pujian-pujian seperti itu ya. Selama ini, sekolah ini

banyaknya menuntut, harus ini, ini ya, siswa berubah tapi kita hanya

gak kasih apresiasi ya, jarang kita beri apresiasi misalnya kan.

Misalnya contoh saja siswa potong rambut ya, siswa potong

rambut...berkali-kali potong rambut, dia gak mau lah juga, ini kan

namanya bandel kan siswanya...hal ini gak boleh, istilahnya itu

dalam nilai...nilai apa itu...nilai pendidikan lah...nilai apa itu lah ya

kalau dalam karakter ya...ngeyel lah siswanya. Tetapi di saat dia

sudah gunting rambut, kita lihat sudah selesai, oke bagus conteng.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

240

Nah itu yang jarang kita lakukan, jarang memberikan pujian

misalnya, oh keren lah gunting rambut ya bagus ya, bilang kayak

gitu ya. Begitu juga dengan hal-hal yang lain, ada perubahan

misalnya belajar...prestasinya, ya kita jarang misalnya kamu

sekarang hebat ya semakin rajin, jarang...sementara siswa itu butuh

itu, saya pikir ya, dia butuh pujian, butuh apresiasi dari guru, dari

sekolah ya, membuat dia semakin semangat. Itu hal-hal yang

kurang, tetapi dalam hal yang lain saya pikir sambil berjalan lah itu

ya, gak ada terlalu susah lah, gitu lah.

20. P: Kemudian bagaimana cara untuk mengevaluasi penyelenggaraan

pendidikan karakter tersebut Pak?

WKS: Hmmm....tentang evaluasinya, itu bisa dilihat dari...eh,

pantauan guru BK bisa ya, tentang karakter siswa, siswa punya

masalah, siswa yang berkarakternya menyimpang. Itu guru BK

menangani ya tentang hal itu, kemudian wali kelas juga...wali kelas

juga menangani tentang hal itu, kesiswaan juga menangani ya,

ditambah lagi guru-guru yang lain juga ya, akan memberikan lah,

menanamkan lah tentang nilai-nilai karakter siswa tersebut.

21. P: Kemudian Pak, eh...waktu yang digunakan untuk mengevaluasi

penyelenggaraan pendidikan karakter itu kapan Pak?

WKS: Kalau evaluasinya setiap saat lah...setiap saat, ya terus

menerus lah maksudnya, kontinu lah ya evaluasinya itu.

22. P: Kemudian yang menjadi aspek penting untuk mengevaluasi

penyelenggaraan pendidikan karakter itu siapa saja Pak?

WKS: Eh...guru ya, setiap guru mata pelajaran sesuai dengan

bidangnya ya dapat mengevaluasi, kemudian bagian BK, konseling

ya, menangani siswa yang bermasalah ya. Siswa yang bermasalah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

241

bukan hanya sekedar...eh memberikan....eh meminta apa

masalahnya, tapi kalau bisa kita memberikan solusinya dan tetap

kita pantau siswa tersebut bagaimana perkembangan karakternya

seperti itu, kemudian juga karyawan juga bisa ya, misalnya dalam

hal kebersihan ya, menegur siswa misalnya, orang-orang kantin juga

ya banyak yang menanamkan nilai-nilai karakter. Jadi semua yang

ada di sekolah, guru, karyawan, maupun eh masyarakat sekitar

sekolah ini.

23. P: Kemudian Pak dalam waktu berapa lama monitoring terhadap

penyelenggaraan pendidikan karakter di sekolah ini?

WKS: Monitoringnya ya selama ini...kalau secara reguler ya gak

ada, secara tahap-tahapnya gak ada kalau di sekolah kita ya, tetapi

monitoringnya kita bisa lihat dari setiap guru yang...eh,

mengungkapkan permasalahan pada diri siswa ya, bisa hari ini

misalnya guru biologi ya, pak si A ini tidak pernah pernah masuk,

pak si A ini misalnya dia meniru tanda tangan guru misalnya. Itu

terjadi spontanitas lah monitoringnya itu ya, gak pernah kita

memang merapatkan tentang karakter siswa dalam bentuk reguler

misalnya 3 bulan kita rapatkan, gak pernah...gak pernah. Kalau

memang bicara tentang masalah karakter siswa, itu adalah siswa-

siswa yang bermasalah misalnya waktu rapat dewan guru untuk

kenaikan kelas ya, seperti itu ya. Kita pertimbangkan...kira-kira

layak gak dia naik kelas dengan karakter seperti ini misalnya ya gitu.

Secara akademis nilainya gak mendukung, misalnya kan, tetapi

kalau secara psikis misalnya karakternya bagus misalnya bagus, itu

kan perlu dipertimbangkan juga ya, perlu dipertimbangkan juga, tapi

kalau memang nilainya hancur benar itu pasti...karakternya juga

kurang lah sebenarnya, malas pada dasarnya kan, malas lah, ndak

tertib lah, ndak disiplin lah, mau menang sendiri lah seperti itu. Jadi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

242

secara regulernya gak ada tetapi biasanya kita monitoring lewat itu

aja lah, saat kenaikan kelas.

C. Transkrip wawancara dengan wakil kepala sekolah bidang kurikulum

TRANSKRIP WAWANCARA DENGAN WAKIL KEPALA SEKOLAH

BIDANG KURIKULUM

Narasumber : Wakil Kepala SMA Santo Yosef Pangkalpinang

Bidang Kurikulum

Tempat : Ruang Wakil Kepala SMA Santo Yosef

Pangkalpinang Bidang Kurikulum

Hari/Tanggal : Sabtu, 03 Maret 2018

Waktu : 10.00 – 10.15

1. Peneliti (P): Yang pertama dalam proses pembelajaran, kurikulum

apakah yang digunakan di SMA Santo Yosef Pangkalpinang?

Wakil Kepala Sekolah Bagian Kurikulum (WKK): Untuk yang kelas

X menggunakan kurikulum eh, 2013. Untuk kelas XI dan XII masih

menggunakan kurikulum 2006 atau KTSP.

2. P: Kemudian sejauh ini bagaimana proses pengembangan kurikulum

yang digunakan di sekolah apabila dikaitkan dengan pendidikan

karakter?

WKK: Eh, untuk eh di SMA Yosef eh, kurikulum mengikuti

pedoman-pedoman dari...pusat dan khususnya untuk sekolah

Katolik ada satu kurikulum yang kita sebut sebagai eh...Kurikulum

Berbasis eh, Gereja Katolik atau yang kita sebut mungkin di pastoral

sekolah, itu yang menjadi ciri khas dari sekolah-sekolah Katolik

dalam pendidikan karakter, khususnya yang diambil adalah nilai-

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

243

nilai eh..global, nilai-nilai global atau nilia-nilai universal daripada

suatu eh, Gereja Katolik khususnya.

3. P: Kemudian yang harus dipersiapkan oleh guru dalam

melaksanakan pendidikan karakter itu apa saja Pak?

WKK: Yang pertama adalah untuk pembekalan pada...kemampuan

pada gurunya dulu, dalam arti guru sebagai contoh bagi anak atau

siswa eh, guru sebagai pusat bagi anak untuk sebagai eh, bahan eh,

buat mereka supaya guru pun melakukan hal yang sama, siswa pun

akan mengikuti hal yang sama juga.

4. P: Kemudian kurikulum yang berlaku di SMA Santo Yosef apakah

sudah terintegrasi dengan pendidikan karakter Pak?

WKK: Sudah, dari kurikulum 2013 itu sudah jelas memang

diutamakan adalah pendidikan karakternya, kita lihat dari susunan

eh, penilaiannya yang dinilai adalah sikap, kalau yang 2006 atau

KTSP itu sudah terintegrasi untuk pendidikan karakternya sudah

include juga di dalam pembelajaran, dan juga karena kita sekolah

Katolik memang itu sudah kita mulai sejak dulu lewat pastoral

sekolah.

5. P: Berarti eh, kurikulum yang telah dikembangkan di sekolah ini

telah diterapkan oleh semua guru untuk pengembangan karakter

bagi siswa?

WKK: Iya...salah satunya adalah eh, memberi salam, memberi

salam...kemudian berdoa pada saat mulai dan berakhir...kemudian

eh,...setiap jam 12 kita doa malaikat Tuhan atau Angelus, itu bentuk

dari satu pendidikan karakter yang kita ambil nilai-nilai

universalnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

244

6. P: Kemudian apakah pendidikan karakter yang diterapkan di sekolah

memiliki keterkaitan dengan paradigma iman kristiani yang diyakini

oleh sekolah ini Pak?

WKK: Ya, itu sudah terintegrasi semua. Jadi ciri khas sekolah

Katolik.

7. P: Kemudian apakah yang menyebabkan pendidikan karakter itu

menjadi suatu hal yang penting untuk diterapkan di SMA Santo

Yosef pada saat ini?

WKK: Eh, karena dalam...dari pendidikan karakter itu akan

membentuk karakter siswa yang baik dengan adanya sikap yang

baik, dengan sikap yang semangat juang karakter untuk berjuang,

karakter untuk berani, percaya diri, itu akan secara langsung akan

berpengaruh terhadap eh, intelektual dia dalam...bersaing ataupun

dalam menggali ilmu. Ketika sikapnya baik, karakternya baik, itu

biasanya akan diikuti oleh kemampuan kompetensinya baik juga.

8. P: Kemudian dampak apakah yang diharapkan oleh pihak sekolah

dalam melaksanakan pendidikan karakter?

WKK: Eh, diharapkan dampak tersebut hmmm...memacu anak

untuk atau memacu peserta didik untuk lebih memiliki sikap yang

baik, baik secara...eh, keagamaan khususnya untuk yang Katolik,

dan yang tidak Katolik pun dia bisa mengambil nilai-nilai

universalnya dan dari dampak-dampak tersebut juga eh, diharapkan

ketika dia lulus nanti dia sudah membawa suatu karakter yang bagus

yang dia peroleh dari sekolah ini. Harapannya di sekolah ini juga,

keluarga, maupun setelah dia lulus nanti.

9. P: Kemudian apa yang menjadi tujuan dari pelaksanaan pendidikan

karakter bagi sekolah dan bagi siswa sendiri Pak?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

245

WKK: Nah yang itu sama juga yang tadi bahwa kalau sekolah itu

menjadikan suatu ciri khas sekolah bahwa sekolah ini memiliki

suatu kualitas...memiliki suatu eh, hal yang...menjadi acuan bagi

orang tua-orang tua eh, murid dalam bersekolah disini dan

diharapkan untuk yang pada siswanya adalah untuk siswa menjadi

orang yang memiliki karakter yang baik, baik bagi agama, negara,

maupun keluarga dan pribadinya.

10. P: Kemudian bagaimana Pak pelaksanaan pendidikan karakter di

SMA Santo Yosef Pangkalpinang untuk saat ini?

WKK: Eh, pelaksanaan pendidikan karakter memang eh, dalam

setiap pelaksanaannya itu kita laksanakan pada setiap eh, sudah

include dalam suatu pembelajaran, dan sudah tercantum dalam RPP,

itu sudah, itu sudah banyak kata karakter daripada karakter secara

kristiani sudah, karakter yang memiliki semangat juang, dan

sebagainya, itu sudah masuk ke dalamnya, maka dalam

pelaksanaannya guru akan selalu memberikan...atau mengarahkan

pada...arah-arah pendidikan karakter. Jadi guru menjadi panutan

tersebut.

11. P: Kemudian apakah pelaksanaan pendidikan karakter ini

diwajibkan untuk semua guru dalam proses pembelajaran Pak?

WKK: Ya semua guru wajib melaksanakan eh, pendidikan karakter.

12. P: Kemudian apakah ada respon yang positif dari guru, siswa,

maupun orang tua siswa terkait dengan pelaksanaan pendidikan

karakter?

WKK: Ya, ada...Eh, kalau untuk guru ini akan sangat eh...kalau dari,

dengan adanya, dengan adanya pendidikan karakter ini anak-anak

akan daya juangnya akan jauh lebih baik, kreativitasnya. Artinya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

246

bahwa...kompetensi sosialnya itu berkembang, juga kompetensi dia

secara eh, hubungan dia dengan agamanya masing-masing juga akan

lebih baik, kemudian orang tua juga dalam di keluarga

juga...hubungan dia dengan orang tua justru akan membantu dia

dalam membentuk kepribadian dia...eh, dan orang tua hmm,

memberi kepercayaan sepenuhnya kepada sekolah dan orang tua

juga eh, yakin bahwa...sekolah SMA Santo Yosef bisa membentuk

anak mereka menjadi lebih baik.

13. P: Kemudian apakah pendidikan karakter yang diterapkan di sekolah

ini memiliki pengaruh yang positif bagi siswa itu sendiri Pak?

WKK: Eh, ada. Siswa eh, kecenderungan mereka lebih eh...memiliki

semangat untuk kompetitifnya lebih baik, memiliki semangat untuk

percaya diri itu lebih baik bagi siswa dan juga eh, terkait sopan

santun, etika mereka justru menjadi orang yang lebih baik.

14. P: Kemudian faktor-faktor apa saja yang menjadi hambatan untuk

melaksanakan pendidikan karakter itu sendiri Pak?

WKK: Eh, faktor hambatan yang pertama kalau dari keluarga siswa

atau orang tua karena kebiasaan, budaya, faktor budaya yang

mungkin dulu yang masih kebiasaan yang masih dilakukan itu eh,

mengganggu eh, proses tersebut tetapi memang bisa dilakukan

dengan pelaksanaan pendidikan karakter bisa dilakukan dengan eh,

secara pelan-pelan, secara bertahap, sehingga mereka bisa paham

bahwa mana yang baik, mana yang buruk, itu dampaknya. Untuk

yang kedua dampak bagi eh, sekolah sendiri...eh, kurang

keterlibatan orang tua dalam memberikan support bagi anak, dalam

arti ketika sekolah memberikan pendidikan karakter, di rumah anak

tidak dibiasakan untuk apa yang sering dilakukan, itu hambatan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

247

15. P: Kemudian cara untuk mengatasi hambatan tersebut bagaimana

Pak?

WKK: Eh, untuk mengatasi hambatan...langkah awal memang sih

dengan eh, pertemuan dengan orang tua, pertemuan dengan orang

tua secara bertahap. Eh, misalnya kelas X eh, satu pertemuan kelas

XI dan kelas XII. Jadi pertemuan dengan orang tua. Kemudian yang

kedua, eh lewat kegiatan-kegiatan yang...eh, dilakukan di luar

daripada kegiatan eh, rutin sekolah seperti di ekstrakurikulernya

ataupun ada kegiatan khusus terkait pembinaan iman...salah satunya

lewat live in maupun retret.

16. P: Kemudian siapa saja Pak, yang memiliki wewenang untuk

mengevaluasi proses pendidikan karakter yang diterapkan di

sekolah?

WKK: Eh, untuk yang berwenang eh, semua stakeholder di sekolah

itu punya wewenang untuk memberikan...eh evaluasi, nah untuk

pengolahan, dan sebagainya itu menjadi eh, analisa dan sebagainya,

itu menjadi kewenangan daripada eh tim pastoral sekolah

dengan...eh struktural sekolah, untuk mengolah, menganalisis dari

data-data yang dikumpulkan oleh seluruh warga sekolah.

17. P: Hal-hal apa sajakah Pak yang dievaluasi di dalam

penyelenggaraan pendidikan karakter itu?

WKK: Eh, pelaksanaan, pembiasaan...kemudian cara. Nah, cara

dalam arti bisa saja apa yang dilakukan itu belum tentu eh, dipahami

oleh peserta didik atau anak atau siswa, itu cara yang berarti itu yang

dievaluasi.

18. P: Kemudian bagaimana proses untuk mengevaluasi pembelajaran

yang terintegrasi dengan pendidikan karakter Pak?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

248

WKK: Jadi untuk evaluasi tersebut lewat rapat bulanan, kemudian

eh, rapat pada...semesteran juga pada akhir semester, itu biasanya

menjadi salah satu bentuk eh, mengetahui sejauh mana pelaksanaan

pendidikan karakternya berjalan.

19. P: Kemudian yang menjadi tujuan untuk eh, proses evaluasi

pendidikan karakter itu apa Pak?

WKK: Tujuan untuk evaluasi ya untuk melihat eh, sejauh mana

pelaksanaan pendidikan karakter tersebut dilakukan, dan sejauh

mana eh, pencapaian dan sejauh mana juga siswa memahaminya

atau pembiasaan siswa itu sudah dilaksanakan sejauh mana, itu

tujuan evaluasi dan untuk melihat kekurangan-kekurangan atau

cara-cara yang kurang efektif eh, mana yang paling baik eh,

dilakukan eh, pendidikan karakter tersebut, karena bisa saja cara

yang pertama tidak bisa kita ajukan cara yang kedua, artinya bahwa

tujuannya adalah untuk melihat alternatif lain dalam memberikan

pendidikan karakter sehingga anak paham dan mudah dipahami.

20. P: Kemudian kapan waktu yang dipergunakan untuk mengevaluasi

penyelenggaraan pendidikan karakter itu Pak?

WKK: Eh, waktu...kalau waktu sih eh menyesuaikan dengan situasi

dan kondisi, ketika misalnya terjadi eh, suatu hal kejadian yang

sekiranya memang perlu adanya evaluasi itu dilakukan, itu yang

sifatnya eh, fleksibel pada...kalau rutinitas sih memang sesuai

dengan eh, rapat, pertemuan khusus.

21. P: Berarti dilakukan secara terus menerus?

WKK: Iya itu dilakukan secara terus menerus. Untuk sifatnya yang

ketika ada suatu hal kejadian, itu akan menjadi evaluasi lagi, itu

adalah eh, bentuk pertemuan khusus.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

249

D. Transkrip wawancara dengan guru matematika

TRANSKRIP WAWANCARA DENGAN GURU MATEMATIKA

Narasumber : Bapak Drs. Budi Gunawan, S.Mn.

Tempat : Bimbel Budi Gunawan

Hari/Tanggal : Sabtu, 24 Maret 2018

Waktu : 10.03 – 10.59

1. Peneliti (P): Yang pertama, apa yang menjadi tujuan dari

pelaksanaan pendidikan karakter melalui proses pembelajaran

matematika?

Guru Matematika (GM): Yang menjadi tujuan pembelajaran

karakter di...dalam pembelajaran matematika, jadi matematika tidak

hanya bisa dipandang sebagai satu ilmu yang kaku tetapi disitu

dalam pembelajaran matematika disitu juga ditanamkan nilai-nilai

humanisme, ditanamkan nilai-nilai karakter yang jelas bisa

terkandung di dalam pembelajaran matematika. Jadi, pembelajaran

matematika tidak...sekali lagi saya gariskan, tidak bisa hanya

dipandang sebagai ilmu yang kaku, ilmu yang semata-mata

mementingkan logika, semata-mata mementingkan...hmm, hal-hal

yang bersifat rasio, tetapi dalam pembelajaran matematika banyak

nilai-nilai kebajikan, nilai-nilai tentang kemanusiaan, nilai-nilai

humanis yang bisa kita tanamkan untuk anak-anak di sekolah.

2. P: Kemudian apa yang diharapkan oleh guru dengan menerapkan

pendidikan karakter melalui proses pembelajaran matematika?

GM: Yang kita harapkan dengan adanya pendidikan karakter itu,

anak tidak hanya sekedar mengandalkan...sekali lagi saya

mengatakan, anak-anak tidak hanya sekedar ditanamkan tentang

logika, tentang hal-hal-hal yang bersifat eksak tetapi yang jelas

bahwa anak-anak juga harus mendapat hal-hal positif di luar...di luar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

250

pelajaran-pelajaran yang bersifat agak sedikit pasti itu tuh, sehingga

mereka bisa...nilai-nilai yang terkandung di dalam pembelajaran

matematika itu memang tidak hanya sekedar berbicara mengenai

logika tetapi banyak hal bisa diambil dari pembelajaran matematika

tersebut. Di dalam pembelajaran matematika nilai-nilai karakter

tertanam disitu, hanya bagaimana mengulas, bagaimana kita

mengolah nilai-nilai tersebut sehingga bisa...bisa menjadi bagian

dari nilai-nilai..menjadi kehidupan...menjadi nilai-nilai kehidupan

bagi anak-anak itu sendiri. Jadi tidak bisa memandang matematika

itu sebagai sebuah ilmu yang eksak, kaku tetapi disitu banyak nilai-

nilai karakter yang bisa diambil, dapat diolah menjadi bagian dari

nilai-nilai kehidupan.

3. P: Kemudian yang dimaksud pendidikan karakter itu sendiri apa

Pak?

GM: Pendidikan karakter...pendidikan yang ya tidak hanya...ya

lebih-lebih menyentuh pada nilai rasa, lebih menyentuh pada sisi-

sisi humanisme seorang manusia, lebih menyentuh kepada nilai-

nilai kehidupan seorang manusia, dan tentu saja nilai-nilai karakter

itu akan menjadi bagian dari kehidupan seorang manusia.

4. P: Kemudian nilai-nilai apakah Pak yang terkandung di dalam

pendidikan karakter tersebut?

GM: Untuk nilai-nilai itu terlalu banyak sekali yang bisa kita ambil,

nilai-nilai karakter itu...jadi cukup banyak sekali menyentuh segala

aspek kehidupan manusia, menyentuh bagian-bagian dari sisi

manusia itu sendiri jadi tidak bisa kita pecah, kalau kita ngomong

hanya beberapa tetapi saya pikir itu tidak...tidak cukup kita hanya

ngomong beberapa tetapi terlalu banyak...dia menyentuh bagian dari

sisi kehidupan manusia nilai-nilai karakter itu sehingga menjadi

sebuah bagian jati diri manusia itu sendiri.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

251

5. P: Kemudian bagaimana metode untuk menerapkan pendidikan

karakter melalui proses pembelajaran matematika?

GM: Metodenya bisa berbagai macam tergantung situasi dalam

lingkungan kelas, bagaimana kita menerapkannya dalam

penyampaian...dalam berbagai teknik pun bisa kita ajarkan yang

penting kita lihat situasi kondisi ruangan di dalam kelas itu,

kemudian kita lihat materinya lalu dalam proses diskusi, dalam

proses menjelaskan...banyak hal lah dalam berbagai metode pun

bisa kita sisipkan nilai-nilai pendidikan karakter tersebut, hanya

memang kita perlu memberi penekanan bahwa hal-hal tersebut harus

kita jelaskan, harus kita sampaikan pada anak-anak bahwa ini loh

nilai-nilai yang bisa kita dapatkan dalam proses...selama proses

pembelajaran matematika di lingkungan sekolah tersebut. Jadi

dengan berbagai metode bisa kita tekankan, yang penting kita

jelaskan kepada anak-anak ini loh nak nilai yang bisa kita ambil, ini

loh nak nilai yang bisa kita serap, nilai yang bisa kita lakukan terkait

dengan nilai-nilai karakter tersebut. Jadi, di dalam..segala kondisi

saya pikir kita bisa...kita bisa menyampaikannya hanya memang ada

penekanan supaya anak-anak mengetahui dengan jelas oh seperti ini

toh dalam pelajaran matematika ada nilai-nilai yang bisa kita

dapatkan. Jadi misalnya kerja keras, kesabaran, ketekunan, kemauan

untuk mencari tahu lebih banyak kemudian kita bisa juga nilai-nilai

kemauan untuk bertanya, kemauan untuk saling berbagi, saling

kerjasama, itu saya pikir beberapa nilai yang bisa disampaikan tetapi

kalau kita gali saya pikir cukup banyak yang bisa kita dapatkan

dalam pembelajaran matematika tersebut, yang penting itu sekali

lagi saya sampaikan kita harus menggarisbawahi dan

menyampaikan secara tegas, menyampaikan kepada anak-anak ini

loh beberapa nilai yang bisa kalian dapatkan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

252

6. P: Kemudian nilai-nilai karakter apakah yang hendak ditunjukkan

oleh guru melalui pembelajaran matematika?

GM: Tergantung materi apa seperti yang saya sampaikan tadi bahwa

cukup banyak nilai-nilai yang bisa kita sampaikan pada anak-anak

dalam setiap materi, dalam setiap proses pembelajaran, selama

mendampingi proses pembelajaran di dalam kelas ataupun di luar

kelas pun bisa kita berikan kalau kita menyampaikan, yang penting

materi-materi tersebut, ya silakan lah kita mau menyampaikan apa

gitu kan, dalam setiap topik itu bisa kita sampaikan. Jadi matematika

tidak hanya...dalam proses pembelajaran tersebut kan banyak hal

yang bisa kita sampaikan apa, oh saya mau menekankan pada bidang

apa gini, saya mau tekankan materi ini karakteristik apa yang mau

kita sampaikan pada anak-anak lalu misalnya dalam menjawab

pertanyaan nilai-nilai apa yang bisa kita sampaikan dalam proses

kerjasama dengan kawan-kawan apa yang bisa mereka dapatkan dari

nilai-nilai karakter tersebut, lalu tugas individual, tugas kelompok

lalu pada saat mendengar penjelasan guru kan banyak nilai-nilai

karakter yang bisa mereka dapatkan dari proses tersebut. Jadi dari

proses pembelajaran tersebut banyak hal bisa...yang penting

ditekankan, disampaikan...ini loh nak yang bisa kalian dapatkan,

mungkin pada sisi refleksi terakhir itu yang bisa kita sampaikan

secara garis besar, kita ulangi lagi supaya anak-anak mengerti betul,

oh ternyata belajar matematika bukan hanya belajar ilmu

kognitifnya saja tetapi nilai-nilai karakter bisa diambil oleh anak-

anak yang penting kita tekankan, kita sampaikan berulang-ulang

supaya ya...menjadi bagian, jadi bukan hanya sekedar ngomong tapi

menjadi refleksi mereka juga, mereka juga terus merefleksikan

kembali apa yang mereka dapatkan pada pembelajaran hari tersebut

misalnya. Nah ini kan harus menjadi sisi refleksi mereka ya. Jadi

supaya nilai-nilai itu tertanam betul sehingga mereka tidak melihat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

253

matematika sebagai bagian yang terpisahkan dari pendidikan

karakter tersebut.

7. P: Kemudian bagaimana metode yang digunakan oleh guru untuk

menanamkan nilai karakter kejujuran kepada siswa?

GM: Karakter kejujuran ya itu, mereka ditanamkan...kalau kejujuran

salah satunya yang bisa terukur, indikator yang terukur dengan jelas

ya berarti pada saat waktu mereka mengikuti ulangan, tetapi

memang ulangan memang ditanamkan kejujuran tetapi memang

dalam metode yang bisa kita pakai bahwa misalnya pada saat

ulangan ada soal-soal yang bervariasi sehingga tidak

memungkinkan anak untuk melakukan tindak kecurangan. Jadi

dikasih bentuk-bentuk soal antara satu dengan yang lain berbeda

sehingga mereka tidak diberi kesempatan untuk berbuat jahat

kemudian ditanamkan juga bahwa tidak bisa dengan segala ancaman

tetapi memang disampaikan pada anak-anak bahwa kejujuran itu

penting, lalu hasil pengontrolan, pengawasan, pendampingan pada

anak-anak itu memang harus senantiasa secara kontinu ditanamkan

pada anak-anak bahwa kejujuran ini yang nomor satu dan banyak

contoh bisa dilakukan. Jadi bukan hanya sekedar dari soal yang

berbeda kemudian juga bagaimana mereka harus mengerjakan

sendiri lalu bagaimana mereka punya kepercayaan diri yang baik

untuk bisa mengerjakan soal sehingga kalau kita punya kepercayaan

diri, ditanamkan juga kepercayaan diri yang baik pada anak-anak,

mereka juga harus ditanamkan bahwa mereka mampu untuk

menjawab soal dengan baik, diberi rasa tanggung jawab sehingga

saya pikir dengan hal-hal seperti itu kejujuran akan tumbuh dengan

baik kalau mereka diberi kepercayaan, kalau mereka diberi tanggung

jawab mereka juga percaya bahwa mereka mampu menyelesaikan

saya pikir kejujuran akan tumbuh dengan sendirinya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

254

8. P: Kemudian bagaimana metode yang digunakan oleh guru untuk

menanamkan nilai karakter kepedulian pada siswa?

GM: Kepedulian pada siswa ya dalam hal di antaranya ya bisa saja

dengan metode diskusi, dengan metode tugas kelompok tetapi

ditanamkan betul-betul...tugas kelompok lalu diskusi dalam

kelompok itu lalu dipantau lalu diberi pemahaman yang betul bahwa

keberhasilan bukan hanya tergantung semata-mata pada diri sendiri

tetapi juga orang lain dan kita juga kembali pada visi dan misi

sekolah itu peduli pada sesama, saya pikir dalam diskusi kita

bisa...akan lebih tampak dalam diskusi, dalam tugas-tugas kelompok

ditanamkan betul-betul bahwa kerjaan ini bukan hanya di satu orang

tetapi kerja bersama dan ditanamkan juga, disampaikan juga bahwa

kepedulian kepada teman-teman yang lain, kepada teman-teman

yang lemah itu menjadi bagian dari tanggung jawab sebagai

komunitas di kelas tersebut, ditanamkan bahwa kawan-kawan juga

bisa kita angkat untuk lebih berhasil tetapi jangan hanya duduknya

yang pinter yang pinter tetapi yang kurang pinter kita angkat juga

yang kurang mampu untuk pelajaran-pelajaran tersebut ya dia harus

didudukkan dengan kawan-kawan yang lebih baik lagi...duduk

dengan kawan yang lebih mengerti sehingga mereka juga merasa

diperhatikan lalu disapa lalu perlu didekati mereka yang kurang-

kurang mampu di dalam bidang matematika. Kawan-kawannya juga

diajak untuk melihat mana kawan saya yang kurang mampu, diajak

juga untuk membantu kawan-kawan yang lemah dalam bidang ini,

jangan yang pintar duduk dengan yang pintar ya memang nanti tidak

terjadi proses kepedulian tetapi kalau kita mulai merolling tempat

duduknya lalu yang pintar kita ajak juga mereka untuk berpartisipasi

membantu teman yang lain, mudah-mudahan tumbuh kepedulian

bahwa saya dengan kemampuan lebih di bidang ini bisa membantu

teman, teman yang merasa kurang pun mudah-mudahan mau

bertanya kepada yang lebih baik untuk bidang pelajaran tersebut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

255

9. P: Kemudian bagaimana metode yang digunakan oleh guru untuk

menanamkan nilai karakter kedisiplinan?

GM: Kedisiplinan memang kita harus berangkat dari awal dalam

proses pembelajaran tidak bisa main-main. Jadi dalam proses

pembelajaran di dalam kelas itu memang ada hal-hal tertentu yang

harus ditanamkan bahwa untuk mencapai hasil yang baik

dibutuhkan suatu suatu usaha kerja keras, dibutuhkan kedisiplinan

sehingga pemantauan, pendampingan pada anak-anak dalam proses

mereka diskusi, proses mereka mengerjakan soal memang harus

didampingi betul-betul anak-anak tersebut. Jadi baik pekerjaan-

pekerjaan mereka dipantau, lalu memang membutuhkan kerja keras

dari bapak ibu guru untuk melihat bagaimana anak-anak bekerja di

dalam kelompok diskusi, mengerjakan tugas-tugasnya/PR, lalu dan

seterusnya itu saya pikir memang perlu kerja keras dari seorang guru

tetapi tidak bisa hanya sekedar untuk memantau saja tetapi kita perlu

ada sesuatu kerja keras lah dari seorang guru tetapi kadangkala ada

punishment, ada reward anak-anak yang punya kerja kerasnya.

Secara akademik memang tidak pinter tapi tetap harus bagaimana

pujian lebih banyak disampaikan dalam lingkungan pembelajaran

tersebut daripada hukuman yang diberikan. Jadi memang lebih

menonjolkan pujian pada anak-anak daripada kita memberi banyak

hukuman. Jadi anak-anak ditanamkan bahwa mau tidak mau harus

banyak kerja keras, jadi dipantau benar-benar, dikoreksi betul-betul.

Hari ini mungkin beberapa siswa mendapat prestasi yang bagus ya

walaupun secara akademik tetapi dia punya usaha untuk menjadi

lebih baik itu sudah satu hal yang positif dan harus mendapat pujian

dari pihak guru gitu.

10. P: Kemudian bagaimana metode yang digunakan oleh guru untuk

menanamkan nilai karakter ketelitian kepada siswa?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

256

GM: Ketelitian ya itu dalam anak-anak yang tidak terlalu percaya

diri, tidak terlalu yakin ya kita meminta mereka maju, memberikan

pendampingan lalu kita lihat. Jadi bukan hanya guru yang memberi

koreksi kepada pekerjaan mereka di depan tetapi kawan-kawannya

pun juga diminta ke depan juga membantu anak-anak tersebut juga

supaya tahu mana langkah-langkah pekerjaan soal-soal mereka

mana yang benar mana yang salah. Jadi mungkin dengan belajar

bersama teman satu kelompok di depan gitu mengerjakan soal,

mereka akan memiliki rasa kepercayaan diri yang lebih baik,

kemudian juga...ketelitian mereka mungkin bisa tidak grogi jika

disampaikan teman sebayanya untuk hal-hal yang mungkin mereka

kurang tetapi disampaikan oleh temannya jika dibandingkan dengan

bapak/ibu guru maka mereka akan lebih mengena. Jadi mereka

belajar dari teman sebayanya mengerjakan soal-soal di depan tetapi

ya mereka harus didampingi lah oleh bapak/ibu guru, siswa-siswa

yang kurang mampu juga harus diberi pendampingan dengan teman-

teman sebaya pada waktu ulangan, saya pikir hasil koreksi mereka

diberi feedback juga, hal-hal yang salah dimana. Jadi hasil ulangan

perlu dijelaskan kembali atau disampaikan kembali pada anak-anak

supaya anak-anak mengerti di mana letak kekurangan mereka,

kenapa mereka tidak tepat mengerjakan soal-soal seperti itu

sehingga dengan adanya penjelasan-penjelasan yang berulang,

anak-anak tidak mengulangi kesalahan yang sama lalu kemudian

juga dalam pengontrolan tugas-tugas/PR mereka...saya pikir mereka

juga harus disampaikan mana yang kurang/mana yang tidak tepat

juga harus disampaikan...pada saat mengerjakan juga mereka harus

didampingi, jadi mereka tahu mana yang salah mana yang benar

kemudian ketidaktelitian mereka disitu saya pikir akan muncul

banyak hal lah. Jadi bisa kedisiplinan mereka juga, macam-macam

lah disitu...yang penting bapak/ibu guru bukan hanya duduk di atas

meja tapi pada saat proses pembelajaran, mereka harus betul-betul

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

257

mendampingi mereka juga memberdayakan teman-teman sebaya

mereka juga mendampingi kawan-kawan saya pikir itu sesuatu yang

baik. Jadi bukan hanya bapak/ibu guru tapi kawan-kawan sebaya

mereka pun bisa dilibatkan untuk membantu teman-teman mereka

dalam penerapan nilai-nilai karakter pembelajaran matematika.

11. P: Kemudian bagaimana metode yang digunakan oleh guru untuk

menanamkan nilai karakter kerja keras kepada siswa?

GM: Kerja keras ya tidak jauh berbeda dengan hal ketekunan,

kerajinan mereka.. Ya itulah bukan hanya melibatkan bapak/ibu

guru, jadi semua komponen yang ada di dalam kelas itu juga harus

dilibatkan secara keseluruhan seperti yang saya sampaikan tadi. Jadi

memang perlu kerja keras, kerja sama yang baik tetapi memang

proses pembelajaran di dalam kelas itu haruslah menyenangkan,

haruslah menjadi habitat yang sangat menyenangkan bagi anak-anak

sehingga tidak ada rasa bosan, lalu rasa tidak enak belajar tetapi itu

lah semuanya dibuat dalam suasana yang menyenangkan sehingga

semua mau terlibat di dalam proses pembelajaran tersebut sehingga

nilai-nilai yang ingin ditanamkan di antaranya kerja keras lalu kerja

sama dan seterusnya itu bisa tercapai. Jadi pertama lingkungan

pembelajaran yang menyenangkan di dalam kelas itu memang harus

diciptakan terlebih dahulu kemudian semua anak-anak diusahakan

semaksimal mungkin bisa dilibatkan dalam proses pembelajaran

tersebut. Lalu mungkin perlu disampaikan juga jadi fungsi,

kegunaan belajar matematika itu sendiri saya pikir juga harus

dimasukkan, jadi untuk apa sih belajar matematika, untuk apa sih

belajar materi-materi tersebut, jadi dengan pemahaman yang baik

tentang materi tersebut lalu nilai apa, refleksi juga jangan sampai

lupa, refleksi harus terus menerus tiap kali berakhirnya sebuah

pelajaran, refleksi harus disampaikan kepada anak-anak, diminta

menuliskan kemudian diminta untuk melihat apa yang mereka

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

258

dapatkan dalam proses pembelajaran pada hari tersebut. Saya pikir

dengan berulang-ulang seperti itu saya pikir banyak nilai-nilai

karakter bisa ditanamkan disitu.

12. P: Kemudian bagaimana metode yang digunakan oleh guru untuk

menanamkan nilai karakter kreatif kepada siswa?

GM: Kreativitas ya memang dalam pembuatan soal-soal yang

berbeda, soal-soal yang menantang tetapi memang yang sesuai

dengan kapasitas murid tersebut kan kita bisa ya dari soal-soal cerita,

soal-soal ya yang mereka bisa cari dengan berbagai cara, dengan

berbagai hal mereka bisa dapatkan sehingga soal-soal yang sedikit

berbeda, lalu soal-soal aplikasi, soal-soal penerapan yang terkait

dengan materi yang mereka sampaikan, dengan cara begitu kan

mereka melihat oh soal-soal seperti ini rupanya soal-soal

pengembangan. Jadi belajar materi ini ternyata bisa dikembangkan,

soal-soal ini tenryata bisa juga berfungsi untuk ini. Jika mereka tidak

tahu juga, bapak/ibu guru dapat memberikan contoh-contoh soal

yang ini loh soal-soal pengembangan dari materi yang sedang kita

pelajari, nah dengan itu kan anak-anak bisa melihat oh ini kreativitas

dari materi ini ternyata bisa diterapkan di bidang seperti ini. Dengan

cara gitu kan anak-anak mulai ditanamkan oh berarti belajar materi

ini bukan hanya semata-mata lihat materi kaku seperti itu tetapi bisa

dipakai dalam kehidupan sehari-hari atau dalam bidang-bidang

pelajaran lainnya sehingga dengan begitu mudah-mudahan anak-

anak bisa tertantang, bisa termotivasi untuk melihat bahwa

kreativitas dari soal yang seperti ini mungkin bisa dikembangkan

seperti itu.

13. P: Kemudian bagaimana metode yang digunakan oleh guru untuk

menanamkan nilai karakter rasa ingin tahu kepada siswa?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

259

GM: Ya diberi soal-soal aplikatif tapi memang agak sedikit hati-hati

karena tidak semua anak bisa tertantang untuk rasa ingin tahunya,

hanya anak-anak yang kadang-kadang mempunyai minat yang baik

itu tetapi kalau diciptakan suasana lingkungan kelas yang baik,

diciptakan suasana pembelajaran yang baik mungkin perlu contoh-

contoh soal tapi memang diberi penegasan lah untuk materi ini

bagaimana untuk aplikasinya di dalam kehidupan sehari-hari atau

aplikasinya di dalam mata pelajaran yang lain. Jadi diusahakan

supaya anak-anak punya rasa ingin tahu juga kan. Jadi anak-anak

bisa tahu dari hal-hal seperti itu, sekali lagi memang pendekatan-

pendekatan kita kepada anak-anak selain bukan pada materi tersebut

tapi bagaimana menerapkannya pada kehidupan sehari-hari,

bagaimana menyampaikannya dengan contoh-contoh saya pikir dari

bapak/ibu guru juga perlu kreativitas yang baik. Jadi anak-anak pun

ya bisa diberi tugas tapi tidak terlalu banyak sehingga tidak

membuat mereka bosan, mereka capek tapi memang lebih pada

aplikatifnya, kalau dipaksakan untuk belajar materi itu lalu kaku

saya pikir nilai-nilai tersebut tidak akan tertanamkan. Jadi bapak/ibu

guru pun juga perlu kreativitas untuk memberikan contoh-contoh

penerapan-penerapan, bagaimana soal-soal yang menantang, soal-

soal yang terjangkau oleh anak-anak tapi soal yag sedikit berbeda

tetapi anak-anak bisa memahami gunanya belajar materi tersebut

sehingga penanaman rasa ingin tahu mereka juga bisa terbangkitkan

tapi memang tidak segampang itu karena ini akan membutuhkan

daya kreativitas guru yang luar biasa kemudian juga situasi

lingkungan dari siswa tersebut ini harus betul-betul kondusif dan

menyenangkan untuk belajar matematika karena tidak segampang

itu belajar penerapan matematika untuk anak-anak tertentu.

14. P: Kemudian bagaimana metode yang digunakan oleh guru untuk

menanamkan nilai karakter tanggung jawab kepada siswa?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

260

GM: Tanggung jawab bisa dari segi pekerjaannya di antaranya kan

dari pekerjaan mereka. Pekerjaan mereka dikoreksi betul-betul lalu

pendekatan kepada mereka lalu penghargaan, pujian juga ya

diperhatikan lah pekerjaan-pekerjaan mereka pun harus diapresisasi.

Jadi bukan hanya sekedar mengumpulkan lalu tidak dikoreksi

dengan betul-betul, jadi kita beri mereka tanggung jawab yang

sanggup mereka kerjakan karena kelas ini secara global tapi itu

bapak/ibu guru pun tanggung jawab untuk memeriksanya dengan

betul-betul lalu memberi mana yang harus diperbaiki mana yang

sudah benar. Jadi bapak/ibu guru pun juga perlu kerja keras juga.

Tunjukkan dengan memberi contoh bahwa bapak/ibu guru bukan

hanya sekedar bisa ngomong tetapi juga harus memberi contoh

bahwa mereka juga memberikan tugas tapi juga mengoreksinya

dengan betul-betul. Jadi anak melihat oh contoh bapak/ibu guru

bahwa mengerjakan dengan benar-benar mudah-mudahan tertanam

bahwa rasa tanggung jawab, bahwa yang disampaikan oleh

bapak/ibu guru akan diperiksa dengan baik. Jadi bukan hanya

sekedar diberi tugas tapi tidak dikoreksi dengan betul oleh bapak/ibu

guru.

15. P: Kemudian nilai-nilai/hal-hal apakah yang diharapkan oleh guru

dengan cara menanamkan nilai karakter tersebut dalam diri siswa?

GM: Ya karena ini nilai-nilai karakter ini akan menjadi identitas/jati

diri bangsa ini maka nilai-nilai karakter penting dalam kehidupan

sehari-hari terutama bagi anak-anak bangsa ini karena anak-anak

harus mempunyai identitas, mempunyai jati diri, mempunyai nilai-

nilai karakter kan itu salah satu nilai jati diri bangsa kan kalau anak-

anak tidak ditanamkan nilai-nilai tersebut mau dibawa kemana anak-

anak bangsa seperti ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

261

16. P: Kemudian apa saja yang dipersiapkan oleh guru saat akan

mengajar agar penanaman nilai karakter bisa dilakukan?

GM: Ya guru harus mempersiapkan materi dengan betul-betul lalu

melihat, ya guru mempersiapkan diri dengan tanggung jawab lah.

Jadi bukan hanya sekedar datang, mengajar lalu refleksi tetapi

materi dipersiapkan betul-betul sehingga

menciptakan/mengondisikan kelas itu dengan baik. Jadi datang

dengan persiapan, dengan perencanaan, datang dengan hal-hal yang

sudah dipersiapkan dengan matang. Jadi bukan hanya sekedar

datang untuk mengajar lalu tidak dipersiapkan dengan baik. Jadi

mengajar harus dipersiapkan dengan baik, sudah tahu apa yang mau

dikerjakan dalam kelas itu lah.

17. P: Kemudian bagaimana persiapan yang dilakukan oleh guru terkait

dengan materi yang akan diintegrasikan dengan penanaman nilai

karakter kepada siswa?

GM: Ya itu guru membuat perencanaan yang baik, melihat materi

tersebut lalu ya betul-betul dipersiapkan dengan baik oleh bapak/ibu

guru. Jadi bukan hanya sekedar datang untuk mengajar tetapi sudah

tahu apa yang mau dilakukan di kelas pada jam itu dia sudah tahu

gitu loh, sudah mempersiapkan diri betul-betul, jadi tahu betul

dengan situasi kelas nanti saya mau seperti apa kelas ini, mau saya

olah seperti apa, saya mau buat seperti apa suasana dan seterusnya

itu. Ya saya menguasai...ya saya seperti koki itu lah saya mau masak

dalam kelas itu saya sudah tahu persis. Jadi tidak datang hanya

dengan kepala kosong, jadi saya seperti koki dalam kelas itu saya

mau mengolah makanan di dalam kelas itu seperti apa, mau masakan

seperti apa saya ciptakan saya ngerti betul-betul, situasi kelas

tersebut saya kuasai dengan baik. Metodenya saya kuasai dengan

baik. Saya pikir kalau saya merencanakan dengan matang, dengan

baik saya pikir tidak ada alasan untuk tidak mengerti.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

262

18. P: Kemudian bagaimana respon yang diberikan oleh siswa ketika

proses pembelajaran matematika?

GM: Ya itulah jadi memang kalau kita tidak mempersiapkan dengan

baik, dengan matang, kita asal-asalan masuk dalam kelas ya

memang akan membuat kelasnya menjadi bosan, membuat kelas itu

menjadi jenuh, jadi kita harus jadi seorang guru memang

mempersiapkan diri betul-betul dalam lingkungan kelas itu. Jadi

seperti yang saya sampaikan tadi, kita ini guru sebagai seorang koki.

Koki yang mau masak apa di dalam kelas ini, mau dibuat seperti apa

pada 1 atau 2 jam pelajaran itu betul-betul kita pahami dengan baik,

kita kuasai dengan baik kelas tersebut, kita mau olah seperti apa itu

sudah ada dalam planning di dalam kepala kita. Jadi oh saya nanti

mau ngajar apa saya tidak tahu gitu. Jadi saya sudah betul-betul

paham seperti seorang koki lah, 2 jam itu saya seperti koki

profesional lah.

19. P: Kemudian bagaimana kegiatan yang dilakukan oleh siswa ketika

proses pembelajaran matematika?

GM: Ya banyak hal yang bisa dilakukan oleh anak-anak, tergantung

pada bapak/ibu guru lah mau diapakan kelas itu kan, mau kita olah

seperti apa kan itu tergantung pada bapak/ibu guru. Kita ngajar anak-

anak juga sebagai bagian dari...jadi bukan semata-mata sebagai

obyek tetapi kita libatkan mereka sebagai subyek. Jadi kelas itu mau

diolah seperti apa ya itulah tergantung kepintaran kita lah gitu,

kepintaran bapak/ibu guru berdasarkan pengalaman, berdasarkan

kemampuan guru melalui pengalaman-pengalaman mereka saya

pikir akan mampu menciptakan lingkungan pembelajaran

matematika di dalam kelas tersebut yang penting dia punya hati,

yang penting guru harus punya hati, guru harus mencintai kelas itu,

guru harus senang, masuk kelas harus dalam kondisi senang. Guru

harus punya hati untuk mengajari anak-anak, guru tidak boleh dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

263

suasana yang tidak enak mengajar di dalam kelas. Jadi saya pikir dia

harus letakkan proporsi yang benar. Pokoknya saya harus

memberikan yang terbaik pada saat itu dan tetap jangan lupa percaya

pada Tuhan akan penyelenggaraannya bahwa pada hari kita bisa

mengajar dengan baik .

20. P: Kemudian bagaimana suasana pembelajaran yang tercipta di

kelas yang diterapkan pendidikan karakter dalam proses

pembelajaran matematika?

GM: Kalau dilakukan dengan benar-benar saya pikir akan sangat

indah sekali proses pembelajaran karakter tersebut. Itulah maka saya

bilang kalau dilakukan dengan betul-betul, dilakukan dengan

profesional betul-betul, bapak/ibu guru mempersiapkan dengan

betul-betul saya pikir suasana/mau hal apapun ini akan dapat buah

yang bagus. Jadi kalau lakukan tidak dengan sepenuh hati, kita

lakukan dengan asal-asalan saya pikir juga hasilnya juga tidak akan

maksimal. Jadi lakukanlah pekerjaan tersebut dengan hati yang

benar, dengan niat yang baik secara profesional saya pikir

pendidikan juga tidak akan sia-sia.

21. P: Kemudian metode seperti apakah yang digunakan oleh guru untuk

menanamkan nilai karakter secara keseluruhan kepada siswa?

GM: Banyak metode ya, jadi bukan hanya salah satu metode. Dari

awal tidak hanya metode apa saja tetapi cukup banyak metode lihat

situasi lingkungan itulah saya mau pakai metode apa saja...metode

apa saja bisa kita pakai untuk penanaman nilai karakter. Kita bisa

memanfaatkan sejauh itulah bagaimana kita mengolahnya,

bagaimana kita melihat metode-metode tersebut bisa dipakai

dimana-dimana gitu. Jadi tidak tidak hanya satu-satu metode tapi

cukup banyak metode bisa kita pakai tergantung situasi kelasnya,

tergantung kondisi anaknya, tergantung kondisi kita juga,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

264

tergantung juga mau kita bawa kemana kelas itu. Jadi saya pikir

tidak hanya cukup satu metode, jadi itulah maka proses belajar dari

berbagai metode, belajar dari berbagai pengalaman saya pikir itu

akan menjadikan kita semakin lebih mantap, semakin lebih dewasa

menjadi seorang guru. Jadi tidak cukup satu metode, jadi bukan

metode apa saja tapi saya pikir banyak hal kita lihat situasi

lingkungan sekolah tersebut, nah mungkin ini cocoknya pada hari

ini dengan metode ini, pada hari ini metode ini cocok dengan ini,

lalu gabungan, irisan dari beberapa metode saya pikir, tergantung

itulah kita lihatlah bagaimana kita berperanlah gitu. Saya bilang kita

ini koki, koki dalam kelas ini saya mau bisa seperti ini kan

tergantung kepada kitalah mengolahnya, yang penting situasi dalam

kelas harus enjoy gitu, menyenangkan, kita masuk kelas dalam

kondisi menyenangkan, saya pikir kelas juga akan bisa menerima

kita dengan baik gitu aja.

22. P: Kemudian apa yang menjadi kendala bagi guru dalam

mengimplementasikan pendidikan karakter melalui proses

pembelajaran matematika di kelas?

GM: Ya itulah kalau situasi kelasnya tidak kondusif lalu kondisi hati

kita yang tidak bersih, cara kita yang tidak ikhlas untuk mengajar,

kita tidak mempersiapkan dengan baik lalu masuk dalam suasana

yang tidak enak lalu kita tidak menyenangi siswanya dalam kelas

lalu kita punya praduga-praduga atau prasangka-prasangka negatif

lalu kita membuat stigma-stigma yang tidak betul pada anak-anak

tersebut jadi ini kan halangan-halangan yang bisa membuat

penerapan nilai-nilai karakter di kelas tersebut tidak bisa berjalan

dengan baik karena kita sudah banyak asumsi-asumsi negatif,

banyak hal-hal negatif yang sudah kita bawa dalam kelas tersebut.

Jadi untuk bisa dilakukan dengan baik, asumsi-asumsi negatif itu

harus kita singkirkan, kita masuk dalam suatu kelas harus diciptakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

265

walaupun siswanya kondisi yang lemah apapun, dengan tidak

mampu apapun, kalau kita lakukan dengan hal sepenuh hati, kita

lakukan dengan hal-hal positif, dengan pikiran-pikiran yang positif,

saya pikir pasti banyak nilai positif yang kita dapatkan dari proses

pembelajaran tersbeut.

23. P: Kemudian bagaimana cara yang digunakan oleh guru untuk

mengatasi kendala-kendala tersebut?

GM: Ya itu seperti yang saya sampaikan tadi, selalu buang asumsi-

asumsi negatif, hal-hal yang bersifat negatif ya. Jadi, kita tidak

mempersiapkan dengan baik itu kan negatif lalu anak-anak kalau

kita mengatakan oh ini pasti kelas yang jelek gitu, kita sudah punya

persepsi-persepsi seperti yang saya saya sampaikan tadi itu, ya kita

harus didasari pada hal-hal positif terlebih dahulu, kita menyenangi

siswanya, kita masuk kelas dalam kondisi yang menyenangkan, lalu

kita mempersiapkan pembelajaran, tahu akan materi yang kita

ajarkan lalu kerangka pembelajaran kita mau seperti apa dan

seterusnya. Kita sudah harus punya gambaran, kita seperti bermain

itulah kalau mau musik itu ya kita sebagai konduktor itulah, mau

ciptakan lagu seperti apapun ya kita seperti itu. Kita kan

konduktornya, konduktor di kelas itu, kita mau lagu itu bagus atau

seperti apapun kan tergantung konduktornya, kalau konduktornya

jelek kan kemungkinan besar tidak akan sebagus lagu-lagu tersebut.

Jadi kita ini konduktor, jadi persiapkanlah dengan baik dan betul-

betul. Ciptakan hal-hal yang positif, jangan berangkat dari asumsi-

asumsi negatif dalam proses pembelajaran atau saat kita mau ngajar

itu.

24. P: Kemudian kapan waktu yang digunakan oleh guru untuk

mengevaluasi proses penyelenggaraan pendidikan karakter?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

266

GM: Evaluasi bisa sepanjang proses pembelajaran tersebut kita bisa

evaluasi juga,bukan hanya detik-detik terakhir. Dalam proses

pembelajaran tersebut kita sudah bisa melakukan evaluasi, ya kan.

Misalnya diskusi kita juga bisa mulai melakukan evaluasi, lalu

dalam proses mengerjakan tugas lalu kita berikan tugas kan sudah

bisa evaluasi. Jadi sepanjang proses pembelajaran tersebut kan kita

bisa lakukan evaluasi, hanya memang penekanan evaluasinya,

misalnya pada hari itu kita mau tekankan ya mungkin di sisi akhir

dari pembelajaran tersebut, di waktu terakhir kita tekankan kembali,

ini loh beberapa catatan-catatan yang bisa menjadi perhatian kita

semua, bukan hanya anak-anak kita, guru juga harus

memperhatikan, evaluasi juga bukan hanya bagi guru mungkin

anak-anak juga perlu kita minta bagaimana dia mengevaluasi kita.

25. P: Kemudian dalam hal apa saja penyelenggaraan pendidikan

karakter tersebut dievaluasi?

GM: Banyak hal lah kalau kita mau mengevaluasi, kita harus lihat

kembali. Kita lihat apakah memang hal-hal yang telah dilakukan ya

memang dalam setiap proses pembelajaran saya pikir, bukan dalam

hal apa saja. Pada saat kita menjelaskan, pada saat kita proses itu kan

banyak hal yang bisa kita evaluasi lah gitu ya. Jadi sampai sejauh

mana pemahaman anak-anak tentang karakteristik, lalu kita lihat

apakah dalam proses pembelajaran kita lalu kan ada penilaian, lalu

apakah nilai-nilai yang ditanamkan itu berdampak gak gitu loh, ada

gak nilai-nilai yang didapatkan setelah mengajari sekian bulan kan

bisa kita evaluasi. Kita bisa lihat kembali apakah seberapa

jauh/seberapa dalam yang kita dapatkan bahwa nilai-nilai tersebut

memang diaplikasikan, diterapkan oleh anak-anak tersebut, jadi

bukan hanya dalam proses belajar matematikanya. Ya

matematikanya kita lihat oh ini sudah ditanamkan, oh sudah bisa

menjalankan, lalu di luar bagaimana kan bisa banyak kesempatan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

267

kita lihat bahwa terlaksana atau tidak. Kita mengevaluasi kan kita

harus lihat banyak-banyak hal seperti itu. Jadi ya semua aspek gitu

lah, ternyata bahwa yang kita sampaikan, yang kita berikan pada

anak-anak ternyata memang punya dampak, oh yang belum kuatnya

di mana gitu. Dampak-dampak karakter mana yang belum, yang

masih harus kita evaluasi kan saya pikir juga harus menjadi catatan

bagi bapak/ibu guru, ya memang butuh kerja keras, butuh kerja yang

benar-benar gitu loh. Jadi kita tahu hasil yang akan kita capai bisa

tercapai atau gak gitu loh.

26. P: Kemudian apakah dengan penerapan pendidikan karakter melalui

proses pembelajaran maka siswa memiliki rasa peduli terhadap

sesama?

GM: Seharusnya begitu....seharusnya begitu. Kalau kita tanamkan

hal yang baik dan benar seharusnya itu bisa terjadi. Sekarang

tergantung kepada kita, sudahkah kita lakukan dengan proses yang

benar kemudian nilai-nilai tersebut kita kerjakan dengan tepat atau

tidak gitu. Kalau kita lakukan dengan benar, saya pikir akan

membuahkan hasil yang benar. Kalau langkah kita benar kan ya

pasti buah yang kita dapatkan pasti benar.

27. P: Kemudian apakah siswa telah mengimplementasikan pendidikan

karakter melalui kegiatannya sehari-hari.

GM: Ya ini perlu memang, kalau di sekolah iya tapi memang kita

perlu evaluasi secara terus menerus ya kan tidak bisa berhenti sesaat

gitu seperti yang saya sampaikan tadi tidak cukup kan hanya lihat

sesaat gitu kan. Mungkin juga keterkaitan dengan pelajaran lain

selain matematika kan bidang-bidang studi yang lain pun juga harus

ditanamkan. Jadi kerja penanaman karakter ini kan bukan hanya

pada satu bidang pelajaran, pelajaran-pelajaran juga harus

ditanamkan. Nah itu lah peranan pihak sekolah, banyak pihak pun

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

268

harus dilibatkan sehingga betul-betul, mungkin pada bidang

matematika tidak tercapai dan pada mata pelajaran yang lain lebih

mengena penerapan nilai-nilai karakter tersebut, nah itu kan harus

adanya sinergi antara mata pelajaran yang satu dengan yang lain dan

kerjasama seluruh komponen sekolah itu penting. Jadi tidak bisa

hanya sekedar dari sisi mata pelajaran matematika dan itu harus dari

seluruh aspek mata pelajaran. Itu bagian dari nilai-nilai sekolah itu,

tidak cukup hanya satu mata pelajaran saja.

28. P: Kemudian bagaimana metode yang digunakan oleh guru dalam

melaksanakan proses evaluasi tersebut?

GM: Cara kita mengevaluasi ya itu banyak. Jadi tidak cukup satu

metode, banyak metode yang bisa kita lakukan ya kan. Jadi bisa saja

pada saat akhir tahun, pada saat pembicaraan dengan bapak/ibu

guru, diskusi antar bapak/ibu guru, diskusi dengan pihak-pihak

sekolah. Banyak cara untuk mengevaluasi penerapan pendidikan

karakter tersebut. Jadi tidak bisa dengan metode A, metode B,

metode C gitu . Dalam pembicaraan antar bapak/ibu guru antar

bidang pelajaran pun jadi satu bidang evaluasi yang bisa kita

lakukan. Bisa banyak metode yang bisa dipakai untuk mengevaluasi

pendidikan karakter di sekolah tersebut, tidak cukup satu metode.

29. P: Kemudian apakah kegunaan dari proses evaluasi

penyelenggaraan pendidikan karakter tersebut?

GM: Ya itu menjadi ciri khas sekolah tersebut. Kalau itu menjadi

visi misi sekolah kan itu menjadi hal yang berguna evaluasi tersebut,

apakah sudah tercapai atau belum.

30. P: Kemudian bagaimana tindak lanjut yang didapatkan setelah

proses evaluasi tersebut?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

269

GM: Sesudah evaluasi pihak sekolah dengan bapak/ibu guru dengan

sekolah melihat kembali apakah visi misi sekolah ini benar-benar

tercapai atau tidak. Nah kan bisa untuk evaluasi tahun-tahun

berikutnya lagi, mana yang perlu ditekankan lagi. Jadi, ya itulah

kegunaan dari evaluasi ya itu belajar kembali apakah visi misi

sekolah betul-betul bisa tercapai.

31. P: Kemudian apakah sekolah merekrut orangtua dan anggota

masyarakat sebagai partner dalam upaya pembangunan karakter

bagi siswa?

GM: Beberapa iya gitu. Sampai sejauh mana ya bagaimana

perencanaan, program-program pihak sekolah bisa berhubungan

dengan pihak orangtua tapi dalam peranan wali kelas juga

melibatkan orangtua murid juga pada saat pengambilan raport ada

juga, tetap kita tidak bisa tinggalkan, kemudian penanaman karakter

dari pihak luar misalnya pihak aparat, pihak pemerintah, semua

pihak dilibatkan untuk penanaman nilai-nilai karakter itu. Jadi ya

dilibatkan semua, bukan hanya orang tua, jadi pihak-pihak aparat,

pemerintah, pihak-pihak lembaga yang punya hubungan dnegan

pendidikan karakter juga dilibatkan. Kegiatan-kegiatan yang terkait

dengan pendidikan karakter juga dilibatkan.

32. P: Kemudian sarana dan prasarana apakah yang digunakan oleh guru

untuk menunjang pengimplementasian pendidikan karakter dalam

pembelajaran matematika?

GM: Sarana prasarana ya apa yang ada di sekolah itu lah. Banyak

hal yang bisa dipakai gitu. Jadi tidak harus terfokus pada si A, si B,

si C. Hal apapun bisa kita sampaikan dari gambar, dari contoh-

contoh, lalu dari cerita, dari pengalaman itu kan bisa dipakai.

Banyak yang bisa kita pakai untuk kita sampaikan pada anak-

anak...dari cerita, dari pengalaman hidup, banyak yang bisa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

270

disampaikan dan bisa dipakai sebagai sarana untuk implementasi

dari pendidikan karakter tersebut.

E. Transkrip wawancara dengan siswa

TRANSKRIP WAWANCARA DENGAN SISWA

Narasumber : Siswa SMA Santo Yosef Pangkalpinang

Tempat : Bimbel Budi Gunawan

Hari/Tanggal : Kamis, 15 Maret 2018

Waktu : 16.40 – 16.50

1. Peneliti (P): Yang pertama apakah Anda mengetahui pendidikan

karakter?

Siswa 2 (S2): Hmm...Pendidikan karakter itu menurut saya adalah

suatu metode yang dilakukan oleh guru maupun seluruh warga

sekolah, misalnya staff, karyawan, dan lain-lain agar siswa memiliki

kepribadian yang baik atau dengan kata lain siswa dapat melakukan

hal yang baik dalam kehidupan sehari-hari sesuai dengan karakter

yang baik oleh seluruh masyarakat sekolah.

2. P: Kemudian yang selanjutnya nilai-nilai apakah yang terkandung di

dalam pendidikan karakter tersebut?

S2: Nilai-nilai karakter itu seperti yang saya tahu adalah disiplin,

tanggung jawab, kerja keras, religius, toleransi, solider terhadap

sesama, menghargai orang lain, kerja keras, dan rasa ingin tahu.

3. P: Yang selanjutnya, apakah guru matematika mencerminkan nilai-

nilai pendidikan karakter dalam proses pembelajaran?

S2: Melalui pembelajaran matematika, Pak Budi selalu memberikan

nasehat-nasehat yang terkait dengan karakter misalnya disiplin,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

271

religius, toleransi, tanggung jawab, menghargai orang lain, jujur,

peduli terhadap sesama, serta hal-hal lain yang terkait dengan

karakter sehingga Pak Budi dalm setiap pembelajaran selalu

menyisipkan penanaman karakter kepada setiap siswa. Pak Budi

juga tidak hanya memberikan nasehat saja melainkan memberikan

contoh yang nyata mengenai penanaman karakter tersebut.

4. P: Yang selanjutnya, apakah guru matematika juga mencerminkan

nilai-nilai pendidikan karakter di luar waktu proses pembelajaran?

S2: Pak Budi tidak hanya mencerminkan nilai-nilai karakter yang

hanya dalam pembelajaran saja melainkan dalam segala aspek

kehidupan, baik itu di dalam proses pembelajaran maupun tidak

berada dalam posisi mengajar atau di luar kelas pembelajaran

matematika maka Pak Budi selalu memberikan contoh mengenai

penanaman karakter yang baik itu seperti apa sehingga ada contoh

yang nyata diberikan secara langsung oleh Pak Budi kepada setiap

siswa.

5. P: Kemudian apakah seluruh warga sekolah telah menjadi

komunitas belajar dan komunitas moral bagi Anda dalam

mengembangkan karakter yang Anda miliki?

S2: Seperti yang saya telah kemukakan di atas, bahwa seluruh warga

sekolah di SMA Santo Yosef selalu memberikan penanaman

karakter kepada setiap siswa, dengan harapan agar siswa SMA Santo

Yosef memiliki kepribadian yang baik saat berada di lingkungan

sekolah maupun saat di luar lingkungan sekolah sehingga dapat

menjadi komunitas moral bagi saya pribadi di

dalam...mengembangkan pendidikan karakter bagi diri saya. Selain

itu, seluruh warga sekolah juga telah memberikan contoh

pembelajaran karakter yang baik bagi saya sehingga dapat menjadi

komunitas belajar yang baik bagi saya untuk belajar mengenai

karakter yang baik melalui seluruh warga sekolah. Selain itu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

272

saya...selain itu, saya juga selalu diingatkan akan cinta pada tanah

air oleh pihak sekolah melalui proses menyanyikan lagu Indonesia

Raya sebanyak 3 stanza, di mana ketika sedang menyanyikan lagu

kebangsaan tersebut maka segala aktivitas baik itu yang penting

maupun tidak maka harus dihentikan untuk menghargai pendiri

bangsa dan negara Indonesia ketika dahulu berjuang untuk

kemerdekaan Indonesia, hal lainnya adalah setiap jam 12 siang maka

seluruh warga sekolah harus melakukan kegiatan doa angelus yang

bertujuan untuk menanamkan sikap religius kepada kami sehingga

melalui kegiatan tersebut saya selalu teringat akan doa untuk orang

tua maupun doa untuk memohon berkat dari Tuhan serta pada setiap

akhir pembelajaran pada hari itu maka kami harus menyanyikan

mars pendidikan karakter yang dimaksudkan agar kami dapat

memiliki kepribadian dan karakter yang baik dalam setiap kegiatan

yang kami lakukan, mars tersebut membawa ketenangan ketika

mendengarnya karena liriknya yang berisi ajakan untuk penanaman

karakter.

6. P: Pertanyaan selanjutnya, bagaimana suasana pembelajaran

matematika yang sudah menerapkan pendidikan karakter?

S2: Pak Budi selalu menghadirkan suasana pembelajaran

matematika yang dikaitkan dengan penanaman karakter kepada

setiap siswa dikarenakan dengan harapan siswa dapat tumbuh dan

berkembang menjadi pribadi yang berkarakter baik dalam

kehidupan bermasyarakat dan bernegara.

7. P: Kemudian metode apakah yang dilakukan oleh guru dalam

menerapkan pendidikan karakter melalui proses pembelajaran

matematika?

S2: Biasanya Pak Budi memberikan nilai-nilai karakter kepada

setiap siswa dengan cara contoh secara nyata kepada siswanya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

273

dikarenakan tanpa ada contoh maka siswa akan menganggap bahwa

penanaman karakter merupakan suatu hal yang hanya bisa dilakukan

oleh guru tanpa ada tindakan yang nyata dalam kehidupan sehari-

hari.

8. P: Kemudian bagaimana respon serta aktivitas siswa dalam proses

pembelajaran?

S2: Dalam setiap pembelajaran matematika khususnya maka siswa

yang mengikuti pembelajaran tersebut akan berada di dalam

lingkungan yang penuh akan tindakan-tindakan penanaman karakter

dikarenakan Pak Budi selalu memberikan penanaman-penanaman

karakter melalui pembelajaran matematika sehingga siswa

diharapkan dapat menjadi manusia yang berbudi pekerti, bertingkah

laku serta memiliki ucapan yang baik di dalam kehidupannya.

9. P: Kemudian media apa yang digunakan oleh guru dalam proses

pembelajaran?

S2: Biasanya Pak Budi menjelaskan dengan contoh yang ada di

lingkungan sekitar tetapi tidak semua materi dapat dijelaskan

dengan cara seperti itu.

10. P: Selanjutnya apakah Anda mengetahui pesan/nilai-nilai yang

hendak disampaikan mengenai pendidikan karakter dalam proses

pembelajaran matematika?

S2: Iya saya sangat mengerti terhadap nilai-nilai/pesan yang hendak

disampaikan untuk penanaman karakter melalui pembelajaran

matematika, misalnya ada nilai kedisiplinan, nilai tanggung jawab,

nilai solider terhadap sesama, nilai menghargai orang lain, dan

sebagainya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

274

11. P: Bagaimana proses pembelajaran matematika di kelas itu

berlangsung?

S2: Proses pembelajaran matematika di kelas berlangsung dengan

suasana yang kadang tegang, kadang santai, dikarenakan Pak Budi

adalah sosok guru yang sangat berkarakter baik itu di dalam kelas

maupun di luar kelas sehingga apabila sedang memberikan materi

pembelajaran maka karakter yang diberikan oleh Pak Budi selalu

bermacam-macam dengan tujuan agar siswa dapat berkarakter pula.

12. P: Kemudian apakah cara guru dalam menyampaikan proses

pembelajaran telah sesuai dengan yang diharapkan oleh siswa itu

sendiri?

S2: Pak Budi selalu memberikan penjelasan yang sedetail-detailnya

dikarenakan apabila siswa tidak dijelaskan dengan cara seperti itu

maka siswa akan merasa kebingungan dengan materi yang sedang

diberikan di dalam proses pembelajaran sehingga cara pengajaran

Pak Budi telah sesuai dengan yang diharapkan.

13. P: Kemudian apakah melalui pembelajaran matematika maka nilai-

nilai karakter dapat diresapi oleh Anda sendiri?

S2: Iya sudah saya terapkan di dalam kehidupan saya sehari-hari

misalnya untuk karakter disiplin maka saya menerapkan karakter ini

saat mengerjakan soal/tugas rumah, karakter jujur saya terapkan

ketika mengikuti ulangan maupun ketika mengerjakan tugas,

karakter tanggung jawab saya...saya terapkan ketika mengerjakan

soal matematika yang diberikan oleh Pak Budi, karakter religius

saya...saya terapkan ketika mendoakan orang tua, teman-teman,

guru maupun staff dan karyawan sekolah agar terhindar dari segala

marabahaya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

275

14. P: Kemudian apakah Anda telah memiliki kesadaran untuk semakin

peduli dengan keadaan sesama?

S2: Kesadaran terhadap sesama dalam hal peduli maka telah saya

lakukan ketika membantu teman yang mengalami kesulitan,

memberikan semangat apabila teman mengalami kesulitan,

menjenguk teman ketika sedang sakit, dan sebagainya sehingga ada

nilai kepedulian yang tinggi terhadap sesama.

15. P: Kemudian apa saja kendala-kendala yang dihadapi oleh Anda

dalam proses pembelajaran yang menanamkan pendidikan karakter?

S2: Dalam proses penanaman karakter yang diberikan oleh Pak

Budi, guru-guru, staff, karyawan sekolah dan seluruh masyarakat

sekolah maka menurut saya pribadi dalam melaksanakan hal-hal

tersebut tidak ada kendala yang berarti untuk sejauh ini sehingga

saya dapat menerapkan hal-hal tersebut dalam setiap kegiatan saya.

16. P: Kemudian yang terakhir apakah ada cara yang dapat digunakan

untuk mengatasi kendala-kendala tersebut?

S2: Dikarenakan tidak ada kendala dalam proses penanaman

karakter maka apabila teman-teman memiliki kendala dalam proses

penanaman karakter maka hal yang harus dilakukan adalah mencoba

belajar dari pengalaman apabila dalam setiap kehidupan sehari-hari

menampilkan karakter yang kurang baik.

F. Transkrip wawancara dengan siswi

TRANSKRIP WAWANCARA DENGAN SISWI

Narasumber : Siswi SMA Santo Yosef Pangkalpinang

Tempat : Bimbel Budi Gunawan

Hari/Tanggal : Kamis, 15 Maret 2018

Waktu : 17.35 – 17.45

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

276

1. Peneliti (P) : Yang pertama, apakah Anda mengetahui pendidikan

karakter itu apa?

Siswi 1 (S1): Iya saya tahu. Pendidikan karakter itu adalah suatu

cara yang diberikan agar memiliki kepribadian yang baik, serta

segala hal yang baik tentu saja sehingga dapat berbuat yang baik

kepada siapa saja dalam hal sikap maupun dalam hal ucapan.

Dengan adanya pendidikan karakter maka seorang siswa tidak hanya

baik dalam bidang akademis saja melainkan harus dapat

berkembang dalam hal kepribadiannya ke arah yang lebih baik.

2. P: Kemudian menurut Anda, nilai-nilai apakah yang terkandung di

dalam pendidikan karakter tersebut?

S1: Nilai-nilai karakter itu seperti yang sudah saya tahu adalah:

a. Jujur

b. Disiplin

c. Tanggung jawab

d. Religius

e. Toleransi

f. Solider terhadap sesama

g. Kreatif

h. Cinta pada tanah air

i. Cinta lingkungan

j. Menghargai orang lain

k. Bekerja keras

l. Serta rasa ingin tahu

3. P: Kemudian apakah guru matematika mencerminkan nilai-nilai

pendidikan karakter dalam proses pembelajaran?

S1: Iya, karena melalui...melalui pembelajaran Pak Budi selalu

memberikan karakter-karakter yang positif kepada kami, misalnya

disiplin, tanggung jawab, religius, toleransi, dan menghargai orang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

277

lain, serta jujur, solider, cinta tanah air, serta kerja keras. Semua hal

itu selalu disampaikan oleh Pak Budi dengan tujuan agar kami dapat

menjadi orang baik dan tidak hanya memiliki kemampuan

akademik yang baik, melainkan juga harus ditopang dengan

kepribadian yang baik pula.

4. P: Kemudian apakah guru matematika dalam hal ini Pak Budi

mencerminkan nilai-nilai pendidikan karakter di luar waktu proses

pembelajaran?

S1: Iya, eh...di luar waktu pembelajaran Pak Budi juga selalu

memberikan contoh kepada kami mengenai nilai-nilai karakter yang

baik kepada kami, misalnya disiplin dalam mengikuti proses

pembelajaran sehingga walaupun Pak Budi tidak sedang mengajar

di kelas tetapi Pak Budi selalu menegur siswa yang sering terlambat

mengikuti pelajaran, selain itu Pak Budi juga selalu mengingatkan

kami untuk selalu ingat akan orang tua yang bekerja keras untuk

kami dapat bersekolah, sehingga kami selalu diingatkan untuk

mendoakan orang tua, Pak Budi juga selalu memberikan nasehat

kepada kami agar memiliki rasa tanggung jawab yang baik dan

selalu menjaga lingkungan sekolah dengan merawat lingkungan

sekolah dengan cara yang sederhana, misalnya mengambil sampah

yang berserakan. Pak Budi juga merupakan wali kelas saya selama

2 tahun sehingga karakter yang ditanamkan kepada saya sangatlah

melekat dengan jelas. Oleh karena itu, Pak Budi saat di luar kelas

tidak jauh berbeda dengan ketika di dalam kelas.

5. P: Kemudian apakah seluruh warga sekolah telah menjadi

komunitas belajar dan komunitas moral bagi Anda dalam

mengembangkan karakter yang Anda miliki?

S1: Iya karena...dikarenakan staff, karyawan, guru

serta...memberikan contoh-contoh hal yang baik kepada saya dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

278

melakukan setiap kegiatan yang berhubungan dengan orang yang

lebih dewasa, dengan kata lain saya diberikan sesuatu penanaman

karakter untuk menghormati orang lain yang lebih dewasa sehingga

saya merasa dengan adanya pengaruh seperti itu maka saya dapat

memiliki kepribadian yang baik, selain itu juga saya juga selalu

diingatkan akan cinta pada tanah air melalui proses menyanyikan

lagu Indonesia Raya sebanyak 3 stanza, eh...di mana setiap...dimana

ketika sedang menyanyikan lagu kebangsaan tersebut maka segala

aktivitas baik itu yang penting maupun tidak harus dihentikan untuk

menghargai pendiri bangsa dan negara Indonesia, hal lainnya adalah

setiap jam 12 siang maka seluruh warga sekolah harus melakukan

kegiatan doa angelus yang bertujuan untuk menanamkan sikap

religius kepada kami serta pada setiap akhir pembelajaran pada hari

itu maka kami harus menyanyikan lagu mars pendidikan karakter

yang dimaksudkan agar kami dapat memiliki kepribadian dan

karakter yang baik dalam setiap kegiatan yang kami lakukan.

6. P: Kemudian bagaimana suasana pembelajaran matematika yang

sudah menerapkan pendidikan karakter?

S1: Suasana pembelajaran matematika yang menerapkan

pendidikan karakter menurut saya pribadi adalah pembelajarannya

sudah sangat menerapkan karakter yang positif untuk setiap siswa

sehingga siswa yang mengikuti pembelajaran matematika dengan

Pak Budi yang saya lihat sudah mengikuti nilai-nilai yang diajarkan

oleh Pak Budi dalam proses pembelajaran, mulai dari sikap disiplin,

jujur, bertanggung jawab, menghargai orang lain, solider terhadap

sesama, serta kerja keras serta rasa ingin tahu.

7. P: Kemudian metode apakah yang dilakukan oleh guru dalam

menerapkan pendidikan karakter melalui proses pembelajaran

matematika?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

279

S1: Pak Budi selalu mengingatkan kepada siswa untuk mendoakan

orang tua yang telah bekerja keras dalam memberikan pendidikan

yang layak untuk setiap siswa, Pak Budi juga selalu mengingatkan

siswa untuk disiplin dalam mengikuti tata tertib yang ada di sekolah,

Pak Budi juga meminta siswa untuk bertanggung jawab terhadap

segala hal yang dilakukannya apalagi untuk siswa di kelas di mana

Pak Budi yang menjadi wali kelasnya maka setiap siswa harus

memiliki rasa tanggung jawab yang sangat besar terhadap segala

sesuatu hal yang dilakukan. Pak Budi selalu memberikan

cara/metode dalam penanaman karakter kepada siswa dengan sangat

baik dikarenakan tidak hanya meminta siswa untuk melakukan suatu

hal yang baik, namun Pak Budi juga memberikan contoh penanaman

karakter yang nyata kepada setiap siswa.

8. P: Kemudian bagaimana respon serta aktivitas siswa dalam proses

pembelajaran?

S1: Respon yang diberikan oleh siswa dalam proses pembelajaran

adalah mengikuti secara sungguh-sungguh dikarenakan kami

sebagai pelajar harus bertanggung jawab terhadap proses

pembelajaran, dan juga tidak lupa selalu mendengarkan secara

serius mengenai proses penanaman karakter kami sebagai siswa.

Aktivitas siswa di dalam proses pembelajaran adalah mengerjakan

soal apabila diberikan tugas oleh Pak Budi, dikarenakan dengan

mengerjakan soal maka kami telah melaksanakan nilai karakter

kerja keras terhadap tugas yang diberikan.

9. P: Kemudian media apa yang digunakan oleh guru dalam proses

pembelajaran matematika?

S1: Media yang digunakan oleh Pak Budi dalam proses

pembelajaran tergantung dari materi yang diberikan dalam proses

pembelajaran dikarenakan saya melihat bahwa tidak semua materi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

280

dapat digunakan media yang sesuai sehingga biasanya Pak Budi

memberikan penjelasan mengenai materi pada saat itu dengan

menuliskannya di papan tulis atau bisa juga menjelaskannya dengan

contoh di kehidupan sehari-hari.

10. P: Kemudian apakah Anda mengetahui pesan/nilai-nilai yang

hendak disampaikan mengenai pendidikan karakter dalam proses

pembelajaran matematika?

S1: Iya saya sudah mengetahui nilai-nilai yang hendak disampaikan

oleh Pak Budi dalam proses pembelajaran matematika, seperti yang

sudah dikemukakan di atas bahwa nilai-nilai karakter yang diberikan

oleh Pak Budi merupakan nilai-nilai karakter yang sangat positif

sehingga saya dalam kehidupan sehari-hari telah mengamalkan

nilai-nilai tersebut.

11. P: Kemudian bagaimanakah proses pembelajaran matematika di

kelas berlangsung?

S1: Saya memiliki pendapat bahwa cara pengajaran guru sangat

berpengaruh terhadap hasil yang didapatkan oleh siswa. Menurut

saya, Pak Budi termasuk guru yang cara mengajarnya mudah untuk

dipahami. Selama kami memperhatikannya dengan serius pada saat

pembelajaran maka saat ulangan maka akan mudah-mudah saja bagi

saya untuk mengerjakan soal yang diberikan. Pak Budi...Pak Budi

merupakan salah contoh guru yang dapat dijadikan panutan yang

baik apabila dilihat dari cara beliau dalam menanamkan pendidikan

karakter terhadap setiap siswa dikarenakan dalam setiap point yang

telah saya berikan mengemukakan bahwa Pak Budi merupakan

seorang guru yang dapat dikatakan sebagai penggiat penanaman

karakter yang tidak hanya meminta saja namun melakukan di

kehidupan sehari-hari.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

281

12. P: Kemudian apakah cara guru dalam menyampaikan proses

pembelajaran telah sesuai dengan yang diharapkan oleh siswa?

S1: Cara Pak Budi dalam menyampaikan proses pembelajaran telah

sesuai dengan apa yang saya harapkan dikarenakan Pak Budi selalu

menyampaikan materi pembelajaran secara berulang-ulang

dikarenakan tujuannya agar siswa yang mengikuti pembelajarannya

dapat dengan segera memahami materi pembelajaran. Selain itu,

saya pernah ke kantor pagi-pagi hari sebelum pembelajaran

berlangsung untuk menanyakan materi pembelajaran dan Pak Budi

dengan senang hati menjelaskan materi tersebut secara detail.

13. P: Kemudian apakah melalui pembelajaran matematika maka nilai-

nilai karakter dapat diresapi oleh Anda sendiri?

S1: Iya saya...iya sudah saya terapkan di dalam kehidupan sehari-

hari saya misalnya saya selalu menghormati orang lain yang lebih

dewasa dibandingkan saya, kemudian juga saya selalu menerapkan

nilai-nilai kedisiplinan dalam setiap kegiatan yang saya lakukan,

saya juga selalu menerapkan rasa tanggung jawab atas apa yang saya

kerjakan serta nilai-nilai karakter lainnya selalu saya terapkan ke

dalam kehidupan saya sehari-hari.

14. P: Kemudian apakah Anda telah memiliki kesadaran untuk semakin

peduli dengan keadaan sesama?

S1: Saya sudah memiliki kesadaran untuk semakin memiliki

kepedulian terhadap sesama, misalnya membantu teman yang

sedang kesulitan, menjenguk teman yang sakit, memberikan

motivasi kepada teman yang sedang menghadapi masalah serta hal-

hal lain yang terkait dengan nilai peduli dengan keadaan sesama.

15. P: Kemudian apakah ada kendala yang dihadapi oleh Anda dalam

proses pembelajaran yang menanamkan pendidikan karakter?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

282

S1: Untuk kendala itu sendiri saya merasa tidak ada sebab karakter

yang dibangun di sekolah melalui pembelajaran matematika

khususnya telah membuat saya menjadi pribadi yang lebih baik,

yang berakhlak dan berkarakter.

16. P: Kemudian apakah ada cara yang dapat digunakan untuk

mengatasi kendala-kendala tersebut?

S1: Dikarenakan tidak ada kendala yang berarti dalam penerapan

pendidikan karakter maka cara yang dapat diterapkan apabila

hendak menanamkan karakter secara baik maka yang dilakukan ada

melakukan setiap saat karakter yang baik tersebut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

283

LAMPIRAN 4. HASIL OBSERVASI PEMBELAJARAN

MATEMATIKA

A. Hasil Observasi Kelas X MIA

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

284

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

285

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

286

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

287

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

288

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

289

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

290

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

291

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

292

B. Hasil Observasi Kelas X IIS

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

293

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

294

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

295

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

296

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

297

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

298

C. Hasil Observasi Kelas XI IS

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

299

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

300

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

301

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

302

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

303

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

304

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

305

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

306

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

307

LAMPIRAN 5. DOKUMEN HASIL PENELITIAN

A. Hasil Refleksi Siswa SMA Santo Yosef Pangkalpinang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

308

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

309

B. Hasil Refleksi Siswi SMA Santo Yosef Pangkalpinang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

310

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

311

C. Silabus dan RPP

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

312

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

313

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

314

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

315

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

316

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Satuan Pendidikan: SMA Santo Yosef Pangkalpinang

Mata Pelajaran : Matematika

Kelas/Semester : X MIA/II

Materi Pokok : Persamaan dan Pertidaksamaan Logaritma

Alokasi Waktu : 8 × 45 menit

A. Kompetensi Inti

1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya

2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli

(gotong royong, kerja sama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif

sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi

secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta menempatkan diri

sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.

3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,

prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,

teknologi, seni budaya dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,

kebangsaan, kenegaraan dan peradaban terkait penyebab fenomena dan

kejadian serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang

spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.

4. Mengolah, menalar dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait

dengan pengembangan yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan

mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.

B. Kompetensi Dasar

3.1 Mendeskripsikan dan menentukan penyelesaian fungsi eksponensial dan fungsi

logaritma menggunakan masalah kontekstual, serta keberkaitannya.

4.1 Menyajikan dan menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan fungsi

eksponensial dan fungsi logaritma.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

317

C. Indikator Pencapaian Kompetensi

1. Dapat menjelaskan konsep persamaan logaritma

2. Dapat menentukan penyelesaian persamaan logaritma

3. Dapat menerapkan sifat-sifat logaritma dalam menyelesaikan persamaan

logaritma

4. Dapat menjelaskan konsep pertidaksamaan logaritma

5. Dapat menentukan penyelesaian pertidaksamaan logaritma

6. Dapat menjelaskan sifat-sifat fungsi logaritma yang digunakan dalam proses

penyelesaian pertidaksamaan logaritma

D. Tujuan Pembelajaran

1. Peserta didik dapat menjelaskan persamaan logaritma

2. Peserta didik dapat menentukan penyelesaian persamaan logaritma

3. Peserta didik dapat menerapkan sifat-sifat logaritma dalam menyelesaikan

persamaan logaritma

4. Peserta didik dapat menjelaskan konsep pertidaksamaan logaritma

5. Peserta didik dapat menentukan penyelesaian pertidaksamaan logaritma

6. Peserta didik dapat menjelaskan sifat-sifat fungsi logaritma yang digunakan

dalam proses penyelesaian pertidaksamaan logaritma

E. Materi Pembelajaran

1. Persamaan logaritma

2. Persamaan logaritma berbentuk 𝑎log 𝑓(𝑥) = 𝑎log 𝑝

3. Persamaan logaritma berbentuk 𝑎log 𝑓(𝑥) = 𝑎log 𝑔(𝑥)

4. Persamaan logaritma berbentuk 𝑎log 𝑓(𝑥) = 𝑏log 𝑓(𝑥)

5. Persamaan logaritma berbentuk ℎ(𝑥)log 𝑓(𝑥) = ℎ(𝑥)log 𝑔(𝑥)

6. Persamaan logaritma berbentuk 𝐴(𝑎log 𝑓(𝑥))2 + 𝐵(𝑎log 𝑓(𝑥)) + 𝐶 = 0

7. Pertidaksamaan logaritma

F. Metode Pembelajaran dan Model Pembelajaran

1. Pendekatan : Proses Ilmiah (Scientific)

2. Model Pembelajaran : Discovery Learning, Problem Based Learning,

Cooperative Learning

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

318

3. Metode Pembelajaran : Diskusi Kelompok, Penugasan

G. Media dan Alat Pembelajaran

1. Media Pembelajaran : CD Pembelajaran

2. Alat Pembelajaran : Papan tulis

H. Sumber Pembelajaran

Sembiring, Suah, dkk. 2016. Matematika untuk Siswa SMA/MA Kelas X

Kelompok Peminatan Matematika dan Ilmu-ilmu Alam. Bandung: PT SEWU.

Sembiring, Suah, dkk. 2017. Matematika untuk Siswa SMA/MA Kelas X

Kelompok Peminatan Matematika dan Ilmu-ilmu Alam. Bandung: PT SEWU.

I. Langkah-langkah Pembelajaran

Sikap :Menerima, menjalankan, menghargai, menghayati, hingga

mengamalkan

Pengetahuan :Mengetahui, memahami, menerapkan, menganalisis,

mengevaluasi hingga mencipta

Keterampilan :Mengamati, menanya, mencoba, menalar, menyaji, dan

mencipta

J. Kegiatan Pembelajaran

Pertemuan 1 (𝟐 × 𝟒𝟓 𝒎𝒆𝒏𝒊𝒕)

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi

Waktu

Pendahuluan

a. Orientasi

1. Guru mengucapkan salam dan mengecek

kehadiran siswa (PPK-Penguatan

Pendidikan Karakter “SOPAN” dan

“DISIPLIN”)

2. Peserta didik merespon salam tanda syukur

pada anugerah Tuhan dan saling mendoakan

(PPK-Penguatan Pendidikan Karakter

“RELIGIUS”)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

319

b. Apersepsi

3. Guru memeriksa kesiapan ruang kelas, yaitu

dengan meminta peserta didik untuk

mengecek kebersihan tempat duduk masing-

masing (PPK-Penguatan Pendidikan

Karakter “CINTA LINGKUNGAN”)

4. Guru memeriksa kesiapan peserta didik

untuk belajar, yaitu dengan meminta siswa

untuk meletakkan buku pelajaran

matematika dan menyiapkan perlengkapan

alat tulis yang diperlukan serta meminta

peserta didik untuk menyimpan

perlengkapan yang tidak dibutuhkan dalam

pembelajaran

5. Guru meminta salah satu peserta didik untuk

memimpin doa (PPK-Penguatan

Pendidikan Karakter “RELIGIUS”)

6. Guru menjelaskan materi-materi

pembelajaran yang akan dipelajari secara

garis besar

7. Guru menggali komitmen siswa untuk

terlibat secara aktif dalam proses

pembelajaran

8. Guru memberikan apersepsi terkait dengan:

a. Guru memberikan informasi kompetensi,

materi, tujuan, manfaat, dan langkah

pembelajaran yang akan dilaksanakan

b. Peserta didik menerima informasi

kompetensi, materi, tujuan, manfaat, dan

langkah pembelajaran yang akan

dilaksanakan

c. Menyepakati kegiatan yang akan

dilakukan (PPK-Penguatan Pendidikan

Karakter “Menanamkan sikap

10 menit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

320

bertanggung jawab atas apa yang

menjadi kesempatan”)

d. Siswa diberikan pertanyaan menantang

seperti permasalahan mengenai

penyelesaian soal tentang derajat

keasaman suatu zat (Ph)

Inti Mengamati

1) Peserta didik membaca mengenai materi

yang berkaitan (literasi media)

2) Peserta didik diberikan materi beserta latihan

soal mengenai persamaan logaritma bentuk

𝑎log 𝑓(𝑥) = 𝑎log 𝑝 dan bentuk 𝑎log 𝑓(𝑥) =

𝑎log 𝑔(𝑥)

3) Peserta didik mencermati materi yang telah

diberikan (literasi komunikasi

“kompetensi memahami/mendengarkan”)

4) Beserta guru, maka peserta didik bersama-

sama menyelesaikan bentuk persamaan

logaritma tersebut

Menanya

1) Peserta didik bertanya mengenai materi yang

telah dijelaskan dan materi yang belum

dipahami

2) Peserta didik mencatat materi yang diberikan

(literasi komunikasi “Menulis penjelasan

guru”)

Mencoba dan Mengasosiasi

1) Setelah peserta didik memahami materi yang

dijelaskan maka guru memberikan beberapa

latihan soal mengenai persamaan logaritma

yang telah dibahas

70 menit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

321

2) Peserta didik berdiskusi dengan temannya

dalam menyelesaikan soal yang diberikan

(4C- COMMUNICATION “Peserta didik

dapat menciptakan, memahami, dan

saling berkomunikasi dengan teman-

temannya dalam menyampaikan

pendapat/gagasan”, COLLABORATIVE

“Peserta didik menunjukkan kerjasama,

kepemimpinan, beradaptasi,

menghormati atas perspektif yang

berbeda untuk mencapai tujuan bagi diri

sendiri dan orang lain “, CRITICAL

THINKING “Peserta didik memiliki

kemampuan untuk menyusun, menalar,

mengungkapkan, menganalisa, dan

menyelesaikan masalah secara mandiri

atas pilihan yang sulit dan rumit”,

CREATIVITY “Peserta didik memiliki

kemampuan untuk mengembangkan,

melaksanakan, dan menyampaikan

gagasan-gagasan baru kepada yang lain;

bersikap terbuka dan responsif terhadap

perspektif baru dan berbeda”)

3) Guru menilai sikap peserta didik dalam

mengerjakan latihan soal yang telah

diberikan

Mengkomunikasikan

1) Peserta didik menuliskan penyelesaian

latihan soal dengan berdasarkan bentuk

penyelesaian persamaan logaritma yang telah

diberikan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

322

2) Peserta didik mendiskusikan/melakukan

tanya jawab mengenai penyelesaian yang

telah dikerjakan

Penutup 1. Peserta didik melakukan evaluasi

pembelajaran

2. Peserta didik memberikan umpan balik

terhadap evaluasi pembelajaran yang telah

dicapai

3. Peserta didik membersihkan dan

membereskan kelas (PPK-Penguatan

Pendidikan Karakter “CINTA

LINGKUNGAN”)

4. Guru menyimpulkan kembali materi

pembelajaran

5. Siswa beserta guru mengakhiri KBM dengan

mengucapkan syukur kepada Tuhan (PPK-

Penguatan Pendidikan Karakter

“RELIGIUS”)

10 menit

Pertemuan 2 (𝟏 × 𝟒𝟎 𝒎𝒆𝒏𝒊𝒕)

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi

Waktu

Pendahuluan

a. Orientasi

1. Guru mengucapkan salam dan mengecek

kehadiran siswa (PPK-Penguatan

Pendidikan Karakter “SOPAN” dan

“DISIPLIN”)

2. Peserta didik merespon salam tanda syukur

pada anugerah Tuhan dan saling mendoakan

(PPK-Penguatan Pendidikan Karakter

“RELIGIUS”)

3. Guru memeriksa kesiapan ruang kelas, yaitu

dengan meminta peserta didik untuk

mengecek kebersihan tempat duduk masing-

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

323

b. Apersepsi

masing (PPK-Penguatan Pendidikan

Karakter “CINTA LINGKUNGAN”)

4. Guru memeriksa kesiapan peserta didik

untuk belajar, yaitu dengan meminta siswa

untuk meletakkan buku pelajaran

matematika dan menyiapkan perlengkapan

alat tulis yang diperlukan serta meminta

peserta didik untuk menyimpan

perlengkapan yang tidak dibutuhkan dalam

pembelajaran

5. Guru meminta salah satu peserta didik untuk

memimpin doa (PPK-Penguatan

Pendidikan Karakter “RELIGIUS”)

6. Guru menjelaskan materi-materi

pembelajaran yang akan dipelajari secara

garis besar

7. Guru menggali komitmen siswa untuk

terlibat secara aktif dalam proses

pembelajaran

8. Guru memberikan apersepsi terkait dengan:

a. Guru memberikan informasi

kompetensi, materi, tujuan, manfaat,

dan langkah pembelajaran yang akan

dilaksanakan

b. Peserta didik menerima informasi

kompetensi, materi, tujuan, manfaat,

dan langkah pembelajaran yang akan

dilaksanakan

c. Menyepakati kegiatan yang akan

dilakukan (PPK-Penguatan

Pendidikan Karakter

“Menanamkan sikap bertanggung

5 menit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

324

jawab atas apa yang menjadi

kesempatan”)

d. Siswa diberikan pertanyaan

menantang yang berkaitan dengan

materi yang akan dipelajari

Inti Mengamati

1) Peserta didik membaca mengenai materi

yang berkaitan (literasi media)

2) Peserta didik diberikan materi beserta latihan

soal mengenai persamaan logaritma bentuk

𝑎log 𝑓(𝑥) = 𝑏log 𝑓(𝑥)

3) Peserta didik mencermati materi yang telah

diberikan (literasi komunikasi

“kompetensi memahami/mendengarkan”)

4) Beserta guru, maka peserta didik bersama-

sama menyelesaikan bentuk persamaan

logaritma tersebut

Menanya

1) Peserta didik bertanya mengenai materi yang

telah dijelaskan dan materi yang belum

dipahami

2) Peserta didik mencatat materi yang diberikan

(literasi komunikasi “Menulis penjelasan

guru”)

Mencoba dan Mengasosiasi

1) Setelah peserta didik memahami materi yang

dijelaskan maka guru memberikan beberapa

latihan soal mengenai persamaan logaritma

yang telah dibahas

2) Peserta didik berdiskusi dengan temannya

dalam menyelesaikan soal yang diberikan

30 menit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

325

(4C- COMMUNICATION “Peserta didik

dapat menciptakan, memahami, dan

saling berkomunikasi dengan teman-

temannya dalam menyampaikan

pendapat/gagasan”, COLLABORATIVE

“Peserta didik menunjukkan kerjasama,

kepemimpinan, beradaptasi,

menghormati atas perspektif yang

berbeda untuk mencapai tujuan bagi diri

sendiri dan orang lain “, CRITICAL

THINKING “Peserta didik memiliki

kemampuan untuk menyusun, menalar,

mengungkapkan, menganalisa, dan

menyelesaikan masalah secara mandiri

atas pilihan yang sulit dan rumit”,

CREATIVITY “Peserta didik memiliki

kemampuan untuk mengembangkan,

melaksanakan, dan menyampaikan

gagasan-gagasan baru kepada yang lain;

bersikap terbuka dan responsif terhadap

perspektif baru dan berbeda”)

3) Guru menilai sikap peserta didik dalam

mengerjakan latihan soal yang telah

diberikan

Mengkomunikasikan

1) Peserta didik menuliskan penyelesaian

latihan soal dengan berdasarkan bentuk

penyelesaian persamaan logaritma yang telah

diberikan

2) Peserta didik mendiskusikan/melakukan

tanya jawab mengenai penyelesaian yang

telah dikerjakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

326

Penutup 1. Peserta didik melakukan evaluasi

pembelajaran

2. Peserta didik memberikan umpan balik

terhadap evaluasi pembelajaran yang telah

dicapai

3. Peserta didik membersihkan dan

membereskan kelas (PPK-Penguatan

Pendidikan Karakter “CINTA

LINGKUNGAN”)

4. Guru menyimpulkan kembali materi

pembelajaran

5. Siswa beserta guru mengakhiri KBM dengan

mengucapkan syukur kepada Tuhan (PPK-

Penguatan Pendidikan Karakter

“RELIGIUS”)

5 menit

Pertemuan 3 (𝟐 × 𝟒𝟓 𝒎𝒆𝒏𝒊𝒕)

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi

Waktu

Pendahuluan

a. Orientasi

1. Guru mengucapkan salam dan mengecek

kehadiran siswa (PPK-Penguatan

Pendidikan Karakter “SOPAN” dan

“DISIPLIN”)

2. Peserta didik merespon salam tanda syukur

pada anugerah Tuhan dan saling mendoakan

(PPK-Penguatan Pendidikan Karakter

“RELIGIUS”)

3. Guru memeriksa kesiapan ruang kelas, yaitu

dengan meminta peserta didik untuk

mengecek kebersihan tempat duduk masing-

masing (PPK-Penguatan Pendidikan

Karakter “CINTA LINGKUNGAN”)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

327

b. Apersepsi

4. Guru memeriksa kesiapan peserta didik

untuk belajar, yaitu dengan meminta siswa

untuk meletakkan buku pelajaran

matematika dan menyiapkan perlengkapan

alat tulis yang diperlukan serta meminta

peserta didik untuk menyimpan

perlengkapan yang tidak dibutuhkan dalam

pembelajaran

5. Guru meminta salah satu peserta didik untuk

memimpin doa (PPK-Penguatan

Pendidikan Karakter “RELIGIUS”)

6. Guru menjelaskan materi-materi

pembelajaran yang akan dipelajari secara

garis besar

7. Guru menggali komitmen siswa untuk

terlibat secara aktif dalam proses

pembelajaran

8. Guru memberikan apersepsi terkait dengan:

a. Guru memberikan informasi kompetensi,

materi, tujuan, manfaat, dan langkah

pembelajaran yang akan dilaksanakan

b. Peserta didik menerima informasi

kompetensi, materi, tujuan, manfaat, dan

langkah pembelajaran yang akan

dilaksanakan

c. Menyepakati kegiatan yang akan dilakukan

(PPK-Penguatan Pendidikan Karakter

“Menanamkan sikap bertanggung jawab

atas apa yang menjadi kesempatan”)

d. Siswa diberikan pertanyaan menantang

mengenai materi yang akan dipelajari

10 menit

Inti Mengamati 70 menit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

328

1) Peserta didik membaca mengenai materi

yang berkaitan (literasi media)

2) Peserta didik diberikan materi beserta latihan

soal mengenai persamaan logaritma bentuk

ℎ(𝑥)log 𝑓(𝑥) = ℎ(𝑥)log 𝑔(𝑥) dan

𝐴(𝑎log 𝑓(𝑥))2

+ 𝐵(𝑎log 𝑓(𝑥)) + 𝐶 = 0

3) Peserta didik mencermati materi yang telah

diberikan (literasi komunikasi

“kompetensi memahami/mendengarkan”)

4) Beserta guru, maka peserta didik bersama-

sama menyelesaikan bentuk persamaan

logaritma tersebut

Menanya

1) Peserta didik bertanya mengenai materi yang

telah dijelaskan dan materi yang belum

dipahami

2) Peserta didik mencatat materi yang diberikan

(literasi komunikasi “Menulis penjelasan

guru”)

Mencoba dan Mengasosiasi

1) Setelah peserta didik memahami materi yang

dijelaskan maka guru memberikan beberapa

latihan soal mengenai persamaan logaritma

yang telah dibahas

2) Peserta didik berdiskusi dengan temannya

dalam menyelesaikan soal yang diberikan

(4C- COMMUNICATION “Peserta didik

dapat menciptakan, memahami, dan

saling berkomunikasi dengan teman-

temannya dalam menyampaikan

pendapat/gagasan”, COLLABORATIVE

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

329

“Peserta didik menunjukkan kerjasama,

kepemimpinan, beradaptasi,

menghormati atas perspektif yang

berbeda untuk mencapai tujuan bagi diri

sendiri dan orang lain “, CRITICAL

THINKING “Peserta didik memiliki

kemampuan untuk menyusun, menalar,

mengungkapkan, menganalisa, dan

menyelesaikan masalah secara mandiri

atas pilihan yang sulit dan rumit”,

CREATIVITY “Peserta didik memiliki

kemampuan untuk mengembangkan,

melaksanakan, dan menyampaikan

gagasan-gagasan baru kepada yang lain;

bersikap terbuka dan responsif terhadap

perspektif baru dan berbeda”)

3) Guru menilai sikap peserta didik dalam

mengerjakan latihan soal yang telah

diberikan

Mengkomunikasikan

1) Peserta didik menuliskan penyelesaian

latihan soal dengan berdasarkan bentuk

penyelesaian persamaan logaritma yang telah

diberikan

2) Peserta didik mendiskusikan/melakukan

tanya jawab mengenai penyelesaian yang

telah dikerjakan

Penutup 1. Peserta didik melakukan evaluasi

pembelajaran

2. Peserta didik memberikan umpan balik

terhadap evaluasi pembelajaran yang telah

dicapai

10 menit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

330

3. Peserta didik membersihkan dan

membereskan kelas (PPK-Penguatan

Pendidikan Karakter “CINTA

LINGKUNGAN”)

4. Guru menyimpulkan kembali materi

pembelajaran

5. Siswa beserta guru mengakhiri KBM dengan

mengucapkan syukur kepada Tuhan (PPK-

Penguatan Pendidikan Karakter

“RELIGIUS”)

Pertemuan 4 (𝟏 × 𝟒𝟎 𝒎𝒆𝒏𝒊𝒕)

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi

Waktu

Pendahuluan

a. Orientasi

1. Guru mengucapkan salam dan mengecek

kehadiran siswa (PPK-Penguatan

Pendidikan Karakter “SOPAN” dan

“DISIPLIN”)

2. Peserta didik merespon salam tanda syukur

pada anugerah Tuhan dan saling mendoakan

(PPK-Penguatan Pendidikan Karakter

“RELIGIUS”)

3. Guru memeriksa kesiapan ruang kelas, yaitu

dengan meminta peserta didik untuk

mengecek kebersihan tempat duduk masing-

masing (PPK-Penguatan Pendidikan

Karakter “CINTA LINGKUNGAN”)

4. Guru memeriksa kesiapan peserta didik

untuk belajar, yaitu dengan meminta siswa

untuk meletakkan buku pelajaran

matematika dan menyiapkan perlengkapan

5 menit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

331

b. Apersepsi

alat tulis yang diperlukan serta meminta

peserta didik untuk menyimpan

perlengkapan yang tidak dibutuhkan dalam

pembelajaran

5. Guru meminta salah satu peserta didik untuk

memimpin doa (PPK-Penguatan

Pendidikan Karakter “RELIGIUS”)

6. Guru menggali komitmen siswa untuk

terlibat secara aktif dalam proses

pembelajaran

7. Guru memberikan apersepsi terkait dengan:

a. Guru memberikan informasi

kompetensi, materi, tujuan, manfaat, dan

langkah pembelajaran yang akan

dilaksanakan

b. Peserta didik menerima informasi

kompetensi, materi, tujuan, manfaat, dan

langkah pembelajaran yang akan

dilaksanakan

c. Menyepakati kegiatan yang akan

dilakukan (PPK-Penguatan Pendidikan

Karakter “Menanamkan sikap

bertanggung jawab atas apa yang

menjadi kesempatan”)

Inti Mengamati

1) Peserta didik diberikan beberapa contoh

latihan soal mengenai materi persamaan

logaritma yang telah dipelajari secara

keseluruhan

2) Beserta guru, maka peserta didik bersama-

sama menyelesaikan bentuk persamaan

logaritma tersebut

30 menit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

332

Menanya

1) Peserta didik bertanya mengenai materi yang

telah dijelaskan dan materi yang belum

dipahami

2) Peserta didik mencatat penyelesaian dari

latihan soal yang telah diberikan

Mencoba dan Mengasosiasi

1) Setelah peserta didik memahami materi yang

dijelaskan maka guru memberikan beberapa

latihan soal mengenai persamaan logaritma

yang telah dibahas

2) Guru menilai sikap peserta didik dalam

mengerjakan latihan soal yang telah

diberikan

Mengkomunikasikan

1) Peserta didik menuliskan penyelesaian

latihan soal dengan berdasarkan bentuk

penyelesaian persamaan logaritma yang telah

diberikan

2) Peserta didik mendiskusikan/melakukan

tanya jawab mengenai penyelesaian yang

telah dikerjakan

Penutup 1. Peserta didik melakukan evaluasi

pembelajaran

2. Peserta didik memberikan umpan balik

terhadap evaluasi pembelajaran yang telah

dicapai

3. Peserta didik membersihkan dan

membereskan kelas (PPK-Penguatan

5 menit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

333

Pendidikan Karakter “CINTA

LINGKUNGAN”)

4. Guru menyimpulkan kembali materi

pembelajaran

5. Siswa beserta guru mengakhiri KBM dengan

mengucapkan syukur kepada Tuhan (PPK-

Penguatan Pendidikan Karakter

“RELIGIUS”)

Pertemuan 5 (𝟐 × 𝟒𝟓 𝒎𝒆𝒏𝒊𝒕)

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi

Waktu

Pendahuluan

a. Orientasi

1. Guru mengucapkan salam dan mengecek

kehadiran siswa (PPK-Penguatan

Pendidikan Karakter “SOPAN” dan

“DISIPLIN”)

2. Peserta didik merespon salam tanda syukur

pada anugerah Tuhan dan saling mendoakan

(PPK-Penguatan Pendidikan Karakter

“RELIGIUS”)

3. Guru memeriksa kesiapan ruang kelas, yaitu

dengan meminta peserta didik untuk

mengecek kebersihan tempat duduk masing-

masing (PPK-Penguatan Pendidikan

Karakter “CINTA LINGKUNGAN”)

4. Guru memeriksa kesiapan peserta didik

untuk belajar, yaitu dengan meminta siswa

untuk meletakkan buku pelajaran

matematika dan menyiapkan perlengkapan

alat tulis yang diperlukan serta meminta

peserta didik untuk menyimpan

perlengkapan yang tidak dibutuhkan dalam

pembelajaran

10 menit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

334

b. Apersepsi

5. Guru meminta salah satu peserta didik untuk

memimpin doa (PPK-Penguatan

Pendidikan Karakter “RELIGIUS”)

6. Guru menjelaskan materi-materi

pembelajaran yang akan dipelajari secara

garis besar

7. Guru menggali komitmen siswa untuk

terlibat secara aktif dalam proses

pembelajaran

8. Guru memberikan apersepsi terkait dengan:

a. Guru memberikan informasi

kompetensi, materi, tujuan, manfaat, dan

langkah pembelajaran yang akan

dilaksanakan

b. Peserta didik menerima informasi

kompetensi, materi, tujuan, manfaat, dan

langkah pembelajaran yang akan

dilaksanakan

c. Menyepakati kegiatan yang akan

dilakukan (PPK-Penguatan Pendidikan

Karakter “Menanamkan sikap

bertanggung jawab atas apa yang

menjadi kesempatan”)

d. Siswa diberikan pertanyaan menantang

mengenai materi yang akan dipelajari

Inti Mengamati

1) Peserta didik diberikan materi beserta latihan

soal mengenai pertidaksamaan logaritma

3) Beserta guru, maka peserta didik bersama-

sama menyelesaikan bentuk pertidaksamaan

logaritma tersebut

70 menit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

335

Menanya

1) Peserta didik bertanya mengenai materi yang

telah dijelaskan dan materi yang belum

dipahami

2) Peserta didik mencatat materi yang diberikan

Mencoba dan Mengasosiasi

1)Setelah peserta didik memahami materi yang

dijelaskan maka guru memberikan beberapa

latihan soal mengenai pertidaksamaan logaritma

yang telah dibahas

2)Guru menilai sikap peserta didik dalam

mengerjakan latihan soal yang telah diberikan

Mengkomunikasikan

1) Peserta didik menuliskan penyelesaian

latihan soal dengan berdasarkan bentuk

penyelesaian pertidaksamaan logaritma yang

telah diberikan

2) Peserta didik mendiskusikan/melakukan

tanya jawab mengenai penyelesaian yang

telah dikerjakan

Penutup 1. Peserta didik melakukan evaluasi

pembelajaran

2. Peserta didik memberikan umpan balik

terhadap evaluasi pembelajaran yang telah

dicapai

3. Peserta didik membersihkan dan

membereskan kelas (PPK-Penguatan

Pendidikan Karakter “CINTA

LINGKUNGAN”)

10 menit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

336

4. Guru meminta peserta didik untuk

melaksanakan refleksi mengenai

pembelajaran yang telah dilakukan

5. Guru menyimpulkan kembali materi

pembelajaran

6. Siswa beserta guru mengakhiri KBM dengan

mengucapkan syukur kepada Tuhan (PPK-

Penguatan Pendidikan Karakter

“RELIGIUS”)

K. Penilaian Hasil Belajar, Remedial, dan Pengayaan

Aspek Teknik Penilaian Bentuk/Instrumen

Sikap Observasi selama KBM Catatan dalam jurnal guru

Pengetahuan Penugasan:

Tugas Mandiri

(lampiran 1.2)

Rubrik penilaian tugas

individu

Keterampilan Unjuk Kerja:

Presentasi hasil kerja

individu

Rubrik penilaian

presentasi

Pembelajaran Remedial

Kegiatan pembelajaran remedial antara lain dalam bentuk

1) Pembelajaran ulang

2) Bimbingan perorangan

3) Belajar kelompok

4) Penempatan tutor sebaya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

337

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

338

LAMPIRAN

Lampiran 1.1. Materi Pembelajaran

A. Persamaan Logaritma

Jika 𝑎 > 0 𝑑𝑎𝑛 𝑎 ≠ 1, maka 𝑎𝑥 = 𝑏 ⇔ 𝑥 = 𝑎log 𝑏

a disebut bilangan pokok

b disebut numerus

𝑥 disebut hasil logaritma

Contoh:

Nyatakan kesamaan bilangan berpangkat berikut ke dalam kesamaan logaritma yang

ekuivalen

a. 9 = 32

9 = 32 ⇔ 3log 9 = 2

b. 125 = 53

125 = 53 ⇔ 5log 125 = 3

c. 1 = 20

1 = 20 ⇔ 2log 1 = 0

d. 1

16= 2−4

1

16= 2−4 ⇔ 2

log1

16= −4

1. Persamaan logaritma berbentuk 𝑎log 𝑓(𝑥) = 𝑎log 𝑝

Jika 𝑝 > 0 dan 𝑎log 𝑓(𝑥) = 𝑎log 𝑝, dengan 𝑓(𝑥) > 0, maka 𝑓(𝑥) = 𝑝

Contoh:

Tentukan himpunan penyelesaian dari persamaan logaritma berikut ini:

a. log(𝑥 − 5) = 𝑙𝑜𝑔3

1) Syarat numerus: {𝑓(𝑥) > 0}

𝑥 − 5 > 0

𝑥 > 5

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

339

2) log(𝑥 − 5) = log 3

𝑥 − 5 = 3

𝑥 = 8

Karena 𝑥 > 5 maka himpunan penyelesaiannya adalah {8}

b. log(2𝑥2 − 𝑥) = 1

1) Syarat numerus : {𝑓(𝑥) > 0}

2𝑥2 − 𝑥 > 0

𝑥(2𝑥 − 1) > 0

𝑥 < 0 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑥 >1

2

2) log(2𝑥2 − 𝑥) = 1 ⇔ log(2𝑥2 − 𝑥) = log 10

⇒ 2𝑥2 − 𝑥 = 10

⇔ 2𝑥2 − 𝑥 − 10 = 0

⇔ (2𝑥 − 5)(𝑥 + 2) = 0

𝑥 =5

2 atau 𝑥 = −2

Nilai 𝑥 yang memenuhi 2𝑥2 − 𝑥 − 10 > 0 adalah 𝑥 =5

2 dan 𝑥 = −2

2. Persamaan logaritma berbentuk 𝑎log 𝑓(𝑥) = 𝑎log 𝑔(𝑥)

Jika 𝑎log 𝑓(𝑥) = 𝑎log 𝑔(𝑥), dengan 𝑓(𝑥) dan 𝑔(𝑥) positif, maka 𝑓(𝑥) = 𝑔(𝑥)

Contoh:

Tentukan himpunan penyelesaian dari persamaan logaritma berikut ini

a. log(𝑥2 − 3𝑥 + 1) = log(2𝑥 − 3)

1) Syarat numerus: 𝑥2 − 3𝑥 + 1 > 0 dan 2𝑥 − 3 > 0

2) 𝑙𝑜𝑔(𝑥2 − 3𝑥 + 1) = log(2𝑥 − 3)

⇒ 𝑥2 − 3𝑥 + 1 = 2𝑥 − 3

⇔ 𝑥2 − 5𝑥 + 4 = 0

⇔ (𝑥 − 1)(𝑥 − 4) = 0

⇔ 𝑥 = 1 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑥 = 4

Untuk 𝑥 = 1, maka nilai 𝑥2 − 3𝑥 + 1 dan 2𝑥 − 3 bernilai negatif

Hal ini berarti 𝑥 = 1 bukan merupakan penyelesaian

Jadi, himpunan penyelesaiannya adalah {4}

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

340

3. Persamaan logaritma berbentuk 𝑎log 𝑓(𝑥) = 𝑏log 𝑓(𝑥)

Jika 𝑎log 𝑓(𝑥) = 𝑏log 𝑓(𝑥) dengan 𝑎 ≠ 𝑏, maka 𝑓(𝑥) = 1

Contoh:

Tentukan himpunan penyelesaian dari tiap persamaan logaritma berikut ini

a. 3log(3𝑥−8) = 5log(3𝑥−8)

3log(3𝑥−8) = 5log(3𝑥−8) ⇒ 3𝑥 − 8 = 1

⇔ 3𝑥 = 9

⇔ 𝑥 = 3

Jadi, himpunan penyelesaiannya adalah {3}

b. 2log(𝑥2−6𝑥+9) = 7log(𝑥2−6𝑥+9)

2log(𝑥2−6𝑥+9) = 7log(𝑥2−6𝑥+9) ⇒ 𝑥2 − 6𝑥 + 9 = 1

⇔ 𝑥2 − 6𝑥 + 8 = 0

⇔ (𝑥 − 2)(𝑥 − 4) = 0

⇔ 𝑥 = 2 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑥 = 4

Jadi himpunan penyelesaiannya adalah {2,4}

4. Persamaan logaritma berbentuk ℎ(𝑥)log 𝑓(𝑥) = ℎ(𝑥)log 𝑔(𝑥)

Jika ℎ(𝑥)log 𝑓(𝑥) = ℎ(𝑥)log 𝑔(𝑥) dengan 𝑓(𝑥) dan 𝑔(𝑥) positif serta ℎ(𝑥) > 0 dan

ℎ(𝑥) ≠ 1, maka 𝑓(𝑥) = 𝑔(𝑥)

Contoh:

Tentukan himpunan penyelesaian dari tiap persamaan logaritma berikut ini

a. 𝑥log(2𝑥−3) = 𝑥log(𝑥−1)

𝑥log(2𝑥−3) = 𝑥log(𝑥−1) ⇒ 2𝑥 − 3 = 𝑥 − 1

⇔ 𝑥 = 2

Untuk 𝑥 = 2, maka bilangan pokok 𝑥 > 0 dan 𝑥 ≠ 1 serta numerus (2𝑥 − 3)

dan (𝑥 − 1) bernilai positif (memenuhi syarat bilangan pokok dan numerus)

Jadi himpunan penyelesaiannya adalah {2}

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

341

5. Persamaan logaritma berbentuk 𝐴(𝑎log 𝑓(𝑥))2 + 𝐵(𝑎log 𝑓(𝑥)) + 𝐶 = 0

Untuk menentukan himpunan penyelesaian persamaan logaritma berbentuk

𝐴(𝑎log 𝑓(𝑥))2 + 𝐵(𝑎log 𝑓(𝑥)) + 𝐶 = 0, kita dapat mengubahnya terlebih dahulu

persamaan logaritma itu menjadi persamaan kuadrat

Misalkan 𝑝 = 𝑎log 𝑥, maka persamaan:

𝐴(𝑎log 𝑓(𝑥))2 + 𝐵(𝑎log 𝑓(𝑥)) + 𝐶 = 0 menjadi 𝐴𝑃2 + 𝐵𝑃 + 𝐶 = 0

Contoh:

Tentukan himpunan penyelesaian dari persamaan logaritma berikut

a. (2log 𝑥)2 − 6(2log 𝑥) + 8 = 0

Misalkan 2log 𝑥 = 𝑝, maka persamaannya menjadi:

𝑝2 − 6𝑝 + 8 = 0

⇔ (𝑝 − 2)(𝑝 − 4) = 0

⇔ 𝑝 = 2 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑝 = 4

Untuk 𝑝 = 2, diperoleh: 2log 𝑥 = 2 ⇒ 𝑥 = 22 = 4

Untuk 𝑝 = 4, diperoleh: 2log 𝑥 = 4 ⇒ 𝑥 = 24 = 16

B. Pertidaksamaan Logaritma

Jika 𝑎 > 1 dan 𝑎log 𝑓(𝑥) ≥ 𝑎log 𝑔(𝑥),𝑚𝑎𝑘𝑎 𝑓(𝑥) ≥ 𝑔(𝑥)

atau

Jika 𝑎 > 1 dan 𝑎log 𝑓(𝑥) ≤ 𝑎log 𝑔(𝑥),𝑚𝑎𝑘𝑎 𝑓(𝑥) ≤ 𝑔(𝑥)

Jika 0 < 𝑎 < 1 dan 𝑎log 𝑓(𝑥) ≥ 𝑎log 𝑔(𝑥),𝑚𝑎𝑘𝑎 𝑓(𝑥) ≤ 𝑔(𝑥)

atau

Jika 0 < 𝑎 < 1 dan 𝑎log 𝑓(𝑥) ≤ 𝑎log 𝑔(𝑥),𝑚𝑎𝑘𝑎 𝑓(𝑥) ≥ 𝑔(𝑥)

Dengan syarat numerus: 𝑓(𝑥) > 0 dan 𝑔(𝑥) > 0

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

342

Contoh:

Tentukan penyelesaian dari tiap pertidaksamaan logaritma berikut ini

a. 3log 𝑥 > 4

3log 𝑥 > 4 ⇔ 3log 𝑥 > 3log 34

⇒ 𝑥 > 81

𝑖) 𝑆𝑦𝑎𝑟𝑎𝑡 𝑃𝑒𝑟𝑡𝑖𝑑𝑎𝑘𝑠𝑎𝑚𝑎𝑎𝑛: 𝑥 > 81

𝑖𝑖) 𝑆𝑦𝑎𝑟𝑎𝑡 𝑁𝑢𝑚𝑒𝑟𝑢𝑠: 𝑥 > 0

Dari (i) ∩ (ii), batas-batas 𝑥 pada garis bilangan:

Jadi penyelesaiannya adalah 𝑥 > 81

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

343

Lampiran 1.2. Tugas Individu

1. Nyatakan kesamaan bilangan berpangkat berikut ke dalam kesamaan logaritma yang

ekuivalen

a. 1 = 30

b. 1

125= 5−3

c. 1

1.000= 10−3

d. (1

4)

3

=1

64

2. Nyatakan kesamaan logaritma berikut dalam kesamaan bilangan berpangkat yang

ekuivalen

a. 7log

1

49

= −2

b. −5 = 2log

1

32

c. 2

3= 3

log √93

d. 1

16log 4= −

1

2

3. Tentukan penyelesaian dari tiap pertidaksamaan logaritma berikut ini

a. 3log 𝑥 < 4

b. 3log(𝑥+1) > 2

c. 3log(𝑥−2) < 1

d. 1

2log(𝑥−1)< −1

e. 1

2log(2𝑥−1)> −1

f. 1

2log(𝑥+1)+1> 0

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

344

4. Tentukan himpunan penyelesaian dari persamaan logaritma berikut ini

a. 2log(2𝑥+9) = 4log(2𝑥+9)

b. 2𝑥 − 1log(2𝑥−4) = 2𝑥 − 1log(𝑥−2)

c. 10log(𝑥−6) = 10log 4

d. 5log(8𝑥+15) = 7log(8𝑥+15)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

345

Lampiran 1.3. Lembar Refleksi

LEMBAR REFLEKSI

1. Tuliskan pengalaman anda ketika mempelajari Matematika!

2. Nilai-nilai apakah yang kalian peroleh dalam mempelajari Matematika?

3. Tuliskan pengalaman Anda ketika belajar Matematika dengan Pak Budi!

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

346

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

347

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

348

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

349

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

350

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

351

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Satuan Pendidikan: SMA Santo Yosef Pangkalpinang

Mata Pelajaran : Matematika

Kelas/Semester : X IIS/II

Materi Pokok : Perbandingan Trigonometri

Alokasi Waktu : 16 × 45 menit

A. Kompetensi Inti

1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya

2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli

(gotong royong, kerja sama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif

sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi

secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta menempatkan diri

sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.

3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,

prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,

teknologi, seni budaya dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,

kebangsaan, kenegaraan dan peradaban terkait penyebab fenomena dan

kejadian serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang

spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.

4. Mengolah, menalar dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait

dengan pengembangan yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan

mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.

B. Kompetensi Dasar

5.1. Melakukan manipulasi aljabar dalam perhitungan teknis yang berkaitan dengan

perbandingan, fungsi, persamaan dan identitas trigonometri

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

352

C. Indikator Pencapaian Kompetensi

1. Dapat menentukan nilai perbandingan trigonometri sudut-sudut khusus

2. Dapat menentukan nilai perbandingan trigonometri dari sudut di semua kuadran

3. Dapat menentukan nilai perbandingan trigonometri untuk sudut-sudut berelasi

D. Tujuan Pembelajaran

1. Peserta didik dapat menentukan nilai perbandingan trigonometri sudut-sudut

khusus

2. Peserta didik dapat menentukan nilai perbandingan trigonometri dari sudut di

semua kuadran

3. Peserta didik dapat menentukan nilai perbandingan trigonometri untuk sudut-

sudut berelasi

E. Materi Pembelajaran

1. Perbandingan trigonometri sudut-sudut khusus

2. Perbandingan trigonometri sudut-sudut di semua kuadran

3. Perbandingan trigonometri untuk sudut-sudut berelasi

F. Metode Pembelajaran dan Model Pembelajaran

1. Pendekatan : Proses Ilmiah (Scientific)

2. Model Pembelajaran : Discovery Learning, Problem Based Learning,

Cooperative Learning

3. Metode Pembelajaran : Diskusi Kelompok, Penugasan

G. Media dan Alat Pembelajaran

1. Media Pembelajaran : CD Pembelajaran

2. Alat Pembelajaran : Papan tulis

H. Sumber Pembelajaran

Wirodikromo, Sartono. 2006. Matematika untuk SMA Kelas X. Jakarta:

Penerbit Erlangga.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

353

I. Langkah-langkah Pembelajaran

Sikap :Menerima, menjalankan, menghargai, menghayati, hingga

mengamalkan

Pengetahuan :Mengetahui, memahami, menerapkan, menganalisis,

mengevaluasi hingga mencipta

Keterampilan :Mengamati, menanya, mencoba, menalar, menyaji, dan

mencipta

J. Kegiatan Pembelajaran

Pertemuan 1 (𝟐 × 𝟒𝟓 𝒎𝒆𝒏𝒊𝒕)

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi

Waktu

Pendahuluan

a. Orientasi

1. Guru mengucapkan salam dan mengecek

kehadiran siswa (PPK-Penguatan

Pendidikan Karakter “SOPAN” dan

“DISIPLIN”)

2. Peserta didik merespon salam tanda syukur

pada anugerah Tuhan dan saling mendoakan

(PPK-Penguatan Pendidikan Karakter

“RELIGIUS”)

3. Guru memeriksa kesiapan ruang kelas, yaitu

dengan meminta peserta didik untuk

mengecek kebersihan tempat duduk masing-

masing (PPK-Penguatan Pendidikan

Karakter “CINTA LINGKUNGAN”)

4. Guru memeriksa kesiapan peserta didik

untuk belajar, yaitu dengan meminta siswa

untuk meletakkan buku pelajaran

matematika dan menyiapkan perlengkapan

alat tulis yang diperlukan serta meminta

peserta didik untuk menyimpan

perlengkapan yang tidak dibutuhkan dalam

pembelajaran

10 menit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

354

b. Apersepsi

5. Guru meminta salah satu peserta didik untuk

memimpin doa (PPK-Penguatan

Pendidikan Karakter “RELIGIUS”)

6. Guru menjelaskan materi-materi

pembelajaran yang akan dipelajari secara

garis besar

7. Guru menggali komitmen siswa untuk

terlibat secara aktif dalam proses

pembelajaran

8. Guru memberikan apersepsi terkait dengan:

a. Guru memberikan informasi kompetensi,

materi, tujuan, manfaat, dan langkah

pembelajaran yang akan dilaksanakan

b. Peserta didik menerima informasi

kompetensi, materi, tujuan, manfaat, dan

langkah pembelajaran yang akan

dilaksanakan

c. Menyepakati kegiatan yang akan

dilakukan (PPK-Penguatan Pendidikan

Karakter “Menanamkan sikap

bertanggung jawab atas apa yang

menjadi kesempatan”)

d. Siswa diberikan pertanyaan menantang

mengenai materi yang akan diberikan

Inti Mengamati

1) Peserta didik membaca mengenai materi

yang berkaitan (literasi media)

2) Peserta didik diberikan materi beserta latihan

soal mengenai perbandingan trigonometri

untuk sudut-sudut khusus

3) Peserta didik mencermati materi yang telah

diberikan (literasi komunikasi

“kompetensi memahami/mendengarkan”)

70 menit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

355

4) Beserta guru, maka peserta didik bersama-

sama menyelesaikan soal mengenai

perbandingan trigonometri tersebut

Menanya

1) Peserta didik bertanya mengenai materi yang

telah dijelaskan dan materi yang belum

dipahami

2) Peserta didik mencatat materi yang diberikan

(literasi komunikasi “Menulis penjelasan

guru”)

Mencoba dan Mengasosiasi

1) Setelah peserta didik memahami materi yang

dijelaskan maka guru memberikan beberapa

latihan soal mengenai perbandingan

trigonometri untuk sudut-sudut khusus yang

telah dibahas

2) Peserta didik berdiskusi dengan temannya

dalam menyelesaikan soal yang diberikan

(4C- COMMUNICATION “Peserta didik

dapat menciptakan, memahami, dan

saling berkomunikasi dengan teman-

temannya dalam menyampaikan

pendapat/gagasan”, COLLABORATIVE

“Peserta didik menunjukkan kerjasama,

kepemimpinan, beradaptasi,

menghormati atas perspektif yang

berbeda untuk mencapai tujuan bagi diri

sendiri dan orang lain “, CRITICAL

THINKING “Peserta didik memiliki

kemampuan untuk menyusun, menalar,

mengungkapkan, menganalisa, dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

356

menyelesaikan masalah secara mandiri

atas pilihan yang sulit dan rumit”,

CREATIVITY “Peserta didik memiliki

kemampuan untuk mengembangkan,

melaksanakan, dan menyampaikan

gagasan-gagasan baru kepada yang lain;

bersikap terbuka dan responsif terhadap

perspektif baru dan berbeda”)

3) Guru menilai sikap peserta didik dalam

mengerjakan latihan soal yang telah

diberikan

Mengkomunikasikan

1) Peserta didik menuliskan penyelesaian

latihan soal mengenai perbandingan

trigonometri untuk sudut-sudut khusus

2) Peserta didik mendiskusikan/melakukan

tanya jawab mengenai penyelesaian yang

telah dikerjakan

Penutup 1. Peserta didik melakukan evaluasi

pembelajaran

2. Peserta didik memberikan umpan balik

terhadap evaluasi pembelajaran yang telah

dicapai

3. Peserta didik membersihkan dan

membereskan kelas (PPK-Penguatan

Pendidikan Karakter “CINTA

LINGKUNGAN”)

4. Guru menyimpulkan kembali materi

pembelajaran

5. Siswa beserta guru mengakhiri KBM dengan

mengucapkan syukur kepada Tuhan (PPK-

10 menit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

357

Penguatan Pendidikan Karakter

“RELIGIUS”)

Pertemuan 2 (𝟐 × 𝟒𝟎 𝒎𝒆𝒏𝒊𝒕)

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi

Waktu

Pendahuluan

a. Orientasi

1. Guru mengucapkan salam dan mengecek

kehadiran siswa (PPK-Penguatan

Pendidikan Karakter “SOPAN” dan

“DISIPLIN”)

2. Peserta didik merespon salam tanda syukur

pada anugerah Tuhan dan saling mendoakan

(PPK-Penguatan Pendidikan Karakter

“RELIGIUS”)

3. Guru memeriksa kesiapan ruang kelas, yaitu

dengan meminta peserta didik untuk

mengecek kebersihan tempat duduk masing-

masing (PPK-Penguatan Pendidikan

Karakter “CINTA LINGKUNGAN”)

4. Guru memeriksa kesiapan peserta didik

untuk belajar, yaitu dengan meminta siswa

untuk meletakkan buku pelajaran

matematika dan menyiapkan perlengkapan

alat tulis yang diperlukan serta meminta

peserta didik untuk menyimpan

perlengkapan yang tidak dibutuhkan dalam

pembelajaran

5. Guru meminta salah satu peserta didik untuk

memimpin doa (PPK-Penguatan

Pendidikan Karakter “RELIGIUS”)

6. Guru menjelaskan materi-materi

pembelajaran yang akan dipelajari secara

garis besar

10 menit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

358

b. Apersepsi

7. Guru menggali komitmen siswa untuk

terlibat secara aktif dalam proses

pembelajaran

8. Guru memberikan apersepsi terkait dengan:

a. Guru memberikan informasi

kompetensi, materi, tujuan, manfaat,

dan langkah pembelajaran yang akan

dilaksanakan

b. Peserta didik menerima informasi

kompetensi, materi, tujuan, manfaat,

dan langkah pembelajaran yang akan

dilaksanakan

c. Menyepakati kegiatan yang akan

dilakukan (PPK-Penguatan

Pendidikan Karakter

“Menanamkan sikap bertanggung

jawab atas apa yang menjadi

kesempatan”)

d. Siswa diberikan pertanyaan

menantang mengenai materi

perbandingan trigonometri di semua

kuadran

Inti Mengamati

1) Peserta didik membaca mengenai materi

yang berkaitan (literasi media)

2) Peserta didik diberikan materi beserta latihan

soal mengenai perbandingan trigonometri di

semua kuadran

3) Peserta didik mencermati materi yang telah

diberikan (literasi komunikasi

“kompetensi memahami/mendengarkan”)

4) Beserta guru, maka peserta didik bersama-

sama menyelesaikan soal mengenai

60 menit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

359

perbandingan trigonometri di semua kuadran

tersebut

Menanya

1) Peserta didik bertanya mengenai materi yang

telah dijelaskan dan materi yang belum

dipahami

2) Peserta didik mencatat materi yang diberikan

(literasi komunikasi “Menulis penjelasan

guru”)

Mencoba dan Mengasosiasi

1) Setelah peserta didik memahami materi yang

dijelaskan maka guru memberikan beberapa

latihan soal mengenai perbandingan

trigonometri di semua kuadran

2) Peserta didik berdiskusi dengan temannya

dalam menyelesaikan soal yang diberikan

(4C- COMMUNICATION “Peserta didik

dapat menciptakan, memahami, dan

saling berkomunikasi dengan teman-

temannya dalam menyampaikan

pendapat/gagasan”, COLLABORATIVE

“Peserta didik menunjukkan kerjasama,

kepemimpinan, beradaptasi,

menghormati atas perspektif yang

berbeda untuk mencapai tujuan bagi diri

sendiri dan orang lain “, CRITICAL

THINKING “Peserta didik memiliki

kemampuan untuk menyusun, menalar,

mengungkapkan, menganalisa, dan

menyelesaikan masalah secara mandiri

atas pilihan yang sulit dan rumit”,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

360

CREATIVITY “Peserta didik memiliki

kemampuan untuk mengembangkan,

melaksanakan, dan menyampaikan

gagasan-gagasan baru kepada yang lain;

bersikap terbuka dan responsif terhadap

perspektif baru dan berbeda”)

3) Guru menilai sikap peserta didik dalam

mengerjakan latihan soal yang telah

diberikan

Mengkomunikasikan

1) Peserta didik menuliskan penyelesaian

latihan soal mengenai perbandingan

trigonometri di semua kuadran

2) Peserta didik mendiskusikan/melakukan

tanya jawab mengenai penyelesaian yang

telah dikerjakan

Penutup 1. Peserta didik melakukan evaluasi

pembelajaran

2. Peserta didik memberikan umpan balik

terhadap evaluasi pembelajaran yang telah

dicapai

3. Peserta didik membersihkan dan

membereskan kelas (PPK-Penguatan

Pendidikan Karakter “CINTA

LINGKUNGAN”)

4. Guru menyimpulkan kembali materi

pembelajaran

5. Siswa beserta guru mengakhiri KBM dengan

mengucapkan syukur kepada Tuhan (PPK-

Penguatan Pendidikan Karakter

“RELIGIUS”)

10 menit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

361

Pertemuan 3 (𝟐 × 𝟒𝟓 𝒎𝒆𝒏𝒊𝒕)

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi

Waktu

Pendahuluan

a. Orientasi

1. Guru mengucapkan salam dan mengecek

kehadiran siswa (PPK-Penguatan

Pendidikan Karakter “SOPAN” dan

“DISIPLIN”)

2. Peserta didik merespon salam tanda syukur

pada anugerah Tuhan dan saling mendoakan

(PPK-Penguatan Pendidikan Karakter

“RELIGIUS”)

3. Guru memeriksa kesiapan ruang kelas, yaitu

dengan meminta peserta didik untuk

mengecek kebersihan tempat duduk masing-

masing (PPK-Penguatan Pendidikan

Karakter “CINTA LINGKUNGAN”)

4. Guru memeriksa kesiapan peserta didik

untuk belajar, yaitu dengan meminta siswa

untuk meletakkan buku pelajaran

matematika dan menyiapkan perlengkapan

alat tulis yang diperlukan serta meminta

peserta didik untuk menyimpan

perlengkapan yang tidak dibutuhkan dalam

pembelajaran

5. Guru meminta salah satu peserta didik untuk

memimpin doa (PPK-Penguatan

Pendidikan Karakter “RELIGIUS”)

6. Guru menjelaskan materi-materi

pembelajaran yang akan dipelajari secara

garis besar

7. Guru menggali komitmen siswa untuk

terlibat secara aktif dalam proses

pembelajaran

10 menit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

362

b. Apersepsi

8. Guru memberikan apersepsi terkait dengan:

a. Guru memberikan informasi kompetensi,

materi, tujuan, manfaat, dan langkah

pembelajaran yang akan dilaksanakan

b. Peserta didik menerima informasi

kompetensi, materi, tujuan, manfaat, dan

langkah pembelajaran yang akan

dilaksanakan

c. Menyepakati kegiatan yang akan

dilakukan (PPK-Penguatan Pendidikan

Karakter “Menanamkan sikap

bertanggung jawab atas apa yang

menjadi kesempatan”)

d. Siswa diberikan pertanyaan menantang

mengenai materi yang akan dipelajari

Inti Mengamati

1) Peserta didik membaca mengenai materi

yang berkaitan (literasi media)

2) Peserta didik diberikan materi beserta latihan

soal mengenai perbandingan trigonometri di

semua kuadran

3) Peserta didik mencermati materi yang telah

diberikan (literasi komunikasi

“kompetensi memahami/mendengarkan”)

4) Beserta guru, maka peserta didik bersama-

sama menyelesaikan soal mengenai

perbandingan trigonometri di semua kuadran

tersebut

70 menit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

363

Menanya

1) Peserta didik bertanya mengenai materi yang

telah dijelaskan dan materi yang belum

dipahami

2) Peserta didik mencatat materi yang diberikan

(literasi komunikasi “Menulis penjelasan

guru”)

Mencoba dan Mengasosiasi

1) Setelah peserta didik memahami materi yang

dijelaskan maka guru memberikan beberapa

latihan soal mengenai perbandingan

trigonometri di semua kuadran yang telah

dibahas

2) Peserta didik berdiskusi dengan temannya

dalam menyelesaikan soal yang diberikan

(4C- COMMUNICATION “Peserta didik

dapat menciptakan, memahami, dan

saling berkomunikasi dengan teman-

temannya dalam menyampaikan

pendapat/gagasan”, COLLABORATIVE

“Peserta didik menunjukkan kerjasama,

kepemimpinan, beradaptasi,

menghormati atas perspektif yang

berbeda untuk mencapai tujuan bagi diri

sendiri dan orang lain “, CRITICAL

THINKING “Peserta didik memiliki

kemampuan untuk menyusun, menalar,

mengungkapkan, menganalisa, dan

menyelesaikan masalah secara mandiri

atas pilihan yang sulit dan rumit”,

CREATIVITY “Peserta didik memiliki

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

364

kemampuan untuk mengembangkan,

melaksanakan, dan menyampaikan

gagasan-gagasan baru kepada yang lain;

bersikap terbuka dan responsif terhadap

perspektif baru dan berbeda”)

3) Guru menilai sikap peserta didik dalam

mengerjakan latihan soal yang telah

diberikan

Mengkomunikasikan

1) Peserta didik menuliskan penyelesaian

latihan soal mengenai perbandingan

trigonometri di semua kuadran yang telah

dibahas

2) Peserta didik mendiskusikan/melakukan

tanya jawab mengenai penyelesaian yang

telah dikerjakan

Penutup 1. Peserta didik melakukan evaluasi

pembelajaran

2. Peserta didik memberikan umpan balik

terhadap evaluasi pembelajaran yang telah

dicapai

3. Peserta didik membersihkan dan

membereskan kelas (PPK-Penguatan

Pendidikan Karakter “CINTA

LINGKUNGAN”)

4. Guru menyimpulkan kembali materi

pembelajaran

5. Siswa beserta guru mengakhiri KBM dengan

mengucapkan syukur kepada Tuhan (PPK-

Penguatan Pendidikan Karakter

“RELIGIUS”)

10 menit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

365

Pertemuan 4 (𝟐 × 𝟒𝟎 𝒎𝒆𝒏𝒊𝒕)

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi

Waktu

Pendahuluan

a. Orientasi

b. Apersepsi

1. Guru mengucapkan salam dan mengecek

kehadiran siswa (PPK-Penguatan

Pendidikan Karakter “SOPAN” dan

“DISIPLIN”)

2. Peserta didik merespon salam tanda syukur

pada anugerah Tuhan dan saling mendoakan

(PPK-Penguatan Pendidikan Karakter

“RELIGIUS”)

3. Guru memeriksa kesiapan ruang kelas, yaitu

dengan meminta peserta didik untuk

mengecek kebersihan tempat duduk masing-

masing (PPK-Penguatan Pendidikan

Karakter “CINTA LINGKUNGAN”)

4. Guru memeriksa kesiapan peserta didik

untuk belajar, yaitu dengan meminta siswa

untuk meletakkan buku pelajaran

matematika dan menyiapkan perlengkapan

alat tulis yang diperlukan serta meminta

peserta didik untuk menyimpan

perlengkapan yang tidak dibutuhkan dalam

pembelajaran

5. Guru meminta salah satu peserta didik untuk

memimpin doa (PPK-Penguatan

Pendidikan Karakter “RELIGIUS”)

6. Guru menggali komitmen siswa untuk

terlibat secara aktif dalam proses

pembelajaran

7. Guru memberikan apersepsi terkait dengan:

a. Guru memberikan informasi

kompetensi, materi, tujuan, manfaat, dan

10 menit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

366

langkah pembelajaran yang akan

dilaksanakan

b. Peserta didik menerima informasi

kompetensi, materi, tujuan, manfaat, dan

langkah pembelajaran yang akan

dilaksanakan

c. Menyepakati kegiatan yang akan

dilakukan (PPK-Penguatan Pendidikan

Karakter “Menanamkan sikap

bertanggung jawab atas apa yang

menjadi kesempatan”)

Inti Mengamati

1) Peserta didik diberikan beberapa contoh

latihan soal mengenai materi perbandingan

trigonometri untuk sudut-sudut berelasi

2) Beserta guru, maka peserta didik bersama-

sama menyelesaikan soal mengenai materi

perbandingan trigonometri untuk sudut-sudut

berelasi

Menanya

1) Peserta didik bertanya mengenai materi yang

telah dijelaskan dan materi yang belum

dipahami

2) Peserta didik mencatat penyelesaian dari

latihan soal yang telah diberikan

Mencoba dan Mengasosiasi

1) Setelah peserta didik memahami materi yang

dijelaskan maka guru memberikan beberapa

latihan soal mengenai perbandingan

trigonometri untuk sudut-sudut berelasi yang

telah dibahas

60 menit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

367

2) Guru menilai sikap peserta didik dalam

mengerjakan latihan soal yang telah

diberikan

Mengkomunikasikan

1) Peserta didik menuliskan penyelesaian

latihan soal mengenai perbandingan

trigonometri untuk sudut-sudut berelasi

2) Peserta didik mendiskusikan/melakukan

tanya jawab mengenai penyelesaian yang

telah dikerjakan

Penutup 1. Peserta didik melakukan evaluasi

pembelajaran

2. Peserta didik memberikan umpan balik

terhadap evaluasi pembelajaran yang telah

dicapai

3. Peserta didik membersihkan dan

membereskan kelas (PPK-Penguatan

Pendidikan Karakter “CINTA

LINGKUNGAN”)

4. Guru menyimpulkan kembali materi

pembelajaran

5. Siswa beserta guru mengakhiri KBM dengan

mengucapkan syukur kepada Tuhan (PPK-

Penguatan Pendidikan Karakter

“RELIGIUS”)

10 menit

Pertemuan 5 (𝟐 × 𝟒𝟓 𝒎𝒆𝒏𝒊𝒕)

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi

Waktu

Pendahuluan

a. Orientasi

1. Guru mengucapkan salam dan mengecek

kehadiran siswa (PPK-Penguatan

Pendidikan Karakter “SOPAN” dan

“DISIPLIN”)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

368

b. Apersepsi

2. Peserta didik merespon salam tanda syukur

pada anugerah Tuhan dan saling mendoakan

(PPK-Penguatan Pendidikan Karakter

“RELIGIUS”)

3. Guru memeriksa kesiapan ruang kelas, yaitu

dengan meminta peserta didik untuk

mengecek kebersihan tempat duduk masing-

masing (PPK-Penguatan Pendidikan

Karakter “CINTA LINGKUNGAN”)

4. Guru memeriksa kesiapan peserta didik

untuk belajar, yaitu dengan meminta siswa

untuk meletakkan buku pelajaran

matematika dan menyiapkan perlengkapan

alat tulis yang diperlukan serta meminta

peserta didik untuk menyimpan

perlengkapan yang tidak dibutuhkan dalam

pembelajaran

5. Guru meminta salah satu peserta didik untuk

memimpin doa (PPK-Penguatan

Pendidikan Karakter “RELIGIUS”)

6. Guru menggali komitmen siswa untuk

terlibat secara aktif dalam proses

pembelajaran

7. Guru memberikan apersepsi terkait dengan:

a. Guru memberikan informasi

kompetensi, materi, tujuan, manfaat, dan

langkah pembelajaran yang akan

dilaksanakan

b. Peserta didik menerima informasi

kompetensi, materi, tujuan, manfaat, dan

langkah pembelajaran yang akan

dilaksanakan

10 menit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

369

c. Menyepakati kegiatan yang akan

dilakukan (PPK-Penguatan Pendidikan

Karakter “Menanamkan sikap

bertanggung jawab atas apa yang

menjadi kesempatan”)

Inti Mengamati

1) Peserta didik diberikan beberapa contoh

latihan soal mengenai materi perbandingan

trigonometri untuk sudut-sudut berelasi

2) Beserta guru, maka peserta didik bersama-

sama menyelesaikan soal mengenai materi

perbandingan trigonometri untuk sudut-sudut

berelasi

Menanya

1) Peserta didik bertanya mengenai materi yang

telah dijelaskan dan materi yang belum

dipahami

2) Peserta didik mencatat penyelesaian dari

latihan soal yang telah diberikan

Mencoba dan Mengasosiasi

1) Setelah peserta didik memahami materi yang

dijelaskan maka guru memberikan beberapa

latihan soal mengenai perbandingan

trigonometri untuk sudut-sudut berelasi yang

telah dibahas

2) Guru menilai sikap peserta didik dalam

mengerjakan latihan soal yang telah

diberikan

Mengkomunikasikan

70 menit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

370

1) Peserta didik menuliskan penyelesaian

latihan soal mengenai perbandingan

trigonometri untuk sudut-sudut berelasi

2) Peserta didik mendiskusikan/melakukan

tanya jawab mengenai penyelesaian yang

telah dikerjakan

Penutup 1. Peserta didik melakukan evaluasi

pembelajaran

2. Peserta didik memberikan umpan balik

terhadap evaluasi pembelajaran yang telah

dicapai

3. Peserta didik membersihkan dan

membereskan kelas (PPK-Penguatan

Pendidikan Karakter “CINTA

LINGKUNGAN”)

4. Guru menyimpulkan kembali materi

pembelajaran

5. Siswa beserta guru mengakhiri KBM dengan

mengucapkan syukur kepada Tuhan (PPK-

Penguatan Pendidikan Karakter

“RELIGIUS”)

10 menit

Pertemuan 6 (𝟐 × 𝟒𝟎 𝒎𝒆𝒏𝒊𝒕)

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi

Waktu

Pendahuluan

a. Orientasi

1. Guru mengucapkan salam dan mengecek

kehadiran siswa (PPK-Penguatan

Pendidikan Karakter “SOPAN” dan

“DISIPLIN”)

2. Peserta didik merespon salam tanda syukur

pada anugerah Tuhan dan saling mendoakan

(PPK-Penguatan Pendidikan Karakter

“RELIGIUS”)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

371

b. Apersepsi

3. Guru memeriksa kesiapan ruang kelas, yaitu

dengan meminta peserta didik untuk

mengecek kebersihan tempat duduk masing-

masing (PPK-Penguatan Pendidikan

Karakter “CINTA LINGKUNGAN”)

4. Guru memeriksa kesiapan peserta didik

untuk belajar, yaitu dengan meminta siswa

untuk meletakkan buku pelajaran

matematika dan menyiapkan perlengkapan

alat tulis yang diperlukan serta meminta

peserta didik untuk menyimpan

perlengkapan yang tidak dibutuhkan dalam

pembelajaran

5. Guru meminta salah satu peserta didik untuk

memimpin doa (PPK-Penguatan

Pendidikan Karakter “RELIGIUS”)

6. Guru menggali komitmen siswa untuk

terlibat secara aktif dalam proses

pembelajaran

8. Guru memberikan apersepsi terkait dengan:

a. Guru memberikan informasi

kompetensi, materi, tujuan, manfaat, dan

langkah pembelajaran yang akan

dilaksanakan

b. Peserta didik menerima informasi

kompetensi, materi, tujuan, manfaat, dan

langkah pembelajaran yang akan

dilaksanakan

c. Menyepakati kegiatan yang akan

dilakukan (PPK-Penguatan Pendidikan

Karakter “Menanamkan sikap

bertanggung jawab atas apa yang

menjadi kesempatan”)

10 menit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

372

Inti Mengamati

1) Peserta didik diberikan beberapa contoh

latihan soal mengenai materi perbandingan

trigonometri untuk sudut-sudut berelasi

2) Beserta guru, maka peserta didik bersama-

sama menyelesaikan soal mengenai materi

perbandingan trigonometri untuk sudut-sudut

berelasi

Menanya

1) Peserta didik bertanya mengenai materi yang

telah dijelaskan dan materi yang belum

dipahami

2) Peserta didik mencatat penyelesaian dari

latihan soal yang telah diberikan

Mencoba dan Mengasosiasi

1) Setelah peserta didik memahami materi yang

dijelaskan maka guru memberikan beberapa

latihan soal mengenai perbandingan

trigonometri untuk sudut-sudut berelasi yang

telah dibahas

2) Guru menilai sikap peserta didik dalam

mengerjakan latihan soal yang telah

diberikan

Mengkomunikasikan

1) Peserta didik menuliskan penyelesaian

latihan soal mengenai perbandingan

trigonometri untuk sudut-sudut berelasi

2) Peserta didik mendiskusikan/melakukan

tanya jawab mengenai penyelesaian yang

telah dikerjakan

60 menit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

373

Penutup 1. Peserta didik melakukan evaluasi

pembelajaran

2. Peserta didik memberikan umpan balik

terhadap evaluasi pembelajaran yang telah

dicapai

3. Peserta didik membersihkan dan

membereskan kelas (PPK-Penguatan

Pendidikan Karakter “CINTA

LINGKUNGAN”)

4. Guru menyimpulkan kembali materi

pembelajaran

5. Siswa beserta guru mengakhiri KBM dengan

mengucapkan syukur kepada Tuhan (PPK-

Penguatan Pendidikan Karakter

“RELIGIUS”)

10 menit

Pertemuan 7 (𝟐 × 𝟒𝟓 𝒎𝒆𝒏𝒊𝒕)

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi

Waktu

Pendahuluan

a. Orientasi

1. Guru mengucapkan salam dan mengecek

kehadiran siswa (PPK-Penguatan

Pendidikan Karakter “SOPAN” dan

“DISIPLIN”)

2. Peserta didik merespon salam tanda syukur

pada anugerah Tuhan dan saling mendoakan

(PPK-Penguatan Pendidikan Karakter

“RELIGIUS”)

3. Guru memeriksa kesiapan ruang kelas, yaitu

dengan meminta peserta didik untuk

mengecek kebersihan tempat duduk masing-

masing (PPK-Penguatan Pendidikan

Karakter “CINTA LINGKUNGAN”)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

374

b. Apersepsi

4. Guru memeriksa kesiapan peserta didik

untuk belajar, yaitu dengan meminta siswa

untuk meletakkan buku pelajaran

matematika dan menyiapkan perlengkapan

alat tulis yang diperlukan serta meminta

peserta didik untuk menyimpan

perlengkapan yang tidak dibutuhkan dalam

pembelajaran

5. Guru meminta salah satu peserta didik untuk

memimpin doa (PPK-Penguatan

Pendidikan Karakter “RELIGIUS”)

6. Guru menggali komitmen siswa untuk

terlibat secara aktif dalam proses

pembelajaran

7. Guru memberikan apersepsi terkait dengan:

a. Guru memberikan informasi

kompetensi, materi, tujuan, manfaat, dan

langkah pembelajaran yang akan

dilaksanakan

b. Peserta didik menerima informasi

kompetensi, materi, tujuan, manfaat, dan

langkah pembelajaran yang akan

dilaksanakan

c. Menyepakati kegiatan yang akan

dilakukan (PPK-Penguatan Pendidikan

Karakter “Menanamkan sikap

bertanggung jawab atas apa yang

menjadi kesempatan”)

10 menit

Inti Mengamati

1) Peserta didik diberikan beberapa contoh

latihan soal mengenai materi perbandingan

trigonometri untuk sudut-sudut berelasi

70 menit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

375

2) Beserta guru, maka peserta didik bersama-

sama menyelesaikan soal mengenai materi

perbandingan trigonometri untuk sudut-sudut

berelasi

Menanya

1) Peserta didik bertanya mengenai materi yang

telah dijelaskan dan materi yang belum

dipahami

2) Peserta didik mencatat penyelesaian dari

latihan soal yang telah diberikan

Mencoba dan Mengasosiasi

1) Setelah peserta didik memahami materi yang

dijelaskan maka guru memberikan beberapa

latihan soal mengenai perbandingan

trigonometri untuk sudut-sudut berelasi yang

telah dibahas

2) Guru menilai sikap peserta didik dalam

mengerjakan latihan soal yang telah

diberikan

Mengkomunikasikan

1) Peserta didik menuliskan penyelesaian

latihan soal mengenai perbandingan

trigonometri untuk sudut-sudut berelasi

2) Peserta didik mendiskusikan/melakukan

tanya jawab mengenai penyelesaian yang

telah dikerjakan

Penutup 1. Peserta didik melakukan evaluasi

pembelajaran

10 menit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

376

2. Peserta didik memberikan umpan balik

terhadap evaluasi pembelajaran yang telah

dicapai

3. Peserta didik membersihkan dan

membereskan kelas (PPK-Penguatan

Pendidikan Karakter “CINTA

LINGKUNGAN”)

4. Guru menyimpulkan kembali materi

pembelajaran

5. Siswa beserta guru mengakhiri KBM dengan

mengucapkan syukur kepada Tuhan (PPK-

Penguatan Pendidikan Karakter

“RELIGIUS”)

Pertemuan 8 (𝟐 × 𝟒𝟎 𝒎𝒆𝒏𝒊𝒕)

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi

Waktu

Pendahuluan

a. Orientasi

1. Guru mengucapkan salam dan mengecek

kehadiran siswa (PPK-Penguatan

Pendidikan Karakter “SOPAN” dan

“DISIPLIN”)

2. Peserta didik merespon salam tanda syukur

pada anugerah Tuhan dan saling mendoakan

(PPK-Penguatan Pendidikan Karakter

“RELIGIUS”)

3. Guru memeriksa kesiapan ruang kelas, yaitu

dengan meminta peserta didik untuk

mengecek kebersihan tempat duduk masing-

masing (PPK-Penguatan Pendidikan

Karakter “CINTA LINGKUNGAN”)

4. Guru memeriksa kesiapan peserta didik

untuk belajar, yaitu dengan meminta siswa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

377

b. Apersepsi

untuk meletakkan buku pelajaran

matematika dan menyiapkan perlengkapan

alat tulis yang diperlukan serta meminta

peserta didik untuk menyimpan

perlengkapan yang tidak dibutuhkan dalam

pembelajaran

5. Guru meminta salah satu peserta didik untuk

memimpin doa (PPK-Penguatan

Pendidikan Karakter “RELIGIUS”)

6. Guru menggali komitmen siswa untuk

terlibat secara aktif dalam proses

pembelajaran

7. Guru memberikan apersepsi terkait dengan:

a. Guru memberikan informasi

kompetensi, materi, tujuan, manfaat, dan

langkah pembelajaran yang akan

dilaksanakan

b. Peserta didik menerima informasi

kompetensi, materi, tujuan, manfaat, dan

langkah pembelajaran yang akan

dilaksanakan

c. Menyepakati kegiatan yang akan

dilakukan (PPK-Penguatan Pendidikan

Karakter “Menanamkan sikap

bertanggung jawab atas apa yang

menjadi kesempatan”)

10 menit

Inti Mengamati

1) Peserta didik diberikan beberapa contoh

latihan soal mengenai materi perbandingan

trigonometri untuk sudut-sudut berelasi

2) Beserta guru, maka peserta didik bersama-

sama menyelesaikan soal mengenai materi

60 menit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

378

perbandingan trigonometri untuk sudut-sudut

berelasi

Menanya

1) Peserta didik bertanya mengenai materi yang

telah dijelaskan dan materi yang belum

dipahami

2) Peserta didik mencatat penyelesaian dari

latihan soal yang telah diberikan

Mencoba dan Mengasosiasi

1) Setelah peserta didik memahami materi yang

dijelaskan maka guru memberikan beberapa

latihan soal mengenai perbandingan

trigonometri untuk sudut-sudut berelasi

beserta latihan soal untuk materi-materi yang

telah dibahas

2) Guru menilai sikap peserta didik dalam

mengerjakan latihan soal yang telah

diberikan

Mengkomunikasikan

1) Peserta didik menuliskan penyelesaian

latihan soal mengenai perbandingan

trigonometri untuk sudut-sudut berelasi

2) Peserta didik menuliskan penyelesaian

latihan soal untuk materi yang telah dibahas

3) Peserta didik mendiskusikan/melakukan

tanya jawab mengenai penyelesaian yang

telah dikerjakan

Penutup 1. Peserta didik melakukan evaluasi

pembelajaran

10 menit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

379

2. Peserta didik memberikan umpan balik

terhadap evaluasi pembelajaran yang telah

dicapai

3. Peserta didik membersihkan dan

membereskan kelas (PPK-Penguatan

Pendidikan Karakter “CINTA

LINGKUNGAN”)

4. Peserta didik melakukan refleksi terhadap

pembelajaran

5. Guru menyimpulkan kembali materi

pembelajaran

6. Siswa beserta guru mengakhiri KBM dengan

mengucapkan syukur kepada Tuhan (PPK-

Penguatan Pendidikan Karakter

“RELIGIUS”)

K. Penilaian Hasil Belajar, Remedial, dan Pengayaan

Aspek Teknik Penilaian Bentuk/Instrumen

Sikap Observasi selama KBM Catatan dalam jurnal guru

Pengetahuan Penugasan:

Tugas Mandiri

(lampiran 1.2)

Rubrik penilaian tugas

individu

Keterampilan Unjuk Kerja:

Presentasi hasil kerja

individu

Rubrik penilaian

presentasi

Pembelajaran Remedial

Kegiatan pembelajaran remedial antara lain dalam bentuk

1) Pembelajaran ulang

2) Bimbingan perorangan

3) Belajar kelompok

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

380

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

381

LAMPIRAN

Lampiran 1.1. Materi Pembelajaran

A. Perbandingan Trigonometri untuk Sudut Khusus

Nilai-nilai perbandingan trigonometri untuk sudut-sudut khusus

Besar sudut ∝°

0° 30° 45° 60° 90°

Sin ∝° 0 1

2

1

2√2

1

2√3 1

Cos ∝° 1 1

2√3

1

2√2

1

2 0

Tan ∝° 0 1

3√3 1 √3 -

Cot ∝° - √3 1 1

3√3 0

Sec ∝° 1 2

3√3 √2 2 -

Cosec ∝° - 2 √2 2

3√3 1

B. Perbandingan Trigonometri Sudut-sudut di Semua Kuadran

Sudut-sudut dikelompokkan berdasarkan 4 wilayah atau kuadran didasarkan pada

besarnya sudut, yaitu:

1. Sudut-sudut yang terletak di kuadran I, yaitu sudut-sudut yang besarnya antara 0°

sampai 90° atau 0° <∝1° < 90°

2. Sudut-sudut yang terletak di kuadran II, yaitu sudut-sudut yang besarnya antara 90°

sampai 180° atau 90° <∝2° < 180°

3. Sudut-sudut yang terletak di kuadran III, yaitu sudut-sudut yang besarnya antara

180° sampai 270° atau 180° <∝3° < 270°

4. Sudut-sudut yang terletak di kuadran IV, yaitu sudut-sudut yang besarnya antara

370° sampai 360° atau 270° <∝4° < 360°

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

382

Sehingga tanda-tanda perbandingan trigonometri untuk di semua kuadran adalah

sebagai berikut:

Perbandingan

Trigonometri

Sudut-sudut di kuadran

I II III IV

Sin + + − −

Cos + − − +

Tan + − + −

Cot + − + −

Sec + − − +

Cosec + + − −

Diantara setiap perbandingan trigonometri berikut ini, manakah yang bertanda positif

dan manakah yang bertanda negatif?

a. sin 105°

sin 105° bertanda positif, sebab 105° sudut di kuadran II

b. cos 236°

cos 236°bertanda negatif, sebab 236° sudut di kuadran III

c. tan 98°

tan 98° bertanda negatif, sebab 98°sudut di kuadran II

d. cot 87°

cot 87° bertanda positif, sebab 87° sudut di kuadran I

e. sec 144°

sec 144° bertanda negatif, sebab 144°sudut di kuadran II

f. cosec 80°

cosec 80° bertanda positif, sebab 80° sudut di kuadran I

C. Perbandingan Trigonometri untuk Sudut-sudut Berelasi

1. Perbandingan trigonometri untuk sudut (90° − 𝛼°)

a. sin (90° − 𝛼°) = cos 𝛼°

b. cos (90° − 𝛼°) = sin 𝛼°

c. tan (90° − 𝛼°) = cot 𝛼°

d. cot (90° − 𝛼°) = tan 𝛼°

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

383

e. sec (90° − 𝛼°) = cosec 𝛼°

f. cosec (90° − 𝛼°) = sec 𝛼°

Contoh:

Nyatakan perbandingan trigonometri berikut ini dalam perbandingan trigonometri

sudut komplemennya

a. sin 36°

sin 36° = sin (90° − 54°) = cos 54°

Jadi sin 36° = cos 54°

b. cot 18°

cot 18° = cot (90° − 72°) = tan 72°

Jadi cot 18° = tan 72°

c. sec 12°

sec 12° = sec (90° − 78°) = cosec 78°

Jadi sec 12° = cosec 78°

2. Perbandingan trigonometri untuk sudut (90° + 𝛼°)

a. sin (90° + 𝛼°) = cos 𝛼°

b. cos (90° + 𝛼°) = - sin 𝛼°

c. tan (90° + 𝛼°) = - cot 𝛼°

d. cot (90° + 𝛼°) = - tan 𝛼°

e. sec (90° + 𝛼°) = - cosec 𝛼°

f. cosec (90° + 𝛼°) = sec 𝛼°

Hitunglah nilai dari:

a. sin 120°

sin 120° = sin (90° + 30°) = cos 30° = 1

2√3

Jadi sin 120° = cos 30° = 1

2√3

b. cos 135°

cos 135° = cos (90° + 45°) = -sin 45° = - 1

2√2

Jadi cos 135° = -sin 45° = - 1

2√2

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

384

c. tan 150°

tan 150° = tan (90° + 60°) = - cot 60° = - 1

3√3

Jadi tan 150° = - cot 60° = - 1

3√3

3. Perbandingan trigonometri untuk sudut (180° − 𝛼°)

a. sin (180° − 𝛼°) = sin 𝛼°

b. cos (180° − 𝛼°) = - cos 𝛼°

c. tan (180° − 𝛼°) = - tan 𝛼°

d. cot (180° − 𝛼°) = - cot 𝛼°

e. sec (180° − 𝛼°) = - sec 𝛼°

f. cosec (180° − 𝛼°) = cosec 𝛼°

Hitunglah nilai dari:

a. sin 120°

sin 120° = sin (180° − 60°) = sin 60° = 1

2√3

Jadi sin 120° = sin 60° = 1

2√3

b. cos 135°

cos 135° = cos (180° − 45°) = -cos 45° = - 1

2√2

Jadi cos 135° = -cos 45° = - 1

2√2

c. tan 150°

tan 150° = tan (180° − 30°) = - tan 30° = - 1

3√3

Jadi tan 150° = - tan 30° = - 1

3√3

4. Perbandingan trigonometri untuk sudut (180° + 𝛼°)

g. sin (180° + 𝛼°) = - sin 𝛼°

h. cos (180° + 𝛼°) = - cos 𝛼°

i. tan (180° + 𝛼°) = tan 𝛼°

j. cot (180° + 𝛼°) = cot 𝛼°

k. sec (180° + 𝛼°) = - sec 𝛼°

l. cosec (180° + 𝛼°) = - cosec 𝛼°

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

385

Hitunglah nilai dari:

a. sin 240°

sin 240° = sin (180° + 60°) = - sin 60° = - 1

2√3

Jadi sin 240° = - sin 60° = - 1

2√3

b. cos 225°

cos 225° = cos (180° + 45°) = -cos 45° = - 1

2√2

Jadi cos 225° = -cos 45° = - 1

2√2

c. tan 210°

tan 210° = tan (180° + 30°) = tan 30° = 1

3√3

Jadi tan 210° = tan 30° = 1

3√3

5. Perbandingan trigonometri untuk sudut (270° ± 𝛼°)

a. sin (270° − 𝛼°) = - cos 𝛼°

b. cos (270° − 𝛼°) = - sin 𝛼°

c. tan (270° − 𝛼°) = cot 𝛼°

d. cot (270° − 𝛼°) = tan 𝛼°

e. sec (270° − 𝛼°) = - cosec 𝛼°

f. cosec (270° − 𝛼°) = - sec 𝛼°

a. sin (270° + 𝛼°) = - cos 𝛼°

b. cos (270° + 𝛼°) = sin 𝛼°

c. tan (270° + 𝛼°) = - cot 𝛼°

d. cot (270° + 𝛼°) = - tan 𝛼°

e. sec (270° + 𝛼°) = cosec 𝛼°

f. cosec (270° + 𝛼°) = - sec 𝛼°

Hitunglah nilai dari:

a. sin 240°

sin 240° = sin (270° − 30°) = - cos 30° = - 1

2√3

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

386

Jadi sin 240° = - cos 30° = - 1

2√3

b. cos 225°

cos 225° = cos (270° − 45°) = -sin 45° = - 1

2√2

Jadi cos 225° = -sin 45° = - 1

2√2

c. tan 210°

tan 210° = tan (270° − 60°) = cot 30° = 1

3√3

Jadi tan 210° = cot 60° = 1

3√3

6. Perbandingan trigonometri untuk sudut negatif (−𝛼°)

a. sin (−𝛼°) = - sin 𝛼°

b. cos (−𝛼°) = cos 𝛼°

c. tan (−𝛼°) = - tan 𝛼°

d. cot (−𝛼°) = - cot 𝛼°

e. sec (−𝛼°) = sec 𝛼°

f. cosec (−𝛼°) = - cosec 𝛼°

Hitunglah nilai dari:

a. sin(−30°)

sin(−30°) = - sin 30° = - 1

2

Jadi sin(−30°) = - 1

2

b. tan(−45°)

tan(−45°) = -tan 45° = - 1

Jadi tan(−45°) = -1

7. Perbandingan trigonometri untuk sudut (𝑛 ∙ 360° − 𝛼°) dan sudut (𝑛 ∙ 360° + 𝛼°)

a. sin (𝑛 ∙ 360° − 𝛼°) = sin (−𝛼°) = - sin 𝛼°

b. cos (𝑛 ∙ 360° − 𝛼°) = cos (−𝛼°) = cos 𝛼°

c. tan (𝑛 ∙ 360° − 𝛼°) = tan (−𝛼°) = - tan 𝛼°

d. cot (𝑛 ∙ 360° − 𝛼°) = cot (−𝛼°) = - cot 𝛼°

e. sec (𝑛 ∙ 360° − 𝛼°) = sec (−𝛼°) = sec 𝛼°

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

387

f. cosec (𝑛 ∙ 360° − 𝛼°) = cosec (−𝛼°) = - cosec 𝛼°

a. sin (𝑛 ∙ 360° + 𝛼°) = sin 𝛼°

b. cos (𝑛 ∙ 360° + 𝛼°) = cos 𝛼°

c. tan (𝑛 ∙ 360° + 𝛼°) = tan 𝛼°

d. cot (𝑛 ∙ 360° + 𝛼°) = cot 𝛼°

e. sec (𝑛 ∙ 360° + 𝛼°) = sec 𝛼°

f. cosec (𝑛 ∙ 360° + 𝛼°) = cosec 𝛼°

Hitunglah nilai dari:

a. sin 330°

sin 330° = sin (360° − 30°) = - sin 30° = - 1

2

Jadi sin 330° = - sin 30° = - 1

2

b. cos 315°

cos 315° = cos (360° − 45°) = cos 45° = 1

2√2

Jadi cos 315° = cos 45° = 1

2√2

c. tan 300°

tan 300° = tan (360° − 60°) = - tan 60° = −√3

Jadi tan 210° = - tan 60° = −√3

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

388

Lampiran 1.2. Tugas Individu

1. Nyatakan perbandingan trigonometri berikut ini dalam perbandingan trigonometri

sudut komplemennya!

a. sin 52°

b. cos 16°

c. tan 57°

d. cot 28°

e. sec 56°

f. cosec 49°

2. Dengan menggunakan rumus perbandingan trigonometri untuk sudut (90° +∝°) dan

(180° −∝°), hitunglah nilai dari setiap perbandingan trigonometri berikut ini!

a. sin 135°

b. cos 150°

c. tan 120°

3. Dengan menggunakan rumus perbandingan trigonometri untuk sudut (180° + ∝°) dan

(270° −∝°), hitunglah nilai dari setiap perbandingan trigonometri berikut ini!

a. sin 225°

b. cos 210°

c. cos 240°

d. tan 225°

4. Dengan menggunakan rumus perbandingan trigonometri untuk sudut (270° + ∝°) dan

(360° −∝°), hitunglah nilai dari setiap perbandingan trigonometri berikut ini!

a. sin 315°

b. cos 300°

c. tan 315°

d. tan 330°

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

389

Lampiran 1.3. Lembar Refleksi

LEMBAR REFLEKSI

1. Tuliskan pengalaman anda ketika mempelajari Matematika!

2. Nilai-nilai apakah yang kalian peroleh dalam mempelajari Matematika?

3. Tuliskan pengalaman Anda ketika belajar Matematika dengan Pak Budi!

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

390

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

391

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

392

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

393

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

394

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

395

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

396

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

397

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

398

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

399

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

400

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

401

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

402

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

403

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

404

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Satuan Pendidikan: SMA Santo Yosef Pangkalpinang

Mata Pelajaran : Matematika

Kelas/Semester : XI (sebelas) IS/II (dua) (genap)

Materi Pokok : Peluang

Alokasi Waktu : 14 × 45 menit

A. Standar Kompetensi

1. Menggunakan aturan statistika, kaidah pencacahan, dan sifat-sifat peluang

dalam pemecahan masalah

B. Kompetensi Dasar

1.6 Menentukan peluang suatu kejadian dan penafsirannya

C. Indikator Pencapaian Kompetensi

1. Dapat menghitung nilai peluang dengan menggunakan ruang contoh

2. Dapat menghitung peluang dengan pendekatan definisi peluang klasik

3. Dapat menghitung frekuensi harapan suatu kejadian

4. Dapat menentukan peluang komplemen suatu kejadian

D. Tujuan Pembelajaran

1. Peserta didik dapat menghitung nilai peluang dengan menggunakan ruang

contoh

2. Peserta didik dapat menghitung peluang dengan pendekatan definisi peluang

klasik

3. Peserta didik dapat menghitung frekuensi harapan suatu kejadian

4. Peserta didik dapat menentukan peluang komplemen suatu kejadian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

405

Karakter siswa yang diharapkan:

Disiplin, bertanggung jawab, kreatif, religius, jujur, toleransi, kerja keras,

menghargai orang lain, peduli lingkungan, gemar membaca, peduli sosial, cinta

tanah air, teliti, rasa ingin tahu

E. Materi Pokok

Peluang suatu kejadian

F. Uraian Materi

1. Peluang dengan menggunakan ruang contoh

2. Peluang dengan pendekatan definisi peluang klasik

3. Frekuensi harapan suatu kejadian

4. Peluang komplemen suatu kejadian

G. Pendekatan

Kontekstual

H. Metode Pembelajaran

Diskusi Kelompok, Penugasan

I. Media dan Alat Pembelajaran

1. Media Pembelajaran : CD Pembelajaran

2. Alat Pembelajaran : Papan tulis

J. Sumber Pembelajaran

Wirodikromo, Sartono. 2006. Matematika untuk SMA Kelas XI Program Ilmu

Sosial. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Supatmono, Catur dan Sriyanto. 2011. Matematika Kontekstual untuk SMA/MA

Kelas XI Program Studi Ilmu Pengetahuan Sosial. Klaten: PT Intan Pariwara.

Murniati, Suwarsini, dkk. 2009. Matematika SMA Kelas XI. Jakarta: Penerbit

Yudhistira.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

406

K. Strategi Pembelajaran

Tatap Muka Terstruktur Mandiri

Memahami

permasalahan peluang

dengan kaitannya pada

kebutuhan sehari-hari

Mencari informasi

tentang materi peluang

melalui berbagai macam

sumber

Peserta didik dapat

mengidentifikasi materi

peluang

L. Skenario Pembelajaran

Pertemuan 1 (𝟐 × 𝟒𝟓 𝒎𝒆𝒏𝒊𝒕)

1. Kegiatan Awal

a. Apersepsi

Guru mengingatkan kembali materi ruang sampel dan kejadian pada

pertemuan sebelumnya.

b. Motivasi

Peluang dalam kehidupan sehari-hari dapat digunakan untuk membantu

seseorang untuk menentukan suatu perhitungan yang tepat dalam

mengambil keputusan yang ada.

2. Kegiatan Inti

a. Eksplorasi

Dalam kegiatan eksplorasi, peserta didik:

Peserta didik dapat mendeskripsikan mengenai pengertian peluang. (nilai

yang ditanamkan: kerja keras, jujur, saling menghargai, rasa ingin

tahu, kreatif)

b. Elaborasi

Dalam kegiatan elaborasi, guru:

1) Menjelaskan materi mengenai peluang dengan menggunakan ruang

contoh. (nilai yang ditanamkan: rasa ingin tahu, kreatif, kerja

keras)

2) Memberikan latihan soal mengenai materi yang dipelajari. (nilai yang

ditanamkan: kreatif, rasa ingin tahu, kerja keras, bertanggung

jawab, disiplin)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

407

3) Peserta didik menjelaskan hasil yang diperolehnya di depan kelas dan

peserta didik yang lain menanggapi. (nilai yang ditanamkan: kerja

keras, jujur, saling menghargai)

4) Dengan bimbingan guru, peserta didik membuat kesimpulan. (nilai

yang ditanamkan: kerja keras, jujur, saling menghargai, kreatif)

c. Konfirmasi

Dalam kegiatan konfirmasi, siswa:

1) Menyimpulkan tentang hal-hal yang belum diketahui. (nilai yang

ditanamkan: kerja keras, saling menghargai, kreatif, rasa ingin

tahu)

2) Menjelaskan tentang hal-hal yang belum diketahui. (nilai yang

ditanamkan: kerja keras, jujur, saling menghargai, kreatif)

3. Kegiatan Akhir

a. Guru dan peserta didik melakukan refleksi. (nilai yang ditanamkan: kerja

keras, jujur, saling menghargai)

b. Penilaian (nilai yang ditanamkan: kerja keras, jujur, saling

menghargai, bertanggung jawab, disiplin, kreatif)

1) Ujian tertulis

2) Lembar pengamatan (afektif)

3) Lembar pengamatan (psikomotorik)

Pertemuan 2 (𝟐 × 𝟒𝟓 𝒎𝒆𝒏𝒊𝒕)

1. Kegiatan Awal

a. Apersepsi

Guru mengingatkan kembali materi peluang pada pertemuan sebelumnya.

b. Motivasi

Peluang dalam kehidupan sehari-hari dapat digunakan untuk membantu

seseorang untuk menentukan suatu perhitungan yang tepat dalam

mengambil keputusan yang ada serta memberikan penanaman karakter

kepada peserta didik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

408

2. Kegiatan Inti

a. Eksplorasi

Dalam kegiatan eksplorasi, peserta didik:

Peserta didik mengeksplorasi materi peluang dengan menggunakan ruang

contoh melalui latihan soal yang diberikan. (nilai yang ditanamkan: kerja

keras, jujur, saling menghargai, rasa ingin tahu, kreatif)

b. Elaborasi

Dalam kegiatan elaborasi, guru:

1) Menjelaskan materi mengenai peluang dengan menggunakan ruang

contoh. (nilai yang ditanamkan: rasa ingin tahu, kreatif, kerja

keras)

2) Memberikan latihan soal mengenai materi yang dipelajari. (nilai yang

ditanamkan: kreatif, rasa ingin tahu, kerja keras, bertanggung

jawab, disiplin)

3) Peserta didik menjelaskan hasil yang diperolehnya di depan kelas dan

peserta didik yang lain menanggapi. (nilai yang ditanamkan: kerja

keras, jujur, saling menghargai)

4) Dengan bimbingan guru, peserta didik membuat kesimpulan. (nilai

yang ditanamkan: kerja keras, jujur, saling menghargai, kreatif)

c. Konfirmasi

Dalam kegiatan konfirmasi, siswa:

1) Menyimpulkan tentang hal-hal yang belum diketahui. (nilai yang

ditanamkan: kerja keras, saling menghargai, kreatif, rasa ingin

tahu)

2) Menjelaskan tentang hal-hal yang belum diketahui. (nilai yang

ditanamkan: kerja keras, jujur, saling menghargai, kreatif)

3. Kegiatan Akhir

a. Guru dan peserta didik melakukan refleksi. (nilai yang ditanamkan: kerja

keras, jujur, saling menghargai)

b. Penilaian (nilai yang ditanamkan: kerja keras, jujur, saling

menghargai, bertanggung jawab, disiplin, kreatif)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

409

1) Ujian tertulis

2) Lembar pengamatan (afektif)

3) Lembar pengamatan (psikomotorik)

Pertemuan 3 (𝟐 × 𝟒𝟓 𝒎𝒆𝒏𝒊𝒕)

1. Kegiatan Awal

a. Apersepsi

Guru mengingatkan kembali materi peluang pada pertemuan sebelumnya.

b. Motivasi

Peluang dalam kehidupan sehari-hari dapat digunakan untuk membantu

seseorang untuk menentukan suatu perhitungan yang tepat dalam

mengambil keputusan yang ada serta memberikan penanaman karakter

kepada peserta didik

2. Kegiatan Inti

a. Eksplorasi

Dalam kegiatan eksplorasi, peserta didik:

Peserta didik mengeksplorasi materi peluang yang dipelajari melalui latihan

soal yang diberikan. (nilai yang ditanamkan: kerja keras, jujur, saling

menghargai, rasa ingin tahu, kreatif)

b. Elaborasi

Dalam kegiatan elaborasi, guru:

1) Menjelaskan materi mengenai peluang dengan menggunakan ruang

contoh. (nilai yang ditanamkan: rasa ingin tahu, kreatif, kerja

keras)

2) Memberikan latihan soal mengenai materi yang dipelajari. (nilai yang

ditanamkan: kreatif, rasa ingin tahu, kerja keras, bertanggung

jawab, disiplin)

3) Peserta didik menjelaskan hasil yang diperolehnya di depan kelas dan

peserta didik yang lain menanggapi. (nilai yang ditanamkan: kerja

keras, jujur, saling menghargai)

4) Dengan bimbingan guru, peserta didik membuat kesimpulan. (nilai

yang ditanamkan: kerja keras, jujur, saling menghargai, kreatif)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

410

c. Konfirmasi

Dalam kegiatan konfirmasi, siswa:

1) Menyimpulkan tentang hal-hal yang belum diketahui. (nilai yang

ditanamkan: kerja keras, saling menghargai, kreatif, rasa ingin

tahu)

2) Menjelaskan tentang hal-hal yang belum diketahui. (nilai yang

ditanamkan: kerja keras, jujur, saling menghargai, kreatif)

3. Kegiatan Akhir

a. Guru dan peserta didik melakukan refleksi. (nilai yang ditanamkan: kerja

keras, jujur, saling menghargai)

b. Penilaian (nilai yang ditanamkan: kerja keras, jujur, saling

menghargai, bertanggung jawab, disiplin, kreatif)

1) Ujian tertulis

2) Lembar pengamatan (afektif)

3) Lembar pengamatan (psikomotorik)

Pertemuan 4 (𝟐 × 𝟒𝟓 𝒎𝒆𝒏𝒊𝒕)

1. Kegiatan Awal

a. Apersepsi

Guru mengingatkan kembali materi peluang dengan menggunakan ruang

contoh pada pertemuan sebelumnya.

b. Motivasi

Menanamkan pendidikan karakter melalui materi yang akan dipelajari

2. Kegiatan Inti

a. Eksplorasi

Dalam kegiatan eksplorasi, peserta didik:

Peserta didik mengeksplorasi materi peluang yang memiliki kesempatan

yang sama (pendekatan definisi klasik) melalui latihan soal yang diberikan.

(nilai yang ditanamkan: kerja keras, jujur, saling menghargai, rasa

ingin tahu, kreatif)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

411

b. Elaborasi

Dalam kegiatan elaborasi, guru:

1) Menjelaskan materi mengenai peluang yang memiliki kesempatan yang

sama (pendekatan definisi klasik). (nilai yang ditanamkan: rasa ingin

tahu, kreatif, kerja keras)

2) Memberikan latihan soal mengenai materi yang dipelajari. (nilai yang

ditanamkan: kreatif, rasa ingin tahu, kerja keras, bertanggung

jawab, disiplin)

3) Peserta didik menjelaskan hasil yang diperolehnya di depan kelas dan

peserta didik yang lain menanggapi. (nilai yang ditanamkan: kerja

keras, jujur, saling menghargai)

4) Dengan bimbingan guru, peserta didik membuat kesimpulan. (nilai

yang ditanamkan: kerja keras, jujur, saling menghargai, kreatif)

c. Konfirmasi

Dalam kegiatan konfirmasi, siswa:

1) Menyimpulkan tentang hal-hal yang belum diketahui. (nilai yang

ditanamkan: kerja keras, saling menghargai, kreatif, rasa ingin

tahu)

2) Menjelaskan tentang hal-hal yang belum diketahui. (nilai yang

ditanamkan: kerja keras, jujur, saling menghargai, kreatif)

3. Kegiatan Akhir

a. Guru dan peserta didik melakukan refleksi. (nilai yang ditanamkan: kerja

keras, jujur, saling menghargai)

b. Penilaian (nilai yang ditanamkan: kerja keras, jujur, saling

menghargai, bertanggung jawab, disiplin, kreatif)

1) Ujian tertulis

2) Lembar pengamatan (afektif)

3) Lembar pengamatan (psikomotorik)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

412

Pertemuan 5 (𝟐 × 𝟒𝟓 𝒎𝒆𝒏𝒊𝒕)

1. Kegiatan Awal

a. Apersepsi

Guru mengingatkan kembali materi peluang pada pertemuan sebelumnya.

b. Motivasi

Menanamkan pendidikan karakter melalui materi yang akan dipelajari

2. Kegiatan Inti

a. Eksplorasi

Dalam kegiatan eksplorasi, peserta didik:

Peserta didik mengeksplorasi materi peluang yang memiliki kesempatan

yang sama (pendekatan definisi klasik) melalui latihan soal yang diberikan.

(nilai yang ditanamkan: kerja keras, jujur, saling menghargai, rasa

ingin tahu, kreatif)

b. Elaborasi

Dalam kegiatan elaborasi, guru:

1) Menjelaskan materi mengenai peluang yang memiliki kesempatan yang

sama (pendekatan definisi klasik). (nilai yang ditanamkan: rasa ingin

tahu, kreatif, kerja keras)

2) Memberikan latihan soal mengenai materi yang dipelajari. (nilai yang

ditanamkan: kreatif, rasa ingin tahu, kerja keras, bertanggung

jawab, disiplin)

3) Peserta didik menjelaskan hasil yang diperolehnya di depan kelas dan

peserta didik yang lain menanggapi. (nilai yang ditanamkan: kerja

keras, jujur, saling menghargai)

4) Dengan bimbingan guru, peserta didik membuat kesimpulan. (nilai

yang ditanamkan: kerja keras, jujur, saling menghargai, kreatif)

c. Konfirmasi

Dalam kegiatan konfirmasi, siswa:

1) Menyimpulkan tentang hal-hal yang belum diketahui. (nilai yang

ditanamkan: kerja keras, saling menghargai, kreatif, rasa ingin

tahu)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

413

2) Menjelaskan tentang hal-hal yang belum diketahui. (nilai yang

ditanamkan: kerja keras, jujur, saling menghargai, kreatif)

3. Kegiatan Akhir

a. Guru dan peserta didik melakukan refleksi. (nilai yang ditanamkan: kerja

keras, jujur, saling menghargai)

b. Penilaian (nilai yang ditanamkan: kerja keras, jujur, saling

menghargai, bertanggung jawab, disiplin, kreatif)

1) Ujian tertulis

2) Lembar pengamatan (afektif)

3) Lembar pengamatan (psikomotorik)

Pertemuan 6 (𝟐 × 𝟒𝟓 𝒎𝒆𝒏𝒊𝒕)

1. Kegiatan Awal

a. Apersepsi

Guru mengingatkan kembali materi peluang pada pertemuan sebelumnya.

b. Motivasi

Menanamkan pendidikan karakter melalui materi yang akan dipelajari

2. Kegiatan Inti

a. Eksplorasi

Dalam kegiatan eksplorasi, peserta didik:

Peserta didik mengeksplorasi materi frekuensi harapan suatu kejadian

melalui latihan soal yang diberikan. (nilai yang ditanamkan: kerja keras,

jujur, saling menghargai, rasa ingin tahu, kreatif)

b. Elaborasi

Dalam kegiatan elaborasi, guru:

1) Menjelaskan materi mengenai frekuensi harapan suatu kejadian. (nilai

yang ditanamkan: rasa ingin tahu, kreatif, kerja keras)

2) Memberikan latihan soal mengenai materi yang dipelajari. (nilai yang

ditanamkan: kreatif, rasa ingin tahu, kerja keras, bertanggung

jawab, disiplin)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

414

3) Peserta didik menjelaskan hasil yang diperolehnya di depan kelas dan

peserta didik yang lain menanggapi. (nilai yang ditanamkan: kerja

keras, jujur, saling menghargai)

4) Dengan bimbingan guru, peserta didik membuat kesimpulan. (nilai

yang ditanamkan: kerja keras, jujur, saling menghargai, kreatif)

c. Konfirmasi

Dalam kegiatan konfirmasi, siswa:

1) Menyimpulkan tentang hal-hal yang belum diketahui. (nilai yang

ditanamkan: kerja keras, saling menghargai, kreatif, rasa ingin

tahu)

2) Menjelaskan tentang hal-hal yang belum diketahui. (nilai yang

ditanamkan: kerja keras, jujur, saling menghargai, kreatif)

3. Kegiatan Akhir

a. Guru dan peserta didik melakukan refleksi. (nilai yang ditanamkan: kerja

keras, jujur, saling menghargai)

b. Penilaian (nilai yang ditanamkan: kerja keras, jujur, saling

menghargai, bertanggung jawab, disiplin, kreatif)

1) Ujian tertulis

2) Lembar pengamatan (afektif)

3) Lembar pengamatan (psikomotorik)

Pertemuan 7 (𝟐 × 𝟒𝟓 𝒎𝒆𝒏𝒊𝒕)

1. Kegiatan Awal

a. Apersepsi

Guru mengingatkan kembali materi yang dipelajari pada pertemuan

sebelumnya.

b. Motivasi

Menanamkan pendidikan karakter melalui materi yang akan dipelajari

2. Kegiatan Inti

a. Eksplorasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

415

Dalam kegiatan eksplorasi, peserta didik:

Peserta didik mengeksplorasi materi peluang komplemen suatu kejadian

melalui latihan soal yang diberikan. (nilai yang ditanamkan: kerja keras,

jujur, saling menghargai, rasa ingin tahu, kreatif)

b. Elaborasi

Dalam kegiatan elaborasi, guru:

1) Menjelaskan materi mengenai peluang komplemen suatu kejadian.

(nilai yang ditanamkan: rasa ingin tahu, kreatif, kerja keras)

2) Memberikan latihan soal mengenai materi yang dipelajari. (nilai yang

ditanamkan: kreatif, rasa ingin tahu, kerja keras, bertanggung

jawab, disiplin)

3) Peserta didik menjelaskan hasil yang diperolehnya di depan kelas dan

peserta didik yang lain menanggapi. (nilai yang ditanamkan: kerja

keras, jujur, saling menghargai)

4) Dengan bimbingan guru, peserta didik membuat kesimpulan. (nilai

yang ditanamkan: kerja keras, jujur, saling menghargai, kreatif)

c. Konfirmasi

Dalam kegiatan konfirmasi, siswa:

1) Menyimpulkan tentang hal-hal yang belum diketahui. (nilai yang

ditanamkan: kerja keras, saling menghargai, kreatif, rasa ingin

tahu)

2) Menjelaskan tentang hal-hal yang belum diketahui. (nilai yang

ditanamkan: kerja keras, jujur, saling menghargai, kreatif)

3. Kegiatan Akhir

a. Guru dan peserta didik melakukan refleksi. (nilai yang ditanamkan: kerja

keras, jujur, saling menghargai)

b. Penilaian (nilai yang ditanamkan: kerja keras, jujur, saling

menghargai, bertanggung jawab, disiplin, kreatif)

1) Ujian tertulis

2) Lembar pengamatan (afektif)

3) Lembar pengamatan (psikomotorik)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

416

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

417

LAMPIRAN

Lampiran 1.1. Materi Pembelajaran

A. Peluang dengan Menggunakan Ruang Contoh

Misalkan S adalah ruang contoh dari sebuah percobaan dan masing-masing dari

anggota S memiliki kesempatan untuk muncul.

Jika S adalah suatu kejadian dengan 𝐸 ⊂ 𝑆, maka peluang kejadian E ditentukan

dengan rumus:

𝑃(𝐸) =𝑛(𝐸)

𝑛(𝑆)

n(E) adalah banyak anggota dalam himpunan kejadian E

n(S) adalah banyak anggota dalam himpunan ruang contoh S

Kisaran Nilai Peluang

Kisaran peluang kejadian E mempunyai batas dari 0 sampai dengan 1.

Jika 𝑃(𝐸) = 0 maka dikatakan E adalah kejadian yang mustahil terjadi

Jika 𝑃(𝐸) = 1 maka dikatakan E adalah kejadian yang pasti terjadi

Contoh:

Tiga keping mata uang logam dilemparkan secara bersamaan. Hitunglah nilai peluang

kejadian-kejadian berikut:

a. Kejadian munculnya tiga sisi tulisan

b. Kejadian munculnya satu sisi gambar dan dua sisi tulisan

Jawab:

Ruang contoh pada percobaan melempar tiga keping mata uang logam secara

bersamaan adalah

𝑆 = {(𝐺, 𝐺, 𝐺), (𝐺, 𝐺, 𝑇), (𝐺, 𝑇, 𝐺), (𝐺, 𝑇, 𝑇), (𝑇, 𝐺, 𝐺), (𝑇, 𝐺, 𝑇), (𝑇, 𝑇, 𝐺), (𝑇, 𝑇, 𝑇)},

sehingga 𝑛(𝑆) = 8

a. Misalkan A adalah kejadian munculnya tiga sisi tulisan, maka

𝐴 = {(𝑇, 𝑇, 𝑇)} dan 𝑛(𝐴) = 1

𝑃(𝐴) =𝑛(𝐴)

𝑛(𝑆)=

1

8

Jadi, peluang kejadian munculnya tiga sisi tulisan adalah 1

8

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

418

b. Misalkan B adalah kejadian munculnya satu sisi gambar dan dua sisi tulisan, maka

𝐴 = {(𝐺, 𝑇, 𝑇), (𝑇, 𝐺, 𝑇), (𝑇, 𝑇, 𝐺)} dan 𝑛(𝐵) = 3

𝑃(𝐵) =𝑛(𝐵)

𝑛(𝑆)=

3

8

Jadi, peluang kejadian munculnya tiga sisi tulisan adalah 3

8

B. Peluang dengan Pendekatan Definisi Klasik

Misalkan dalam sebuah percobaan menyebabkan munculnya n hasil yang mungkin

dengan masing-masing hasil mempunyai kesempatan yang sama (equally likely). Jika

kejadian E dapat muncul sebanyak k kali, maka peluang kejadian E ditentukan dengan

rumus:

𝑃(𝐸) =𝑘

𝑛

Contoh:

1. Sebuah bilangan asli diambil secara acak (random) dari bilangan-bilangan asli

1,2,3,...,4,5,6,7,8, dan 9. Jika E adalah kejadian munculnya bilangan genap,

hitunglah nilai peluang kejadian E.

Jawab:

Karena pengambilan bilangan secara acak, maka bilangan-bilangan itu memiliki

kesempatan yang sama untuk terambil sehingga n = 9.

Kejadian E adalah kejadian munculnya bilangan genap, yaitu 2,4,6, dan 8, sehingga

k = 4.

𝑃(𝐸) =𝑘

𝑛=

4

9

Jadi, nilai peluang kejadian E adalah 4

9

2. Sebuah kotak berisi 10 buah manik, 6 buah di antaranya berwarna merah dan 4 buah

yang lainnya berwarna putih. Dari kotak itu diambil 3 buah manik secara acak.

Berapa peluang, jika yang terambil:

a. semuanya manik putih

b. 2 manik merah dan 1 manik putih

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

419

Jawab:

Dari 10 buah manik diambil 3 buah manik, seluruhnya ada:

𝐶310 =

10!

3! (10 − 3)!=

10!

3! 7!= 120 𝑐𝑎𝑟𝑎, 𝑛 = 120

a. 3 manik putih diambil dari 4 manik putih, seluruhnya ada:

𝐶34 =

4!

3! (4 − 3)!=

4!

3! 1!= 4 𝑐𝑎𝑟𝑎, 𝑘 = 4

𝑃(𝑡𝑖𝑔𝑎 𝑚𝑎𝑛𝑖𝑘 𝑝𝑢𝑡𝑖ℎ) =4

120=

1

30

Jadi, peluang yang terambil ketiga-tiganya manik putih adalah 1

30

b. 2 manik merah dan 1 manik putih, seluruhnya ada:

𝐶26 × 𝐶1

4 =6!

2! 4!×

4!

1! 3!= 15 × 4 = 60 𝑐𝑎𝑟𝑎, 𝑘 = 60

𝑃(2 𝑚𝑎𝑛𝑖𝑘 𝑚𝑒𝑟𝑎ℎ 𝑑𝑎𝑛 1 𝑚𝑎𝑛𝑖𝑘 𝑝𝑢𝑡𝑖ℎ) =60

120=

1

2

Jadi, peluang yang terambil 2 manik merah dan 1 manik putih adalah 1

2

C. Frekuensi Harapan Suatu Kejadian

Misalnya sebuah percobaan dilakukan sebanyak n kali dan P(E) adalah peluang

kejadian E. Frekuensi harapan kejadian E ditentukan dengan aturan

𝐹ℎ(𝐸) = 𝑛 × 𝑃(𝐸)

Contoh:

1. Sebuah dadu bersisi enam dilempar sebanyak 300 kali. Hitunglah frekuensi harapan

untuk kejadian-kejadian berikut:

a. Kejadian munculnya mata dadu angka 4

b. Kejadian munculnya mata dadu angka ganjil

Jawab:

Banyak percobaan n = 300

a. Misalkan 𝐸1 adalah kejadian munculnya mata dadu angka 4, maka 𝑃(𝐸1) =1

6

𝐹ℎ(𝐸1) = 𝑛 × 𝑃(𝐸1) = 300 ×1

6= 50

Jadi frekuensi harapan kejadian munculnya mata dadu angka 4 adalah 50 kali

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

420

b. Misalkan 𝐸2 adalah kejadian munculnya mata dadu angka ganjil, maka 𝑃(𝐸2) =

1

2

𝐹ℎ(𝐸2) = 𝑛 × 𝑃(𝐸2) = 300 ×1

2= 150

Jadi frekuensi harapan kejadian munculnya mata dadu angka ganjil adalah 150

kali

2. Bibit ikan lele yang ditebarkan pada sebuah kolam mempunyai peluang hidup 0,92/

Jika ke dalam kolam itu ditebar bibit ikan lele sebanyak 7.000 ekor, berapa banyak

ikan lele yang diharapkan hidup?

Jawab:

Banyak bibit ikan lele yang ditebar 𝑛 = 7.000

Misalkan E adalah kejadian munculnya mata dadu angka ganjil, maka 𝑃(𝐸) = 0,92

𝐹ℎ(𝐸) = 𝑛 × 𝑃(𝐸) = 7.000 × 0,92 = 6.440

Jadi, banyak ikan lele yang diharapkan masih hidup adalah 6.440 ekor

D. Peluang Komplemen Suatu Kejadian

Jika 𝐸′ adalah komplemen kejadian E, maka peluang kejadian 𝐸′ ditentukan dengan

aturan:

𝑃(𝐸′) = 1 − 𝑃(𝐸)

P(E) adalah peluang kejadian E dan 𝑃(𝐸′) adalah peluang komplemen kejadian E

Contoh:

Sebuah dadu bersisi enam dilempar sekali. Berapa peluang kejadian munculnya mata

dadu bukan angka 2.

Jawab:

Misalkan 𝐸′ adalah kejadian munculnya mata dadu angka 2, maka 𝐸 = {2} dan 𝑃(𝐸) =

1

6.

Jika 𝐸′ adalah kejadian munculnya mata dadu bukan 2, maka 𝐸′ adalah komplemen

kejadian E, sehingga berlaku hubungan

𝑃(𝐸′) = 1 − 𝑃(𝐸)

⇔ 𝑃(𝐸′) = 1 −1

6=

5

6

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

421

Jadi, peluang kejadian munculnya mata dadu bukan 2 adalah 1

6

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

422

Lampiran 1.2. Tugas Individu

1. Sebuah dadu bersisi enam dilempar 1 kali. Dengan menggunakan ruang contoh,

hitunglah nilai peluang kejadian-kejadian berikut

a. Kejadian munculnya mata dadu angka negatif

b. Kejadian munculnya mata dadu angka kurang dari 8

c. Kejadian munculnya mata dadu angka genap

d. Kejadian munculnya mata dadu angka ganjil

e. Kejadian munculnya mata dadu angka prima ganjil

2. Tiga keping mata uang logam dilemparkan secara bersamaan. Hitunglah nilai peluang

kejadian berikut

a. Kejadian munculnya dua sisi gambar dan satu sisi tulisan

b. Kejadian munculnya satu sisi gambar dan dua sisi tulisan

c. Kejadian munculnya tiga sisi gambar

3. Sebuah dadu bersisi enam dilempar sekali. Berapakah peluang munculnya mata dadu

lebih dari dua?

4. Sebuah dadu dilempar satu kali, berapakah peluang munculnya:

a. Mata dadu bilangan prima

b. Mata dadu bilangan lebih dari dua

5. Tiga keping mata uang logam dilempar bersama-sama satu kali, berapakah peluang

munculnya:

a. Sekurang-kurangnya 1 sisi gambar

b. Sekurang-kurangnya 1 sisi tulisan

6. Dalam sebuah kolam kecil terdapat 7 ikan lele dan 5 ikan gurame. Dari kolam itu akan

diambil 4 ikan secara acak. Hitunglah nilai peluangnya jika yang terambil itu adalah:

a. Keempat-empatnya ikan lele

b. 2 ikan lele dan 2 ikan gurame

c. 1 ikan lele dan 3 ikan gurame

d. 3 ikan lele dan 1 ikan gurame

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

423

7. Dalam sebuah kotak terdapat 6 bola merah dan 4 bola putih. Diambil secara acak 3 bola

sekaligus. Berapakah peluang terambilnya:

a. 3 bola merah

b. 2 bola merah dan 1 bola putih

c. 1 bola merah dan 2 bola putih

d. 3 bola putih

8. Sekeping mata uang logam dilempar sebanyak 500 kali. Berapa nilai frekuensi harapan

untuk kejadian:

a. Munculnya sisi gambar

b. Munculnya sisi tulisan

9. Dadu bersisi enam dilemparkan sebanyak 600 kali. Hitunglah frekuensi harapan untuk

kejadian-kejadian berikut:

a. Kejadian munculnya mata dadu angka 3

b. Kejadian munculnya mata dadu angka yang habis dibagi 2

c. Kejadian munculnya mata dadu angka yang habis dibagi 3

d. Kejadian munculnya mata dadu angka prima

10. Sebuah bibit tanaman memiliki peluang tumbuh 0,85. Bibit tanaman itu ditanam pada

suatu lahan sebanyak 5.000 bibit. Berapa banyak bibit tanaman yang diharapkan dapat

tumbuh?

11. Sekeping mata uang logam dilempar satu kali

a. Hitunglah peluang munculnya sisi gambar

b. Hitunglah peluang munculnya sisi bukan gambar

12. Sebuah dadu bersisi enam dilemparkan satu kali. Berapakah peluang kejadian

munculnya mata dadu bukan angka 2!

13. Sebuah kantong berisi 4 bola merah dan 6 bola putih. Dari kantong itu diambil dua buah

bola secara acak. Hitunglah peluang yang terambil itu kedua-duanya bukan bola merah!

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

424

Lampiran 1.3. Lembar Refleksi

LEMBAR REFLEKSI

1. Tuliskan pengalaman anda ketika mempelajari Matematika!

2. Nilai-nilai apakah yang kalian peroleh dalam mempelajari Matematika?

3. Tuliskan pengalaman Anda ketika belajar Matematika dengan Pak Budi!

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI