129
PENERAPAN MODEL PEMECAHAN MASALAH (PROBLEM SOLVING) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN STOIKIOMETRI KELAS X C SMAN 1 WAWONII SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kependidikan Pada Jurusan Pendididikan Kimia Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan SITI JUMAERA A1C4 08 047 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS HALU OLEO KENDARI 2015

Pendidikan Kimia

  • Upload
    adha-id

  • View
    42

  • Download
    0

Embed Size (px)

DESCRIPTION

pendidikan Kimia

Citation preview

Page 1: Pendidikan Kimia

PENERAPAN MODEL PEMECAHAN MASALAH (PROBLEM

SOLVING) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL

BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN STOIKIOMETRI

KELAS XC SMAN 1 WAWONII

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana

Kependidikan Pada Jurusan Pendididikan Kimia Fakultas Keguruan Dan Ilmu

Pendidikan

SITI JUMAERA

A1C4 08 047

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2015

Page 2: Pendidikan Kimia

ii

Page 3: Pendidikan Kimia
Page 4: Pendidikan Kimia
Page 5: Pendidikan Kimia

v

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah Swt karena limpahan rahmat

dan karuniah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya ini dengan judul

“Penerapan Model Pemecahan Masalah (Problem Solving) Untuk Meningkatkan

Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan StoikiometriKelas XC

SMAN I Wawonii”.

Terwujudnya Karya ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak, maka

secara khusus penulis menyampaikan penghargaan yang tulus dan ucapan terima

kasih kepada Ibunda tercinta Sanati yang dengan sepenuh hati telah memberi cinta,

kasih dan sayang sehingga Ananda tumbuh dewasa dan mampu merasakan manis-

pahitnya kehidupan ditengah kesendirianmu. Dengan hormat dan kasih, Penulis juga

ucapkan terima kasih kepada Ayahanda Alm. Muh Basyir yang telah memberi

motivasi dan mendoakan selama ini meski keakraban kita saat ini telah terpisah

Semoga engkau diberi tempat yang layak disisi-Nya. Terima kasih pula kepada

Kakakku Tersayang ABD Salam, kakak iparku Rusiani yang selalu mengerti

perasaanku, dan Adikku Muh. Sahal yang senantiasa mendo’akan dan membantu

dalam memenuhi kebutuhan selama Penulis menempuh pendidikan.

Page 6: Pendidikan Kimia

vi

Tak lupa pula Penulis mengucapkan terima kasih yang sebanyak-banyaknya

kepada Dr. La Harimu, M. Si. selaku pembimbing pertama sekaligus Penasehat

Akademik (PA) dan Drs. Aceng Haetami, M. Si Selaku pembimbing kedua yang

telah memberikan bimbingan, arahan, dan motivasi dalam menyelesaikan Karya ini.

Selanjutnya, Penulis menyampaikan pula terima kasih yang tulus kepada:

1. Prof. Dr. Ir. H. Usman Rianse, M.S selaku Rektor Universitas Halu oleo.

2. Prof. Dr. La Iru, S.H.,M.Si selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Haluoleo.

3. Esnawi, S.Pd., M.Pd. Selaku Ketua Jurusan Pendidikan Kimia Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan universitas Halu oleo.

4. Dr. Dahlan, S.Pd., M.Pd Selaku Wakil Ketua Jurusan Pendidikan kimia

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Halu oleo.

5. Para Dosen Lingkup Jurusan Pendidikan Kimia yang telah memberikan

pengetahuannya, semoga mendapat nilai yang positif di dunia dan di akhirat.

6. Mama Ashar dan Mama Emi yang selalu mengerti dan menjadi teman curhatku.

7. Keluarga Besarku (Papa Saleha). Terima kasih selama ini tak henti-hentinya

memberiku dorongan dan motivasi.

8. Keluarga besar mama jusdin terima kasih selama ini telah banyak membantu

penulis baik dalam bentuk moril maupun materi dalam penyelesaian penulisan

karya ini

Page 7: Pendidikan Kimia

vii

9. Saudara sepupuku: Amalia, Ismayanti, Sadam Husain S.Pd, Darlin, Husrianti,

Muh Ramadan, Muh Amin yang selalu perhatian kepadaku.

10. Saudari-saudari seperjuanganku; Een Menur, Efrianti, Justin semoga kita semua

sukses. Amin…..!!!!! Kebersamaan kita kan selalu terkenangkan karena kalian

adalah Sahabat terbaikku dalam suka maupun duka.

11. Rekan-rekan Mahasiswa angkatan 2008; Rio, Wilda, Risma,Maryam,Alfina,

Mira Nita Panginan S.Pd, Marni, Dan adik-adik Angkatan 09: Trisnawati, Yus,

Yelly, angkatan 010: Ashar, Rinto, 11, 12, 13 dan lain-lain. Terima kasih telah

melewatkan waktu bersama untuk menyapa dan tersenyum manis padaku.

12. Orang-orang yang telah menjadi Motifatorku; Kakekku Tersayang Abdullah

Gafar dan paman Harun, S.Pd (Papa Ashar).

13. Keluarga mama Hengki terima kasih atas berbagai dukungannya

14. Tak lupa pula kepada teman-teman seatapku di Asrama Sinar Harapan; Papa

Inu, Ana, K’Tanty, Zia, Rinto, Salul dan lain-lain. Terima kasih atas

kebersamaan yang selama ini kita bina di Asrama Sinar Harapan yang kan selalu

mengisahkan kenangan indah.

Akhir kata, Penulis ucapkan semoga Allah Swt memberikan balasan yang

setimpal untuk semuanya. Amin…!!!!!!!

Kendari, Juli 2015

Penulis

Page 8: Pendidikan Kimia

viii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Dengan ilmu hidup menjadi lebih mudah, Dengan seni hidup

menjadi lebih indah, dan

Dengan agama hidup menjadi lebih bermakna

Manisnya keberhasilan akan menghapus pahitnya kesabaran,

Nikmatnya kemenangan melenyapkan letihnya perjuangan,

Menuntaskan pekerjaan dengan baik akan melenyapkan lelahnya

jerih payah

Karya ini aku persembahkan untuk:

Ibunda dan Ayahanda

Adik dan Kakak tersayang

Semua keluargaku,

Sahabat seperjuanganku,

Dosen-dosenku tercinta

Serta almamaterku

yang kubanggakan

Allah SWT

(Penulis)

Page 9: Pendidikan Kimia

ix

ABSTRAK

SITI JUMAERA (A1C4 08 047)” Penerapan Model Pemecahan Masalah

(Problem Solving) Untuk Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Pada

Pokok Bahasan Stoikiometri Kelas XC SMAN I Wawonii. “ Dibimbing oleh bapak

Dr. La Harimu, M. Si sebagai pembimbing I dan Drs. Aceng Haetami, M. Si sebagai

pembimbing II”

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa

dengan menerapkan model pembelajaran Problem Solving. Penelitian ini merupakan

Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) yang dilaksanakan dalam

dua siklus, dengan tiap siklus terdiri atas perencanaan, pelaksanaan, observasi dan

refleksi. Subjek penelitian adalah siswa XC SMAN 1 Wawonii yang berjumlah 33

siswa. Sumber data berasal dari guru dan siswa. Teknik pengumpulan data adalah

dengan tes dan non tes (observasi, kajian dokumen). Analisis data menggunakan

teknik analisis deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa:

Pembelajaran model Problem Solving dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar

siswa yaitu 71,00% pada siklus I meningkat menjadi 85,33% pada siklus II.

Pembelajaran model Problem Solving dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Persentase ketuntasan hasil belajar siswa mencapai 64,63% pada siklus I meningkat

menjadi 81,82% pada siklus II. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa

penerapan model pemecahan masalah dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar

siswa pada pokok bahasan stoikiometri.

Page 10: Pendidikan Kimia

x

ABSTRACTION

SITI JUMAERA ( A1C4 08 047)" Applying Of Model Trouble-Shooting

(Problem Solving) To Increase Activity And Result Learn Student At Fundamental

Discussion of Stoikiometri Class of XC SMAN I Wawonii " is Guided Dr. La

Harimu M. Si The as counsellor of I and of Drs. Aceng Haetami M. Si The as

counsellor of II.

This Research aim to increase result and activity learn student by applying

model study of Problem Solving. This Research represent Research Of Action Class

( Classroom Action Research) which is executed in two cycle, with every cycle

consist of planning, execution, and observation of refleksi. Research Subjek is

student of XC SMAN 1 Wawonii amounting to 33 student. Source of data come

from student and teacher. Technique data collecting is with tes and non tes

(observation, document study). Data analysis use descriptive analysis technique

qualitative. Result of research indicate that: Study of model of Problem Solving can

improve result and activity learn student that is 71,00% at cycle of I mount to

become 85,33% at cycle of II. Study of model of Problem Solving can improve

result learn student. Complete percentage of result learn tired student 64,63% at

cycle of I mount to become 81,82% at cycle of II. Of this research can be concluded

that applying of trouble-shooting model can improve result and activity learn student

at discussion fundamental of stoikiometri.

Page 11: Pendidikan Kimia

xi

DAFTAR TABEL

No. Hal

1.1 Persentase Siswa Yang Melakukan Aktivitas Selama Proses Belajar

Mengajar…………………………………………………………………….….36

Page 12: Pendidikan Kimia

xii

DAFTAR GAMBAR

No Hal

Keterangan

1.1 Grafik Rata-Rata Hasil Belajar Siswa Secara Kelompok…………………….37

1.2 Grafik ketuntasan hasil belajar……………………………………………… .38

Page 13: Pendidikan Kimia

xiii

DAFTAR ISI

Hal

HALAMAN JUDUL………………………………………………………………i

PERSETUJUAN PEMBIMBING………………………………………………..ii

HALAMAN PENGESAHAN…………………………………………………….iii

PENYATAAN KEASLIAN SKRIPSI…………………………………………..iv

KATA PENGANTAR ……..……………………………………………………..v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN……………………………………………….viii

ABSTRAK…………………………………………………………………………ix

ABSTRACTION…………………………………………………………………..x

DAFTAR TABEL………………………………………………………………....xi

DAFTARGAMBAR………………………………………………………………xiv

DAFTAR ISI………………………………………………………………………xv

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah……………………………………………………..1

B. Rumusan Masalah…………………………………………………………....7

C. Tujuan Penelitian…………………………………………………………. ...7

D. Manfaat Penelitian…………………………………………………………..7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Belajar dan Pembelajaran…………………………………………9

Page 14: Pendidikan Kimia

xiv

2. Pengertian belajar……………………………………………………....9

B. Pembelajaran Kimia………………………………………………………10

C. Kerangka Pembelajaran Menggunakan Strategi Pemecahan Masalah........11

1. Pembelajaran Model Pemecahan Masalah…………………………….15

a. Pengertian Model Pemecahan Masalah (Problem Solving)………..15

b. Model Pembelajaran Pemecahan Masalah (Problem Solving)…… 12

c. Langkah-Langkah Pelaksanaan Model Pembelajaran Pemecahan

Masalah…………………………………………………………….13

D. Stoikiometri………………………………………………………………...15

E. Kerangka Berfikir…………………………………………………………..26

F. Hipotesis……………………………………………………………………28

G. Penelitian Yang Relevan……………………………………………………28

BAB III METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu…………………………………………………………..30

B. Subjek Penelitian…………………………………………………………...30

C. Faktor Yang Diteliti………………………………………………………...30

a. Rancangan Penelitian…………………………………………………...31

1. Perencanaan………………………………………………………...31

2. Pelaksanaan Tindakan……………………………...……………….31

3. Observasi dan Evaluasi…………………………………………..….32

4. Refleksi……………………………………………………………...32

D. Instrumen Penelitian……………………………………………………..….33

1. Teas Hasil Belajar…………………………………………………….....34

2. Lembar Observsi…………………………………………………….......34

Page 15: Pendidikan Kimia

xv

E. Instrumen Pengumpulan Data…………………………………………........34

F. Analisis Data………………………………………………………………..34

G. Indikator Kinerja……………………………………………………………34

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Kegiatan Aktivitas Siswa……………………………………………36

2. Hasil Belajar Siswa…………………………………………………..36

B. Deskripsi Setting dan Subyek Penelitian

1. Lembar Observasi Terhadap Guru………………………………40

2. Tindakan Siklus I………………………………………………….40

3. Tindakan Siklus II…………………………………………………43

C. Pembahasan …………………………………………………………….. 45

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan………………………………………………………………48

B. Saran……………………………………………………………………...48

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 16: Pendidikan Kimia

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Upaya peningkatan mutu pendidikan pada umumnya diarahkan pada

penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi yang perlu ditingkatkan dan

disempurnakan dalam bidang pengajaran. Salah satu upaya yang dilakukan dalam

rangka peningkatan mutu pendidikan di sekolah adalah perbaikan proses belajar

mengajar.

Model pembelajaran diarahkan pada peningkatan aktivitas siswa dalam proses

belajar mengajar sehingga proses belajar mengajar berlangsung secara optimal antara

guru dan siswa. Pada umumnya proses belajar mengajar ini baik tingkat sekolah

dasar maupun sekolah menengah didominasi oleh guru sedangkan siswa hanya dapat

mendengarkan, melihat dan mencatat penjelasan guru. Pembelajaran di atas di kenal

dengan model pembelajaran konvensional yaitu ceramah yang mengakibatkan siswa

pasif, merasa bosan dan kurang tertarik mengikuti materi pelajaran yang diajarkan

khususnya pada mata pelajaran kimia serta sedikit peluang bagi siswa untuk

bertanya. Dengan demikian, suasana pembelajaran kimia menjadi tidak kondusif

sehingga menyebabkan siswa menjadi pasif. Hal ini sudah pasti akan berpengaruh

pada prestasi belajar. Sehingga akan muncul respon siswa yang negatif terhadap

materi kimia.

Page 17: Pendidikan Kimia

2

Upaya peningkatan prestasi belajar siswa tidak terlepas dari berbagai faktor

yang mempengaruhinya. Salah satunya adalah guru, dalam hal ini diperlukan peran

guru kreatif yang dapat membuat pembelajaran kimia menjadi lebih baik, menarik

dan disukai oleh peserta didik. Suasana kelas perlu direncanakan dan dibangun

sedemikian rupa dengan menggunakan model pembelajaran yang tepat agar siswa

dapat memperoleh kesempatan untuk berinteraksi satu sama lain sehingga siswa

dapat memperoleh prestasi belajar yang optimal. Sejalan dengan berkembangnya

penelitian dibidang pendidikan maka ditemukan model-model pembelajaran baru

yang dapat meningkatkan interaksi siswa dalam proses belajar mengajar, yang

dikenal dengan model pembelajaran kooperatif yaitu merupakan aktifititas

pelaksanaan pembelajaran dalam kelompok, yang saling berinteraksi satu sama lain,

dimana pembelajaran adalah bergantung kepada interaksi antara ahli-ahli dalam

kelompok, setiap siswa bertanggung jawab terhadap proses pembelajaran di kelas

dan juga di dalam kelompoknya (Slavin, 2008).

Berdasarkan observasi awal di SMA Negeri 1 Wawonii ditemukan bahwa

pembelajaran kimia kurang meningkatkan kreativitas siswa, guru-guru masih banyak

yang menggunakan model pembelajaran konvensional yaitu ceramah secara

monoton dalam pembelajaran kimia di kelas, sehingga suasana belajar terkesan kaku

dan masih didominasi oleh guru serta membuat siswa pasif yang mengakibatkan

proses belajar mengajar tidak berjalan secara optimal.

Page 18: Pendidikan Kimia

3

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru mata pelajaran kimia kelas XC

SMA Negeri 1 Wawonii bahwa di kelas tersebut siswa masih sukar/susah

mengaplikasikan rumus dalam menjawab soal-soal khususnya pada pokok bahasan

stoikiometri. Umumnya siswa hanya dapat menghapal rumus, tetapi tidak dapat

mendeskripsikan apa makna dari rumus tersebut, siswa cenderung melakukan

perhitungan saja, dan tidak menyenangi pernyataan serta kesulitan dalam memahami

aturan kimia.

Menurut analisis guru kimia kelemahan ini disebabkan karena siswa kurang

berperan aktif dalam pembelajaran kimia dan selain itu guru kimia juga kurang

kreatif dalam mengembangkan model pembelajaran. Guru hanya terpaku pada model

pembelajaran konvensional saja. Kelemahan tersebut berdampak pada hasil belajar

kimia di SMA Negeri 1 Wawonii. Sebagai gambaran hasil belajar kimia siswa

semester 2, tahun ajaran 2013/2014 bahwa nilai rata-rata siswa sesuai kriteria

ketuntasan minimal (KKM) dari sekolah yang bersangkutan minimal 70.0.

Sedangkan nilai yang diperolah siswa-siwa di SMA 1 Wawonii pada pokok bahasan

stoikiomeri hanya sebesar 60,0 lebih rendah dibandingkan dengan nilai rata-rata

pada pokok bahasan lainnya yaitu pokok bahasan ikatan kimia 65,0, sistem periodik

unsur sebesar 62,5.

Berdasarkan data hasil belajar tersebut, maka pokok bahasan stoikiometri

perlu mendapatkan perhatian khusus. Beberapa upaya yang sudah dilakukan guru

untuk meningkatkan hasil belajar siswa khususnya pada pokok bahasan hukum-

Page 19: Pendidikan Kimia

4

hukum dasar kimia, dan perhitungan kimia (stoikiometri) yaitu dengan memberikan

tugas-tugas yang dikerjakan baik di rumah maupun di sekolah namun belum

menunjukkan perubahan yang berarti. Oleh karena itu, diperlukan upaya untuk

memperbaiki masalah pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

Berdasarkan hasil refleksi dengan guru kimia maka peneliti mengajukan model

pembelajaran pemecahan masalah (problem solving) sebagai alternatif model

pembelajaran agar dapat menanggulangi kelemahan-kelemahan tersebut.

Pembelajaran pemecahan masalah (problem solving) adalah suatu model

pembelajaran yang terdiri dari beberapa anggota dalam satu kelompok yang

bertanggung jawab atas penguasaan bagian materi belajar dan mampu mengajarkan

materi yang brupa (berlatih soal, dan mengerjakan soal) tersebut kepada anggota lain

dalam kelompoknya (Munandar, U. 1999).

Model pembelajaran ini sangatlah cocok dengan materi stoikiometri karena

pada materi ini banyak sekali sub-sub pokok bahasan yang dituntut agar siswa dapat

memahami konsep yang abstrak antara lain : Hukum-hukum kimia, dan perhitungan

kimia. Pada materi ini siswa dituntut untuk memahami hubungan antara hukum-

hukum dasar kimia atau proses-proses yang berhubungan dengan perhitungan kimia

(stoikiometri), selain itu juga banyak perhitungan-perhitungan di dalamnya sehingga

dengan menggunakan model pembelajaran pemecahan masalah (problem solving) ini

memungkinkan siswa dapat bekerja sama dalam sebuah kelompok dan saling

Page 20: Pendidikan Kimia

5

berinteraksi di dalam kelas serta mempunyai banyak kesempatan untuk mengolah

informasi dan meningkatkan keterampilan berkomunikasi.

Model ini diyakini dapat menyelesaikan permasalahan yang dialami oleh

siswa, karena model pembelajaran pemecahan masalah (problem solvimg) didesain

untuk meningkatkan rasa tanggung jawab siswa terhadap pembelajarannya sendiri

(berlatih soal, mengerjakan soal) dan juga pembelajaran orang lain. Siswa tidak

hanya mempelajari materi yang diberikan, tetapi mereka juga harus siap memberikan

dan mengajarkan materi tersebut pada anggota kelompoknya. Dengan demikian,

“siswa saling tergantung satu dengan yang lain dan harus bekerja sama secara

kooperatif untuk mempelajari materi yang ditugaskan” (Emildadiany, 2008: 4). Selain

itu, tipe ini dianggap cocok diterapkan dalam pendidikan di Indonesia karena sesuai

dengan budaya bangsa Indonesia yang sangat menjunjung tinggi nilai gotong

royong, sejalan dengan hal tersebut model pembelajaran problem solving ini dapat

meningkatkan ketuntasan belajar seperti yang dikemukakan oleh Fauzi (2008)

dengan menerapkan model pembelajaran problem solving dalam pembelajaran

biologi pada pokok bahasan aksi interaksi dapat meningkatkan ketuntasan belajar,

pada siklus I siswa mempunyai ketuntasan belajar sebesar 88% dan meningkat pada

siklus II menjadi 97% . Begitu pula yang dikemukakan oleh Aspina (2009) dengan

menerapkan model pembelajaran problem solving dalam pembelajaran kimia pokok

bahasan termokimia dapat meningkatkan hasil belajar siswa dengan ketuntasan

belajar pada siklus I sebesar 76,66% meningkat pada siklus II yaitu sebesar 96,66%,

Page 21: Pendidikan Kimia

6

sama seperti yang dikemukakan oleh Budi, (1998) yang mengembangkan perangkat

pembelajaran problem solving pada pembelajaran kimia di SMU menunjukkan

bahwa ketuntasan belajar siswa meningkat dari 67% pada siklus I menjadi 89%

pada siklus II.

Permasalahan-permasalahan yang dialami oleh siswa cukup meresahkan dan

dirasakan perlu adanya tindakan untuk mengatasinya. Karena sejumlah

permasalahan tersebut menyangkut penguasaan konsep dasar yang sangat berperan

dalam tahapan pembelajaran dan saat menghadapi ujian. Beberapa upaya yang

dilakukan oleh guru mata pelajaran kimia untuk memperbaiki proses belajar

mengajar sudah dilakukan sebelumnya seperti memberikan pemahaman kepada

siswa, menuntun siswa agar lebih aktif dalam mengeluarkan pendapat tetapi

kenyataannya kurang menunjukkan perubahan yang berarti. Oleh karena itu, perlu

adanya penelitian tindakan kelas demi perbaikan dalam pelaksanaan proses

pembelajaran. Perbaikan diarahkan pada cara penyajian materi serta interaksi antara

kelompok dikelas. Hal tersebut dipilih karena diyakini dapat menjawab

permasalahan yang ada serta memungkinkan dalam pelaksanaannya.

Oleh karena itu, maka peneliti melakukan penelitian ”Penerapan model

pemecahan masalah (Problem solving) untuk meningkatkan aktivitas dan hasil

belajar siswa pada pokok bahasan Stoikiometri Kelas XC SMAN Negeri 1 Wawonii.

Page 22: Pendidikan Kimia

7

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah:

1. Apakah penerapan model pemecahan masalah dapat meningkatkan hasil

belajar siswa Kelas XC SMAN 1 Wawonii pada pokok bahasan stoikiometri?

2. Apakah penerapan model pemecahan masalah pada pokok bahasan stoikiometri

dapat meningkatkan aktifitas belajar siswa di kelas XC SMAN I Wawonii?

1.3. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah yang telah dikemukakan sebelumnya, maka

penelitian ini bertujuan untuk mengetahui:

1. Peningkatan hasil belajar siswa melalui model pembelajaran pemecahan

masalah pada siswa kelas XC SMAN I Wawonii?

2. Peningkatan aktifitas belajar siswa penerapan model pemecahan masalah siswa

kelas XC SMAN I Wawoniil.

1.4. Manfaat Penelitian

Adapun Manfaat Dari Penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi siswa, dapat membantu dalam pemecahan masalah Pendidikan Kimia

utamanya di SMA 1 Wawonii berupa soal-soal, baik soal latihan maupun soal

ujian, dan memperbaiki cara belajar siswa sehingga dapat meningkatkan

produktifitas belajar.

Page 23: Pendidikan Kimia

8

2. Hasil penelitian ini diharapkan berguna bagi guru dalam memperbaiki dan

meningkatkan sistem pengajaran secara umum, dan pengajaran Pendidikan di

SMA 1 Wawonii pada khususnya. Di samping itu guru juga akan semakin

diberdayakan untuk mengambil prakarsa profesional secara mandiri.

3. Bagi sekolah, dapat dijadikan sebagai bahan masukkan yang baik bagi

peningkatan pembelajaran kimia pada khususnya yang mengarah pada

peningkatan kualitas lulusan yang berdaya saing tinggi.

Page 24: Pendidikan Kimia

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Belajar dan Pembelajaran

1. Pengertian Belajar

Secara psikologis, belajar merupakan proses perubahan yaitu perubahan

tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi

kebutuhan hidupnya. Perubahan-perubahan tersebut akan nyata dalam seluruh

tingkah laku. Sejalan dengan itu, Soemanto (1990) menyatakan bahwa “Belajar

adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu

perubahan tingkah laku yng baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya

sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”.

Selanjutnya menurut Hamalik (2005) mengemukakan bahwa belajar adalah

proses perubahan tingkah laku yang kreatif mantap berkat latihan dan pengalaman.

Menurut Matta (2003) mengatakan bahwa belajar adalah suatu perubahan yang

terjadi secara terus-menerus pada aspek cara berfikir, emosi, dan sikap yang lahir

dari akumulasi pengalaman, pelatihan dan aplikasi kehidupan. Belajar membawa

suatu perubahan individu yang belajar. Belajar itu tidak hanya mengenai jumlah

pengetahuan, melainkan juga dalam bentuk kecakapan, kebiasaan, sikap, pengertian,

penghargaan, minat, penyesuaian diri, mengenal segala aspek organisme atau pribadi

seseorang. Oleh karena itu, orang yang belajar tidak sama antara karakter sebelum

Page 25: Pendidikan Kimia

10

belajar dan karakter setelah belajar. Karena ia lebih sanggup menghadapi kesulitan

atau menyesuaikan diri dengan keadaan.

B. Pembelajaran kimia

Pembelajaran adalah proses interaksi antara peserta didik dengan

lingkungannya sehingga terjadi perubahan perilaku ke arah yang lebih baik. Peran

guru dalam pembelajaran sangatlah penting. Peran guru berhubungan dengan peran

siswa dalam proses belajar. Adapun cara-cara pembelajaran yang berpengaruh pada

proses belajar dapat ditentukan oleh guru. Kondisi eksternal yang berpengaruh pada

belajar yang penting adalah bahan belajar, suasana belajar, media dan sumber

belajar, dan subjek pembelajaran itu sendiri.

Dalam pembelajaran terdapat proses belajar mengajar. Proses belajar

mengajar meliputi kegiatan yang dilakukan guru mulai dari perencanaan,

pelaksanaan kegiatan sampai evaluasi dan program tindak lanjut yang berlangsung

dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu yaitu pengajaran. Seorang

pengajar mempunyai tugas menstimulus serta meningkatkan jalannya proses belajar.

Di dalam pembelajaran kimia, seorang pengajar juga memiliki tugas menstimulus

siswa agar hasil belajar siswa baik

Salah satu cara menstimulus siswa dalam pembelajaran kimia adalah dengan

memperkenalkan tentang kimia itu sendiri. Kimia adalah ilmu tata susunan, sifat, dan

reaksi suatu unsur atau zat. Sedangkan ilmu kimia adalah bagian dari Ilmu

Pengetahuan Alam (Natural Science) yang mengambil materi (matter) sebagai objek.

Page 26: Pendidikan Kimia

11

Yang dikembangkan oleh ilmu kimia adalah deskripsi tentang materi, khususnya

kemungkinan perubahan menjadi benda lain (transformation of matter) secara

permanen serta energi yang terlibat dalam perubahan.

Mata pelajaran kimia perlu diajarkan untuk tujuan yang lebih khusus yaitu

membekali peserta didik dengan pengetahuan, pemahaman, dan sejumlah

kemampuan yang dipersyaratkan untuk merasuki jenjang pendidikan yang lebih

tinggi serta mengembangkan ilmu dan teknologi. Tujuan mata pelajaran kimia

dicapai oleh peserta didik melalui berbagai pendekatan, antara lain pendekatan

induktif dalam proses inkuiri ilmiah pada takaran inkuiri terbuka. Oleh karena itu,

pembelajaran kimia menekankan pada pemberian pengalaman belajar secara

langsung melalui penggunaan dan pengembangan keterampilan proses dan sikap

ilmiah Arikunto (2006).

C. Pembelajaran Model Pemecahan Masalah (Problem Solvig)

1. Pengertian Model Pemecahan Masalah (Problem Solving)

Menurut Suherman (2003) model pemecahan masalah adalah suatu cara

menyajikan pelajaran dengan mendorong peserta didik untuk mencari dan memecahkan

suatu masalah/persoalan dalam rangka pencapaian tujuan pengajaran. Sebagai prinsip

dasar dalam metode ini adalah perlunya aktifitas dalam mempelajari sesuatu. Alasan

penggunaan model problem solving bagi peneliti adalah dengan penggunaan metode

problem solving siswa dapat bekerja dan berpikir sendiri dengan demikian siswa akan

dapat mengingat pelajarannya dari pada hanya mendengarkan saja.

Page 27: Pendidikan Kimia

12

2. Model Pembelajaran pemecahan Masalah

Pierce dan Jones (Ratnaningsih, 2003): Mereka mengemukakan bahwa

kejadian-kejadian yang harus muncul pada waktu pelaksanaan pembelajaran

pemecahan masalah adalah sebagai berikut:

a. Keterlibatan (engagement) meliputi mempersiapkan siswa untuk berperan

sebagai pemecah masalah yang bisa bekerja sama dengan pihak lain,

menghadapkan siswa pada situasi yang mendorong untuk mampu menemukan

masalah dan meneliti permasalahan sambil mengajukkan dugaan dan rencana

penyelesaian.

b. Inkuiri dan investigasi (inquiry dan investigation) yang mencakup kegiatan

mengeksplorasi dan mendistribuskan informasi.

c. Performansi (performnace) yaitu menyajikan temuan.

d. Tanya jawab (debriefing) yaitu menguji keakuratan dari solusi dan melakukan

refleksi terhadap proses pemecahan masalah.

Untuk memecahkan suatu masalah John Dewey mengemukakan sebagai berikut:

1. Mengemukakan persoalan/masakah. Guru menghadapkan masalah yang akan

dipecahkan kepada peserta didik.

2. Memperjelas persoalan/masalah. Masalah tersebut dirumuskan oleh guru bersama

peserta didiknya.

3. Melihat kemungkinan jawaban peserta didik bersama guru mencari kemungkinan-

kemungkinan yang akan dilaksanakan dalam memecahkan persoalan.

Page 28: Pendidikan Kimia

13

4. Mencoba kemungkinan yang dianggap menguntungkan. Guru menetapkan cara

pemecahan masalah yang dianggap paling tepat.

5. Penilaian cara yang ditempuh dinilai, apakah dapat mendatangkan hasil yang

diharapkan atau tidak. ( Arsyad. 2006).

3. Langkah-langkah Pelaksanaan Model Pemecahan Masalah (Problem Solving)

1. Persiapan

a. Bahan-bahan yang akan dibahas terlebih dahulu disiapkan oleh guru.

b. Guru menyiapkan alat-alat yang dibutuhkan sebagai bahan pembantu dalam

memecahkan persoalan.

c. Guru memberikan gambaran secara umum tentang cara-cara pelaksanaannya.

d. Masalah yang disajikan hendaknya jelas dapat merangsang peserta didik

untuk berpikir.

e. Maslah harus bersifat praktis dan sesuai dengan kemampuan peserta didik

2. Pelaksanaan

a. Guru menjelaskan secara umum tentang masalah yang dipecahkan.

b. Guru meminta kepada peserta didik untuk mengajukan pertanyaan tentang

tugas yang akan dilaksanakan.

c. Peserta didik dapat bekerja secara individual atau berkelompok.

d. Mungkin peserta didik dapat menemukan pemecahannya dan mungkin pula

tidak.

e. Kalau pemecahannya tidak ditemukan oleh peserta didik kemudian

didiskusikan mengapa pemecahannya tak ditemukan.

Page 29: Pendidikan Kimia

14

f. Pemecahan masalah dapat dilaksanakan dengan pikiran.

g. Data diusahakan mengumpulkan sebanyak-banyaknya untuk analisa sehingga

dijadikan fakta.

h. Membuat kesimpulan.

3. Kelebihan Model Pemecahan Masalah (Problem Solving)

a. Melatih peserta didik untuk menghadapi problema-problema atau situasi yang

timbul secara spontan.

b. Peserta didik menjadi aktif dan berinisiatif sendiri serta bertanggung jawab

sendiri.

c. Pendidikan disekolah relevan dengan kehidupan.

4. Kelemahan Model Pemecahan Masalah (Problem Solving)

a. Memerlukan waktu yang lama

b. Siswa yang pasif dan malas akan tertinggal

c. Sukar sekali untuk mengorganisasikan bahan pelajaran.

d. Sukar sekali menentukan masalah yang benar-benar cocok dengan tingkat

kemampuan peserta didik.

Page 30: Pendidikan Kimia

15

D. STOIKIOMETRI

Stoikiometri merupakan ilmu kimia yang menyangkut hubungan kuantitatif

antara zat-zat yang terlibat dalam reaksi kimia, baik sebagai pereaksi maupun

sebagai hasil reaksi. Stoikiometri menyangkut cara menimbang dan menghitung

spesi-spesi kimia. Dengan kata lain, stoikiometri mengkaji tentang hubungan-

hubungan kuantitatif dalam reaksi kimia.

A. Massa Atom Relatif

Massa atom relatif sangat penting dalam ilmu kimia untuk mengetahui sifat

unsur dan senyawa. Semua senyawa di alam ini terbentuk dari atom-atomnya dengan

perbandingan massa atom yang tetap. Perbandingan massa satu atom dengan massa

atom standar disebut massa atom relatif (Ar). Karena atom sangat ringan, maka tidak

dapat digunakan satuan g dan kg untuk massa atom, maka digunakan satuan massa

atom (s.m.a). Pada tahun 1960 berdasarkan kesepakatan internasional ditetapkan

karbon-12 atau 12

C sebagai standar dan mempunyai massa atom 12 s. m. a. Karena

setiap unsur terdiri dari beberapa isotop, maka definisi massa atom relatif (Ar)

diubah menjadi perbandingan massa rata-rata satu atom unsur terhadap massa atom

12C.

Ar = 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑟𝑎𝑡𝑎 −𝑟𝑎𝑡𝑎 1 𝑎𝑡𝑜 𝑚 𝑥

12 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑎𝑡𝑜𝑚 𝐶−12

Dan isotop 12C ditetapkan mempunyai massa 12 s.m.a. Setelah diteliti dengan

cermat, 1 s.m.a = 1,66 x 10-24 g dan massa isotop 12

C= 1,99 x 10-23 g Ada 20 unsur

Page 31: Pendidikan Kimia

16

(Be, F, Na, Al, P, Sc, Mn, Co, As, Y, Nb, Rh, I, Cs, Pr, Tb, Ho, Tm, Au, dan Bi)

yang merupakan monoisotop. Sedangkan unsur-unsur yang lain mempunyai dua atau

lebih isotop. Untuk unsur-unsur ini, massa atom relatif (Ar) merupakan nilai rata-rata

massa dari setiap massa isotop atom dalam unsur tersebut dengan memperhitungkan

kelimpahannya.

B. Massa Molekul Relatif

Perbandingan massa molekul dengan massa standar disebut massa molekul

relatif (Mr), ditulis sebagai berikut:

MrX= 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑟𝑎𝑡𝑎 −𝑟𝑎𝑡𝑎 1 𝑜𝑚𝑙𝑒𝑘𝑢𝑙 𝑠𝑒𝑛𝑦𝑎𝑤𝑎 𝑥

1

2 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 1 𝑎𝑡𝑜𝑚 𝑏/𝐶−12

Molekul merupakan gabungan atom-atom. Berdasarkan hal tersebut, massa molekul

relatif (Mr) merupakan penjumlahan dari Ar atom-atom penyusunnya.

3) Konsep Mol

Satu mol adalah jumlah zat yang mengandung partikel-partikel elementer,

sebanyak jumlah atom dalam 0,012 kg karbon-12 yang mempunyai massa 12 sma.27

a) Jumlah partikel

Jumlah partikel (atom, molekul, ion) dalam satu mol disebut bilangan Avogadro

dengan lambang L. Berdasarkan penelitian yang dilakukan salah satunya dengan

cara elektrolisis diperoleh harga 1 mol adalah 6,02 x 1023. 28 Untuk menentukan

jumlah partikel dalam satu mol digunakan rumus sebagai berikut.

b) Massa molar

Page 32: Pendidikan Kimia

17

Massa molar (molar mass), didefinisikan sebagai massa (dalam garam atau

kilogram) dari 1 mol entitas (seperti atom atau molekul) zat. Massa molar adalah

bilangan yang sama dengan massa atom relatif atau massa molekul relatif, tetapi

ditunjukkan dalam satuan g/mol.

Massa molar A= 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝐴(𝑔𝑟𝑎𝑚 )

1 𝑚𝑜𝑙 𝑧𝑎𝑡 𝐴

c) Volume molar

(1) Volume molar gas dalam keadaan standar

Karena volume gas sangat dipengaruhi oleh suhu dan tekanan, dalam

stoikiometri para ahli kimia menetapkansuatu kondisi acuan dalam penentuan

volume molar. Kondisi acuan ini adalah 0 °C (273 K) dan 1 atm. Kondisi ini disebut

kondisi standar atau STP (Standard Temperature and Pressure). Pada kondisi STP,

volume molar gas adalah 22,4 L. Hubungan volume molar dan jumlah mol gas pada

keadaan standar sebagai berikut:

(2) Volume gas pada keadaan sembarang (tidak STP)

Volume gas pada suhu dan tekanan tertentu. Dengan persamaan:

Keterangan:

P = Tekanan gas (atm), V = volume (liter), n = jumlah mol gas (mol), R = tetapan

gas (0,082 L atm/mol K), T = suhu mutlak gas (K)

Volume gas pada suhu kamar (T = 250 dan P = 1 atm).

Dengan persamaan

Volume gas diukur pada kondisi gas lain. Dengan persamaan:

Keterangan:

Page 33: Pendidikan Kimia

18

n1 = Jumlah mol gas 1, n2 = Jumlah mol gas 2

V1 = Volume gas 1, V2 = Volume gas 2

4) Stoikometri senyawa

a) Rumus empiris

Rumus empiris (empirical formula ) menunjukkan unsur-unsur yang ada dan

perbandingan bilangan-bilangan paling sederhana dari atom-atomnya. Hal yang

harus diupayakan pada penetapan rumus empiris dalam suatu senyawa adalah

menentukan jumlah mol unsur penyusun senyawa tersebut. Rumus empiris dapat

digunakan untuk menghitung bobot rumus senyawa.

b) Rumus molekul

Rumus molekul (molecular senyawa) menunjukkan jumlah eksak atom-atom

dari setiap unsur di dalam unit terkecil suatu zat. 33 Rumus molekul dapat diperoleh

dengan mengalikan semua titik bawah dalam rumus empiris dengan bilangan pengali

menghubungkan bobot molekul dengan bobot rumus, tetapi juga jumlah atom yang

sebenarnya dari masing-masing unsur dalam molekul Senyawa.

c) Kadar unsur dalam senyawa.

Kadar unsur dalam senyawa (%) adalah bagian zat terlarut dalam seratus

bagian campuran zat. Kadar unsure dapat ditentukan berdasarkan jumlah atom unsur

dalam senyawa, massa atom relatif unsur, dan massa molekul relative unsur dalam

senyawa, yaitu dengan menggunakan persamaan sebagai berikut.

Keterangan:

Page 34: Pendidikan Kimia

19

x = massa atom relatif unsur yang dicari kadarnya, y = massa molekul relatif

5) Stoikiometri reaksi

a) Peranan koefisien reaksi dalam stoikiometri reaksi.

Perbandingan atom dan perbandingan molekul adalah sama (identik).

Koefisien dalam suatu persamaan reaksi adalah suatu perbandingan di mana molekul

satu zat bereaksi dengan molekul dengan molekul zat yang berbeda membentuk

suatu zat lain.

Contoh soal :

Suatu reaksi kimia dinyatakan dengan persamaan reksi sebagai berikut:

2Al (s) + 3H2SO4 (aq) Al2(SO4)3( aq)+3H2 (g). Hitunglah mol gas hidrogen

yang dihasilkan jika aluminium yang digunakan adalah 1,5 mol

Penyelesaian

Perbandingan mol Al : H2 = 2:3 sehingga

mol H2 = 3

2 x1,5 mol 2,25 mol

Jadi, mol H2 yang dihasilkan adalah 2,25 mol

b) Pereaksi pembatas Jika kita mereaksikan senyawa kimia, biasanya kita tidak

memperhatikan berapa jumlah reagen yang tepat supaya tidak terjadi kelebihan

reagen-reagen tersebut. Sering terjadi satu atau lebih reagen berlebih dan apabila itu

terjadi, maka suatu reagen sudah habis digunakan sebelum yang lain habis. Pereaksi

yang habis lebih dahulu dalam suatu reaksi kimia disebut pereaksi pembatas. Contoh

Page 35: Pendidikan Kimia

20

soal dan penyelesainnya permasalahan pereaksi pembatas Sebanyak 12 gram logam

magnesium dibakar dengan 16 gram oksigen sesuatu

reaksi: 2Mg (s) + O2 (g) 2 MgO (s). Maka manakah zat yang menjadi zat pembatas?

Penyelesaian

Mol Mg = 24

12= 0,25 mol

Mol O2 = 32

16 0,5 mol

Hasil bagi jumlah mol dibagi dengan koefosien reaksinya

Mg 0,5

2

0,5

1

Dilihat dari perhitungan di atas Mg habis bereaksi maka Mg.

Hukum-hukum Dasar Kimia

A. Hukum Kekekalan Massa (Hukum Lavoisier)

Lavoisier menimbang zat sebelum bereaksi, kemudian menimbang hasil

reaksinya. Ternyata massa zat sebelum dan sesudah reaksi selalu sama. Lavoisier

menyimpulkan hasil penemuannya dalam suatu hukum yang disebut hukum

kekekalan massa: “Dalam sistem tertutup, massa zat sebelum dan sesudah reaksi

adalah sama“. Perubahan materi yang kita amati dalam kehidupan sehari-hari

umumnya berlangsung dalam wadah terbuka. Jika hasil reaksi ada yang berupa gas

(seperti pada pembakaran kertas), maka massa zat yang tertinggal menjadi lebih

kecil daripada massa semula. Sebaliknya, jika reaksi mengikat sesuatu dari

lingkungannya (misalnya oksigen), maka hasil reaksi akan lebih besar daripada

Page 36: Pendidikan Kimia

21

massa semula. Misalnya, reaksi perkaratan besi (besi mengikat oksigen dari udara)

sebagai berikut:

Besi yang mempunyai massa tertentu akan bereaksi dengan sejumlah oksigen

di udara membentuk senyawa baru besi oksida (Fe2O3(s)) yang massanya sama

dengan massa besi dan oksigen mula-mula.

Fe(s) + O2(g) Fe2O3(s).

Contoh Soal:

Berikut ini contoh reaksi kimia yang berkaitan dengan hukum kekalan masssa zat-zat

pereaksi dan hasil reaksi:

No Pereaksi I Pereaksi II Hasil Reaksi

1

2

Gas hidrogen

2 gram

4 gram

5 gram

6 gram

Karbon

a. 6 gram

b. 9 gram

c. ...gram

Gas oksigen

16 gram

32 gram

40 gram

48 gram

Gas oksigen

16 gram

….gram

40 gram

Air

18 gram

36 gram

45 gram

54 gram

Gas karbondioksida

….gram

33 gram

55 gram

Jawab:

a. Massa gas = massa karbon + masssa gas oksigen

Karbon dioksida = 6 + 16

= 22 gram

b. Massa gas = massa karbon dioksida – massa karbon

Oksigen = 33 – 9

= 24 gram

c. Massa karbon = masssa karbon dioksida - massa gas oksigen

= 55 – 40

Page 37: Pendidikan Kimia

22

= 15 gram

Hukum Perbandingan Tetap (Hukum Proust)

Pada tahun 1799, Joseph Louis Proust menemukan satu sifat penting dari

senyawa, yang disebut hukum perbandingan tetap. Berdasarkan penelitian terhadap

berbagai senyawa yang dilakukannya, Proust menyimpulkan bahwa “Perbandingan

massa unsur-unsur dalam satu senyawa adalah tertentu dan tetap.“ Senyawa yang

sama meskipun berasal dari daerah berbeda atau dibuat dengan cara yang berbeda

ternyata mempunyai komposisi yang sama. Contohnya, hasil analisis terhadap garam

natrium klorida dari berbagai daerah. Hukum Proust dikembangkan lebih lanjut oleh

para ilmuwan untuk unsur-unsur yang dapat membentuk lebih dari satu jenis

senyawa. Salah seorang diantaranya adalah John Dalton (1766 – 1844). Dalton

mengamati adanya suatu keteraturan yang terkait dengan perbandingan massa unsur-

unsur dalam suatu senyawa. Untuk memahami hal ini, perhatikan tabel hasil

percobaan reaksi antara nitrogen dengan oksigen berikut.

Jenis Senyawa

Massa Nitrogen

yang Direaksikan

Massa Oksigen

yang Direaksikan Massa Senyawa

yang Terbentuk

Nitrogen

monoksida

0,87 gram 1,00 gram 1,875 gram

Nitrogen dioksida

1,75 gram 1,00 gram 2,75 gram

Dengan massa oksigen yang sama, ternyata perbandingan massa nitrogen

dalam senyawa nitrogen dioksida dan senyawa nitrogen monoksida merupakan

bilangan bulat dan sederhana.

Page 38: Pendidikan Kimia

23

Massa nitrogen dalam senyawa nitrogen dioksida 1,75 gram

Massa nitrogen dalam senyawa nitr ogen monoksida 0,87 gram =

2

1

Berdasarkan hasil percobaannya, Dalton merumuskan hukum kelipatan

perbandingan (hukum Dalton) yang berbunyi: “Jika dua jenis unsur bergabung

membentuk lebih dari satu senyawa, dan jika massa-massa salah satu unsur dalam

senyawa-senyawa tersebut sama, sedangkan massa-massa unsur lainnya berbeda,

maka perbandingan massa unsur lainnya dalam senyawa-senyawa tersebut

merupakan bilangan bulat dan sederhana.

Contoh Soal:

Diketahui perbandingan massa kalsium dan oksigen dalam membentuk senyawa

kalsium oksida adalah 5 : 2. Bila direaksikan 10 gram kalsium dan 12 gram oksigen,

tentukan massa kalsium oksida (CaO) yang terbentuk dan sisa pereaksi!

Jawab:

Langkah -

Langkah Massa Kalsium

Massa Oksigen Massa CaO

yang terbentuk Sisa pereaksi

Mula-mula perbandingan

massa bereaksi

sisa

10 gram 10

5 = 2

P pilih angka yang kecil 2x5 = 10 10-10 = 0

12 gram 12

2 = 6

2 x 2 = 4

12 – 4 = 8

-

10+4 = 14 gram

-

8 gram oksigen

Hukum Perbandingan Volume (Hukum Gay Lussac)

Pada awalnya para ilmuwan menemukan bahwa gas hidrogen dapat bereaksi

dengan gas oksigen membentuk air. Perbandingan volume gas hydrogen dan oksigen

dalam reaksi tersebut adalah tetap, yaitu 2 : 1. Pada tahun 1808, Joseph Louis Gay

Lussac melakukan percobaan serupa dengan menggunakan berbagai macam gas. Ia

Page 39: Pendidikan Kimia

24

menemukan bahwa perbandingan volume gas-gas dalam reaksi selalu merupakan

bilangan bulat sederhana.

Hukum perbandingan volume dari Gay Lussac dapat kita nyatakan sebagai

berikut. “Perbandingan volume gas-gas sesuai dengan koefisien masing-masing gas.”

Untuk dua buah gas (misalnya gas A dan gas B) yang tercantum dalam satu

persamaan reaksi, berlaku hubungan:

𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝐴

𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝐵 =

𝐾𝑜𝑒𝑓𝑖𝑠𝑖𝑎𝑛 𝐴

𝐾𝑜𝑒𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛 𝐵

Volume = 𝐾𝑜𝑒𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛 𝐴

𝐾𝑜𝑒𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛 𝐵 X Volume B

Contoh soal:

Sepuluh mL gas nitrogen (N2) dan 15 mL gas oksigen (O2) tepat habis bereaksi

menjadi 10 mL gas NaOb. Tentukan rumus kimia gas NaOb tersebut!

Jawab:

Perbandingan koefisien = perbandingan volume Koefisien

N2 : O3 : NaOb = 10 : 15 : 10 = 2 : 3 : 2

2 N2 + 3 O3 2 NaOb

Karena jumlah atom di ruas kiri dan di ruas kanan sama, maka harga a dan b dapat

dicari sebagai berikut.

Jumlah atom N kiri= Jumlah atom N kanan

2 × 2 = 2a

4 = 2a

a = 2

Jumlah atom O kiri= Jumlah atom O kanan

3 × 2 = 2b

6 = 2b

b = 3

Jadi, rumus kimia senyawa tersebut adalah N2O3.

Hipotesis Avogadro

Page 40: Pendidikan Kimia

25

Banyak ahli termasuk Dalton dan Gay Lussac gagal menjelaskan hokum

perbandingan volume yang ditemukan oleh Gay Lussac. Ketidakmampuan Dalton

karena ia menganggap partikel unsur selalu berupa atom tunggal (monoatomik).

Pada tahun 1811, Amedeo Avogadro menjelaskan percobaan Gay Lussac. Menurut

Avogadro, partikel unsur btidak selalu berupa atom tunggal (monoatomik), tetapi

berupa 2 atom (diatomik) atau lebih (poliatomik). Avogadro menyebutkan partikel

ntersebut sebagai molekul.

(Silberberg, 2000) pada suhu dan tekanan yang sama, semua gas dengan volume

yang sama akan mengandung jumlah molekul yang sama pula.” Jadi, perbandingan

volume gas-gas itu juga merupakan perbandingan jumlah molekul yang terlibat

dalam reaksi. Dengan kata lain perbandingan volume gas yang bereaksi sama dengan

koefisien reaksinya.

Contoh soal:

Dua liter gas nitrogen (N2) tepat bereaksi dengan 3 liter gas oksigen (O2)

membentuk 2 liter gas NaOb, semuanya diukur pada suhu (T) dan tekanan (P) yang

sama. Tentukan rumus molekul gas tersebut!

Jawab:

Karena perbandingan volume gas merupakan koefisien reaksi, maka persamaan

reaksinya dapat ditulis sebagai berikut.

2 N2(g) + 3 O2(g)2 NaOb(g)

Jumlah atom ruas kiri = jumlah atom ruas kanan

Page 41: Pendidikan Kimia

26

Jumlah Atom

di Ruas Kiri Jumlah Atom di

Ruas Kanan

∑Ruas Kiri = ∑Ruas Kanan

N = 2 × 2 = 4

N = 2a

4 = 2a maka a = 2

O = 3 × 2 = 6

O = 2b

6 = 2b maka b = 3

Jadi, rumus molekul gas NaOb = N2O3.

E. Kerangka Berfikir

Kerangka berfikir dari penelitian ini yaitu adalah sebagai berikut:

a. Solusi pertama dalam penggambilan sikap

yaitu jika seorang siswa membuat soal dari situasi yang diadakan. Jadi guru

diharapkan mampu membuat pertanyaan yang berkaitan dengan pernyataan yang

dibuat sebelumnya.

b. Bersikap diantara suatu solusi

yaitu jika seorang siswa mampu merumuskan ulang pertanyaan soal tersebut

menjadi sub-sub pertanyaan baru yang urutan penyelesaiannya seperti yang telah

diselesaikan sebelumnya. Jadi, diharapkan siswa mampu membuat sub-sub

pertanyaaan baru dari sebuah pertanyaan yang ada pada soal yang bersangkutan

c. Menempatkan solusi sebagai suatu sikap

yaitu jika seorang siswa memodifikasi tujuan atau kondisi soal yang sudah

diselesaikan untuk membuat soal yang baru yang sejenis. Dalam model

pembelajaran pengajuan soal (problem solving) siswa dilatih untuk memperkuat dan

Page 42: Pendidikan Kimia

27

memperkaya konsep-konsep dasar kimia. Dengan demikian, kekuatan-kekuatan

model pembelajaran problem solving sebagai berikut.

1. Memberi penguatan terhadap konsep yang diterima atau memperkaya konsep-

konsep dasar.

2. Diharapkan mampu melatih siswa meningkatkan kemampuan dalam belajar.

3. Orientasi pembelajaran adalah investigasi dan penemuan yang pada dasarnya

adalah pemecahan masalah.

Atas dasar pemikiran diatas, maka model pembelajaran pemecahan masalah ini

dapat meningkatkan hasil belajar kimia siswa kelas XC SMA Negeri I wawonii.

F. Hipotesis

Adapun hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah hasil belajar kimia pada

pokok bahasan Stoikiometri dapat ditingkatkan melalui model pembelajaran

kooperatif Pemecahan masalah pada kelas XC SMA Negeri 1 Wawonii.

G. Penelitian Yang Relevan

Beberapa hasil penelitian tentang model pembelajaran problem solving antara

lain: Budi, (1998) yang mengembangkan perangkat pembelajaran pemecahan

masalah pada pengajaran matematika di SMU menunjukkan, bahwa hasil belajar

Siswa meningkat dari 67% pada siklus I meningkat menjadi 89% pada siklus II.

Page 43: Pendidikan Kimia

28

Fauzi (2008), mengatakan bahwa modeI problem solving dapat meningkatkan

pemahaman siswa, yang sebelumnya memperoleh nilai diatas 70 hanya sebanyak 7

siswa(27%) dan pada siklus I mengalami peningkatan, siswa yang memperoleh nilai

diatas 70 menjadi 23 siswa (88%). Pada siklus II terjadi peningkatan lagi sebesar 25

orang siswa yang mendapat nilai diatas 70 (97%).

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Aspina (2009) dengan menerapkan

model pembelajaran problem solving dalam pembelajaran kimia pada pokok bahasan

termokimia dapat meningkatkan hasil belajar siswa dengan ketuntasan belajar pada

siklus I sebesar 76,66% dengan rata-rata 69,53 meningkat pada siklus II yaitu

sebesar 96,66% dengan rata-rata 82,33.

Model pembelajaran pemecahan masalah merupakan model pembelajaran yang

berorientasi pada kerangka kerja teoritik konstruktivisme (Mulyani, 2013:12. Dalam

model pembelajaran pemecahan masalah, fokus pembelajaran ada pada masalah

yang dipilih sehingga pelajar tidak saja mempelajari konsep-konsep yang

berhubungan dengan masalah tetapi juga metode ilmiah untuk memecahkan masalah

tersebut. Oleh sebab itu, pembelajaran tidak saja harus memahami konsep yang

relevan dengan masalah yang menjadi pusat perhatian tetapi juga memperoleh

pengalaman belajar yang berhubungan dengan ketrampilan menerapkan metode

ilmiah dalam pemecahan masalah dan menumbuhkan pola berpikir kritis. Dimana

siswa hanya melihat dan mendengarkan guru menyampaikan materi pelajaran yang

Page 44: Pendidikan Kimia

29

dapat membuat siswa bosan dan tidak tertarik mengukuti materi pelajaran yang

diajarkan. Hal ini akan berimbas pada prestasi belajar siswa.

Page 45: Pendidikan Kimia

30

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan waktu

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari 2015 semester II (dua) Tahun

Ajaran 2015/2016 di kelas Xc SMA Negeri 1 Wawonii.

B. Subyek Penelitian

Subyek penelitian ini adalah siswa kelas Xc SMA Negeri 1 Wawonii yang

terdaftar pada semester ganjil tahun ajaran 2015/2016, Penetapan kelas Xc sebagai

subyek penelitian didasarkan pada hasil diskusi dengan guru kimia menyatakan

bahwa di kelas tersebut daya serapnya kurang/tingkat penguasaan materi kimia

masih lamban dibandingkan dengan kelas lain sehingga diperlukan suatu model

pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

C. Faktor Yang Diteliti

Untuk mampu menjawab permasalahan yang timbul, ada beberapa faktor

yang diteliti. Faktor yang diteliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Faktor siswa; Yaitu melihat aktivitas dan kemampuan siswa dalam mempelajari

kimia khususnya pada pokok bahasan stoikiometri. Dengan menggunakan

lembar observasi dan evaluasi belajar setiap siklus.

Page 46: Pendidikan Kimia

31

2. Teknik guru; Yaitu melihat bagaimana materi pelajaran yang disiapkan, dan

tehnik yang digunakan dalam menerapkan model pembelajaran kooperatif

pemecahan masalah. Dengan menggunakan lembar observasi guru dan RPP.

a. Rancangan penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan sebanyak 2 (dua) siklus dan setiap

siklus terdiri dari 2 kali pertemuan yang disesuaikan dengan perubahan yang ingin

dicapai seperti apa yang didesain dalam faktor yang diselediki serta cakupan materi

sesuai alokasi waktu yang tersedia. Setiap siklus dilaksanakan dengan tahapan:

Perencanaan (planning)

Pelaksanaan tindakan (action)

Observasi dan evaluasi (Observation and evaluation)

Refleksi (Reflection)

Secara rinci prosedur penelitian tindakan kelas ini dijabarkan sebagi berikut :

1. Perencanaan

Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini meliputi :

a. Membuat rencana perbaikan pembelajaran (RPP)

b. Membuat instrument penelitian yang meliputi bagaimana alat evaluasi berupa

tes serta kunci jawaban

c. Membuat lembar observasi untuk melihat bagaimana kondisi belajar mengajar

di kelas ketika menerapakan model pembelajaran pemecahan masalah.

d. Membuat catatan untuk mengetahui data refleksi diri.

Page 47: Pendidikan Kimia

32

2. Pelaksanaan tindakan

Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini melakukan pengamatan kegiatan siswa

dan guru pada saat proses belajar mengajar sedang berlangsung.

3. Observasi dan Evaluasi

Kegiatan pada tahap ini adalah melaksanakan proses observasi terhadap

pelaksanaan tindakan dengan menggunakan lembar observasi yang dibuat. Proses

observasi dilakukan sejak awal hingga akhir penelitian. Sedangkan evaluasi

bertujuan untuk melihat apakah hasil belajar siswa dapat meningkatkan dengan

menggunakan model pembelajaran pemecahan masalah.

4. Refleksi

Pada tahap ini, hasil yang diperoleh pada tahap observasi dan evaluasi

dikumpulkan dan dianalisis. Kemudian hasil tersebut akan diliaht apakah telah

memenuhi target yang telah ditetapkan pada indikator kinerja. Jika belum memenuhi

target, maka penelitian ini dilanjutkan pada siklus berikutnya. Kelemahan dan

kekurangan yang terjadi pada siklus selanjutnya akan diperbaiki pada siklus

berikutnya.

Page 48: Pendidikan Kimia

33

Secara skematis, proses pelaksanaan tindakan kelas tersebut dapat

ditampilkan pada gambar 1.1 sebagai berikut:

Gambar 1.1 Siklus Penelitian Tindakan Kelas (Arikunto, 2006:134)

SIKLUS I

SIKLUS II

E. Instrument Penelitian

Dalam penelitian ini digunakan dua jenis instrument pengumpulan data yaitu tes

aktivitas dan hasil belajar.

1. Tes Hasil Belajar

Tes ini dikontruksi dalam bentuk soal uraian dengan jumlah 5 butir soal pada

siklus I dan 4 butir soal dalam siklus II. Tes dikembangkan berdasarkan tujuan

pembelajaran. Tes yang digunakan tersusun oleh peneliti berkerjasama dengan guru

mata pelajaran kimia kelas XC SMA Negeri 1 Wawonii.

Perencanaan Pelaksanaan

tindakan Analisis dan

Refleksi

Observasi

dan Evaluasi

perencanaan Pelaksanaan

tindakan

Observasi

dan Evaluasi

Analisis dan

Refleksi

Siklus

selanjutnya

Indikator Pencapaian Penelitian

Page 49: Pendidikan Kimia

34

2. Lembar Observasi

Lembar observasi ditujuhkan sebagai pedoman untuk melakukan oservasi

terhadap aktivitas guru dan siswa pada proses pembelajaran Pemecahan masalah.

Observasi tehadap aktivitas guru difokuskan pada keterlaksanaan model

pembelajaran peemcahan masalah dan proses pembelajaran. Observasi terhadap

siswa difokuskan pada keaktifan siswa dalam pembelajaran.

E. Instrumen Pengumpulan Data

1. Sumber data: guru dan siswa

2. Jenis data yaitu :

a. Data kualitatif diperoleh melalui lembar observasi

b. Data kuantitatif diperoleh melalui tes

3. Tehnik Pengambilan data:

a. Data tentang proses dalam pembelajaran Pemecahan masalah diperoleh

melalui lembar observasi

b. Data tentang hasil belajar siswa diperoleh melalui tes

F. Analisis Data

1. Menentukan nilai rata-rata ( x )

( x ) = N

Xi x 100%

Keterangan :

Xi = Jumlah nilai siswa

Page 50: Pendidikan Kimia

35

N = Banyaknya siswa

2. Menentukan persentase hasil belajar siswa

Persentase ketuntasan = N

X x 100 %

Keterangan :

X = Banyaknya siswa yang tuntas

N = Banyak siswa

G. Indikator Kinerja

Sebagai Indikator keberhasilan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah jika

nilai tuntas setiap kelas minimal 80% siswa telah tercapai nilai minimal 70,37 dan

ketuntasan belajar secara individual apabila siswa tersebut telah memperoleh nilai ≥

70,37 (ketentuan dari sekolah).

Page 51: Pendidikan Kimia

36

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Aktivitas Siswa

Hal-hal yang diobservasi pada siswa selama proses pembelajaran melalui

penerapan Model pembelajran (Problem Solving) berlangsung meliputi: Perhatian

siswa terhadap demonstrasi materi pembelajaran yang diberikan oleh guru, aktivitas

siswa dalam mengerjakan LKS, bagaimana siswa dalam mempresentasikan hasil

kerjanya serta keberanian siswa dalam mengajukan pertanyaan/menanggapi

pertanyaan dan mengeluarkan pendapat.

Hasil observasi terhadap aktivitas siswa selama proses pembelajaran

berlangsung dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Persentase Siswa yang Melakukan Aktivitas Selama Proses Belajar

Mengajar

No Aktivitassiswa yang diamati Persentase/Siklus

I II

1 Mendengarkan/memperhatikan penjelasan guru 80,1 93,6

2 Mengerjakan LKS 81,9 92,8

3 Mengajukan pertanyaa/menggapi pertanyaan 56,1 85,3

4 Mempersentsekan hasil kerja 64,7 88,6

Rata-rata kelas 7,00 90,90

Berdasarkan data pada Tabel 1 menunjukkan bahwa terjadi peningkatan

aktivitas siswa selama proses belajar mengajar yaitu aktivitas siswa dalam

mendengarkan/memperhatikan penjelasan guru dari tindakan siklus I ke tindakan

Page 52: Pendidikan Kimia

37

siklus II meningkat sebesar 13%. Aktivitas mengerjakan LKS belajar dari tindakan

siklus I ke tindakan siklus II meningkat sebesar 10,90%, seperti terlihat pada tabel

berikut:

Tabel 2. Aktivitas Mendengarkan/Memperhatikan Penjelasan Guru dan Aktivitas

Mengerjakan LKS

No Klp Aktivitas Mendengarkan

Penjelasan Guru

Aktivitas Mengerjakan LKS

Persentase (%)/Rerata

Persentase (%)/Rerata

I II I II

1 I 83.8 100 75.0 91.7

2 II 66.7 91.7 75.0 83.3

3 III 83.3 100 91.7 91.7

4 IV 90.0 90.0 80.0 90.0

5 V 80.0 80.0 80.0 100

6 VI 80.0 100 90.0 100

Rerata 80.6 93.3 81.9 92.8

Ket. Kelompok I,II, & III: 6 Siswa

Kelompok IV, V & VI

Aktivitas mengajukan pertanyaan/menanggapi pertanyaan dari tindakan siklus I

ke tindakan siklus II meningkat sebesar 29,20%. Dan aktivitas memperhatikan

presentasi hasil kerja secara individu dari tindakan siklus I ke tindakan siklus II

meningkat sebesar 23,90%. Dapat terlihat pada tabel Berikut:

Page 53: Pendidikan Kimia

38

Tabel 3. Aktivitas Mengajukan/Menanggapi Pertanyaan dan aktivitas

Mempersentasekan Hasil Kerja

No Klp Aktivitas

Mengajukan/Menanggapi

Pertanyaan

Aktivitas Mempersentasekan

Hasil Kerja

Persentase (%)/Rerata

Persentase (%)/Rerata

I II I II

1 I 58.3 75.5 66.7 91.7

2 II 41.7 75.5 58.3 91.7

3 III 66.7 91.0 50.0 100.0

4 IV 50.0 90.0 80.0 83.3

5 V 50.0 80.0 70.0 91.7

6 VI 70.0 100 90.0 91.7

Rerata 56.1 85.5 69.0 91.7

2. Hasil Belajar Siswa

Hasil belajar siswa secara individu/kelompok pada tindakan siklus I dan

tindakan siklus II pada pokok bahasan stoikiometri dapat dilihat pada tabel berikut:

No Kelompok Siklus I Siklus II

1 I 68,63 75,79

2 II 60.79 75.4

3 III 69.12 76,.07

4 IV 62.36 73.33

5 V 65.88 74.28

6 VI 74.1 77.11

Page 54: Pendidikan Kimia

39

Gambar 2. Grafik rata-rata Hasil belajar siswa Secara Kelompok.

Untuk tabel persentase ketuntasan hasil belajar dapat dilihat pada tabel sebagai

berikut:

Siklus I Siklus II Persentase (%)

63,64% 81,82% 18,18%

Sedangkan data pada gambar 3, menunjukkan bahwa terjadinya peningkatan

persentase ketuntasan hasil belajar siswa dari tindakan siklus 1 ke tindakan siklus II,

dimana pada tindakan siklus I ketuntasan belajar siswa sebesar 63,64% menjadi

81,82% pada tindakan siklus II dengan peningkatan sebesar 18,18%, dimana terlihat

pada gambar sebagai berikut:

0

10

20

30

40

50

60

70

80

I II II IV V VI

75,79 75,4 76,07 73,33 74,2877,11

Has

il B

ela

jar

Kelompok

Siklus I

Siklus II

Page 55: Pendidikan Kimia

40

Gambar 3.Grafik ketuntasan Hasil belajar siswa

2. Observasi Pembelajaran Terhadap Guru

Hasil observasi terhadap kegiatan guru selama proses belajar mengajar

berlangsung pada tindakan siklus I dan II pada pokok bahasan stoikiometri yang

dilaksanakan melalui penerapan model pembelajaran pemecahan masalah '(Problem

Solving) dapat dilihat pada Lampiran 3 dan Lampiran 9.

81,82

36,36

18,18

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

I II

Pe

rse

nta

se

Siklus

Tuntas

Tidak Tuntas

Page 56: Pendidikan Kimia

41

B. Deskripsi Setting dan Subyek Penelitian

1. Hasil Tindakan Siklus I

a. Observasi

Hasil observasi terhadap siswa menunjukkan hal-hal sebagai berikut :

1) Pada pertemuan pertama, siswa terlihat masih asing dengan model pembelajaran

yang diterapkan. Kemudian pada pertemuan kedua siswa sudah mulai terbiasa

dengan model pembelajaran yang digunakan.

2) Pada saat guru mempresentasekan materi pelajaran, sebagian siswa tidak

memperhatikan penjelasan guru.

3) Pada saat proses belajar mengajar berlangsung, beberapa siswa yang tidak aktif,

hal ini terlihat pada saat menyelesaikan soal-soal LKS ada sebagian siswa yang

hanya diam dan menunggu jawaban dari temannya.

4) Pada saat diskusi kelas, hanya sebagian siswa mengajukan ataupun menanggapi

suatu pertanyaan karena mereka merasa sukar untuknmengeluarkan pendapatnya.

5) Dari lembar observasi diperoleh bahwa siswa masih kurang aktif dalam proses

diskusi kelompok maupun diskusi kelas, hal ini dilihat dari siswa kurang semangat

belajar selama siklus I berlangsung. Sedangkan hasil observasi terhadap guru

menunjukkan hal-hal sebagai berikut :

1) Pada pertemuan pertama guru belum menyampaikan indikator pencapaian hasil

belajar secara optimal, dan pada pertemuan selanjutnya sudah menyampaikan

indikator pencapaian hasil belajar untuk membangun perhatian.

Page 57: Pendidikan Kimia

42

2) Pada pertemuan pertama guru belum bisa mengorganisasikan waktu dengan baik.

Hal ini dilihat dari bertambahnya waktu yang dibutuhkan untuk kegiatan ini.

Sedangkan pada pertemuan selanjutnya guru sudah mampu mengorganisasikan

waktu dengan baik sehingga pembelajaran berlangsung sesuai dengan alokasi waktu

yang ada.

3) Pada pertemuan pertama guru kurang memantau jalannya diskusi, hanya

memantau/membimbing sebagian siswa tertentu saja. Hal ini dilihat dari beberapa

siswa tidak tertib dalam mendiskusikan LKS. Sedangkan pada pertemuan

selanjutnya sudah memantau/membimbing semua siswa dengan membimbing tiap-

tiap siswa.

b. Evaluasi

Setelah materi yang diajarkan sebanyak dua kali pertemuan, maka pertemuan

ketiga diadakan evaluasi tindakan siklus I . Hal ini dilakukan untuk melihat sejauh

mana peningkatan prestasi belajar kimia siswa setelah penggunaan model Problem

Solving diterapkan. Siswa harus bertanggung jawab secara individu terhadap hasil

belajarnya meskipun dalam proses pembelajaran dilakukan secara individu. Hasil

evaluasi tindakan siklus I menunjukkan bahwa 64,63% atau 17 siswa dari 33 siswa

memperoleh nilai ≥ 66,7 dengan nilai rata-rata 66,75.

c. Refleksi

Pada tahap ini, peneliti bersama guru secara bersama menilai dan

mendiskusikan kelemahan-kelemahan dan kekurangan-kekurangan yang terdapat

Page 58: Pendidikan Kimia

43

pada pelaksanaan tindakan siklus I untuk kemudian diperbaiki dan dilaksanakan

pada tindakan siklus II. Pada tindakan siklus I penggunaan media pembelajaran yang

digunakan belum begitu optimal, hal ini terlihat dari masih banyaknya siswa yang

tidak aktif dalam mengikuti proses belajar mengajar. Berdasarkan hasil observasi,

peneliti bersama guru bidang studi kimia berasumsi bahwa siswa belum

menunjukkan aktivitas pembelajaran yang seharusnya, ini disebabkan karena media

pembelajaran yang digunakan masih terlihat asing bagi siswa, sehingga siswa masih

menganggap media pembelajaran yang disajikan seperti mainan. Hal ini terlihat dari

masih ada siswa yang tertawa melihat media yang disajikan, walaupun siswa lain

sudah tertarik dengan media pembelajaran yang disajikan. Akibatnya masih banyak

siswa yang belum mampu menjawab soal ketika dilakukan evaluasi tindakan siklus I.

Untuk mengatasi hal ini, maka peneliti memberikan solusi bagi guru bidang studi

kimia antara lain: 1) guru mengefektifkan waktu yang telah disediakan, 2) guru lebih

memantau proses diskusi, 3) guru memberikan motivasi kepada siswa untuk lebih

rajin belajar dan 4) guru menginformasikan bahwa selama kegiatan pembelajaran

berlangsung, sikap dan keaktifan siswa merupakan salah satu bagian dari penilaian.

Dengan melihat banyaknya kekurangan–kekurangan yang ada serta hasil belajar

kimia siswa pada evaluasi siklus I yang belum memenuhi indikator kinerja dalam

penelitian ini, maka penelitian ini akan dilanjutkan pada tindakan siklus II.

2. Tindakan Siklus II

a. Observasi

Hasil observasi terhadap siswa menunjukkan hal-hal sebagai berikut :

Page 59: Pendidikan Kimia

44

1) Siswa sudah semakin aktif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Hal ini

dikarenakan siswa sudah bersemangat mengikuti pembelajaran melalui penggunaan

model pembelajaran Pemecahan Masalah (Problem Solving) yang diterapkan baik

pada pertemuan I maupun pada pertemuan II.

2) Pada saat kerja kelompok berlangsung, sebagian besar siswa sudah aktif

berdiskusi, hal ini terlihat pada saat menyelesaikan soal-soal LKS terjadi tukar

pikiran diantara siswa.

3) Ketika diskusi kelas berlangsung, hanya sebagian kecil siswa yang tidak aktif

berdiskusi. Hal ini terlihat pada saat diskusi kelas berlangsung, siswa sudah saling

menanggapi pertanyaan dari materi yang didiskusikan.

Sebagian besar siswa sudah berani bertanya dan mengungkapkan pendapatnya

tentang materi yang diajarkan tanpa merasa malu. Sementara itu hasil observasi

terhadap guru menunjukkan hal-hal sebagai berikut:

1) Guru sudah memberikan motivasi dan pemaparan yang baik dengan materi yang

diajarkan.

2) Guru sudah menginformasikan bahwa selama kegiatan pembelajaran berlangsung,

sikap dan keaktifan siswa merupakan salah satu bagian dari penilaian.

3) Guru sudah bisa mengefektifkan pemantauan dan bimbingan terhadap siswa,

sehingga tidak ada lagi siswa yang merasa terabaikan.

4) Guru sudah mengumumkan dan memberikan penghargaan kepada siswa yang

terbaik dengan tepuk tangan.

Hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti terhadap guru pada tindakan

Page 60: Pendidikan Kimia

45

siklus II dapat dilihat pada lampiran 9 dan terhadap siswa pada tindakan siklus II

dapat dilihat pada lampiran 10.

b. Evaluasi

Pada tahap ini dilaksanakan evaluasi tindakan siklus II secara perorangan. Hal ini

bertujuan untuk melihat apakah pelaksanaan tindakan siklus II lebih baik atau

mengalami peningkatan prestasi belajar kimia dari pelaksanaan tindakan siklus I.

Soal evaluasi tindakan siklus II dilihat pada lampiran 14. Dari evaluasi tindakan

siklus II menununjukkan bahwa siswa memperoleh nilai ≥ 66,7 sebanyak 19 siswa

dari 23 siswa atau sebesar 81,82% dengan nilai rata-rata 77,11.

c. Refleksi

Hasil refleksi pada tindakan siklus II ini menunjukkan hasil yang cukup

menggembirakan, baik terhadap guru bidang studi maupun siswa. Hasil observasi

yang dilakukan peneliti menunjukkan bahwa pelaksanaan pembelajaran melalui

penerapan model pemecahan masalah (Problem Solvig) sudah memberikan hasil

yang lebih baik. Siswa terlihat aktif dalam mengerjakan soal LKS, bersemangat

untuk menyampaikan pendapat dan menjawab pertanyaan yang diberikan serta

mampu menyelesaikan soal-soal evaluasi yang diberikan dengan baik dan benar. Ini

menunjukkan siswa sudah mempunyai motivasi belajar yang cukup baik terhadap

pelajaran kimia. Model pembelajaran yang digunakan dalam proses pembelajaran

sudah menunjukkan efektifitas yang cukup baik. Hal ini terlihat dari peningkatan

jumlah siswa yang mampu menjawab soal evaluasi dengan benar. Karena indikator

Page 61: Pendidikan Kimia

46

keberhasilan dalam penelitian ini telah tercapai, dalam hal ini minimal 75% siswa

telah mencapai nilai ≥ 66,70, maka penelitian ini dihentikan pada siklus II.

C. PEMBAHASAN

Penelitian tindakan kelas ini terdiri dari dua siklus. Tiap siklus terdiri dari dua

kali pertemuan yang dilaksanakan sesuai dengan prosedur penelitian. Sebelum

dilaksanakan siklus I terlebih dahulu para siswa diberikan evaluasi/tes awal untuk

mengetahui sejauh mana pengetahuan dasar (sebelum pelaksanaan pembelajaran

model pemecahan masalah) yang dimiliki oleh para siswa mengenai pokok bahasan

Stoikiometri. Dari hasil belajar siswa dan persentase ketuntasan belajar di kelas XC

SMA Negeri 1 Wawonii yaitu data tiga tahun terakhir menunjukkan bahwa hasil

belajar siswa masih tergolong rendah dan belum mencapai persentase ketuntasan

minimal dibandingkan setelah media pembelajaran ini diterapkan. Sebelum media

pembelajaran ini diterapkan rata-rata hasil belajar siswa adalah 63,25, 65,30 dan

66,00 dengan persentase ketuntasan masing-masing 61,08%, 71,45% dan 69,84.

Hal ini jauh berbeda dibandingkan dengan hasil belajar siswa dan persentase

ketuntasan belajar siswa melalui penerapan model pemecahan Masalah (Problem

Solving) sebagai model pembelajaran yaitu rata-rata hasil belajar siswa adalah 77,11

dengan persentase ketuntasan 81,82%. Berdasarkan hal di atas, dapat dikatakan

bahwa melalui penggunaan model Pemecahan Masalah SMAN 1 Wawonii

memberikan pengaruh yang sangat baik terhadap hasil belajar siswa. Siswa lebih

termotivasi mengikuti pembelajaran. Hal ini dapat dilihat dari perhatian siswa yang

Page 62: Pendidikan Kimia

47

terpusat pada materi yang diajakarkan. Melalui penggunaan model pemecahan

masalah ini membantu siswa menumbuhkan pengertian dan pemahaman suatu

konsep yang tidak mudah diperoleh dengan cara lain. Para siswa sudah mampu

bekerja sama dalam kelompok dengan baik, siswa sudah berani mengemukakan

pendapatnya dan menjawab pertanyaan yang diberikan pada saat diskusi. Secara

psikologis penerapan pembelajaran melalui penggunaan model pemecahan masalah

(Problem solving) ini memberikan manfaat yang sangat besar terhadap siswa antara

lain: 1). Memotivasi siswa untuk belajar lebih giat karena adanya dorongan dari

teman kelompoknya serta penilaian yang berkelanjutan, 2).Menghilangkan rasa takut

pada siswa untuk mengungkapkan pendapatnya dan menjawab pertanyaan, dan 3).

Menumbuhkan kerja sama siswa, berpikir kritis dan kemampuan membantu teman.

Karena indikator keberhasilan dalam penelitian ini telah tercapai, dalam hal ini

minimal 75% siswa telah mencapai nilai ≥ 66,70, maka penelitian ini dihentikan

pada siklus II. Ini berarti bahwa hipotesis tindakan telah terjawab yaitu melalui

penggunaan pemecahan masalah Problem solving kelas XC SMAN 1 Wawonii pada

pokok bahasan stoikiometri dapat ditingkatkan.

Page 63: Pendidikan Kimia

48

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan data hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa :

1. Penerapan model pembelajaran melalui Pembelajaran Problem Solving dapat

meningkatkan hasil belajar kimia siswa kelas XC SMA Negeri 1 Wawonii pada

pokok bahasan Stoikiometri dengan ketuntasan 64,63% pada tindakan siklus I

menjadi 81,82% pada tindakan siklus II.

2. Pembelajaran melalui penerapan model Pemecahan masalah Problem Solving

dapat meningkatkan persentase jumlah siswa yang melakukan aktivitas yaitu

sebesar 71,00% pada tindakan siklus I menjadi 85,33% pada tindakan siklus II.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas maka peneliti menyarankan hal-hal sebagai

berikut:

1. Kepada guru diharapkan dapat mengetahui, memahami dan menerapkan model

pemecahan masalah Problem Solving dalam upaya peningkatan hasil belajar

kimia siswa

2. Mengingat pentingnya model pembelajaran yang berfungsi sebagai alat/media

pertukaran informasi yang dimiliki oleh guru dan siswa guna mencapai tujuan

Page 64: Pendidikan Kimia

49

pembelajaran, maka peneliti menyarankan kepada guru untuk bisa menggunakan

model pembelajaran yang bervariatif sesuai dengan kondisi dilapangan.

Page 65: Pendidikan Kimia

50

Jadwal Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas Xc Sma

Negeri I Wawonii

No Uraian Kegiatan Waktu Pelaksanaan Keterangan

1 Kegiatan Pendahuluan

Pertemuan (wawancara) Awal

Selasa 30 Oktober 2014

2 Seminar Proposal Selasa 25 November 2014

3 Tes Awal Rabu 9 Januari 2015 2 x 45 menit

4 Pelaksanaan Tindakan Siklus I

1. Pertemuan pertama

2. Pertemuan kedua

3. Evaluasi/tes

Senin 12 Januari 2015

Jum’at 16 Januari 2015

Senin 19 Januari 2015

2 x 45 menit

2 x 45 menit

2 x 45 menit

5 Pelaksanaan Tindaklan Siklus II

1. Pertemuan pertama

2. Pertemuan kedua

3. Evaluasi/tes

Jum’at 23 Januari 2015

Senin 26 Januari 2015

Jum’at 30 Januari 2015

2 x 45 menit

2 x 45 menit

2 x 45 menit

Page 66: Pendidikan Kimia

51

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto Suharsimi, 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta :

Rineka Cipta.

Angkowo, R dan A. Kosasih. 2007. Optimalisasi Media Pembelajaran. Jakarta :

Grasindo.

Arsyad, A. 2006. Media Pembelajaran, Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Aspina, A. 2009. Meningkatkan Hasil Belajar Kimia Siswa Kelas XI IA2 SMA Negeri

6 Kendari Pada Pokok Bahasan Termokimia Melalui Model

Pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw. Kendari: Universitas Haluoleo.

Bakti Mulyani, 2013. Penerapan Pembelajaran Model Problem Posing Untuk

Meningkatkan Kreativitas Dan Prestasi Belajar Siswa Pada Materi Laju

Reaksi Kelas Xi Ipa 5 Sma Negeri 1 Boyolali.

Budi, A. 2008. Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran. Bandung:Pustaka Bani

Quraisy.

Budiningsih.A, 2004. Belajar dan Pembelajaran, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta

Dimyati dan Mujiono, 2006. Belajar dan Pembelajaran,Jakarta : Rineka Cipta,

Djunaedi, M. 2002. Jurnal Ilmiah Teknik Industri Jurnal UMS. Jakarta: Rineka

Cipta.

Emildadiany, N. 2008. Penataan Tempat Duduk Siswa Sebagai Bentuk Pengelolaan Kelas

Persiapan Mengajar. Jakarta: Universitas Kuningan

Fauizi, 2008. Penerapan Model Cooperative Learning tipe STAD. Bandung

Faridatul Muniroh, 2010, Guru Profesional ImplementasiKurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan (KTSP) Dan Sukses Dalam Sertifikasi Guru, Jakarta : Rajawali pers.

Hamalik, O., 1993, Strategi Belajar Mengajar, Penerbit Mandat Maju, Bandung.

Page 67: Pendidikan Kimia

52

Ismail. 2002. Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik, Bandung : Nusa

Media,

Matta, A. 2003. Biarkan Kuncupnya Mekar Menjadi Bunga. Jakarta: Pustaka Umum

Martin S. Silberberg, 2000. Jendela Iptek Kimia. Jakarta: Balai Pustaka.

Munandar, U. (1999). Mengem-bangkan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah.

Jakarta : PT. Gramedia Widiasarana Indonesia.

Nurhayati, Abbas. 2000. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika

Ratnaningsih. 2003. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta

Silver. 2001. Pemanfaatan Interaksi Personal Siswa Dalam Pembelajaran kimia.

Proceeding National Science Education Seminar. FMIPA UM, Malang: JICA-

IMSTEP.

Soemanto. 1990. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara

Suharsimi. 2009. Penggunaan Metode dan Media Pembelajaran yang Tepat dapat

Meningkatkan Kualitas Pendidikan MIPA. Proceeding National Science

Education Seminar. FMIPA UM, Malang: JICAIMSTEP

Suherman. 2003. Media Mengajar. Bandung: Pusdiklat Perumtel IKIP Bandung

Sujatmiko. 2005. Kimia Bilingual, Bandung : Yrama Widya

Slavina, 2008. Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta : Bumu Aksara,

Suyitno, 2003. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Raja Grafindo Persada:

Jakarta.

Page 68: Pendidikan Kimia
Page 69: Pendidikan Kimia

54

Lampiran 1

Hasil Observasi Terhadap Guru Selama Kegiatan Belajar Mengajar Untuk

Tindakan Siklus I Pertemuan Pertama

NO Aspek-aspek yang diobservasikan Ya/tidak Skor

(1) (2) (3) (4)

1 Mempersiapkan siswa untuk belajar Ya Guru mempersiapkan siswa

untuk belajar

2 Guru memotivasi siswa Ya Memotivasi siswa

3 menyampaikan pencapaian tujuan

pembelajaran

Ya Menyampaikan tujuan

pembelajaran

4 Guru menginformasikan model

pembelajaran yang akan digunakan

Ya Memberikan informasi

tentang model pembelajaran

apa yang akan digunakan

5 Membagi siswa sesuai kemampuan

dan hasil kinerjanya.

Ya Guru memebagi siswa sesuai

kemampuan hasil kerjanya

6 Mengawali pembelajaran dengan

mengecek pemahaman dasar.

Ya Guru mengawali pemahaman

dasar dari siswanya

7 Menginformasikan materi pelajaran

stoikometri kepada siswa

Ya Memberikan informasi

tentang apa itu stoikiometri

8 Membagi soal kepada masing-masing

siswa

Ya Guru membagi soal kepada

siswa

9 Meminta setiap siswa menyelesaikan

soal LKS 1.1 siklus I

Ya Guru menyuruh siswa untuk

mengerjakan soal LKS 1.1

siklus I

10 Memantau kerja dari tiap-tiap siswa

selama diskusi berlangsung

Ya Guru memantau kerja tiap-

tiap siswa selama diskusi

11 Membantu/mengarahkan siswa yang

mengalami kesulitan dalam

menyelesaikan soal.

Ya Guru mengarahkan siswa

yang mengalami kesulitan

dalam menyelesaikan soal

12 Memanggil setiap siswa yang

mempunyai jawaban yang tepat untuk

mempersentasekan hasil kinerjanya.

Ya Guru memanggil siswa-siswa

yang mempunyai jawaban

yang tepat

13 Guru mengacak soal yang akan dipilih

setiap siswa sesuai dengan soal LKS

Ya Mengacak soa yang dipilih

setiap siswa sesuai dengan

Page 70: Pendidikan Kimia

55

pada siklus I soal siklu I

14 Meminta tiap siswa untuk

mempresentasikan jawabannya.

Ya Siswa mempersentasekan

hasil kinerjanya

15 Guru memberikan skor untuk masing-

masing siswa sesuai dengan hasil

presentasenya

Ya Guru memberikan

penghargaan berupa skor

tertinggi dan bertepuk tangan

16 Memberikan penghargaan pada siswa

yang memperoleh skor tertinggi

Ya Memberi penghargaan kepada

siswa yang memperoleh skor

tertinggi

Page 71: Pendidikan Kimia

56

Hasil Observasi Terhadap Guru Selama Kegiatan Belajar Mengajar Untuk

Tindakan Siklus I Pertemuan Kedua

NO Aspek-aspek yang diobservasikan Ya/tidak Skor

(1) (2) (3) (4)

1 Mempersiapkan siswa untuk belajar Ya Guru mempersiapkan siswa

untuk belajar

2 Guru memotivasi siswa Ya Memotivasi siswa

3 menyampaikan pencapaian tujuan

pembelajaran

Ya Menyampaikan tujuan

pembelajaran

4 Guru menginformasikan model

pembelajaran yang akan digunakan

Ya Memberikan informasi

tentang model pembelajaran

apa yang akan digunakan

5 Membagi siswa sesuai kemampuan

dan hasil kinerjanya.

Ya Guru memebagi siswa sesuai

kemampuan hasil kerjanya

6 Mengawali pembelajaran dengan

mengecek pemahaman dasar.

Ya Guru mengawali pemahaman

dasar dari siswanya

7 Menginformasikan materi pelajaran

stoikometri kepada siswa

Ya Memberikan informasi

tentang apa itu stoikiometri

8 Membagi soal kepada masing-masing

siswa

Ya Guru membagi soal kepada

siswa

9 Meminta setiap siswa menyelesaikan

soal LKS 1.1 siklus I

Ya Guru menyuruh siswa untuk

mengerjakan soal LKS 1.1

siklus I

10 Memantau kerja dari tiap-tiap siswa

selama diskusi berlangsung

Ya Guru memantau kerja tiap-

tiap siswa selama diskusi

11 Membantu/mengarahkan siswa yang

mengalami kesulitan dalam

menyelesaikan soal.

Ya Guru mengarahkan siswa

yang mengalami kesulitan

dalam menyelesaikan soal

12 Memanggil setiap siswa yang

mempunyai jawaban yang tepat untuk

mempersentasekan hasil kinerjanya.

Ya Guru memanggil siswa-siswa

yang mempunyai jawaban

yang tepat

13 Guru mengacak soal yang akan dipilih

setiap siswa sesuai dengan soal LKS

pada siklus I

Ya Mengacak soal yang dipilih

setiap siswa sesuai dengan

soal siklus I

14 Meminta tiap siswa untuk

mempresentasikan jawabannya.

Ya Siswa mempersentasekan

hasil kinerjanya

Page 72: Pendidikan Kimia

57

15 Guru memberikan skor untuk masing-

masing siswa sesuai dengan hasil

presentasenya

Ya Guru memberikan

penghargaan berupa skor

tertinggi dan bertepuk tangan

16 Memberikan penghargaan pada siswa

yang memperoleh skor tertinggi

Ya Memberi penghargaan kepada

siswa yang memperoleh skor

tertinggi

Page 73: Pendidikan Kimia

58

Lembar Observasi Terhadap Siswa Selama Kegiatan Belajar Mengajar Untuk

Tindakan Siklus I Pertemuan Pertama

No Aspek-aspek yang diobservasi Ya/Tidak Komentar

(1) (2) (3) (4)

1 Siswa mendengar dan memberikan

perhatian serius terhadap pelajaran

Ya Semua siswa

memperhatikan penjelasan

guru

2 Siswa tetap berada dalam ruangan Ya Siswa yang berada dalam

ruangan

3 Siswa aktif dalam belajar dan

menyelesaikan soal dalam soal

LKS 1.1 pada siklus I

Ya Semua siswa aktif dalam

menyelesaikan soal LKS 1.1

pada siklus I

4 Siswa mampu menyelesaikan soal

LKS 1.1 siklus I

Ya Semua siswa sudah

mampumenyelesiakan soal

LKS 1.1 siklus 1

5 Siswa saling menghargai pendapat

antar teman.

Ya Siswa saling menghargai

pendapat temannya melalui

jawaban yang

dipersentasekan.

6 Siswa mengajukan pertanyaan

kepada guru

Tidak Siswa sudah mampu

mengajukan pertanyaan

7 Mempresentasekan hasil kerja Ya Siswa mampu

mempersentasekan hasil

kinerjanya

8 Merangkum materi yang telah

dibahas

Tidak Sswa merangkum materi

9 Mengerjaan pekerjaan rumah (PR)

yang telah diberikan oleh guru.

Ya Siswa mengerjakan

pekerjaan

Page 74: Pendidikan Kimia

59

Lembar Observasi Terhadap Siswa Selama Kegiatan Belajar Mengajar Untuk

Tindakan Siklus I Pertemuan Kedua

No Aspek-aspek yang diobservasi Ya/Tidak Komentar

(1) (2) (3) (4)

1 Siswa mendengar dan memberikan

perhatian serius terhadap pelajaran

Ya Semua siswa

memperhatikan penjelasan

guru

2 Siswa tetap berada dalam ruangan Ya Siswa yang berada dalam

ruangan

3 Siswa aktif dalam belajar dan

menyelesaikan soal dalam soal

siklus I

Ya Semua siswa aktif dalam

menyelesaikan soal siklus I

4 Siswa mampu menyelesaikan soal

siklus I

Ya Semua siswa sudah

mampumenyelesiakan soal

siklus 1

5 Siswa saling menghargai pendapat

antar teman.

Ya Siswa saling menghargai

pendapat temannya melalui

jawaban yang

dipersentasekan.

6 Siswa mengajukan pertanyaan

kepada guru

Tidak Siswa sudah mampu

mengajukan pertanyaan

7 Mempresentasekan hasil kerja Ya Siswa mampu

mempersentasekan hasil

kinerjanya

8 Merangkum materi yang telah

dibahas

Tidak Sswa merangkum materi

9 Mengerjaan pekerjaan rumah (PR)

yang telah diberikan oleh guru.

Ya Siswa mengerjakan

pekerjaan

Page 75: Pendidikan Kimia

60

Lampiran 2

LEMBAR KERJA SISWA (LKS) 1.1

Nama : tanggal :

Kelas/Kelompok :

Petunjuk:

1. Tuliskan nama lengkap anda!

2. Jawabnya pertanyaan di bawah ini dengan benar!

LKS 1. 1

1. Mengapa Hukum kekekalan Massa seolah-olah tidak berlaku pada peristiwa

pembakaran kayu? (Skor 20)

2. Pada pembakaran magnesium di udara dihasilkan abu yang berwarna putih.

Bagaimana massa abu yang dihasilkan setelah pembakaran dibandingkan dengan

massa magnesium? (skor 10)

3. Diketahui perbandingan massa kalsium dan oksigen dalam membentuk senyawa

kalsium oksida adalah 5 : 2. Bila direaksikan 10 gram kalsium dan 12 gram

oksigen, tentukan massa kalsium oksida (CaO) yang terbentuk dan sisa pereaksi!

(skor 25)

4. Sepuluh mL gas nitrogen (N2) dan 15 mL gas oksigen (O2) tepat habis bereaksi

menjadi 10 mL gas NaOb. Tentukan rumus kimia gas NaOb tersebut! (skor 20)

5. Dua liter gas nitrogen (N2) tepat bereaksi dengan 3 liter gas oksigen (O2)

membentuk 2 liter gas NaOb, semuanya diukur pada suhu (T) dan tekanan (P)

yang sama. Tentukan rumus molekul gas tersebut! (skor 25)

Page 76: Pendidikan Kimia

61

Kunci Jawaban LKS 1.1.

1. Karena massa < massa abu kayu, tapi sebenarnya hukum lavoisier berlaku.

M kayu + m Oksigen = m abu + m CO2 + m H2O

2. M abu < m Mg. Tetapi hokum Lavoisier beraku pada pembakaran Mg. m Mg +

m O2 = m MgO.

3. Diketahui perbandingan massa kalsium dan oksigen dalam membentuk senyawa

kalsium oksida adalah 5 : 2. Bila direaksikan 10 gram kalsium dan 12 gram

oksigen, tentukan massa kalsium oksida (CaO) yang terbentuk dan sisa pereaksi!

Jawab:

Langkah –

Langkah

Massa Kalsium

Massa

Oksigen

Massa CaO

yang terbentuk

Massa Sisa

pereaksi

Mula-mula

Perbndingan

massa

bereaksi

sisa

10 gram

10

5 = 2*

P(pilih angka yang kecil)

2x5 = 10

10-10 = 0

12 gram

12

2 = 6

2 x 2 = 4

12 – 4 = 8

-

10+4 = 14 gram

-

8 gram oksigen

4. Sepuluh mL gas nitrogen (N2) dan 15 mL gas oksigen (O2) tepat habis bereaksi

menjadi 10 mL gas NaOb. Tentukan rumus kimia gas NaOb tersebut!

Jawab:

Perbandingan koefisien = perbandingan volume Koefisien

N2 : O2 : NaOb = 10 : 15 : 10 = 2 : 3 : 2

2 N2 + 3 O2 2 NaOb

Karena jumlah atom di ruas kiri dan di ruas kanan sama, maka harga a dan b dapat

dicari sebagai berikut.

Jumlah atom N kiri= Jumlah atom N kanan

Page 77: Pendidikan Kimia

62

2 × 2 = 2a

4 = 2a

a = 2

Jumlah atom O kiri= Jumlah atom O kanan

3 × 2 = 2b

6 = 2b

b = 3

Jadi, rumus kimia senyawa tersebut adalah N2O3.

5. Dua liter gas nitrogen (N2) tepat bereaksi dengan 3 liter gas oksigen (O2)

membentuk 2 liter gas NaOb, semuanya diukur pada suhu (T) dan tekanan (P)

yang sama. Tentukan rumus molekul gas tersebut!

Jawab:

Karena perbandingan volume gas merupakan koefisien reaksi, maka persamaan

reaksinya dapat ditulis sebagai berikut.

2 N2(g) + 3 O2(g)2 NaOb(g)

Jumlah atom ruas kiri = jumlah atom ruas kanan.

Jumlah Atom di Ruas

Kiri

Jumlah Atom di Ruas

Kanan

∑Ruas Kiri = ∑Ruas Kanan

N = 2 × 2 = 4 N = 2a 4 = 2a maka a = 2

O = 3 × 2 = 6 O = 2b 6 = 2b maka b = 3

Jadi, rumus molekul gas NaOb = N2O3.

Page 78: Pendidikan Kimia

63

Lampiran 3

Soal Untuk Siklus 1

1. Aluminium beraksi sempurna dengan larutan asam sulfat menghasilkan larutan

aluminium sulfat dan gas hidrogen. Persamaan reaksinya:

2Al(S) + 3 H2SO4(aq)Al2(SO4)3)(aq) + 3 H2(g)

Berapa mol gas hidrogen dan mol larutan aluminium sulfat yang dihasilkan jika

digunakan 0,5 mol aluminium? (skor 15)

2. Tentukan persen massa unsur C, H, dan O dalam senyawa glukosa (C6H12O6)

(Ar C =12, H= 1, dan O = 16)!( Skor 15)

3. Karbon dan oksigen dapat membentuk dua macam senyawa yaitu CO dan CO2.

Jika kandungan karbon pada senyawa CO dan CO2 berturut-turut 42,85% dan

27,2%. Apakah data ini sesuai hukum Dalton? (Skor 20)

4. Menentukan Massa Zat Terlarut dalam Larutan yang Diketahui Molaritasnya

Hitunglah massa NaOH (Ar Na = 23, O = 16, dan H = 1) yang harus dilarutkan

untuk membuat 100 mL larutan NaOH 0,1 M! (Skor 25)

5. Sejumlah sampel zat mengandung 11,2 gram Fe dan 4,8 gram O (Ar Fe = 56 dan

O =16). Tentukan rumus empiris senyawa tersebut! (Skor 25)

Page 79: Pendidikan Kimia

64

Jawaban Untuk siklus I

1. Dari persamaan reaksi:

2 Al(S) + 3 H2SO4(Aq) Al2(SO4)3(aq) + 3 H2(g)

0,5 mol ? ?

diketahui perbandingan koefisien Al : H2SO4 : Al2(SO4)3 : H2 adalah 2 : 3 : 1 : 3

Jumlah mol gas Hidrogen = 𝐾𝑜𝑒𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛 𝐻2

𝐾𝑜𝑒𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛 x mol Al

= 3

2 x 0,5 mol = 0,75 mol

Jumlah mol larutan Aluminium Sulfat = 𝐾𝑜𝑒𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛 𝐴𝑙2 𝑆𝑂4 3

𝐾𝑜𝑒𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛 𝐴𝑙 x mol Al

= 1

2 x 0,5 mol = 0,25 mol

Jadi,

2 Al(S) + 3 H2SO4(aq) Al2(SO4)3(Aq) + 3 H2(g)

0,5 mol 0,25 mol 0,75 mol

2. Massa molekul relatif C2H12O6 = 180

Unsur Penyusun C6 H12 O6

Persen Massa Unsur dalam C6 H12 O6

Karbon (C) Persen massa unsur C

= 6 x Ar C

Mr C6H12O6 X 100% =

6 X 12

180 X 100% = 40 %

Hidrogen (H) Persen massa unsur H

= 12 x Ar H

Mr C6H12O6 X 100 % =

12 X 1

180 X 100 % = 6,7 %

Oksigen (O) Persen massa unsur O

12 x Ar O

Mr C6H12O6 =

12 x Ar O

Mr c6H12O6 x 100% = 53,3%

Page 80: Pendidikan Kimia

65

3.M = 𝑛

𝑉

M = 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 /𝑀𝑟

𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒

Massa NaOH = M × volume × Mr NaOH

= 0,1 mol/liter × 0,1 liter × 40 gram/mol

= 0,4 gram

4. Untuk menentukan rumus empiris zat, kita menghitung perbandingan mol Fe dan

O, sebagai berikut.

Komponen penyusun

zat

Massa (gram) Mol Komponen

Fe 11,2 gram Mol Fe = 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝐹𝑒

𝐴𝑟 𝐹𝑒 =

11,2 𝑔𝑟𝑎𝑚

56 𝑔𝑟𝑎𝑚 /𝑚𝑜𝑙 = 0,2 mol

O 4,8 gram Mol O = 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑂

𝐴𝑟 𝑂 =

4,8 𝑔𝑟𝑎𝑚

16 𝑔𝑟𝑎𝑚 /𝑚𝑜𝑙 = 0,3 mol

Diperoleh perbandingan Fe : O = 0,2 : 0,3 = 2 : 3.

Jadi, rumus empiris senyawa adalah Fe2O3.

Page 81: Pendidikan Kimia

66

Lampiran 4

RENCANA PERBAIKAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Nama Sekolah : SMAN 1 Wawonii

Mata Pelajaran : Kimia

Kelas / Semester : X / 1

Topik : Stoikiometri

Sub Topik : Menerapkan konsep massa molekul relatif, persamaan reaksi, hukum-

hukum dasar kimia, dan konsep mol untuk menyelesaikan perhitungan kimia.

Pertemuan Ke - : 1 (pertama)

Alokasi Waktu : 2 x 45 menit

Tindakan Siklus I Pertemuan Pertama

A. Komponen Inti:

1. Menyadari adanya keteraturan struktur partikel materi sebagai wujud kebesaran Tuhan

YME dan pengetahuan tentang struktur partikel materi sebagai hasil pemikiran kreatif

manusia yang kebenarannya bersifat tentatif.

2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, perduli(gotong

royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan

sikap sebagai bagian dari solusi atas bebrbagai permasalahan dalam berinteraksi efektif

dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagian cerminan

bangsa dalam pergaulan dunia

3. Memahami, Menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural

berdasarkan rasa ingin tahuanya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan

humaniora fenomena dan kejadian, serta menerapkan prosedural pada bidang kejadian

yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah

4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan

pengembanggan dari yang dipalajarinya disekolah secara mandiri, dan mampu

menggunakan metode sesuai keindahan keilmuan.

Page 82: Pendidikan Kimia

67

5. dan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan perbedaan terkait penyebab

A. Kompetensi Dasar dan Indikator

1.1. Menyadari adanya keteraturan struktur partikel materi sebagai wujud kebesara Tuhan

YME dan pengetahuan tentang struktur partikel materi sebagai hasil pemikira kreatif

manusia yang kebenarannya bersifat tentatif.

1.1. Menunjukkan perilaku ilmiah(memiliki rasa ingin tahu, disiplin, jujur, objektif, terbuka,

mampu mebedakan fakta dan opini, ulet, teliti, bertanggung jawab, kritis, kreatif,

inovatif, deokrasi, komunikatif) dalam merencanakan dan melalakukan percobaan serta

berdiskusi yang diwujudkan dalam sikap sehari-hari.

2.2. Menunjukkan prilaku kerjasama, santun, toleran, cinta damai dan peduli lingkungan

serta hemat dalam memanfaatkan sumber daya alam.

2.3. Menunjukkan perilaku responsif, dan proaktif, serta bijaksana sebagai wujud

kemampuan memecahkan masalah dan membuat keputusan.

3.11. Menerapkan konsep massa atom relatif, dengan massa molekul relatif, hukum-hukum

dasar kimia, dan konsep mol untuk menyelesaikan perhitungan kimia.

4.11. Mengolah dan menganalisis data terkait massa atom relatif dan massa molekul relatif,

persamaan reaksi, hukum-hukum dasar kimia, dan konsep mol untuk menyelesaikan

perhitungan kimia.

5.1. Menafsirkan data percobaan untuk membuktikan berlakunya hipotesis Avogadro, hukum

kekekalan massa (Hukum Lavoisier), hukum perbandingan volum (Hukum Boyle-Gay

Lussac).

1. Menentukan massa molekul relatif/massa rumus relatif suatu senyawa.

2. Membuktikan berlakunya hukum perbandingan tetap (Hukum Proust), melalui

perhitungan.

3. Membuktikan berlakunya hukum kelipatan perbandingan (Hukum Dalton), melalui

perhitungan.

4. Membuktikan berlakunya hukum Gay Lussac dan Avogadro melalui perhitungan.

5. Membuktikan berlakunya Hukum Boyle-Gay Lussac) melalui perhitungan.

6. Membuktikan berlakunya hukum kekekalan massa (Hukum Lavoisier) melalui

perhitungan.

Page 83: Pendidikan Kimia

68

7. Membuktikan berlakunya hukum kelipatan perbandingan (Hukum Dalton) melalui

perhitungan.

8. Mengolah data percobaan atau informasi, sehingga mampu membuktikan berlakunya

hukum-hukum dasar kimia dalam setiap proses perubahan kimia.

C. Tujuan Pembelajaran

Tujuan perbaikan pembelajaran da;am penelitian ini adalah sebagai berikut

1. Siswa dapat membuktikan data-data tentang keadaan gas secara teliti dan jujur.

2. Siswa dapat membuktikan berlakunya hukum kekakalan massa (Lavoisier),

secara teliti dan jujur

3. Siswa dapat membuktikan berlakunya hukum perbandingan tetap (Proust),

secara teliti dan jujur

4. Siswa dapat membuktikan berlakunya hukum kelipatan perbandingan (Dalton),

secara teliti dan jujur

D. Materi Pembelajaran

Hukum Lavoisier

Hukum Proust

Hukum Dalton

Hukum Gay Lussac

Hukum Avogadro

E. Metode Pembelajaran, Model, dan Strategi

Model : Pemecahan Masalah (Problem Solving)

Metode pembelajaran : Ceramah, diskusi, Tanya jawab, pemberian tugas

berupa soal-soal

F. Alat dan Sumber Belajar

a. Alat: Spidol dan media

b. Sumber belajar: Buku paket Kimia untuk SMA kelas X

Page 84: Pendidikan Kimia

69

G. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran

1. Kegiatan Pendahuluan (10 Menit)

a. Guru mengucapkan salam, mengecek kehadiran siswa dan kesiapan

belajar siswa

b. Guru memberikan apersepsi dengan mengigatkan kembali tentang materi

pelajaran sebelumnya dan mengaitkan dengan materi yang akan

diajarkan.

c. Memotivasi siswa dengan mengajukan pertanyaan tentang apakah

stoikiometri itu?

d. Guru menuliskan materi dan tujuan pembelajaran

2. Kegiatan Inti (50 menit)

a. Guru menjelaskan materi yang akan diajarkan

b.Guru mengecek pemahaman siswa dengan memberikan beberapa contoh soal

diantaranya soal yang berkaitan dengan “Stoikiometri”.

c. Guru memeberikan kesempatan kepada siswa untuk menanyakan hal-hal

yang kurang dipahami

d. Guru membagi LKS kepada setiap siswa untuk mengerjakan soal

berdasarkan masalah yang diberikan.

e. Guru membimbing siswa yang merasa kesulitan dalam mengerjakan dan

menyelesaikan soal.

f. Guru meminta beberapa siswa untuk mempresentasikan jawaban yang

dimiliki, dan siswa lain menanggapi.

g. Guru memberikan penghargaan kepada siswa yang kinerjanya baik.

3. Kegiatan Penutup (20 Menit)

a. Guru bersama siswa menyimpulkan materi pelajaran berdasarkan tujuan

pembelajaran

b. Guru memberikan tes evaluasi berupa (PR).

Page 85: Pendidikan Kimia

70

H. Evaluasi

1. teknik : tes

2. bentuk intrumen : tes uraian

2015

Guru Bidang Studi Observer

USMAN PAMANA, S.Pd SITI JUMAERA

NIP. 19730511 200604 1 004 A1 C4 08 047

Mengetahui:

Kepala SMA Negeri I Wawonii

Drs. H. MIHDAR

NIP. 19631002 199102 1 001

Page 86: Pendidikan Kimia

71

Lampiran 5

RENCANA PERBAIKAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Nama Sekolah : SMAN 1 Wawonii

Mata Pelajaran : Kimia

Kelas / Semester : X / 1

Topik : Stoikiometri

Sub Topik : Menerapkan konsep massa molekul relatif, persamaan reaksi, hukum-

hukum dasar kimia, dan konsep mol untuk menyelesaikan perhitungan kimia.

Pertemuan Ke - : 1 (pertama)

Alokasi Waktu : 2 x 45 menit

Siklus 1 pertemuan kedua

A. Komponen Inti:

1. Menyadari adanya keteraturan struktur partikel materi sebagai wujud kebesaran Tuhan

YME dan pengetahuan tentang struktur partikel materi sebagai hasil pemikiran kreatif

manusia yang kebenarannya bersifat tentatif.

2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, perduli(gotong

royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan

sikap sebagai bagian dari solusi atas bebrbagai permasalahan dalam berinteraksi

efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagian

cerminan bangsa dalam pergaulan dunia

3. Memahami, Menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural

berdasarkan rasa ingin tahuanya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya,

dan humaniora fenomena dan kejadian, serta menerapkan prosedural pada bidang

kejadian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah

4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait

dengan pengembanggan dari yang dipalajarinya disekolah secara mandiri, dan mampu

Page 87: Pendidikan Kimia

72

menggunakan metode sesuai keindahan keilmuan, dan wawasan kemanusiaan,

kebangsaan, kenegaraan, dan perbedaan terkait penyebab

B. Kompetensi Dasar dan Indikator

2.1. Menyadari adanya keteraturan struktur partikel materi sebagai wujud kebesara Tuhan

YME dan pengetahuan tentang struktur partikel materi sebagai hasil pemikira kreatif

manusia yang kebenarannya bersifat tentatif.

2.2. Menunjukkan perilaku ilmiah(memiliki rasa ingin tahu, disiplin, jujur, objektif, terbuka,

mampu mebedakan fakta dan opini, ulet, teliti, bertanggung jawab, kritis, kreatif,

inovatif, deokrasi, komunikatif) dalam merencanakan dan melalakukan percobaan serta

berdiskusi yang diwujudkan dalam sikap sehari-hari.

2.2. Menunjukkan prilaku kerjasama, santun, toleran, cinta damai dan peduli lingkungan

serta hemat dalam memanfaatkan sumber daya alam.

2.3. Menunjukkan perilaku responsif, dan proaktif, serta bijaksana sebagai wujud

kemampuan memecahkan masalah dan membuat keputusan.

3.11. Menerapkan konsep massa atom relatif, dengan massa molekul relatif, hukum-hukum

dasar kimia, dan konsep mol untuk menyelesaikan perhitungan kimia.

4.11. Mengolah dan menganalisis data terkait massa atom relatif dan massa molekul relatif,

persamaan reaksi, hukum-hukum dasar kimia, dan konsep mol untuk menyelesaikan

perhitungan kimia.

5.1. Menafsirkan data percobaan untuk membuktikan berlakunya hipotesis Avogadro,

hukum kekekalan massa (Hukum Lavoisier), hukum perbandingan volum (Hukum Boyle-

Gay Lussac).

1. Menentukan massa molekul relatif/massa rumus relatif suatu senyawa.

2. Membuktikan berlakunya hukum perbandingan tetap (Hukum Proust), melalui

perhitungan.

3. Membuktikan berlakunya hukum kelipatan perbandingan (Hukum Dalton), melalui

perhitungan.

4. Membuktikan berlakunya hukum Gay Lussac dan Avogadro melalui perhitungan.

5. Membuktikan berlakunya Hukum Boyle-Gay Lussac) melalui perhitungan.

Page 88: Pendidikan Kimia

73

6. Membuktikan berlakunya hukum kekekalan massa (Hukum Lavoisier) melalui

perhitungan.

7. Membuktikan berlakunya hukum kelipatan perbandingan (Hukum Dalton) melalui

perhitungan.

8. Mengolah data percobaan atau informasi, sehingga mampu membuktikan berlakunya

hukum-hukum dasar kimia dalam setiap proses perubahan kimia.

B. Tujuan Pembelajaran

Tujuan perbaikan pembelajaran da;am penelitian ini adalah sebagai berikut

a. Siswa dapat membuktikan data-data tentang keadaan gas secara teliti dan jujur.

b. Siswa dapat membuktikan berlakunya hukum kekakalan massa (Lavoisier), secara

teliti dan jujur

c. Siswa dapat membuktikan berlakunya hukum perbandingan tetap (Proust), secara

teliti dan jujur

C. Siswa dapat membuktikan berlakunya hukum kelipatan perbandingan (Dalton),

secara teliti dan jujur

D.Materi Pembelajaran

Hukum Lavoisier

Hukum Proust

Hukum Dalton

Hukum Gay Lussac

Hukum Avogadro

E. Metode Pembelajaran, Model, dan Strategi

a. Model : Pemecahan Masalah (Problem Solving)

b. Metode pembelajaran : Ceramah, diskusi, Tanya jawab, pemberian

tugas berupa soal-soal

F.Alat dan Sumber Belajar

Alat: Spidol dan media

Sumber belajar: Buku paket Kimia untuk SMA kelas X

Page 89: Pendidikan Kimia

74

G. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran

1. Kegiatan Pendahuluan (10 Menit)

a. Guru mengucapkan salam, mengecek kehadiran siswa dan kesiapan belajar

siswa

b. Guru memberikan apersepsi dengan mengigatkan kembali tentang materi

pelajaran sebelumnya dan mengaitkan dengan materi yang akan

diajarkan.

c. Memotivasi siswa dengan mengajukan pertanyaan tentang apakah

stoikiometri itu?

d. Guru menuliskan materi dan tujuan pembelajaran

3. Kegiatan Inti (50 menit)

a. Guru menjelaskan materi yang akan diajarkan

b. Guru mengecek pemahaman siswa dengan memberikan beberapa contoh soal

diantaranya soal yang berkaitan dengan “Stoikiometri”.

c. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanyakan hal-hal yang

kurang dipahami

d. Guru membagi LKS kepada setiap siswa untuk mengerjakan soal berdasarkan

masalah yang diberikan.

e. Guru membimbing siswa yang merasa kesulitan dalam mengerjakan dan

menyelesaikan soal.

f. Guru meminta beberapa siswa untuk mempresentasikan jawaban yang dimiliki,

dan siswa lain menanggapi.

h.Guru memberikan penghargaan kepada siswa yang kinerjanya baik.

3. Kegiatan Penutup (20 Menit)

a.Guru bersama siswa menyimpulkan materi pelajaran berdasarkan tujuan

pembelajaran

b. Guru memberikan tes evaluasi berupa (PR).

Page 90: Pendidikan Kimia

75

H. Evaluasi

teknik : tes

bentuk intrumen : tes uraian

2015

Guru Bidang Studi Observer

USMAN PAMANA, S.Pd SITI JUMAERA

NIP. 19730511 200604 1 004 A1 C4 08 047

Mengetahui:

Kepala SMA Negeri I Wawonii

Drs. H. MIHDAR

NIP. 19631002 199102 1 001

Page 91: Pendidikan Kimia

76

Lampiran 6

RENCANA PERBAIKAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Nama Sekolah : SMAN 1 Wawonii

Mata Pelajaran : Kimia

Kelas / Semester : X / 1

Topik : Stoikiometri

Sub Topik : Menerapkan konsep massa molekul relatif, persamaan reaksi, hukum-

hukum dasar kimia, dan konsep mol untuk menyelesaikan perhitungan kimia.

Pertemuan Ke - : 1 (pertama)

Alokasi Waktu : 2 x 45 menit

Tindakan Siklus II Pertemuan Pertama

1. Komponen Inti:

a. Menyadari adanya keteraturan struktur partikel materi sebagai wujud kebesaran Tuhan

YME dan pengetahuan tentang struktur partikel materi sebagai hasil pemikiran kreatif

manusia yang kebenarannya bersifat tentatif.

b. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, perduli(gotong

royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan

sikap sebagai bagian dari solusi atas bebrbagai permasalahan dalam berinteraksi efektif

dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagian cerminan

bangsa dalam pergaulan dunia

c. Memahami, Menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural

berdasarkan rasa ingin tahuanya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan

humaniora fenomena dan kejadian, serta menerapkan prosedural pada bidang kejadian

yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah

d. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan

pengembanggan dari yang dipalajarinya disekolah secara mandiri, dan mampu

menggunakan metode sesuai keindahan keilmuan.

Page 92: Pendidikan Kimia

77

e. Dan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan perbedaan terkait penyebab

A. Kompetensi Dasar dan Indikator

1.1. Menyadari adanya keteraturan struktur partikel materi sebagai wujud kebesara Tuhan

YME dan pengetahuan tentang struktur partikel materi sebagai hasil pemikira kreatif

manusia yang kebenarannya bersifat tentatif.

1.2. Menunjukkan perilaku ilmiah(memiliki rasa ingin tahu, disiplin, jujur, objektif, terbuka,

mampu mebedakan fakta dan opini, ulet, teliti, bertanggung jawab, kritis, kreatif,

inovatif, deokrasi, komunikatif) dalam merencanakan dan melalakukan percobaan serta

berdiskusi yang diwujudkan dalam sikap sehari-hari.

2.2. Menunjukkan prilaku kerjasama, santun, toleran, cinta damai dan peduli lingkungan

serta hemat dalam memanfaatkan sumber daya alam.

2.3. Menunjukkan perilaku responsif, dan proaktif, serta bijaksana sebagai wujud

kemampuan memecahkan masalah dan membuat keputusan.

3.11. Menerapkan konsep massa atom relatif, dengan massa molekul relatif, hukum-hukum

dasar kimia, dan konsep mol untuk menyelesaikan perhitungan kimia.

4.11. Mengolah dan menganalisis data terkait massa atom relatif dan massa molekul relatif,

persamaan reaksi, hukum-hukum dasar kimia, dan konsep mol untuk menyelesaikan

perhitungan kimia.

5.1. Menafsirkan data percobaan untuk membuktikan berlakunya hipotesis Avogadro, hukum

kekekalan massa (Hukum Lavoisier), hukum perbandingan volum (Hukum Boyle-Gay

Lussac).

1. Menentukan massa molekul relatif/massa rumus relatif suatu senyawa.

2. Membuktikan berlakunya hukum perbandingan tetap (Hukum Proust), melalui

perhitungan.

3. Membuktikan berlakunya hukum kelipatan perbandingan (Hukum Dalton), melalui

perhitungan.

4. Membuktikan berlakunya hukum Gay Lussac dan Avogadro melalui perhitungan.

5. Membuktikan berlakunya Hukum Boyle-Gay Lussac) melalui perhitungan.

6. Membuktikan berlakunya hukum kekekalan massa (Hukum Lavoisier) melalui

perhitungan.

Page 93: Pendidikan Kimia

78

7. Membuktikan berlakunya hukum kelipatan perbandingan (Hukum Dalton) melalui

perhitungan.

8. Mengolah data percobaan atau informasi, sehingga mampu membuktikan

berlakunya hukum-hukum dasar kimia dalam setiap proses perubahan kimia.

B. Tujuan Pembelajaran

Tujuan perbaikan pembelajaran dalam penelitian ini adalah sebagai berikut

1. Siswa dapat menyetarakan persamaan reaksi

2. Siswa dapat menyajikan dan menyelesaikan penentuan massa atom relatif dan massa

molekul relatif serta persamaan reaksi.

3. Siswa dapat berhitung massa atom atom relatif dan massa molekul relatif.

4. Siswa dapat mempersentasikan hasil kajian tentang hukum proust, hukum Dalton,

hukum Gay lussac, dan hukum Avogadro

5. Siswa mampu menyelesaikan penggunaan konsep mol untuk menyelesaikan

perhitungan kimia.

C. Materi Pembelajaran

Konsep mol

a. Massa molar

b. Volume molar gas

c. Rumus empiris dan rumus molekul

Perhitungan kimia

d. Hubungan antara jum;ah mol, partikel, massa dan volume dalam persamaan

reaksi.

E. Metode Pembelajaran, Model, dan Strategi

Model : Pemecahan Masalah (Problem Solving)

Metode pembelajaran : Ceramah, diskusi, Tanya jawab, pemberian

tugas berupa soal-soal

F. Alat dan Sumber Belajar

Alat : Spidol dan media

Sumber belajar: Buku paket Kimia untuk SMA kelas X

Page 94: Pendidikan Kimia

79

H. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran

A. Kegiatan Pendahuluan (10 Menit)

a. Guru mengucapkan salam, mengecek kehadiran siswa dan kesiapan belajar

siswa

b. Guru memberikan apersepsi dengan mengigatkan kembali tentang materi

pelajaran sebelumnya dan mengaitkan dengan materi yang akan diajarkan.

c. Memotivasi siswa dengan mengajukan pertanyaan tentang apakah

stoikiometri itu?

d. Guru menuliskan materi dan tujuan pembelajaran

B. Kegiatan Inti (50 menit)

a. Guru menjelaskan materi yang akan diajarkan

b. Guru mengecek pemahaman siswa dengan memberikan beberapa contoh soal

diantaranya soal yang berkaitan dengan “Stoikiometri”.

c. Guru memeberikan kesempatan kepada siswa untuk menanyakan hal-hal yang

kurang dipahami

d. Guru membagi LKS kepada setiap siswa untuk mengerjakan soal berdasarkan

masalah yang diberikan.

e. Guru membimbing siswa yang merasa kesulitan dalam mengerjakan dan

menyelesaikan soal.

f. Guru meminta beberapa siswa untuk mempresentasikan jawaban yang dimiliki,

dan siswa lain menanggapi.

g. Guru memberikan penghargaan kepada siswa yang kinerjanya baik.

3. Kegiatan Penutup (20 Menit)

a.Guru bersama siswa menyimpulkan materi pelajaran berdasarkan tujuan

pembelajaran

Page 95: Pendidikan Kimia

80

b. Guru memberikan tes evaluasi berupa (PR).

G. Evaluasi

teknik : tes

bentuk intrumen : tes uraian

2015

Guru Bidang Studi Observer

USMAN PAMANA, S.Pd SITI JUMAERA

NIP. 19730511 200604 1 004 A1 C4 08 047

Mengetahui:

Kepala SMA Negeri I Wawonii

Drs. H. MIHDAR

NIP. 19631002 199102 1 001

Page 96: Pendidikan Kimia

81

Lampiran 7

LEMBAR KERJA SISWA (LKS) 1.2

Nama : tanggal :

Kelas/Kelompok :

Petunjuk:

1. Tuliskan nama lengkap anda!

2. Jawabnya pertanyaan di bawah ini dengan benar!

SOAL-SOAL LKS 1.2.

1. Tuliskan dan setarakan persamaan reaksi antara gas metana (CH4) dengan gas

oksigen membentuk gas karbon dioksida dan uap air. (Skor 10)

2. Tentukan persen C dalam glukosa (C6H12O6).

Jika diketahui Ar C = 12, O = 16, dan H = 1 ! (skor 10)

3. Tuliskan dan setarakan persamaan reaksi antara logam tembaga dengan larutan

asam nitrat encer membentuk larutan tembaga(II) nitrat, gas nitrogen oksida, dan

air.(skor 25)

4. Pada reaksi pembentukan gas amonia (NH3) dari gas nitrogen dan hidrogen, jika

gas mol gas hidrogen yang diperlukan (skor 25)

a. jumlah mol gas amonia yang dihasilkan!

5. Tuliskan dan setarakan persamaan reaksi antara logam tembaga dengan larutan

asam nitrat encer membentuk larutan tembaga(II) nitrat, gas nitrogen oksida, dan

air.(skor 25)

Page 97: Pendidikan Kimia

82

KUNCI JAWABAN LKS 1.2

1. Jawab:

Langkah 1 : Menuliskan rumus kimia dan persamaan reaksi:

CH4(g) + O2(g) CO2(g) + H2(I)

Langkah 2 : Penyetaraan:

a. Tetapkan koefisien CH4 = 1, sedangkan koefisien zat-zat lainnya dimisalkan

dengan huruf.

1 CH4(g) + a O2(g) b CO2(g) + c H2(I)

b. Setarakan jumlah atom C dan H.

Jumlah atom diruas kiri Jumlah atom diruas kanan ∑ Ruas kiri = ∑ Ruas kanan

C = 1 C = b b= 1

H = 4 H = 2c 2c = 4 maka c = 2

c. Kita masukkan koefisien b dan c sehingga persamaan reaksi menjadi:

1 CH4(g) + a O2(g) 1 CO2(g) + 2 H2O(I)

d. Kita setarakan jumlah atom O.

Jumlah atom diruas kiri Jumlah atom diruas kanan ∑ Ruas kiri = ∑ Ruas kanan

O = 2a O = 2 + 2 = 4

2a = 4 maka a = 2

e. Persamaan reaksi setara selengkapnya adalah:

1 CH4(g) + 2 O2(g) 1 CO2(g) + 2 H2O(I)

Untuk selanjutnya koefisien 1 tidak perlu ditulis sehingga persamaan reaksi

menjadi:

CH4(g) + 2 O2(g) CO2(g) + 2 H2O(I) (setara)

Page 98: Pendidikan Kimia

83

2. Jawab:

% massa C = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎 𝑕 𝑎𝑡𝑜𝑚 𝐶 𝑥 𝐴𝑟 𝐶

𝑀𝑟 𝑔𝑙𝑢𝑘𝑜𝑠𝑎 x 100%

= 6 𝑥 12

180 x 100%

= 40%

3. Jawab:

Langkah 1 : Menuliskan rumus kimia dan persamaan reaksi:

Al(S) + HCl(Aq) AlCl3(Aq) + H2(g)

Langkah 2 : Penyetaraan:

a. Kita tetapkan koefisien AlCl3 = 1, sedangkan koefisien zat-zat yang lain

dimisalkan dengan huruf.

a Al(S) + b HCl(Aq) 1 AlCl3(Aq) + c H2(g)

b. Setarakan jumlah Al dan Cl.

Jumlah atom

diruas kiri

Jumlah atom diruas

kanan

∑ Ruas kiri = ∑ Ruas

kanan

A1 = a

A1 = 1

a = 1

Cl = b

C1 = 3

b = 3

Kita masukkan a dan b pada persamaan reaksi, sehingga persamaan reaksi menjadi:

1 Al(S) + 3 HCl(Aq) 1 AlCl3(aq) + c H2(g)

c. Setarakan jumlah atom H.

Jumlah atom diruas

kiri

Jumlah atom diruas

kanan

∑ Ruas kiri = ∑ Ruas kanan

H = 3

H = 2c 2c = 3, maka c = 1,5

Kita masukkan koefisien c, sehingga persamaan reaksi menjadi:

1 Al(S) + 3 HCl(Aq) 1 AlCl3(Aq) + 1,5 H2(g)

Page 99: Pendidikan Kimia

84

Karena koefisien tidak boleh pecahan, untuk membulatkan pecahan, maka

semua

koefisien dikalikan dua, sehingga persamaan reaksi menjadi:

2 Al(S) + 6 HCl(Aq) 2 AlCl3(Aq) + 3 H2(g)

4. Jawab:

1) N2(g) + 3 H2(g) 2 NH3(g)

mol H2 = 𝐾𝑜𝑒𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛 𝐻2

𝐾𝑜𝑒𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛 𝑁2 x mol N2

= 3

1 x 6 = 18 mol

2) mol NH3 = 𝐾𝑜𝑒𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛 𝑁𝐻3

𝐾𝑜𝑒𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛 𝑁2 X mol N2

= 2

1 X 6 = 12 mol

5. Jawab:

Langkah 1 : Menuliskan rumus kimia dan persamaan reaksi:

Cu(S) + HNO3(Aq) Cu(NO3)2(Aq)+ NO(g) + H2O(l)

Langkah 2 : Penyetaraan:

Tetapkan koefisien Cu(NO3)2 = 1, sedangkan koefisien zat yang lain dimisalkan

dengan huruf.

a Cu(S) + b HNO3(Aq) 1 Cu(NO3)2(Aq) + c NO(g) + d H2O(l)

b. Setarakan atom Cu, N, H, dan O.

Jumlah atom

diruas

kiri

Jumlah atom

diruas

kanan

∑ Ruas kiri = ∑ Ruas

kanan

Cu = a

Cu = 1

a = 1

N = b

N = 2 + c

b = 2 + c (1)

Page 100: Pendidikan Kimia

85

H = b

H = 2d

b =2d (2)

O = 3b

O = 6 + c + d

3b = 6 + c + d (3)

Substitusi persamaan (2) dalam (3):

3b = 6 + c + d

3(2d) = 6 + c + d

6d = 6 + c + d

c = 6d – d – 6

c = 5d – 6 ................................. (4)

Masukkan dalam persamaan (1):

b = 2 + c

b = 2 + 5d – 6

b = 5d – 4 ................................. (5)

Persamaan (2) = (5):

b = 2d

5d – 4 = 2d

3d = 4

d = 4

3

Substitusikan d = 4

3

3 dalam persamaan (2):

b = 2d = 2 × ( 4

3 ) =

8

3

Substitusikan b = 8

3

dalam persamaan (1):

b = 2 + c

c = b – 2 = 8

3 -2 =

8

3 -

6

3 =

2

3

Kita masukkan koefisen sementara

dalam bentuk pecahan pada persamaan

reaksi:

1 Cu(S) + 8

3 HNO3(Aq) 1

Cu(NO3)2(Aq) + 2

3 NO(g) +

4

3 H2O(l)

Untuk membulatkan, semua koefisien

dikalikan tiga sehingga persamaan reaksi

menjadi:

2 Cu(S) + 8 HNO3(Aq) 3

Cu(NO3)2(Aq) + 2 NO(g) + 4 H2O(l)

Kita cek jumlah atom di ruas kiri dan

ruas kanan. Jumlah atom

diruas kiri

Jumlah atom

diruas kanan

Cu = 3

Cu = 3

H = 8

H = 4 × 2 = 8

N = 8

N = (3 × 2) + 2 = 8

O = 8 × 3 = 2 O = (3 × 2 × 3) + 2 +

4 = 24

Berarti persamaan reaksi tersebut

sudah setara.

Page 101: Pendidikan Kimia

86

Lampiaran 8

Soal Untuk Siklus II

1. Berapa mol gas hidrogen yang volumenya 6,72 liter, jika diukur pada suhu 0 °C

dan tekanan 1 atm? (Skor 20)

2. Menentukan Volume Gas Lain Jika Volume Salah Satu Gas Diketahui Lima liter

gas butan (C4 H10) dibakar sempurna menurut

reaksi: C4H10 (g) + O2(g) CO2(g) + H2O(I) (belum setara). (Skor 20)

Hitunglah volume oksigen yang dibutuhkan dan volume gas karbon dioksida yang

terbentuk

3. Suatu senyawa hidrokarbon (CxHy) yang berwujud gas terbakar menurut reaksi:

CxHy(g) + O2(g) CO2(g) + H2O(g) (belum setara)

Dari percobaan diketahui bahwa untuk membakar 2 liter gas CxHy (T, P)

diperlukan 5 liter gas oksigen (T, P) dan dihasilkan 4 liter gas karbon dioksida (T,

P). Tentukan rumus molekul hidrokarbon tersebut! (Skor 20)

4. Volume Gas dalam Campuran Pada pembakaran sempurna 5 liter (T, P)

campuran CH4 dan C 2H6 dihasilkan 7 liter (T, P) karbon dioksida. Tentukan

volume masing-masing gas dalam campuran itu! (skor 20)

5. Terdapat 10 mol senyawa MgCl2. (Skor 20)

a. Sebutkan jenis partikel senyawa MgCl2!

b. Berapa jumlah partikel senyawa dalam sampel tersebut?

Page 102: Pendidikan Kimia

87

Jawaban Untuk siklus II

1. Kuantitas (dalam mol) H2 = 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝐻2

𝑉𝑆𝑇𝑃

= 6,72

22,4

= 0,3 mol

2. 2 C4H10(g) + 13 O2(g) 8 CO2(g) + 10 H2O(I)

Volume oksigen = Koefisien O2

Koefisien C4H10 x Volume C4H10

= 13

2 x 5 liter = 32,5 Liter

Volume karbon dioksida = 𝐾𝑜𝑒𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛 𝑂2

𝐾𝑜𝑒𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛 𝐶4𝐻10 x Volume C4H10

= 8

2 x 5 liter = 20 liter

3. Karena perbandingan volume merupakan koefisien reaksi, maka persamaan

reaksinya menjadi:

2 CxHy(g) + 5 O2(g) 4 CO2(g) + …. H2O(g) (belum setara)

Untuk kesetaraan atom oksigen, maka koefisien H2O adalah 2 (10 – 8), dengan

demikian persamaan reaksi setara menjadi:

2 CxHy(g) + 5 O2(g) 4 CO2(g) + 2 H2O(g)

Untuk kesetaraan atom C dan H sebagai berikut.

Jumlah Atom

diruas kiri

Jumlah Atom diruas

kanan

∑ Ruas kiri = ∑ Ruas kanan

C= 2x C = 4 2x =4 maka x = 2

H = 2y H = 2 X 2 = 4 2y = 4 maka y = 2

Jadi, rumus molekul hiodrokarbon tersebut adalah C2H2

4. Persamaan reaksi pembakaran CH4 dan C2H6 tersebut adalah:

CH4(g) + 2 O2(g) CO2(g) + 2 H2O(I)

2 C2H6 + 7 O2(g) 4 CO2(g) + 6 H2O(I)

Page 103: Pendidikan Kimia

88

Misal: volume C2H6 = A liter

volume CH4 = (5 – A) liter

(1) CH4(g) + 2 O2(g) CO2(g) + 2 H2O(I)

(5 – A) liter (5 – A) liter

(2) 2 C2H6(g) + 7 O2(g) 4 CO2(g) + 6 H2(I)

A liter 4

2 x A liter

= 2A liter

Dari persamaan (1) dan (2), maka volume CO2 total = CO2(1) + CO2(2)

7 = (5 – A) + 2A

7 – 5 = A

A = 2

Jadi, volume C2H6 = A liter = 2 liter

volume CH4 = 5 – A = 5 – 2 = 3 liter

5. a. MgCl2 adalah senyawa ion dengan partikel berupa ion Mg2+

dan ion Cl-.

b. Jumlah partikel berupa ion Mg2+

dan ion Cl- dalam 10 mol MgCl2.

1 mol MgCl2 mengandung 1 mol Mg2+

dan 2 mol Cl-, sehingga 10 mol MgCl2

mengandung 10 mol Mg2+

dan 20 mol Cl-.

Jumlah ion Mg2+

= mol × 6,02 ×1023 partikel/mol

= 10 mol × 6,02 × 1023 partikel/mol = 6,02 × 1024 partikel(ion)

Jumlah ion Cl- = mol × 6,02 × 1023 partikel/mol

= 20 mol × 6,02 × 1023 partikel/mol = 1,204 × 1025 partikel(ion)

Jadi, dalam 10 senyawa MgCl2 mengandung 6,02 × 1024 ion Mg2+

dan 1,204 × 1025

ion Cl-.

Page 104: Pendidikan Kimia

89

Lampiran 9

Hasil Observasi Terhadap Guru Selama Kegiatan Belajar Mengajar Untuk

Tindakan Siklus II Pertemuan Pertama

NO Aspek-aspek yang diobservasikan Ya/tidak Skor

(1) (2) (3) (4)

1 Mempersiapkan siswa untuk belajar Ya Guru mempersiapkan siswa

untuk belajar

2 Guru memotivasi siswa Ya Memotivasi siswa

3 menyampaikan pencapaian tujuan

pembelajaran

Ya Menyampaikan tujuan

pembelajaran

4 Guru menginformasikan model

pembelajaran yang akan digunakan

Ya Memberikan informasi

tentang model pembelajaran

apa yang akan digunakan

5 Membagi siswa sesuai kemampuan

dan hasil kinerjanya.

Ya Guru memebagi siswa sesuai

kemampuan hasil kerjanya

6 Mengawali pembelajaran dengan

mengecek pemahaman dasar.

Ya Guru mengawali pemahaman

dasar dari siswanya

7 Menginformasikan materi pelajaran

hukum-hukum kimia kepada siswa

Ya Memberikan informasi

tentang apa itu hukum-hukum

kimia

8 Membagi soal kepada masing-masing

siswa

Ya Guru membagi soal kepada

siswa

9 Meminta setiap siswa menyelesaikan

soal LKS 1.2 siklus II

Ya Guru menyuruh siswa untuk

mengerjakan soal LKS 1.2

siklus II

10 Memantau kerja dari tiap-tiap siswa

selama diskusi berlangsung

Ya Guru memantau kerja tiap-

tiap siswa selama diskusi

11 Membantu/mengarahkan siswa yang

mengalami kesulitan dalam

menyelesaikan soal.

Ya Guru mengarahkan siswa

yang mengalami kesulitan

dalam menyelesaikan soal

12 Memanggil setiap siswa yang

mempunyai jawaban yang tepat untuk

mempersentasekan hasil kinerjanya.

Ya Guru memanggil siswa-siswa

yang mempunyai jawaban

yang tepat

13 Guru mengacak soal yang akan dipilih Ya Mengacak soa yang dipilih

Page 105: Pendidikan Kimia

90

setiap siswa sesuai dengan soal LKS

1.2 pada siklus II

setiap siswa sesuai dengan

soal LKS1.2 pada siklus II

14 Meminta tiap siswa untuk

mempresentasikan jawabannya.

Ya Siswa mempersentasekan

hasil kinerjanya

15 Guru memberikan skor untuk masing-

masing siswa sesuai dengan hasil

presentasenya

Ya Guru memberikan

penghargaan berupa skor

tertinggi dan bertepuk tangan

16 Memberikan penghargaan pada siswa

yang memperoleh skor tertinggi

Ya Memberi penghargaan kepada

siswa yang memperoleh skor

tertinggi

Page 106: Pendidikan Kimia

91

Hasil Observasi Terhadap Guru Selama Kegiatan Belajar Mengajar Untuk

Tindakan Siklus II Pertemuan Kedua

NO Aspek-aspek yang diobservasikan Ya/tidak Skor

(1) (2) (3) (4)

1 Mempersiapkan siswa untuk belajar Ya Guru mempersiapkan siswa

untuk belajar

2 Guru memotivasi siswa Ya Memotivasi siswa

3 menyampaikan pencapaian tujuan

pembelajaran

Ya Menyampaikan tujuan

pembelajaran

4 Guru menginformasikan model

pembelajaran yang akan digunakan

Ya Memberikan informasi

tentang model pembelajaran

apa yang akan digunakan

5 Membagi siswa sesuai kemampuan

dan hasil kinerjanya.

Ya Guru memebagi siswa sesuai

kemampuan hasil kerjanya

6 Mengawali pembelajaran dengan

mengecek pemahaman dasar.

Ya Guru mengawali pemahaman

dasar dari siswanya

7 Menginformasikan materi pelajaran

hukum-hukum kimia kepada siswa

Ya Memberikan informasi

tentang apa itu hukum-hukum

kimia

8 Membagi soal kepada masing-masing

siswa

Ya Guru membagi soal kepada

siswa

9 Meminta setiap siswa menyelesaikan

soal siklus II

Ya Guru menyuruh siswa untuk

mengerjakan soal siklus II

10 Memantau kerja dari tiap-tiap siswa

selama diskusi berlangsung

Ya Guru memantau kerja tiap-

tiap siswa selama diskusi

11 Membantu/mengarahkan siswa yang

mengalami kesulitan dalam

menyelesaikan soal.

Ya Guru mengarahkan siswa

yang mengalami kesulitan

dalam menyelesaikan soal

12 Memanggil setiap siswa yang

mempunyai jawaban yang tepat untuk

mempersentasekan hasil kinerjanya.

Ya Guru memanggil siswa-siswa

yang mempunyai jawaban

yang tepat

13 Guru mengacak soal yang akan dipilih

setiap siswa sesuai dengan soal siklus

II

Ya Mengacak soal yang dipilih

setiap siswa sesuai dengan

soal siklus II

14 Meminta tiap siswa untuk Ya Siswa mempersentasekan

Page 107: Pendidikan Kimia

92

mempresentasikan jawabannya. hasil kinerjanya

15 Guru memberikan skor untuk masing-

masing siswa sesuai dengan hasil

presentasenya

Ya Guru memberikan

penghargaan berupa skor

tertinggi dan bertepuk tangan

16 Memberikan penghargaan pada siswa

yang memperoleh skor tertinggi

Ya Memberi penghargaan kepada

siswa yang memperoleh skor

tertinggi

Page 108: Pendidikan Kimia

93

Lampiran 10

Lembar Observasi Terhadap Siswa Selama Kegiatan Belajar-Mengajar Untuk

Tindakan Siklus II Pertemuan Pertama

No Aspek-aspek yang diobservasi Ya/Tidak Komentar

(1) (2) (3) (4)

1 Siswa mendengar dan memberikan

perhatian serius terhadap pelajaran

Ya Semua siswa

memperhatikan penjelasan

guru

2 Siswa tetap berada dalam ruangan Ya Siswa yang berada dalam

ruangan

3 Siswa aktif dalam belajar dan

menyelesaikan soal dalam soal

LKS 1.2 pada siklus II

Ya Semua siswa aktif dalam

menyelesaikan soal LKS 1.2

pada siklus II

4 Siswa mampu menyelesaikan soal

LKS 1.2 siklus II

Ya Semua siswa sudah

mampumenyelesiakan soal

LKS 1.2 siklus 1I

5 Siswa saling menghargai pendapat

antar teman.

Ya Siswa saling menghargai

pendapat temannya melalui

jawaban yang

dipersentasekan.

6 Siswa mengajukan pertanyaan

kepada guru

Tidak Siswa sudah mampu

mengajukan pertanyaan

7 Mempresentasekan hasil kerja Ya Siswa mampu

mempersentasekan hasil

kinerjanya

8 Merangkum materi yang telah

dibahas

Tidak Siswa merangkum materi

9 Mengerjaan pekerjaan rumah (PR)

yang telah diberikan oleh guru.

Ya Siswa mengerjakan

pekerjaan

Page 109: Pendidikan Kimia

94

Lembar Observasi Terhadap Siswa Selama Kegiatan Belajar Mengajar Untuk

Tindakan Siklus II Pertemuan Kedua

No Aspek-aspek yang diobservasi Ya/Tidak Komentar

(1) (2) (3) (4)

1 Siswa mendengar dan memberikan

perhatian serius terhadap pelajaran

Ya Semua siswa

memperhatikan penjelasan

guru

2 Siswa tetap berada dalam ruangan Ya Siswa yang berada dalam

ruangan

3 Siswa aktif dalam belajar dan

menyelesaikan soal dalam soal

siklus II

Ya Semua siswa aktif dalam

menyelesaikan soal siklus II

4 Siswa mampu menyelesaikan soal

siklus II

Ya Semua siswa sudah

mampumenyelesiakan soal

siklus 1I

5 Siswa saling menghargai pendapat

antar teman.

Ya Siswa saling menghargai

pendapat temannya melalui

jawaban yang

dipersentasekan.

6 Siswa mengajukan pertanyaan

kepada guru

Tidak Siswa sudah mampu

mengajukan pertanyaan

7 Mempresentasekan hasil kerja Ya Siswa mampu

mempersentasekan hasil

kinerjanya

8 Merangkum materi yang telah

dibahas

Tidak Siswa merangkum materi

9 Mengerjaan pekerjaan rumah (PR)

yang telah diberikan oleh guru.

Ya Siswa mengerjakan

pekerjaan

Page 110: Pendidikan Kimia

95

Lampiran 11

RENCANA PERBAIKAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Nama Sekolah : SMAN 1 Wawonii

Mata Pelajaran : Kimia

Kelas / Semester : X / 1

Topik : Stoikiometri

Sub Topik : Menerapkan konsep massa molekul relatif, persamaan reaksi, hukum-

hukum dasar kimia, dan konsep mol untuk menyelesaikan perhitungan kimia.

Pertemuan Ke - : 1 (pertama)

Alokasi Waktu : 2 x 45 menit

Tindakan Siklus II Pertemuan kedua

A. Komponen Inti:

1. Menyadari adanya keteraturan struktur partikel materi sebagai wujud kebesaran

Tuhan YME dan pengetahuan tentang struktur partikel materi sebagai hasil pemikiran

kreatif manusia yang kebenarannya bersifat tentatif.

2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab,

perduli(gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif

dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas bebrbagai permasalahan

dalam berinteraksi efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam

menempatkan diri sebagian cerminan bangsa dalam pergaulan dunia

3. Memahami, Menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural

berdasarkan rasa ingin tahuanya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya,

dan humaniora fenomena dan kejadian, serta menerapkan prosedural pada bidang

kejadian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan

masalah

Page 111: Pendidikan Kimia

96

4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait

dengan pengembanggan dari yang dipalajarinya disekolah secara mandiri, dan

mampu menggunakan metode sesuai keindahan keilmuan.

5. Dan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan perbedaan terkait

penyebab

B. Kompetensi Dasar dan Indikator

1.2. Menyadari adanya keteraturan struktur partikel materi sebagai wujud kebesara Tuhan

YME dan pengetahuan tentang struktur partikel materi sebagai hasil pemikira kreatif

manusia yang kebenarannya bersifat tentatif.

1.3. Menunjukkan perilaku ilmiah(memiliki rasa ingin tahu, disiplin, jujur, objektif, terbuka,

mampu mebedakan fakta dan opini, ulet, teliti, bertanggung jawab, kritis, kreatif,

inovatif, deokrasi, komunikatif) dalam merencanakan dan melalakukan percobaan serta

berdiskusi yang diwujudkan dalam sikap sehari-hari.

2.2. Menunjukkan prilaku kerjasama, santun, toleran, cinta damai dan peduli lingkungan

serta hemat dalam memanfaatkan sumber daya alam.

2.3. Menunjukkan perilaku responsif, dan proaktif, serta bijaksana sebagai wujud

kemampuan memecahkan masalah dan membuat keputusan.

3.11. Menerapkan konsep massa atom relatif, dengan massa molekul relatif, hukum-hukum

dasar kimia, dan konsep mol untuk menyelesaikan perhitungan kimia.

4.11. Mengolah dan menganalisis data terkait massa atom relatif dan massa molekul relatif,

persamaan reaksi, hukum-hukum dasar kimia, dan konsep mol untuk menyelesaikan

perhitungan kimia.

5.1. Menafsirkan data percobaan untuk membuktikan berlakunya hipotesis Avogadro, hukum

kekekalan massa (Hukum Lavoisier), hukum perbandingan volum (Hukum Boyle-Gay

Lussac).

1. Menentukan massa molekul relatif/massa rumus relatif suatu senyawa.

2. Membuktikan berlakunya hukum perbandingan tetap (Hukum Proust), melalui

perhitungan.

3. Membuktikan berlakunya hukum kelipatan perbandingan (Hukum Dalton), melalui

perhitungan.

Page 112: Pendidikan Kimia

97

4. Membuktikan berlakunya hukum Gay Lussac dan Avogadro melalui perhitungan.

5. Membuktikan berlakunya Hukum Boyle-Gay Lussac) melalui perhitungan.

6. Membuktikan berlakunya hukum kekekalan massa (Hukum Lavoisier) melalui

perhitungan.

7. Membuktikan berlakunya hukum kelipatan perbandingan (Hukum Dalton) melalui

perhitungan.

8. Mengolah data percobaan atau informasi, sehingga mampu membuktikan

berlakunya hukum-hukum dasar kimia dalam setiap proses perubahan kimia.

C. Tujuan Pembelajaran

Tujuan perbaikan pembelajaran dalam penelitian ini adalah sebagai berikut

1. Siswa dapat menyetarakan persamaan reaksi

2. Siswa dapat menyajikan dan menyelesaikan penentuan massa atom relatif dan massa

molekul relatif serta persamaan reaksi.

3. Siswa dapat berhitung massa atom atom relatif dan massa molekul relatif.

4. Siswa dapat mempersentasikan hasil kajian tentang hukum proust, hukum Dalton,

hukum Gay lussac, dan hukum Avogadro

5. Siswa mampu menyelesaikan penggunaan konsep mol untuk menyelesaikan

perhitungan kimia.

D. Materi Pembelajaran

Konsep mol

1. Massa molar

2. Volume molar gas

3. Rumus empiris dan rumus molekul

Perhitungan kimia

- Hubungan antara jumlah mol, partikel, massa dan volume dalam persamaan

reaksi.

E. Metode Pembelajaran, Model, dan Strategi

Model : Pemecahan Masalah (Problem Solving)

Metode pembelajaran : Ceramah, diskusi, Tanya jawab, pemberian

tugas berupa soal-soal

Page 113: Pendidikan Kimia

98

D. Alat dan Sumber Belajar

Alat: Spidol dan media

Sumber belajar: Buku paket Kimia untuk SMA kelas X

E. Evaluasi

teknik : tes

bentuk intrumen : tes uraian

F. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran

1. Kegiatan Pendahuluan (10 Menit)

a. Guru mengucapkan salam, mengecek kehadiran siswa dan kesiapan belajar

siswa

b. Guru memberikan apersepsi dengan mengigatkan kembali tentang materi

pelajaran sebelumnya dan mengaitkan dengan materi yang akan diajarkan.

c. Memotivasi siswa dengan mengajukan pertanyaan tentang apakah

stoikiometri itu?

d. Guru menuliskan materi dan tujuan pembelajaran

2. Kegiatan Inti (50 menit)

a. Guru menjelaskan materi yang akan diajarkan

b. Guru mengecek pemahaman siswa dengan memberikan beberapa contoh

soal diantaranya soal yang berkaitan dengan “Stoikiometri”.

c. Guru memeberikan kesempatan kepada siswa untuk menanyakan hal-hal

yang kurang dipahami

d. Guru membagi LKS kepada setiap siswa untuk mengerjakan soal

berdasarkan masalah yang diberikan.

e. Guru membimbing siswa yang merasa kesulitan dalam mengerjakan dan

menyelesaikan soal.

f. Guru meminta beberapa siswa untuk mempresentasikan jawaban yang

dimiliki, dan siswa lain menanggapi.

g. Guru memberikan penghargaan kepada siswa yang kinerjanya baik.

Page 114: Pendidikan Kimia

99

3. Kegiatan Penutup (20 Menit)

a.Guru bersama siswa menyimpulkan materi pelajaran berdasarkan tujuan

pembelajaran

b. Guru memberikan tes evaluasi berupa (PR).

2015

Guru Bidang Studi Observer

USMAN PAMANA, S.Pd SITI JUMAERA

NIP. 19730511 200604 1 004 A1 C4 08 047

Mengetahui:

Kepala SMA Negeri I Wawonii

Drs. H. MIHDAR

NIP. 19631002 199102 1 001

Page 115: Pendidikan Kimia

100

Lampiran 12

SOAL KISI-KISI

1. Sepuluh mL gas nitrogen (N2) dan 15 mL gas oksigen (O2) tepat habis bereaksi

menjadi 10 mL gas NaOb. Tentukan rumus kimia gas NaOb tersebut! (Skor 15).

2. Tuliskan dan setarakan persamaan reaksi antara logam tembaga dengan larutan

asam nitrat encer membentuk larutan tembaga(II) nitrat, gas nitrogen oksida,

dan air (skor 20)

3. Diketahui 0,5 liter gas hidrokarbon CxHy tepat bereaksi dengan 1,75 liter gas

oksigen menghasilkan 1 liter gas karbon dioksida dan 1,5 liter uap air.

Semuanya diukur pada suhu dan tekanan yang sama.Tentukan rumus gas

hidrokarbon tersebut! (skor 25)

4. Tentukan persen massa unsur C, H, dan O dalam senyawa glukosa (C6H12O6)

(Ar C =12, H= 1, dan O = 16)!( Skor 20)

5. Suatu senyawa hidrokarbon (CxHy) yang berwujud gas terbakar menurut reaksi:

CxHy(g) + O2(g) CO2(g) + H2O(g) (belum setara)

Dari percobaan diketahui bahwa untuk membakar 2 liter gas CxHy (T, P)

diperlukan 5 liter gas oksigen (T, P) dan dihasilkan 4 liter gas karbon dioksida (T,

P). Tentukan rumus molekul hidrokarbon tersebut! (Skor 20)

Page 116: Pendidikan Kimia

101

JAWABAN SOAL KISI-KISI

1. Perbandingan koefisien = perbandingan volume Koefisien

N2 : O2 : NaOb = 10 : 15 : 10 = 2 : 3 : 2

2 N2 + 3 O2 2 NaOb

Karena jumlah atom di ruas kiri dan di ruas kanan sama, maka harga a dan b dapat

dicari sebagai berikut.

Jumlah atom N kiri= Jumlah atom N kanan

2 × 2 = 2a

4 = 2a

a = 2

Jumlah atom O kiri= Jumlah atom O kanan

3 × 2 = 2b

6 = 2b

b = 3

Jadi, rumus kimia senyawa tersebut adalah N2O3.

2. Langkah 1 : Menuliskan rumus kimia dan persamaan reaksi:

Al(S) + HCl(Aq) AlCl3(Aq) + H2(g)

Langkah 2 : Penyetaraan:

a. Kita tetapkan koefisien AlCl3 = 1, sedangkan koefisien zat-zat yang lain

dimisalkan dengan huruf.

a Al(S) + b HCl(Aq) 1 AlCl3(Aq) + c H2(g)

b. Setarakan jumlah Al dan Cl.

Jumlah atom

diruas kiri

Jumlah atom diruas

kanan

∑ Ruas kiri = ∑ Ruas kanan

A1 = a

A1 = 1

a = 1

Cl = b

C1 = 3

b = 3

Kita masukkan a dan b pada persamaan reaksi, sehingga persamaan reaksi menjadi:

1 Al(S) + 3 HCl(Aq) 1 AlCl3(aq) + c H2(g)

Page 117: Pendidikan Kimia

102

c. Setarakan jumlah atom H.

Jumlah atom diruas

kiri

Jumlah atom diruas

kanan

∑ Ruas kiri = ∑ Ruas kanan

H = 3

H = 2c 2c = 3, maka c = 1,5

Kita masukkan koefisien c, sehingga persamaan reaksi menjadi:

1 Al(S) + 3 HCl(Aq) 1 AlCl3(Aq) + 1,5 H2(g)

Karena koefisien tidak boleh pecahan, untuk membulatkan pecahan, maka

semua

koefisien dikalikan dua, sehingga persamaan reaksi menjadi:

3 Al(S) + 6 HCl(Aq) 2 AlCl3(Aq) + 3 H2(g)

3. CXHy (g) + O2(g) CO2(g) + H2O(g)

Perbandingan volume CXHy : O2: CO2:H2O

= 0,5 L: 1,75 L:1 L:1,5 L

= 2: 7: 4: 6

Maka: 2 CXHy (g) +7 O2(g) 4 CO2(g) + H2O(g) + 6 H2O(g)

Jumlah atom C di kiri = jumlah atom C di kanan

2x = 4

x = 2

jumlah atom H di kiri = jumlah atom H di kanan

2y = 12

y = 6

Jadi, rumus gas hidrokarbon tersebut adalah C2H6.

Page 118: Pendidikan Kimia

103

4. Massa molekul relatif C2H12O6 = 180

Unsur Penyusun C6 H12 O6

Persen Massa Unsur dalam C6 H12 O6

Karbon (C) Persen massa unsur C

= 6 x Ar C

Mr C6H12O6 X 100% =

6 X 12

180 X 100% = 40 %

Hidrogen (H) Persen massa unsur H

= 12 x Ar H

Mr C6H12O6 X 100 % =

12 X 1

180 X 100 % = 6,7 %

Oksigen (O) Persen massa unsur O

12 x Ar O

Mr C6H12O6 =

12 x Ar O

Mr c6H12O6 x 100% = 53,3%

5. Karena perbandingan volume merupakan koefisien reaksi, maka persamaan

reaksinya menjadi:

2 CxHy(g) + 5 O2(g) 4 CO2(g) + …. H2O(g) (belum setara)

Untuk kesetaraan atom oksigen, maka koefisien H2O adalah 2 (10 – 8), dengan

demikian persamaan reaksi setara menjadi:

2 CxHy(g) + 5 O2(g) 4 CO2(g) + 2 H2O(g)

Untuk kesetaraan atom C dan H sebagai berikut.

Jumlah Atom

diruas kiri

Jumlah Atom

diruas kanan

∑ Ruas kiri = ∑ Ruas kanan

C= 2x C = 4 2x =4 maka x = 2

H = 2y H = 2 X 2 = 4 2y = 4 maka y = 2

Jadi, rumus molekul hiodrokarbon tersebut adalah C2H2

Page 119: Pendidikan Kimia

104

Lampiran 13

Daftar Nilai Evaluasi Siswa Kelas XC SMAN 1 Wawonii

No Nama

Kelompok

Nama siswa Siklus I/ Siklus II

Nilai Ket. Nilai Ket.

1 I Alhajrah Listianingsih 73.53 T 90.48 T

2 Indra Adi Purwanto 6765 T 85.71 T

3 Iskandar 70.59 T 61.90 BT

4 Nur Anissa 79.41 T 85.71 T

5 Siti Hajar 7.41 BT 57.14 BT

6 Zahra Syafira 58.82 BT 73.81 T

7 II Abdul Latif 61.76 T 85.71 T

8 Fingky Astuti 70.59 BT 76.19 T

9 Irfan Syafaat 58.82 BT 83.33 T

10 Muh. Asbar 70.59 T 73.81 T

11 Rahmat Ardiansyah 70.59

T 71.43 T

12 Tithi Yuslianti 41.18 BT 61.90 BT

13 III Ade Enggarwati 70.59 T 80.59 T

14 Hasnawati 50.00 BT 69.05 BT

15 Muh. Ali Akbar 73.53 T 80.59 T

16 Nanang Astuti 70.59 T 61.90 BT

17 Ramdan 82.35 T 85.71 T

18 Yuslian 67.65 T 78.57 T

19 IV Darmawan 76.47 T 83.33 T

20 Mayang Saputri 67.65 T 71.43 T

21 Nasrullah Hakim 70.59 T 73.81 T

Page 120: Pendidikan Kimia

105

22 Ratnasari 47.06 BT 66.67 BT

23 Wulan Apriliani 50.00 BT 71.43 BT

24 V Sulpiana 70.59 T 73.81 T

25 Wa guna 52.94 BT 73.81 BT

26 Hastiani 58.94 BT 80.95 BT

27 Ato Udin 82.35 T 80.95 T

28 Gafar 64.71 BT 61.90 BT

29

VI

Nur Ardiana 67.67 T 85.71 T

30 M. Fadilla 85.29 T 71.43 T

31 Riska 85.29 T 90.48 T

32 Aulia 64.71 BT 95.24 T

33

Ummu Habiba

67.56

T

100

T

63,64%

81,82%

Ket: T : Tuntas

BT : Belum Tuntas

Page 121: Pendidikan Kimia

106

Lampiran 14

Data Mentah Aktivitas Siswa Dalam Pelaksanaan Model Pembelajaran Pemecahan

Masalah (Problem Solving) Pada Pokok Bahasan Stoikiometri

Tabel 1. Aktivitas Mendengarkan/Memperhatikan Penjelasan Guru

No Klp Siklus I Siklus II

Skor/Pertemuan Persentase (%) Skor/Pertemuan Persentase (%)

I

II

Rerata

I II Rerata I II Rerata I II Rerata

1 I 5.0 5.0 5.0 83.3 83.3 83.8 6.0 6.0 6.0 100 100 100

2 II 4.0 4.0 4.0 66.7 66.7 66.7 5.0 5.0 5.5 83.3 100 91.7

3 III 5.0 5.0 5.0 83.3 83.3 83.3 6.0 6.0 6.0 100 100 100

4 IV 4.0 5.0 4.5 80.0 90.0 90.0 5.0 5.0 4.0 100 80.0 90.0

5 V 4.0 4.0 4.0 80.0 80.0 80.0 4.0 4.0 5.0 5.0 80.0 80.0

6 VI 4.0 4.0 4.0 80.0 80.0 80.0 5.0 5.0 4.0 100 100 100

Rerata 4.3 4.5 4.4 78.9 82.2 80.6 5.2 5.2 5.3 93.9 93.3 93.6

Ket. Kelompok II, II & III : 6 Siswa

Kelompok IV, V&VI

Tabel 2. Aktivitas Mengerjakan LKS

No Klp Siklus I Siklus II

Skor/Pertemuan Persentase (%) Skor/Pertemuan Persentase (%)

I

II

Rerata

I II Rerata I II Rerata I II Rerata

1 I 5.0 5.0 4.5 66.7 83.3 75.0 6.0 5.0 5.5 100 83.3 91.7

2 II 4.0 4.0 4.5 66.7 83.3 75.0 5.5 5.0 5.0 83,3 83.3 83.3

3 III 5.0 5.0 5.5 83.3 100 91.7 6.0 6.0 5.5 83.3 100 91.7

4 IV 4.0 5.0 4.0 80.0 80.0 80.0 4.0 6.0 4.5 80. 100 90.0

5 V 4.0 4.0 4.0 80.0 80.0 80.0 5.0 5.0 5.0 100 100 100

6 VI 4.0 4.0 4.5 100 80.0 90.0 5.0 5.0 5.0 100 100 100

Rerata 4.3 4.5 4.5 79.4 84.4 81.9 5.0 5.2 5.1 91.1 94.4 92.8

Ket. Kelompok II, II & III : 6 Siswa

Kelompok IV, V&VI : 5 Siswa

Page 122: Pendidikan Kimia

107

Tabel 3. Aktivitas Mengajukan Pertanyaan/Menanggapi Pertanyaan

No Klp Siklus I Siklus II

Skor/Pertemuan Persentase (%) Skor/Pertemuan Persentase (%)

I

II

Rerata

I II Rerata I II Rerata I II Rerata

1

I

3.0 4.0 3.5 50.0 66.7 58.3 4.0 5.0 4.5 66.7 83.3 75.5

2 II 2.0 3.0 2.5 33.0 50.0 41.7 4.0 5.0 5.5 66.7 83,3 75.5

3 III 3.0 5.0 4.0 50.0 83.3 66.7 5.0 6.0 6.0 83.3 100 91.7

4 IV 2.0 3.0 2.5 40.0 60.0 50.0 4.0 5.0 5.5 80.0 100 90.0

5 V 3.0 2.0 2.5 60.0 40.0 50.0 4.0 4.0 5.0 80.0 80.0 80.0

6 VI 3. 4.0 3.5 60.0 80.0 70.0 5.0 5.0 4.0 100 100 100

Rerata 2.7 3.5 3.1 48.0 63.3 56.1 4.3 5.0 5.1 79.4 91.1 85.3

Ket. Kelompok II, II & III : 6 Siswa

Kelompok IV, V&VI : 5 Siswa

Tabel 4. Mempresentasekan Hasil Kerja

No Klp Siklus I Siklus II

Skor/Pertemuan Persentase (%) Skor/Pertemuan Persentase (%)

I

II

Rerata

I II Rerata I II Rerata I II Rerata

1

I

4.0 4.0 4.0 66.7 66.7 66.7 5.0 6.0 5.5 83.3 100 91.7

2 II 3.0 4.0 3.5 50.0 66.7 58.3 5.0 6.0 5.5 83.3 100 91.7

3 III 3.0 3.0 3.0 50.0 50.0 50.0 6.0 6.0 6.0 100 100 100.0

4 IV 4.0 4.0 4.0 80.0 80.0 80.0 5.0 4.0 5.5 100 66.7 83.3

5 V 3.0 4.0 3.5 60.0 80.0 70.0 5.0 5.0 5.0 100 83.3 91.7

6 VI 5.0 4.0 4.5 100 80.0 90.0 5.0 5.0 4.0 100 83.3 91.7

Rerata 3.7 3.8 3.8 67.8 70.6 69.2 5.2 5.3 5.3 94.4 88.9 91.7

Ket. Kelompok II, II & III : 6 Siswa

Kelompok IV, V&VI : 5 Siswa

Page 123: Pendidikan Kimia

108

Gambar 1. Kegiatan belajar mengajar pada tindakan siklus I pertemuan kedua

Gambar 2. Foto guru menbantu/mengarahkan siswa yang mengalami kesulitan

dalam menyelesaikan soal LKS 1.1

Page 124: Pendidikan Kimia

109

Gambar 3. Foto kegiatan belajar siswa pada tindakan siklus I pertemuan kedua pada

saat menyelesaikan soal LKS 1.1

Page 125: Pendidikan Kimia

110

Page 126: Pendidikan Kimia

111

Gambar 3. Foto kegiatan presentase kelompok pada tindakan siklus I pertemuan

kedua pada saat menyelesaikan soal LKS 1.1

Page 127: Pendidikan Kimia

112

Page 128: Pendidikan Kimia

113

Gambar. 4 Siswa Mengerjakan Soal LKS 1.2 Pada Siklus II

Gambar. 5 Siswa Memperhatikan Dan Mendengarkan Penjelasan Guru Pada

Pertemuan Pertama Dalam Siklus II

Page 129: Pendidikan Kimia

114

Gambar. 6 Persentase Hasil Kerja Pada Soal LKS 1.2 Pada Siklus II Pertemuan 1

Gambar. 3 Persentase Soal Siklus II