44
WELCOME TO CLASS HISTORY Man Cibadak Production GunGun Misbah Gunawan®

Pendudukan Jepang Di Indonesia (Jadi)

Embed Size (px)

Citation preview

Slide 1

WELCOME TO CLASS HISTORYMan Cibadak ProductionGunGun Misbah Gunawan Standar Kompetensi.Pendudukan Jepang Di Indonesia

Latar belakang pendudukan Jepang di Indonesia :Restorasi Meiji Teno (1868) Pembaharuan menuju kemajuan yang dilaksanakan pada masa ini menjadikan Jepang berkembang sebagai negara industri modern, perdagangan dan militer, sejajar dengan negara barat. Hal ini menyebabkan Jepang mengmbangkan imperialismenya.Berkembangnya faham Hakko I Chu (dunia merupakan satu keluarga). Hal ini memicu Jepang menjadi pemimpin dunia.Faktor ekonomi (Jepang menjadi negara industri terbesar di Asia mendorong Jepang melakukan ekspansi, untuk :o mencari bahan baku/mentaho tempat pemasaran/ penjualan hasil industri

A. AWAL KEDATANGAN JEPANG KE INDONESIAPada tanggal 8 Maret 1942 panglima tentara Hindia Belanda (Letjen H. Ter Poerten ) menandatangani piagam penyerahan tanpa syarat di Kalijati kepada angkatan perang Jepang di bawah pimpinan Letjen Hitoshi Imamura

Propaganda Nippon Manis diawal - Kemudian Kejam melebihi Kekejaman Belanda

propaganda untuk menarik simpati bangsa Indonesia Menganggap Jepang sebagai saudara tua bangsa Asia (ingat Hakko Ichiu?)Melancarkan semboyan 3A (Jepang pemimpin, Jepang cahaya dan Jepang pelindung Asia)Melancarkan simpati lewat pendidikan berbentuk beasiswa pelajar.Menarik simpati umat Islam untuk pergi HajiMenarik simpati organisasi Islam MIAI. (ingat modul 3, mengapa MIA tidak dibubarkan?)Melancarkan politik dumpingMengajak untuk bergabung tokoh-tokoh perjuangan Nasional seperti: Ir. Soekarno, Drs. M. Hatta serta Sutan Syahrir, dengan cara membebaskan tokoh tersebut dari penahanan BelandaB. Kebijakan Politik Pemerintah Pendudukan JepangPemerintahan militer Angkatan Darat (Tentara ke-25) untuk Sumatra dengan pusatnya di BukittinggiPemerintahan militer Angkatan Darat (Tentara ke-16) untuk Jawa-Madura dengan pusatnya di JakartaPemerintahan militer Angkatan Laut (Armada Selatan ke-2) untuk daerah Sulawesi, Kalimantan, dan Maluku dengan pusatnya di Makassar.

pembentukan badan-badan kerjasama Gerakan 3A (Jepang pemimpin, Jepang cahaya dan Jepang pelindung Asia) Dipmpin Oleh :H. SjamsudinPutera (Pusat Tenaga Rakyat) dengan tujuan membujuk kaum Nasionalis sekuler dan intelektual agar menyerahkan tenaga dan pikirannya untuk mengabdi kepada Jepang. dipimpin oleh Empat Serangkai, yaitu Bung Karno, Bung Hatta, Ki Hajar Dewantara dan Kiyai Haji Mas Mansyur.Jawa Hokokai (Himpunan kebaktian Jawa) merupakan organisasi sentral dan terdiri dari berbagai macam profesi (dokter, pendidik, kebaktian wanita pusat dan perusahaan).

Menurut catatan sejarah Soekarno terlibat langsung pada aktivitas "Romusha" - bukan sebagai pekerja tapi sebagai mobilisator. Pada Gambar diatas terlihat Soekarno dengan latar belakang para pekerja Romusha. Lalu pertanyaannya : Bagaiamana itu bisa terjadi ???

Kegiatan-kegiatan Jawa Hokokai sebagaimana digariskan dalam peraturan dasarnya adalah sebagai berikut.Melaksanakan segala sesuatu dengan nyata dan ikhlas untuk menyumbangkan segenap tenaga kepada pemerintah Jepang.Memimpin rakyat untuk menyumbangkan segenap tenaga berdasarkan semangat persaudaraan antar segala bangsaMemperkokoh pembelaan tanah air.struktur Birokrasi pemerintahan Militer dan Sipil pada masa pendudukan Jepang

struktur Birokrasi pemerintahan Militer

Struktur pemerintahan sipil pada masa pendudukan Jepang

C. Aspek Ekonomi dan Sosial

Kegiatan ekonomi diarahkan untuk kepentingan perang maka seluruh potensi sumber daya alam dan bahan mentah digunakan untuk industri yang mendukung mesin perang. Jepang menyita seluruh hasil perkebunan, pabrik, Bank dan perusahaan penting. Banyak lahan pertanian yang terbengkelai akibat titik berat kebijakan difokuskan pada ekonomi dan industri perang. Kondisi tersebut menyebabkan produksi pangan menurun dan kelaparan serta kemiskinan meningkat drastis.

Jepang menerapkan sistem pengawasan ekonomi secara ketat dengan sanksi pelanggaran yang sangat berat. Pengawasan tersebut diterapkan pada penggunaan dan peredaran sisa-sisa persediaan barang. Pengendalian harga untuk mencegah meningkatnya harga barang. Pengawasan perkebunan teh, kopi, karet, tebu dan sekaligus memonopoli penjualannya. Pembatasan teh, kopi dan tembakau, karena tidak langsung berkaitan dengan kebutuhan perang. Monopoli tebu dan gula, pemaksaan menanam pohon jarak dan kapas pada lahan pertanian dan perkebunan merusak tanah.Menerapkan sistem ekonomi perang dan sistem autarki (memenuhi kebutuhan daerah sendiri dan menunjang kegiatan perang). Konsekuensinya tugas rakyat beserta semua kekayaan dikorbankan untuk kepentingan perang. Hal ini jelas amat menyengsarakan rakyat baik fisik maupun material.Pada tahun 1944, kondisi politis dan militer Jepang mulai terdesak, sehingga tuntutan akan kebutuhan bahan-bahan perang makin meningkat. Untuk mengatasinya pemerintah Jepang mengadakan kampanye penyerahan bahan pangan dan barang secara besar-besaran melalui Jawa Hokokai dan Nagyo Kumiai (koperasi pertanian), serta instansi resmi pemerintah. Dampak dari kondisi tersebut, rakyat dibebankan menyerahkan bahan makanan 30% untuk pemerintah, 30% untuk lumbung desa dan 40% menjadi hak pemiliknya. Sistem ini menyebabkan kehidupan rakyat semakin sulit, gairah kerja menurun, kekurangan pangan, gizi rendah, penyakit mewabah melanda hampir di setiap desa di pulau Jawa salah satunya: Wonosobo (Jateng) angka kematian 53,7% dan untuk Purworejo (Jateng) angka kematian mencapai 224,7%. Bisa Anda bayangkan bagaimana beratnya penderitaan yang dirasakan bangsa Indonesia pada masa Jepang (bahkan rakyat dipaksa makan makanan hewan seperti keladi gatal, bekicot, umbi-umbian).Sulitnya pemenuhan kebutuhan pangan semakin terasakan bertambah berat pada saat rakyat juga merasakan penggunaan sandang yang amat memprihatinkan. Pakaian rakyat compang camping, ada yang terbuat dari karung goni yang berdampak penyakit gatal-gatal akibat kutu dari karung tersebut. Adapula yang hanya menggunakan lembaran karet sebagai penutup.Kesimpulannya (DAMPAK BIDANG EKONOMI)Struktur Ekonomi rakyat Indonesia rusak.Jepang memonopoli hasil bumi.Diadakan pengerahan untuk memenuhi kebutuhan perang Jepang.Diterapkan sistem Autarki ( Rakyat di semua daerah harus memenuhi kebutuhan sendiri ).Jepang memonopoli kekayaan alam Indonesia.

d. Aspek kebudayaanKebijakan yang diterapkan pemerintah Jepang di bidang pendidikan adalah menghilangkan diskriminasi/perbedaan siapa yang boleh mengenyam/merasakan pendidikanRakyat dari lapisan manapun berhak untuk mengenyam pendidikan formal. Jepang juga menerapkan jenjang pendidikan formal seperti di negaranya yaitu: SD 6 tahun, SMP 3 tahun dan SMA 3 tahun. Sistem ini masih diterapkan oleh pemerintah Indonesia sampai saat ini sebagai satu bentuk warisan Jepang.Satu hal yang melemahkan dari aspek pendidikan adalah penerapan sistem pendidikan militer. Sistem pengajaran dan kurikulum disesuaikan untuk kepentingan perang. Siswa memiliki kewajiban mengikuti latihan dasar kemiliteran dan mampu menghapal lagu kebangsaan Jepang. Begitu pula dengan para gurunya, diwajibkan untuk menggunakan bahasa Jepang dan Indonesia sebagai pengantar di sekolah menggantikan bahasa Belanda. Untuk itu para guru wajib mengikuti kursus bahasa Jepang yang diadakan.

Dengan melihat kondisi tersebut, Anda akan mendapatkan dua sisi, yaitu kelebihan dan kekuarangan dari sistem pendidikan yang diterapkan pada masa Belanda yang lebih liberal namun terbatas. Sementara pada masa Jepang konsep diskriminasi tidak ada, tetapi terjadi penurunan kualitas secara drastis baik dari keilmuan maupun mutu murid dan guru. Ada hal yang dapat Anda ketahui dari kebijakan pemerintah Jepang di bidang budaya yakni berkembangnya tradisi kerja bakti secara massal melalui kinrohosi/ tradisi kebaktian di dalam masyarakat Indonesia. Adanya tradisi kebaktian, kerja keras dan ulet dalam mengerjakan tugas. Nilai tradisi Jepang dan kemiliterannya melaui semangat Bushido (semangat ksatria Jepang akan dapat Anda ketahui dari analisa aspek militer). Kesimpulannya (DAMPAK BIDANG KEBUDAYAAN) Bahasa Indonesia aktif digunakan sebagai bahasa pengantar.Bahasa Belanda dilarang digunakan.Terbit Koran berbahasa Jepang dan Bahasa Indonesia.Film dengan bahasa Belanda di larang.Diberlakukan tradisi Seikeirei yaitu membungkukkan badan kearah matahari terbit sebagai wujud penghormatan Kaisar Jepang dan Dewa Matahari.

e. Aspek Kehidupan Militer

9 Maret 1943 didirikan gerakan Seinendan (Barisan Pemuda). Pelantikannya dilakukan 29 April 1943, dengan anggota 3500 pemuda. Tujuannya untuk melatih dan mendidik para pemuda, agar mampu menjaga dan mempertahankan tanah air dengan kekuatan sendiri. Persyaratan untuk menjadi Seinendan adalah: pemuda berusia 14 - 23 tahun.

Pembentukan Barisan Pelajar ( Gokutai) untuk pelajar SD - SLTA, seperti terlihat pada gambar 5 berikut ini:

Pembentukan Barisan bantu Polisi ( Keibodan), dengan syarat yang lebih ringan dari Seinendan, usia yang diprioritaskan 23 - 25 tahun. Untuk Keibodan ini ada keharusan untuk setiap desa (ku) yang memiliki pemuda dengan usia tersebut dan berbadan sehat wajib menjadi Keibodan. Sistem pengawasan Keibodan ini diserahkan pada Polisi Jepang. Ada beberapa istilah Keibodan sesuai dengan wilayah atau daerahnya seperti di Sumatera disebut dengan Bogodan sedangkan di daerah Angkatan Laut, khususnya di Kalimantan disebut dengan Borneo Konon Hokokudan dengan jumlah pasukan 28.000 orang.Pembentukan barisan pembantu Prajurit Jepang ( Heiho) April 1943. Anggota Heiho adalah pemuda berusia 18 - 25 tahun, dengan pendidikan terendah SD. Mereka akan ditempatkan langsung pada angkatan perang Jepang (AL - AD). Walaupun berstatus pembantu prajurit tetapi mereka dilatih untuk mampu menggunakan senjata dan mengoperasikan meriam-meriam pertahanan udara. Bahkan saat perang semakin hebat mereka diikutsertakan bertempur ke front di Solomon dan tempat lain. Disinilah para pemuda kita mendapat tempat latihan militer yang sesungguhnya dengan kemampuan yang tinggi.

Pembentukan Barisan Semi Militer khusus direkrut dari golongan Islam dengan nama : Hizbullah (Tentara Allah) diantaranya tokoh Otto Iskandinata dan Dr. Buntaran MartoatmojoPembentukan Pasukan Pembela Tanah Air ( PETA) tanggal 3 Oktober 1943 dilakukan oleh Letjen Kumakici Harada melalui Osamu Seiri no. 44 yang mengatur tentang pembentukan PETA. Pembentukan PETA ini, Jepang bercermin dari Perancis saat menguasai Maroko dengan memanfaatkan pemuda Maroko sebagai tentara PerancisPembentukan Jawa Hokokai Memasuki tahun 1944 kondisi Jepang bertambah buruk. Satu persatu wilayahnya berhasil dikuasai Sekutu, bahkan serangan langsung mulai diarahkan ke negeri Jepang sendiri. Melihat kondisi tersebut pada tanggal 9 September 1944 PM Kaiso mendeklarasikan janji kemerdekaan untuk Indonesia di kemudian hari. Janji ini semata-mata untuk memotivasi bangsa Indonesia agar tetap setia membantu perjuangan militer Jepang dalam menghadapi Sekutu. Beberapa hari sesudah janji kemerdekaan dibentuklah Benteng perjuangan Jawa ( Jawa Sentotai) ini merupakan badan perjuangan dalam Jawa Hokokai, bahkan organisasi lainpun dibentuk seperti Barisan Pelopor ( Suisyintai) dipimpin langsung oleh Ir. Soekarno, Sudiro, RP. Suroso, Otto Iskandardinata dan Dr. Buntaran Martoatmojo.DAMPAK POSITIFMelalui bentuk-bentuk pelatihan militer di atas, Anda akan dapat memahami sisi positif dan negatif yang dapat dirasakan para pemuda Indonesia. Para pemuda kita tidak hanya dilatih kemampuan dan keterampilan militernya dalam menggunakan senjata tetapi sikap dan mental merekapun tanpa sadar dibentuk dengan suatu semangat Bushido (sikap para ksatria militer Jepang) baik disiplin, keuletan/daya juang yang tinggi, kerja keras, jujur dan berani menghadapi tantangan serta memiliki tanggung jawab. Sikap mental yang seperti ini akan menjadi kekuatan tersendiri dari para pemuda Indonesia dalam menghadapi kekejaman tentara Jepang seperti dalam pemberontakan PETA. Di sisi lain akan menjadi bekal dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia menghadapi tentara Sekutu, baik yang tergabung dalam laskar-laskar rakyat maupun yang akan menjadi tentara Inti Republik Indonesia.Seperti terlihat pada gambar 6 berikut ini.

DAMPAK NEGATIFBagaimana dampak negatifnya? Anda tentu sudah dapat membayangkannya bagaimana bentuk eksploitasi (pengerahan) fisik terjadi, baik pada saat pelatihan maupun sesudah menjadi Tentara Sukarela yang dikirim untuk berperang. Mereka yang berada pada usia produktif (aktif 20 - 40 tahun) harus berjuang dengan taruhan nyawa demi membela kepentingan bangsa lain. Sementara bagi mereka yang tidak terjun langsung ke medan juang, tenaga mereka dipersiapkan untuk menyediakan fasilitas perang mulai dari perlengkapan fisik sampai pada penyediaan logistik/bahan makanan untuk tentara kesimpulannya (DAMPAK BIDANG MILITER)Bidang militer bangsa Indonesia banyak memperoleh keuntungan dengan ditekankan pendidikan :Seishin ( Semangat berjuang )Bhusido ( Kesatria berani mati )

Didirikan organisasi militer PETA ( Pembela Tanah air ) dalam kesatuan ini dikenal Pangkat :Daidanco = Komandan batalyon.Cudanco = Komandan Kompi.Shodanco = Komandan Pleton.Budanco = Komandan regu.Giguyun = Prajurit SukarelaINDIKATOR........................