Upload
wahyoe-poesh
View
40
Download
2
Embed Size (px)
DESCRIPTION
mnmnmnmnmnmnll
Citation preview
Materi Kuliah Stitistik
PAGE 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. PENELITIAN DAN TEKNIK STATISTIK
Setiap penelitian yang bersifat ilmiah mesti dimulai dengan adanya perumusan masalah. Masalah penelitian dirumuskan dalam suatu kalimat pertanyaan yang di dalamnya terdapat variabel-variabel yang akan diteliti.
Dalam rangka menjawab permasalahan itu seorang peneliti harus mempunyai dasar-dasar pemikiran yang kuat. Untuk ini penelitian harus masuk ke dalam kasanah ilmu yang relevan. Studi kepustakaan harus menggunakan buku-buku pustaka yang terpilih sesuai dengan persyaratan memilih sumber pustaka. Tetapi penelitian juga dapat mengadakan pengamatan sementara terhadap persoalan yang dihadapi tersebut. Dari hasil telaah pustaka atau pengamatan sementara yang disebut hipotesa. Hipotesa dapat berupa kalimat negatif dapat pula positif.
Atas dasar jawaban sementara ini maka penelitian menyusun perencanaan penelitian (research design). Pada dasarnya ada dua jenis perencanaan penelitian yaitu komporative design dan correlational design. Setelah memilih salah satu atau campuran dari kedua perencanaan itu maka peneliti merencanakan tiga jenis teknik yaitu teknik pengumpulan data. Dari teknik pengambilan sampel dan teknik analisa data. Dari teknik pengambilan sampel akan diperoleh sampel, dari teknik pengumpulan data akan diperoleh data sedang dari teknik analisa data akan diperoleh hasil analisa data yang berupa jawaban terakhir atas permasalahan yang dihadapi. Dalam rangka pemilihan teknik analisa data inilah peneliti dihadapkan kepada dua alternatif yaitu menggunakan teknik statistik atau teknik non statistik. Penggunaan teknik analisa juga tergantung pada jenis data yaitu data kuantitatif atau data kualitatif. Untuk keperluan analisa dengan teknik statistik maka harus kuantitatif.
B. VARIABEL DAN TEKNIK STATISTIK
1. Jenis Variabel.
Bruce W. Tuckman membagi variabel menjadi tiga kelompok besar yaitu variabel independen, variabel intervening dan variabel dependen. Variable independen adalah variabel yang bebas dan tidak tergantung oleh variabel yang lain. Variabel intervening adalah variabel yang menjadi perantara variabel dependen dan variabel independen. Sedangkan variabel dependen adalah variabel yang terikat dan tergantung oleh variabel yang lain.
Variabel independen sebagai variabel sebab, maka variabel dependen adalah variabel akibat. Variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi dan variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi. Termasuk pada variabel sebab atau variabel yang mempengaruhi di samping variabel independen adalah variabel moderator dan variabel kontrol.
2. Skala Pengukuran.
Dalam pengukuran kita mengenal beberapa skala yaitu skala nominal, skala ordinal, skala interval dan skala ratio.
a. Skala nominal disebut juga skala klasifikasi. Skala nominal merupakan pengukuran yang menggunakan angka atau lambang untuk mengklasifikasikan suatu obyek, orang atau sifat, umpama wanita pria, desa-kota, baik-sedang-buruk.
b. Skala ordinal atau skala urutan.
Skala ordinal merupakan hasil pengukuran jika hubungan (lebih besar) berlaku untuk semua pasangan kelas yang ada, sehingga terjadi susunan urutan kelas-kelas secara lengkap, umpama kesatu, kedua, ketiga.
c. Skala interval merupakan hasil pengukuran disamping mempunyai sifat skala ordinal juga diketahui jarak ukurannya antara dua angka, umpama prestasi belajar para siswa.
d. Skala ratio merupakan hasil pengukuran dimana menpunyai ciri skala interval juga mempunyai suatu titik nol sejati sebagai titik asalnya umpama hasil pengukuran berat, tinggi besar dan sebagainya.
Sehubungan dengan variabel dalam penelitian maka skala nominal, skala ordinal, skala interval dan skala ratio maka dalam penelitian juga ada variabel nominal, variabel ordinal, variabel interval dan variabel ratio.
3. Pemilihan Teknik Statistik berdasarkan Variabel.
Dalam rangka memilih teknik analisis statistik Tuckman menyatakan bahwa to choose the appropriate statistics, first determine the number of independent and dependent variables in your study. (For statistical purposes. Consider moderator variables as independent variables), Next determine which variables are nominal, ordinal or interval.
Dari pernyataan ini dijelaskan bahwa pemilihan teknik analisis statistik itu perlu mempertimbangkan jumlah variabel dependen dan independen, serta variabel nominal, ordinal dan interval. Jika menghadapi variabel dependen dan variabel independen, serta variabel interval maka teknik statistik yang tepat adalah teknik kolerasi.
Jika kita menghadapi variabel independen dengan variabel nominal atau ordinal dan variabel dependen dengan variabel interval maka teknik statistik yang tepat adalah teknik t-test dan analisis varians.
Jika kita menghadapi kombinasi dari variabel nominal independen dan variabel nominal dependen teknik analisis statistik yang tepat adalah teknik analis Chie Kuadrad.
Dalam rangka penggunaan tes secara statistik maka Bruce W. Tuckman menyatakan,
There are dealing with two interval variables use a parametric correlation (called a Pearson product moment correlation). When dealing with two ordinal variables most researchers use a spearman rank order correlation and with two nominal variables, the Chie Square statistic. When there are a nominal independent variables and the interval dependent variable, use t-test if there are only two conditions or level or analysis of varianes if there are two or more conditions or more then one independent variable. Finally, a nominal independent variable and ordinal dependent variable require a Mann. Whitney U Test (a non parametric t-test).
Dari pernyataan Bruce W Tuckman (1978) kita dapat menyimpulkan bahwa ada 6 tes statistik yaitu:
a. Teknik korelasi Product Moment dari Pearson.
Teknik ini digunakan apabila kita menghadapi dua variabel interval.
b. Teknik kolerasi Rank Order dari Spearman.
Teknik ini digunakan apabila kita menghadapi dua variabel ordinal.
c. Teknik statistik Chie Kuadrad.
Teknik ini digunakan apabila kita menghadapi dua variabel nominal.
d. Teknik statistik t-test.
Teknik ini digunakan apabila kita hanya menghadapi dua kondisi, level dari variabel nominal independen dan variabel interval dependen.
e. Teknik statistik analisis variance.
Teknik ini digunakan apabila kita menggunakan lebih dari dua kondisi level dan lebih dari satu independen variabel.
f. Mann Whitney U Test.
Teknik ini biasa disebut U Test saja, tes ini digunakan apabila kita menghadapi nominal independen dan variabel ordinal.
Dalam pemilihan tes statistik ini dijelaskan lebih lanjut oleh Bruce W. Tuckman,
Researchers often transform variables so they are able to use their data to perform a specific statical test (which may be different from, the one originally anticipated). For instance, if interval performance data is a variable in a two condition study, but the conditions for a t-test (normal distribution, equal sampel variance) are not met, you could transform the interval dependent variable into an ordinal measure and use a Mann Whitney U Test.
Dari uraian tersebut jelas bahwa sekalipun jenis variabel sudah cocok dengan penggunaan suatu jenis test statistik tertentu, jika syarat penggunaan suatu tes tetentu belum dipenuhi, maka teknik tes tersebut tidak dapat digunakan. Oleh karena itu, jenis variabel harus ditransformasi ke dalam jenis variabel lain agar dapat dianalisis dengan teknik analisis yang lain. Sebagai contoh penggunaan t-test, dengan tidak dipenuhi persyaratan tentang normalitas distribusi sampel dan sama tidaknya sampel, maka variabel yang berupa interval tingkah laku ke dalam pengukuran ordinal. Setelah ditranformasikan pengukuran nominal maka dapat dianalisis dengan menggunakan Mann Whitney U Test.
PARAMETRIK STATISTIK DAN NON PARAMETRIK STATISTIK
A. Pengertian Parametrik Statistik.
Tes statistik parametrik adalah suatu tes yang modelnya menetapkan adanya syarat-syarat tertentu tentang parameter populasi yang merupakan sumber sampel penelitian. Syarat-syarat ini biasanya tidak diuji dan dianggap sudah dipenuhi. Seberapa jauh makna suatu tes parametrik tergantung pada validitas anggapan tadi. Tes-tes parametrik menuntut juga skor yang dianalisis dari hasil suatu pengukuran yang berkekuatan sebagai skala interval.
B. Pengetian Non Parametrik Statistik.
Tes statistik non parametrik adalah tes yang modelnya tidak menetapkan syarat-syarat mengenai parameter-parameter populasi yang merupakan induk sampel penelitiannya.
C. Variabel dan tes statistik parametrik.
Tes statistik parametrik menghendaki variabel interval sebagai data yang akan dianalisis. Oleh karena tes statistik parametrik menghendaki skala interval. Statistik parametrik yang digunakan sebagai teknik analisis data adalah t-test, analisa variance, teknik korelasi product Moment.
D. Variabel tes statistik non parametrik.
Tes statistik non parametrik menghendaki variabel nominal dan variabel ordinal. Tes statistik non parametric yang dapat digunakan untuk analisis data adalah teknik rank order dari Spearman, Chie Kuadrad, Mann Whitney U Test, Tes Ranking Bertanda Wilcacon.
TEKNIK KORELASI
Rumus 1rxy = hal 289
Rumus 2rxy = hal 293
Rumus 3rxy =
Atau
rxy =
Contoh
NoXYX2Y2XY
1
2
3
4
5
65
6
5
6
7
67
6
6
7
7
525
36
25
36
49
3649
36
36
49
49
2535
36
30
42
49
30
(3538207244222
=
=
N = 6 Taraf kepercayaan 95% = 0,811
Taraf kepercayaan 99% = 0.917
ro (0,108) < rt(0,811/0,917)
Tidak ada korelasi
My =
My =
= = 160
=
SDx =
SDx =
=
=
rxy =
ro : rt
Apabila : ro ( rt = Ho ditolak dan
Ha diterima ada hubungan yang signifikan
ro < rt = Ho diterima dan
Ha ditolak
tidak ada hubungan
N 30 Taraf kepercayaan 5% 0,361
Taraf kepercayaan 1% 0,463
T test ( Uji Perbedaan Dua Macam
1. Merumuskan masalah.
1.1. Dirumuskan dengan kalimat pertanyaan dan jelas.
1.2. Minimal 2 variabel.
1.3. Dapat diuji.
Contoh: Apakah ada perbedaan prestasi belajar antara siswa laki-laki dan siswa perempuan?
2. Merumuskan hipotesis:
Contoh:
Ha: Ada perbedaan yang signifikan prestasi belajar antara siswa laki-laki dan siswa perempuan
Ho: Tidak ada perbedaan yang signifikan prestasi belajar antara siswa laki-laki dan perempuan.
3. Menyediakan rumus.
3.1.
3.2. t test untuk sampel yang berkorelasi
t =
=
4. Penyajian data.
5. Membuat tabel
6. Melaksanakan hitungan.
7. Menghitung derajat kebebasan dan taraf kepercayaan.
7.1. db = (N1+N2 Z)
7.2. Taraf kepercayaan (95% atau 99%).
Daerah kekuasaan
Daerah kegagalan
0.5%99%0.5%
Daerah kekuasaan
Daerah kegagalan
2.5%95%2.5%
8. Membandingkan to dan tt8.1. Apabila t0 < tt H0 diterima dan Ha ditolak.
8.2. Apabila t0 ( tt H0 ditolak dan Ha diterima.
9. Kesimpulan
Yaitu dengan membandingkan t0 dan tt dengan menggunakan taraf kepercayaan 99% atau 95%.
10. Interprestasi hasil penelitian.
Contoh.
Judul:Perbedaan Prestasi belajar pada siswa SLTP Kelas II antara siswa putera dan puteri.
1. Perumusan masalah.
Apakah ada perbedaan prestasi belajar pada siswa SLTP kelas II antara siswa putera dan puteri?
2. Perumusan hipotesis:
Ada perbedaan prestasi belajar pada siswa SLTP kelas II antara siswa putera dan puteri.
3. Mengujikan rumus.
4. Penyediaan data.
Tabel 1
Distribusi nilai-nilai Prestasi Belajar
Siswa SLTP Siswa Putera (X1) dan Siswa Puteri (X2)
NoNamaX1NoNamaX2
1A51K7
2B62L8
3C73M7
4D44N5
5E55O6
6F66P7
7G57Q5
8H68R8
9I79S8
10J610T7
5.Membuat tabel persiapan untuk menghitung (x1, (x1, (x12 dan (x2
Tabel 2
Tabel untung menghitung (x1, (x1, (x12 dan (x22.
SubyekX1X2X12X22
1
2
3
4
5
6
7
8
9
105
6
7
4
5
6
5
6
7
67
8
7
5
6
7
5
8
8
725
36
49
16
25
36
25
36
49
3649
34
49
25
36
49
25
64
64
49
Jumlah5768333474
Kode(x1(x1(x12(x22
6. Melaksankan hitungan.
Rumus :
1.
2.
SDbm =
3. SDx12 =
=
4.
5.
6.
7.
8.
7. Menghitung d.b dan menentukan taraf kepercayaan.
d.b = N1 + N2 2 = 10 + 10 2 = 18
d.b 18 dengan taraf kepercayaan 99% = 2,878
d.b 18 dengan taraf kepercayaan 95% = 2,101
8. Membandingkan to dengan tt.
8.1 taraf kepercayaan 99%
to(2,351) < tt(2,878) jadi Ho diterima.
Berarti Ha ditolak tidak ada perbedaan.
8.2 taraf kepercayaan 95%
to(2,351) > tt(2,101) jadi Ho ditolak
berarti Ha diterima ada perbedaan.
TEKNIK KORELASI MULTIPLE
Digunakan apabila peneliti- peneliti menghadapi lebih dari tiga gejala kontinum atau lebih misalnya :
Gejala pertama diberi kode X1 Gejala kedua di beri kode X2 Gejala Ketiga di beri kode X3Rumusan Masalahnya :
Apakah ada korelasi antara Ketiga gejala X1,X2 dan X3 ?
Hipotesisnya
Ada korelasi antara ketiga gejala X1,X2 dan X3. Angka Korelasi di beri kode r1.23
dengan rumus :
r 1.2.3 =
dimana :
r 1.2.3= Angka Korelasi antara X1 dengan X2 & X3
r 12
= Angka korelasi X1 dan X2
r13
= Angka korelasi antara X1 dan X3
r 23
= Angka tetap
Langkah- langkahnya :
1. Menghitung r12, r13 dan r232. Menghitung r 1.23 ro3. Berkonsultasi dengan tabel nilai r rt4. Menarik Kesimpulan
Contoh :
HUBUNGAN ANTARA KERAJINAN BELAJAR ( X1), KECINTAAN ANAK TERHADAP MATA PELAJARAN ( X2), DAN PRESTASI BELAJAR ( X3).
Tabel
Nilai Kerajinan Belajar ( X1,) Kecintaan Anak Terhadap
Mata Pelajaran ( X2), dan Prestasi Belajar ( X3)
Nama IndividuX1X2X3
A677
B787
C667
D878
E767
F876
G777
H666
I567
J667
Tabel 2
Tabel kerja untuk menghitung
IndX1X2X3X12X22X32X1 X2X1 X3X2 X3
A677364949424249
B787496449564956
C667363649364242
D878644964566456
E767493649424942
F876644936564842
G777494949494949
H666363636363636
I567253649303542
J667363649364242
10666669444440479439456456
a. Menghitung r12
= 444 -
= 8,4
= 440 -
= 440 435,6
= 4,4
= 444 -
= 439 435,6
= 3,4
r 12
=
=
=
= 0,559
b. Menghitung r13
= 479
= 479
= 2,9
= 456 -
= 456 455,4
= 0,60
r13 =
=
=
= 0,122
c. Menghitung r2.3
= 4,4
= 2,9
= 456 -
= 456 -
r23 =
=
=
= 0,168
Jadi : r12= 0,559
r13= 0,122
r23= 0,168
d. Menghitung r1.23R1.23=
=
=
=
= 0,560 ro
e. Berkonsultasi dengan tabel nilai r
Untuk N sebesar 10, dalam tabel dengan 3 Variabel
1. Taraf kepercayaan 95% = 0,726
2. Taraf Kepercayaan 99% = 0,827
Menarik Kesimpulan :
1. Taraf Kepercayaan 95%
ro = rt = 0,560 = 0,726
ro < rt Ho di terima
2. Taraf Kepercayaan 95%
ro = rt = 0,560 = 0,827
ro < rt Ho di terima
Berarti : Tidak ada hubungan yang grafikkan antara X1, X2 & X3TEKNIK KOLERASI TATA JENJANG DARI SPEARMAN
A. PENGERTIAN TEKNIK KOLERASI TATA JENJANG
Teknik kolerasi tata jenjang diciptakan oleh Spearman. Teknik ini dipergunakan untuk menganalisis data yang disusun dalam bentuk tata jenjang. Data ini dilaporkan dalam bentuk ranking, umpama ranking pertama, kedua, ketiga dan seterusnya. Dari data ini dapat dihitung koefisien kolerasinya (r). Koefisien kolerasi tata jenjang ini disebut juga (rank order correlation coefficient). Koefisien ini diberi symbol rho = (r).
1. LANGKAH-LANGKAH UJI RHO (r)
1. Merumuskan permasalahan.
2. Merumuskan hipotesa.
3. Penyajian data.
4. Menyediakan rumus.
5. Membuat tabel persiapan.
6. Melaksanakan hitungan.
7. Menentukan taraf signifikansi untuk mencari rt.
8. Membandingkan ro dengan rt.
9. Kesimpulan.
10. Interprestasi hasil analisa.
2. ANALISIS UJI RHO DALAM NILAI BIASA
1. Merumuskan masalah.
Seseorang peneliti ingin meneliti apakah hasil seleksi antara pagi dan sore adalah sama hasilnya. Oleh karena itu dapat dirumuskan masalahnya sebagai berikut: Apakah ada korelasi hasil seleksi loncat tinggi pagi hari dengan hasil seleksi loncat tinggi pada sore hari pada siswa SLA di Madiun?
2. Perumusan hipotesa.
Dari permasalahan tersebut di atas dapat dirumuskan hipotesa nihil sebagai berikut: Tidak ada kolerasi antara hasil seleksi loncat tinggi pada waktu pagi hari pada siswa SLA di Madiun.
3. Penyajian data.
Hasil seleksi tersebut di atas disajikan dalam tabel di bawah ini.
Tabel 37
Distribusi nilai-nilai seleksi Loncat Tinggi
waktu pagi (X1) dan waktu sore (X2)pada siswa SLA
di Madiun
SubyekX1X2
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15150
165
170
160
145
180
178
190
187
195
194
164
156
167
148148
163
170
164
150
185
175
176
186
190
193
165
154
168
155
4. Menyediakan rumus
Rumus yang digunakan dalam analisis uji r ini adalah
Rho =
dimana
d = perbedaan antara pasangan jenjang
N = Jumlah pasangan
1 dan 6 = bilangan tetap
5. Membuat tabel persiapan
Tabel 38
Tabel persiapan untuk menghitung (d2SubyekX1X2x1x4dd2
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15150
165
170
160
145
180
178
190
187
195
194
164
156
167
148148
163
170
164
155
185
175
176
186
190
193
165
154
160
15513
9
7
11
15
5
6
3
4
1
2
10
12
8
1415
11
7
10
15
4
6
5
3
2
1
9
13
8
12-2
-2
0
+1
+1
+1
0
-2
+2
-1
-1
+1
-1
0
+24
4
0
1
1
1
0
4
1
1
1
1
1
0
4
Jumlah024
Kode(d(d2
3.6. Melaksanakan hitungan
x1 dan x2 adalah nilai dalam tata jenjang d = x1 x2
rho (ro) = 1 -
3.7. Menentukan taraf signifikansi untuk mencari rt.
3.7.1. Dengan ts : 1%, rt = 0.715
3.7.2. Dengan ts : 5%, rt = 0.544
3.8. Membandingkan ro dengan rt
3.8.1. Dengan ts 1%, ro = 0.968, rt = 0.715, maka ro > rt.
Jadi Ho ditolak dan Ha diterima.
3.8.2. Dengan ts 5% ro = 0.968, rt = 0.544, maka ro > rt
Jadi Ho ditolak dan Ha diterima.
3.9. Kesimpulan
Baik dengan taraf signifikansi 5% maupun 1% maka, ro = rt, jadi Ho ditolak dan Ha diterima.
3.10. Interpretasi hasil analisis
Dari hasil analisis tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa baik dengan taraf kepercayaan 5% maupun 1%, hipotesa nihil yang menyatakan bahwa tidak ada korelasi antara hasil seleksi loncat tinggi pada waktu pagi hari dengan waktu sore hari pada siswa SLA di Madiun ditolak. Konsekwensi logis dari kesimpulan ini adalah bahwa ada korelasi yang positip antara hasil seleksi loncat tinggi pada waktu pagi hari dengan sore hari. Oleh karena itu hasil seleksi loncat tinggi yang menduduki ranking atas pada seleksi pagi hari cenderung menduduki ranking atas pada sore hari.3. UJI RHO (r) UNTUK NILAI KEMBAR/JENJANG KEMBAR
Dari suatu hasil penelitian kadang diperoleh nilai kembar sehingga ranking dari nilai-nilai itu tidak dapat secara murni disusun kesatu, kedua dan selanjutnya, tetapi ada yang menduduki ranking kesatu dua orang dan sebagainya. Kalau terjadi demikian bagaimana analisisnya, marilah kita coba untuk menganalisis data yang demikian dengan menerapkan langkah seperti disebut diatas.
1. Perumusan masalah.
Dalam suatu ujian hasil ujian itu dikoreksi oleh dua orang penguji. Seorang peneliti ingin mengetahui apakah kalau seorang penguji menilai suatu pekerjaan dengan nilai yang tinggi, penilai yang lain juga menilai tinggi. Hal ini dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:
Adakah kolerasi antara hasil koreksi penguji pertama dan hasil koreksi penguji kedua bidang studi Bahasa Indonesia.
2. Perumusan hipotesa
Dari masalah tersebut di atas dapat dirumuskan hipotesa nihil yang mengatakan bahwa: Tidak ada korelasi antara hasil koreksi penguji pertama dan hasil koreksi penguji kedua bidang studi Bahasa Indonesia.
3. Penyajian data.
Hasil koreksi penguji pertama dan kedua kami sajikan dibawah ini.
Tabel 39
Daftar nilai hasil koreksi penguji pertama (X1) dan hasil koreksi
penguji kedua (X2) bidang studi Bahasa Indonesia
Subyek X1X2
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
169
8
8
7
9
6
6
7
7
4
7
6
8
6
5
48
7
9
6
7
7
6
6
8
5
6
6
7
6
4
5
4. Penyediaan rumus.
Rumus yang digunakan adalah :
Rho (r) = 1 -
5. Membuat tabel persiapan
5.1. Membuat tabel persiapan untuk menentukan tata jenjang hasil koreksi.
Tabel 40
Daftar nilai interaksi penguji pertama (X1)
Dan nilai koreksi penguji kedua (X2) urut berdasarkan
Rangking tinggi sampai yang paling rendah.
NoX1X2R1R2
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
169
9
8
8
8
7
7
7
7
6
6
6
6
5
4
49
8
8
7
7
7
7
6
6
6
6
6
6
5
5
4
1.5
1.5
4
4
4
7.5
7.5
7.5
7.5
11.5
11.5
11.5
11.5
14
15.5
15.51
2.5
2.5
5.5
5.5
5.5
5.5
10.5
10.5
10.5
10.5
10.5
10.5
14.5
14.5
16.0
X1 dan X2 nilai tata jenjang.
5.2. Membuat tabel persiapan untuk menghitung (d dan (d2Tabel 41
Tabel persiapan untuk mencari (d dan (d2
SubyekX1X2x1x2dd2
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
169
8
8
7
9
6
6
7
7
4
7
6
8
6
5
48
7
9
6
7
7
6
6
8
5
6
6
7
6
4
51.5
4
4
7.5
1.5
11.5
11.5
7.5
7.5
15.5
7.5
11.5
4
11.5
14
15.52.5
5.5
1
10.5
5.5
5.5
10.5
10.5
2.5
14.5
10.5
10.5
5.5
10.5
16.0
14.5-14
-1.5
+3
-3
-4
+6
+1
-3
+5
+1
-3
+1
-1.5
+1
-2
+11
2.25
9
9
16
36
1
9
25
1
9
1
2.25
1
4
1
Jumlah0.0147.5
Kode(d(d2
6. Melaksanakan hitungan
Rho (r) = 1 -
7. Menentukan taraf signifikansi (ts) untuk mencari rt 7.1. Dengan N = 16, ts 1% rt = 0.665
7.2. Dengan N = 16, ts 5% rt = 0.506
8. Membedakan r0 dengan rt 8.1. Dengan taraf signifikansi 1% ; ro (0.783) rt (0.665),
maka Ho ditolak dan Ha diterima.
8.2. Dengan taraf signifikansi 5%, ro (0.783) rt (0.506),
maka Ho ditolak dan Ha diterima.
9. Kesimpulan.
Baik dengan taraf signifikansi 5% maupun 1%, maka ro rt . Jadi Ho ditolak dan Ha diterima.
10. Interpretasi hasil analisis.
Dari hasil analisis tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa ro > rt, maka hipotesis nihil yang menyatakan tidak ada korelasi antara nilai hasil koreksi penguji pertama dan kedua. Konsekuensi logis dari hasil analisis ini adalah bahwa ada korelasi antara nilai hasil koreksi penguji pertama dan penguji kedua. Oleh karena itu setiap penguji pertama memberi nilai yang tinggi, penguji kedua juga memberi nilai yang tinggi. Dari kenyataan ini dapat disimpulkan bahwa subyektifitas penilai kecil sekali sehingga dapat dikatakan tidak ada.
TEKNIK CHIE KUADRAT (X2)
Chie Kuadrat digunakan untuk analisis data yang disajikan dalam bentuk frekuensi atau data yang ditransformasi ke dalam frekuensi.
Chie Kuadrat dapat digunakan untuk menguji perbedaan frekuensi yang berasal dari:
1. Satu sampel dengan dua kategori.
2. Dua sampel dengan dua kategori.
3. Banyak sampel dalam banyak sel.
4. Untuk frekuensi kecil.
5. Uji normalitas.
Langkah-langkahnya:
1. Perumusan masalah.
2. Perumusan hipotesis.
3. Penyajian data.
4. Penyediaan rumus.
5. Pembuatan tabel persiapan.
6. Menghitung derajat kebebasan dan menentukan taraf kepercayaan untuk mencari X
7. Membandingkan dan menyiapkan.
Contoh:Perbedaan frekuensi pendapat setuju dan tidak setuju terhadap pendidikan sekolah pada siswa-siswa SMU kelas III.
1. Perumusan Masalah:
Apakah ada perbedaan frekuensi pendapat yang setuju dan yang tidak setuju terhadap pendidikan sekolah pada siswa-siswa SMU kelas III?
2. Perumusan Hipotesis.
Ada perbedaan frekuensi pendapat yang setuju dan yang tidak setuju pada siswa-siswa SMU kelas III.
3. Penyajian Data.
Tabel
Frekuensi pendapat tentang pendidikan seks
pada siswa kelas II
Pendapat Pendidikan SeksFrekuensi
Setuju
Tidak Setuju65
35
Jumlah100
4. Penyiapan Rumus
X2 =
Oi = Banyaknya kasus yang diamati dalam kategori ke I.
Ei = Banyaknya kasus diharapkan kategori Ho.
= Penjumlahan semua kategori (K).
Rumus tersebut disederhanakan :
X2 =
fo = frekuensi yang diperoleh (diobservasi dalam) sampel.
fh = frekuensi yang diharapkan dalam sampel sebagai pencerminan dari frekuensi yang diharapkan dalam populasi.
5. Membuat tabel persiapan dan melaksanakan hitungan.
Tabel
Tabel kerja untuk menghitung x2PendapatFofh(fo-fh)(fo-fh)2
Setuju
Tidak setuju65
3550
50+15
-15225
2254,9
4,5
Jumlah10010009
Dari perhitungan tersebut dapat diketahui
6. Menghitung d.b dan menentukan taraf signifikan untuk mencari x2t
6.1. d.b = k 1 = 2 1 = 1
d.b = 1 dg taraf signifikans 1% x2t = 6,635
5% x2t = 3,841
7. Membandingkan dan
Taraf signifikan 1% (9) >(6,635) Ho ditolak
Ha diterima
Taraf signifikan 5% (9) >(3,841) Ho ditolak
Ha diterima
2. Uji perbedaan Frekuensi dari 2 sampel.
1. Perumusan masalah.
Apakah ada perbedaan tingkat keakraban anak dengan ayah antara siswa putra dan putri pada siswa SMP kelas I ?
2. Perumusan Hipotesis
Ada perbedaan tingkat keakraban anda dengan ayah antara siswa putra dan putri pada siswa-siswa kelas I SMP.
3. Penyajian Data.
Tabel
Tabel Frekuensi Tingkat Keakraban Dengan Ayah
Pada Siswa Putra dan Putri Siswa SMP
SampelTingkat KeakrabanJumlah
AB
Putra
Putri45
7065
30110
100
Jumlah11595210
Keterangan: A = Akrab
B = Kurang Akrab
4. Penyajian Rumus
5. Tabel Persiapan
Tabel
Tabel persiapan untuk menghitung fh
SampelTingkat KeakrabanJumlah
fh Afh B
Putra
Putri60.24
54.7649.76
45.24110
100
Jumlah11595210
Putra : fh A :
Fh B :
Putri : fh A :
Fh B :
Membuat Tabel Kerja Untuk Menghitung X2Tabel
Tabel Kerja Untuk Menghitung X2SampelTingkat Keakrabanfofh(fo-fh)(fo-fh)2
A
B45
6560.24
49.76-15.24
15.24232.2576
232.25763.8555
4.6676
A
B70
3054.76
45.2415.24
-15.24232.2576
232.25764.2414
5.1339
Jumlah210210017.904
6. Menghitung db dan menentukan taraf kepercayaan/signifikansi.
6.1. d.b = (r-1)(k-1)
r: banyaknya klasifikasi/baris
k: banyaknya kelompok atau kolom
r = 2 , k = 2
d.b = (2-1)(2-1) = 1
6.2. Dg d.b 1 taraf signifikan 1 % y2t = 6.635
5 % x2t = 3.841
7. Membandingkan x2o dengan xtX2o > X2t jadi Ho ditolak dan Ha diterima.
3.Uji Perbedaan Frekuensi dengan X2 untuk banyak sampel dan banyak sel.
Misal: Penelitian tentang tingkat pendidikan orang tua siswa terhadap perhatian orang tua siswa kepada anak pada siswa SMP Negeri 1 Magetan.
Peneliti mengambil sampel orang tua siswa sebagai berikut:
1. Tingkat Pendidikan Tinggi.
2. Tingkat SMA.
3. Tingkat SMTP/SLP.
4. Tingkat SD.
Adapun perhatian orang tua siswa diklasifikasikan sebagai berikut:1.Perhatian pada anak tinggi.
2. Perhatian pada anak sedang.
3. Perhatian pada anak kurang.
4. Perhatian pada anak tidak ada perhatian.
1. Perumusan Masalah:
Apakah ada perbedaan perhatian orang tua kepada anak dari tingkat pendidikan orang tua dari PT sampai SD?
2. Perumusan Hipotesis:
Ada perbedaan perhatian orang tua kepada anak antara tingkat pendidikan orang tua dari PT sampai SD.
3. Penyajian data.
Tabel
Jumlah frekuensi Tingkat Pendidikan Orang Tua
Siswa dan perhatian orang tua siswa kepada anak
SampelKategoriTotal
1234
PT
SMTA
SMTP
SD10
15
25
3020
35
35
1015
20
10
2525
20
20
3570
90
90
100
Jumlah8010070100350
4. Penyajian Rumus
5. Membuat Tabel Persiapan
SampelKategoriTotal
1234fofh
foFhFofhfofhfofh
PT
SMTA
SMTP
SD10
15
25
3016
20.58
20.57
22.8420
35
35
1020
25.71
25.71
25.5815
20
10
2514
18
18
2025
20
20
3520
25.71
25.71
28.5870
90
90
10070
90
90
100
80801001007070100100350350
PT.
SMTP
SMTA
SD
Tabel
Tabel Persiapan untuk menghitung X2o
SampelKategoriFofhfo-fh(fo-fh)2
PT1
2
3
410
20
15
2516
20
14
20-6.00
0.00
+1.00
+1.0036
0
1
252.25
0
0.071
1.25
70700-3.571
SMTA1
2
3
415
35
20
2020.58
25.71
18
25.71-5.58
+9.29
+2.00
-5.7131.1364
86.3041
4.00
32.60411.513
3.357
0.222
1.268
90900-6.36
SLTP1
2
3
425
35
10
2020.58
25.71
18
25.71+4.42
+9.29
-8.00
-5.7119.5364
86.3041
64.00
32.60410.949
3.357
3.556
1.268
90900-9.13
SD1
2
3
430
10
25
3522.84
28.58
20
28.58+7.16
-18.58
+5.00
+0.4251.2656
345.2164
25.00
41.21642.245
12.079
1.25
1.442
1001000-17.016
Total36.077
6. Menghitung d.b dan taraf signifikansi
d.b = (k 1) (r 1) = (4 1)(4 1) = 9
d.b = 9, taraf signifikan 1% x2t = 21.666
5% = 16.919
7. Membandingkan x2o dengan x2t maka x2 = 36.077 lebih besar daripada xt baik tingkat signifikansi 5% maupun 1%. Sehingga Ho ditolak maka Ha diterima.
Kesimpulannya : Ada perbedaan yang signifikan antara pendidikan orang tua siswa dalam perhatian kepada anak.
ANALISIS OF VARIANCE (ANAVA)
ANAVA (analisis of variance), digunakan apabila kita menghadapi lebih dari dua level dari variabel nominal independen dan satu variabel interval dependen.
Kita akan menghadapi lebih dari satu kelompok maka kita akan menghadapi lebih dari DK (jumlah kuadrat dalam kelompok) yaitu:
1. DK dalam kelompok disingkat DKdol2. DK antar kelompok disingkat DKant3. DK total, disingkat DKtot
*Deviasi = bilangan yang menunjukkan penyimpangan sesuatu nilai x dari mean dan diberi symbol x yang diperoleh X M. Jadi jumlah kuadrat diberi simbul (x2 disingkat DK.
Rumus-rumus lihat halaman 369-374
DKtot = (x1 Mtot)2+(x2 Mtot)2 + ..+ (x1 Mtot)2Mtot =
Apabila n tidak sama maka :
Mtot =
Dalam praktek untuk n yang sama
DKtot =
2. DKant adalah deviasi antar kelompok, diperoleh dari mengurangi mean kelompok dengan mean total atau Mk Mtot.
DKant = n(M1+Mtot)2 + n2(M2-Mtot)2 +..+nm(Mn-Mtot)2Atau
DKant =
Kalau n tiap-tiap kelompok sama :
3. Jumlah Kuadrat Dalam Kelompok atau DKtotDKdol = DKtot DKant4. Memasukkan rumus
F =
Tabel
Distribusi Sikap
Kelompok IKelompok IIKelompok IIITotal
X1 X12X2 X22X3 X32X X2
68 4624
63 3969
58 3364
51 2601
41 1681
40 1600
34 1156
27 729
20 400
18 32478 6084
69 4761
58 3364
57 3249
53 2809
52 2704
48 2304
46 2116
42 1764
27 72994 8836
82 6724
73 5329
67 4489
66 4356
62 3844
60 3600
54 2916
50 2500
32 1024240 19544
210 15454
189 12057
175 10339
160 8846
154 8148
142 7060
127 5761
112 4664
77 2077
420 20448530 29884 640 486181590 93950
(X1 (X12(X2 (X22
(X3 (X32
(Xtot (Xtot2
n1 = 10N2 = 10n3 = 10N = 10
1. DKtot =
2. DKant =
=
= 86.690 84.270 = 2.420
3. DKdol = DKtot - DKant = 9.680 2.420
= 7.260
4. MKant =
5. MKdol =
6. Fm 1; N m =
Tabel Rangkasan ANAVA
Sumber
Variasid.bDKMKFoFtSig/Non
Kelompok
K22.4201.2104.505%
3.33Sig
Dalam Kelompok277.260268.91%
5.49Non sig
Total299.680---
Contoh :
EFEKTIFITAS METODE MENGAJAR, TINGKAT SOSIAL EKONOMI DAN TINGKAT INTELEGENSI TERHADAP PRESTASI BELAJAR PADA SISWA KELAS I SMU NEGERI I MAGETAN TAHUN AJARAN 2003/2004.
A. BATASAN MASALAH
1. VARIABEL BEBAS:
A. METODE MENGAJAR (TUGAS, DISKUSI DAN CERAMAH).
B. TINGKAT SOSIAL EKONOMI (TINGGI DAN RENDAH).
C. TINGKAT INTELEGENSI (TINGGI DAN SEDANG).
2. VARIABEL TERIKAT: PRESTASI BELAJAR.
3. SUBYEK PENELITIAN: SISWA SMU Negeri I Magetan kelas I Tahun Ajaran 2003/2004.
B. PERUMUSAN MASALAH
1. Apakah ada perbedaan signifikan prestasi belajar antara metode pemberian tugas, diskusi, dan ceramah dalam prestasi belajar pada siswa SMU Negeri I Magetan?
2. Apakah ada perbedaan yang signifikan antara siswa yang berasal dari sosial ekonomi tinggi dan siswa yang berasal sosial ekonomi rendah dalam prestasi belajar pada siswa SMU Negeri I Magetan?
3. Apakah ada perbedaan yang signifikan siswa berintelegensi tinggi dan siswa yang berintelegensi rendah dalam prestasi belajar pada siswa SMU Negeri I Magetan?
4. Apakah ada interaksi antara metode penyampaian dengan tinggkat sosial ekonomi siswa dalam prestasi belajar pada siswa SMU Negeri I Magetan?
5. Apakah ada interaksi antara metode penyampaian dengan tinggkat intelegesi siswa dalam prestasi belajar pada siswa SMU Negeri I Magetan?
6. Apakah ada interaksi antara tinggkat sosial ekonomi siswa dengan tingkat intelegensi siswa dalam prestasi belajar pada siswa SMU Negeri I Magetan?
7. Apakah ada interaksi antara metode mengajar, tingkat sosial ekonomi dan tingkat intelegensi dalam prestasi belajar pada siswa SMU Negeri I Magetan?
C. PERUMUSAN HIPOTESIS
1. Ada perbedaan yang signifikan antara prestasi belajar antara metode pemberian tugas, diskusi, dan ceramah dalam prestasi belajar pada siswa SMU Negeri I Magetan.
2. Ada perbedaan yang signifikan antara siswa yang berasal dari sosial ekonomi tinggi dan siswa yang berasal sosial ekonomi rendah dalam prestasi belajar pada siswa SMU Negeri I Magetan.
3. Ada perbedaan secara signifikan antara siswa berintelegensi tinggi dan siswa yang berintelegensi rendah dalam prestasi belajar pada siswa SMU Negeri I Magetan.
4. Ada interaksi antara metode penyampaian dengan tinggkat sosial ekonomi siswa dalam prestasi belajar pada siswa SMU Negeri I Magetan.
5. Ada interaksi antara metode penyampaian dengan tinggkat intelegesi siswa dalam prestasi belajar pada siswa SMU Negeri I Magetan.
6. Ada interaksi antara tinggkat sosial ekonomi siswa dengan tingkat intelegensi siswa dalam prestasi belajar pada siswa SMU Negeri I Magetan.
7. Ada interaksi antara metode mengajar, tingkat sosial ekonomi dan tingkat intelegensi dalam prestasi belajar pada siswa SMU Negeri I Magetan.
TABEL 1
DATA PRESTASI BELAJAR
VAR.
BE-
BASMETODETUGASDISKUSICERAMAH
SO.EK.TINGGIRENDAHTINGGIRENDAHTINGGIRENDAH
IQTSTSTSTSTSTS
VAR.
TERI
KATPRESTASI
BELAJAR776663727563746978777569
746675597376767080787431
746378607958806570617761
696674657365616081667262
827575647765788073696774
TABEL 2
PERHITUNGAN ANAVA PRESTASI BELAJAR
TABEL PERSIAPAN PERHITUNGAN ANAVA
SUMBER
VARIASIMETODE (A)TOTAL
A1A2A3
BCNA1(XA1NA2(XA1NA3(XA1(nA1A2A3(X1X2X3
SOSEK
TINGGIT537653775382151135
S533653275351151014
JUMLAH107121070410733302149
SOSEK
RENDAHT536553695368151102
S53205341529715958
JUMLAH106851071010665302060
TOTAL201397291414201398604209
376 diperoleh dari perhitungan (77+74+74+69+82)
336 diperoleh dari perhitungan (66+66+63+66+75)
365 dst.
( X2 = 299.369
Diperoleh dari perhitungan kalkulator :
XX2
775929
745476
745476
Total299.369
A. Menghitung Jumlah Kuadrat
1. Dktot =
= 299.369 - = 4107,65
2. DKA=
= = 9,1
3. DKB = = 132,02
4. DKC= = 1170,41663
5. DKAB= - (9,1 + 132,02) = 137,43
6. DKAC=
7. DKBC = - (132,02 + 1170,42) = 8,81
8. DKABC =
= 258,11
9. Dkdal = 4107,65 (9,1+132,02+1170,42+137,43+15,23+8,81+258,11) = 2376,53B. Menghitung Mea Kuadrat =
1. MKA = = 4,55
2. MKB == 132,02
3. MKC = = 1170,42
4. MKAB = = 68,72
5. MKAC = = 7,62
6. MKBC = = 8,81
7. MKABC = = 129,06
8. Mkdal = = 49,51
C. Mencari Fo =
1. FA=
EMBED Equation.3 = 0,09
2. FB = = 2,67
3. FC = = 23,64
4. FAB = = 1,39
5. FAC = = 0,15
6. FBC = = 0,18
7. FABC = = 2,61
TABEL 3
TABEL RINGKASAN ANAVA NILAI PRESTASI BELAJAR
SUMBER VARIASIdb.JKMKF0Ft
t.s. 5%Signifikasi
A29,14,550,093,19Non signif.
B1132,02132,022,624,04Non signif
C11170,421170,4223,644,04Signifikan
AxB2137,4368,721,393,19Non signif
AxC215,237,620,153,19Non signif
BxC18,818,810,184,04Non signif
AxBxC2258,11129,062,613,19Non signif
Dalam482376,5349,51---
Total594107,65----
Kesimpulan :
1. H0 A diterima, berarti tidak ada perbedaan yang signifikan antara prestasi belajar antara metode pemberian tugas, diskusi, dan ceramah prestasi belajar.pada siswa SMU Negeri 1 Magetan.
2. H0 B diterima, berarti tidak ada perbedaan signifikan antara siswa yang berintelegensi tinggi dan siswa yang berintelegensi rendah dalam prestasi belajar pada siswa SMU Negeri I Magetan.
3. H0 C ditolak, berarti ada perbedaan secara signifikan antara siswa yang berintelegensi tinggi dan siswa yang berintelegensi rendah dalam prestasi belajar pada siswa SMU Negeri I Magetan.
4. H0 AxB diterima, berarti tidak ada interaksi antara metode penyampaian dengan tingkat social ekonomi siswa dalam prestasi belajar pada siswa SMU Negeri I Magetan.
5. H0 AxC diterima, berarti tidak ada interaksi antara tingkat social ekonomi siswa dengan tingkat intelegensi siswa dalam prestasi belajar pada siswa SMU Negeri I Magetan.
6. H0 BxC diterima, berarti tidak ada interaksi antara tingkat social ekonomi siswa dengan tingkat intelegensi siswa dalam prestasi belajar pada siswa SMU Negeri I Magetan.
7. H0 AxBxC diterima, berarti tidak ada interaksi antara metode mengajar, tingkat Sosial Ekonomi, dan tingkat Intelegensi dalam prestasi belajar pada siswa SMU Negeri I Magetan.
CONTOH
Judul :Pengaruh Metode mengajar A,B,C dan tingkat IQ terhadap Prestasi Belajar Mata Kuliah Statistik Mahasiswa BK Kelas Khusus IKIP PGRI Madiun Angkatan 2.
Perumusan Masalah :
1. Apakah ada perbedaan yang signifikan prestasi belajar Statistik dari metode perkuliahan antara metode A, B, dan C pada Mahasiswa BK Kelas Khusus IKIP PGRI Madiun Angkatan 2 ?
2. Apakah ada perbedaan yang signifikan prestasi belajar Statistik antara mahasiswa yang berintelegensi Tinggi dan Sedang pada mahasiswa BK Kelas Khusus IKIP PGRI Madiun Angkatan 2 ?
3. Apakah ada interaksi yang signifikan antara metode pemberian kuliah dengan tingkat intelegensi dalam prestasi belajar statistik mahasiswa BK Kelas Khusus IKIP PGRI Madiun Angkatan 2 ?
Rumusan Hipotesis :
1. Ada perbedaan yang signifikan presatasi belajar Statistik dari metode perkuliahan antara metode A,B, dan C pada mahasiswa BK Kelas Khusus IKIP PGRI Madiun Angkatan 2 ?
2. Ada perbedaan yang signifikan prestasi belajar Statistik antara mahasiswa yang berintelegensi Tinggi dan sedang pada mahasiswa BK Kelas Khusus IKIP PGRI Madiun Angkatan 2 ?
3. Ada interaksi yang signifikan antara metode pemberian kuliah dengan tingkat intelegensi dalam prestasi belajar stastistik mahasiswa BK Kelas Khusus IKIP PGRI Madiun Angkatan 2 ?
Metode dan desain :
Metode : Eksperimen yaitu 10 mahasiswa diberi perkuliahan dengan metode A, 10 mahasiswa diberi perkuliahan dengan metode B, 10 mahasiswa diberi perkuliahan dengan metode C (masing-masing 5 mahasiswa berintelegensi tinggi dan 5 mahasiswa berintelegensi sedang). : Desain factorial 3 x 2
Dari data yang diperoleh dari tes statistik diperoleh data sebagai berikut :
Tabel 1 Data Prestasi Belajar Statistik Mahasiswa BK
Kelas Khusus Angkatan 2 Madiun
Variabel BebasMetodeABC
IQTinggiSedangTinggiSedangTinggiSedang
Variabel TerikatPrestasi Belajar Satistik433222
434232
334231
423221
423231
Jumlah (N)555555
Analisis data ANAVA :
Tabel 2
Kerjan Untuk Menghitung
,
Variabel BebasMetodeABC
IQTinggiSedangTinggiSedangTinggi Sedang
X1X12X2X22X3X32X4X42X5X52X6X62
Variabel TerikatPretasi Belajar Statistik4163939243924
41639416243924
3939416243911
4162439242411
4162439243911
Jumlah 19731335175910201440711
Kode(X1(X12(X2(22(X3(32(X4(42(X5(52(X6(62
Tabel 4 :
Tabel Kerja Untuk Menghitung Analisis of Variance
Sumber VariasiMetode (A)Total
A1A2A3
IQ (B)nA1XA1nA2XA2nA3XA3NA1A2A3X1X2X3
Tinggi5195175141550
Sedang513510571530
Jumlah Total10
( nA132
( XA110
nA227
( A210
( nA321
( XA330
( NA1A2A380
(X
(Xtot = 80 (Diperoleh dari 19 + 13 + 17 + 10 + 14 + 7 )
(X2tot = 238 (Diperoleh dari 73 + 35 + 59 + 20 + 40 + 11 )
Perhitungan :
1) DKtot = =
= 238 213,3333 = 24,6667
2) DKA = + + -
=
= 102,4 + 72,9 + 44,1 213,3333
= 219,4 213,3333 = 6,0667
3) DKB =
=
= 166,6667 + 60 213,3333
= 226,6667 213,3333
= 13,33367
4) DKAB =
=
= 72,2 + 33,8 + 57,8 + 20 + 39,2 + 9,8 213,3333 = 19,4667
5) Dkdal = Dktot (DKA + DKB)
= 24,6667 ( 6,0667 + 13,3333 )
= 24,6667 19,5337
= 5,1333
6) MKA = = 3,0335
7) MKB = = 13,3367
8) MKAB = = 9,7333
9) MKdal = = 0,2138
Tabel 5
Tabel Ringkasan ANAVA
Sumber VariasiDbDKMKFoFt 95%Signf
A26,06673,033514,18853,40Signf
B113,336713,336762,36394,26Signf
AB219,46679,733345,52563,40Signf
DALAM245,13330,2138
TOTAL2924,6667
Keterangan db:
A
= m 1 yaitu ( 3 1 = 2) jumlah metode 3 metode ( A, B, C ).
B
= m 1 yaitu ( 2 1 = 1) jumlah IQ 2 yaitu IQ tinggi dan sedang.
AB
= db A x db B ( 2 X 1)
Dalam
= Total db dalam ( 29 2 1 2 = 24 )
Total
= N 1 ( 30 1 = 29)
Mencari tabel adalah:
A= db 2 dengan 24 = 95 % 3,40 dan 99% 5,61
B= db 1 dengan 24 = 95% 4,26 DAN 99 % 7,82
AB= db 2 dengan 24 = 95% 3,40 dan 99% 5,61
10. Mencari Fo=
Fo A
=
Fo B
=
Fo AB
=
11. Membangdingkan Fo dengan Ft
TES RANKING BERTANDA WILCOXON
A. PENGERTIAN TES RANKING BERTANDA WILCOXON
Pada umumnya uji W atau Tes Wilcoxon adalah teknik analisis data dalam skala ordinal. Tetapi seseorang yang menghadapi data dalam skala interval yang tidak mungkin menggunakan teknik analisis t-test, karena tidak terpenuhi persyaratannya, maka akan mencari teknik analisis lain yang tepat. Uji W dapat juga digunakan untuk menganalisis data interval dari sampel yang berpasangan tetapi data interval ini harus ditransfer ke dalam skala ordinal. Sampel yang berpasangan ini dapat berupa dua sampel yang berbeda, dapat pula satu sampel tetapi mendapat dua jenis perlakuan yang berbeda satu sama lain.
Sebagai contoh seorang peneliti menggunakan metode experiment dengan jenis match by subject design. Disini peneliti akan menghadapi dua sampel yaitu sampel experimen dan sampel kontrol. Di lain pihak kalau seorang peneliti menggunakan metode experiment dengan jenis treatment by subject design, maka peneliti akan menghadapi satu sampel dengan dua jenis treatment yang berbeda.
B. LANGKAH-LANGKAH UJI W
Langkah-langkah uji W ini pada dasarnya sama dengan langkah-langkah uji teknik yang lain. Adapun langkah-langkah itu sebagai berikut:
1. Perumusan masalah.
2. Perumusan hipotesa.
3. Penyajian data.
4. Pembuatan tabel.
5. Melaksanakan hitungan.
6. Menentukan taraf kepercayaan untuk mencari harga T tabel (To).
7. Membandingkan To dengan Tt serta menarik kesimpulan.
8. Interprestasi hasil penelitian.
C. UJI W UNTUK SAMPEL KECIL
1. Perumusan masalah.
Seorang peneliti ingin mengetahui perbedaan prestasi belajar dari pengajaran dengan menggunakan peragaan langsung dan pengajaran dengan menggunakan peragaan tidak langsung. Peneliti mengadakan suatu experimen dengan menggunakan jenis experimen treatment by subject design. Ia memilih siswa-siswa kelas V Dasar pada SLBA.
Dari penelitian ini dirumuskan masalah sebagai berikut: Apakah ada perbedaan prestasi belajar siswa kelas V D SLBA antara pengajaran dengan peragaan langsung dan pengajaran tidak langsung?
2. Perumusan hipotesa.
Dalam rangka penelitian ini dapat dirumuskan hipotesa nilai (Ho) sebagai berikut: Bahwa tidak ada perbedaan prestasi belajar siswa-siswa SLBA antara pengajaran peragaan tidak langsung.
3. Penyajian data.
Dari suatu penelitian diperoleh data seperti dalam tabel di bawah ini.
Tabel 42 Daftar nilai prestasi belajar dengan pengajaran menggunakan peragaan
tak langsung (X1) dan dengan pengajaran menggunakan peragaan
langsung (X2) pada siswa SLBA Dasar V
Subyek X1X2
1
2
3
4
5
6
756
63
73
45
64
58
5961
61
76
44
60
64
66
Catatan: 1. Nilai tersebut bukan nilai sesungguhnya.
2. Nilai tersebut nilai kasar.
4. Membuat tabel persiapaN untuk mencari harga T.
Dari nilai-nilai tersebut di atas dapat dibuat tabel persiapan untuk menghitung harga T sebagai berikut:
Tabel 43
Tabel Persiapan untuk menghitung harga T
Suibyek X1X2dRanking dT
1
2
3
4
5
6
756
63
73
45
64
58
5961
61
76
44
60
64
66-5
+2
-3
+1
+4
-6
-7-5
+2
-3
+1
+4
-6
-75
3
6
7
Jumlah 21
Kode ( T
T : adalah rangking tanda yang lebih kecil frekwensinya.
5. Melaksanakan hitungan.
Dari tabel tersebut di atas dapat diketahui langkah untuk menghitung harga T adalah:
1. Mencari selisih dari dua variabel nilai yaitu nilai X1 dan X2.
2. Merangking selisih nilai X1 dan X2. Dalam merangking ini kita tidak memperhatikan minus atau plus dari nilai rangking tersebut.
3. Memilahkan nilai rangking tanda yang lebih kecil frekwensinya sebagai harga T.
4. Memjumlah harga T (( T)
Dari tabel tersebut di atas harga total ( ( T) = 21.
6. Menentukan taraf kepercayaan untuk mencari harga T tabel (Tt).
Kalau kita memperhatikan tabel G yaitu tabel harga-harga kritis T dalam Tes Rangking data berpasangan Wilcoxon, maka dengan taraf signifikansi 5%, dan N=7 maka Tt =2.
7. Membandingkan To dengan Tt serta menarik kesimpulan.
Dengan N=7, taraf signifikansi 5%, maka To (21) Tt (2). Jadi Ho ditolak dan Ha diterima.
8. Interprestasi hasil analisis.
Dari hasil analisis tersebut di atas dapat kita ketahui bahwa hipotesa nihil ditolak. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan antara prestasi belajar pengajaran dengan menggunakan peragaan langsung dan prestasi belajar pengajaran dengan menggunakan pengajaran tak langsung. Dari harga T dapat diketahui bahwa nilai prestasi belajar pengajaran dengan menggunakan peragaan langsung lebih baik dari pada nilai prestasi belajar pengajaran dengan menggunakan peragaan tidak langsung. Oleh karena itu dapat diartikan bahwa pengajaran dengan peragaan langsung lebih efektifdari pengajaran dengan peragaan tidak langsung bagi siswa-siswa SLBA Dasar V.
D. UJI W UNTUK SAMPEL BESAR
1. Pendahuluan.
Dari tabel G tentang tabel harga-harga kritis T dalam Tes Rangking data berpasangan Wilcoxon, kita ketahui N terbesar adalah 25. Oleh karena itu jika menghadapi N lebih besar dari 25, kita dapat menggunakan tabel tersebut. Untuk itu kita dapat menggunakan uji 2 score. Hal ini ditempuh dengan pertimbangan bahwa makin besar N, maka jumlah rangking T praktis dapat dianggap berdistribusi normal atau mendekati distribusi normal. Oleh karena itu langkah uji W untuk sampel besar perlu ditambah satu langkah yaitu langkah menyediakan rumus 2 score.
2. Perumusan masalah.
Seorang peneliti ingin mengetahui perbedaan prestasi belajar biologi siswa-siswa SMA yang diberi perlakuan tes secara teratur dan perlakuan tes yang tradisional.
Untuk keperluan ini peneliti memilih experimen dengan jenis subject by design. Oleh karena itu ia menggunakan dua group experiment. Dari penelitian ini dapat dirumuskan hipotesa sebagai berikut:
Apakah ada perbedaan prestasi belajar biologi siswa yang diberi tes secara teratur dan siswa yang diberi tes secara tradisional?.
3. Perumusan hipotesa.
Dari rumusan tersebut di atas dapat dirumuskan hipotesa nihil (Ho) sebagai berikut: Tidak ada perbedaan prestasi biologi antara siswa yang diberi tes secara teratur dan siswa yang diberi tes secara tradisional.
4. Penyajian data.
Data yang diperoleh dari suatu penelitian kami sajikan dalam tabel dibawah ini:
Tabel 44
Daftar nilai-nilai prestasi belajar biologi siswa yang diberi tes secara
tridisional (X1) dan siswa yang diberi tes secara teratur (X2)
Subyek X1X2
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
305.5
7.9
7.2
6.9
8.1
8.5
5.4
5.2
8.0
8.4
5.8
6.8
7.6
6.1
5.8
5.5
8.5
6.0
7.2
7.2
8.2
8.2
5.5
6.9
7.5
7.7
6.3
8.0
5.7
6.87.3
7.3
7.7
7.0
6.8
8.1
8.5
6.9
7.4
8.1
7.3
7.3
8.2
7.7
6.6
8.0
8.4
8.7
8.5
8.2
7.4
6.3
7.5
6.8
6.7
6.0
9.0
7.8
5.8
6.9
5. Menyediakan rumus.
dimana
Ut (Mean T) =
SDT
6. Membuat tabel kerja untuk menghitung harga T.
Tabel 45
Tabel kerja untuk menghitung harga T
SubyekX1X2dRangking dT
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
305.5
7.9
7.2
6.9
8.1
8.6
5.4
5.2
8.0
8.4
5.8
6.8
7.6
6.1
5.8
5.5
8.5
6.0
7.2
7.2
8.2
8.2
5.5
6.9
7.5
7.7
6.3
8.0
5.7
6.87.3
7.3
7.7
7.0
6.8
8.1
8.5
6.9
7.4
8.1
7.3
7.3
8.2
7.7
6.6
8.0
8.4
8.7
8.5
8.2
7.4
6.3
7.5
6.8
6.7
6.0
9.0
7.8
5.8
6.9-2.2
+0.6
-0.5
-0.1
+1.5
+0.5
-3.1
-1.7
+0.6
+0.3
-1.5
-0.5
-0.6
-1.6
-0.8
-2.5
+0.1
-2.7
-1.3
-1.0
+0.8
+1.9
-2.0
+0.1
+0.8
+1.7
-2.7
+0.2
-0.1
-0.1-26
+12
-9
-3
+18.5
+9
-30
-22.5
+12
+7
-20
-9
+12
-21
-15
-27
+3
-28.5
-18.5
17
+15
+24
-25
+3
+15
22.5
28.5
+6
-3
-326
9
3
30
20
9
12
21
15
27
28.5
18.5
25
3
3
Jumlah250
Kode(T
Catatan: 1. Nilai tersebut dikutip dari skripsi M Dyah Sulistyawati.
2. Nilai X1 dan X2 merupakan nilai rata-rata tes formatip dan sumatip.
7. Melaksanakan hitungan.
UT (Mean T) =
SDT =
=
Z =
8. Menentukan taraf signifikansi untuik mencari Zt.
8.1. Dengan taraf signifikansi 1%, Zo = 0.360, maka Zt = 0.3409
8.2. Dengan taraf signifikansi 5%, Zo = 0.360, maka Zt = 0.3264
9. Membandingkan Zo dengan Zt.
Dengan taraf signifikansi 1%, Zo (0.360) > Zt (0.3409) maka Ho ditolak dan Ha diterima.
Dengan taraf signifikansi 5%, Zo (0.360) > Zt (0.3264), maka Ho diterima dan Ha ditolak.
10. Kesimpulan.
Dari analisis tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa baik dengan taraf kepercayaan 1% maupun 5%, maka Zo ( Zt , maka Ho diterima dan Ha ditolak.
11. Interprestasi hasil.
Dari hasil analisis tersebut diatas diketahui bahwa dari data-data emperis yang dikumpulkan ternyata, tidak ada bukti untuk menerima hipotesa nihil yang menyatakan bahwa tidak ada perbedaan prestasi belajar siswa yang diberi tes secara teratur dengan siswa yang diberi tes secara tradisional.
Konsekwensi logis dari hasil penelitian adalah bahwa ada perbedaan prestasi belajar biologi siswa yang diberi tes secara teratur dan siswa yang diberikan tes secara tradisional.
Kalau diperhatikan prestasi belajar biologi yang diberi tes secara teratur dan siswa yang diberikan secara tradisional, maka prestasi belajar biologi yang diberi tes secara teratur lebih baik dari pada prestasi belajar biologi dari siswa yang diberi tes secara tradisional.
Oleh karena itu keteraturan tes yang diberikan kepada siswa dapat dipergunakan untuk meningkatkan prestasi belajar para siswa. Kesimpulan ini didukung harga T yang relatif besar yaitu 250.
MANN WHITNEY U TEST
A. PENGERTIAN
U test dari Mann dan Whitney adalah test non parametik yang membandingkan dua sampel untuk menguji kemungkinan perbedaannya. U test ini dipergunakan untuk menguji perbedaan dari dua sampel dari data yang tidak mengikuti distribusi normal atau sampel yang tidak sama besarnya.
U test dipergunakan untuk variable nominal independent (seperti treatment dan control) dan variable ordinal dependen. Jika dependen variable adalah pengukuran interval., maka harus ditransformasikan ke dalam pengukuran ordinal. Teknik uji U test ini merupakan t tes non parametrik.
B. LANGKAH-LANGKAH UJI U TEST
Secara umum langkah-langkah uji U tes sebagai berikut:
1. Merumuskan masalah penelitian.
2. Merumuskan hipotesis.
3. Penyajian data.
4. Menyediakan rumus untuk menghitung harga U.
5. Membuat tabel persiapan untuk menghitung R1 dan R2.
6. Melaksanakan hitungan untuk mencari harga U.
7. Menentukan taraf signifikansi untuk mencari U tabel.
8. Membandingkan Uo dengan Ut dan menarik kesimpulan.
9. Interpretasi hasil analisis.
C. UJI U TEST UNTUK SAMPEL SANGAT KECIL.
1. Merumuskan Masalah.
Seorang peneliti ingin mengetahui efektivitas metode kelompok belajar. Maka is mengadakan suatu experimen dengan jenis experiment by subject design. Dalam rangka penelitian ini ia menggunakan satu sampel dengan dua kali perlakuan yang berbeda. Pada periode pertama ia menggunakan metode mengajar tradisional, dan pada periode yang kedua menggunkan metode mengajar dengan belajar kelompok. Untuk keperluan treatment ini maka dipilih bidang studi IPA untuk kelas V Dasar SLBD. Dari penelitian ini dirumuskan masalah sebagai berikut:
Apakah ada perbedaan prestasi belajar siswa-siswa kelas V dasar SLBD antara metode mengajar tradisional dengan metode mengajar dengan belajar kelompok.
2. Merumuskan Hipotesa.
Dari masalah tersebut diatas dapat dirumuskan hipotesa nihil (Ho) sebagai berikut : Tidak ada perbedaan antara prestasi belajar IPA siswa kelas V dasar SLBD dengan menggunakan metode belajar tradisional dan dengan menggunakan metode mengajar belajar kelompok.
3. Menyajikan data.
Dari suatu penelitian diperoleh data seperti dala tabel dibawah ini.
Tabel 46
Daftar prestasi belajar IPA dengan metode mengajar tradisional (X1)dan prestasi belajar IPA dengan metode mengajar
Belajar kelompok (X2) siswa-siswa
Kelas V Dasar SLBD.
SubyekX1X2
A
B
C
D
E51
40
56
87
4372
73
87
95
84
Keterangan : 1. Jumlah siswa dalam satu kelas 5 orang.
2. Data dikutip dari suatu penelitian dalam rangka menyusun skripsi mahasiswa PLB.
4. Menyediakan rumus untuk sampel kecil.
Rumus untuk sampel kecil sebagai berikut.
U = n1n2 +
U = n1n2 +
5. Membuat tabel persiapan untuk menghitung R
Tabel 47
Tabel persiapan untuk menghitung R
NoX1X2R1R2
1
2
3
4
551
40
56
87
4372
73
87
95
848
10
7
2.5
96
5
2.5
1
4
Jumlah36.518.5
Kode(R1(R2
6. Malaksanakan hitungan untuk harga U.
= (5)(5) +
= 25 + 15 36.5 = 3.5
= (5)(5) +
= 25 + 15 18.5 = 21.5
Dari perhitungan tersebut maka harga U yang lebih kecil adalah 3.5
7. Menentukan taraf signifikansi untuk mencari U tabel (Ut).
Dengan taraf signifikansi 5% n1 = 5 dan n2 = 5, dalam tabel U untuk n2 = 5, dan Uo dibulatkan 4, maka Ut = 0.048.
8. Membandingkan Uo dengan Ut dan menarik kesimpulan.
Dari analisis tersebut diatas dapat diketahui bahwa hipotesis nihil yang menyatakan bahwa tidak ada perbedaan antara prestasi belajar dengan menggunakan metode mengajar tradisional dan prestasi belajar dengan metode mangajar belajar kelompok. Oleh karena itu, metode mengajar dengan belajar kelompok lebih efektif daripada metode mengajar tradisional, sebab ada perbedaan yang signifikan antara prestasi belajar dengan metode mengajar tradisional dan metode mengajar dengan belajar kelompok.
D. UJI U TEST UNTUK SAMPEL KECIL
1. Merumuskan masalah.
Seorang peneliti ingin mengetahui efektivitas bimbingan kelompok pada siswa-siswa SMP kelas II. Maka ia mengadakan experimen dengan experiment by subject design. Ia mengambil sampel 9 orang. Pada periode pertama siswa-siswa ini dibiarkan belajar sendiri (belajar secara tradisional), sedang pada periode kedua diberi bimbingan belajar secara kelompok.
Dalam penelitian ini dirumuskan masalah masalah sebagai berikut :
Apakah ada perbedaan yang signifikan prestasi belajar matematika antara belajar tradisional dan belajar dengan bimbingan kelompok?
2. Merumuskan hipotesa.
Dari masalah tersebut diatas dapat dirumuskan suatu hipotesa nihil sebagai berikut:
Tidak ada perbedaan prestasi belajar matematika antara belajar tradisional dan belajar dengan bimbingan kelompok pada siswa kelas II SMP.
3. Penyajian data.
Dari hasil penelitian itu diperoleh data seperti dalam tabel dibawah ini:
Tabel 48
Daftar nilai prestasi belajar matematika dari belajar tradisional (X1)
dan prestasi belajar matematika dengan bimbingan
kelompok (X2)pada siswa kelas II SMP
SUBYEKX1X2
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
31
28
35
29
30
36
27
26
28
3130
36
40
28
42
43
32
27
33
37
Catatan : Nilai-nilai tersebut adalah nilai-nilai bukan nilai sesungguhnya.
4. Meneydiakan rumus.
Rumus untuk sampel kecil sebagai berikut :
U = n1n2 +
U = n1n2 +
5. Membuat tabel persiapan untuk menghitung harga R
Tabel 49
Tabel persiapan untuk menghitung harga R
Subyek X1X2R1R2
1
2
3
4
5
6
7
8
9
1031
28
35
29
30
36
27
26
2830
36
40
28
42
43
32
27
33
3710
15
7
13
11.5
5.5
17.5
19
15
1011.5
5.5
3
15
2
1
9
17.5
8
4
Jumlah 113.576.5
Kode ( R1( R2
6. Melaksanakan hitungan untuk mencari harga U.
= 90 +
U =
= 100+
Dari hasil perhitungan signifikansi U yang lebih kecil adalah = 21.5.
7. Menentukan taraf siknifikansi untuk U tabel (Ut).
Dengan taraf signifikansi 5%, N1 = 9 dan N2 = 10 maka diperoleh Ut = 8.
8. Membandingkan Uo dengan Ut serta mengambil kesimpulan.
Dengan taraf signifikansi 5%, N1 = 9 dan N2 = 10, maka Uo (21.5) Ut (8), maka dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima.
9. Interprestasi hasil analisis.
Dari hasil analisis tersebut di atas dapat diketahui bahwa ada perbedaan prestasi belajar matematika siswa-siswa yang belajar secara tradisional dengan prestasi belajar yang belajar dengan mendapat bimbingan kelompok. Konsekwensi logis dari kesimpulan ini adalah bahwa belajar dengan bimbingan secara kelompok lebih efektif dari belajar secara tradisional.
E. UJI U TEST UNTUK SAMPEL BESAR.
1. Pendahuluan.
Seperti kita ketahui bahwa tabel untuk U tabel (Ut), hanya menyediakan untuk sampel sebesar 20 ke bawah. Oleh karena itu jika menghadapi sampel yang lebih besar kita tidak dapat menguji hasil analisa yang diperoleh dengan Ut yang ada. Untuk keperluan uji U itu dipergunakan tabel Z, untuk distribusi normal. Hal itu diambil dengan pertimbangan bahwa semakin besar n1 n2, maka distribusi samping U akan semakin mendekati normal.
2. Perumusan maslah.
Peneliti ingin mengetahui kegotong royongan siswa-siswa yang belajar individual dan belajar kelompok dalam suatu kerja bakti. Dalam rangka penelitian ini dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut:
Adakah perbedaan kegotong royongan siswa-siswa yang belajar kelompok pada siswa-siswa SD di Madiun?.
3. Perumusan hipotesa.
Dari masalah tersebut diatas dirumuskan hipotesa nihil (Ho) sebagai berikut:
Tidak ada perbedaan kegotong royongan siswa-siswa yang belajar secara individual dengan kegotong royongan siswa-siswa yang belajar kelompok.
4. Penyajian data.
Dari hasil penelitian diperoleh data seperti dalam tabel dibawah ini:
Tabel 50
Daftar nilai kegotong royongan siswa-siswa yang belajar secara
individual (X1) dengan siswa-siswa yang belajar secara
kelompok (X2) pada kerja bakti di SD
SubyekX1X2Subyek X1X2
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
1235
37
32
40
36
38
39
31
33
34
25
2636
40
39
45
41
42
44
37
38
37
29
2813
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
2440
23
31
23
37
38
42
33
34
33
-
-49
30
41
39
44
45
48
42
43
39
-
-
Catatan : data tersebut diatas data rekaan (bukan data sesungguhnya).
5. Menyediakan rumus.
Rumus untuk menghitung harga z sebagai berikut :
dimana
U : dapat diambil salah satu rumus misalnya :
Mean U (U) =
U (deviasi standart U) =
Tabel 51
Tabel Persiapan untuk menghitung harga R.
SubyekX1X2R1R2
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
2435
37
32
40
36
38
39
31
33
34
25
26
40
27
31
28
37
38
40
35
34
33
39
3836
40
39
45
41
42
44
37
38
37
29
28
49
30
41
39
44
45
48
42
43
39
-
-31.5
26.5
37
13.5
29.5
22.5
18
38.5
35.5
33.5
46
45
13.5
44
38.5
42.5
26.5
22.5
13.5
31.5
33.5
35.5
18
22.529.5
13.5
18
3.5
10.5
8.5
5.5
26.5
22.5
26.5
41
42.5
1
40
10.5
18
5.5
3.5
2.0
8.5
7
18
-
-
Jumlah719362
Kode(R1(R2
7.Melaksanakan Hitungan
7.1. Menghitung U
U =
= (24)(22) +
7.2. U (Mean U) =
7.3. U4 = (SD4) =
= =
6. Menentukan taraf signifikansi untuk mencari harga P.
Dengan Z = 3.408, taraf signifikansi 1% maka P = 0.0003.
7. Kesimpulan.
Dari Z = 3.408 mempunyai kemungkinan di bawah Ho sebesar P = 0.0003. Karena P ini lebih kecil dari = 0,01 maka Ho ditolak dan Ha diterima.
8. Interprestasi hasil penelitian.
Dari hasil analisis itu dapat diketahui bahwa hipotesa nol yang menyatakan bahwa tidak ada perbedaan kegotong-royongan siswa-siswa yang belajar individual dan yang belajar secara kelompok ditolak. Konskwensi logis dari kesimpulan ini adalah bahwa kegotong royongan siswa-siswa yang belajar individual berbeda dengan siswa yang belajar secara kelompok.
JUDUL PENELITIAN :
EFEKTIFITAS METODE MENGAJAR, TINGKAT SOSIAL EKONOMI DAN TINGKAT INTELEGENSI TERHADAP PRESTASI BELAJAR PADA SISWA KELAS I SMU NEGERI I MAGETAN TAHUN 2003 / 2004.
BATASAN MASALAH
2. VARIABEL BEBAS :
A. METODE MENGAJAR (TUGAS, DISKUSI DAN CERAMAH)
B. TINGKAT SOSIAL EKONOMI (TINGGI DAN RENDAH)
C. TINGKAT INTELEGENSI (TINGGI DAN SEDANG)
3. VARIABEL TERIKAT : PRESTASI BELAJAR
4. SUBYEK PENELITIAN : SISWA SMU Negeri I Magetan Kelas I Tahun Ajaran 2003 / 2004.
PERUMUSAN MASALAH
1. Apakah ada perbedaan yang signifikan prestasi belajar antara metode pemberian tugas, diskusi, dan ceramah dalam prestasi belajar pada siswa SMU Negeri I Magetan ?
2. Apakah ada perbedaan yang signifikan antara siswa yang berasal dari social ekonomi tinggi dan siswa yang berasal dari social ekonomi rendah dalam prestasi belajar pada siswa SMU Negeri I Magetan ?
3. Apakah ada perbedaan secara signifikan antara siswa yang berintelegensi tinggi dan siswa yang berintelegensi rendah dalam prestasi belajar . pada siswa SMU Negeri I Magetan ?
4. Apakah ada interaksi antara metode penyampaian dengan tingkat social ekonomi siswa dalam prestasi belajar .. pada siswa SMU Negeri I Magetan?
5. Apakah ada interaksi antara metode penyampaian dengan tingkat intelegensi siswa dalam prestasi belajar . pada siswa SMU Negeri I Magetan ?
6. Apakah ada interaksi antara tingkat social ekonomi siswa dengan tingkat intelegensi siswa dalam prestasi belajar . pada siswa SMU Negeri I Magetan ?
7. Apakah ada interaksi antara metode mengajar, tingkat social ekonomi dan tingkat intelegensi dalm prestasi belajar pada siswa SMU Negeri I Magetan ?
PERUMUSAN HIPOTESIS
1. Ada perbedaan yang signifikan prestasi belajar antara metode pemberian tugas, diskusi, dan ceramah dalam prestasi belajar pada siswa SMU Negeri I Magetan ?
2. Ada perbedaan yang signifikan antara siswa yang berasal dari social ekonomi tinggi dan siswa yang berasal dari social ekonomi rendah dalam prestasi belajar pada siswa SMU Negeri I Magetan ?
3. Ada perbedaan secara signifikan antara siswa yang berintelegensi tinggi dan siswa yang berintelegensi rendah dalam prestasi belajar . pada siswa SMU Negeri I Magetan ?
4. Ada interaksi antara metode penyampaian dengan tingkat social ekonomi siswa dalam prestasi belajar .. pada siswa SMU Negeri I Magetan?
5. Ada interaksi antara metode penyampaian dengan tingkat intelegensi siswa dalam prestasi belajar . pada siswa SMU Negeri I Magetan ?
6. Ada interaksi antara tingkat social ekonomi siswa dengan tingkat intelegensi siswa dalam prestasi belajar . pada siswa SMU Negeri I Magetan ?
7. Ada interaksi antara metode mengajar, tingkat social ekonomi dan tingkat intelegensi dalm prestasi belajar pada siswa SMU Negeri I Magetan ?
TABEL 1
DATA PRESTASI BELAJAR
VAR.
BE-
BASMETODETUGASDISKUSICERAMAH
SO.EK.TINGGIRENDAHTINGGIRENDAHTINGGIRENDAH
IQTSTSTSTSTSTS
VAR.
TERI
KATPRESTASI
BELAJAR776663727563746978777569
746675597376767080787431
746378607958806570617761
696674657365616081667262
827575647765788073696774
TABEL 2
PERHITUNGAN ANAVA PRESTASI BELAJAR
TABEL PERSIAPAN PERHITUNGAN ANAVA
SUMBER
VARIASIMETODE (A)TOTAL
A1A2A3
BCNA1(XA1NA2(XA1NA3(XA1(nA1A2A3(X1X2X3
SOSEK
TINGGIT537653775382151135
S533653275351151014
JUMLAH107121070410733302149
SOSEK
RENDAHT536553695368151102
S53205341529715958
JUMLAH106851071010665302060
TOTAL201397291414201398604209
376 diperoleh dari perhitungan (77+74+74+69+82)
336 diperoleh dari perhitungan (66+66+63+66+75)
365 dst.
( X2 = 299.369
Diperoleh dari perhitungan kalkulator :
XX2
775929
745476
745476
Total299.369
A. Menghitung Jumlah Kuadrat
10. Dktot =
= 299.369 - = 4107,65
11. DKA=
= = 9,1
12. DKB = = 132,02
13. DKC= = 1170,41663
14. DKAB= - (9,1 + 132,02) = 137,43
15. DKAC=
16. DKBC = - (132,02 + 1170,42) = 8,8117. DKABC =
= 258,11
18. Dkdal = 4107,65 (9,1+132,02+1170,42+137,43+15,23+8,81+258,11) = 2376,53B. Menghitung Mea Kuadrat =
9. MKA = = 4,55
10. MKB == 132,02
11. MKC = = 1170,42
12. MKAB = = 68,72
13. MKAC = = 7,62
14. MKBC = = 8,81
15. MKABC = = 129,06
16. Mkdal = = 49,51
C. Mencari Fo =
8. FA=
EMBED Equation.3 = 0,09
9. FB = = 2,67
10. FC = = 23,64
11. FAB = = 1,39
12. FAC = = 0,15
13. FBC = = 0,18
14. FABC = = 2,61
TABEL 3
TABEL RINGKASAN ANAVA NILAI PRESTASI BELAJAR
SUMBER VARIASIdb.JKMKF0Ft
t.s. 5%Signifikasi
A29,14,550,093,19Non signif.
B1132,02132,022,624,04Non signif
C11170,421170,4223,644,04Signifikan
AxB2137,4368,721,393,19Non signif
AxC215,237,620,153,19Non signif
BxC18,818,810,184,04Non signif
AxBxC2258,11129,062,613,19Non signif
Dalam482376,5349,51---
Total594107,65----
Kesimpulan :
8. H0 A diterima, berarti tidak ada perbedaan yang signifikan antara prestasi belajar antara metode pemberian tugas, diskusi, dan ceramah prestasi belajar.pada siswa SMU Negeri 1 Magetan.
9. H0 B diterima, berarti tidak ada perbedaan signifikan antara siswa yang berintelegensi tinggi dan siswa yang berintelegensi rendah dalam prestasi belajar pada siswa SMU Negeri I Magetan.
10. H0 C ditolak, berarti ada perbedaan secara signifikan antara siswa yang berintelegensi tinggi dan siswa yang berintelegensi rendah dalam prestasi belajar pada siswa SMU Negeri I Magetan.
11. H0 AxB diterima, berarti tidak ada interaksi antara metode penyampaian dengan tingkat social ekonomi siswa dalam prestasi belajar pada siswa SMU Negeri I Magetan.
12. H0 AxC diterima, berarti tidak ada interaksi antara tingkat social ekonomi siswa dengan tingkat intelegensi siswa dalam prestasi belajar pada siswa SMU Negeri I Magetan.
13. H0 BxC diterima, berarti tidak ada interaksi antara tingkat social ekonomi siswa dengan tingkat intelegensi siswa dalam prestasi belajar pada siswa SMU Negeri I Magetan.
14. H0 AxBxC diterima, berarti tidak ada interaksi antara metode mengajar, tingkat Sosial Ekonomi, dan tingkat Intelegensi dalam prestasi belajar pada siswa SMU Negeri I Magetan.
CONTOH
Judul :Pengaruh Metode mengajar A,B,C dan tingkat IQ terhadap Prestasi Belajar Mata Kuliah Statistik Mahasiswa BK Kelas Khusus IKIP PGRI Madiun Angkatan 2.
Perumusan Masalah :
4. Apakah ada perbedaan yang signifikan prestasi belajar Statistik dari metode perkuliahan antara metode A, B, dan C pada Mahasiswa BK Kelas Khusus IKIP PGRI Madiun Angkatan 2 ?
5. Apakah ada perbedaan yang signifikan prestasi belajar Statistik antara mahasiswa yang berintelegensi Tinggi dan Sedang pada mahasiswa BK Kelas Khusus IKIP PGRI Madiun Angkatan 2 ?
6. Apakah ada interaksi yang signifikan antara metode pemberian kuliah dengan tingkat intelegensi dalam prestasi belajar statistik mahasiswa BK Kelas Khusus IKIP PGRI Madiun Angkatan 2 ?
Rumusan Hipotesis :
4. Ada perbedaan yang signifikan presatasi belajar Statistik dari metode perkuliahan antara metode A,B, dan C pada mahasiswa BK Kelas Khusus IKIP PGRI Madiun Angkatan 2 ?
5. Ada perbedaan yang signifikan prestasi belajar Statistik antara mahasiswa yang berintelegensi Tinggi dan sedang pada mahasiswa BK Kelas Khusus IKIP PGRI Madiun Angkatan 2 ?
6. Ada interaksi yang signifikan antara metode pemberian kuliah dengan tingkat intelegensi dalam prestasi belajar stastistik mahasiswa BK Kelas Khusus IKIP PGRI Madiun Angkatan 2 ?
Metode dan desain :
Metode : Eksperimen yaitu 10 mahasiswa diberi perkuliahan dengan metode A, 10 mahasiswa diberi perkuliahan dengan metode B, 10 mahasiswa diberi perkuliahan dengan metode C (masing-masing 5 mahasiswa berintelegensi tinggi dan 5 mahasiswa berintelegensi sedang). : Desain factorial 3 x 2
Dari data yang diperoleh dari tes statistik diperoleh data sebagai berikut :
Tabel 1 Data Prestasi Belajar Statistik Mahasiswa BK
Kelas Khusus Angkatan 2 Madiun
Variabel BebasMetodeABC
IQTinggiSedangTinggiSedangTinggiSedang
Variabel TerikatPrestasi Belajar Satistik433222
434232
334231
423221
423231
Jumlah (N)555555
Analisis data ANAVA :
Tabel 2
Kerjan Untuk Menghitung
,
Variabel BebasMetodeABC
IQTinggiSedangTinggiSedangTinggi Sedang
X1X12X2X22X3X32X4X42X5X52X6X62
Variabel TerikatPretasi Belajar Statistik4163939243924
41639416243924
3939416243911
4162439242411
4162439243911
Jumlah 19731335175910201440711
Kode(X1(X12(X2(22(X3(32(X4(42(X5(52(X6(62
Tabel 4 :
Tabel Kerja Untuk Menghitung Analisis of Variance
Sumber VariasiMetode (A)Total
A1A2A3
IQ (B)nA1XA1nA2XA2nA3XA3NA1A2A3X1X2X3
Tinggi5195175141550
Sedang513510571530
Jumlah Total10
( nA132
( XA110
nA227
( A210
( nA321
( XA330
( NA1A2A380
(X
(Xtot = 80 (Diperoleh dari 19 + 13 + 17 + 10 + 14 + 7 )
(X2tot = 238 (Diperoleh dari 73 + 35 + 59 + 20 + 40 + 11 )
Perhitungan :
1) DKtot = =
= 238 213,3333 = 24,6667
2) DKA = + + -
=
= 102,4 + 72,9 + 44,1 213,3333
= 219,4 213,3333 = 6,0667
3) DKB =
=
= 166,6667 + 60 213,3333
= 226,6667 213,3333
= 13,33367
4) DKAB =
=
= 72,2 + 33,8 + 57,8 + 20 + 39,2 + 9,8 213,3333 = 19,4667
5) Dkdal = Dktot (DKA + DKB)
= 24,6667 ( 6,0667 + 13,3333 )
= 24,6667 19,5337
= 5,1333
6) MKA = = 3,0335
7) MKB = = 13,3367
8) MKAB = = 9,7333
9) MKdal = = 0,2138
Tabel 5
Tabel Ringkasan ANAVA
Sumber VariasiDbDKMKFoFt 95%Signf
A26,06673,033514,18853,40Signf
B113,336713,336762,36394,26Signf
AB219,46679,733345,52563,40Signf
DALAM245,13330,2138
TOTAL2924,6667
Keterangan db:
A
= m 1 yaitu ( 3 1 = 2) jumlah metode 3 metode ( A, B, C ).
B
= m 1 yaitu ( 2 1 = 1) jumlah IQ 2 yaitu IQ tinggi dan sedang.
AB
= db A x db B ( 2 X 1)
Dalam
= Total db dalam ( 29 2 1 2 = 24 )
Total
= N 1 ( 30 1 = 29)
Mencari tabel adalah:
A= db 2 dengan 24 = 95 % 3,40 dan 99% 5,61
B= db 1 dengan 24 = 95% 4,26 DAN 99 % 7,82
AB= db 2 dengan 24 = 95% 3,40 dan 99% 5,61
10. Mencari Fo=
Fo A
=
Fo B
=
Fo AB
=
11. Membangdingkan Fo dengan Ft
TEKNIK KORELASI MULTIPLE
Digunakan apabila peneliti- peneliti menghadapi lebih dari tiga gejala kontinum atau lebih misalnya :
Gejala pertama diberi kode X1 Gejala kedua di beri kode X2 Gejala Ketiga di beri kode X3Rumusan Masalahnya :
Apakah ada korelasi antara Ketiga gejala X1,X2 dan X3 ?
Hipotesisnya
Ada korelasi antara ketiga gejala X1,X2 dan X3. Angka Korelasi di beri kode r1.23
dengan rumus :
r 1.2.3 =
dimana :
r 1.2.3= Angka Korelasi antara X1 dengan X2 & X3
r 12
= Angka korelasi X1 dan X2
r13
= Angka korelasi antara X1 dan X3
r 23
= Angka tetap
Langkah- langkahnya :
5. Menghitung r12, r13 dan r236. Menghitung r 1.23 ro7. Berkonsultasi dengan tabel nilai r rt8. Menarik Kesimpulan
Contoh :
HUBUNGAN ANTARA KERAJINAN BELAJAR ( X1), KECINTAAN ANAK TERHADAP MATA PELAJARAN ( X2), DAN PRESTASI BELAJAR ( X3).
Tabel
Nilai Kerajinan Belajar ( X1,) Kecintaan Anak Terhadap
Mata Pelajaran ( X2), dan Prestasi Belajar ( X3)
Nama IndividuX1X2X3
A677
B787
C667
D878
E767
F876
G777
H666
I567
J667
Tabel 2
Tabel kerja untuk menghitung
IndX1X2X3X12X22X32X1 X2X1 X3X2 X3
A677364949424249
B787496449564956
C667363649364242
D878644964566456
E767493649424942
F876644936564842
G777494949494949
H666363636363636
I567253649303542
J667363649364242
10666669444440479439456456
f. Menghitung r12
= 444 -
= 8,4
= 440 -
= 440 435,6
= 4,4
= 444 -
= 439 435,6
= 3,4
r 12
=
=
=
= 0,559
g. Menghitung r13
= 479
= 479
= 2,9
= 456 -
= 456 455,4
= 0,60
r13 =
=
=
= 0,122
h. Menghitung r2.3
= 4,4
= 2,9
= 456 -
= 456 -
r23 =
=
=
= 0,168
Jadi : r12= 0,559
r13= 0,122
r23= 0,168
i. Menghitung r1.23R1.23=
=
=
=
= 0,560 ro
j. Berkonsultasi dengan tabel nilai r
Untuk N sebesar 10, dalam tabel dengan 3 Variabel
1. Taraf kepercayaan 95% = 0,726
2. Taraf Kepercayaan 99% = 0,827
Menarik Kesimpulan :
3. Taraf Kepercayaan 95%
ro = rt = 0,560 = 0,726
ro < rt Ho di terima
4. Taraf Kepercayaan 95%
ro = rt = 0,560 = 0,827
ro < rt Ho di terima
Berarti : Tidak ada hubungan yang grafikkan antara X1, X2 & X3 TEKNIK KORELASI MULTIPLE
Digunakan apabila peneliti- peneliti menghadapi lebih dari tiga gejala kontinum atau lebih misalnya :
Gejala pertama diberi kode X1 Gejala kedua di beri kode X2 Gejala Ketiga di beri kode X3Rumusan Masalahnya :
Apakah ada korelasi antara Ketiga gejala X1,X2 dan X3 ?
Hipotesisnya
Ada korelasi antara ketiga gejala X1,X2 dan X3. Angka Korelasi di beri kode r1.23
dengan rumus :
r 1.2.3 =
dimana :
r 1.2.3= Angka Korelasi antara X1 dengan X2 & X3
r 12
= Angka korelasi X1 dan X2
r13
= Angka korelasi antara X1 dan X3
r 23
= Angka tetap
Langkah- langkahnya :
9. Menghitung r12, r13 dan r2310. Menghitung r 1.23 ro11. Berkonsultasi dengan tabel nilai r rt12. Menarik Kesimpulan
Contoh :
HUBUNGAN ANTARA KERAJINAN BELAJAR ( X1), KECINTAAN ANAK TERHADAP MATA PELAJARAN ( X2), DAN PRESTASI BELAJAR ( X3).
Tabel
Nilai Kerajinan Belajar ( X1,) Kecintaan Anak Terhadap
Mata Pelajaran ( X2), dan Prestasi Belajar ( X3)
Nama IndividuX1X2X3
A677
B787
C667
D878
E767
F876
G777
H666
I567
J667
Tabel 2
Tabel kerja untuk menghitung
IndX1X2X3X12X22X32X1 X2X1 X3X2 X3
A677364949424249
B787496449564956
C667363649364242
D878644964566456
E767493649424942
F876644936564842
G777494949494949
H666363636363636
I567253649303542
J667363649364242
10666669444440479439456456
k. Menghitung r12
= 444 -
= 8,4
= 440 -
= 440 435,6
= 4,4
= 444 -
= 439 435,6
= 3,4
r 12
=
=
=
= 0,559
l. Menghitung r13
= 479
= 479
= 2,9
= 456 -
= 456 455,4
= 0,60
r13 =
=
=
= 0,122
m. Menghitung r2.3
= 4,4
= 2,9
= 456 -
= 456 -
r23 =
=
=
= 0,168
Jadi : r12= 0,559
r13= 0,122
r23= 0,168
n. Menghitung r1.23R1.23=
=
=
=
= 0,560 ro
o. Berkonsultasi dengan tabel nilai r
Untuk N sebesar 10, dalam tabel dengan 3 Variabel
1. Taraf kepercayaan 95% = 0,726
2. Taraf Kepercayaan 99% = 0,827
Menarik Kesimpulan :
5. Taraf Kepercayaan 95%
ro = rt = 0,560 = 0,726
ro < rt Ho di terima
6. Taraf Kepercayaan 95%
ro = rt = 0,560 = 0,827
ro < rt Ho di terima
Berarti : Tidak ada hubungan yang grafikkan antara X1, X2 & X3MKdol= EMBED Equation.3
MKant = EMBED Equation.3
_1215272043.unknown
_1215957844.unknown
_1215959378.unknown
_1216220724.unknown
_1216352380.unknown
_1216354601.unknown
_1216355064.unknown
_1216355232.unknown
_1216356015.unknown
_1216355132.unknown
_1216354795.unknown
_1216354429.unknown
_1216352433.unknown
_1216224306.unknown
_1216351498.unknown
_1216011635.unkn