5
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Infeksi vi rus dengue pada manusi a mengakiba tkan spekt rum manifestasi yang bervariasi antara penyakit paling ringan (mild undifferentiated febrile illness), dengue fever, Dengue Hemoragic Fever (DHF) sampai Dengue Shock Syndrome (DSS). Gambaran manifestasi klinis yang bervariasi ini memperlihatkan sebuah fenomena gunung es, dengan kasus DHF dan DSS yang dirawat di rumah sakit sebagai puncak gunung es yang terlihat di atas permukaan laut, sedangkan kasus dengue ringan (silent dengue infection dan dengue fever) merupakan dasarnya. Dengue Hemoragic Fever (DHF) merupakan penyakit infeksi yang ma si h menimbulkan masalah kesehata n di negara berkembang, khusus ny a di Indone si a. Hal ini di se babkan ol eh ti nggi ny a angka morbiditas dan mortalitas. Sejak tahun 1962, di Indonesia sudah mulai dit emukan peny aki t yang menyer upai demam ber dar ah dengue yang ter jadi di Fil ipi na (1953) . Tahun 1968 dibukt ikan dengan pemerik saa n serologis untuk pertama kalinya. Sejak saat itu, tampak jelas kecenderungan peningkatan jumlah penderita yang tersangka. Demikian  j uga den gan makin meluasnya penyakit tersebut, yang terli hat dari penyakit ini semula hanya ditemukan di beberapa kota besar sa ja, kemudian menyebar ke hampir semua kota besar di Indonesia bahkan sampai ke pedesaan dengan penduduk yang padat dalam waktu yang relatif singkat. Berdasarkan hal tersebut maka kami membuat penelitian tentang Dengue Hemoragic Fever (DHF), untuk meneliti hal-hal yang berhubungan dengan penyak it ter sebut dan mempela jar i penyakit ini dengan lebi h mendalam. B. METODE PENELITIAN Metode penelitian ini berdasarkan pengamatan dan pendataan pasien anak yang menderita peyakit DHF. C. OBJEK PENELITIAN Untuk penelit ian ini, kami mengambil data dari pasien anak yang dirawat di RS Otorita Batam bangsal Bougenvil tanggal 2 November-31 Desember 2009 dengan diagnosa Dengue Hemoragic Fever, dengan rentang usia antara 3 bulan sampai 12 tahun. Juml ah pasi en yang menj adi objek penelitian kami berjumlah 37 orang.

Penelitian DBD Puyul

Embed Size (px)

Citation preview

8/3/2019 Penelitian DBD Puyul

http://slidepdf.com/reader/full/penelitian-dbd-puyul 1/5

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Infeksi virus dengue pada manusia mengakibatkan spektrum

manifestasi yang bervariasi antara penyakit paling ringan (mild

undifferentiated febrile illness), dengue fever, Dengue Hemoragic Fever

(DHF) sampai Dengue Shock Syndrome (DSS). Gambaran manifestasi

klinis yang bervariasi ini memperlihatkan sebuah fenomena gunung es,

dengan kasus DHF dan DSS yang dirawat di rumah sakit sebagai puncak

gunung es yang terlihat di atas permukaan laut, sedangkan kasus dengue

ringan (silent dengue infection dan dengue fever) merupakan dasarnya.Dengue Hemoragic Fever (DHF) merupakan penyakit infeksi yang

masih menimbulkan masalah kesehatan di negara berkembang,

khususnya di Indonesia. Hal ini disebabkan oleh tingginya angka

morbiditas dan mortalitas. Sejak tahun 1962, di Indonesia sudah mulai

ditemukan penyakit yang menyerupai demam berdarah dengue yang

terjadi di Filipina (1953). Tahun 1968 dibuktikan dengan pemeriksaan

serologis untuk pertama kalinya. Sejak saat itu, tampak jelas

kecenderungan peningkatan jumlah penderita yang tersangka. Demikian

  juga dengan makin meluasnya penyakit tersebut, yang terlihat dari

penyakit ini semula hanya ditemukan dibeberapa kota besar saja,kemudian menyebar ke hampir semua kota besar di Indonesia bahkan

sampai ke pedesaan dengan penduduk yang padat dalam waktu yang

relatif singkat.

Berdasarkan hal tersebut maka kami membuat penelitian tentang

Dengue Hemoragic Fever (DHF), untuk meneliti hal-hal yang berhubungan

dengan penyakit tersebut dan mempelajari penyakit ini dengan lebih

mendalam.

B. METODE PENELITIAN

Metode penelitian ini berdasarkan pengamatan dan pendataan pasienanak yang menderita peyakit DHF.

C. OBJEK PENELITIAN

Untuk penelitian ini, kami mengambil data dari pasien anak yang dirawat

di RS Otorita Batam bangsal Bougenvil tanggal 2 November-31 Desember

2009 dengan diagnosa Dengue Hemoragic Fever, dengan rentang usia

antara 3 bulan sampai 12 tahun. Jumlah pasien yang menjadi objek

penelitian kami berjumlah 37 orang.

8/3/2019 Penelitian DBD Puyul

http://slidepdf.com/reader/full/penelitian-dbd-puyul 2/5

BAB IIHASIL PENELITIAN

I. Epidemiologi

Berdasarkan pengumpulan data yang telah kami lakukan, kami melihat

bahwa semua daerah di Batam rata-rata terjangkit penyakit Dengue

Hemoragic Fever. Dari 37 pasien yang dirawat di RSOB, 15 pasien

(40.5%) bertempat tinggal di Tiban Lama/Tiban Kampung, 2 pasien

(5.4%) bertempat tinggal di Batu Aji, dan 2 pasien (5.4%) bertempat

tinggal di Kabil, 2 pasien (5.4%) bertempat tinggal di Sekupang, 2pasien (5.4%) bertempat tinggal di Batam Center, dan sisanya 14

pasien (37.8%) bertempat tinggal di pinggiran Pulau Batam.

II. Penderita DHF

Dari 37 pasien anak yang kami teliti, 21 pasien (56.8%) yang berjenis

kelamin laki-laki, sedangkan 16 pasien lain (43,2%) berjenis kelamin

perempuan. Dari batas umur pasien, sebanyak 3 pasien (8.1%)

berumur antara 0 bulan-1 tahun, 14 pasien (37.8%) berumur antara >

1 tahun – 5 tahun, dan sebanyak 20 pasien (54,1%) berumur diatas 5

tahun.

III. Diagnosis Penyakit

Pada penelitian ini kami menemukan pasien dengan diagnosis DHF

mulai dari demam dengue, yang paling ringan hingga dengue shock

syndrom. Sebagian besar pasien ini datang ke rumah sakit dengan

diagnosis DHF grade I dan II. Tujuan pasien dirawat sejak DHF grade I

adalah untuk mencegah terjadinya syok pada pasien tersebut.

Dari hasil penelitian kami, didapatkan 3 pasien (8.1%) dengan

diagnosis Dengue Fever, 18 pasien (48.6%) dengan diagnosis DHF

grade I, 13 pasien (35.1%) dengan diagnosis DHF grade II, dan 2 pasien(5.4%) didiagnosis dengan DSS grade III, dan 1 pasien (2.8%)

didiagnosis sebagai DSS grade IV.

IV. Lama Perawatan

Dari hasil penelitian kami didapatkan lama perawatan pasien berkisar

antara 3-8 hari dengan prognosis Ad bonam.

V. Gejala DHF

a. Demam

8/3/2019 Penelitian DBD Puyul

http://slidepdf.com/reader/full/penelitian-dbd-puyul 3/5

Demam merupakan keluhan utama dari seluruh pasien yang kami

teliti. Biasanya pasien datang setelah beberapa hari demam di

rumah. Sebanyak 8 pasien (21.6%) datang ke IGD maupun poli

setelah kurang dari 4 hari menderita demam, 10 pasien (27.0%)

datang berobat setelah 4 hari demam, dan 19 pasien (51.4%)

datang setelah lebih dari 4 hari demam.

Demam biasanya dirasakan naik turun. Sebanyak 30 pasien

(81%) mengeluhkan demam yang naik turun, sedangkan sisanya

atau 7 pasien (19%) mengeluh demam yang terjadi terus menerus.

Sebagian pasien, yaitu 15 pasien (40.5%) yang berobat

ke puskesmas terdekat sebelum datang ke RSOB. Di puskesmas

pasien diberikan obat penurun panas dan ternyata terdapat 27

pasien (72.9%) yang demamnya turun setelah pemberian obattersebut.

Pada pasien yang dirawat di RSOB, didapatkan 8

pasien (21.6%) yang mengalami penurunan demam pada hari sakit

ke 4. Sedangkan ada 16 pasien (43.2%) yang mengalami penurunan

demam pada hari sakit ke 5-6. Sisanya 13 pasien (35.1%) yang

demam menurun pada hari sakit ke 7.

Demam yang terjadi pada pasien-pasien ini biasanya

tidak disertai menggigil maupun kejang. Hanya 4 pasien (10.8%)

yang mengalami demam disertai menggigil dan hanya 5 pasien

(13.5%) yang mengalami kejang saat demam tinggi terjadi padakasus DHF.

 

b. Gejala lain

1. Mual dan muntah

Dari hasil penelitian didapatkan sebanyak 20 pasien (54.0%)

mengalami muntah. Dan dari 20 pasien yang mengalami

muntah hanya 10 pasien yang disertai gejala mual. Muntah

dirasakan biasanya sejak 1 sampai 3 hari sebelum masuk RS.

Keluhan muntah dialami selama 2-3 hari dan terjadi hampirsetiap pasien diberi makan, sehingga muntah biasanya berisi

makanan.

2. Nyeri perut

17 pasien (45,9%) mengalami nyeri perut di bagian regio

epigastrium. Nyeri perut biasanya dirasakan 1-2 hari sebelum

masuk rumah sakit.

3. Diare atau konstipasi

Pada pasien DHF biasanya terdapat gangguan dalam BAB, baik

dalam bentuk diare maupun konstipasi. Sebanyak 7 pasien(19%) mengalami diare disertai konstipasi, 20 pasien (54.0%)

8/3/2019 Penelitian DBD Puyul

http://slidepdf.com/reader/full/penelitian-dbd-puyul 4/5

mengalami konstipasi, dan 10 pasien (27%) mengalami diare

saja.

4. Penurunan napsu makan

Sebanyak 25 pasien (67.5%) mengalami penurunan napsu

makan maupun minum. Sedangkan sisanya, 9 pasien (32.5%)

tidak mengalami penurunan napsu makan ataupun minum.

5. Sakit kepala

Sekitar 13 pasien (35.1%) mengalami sakit kepala. Sakit kepala

ini dirasakan pada hari pertama masuk RS. Sedangkan sisanya,

24 pasien (64.9%) tidak mengalami sakit kepala.

6. Batuk dan pilekBatuk dan pilek juga hanya dialami oleh 6 pasien (16.2%).

Sedangkan sisanya tidak mengalami hal tersebut.

I. Tanda-tanda Perdarahan

a. Uji torniquiet

Dari 31 pasien yang diperiksa, sebagian besar yaitu 28 pasien (75.6%)

terdapat uji torniquet (+).

b. Petechie

  Tidak semua pasien DHF mempunyai tanda-tanda perdarahan.

Petechie hanya didapatkan pada 11 pasien (29.7%) yang kami teliti.c. Mimisan

Hanya 4 pasien (10.8%) yang mengalami mimisan.

d. Gusi berdarah

Dari hasil penelitian, didapatkan 5 pasien yang sampai mengalami

perdarahan gusi. Bahkan diantaranya mengalami muntah darah. Hal ini

terjadi pada pasien yang sudah mengalami DSS grade III.

e. BAB hitam

Dari hasil penelitian pada semua pasien DBD di dapatkan 13,5 % yang

mengalami BAB berwarna hitam

I. Syok

Dari 31 pasien yang dirawat di RSOB, terdapat 3 pasien yang

mengalami syok. 1 pasien diantaranya sudah mengalami syok sebelum

dibawa ke IGD. Pada keadaan syok ditemukan adanya petechie yang

disertai minimal 1 gejala perdarahan lain, seperti adanya gabungan

petechie dengan mimisan ataupun gusi berdarah.

a. Trombosit

8/3/2019 Penelitian DBD Puyul

http://slidepdf.com/reader/full/penelitian-dbd-puyul 5/5

Pada saat syok, trombosit pasien berkisar antara 15.000-

50.000/mm3

b. Hematokrit

Pada saat syok, hematokrit berkisar lebih dari 43%

c. IgM dan IgG

IgM dan IgG umumnya positif pada saat syok