25
“LAPORAN HASIL PENGAMATAN KEGIATAN KEDOKTERAN KERJA” TUGAS SISTEM KEDOKTERAN KOMUNITAS JUDUL : DIAGNOSIS PENYAKIT AKIBAT KERJA PADA TUKANG KAYU FURNITURE Dosen Pembimbing dr. Pitut Aprilia Oleh : LUTFI MALEFO 2009730028 FAKULTAS KEDOKTERAN DAN KESEHATAN

penelitian ikakom

Embed Size (px)

DESCRIPTION

anemia

Citation preview

LAPORAN HASIL PENGAMATAN KEGIATAN KEDOKTERAN KERJATUGAS SISTEM KEDOKTERAN KOMUNITAS JUDUL : DIAGNOSIS PENYAKIT AKIBAT KERJA PADA TUKANG KAYU FURNITURE

Dosen Pembimbing dr. Pitut Aprilia

Oleh :

LUTFI MALEFO2009730028

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN KESEHATANUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA2012

KATA PENGANTAR

Segala Puji bagi Allah SWT, Shalawat dan Salam kami panjatkan bagi Nabi Besar kita Nabi Muhammad SAW. Dalam mengikuti kegiatan Sistem Kedokteran Komunitas dan Kedokteran Keluarga kami sebagai Mahasiswa di tuntut agar bisa memahami dan menerapkan ilmu tersebut dalam praktik kedokteran nanti setelah menyelesaikan masa pendidikan di bangku perkuliahan.Dalam laporan ini penulis membahas mengenai Kedokteran Kerja, yang dijelaskan cara melakukan diagnosis penyakit akibat kerja, faktor resiko yang dihadapi pekerja, bahaya potensial akibat jenis pekerjaan yang dilakukan, serta K3 ( Kesehatan dan Keselamatan Kerja) dengan jenis Alat Pelindung Diri (APD) yang sesuai kriteria pekerjaannya.Adapun, unsur yang harus diperhatikan saat mengamati pada tempat kerja ialah : faktor 1) personnel meliputi, faktor usia, masa kerja, pendidikan, Indeks masa tubuh, faktor kesehatan,perilaku 2) Equipment meliputi, alat yang digunakan yang dapat menyebabkan kecelakaan dalam kerja 3) Material penggunaan bahan baku yang berbahaya 4) Environment merupakan dampak dari lingkungan ; faktor fisik, kimawi, ergonomic, biologis, psikososial.Penulis berharap semoga hasil dari laporan ini dapat bermanfaat bagi diri penulis sendiri dan orang lain, sehingga diharapkan lebih banyak masyarakat yang lebih sadar bahwa setiap pekerjaan memiliki resiko dan potensi bahaya. Bahwa penting sekali dalam melakukan pekerjaan diperhatikan aspek-aspek yang dapat melindungi diri sehingga tidak membawa dampak penyakit dimasa mendatang sehingga proktuvitas dapat terganggu dan biaya untuk berobat / perawatan tidak sebanding dengan hasil yang diperoleh dari tempat kita bekerja.Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih banyak kepada keluarga, dosen-dosen pembimbing dan sahabat sahabat di fakultas kedokteran Universitas Muhammadiyah Jakarta.

PenulisJakarta Mei 2012BAB IPENDAHULUAN

Kebutuhan masyarakat akan pelayanan kedokteran yang bermutu dan manusiawi sudah tidak dapat di tunda lagi. Hal ini mengingat bahwa pelayanan kedokteran meskipun berkembang pesat, tetapi semakin terkotak-kotak dengan munculnya berbagai spesialisasi dan subspesialisasi. Lebih parah lagi, semakin berkembangnya komersialisasi pelayanan kesehatan dan kedokteran, menurunnya etos profesionalisme serta banyak di temukan berbagai pelanggaran norma dan etika kedokteran. Pelayanan kuratif yang dianggap lebih menguntungkan justru berkembang pesat. Pendekatan yang di anut lebih ke arah pendekatan individu, salah satunya adalah Ilmu Kedokteran Kerja , sebenarnya Ilmu Kedokteran Kerja hampir sama dengan ilmu kedokteran biasa hanya saja dalam ilmu kedokteran kerja ini digunakan kemampuan untuk melihat potensi dan faktor resiko dari pekerjaan yang dapat mengakibatkan penyakit akibat kerja ,serta dibutuhkan improfisasi dalam melakukan kedokteran kerja. Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) merupakan instrumen yang memproteksi pekerja, perusahaan, lingkungan hidup, dan masyarakat sekitar dari bahay akibat kecelakaan kerja. Perlindungan tersebut merupakan hak asasi yang wajib dipenuhi oleh perusahaan. K3 bertujuan mencegah, mengurangi bahkan menihilkan resiko kecelakaan kerja (zero accident). Penerapan konsep ini tidak boleh dianggap sebagai upaya pencegahan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja yang menghabiskan banyak biaya. Melainkan harus dianggap sebagai bentuk investasi jangka panjang yang memberikan keuntungan yang berlimpah pada masa yang akan datang.K3 dapat melakukan pencegahan dan pemberantasan penyakit akibat kerja, misalnya kebisingan, pencahayaan (sinar), getran, kelembaban udara, dan hal-hal lain yang menyebabkan kerusakan pada pendengaran, gangguan pernapasan, kerusakan paru-paru, kebutaan, kerusakan jaringan tubuh akibat sinar UV, percikan benda panas ,dan lain-lain. K3 dalam konteks kerja berkaitan dengan waktu dan shift dalam bekerja, waktu rekreasi dan libur dan waktu pergantian dalam shift bekerja. Diperkirakan kerugian tidak langsung dari seluruh sektor formal adalah lebih dari Rp.2 triliun di mana sebagian besra merupakan kerugiandunia usaha. Dengan kata lain inilah hilangnya produktivitas dunia usaha karena faktor K3. Begitu pula survei ILO menyatakan bahwa dari tingkat Competitiveness karena faktor K3 indonesia adalah negara ke 2 dari bawah dari lebih 100 negara yang disurvei.

Hasil Pengamatan Terhadap Kegiatan Usaha

Jenis Pengamatan : Kunjungan Cara Pengamatan: Wawancara dan laporanJenis Usaha: tukang kayu furnitureWaktu Pelaksanaan: 22 mei 2012Lokasi: cirendeu

Adapun topik yang saya pilih dalam pengerjaan tugas Field Trip Sistem Kedokteran Komunitas adalah mengenai Kedokteran Kerja yang membahas Diagnosis Penyakit Akibat Kerja (PAK) , Pencegahan PAK, Kegiatan Penunjang dalam pencegahan PAK dan Pengendalian Faktor Resiko Potensial.Dalam tugas ini saya melakukan diagnosis Penyakit Akibat Kerja kepada pekerja tukang kayu i sebuahperusahaan furniture rumahan . Beliau bekerja sehari-hari hanya sebagai tukang kyau dalam perusaan tersebut. Dalam sehari beliau bias bekerja selama 8 jam atau bisa lembur kalau pesanan sedang banyak. Beliau bekerja setiap hari dari senin sampai sabtu: Senin - sabtu: jam 08.00-16.00 WIBDi saat melakukan pekerjaannya beliau sering berpindah pindah temat dan berbagi peerjaan dengan teman-temannya. Pekerjaannya ada yag mengecat kayu, memahat kayu, menghaluskan permukaan kayu dengan menggunakan mesin.Saat melakukan pekerjaannya saya mengamati bapak Imam tidak menggunakan APD (Alat Pelindung Diri) sama sekali , dari mulai masker, kaca mata, dan sarung tangan atau penutup telinga.Kemudian saya mencoba untuk bertanya kepada bapak imam kenapa dia tidak memakai APD.Pak imam mengatakan bahwa di temat dia bekerja tidak di sediakan alat alat tersebut sehingga dia tidak memakai APD apapun.selanjutnya dia mengatakan bahwa ia juga tidak tahu kalau pekerjaan yang dia lakukan itu harus menggunakan APD sehingga ia juga tidak memakai APD, yang mereka tahu adalah mereka harus bekerja hati-hati dan teliti tana menggunakan APD. kemudian saya memperhatikan sekeliling tempat ia bekerja yang ada hanya tumukan kayu dan beberapa kusen dan furniture yang jadi dan setengah jadi. Terdapat banyak sekali debu kayu yang berterbangan dan suara yang bising yang di hasilkan oleh mesinn penghalus permukaan kayu .Posisi saat bekerja pun tidak ergonomis terkaang duduk, berdiri, jongkok dan membungkuk yang dapat menyebabkan penyakit.Setelah saya bertanya kepada bapak imam ternyata Bahaya Potensi akibat berja menjadi tukang kayu sangat tinggi karena tdak menggunakan APD. Selain itu posisi yang tidak ergonomis dapat menyebabkan keluhan sakit pinggang pada bapak imam.Hampir Selama 10 tahun terpapar dengan debu dan selalu mendengar suara bising hasil dari suara mesin, ia mengeluhkan terkadang terasa sesak di daerah dada dan batuk batuk. Ia juga mengeluhkan bahwa pendengaran dia sekrang ini agak berkurangKebisaan yang kurang baik untuk menjaga kesehatan pada Pak Imami adalah , Kebiasaan Merokok kebiasaan merokok ini yang akan menyebabkan kerja dari Pak Ali menjadi berat sehingga saat beristirahat pun sering merasa sesak dan berat di dada.

BAB IIPEMBAHASAN

A. STATUS KESEHATAN PENDERITA

STATUS KESEHATAN PENDERITA( DIAGNOSIS PENYAKIT AKIBAT KERJA )

No.Status : 001Kode: 01

I. Identitas PenderitaNama: Tn. imamUsia: 30 tahunKedudukan dalam keluarga: Kepala Keluarga Jenis Kelamin: Laki-lakiPendidikan: SMAPekerjaan: tukang kayu furnitureStatus Perkawinan: Menikah , dengan 1 istri & 2 oranganakTanggal Kunjungan:cirendeu, 22 Mei 2012 , pukul : 13.30 WIB

II. Riwayat Penyakita. Tanggal : 20 Mei 20121. Keluhan Utama : Sesak Nafas Sejak 6 bulan lalu2. Riwayat Perjalanan Penyakit Sekarang : Sesak Nafas saat bekerja, sesak juga dirasakan saat beraktifitas namun reda bila istirahat, badan sering terasa lemah, letih, lesu.terdapat batuk, dan sering terdengar suara ngik-ngik kalo saat bernafas.rasa berat di dada, pendengaran terasa agak berkurang.3. Riwayat Penyakit Terdahulu : Tidak pernah menderita sakit seperti ini sebelumnya.4. Riwayat penyakit dalam keluarga : Sebelumnya dikeluarga tidak ada yang menderita sakit yang sama

III. Riwayat Pekerjaana. Jenis PekerjaanJenis pekerjaanBahan yang digunakanTempat KerjaLama Kerja

Tukang kayu Mesin penghalus kayu Gergaji Paku Pahat Lem paluDi sebuah tempat seperti rumah.berpindah pindah dalam bekerja. Bekerja 8 jam/hari senin sampai sabtu. Kadang lembur sampai malam hari

*(Sudah bekerja sebagai pengelas selama 10 tahun, sejak tahun 2002-2012)

b. Uraian tugas / pekerjaan Cara melakukan pekerjaan Memotong kayu kemudian membentuk kayu sesuai dengan pesanan atau yang di inginkan emudian kayu itu di haluskan dengan mesin penghalus.setelah halus kayu itu di pahat kalo ada yang di pahat.pekerjaan di lakukan selama 8 jam dan tidak ada shift kerja,kadang lembur apabila pesanan sedang meninggi. Detil aktifitas selama 8 jam kerjaUrutan aktifitas jam kerja :1. Hari Senin s/d sabtu: jam 08.00-16.00 WIB2. Istirahat kerja : jam 12.00-13-00 WIBMemotong kayu sesuai yang di perlukan kemudian kayu-kayu tersebut di haluskan permukaannya dengan mesin penghalus,setelah halus kayu siap di bentuk sesuai dengan permintaan.tempat bekerja berpindah pindah sesuai dengan kebutuhan,tempat kerja penuh dengan debu kayu.istirahat selama 1 jam.terkadang istiahat kalau terasa lelah.lembur apabila banyak pesanan. Bahan yang digunakan Bahan yang diguanakan adalah sebagai berikut :1. Kayu : digunakan sebagai bahan baku untuk membuat furniture.2. Mesin pengahlus kayu: digunakan untuk menghaluskan kayu,akibatnya banyak debu kayu yang di hasilkan3. Gergaji: digunakan untuk memotong kayu4. Pahat: digunakan untuk memahat kayu5. c. Bahaya potensial :

1. Urutan Kegiatan (secara detil) Waktu & Jam BekerjaKegiatan

08.00 WIB

08.00-16.00 WIB(Senin-Jumat)

16.00 - Berangkat dari rumah

Memotong, menghaluskan kayu dan membentuk kayu sesuai pesanan.Dalam bekerja :1. dalam bekerja posisi tdak tentu, kadang jongkok,berdiri dan membungkuk.2. Tidak menggunakan APD3. Tempat kerja banyak terdapat serbuk kayu/debu dar kayu.4. Kadang lembur sampai malamPulang kerumah dan istirahat

2. Alat Pelindung Diri :Tidak menggunakan alat pelindung diri apapun.3. Bahaya Potensial Fisik :Suara : Tuli sensorineuralDebu: asma, gangguan paru paru,iritasi mataKimia : -Biologis: -Ergonomi: Posisi kerja yang tidak sesuai (tidak ergonomis), sikap badan yang kurang baik , menyebabkan kelainan tulang belakang atau alat gerak yang lain

Psikososial:a. jenuhb. stressd. Gangguan Kesehatan yang mungkin timbul 1. Bising : tuli sensorineural2. Getar : gangguan pada otot rangka3. Debu: asma, gangguan paru-paru,iritasi mata4. Posisi tidak ergonomi : LBP (low back pain)5. Jenuh : stress, lelah

e. Resiko kecelakaan kerja1. Kebakaran2. Bahaya mekanik dan manual3. Gannguan pernafasan4. Gangguan penglihatan5. Gangguan pendengaran6. stress

IV. Pemeriksaan :a. Pemeriksaan Fisik (secara umum)1. Keadaan umum : Baik2. Tanda Vital : Tekanan Darah : 100/70 mmHg (sedikit rendah) Frekuensi Nadi: 64 kali/menit (normal) Frekuensi Nafas: 15 kali/menit (normal) Suhu: 370 C (normal)3. Keadaan Gizi : Berat Badan : 50 Kg Tinggi Badan: 160 cm BMI: BB (kg)/ TB(m)2 50/(1.6)2 =19,5Normal BMI untuk laki-laki: 18.5 22.9 ---- > 25 OW Kesan : Gizi normal/Cukup . BMI =(19,5)b. Pemeriksaan Klinis1. Kelenjar limph : Leher: Normal Axilla: Normal Groin: Normal Inguinal: Normal

2. Mata : Pupil : bulat isokor/bulat isokor Reflex cahaya : postif/positif Sklera : normal/normal Konjungtiva : anemis/anemis Bola mata : normal/normal Visus : Dx 6/30 / Sx 6/30 Persepsi warna : baik/baik3. Hidung: Septum nasi : normal Mukosa : baik Penciuman : normosmik/normosmik4. Gigi / Gusi : Baik 87654321-87654321 87654321-87654321 Pada pasien terdapat gigi tetap dengan jumlah 32Tiap setengah rahang terdapat : 8 buah gigi yaitu, 2 gigi insivus (gigi seri), 1 kaninus (taring), 2 premolar (yang menggantikan gigi susu) gigi molar/geraham5. Tenggorokan : (pharing/nasopharing/laring/tonsil) normal6. Leher : Kelenjar thyroid normal / JVP normal7. Thorak : Terdengar suara mengi8. Abdomen : Hati/limfa (tidak terdapat pembesaran)9. Genito urinary : Normal10. Anorectal: Normal11. Ekstremitas & muscular sistem :TanganKananKiri

OtotnormalNormal

kekuatannormalNormal

TulangnormalNormal

SensorisnormalNormal

Lain-lain (tendon)normalNormal

KakiKananKiri

Ototnormalnormal

kekuatannormalnormal

Tulangnormalnormal

Sensorisnormalnormal

Lain-lain (tendon)normalnormal

12. Refleks fisiologi : tendon (baik)13. refleks patologis : Babinsky (negatif)14. Kulit : terdapat luka/lesi kecil akibat terpercik besi panas dari pengelasan15. Status lokalis : -16. Resume lain yang didapat : -V. Pemeriksaan Laboratorium :a. Laboratorium rutinDarah : tidak dilakukan1. Pemeriksaan laju endap darah (-) 2. Pemeriksaan blood cell : (-)- Pemeriksaan konsentrasi hemoglobin (-)- Periksaan Sel Darah Putih (-)- Platelet time (-)- Hitung hematocrit (-)Urin :tidak dilakukan1. Pemeriksaan Fisik (meliputi pemeriksaan warna, kekeruhan, berat jenis, volume)2. Pemeriksaan Kimiawi (meliputi pemeriksaan spesific gravity, pH, Blood, Leukocyte esterase, Nitrit, protein, glukosa, Keton, Bilirubin & Urobilinogen )3. Pemeriksaan Mikroskopik (White blood cells, Red blood Cells, Epithelial cells, crystal, bacteria Feces : Tidak dilakukan1. Pemeriksaan Makroskopik : warna, konsistensi, bentuk2. Microscopik : melihat ada tropozoit, telur parasit, maupun telur cacing. Pemeriksaan ini juga dilakukan untuk melihat leukosit dalam fesesb. Laboratorium khusus (tidak dilakukan)Fungsi Hati (lever): Bilirubin, SGOT, SGPT, Protein, Albumin, Alkali fosfatase.

Fungsi Ginjal: Kreatinin, Ureum, Asam Urat.

Pemeriksaan lemak : trigliserida, Kolesterol total, kolesterol HDL dan Kolesterol LDL.

Pemeriksaan elektrolit : Natrium, Kalium, Klorida, Kalsium dan Magnesium menggambarkan keadaan keseimbangan elektrolit cairan tubuh.

c. Pemeriksaan radiologisFoto Rontgen thorax PA/laterald. Pemeriksaan Non-Lab Spirometri: - dilakukan sebelum dan sesudah kerja - Dikatakan positif bila terjadi penurunan FEV1 sebesar lebih dari 5% antara sebelum dan sesudah kerjaAudiometri: - dilakukan untuk mengetahui gannguan pendengaran- mengetahui fungsi dari telinga

VI. Analisis hubungan pekerjaan dengan penyakit yang diderita1. Pemeriksaan ruang/tempat kerja :Pekerjaan dilakukan diruang terbuka namun penuh dengan kayu dan debu kayu *Ruang tempat bekerja tidak tentu tergantung apa yang sedang di kerjakan,posisi bekerja juga sering berpindah pindah kadang jongkok,membungkuk,berdiri,duduk sehigga posisi kerja tidak ergonomis.2. Pembuktian hubungan penyakit dengan bekerja:Pasien bekerja sebagai tukang kayu banyak terdapat debu kayu dan bising akibat alat yang digunakan. pasien tidak memakai APD apapun. Keluhan yang ia derita berkurang ketika menghentikan pekerjaannya. Keluhannya yaitu sesak nafas dan rasa berat di dada.3. Pembuktian tidak adanya hubungan penyakit dengan penyebab di luar pekerjaan : Aktifitas di luar pekerjaan selain tukang kayu tidak ada hubungannya dengan penyakit yang dia derita.VII. Menegakkan Diagnosa Penyakit Akibat KerjaDiagnosa Kerja : Asma akibat kerja Diagnosa Differensial : Bronkhitis PneumoniDiagnosa Okupasi : J45.5 asthma unspecified cause woods dusts VIII. Kategori KesehatanKesehatan cukup baik dengan kelainan yang dapat dipulihkanIX. Prognosa Ad Vitam : Ad Bonam (menyangkut kehidupan) Ad Sanasionam: Ad Bonam (menyangkut kesembuhan) Ad Fungsionam: Ad Bonam (menyangkut fungsional)Prognosa Okupasi : Ad Bonam

X. Permasalahan pasien dan rencana penatalaksanaannya

Jenis PermasalahanRencana TindakanTarget Waktu & Evaluasi

APD yang tidak sesuaiMemakai APD yang sesuai standart yang direkomendasikan.Dengan : sarung tangan, masker yang rapat Penutup telinga

Prosedur monitor & pemeriksaan lingkungan kerja : Evaluasi pajanan saat kerja (8 jam kerja) , pada pasien ini karena tidak ada shift kerja maka yang di evaluasi adalah lama pajanan saat bekerja dan lama profesi sebagai tukang kayu.

Posisi bekerja yang tidak ergonomicDiaplikasikan teknik (mendesain peralatan kerja, mesin, lingkungan kerja, cara kerja serta prosedur kerja agar mengakomodasi keterbatasan pekerja

Asma akibat kerjaPengobatan Simptomatik asmaPemberian : Salbtamol Bronko dilator kortikosteroid

Dampak stressPermasalahannya adalah pekerjaan yang membosannkan yang dapat membuat strees

PEMECAHAN MASALAHUpaya yang dilakukan pihak perusahaan dalam mengatasi, mencegah dan mengendalikan adanya gangguan kesehatan dan kecelakaan kerja diprioritaskan pada kesadaran individu para pekerja untuk memakai masker saat bekerja, lebih hati-hati dan teliti dalam bekerja,karena di Perusahaan ini belum ada jaminan kesehatan kerja yang belum bisa menjaminkesehatan kerja para pekerja. Kebanyakan kecelakaan kerja diatasi oleh para pekerjasendiri, hanya apabila parah diurus oleh perusahaan. Seharusnya yang dilakukan olehpihak perusahaan dan karyawan adalah pencegahan sebagai berikut:Pencegahan Primer Melakukan screening pra kerja dan dilakukan desensitisasi profilaksis, tetapi padaumumnya cara ini kurang efektif. Cara lain adalah dengan melakukan substitusibahan dasar (kayu), sebaiknya gunakan kayu yang tidak menyebabkan Asthma, tetapibila substitusi tidak mungkin dilakukan, yang dapat dilakukan adalah menurunkankadar pajanan, cara kerja yang aman (seperti menggunakan alat pelindung diri,melakukan pelatihan dan penyuluhan kerja secara berkala).Pencegahan Sekunder Yaitu dengan cara melakukan Surveilans dengan menggunakan :kuestioner dan pemeriksaan spirometri, adapun kegunaannya adalah guna didapatkan deteksi dini yang dapat mencegah kondisi menjadi progresif,

Oleh karena itu bahaya-bahaya yang diakibatkan oleh praktikum pengelasan dapat dihindari , misalnya:a. Penggunaan APD yang sesuaib. Menyediakan Space kerja yang ergonomi sehingga tidak jongkokc. Melakukan pekerjaan mengelas ditempat yang ventilasinya baikd. Penyediaan makanan dan minuman suplemen misalnya susu untuk menetralisir terjadinya sesak nafas saat mengelas , serta minum air putih yang cukup untuk menghindari dehidrasi

Contoh APD yang sesuai

Gambar .1

BAB IIIKESIMPULAN & SARAN

A. Kesimpulan Dari seluruh kasus penyakit saluran nafas yang ditemui,yang terbanyak adalah Asthma, dan prevalensi Asthma kerja pada pekerja Mebel yang diakibatkan debu kayu cukup tinggi, yaitu berkisar 15% dari Asthma dewasa. Walaupun jumlah pasti mengenai kasus Asthma pada orang dewasa yang diakibatkan karena pekerjaan masih belumdiketahui, hal ini disebabkan karena pada asthma kerja maupun asthma lingkungan mempunyai gejala yang tidak khas sehingga sulit untuk dibedakan dengan penyakit Parulainnya.Debu kayu merupakan Biological agent,sehingga menimbulkan proses sensitisasi maupun reaksi hypersensitive type IV,walaupun pathogenesis terjadinya tidak diketahui. Biasanya keluhan Asthma disertai jugadengan keluhan allergi lainnya seperti rhinitis,dan dermatitis

B. SaranPihak perusahaan sebaiknya tidak hanya mementingkan keuntungan semata, tetapi juga harus lebih memperhatikan kesehatan dan perlindungan diri terhadap tenaga kerja,akrena terkait dengan PAHK dan K3 juga berbanding lurus dengan produktivitas.Perlu dilakukan screnning pada saat masuk menjadi tenaga kerja di perusahaan untuk mengetahui apakah penyakit yang dialami setelah bekerja di perusahaan tersebut atau memang sudah dialami sebelumnya.Sedangkan pada umumnya proses pencegahan seperti pemakaian alat pelindung diri masih belum banyak diketahui. Untuk itu perlu dilakukan pelatihan dan penyuluhan kerjasecara berkala pada sektor ini

LAMPIRAN KEGIATAN

Foto-foto kegiatan