16
PEMANFAATAN BIJI ALPUKAT Perseae americana SEBAGAI BIOPESTISIDA RAMAH LINGKUNGAN KARYA TULIS ILMIAH Karya Tulis Ini Digunakan Untuk Mengikuti STIMSI Innovation Challenge di Universitas Internasional Semen Indonesia Gresik, Jawa Timur Diusulkan Oleh: Buffon Rasi Joshua Simbolon (Ketua) (1.14.0006) Intan Permatasari (Anggota) (1.14.0018) PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN SMK NEGERI 9 KABUPATEN TANGERANG BANTEN 2015

Penelitian SMK 9 Kab. Tangerang

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Karya Tulis Ilmiah

Citation preview

  • PEMANFAATAN BIJI ALPUKAT Perseae americana SEBAGAI

    BIOPESTISIDA RAMAH LINGKUNGAN

    KARYA TULIS ILMIAH

    Karya Tulis Ini Digunakan Untuk Mengikuti STIMSI Innovation Challenge di

    Universitas Internasional Semen Indonesia Gresik, Jawa Timur

    Diusulkan Oleh:

    Buffon Rasi Joshua Simbolon (Ketua) (1.14.0006)

    Intan Permatasari (Anggota) (1.14.0018)

    PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

    SMK NEGERI 9 KABUPATEN TANGERANG

    BANTEN

    2015

  • i

    KATA PENGANTAR

    Keanugrahan dari Allah SWT yang maha agung menjadi kekuatan kepada

    penulis untuk segera menyelesaikan karya tulis ini tepat pada waktunya. Oleh

    karena itu, tiada kata yang terindah selain ucapan syukur karena penulis dapat

    menyelesaikan karya tulis ini yang berjudul PEMANFAATAN BIJI ALPUKAT

    Perseae americana SEBAGAI BIOPESTISIDA RAMAH LINGKUNGAN

    karya tulis ini diajukan untuk mengikuti perlombaan Karya Tulis ini digunakan

    untuk mengikuti STiMSI Innovation Challenge di Universitas Internasional

    Semen Indonesia Gresik, Jawa Timur

    Di dalam penulisan karya tulis ini, penulis merasa bahwa banyak

    hambatan yang telah dihadapi. Namun, berkat bimbingan dan dukungan dari

    berbagai pihak, hambatan hambatan tersebut dapat teratasi. Oleh karena itu,

    penulis mengucapkan terima kasih kepada:

    1. Ir. Suharni, M.Pd., sebagai Kepala Sekolah SMK Negeri 9 Kabupaten

    Tangerang.

    2. Roudatul Jannah A.Md. Kep., sebagai Ketua Program Studi Ilmu

    Keperawatan.

    3. Rahmat Hermawan, S.Si., sebagai Ketua Program Studi Farmasi.

    4. Muhammad Rozikhin, sebagai Staf Pengajar Program Studi Ilmu

    Keperawatan dan Pembimbing.

    5. Keluarga dan seluruh civitas SMK Negeri 9 Kabupaten Tangerang.

    Disamping itu, penulis menyadari bahwa karya tulis ini masih jauh dari

    kesempurnaan. Hal ini dapat diibaratkan Tak Ada Gading Yang Tak Retak.

    Oleh sebab itu, penulis juga mengharapkan saran dan kritik yang bersifat

    konstruktif demi penyempuraan karya tulis ini.

    Semoga karya tulis yang sederhana ini dapat bermanfaat, baik sebagai

    menjadi sumber informasi maupun sumber inspirasi, bagi para pembaca.

    Tangerang, 19 April 2015

    Penulis

  • ii

    DAFTAR ISI

    HALAMAN SAMPUL .......... i

    KATA PENGANTAR ......ii

    DAFTAR ISI ...iii

    BAB I PENDAHULUAN

    Latar Belakang ....1

    Rumusan Masalah ....... 2

    Tujuan ..... 2

    BAB II TINJAUAN PUSTAKA

    Alpukat . ...3

    Biopestisida ..... 4

    Manfaat Biopestisida.............................................................................5

    BAB III METODOLOGI PENELITIAN

    Jenis Penelitian .. ..6

    Variabel . ..6

    Waktu dan Tempat Penelitian ... ..6

    Instrumen Penelitian .. .6

    Jenis Data ... 6

    Rancangan Penulisan . .7

    Teknik Pengumpulan Data . 8

    Teknik Analisis .. 8

    Teknik Penarikan Kesimpulan ... 9

    BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

    Alat dan Bahan ...10

    Prosedur Penelitian 10

    Proses Biopestisida .... 10

  • iii

    BAB V PENUTUP

    Kesimpulan 11

    Saran................................................................................................11

    DAFTAR PUSTAKA

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Indonesia sebagai Negara Agraris, sebagian besar penduduknya

    mempunyai mata pencaharian sebagai petani. Dengan beranekaragam tanaman

    pertanian yang dapat dikonsumsi sebagai sumber karbohidrat maupun sumber

    vitamin. Banyak petani yang menanam padi sebagai penghasil karbohidrat

    sekaligus sebagai makanan pokok di sebagian besar wilayah Indonesia, namun

    sekarang ini para petani banyak merugi disebabkan oleh rusaknya tanaman padi

    yang karena serangan hama wereng coklat (Nilaparvata lugens). Bahkan

    menurut catatan Departemen Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Tangerang

    pada periode pengamatan 10-15 Maret 2015 mencapai total 500Ha. Rincian

    serangan di kecamatan Solear seluas 100Ha; Cisoka 150Ha; Jayanti 140Ha;

    Tigaraksa; 50Ha. Pasar Kemis 100Ha.

    Petani menghadapi masalah yang cukup besar dalam mengusahakan yaitu

    adanya serangan Organispome Pengganggu Tanaman (OPT). Menurut Baideng

    (2011), terdapat 8 jenis hama yang menyerang tanaman, salah satunya adalah

    kutu daun hijau, jangkrik, dan serangga lainnya. Serangga dapat menyebabkan

    daun menguning dan keriting, umumnya ditemukan di bagian bawah daun

    tanaman muda maupun tua.

    Petani mengendalikan organisme pengganggu tanaman dengan

    menggunakan Biopestisida. Biopestisida yang digunakan oleh petani harganya

    cukup mahal, selain itu penggunaan biopestisida secara berlebihan akan

    menimbulkan dampak negatif bagi manusia, flora, fauna serta lingkungan. Petani

    mengembangkan dan menggunakan biopestisida nabati karena mudah didapatkan

    serta aman bagi tubuh manusia dan lingkungan sekitar. Salah satu tumbuhan

    yang dapat digunakan sebagai biopestisida adalah biji alpukat.

    Biji alpukat memiliki potensi sebagai biopestisida yang baik untuk

    tanaman (Schmutterer, 1990 dalam Soegihardjo, 2007). Menurut Debashri dan

    Tamal (2012), semua bagian dari pohon alpukat memiliki aktivitas pestisida. Biji

    dan daun alpukat mengandung empat senyawa kimia alami yang aktif

  • 2

    sebagai pestisida, yaitu Alkoloid, Triterpenoid, Tanin, dan Flavonoid. Rukmana

    dkk (2012) menyatakan bahwa senyawa dapat menghambat pertumbuhan

    serangga hama, mengurangi nafsu makan, mengurangi produksi dan penetasan

    telur, meningkatkan mortalitas, mengaktifkan infertilitas dan menolak hama di

    sekitar pohon mimba.

    Ekstrak biji alpukat yang terbuat dari daun dan biji alpukat dapat

    digunakan untuk mengendalikan berbagai jenis hama, misalnya Helopelthis sp.

    ulat jengkal, Aphis sp, Nilarvata sp, dan Sitophilus sp. Biji alpukat juga dapat

    meningkatkan mortalitas larva nyamuk (Maragathavalli, et al., 2012). Alternatif

    pemanfaatan pestisida nabati sebagai pengendali hama perlu ditingkatkan agar

    dapat mengurangi penggunaan pestisida sintetik.

    B. Rumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang masalah, kami mengajukan rumusan masalah sebagai

    berikut yaitu:

    1. Apa pengertian Biopestisida?

    2. Apa saja kandungan dalam biji alpukat?

    3. Bagaimana cara kerja biji alpukat sebagai Biopestisida?

    C. Tujuan

    Berdasarkan rumusan masalah, kami menyusun tujuan karya tulis ini sebagai

    berikut yaitu:

    1. Untuk mengetahui pengertian Biopestisida.

    2. Untuk mengetahui kandungan dalam biji alpukat.

    3. Untuk mengetahui cara kerja bji alpukat sebagai Biopestisida.

  • 3

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    A. Alpukat

    Alpukat atau Perseae americana ialah tumbuhan penghasil buah meja dengan

    nama sama. Tumbuhan ini berasal dari meksiko dan amerika tengah dan kini

    banyak dibudidayakan diamerika selatan dan amerika tengah sebagai tanaman

    perkebunan monokultur dan sebagai tanaman pekarangan didaerah-daerah tropika

    didunia.

    Pohon, dengan batang mencapai tinggi 20m dengan daun sepanjang 12-15cm.

    bunga tersembunyi dengan warna hijau kekuningan dan ukuran 5-10mm.

    Ukurannya bervariasi dari 7-10cm, dengan massa 100-1000g, biji yang besar 5-

    6,4cm.

    Buahnya bertipe buni, memiliki kulit lembut tak rata berwarna hijau tua

    hingga ungu kecoklatan, tergantung pada varietasnya. Daging buah alpukat

    berwarna hijau muda dekat kulit dan kuning muda dekat biji, dengan tekstur

    lembut.

    Klasifikasi Ilmiah

    Kerajaan: plantae

    Divisi : magnoliophyta

    Kelas : magnoliopsida

    Ordo : laurales

    Famili : lauraceae

    Genus : persea

    Spesies : P. americana

    Nama binomial : Persea americana mill

    Gambar 1. Klasifikasi buah alpukat.

  • 4

    Tabel 2. Negara-negara Produksi Buah Alpukat (2014)

    Posisi Negara Banyaknya Ton

    1. Brazil 17.000.000

    2. Vietnam 15.580.000

    3. Colombia 9.400.000

    4. Indonesia 2.770.554

    5. Ethiopia 1.705.440

    6. Messico 962.000

    7. India 954.000

    8. Peru 677.000

    9. Guatemala 566.000

    10. Honduras 370.000

    B. Pengertian Biopestisida

    Biopestisida adalah agen biologi atau produk-produk alam yang digunakan

    untuk mengontrol hama pada tanaman. Biopestisida pada umumnya digunakan

    untuk mngendalikan hama yang bersifat insektisidal maupun penyakit yang

    bersifat bakteri sidal.berdasarkan asalnya Biopestisida dapat dibedakan menjadi 2

    jenis, yaitu: Biopestisida dari Tanaman dan Biopestisida dari Mikroba.

    Biopestisida merupakan tumbuh-tumbuhan yang digunakan untuk pestisida, baik

    secara langsung berfungsi sebagai pestisida mauoun harus diekstrak terlebih

    dahulu Biopestisida dapat diartikan sebagaimana semua bahan hayati, baik

    berupa tanaman, hewan, mikroba, atau protozoa yang dapat digunakan untuk

    mengendalikan hama dan penyakit pada tanaman (Soegihardjo, 2007).

    Beberapa tanaman telah diketahui mengandung bahan-bahan kimia yang

    dapat membunuh, menarik, atau menolak serangga. Beberapa tumbuhan

    menghasilkan racun, ada juga yang mengandung senyawa-senyawa kompleks

    yang dapat menganggu siklus pertumbuhan serangga, sistem pencernaan, atau

    mengubah perilaku serangga (Supriyatin dan Marwanto, 2010)

  • 5

    C. Manfaat Biopestisida

    Sesuai dengan namanya, biopestisida digunakan untuk mengendalikan hama

    dan peyakit pada tanaman. Namun, manfaat biopestisida berbagai macam sesuai

    dengan bahan-bahan yang digunakan sebagai bahan utama dalam pembuatan

    biopestisida yang diinginkan, seperti misalnya pestisida alami dari ekstrak daun

    papaya memiliki beberapa manfaat, antara lain: dapat digunakan untuk mencegah

    hama seperti aphid, rayap, hama kecil, dan ulat bulu serta berbagai jenis serangga

    (Novizan, 2012).

  • 6

    BAB III

    METODOLOGI PENELITIAN

    A. Jenis Penelitian

    Jenis Penelitian yang digunakan adalah eksperimen, yaitu dengan

    mengamati langsung semua variabel yang ada untuk mendapatkan data yang

    akurat sehingga dapat menghasilkan informasi-informasi baru tentang biopestisida

    kimia yang bias diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

    B. Variabel

    Dalam penelitian ini penulis menggunakan biji alpukat yang memiliki

    kandungan Alkoloid, Triterpenoid, Tanin, dan Flavonoid, dimana variable

    eksperimen adalah biji alpukat sebagai biopestisida, kentang yang dipasang

    rangkaian listrik, dan variable control adalah baterai biasa yang dipasang

    rangkaian listrik.

    C. Waktu dan Tempat Penelitian

    Penelitian ini dilaksanakan selama 1 bulan sejak awal bulan maret sampai

    awal bulan april 2015. Peneitian ini dilaksanakan di laboratorium perawat dan

    farmasi SMK Negeri 9 Kabupaten Tangerang.

    D. Instrumen Penelitian

    Dalam penelitian ini, instrumen yang digunakan adalah biji alpukat yang

    diamsumsikan mempunyai alkoloid secara umum.

    E. Jenis Data

    Jenis data, fakta atau informasi yang dikumpulkan dalam penelitian ini

    adalah data primer dan skunder. Data primer adalah data yang berasal dari hasil

    eksperimen dan data sekunder berupa buku dan artikel. Buku dan artikel yang

    digunakan sebagian besar diperoleh dari buku-buku biokimia.

  • 7

    F. Rancangan Penulisan

    Agar tulisan yang dibuat efesien dan efektif, disusunlah kerangka tulisan

    berdasarkan topik tulisan yang diangkat. Rancangan penelitian ini digambarkan

    dalam bagan berikut:

    Bagan 3.1 Rancangan Penelitian

    Informasi Pengetahuan

    Gagasan

    Pengamatan

    Langsung

    Studi Kepustakaan Eksperimen

    Tidak Langsung

    Pengolahan Data

    Penjelasan Penyusunan Analisis

  • 8

    G. Teknik Pengumpulan Data

    Dalam penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data tes. Hal ini

    dilakukan agar mempermudah proses penelitian.

    Teknik tes merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan

    perlakuan terhadap objek atau variabel secara teratur dan terkontrol sehingga

    penelitian bisa mengetahui hubungan antara variabel yang satu dengan variabel

    lainnya.

    Selain itu data dikumpulkan dari sumber-sumber bacaan berupa buku,

    ensiklopedi dan artikel ilmiah internet. Pada tahap ini data, fakta dan informasi

    dicari dan diidentifikasi. Data diseleksi, yang sesuai dengan topic tulisan

    dipisahkan dari yang tidak sesuai. Data yang sesuai dengan topic tulisan

    dipisahkan berdasarkan kesesuaiannya dengan sub-sub judul dalam kerangka

    tulisan

    H. Teknik Analisis

    Dalam mengelolah data dari hasil penelitian tersebut, penulis melihat hasil

    zat pestisida yamg dihasilkan setiap biji alpukat. Hasil zat pestisida akan disajikan

    data primer, dikarenakan merupakan hasil riil dari eksperimen yang telah

    dilakukan.

    Untuk analisis data skunder, analisis dilakukan dengan cara

    membandingkan intisari-intisari sumber bacaan sebagai hasil pengolahan dan

    penafsiran data, fakta atau informasi. Pada tahap ini, dibandingkan pula antara

    data yang tersedia dengan teori-teori yang relevan berdasarkan hasil perbandingan

    tersebut, maka diungkap permasalahan-permasalahan, kelemaham-kelemahan,

    kelebihan-kelebihan atau manfaat-manfaatnya. Permasalahan yang ditemukan itu

    kemudian dicari alternatif pemecahan. Pemecahan masalah dilakukan dengan cara

    membandingkan kelemahan dan kelebihan dari cara-cara yang telah ada.

  • 9

    Berdasarkan hasil perbandingan itu kemudian diangkat pemecahan

    msalah yang merupakan kombinasi dari cara pemecahan masalah yang telah ada.

    Disini, penulis juga mengemukakan argumentasi untuk mendukung alternatif

    pemecahan masalah yang penulis kemukakan.

    I. Teknik Penarikan Kesimpulan

    Kesimpulan dibuat berdasarkan hasil dari pengabungan data primer

    maupun sekunder yang telah dianalisis baik kelemahan maupun kekurangan dan

    data-data tersebut 30 hari.

  • 10

    BAB IV

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    A. Alat dan Bahan

    15 buah biji alpukat, 1 buah pisau, 2 buah gelas ukur 250ml, 1 buah alu, 1

    buah saringan, 1 buah sendok, kompor, 1 buah panci, 1 buah spray, 10 ekor

    serangga, 1 buah toples yang telah dilubangi.

    B. Prosedur Penelitian

    Potong biji alpukat menjadi beberapa bagian. Lalu letakan pada wadah

    yang bersifat konduktor seperti alumunium, agar biji alpukat cepat kering. setelah

    kering haluskan biji alpukat kering sampai menjadi bubuk. campur bubuk biji

    alpukat dengan air 350ml ke dalam panci, lalu direbus sampai menjadi homogeny

    (tercampur). setelah tercampur, saring larutan biji alpukat didinginkan dan

    masukan kedalam botol spray, masukan serangga kedalam toples yang sudah

    dilubangi lalu semprotkan cairan homogen sebanyak 15 kali semprotan ke

    serangga tersebut lalu tunggu sekitar 2 menit maka, dari 10 serangga dalam toples

    mati semua.

    C. Proses Biopestisida

    Gambar dibawah ini merupakan struktur reaksi kimia biopestisida.

  • 11

    BAB V

    PENUTUP

    A. Kesimpulan

    Setelah diuji dengan penelitian selama 1 hari, terbukti bahwa biji alpukat

    bisa menjadi biopestisida alternatif yang mampu membunuh serangga. Hal ini

    disebabkan biji alpukat memiliki kandungan Alkoloid yang cukup tinggi.

    Alkoloid pada biji aplukat lebih baik dari zat kimia pada pestisida biasa, karena

    selain mudah didapat dan tidak berbahaya saat digunakan bagi manusia maupun

    ekosistem lainnya.

    B. Saran

    Saran penulis pada karya tulis ilmiah ini, janganlah kita menganggap biji

    alpukat hanya sebagai sampah saja. Karena biji alpukat tak hanya dapat diolah

    sebagai biopestisida. Ternyata biji alupkat memiliki kandungan Alkoloid yang

    cukup besar, yang dapat dijadikan sebagai biopestida yang ramah lingkungan,

    maupun pupuk, ataupun bioetanol sekalipun yang bisa digunakan atau dilakukan

    dimanapun, kapanpun dan siapapun.

  • 12

    DAFTAR PUSTAKA

    Baideng. 2011. Biopestisida yang ramah lingkungan. Jakarta: Erlangga

    Debashri dan Tamal. 2007. Biokimia bagi kehidupan. Jakarta: Yudistira

    Maragathali, et. Al. 2012. Ensiklopedi Sains & Kehidupan. Jakarta: Tarity

    Samudra Berlian.

    Novizan. 2012. Kimia untuk SMA kelas XII. Jakarta: Erlangga

    Rukmana, dkk. 2012. Biologi Sains dalam kehidupan. Jakarta: Yudistira.

    Soegihardjo. 2007. Element-element Ilmu dan Rekayasa Material Edisi Ke-6.

    Jakarta: Erlangga.

    Supriyatin Dan Marwanto. Rekayasa biokimia bag kehidupan sehari-hari. Jakata:

    TaritySamudra Berlian.