68
1 SKRIPSI NOVEMBER 2014 TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP SISWI KELAS X ANGKATAN 2014 SMA NEGERI 5 MAKASSAR TERHADAP BAHAYA KOSMETIK PEMUTIH PADA KESEHATAN KULIT Oleh : Surya Setiawan C 111 09 395 Pembimbing Dr. dr. Sri Ramadhany, M.kes DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK PADA BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2014

Penelitian Tingkat Pengetahuan Dan Sikap Siswi Kelas x Angkatan 2014 Sma Negeri 5 Makassar Terhadap Bahaya Kosmetik Pemutih Pada Kesehatan Kulit

Embed Size (px)

DESCRIPTION

penelitian tingakt pengetahuan dan sekitar

Citation preview

Page 1: Penelitian Tingkat Pengetahuan Dan Sikap Siswi Kelas x Angkatan 2014 Sma Negeri 5 Makassar Terhadap Bahaya Kosmetik Pemutih Pada Kesehatan Kulit

1

SKRIPSI

NOVEMBER 2014

TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP SISWI KELAS X ANGKATAN

2014 SMA NEGERI 5 MAKASSAR TERHADAP BAHAYA KOSMETIK

PEMUTIH PADA KESEHATAN KULIT

Oleh :

Surya Setiawan

C 111 09 395

Pembimbing

Dr. dr. Sri Ramadhany, M.kes

DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK

PADA BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2014

Page 2: Penelitian Tingkat Pengetahuan Dan Sikap Siswi Kelas x Angkatan 2014 Sma Negeri 5 Makassar Terhadap Bahaya Kosmetik Pemutih Pada Kesehatan Kulit

2

BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT DAN ILMU KEDOKTERAN

KOMUNITAS FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

TELAH DISETUJUI UNTUK DICETAK DAN DIPERBANYAK

skripsi dengan judul :

“TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP SISWI KELAS X ANGKATAN

2014 SMA NEGERI 5 MAKASSAR TERHADAP BAHAYA KOSMETIK

PEMUTIH PADA KESEHATAN KULIT”

Pembimbing

(Dr. dr. Sri Ramadhany, M.kes)

Page 3: Penelitian Tingkat Pengetahuan Dan Sikap Siswi Kelas x Angkatan 2014 Sma Negeri 5 Makassar Terhadap Bahaya Kosmetik Pemutih Pada Kesehatan Kulit

3

PANITIA SIDANG UJIAN

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN

Skripsi dengan judul “TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP SISWI

KELAS X ANGKATAN 2014 SMA NEGERI 5 MAKASSAR TERHADAP

BAHAYA KOSMETIK PEMUTIH PADA KESEHATAN KULIT” telah

diperiksa, disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Skripsi Bagian

Ilmu Kesehatan Masyarakat dan Ilmu Kedokteran Komunitas Fakultas

Kedokteran Universitas Hasanuddin pada :

Hari/Tanggal : Kamis, 6 September 2014

Waktu : 10.00 Wita

Tempat : Ruang Seminar IKM-IKK FKUH PB.622

Ketua Tim Penguji :

(Dr. dr. Sri Ramadhany, M.kes)

Anggota Tim Penguji :

Penguji I Penguji II

(Dr. dr. H. A. Armyn Nurdin, M.Sc) (dr. Muh. Rum Rahim, M.Sc)

Page 4: Penelitian Tingkat Pengetahuan Dan Sikap Siswi Kelas x Angkatan 2014 Sma Negeri 5 Makassar Terhadap Bahaya Kosmetik Pemutih Pada Kesehatan Kulit

4

KATA PENGANTAR

Assalamu alaikum Wr. Wb

Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan

rahmat dan karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini sebagai salah

satu syarat dalam penyelesaian tugas kepaniteraan klinik di Bagian Ilmu Kesehatan

Masyarakat dan Ilmu Kedokteran Komunitas Fakultas Kedokteran Universitas

Hasanuddin Makassar.

Keberhasilan penyusunan skripsi ini adalah berkat bimbingan, kerjasama serta

bantuan moril dan materil dari berbagai pihak yang telah diterima penulis sehingga

segala rintangan yang dihadapi selama penelitian dan penyusunan skripsi ini dapat

terselesaikan dengan baik.

Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih dan

memberikan penghargaan yang setinggi tingginya secara tulus dan ikhlas kepada

yang terhormat :

1. Kedua Orang Tua tercinta, Husein Setiawan dan Hj. Hanisa Husein dan

saudara-saudariku tercinta Maryam Setiawan, Asri Setiawan, Dewi Reski

Setiawan dan Putri Agung Setiawan

2. Pembimbing saya Dr. dr. Sri Ramadhany, M.kes yang dengan kesediaan,

keikhlasan dan kesabaran beliau meluangkan waktunya untuk memberikan

bimbingan dan arahan kepada penulis, mulai dari penyusunan proposal

sampai pada penulisan skripsi ini.

3. Seluruh Staf di Bagian IKM-IKK FKUH yang telah memberikan bantuan

maupun arahan selama penulisan mengikuti kepaniteraan klinik di Bagian

IKM-IKK FKUH

Page 5: Penelitian Tingkat Pengetahuan Dan Sikap Siswi Kelas x Angkatan 2014 Sma Negeri 5 Makassar Terhadap Bahaya Kosmetik Pemutih Pada Kesehatan Kulit

5

4. Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin, para Wakil Dekan,

staf pengajar dan seluruh staf lainnya yang telah memberikan bantuan dan

bimbingan kepada penulis selama mengikuti kepaniteraan klinik di FK-

UH

5. Bapak Gubernur Provinsi Sulawesi Selatan beserta seluruh staf yang telah

membantu dan memberikan izin penelitian

6. Bapak walikota Makassar beserta seluruh staf yang telah membantu dan

memberikan izin penelitian

7. Bapak Kepala Dinas Pendidikan kota Makassar beserta seluruh staf yang

telah membantu dan memberikan izin penelitian

8. Bapak Kepala Sekolah SMA Negeri 5 Makassar beserta seluruh staf

pengajar dan tata usaha yang telah membantu dan memberikan izin

penelitian

9. Sahabat terbaikku Masyita Ahmad Opier yang selama ini telah

memberikan waktunya dalam membantu saya menyelesaikan skripsi ini

dan memberikan dukungan moril maupun materi selama saya menempuh

pendidikan

10. Rekan-rekan sejawat mahasiswa kepaniteraan klinik khususnya Bagian

IKM-IKK FK-UH serta semua pihak yang tidak sempat disebutkan satu

persatu yang telah membantu penulisan selama penyusunan skripsi ini.

Semoga amal dan budi baik dari semua pihak mendapatkan pahala dan rahmat

yang melimpah dari Allah SWT. Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini

memberikan manfaat bagi semua pembaca Amin.

Waalaikum salam Wr. Wb.

Makassar, November 2014

penulis

Page 6: Penelitian Tingkat Pengetahuan Dan Sikap Siswi Kelas x Angkatan 2014 Sma Negeri 5 Makassar Terhadap Bahaya Kosmetik Pemutih Pada Kesehatan Kulit

6

ABSTRAK

BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

DAN ILMU KEDOKTERAN KOMUNITAS

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS HASANUDDIN

SKRIPSI, NOVEMBER 2014

Surya Setiawan

“TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP SISWI KELAS X ANGKATAN

2014 SMA NEGERI 5 MAKASSAR TERHADAP BAHAYA KOSMETIK

PEMUTIH PADA KESEHATAN KULIT”

(xiv + 51halaman + 8 tabel + 2 skema + 8 lampiran)

Latar Belakang : Pemutih kulit adalah produk yang mengandung bahan aktif yang

dapat menekan atau menghambat melamin yang sudah terbentuk, sehingga akan

memberikan warna kulit yang lebih putih. Banyak iklan kecantikan yang menawarkan

produk pemutihkan kulit, yang membuat masyarakat merasa bahwa kecantikan

identik dengan kulit putih. Dengan demikian saat ini ada anggapan bahwa putih

berarti lebih cantik atau lebih tampan. Tampil cantik menjadi segala-galanya bagi

kebanyakan kaum perempuan, dan keinginan itu kini kian mudah, seiring kemajuan

teknologi yang menawarkan berbagai cara mempercantik diri, mulai dari perawatan

sendiri hingga perawatan di klinik perawatan kecantikan. Berbagai penelitian

menunjukkan bahwa 55% dari 85% wanita Indonesia yang berkulit gelap ingin agar

kulitnya menjadi lebih putih. Bagi yang berkulit hitam atau sawo matang kini dapat

lebih putih. Namun setiap pilihan ada risikonya, karena berbagai bahan untuk

kecantikan itu, justru dibuat dari bahan kimia yang mengandung racun.

Metode : Penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif untuk mengetahui

tingkat pengetahuan dan sikap siswi kelas X angkatan 2014 SMA Negeri 5 Makassar

terhadap bahaya kosmetik pemutih pada kesehatan kulit dengan membuat penelitian

berdasarkan kuisioner. Sampel diambil dengan cara sampel random sampling.

Penelitian ini dilakukan mulai tangga 06 Oktober 2014 – 17 Oktober.

Hasil Penelitian : Penelitian yang dilakukan terhadap siswi kelas X angkatan 2014

SMA Negeri 5 Makassar pada tanggal 06 Oktober 2014 – 17 Oktober 2014. Metode

penelitian ini dilakukan dengan cara simple random sampling. Dari 250 populasi

didapatkan 234 yang dapat dijadikan sebagai sampel penelitian. Dari hasil penelitian

diperoleh rentan umur responden antara 13-16 tahun dan sabagian besar responden

berumur 15 tahun sebanyak 110 orang (74,32%). Dari hasil penelitian terhadap

tingkat pengetahuan didaptkan Presentase tertinggi tingkat pengetahuan sebanyak 85

responden (57,43%) memiliki tingkat pengetahuan cukup dan dari hasil penelitian

Page 7: Penelitian Tingkat Pengetahuan Dan Sikap Siswi Kelas x Angkatan 2014 Sma Negeri 5 Makassar Terhadap Bahaya Kosmetik Pemutih Pada Kesehatan Kulit

7

terhadap sikap para responden memiliki sikap positif terhadap bahaya kosmetik

pemutih pada kesehatan kulit sebanyak 147 orang (99,32%).

Kesimpulan dan Saran: Tingkat pengetahuan siswi kelas X angkatan 2014 SMA

Negeri 5 Makassar terhadap bahaya kosmetik pemutih pada kesehatan kulit adalah

cukup dengan nilai persentase 57,43%. Sikap siswi kelas X angkatan 2014 SMA

Negeri 5 Makassar menujukkan nilai positif terhadap bahaya kosmetik pemutih pada

kesehatan kulit dengan nilai persentase 99,32%. Hendaknya bagi peneliti selanjutnya

dapat mengkaji lebih lanjut hubungan antara tingkat pendidikan responden terhadap

tingkat pengetahuannya. Bagi peneliti selanjutnya dapat mengkaji lebih lanjut adakah

hubungan antara tingkat pengetahuan responden tentang bahaya kosmetik pemutih.

Pemerintah hendaknya sigap menilai secara objektif produk produk kosmetik mana

yang dapat dipasarkan sehingga bahaya atau efek samping dari kosmetik pemutih

dapat dicegah. Kepada pihak SMA Negeri 5 Makassar, kiranya perlu diadakan di

sekolah penyuluhan atau penghimbauan pada siswi-siswinya tentang bahaya yang

dapat ditimbulkan oleh penggunaan kosmetik pemutih pada usia dini.

Kata Kunci : Kosmetik Pemutih, Berbahaya, SMA,

Daftar Pustaka : 23 (2010 – 2014)

Page 8: Penelitian Tingkat Pengetahuan Dan Sikap Siswi Kelas x Angkatan 2014 Sma Negeri 5 Makassar Terhadap Bahaya Kosmetik Pemutih Pada Kesehatan Kulit

8

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ……………………………………………………….. i

HALAMAN PENGESAHAN………………………………………………. ii

HALAMAN PENGESAHAN ……………………………………………… iii

ABSTRAK…………………………………………………………………… iv

KATA PENGANTAR ……………………………………………………… vi

DAFTAR ISI………………………………………………………………… viii

DAFTAR TABEL…………………………………………………………… xiii

DAFTAR SKEMA ………………………………………………………….. xiv

BAB I PENDAHULUAN

1.1.Latar belakang masalah ………………………………………….. 1

1.2.Rumusan masalah ………………………………………………... 2

1.3.Batasan masalah ………………………………………………….. 3

1.4.Tujuan penelitian ………………………………………………… 3

1.4.1. Tujuan umum ………………………………………… 3

1.4.2. Tujuan khusus ………………………………………... 3

1.5.Manfaat penelitian………………………………………………... 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1.Kosmetik pemutih ……………………………………………….. 4

a. Sabun pemutih………………………………………… 6

b. Pelembab tabir surya …………………………………. 6

c. Cream pemutih ……………………………………….. 7

2.2.Kosmetik pemutih berbahaya……………………………………. 8

a. Merkuri………………………………………………... 10

b. Hidroquinon…………………………………………... 12

c. Rhodamin B…………………………………………… 14

2.3.Tinjauan umum tetang pengetahuan dan sikap ………………….. 15

2.3.1. Tinjauan umum tetang pengetahuan …………………. 15

2.3.2. Tinjauan umum tentang sikap……………………….... 17

Page 9: Penelitian Tingkat Pengetahuan Dan Sikap Siswi Kelas x Angkatan 2014 Sma Negeri 5 Makassar Terhadap Bahaya Kosmetik Pemutih Pada Kesehatan Kulit

9

BAB III KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

3.1.Dasar pemikiran variable penelitian …………………………….. 20

3.2.Definisi operasional dan kriteria objektif ……………………….. 21

3.2.1. Variable independen ………………………………….. 21

BAB IV METODE PENELITIAN

4.1.Jenis penelitian …………………………………………………... 24

4.2.Lokasi penelitian ………………………………………………… 24

4.3.Waktu peneitian………………………………………………….. 24

4.4.Populasi dan sampel ……………………………………………... 24

4.4.1. Populasi……………………………………………….. 24

4.4.2. Sampel ………………………………………………... 24

4.5.Manajemen penelitian …………………………………………… 25

4.5.1. Cara pengumpulan data ………………………………. 25

4.5.2. Teknik pengelolaan data ……………………………... 26

4.5.3. Penyajian data………………………………………… 26

4.6.Etika penelitian…………………………………………………... 26

BAB V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

5.1.Identitas sekolah ………………………………………………… 27

5.2.Visi, Misi, Motto dan Tujuan Sekolah ………………………….. 27

5.2.1. Visi sekolah…………………………………………… 27

5.2.2. Misi sekolah ………………………………………….. 28

5.2.3. Tujuan sekolah………………………………………... 28

5.2.4. Motto sekolah ………………………………………... 28

5.3.Struktur organisasi ………………………………………………. 29

BAB VI HASIL PENELITIAN

6.1.Karakteristik responden ………………………………………….. 30

6.2.Deskripsi variable yang diteliti …………………………………... 33

BAB VII PEMBAHASAN

7.1.Karakteristik responden …………………………………………. 39

7.1.1. Berdasarkan umur…………………………………….. 39

Page 10: Penelitian Tingkat Pengetahuan Dan Sikap Siswi Kelas x Angkatan 2014 Sma Negeri 5 Makassar Terhadap Bahaya Kosmetik Pemutih Pada Kesehatan Kulit

10

7.1.2. Berdasarkan jumlah pengguna kosmetik pemutih

terhadap umur ………………………………………… 39

7.1.3. Deskripsi sumber/asal mendapatkan kosmetik pemutih

berdasarkan jumlah responden yang

menggunakan kosmetik pemutih ……………………... 40

7.1.4. Deskripsi alasan memilih tidak menggunakan

kosmetik pemutih berdasarkan jumlah responden

yang tidak menggunakan kosmetik pemutih …………. 40

7.2.Pengetahuan responden terhadap bahaya kosmetik pemutih

pada kesehatan kulit …………………………………………….. 41

7.3.Sikap responden terhadap kosmetik pemutih berbahaya

pada kesehatan kulit …………………………………………….. 44

BAB VIII KESIMPULAN DAN SARAN

8.1.Kesimpulan ……………………………………………………… 46

8.2.Saran……………………………………………………………... 46

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 11: Penelitian Tingkat Pengetahuan Dan Sikap Siswi Kelas x Angkatan 2014 Sma Negeri 5 Makassar Terhadap Bahaya Kosmetik Pemutih Pada Kesehatan Kulit

11

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Deskripsi karakteristik responden berdasarkan umur

di SMA Negeri 5 Makassar kelas X angkatan 2014 ……… 30

Tabel 2 Distribusi responden yang menggunakan kosmetik pemutih

di SMA Negeri 5 Makassar kelas X angkatan 2014 ……… 31

Tabel 3 Deskripsi sumber/asal-asal mendapatkan kosmetik pemutih

berdasarkan jumlah responden

yang menggunakan kosmetik pemutih …………………… 32

Tabel 4 Deskripsi alasan memilih tidak menggunakan kosmetik pemutih

berdasarkan jumlah responden

yang tidak menggunakan kosmetik pemutih ……………… 32

Tabel 5 Distribusi responden berdasarkan tingkat pengetahuan

tentang bahaya kosmetik pemutih pada kesehatan kulit

oleh siswi kelas X angkatan 2014 SMA Negeri 5 Makassar… 34

Tabel 6 Hasil evaluasi jawaban pertanyaan tingkat pengetahuan

siswi kelas X angkatan 2014 SMA Negeri 5 Makassar

tentang bahaya kosmetik pemutih………………………… 35

Tabel 7 Distribusi responden berdasarkan sikap

siswi kelas X angkatan 2014 SMA Negeri 5 Makassar

terhadap bahaya kosmetik pemutih pada kesehatan kulit … 38

Page 12: Penelitian Tingkat Pengetahuan Dan Sikap Siswi Kelas x Angkatan 2014 Sma Negeri 5 Makassar Terhadap Bahaya Kosmetik Pemutih Pada Kesehatan Kulit

12

Tabel 8 Hasil evaluasi jawaban pernyataan sikap

siswi kelas X angkatan 2014 SMA Negeri 5 Makassar

tentang bahaya kosmetik pemutih pada kesehatan kulit ….. 38

Page 13: Penelitian Tingkat Pengetahuan Dan Sikap Siswi Kelas x Angkatan 2014 Sma Negeri 5 Makassar Terhadap Bahaya Kosmetik Pemutih Pada Kesehatan Kulit

13

DAFTAR SKEMA

Skema 1 kerangka konsep…………………………………………… 23

Skema 2 struktur organisasi sekolah SMA Negeri 5 Makassar …….. 32

Page 14: Penelitian Tingkat Pengetahuan Dan Sikap Siswi Kelas x Angkatan 2014 Sma Negeri 5 Makassar Terhadap Bahaya Kosmetik Pemutih Pada Kesehatan Kulit

14

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Pemutih kulit adalah produk yang mengandung bahan aktif yang dapat

menekan atau menghambat melamin yang sudah terbentuk, sehingga akan

memberikan warna kulit yang lebih putih. Banyak iklan kecantikan yang menawarkan

produk pemutihkan kulit, yang membuat masyarakat merasa bahwa kecantikan

identik dengan kulit putih. Dengan demikian saat ini ada anggapan bahwa putih

berarti lebih cantik atau lebih tampan. Tampil cantik menjadi segala-galanya bagi

kebanyakan kaum perempuan, dan keinginan itu kini kian mudah, seiring kemajuan

teknologi yang menawarkan berbagai cara mempercantik diri, mulai dari perawatan

sendiri hingga perawatan di klinik perawatan kecantikan. Berbagai penelitian

menunjukkan bahwa 55% dari 85% wanita Indonesia yang berkulit gelap ingin agar

kulitnya menjadi lebih putih. Bagi yang berkulit hitam atau sawo matang kini dapat

lebih putih. Namun setiap pilihan ada risikonya, karena berbagai bahan untuk

kecantikan itu, justru dibuat dari bahan kimia yang mengandung racun.

Terbukti dari hasil penelitian Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM)

terhadap berbagai produk kosmetik di Indonesia, baik yang terdaftar maupun tidak, di

Departemen Kesehatan. Berdasarkan investigasi BPOM di berbagai daerah, dari

Sabang sampai Merauke, paling tidak terdapat 51 produk kosmetik yang mengandung

bahan berbahaya, yang dilarang penggunaannya pada sediaan kosmetik, termasuk

krim pemutih kulit.

Berdasarkan hasil penelitian Badan POM RI pada tahun 2005 dan 2006 lalu,

merek kosmetik yang mengandung bahan yang dilarang digunakan dalam kosmetik,

antara lain merkuri, hidroquinone, retinoic Acid/tretinin, zat warna rhodamin, dan

diethylene glycol. Menggunakan produk yang mengandung bahan kimia tersebut

Page 15: Penelitian Tingkat Pengetahuan Dan Sikap Siswi Kelas x Angkatan 2014 Sma Negeri 5 Makassar Terhadap Bahaya Kosmetik Pemutih Pada Kesehatan Kulit

15

dapat menyebabkan kulit tampak putih tapi beberapa bulan berikutnya kulit wajah

mulai menghitam dan tampak bercak, berjerawat dan kulit menipis, serta perih bila

terkena matahari dan dapat menyebabkan kanker kulit.

Kosmetik berasal dari kata Yunani “kosmetikos” yang berarti ketrampilan

menghias, mengatur. Defenisi kosmetik dalam Peraturan Kepala Badan Pengawas

Obat dan Makanan RI No. HK.00.05.42.1018 adalah setiap bahan atau sediaan

dimaksudkan untuk digunakan pada bagian luar tubuh manusia (epidermis, rambut,

kuku, bibir, dan organ genital bagian luar) atau gigi dan mukosa mulut terutama

untuk membersihkan, mewangikan, mengubah penampilan dan atau memperbaiki bau

badan atau melindungi atau memelihara tubuh pada kondisi baik.

Penggunaan kosmetik harus disesuaikan dengan aturan pakainya. Misalnya

harus sesuai jenis kulit, warna kulit, iklim, cuaca, waktu penggunaan, umur, dan

jumlah pemakaiannya sehingga tidak menimbulkan efek yang tidak diinginkan.

Sebelum mempergunakan kosmetik, sangatlah penting untuk mengetahui lebih dulu

apa yang dimaksud dengan kosmetik, manfaat dan pemakaian yang benar. Maka dari

itu perlu penjelasan lebih detail mengenai kosmetik

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, untuk dapat

memberikan gambaran dan pemahaman yang lebih jelas, maka rumusan masalah

pada penelitian ini meliputi tingkat pengetahuan siswi terhadap bahaya kosmetik

pemutih pada kesehatan kulit dan bagaimana sebenarnya sikap siswi setelah

mengetahui adanya bahaya kosmetik pemutih pada kesehatan kulit.

Page 16: Penelitian Tingkat Pengetahuan Dan Sikap Siswi Kelas x Angkatan 2014 Sma Negeri 5 Makassar Terhadap Bahaya Kosmetik Pemutih Pada Kesehatan Kulit

16

1.3. Tujuan Penelitian

1.3.1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui dan memperoleh gambaran tingkat pengetahuan

dan sikap siswi kelas X angkatan 2014 SMA Negeri 5 Makassar dalam

menggunakan kosmetik pemutih setelah ada bahaya kosmetik pemutih

terhadap kesehatan kulit dan peringatan dari pemerintah.

1.3.2. Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan siswi tentang bahaya

kosmetik pemutih pada kesehatan kulit.

2. Untuk mengetahui bagaimana sikap siswi mengenai bahaya kosmetik

pemutih pada kesehatan kulit

1.4. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini antara lain :

1. Dapat membantu memberikan masukan kepada para pembaca terutama

remaja putri tentang pengetahuan akan kosmetik pemutih yang

berbahaya

2. Kepada pemerintah kiranya dapat lebih selektif memberikan izin

terhadap produksi maupun distribusi kosmetik pemutih, dalam hal ini

dapat dipertimbangkan kandungan zat maupun usia konsumen

3. Kepada para produsen kosmetik pemutih diharapkan dapat

memproduksi kosmetik pemutih yang aman bagi konsumen dan dalam

melakukan promosi tidak terlalu berlebihan.

4. Diharapkan dapat menjadi sumber untuk penelitian selanjutnya

Page 17: Penelitian Tingkat Pengetahuan Dan Sikap Siswi Kelas x Angkatan 2014 Sma Negeri 5 Makassar Terhadap Bahaya Kosmetik Pemutih Pada Kesehatan Kulit

17

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Kosmetik Pemutih

Istilah kosmetik, yang dalam bahasa inggris “cosmetics”, berasal dari bahasa

yunani ”kosmetikos” yang berarti kecakapan dalam menghias, juga dari kata

“kosmein” yang berarti menata atau menghias. Kata ini memiliki akar kata dari

“kosmos” yang merujuk kepada keteraturan (order) dan harmoni dari seluruh

semesta, juga merupakan bentuk atau struktur suatu benda. Salah satu arti kosmos

yang juga dikontraskan chaos adalah hiasan yang tertata, ornamen yang harmonis,

seperti kalung dan anting yang digunakan perempuan untuk mempercantik diri

mereka. Penggunaan kata ini konon diterapkan pada langit yang berbintang guna

menggambarkan bahwa langit itu diciptakan untuk menghiasi dan memperindah

bumi. Dalam hal ini istilah kosmotik yang kini menjadi alat kecantikan dan

perawatan tubuh kaum hawa lebih dekat pengertiannya kepada sesuatu yang

diletakkan pada anggota tubuh perempuan guna menjaga terpeliharanya keutuhan

lingkungan alam, satu juga agar terbentuk suatu keteraturan (order) dan harmoni dari

tubuh dan pikiran. 7

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 140 tahun 1991 kosmetika

adalah sediaan atau paduan bahan yang siap digunakan pada bagian luar badan

(epidermis, rambut, kuku, bibir, dan organ kelamin bagian luar), gigi dan rongga

mulut, untuk membersihkan, menambah daya tarik, mengubah penampakan,

melindungi supaya dalam keadan baik, memperbaiki bau badan, tetapi tidak

dimaksud untuk mengobati atau menyembuhkan suatu penyakit. 7

Kosmetik sejauh yang diketahui oleh arkeolog pertama kali digunakan

dimesir pada 4000 tahun SM yang dibuktikan dari sisa artefak yang kemungkinan

digunakan untuk tata rias (make up) dan untuk penggunaan salep pewangi. Orang

yang pertama kali menggunakan kosmetik untuk wajahnya adalah nabi Yusuf ketika

menjawab sebagai wasir di negeri mesir. Namun, berbeda dengan tujuan penggunaan

Page 18: Penelitian Tingkat Pengetahuan Dan Sikap Siswi Kelas x Angkatan 2014 Sma Negeri 5 Makassar Terhadap Bahaya Kosmetik Pemutih Pada Kesehatan Kulit

18

kosmetik pada saat ini, nabi Yusuf justru menggunakan kosmetik untuk menutupi

“kegagahan” wajahnya yang bahkan digambarkan bisa membuat perempuan-

perempuan mesir menyayat tangannya sendiri akibat terpesona. Kemudian bersamaan

dengan permulaan era-Kristen, kosmetik pun digunakan menjadi secara luas di

kekaisaran romawi. Kohl (sebuah preparat yang diolah dari jelaga atau antimony2),

misalnya digunakan untuk menghitamkan bulu mata dan alis mata serta untuk

mempertegas garis bentuk kelopak mata. Pemerah muka digunakan untuk pipi, dan

berbagai bedak pemutih digunakan untuk mensimulasi atau menambah kewajaran

corak kulit. Sedang minyak mandi digunakan secara luas, serta berbagai bahan abrasif

yang digunakan sebagai pasta gigi dan parfum, yang baru digunakan belakangan,

diolah dari wewangian floral dan herbal yang diperoleh dari resin alami sebagai

fiksatif. 7

Kecantikan adalah pasword serba guna dan sakti yang memungkinkan

pemiliknya naik ke tingkat sosial yang lebih tinggi, atau paling tidak mendapat

perlakuan dan pelayanan lebih baik di kelas sosialnya sendiri. Meski semakin banyak

perempuan ynag menyadari bahwa kecantikan adalah hadiah dari Tuhan, bukan hasil

usaha atau prestasi, dan kendati masyarakat mulai menghargai perempuan karena

kecerdasan, kompetensi, dan kepribadiannya; namun, kecantikan masih tetap

merupakan senjata utama kaum hawa.8

Kalau tidak keliru, salah satu kriteria cantik sekarang ini adalah kulit wajah

yang terang atau putih. Kriteria ini bersumber dari doktrin yang didiktekan oleh

industri kecantikan, dikampanyekan secara terus-menerus melalui iklan di televisi,

majalah khusus perempuan, media luar ruang, sinetron, film layar lebar, aneka kontes

kecantikan, penjualan langsung door to door, dan lain-lain.8

Bicara mengenai kosmetik, berarti kita bicara mengenai wanita. Kosmetik

sangat ‘identik’ dengan wanita. Sebagian wanita menempatkan kosmetik ini menjadi

kebutuhannya yang pertama. Karena ia marasa, kosmetik membuatnya tambah

percaya diri, membuatnya menjadi bertambah menarik dan membuatnya dapat

mempertahankan kesehatan dan kondisi kulitnya.9

Page 19: Penelitian Tingkat Pengetahuan Dan Sikap Siswi Kelas x Angkatan 2014 Sma Negeri 5 Makassar Terhadap Bahaya Kosmetik Pemutih Pada Kesehatan Kulit

19

Dalam tahapan perawatan kulit, kita mengenal:

a. Tahap pertama yaitu, pembersihan

b. Tahap kedua yaitu, pelembaban

c. Tahap ketiga yaitu, penipisan/pengelupasan

d. Tahap keempat yaitu, perlindungan

e. Tahap kelima yaitu, kosmetik

Sebagai seorang gadis atau wanita, pasti kosmetik telah menjadi bagian dari

hidup mereka. Dengan kosmetik, remaja dapat membuat penampilan dan wajah

mereka lebih cantik. Kosmetik juga dapat menyamarkan bagian-bagian tertentu

diwajah yang tidak ingin dilihat oleh orang lain.10

Namun perlu diketahui bahwa kosmetik juga memiliki expired date alias masa

kadaluarsa. Dimana masa kadaluarsa kosmetik juga bergantung pada cara pemakaian

kosmetik itu sendiri.10

Beberapa kosmetik bisa tahan hingga 3 tahun. Namun ada juga kosmetik yang

hanya bertahan 3 bulan saja. Karena itu perlu diperhatikan kapan membeli kosmetik

tersebut dan memperhatikan masa kadaluarsa kosmetik yang di gunakan.10

a. Sabun Pemutih

Sabun pemutih adalah jenis sabun yang komposisinya ditambahkan suatu

jenis whitening yang mempunyai fungsi untuk memutihkan kulit. Gunakan sabun

yang tidak alkalis, carilah yang mempunyai pH sesuai pH kulit dan lebih baik lagi

bila mengandung pelembab (biasanya sabun tidak banyak busa).11

b. Pelembab Tabir Surya

Salah satu produk perawatan kulit yang tak boleh ketinggalan adalah

pelembab. Karena manfaatnya sangat besar bagi kulit dan dengan menggunakan

produk ini, kalian membantu kulit untuk melindunginya dari bahaya kekeringan

(dehidrasi). Tabir surya diperlukan agar kulit tidak terbakar atau timbul

Page 20: Penelitian Tingkat Pengetahuan Dan Sikap Siswi Kelas x Angkatan 2014 Sma Negeri 5 Makassar Terhadap Bahaya Kosmetik Pemutih Pada Kesehatan Kulit

20

hiperpigmentasi. Biasanya para wanita mengeluh kulitnya tambah gelap atau flek-

fleknya bertambah setelah bepergian ke daerah yang suhu udanya panas. Sinar

matahari memang merangsang pembentukan pigmen kulit. Pigmen sebenarnya

berguna untuk melidungi kulit dari efek jelek sinar matahari. 11

Sinar matahari yang perlu diwaspadai adalah antara jam 09.00 pagi sampai

15.00 sore, sehinga pada jam-jam tersebut sebisa mungkin tidak berada di bawah

terik matahari sebaiknya kulit yang terbuka diolesi tabir surya dengan kekuatan SPF

15 (Sun Protecting Faktor) atau lebih. 11

Yang dimaksud dengan SPF adalah beberapa kali lebih lama suatu bahan

dapat menghambat kemerahan pada kulit saat terpancar sinar matahari. Jadi kalau

suatu krim mempunyai SPF 15 maka krim tersebut dapat menghambat sampai 15 kali

lebih lama terjadinya kemerahan pada kulit karena tabir surya hanya bertahan 5 jam.11

c. Cream Pemutih

Saat anda tidur di malam hari, kulit tubuh anda sebenarnya sedang bekerja

untuk meremajakan kulit anda. Untuk itu anda harus mengenakan krem malam agar

kulit anda bisa bekerja dengan baik meski proses regenarasi ini berlangsung alami,

anda bisa membantu dengan menambahkan persediaan makanan untuk kulit. Bila

persediaan nutrisi cukup maka proses perbaikan sel kulit yang rusak juga akan

semakin berjalan lancar.12

Cara yang dapat anda lakukan adalah mengoleskan krem malam secara rutin

pada wajah, leher dan bagian-bagian tubuh yang perlu. Night cream atau krem malam

merupakan pelembab kulit tanpa kandungan tabir surya.12

Tetapi kandungan utama di setiap krem malam adalah natural moisturizer.

Pelembab alami inilah yang berfungsi mengatur kadar air dalam lapisan kulit anda

yang terluar atau biasa disebut stratum korneum. Pelembab ini tidak hanya

mendistribusikan air tetapi sifat humectantnya mampu menghindari dehidrasi kulit.

Page 21: Penelitian Tingkat Pengetahuan Dan Sikap Siswi Kelas x Angkatan 2014 Sma Negeri 5 Makassar Terhadap Bahaya Kosmetik Pemutih Pada Kesehatan Kulit

21

Karena fungsinya yang mengikat air maka bisa meminimalkan penguapan serta

menjamin ketersedian air yang cukup.12

Sedangkan day cream/cream siang biasanya diberi tambahan pelindung anti

ultra violet dan digunakan pada siang hari. Meski formulanya hampir sama dengan

cream malam memiliki kandungan nutrisi lebih banyak karena ditambah vitamin A,

C, E serta formula anti penuaan (anti aging) di dalamnya. Teksturnya pun cenderung

lebih kental bahkan menyerupai pasta.12

2.2. Kosmetik Pemutih Berbahaya

Melalui siaran pers No: KH. 00.05.4.1745 Tanggal: 26 November 2008,

Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) mengeluarkan peringatan kepada

masyarakat tentang kosmetik yang mengandung zat warna yang dilarang. Dalam

siaran pers tersebut BPOM menyebutkan bahwa dari hasil investigasi dan penelitian

dari BPOM telah menemukan 27 produk kosmetik yang beredar di masyarakat telah

mengandung logan berat jenis Merkuri dan zat pewarna Rhodamin (Merah K.10).

Penggunaan bahan tersebut dalam sediaan kosmetik dapat membahayakan kesehatan

dan dilarang digunakan seperti tercantum dalam Peraturan Menteri Kesehatan RI

No.445/MENKES/PER/V/1998 tentang Bahan, Zat warna, Substratum, Zat pengawet

dan Tabir Surya dalam Kosmetik.

Inilah daftar kosmetik yang ditarik dari peredaran oleh BPOM karena

mengandung bahan berbahaya dan zat warna yang dilarang digunakan dalam

kosmetik.13,14

1. Dokter Kayama (Whitening Day Cream) diproduksi oleh CV. Estetika Karya

Pratama, Jakarta mengandung merkuri.

2. Dokter Kayama (Whitening Night Cream) diproduksi oleh CV. Estetika

Karya Pratama, Jakarta mengandung merkuri.

3. MRC Putri Salju Cream diproduksi oleh CV. Ngongoh Cosmetic, Bekasi

mengandung retinoic acid.

Page 22: Penelitian Tingkat Pengetahuan Dan Sikap Siswi Kelas x Angkatan 2014 Sma Negeri 5 Makassar Terhadap Bahaya Kosmetik Pemutih Pada Kesehatan Kulit

22

4. MRC PS Crsytal Cream diproduksi oleh CV. Ngongoh Cosmetic ,

mengandung retinoic acid.

5. Blossom Day Cream, tak diketahui produsennya, mengandung Merkuri.

6. Blossom Night Cream, tak diketahui produsennya, mengandung Merkuri.

7. Cream Malam, distributor Lily Cosmetic, Yogyakarta mengadung Merkuri.

8. Day Cream Vitamin E Herbal diproduksi PT.Locos, Bandung mengandung

Merkuri.

9. Locos Anti Flek Vit.E dan Herbal diproduksi PT. Locos, Bandung

mengandung Merkuri.

10. Night Cream Vitamim E Herbal diproduksi PT.Locos, Bandung mengandung

Merkuri

11. Kosmetik Ibu Sari Krim Siang, tidak ada produsennya, mengandung Merkuri.

12. Krim Malam, tidak ada produsennya, mengandung Merkuri.

13. Meei Yung (putih) diimpor dari Huang Zhou mengandung Merkuri.

14. Meei Yung (kuning) diimpor dari Huang Zhou mengandung Merkuri.

15. New Rody Special (putih) diimpor dari Shenzen, China mengandung Merkuri

16. New Rody Special (kuning) diimpor dari Shenzen, China mengandung

Merkuri

17. Shee Na Whitening Pearl Cream dari Atlie Cosmetic mengandung Merkuri

18. Aily Cake 2 in 1 Eye Shadow “01”, tidak ada produsennya, mengandung

merah K.3.

19. Baolishi Eye Shadow diproduksi dari Baolishi Group Hongkong

mengandung Rhodamin B (merah K.10)

20. Cameo Make Up Kit 3 in 1 Two Cake dan Multi Eye Shadow dan Blush dari

Tailamei Cosmetic Industrial Company mengandung Rhodamin B.

21. Cressida Eye Shadow, tak ada produsennya, mengandung Rhodamin B.

22. KAI Eye Shadoq dan Blush On mengandung Rhodamin B.

23. Meixue Yizu Eye Shadow diproduksi oleh Meixue Cosmetic Co.Ltd

mengandung Merah K.10.

Page 23: Penelitian Tingkat Pengetahuan Dan Sikap Siswi Kelas x Angkatan 2014 Sma Negeri 5 Makassar Terhadap Bahaya Kosmetik Pemutih Pada Kesehatan Kulit

23

24. Noubeier Blusher diproduksi oleh Taizhou Xhongcun Tianyuan mengandung

Merah K.3.

25. Noubeier Blush On mengandung merah K.3 dan Rhodamin B.

26. Noubeier Pro-make Up Blusher No.5 diproduksi oleh Taizhou Zhongcun

Tianyuan Daily-Use Chemivals Co Ltd mengandung merah K.3.

27. Sutsyu Eye Shadow diproduksi oleh Sutsyu Corp Tokyu mengandung Merah

K.3.

a. Merkuri

Merkuri (Hg)/Air Raksa termasuk logam berat berbahaya, yang dalam

konsentrasi kecil pun dapat bersifat racun. Pemakain merkuri (Hg) dalam cream

pemutih dapat menimbulkan berbagai hal, mulai dari perubahan warna kulit yang

pada akhirnya dapat menyebabkan bintik-bintik hitam pada kulit, alergi, iritasi kulit

serta pemakaian dengan dosis tinggi dapat menyebabkan kerusakan permanen otak,

ginjal, dan gangguan perkembangan janin bahkan paparan jangka pendek dalam dosis

tinggi juga dapat menyebabkan muntah-muntah, diare dan kerusakan paru-paru serta

merupakan sel karsinogenik (dapat menyebabkan kanker) pada manusia.15,16,17

Merkuri (Hg) atau air raksa inorganik dipakai buat memutihkan kulit wajah,

khususnya di negeri Cina. Penggunaan Merkuri sebagai pemutih bahkan tercatat

dalam sejarah masyarakat di zaman Mesir Kuno. Masyarakat Mesir Kuno sudah

memanfaatkan merkuri. Barulah kemudian pada abad 18 dunia kedokteran memakai

merkuri sebagai obat sifilis. Sebenarnya ada jenis bahan pemutih lainnya yang dapat

dipergunakan sebagai pemutih yang jauh lebih aman dari merkuri antara lain AHA

(Asam Alfa Hidroksi). AHA yang terdapat dalam kosmetik pemutih dipasaran bebas

umumnya berkadar 4%, sedangkan yang di anjurkan oleh dokter lebih besar dari 8%.

1,3,18

Page 24: Penelitian Tingkat Pengetahuan Dan Sikap Siswi Kelas x Angkatan 2014 Sma Negeri 5 Makassar Terhadap Bahaya Kosmetik Pemutih Pada Kesehatan Kulit

24

Penggunaan merkuri sebagai bahan pemutih merupakan satu yang masih

tersisa dan kendati menyalahi aturan, masih tetap saja dipasar-bebaskan sebagai

bahan berkhasiat dalam cream pemutih kulit. Unsur merkuri yang ada di kosmetik

akan diserap melalui kulit, kemudian akan dialirkan melalui darah keseluruh tubuh

dan merkuri itu akan mengendap di dalam ginjal yang berakibat terjadinya gagal

ginjal yang sangat parah (bisa menyebabkan kematian). Merkuri inorganik dalam

cream pemutih (yang mungkin tak mencantumkannya pada labelnya) bisa

menimbulkan keracunan bila digunakan untuk waktu lama. 1,3

Pemakaian kosmetik yang mengandung Merkuri dapat mengakibatkan :

1. Dapat memperlambat pertumbuhan janin

2. Mengakibatkan keguguran (Kematian janin dan Mandul)

3. Flek hitam pada kulit akan memucat (seakan pudar) dan bila pemakaian

dihentikan, flek itu dapat/akan timbul lagi & bertambah parah (melebar).

4. Efek rebound yaitu memberikan respon berlawanan (kulit akan menjadi

gelap/kusam saat pemakaian kosmetik dihentikan).

5. Bagi Wajah yang tadinya bersih lambat laun akan timbul flek yang

sangat parah (lebar).

6. Dapat mengakibatkan kanker kulit.

Penggunaan merkuri walau tidak seburuk efek merkuri gugusan yang tertelan

(yang ditemukan dalam ikan yang tercemar dan termakan), tetap menimbulkan efek

buruk pada tubuh. Kendati cuma dioleskan ke permukaan kulit, merkuri mudah

diserap masuk ke dalam darah, lalu memasuki sistem saraf. Manifestasi gejala

keracunan merkuri akibat pemakaian cream kulit muncul sebagai ganguan sistem

saraf, seperti tremor, insomnia, kepikunan, gangguan penglihatan, gerakan tangan

abnormal (ataksia), gangguan emosi, gagal ginjal, batu ginjal. Oleh karena umumnya

tak terduga kalau itu penyakitnya, kasus keracunan merkuri, sering salah di diagnosis

sebagai kasus alzaiemer, parkinson, atau penyakit gangguan otak. Setelah sekian

Page 25: Penelitian Tingkat Pengetahuan Dan Sikap Siswi Kelas x Angkatan 2014 Sma Negeri 5 Makassar Terhadap Bahaya Kosmetik Pemutih Pada Kesehatan Kulit

25

lama, kosmetik tersebut akan diserap melalui kulit dan dialirkan melalui darah ke

seluruh tubuh, akhirnya merkuri itu akan mengendap di dalam ginjal, sehingga

menyebabkan gagal ginjal yang sangat parah bagi pemakainya.1,3

Bagi mereka yang memakai cream pemutih sebaiknya perlu selalu

mewaspadai jika tidak jelas apa kandungan bahan kimiawinya. Pemutih yang baik

adalah pemutih yang aman dan efektif, jika memang dinamakan pemutih harus

menghasilkan sesuai dengan yang dijanjikan yaitu dapat memutihkan. Kerja pertama

pemutih kulit adalah menghancurkan epidermis atau lapisan kulit teratas dari wajah

maupun tubuh. Bahan seperti merkuri, hydroquinone atau steroid memang terbukti

reaktif dan sangat cepat melakukan proses pengangkutan ini. Secara teori, pemutihan

kulit bisa saja dilakukan dengan penipisan kulit misalnya dengan luar menggunakan

bahan scrubbing dari bengkuan (secara tradisional) atau bahan kimia. Tapi kalau kulit

tipis dan terus-menerus terpapar matahari, akibatnya akan merubah warna jadi merah

atau bahkan terbakar. Proses pemutihannya pun, membutuhkan waktu selama

beberapa bulan. Pemakain pemutih yang benar adalah hanya pada kulit yang berubah

warna akibat terpapar sinar matahari. Untuk yang ingin berkulit putih, rajin-rajinlah

membersihakn kulit dan hindari matahari. Ketika membeli kosmetik sebaiknya lebih

berhati-hati dalam memilih dan menggunakan produk pemutih, kenali dahulu seperti

apa pemutih yang aman bagi tubuh dan wajah. Ciri-ciri kosmetik produk pemutih

yang berbahan merkuri umumnya tampak pearly (putih mengkilap). Kendati tidak

mencantumkan kandungan merkuri, tetap tidak boleh yakin pasti tidak bermerkuri.

Jadi, baca terlebih dahulu label dan aturan pakai yang tertera dalam kemasan produk

skin whitening (pemutih) yang telah diseleksi dan diteliti kandungan kimia dan

keamanannya bagi tubuh oleh BPOM atau DEPKES.3

b. Hidroquinon

Hidroquinon termasuk golongan obat keras, yang hanya dapat digunakan

berdasarkan resep dokter. Bahaya pemakaian obat keras ini tanpa pengawasan dokter

dapat menyebabkan iritasi kulit, kulit menjadi merah dan rasa terbakar juga dapat

Page 26: Penelitian Tingkat Pengetahuan Dan Sikap Siswi Kelas x Angkatan 2014 Sma Negeri 5 Makassar Terhadap Bahaya Kosmetik Pemutih Pada Kesehatan Kulit

26

menyebabkan kelainan pada ginjal (nephropathy), kanker sel darah putih (leukimia)

dan kanker sel hati (hepatoceluler adenoma).3,19

Hidroquinon sebetulnya diperbolehkan ada dalam kosmetik. Tetapi

konsentrasinya tidak boleh lebih dari 2%. Penggunaan lebih dari itu harus

sepengetahuan dokter. Pemakaian tak terkontrol berisiko terjadinya iritasi, kulit

menjadi sensitif, perih, dan kemerahan. Risiko itu lebih besar pada wanita yang

berkulit putih.3

Kegunaan Hydroquinone adalah menurunkan pembentukan melanin pada

kulit. Melanin adalah pigmen pada kulit yang memberikan warna gelap/coklat.

Hydroquinone digunakan untuk mencerahkan daerah gelap pada kulit seperti kerut,

bintik-bintik penuaan, melasma, (warna gelap/kusam pada kulit yang timbul

disebabkan oleh alat kontrasepsi) Hal-hal yang perlu diketahui dalam penggunaan

hydroquinone: Hindari sinar matahari atau sinar UV buatan (lampu UV). Kulit dapat

menjadi lebih gelap, harus menggunakan sunscreen minimum SPF 15. Tidak boleh

digunakan pada kulit yang telah terbakar sinar matahari, terkena angin/debu, kering,

pecah-pecah, teriritasi, luka terbuka. Kondisinya bisa semakin memburuk jika tetap

digunakan. Harus menunggu kondisi sembuh baru bisa menggunakan hydroquinone.

(Bagaimana mungkin jika demikian kulit yang bermasalah justru harus menghindari

hydroquinone, sedangkan banyak orang yang berjerawat/iritasi justru ingin kembali

normal). Tidak boleh digunakan pada kulit yang memiliki masalah alergi, tidak boleh

digunakan jika memiliki masalah hati atau ginjal. Tidak diketahui apakah dapat

berbahaya bagi bayi dalam janin pemakai. Jadi sebaiknya dihindari jika dalam

keadaan hamil. Tidak diketahui apakah dapat berbahaya bagi bayi yang mendapat

ASI pada ibu yang memakai hydroquinone. Hydroquinone hanya digunakan pada

kulit yang terkena masalah seperti bintik-bintik penuaan, warna gelap pada kulit dll,

(jadi tidak seluruh muka, ini juga kan repot atau berarti tidak aman bagi daerah kulit

yang tidak bermasalah) Tidak boleh digunakan pada mata, bibir, dalam hidung atau

mulut. Bibir dapat kaku. Hydroquinone harus digunakan secara teratur untuk

Page 27: Penelitian Tingkat Pengetahuan Dan Sikap Siswi Kelas x Angkatan 2014 Sma Negeri 5 Makassar Terhadap Bahaya Kosmetik Pemutih Pada Kesehatan Kulit

27

memperoleh hasil yang maksimal. Jika waktu digunakan teratur ternyata ada hari

dimana kita lupa memakainya, dosisnya tidak boleh digandakan pada pemakaian

berikutnya. Pemakaian hydroquinone tidak boleh digunakan bersamaan dengan atau

tidak boleh dicampur dengan semua produk peroxide, seperti benzoyl peroxide,

hydrogen peroxide dll. Efek samping hydroquinone Kulit kering, pecah2 ,

Kemerahan/seperti kulit terbakar, iritasi, Perubahan warna pada kulit , Gatal2,

bengkak, Sakit kepala, Sulit bernafas, dll.3

c. Rhodamin B

Bahan pewarna K.10 (Rhodamin B) dan merah K.3 (CI Pigment Red 53 :

D&C No. 8 :15585) merupakan zat warna sintetis yang pada umumnya digunakan

sebagai zat warna kertas, tekstil atau tinta. Zat warna ini dapat menyebabkan iritasi

pada saluran pernapasan dan merupakan zat karsinogenik (dapat menyebabkan

kanker) serta Rhodamin dalam konsentrasi tinggi dapat menyebabkan kerusakan

pada hati. 3

Ketiga bahan berbahaya dia atas yang terkandung dalam kosmetik sangat

bersifat toksik. Selain menyebabkan efek lokal di tempat kontak, suatu toksikan akan

menyebabkan kerusakan bila ia diserap oleh organisme itu. Absorbsi dapat melalui

kulit, saluran cerna, paru-paru, dan beberapa jalur lain. Selain itu, sifat dan hebatnya

efek zat kimia terhadap organisme ini tergantung dari kadarnya di organ sasaran.

Kadar ini tidak hanya tergantung pada dosis yang diberikan tetapi juga pada beberapa

faktor lain seperti derajat absorbsi, distribusi, pengikatan dan ekskresi. Agar dapat

diserap, didistribusi, dan akhirnya dikeluarkan, suatu toksikan harus melewati

sejumlah membran sel. Suatu toksikan melewati membran sel melalui empat

mekanisme yang terpenting di antaranya adalah difusi pasif lewat membran

mekanisme lain adalah filtrasi lewat pori-pori membran, transport lewat perantara

carier dan pencaplokan oleh sel.10,12

Page 28: Penelitian Tingkat Pengetahuan Dan Sikap Siswi Kelas x Angkatan 2014 Sma Negeri 5 Makassar Terhadap Bahaya Kosmetik Pemutih Pada Kesehatan Kulit

28

Jalur utama bagi penyerapan toksikan adalah saluran cerna, paru-paru dan

kulit. Kulit umunya relatif impermeabel, dan karenanya merupakan sawar yang baik

yang memisahkan organisme itu dari lingkungannya. Namun, beberapa zat dapat

diserap melalui kulit dalam jumlah cukup banyak sehingga menimbulkan efek

sistemik.10,12,19

Suatu zat kimia dapat diserap lewat folikel rambut atau lewat sel-sel kelenjar

keringat atau sel kelenjar sebasea. Namun penyerapan lewat jalur ini kecil sekali

sebab struktur ini hanya sebagian kecil dari permukaan kulit. Maka absorbsi zat kimia

di kulit sebagian besar adalah menembus lapisan kulit yang terdiri atas epidermis dan

dermis.15

Fase pertama absorbsi perkutan adalah difusi toksikan lewat epidermis yang

merupakan sawar terpenting, terutama stratum korneum. Stratum korneum terdiri atas

beberapa lapisan sel mati yang tipis dan rapat, yang berisi bahan (protein filamen)

yang resisten secara kimia. Sejumlah kecil zat-zat polar tampaknya dapat berdifusi

lewat permukaan luar filamen protein stratum korneum yang terhidrasi.15,21

Fase kedua absorbsi perkutan adalah difusi toksikan lewat dermis yang

mengandung medium difusi yang berpori, nonselektif dan cair. Oleh karena itu,

sebagai sawar, dermis jauh kurang efektif dibandingkan stratum korneum. Akibatnya

abrasi atau hilangnya stratum korneum menyebabkan sangat meningkatnya absorbsi

perkutan. Zat-zat asam, basa, dan gas mustard juga akan menambah absorbsi dengan

merusak sawar ini.15,21

2.3. Tinjauan Umum tentang Pengetahuan dan Sikap

2.3.1. Tinjauan Umum tentang Pengetahuan

Pengetahuan berasal dari kata tau yang berarti mengerti sesudah melithat,

menyaksikan, mengalami atau diajarkan sedangkan kata pengetahuan adalah segala

Page 29: Penelitian Tingkat Pengetahuan Dan Sikap Siswi Kelas x Angkatan 2014 Sma Negeri 5 Makassar Terhadap Bahaya Kosmetik Pemutih Pada Kesehatan Kulit

29

sesuatu yang diketahui karena mempelajari ilmu dan yang diketahui karena

mengalami, melihat dan mendengar.

Pengetahuan (knowledge) adalah merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi

setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan

terjadi melalui pancaindera manusia yakni : penglihatan, pendengaran, penciuman,

rasa dan bau. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan

telinga. (Notoadmodjo, 2003).

Pengetahuan kognitif merupakan dominan yang sangat penting untuk

terbentuknya tindakan seseorang (over behavior). Selanjutnya menurut pengalaman

dan hasil penelitian Rogers (1974) bahwa perilaku yang didasari pengetahuan.

Pengetahuan atau kognitif yang merupakan dominan yang sangat penting untuk

terbentuknya tindakan seseorang.

Pengetahuan yang dicakup dalam dominan kognitif mempunyai 6 tingkatan :

1. Tahu (Know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari

sebelumnya. Termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali

(recall) terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau

rangsangan yang telah diterima, merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah.

2. Memahami (Comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara

benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut.

3. Aplikasi (Application)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah

dipelajari pada situasi atau kondisi sebenarnya (recall). Aplikasi disini dapat diartikan

sebagai aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip, dalam

konteks situasi yang lain.

Page 30: Penelitian Tingkat Pengetahuan Dan Sikap Siswi Kelas x Angkatan 2014 Sma Negeri 5 Makassar Terhadap Bahaya Kosmetik Pemutih Pada Kesehatan Kulit

30

4. Analisis (Analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi suatu objek

kedalam komponen-komponen, tetapi masih didalam suatu struktur organisasi

tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat

dilihat dari penggunaan kata kerja, seperti dapat menggambarkan (membuat logam),

membedakan, memisahkan dan mengelompokkan.

5. Sintesis (Synthesis)

Sintesis menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau

menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk kemampuan yang baru. Dengan

kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun suatu formulasi baru dari

formulasi-formulasi yang ada. Misalnya dapat menyusun, merencanakan,

meringkaskan, menyesuaikan terhadap suatu teori atau rumusan-rumusan yang telah

ada.

6. Evaluasi (evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau

penilalian terhadap suatu materi atau objek dan merupakan tingkat pengetahuan

tertinggi. Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara dan atau

angket yang menanyakan tentang isi materi yang diukur dari subjek penelitian

(responden).

2.3.2. Tinjauan umum tentang sikap

Sikap adalah pandangan atau perasaan yang disertai kecenderungan untuk

bertindak sesuatu dengan sikap objek tadi, jadi sikap senantiasa terarah terhadap

suatu hal, suatu objek tidak ada sikap yang tanpa objek.

Ciri-ciri sikap adalah : sikap bukan dibawah sejak lahir, melainkan dibentuk

atau dipelajari sepanjang perkembagan orang itu dalam hubungan dengan objeknya.

Sikap dapat berubah-ubah karena itu sikap dapat dipelajari dan karena itu pula sikap

dapat berubah pada orang-orang bila terdapat keadaan-keadaan dan syarat-syarat

Page 31: Penelitian Tingkat Pengetahuan Dan Sikap Siswi Kelas x Angkatan 2014 Sma Negeri 5 Makassar Terhadap Bahaya Kosmetik Pemutih Pada Kesehatan Kulit

31

tertentu tentang mempermudah sikap orang itu. Sikap tidak berdiri sendiri tapi

senantiasa mempunyai hubungan tertentu terhadap suatu objek. Objek sikap itu dapat

merupakan suatu hal tertentu tetapi dapat juga merupakan kumpulan dari hal tertentu.

Sikap dapat dibentuk atau berubah melalui 4 macam cara :

a. Adopsi : Yakni kejadian-kejadian dan peristiwa yang terjadi berulang dan

teru menerus. Lama kelamaan secara bertahap kedalam diri individu dan

mempengaruhi suatu sikap.

b. Diferensiasi : Dengan berkembangnya intelegensia, bertambahnya

pengalaman sejalan dengan bertambahnya usia maka ada hal-hal yang

tadinya dianggap sejenis sekarang dipandang tersendiri lepas dari jenisnya.

c. Intelegensia : Terbentuknya sikap disini terjadi secara bertahap, dimulai

dari berbagai pengalaman yang berhubungan dengan suatu hal tertentu

d. Trauma : Pengalaman yang tiba-tiba mengejutkan yang meninggalkan

kesan yang mendalam pada jiwa orang yang bersangkutan.

Menurut Notoatmodjo (2007), sikap terdiri dari berbagai tingkatan, yakni :

Menerima (Receiving) : Menerima diartikan bahwa orang (subjek) mau dan

memperhatikan stimulus yang diberikan (objek). Misalnya sikap orang

terhadap gizi dapat dilihat dari kesediaan dan perhatian.

Merespon (Responding) : Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan

dan menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap.

Karena dengan suatu usaha untuk menjawab pertanyaan atau mengerjakan

tugas yang diberikan, terlepas pekerjaan itu benar atau salah, berarti orang

menerima ide tersebut.

Menghargai (Valuing) : Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau

mendiskusikan dengan orang lain terhadap suatu masalah adalah suatu

indikasi sikap tingkat tiga. Misalnya seorang ibu ini mengajak ibu yang lain

Page 32: Penelitian Tingkat Pengetahuan Dan Sikap Siswi Kelas x Angkatan 2014 Sma Negeri 5 Makassar Terhadap Bahaya Kosmetik Pemutih Pada Kesehatan Kulit

32

(tetangga, saudara/i, sebaginya) untuk pergi menimbang anaknya keposyandu

atau mendiskusikan tentang gizi.

Bertanggung jawab (Responsible) : Bertanggung jawab atas segalanya sesuatu

yang telah dipilihnya dengan segala risiko merupakan sikap yang paling

tinggi. Misalnya seorang ibu mau menggunakan kosmetik pemutih, meskipun

mendapat tantangan dari suami atau dari mertuanya.

Pengukuran sikap dilakukan dengan secara langsung dan tak langsung dapat

ditanyakan bagaimana pendapat atau pertanyaan responden terhadap suatu objek.

Secara tak langsung dapat dilakukan dengan pertanyaan-pertanyaan hipotesis,

kemudian ditanyakan pendapat responden.

Page 33: Penelitian Tingkat Pengetahuan Dan Sikap Siswi Kelas x Angkatan 2014 Sma Negeri 5 Makassar Terhadap Bahaya Kosmetik Pemutih Pada Kesehatan Kulit

33

BAB III

KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

3.1. Dasar pemikiran variable penelitian

Kosmetik dan siswi mempunyai hubungan saling interaksi yang unik.

Kosmetik yang ditawarkan oleh produsen dengan segala macam klaim dan iming-

iming diharapkan akan menjadi konsumsi para siswi. Sedangkan ada produsen yang

tidak memperhatikan faktor keamanan dan keselamatan penggunaan kosmetik.

Sementara siswi yang dalam tahap perkembangan mencari jati diri dengan segala

kebanggaan dan keinginan untuk tampil sempurna akan menggunakan kosmetik

sebagai salah satu cara untuk memoles diri. Seberapa besar kecenderungan remaja

dalam mengkonsumsi kosmetik untuk lebih mempercantik diri tentu saja dipengaruhi

oleh beberapa faktor,diantaranya :

1. Umur

Target produsen untuk pemasaran produk kosmetiknya adalah remaja putri

dan wanita dewasa. Kebanyakan dari konsumen produk kosmetik sudah mulai

menggunakan kosmetik sejak masih remaja. Hal ini mereka lakukan untuk bisa

tampil lebih cantik dan memelihara kecantikan mereka lebih dini. Sementara bagi

mereka wanita dewasa menggunakan kosmetik dimaksudkan untuk pencegahan

penuaan dini.

2. Alasan tidak pakai kosmetik

Setiap siswi mempunyai alasan yang berbeda mengapa ia menggunakan

kosmetik pemutih. Untuk itu remaja harus tahu betul atas dasar apa ia menggunakan

suatu kosmetik pemutih. Seberapa pentingkah kosmetik pemutih tersebut bagi

dirinya.

3. Tingkat pengetahuna siswi terhadap bahaya kosmetik pemutih

Semakin banyaknya kosmetik pemutih yang beredar di pasaran, membuat

tingginya angka risiko para konsumen menggunakan kosmetik pemutih yang

Page 34: Penelitian Tingkat Pengetahuan Dan Sikap Siswi Kelas x Angkatan 2014 Sma Negeri 5 Makassar Terhadap Bahaya Kosmetik Pemutih Pada Kesehatan Kulit

34

berbahaya, pengetahuan tentang bahaya kosmetik pemutih pada kesehatan kulit

meliputih: definisi kosmetik, Instansi yang mengawasi obat dan makanan di

Indonesia, Bahaya atau efek yang ditimbulkan oleh zat berbahaya pada kosmetik

pemutih, serta peraturan manteri kesehatan yang mengtur tentang kosmetik pemutih.

4. Sikap siswi terhadap bahaya kosmetik pemutih

Adanya kosmetik berbahaya serta peringatan dari pemerintah tentunya akan

mendapat respon yang berbeda dari setiap individu, pada penelitian ini kami hanya

ingin menilai bagaimana tanggapan dan sikap siswi terhadap tersebut..

Kerangka Konsep

3.2.Definisi operasional dan kriteria objektif

3.2.1. Variable Independen

1. Tingkat pengetahuan

Definisi : Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui para siswi

tentang kosmetik pemutih, jenis-jenis kosmetik pemutih, bahaya kosmetik

BAHAYA KOSMETIK

PEMUTIH PADA

KESEHATAN KULIT

PENGETAHUAN SIKAP

Page 35: Penelitian Tingkat Pengetahuan Dan Sikap Siswi Kelas x Angkatan 2014 Sma Negeri 5 Makassar Terhadap Bahaya Kosmetik Pemutih Pada Kesehatan Kulit

35

pemutih, zat-zat berbahaya yang terkandung dalam kosmetik pemutih, dan

efek samping yang berbahaya dari kosmetik pemutih.

Alat ukur : Kuisioner

Cara ukur : Di nilai berdasarkan jawaban dari responden, jumalah

pertanyaan sebanyak 10 pertanyaan apabila jawaban responden benar akan

diberi nilai 1 dan apabila jawaban responden salah diberi nilai 0 dengan

demikian skor tertinggi adalah 10.

Kriteria objektif umum :

a. Baik : Apabila responden mampuh menjawab ≥ 8 soal dengan benar,

yaitu skor 8-10

b. Cukup : Apabila responden mampuh menjawab 5-7 soal dengan benar,

yaitu skor 5-7

c. Kurang : Apabila responden hanya mampuh menjawab ≤ 5 soal dengan

benar, yaitu skor kurang dari 5

Kriteria objektif khusus :

a. Baik : Apabila jawaban responden benar > 80%

b. Cukup : Apabila jawaban responden benar antara 60-80%

c. Kurang : Apabila jawaban responden benar antara 50-60%

d. Buruk : Apabila jawaban responden < 50%

2. Sikap

Definsi : pertanyaan setuju atau tidak setuju tentanh hal yang berkaitan adanya

bahaya pada kosmetik pemutih yang memberikan efek pada kesehatan kulit.

Alat ukur : kuisioner

Cara ukur : dengan mencatat sikap responden terhadap bahaya kosmetik

pemutih pada kesehatan kulit.

Page 36: Penelitian Tingkat Pengetahuan Dan Sikap Siswi Kelas x Angkatan 2014 Sma Negeri 5 Makassar Terhadap Bahaya Kosmetik Pemutih Pada Kesehatan Kulit

36

Kriteria Objektif :

a. Positif : jika menjawab “setuju” ≥ 50% pertanyaan sikap yang di

ajukan pada kuisioner

b. Negatif : jika menjawab “setuju”≤ 50% pertanyaan sikap yang di

ajukan pada kuisioner.

Page 37: Penelitian Tingkat Pengetahuan Dan Sikap Siswi Kelas x Angkatan 2014 Sma Negeri 5 Makassar Terhadap Bahaya Kosmetik Pemutih Pada Kesehatan Kulit

37

BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1. Jenis penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif untuk mengetahui

tingkat pengetahuan dan sikap siswi kelas X angkatan 2014 SMA Negeri 5 Makassar

terhadap bahaya kosmetik pemutih pada kesehatan kulit dengan membuat penelitian

berdasarkan kuisioner.

4.2. Lokasi penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMA NEGERI 5 MAKASSAR

4.3. Waktu penelitian

Penelitian ini dilaksanakan selama masa kepanitraan klinik dibagian Ilmu

Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin yakni tanggal

06 Oktober 2014 s/d 17 Oktober 2014.

4.4. Populasi dan sampel

4.4.1. Populasi

Populasi yang dalam penelitian ini adalah siswi kelas X angkatan 2014

SMA Negeri 5 Makassar

4.4.2. Sampel

Sampel pada penelitian ini adalah siswi kelas X angkatan 2014 yang

besekolah di SMA Negeri 5 Makassar yang memenuhi kriteria inklusi dan

ekslusi. Dimana penetuan besar sampel dihitung dengan rumus :

� = �+� �

Page 38: Penelitian Tingkat Pengetahuan Dan Sikap Siswi Kelas x Angkatan 2014 Sma Negeri 5 Makassar Terhadap Bahaya Kosmetik Pemutih Pada Kesehatan Kulit

38

Keterangan : n = besar sampel

N = besar populasi

d = tingkat kepercayaan dan ketepatan yang diinginkan (0,05)

(dikutip dari Metodologi Penelitian Kesehatan oleh Dr. Soekidjo Notoatmodjo)

� = �+� � � = + , = 147,63 ≈ 148

Kemudian penetuan sampel tiap kelas ditentukan dengan menggunakan

simple random sampling yang dilakukan dengan mengambil secara acak siswi–siswi

yang memenuhi kriteria inklusi. Adapun kriteria yang harus dipenuhi, yaitu :

Kriteria inklusi :

1. Siswi yang hadir pada saat penelitian dilakukan

2. Siswi yang bersedia ikut serta dalam penelitian

Kriteria eksklusi :

1. Siswi yang tidak mengembalikan kuisioner

2. Siswi yang tidak mengisi kuisioner sesuai variable yang diteliti

4.5. Menajemen Penelitian

4.5.1. Cara Pengumpulan data

Cara pengumpulan data adalah dengan data primer yang diperoleh melalui

kuisioner yang dikumpul dan diisi oleh siswi kelas X angkatan 2014 SMA Negeri

Page 39: Penelitian Tingkat Pengetahuan Dan Sikap Siswi Kelas x Angkatan 2014 Sma Negeri 5 Makassar Terhadap Bahaya Kosmetik Pemutih Pada Kesehatan Kulit

39

5 Makassar dengan tujuan untuk mendapatkan informasi mengenai tingkat

pengetahuan dan sikap terhadap bahaya kosmetik pemutih pada kesehatan kulit.

4.5.2. Teknik pengelolaan data

Pengelolaan data akan dilakukan dengan menggunakan excel 2007

kemudian hasilnya akan disajikan dalam bentuk tabel disertai pembahasan.

4.5.3. Penyajian data

Data yang telah diolah akan disajikan dalam bentuk tabel dan narasi.

4.6. Etika Penelitian

1. Sebelum melakukan penelitian, terlebih dahulu peneliti membuat surat

izin tertulis dan diserahkan ke kantor Gubernur Sulawesi Selatan, kantor

Walikota Makassar dan kantor Dinas Pendidikan kota Makassar

2. Setalah mendapat izin persetujuan meneliti dari dinas pendidikan kota

Makassar surat izin meneliti tersebut di serahkan ke kepala sekolah SMA

Negeri 5 Makassar untuk mendapat izin menelliti disekolah tersebut.

3. Informasi yang diberikan oleh subjek peneliti akan dijaga kerahasiaannya

oleh peneliti.

Page 40: Penelitian Tingkat Pengetahuan Dan Sikap Siswi Kelas x Angkatan 2014 Sma Negeri 5 Makassar Terhadap Bahaya Kosmetik Pemutih Pada Kesehatan Kulit

40

BAB V

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

5.1. Identitas Sekolah

SMA Negeri 5 Makassar terletak di jalan Taman Makam Pahlawan nomor 4

Makassar. SMA Negeri 5 Makassar di dirikan pada tahun 1979, dan pada tahun 2007

sekolah ini mulai menggunakan kurikulum tingkat satuan pendidikan sebelumnnya

dengan KBK. SMA Negeri 5 Makassar dipimpin oleh Drs. Rahmat sebagai kepala

sekolah, dengan jumlah siswi 1017 siswi (35 siswi per kelas).

SMA Negeri 5 Makassar berdiri berdasarkan keputusan menteri pendidikan

dan kebudayaan republik Indonesia No : U388/C/1977 dan tepatnya tanggal 9

Agustus 1977. Pendirian sekolah ini untuk memenuhi kebutuhan pendidikan di

Sulawesi Selatan dan khususnya di kota Makassar, sabagai wadah dan wahana untuk

mencetak sumberdaya manusia yang berilmu, bermutu dan berahlaq sebagaimana

amanah “Tujuan Pendidikan Nasional” yang berdasarkan pancasila dan undang-

undang dasar 1945.

5.2. Visi, Misi, Tujuan Sekolah

5.2.1. Visi sekolah

Terwujudnya SMA yang UNGGULAN dengan lulusan yang cerdas,

lingkungan yang Asri, Aman dan Nyaman, warga sekolah yang taqwa, inovatif

dan kreatif dalam mempertahankan seni dan budaya lokal, serta mampuh

bersaing di era globalisasi melalui peningkatan penguasaan terhadap ilmu

pengetahuan dan teknologi.

Page 41: Penelitian Tingkat Pengetahuan Dan Sikap Siswi Kelas x Angkatan 2014 Sma Negeri 5 Makassar Terhadap Bahaya Kosmetik Pemutih Pada Kesehatan Kulit

41

5.2.2. Misi Sekolah

Untuk mencapai visi yang telah dicanangkan oleh SMAN 5 Makassar,

maka misi menuju pencapaiannya adalah :

1. Memberdayakan tenaga pendidik dan kependidikan yang memenuhi standar

Nasional Pendidikan yang ditetapkan.

2. Menanamkan kedisiplinan melalui budaya bersih, budaya tertib, dan budaya

kerja

3. Menumbuhkan penghayatan terhadap budaya dan seni daerah sehinggah

menjadi salah satu sumber kearifan berperilaku dan bermasyarakat.

4. Menumbuhkan inovasi dalam kehidupan sehari-hari yang dapat menunjang

pengembangan profesionalisme.

5. Memberdayakan seluruh komponen sekolah dan mengoptimalkan sumber

daya sekolah dalam mengembangkan potensi peserta didik secara optimal.

5.2.3. Tujuan Sekolah

“meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia serta

keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut, yang

diharapkan akan tercapai secara menyeluruh dan berkesinambungan.”

5.2.4. Motto Sekolah

Pendidik tidak kehilangan jam mengajar dan peserta didik tidak

kehilangan jam belajar.

Page 42: Penelitian Tingkat Pengetahuan Dan Sikap Siswi Kelas x Angkatan 2014 Sma Negeri 5 Makassar Terhadap Bahaya Kosmetik Pemutih Pada Kesehatan Kulit

42

5.3. Struktur organisasi

KEPALA SEKOLAH

WAKASEK

SARANA &

PRASARANA

WAKASEK

KEMAHASISWAAN

WAKASEK

KURIKULUM

WAKASEK

HUMAS

WAKASEK

SDM

TATA USAHA

UNIT LABORATORIUM UNIT PERPUSTAKAAN

KOMITE

GURU GURU GURU GURU GURU

Page 43: Penelitian Tingkat Pengetahuan Dan Sikap Siswi Kelas x Angkatan 2014 Sma Negeri 5 Makassar Terhadap Bahaya Kosmetik Pemutih Pada Kesehatan Kulit

43

BAB VI

HASIL PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang dilakukan untuk

memperoleh gambaran tetang tingkat pengetahuan dan sikap siswi kelas X angkatan

2014 SMA Negeri 5 Makassar terhadap bahaya kosmetik pemutih pada kesehatan

kulit.

Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 5 Makassar yang terletak di jalan

Taman Makam Pahlawan, No.4, Makassar. Penelitian dimulai pada tanggal 06

Oktober – 08 Oktober 2014. Peneliti memulai dengan meminta data jumlah siswa dan

siswi dari kantor Tata Usaha sekolah dan mendapatkan jumlah populasi sebanyak 250

orang siswi, dan peneliti membagikan kuisioner sebanyak 250. Responden yang

mengembalikan kuisioner dan memenuhi kriteria inklusi didaptkan sebanyak 234

orang, dan yang memenuhi kriteria eksklusi sebanyak 16 orang. Data yang digunakan

merupakan data primer dengan membagikan 250 kuisioner kepada siswi kelas X

angkatan 2014 SMA Negeri 5 Makassar. Selanjutnya setiap kuisioner yang

dikembalikan ke peneliti akan diperiksa dan data yang diperoleh akan disajikan dalam

bentuk tabel dan akan dibahas sebagai berikut :

6.1. Karakteristik Responden

Tabel 1. Deskripsi Karakteristik Responden Berdasarkan Umur di SMA Negeri

5 Makassar kelas X Angkatan 2014

Umur (Tahun) n Presentase (%)

13 2 1,36

14 31 21,09

15 110 74,32

16 5 3,40

Total 148 100

Sumber : Data Primer 2014

Page 44: Penelitian Tingkat Pengetahuan Dan Sikap Siswi Kelas x Angkatan 2014 Sma Negeri 5 Makassar Terhadap Bahaya Kosmetik Pemutih Pada Kesehatan Kulit

44

Dari tabel 1. diperoleh sebagian besar responden berumur 15 tahun sebanyak

110 orang (74,32%), selanjutnya responden terbanyak kedua berumur 14 tahun

sebanyak 31 orang (21,08%), selanjutnya responden terbanyak ketiga berumur 16

tahun sebanyak 5 orang (3,40%) dan umur 13 tahun sebanyak 2 orang (1,36%).

Tabel 2. Distribusi Responden yang Menggunakan Kosmetik Pemutih di SMA

Negeri 5 Makasaar kelas X Angkatan 2014

Menggunakan

kosmetik

pemutih

Umur (tahun) Total

13 14 15 16

n n n n n %

Ya 0 3 29 3 35 23,65

Tidak 2 28 81 2 113 76,35

Total 2 31 110 5 148 100,00

Sumber : Data Primer 2014

Dari tabel 6.2. diperoleh data siswi SMA Negeri 5 Makassar kelas X angkatan

2014 yang menggunakan kosmetik pemutih dengan jumlah responden sebanyak 35

orang (23,65%), dengan umur responden mulai dari umur 14 tahun sebanyak 3 orang,

15 tahun sebanyak 29 orang dan umur 16 tahun sebanyak 3 orang.

Tabel 3. Deskripsi Sumber/Asal-Asal Mendapatkan Kosmetik Pemutih

Berdasarkan Jumlah Responden yang Menggunakan Kosmetik Pemutih

Sumber/Asal

mendapatkan kosmetik

pemutih

n (orang) Persentase (%)

Toko Kosmetik 14 40

Dokter 7 20

Mall 4 11,43

Supermarket 3 8,57

Pasar 3 8,57

Orang Tua 3 8,57

Apotik 1 2,86

Total 35 100

Page 45: Penelitian Tingkat Pengetahuan Dan Sikap Siswi Kelas x Angkatan 2014 Sma Negeri 5 Makassar Terhadap Bahaya Kosmetik Pemutih Pada Kesehatan Kulit

45

Berdasarkan data dari tabel 3. Diatas, dari 35 orang responden yang

menggunakan kosmetik pemutih, persentase terbanyak yakni 40% (14 orang)

mendapatkannya dari toko kosmetik, selanjutnya 7 orang (20%) mendapatkannya dari

dokter, 4 orang (11,43%) mendapatkan kosmetik pemutih yang dipakainya dari Mall,

dan selanjutnya masing masing 3 orang (8,57%) mendapatkan kosmetik pemutih dari

supermarket, pasar maupun dari orangtuanya sendiri yang memberikan dan 1 orang

(2,86%) yang mendapatkan kosmetik pemutih tersebut dari membeli sendiri di

apotek.

Tabel 4. Deskripsi Alasan Memilih Tidak Menggunakan Kosmetik Pemutih

Berdasarkan Jumlah Responden yang Tidak Menggunakan Kosmetik Pemutih

Alasan tidak menggunakan kosmetik

pemutih n (orang) Persentase (%)

Merasa masih kecil/dibawah umur 40 35,4

Merasa kulit masih sensitif untuk

menggunakan kosmetik 20 17,7

Merasa masih kecil dan takut efek samping

yang bisa timbul dari penggunaan kosmetik

pemutih

13 11,50

Kulit natural tanpa kosmetik pemutih itu

lebih baik 13 11,50

Dilarang oleh orang tua 11 9,7

Hanya takut efek samping dari kosmetik

pemutih 5 4,42

dll (merasa sudah putih,tidak percaya

dengan kosmetik pemutih, pernah

menggunakan dan mendapat efek yang tidak

baik)

11 9,78

Sumber : Data primer 2014

Berdasarkan tabel 4. Diatas, Alasan terbanyak responden memilih tidak

menggunakan kosmetik pemutih yakni merasa masih kecil/dibawah umur dengan

jumlah 40 orang (35,4%), selanjutnya dengan jumlah 20 orang atau persentase 17,7 %

memilih tidak menggunakan kosmetik pemutih dengan alasan merasa kulit masih

sensitif untuk menggunakan kosmetik, diikuti sebanyak masing masing 13 orang

Page 46: Penelitian Tingkat Pengetahuan Dan Sikap Siswi Kelas x Angkatan 2014 Sma Negeri 5 Makassar Terhadap Bahaya Kosmetik Pemutih Pada Kesehatan Kulit

46

(11,50%) dengan alasan masing masing merasa masih kecil dan takut efek samping

yang bisa timbul dari penggunaan kosmetik pemutih serta merasa kulit natural tanpa

kosmetik itu lebih baik. Adapun dengan alasan orang tua sebanyak 11 orang ( 9,7%),

hanya takut efek samping dari kosmetik pemutih sebanyak 5 orang ( 4,42%), dan

berbagai alasan lainnya seperti merasa sudah putih, tidak percaya dengan kosmetik

pemutih , pernah menggunakan dan mendapatkan efek yang tidak baik sebanyak 11

orang (9,78%).

6.2. Deskripsi Variabel yang diteliti

Tabel 5. Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan Tentang

Bahaya Kosmetik Pemutih pada Kesehatan Kulit oleh Siswi kelas X Angkatan

2014 SMA Negeri 5 Makassar

Tingkat Pengetahun n Presentase (%)

Baik ( ≥ 8 soal benar) 41 27,70

Cukup (5-7 soal benar) 85 57,43

Kurang (< 5 soal benar) 22 14,87

Total 148 100

Sumber : Data Primer 2014

Dari tabel 5. Diperoleh data bahwa tingkat pengetahuan siswi kelas X

angkatan 2014 SMA Negeri 5 Makasaar tingkat pengetahuan tetang bahaya kosmetik

pemutih pada kesehatan kulit, sebanyak 41 responden yang dapat menjawab ≥ 8

pertanyaan dengan benar dan tergolong tingkat pengetahuan baik. Sebanyak 85

responden (57,43%) yang dapat menjawab 5-7 pertanyaan dengan benar dan

tergolong tingkat pengetahuan yang cukup. Selanjutnya sebanyak 22 responden

(14,87%) yang menjawab kurang dari 5 pertanyaan dan tergolong tingkat

pengetahuan kurang. Berdasarkan kriteria objektif umum mengenai tingkat

pengetahuan yang telah ditetapkan menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan tentang

Page 47: Penelitian Tingkat Pengetahuan Dan Sikap Siswi Kelas x Angkatan 2014 Sma Negeri 5 Makassar Terhadap Bahaya Kosmetik Pemutih Pada Kesehatan Kulit

47

bahaya kosmetik pemutih pada kesehatan kulit pada siswi kelas X angkatan 2014

SMA Negeri 5 Makassar adalah cukup.

Tabel 6. Hasil Evaluasi Jawaban Pertanyaan Tingkat Pengetahuan Siswi Kelas

X Angkatan 2014 SMA Negeri 5 Makassar Tentang Bahaya Kosmetik Pemutih

Pada Kesehatan Kulit

Kriteria objektif Jumlah

responden % Interpretase

Apa yang anda ketahui tentang

pemutih kulit ?

Benar

Salah

117

31

79,05

20, 95

Cukup

Kosmetik berasal dari kata yunani

“kosmetikos“ yang berarti ?

Benar

Salah

85

63

57,43

42,57

Kurang

Definisi kosmetik menurut

peraturan Manteri kesehatan RI

adalah ?

Benar

Salah

139

9

93,91

6,09

Baik

Instansi yang mengawasi obat dan

makan di Indonesia adalah ?

Benar

Salah

133

15

89,86

10,14 Baik

Peraturan manteri kesehatan RI

no berapa yang mengatur tentang

kosmetik ?

Benar

salah

6

132

4,05

95,95

Buruk

Jenis kosmetik pemutih yang

anda ketahui ?

Benar

Salah

82

66

55,40

44,60

Kurang

Apakah saudari tau bahan

kosmetik yang dilarang oleh

BPOM RI ?

Benar

Salah

91

53

61,47

38,53

Cukup

Page 48: Penelitian Tingkat Pengetahuan Dan Sikap Siswi Kelas x Angkatan 2014 Sma Negeri 5 Makassar Terhadap Bahaya Kosmetik Pemutih Pada Kesehatan Kulit

48

Kriteria Objektif Jumlah

Responden % Interpretase

Apakah anda tau bahaya atau efek

yang akan ditimbulkan oleh zat

berbahaya yang tercampur dalam

kosmetik pemutih ?

Benar

Salah

131

17

88,51

11,49

Baik

Mercuri (Hg) termasuk dalam

golongan ?

Benar

Salah

129

19

87,16

12,84

Baik

Rhodamin B termasuk dalam

golongan ?

Benar

Salah

26

122

17,57

82,43

Buruk

Sumber : data primer 2014

Berdasarkan hasil dari tabel 6. Diatas, dapat dilihat bahwa tingkat

pengetahuan siswi kelas X angkatan 2014 SMA Negeri 5 Makassar mengenai definisi

kosmetik, Instansi yang mengawasi obat dan makanan di Indonesia, Bahaya atau efek

yang ditimbulkan oleh zat berbahaya pada kosmetik pemutih, dan golongan dari

mercuri (Hg) adalah baik. Definisi kosmetik menurut peraturan Menteri Kesehatan

RI, responden yang menjawab benar adalah 139 orang ( 93,91%), dan BPOM sebagai

instansi yang mengawasi obat dan makanan, responden yang dapat menjawab dengan

benar adalah 133 orang (89,86%), untuk pengetahuan akan bahaya atau efek yang

akan ditimbulkan oleh zat berbahaya yang tercampur dalam kosmetik pemutih

pengetahuan responden tergolong baik dengan persentase 88,51% (131 orang

menjawab dengan benar)

Untuk pengetahuannya tentang pemutih kulit dan bahan kosmetik yang

dilarang BPOM tergolong cukup. Pemutih kulit yang memiliki definisi produk yang

mengandung bahan aktif yang dapat menekan atau menghambat melamin, responden

yang menjawab dengan benar adalah 117 orang (79,05%). Bahan kosmetik yang

dilarang oleh BPOM RI yang dapat menjawab dengan benar adalah 91 orang

Page 49: Penelitian Tingkat Pengetahuan Dan Sikap Siswi Kelas x Angkatan 2014 Sma Negeri 5 Makassar Terhadap Bahaya Kosmetik Pemutih Pada Kesehatan Kulit

49

(61,47%). Untuk arti kata kosmetik sendiri dari asal katanya dan jenis-jenis kosmetik

pemutih, tingkat pengetahuan responden mengenai hal ini tergolong kurang. Arti kata

kosmetik secara bahasa hanya 85 orang (57,43%) yang dapat menjawab dengan

benar, dan jenis-jenis kosmetik yang tidak hanya meliputi cream pemutih namun juga

meliputi sabun pemutih dan pelembab tabir surya hanya 55,40% (82 orang) yang

dapat menjawab dengan benar.

Sedangkan peraturan menteri kesehatan yang mengatur tentang kosmetik dan

golongan dari Rhodamin B yang merupakan salah satu dari kandungan kosmetik

pemutih berbahaya, tingkat pengetahuan siswi kelas X angkatan 2014 SMA Negeri 5

Makassar tentang hal ini tergolong buruk. Dari 148 responden, hanya 6 orang

(4,05%) yang dapat menjawab dengan benar pertanyaan tentang peraturan menteri

kesehatan yang mengatur tentang kosmetik, dan yang dapat menjawab dengan benar

bahwa rhodamin B merupakan zat pewarna sintesis hanya 26 orang (17,57%) dari

148 responden.

Tabel 7. Distribusi Responden Berdasarkan Sikap Siswi Kelas X angkatan 2014

SMA Negeri 5 Makassar Terhadap Bahaya Kosmetik Pemutih Pada Kesehatan

Kulit

Sikap n Presentase (%)

Positif 147 99,32

Negative 1 0,68

Total 148 100

Sumber : data primer 2014

Dari tabel 7. Didapatkan data bahwa hanya 1 orang saja (0,68%) yang

memiliki sikap negatif, dimana 147 orang (99,32%) dari 148 responden memiliki

sikap positif terhadap bahaya kosmetik pemutih pada kesehatan kulit.

Page 50: Penelitian Tingkat Pengetahuan Dan Sikap Siswi Kelas x Angkatan 2014 Sma Negeri 5 Makassar Terhadap Bahaya Kosmetik Pemutih Pada Kesehatan Kulit

50

Tabel 8. Hasil Evaluasi Jawaban Pernyataan Sikap Siswi Kelas X Angkatan

2014 SMA Negeri 5 Makassar Tentang Bahaya Kosmetik Pemutih pada

Kesehatan Kulit

Kriteria objektif

Jumlah

responden % Interpretase

Semua wanita harusnya memakai

kosmetik pemutih

Setuju

Tidak setuju

123

25

82,99

17,01 Positif

Wanita yang cantik itu harus yang

berkulit putih

Setuju

Tidak setuju

146

2

98,64

1,36

Positif

Sebelum menggunakan kosmetik

pemutih sebaiknya kita mengetahui

kandungan dari kosmetik tersebut

apakah tidak mengandung bahan

berbahaya

Setuju

Tidak

138

10

93,20

6,80

Positif

Dalam memilih jenis kosmetik

pemutih yang digunakan, harus

dipikirkan dalam hal kegunaan

maupun kebutuhan

Setuju

Tidak setuju

148

0

100

0

Positif

Berhati-hati dalam memilih kosmetik

pemutih

Setuju

Tidak setuju

145

3

97,96

2,04

Positif

Waspada terhadap kosmetik palsu

yang beredar dipasaran tanpa label

dari BPOM

Setuju

Tidak setuju

147

1

99,32

0,68

Positif

Sebaiknya membeli kosmetik

pemutih dari toko yang terpercaya

Setuju

Tidak setuju

139

9

93,88

6,12

Positif

Page 51: Penelitian Tingkat Pengetahuan Dan Sikap Siswi Kelas x Angkatan 2014 Sma Negeri 5 Makassar Terhadap Bahaya Kosmetik Pemutih Pada Kesehatan Kulit

51

Kriteria Objektif Jumlah

Responden % Interpretase

Kosmetik pemutih harus

memberikan efek yang sesuai dengan

tujuannya

Setuju

Tidak setuju

142

6

95,92

4,08

Positif

Penggunaan kosmetik Cuma

diperuntukkan pada tubuh bagian

luar

Setuju

Tidak setuju

148

0

100

0

Positif

Sebaiknya penggunaan kosmetik

dihentikan dan konsultasi ke dokter

apabila muncul efek yang tidak

sesuai yang diharapkan

Setuju

Tidak setuju

148

0

100

0

Positif

Sumber : data primer 2014

Dari hasil evaluasi jawaban pernyataan tentang bagaimana sikap siswi kelas X

angkatan 2014 SMA Negeri 5 Makassar dapat dilihat pada tabel bahwa semua

pernyataan sikap menunjukkan interpretasi yang positif dengan persentase diatas

80%. Tiga pernyataan sikap meliputi pernyatan dalam memilih jenis kosmetik

pemutih yang digunakan, harus dipikirkan dalam hal kegunaan maupun kebutuhan,

Penggunaan kosmetik Cuma diperuntukkan pada tubuh bagian luar, dan Sebaiknya

penggunaan kosmetik dihentikan dan konsultasi ke dokter apabila muncul efek yang

tidak sesuai yang diharapkan, semua responden (100%) memberikan sikap yang

positif. Persentase sikap positif yang paling rendah yakni 82,99% (123 orang)

terdapat pada pernyataan semua wanita harusnya memakai kosmetik pemutih dimana

terdapat 25 orang ( 17,01%) yang memiliki sikap negative terhadap hal ini.

Page 52: Penelitian Tingkat Pengetahuan Dan Sikap Siswi Kelas x Angkatan 2014 Sma Negeri 5 Makassar Terhadap Bahaya Kosmetik Pemutih Pada Kesehatan Kulit

52

BAB VII

PEMBAHASAN

7.1. Karakteristik Responden

7.1.1. Berdasarkan Umur

Setelah dilakukan penelitian dan pendataan tentang tingkat pengetahuan dan

sikap siswi Kelas X Angkatan 2014 SMA Negeri 5 Makassar terhadap bahaya

kosmetik pemutih pada kesehatan kulit pada tanggal 06 Oktober 2014 sampai 17

Oktober 2014 didapatkan 148 siswi sebagai sampel yang diteliti.

Dari data yang diperoleh sebagian besar responden berumur 15 tahun

sebanyak 110 orang (74,32%), selanjutnya responden terbanyak kedua berumur 14

tahun sebanyak 31 orang (21,09%), selanjutnya responden terbanyak ketiga berumur

16 tahun sebanyak 5 orang (3,40%) dan 13 tahun sebanyak 2 orang (1,36%). Hal ini

menunjukan bahwa kebanyakan siswi kelas X angkatan 2014 SMA Negeri 5

Makassar berumur 15 tahun. Dalam Hal ini umur siswi yang diteliti berada di kisaran

usia 13 tahun sampai 16 tahun.

7.1.2. Berdasarkan jumlah Pengguna Kosmetik Pemutih Terhadap

Umur

Berdasarkan data yang diperoleh, yang menggunakan kosmetik pemutih

jumlah responden sebanyak 35 orang (23,81%), dengan umur responden mulai dari

umur 14 tahun sebanyak 3 orang, 15 tahun sebanyak 29 orang dan umur 16 tahun

sebanyak 3 orang. Hal ini menunjukan bahwa siswi kelas X angkatan 2014 SMA

Negeri 5 Makassar yang menggunakan kosmetik pemutih sebanyak 35 orang yang

kebanyakan dari jumlah pemakai kosmetik pemutih tersebut berumur 15 tahun yakni

berjumlah 29 orang. Selanjutnya diikuti dengan usia 14 tahun dan 16 tahun yang

Page 53: Penelitian Tingkat Pengetahuan Dan Sikap Siswi Kelas x Angkatan 2014 Sma Negeri 5 Makassar Terhadap Bahaya Kosmetik Pemutih Pada Kesehatan Kulit

53

masing masing berjumlah 3 orang, sedangkan tidak ada siswi berusia 13 tahun yang

menggunakan kosmetik pemutih.

7.1.3. Deskripsi Sumber/Asal-Asal Mendapatkan Kosmetik Pemutih

Berdasarkan Jumlah Responden yang Menggunakan Kosmetik

Pemutih

Dari 35 orang responden yang menggunakan kosmetik pemutih, persentase

terbanyak yakni 40% (14 orang) mendapatkannya dari toko kosmetik, selanjutnya 7

orang (20%) mendapatkannya dari dokter, 4 orang (11,43%) mendapatkan kosmetik

pemutih yang dipakainya dari Mall, dan selanjutnya masing masing 3 orang (8,57%)

mendapatkan kosmetik pemutih dari supermarket, pasar maupun dari orangtuanya

sendiri yang memberikan dan 1 orang (2,86%) yang mendapatkan kosmetik pemutih

tersebut dari membeli sendiri di apotek. Jadi kosmetik pemutih paling banyak

didapatkan oleh siswi kelas X angkatan 2014 SMA Negeri 5 Makassar yakni dari

toko kosmetik. Ketersediaan kosmetik yang lengkap sehingga lebih memudahkan

responden yang ingin menggunakan kosmetik pemutih dapat menjadi alasan toko

kosmetik sebagai sumber terbanyak reponden mendapatkan kosmetik pemutih.

7.1.4. Deskripsi Alasan Memilih Tidak Menggunakan Kosmetik

Pemutih Berdasarkan Jumlah Responden yang Tidak

Menggunakan Kosmetik Pemutih

Alasan terbanyak responden memilih tidak menggunakan kosmetik pemutih

yakni merasa masih kecil/dibawah umur dengan jumlah 40 orang (35,4%),

selanjutnya dengan jumlah 20 orang (17,7%) memilih tidak menggunakan kosmetik

pemutih dengan alasan merasa kulit masih sensitif untuk menggunakan kosmetik,

diikuti sebanyak masing masing 13 orang (11,50%) dengan alasan masing masing

merasa masih kecil dan takut efek samping yang bisa timbul dari penggunaan

kosmetik pemutih serta merasa kulit natural tanpa kosmetik itu lebih baik. Adapun

dengan alasan orang tua sebanyak 11 orang (9,7%), hanya takut efek samping dari

Page 54: Penelitian Tingkat Pengetahuan Dan Sikap Siswi Kelas x Angkatan 2014 Sma Negeri 5 Makassar Terhadap Bahaya Kosmetik Pemutih Pada Kesehatan Kulit

54

kosmetik pemutih sebanyak 5 orang (4,42%), dan berbagai alasan lainnya seperti

merasa sudah putih, tidak percaya dengan kosmetik pemutih, pernah menggunakan

dan mendapatkan efek yang tidak baik sebanyak 11 orang (9,78%).

Dengan persentase yang lebih besar responden yang tidak menggunakan

kosmetik pemutih, dapat dilihat bahwa alasan umur yang menjadi alasan terbanyak

responden memilih tidak menggunakan kosmetik pemutih. Dapat dilihat bahwa

kebanyakan siswi kelas X angkatan 2014 SMA Negeri 5 Makassar mengetahui

bahwa usia mereka belum mencapai usia dewasa yang dapat dikaitkan dengan alasan

dari responden terbanyak ke dua yakni kulit mereka yang masih sensitive (dapat

dihubungkan dengan usia yang belum dewasa tersebut) sehingga kebanyakan dari

mereka belum ada pemikiran untuk menggunakan kosmetik pemutih.

7.2. Pengetahuan Responden Terhadap Bahaya kosmetik pemutih pada

Kesehatan Kulit

Pengetahuan adalah sebagai ingatan atas bahan bahan yang telah dan mungkin

menyangkut tentang mengingat kembali sekumpulan bahan yang luas dari hal-hal

yang terperinci untuk teori, tetapi apa yang diberikan adalah penggunaan ingatan atau

keterangan yang sesuai.

Dari hasil evaluasi yang telah dilakukan, didapatkan bahwa tingkat

pengetahuan siswi kelas X angkatan 2014 SMA Negeri 5 Makassar terhadap bahaya

kosmetik pemutih pada kesehatan kulit secara umum adalah cukup. Hal ini

berdasarkan kriteria objektif yang telah ditetapkan bahwa responden yang menjawab

≥8 pertanyaan dengan benar tergolong baik, responden yang menjawab 5-7

pertanyaan dengan benar tergolong kurang, responden yang hanya dapat menjawab

kurang dari 5 soal dengan benar tergolong cukup.

Berdasarkan data didapatkan bahwa tingkat pengetahuan siswi kelas X

angkatan 2014 SMA Negeri 5 Makasar terhadap bahaya kosmetik pemutih pada

kesehatan kulit adalah cukup, yakni dari 148 responden, 85 responden dapat

Page 55: Penelitian Tingkat Pengetahuan Dan Sikap Siswi Kelas x Angkatan 2014 Sma Negeri 5 Makassar Terhadap Bahaya Kosmetik Pemutih Pada Kesehatan Kulit

55

menjawab 5-7 pertanyaan dengan benar. Hal ini mungkin dapat dihubungkan dengan

tingkat pendidikan yang belum mencapai tingkat pendidikan yang cukup tinggi.

Responden baru saja naik satu tingkat dari Sekolah Menengah Pertama (SMP) ke

Sekolah Menengah Atas (SMA) sehingga hal ini yang menjadikan tingkat

pengetahuan responden terhadap bahaya kosmetik pemutih pada kesehatan kulit

masih tergolong cukup, yang mana dapat pula dihubungkan dengan responden yang

memiliki persentase yang lebih besar tidak menggunakan kosmetik pemutih yakni

89,86% sehingga pengalaman sebagai tingkatan pengetahuan pun masih kurang.

Untuk kedua hal tersebut, kiranya dapat diteliti lebih lanjut untuk penelitian

selanjutnya.

Sedangkan berdasarkan hasil evaluasi diperoleh bahwa tingkat pengetahuan

siswi kelas X angkatan 2014 SMA Negeri 5 Makassar mengenai definisi kosmetik,

Instansi yang mengawasi obat dan makanan di Indonesia, Bahaya atau efek yang

ditimbulkan oleh zat berbahaya pada kosmetik pemutih, dan golongan dari mercuri

(Hg) adalah baik. Definisi kosmetik menurut peraturan Menteri Kesehatan RI,

responden yang menjawab benar adalah 139 orang (93,91%), dan BPOM sebagai

instansi yang mengawasi obat dan makanan, responden yang dapat menjawab dengan

benar adalah 133 orang (89,86%), untuk pengetahuan akan bahaya atau efek yang

akan ditimbulkan oleh zat berbahaya yang tercampur dalam kosmetik pemutih

pengetahuan responden tergolong baik dengan persentase 88,51% (131 orang

menjawab dengan benar) dimana efek jangka panjang yang akan timbulkan oleh

pemakaian kosmetik pemutih adalah kanker kulit.

Untuk pengetahuannya tentang pemutih kulit dan bahan kosmetik yang

dilarang BPOM tergolong cukup. Pemutih kulit yang memiliki definisi produk yang

mengandung bahan aktif yang dapat menekan atau menghambat melamin, responden

yang menjawab dengan benar adalah 117 orang (79,05%). Bahan kosmetik yang

dilarang oleh BPOM RI yang dapat menjawab dengan benar adalah 91 orang

(61,47%). Untuk arti kata kosmetik sendiri dari asal katanya dan jenis jenis kosmetik

Page 56: Penelitian Tingkat Pengetahuan Dan Sikap Siswi Kelas x Angkatan 2014 Sma Negeri 5 Makassar Terhadap Bahaya Kosmetik Pemutih Pada Kesehatan Kulit

56

pemutih, tingkat pengetahuan responden mengenai hal ini tergolong kurang. Arti kata

kosmetik secara bahasa hanya 85 orang (57,43%) yang dapat menjawab dengan

benar, dan jenis jenis kosmetik yang tidak hanya meliputi cream pemutih namun juga

meliputi sabun pemutih dan pelembab tabir surya hanya 55,40% (82 orang) yang

dapat menjawab dengan benar.

Sedangkan peraturan menteri yang mengatur tentang kosmetik dan golongan

dari Rhodamin B yang merupakan salah satu dari jenis kosmetik pemutih berbahaya,

tingkat pengetahuan siswi kelas X angkatan 2014 SMA Negeri 5 Makassar tentang

hal ini tergolong buruk. Dari 148 responden, hanya 6 orang (4,05%) yang dapat

menjawab dengan benar pertanyaan tentang peraturan menteri yang mengatur tentang

kosmetik, dan yang dapat menjawab dengan benar bahwa rhodamin B merupakan zat

pewarna sintesis hanya 26 orang (17,57%) dari 148 responden.

Dari penjabaran diatas dapat dilihat mengenai penggolongan dari jenis

kosmetik pemutih, dimana tingkat pengetahuan mengenai golongan merkuri baik,

sedangkan tingkat pengetahuan mengenai golongan Rhodamin B tergolong buruk.

Dapat dilihat walaupun merkuri dan Rhodamin B sama merupakan kosmetik pemutih

berbahaya, tingkat pengetahuan responden untuk kedua zat tersebut berbeda dimana

responden memiliki pengetahuan yang baik tentang merkuri sedangkan justru buruk

mengenai Rhodamin B.

Untuk pengetahuan akan bahaya atau efek yang akan ditimbulkan oleh zat

berbahaya yang tercampur dalam kosmetik pemutih pengetahuan responden

tergolong baik. Walaupun tingkat pengetahuan responden baik mengenai efek bahaya

dari kosmetik pemutih, tingkat pengetahuan responden terhadap zat berbahaya pada

kosmetik pemutih justru tergolong cukup dan jenis jenis kosmetik pemutih tingkat

pengetahuannya masih tergolong kurang. Hal ini dapat dihubungkan dengan

rendahnya angka responden yang menggunakan kosmetik pemutih dan menganggap

dirinya masih kecil/dibawah umur sehingga pemikiran lanjut untuk mengetahui jenis-

Page 57: Penelitian Tingkat Pengetahuan Dan Sikap Siswi Kelas x Angkatan 2014 Sma Negeri 5 Makassar Terhadap Bahaya Kosmetik Pemutih Pada Kesehatan Kulit

57

jenis kosmetik itu tidak terpikirkan. Hal ini kiranya masih membutuhkan penelitian

lebih lanjut.

7.3. Sikap Responden Terhadap Kosmetik Pemutih Berbahaya Pada

Kesehatan Kulit

Sikap adalah pandangan atau perasaan yang disertai kecenderungan untuk

bertindak sesuatu dengan sikap objek tadi, jadi sikap senantiasa terarah terhdap suatu

hal, suatu objek tidak ada sikap yang tanpa objek.

Dari hasil penelitian didapatkan, bahwa hanya 1 orang saja ( 0,68%) yang

memiliki sikap negatif, dimana 147 orang (99,32%) dari 148 responden memiliki

sikap positif terhadap bahaya kosmetik pemutih pada kesehatan kulit. Hal ini

didasarkan pada kriteria objektif bahwa Sikap berrinterpretasi Positif jika responden

memiliki sikap positif ≥ 50% dari 10 pernyataan yang ada, sedangkan sikap

berinterpretasi negative jika reponden memiliki sikap negative ≥ 50% dari 10

pernyataan yang ada.

Dari hasil penelitian yang didapatkan jelas terlihat bahwa siswi kelas X

angkatan 2014 SMA Negeri 5 Makassar memiliki sikap positif terhadap bahaya

kosmetik pemutih pada kesehatan kulit. Dapat pula dihubungkan dengan rendahnya

angka responden yang menggunakan kosmetik pemutih serta tingkat pengetahuan

tentang bahaya kosmetik pemutih dimana responden memiliki persentase 88,51%

yang tergolong baik. Hal ini kiranya dapat menjadi pertimbangan kebih lanjut untuk

penelitian selanjutnya.

Berdasarkan hasil evaluasi jawaban pernyataan tentang bagaimana sikap

siswi kelas X angkatan 2014 SMA Negeri 5 Makassar terhadap bahaya kosmetik

pemutih pada kesehatan kulit menunjukkan interpretasi yang positif dengan

persentase diatas 80%. Tiga pernyataan sikap meliputi pernyatan dalam memilih jenis

kosmetik pemutih yang digunakan, harus dipikirkan dalam hal kegunaan maupun

kebutuhan, Penggunaan kosmetik Cuma diperuntukkan pada tubuh bagian luar, dan

Page 58: Penelitian Tingkat Pengetahuan Dan Sikap Siswi Kelas x Angkatan 2014 Sma Negeri 5 Makassar Terhadap Bahaya Kosmetik Pemutih Pada Kesehatan Kulit

58

Sebaiknya penggunaan kosmetik dihentikan dan konsultasi ke dokter apabila muncul

efek yang tidak sesuai yang diharapkan, semua responden (100%) memberikan sikap

yang positif. Persentase sikap positif yang paling rendah yakni 82,99% (123 orang)

terdapat pada pernyataan semua wanita harusnya memakai kosmetik pemutih dimana

terdapat 25 orang (17,01%) yang memiliki sikap negative terhadap hal ini. Sikap

negative akan hal ini dapat dipikirkan adanya pemikiran jangka panjang yang dimiliki

oleh responden yang memiliki sikap negative.

Page 59: Penelitian Tingkat Pengetahuan Dan Sikap Siswi Kelas x Angkatan 2014 Sma Negeri 5 Makassar Terhadap Bahaya Kosmetik Pemutih Pada Kesehatan Kulit

59

BAB VIII

KESIMPULAN DAN SARAN

8.1. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai tingkat

pengetahuan dan sikap siswi kelas X angkatan 2014 SMA Negeri 5 Makassar tentang

bahaya kosmetik pemutih pada kesehatan kulit, maka saya dapat menyimpulkan

bahwa :

1. Tingkat pengetahuan siswi kelas X angkatan 2014 SMA Negeri 5 Makassar

terhadap bahaya kosmetik pemutih pada kesehatan kulit adalah cukup dengan

nilai persentase 57,43%

2. Sikap siswi kelas X angkatan 2014 SMA Negeri 5 Makassar menujukkan nilai

positif terhadap bahaya kosmetik pemutih pada kesehatan kulit dengan nilai

persentase 99,32%

8.2. SARAN

Setelah diadakan penelitian, maka peneliti dapat menyarankan

1. Hendaknya bagi peneliti selanjutnya dapat mengkaji lebih lanjut hubungan

antara tingkat pendidikan responden terhadap tingkat pengetahuannya

mengenai bahaya kosmetik pemutih pada kesehatan kulit

2. Hendaknya bagi peneliti selanjutnya dapat mengkaji lebih lanjut adakah

hubungan antara tingkat pengetahuan responden tentang bahaya kosmetik

pemutih pada kesehatan kulit terhadap sikap responden

Page 60: Penelitian Tingkat Pengetahuan Dan Sikap Siswi Kelas x Angkatan 2014 Sma Negeri 5 Makassar Terhadap Bahaya Kosmetik Pemutih Pada Kesehatan Kulit

60

3. Pemerintah hendaknya sigap menilai secara objektif produk produk kosmetik

mana yang dapat dipasarkan sehingga bahaya atau efek samping dari

kosmetik pemutih dapat dicegah

4. Kepada pihak SMA Negeri 5 Makassar, kiranya perlu diadakan di sekolah

penyuluhan atau penghimbauan pada siswi-siswinya tentang bahaya yang

dapat ditimbulkan oleh penggunaan kosmetik pemutih pada usia dini.

Page 61: Penelitian Tingkat Pengetahuan Dan Sikap Siswi Kelas x Angkatan 2014 Sma Negeri 5 Makassar Terhadap Bahaya Kosmetik Pemutih Pada Kesehatan Kulit

61

DAFTAR PUSTAKA

1. Lu, C, Frank. Toksikologi Dasar. Universitas Indonesia. Jakarta; 2006

2. Ganiswara, G. Sulistia. Farmakologi dan Terapi. FKUI. Jakarta; 2003

3. Olson, R. Karl. Poisoning & Drug Overdose. Mc Graw Hill. San Franscisco;

2003.

4. Katzung, G.B. Basic & Clinical Pharmacology. Mc Graw Hill. San Franscisco;

2005

5. Arndt, K.A, et.al.Manual of Dermatology Therapeutics with Essential of

Diagnosis, sixth edition. Philadelphia. USA; 2002.

6. Klaassen, D. Curtis, Watkins, B.John. Essential Of Toxicology. Mc Graw Hill.

San Francisco; 2003

7. Craig, R.C andStitzel, E.R. Modern Pharmacology with Clinical Application,.

Philadelphia. USA; 2004.

8. Suciana. Studi Deskriptif Kecendrungan Remaja Putri menggunakan Kosmetik

Pemutih di SMA Negeri 1 Rappang Sul-Sel. Makassar: FK-UMI; 2012

9. Slamet, Dampak Pengguna Kosmetika Pemutih Terhadap Kesehatan Kulit

Pada Ibu-Ibu Di Rw Ii Desa Limpung Kecamatan Limpung Kabupaten Batang

Jawa Tengah Tahun 2005.Semarang: Universitas Negeri Semarang; 2006.

10. Nurwulan Dwi. Efek Samping Kosmetik dan Penanganannya. Malang:

Universitas Muhammadiyah Malang; 2009

11. Aisyiyah Nasyiatul. Awas Bahaya Pemutih Pada Kosmetik. [Cited Mei 2013].

Available from : http://pdna-semarang.com/2006/11/awas-bahaya-pemutih-

pada-kosmetik.html

12. Arief I. Merkuri di kosmetik. . [Cited Mei 2013]. Available from :

http://www.pjnhk.go.id/inde€x2.php?option=com_content&do_pdf=1&id=429

Page 62: Penelitian Tingkat Pengetahuan Dan Sikap Siswi Kelas x Angkatan 2014 Sma Negeri 5 Makassar Terhadap Bahaya Kosmetik Pemutih Pada Kesehatan Kulit

62

13. Yasmin, Silvi. Awas Kosmetika Beracun! Ingin Cantik, Justru Dapat Penyakit.

.[Cited Mei 2013]. Available from : http://www.modusaceh-

news.com/files/hal/hal9-IIedisi07tahun62008.pdf.

14. CBN. Amankah Kosmetik yang Anda Pakai? Kosmetika Abal-Abal Serbu

Pasaran. [Cited Mei 2013]. Available from :

http://cybebermed.cbn.net.id/cbprtl/cybermed/detail.aspx?x=Hot+Topic&y=cyb

ermedI0I0I4I4

15. Almighwar, M. Psikologi Remaja Petunjuk Bagi Guru dan Orang Tua. Pustaka

Setia Budi. Bandung; 2006.

16. Ali, Mohamammad. Psikologi Remaja. Bumi Aksara. Pontianak; 2005

17. Purnamasari, D. Amare Reflectere. [Cited Juni 2013]. Available from :

http://dewialessandrapurnamasari.blogsome.com/2008/08/23/hasrat-tubuh-

kosmetik-kecantikan-perempuan-sebagai-kosmos-dan-konsumen-citraan/

18. Manurung. R. Buang Pemutih Itu, Kalian Pasti Tetap Cantik. . [Cited Mei

2013]. Jakarta Available from :

http://ayomerdeka,wordpress.com/2008/11/01/buang-pemutih-itu-pasti-tetap-

cantik

19. Kosmetik Bisa Jadi Kawan, Bisa Jadi Lawan. . [Cited Mei 2013]. Available

from : http://beutyskin.tripod.com/kosmetik_html.

20. Perhatikan Kosmetik Anda Pakai. [Cited Mei 2013]. Available from :

http:///kumpulaninformasi,wordpress.com/2008/11/17/perhatikan-kosmetik-

anda-pakai/

21. Indrastii, R. Kulit Tetap Sehat dan Cantik Selama Haji. [Cited Juni 2013].

Available from : http://cantik-sehat.com/news/2006/09/22/kulit-tetap-sehat-

dan-cantik-selama-haji/

22. Devi. Night Cream for Health Skin. [Cited Juni 2013]. Availabel from:

http://www.resep.web.id/tips/night-cream-for-health-skin.htm.

23. Saputri Maya. Kosmetik Berbahaya bisa menyebabkan kerusakan otak. [Cited

Juni 2013]. Available from:

Page 64: Penelitian Tingkat Pengetahuan Dan Sikap Siswi Kelas x Angkatan 2014 Sma Negeri 5 Makassar Terhadap Bahaya Kosmetik Pemutih Pada Kesehatan Kulit

64

LAMPIRAN

Page 65: Penelitian Tingkat Pengetahuan Dan Sikap Siswi Kelas x Angkatan 2014 Sma Negeri 5 Makassar Terhadap Bahaya Kosmetik Pemutih Pada Kesehatan Kulit

65

KUISIONER

TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP SISWI KELAS X ANGKATAN

2014 SMA NEGERI 5 MAKASAAR TERHADAP BAHAYA KOSMETIK

PEMUTIH PADA KESEHATAN KULIT

Mohon diisi pertanyaan di bawah ini dengan jelas dan lengkap

Untuk pertanyaan pilihan, beri tanda (x) pada jawaban yang Anda pilih

NAMA :

UMUR : tahun

KELAS :

JENIS KELAMIN :

A. Tingkat pengetahuan

1. apa yang anda ketahui tetang pemutih kulit ?

a. pemutih adalah produk yang mengandung bahan aktif yang dapat

menekan atau menghambat melamin (sel pemberi warna pada kulit)

b. pemutih adalah produk yang mengandung bahan aktif yang dapat

menekan atau menghambat sebum (sel lemak)

c. pemutih adalah produk yang mengandung bahan aktif yang dapat

menekan atau menghambat reepitalisasi kulit

2. kosmetik berasal dari kata yunani “kosmetikos “ yang berarti ?

a. keterampilang mewarnai dan mengatur

b. keterampilang menghias dan mewarnai

c. keterampilan menghias atau menata

3. definisi kosmetik menurut peraturan Manteri kesehatan RI adalah ?

a. setiap bahan atau sediaan yang digunakan pada tubuh bagian dalam

b. setiap bahan atau sediaan yang siap digunakan pada bagian luar tubuh

c. setiap bahan atau sediaan yang siap digunakan pada tubuh bagian luar

dan dalam

Page 66: Penelitian Tingkat Pengetahuan Dan Sikap Siswi Kelas x Angkatan 2014 Sma Negeri 5 Makassar Terhadap Bahaya Kosmetik Pemutih Pada Kesehatan Kulit

66

4. instansi yang mengawasi obat dan makan di Indonesia adalah ?

a. BPOM

b. POM

c. BPOM dan POM

5. Peraturan manteri kesehatan RI no berapa yang mengatur tentang kosmetik ?

a. manteri kesehatan RI no. 445/MENKES/PERS/V/1998

b. manteri kesehatan RI no. 141/MENKES/PERS/V/1995

c. manteri kesehatan RI no. 145/MENKES/PERS/V/2001

6. jenis kosmetik pemutih yang anda ketahui ?

a. sabun pemutih dan cream pemutih

b. pelembab tabir surya

c. semua benar

7. apakah saudari tau bahan kosmetik yang dilarang oleh BPOM RI ?

a. hydroquinone dan merkuri

b. retinoic acid/tretini dan zat warna rhodamin

c. semua benar

8. apakah anda tau bahaya atau efek yang akan ditimbulkan oleh zat berbahaya

yang tercampur dalam kosmetik pemutih ?

a. tampak bercak kemerahan dan kulit menipis

b. dapat menyebabkan kanker kulit

c. dapat menimbulkan jerawat

9. mercuri (Hg) termasuk dalam golongan ?

a. logam berat berbahaya

b. logam mulia

c. logam berat tidak berbahaya

10. rhodamin B termasuk dalam golongan ?

a. logam berbahaya

b. logam mulia

c. merupakan zat pewarna sintesis

Page 67: Penelitian Tingkat Pengetahuan Dan Sikap Siswi Kelas x Angkatan 2014 Sma Negeri 5 Makassar Terhadap Bahaya Kosmetik Pemutih Pada Kesehatan Kulit

67

B. Sikap

(Berilah tanda “√” pada kolom Setuju atau Tidak Setuju sesuai dengan jawaban anda)

No Pernyataan sikap Setuju Tidak setuju

1 Semua wanita harusnya memakai

kosmetik pemutih

2 Wanita yang cantik itu harus yang

berkulit putih

3 Sebelum menggunakan kosmetik

pemutih sebaiknya kita mengetahui

kandunga dari kosmetik tersebut apakah

tidak mengandung bahan berbahaya

4 Dalam memilih jenis kosmetik pemutih

yang digunakan, harus dipikirkan dalam

hal kegunaan maupun kebutuhan

5 Berhati-hati dalam memilih kosmetik

pemutih

6 Waspada terhadap kosmetik palsu yang

beredar di pasaran tanpa label dari

BPOM

7 Sebaiknya membeli kosmetik pemutih

dari toko yang terpercaya

8 Kosmetik pemutih harus memberikan

efek yang sesuai dengan tujuannya

9 Penggunaan kosmetik Cuma

diperuntukkan pada tubuh bagian luar

10 Sebaiknya penggunaan kosmetik

dihentikan dan konsultasi ke dokter

apabila muncul efek yang tidak sesuai

yang diharapkan

Page 68: Penelitian Tingkat Pengetahuan Dan Sikap Siswi Kelas x Angkatan 2014 Sma Negeri 5 Makassar Terhadap Bahaya Kosmetik Pemutih Pada Kesehatan Kulit

68

BIODATA PENULIS

Nama : Surya Setiawan

Satambuk : C 111 09 395

Tempat / Tanggal lahir : Ujung Pandang, 05 Mei 1990

Agama : Islam

Suku Bangsa : Bugis

Alamat : Jl. Urip Sumoharjo no. 180 Makassar

Nama Orang Tua :

Ayah : Husein Setiawan

Ibu : Hj. Hanisa Husein

Pendidikan :

1. TK Aisyah Muhammadiyah II cab. Bontoala Makassar, tamat tahun 1996

2. SD Negeri Bawakaraeng II Makassar, tamat tahun 2002

3. SMP Negeri 5 Makassar, tamat tahun 2005

4. SMA Negeri 19 Makassar, tamat tahun 2008

5. Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin Jurusan pendidikan Dokter

tahun 2009 sampai sekarang.