7
1 ACARA V PENENTUAN KEBASAAN I. TUJUAN 1. Mengetahui tingkat kebasaan daripada sampel air sungai yang telah diambil II. ALAT DAN BAHAN 1. Alat: a. Volumetrik b. Buret c. Labu Takar d. Bekker e. Erlenmeyer 2. Bahan : a. Larutan Standart H2so4 (0,01 N) b. Larutan Indikator Pp c. Indikator Mhetyle Orange III. LANGKAH KERJA 1. Memipet 25 ml Sampel Air Kedalam Tabung Reaksi. 2. Menambahkan 2 Sampai 4 Tetes Larutan Indikator Pp Dan Di Goyang. 3. Apabila Tidak Berwarna Merah Muda, Maka Tetesi Larutan Indikator Metyl Orange 2 Sampai 4 Tetes. 4. Larutkan Titrasi Dengan H2so4 Sampai Larutan Menjadi Orange.

penentuan kebasaan air

Embed Size (px)

DESCRIPTION

praktikum kualitas air

Citation preview

Page 1: penentuan kebasaan air

1

ACARA V

PENENTUAN KEBASAAN

I. TUJUAN

1. Mengetahui tingkat kebasaan daripada sampel air sungai yang telah diambil

II. ALAT DAN BAHAN

1. Alat:

a. Volumetrik

b. Buret

c. Labu Takar

d. Bekker

e. Erlenmeyer

2. Bahan :

a. Larutan Standart H2so4 (0,01 N)

b. Larutan Indikator Pp

c. Indikator Mhetyle Orange

III. LANGKAH KERJA

1. Memipet 25 ml Sampel Air Kedalam Tabung Reaksi.

2. Menambahkan 2 Sampai 4 Tetes Larutan Indikator Pp Dan Di Goyang.

3. Apabila Tidak Berwarna Merah Muda, Maka Tetesi Larutan Indikator Metyl

Orange 2 Sampai 4 Tetes.

4. Larutkan Titrasi Dengan H2so4 Sampai Larutan Menjadi Orange.

Page 2: penentuan kebasaan air

2

IV. DASAR TEORI

Basa Adalah Senyawa Kimia Yang Menyerap Ion Hydronium Ketika

Dilarutkan Dalam Air.Basa Adalah Lawan (Dual) Dari Asam, Yaitu Ditujukan

Untuk Unsur/Senyawa Kimia Yang Memiliki Ph Lebih Dari 7. Kostik Merupakan

Istilah Yang Digunakan Untuk Basa Kuat. Basa Dapat Dibagi Menjadi Basa Kuat

Dan Basa Lemah. Kekuatan Basa Sangat Tergantung Pada Kemampuan Basa

Tersebut Melepaskan Ion Oh Dalam Larutan Dan Konsentrasi Larutan Basa

Tersebut.

Alkaliniti Adalah Kapasitas Air Untuk Menetralkan Tambahan Asam

Tanpa Penurunan Nilai Ph Larutan. Sama Halnya Dengan Larutan Bufer, Alkaliniti

Merupakan Pertahanan Air Terhadap Pengasaman. Alkaliniti Adalah Hasil Reaksi-

Reaksi Terpisah Dalam Larutan Hingga Merupakan Sebuah Analisa “Makro”

Yang Menggabungkan Beberapa Reaksi. Alkaliniti Dalam Air Disebabkan Oleh

Ion-Ion Karbonat (Co32- ), Bikarbonat (Hco3

- ), Hidroksida (Oh-) Dan Juga Borat

(Bo33), Fosfat (Po4

3-), Silikat Dan Sebagainya.

Reaksi Biokimia Terjadi Di Dalam Larutan Air. Kebanyakan Zat

Biokimia Sangat Sensitif Pada Tingkat Keasaman Dan Kebasaan Air. Pada Uji

Titrasi, Konsentrasi Asam Dalam Larutan Dapat Ditentukan Dengan Cara

Mereaksikan Asam Dalam Volume Yang Diketahui Dengan Larutan Basa Yang

Diketahui Konsentrasinya. Indikator Digunakan Untuk Menunjukkan Semua

Asam Telah Bereaksi Dan Volume Larutan Basa Yang Dibutuhkan Yang Membuat

Indikator Dapat Mengubah Warna Harus Dicatat.

Beberapa Indikator Umum Dan Reaksinya Yakni Asam Netral Basa

Range Ph Metil Orange Merah Orange Kuning 2,1-4,4 Metil Merah Merah Orange

Kuning 4,1-6,3 Bromtimol Biru Kuning Hijau Biru 6,0-7,6 Kresol Merah Kuning

Orange Merah 7,2-8,8 Fenoftalein Tak Berwarna Merah Muda Merah 8,3-10,0

Orange Merah 10,1-12,0 Alizarin Merah Kuning.

Page 3: penentuan kebasaan air

3

Ph Adalah Satuan Derajat Ke-Asaman (Acidity) Atau Ke-Basaan

(Alkalinity) Suatu Larutan. Ph Berasal Dari Kata Potenz Of Hydrogen (Potensial

Hidrogen) Atau Derajat Keasaman. Ph Juga Digunakan Untuk Mengukur

Keseimbangan Asam Basa Dalam Tubuh. Makin Tinggi Nilai Ph Maka Zat Itu

Makin Bersifat Basa Dan Kaya Oksigen. Makin Rendah Nilai Ph Maka Zat Itu

Makin Bersifat Asam Dan Sedikit Oksigen. Nilai Ph Terendah Adalah 1,0 (Sangat

Asam) Dan Yang Tertinggi Adalah 14,0 (Sangat Basa). Dengan Demikian Nilai

7,0 Dianggap Sebagai Ph Netral. Jadi Rentang Nilai Ph Adalah Dari 0 Sampai

Dengan 14. Dengan Nilai 7,0 Adalah Netral, Maka Bila Di Atas 7 Disebut Basa,

Dan Bila Di Bawah 7 Dianggap Asam.

Rumus Nilai Kebasaan:

Rumus Kebasaan = (1000/Ml Sampel X Ml H2so4)X Faktor (0,01 Ppm)

Page 4: penentuan kebasaan air

4

V. HASIL PRAKTIKUM

No Sampel Reaksi PP Reaksi MO Penurunan

H2SO4 (ml)

1 Daerah

Tali Arus

Tidak berekasi atau

tidak berwarna

merah muda

Bereaksi dengan

berubah menjadi

warna orange

(orange warna)

9,8 – 8,8 =

1 ml

2 Daerah

Bukan

Tali Arus

Tidak bereaksi atau

tidak berwarna

merah muda

Bereaksi dengan

berubah menjadi

warna orange

(orange warna)

14,9 – 13,8

= 1,1 ml

1. Hasil perhitungan PPM dan EPM daerah tali arus

PPPM HCO3 =1000

sampel air (ml)(penurunan H2SO4 x faktor)

= 1000

25 x [ (1,0) x 0,0163 ]

= 40 x [0,0163]

= 0,652

𝐸𝑃𝑀 ∶ 𝑃𝑃𝑀 𝐻𝐶03 𝑋 𝑓𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 𝑘𝑜𝑟𝑒𝑘𝑠𝑖 ∶ 0,652 x 0,0163 = 0,0106 epm

2. Hasil perhitungan PPM dan EPM daerah bukan tali arus

PPPM HCO3 =1000

sampel air (ml)(penurunan H2SO4 x faktor)

= 1000

25 x [ (1,1) x 0,0163 ]

= 40 x [0,01793]

= 0,717

𝐸𝑃𝑀 ∶ 𝑃𝑃𝑀 𝐻𝐶03 𝑋 𝑓𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 𝑘𝑜𝑟𝑒𝑘𝑠𝑖 ∶ 0,717 x 0,0163 = 0,0117 epm

Page 5: penentuan kebasaan air

5

VI. PEMBAHASAN

Praktikum Kualitas Air Acara V – Penentuan Kebasaan, dimaksudkan

untuk menganalisis tingkat kebasaan dari sampel air yang telah diambil pada

Daerah Aliran Sungai Brantas di wilayah kota Malang. Penentuan kebasaan

merupakan proses lanjutan untuk mengetahui kualitas air setelah kita melakukan

analisis mengenai analisis temperatur, pH, DO, DHL, dan Turbidy ( Kekeruhan ).

Dari hasil praktikum di dapatkan nilai kebasaan sampel air yang di ambil

di sungai brantas pada titik koordinat UTM X= 0679005, Y= 9120203 dan

elevasi= 485 meter adalah sebagai berikut: pada tali arus didapatkan nilai PPPM

HCO3 sebesar 0,652 ppm dan nilai EPM sebesar 0,0106 epm, sedangkan pada

non tali arus didapatkan nilai PPPM HCO3 sebesar 0,717 ppm dan nilai EPM

sebesar 0,0117 epm.

Nilai tingkat kebasaan dari sungai Brantas di titik koordinat UTM X=

0679005, Y= 9120203 dan elevasi= 485 meter dipengaruhi oleh berbagai macam

at pencemar yang masuk ke tubuh sungai. Bahan tercemar ini berasal dari limbah

rumah tangga warga sekitar, limbah MCK warga sekitar dan juga kotoran kotoran

/sampah yang berasal dari hulu sungai.

Tingkat kebasaan dan keasaman suatu zat dipengaruhi oleh senyawa air

sungai yang dapat diuraikan menjadi ion ion dalam air. Ionisasi yang merupakan

peristiwa terurainya suatu zat menjadi ion ion dalam air yang dapat menentukan

tingkatan kebasaan atau keasaman larutan. Suatu larutan asam atau basa yang

mengalami ionisasi secara sempurna akan menghasilkan larutan asam kuat atau

larutan basa kuat, sedangkan larutan asam atau basa yang terionisasi sebagian

merupakan larutan dengan asam lemah atau basa lemah. Hasil dari analisis

kebasaan menunjukkan bahwa sampel air di badan sungai yang kami ambil

memilik nilai kebasaan yang mendekati normal yang menunjukkan bahwa ionisasi

yang terjadi seimbang.

Page 6: penentuan kebasaan air

6

Kebasaan yang terjadi di DAS Sungai Brantas pada titik koordinat UTM

X= 0679005, Y= 9120203 dan elevasi= 485 meter mayoritas disebabkan oleh

adanya bikarbonat, karbonat dan juga hidroksida yang berasal dari gabungan

material pencemar yang masuk ke tubuh sungai. Pengaruh lain misalnya dari

organisme juga bisa mempengaruhi tingkat kebasaan. Sebagai contoh adanya

ganggang dan lumut di siang hari akan menurunkan kadar karbon dioksida dan

bikarbonat sehingga karbonat dan hidroksida naik yang berakibat naiknya

tingkatan pH. Sehingga di siang hari bisa terjadi peningkatan tingkat kebasaan dan

peningkatan kadar oksigen dalam air.

VII. KESIMPULAN

Tingkat kebasaan sampel air sungai tergantung dan dipengaruh oleh bikarbonat,

karbonat dan juga hidroksida yang berasal dari gabungan material pencemar yang

masuk ke dalam air tersebut

Page 7: penentuan kebasaan air

7

VIII. DAFTAR PUSTAKA

Utaya, S ugeng. 2013. Pengantar Hidrologi. Malang: Aditya Media Publishing

Kartasapoetra. 2010. Teknologi Konservasi Tanah dan Air. Jakarta: Rineka Cipta

Soemarto. 1987. Hidrologi Teknik. Surabaya: Usaha Nasional