12
Jurnal Teknik Informatika Kaputama (JTIK), Vol 1 No 1, Januari 2017 ISSN : 2548-9704 34 PENENTUAN RUTE TERPENDEK PENDISTRIBUSIAN NASKAH UJIAN NASIONAL MENGGUNAKAN ALGORITMA DIJKSTRA (DINAS PENDIDIKAN DAN PENGAJARAN KOTA BINJAI) Siswan Syahputra Program Studi Sistem Informasi STMIK KAPUTAMA, Jln. Veteran No. 4A-9A Binjai, Sumut, Indonesia e-mail : [email protected] Abstrak Penentuan rute terpendek menuju lokasi tujuan merupakan salah satu masalah yang sering dihadapi pengguna jalur darat. Hal ini juga terjadi saat proses pendistribusian Naskah Ujian Nasional yang dilakukan oleh Dinas Pendidikan dan Pengajaran Kota Binjai. Pada umumnya pemilihan rute saat pendistribusian Naskah Ujian Nasional menuju sekolah tujuan dilakukan dengan cara konvensional atau berdasarkan kesepakatan oleh petugas pendistribusi naskah tersebut, proses ini tidak dilakukan berdasarkan data yang akurat. Masalah rute terpendek dapat diselesaikan dengan sistem informasi geografis berbasis web menggunakan algoritma Dijkstra. Algoritma Dijkstra adalah algoritma pencarian rute terpendek berdasarkan graf untuk memecahkan masalah rute terpendek tunggal. Hal ini diterapkan hanya pada bobot graf positif. Algoritma Dijkstra digunakan untuk memecahkan jalur terpendek dengan biaya minimum. Kata Kunci: Algoritma Dijkstra, Rute Terpendek, Graf Berbobot. 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penentuan rute terpendek menuju lokasi tujuan merupakan salah satu masalah yang sering dihadapi pengguna jalur darat. Hal ini juga terjadi saat proses pendistribusian Naskah Ujian Nasional yang dilakukan oleh Dinas Pendidikan dan Pengajaran Kota Binjai. Kota Binjai merupakan kota yang memiliki banyak jalan jalan alternatif yang menghubungkan satu lokasi dengan lokasi lainnya. Dengan banyaknya jalan alternatif, hal ini dapat memberikan sebuah keuntungan efisiensi waktu dalam pendistribusian Naskah Ujian Nasional, jika tepat dalam memilih rute yang lebih pendek atau menjadi masalah keterlambatan waktu, jika memilih rute yang lebih jauh. Pada umumnya pemilihan rute saat pendistribusian Naskah Ujian Nasional menuju sekolah tujuan dilakukan dengan cara konvensional atau berdasarkan kesepakatan oleh petugas pendistribusi naskah tersebut, proses ini tidak dilakukan berdasarkan data yang akurat. Berdasarkan penelitian yang pernah dilakukan oleh Antonio Gusmao, dkk (2013), masalah rute terpendek dapat diselesaikan dengan sistem informasi geografis berbasis web menggunakan algoritma Dijkstra. Ada beberapa algortima yang dapat digunakan dalam menyelesaikan masalah rute terpendek, diantara nya algoritma Ant Colony dan Dijkstra. Algoritma Dijkstra lebih instensif dalam komputasi untuk pencarian jalur optimum dalam suatu jaringan seperti internet dan waktu rata rata eksekusi algoritma Dijkstra lebih kecil dibanding algoritma Ant Colony. Maka jalur dalam permasalahan ini algoritma lebih tepat digunakan dengan menggunakan jaringan internet. Algoritma Dijkstra ditemukan oleh seorang ilmuan komputer bernama Edsger Dijkstra pada tahun 1956 dan dipublikasikan pada tahun 1959. Algoritma Dijkstra adalah algoritma pencarian rute terpendek berdasarkan graf untuk memecahkan masalah rute terpendek tunggal. Hal ini diterapkan hanya pada bobot graf positif. Algoritma Dijkstra digunakan untuk memecahkan jalur terpendek dengan biaya minimum. Cara kerja algoritma Dijkstra memakai strategi greedy, dimana pada setiap langkah dipiliha sisi dengan bobot terkecil yang

PENENTUAN RUTE TERPENDEK PENDISTRIBUSIAN NASKAH …

  • Upload
    others

  • View
    11

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENENTUAN RUTE TERPENDEK PENDISTRIBUSIAN NASKAH …

Jurnal Teknik Informatika Kaputama (JTIK), Vol 1 No 1, Januari 2017 ISSN :2548-9704

34

PENENTUAN RUTE TERPENDEK PENDISTRIBUSIAN NASKAHUJIAN NASIONAL MENGGUNAKAN ALGORITMA DIJKSTRA

(DINAS PENDIDIKAN DAN PENGAJARAN KOTA BINJAI)

Siswan Syahputra

Program Studi Sistem Informasi STMIK KAPUTAMA,Jln. Veteran No. 4A-9A Binjai, Sumut, Indonesia

e-mail : [email protected]

Abstrak

Penentuan rute terpendek menuju lokasi tujuan merupakan salah satu masalah yang sering dihadapi penggunajalur darat. Hal ini juga terjadi saat proses pendistribusian Naskah Ujian Nasional yang dilakukan oleh DinasPendidikan dan Pengajaran Kota Binjai. Pada umumnya pemilihan rute saat pendistribusian Naskah UjianNasional menuju sekolah tujuan dilakukan dengan cara konvensional atau berdasarkan kesepakatan oleh petugaspendistribusi naskah tersebut, proses ini tidak dilakukan berdasarkan data yang akurat. Masalah rute terpendekdapat diselesaikan dengan sistem informasi geografis berbasis web menggunakan algoritma Dijkstra. AlgoritmaDijkstra adalah algoritma pencarian rute terpendek berdasarkan graf untuk memecahkan masalah rute terpendektunggal. Hal ini diterapkan hanya pada bobot graf positif. Algoritma Dijkstra digunakan untuk memecahkanjalur terpendek dengan biaya minimum.

Kata Kunci: Algoritma Dijkstra, Rute Terpendek, Graf Berbobot.

1. PENDAHULUAN1.1 Latar Belakang

Penentuan rute terpendek menuju lokasitujuan merupakan salah satu masalah yangsering dihadapi pengguna jalur darat. Hal inijuga terjadi saat proses pendistribusian NaskahUjian Nasional yang dilakukan oleh DinasPendidikan dan Pengajaran Kota Binjai.

Kota Binjai merupakan kota yangmemiliki banyak jalan – jalan alternatif yangmenghubungkan satu lokasi dengan lokasilainnya. Dengan banyaknya jalan alternatif, halini dapat memberikan sebuah keuntunganefisiensi waktu dalam pendistribusian NaskahUjian Nasional, jika tepat dalam memilih ruteyang lebih pendek atau menjadi masalahketerlambatan waktu, jika memilih rute yanglebih jauh. Pada umumnya pemilihan rute saatpendistribusian Naskah Ujian Nasional menujusekolah tujuan dilakukan dengan carakonvensional atau berdasarkan kesepakatanoleh petugas pendistribusi naskah tersebut,proses ini tidak dilakukan berdasarkan datayang akurat.

Berdasarkan penelitian yang pernahdilakukan oleh Antonio Gusmao, dkk (2013),

masalah rute terpendek dapat diselesaikandengan sistem informasi geografis berbasis webmenggunakan algoritma Dijkstra. Ada beberapaalgortima yang dapat digunakan dalammenyelesaikan masalah rute terpendek, diantaranya algoritma Ant Colony dan Dijkstra.Algoritma Dijkstra lebih instensif dalamkomputasi untuk pencarian jalur optimumdalam suatu jaringan seperti internet dan wakturata – rata eksekusi algoritma Dijkstra lebihkecil dibanding algoritma Ant Colony. Makajalur dalam permasalahan ini algoritma lebihtepat digunakan dengan menggunakan jaringaninternet.

Algoritma Dijkstra ditemukan olehseorang ilmuan komputer bernama EdsgerDijkstra pada tahun 1956 dan dipublikasikanpada tahun 1959. Algoritma Dijkstra adalahalgoritma pencarian rute terpendek berdasarkangraf untuk memecahkan masalah rute terpendektunggal. Hal ini diterapkan hanya pada bobotgraf positif. Algoritma Dijkstra digunakanuntuk memecahkan jalur terpendek denganbiaya minimum.

Cara kerja algoritma Dijkstra memakaistrategi greedy, dimana pada setiap langkahdipiliha sisi dengan bobot terkecil yang

Page 2: PENENTUAN RUTE TERPENDEK PENDISTRIBUSIAN NASKAH …

Jurnal Teknik Informatika Kaputama (JTIK), Vol 1 No 1, Januari 2017 ISSN :2548-9704

35

menghubungkan sebuah simpul yang sudahterpilih dengan simpul lain yang belum terpilih.Algoritma Dijkstra membutuhkan parametertempat asal dan tempat tujuan. Hasil akhiralgoritma ini adalah jarak terpendek dari tempatasal ke tempat tujuan beserta rutenya(Bambang, 2014).

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas dapat dirumuskanpermasalahan pokok sebagai berikut:1. Bagaimana menentukan jarak terpendek

dalam pendistribusian Naskah UjianNasional.

2. Bagaimana penerapan algoritma Dijkstrauntuk menentukan jarak terpendek dalampendistribusian Naskah Ujian Nasional.

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang diharapkan dalampenelitian ini adalah sebagai berikut :1. Untuk memahami bagaimana algoritma

Dijkstra menentukan rute terpendek.2. Untuk menghasilkan model rute terpendek

dalam pendistribusian Naskah UjianNasional menggunakan algoritma Dijkstra.

3. Membuat prototype perangkat lunak ruteterpendek menuju sekolah – sekolahSMA/SMK di Kota Binjai.

2. LANDASAN TEORI2.1 Lintasan / Rute Terpendek (Shortest

Path)

Pemasalahan lintasan / rute terpendek yaitumenemukan lintasan terpendek antara dua ataubeberapa simpul lebih yang salingberhubungan. Menurut Hayati dan Yohanes,2014, Persoalan mencari lintasan terpendek didalam graf merupakan salah satu persoalanoptimasi. Graf yang digunakan dalam pencarianlintasan terpendek adalah graf berbobot(weighted graph), yaitu graf yang setiap sisinyadiberikan suatu nilai atau bobot. Bobot padasisi graf dapat menyatakan jarak antar kota,waktu pengiriman pesan, ongkospembangunan, dan lain sebagainya. Asumsiyang digunakan di sini adalah bahwa semuabobot bernilai positif. Lintasan terpendekadalah jalur yang dilalui dari suatu node ke

node lain dengan besar atau nilai pada sisi yangjumlah akhirnya dari node awal ke node akhirpaling kecil. Lintasan terpendek adalah lintasanminimum yang diperlukan untuk mencapaisuatu tempat dari tempat lain. Lintasanminimum yang dimaksud dapat dicari denganmenggunakan graf. Graf yang digunakanadalah graf yang berbobot yaitu graf setiapsisinya diberikan suatu nilai atau bobot.Berikut contoh penerapan pencarianlintasan/rute terpendek :1. Implementasi algoritma dijkstra dalam

aplikasi untuk menentukan lintasanterpendek jalan darat antar kota (Fitri danTriansyah, 2013). Dalam penelitiantersebut disimpulkan perlu sebuahalgoritma untuk dapat menyelesaikanpersoalan rute terpendek yaitu denganalgoritma dijkstra.

2. Implementasi algoritma dijkstra pada kartuFPGA (Field-Programmable Gate Array)untuk perhitungan telkom (Benaicha danTaibi, 2013). Jaringan merupakan satu setperangkat komputer yang digunakan untukmemberikan arus informasi, untuk ruteinformasi yang benar jaringanmenggunakan proses routing denganmenggabungkan fleksibilitas dankecepatan sehingga diperlukan teknologibaru yaitu FPGA.

3. Penemuan rute terpendek pada aplikasiberbasis peta (Wira, 2010). Pada penelitianini menghasilkan rute terpendek untukberbagai keperluan masyarakan yangdihadapkan dengan permasalahantransportasi seperti kemacetan pada jalanraya.

Ada beberapa macam persoalan lintasanterpendek, antara lain:1. Lintasan terpendek antara dua buah simpul

(all pairs shortest path)2. Lintasan terpendek antara semua pasangan

simpul (all pairs shortest path)3. Lintasan terpendek dari simpul tertentu ke

semua simpul yang lain (single-sourceshortest path).

4. Lintasan terpendek antara dua buah simpulyang melalui beberapa simpul tertentu(intermedia shortest path).

Page 3: PENENTUAN RUTE TERPENDEK PENDISTRIBUSIAN NASKAH …

Jurnal Teknik Informatika Kaputama (JTIK), Vol 1 No 1, Januari 2017 ISSN :2548-9704

36

2.2 Algoritma Rute Terpedek (Shortest PathAlgorithm)

Algoritma yang dapat digunakan untukmencari rute terpendek telah banyak diteliti.Beberapa algoritma yang dapat digunakanuntuk penyelesaian penentuan rute terpendek(Sanan, dkk, 2013), yaitu :1. Algoritma Dijkstra

Dijkstra adalah algoritma berdasarkanGreedy dan memecahkan satu sumbermasalah jalan terpendek

2. Algoritma Bellman-FordBellman-Ford adalah algoritma berbasisPemrograman Dinamis.

3. Algoritma A* SearchAlgoritma A* Search adalah algoritmapencarian graf/pohon yang menemukanjalur dari node awal yang diberikan kenode tujuan tertentu.

4. Algoritma Floyd-WarshallAlgoritma ini memecahkan semuapasangan jalur terpendek dalam grafik tepiarah.

5. Algoritma JohnsonAlgoritma ini memecahkan semuapasangan jalur terpendek, di jarangtertimbang, grafik berarah.

2.3 Teori Graf (Graph)

Teori graf merupakan hal yang penting dalamberbagai bidang aplikasi perhitungan, penelitidapat menggunakan konsep dari teori grafuntuk penelitiannya (Shirinivas, 2010). Sepertipenelitian ilmu komputer yang dilakukanmenggunakan data pertambangan, segmentasicitra, clustering, penagkapan gambar, jaringandan lain-lain. Struktur data dapat dirancangdalam bentuk pohon (tree), begitu juga denganpemodelan topologi jaringan dapat dilakukandengan menggunakan konsep graf.

2.4 Definisi Graf

Menurut Setyawan (2014), Graf terdiri atashimpunan simpul V dan himpunan sisi Edengan setiap sisi memiliki ujung-ujung yangberupa simpul. Graf dapat digunakan untukmempresentasikan berbagai macam sistemnyata, dengan simpul menyatakan unsur dalamsistem tersebut dan unsur-unsur yang salingberhubungan digambanrkan dengan adanyasisi yang menghubungkan unsur-unsur itu.

Dalam sejarahnya, graf digunakan oleh Euleruntuk memecahkan masalah jembatanKonigsberg. Masalah jembatan Konigsbergmerupakan teka-teki yakni dari salah satutempat tertentu apakah kita dapat berjalandengan melalui ke tujuh jembatan itu masing-masing tepat satu kali.

Gambar 2.1 Jembatan Konigsberg

Banyak orang sudah mencoba melakukannyadengan berbagai cara namun tidak tidak adayang berhasil. Hal ini menarik Leonard Euleruntuk memecahkan masalah tersebut denganmenggunakan konsep yang sekarang dikenalsebagai teori graf. Jika setiap tempat diwakilioleh simpul dan setiap jembatan diwakili olehsisi, maka masalah tersebut dapat digambarkansebagai graf dengan empat simpul dan tujuhsisi.

Gambar 2.2 Representasi Masalah JembatanKonigsberg Sebagai Graf

Dalam representasi graf dari masalah jembatanKonigsberg ternyata keempat simpul tersebutsemuanya memiliki derajat ganjil. Dengan latarbelakang matematika yang dimilikinya, Eulermembuktikan bahwa kita tidak mungkin pergidari satu simpul tertentu dengan melalui ketujuh sisi dari graf itu masing-masing tepat satukali dan kembali ke simpul awal. Eulermembuktikan bahwa ini dilakukan jikasebanyak-banyaknya ada dua simpul denganderajat ganjil, yakni simpul awal dan simpul

Page 4: PENENTUAN RUTE TERPENDEK PENDISTRIBUSIAN NASKAH …

Jurnal Teknik Informatika Kaputama (JTIK), Vol 1 No 1, Januari 2017 ISSN :2548-9704

37

akhir. Dalam perkembangan teori graf, konsepini dikenal dengan trail Euler (Eulerian trail).

2.5 Matrix Graf

Sebuah graf dapat disajikan dalam bentukmatrix (Samuel, 2008), yaitu :1. Matrix titik (Adjacent Matrix)2. Matrix rusuk (Edge Matrix)3. Matrix titik – rusuk (Incidence Matrix)Berikut graf yang dinyatakan dalam bentukmatrix titik, rusuk, dan titik – rusuk

Gambar 2.3 Graf dalam Bentuk Matrix

Matrix titik dari graf diatas adalah matrix 7x7,karena graf diatas mempunyai 7 buah titik.

Gambar 2.4 Elemen – elemen Matrix

Cara mengisi elemen-elemen matrix:1. Baris 1 kolom 1, dari A ke A = 02. Baris 1 kolom 2, dari A ke B = 1

Titik A dan B terhubung oleh sebuahrusuk

3. Baris 4 kolom 4, dari D ke D = 2Titik D mempunyai loop

4. Baris 5 kolom 6, dari E ke F = 2Titik E dan F terhubung oleh 2 buah rusuke7 dan e8

5. Baris 7 kolom 1, dari G ke A = 0Titik G dan A tidak terhubungoleh sebuahrusuk

Matrix rusuk dari graf di atas adalah matrix11x11, karena graf di atas mempunyai 11rusuk.

Gambar 2.5 Matrix Rusuk 11x11

Cara mengisi elemen-elemen matrik:Bila sebuah rusuk bertemu dengan rusuk yanglain disebuah titik maka elemen amtriknya = 1,bila tidak bertemu di satu titik maka elemenmatriknya = 0.Matrik titik rusuk dari graph diatas adalahmatrik 7x11, karena graph tersebut memiliki 7titik dan 11 rusuk.

Gambar 2.6 Matrix Rusuk 7x11

Cara mengisi elemen-elemen matrikBila sebuah rusuk bertemu dengan sebuah titikmaka nilai elemen matrik = 1, bila tidakbertemu maka nilai elemen matrik = 0.

2.6 Algoritma Dijkstra

Menurut Liu dan Chen (2010), ide dasaralgoritma Dijkstra adalah untukmengeksplorasi jalan terpendek dari titiksumber (s) ke luar secara bertahap. Dalamproses menetapkan nomor untuk setiap titik(point) yang menyatakan berat jalur terpendekdari s ke titik point (label P) atau batas atasberat jalur terpendek dari s ke titik point (labelT). Dalam setiap langkah, memodifikasi labelT dan mengubah jumlah titik dengan label T

Page 5: PENENTUAN RUTE TERPENDEK PENDISTRIBUSIAN NASKAH …

Jurnal Teknik Informatika Kaputama (JTIK), Vol 1 No 1, Januari 2017 ISSN :2548-9704

38

untuk menunjukkan dengan label P, sehinggajumlah titik dengan label P dalam grafik Gbertambah satu, maka bisa didapatkan jalurterpendek dari s ke setiap titik hanya dengan n-1 langkah (n adalah jumlah simpul dalamgrafik G).Berikut beberapa contoh penerapan algoritmaDijkstra yang telah dibahas oleh penelitisebelumnya :1. Algoritma dijkstra dapat diterapkan dalam

pembuatan sistem bantuan bencana alamReal Time (Nandiroh, dkk, 2014). Sistemyang dibangun pada penelitian tersebutdapat diakses menggunakan teleponseluler dengan sistem navigasi dan mampumenunjukkan rute terpendek serta dapatmenunjukkan rute alternatif jika terjadikemacetan atau terjadi kecelakaan di salahsatu jalur atau lokasi bencana sehinggatercipta sistem layanan yang real time.

2. Algoritma Dijkstra juga dapat diimplementasikan pada aplikasi untukmenentukan lintasan terpendek jalan daratantar kota (Fitria dan Triansyah, 2013).Pada penelitian ini di hasilkan ruteterpendek secara optimal dan cepat dalammenentukan rute terpendek menggunakanalgoritm dijkstra

3. Pendistribusian barang farmasimenggunakan algoritma dijkstra jugapernah menjadi konsen penelitian(Sulindawaty, dkk, 2015). Pada penelitiantersebut algoritma Dijkstra dibandingkandengan algoritma Prim. Hasil penelitianyang didapatkan adalah algoritma Dijkstradan Prim mampu menemukan jalurterpendek ke tempat tujuan. Namun darihasil analisa, algoritma Dijkstra lebihmemiliki komposisi jalur yang lebih dekatdibandingkan dengan algoritma Prim.

3. METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Kerangka Kerja Penelitian

Kerangka kerja ini merupakan langkah –langkah yang akan dilakukan dalampenyelesaian maslaah yang akan dibahas.Adapaun kerangka kerja penelitian ini adalahsebagai berikut :

Gambar 3.1 Kerangka Kerja Penelitian

a. Persiapan PenelitianPada tahap ini ditentukan objek penelitian,permasalahan yang ada, tujuan danmanfaat dari penelitian.

b. Studi PustakaDalam penelitian ini dilakukanpengumpulan dan mempelajari literatur –literatur yang berhubungan denganpermasalahan, teori – teori, dan algoritmadijkstra baik dari buku, jurnal, e-book danlain sebagainya.

c. Pengumpulan DataData yang dikumpulkan berupa nama,alamat, lokasi, dan titik koordinat(latitude,longitude) sekolah SMA/SMK dikota Binjai. Data koordinat, data jalan danpersimpangan diperoleh dari aplikasi OneTouch Location dan Google Map.

d. Analisis SistemPada tahap ini data yang telahdikumpulkan kemudian dianalisa dan direpresentasikan dalam bentuk graf. Darihasil representasi graf selanjutnyadianalisa dengan alagoritma Dijkstra untukmendapatkan rute terpendek kemudian di

Page 6: PENENTUAN RUTE TERPENDEK PENDISTRIBUSIAN NASKAH …

Jurnal Teknik Informatika Kaputama (JTIK), Vol 1 No 1, Januari 2017 ISSN :2548-9704

39

gambarkan dalam pemodelan ruteterpendek.

e. Perancangan SistemAgar aplikasi prototype yang dibangunsesuai dengan hasil analisa maka padatahap ini dilakukan perancangan sistem.

f. Implementasi SistemTahap ini merupakan tahap pengujianterhadap sistem menggunakan aplikasiberbasis web sekaligus mengevaluasikekurangan – kekurangan yang ada padasistem.

g. Hasil dan KesimpulanPada tahap ini di hasilkan rute terpendekdari Dinas Pendidikan dan Pengajaran kotaBinjai menuju sekolah-sekolah SMA/SMKdi kota Binjai, kemudian disimpulkandengan algoritma Dijkstra apakah mampumenentukan rute terpendek dengan akuratdalam pendistribusian Naska UjianNasional.

4. ANALISA DAN PERANCANGAN

Untuk menyelesaikan masalah penentuan ruteterpendek dalam distribusi naskah UjianNasional oleh Dinas Pendidikan danPengajaran Binjai ke sekolah – sekolahSMA/SMK di seluruh Kota Binjai, akandilakukan analisa data lokasi yang akandiselesaikan menggunakan algoritma Dijsktra.Adapun hal yang pertama yang akan dilakukanadalah menganalisa data yang diperoleh dan direpresentasikan dalam bentuk graf berbobotdari data yang ada.Sebuah graf berbobot dengan n buah simpuldinyatakan dengan matriks ketetanggaan M =[mij], dalam hal ini,mij = bobot sisi (i, j) (pada graf tak – berarah mij

= mji)mij = 0mij = ∞, jika tidak ada sisi dari simpul i kesimpul jSelain matriks M, juga menggunakan tabel S =[si] yang dalam hal ini,si = 1, jika simpul i termasuk ke dalam ruteterppendeksi = 0, jika simpul i tidak termasuk ke dalamrute terpendekTabel D = [d] yang dalam hal ini,di = panjang rute dari simpul awal a ke simpuli.

mij = ∞, jika tidak ada sisi dari simpul i kesimpul jLarik S = [si] yang dalam hal ini,si = 1, jika simpul i termasuk ke dalam ruteterppendeksi = 0, jika simpul i tidak termasuk ke dalamrute terpendekLarik D = [d] yang dalam hal ini,di = panjang rute dari simpul awal a ke simpuli.

Gambar 4.1 Pemodelan Graf Lokasi SekolahSMA/SMK Di Kota Binjai

Dari pemodelan graf lokasi sekolah SMA/SMKdi kota Binjai pada gambar 4.7 simpulpersimpangan diwakili dengan kode berawalanhuruf “S” (S01, S02, S03, ....) sedangkansimpul lokasi awal diwakili dengan kodeberawalan huruf “A” (A01) dan untuk simpultujuan kelanjutan dari kode simpul awal (A02,A03, A04, .....), semua simpul tersebutdihubungkan lintasan – lintasan atau busuryang memiliki bobot jarak dengan satuankilometer (km) pada setiap busur nya .Selanjutnya dilakukan perhitungan untukmencari rute terpendek dari simpul awalmenuju simpul tujuan. Berikut ini sampleperhitungan dari beberapa simpul tujuan :

Page 7: PENENTUAN RUTE TERPENDEK PENDISTRIBUSIAN NASKAH …

Jurnal Teknik Informatika Kaputama (JTIK), Vol 1 No 1, Januari 2017 ISSN :2548-9704

40

Sebuah graf berbobot dengan n buah simpuldinyatakan dengan matriks ketetanggaan M =[mij], dalam hal ini,

mij = bobot sisi (i, j) (pada graf tak –berarah mij = mji)

mii = 0

Gambar 4.2 Flowchart Algoritma Dijsktra

4.1 Analisa Kebutuhan Sistem

Proses analisis kebutuhan ini diawali denganpenjabaran umum aplikasi rute terpendek,identifikasi lokasi sekolah, penjabaran tentangkebutuhan dan kemudian dimodelkan kedalamdigram use case. Analisis kebutuhan inibertujuan untuk menggambarkan kebutuhan –kebutuhan yang harus disediakan oleh sistemagar dapat memenuhi kebutuhan pengguna.

4.2 Gambaran Umum Aplikasi RuteTerpendek

Aplikasi rute terpendek ini merupakan aplikasiprototype yang dirancang untuk mempermudahpengguna untuk mendapatkan lokasi sekolahdalam proses pendistribusian naskah ujian.Ketika mengakses aplikasi ini, pengguna hanyamemerlukan sidikit waktu, maka penggunasudah mendapatkan lokasi sekolah – sekolahyang akan dituju

4.3 Daftar Kebutuhan Sistem

Daftar kebutuhan terdiri dari kebutuhanfungsional dan non-fungsional. Pada tabel 4.1

kebutuhan fungsional ditunjukkan denganpenomoran F, sedangkan kebutuhan non-fungsional ditunjukkan dengan penomoran NF.

Tabel 4.1 Daftar Kebutuhan FungsionalIdentifikasi Kebutuhan Uses Case

F01

Aplikasi harusmampumenampilkanlokasi - lokasisekolah

Melihatlokasi –lokasisekolah

F02

Aplikasi harusmampumenampilkan rutedari lokasi awalmenuju lokasitujuan yang telahdi pilih

Melihat ruteterpendekdari lokasiawal menujulokasi tujuan

F03

Aplikasi harusmampu mencarilokasi tujuan awalhingga lokasitujuan akhirberdasarkan ruteterpendek

Melihat ruteterpendekdari lokasitujuan awalhinggalokasi tujuanakhir

F04

Aplikasi harusmampumenambahkandata lokasi sekolahyang baru

Penambahandata lokasisekolah

F05

Aplikasi harusmampumenambahkandata ruteperbandingan

Penambahandata ruteperbandingan

Tabel 4.2 Daftar Kebutuhan Non-Fungsional

Parameter Kode DeskripsiKebutuhan

Usability NF01

Aplikasi harusdengan mudahdigunakan olehpengguna(Ketikapenggunamenjalankanaplikasi makaaplikasi akanmampumenampilkanlokasi – lokasisekolah padapeta dalam

Page 8: PENENTUAN RUTE TERPENDEK PENDISTRIBUSIAN NASKAH …

Jurnal Teknik Informatika Kaputama (JTIK), Vol 1 No 1, Januari 2017 ISSN :2548-9704

41

bentuk marker)

Compatibility NF02

Aplikasi harusdapatdigunakan padakomputerdengan sistemoperasiwindows

4.4 Perancangan Sistem

Perancangan perangkat lunak dilakukan setelahsemua kebutuhan perangkat lunak didapatkanmelalui tahap analisis kebutuhan. Perancanganperangkat lunak berdasarkan object orientedanalysis dan object oriented design yaitumenggunakan pemodelan UML (UnifiedModeling Language). Perancangan di mulaidari perancangan alur atau aktifitas ayangdilakukan pengguna secara prosedural yangdimodelkan dalam activity diagram. Interaksiantar objek yang telah di identifikasi, dimodelkan dalam sequence diagram.Selanjutnya, dilakukan perancangan sistemaplikasi rute terpendek dengan mengidentifikasiclass dan layout yang dibutuhkan, sertakemudian dimodelkan dalam class diagram.Kemudian tahap perancangan dilanjutkandengan perancangan antarmuka pengguna

4.5 Diagram Use Case

Pemodelan use case sistem diperoleh darikebutuhan fungsional yang digunakan untukmenggambarkan interaksi antara satu atau lebihaktor dengan sistem yang akan dibuat. Gambar4.3 menunjukkan use case sistem.

Gambar 4.3 Use Case Sistem

Gambar 4.3 merupakan use case sistem yangterdiri dari 2 aktor yaitu user dan admin,dimana admin dapat memanipulasi data lokasisekolah dan mengakses aplikasi, sedangkanuser hanya dapat melakukan akses aplikasi dantidak dapat memanipulasi data lokasi sekolah.Setiap use case yang ada pada gambar 4.3 dapatdijelaskan oleh skenario use case.

4.6 Skenario Use Case

Tabel 4.3 menjelaskan kegiatan yang dilakukanpada saat melihat lokasi sekolah pada gambaruse case sistem. Pertama pengguna membukaalamat apliaksi pada browser kemudian sistemakan menampilkan peta, marker lokasi sekolah– sekolah SMA/SMK.

Tabel 4.3 Skenario Use Case Melihat LokasiSekolah

Nomor UseCase

F01

Nama Use CaseMelihat lokasi – lokasisekolah

PrasyaratKonteks

Komputer terkoneksiinternet, aplikasi dibuka pada browser.

Tujuan Konteks

Mempermudahpengguna untukmenentukan rutelokasi sekolah terdekat

Prakondisi

Aplikasi telahterpasang danpengguna membukanaplikasi

Kondisi AkhirSukses

Aplikasi menampilkanlokasi sekolah danmenampilkan rutelokasi sekolah terdekat

Kondisi AkhirFailed

-

Aktor Pengguna

Alur Utama

Aktifitas

1. Penggunamembukaaplikasi

2. Sistemmenampilkanlokasi – lokasisekolah.

3. Sistemmenampilkan

<<extend>>

<<include>>

app

server

1.1 Melihat lokasi –lokasi sekolah

2.1 Menambah DataSekolah

1.1.1 Melihat rutelokasi sekolahterdekat

2.1.1 Login

<<extend>>

<<include>>

User

Admin

Page 9: PENENTUAN RUTE TERPENDEK PENDISTRIBUSIAN NASKAH …

Jurnal Teknik Informatika Kaputama (JTIK), Vol 1 No 1, Januari 2017 ISSN :2548-9704

42

rute lokasisekolah terdekat

Tabel 4.3 menjelaskan kegiatan yang dilakukanpada saat admin login ke sistem pada gambarIV.3 Use Case Sistem. Pertama admin login kesistem kemudian sistem akan menampilkanpeta, marker lokasi sekolah – sekolahSMA/SMK, tampilan hampir sama denganhalaman pengguna. Namun ada penambahankolom yaitu kolom Tambah Lokasi Sekolahdan Input Jarak Sekolah.

Tabel 4.4 Skenario Use Case Penambahan DataLokasi Sekolah

Nomor Use Case F02

Nama Use CasePenambahan datalokasi sekolah

PrasyaratKonteks

Komputer terkoneksiinternet, aplikasi dibuka pada browser.

Tujuan Konteks

Memberi akseskepada admin untukmelakukanpenambahan data

PrakondisiAplikasi telahterpasang dan adminmembuka aplikasi

Kondisi AkhirSukses

Aplikasimenampilkan lokasisekolah dan memberiakses kepada adminuntuk dapatmelakukanpenambahan data

Kondisi AkhirFailed

-

Aktor Admin

Alur Utama

Aktifitas

1. Admin membukaaplikasi

2. Sistemmenampilkanlokasi – lokasisekolah.

3. Sistem memberiakses kepadaadmin untukmelakukanpenambahan data

4.7 Diagram Activity

Diagram activity adalah diagram untukmemodelkan aktivitas antara pengguna dansistem yang berjalan berdasarkan pada skenariouse case. Skenario use case yang digambarkanpada tabel 4.4 dapat di modelkan kedalamdiagram activity, dapat terlihat aktor yangmelakukan proses tiap langkahnya.

Gambar 4.4 Aktivitas Diagram Melihat LokasiSekolah

Gambar 4.4 merupakan aktivitas diagrammelihat lokasi sekolah dan rute terpendek.Aktivitas diagram dibuat untuk menjelaskaninteraksi antara user dengan sistem. Pertamauser membuka aplikasi pada browser dikomputer dengan memanggil alamat serveratau aplikasi. Kemudian aplikasi menampilkanpeta, lokasi sekolah dan rute terpendek.

5. HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada implementasi pengujian ini untukmengetahui apakah sistem yang dibangunsudah benar sesuai dengan yang dibutuhkan.Pengujian validasi menggunakan metodepengujian Black-Box, karena tidak diperlukankonsentrasi terhadap alur jalannya algoritmaprogram dan ditekankan untuk menemukan ruteterpendek menuju sekolah - sekolahSMA/SMK di Kota Binjai. Pada penenlitian inidilakukan pengujian validasi terhadap aplikasipecarian rute terpendek.

MembukaAplikasi

Menampilkan peta,lokasi sekolah, rute

terpendek

User Sistem

Page 10: PENENTUAN RUTE TERPENDEK PENDISTRIBUSIAN NASKAH …

Jurnal Teknik Informatika Kaputama (JTIK), Vol 1 No 1, Januari 2017 ISSN :2548-9704

43

1. Kasus Uji PenggunaPada tahap ini dilakukan pengujian terhadapaplikasi untuk mengetahui aplikasi memenuhikebutuhan fungsional atau tidak denganmenampilkan halaman utama pengguna,menampilkan lokasi – lokasi sekolahSMA/SMK dalam bentuk marker pada peta dandaftar list, serta aplikasi dapat menampilkanhasil pencarian rute terpendek.Berikut merupakan beberapa pengujian yangdilakukan :

a. Kasus uji pembukaan aplikasi dan kasus ujimelihat lokasi – lokasi sekolah, hasilpengujian di tampilkan pada tabel V.1

Tabel 5.1 Kasus Uji Membuka Aplikasi

Nama KasusUji

Kasus uji pembukaanaplikasi pencarian ruteterpendek dan melihatlokasi – lokasi sekolahSMA/SMK

Objek Uji Kebutuhan Fungsional

TujuanPengujian

Pengujian dilakukanuntuk memastikan bahwaaplikasi memenuhikebutuhan fungsionaluntuk membuka aplikasikemudian menampilkanlokasi – lokasi sekolahSMA/SMK

Prosedur Uji

Pengguna membukabrowser kemudianmemasukkan alamataplikasi pada addressbar.

Hasil yangdiharapkan

Aplikasi dapatmenampilkan halamanutama dan lokasi – lokasisekolah SMA/SMK padapeta dalam bentukmarker.

b. Kasus uji pencarian rute terpendek denganmenentukan lokasi awal dan lokasi tujuan

Tabel 5.2 Kasus Uji Pencarian Rute Terpendek

NamaKasus Uji

Pencarian rute terpendekdengan menentukan lokasiawal dan lokasi tujuan

Objek Uji Kebutuhan Fungsional

Tujuan UjiPengujian dilakukan untukmemastikan aplikasi mampumenampilkan rute terpendek

dengan menentukan lokasiawal dan lokasi tujuan.

ProsedurPengujian

Pengguna memilih lokasiawal dan lokasi tujuan padadaftar pilihan, kemudianpengguna menekan tombol“Cari Rute”

Hasil yangdiharapkan

Aplikasi dapat mencari ruteterpendek dari lokasi awal kelokasi tujuan danmenampilkan jalan yangdilalui pada kolom panel rute

c. Kasus uji pencarian lokasi tujuan awalhingga akhir berdasarkan rute terpendek

Tabel 5.3 Kasus Uji Pencarian Lokasi TujuanAwal Hingga Lokasi Tujuan Akhir

NamaKasus Uji

Pencarian lokasi tujuanawal hingga akhirberdasarkan rute terpendek

Objek Uji Kebutuhan Fungsional

Tujuan Uji

Pengujian dilakukan untukmemastikan aplikasimampu mencari lokasitujuan awal hingga lokasitujuan akhir berdasarkanrute terpendek, kemudianmenampilkan hasilpencarian.

ProsedurPengujian

Pengguna menekan tombol“Cari Rute Berikutnya”pada kolom cari semuarute, kemudian penggunamenekan tombol “SimpanRute” untuk menyimpanhasil pencarian.

Hasil yangdiharapkan

Aplikasi mampu mencarilokasi tujuan awal hinggalokasi tujuan akhirberdasarkan rute terpendek,kemudian menyimpan danmenampilkan kembali hasilyang di dapat.

2. Kasus Uji Admin

Pada tahap ini dilakukan pengujian terhadapaplikasi untuk mengetahui aplikasi memenuhikebutuhan fungsional atau tidak denganmenampilkan halaman admin, menambah datalokasi – lokasi sekolah serta menambah datarute perbandingan.

Page 11: PENENTUAN RUTE TERPENDEK PENDISTRIBUSIAN NASKAH …

Jurnal Teknik Informatika Kaputama (JTIK), Vol 1 No 1, Januari 2017 ISSN :2548-9704

44

Berikut merupakan beberapa pengujian yangdilakukan :

a. Kasus uji penambahan data lokasi – lokasisekolah, hasil pengujian di tampilkan padatabel 5.4

Tabel 5.4 Kasus Uji Penambahan LokasiSekolah

Nama KasusUji

Penambahan lokasisekolah

Objek Uji Kebutuhan Fungsional

Tujuan Uji

Pengujian dilakukanuntuk memastikanaplikasi mampumenambah lokasisekolah baru.

ProsedurPengujian

Admin memasukkan datasekolah baru pada kolom“Tambah LokasiSekolah” kemudianadmin menekan tombol“Simpan”

Hasil yangdiharapkan

Aplikasi mampumenambah danmenyimpan data lokasisekolah baru.

b. Kasus uji penambahan data ruteperbandingan

Tabel 5.5 Kasus Uji Penambahan RutePerbandingan

Nama KasusUji

Penambahan data ruteperbandingan

Objek Uji Kebutuhan Fungsional

Tujuan Uji

Pengujian dilakukanuntuk memastikanaplikasi mampumenambah data ruteperbandingan yang baru

ProsedurPengujian

Admin memmasukkandata rute perbandinganyang baru pada kolom“Input Jarak Lokasi”kemudian adminmenekan tombol“Simpan”.

Hasil yangdiharapkan

Aplikasi mampumenambah danmenyimpan data ruteperbandingan yang baru.

6. KESIMPULAN DAN SARAN6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisa, implementasi danpengujian yang dilakukan, maka di ambilkesimpulan sebagai berikut :1. Permasalahan pencarian rute terpendek

pendistribusian naskah ujian nasional keseluruh SMA/SMK di Kota Binjai dapatdiselesaikan dengan algoritma Dijkstra.

2. Algoritma Dijkstra mampu menghasilkanmodel rute terpendek dalampendistribusian naskah ujian nasional keseluruh SMA/SMK di Kota Binjai.

3. Prototype perangkat lunak pencarian ruteterpendek dapat menyimpan danmenampilkan hasil pencarian ruteterpendek dari lokasi tujuan awal hinggalokasi tujuan akhir.

4. Dengan menggunakan algoritma Dijkstradalam proses pencarian rute terpendek darilokasi tujuan awal hingga lokasi tujuanakhir, jika ada beberapa lokasi yangberdekatan dengan lokasi asal adakemungkinan lokasi tersebut akan beradadi akhir urutan rute terpendek

6.2 Saran

Berikut ini beberapa saran yang dapatdipergunakan untuk pengembangan penelitiandalam menentukan rute terpendek1. Memperluas cakupan wilayah penelitian

seperti wilayah Sumatera Utara, sehinggadapat membantu Dinas Pendidikan danPengajaran kantor pusat dalampendistribusian naskah ujian nasional.

2. Dilakukan pengembangan terhadapprototype perangkat lunak pencarian ruteterpendek.

DAFTAR PUSTAKA

[1]Antonio, G., Sholeh, H.P dan Sunaryo,2013, Sistem Informasi GeografisPariwisata Berbasis Web Dan PencitraanJalur Terpendek Dengan Algoritma Dijkstra,Jurnal EECIS Vol 7, No. 2

[2]Benaicha, R. Dan Taibi, M., 2013, DijkstraAlgorithm Implementation On FPGA CardFor Telcom Calculations, InternationalJournal of Engineering Sciences &

Page 12: PENENTUAN RUTE TERPENDEK PENDISTRIBUSIAN NASKAH …

Jurnal Teknik Informatika Kaputama (JTIK), Vol 1 No 1, Januari 2017 ISSN :2548-9704

45

Emerging Technologies, Volume 4, Issue 2,pp: 110-116 ©IJESET.

[3]Fitria dan Apri.T.,2013,ImplementasiAlgoritma Dijkstra Dalam Aplikasi UntukMenentukan Lintasan Terpendek JalanDarat Antar Kota Di Sumatera BagianSelatan, Jurnal Sistem Informasi (JSI), Vol.5, No.2.

[4]Liu, X.Y dan Chen, Y.L.,2010, Applicationof Dijkstra Algorithm in LogisticsDistribution Lines, Proceeding of the ThirdInternational Symposium on ComputerScience and ComputationalTechnology(ISCSCT ’10) Jiaozuo, P.RChina, 14-15 Agustus.

[5]Putu Wira Buana, 2010, Penemuan RuteTerpendek Pada Aplikasi Berbasis Web,Lontar Komputer, Vol.1, No. 1

[6]Siti, N., Haryanto dan Hafidh,M.,2014,Implementasi Algoritma Dijkstra SebagaiSolusi Efektif Pembuatan Sistem BantuanBencana Real Time, Jurnal Ilmiah TeknikIndustri,Vol. 12, No. 2.

[7]Sulindawaty, Hendryan, W., dan Trinanda,S., 2015, Pendistribusian Barang FarmasiMenggunakan Algoritma Dijkstra (StudiKasus: PT. Air Mas Chemical), JurnalSantikom, Vol. 14, No. 1.

[8]Uning, L., dan Marwoto, 2012, AplikasiSistem Informasi Geografis PemetaanDigital Loop Carrier, Jurnal TeknologiTechnoscientia, Vol. 5, No.1.

[9]Yudi, S., 2014, Visualisasi Graf DanAlgortima – Algoritma Dalam Teori GrafMenggunakan Beberapa Paket Software,Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains& Teknologi(SNAST),Yogyakarta, 15November.