Click here to load reader
Upload
ngotram
View
306
Download
24
Embed Size (px)
Citation preview
1
PENERAPAN METODE HIRARC (HAZARD IDENTIFICATION,
RISK ASSESSMENT AND RISK CONTROL) PADA PROYEK WIKA TOWER
JAKARTA TIMUR PT WIJAYA KARYA (PERSERO) TBK TAHUN 2015
LAPORAN MAGANG
Oleh :
Ayu Septya Wulandari
NIM : 1111101000080
PEMINATAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1436 H / 2015
i
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
PEMINATAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA
Magang, Mei 2015
Ayu Septya Wulandari, NIM: 1111101000080
Penerapan Metode HIRARC (Hazard Identification, Risk Assessment And Risk Control) Pada Proyek WIKA Tower Jakarta Timur PT Wijaya Karya (Persero) Tbk Tahun 2015
Xiii + 92 halaman + 9 tabel + 11 gambar + 3 lampiran
ABSTRAK
HIRARC merupakan salah satu cara mengindentifikasi potensi bahaya yang terdapat pada setiap jenis pekerjaan. Langkah-langkahnya dimulai dengan carra mengidentifikasi bahaya, lalu menilai risikonya dan melakukan pengendalian. HIRARC merupakan bagian dari Sistem Manajemen Wijaya Karya (Persero) Tbk yang tersusun dalam prosedur SHE Plan. Terdapat ketidaksesuain antara prosedur dan penerapan hasil penilaian risiko dengan menggunakan metode HIRARC dengan prosedur WIKA-PEM-PM-03.03 revisi 02 (Amd. 04)
Kegiatan magang dilakukan di Proyek WIKA Tower PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (Persero) selama 29 hari jam kerja yang di mulai pada tanggal 02 Februari – 13 Maret 2015. Kegiatan magang dilakukan berdasarkan kompetensi yang diharapkan. Penerapan metode HIRARC pada Proyek WIKA Tower Jakarta Timur belum sesuai alur proses penilaian risiko. Ketidaksesuaian meliputi form HIRARC tidak sesuai dengan prosedur dimana tidak adanya kolom peraturan dan perundang-undangan yang berlaku, serta tidak dikomunikasikannya hasil penilaian risiko pada pekerja dan manajemen representatif. Hal ini belum sesuai dengan prosedur SHE Plan maupun OHSAS 18001:2007.
Rekomendasi untuk perbaikan penerapan prosedur penilaian risiko adalah membuat alur kerja yang baik, melakukan pemantauan dan komunikasi hasil penilaian risiko, menindaklanjuti hasil audit HIRARC, mereview kembali prosedur SHE Plan dan pengawasan dari foreman dilakukan secara rutin.
Daftar Bacaan : 21 (2004-2014)
Kata Kunci : Penilaian Risiko, HIRARC, PT Wijaya Karya (Persero) Tbk
ii
iii
iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
DATA DIRI
Nama : Ayu Septya Wulandari
Tempat/Tanggal Lahir : Bekasi, 22 September 1993
Agama : Islam
Jenis Kelamin : Perempuan
Status : Belum Menikah
Alamat : Komplek Dosen Ikip Blok II no 19, RT 002/RW 002, Jatikramat, Jatiasih, Bekasi, 17421
No. Handphone : 085929881190
Email : [email protected]
PENDIDIKAN FORMAL
1. 1998 – 1999 : TK Putera Nusantara Bekasi 2. 1999 – 2005 : SDN Jatibening X Bekasi 3. 2005 – 2008 : SMPN 194 Jakarta 4. 2008 – 2011 : SMAN 107 Jakarta 5. 2011 – Sekarang : Program Sarjana Kesehatan Masyarakat, Fakultas
Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
PELATIHAN
1. Peserta Orientasi Akademik dan Kebangsaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2011
2. Peserta Seminar Profesi Keselamatan dan Kesehatan Kerja Tanggap Darurat dengan Tema “Siap Siaga Hadapi Bencana, Selamatkan Banyak Jiwa” tahun 2012
3. Peserta Basic Fire Fighting FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun
v
2013 4. Peserta Workshop “Ergonomi di Tempat Kerja” tahun 2014 5. Peserta Workshop “Investigasi dan Pencegahan Kecelakaan Kerja” tahun
2014 6. Peserta Workshop “Manajemen Kebakaran dan Ledakan” tahun 2014 7. Peserta Workshop “Manajemen Risiko dan Pengendalian Kerugian” tahun
2014 8. Peserta Training “SMK3 Based on OHSAS 18001 dan PP No.50” tahun
2014
PENGALAMAN ORGANISASI
1. Ketua Bidang Berbangsa dan Bernegara OSIS SMPN 194 Jakarta 2006 – 2007
2. Komandan Satuan Pengawas Paskibra SMPN 194 Jakarta 2006-2007
3. Bendahara Remaja Islam Masjid At’taqwa 2008-2010
4. Ketua Paskibra SMAN 107 Jakarta 2009-2010
5. Staff Information Technology, FSK3 UIN 2012 – 2015
KEPANITIAAN
1. Panitia Teater Syahid UIN “Syekh Siti Jenar – Babad Geger Pengging” Tahun 2012
2. Panitia Bakti Sosial FKIK UIN “Anak Sehat, Dimulai dari Tangan yang Sehat” Tahun 2012
3. Panitia Seminar Profesi K3 “Optimalisasi Pemenuhan Regulasi Prasarana Perlintasan Kereta Api Demi Stabilitas Transportasi Nasional" Tahun 2014
vi
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahiim
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkah, rahmat, karunia,
kesehatan dan kemudahan dalam pelaksanaan magang dan penyusunan laporan magang
yang berjudul “Gambaran Penerapan Metode HIRARC (Hazard Identification, Risk
Assessment and Risk Control) Dalam Prosedur SHE Plan Pada Proyek WIKA Tower
Jakarta Timur PT Wijaya Karya (Persero) Tbk Tahun 2015
Kegiatan magang dilakukan sejak 2 Februari 2015 – 13 Maret 2015. Laporan
magang ini disusun dan diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah magang yang
terdapat di semester VIII pada peminatan Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Fakultas
Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Di samping itu magang ini dilaksanakan untuk membina dan menambah
wawasan serta mencoba mengaplikasikan pengetahuan penulis dan mengamati
permasalahan dan hambatan yang ada mengenai penerapan Keselamatan dan Kesehatan
Kerja.
Dalam pelaksanaan magang dan penyusunan laporan ini, penulis telah dibantu
dan dibimbing oleh berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati,
perkenankan penulis menyampaikan terima kasih kepada :
1. Keluarga tercinta, Bapak, Mama, Agung, Ita atas dukungan serta doa yang selalu
dipanjatkan sehingga penulis dapat melanjutkan pendidikan hingga saat ini
2. Dr. Arif Sumantri S.KM, M.Kes selaku Dekan Fakultas Kedokteran dan Ilmu
Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Ibu Fajar Ariyanti, Ph.D selaku ketua program studi Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Ibu Iting Shofwati, ST, M.KKK, selaku dosen peminatan K3
5. dr. Yuli Prapanca Satar, MARS selaku dosen pembimbing magang
vii
6. Pak Ami selaku manajer HC yang telah menerima penulis untuk melaksanakan
kegiatan magang di PT Wijaya Karya
7. Pak Arief Daru Wibawanto selaku manajer QSHE Departemen Power Plant dan
Energi serta pembimbing lapangan
8. Pak Rusli, Pak Yudhis, Ibu Desi, Ibu Tia selaku staff QSHE yang senantiasa
memberikan pengalaman dan pengetahuannya
9. Pak Kris dan Pak Elang yang telah bersedia datang pada presentasi magang di PT
Wijaya Karya (Persero) Tbk serta memberikan saran membangun.
10. Seluruh karyawan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk sukarela membantu penulis
ketika membutuhkan informasi yang diperlukan dalam rangka penyusunan
laporan.
11. Lifi, Ika dan Meta yang selalu memberikan dukungan motivasi untuk
menyelesaikan laporan magang
12. Kawan sholihah, teman-teman K3 2011 serta seluruh teman - teman Program
Studi Kesehatan Masyarakat 2011
Penulis menyadari bahwa dalam menyusun laporan ini masih banyak kekurangan,
sehingga penulis mengharapkan kritik dan saran demi perbaikan dan kesempurnaan
laporan ini.
Semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan. Amin.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb
Jakarta, Mei 2015
Penulis
Ayu Septya Wulandari
viii
DAFTAR ISI
ABSTRAK .................................................................................................................. i
LEMBAR PERSETUJUAN........................................................................................ ii
LEMBAR PENGESAHAN ....................................................................................... iii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP .................................................................................. iv
KATA PENGANTAR ............................................................................................... vi
DAFTAR ISI ........................................................................................................... viii
DAFTAR ISTILAH ................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ...................................................................................................... x
DAFTAR BAGAN..................................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR................................................................................................. xii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ...................................................................................................... 1
1.2 Tujuan ................................................................................................................... 4
1.2.1 Tujuan Umum ........................................................................................ 4
1.2.2 Tujuan Khusus ....................................................................................... 4
1.3 Manfaat ................................................................................................................. 5
1.3.1 Bagi Mahasiswa...................................................................................... 5
1.3.2 Bagi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan ..................................... 5
1.3.3 Bagi PT Wijaya Karya (Persero) Tbk..................................................... 5
BAB II RENCANA KEGIATAN HARIAN .............................................................. 6
ix
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN................................................................... 24
3.1 Gambaran Umum Perusahaan dan Proyek ......................................................... 24
3.1.1 Sejarah Perkembangan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk...................... 25
3.1.2 Visi dan Misi ........................................................................................ 26
3.1.3 Nilai-nilai perusahaan........................................................................... 26
3.1.4 Kebijakan SHE PT Wijaya Karya (Persero), Tbk. ............................. 28
3.1.5 Gambaran Departemen Power Plant dan Energi (DPE)........................29
3.1.5.1 Struktur Organisasi DPE........................................................ 30
3.1.6 Fungsi utama Biro Quality Safety Health Environment........................31
3.17 Gambaran Proyek WIKA Tower............................................................33
3.2 Realisasi Kegiatan Harian ................................................................................... 35
3.3 Metode HIRARC Pada Prosedur SHE Plan......................................................... 60
3.3.1 Tujuan Prosedur SHE Plan................................................................... 60
3.4 Analisis Situasi.................................................................................................... 62
3.5 Pelaksanaan HIRARC di Proyek WIKA Tower.................................................. 64
3.6 Penerapan HIRARC pada Pekerjaan Mass Concrete.......................................... 65
3.6.1 Hasil Identifikasi Bahaya Pekerjaan Mass Concrete............................ 66
3.6.2 Hasil Penilaian Risiko Bahaya Pekerjaan Mass Concrete.................... 75
3.6.3 Hasil Pengendalian Risiko Bahaya Pekerjaan Mass Concrete............. 78
3.7 Identifikasi Akar Masalah Penerapan Metode HIRARC..................................... 86
3.8 Rekomendasi Perbaikan Penerapan Metode HIRARC........................................ 89
BAB IV SIMPULAN DAN SARAN ....................................................................... 90
4.1 Simpulan ................................................................................................. 90
4.2 Saran ....................................................................................................... 91
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 93
x
LAMPIRAN
DAFTAR ISTILAH
K3 : Kesehatan dan Keselamatan Kerja
SMK3 : Sistem Keselamatan dan Kesehatan Kerja
QSHE : Quality Safety Health Environment
Mass Concrete : Pembetonan
APD : Alat Pelindung Diri
LOTO : Lockout (kunci) dan tagout (tanda)
CSMS : Contractor Safety Management System
HIRARC : Hazard Identification, Risk Assessment And Risk Control
RCA : Risk Containment Audit
5 R : Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, Rajin
Tbk : Terbuka
WIKA : PT Wijaya Karya (Persero) Tbk
IK : Instruksi Kerja
PTKP : Permintaan Tindakan Korektif dan Preventif
OHSAS : Occupational Health and Safety Standar Assessment (Standar penilaian mengenai sistem manajemen K3)
Sucofindo : Perusahaan Jasa K3
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 2. 1Rencana Kegiatan Harian Magang ............................................................ 8
Tabel 3. 1 SHE Program............................................................................................ 32
Tabel 3. 2 Realisasi Kegiatan Harian Magang .......................................................... 35
Tabel 3. 3 Tabel HIRARC WIKA Tower PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.............. 67
Tabel 3. 4 Identifikasi Bahaya Pekerjaan Mass Concrete.......................................... 70
Tabel 3. 5 Tabel Hasil HIRARC WIKA Tower PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.... 72
Tabel 3. 6 Risk Matriks............................................................................................. 74
Tabel 3. 7 Tabel HIRARC Pengendalian Risiko...................................................... 82
Tabel 3. 8 Rekomendasi Kolom Pengendalian Risiko.............................................. 83
xii
DAFTAR BAGAN
Bagan 3. 1 Struktur Organisasi Departemen Power Plant dan Energi....................... 30
Bagan 3. 2 Alur Proses HIRARC.............................................................................. 66
Bagan 3. 3 Fish Bone Diagram................................................................................. 88
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3. 1 Lokasi Proyek WIKA Tower Jakarta Timur ........................................ 34
Gambar 3. 2 Safety Plan............................................................................................ 66
Gambar 3. 3 Ketentuan Umum HIRARC.................................................................. 68
Gambar 3. 4 Lembar Persetujuan Hasil HIRARC..................................................... 68
Gambar 3. 5 Ketentuan Umum HIRARC.................................................................. 69
Gambar 3. 6 Lembar Persetujuan Hasil HIRARC..................................................... 69
Gambar 3. 7 Ketentuan Umum HIRARC.................................................................. 71
Gambar 3. 8 Form HIRARC...................................................................................... 72
Gambar 3. 9 Contoh isian form HIRARC..................................................................73
Gambar 3. 10 Form HIRARC Proyek WIKA Tower ............................................... 73
Gambar 3. 11 Hasil Pengendalian Risiko Pekerjaan Mass concrete.......................... 75
xiv
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kondisi global saat ini berpengaruh terhadap perkembangan sektor
industri di Indonesia yang banyak menyerap tenaga kerja. Tenaga kerja
merupakan aset perusahaan yang sangat berharga dan merupakan unsur penting
dalam proses produksi disamping unsur lainnya seperti material, mesin, dan
lingkungan kerja. Oleh karena itu tenaga kerja harus dilindungi, dibina dan
dikembangkan agar selalu selamat dan sehat untuk meningkatkan
produktivitasnya.
Dalam meningkatkan produktivitas pekerja diperlukan pelaksanaan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). Pelaksanaan K3 di setiap tempat kerja
sebagaimana yang diamanatkan Undang-Undang No.1 Tahun 1970 dan UU
No.13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan, merupakan kewajiban pengusaha
untuk melindungi tenaga kerja dari potensi bahaya yang dihadapi. Semuanya
untuk mewujudkan kondisi kerja yang aman, sehat, bebas kecelakaan dan
penyakit akibat kerja.
Penerapan keselamatan dan kesehatan kerja di sektor industri masih
belum menunjukkan hasil yang diharapkan, hal ini terindikasi dari tingkat
kecelakaan kerja yang relatif masih tinggi. Data angka kecelakaan kerja di
Indonesia pada tahun 2013 sebanyak 192.911 orang (BPJS Ketenagakerjaan,
2013). Pada industri konstruksi terdapat hampir 32% kasus kecelakaan kerja
2
yang meliputi semua jenis pekerjaan proyek gedung, jalan, jembatan,
terowongan, irigasi bendungan dan sejenisnya (JAMSOSTEK, 2010). Upaya
pencegahan kecelakaan akibat kerja dapat direncanakan, dilakukan dan dipantau
dengan melakukan studi karakteristik tentang kecelakaan agar upaya pencegahan
dan penganggulangannya dapat dipilih melalui metode yang tepat.
Industri konstruksi harus mengacu pada UU No.19/1999 tentang jasa
konstruksi Pada pasal 23 menyebutkan bahwa penyelenggaraan pekerjaan
konstruksi wajib memenuhi ketentuan tentang keteknikan, keselamatan dan
kesehatan kerja, perlindungan tenaga kerja, serta tata lingkungan setempat untuk
menjamin terwujudnya tertib penyelenggaraan pekerjaan konstruksi. (UU No
18/1999, Jasa Konstruksi).
PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. adalah Badan Usaha Milik Negara
(BUMN) Indonesia bergerak dibidang konstruksi. Dari aspek keselamatan kerja,
tingkat kecelakaan kerja di PT Wijaya Karya (Persero) Tbk sebanyak 12 kali
dalam proyek yang sedang dikerjakan selama tahun 2014 yakni proyek PLTU
Tanjung Batu, PLTD Ambon, PLTU Cilacap, PLTU Ketapang dan WIKA
Tower. Proyek WIKA Tower paling banyak yang mengalami kecelakaan, yaitu
sebanyak tujuh kecelakaan (PT Wijaya Karya (Persero) Tbk, 2014)
Untuk mengurangi atau menghilangkan bahaya yang dapat menyebabkan
kecelakaan di tempat kerja maka diperlukan suatu manajemen risiko yang
kegiatannya meliputi identifikasi bahaya, analisis potensi bahaya maka penilaian
risiko, pengendalian risiko, serta pemantauan dan evaluasi. Menurut OHSAS
3
18001; 2007, manajemen K3 adalah upaya terpadu untuk mengelola risiko yang
ada dalam aktivitas perusahaan yang dapat mengakibatkan cidera pada manusia,
kerusakan atau gangguan terhadap bisnis perusahaan. Manajemen risiko terbagi
atas tiga bagian yaitu Hazard Identification, Risk Assessment and Risk Control
(HIRARC). Metode ini merupakan bagian dari manajemen risiko dan yang
menentukan arah penerapan K3 dalam perusahaan (Ramli, 2010)
HIRARC bertujuan untuk mengidentifikasi potensi bahaya di tempat
kerja yaitu dengan mengaitkan antara pekerja, tugas, peralatan kerja dan
lingkungan kerja. Atas dasar inilah yang akhirnya menciptakan gagasan untuk
melakukan identifikasi potensi bahaya yang timbul di PT Wijaya Karya,
sehingga dapat diketahui bahaya yang mempunyai nilai resiko paling tinggi (high
risk) sampai bahaya yang mempunyai nilai resiko paling rendah (low risk).
Namun, Penerapan identifikasi bahaya dan risiko serta pengendaliannya di
lapangan masih belum sesuai prosedur SHE Plan WIKA-PEM-PM-03.03 revisi
02 (Amd. 04).
Berdasarkan hal diatas, penulis membuat laporan hasil kegiatan magang
dengan menganalisis gambaran penerapan metode HIRARC (Hazard
Identification, Risk Assessment and Risk Control) pada Proyek WIKA Tower
Jakarta Timur PT Wijaya Karya (Persero) Tbk Tahun 2015
4
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Mengetahui penerapan metode HIRARC (Hazard Identification,
Risk Assessment and Risk Control) pada Proyek WIKA Tower Jakarta
Timur PT Wijaya Karya (Persero) Tbk Tahun 2015
1.2.2 Tujuan Khusus
1. Mengetahui Gambaran Umum PT Wijaya Karya (Persero) Tbk dan
Proyek WIKA Tower Jakarta Timur Tahun 2015
2. Mengetahui pelaksanaan identifikasi bahaya dengan metode HIRARC
pada pekerjaan mass concrete proyek WIKA Tower Jakarta Timur PT
Wijaya Karya (Persero) Tbk Tahun 2015
3. Mengetahui pelaksanaan analisis risiko dengan metode HIRARC
pada pekerjaan mass concrete proyek WIKA Tower Jakarta Timur PT
Wijaya Karya (Persero) Tbk Tahun 2015
4. Mengetahui pelaksanaan pengendalian risiko dengan metode
HIRARC pada pekerjaan mass concrete proyek WIKA Tower Jakarta
Timur PT Wijaya Karya (Persero) Tbk Tahun 2015
5. Mengetahui akar masalah penerapan metode HIRARC di Proyek
WIKA Tower Jakarta Timur PT Wijaya Karya (Persero) Tbk Tahun
2015
5
6. Memberikan rekomendasi perbaikan penerapan metode HIRARC di
Proyek WIKA Tower Jakarta Timur PT Wijaya Karya (Persero) Tbk
Tahun 2015
1.3 Manfaat
1.3.1 Bagi Mahasiswa
a. Mengetahui profil perusahaan yaitu PT Wijaya Karya (Persero) Tbk
Tahun 2015.
b. Memberikan wawasan bagi mahasiswa lain mengenai metode
HIRARC
c. Sebagai sarana untuk meningkatkan Softskill dan pengetahuan di
bidang K3
1.3.2 Bagi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
a. Mendapatkan referensi baru dari hasil laporan magang terkait ilmu
penerapan metode HIRARC di tempat kerja.
b. Sebagai sarana membina jaringan kerjasama antara institusi UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta dengan PT. Wijaya Karya (Persero) Tbk
1.3.3 Bagi PT Wijaya Karya (Persero) Tbk
a. Perusahaan akan mengetahui akar masalah yang ada pada penerapan
metode HIRARC Proyek WIKA Tower
6
b. Dapat mengetahui kondisi yang perlu ditingkatkan / diperbaiki dalam
melakukan penilaian risiko dengan metode HIRARC
c. Perusahaan akan mendapatkan rekomendasi penyelesaian masalah
yang ada dalam prosedur SHE Plan terutama pada pelaksanaan
metode HIRARC
6
BAB II
ALUR DAN JADWAL KEGIATAN MAGANG
Kegiatan magang yang akan dilaksanakan di proyek WIKA Tower PT Wijaya
Karya (Persero) Tbk adalah pengumpulan data sekunder dan observasi langsung pada
pelaksanaan metode HIRARC yang dilakukan oleh biro QSHE pada tahun 2015 dalam
upaya menurunkan tingkat kecelakaan. HIRARC dimulai dari identifikasi bahaya,
penilaian risiko dan pengendalian risiko dari setiap proses pekerjaan di proyek WIKA
Tower Jakarta Timur.
2.1. Alur Kegiatan Magang
Pasca Kegiatan Magang
Pra Kegiatan Magang
Pelaksanaan Kegiatan Magang
7
7
Pra Magang :
a. Pembuatan surat permohonan magang ke fakultas b. Pengajuan surat permohonan ke pihak institusi dengan persetujuan
dosen pembimbing magang yang ditunjuk fakultas c. Konfirmasi surat permohonan magang d. Pembuatan surat ijin dari Institusi magang untuk ke lokasi proyek
Pelaksanaan :
a. Pelaksanaan magang selama 29 hari kerja b. Mengikuti alur kerja di institusi magang c. Pengambilan data terkait perencanaan, pelaksanaan dan
monitoring program penilaian risiko dengan metode HIRARC d. Melakukan analisis situasi di tempat magang e. Melakukan identifikasi masalah dan mendapatkan akar masalah
di tempat magang f. Melakukan identifikasi risiko dengan metode HIRARC g. Membuat rekomendasi pelaksanaan identifikasi risiko dengan
metode HIRARC h. Melakukan bimbingan dengan dosen pembimbing i. Melakukan bimbingan dengan pembimbing lapangan
Pasca magang :
a. Penyusunan laporan magang b. Presentasi laporan magang di PT Wijaya Karya (Persero) Tbk c. Presentasi laporan magang di UIN Syarif Hidayatulah Jakarta
8
No Hari/Tanggal Kegiatan Output yang diharapkan Rencana Kegiatan Harian Minggu I
1 Senin, 02 Februari 2015 1. Memperkenalkan diri kepada jajaran di Departemen Power Plant dan Energi PT. Wijaya Kerja (Persero) Tbk
1. -Mengenali para pekerja atau karyawan serta pembimbing lapangan sehingga terjalin kerjasama -Mengetahui tata tertib yang diterapkan oleh pihak perusahaan -Mengetahui hak dan kewajiban para peserta magang
2. Mengikuti kegiatan yang terdapat di Departemen Power Plant dan Energi
2. Mampu mengikuti kegiatan yang terdapat di Departemen Power Plant dan Energi
3. Melakukan evaluasi rencana kegiatan harian
3. Mengetahui kesesuaian rencana dengan kegiatan yang terlaksana.
2 Selasa, 03 Februari 2015 1. Mencari informasi dan mempelajari kebijakan-kebijakan operasional perusahaan.
1. Mengetahui dan memahami kebijakan-kebijakan operasional yang diterapkan oleh pihak perusahaan maupun Departemen Power Plant dan Energi
9
2. Mengkomunikasikan Rencana Kerja Harian kepada pembimbing lapangan
2. Mampu menyesuaikan dan menyusun rencana kerja harian
3. Mengikuti kegiatan yang terdapat di Departemen Power Plant dan Energi.
4. Mampu mengikuti kegiatan yang terdapat di Departemen Power Plant dan Energi.
5. Melakukan evaluasi rencana kegiatan harian
6. Mengetahui kesesuaian rencana dengan kegiatan yang terlaksana
3 Rabu, 04 Februari 2015 1. Membaca dan memahami kebijakan - kebijakan operasional, standar atau kebijakan yang berkaitan dengan K3 yang diterapkan oleh pihak perusahaan maupun Departemen Power Plant dan Energi.
1. Membaca dan memahami kebijakan-kebijakan operasional standar atau kebijakan K3 dan pelaksanaannya.
2. Berkeliling site/ lapangan proyek WIKA Tower
2. Dapat memahami situasi site/lapangan proyek WIKA Tower
3. Menyerahkan rencana kerja harian magang yang telah di diskusikan dan disusun untuk mendapatkan persetujuan
3. Mampu merencanakan kegiatan selama magang dan memperoleh persetujuan dari pembimbing
10
dari pembimbing lapangan.
lapangan terkait rencana kerja harian magang yang telah disesuaikan
4. Mengikuti kegiatan yang terdapat di Departemen Power Plant dan Energi.
4. Mampu mengikuti kegiatan yang terdapat di Departemen Power Plant dan Energi.
5. Melakukan evaluasi rencana kegiatan harian.
5. Mengetahui kesesuaian rencana dengan kegiatan yang terlaksana
4 Kamis, 05 Februari 2015 1. Memutuskan dan mengidentifikasi salah
satu masalah kebijakan operasional di Departemen Power Plant dan Energi.
1. Mendapatkan salah satu masalah kebijakan operasional yang akan dianalisis serta mampu mengidentifikasi masalah tersebut
2. Melakukan identifikasi masalah pada kebijakan-kebijakan operasional
2. Tepat dalam mengidentifikasi masalah berdasarkan standar yang berlaku
3. Mengikuti kegiatan yang terdapat di Departemen Power Plant dan Energi.
3. Mampu mengikuti kegiatan yang terdapat di Departemen Power Plant dan Energi.
4. Melakukan evaluasi rencana kegiatan harian
4. Mengetahui kesesuaian rencana dengan kegiatan yang terlaksana.
5 Jumat, 06 Februari 2015 1. Menganalisis dan mencari akar penyebab 1. –Mengetahui ketidaksesuiaian
11
masalah dari kebijakan operasional yang dipilih di Departemen Power Plant dan Energi.
salah satu pelaksanaan kebijakan operasional -Menemukan akar penyebab masalah yang terdapat pada salah satu kebijakan operasional yang dipilih.
2. Mengikuti kegiatan yang terdapat di Departemen Power Plant dan Energi.
2. Mampu mengikuti kegiatan yang terdapat di Departemen Power Plant dan Energi.
3. Evaluasi mingguan serta konsultasi dengan pembimbing lapangan
3. Mengetahui kesesuaian rencana dengan kegiatan yang terlaksana.
RENCANA KEGIATAN HARIAN MAGANG MINGGU II
6 Senin, 09 Februari 2015 1. Telaah dokumen Departemen Power Plant dan Energi.
1. Mendapatkan data yang diperlukan
2. Mengikuti kegiatan yang terdapat di Departemen Power Plant dan Energi.
2. Mampu mengikuti kegiatan yang terdapat di Departemen Power Plant dan Energi.
3. Melakukan evaluasi rencana kegiatan harian.
3. Mengetahui kesesuaian rencana dengan kegiatan yang terlaksana.
7 Selasa, 10 Februari 2015 1. Mengidentifikasi risiko-risiko yang terdapat di proyek WIKA Tower
1. -Mengetahui risiko-risiko yang terdapat di proyek WIKA Tower -Tepat dalam pemilihan metode
12
penilaian risiko 2. Mengikuti kegiatan yang terdapat di
Departemen Power Plant dan Energi.
2. Mampu mengikuti kegiatan yang terdapat di Departemen Power Plant dan Energi
3. Melakukan evaluasi rencana kegiatan harian
3. Mengetahui kesesuaian rencana dengan kegiatan yang terlaksana.
8 Rabu, 11 Februari 2015 1. Mengidentifikasi risiko-risiko yang terdapat di proyek WIKA Tower
1. -Mengetahui risiko-risiko yang terdapat di proyek WIKA tower -Tepat dalam pemilihan metode penilaian risiko
2. Melakukan penilaian risiko dari bahaya yang ada di proyek WIKA Tower
2. -Tepat dalam melakukan penilaian risiko -Mengetahui nilai risiko dari bahaya yang ada di proyek WIKA Tower
3. Mengikuti kegiatan yang terdapat di Departemen Power Plant dan Energi.
3. Mampu mengikuti kegiatan yang terdapat di Departemen Power Plant dan Energi.
4. Melakukan evaluasi rencana kegiatan harian.
4. Mengetahui kesesuaian rencana dengan kegiatan yang terlaksana.
9 Kamis, 12 Februari 2015 1. Merencanakan dan merancang solusi alternatif dari hasil penilaian risiko yang
1. Membuat dan mengetahui solusi-solusi alternatif yang tepat.
13
diperoleh. 2. Mengikuti kegiatan yang terdapat di
Departemen Power Plant dan Energi. 2. Mampu mengikuti kegiatan yang
terdapat di Departemen Power Plant dan Energi.
3. Melakukan evaluasi rencana kegiatan harian.
3. Mengetahui kesesuaian rencana dengan kegiatan yang terlaksana.
10 Jumat, 13 Februari 2015 1. Mengidentifikasi jenis-jenis APD yang terdapat di proyek WIKA Tower
1. Tepat dalam penilaian kesesuaian jenis APD dengan potensi bahaya yang ada
2. Mengidentifikasi penggunaan dan kualitas dari APD yang terdapat di perusahaan maupun di proyek WIKA Tower
2. -Tepat dalam melihat penggunaan APD sesui dengan potensi bahaya yang ada -Tepat dalam melakukan penilaian kualitas APD
3. Mengikuti kegiatan yang terdapat di Departemen Power Plant dan Energi.
3. Mampu mengikuti kegiatan yang terdapat di Departemen Power Plant dan Energi.
4. Melakukan evaluasi rencana kegiatan harian
4. Mengetahui kesesuaian rencana dengan kegiatan yang terlaksana
RENCANA KEGIATAN HARIAN MAGANG MINGGU III 11 Senin, 16 Februari 2015 1. Menyiapkan tools (form/lembar
ceklis/lembar observasi, dsb) untuk mengidentifikasi unsafe act dan unsafe condition.
1. Tools yang digunakan identifikasi telah siap digunakan.
14
2. Mengikuti kegiatan yang terdapat di Departemen Power Plant dan Energi.
2. Mampu mengikuti kegiatan yang terdapat di Departemen Power Plant dan Energi.
3. Melakukan evaluasi rencana kegiatan harian.
3. Mengetahui kesesuaian rencana dngan kegiatan yang terlaksana
12 Selasa, 17 Februari 2015 1. Mengidentifikasi unsafe act dan unsafe condition di salah satu proyek Departemen Power Plant dan Energi.
1. Tepat dalam menentukan temuan dan membuat hasil unsafe act dan unsafe condition
2. Mengikuti kegiatan yang terdapat di Departemen Power Plant dan Energi.
2. Mampu mengikuti kegiatan yang terdapat di Departemen Power Plant dan Energi.
3. Melakukan evaluasi rencana kegiatan harian.
3. Mengetahui kesesuaian rencana dengan kegiatan yang terlaksana
13 Rabu, 18 Februari 2015 1. Mengkomunikasikan hasil identifikasi unsafe act dan unsafe condition
1. Berhasil mengkomunikasikan hasil unsafe act dan unsafe condition
2. Mengikuti kegiatan yang terdapat di Departemen Power Plant dan Energi.
2. Mampu mengikuti kegiatan yang terdapat di Departemen Power Plant dan Energi.
3. Melakukan evaluasi rencana kegiatan harian.
3. Mengetahui kesesuaian rencana dengan kegiatan yang terlaksana.
15
14 Jumat, 20 Februari 2015 1. Persiapan untuk inspeksi K3 dengan menyiapkan tools yang diperlukan
1. Tools yang digunakan telah tersedia dan siap untuk digunakan untuk inspeksi K3.
2. Mengikuti kegiatan yang terdapat di
Departemen Power Plant dan Energi.
2. Mampu mengikuti kegiatan yang terdapat di Departemen Power Plant dan Energi.
3. Melakukan evaluasi rencana kegiatan harian.
3. Mengetahui kesesuaian rencana dengan kegiatan yang terlaksana
RENCANA KEGIATAN HARIAN MAGANG MINGGU IV 15 Senin, 23 Februari 2015 1. Pelaksaan inspeksi K3 di proyek WIKA
Tower
1. Memperoleh hasil inspeksi K3 di proyek WIKA Tower dan mengkomunikasikan dengan pembimbing lapangan
2. Mengikuti kegiatan yang terdapat di Departemen Power Plant dan Energi.
2. Mampu mengikuti kegiatan yang terdapat di Departemen Power Plant dan Energi.
3. Melakukan evaluasi rencana kegiatan harian.
3. Mengetahui kesesuaian rencana dengan kegiatan yang terlaksana.
16 Selasa, 24 Februari 2015 1. Menentukan solusi-solusi alternatif yang tepat berdasarkan hasil diskusi dari hasil inspeksi
1. Mampu menentukan solusi alternatif
16
2. Mengkomunikasikan hasil inspeksi 2. Mampu mengkomunikasikan hasil inspeksi
3. Mengikuti kegiatan yang terdapat di Departemen Power Plant dan Energi.
3. Mampu mengikuti kegiatan yang terdapat di Departemen Power Plant dan Energi.
4. Melakukan evaluasi rencana kegiatan harian.
4. Mengetahui kesesuaian rencana dengan kegiatan yang terlaksana
17 Rabu, 25 Februari 2015 1. Mempelajari kinerja K3 sesuai dengan indikator yang diterapkan oleh pihak perusahaan atau pihak Departemen Power Plant dan Energi.
1. Mengetahui kinerja K3 sesuai dengan indikator yang diterapkan.
2. Melakukan penilaian terkait kinerja dengan indikator-indikator yang diterapkan pihak Departemen Power Plant dan Energi.
2. Memperoleh hasil penilaian terhadap kinerja sesuai dengan indikator yang diterapkan pihak Departemen Power Plant dan Energi.
3. Mengikuti kegiatan yang terdapat di Departemen Power Plant dan Energi.
3. Mampu mengikuti kegiatan yang terdapat di Departemen Power Plant dan Energi.
4. Melakukan evaluasi rencana kegiatan harian.
4. Mengetahui kesesuaian rencana dengan kegiatan yang terlaksana.
18 Kamis, 26 Februari 2015 1. Mengkomunikasikan hasil kinerja K3 1. Mampu mengkomunikasikan hasil kinerja K3
2. Mengetahui kejadian nearmiss/ 2. Memperoleh hasil kejadian
17
kecelakaan yang terdapat di salah satu proyek Departemen Power Plant dan Energi berdasarkan telaah dokumen maupun hasil pengamatan.
nearmiss/kecelakaan yang terdapat di salah satu proyek Departemen Power Plant dan Energi berdasarkan telaah dokumen maupun hasil pengamatan.
3. Melakukan analisis penyebab kecelakaan kerja berdasarkan teori kecelakaan kerja.
3. Tepat dalam pemilihan teori kecelakaan kerja berdasarkan kasus kecelakaan yang dianalisa
4. Mengikuti kegiatan yang terdapat di Departemen Power Plant dan Energi.
4. Tepat dalam menentukan hasil analasis penyebab kecelakaan kerja berdasarkan hasil teori yang dipilih
5. Melakukan evaluasi rencana kegiatan harian
5. Memperoleh hasil analisis penyebab kecelakaan.
19 Jumat, 27 Februari 2015 1. Memberikan solusi atau tindakan pencegahan terhadap kejadian nearmiss/ kecelakaan di salah satu proyek Departemen Power Plant dan Energi.
1. Tepat dalam memilih solusi pencegahan berulangnya kembali kecelakaan kerja sesuai dengan penyebab kecelakaan kerja yang ditemukan
2. Mengikuti kegiatan yang terdapat di Departemen Power Plant dan Energi.
2. Mampu mengikuti kegiatan yang terdapat di Departemen Power Plant dan Energi.
18
3. Melakukan evaluasi rencana kegiatan
harian.
3. Mengetahui kesesuaian rencana dengan kegiatan yang terlaksana
RENCANA KEGIATAN HARIAN MAGANG MINGGU V 20 Senin, 2 Maret 2015 1. Mempelajari program-program K3 yang
terdapat di Departemen Power Plant dan Energi.
1. Mengetahui program-program K3 yang terdapat di Departemen Power Plant dan Energi.
2. Mengikuti kegiatan yang terdapat di Departemen Power Plant dan Energi.
2. Mampu mengikuti kegiatan yang terdapat di Departemen Power Plant dan Energi.
3. Melakukan evaluasi rencana kegiatan harian.
3. Mengetahui kesesuaian rencana dengan kegiatan yang terlaksana
21 Selasa, 3 Maret 2015 1. Mendiskusikan dan mengkomunikasikan kegiatan promosi K3 yang terdapat di Departemen Power Plant dan Energi.
1. Informasi terkait kegiatan promosi K3 tersampaikan kepada pihak departemen atau perusahaan.
2. Membuat rekomendasi penyelesaian ketidaksesaian salah satu pelaksaan kebijakan operasional dengan standar di
2. Mampu membuat rekomendasi yang sesuai untuk penyelesaian ketidaksesuaian salah satu
19
Proyek WIKA Tower
pelaksanaan kebijakan operasional dengan standar di Proyek WIKA Tower
3. Mengikuti kegiatan yang terdapat di Departemen Power Plant dan Energi.
3. Mampu mengikuti kegiatan yang terdapat di Departemen Power Plant dan Energi.
4. Melakukan evaluasi rencana kegiatan harian.
4. Mengetahui kesesuaian rencana dengan kegiatan yang terlaksana.
22 Rabu, 4 Maret 2015 1. Membuat perijinan untuk melakukan pengukuran bahaya fisik di salah satu proyek Departemen Power Plant dan Energi.
1. Memperoleh perijinan terkait pengukuran bahaya fisik di tempat kerja.
2. Menyiapkan alat yang akan digunakan 2. Alat-alat tersedia dengan baik dan
sudah terkalibrasi
3. Mengetahui atau membuat perencanaan/pengembangan program untuk menindaklanjuti rekomendasi penyelesaian masalah pelaksanaan kebijakan operasional di Proyek WIKA
3. Mampu mengembangkan perencanaan/pengembangan program yang sesuai dengan rekomendasi yang dibuat guna penyelesaian salah satu masalah
20
Tower kebijakan operasional di Proyek WIKA Tower
4. Mengikuti kegiatan yang terdapat di Departemen Power Plant dan Energi.
4. Mampu mengikuti kegiatan yang terdapat di Departemen Power Plant dan Energi.
5. Melakukan evaluasi rencana kegiatan harian.
5. Mengetahui kesesuaian rencana dengan kegiatan yang terlaksana
23 Kamis, 5 Maret 2015 1. Melakukan pengukuran bahaya fisik di tempat kerja di salah satu proyek Departemen Power Plant dan Energi.
1. -Tepat dalam memilih alat dan metode pengukuran bahaya fisik yang ada di tempat kerja -Tepat dalam penyajian data hasil pengukuran -Tepat dalam menginterpretasikan hasil pengukuran bahaya fisik
2. Mengikuti kegiatan yang terdapat di Departemen Power Plant dan Energi.
2. Mampu mengikuti kegiatan yang terdapat di Departemen Power Plant dan Energi.
3. Melakukan evaluasi rencana kegiatan harian.
3. Mengetahui kesesuaian rencana dengan kegiatan yang terlaksana
21
24 Jumat, 6 Maret 2015 1. Mengkonsultasikan hasil rekomendasi untuk penyelesaian masalah pada salah satu kebijakan operasional
1. Mendiskusikan hasil rekomendasi dengan pembimbing lapangan untuk penyelesaian masalah pada salah satu kebijakan operasional yang dibuat dengan pembimbing
2. Menyusun laporan hasil magang di Departemen Power Plant dan Energi.
2. Laporan sudah mulai disusun
3. Mengikuti kegiatan yang terdapat di Departemen Power Plant dan Energi.
3. Mampu mengikuti kegiatan yang terdapat di Departemen Power Plant dan Energi.
4. Melakukan evaluasi rencana kegiatan harian.
4. Mengetahui kesesuaian rencana dengan kegiatan yang terlaksana
RENCANA KEGIATAN HARIAN MAGANG MINGGU VI 25 Senin, 9 Maret 2015 1. Menyusun laporan hasil magang di
Departemen Power Plant dan Energi. 1. Tersusunnya laporan magang
2. Wawancara dan melengkapi data yang diperlukan
2. Data-data untuk penyusunan sudah lengkap
3. Mengikuti kegiatan yang terdapat di Departemen Power Plant dan Energi.
3. Mampu mengikuti kegiatan yang terdapat di departemen
22
Departemen Power Plant dan Energi.
4. Melakukan evaluasi rencana kegiatan
harian.
4. Mengetahui kesesuaian rencana dengan kegiatan yang terlaksana.
26 Selasa, 10 Maret 2015 1. Menyusun laporan hasil magang di Departemen Power Plant dan Energi.
1. Tersusunnya laporan magang
2. Mengikuti kegiatan yang terdapat di Departemen Power Plant dan Energi.
2. Mampu mengikuti kegiatan yang terdapat di departemen Departemen Power Plant dan Energi.
3. Melakukan evaluasi rencana kegiatan harian.
3. Mengetahui kesesuaian rencana dengan kegiatan yang terlaksana.
27 Rabu, 11 Maret 2015 1. Menyiapkan tools yang akan digunakan untuk presentasi hasil laporan magang di Departemen Power Plant dan Energi.
1. Mampu mempersiapkan tools untuk presentasi hasil laporan magang di Departemen Power Plant dan Energi.
2. Mengikuti kegiatan yang terdapat di Departemen Power Plant dan Energi.
2. Mampu mengikuti kegiatan yang terdapat di Departemen Power Plant dan Energi.
23
3. Melakukan evaluasi rencana kegiatan
harian. 3. Mengetahui kesesuaian rencana
dengan kegiatan yang terlaksana.
28 Kamis, 12 Maret 2015 1. Presentasikan hasil laporan magang di Departemen Power Plant dan Energi.
1. -Mampu menyajikan hasil laporan magang -Mampu mengkomunikasikan hasil identifikasi masalah dari salah satu kebijakan operasional -Mampu menentukan rekomendasi
2. Mengikuti kegiatan yang terdapat di Departemen Power Plant dan Energi..
2. Mampu mengikuti kegiatan yang terdapat di Departemen Power Plant dan Energi.
3. Melakukan evaluasi rencana kegiatan harian.
3. Mengetahui kesesuaian rencana dengan kegiatan yang terlaksana.
29 Jumat, 13 Maret 2015 1. Revisi dan evaluasi hasil laporan magang, 1. Memberikan hasil revisi kepada pembimbing lapangan
2. Melakukan evaluasi rencana kegiatan harian.
2. Mengetahui kesesuaian rencana dengan kegiatan yang terlaksana
24
Jakarta, Februari 2015
Menyetujui,
Pembimbing Lapangan
(................…………………)
3. Berpamitan kepada pihak Departemen Power Plant dan Energi.
3. Mengakhiri kegiatan magang di Departemen Power Plant dan Energi.
25
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Gambaran Umum Perusahaan dan Proyek
3.1.1 Sejarah Perkembangan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk
PT Wijaya Karya (Persero) Tbk Didirikan sejak 55 tahun yaitu pada 11
Maret 1960, PT Wijaya Karya (Persero) Tbk yang biasanya disebut WIKA
sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) adalah hasil nasionalisasi
perusahaan Belanda, Naamloze Vennotschap Technisce Handel Maatschappi en
Bouwbedrijf Vis en Co disingkat NV Vis en Co. Berdasarkan Peraturan
Pemerintah No.2 tahun 1960 dan Surat Keputusan Menteri Pekerjaan Umum dan
Tenaga Listrik (PUTL) No. 5 nama dirubah menjadi Perusahaan Negara
Bangunan Widjaja Karja. Saat itu bidang pekerjaan bergerak di instalasi listrik
seiring dengan pertumbuhan ekonomi yang tinggi, pada tahun 1972 nama
Perusahaan Negara Bangunan Widjaja Karja berubah lagi menjadi PT Wijaya
Karya.
PT Wijaya Karya pusat terletak di Jalan D.I Panjaitan Kav.9 Jakarta.
WIKA dihadapkan dengan lingkungan usaha yang berubah dengan tantangan
lebih besar, sehingga WIKA berusaha keras meningkatkan kinerja di setiap aspek
dan berkembang menjadi sebuah kontraktor konstruksi dengan empat pilar bisnis
utamanya yaitu : usaha jasa konstruksi, industri, dan realty.
26
3.1.2 Visi dan Misi
a. Visi 2020
Menjadi Salah Satu Perusahaan Terbaik di Bidang Engineering,
Procurement & Construction (EPC) dan Investasi yang Terintegrasi di
Asia Tenggara.
b. Misi 2020
1. Menyediakan produk dan jasa yang unggul dan terpadu di bidang
EPC dan investasi untuk infrastruktur, gedung bertingkat, energi,
industrial plant, industri beton dan properti.
2. Memenuhi harapan pemangku kepentingan utama.
3. Menjalankan praktik etika bisnis untuk menjadi warga usaha yang
baik dan memelihara keberlanjutan perusahaan
4. Ekspansi strategis keluar negeri
5. Mengimplementasikan “Praktek-praktek terbaik” Sistem Manajemen
Terintegrasi
3.1.3 Nilai-Nilai Perusahaan
Sejalan dengan visi dan misi, WIKA terus memprioritaskan kliennya,
berprestasi, berpikiran positif dan kemampuan untuk tampil dengan kinerja
komersial demi pertumbuhan yang sehat yang disaat yang bersamaan juga
mampu memenuhi seluruh keinginan stakeholders.
27
Oleh karena itu, WIKA memegang teguh motto “Spirit of Innovation”
dan mengoptimalkan nilai-nilai perusahaan yang berdasarkan pada prinsip
ataupun nilai berikut ini :
Nilai-Nilai Perusahaan
1. Commitment
Berbuat sesuai kesepakatan dan janji
2. Innovation
Selalu mencari sesuatu yang lebih baik
3. Balance
Menjaga keseimbangan semua aspek
4. Excellence
Memberikan hasil lebih baik
5. Relationship
Hubungan kemitraan yang baik untuk para pihak
6. Team Work
Sinergi, kerja sama intra dan lintas unit kerja
7. Integrity
Keutuhan dan ketulusan yang meliputi Fairness, Accountabilty, Integrity,
Transparancy dan Honesty
28
3.1.4 Kebijakan SHE PT Wijaya Karya (Persero), Tbk.
Pimpinan dan seluruh karyawan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.
berkomitmen untuk mencegah kecelakaan kerja, penyakit akibat kerja dan
pencemaran lingkungan, dengan sasaran tercapainya zero accident, efisiensi
penggunaan sumber daya dan pencegahan environmental incident, melalui :
1. Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan
Lingkungan (SHE) yang memenuhi peraturan perundang-undangan
dan persyaratan lainnya yang berlaku
2. Pengembangan keahlian dan kompetensi personil SHE sesuai dengan
Sistem Manajemen Human Capital WIKA
WIKA melakukan peningkatan Sistem Manajemen SHE secara
berkesinambungan melalui pembelajaran dari praktek-praktek sistem
manajemen SHE terbaik di Indonesia maupun di Asia Tenggara serta
mengikuti perkembangan pengetahuan terkini di bidang SHE . Kini WIKA
menerapkan OHSAS 18001:2007 untuk Safety Management System, serta
untuk Quality Management System tersedia dengan ISO 9001:2008 dan
Environment Management System dengan ISO 14001:2004.
29
3.1.5 Gambaran Departemen Power Plant dan Energi
Departemen Power Plant dan Energi (DPE) dengan lingkup
pekerjaan mulai dari pekerjaan rekayasa dasar (basic engineering design),
rekayasa process (process engineering design), rekayasa detil (detil
engineering design), procurement terkait dengan pengadaan equipment
dan construction atau pelaksanaan konstruksi terbatas pada EPC power
plant, baik yang terkait dengan konstruksi sipil maupun EPC dari Power
Plant.
DPE membawahi beberapa divisi dan biro, yaitu :
a. Divisi Operasi Engineering Construction Procurement (EPC)
b. Divisi Operation and Maintenance Plant
c. Divisi Business Development, Divisi Investasi
d. Biro Enjiniring
e. Biro Quality, Safety, Health and Environment
f. Biro Pengadaan
g. Biro Manajemen Kontrak dan Risiko
h. Biro Perencanaan dan Pengendalian Proyek
i. Biro Keuangan Operasi dan Biro Human Capital
30
3.1.5.1 Struktur Organisasi Departemen Power Plant dan Energi
Bagan 3.1 Struktur Organisasi Departemen Power Plant dan Energi
31
3.1.6 Fungsi utama Biro Quality Safety Health Environment
1. Biro quality safety health environment adalah organ perusahaan fungsional
tingkat departemen yang mempunyai fungsi utama yaitu memastikan
terselenggaranya perencanaan, pelaksanaan, pengendalian operasi dan evaluasi
quality safety health environment di tingkat departemen dan pemenuhan
peraturan yang berlaku serta persyaratan pelanggan.
2. Biro quality safety health environment dipimpin oleh Manajer quality safety
health environment yang diangkat oleh direksi serta bertanggung jawab langsung
kepada General Manager power plant dan energi.
3. Fungsi utamanya adalah memastikan dilaksanakannya kebijakan sistem
manajemen WIKA.
4. Tanggung jawabnya adalah standar operasional prosedur bidang quality tersedia
dengan ISO 9001:2008 dan SHE lingkup energi sesuai OHSAS 18001:2007 dan
sistem manajemen lingkungan ISO 14001:2004.
5. Memberikan dukungan kepada tim tender untuk menyusun proposal penerapan
sistem manajemen mutu, K3 di WIKA.
6. Terlaksananya penyempurnaan perumusan rencana mutu sesuai dengan
persyaratan dokumen kontrak, bekerjasama sama dengan tim proyek.
7. Terlaksananya penyempurnaan perumusan HIRARC dan aspek & impact sesuai
dengan persyaratan dokumen kontrak, bekerjasama sama dengan tim proyek.
8. Tersajinya pengkajian rencana pengawasan & pengujian berupa prosedur, sistem
& pedoman.
32
9. Tersajinya dokumen-dokumen yang berkaitan dengan sistem jaminan mutu,
SMK3L, baik berupa rencana Mutu, HIRARC & Aspek Impact, prosedur operasi
standar, instruksi kerja, dan Formulir terkait lainnya serta pelaksaan
pengendaliannya sesuai dengan ketentuan sistem jaminan kulaitas dan SMK3L
Dll.
PT Wijaya Karya (Persero), Tbk. memiliki komitmen tinggi terhadap
QSHE. Oleh karena itu dibentuk program QSHE dengan nomor dokumen
WIKA-PEM-PM-3.04 dan nomor revisi 02 Amd 01 dalam Prosedur
Komunikasi, Konsultasi & Partisipasi K3 dan Pengamanan. Berikut ini
merupakan program QSHE :
Tabel 3.1 HSE Program
No HSE Program
1 Pelatihan-pelatihan terkait K3
2 5R
3 LOTO
4 Safety Morning Talk
5 Risk Containment Audit
6 QSHE Awards
7 Tool box Meeting
8 Inspeksi QSHE
9 Pemeriksaan kesehatan bagi seluruh pekerja
33
No HSE Program
10 Penerapan prosedur SHE Plan khususnya HIRARC
11 Safety Patrol
12 QSHE Induction
13 SHE meeting
14 Safety Alert
15 Papan Pengumuman
16 Papan info K3
17 Pengukuran iklim kerja
3.1.7 Gambaran Proyek WIKA Tower
PT Wijaya Karya (Persero) Tbk sangat berkomitmen untuk proaktif
merancang bangun dengan konsep modern dan ecogreen. Proyek WIKA Tower
dirancanakan akan memiliki bangunan 21 lantai (16 lantai utama, 1 lantai atap
dan 4 lantai basement) yang didesain sebagai green building yang ditaksir
mampu menampung 2.000 karyawan dan memiliki ruang yang multi fungsi.
Nama Proyek : WIKA Tower
Lokasi Proyek : Jalan DI Panjaitan Kavling 10, Cawang, Jakarta Timur
Pemilik Proyek : PT Wijaya Karya (Persero) Tbk
34
Gambar 3.1 Lokasi Proyek WIKA Tower Jakarta Timur
35
3.2 Realisasi Kegiatan Harian Berikut ini adalah realisasi kegiatan harian magang yang telah dilakukan pada tanggal 02 Februari 2015 - 13 Maret 2015. Realisasi kegiatan harian magang diisi dengan kegiatan yang ada di proyek konstruksi PT. Wijaya Karya (Persero) Tbk yaitu Proyek WIKA Tower
Tabel 3.2 Realisasi Kegiatan Harian Magang
No Hari/Tanggal Kegiatan Catatan Pencapaian Output Tempat Paraf Pembimbing Lapangan
Rencana Kegiatan Harian Minggu I 1 Senin, 02
Februari 2015 1. Memperkenalkan diri
kepada jajaran di Departemen Power Plant dan Energi PT. Wijaya Kerja (Persero) Tbk
1. –Telah mengenali sebagian pekerja atau karyawan serta pembimbing lapangan sehingga terjalin kerjasama -Telah mengetahui tata tertib yang diterapkan oleh pihak perusahaan -Telah mengetahui hak dan kewajiban para peserta magang
Office
2. Mengikuti kegiatan yang terdapat di Departemen Power Plant dan Energi
2. –Membuat Rencana Kegiatan Harian magang -Mempelajari Q-Plan -Mengikuti kegiatan latihan basket dalam rangka Porseni HUT WIKA
Office dan Lapangan Basket
3. Melakukan evaluasi rencana kegiatan harian
3. Kegiatan yang terlaksana telah sesuai dengan rencana
36
kegiatan
2 Selasa, 03 Februari 2015
1. Mencari informasi dan mempelajari kebijakan-kebijakan operasional perusahaan.
1. Telah mengetahui dan memahami kebijakan-kebijakan operasional yang diterapkan oleh pihak perusahaan maupun Departemen Power Plant dan Energi
Office
2. Mengkomunikasikan Rencana Kerja Harian kepada pembimbing lapangan
2. Rencana kerja harian yang telah selesai dibuat dan dikomunikasikan kepada pembimbing lapangan
3. Mengikuti kegiatan yang terdapat di Departemen Power Plant dan Energi.
3. -Mengikuti kegiatan toolbox meeting -Mengikuti cross internal audit 5 R
4. Melakukan evaluasi rencana kegiatan harian
4. Kegiatan yang terlaksana telah sesuai dengan rencana kegiatan
3 Rabu, 04 Februari 2015
1. Membaca dan memahami kebijakan - kebijakan operasional, standar atau kebijakan
1. Telah membaca dan memahami prosedur atau kebijakan - kebijakan operasional standar atau
Office
37
yang berkaitan dengan K3 yang diterapkan oleh pihak perusahaan maupun Departemen Power Plant dan Energi.
kebijakan K3 dan pelaksanaannya.
2. Berkeliling site/ lapangan proyek WIKA Tower
2. Telah memahami situasi site/lapangan serta sarana dan prasarana proyek WIKA Tower
Proyek WIKA Tower
3. Menyerahkan rencana kerja harian magang yang telah di diskusikan dan disusun untuk mendapatkan persetujuan dari pembimbing lapangan.
3. Rencana kerja harian kegiatan magang telah diserahkan dan memperoleh persetujuan dari pembimbing lapangan
4. Mengikuti kegiatan yang terdapat di Departemen Power Plant dan Energi.
4. -Mengikuti kegiatan safety patrol -Mengikuti kegiatan risk containment audit -Membuat tools untuk unsafe act dan unsafe conditions
38
-Mengidentifikasi unsafe act dan unsafe conditions -Membantu menyusun laporan cross internal audit 5 R
5. Melakukan evaluasi rencana kegiatan harian.
5. Kegiatan yang terlaksana belum sesuai dengan rencana kegiatan
4 Kamis, 05 Februari 2015
1. Memutuskan dan mengidentifikasi salah satu masalah kebijakan operasional di Departemen Power Plant dan Energi.
1. Telah mendapatkan salah satu masalah kebijakan operasional yang akan dianalisis
Office
2. Melakukan identifikasi masalah pada kebijakan-kebijakan operasional
2. Telah mengidentifikasi masalah berdasarkan standar yang berlaku
3. Mengikuti kegiatan yang terdapat di
3. Menyusun laporan unsafe act dan unsafe condition
39
Departemen Power Plant dan Energi.
di proyek WIKA Tower
4. Melakukan evaluasi rencana kegiatan harian
4. Kegiatan yang terlaksana belum sesuai dengan rencana kegiatan
5 Jumat, 06 Februari 2015
1. Menganalisis dan mencari akar penyebab masalah dari kebijakan operasional yang dipilih di Departemen Power Plant dan Energi.
1. –Telah mengetahui ketidaksesuaian salah satu pelaksanaan kebijakan operasional -Menemukan akar penyebab masalah yang terdapat pada salah satu kebijakan operasional yang dipilih.
Office
2. Mengikuti kegiatan yang terdapat di Departemen Power Plant dan Energi.
2. -Menyerahkan laporan unsafe act dan unsafe condition di proyek WIKA Tower -Mengikuti kegiatan Safety Morning Talk dan senam pagi -Menempel foto hasil cross internal audit 5 R di QSHE Board
40
3. Evaluasi mingguan serta konsultasi dengan pembimbing lapangan
3. Kegiatan yang terlaksana belum sesuai dengan rencana kegiatan
RENCANA KEGIATAN HARIAN MAGANG MINGGU II
6 Senin, 09 Februari 2015
1. Telaah dokumen Departemen Power Plant dan Energi.
1. Telah membaca dan memahami data yang diperlukan
Office
2. Mengikuti kegiatan yang terdapat di Departemen Power Plant dan Energi.
2. -Membantu memfilekan prosedur K3 -Mempelajari Rencana Tindakan Perbaikan (RTP) Temuan Safety Patrol
3. Melakukan evaluasi rencana kegiatan harian.
3. Kegiatan yang terlaksana telah sesuai dengan rencana kegiatan
7 Selasa, 10 Februari 2015
1. Mengidentifikasi risiko-risiko yang terdapat di proyek WIKA Tower
1. –Telah mengetahui risiko-risiko yang terdapat di proyek WIKA Tower -Tepat dalam pemilihan metode penilaian risiko
Proyek WIKA Tower
2. Mengikuti kegiatan yang terdapat di Departemen Power
2. -Mengikuti kegiatan Toolbox meeting -Mengikuti cross internal
41
Plant dan Energi.
audit 5 R
3. Melakukan evaluasi rencana kegiatan harian
3. Kegiatan yang terlaksana telah sesuai dengan rencana kegiatan
8 Rabu, 11 Februari 2015
1. Mengidentifikasi risiko-risiko yang terdapat di proyek WIKA Tower
1. –Telah mengetahui risiko-risiko yang terdapat di proyek WIKA Tower -Tepat dalam pemilihan metode penilaian risiko Proyek
WIKA Tower
2. Melakukan penilaian risiko dari bahaya yang ada di proyek WIKA Tower
2. -Telah melakukan penilaian risiko -Telah mengetahui nilai risiko dari bahaya yang ada di proyek WIKA Tower
3. Mengikuti kegiatan yang terdapat di Departemen Power Plant dan Energi.
3. Menyusun laporan cross internal audit 5 R
Office 4. Melakukan evaluasi
rencana kegiatan harian.
4. Kegiatan yang terlaksana telah sesuai dengan rencana kegiatan
42
9 Kamis, 12 Februari 2015
1. Merencanakan dan merancang solusi alternatif dari hasil penilaian risiko yang diperoleh.
1. Telah membuat solusi-solusi alternatif yang tepat.
Office
2. Mengikuti kegiatan yang terdapat di Departemen Power Plant dan Energi.
2. Membuat nomor induk prosedur dan mengupdate label orner prosedur
3. Melakukan evaluasi rencana kegiatan harian.
3. Kegiatan yang terlaksana telah sesuai dengan rencana kegiatan
10 Jumat, 13 Februari 2015
1. Mengidentifikasi jenis-jenis APD yang terdapat di proyek WIKA Tower
1. Telah melakukan penilaian dengan kesesuaian penilaian jenis APD
Proyek WIKA Tower
2. Mengidentifikasi penggunaan dan kualitas dari APD yang terdapat di perusahaan maupun di proyek WIKA Tower
2. –Telah tepat dalam melihat penggunaan APD sesuai dengan potensi bahaya yang ada -Telah tepat dalam melakukan penilaian kualitas APD
3. Mengikuti kegiatan 3. -Mengikuti kegiatan Safety
43
yang terdapat di Departemen Power Plant dan Energi.
Morning Talk dan senam pagi -Mengupdate foto hasil cross internal audit 5 R di QSHE Board
Office
4. Melakukan evaluasi rencana kegiatan harian
4. Kegiatan yang terlaksana telah sesuai dengan rencana kegiatan
RENCANA KEGIATAN HARIAN MAGANG MINGGU III 11 Senin, 16
Februari 2015 1. Menyiapkan tools
(form/lembar ceklis/lembar observasi, dsb) untuk mengidentifikasi unsafe act dan unsafe condition.
1. Tools yang digunakan identifikasi telah siap digunakan.
Proyek WIKA Tower
2. Mengikuti kegiatan yang terdapat di Departemen Power Plant dan Energi.
2. Mengganti foto kebijakan SHE 2015 (terbaru) ditiap ruangan serta mensosialisasikanya
Office
3. Melakukan evaluasi rencana kegiatan harian.
3. Kegiatan yang terlaksana belum sesuai dengan rencana kegiatan
44
12 Selasa, 17 Februari 2015
1. Mengidentifikasi unsafe act dan unsafe condition di salah satu proyek Departemen Power Plant dan Energi.
1. Tidak melakukan identifikasi unsafe act dan unsafe condition sebab sudah dilakukan pada Rabu, 04 Februari 2015
Office
2. Mengikuti kegiatan yang terdapat di Departemen Power Plant dan Energi.
2. -Mengikuti kegiatan Toolbox meeting -Mengikuti cross internal audit 5 R
3. Melakukan evaluasi rencana kegiatan harian.
3. Kegiatan yang terlaksana belum sesuai dengan rencana kegiatan
13 Rabu, 18 Februari 2015
1. Mengkomunikasikan hasil identifikasi unsafe act dan unsafe condition
1. Tidak mengkomunikasikan hasil unsafe act dan unsafe condition sebab sudah dilaksanakan pada Kamis, 05 Februari 2015
Office
2. Mengikuti kegiatan yang terdapat di
2. -Menyusun laporan cross internal audit 5 R
45
Departemen Power Plant dan Energi.
-Mempelajari prosedur Lock Out Tag Out (LOTO)
3. Melakukan evaluasi rencana kegiatan harian.
3. Kegiatan yang terlaksana belum sesuai dengan rencana kegiatan
14 Jumat, 20 Februari 2015
1. Persiapan untuk inspeksi K3 dengan menyiapkan tools yang diperlukan
1.Telah membuat checklist inspeksi K3 dan dikomunikasikan kepada pembimbing lapangan
Proyek WIKA Tower
2. Mengikuti kegiatan yang terdapat di Departemen Power Plant dan Energi.
2 -Mengikuti kegiatan Safety Morning Talk dan senam pagi -Mengupdate foto hasil cross internal audit 5 R di QSHE Board
3 Melakukan evaluasi rencana kegiatan harian.
3. Kegiatan yang terlaksana telah sesuai dengan rencana kegiatan
RENCANA KEGIATAN HARIAN MAGANG MINGGU IV 15 Senin, 23
Februari 2015 1. Pelaksaan inspeksi K3
di proyek WIKA 1. Telah melaksanakan dan
memperoleh hasil inspeksi Proyek WIKA
46
Tower
K3 dan mengkomunikasikan dengan pembimbing lapangan
Tower
2. Mengikuti kegiatan yang terdapat di Departemen Power Plant dan Energi.
2. Mengupdate daftar induk rekaman aktif dan pasif
Office 3. Melakukan evaluasi
rencana kegiatan harian.
3. Kegiatan yang terlaksana telah sesuai dengan rencana kegiatan
16 Selasa, 24 Februari 2015
1. Menentukan solusi-solusi alternatif yang tepat berdasarkan hasil diskusi dari hasil inspeksi
1. Telah menentukan solusi alternatif dari hasil inspeksi
Office
2. Mengkomunikasikan hasil inspeksi
2. Telah mampu mengkomunikasikan hasil inspeksi kepada pembimbing lapangan
3. Mengikuti kegiatan yang terdapat di Departemen Power Plant dan Energi.
3. -Mengikuti kegiatan Toolbox meeting -Mengikuti cross internal audit 5 R
47
-Safety Patrol 4. Melakukan evaluasi
rencana kegiatan harian.
4. Kegiatan yang terlaksana telah sesuai dengan rencana kegiatan
17 Rabu, 25 Februari 2015
1. Mempelajari kinerja K3 sesuai dengan indikator yang diterapkan oleh pihak perusahaan atau pihak Departemen Power Plant dan Energi.
1. Mengetahui kinerja K3 sesuai dengan indikator yang diterapkan.
Office
2. Melakukan penilaian terkait kinerja dengan indikator-indikator yang diterapkan pihak Departemen Power Plant dan Energi.
2. Memperoleh hasil penilaian terhadap kinerja sesuai dengan indikator yang diterapkan pihak Departemen Power Plant dan Energi.
3. Mengikuti kegiatan yang terdapat di Departemen Power Plant dan Energi.
3. -Menyusun laporan cross internal audit 5 R -Menghadiri rangkaian acara HUT WIKA , yaitu Stand up komedi dan karaoke
48
4. Melakukan evaluasi rencana kegiatan harian.
4. Kegiatan yang terlaksana telah sesuai dengan rencana kegiatan
18 Kamis, 26 Februari 2015
1. Mengkomunikasikan hasil kinerja K3
1. Telah mengkomunikasikan hasil kinerja K3
Office, Lapangan Basket
2. Mengetahui kejadian nearmiss/ kecelakaan yang terdapat di salah satu proyek Departemen Power Plant dan Energi berdasarkan telaah dokumen maupun hasil pengamatan.
2. Telah mengetahui kecelakaan di Proyek WIKA Tower dari rekaman kecelakaan Departemen Power Plant
3. Melakukan analisis penyebab kecelakaan kerja berdasarkan teori kecelakaan kerja.
3. Telah menyusun menentukan hasil analasis penyebab kecelakaan kerja berdasarkan hasil teori yang dipilih
4. Mengikuti kegiatan yang terdapat di Departemen Power
4. -Mempelajari Non Conformity and Observation Report dari
49
Plant dan Energi. auditor -Berpartisipasi pada lomba basket dalam rangka porseni HUT WIKA
5. Melakukan evaluasi rencana kegiatan harian
5. Kegiatan yang terlaksana telah sesuai dengan rencana kegiatan
19 Jumat, 27 Februari 2015
1. Memberikan solusi atau tindakan pencegahan terhadap kejadian nearmiss/ kecelakaan di salah satu proyek Departemen Power Plant dan Energi.
1. Telah menyusun solusi tindakan pencegahan kecelakaan kerja di proyek WIKA Tower
Office dan Mushola
2. Mengikuti kegiatan yang terdapat di Departemen Power Plant dan Energi.
2. -Mengikuti kegiatan Safety Morning Talk dan senam pagi -Mengupdate foto hasil cross internal audit 5 R di QSHE Board - Berpartisipasi pada lomba Tilawah Qur’an dalam rangka porseni HUT WIKA
50
3. Melakukan evaluasi rencana kegiatan harian.
4. Kegiatan yang terlaksana telah sesuai dengan rencana kegiatan
RENCANA KEGIATAN HARIAN MAGANG MINGGU V 20 Senin, 2
Maret 2015 1. Mempelajari program-
program K3 yang terdapat di Departemen Power Plant dan Energi.
1. Telah memahami program K3 seperti : Safety morning talk, safety meeting, toolbox meeting dan safety patrol
Office
2. Mengikuti kegiatan yang terdapat di Departemen Power Plant dan Energi.
2. -Mempelajari CSMS Departemen Power Plant dan Energi.
3. Melakukan evaluasi rencana kegiatan harian.
3. Kegiatan yang terlaksana telah sesuai dengan rencana kegiatan
21 Selasa, 3 Maret 2015
1. Mendiskusikan dan mengkomunikasikan kegiatan promosi K3 yang terdapat di Departemen Power
1. Telah membuat program safety message dan menampilkannya di QSHE Board di Departemen Power Plant dan Energi.
Office
51
Plant dan Energi.
2. Membuat rekomendasi penyelesaian ketidaksesaian salah satu pelaksaan kebijakan operasional dengan standar di Proyek WIKA Tower
2. Mampu membuat rekomendasi yang sesuai untuk penyelesaian ketidaksesuaian salah satu pelaksanaan kebijakan operasional dengan standar di Proyek WIKA Tower
3. Mengikuti kegiatan yang terdapat di Departemen Power Plant dan Energi.
3. Mengikuti kegiatan Toolbox meeting -Mengikuti cross internal audit 5 R
4. Melakukan evaluasi rencana kegiatan harian.
4. Kegiatan yang terlaksana telah sesuai dengan rencana kegiatan
22 Rabu, 4 Maret 2015
1. Membuat perijinan untuk melakukan pengukuran bahaya fisik di salah satu proyek Departemen Power Plant dan
1. Membuat ijin ke pihak departemen gedung untuk meminjam alat lux meter
Office
52
Energi. 2. Menyiapkan alat yang
akan digunakan 2. Tidak dapat menyiapkan
alat-alat yang akan digunakan untuk pengukuran
3. Mengetahui atau membuat perencanaan/pengembangan program untuk menindaklanjuti rekomendasi penyelesaian masalah pelaksanaan kebijakan operasional di Proyek WIKA Tower
3. Telah mengembangkan perencanaan/pengembangan program yang sesuai dengan rekomendasi yang dibuat guna penyelesaian masalah
4. Mengikuti kegiatan yang terdapat di Departemen Power Plant dan Energi.
4. -Menyusun laporan cross internal audit 5 R -Mengupdate laporan kinerja SHE bulan Februari 2015
5. Melakukan evaluasi rencana kegiatan harian.
5. Kegiatan yang terlaksana belum sesuai dengan rencana kegiatan
53
23 Kamis, 5
Maret 2015 1. Melakukan pengukuran
bahaya fisik di tempat kerja di salah satu proyek Departemen Power Plant dan Energi.
1. Tidak dapat melakukan pengukuran
Office
2. Mengikuti kegiatan yang terdapat di Departemen Power Plant dan Energi.
2. -Membantu menuliskan monitoring implementasi SMW dan K3L Tahun 2015 serta mempublikasikannya di QSHE Board. -Membantu membuat rekapitulasi nearmiss
3. Melakukan evaluasi
rencana kegiatan harian.
3. Kegiatan belum sesuai dengan rencana kegiatan
24 Jumat, 6 Maret 2015
1. Mengkonsultasikan hasil rekomendasi untuk penyelesaian masalah pada salah satu kebijakan operasional
1. Telah mendiskusikan hasil rekomendasi dengan pembimbing lapangan untuk penyelesaian masalah pada salah satu kebijakan
Office
54
operasional 2. Menyusun laporan
hasil magang di Departemen Power Plant dan Energi.
2. Laporan sudah mulai disusun
3. Mengikuti kegiatan yang terdapat di Departemen Power Plant dan Energi.
3. -Mengikuti kegiatan Safety Morning Talk dan senam pagi -Mengupdate foto hasil cross internal audit 5 R di QSHE Board -Membantu mencari materi tentang keselamatan listrik untuk dibuat prosedurnya
4. Melakukan evaluasi rencana kegiatan harian.
4. Kegiatan yang terlaksana telah sesuai dengan rencana kegiatan
RENCANA KEGIATAN HARIAN MAGANG MINGGU VI 25 Senin, 9
Maret 2015 1. Menyusun laporan
hasil magang di Departemen Power Plant dan Energi.
1. Tersusunnya laporan magang
Office
2. Wawancara dan 2. Terlengkapinya data-data
55
melengkapi data yang diperlukan
untuk penyusunan laporan magang
3. Mengikuti kegiatan yang terdapat di Departemen Power Plant dan Energi.
3. Membuat salinan prosedur Ofterkendali untuk 7 proyek Departemen Power Plant dan Energi.
4. Melakukan evaluasi rencana kegiatan harian.
4. Kegiatan yang terlaksana telah sesuai dengan rencana kegiatan
26 Selasa, 10 Maret 2015
1. Menyusun laporan hasil magang di Departemen Power Plant dan Energi.
1. Tersusunnya laporan magang
Office
2. Mengikuti kegiatan yang terdapat di Departemen Power Plant dan Energi.
2. -Mengikuti safety monthly meeting -Mengikuti cross internal audit 5 R -Membuat materi untuk safety morning talk -Menyiapkan perijinan ruangan dan peminjaman
56
LCD
3. Melakukan evaluasi rencana kegiatan harian.
3. Kegiatan yang terlaksana telah sesuai dengan rencana kegiatan
27 Rabu, 11 Maret 2015
1. Menyiapkan tools yang akan digunakan untuk presentasi hasil laporan magang di Departemen Power Plant dan Energi.
1. Tidak menyiapkan tools untuk persentasi seperti perijinan ruangan dan LCD, sebab sudah dilakukan pada 10 Maret 2015
2. Mengikuti kegiatan yang terdapat di Departemen Power Plant dan Energi.
2. HUT WIKA
Gedung Smesco UKM 3. Melakukan evaluasi
rencana kegiatan harian.
3. Kegiatan yang terlaksana belum sesuai dengan rencana kegiatan
57
28 Kamis, 12 Maret 2015
1. Presentasikan hasil laporan magang di Departemen Power Plant dan Energi.
1. Tidak mempresentasikan magang, diganti hari Jumat, 13 Maret 2015
Office
2. Mengikuti kegiatan yang terdapat di Departemen Power Plant dan Energi..
2. Menyusun laporan cross internal audit 5 R
3. Melakukan evaluasi rencana kegiatan harian.
3. Kegiatan yang terlaksana belum sesuai dengan rencana kegiatan
29 Jumat, 13 Maret 2015
1. Revisi dan evaluasi hasil laporan magang,
1. –Tidak dapat memberikan hasil revisi kepada pembimbing lapangan, sebab baru dilakukan presentasi magang
Office dan Proyek WIKA Tower
2. Mengikuti kegiatan yang terdapat di Departemen Power Plant dan Energi
2. -Memimpin kegiatan Safety Morning Talk dengan tema Gadget effect dan dilajutkan dengan senam pagi -Mengupdate foto hasil
58
cross internal audit 5 R di QSHE Board
3. Melakukan evaluasi rencana kegiatan harian.
3. Kegiatan yang terlaksana belum sesuai dengan rencana kegiatan
4. Berpamitan kepada pihak Departemen Power Plant dan Energi.
4. Mengakhiri kegiatan magang di Departemen Power Plant dan Energi.
59
Realisasi rencana kegiatan harian magang yang dilaksanakan pada 04-06
Februari 2015 menjalankan kegiatan mengidentifikasi unsafe act dan unsafe
condition di tempat magang yang seharusnya menurut rencana kegiatan akan
dilaksanakan pada tanggal 17-18 Februari 2015, sebab mengikuti jadwal pihak
Departemen Power Plant dan Energi yang hari itu melakukan Risk Containment
Audit yang mengharuskan mengindentifikasi unsafe act dan unsafe condition terlebih
dahulu. Maka untuk Senin, 16 Februari 2015 diisi dengan kegiatan mengganti foto
kebijakan SHE 2015 (terbaru) ditiap ruangan serta mensosialisasikannya. Selasa, 17
Februari 2015 diisi dengan kegiatan Toolbox meeting dan cross internal audit 5 R,
sedangkan pada Rabu, 18 Februari 2015 diisi dengan kegiatan menyusun laporan
cross internal audit 5 R dan mempelajari prosedur Lock Out Tag Out (LOTO).
Realisasi rencana kegiatan harian magang yang dilaksanakan pada Rabu, 4
Maret 2015 tidak dapat menyiapkan alat yang akan digunakan untuk pengukuran,
sebab alat dalam proses kalibrasi eksternal yang berarti pada Kamis, 5 Maret 2015
tidak dapat dilakukan pengukuran, maka kegiatan persiapan alat dan pengukuran
dimanfaatkan untuk mengupdate laporan kinerja SHE bulan Februari 2015,
membantu menuliskan monitoring implementasi SMW dan K3L Tahun 2015 serta
mempublikasikannya di QSHE Board dan membantu membuat rekapitulasi nearmiss.
Realisasi rencana kegiatan harian magang yang dilaksanakan pada Rabu, 11
Maret 2015 yaitu persiapan tools untuk presentasi seperti perijinan ruangan dan LCD
tidak dilakukan, sebab sudah dilakukan pada Selasa, 10 Maret 2015 mengingat pada
Rabu, 11 Maret 2015 ada acara HUT WIKA yang mewajibkan seluruh karyawan dan
peserta magang untuk berpartisipasi.
60
Realisasi rencana kegiatan harian magang yang dilaksanakan pada Kamis, 12
Maret 2015 yaitu presentasi laporan magang tidak dapat dilaksanakan sebab ruangan
untuk presentasi penuh, maka kegiatan diisi dengan menyusun laporan cross internal
audit 5 R, lalu pelaksanaan presentasi magang dilakukan pada hari Jumat, 13 Maret
2015.
3.3 Metode HIRARC Pada Prosedur SHE Plan
HIRARC merupakan elemen pokok dalam sistem manajemen keselamatan
dan kesehatan kerja yang berkaitan langsung dengan upaya pencegahan dan
pengendalian bahaya. Disamping itu, HIRARC juga merupakan bagian dari sistem
manajemen risiko (Risk Management).
Menurut OHSAS 18001 : 2007 di dalam klausul 4.3.1 dalam implementasi
Sistem Manajemen K3 di perusahaan harus menerapkan HIRARC yaitu menetapkan,
mengimplementasikan dan memelihara prosedur untuk melakukan identifikasi
bahaya dari proses pekerjaan, penilaian risiko dan menetapkan pengendalian yang
diperlukan
Analisis penerapan metode HIRARC terdapat pada prosedur SHE Plan
dengan nomor dokumen WIKA-PEM-PM-03.03 dan nomor revisi 02 (Amd. 04)
yang memiliki detail pelaksanaan prosedur penilaian risiko harus mencakup
mekanisme identifikasi bahaya dan aspek dampak lingkungan menggunakan
HIRARC, penilaian risiko dan tindakan pengendalian risiko.
61
3.3.1 Tujuan Prosedur SHE Plan
1. Mengidentifikasi potensi bahaya, menilai risiko serta melakukan
upaya pengendalian risiko agar tidak membahayakan bagi pekerja,
dan mengganggu jalannya proses produksi dan bisnis
2. Mengidentifikasi semua aspek dan dampak lingkungan dari kegiatan,
produk dan jasa sehingga dapat dilakukan pengendalian dan
pencegahan terjadinya pencemaran atau kerusakan lingkungan
3. Menetapkan sarana dan program terkait SHE
4. Bahaya dan aspek-dampak lingkungan yang dimaksud dapat berasal
dari peralatan/proses yang baru atau hasil modifikasi, laporan
karyawan/ tamu, asosiasi industri, hasil inspeksi, audit dsb.
Dari prosedur WIKA-PEM-PM-03.03 revisi 02 (Amd. 04)
menyebutkan bahwa HIRARC (Hazard Identification, Risk Assessment &
Risk Control) adalah satu kegiatan mengidentifikasi bahaya dengan
menganalisis risiko yang timbul dari bahaya tersebut serta pengendalian
risiko yang harus diambil.
62
3.4 Analisis Situasi
Analisa 5W + 1H digunakan untuk analisis situasi berdasarkan
wawancara dan telaah dokumen yang ada dengan 5W+1H (what, where, who,
when, why and how) kepada staff QSHE
1. What and Where (Apa dan Dimana)
HIRARC adalah suatu kegiatan mengidentifikasi bahaya
dengan menganalisis risiko yang timbul dari bahaya tersebut serta
pengendalian risiko yang harus diambil. HIRARC disusun dalam form
sesuai ketentuan dalam prosedur SHE Plan.
2. Who (Siapa)
HIRARC dilaksanakan oleh tim QSHE yang terdiri dari
beberapa ahli, agar dapat menilai risiko lebih mendalam. Hasil
HIRARC ditembuskan kepada Manajemen Representatif dan
didistribusi terkendali kepada semua pihak yang terkait. Akan tetapi
pada pelaksanaannya hasil HIRARC belum ditanda tangani, tidak
ditembuskan kepada Manajemen Representatif dan tidak didistribusi
terkendali kepada semua pihak yang terkait.
3. When (Kapan)
HIRARC dibuat pada kondisi rutin sesuai dengan rencana
mutu/tahap pekerjaan, kondisi darurat dan hal-hal non rutin (sampah,
gudang, jalan kerja dll) lainnya yang berisiko terhadap K3 dan
lingkungan. HIRARC harus disusun sebelum pekerjaan dilaksanakan
dan dapat ditinjau ulang saat ada perubahan dalam operasi
perusahaan, adanya metode kerja terbaru dan setelah terjadi
63
kecelakaan setiap kali ditemukan nearmiss. Sesuai prosedur SHE
Plan, HIRARC juga harus direview secara periodik setiap enam bulan,
namun pada pelaksanaannya, HIRARC pada proyek WIKA Tower
belum dilakukan review secara periodik. Hal tersebut
mengindikasikan bahwa terdapat masalah dalam program Observasi
sesuai dengan pengertian masalah.
4. Why (Mengapa)
HIRARC dilakukan di seluruh aktivitas atau kegiatan
perusahaan untuk menentukan kegiatan organisasi yang mengandung
potensi bahaya dan menimbulkan dampak serius terhadap K3,
selanjutnya hasil HIRARC menjadi masukan untuk penyusunan
objektif dan target K3 yang akan dicapai, yang dituaangkan dalam
program kerja.
Metode HIRARC dalam prosedur SHE Plan merupakan titik
pangkal dari pengelolaan K3. Jika HIRARC tidak dilakukan dengan
baik maka penerapan K3 akan salah arah (misguided) karena tidak
mampu menangani isu pokok yang ada dalam organisasi.
5. How (Bagaimana)
Kegiatan HIRARC ini dimulai dari identifikasi bahaya,
kemudian melakukan penilaian risiko dari bahaya tersebut lalu
membuat program pengendalian bahaya tersebut agar dapat
diminimalisir tingkat risikonya ke yang lebih rendah dengan tujuan
mencegah terjadi kecelakaan. Implementasi K3 dimulai dengan
perencanaan yang baik meliputi identifikasi bahaya, penilaian risiko.
64
HIRARC inilah yang menentukan arah penerapan K3 dalam
perusahaan sehingga perusahaan nantinya akan menyelesaikan
masalahnya sendiri terutama masalah manajemen.
HIRARC dimulai dari menentukan jenis kegiatan kerja yang
kemudian diidentifikasikan sumber bahayanya sehingga didapatkan
risikonya. Kemudian akan dilakukan penilaian risiko dan
pengendalian risiko untuk mengurangi paparan bahaya yang terdapat
pada setiap jenis pekerjaan.
Berdasarkan hasil analisis situasi diatas, terdapat masalah yang
terjadi pada penerapan metode HIRARC dalam prosedur SHE Plan.
Menurut Sugiyono (2009) masalah diartikan sebagai penyimpangan
antara yang seharusnya dengan apa yang benar-benar terjadi, antara
teori dengan praktek, antara aturan dengan pelaksanaan, antara
rencana dengan pelaksanaan.
3.5 Pelaksanaan HIRARC di Proyek WIKA Tower
Menurut OHSAS 18001:2007 organisasi wajib membuat prosedur
perencanaan yang baik, untuk menentukan seluruh aktivitas organisasi yang
mengandung potensi bahaya dan menimbulkan dampak serius terhadap
keselamatan dan kesehatan kerja.
Perencanaan K3 yang baik, dimulai dengan melakukan identifikasi
bahaya, penilaian risiko dan penentuan pengendaliannya. Dalam melakukan
hal tersebut, harus dipertimbangkan berbagai persyaratan perundangan K3
yang terkait yang berlaku bagi organisasi serta persyaratan lainnya seperti
65
standar, kode, atau pedoman industri yang terkait atau berlaku bagi
perusahaan. Prosedur perencanaan K3 PT Wijaya Karya (Persero) Tbk
tersusun dalam prosedur SHE Plan, dimana dalam menentukan penilaian
risiko menggunakan metode HIRARC.
Menurut OHSAS 18001 : 2007 di dalam klausul 4.3.1 dalam
implementasi Sistem Manajemen K3 di perusahaan harus menerapkan
HIRARC yaitu menetapkan, mengimplementasikan dan memelihara prosedur
untuk melakukan identifikasi bahaya dari proses pekerjaan, penilaian risiko
dan menetapkan pengendalian yang diperlukan
Pada tahapan analisa risiko tidak dijelaskan alurnya, namun dari hasil
wawancara dengan narasumber diketahui bahwa tahapan penerapan metode
HIRARC dapat digambarkan sebagai berikut :
66
Bagan 3.2 Alur Proses HIRARC
Proses pelaksanaan manajemen risiko dengan menggunakan metode
HIRARC harus dilakukan secara komprehensif. Namun dalam hasil
wawancara dengan narasumber staff QSHE mengatakan bahwa penilaian
risiko dengan metode HIRARC belum sesuai dengan alur.
3.6 Penerapan HIRARC pada Pekerjaan Mass Concrete
Menurut OHSAS 18001 : 2007, setiap organisasi harus membuat,
menerapkan dan memelihara prosedur untuk mengidentifikasi bahaya yang
ada, penilaian risiko, dan penetapan pengendalian yang diperlukan. Prosedur
untuk mengidentifikasi bahaya dan menilai risiko harus memperhatikan :
OWNER WIKA
QSHE DPE -Membuat Organisasi Proyek -Mendistribusikan prosedur SHE Plan -Membuat Spesifikasi Teknis
QSHE Proyek -Menerapkan prosedur SHE Plan -Mempelajari Spesifikasi Teknis -Mengidentifikasi risiko -Menilai Risiko -Menentukan Pengendalian Risiko -Melaporkan hasil HIRARC ke QSHE DPE -Meninjau HIRARC Secara Periodik
QSHE DPE -Menyetujui Hasil HIRARC -Mendistribusikan secara terkendali
67
a) Aktivitas rutin dan tidak rutin;
b) Aktivitas seluruh personel yang mempunyai akses ke tempat kerja
(termasuk kontraktor dan tamu);
c) Perilaku manusia, kemampuan dan faktor-faktor manusia lainnya;
d) Bahaya-bahaya yang timbul dari luar tempat kerja yang berdampak
pada keselamatan dan kesehatan personel di dalam kendali organisasi
di lingkungan tempat kerja;
e) Bahaya-bahaya yang terjadi di sekitar tempat kerja hasil aktivitas
kerja yang terkait di dalam kendali organisasi.
Peneliti membuat perbandingan antara HIRARC yang dimiliki oleh PT
Wijaya Karya dengan HIRARC yang dibuat oleh peneliti. Tujuannya
adalah untuk melihat perbandingan hasil analisis risiko pada proses
pekerjaan mass concrete
3.6.1 Hasil Identifikasi Bahaya Pekerjaan Mass Concrete
PT Wijaya Karya (Persero) Tbk telah membuat HIRARC pada
pekerjaan mass concrete. Didapatkan 7 jenis kegiatan diantaranya
pengeringan area, pemasangan bekisting, rebar work, embeded, pengadukan
dengan mollen, pelepasan form work dan pengadukan ready mix dengan
batching plant.
Berikut adalah lembar HIRARC milik PT Wijaya Karya (Persero)
Tbk :
68
69
70
70
a. Hasil Identifikasi Bahaya Mass Concrete dari hasil observasi
Identifikasi bahaya merupakan langkah awal dalam mengembangkan
manajemen risiko K3. Identifikasi bahaya adalah upaya sistematis untuk
mengetahui adanya bahaya dalam aktivitas organisasi. Identifikasi risiko
merupakan landasan dari manajemen risiko.tanpa melakukan identifikasi bahaya
tidak mungkin melakukan pengelolaan risiko dengan baik.
Hasil identifikasi risiko pada pekerjaan mass concrete dilakukan
HIRARC. Dari hasil identifikasi bahaya tersebut terdapat beberapa pekerjaan
yang termasuk dalam kategori high risk atau risiko tinggi.
Berdasarkan hasil observasi dapat disimpulkan bahwa seluruh apa yang
disebutkan masuk dalam kategori HIRARC yang dimiliki oleh PT Wijaya Karya
(Persero) Tbk namun belum seluruhnya disebutkan, maka dari itu peneliti
membuat HIRARC ulang yang didapatkan dari hasil observasi dan data
perusahaan. Berikut tabel HIRARC yang dibuat oleh peneliti dengan 10 jenis
proses kegiatan pada pekerjaan mass concrete.
71
71
Tabel 3.4 Identifikasi Bahaya Pekerjaan Mass Concrete
No Kegiatan Identifikasi Bahaya Kondisi
1 Pengeringan Area - Tersetrum kabel-kabel alat pengering di
lokasi pekerjaan.
Normal
(penggunaan pompa listrik)
2 Proses Pemasangan Bekisting - Tersandung atau terkena paku kayu
bekisting
Normal
- Pekerja cidera terkena serpihan kayu yang tajam
3 Proses Rebar Work - Pekerja tertusuk besi yang tajam
Normal
- Timbul alergi pada kulit pekerja akibat paparan besi berkarat
- Jari tangan terjepit mesin bar bender saat membengkokan besi
4 Pekerjaan Embeded
- Terperosok kedalam tulangan pembesian
Normal
5 Pengadukan dengan mollen - Terluka terkena putaran mesin
Normal
- Terpapar vibrator
- Terkena setrum
- Terperosok ke dalam tulangan
6 Pekerjaan Pelepasan Form Work
- Pekerja kejatuhan kayu form work.
Normal
- Pekerja terluka di tangan atau kaki pada saat pelepasan form work
- Pekerja terkena paku atau linggis
7 Pengadukan ready mix dengan batching plant
- Cidera pekerja terkena putaran mesin batching plant
Normal
- Pekerja terpapar kebisingan
Mesin
8 Menuangkan dan
- Pekerja jatuh ke tulangan
72
72
meratakan semen cor ke tulangan besi
Normal
besi
-
Kulit terkena cipratan semen
- Pekerja berisiko terkena MSDs
9 Pekerjaan pemasangan angkur bolt
- Tangan Pekerja terjepit
Normal
angkur bolt
- Pekerja cidera saat melakukan pengelasan
angkur bolt
10 Curing Raft
- Pekerja terkena semen
yang Normal
masih basah
73
74
75
76
Dari hasil observasi dan tabel identifikasi yang ada, peneliti menemukan 10 proses
kegiatan serta bahaya-bahaya lain yang dapat terjadi pada pekerjaan mass concrete. Dari
identifikasi bahaya tersebut kemudian dilihat pemenuhan dari peraturan perundang-
undangan yang berlaku sesuai OHSAS 18001 ; 2007 dan prosedur SHE Plan WIKA-
PEM-PM-03.03 revisi 02 (Amd. 04), namun pada pelaksaannya tidak ada tabel
peraturan perundang-undangan. Dapat disimpulkan tim penyusun HIRARC belum
membuat secara detail proses pekerjaan mass concrete serta belum menerapakan form
HIRARC terbaru dalam prosedur SHE Plan WIKA-PEM-PM-03.03 revisi 02 (Amd.
04).
3.6.2 Hasil Penilaian Risiko Bahaya Pekerjaan Mass Concrete
Setelah semua bahaya dapat identifikasi selanjutnya dari tiap bahaya itu
ditentukan tingkat risikonya untuk menimbulkan suatu kecelakaan atau kerugian.
Penilaian risiko mempertimbangkan dua faktor yaitu peluang dan akibat. Penentuan
nilai risiko ini dilakukan tim penyusun HIRARC proyek WIKA Tower dalam suatu
rapat yang membahas hasil temuan di lapangan dan nilai risiko yang ditentukan harus
mempertimbangkan tindakan pengendalian yang sudah ada sebelumnya.
Hasil penilaian risiko dievaluasi dan dibandingkan dengan kriteria yang telah
ditetapkan atau standar dan norma yang berlaku untuk menentukan apakah risiko tersbut
dapat diterima ataupun ditolak. Jika risiko dinilai tidak dapat diterima harus dikelola
atau ditangani dengan baik.
Berdasarkan data yang didapatkan berupa observasi, wawancara dengan
informan dan data dokumen didapatkan hasil penilaian risiko adalah hasil dari tabel
akibat (R) dikalikan dengan tabel peluang (L)
77
Tabel Peluang
Peluang
(L)
A = Hampir pasti akan terjadi / almost certain
B = Cenderung untuk terjadi / likely
C = Mungkin dapat terjadi
D = Kecil kemungkinan terjadi / unlikely
E = Jarang terjadi / rare
Tingkat Peluang adalah dimana suatu kegiatan dilakukan seberapa sering
terpapar bahaya yang pada proses pekerjaan mass concrete. Tingkatan ini dimulai dari
nilai E yang menyatakan bahaya dari suatu proses pekerjaan jarang terjadi/ rare hingga
nilai A yang menyatakan bahaya hampir pasti akan terjadi / almost certain pada
aktivitas tersebut.
Tabel Akibat
Akibat
(R)
1 = Tidak ada cedera, kerugian materi kecil
2 = Cedera ringan / first aid, kerugian materi sedang
3 = Hilang hari kerja, kerugian cukup besar
4 = Cacat, kerugian materi besar
5 = Kematian, kerugian materi sangat besar
Tingkat Akibat adalah tingkatan yang menggambarkan kondisi seberapa
parahnya risiko akibat pada suatu kegiatan proses pekerjaan mass concrete. Jika suatu
pekerjaan yang berbhaya rendah tidak menimbulkan cidera dan kerugian materinya
kecil maka score yang akan diberikan 1. Namun jika menimbulkan kerugian maka score
yang diberikan akan meningkat hingga level tertinggi yakni 5.
78
Tabel 3.6 Risk Matriks
Peluang Akibat
1 2 3 4 5
A H H E E E
B M H H E E
C L M H E E
D L L M H E
E L L M H H
Tingkat Risiko
( R x L )
E = Extreme Risk
H = High Risk
M = Moderate Risk
L = Low Risk
Untuk memberikan makna terhadap suatu bahaya perlu dilakukan
penilaian risiko sehingga seseorang mengetahui besarnya risiko yang dapat
terjadi. Untuk itu setelah risko atau bahaya diidentifikasi dilakukan penilai risiko
untuk mengetahui seberapa besar risiko tersebut.
Dari tabel diatas, selanjutnya dikembangkan tabel risk matriks yang
mengkombinasikan antara peluang dan akibatnya. PT Wijaya Karya (Persero)
Tbk membuat risk matriks dengan ketentuan nilai peluang mulai dari skor A-E
dan nilai akibat mulai dari skor 1-5. Ditemukan satu sama lain sehingga
mendapatkan angka yang menjadi prioritas risiko mulai dari low risk hingga
Extreme risk. Ketentuan dari hasil risk matriks diatas, adalah sebagai berikut :
a. Risiko yang dapat ditoleransi adalah Low Risk (L)
b. Tindakan mendesak adalah > Moderate Risk (M)
79
Penilaian risiko PT Wijaya Karya sudah sesuai dengan prosedur SHE
Plan WIKA-PEM-PM-03.03 revisi 02 (Amd. 04), dan dalam penentuan skor
dipertimbangkan dari tim penyusun HIRARC yang terdiri dari berbagai ahli.
Namun karena teridentifikasi 3 jenis proses pekerjnan, maka harus dianalisis dan
ditambahkan lagi pada kolom penilaian risiko.
3.6.3 Tindakan Pengendalian Risiko
Pengendalian risiko merupakan langkah penting dalam HIRARC
1. Apabila berdasarkan penilaian risiko yang didapat ternyata masih
dapat diterima “acceptable risk”, maka hanya perlu dilakukan
monitoring terhadap kondisi/tindakan pengendalian yang telah ada.
2. Bila suatu risiko tidak dapat diterima maka harus diputuskan
tindakan pengendalian yang efektif. Usulan tindakan pegendalian ini
dicantumkan dalam laporan QC & SHE dengan tembusan kepada
80
Pelaksana Utama/ Manajer Konstruksi/ Penanggung jawab fungsi
terkait.
3. Bila Pelaksana Utama / Manajer Konstuksi / Kepala sesi terkait dapat
melaksanakan tindakan tersebut maka usulan watu penyelesaiannya
disampaikan kepeda penanggung jawab fungsi SHE
4. Bila usulan tindakan tersebut tidak dapat ditangani fungsi terkait
penanggung jawab fungsi SHE kemudian menyampaikan laporan
kepada Manajer Proyek untuk mendapatkan persetujuan. Bila
disetujui maka akan ditentukan waktu dan Penanggung Jawab
tindakan pengendalian tersebut. Bila karena suatu hal tindakan
tersebut tidak dapat dilaksanakan maka pihak SHE akan mencari
penyelesaian alternatif lainnya.
Fungsi yang menangani SHE bertanggung jawab dalam
memantau tindakan perbaikan agar dilaksanakan sesuai jadwal yang
ada. Apabila sampai batas waktu yang ditentukan tindakan belum
dilakukan atau selesai maka akan ditentukan waktu penyelesaian
yang baru. Setelah suatu tindakan perbaikan selesai dilakukan maka
penanggung jawab fungsi SHE tetap melakukan monitoring untuk
menilai apakah tindakan perbaikan pengendalian yang ada sudah
efektif. Jika ternyata belum maka perlu ditentukan bentuk tindakan
pengendalian baru.
81
Terdapat beberapa ketentuan dalam mengendalikan risiko
yang dilakukan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk, karena pada
prinsipnya semua risiko harus dikendalikan; pengendalian risiko
dapat dilakukan dengan menghilangkan, mengurangi,
mengendalikan, atau memindahkan.
Berikut adalah pengendalian risiko yang dilakukan oleh PT
Wijaya Karya (Persero) Tbk :
82
Tabel 3.7 HIRARC Pengendalian Risiko
83
84
Selain itu, Pengendalian risiko pada pekerjaan pemancangan juga menjadi
temuan minor pada audit SMK3 dari Sucofindo pada tanggal 13 Februari 2015
dan belum ditindak lanjuti. Berdasarkan hasil wawancara dengan SHE senior di
Proyek WIKA Tower diketahui bahwa keikutsertaan pekerja dalam menerapkan
pengendalian risiko masih kurang. Hal ini merupakan salah satu pemicu angka
kecelakaan proyek yang terus meningkat
Sumber : Dokumen Hasil Audit SMK3 Sucofindo
Gambar 3.12 Hasil Audit HIRARC Pada kolom Pengendalian Risiko juga
tidak adanya tanda bahwa usaha pengendalian risiko tersebut merupakan hirarki
pengendalian yang mana, apakah eliminasi, substitusi, rekayasa engineering,
pengendalian administrasi atau alat pelindung diri. Rekomendasi Kolom
Pengendalian Risiko dengan menggunakan kode sesuai dengan hirarki
pengendalian, yaitu :
85
Lembar Observasi Pengendalian Bahaya
No Jenis Pengendalian Bahaya Ada Tidak
1 Eliminasi √
2 Subtitusi √
3 Engineering Control √
4 Administrative control √
5 Alat Pelindung Diri √
Dalam pengendalian risiko terdapat 5 cara secara hirarki mulai dari eliminasi,
subtitusi, engineering control, administrative control, dan alat pelindung diri (APD).
Namun dalam hasil observasi hanya tiga pengendalian yang dapat dipakai dalam
pekerjaan mass concrete, yaitu engineering control, administrative control, dan APD.
86
Tabel 3.8 Rekomendasi Kolom Pengendalian Risiko
Pengendalian Risiko
El: Eliminasi
Sb : Subtitusi
Re : Rekayasa Engineering
Adm : Pengendalian Administrasi
APD : Alat Pelindung Diri
Contoh pada aktivitas bekisting : El: tidak dapat dihilangkan Sb: tidak dapat digantikan Re: Pengaitan besi kolom dengan pengait TC dengan benar, maintenance sling TC Adm: Instruksi kerja, Koordinasi antar operator TC dan pekerja, Inspeksi harian, pelatihan operator TC APD: safety helmet, safety shoes, rompi, safety harness, sarung tangan
3.7 Identifikasi Akar Masalah Penerapan Metode HIRARC
Pada penerapan metode HIRARC peneliti memakai salah satu dari
root cause analysis tools yang paling populer di kalangan praktisi industri
untuk melakukan quality improvement pada usaha mengenali akar penyebab
terjadinya variasi pada quality characteristics tertentu yang ingin dicapai,
yaitu diagram tulang ikan/ fishbone diagram (Yuniarto dkk, 2012).
Fishbone diagram adalah suatu alat analisa yang digunakan untuk
mengidentifikasi potensi akar - akar masalah sehingga didapatkan suatu
hubungan sebab akibat untuk mencari akar dari suatu pokok permasalahan
ditinjau dari berbagai faktor yang ada. analisa ini dinamakan fishbone
diagram/ diagram tulang ikan, karena bentuknya seperti tulang ikan.
87
Diagram ini merupakan sebuah diagram yang menggambarkan
hubungan sebab-akibat, yang diperkenalkan oleh Dr. Kaoru Ishikawa,
seorang ahli pengendalian kualitas dari Jepang, karenanya diagram ini disebut
juga diagram Ishikawa (Bose, 2012). Diagram tulang ikan ini melihat
beberapa factor yang ada, yaitu :
1. Man power
2. Material
3. Machine
4. Methode
5. Management
Fishbone diagram yang digunakan untuk mendapatkan akar masalah dari
penerapan metode HIRARC melihat dari segala sebab – sebab yang mungkin
terjadi.
Dari hasil analisis situasi penerapan prosedur penilaian risiko didapatkan
beberapa ketidaksesuaian seperti dokumen yang tidak lengkap, pekerja yang
kurang informasi yang mengakibatkan dampak buruk lainnya. Berikut
merupakan gambaran akar masalah dari ketidaksesuaian penerapan metode
HIRARC di Proyek WIKA Tower PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.
88
Bagan 3.3 Fish bone diagram
Berdasarkan diagram tulang ikan diketahui analisis akar masalah dari
ketidaksesuaian penerapan metode HIRARC dalam prosedur SHE Plan pada
Proyek WIKA Tower PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. antara lain:
a. Kurang kesadaran pekerja untuk terkait dalam kegiatan
b. Komitmen mematuhi prosedur rendah
c. Komunikasi dalam organisasi yang kurang
d. Lalai dalam menindaklanjuti hasil temuan audit HIRARC
89
3.8 Rekomendasi Perbaikan Penerapan Metode HIRARC
Setelah melakukan analisis penyebab masalah terhadap masalah yang
terjadi dengan menggunakan fishbone diagram, maka diketahui akar penyebab
dari masalah. Sehingga dari akar tersebut dapat dibuat rekomendasi guna
menyelesaikan masalah tersebut. Adapun rekomendasi yang dapat diberikan :
a. Membuat alur proses kerja secara tertulis dengan jelas, sehingga pekerja
benar-benar memahami proses kerja penilaian risiko dengan metode
HIRARC. Rekomendasi ini diberikan agar pekerja dapat melakukan penilaian
risiko sesuai dengan prosedur HIRARC.
b. Melakukan perbaikan sistem komunikasi perusahaan. Sistem komunikasi
disosialisasikan kepada seluruh pekerja dan dipantau pelaksanaannya
sehingga penerapan penilaian risiko dengan metode HIRARC dapat berjalan
dengan semestinya. Seperti dalam OHSAS 18001 : 2007 yang menyatakan
setiap kebijakan K3 yang ditetapkan oleh manajemen harus dipahami dan
dimengerti oleh seluruh anggota perusahaan dan pemangku kepentingan yang
terkait dengan kegiatan.Untuk itu, penerapan metode HIRARC dalam
prosedur SHE Plan harus dikomunikasikan sehingga diketahui, dimengerti,
dihayati dan dijalani oleh semua pihak terkait.
90
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Simpulan
Berdasarkan evaluasi yang dilakukan melalui telaah dokumen, observasi
dan wawancara terkait penerapan prosedur penilaian risiko di Proyek WIKA
Tower PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. maka dapat diketahui bahwa:
1. PT Wijaya Karya (Persero) Tbk merupakan perusahaan yang memiliki bidang
bisnis jasa konstruksi, EPC dan Realty dengan menerapkan program SHE.
2. PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. memiliki prosedur penilaian risiko dengan
menggunakan metode HIRARC dengan nomor dokumen WIKA-PEM-PM-
03.03 revisi 02 (Amd. 04) Proyek WIKA Tower PT Wijaya Karya (Persero)
Tbk. menyebutkan bahwa tujuan prosedur penilaian risiko adalah untuk
mengidentifikasi potensi bahaya, menilai risiko serta melakukan upaya
pengendalian risiko agar tidak membahayakan bagi pekerja, dan mengganggu
jalannya proses produksi dan bisnis serta menetapkan sarana dan program
terkait SHE
3. Ketidaksesuaian penerapan prosedur penilaian risiko disebabkan oleh
beberapa akar masalah antara lain, kurang kesadaran pekerja untuk terkait
dalam kegiatan, komitmen mematuhi prosedur rendah dan komunikasi dalam
organisasi yang kurang dan lalai dalam menindaklanjuti hasil audit SMK3.
91
4.2 Saran
1. PT Wijaya Karya (Persero) Tbk sebaiknya melakukan pemantauan terhadap
komunikasi hasil penilaian risiko. Hasil penilaian risiko dikomunikasikan
atau disosialisasikan kepada seluruh pekerja dan dipantau pelaksanaannya
sehingga penerapan penilaian risiko pada Proyek WIKA Tower dapat
berjalan dengan semestinya.
2. Biro QSHE sebaiknya menindaklanjuti audit HIRARC dan mereview
kembali prosedur SHE Plan, terutama mengenai perundangan, peraturan atau
standar yang berlaku sebagai landasan dalam menerapkan metode HIRARC
dalam prosedur SHE Plan agar lebih baik lagi.
3. Pengawasan dari foreman dilakukan dengan rutin dan
berskala karena ditemukan pekerja yang melanggar keselamatan kerja seperti
membuang material dan menyimpan alat tidak pada tempatnya.
4. Meningkatkan safety performance dalam perusahaan untuk mengurangi
unsafe behavior yang terjadi pada pekerja di rasa lebih baik di bandingkan
dengan fokus terhadap angka kecelakaan. Karena kecelakaan merupakan
hasil akhir dari rentetan unsafe behavior dan perusahaan hanya
memperhatikan safety ketika kecelakaan meningkat, sebaliknya behavioral
safety lebih proaktif yang cenderung mengidentifikasi setiap unsafe behavior
yang muncul sehingga bisa langsung di tanggulangi.
5. Pemberian isi Undang-Undang keselamatan kerja dengan jelas agar pekerja
mempunyai pilar hukum dengan kuat dan dapat mematuhi peraturan yang
berlaku.
92
6. Untuk meminimalisir risiko pada masing-masing tahapan proses kerja perlu
dilakukan upaya pengendalian lebih lanjut/ monitoring, yaitu dengan cara:
Penyediaan air minum agar terhindar dari dehidrasi karena suhu lingkungan
kerja cukup tinggi dan adanya safety sign atau rambu-rambu peringatan yang
dapat dipasangkan pada di area kerja
93
DAFTAR PUSTAKA
AS/NZS 4360 2004. Risk Management. Sidney: Council of Standards Australia and
Council of Standards New Zealand.
Azevedo, R. C. d., Ensslin, L. & Jungles, A. E. 2014. A review of Risk Management in
Construction: Opportunities for Improvement. Modern Economy, 5, 367-383.
Banaitiene, N. & Banaitis, A. 2013. Risk Management in Construction Projects.
INTECH.
BPJS Ketenagakerjaan 2013. Laporan Tahunan Sustainability Annual Report 2013.
Brown, A. S. 2014. Chapter 6 - Risk Management. In: Taktak, A., Ganney, P., Long, D.
& White, P. (eds.) Clinical Engineering. Oxford: Academic Press.
HB, 2004. Handbook Risk Management Guidelines Companion to AS/NZS 4360:2004.
Standards Australia International Organization for Standardization (ISO). 2009. “ISO 13000:2009—Risk
Management: Principles and Guidelines.” Geneva. Diakses dari http://www.iso.org/iso/home/standards/iso31000.htm
JAMSOSTEK. 2010. Kecelakaan Kerja terbanyak di Sektor Konstruksi diakses dari
http://www.jamsostek.co.id/content/news.php?id=828.
Kuswadi, E. M. 2004. Delapan Langkah dan tujuh alat Statistik untuk Peningkatan
Mutu Berbasis Komputer, Jakarta, Elex Media komputindo.
Labombang, M. 2011. Manajemen Risiko Dalam Proyek Konstruksi. Jurnal
SMARTek,9.
Lardner, M. F. a. R. 2010. Behaviour Modification Programmes Establishing Best
Practice. In: 1BQ, N. N. (ed.) Offshore Technology Report.
OHSAS 18001 2007. Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja –
Persyaratan. British Standard Institution.
94
OSH Administration, 2002, Job Hazard Analysis OSHA 3071 US: Departement of Labor http://www.osha.gov/publications/osha3071 diakses tanggal 23 Februari 2008
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 05/PRT/M/2014 Tentang Pedoman
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum Peraturan Pemerintah Republik Indonesia 27 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 50 tahun 2012 tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Pinto, A., Nunes, I. L. & Ribeiro, R. A. 2011. Occupational risk assessment in
construction industry – Overview and reflection. Safety Science, 49, 616-624
PT Wijaya Karya 2013. Laporan Tahunan 2012 Annual Report.
PT Wijaya Karya 2013. Laporan Tahunan 2014 Annual Report.
Ramli, S. 2010. Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja OHSAS 18001,
Jakarta, Dian Rakyat.
Rijanto, B. 2012. Pencegahan Kecelakaan di Industri, Jakarta, Mitra Wacana Media.
Socrates, Muhammad Fil. 2013. Analisis Risiko Keelamatan Kerja dengan Metode
HIRARC (Hazard Identification, Risk Assessment and Risk Control) pada Alat Suspension Preheater Bagian Produksi di Plant 6 dan 11 Field Citeureup PT Indocement Tunggal Prakarsa, Tahun 2013
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung :
Alfabeta
Timmreck, T. C. 2004. Epidemiologi: suatu Pengantar, Jakarta, EGC.
Yuniarto, Hari Agung dkk. 2012. Perbaikan Pada Fishbone Diagram Sebagai Root Cause Analysis Tool. Jurnal Teknik Industri, ISSN: 1411-6340. hal. 217-224
LAMPIRAN