Upload
leminh
View
273
Download
2
Embed Size (px)
Citation preview
PENERAPAN METODE TILAWATI DALAM
PEMBELAJARAN MEMBACA AL-QUR`AN DI MI
AL-FALAH BERAN NGAWI
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat
Guna Memperoleh Gelar Sarjana
Dalam Ilmu Pendidikan Agama Islam
Oleh :
SITI MUTMAINNAH
NIM: 073111044
FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2011
ii
PERNYATAAN KEASLIAN
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Siti Mutmainnah
NIM : 073111044
Jurusan/Program Studi : Pendidikan Agma Islam
Menyatakan bahwa skripsi ini secara keseluruhan adalah hasil penelitian/karya
saya sendiri, kecuali bagian tertentu yang dirujuk sumbernya.
Semarang, 30 Mei 2011
Saya yang menyatakan
SITI MUTMAINNAH
NIM. 073111044
iii
KEMENTERIAN AGAMA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG
FAKULTAS TARBIYAH
Jl. Prof. Dr. Hamka KM 1 Ngaliyan Telp. (024)7601291 Semarang 50185
PENGESAHAN
Naskah skripsi dengan:
Judul Skripsi : Penerapan Metode Tilawati dalam Pembelajaran
Al-Qur`an di MI Al-Falah Beran Ngawi
N a m a : Siti Mutmainnah
N I M : 073111044
Jurusan : Pendidikan Agama Islam
Program Studi : Pendidikan Agama Islam
Telah diujikan dalam sidang munaqasyah oleh dewan penguji fakultas tarbiyah
IAIN Walisongo dan dapat diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar
sarjana dalam Ilmu Pendidikan Islam.
Semarang, 10 juni 2011
DEWAN PENGUJI
Ketua, Sekretaris,
Dr. H.Abdul Wahib, M.Ag Dr. Musthofa, M.Ag
NIP. 19600615 199103 1004 NIP. 19710403 199603 1002
Penguji I, Penguji II,
Drs. Ahmad Sudja`i, M.Ag Hj. Lift Anis Ma`sumah, M.Ag
NIP. 19511005 197612 1001 NIP. 19720928 19973 2001
Pembimbing I Pembimbing II
Nasirudin, M.Ag Alis Asikin, M.A
NIP: 196910121996031002 NIP: 19690724199903100
iv
NOTA PEMBIMBING
Semarang, 30 Mei 2011
Kepada
Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah
IAIN Walisongo
Di Semarang
Assalamu`alaikum wr. wb.
Dengan ini diberitahukan bahwa saya telah melakukan bimbingan, arahan dan
koreksi naskah skripsi dengan:
Judul : Penerapan Metode Tilawati dalam Pembelajaran
Membaca Al-Qur`an di MI Al-Falah Beran Ngawi
Nama : Siti Mutmainnah
NIM : 073111044
Jurusan : Pendidikan Agama Islam
Program Studi : Pendidikan Agama Islam
Saya memandang bahwa naskah skripsi tersebut sudah dapat diajukan kepada
Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo untuk diujikan dalam sidang Munaqasyah
Wassalamu`laikum wr. wb.
Pembimbing I,
Nasirudin, M.Ag
NIP: 196910121996031002
v
NOTA PEMBIMBING
Semarang, 30 Mei 2011
Kepada
Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah
IAIN Walisongo
Di Semarang
Assalamu`alaikum wr. wb.
Dengan ini diberitahukan bahwa saya telah melakukan bimbingan, arahan dan
koreksi naskah skripsi dengan:
Judul : Penerapan Metode Tilawati dalam Pembelajaran
Membaca Al-Qur`an di MI Al-Falah Beran Ngawi
Nama : Siti Mutmainnah
NIM : 073111044
Jurusan : Pendidikan Agama Islam
Program Studi : Pendidikan Agama Islam
Saya memandang bahwa naskah skripsi tersebut sudah dapat diajukan kepada
Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo untuk diujikan dalam sidang Munaqasyah
Wassalamu`laikum wr. wb.
Pembimbing II,
Alis Asikin, M.A
NIP: 19690724199903100
vi
ABSTRAK
Judul : Penerapan Metode Tilawati dalam Pembelajaran Membaca Al-
Qur`an di MI Al-Falah Beran Ngawi
Penulis : Siti Mutmainnah
NIM : 073111044
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan; 1) Penerapan metode
Tilawati dalam pembelajaran membaca Al-Qur`an, 2) penerapan metode Tilawati
dalam pembelajaran membaca Al- Qur`an di MI Al-Falah Beran Ngawi
Dalam penelitian ini menggunakan metode riset lapangan dengan tehnik
analisis non statistik (analisis deskriptif) dengan pendekatan induktif yang pada
akhirnya dihasilkan bahwa pembelajaran membaca Al-Qur`an MI Al-Falah
ternyata tidak jauh berbeda penerapanya dengan metode Tilawati yang ada dalam
panduan teorinya, metode ini digagas oleh Hasan Sadzili dkk
Metode Tilawati dalam pengajaran Al-Qur`an yaitu suatu konsep belajar
yang menggunakn pendekatan klasikal dan individual dan bercirikan lagu rost.
Sehingga lagu tersebut sangat baik diterapkan dalam membaca Al-Qur`an Pada
Anak, karena selain mudah di pelajari lagu tersebut menghasilkan bacaan yang
baik, yaitu hasil baca anak terdengar semangat
Dalam metode ini aplikasi pembelajarannya menggunakan Formasi belajar
U. dan menggunakan dua pendekatan klasikal dan individual, yaitu klasikal terdiri
dari 3 tehnik(1. Tehnik 1(guru membaca murid mendengarkan). 2. Tehnik 2(Guru
membaca, murid menirukan), 3. Tehnik 3(membaca bersama-sama)). Dan
pendekatan individual dengan tehnik baca simak.
Upaya pengenalan Al-Qur`an sejak dini, adalah sebuah keniscayaan dan
diperlukan peranan orang tua. Pendidikan anak tentang baca tulis Al-Qur`an
sangatlah penting mendukung perkembangan anak sebagai upaya memberantas
buta huruf Al-Qur`an dan memasyarakatkan Al-Qur`an di tengah-tengah umat.
Oleh karena itu, penerapan metode Tilawati dalam pembelajaran membaca
Al-Qur`an (khususnya di MI Al-Falah) adalah sebagai upaya untuk membantu
orang tua dalam mengajarkan anak dalam membaca Al-Qur`an hingga dapat
khatam dalam membaca Al-Qur`an. Dengan adanya kemamapuan membaca Al-
Qur`an pada anak didik akan menumbuhkan akhlak yang terpuji, karena dalam
Al-Qur`an banyak mempelajari tentang Akhlak kepada sesame Makhluk
Dengan demikian metode Tilawati di MI Al-Falah Beran Ngawi
dipandang sebagai salah satu metode dalam pembelajaran membaca Al-Qur’an
yang dipercaya sebagai metode membaca Al-Qur`an yang dapat mengatasi
masalah anak dalam membaca Al-Qur`an dengan baik. Masalah tersebut berupa
minat dan hasil bacaan anak yang tidak tartil, dan juga tidak khatamnya anak
membaca Al-Qur`an. Maka dalam pelaksanaannya sangat mengacu pada konsep
yang telah ada. Membaca Al-Qur`an dipandang sebagai suatu pendidikan dasar
pada anak yang sangat penting, maka sistem pembelajaran membaca Al-Qur`an
harus dirancang sebaik mungkin mulai dari penetapan tujuan, metode, materi,
sampai evaluasi) agar tujuan yang sudah ditetapkan benar-benar dapat dicapai. \
vii
KATA PENGANTAR
ÉΟó¡ Î0 «!$# Ç≈uΗ÷q §�9$# ÉΟŠÏm§�9 $#
م عليكم ورمحة اهللا وبركاتهساللاا
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat
serta hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat
serta salam semoga tetap tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga,
sahabat, dan para pengikut yang telah berjuang menunjukkan jalan kebenaran
kepada seluruh umat manusia.
Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini adalah berkat bantuan dan
dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terimakasih
kepada:
1. Prof. Dr. Muhibbin, MA, selaku Rektor IAIN Walisongo Semarang.
2. Prof. Dr. Suja`i, M.Ag, selaku Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo
Semarang.
3. Nasirudin, M.Ag, Selaku Wali Studi yang mempunyai peran besar
membimbing penulis selama menuntut ilmu di IAIN Walisongo Semarang.
4. Nasirudin, M.Ag dan Alis Asikin, MA yang telah bersedia meluangkan waktu,
tenaga, dan fikiran dalam memberikan bimbingan dan pengarahan penulis
dalam penyusunan skripsi ini.
5. Dosen pengajar Fakultas Tarbiyah yang telah membekali para mahasiswa ilmu
pengetahuan.
6. Kepala perpustakaan IAIN Walisongo Semarang yang telah memberikan
pelayanan dengan baik.
7. Kedua orangtuaku tercinta, ananda ucapkan terimakasih atas do'a dan
pengorbanannya. Semoga Allah membalas segala jerih payah dan kebaikan
bapak dan ibu kepada ananda.
8. Bapak Mustaqim dan ibu hj. Aisiyah yang telah mendidik dan membimbing
selama di Pon-Pes Uswatun Hasanah
viii
9. Adikku Husnul Khotimah dan Fathul Mubin bermimpilah dan raihlah mimpi-
mimpi kalian dengan berusaha dan berdo`a belajar sungguh sungguh, dan
tetap mengharap ridho Allah
10. Purwanto, S.Pd.I, selaku kepala MI Al-Falah Beran Ngawi, Bu Wasingul, Pak
Marno, Bu Muniroh, Bu Ida dan guru Tilawati yang lain yang tidak dapat
kami sebutkan satu persatu dan Waka. Kesiswaan MI Al-Falah, Rini Widi
Astuti, S.Pd.I selaku Waka. Kurikulum. Penulis ucapkan terimakasih telah
memberikan izin dan mengarahkan penulis selama penelitian di MI Al-Falah
Beran Ngawi
11. Ikhwah kautsar,ukhti (Syair, Mayda, Murwati, Damai, Romi, Fais, Isni, Aris,
Faid, Yani, Rantini,)…syukron telah mengajarkan penulis arti pengorbanan,
persaudaraan, dan mendorong penulis supaya menjadi orang yang senantiasa
memperbaiki diri.
12. Ikhwah Pon-Pes Usawatu Hasanah, Mbak (Ci`Aini, Juwar, Nisrohah, Aris,
Kholishoh, Azis,Dwi, Lina, Nur, Ulfa, Masrochah, Umi, Parti, Nadia, Hima
Iis, Novi, Riska, dan mbak-mbak yang lain yang tidak dapat saya sebutkan
satu persatu), trimakasih atas motivasinya sehingga saya masih tetap
dipondok, Semoga Allah memudahkan dan melindungi dalam menggapai
Ridho-Nya. Amiin.
13. Ikwah Qolbun Salim di asrama: al-Kautsar, al-Izzah, al-Qudwah, Isybillah, as-
Syaja'ah, al-Husna, al-Firdaus, ar-Rayyan, dan Darussalam, semoga dapat
mewujudkan Baiti Jannati. Amiin.
14. Sahabatku PAI B angkatan 2007, Mbak Deni, Mbak Ana,Yunike, Mbak Novi,
Mbak Ida, Mbak Warsiyah, Irna, Ani, Ian, Junaidah, Nunuk, Mastiah, Nayla,
dan para sahabat yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, terimakasih
atas nasihat dan dukungannya selama penulis kuliah di IAIN Walisongo
Semarang. Semoga kita semua dapat mewujudkan cita-cita yang diharapkan.
Amiin.
15. Tim PPL SMP 28: Mbak (Muyassaro, Leli, Qoyyum, Umi), Pak(Munif,
Januri, Eko Agus, Miftah, Ahwan, Atok), dan Tim PPL IKIP. Tim KKN
Kedungboto 2011: Mas(Hanif, Dzan, Anam, Mika, Salam), Mbak(Erna,
ix
Duroh, Sa`adah, Zainah, Wuri). Terimakasih telah membantu penulis dalam
menjalankan amanah, semoga kita dapat memanfaatkan ilmu yang telah kita
dapat dengan baik.
16. Terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam
penyelesaian skripsi ini. Semoga segala kebaikan saudara-saudaraku semua
mendapat balasan yang lebih baik dari Allah SWT. Amiiin.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu
penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya konstruktif dari
semua pihak agar skripsi ini lebih baik. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita
semua terutama dapat memberikan kontribusi yang positif dalam mengajar siswa
Amiiin.
سالم عليكم ورمحة اهللا وبركاتهلوا
Semarang, 30 Mei 2011
Penulis,
SITI MUTMAINNAH
NIM.073111044
DAFTAR ISI
x
HALAMAN JUDUL .................................................................................... i
PERNYATAAN KEASLIAN ...................................................................... ii
PENGESAHAN ............................................................................................ iii
NOTA PEMBIMBING ................................................................................ iv
ABSTRAK ................................................................................................... vi
KATA PENGANTAR ................................................................................. viii
DAFTAR ISI ................................................................................................ x
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ....................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................. 6
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .............................................. 6
D. Penegasan Istilah .................................................................... 6
E. Kajian Pustaka ........................................................................ 8
F. Metode Penelitian................................................................... 9
BAB II PEMBELAJARAN MEMBACA AL-QURAN METODE
TILAWATI
A. Pembelajaran Membaca Al-Quran ......................................... 13
1. Pengertian Pembelajaran Membaca Al-Quran ................. 13
2. Prinsip-prinsip pembelajaran membaca Al-Qur`an…….. 19
3. Tujuan pembelajaran Membaca Al-Quran ....................... 21
4. Tahap Belajar Membaca Al-Quran .................................. 22
B. Metode Tilawati ..................................................................... 24
1. Pengertian Metode Tilawati ........................................... 24
2. Target pembelajaran metode Tilawati ............................. 26
3. Proses pembelajaran membaca Al-Qur`an metode
Tilawati ............................................................................ 28
4. Guru dan Peranannya dalam Proses Belajar Mengajar
Tilawati ........................................................................... 38
BAB III METODE TILAWATI DI MI AL-FALAH BERAN NGAWI
A. Keadaan Umum MI Al-Falah Beran Ngawi .......................... 40
1. Letak Geografis ................................................................ 40
xi
2. Sejarah Berdiri ................................................................. 40
3. Stuktur Organisasi ............................................................ 42
4. Keadaan Guru Karyawan dan Murid ............................... 42
5. Sarana dan pra sarana ....................................................... 43
a. Sarana Pendidikan ..................................................... 43
b. Sarana Administrasi ................................................... 44
B. Penerapan Metode Tilawati di MI Al-Falah Beran Ngawi .... 44
1. Materi Pengajaran ............................................................ 45
2. Metode Pengajaran ........................................................... 46
3. Media atau Alat ................................................................ 57
4. Evaluasi ............................................................................ 57
5. Tahap Membaca Al-Qur`an ............................................ 59
BAB IV ANALISIS METODE TILAWATI DALAM
PEMBELAJARAN MEMBACA AL-QUR`AN DI MI AL-
FALAH BERAN NGAWI
A. Analisis Materi ....................................................................... 60
B. Analisis Metode ..................................................................... 61
C. Analisis Alokasi Waktu.......................................................... 65
D. Analisis Pendekatan ............................................................... 65
E. Analisis Evaluasi .................................................................... 66
F. Analisis Media ....................................................................... 67
BAB V PENUTUP
A. Simpulan ................................................................................. 68
B. Saran ........................................................................................ 69
C. Penutup .................................................................................... 70
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan dilakukan agar seseorang memperoleh pemahaman tentang
suatu ilmu. Pendidikan juga mempermudah seseorang menyesuaikan diri
dengan lingkungan sekitar. Dalam pelaksanaannya pendidikan bermula dari
seorang pendidik yang mampu menjadikan suasana pendidikan komunikatif
dan menyenangkan.sehingga proses pembelajaranpun dapat berjalan dengan
lancar dan dapat hasil yang memuaskan. Al-Qur`an adalah kalamullah sebagai
pedoman hidup manusia. Untuk dapat memahami ajarannya yaitu dengan cara
dibaca, ditulis, dihafalkan, dipahami maknanya, dan dilaksanakan isinya.
Al-Qur`an diberi pengertian sebagai kalam Allah SWT yang
diturunkan atau diwahyukan kepada Nabi Muhammad melalui perantara
Malaikat Jibril, yang merupakan mukjizat, yang diriwayatkan secara
mutawatir yang ditulis di mushaf dan membacanya dinilai ibadah.1 Dalam
surat Al-Isra` ayat 106 telah diterangkan proses turunnya Al-Qur`an
$ ZΡ#u ö�è%uρ çµ≈oΨø%t� sù …çνr& t� ø)tGÏ9 ’n? tã Ĩ$ ¨Ζ9 $# 4’n? tã ;]õ3ãΒ çµ≈oΨø9 ¨“tΡuρ Wξƒ Í”∴s? ∩⊇⊃∉∪
“Dan Al-Quran itu telah Kami turunkan dengan berangsur-angsur agar kamu membacakannya perlahan-lahan kepada manusia dan Kami menurunkannya bagian demi bagian”.
Dan Allah datangkan kepada manusia Al-Qur`an, yang Allah pisah-
pisahkan, yakni Allah menurunkan Al-Qur`an itu secara terpisah-pisah dan
berangsur-angsur pada malam lailatul Qadar di bulan Ramadhan selama 23
tahun, Sesuai dengan kejadian-kejadian yang berkaitan dengan turunnya
masing-masing ayat.
Adapun maksud diturunkannya Al-Qur`an secara berangsur-angsur,
bagian demi bagian adalah agar nabi Muhammad bisa membaca dan
1 Ahmad Syarifuddin, Mendidik Anak Membaca, Menulis, Dan Mencintai Al-Qur`An,
(Jakarta, Gema Insani, 2005), cet.11, hlm.15.
2
mengajarkannya pada umat manusia dengan perlahan dan hati-hati sehingga
mudah untuk menghayatinya. Dengan demikian lebih membantu pemahaman
maknanya.2
Mempelajari Al-Qur’an bagi setiap umat Islam merupakan suatu
kewajiban. Langkah pertama untuk mempelajari Al-Qur’an adalah belajar
membaca. Karena seseorang yang dapat membaca tulisan maka langkah
selanjutnya seseorang dapat menulis, dan dengan membaca orang hafal
dengan abjad huruf-huruf dasar. Membaca Al-Qur`an tidak lepas dari istilah
Murotal (membaca dengan irama atau lagu).3 Karena menyangkut dengan
kecintaan dan penjiwaan bagi orang yang mentadabur Al-Qur`an dan juga
merupakan sunnah Nabi, sebagaimana sabda beliau:
عن عبد , عن طَلْحةَ, ن األ عمشِحدثنا جرِير ع, حدثنا عثْمانُ بن أيب شيبةَعن الْبراِء بنِ عازِبٍ قَالَ قال رسولُ اهللا صلى اهللا عليه وسلم , الرحمنِ بنِ عوسجةَ
:كُماتوانَ بِأَصوا الْقُرني٤)رواه ابو داود. (ز
“Hadis dari Utsman bin Abi Syaibah, hadis dari Jarir dari ‘Amsy, dari Thalhah, dari Abdur Rohman bin ‘Ausyajah, dari Barai bin ‘Azib berkata, Rasulullah SAW bersabda : “Hiasilah Al-Qur`an kalian dengan suara kalian.” (HR. Abu Dawud)
Pada saat sekarang ini masih banyak metode membaca Al-Qur`an
yang cenderung konvensional, yaitu dengan nada lurus sehingga terkesan
monoton yang berdampak pembelajaran kurang dapat diminati oleh siswa
sehingga berdampak pada hasil belajar siswa. Mempelajari Al-Qur`an
termasuk cara membacanya dengan baik dan benar tidaklah mudah seperti
halnya membalik tangan. Selain harus mengenal huru-huruf hijaiyah tentu
juga dibutuhkan keterampilan sendiri agar dapat membaca Al-Qur`an secara
tartil. Tartil artinya membaca Al-Qur`an dengan perlahan lahan dan tidak
terburu-buru dengan bacaan baik dan benar sesuai dengan makhraj dan sifat-
2 Ahmad Musthafa Al-Maraghi, Tafsir Al-Maraghi ,juz XV,(Semarang: P.T. Karya Thoha
Putra, 1993), hlm.213 3 M. Dzikron, Muri Q, hlm.5 4 Al Imam Abi Dawud, Sunan Abi Dawud Juz I, (Mesir : Al-Qahiroh, 2007), hlm. 295.
3
sifatnya sebagaimana di jelaskan dalam ilmu tajwid.5 Dari kata tartil inilah
lahir istilah murotal yaitu pembacaan Al-Qur`an secara baik, benar dan lancar
dengan irama standar.
Dasar membaca dalam Al-Qur`an sudah diterangkan bahwasannya
membaca adalah langkah untuk memahami sesuatu.
ù& t�ø%$# ÉΟ ó™$$Î/ y7În/u‘ “ Ï%©!$# t, n=y{ ∩⊇∪ t, n=y{ z≈ |¡ΣM}$# ô ÏΒ @, n=tã ∩⊄∪ ù& t�ø%$# y7š/u‘uρ ãΠ t�ø.F{$#
∩⊂∪ “ Ï%©!$# zΟ ‾=tæ ÉΟ n=s)ø9 $$Î/ ∩⊆∪ zΟ ‾=tæ z≈|¡Σ M}$# $ tΒ óΟs9 ÷Λs>÷ètƒ ∩∈∪
“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha mulia, Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalamDia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.”6(Q.S.Al-`Alaq: 1-5)
Ayat di atas megungkapkan bahwasannya membaca adalah suatu
langkah awal di mana seseorang mendapat ilmu pengetahuan dari pembacaan
kemudian timbullah pemahaman sehingga terciptalah suatu ilmu pengetahuan.
Belajar adalah salah satu upaya membentuk peradaban yang dicita-citakan
oleh masyarakat muslim, maka pemahaman terhadap Al-Qur`an harus
ditingkatkan agar tidak terjadi kesalahan dalam menangkap pesan yang
terkandung di dalamnya.
Sebutan bacaan yang baik memiliki banyak aspek, selain etika dalam
membaca Al-Qur`an, kata baik juga menyangkut sikap terhadap Al-Qur`an.
Dalam membaca Al-Qur`an seorang muslim taksekedar memenuhi
persyaratan seperti suci badan, pakaian dan tempat, akan tetapi juga
menyucikan hati dan perasaan, agar saat membaca Al-Qur`an yang muncul di
hati adalah perasaan cinta dan penuh kerinduan kepada sang pemilik Al-
Qur`an.
5Abdul Majid Khon, Praktikum Qiraat Keanehan Bacaan Al-Qur`An Qiraat Ashim Dari
Hafash,(Jakarta : sinar grafika offset, 2008), cet.1, hlm.44 6 Lajnah Pentashih Mushaf Al-Qur`an, Al-Qur`an Terjemah Bahasa Indonesia, (Kudus,
Menara Kudus, 2006), hlm.597.
4
Pada dasarnya Al-Qur`an itu mudah dipelajari, tidak susah dan tidak
berat, dengan syarat ada kemauan, keseriusan dan kesungguhan dalam
mempelajarinya. Hal tersebut ditegaskan dalam surat Al-Qamar Ayat 17
ô‰s)s9 uρ $tΡ÷�œ£o„ tβ#uö� à)ø9 $# Ì�ø.Ïe%#Ï9 ö≅ yγ sù ÏΒ 9� Ï.£‰•Β ∩⊇∠∪
“Dan sesungguhnya kami telah mempermudah Al-Qur`an untuk menjadi pelajaran, maka adakah yang mengambil pelajaran?”
Allah SWT mempermudah pemahaman Al-Qur`an antara lain dengan
cara menurunkan sedikit demi sedikit, mengulang-ulangi uraiannya,
memberikan serangkaian contoh dan perumpamaan menyangkut hal-hal yang
Abstrak dengan sesuatu yang kasat indrawi melalui pemilihan bahasa yang
paling kaya kosa katanya serta mudah di ucapkan dan dipahami, terasa indah
oleh kalbu yang mendengarnya, lagi sesuai dengan nalar fitrah manusia agar
tidak timbul kerancuan dalam memahami pesannya.7 Hal tersebut dapat
diartikan bahwa membaca adalah suatu tindakan yang dapat menghasilkan
sutu pemahaman dari suatu ilmu. Meskipun hal tersebut termasuk hal yang
kasat di pandang mata atau abstrak.
Banyaknya lembaga pendidikan yang mendidik dalam belajar Al-
Qur`an, maka lembaga pendidikan (sekolah) yang bercirikan agama (Islam)
tanggung jawabnya lebih besar. Selain anak didik harus cakap dalam ilmu
pengetahuan umum juga harus cakap ilmu agama pula. Seperti anak yang
yang bersekolah di madrasa Ibtidaiyah (MI) dan yang di Sekolah Dasar (SD),
masyarakat memandang bahwa idealnya anak yang bersekolah di MI lebih
bisa membaca huruf Arab dibanding anak SD. Karena di MI lebih banyak
mempelajari ilmu Agama Islam. Pandangan seperti itu sudah menjadi satu
beban bagi sekolah karena secara tidak langsung berarti anak yang sekolah di
MI harus bisa membaca huruf Arab semua.
Seiring berkembangnya zaman maka banyak metode-metode yang
diciptakan untuk menunjang keberhasilan peserta didik dalam membaca Al-
7 M.Quraish shihab, Tafsir Al-Misbah, (Jakarta: Lentera Hati, 2009), hlm.242-243
5
Qur`an dengan ciri-ciri tertentu demi mencapai keberhasilan dalam
pembelajaran.
Lagu adalah karya sastra yang merupkan simbol dari ekspresi jiwa,
perasaan, ide maupun gagasan yang mempunyai peranan penting bagi
pendengarnya sebagai pemahaman, cara berhubungan, maupun cara
penciptaan.
Sebagian besar anak kecil cenderung untuk menyukai lagu-lagu
(nyanyian) dan suara yang merdu, terutama jika menggunakan kata-kata yang
mudah dihafal. Lagu-lagu (nyanyian) tersebut dapat diperoleh secara lisan dan
melalui kaset. Adapun tema dari lagu-lagu tersebut adalah tema-tema yang
dapat membantu dan memudahkan peserta didik dalam memperoleh
pengetahuan. Seperti kisah-kisah yang terdapat dalam Al-Qur`an seperti kisah-
kisah tentang binatang dan para nabi, perbuatan-perbuatan yang baik seperti
jujur, membaca Al-Qur`an dan ketulusan.8
Pada penelitian ini, penulis mengangkat satu metode yang telah
berkembang pada abad ini, yaitu metode Tilawati. Metode Tilawati
merupakan metode balajar membaca Al-Qur`an yang menggunakan nada-nada
tilawah dengan pendekatan yang seimbang antara pembiasaan melalui
klasikal dan kebenaran membaca melalui individual dengan tehnik baca
simak,9 sehingga dalam pembelajaran peserta didik dapat tuntas dan khatam
dalam membaca Al-Qur`an. Dengan penerapan lagu dalam bacaan Al-Qur`an
siswa akan lebih senang dalam proses pembelajaran dan gemar membaca Al-
Qur`an sehingga berdampak pada hasil belajar siswa.
Dalam pembahasan ini, penulis akan memaparkan lebih lanjut tentang
metode tilawati sebagai alternatif pilihan dalam rangka untuk dapat membaca
Al-Qur`an dengan pemilihan lokasi di MI Al-Falah Beran Ngawi.
8 Syaikh Muhammad Said Mursi, Seni Mendidik Anak, (Jakarta Arroya) hlm.144. 9Abdurrahim Hasan,S.Ag dkk, Strategi Pembelajaran Al-Qur`An Metode Tilawati
(Surabaya: Pesantren Al-Qur`an Nurul Falah, 2010), hlm 4.
6
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah sebagaimana diungkapkan di atas,
maka dapat difokuskan penelitian ini diarahkan atau dibatasi pada pada hal-hal
berikut:
1. Bagaimana penerapan metode Tilawati pada pembelajaran membaca Al-
Qur`an di MI Al-Falah Beran Ngawi?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini untuk
mengetahui penerapan metode Tilawati dalam pembelajaran membaca Al-
Qur`an di MI Al-Falah Beran Ngawi
2. Manfaat penelitian
a. Secara praktis
1) Sebagai bahan masukan dalam meningkatkan mutu
pembelajaran membaca Al-Qur`an.
2) Sebagai motivator dalam meningkatkan kualitas pembelajaran
membaca Al-Qur`an.
3) Sebagai masukan ilmiah yang bernuansa keislaman.
b. Secara teoritis
1) Untuk menambah pengetahuan dalam bidang pendidikan.
2) Sebagai media penelitian pembelajaran dalam berkarya ilmiah.
3) Melatih diri untuk peka terhadap fenomene-fenomena
pendidikan.
D. Penegasan Istilah
Agar mempermudah pemahaman terhadap skripsi tentang “Penerapan
Metode Tilawati Dalam Pembelajaran Membaca Al-Qur`an di MI Al-Falah
Beran Ngawi”, maka terlebih dahulu akan dijelaskan istilah yang terdapat
dalam judul skripsi, sehingga dapat menghindari terjadinya kesalahan dalam
mengartikannya.
7
1. Metode Tilawati
Metode Tilawati yaitu suatu metode balajar membaca Al-Qur`an
yang menggunakan nada-nada tilawah dengan menggunakan pendekatan
yang seimbang antara pembiasaan melalui klasikal dan kebenaran
membaca melalui individual dengan tehnik baca simak. Dalam metode ini
bukan hanya mengedepankan teknisnya saja, yaitu pendidik hanya
menerangkan agar peserta didik dapat memahami, akan tetapi guru
dituntut juga mengetahui bagaimana penerapan metode tersebut dalam
proses belajar mengajar dan peserta didk dapat menerima pelajaran
membaca dengan metode Tilawati, sehingga peserta didik dapat belajar
membaca Al-Qur`an dengan baik dan tartil, dan dapat tuntas(khatam
membaca Al-Qur`an sesuai dengan target yang di tentukan)
2. Pembelajaran Membaca Al-Qur`an
Menurut E. Mulayasa, pembelajaran pada hakekatnya adalah
interaksi antara peserta didik dengan lingkungannya sehingga terjadi
perubahan perilaku ke arah yang lebih baik.10 Pembelajaran adalah setiap
kegiatan yang dirancang untuk membantu seseorang mempelajari suatu
kemampuan dan atau nilai yang baru. Jadi pembelajaran membaca Al-
Qur`an yaitu suatu kegiatan yang diwujudkan dengan interaksi antara
pendidik dan peserta didik untuk mewujudkan keberhasilan peserta didik
dalam membaca Al-Qur`an
3. MI Al-Falah Beran Ngawi
MI Al-Falah adalah salah satu Madrasah Ibtidaiyah di bawah
naungan kementerian Agama di wilayah Ngawi yang menerapkan metode
Tilawati dan yang merupakan lokasi penelitian.
10E. Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi: Konsep Karakteristik dan Implementasi,
(Bandung: Remaja Rosdakarya, 2008), Cet. 11, hlm. 100.
8
E. Kajian Pustaka
Kajian pustaka ini diperoleh dari buku pedoman yang berisi bahan
kajian yang relevan dengan permasalahan yang penulis teliti saat ini.
Penelusuran pustaka dimaksudkan untuk mempertajam metodologi,
memperkuat kajian teoritis dan memperoleh informasi terkait dengan
penelitian yang dilakukan.11 Dalam pembahasan penerapan metode Tilawati
dalam pembelajaran membaca Al-Qur`an penulis lebih banyak menggunakan
buku metode tilawati sebagai pijakan atau panduan. Sementara itu penulis juga
menggunakan referensi berupa skripsi yang serupa tapi mempunyai perbedaan
metode artinya mempunyai kesamaan dalam mengkaji metode pembelajaran
membaca Al-Qur`an, diantaranya
1. Soleman (31030510), “PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
MEMBACA Al-QUR`AN METODE AN-NAHDLIYAH DI TAMAN
PENDIDIKAN AL-QUR`AN NURUL HUDA PLOSOREJO
KUNDURAN BLORA”. Dalam skripsi ini penelitinya memaparkan
pelaksanaan pembelajaran Al-Qur`an yaitu dengan pengenalan huruf,
penerapan kaidah, tujuan kegiatan belajar mengajar, evaluasi dan
penerjetan yaitu dalam waktu 6 bulan di harapkan tuntas 6 jilid.12
2. Sri Handayani (3103064), “PENERAPAN METODE A BA TA TSA
DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA AL QUR`AN BENTUK
HALAQOH DI LEMBAGA TAHFIDZUL QUR`AN ANAK-ANAK
(LTQA) YAYASAN AL-HIKMAH PELA MAMPANG JAKARTA
SELATAN”. Dalam skripsi ini peneliti memaparkan pelaksanaan
membaca Al-Qur`an dengan model halaqoh yaitu dengan menggunakan
kelompok kecil dalam aktifitas pembelajarannya atau yang di sebut dengan
halaqoh.13
11 Sudarwan Danim, Menjadi Peneliti Kualitatif, (Bandung: Pustaka Setia, 2002), hlm.105. 12Soleman, Pelaksanaan Pembelajaran Membaca Al-Qur`an Metode An-Nahdliyah di
taman pendidikan Al-Qur`an Nurul Huda Plosorejo Kunduran Blora, (Semarang, perpustakaan Wali Songo, 2009)
13Sri Handayani, Penerapan Metode A Ba Ta Tsa Dalam Pembelajaran Membaca Al
Qur`An Bentuk Halaqoh Di Lembaga Tahfidzul Qur`An Anak-Anak (Ltqa) Yayasan Al-Hikmah
Pela Mampang Jakarta Selatan. (Semarang, perpustakaan Wali Songo, 2009)
9
Penelitian ini merupakan penelaahan kembali terhadap penelitian yang
sudah ada, yaitu sama-sama membahas tentang penerapan metode membaca
Al-Qur`an dalam pembelajaran membaca Al-Qur`an., akan tetapi penilitian
yang sudah ada hanya memaparkan penerapannya saja. Peneliti Soleman
memaparkan proses baca dengan keterangan waktu, sedangkan peneliti Sri
Handayani memaparkan penerapan metode dengan sistim halaqoh membentuk
kelompok kecil da penelitian mereka di laksanakan di TPQ, dan metode
pembelajaran membaca Al-Qur`an yang mereka angkat tidak memiliki ciri
khas ketika telah diterapkan. Akhirnya penulis tertarik untuk melakukan
penelitian dengan pembahasan tentang “Penerapan Metode Tilawati dalam
Pembelajaran Membaca Al-Qur`an di MI Al-Falah Beran Ngawi”,yang di
dalamnya memaparkan tentang penerapan membaca Al-Qur`an dengan
metode tilawati yang mempunyai ciri khas pembelajaran yang menggunakan
nada tilawah Rost diajarkan dengan cara klasikal dan individual dengan teknik
baca simak..
F. Metode Penelitian
Penelitian merupakan kegiatan untuk menemukan, mengembangkan
atau mengkaji suatu pengetahuan. Oleh karena itu, penelitian harus di
laksanakan secara sistematis dan rasional.
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah kualitatif deskriptif, yaitu penelitian
kualitatif yang berusaha menggambarkan dan menginterpretasi objek
sesuai dengan apa adanya.14 Penelitian ini untuk memperoleh fakta-fakta
atau peristiwa yang terjadi khususnya.
2. Fokus Penelitian
Dalam penelitian ini, penulis memfokuskan pada penerapan
metode Tilawati dalam pembelajaran membaca Al-Qur`an, sedangkan
untuk ruang lingkup penelitiannya adalah penerapan metode Tilawati
dalam pembelajaran membaca Al-Qur`an di MI Al-Falah Beran Ngawi.
14 Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan kompetensi dan prakteknya (Jakarta:PT. Bumi Aksara, 2009), cet.7, hlm.157
10
3. Sumber Data
Dalam penelitian ini sumber data yang diperoleh adalah melalui
orang yang di amati atau orang yang diwawancarai yang meliputi kepala
sekolah dan segenap staf pengajar di MI Al-Falah Beran Ngawi.
4. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah:
a. Observasi
Dalam proses pengumpulan data, salah satu metode yang
digunakan adalah observasi. Observasi adalah teknik pengumpulan
data yang dilakukan melalui suatu suatu pengamatan, dengan disertai
pencatatan-pencatatan terhadap keadaan atau prilaku objek sasaran.
Orang yang melakukan observasi disebut pengobservasi (observer) dan
pihak yang diobservasi di sebut terobservasi (observee).15
Observasi atau pengamatan meliputi kegiatan pemusatan
perhatian terhadap sesuatau obyek yang menggunakan alat indera.16
Dengan demikian observasi merupakan pengamatan langsung terhadap
fenomena yang dikaji. Observasi dapat dilakukan dengan rekaman
gambar maupun rekaman suara. Dalam penelitian ini peneliti
menggunakan alat pengumpulan data yang berupa pedoman
pengamatan dan observasi partisipasi dengan tujuan untuk mengetahui
bagaimana pelaksanaan metode tilawati dalam pembelajaran membaca
Al-Qur`an. Adapun cara yang digunakan adalah mengadakan
pengamatan langsung di MI Al-Falah Beran Ngawi dengan cara
melihat, mendengar dan penginderaan lainnya. Observasi secara
langsung mempunyai maksud untuk mengamati dan melihat langsung
kegiatan-kegiatan pembelajaran yang dilakukan.
15 Abdurrahmat Fathoni, Metodologi Penelitian & Teknik Penulisan Skripsi, (Jakarta,
Rineka cipta, 2006), hlm.104. 16 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2006), hlm.156.
11
Pada penelitian ini penulis mengamati bagaimana penerapan
metode tilawati dalam proses pembelajaran membaca Al-Qur`an di
kelas yang dilakukan oleh pendidik Tilawati, dan dan letak geografis.
b. Wawancara
Wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan
penelitian dengan cara tanya jawab, sambil bertatap muka antara si
penanya atau pewawancara dengan si penjawab atau responden dengan
menggunakan alat yang dinamakan interview guide (panduan
wawancara)17.
Wawancara ini dilakukan untuk menggali data yang berkaitan
dengan pelaksanaan metode Tilawati di MI Al-Falah Beran Ngawi.
Metode ini digunakan untuk mendukung metode observasi
dalam menggali data dan meminta pertimbangan serta masukan dari
berbagai pihak.
5. Teknik Analisis Data
Setelah data terkumpul, selanjutnya disusun secara sistematis
dan dianalisis secara kualitatif dengan menggunakan metode sebagai
berikut:
a. Metode deskriptif
Pada penelitian kualitatif, data yang di kumpulkan umumnya
berbentuk kata-kata. Kalaupun angka-angka sifatnya hanya sebagai
penunjang, meliputi transkip, wawancara, catatan lapangan, foto-foto,
dokumen pribadi, nota dan catatan lainnya.18 Metode ini digunakan
untuk menganalisis data yang telah diperoleh tantang metode tilawati.
b. Metode induktif
Metode ini berangkat dari fakta-fakta yang khusus, peristiwa-
peristiwa yang kongkrit, kemudian fakta-fakta dan peristiwa-peristiwa
yang khusus kongkrit itu ditarik generalisasi-generalisasi yang
17 Moh.Nazir, Ph.D, Metode Penelitian, (Bandung: Ghalia Indonesia, 2009), hlm.193-194. 18 Danim Sudarwan, Menjadi Peneliti Kualitatif, (Bandung: Pustaka Setia, 2002), hlm.61.
12
mempunyai sifat umum.19 Dapat diartikan bahwa metode ini bermula
dari fakta khusus kemudian ditarik menjadi kesimpulan yang bersifat
umum. Metode ini untuk menganalisa fakta yang ada di dalam
lapangan kemudian ditarik kesimpulan menjadi kesimpulan umum
sesuai dengan landasan teori yang ada.
Metode ini digunakan untuk menganalisis data mengenai obyek
penelitian yaitu MI Al-Falah Beran Ngawi, serta untuk menyimpulkan
data-data di lapangan yang berhubungan dengan pelaksanaan metode
Tilawati dalam pembelajaran membaca Al-Qur`an.
19Sutrisno Hadi, Metodologi Research, Jilid 1, (Yogyakarta: Andi Ofset, 1989), hlm .47.
13
BAB II
PEMBELAJARAN MEMBACA Al-QUR`AN METODE TILAWATI
A. Pembelajaran Membaca Al-Qur`an
1. Pengertian pembelajaran membaca Al-Qur`an
Mengajar dan belajar merupakan dua konsep yang tidak dapat
dipisahkan satu sama lain. Mengajar manunjukkan pada apa yang harus
dilakukan oleh guru sebagai pengajar sedangkan belajar merujuk pada apa
yang harus dilakukan seseorang sebagai subyek yang menerima pelajaran
(peserta didik).
Istilah proses pembelajaran dapat diartikan pula pengajaran yang
diartikan sebagai proses penyajian bahan oleh seseorang kepada orang lain
dengan tujuan agar orang lain itu menerima dan menguasai bahan tersebut
bahan pelajaran disini berarti sesuatu yang berbentuk ilmu pengetahuan,
kecakapan ketrampilan, aktivitas serta hasil-hasil budaya pada umumnya.
Menurut Nana Sudjana mengajar merupakan suatu proses, yakni
proses mengatur, mengorganisasi, lingkungan yang ada di sekitar peserta
didik sehingga dapat menumbuhkan dan mendorong peserta didik
melakukan proses belajar.20
Sedangkan menurut Nasution sebagaimana yang telah dikutip oleh
Suryosubroto, bahwa mengajar merupakan suatu aktivitas mengorganisasi
atau mengatur lingkungan sebaik-baiknya dan menghubungkannya
dengan peserta didik, sehingga terjadi belajar mengajar.21
Menurut Sikun(guru besar IKIP Bandung) mengajar adalah suatu
kegiatan yang menyangkut pembinaan anak mngenai segi kognitif dan
psikomotor yaitu supaya anak lebih banyak pengetahuannya, lebih cakap
berpikir kritis, sistematis, dan objektif, serta trampil mengerjakan sesuatu.
20 Nana Sudjana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru
Algensindo, 2000) Cet. 5, hlm. 29 21 B. Suryosubroto, Proses Belajar Mengajar di Sekolah, (Jakarta: Rineka Cipta, 2009),
Cet. 2, hlm. 15
14
Misalnya membaca, menulis yang padaa intinya pengajaran tersebut
menolong anak didik menuju kedewasaan.22
Beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan mengajar adalah
usaha melakukan kegiatan belajar, sehingga proses belajar mengajar tidak
hanya proses penyampaian materi saja, akan tetapi yang terpenting adalah
proses membelajarkan peserta didik, jadi pendidik harus dapat
menciptakan suasana pembelajaran yang bermakna, menyenangkan,
kreatif, dinamis dan logis sehingga tercipta peserta didik yang erilmu
pengetahuan, trampil, dan mempunyai pengetuhuan budaya dan bersosial.
Menurut Anthony Robbins mendefinisikan belajar sebagai proses
menciptakan hubungan antara sesuatu (pengetahuan) yang sudah di
pahami dan sesuatu (pengetahuan) yang baru.23
Menurut Oemar Hamalik belajar adalah modifikasi atau
mempertaguh kelakuan melalui pengalaman(learning is defined as the
modification or strengtthening of behavior trough experiencing).24
Belajar adalah perubahan perilaku yang relatif permanen sebagai
hasil pengalaman (bukan hasil perkembangan, pengaruh obat, atau
kecenderungan) dan bisa melaksanakannya pada pengetahuan lain serta
mampu mengkomunikasikannya kepada orang lain.25
Belajar adalah melatih daya-daya yang ada pada manusia yang
terdiri atas daya mengamat, menanggap, dan mengigat. Dengan
mengadakan pengulangan, maka daya-daya tersebut akan berkembang.26
Kesimpulan dari beberapa pendapat diatas bahwa belajar adalah
suatu proses atau suatu kegiatan merubaha tingkah laku seseorang dan
22 Ahmad Tafsir, Metodologi Pengajaran Agama Islam, (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2003 ), cet.7, hlm,7 23 Trianto, M.P.D, Mendesain Model Pembelajaran Inivatif-Progresif: Konsep Landasan,
Dan Implementasinya Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan(KTSP),(Jakarta:Kencana, 2010) cet.2, hlm.15
24 Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar,(Jakarta:PT. Bumi aksara, 2009), cet.9, hlm.28
25 Made Pidarta, Landasan Kependidikan Stimulus Ilmu Pendidikan Bercorak Indonesia,
(Jakarta: Rineka Cipta, 1997), Cet. I, hlm. 197 26 Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), hlm.
46.
15
sebagai hasil dari pengalaman interaksi antara individu dan individu
dengan lingkungannya. Dalam pelaksanaan proses belajar mengajar
supaya dapat berjalan dengan efektif dan efisien maka diperlukan
perencanaan yang tersusun secara sistematis, sehingga proses belajar
mengajar lebih bermakna dan berjalan dengan baik agar memperolah
deskripsi yang jelas mengenai pembelajaran membaca Al-Qur`an, akan
penulis kemukakan beberapa pendapat tokoh pendidikan diantaranya:
Menurut E. Mulyasa, Pembelajaran pada hakikatnya adalah
interaksi antara peserta didik dengan lingkungannya sehingga terjadi
perubahan perilaku kearah yang lebih baik.27
Dimyati dan Mudjiono mendefinisikan pembelajaran adalah
kegiatan guru secara terprogram dalam desain instruksional untuk
membuat peserta didik belajar secara aktif, yang menekankan pada
penyediaan sumber.28 Maka pembelajaran pada dasarnya merupakan suatu
kegiatan yang diupayakan untuk membantu peserta didik agar dapat
berkembang kearah yang diharapkan. Pendidikan pengajaran atau
pembelajaran merupakan salah satu wahana yang dapat memperbaharui
pertumbuhan dan perkembangan potensi peserta didik menuju jalan
kehidupan yang disediakan oleh sang peciptanya.
Sedangkan membaca adalah melihat serta memahami isi dari apa
yang tertulis (dengan melisankan atau hanya dihati).29 Menurut Bond
sebagaimana yang di kutip oleh mulyono, bahwa membaca merupakan
pengenalan simbol bahasa tulis yang merupakan stimulus yang membantu
proses mengingat tentang apa yang dibaca, untuk membentuk suatu
pengertian melalui pengelaman yang dimiliki.30
27E. Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi: Konsep Karakteristik dan Implementasi,
(Bandung: Remaja Rosdakarya, 2008), Cet. 11, hlm. 100 28Syaiful Sagala, Konsep dan Makna pembelajaran, (Bandung: IKAPI, 2003), hlm.61-62. 29 Tim penyusun kamus bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: balai pustaka,
2005) cet. 3 halaman 83 30Mulyono Abdurrahman, Pendidikan Bagi Anak yang Berkesulitan Belajar,(Jakarta
Rineka Cipta,1999), cet.1, hlm 200
16
Menurut Bobbi De Potter dan Mike Hernarcki ada empat macam
cara membaca dilihat dari segi kecepatannya, yaitu:
a. Biasa (reguler) yaitu cara membaca yang relatif lambat, dengan membaca baris
demi baris seperti yang biasa dilakukan dalam membaca bacaan ringan b. Melihat dengan cepat (skimming)
yaitu membaca yang dilakukan dengan cepat, untuk membaca pokok pikiran utama. Inilah yang dilakukan ketika sedang mencari sesuatu yang khusus dalam sebuah teks. Misalnya cara membaca buku telepon atau kamus.
c. Melihat sekilas (scanning) yaitu membaca dengan sekilas yang digunakan untuk membaca
informasi tertentu seperti; melihat isi buku atau seperti cara kita membaca koran.
d. Kecepatan tinggi (werp speed) yaitu adalah teknik membaca satu bahan bacaan dengan kecepatan
tinggi dan dngan pemahaman tinggi.31
Beberapa macam cara membaca diatas dapat memberikan
gambaran manakah yang cocok untuk diterapkan dalam proses belajar
mengajar sebagai acuan untuk dapat meningkatkan kemampuan membaca
bagi peserta didik khususnya
Membaca adalah salah satu dari proses dari pembelajaran.
Pembelajaran dapat dilaksanakan dengan membaca buku, belajar di kelas
atau di sekolah dan prosesnya diwarnai interaksi antara berbagai
komponen yang saling berkaitan untuk membelajarkan peserta didik.
Belajar bukan sekedar hanya mengingat, akan tetapi lebih luas dari hal
tersebut yaitu dapatnya peserta didik memahami dan mengalami atau
mengaktualisasikan daripada materi atau ilmu tersebut.
Menurut Sumadi Suryabrata memberikan definisi belajar
mencakup hal-hal pokok sebagai berikut:
a. Bahwa belajar itu membawa perubahan. b. Bahwa perubahan itu pada pokoknya adalah didapatkannya
kecakapan baru c. Bahwa perubaha itu terjadi karena adanya usaha (dengan sengaja).32
31 Bobbi De Potter dan Mike Hernarcki, Quantum Learning, Membiasakan Belajar Nyaman dan
Menyenangkan, terj.Alwiyah Abdurrahman,(Bandung, Kaifa, 2009), cet.27, hlm266-268
17
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwasannya belajar
adalah proses perubahan tingkah laku seseorang dan sebagai hasil dari
pengalaman interaksi antara individu satu dengan individu yang lainnya
dan dengan lingkungannya melalui ketrampilan. Dan dalam proses belajar
mengajarnya agar tercipta pembelajaran yag efektif dan efisien maka
diperlukan perencanaan yang matang dan sistematis sehingga terciptanya
proses pembelajara yang bermakna dan mudah diterima bagi peserta didik
dan dapat terwujudnya tujuan pendidikan dan hasil yang maksimal.
Sehingga dari beberapa pengertian di atas, perlu diterangkannya apa
maksud dari pembelajaran atau pengajaran membaca Al-Qur`an itu?
Untuk menjawab pertanyaan tersebut terlebih dahulu perlu dibahas tentang
definisi Al-Qur`an itu sendiri.
Objek qara’a (membaca yang terdapat dalam surat Al-`Alaq)
secara tektual tidak disebutkan, sehinggga arti kata qara’a, membaca,
menelaah, menyampaikan dan sebagainya. Karena obyeknya tidak
disebutkan, sehingga bersifat umum. Maka obyek kata itu mencakup
segala yang dapat dijangkau baik bacaan suci yang bersumber dari Tuhan
maupun bacaan lainnya, baik yang menyangkut ayat-ayat yang tertulis
maupun tidak tertulis sehingga mencangkup telaah terhadap alam raya,
masyarakat, ayat suci Al-Qur`an dan sebagainya.
Perintah membaca, menelaah, dan menghimpun itu jika dikaitkan
dengan “bi ismi rabbika”, pengaitan ini merupakan syarat sehingga
menuntut dari si pembaca bukan sekedar melakukan bahasa dengan ikhlas,
tetapi juga antara lain memilih bahan-bahan bacaan yang tidak mengantar
kepada hal-hal yang bertentangan dengan nama Allah swt.33
Adapun tujuan belajar membaca Al-Qur`an sebagaimana yang
dikemukakan para pakar adalah sebagai berikut, Menurut Abdurrahman
an-Nahlawi, tujuan belajar membaca Al-Qur`an adalah mampu membaca
dengan baik dan menetapkan ajarannya, Disini terkandung segi ubudiyah
32 Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan,(Jakarta, Raja Grafindo Persada,1993), cet 6 hlm.248-249
33 M. Quraish Shihab, Membumikan Al-Qur`an, (Bandung : Mizan, 1993), hlm. 163.
18
dan ketaatan kepada Allah swt., mengambil petunjuk dari kalam-Nya,
taqwa kepada-Nya, melakukan segala perintahnya dan hendak kepada-
Nya.34Dalam kegiatan membaca peserta didik akan terpusat pada kata-kata
sehingga akan banyak menimbulkan pertanyaan, maka disitulah peserta
didik akan akan berusaha menempatkan materi yang telah diberikan oleh
pendidik untuk diterapkan dalam bacaan tersebut.
Al-Qur`an adalah sumber agama (juga ajaran) Islam pertama dan
utama, merupakan kitab suci yang memuat firman–firman (wahyu) Allah,
sama benar dengan yang disampaikan oleh Malaikat Jibril kepada Nabi
Muhammad sebagai Rasul Allah sedikit demi sedikit selama 22 tahun 2
bulan, 22 hari. Mula-mula di Makah kemudian di Madinah, dengan tujuan
untuk menjadi pedoman atau petunjuk bagi umat manusia dalam hidup dan
kehidupannya mencapai kesejahteraan di dunia ini dan kebahagiaan di
akhirat kelak35.
Sedangkan dalam kitab Al-Qur`an menerangkan bahwa Al-Qur`an
adalah kalam (perkataan) Allah SWT yang diwahyukan kepada Nabi
Muhammad SAW, melalui Malaikat Jibril dengan lafal dan maknanya
(QS. Asy-Syu`araa`: 192-195).36
Pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa Al-Qur`an adalah
wahyu Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW dengan
Malaikat Jibril sebagai perantaranya dan diwahyukannya Al-Qur`an itu
dengan lafal dan maknanya. kedua definisi terdapat pengertian.belajar
membaca Al-Qur`an adalah suatu proses yang menghasilkan perubahan-
perubahan akan kemampuan membaca dan memahami Al-Qur`an dimana
kemampuan membaca dan memahami Al-Qur`an dimana kemampuan itu
bersifat permanen yang dapat ditunjukkan dengan perubahan pengetahuan,
34 Abdurrahman An-Nahlawi, Prinsip-Prinsip dan Metode Pendidikan Islam, (Bandung :
Diponegoro, 1998), hlm. 184. 35 Mohammad Daud Ali, Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada,1998) hlm 93 36 Dewan Redaksi Ensiklopedia Islam, Ensiklopedia Islam, (Jakarta: Ichtiar Baru, 1993),
Cet. I, hlm. 132
19
pemahaman, sikap, tingkah laku ketrampilan maupun kabiasaan-kebiasaan
atau perubahan aspek lainnya.
Jadi, dapat disimpulkan pembelajaran membaca Al-Qur`an adalah
serangkaian aktifitas dalam proses belajar mengajar yang dilakukan oleh
seorang pendidik dan peserta didik untuk memahami isi suatu bacaan Al-
Qur`an.
2. Prinsip-Prinsip Pembelajaran Membaca Al-Qur`an
Pendidikan Al-Qur`an bagi anak-anak memiliki prinsip-prinsip
yang berbeda dengan orang dewasa. Hal ini ada kaitannya dengan umur,
kejiwaan anak, dan daya nalar anak. Para pengajar al-qur`an hendaknya
memperhatikan hal ini agar tidak gagal dalam mendidik anak-anak dalam
membaca Al-Qur`an. Diantaranya prinsip-prinsip tersebut diantaranya
adalah
a. Membaca dengan Tahqiq
Tahqiq adalah membaca dengan memberikan hak-hak setiap huruf
secara tegas, jelas, teliti, seperti memanjangkan mad, menegaskan
hamzah, menyempurnakan harakat, melepaskan huruf secara tartil,
pelan-pelan memperhatikan panjang pendek, waqaf dan ibtida` tanpa
melepas huruf. Dalam penerapannya metode tahqiq ini tampak
memenggal-menggal dan memutus muus dalam membaca huruf-huruf
da kalimat-kalimat Al-Qur`an.37
b. Membaca dengan Tartil
Tartil artinya membaca Al-Qur`an dengan perlahan-perl;ahan tidak
terburu-buru dengan bacaan yang baik dan benar sesuai dengan makhraj
dan sifat-sifatnya sebagaimana yang dijelaskan dalam ilmu tajwid.
Makharijul Huruf yaitu membaca huruf-huruf hijaiyah sesuai dengan
tempat keluarnya seperti tenggorokan, di tengah lidah, antara dua bibir
dan lain-lain.38 Tartil maknanya hampir sama dengan tahqiq, hanya
37 Ahmad Syarifudin, Mendidik Anak Membaca Menulis Dan Mencintai Al-
Qur`an,(Jakarta, Gema Insani, 2005), cet.2, hlm.79 38 Abdul Majid Khon, Praktikum Qira`at Keanehan Bacaan Al-Qur`an Qira`at Ashim dari
Hafash,(Jakarta: Sinar Grafika Offset, 2008), cet.1, hlm.44
20
tartil lebih luwas dibanding tahqiq. Perbedaan lain ialah tartil lebih
menekankan aspek memahami dan merenungi kandungan ayat-ayat Al-
Qur`an. Sedangkan tahqiq tekanannya pada aspek bacaan.
c. Membaca dengan Tadwir
Tadwir adalah membaca Al-Qur`an dengan memanjangkan mad,
hanya tidak sampai penuh.
d. Mebaca dengan Hadr
Hadr adalah membaca Al-Qur`an dengan cara cepat, ringan dan
pendek, namun tetap dengan menegakkan awal dan akhir kalimat serta
meluruskannya. Suara mendengung tidak sampai hilang, meski cara
membacanya cepat dan ringan. Cara ini biasanya dipakai oleh para
penghafal al-qur`an pada kegiatan khataman 30 juz sehari.
Dari keempat tata cara membaca Al-Qur`an diatas tata cara yang
ideal untuk anak–anak adalah tata cara pertama, yaitu tahqiq.dengan
membaca secara tahqiq anak akan terlatih membaca Al-Qur`an secara
pelan,tenang dan tidak terburu-buru.cara ini akan membiasakan amnak
membaca alqur`an secara baik dan benar.
Kaitannya dengan tahqiq terkait dengan Al-Qur`an surat Al-
Qiyamah ayat 16-18
Bagi kalangan anak-anak menerapkan tahqiq merupakan hal yang
ideal,sesuai dengan nash-nash dalam alqur`an dan hadis diatas, asal tidak
sampai ketingkat takalluf (memaksakan diri), ifrath (keterlaluan, melewati
batas) dan tidak sampai ketingkat memenggal-menggal huruf secara
dibuat-buat agar terkesan tartil.
Adapun cara membaca Al-Qur`an yang patut dihindari dalam
pembelajaran Al-Qur`an bagi anak adalah
a. Hadzamah, yaitu membaca Al-Qur`an secara tergesa-gesa,
terlalu cepat hingga salah dalam melafalkan hurufnya.
21
b. Al-lahn, yaitu membaca ang tudak sesuai dengan kaidah ilmu
tajwid39
3. Tujuan Pembelajaran Membaca Al-Qur`an
Tujuan pembelajaran Al-Qur`an menurut an-nahlawi
mengemukakan bahwa tujuan jangka pendek dari pendidikan Al-
Qur`an(termasuk di dalamnya tujuan pembelajaran membaca Al-Qur`an)
adalah mampu membaca dengan baik dan benar sesuai dengan kaidah ilmu
tajwid, memahami dengan baik dan menerapkannya. Di sini terkandung
segi ubudiyah dan ketaatan kepada Allah, mengambil petunjuk dari kalam-
Nya, taqwa kepada-Nya dan tunduk kepada-Nya.40
Sedangkan tujuan pembelajaran membaca Al-Qur`an menurut
Mardiyo antara lain:
a. Murid murid dapat membaca kitab allah dengan mantap baik dari segi kecepatan harakat,saktah(tempat tempat berhenti),membunyikan huruf huruf dengan makhrajnya dengan persepsi maknanya.
b. Murid-murid mengerti makna Al-Qur`an dan terkesan dalam jiwanya.
c. Murid-murid mampu menimbilkan rasa harus khusyu` dan tenang jiwanya serta takut kepada allah
d. Membiasakan murid-murid membaca pada mushaf dan memperkenalkan istilah-istilah yag tertulis baik untuk waqaf, mad dan idgham.41
Hal tersebut dapat disimpulkan bahwa tujuan pembelajaran
mengarahkan peserta didik kepada hal yang akan dicapai. Dimana dalam
proses pembelajaran seorang pendidik berupaya mengarahkan peserta
yang diberi materi pelajaran an dari akhir proses tersebut seorang pendidik
berusaha untu mengarahkan peserta didik untuk dapat menguasai materi
sehingga tercapai sebuah tujuan yang di harapkan, yang mempunyai
kemampuan nantinya. Komponen kemampuan tersebut terdiri dari kognitif
afektif dan psikomotor
39 Ahmad Syarifudin, Op.Cit. hlm 81 40 Abdurrahman An_Nahlawi, Prinsip-Prinsip dan Metode Pendidikan Islam, (Bandung:
Diponegoro, 1989), hlm. 184 41Mardiyo, Pengajaran Al-Qur`an dalam Habib Thoha,dkk,Metodologi Pengajaran
Agama,(Yogyakarta Pustaka Pelajar, 1999), hlm 34-35
22
Ada beberapa tokoh yang mengatakan bahwa tujuan pembelajaran
membaca alqur`an adalah sebagai berikut:
a. Mardiyo mengatakan bahwa tujuan pembelajaran Al-Qur`an adalah
sebagai berikut;
1) Kemantapan membaca sesuai dengan syarat-syarat yang telah ditetapkan dan menghafal ayat-ayat atau surat-surat yang mudah bagi mereka.
2) Kemampuan memahami kitab Allah secara sempurna memuaskan akal dan mampu menenangkan jiwanya.
3) Menumbuhkan rasa cinta dan keagungan Al-Qur`an dalam jiwanya
4) Pembinaan pendidikan agama islam kepada anak berdasarkan sumber-sumbernya yang utama yaitu Al-Qur`an42
Menurut Mahmud Yunus, tujuan belajar Al-Qur`an adalah:
a. Memelihara kitab suci dan membaca serta memperhatikan isinya untuk jadi petunjuk dan pengajaran bagi kita dalam kehidupan dunia.
b. Mengingat hukum agama yang termaktub dalam Al-Qur`an, serta menguatkan dan mendorong berbuat kebaikan dan menjauhi kejahatan.
c. Mengharap keridhahan Allah SWT dengan menganut i`tikad dan sahdan.
d. Menanamkan akhlak yang mulia dengan mengambil ibrah dan pengajaran serta tauladan yang termaktub dalam Al-Qur`an.
e. Menanamkan perasaan keagamaan dalam hati dan menumbuhkannya, sehingga bertambah keimanan dan bertambah dekat kepada Allah.43
4. Tahap Belajar Membaca Al-Qur`an
a. Membaca Al Qur`an dengan Tartil
Hukum membaca Al-Qur`an secara tartil adalah disunatkan,
sebagaimana disebutkan Imam Al Ghazali dalam kitab Ihya Ulumudin
PQRوا UVWXYZأن ا ]^Y_` a XّcdZ د fYZا Xg نhi jdckZي اmZا a Pnop qrk` اXV~�YZ إqZ أ~Xب ذz {Zّن دةyواYZ اx UVWXYZأwp ة اXsZاء Y_p ji tZ^[ اXsZان
aا واXYم� �W fا وأ�XV� ji ]sZر`� `� اmnZل اxcYkY�a٤٤وا
42 Mardiyo, Op.Cit, hlm.37 43 M. Mahmud Yunus, Metode Khusus Pendidikan Agama, (Jakarta: Hida Karya Agung,
1983), Hlm. 61. 44 Al Imam Al Ghazali, Ihya` Ulumuddin, Juz I, (Libanon: Dar Al-Kitab Al-
Islami,t.th),Hlm. 278.
23
“Ketahuilah bahwa tartil disunahkan tidak semata-mata bagi pemahaman artinya, karena bagi orang awam yang tidak mengerti akan arti Al-Qur`an juga disunatkan taritil dan pelan-pelan dalam membacanya. Karena yang demikian itu lebih mendekatkan pada memuliakannya dan menghormatinya serta lebih membahas hati daripada terburu-buru dan cepat.“
Pembahasan mengenai tartil ini, tidak lepas dari pengucapan
lisannya, oleh karena itu, guru mempunyai peranan penting karena
belajar membaca Al Qur`an mengacu pada keterampilan khusus, maka
guru harus lebih banyak memberikan contoh, dan mengajarkannya
berulang-ulang, apabila salah waktu mengajar, akan berakibat fatal
bagi murid.
b. Mempelajari Ilmu Tajwid
Ilmu tajwid adalah suatu ilmu pengetahuan tentang cara
membanca Al-Qur`an dengan baik dan tertib sesuai
makhrajnya,panjang pendeknya, tebal tipisnya, berdengung atau
tidaknya, iarama dan nadanya, serta titik komanya yang telah
diajarkan rasulullah SAW kepada para sahabatnya sehingga menyebar
luas dari masa kemasa45
Menurut Muhammad Al Mahmud dalam kitabnya Hidayatul Mustafid
menjelaskan bahwa;
�cYّZا fp ه� PQR فXkp tg x�Rء إ Uّف آX� ts� tsّ^Y_`ت `� وxo�ّZا Zواdوf د{ZذXVو� xآ �V~XYّZ PV�oYّZوا xd٤٦و�^�ه
“Tajwid adalah ilmu yang mempelajari, mengetahui hak dari masing-masing huruf dan sesuatu yang katut bagi masing-masing huruf tersebut berupa sifa-sifat huruf, bacaan panjang dan selain itu seperti tarqiq, tafkim, dan sebagainya”.
Sedangkan menurut para ulama tajwid mengeluarkan
(mengucapkan) huruf-huruf Al-Qur`an menurut aslinya satu persatu,
mengembalikan huruf kepada makhrojnya (tempat keluarnya huruf)
45 Tombak Alam, Ilmu Tajwid, (Jakarta: sinar grafika offset, 2009), cet.1, hlm.1 46 Muhammad Al-Mahmud, Hidayatul Mustafid, (Surabaya: Al-Hikmah), hlm.4
24
dan asalnya, dan menghaluskan pengucapannya dengan cara yang
sempurna tanpa berlebihan, kasar, tergesa-gesa dan dipaksa-
paksakan.47
Adapun yang dimaksud dengan kaidah ilmu tajwid suatu
kaidah yang dipergunakan untuk membetulkan dan membaguskan
bacaan Al-Qur`an menurut aturan-aturan hukum tertentu, yang telah
diajarkan dan dicontohkan oleh Rasulullah SAW. Tujuan kaidah ilmu
tajwid adalah
1) Agar pembaca dapat membaca ayat-ayat suci Al-Qur`an dengan bacaan yang fasih (tepat, baik dan benar) sesuai dengan makhraj dan sifat-sifat hurufnya.
2) Agar dapat menjaga lisan pembaca dari kesalahan-kesalahan pembacaan yang dapat menjerumuskan keadaan perbuatan dosa.
3) Agar dapat menjaga dan memlihara kehormatan dan kesucian serta kemurnian Al-Qur`an dari segi bacaan yang benar.48
Hukum mempelajari ilmu tajwid sebagai disiplin ilmu
merupakan fardlu kifayah, sedangkan hokum membaca Al-Qur`an
dengan ilmu tajwid adalah fardhu `ain,49 artinya mempelajari ilmu
tajwid secara mendalam tidak diharuskan bagi setiap orang, tetapi
cukup diwakili oleh beberapa orang saja, namun jika dalam suatu
kaum tidak ada seorangpun yang mempelajari Ilmu tajwid hukumnya
berdosalah kaum tersebut, adapun hukum membaca Al-Qur`an dengan
menggunakan aturan Tajwid adalah fardlu Ain atau merupakan
kewajiban pribadi, karena apabila seseorang membaca Al-Quran
dengan tidak menggunakan hukum tajwid, hukumnya berdosa.
B. Metode Tilawati
1. Pengertian Metode Tilawati
Para ahli mendefinisikan metode sebagai berikut :
47 Imam Murjito,.Penjelasan dan Keterangan “ Pelajaran Bacaan Ghorib/ Musykilat”
untuk Anak-Anak, (Semarang: Yayasan Pendidikan Al-Quran Raudhatul Mujawwidin, t.th) hlm. 61
48 Ibid. 49 Tombak Alam, Ilmu Tajwid, (Jakarta: Sinar Grafika Offset, 2009), cet.1, hlm.1
25
a. Hasan Langgulung, mendefinisikan bahwa metode adalah cara atau jalan yang harus dilalui untuk mencapai tujuan pendidikan.
b. Ab. al–Rahman Ghunaimah mendefinisikan bahwa metode adalah cara-cara yang praktis dalam mencapai tujuan pengajaran.
c. Al-Ahrasy mendefinisikan bahwa metode adalah jalan yang kita ikuti untuk memberikan pengertian kepada peserta didik tentang segala macam metode dalam berbagai pelajaran.50
Metode Tilawati dalam pembelajaran membaca Al-Qur`an yaitu
suatu metode atau cara belajar membaca Al-Qur`an dengan ciri khas
menggunakan lagu rost dan menggunakan pendekatan yang seimbang
antara pembiasaan melalui klasikal dan kebenaran membaca melalui
individual dengan tehnik baca simak. Metode ini aplikasi pembelajarannya
dengan lagu rast. Rast adalah Allegro yaitu gerak ringan dan cepat.51
pendekatan klasikal dan individual dan untuk mendukung dalam
menciptakan suasana belajar yang kondusif maka penataan kelas diatur
dengan posisi duduk peserta didik melingkar membentuk huruf U
sedangkan guru di depan tengah sehingga interaksi guru dan peserta didik
mudah.52 Format U dalam proses pembelajaran metode Tilawati sangatlah
bagus karena peserta didik dapat terkontrol semua oleh pendidik baik
klasikal maupun individual
Adanya penekanan-penekanan dalam membaca Al-Qur`an dengan
baik dan benar diperlukan latihan yang terus menerus dengan
mengoptimalkan potensi anatomis yang ada pada diri manusia yaitu otak,
mata dan mulut serta hati. Saat anak diminta untuk membaca secara
berlahan-lahan, pada saat itu pula diharapkan terjadi ”fokusisasi” atau
keseimbangan pada komponen anatomisnya, sehingga menghasilkan
bacaan yang benar.
Dengan latihan membaca secara terus menerus diharapkan
membantu dan mempercepat proses kelancaran Tilawahnya, dengan
50 Ramayulis, Metodologi Pengajaran Agama Islam, Jakarta: Kalam Mulia,2001, hlm.3 51 M.Misbahul Munir, Pedoman Lagu-Lagu Tilawatil Qur`an Dilengkapi Tajwid dan
Qasidah, (Surabaya: Apollo, 1997), cet.3, hlm28 52Abdurrahim Hasan, dkk, Strategi Pembelajaran Al-Qur`an Metode Tilawati, (Surabaya:
Pesantren Al-Qur`an Nurul Falah, 2010), hlm.14
26
kriteria, membaca dengan cepat dan bertajwid.53 Selain itu, dalam metode
Tilawati ini juga sangat mengedepankan kompetensi dan komunikasi yang
baik diantara guru dengan muridnya. Untuk membentuk murid yang
mampu belajar dengan baik dan tertib serta berlatih membaca terus
menerus secara mandiri, bukanlah perkara yang mudah.
Hal ini sangat memerlukan peranan dari seorang guru yang
mampu menguasai dan mengarahkan anak didik atau santrinya untuk
memahami tugas dan tanggung jawabnya serta menjalani proses belajar
dengan perasaan yang menyenangkan sebagai langkah awal untuk
memotivasi dan meningkatkan prestasi belajar.
Pada kenyataannya seorang guru Al-Qur`an pada dasarnya
memiliki peran yang sangat penting untuk mengawali belajar dengan
perasaan senang dan penuh kasih sayang serta mampu memberikan
motivasi belajar, sehingga menjadikan semangat peserta didik dalam
belajar Al-Qur`an yang berakhir dengan hasil belajar yang baik dan
memuaskan. Tidak lah berlebihan bila dikatakan bahwa pada dasarnya
seorang anak yang sehat dan normal mereka diibaratkan seperti tambang
emas yang siap untuk di eksploitasi untuk memberikan manfaat yang
sebesar-besarnya bagi dirinya, orang tua, masyarakat dan bangsanya.
2. Target Pembelajaran Metode Tilawati
Untuk memperoleh hasil yang maksimal dalam kegiatan
pembelajaran, maka target pengajaran ditetapka sebagai berikut:
a. Tartil membaca Al-Qur`an
Setelah khatam al-qur`an 30 juz santri mampu membaca Al-qur`an dengan
tartil meliputi:
1) Fashohah
a) Al Waqfu wal Ibtida`
Yaitu menentukan cara berhenti dan memulai dalam membaca
Al-Qur`an.
b) Muroayul huruf wal harakat
53 Ibid, hlm. 2
27
Yaitu kesempurnaan mengucapkan huruf dan harakat
c) Mura`atul kalimat wal ayat
Yaitu kesempurnaan memmembaca kalimat dan ayat
d) Tajwid
Menguasai tajwid secara teori dan praktek meliputi:
(1) Makharijul Huruf
Tempat dimana huruf Al-Qur`an itu keluar, sehingga bisa
dibedakan dengan huruf lainnya
(2) Sifatul huruf
Proses penyuaraan sehingga menjadi huruf Al-Qur`an yang
sempurna, meliputi nafas, suara, perubahan lidah,
tenggorokan dan hidung.
(3) Ahkamul huruf
Hukum-hukum bacaan huruf dalam Al-Qur`an
(4) Ahkamul mad wal qasr
Hukum bacaan panjang dan pendek dalam Al-Qur`an
2) Ghorib dan Musykilat
Menguasai secara teoridan oraktek
a) Ghorib adalah bacaan-bacaan dalam Al-Qur`an yang cara
membacanya tidak sesuai dengan kaidah ilmu tajwid secara
umum
b) Musykilat adalah bacaan dalam Al-qur`an yang mengandung
kesulitan dalam membacanyasehingga harus berhati-hati
3) Suara dan lagu
Menguasai secara praktek
a) Suara
Suaranya jelas dan lantang dalam membaca Al-Qur`an
b) Lagu
Menguasai lagu rast
b. Khatam Al-Qur`an 30 juz
c. Mengetahui pengetahuan dasar-dasar agama
28
3. Proses Pembelajaran Membaca Al-Qur`an Metode Tilawati
Proses pembelajaran adalah rangkaian kegiatan yang dilakukan
oleh guru dan santri dalam kegiatan pengajaran dengan menggunakan
sarana dan fasilitas pendidikan sehingga tercapai tujuan yang telah
ditetapkan dalam kurikulum. Dan dalam kurikulum sendiri ada beberapa
hal yang harus di perhatikan yaitu tujuan, materi pengajaran, metode,
media dan sarana belajar, serta evaluasi
a. Tujuan
yaitu pedoman sekaligus sebagai sasaran yang akan dicapai
dalam kegiatan belajar mengajar. Kepastian dari perjalanan proses
belajar mengajar berpangkal tolak dari jelas tidaknya perumusan
tujuan pengajaran. Tercapainya tujuan sama halnya keberhasilan
pengajaran.54 Peran tujuan sangat penting sebab menentukan arah
proses pembelajaran, tujuan yang jelas akan memberikan petunjuk
yang jelas pula terhadap pemilihan bahan pelajaran, penetapan metode
mengajar dan alat bantu pengajaran serta memberi petunjuk terhadap
penilaian.
Tujuan metode Tilawati Secara Umum adalah;
1) Dapat menjadiukan anak membaca Al-Qur`an sebelum drop out
dari TPA
2) Dengan waktu yang singakat santri bisa lulus dengan kualitas
standar
b. Materi Pelajaran
Materi pelajaran adalah salah satu komponen pendidikan yang
dipilih dan diterapkan setelah menetapkan tujuan. Menetapkan
pengajaran Al-Qur`an dengan metode Tilawati, hendaknya dapat
menunjang tujuan yang telah ditetapkan. Materi pelajaran adalah isi
yang diberikan kepada siswa pada saat berlangsungnya proses belajar
54 Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta:P.T.
Rineka Cipta, 2006), cet.3, hlm.109
29
mengajar.55 Melalui materi yang telah dirumuskan diharapkan dapat
menghasilkan seorang murid yang mampu membaca Al-Qur`an
dengan fasih, tartil dan sesuai dengan kaidah ilmu tajwid yang telah di
contohkan Nabi Muhammad saw.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan menentukan bahan
atau materi pengajaran, yaitu:
1) Materi harus sesuai dan menunjang tercapainya tujuan.
2) Bahan yang ditulis perencanaan mengajar, terbatas pada konsep
saja, atau berbentuk garis besar bahan tidak pula diuraikan terinci.
3) Menetapkan bahan pelajaran harus serasi dengan urutan tujuan.
4) Urutan materi hendaknya memperhatikan kesinambungan, artinya
antara materi satu dengan materi yang lain ada hubungan
fungsional, bahan yang satu menjadi dasar meteri berikutnya.
5) Materi harus disusun dari yang sederhana menuju yang komplek,
dari yang mudah menuju yang sulit dengan demikian maka peserta
didik akan mudah memahaminya
6) Sifat materi atau bahan ada yang konkret dan mudah diingat, ada
yang hanya perlu pemahaman saja.56
Zakiyah Darajat berpendapat bahwa dalam pembelajaran
membaca al-qur`an ada garis-garis besar sistem belajar Al-Qur`an
yang perlu diperhatikan, yang isinya sebagai berikut:
1. pengenalan huruf hijaiyah, yaitu huruf arab dari alif sampai
ya`
2. cara membunyikan masing-masing huruf hijaiyah dan sifat-
sifat huruf itu yang dibicarakan dalam ilmu makhraj.
3. bentuk dan fungsi tanda baca, seperti syakal, syaddah, mad
bacaan panjang).
4. bentuk dan fungsi tanda baca waqaf(berhenti).57
55 Nana Sudjana, dkk, Op. Cit., hlm. 67 56 Ibid, hlm. 69-70 57Zakiyah Darajat,et.al. Metodik Khusus Pendidikan Agama Islam,(Jakarta: Bumi
Aksara,2010), cet.2, hlm.91
30
Adapun tujuan belajar membaca Al-Qur`an sebagaimana yang
dikemukakan para pakar adalah sebagai berikut :
c. Metode Pengajaran
Menurut B. Suryobroto yang mengutip pendapat Winarno
Surakhmad menegaskan metode pengajaran adalah cara-cara
pelaksanaan dari pada proses pengajaran atau soal bagaimana
tembusnya suatu bahan pelajaran diberikan kepada murid-murid di
sekolah.58 Jadi metode adalah cara yang dalam fungsinya merupakan
alat untuk mencapai tujuan.
Dalam kegiatan belajar mengajar, guru hendaknya mampu
melakukan inovasi dalam pembelajaran, sehingga tidak terpaku pada
satu metode mengajar, terkadang perlu juga variasi dalam
pembelajaran, agar pembelajarannya tidak monoton.
Oleh karena itu sangat dibutuhkan kompetensi guru dalam
memilih metode yang tepat dan sesuai dengan pelaksanaan proses
mengajar.
Pelaksanaan metode Tilawati ini dalam prosese pembelajaran
mempunyai 4 prinsip
1) Diajarkan secara praktis
2) Menggunakan lagu rost
3) Diajarkan secara klasikal menggunakan peraga
4) Diajarkan secara individual dengan tehnik baca simak
menggunakan buku59
Pada proses pembelajaran metode Tilawati terdiri dari alokasi waktu,
pendekatan pembelajaran, proses pembelajaran merupakan rangkaian
kegiatan yang dilaksanakan oleh guru dan santri, dalam halini bisa
peserta didik dan pendidik dalam kegiatan pengajaran dengan
menggunakan sarana dan fasilitas pendidikan sehingga tercapai tujuan
58 B. Suryobroto, Op.Cit, hlm. 140 59 Abdurrahman Hasan,dkk, Strategi Pembelajaran Al-Qur`an Metode Tilawati, hlm.13
31
yang telah ditetapkan dalam kurikulum.proses pembelajarannya dapat
dilihat dilampiran 1.
Selain beberapa metode di atas untuk menunjang keberhasilan
belajar membaca Al-Qur`an adalah sebagai berikut:
1) Metode Demonstrasi
Metode demonstrasi merupakan metode mengajar dengan
menggunakan peragaan untuk memperjelas suatu pengertian atau
untuk memperlihatkan bagaimana berjalannya suatu proses
pembentukan tertentu kepada siswa.60
Prosedur demonstrasi yang dikemukakan oleh Wina
Sanjaya. Beliau berpendapat bahwa, sebelum demonstrasi
dilakukan ada beberapa hal yang harus diperhatikan, diantaranya:
a. Aturlah tempat duduk yang memungkinkan semua siswa dapat memperhatikan dengan jelas apa yang didemonstrasikan.
b. Kemukakan apa yang harus dicapai oleh siswa. c. Mulailah demonstrasi dengan kegiatan-kegiatan yang
merangsang siswa untuk berfikir, misalnya melalui pertanyaan-pertanyaan, sehingga mendorong siswa untuk tertarik memperhatikan demonstrasi.
d. Ciptakan suasana yang menyejukkan dengan menghindari suasana yang menegangkan.
e. Apabila demonstrasi selesai dilakukan, proses pembelajaran diakhiri dengan memberikan tugas-tugas tertentu yang ada kaitannya dengan pelaksanaan dan proses pencapaian tujuan pembelajaran.61
2) Metode Latihan
Metode Latihan merupakan suatu metode pengajaran
dengan jalan melatih anak didik terhadap bahan pelajaran yang
sudah diberikan.62 Metode latihan ini digunakan setelah guru
ceramah, kemudian ada waktu yang tersisa anak didik
60 Armai Arief, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, (Jakarta : Ciputat Pers,
2002), cet. 1, hlm. 190 61 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta:
Prenadamedia Group, 2007), cet.3, hlm 154 62 Zuhairini, dkk., Metodologi Pendidikan Agama, (Solo: Ramadhani, 1993), cet. 1, hlm.
80
32
diperintahkan untuk latihan dari pelajaran membaca Al-Qur`an.
Dengan latihan, diharapkan siswa mampu membaca Al-Qur`an
secara terampil dan benar.
3) Metode Sorogan
Metode sorogan yaitu penyampaian pelajaran dimana
seorang santri atau murid maju dengan membawa kitab untuk
dibaca dihadapan seorang seorang guru atau kyai. Jadi dapat
diartikan bahwa metode Sorogan merupakan proses belajar
mengajar yang dilakukan dengan cara satu persatu (secara
individu) sesuai dengan meteri pelajaran yang dipelajari.63Metode
ini digunakan untuk mengukur kemampuan peserta didik satu
persatu. Karena dengan metode ini peserta didik akan berhadapan
dengan guru(pendidik) satu persatu dan dengan demikian akan
diketahui mana peserta didik yang sudah bisa dan yang belum.
4) Metode Baca Simak
Metode baca simak merupakan proses belajar mengajar
yang dilakukan dengan cara sebagian waktu untuk membaca secara
bersama-sama dan sebagian waktu yang lainnya untuk membaca
secara individu atau kelompok, sedangkan murid yang lain
menyimak.64Penerapan metode ini akan menjadikan peserta didik
fokus terhadap bacaan, karena ketika teman yang satu membaca
maka dirinya tentu akan meniru meskipun dengan perlahan-lahan
suaranyapun tidak keras karena dirinya sadar akan membaca dan
disimak teman juga, sehingga lagu rost yang diterapkan dalam
bacaan peserta didik tersebut berupaya menerapkannya
5) Metode Ceramah
Metode ceramah adalah penerangan dan penuturan secara
lisan oleh guru terhadap kelasnya. Selama berlangsungnya
63 Nur Uhibiyati dan Abu Ahmadi, Ilmu Pendidikan Islam, (Bandung : pustaka setia,
1997), cet.1, hlm. 157. 64 Imam Murjito, Metode Pedoman Praktis Pengajaran Ilmu Baca Al-Quran Qiroati,
(Semarang : Yayasan Pendidikan Al-Qur`an Raudhatul Mujawiddin, t.th), hlm, 25.
33
ceramah, guru bisa menggunakan alat pembantu seprti gambar
bangun, agar uraiannya menjadi lebih jelas. Tetapi metode utama
dalam perhubungan guru dengan murid-murid adalah berbicara.65
6) Metode Pemberian Tugas
Metode resitasi adalah metode pemberian tugas di luar jam
pelajaran. Dalam pelaksanaan metode ini anak-anak dapat
mengerjakan tugasnya tidak hanya di rumah, tetapi di
perpustakaan, di laboratorium, dan sebagainya untuk
dipertanggung jawabkan kepada guru.66
Hal-hal yang hendaknya dilakukan guru agar pemberian
tugas yang diberikan dapat bermanfaat untuk siswa dan melatih
siswa bertanggung jawab antara lain:
a) Setiap tugas yang diberikan harus dikontrol b) Siswa yang mengalami kegagalan harus dibimbing c) Hargailah setiap tugas yang dikerjakan murid d) Berikan dorongan bagi siswa untuk melaksanakan tugas dengan
baik.67
d. Media
Secara harfiah kata media memiliki arti “perantara” atau
“Pengatar”.68 Association for Education and Communication
Tachnology (AECT) dalam buku M. Basyiruddin mendefinisikan
Media yaitu segala bentuk yang dipergunakan untuk suatu proses
penyaluran informasi. Sedangkan Education Association (NEA) dalam
buku yang sama mendefinisikan sebagai benda yang dapat
dimanipulasi, dilihat, didengar, dibaca dan dibicarakan beserta
instrumen yang dipergunakan dengan baik pada pembelajaran, dapat
mempengaruhi aktivitas program instruksional.69
65 B. Suryosubroto, Op. Cit., hlm.155 66 Abu Ahmadi dkk, SBM (Strategi Belajar Mengajar), (Bandung : C.V. Pustaka Setia,
1997), hlm.61. 67 Ramayulis, Op.Cit, hlm.165-167 68 Asnawir dan M. Basyiruddin Usman, Media Pembelajaran, (Jakarta: Ciputat Press,
2002), hlm. 11 69
Ibid, hlm. 11
34
Bebrapa definisi tersebut dapat ditarik simpulan bahwa
pengertian media merupakan sesuatu yang bersifat menyalurkan pesan
dan dapat merangsang pikiran, perasaan dan kemampuan audien
(siswa) sehingga mendorong terjadinya proses belajar pada dirinya.70
Media sangat bermanfaat bagi kelancaran proses belajar-
mengajar demi mencapai tujuan yang telah dirumuskan, karena media
sangat membantu guru dalam mengajar dan menarik perhatian peserta
didik dalam proses pembelajaran sehingga memudahkan siswa untuk
menerima dan memahami pelajaran.
Media mempunyai berbagai fungsi dalam proses belajar
mengajar, yakni :
1) Membantu memudahkan belajar bagi siswa dan juga memudahkan
pengajaran bagi guru.
2) Memberikan pengalaman lebih nyata.
3) Menarik perhatian siswa lebih besar atau tidak membosankan.
4) Semua indra murid dapat diaktifkan
5) Lebih menarik perhatian dan minat murid dalam belajar.
6) Dapat membangkitkan dunia teori dengan realitasnya.71
Macam-macam media yang dapat digunakan dalam proses
belajar-mengajar:
1) Media Grafis
Media grafis termasuk media visual yang berfungsi untuk
menyalurkan pesan dari sumber ke penerima, pesan yang akan
disampaikan dapat dituangkan dalam simbol-simbol komunikasi
visual.72 Oleh karena itu simbol-simbol yang ada perlu dipahami
secara tepat dan benar agar proses penyampaian pesan dapat
berhasil secara efektif.
Media grafis ini berfungsi untuk menarik perhatian
memperjelas penyajian, mengilustrasikan materi yang akan cepat
70 Ibid, hlm. 11 71 Ibid, hlm. 25 72 Ibid, hlm. 33
35
dilupakan apabila tidak digrafiskan. Mengajar metode Tilawati,
media grafis yang digunakan adalah peraga yang berbentuk
lembaran yang berisi uraian materi
2) Media Pajang
Media pajang pada umumnya digunakan untuk
menyampaikan pesan atau informasi di depan kelompok kecil.73
Media ini meliputi papan tulis, papan magnet, papan kain. Media
pajang yang paling sederhana dan hampir selalu tersedia papan
tulis.
Pada pembelajaran metode Tilawati di MI Al-Falah Beran
Ngawi menggunakan media pajang yang berupa papan tulis
sebagai alas dari alat peraga tilawati. Karena dalam Tilawati ini
buku peraga dan buku pegangan bagi peserta didik di bedakan
bentuknya. Alat peraga ukurannya lebih besar dari buku pegangan.
e. Evaluasi
Evaluasi berarti menilai, sedangkan menurut Ralph Tyles
evaluasi adalah proses pengumpulan data untuk menentukan sejauh
mana dalam hal apa dan bagian mana tujuan pendidikan sudah
tercapai.74 Evaluasi sangat penting, oleh karena itu suatu pengajaran
tidak mungkin lepas dari proses evaluasi. Karena dengan adanya
evaluasi maka guru dapat mengukur berhasil atau tidaknya proses
belajar mengajar yang dilaksanakan dan memberi kesimpulan dari
proses belajar mengajar
Fungsi dari evaluasi adalah:
a. Untuk mengetahui kemajuan dan perkembangan serta keberhasilan
siswa setelah mengalami atau melakukan kegiatan belajar selama
jangka waktu tertentu.
73 Azhar Arsyad, Media Pelajar, (Jakarta: P.T. Raja Grafindo Persada, 2003), hlm. 40 74 Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2001),
hlm. 3
36
b. Untuk mengetahui tingkat keberhasilan program pengadaan.
c. Untuk keperluan bimbingan dan konseling.
d. Untuk keperluan pengembangan dan perbaikan kurikulum sekolah
yang bersangkutan.75
Fungsi tersebut dapat di bagi menjadi epat yaitu fungsi bagi peserta
didik, pendidik, bagi lembaga, bagi orang tua
a. Bagi peserta didik
1. Menumbuhkan sikap percaya diri
2. Memberikan motivasi peningkatan prestasi
b. Bagi pendidik
1. Untuk mengukur keberhasilan proses belajar mengajar
2. Memperbaiki kekurangan-kekurangan guru dalam proses
pembelajaran
3. Memperoleh bahan masukan untuk pengisian nilai rapot.
4. Mengetahui kemampuan santri
c. Bagi lembaga
1. Memberikan masukan untuk perbaikan dan meningkatkan kualitas
program dan guru
2. Memberikan masukan dalam rangka pengupayaan tersedianya
sarana yang diperlukan.
d. Bagi orang tua
1. Memberikan informasi mengenai prestasi belajar anaknya
2. Memberikan umpan balik agar orang tua semakin terdoronguntuk
ikut serta dalam upaya memajukan pendidikan
Dalam pengajaran Al Qur`an dengan metode Tilawati evaluasi
dilakukan dalam tiga bentuk:
a. Pre test
75 Ngalim Purwanto, Prinsip-Prinsip dan Tehnik Evaluasi Pengajaran, (Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2000), hlm. 5-7
37
Adalah kegiatan yang dilakukan dalam rangka menjajagi kemampuan
santri sebelum mereka mengikuti proses pembelajaran sebagai bahan
untuk pengelompokan kelas.
b. Harian
Evaluasi yang dilakukan setiap hari oeh guru untuk menentukan
kenaikan halaman buku tilawati secra bersama dalam satu kelas
Pelaksanaannya sebagai berikut:
1) Halaman diulang apabila santri yang lancar kurang dari 70
persen
2) Halaman dinaikkan apabila santri yang lancar minimal 70
persen
c. Kenaikan jilid
Evaluasi yang dilakukan secara periodik oleh munaqisy lembaga untuk
menentukan kenaikan jilid buku Tilawati.76
Bentuk penilaian dan standar evaluasi metode Tilawati
4. Guru dan Peranannya Dalam Proses Belajar Mengajar Tilawati
Guru adalah orang yang memberikan ilmu pengetahuan kepada
anak didik. Guru dalam pandangan masyarakat adalah orang yang
76 Abdurrahman Hasan,dkk, Op.Cit , hlm. 24-25
No Bidang Nilai max
Nilai min
Nilai
1 Fashahah 30 30 Waqaf &ibtida` Kesempurnaan mengucapkan harakat Kesempurnaan huruf dan kalimat 2 Tajwid 40 25 Makharijul huruf Sifatul huruf Ahkamul mad wal qasr 3 Suara dan lagu 15 8 Kualitas vocal(lantang) Penguasaan lagu 4 Gharib dan musykilat 10 7
Total
38
melaksanakan pendidikan di tempat-tempat tertentu, tidak mesti di
lembaga pendidikan formal, tetapi juga di masjid, di surau atau mushola,
di rumah dan sebagainya.77 Guru adalah salah satu komponen manusiawi
dalam proses belajar mengajar, yang ikut berperan dalam usaha
pembentukan sumber daya manusia yang potensial dibidang
pembangunan.78 Karena pekerjaan guru merupakan pekerjaan profesional
maka untuk menjadi guru harus pula memenuhi persyaratan yang berat.
a. Syarat Guru Secara Umum adalah
1) Harus memiliki bakat sebagai guru.
2) Harus memiliki keahlian sebagai guru
3) Memiliki kepribadian yang baik dan integrasi.
4) Memiliki mental sehat.
5) Berbadan sehat.
6) Memiliki pengalaman dan pengetahuan yang luas.
7) Guru adalah manusia berjiwa Pancasila dan
8) seorang guru adalah warga negara yang baik.79
Sedangkan guru yang akan mengajarkan ilmu bacaan Al-
Qur`an dengan menggunakan metode tilawati syaratnya adalah guru
tersebut harus sudah mengikuti pelatihan tilawati yang diselenggarakan
oleh LPTKA atau oleh lembaga pelatihan di kabupaten yang saat ini
dikelola oleh Bapak sukamto, sehingga penyampaiannya dapat sesuai
yang diharapkan atau sesuai dengan visi misi pembelajaran tilawati
tersebut. Kompetensi guru tilawati sendiri mempunyai beberapa
kriteria, diantaranya yaitu:
1) Tartil membaca al Qur’an.
2) Menguasai lagu rost
77 Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif, (Jakarta : PT
Asdi Mahasatya, 2005), cet.2, hlm 31 78 Sardiman, A.M, Op.Cit, hlm. 125 79 Omar Hamalik, Proses Belajar mengajar, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2009), hlm. 118
39
3) Menguasai metodologi dan teknik pengelolaan belajar metode
tilawati.
Pelatihannyapun tidak hanya dilakukan satu kali saja tapi ada
evaluasi ditiap tahunnya atau bisa dibilang kontinue ditiap tahunnya.
Ketika seseorang telah mengikuti pelatihan maka dia akan mempunyai
sertifikat untuk diperbolehkan mengajar Al-Qur`an dengan
menggunakan metode tilawati namun ketika satu tahun ilmu tersebut
tidak diamalkan maka gugurlah izin pengajarannya. Paska itu hasil
pembelajaran akan dipantau langsung dari pusat dan dievaluasi ditiap
tahunnya.
b. Peranan Guru dalam proses belajar mengajar
Ketika berbicara tentang peranan guru maka tidaklah jauh dari
fungsi guru itu sendiri yaitu sebagai pengajar, pendidik dan
pembimbing, maka hal ini sangatlah dibutuhkan berbagai peranan pada
diri guru.
Mengenai apa peranan guru itu ada beberapa pendapat yang
menjelaskan, tetapi penulis hanya mencantumkan satu pendapat saja,
yaitu menurut Prey Katez menggambarkan peranan guru sebagai
komunikator, sahabat yang memberikan nasihat-nasihat motivator
sebagai inspirasi dan dorongan, pembimbing dalam pengembangan
sikap dan tingkah laku serta nilai-nilai, orang yang menguasai bahan
yang diajarkan.80
Peran guru mengajar membaca Al-Qur`an dengan metode
Tilawati yaitu menguasai dan mengarahkan anak didik menjalani
proses belajar dengan perasaan yang menyenangkan, sebagai langkah
awal untuk memotivasi dan meningkatkan prestasi belajar.
BAB III
METODE TILAWATI DI MI AL-FALAH BERAN NGAWI
80 Sardiman, A.M., Op. Cit., hlm. 141
40
A. Keadaan Umum MI Al-Falah
1. Letak Geografis
Lokasi MI Al-Falah terletak di JL.A.Yani Beran Ngawi sebelah
kiri MI adalah PonPes Darul Qur`an dan sebelah kanan MI tersebut adalah
Masjid An-Nur .81 Suasana di MI Al-Falah sangat agamis karena ditengah-
tengah antara masjid dan Pon-Pes Darul Qur`an dan tempatnya juga
strategis di pinggir jalan raya sebelah selatan alun-alun Ngawi.
2. Sejarah Berdirinya
MI AL Falah Beran Ngawi adalah lembaga pendidikan setingkat
Sekolah Dasar( SD ) berciri khas agama Islam, dan berada dibawah naungan
Lembaga Pendidikan Ma’arif Nahdatul ‘Ulama’ ( LP Ma’arif NU ).
Lembaga ini berdiri pada tahun 1953 oleh para ulama dan sesepuh
Desa Beran, diantaranya : KH.Mukti, KH.Abdullah Syarfin, KH.Thoyyib,
KH.Affandi, dan Abdurrohim. Tujuan pendirian lembaga ini adalah ikut
mencerdaskan kehidupan bangsa dengan berlandaskan ajaran agama Islam.
Pada awalnya lembaga ini bernama SRI ( Sekolah Rakyat Islam )
dengan Kurikurum LP Ma’arif. Pada tahun 1960 berubah menjadi SDI
(Sekolah Dasar Islam) dengan kurikulum untuk pendidikan agama mengikuti
kurikulum Departemen Agama dan untuk pendidikan dan
kebudayaan.kemudian tahun 1970 berubah nama menjadi Madrasah Ibtidaiyah
Al Falah Beran dan siswa lulusannya mendapatkan sertifikat Tamat Belajar /
Ijasah dari Departemen Agama.
Pengelola madrasah di tangani oleh pengurus MI di bawah naungan LP
Ma’arif. Tempat belajar siswa bermula dari meminjam perumahan penduduk.
Setelah KH. Thoyyib mewakafkan tanah seluas 1.800 m2 untuk kegiatan
pendidikan islam, maka kegiatan dilaksanakan digedung sendiri bermula dari
bangunan yang sederhana, dalam perkembangannya sudah menjadi bangunan
yang permanen.
81 Hasil Wawancara dengan Purwanto, S.Pd.I selaku kepala sekolah MI Al-Falah tanggal
10 Pebruari 2011
41
Berkat kerjasama yang baik antara pengelola madrasah, pengurus
madrasah, BP3 / komite madrasah, pemerintah, masyarakat, dan alumni kini
MI Al Falah Beran telah berkembang menjadi madrasah yang maju dan di
minati masyarakat Kabupaten Ngawi dan sekitarnya.
Sejak berdiri dan didaftar oleh Departemen Agama, MI Al Falah Beran
telah mengalami 5 kali regenerasi kepemimpinan :
1. Mochyar Ali Ma’mun ( 1953-1960 )
2. H. Aminan AR ( 1960 – 1969 )
3. Zainuddin ( 1969 – 1990 )
4. Siti Arfiatun, A.Ma ( 1990 – 2006 )
5. Purwanto, S.Pd.I ( 2006 – sekarang )
Pendidika MI Al-Falah sendiri mempunyai tujuan. Tujuan pendidikan
di MI Al-Falah Beran Ngawi yaitu:
1. Mewujudkan para siswa beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT dan
berakhlak mulia;
2. Mewujudkan para siswa lebih tekun dalam menjalankan ibadah sholat,
puasa,dan zakat secara mandiri sesuai dengan perkembangannya;
3. Mewujudkan para siswa dapat membaca Al Qur’an dengan baik dan
benar sesuai dengan kaidah ilmu tajwid;
4. Mewujudkan para siswa dapat menghafalkan surat surat pendek Al
Qur’an / Juz’Amma, ayat ayat pilihan , dan bacaan tahlil dengan baik dan
benar sesuai dengan kaidah ilmu tajwid;
5. Mewujudkan para siswa dapat memahami, menghayati, dan
mengamalkan isi kandungan Al Qur`an sesuai dengan tingkat
perkembangannya;
6. Mewujudkan para siswa sehat jasmani dan rohani, kreatif, terampil, dan
bekerja untuk dapat mengembangkan diri secara terus menerus;
7. Mewujudkan para siswa memiliki dasar-dasar pengetahuan, kemampuan,
dan ketrampilan untuk melanjutkan pendidikan pada jenjang yang lebih
tinggi;
8. Mewujudkan para siswa memiliki prestasi akademik dan non akademik;
42
9. Mewujudkan para siswa mandiri dalam memenuhi kebutuhan hidupnya
sesuai dengan tingkat perkembangannya;
10. Mewujudkan para siswa mengenal dan mencintai bangsa, masyarakat,
kebudayaan, dan agamanya.
3. Struktur Organisasi
Struktur organisasi adalah seluruh petugas yang berkecimpung
dalam pengelolaan dan pengembangan program pendidikan dan
pengajaran. MI Al-Falah Beran Ngawi mempunyai struktur organisasi
dengan koordinatornya adalah kepala sekolah yang dibantu oleh para
wakil kepala sekolah. Masing-masing bagian ketunaan dikoordinatori oleh
tim ahli dalam bidangnya. Struktur organisasi MI Al-Falah Beran dapat
dilihat dilampiran 2
4. Keadaan Guru, Karyawan, dan Murid
a. Keadaan Guru
Guru yang mengajar di MI Al-Falah Beran Ngawi datang dari
berbagai daerah, mereka mempunyai latar belakang yang heterogen.
Guru yang mengajar tilawati adalah pendidik yang benar-benar
menguasai tilawati, mereka adalah pendidik yang di datangkan dari
luar. Jadi untuk pendidik tilawati di MI Al-falah ini adalah orang-
orang yang ahli dalam metode tilawati, dan mereka mempunyai
struktur sendiri dalam pelaksanaannya82 data dari pendidik tilawati di
MI Al-Falah Beran Ngawi dapat dilihat di lampiran 3
Data pendidik koordinator bidang kesenian yaitu Imam
Syafi`i,S.Pd.I83
b. Keadaan Karyawan
Karyawan adalah sebagai tangan panjang pimpinan sekolah
yang akan sangat membantu berjalannya proses belajar mengajar Al-
Qur`an. MI L-Falah Beran Ngawi sebagai lembaga pendidikan, dalam
82 Wawancara Wasingul selaku guru Tilawati tanggal 17 Pebruari 2011 83 Wawancara dengan kepala sekolah, Op.cit, tanggal 10 Pebruari 2011
43
kegiatan keseharian mengikut sertakan beberapa orang karyawan yang
mempunyai tanggung jawab masing-masing. Misalnya yang
menangani administrasi yaitu di pegang oleh tata usaha yaitu Nanik
Wulandari.
c. Keadaan Murid
Data Siswa dalam 4 (empat) Tahun Terakhir adalah 445 84.tabel dapat
dilihat pada lampiran 3.
Peserta didik MI Al-Falah mengalami peningkatan terbukti pada tahun
ajaran 2010/2011 meningkat dari tahun sebelumnya yaitu jumlah
seliruh peserta didik 413 menjadi 445. Bertambahnya peserta didik
dikarenakan kemajuan MI AL-Falah sendiri yang merupakan MI yang
sudah dipercaya oleh masyarakat Ngawi dengan bukti banyaknya
prestasi yang diraih oleh lembaga tersebut.
5. Sarana dan Prasarana
a. Sarana Pendidikan
Untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar Tilawati, MI
Al-Falah menyediakan sarana pendidikan sebagai berikut:85
1) Masjid An-Noor yang terdapat dua lantai,
2) Perlengkapan pengajaran seperti: papan tulis, meja, alat peraga
Tilawati
3) Buku pegangan guru dan murid yang terdiri dari alat peraga dan
buku Tilawati.
b. Sarana Administratif
Sarana administratif yang dimiliki MI Al-Falah Beran Ngawi
dapat dilihat pada lampiran 4
84 Hasil Wawancara Purwanto S.Pd.I tanggal 7 Pebruari 2011 85 Hasil Observasi tanggal 5 pebruari 2011
44
B. Penerapan Metode Tilawati dalam Pembelajaran Membaca Al-Qur`an
di MI Al-Falah Beran Ngawi
Metode Tilawati di MI Al-Falah Beran Ngawi dimulai tanggal 16
oktober 2009 tahun 2009
Keberadaan MI Al-Falah merupakan lembaga pendidikan formal yang
bernaung dibawah LP Ma`arif NU dan merupakan lembaga pendidikan Al-
Qur`an yang menggunakan pegangan “Metode Tilawati” sehingga dalam
pelaksanaannya mengikuti kebijakan pusat pelatihan dan konsultasi belajar
Al-Qur`an sistem Tilawati yang mengembangkan metode tilawati.
Dan target yang digunakan oleh MI Al-Falah untuk peserta didiknya
yaitu: 1) Dapat membaca Al-Qur`an dengan lancar dengan baik dan benar, 2)
mengerjakan shalat dengan baik dan benar, dengan indikasi: sadar akan
kewajiban shalat, gemar melakukan jama’ah tepat waktu, mengerjakan shalat
sesuai rakaatnya, hafal bacaan shalat dan di MI Al-Falah ini ada kegiatan
wajib sholat berjamaah yaitu sholat dzuha dan dzuhur, yang diatur waktu
pelaksanaannya oleh lembaga tersebut, 3) Hafal surat-surat pendek dan ayat-
ayat pilihan serta doa sehari-hari; dan Berakhlakul karimah terhadap orang
tua, guru dan temannya.86
Kerikulum yang di gunakan dalam metode Tilawati harus sesuai
dengan panduan buku Tilawati yang diterbitkan oleh lembaga Tilawati pusat,
sehingga dalam pelaksanaannya pembelajaran membaca Al-Quran di MI Al-
Falah selalu berpedoman pada Tilawati pusat.
1. Materi Pengajaran
Materi pengajaran memegang peranan penting, tanpa adanya
materi atau bahan pelajaran maka hasil dari proses pembelajaran (Al-
Qur`an) tentunya tidak akan membawa hasil yang memuaskan.
86 Hasil Wawancara dengan Purwanto, S.Pd.I selaku kepala sekolah MI Al-Falah tanggal 10 Pebruari 2011
45
Adapun materi pengajaran di MI Al-Falah tidak menyangkut Al-
Qur`an secara keseluruhan melainkan hanya sebagian saja. Yang telah
ditetapkan dalam pedoman pendidikan Al-Qur`an pada lembaga tersebut.
Adapun materi yang penulis maksudkan adalah sebagai berikut:
a. Materi Utama
Materi utama yang diajarkan adalah jilid I sampai VI. Dan setiap
materi pembelajaran mempunyai tujuan masing-masing. Dalam kegiatan
belajar mengajar di MI Al-Falah Beran Ngawi mempunyai tujuan
pembelajaran yang berbeda-beda antara jilid I – VI. Secara khusus akan
dijelaskan tujuan pembelajaran membaca Al-Qur`an metode Tilawati dari
jilid I – IV
a. Tujuan Jilid 1
1) Santri mampu membaca huruf hijaiyah berharakat fathah berangkai
baik sambung maupun tidak dengan bacaan lancar satu ketukan.
2) Huruf hijaiyah asli
3) Angka Arab
b. Tujuan Jilid 2
1) Santri lancar membaca kalimat berharakat kasrah, fathahtain,
dhummahtain, kasrahtain dengan benar.
2) Santri lancar membaca bacaan panjang dan pendek 2 harakat
(mad) .
c. Tujuan Jilid 3
1) Santri mampu membaca huruf-huruf sukun dengan sempurna
tanpa ada kesalahan seperti; tawallud, dan saktah.
2) Santri tartil dan fasih membaca menggunakan irama rast.
d. Tujuan Jilid 4
1) Santri menguasai praktek bacaan waqaf, ghunnah (mendengung),
harful muqatta’ah, mad wajib, mad jaiz.
2) Santri tartil dan fasih membaca menggunakan irama rast.
e. Tujuan Jilid 5
46
1) Santri menguasai praktek bacaan Idgham Bi ghunnah dan Bi
laghunnah, Qalqalah, Iqlab, Ikhfa` Syafawi, Idzhar
2) Santri tartil dan fasih membaca menggunakan irama rast.
f. Tujuan jilid 6
1) Surat-surat pendek, mulai surat Ad-Dhuha sampai dengan surat
terakhir An-Nas
2) Ayat-ayat pilihan
3) Musykilat dan Gharib (bacaan bacaan asing yang tidak sesuai
dengan tulisannya)
b. Materi Pendukung
1) Hafalan surat-surat pendek
2) Hafalan ayat-ayat plihan
3) Hafalan bacaan shalat
4) Hafalan do`a-do`a harian
5) Memahami pelajaran fiqih, tauhid, sejarah, akhlaq
2. Metode Pengajaran
Sebagaimana yang telah disebutkan sebelumnya terkait dengan
metode pengajaran, pada MI Al-Falah menggunakan metode yang telah
ditetapkan oleh Tilawati, diantaranya yaitu dengan 2 pendekatan
a. Pendekatan klasikal
Adalah proses belajar mengajar yang dilakukan dengan cara
bersama-sama atau berkelompok dengan menggunakan peraga.
1) Manfaat klasikal
Ada berapa manfaat dalam penerapan klasikal yaitu:
a) Pembiasaan bacaan
b) Membantu santri melncarkan buku
c) Memudahkan penguasaan lagu rast
d) Melancarkan halaman-halaman awal ketika santri sudah halaman
akhir.
2) Tehnik klasikal
Tehnik klasikal dalam metode Tilwati
47
Tiga tehnik diatas tidak digunakan semua pada saat praktek
klasikal, namun, disesuaikan dengan jadwal atau perkembangan
kemampuan santri.
Penjelasan:
b. Pendekatan individual dengan tehnik baca simak
Adalah proses belajar mengajar yang dilakukan dengan cara
membaca bergiliran yang satu membaca dan yang lain menyimak.
1) Manfaat baca simak
Ada beberapa manfaat dalam penerapan baca simak
menngunakan Tilawati yaitu;
a) Santri tertib dan tidak ramai.
Karena semua santri terlibat dalam proses belajar mengajar mulai
dari do`a pembuka sampai dengan do`a penutup, sehingga tidak
ada waktu luang lagi bagi santri untuk melakukan kegiatan lain
b) Pembagian waktu setiap santri adil
Dalam proses baca simak, semua santri akan bergiliran membaca
dengan jumlah bacaan yang sama antara santri yang satu dengan
yang lainnya
c) Mendengarkan sama dengan membaca dalam hati.
d) Salah santri membaca dan santri yang lain menyimak
(mendengarkan) dalam hati. Bagi santri yang menyimak sama
dengan membaca dalam hati.
c. Penerapan Metode Tilawati di MI Al-Falah Beran Ngawi
Dalam pembelajaran metode Tilawati sistem yang diterapkan
adalah klasikal dan individual. Sistem klasikal terdiri dari tiga tehnik
yaitu tehnik 1(guru membaca, santri mendengarkan), tehnik 2(guru
Tehnik Guru Murid
Tehnik 1 Membaca Mendengarkan
Tehnik 2 Membaca Menirukan
Tehnik 3 Bersama-sama
48
membaca santri menirukan), tehnik 3(membaca bersama-sama antara
guru dan santri). Untuk memperbanyak latihan membaca.
Sebelum memahami proses pembelajarannya, perlu adanya
pengetahuan rangkaian aktivitas yang akan pendidik lakukan selama
belajar berlangsung, sehingga dapat diterapkan aktivitas belajar sesuai
dengan item-item yang telah disebutkan, diantaranya yaitu adanya
langkah-langkah pembelajaran serta peraturan yang harus dipenuhi oleh
peserta didik dalam proses belajar mengajar
a. Tata tertib pembelajaran Tilawati
Dalam pembelajaran tilawati tata tertib yang harus dipenuhi oleh
peserta didik yaitu
1) 10 menit sebelum proses pembelajaran yaitu sebelum guru masuk
kelas peserta didik sudah mengambil air wudlu
2) 10 menit sebelum proses pembelajaran yaitu sebelum guru masuk
kelas peserta didik sudah ada di kelas
3) Pada proses pembelajaran peserta didik wajib duduk dengan tenang
4) Pada proses pembelajaran peserta didik wajib izin apabila mau
kebelakang, dan harus satu persatu
5) Pada proses pembelajaran peserta didik tidak boleh ramai
6) Pada proses pembelajaran peserta wajib mengikuti instruksi guru
7) Pulang dengan tertib87
b. Langkah-langkah pembelajajran Tilawati
Adapun urutan dari rangkaian aktivitas tersebut dengan asumsi
alokasi waktu 75 menit sebagai berikut:88
Waktu Materi Tehnik ket
5 menit Do`a pembuka Klasik Lagu rast
15 menit Peraga tilawati Klasik Lagu rast
30 menit Buku tilawati Baca simak Lagu rast
87Wawancara Wasingul tanggal 17 Pebruari 2011 di mushola An-Noor 88 Observasi pembelajaran Tilawati di mushola An-Noor tanggal 8 Pebruari 2011
49
15 menit Materi penunjang Kasikal Lagu rast
5 menit Doa penutup Klasikal Lagu rast
Pembukaan yaitu guru mengucapkan salam kemudian mengabsen
peserta didik dan di lanjutkan berdo`a dengan tehnik klasikal yaitu
bersama-sama, yaitu surat Al-Fatihah dan doa belajar dengan
menggunakan lagu rost. Kemudian pendidik mengabsen peserta
didiknya, setelah itu pendidik memasaang peraga tilawati.
Peraga Tilawati selanjutnya dipasang oleh guru didepan penyangga
untuk melaksanakan proses pembelajaran. Dalam peraga ini
menggunakan pendekatan klaskal tehnik 1, 2, dan 3. Pada penerapannya
tehnik 1 guru membaca sedangkan murid mendengarkan dengan
menghadap kearah alat peraga dengan keadaan tenang serta memahami
dari apa yang disampaikan dan dicontohkan oleh seorang guru.berikut
penerapannya
a) Pendekatan klasikal
Adalah proses belajar mengajar yang dilakukan dengan cara
bersama-sama atau berkelompok dengan menggunakan peraga.
(1) Tehnik klasikal
Tehnik klasikal dalam metode Tilwati
Tiga tehnik diatas tidak digunakan semua pada saat praktek
klasikal, namun, disesuaikan dengan jadwal atau perkembangan
kemampuan santri.
(1) Penerapan tehnik klasikal
Tehnik Guru Murid
Tehnik 1 Membaca Mendengarkan
Tehnik 2 membaca Menirukan
Tehnik 3 Bersama-sama
50
Alokasi waktu pembelajaran dalam dalam penerapan klasikal
peraga adalah 15 menit
Pembagian penerapan klasikal peraga dalam masa
pembelajaran 60 kali pertemuan atau 3 bulan diatur sebagai
berikut:
Pertemuan
ke
Tehnik
klasikal
1 kali
pertemuan
Jumlah
khatam
peraga
1 s.d. 12 Tehnik 1dan 2 5 halaman
peraga
3 X
1 s.d. 28 Tehnik 3 10 hal peraga 18 X
Jumlah khatam peraga 21 X
(2) Penjelasan:
(a) Pertemuan ke 1 sampai pertemuan ke 15, klasikal peraga
menggunakan tehnik 1 dan tehnik 2 saja, dan setiap
pertemuan menyelesaikan 4 halman peraga.
Sampai pertemuan ke 15 tersebut peraga sudah khatam 3
kali.
Tabelnya sebagai berikut
Pertemuan
ke
Peraga
hal
Pertemuan
ke
Peraga
hal
Pertemuan
ke
Peraga
hal
51
1 1-5 5 1-5 9 1-5
2 6-10 6 6-10 10 6-10
3 11-15 7 11-15 11 11-15
4 16-20 8 16-20 12 16-20
Khatam 1X Khatam 2X Khatam 3X
(b) Pertemuan ke 16 sampai pertemuan ke 51, klasikal
menggunakan tehnik 3 saja, dan setiap pertemuan
menyelesaikan 10 halaman peraga.
Sampai pertemuan ke 51 peraga sudah khatam 21 kali.
Tabel sebagai berikut:
Pertemuan
ke
Peraga
hal
Pertemuan
ke
Peraga
hal
13 1-10 19 1-10
14 11-20 20 11-20
15 1-10 21 1-10
16 11-20 22 11-20
17 1-10 23 1-10
18 11-20 24 11-20
Khatam 6X Khatam 9X
Pertemuan
ke
Peraga
hal
25 1-10
52
26 11-20
27 1-10
28 11-20
Khatam 11X
(c) Pertemuan ke 29 sampai ke 60 di gunakan untuk
pemantapan dan munaqosyah
Dalam menerapkan klasikal peraga di atas ada beberapa hal
yang perlu di perhatikan yaitu:
a. Alokasi waktu klasikal 15 menit tidak boleh di kurangi
b. Pada saat klasikal tehnik 2 dan 3 guru harus ikut
membaca, karena sebagai komando agar santri ikut
membaca.
c. Tidak diperkenenkan menunjuk salah satu santri untuk
memimpin klasikal atau menunjuk santri untuk
membaca
d. Saat memimpin klasikal guru hendaknya bersuara jelas
dan lantang, untuk menggugah semangat belajar santri
b) Pendekatan individual dengan tehnik baca simak
Adalah proses belajar mengajar yang dilakukan dengan
cara membaca bergiliran yang satu membaca dan yang lain
menyimak.
(1) Penerapan tehnik baca simak
Alokasi waktu pembelajaran dalam penerapan baca
simak menggunakan buku tilawati adalah 30 menit dalam
setiap pertemuan dengan tahap sebagai berikut
(a) Guru menjelaskan pokok bahasan pada halaman buku
yang akan di baca
(b) Sebelum baca simak, diawali dengan membaca secara
klasikal halaman buku yang akan di ajarkan pada
53
petemuan tersebut. Sedangkan tehnik yang digunakan
disamakna dengan tehnik klasikal peraga saat itu.
Contoh: Klasikal pada pertemuan tersebut klasikal
peraga menggunakan tehnik 1 dan 2, maka klasikal
juga menggunakan tehnik 1 dan 2, begitu juga ketika
klasikal peraga menggunakan tehnik 3 maka klasikal
buku juga menggunakan tehnik 3.
(c) Santri membaca tiap baris bergiliran sampai masing-
masing santri membaca 1 halaman penuh dalam
bukunya.
Contoh: pada hari ini guru mengajar buku tilawati
jilid 3 halaman 5 . Pada halaman 5 terdapat 8 baris
bacaan.
Santri
ke
Buku jilid 2 halaman 5
Putaran
1 2 3 4 5 6 7 8
1 1 2 3 4 5 6 7 8
2 2 3 4 5 6 7 8 1
3 3 4 5 6 7 8 1 2
4 4 5 6 7 8 1 2 3
5 5 6 7 8 1 2 3 4
6 6 7 8 1 2 3 4 5
7 7 8 1 2 3 4 5 6
8 8 1 2 3 4 5 6 7
9 1 2 3 4 5 6 7 8
10 2 3 4 5 6 7 8 1
Tehnik baca simak ini menggunakan sisitem rolling (berputar)
dengan patokan anak 1.dengan demikian setiap anak akan membaca 1
halaman penuh
54
Ketika baca simak dilakukan pendidik juga mamantau anak
didik yang membaca dan yang menyimak, yaitu seorang memahami
betul makhorijul huruf yang dilafalkan oleh peserta didik, selain itu
juga memperhatikan tajwid dan lagu baca peserta didik,untuk penilaian
kenaikan halaman.
Kegiatan selanjutnya yaitu pemberian materi penunjang selama
15 menit. Materi penunjang ini diantaranya yaitu hafalan ayat-ayat
pilihan, bacaaan sholat, dan do`a-do`a harian serta surat-surat pendek
yang menggunakan lagu Tilawati yaitu lagu rast. Selain materi
penunjang tersebut materi penunjang juga ada yang berbentuk
dongeng, yang biasanya dongeng-dongeng tersebut mengandung
ajaran budi pekerti.
Bila proses pembelajaran inti telah dilakukan, selanjutnya guru
dan siswa bersiap-siap untuk mengakhiri proses belajar dengan
memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1) Melakukan evaluasi belajar harian.
2) Memberikan penghargaan bagi siswa yang tertib, dan
3) Memberi sangsi bagi siswa yang kurang tertib, misal: pulang
paling lambat.
4) Doa dan pulang dengan tertib.89
Selain beberapa metode di atas untuk menunjang keberhasilan
belajar membaca Al-Qur`an adalah sebagai berikut:
7) Metode Demonstrasi
Metode demonstrasi merupakan metode mengajar dengan
menggunakan peragaan untuk memperjelas suatu pengertian atau
untuk memperlihatkan bagaimana berjalannya suatu proses
pembentukan tertentu kepada siswa.90
89 Observasi pembelajaran Tilawati di mushola An-Noor tanggal 8 Pebruari 2011
90 Armai Arief, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, (Jakarta : Ciputat Pers, 2002), cet. 1, hlm. 190
55
Prosedur demonstrasi yang dikemukakan oleh Wina
Sanjaya. Beliau berpendapat bahwa, sebelum demonstrasi
dilakukan ada beberapa hal yang harus diperhatikan, diantaranya:
f. Aturlah tempat duduk yang memungkinkan semua siswa dapat memperhatikan dengan jelas apa yang didemonstrasikan.
g. Kemukakan apa yang harus dicapai oleh siswa. h. Mulailah demonstrasi dengan kegiatan-kegiatan yang
merangsang siswa untuk berfikir, misalnya melalui pertanyaan-pertanyaan, sehingga mendorong siswa untuk tertarik memperhatikan demonstrasi.
i. Ciptakan suasana yang menyejukkan dengan menghindari suasana yang menegangkan.
j. Apabila demonstrasi selesai dilakukan, proses pembelajaran diakhiri dengan memberikan tugas-tugas tertentu yang ada kaitannya dengan pelaksanaan dan proses pencapaian tujuan pembelajaran.91
8) Metode Latihan
Metode Latihan merupakan suatu metode pengajaran
dengan jalan melatih anak didik terhadap bahan pelajaran yang
sudah diberikan.92 Metode latihan ini digunakan setelah guru
ceramah, kemudian ada waktu yang tersisa anak didik
diperintahkan untuk latihan dari pelajaran membaca Al-Qur`an.
Dengan latihan, diharapkan siswa mampu membaca Al-Qur`an
secara terampil dan benar.
9) Metode Sorogan
Metode sorogan yaitu penyampaian pelajaran dimana
seorang santri atau murid maju dengan membawa kitab untuk
dibaca dihadapan seorang seorang guru atau kyai. Jadi dapat
diartikan bahwa metode Sorogan merupakan proses belajar
mengajar yang dilakukan dengan cara satu persatu (secara
91 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta:
Prenadamedia Group, 2007), cet.3, hlm 154 92 Zuhairini, dkk., Metodologi Pendidikan Agama, (Solo: Ramadhani, 1993), cet. 1, hlm.
80
56
individu) sesuai dengan meteri pelajaran yang dipelajari.93Metode
ini digunakan untuk mengukur kemampuan peserta didik satu
persatu. Karena dengan metode ini peserta didik akan berhadapan
dengan guru(pendidik) satu persatu dan dengan demikian akan
diketahui mana peserta didik yang sudah bisa dan yang belum.
10) Metode Baca Simak
Metode baca simak merupakan proses belajar mengajar
yang dilakukan dengan cara sebagian waktu untuk membaca secara
bersama-sama dan sebagian waktu yang lainnya untuk membaca
secara individu atau kelompok, sedangkan murid yang lain
menyimak.94Penerapan metode ini akan menjadikan peserta didik
fokus terhadap bacaan, karena ketika teman yang satu membaca
maka dirinya tentu akan meniru meskipun dengan perlahan-lahan
suaranyapun tidak keras karena dirinya sadar akan membaca dan
disimak teman juga, sehingga lagu rost yang diterapkan dalam
bacaan peserta didik tersebut berupaya menerapkannya
11) Metode Ceramah
Metode ceramah adalah penerangan dan penuturan secara
lisan oleh guru terhadap kelasnya. Selama berlangsungnya
ceramah, guru bisa menggunakan alat pembantu seprti gambar
bangun, agar uraiannya menjadi lebih jelas. Tetapi metode utama
dalam perhubungan guru dengan murid-murid adalah berbicara.95
12) Metode Pemberian Tugas
Metode resitasi adalah metode pemberian tugas di luar jam
pelajaran. Dalam pelaksanaan metode ini anak-anak dapat
mengerjakan tugasnya tidak hanya di rumah, tetapi di
93 Nur Uhibiyati dan Abu Ahmadi, Ilmu Pendidikan Islam, (Bandung : pustaka setia,
1997), cet.1, hlm. 157. 94 Imam Murjito, Metode Pedoman Praktis Pengajaran Ilmu Baca Al-Quran Qiroati,
(Semarang : Yayasan Pendidikan Al-Qur`an Raudhatul Mujawiddin, t.th), hlm, 25. 95 B. Suryosubroto, Op. Cit., hlm.155
57
perpustakaan, di laboratorium, dan sebagainya untuk
dipertanggung jawabkan kepada guru.96
Hal-hal yang hendaknya dilakukan guru agar pemberian tugas
yang diberikan dapat bermanfaat untuk siswa dan melatih siswa
bertanggung jawab antara lain:
e) Setiap tugas yang diberikan harus dikontrol f) Siswa yang mengalami kegagalan harus dibimbing g) Hargailah setiap tugas yang dikerjakan murid h) Berikan dorongan bagi siswa untuk melaksanakan tugas dengan
baik.97
3. Media atau Alat
Media dapat mencapai tujuan pembelajaran yang baik maka
pembelajaran Al-Qur`an juga perlu didukung adanya alat-alat bantu yang
mendukung dalam proses pembelajaran membaca Al-Qur`an dalam
rangkaian pencapaian tujuan yang telah dirumuskan.
Adapun media yang dipakai dalam pembelajaran membaca Al-
Qur`an di MI Al-Falah selain papan tulis dilengkapi juga dengan alat yang
dijadikan sumber belajar adalah buku pegangan yang mencakup: buku
peraga tilawati, dan buku pegangan bagi peserta didik yaitu buku pelajaran
membaca Al-Qur`an (metode Tilawati jilid 1-6) yang disusun oleh Hasan
Sadzili dkk
4. Evaluasi
Kegiatan ini merupakan langkah terakhir yang dilaksanakan oleh
guru menilai hasil belajar peserta didik. Selain itu juga untuk mengetahui
keberhasilan guru mengantarkan siswa untuk mencapai tujuan yang
ditetapkan. Adapun evaluasi yang dilakukan di MI Al-Falah beran Ngawi
di bawah ini:
a. Tertulis
96 Abu Ahmadi dkk, SBM (Strategi Belajar Mengajar), (Bandung : C.V. Pustaka Setia, 1997), hlm.61.
97 Ramayulis, Op.Cit, hlm.165-167
58
Tes tertulis ini ada 2 pelaksanaannya
1) Satu minggu satu kali
Tes ini dilaksanakan setiap hari kamis setelah selesai
pembelajaran tilawati
2) 3 Bulan sekali
Evaluasi yang dilakukan adalah evaluasi terhadap mata
pelajaran yang sudah diajarkan dalam 3 bulan dengan
menggunakan instrumen/lembar evaluasi yang telah disediakan.
b. Tidak Tertulis
Hal ini dilakukan setiap hari yang terkait dengan materi
pelajaran seperti bacaan tajwid. Dalam evaluasi ini juga berkaitan
dengan kenaikan jilid. Yaitu terdapat 2 tahap pelaksanaan evaluasi:
1) Tes harian secara klasikal yang langsung di nilai oleh pendidik
yang berhubungan dengan kenaikan halaman
2) Tes yang dilakukan 3 bulan 1x
Tes ini dilaksanakan pada 3 bulan 1x untuk kenaikan jilid. Bentuk
evaluasi ini adalah setiap anak mendapatkan soal dari guru untuk
membaca jilid tilawati sesuai dengan instruksi guru, dan setiap
anak minimal membaca 10 halaman jilid tilawati.98
Bentuk penilaian untuk tes membaca Al-Qur`an metode
tilawati adalah sebagai berikut
Lembar Munaqosyah Santri Metode Tilawati
Tanggal :
Jenjang :
Nama santri :
Santri dari ustadzah :
Penilaian
98 Wawancara Wasingul tanggal 16 Pebruari 2011 di mushola An-Noor
59
No Bidang Pengurangan Nilai 1 Fashahah Waqaf &ibtida` Kesempurnaan mengucapkan harakat Kesempurnaan huruf dan kalimat 2 Tajwid Makharijul huruf Sifatul huruf Ahkamul mad wal qasr 3 Suara dan lagu 4 Gharib dan musykilat
Total
Dinyatakan Naik/perbaikan/mengulang jilid :
Cataan:
1. Kelancaran :
2. Tajwid :
3. Suara dan lagu :
5. Tahap Membaca Al-Qur`an di MI Al-Falah Beran Ngawi
Tahapan merupakan suatu tingkatan tertentu, dalam hal ini ada
beberapa tahapan belajar membaca Al-Qur`an yaitu membaca dengan tartil
dan mempelajari ilmu tajwid.
MI Al-Falah sangat memperhatikan tingkatan-tingkatan dalam
belajar membaca Al-Qur`an karena semua ini dalam upaya memudahkan
para siswa dalam belajar membaca Al-Qur`an, sesuai dengan tingkatan
yaitu bagi jilid 1 dan 2 untuk kelas 1 MI, jilid 3 dan 4 untuk kelas 2, dan
jilid 5,6 untuk kelas 3, kelas 4 Al-Qur`an juz 1-2, kelas 5 al-Qur`an juz 1-
10, dan kelas 6 juz 1-30
Membaca Al-Qur`an secara baik dan benar sangat ditekankan pada
semua jilid, dari jilid I sampai VI atau Al-Qur`an. Oleh karena itu
pembagian materi disesuaikan dengan tingkatan jilid masing-masing siswa
yaitu jilid I sampai VI pada buku Tilawati masing-masing.
BAB IV
60
ANALISIS PENERAPAN METODE TILAWATI DALAM
PEMBELAJARAN MEMBACA AL-QUR`AN DI MI AL-FALAH BERAN
NGAWI JAWA TIMUR
Bentuk penelitian skripsi kualitatif yaitu penelitian dengan memaparkan
dalam bentuk kualitatif terhadap obyek yang didasarkan pada kenyataan dan fakta,
sehingga untuk mengenalisis data yang telah dikumpulkan digunakan teknik
deskriptif (analisis non statistik) yaitu menganalisis data dengan bertajuk pada
fenomena, yang kemudian dikaitkan dengan berbagai pendapat yang telah ada.
MI Al-Falah Beran Ngawi adalah MI AL Falah Beran Ngawi adalah
lembaga pendidikan setingkat Sekolah Dasar( SD ) berciri khas agama islam, dan
berada dibawah naungan Lembaga Pendidikan Ma’arif Nahdatul ‘Ulama’ ( LP
Ma’arif NU ). Tujuan pendirian lembaga ini adalah ikut mencerdaskan kehidupan
bangsa dengan berlandaskan ajaran agama Islam.
Dengan berbagai karakteristik kelebihan serta kekurangannya penulis
termotivasi untuk menganalisis MI Al-Falah tersebut terkait dengan tujuan yang
ada. Analisis dalam skripsi ini meliputi : Analisis terhadap metode Tilawati dan
Analisis terhadap penerapan pembelajaran membaca Al-Qur`an di MI Al-Falah
Beran Ngawi.
A. Analisis Terhadap Materi
Adapun materi pengajaran di MI Al-Falah tidak menyangkut Al-Qur`an
secara keseluruhan melainkan hanya sebagian saja. Yang telah ditetapkan
dalam pedoman pendidikan Al-Qur`an pada lembaga tersebut.
a. Materi Utama
Materi utama yang diajarkan adalah jilid I sampai VI.
b. Materi Pendukung
1) Hafalan surat-surat pendek
2) Hafalan ayat-ayat plihan
3) Hafalan bacaan shalat
4) Hafalan do`a-do`a harian
61
5) Memahami pelajaran fiqih, tauhid, sejarah, akhlaq
untuk jilid 1-2 kelas 1, jilid 3,4 kelas 2, jilid 5,6 kelas 3, Qur`an juz 1,2
kelas 4. Qur`an juz1-10 kelas 5, kelas 6 Qur`an juz 1-30, penetapan
belum berlaku maximal di MI Al-falah karena penerapannya baru
berjalan 1 tahun lebih 6 bulan.
B. Analisis Terhadap Metode
Penerapan metode tilawati yang terdiri dari dua pendekatan yaitu
klasikal dan individual di MI Al-Falah dalam prakteknya tidak hanya
menggunakan dua metode tersebut, yaitu tergantung situasi dan kondisi anak
dalam kelas. Di MI Al-Falah selain menggunakan metode baca simak dan
klasikal juga menggunakan Metode tanya jawab yang dilaksanakan ole
pendidik Tilawati di MI Al-Falah Beran Ngawi
a. Menyimpulkan pelajaran yang telah lalu. Setelah guru menguraikan suatu
persoalan, kemudian guru mengajukan suatu pertanyaan.
b. Melanjutkan pelajaran yang telah lalu. Dengan mengulang pelajaran yang
sudah diberikan dalam bentuk pertanyaan, guru akan dapat menarik
perhatian kepada pelajaran baru..
c. Memimpin pengamatan atau pemikiran murid. Ketika murid menghadapi
suatu persoalan maka pemikiran murid dapat dibimbing dengan mengajukan
pertanyaan. Saat murid tidak memperhatikan guru, diberi pertanyaan
mendadak agar perhatian murid kembali kepada guru dan mendengarkan
penjelasan guru.
d. Menyelingi pembicaraan untuk merangsang perhatian murid dalam belajar
sehingga dengan jalan demikian dapat meningkatkan semangat murid.
Hal ini dilaksanakan ketika proses pembelajaran membaca Al-Qur`an
dilaksanakan pada pertengahan proses membaca peserta didik baik klasikal
ataupun individual. Ketika ada bacaaan yang salah maka guru langsung
memberikan pertanyaan dan menyuruh peserta didik untuk mengulanginya lagi
sampai benar dengan bimbingan guru.
62
Proses penerapan metode pembelajaran membaca Al-Qur`an dapat
dilihat pada pelaksanaan metode mengajar yang digunakan. Pelaksanaan
Demonstrasi yang dilaksanakan dalam pembelajaran membaca Al-Qur`an bagi
siswa MI Al-Falah Beran Ngawi dimulai dengan mengemukakan materi pokok
terlebih dahulu, untuk mengukur pemahaman siswa, guru melempar
pertanyaan. Guru mengatur tempat duduk siswa supaya semua siswa dapat
melihat gerakan guru saat melakukan demonstrasi. Keakraban yang terjalin
antara guru dan siswa, membuat siswa tidak segan bertanya tentang hal yang
tidak mereka ketahui. Setelah demonstrasi selesai, guru memberi instruksi
siswa untuk melakukan hal yang sama yang di contohkan oleh guru, misalnya
melafalkan bacaan idzghom.
Metode demonstrasi yang dilaksanakan dalam pembelajaran siswa MI
Al-Falah sesuai dengan prosedur demonstrasi yang dikemukakan oleh Wina
Sanjaya. Beliau berpendapat bahwa, sebelum demonstrasi dilakukan ada
beberapa hal yang harus diperhatikan, diantaranya:
a. Mengatur tempat duduk yang memungkinkan semua siswa dapat
memperhatikan dengan jelas apa yang didemonstrasikan.
b. Mengemukakan apa yang harus dicapai oleh siswa.
c. Memulai demonstrasi dengan kegiatan-kegiatan yang merangsang siswa
untuk berfikir, misalnya melalui pertanyaan-pertanyaan, sehingga
mendorong siswa untuk tertarik memperhatikan demonstrasi.
d. Menciptakan suasana yang menyejukkan dengan menghindari suasana yang
menegangkan.
Apabila demonstrasi selesai dilakukan, proses pembelajaran diakhiri
dengan memberikan tugas-tugas tertentu yang ada kaitannya dengan
pelaksanaan dan proses pencapaian tujuan pembelajaran.
Metode ceramah yang diterapkan bagi siswa MI Al-Falah, guru
terlebih dahulu menjelaskan tujuan materi yang akan disampaikan. Penjelasan
tujuan materi ini agar siswa mengetahui kegiatannya dalam belajar. Tujuan
tersebut juga dapat membangkitkan motivasi belajar siswa.
63
Guru sangat memahami kondisi siswa, oleh karena itu materi
disampaikan dengan jelas, pelan, dan penjelasan guru senantiasa diulang-ulang
agar siswa lebih memahami maksud yang disampaikan guru. Metode ini
mengandalkan kepiawaian guru dalam berkomunikasi dan mengkondisikan
siswa agar tetap fokus terhadap pelajaran.
Apabila terdapat poin penting dari materi, maka materi tersebut
disampaikan dengan cara mengulang kalimat dan menanyakan kepada siswa
apakah sudah paham materi yang disampaikan guru.
Penerapan metode ceramah bagi siswa diawali dengan guru
menyampaikan materi dengan jelas, pelan dan diulang-ulang agar siswa lebih
paham materi yang disampaikan. Gurupun juga memberi kesempatan siswa
untuk menanyakan hal yang belum mereka ketahui. Media yang digunakan
guru adalah papan tulis dan alat tulis.
Dalam menggunakan metode ceramah, pendidik tilawati menerapkan
langkah-langkah berikut ini
a. Dalam menerangkan pelajaran Guru Tilawati menggunakan kata-kata yang
sederhana, jelas, dan mudah dipahami oleh para siswa.
b. menggunakan alat visualisasi, seperti penggunaan papan tulis atau media
lainnya yang tersedia untuk menjelaskan pokok bahasan yang disampaikan.
c. Mengulang kata atau istilah-istilah yang digunakan agar lebih jelas. Hal ini
dapat membantu siswa yang kurang atau lambat kemampuan daya
tangkapnya.
d. Merinci bahan yang disampaikan, dengan menghubungkan materi dengan
contoh-contoh yang konkrit.
e. Mencari umpan balik sebanyak mungkin sewaktu ceramah berlangsung.
Misalnya dengan menanyakan materi yang baru saja disampaikan kepada
siswa.
Untuk mengevaluasi pemahaman siswa terhadap materi yang telah
disampaikan, guru hendaknya memberikan pertanyaan tidak hanya secara lisan
tetapi juga secara tertulis. Selain dapat mengetahui pemahaman siswa,
64
pertanyaan secara tertulis juga bisa meningkatkan kecakapan siswa dalam
menulis.
Secara umum, penerapan metode ceramah yang dilaksanakan untuk
siswa MI Al-Falah Beran Ngawi dengan jelas, pelan, dan di ulang-ulang.
Sesuai dengan pendapat Dimyati dan mujiono tentang belajar, yaitu melatih
daya-daya yang ada pada manusia yang terdiri atas daya mengamat,
menanggap, dan mengigat. Dengan mengadakan pengulangan, maka daya-daya
tersebut akan berkembang. Gurupun juga memberi kesempatan siswa untuk
menanyakan hal yang belum mereka ketahui. Media yang digunakan guru
adalah papan tulis dan perlengkapannya.
Metode sorogan penerapannya sudah ada dalam pendekatan individual
selain pwnggunaan baca simak murid ketika membaca ada juga pendidik yang
menggunakan metode sorogan sebagai penambah dari metode baca simak.
Dalam pembelajara Tilawati terlihat jelas hukum suatu bacaan, karena
dalam buku pegangan maupun peraga dalam materi yang di sampaikan, maka
cetakan kata di cetak merah untuk mempermudah siswa mengamati dan
memahami suatu bacaan sehingga peserta didik dapat konsentrasi pada suatu
hukum bacaan.
Metode pemberian tugas dilaksanakan ketika anak selesai dalam
pembelajaran, hal ini berguna untuk peserta didik sendiri untuk melatih
kemandirian
Manfaat pemberian tugas yang diberikan kepada siswa antara lain:
a. Siswa belajar mengambil inisiatif sendiri dalam segala tugas yang
diberikan.
b. Dapat mempertebal rasa tanggung jawab, karena tugas yang dikerjakan
dipertanggungjawabkan dihadapan guru.
c. Dapat memperdalam pengertian dan kecakapan siswa.
Hal-hal yang hendaknya dilakukan guru agar pemberian tugas yang
diberikan dapat bermanfaat untuk siswa dan melatih siswa bertanggung jawab
antara lain:
a) Mengontrol setiap tugas yang diberikan harus dikontrol
65
b) Membimbing Siswa yang mengalami kegagalan harus dibimbing
c) Menghargai setiap tugas yang dikerjakan murid
d) Memberikan dorongan bagi siswa untuk melaksanakan tugas dengan baik.
Penerapan metode drill atau latihan kepada siswa MI Al-Falah
digunakan untuk mengajari siswa membaca dan menulis. Dalam membaca,
siswa tidak diberikan buku bacaan secara langsung. Sehingga guru masih
membimbing siswa dalam belajar membaca.
C. Analisis Terhadap Alokasi Waktu
Pelaksanaan tilawati sendiri di MI Al-Falah ternyata tidak seperti dalam
kurikulum yang di tetapkan oleh LPTKA pusat. Dengan aturan tilawati ada 5x
pertemuan dalam satu minggu dengan alokasi 75 menit setiap tata muka, akan
tetapi di MI Al-Falah ini melaksanakan pembelajaran 1 minggu 4x dengan
alokasi waktu 70 menit setiap tatap muka, jadi pemantapan munaqosahnya
sangat lama, akan tetapi tidak jadi kendala ketika kurikulum yang diterapkan di
MI dengan alokasi pertemuan I minggu 4x tidak berpengaruh lambatnya
pemahaman peserta didik dalam mempelajari Al-Qur`an dengan metode
tilawati, akan tetapi menurut peneliti akan lebih baik selain hari efektif tatap
muka tilawati, juga di gunakan untu tadarus, yaitu ketika setiap 15 menit
sebelum proses belajar mengajar dilaksanakan. Hal tersebut ajkan berdampak
baik untuk anak, karena pembiasaan tadarrus, maka akan kuat ingatannya
terhadap Al-Qur`an
D. Analisis Terhadap Pendekatan
Pembelajaran merupakan sebuah proses membelajarkan siswa dalam
membaca Al-Qur`an dimana dalam proses pembelajaran tersebut menghasilkan
perubahan yang bersifat permanen dan dapat ditunjukkan dengan perubahan
pengetahuan pemahaman sikap dan tingkah laku serta keterampilan maupun
kebiasaan-kebiasaan serta perubahan aspek lain.
Adapun dalam proses pembelajaran membaca Al-Qur`an, MI Al-Falah
menggunakan pendekatan klasikal dan individual yang artinya proses belajar
66
mengajar dalam membaca Al-Qur`an di laksanakan secara bersama-
sama(klasikal), dan pada pada pendekatan individual menggunakan baca
simak, dengan demikian kemampuan anak akan diketahui. Dan pada
pendekatan klasikal proses pembelajarannya tersebut diharapkan guru dapat
mengajarkan pokok pelajaran ditiap-tiap halaman tilawati maupun
menyampaikan materi yang sulit secara berulang-ulang.
Proses pembelajaran diharapkan guru dapat mengajarkan pokok
pelajaran yang ada di setiap halaman Tilawati, maupun menyampaikan materi
yang sulit secara berulang-ulang. Demikian siswa yang kurang lancar dapat
mengikutinya dengan baik. Selain itu dalam proses pembelajarannya dalam
satu kelas terdiri dari kelompok-kelompok, yang setiap kelompoknya terdiri
dari guru tetap. Sehingga anak yang di didik dapat konsentrasi melaksanakan
pelajaran, dan gurupun dapat mendidik anak didiknya secara maksimal.
E. Analisis Terhadap Evaluasi
Pelaksanaan evaluasi pembelajaran Al-Qur`an metode Tilawati tiga
bentuk, yaitu pre tes, tes harian, dan tes kenaikan jilid yang dilaksanakan setiap
3 bulan 1x. dalam evaluasi kenaikan jilid peserta didk dibebani minimal 10
halaman untuk dibaca. Dan ketentuan halaman diserahkan penuh kepada
penguji masing-masing peserta didik.
Pelaksanaan evaluasi untuk kenaikan halaman langsung dilaksanakan
ketika saat proses belajar mengajar berlangsung, yaitu seorang pendidik
langsung mengamati kemampuan peserta didiknya, karena dalam proses
belajar mengajar pada metode baca simak kemampuan siswa dalam membaca,
memnerapkan lagu rast dapat dinilai langsung oleh pendidik.
Pemberian nilai pada masing-masing peserta didik dilaksanakn dengan
pedoman KKM yang telah ditetapkan oleh Tilawati pusat, dengan ketentuan
minimal kelulusan adalah≥70
67
F. Analisis Terhadap Media
. Guru menggunakan media peraga untuk mengajari siswa membaca.
Teknis pengajarannya dengan memperhatikan peraga yang berisi materi bacaan
Tilawati, sehingga pandangan siswa terpusat pada bacaan yang ada di dalam
peraga tersebut. Pada penerapannya yang dilakukan oleh pendidik dalam tahap
awal adalah guru membaca siswa menirukan, kemudian guru membaca siswa
menirukan, dan langkah ketiga membaca brsama antara guru dan siswa. Peraga
tilawati ada sendiri, bentuknya lebih besar daripada buku tilawati untuk
pegangan santri, dan tuliasannya besar-besar, dan tulisan dalam peraga ada
cetakan merah sesuai dengan materi.Teknis seperti ini cukup efektif, karena
memudahkan siswa agar bisa membaca.
68
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang lakukan di MI Al-Falah Beran
Ngawi, dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Penerapann metode Tilawati di MI Al-Falah Beran Ngawi, mempunyai
ciri khas tersendiri yaitu dengan pendekatan Klasikal dan Individual.
Pendekatan Klasikal dilaksanakan dengan 3 tehnik yaitu
a. Tehnik 1(guru membaca siswa mendengarkan),
b. Tehnik 2(guru membaca siswa menirukan), dan
c. Tehnik 3 guru dan siswa sama-sama membaca.
Pendekatan Individual dilaksanakan dengan tehnik baca simak dengan
system rolling, dengan harapan akhir siswa dapat membaca satu
halaman penuh secara keseluruhan.
Target pembelajaran tilawati adalah siswa hendaknya dapat tartil
membaca Al-Qur`an, khatam Al-Qur`an 30 juz dan tartil dalam
membaca Al-Qur`an. Tartil tersebut meliputi:
a. Fashahah
Menguasai secara praktek:
1) Al wal-waqfu wal ibtida`
2) Muraatul huruf wal harakat
3) Muraatul kalimat wal ayat
b. Tajwid
1) Makharijul huruf
2) Sifatul huruf
3) Ahkamul huruf
4) Ahkamul mad wal qasr
c. Gharib dan Musykilat
d. Suara dan Lagu
69
Evaluasi dalam tilawati ini dilakukan setiap 3 bulan sekali untuk
kenaikan jilid. Sedangkan untuk kenaikan halaman setiap di akhir
pertemuan sebelim pulang, dengan ketentuan dari pendidik, dan sesuai
pedoman pelaksanaan munaqasyah.
B. Saran-Saran
Dari hasil penelitian yang telah penulis lakukan ternyata masih ada hal-
hal yang dalam pelaksanaan perlu di evaluasi. Maka dengan dengan
kerendahan hati penulis memberikan masukan sebagai berikut:
1. Telah menjadi tugas kita bersama khususnya pakar pendidikan dalam
memperoleh sistem pendidikan, khususnya pendidikan baca tulis Al-
Qur`an bagi anak-anak sejak dini.
2. Pihak MI AL-Falah Beran Ngawi (kepala dan sekretaris atau administrasi
MI Al-Falah serta ustadz dan ustadzah) sebagai pelaksana pendidikan
hendaknya memberi perhatian yang lebih terhadap pembelajaran membaca
Al-Qur`an dengan metode Tilawati guna meningkatkan kualitas
pengajaran.
3. Mengingat tujuan pembelajaran membaca Al-Qur`an yang ada, sedangkan
waktu yang ada sangat terbatas, maka perlu adanya peningkatan kualitas
pembelajaran.
4. Pelaksanaan metode Tilawati di MI Al-Falah Beran Ngawi sebaiknya
selalu memperhatikan aturan yang telah ditentukan oleh koordinator pusat
demi tercapainya tujuan pembelajaran yang baik.
5. Dalam sarana prasarana yang di gunakan sudah cukup bagus akan tetapi
alangkah baiknya ada tempat tersendiri dalam pelaksanaannya. Karena
ketika tempat pembelajaran itu dilaksanakan di dalam masjid secara
bersama dengan kelompok lain, maka pembelajaran kurang efektif,
sehingga ketika anak jenuh maka dia akan berlarian mencari teman yang
lain untuk diajak bermain. Jadi peneliti memberikan saran supaya ada
tempat khusus untuk pelaksanaaan pembelajaran, yaitu satu ruangan untuk
satu kelompok.
70
C. Kata Penutup
Syukur kehadirat Rabb Semesta Alam yang telah memberikan taufiq
hidayah dan inayah-Nya sehingga penulis mempunyai kemampuan dalam
melaksanakan penulisan skripsi ini.
Penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah
membantu penulis dalam menyusun skripsi ini mulai dari proses awal sampai
akhir, semoga dapat membahagiakan dan menjadi amal Sholeh di sisi Allah.
Dengan segenap keterbatasan yang dimiliki penulis baik
kemampuan maupun pengetahuan sehingga mempengaruhi dalam penulisan
skripsi ini sehingga penulis menyadari betul bahwa skripsi ini masih jauh
dari kesempurnaan melainkan banyak kesalahan dan kekeliruan oleh sebab
itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Penulis
berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat kepada semua pihak,
khususnya bagi penulis dan semua pembaca pada umumnya, amin.
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, Mulyono, Pendidikan Bagi Anak yang Berkesulitan Belajar,
Jakarta Rineka Cipta,1999, cet.1.
Abi Dawud, Al Imam, Sunan Abi Dawud, juz 1,Mesir: Al-Qahirah, 2007.
Ahmadi, Abu dkk, SBM Strategi Belajar Mengajar, Bandung : C.V. Pustaka
Setia, 1997.
Al Ghazali, Al Imam, Ihya` Ulumuddin, Juz I, Libanon: Dar Al-Kitab Al-Islami,
t.th.
Alam, Tombak Ilmu Tajwid, Jakarta: Sinar Grafika Offset, 2009, cet.1.
Ali, Mohammad Daud, Pendidikan Agama Islam, Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, 1998.
Al-Mahmud, Muhammad, Hidayatul Mustafid, Surabaya: Al-Hikmah.
Al-Maraghi, Ahmad Musthafa, Tafsir Al-Maraghi ,juz XV,Semarang: P.T. Karya
Thoha Putra, 1993.
An-Nahlawi, Abdurrahman, Prinsip-Prinsip dan Metode Pendidikan Islam,
Bandung: Diponegoro, 1989.
Arief, Armai, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, Jakarta : Ciputat
Pers, 2002, cet. 1.
Arikunto, Suharsimi, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara,
2001.
__________, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: Rineka
Cipta, 2006.
Arsyad, Azhar, Media Pelajar, Jakarta: P.T. Raja Grafindo Persada, 2003.
Asnawir dan M. Basyiruddin Usman, Media Pembelajaran, Jakarta: Ciputat
Press, 2002.
Danim, Sudarwan, Menjadi Peneliti Kualitatif, Bandung: Pustaka Setia, 2002.
Darajat, Zakiyah, et.al., Metodik Khusus Pendidikan Agama Islam, Jakarta: Bumi
Aksara, 2010, cet.2.
De Potter, Bobbi dan Mike Hernarcki, Quantum Learning, Membiasakan Belajar
Nyaman dan Menyenangkan, terj.Alwiyah Abdurrahman, Bandung: Kaifa,
2009, cet.27.
Dewan Redaksi Ensiklopedia Islam, Ensiklopedia Islam, Jakarta: Ichtiar Baru,
1993, Cet. I.
Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Rineka Cipta, 2006.
Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta:P.T.
Rineka Cipta, 2006, cet.3.
Djamarah, Syaiful Bahri, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif, Jakarta :
PT Asdi Mahasatya, 2005, cet.2.
Fathoni, Abdurrahmat, Metodologi Penelitian & Teknik Penulisan Skripsi,
Jakarta, Rineka Cipta, 2006.
Hadi, Sutrisno, Metodologi Research, Jilid 1, Yogyakarta: Andi Ofset, 1989.
Hamalik, Oemar, Proses Belajar Mengajar, Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2009,
cet.9.
Handayani, Sri, Penerapan Metode A Ba Ta Tsa Dalam Pembelajaran Membaca
Al Qur`An Bentuk Halaqoh Di Lembaga Tahfidzul Qur`An Anak-Anak
Ltqa Yayasan Al-Hikmah Pela Mampang Jakarta Selatan. Semarang:
Perpustakaan Wali Songo, 2009.
Hasan, Abdurrahim dkk, Strategi Pembelajaran Al-Qur`An Metode Tilawati
Surabaya: Pesantren Al-Qur`an Nurul Falah, 2010.
Hasil Observasi 9 Pebruari 2011 di Kantor MI Al-Falah
Hasil Observasi tanggal 5 pebruari 2011
Hasil Wawancara dengan Purwanto, S.Pd.I selaku Kepala Sekolah MI Al-Falah
tanggal 10 Pebruari 2011
Hasil Wawancara dengan Purwanto, S.Pd.I selaku kepala sekolah MI Al-Falah
tanggal 10 Pebruari 2011
Hasil Wawancara Purwanto S.Pd.I tanggal 7 Pebruari 2011
Khon, Abdul Majid, Praktikum Qira`at Keanehan Bacaan Al-Qur`an Qira`at
Ashim dari Hafash, Jakarta: Sinar Grafika Offset, 2008, cet.1.
Lajnah Pentashih Mushaf Al-Qur`an, Al-Qur`an Terjemah Bahasa Indonesia,
Kudus, Menara Kudus, 2006.
Mardiyo, Pengajaran Al-Qur`an dalam Habib Thoha, dkk, Metodologi
Pengajaran Agama, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1999.
Mulyasa, E., Kurikulum Berbasis Kompetensi: Konsep Karakteristik dan
Implementasi, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2008, Cet. 11.
Munir, M. Misbahul, Pedoman Lagu-Lagu Tilawatil Qur`an Dilengkapi Tajwid
dan Qasidah, Surabaya: Apollo, 1997, cet.3.
Murjito, Imam, Metode Pedoman Praktis Pengajaran Ilmu Baca Al-Quran
Qiroati, Semarang: Yayasan Pendidikan Al-Qur`an Raudhatul
Mujawiddin, t.th.
__________, Penjelasan dan Keterangan “Pelajaran Bacaan Ghorib/ Musykilat”
untuk Anak-Anak, Semarang: Yayasan Pendidikan Al-Quran Raudhatul
Mujawwidin, t.th.
Mursi, Syaikh Muhammad Said, Seni Mendidik Anak, Jakarta: Arroya. t.th.
Nasution, S., Kurikulum dan Pengajaran, Jakarta: Bumi Aksara,1989.
Nazir, Moh., Metode Penelitian, Bandung: Ghalia Indonesia, 2009.
Observasi pembelajaran Tilawati di Mushola An-Noor tanggal 8 Pebruari 2011
Observasi pembelajaran Tilawati di Mushola An-Noor tanggal 8 Pebruari 2011
Hasil Wawancara Wasingul tanggal 19 Pebruari 2011
Pidarta, Made, Landasan Kependidikan Stimulus Ilmu Pendidikan Bercorak
Indonesia, Jakarta: Rineka Cipta, 1997, Cet. I.
Purwanto, Ngalim, Prinsip-Prinsip dan Tehnik Evaluasi Pengajaran, Bandung:
PT Remaja Rosdakarya, 2000.
Sagala, Syaiful, Konsep dan Makna pembelajaran, Bandung: IKAPI, 2003.
Sanjaya, Wina, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan,
Jakarta: Prenadamedia Group, 2007, cet.3.
Shihab, M. Quraish, Membumikan Al-Qur`an, Bandung : Mizan, 1993.
__________, Tafsir Al-Misbah, Jakarta: Lentera Hati, 2009.
Siregar, Marasudin, Filsafat Pendidikan Islam, Semarang, 2003.
Soleman, Pelaksanaan Pembelajaran Membaca Al-Qur`an Metode An-Nahdliyah
di taman pendidikan Al-Qur`an Nurul Huda Plosorejo Kunduran Blora,
Semarang: Perpustakaan Wali Songo, 2009.
Sudarwan, Danim, Menjadi Peneliti Kualitatif, Bandung: Pustaka Setia, 2002.
Sudjana, Nana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, Bandung: Sinar Baru
Algensindo, 2000 Cet. 5.
Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Prakteknya Jakarta:
PT. Bumi Aksara, 2009, cet.7.
Suryabrata, Sumadi, Psikologi Pendidikan, Jakarta: Raja Grafindo Persada,1993,
cet 6.
Suryosubroto, B., Proses Belajar Mengajar di Sekolah, Jakarta: Rineka Cipta,
2009, Cet. 2.
Syarifuddin, Ahmad, Mendidik Anak Membaca, Menulis, Dan Mencintai Al-
Qur`An, Jakarta, Gema Insani, 2005, cet.11.
Syarifudin, Ahmad, Mendidik Anak Membaca Menulis Dan Mencintai Al-Qur`an,
Jakarta: Gema Insani, 2005, cet.2.
Tafsir, Ahmad, Metodologi Pengajaran Agama Islam, Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2003 , cet.7.
Tim Direktorat Jendral Pembinaan Kelembagaan Agama Islam , Metode- Metode
Membaca Al Qur`an di Sekolah Umum, Jakarta: Departemen Agama RI,
1996.
Tim Penyusun Kamus Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai
Pustaka, 2005 cet. 3.
Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inivatif-Progresif: Konsep Landasan,
Dan Implementasinya Pada Kurikulum Tingkat Satuan PendidikanKTSP,
Jakarta:Kencana, 2010 cet.2.
Uhibiyati, Nur dan Abu Ahmadi, Ilmu Pendidikan Islam, Bandung : Pustaka
Setia, 1997, cet.1.
Wawancara Wasingul selaku Guru Tilawati tanggal 17 Pebruari 2011
Wawancara Wasingul tanggal 16 Pebruari 2011 di Mushola An-Noor
Wawancara Wasingul tanggal 17 Pebruari 2011 di Mushola An-Noor
Yunus, M. Mahmud, Metode Khusus Pendidikan Agama, Jakarta: Hida Karya
Agung, 1983.
Zuhairini, dkk., Metodologi Pendidikan Agama, Solo: Ramadhani, 1993, cet. 1.
Lampiran 1
1) Alokasi Waktu
Alokasi waktu yang dibutuhkan dalam proses pembelajaran metode tilawati
mulai dari jilid 1 sampai jilid 5 adalah 15 bulan dengan ketentuan:
a) 5 kali tatap muka dalam seminggu
b) 75 menit setiap tatap muka dengan susunan sebagai berikut:
waktu Materi Tehnik ket
5 menit Do`a pembuka Klasik Lagu rost
15 menit Peraga tilawati Klasik Lagu rost
30 menit Buku tilawati Baca simak Lagu rost
20 menit Materi penunjang Kasikal Lagu rost
5 menit Doa penutup Klasikal Lagu rost
2) Pendekatan Pembelajaran
Pendekatan pembelajaran adalah pengelolaan kelas secara individual maupun
klasikal.
Tilawati merupakan buku metode belajar membaca Al-Qur`an yang disampaikan
secara seimbang antara pembiasaan melalui pendekatan klasikal dan kebenaran
membaca melalui pendekatan individual dengan tehnik baca simak
a) Pendekatan klasikal
Adalah proses belajar mengajar yang dilakukan dengan cara bersama-sama
atau berkelompok dengan menggunakan peraga.
(1) Manfaat klasikal
Ada berapa manfaat dalam penerapan klasikal yaitu:
(a) Pembiasaan bacaan
(b) Membantu santri melncarkan buku
(c) Memudahkan penguasaan lagu rost
(d) Melancarkan halaman-halaman awal ketika santri sudah halaman akhir.
(2) Tehnik klasikal
Tehnik klasikal dalam metode tilwati
Tiga tehnik diatas
tidak digunakan
semua pada saat praktek klasikal, namun, disesuaikan dengan jadwal atau
perkembangan kemampuan santri.
a) Penerapan tehnik klasikal
Alokasi waktu pembelajaran dalam dalam penerapan klasikal peraga
adalah 15 menit
Pembagian penerapan klasikal peraga dalam masa pembelajaran 60 kali
pertemuan atau 3 bulan diatur sebagai berikut:
Pertemuan
ke
Tehnik
klasikal
1 kali
pertemuan
Jumlah
khatam
peraga
1 s.d. 15 Tehnik 1dan 2 4 halaman
peraga
3 X
1 s.d. 51 Tehnik 3 10 hal peraga 18 X
Jumlah khatam peraga 21 X
Penjelasan:
1. Pertemuan ke 1 sampai pertemuan ke 15, klasikal peraga menggunakan
tehnik 1 dan tehnik 2 saja, dan setiap pertemuan menyelesaikan 4
halman peraga.
Sampai pertemuan ke 15 tersebut peraga sudah khatam 3 kali.
Tehnik Guru Murid
Tehnik 1 Membaca Mendengarkan
Tehnik 2 Membaca Menirukan
Tehnik 3 Bersama-sama
Tabelnya sebagai berikut
Pertemuan
ke
Peraga
hal
Pertemuan
ke
Peraga
hal
Pertemuan
ke
Peraga
hal
1 1-4 6 1-4 11 1-4
2 5-8 7 5-8 12 5-8
3 9-12 8 9-12 13 9-12
4 13-16 9 13-16 14 13-16
5 17-20 10 17-20 15 17-20
Khatam 1X Khatam 2X Khatam 3X
2. Pertemuan ke 16 sampai pertemuan ke 51, klasikal menggunakan tehnik
3 saja, dan setiap pertemuan menyelesaikan 10 halaman peraga.
Sampai pertemuan ke 51 peraga sudah khatam 21 kali.
Tabel sebagai berikut:
Pertemuan
ke
Peraga
hal
Pertemuan
ke
Peraga
hal
16 1-10 22 1-10
17 11-20 23 11-20
18 1-10 24 1-10
19 11-20 25 11-20
20 1-10 26 1-10
21 11-20 27 11-20
Khatam 6X Khatam 9X
3.
4.
5.
6.
3. Pertemuan ke 52 sampai ke 60 di gunakan untuk pemantapan dan
munaqosyah
Dalam menerapkan klasikal peraga di atas ada beberapa hal yang perlu di
perhatikan yaitu:
a. Alokasi waktu klasikal 15 menit tidak boleh di kurangi
b. Pada saat klasikal tehnik 2 dan 3 guru harus ikut membaca, karena
sebagai komando agar santri ikut membaca.
c. Tidak diperkenenkan menunjuk salah satu santri untuk memimpin
klasikal atau menunjuk santri untuk membaca
d. Saat memimpin klasikal guru hendaknya bersuara jelas dan lantang,
untuk menggugah semangat belajar santri
b) Pendekatan individual dengan tehnik baca simak
Adalah proses belajar mengajar yang dilakukan dengan cara membaca
bergiliran yang satu membaca dan yang lain menyimak.
(1) Manfaat baca simak
Ada beberapa manfaat dalam penerapan baca simak menngunakan
Tilawati yaitu;
(a) Santri tertib dan tidak ramai.
Karena semua santri terlibat dalam proses belajar mengajar mulai dari
do`a pembuka sampai dengan do`a penutup, sehingga tidak ada waktu
luang lagi bagi santri untuk melakukan kegiatan lain
(b) Pembagian waktu setiap santri adil
Pertemuan
ke
Peraga
hal
28 1-10
29 11-20
30 1-10
31 11-20
Khatam 11X
(c) Dalam proses baca simak, semua santri akan bergiliran membaca
dengan jumlah bacaan yang sama antara santri yang satu dengan yang
lainnya
(d) Mendengarkan sama dengan membaca dalam hati.
(e) Salah santri membaca dan santri yang lain menyimak(mendengarkan)
dalam hati. Bagi santri yang menyimak sama dengan membaca dalam
hati.
(f) Mendapat rahmat : QS, Al-A`raf: 204
(g) Dan apabila dibacakan Al-Qur`an, maka dengarkanlah baik-baik, dan
perhatikanlah dengan tenang agar kamu mendapat rahmat
(2) Penerapan tehnik baca simak
Alokasi waktu pembelajaran dalam penerapan baca simak
menggunakan buku tilawati adalah 30 menit dalam setiap pertemuan
dengan tahap sebagai berikut
(a) Guru menjelaskan pokok bahasan pada halaman buku yang akan di
baca
(b) Sebelum baca simak, diawalidengan membaca secara klasikal halaman
buku yang akan di ajarkan pada petemuan tersebut. Sedangkan tehnik
yang digunakan disamakna dengan tehnik klasikal peraga saat itu.
(c) Contoh:
Klasikal pada pertemuan tersebut klasikal peraga menggunakan tehnik
1 dan 2, maka klasikal juga menggunakan tehnik 1 dan 2, begitu juga
ketika klasikal peraga menggunakan tehnik 3 maka klasikal buku juga
menggunakan tehnik 3.
(d) Santri membaca tiap baris bergiliran sampai masing-masing santri
membaca 1 halaman penuh dalam bukunya.
Contoh: pada hari ini guru mengajar buku tilawati jilid 2 halaman 5.
Pada halaman 5 terdapat 8 baris bacaan.
Santri
ke
Buku jilid 2 halaman 5
Putaran
1 2 3 4 5 6 7 8
1 1 2 3 4 5 6 7 8
2 2 3 4 5 6 7 8 1
3 3 4 5 6 7 8 1 2
4 4 5 6 7 8 1 2 3
5 5 6 7 8 1 2 3 4
6 6 7 8 1 2 3 4 5
7 7 8 1 2 3 4 5 6
8 8 1 2 3 4 5 6 7
9 1 2 3 4 5 6 7 8
10 2 3 4 5 6 7 8 1
11 3 4 5 6 7 8 1 2
12 4 5 6 7 8 1 2 3
13 5 6 7 8 1 2 3 4
14 6 7 8 1 2 3 4 5
15 7 8 1 2 3 4 5 6
(e) Ketentuan kenaikan halaman
Kenaikan halaman buku tilawati, dilakukan secara bersama-sama dalam
satu kelas, dengan ketentuan sebagai berikut:
1. Halaman diulang apabila santri yang lancar kurang dari 70 persen
dari jumlah santri yang aktif.
2. Halaman dinaikkan apabila santri yang lancar minimal 70 persen
dari jumlah santri yang aktif.1
Lampiran 2
Data Pengajar Tilawati MI Al-Falah Beran Ngawi
No Nama Alamat Jabatan
1 Sumarno Dawu Ketua
2 Suryadi Pitu Anggota
3 Budianto Pitu Anggota
4 Qohhar Harianto Geneng Anggota
5 Aris Muhammad yusuf Pitu Anggota
6 Ar Ridho Madura Anggota
7 Wasingul munasabah Pitu Anggota
8 Hidayati Pitu Anggota
9 Munirotul hasanah Paron Anggota
10 Hidayati hasanah Kedung Galar Anggota
Lampiran 3
Tabel Jumlah peserta didik MI Al-Falah
Tahun
Ajaran
Jml
Pendaftaar
(Calon
Siswa
Baru)
Kls I Kls
II
Kls
III
Kls
IV
Kls
V
Kls
VI
Jumlah
Seluruh
nya
2007 / 2008 73 76 73 60 56 71 61 397
2008 / 2009 86 86 70 72 57 54 72 411
2009 / 2010 78 78 85 70 72 56 52 413
2010 / 2011 82 82 80 84 69 72 58 445
INSTRUMEN PENGAMBILAN DATA PENELITIAN
A. Instrumen Wawancara
No Jenis Data Panduan Pertanyaan Wawancara
1 Gambaran umum lokasi
penelitian
Dimanakan letak geografis MI Al-Falah
2 Sejarah perkembangan MI
Al-Falah
a. Latar Belakang
Sejarah Pendiri
b. Tokoh Pendiri
c. Perkembangan dari
masa ke masa
Apakah alasan pendirian lembaga?
Kapan dan dimana didirikan?
Bagaimana kondisi awal mulanya?
Siapa saja tokoh yang mendirikan?
Apa latar belakang tokoh pendiri?
Bagaimana hubungan antar tokoh?
Bagaimana kondisi awal MI Al-Falah baik
mengenai pengajar, santri, cara mengajar dan
sarana pendukungnya?
Bagaimana proses perkembangannya?
3 Sistem pendidikan MI Al-
Falah
a. Tujuan Pendidikan
b. Kurikulum dan
Sumber belajar
c. Proses KBM
d. Sarana dan Alat
Apa tujuan MI Al-Falah?
Bagaimana kurikulum atau acuan belajar
digunakan?
Cara ibadah sehari-hari apa saja yang di
ajarkan?
Bagaimana proses belajar mengajar di MI
Al-Falah?
Sarana apa saja yang dipakai dalam proses
Pelajaran pengajaran di MI Al-Falah?
4 Sistem pembelajaran Tilawati
a. Tujuan Pembelajaran
b. Materi Pembelajaran
c. Pengajar
d. Sarana Pembelajaran
e. Tata Tertib
Pembelajaran
Apa tujuan pembelajaran Tilawati?
Bagaimana materi pembelajaran diterapkan?
Siapa saja yang diberi tugas mengajar
Tilawati?
Sarana apa saja yang dibutuhkan dalam
pembelajaran Tilawati?
Adakah tata tertib khusus dalam dalam
pembelajaran Tilawati dan bagaimana
pelaksanaannya?
5 Pelaksanaan Pembelajaran
Tilawati
Bentuk Pembelajaran
a. Strategi dan Teknik
Mengajar
b. Tujuan Membaca Al-
Qur’an
c. Proses
d. Evaluasi
Bagaimana pelaksanaan pembelajaran
Tilawati
Bagaimana bentuk pembelajaran Tilawati?
Bagaimana strategi yang dipakai dalam
pembelajaran Tilawati?
Bagaimana tujuan membaca al-Qur’an di MI
Al-Falah?
Bagaimana langkah-langkah pembelajaran
membaca al-Qur’an di MI Al-Falah Beran
Ngawi ?
Adakah evaluasi diberikan dalam
pembelajaran tilawati?
Bagaimana bentuk serta penerapannya?
B. Instrumen Observasi
No Jenis Data Sasaran Observasi
1 Gambaran umum lokasi penelitian Observasi letak geografis
2 Sejarah perkembangan MI Al-Falah Beran, Ngawi
a. Latar belakang sejarah pendirian
b. Tokoh pendiri
c. Perkembangan dari masa ke masa
d. Kondisi MI Al-Falah Beran Ngawi
-
-
-
Observasi lingkungan fisik
dan non fisik
3 Sistem pendidikan
a. Tujuan pendidikan
b. Kurikulum dan sumber belajar
c. Proses KBM
d. Sarana dan alat pelajaran
e. Ustadz-ustadz
f. Santri
-
-
Observasi proses KBM
tilawati
Observasi sarana dan alat-
alat pembelajaran
-
-
4 Sistem pembelajaran tilawati
a. Tujuan pembelajaran
b. Materi pembelajaran
c. Pengajar
d. Sarana pembelajaran
-
-
-
Observasi sarana yang
digunakan dalam
e. Tata tertib pembelajaran
pembelajaran membaca al-
Qur’an
Observasi santri dalam
proses pembelajaran
tilawat
5 penerapan Pembelajaran tilawati
a. Bentuk Pembelajaran
b. Strategi dan Teknik Mengajar
c. Tujuan Membaca Al-Qur’an
d. Proses
e. Evaluasi
Observasi penerapan
pembelajaran tilawati
-
-
-
Observasi proses
pembelajaran tilawati
Observasi penerapan
evaluasi
DATA GURU MI AL FALAH TAHUN PELAJARAN 2010 / 2011
NO NAMA STATUS PENDIDIKAN TUGAS
UTAMA
TUGAS
TAMBAHAN
SERTIFIKAT
PENDIDIK
1 PURWANTO, S.Pd.I
PNS S 1 / PAI Guru Kelas Kepala Madrasah
SUDAH
2 AZHAR ZAINUL ARIFIN,S.Pd
PNS S 1 / POK Guru OR Koord. Bidang Humas
SUDAH
3 RETNO SETYORINI,S.Pd
PNS S 1 / BK Guru BP BK SUDAH
4 Dra.ISTIQOMAH PNS S 1 / PAI Guru PAI Bendahara BOS
SUDAH
5 PANGESTUTI, S.Pd.I
PNS S 1 / PAI Guru Kelas II
Koord. Perpus. II
BELUM
6 KARMAN, S.Pd.I PNS S 1 / PAI Guru Kelas III
Wakamad Bid. BELUM
7 NURUL MUSYAROFAH, S.Pd.I
PNS S 1 / PAI Guru Kelas I
Koord. Koperasi Guru
BELUM
8 HENI RETNO RINA TRI.S,S.Pd
GTT S 1 / PEND. MTK
Guru Kelas / MTK
Koord. Koperasi Siswa
BELUM
9 FARID HELMI SETYAWAN, S.Pd
GTT S 1 / PEND. B. INGG
Guru Bid. Studi
Koord. Dapodik
BELUM
10 IMAM SYAFI'I, S.Pd.I
GTT S 1 / PAI Guru PAI Koord. Bid. Kesiswaan
BELUM
11 ACHMAD TURMUDZI Y, S.Pd.I
GTT S 1 / PAI Guru PAI Koord. Kesenian
BELUM
12 TANTI SOFA, A.Ma GTT D 2 / PGSD Guru Kelas II
Koord. Perpus. III
BELUM
13 QORI' UMAMI,A.Ma GTT D 2 / PGSD Guru Kelas II
Koord. Perpus. IV
BELUM
14 FARIKAH FAIDA HELMI
GTT MA GONTOR Guru Kelas I
Koord Bid. Kurikulum II
BELUM
15 SITI MIFTAKHUL ROHMAH
GTT MAN / IPA Guru Kelas I
Koord. Mading II
BELUM
16 ALIN WIDIANI GTT MA / IPS Guru Kelas III
Koord. Mading I
BELUM
17 DWI RATNA SULISTYOWATI, A Ma.Pd
GTT D 2 / PGSD Guru Kelas III
Koord. Olympiade/CC
BELUM
18 KOKO PURWONO, S.Pd.I
CPNS S 1 / PAI Guru Bid. Studi
Wakamad PHBI / PHBN
SUDAH
19 RINI WIDIASTUTI, S.Pd.I
CPNS S 1 / PAI Guru Kelas Koord. Bid. Kurikulum I
SUDAH
20 LAILATUL MAGHFIROH, S.Pd.I
CPNS S 1 / PAI Guru Bid. Studi
Ketua Gudep SUDAH
21 SRI HARTINI, A.Ma CPNS S 1 / PAI Guru Bid. Studi
Koord. Muhadloroh
BELUM
22 ERNI ERNA NINGRUM, S.Pd.I
CPNS S 1 / PAI Guru Bid. Studi
Koord. Perpus. I
BELUM
Wawancara dengan Purwanto, S.Pd.I
Penerapan tehnik 2 (Guru membaca murid menirukan)
Penerapan tehnik 3(membaca bersama-sama)
Pendekatan individual tehnik baca simak
Wawancara dengan wasingul selaku guru tilawati
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Siti Mutmainnah
Tempat /Tanggal Lahir : Ngawi, 13 November
NIM : 073111044
Alamat : Tempursari Tambakboyo Mantingan Ngawi
E_mail : [email protected]
Jenjang Pendidikan Formal
1. Madrasah Ibtidaiyah Ma`arf Tempursari, lulus tahun 2001
2. Madrasah Tsanawiyah Ma`arif, lulus tahun 2004
3. Madrasah Aliyah Negri, lulus tahun 2007
4. Mahasiswa Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang angkatan 2007
Demikian daftar riwayat hidup ini dibuat dengan sebenarnya untuk dapat
dipergunakan sebagaimana mestinya.
Semarang, April 2011
Penulis
SITI MUTMAINNAH
073111044