53
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PEMROGRAMAN DASAR DI KELAS X RPL C SMK NEGERI 5 SURAKARTA Untuk Memenuhi Peningkatan Kompetensi Guru Di SMK Negeri 5 Surakarta Oleh: Nama : Setyawan Harjanto, S.Kom Guru Mapel : Rekayasa Perangkat Lunak PROGRAM KEAHLIAN REKAYASA PERANGKAT LUNAK KOMPETENSI KEAHLIAN TEKNOLOGI KOMPUTER DAN INFORMATIKA SMK NEGERI 5 SURAKARTA 2020

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROJECT ......Dengan adanya tujuan dari Penelitian Tindakan kelas ini diharapkan bisa untuk meningkatkan keaktifan siswa-siswi dalam mempelajari mata pelajaran

  • Upload
    others

  • View
    0

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

  • PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED

    LEARNING UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN HASIL

    BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PEMROGRAMAN

    DASAR DI KELAS X RPL C SMK NEGERI 5 SURAKARTA

    Untuk Memenuhi Peningkatan Kompetensi Guru

    Di SMK Negeri 5 Surakarta

    Oleh:

    Nama : Setyawan Harjanto, S.Kom

    Guru Mapel : Rekayasa Perangkat Lunak

    PROGRAM KEAHLIAN REKAYASA PERANGKAT LUNAK

    KOMPETENSI KEAHLIAN TEKNOLOGI KOMPUTER DAN INFORMATIKA

    SMK NEGERI 5 SURAKARTA

    2020

  • PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED

    LEARNING UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN HASIL

    BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PEMROGRAMAN

    DASAR DI KELAS X RPL C SMK NEGERI 5 SURAKARTA

    Diajukan sebagai salah satu persyaratan untuk Mahasiswa

    Program Profesi Guru Dalam Jabatan

    Program Studi Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer

    Oleh : Setyawan Harjanto, S.Kom

    NIM : 20525299059

    FAKULTAS TEKNIK

    JURUSAN TEKNIK KOMPUTER DAN INFORMATIKA PROGRAM

    PROFESI GURU DALAM JABATAN UNIVERSITAS NEGERI

    YOGYAKARTA

    2020

  • ABSTRAK

    Harjanto, Setyawan.2020. Penerapan Model Pembelajaran Project Based Learning Untuk Meningkatkan

    Partisipasi Dan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Pemrograman Dasar di Kelas X RPL C SMK NEGERI 5

    SURAKARTA, Semester Gasal Tahun Ajaran 2020 / 2021

    Kata Kunci : Pemrograman Dasar, Problem Based Learning.

    Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan Partisipasi dan Hasil Belajar Siswa pada mata pelajaran

    Pemrograman Dasar Kelas X RPL C saat masa pandemi Covid 19 dengan model pembelajaran jarak jauh /

    pembelajaran Daring dengan menggunakan platform Pembelajaran Microsoft Office 365 dan Microsoft Teams.

    Hasil observasi yang dilakukan ternyata pada proses pembelajaran jarak jauh ditemui banyak kendala dan masalah

    terutama pada peserta didik, tidaklah mudah dalam pembelajaran jarak jauh ini memberikan pemahaman materi

    yang disampaiakn / diberikan kepada guru melalui platform aplikasi Microsoft Teams.

    Metode penelitian yang digunakan dalam pembelajaran jarak jauh ini menggunakan platform aplikasi

    Microsoft Teams dengan subyek penelitian peserta didik kelas X RPL C. Teknik pengumpulan data dengan

    menggunakan evaluasi dalam bentuk Tugas dan LKPD.

    Hasil dari diadakannya pre tes sebelum pembelajaran siklus I diperoleh hasil dari 34 siswa, tidak ada

    seorangpun siswa (0%) yang menguasai materi algoritma dan pemrograman secara tuntas, 22% siswa cukup

    menguasai, dan 78% siswa belum menguasai. Setelah dilakukan pengisian angket, ternyata penyebabnya adalah

    tidak ada pelajaran ini pada tingkat pendidikan sebelumnya, sehingga siswa tidak ada yang berpartisipasi dalam

    pembelajaran.

  • LEMBAR MOTTO DAN PERSEMBAHAN

    MOTTO

    Sesungguhnya bersama kesukaran itu ada kemudahan. Karena itu bila kau telah selesai (mengerjakan yang

    lain) dan kepada Tuhan, berharaplah (Q.S Al Insyirah :6-8)

    Intelligence plus character – that is the goal of true education (Martin Luther King Jr)

    Sesungguhnya shalat itu adalah fardhu yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman. (QS. An

    Nisa ‘ :108)

    PERSEMBAHAN

    Penelitian ini saya persembahkan kepada Allah SWT atas segala karunia –Nya telah memberikan kesempatan,

    kesehatan dan kelancaran dalam mengikuti PPG ini, serta kepada kedua orang tua, Keluarga , anak dan istri kami

    yang selalu memberikan doa dan dukungannya yang tiada terhingga.

  • KATA PENGANTAR

    Puji syukur ke hadirat Allah SWT, yang telah memberikan taufiq serta hidayah-Nya, sehingga penulis

    selalu dalam naungan ridho-Nya, dan karena kasih sayang-Nya penulis selalu diberi kekuatan untuk menjalankan

    syari’at-Nya. Sholawat dan salam tetap tercurahkan kepada khotimul anbiya’ Muhammad SAW, yang telah

    membimbing penulis kepada dienul Islam.

    Penulis menyadari tanpa bantuan dan masukan dari orang lain penulisan ini tidak dapat terlaksana dengan

    baik. Hanya do’a dan ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya penulis sampaikan kepada :

    1. Kepala SMK Negeri 5 Surakarta yang telah member izin dalam pelaksanaan PTK ini

    2. Rekan, Tim dan Teman Sejawat Jurusan Rekayasa Perangkat Lunak RPL

    3. Teman sejawat PPG Universitas Negeri Yogyakarta yang telah membantu pelaksanaan perbaikan

    pembelajaran.

    4. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu terlaksanannya penyusunan

    laporan.

    Penulis menyadari bahwa laporan ini masih banyak kekurangan, untuk itu kritik dan saran sifatnya

    membangun dari pembaca sangat penulis harapkan

    Surakarta, November 2020

    Penulis

  • BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1. Latar Belakang Masalah

    Kualitas kehidupan bangsa sangat ditentukan oleh faktor pendidikan. Pendidikan mempunyai peran

    yang sangat penting untuk menciptakan kehidupan yang cerdas, damai, terbuka, dan demokratis. Pola pikir

    sentralistik, monopolik, dan uniformistik mewarnai pengemasan dunia pendidikan. Keputusan selalu

    dilaksanakan berdasarkan hierarkhi-birokrasi, tidak berdasar pada indikator keberhasilan anak didik.

    Padahal anak didik akan sejahtera jika aktivitas belajar menyenangkan dan menggairahkan.

    Belajar merupakan salah satu langkah untuk meningkatkan ilmu pengetahuan dan menambah wawasan

    bagi siswa. Namun kenyataannya sekarang, penerapan belajar pada siswa yang efektif dan aktif di sekolah

    masih sulit diterapkan karena banyak siswa yang masih kurang aktif dalam mengikuti pembelajaran. Salah

    satu faktor penyebab kurangnya aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran adalah karena dalam

    penyampaian materi pembelajaran selalu berpusat pada guru. Guru lebih banyak menyampaikan informasi

    kepada siswa melalui ceramah sehingga menimbulkan kurangnya kesempatan siswa untuk ikut aktif di

    dalam pembelajaran. Siswa lebih banyak diam dan tidak dapat menangkap pelajaran dengan optimal.

    Faktor lain disebabkan karena kurangnya kesadaran dari diri siswa bahwa belajar adalah suatu kebutuhan.

    Menentukan strategi dan model pembelajaran yang sesuai sangat diperlukan oleh guru untuk mencapai

    tujuan yang diinginkan dalam proses pembelajaran, sehingga memudahkan siswa dalam memahami pokok

    bahasan yang disampaikan guru. Tujuan yang ingin dicapai guru di antaranya menciptakan suasana yang

    aktif dan partisipatif dalam proses belajar mengajar sehingga diharapkan hasil belajar siswa meningkat

    seperti yang diharapkan.

    Mata Pelajaran Pemrograman Dasar di Programan Keahlian Rekayasa Perangkat Lunak, SMK Negeri

    5 Surakarta merupakan salah satu yang termasuk dalam struktur kurikulum 2013. Maka dengan kondisi

    tersebut seorang guru dituntut untuk melakukan kegiatan Pembelajaran yang sudah berpusat pada siswa,

    dan di harapkan siswa juga bisa ikut lebih aktif dan partisipatif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran,

    sedangkan untuk mata pelajaran Pemrograman Dasar dianggap oleh sebagian siswa masih bagian hal baru

    yang mereka temui, di karenakan pada kegiatan pembelajaran sebelumnya belum pernah menemui kegiatan

    pembelajaran tersebut dan diharpakan pada kegiatan pembelajaran tersebut, Hasil akhir dari mata pelajaran

    tersebut adalah siswa dapat menghasilkan suatu proyek. Di samping itu juga dapat menghasilkan suatu

    penilaian yang autentik, mulai dari persiapan, proses, hingga hasil yang dicapai.

    Pembelajaran Berbasis Proyek merupakan model pembelajaran yang berbasis proyek / kegiatan

    sebagai medianya. Untuk Proyek yang dikerjakan oleh siswa dapat berupa individu, berkelompok serta

    dapat dikerjakan dalam waktu tertentu, baik secara kolaborasi maupun individu yang diharapkan dapat

    menghasilkan suatu produk yang bisa dipresentasikan.

  • Pelaksanaan proyek harus dilakukan oleh peserta didik baik secara kalaboratif, inovatif, dan unik yang

    berfokus pada pemecahan masalah yang saling berkaitan atau berhubungan dengan kehidupan sehari-

    harisiswa. Terkait dengan kondisi atau permasalahan di atas, maka perlu adanya sebuah tindakan, berupa

    penelitian dan pengmatan yang kami buat dengan judul dan topik “Penerapan Model Pembelajaran Project

    Based Learning untuk Meningkatkan Partisipasi dan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran

    Pemrograman Dasar di Kelas X RPL C SMK Negeri 5 Surakarta ”.

    1.2.Rumusan Masalah

    Terkait dengan Rumusan Masalah yang dibuat, dan pada latar belakang masalah dengan judul

    Penerapan Model Pembelajaran Project Based Learning untuk Meningkatkan Partisipasi dan Hasil Belajar

    Siswa Pada Mata Pelajaran Pemrograman Dasar di Kelas X RPL C SMK Negeri 5 Surakarta, adalah :

    a. Bagaimana Cara meningkatkan partisipasi siswa dalam mempelajari Pemrograman Dasar dengan

    menerapkan model pembelajaran Project Based Learning

    b. Apakah dengan penerapan model pembelajaran dengan Project Based Learning dapat meningkatkan

    hasil belajar pada mata pelajaran Pemrograman Dasar pada siswa-siswi di kelas X RPL C SMK Negeri

    5 Surakarta.

    1.3.Tujuan Penelitian

    Berdasarkan rumusan masalah tersebut, tujuan dari penelitian ini adalah bagaimana cara meningkatkan

    partisipasi belajar siswa dan hasil belajar siswa dengan menggunakan metode pembelajaran Project

    Based Learning peserta didik kelas X RPL C, pada mata pelajaran Pemrograman Dasar Pada Program

    Keahlian Rekayasa Perangkat Lunak di SMK Negeri 5 Surakarta.

    a. Dengan adanya tujuan dari Penelitian Tindakan kelas ini diharapkan bisa untuk meningkatkan

    keaktifan siswa-siswi dalam mempelajari mata pelajaran Pemrograman Dasar dengan model

    pembelajaran, Project Based Learning di kelas X RPL C SMK Negeri 5 Surakarta.

    b. dan juga Dengan adanya tujuan dari Penelitian Tindakan kelas ini diharapkan bisa untuk meningkatkan

    hasil belajar siswa-siswi pada mata pelajaran Pemrograman Dasar di kelas X RPL C SMK Negeri 5

    Surakarta, melalui Model Pembelajaran yang menerapan model Project Based Learning.

    1.4.Manfaat Hasil Penelitian

    Hasil penelitian ini diharapkan mempunyai beberapa manfaat diantaranya adalah sebagai berikut :

    a. Manfaat Teoritis

    1) Diharapkan pada Hasil penelitian ini dapat menambah suatu wawasan pengetahuan tentang model

    pembelajaran dengan Project Based Learning yang dapat meningkatkan Partispasi dan Hasil Belajar

  • pada siswa-siswi di kelas X RPL C SMK Negeri 5 Surakarta, pada mata pelajaran Pemrograman

    Dasar.

    2) Diharapkan pada Hasil penelitian juga dapat digunakan untuk bahan pertimbangan bagi peneliti

    selanjutnya.

    b. Manfaat Praktis

    1) Bagi Siswa

    Meningkatkan Partisipasi belajar siswa.

    Meningkatkan Hasil belajar siswa.

    2) Bagi Guru

    Menjadikan siswa lebih aktif dan lebih partisipasi dalam kegiatan belajar khususnya mata

    pelajaran Pemrograman Dasar.

    Meningkatkan kualitas hasil belajar siswa khususnya mata pelajaran Pemrograman Dasar.

    3) Bagi Sekolah

    Penelitian ini dapat memberikan sumbangan ilmu untuk meningkatkan mutu dan kualitas

    pendidikan.

    Penelitian ini dapat meningkatkan kualitas pembelajaran khususnya pada mata pelajaran

    Pemrograman Dasar.

  • BAB II

    KAJIAN PUSTAKA

    2.1. Penelitian Tindakan Kelas

    Pengertian PTK dari bahasa Inggris adalah research. Salah satunya Untuk melakukan pencaharian

    atau eksplorasi ada seperangkat aturan dan beberapa langkah yang harus diikutinya. Langkah atau aturan

    tersebut dikemas dalam satu perangkat yang disebut dengan metode penelitian. dengan uraian di atas,

    penelitian tindakan kelas juga merupakan salah satu penelitian. Penelitian tindakan kelas terjemahan dari

    Classroom Action Research, yaitu yang dilakukan di kelas.

    PTK atau Action research, adalah penelitian tindakan; yang oleh Carr & Kemmis (McNiff, 1991,

    p.2) didefinisikan sebagai berikut, Action research is a form of self-reflective enquiry undertaken by

    participants (teachers, students or principals, for example) in social (including educational) situations in

    order to improve the rationality and justice of (1) their own social or educational practices, (2) their

    understanding of these practices, and (3) the situations (and institutions) in which the practices are carried

    out. Pada ide pokok diatas yang diartikan sebagai berikut :

    1. Penelitian tindakan adalah satu bentuk inkuiri atau penyelidikan yang dilakukan melalui refleksi diri.

    2. Penelitian tindakan dilakukan oleh peserta yang terlibat dalam situasi yang diteliti, seperti guru, siswa,

    atau kepala sekolah.

    3. Penelitian tindakan dilakukan dalam situasi sosial, termasuk situasi pendidikan.

    4. Tujuan penelitian tindakan adalah memperbaiki, dasar pemikiran dan kepantasan dari praktik-praktik,

    pemahaman terhadap praktik tersebut, serta situasi atau lembaga tempat praktik tersebut dilaksanakan.

    Dari keempat ide pokok diatas dapat disimpulkan, penelitian tindakan merupakan penelitian dibidang

    sosial menggunakan refleksi diri sebagai metode utama, yang dilakukan oleh orang yang terlibat di

    dalamnya, serta bertujuan untuk melakukan perbaikan dalam berbagai aspek.

    Mills (2000) mendefinisikan penelitian tindakan sebagai ”systematic inquiry” yang dilakukan oleh

    guru, kepala sekolah, atau konselor sekolah untuk mengumpulkan informasi tentang berbagai praktik yang

    dilakukannya. Informasi ini digunakan untuk meningkatkan persepsi serta mengembangkan ”reflective

    practice” yang berdampak positif dalam berbagai praktik persekolahan, termasuk memperbaiki hasil

    belajar siswa.

    Penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam kelasnya melalui

    refleksi diri, dengan tujuan memperbaiki kinerja sebagai seorang guru, yang diharapkan dengan hasil

    belajar siswa-siswi bisa lebih meningkat.

    2.2. Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning)

    Model Pembelajaran yang Berbasis Proyek atau (Project Based Learning) adalah sebuah model

    pembelajaran yang menggunakan proyek (kegiatan) pada pembelajarannya. Dalam kegiatan ini, diharapkan

  • siswa-siswi dapat melakukan eksplorasi, penilaian, interpretasi, dan sintesis informasi untuk memperoleh

    berbagai hasil belajar diantaranya (pengetahuan dan keterampilan).

    Model Pembelajaran yang Berbasis Proyek, merupakan model pembelajaran yang menggunakan

    masalah sebagai tahap awal untuk mengumpulkan dan mengintegrasikan pengetahuan baru berdasarkan

    pengalamannya dalam beraktivitas secara nyata. Model Pembelajaran Berbasis Proyek, dirancang untuk

    digunakan pada permasalahan kompleks yang diperlukan oleh siswa-siswi dalam melakukan investigasi.

    Diharpakan Melalui PjBL (Project Based Learning) proses inquiry bisa dimulai dengan memunculkan

    pertanyaan penuntun (a guiding question) dan membimbing peserta didik pada sebuah proyek kolaboratif

    yang mengintegrasikan berbagai subjek / materi dalam kurikulum. Pada saat pertanyaan terjawab, secara

    langsung Siswa-siswi dapat melihat berbagai Komponen utama dalam berbagai prinsip disiplin yang

    dikajinya. PjBL (Project Based Learning) merupakan investigasi mendalam sebuah topik dunia nyata, hal

    ini akan berharga bagi atensi dan usaha peserta didik.

    Di dalam pelaksanaannya, model Pembelajaran Berbasis Proyek memiliki langkah-langkah (sintaks)

    yang mempunyai ciri khas yang membedakannya dari model pembelajaran lain seperti model

    Pembelajaran Penemuan (Discovery Learning model) dan model Pembelajaran Berdasarkan Masalah

    (Problem Based Learning model). Adapun langkah-langkah model pembelajaran PjBL (Project Based

    Learning) yang sesuai dengan Permendikbud no. 103 tahun 2014 adalah:

    1) menentukan pertanyaan dasar.

    2) membuat desain proyek.

    3) menyusun penjadwalan.

    4) memonitor kemajuan proyek.

    5) penilaian hasil.

    6) evaluasi pengalaman.

    Menurut Buck Institute for Education (1999) dalam Trianto (2014:43), Pembelajaran Berbasis Proyek

    memiliki beberapa karakteristik berikut ini:

    1) peserta didik membuat keputusan tentang sebuah kerangka kerja.

    2) adanya permasalahan atau tantangan yang diajukan kepada peserta didik.

    3) peserta didik mendesain proses untuk menentukan solusi atas permasalahan atau tantangan yang

    diajukan.

    4) peserta didik secara kolaboratif bertanggungjawab untuk mengakses dan mengelola informasi untuk

    memecahkan permasalahan.

    5) proses evaluasi dijalankan secara kontinyu.

    6) peserta didik secara berkala melakukan refleksi atas aktivitas yang sudah dijalankan.

    7) produk akhir aktivitas belajar akan dievaluasi secara kualitatif.

    8) situasi pembelajaran sangat toleran terhadap kesalahan dan perubahan.

  • Peran pendidik atau guru dalam Pembelajaran Berbasis Proyek sebaiknya sebagai fasilitator, pelatih,

    penasehat, dan perantara untuk mendapatkan hasil yang optimal sesuai dengan daya imajinasi, kreasi, dan

    inovasi dari siswa. Beberapa hambatan dalam implementasi metode Pembelajaran Berbasis Proyek antara

    lain;

    1) Pembelajaran Berbasis Proyek memerlukan banyak waktu yang harus disediakan untuk menyelesaikan

    permasalahan yang kompleks.

    2) Banyak orang tua peserta didik yang merasa dirugikan, karena menambah biaya untuk memasuki

    system baru.

    3) Banyak instruktur merasa nyaman dengan kelas tradisional, dimana instruktur memegang peran utama

    di kelas. Ini merupakan suatu transisi yang sulit, terutama bagi instruktur yang kurang atau tidak

    menguasai teknologi.

    4) Banyaknya peralatan yang harus disediakan sehingga kebutuhan listrik bertambah.

    Menurut Moursund (Wena, 2012) dalam Nashriah (2014), beberapa keuntungan pada penerapan model

    Pembelajaran Berbasis Proyek antara lain:

    1) meningkatkan motivasi belajar peserta didik untuk belajar, mendorong kemampuan mereka untuk

    melakukan pekerjaan penting, dan mereka perlu untuk dihargai.

    2) meningkatkan kemampuan pemecahan masalah.

    3) membuat peserta didik menjadi lebih aktif dan berhasil memecahkan problem-problem yang kompleks;

    4) meningkatkan kolaborasi.

    5) mendorong peserta didik untuk mengembangkan dan mempraktikkan keterampilan komunikasi.

    6) meningkatkan keterampilan peserta didik dalam mengelola sumber.

    7) memberikan pengalaman kepada peserta didik pembelajaran dan praktik dalam mengorganisasi proyek,

    dan membuat alokasi waktu dan sumber-sumber lain seperti perlengkapan untuk menyelesaikan tugas.

    8) menyediakan pengalaman belajar yang melibatkan peserta didik secara kompleks dan dirancang untuk

    berkembang sesuai dunia nyata.

    9) melibatkan para peserta didik untuk belajar mengambil informasi dan menunjukkan pengetahuan yang

    dimiliki, kemudian diimplementasikan dengan dunia nyata.

    10) membuat suasana belajar menjadi menyenangkan, sehingga peserta didik dan pendidik menikmati

    proses pembelajaran.

    Sedangkan kelemahan penerapan model Pembelajaran Berbasis Proyek adalah (Abidin, 2013: 171):

    1) memerlukan banyak waktu dan biaya.

    2) memerlukan banyak media dan sumber belajar.

    3) memerlukan guru dan siswa yang sama-sama siap belajar dan berkembang.

  • 4) ada kekhawatiran siswa hanya akan menguasai satu topik tertentu yang dikerjakannya.

    Dalam pelaksanaan Pembelajaran Berbasis Proyek/Project Based Learning, ada beberapa peran bagi

    guru/pendidik dan peserta didik, yaitu antara lain:

    (1) Guru dapat merencanakan dan mendesain pembelajaran, membuat strategi pembelajaran,

    membayangkan interaksi yang akan terjadi antara guru dan siswa, mencari keunikan siswa, menilai

    siswa dengan cara transparan dan berbagai macam penilaian serta membuat portofolio pekerjaan

    siswa; dan

    (2) Peserta didik dapat menggunakan kemampuan bertanya dan berpikir, melakukan riset sederhana,

    mempelajari ide dan konsep baru, belajar mengatur waktu dengan baik, melakukan kegiatan belajar

    sendiri/kelompok, mengaplikasikan hasil belajar lewat tindakan, serta melakukan interaksi sosial

    (survey, observasi, dan lain-lain).

    Penilaian pembelajaran dengan metode Project Based Learning harus dilakukan secara menyeluruh

    terhadap pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh siswa dalam melaksanakan Pembelajaran Berbasis

    Proyek. Penilaian Pembelajaran Berbasis Proyek dapat menggunakan teknik penilaian yang dikembangkan

    oleh Pusat Penilaian Pendidikan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, yaitu penilaian proyek atau

    penilaian produk. Penilaian proyek merupakan kegiatan penilaian terhadap suatu tugas yang harus

    diselesaikan dalam periode/waktu tertentu. Tugas tersebut berupa suatu investigasi sejak dari perencanaan,

    pengumpulan data, pengorganisasian, pengolahan dan penyajian data. Penilaian proyek dapat digunakan

    untuk mengetahui pemahaman, kemampuan mengaplikasikan, kemampuan penyelidikan dan kemampuan

    menginformasikan peserta didik pada mata pelajaran tertentu secara jelas.

    Pada penilaian proyek, setidaknya ada 3 hal yang perlu dipertimbangkan, yaitu:

    1) kemampuan pengelolaan, yaitu kemampuan peserta didik dalam memilih topik, mencari informasi, dan

    mengelola waktu pengumpulan data serta penulisan laporan.

    2) relevansi atau kesesuaian dengan mata pelajaran, dengan mempertimbangkan tahap pengetahuan,

    pemahaman, dan keterampilan dalam pembelajaran.

    3) keaslian, yaitu bahwa proyek yang dilakukan peserta didik harus merupakan hasil karyanya, dengan

    mempertimbangkan kontribusi guru berupa petunjuk dan dukungan terhadap proyek peserta didik.

    Penilaian proyek dilakukan mulai dari perencanaan, proses pengerjaan, sampai hasil akhir proyek.

    Oleh karena itu, guru perlu menetapkan hal-hal atau tahapan yang perlu dinilai seperti penyusunan desain,

    pengumpulan data, analisis data, dan penyiapkan laporan tertulis. Laporan tugas atau hasil penelitian juga

    dapat disajikan dalam bentuk poster. Pelaksanaan penilaian dapat menggunakan alat/instrumen penilaian

    berupa daftar cek ataupun skala penilaian.

  • Penilaian produk adalah penilaian terhadap proses pembuatan dan kualitas suatu produk. Penilaian

    produk meliputi penilaian kemampuan peserta didik membuat produk-produk teknologi dan seni, seperti

    makanan, pakaian, hasil karya seni (patung, lukisan, gambar), barang-barang terbuat dari kayu, keramik,

    plastik, dan logam. Pengembangan produk meliputi 3 (tiga) tahap dan setiap tahap perlu diadakan penilaian

    yaitu:

    1) tahap persiapan, meliputi: penilaian kemampuan peserta didik dalam merencanakan, menggali, dan

    mengembangkan gagasan, serta mendesain produk;

    2) tahap pembuatan produk (proses), meliputi: penilaian kemampuan peserta didik dalam menyeleksi dan

    menggunakan bahan, alat, dan teknik; dan

    3) tahap penilaian produk (appraisal), meliputi: penilaian produk yang dihasilkan peserta didik sesuai

    kriteria yang ditetapkan.

    Teknik penilaian produk dengan cara:

    (1) holistik, yaitu berdasarkan kesan keseluruhan dari produk, biasanya dilakukan pada tahap appraisal;

    (2) analitik, yaitu berdasarkan aspek-aspek produk, biasanya dilakukan terhadap semua kriteria yang

    terdapat pada semua tahap proses pengembangan.

    Partisipasi siswa berarti keikutsertaan siswa dalam suatu kegiatan yang ditunjukkan dengan

    perilaku fisik dan psikisnya. Belajar yang optimal akan terjadi bila siswa berpartisipasi secara bertanggung

    jawab dalam proses belajar. Keaktifan siswa ditunjukkan dengan partisipasinya.

    Pada hakekatnya belajar merupakan interaksi antara siswa dengan lingkungannya. Oleh karena itu,

    untuk mencapai hasil belajar yang optimal perlu keterlibatan atau partisipasi dari siswa dalam

    pembelajaran. Partisipasi siswa dalam pembelajaran merupakan keterlibatan siswa dalam proses

    pembelajaran untuk mencapai sebuah tujuan yaitu hasil belajar siswa yang memuaskan.

    Menurut pendapat Made Surnadi yang dikutip oleh Dewi Harjanti Ekaningsih (2007), beberapa

    aspek yang dapat dikaji dalam partisipasi belajar siswa antara lain :

    1) partisipasi bertanya;

    2) partisipasi menjawab;

    3) menyelesaikan tugas rumah secara tuntas;

    4) partisipasi dalam diskusi;

    5) mencatat penjelasan guru;

    6) menyelesaikan soal di papan tulis;

    7) mengerjakan soal tes secara, individu; dan

    8) menyimpulkan materi pelajaran di akhir pertemuan.

    Manfaat partisipasi menurut Burt, K. Sachlan dan Roger (2002) adalah :

    1) lebih banyak komunikasi dua arah;

  • 2) lebih banyak bawahan mempengaruhi keputusan; dan

    3) potensi untuk memberikan sumbangan yang berarti dan diakui dalam derajat lebih tinggi.

    Proses keterlibatan siswa dalam pembelajaran akan memungkinkan terjadinya asimilasi dan akomodasi

    kognitif dalam pencapaian pengetahuan, perbuatan, serta pengalaman langsung terhadap pembentukan nilai

    dan sikap. Dalam proses pembelajaran, seorang guru hendaknya dapat mengembangkan proses

    pembelajaran aktif sehingga dapat terwujud partisipasi siswa dalam kegiatan belajar mengajar. Dengan

    adanya partisipasi siswa yang optimal, pengalaman belajar akan tercapai secara efektif dan efisien.

    Partisipasi siswa dalam proses pembelajaran menurut Sukidin (2002) bisa berbentuk :

    1) partisipasi kontributif yang meliputi keberanian menyampaikan refleksi kepada guru, baik dalam

    mengajukan pertanyaan, merespons, memberikan sanggahan, mengikuti pelajaran dengan baik,

    mengerjakan tugas terstruktur di kelas dan di rumah dengan baik; dan

    2) partisipasi inisiatif merupakan partisipasi siswa secara spontan dalam mengerjakan tugas mandiri tanpa

    terstruktur, inisiatif untuk minta ulangan formatif dan sumatif secara lisan, inisiatif mempelajari dan

    mengerjakan materi pelajaran yang belum dan akan diajarkan serta inisiatif membuat catatan ringkas.

    Ciri-ciri dalam kegiatan pembelajaran partisipatif adalah pendidik:

    1) menempatkan diri pada kedudukan tidak serba mengetahui terhadap semua bahan ajar;

    2) memainkan peran untuk membantu peserta didik dalam melakukan kegiatan pembelajaran;

    3) melakukan motivasi terhadap peserta didikuntuk berpartisipasi dalam pembelajaran;

    4) menempatkan dirinya sebagai peserta didik;

    5) bersama peserta didik saling belajar;

    6) membantu peserta didik untuk menciptakan situasi belajar yang kondusif;

    7) mengembangkan kegiatan pembelajaran berkelompok;

    8) mendorong peserta didik untuk meningkatkan semangat berprestasi; dan

    9) mendorong peserta didik untuk berupaya memecahkan permasalahan yang dihadapi dalam

    kehidupannya.

    Setiap melaksanakan kegiatan tertentu, akan diperoleh suatu hasil. Kegiatan belajar juga

    membuahkan hasil. Hasil kegiatan belajar biasa dikenal sebagai hasil belajar. Hasil belajar merupakan

    ukuran keberhasilan siswa dalam melaksanakan pembelajaran. Hasil belajar diperoleh melalui seperangkat

    tes dan hasilnya akan memberikan informasi tentang pemahaman materi yang dikuasai oleh siswa. Hasil

    belajar diartikan sebagai tingkat keberhasilan dalam mempelajari mata pelajaran di sekolah yang

    dinyatakan dalam bentuk skor yang diperoleh dari hasil tes mengenai sejumlah mata pelajaran tertentu.

    Penilaian hasil belajar dimaksudkan untuk mengetahui perubahan perilaku yang terjadi pada diri siswa

    dengan tujuan instruksional yang telah ditetapkan. Proses dan hasil belajar dipengaruhi oleh dua faktor

  • yaitu faktor yang berasal dari diri individu yang sedang belajar dan faktor yang berasal dari luar individu.

    Faktor yang terdapat di dalam diri individu yaitu faktor psikis yang terdiri dari kognitif, afektif,

    psikomotorik, campuran, kepribadian dan faktor fisik yaitu kondisi siswa.

    Hasil belajar dapat diketahui, dinilai, dan diukur dengan menggunakan evaluasi. Tujuan evaluasi

    adalah untuk mengetahui tingkat keberhasilan yang dicapai siswa. Evaluasi adalah pengumpulan kenyataan

    secara sistematis untuk menetapkan apakah dalam kenyataan terjadi perubahan dalam diri siswa dan

    menetapkan sejauh mana tingkat perubahan dalam diri siswa.

    2.3.Prestasi Belajar

    Menurut Saiful Bahri Djamarah (1994: 20-21) dalam bukunya “Prestasi Belajar dan Kompetensi

    Guru”, bahwa prestasi adalah apa yang telah dapat diciptakan, hasil pekerjaan, hasil yang menyenangkan

    hati yang diperoleh dengan jalan keuletan kerja. Dalam buku yang sama Nasrun harahap, berpendapat

    bahwa prestasi adalah penilaian pendidikan tentang perkembangan dan kemajuan siswa berkenaan dengan

    penguasaan bahan pelajaran yang disajikan kepada siswa.

    Dari pengertian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan

    seseorang atau kelompok yang telah dikerjakan, diciptakan dan menyenangkan hati yang diperoleh dengan

    jalan bekerja.

    Pengertian tentang belajar berikut dikemukakan beberapa pengertian belajar menurut Slameto (2003:

    2) dalam bukunya “Belajar dan faktor faktor yang mempengaruhinya bahwa belajar ialah suatu usaha yang

    dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan,

    sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.

    Jadi, belajar merupakan kegiatan yang dilakukan secara sadar dan rutin pada seseorang sehingga

    akan mengalami perubahan secara individu baik pengetahuan, keterampilan, sikap dan tingkah laku yang

    dihasilkan dari proses latihan dan pengalaman individu itu sendiri dalam berinteraksi dengan

    lingkungannya.

    Menurut Winkel melalui Sunarto (1996: 162) mengatakan bahwa prestasi belajar adalah suatu bukti

    keberhasilan belajar atau kemampuan seorang siswa dalam melakukan kegiatan belajarnya sesuai dengan

    bobot yang dicapainya. Berdasarkan beberapa batasan diatas, prestasi belajar dapat diartikan sebagai

    kecakapan nyata yang dapat diukur yang berupa pengetahuan, sikap dan keterampilan sebagai interaksi

    aktif antara subyek belajar dengan obyek belajar selama berlangsungnya proses belajar mengajar untuk

    mencapai hasil belajar.

    2.4.Belajar dan Pembelajaran Pemrograman Dasar

    Menurut Hamalik (2001:36) pengertian belajar adalah perubahan tingkah laku yang relatif tetap yang

    terjadi karena latihan dan pengalaman. Menurut Sumadi dalam Martubi (2009:89) menyebutkan bahwa

    belajar merupaan aktifitas yang menghasilkan perubahan tingkah laku pada diri individu yang belajar, baik

  • aktual maupun potensial. Perubahan tingkah laku tersebut sebagai hasil dari didapatkannya kemampuan

    baru yang berlaku dalam kurun waktu relatif lama serta perubahan tersebut terjadi karena adanya usaha

    atau karena adanya reaksi terhadap situasi tertentu. Selain itu Sugihartono (2013:74) menyebutkan bahwa

    belajar merupakan suatu proses memperolehpengetahuan dan pengalaman dalam wujud perubahan tingkah

    laku dan kemampuan bereaksi yang relatif permanen atau menetap karena adanya interaksi dengan

    linkungannya.

    Berdasarkan beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan suatu proses

    perubahan tingkah laku yang dilakukan setiap individu sebagai usaha untuk memenuhi kebutuhannya

    dimana pengalaman dan latihan secara terus menerus menjadi faktor utama perubahan tingkah laku

    tersebut.

    Dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang

    Sistem Pendidikan) disebutkan bahwa pembelajaran merupakan proses interaksi peserta didik dengan

    pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Lebih lanjut, tentang pembelajaran menurut

    Martubi (2009:89) adalah sebuah proses yang melibatkat beberapa unsur, diataranya guru sebagai

    fasilitator belajar, siswa sebagai subjek belajar dan sarana/prasarana sebagai salah satu fasilitas dalam

    proses pembelajaran.

    Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran merupakan suatu proses, cara

    maupun kegiatan yang terjadi akibat adanya interaksi antara peserta didik, pendidik dan media

    pembelajaran pada suatu lingkungan belajar untuk mencapai suatu tujuan pembelajaran.

    Menurut Binanto (2009:1) program adalah instruksi-instruksi tersendiri yang biasanya disebut source

    code yang dibuat oleh programmer. Program merupakan himpunan atau kumpulan instruksi tertulis yang

    dibuat oleh programmer atau suatu bagian executable dari suatu software. Lebih lanjut dijelaskan oleh

    Binanto (2009:1) tentang pengertian pemrograman yaitu suatu kumpulan urutan perintah ke komputer

    untuk mengerjakan sesuatu. Perintah-perintah ini membutuhkan suatu bahasa tersendiri yang dapat

    dimengerti oleh komputer.

    Dapat disimpulkan bahwa Pemrograman Dasar adalah teknik pemrograman yang memberikan dasar-

    dasar logika dimana sintak-sintak yang diberikan bersifat universal dan lebih mengedepankan

    pembentukan pola pikir seseorang tentang bagaimana membuat sebuah program yang efektif dan efisien.

    Mulai dari keberhasilan, efisiensi, dan kepraktisan interaksi dengan user atau pengguna program

    dipengaruhi oleh algoritma dari pembuat programnya.

    Mata pelajaran Pemrograman Dasar merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan di Sekolah

    Menengah Kejuruan. Pemrograman Dasar merupakan salah satu mata pelajaran kelompok C1 dasar bidang

    Teknologi Informasi dan Komunikasi pada Kurikulum 2013. Pemrograman Dasar adalah suatu bidang

    studi yang memiliki ciri khusus dalam pembelajarannya dimana disiplin ilmu yang difokuskan untuk

    melatih keterampilan dan kemampuan siswa dalam pembentukan pola pikir seseorang yang

    diimplementasikan dalam sebuah program.

  • Pembelajaran Pemrograman Dasar di Sekolah Menengah Kejuruan memamdukan kedua unsur yaitu

    pola pikir siswa dan penguasaan siswa terhadap penggunaan bahasa pemrograman. Hal ini bertujuan agar

    siswa memiliki kompetensi untuk memanfaatkan teknologi bahasa pemrograman dalam menyelesaikan

    permasalahan yang ada.

    Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran Pemrograman Dasar merupakan suatu

    proses belajar yang melibatkan keterampilan dan kemampuan siswa dalam membentuk pola pikir yang

    diimplementasikan dalam sebuah program dimana di dalamnya terdapat interaksi antara siswa, guru dan

    media pembelajaran pada suatu lingkungan belajar.

    2.5.Hipotesis Tindakan

    Berdasarkan kajian teori di atas, hipotesis pada penelitian ini diharapkan jika Metode pembelajaran

    Project Based Learning diterapkan, terdapat peningkatan partisipasi dan hasil belajar siswa kelas X

    RPL C pada program keahlian Rekayasa Perangkat Lunak di SMK Negeri 5 Surakarta dengan mata

    pelajaran pemrograman dasar.

    2.6.Penelitian Relevan

    1. Penelitian yang dilakukan oleh Triani pada tahun 2008 yang berjudul “Peningkatan Prestasi Belajar

    Fisika melalui Model Pembelajaran Project Based Learning pada Materi Pokok Tekanan di SMP N 5

    Depok”. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas. Hasil dari penelitian ini penerapan

    model pembelajaran project based learning pada materi pokok tekanan dapat meningkatkan prestasi

    belajar fisika peserta didik kelas VIII C SMP N 5 Depok. Besar peningkatan prestasi belajar peserta

    didik dapat dilihat dari besar nilai kognitif, afektif, dan psikomotorik yang dicapai. Nilai aspek kognitif

    berupa nilai rata-rata post test sebelum tindakan sebesar 52,3, siklus I mengalami kenaikan dengan

    rata-rata pre test 42,3 dan rata-rata post test 80,0 serta pada siklus II merupakan nilai post test tertinggi

    yang dicapai yaitu ratarata pre test 46,7 dan rata-rata post test 84,7. Selisih antara nilai rata-rata post

    test dan pre test pada siklus I sebesar 37,7 point dan siklus II sebesar 38 point. Dari aspek

    psikomotorik nilai rata-rata siklus I sebesar 63,55 dan siklus II mengalami peningkatan menjadi 68,20.

    Dari aspek afektif, nilai rata-rata kelas siklus I yang dicapai 72,17 dan nilai rata-rata kelas siklus II

    mengalami penigkatan menjadi 76,25.

    2. Penelitian yang dilakukan oleh Pandega Damarjati pada tahun 2015 yang berjudul “Pengembangan

    Perangkat Pembelajaran Model Outdoor Learning Berbasis Project untuk Pencapaian Kompetensi inti

    Mata Pelajaran Fisika di SMA pada Pokok Bahasan Tekanan Hidrostatis dan Hukum Pokok

    Hidrostatika”. Hasil dari penelitian ini adalah tingkat ketercapaian kompetensi inti untuk materi fluida

    statis pada pokok bahasan tekanan hidrostatis dan hokum pokok hidrostatika di SMA N 2 Sleman

    setelah diterapkan model outdoor learning berbasis project yaitu ketercapaian kompetensi inti 1 adalah

  • 94%, ketecapaian kompetensi inti 2 adalah 99%, ketercapaian kompetensi inti adalah 87% dan

    ketercapaian kompetensi inti 4 adalah

    97%.

    2.7.Kerangka Berpikir

    Di masa pandemi seperti saat ini, pembelajaran dilakukan secara daring. Dalam pelaksanaanya ada

    banyak cara yang dilakukan oleh guru agar pembelajaran daring dapat berjalan. Beberapa di antaranya

    adalah dengan menggunakaan platform Microsoft Office 365 dan Microsoft Teams sebagai media

    pembelejaran daring asinkron maupun sinkron, antara guru dan siswa.

    Namun pada pelaksanaan pembelajaran daring baik sinkron maupun asinkron masih terdapat

    banyak kendala yang dialami oleh guru terlebih untuk siswa. Salah satu faktor utama dari permasalahan

    pembelajaran daring adalah sarana dan prasarana. Sarana dan prasarana yang di miliki siswa tidak

    semuanya memenuhi standar untuk pembelajaran Daring. Ada yang mempunyai perangkat pembelajaran

    daring, ataupun ada yang mempunyai perangkat pembelajaran daring dengan spesifikasi yang rendah

    untuk kegiatan praktek membuat tugas atau projek dari guru.

    Namun untuk kendala terhadap ketersediaan perangakt sebagai alat pembelajaran daring lambat laun

    sudah teratasi, sebagian besar siswa mempunyai Perangkat pembelajaran daring seperti diantaranya

    Handphone atau Notebook dengan spesifikasi yang cukup memenuhi untuk kegiatan pembelajaran daring.

    Kendala lain yang saat ini dirasakan oleh peneliti dalam pembelajaran daring adalah alat yang

    digunakan untuk mengerjakan tugas praktik. Tidak semua anak mempunyai alat dan sarana prasarana

    yang mendudkung, sehingga permasalahan ini menjadi kendala siswa siswi dalam mengikuti pelajaran dari

    segi keaktidan dan partisipasi siswa dan mereka kesulitan untuk mengerjakan tugas-tugas dari guru.

    Permasalahan yang lain adalah cara pemberian tugas kepada siswa. Tugas yang diberikan sebelumnya

    merupakan tugas mandiri.

    Hal tersebut menjadi kendala bagi siswa. Kendala yang timbul diantaranya adalah kedisiplinan,

    keaktifan, pasrtisipasi, dan dalam pengumpulan tugas. Kedisiplinan, keaktifan, pasrtisipasi, peserta didik

    yang rendah pada kegiatan pembelajaran akan berpengaruh pada rendahnya pencapaian peserta didik

    terhadap suatu materi sehingga menyebabkan hasil belajar pun siswa cenderung rendah.

    Model pembelajaran yang bervariasi akan membantu guru menciptakan kondisi yang efektif pada

    saat kegiatan pembelajaran. Salah satu model yang dapat diterapkan adalah model pembelajaran Project

    Based Learning. Pada model pembelajaran ini, siswa dituntut untuk membuat sebuah projek dengan cara

    bekerjasama dalam satu kelompok belajar yang bersifat heterogen, setiap kelompok bertanggungjawab

    terhadap pemahaman konsep anggota kelompoknya, selanjutnya secara individual siswa akan diberikan

    soal kuis untuk mengukur pemahaman konsep. Model pembelajaran ini menekankan siswa dalam satu

    kelompok dapat lebih termotivasi untuk saling membantu memahami materi yang belum dipahami dan

    saling bekerjasama untuk mencapai ketuntasan materi. Melalui diskusi kelompok diharapkan siswa lebih

  • termotivasi untuk aktif dalam kegiatan pembelajaran di kelas maya, lebih mudah memahami materi

    pelajaran dan mampu bekerjasama dengan anggota kelompok untuk mencapai hasil belajar yang

    maksimal sehingga solusi terhadap permasalahan kedisiplinan, keaktifan, pasrtisipasi, dalam

    pengumpulan tugas secara daring dapat diatasi. Berdasarkan penjelasan tersebut, maka kerangka

    penelitian dapat digambarkan sebagai berikut:

    Gambar Bagan Kerangka berpikir

    KONDISI AWAL

    GURU

    MEMBERIKAN

    PENUGASAN

    MANDIRI

    KEDISIPLINAN, KEATIFAN,

    PARTISIPASI, PENUGASAN

    RENDAH

    PROSES PEMBELAJARAN

    MENGGUNAKAN MODEL

    PJBL (DISKUSI

    KELOMPOK)

    KEDISIPLINAN, KEATIFAN,

    PARTISIPASI, PENUGASAN

    MENINGKAT

    HASIL YANG

    MENINGKAT

  • BAB III

    METODE PENELITIAN

    3.1.Subyek penelitian

    Subjek yang menjadi penelitian ini adalah Siswa-siswi Kelas X RPL C pada kompetensi keahlian Rekayasa

    Perangkat Lunak di SMK Negeri 5 Surakarta, Tahun Ajaran 2020 / 2021 dengan jumlah siswa-siswi 34

    yang terdiri dari 28 Siswa laki-laki dan 6 siwi perempuan yang memiliki karakteristik sebagai berikut:

    1) Siswa laki-laki terdiri dari 28 siswa dan 6 siswa perempuan. Pada subjek penelitian ini perlu

    ditingkatkan Partisipasi belajar dan hasil belajar pada mata pelajaran Pemrogrmana Dasar dengan

    model pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning).

    2) Keaktifan, perhatian, kedisiplinan, dan partisipasi belajar siswa pada mata pelajaran pemrograman dsar

    masih sangat kurang, sehingga mempengaruhi hasil belajar siswa pada mata pelajaran Pemrograman

    Dasar.

    3.2.Tempat dan Waktu Pelaksanaan

    Penelitian ini mengambil lokasi di SMK N e g e r i 5 S u r a k a r t a yang beralamat di Jl.

    Adi Sucipto No. 42 Surakarta. Waktu pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas dilakukan pada semester

    Gasal tahun ajaran 2020 / 2021 dan menyesuaiakan dengan jadwal pembelajaran Mata Pelajaran

    Pemrograman Dasar di kelas X RPL C. Pengambilan data dilakukan mulai tanggal 14 Oktober – 3

    Nopember 2020.

    1) Tempat : SMK Negeri 5 Surakarta

    2) Platform Pembelajaran : Microsoft Office 365 dan Microsoft Teams

    3) Waktu Pelaksanaan : Jam ke 3-5 (08.30 – 09.30 WIB)

    4) Hari / Tanggal : Rabu, 14 Oktober – 3 Nopember 2020.

    3.3.Rencana Tindakan

    Rencana tindakan akan dilaksanakan dalam 2 siklus yaitu siklus I dan siklus II.

    Tabel. Jadwal Pelaksanaan Perbaikan Pembelajaran

    NO TANGGAL KELAS MATA PELAJARAN SIKLUS

    1. 14 Oktober 2020 X RPL C Pemrograman Dasar Pra Siklus

    2. 20 Oktober 2020 X RPL C Pemrograman Dasar Siklus 1

    3 3 November 2020 X RPL C Pemrograman Dasar Siklus 2

  • 3.4.Indikator PTK

    Pada siklus tindakan terakhir sekurang –kurangnya adalah 60% peserta didik menunjukan

    kedisiplinan dalam pengumpulan tugas materi membuat slide presentasi.

    3.5.Analisis Data

    Analisis data dalam penelitian ini dengan cara mengambil data dari hasil evaluasi peserta didik

    dalam bentuk Tugas Form dan LKPD. Kemudian membandingkan hasil evaluasi tersebut dalam 2 siklus

    yang di lakukan.

    3.6.Deskripsi per Siklus

    Skenario penelitian berisi garis besar pelaksanaan penelitian tindakan kelas yang dilakukan. Penelitian

    tindakan kelas dilaksanakan dalam dua siklus yaitu siklus I dan siklus II. Setiap siklus terdiri dari satu kali

    pertemuan. Bila dirasa sangat perlu dapat dipertimbangkan untuk dilakukan siklus selanjutnya.

    1. Perencanaan

    Peneliti menggunakan strategi Spiral Kemmis dan MC Taggart (dalam Kasbuloh 1998 : 114) secara

    berulang-ulang, semakin lama, diharapkan semakin meningkat perubahannya atau pencapaian hasilnya.

    Dalam perencanaan Kemmis menggunakan sistem spiral yang dimulai dengan rencana, tindakan,

    pengamatan, refleksi, perencanaan kembali merupakan dasar untuk suatu ancang-ancang

    pemecahan permasalahan.

    Gambar Skema Strategi Spiral Kemmis dan MC Taggart

    (diadaptasi dari Kasihani Kasbolah E.S, 1998)

    Desain strategi Kemmis & Taggart ini pada hakekatnya berupa perangkat- perangkat atau

    untaian-untaian dengan satu perangkat terdiri dari empat komponen, yaitu perencanaan,

  • tindakan, pengamatan, dan refleksi. Keempat untaian yang berupa untaian tersebut dipandang sebagai

    satu siklus. Oleh karena itu, pengertian siklus pada kesempatan ini ialah suatu putaran kegiatan

    yang terdiri dari perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Pada penelitian ini peneliti

    melakukan dua siklus untuk mengetahui keterampilan membuat slide presentasi. Metode siklus

    tersebut meliputi langkah-langkah kegiatan sebagai berikut:

    a. Perencanaan

    Pada perencanaan ini peneliti merencanakan kegiatan pada siklus I, yaitu menentukan langkah-

    langkah yang akan dilakukan untuk memecahkan masalah. Langkah ini merupakan hasil

    refleksi dari tahap pra siklus. Pada tahap ini peneliti mempersiapkan rencana pengajaran dan

    rancangan tugas kompetensi keterampilan. Dalam tahap perencanaan, peneliti menyiapkan alat

    pengumpulan data yang akan digunakan oleh Peserta didik. Sedangkan untuk instrument non

    tes yang dipersiapkan adalah lembar observasi.

    b. Tindakan

    Tindakan dalam penelitian dilakukan oleh guru atau peneliti sebagai upaya perbaikan

    peningkatan kedisiplinan pengumpulan tugas kompetensi keterampilan. Tindakan yang

    dilakukan peneliti dalam proses pembelajaran memberikan tugas keterampilan membuat slide

    presentasi pada siklus I ini sesuai dengan perencanaan yang telah ditentukan. Secara garis

    besar, tindakan yang dilakukan adalah melaksanakan proses pembelajaran membuat

    slide presentasi. Pembelajaran tersebut meliputi tiga tahap, yaitu pendahuluan atau awal, inti,

    dan penutup atau akhir.

    Pada tahap awal, guru mengkondisikan Peserta didik untuk siap melaksanakan proses

    belajar dengan menyapa Peserta didik dengan menggunakan tatap maya Google Meet,

    menanyakan keadaan Peserta didik, dan memancing Peserta didik mengingat materi lalu dan

    untuk tertarik pada materi yang akan dibahas. Setelah itu dilanjutkan dengan melaksanakan

    kegiatan inti, yaitu pembelajaran membuat slide presentasi dengan menerapkan fitur-fitur yang

    ada pada Microsoft Powerpoint. Guru membagi

    Peserta didik menjadi kelompok-kelompok kecil dan menyampaikan apa yang harus

    dilakukan Peserta didik saat itu. Secara berkelompok, Peserta didik membaca, mengamati, dan

    mendiskusikan contoh fitur-fitur pada Microsoft Powepoint yang sudah ada pada bahan ajar

    sehingga akan muncul pendapat-pendapat Peserta didik mengenai materi membuat slide

    presentasi dengan menerapkan fitur-fitur yang ada pada Powepoint. Kemudian, guru memberi

    penguatan terhadap pendapat-pendapat Peserta didik tersebut. Pembelajaran diakhiri dengan

    tahap tindak lanjut, yaitu Peserta didik diberi tugas untuk membuat slide presentasi dengan

    menerapkan fitur-fitur yang ada pada Microsoft Poerpoint yaitu berupa tabel, gambar,

    grafik, video mapun audio. Setelah menyelesaikan pembuatan slide, masing-masing Peserta

  • didik mereview slide presentasi milik sendiri atau teman. Guru dan Peserta didik bersama-sama

    mengadakan refleksi terhadap proses dan hasil belajar membuat slide presentasi menggunakan

    Powerpoint.

    c. Observasi (pengamatan)

    Observasi adalah mengamati hasil atau dampak dari tindakan-tindakan yang dilaksanakan

    atau dikenakan kepada Peserta didik dalam proses pembelajaran membuat slide presentasi

    dengan menggunakan metode pembelajaran Project Based Learning dengan menerapkan

    metode diskusi kelompok. Pengamatan dilakukan dengan memberi nilai pada rentang 1 -4 pada

    setiap indikator.

    d. Refleksi

    Refleksi adalah mengkaji, melihat, dan mempertimbangkan hasil atau dampak dari

    tindakan. Berdasarkan hasil refleksi ini, peneliti dapat melakukan revisi perbaikan terhadap

    rencana selanjutnya atau terhadap rencana tindakan tes siklus II. Pada tahap ini, peneliti

    menganalisis hasil pekerjaan peserta didik pada siklus I. Jika hasil tes tersebut belum

    memenuhi target nilai yang telah ditentukan, akan dilakukan tindakan siklus II dan masalah-

    masalah yang timbul pada siklus I akan dicarikan alternatif pemecahannya pada siklus II.

    Kelebihan-kelebihan dari pembelajaran siklus I akan dipertahankan dan ditingkatkan.

    3.7.Implementasi Tindakan

    Implementasi tindakan merupakan rangkaian tindakan yang akan dilaksanakan pada penelitian

    ini. Rangkaian tindakan tersebut sebagai berikut:

    a. Tahap Pra Tindakan

    Awal proses penelitian dilakukan dengan diskusi bersama guru teman sejawat dalam satu

    sekolah. Diskusi dan observasi terhadap kedisiplinan menyerahkan tugas dengan pembelajaran online

    melalui media pembelajaran google classroom. Ternyata masalah kedisiplinan menyerahkan tugas

    bukan hanya terjadi pada mata pelajaran yang peniliti ampu tetapi pada sebagian besar guru yang

    melaksanakan pembelajaran secara online. Observasi awal ini dilakukan sebagai langkah untuk

    mengetahui beberapa permasalahan yang dihadapi oleh guru.

    b. Tahap Tindakan

    Langkah-langkah yang dilakukan dalam tahap ini yaitu sebagai berikut.

    1. Pendahuluan

    1. Mengkondisikan kelas maya dengan meminta peserta didik untuk login ke aplikasi MS. Teams

    2. Salam dari guru (Selamat Pagi Siswa-siswi kelas x rpl c yang hebat dan semangat)

  • 3. Berdo’a (Sebelum kegiatan hari ini di mulai, silahkan ketua kelas untuk menyiapkan dan

    berdo’a)

    4. Menyanyikan lagu kebangsaan yang dipimpin oleh Ketua Kelas

    5. Menanyakan kabar dan mengingatkan pentingnya menjaga kesehatan dan mentaati protokol

    covid 19 dengan jaga jarak, social distancing, dan sering cuci tangan dengan sabun, hingga ke

    siku tangan

    6. Melakukan presensi kehadiran Sekolah pada kelas teams dan melakukan presensi kehadiran

    mapel pemrogran dasar dengan membalas respon kehadiran, yang sudah disiapkan pak

    setyawan.

    7. Jika semua suadh siap untuk mengikuti pelajaran hari ini bisa mengacungkan jempol pada

    kamera

    2. Kegiatan Inti

    1. Mereview pelajaran dengan Menanyakan materi terdahulu atau materi sebelumnya

    2. Memebrikan orientasi masalah atau Memberi pertanyaan terkait tentang materi hari ini, yang

    akan disampaikan dengan menunjukan gambar

    3. Menjelaskan materi di ebook di MS. Tems

    4. Menyampaikan materi PPT di MS. Teams

    5. Interkasi dengan Peserta didik Setiap 7 Menit, dengan mempersilahkan siswa bertanya atau

    berdiskusi, yang bisa ditanyakan secara langsung via webmeet atau via komen di materi MS.

    Teams

    6. Peserta didik dipersilakan mengeksplorasi, mengumpulkan data dan informasi dari sumber lain

    berkaitan materi.

    7. Peserta didik diminta menuliskan resume secara deskriptif pada kolom komen kelas terkait

    materi

    3. Tugas Dan Evaluasi

    Siswa dipersilahkan mengerjakan tugas dan evaluasi untuk mengetahui tingkat pemahaman dan

    pengetahuan peserta didik, dan untuk memperoleh hasil nilai dari peserta didik.

    4. Penutup

    Mengarahkan Peserta didik untuk menyimpulkan pembelajaran, melakukan kegiatan refleksi dan

    tindak lanjut, selanjutnya menjadwalkan kegiatan remedial dan pengayaan, memberikan pesan dan

    menyampaikan materi pada pertemuan berikutnya kemudian menutup pembelajaran dengan salam.

    a. Kegiatan Refleksi :

    Guru mempersilahkan siswa untuk menjawab

  • Guru : Apa yang sudah dipelajari hari ini :

    Betul :

    Guru : Apa yang belum difahami materi hari ini ?

    Meminta pendapat Kepada siswa ?

    b. Kegiatan Kesimpulan :

    Pelajaran Pemrograman Dasar dari jam ke 3-5 (08.00-09.30), maka pada hari ini kita telah

    mempelajari tentang Algoritma Pemrograman, Dengan Kesimpulan Materi Adalah :

    Algoritma adalah urutan langkah-langkah penyelesaian masalah yang disusun secara

    sistematis dan logis

    Struktur algoritma terdiri dari 3, bagian yaitu :

    Judul Algoritma

    Bagian Deklarasi

    Bagian Deskripsi

    c. Kegiatan Penutup :

    1. Guru : sebelum mengakhiri kegiatan hari ini mari kita berdoa terlebih dahulu dipimpim

    oleh Ketua Kelas

    2. Guru : Tetap taati protokol kesehatan dimanapun kalian berada ya.. kalo sdh tdk ada

    pertanyaan Kita akhiri pelajaran harini , terimakasih perhatiannya dan sdh gabung.

    3. Guru : Assalamu’alaikum..

    3.8.Observasi dan Monitoring

    a. Observer (kolaborator) dalam penelitian ini adalah rekan sejawat, yakni guru Simulasi dan

    Komunikasi Digital, dan subjek observasi adalah Peserta didik.

    b. Bahan yang diobservasi adalah kegiatan belajar mengajar Peserta didik, kegiatan mengajar guru,

    perilaku Peserta didik dan guru, serta proses dan hasil belajar Peserta didik.

    c. Alat yang digunakan untuk observasi dan monitoring adalah lembar observasi dan catatan

    lapangan.

    d. Tahapan observasi dan monitoring dilakukan ketika implementasi tindakan dilakukan.

    3.9.Analisis dan Refleksi

    a. Kegiatan analisis dan refleksi dilakukan oleh peneliti dan kolaborator.

    b. Bahan yang dianalisis adalah hasil observasi dan monitoring, serta hasil tes pra tindakan serta tes

    pasca tindakan.

    c. Kegiatan selanjutnya akan disimpulkan peneliti dengan kolaborator berkenaan dengan

    peningkatan kedisiplinan pengumpulan tugas kompetensi keterampilan.

    d. Bahan yang menjadi refleksi adalah proses dan hasil selama KBM berlangsung.

  • 3.10. Instrumen Penelitian

    Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif dan

    kuantitatif. Instrumen penelitian kualitatif meliputi lembar observasi, lembar wawancara, lembar kegiatan

    Peserta didik, dan catatan lapangan, sedangkan instrument penelitian kuantitatif berupa tes. Instrument

    penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

    1. Lembar Observasi

    Lembar observasi adalah alat penelitian yang digunakan untuk mengukur tingkah laku

    individu/proses terjadinya suatu kegiatan yang dapat diamati pada waktu proses pembelajaran

    berlangsung, prilaku Peserta didik pada saat mengikuti pembelajaran. Lembar observasi ini bertujuan

    untuk mengetahui kekurangan- kekurangan yang harus diperbaiki atau hal-hal yang harus

    dipertahankan dan ditingkatkan pada pembelajaran selanjutnya. Jadi dalam penelitian ini ada satu

    bentuk lembar observasi yang digunakan yaitu lembar observasi Peserta didik. Observasi ini bertujuan

    untuk mengetahui seberapa jauh pelaksanaan tindakan telah sesuai dengan rencana tindakan yang

    telah ditentukan sebelumnya. Dalam kaitannya dengan penelitian ini, alat yang digunakan dalam

    observasi ini yaitu lembar observasi. Lembar observasi digunakan untuk mengetahui aktivitas

    Peserta didik dalam pengumpulan tugas kompetensi keterampilan menggunakan metode pembelajaran

    Project Based Learning

    2. Lembar Wawancara

    Lembar wawancara adalah alat penelitian yang digunakan untuk mengetahui pendapat Peserta didik

    dan guru tentang pelaksanaan pembelajaran ataupun permasalahan pada saat kegiatan belajar mengajar.

    Wawancara dilakukan secara teratur pada setiap tindakan dan dilakukan pada Peserta didik dan guru

    dan setiap tindakan berbeda. Wawancara dilakukan pada saat penelitian berlangsung dengan tujuan

    untuk mengetahui kesulitan-kesulitan yang dihadapi Peserta didik dan guru ketika proses pembelajaran.

    Wawancara dibutuhkan untuk memperoleh data yang hanya dapat diungkapkan secara lisan oleh

    sumbernya. (Wiraatmadja, 2005:117) Untuk memperoleh data dari wawancara, maka alat yang

    digunakan adalah lembar wawancara atau pedoman wawancara. Dalam lembar wawancara tersebut

    berisi tentang pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan kepada Peserta didik dan guru setelah proses

    pembalajaran selesai. Dengan lembar wawancara ini, peneliti dapat mengetahui kekurangan atau

    kesan-kesan yang Peserta didik dan guru peroleh ketika melaksanakan tugas kompetensi

    keterampilan menggunakan metode pembelajaran Project Based Learning.

    3. Lembar Kegiatan Peserta Didik

    Lembar Kegiatan Peserta didik adalah instrumen penelitian berupa soal (permasalahan) yang

    harus dikerjakan Peserta didik secara individu atau kelompok dalam kegiatan pembelajaran.

    Lembar kegiatan Peserta didik digunakan untuk memperoleh data mengenai tingkat keberhasilan

  • Peserta didik dalam kedisiplinan pengumpulan tugas kompetensi keterampilan menggunakan metode

    pembelajaran Project Based Learning.

    4. Catatan Lapangan

    Catatan lapangan adalah alat penelitian yang berupa pengumpulan data/catatan tentang peristiwa-

    peritiwa pada saat pembelajaran berlangsung. Catatan lapangan berfungsi untuk mencatat kejadian-

    kejadian yang dianggap penting selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Catatan ini berupa

    deskripsi kualitatif tentang proses pembelajaran yang dilakukan Peserta didik.

    5. Lembar Refleksi

    Lembar refleksi adalah alat penelitian berupa evaluasi diri selama proses pembelajaran berlangsung

    atau setelah pembelajaran. Lembar ini berupa deskripsi kualitatif tentang proses pembelajaran yang

    dilakukan oleh Peserta didik dan guru.

    3.11. Teknik Pengumpulan Data

    Untuk mendapatkan data dalam kegiatan penelitian tindakan kelas di SMK Wijayakusuma

    Jatilawang pada kelas X Simulasi dan Komunikasi Digital , maka diperlukan suatu teknik dan alat

    pengumpulan data yang sesuai dengan kondisi sekolah atau lebih tepatnya kondisi kelas yang

    dijadikan sebagai tempat penelitian. Maksudnya ialah dengan menggunakan teknik pengumpulan data

    yang tepat, maka akan memudahkan proses penilaiaian didalam penelitian, akan menjadi jelas langkah-

    langkah yang akan dilaksanakan.

    1. Teknik Pengumpulan Data

    Dalam kegiatan penelitian tindakan kelas, biasanya menggunakan dua teknik dalam

    mengumpulkan data yaitu

    a. Teknik Tes

    Tes sebagai alat penilaian adalah pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab, yang

    digunakan untuk mengukur pengetahuan dan keterampilan individu atau kelompok. Teknik tes

    digunakan untuk mengetahui data kuantitatif penelitian yakni data dari hasil belajar Peserta

    didik terhadap materi yang sedang diajarkan.

    Teknik pengumpulan data dengan tes ini menggunakan teknik pengambilan data yaitu tes

    tertulis. Sesuai dengan kriteria ketuntasan minimal SMK Wijayakusuma Jatilawang dalam

    mata pelajaran Simulasi dan Komunikasi Digital yaitu 70, maka Peserta didik yang nilainya

    sama atau lebih dari nilai KKM tersebut berarti sudah tuntas, dan apabila nilainya belum

    mencapai angka tersebut maka dianggap belum tuntas.

    b. Teknik Non Tes

    Adapun teknik non tes yang peneliti gunakan dalam penelitian tindakan kelas ini

    adalah:

  • Observasi atau pengamatan merupakan suatu teknik untuk mengumpulkan data dengan cara

    mengamati setiap kegiatan pembelajaran yang sedang berlangsung. Dalam penelitian

    tindakan kelas di SMK Negeri 5 Surakarta, kegiatan observasi atau pengamatan digunakan

    untuk mengamati dan mengukur kemampuan guru dalam menyusun rencana pelaksanaan

    pembelajaran dan kinerja guru pada saat kegiatan belajar mengajar berlangsung.

    2. Alat Pengumpulan Data

    Teknik pengumpulan data dalam penelitian tindakan kelas ini menggunakan dua teknik yaitu

    teknik tes dan teknik non tes, maka alat pengumpulan data dalam penelitian ini adalah menjadi dua

    macam yaitu:

    a. Alat Pengumpulan Data Tes

    Jumlah siklus dari penelitian tindakan kelas ini yaitu 2 siklus, yang terdiri dari Siklus

    I dan Siklus II. Maka perangkat tesnya ada dua yaitu perangkat tes untuk siklus I dan

    perangkat tes untuk siklus II. Tiap – tiap perangkat terdiri dari kisi-kisi, butir-butir soal,

    kunci jawaban, pedoman penskoran dan pedoman penilaian.

    Adapun pedoman penilaian keterampilan menulis teks biografi dalam penelitian ini

    adalah mengacu pada kesesuaian isi teks biografi dengan hasil tulis Peserta didik dalam

    menulis / menceritakan kembali teks biografi.

    b. Alat Pengumpulan Data Non Tes

    Alat pengumpulan data yang digunakan untuk teknik non tes adalah lembar observasi

    guru. Pada lembar observasi terdapat pertanyaan- pertanyaan atau pernyataan-pernyataan

    yang berhubungan dengan proses penelitian ketika sedang berlangsung dalam kelas maupun

    di luar kelas. Lembar penelitian ini terdiri dari dua macam yaitu lembar observasi untuk

    mengamati kemampuan guru dalam menyusun RPP dan kinerja guru selama proses belajar

    mengajar sedang berlangsung.

    3.12. Teknik Analisis Data

    Setelah data hasil penelitian terkumpul, peneliti melakukan analisis penelitian dengan cara

    sebagai berikut :

    1. Analisis data kualitatif, yaitu analisis terhadap data-data yang bersifat kualitatif dan bukan

    berbentuk angka statistik. Analisis data kualitatif dilakukan dengan cara sebagai berikut

    (Sugiyono, 2009 : 247-252) :

    a. Reduksi data ; Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak, untuk itu, maka

    perlu dicatat secara teliti dan rinci. Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang

    pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya. Dengan

    demikian, data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan

  • mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya dan mencarinya

    bila diperlukan.

    b. Penyajian data ; data yang telah terkumpul kemudian disajikan dalam bentuk uraian

    singkat, tabel dan grafik. Penyajian data akan memudahkan untuk memahami apa yang

    terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah difahami tersebut.

    c. Verifikasi data (penarikan kesimpulan) ; kesimpulan awal yang dikemukakan

    masih bersifat sementara dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat dan

    mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Kesimpulan dalam penelitian ini

    mungkin akan dapat menjawab rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal, tetapi mungkin

    juga tidak. Kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah merupakan temuan baru yang

    sebelumya belum pernah ada.

    2. Analisis data kuantitatif yaitu analisis data dalam bentuk angka-angka statistik.

    Dalam teknik ini, peneliti membandingkan kedisiplinan sebelum tindakan dengan kedisiplinan

    setelah tindakan. Langkah – langkah yang ditempuh dalam perhitungan data sebagai berikut :

    a. Menghitung tingkat kedisiplinan pada siklus I dan siklus II

    b. Menghitung nilai rata-rata kedisiplinan kelas dalam pengumpulan tugas/test

    Peserta didik siklus I dan siklus II dengan rumus sebagai berikut:

    M X N

    Keterangan :

    M = nilai rata-rata

    ∑X = jumlah nilai total yang diperoleh dari hasil penjumlahan nilai setiap individu

    N = banyaknya individu (Peserta didik)

    (Djamarah, B.S. 2005: 302)

    c. Menghitung persentase kedisiplinan individu pengumpulan tugas Peserta didik siklus I dan

    siklus II untuk mengetahui peningkatan kedisiplinan pengumpulan tugas dengan menggunakan

    rumus sebagai berikut:

    Persentase R

    x100%

    SM

    Keterangan:

    R = Skor yang diperoleh Peserta didik

    SM = Skor maksimum

    100 = Bilangan tetap

    (Purwanto, 2010: 102)

  • 3.13. Kriteria Keberhasilan Tindakan

    Untuk mengetahui berhasil dan tidaknya penelitian ini, maka peneliti menentukan kriteria

    keberhasilan Penelitian Tindakan Kelas ini sebagai berikut: Adanya peningkatan kedisiplinan

    pengumpulan tugas kompetetensi keterampilan pada lebih dari sama dengan 70% dari jumlah peserta

    didik.

  • BAB IV

    HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    Temuan penelitian yang menjadi fokus perbaikan yang dihimpun selama pelaksanaan pembelajaran dapat

    dipaparkan adalah sebagai berikut.

    4.1.Pra Siklus

    Hasil dari diadakannya pre tes sebelum pembelajaran siklus I diperoleh hasil dari 34 siswa, tidak

    ada seorangpun siswa (0%) yang menguasai materi algoritma dan pemrograman secara tuntas, 22%

    siswa cukup menguasai, dan 78% siswa belum menguasai. Setelah dilakukan pengisian angket, ternyata

    penyebabnya adalah tidak ada pelajaran ini pada tingkat pendidikan sebelumnya, sehingga siswa tidak

    ada yang berpartisipasi dalam pembelajaran.

    4.2.Siklus I

    Setelah data tentang hasil belajar dan pertisipasi siswa selama proses pembelajaran diperoleh dari

    tahap pra siklus, akan dilanjutkan ke tahap siklus I. Berikut adalah hasil penelitian siklus I untuk

    meningkatkan partisipasi dan hasil belajar siswa pada materi algoritma dan pemrograman

    menggunakan model Project Based Learning kelas X RPL C.

    Tahap perencanaan, berdasarkan masalah yang telah diidentifikasi pada tahap pra siklus, telah

    direncanakan model pembelajaran pada materi algoritma dan pemrograman menggunakan penerapan

    model Project Based Learning; untuk Tahap pelaksanaan, dilaksanakan 2 kali pertemuan yaitu pada

    Tahap pelaksanaan, dilaksanakan 2 kali pertemuan yaitu pada Hari : Senin, Tanggal : 19 Okotber 2020

    dan Hari : Senin, tanggal 26 Oktober 2020 pada jam ke 3-5. Pelaksanaan pembelajaran ini mengacu

    pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah dipersiapkan. Pada tahap ini, guru

    melakukan pembelajaran dengan menerapkan model Poject Based Learning. Untuk model ini, siswa

    bekerja secara nyata, memecahkan persoalan di dunia nyata dengan mengembangkan materi dalam

    pembelajaran yang dapat menghasilkan solusi berupa produk atau hasil karya secara nyata atau realistis.

    Adapun langkah-langkah pembelajarannya adalah sebagai berikut:

    1. Siswa mengamati contoh algoritma dalam buku.

    2. Siswa distimulasi untuk bertanya dari hasil pengamatan terhadap contoh algoritma yang ada di

    sekitar kelas hingga terbentuk rumusan masalah.

    3. Siswa diminta membentuk kelompok yang terdiri dari 3-4 orang.

    4. Siswa menggali informasi tentang algoritma yang dilakukan sehari-hari.

    5. Siswa menjawab pertanyaan dari kelompok lain tentang algoritma yang telah digali.

    6. Siswa menyajikan algoritma dalam bentuk bahasa natural.

    7. Siswa menyampaikan hasilnya.

    8. Siswa dengan bimbingan guru membuat kesimpulan hasil belajar.

  • Tahap observasi dilakukan dengan menggunakan lembar observasi. Dari pengamatan selama

    pembelajaran didapatkan hasil (Tabel 2) sebagai berikut.

    Tabel 2. Partisipasi Siswa dalam Pembelajaran Siklus I

    NO

    ASPEK

    YANG

    DIAMATI

    PROSENTASE

    KURANG CUKUP BAIK AMAT BAIK

    1 Keaktifan 0 64,5 % 22,6 % 12,9 %

    2 Perhatian 0 9,7 % 32,2 % 58,1 %

    3 Kedisiplinan 0 0 11,4 % 89, 6 %

    4 Penugasan 0 6,5 % 45,1 % 48,4 %

    Dari data di atas, secara klasikal partisipasi siswa mengalami peningkatan. Namun hasilnya

    belum memenuhi harapan yang diinginkan. Keterlibatan siswa dalam pembelajaran masih kurang dan

    belum dapat dikondisikan dengan baik.

    Selain itu, dilakukan tes untuk mengetahui hasil belajar siswa selama pembelajaran.

    Kemampuan siswa dalam memahami konsep algoritma dan pemrograman selama siklus I menunjukkan

    bahwa 19,3% tuntas, 32,2% cukup dan 48,4% belum tuntas. Hal ini perlu dilakukan analisa penyebab

    ketidaktuntasan dalam pembelajaran tersebut.

    Tahap Refleksi, merupakan tahapan di mana semua tahap siklus I telah dilakukan mulai dari

    perencanaan, pelaksanaan, dan observasi, langkah selanjutnya yaitu merefleksi diri untuk mengetahui

    keberhasilan dan kekurangannya. Berdasarkan data yang terkumpul selama siklus I, proses

    pembelajaran masih kurang efektif yang ditunjukkan dengan kurangnya partisipasi siswa selama

    pembelajaran berlangsung. Hal ini juga terlihat dari hasil tes tulis yang telah dilakukan. Untuk itu,

    diperlukan suatu perbaikan dalam pembelajaran untuk siklus

    berikutnya.

    4.3.Siklus II

    Berikut ini adalah beberapa tahapan yang dilakukan pada proses siklus II: Tahap perencanaan, di mana

    rencana perbaikan pembelajaran pada siklus II dibuat berdasarkan kekurangan yang ada pada siklus I.

    Pada siklus II ini, rencana pembelajaran memfokuskan pada latihan praktik untuk menghasilkan suatu

    proyek. Langkah perencanaan adalah sebagai berikut:

    1) Penggunaan model Project Based Learning

    2) Melakukan bimbingan sesuai dengan tingkat kesulitan, baik kelompok maupun mandiri

    3) Menggunakan software untuk meningkatkan pemahaman siswa

    Tahap pelaksanaan ini dilaksanakan pada Hari : Senin, Tanggal : 26 Oktober Jam ke 3-5. Dalam

    siklus II, ini dilakukan hampir sama dengan tahapan pada siklus sebelumnya, hanya saja lebih

  • ditekankan pada keterampilan dalam pembuatan proyek secara prosedural sehingga siswa dapat

    berpartisipasi selama kegiatan pembelajaran berlangsung dan hasil belajar siswa lebih baik. Langkah-

    langkah pembelajaran pada siklus II adalah sebagai berikut:

    1) siswa diminta untuk membuat algoritma dengan bahasa natural

    2) siswa diminta untuk melakukan pengamatan dan distimulasi untuk bertanya tentang algoritma dan

    jenis-jenis algoritma

    3) siswa membentuk kelompok yang terdiri dari 4 orang;

    4) siswa mencari tahu tentang cara penyelesaian masalah dengan algoritma dengan bahasa natural

    5) dengan bimbingan guru, siswa membuat algortima dengan bahasa natural

    6) siswa membuat laporan hasil percobaan dan pengamatan;

    7) siswa mempresentasikan hasil laporannya

    8) siswa dan guru menyimpulkan cara membuat algoritma dan jenis-jenis algoritma.

    Selama proses pembelajaran, dilakukan pengamatan kepada siswa dan semua data telah

    didapatkan.

    Tahap observasi, dengan cara memberikan lembar observasi selama kegiatan pembelajaran

    siklus II, dapat diketahui bahwa pembelajaran sudah lebih baik dengan dibuktikan banyaknya siswa

    yang aktif dan serius dalam pembelajaran. Disamping itu, hasil belajar siswa yang didapat dari tes

    praktik juga meningkat. Tabel observasi dapat dilihat pada Tabel 3 berikut :

    Tabel 3. Partisipasi Siswa dalam Pembelajaran Siklus II

    NO

    ASPEK

    YANG

    DIAMATI

    PROSENTASE

    KURANG CUKUP BAIK AMAT BAIK

    1 Keaktifan 0 5 % 22,6 % 12,9 %

    2 Perhatian 0 7 % 32,2 % 58,1 %

    3 Kedisiplinan 0 0 11,4 % 89, 6 %

    4 Penugasan 0 5 % 45,1 % 48,4 %

    Setelah dilakukan tes praktik perorangan, hasil belajar siswa menunjukkan bahwa 51,6% tuntas, 48,8%

    cukup, dan5 % belum tuntas. Dengan data tersebut, pada siklus ini pembelajaran Pemrograman Dasar

    materi konsep algoritma dan pemrograman sudah lebih baik. Dari penelitian yang dilakukan dengan

    model Project Based Learning mata pelajaran Pemrograman Dasar siswa kelas X RPL C dapat

    meningkatkan partisipasi siswa dengan dibuktikan jumlah siswa yang aktif dalam pembelajaran

    berangsur-angsur naik dan pada siklus II jumlah tersebut telah memenuhi target yang telah ditetapkan

    meskipun pada awal siklus partisipasi siswa masih jauh dari target bahkan tidak ada partisipan sama

    sekali. Perhatian guru tidak hanya berpusat pada siswa yang aktif saja, tetapi seluruh siswa mendapat

    kesempatan yang sama. Selain itu, perlu adanya praktik langsung sehingga siswa dapat memahami

    maksud dan tujuan pembelajaran.

  • BAB V

    PENUTUP

    5.1 Kesimpulan

    Berdasarkan keseluruhan hasil dalam perbaikan pembelajaran yang telah dilaksanakan tersebut,

    maka ditarik kesimpulan sebagai berikut::

    a. Dari penelitian yang dilakukan dengan model Project Based Learning mata pelajaran Pemrograman Dasar

    siswa kelas X RPL C dapat meningkatkan partisipasi siswa dengan dibuktikan jumlah siswa yang aktif

    dalam pembelajaran berangsur-angsur naik dan pada siklus II jumlah tersebut telah memenuhi target yang

    telah ditetapkan meskipun pada awal siklus partisipasi siswa masih jauh dari target bahkan tidak ada

    partisipan sama sekali

    b. Perhatian guru tidak hanya berpusat pada siswa yang aktif saja, tetapi seluruh siswa mendapat

    kesempatan yang sama

    c. Selain itu, perlu adanya praktik langsung sehingga siswa dapat memahami maksud dan tujuan

    pembelajaran

    d. Terdapat perbedaan prestasi belajar antara Siklus I dan Siklus II, dimana Siklus I dan siklus II lebih baik.

    e. Diperlukan kesabaran dan ketelitian guru dalam proses belajar mengajar pada masa pandemi seperti ini.

    5.2 Saran

    Berdasarkan kesimpulan diatas, hal – hal yang dapat dilakukan guru dalam pembelajaran guna

    meningkatkan prestasi belajar siswa antara lain adalah:

    a. Dengan Model Pembelajaran Project Based Learning ini dapat meningkatkan partisipasi dan keatifan

    siswa dalam pembelajaran.

    b. Dengan Perhatian guru pada seluruh siswa dengan kesempatan yang sama dapat meningkatkan partisipasi

    dan keatifan siswa dalam pembelajaran

    c. Untuk memahami maksud dan tujuan dari kegiatan pelajaran Pemrograman dasar ini Perlu adanya praktik

    secara langsung.

    d. Guru hendaknya menggunakan bahan ajar yang tepat dengan materi pembelajaran yang disampaiakan

    pada saat masa pandemi seperti ini

    e. Sebaiknya guru memberikan kesempatan untuk mengerjakan evaluasi yang diberikan dikarenakan

    pembelajaran dilakukan secara daring.

    f. Guru memberikan motivasi kepada siswa untuk bertanya, terutama pada materi yang sedang dijelaskan.

  • DAFTAR PUSTAKA

    Buku

    Nurhadi, dkk. (2004). Pembelajaran Kontekstual dan Penerapannya dalam KBK. Malang: Universitas

    Negeri Malang.

    B. Suryosubroto. (2002). Proses Belajar Mengajar di Sekolah, Jakarta: Rineka Cipta.

    Hanafiah, Nanang dkk. (2009). Konsep Strategi Pembelajaran. Bandung: Refika Aditama.

    Trianto, S.Pd., M.Pd. (2007). Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Jakarta:

    Prestasi Pustaka Publisher.

    Sutirman. (2013). Media dan Model-model Pembelajaran Inovatif. Yogyakarta: Graha Ilmu.

    Jurnal/Prosiding/Disertasi/Tesis/Skripsi

    Dewi Suharjanti Ekaningsih. (2007). Upaya Peningkatan Partisipasi dan Hasil Belakar Matematika Siswa

    Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Accelerated Instruction (TAI). Skripsi: FMIPA UNY.

    Indah F. dkk. (2017). Kendala Guru Dalam menerapkan Model Pembelajaran Pada Pembelajaran Tematik

    Berdasarkan Kurikulum 2013 Di SD Negeri 2 Kota Banda Aceh. Jurnal Ilmiah Pendidikan Guru

    Sekolah Dasar FKIP Unsyiah Volume 2 Nomor 1, 88-97,

    https://media.neliti.com/media/publications/188143-ID-kendala-guru-dalammenerapkan-

    modelpembe.pdf (diunduh: 17 Juli 2017).

    Tutik Lestari. (2015). Peningkatan Hasil Belajar Kompetensi Dasar Menyajikan Contoh-contoh Ilustrasi

    dengan Model Pembelajaran Project Based Learning dan Metode Pembelajaran Demonstrasi bagi Siswa

    Kelas Xi Multimedia SMK Muhammadiyah Wonosari. Skripsi: https://eprints.uny.ac.id/29375/1

    /Tutik%20Lestari_10520244042.pdf (diunduh:17 Juli 2017).

    Lain-lain

    Alexander, David. (2000). The Learning That Lies between Play and Academics in after-school Programs.

    https://www.niost.org/pdf/learning_article.pdf (diunduh:10 Juli 2017).

    Diamond. (2012). Pengertian, Faktor dan Indikator Hasil Belajar Siswa.

    http://hendriansdiamond.blogspot.com/2012/01/pengertian-faktor-dan-indikator-hasil.html

    (diunduh: 10 Juli 2017).

    Eka Ikhsanudin. (2014). Model Pembelajaran Project Based Learning.

    http:// www.ekaikhsanudin.net/2014/09/modelpembelajaran-project-based.html (diunduh: 17 Juli

    2017).

    F, Ahmad Nur. (2012). Bab II Kajian Pustaka. http://eprints.uny.ac.id/8553/3/BAB%202-

    10504242003.pdf (diunduh:17 Juli 2017).

    Muhammad Faiq. (2014). Model Pembelajaran Project Based Learning dan Kurikulum 2013.

    http://penelitiantindakankelas.blogspot.com/2014/05/model-pembelajaran-projectbased.html

    (diunduh: 17 Juli 2017).

    Muchlisin Riadi. (2017). Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning/PjBL).

    https://www.kajianpustaka.com/2017/08/model-pembelajaran-berbasis-proyek.html (diunduh: 31

    Januari 2018).

  • Pawit Riyadi. Partisipasi Belajar Siswa http://pawitriyadi87.blogspot.com201112 partisipasibelajar-

    siswa.html (diunduh: 17 Juli 2017).

    Rijal. (2016). Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning). https://www. r i j a l 0 9 . c

    o m / 2 0 1 6 / 1 2 / m o d e l -pembelajaran-berbasis-proyek-project-basedlearning.html (diunduh: 17 Juli

    2017).

    Saifurrijal. S. (2012). Bab II Kajian Pustaka. http://eprints.uny.ac.id/8434/3/bab%202%20-

    10504247018.pdf

    (diunduh: 17 Juli 2017).

  • LAMPIRAN

    1. RPP

    RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

    (DARING)

    Satuan Pendidikan : SMK Negeri 5 Surakarta

    Mata Pelajaran : Pemrograman Dasar (Wajib C)

    Kelas/Semester : X / Ganjil

    Tahun Pelajaran : 2020 – 2021

    Komp Keahlian : Rekayasa Perangkat Lunak

    Materi Pokok : Algoritma Pemrograman dan Flowchart

    Alokasi Waktu : 4 JP (@3x30 menit)

    1. Kompetensi Inti 3. Memahami, menerapkan, menganalisis, dan mengevaluasi tentang pengetahuan faktual, konseptual,

    operasional dasar, dan metakognitif sesuai dengan bidang dan lingkup kerja Dasar-dasar Teknik Komputer

    dan Informatika pada tingkat teknis, spesifik, detail, dan kompleks, berkenaan dengan ilmu pengetahuan,

    teknologi, seni, budaya, dan humaniora dalam konteks pengembangan potensi diri sebagai bagian dari

    keluarga, sekolah, dunia kerja, warga masyarakat nasional, regional, dan internasional.

    4. Melaksanakan tugas spesifik, dengan menggunakan alat, informasi, dan prosedur kerja yang lazim dilakukan serta menyelesaikan masalah sederhana sesuai dengan bidang dan lingkup kerja Dasar-dasar

    Teknik Komputer dan Informatika.

    Menampilkan kinerja mandiri dengan mutu dan kuantitas yang terukur sesuai dengan standar kompetensi

    kerja.

    Menunjukan keterampilan menalar, mengolah, dan menyaji secara efektif, kreatif, produktif, kritis,

    mandiri, kolaboratif, komunikatif, dan solutif dalam ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang

    dipelajarinya di sekolah, serta mampu melaksanakan tugas spesifik di bawah pengawasan langsung.

    Menunjukkan keterampilan mempersepsi, kesiapan, meniru, membiasakan gerak mahir, menjadikan gerak

    alami, sampai dengan tindakan orisinal dalam ranah konkret terkait dengan pengembangan dari yang

    dipelajarinya di sekolah, serta mampu melaksanakan tugas spesifik di bawah pengawasan langsung

    2. Kompetensi Dasar 3.1.Menerapkan alur logika pemrograman computer

    4.1.Membuat alur logika pemrograman komputer

    3. Indikator Pencapaian Kompetensi 3.1.1 Menjelaskan algoritma pemrograman

    3.1.2 Menerapkan algoritma pemrograman dalam menyelesaikan masalah

    3.1.3 Menjelaskan algoritma pemrograman menggunakan flowchart

    3.1.4 Menerapkan flowchart dalam menyelesaikan masalah

    4.1.1 Membuat alur program menggunakan text (algoritma)

    4.1.2 Membuat program menggunakan simbol (flowchart)

    4. Tujuan Pembelajaran 1. Melalui kegiatan pembelajaran daring dengan model pembelajaran based learning menggunakan aplikasi

    Microsoft Teams, Microsoft Office 365 dan penjelasan materi/tutorial di Youtube peserta didik kelas X

    dapat bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas karunianya yang salah satunya dengan

    mengembangkan berbagai keterampilan dalam pembelajaran Pemrograman Dasar.

    2. Melalui kegiatan pembelajaran daring dengan model pembelajaran based learning menggunakan aplikasi Microsoft Teams, Microsoft Office 365 dan penjelasan materi/tutorial di Youtube peserta didik kelas X

    dapat menunjukkan perilaku ilmiah (jujur, disiplin, tanggung jawab, mandiri, santun, gotong royong)

    dalam melakukan pembelajaran Pemrograman Dasar.

  • 3. Melalui kegiatan pembelajaran daring dengan model pembelajaran based learning menggunakan aplikasi Microsoft Teams, Microsoft Office 365 dan penjelasan materi/tutorial di Youtube peserta didik dapat

    memahami, menganalisis, menjelaskan tentang Konsep Dasar Algoritma pemrograman, Menerapkan

    algoritma pemrograman dalam menyelesaikan masalah, menerapkan algoritma pemrograman

    menggunakan flowchart, Menerapkan flowchart dalam menyelesaikan masalah, Membuat alur program

    menggunakan text (algoritma), Membuat program menggunakan simbol (flowchart).

    5. Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) a. Religiusitas b. Kejujuran c. Kedisiplinan d. Tanggung Jawab e. Kemandirian

    6. Materi Pelajaran a. Mengamati untuk mengidentifikasi dan merumuskan masalah tentang alur logika

    pemrograman komputer.

    b. Mengumpulkan data tentang penerapan alur logika pemrograman komputer. c. Mengolah data tentang penerapan alur logika pemrograman komputer. d. Mengomunikasikan tentang penerapan alur logika pemrograman komputer.

    7. Pendekatan dan Model Pembelajaran a. Pendekatan Pembelajaran : Saintifik b. Metode Pembelajaran : Percobaan/Eksperimen c. Model Pembelajaran : Problem Based Learning

    8. Media / Alat, Bahan Dan Sumber Belajar Media : Internet, Aplikasi WA, Microsoft Teams, Office 365

    Alat / Bahan : Smartphone / Laptop, Alat Tulis

    Sumber Belajar : 1. BSE Pemrograman Dasar Kelas X Semester Gasal

    2. Youtube

    3. Google

    9. Kegiatan Pembelajaran Pertemuan 1

    a. Kegiatan Pendahuluan (15’) Mengkondisikan kelas virtual/maya dengan meminta peserta didik untuk login ke

    aplikasi Ms Teams, memberi salam, menanyakan kabar dan mengingatkan

    pentingnya mentaati protokol covid-19 dimanapun berada, kemudian melakukan

    presensi dengan mempersilahkan siswa mengisi form atau membalas pada postingan

    dan melakukan apersepsi pembelajaran.

    b. Kegiatan Inti (60’) 1. Guru memberikan materi berupa ebook melalui platform Ms Teams. 2. Peserta didik diminta mempelajari materi yang dibagikan melalui kelas maya

    microsoft teams tentang Konsep Dasar Algoritma

    3. Peserta didik dipersilakan mengajukan pertanyaan dan berdiskusi pada kolom komen dengan mereply pada postingan di kelas maya terkait materi.

    4. Peserta didik dipersilakan mengeksplorasi, mengumpulkan data dan informasi dari sumber lain berkaitan materi.

    5. Peserta didik diminta menuliskan resume secara deskriptif pada kolom komen kelas terkait materi

  • c. Kegiatan Penutup (15’) Mengarahkan Peserta didik untuk menyimpulkan pembelajaran, melakukan kegiatan

    refleksi dan tindak lanjut, selanjutnya menjadwalkan kegiatan remedial dan

    pengayaan, memberikan pesan dan menyampaikan materi pada pertemuan berikutnya

    kemudian menutup pembelajaran dengan salam.

    Pertemuan 2

    a. Kegiatan Pendahuluan (15’) Mengkondisikan kelas virtual/maya dengan meminta peserta didik untuk login ke

    aplikasi Ms Teams, memberi salam, menanyakan kabar dan mengingatkan

    pentingnya mentaati protokol covid-19 dimanapun berada, kemudian melakukan

    presensi dengan mempersilahkan siswa mengisi form atau membalas pada postingan

    dan melakukan apersepsi pembelajaran.

    b. Kegiatan Inti (60’) 1. Guru memberikan materi berupa ebook melalui platform Ms Teams. 2. Peserta didik diminta mempelajari materi yang dibagikan melalui kelas maya

    microsoft teams tentang menerapkan algoritma pemrograman dalam

    menyelesaikan masalah

    3. Peserta didik dipersilakan mengajukan pertanyaan dan berdiskusi pada kolom komen dengan mereply pada postingan di kelas maya terkait materi.

    4. Peserta didik dipersilakan mengeksplorasi, mengumpulkan data dan informasi dari sumber lain berkaitan materi.

    5. Peserta didik diminta menuliskan resume secara deskriptif pada kolom komen kelas terkait materi

    c. Kegiatan Penutup (15’) Mengarahkan Peserta didik untuk menyimpulkan pembelajaran, melakukan kegiatan

    refleksi dan tindak lanjut, selanjutnya menjadwalkan kegiatan remedial dan

    pengayaan, memberikan pesan dan menyampaikan materi pada pertemuan berikutnya

    kemudian menutup pembelajaran dengan salam.

    Pertemuan 3

    a. Kegiatan Pendahuluan (15’) Mengkondisikan kelas virtual/maya dengan meminta peserta didik untuk login ke

    aplikasi Ms Teams, memberi salam, menanyakan kabar dan mengingatkan

    pentingnya mentaati protokol covid-19 dimanapun berada, kemudian melakukan

    presensi dengan mempersilahkan siswa mengisi form atau membalas pada postingan

    dan melakukan apersepsi pembelajaran.

    b. Kegiatan Inti (60’) 1. Guru memberikan materi berupa ebook melalui platform Ms Teams. 2. Peserta didik diminta mempelajari materi yang dibagikan melalui kelas maya

    microsoft teams tentang menerapkan algoritma pemrograman menggunakan

    flowchart

    3. Peserta didik dipersilakan mengajukan pertanyaan dan berdiskusi pada kolom komen dengan mereply pada postingan di kelas maya terkait materi.

    4. Peserta didik dipersilakan mengeksplorasi, mengumpulkan data dan informasi dari sumber lain berkaitan materi.

    5. Peserta didik diminta menuliskan resume secara deskriptif pada kolom komen kelas terkait materi

    c. Kegiatan Penutup (15’) Mengarahkan Peserta didik untuk menyimpulkan pembelajaran, melakukan kegiatan

    refleksi dan tindak lanjut, selanjutnya menjadwalkan kegiatan remedial dan

    pengayaan, memberikan pesan dan menyampaikan materi pada pertemuan berikutnya

    kemudian menutup pembelajaran dengan salam.

  • Pertemuan 4

    a. Kegiatan Pendahuluan (15’) Mengkondisikan kelas virtual/maya dengan meminta peserta didik untuk login ke

    aplikasi Ms Teams, memberi salam, menanyakan kabar dan mengingatkan

    pentingnya menaati protokol covid-19 dimanapun berada, kemudia