Upload
phamcong
View
257
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PENERAPAN MODEL TRANSPORTASI DISTRIBUSI PADA
PERUSAHAAN ROTI DENGAN MENGGUNAKAN
METODE PENDEKATAN VOGEL, METODE
PENDEKATAN RUSSEL DAN METODE
NWC (SUDUT BARAT LAUT) STUDI
KASUS : PT. GARDENIA
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Meraih Gelar Sarjana Sains
Jurusan Matematika Fakultas Sains Dan Teknologi
UIN Alauddin Makassar
Oleh:
TUTI APRIANI
Nim: 60600110051
JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2016
ii
MOTTO
Sesuatu akan menjadi kebanggaan, jika sesuatu itu dikerjakan, dan
bukan hanya dipikirkan. Sebuah cita – cita akan menjadi kesuksesan, jika
kita awali dengan bekerja untuk mencapainya, bukan hanya menjadi
impian.
iv
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
Mahasiswa yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Tuti Apriani
Nim : 60600110051
Tempat/Tgl. Lahir : Selayar / 17 april 1993
Jur/Prod/Konsentrasi : Matematika/Sains/Statistik
Fakultas/program : Sains dan teknologi/S1
Alamat : jln. Panciro (Btn Panciro Indah)
Judul : Penerapan Model Transportasi Distribusi Pada Perusahaan
Roti Dengan Menggunakan Metode Pendekatan Vogel,
Metode Pendekatan Russel Dan Metode Nwc (Sudut Barat
Laut)
Menyatakan dengan sesungguhnya dan penuh kesadaran bahwa skripsi ini
benar hasil karya sendiri. Jika dikemudian hari terbukti bahwa ia merupakan
duplikat, tiruan, plagiat, atau dibuat oleh orang lain, sebagaian dan seluruhnya,
maka skripsi dan gelar yang diperoleh karenanya batal demi hukum.
Makassar, November 2016
penyusun,
Tuti Apriani
Nim : 60600110051
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya sehingga
penulisan Skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Skripsi ini disusun untuk
memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana (S1) pada Program Studi
Matematika statistik, Jurusan matematika, Fakultas sains dan teknologi,
Universitas Islam Negri Alauddin Makassar. Dengan selesainya penulisan skripsi
ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Kedua orang tuaku Tomma Dan Subaedah yang dengan penuh kesabaran dan
keikhlasan telah mengasuh, membesarkan, dan membiayai baik materil
maupun spiritual serta mengalirkan doa-doanya untuk kemudahan dan
kebahagiaanku.
2. Bapak Prof. Dr. Musafir Pababbari, M.Si, Rektor Universitas Islam Negeri
(UIN) Alauddin makassar.
3. Bapak Prof. Dr. Arifuddin Ahmad, M.Ag, Dekan Fakultas Sains dan
Teknologi Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin makassar.
4. Bapak Irwan, S.Si.,M.Si Ketua Jurusan Matematika Fakultas Sains dan
Teknologi Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar.
5. Ibu Faihatus Zukhairoh,S.Si.,M.Sc, dosen Pembimbing Skripsi atas segala
masukan dan kesabaran beliau berdua dalam membimbing sehingga penulis
dapat menyelesaikan skripsi ini.
6. Seluruh Dosen Matematika sains Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin
Makassar yang telah memberikan ilmu pengetahuan kepada penulis selama di
bangku kuliah.
vi
7. Seluruh karyawan dan staf Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin
Makassar
8. Suamiku tercinta Andy Gazali A.Md. Par yang selalu memberiku bantuan baik
berupa materil dan motifasi untuk belajar tanpa putus asa.
9. Ananda Salsabila Gazali dan Muh.Azrial Gazali yang selalu menghiburku.
10. Om Ippan yang telah membantu memperoleh data dari perusahaan
11. Sahabatku Ani yang membantu menyelesaikan permasalahan,
12. Seluruh mahasiswa matematika angkatan 2010 “aksioma 010” yang memberi
sejarah yang baik terhadapku selama 4 tahun lebih.
Semoga Allah SWT memberikan pahala yang berlipat ganda atas segala
kebaikan yang telah diberikan kepada saya dan semoga penulisan skripsi ini
bermanfaat bagi penulis dan semua pihak yang berkepentingan.
Makassar, November 2016
Penulis
Tuti Apriani
NIM.60600110051
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Tabel awal metode Transportasi 27
Tabel 4.1 Kapasitas Gudang 37
Tabel 4.2 Data awal metode transportasi untuk metode pendekatan russel 41
Tabel 4.3 Hasil perhitungan nilai negative metode pendekatan russel 41
Tabel 4.4 Iterasi 1 Alokasi biaya transportasi metode RAM 42
Tabel 4.5 Iterasi 2 Alokasi biaya transportasi metode RAM 43
Tabel 4.6 Iterasi 3 Alokasi biaya transportasi metode RAM 44
Tabel 4.7 Iterasi 4 Alokasibiayatransportasimetode RAM 45
Tabel 4.8 Iterasi 5 Alokasi biayat ransportasi metode RAM 46
Tabel 4.9 Iterasi 6 Alokasi biaya transportasi metode RAM 47
Tabel 4.10 Hasil akhir penentuan solusi awal dengan metode RAM 48
Tabel 4.11 Data awal metode transportasi sudut barat laut 49
Tabel 4.12 Iterasi 1 Alokasi biaya transportasi metode sudut barat laut 50
Tabel 4.13 Iterasi 2 Alokasi biaya transportasi metode sudut barat laut 51
Tabel 4.14 Iterasi 3Alokasi biaya transportasi metode sudut barat laut 51
Tabel 4.15 Iterasi 4 Alokasi biaya transportasi metode sudut barat laut 52
Tabel 4.16 Iterasi 5 Alokasi biaya transportasi metode sudut barat laut 52
Tabel 4.17 Iterasi 6 Alokasi biaya transportasi metode sudut barat laut 53
Tabel 4.18 Iterasi 7 Alokasi biaya transportasi metode sudut barat laut 53
Tabel 4.19 Hasil penentuan solusi awal dengan metode sudut barat laut 55
Tabel 4.20 Data awal metode transportasi pendekatan Vogel (vam) 56
xi
Tabel 4.21 Iterasi 1 Alokasi biaya transportasi metode pendekatan vogel 56
Tabel 4.22 Iterasi 2 Alokasi biaya transportasi metode pendekatan vogel 57
Tabel 4.23 Iterasi 3Alokasi biaya transportasi metode pendekatan vogel 57
Tabel 4.24 Iterasi 4 Alokasi biaya transportasi metode pendekatan vogel 58
Tabel 4.25 Iterasi 5 Alokasi biaya transportasi metode pendekatan vogel 59
Tabel 4.26 Iterasi 6 Alokasi biaya transportasi metode pendekatan vogel 59
Tabel 4.27 Iterasi 7 Alokasi biaya transportasi metode pendekatan vogel 60
Tabel 4.28 Iterasi 8 Alokasi biaya transportasi metode pendekatan vogel 63
Tabel 4.29 Hasil penentuan solusi awal dengan metode pendekatan vogel 63
Tabel 4.30 Alokasi solusi optimal metode pendekatan vogel 64
Tabel 4.31 Alokasi solusi optimal metode pendekatan vogel 64
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 DAFTAR PERTANYAAN
Lampiran 2 DAFTAR JAWABAN
Lampiran 3 TOTAL BIAYA TRANSPORTASI METODE BIAYA TERKECIL DAN
RAM
Lampiran 4 SURAT PENELITIAN
Lampiran 5 SURAT BALASAN PENELITIAN
xiii
ABSTRAK
Nama : Tuti Apriani
Nim : 60600110051
Jurusan : Matematika
Fakultas : Sains dan Teknologi UIN Alauddin Makassar
Judul :Penerapan Model Transportasi Distribusi Pada Perusahaan
Roti dengan Menggunakan Metode Pendekatan Vogel, Metode
Pendekatan Russel Dan Metode Nwc (Sudut Barat Laut)
Penelitian ini menjelaskan tentang metode transportasi yang mengatur
dan mendistribusikan sumber yang menyediakan produk ketempat yang
membutuhkan untuk mencapai efisiensi biaya transportasi. Memecahakan suatu
masalah Transportasi dalam skripsi ini menggunakan metode Pendekatan Russel,
metode Pendekatan Vogel dan Metode Nwc (Sudut Barat Laut), kemudian
menggunakan metode batu loncatan untuk menguji keoptimalannya. Tujuan dari
penelitian ini adalah mendapatkan hasil yang lebih optimal sebagai bahan
pertimbangan awal untuk meningkatkan penghematan biaya distribusi pada
Perusahaan Roti. Biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan sebelum penelitian
sebesar Rp.3.218.000. Hasil penelitian ini diperoleh bahwa penerapan metode
transportasi dengan menggunakan metode Pendekatan vogel lebih efektif
digunakan dibandingkan dengan metode pendekatan russel, dan metode nwc yang
memiliki perbandingan biaya transportasi sebesar Rp. 2.532.500 , Rp. 2.785.000 ,
Rp. 2.435.000,-. Hasil uji keoptimalan yang di peroleh dari metode pendekatan
vogel itu sebesar Rp 2.435.000,-. Dan metode Vam yang digunakan oleh peneliti
dapat diterapkaan pada perusahaan Gardenia.
Kata kunci: metode transportasi, metode pendekatan russel, metode
pendekatan vogel, metode nwc dan metode batu loncatan.
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap perusahaan di dunia selalu mengharapkan keuntungan yang
semaksimal mungkin agar perusahaan dapat tetap berjalan. Termasuk juga
perusahaan Roti Gardenia. Untuk itu, perusahaan tersebut harus mampu mengatur
sedemikian rupa biaya yang digunakan agar tetap terjadi rentang antara
pengeluaran dan pemasukan perusahaan. Semakin besar rentang antara
pemasukan dan pengeluaran perusahaan, maka semakin besar pula keuntungan
yang akan diperoleh dengan harapan pengeluaran selalu lebih rendah daripada
pemasukan perusahaan. Salah satu biaya yang menjadi perhatian adalah biaya
dalam proses operasional perusahaan. Karena biaya operasional perusahaan
merupakan langkah awal dalam merancang pengeluaran dan pendapatan
perusahaan.
Biaya operasional merupakan biaya yang mutlak ada dalam perusahaan
baik perusahaan manufaktur maupun jasa, sekaligus menandai apakah perusahaan
tersebut berjalan atau tidak. Tinggi atau rendahnya biaya operasional perusahaan
akan sangat berpengaruh pada penetapan harga produk yang membuat produk
dapat bersaing dengan produk lain dan otomatis berpengaruh pada pendapatan
perusahaan. Ketika diperhadapkan pada masalah tersebut, sebagai perusahaan
yang selalu menginginkan dapat tetap bertahan dalam persaingan, harusnya
merasa dituntut untuk menghasilkan produk dengan biaya operasional serendah /
seefisien mungkin.
2
“Bagi perusahaan manufaktur dan sebagian perusahaan dalam bidang jasa,
biaya operasional tidak terbatas hanya dalam memproduksi suatu barang sampai
menjadi barang jadi tetapi juga sampai barang tersebut dapat didistribusikan agar
dapat sampai kepada konsumen.
Dalam mendistribusikan produk ke berbagai daerah sebagai salah satu
bagian dari operasional perusahaan, tentunya membutuhkan biaya transportasi
yang tidak sedikit jumlahnya. Untuk itu diperlukan perencanaan yang matang agar
biaya transportasi yang dikeluarkan seefisien mungkin dan tidak menjadi
persoalan yang dapat menguras biaya besar.
Persoalan angkutan yang sering muncul dalam kehidupan sehari-hari
merupakan golongan tersendiri dalam persoalan program linier. Tetapi karena
penampilannya yang khusus, ia memerlukan cara-cara perhitungan yang lebih
praktis dan efisien. Dan transportasi yang digunakan dalam perusahaan roti
Gardenia dengan menggunakan transportasi milik sendiri. Maka dari itu jika
menggunakan metode Ram, Vam dan Nwc sebagai solusi awal dan menggunakan
metode batu loncatan sebagai solusi akhir maka akan lebih meminimumkan
pengeluaran dari perusahaan roti Gardenia tersebut.
Pada Paragraf di atas membahas tentang transportasi/angkutan, maka
Allah berfirman dalam QS.Yasin ayat 42 :
Terjemahannya:
Dan kami ciptakan untuk mereka yang akan mereka kendarai seperti bahtera itu.
3
Maksud dari ayat diatas bahwa Allah swt mengingatkan manusia kepada bukti
kekuasaan-Nya yang lain, dalam hal memberikan bermacam-macam kendaraan
yang lain dari perahu, bahtera dan kapal, yaitu hewan-hewan yang dapat dijadikan
kendaraan atau alat angkutan misalnya : kuda, keledai, unta, gajah .
Sasaran dari metode transportasi adalah mengalokasikan barang yang ada
pada pelabuhan asal sedemikian rupa sehingga terpenuhi semua kebutuhan pada
pelabuhan tujuan. Sedangkan tujuan utama dari persoalan transportasi ini ialah
untuk mencapai jumlah biaya yang serendah-rendahnya (minimum) atau
mencapai laba yang sebesar-besarnya (maksimum).
Pada Paragraf di atas membahas tentang meminimumkan biaya, maka
Allah berfirman dalam QS.Al-Baqarah : 2/279 :
Terjemahannya :
Maka jika kamu tidak mengerjakan (meninggalkan sisa riba), maka ketahuilah,
bahwa Allah dan Rasul-Nya akan memerangimu. Dan jika kamu bertaubat (dari
Pengambilan riba) maka bagimu pokok hartamu ; Kamu tidak Menganiaya dan
tidak (pula) dianiaya.
Maksud dari ayat di atas bahwa Allah dan Rasulnya akan memerangi
manusia yang tidak meninggalkan riba. Mereka yang suka menukar uang dengan
uang merupakan pemakan riba dan telah dimaklumkan perang oleh Allah dan
Rasulnya. Kegiatan menukar uang dengan uang disini diartikan seperti seorang
pembeli membeli uang dari pedagan uang, lalu sipedagan uang menjualnya
4
dengan senilai uang itu sendiri di tambah dengan keuntungan uang yang harus di
berikan oleh pembeli.
Al-Qur’an secara ilmu kebahasaan berakar dari kata qaraa yaqrau qur’anan
yang berarti “bacaan atau yang dibaca”. Secara general Al-Qur’an didefenisikan
sebagai sebuah kitab yang berisi himpunan kalam Allah, suatu mukjizat yang
diturunkan kepada Nabi Muhammad saw. melalui perantara malikat Jibril, ditulis
dalam mushaf yang kemurniannya senantiasa terpelihara, dan membacanya
merupakan amal ibadah.
Demikian juga dalam QS. Al-Furqan ayat 2 seperti berikut ini:
Terjemahannya:
Yang Kepunyaan-Nya-lah kerajaan langit dan bumi, dan dia tidak mempunyai anak, dan
tidak ada sekutu baginya dalam kekuasaan(Nya), dan dia telah menciptakan segala
sesuatu, dan dia menetapkan ukuran-ukurannya dengan serapi-rapinya.
Dalam tafsir Al-Misbah Pada ayat tersebut di atas menjelaskan bahwa
penciptaan, sejak proses pertama hingga lahirnya sesuatu dengan ukuran tertentu,
bentuk, rupa, cara dan substansi tertentu. Dengan kata “qaddarah” antara lain
berarti mengukur, memberi kadar/ukuran, sehingga pengertian ayat ini adalah
memberi qadar/ukuran/batas-batas tertentu dalam diri, sifat, ciri-ciri kemampuan
maksimal bagi setiap makhluk-Nya. Berdasarkan penjelasan tersebut maka dapat
dijelaskan bahwa semua mahkluk telah ditetapkan oleh Tuhan kadarnya dalam
5
hal-hal tersebut. Mereka tidak dapat melampaui batas ketetapan itu.1
Sebagai objek penelitian dalam penulisan ini adalah perusahaan roti
Gardenia yang terletak di Jl. Poros panciro no.18. Perusahaan ini mempunyai
beberapa pabrik dan gudang yang tersebar di berbagai wilayah Indonesia yang
kegiatan usahanya memproduksi makanan ringan dalam jumlah yang besar.
Dengan pendistribusian produk makanan ringan yang banyak tersebut maka
sangatlah cocok untuk mengukur biaya distribusi dengan menggunakan Metode
Transportasi, dan produk yang menjadi objek penelitian adalah roti Gardenia
kemasan 250 ml. Dan biaya transportasi yang dikeluarkan oleh Perusahaan roti
Gardenia sebelum penelitian dengan menggunakan perhitungan tersendiri sebesar
Rp.3.218.000.
Dalam memecahkan permasalahan pada metode transportasi terdapat 4
metode yang di gunakan untuk menyelesaikan solusi awal yaitu metode arah barat
laut, biaya terkecil, VAM dan RAM. Sedangkan untuk menyelesaikan solusi
optimalnya terdapat 2 metode yaitu metode batu loncatan dan metode MODI.
Salah satu metode yang digunakan dalam metode transportasi pada skripsi
ini yaitu metode Pendekatan Vogel, metode Pendekatan Russel, metode Sudut
Barat Laut dan untuk solusi akhirnya yang digunakan adalah metode batu
loncatan. Metode pendekatan russel benar-benar memberikan kriteria yang luar
biasa dan mendapatkan solusi yang lebih baik dari pada metode lainnya.
Sedangkan metode Pendekatan Vogel merupakan metode yang lebih mudah dan
lebih cepat untuk mengatur alokasi dari beberapa sumber ke daerah tujuan.
1Shihab, M. Quraish, Tafsir Al Mishbah: Pesan, dan Keserasian Al-Qur’an/M. Quraish
Shihab. (Jakarta: Lentera Hati, 2002)h.482
6
Sedangkan metode Sudut Barat Laut pengalokasiannya sejumlah maksimum
produk mulai dari sudut kiri atas. Dan untuk metode batu loncatan lebih teliti
dalam proses meminimumkan biaya transportasi sehingga akan mendapatkan hasil
yang lebih optimal.
Metode transportasi sangat dibutuhkan oleh perusahaan tersebut karena
terkadang mengalami hambatan dan kesulitan dalam hal pengiriman barang
kepada konsumen dalam jumlah banyak. Cara yang diperlukan dalam mengatasi
masalah tersebut adalah dengan menerapkan metode transportasi agar dapat
membantu meminimumkan biaya distribusi pengiriman barang sehingga dapat
meningkatkan keuntungan bagi perusahaan. Oleh karena itu , metode transportasi
sangat berguna bagi perusahaan dalam pendistribusian barang agar lebih efektif.
Dari rangkaian latar belakang di atas maka peneliti tertarik mengambil
judul tentang “Penerapan Model Transportasi Distribusi Pada Perusahaan Roti
Dengan Mengggunakan Metode Pendekatan Vogel (Vam), Metode Pendekatan
Russel (Ram), Dan Metode Sudut Barat Laut (Nwc)”.
B. RUMUSAN MASALAH
Adapun Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimana perbandingan total biaya minimum distribusi pengiriman roti
pada perusahaan roti Gardenia dengan menggunakan Metode Vam,
Metode Ram dan Metode Nwc ?
2. Bagaimana hasil optimal distribusi pengiriman Roti pada kasus
Perusahaan Roti Gardenia dengan menggunakan Metode batu loncatan ?
7
C. TUJUAN PENELITIAN
Sesuai dengan rumusan masalah tersebut, maka tujuan penelitian pada
penulisan ini adalah :
1. Untuk mengetahui perbandingan total biaya distribusi pengiriman Roti
pada Perusahaan Roti yang minimum dengan menggunakan Metode Vam,
Metode Ram dan Metode Nwc.
2. Untuk mengetahui hasil optimal distribusi pengiriman Roti pada kasus
Perusahaan Roti terhadap metode yang menghasilkan biaya distibusi yang
paling minimum dengan menggunakan Metode batu loncatan.
D. MANFAAT PENELITIAN
Adapun beberapa manfaat yang diharapkan dari penelitian ini diantaranya
adalah :
1.Bagi Penulis
Penelitian ini digunakan sebagai sarana untuk mengaplikasikan pengetahuan
tentang ilmu yang telah diperoleh dalam mengikuti perkuliahan selama ini,
khususnya yang berkaitan dengan metode transportasi dalam teori riset
operasi.
2. Bagi Pembaca
Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk bahan pembanding bagi pihak yang
inginmengetahui lebih banyak tentang analisis penerapan model transportasi
dengan berbagai macam metode.
3. Bagi Pustaka
8
Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk bahan kepustakaan yang dijadikan
sarana pengembangan wawasan keilmuan khususnya di jurusan matematika
untuk mata kuliah riset operasi.
E. Batasan Masalah
Pembahasan mengenai teori model transportasi atau metode transportasi
dalam matematika sangat luas. Agar tidak keluar dari apa yang telah menjadi
tujuan dari penulisan metode kajian ini, maka dibutuhkan suatu batasan masalah
yang dapat digunakan sebagai acuan dalam penulisan lebih lanjut. Penelitian ini
akan dibatasi pada masalah penerapan model transportasi distribusi dengan
menggunakan tiga metode yaitu metode Vam, metode Ram dan metode Nwc.
F. Sistematika Penulisan
BAB I Merupakan pendahuluan yang berisi tentang latar belakang, rumusan
masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan masalah, dan
sistematika penulisan.
BAB II Pada bab ini akan dibagi menjadi lima sub bagian yaitu menguraikan
kajian teori (pustaka) yang berkaitan dengan pembahasan yang berisi
tentang pengertian riset operasi, metode transportasi, solusi-solusi
model transportasi, pengertian distribusi dan pengertian program linear.
BAB III Pada bab ini adalah metode penelitian yang meliputi jenis penelitian,
Jenis dan Sumber data, Jadwal Penelitian, Variabel Penelitian, lokasi
dan waktu penelitian, serta prosedur atau langkah-langkah dalam
penelitian.
9
BAB IV Pada bab ini menguraikan tentang hasil analisis yang dilakukan dengan
menggunakan metode yang telah diuraikan pada bab ketiga.
BAB V Pada bab ini dipaparkan kesimpulan yang merupakan jawaban dari
rumusan masalah serta saran-saran untuk penelitian.
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Riset Operasi
Riset operasi merupakan aplikasi metode-metode, teknik-teknik dan
peralatan ilmiah dalam menghadapi masalah-masalah yang timbul dalam operasi
perusahaan dengan tujuan menemukan pemecahan yang optimal (Churcbman,
Arkoff, dan Arnoff).
Secara umum dapat diartikan bahwa riset operasi berkaitan dengan proses
pengambilan keputusan yang optimal dalam penyusunan model dari sistem-
sistem, baik deterministik maupun probabilistik, yang berasal dari kehidupan
nyata.2
Adapun fungsi dari riset operasi yaitu :
1. Riset operasi sebagai ilmu pengetahuan
2. Riset operasi sebagai seni membuat model operasi
3. Riset operasi sebagai cara perhitungan
4. Riset operasi sebagai langkah dalam menyelesaikan suatu
masalah.3
1. Penerapan Riset operasi
Sejalan dengan perkembangan dunia industri dan didukung dengan
kemajuan di bidan komputer, riset operasi semakin banyak di terapkan berbagai
2 Aminuddin ,prinsip-prinsip riset operasi (Jakarta:erlangga,2005), h.4-5.
3 Suryadi prawirosentono, Riset operasi dan ekonofisika (Jakarta: bumi aksara, 2005),
h.3-9
11
bidang untuk menangani masalah yang cukup kompleks. Berikut ini adalah
contoh penggunaan riset operasi dalam beberapa bidang:
a. Akutansi dan keuangan
b. Pemasaran
c. Operasi produksi.4
2. Model-model Dalam Riset Operasi
Model merupakan suatu penyederhanaan dari permasalahan yang
kompleks menjadi lebih sederhana. Ada beberapa klasifikasi model dalam
riset operasi, yaitu:
a. Model ikonik yaitu model yang menirukan sistem aslinya, tapi
dalam suatu skala tertentu. Contoh: model pesawat.
b. Model analog yaitu suatu model yang menirukan sistem aslinya
dengan hanya mengambill beberapa karakteristik utama dan
menggambarkannya dengan benda atau sistem lain secara analog.
Contoh : aliran lalu lintas di jalan di analogkan dengan aliran air
dalam sistem pipa.
c. Model simbolis yaitu suatu model yang menggambarkan sistem
yang ditinjau dengan simbol-simbol biasanya dengan simbol-
simbol matematik. Dalam hal ini sistem diwakili oleh variabel-
variabel dari karakteristik sistem yang ditinja.5
4 Aminuddin, h.5
5 Andi wijaya, pengantar riset operasi (Jakarta:mitral wacana media,2011), h.2.
12
B. Pengertian Program Linear (Linear Programming)
Program linear (LP) adalah salah satu metode matematika yang digunakan
untuk menyelesaikan masalah optimisasi, yaitu memaksimumkan atau
meminimumkan fungsi tujuan yang bergantung pada sejumlah variabel input. Hal
terpenting yang perlu kita lakukan adalah mencari tahu tujuan penyelesaian
masalah dan apa penyebab masalah tersebut.6
Program Linear merupakan metode matematik dalam mengalokasikan
sumber daya yang langka untuk mencapai suatu tujuan seperti memaksimumkan
keuntungan atau meminimumkan biaya. LP banyak diterapkan dalam membantu
menyelesaikan masalah ekonomi, militer, sosial, industri, dan lain-lain.7
Program linear merupakan salah satu teknik penyelesaian riset operasi
dalam hal ini adalah khusus menyelesaikan masalah-masalah optimasi
(memaksimalkan atau meminimumkan) tetapi hanya terbatas pada masalah-
masalah yang dapat diubah menjadi fungsi linear. Demikian pula kendala-kendala
yang ada juga berbentuk linear. Linear programming adalah suatu metode analitik
paling terkenal yang merupakan suatu bagian kelompok teknik-teknik yang
disebut programasi matematik.8 Sebutan ” linear ” dalam linear programming
berarti hubungan-hubungan antara faktor-faktor adalah bersifat linear atau
konstan, atau fungsi-fungsi matematik yang disajikan dalam model haruslah
fungsi-fungsi linear. Hubungan-hubungan linear berarti bila satu faktor berubah
maka suatu faktor lain berubah dengan jumlah yang konstan secara proporsional.
6 Haryadi sarjono, Aplikasi Riset Operasi.(Jakarta:Penerbit Salemba Empat.2010)h.95-96
7 Mulyono Sri, Aplikasi Riset Operasi.(Jakarta:Penerbit erlangga.1999)h.111-112
8 Haryadi Sarjono,Aplikasi Riset Operasi.(Jakarta:Penerbit Salemba Empat.2010)h.97-98
13
Selain itu, Linear Programming juga merupakan salah satu model yang dapat
dipergunakan untuk mengadakan optimisasi kombinasi produksi.
Bentuk umum program linear untuk kasus memaksimalkan fungsi sasaran:
Maksimum Z = ∑
Dengan batasan :
∑ ≤ , untuk I = 1, 2,…,m.
≥ 0, untuk j = 1, 2,…,n
Atau dapat juga ditulis lengkap sebagai berikut :
Optimumkan
Z = + + … +
Dengan batasan :
+ + … + ≤
+ + … + ≤
… …. … ….
+ + … + ≤
,…. ≥ 0
Bentuk umum program linear untuk kasus meminimumkan fungsi sasaran :
Meminimumkan Z = ∑
Dengan batasan :
∑ ≤ , untuk i = 1, 2,…,m.
≥ 0, untuk j = 1, 2,…,n
Atau dapat juga ditulis sebagai berikut :
Optimumkan :
14
Z = + + … +
Dengan batasan :
+ + … + ≥
+ + … + ≥
… …. … ….
+ + … + ≥
,…. ≥ 0
Keterangan :
Z : Fungsi Tujuan yang dicari nilai optimalnya (maksimal,minimal)
: Kenaikan nilai Z apabila ada pertambahan tingkat kegiatan dengan satu
satuan ini atau sambungan setiap satuan keluaran kegiatan j terhadap Z.
n : Macam kegiatan yang menggunakan sumber atau fasilitas yang tersedia.
M : Macam batasan sumber atau fasilitas yang tersedia.
: Tingkat kegiatan ke-j.
: Banyaknya sumber i yang diperlukan untuk menghasilkan setiap unit
keluaran kegiatan j.
: Kapasitas sumber I yang tersedia untuk dialokasikan kesetiap unit kegiatan.
Program Linear merupakan teknik matematik untuk mendapatkan
alternatif penggunaan terbaik atas sumber-sumber organisasi. Metode Linear
Programming antara lain, yaitu:
a. Metode Grafik untuk pemecahan program linear
Masalah LP dapat diilustrasikan dan dipecahkan dengan grafik jika ia
hanya memiliki dua variabel keputusan. Meski masalah-masalah dengan dua
15
variabel jarang terjadi dalam dunia nyata, penafsiran geometris dari metode grafis
ini sangat bermanfaat. Dari sini, kita dapat menarik kesimpulan yang akan
menjadi dasar untuk pembentukan metode pemecahan (solusi) yang umum
melalui alogaritma simpleks.
b. Metode Simpleks
Apabila suatu masalah LP hanya mengandung 2 (dua) kegiatan (atau
variabel-variabel keputusan) saja, maka akan dapat diselesaikan dengan metode
grafik. Tetapi bila melibatkan lebih dari dua kegiatan maka metode grafik tidak
dapat digunakan lagi, sehingga diperlukan metode simpleks. Metode simpleks
merupakan suatu cara yang lazim dipakai untuk menentukan kombinasi optimal
dari tiga variabel atau lebih.
c. Metode Transportasi
Metode transportasi merupakan suatu metode yang digunakan untuk
mengatur distribusi dari sumber-sumber yang menyediakan produk yang sama, ke
tempat-tempat yang membutuhkan secara optimal. Alokasi produk ini harus diatur
sedemikian rupa, karena terdapat perbedaan biaya-biaya alokasi dari satu sumber
ke tempat-tempat tujuan yang berbeda-beda. Dan dari beberapa sumber ke suatu
tempat tujuan juga berbeda-beda. Di samping itu, metode transportasi juga dapat
digunakan untuk memecahkan masalah-masalah dunia usaha (bisnis) lainnya,
seperti masalah-masalah yang meliputi pengiklanan, pembelanjaan modal (capital
financing) dari alokasi dana untuk investasi, analisis lokasi, keseimbangan ini
perakitan dan perencanaan serta scheduling produksi. Ada beberapa macam
16
metode transportasi, yang semuanya terarah pada penyelesaian optimal dari
masalah-masalah transportasi yang terjadi.9
d. Metode Penugasan
Seperti masalah transportasi, masalah penugasan (assignment problem)
merupakan suatu kasus khusus dari masalah linier programming pada umumnya.
Dalam dunia usaha (bisnis) dan industri, manajemen sering menghadapi masalah-
maslah yang berhubungan dengan penugasan optimal dari bermacam-macam
sumber yang produktif atau personalia yang mempunyai tingkat efisiensi yang
berbeda-beda untuk tugas yang berbeda-beda pula.
C. Metode Transportasi
Dalam metode transportasi terdiri dari beberapa bagian yaitu :
1. Pengertian Transportasi
Pengertian transportasi berasal dari kata latin yaitu transportase dimana
trans berarti seberang atau sebelah lain dan portase berarti mengangkut atau
membawa. Jadi, transportasi berarti mengangkut atau membawa (sesuatu) ke
sebelah lain atau suatu tempat ke tempat lainnya. Transportasi dapat
didefinisikan sebagai usaha dan kegiatan mengangkut atau membawa produk
dari suatu tempat ke tempat lainnya.
Metode transportasi adalah bagian khusus dari pemogramanan linier
yang membahas pengangkutan komoditi dari sumber ke tempat tujuan dengan
tujuan untuk menemukan pola pengangkutan yang dapat meminimumkan
9 P. Siagian, Penelitian Operasional.(Jakarta:Penerbit Universitas Indonesia.2006)h.44-45
17
biaya pengangkutan total dalam pemenuhan batas penawaran dan
permintaan.10
Adapun pengertian lain dari Metode transportasi yaitu sebuah
metode yang digunakan untuk mengatur distribusi dari sumber-sumber yang
menghasilkan produk yang sama ke tempat-tempat yang membutuhkan secara
optimal.11
Problem transportasi adalah meliputi sejumlah sumber, dimana tiap
sumber menyediakan sejumlah unit produk yang sejenis, dan sejumlah tujuan,
dimana tiap tujuan memerlukan sejumlah unit produk tersebut.
Dalam permasalahan transportasi membahas masalah pendistribusian
dari sejumlah sumber (supplay) kepada sejumlah tujuan (demand) dengan
tujuan meminimumkan ongkos pengangkutan yang terjadi.12
Masalah
transportasi merupakan masalah pemrograman linear khusus yang dapat
dikatakan paling penting. Dasar masalah transportasi ini pertama kali
dicetuskan oleh Hitchcoock dan kemudian dijelaskan lebih mendetail oleh
Koonmas. Pendekatan pertama kali diberikan oleh Kantorovich, namun
formulasi pemrograman linear dan metode sistematisnya pertama kali
diberikan oleh Dantzig.
Transportasi adalah kegiatan pemindahan barang dari satu tempat ke
tempat yang lain. Dalam transportasi terdapat unsur pergerakan (movement),
dan secara fisik terjadi perpindahan tempat. Dengan tujuan agar proses
10
Hamdy A. Taha, Operation Research: An Introduction 7th
Eddition, (USA: Pearson
Education, 2003), h. 165 11
Pangestu Subagyo dkk, Dasar-dasar Operation Research Edisi Kedua, (Yogyakarta:
BPFE, 2008),h. 89. 12
Ahmad dimyaty, Operation Research model pengambilan keputusan, (Bandung: sinar
baru algensido, 2009), h. 128.
18
transportasi manusia dan barang dapat dicapai secara optimal dalam ruang
dan waktu tertentu dengan mempertimbangkan faktor keamanan,
kenyamanan, kelancaran dan efisiensi atas waktu dan budaya.
Transportasi adalah suatu pengaturan yang berhubungan dengan
pelaksanaan pendistribusian yang lebih ekonomis dari produk-produk
(barang-barang) yang dihasilkan di beberapa pabrik dan keperluan untuk
penempatannya dalam gudang yang lokasinya berbeda. Transportasi memiliki
ciri-ciri khusus antara lain sebagai berikut:
a. Terdapat sejumlah sumber dan sejumlah tujuan tertentu.
b. Kuantitas komoditas atau barang yang didistribusikan dari setiap sumber
dan yang diminta oleh setiap tujuan, besarnya tertentu.
c. Komoditas yang dikirim atau diangkut dari suatu sumber ke suatu tujuan,
besarnya sesuai dengan permintaan dan atau kapasitas sumber.
d. Ongkos pengangkutan komoditas dari suatu sumber ke suatu tujuan,
besarnya tertentu.13
2. Fungsi Transportasi
Untuk menunjang perkembangan ekonomi yang mantap perlu dicapai
keseimbangan antara penyediaan dan permintaan jasa angkutan. Jika
penyediaan jasa angkutan lebih kecil dari pada permintaannya, akan terjadi
kemacetan arus barang yang dapat menimbulkan ketidakstabilan harga di
pasaran. Sebaliknya, jika penawaran jasa angkutan melebihi permintaannya
maka akan timbul persaingan tidak sehat yang akan menyebabkan banyak
13
Bernard, Analisis Perbandingan Metode Pendekatan Vogel, Metode Pendekatan Russell
dan Metode Mulitplier untuk Transshipment Roti pada Lauw Bakery,”Skripsi”, (Jakarta: Fak.
MIPA Universitas Bina Nusantara, 2007),h. 5
19
perusahaan angkutan rugi dan menghentikan kegiatannya, sehingga
penawaran jasa angkutan berkurang, selanjutnya menyebabkan
ketidaklancaran arus barang dan ketidakstabilan harga dipasar. Pengangkutan
berfungsi sebagai faktor penunjang dan perangsang pembangunan dan
pemberi jasa bagi perkembangan ekonomi. Fasilitas pengangkutan harus
dibangun mendahului proyek-proyek pembangunan lainnya.14
Metode transportasi pada intinya diformulasikan sebagai suatu
prosedur khusus untuk mendapatkan program biaya minimum dalam
mendistribusikan unit yang homogen dari suatu produk atas sejumlah titik
penawaran (sumber) ke sejumlah titik permintaan (tujuan). Semua
ditempatkan pada sumber dan tujuan yang berbeda.
Tujuan dari metode Transportasi adalah merencanakan pengiriman
dari sumber-sumber ke tujuan sedemikian rupa untuk meminimumkan total
biaya transportasi dengan kendala-kendala :
1. Setiap permintaan tujuan terpenuhi
2. Sumber tidak mungkin mengirim komoditas lebih besar dari
kapasitasnya.15
Bila roti yang dikirimkan berjumlah x buah, sedangkan biaya per ball b
rupiah, berarti biaya pengiriman adalah x × b rupiah (Rp x × b) . Akan tetapi,
karena banyak sumber, misalnya sumber barang i dikirimkan ke berbagai
tempat tujuan j, maka total biaya menjadi xij × ij atau Rp xij × ij. Oleh
14
M. Nur Nasution, Manajement Transportasi, (Jakarta : Ghalia Indonesia, 2004), h.78-87. 15
Aminuddin, h. 63-64.
20
karena total biaya pengiriman dari tempat sumber produk i ke berbagai
tempat tujuan j harus minimum maka model LP-nya menjadi:
Tujuan: ∑ ∑
.
a. Jika jumlah produk 𝑖𝑗 yang dikirimkan sama atau lebih kecil dari jumlah
produk yang tersedia di tempat asal sebesar 𝑆𝑖 maka,
kalimat matematikanya adalah :
∑ 𝑆 , untuk i = 1, 2, ...m
Kalimat matematika di atas semua permintaan dapat dipenuhi, tetapi kapasitas
sumber tidak dapat dimanfaatkan sepenuhnya.
b. Jika jumlah produk yang dikirimkan ke tempat tujuan sama atau dapat
juga lebih besar dari demand (d) maka,
kalimat matematikanya adalah :
∑ , untuk j = 1, 2, ... n.
Kalimat matematika di atas semua penawaran dapat di manfaatkan sepenuhnya,
tetapi tidak semua permintaan dapat dipenuhi.
Sehingga model transportasi dirumuskan sebagai berikut :
Fungsi Tujuan:
∑ ∑
Dimana :
Si= kapasitas penawaran (S) produk dari sumber i
d𝑗= kapasitas permintaan (P) produk dari tujuan j
xij = Unit yang dikirim dari sumber i ke tujuan j
bij = biaya angkut per unit dari sumber i ke tujuan j
21
Apabila jumlah produk yang dikirimkan dari tempat asal i sama
dengan jumlah produk yang diminta oleh tempat tujuan j, maka kalimat
matematikanya :
∑ 𝑆 , untuk j = 1, 2, ...m ( Penawaran )
∑ , untuk i = 1, 2, ... n. ( Permintaan )
Kondisi ini disebut model transportasi seimbang (balance
transportation model).16
3. Tujuan Metode Transportasi
Tujuan dari metode Transportasi adalah :
a. Perencanaan produksi.
b. Menentukan jumlah yang harus dikirimkan dari setiap sumber
berdasarkan kapasitasnya ke setiap tujuan sesuai dengan kebutuhannya
sedemikian rupa sehingga biaya transportasi total diminimumkan.
c. Bertujuan untuk mengefektifkan dan mengefisienkan kegiatan
pendistribusian barang dalam suatu perusahaan.
4. Solusi – solusi Model Transportasi
Dalam metode transportasi terdapat dua cara dalam menyelesaikan
masalah transportasi yaitu dengan menggunakan metode solusi awal dan
metode solusi akhir.
Dalam menentukan solusi awal terdapat berbagai jenis metode yaitu:
(1) Metode arah Barat Laut (2) Metode Biaya Terkecil (3) Metode VAM Dan
Metode RAM.17
16
Suryadi Prawirosentono, Riset Operasi dan Ekonofisika (Jakarta : PT. Bumi aksara,
2005), h. 48-49.
22
Dalam menentukan solusi awal terdapat 3 metode yang dapat dijelaskan
secara rinci yaitu sebagai berikut:
a) Metode Pendekatan Russell (Russell’s Approximation Method / RAM)
Metode ini adalah suatu metode yang pengalokasiannya dimulai
dengan menetukan nilai untuk setiap baris yang masih mungkin
dilakukan pengalokasian dan nilai untuk setiap kolom yang masing
mungkin dilakukan pengalokasian. Nilai yang biaya terbesar pada
suatu baris dari kotak-kotak yang masih dilakukan pengalokasian, nilai
adalah biaya terbesar pada suatu kolom dari kotak-kotak yang masih
dilakukan pengalokasian. Kemudian dilakukan perhitungan nilai untuk
setiap kotak yang masih mungkin dilakukan pengalokasian. Selanjutnya
dipilih kotak dengan nilai negatif terbesar dan dilakukan pengalokasian
terhadap kotak tersebut.18
a. Prosedur untuk mengetahui total biaya transportasi dengan
menggunakan metode pendekatan RAM :
a) Mengumpulkan data dari perusahaan yang berkaitan dengan biaya
distribusi pengiriman Roti dari suatu sumber ke suatu tujuan,
kapasitas masing-masing gudang, dan permintaan masing-masing
tujuan/pedagang besar.
b) Memasukkan data tersebut ke dalam matriks Transportasi sehingga
akan membentuk tabel awal.
17
Zulian Yamit, Manajemen Kuantitatif untuk Bisnis (Operation Research), (Yogyakarta:
BPFE, 2003), h. 222. 18
Bernard, Analisis Perbandingan Metode Pendekatan Vogel, Metode Pendekatan Russell
dan Metode Mulitplier untuk Transshipment Roti pada Lauw Bakery,”Skripsi”, (Jakarta: Fak.
MIPA Universitas Bina Nusantara, 2007),h. 10-18.
23
c) Menetukan nilai untuk setiap baris yang masih mungkin
dilakukan pengalokasian dan nilai untuk setiap kolom yang
masing mungkin dilakukan pengalokasian.
d) Menentukan nilai tertinggi dari setiap baris dan setiap kolom
kemudian menghitung nilai biaya distribusi setiap sel dengan
rumus
e) Kemudian dilakukan perhitungan nilai untuk setiap sel yang masih
mungkin dilakukan pengalokasian. Selanjutnya dipilih kotak
dengan nilai negatif terbesar dan dilakukan pengalokasian
terhadap sel tersebut.
f) Mengalokasikan produk sebanyak mungkin (nilai dari) dengan cara
membandingkan membandingkan antara nilai dari supplay dan
demand dan memilih yang paling minimum.
g) Melakukan langkah c-f sampai sel-sel lain terisi penuh.
h) Menghitung total biaya minimum distribusi dengan cara
menjumlahkan hasil perkalian dari Roti dengan biaya distribusi
pengiriman Roti.
b) Metode Pendekatan Vogel (Vogel’s Approximation Method /VAM)
Metode ini adalah suatu metode yang pengalokasiannya dimulai
dengan menentukan nilai selisih antara kotak dengan biaya terendah
berikutnya untuk setiap baris dan kolom (nilai selisih di sebut S),
selanjutnya dipilih baris atau kolom dengan nilai S terbesar dan dilakukan
24
pengalokasian pada kotak dengan biaya terendah pada baris atau kolom
yang terpilih.
b. Prosedur untuk mengetahui total biaya transportasi dengan
menggunakan metode pendekatan VAM :
a) Mencari perbedaan dua biaya terkecil, yaitu terkecil pertama dan
kedua (kolom dan baris)
b) Memilih perbedaan terbesar antara baris dan kolom
c) Memilih biaya terendah
d) Mengisi sebanyak mungkin yang bisa dilakukan
e) Menghilangkan baris / kolom yang terisi penuh
f) Mengulangi langkah a – e sampai semua baris dan kolom
teralokasikan
c) Metode Sudut Barat Laut (North West Corner Method /NWC)
Metode ini adalah metode yang pengalokasiannya dimulai dari
pojok barat laut (northwest corner), selanjutnya pengalokasian dilakukan
pada kotak 𝑖 bila permintaan ke j telah terpenuhi atau pada kotak
𝑖 bila penawaran ke- I telah terpenuhi.
c. Prosedur untuk mengetahui total biaya transportasi dengan
menggunakan metode NWC :
a) Langkah pertama yang dilakukan adalah mengisi tabel di bagian
pojok kiri atas (barat laut tabel ) alokasikan / masukan nilai
sebanyak mungkin tanpa melenceng / menyimpang dari batasan
permintaan dan penawaran.
25
b) Langkah selanjutnya adalah dengan menghilangkan baris atau
kolom yang tidak di alokasikan lagi, kemudian alokasikan
sebanyak mungkin di kotak di dekat baris dan kolam yang tidak di
hilangkan, jika kolom atau baris sudah di habiskan, di pindahkan
secara diagonal ke kotak berikutnya.
c) Lanjutkan dengan cara yang sama sampai semua penawaran telah
di habiskan dan permintaan telah terpenuhi.
Sedangkan dalam penyelesaian akhir atau solusi optimal pada
skripsi ini menggunakan metode batu loncatan. Sebelum mengadakan
pengujian optimalisasi terhadap tabel awal transportasi, terlebih dahulu
harus diperhatikan banyaknya sel yang terkena beban alokasi sementara.
Jika banyaknya baris dilambangkan dengan , dan banyaknya
kolom dilambangkan dengan , maka dinyatakan bahwa banyaknya sel
yang terkena alokasi beban sementara harus agar
dapat dilakukan pengujian optimalisasi tabel awal transportasi lebih
lanjut.19
Metode yang digunakan untuk mengetahui optimal tidaknya tahap
sebelumnya adalah menggunakan metode batu loncatan. Metode batu
loncatan adalah memindahkan batu dari sel satu ke sel lain setahap demi
setahap. Metode batu locatan ini juga merupakan cara yang sering dan
19
Dika Herly Sentosa, Analisi Penggunaan Metode Transportasi dalam Upaya
Meningkatkan Efisiensi Biaya Distribusi pada PT. Guna Bangunan Jaya,”
Skripsi”,(Bandung: Fak. Bisnis dan Manajemen Universitas Widyatama, 2010), h. 21
26
banyak digunakan untuk mengetahui atau menguji optimal tidaknya tahap
pertama. Dengan langkah-langkah penyusunan sebagai berikut:
1. Memilih sel yang kosong .
2. Mencari jalur terdekat (gerakan hanya secara horizontal atau vertical)
dari segi empat tak terpakai/sel kosong melalui pijakan segi empat itu
kembali ke segi empat tak trepakai semula. Hanya ada satu jalur
terdekat untuk setiap sel tak terpakai dalam suatu pemecahan tertentu.
Meskipun bisa memakai jalur batu loncatan atau sel tak trepakai secara
sembarang, jalur terdekat hanya ada pada sel yang dapat dijadikan batu
loncatan dan sel tak terpakai yang dinilai.
3. Tanda tambah (+) dan kurang (-) muncul bergantian pada setiap sudut
sel pada jalur terdekat, dimulai tanda tambah (+) pada sel kosong.beria
tanda putaran searah jarum jam atau sebaliknya.
4. Menjumlahkan unit biaya dalam segi empat dengan tanda tambah
sebagai tanda penambahan biaya. Penurunan biaya diperoleh dari
penjumlahan unit biaya dalam setiap sel negatif.
5. Mengulangi langkah 1 s/d 4 untuk sel kosong lainnya, dan bandingkan
hasil evaluasi sel kosong tersebut. Pilih nilai evaluasi yang paling
negatif (artinya penurunan biaya yang paling besar), bila taka da nilai
negatif pada evaluasi sel kosong berarti pemecahan sudah optimal.
6. Melakukan perubahan jalur pada sel yang terpilih dengan cara
mengalokasikan sejumlah unit terkecil dari sel bertanda kurang dan
tambahkan terhadap sel bertanda tambah.
27
7. Mengulangi langkah 1 s/d 6 sampai diperoleh indeks perbaikan atau
evaluasi sel kosong tidak ada yang bernilai negatif.20
5. Masalah Keseimbangan Metode Transportasi
Dalam dunia nyata (real world) sering terjadi ketidaksamaan antara
jumlah kapasitas suatu sumber (asal) dengan daya tampung suatu tujuan
(transportasi tidak seimbang). Suatu model transportasi dikatakan
seimbang apabila jumlah kapasitas sumber sama dengan jumlah
permintaan tujuan. Tidak selamanya antara jumlah kapasitas sumber dan
jumlah permintaan tujuan selalu sama. Terjadinya peristiwa
ketidaksamaan antara jumlah kapasitas sumber dan jumlah permintaan
tujuan disebut degenerasi. Untuk mengatasi jika terjadi ketidaksamaan
antara jumlah kapasitas sumber dan jumlah permintaan tujuan, maka
dilakukan penambahan kolom (column dummy) atau penambahan baris
(rows dummy).21
Kemungkinan yang akan terjadi :
a. Jika jumlah Supply sama dengan jumlah demand maka kalimat
matematikanya dengan tanda ”=”, atau ∑ 𝑆 ∑
b. Jika jumlah Supply lebih besar dari jumlah demand maka ada
penambahan variabel Dummy pada kolom tujuan, maka model
matematikanya ∑ 𝑆 ∑
. Variabel Dummy yang
20
Aminuddin, Prinsip-Prinsip Riset Operasi (Jakarta : Erlangga, 2005), h. 76-77
21 Siswanto, Operation Research, Jilid I, h. 250.
28
terdapat pada kolom tujuan dimasukkan sebagai persediaan
produk.
c. Jika jumlah Supply lebih kecil dari jumlah demand maka kalimat
matematikanya dengan tanda “<”, atau ∑ 𝑆 ∑
.
Variabel Dummy yang terdapat pada suatu sumber maka
perusahaan tersebut melakukan sub kontrak pada perusahaan lain.
Penggunaan tanda ketidaksamaan ini mempunyai tujuan untuk
mengalokasikan kelebihan kapasitas yang terjadi kedalam dummy. Jika
harus disesuaikan dengan dummy kolom atau baris, maka hal tersebut
berubah menjadi:
∑ = ∑ 𝑆
∑
atau ∑ 𝑆
∑
∑
Dimana :
Di = dummy untuk penawaran/sumber
Dj = dummy untuk permintaan/tujuan
∑Si = jumlah kapasitas/suplay/penawaran
∑Pj = jumlah permintaan
D. Tabel Transportasi
Bentuk masalah transportasi yang khas, untuk bisa menyelesaikan
masalah transportasi perlu ditempatkan dalam suatu bentuk tabel khusus
yang dinamakan tabel awal transportasi. Sebagai ilustrasi, dapat dilihat
contoh berikut ini. Misalkan terdapat tiga pelabuhan asal disebutkan sebagai
29
A1, A2 dan A3 dan tiga pelabuhan tujuan disebutkan sebagai T1, T2, dan T3.
Tabel ini dapat ditunjukkan pada Tabel 2.1
Tabel 2.1. Tabel Awal Transportasi
Tujuan
Dari
T1
T2
T3
Kapasitas
A1
B11
X11
B12
X12
B13
X13
S1
A2
B21
X21
B22
X22
B23
X23
S2
A3
B31
X31
B32
X32
B33
X33
S3
Permintaan
P1
P2
P3
∑𝑆𝑖
∑ 𝑗
Keterangan :
A1, A2, A3 = Gudang barang pertama, kedua dan ketiga
T1, T2 , T3 = Tempat tujuan pemasaran pertama, kedua dan ketiga
B11 s/d B33 = Biaya transportasi per bungkus barang dari gudang ke tempat
tujuan pemasaran
X11 s/d X33 = Jumlah barang yang didistribusikan ke tempat pemasaran
∑ 𝑆 = Jumlah keseluruhan kapasitas dari setiap gudang
30
∑ = Jumlah keseluruhan permintaan dari setiap cabang/tempat
pemasaran.
E. Pengertian Distribusi
Dalam dunia industri distribusi diterima sebagai : penyelenggaraan segala
kegiatan usaha niaga yang yang tercakup dalam pengangkutan barang dari tempat
pengolahan/pembuatan sampai ke tempat penjualan kepada pelanggan.
Distribusi adalah kegiatan penyaluran hasil produksi berupa barang dan
jasa dari produsen ke konsumen guna memenuhi kebutuhan manusia.
F. Tujuan Distribusi
Distribusi bertujuan agar benda-benda hasil produksi sampai kepada
konsumen dengan lancar, tetapi harus memperhatikan kondisi produsen dan
sarana yang tersedia dalam masyarakat,di mana sistem distribusi yang baik akan
sangat mendukung kegiatan produksi dan konsumsi.22
22
Devo Avidianto p, Pengertitan distribusi dan fungsi distribusi.(Tangerang
selatan,Banten:http://devoav 1997.webnode.com.2010)
31
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian terapan. Terapan yang
diintegrasikan kedalam penelitian lapangan yaitu peneliti langsung berada di
lingkungan perusahaan untuk mengumpulkan data yang akan diaplikaskan pada
penelitian ini.
B. Jenis Dan Sumber Data
Untuk mendukung tercapainya tujuan penelitian maka diperlukan data-data
yang relevan atau akurat dengan masalah yang akan diteliti. Jenis data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif. Dan sumber data yang
digunakan adalah data primer. Data kuantitatif yaitu data yang akan diperoleh dari
perusahaan dalam bentuk angka-angka. Data primer yaitu data yang diperoleh
langsung dari objek penelitian dengan mengadakan wawancara.
C. Variabel Penelitian
Adapun Variabel Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
Variabel moderator (yang bisa diukur) dan variabel intervening (tidak bisa
diukur).
Variabel Moderator : Jumlah Gudang, Jumlah tempat tujuan, Permintaan, dan
penawaran
Variabel Intervening : Biaya Transportasi
32
D. Jadwal Penelitian
No Kegiatan Bulan
Mei Juni Juli
1 Mengurus perizinan
2
Mengambil data dengan cara wawancara
serta mengambil gambar karyawan dan
perusahaan sebagai bahan dokumentasi.
3 Menyusun konsep laporan
E. Definisi Operasional Variabel
Dalam skripsi ini akan digunakan beberapa operasional variabel. Definisi
operasional variabel yang dimaksud dalam skripsi ini adalah definisi yang akan
memberikan informasi atau penjelasan dari masing-masing variabel yang akan
diteliti. Definisi dari operasional variabel tersebut adalah :
a. Jumlah gudang yaitu sejumlah gudang dari perusahaan untuk
mengirimkan roti ke berbagai daerah tempat pemasaran.
b. Jumlah tempat tujuan yaitu sejumlah orang yang akan melaksanakan
perdagangan untuk mewakili suatu perusahaan untuk menyalurkan
makanan yang diproduksi oleh perusahaan kepada konsumen.
33
c. Permintaan roti yang di maksud yaitu sejumlah roti yang diminta dari
setiap tempat tujuan yang harus dipenuhi oleh gudang dari perusahaan.
d. Penawaran roti yaitu sejumlah roti yang ditawarkan oleh setiap gudang
perusahaan yang harus mampu memenuhi permintaan roti dari daerah
tempat tujuan/pemasaran.
e. Biaya transportasi yaitu biaya yang akan dikeluarkan dan di tanggung
oleh pihak daerah yang menjadi tujuan pemasaran roti.
F. Lokasi Dan Waktu Penelitian
Adapun Lokasi dan waktu penelitian adalah di P.T Gardenia yang terletak
di jl. Poros panciro yang di laksanakan pada bulan Mei - Juli 2016.
G. Prosedur Penelitian
Pada Prosedur Penelitian akan dilakukan beberapa tahap yaitu antara lain :
1. Mengambil Data dari Perusahaan Roti
2. Membuat Model Matematikanya
3. Menyusun Data Ke Dalam Bentuk Matriks Transportasi
4. Mencari solusi awal dengan menggunakan metode Vam
5. Mencari solusi awal dengan menggunakan metode Ram
6. Mencari solusi awal dengan mmengunakan metode Nwc
7. Membandingkan dari tiga solusi awal, mana yang paling optimal dari
ketiga metode tersebut.
8. Mencari solusi akhir dengan mengambil solusi awal (VAM) dengan
metode stepping stone (Batu Loncatan)
34
9. Mendapatkan hasil.
H. Flowchart Metode Transportasi
NWC
Mulai
Menyusun Data Ke Dalam Bentuk Matriks Transportasi
RAM VAM NWC
Solusi Awal
Pilih Metode
paling optimal
Solusi Optimal
( Metode Stepping Stone)
35
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Penelitian diperoleh dari gambaran umum tentang gudang dan gambaran
umum tentang cabang yang dimiliki oleh masing-masing gudang tersebut, beserta
suplay yang di peroleh setiap gudang dan jumlah permintaan pada setiap cabang.
PT. GARDENIA mempunyai 3 gudang di daerah Sulawesi selatan yaitu 1 gudang
di daerah Panciro, 1 di daerah Takalar, dan 1 lagi di daerah Bulukumba. Pada
setiap gudang jumlah kapasitas yang dimiliki berbeda-beda karena disesuaikan
dengan kebutuhan setiap cabang, begitupun setiap cabang juga bermacam-macam
jumlah permintaan karena disesuaikan dengan kebutuhan seorang konsumen.
Adapun jumlah kapasitas setiap gudang dan jumlah permintaan setiap
cabang adalah :
Tabel 4.1. Kapasitas Gudang PT. Gardenia
GUDANG SUPLAY GUDANG
GARDENIA PANCIRO 3000 bungkus/ minggu
GARDENIA TAKALAR 2200 bungkus/minggu
GARDENIA BULUKUMBA 2550 bungkus/minggu
TOTAL 7750 bungkus/minggu
Selesai
36
1. Permintaan
Berdasarkan kapasitas gudang pada Tabel 4.1 meliputi permintaan
kebutuhan cabang :
CABANG SUPLAY CABANG/MINGGU
GARDENIA Gowa 1000 bungkus
GARDENIA Limbung 1250 bungkus
GARDENIA Maros 1500 bungkus
GARDENIA Pangkep 2000 bungkus
GARDENIA Barru 2000 bungkus
2. Biaya Transportasi/Bungkus Roti
Dalam penelitian ini juga diperoleh tentang jenis transportasi apa yang
digunakan dan biaya transportasi yang dikeluarkan untuk per bungkus Roti serta
untuk biaya transportasi/mobil Kanvas. Dalam mendistribusikan Roti kesetiap
daerah PT. GARDENIA menggunakan jenis transportasi Darat yaitu dengan
menggunakan mobil Kanvas. Adapun biaya transportasi /bungkus Roti adalah :
JALUR DISTRIBUSI BIAYA / BUNGKUS
Panciro – Gowa RP 50
Panciro – Limbung RP 100
Panciro – Maros RP 150
Panciro – Pangkep RP 200
Panciro – Barru RP 250
37
Takalar – Gowa RP 100
Takalar – Limbung RP 50
Takalar – Maros RP 200
Takalar – Pangkep RP 250
Takalar – Barru RP 300
Bulukumba – Gowa RP 500
Bulukumba – Limbung RP 450
Bulukumba – Maros RP 600
Bulukumba – Pangkep RP 700
Bulukumba – Barru RP 800
3. Biaya Transportasi Roti Dari Gudang Ke Cabang
Adapun isi setiap mobil Kanvas yang berjumlah 500 bungkus Roti. Jadi,
biaya transportasi/Kanvas dalam mendistribusikan Roti dari gudang ke cabang
adalah :
JALUR DISTRIBUSI BIAYA / KANVAS
Panciro – Gowa
Panciro – Limbung
Panciro – Maros
Panciro – Pangkep
Panciro – Barru
Takalar – Gowa
Takalar – Limbung
RP 25.000
RP 50.000
RP 75.000
RP 100.000
RP 125.000
RP 50.000
RP 25.000
38
Takalar – Maros
Takalar – Pangkep
Takalar – Barru
Bulukumba – Gowa
Bulukumba – Limbung
Bulukumba – Maros
Bulukumba – Pangkep
Bulukumba – Barru
RP 100.000
RP 125.000
RP 150.000
RP 250.000
RP 225.000
RP. 300.000
RP 350.000
RP 400.000
4. Perbandingan total biaya minimum distribusi pengiriman Roti pada PT.
GARDENIA dengan menggunakan metode pendekatan russel, metode
pendekatan vogel dan metode sudut barat laut
Perhitungan total biaya minimum dengan menggunakan metode
pendekatan Russel, metode Pendekatan Vogel dan metode pendekatan Sudut
Barat Laut. Berikut ini akan dijelaskan proses dalam menentukan total biaya
minimum distribusi pengiriman roti dengan menggunakan metode Pendekatan
Russel, metode Pendekatan Vogel dan metode Sudut Barat Laut.
a. Menghitung total biaya minimum distribusi pengiriman roti dengan
menggunakan metode pendekatan Russel.
Adapun proses yang akan di lakukan untuk meminimumkan total
biaya distribusi pengiriman roti yaitu :
1. Langkah I
39
Data yang ada di masukkan ke dalam matriks transportasi sehingga terbentuk
tabel awal :
Tabel 4.2. Data awal metode transportasi untuk metode pendekatan Russel
(dalam Rp)
Dari / Ke Gowa Limbung Maros Pangkep Barru Suplay
Panciro 50 100 150 200 250 3000
Takalar 100 50 200 250 300 2200
Bulukumba 500 450 600 700 800 2550
Demand 1000 1250 1500 2000 2000 7750
2. Langkah II
Menghitung nilai negatif setiap baris dan kolom pada Tabel 4.3 yang perlu
dilakukan pengalokasian dengan menggunakan rumus = - - ,
dimana merupakan nilai tertinggi dari setiap baris (gudang) dan
merupakan nilai tertinggi dari setiap kolom (cabang).
Tabel 4.3. Hasil Perhitungan Negative
Dari/ Ke Gowa Limbung Maros Pangkep Barru Suplay
Panciro -700 -600 -700 -750 -800 3000
Takalar -700 -700 -700 -750 -800 2200
Bulukumba -800 -800 -800 -800 -800 2550
40
Demand 1000 1250 1500 2000 2000 7750
3. Langkah III
Kemudian menentukan nilai negatif terbesar secara keseluruhan dan
selanjutnya mengalokasikan produk sebanyak mungkin dengan cara
membandingkan antara supplay dan Demand dan memilih yang paling
minimum.
Table 4.4. Iterasi 1 Alokasi biaya Transportasi dengan metode pendekatan russel
Dari/ Ke Gowa Limbung Maros Pangkep Barru Suplay
Panciro -700 -600 -700 -750 -800
2000
3000
Takalar -700 -700 -700 -750 -800
2200
Bulukumba -800 -800 -800 -800 -800
2550
Demand 1000 1250 1500 2000 2000 7750
Berdasarkan dari Tabel 4.4 di atas mengalokasikan produk ke setiap cabang
dengan cara memilih nilai negatif terbesar, nilai negatif terbesar pertama yaitu
terletak pada Panciro -Barru dengan nilai -800. Kemudian membandingkan antara
supplay dan demand dan memilih yang paling minimum (min(3000,2000) yang
41
minimum adalah 2000). Dengan demikian pada cabang Barru sudah optimal atau
terpenuhi.
Tabel 4.4 di atas, cabang BARRU sudah terpenuhi/optimal maka tidak
diikutsertakan lagi dalam pengalokasian selanjutnya. Pengalokasian dapat
dilakukan pada tempat yang masih kosong, dan pengalokasian produk dapat
dilakukan dengan cara memilih nilai negatif terbesar dan dapat di lihat pada Tabel
4.5 di bawah ini.
Table 4.5. Iterasi 2 Alokasi biaya Transportasi dengan metode pendekatan russel
Dari/ Ke Gowa Limbung Maros Pangkep Barru Suplay
Panciro -700 -600 -700 -750 -800
2000
1000
Takalar -700 -700 -700 -750 -800
2200
Bulukumba -800
-800 -800 -800
2000
-800
2550
Demand 1000 1250 1500 2000 2000
Berdasarkan dari Tabel 4.5 di atas dapat dipilih nilai negatif terbesar ke 2
terletak Bulukumba-Pangkep dengan nilai -800. Kemudian membandingkan
antara supplay dan demand dan memilih yang paling minimum (min(2000,2550)
yang minimum adalah 2000). Dengan demikian pada cabang Pangkep sudah
optimal atau terpenuhi
Dari Tabel 4.5 di atas, cabang PANGKEP sudah terpenuhi/optimal maka
tidak diikutsertakan lagi dalam pengalokasian selanjutnya. Pengalokasian dapat
42
dilakukan pada cabang/gudang yang masih kosong, dan pengalokasian produk
dapat dilakukan dengan cara memilih nilai negatif terbesar dan dapat di lihat pada
Tabel 4.6 di bawah ini.
Table 4.6. Iterasi 3 Alokasi biaya Transportasi dengan metode pendekatan russel
Dari/ Ke Gowa Limbung Maros Pangkep Barru Suplay
Panciro -700
-600
-700 -750 -800
2000
1000
Takalar -700
-700 -700 -750 -800
2200
Bulukumba -800
-800
-800
550
-800
2000
-800
550
Demand 1000 1250 1500 2000 2000
Berdasarkan dari Tabel 4.6 di atas dapat memilih nilai negatif terbesar ke 3
yaitu terletak pada Bulukumba-Maros. Kemudian membandingkan antara supplay
dan demand dan memilih yang paling minimum (min(1500,550) yang minimum
adalah adalah 550). Dengan demikian pada gudang Bulukumba sudah optimal.
Dari Tabel 4.6 di atas, cabang MAROS belum terpenuhi/optimal maka
diikutsertakan lagi dalam pengalokasian selanjutnya. Pengalokasian dapat
dilakukan pada cabang/gudang yang masih kosong, dan pengalokasian produk
43
dapat dilkaukan dengan cara memilih nilai negatif terbesar dan dapat di lihat pada
Tabel 4.7 di bawah ini.
Table 4.7. Iterasi 4 Alokasi biaya Transportasi dengan metode pendekatan russel
Dari/ Ke Gowa Limbung Maros Pangkep Barru Suplay
Panciro -700
-600 -700 -750
-800
2000
1000
Takalar -700 -700
1250
-700 -750
-800
2200
Bulukumba -800
-800
-800
550
-800
2000
-800
2550
Demand 1000 1250 950 2000 2000
Berdasarkan dari Tabel 4.7 di atas dapat memilih nilai negatif terbesar ke 4
yaitu terletak pada Takalar - Limbung dengan nilai -700. Kemudian
membandingkan antara supplay dan demand dan memilih yang paling minimum
(min(2200,1250) yang minimum adalah adalah 1250). Dengan demikian pada
cabang Limbung sudah optimal atau terpenuhi.
Dari tabel 4.7 di atas, gudang Takalar belum terpenuhi/optimal maka
diikutsertakan lagi dalam pengalokasian selanjutnya. Pengalokasian dapat
44
dilakukan pada cabang/gudang yang masih kosong, dan pengalokasian produk
dapat dilkaukan dengan cara memilih nilai negatif terbesar dan dapat di lihat pada
Tabel 4.8 di bawah ini.
Table 4.8. Iterasi 5 Alokasi biaya Transportasi dengan metode pendekatan russel
Dari/ Ke Gowa Limbung Maros Pangkep Barru Suplay
Panciro -700
1000
-600 -700
-750 -800
2000
1000
Takalar -700
-700
1250
-700 -750 -800
950
Bulukumba -800 -800 -800
550
-800
2000
-800
2550
Demand 1000 1250 950 2000 2000
Berdasarkan dari Tabel 4.8 di atas dapat memilih nilai negatif terbesar ke 5
tetapi terdapat beberapa nilai negatif yang sama tetapi memilih salah satu diantara
yakni yang di pilih terletak pada baris perama dan kolom pertama yaitu Panciro -
Gowa dengan nilai -700. Kemudian membandingkan antara supplay dan demand
dan memilih yang paling minimum (min(1000,1000) tetapi supplay n demand
sama yaitu 1000 . Dengan demikian pada cabang Gowa dan gudang Panciro
sudah optimal.
45
Dari Tabel 4.8 di atas, cabang GOWA dan PANCIRO sudah
terpenuhi/optimal maka tidak diikutsertakan dalam pengalokasian selanjutnya.
dan pengalokasian produk dapat dilakukan dengan cara memilih nilai negatif
terbesar dan dapat di lihat pada Tabel 4.9 di bawah ini.
Table 4.9. Iterasi 6 Alokasi biaya Transportasi dengan metode pendekatan russel
Dari/ Ke Gowa Limbung Maros Pangkep Barru Suplay
Panciro -700
1000
-600 -700
-750 -800
2000
3000
Takalar -700 -700
1250
-700
950
-750
-800
950
Bulukumba -800
-800
-800
550
-800
2000
-800
2550
Demand 1000 1250 950 2000 2000
Berdasarkan dari iterasi 6 di atas dapat memilih nilai negatif terbesar ke 6
yang terletak pada Takalar -Maros dengan nilai -700. Kemudian membandingkan
antara supplay dan demand dan memilih yang paling minimum (min(950,950)
yang paling minimum adalah 950). Dengan demikian pada gudang Takalar dan
cabang Limbung sudah optimal.
Dari Tabel 4.9 di atas, gudang TAKALAR sudah terpenuhi/optimal maka
tidak diikutsertakan lagi dalam pengalokasian selanjutnya. Pengalokasian dapat
46
dilakukan pada cabang/gudang yang masih kosong, dan pengalokasian produk
dapat dilakukan dengan cara memilih nilai negatif terbesar dan dapat di lihat pada
Tabel 4.10 di bawah ini.
4. Langkah IV
Pengalokasian produk sudah terisi penuh maka langkah selanjutnya
menghitung total biaya minimum distribusi pengiriman produk dengan cara
menjumlahkan dari hasil perkalian antara unit barang dengan biaya
transportasi/unit barang.
Tabel 4.10. Hasil akhir penentuan solusi awal dengan metode pendekatan
russel
Dari / Ke Abdesir Gowa Maros Pangkep Barru Suplay
Panciro 50
1000
100 150 200 250
2000
3000
Takalar 100 50
1250
200
950
250 300
2200
Bulukumba 500 450 600
550
700
2000
800
2550
Demand 1000 1250 1500 2000 2000 7750
Untuk menghitung biaya optimal dari Tabel 4.10, dapat menggunakan
persamaan fungsi tujuan berikut:
47
∑ (∑ )
Adapun Perhitungan Biaya Pendistribusian Dari Tabel 4.10. Sebagai Berikut:
i. Biaya pengiriman dari Panciro ke Gowa = 1000 x Rp50 =50.000
ii. Biaya pengiriman dari Panciro ke Barru =2000 x Rp250 = 500.000
iii. Biaya pengiriman dari Takalar ke Limbung = 1250 x 50 = 62.500
iv. Biaya pengiriman dari Takalar ke Maros =950 x Rp200 =190.000
v. Biaya pengiriman dari Bulukumba ke Maros =550 x Rp 600 = 330.000
vi. Biaya pengiriman dari Bulukumba ke Pangkep =2000 x 700 =
1.400.000
Jadi, total biaya transportasi untuk mendistribusikan Roti dari suatu
gudang ke suatu cabang yang diperoleh dengan menggunakan metode RAM
adalah :
Z = Rp50.000 + Rp500.000 + Rp62.500 + Rp330.000+ Rp190.000 +
Rp1.400.000=Rp 2.532.500
c. Menghitung total biaya minimum distribusi pengiriman Roti dengan
menggunakan metode Sudut Barat Laut.
Adapun proses yang akan dilakukan untuk meminimumkan total biaya
distribusi pengiriman Roti yaitu :
1. Langkah I
Data yang sudah ada di masukkan ke dalam matriks transportasi sehingga
terbentuk tabel awal sebagai berikut :
Tabel 4.11. Data awal metode Transportasi untuk metode Sudut Barat Laut
(dalam Rp)
48
Dari / Ke Gowa Limbung Maros Pangkep Barru Suplay
Panciro 50 100 150 200 250 3000
Takalar 100 50 200 250 300 2200
Bulukumba 500 450 600 700 800 2550
Demand 1000 1250 1500 2000 2000 7750
Dari Tabel 4.11 di atas, perlu diperhatikan apakah jumlah permintaan
sama dengan jumlah suplay (𝑆 ). Untuk menentukan nilai tersebut dapat
menggunakan persamaan berikut:
∑𝑆
𝑆 𝑆 𝑆 ∑
Jumlah suplay dan jumlah demand sama, tadi tidak perlu ada
penambahan variabel Dummy.
Sesuai namanya, North West Corner, penyelesaian akan selalu dimulai
dari pojok kiri atas. Untuk lebih jelasnya perhatikan penyelesaian berikut ini :
Table 4.12. Iterasi 1 Alokasi biaya Transportasi dengan metode sudut barat laut
Dari / Ke Gowa Limbung Maros Pangkep Barru Suplay
Panciro 50
1000
100 150 200 250 3000
Takalar 100 50 200 250 300 2200
49
Bulukumba 500 450 600 700 800 2550
Demand 1000 1250 1500 2000 2000 7750
Langkah pertama, penuhi permintaan kota Gowa [1000] dengan kapasitas
Gudang Panciro [3000] (berarti Gudang Panciro masih tersisa 2000). Permintaan
kota Gowa telah terpenuhi, maka dari itu kota Gowa kita arsir sebagai penanda
bahwa kota Gowa tidak akan diikusertakan kedalam perhitungan selanjutnya.
Table 4.13. Iterasi 2 Alokasi biaya Transportasi dengan metode Sudut Barat Laut
Dari / Ke Gowa Limbung Maros Pangkep Barru Suplay
Panciro 50
1000
100
1250
150 200 250 3000
Takalar 100 50 200 250 300 2200
Bulukumba 500 450 600 700 800 2550
Demand 1000 1250 1500 2000 2000 7750
Lanjutkan dengan memenuhi permintaan kota Limbung [1250], kemudian
sisa kapasitas Gudang Panciro [750]. Permintaan Kota Limbung telah terpenuhi,
maka dari itu kota Limbung kita arsir sebagai penanda bahwa kota Limbung tidak
akan diikut sertakan kedalam perhitungan selanjutnya.
Table 4.14. Iterasi 3 Alokasi biaya Transportasi dengan metode Sudut Barat Laut
Dari / Ke Gowa Limbung Maros Pangkep Barru Suplay
Panciro 50
1000
100
1250
150
750
200 250 3000
50
Takalar 100 50
200 250 300 2200
Bulukumba 500 450 600 700 800 2550
Demand 1000 1250 1500 2000 2000 7750
Kemudian kekurangannya dipenuhi dari Gudang Panciro [750], dan Gudang
Panciro sudah penuh. Permintaan Kota Panciro telah terpenuhi, maka dari itu kota
Panciro kita arsir sebagai penanda bahwa kota Panciro tidak akan diikutsertakan
kedalam perhitungan selanjutnya.
Table 4.15. Iterasi 4 Alokasi biaya Transportasi dengan metode Sudut Barat Laut
Dari / Ke Gowa Limbung Maros Pangkep Barru Suplay
Panciro 50
1000
100
1250
150
750
200 250 3000
Takalar 100 50 200
750
250 300 2200
Bulukumba 500 450 600 700 800 2550
Demand 1000 1250 1500 2000 2000 7750
Selanjutnya kota Maros penuhi dengan sisa kapasitas gudang Maros [750].
Table 4.16. Iterasi 5 Alokasi biaya Transportasi dengan metode Sudut Barat Laut
Dari / Ke Gowa Limbung Maros Pangkep Barru Suplay
Panciro 50
1000
100
1250
150
750
200 250 3000
51
Takalar 100 50 200
750
250
1450
300 2200
Bulukumba 500 450 600 700 800 2550
Demand 1000 1250 1500 2000 2000 7750
kekurangannya diambil dari gudang Takalar [1450], sehingga kapasitas
gudang Pangkep sekarang adalah [550] (2000-1450).
Table 4.17. Iterasi 6 Alokasi biaya Transportasi dengan metode Sudut Barat Laut
Dari / Ke Gowa Limbung Maros Pangkep Barru Suplay
Panciro 50
1000
100
1250
150
750
200 250 3000
Takalar 100 50 200
750
250
1450
300 2200
Bulukumba 500 450 600 700
550
800 2550
Demand 1000 1250 1500 2000 2000 7750
Selanjutnya adalah kota pangkep, penuhi dengan sisa kapasitas gudang
Bulukumba [550].
Table 4.18. Iterasi 7 Alokasi biaya Transportasi dengan metode Sudut Barat Laut
Dari / Ke Gowa Limbung Maros Pangkep Barru Suplay
Panciro 50
1000
100
1250
150
750
200 250 3000
52
Takalar 100 50 200
750
250
1450
300 2200
Bulukumba 500 450 600
0
700
550
800
2000
2550
Demand 1000 1250 1500 2000 2000 7750
Selanjutnya adalah kota Barru, penuhi dengan sisa kapasitas gudang
bulukumba [2000]. Sekarang semua permintaan sudah terpenuhi.
Untuk menghitung biaya optimal dari Tabel 4.18. dapat menggunakan
persamaan fungsi tujuan berikut:
∑ (∑ )
Adapun perhitungan biaya pendistribusian dari Tabel 4.18 yaitu sebagai
berikut:
i. Biaya pengiriman dari Panciro ke Gowa = 100 x Rp50 = 50.000
ii. Biaya pengiriman dari Panciro ke Limbung = 1250 x Rp100 = 125.000
iii. Biaya pengiriman dari Takalar ke Maros = 750 x Rp150 = 112.500
iv. Biaya pengiriman dari Takalar ke Maros =750 x Rp200 = 150.000
v. Biaya pengiriman dari Takalar ke Pangkep =1450 x Rp250 = 362.500
vi. Biaya pengiriman dari Bulukumba ke Pangkep=550 x Rp700=385.000
vii. Biaya Pengiriman dari Bulukumba ke Barru=2000 x Rp800=1.600.000
Jadi, total biaya transportasi untuk mendistribusikan Roti dari suatu
gudang ke suatu cabang yang diperoleh dengan menggunakan metode NWC
adalah :
53
Z = Rp50.000 + Rp125.000 + Rp112.500 + Rp+ Rp150.000+ Rp 362.500
+ Rp385.000 + Rp1.600.000 =Rp 2.785.000
d. Menghitung total biaya minimum distribusi pengiriman Roti dengan
menggunakan metode Vam.
Adapun proses yang akan dilakukan untuk meminimumkan total biaya
distribusi pengiriman Roti yaitu :
2. Langkah II
Data yang sudah ada di masukkan ke dalam matriks transportasi sehingga
terbentuk tabel awal sebagai berikut :
Tabel 4.19 Data awal metode transportasi VAM (metode pendekatan Vogel)
Ke
Dari
Gowa
Limbung
Maros
Pangkep
Barru
Suplay
Panciro 50
100 150 200 250 3000
Takalar 100 50 200 250 300 2200
Bulukumba 500 450 600 700 800 2550
Demand 1000 1250 1500 2000 2000 7750
54
Carilah perbedaan dari 2 biaya terkecil, yaitu biaya terkecil dan terkecil
kedua untuk setiap baris dan kolom. Pilihlah 1 nilai perbedaan-perbedaan yang
terbesar di antara semua nilai perbedaan pada kolom dan baris. Bila nilai
perbedaan biaya ada 2 yang besarnya sama, maka pilihlah baris atau kolom yang
mempunyai biaya terendah. Kemudian isilah pada salah satu segiempat yang
termasuk dalam kolom atau baris terpilih, yaitu pada segiempat yang mempunyai
biaya terendah. Isikan sebanyak mungkin yang bisa dilakukan. Dan jika sudah ada
baris atau kolom yang terpenuhi kapasitasnya, maka selanjutnya hilangkan baris
atau kolom tersebut karena sudah mungkin diisi lagi. Kemudian tentukan kembali
perbedaan biaya untuk kolom dan baris yang belum terisi. Ulangi langkah-
langkah ini sampai semua baris dan kolom sepenuhnya teralokasi.
Table 4.20. Iterasi 1 Alokasi biaya Transportasi dengan metode Vam
Ke
Dari
Gowa
Limbung
Maros
Pangkep
Barru
Suplay
Beda
Baris
Panciro 50
1000
100 150 200 250 3000 50
Takalar 100 50 200 250 300 2200 50
Bulukumba 500 450 600 700 800 2550 50
Demand 1000 1250 1500 2000 2000 7750
Beda
Kolom
50 50 50 50 50
55
Tabel 4.21. Iterasi 2 Alokasi biaya Transportasi dengan metode Vam
Ke
Dari
Gowa
Limbung
Maros
Pangkep
Barru
Suplay
Beda
Baris
Panciro 50
1000
100 150 200 250 2000 50
Takalar 100 50
1250
200 250 300 2200 150
Bulukumba 500 450
600 700 800 2550 150
Demand 1000 1250 1500 2000 2000 7750
Beda
Kolom
50 50 50 50 50
Table 4.22. Iterasi 3 Alokasi biaya Transportasi dengan metode Vam
Ke
Dari
Gowa
Limbung
Maros
Pangkep
Barru
Suplay
Beda
Baris
Panciro 50
1000
100 150 200 250 2000 50
Takalar 100 50
1250
200 250 300 950 50
Bulukumba 500 450
600
1500
700 800 2550 100
56
Demand 1000 1250 1500 2000 2000
Beda
Kolom
50 50 50 50 50
Table 4.23. Iterasi 4 Alokasi biaya Transportasi dengan metode Vam
Ke
Dari
Gowa
Limbung
Maros
Pangkep
Barru
Suplay
Beda
Baris
Panciro 50
1000
100 150
200 250 2000 50
Takalar 100 50
1250
200 250 300 950 50
Bulukumba 500 450
600
1500
700 800 1050 100
Demand 1000 1250 1500 2000 2000
Beda
Kolom
50 50 50 50 50
Table 4.24. Iterasi 5 Alokasi biaya Transportasi dengan metode Vam
57
Ke
Dari
Gowa
Limbung
Maros
Pangkep
Barru
Suplay
Beda
Baris
Panciro 50
1000
100 150
200
250 2000 50
Takalar 100 50
1250
200 250 300 950 50
Bulukumba 500 450
600
1500
700
1050
800 1050 100
Demand 1000 1250 1500 2000 2000
Beda
Kolom
50 50 50 50 50
Table 4.25. Iterasi 6 Alokasi biaya Transportasi dengan metode Vam
Ke
Dari
Gowa
Limbung
Maros
Pangkep
Barru
Suplay
Beda
Baris
Panciro 50
1000
100 150
200
950
250 2000 50
Takalar 100 50
1250
200 250
300 950 50
Bulukumba 500 450
600
1500
700
1050
800 1050 100
Demand 1000 1250 1500 2000 2000
58
Beda
Kolom
50 50 50 50 50
Table 4.26. Iterasi 7 Alokasi biaya Transportasi dengan metode Vam
Ke
Dari
Gowa
Limbung
Maros
Pangkep
Barru
Suplay
Beda
Baris
Panciro 50
1000
100 150
200
950
250
1050
2000 50
Takalar 100 50
1250
200 250
300
950
950 50
Bulukumba 500 450
600
1500
700
1050
800 1050 100
Demand 1000 1250 1500 2000 2000
Beda
Kolom
50 50 50 50 50
Table 4.27. Iterasi 8 Alokasi biaya Transportasi dengan metode Vam
Ke
Dari
Gowa
Limbung
Maros
Pangkep
Barru
Suplay
Beda
Baris
Panciro 50
1000
100 150
200
950
250
1050
3000 50
Takalar 100 50
1250
200 250
300
950
2200 50
59
Bulukumba 500 450
600
1500
700
1050
800 2550 100
Demand 1000 1250 1500 2000 2000
Beda
Kolom
50 50 50 50 50
Untuk menghitung biaya optimal dari Tabel 4.27. dapat menggunakan
persamaan fungsi tujuan berikut:
∑ (∑ )
Adapun perhitungan biaya pendistribusian dari Tabel 4.27 yaitu sebagai
berikut:
i. Biaya pengiriman dari Panciro ke Gowa =1000 x Rp50 = 50.000
ii. Biaya pengiriman dari Panciro ke Pangkep= 950 x Rp200 = 190.000
iii. Biaya pengiriman dari Panciro ke Barru = 1050 x Rp250 = 262.500
iv. Biaya pengiriman dari Takalar ke Limbung = 1250 x Rp50 = 62.500
v. Biaya pengiriman dari Takalar ke Barru = 950 x Rp300 = 285.000
vi. Biaya pengiriman dari Bulukumba ke Maros = 1500x Rp600 = 900.000
vii. Biaya pengiriman dari Bulukumba ke Pangkep= 1050xRp700=735.000
Jadi, total biaya transportasi untuk mendistribusikan Roti dari suatu
gudang ke suatu cabang yang diperoleh dengan menggunakan metode VAM
adalah :
Z = Rp50.000 + Rp190.000 + Rp262.500 + Rp62.500 + Rp285.000 + Rp900.000
+ Rp735.00 = Rp2.485.000
60
Perbandingan biaya transportasi dari ketiga metode yang digunakan (Ram,
Nwc, Vam) adalah :
RAM : VAM : NWC
2.532.500 : 2.485.000 : 2.785.000
Jadi metode yang paling mendekati pengoptimalan biaya transportasi
untuk mendapatkan keuntungan yang maksimal adalah metode VAM karena
metode VAM dapat menimalisir biaya transportasi.
e. Menghitung total biaya minimum distribusi pengiriman Roti dengan
menggunakan Metode Batu Loncatan.
Adapun proses yang akan dilakukan untuk meminimumkan total biaya
distribusi pengiriman Roti yaitu :
3. Langkah III
Data yang sudah ada di masukkan ke dalam matriks transportasi sehingga
terbentuk tabel awal sebagai berikut :
2. Menghitung solusi akhir metode Transportasi untuk mengetahui
keoptimalan data awal dengan menggunakan metode Batu loncatan.
a. Skripsi ini akan dilakukan proses selanjutnya yaitu melakukan proses
tes optimalisasi. Dengan menggunakan solusi awal yang telah
dikerjakan di atas ( pendekatan rusell, sudut barat laut dan pendekatan
vogel ) dilakukan pengujian solusi optimal menggunakan metode batu
loncatan untuk memastikan apakah biaya transportasi tersebut telah
61
minimum. Untuk berlanjut ke pengujian optimal harus memenuhi
syarat yaitu m+n-1 (m=baris/gudang dan n=kolom/cabang). Pada
kasus ini telah memenuhi syarat ( 3+5-1=7 ) Karena jumlah sel yang
terisi adalah 7. Dengan demikian dapat dilakukan pengujian
menggunakan solusi optimal.
b. Pengujian optimal untuk metode VAM
Adapun langkah-langkah untuk menyelesaikan proses optimal
yaitu:
1) Memilih sel yang kosong pada setiap baris atau kolom, selanjutnya
melakukan loncatan pada sel yang terisi dan dapat dilakukan secara
horizontal atau vertical dan diberi tanda + pada sel yang kosong
dan selanjutnya tanda – secara bergantian, batu loncatan bersifat
genap.
Table 4.28. Alokasi solusi optimal metode pendekatan Vogel dengan
menggunakan metode Batu Loncatan
Ke
Dari
Gowa Limbung Maros Pangkep Barru Suplay
Panciro 50
1000
100
X12
150
X13
200
950
250
1050
3000
Takalar 100
X21
50
1250
200
0
250
X24
300
950
2200
Bulukumba 500
X31
450
X32
600
1500
700
1050
800
X35
2550
Demand 1000 1250 1500 2000 2000 7750
62
Pergerakan batu loncatan dimulai dari sel yang kosong (Panciro-Limbung)
menuju ke Panciro-Barru dan selanjutnya Barru-Takalar dan terakhir ke Takalar -
Limbung dan akhirnya kembali ke sel semula.
Table 4.29. Alokasi solusi optimal metode pendekatan Vogel dengan
menggunakan metode Batu Loncatan
Ke
Dari
Gowa Limbung Maros Pangkep Barru Suplay
Panciro 50
1000
100
X12
150
X13
200
950
250
1050
3000
Takalar 100
X21
50
1250
200
0
250
X24
300
950
2200
Bulukumba 500
X31
450
X32
600
1500
700
1050
800
X35
2550
Demand 1000 1250 1500 2000 2000 7750
Pergerakan batu loncatan dimulai dari sel yang kosong (Panciro-Maros)
menuju ke Panciro-Pangkep dan selanjutnya Pangkep-Bulukumba dan terakhir ke
Bulukumba- Maros dan akhirnya kembali ke sel semula.
Table 4.30. Alokasi solusi optimal metode pendekatan Vogel dengan
menggunakan metode Batu Loncatan
Ke
Dari
Gowa Limbung Maros Pangkep Barru Suplay
Panciro 50
1000
100
X12
150
X13
200
950
250
1050
3000
Takalar 100
X21
50
1250
200
0
250
X24
300
950
2200
Bulukumba 500
X31
450
X32
600
1500
700
1050
800
X35
2550
63
Demand 1000 1250 1500 2000 2000 7750
Pergerakan batu loncatan dimulai dari sel yang kosong (Bulukumba-
Gowa) menuju ke Bulukumba-Pangkep dan selanjutnya Pangkep-Panciro dan
terakhir ke Panciro-Gowa dan akhirnya kembali ke sel semula.
Sel – Sel yang kosong :
Panciro - Limbung : 100 – 250 + 300 – 50 = 100
Panciro - Maros : 150 – 200 + 700 – 600 = 50
Bulukumba – Gowa : 500 – 700 + 200 – 50 = -50
Memilih nilai hasil evaluasi sel kosong tersebut dengan nilai negatif
terbesar kemudian melihat isi dari sel tersebut dan memilih nilai negatif terkecil
selanjutnya tambahkan dan kurangkan isi sel negatif terkecil tersebut.
Table 4.31. Hasil evaluasi sel kosong iterasi 2
1000
(-)1000
950
(+)1000
X
(+)1000
1050
(-)1000
Menjadi :
X 1950
1000 50
Setelah melakukan perbaikan selanjutnya akan dilakukan proses
terus menerus sampai tidak ada yang bernilai negative.
Table 4.32. Alokasi solusi optimal metode pendekatan Vogel dengan
menggunakan metode Batu Loncatan
64
Ke
Dari
Gowa Limbung Maros Pangkep Barru Suplay
Panciro 50
X11
100
X12
150
X13
200
1950
250
1050
3000
Takalar 100
0
50
1250
200
X23
250
X24
300
950
2200
Bulukumba 500
1000
450
X32
600
1500
700
50
800
X35
2550
Demand 1000 1250 1500 2000 2000 7750
Pergerakan batu loncatan dimulai dari sel yang kosong (Panciro-Gowa)
menuju ke Panciro-Pangkep dan selanjutnya Pangkep-Bulukumba dan terakhir ke
Bulukumba-Gowa dan akhirnya kembali ke sel semula.
Table 4.33. Alokasi solusi optimal metode pendekatan Vogel dengan
menggunakan metode Batu Loncatan
Ke
Dari
Gowa Limbung Maros Pangkep Barru Suplay
Panciro 50
X11
100
X12
150
X13
200
1950
250
1050
3000
Takalar 100
0
50
1250
200
X23
250
X24
300
950
2200
Bulukumba 500
1000
450
X32
600
1500
700
50q
800
X35
2550
Demand 1000 1250 1500 2000 2000 7750
65
Pergerakan batu loncatan dimulai dari sel yang kosong (Takalar-Maros)
menuju ke Maros-Bulukumba dan selanjutnya Bulukumba-Gowa dan terakhir ke
Gowa-Takalar dan akhirnya kembali ke sel semula.
Table 4.34. Alokasi solusi optimal metode pendekatan Vogel dengan
menggunakan metode Batu Loncatan
Ke
Dari
Gowa Limbung Maros Pangkep Barru Suplay
Panciro 50
X11
100
X12
150
X13
200
1950
250
1050
3000
Takalar 100
0
50
1250
200
X23
250
X24
300
950
2200
Bulukumba 500
1000
450
X32
600
1500
700
50
800
X35
2550
Demand 1000 1250 1500 2000 2000 7750
Pergerakan batu loncatan dimulai dari sel yang kosong (Takalar-Pangkep)
menuju ke Pangkep-Barru dan selanjutnya Barru-Panciro dan terakhir ke Panciro-
Takalar dan akhirnya kembali ke sel semula.
Sel-sel yang kosong :
Panciro - Gowa = 50 – 200 + 700 – 500 = 50
Takalar - Maros = 200 – 600 + 500 – 100 = 0
Takalar – Pangkep = 250 – 300 + 250 – 200 = 0
Kesimpulan : karena hasil dari perhitungan tidak ditemukan nilai negatif
(penghematan biaya), maka proses eksekusi telah selesai. Alokasi produk
66
dari gudang ke cabang menurut metode pendekatan Vogel (Vam) yang
diuji oleh metode batu loncatan dan biaya transportasinya adalah:
Dari Tujuan Jumlah barang Biaya/bungkus (Rp) Biaya (Rp)
Panciro Pangkep 1950 Rp 200 Rp390.000
Panciro Barru 1050 Rp 250 Rp262.500
Takalar Limbung 1250 Rp 50 Rp62.500
Takalar Barru 950 Rp 300 Rp285.000
Bulukumba Gowa 1000 Rp 500 Rp500.000
Bulukumba Maros 1500 Rp 600 Rp900.000
Bulukumba Pangkep 50 Rp 700 Rp35.000
Total biaya Rp2.435.000
A. Pembahasan
Dari hasil perhitungan penelitian di atas, peneliti mencari solusi
untuk mendapatkan biaya transportasi yang minimum agar dapat
menghemat biaya total pengiriman roti dari suatu gudang ke berbagai
daerah tempat pemasaran. Metode yang digunakan dalam penelitian ini
untuk menyelesaikan suatu permasalahan dalam metode Transportasi
adalah metode Sudut Barat Laut (Nwc), metode Pendekatan vogel (Vam)
dan metode pendekatan Russel (Ram). Untuk menguji apakah hasilnya
sudah optimal atau belum maka peneliti menggunakan metode Batu
loncatan.
67
Secara teoritis bahwa metode pendekatan Vogel benar-benar
mendapatkan hasil yang lebih optimal dibandingkan metode lainnya
(P.Siagian : penelitian operasional). Teori tersebut diperkuat oleh
penelitian ini bahwa metode pendekatan Vogel benar-benar memberikan
hasil yang lebih optimal tanpa menguji lagi dengan menggunakan metode
stepping stone.
Dari hasil penelitian ini Perbandingan biaya transportasi yang akan
dikeluarkan perusahaan ketika menggunakan metode Vam, Nwc dan
metode pendekatan russel dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Metode Biaya Minimum
Metode Vam
Metode Nwc
Metode Ram
Rp. 2.485.000,-
Rp. 2.785.000,-
Rp. 2.532.500,-
Dilihat dari tabel di atas bahwa PT. GARDENIA akan mengeluarkan
biaya transportasi sebesar Rp.2.785.000/minggu jika metode yang digunakan
metode NWC, dan jika menggunakan metode VAM biaya yang akan dikeluarkan
sebesar Rp. 2.485.000, sedangkan jika menggunakan metode RAM maka biaya
yang akan dikeluarkan sebesar Rp. 2.532.500. Dilihat dari ketiga metode tersebut
ternyata metode VAM yang lebih optimal atau lebih menguntungkan di banding
metode yang lain karena metode VAM dapat meminimalisir/menghemat biaya
transportasi sebesar Rp.47.500. Kemudian dilihat dari Alokasi produk dari gudang
ke cabang menurut metode pendekatan vogel yang diuji oleh metode batu
68
loncatan yang biaya transportasinya dari Panciro ke Gowa sebesar Rp50.000, dari
Panciro ke Pangkep sebesar Rp.190.000, dari Panciro ke Barru sebesar
Rp.262.500 dari Takalar ke Limbung sebesar Rp.62.500, dari Takalar ke Barru
sebesar Rp.285.000, dari Bulukumba ke Maros sebesar Rp.900.000, dan yang
terakhir dari Bulukumba ke Pangkep sebesar Rp.735.000. Jadi total biaya
transportasinya sebesar 2.485.000, maka dinyatakan bahwa metode pendekatan
Vogel yang diuji oleh metode batu loncatan terbukti sudah optimal.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan yang telah dilakukan maka
dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Perbandingan dari ke tiga metode tersebut yaitu metode Vam, metode
Nwc dan metode pendekatan russel , ternyata metode pendekatan
vogel (Vam) dapat memberikan hasil yang lebih optimal tanpa
melakukan tes optimalisasi lebih lanjut sehingga dalam
perhitungannya tidak menggunakan waktu yang lama dibandingkan
dengan metode Ram dan Nwc karena harus melakukan tes
optimalisasi lagi dengan memiliki selisih biaya transportasi sebesar
Rp.47.500,-.
69
2. Hasil dari solusi optimal pada kasus PT.Gardenia (perusahaan roti)
dengan menggunakan metode batu loncatan sebesar Rp. 2.435.000,-
Dan biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan selama ini sebesar
Rp.3.218.000. Maka dari itu telah membuktikan bahwa perhitungan
dengan menggunakan metode Vam, dapat meminimumkan biaya
transportasi dan dapat memberikan keuntungan yang lebih besar pada
perusahaan Gardenia.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan-kesimpulan tersebut, penulis berharap
kepada perusahaan tersebut agar metode pendekatan Vogel dapat
dipertimbangkan oleh perusahaan untuk menghitung biaya
transportasinya, karena metode ini lebih dapat menekan biaya transportasi
yang akan dikeluarkan.
DAFTAR PERTANYAAN
1. Berapa jumlah Gudang yang dimiliki oleh Perusahaan Gardenia?
2. Berapa jumlah Cabang yang dimiliki oleh Perusahaan Gardenia?
3. Transportasi yang di gunakan untuk mengantar roti dari Gudang ke
Cabang?
4. Berapa biaya per bungkus roti dari gudang ke cabang ?
5. Berapa biaya per bungkus roti dengan menggunakan mobil kanvas dari
gudang ke cabang ?
6. Berapa Jumlah Suplay setiap Gudang Gardenia?
7. Berapa biaya transportasi yang di keluarkan oleh perusahaan ?
DAFTAR JAWABAN
1. Perusahaan Gradenia ini Mempunyai 3 Gudang Pabrik, terdapat di Kota
Panciro, Bulukumba, dan Takalar
2. Perusahaan Gradenia ini mempunyai 5 cabang, terdapat di Gowa,
Limbung, Maros, Pangkep, Barru
3. Transportasi yang di gunakan untuk mengantar roti dari Gudang ke
Cabang Mobil Kanvas.
4. biaya per bungkus roti dari gudang ke cabang yaitu dari Gudang Panciro
ke cabang Gowa 1000 bungkus/minggu, ke Limbung 1250 bungkus
/minggu, ke Maros 1.500 bungkus / mingggu, ke Pangkep 2000 bungkus /
minggu dan ke Barru 2000 bungkus / minggu.
5. Berapa biaya per bugkus roti dengan menggunakan mobil kanvas dari
gudang ke cabang ? Panciro – Gowa Rp.100, Panciro – Limbung Rp.50 ,
Panciro – Maros Rp. 150, Panciro – Pangkep Rp. 200, Panciro – Barru Rp.
250, Takalar – Gowa Rp. 100 , Takalar - Limbung Rp. 50, Takalar –
Maros Rp. 200, Takalar – Pangkep Rp. 250, Takalar – Barru Rp. 300,
Bulukumba – Gowa Rp500, Bulukumba – Limbung Rp. 450, Bulukumba
– Maros, Rp. 600, Bulukumba – Pangkep Rp.700 , Bulukumba – Barru
Rp.800.
6. Jumlah Suplay Gudang yaitu : Gudang Panciro suplaynya 3000 bungkus /
minggu, Gudang Takalar suplaynya 2200 bungkus / minggu, Gudang
Bulukumba Supllaynya 2550 bungkus / minggu.
7. Biaya transportasi yang dikeluarkan oleh perusahaan sebesar Rp.
3.128.000
Gowa, November
2016
Kepala Bagian Riset Pasar,
AHMAD RUSYDI
AHMAD RUSYDI AHMAD RUSYDI
Gowa, November 2016
PERUSAHAAN ROTI P.T GARDENIA
Jl. Poros panciro no.18 (0411)882812
Yang bertanda tangan dibawah ini Kepala Bagian Riset Pasar Perusahaan Roti Gardenia
Kabupaten Gowa :
Nama : Ahmad Rusydi
Jabatan : Kepala Bagian Riset Pasar P.T Gardenia Kabupaten Gowa
Menunjuk Surat Direktur Utama P.T Gardenia Pada Tanggal 20 Mei 2016 Perihal Izin
Penelitian, maka dengan ini menerangkan bahwa :
Nama : TUTI APRIANI
Nim/Jurusan : 60600110051 / Matematika
Instansi/Pekerjaan : Mahasiswa (SI)
Alamat : Jl. Panciro (btn tpi/taman panciro indah)
Judul : “Penerapan Model Transportasi Distribusi Pada Perusahaan
Roti Dengan Menggunakan Metode Pendekatan Vogel,
Metode Pendekatan Russel Dan Metode NWC. Studi Kasus :
Perusahaan Roti (P.T Gardenia )”
Yang bersangkutan benar telah melakukan penelitian di Perusahaan Roti P.T Gardenia Kab.
Gowa pada tanggal mulai tanggal 20 Mei 2016 s/d 05 Juli 2016.
Demikian surat keterangan ini untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.
Gowa, November 2016
Kepala Bagian Riset Pasar,
AHMAD RUSYDI
DAFTAR PERTANYAAN
1. Berapa jumlah Gudang yang dimiliki oleh Perusahaan Gardenia?
2. Berapa jumlah Cabang yang dimiliki oleh Perusahaan Gardenia?
3. Transportasi yang di gunakan untuk mengantar roti dari Gudang ke
Cabang?
4. Berapa biaya per bungkus roti dari gudang ke cabang ?
5. Berapa biaya per bungkus roti dengan menggunakan mobil kanvas dari
gudang ke cabang ?
6. Berapa Jumlah Suplay setiap Gudang Gardenia?
7. Berapa biaya transportasi yang di keluarkan oleh perusahaan ?