PENERAPAN SAK ETAP PADA KOPERASI X LAPORAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351043-TA-Putri Athirah Ulfah.pdf · 2.5 Kebijakan Akuntansi Menurut SAK-ETAP ... 25 BAB 3 PROFIL

  • Upload
    lybao

  • View
    230

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

  • UNIVERSITAS INDONESIA

    PENERAPAN SAK ETAP PADA KOPERASI X

    LAPORAN MAGANG

    Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SarjanaEkonomi

    PUTRI ATHIRAH ULFAH

    0906553551

    FAKULTAS EKONOMI

    PROGRAM STUDI AKUNTANSI

    DEPOK

    JUNI 2013

    Penerapan SAK ..., Putri Athirah, FE UI, 2013

  • Penerapan SAK ..., Putri Athirah, FE UI, 2013

  • Penerapan SAK ..., Putri Athirah, FE UI, 2013

  • iv

    KATA PENGANTAR

    Puji Syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayahNya sehingga penulis

    dapat menyelesaikan laporan magang ini sebagai salah satu syarat kelulusan.

    Penulisan laporan magang ini dilakukan sebagai salah satu syarat untuk

    mendapatkan gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi di Fakultas Ekonomi

    Universitas Indonesia. Penulis pun menyadari bahwa laporan magang ini masih

    jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis memohon maaf apabila terdapat

    kekurangan dan kesalahan.

    Pada kesempatan ini penulis juga ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak-

    pihak yang membantu penulis untuk menyelesaikan kuliah dan laporan magang.

    Berikut adalah pihak-pihak tersebut.

    1. Allah SWT atas semua rahmat dan kasih sayang-Nya yang selalu memberi

    petunjuk kepada penulis dalam pengerjaan laporan magang ini dan dalam

    setiap proses perkuliahan yang dijalani selam 4 tahun ini.

    2. Orang tua saya yang selalu mendukung, berjuang dan memberikan kasih

    sayang kepada penulis tiada henti. Sepertinya belum ada kata yang cocok

    untuk membalas semua hal yang ayah dan ibu berikan.

    3. Saudara penulis satu-satunya, Uni Thia, yang selalu berjuang untuk

    mengatasi sifat penulis.

    4. Bapak Salim Siagian SE, MBA selaku pembimbing yang dengan kerelaan

    hati meluangkan waktu dan memberikan petunjuk sehingga penulis bisa

    menyelesaikan laporan magang ini.

    5. Ibu Ayu dan Pak Yusuf selaku penguji yang sangat membantu dalam

    memberikan saran yang konstruktif dalam perbaikan penulisan laporan

    magang.

    6. Muhammad Ihsan S, atas semua kesediaan waktu, pengorbanan dan

    kesetiaan yang tiada henti untuk selalu mendengar semua cerita penulis

    dan memberi semangat.

    Penerapan SAK ..., Putri Athirah, FE UI, 2013

  • v

    7. Ipeh, atas semua hal yang tidak bisa disebutkan satu persatu. You are my

    Hero!

    8. Teman-teman Green Kost: Rindang, Fika, Yola, Wulan dan Manda atas

    semua perjuangan dan kerelaan hati menjadi tempat pengaduan pertama

    setiap pengalaman yang penulis rasakan. Sungguh mengharukan bisa

    sekosan bareng kalian.

    9. Teman perjuangan di kampus, terutama Ghiki (yang ternyata bisa sidang

    di hari yang sama), Dina (teman sekelompok OPK yang terus bertahan

    hingga lulus), Febrina, Odi, Mian Christy, Selly, Rifa yang membuat dunia

    perkuliahan menjadi menyenangkan dan tak terlupakan.

    10. Teman-teman bakduners SMA N 10 Padang angkatan 2006: Cudil, Paul

    dan Wulan.

    11. Tek Tin atas semua bantuaan dan kesediaannnya meluangkan waktu untuk

    konsultasi terkait penulisan laporan magang.

    12. Om Fahmi yang selalu membantu mendoakan kelancaran proses kuliah

    penulis dan dalam penulisan laporan magang.

    13. Ibu Dra. Erimurni dan teman-teman magang di KAP Erimurni yaitu Eka,

    Kak Riyan, Ian, dan Mba Tari, yang selalu bersedia membantu kelancaran

    penulisan laporan magang penulis.

    14. Tim Tax Dispute MUC, yaitu Mas Nurdin selaku Manajer, Mba Shinta

    selaku Asisten Manajer, dan Mba Yuri atas semua kebaikan dan

    pengertiaannya untuk memberi izin kepada penulis jika berhalangan hadir

    ke kantor untuk menyelesaikan laporan magang.

    15. Teman-teman seperjuangan MUC, terutama Candra, Cindy, Gege, Vency,

    Dea, Icha dan Iqbal yang membuat suasana kantor menjadi

    menyenangkan.

    Terima kasih atas semangat, dukungan, dan bantuannya sehingga penulis

    dapat menyelesaikan laporan magang ini. Semoga Allah SWT membalasnya.

    Amin

    Depok, Juli 2013

    Putri Athirah Ulfah

    Penerapan SAK ..., Putri Athirah, FE UI, 2013

  • Penerapan SAK ..., Putri Athirah, FE UI, 2013

  • viiUniversitas Indonesia

    ABSTRAK

    Nama : Putri Athirah UlfahProgram Studi : AkuntansiJudul : Penerapan SAK ETAP Pada Koperasi X

    Laporan magang ini membahas penerapan Standar Akuntansi Keuangan EntitasTanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) pada Koperasi X yang ditujukan untukmengetahui cara penerapan SAK ETAP yang dilakukan oleh Koperasi Xsekaligus melakukan review aspek-aspek yang dinilai untuk melihat ketepatanSAK ETAP pada Koperasi X. Pemeriksaan dilakukan atas kesesuaian antaraperlakuan akuntansi yang berlaku, khususnya dalam bentuk penyajian laporankeuangan dengan teori yang ada. Hasil pemeriksaan tentang perlakuan akuntansi,khususnya dalam penyajian laporan keuangan yang diterapkan oleh Koperasi Xtelah sesuai dengan SAK ETAP. Dalam proses magang di KAP Erimurni yangmengaudit Koperasi X diketahui bahwa aset Koperasi X berjumlah Rp709.006.699.653,- dan dana pihak ketiga dalam bentuk simpanan berjangkaberjumlah Rp 668.778.780.398,- yang dapat mengindikasikan kemungkinandeposannya yang cukup banyak, baik anggota maupun non anggota.

    Kata Kunci: Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik,Koperasi

    Penerapan SAK ..., Putri Athirah, FE UI, 2013

  • viiiUniversitas Indonesia

    ABSTRACT

    Name : Putri Athirah UlfahStudy Program : AccountingTitle : SAK ETAP Implementation on Cooperative X

    The internship report discusses the implementation of Indonesian AccountingStandard for Non-Publicly-Accountable Entities (IAS NPAE) of Cooperative Xwhich is aimed to find out the way of Cooperative X in implementing IAS NPAEand to review the aspects assessed in seeing the accuracy of Cooperative X inimplementing it. Audit is done based on the suitability of accounting treatment,especially in form of financial statements presentation, compared to existingtheories. Audit result shows related to the accounting treatment, especially infinancial statements presentation, implemented by Cooperative X are already inaccordance with IAS NPAE. During internship process in KAP Erimurni, whichaudited Cooperative X, there is a finding that the Cooperative Xs assets inamount Rp 709.006.699.653,- and third party fund in form of time deposit inamount of Rp 668.778.780.398,- could indicate the possibility of having largenumber of depositors, which includes members and non-members.

    Key Word : SAK ETAP, Cooperative

    Penerapan SAK ..., Putri Athirah, FE UI, 2013

  • ixUniversitas Indonesia

    DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL iHALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS iiHALAMAN PENGESAHAN.. iiiKATA PENGANTAR.. ivHALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH. viABSTRAK viiABSTRACT.......... viiiDAFTAR ISI. ixDAFTAR GAMBAR .. xiDAFTAR TABEL xii

    BAB 1 PENDAHULUAN ...................... 11.1 Latar Belakang Topik................. 11.2 Tujuan dan Manfaat Pelaksanaan Program Magang... 21.3 Tujuan Penulisan Laporan... 31.4 Tempat dan Waktu Pelaksanaan Magang....... 31.5 Pelaksanaan Kegiatan Magang.... 31.6 Ruang Lingkup Penulisan Laporan Magang... 51.7 Metode Penulisan Laporan Magang 61.8 Sistematika Penulisan. 6

    BAB 2 LANDASAN TEORI... 82.1 Koperasi.............. 8

    2.1.1 Pengertian Koperasi..... 82.1.2 Landasan dan Azas Koperasi... 82.1.3 Tujuan Koperasi... 92.1.4 Prinsip Koperasi... 92.1.52.1.6

    Landasan Hukum Koperasi..Jenis-Jenis Koperasi

    912

    2.2 Koperasi Simpan Pinjam................ 132.3 Standar Akuntansi Koperasi............ 142.4 Gambaran Umum Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa

    Akuntabilitas Publik (SAK-ETAP).15

    2.5 Kebijakan Akuntansi Menurut SAK-ETAP 182.5.1 Pengakuan.... 182.5.2 Pengukuran... 202.5.3 Penyajian.......... 20

    2.6 Penyajian Laporan Keuangan Menurut SAK-ETAP... 212.6.1 Neraca....... 212.6.2 Laporan Laba Rugi... 222.6.3 Laporan Perubahan Ekuitas dan Laporan Laba Rugi dan Saldo

    Laba...... 222.6.4 Laporan Arus Kas.... 23

    2.6.4.1 Aktivitas Operasi 23

    Penerapan SAK ..., Putri Athirah, FE UI, 2013

  • xUniversitas Indonesia

    2.6.4.2 Aktivitas Investasi.. 242.6.4.3 Aktivitas Pendanaan... 24

    2.6.5 Catatan Atas Laporan Keuangan.. 242.7 Perbedaan SAK ETAP dan PSAK............. 25

    BAB 3 PROFIL PERUSAHAAN..... 353.1 Gambaran Umum Koperasi X...... 353.23.33.4

    Visi dan Misi Koperasi X..Produk dan Jasa yang Disediakan Koperasi X.Struktur Organisasi Koperasi X

    353536

    BAB 4 PEMBAHASAN DAN ANALISIS.. 404.1 Standar Akuntansi untuk Koperasi X.. 404.2 Analisis Kesesuaian Neraca Koperasi X terhadap SAK ETAP...... 42

    4.2.1 Aset... 444.2.1.1 Kas dan Setara Kas......... 464.2.1.2 Aset Tetap... 47

    4.2.2 Kewajiban..... 494.2.3 Ekuitas...... 51

    4.3 Analisis Kesesuaian Laporan Laba Rugi dan Saldo Laba Koperasi Xterhadap SAK ETAP... 514.3.1 Pendapatan........ 534.3.2 Beban.... 54

    4.4 Analisis Kesesuaian Laporan Arus Kas Koperasi X terhadap SAK ETAP 554.4.1 Aktivitas Operasi.. 564.4.2 Aktivitas Investasi 574.4.3 Aktivitas Pendanaan..................... 58

    4.5 Analisis Kesesuaian Catatan Atas Laporan Keuangan Koperasi Xterhadap SAK ETAP. 59

    BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN.... 615.1 Kesimpulan.. 615.2 Saran untuk KAP Erimurni 62

    DAFTAR PUSTAKA 63

    Penerapan SAK ..., Putri Athirah, FE UI, 2013

  • xiUniversitas Indonesia

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 3.1 Struktur Organisasi Koperasi X.... 36

    Penerapan SAK ..., Putri Athirah, FE UI, 2013

  • xiiUniversitas Indonesia

    DAFTAR TABEL

    Tabel 2.1 Perbedaan PSAK dengan SAK ETAP.... 25Tabel 4.1 Checklist Pos Neraca Minimal Menurut SAK ETAP 42Tabel 4.2 Ilustrasi Pos Aset Neraca Koperasi X. 45Tabel 4.3 Ilustrasi Pos Kas dan Setara Kas Pada Neraca Koperasi X 46Tabel 4.4 Ilustrasi Pos Aset Tetap Pada Neraca Koperasi X.................... 47Tabel 4.5 Daftar Aset Tetap Koperasi X dan Metode Penyusutannya 48Tabel 4.6 Ilustrasi Pos Kewajiban Pada Neraca Koperasi X...................... 50Tabel 4.7 Ilustrasi Pos Ekuitas Pada Neraca Koperasi X........................... 51Tabel 4.8 Checklist Pos Minimal Laporan Laba Rugi dan Saldo Laba

    Koperasi X.................................. 53Tabel 4.9 Ilustrasi Pos Pendapatan Pada Laporan Laba Rugi dan Saldo

    Laba Koperasi X 54Tabel 4.10 Ilustrasi Pos Beban Pada Laporan Laba Rugi dan Saldo Laba

    Koperasi X............ 55Tabel 4.11 Ilustrasi Arus Kas dari Aktivitas Operasi pada Laporan Arus

    Kas Koperasi X..... 56Tabel 4.12 Ilustrasi Arus Kas dari Aktivitas Investasi pada Laporan Arus

    Kas Koperasi X.... 57Tabel 4.13 Ilustasi Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan pada Laporan Arus

    Kas Koperasi X.......................................................................... 58

    Penerapan SAK ..., Putri Athirah, FE UI, 2013

  • 1Universitas Indonesia

    BAB 1

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang Topik

    Koperasi merupakan salah satu bentuk dari organisasi yang mudah ditemui

    di Indonesia. Asas koperasi yang menjunjung tinggi kekeluargaan dalam

    kegiatannya akrab dengan budaya yang telah mendarah daging dalam masyarakat.

    Selain itu koperasi juga memiliki peran penting bagi perekonomian masyarakat

    Indonesia terutama bagi masyarakat dengan ekonomi lemah. Sebagai contoh,

    koperasi simpan pinjam dapat memberikan solusi pendanaan bagi masyarakat. Hal

    ini menjadi salah satu alasan mampunya koperasi tetap mempertahankan

    eksistensinya di tengah perkembangan ekonomi yang menyediakan berbagai

    alternatif ragam organisasi lain. Oleh karena itu, koperasipun menjadi menarik

    untuk dijadikan objek penelitian di berbagai bidang ilmu.

    Koperasi saat ini dituntut untuk lebih transparan dalam melaporkan setiap

    hasil dari aktivitas yang telah dicapai. Sama halnya dengan organisasi lain, salah

    satu bentuk transparansi yang harus dilakukan koperasi adalah dengan cara

    menyusun dan menerbitkan laporan keuangan organisasi dengan mengikuti

    standar yang ditetapkan oleh Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI).

    Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK-

    ETAP) disusun oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntansi

    Indonesia (DSAK-IAI) sebagai solusi bagi perusahaan menengah dan kecil yang

    sering menemukan kesulitan dalam menerapkan Pernyataan Standar Akuntansi

    Keuangan (PSAK) yang selama ini berlaku. Perusahaan kecil dan menengah dapat

    memilih untuk menggunakaan standar akuntansi yang akan mereka gunakan

    selama memenuhi syarat sebagai entitas yang diperbolehkan menggunakan SAK-

    ETAP dan dijalankan secara konsisten. Selain perusahaan kecil dan menengah,

    ada beberapa perusahaan lain yang menggunakan SAK-ETAP sebagai standar

    akuntansinya berdasarkan peraturan pemerintah bersama IAI. Salah satu entitas

    tersebut ialah koperasi.

    Ditambah dengan semakin hangatnya pembahasan SAK-ETAP dewasa ini

    dan dengan terus dilakukannya penyempurnaan standar tersebut melalui

    Penerapan SAK ..., Putri Athirah, FE UI, 2013

  • 2

    Universitas Indonesia

    konvergensi IFRS for SME, membuat penerapan SAK-ETAP menjadi suatu topik

    yang menarik untuk diamati. Terutama pembahasan penerapan SAK-ETAP ini

    pada entitas koperasi yang menjadi fokus pembahasan pada bab-bab selanjutnya,

    khususnya pada bentuk penyajian laporan keuangan.

    1.2 Tujuan dan Manfaat Pelaksanaan Program Magang

    Pelaksanaan program magang merupakan wadah yang menjembatani

    antara penguasaan teori dan penerapan praktik secara profesional. Setiap individu

    akan menerapkannya dengan cara masing-masing. Idealnya, setiap teori akan

    memudahkan dalam penerapan aplikasinya.

    Lebih lanjut, program magang akan mengasah kemampuan softskill setiap

    individu. Hal ini dapat berupa kedisiplinan dalam manajemen waktu karena setiap

    peserta harus dapat memahami dan menjalani setiap aturan yang sudah ditetapkan

    di dalam lingkungan pekerjaan. Secara tidak langsung, program magang juga

    mengasah kemampuan komunikasi diantara rekan kerja maupun atasan.

    Di dalam pelaksanaan program magang, maka setiap peserta biasanya

    akan diawasi oleh atasannya masing-masing di dalam menyelesaikan tugas-tugas

    yang diberikan. Timbulnya kendala yang sebelumnya tidak pernah ditemukan di

    dalam bangku perkuliahan memaksa setiap peserta harus jeli di dalam

    penyelesaian masalah. Hal ini akan membuat setiap peserta melatih jiwa

    kepemimpinannya sendiri dan belajar bertanggung jawab atas setiap kewajiban

    yang diberikan.

    Program magang yang berlangsung kurang lebih selama 3 (tiga) bulan

    secara tidak langsung juga akan menimbulkan pengalaman tersendiri. Dimulai

    dengan mengamati, beradaptasi hingga akhirnya mulai terbiasa dengan suasana

    lingkungan pekerjaan menjadi bekal dalam menghadapi dunia kerja yang nyata.

    Terakhir, program magang juga dapat berguna sebagai ajang untuk

    mencari passion yang belum ditemukan selama proses perkuliahan. Setiap peserta

    akan bisa menimbang-nimbang kecocokan pekerjaan dengan minat yang dimiliki.

    Penerapan SAK ..., Putri Athirah, FE UI, 2013

  • 3

    Universitas Indonesia

    1.3 Tujuan Penulisan Laporan

    Berdasarkan latar belakang permasalahan dan perumusan pokok

    permasalahan, penelitian ini memiliki tujuan yang hendak dicapai, yakni:

    1. Untuk mengetahui cara penerapan Standar Akuntansi Keuangan Entitas

    Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) dalam pemeriksaan umum

    (general audit) pada Koperasi X.

    2. Untuk melakukan review aspek-aspek yang dinilai untuk melihat ketepatan

    SAK ETAP pada Koperasi X.

    1.4 Tempat dan Waktu Pelaksanaan Magang

    Program magang ber-sks dilakukan di Kantor Akuntan Publik Erimurni

    yang beralamat di Jl.Sawahlunto No.20 Manggarai, Jakarta Selatan. Kegiatan

    magang ini berlangsung selama 3 (tiga) bulan dari tanggal 4 Februari 2013 hingga

    30 April 2013. Jam kerja yang diikuti sesuai dengan aturan kantor yaitu hari Senin

    sampai Jumat dimulai dari pukul 08.30 sampai pukul 17.30. Penulis menempati

    posisi sebagai Junior Auditor dan diawasi oleh seorang Senior Auditor.

    1.5 Pelaksanaan Kegiatan Magang

    Pelaksanaan kegiatan magang dimulai pada bulan Februari 2013 hingga

    April 2013. Hal yang pertama dilakukan adalah membuat Kertas Kerja

    Pemeriksaan (KKP) beberapa perusahaan berdasarkan laporan keuangan yang

    diberikan. Tugas ini dilakukan selama beberapa hari hingga akhirnya diberi

    tanggung jawab untuk memulai pembuatan working balance sheet dan working

    profit and loss yang dibuat berdasarkan laporan keuangan yang diberikan.

    Pada hari-hari berikutnya, rutinitas yang dilakukan adalah pengenalan

    pekerjaan di tempat klien. Proses magang dilaksanakan berupa ikut serta dalam

    kerja lapangan ke beberapa klien. Tugas dan tanggung jawab yang dilakukan

    adalah melakukan vouching dokumen, cash opname, stock opname, pembuatan

    konfirmasi hingga ikut dalam uji petik ke beberapa cabang klien. Pada umumnya

    sifat bisnis klien tempat penulis melakukan magang adalah perusahaan yang

    mendapat dana APBD, tetapi banyak juga yang merupakan perusahaan swasta.

    Penerapan SAK ..., Putri Athirah, FE UI, 2013

  • 4

    Universitas Indonesia

    Mendekati bulan terakhir aktivitas magang, kegiatan difokuskan pada

    tanggung jawab kepada satu klien yang menjadi topik di dalam penulisan laporan

    magang ini. Audit yang dilakukan adalah audit keseluruhan untuk tahun 2012.

    Tanggung jawab ini berfokus pada proses audit untuk Koperasi X.

    Hal yang pertama dilakukan dimulai dari melakukan penawaran dengan

    cara mengajukan proposal kepada klien yang merupakan klien lama. Hasil

    pertemuan yang dilakukan atas penunjukan KAP Erimurni sebagai auditor

    perusahaan tersebut dituangkan dalam surat perikatan audit (audit engagement

    letter). Di dalam surat perikatan audit memuat tujuan dan lingkup audit atas

    laporan keuangan, tanggung jawab auditor, tanggung jawab manajemen,

    penjelasan mengenai kerangka pelaporan keuangan yang diterapkan untuk

    membuat laporan keuangan, dan panduan bentuk dan isi laporan yang akan

    diterbitkan auditor dan pernyataan adanya kondisi yang menyebabkan perubahan

    di dalam penerbitan laporan audit.

    Setelah memahami alasan klien untuk melakukan audit, pihak dari KAP

    Erimurni menyusun strategi pengauditan awal, program audit dan rencana yang

    dibutuhkan kedepannya. Strategi ini mempertimbangkan keberadaan klien, risiko-

    risiko salah saji, lokasi-lokasi keberadaan klien beserta unit kerja dan

    pengendalian internal klien yang sebelumnya. Strategi ini juga dijabarkan dalam

    pemilihan staf yang akan diikutsertakan dalam penugasan audit. Staf yang ikut

    tersebut disatukan dalam sebuah tim yang dikepalai oleh ketua tim yang

    beranggotakan 3 (tiga) orang anggota termasuk penulis. Dalam penugasan yang

    dijalankan, karena merupakan klien lama dan pihak manajer mengetahui dengan

    cukup ruang lingkup bisnis klien maka sejauh ini tidak membutuhkan adanya para

    ahli dari pihak luar.

    Selanjutnya, praktik audit yang dilakukan selama proses magang dimulai

    dari pengecekan bukti-bukti seperti general ledger dengan bukti pengeluaran kas.

    Pengecekan bukti-bukti ini dilakukan untuk menentukan apakah saldo akhir

    beserta catatan-catatan atas laporan keuangan telah disajikan dengan wajar. Di

    dalam tahap ini juga membantu ditemukannya temuan-temuan audit yang dapat

    Penerapan SAK ..., Putri Athirah, FE UI, 2013

  • 5

    Universitas Indonesia

    disampaikan kepada pihak manajemen ataupun yang dapat dituangkan di dalam

    management letter.

    Kemudian, penugasan dilanjutkan dengan melakukan uji petik ke berbagai

    cabang koperasi. Kegiatan yang dilakukan berupa stock opname, cash opname

    dan penilaian atas pembukuan dan pencatatan yang dilakukan oleh masing-masing

    cabang koperasi. Sejauh temuan yang didapatkan tidak material, akan dibicarakan

    dalam rapat penutup pada setiap cabang koperasi.

    Adanya keterbatasan waktu pelaksanaan program magang yang dimiliki

    penulis, maka penulis sebagian besar tidak bisa ikut serta dalam pelaksanaan uji

    petik ke berbagai cabang koperasi yang tersebar di beberapa kota besar di Pulau

    Jawa.

    Di dalam tahapan terakhir, penulis juga tidak terlibat dalam penyusunan

    draft laporan audit. Penyusunan draft laporan audit dilakukan oleh Ketua tim yang

    selanjutnya disusul dengan adanya pertemuan draft audit. Setelah draft disetujui

    oleh pihak klien, maka proses audit diakhiri dengan penerbitan laporan audit yang

    disertai dengan management letter.

    1.6 Ruang Lingkup Penulisan Laporan Magang

    Laporan magang ini akan membahas SAK-ETAP pada entitas yang

    diperbolehkan menggunakan SAK ETAP, khususnya Koperasi X. Termasuk di

    dalamnya melakukan analisis mengenai kesesuaian laporan keuangan yang

    disusun oleh Koperasi X dengan SAK-ETAP yang berlaku di Indonesia. Selain

    itu, juga akan dibahas mengenai perbedaan standar akuntansi yang diatur dalam

    SAK-ETAP dengan standar akuntansi yang diuraikan dalam PSAK. Analisis pada

    Koperasi X ini dilakukan dengan cara membandingkan laporan keuangan

    Koperasi X dengan landasan teori dan peraturan yang mendasarinya yang diatur

    dalam SAK ETAP.

    Data penulisan laporan magang diambil dari laporan keuangan Koperasi X

    tahun 2011 yang telah diaudit. Data yang diambil bukanlah data terbaru (2012)

    dikarenakan penugasan audit untuk laporan keuangan yang berakhir tahun 2012

    Penerapan SAK ..., Putri Athirah, FE UI, 2013

  • 6

    Universitas Indonesia

    masih berlangsung hingga masa penulisan laporan berakhir sehingga informasi

    tidak andal untuk digunakan.

    1.7 Metode Penulisan Laporan Magang

    Laporan magang ini disusun berdasarkan data dan informasi yang didapat

    selama proses magang. Data dan informasi tersebut diperoleh dengan cara

    observasi melalui hasil wawancara serta penelusuran dokumen internal klien.

    Penggunaan dokumen internal klien terikat perjanjian untuk menjaga kerahasiaan

    Koperasi X.

    Dalam penyusunannya, metode yang dilakukan adalah deskriptif analitis

    yang juga menggunakan studi literatur dengan cara membaca dan mempelajari

    referensi terkait.

    1.8 Sistematika Penulisan

    Laporan magang ini terbagi menjadi 5 (lima) bab disertai dengan

    sistematika sebagai berikut:

    1. Bab 1.Pendahuluan

    Bab ini membahas latar belakang topik, tujuan pelaksanaan program

    magang, tujuan penulisan laporan, tempat dan waktu pelaksanaan magang,

    pelaksanaan kegiatan magang, ruang lingkup penulisan laporan magang,

    metode penulisan laporan magang dan sistematika penulisan.

    2. Bab 2. Landasan Teori

    Bab ini membahas aspek teori yang terkait sebagai dasar untuk melakukan

    analisis yang akan dibahas di laporan ini. Isi dari bab ini mencakup

    pembahasan mengenai teori koperasi secara rinci yang diatur dalam

    Undang-undang No 25 Tahun 1992 dan standar akuntansi, yaitu Standar

    Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP)

    yang berlaku untuk koperasi.

    3. Bab 3. Gambaran Umum Perusahaan

    Bab ini menjelaskan gambaran deskriptif mengenai klien yang menjadi

    sumber data dalam penulisan laporan magang yang dijabarkan dalam

    Penerapan SAK ..., Putri Athirah, FE UI, 2013

  • 7

    Universitas Indonesia

    gambaran umum perusahaan, visi dan misi, jenis jasa yang ditawarkan,

    dan struktur organisasi.

    4. Bab 4. Pembahasan dan Analisis

    Bab ini memaparkan analisis dari kesesuaian laporan keuangan yang

    disusun oleh Koperasi X dikaitkan dengan standar akuntansi keuangan

    yang berlaku di Indonesia, yaitu SAK ETAP.

    5. Bab 5.Kesimpulan dan Saran

    Bab ini berisi kesimpulan akhir yang diperoleh dari analisis terhadap

    perusahaan Koperasi X dan permasalahan yang dibahas serta pandangan

    yang berupa saran yang relevan dengan hasil analisis yang dilakukan.

    Penerapan SAK ..., Putri Athirah, FE UI, 2013

  • 8

    Universitas Indonesia

    BAB 2

    LANDASAN TEORI

    2.1 Koperasi

    2.1.1. Pengertian Koperasi

    Koperasi dikenal sebagai badan usaha yang dibangun dari dan untuk

    anggota. Hal ini dikarenakan modal pendirian koperasi berasal dari anggotanya

    dan beroperasi berdasarkan keputusan dari semua anggota yang terdaftar.

    Menurut UU No 25 Tahun 1992 tentang perkoperasian, koperasi adalah badan

    usaha yang beranggotakan orang-seorang atau badan hukum koperasi dengan

    melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan

    ekonomi rakyat yang berdasar atas asas kekeluargaan.

    Hal ini mengandung makna bahwa koperasi sebagai badan usaha memiliki

    perbedaan dengan badan usaha lainnya yang dapat dilihat dari hakikat organisasi

    dan makna tujuan usaha yang terkandung. Koperasi menekankan bahwa terdapat

    kesamaan kepentingan dan hak para anggotanya sehingga keputusan tertinggi

    pada koperasi ditentukan oleh semua anggota koperasi. Berbeda dengan badan

    usaha bukan koperasi yang bergantung pada kekuatan pemilik modal usaha

    sehingga keputusan diambil sesuai dengan signifikansi kepemilikan modal. Jadi

    dapat disimpulkan bahwa koperasi adalah badan usaha ataupun badan hukum

    yang dijalankan oleh sekelompok orang dan bukan kumpulan modal dengan

    melandaskan kegiatannya sesuai prinsip koperasi untuk menyejahterakan

    kepentingan anggotanya pada khususnya.

    2.1.2. Landasan dan Asas Koperasi

    Dalam pelaksanaan kegiatan operasional, UU No 25 Tahun 1992

    menyebutkan bahwa koperasi berlandaskan Pancasila dan Undang-undang Dasar

    1945 serta berdasar atas asas kekeluargaan. Asas ini mengandung makna bahwa

    diperlukan kesadaran dari setiap anggota koperasi untuk melaksanakan segala

    sesuatu di dalam koperasi dari dan untuk semua anggota koperasi. Sesuai dengan

    Penerapan SAK ..., Putri Athirah, FE UI, 2013

  • 9

    Universitas Indonesia

    asas tersebut maka semua anggota akan mempunyai hak dan kewajiban yang

    sama.

    2.1.3. Tujuan Koperasi

    UU No 25 Tahun 1992 menyebutkan bahwa tujuan pendirian koperasi

    adalah untuk memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat

    pada umumnya serta ikut membangun tatanan perekonomian Nasional dalam

    rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil, dan makmur berlandaskan

    Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.

    Dari penjelasan tujuan tersebut, hal ini mengandung makna bahwa tujuan

    koperasi tidak berfokus pada pencarian laba karena tolak ukur utama yang

    menjadi pertimbangan adalah kesejahteraan para anggotanya.

    2.1.4. Prinsip Koperasi

    Di dalam himpunan peraturan perundang-undangan di bidang

    kelembagaan koperasi menjelaskan bahwa prinsip koperasi terdiri dari 5 (lima)

    poin penting, yakni:

    1. Keanggotaan bersifat suka rela dan terbuka.

    2. Pengelolaan dilaksanakan secara demokratis.

    3. Pembagian Sisa Hasil Usaha (SHU) dilakukan secara adil sebanding

    dengan besarnya jasa usaha masing-masing anggota.

    4. Pemberian balas jasa yang terbatas terhadap modal.

    5. Kemandirian.

    Prinsip ini mengandung makna bahwa koperasi merupakan organisasi bagi yang

    bersedia menggunakan jasa-jasa yang diberikan secara sukarela dan bertanggung

    jawab atas status keanggotaan yang dimiliki.

    2.1.5. Landasan Hukum Koperasi

    Pada 18 Oktober 2012, Kementerian Koperasi dan UKM baru saja

    melahirkan Undang-undang Perkoperasian terbaru, yaitu perubahan dari Undang-

    Undang Koperasi Nomor 25 Tahun 1992 menjadi Undang-Undang Nomor 17

    Penerapan SAK ..., Putri Athirah, FE UI, 2013

  • 10

    Universitas Indonesia

    Tahun 2012. Hal ini dikarenakan adanya ketidaksesuaian kebutuhan hukum dan

    perkembangan perkoperasian di Indonesia. Adanya perubahan tersebut

    menimbulkan beberapa perbedaan antara makna yang tercantum di dalam UU No

    25 Tahun 1992 dengan UU No 17 Tahun 2012. Perbedaan tersebut dapat dilihat

    dari segi:

    a. Pengertian koperasi.

    Di dalam UU No 25 Tahun 1992 disebutkan bahwa pengertian koperasi

    adalah badan usaha dan badan hukum yang beranggotakan orang-seorang,

    sedangkan UU No 17 Tahun 2012 mendefinisikan koperasi sebagai badan

    hukum yang didirikan oleh orang peseorangan. Perbedaan tersebut dapat

    terlihat adanya penggunaan pengertian koperasi yang lebih luas karena

    mencakup definisi badan usaha dan badan hukum pada UU No 25 Tahun

    1992, sedangkan UU No 17 Tahun 2012 hanya mensyaratkan koperasi

    sebagai badan hukum. Koperasi tidak lagi menguraikan falsafah, prinsip,

    dan landasan-landasan sebagai pedoman dalam melakukan usaha layaknya

    karakteristik badan usaha, tetapi definisi koperasi terbaru bersifat lebih

    mengingat dan mempunyai sanksi yang tegas jika ada pelanggaran. Hal ini

    dikarenakan karena koperasi hanya merupakan badan hukum.

    b. Penjelasan modal koperasi.

    Ruang lingkup modal koperasi yang dijabarkan di dalam UU No 17 Tahun

    2012 lebih jelas, yaitu adanya pemisahan kekayaan para anggotanya

    sebagai modal menjalankan usaha sehingga dari definisi tersebut

    mengandung penegasan bahwa modal yang digunakan koperasi bebas dari

    modal asing.

    c. Makna prinsip koperasi.

    Makna prinsip koperasi yang dituangkan di dalam UU No 25 Tahun 1992

    tidak hanya menekankan sifat keanggotaan dan pengelolaan koperasi

    tetapi juga balas jasa dari sisa hasil usaha yang didapat. Sedangkan di

    dalam UU No 17 Tahun 2012, prinsip koperasi fokus pada pelayanan

    prima dan merevisi prinsip koperasi yang menekankan pada balas jasa dari

    sisa hasil usaha. Prinsip-prinsip tersebut yakni:

    Penerapan SAK ..., Putri Athirah, FE UI, 2013

  • 11

    Universitas Indonesia

    i. Keanggotaan bersifat suka rela dan terbuka.

    ii. Pengawasan oleh anggota diselenggarakan secara demokratis.

    iii. Anggota berpartisipasi aktif dalam kegiatan ekonomi koperasi.

    iv. Koperasi merupakan badan usaha swadaya yang otonom dan

    independen.

    v. Koperasi menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan bagi

    anggota, pengawas, pengurus, dan karyawannya, serta

    memberikan informasi kepada masyarakat tentang jati diri,

    kegiatan, dan kemanfaatan koperasi.

    vi. Koperasi melayani anggotanya secara prima dan memperkuat

    gerakan koperasi, dengan bekerja sama melalui jaringan kegiatan

    pada tingkat lokal, nasional, regional, dan internasional.

    vii. Koperasi bekerja untuk pembangunan berkelanjutan bagi

    lingkungan dan masyarakatnya melalui kebijakan yang disepakati

    oleh anggota.

    d. Hubungan koperasi dengan bidang-bidang lain

    Berdasarkan UU No 25 Tahun 1992, koperasi hanya berupa gerakan

    ekonomi rakyat sehingga dampak koperasi hanya mencakup bidang

    ekonomi. Sedangkan, UU No 17 Tahun 2012 menambahkan adanya

    cakupan koperasi yang tidak terbatas pada bidang ekonomi, tetapi juga

    sosial dan budaya. Hal ini dituangkan di dalam definisi koperasi, yang

    menyebutkan bahwa koperasi adalah badan hukum yang memenuhi

    aspirasi dan kebutuhan bersama di bidang ekonomi, sosial, dan budaya

    sesuai dengan nilai dan prinsip.

    e. Pedoman koperasi

    Di dalam UU No 17 Tahun 2012 menambahkan adanya pedoman koperasi

    yang tidak hanya terbatas pada prinsip koperasi, tetapi juga kepatuhan

    terhadap nilai yang dianut. Nilai yang dianut dibagi menjadi 2 (dua) yaitu

    nilai yang mendasari kegiatan koperasi dan nilai yang diyakini anggota

    koperasi. Nilai yang mendasari kegiatan koperasi meliputi: kekeluargaan,

    menolong diri sendiri, bertanggung jawab, demokrasi, persamaan,

    Penerapan SAK ..., Putri Athirah, FE UI, 2013

  • 12

    Universitas Indonesia

    berkeadilan dan kemandirian. Sedangkan, nilai yang diyakini anggota

    koperasi, yaitu kejujuran, keterbukaan, tanggung jawab dan kepedulian

    terhadap orang lain.

    2.1.6. Jenis-Jenis Koperasi

    Menurut buku saku perkoperasian yang diterbitkan oleh Deputi Bidang

    Pengembangan Sumber Daya Manudia Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil

    dan Menengah Republik Indonesia (2010) menyebutkan bahwa jenis koperasi

    terbagi lima, yaitu:

    1. Koperasi Produsen.

    Koperasi produsen adalah koperasi yang anggota-anggotanya adalah

    para produsen. Anggota koperasi ini adalah pemilik (owner) dan

    pengguna pelayanan (user), dimana dalam kedudukannya sebagai

    produsen, anggota koperasi produsen mengolah bahan baku/input

    menjadi barang jadi/output, sehingga menghasilkan barang yang dapat

    diperjualbelikan, memperoleh sejumlah keuntungan dengan transaksi

    dan memanfaatkan kesempatan pasar yang dapat diperjualbelikan,

    memperoleh sejumlah keuntungan dengan transaksi dan memanfaatkan

    kesempatan pasar yang ada.

    2. Koperasi Konsumen.

    Koperasi konsumen adalah koperasi yang melaksanakan kegiatan bagi

    anggota dalam rangka penyediaan barang atau jasa yang dibutuhkan

    anggota. Koperasi konsumen berperan dalam mempertinggi daya beli

    sehingga pendapatan riil anggota meningkat. Pada koperasi ini, anggota

    memiliki identitas sebagai pemilik (owner) dan sebagai pelanggan

    (customer). Sebagai konsumen, anggota mengkonsumsi barang/jasa

    yang disediakan oleh pasar.

    3. Koperasi Simpan Pinjam

    Koperasi simpan pinjam bertugas menyelenggarakan layanan tabungan

    dan sekaligus memberikan kredit bagi anggotanya. Layanan-layanan ini

    menempatkan koperasi sebagai pelayan anggota yang memenuhi

    Penerapan SAK ..., Putri Athirah, FE UI, 2013

  • 13

    Universitas Indonesia

    kebutuhan pelayanan keuangan bagi anggota agar menjadi lebih baik

    dan lebih maju. Dalam koperasi ini, anggotanya memiliki kedudukan

    identitas ganda sebagai pemilik (owner) dan nasabah (customer).

    Sebagai nasabah, anggota melaksanakan kegiatan menabung dan

    meminjam dalam bentuk kredit kepada koperasi. Pelayanan koperasi

    kepada anggota yang menabung dalam bentuk simpanan wajib,

    simpanan sukarela dan deposito yang merupakan sumber modal bagi

    koperasi. Penghimpunan dana dari anggota itu menjadi modal yang

    selanjutnya oleh koperasi disalurkan dalam bentuk pinjaman atau kredit

    kepada anggota atau calon anggota. Dengan cara pinjam (KSP) atau

    Unit Usaha Simpan Pinjam (USP) Koperasi.

    4. Koperasi Pemasaran

    Koperasi pemasaran seringkali disebut koperasi penjualan. Identitas

    anggota sebagai pemilik (owner) dan penjual (seller) atau pemasar.

    Anggota berkedudukan sebagai pemasok barang atau jasa kepada

    koperasinya. Dengan demikian bagi anggota, koperasi merupakan

    bagian terdepan dalam pemasaran barang ataupun jasa anggota

    produsen. Sukses fungsi pemasaran ini mendukung tingkat kepastian

    usaha bagi anggota untuk tetap dapat berproduksi.

    5. Koperasi Jasa.

    Koperasi jasa adalah koperasi dimana identitas anggota sebagai pemilik

    dan nasabah konsumen jasa atau produsen jasa. Dalam status anggota

    sebagai konsumen jasa, maka koperasi yang didirikan adalah koperasi

    pengadaan jasa. Sedangkan dalam status anggota sebagai produsen jasa,

    maka koperasi yang didirikan adalah koperasi produsen jasa atau

    koperasi pemasaran jasa.

    2.2 Koperasi Simpan Pinjam

    Di dalam Standar Operasional Prosedur Koperasi Simpan Pinjam

    disebutkan bahwa koperasi simpan pinjam (KSP) adalah koperasi yang kegiatan

    usahanya hanya bergerak di bidang simpan pinjam. Sedangkan Unit Simpan

    Penerapan SAK ..., Putri Athirah, FE UI, 2013

  • 14

    Universitas Indonesia

    Pinjam (USP) adalah unit usaha koperasi yang bergerak di bidang usaha simpan

    pinjam sebagai bagian dari kegiatan usaha koperasi yang bersangkutan. KSP/USP

    merupakan lembaga intermediasi yang bertugas menghimpun dana dari anggota,

    calon anggota, koperasi lain dan/atau anggotanya lalu dana tersebut disalurkan

    dalam bentuk pinjaman kepada anggota, calon anggota, koperasi dan atau

    anggotanya.

    2.3 Standar Akuntansi Koperasi

    Awalnya, pedoman dalam standar akuntansi koperasi menggunakan PSAK

    27. Di dalam PSAK 27 mengatur sistem akuntansi atas transaksi yang meliputi

    transaksi setoran anggota koperasi, transaksi usaha koperasi dengan anggotanya,

    transaksi yang spesifik pada koperasi dan penyajian dan pengungkapan laporan

    keuangan. Namun, pada 23 Oktober 2010, Dewan Standar Akuntansi Keuangan

    (DSAK) mengeluarkan Exposure Draft Pernyataan Pencabutan Standar Akuntansi

    Keuangan (PPSAK) No. 8 terkait PSAK 27 yang membahas akuntansi koperasi

    sehingga pernyataan ini berlaku efektif untuk periode tahun buku yang dimulai

    pada atau setelah 1 Januari 2012. PPSAK No. 8 menyebutkan bahwa pencabutan

    PSAK 27 adalah dampak dari konvergensi ke standar akuntansi internasional

    (International Financial Reporting Standard atau IFRS) yang mengakibatkan

    perlunya pencabutan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) untuk suatu industri

    tertentu. Hal ini dikarenakan pengaturan akuntansi secara prinsip sudah ada dalam

    SAK yang mengacu ke IFRS.

    PPSAK 8 lebih lanjut menyatakan, dengan dikeluarkannya pernyataan

    pencabutan ini, entitas menerapkan SAK lain, yang prinsip di dalamnya

    menggantikan prinsip-prinsip PSAK 27. Pernyataan ini diterapkan secara

    prospektif.

    Pada jurnal Simposium Nasional Akuntansi XIV (Veronica, S., &

    Rudiantoro, R, 2011) menyebutkan bahwa lahirnya SAK ETAP dilatarbelakangi

    oleh adanya kebutuhan SAK khusus untuk UKM agar bisa memudahkan dalam

    penyusunan laporan keuangan dan dapat memberikan informasi akuntansi terkait

    kondisi usahanya sehingga pengusaha UKM dapat memenuhi persyaratan dalam

    Penerapan SAK ..., Putri Athirah, FE UI, 2013

  • 15

    Universitas Indonesia

    pengajuan kredit berupa laporan keuangan, mengevaluasi kinjera, mengetahui

    posisi keuangan, menghitung pajak dan manfaat lainnya. Terkait dengan kondisi

    di atas, Dewan Standar Akuntansi Keuangan (DSAK) pada tahun 2009 telah

    mensahkan Standar Akuntansi untuk Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK

    ETAP). SAK ETAP tersebut akan berlaku efektif per 1 Januari 2011 namun

    penerapan sebelum tanggal efektif diperbolehkan, yaitu untuk menyusun laporan

    keuangan pada atau setelah 1 Januari 2010.

    Sebagai tambahan, Martani (2011) menyebutkan bahwa entitas yang

    dikategorikan sebagai Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (ETAP) dapat memilih

    tetap menggunakan PSAK IFRS atau menggunakan SAK ETAP. ETAP yang

    tetap memilih menggunakan PSAK IFRS tidak boleh dikemudian hari berubah

    menggunakan SAK ETAP. Entitas dengan akuntabilitas publik yang kemudian

    telah memenuhi persyaratan sebagai ETAP dapat menggunakan SAK ETAP.

    2.4 Gambaran Umum Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa

    Akuntabilitas Publik (SAK-ETAP)

    Sebagaimana namanya, SAK-ETAP merupakan suatu standar akuntansi yang

    disusun untuk mengatur pelaporan keuangan entitas yang tidak memiliki

    akuntabilitas publik, sebagaimana didefinisikan oleh IAI sebagai berikut:

    a. Tidak memiliki akuntabilitas publik signifikan

    b. Menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum (general purpose

    financial statement) bagi pengguna eksternal.

    Contoh pengguna eksternal adalah pemilik yang tidak terlibat langsung

    dalam pengelolaan usaha, kreditur, dan lembaga pemeringkat kredit.

    Lebih lanjut, SAK ETAP dalam paragraf 2.1 hingga 2.11 menyebutkan

    bahwa karakteristik kualitatif informasi dalam laporan keuangan adalah sebagai

    berikut:

    a. Dapat dipahami

    Kualitas penting informasi yang disajikan dalam laporan keuangan

    adalah kemudahannya untuk segera dapat dipahami oleh pengguna.

    Untuk maksud ini, pengguna diasumsikan memiliki pengetahuan yang

    Penerapan SAK ..., Putri Athirah, FE UI, 2013

  • 16

    Universitas Indonesia

    memadai tentang aktivitas ekonomi dan bisnis, akuntansi, serta

    kemauan untuk mempelajari informasi tersebut dengan ketekunan yang

    yang wajar. Namun demikian, kepentingan agar laporan keuangan dapat

    dipahami tetapi tidak sesuai dengan informasi yang relevan harus

    diabaikan dengan pertimbangan bahwa informasi tersebut terlalu sulit

    untuk dapat dipahami oleh pengguna tertentu.

    b. Relevan

    Agar bermanfaat, informasi harus relevan dengan kebutuhan pengguna

    untuk proses pengambilan keputusan. Informasi memiliki kualitas

    relevan jika dapat mempengaruhi keputusan ekonomi pengguna dengan

    cara membantu mereka mengevaluasi peristiwa masa lalu, masa kini

    atau masa depan, menegaskan, atau mengoreksi hasil evaluasi mereka

    di masa lalu.

    c. Materialitas

    Informasi dipandang material jika kelalaian untuk mencantumkan atau

    kesalahan dalam mencatat informasi tersebut dapat mempengaruhi

    keputusan ekonomi pengguna yang diambil atas dasar laporan

    keuangan. Materialitas tergantung pada besarnya pos atau kesalahan

    yang dinilai sesuai dengan situasi tertentu dari kelalaian dalam

    mencantumkan (omission) atau kesalahan dalam mencatat (misstament).

    Namun demikian, tidak tepat membuat atau membiarkan kesalahan

    untuk menyimpang secara tidak material dari SAK ETAP agar

    mencapai penyajian tertentu dari posisi keuangan, kinerja keuangan

    atau arus kas suatu entitas.

    d. Keandalan

    Agar bermanfaat, informasi yang disajikan dalam laporan keuangan

    harus andal. Informasi yang memiliki kualitas andal jika bebas dari

    kesalahan material dan bias, dan penyajian secara jujur apa yang

    seharusnya disajikan atau yang secara wajar diharapkan dapat disajikan.

    Laporan keuangan tidak bebas dari bias (melalui pemilihan atau

    penyajian informasi) jika dimaksudkan untuk mempengaruhi

    Penerapan SAK ..., Putri Athirah, FE UI, 2013

  • 17

    Universitas Indonesia

    pembuatan suatu keputusan atau kebijakan untuk tujuan mencapai suatu

    hasil tertentu.

    e. Substansi mengungguli bentuk

    Transaksi, peristiwa dan kondisi lain dicatat dan disajikan sesuai

    dengan substansi dan realitas ekonomi dan bukan hanya bentuk

    hukumnya. Hal ini untuk meningkatkan keandalan laporan keuangan.

    f. Pertimbangan sehat

    Ketidakpastian yang tidak dapat diabaikan meliputi berbagai peristiwa

    dan keadaan yang dipahami berdasarkan pengungkapan sifat dan

    penjelasan peristiwa dan keadaan tersebut dan melalui penggunaan

    pertimbangan sehat dalam menyusun laporan keuangan. Pertimbangan

    sehat mengandung unsur kehati-hatian pada saat melakukan

    pertimbangan yang diperlukan dalam kondisi ketidakpastian, sehingga

    aset atau penghasilan tidak disajikan lebih tinggi dan kewajiban atau

    beban tidak disajikan lebih rendah. Namun demikian, penggunaan

    pertimbangan sehat tidak memperkenankan pembentukan aset atau

    penghasilan yang lebih rendah atau pencatatan kewajiban atau beban

    yang lebih tinggi. Singkatnya, pertimbangan sehat tidak mengizinkan

    bias.

    g. Kelengkapan

    Agar dapat diandalkan, informasi dalam laporan keuangan harus

    lengkap dalam batasan materialitas dan biaya. Kesengajaan untuk tidak

    mengungkapkan mengakibatkan informasi menjadi tidak benar atau

    menyesatkan dan karena itu tidak dapat diandalkan dan kurang

    mencukupi ditinjau dari segi relevansi.

    h. Dapat dibandingkan

    Pengguna harus dapat membandingkan laporan keuangan entitas antar

    periode untuk mengidentifikasi kecenderungan posisi dan kinerja

    keuangan. Pengguna juga harus dapat membandingkan laporan

    keuangan antar entitas untuk mengevaluasi posisi keuangan, kinerja

    serta perubahan posisi keuangan secara relatif. Oleh karena itu,

    Penerapan SAK ..., Putri Athirah, FE UI, 2013

  • 18

    Universitas Indonesia

    pengukuran dan penyajian dampak keuangan dari transaksi dan

    peristiwa lain yang serupa harus dilakukan secara konsisten untuk suatu

    entitas, antar periode untuk entitas tersebut dan untuk entitas yang

    berbeda. Sebagai tambahan, pengguna laporan keuangan harus

    mendapat informasi tentang kebijakan akuntansi yang digunakan dalam

    penyusunan laporan keuangan, perubahan kebijakan akuntansi dan

    pengaruh dampak perubahan tersebut.

    i. Tepat waktu

    Agar relevan, informasi dalam laporan keuangan harus dapat

    mempengaruhi keputusan ekonomi para penggunanya. Tepat waktu

    meliputi penyediaan informasi laporan keuangan dalam jangka waktu

    pengambilan keputusan. Jika terdapat penundaan yang tidak semestinya

    dalam pelaporan, maka informasi yang dihasilkan akan kehilangan

    relevansinya. Manajemen mungkin perlu menyeimbangkan secara

    relatif antara pelaporan tepat waktu dan penyediaan informasi yang

    andal. Untuk mencapai keseimbangan antara relevansi dan keandalan,

    maka pertimbangan utama adalah bagaimana yang terbaik untuk

    memenuhi kebutuhan pengguna dalam mengambil keputusan ekonomi.

    j. Keseimbangan antara biaya dan manfaat

    Manfaat informasi seharusnya melebihi biaya penyediannya. Namun

    demikian, evaluasi biaya dan manfaat merupakan proses pertimbangan

    yang substansial. Biaya tersebut juga tidak perlu ditanggung oleh

    pengguna yang menikmati manfaat. Dalam evaluasi manfaat dan biaya,

    entitas harus memahami bahwa manfaat informasi mungkin juga

    manfaat yang dinikmati oleh pengguna eksternal.

    2.5 Kebijakan Akuntansi menurut SAK-ETAP

    2.5.1 Pengakuan

    Laporan keuangan menurut SAK ETAP disebutkan dalam paragraf 3.12

    yang menyatakan bahwa laporan keuangan entitas meliputi neraca, laporan laba

    Penerapan SAK ..., Putri Athirah, FE UI, 2013

  • 19

    Universitas Indonesia

    rugi, laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas dan catatan atas laporan

    keuangan. Dan SAK ETAP mensyaratkan dalam paragraf 3.9 bahwa informasi di

    dalam laporan keuangan harus diungkapkan secara komparatif dengan periode

    sebelumnya kecuali dinyatakan lain oleh SAK ETAP (termasuk informasi dalam

    laporan keuangan dan catatan atas laporan keuangan). Entitas memasukkan

    informasi komparatif untuk informasi naratif dan deskriptif jika relevan untuk

    pemahaman laporan keuangan periode berjalan.

    Ketika menentukan suatu pos dalam neraca atau laporan laba rugi yang

    sesuai dengan kriteria yang diatur dikenal istilah pengakuan unsur laporan

    keuangan. SAK ETAP paragraf 2.24 menjelaskan bahwa pengakuan unsur laporan

    keuangan merupakan proses pembentukan suatu pos dalam neraca atau laporan

    laba rugi yang memenuhi definisi suatu unsur dan memenuhi kriteria sebagai

    berikut, yaitu ada kemungkinan bahwa manfaat ekonomi yang terkait dengan pos

    tersebut akan mengalir dari atau ke dalam entitas dan pos tersebut mempunyai

    nilai atau biaya yang dapat diukur dengan andal. Lebih lanjut dalam paragraf

    2.28-2.29 menyebutkan bahwa suatu pos yang pada saat tertentu tidak dapat

    memenuhi kriteria pengakuan dapat memenuhi syarat untuk diakui di masa depan

    sebagai akibat dari peristiwa atau keadaan yang terjadi kemudian. Dan suatu pos

    yang gagal memenuhi kriteria pengakuan tetap perlu diungkapkan dalam catatan,

    materi penjelasan atau skedul tambahan.

    Pada saat menyusun laporan keuangan, SAK ETAP dalam paragraf 2.33

    mengharuskan entitas untuk menggunakan dasar akrual, kecuali untuk laporan

    arus kas. Dalam dasar akrual, pos-pos diakui sebagai aset, kewajiban, dan ekuitas,

    penghasilan dan beban (unsur-unsur laporan keuangan) ketika memenuhi definisi

    dan kriteria pengakuan yang diatur dalam paragraf 2.34 - 2.38 sebagai berikut.

    1. Aset

    Pengakuan aset diperbolehkan hanya jika aset tersebut memberikan

    manfaat ekonomi di masa yang akan mengalir dari dan ke entitas tersebut,

    dan aset tersebut dapat diukur secara andal. Adanya aset yang tidak diakui

    disebabkan pengeluaran telah terjadi dan manfaat ekonomi diduga tidak

    mungkin mengalir ke dalam entitas setelah periode pelaporan berjalan.

    Penerapan SAK ..., Putri Athirah, FE UI, 2013

  • 20

    Universitas Indonesia

    Kondisi ini akan menyebabkan timbulnya pengakuan beban dalam laporan

    laba rugi.

    2. Kewajiban

    Pengakuan kewajiban dilakukan jika terdapat pengeluaran yang

    mengandung manfaat ekonomi untuk menyelesaikan kewajiban masa kini

    dan dapat diukur secara andal.

    3. Penghasilan

    Pengakuan penghasilan didapat jika terdapat peningkatan aset ataupun

    penurunan kewajiban yang telah terjadi dan dapat diukur secara andal.

    4. Beban

    Pengakuan beban dapat dilakukan jika terdapat penurunan nilai aset dan

    peningkatan kewajiban telah terjadi dan dapat diukur secara andal.

    5. Laba atau rugi

    Laba atau rugi merupakan selisih antara penghasilan dan beban yang

    dilaporkan di dalam laporan laba rugi. Hal tersebut bukan merupakan

    suatu unsur terpisah dari laporan keuangan, dan prinsip pengakuan yang

    terpisah tidak diperlukan.

    2.5.2 Pengukuran

    SAK ETAP paragraf 2.30 2.31 mendefinisikan bahwa pengukuran adalah

    proses penetapan jumlah uang yang digunakan entitas untuk mengukur aset,

    kewajiban, penghasilan dan beban dalam laporan keuangan. Dasar pengukuran

    yang umum digunakan adalah biaya historis dan nilai wajar.

    2.5.3 Penyajian

    SAK ETAP dalam paragraf 3.2-3.4 menyebutkan bahwa laporan keuangan

    menyajikan posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas suatu entitas secara

    wajar dan harus membuat suatu pernyataan eksplisit dan secara penuh atas

    kepatuhan tersebut dalam catatan atas laporan keuangan. Laporan keuangan tidak

    boleh menyatakan mematuhi SAK ETAP kecuali jika mematuhi semua

    persyaratan dalam SAK ETAP bahwa entitasnya mengikuti SAK ETAP. Perihal

    Penerapan SAK ..., Putri Athirah, FE UI, 2013

  • 21

    Universitas Indonesia

    timbulnya penggunaan kebijakan akuntansi yang bukan diatur di dalam SAK

    ETAP, maka penjelasan mengenai hal tersebut wajib untuk diungkapkan. Pada

    saat menyusun laporan keuangan, manajemen entitas yang menggunakan SAK

    ETAP membuat penilaian atas kemampuan entitas melanjutkan kelangsungan

    usaha. Jika manajemen menyadari terdapat ketidakpastian yang material terkait

    dengan peristiwa atau kondisi yang mengakibatkan keraguan signifikan terhadap

    kemampuan entitas untuk melanjutkan usaha, maka entitas harus mengungkapkan

    ketidakpastian tersebut. Lebih lanjut dalam paragraf 3.6-3.7 SAK ETAP

    menyebutkan bahwa penyajian dan klasifikasi pos-pos dalam laporan keuangan

    antar periode harus konsisten kecuali terdapat perubahan yang signifikan atas sifat

    operasi entitas atau SAK ETAP mensyaratkan adanya suatu perubahan. Dalam

    hal jika terjadinya perubahan pengklasifikasian pos-pos dalam laporan keuangan,

    maka entitas harus mereklasifikasi jumlah komparatif kecuali reklasifikasi tidak

    praktis. Entitas harus mengungkapkan hal-hal berikut jika jumlah komparatif

    direklasifikasi, yaitu sifat reklasifikasi, jumlah setiap pos atau kelompok dari pos

    yang direklasifikasi, dan alasan reklasifikasi.

    Dalam menyajikan laporan keuangan yang diatur dalam paragraf 3.10-3.11,

    pos-pos material yang disajikan terpisah dalam laporan keuangan sedangkan yang

    tidak material digabungkan dengan jumlah yang memiliki sifat ataun fungsi

    sejenis. Kelalaian dalam mencantumkan atau kesalahan dalam mencatat suatu pos

    dianggap material jika, baik secara individual maupun bersama-sama, dapat

    mempengaruhi pengguna laporan dalam mengambil keputusan ekonomi. Besaran

    dan sifat unsur tersebut dapat menjadi faktor penentu.

    2.6 Penyajian Laporan Keuangan menurut SAK-ETAP

    2.6.1 Neraca

    Di dalam penyusunan neraca, SAK ETAP dalam paragraf 4.2 dan 4.4

    mengatur beberapa informasi penting yang harus dijabarkan di dalam neraca.

    Informasi tersebut meliputi kas dan setara kas, piutang usaha dan piutang lainnya,

    persediaan, properti investasi, aset tetap, aset tidak berwujud, utang usaha dan

    Penerapan SAK ..., Putri Athirah, FE UI, 2013

  • 22

    Universitas Indonesia

    utang lainnya, aset dan kewajiban pajak, kewajiban diestimasi, dan ekuitas. Lebih

    lanjut, SAK ETAP tidak menentukan format atau urutan terhadap pos-pos yang

    disajikan.

    Bentuk penyajian aset lancar dan aset tidak lancar, kewajiban jangka

    pendek dan kewajiban jangka panjang harus disajikan dalam klasifikasi terpisah

    dalam neraca sesuai yang disebutkan paragraf 4.5, kecuali jika penyajian

    berdasarkan likuiditas memberikan informasi yang andal dan lebih relevan. Jika

    pengecualian tersebut diterapkan, maka semua aset dan kewajiban harus disajikan

    berdasarkan likuiditasnya.

    2.6.2 Laporan Laba Rugi

    Disamping neraca, laporan yang harus disusun adalah laporan laba rugi.

    SAK ETAP mengatur penjelasan mengenai laporan laba rugi tersebut dalam

    paragraf 5.2-.5.4 yaitu sebagai berikut.

    Laporan laba rugi merupakan laporan yang memasukkan semua pos

    penghasilan dan beban yang diakui dalam suatu periode kecuali SAK ETAP

    mensyaratkan lain. Informasi yang wajib disampaikan minimal mencakup hal-hal

    berikut, yakni pendapatan, beban keuangan, bagian laba atau rugi dari investasi

    yang menguntungkan metode ekuitas, beban pajak, laba atau rugi neto.

    SAK ETAP mengharuskan entitas menyajikan pos, judul dan sub jumlah

    lainnya pada laporan laba rugi jika penyajian tersebut relevan untuk memahami

    kinerja keuangan entitas. Hal yang dilarang adalah entitas tidak boleh menyajikan

    atau mengungkapkan pos pendapatan dan beban sebagai pos luar biasa, baik

    dalam laporan laba rugi maupun dalam catatan atas laporan keuangan.

    2.6.3 Laporan Perubahan Ekuitas dan Laporan Laba Rugi dan Saldo Laba

    Laporan perubahan ekuitas diperlukan untuk menyajikan laba atau rugi

    suatu entitas dalam suatu periode, pos pendapatan dan beban yang diakui secara

    langsung, pengaruh perubahan kebijakan akuntansi dan koreksi kesalahan yang

    diakui dalam periode tersebut, dan jumlah investasi serta jumlah dividen dan

    Penerapan SAK ..., Putri Athirah, FE UI, 2013

  • 23

    Universitas Indonesia

    distribusi lain ke pemilik ekuitas selama periode tersebut sesuai yang dijelaskan

    dalam paragaraf 6.2.

    Lebih lanjut dalam paragraf 6.4-6.5, disamping laporan perubahan ekuitas,

    entitas wajib menyusun laporan laba rugi dan saldo laba. Laporan ini berfungsi

    untuk menyajikan laba atau rugi entitas dan perubahan saldo laba untuk suatu

    periode pelaporan. Jika perubahan pada ekuitas hanya berasal dari laba atau rugi,

    pembayaran dividen, koreksi kesalahan periode lalu, dan perubahan kebijakan

    akuntansi maka SAK ETAP memperbolehkan entitas hanya menerbitkan laporan

    laba rugi dan saldo laba menggantikan laporan laba rugi dan laporan perubahan

    ekuitas. Informasi yang wajib disampaikan di dalam laporan laba rugi dan saldo

    laba meliputi saldo laba pada awal periode pelaporan, dividen yang diumumkan

    dan dibayarkan atau terutang selama periode, penyajian kembali saldo laba setelah

    koreksi kesalahan periode lalu, penyajian kembali saldo laba setelah perubahan

    kebijakan akuntansi, dan saldo laba pada akhir periode pelaporan.

    2.6.4 Laporan Arus Kas

    SAK ETAP menyebutkan dalam bab 7 mengenai laporan arus kas bahwa

    laporan arus kas menyajikan informasi perubahan historis atas kas dan setara kas,

    yang menunjukkan secara terpisah perubahan yang terjadi selama satu periode

    dari aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan.

    2.6.4.1 Aktivitas operasi.

    Aktivitas operasi memaparkan penerimaan dan pengeluaran yang

    berkaitan dengan kegiatan utama perusahaan. Hal ini dapat berupa penerimaan kas

    dari penjualan barang dan jasa, penerimaan kas dari royalti, fees, komisi dan

    pendapatan lain, pembayaran kas kepada pemasok barang dan jasa, pembayaran

    kas kepada dan atas nama karyawan, pembayaran kas atau restitusi pajak, dan

    penerimaan dan pembayaran kas dari investasi, pinjaman, dan kontrak lainnya

    yang dimiliki untuk tujuan perdagangan, yang sejenis dengan persediaan dengan

    tujuan dijual kembali.

    Penerapan SAK ..., Putri Athirah, FE UI, 2013

  • 24

    Universitas Indonesia

    Dalam melaporkan arus kas dari aktivitas operasi, SAK ETAP telah

    mengatur agar entitas menggunakan metode tidak langsung. Metode ini mengatur

    penyesuaian laba atau rugi neto dengan mengoreksi dampak dari transaksi non

    kas, penangguhan atau akrual dari penerimaan atau pembayaran kas untuk operasi

    di masa lalu dan masa depan, dan unsur penghasilan atau beban yang berkaitan

    dengan arus kas investasi atau pendanaan. Penggunaan metode ini fokus pada

    dampak dari perubahan persediaan dan piutang usaha serta utang usaha selama

    periode berjalan, pos non kas seperti penyusutan, penyisihan, dan keuntungan dan

    kerugian valuta asing yang belum direalisasi, dan semua pos lain yang berkaitan

    dengan arus kas investasi atau pendanaan.

    2.6.4.2 Aktivitas Investasi.

    Arus kas dari aktivitas investasi merupakan cerminan sumber daya yang

    bertujuan untuk menghasilkan pendapatan dan arus kas masa depan. Arus kas

    tersebut dapat berasal dari pembelian ataupun penjualan aset tetap, aset tidak

    berwujud dan aset jangka panjang lainnya, pembelian ataupun penjualan efek

    ekuitas atau efek utang entitas lain dan bunga dalam joint venture, pemberian dan

    penerimaan uang muka dan pinjaman yang diberikan kepada dan dari entitas lain.

    2.6.4.3 Aktivitas Pendanaan.

    SAK ETAP menyebutkan bahwa arus kas pendanaan dapat berasal dari

    penerimaan atas penerbitan saham atau efek ekuitas lain, pembayaran kas untuk

    menarik atau menebus saham entitas kepada para pemegang saham, penerimaan

    dan pembayaran kas terkait penerbitan dan pelunasan pinjaman, wesel, dan

    pinjaman jangka pendek atau jangka panjang lainnya, serta pembayaran kas oleh

    lessee untuk mengurangi saldo kewajiban yang berkaitan dengan sewa

    pembiayaan.

    2.6.5 Catatan Atas Laporan Keuangan

    Dalam paragraf 8.1 disebutkan bahwa catatan atas laporan keuangan berisi

    informasi sebagai tambahan informasi yang disajikan dalam laporan keuangan.

    Penerapan SAK ..., Putri Athirah, FE UI, 2013

  • 25

    Universitas Indonesia

    Catatan atas laporan keuangan memberikan penjelasan naratif atau rincian jumlah

    yang disajikan dalam laporan keuangan dan informasi pos-pos yang tidak

    memenuhi kriteria pengakuan dalam laporan keuangan.

    Lebih spesifik, SAK ETAP dalam paragraf 8.2-8.3 mengatur bahwa

    struktur catatan atas laporan keuangan disusun secara sistematis dan harus

    memuat tiga poin penting, yakni informasi tentang dasar penyusunan laporan

    keuangan dan kebijakan akuntansi yang digunakan, informasi yang disyaratkan

    oleh SAK tetapi tidak disampaikan di dalam laporan keuangan, dan informasi

    tambahan yang tidak disajikan dalam laporan keuangan, tetapi relevan untuk

    memahami laporan keuangan.

    Dalam paragraf 8.4 disebutkan bahwa secara normal urutan penyajian

    catatan atas laporan keuangan adalah sebagai berikut.

    1. Suatu pernyataan bahwa laporan keuangan telah disusun sesuai dengan

    SAK ETAP.

    2. Ringkasan kebijakan akuntansi signifikan yang diterapkan.

    3. Informasi yang mendukung pos-pos laporan keuangan yang sesuai

    dengan urutan penyajian setiap komponen laporan keuangan dan urutan

    penyajian pos-pos tersebut.

    4. Pengungkapan lain.

    2.7 Perbedaan SAK ETAP dan PSAK

    Secara rinci, perbedaan yang PSAK dan SAK ETAP adalah sebagai

    berikut (Wirahardja, R., & Wahyuni, E.T, 2009):

    No Elemen PSAK SAK ETAP1 Penyajian

    LaporanKeuangan

    i. Laporan posisikeuangan

    ii. Informasi yangdisajikan dalam laporanposisi keuangan

    iii. Pembedaan aset lancardan tidak lancar danliabilitas jangka pendek

    Sama dengan PSAK,kecuali informasi yangdisajikan dalam neraca,yang menghilangkanpos:

    i. Aset keuanganii. Properti investasi yang

    diukur pada nilai wajar

    Penerapan SAK ..., Putri Athirah, FE UI, 2013

  • 26

    Universitas Indonesia

    dan jangka panjangiv. Aset lancarv. Liabilitas jangka

    pendekvi. Informasi yang

    disajikan dalam laporanposisi keuangan ataucatatan atas laporankeuangan

    (Perubahan istilah di EDPSAK 1: Neracamenjadi Laporan PosisiKeuangan. Kewajiban(liability) menjadiliabilitas).

    (ED PSAK 1)iii. Aset biolojik yang

    diukur pada biayaperolehan dan nilai wajar(ED PSAK 1)

    iv. Kewajiban berbungajangka panjang

    v. Aset dan kewajibanpajak tangguhan

    vi. Kepentingannonpengendalian

    Laporan LabaRugi

    Laporan laba rugikomprehensif

    i. Informasi yangdisajikan dalam laporanLaba RugiKomprehensif

    ii. Laba rugi selamaperiode

    iii. Pendapatankomprehensif lainselama periode

    Tidak sama denganPSAK yangmenggunakan istilahlaporan laba rugikomprehensif, SAKETAP menggunakanistilah laporan laba rugi.

    Informasi yang disajikandalam laporan laba rugikomprehensif ataucatatan atas laporankeuangan.

    PenyajianPerubahanEkuitas.

    Sama dengan PSAK,kecuali untuk beberapahal yang terkaitpendapatankomprehensif lain.

    Catatan AtasLaporanKeuangan.

    i. Catatan atas laporankeuangan

    ii. Strukturiii. Pengungkapan

    Sama dengan PSAK,kecuali pengungkapanmodal.

    Penerapan SAK ..., Putri Athirah, FE UI, 2013

  • 27

    Universitas Indonesia

    kebijakaniv. Akuntansiv. Sumber estimasi

    ketidakpastianvi. Modal (ED PSAK 1)

    vii. Pengungkapan lainLaporan ArusKas.

    i. Arus kas aktivitasoperasi: metodelangsung dan tidaklangsung

    ii. Arus kas aktivitasinvestasi

    iii. Arus kas aktivitaspendanaan

    iv. Arus kas mata uangasing

    v. Arus kas bunga dandividen, pajakpenghasilan, transaksinon-kas

    Sama dengan PSAKkecuali:

    i. Arus kas aktivitasoperasi: metode tidaklangsung

    ii. Arus kas mata uangasing, tidak diatur.

    Laporankeuangankonsolidasi danterpisah.

    i. Persyaratan penyajianlapkeu konsolidasi

    ii. Entitas bertujuankhusus

    iii. Prosedur konsolidasiiv. Lapkeu tersendiriv. Lapkeu gabungan

    Tidak diatur (lihat Bab12).

    Kebijakanakuntansi,estimasi, dankesalahan.

    PSAK 25 (Laba atauRugi Bersih untukperiode Berjalan,Kesalahan Mendasar,dan PerubahanKebijakan Akuntansi)

    i. Laba atau rugi bersihuntuk Periode berjalan :pos luar biasa, laba ataurugi dari aktivitasnormal, operasi yangtidak dilanjutkan,perubahan estimasi

    i. Pemilihan danpenerapan kebijakanAkuntansi

    ii. Konsistensi danperubahan kebijakanakuntansi

    iii. Perubahan Estimasiakuntansi

    iv. Kesalahan.SAK ETAP sudah majusatu langkahdibandingkanPSAK (tidak ada

    Penerapan SAK ..., Putri Athirah, FE UI, 2013

  • 28

    Universitas Indonesia

    akuntansi.ii. Kesalahan mendasar

    iii. Perubahan kebijakanakuntansi : penerapansuatu standar Akuntansikeuangan, Perubahankebijakan Akuntansiyang lain.

    kesalahan mendasardan laba atau rugi luarbiasa).

    InstrumenKeuangan Dasar

    i. Ruang lingkup: asetdan kewajibankeuangan

    ii. Instrumen keuangandasar:

    iii. Diklasifikasikan padanilai wajar melaluilaporan laba rugi,dimiliki hingga jatuhtempo, tersedia untukdijual, pinjaman danpinjaman yangdiberikan

    iv. Impairmentmenggunakan incurredloss concept

    v. Derecognitionvi. Hedging dan derivatif

    i. Ruang lingkup: investasipada efek tertentu

    ii. Klasifikasi trading, heldto maturity, danavailable for sale. Hal tsbmengacu ke PSAK 50(1998).

    Persediaan i. Pengukuranpersediaan

    ii. Biaya persediaaniii. Biaya pembelianiv. Biaya konversiv. Biaya lain-lain

    vi. Biaya persediaanpemberian jasa

    vii. Teknik pengukuranbiaya

    viii. Rumus biayaix. Nilai realisasi bersihx. Pengakuan sebagai

    beban

    Sama dengan PSAK.

    Penerapan SAK ..., Putri Athirah, FE UI, 2013

  • 29

    Universitas Indonesia

    xi. PengungkapanInvestasi padaperusahaanasosiasi danentitas anak.

    i. Ruang lingkup:entitas asosiasi

    ii. Metode akuntansiiii. Metode biayaiv. Metode ekuitasv. Model nilai wajar

    (ED PSAK 15)

    i. Ruang lingkup:entitas asosiasi danentitas anak

    ii. Metode akuntansiiii. Entitas asosiasi :

    metode biayaiv. Entitas anak :

    metode ekuitasInvestasi padaperusahaanasosiasi danentitas anak.

    i. Jointly controlledoperation, asset, andentity

    ii. Metode akuntansiiii. Metode konsolidasi

    proporsionaliv. Metode ekuitasv. Model nilai wajar

    (ED PSAK 12 :PBA/PBO/PBE)

    Sama dengan PSAKkecuali metode akuntansihanya menggunakanmetode biaya.

    Propertyinvestasi.

    Metode akuntansi :metode nilai wajar.

    Model biaya.

    Metode akuntansi :model biaya.

    Aset Tetap. i. Menggunakanpendekatankomponenisasi

    ii. Pengukuranmenggunakan modelbiaya atau modelrevaluasi

    iii. Pengukuran biayaperolehan

    iv. Pengakuanpengeluaranselanjutnya

    v. Penyusutanvi. Tidak perlu review

    nilai residu, metodepenyusutan, danumur manfaat setiapakhir periode

    Sama dengan PSAKkecuali:

    i. Tidakmenggunakanpendekatankomponenisasi.

    ii. Revaluasi diijinkanjika dilakukanberdasarkan

    iii. PeraturanPemerintah. Hal inimengacu ke PSAK16 (1994)

    iv. Tidak perlu reviewnilai residu.

    Penerapan SAK ..., Putri Athirah, FE UI, 2013

  • 30

    Universitas Indonesia

    pelaporan, tetapi jikaada indikasiperubahan saja.

    Aset tidakberwujud.

    i. Prinsip umum untukpengakuan

    ii. Pengakuan awal,pengukuranselanjutnya

    iii. Amortisasi selamaumur manfaat atau10 tahun

    iv. Penurunan nilai

    Sama dengan PSAK,kecuali aset tidakberwujud yangdiperoleh daripenggabungan usaha.

    i. Menggunakanmetode pembelian

    ii. Goodwilldimaortisasi 5 tahunatau 20 tahun denganjustifikasimanajemen

    Tidak diatur.

    Sewa

    i. Mengatur perjanjianyang mengandungsewa

    ii. Klasifikasi bersifatprinciple based

    iii. Laporan keuanganlessee dan lessor.

    i. Tidak mengaturperjanjian yangmengandung sewa(ISAK 8)

    ii. Klasifikasi sewa :kombinasi IFRSfor SMEs danSFAS 13

    iii. Laporan keuanganlessee dan lessormenggunakanPSAK 30 (1990) :Akuntansi SewaGuna Usaha.

    i. Kewajibandiestimasi

    ii. Kewajibankontinjensi

    iii. Aset kontinjensi

    Sama dengan PSAK.

    Ekuitas. i. Penjelasanii. Akuntasi ekuitas

    Sama dengan PSAK,kecuali :

    Penerapan SAK ..., Putri Athirah, FE UI, 2013

  • 31

    Universitas Indonesia

    untuk badan usahabukan PT

    iii. Akuntansi ekuitasuntuk badan usahaberbentuk PT

    iv. Reorganisasiv. Selisih penilaian

    kembali

    i. Reorganisasiii. Selisih penilaian

    kembali

    Pendapatan. i. Penjualan barangii. Penjualan jasa

    iii. Kontrak konstruksiiv. Bunga, dividen, dan

    royaltiv. Lampiran kasus

    pengakuanpendapatan (EDPSAK 23)

    Sama dengan PSAK.

    Biaya Pinjaman. i. Komponen biayapinjaman

    ii. Pengakuan dankapotalisasi biayapinjaman

    Biaya pinjaman langsungdibebankan.

    Penurunan nilaiaset.

    i. Penurunan nilaipersediaan

    ii. Penurunan nilai nonpersediaan

    iii. Penurunan nilaigoodwill

    Sama dengan PSAKkecuali:

    i. Ruang lingkupyang meliputisemua jenis aset

    ii. Tidak mengaturpenurunan nilaigoodwill

    iii. Ada tambahanpenurunan nilaiuntuk pinjamanyang diberikandan piutang yangmenggunakanPSAK 31:AkuntansiPerbankanparagraf 16 dan

    Penerapan SAK ..., Putri Athirah, FE UI, 2013

  • 32

    Universitas Indonesia

    17.Imbalan Kerja i. Imbalan kerja jangka

    pendekii. Imbalan pasca kerja

    untuk manfaat pastimenggunakan PUC

    iii. Imbalan jangkapanjang lainnya

    Pesangon pemutusan kerja.

    Sama dengan PSAKkecuali untuk manfaatpasti menggunakan PUCdan jika tidak bisa,menggunakan metodeyang disederhanakan.

    Pajakpenghasilan

    i. Menggunakandeferred tax concept

    ii. Pengakuan danpengukuran pajakkini

    iii. Pengakuan danpengukuran pajaktangguhan.

    i. Menggunakan taxpayable concept

    ii. Tidak adapengakuan danpengukuran pajaktangguhan.

    Mata uangpelaporan

    i. Mata uangpencatatan danpelaporan

    ii. Mata uangfungsional

    iii. Penentuan saldoawal

    iv. Penyajiankomparatif

    v. Perubahan matauang pencatatan danpelaporan

    Sama dengan PSAKMata Uang Pelaporan

    i. Mata uangfungsional

    ii. Pelaporan transaksimata uang asingdalam mata uangfungsional

    iii. Perubahan matauang fungsional

    (Pada prinsipnya sama)

    Peristiwasetelah akhirperiodepelaporan.

    i. Peristiwa yangmemerlukanpenyesuaian

    ii. Peristiwa yang tidakmemerlukanpenyesuaian

    Sama dengan PSAK

    Pengungkapanpihakpihakyangmempunyaihubungan

    i. Pengertian pihak-pihak yangmempunyaihubungan istimewa

    ii. Pengungkapan

    Sama dengan PSAK 7

    Penerapan SAK ..., Putri Athirah, FE UI, 2013

  • 33

    Universitas Indonesia

    istimewaAktivitasKhusus

    i. Akuntansiperkoperasian

    ii. Akuntansi minyakdan gas bumi

    iii. Akuntansipertambangan umum

    iv. Akuntansiperusahaan efek

    v. Akuntansi reksadana

    vi. Akuntansi perbankandan Asuransi

    Tidak diatur

    KetentuanTransisi

    i. Retrospektif atauprospektif (jikatidak praktis) yangditerapkan secaraprospectivecatchup (dampakke saldo laba)

    ii. Perpindahan daridan ke SAK ETAP

    Tanggal Efektif Berlaku efektif untuklaporan keuanganyang dimulai padatanggal 1 Januari2011, penerapan dini1Januari 2010

    Lebih lengkapnya, Martani (2011) menambahkan SAK ETAP lahir untuk

    memenuhi kebutuhan para entitas UKM dan yang setara. Penyusunan SAK ETAP

    mengacu pada IFRS for SMEs yang diterbitkan oleh IASB. IFRS for SMEs

    merupakan bentuk penyederhanaan dari IFRS karena terdapat pengurangan opsi

    dan pengungkapan di dalamnya, tidak terdapat pengakuan dan pengukuran yang

    berbeda dengan IFRS dan fokus dari IFRS for SMEs adalah perusahaan menengah

    ke atas, termasuk entitas anak dari perusahaan terbuka.

    Penerapan SAK ..., Putri Athirah, FE UI, 2013

  • 34

    Universitas Indonesia

    Secara umum, terdapat perbedaan pokok antara SAK ETAP dan PSAK

    IFRS. Perbedaan tersebut adalah:

    1. SAK ETAP tidak mengatur pajak tangguhan,

    2. SAK ETAP hanya menggunakan metode tidak langsung dalam laporan

    arus kas,

    3. SAK ETAP menggunakan cost model untuk investasi ke asosiasi, dan

    menggunakan metode ekuitas untuk anak perusahaan,

    4. SAK ETAP tidak secara penuh menggunakan PSAK 50/55,

    SAK ETAP hanya menggunakan cost model untuk aset tetap, aset tidak berwujud

    dan properti investasi. PSAK IFRS boleh memilih cost model atau model

    revaluasi.

    Penerapan SAK ..., Putri Athirah, FE UI, 2013

  • 35

    BAB 3

    PROFIL PERUSAHAAN

    Pada bab ini akan dibahas profil perusahaan klien yaitu Koperasi X yang

    meliputi gambaran umum perusahaan, visi dan misi perusahaan, produk dan jasa

    yang disediakan, serta struktur organisasi perusahaan.

    3.1. Gambaran Umum Koperasi X

    Koperasi X merupakan salah satu dari lima unit bisnis salah satu koperasi

    besar di Jawa Barat, Indonesia. Koperasi ini bergerak dalam bidang usaha simpan

    pinjam yang menghimpun dana dalam bentuk tabungan koperasi ataupun

    simpanan berjangka dari anggota koperasi dan menyalurkannya kembali kepada

    anggota dalam bentuk dana pinjaman.

    3.2. Visi dan Misi Koperasi X

    Koperasi X memiliki visi yaitu untuk membantu pengelolaan keuangan

    masyarakat agar lebih berdaya guna dalam rangka meningkatkan kesejahteraan

    masyarakat. Untuk mencapai visi ini, Koperasi X memiliki misi menjadi lembaga

    investasi dan intermediasi yang sehat, kuat, terpercaya, dan dapat diandalkan.

    3.3. Produk dan Jasa yang disediakan Koperasi X

    Sebagai lembaga intermediasi, Koperasi X menawarkan berbagai macam

    jasa keuangan untuk para anggotanya, yaitu sebagai berikut:

    a. Simpanan Berjangka Sejahtera Prima

    b. Simpanan Berjangka Investa Prima

    c. Tabungan Beasiswa Sejahtera

    d. Tabungan Multiguna Sejahtera

    e. Tabungan ONH Sejahtera

    f. Tabungan Tahapan Sejahtera

    g. Pinjaman Komersial

    h. Pinjaman Multi Guna

    Penerapan SAK ..., Putri Athirah, FE UI, 2013

  • 36

    Universitas Indonesia

    i. Pinjaman Ekspress

    j. Pinjaman Rekening

    k. Pinjaman Konsumtif

    l. Pinjaman Kepemilikan Rumah

    m. Pinjaman Kepemiikan Kendaraan

    n. Gadai Kendaraan

    o. Gadai Emas

    1.2.4 Struktur Organisasi Koperasi X

    Gambar 3.1 Struktur Organisasi Koperasi X

    Sumber: Koperasi X, Company Profile, 2013, Telah Diolah Kembali

    Berikut penjelasan tugas dan wewenang dan bagian-bagian yang ada pada struktur

    organisasi Koperasi X yang sesuai dengan Peraturan Menteri Negara Koperasi.

    Dan Usaha Kecil Menengah Republik Indonesia Nomor:

    19/Per/M.KUKM/X1/2008

    1. Tugas dan wewenang Ketua.

    Rapat Anggota

    Pengurus Pegawas

    Manajer

    KABAG AKUNTINGKABAG PINJAMAN

    TELLER PETUGAS AKUNTING

    ANGGOTA

    Penerapan SAK ..., Putri Athirah, FE UI, 2013

  • 37

    Universitas Indonesia

    a. Melaksanakan kebijakan umum koperasi yang telah ditetapkan oleh

    rapat anggota

    b. Memimpin, mengkoordinir, dan mengawasi pelaksanaan tugas anggota

    pengurus lainnya

    c. Memimpin rapat anggota dan rapat anggota tahunan, serta atas nama

    pengurus memberikan laporan.

    d. Memberikan keputusan terakhir dalam kepengurusan koperasi dengan

    memperhatikan usul dan saran, dan pertimbangan dari anggota

    pengurus lainnya.

    2. Tugas dan wewenang Wakil Ketua.

    a. Membantu atau menggantikan ketua melaksanakan tugasnya apabila

    ketua tidak dapat atau berhalangan dalam melaksanakan tugasnya

    b. Mengawasi kekayaan koperasi dan harta koperasi berupa harta tetap

    maupun barang-barang yang lainnya.

    c. Mengembangkan dukungan dari anggota dan dalam rangka

    meningkatkan keanggotaan.

    3. Tugas dan wewenang Sekretaris

    a. Menyelenggarakan dan memelihara buku-buku organisasi, yaitu buku

    daftar anggota, buku daftar pengurus dan lain-lain sesuai dengan

    ketentuan yang berlaku.

    b. Menyelenggarakan dan memelihara semua arsip-arsip.

    c. Melakukan tugas kesekretariat dan menandatangani surat-surat keluar.

    d. Memilihara tata kerja, merancang peraturan-peraturan khusus.

    e. Menyusun laporan organisasi untuk kepentingan rapat anggota

    maupun kepentingan pejabat sesuai dengan peraturan yang berlaku.

    f. Bertanggung jawab dalam bidang administrasi organisasi kepada

    ketua.

    g. Melaksanakan penyampaian informasi dan motivasi kepada anggota.

    h. Melaksanakan seleksi persyaratan penerimaan anggota dan karyawan

    baru, serta menampung saran-saran dari anggota maupun karyawan

    Penerapan SAK ..., Putri Athirah, FE UI, 2013

  • 38

    Universitas Indonesia

    baik yang langsung kepada pengurus maupun melalui unit usaha untuk

    dievaluasi/dibicarakan dalam rapat anggota.

    4. Tugas dan wewenang Bendahara

    a. Menyusun rencana kerja dan anggara belanja bersama ketua dan

    anggota pengurus lainnya.

    b. Membimbing dan mengawasi pemegang kas dan administrasi

    keuangan serta barang-barang secara tertib dan teratur sesuai dengan

    sistem pengendalian intern yang berlaku.

    c. Mengendalikan agar pengeluaran tidak melampaui anggaran belanja.

    d. Menandatangani surat-surat perjanjian bersama ketua.

    e. Sewaktu-waktu mengadakan pengecekan atas kas dan bank serta

    persediaan barang, bertanggungjawab kepada ketua mengenai bidang

    keuangan dan administrasi serta ketentuan yang ditetapkan oleh

    koperasi.

    5. Tugas dan wewenang Pengawas

    a. Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan kebijaksanaan dan

    pengelolaan koperasi setiap 3 (tiga) bulan sekali dan sekurang-

    kurangnya 6 (enam) bulan sekali.

    b. Membuat laporan tertulis tentang hasil pengawasan dan disampaikan

    kepada pengurus, anggota, dan pemerintah.

    c. Dalam hal tertentu, pengawas mendapat persetujuan pengurus.

    d. Biaya jasa audit ditanggung oleh koperasi dan dianggarkan dalam

    rencana anggaran pendapatan dan belanja koperasi.

    e. Meneliti catatan, berkas, pembukuan dan barang serta bukti-bukti

    lainnya yang ada pada koperasi.

    f. Mendapatkan segala keterangan yang diperlukan.

    g. Memberikan koreksi, saran, dan peringatan kepada pengurus.

    6. Tugas dan wewenang Manajer Unit Simpan Pinjam

    a. Bertanggung jawab atas seluruh kegiatan usaha dan pengelolaan unit

    simpan pinjam kepada manajer koperasi (jika ada) atau kepada

    pengurus koperasi.

    Penerapan SAK ..., Putri Athirah, FE UI, 2013

  • 39

    Universitas Indonesia

    b. Merencanakan kegiatan penghimpunan dan penyaluran dana.

    c. Menyusun anggaran operasional usaha simpan pinjam.

    d. Menyeleksi/menganalisa permohonan kredit serta mengambil

    keputusan realisasi kredit.

    e. Rencana pembinaan calon anggota untuk menjadi anggota KSP/USP

    Koperasi

    f. Jumlah karyawan yang dibutuhkan berisi jumlah karyawan yang akan

    mengisi/menduduki posisi yang ada pada struktur organisasi.

    Penerapan SAK ..., Putri Athirah, FE UI, 2013

  • 40

    Universitas Indonesia

    BAB 4

    PEMBAHASAN DAN ANALISIS

    Bab ini membahas dan menganalisis kesesuaian penerapan Standar

    Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) yang

    dilakukan oleh Koperasi X.

    4.1 Standar Akuntansi untuk Koperasi X

    Buletin Teknis 6 yang ditetapkan oleh Dewan Standar Akuntansi

    Keuangan (DSAK) yang dikeluarkan pada tanggal 11 Agustus 2011 menyatakan

    bahwa entitas yang memenuhi syarat untuk menerapkan SAK ETAP adalah

    entitas yang tidak memiliki akuntabilitas publik signifikan dan menerbitkan

    laporan keuangan untuk tujuan umum bagi pengguna eksternal. Hal ini kembali

    diatur dan dijelaskan pada Bab 1 SAK ETAP tentang ruang lingkup. Berdasarkan

    ketetapan ini, dapat disimpulkan bahwa ada dua syarat penting bagi suatu entitas

    agar dapat menjadikan SAK ETAP sebagai standar akuntansi yang diterapkan

    dalam laporan keuangan yang akan disajikan, yaitu mengenai akuntabilitas publik

    dan tujuan penerbitan laporan keuangan.

    Koperasi X yang berdiri pada tahun 2010 menjalankan kegiatan

    intermediasi dana dengan mengumpulkan dana dari seluruh anggota koperasi

    dalam bentuk tabungan maupun investasi berjangka untuk kembali didistribusikan

    kepada anggota yang membutuhkan dana pinjaman. Berdasarkan hal ini terlihat

    jelas bahwa Koperasi X memiliki akuntabilitas publik yang signifikan karena juga

    belum mendaftarkan diri sebagai perusahaan publik. Sehingga Koperasi X hanya

    bertanggung jawab atas dana anggota-anggotanya.

    Selain itu, pada presentasi yang dilakukan oleh Ikatan Akuntan Indonesia

    (IAI) pada tanggal 23 Desember 2011 di Jakarta tentang Implementasi SAK

    ETAP, dijelaskan bahwa ada beberapa entitas yang diperbolehkan menggunakan

    SAK ETAP dalam penyajian laporan keuangannya, yaitu sebagai berikut:

    1. Bank Perkreditan Rakyat (BPR)

    Penerapan SAK ..., Putri Athirah, FE UI, 2013

  • 41

    Universitas Indonesia

    2. Badan Pendukung Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum,

    PDAM

    3. Koperasi dan UKM

    Berdasarkan penjelasan di atas terlihat bahwa fakta-fakta yang ada terkait

    Koperasi X mendukung bahwa Koperasi X dapat menggunakan SAK ETAP

    sebagai standar akuntansinya. Koperasi X telah menaati ketentuan ini dengan

    melaksanakan pencatatan dan penyajian laporan akuntansi sesuai dengan SAK

    ETAP.

    Lebih lanjut, SAK ETAP paragraf 3.12 dan 3.9 menyatakan bahwa laporan

    keuangan entitas meliputi Neraca, Laporan Laba Rugi, laporan Perubahan

    Ekuitas, Laporan Arus Kas, dan Catatan Atas Laporan Keuangan yang harus

    diungkapkan secara komparatif dengan periode sebelumnya. Koperasi X telah

    menerapkan pengungkapan secara komparatif dengan periode sebelumnya, yaitu

    2011 dan 2010.

    Dalam kaitannya dengan penerapan SAK ETAP secara penuh, SAK ETAP

    dalam paragraf 3.3 menyebutkan bahwa laporan keuangan menyajikan posisi

    keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas suatu entitas secara wajar dan harus

    membuat suatu pernyataan eksplisit dan secara penuh atas kepatuhan tersebut

    dalam catatan atas laporan keuangan. Hal ini seperti yang ditemukan dalam

    catatan atas laporan keuangan Koperasi X, yaitu: Mulai tanggal 01 Januari 2011

    Laporan Keuangan Koperasi X menggunakan Standar Akuntansi Keuangan

    Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP).

    Kelima laporan keuangan lebih lanjut diatur oleh SAK ETAP secara

    berturut-turut pada bab 4 hingga bab 8. Berikut akan dibahas satu persatu

    penerapan ketentuan SAK ETAP tersebut pada laporan keuangan yang diterbitkan

    oleh Koperasi X. Pembahasan akan mencakup berbagai aturan yang ditetapkan

    dalam SAK ETAP, termasuk mengenai pengakuan, pengukuran, serta penyajian

    masing-masing pos dalam setiap laporan keuangan yang diterbitkan oleh Koperasi

    X.

    Penerapan SAK ..., Putri Athirah, FE UI, 2013

  • 42

    Universitas Indonesia

    4.2 Analisis Kesesuaian Neraca Koperasi X terhadap SAK ETAP

    Sebelum memasuki pembahasan rinci mengenai Neraca yang disusun oleh

    Koperasi X, ada beberapa ketentuan yang harus diperhatikan dalam penyusunan

    Neraca. Dalam paragraf 2.33 SAK ETAP diatur bahwa entitas harus menyusun

    laporan keuangan, kecuali Laporan Arus Kas, dengan menggunakan dasar akrual.

    Dalam paragraf yang sama SAK ETAP menambahkan bahwa dalam dasar akrual,

    pos-pos diakui sebagai aset, kewajiban, ekuitas, penghasilan, dan beban (unsur-

    unsur laporan keuangan) ketika memenuhi definisi dan kriteria pengakuan untuk

    pos-pos tersebut.

    SAK ETAP menyebutkan lebih lanjut dalam paragraf 4.1 bahwa Neraca

    menyajikan aset, kewajiban, dan ekuitas suatu entitas pada suatu tanggal tertentu,

    yaitu akhir periode pelaporan. Penyajian Neraca tersebut minimal harus mencakup

    pos-pos mengenai kas dan setara kas, piutang usaha dan piutang lainnya,

    persediaan, properti nvestasi, aset tetap, aset tidak berwujud, utang usaha dan

    utang lainnya, aset dan kewajiban pajak, kewajiban diestimasi, dan ekuitas.

    Penerapan mengenai pemisahan akun-akun aset, kewajiban dan ekuitas yang

    diatur di dalam SAK ETAP tersebut telah dilakukan oleh Koperasi X, tetapi

    terdapat beberapa pos-pos akun minimal yang tidak disajikan di dalam Neraca.

    Hal-hal tersebut disajikan di dalam tabel 4.1.

    Tabel 4.1

    Checklist Pos Neraca Minimal Menurut SAK ETAP

    Pos Ada/Tidak KeteranganKas dan setara kas Ada -Piutang usaha danpiutang lainnya Ada -

    Persediaan Tidak

    SAK ETAP menyebutkan dalamparagraph 11.1 bahwa persediaan adalahaset yang tersedia untuk dijual dalamkegiatan usaha normal, aset dalamproses produksi untuk kemudian dijual,atau aset dalam bentuk bahan atauperlengkapan untuk digunakan dalamproses produksi atau pemberian jasa.

    Penerapan SAK ..., Putri Athirah, FE UI, 2013

  • 43

    Universitas Indonesia

    Sehingga jika dikaitkan dengan aktivitasutama dari Koperasi X yang bergerak dibidang simpan pinjam dan definisipersediaan yang disebutkan SAK ETAP,maka hal tersebutlah yang menyebabkantidak adanya pelaporan persediaandalam SAK ETAP.

    Properti investasi Tidak

    SAK ETAP dalam paragraf 14.2mendefinisikan properti investasisebagai properti (tanah atau bangunanatau bagian dari suatu bangunan ataukedua-duanya) yang dikuasai (olehpemilik atau lessee melalui sewapembiayaan) untuk menghasilkan sewaatau untuk kenaikan nilai atau kedua-duanya, dan tidak untuk digunakandalam produksi atau penyediaan barangatau jasa atau untuk tujuan administratif,atau dijual dalam kegiatan usaha sehari-hari. Berdasarkan definisi tersebut,dikarenakan semua properti merupakanmilik dari Koperasi X dan tidak adayang merupakan hak dari lessee.

    Aset tetap Ada -

    Aset tidak berwujud Tidak

    Berdasarkan SAK ETAP paragraf 16.2,aset tidak berwujud adalah asetnonmoneter yang dapat diidentifikasidan tidak mempunyai wujud fisik.Definisi tersebut tidak ditemukan dalamsumber daya yang dimiliki olehKoperasi X.

    Utang usaha danutang lainnya Ada -

    Aset dan kewajibanpajak Tidak

    Dalam SAK ETAP paragraf 24.3disebutkan bahwa entitas harusmengakui kewajiban atas seluruh pajakpenghasilan periode berjalan danperiode sebelumnya yang belumdibayar. Lebih lanjut SAK ETAP dalamparagraf 24.2 menjelaskan bahwa pajakpenghasilan termasuk seluruh pajakdomestik dan luar negeri sebagai dasarpenghasilan kena pajak. Pajakpenghasilan juga termasuk pajak,misalnya pemungutan dan pemotongan

    Penerapan SAK ..., Putri Athirah, FE UI, 2013

  • 44

    Universitas Indonesia

    pajak, yang terutang oleh entitas anak,entitas asosiasi atau joint venture atasdistribusi ke entitas pelapor.Berdasarkan pengaturan yangdiwajibkan SAK ETAP tersebut,Koperasi X belum melaksanakankewajiban pembayaran pajak.

    Kewajibandiestimasi Ada -

    Ekuitas Ada -

    Berdasarkan pada tabel 4.1 yang menyatakan banyaknya pos-pos minimal

    yang tidak disajikan di daam Neraca Koperasi X, sehingga bentuk analisis yang

    dapat digunakan hanya sebatas pada pos-pos yang dilaporkan pada Neraca

    Koperasi X. Pos-pos tersebut dijelaskan sebagai berikut.

    4.2.1 Aset

    SAK ETAP mendefinisikan dalam paragraf 2.12 yang dimaksud dengan

    aset adalah sumber daya yang dikuasai oleh entitas sebagai akibat dari kejadian di

    masa lalu dan dari mana manfaat akonomi di masa depan diharapkan akan

    diperoleh entitas. Lebih lanjut, SAK ETAP dalam paragraf 4.5 menyebutkan

    bahwa entitas harus menyajikan aset lancar dan aset tidak lancar, kewajiban

    jangka pendek dan kewajiban jangka panjang, sebagai suatu klasifikasi yang

    terpisah dalam Neraca, kecuali jika penyajian berdasarkan likuiditas memberikan

    informasi yang andal dan lebih relevan. Jika pengecualian tersebut diterapkan,

    maka semua aset dan kewajiban harus disajikan berdasarkan likuiditasnya.

    Berdasarkan pada definisi tersebut, maka terdapat informasi yang tersirat bahwa

    terdapat fleksibilitas yang diatur di dalam SAK ETAP mengenai bentuk penyajian

    aset dan kewajiban. Koperasi X sebagai koperasi simpan pinjam menyajikan aset

    di dalam Neraca berdasarkan likuiditas pos aset, yaitu aset lancar dan aset tetap.

    Hal ini dirasa lebih informatif bagi pengguna laporan keuangan.Urutan pos-pos di

    dalam aset dirinci dalam tabel 4.2 berikut.

    Penerapan SAK ..., Putri Athirah, FE UI, 2013

  • 45

    Universitas Indonesia

    Tabel 4.2

    Ilustrasi Pos Aset Neraca Koperasi X

    2011 2010ASETASET LANCAR

    Kas dan Setara kas 48,889,903,373 35,324,884,579

    Tabungan, Simpanan dan Deposito 276,875,000,000 93,000,000,000

    Pinjaman Yang Dibeiikan Kepada Anggota 160,120,772,065 96,518,738,000

    Piutang Unit Usaha 126,694,059,750 127,232,708,250

    Penyisihan Penghapusan Pinjaman (1,671,574,159) (223,751,446)

    Piutang Anggota dan Pihak Lain 56,992,250 -

    Piutang L