Upload
bukitguest
View
155
Download
38
Embed Size (px)
DESCRIPTION
sni pada gigi
Citation preview
Senin, 04 Juni 2012
MATERIAL ISOLASI PADA TEKNOLOGI TEGANGAN TINGGI
MAKALAH
MATERIAL ISOLASI PADA TEKNOLOGI TEGANGAN TINGGI
NAMA : DESI JAYANTRI
(5101331001)
JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2011
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat Rahmat-Nya penyusun
dapat menyelesaikan Makalah ini yaitu Mengenai ‘Material Isolasi Listrik Pada Teknologi Tegangan
Tinggi’ diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah “Isolasi Tegangan Tinggi ”
Kami mengucapkan terima kasih kepada Dosen pengajar yang telah membimbing agar dapat
mengerti tentang bagaimana cara kami menyusun Makalah ini. Kami juga mengucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu sehingga Makalah ini dapat diselesaikan sesuai dengan
waktu yang dtentukan.
Makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun demi kesempurnaan Makalah ini, semoga Makalah ini dapat memberikan
informasi bagi pembaca dan bermanfaat untuk pembangunan ilmu pengetahuan bagi kita semua.
Medan, 8 november 2011
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR---------------------------------------- i
DAFTAR ISI--------------------------------------------------- ii
BAB I PENDAHULUAN----------------------------------- 1
1.1.Latar Belakang-------------------------------------------------- 1
1.2.Tujuan Masalah------------------------------------------------- 1
1.3.Perumusan Masalah--------------------------------------------- 1
1.4.Manfaat Masalah------------------------------------------------ 2
BAB II MATERIAL ISOLASI LISTRIK---------------- 3
2.1.Syarat Material Isolasi Listrik ---------------------------------- 3
2.2. Sifat dan pengujian material isolasi ---------------------- 5
BAB III PENUTUP------------------------------------------ 17
3.1.Kesimpulan------------------------------------------------------ 17
DAFTAR PUSTAKA----------------------------------------- 18
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pada kemajuan teknologi tegangan t inggi , isolasi l istr ik memegang peranan
yang sangat penting dalam teknik tegangan t inggi . Isolasi l istr ik diperlukan untuk
memisahkan bagian-bagian yang bertegangan pada suatu penghantar jar ingan
tegangan t inggi , sehingga dapat memberikan keamanan dan kenyamanan pada
masyarakat yang ada pada areal yang terkena tegangan t inggi .
Penentuan karakterist ik material isolasi di lakukan dengan sampel model pada
kondisi standar, sehingga interpolasi ni lai-ni lai model ini terhadap sistem isolasi yang
nyata seringkal i t idak sesuai. Selain itu, banyak ni lai dari karakterist ik material
isolasi diarahkan ke masalah stat ist ik agar penentuan dimensi s istem isolasi harus
di lakukan dengan batas keamanan yang sesuai.
1.2. Tujuan Masalah
Untuk mengetahui karakterist ik dari material isolasi l istr ik.
Untuk mengetahui syarat syarat dari material isolasi l istr ik.
Untuk mendeskripsikan sifat dan pengujian material isolasi l istr ik.
Untuk menganal is is s i fat termal dan sifat kimia pada material isolasi l istr ik.
1.3. Perumusan Masalah
Adapun perumusan masalah dalam makalah ini adalah :
Bagaimana karakterist ik dari material isolasi l istr ik.
Apa saja persyaratan dari material isolasi l istr ik.
Bagaimana sifat dan pengujian material isolasi l istr ik.
1.4. Manfaat
Mahasiswa mampu mengetahui material apa saja yang termasuk material l istr ik.
Mahasiswa mampu menganal is is mengenai penguj ian material isolasi l istr ik.
Mahasiswa mampu mendeskripsikan persyaratan material l istr ik serta,
Mahasiswa mampu mengidentif ikasikan sifat termal dan kimia pada material isolasi
l istr ik.
BAB II
MATERIAL ISOLASI PADA
TEKNOLOGI TEGANGAN TINGGI
Penentuan ukuran sistem isolasi membutuhkan pengetahuan yang akurat
tentang jenis, besar dan lama terjadinya tekanan l istr ik (electr ic stress) pada kondisi
l ingkungan tertentu. Namun, di s is i la in, karakteris it ik material isolasi harus pula
diketahui sehingga dapat diperoleh rancangan sistem isolasi yang pal ing optimum
atau ekonomis. Masalah yang t imbul adalah penentuan karakterist ik material isolasi
di lakukan dengan sampel model pada kondisi standar, sehingga interpolasi ni lai-ni lai
model ini terhadap sistem isolasi yang nyata seringkal i t idak sesuai. Selain itu,
banyak ni lai dari karakterist ik material isolasi diarahkan ke masalah stat ist ik agar
penentuan dimensi s istem isolasi harus di lakukan dengan batas keamanan yang
sesuai.
2.1. Syarat material isolasi
Fungsi yang pal ing penting dari material isolasi adalah untuk mengisolasi
konduktor bertegangan satu sama lain dan terhadap bumi. Namun, selain itu,
material isolasi harus memil ik i fungsi mekanis dan mampu bertahan terhadap tekanan
termal dan kimia. Tekanan-tekanan tersebut seringkal i terjadi secara s imultan,
sehingga efek bersama dari berbagai parameter tersebut dapat diketahui.
Bergantung pada jenis apl ikasiya, ada beberapa persyaratan yang ditentukan
untuk karakterist ik l istr ik dari material isolasi :
Memil iki kekuatan elektr ik yang t inggi , untuk mendapatkan ukuran yang keci l dan
biaya rendah dengan volume material sesedikit mungkin.
Memil iki dielektr ik losses yang rendah, untuk mencegah terjadinya pemanasan lebih
pada material isolasi
Memil iki kekuatan tracking yang t inggi selama terjadinya tekanan pada permukaan
material , untuk mencegah terjadinya tracking atau erosi .
Memil iki konstanta dielektr ik yang sesuai
Persyaratan mekanik diperlukan karena material isolasi merupakan material
konstruksi yang memil ik i karakterist ik beban tertentu. Beberapa sifat yang penting
pada material isolasi adalah:
Kekuatan tensi l (misalnya pada isolator saluran udara)
Kekuatan tarik (post isolator pada gardu induk)
Kekuatan tekanan ( isolator pedestal pada antena) atau
Kekuatan menahan tekanan ( isolator CB dengan tekanan internal) .
Karakterist ik mekanis sepert i modulus elast is itas, kekerasan dan lain- lain
merupakan karakterist ik yang sangat berhubungan dengan tekanan dan perancangan
yang sesuai.
Peralatan l istr ik seringkal i mengalami kenaikan temperatur pada operasi normal
sebagaimana pada kondisi gangguan. Spesif ikasi dari s i fat termal sepert i kekuatan
bertahan terhadap panas yang t inggi , kekuatan bertahan yang baik terhadap panas,
konduktivitas termal yang t inggi , koefis ien ekspansi termal yang rendah, dan
kekuatan bertahan terhadap busur api yang t inggi .
Material isolasi juga harusnya t idak sensit i f terhadap kondisi l ingkungannya. Oleh
karena itu material isolasi hendaknya memil ik i beberapa sifat la in sepert i : memil ik i
ketahanan terhadap ozone, impermeabil i tas, bersifat higroskopik, daya serap air
rendah, dan kestabi lan radiasi .
Sifat-s ifat teknologi sepert i kemampuan proses dan kerja yang t inggi , homogen,
kestabi lan ukuran dan lain- lain yang penting untuk produksi ekonomis harus pula
diperhitungkan.
Material isolasi yang diterapkan pada sistem tegangan t inggi harus memenuhi
persyaratan yang seringkal i bertentangan. Oleh karena itu, pemil ihan material isolasi
untuk apl ikasi tertentu harus melalui kompromi antara syarat-syarat dan sifat-s ifat
yang harus dipenuhi.
2.2. Sifat dan pengujian material isolasi
2.2.1 Sifat l istr ik
a) Kuat medan tembus
Kuat medan tembus merupakan sifat material yang sangat penting yang sangat
berhubungan dengan ukuran material , meskipun t idak menggambarkan spesif ikasi
tetap dari material . Hal ini disebabkan adanya pengaruh parameter lain sepert i jar i -
jar i lekukan isolasi dan permukaan elektroda, ketebalan lapisan, jenis tegangan,
lamanya tekanan, tekanan udara, temperatur, frekuensi dan kelembaban. Untuk
material isolasi dan konfigurasi elektroda tertentu, ni lai-ni lai yang berhubungan
dengan hal-hal di atas telah tersedia (misalnya, untuk udara dan SF 6 pada kondisi
standar dan konfigurasi yang berbeda). Pada kasus yang lain, tegangan tembus isolasi
untuk apl ikasi tertentu harus ditentukan secara pengujian.
Untuk material isolasi padat, kr iteria tertentu tersedia dari pengukuran
tegangan tembus atau kuat medan tembus pada plat uj i pada medan homogen atau
kurang homogen. Material isolasi gas dan cair diuj i di antara segmen-segmen sferis.
Gambar 1 menunjukkan contoh pengaturan pengujian standar untuk
penentuan kuat medan tembus pada atau foi l sampai ketebalan 3 mm. Untuk
mencegah pelepasan muatan permukaan pada plat, keseluruhan pengaturan di lakukan
pada cairan isolasi dengan konstanta dielektr ik yang konstan. Pengaturan elektroda
dari segmen sferis dapat di l ihat pada gambar 2 dengan menggunakan material isolasi
cair dan gas yang dapat diatur agar kegagalan (tegangan tembus) tercapai pada jarak
celah 6.5 mm.
Gambar 1 Pengaturan plat elektroda Gambar 2 Pengaturan elek-
untuk pengukuran tegangan tembus mate- troda dengan segmen sferis ntuk
rial isolasi padat untuk ketebalan material pengukuran tegangan tembus un-
sampai 3 mm. tuk material isolasi cair.
Gambar 3 Elektroda plat dengan cincin untuk pengukuran
tahanan volume material isolasi padat
1 plat , 2 sampel material isolasi , 3 elektroda pengukuran
4 cinci , 5. bagian isolasi dan pemandu.
Pengujian tegangan tembus di lakukan dengan tegangan bolak-bal ik, yang dinaikkan
dari tegangan nol sampai tegangan tembus dalam orde 10-20 detik. Ni lai tengah
dari tegangan tembus ditentukan dari 5 sampel; j ika ada ni lai yang melebihi 15%
dari ni lai tengah, maka harus diuj i lagi 5 sampel tambahan sehingga ni lai tengah
ditentukan dari 10 sampel uj i . Kuat medan tembus dapat diuj i dari tegangan tembus
dan jarak elektroda terkeci l .
b) Tahanan isolasi
Sistem isolasi di lapangan memil ik i beberapa jenis dielektr ik yang seringkal i
mengalami tekanan dalam susunan paralel . Oleh karena itu, tahanan isolasi dari
isolator terdir i atas kombinasi paralel tahanan permukaan dan tahanan volume.
Sementara, tahanan volume sendir i yagn biasanya dinyatakan sebagai tahanan jenis
dalam cm, t idak terpengaruh oleh medium sekel i l ingnya, sedangkan tahanan
permukaan sangat dipengaruhi oleh kondisi l ingkungan sepert i tekanan udara,
temperatur, kelembaban, debu, dan lain- lain.
Pengaturan pengukuran tahanan volume dari sampel material isolasi plat dapat
di l ihat pada gambar 3. Elektroda hidup yang juga menopang sampel plat, dipasang
berlawanan dengan elektroda yang diukur. Tahanan volume diukur dari tegangan
searah yang diberikan (100 V atau 1000 V) dan arus yang diambil dari elektroda
terukur. Cincin yang diatur secara konsentris mengel i l ingi elektroda terukur dengan
jarak celah 1 mm untuk kesalahan pengukuran yang disebabkan oleh arus permukaan.
Pengaturan pengujian khusus tersedia untuk sampel material isolasi berbentuk
tabung, untuk gabungan isolasi yang dapat di lebur, dan untuk material isolasi cair .
Material isolasi yang umum menunjukkan tahana volume jenis 10 1 2 –10 1 3 cm,
sedangkan material superior dapat mencapai tahanan sampai 10 1 7 cm atau lebih
besar lagi .
Untuk mengukur tahanan permukaan digunakan pinggir pisau logam, dengan
jarak celah 1 cm pada posis i 10 cm di atas permukaan material isolasi pada pengujian
dengan tegangan searah. Dari tegangan dan arus, maka besar tahanan permukaan,
yang dinyatakan dalam ohm, dapat ditentukan.
c) Kekuatan tracking
Pada saat s istem isolasi diberikan tekanan l istr ik, maka sebuah arus yang
ditentukan oleh besarnya tahanan permukaan akan mengal ir pada permukaan isolator
yang mengarah pada terjadinya kebocoran atau arus jalar. Sangat mudah dipahami
bahwa kondisi l ingkungan sepert i temperatur, tekanan udara, kelembaban dan polusi
akan sangat menentukan besar arus bocor tersebut. Material isolasi yang digunakan
di lapangan seharusnya dapat melawan arus bocor tersebut sehingga t idak ada atau
hanya sedikit sekal i kerusakan yang terjadi pada permukaan isolator.
Arus bocor akan menghasi lkan tekanan termal dan kimia pada permukaan. Efek
yang dapat di l ihat akibat tekanan yang berlebih adalah munculnya jalur- jalur retak
akibat dekomposisi material ; kerusakan ini dapat muncul dalam bentuk jalur konduksi
yang menghasi lkan tekanan elektr ik lanjutan atau erosi , yang akan meninggalkan jalur
retak lagi sesudahnya. Meskipun sifat isolasi dipengaruhi oleh erosi , misalnya oleh
deposis i debu, tetapi kemampuan tekanan elektr ik t idak dipengaruhi. Erosi dapat
terjadi baik pada plat maupun pit (gambar 4).
Tracking t idak terbatas hanya pada permukaan isolasi di luar ruangan,
melainkan juga dapat terjadi pada permukaan isolasi di dalam ruangan j ika kondisi
l ingkungannya t idak mendukung, bahkan tracking dapat pula terjadi permukaan
isolator yang di pasang di dalam peralatan. Hal ini dipengaruhi oleh karakterist ik dari
material isolasi i tu sendir i , oleh bentuk dan penyelesaian elektroda dan permukaan,
dan juga oleh kondisi eksternal.Flashover dapat bermula dari bergabungnya beberapa
jalur retak yang ada pada permukaan isolator.
Penguj ian kekuatan tracking dari material isolasi di lakukan dengan
menggunakan metode yang telah digambarkan di atas. Pada metode KA dengan
mengacu pada VDE, elektroda plat inum ditempatkan pada sampel material isolasi
dengan ketebalan minimum 3 mm dan tegangan bolak-bal ik 380 V pada pengaturan
elektroda sepert i yang ditunjukkan pada gambar 5. Pipet dengan satu tetesan
campuran uj i dengan konduktivitas tertentu di lakukan setiap 30 detik. Tetesan
tersebut akan membasahi permukaan material isolasi di antara kedua elektroda yang
akan menyebabkan arus bocor. Setelah jumlah tetesan sampai waktu tertentu yang
diset secara otomatis tercapai, maka hasi l penguj ian segera dievaluasi , atau lebar
terbesar dari saluran yang terbentuk diukur.
Gambar 4 Erosi jenis plat (a) dan saluran (b) pada
cetakan epoxy resin.
Gambar 5 Pengaturan penentuan kuat tracking
1 pipet
2 elektroda platina
3 sampel material isolasi
d) Tahanan busur
F lashover yang terjadi sepanjang permukaan material isolasi dengan busur-
daya yang berturut-turut sangat jarang terjadi , tapi pada dasarnya gangguan tersebut
t idak dapat dihindari pada sistem isolasi di lapangan. Material isolasi yang
memperl ihatkan pengaruh busur memil ik i s i fat l istr ik dan mekanik yang bermacam-
macam. Disebabkan oleh temperatur busur yang t inggi dan sebagai konsekuensi dari
pembakaran t idak sempurna material isolasi , ja lur konduksi dapat terjadi
sehinggatidak boleh lagi mengalami tekanan l istr ik.
Untuk menenukan tahanan busur, elektroda karbon yang disuplai tegangan
searah 220V dipasang pada plat isolasi . Dengan adanya busur pada permukaan
material isolasi , maka elektroda akan digerakkan menjauh dengan kecepatan 1
mm/dtk sampai jarak maksimum 20 mm. Enam level dari tahana bususr, L1 sampai L6,
ditentukan berdasarkan t ingkat kerusakan yang disebabkan oleh busur itu, digunakan
sebagai gambaran sifat material .
e) Konstanta dielektrik dan faktor disipasi
Konstanta dielektr ik r d isebabkan oleh efek polarisasi pada material isolasi .
Untuk material isolasi di lapangan, yang jauh dari polarisasi deformasi (elektronik,
ion, dan polarisasi lapisan), polarisasi orientasi penting karena material-material
isolasi memil ik i dipol-dipol permanen pada struktur molekulnya. Ini adalah penyebab
utama terjadinya losses polarisasi dan berpengaruh pada kebebasan frekuensi dari r
dan tan , yang sangat penting pada apl ikasi teknis.
Karena mekanisme polarisasi memil ik i waktu relaksasi berbeda-beda,
perubahan r sebagai fungsi frekuensi ditunjukkan pada gambar 6. Waktu relaksasi
yang berbeda menghasi lkan batasan frekuensi yang mana mekanisme berikutnya t idak
ada lagi , karena perpindahan dipol yang berhubungan t idak terjadi . Ini lah penyebab
mengapa konstanta dielektr ik past i berkurang. Dengan adanya perubahan keadaan,
variasi tahap r dapat terjadi akibat perubahan mobil itas dipol.
Pada setiap daerah transis i konstanta dielektr ik, faktor dis ipasi tan memil ik i
ni lai maksimum. Tapi hanya daerah transis i dari a ke b (gambar 6) yang penting untuk
s istem isolasi di lapangan, yakni daerah frekuensi dimana polarisasi orientasi hi lang.
Gambar 6 Grafik konstanta dielektrik fungsi frekuensi
a) polarisasi orientasi
b) polarisasi ionik
c) polarisasi elektronik
Hal penting tentang sifat material isolasi bergantung pada tegangan dan
temperatur. J ika kurva tan = f(U) menunjukkan t it ik- lutut ionisasi , maka hal i tu
membuktikan terjadinya t it ik awal pelepasan muatan sebagian. Peningkatan losses
polarisasi disebabkan adanya konduksi ionik yang diketahui dari kurva tan = f( ) .
Pengukuran tan dan penentuan r d i lakukan dengan menggunakan rangkaian
jembatan.
2.2.2. Sifat termal
Pada peralatan dan instalasi yang disuplai dengan l istr ik, panas dihasi lkan
oleh losses ohm pada konduktor, melalui losses dielektr ik pada material isolasi dan
melalui losses magnetisasi dan arus eddy pada besi . Karena material isolasi memil ik i
stabi l i tas termal yang sangat rendah, dibandingkan dengan logam, maka kenaikan
temperatur yang di iz inkan pada material isolasi seringkal i membatasi penggunaan
dari peralatan. Oleh karena itu, pengetahuan tentang sifat termal material isolasi
menjadi sangat penting dalam konstruksi dan perancangan peralatan.
a) Panas jenis
Disebabkan adanya inersia dari pemindahan panas, maka material isolasi harus
memil ik i kemampuan menyerap pulsa termal sesaat, disebabkan oleh variasi beban
yang cepat, melalui kapasitasnsi termalnya akibat peningkatan temperatur. Panas
jenis c dari beberapa material penting nampak pada tabel A3.1. Untuk pemanasan
adiabatik:
d imana:
m = massa
W = energi yang disuplai
b) Pemindahan panas
Selama terjadinya tekanan kontinu pada kondisi operasi yang stat is , panas yang
muncul sebagai akibat losses harus dipindahkan ke udara sekel i l ingnya. Mekanisme
pemindahannya adalah konduksi , konveksi dan radiasi termal. Pada konduksi termal,
arus yang mengal ir di antara plat datar dinyatakan dengan :
d imana:
A = luas plat
s = ketebalan plat
(T 1 – T 2) = perubahan temperatur
Faktor proporsional merupakan konduktivitas panas yang dapat diasumsikan
konstan pada range temperatur tertentu; daftarnya dapat di l ihat pada tabel 1.
Untuk memindahkan panas dengan cepat dari peralatan l istr ik dibutuhkan
konduktivitas termal yang baik. Hal ini dapat di lakukan dengan sangat baik dengan
menggunakan material isolasi kr istal karena susunan atom-atomnya teratur dalam
lapisan kristal dan jarak atonya yang keci l , sehingga terjadi pemindahan atom yang
sangat baik. Berbeda dengan itu, material amorf memil ik i konduktivitas termal yang
jelek, sepert i yang telah di jelaskan pada contoh kristal dan pasir kuarsa amorf. Untuk
kristal kuarsa = 6 – 12 W/mK, sedangkan untuk gelas kuarsa = 1.2 W/mK. Sifat
konduksi termal yang baik pada kuarsa dapat meningkatkan ni lai pada cetakan yang
di is i , ketika kuarsa kr istal dalam bentuk pasir atau bubuk kuarsa digunakan sebagai
material pengisi .
Untuk pemindahan panas secara konveksi , arus termal P sebanding dengan luas
batas A dan perbedaan temperatur antara medium disipasi dan absorpsi :
P = . A (T 1 – T 2)
Jumlah transis i termal bukanlah sebuah konstanta material , melainkan bergantung
pada beberapa parameter sepert i kerapatan dan panas jenis medium, kecepatan
al iran dan jenis al iran. Untuk perhitungan awal, dapat digunakan ni lai-ni lai berikut:
dalam W/m 2K
Objek tetap / udara stasioner
Objek tetap / udara bergerak
Objek tetap / zat cair
3.4 – 35
12 – 600
250 - 6000
Karena ni lai-ni lai tersebut memil ik i range yang besar, maka untuk penggunaan
di lapangan, perlu di lakukan perhitungan lanjut untuk menentukan ni lai yang eksak
dengan menggunakan l i teratur.
Pemindahan panas dengan radiasi t idak di jelaskan secara detai l di s ini , sebab
hanya penting untuk pemasangan CB dan SF 6 .
c) Ekspansi Termal Linier
Material isolasi adalah material konstruksi yang seringkal i digunakan bersam
dengan logam. Pengganti dari ekspansi termal yang lebih besar dari material isolasi
organik adalah t imbulnya tekanan mekanis berlebih yang berahaya yang dapat
menimbulkan retak pada elektroda. Untuk material isolasi inorganik ekspansi termal
l inier lebih rendah daripada logam; sehingga adanya peningkatan ekspansi termal
dipengaruhi oleh jenis pengisi material organik dengan zat-zat inorganik misalnya
epoxy resin dengan pasir kuarsa. Material yang mengandung kistal sangat sering
memil ik i ekspansi termal yang lebih besar daripada material amorf.
d) Kestabilan termal
S i fat penting dari material isolasi adalah kemampuannya mempertahankan
bentuknya (shape retention) dari pengaruh panas; ada dua metode untuk
menentukannya. Menurut Martens, kemampuan mempertahankan bentuk panas dapat
ditentukan dengan pengujian rod standar berukuran 10x15 mm 2 dan panjang 120 mm
yang diberikan tekanan pembengkokan yang seragam (uniform) pada sepanjang rod
tersebut sebesar 500 N/cm 2 . Pada saat yang sama, temperatur l ingkungan dinaikkan
dengan kecepatan 50 oC/jam. Temperatur pada saat rod menjadi bengkok dinamakan
kemampuan mempertahankan bentuk panas. Untuk material termoplast ik digunakan
metode Vicat. Temperatur Vicat adalah temperatur dimana sebuah jarum tumpul
berukuran 1 mm 2 yang diberikan gaya 10N atau 50N mampu menembus material
isolasi sampai kedalaman 10.1 mm.
Tabel berikut menunjukkan beberapa data yang berhubungan:
MaterialShape retention
menurut Martens dalam oC
Pada panas menurut
Vicat dalam oC
PVC
PTFE
Cetakan-EP
PUR
PE
60
70
sampai 160
sampai 80
-
70 – 90
75 – 100
-
-
40 – 75
Pada material plast ik, cetakan tersebut t idak hanya mengalami penurunan
dalam kemampuan tegangan, kekuatan kompresi dan pembengkokan, melainkan juga
mengalami perusakan sifat l istr ik dan dielektr ik.
Ni lai shape tention yang besar pada terpaan panas merupakan kelebihan bagi
material isolasi inorganik dibandingkan material organik.
2.2.3. Sifat Kimia
Pada saat zat-zat asing berdifusi ke dalam material isolasi , maka material
tersebut akan mengalami perubahan kimia. Hanya material inorganik sepert i kaca dan
keramik yang t idak dapat diotembus ( impermeable). Pada material organik s intetis ,
difusi dapat terjadi pada molekuler pol imer. Kecepatan difusi bergantung pada
struktur material dan daya tarik-menarik antara material dan zat-zat asing.
Contoh, semua material isolasi organik menyerap uap air lewat proses difusi .
Hal terebut akan menimbulkan kerusakan sifat l istr ik dan dielektr ik. Garam yang
dihasi lakn dari proses hidrol is is atau bahan pengotor akan meningkatkan
konduktivitas dan menyeabkan faktor dis ipasi dan kuat medan tembus yang lebih
buruk. Konstanta dielektr ik air yang besar akan mengubah konstanta dielektr ik
material dan menyebabkan perubahan pada distr ibusi tegangan pada tekanan dengan
tegangan bolak-bal ik. Selain itu, air yang terserap dapat menyebabkan perubahan
dimensi dan korosi pada elektroda.
Material isolasi yang digunakan di luar ruangan memil ik i permukaan dengan
daya basah yang rendah, sehingga bagian yang dekat dengan air harus dihindari . Daya
basah permukaan dinyatakan dengan karakterist ik air pada permukaan kering sepert i
yang ditunjukkan pada gambar 7. Semakin besar sudut vmax yang searah dengan
kecepatan tetesan (drop) air , maka semakin keci l daya basah permukaan material .
Ni lai-ni lai hasi l percobaan dapat di l ihat pada tabel:
Material isolasi v m a x v m i n
Paraff in
Si l icon rubber
Gelas, mika
110 o
100 o
0 o
95 o
90 o
0 o
Gambar 7 Sudut Kontak Material Isolasi
a) dengan tetesan bergerak
b) drop dengan sudut kontak > 90o
(misalnya air pada PTEE)
v = arah gerak / kecepatan
Material-material inorganik sepert i porsel in dan kaca, memil ik i resistansi
terhadap alkal i dan asam (kecual i terhadap asam hidrofluoric); sedangkan material
organik sangat rentan terhadap asam oksida, alkal i dan hidrokarbon. Untuk material
isolasi yang digunakan di luar ruangan, lapisan-lapisan polusi basah dapat diuraikan
dengan menggunakan tekanan elektr ik dan panas sehingga menghasi lk lanm zat kimia
tertentu yang j ika berinteraksi dengan cahaya, oksigen, ozon, panas dan radiasi UV,
akan menyebabkan kerusakan pada material isolasi .
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Dari materi yang telah dibahas sebelumnya mengenai material isolasi l istr ik pada
teknologi tegangan t inggi maka dapat dis impulkan bahwa fungsi yang pal ing penting
dari material isolasi adalah untuk mengisolasi konduktor bertegangan satu sama lain
dan terhadap bumi.
ada beberapa persyaratan yang ditentukan untuk karakterist ik l istr ik dari material
isolasi :
Memil iki kekuatan elektr ik yang t inggi , untuk mendapatkan ukuran yang keci l dan
biaya rendah dengan volume material sesedikit mungkin.
Memil iki dielektr ik losses yang rendah, untuk mencegah terjadinya pemanasan lebih
pada material isolasi
Memil iki kekuatan tracking yang t inggi selama terjadinya tekanan pada permukaan
material , untuk mencegah terjadinya tracking atau erosi .
Memil iki konstanta dielektr ik yang sesuai.
Beberapa sifat yang penting pada material isolasi adalah:
Kekuatan tensi l (misalnya pada isolator saluran udara).
Kekuatan tarik (post isolator pada gardu induk).
Kekuatan tekanan ( isolator pedestal pada antena) atau,
Kekuatan menahan tekanan ( isolator CB dengan tekanan internal) .
DAFTAR PUSTAKA
http://dunialistrik.blogspot.com/2009/04/material-isolasi-listrik-teknologi-tegangan-tinggi.html.
http://maintenace.wordpress.com/2009/10/25/-isolasi-tegangan-tingg