Upload
trinhliem
View
241
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
i
PENERAPAN STRATEGI GROUP INVESTIGATION BERBANTU ALAT
PERAGA PADA MATERI SEGI EMPAT UNTUK MENINGKATKAN
KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA
( PTK Bagi Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Negeri 3 Colomadu
Tahun Ajaran 2011/2012 )
NASKAH PUBLIKASI
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1
Pendidikan Matematika
Diajukan Oleh:
AROFAH NOVITASARI
A 410 080 111
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2012
PENGESAHAN
PENERAPAN STRATB,GI GROUP INWSTIGATION BERBANTU ALATPERAGA PADA MATERI SEGI EMPAT I'NTUK MEIIINGKATKAIT
KEMAMPUAI\I BERPIKIR KRITIS SISWA
( PTK Bagi Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Negeri 3 Colomadu
Tahun Ajaran 20lll20l2 )Dipersiapkan dan Disusun Oleh:
Arofah Novitasari
A 410 080 111
Telah Dipertahankan di Depan Dewan Penguji
Pada tangg aL, * Iuli 2012
Dan Dinyatakan Telah Memenuhi Syarat Diterima
Susunan Dewan Penguji:
l. Dra. Hj.N.Setyaningsih, M.Si
2. Rita Pramujiyanti K, M.Sc
3. Prof. Dr. Budi Murtiyasa,
Surakart4?\ Juli 2012
Disahkan,Fakultas Keguruan Dan Ilmu PendidikanUniversitas Muhammadiyah Surakarta
lll
ffitr$hH
PENERAPAN STRATEGI GROUP INVESTIGATION BERBANTU ALAT
PERAGA PADA MATERI SEGI EMPAT UNTUK MENINGKATKAN
KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA
(PTK Bagi Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Negeri 3 Colomadu
Tahun Ajaran 2011/2012)
Oleh
Arofah Novitasari1, Ning Setyaningsih2, dan Rita Pramujiyanti K3
1 Mahasiswa Pendidikan Matematika FKIP UMS, [email protected]
2 Staf Pengajar UMS Surakarta, [email protected]
3 Staf Pengajar UMS Surakarta, [email protected]
ABSTRACT
The purpose of this study is to enhance critical thinking skills and mathematics achievement of students learning the material through the implementation of strategies rectangular Investigation Group assisted props. This study is a Class Action Research (PTK). The subject receives the action is a class VII student SMP Negeri 3 F Colomadu totaling 31 students, while the object of research is the ability to think critically and learn mathematics achievement. Methods of data collection is done through observation, tests, field notes, and documentation. Data analysis technique used was a qualitative descriptive method of flow that occurs from the data reduction, data presentation, and conclusions. To ensure the validity of the data used triangulation techniques. The results showed an increase in critical thinking skills and learning of mathematics achievement on the subject of a rectangle. It can be seen from the indicators of critical thinking, namely: 1) the ability of students in proving a statement before the action reaches 15.6% and reached 61.03% at the end of the action, 2) the ability of students to solve problems before the action reaches 28.13% and the end action reached 78.12%, 3) the ability of students in drawing conclusions before the action reaches 12.5% and reached 58.06% at the end of the action. The results of tests performed before and at the end of the action to demonstrate improvement in student achievement is evident from the results of student learning completely get the value of ≥ 70, prior to action by 28.13% increased to 83.84% at the end of the action. Conclusions of this study is that with the implementation of Group strategy of Investigation
assisted visual aids to enhance critical thinking skills in a rectangle of material so the impact on improving students' mathematics learning achievement.
Keywords: Critical Thinking, learning achievement, Investigation Group assisted strategies Viewer Tool.
PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan proses mengubah tingkah laku siswa menjadi
manusia dewasa yang mampu hidup mandiri dan sebagai anggota masyarakat
dalam lingkungan sekitar. Dunia yang berubah dengan sangat cepatnya menuntut
manusia untuk berpikir kritis.
Cara berpikir kritis salah satunya dapat dikembangkan melalui belajar
matematika. Banyak yang beranggapan bahwa untuk dapat berpikir kritis
memerlukan tingkat kecerdasan tinggi, padahal berpikir kritis dapat dilatih.
Aktivitas berpikir kritis siswa dapat dilihat dari kemampuan siswa dalam
menyelesaikan soal dengan lengkap dan sistematis. Johnson (2002: 183) berpikir
kritis merupakan proses yang terarah dan jelas yang digunakan dalam kegiatan
mental seperti memecahkan masalah, mengambil keputusan, membujuk,
menganalisis asumsi dan melakukan penelitian ilmiah.
Kegiatan pembelajaran matematika diharapkan mampu membuat siswa
terampil dalam menyelesaikan masalah yang dihadapinya, baik dalam bidang
matematika maupun dalam bidang lain yang terkait. Kegiatan pembelajaran
matematika diharapkan mampu membuat siswa berkembang daya nalarnya
sehingga mampu berpikir kritis, logis, dan sistematis.
Pembelajaran matematika di Indonesia masih bersifat tradisional. Para
pendidik masih menggunakan metode konvensional yang cenderung bersifat
“ teacher centered” yaitu dominasi guru dalam menguasai kelas. Guru mengajar
dengan ceramah dan mengharapkan siswa mendengarkan, mencatat, dan
menghafal. Padahal tuntutan dunia pendidikan sudah berubah, pembelajaran
merupakan “learning by doing” yaitu siswa membuat keterkaitan-keterkaitan
yang menghasilkan makna.
Berdasarkan hasil pengamatan pada tanggal 6 Maret 2012 rendahnya
kemampuan berpikir kritis juga dialami siswa SMP Negeri 3 Colomadu kelas VII
F yang berjumlah 31 siswa. Pada kondisi awal rendahnya kemampuan berpikir
kritis siswa kelas VII F dilihat dari indikator adalah sebagai berikut:1)
Kemampuan siswa membuktikan suatu pernyataan 16,12%, 2) Kemampuan siswa
memecahkan masalah 29,03%, dan 3) Kemampuan siswa menarik kesimpulan
12,9%. Siswa yang mencapai KKM ≥ 70 hanya 29,03%. Dengan demikian
prestasi belajar matematika menjadi rendah.
Akar penyebab rendahnya kemampuan berpikir kritis matematika di SMP
Negeri 3 Colomadu adalah pembelajaran matematika yang masih konvensional di
mana proses belajar mengajar dilaksanakan dengan metode ceramah dengan guru
menjadi pusat dari seluruh kegiatan di kelas. Pada setiap pembelajaran guru
cenderung tidak memberikan keleluasaan pada siswa untuk belajar secara
menyenangkan. Strategi pembelajaran yang diterapkan guru belum melibatkan
siswa secara aktif dan permasalahan matematika yang diberikan belum
memungkinkan siswa untuk mengerjakan soal dalam berbagai cara serta
sistematis.
Group Investigation (GI) merupakan salah satu strategi pembelajaran
kooperatif yang kegiatannya menyenangkan. Group Investigation (GI) merupakan
strategi pembelajaran yang didalamnya memberikan kesempatan pada siswa untuk
berpartisipasi dalam memecahkan masalah matematika dengan
mengkombinasikan pengalaman dan kemampuan antar personal (kelompok)
sehingga diperoleh suatu kesepakatan yang merupakan penyelesaian dari
permasalahan tersebut.
Penggunaan alat peraga dalam pembelajaran matematika akan lebih
berkesan dan menarik sehingga membangkitkan dan menumbuhkan minat belajar
siswa dan pada akhirnya akan diperoleh prestasi atau hasil belajar yang baik.
Namun masih banyak guru yang tidak memiliki pengetahuan dan pemahaman
yang cukup tentang media pengajaran. Menurut Usman (2006: 31) alat peraga
pengajaran adalah alat-alat yang digunakan oleh guru ketika mengajar untuk
membantu memperjelas materi pelajaran yang disampaikan kepada siswa dan
mencegah terjadinya verbalisme pada diri siswa. Pengajaran akan lebih menarik
bila siswa belajar atau senang karena mengerti dengan materi pelajaran.
Strategi Group Investigation berbantu alat peraga sejalan dengan
kebutuhan untuk memperbaiki pendekatan matematika yang didominasi oleh
persoalan bagaimana meningkatkan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran
matematika. Strategi Group Investigation berbantu alat peraga ini bertujuan agar
dalam pembelajaran matematika lebih menyenangkan dan menarik sehingga akan
menumbuhkan aktivitas belajar yang dapat digunakan sebagai alternatif untuk
meningkatkan kemampuan berpikir kritis matematika siswa khususnya pada
materi segi empat. Di sisi lain suasana pembelajaran akan lebih hidup dan dapat
meningkatkan kerja sama siswa. Persoalannya sekarang adalah: Adakah
peningkatan kemampuan berpikir kritis pada segi empat setelah diterapkan
strategi pembelajaran Group Investigation berbantu alat peraga? Apakah ada
peningkatan prestasi belajar matematika siswa setelah diterapkan strategi Group
Investigation berbantu alat peraga?
Memperhatikan uraian di atas, penelitian yang dilakukan bertujuan untuk
(1) meningkatkan kemampuan berpikir kritis matematika siswa dan (2)
meningkatkan prestasi belajar siswa melalui penerapan strategi Group
Investigation berbantu alat peraga.
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK) atau dalam
istilah Inggris adalah Classroom Action Research (CAR). PTK bercirikan
perbaikan terus menerus sehingga kepuasan peneliti menjadi tolak ukur
berhasilnya (berhentinya) siklus-siklus dalam sebuah penelitian. Siklus ini
berlangsung beberapa kali sehingga tercapai tujuan yang diinginkan. Dalam setiap
siklus terdiri dari empat kegiatan pokok pemecahan masalah yaitu: 1)
merencanakan, 2) melaksanakan tindakan, 3) mengumpulkan data, dan 4)
menganalisis data. Penelitian dilakukan di SMP Negeri 3 Colomadu. Guru
bertindak sebagai subyek pemberi tindakan. Siswa kelas VII F bertindak sebagai
subyek yang menerima tindakan.
Perencanaan dilakukan untuk mengadakan tindakan adalah
mengidentifikasi masalah siswa yang diharapkan dapat digunakan untuk
merumuskan permasalahan siswa terutama yang berhubungan dengan kemampuan
berpikir kritis dan prestasi belajar matematika. Pelaksanaan tindakan dilaksanakan
berdasarkan pada perencanaan. Selanjutnya, dari perencanaan yang ada diterapkan
strategi Group Investigation berbantu alat peraga. Oleh karena itu, rencana
tindakan harus fleksibel dan siap diubah sesuai dengan kondisi yang ada.
Efektivitas strategi pembelajaran dapat diketahui dengan menggunakan:
(1) metode observasi untuk mendapatkan gambaran secara langsung tentang
kegiatan belajar matematika siswa di kelas, (2) metode tes digunakan untuk
mengetahui tingkat kemampuan berpikir kritis siswa dalam memahami materi segi
empat sebelum dan sesudah pemberian tindakan, (3) catatan lapangan digunakan
untuk mencatat semua temuan selama pembelajaran, bentuk temuan ini berupa
kemampuan berpikir kritis siswa dan permasalahan lain yang dihadapi selama
pembelajaran, (4) dokumentasi digunakan untuk memperoleh data sekolah, nama
siswa kelas VII F, serta foto proses tindakan penelitian pada siswa. Selanjutnya
strategi Group Investigation berbantu alat peraga dikembangkan, kemudian
diaplikasikan pada pembelajaran segi empat pada siswa kelas VII F SMP Negeri 3
Colomadu dengan melibatkan guru mata pelajaran matematika.
Penelitian ini menggunakan teknik triangulasi. Triangulasi adalah teknik
pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu
untuk keperluan pengecekan atau pembanding terhadap data tersebut Moeleong
(2008: 330). Penelitian ini menggunakan triangulasi dengan jalan memanfaatkan
peneliti atau pengamat lainnya untuk keperluan pengecekan kembali derajat
kepercayaan data. Pemanfaatan pengamatan lainnya dalam hal ini adalah guru
matematika dan peneliti. Menurut Miles dan Huberman dalam Sugiyono ( 2008:
337) teknik analisis data yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan
metode alur yang terjadi dari reduksi data, penyajian data, dan penyimpulan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Penerapan strategi Group Investigation berbantu alat peraga pada materi
segi empat dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa. Hal ini terlihat
dari peningkatan indikator - indikator kemampuan berpikir kritis yang diamati.
Peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa juga berakibat pada peningkatan
prestasi belajar siswa.
Sharan dalam Hobri (2006) bahwa Group Investigation merupakan suatu
perencanaan pengorganisasian kelas secara umum di mana siswa bekerja dalam
kelompok kecil menggunakan inkuiri kooperatif, diskusi kelompok, dan
perencanaan kooperatif dan proyek. Adapun data hasil peningkatan kemampuan
berpikir kritis pada materi segi empat melalui penerapan strategi Group
Investigation berbantu alat peraga dapat dilihat dari tabel dan grafik berikut:
No Indikator Sebelum Tindakan
Putaran I Putaran II Putaran III
1 Kemampuan siswa dalam membuktikan pernyataan.
5 (16,12%)
10 (32,25%)
14 (45,16%).
19 (61,2%)
2 Kemampuan siswa dalam memecahkan masalah.
9 (29,03%)
13 (41,93%)
17 (54,83%)
26 (83,87%)
3 Kemampuan siswa dalam menarik kesimpulan.
4 (12,9%)
9 (29,03%)
13 (41,93%)
18 (58,06%)
0
20
40
60
80
Sebelum
Tindakan
Putaran I Putaran II Putaran III
Ba
ny
ak
Sis
wa
Tindakan
Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis SiswaKelas VII F SMP Negeri 3 Colomadu
Kemampuan dalam
menarik kesimpulan
Kemampuan dalam
memecahkan masalah
Kemampuan dalam
membuktikan suatu
pernyataan
Tabel 1 Data Hasil Peningkatan Kemampuan Berpikir kritis dan Prestasi Belajar Siswa
Gambar 1 Grafik Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis dan Prestasi Belajar Siswa
Peningkatan kemampuan berpikir kritis matematika siswa berakibat juga
pada peningkatan prestasi belajar matematika siswa. Indikator yang digunakan
peneliti untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar adalah siswa yang mampu
mencapai KKM ≥ 70. Data tentang prestasi belajar siswa dalam penelitian ini
diperoleh dari tes mandiri setiap putaran.
Adapun data yang diperoleh mengenai prestasi belajar matematika siswa
melalui penerapan strategi Group Investigation berbantu alat peraga yaitu:
No Aspek Sebelum Tindakan
Putaran I Putaran II Putaran III
1 Siswa yang mencapai nilai di atas KKM (≥ 70)
9 28,13%
13 41,93%
17 54,83%
26
83,87%
Adapun grafik peningkatan prestasi belajar siswa dari sebelum
tindakan sampai tindakan kelas putaran III dapat digambarkan sebagai berikut:
Hasil penelitian dari 31 siswa dalam pembelajaran segi empat
menunjukkan bahwa semua indikator kemampuan berpikir kritis matematika
siswa mengalami peningkatan. Hal ini terbukti dari gambar 1. Indikator
0102030
Sebelum
Tindakan
Putaran I Putaran II Putaran IIIBan
yak
sisw
a
Tindakan
Peningkatan Prestasi Belajar Matematika
Siswa yang
mencapai nilai di
atas KKM (≥ 70)
Tabel 2 Data Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Kelas VII F SMP Negeri 3 Colomadu
Gambar 2 Grafik Peningkatan Prestasi Belajar Matematika Siswa
kemampuan membuktikan suatu pernyataan, memecahkan masalah, dan menarik
kesimpulan mengalami peningkatan yang cukup signifikan.
Pengamatan yang dilakukan selama berlangsungnya kegiatan
pembelajaran menunjukkan bahwa siswa lebih aktif dalam proses pembelajaran
sehingga pembelajaran lebih menyenangkan dan tidak membosankan. Penerapan
strategi Group Investigation berbantu alat peraga merupakan upaya untuk
meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa sehingga berakibat pada
peningkatan prestasi belajar siswa. Penerapan strategi Group Investigation
berbantu alat peraga dapat membuat siswa lebih aktif dalam pembelajaran karena
siswa harus memunculkan keberanian dalam memberikan tanggapan terhadap
hasil diskusi kelompok lain dan dituntut juga untuk berani menyampaikan
pendapatnya di depan kelas.
Kemampuan berpikir kritis siswa dapat meningkat dengan melibatkan
siswa dalam membuktikan suatu pernyataan, memecahkan masalah, dan menarik
kesimpulan dalam pembelajaran matematika. Diskusi kelompok membuat siswa
dapat memecahkan masalah yang diberikan. Diskusi kelompok menuntut
kekompakan anggota kelompok. Presentasi kelompok, siswa mampu memahami
penjelasan yang diberikan oleh temannya yang dikuatkan klarifikasi dan tambahan
seperlunya dari guru matematika sehingga tercapai tujuan pembelajaran yang
diinginkan.
Penelitian tindakan kelas yang telah dilakukan dengan penerapan strategi
Group Investigation berbantu alat peraga dalam pembelajran matematika di kelas
VII F SMP Negeri 3 Colomadu dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis
siswa. Peningkatan kemampuan berpikir krtitis berakibat juga pada peningkatan
prestasi belajar matematika siswa.
Tindak belajar dan mengajar yang telah dilaporkan pada evaluasi tindakan
kelas mendukung hipotesis. Tindakan-tindakan guru tersebut memenuhi syarat
dalam menciptakan kondisi belajar yang menyenangkan sehingga dapat
mendorong siswa lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran. Perubahan tindak
belajar yang berkaitan dengan kemampuan berpikir kritis dan prestasi belajar
dilaksanakan selama tiga putaran.
Tanggapan guru matematika setelah penelitian selesai dilaksanakan juga
mendukung hipotesis. Guru matematika yang terlibat dalam penelitian ini
mengatakan bahwa kemampuan berpikir kritis dan prestasi belajar matematika
siswa meningkat setelah dilakukan tindakan. Hal ini berarti bahwa hipotesis
tindakan yang diajukan dapat diterima dengan didukung hasil penelitian yang
relevan.
Snyder (2006) dalam jurnalnya menyimpulkan bahwa siswa perlu belajar
untuk bekerja sama, apakah itu dengan seseorang dari pilihan mereka atau dengan
seseorang dengan siapa mereka ditugaskan. Belajar kooperatif membuat suasana
pembelajaran lebih menyenangkan. Sutama (2007) dalam jurnalnya
menyimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation dapat
meningkatkan kemampuan berpikir kreatif dan prestasi akademik mahasiswa.
Euis Eti Rohaeti (2010) dalam jurnalnya menyimpulkan bahwa kelompok
sekolah memiliki peran yang sangat besar dalam meningkatkan kemampuan
berpikir kritis dan kreatif siswa. Ellaine Johnson (2010) berpikir kritis merupakan
proses terarah dan jelas yang digunakan dalam kegiatan mental seperti
memecahkan masalah, mengambil keputusan, membujuk, menganalisis asumsi,
dan melakukan penelitian.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa penelitian yang dilakukan
peneliti sejalan dengan penelitian para ahli, di mana pembelajaran tidak harus
berpusat pada guru (teacher centered), melainkan berpusat pada siswa (student
centered) dengan berdiskusi untuk mengikutsertakan siswa aktif dalam setiap
proses pembelajaran. Hal ini dapat memberikan kontribusi yang penting bagi
siswa untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan prestasi belajar
matematika siswa.
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Penerapan strategi Group Investigation berbantu alat peraga pada materi
segi empat dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa. Peningktan
kemampuan berpikir kritis berakibat juga pada peningkatan prestasi belajar
matematika siswa. Peningkatan berpikir kritis dan prestasi belajar matematika
siswa ditunjukkan oleh hasil penelitian yang dilaksanakan selama tiga putaran.
Selain itu, peningkatan kemampuan berpikir kritis dan prestasi belajar matematika
juga didukung oleh pendapat dari guru kelas yang terlibat dalam penelitian.
Penggunaan strategi Group Investigation berbantu alat peraga dalam
pembelajaran matematika merupakan pilihan yang tepat. Strategi Group
Investigation berbantu alat peraga dapat membuat pembelajaran matematika
menjadi lebih menyenangkan sehingga akan menumbuhkan aktivitas belajar yang
dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis matematika
siswa. Suasana pembelajaran juga akan lebih hidup dan dapat meningkatkan kerja
sama antar siswa. Kreatifitas guru dalam mengatur waktu pembelajaran sangat
diperlukan dalam penggunaan strategi Group Investigation berbantu alat peraga.
Hal ini dapat dilakukan melalui kerja kolaboratif guru dengan peneliti untuk
mengatasi masalah-masalah pembelajaran matematika yang selalu dihadapi di
kelas.
Faktor siswa yang mendukung peningkatan kemampuan berpikir kritis
yaitu keberanian siswa untuk menyampaikan pendapatnya tentang cara
membuktikan suatu pernyataan, kemampuan siswa menyelesaikan permasalahan
dengan menggunakan cara yang sistematis, dan kemampuan siswa untuk menarik
kesimpulan materi yang dipelajari. Strategi Group Investigation berbantu alat
peraga memerlukan kerjasama yang baik dalam kelompok. Siswa yang pintar
tidak hanya mendominasi keputusan kelompok tetapi juga menyakan pendapat
teman lain dalam kelompok sehingga pembelajaran berlangsung dengan
menyenangkan.
Saran
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan, maka
dapat diajukan beberapa saran yaitu:
1. Bagi guru matematika, guru dapat menggunakan strategi Group Investigation
berbantu alat peraga khususnya pada materi segi empat sebagai variasi
mengajar dalam pembelajaran matematika, memberi motivasi kepada siswa
untuk lebih berani mengungkapkan gagasannya dalam menyelesaikan
masalah, membuktikan pernyataan, maupun menarik kesimpulan untuk
meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa dan lebih memusatkan
pembelajaran kepada siswa.
2. Bagi siswa, siswa lebih berani bertanya serta mau mengungkapkan
gagasan/ide sehingga pembelajaran menjadi lebih menyenangkan dan tidak
membosankan, memiliki kemauan mengerjakan soal secara sistematis
sehingga meningkatkan kemampuan berpikir kritis yang berakibat pada
peningkatan prestasi belajar siswa, menjalin hubungan baik dengan sesama
siswa maupun guru supaya proses belajar mengajar berjalan dengan baik dan
lancar.
3. Bagi peneliti berikutnya hendaknya melakukan penelitian pada jenjang
pendidikan yang lain dengan memperluas faktor-faktor lain yang dapat
mempengaruhi tingkat kemampuan berpikir kritis dan meningkatkan prestasi
belajar matematika siswa.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.
Budiman, Hedi. 2004. “Peningkatan Kemampuan Berpikri kritis dan Kreatif Matematis Siswa Melalui Pendekatan Pembelajaran Berbasis Masalah Berbantuan Software Cabri 3D”. Skripsi. (tidak dipublikasikan): UPI.
Hobri. 2006. “Penerapan Pendekatan Cooperative Learning Model Group Investigation untuk Meningkatkan Pemahaman Siswa Kelas III SLTPN 8 Jember tentang Volume Tabung. Jurnal Pendidikan Dasar, Vol.7, No.2, 2006: 74 – 83.
Johson, Elaine. 2007. Contextual Teaching and Learning. Bandung: MLC. Moleong, Lexy J. 2008. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja
Rosdakarya. Rohaeti, Euis. “Critical and Creative Mathematical Thinking of Junior High
School Students”. Educationist Vol IV No.2 Juli 2010. Diakses tanggal 4 Maret 2010.
Slavin, robert. 2010. Cooperative Learning Teori, Riset, dan Praktik. Bandung: Nusa Media.
Snyder, Sandra S. “Cooperative Learning Groups in the Middle School Mathematics Classroom”. International Journal of Math_Group Investigation. Diakses tanggal 19 Juni 2012.
Subadi, Tjipto. 2010. Lesson Study Berbasis PTK (Penelitian Tindakan Kelas). Surakarta: Badan Penerbit FKIP-UMS.
Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualtitatif, dan R & D). Bandung: Alfabeta.
Sutama. 2007. “Model Kooperatif Tipe Group Investigation Untuk Pengembangan Kreativitas Mahasiswa”. Jurnal Varidika, Vol 19, No 1, Juni.
Usman, Uzer. 2006. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya.