Upload
phungthien
View
218
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
. HALAMAN 1 dari 73 Halaman PUTUSAN NOMOR : 121/PDT/2016/PT MDN.
P U T U S A N
NOMOR : 121/PDT/2016/PT-MDN.
DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA;
Pengadilan Tinggi Medan yang memeriksa dan mengadili perkara perkara
perdata dalam tingkat banding telah menjatuhkan putusan sebagai berikut dalam perkara antara :
1. Pemerintah Negera Republik Indonesia cq Menteri Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia , beralamat di Jaln Medan
Merdeka barat No.9 Jakarta Pusat , dalam hal ini diwakili oleh ABDI PRATAMA NUGRAHA ,SH,LLM Staf bagian hukum dan kerja sama Dirjend .Sumber Daya dan Perangkat Pos Informatika berkantor/bertempat tinggal di Jl.Medan Merdeka Barat No.17 Jakarta Pusat ,10110 bertindak untuk dan atas nama:MENTERI KOUNIKASI DAN INFORMATIKA RI,DIRJEN SUMBER DAYA DAN PERANGKAT POS DAN INFORMATIKA,KEPALAI BALAI MONITOR SPEKTRUM FREKUENSI RADIO KELAS II MEDAN PROVINSI SUMATERA UTARA,berdasarkan surat kuasa Khusus tertanggal 15 Januari 2015 No.Reg 57/Penk.Perd/2015/PN.Mdn disebut sebagai Pembanding I semula Tergugat I ;
2. Pemerintah Negara Republik Indonesia cq Menteri Komunikasi dan Informatika RE cq Dirjen Sumber Daya Perangkat Pos dan Informatika , Alamat Jalan Medan Merdeka Barat No 17
Jakarta Pusat , dalam hal ini diwakili oleh ABDI PRATAMA NUGRAHA ,SH,LLM Staf bagian hukum dan kerja sama Dirjend .Sumber Daya dan Perangkat Pos Informatika berkantor/bertempat tinggal di Jl.Medan Merdeka Barat No.17 Jakarta Pusat ,10110 bertindak untuk dan atas nama:MENTERI KOUNIKASI DAN INFORMATIKA RI,DIRJEN SUMBER DAYA DAN PERANGKAT POS DAN
PE
NG
AD
ILA
N T
ING
GI M
ED
AN
. HALAMAN 2 dari 73 Halaman PUTUSAN NOMOR : 121/PDT/2016/PT MDN.
INFORMATIKA,KEPALAI BALAI MONITOR SPEKTRUM FREKUENSI RADIO KELAS II MEDAN PROVINSI SUMATERA UTARA,berdasarkan surat kuasa Khusus tertanggal 15 Januari 2015 No.Reg 57/Penk.Perd/2015/PN.Mdn disebut sebagai Pembanding II
semula Tergugat - II.
3. Pemerintah Negara Republik Indonesia cq Menteri Kominikasi dan Informatika RI cq Kepala Balai Moniitor Spektrum Frekuensi Radio Kelas II Medan , beralamat di Jalan Willem Iskandar
No.10 Medan dalam hal ini diwakili oleh ABDI PRATAMA NUGRAHA ,SH,LLM Staf bagian hukum dan kerja sama Dirjend .Sumber Daya dan Perangkat Pos Informatika berkantor/bertempat tinggal di Jl.Medan Merdeka Barat No.17 Jakarta Pusat ,10110 bertindak untuk dan atas nama:MENTERI KOUNIKASI DAN INFORMATIKA RI,DIRJEN SUMBER DAYA DAN PERANGKAT POS DAN INFORMATIKA,KEPALAI BALAI MONITOR SPEKTRUM FREKUENSI RADIO KELAS II MEDAN PROVINSI SUMATERA UTARA,berdasarkan surat kuasa Khusus tertanggal 15 Januari 2015 No.Reg 57/Penk.Perd/2015/PN.Mdn disebut sebagai Pembanding III semula Tergugat -III.
4. PT.Radio Kardopa Medan , beralamat di Jalan Iskandar Muda No.17-A
Medan dalam hal ini memberikan kuasa kepada
P.M.PANDAPOTAN SIMANJUNTAK,SH.MH Advocad
beralamat kantor di Jalan Ubi Nomor 1 Petisah Hulu Medan
Baru Kota Medan,berdasarkan Surat Kuasa Khusus tertanggal
13 Pebruari 2015,No.224/Penk.Perd/2015/ disebut sebagai Pembanding IV semula Tergugat IV ;
L A W A N
PE
NG
AD
ILA
N T
ING
GI M
ED
AN
. HALAMAN 3 dari 73 Halaman PUTUSAN NOMOR : 121/PDT/2016/PT MDN.
Ir. ALEXANDER LAWRENTIUS DACOSTA , laki-laki , Umur 46 Tahun, Agama
Katholik bertindak selaku Direktur PT.Radio Pelangi Lintas Nusa
( Radio Mutiara FM) , Alamat Jalan Karya Wisata Kompleks
Taman Johor Indah Permai II Blok A/47 Kel Pangkalan Masyur
Kec.Medan Johor, Kota Medan , dalam hal ini diwakili oleh
kuasa hukumnya SUHARTO BUTAR-BUTAR SH dan ADENAN
LUBIS Advokad / Penasehat Hukum pada LAW FIRM ‘
MUTIARA ‘ beralamat di Jalan Karya Wisata Kompleks Taman
Johor Indah Permai II Blok A/47 Medan Berdasarkan Surat
Kuasa Khusus tertanggal 08 Desember 2014, yang terdaftar di
Kepaniteraan Pengadilan Negeri Medan tertanggal 16
Desember 2014 , Reg. No. 2647/Penk/2014/PN.Mdn, disebut Terbanding semula sebagai Penggugat ;
Pengadilan Tinggi tersebut;
Telah membaca :
1. Penetapan Ketua Pengadilan Tinggi Medan No.121/PDT/2016/PT.MDN
tangal 06 April 2016 tentang penunjukan Majelis Hakim untuk memeriksa
perkara ini ditingkat banding ;
2. Telah membaca dan mempelajari berbas perkara dan putusan Pengadilan
Negeri Medan No.594 /PDT.G/2014/PN.MDN tanggal 13 juli 2014 serta surat yang berkaitan dengan perkara ini ;
TENTANG DUDUKNYA PERKARA
Menimbang, bahwa Penggugat dalam surat gugatannya tertanggal 16
Desember 2014 yang diterima dan didaftarkan di Kepaniteraan Pengadilan
Negeri Medan pada tanggal 16 Desember 2014 dibawah nomor register : 594/Pdt.G/2014/PN.Mdn ,menguraikan dalil dalil gugatan sebagai berikut :
1. Bahwa, Penggugat adalah Pemilik yang sah dari PT. Radio Pelangi
Lintas Nusa sesuai dengan Akte Jual Beli Perusahaan Nomor 12
Tanggal 11 Nopember 2008 yang diperbuat dihadapan Notaris Emmy
Wilis, SH, dan sekaligus juga sebagai Direktur PT. Radio Pelangi
Lintas Nusa sesuai dengan Akte Berita Acara Rapat Nomor 13
PE
NG
AD
ILA
N T
ING
GI M
ED
AN
. HALAMAN 4 dari 73 Halaman PUTUSAN NOMOR : 121/PDT/2016/PT MDN.
Tanggal 11 Nopember 2008 yang diperbuat dihadapan Notaris Emmy
Wilis, SH.
2. Bahwa Penggugat (PT. Radio Pelangi Lintas Nusa) beralamat di
Medan dan didirikan berdasarkan Akte Pendirian Perseroan Terbatas
No. 10 tanggal 16 Mei 2001, yang dibuat dihadapan Notaris Syamsul
Faryeti, SH Notaris di Cimanggis, Bogor dan mendapat Pengesahan
Akta Pendirian perseroan Terbatas berdasarkan Keputusan Menteri
Kehakiman dan HAM RI. No. C-01916 HT.01.01TH.2001 tanggal 12
Juni 2001, tentang Pengesahan Akte Pendirian Perseroan Terbatas
“PT. Radio Pelangi Lintas Nusa”
3. Bahwa, kemudian Anggaran Dasar PT. Radio Pelangi Lintas Nusa
telah dirubah dan disesuaikan dengan ketentuan hukum yang baru
sesuai dengan Keputusan Menteri Hukum dan HAM RI. No. AHU-
184045.AH.01.02 tanggal 06 Mei 2009 tentang Persetujuan Akta
Perubahan Anggaran Dasar Perseroan PT. Radio Pelangi Lintas
Nusa.
4. Bahwa, sebelumnya Penggugat telah mengajukan Permohonan Izin
Stasiun Radio sesuai dengan Surat Permohonan No. 01/PLN-
FM/V/2001 tanggal 10 Mei 2001, perihal Permohonan Rekomendasi
Radio Siaran FM kepada Gubernur Sumatera Utara dan juga kepada
Tergugat I yang pada saat itu belum berlaku Undang-Undang No. 32
tahun 2002 tentang Penyiaran.
5. Bahwa, atas Permohonan dari Penggugat tersebut diatas Gubernur
Sumatera Utara mengelaurakan Rekomendasi No. 482/099/K/2001
tanggal 18 Mei 2001 Tentang Penyelenggaraan Radio Non Pemerintah, telah memutuskan memberikan rekomendasi Penyelenggaran Radio Siaran Non Pemerintah dengan Sistem Frekuensi FM kepada PT. Radio Pelangi Lintas Nusa (Penggugat).
6. Bahwa, kemudian Permohonan tersebut ditanggapi oleh Kadit
Binspekfrek & Orsat, Dirjen. Pos dan Telekomunikasi, Departemen
Perhubungan melalui Suratnya No. 543/TU/PT.208/
DITBINFREK/IX/2001 tanggal 3 September 2001, Perihal
Pemantauan Frekuensi Radio Siaran, dan memerintahkan kepada
Tergugat III untuk melakukan pengukuran terhadap frekuensi FM
88,650 MHZ dan Apabila telah dilakukan pengukuran agar segera
PE
NG
AD
ILA
N T
ING
GI M
ED
AN
. HALAMAN 5 dari 73 Halaman PUTUSAN NOMOR : 121/PDT/2016/PT MDN.
Tergugat III melaporkan hasil pengukuran untuk segera diterbitkan
izin penyiaran yang akan diberikan kepada Penggugat.
7. Bahwa, Tergugat III telah melakukan pengukuran dan menyatakan
frekuensi 88,650 MHz clearence frequency, merekomendasikan
frekuensi 88,650 Mhz dapat dialokasi kepada Radio Penggugat yang
dahulu beralamat di Jalan Yos Sudarso No. 414 Kodya Medan
sekarang beralamat di Jalan Karya Wisata Kompleks Taman Johor
Indah Permai II Blok A/47, Kel. Pangkalan Masyhur, Kec. Medan
Johor, Kota Medan.
8. Bahwa, dengan terpenuhinya syarat-syarat administrasi dan juga
telah adanya hasil pengukuran frekuensi yang clear untuk di-alokasi-
kan untuk Radio Penggugat maka selayaknya Penggugat telah
mengudara pada frekuensi tersebut, namun sampai jangka waktu 8
(delapan) tahun, Izin untuk bersiaran dimaksud tidak pernah diterima
oleh Penggugat, kemudian Penggugat mempertanyakan hal ini
kepada pihak Tergugat I langsung dan juga melalui Suratnya No. 995-
2/002/SK/MFM/XII/08 tanggal 30 Desember 2008 dan Surat No. 995-
3/002/SK/MFM/I/209 tanggal 19 Januari 2009 yang isinya
menanyakan tindak lanjut dari Permohonan Penggugat yang telah
disampaikan.
9. Bahwa, atas Surat Mohon Penegasan atas Permohonan Penggugat
ini, Tergugat I melalui Direktorat Jendral Pos dan Telekomunikasi
memberikan jawaban melalui Suratnya No. 150/P/DJPT.4/
KOMINFO/2/2009 tanggal 11 Februari 2009, agar Penggugat
mengajukan kembali permohonan dengan alasan adanya perubahan
kanal 350 KHz bergeser menjadi 400 KHZ, dan permohonan itu harus
mengikuti ketentuan yang berlaku sesuai dengan Undang-Undang
No. 32 tahun 2002 tentang Penyiaran.
10. Bahwa berdasarkan uraian diatas, seharusnya Penggugat telah
menerima Izin Prinsip untuk siaran radio dari Menteri mengingat
Permohonan Penggugat diajukan telah mencapai interval waktu yang
cukup lama yaitu 8 (delapan) tahun sejak Permohonan diajukan pada
tanggal 16 Mei 2001 sampai adanya Jawaban dari pihak Tergugat I
tanggal 11 Februari 2009, hal ini sesuai dengan Pas
-_-- Ayat (1) Menteri dalam jangka waktu paling lambat 60 hari kerja sejak
permohonan izin diterima secara lengkap wajib memberikan
keputusan mengenai pemberian atau penolakan izin prinsip,
PE
NG
AD
ILA
N T
ING
GI M
ED
AN
. HALAMAN 6 dari 73 Halaman PUTUSAN NOMOR : 121/PDT/2016/PT MDN.
-Ayat (2) apabila dalam jangka waktu 60 (enam puluh) hari kerja
Menteri tidak memberikan keputusan penolakan atau pemberian izin,
permohonan izin prinsip dianggap disetujui.
11. Bahwa, Penggugat sebagai warga negara yang berkeinginan
berkarya di Negerinya sendiri, maka Penggugat kembali mengajukan
Permohonan untuk Izin Siaran Radio yang dibuat dalam rangkap 2
(dua) dengan No. 995-4/003/SK/I/2009, tanggal 30 Maret 2009,
dengan mengusulkan frekuensi FM 99.50 MHz dan kemudian
dilakukan Evaluasi Dengar Pendapat (EDP) serta mendapatkan
rekomendasi dari Komisi Penyiaran Indonesia Daerah Sumatera
Utara (KPIDSU) dengan Surat Rekomendasi No.482/16/Rek/KPID-
SU/VIII/2009 tanggal 3 Agustus 2009 tentang Pemberitahuan
Kelayakan, hal ini sesuai dengan prosedur yang diatur dalam Pasal
33 ayat (4) Undang-undang No. 32 tahun 2002 tentang Penyiaran
dan pasal 5 ayat (7) PP No. 50 Tahun 2005 tentang
Penyelenggaraan Penyiaran Lembaga Penyiaran Swasta.
12. Bahwa, atas Permohonan yang kedua dari Penggugat tersebut yang
telah sesuai dengan syarat dan ketentuan yang diatur oleh Undang-
Undang No. 32 tahun 2002 Tentang Penyiaran, maka Tergugat I
menjawab melalui Suratnya No. 77/M.Kominfo/02/2010, tanggal 10
Februari 2010, yang intinya Permohonan Penggugat belum dapat
dipenuhi sebagaimana Hasil Forum Rapat Bersama tanggal 29
Januari 2010 hal ini diketahui Penggugat dari Surat yang diberikan
oleh Tergugat III yaitu Surat No. 852/II.c/VIII/2010 tanggal 09 Agustus
2010, Perihal : Peng-Off-air-an pemancar radio Penggugat pada
frekuensi FM 99.50 MHz.
13. Bahwa, dengan dikeluarkannya kedua surat tersebut oleh Tergugat I
dan Tergugat III maka hal ini sangat jelas merugikan Penggugat,
kemudian Penggugat mengajukan Gugatan ke Pengadilan Tata
Usaha Negara di Medan pada tanggal 18 Oktober 2010 dengan
Register No. 86/G/2010/PTUN-Medan.
14. Bahwa, sejalan dengan pemeriksaan terhadap Gugatan yang
diajukan oleh Penggugat di Pengadilan Tata Usaha Negara, maka
Pengadilan Tata Usaha Negara Medan mengeluarkan Penetapan No.
86/G/PEN/2010/PTUN-Medan tanggal 18 November 2010, yang
memerintahkan agar menunda pelaksanaan Surat Keputusan
Tergugat I dan Tergugat III yang harus diartikan meliputi penundaan
PE
NG
AD
ILA
N T
ING
GI M
ED
AN
. HALAMAN 7 dari 73 Halaman PUTUSAN NOMOR : 121/PDT/2016/PT MDN.
tindakan-tindakan Pejabat Tata Usaha Negara yang ditunda
pelaksanaannya, seperti larangan diterbitkannya Keputusan Tata
Usaha Negara yang baru mengenai hal yang sama.
15. Bahwa, walapun telah ada Penetapan dari Pengadilan Tata Usaha
Negara Medan No. 86/G/PEN/2010/PTUN-Medan tanggal 18
November 2010, yang memerintahkan agar menunda pelaksanaan
Surat Keputusan Tergugat I dan Tergugat III yang harus diartikan
meliputi penundaan tindakan-tindakan Pejabat Tata Usaha Negara
yang ditunda pelaksanaannya, seperti larangan diterbitkannya
Keputusan Tata Usaha Negara yang baru mengenai hal yang sama,
Tergugat I dan Tergugat II tetap mengeluarkan/menerbitkan :
- Izin Stasiun Radio (ISR) Nomor: 01473476/000SU/2020112012
tanggal 06 Juni 2011 yang ditanda tangani oleh Tergugat II pada
frekuensi FM 99.50 MHZ yang diperuntukkan bagi Tergugat IV
- Dan Izin Penyelenggaraan Penyiaran (IPP) Tetap Nomor :
37/KOMINFO/9/2011 tanggal 16 September 2011 yang ditanda
tangani oleh Tergugat I pada frekuensi FM 99.50 MHZ yang
diperuntukkan bagi Tergugat IV.
Penerbitan kedua izin tersebut berdasarkan pada Forum Rapat
Bersama (FRB) No.04/FRB/SUMUT/09/2010 tanggal 1 September
2010, (Nb. Forum Rapat Bersama merupakan wadah koordinasi
antara Pemerintah dengan KPI untuk menerima atau menolak
permohonan izin sebagaimana dimaksud dalam UU No. 32 Tahun
2002 tentang Penyiaran jo. PP No. 50 Tahun 2005 tentang
Penyelenggaraan Penyiaran Lembaga Penyiaran Swasta).
16. Bahwa, prosedur Izin Stasiun Radio (ISR) Nomor:
01473476/000SU/2020112012 tanggal 06 Juni 2011 yang ditanda
tangani oleh Tergugat II dan Izin Penyelenggaraan Penyiaran (IPP)
Tetap Nomor : 437/KOMINFO/9/2011 tanggal 16 September 2011
yang ditanda tangani oleh Tergugat I pada frekuensi FM 99.50 MHZ
yang diperuntukkan bagi Tergugat IV sangat bertentangan dengan
Forum Rapat Bersama (FRB) No.04/FRB/SUMUT/09/2010 tanggal 1
September 2010, karena dalam Hasil Keputusan FRB tersebut, tidak
pernah menyebutkan peng-alokasi-an frekuensi FM 99.50 MHZ
kepada Tergugat IV, melainkan migrasi Tergugat IV yang semula di
AM 1017 KHZ ke FM 90.0 MHZ, begitu juga dengan Forum Rapat
Bersama yang sebelumnya yaitu Hasil Forum Rapat Bersama No.
PE
NG
AD
ILA
N T
ING
GI M
ED
AN
. HALAMAN 8 dari 73 Halaman PUTUSAN NOMOR : 121/PDT/2016/PT MDN.
01/FRB/SUMUT/5/2007 tanggal 4 Mei 2007, Hasil Forum Rapat
Bersama No. 02/FRB/SUMUT/06/2009 tanggal 19 Juni 2009, tidak
pernah menyebutkan peng-alokasi-an frekuensi FM 99.50 MHZ
kepada Tergugat IV, melainkan migrasi Tergugat IV yang semula di
AM 1017 KHZ ke FM 90.0 MHZ, sehingga dinilai cacat substansial
dan dapat dinyatakan tidak sah atau tidak berkekuatan hukum
sebagaimana pertimbangan Majelis Hakim Pengadilan Tinggi Tata
Usaha Negara Sumatera Utara di Medan dalam Putusannya No.
120/B/2011/PT.TUN-Medan pada hal 23- 24 alinea ke-4.
17. Bahwa, gugatan yang diajukan oleh Penggugat telah dikabulkan oleh
Pengadilan Tata Usaha Negara Medan sesuai dengan Putusan No.
86/G/2010/PTUN-Mdn tanggal 19 April 2011, kemudian diajukan
banding oleh Tergugat I, Tergugat III dan Tergugat IV, dan Putusan
Banding di Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara Medan
No.120/B/2011/PT.TUN-Mdn tanggal 04 Oktober 2011, dalam
amarnya menguatkan Putusan Pengadilan Tata Usaha Negara
Medan No. 86/G/2010/PTUN-Mdn tanggal 19 April 2010 dengan
perbaikan amar sehingga menjadi sebagai berikut :
Mengadili
- Menerima permohonan banding dari Tergugat I/pembanding I dan
Tergugat II Intervensi/Pembanding II.
- Menguatkan putusan Pengadilan Tata Usaha Negara Medan
Nomor : 86/G/2010/PTUN-MDN, tanggal 19 April 2011 yang
dimohonkan banding, dengan perbaikan amar sehingga menjadi
sebagai berikut :
Dalam Eksepsi
- Menyatakan menolak seluruh eksepsi Tergugat I/Pembanding I
dan Tergugat II/ Turut Pembanding.
Dalam Pokok Perkara
1. Mengabulkan gugatan Penggugat/Terbanding untuk seluruhnya.
2. Menyatakan batal Surat Keputusan No. 77/M.Kominfo/02/2010,
tanggal 10 Februari 2010, perihal : Izin Penyelenggaraan
Penyiaran yang diterbitkan oleh Menteri Komunikasi dan
Informatika RI selaku Tergugat I/ Pembanding I.
PE
NG
AD
ILA
N T
ING
GI M
ED
AN
. HALAMAN 9 dari 73 Halaman PUTUSAN NOMOR : 121/PDT/2016/PT MDN.
3. Mewajibkan Tergugat I/Pembanding I untuk mencabut Surat
Keputusan No. 77/M.Kominfo /02/2010, tanggal 10 Februari 2010,
perihal : Izin Penyelenggaraan Penyiaran yang diterbitkan oleh
Menteri Komunikasi dan Informatika RI selaku Tergugat I/
Pembanding I.
4. Menyatakan batal Surat Keputusan No. 852/II.c/VIII/2010 tanggal
09 Agustus 2010, Perihal : Peng-Off-air-an perangkat pemancar
radio PT. Radio Pelangi Lintas Nusa yang diterbitkan oleh Kepala
Balai Monitor Spektrum Frekuensi Radio Kelas II Medan selaku
Tergugat II/Turut Pembanding.
5. Mewajibkan Tergugat II/Turut Pembanding untuk mencabut Surat
Keputusan No. 852/II.c/VIII/2010 tanggal 09 Agustus 2010, Perihal
: Peng-Off-air-an perangkat pemancar radio PT. Radio Pelangi
Lintas Nusa yang diterbitkan oleh Kepala Balai Monitor Spektrum
Frekuensi Radio Kelas II Medan selaku Tergugat II/Turut
Pembanding.
6. Mewajibkan Tergugat I/Pembanding I dan Tergugat II/Turut
Pembanding untuk memproses lebih lanjut Permohonan
Penggugat/Terbanding tentang Ijin Penyelenggaraan Penyiaraan
dan menerbitkan Ijin Penyelenggaraan Penyiaran pada frekuensi
FM 99.50 MHZ untuk dan atas nama Penggugat/Terbanding
sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
7. Menghukum Tergugat I/Pembanding I, Tergugat II/Turut
Pembanding dan Tergugat II Intervensi/Pembanding II untuk
membayar biaya perkara secara tanggung renteng pada tingkat
banding ditetapkan sebesar Rp. 250.000,- (dua ratus lima puluh
ribu rupiah).
18. Bahwa, atas putusan banding tersebut Tergugat I, Tergugat III dan
Tergugat IV mengajukan Kasasi ke Mahkamah Agung RI dan
Putusan Kasasi Mahkamah Agung RI No. 39K/2012 tanggal 18 April
2012, amarnya menguatkan Putusan PTUN Medan No.
86/G/2010/PTUN-Mdn Tanggal 19 April 2010 Jo. Putusan Pengadilan
Tinggi Tata Usaha Negara Medan No. 120/B/2011/PT.TUN-Mdn
tanggal 04 Oktober 2011,.
19.Bahwa, kemudian Tergugat I dan Tergugat IV mengajukan Peninjauan
Kembali atas Putusan Kasasi tersebut, dan Putusan Peninjauan
PE
NG
AD
ILA
N T
ING
GI M
ED
AN
. HALAMAN 10 dari 73 Halaman PUTUSAN NOMOR : 121/PDT/2016/PT MDN.
Kembali Mahkamah Agung RI No. 07/PK/TUN/2013 tanggal 02 Mei
2013, amarnya menguatkan Putusan PTUN Medan No.
86/G/2010/PTUN-Mdn Tanggal 19 April 2010 Jo. Putusan Pengadilan
Tinggi Tata Usaha Negara Medan No. 120/B/2011/PT.TUN-Mdn
tanggal 04 Oktober 2011 jo. Putusan Kasasi Mahkamah Agung RI
No. 39K/TUN/2012 tanggal 18 April 2012.
20. Bahwa, Putusan Pengadilan Tata Usaha Negara Medan No.
86/G/2010/PTUN-Mdn Tanggal 19 April 2010 Jo. Putusan Pengadilan
Tinggi Tata Usaha Negara Medan No. 120/B/2011/PT.TUN-Mdn
tanggal 04 Oktober 2011 jo. Putusan Kasasi Mahkamah Agung RI
No. 39K/TUN/2012 tanggal 18 April 2012 Jo. Putusan Peninjauan
Kembali Mahkamah Agung RI No. 07/PK/TUN/2013 tanggal 02 Mei
2013 telah berkekuatan hukum tetap (inkracht van gewijsde) sejak
tanggal 10 Agustus 2012 sesuai dengan Surat Keterangan inkracht
No. W1-TUN 1/771/AT.02.07/VIII/2012 tanggal 14 Agustus 2012 dan
Surat Keterangan Inkracht No. W1-TUN1/835/AT.02.07/XII/2013
tanggal 19 Desember 2013, serta telah dikeluarkan Penetapan
Eksekusi atas putusan tersebut di atas oleh Pengadilan Tata Usaha
Negara Medan dengan No. 86/G/2010/PTUN-Medan tanggal 08
Januari 2013, namun Tergugat I dan Tergugat IV tidak juga
menjalankan seluruh isi putusan yang telah inkracht tersebut. 21. Bahwa, disisi lain Tergugat III selaku bawahan dari Tergugat I telah
menjalankan point ke 5 dari amar Putusan Pengadilan Tata Usaha
Negara Medan No. 86/G/2010/PTUN-Mdn Tanggal 19 April 2010 Jo.
Putusan Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara Medan No.
120/B/2011/PT.TUN-Mdn tanggal 04 Oktober 2011 jo. Putusan
Kasasi Mahkamah Agung RI No. 39K/TUN/2012 tanggal 18 April
2012 Jo. Putusan Peninjauan Kembali Mahkamah Agung RI
No.07/PK/TUN/2013 tanggal 02 Mei 2013, yaitu: mencabut Surat Keputusan No. 852/II.c/B.II/VIII/2010 tanggal 09 Agustus 2010 perihal : Peng-off-air-an perangkat pemancar PT. Radio Pelangi Lintas Nusa pada Frekuensi FM 99.50 MHz sesuai dengan Surat No. 1247/II.c/B.II/IX/2012 tanggal 06 September 2012 perihal : pencabutan Surat Ka.Balmon No. 852/II.c/B.II/VIII/2010 tgl 09-08-2010.
22. Bahwa, dikarenakan Tergugat I, Tergugat III dan Tergugat IV tidak
juga melaksanakan isi putusan seluruhnya yang telah berkekuatan
PE
NG
AD
ILA
N T
ING
GI M
ED
AN
. HALAMAN 11 dari 73 Halaman PUTUSAN NOMOR : 121/PDT/2016/PT MDN.
hukum tetap tersebut maka Ketua Pengadilan Tata Usaha Negera
Medan bermohon kepada Presiden melalui suratnya No. W1-TUN
1/259/AT.02.07/IV/2013 tanggal 09 April 2013 yang isinys untuk
memerintahkan Tergugat I agar menjalankan putusan PTUN yang
telah berkekuatan hukum tetap sesuai dengan pasal 116 ayat (6)
Undang-Undang No. 51 tahun 2009 tentang Peradilan Tata Usaha
Negara. 23. Bahwa, sampai gugatan ini diajukan oleh Penggugat ke Pengadilan
Negeri Medan, Tergugat I tidak juga menjalankan atau melaksanakan
isi Putusan Pengadilan Tata Usaha Negara Medan No.
86/G/2010/PTUN-Mdn Tanggal 19 April 2010 Jo. Putusan Pengadilan
Tinggi Tata Usaha Negara Medan No. 120/B/2011/PT.TUN-Mdn
tanggal 04 Oktober 2011 jo. Putusan Kasasi Mahkamah Agung RI
No. 39K/TUN/2012 tanggal 18 April 2012 Jo. Putusan Peninjauan
Kembali Mahkamah Agung RI No. 07/PK/TUN/2013 tanggal 02 Mei
2013 yang telah berkekuatan hukum tetap tersebut, adapun amar
putusan yang belum dilaksanakan tersebut adalah sebagai berikut : - Mewajibkan Tergugat I/Pembanding I untuk mencabut Surat
Keputusan No. 77/M.KOMINFO/02/2010 tanggal 10 Februari 2010,
perihal : Izin Penyelenggaraan Penyiaran yang diterbitkan oleh
Menteri Komunikasi dan Informatika RI selaku Tergugat I /
Pembading I. - Mewajibkan Tergugat I/Pembanding I dan Tergugat II/Turut
Pembanding untuk memproses lebih lanjut permohonan
Penggugat/Terbanding tentang Izin Penyelenggaraan Penyiaran dan
Menerbitkan Izin Penyelenggaraan Penyiaraan pada Frekuensi FM
99.50 MHz untuk dan atas nama Penggugat/Terbanding sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Sehingga dengan tidak dilaksanakannya Putusan tersebut oleh
Tergugat I dan Tergugat III menyebabkan frekuensi FM 99.50 MHz
tetap dipakai atau digunakan oleh Tergugat IV. 24. Adapun Perbuatan Melawan Hukum yang dilakukan oleh Tergugat
I, Tergugat II, Tergugat III dan Tergugat IV yang sangat merugikan Penggugat sebagaimana dimaksud dalam pasal 1365 KUH Perdata adalah sebagai berikut : 24.a. Bahwa, Tergugat I tidak menjalankan atau melaksanakan amar
Putusan Pengadilan Tata Usaha Negara Medan No.
PE
NG
AD
ILA
N T
ING
GI M
ED
AN
. HALAMAN 12 dari 73 Halaman PUTUSAN NOMOR : 121/PDT/2016/PT MDN.
86/G/2010/PTUN-Mdn Tanggal 19 April 2010 Jo. Putusan
Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara Medan No.
120/B/2011/PT.TUN-Mdn tanggal 04 Oktober 2011 jo. Putusan
Kasasi Mahkamah Agung RI No. 39K/TUN/2012 tanggal 18 April
2012 Jo. Putusan Peninjauan Kembali Mahkamah Agung RI
No.07/PK/TUN/2013 tanggal 02 Mei 2013 yang telah
berkekuatan hukum tetap , dengan amar putusan adalah
sebagai berikut : o Tergugat I tidak mencabut Surat Keputusan No.
77/M.KOMINFO/02/2010 tanggal 10 Februari 2010, perihal : Izin Penyelenggaraan Penyiaran yang diterbitkan oleh Menteri Komunikasi dan Informatika RI selaku Tergugat I.
o Tergugat I tidak memproses lebih lanjut permohonan Penggugat tentang Izin Penyelenggaraan Penyiaran dan Menerbitkan Izin Penyelenggaraan Penyiaraan pada Frekuensi FM 99.50 MHz untuk dan atas nama Penggugat sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Dengan tidak dilaksanakannya amar Putusan tersebut oleh
Tergugat I dan Tergugat III menyebabkan frekuensi FM 99.50
MHz tetap dipakai atau digunakan oleh Tergugat IV, maka
perbuatan Tergugat I yang tidak melaksanakan amar putusan
PTUN yang telah berkekuatan hukum tetap tersebut adalah
merupakan perbuatan melawan hukum.
24.b. Bahwa, perbuatan Tergugat I dan Tergugat II yang telah menerbitkan Izin Stasiun Radio (ISR) Nomor: 01473476/000SU/2020112012 tanggal 06 Juni 2011 yang
ditanda tangani oleh Tergugat II pada frekuensi FM 99.50 MHZ yang diperuntukkan bagi Tergugat IV dan Izin Penyelenggaraan Penyiaran (IPP) Tetap Nomor : 37/KOMINFO/9/2011 tanggal 16 September 2011 yang ditanda tangani oleh Tergugat I pada
frekuensi FM 99.50 MHZ yang diperuntukkan bagi Tergugat IV,
adalah perbuatan melawan hukum karena : Melanggar / tidak mematuhi Penetapan dari Pengadilan
Tata Usaha Negara Medan No. 86/G/PEN/2010/PTUN-Medan tanggal 18 November 2010, yang memerintahkan agar menunda pelaksanaan Surat Keputusan Tergugat I
PE
NG
AD
ILA
N T
ING
GI M
ED
AN
. HALAMAN 13 dari 73 Halaman PUTUSAN NOMOR : 121/PDT/2016/PT MDN.
dan Tergugat III yang harus diartikan meliputi penundaan tindakan-tindakan Pejabat Tata Usaha Negara yang ditunda pelaksanaannya, seperti larangan diterbitkannya Keputusan Tata Usaha Negara yang baru mengenai hal yang sama.
Prosedur diterbitkannya Izin Stasiun Radio (ISR) Nomor: 01473476/000SU/2020112012 tanggal 06 Juni 2011 yang ditanda tangani oleh Tergugat II dan Izin Penyelenggaraan Penyiaran (IPP) Tetap Nomor : 437/KOMINFO/9/2011 tanggal 16 September 2011 yang ditanda tangani oleh Tergugat I pada frekuensi FM 99.50 MHZ bertentangan dengan Hasil Forum Rapat Bersama (FRB) No.04/FRB/SUMUT/09/2010 tanggal 1 September 2010, Hasil Forum Rapat Bersama yang sebelumnya yaitu Hasil Forum Rapat Bersama No. 01/FRB/SUMUT/5/2007 tanggal 4 Mei 2007, dan Hasil Forum Rapat Bersama No. 02/FRB/SUMUT/06/2009 tanggal 19 Juni 2009, tidak pernah menyebutkan peng-alokasi-an frekuensi FM 99.50 MHZ kepada Tergugat IV, melainkan migrasi Tergugat IV yang semula di AM 1017 KHZ ke FM 90.0 MHZ, sehingga dinilai cacat substansial dan dapat dinyatakan tidak sah atau tidak berkekuatan hukum sejalan dengan Pertimbangan Majelis Hakim Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara Sumatera Utara di Medan dalam Putusannya No. 120/B/2011/PT.TUN-Medan pada hal 23- 24 alinea ke-4.
24.c. Bahwa, perbuatan Tergugat III yang tidak bertindak tegas
dalam menjalankan isi Putusan Pengadilan Tata Usaha Negara
tersebut walapun Tergugat III telah mencabut Surat No.
852/II.c/B.II/VIII /2010 tanggal 09 Agustus 2010 perihal : Peng-
off-air-an perangkat pemancar PT. Radio Pelangi Lintas Nusa
pada Frekuensi FM 99.50 MHz sesuai dengan Surat No.
1247/II.c/B.II /IX/2012 tanggal 06 September 2012, maka
seharusnya tidak ada satupun radio lain selain Radio Penggugat
yang dapat mempergunakan frekuensi FM 99.50 MHz tersebut
karena secara tegas dalam amar putusan PTUN telah
dicantumkan Izin Penyelenggaraan Penyiaran diberikan kepada
PE
NG
AD
ILA
N T
ING
GI M
ED
AN
. HALAMAN 14 dari 73 Halaman PUTUSAN NOMOR : 121/PDT/2016/PT MDN.
Penggugat pada frekuensi FM 99.50 MHZ, dan apabila ada radio
lain yaitu Tergugat IV yang menggunakan frekuensi FM 99.50
MHz tersebut seharusnya Tergugat III melakukan penertiban
dengan melarang siaran atau dapat dilakukan penyegelan atau
juga penyitaan alat pemancar radionya, namun tindakan ini tidak
dilakukan oleh Tergugat III yang mempunyai wewenang atas hal
ini sehingga perbuatan Tergugat III ini sangat merugikan
Penggugat dan dapat dikategorikan sebagai perbuatan melawan
hukum.
24.d. Bahwa, Tergugat IV adalah pihak Tergugat Intervensi yang
kalah dalam PutusanPengadilan Tata Usaha Negara Medan No.
86/G/2010/PTUN-Mdn Tanggal 19 April 2010 Jo. Putusan
Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara Medan No.
120/B/2011/PT.TUN-Mdn tanggal 04 Oktober 2011 jo. Putusan
Kasasi Mahkamah Agung RI No. 39K/TUN/2012 tanggal 18 April
2012 Jo. Putusan Peninjauan Kembali Mahkamah Agung RI No.
07/PK/TUN/2013 tanggal 02 Mei 2013, namun Tergugat IV tidak
mematuhi Putusan Pengadilan Tata Usaha Negara yang telah
berkekuatan hukum tetap tersebut dan Tergugat IV malah
menggunakan frekuensi FM 99.50 MHz untuk bersiaran secara
komersil sehingga mendubling siaran radio Penggugat, maka
perbuatan Tergugat IV ini sangat merugikan Penggugat adalah
merupakan perbuatan melawan hukum.
25. Bahwa, akibat perbuatan melawan hukum yang dilakukan
olehTergugat I, Tergugat II, Tergugat III dan Tergugat IV
sebagaimana yang telah diuraikan diatas telah menimbulkan
kerugian bagi Penggugat baik secara materil maupun secara
immateriil karena Penggugat tidak dapat mempergunakan
frekuensi FM 99.50 MHZ secara clear untuk tujuan komersil,
adapun kerugian tersebut dapat diperinci sebagai berikut :
A. Kerugian Materil
- Kerugian Pembelian Alat Pemancar Radio sebesar
................Rp. 1.800.000.000,-
- Kerugian Pembangunan dan Pendirian Tower Radio
sebesar ......... Rp. 1.100.000.000,-
- Kerugian Pembangunan Studio dan peralatannya, audio
penyiar sebesar . RP. 800.000.000,-
PE
NG
AD
ILA
N T
ING
GI M
ED
AN
. HALAMAN 15 dari 73 Halaman PUTUSAN NOMOR : 121/PDT/2016/PT MDN.
- Kerugian Pembelian 1 (satu) unit mesin Genset
sebesar................ Rp. 600.000.000,-
- Kerugian Renovasi Gedung dan Studio Radio sebesar
.................. Rp. 2.800.000.000,-
- Kerugian dalam mengurus dan Penyelesaian perkara ini
dan termasuk biaya Advokat sebesar
……………………………………………………………….. Rp.
300.000.000,- Total seluruh kerugian materil yang diderita Penggugat adalah sebesar Rp. 7.400.000.000,- ( tujuh milyar empat ratus juta rupiah) B. Kerugian Immateriil/Moril
- Kerugian Immateril/Moril yang diderita Penggugat adalah
hilangnya kepercayaan perusahaan-perusahaan yang ingin
menggunakan jasa iklan atas produknya di Radio Penggugat
dan hilangnya kepercayaan para penggemar radio Penggugat
sejak Tergugat IV mengudara dengan mendubling frekuensi FM
99.50 MHZ sejak Hari Jum’at 26 November 2010 pukul 18.30
WIB padahal Tergugat IV mengudara juga di frekuensi FM
106.20 MHZ sampai gugatan ini diajukan di Pengadilan Negeri
Medan oleh Penggugat (yaitu selama ± 4 tahun) yang
dinominalkan mengalami kerugian sebesar Rp. 5.000.000.000
(lima Milyar Rupiah)
26. Bahwa, untuk mencegah dan menjamin agar gugatan Penggugat
dalam perkara aquo tidak nihil, maka dimohonkan Ketua
Pengadilan Negeri Medan qq. Majelis Hakim yang Memeriksa
dan mengadili Perkara ini berkenan untuk meletakkan dan
melakukan Sita Jaminan (conservatoir beslag) terhadap barang-
barang bergerak dan tidak bergerak khususnya terhadap
barang milik Tergugat IV yaitu
- Perangkat Pemancar Radio dan asset-asset Radio Milik
Tergugat IV yang dipergunakan bersiaran di frekuensi 99.50
MHZ dengan nama Radio Kardopa Medan.
- 1 (satu) Unit bangunan PT. Radio Kardopa Medan yang
terletak di Jalan Iskandar Muda No. 17-A Medan 27. Provisi :
PE
NG
AD
ILA
N T
ING
GI M
ED
AN
. HALAMAN 16 dari 73 Halaman PUTUSAN NOMOR : 121/PDT/2016/PT MDN.
- Bahwa, sangat jelas dalam amar putusan tersebut Ijin
Penyelenggaraan Penyiaran pada frekuensi FM 99.50 MHZ wajib
diberikan kepada Penggugat, namun pelaksanaan terhadap
putusan ini sampai sekarang tidak dijalankan oleh Terggugat I dan
Tergugat III, sehingga perbuatan ini sangat merugikan Penggugat
karena Penggugat tidak dapat bersiaran dengan clear pada
frekuensi tersebut dan frekuensi tersebut tetap didubling dan
dipergunakan untuk komersil oleh Tergugat IV.
- Bahwa, berdasarkan fakta-fakta tersebut, kami bermohon sebelum
perkara ini disidangkan, mohon dalam satu acara kilat (kort
geding) ditetapkan satu PUTUSAN PROVISI yang dapat
dilaksanakan dengan serta merta (uit voerbaarbijvoorraad) sambil
menunggu putusan dalam perkara ini mempunyai kekuatan hukum
tetap, yang memutus dan menetapkan sebagai berikut, yang
berbunyi “memerintahkan Tergugat IV untuk menghentikan siaran
radio (meg-off-air-kan) Tergugat IV pada frekuensi FM 99.50 MHZ
sampai putusan dalam perkara ini berkekuatan hukum tetap” serta
“ Menghukum Tergugat IV untuk membayar uang paksa
(dwangsom) sebesar Rp. 5.000.000 (lima Juta rupiah) setiap
harinya jika lalai dalam melaksanakan isi putusan provisi ini”.
28. Bahwa, agar Tergugat I, Tergugat II, Tergugat III dan Tergugat IV
dapat menjalankan isi putusan dalam perkara ini dengan baik,
maka dimohonkan kepada Ketua Pengadilan Negeri Medan qq.
Majelis Hakim yang memeriksa dan mengadili perkara ini,
berkenan untuk Menghukum Tergugat I, Tergugat II, Tergugat III
dan Tergugat IV untuk membayar uang paksa (dwangsom)
sebesar Rp 5.000.000,- (lima juta rupiah) setiap harinya terhitung
sejak putusan dalam perkara ini berkekuatan hukum tetap hingga
isi putusan dalam perkara ini telah dilaksanakan oleh Tergugat I,
Tergugat II, Tergugat III dan Tergugat IV dengan baik.
29. Bahwa, dikarenakan gugatan perkara ini telah didukung oleh fakta-
fakta yuridis dan bukti-bukti yang akurat, maka sangat beralasan
hukum jika putusan dalam perkara ini dinyatakan dapat
dilaksanakan terlebih dahulu dengan serta merta meskipun ada
perlawanan, banding atau kasasi (uit voerbaar bij voerraad).
30. Bahwa berdasarkan seluruh dalil-dalil gugatan tersebut, dimohonkan
kepada Ketua Pengadilan Negeri Medan cq. Majelis Hakim yang
PE
NG
AD
ILA
N T
ING
GI M
ED
AN
. HALAMAN 17 dari 73 Halaman PUTUSAN NOMOR : 121/PDT/2016/PT MDN.
memeriksa dan mengadili perkara ini berkenan untuk menentukan
suatu hari persidangan dengan memanggil para pihak untuk dudu
dan bersidang pada suatu tempat yang telah ditentukan untuk itu,
dan selanjutnya berkenan pula untuk mengambil suatu putusan
hukum dalam perkara ini yang amarnya berbunyi sebagai berikut :
M E N G A D I L I :
Dalam Provisi :
1. Mengabulkan Gugatan Provisi dari Penggugat untuk seluruhnya.
2. Memerintahkan Tergugat IV untuk menghentikan (meng-off-airkan)
perangkat pemancar radio milik Tergugat IV pada frekuensi FM 99.50
MHZ sampai putusan ini berkekuatan hukum tetap.
3. Menyatakan Putusan dalam provisi ini dapat dijalankan terlebih
dahulu dengan serta merta meskipun ada perlawanan, banding
maupun kasasi.
4. Menghukum Tergugat IV untuk membayar uang paksa (dwangsom)
sebesar Rp. 5.000.000,- (lima juta rupiah) setiap harinya, jika
Tergugat IV lalai dan tidak mengindahkan isi putusan provisi ini
terhitung sejak isi putusan provisi ini dibacakan hingga Tergugat IV
melaksanakan isi putusan provisi ini dengan baik.
Dalam Pokok Perkara :
1. Mengabulkan Gugatan Penggugat untuk seluruhnya.
2. Menguatkan Putusan Provisi yang telah dilaksanakan dalam perkara ini.
3. Menyatakan sah dan berharga sita jaminan (conservatoir beslag)
yang telah diletakkan dalam perkara ini, yaitu :
- Perangkat Pemancar Radio dan Asset-asset Radio Milik
Tergugat IV yang dipergunakan bersiaran di frekuensi 99.50
MHZ dengan nama Radio Kardopa Medan.
- Bangunan PT. Radio Kardopa Medan yang terletak di Jalan
Iskandar Muda No. 17-A Medan.
4. Menyatakan Tergugat I, Tergugat II, Tergugat III dan Tergugat IV
telah melakukan perbuatan melawan hukum (onrecht matigedaad).
PE
NG
AD
ILA
N T
ING
GI M
ED
AN
. HALAMAN 18 dari 73 Halaman PUTUSAN NOMOR : 121/PDT/2016/PT MDN.
5. Menyatakan tidak sah dan tidak berkekuatan hukum Izin Stasiun
Radio (ISR) Nomor: 01473476/000SU/2020112012 tanggal 06 Juni
2011 atas nama Tergugat IV pada frekuensi FM 99.50 MHZ yang
dikeluarkan oleh Tergugat II.
6. Menyatakan tidak sah dan tidak berkekuatan hukum Izin
Penyelenggaraan Penyiaran (IPP) Tetap Nomor :
437/KOMINFO/9/2011 tanggal 16 September 2011 atas nama
Tergugat IV pada frekuensi FM 99.50 MHZ yang dikeluarkan oleh
Tergugat I.
7. Menghukum Tergugat I dan Tergugat III serta Tergugat IV untuk
menjalankan Isi putusan Pengadilan Tata Usaha Negara Medan
No.86/G/2010/PTUN-MDN tanggal 19 April 2011 jo. Putusan
Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara di Medan No.
120/B/2011/PT.TUN-Mdn tanggal 04 Oktober 2011 Jo. Putusan
Kasasi Mahkamah Agung RI No. 39K/TUN/2012/ tanggal 18 April
2012 jo. Putusan Peninjauan Kembali Mahkamah Agung RI No.
07/PK/TUN/2013 tanggal 02 Mei 2013, yang telah berkekuatan hukum
tetap (inkracht van gewijsde).
8. Menghukum Tergugat I, Tergugat II, Tergugat III dan Tergugat IV
untuk membayar kerugian yang diderita Penggugat akibat Perbuatan
Melawan Hukum yang dilakukan oleh Tergugat I, Tergugat II,
Tergugat III dan Tergugat IV, yaitu
- Kerugian materil sebesar Rp. 7.300.000.000 (tujuh milyar
tigaratus juta rupiah) dibayarkan secara tunai dan sekaligus kepada Penggugat
- Kerugian immateril sebesar Rp. 5.000.000.000 (lima milyar rupiah);
9. Menghukum Tergugat I, Tergugat II, Tergugat III dan Tergugat IV
untuk membayar uang paksa (dwangsom) sebesar Rp. 5.000.000
(lima Juta Rupiah) setiap harinya kepada Penggugat, apabila
Tergugat I, Tergugat II, Tergugat III dan Tergugat IV lalai dalam
melaksanakan Isi Putusan ini terhitung sejak putusan ini mempunyai
kekuatan hukum yang tetap sampai putusan ini dilaksanakan dengan
baik.
PE
NG
AD
ILA
N T
ING
GI M
ED
AN
. HALAMAN 19 dari 73 Halaman PUTUSAN NOMOR : 121/PDT/2016/PT MDN.
10. Menyatakan Putusan dalam perkara ini dapat dilaksanakan terlebih
dahulu dengan serta merta meskipun ada perlawanan, banding, atau
kasasi ( Uit voerbaar bijvoorrad).
11. Menghukum Tergugat I, II, III dan Tergugat IV untuk membayar
seluruh biaya perkara yang timbul dalam perkara ini.
Atau jika Bapak Ketua Pengadilan Negeri Medan qq. Majelis Hakim
Pengadilan Negeri Medan yang memeriksa dan mengadili perkara ini berpendapat lain, “mohon putusan hukum yang seadil-adilnya (ex aequo et bono)’’.
Menimbang bahwa terhadap gugatan Penggugat tersebut Para Tergugat I,II dan III serta Tergugat IV mengajukan jawaban yang memuat eksepsi dan jawaban atas pokok perkara juga mengajukan gugatan rekonpensi yang berbunyi sebagai berikut :
Jawaban Tergugat I,II dan III:
DALAM EKSEPSI
I. GUGATAN KURANG PIHAK (EXCEPTIO PLURALIUM LITIS CONSORTIUM) 1. Pasal 1 angka 12 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 tentang
Peradilan Tata Usaha Negara sebagaimana telah diubah terakhir
dengan Undang-Undang Nomor 51 Tahun 2009 tentang Perubahan
Kedua Atas Undang-Undang
Nomor 5 Tahun 1986 (“UU PTUN”) menyebutkan bahwa TERGUGAT
adalah Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara yang mengeluarkan
keputusan berdasarkan wewenang yang ada padanya atau yang
dilimpahkan kepadanya, yang digugat oleh orang atau badan hukum
perdata;
2. Prof. Sudikno Mertokusumo, S.H terkait pihak-pihak yang berperkara
menjelaskan bahwa sekurang-kurangnya terdapat dua pihak, yaitu
pihak PENGGUGAT yang mengajukan gugatan dan pihak TERGUGAT. Pihak-pihak tersebut merupakan pihak materiil, karena mereka mempunyai kepentingan langsung di dalam perkara yang
bersangkutan, tetapi sekaligus juga merupakan pihak formil, karena
merekalah yang beracara di muka pengadilan. (Halaman 52 buku
Hukum Acara Perdata, Edisi Kelima, tahun 1999, Penerbit Djambatan);
PE
NG
AD
ILA
N T
ING
GI M
ED
AN
. HALAMAN 20 dari 73 Halaman PUTUSAN NOMOR : 121/PDT/2016/PT MDN.
3. Oleh karena itu, selain pihak yang bertindak selaku PENGGUGAT
haruslah orang yang benar-benar memiliki kedudukan dan kapasitas
yang tepat menurut hukum, begitu juga dengan pihak yang ditarik
sebagai TERGUGAT, harus orang yang tepat memiliki kedudukan dan
kapasitas. M. Yahya Harahap dalam bukunya Hukum Acara Perdata,
Penerbit Sinar Grafika, halaman 113, menjelaskan bahwa kekeliruan dan kesalahan dalam menarik orang sebagai TERGUGAT, mengakibatkan gugatan mengandung cacat formil. Akibat lebih
lanjut dari kecacatan tersebut adalah gugatan harus dinyatakan tidak
diterima (niet ontvankelijke verklaard).
4. Bahwa PENGGUGAT dalam gugatannya mendasarkan perbuatan
melawan hukum yang dilakukan oleh PARA TERGUGAT akibat dari
tidak dilaksanakannya pelaksanaan putusan pengadilan yang telah
berkekuatan hukum tetap, yaitu pada amarnya “Mewajibkan
TERGUGAT I dan TERGUGAT III untuk memproses lebih lanjut
permohonan PENGGUGAT tentang Izin Penyelenggaraan Penyiaran
dan menerbitkan Izin Penyelenggaraan Penyiaran pada frekuensi 99,50
MHz untuk dan atas nama PENGGUGAT sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku”;
5. Bahwa dalam rangka melaksanakan amar putusan sebagaimana
dimaksud dalam angka 4, maka sesuai dengan Undang-Undang Nomor
32 Tahun 2002 tentang Penyiaran (“UU Penyiaran”) dan Peraturan
Pemerintah Nomor 50 Tahun 2005 tentang Penyelenggaraan Penyiaran
Lembaga Penyiaran Swasta (“PP LPS”), untuk memproses izin
penyelenggaraan penyiaran termasuk penetapan alokasi spektrum
frekuensi radio harus melalui Forum Rapat Bersama (FRB) antara
Pemerintah dalam hal ini Kementerian Komunikasi dan Informatika
dengan Komisi Peyiaran Indonesia (KPI). FRB merupakan:
a. wadah koordinasi antara Komisi Penyiaran Indonesia dan Pemerintah di tingkat Pusat yang berwenang memutuskan untuk
menerima atau menolak permohonan izin penyelenggaraan
penyiaran dan perpanjangan izin penyelenggaraan penyiaran (vide
Pasal 1 butir 1 PP LPS).
b. Forum Rapat Bersama diselenggarakan dalam rangka pemberian “persetujuan” atau “penolakan” izin penyelenggaraan penyiaran melalui penilaian bersama terhadap
rekomendasi kelayakan penyelenggaraan penyiaran dan usulan
PE
NG
AD
ILA
N T
ING
GI M
ED
AN
. HALAMAN 21 dari 73 Halaman PUTUSAN NOMOR : 121/PDT/2016/PT MDN.
alokasi dan penggunaan spektrum frekuensi radio dari KPI serta
terpenuhinya persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4
ayat (3). (vide Pasal 5 ayat (9) PP LPS).
c. Izin dan perpanjangan izin penyelenggaraan penyiaran diberikan
oleh negara setelah memperoleh hasil kesepakatan dalam forum
rapat bersama yang diadakan khusus untuk perizinan antara KPI dan Pemerintah. (vide Pasal 33 ayat (4) huruf c Undang-Undang
Penyiaran).
6. Bahwa berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan tersebut
di atas, seharusnya pihak-pihak dalam Forum Rapat Bersama lainnya
seperti KPI dan KPID Sumatera Utara ikut menjadi pihak dalam perkara a
quo, karena keputusan tertulis dari FRB merupakan Keputusan Tata
Usaha Negara dari suatu Forum Bersama Pejabat Publik, sehingga
dalam hal ini ada pihak-pihak yang luput untuk diikutsertakan dalam
perkara ini.
7. Dengan demikian, gugatan PENGGUGAT sangat beralasan hukum
dinyatakan KURANG PIHAK dan tidak dapat diterima karena hanya
menempatkan TERGUGAT I, TERGUGAT II, TERGUGAT III dan PT
Radio Kardopa Medan sebagai TERGUGAT IV yang menjadi pihak
TERGUGAT;
8. Maka berdasarkan hal tersebut, tidaklah tepat apabila PENGGUGAT
hanya mengajukan gugatan perkara a quo kepada TERGUGAT I,
TERGUGAT II, TERGUGAT III dan TERGUGAT IV karena ada pihak
yang TERTINGGAL dalam perkara ini yaitu KPI dan KPID Sumatera
Utara.
II. Gugatan Kabur (Obscuur Libel)
1. Bahwa untuk memenuhi persyaratan formil pengajuan gugatan, materi
suatu gugatan harus terang, tegas, dan jelas dimana dasar gugatan, dalil
gugatan (posita), dan petitum harus saling mendukung dan tidak boleh
bertentangan;
2. Bahwa pada pokoknya dalil-dalil PENGGUGAT terkait dengan perbuatan
melawan hukum yang dilakukan oleh PARA TERGUGAT, akan tetapi
pada Petitum angka 5 dan 6 PENGGUGAT yang meminta agar Majelis
Hakim “menyatakan tidak sah dan tidak berkekuatan hukum Izin Stasiun
Radio (ISR) Nomor 01473476/000SU/2020112012 tanggal 6 Juni 2011
PE
NG
AD
ILA
N T
ING
GI M
ED
AN
. HALAMAN 22 dari 73 Halaman PUTUSAN NOMOR : 121/PDT/2016/PT MDN.
atas nama TERGUGAT IV pada Frekuensi 99.50 MHz yang dikeluarkan
TERGUGAT II” dan “menyatakan tidak sah dan tidak berkekuatan hukum
Izin Penyelenggaraan Penyiaran (IPP) Tetap Nomor
437/KOMINFO/9/2011 tanggal 16 September 2011 atas nama
TERGUGAT IV pada frekuensi FM 99.,50 MHz yang dikeluarkan oleh
TERGUGAT I”, yang mana hal tersebut merupakan kewenangan dari
Peradilan Tata Usaha Negara;
3. Bahwa berdasarkan Putusan Mahkamah Agung No. 232K/SIP/1968
menyatakan: “pembatalan surat izin perusahaan yang dikeluarkan oleh
Gubernur adalah kewenangan Peradilan Tata Usaha Negara dan tidaklah
tepat dilakukan oleh Pengadilan Negeri” jo. Putusan Mahkamah Agung
No. 321K/SIP/1978 tanggal 31 Januari 1981 menyatakan: “pengadilan
negeri tidak berwenang untuk membatalkan surat hak milik yang
dikeluarkan oleh instansi lain”;
4. Berdasarkan hal-hal tersebut di atas mengakibatkan gugatan kabur dan
tidak jelas (obscuur libel) sehingga menurut hukum harus dinyatakan
tidak dapat diterima (NO/Niet Onvankelijk verklaard).
DALAM POKOK PERKARA
Bahwa Gugatan Perbuatan Melawan Hukum yang didalilkan
PENGGUGAT tidak dapat diterima ataupun tidak berdasar. Oleh karena itu
PARA TERGUGAT menolak seluruh dalil-dalil yang diajukan PENGGUGAT,
terkecuali yang dengan tegas diakui PARA TERGUGAT sebagaimana terurai di
bawah ini:
I. PUTUSAN PENGADILAN TATA USAHA NEGARA MEDAN YANG TELAH BERKEKUATAN HUKUM TETAP TELAH DILAKSANAKAN SESUAI KETENTUAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
1. Bahwa pada pokoknya materi gugatan PENGGUGAT sebagaimana
diakui PENGGUGAT dalam gugatannya adalah tentang Perbuatan
Melawan Hukum (PMH) akibat PARA TERGUGAT tidak melaksanakan
Putusan Pengadilan Tata Usaha Negara yang telah Berkekuatan
Hukum Tetap, yaitu:
a. Putusan Pengadilan Tata Usaha Negara Medan No.
86/G/2010/PTUN-MDN tanggal 19 April 2010, Jo.
b. Putusan PTTUN Medan No. 120/B/2011/PT.TUN-Mdn tanggal 4
Oktober 2011, Jo.
PE
NG
AD
ILA
N T
ING
GI M
ED
AN
. HALAMAN 23 dari 73 Halaman PUTUSAN NOMOR : 121/PDT/2016/PT MDN.
c. Putusan Kasasi Mahkamah Agung RI No. 39K/TUN/2012 tanggal
18 April 2012, Jo.
d. Putusan Peninjauan Kembali Mahkamah Agung RI No.
07/PK/TUN/2013 tanggal 2 Mei 2013
2. Bahwa Amar Putusan Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara yang
dikuatkan oleh Mahkamah Agung RI dan telah berkekuatan hukum
tetap dimaksud, yaitu:
a. Mengabulkan gugatan PENGGUGAT untuk seluruhnya;
b. Menyatakan batal Surat Keputusan No.77/M.KOMINFO /02/2010,
tanggal 10 Februari 2010, perihal: Izin Penyelenggaraan
Penyiaran yang diterbitkan oleh Menteri Komunikasi dan
Informatika;
c. Mewajibkan TERGUGAT I untuk mencabut Surat Keputusan
No.77/M.KOMINFO/02/2010, tanggal 10 Februari 2010, perihal Izin
Penyelenggaraan Penyiaran yang diterbitkan oleh Menteri
Komunikasi dan Informatika;
d. Menyatakan batal Surat Keputusan No.852/II.c/B.II/VIII/2010,
tanggal 9 Agustus 2010, perihal: Peng-off-air-kan Perangkat
Pemancar PT. Radio Pelangi Lintas Nusa yang diterbitkan oleh
Kepala Balai Monitor Spektrum Frekuensi Radio Kelas II Medan;
e. Mewajibkan TERGUGAT III untuk mencabut Surat Keputusan
No.852/II.c/B.II/VIII/2010, tanggal 9 Agustus 2010, perihal: Peng-
off-air-kan Perangkat Pemancar PT. Radio Pelangi Lintas Nusa
yang diterbitkan oleh Kepala Balai Monitor Spektrum Frekuensi
Radio Kelas II Medan;
f. Mewajibkan TERGUGAT I dan TERGUGAT III untuk memproses
lebih lanjut permohonan PENGGUGAT tentang Izin
Penyelenggaraan Penyiaran dan menerbitkan Izin
Penyelenggaraan Penyiaran pada frekuensi 99,50 MHz untuk dan
atas nama PENGGUGAT sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku; dan;
g. Menghukum TERGUGAT I, TERGUGAT III dan TERGUGAT IV
untuk membayar biaya perkara secara tanggung renteng pada
PE
NG
AD
ILA
N T
ING
GI M
ED
AN
. HALAMAN 24 dari 73 Halaman PUTUSAN NOMOR : 121/PDT/2016/PT MDN.
tingkat banding ditetapkan sebesar Rp.250.000 (dua ratus lima
puluh ribu rupiah).
3. Bahwa pada prinsipnya PARA TERGUGAT telah melaksanakan
Putusan Pengadilan yang telah berkekuatan hukum tetap dimaksud,
yaitu:
a. Tentang Kewajiban TERGUGAT I untuk menyatakan batal dan
mencabut Surat Keputusan No.77/M.KOMINFO/02/2010, tanggal
10 Februari 2010, perihal: Izin Penyelenggaraan Penyiaran yang
diterbitkan oleh Menteri Komunikasi dan Informatika;
b. Bahwa sesuai dengan ketentuan Pasal 116 ayat (2) UU PTUN
yang menyatakan bahwa “Apabila setelah 60 (enam puluh) hari
kerja putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum
tetap sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diterima TERGUGAT
tidak melaksanakan kewajibannya sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 97 ayat (9) huruf a, keputusan tata usaha negara yang
disengketakan itu tidak mempunyai kekuatan hukum lagi”, Surat
Keputusan No.77/M.KOMINFO/02/2010, tanggal 10 Februari 2010,
perihal: Izin Penyelenggaraan Penyiaran yang diterbitkan oleh
Menteri Komunikasi dan Informatika sudah tidak mempunyai
kekuatan hukum lagi terhitung sejak tanggal 6 November 2012,
mengingat salinan putusan yang telah in kracht dimaksud diterima
TERGUGAT I pada tanggal 10 Agustus 2012. Dengan demikian
menurut amar putusan sebagaimana dimaksud pada huruf a telah
terpenuhi.
c. Tentang Kewajiban TERGUGAT III untuk menyatakan batal dan
mencabut “Surat Keputusan No.852/II.c/B.II/VIII/2010, tanggal 9
Agustus 2010, perihal: Peng-off-air-kan Perangkat Pemancar PT.
Radio Pelangi Lintas Nusa” telah dilaksanakan dengan
diterbitkannya Surat Nomor: 114/Balmon.12/ UM.01.01/01/2013
tanggal 17 Januari 2013 perihal Pencabutan Surat Ka. Balmon No.
852/II.c/B.II/VII/2010 tanggal 9 Agustus 2010.
d. Tentang kewajiban PARA TERGUGAT untuk “memproses lebih
lanjut permohonan PENGGUGAT tentang Izin Penyelenggaraan
Penyiaran dan menerbitkan Izin Penyelenggaraan Penyiaran pada
frekuensi 99,50 MHz untuk dan atas nama PENGGUGAT sesuai
PE
NG
AD
ILA
N T
ING
GI M
ED
AN
. HALAMAN 25 dari 73 Halaman PUTUSAN NOMOR : 121/PDT/2016/PT MDN.
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku”, telah pula dilaksanakan oleh PARA TERGUGAT bersama dengan KPI
Pusat dan KPID Sumatera Utara melalui FRB Provinsi Sumatera
Utara, tanggal 11 Desember 2013.
e. Bahwa FRB sebagaimana dimaksud pada angka 3 huruf d
dimaksud telah memutuskan untuk memberikan Izin
Penyelenggaraan Penyiaran (IPP) Prinsip atas nama PT. Radio
Pelangi Lintas Nusa pada frekuensi 106, 2 MHz, sebagaimana
tercantum dalam Berita Acara No. 10 Tahun 2013, tanggal 11
Desember 2013.
4. Bahwa PARA TERGUGAT bersama dengan KPI dan KPID dalam FRB
memutuskan untuk memproses izin penyelenggaraan penyiaran milik
PENGGUGAT pada alokasi frekuensi radio 106,2 MHz dengan
pertimbangan sebagai berikut:
a. Bahwa Pemberian Izin Penyelenggaraan Penyiaran (IPP) dan Izin
Stasiun Radio (ISR) harus dilaksanakan berdasarkan peraturan
perundang-undangan dan bukan dilakukan dengan mengabaikan
atau bahkan menginjak-injak ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
b. Bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 33 ayat (6) UU Penyiaran
pada pokoknya menyatakan “Izin penyelenggaraan dan
perpanjangan izin penyelenggaraan penyiaran wajib diterbitkan
setelah ada kesepakatan dari forum rapat bersama“.
c. Selanjutnya Berdasarkan ketentuan Pasal 5 ayat (9) PP LPS pada
pokoknya juga menyatakan dinyatakan bahwa “Forum Rapat
Bersama diselenggarakan dalam rangka pemberian persetujuan
atau penolakan izin penyelenggaraan penyiaran melalui penilaian
bersama terhadap rekomendasi kelayakan penyelenggaraan
penyiaran dan usulan alokasi dan penggunaan spektrum frekuensi
radio dari KPI”.
d. Bahwa dalam rangka menjalani ketentuan peraturan perundang-
undangan sebagaimana dimaksud pada huruf b dan c di atas,
Pemerintah bersama dengan KPI telah melaksanakan Forum
Rapat Bersama (FRB) Sumatera Utara tanggal 1 September 2010
dan berdasarkan Surat Direktur Pengelolaan Spektrum Frekuensi
PE
NG
AD
ILA
N T
ING
GI M
ED
AN
. HALAMAN 26 dari 73 Halaman PUTUSAN NOMOR : 121/PDT/2016/PT MDN.
Nomor 4492/P/DJPT.4/ KOMINFO/09/2010 tanggal 22 September
2010 perihal Tindak Lanjut Permohoan IPP Jasa Penyiaran yang Menunggu Penerbitan Revisi KM No. 15 Tahun 2013, telah memproses permohonan Izin Penyelenggaraan Penyiaran (IPP) pada frekuensi 99,50 MHz untuk dan atas nama PT. Radio Kardopa sesuai dengan UU Penyiaran dan peraturan pelaksanaannya serta UU Telekomunikasi dan peraturan pelaksanaannya, melalui surat keputusan sebagai berikut:
1) Izin Stasiun Radio (ISR) Nomor 01473476-
000SU/2020112012 pada frekuensi 99.50 MHz untuk dan
atas PT. Radio Kardopa, tertanggal 6 Juli 2011; dan
2) Keputusan Menteri Komunikasi dan Informatika No. 437/KEP/
M.KOMINFO/09/2011 tentang Izin Penyelenggaraan
Penyiaran Lembaga Penyiaran Swasta Jasa Penyiaran Radio
PT. Radio Kardopa, tertanggal 21 September 2011.
e. Bahwa untuk menetapkan alokasi spektrum frekuensi radio bagi penyelenggaraan penyiaran merupakan kewenangan FRB yang dilaksanakan antara Pemerintah dan KPI dan bukan kewenangan badan peradilan. Hal ini diperkuat dengan Putusan
Mahkamah Agung RI No. 716K/SIP/1973 tanggal 5 September
1973 jo. Putusan Mahkamah Agung No. 1198K/SIP/1973 tanggal 6
Januari 1976, menyatakan “bahwa pengeluaran sertifikat itu
semata-mata wewenang administrasi dan bukan wewenang
pengadilan sehingga pembatalannya juga wewenang administrasi
bukan pengadilan”.
Selain itu Putusan Mahkamah Agung No. 157K/SIP/1960 tanggal
15 Mei 1960 yang menyatakan: “soal kepada siapa Kota Pradja
akan memberikan tanah milik Kota Pradja untuk dipakai adalah
masalah kemanfaatan dan kebijaksanaan Kota Pradja, yang
mengenai hal ini hakim tidak wenang campur tangan”
Sejalan dengan Putusan Mahamah Agung dimaksud, maka dapat
disimpulkan bahwa terkait perkara a quo penerbitan izin
penyelenggaraan penyiaran pada spektrum frekuensi radio 99,50
MHz bukan wewenang pengadilan/hakim, melainkan wewenang
administrasi dalam hal ini TERGUGAT I dan TERGUGAT II.
PE
NG
AD
ILA
N T
ING
GI M
ED
AN
. HALAMAN 27 dari 73 Halaman PUTUSAN NOMOR : 121/PDT/2016/PT MDN.
f. Dengan demikian, berdasarkan pertimbangan tersebut diatas,
PARA TERGUGAT telah melaksanakan putusan pengadilan yang
telah berkekuatan hukum tetap dimaksud, berdasarkan putusan
FRB tanggal 11 Desember 2013 yang menyetujui pemberian IPP
Prinsip pada frekuensi 106,2 MHz atas nama PENGGUGAT;
5. Bahwa selain itu, sesuai dengan ketentuan Pasal 29 ayat (3)
Peraturan Menteri Kominfo No. 28/P/M.KOMINFO/09/2008 tentang
Tata Cara dan Persyaratan Perizinan Penyelenggaraan Penyiaran
(PM Kominfo No. 28 Tahun 2008) “Izin Prinsip Penyelenggaraan
Penyiaran disampaikan kepada Pemohon melalui KPI setelah ada
bukti pembayaran biaya Izin Prinsip Penyelenggaraan Penyiaran”,
dimana hingga saat ini PENGGUGAT belum melakukan pembayaran
biaya izin prinsip penyelenggaraan penyiaran yang merupakan
penerimaan negara bukan pajak (PNBP), sehingga TERGUGAT I
belum dapat menerbitkan IPP Prinsip untuk dan atas nama
PENGGUGAT, yang mengakibatkan PENGGUGAT hingga saat ini
tidak dapat melakukan penyiaran.
6. Bahwa berdasarkan uraian tersebut di atas, PARA TERGUGAT telah
melaksanakan kewajiban hukumnya sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan untuk melaksanakan putusan in
kracht, sehingga tidak ada unsur perbuatan melawan hukum yang
dilakukan oleh PARA TERGUGAT sebagaimana didalilkan oleh
PENGGUGAT. Dengan demikian gugatan PENGGUGAT seharusnya
dinyatakan ditolak.
II. KERUGIAN PENGGUGAT TIMBUL AKIBAT DARI SIKAP PENGGUGAT YANG TIDAK TUNDUK PADA PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
1. Bahwa berdasarkan Pasal 33 ayat (1) UU Penyiaran yang mengatur:
“Sebelum menyelenggarakan kegiatannya lembaga penyiaran wajib
memperoleh izin penyelenggaraan penyiaran”
2. Bahwa meskipun PARA TERGUGAT telah menjalankan kewajiban
hukumnya untuk memproses izin penyelenggaraaan penyiaran atas
nama PENGGUGAT sebagaimana dijelaskan pada romawi I angka 3
dan 4, namun hingga saat ini TERGUGAT I tidak dapat menerbitkan
IPP Prinsip atas nama PENGGUGAT karena PENGGUGAT tidak
PE
NG
AD
ILA
N T
ING
GI M
ED
AN
. HALAMAN 28 dari 73 Halaman PUTUSAN NOMOR : 121/PDT/2016/PT MDN.
membayar biaya izin prinsip penyelenggaraan penyiaran berdasarkan
Surat Perintah Pembayaran (SPP) No. PR.1401.6679 pada tanggal 20
Januari 2014 yang jatuh tempo pada tanggal 18 Februari 2014 yang
dipersyaratkan dalam ketentuan Pasal 29 ayat (3) PM Kominfo No. 28
Tahun 2008;
3. Bahwa oleh karena itu, kerugian materiil dan immateriil sebagaimana
didalilkan oleh PENGGUGAT dalam gugatannya pada halaman 7-8
antara lain:
a. Kerugian materiil
1) Kerugian pembelian alat pemancar radio sebesar: Rp.
1.800.000.000
2) Kerugian pembangunan dan pendirian tower radio: Rp.
1.100.000.000
3) Kerugian pembangunan studio dan peralatannya, audio penyiar:
Rp. 800.000.000
4) Kerugian pembelian satu unit genset: Rp. 600.000.000
5) Kerugian renovasi gedung dan studio: Rp. 2.800.000.000
6) Kerugian dalam mengurus dan penyelesaian perkara ini dan
termasuk advokat: Rp. 300.000.000
Total seluruh kerugian materiil yang diderita PENGGUGAT
adalah Rp. 7.400.000.000 b. Kerugian immateriil
Hilangnya kepercayaan perusahaan yang ingin menggunakan jasa
iklan atas produk PENGGUGAT dan hilangnya penggemar radio
PENGGUGAT yang dinominalkan sebesar Rp. 5.000.000.000
Merupakan kerugian yang timbul akibat sikap PENGGUGAT yang tidak
tunduk pada ketentuan Pasal 33 ayat (1) UU Penyiaran dan bukan
akibat perbuatan melawan hukum yang dilakukan oleh PARA
TERGUGAT sebagaimana didalilkan PENGGUGAT dalam gugatannya
pada Nomor 25 halaman 7-8;
4. Bahwa berdasarkan fakta hukum tersebut diatas maka kerugian yang
didalilkan PENGGUGAT dalam gugatannya menurut hukum harus
dinyatakan ditolak.
PE
NG
AD
ILA
N T
ING
GI M
ED
AN
. HALAMAN 29 dari 73 Halaman PUTUSAN NOMOR : 121/PDT/2016/PT MDN.
III. PENGGUGAT JUSTRU TELAH MELAKUKAN PERBUATAN MELAWAN HUKUM
1. Bahwa sebagaimana diakui PENGGUGAT dalam posita gugatannya
pada halaman 8 angka 25 huruf B, yang pada pokoknya menyatakan
bahwa “TERGUGAT IV tidak mematuhi putusan Pengadilan yang telah
berkekuatan hukum tetap dan tetap menggunakan frekuensi radio 99.5
MHz untuk bersiaran sehingga mendubling siaran radio PENGGUGAT.” Dengan demikian, PENGGUGAT telah mengakui
telah menggunakan frekuensi radio (on air) untuk melakukan kegiatan
siaran tanpa Izin Stasiun Radio (illegal).
2. Bahwa Putusan Pengadilan yang telah mempunyai hukum tetap (in
kracht) tidak serta merta dapat menjadi alasan PENGGUGAT untuk dapat melakukan kegiatan penyiaran dengan menggunakan frekuensi radio (on air), karena untuk menyelenggarakan penyiaran
harus terlebih dahulu mendapatkan IPP dan Izin Penggunaan
spektrum frekuensi radio, yang prosesnya melalui mekanisme
sebagaimana dimaksud pada romawi II angka 1 s/d 3.
3. Bahwa apa yang telah dilakukan PENGGUGAT menggunakan
spektrum frekuensi radio untuk penyelenggaraan penyiaran tanpa Izin
justru melanggar ketentuan perundang-undangan di bawah ini:
a. Pasal 33 ayat (1) Undang-Undang Nomor 36 Tahun 1999 tentang
Telekomunikasi (UU Telekomunikasi) secara tegas menyebutkan:
“penggunaan spektrum frekuensi radio dan orbit satelit wajib
mendapatkan izin Pemerintah”.
b. Pasal 53 UU Telekomunikasi menyatakan bahwa:
(1) Barang siapa yang melanggar ketentuan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 33 ayat (1) atau Pasal 33 ayat (2),
dipidana dengan pidana penjara paling lama 4 (empat) tahun
dan atau denda paling banyak Rp 400.000.000,00 (empat ratus
juta rupiah);
(2) Apabila tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
mengakibatkan matinya seseorang, dipidana dengan pidana
penjara paling Iama 15 (lima belas) tahun.
c. Pasal 33 ayat (4) Undang-Undang Penyiaran
PE
NG
AD
ILA
N T
ING
GI M
ED
AN
. HALAMAN 30 dari 73 Halaman PUTUSAN NOMOR : 121/PDT/2016/PT MDN.
(4) Izin dan perpanjangan izin penyelenggaraan penyiaran
diberikan oleh negara setelah memperoleh:
a. masukan dan hasil evaluasi dengar pendapat antara
pemohon dan KPI;
b. rekomendasi kelayakan penyelenggaraan penyiaran dari
KPI;
c. hasil kesepakatan dalam forum rapat bersama yang
diadakan khusus untuk perizinan antara KPI dan
Pemerintah; dan
d. izin alokasi dan penggunaan spektrum frekuensi radio oleh
Pemerintah atas usul KPI.
4. Dengan demikian tindakan yang dilakukan PENGGUGAT
menggunakan spektrum frekuensi radio sebelum memperoleh izin
penggunaan spektrum frekuensi radio dalam bentuk Izin Stasiun Radio
(ISR) dan Izin Penyelenggaraan Penyiaran (IPP) merupakan suatu
tindakan yang bersifat melawan hukum dan tidak memiliki dasar pembenaran yuridis, sehingga pengajuan gugatan PENGGUGAT tidak mempunyai nilai untuk dilindungi hukum karena PENGGUGAT sendiri telah melakukan perbuatan melawan hukum.
IV. TERGUGAT III JUSTRU TELAH MELAKSANAKAN KEWENANGANNYA SECARA SAH SESUAI DENGAN PERATURAN-PERUNDANG-UNDANGAN DAN ASAS-ASAS UMUM PEMERINTAHAN YANG BAIK
1. Bahwa TERGUGAT III adalah Kepala Balai Monitor Spektrum
Frekuensi Radio Kelas II Medan yang merupakan Unit Pelaksana
Teknis (UPT) dari Direktorat Jenderal Sumber Daya Perangkat Pos
dan Informatika yang sebagaimana diatur dalam Pasal 3 huruf f PM
Kominfo No. 3/PER/M.KOMINFO/03/2011 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Bidang Monitor Spektrum Frekuensi
Radio melaksanakan fungsi penertiban dan penyidikan pelanggaran
terhadap penggunaan spektrum frekuensi radio.
2. Bahwa penertiban terhadap pelanggaraan penggunaan frekuensi
radio tersebut dilakukan terhadap pihak-pihak yang menggunakan
frekuensi tanpa izin sesuai Pasal 53 ayat (1) UU Telekomunikasi.
PE
NG
AD
ILA
N T
ING
GI M
ED
AN
. HALAMAN 31 dari 73 Halaman PUTUSAN NOMOR : 121/PDT/2016/PT MDN.
3. Bahwa TERGUGAT IV telah memiliki ISR pada frekuensi 99.5 MHz
sebagaimana dijelaskan pada romawi II angka 4 sehingga tidak ada
dasar hukum bagi TERGUGAT III untuk melakukan penertiban
terhadap TERGUGAT IV.
4. Bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut di atas, maka dalil
PENGGUGAT dalam gugatan halaman 7 nomor 24 c yang
menyatakan TERGUGAT III seharusnya melakukan penertiban,
penyegelan dan penyitaan terhadap alat pemancar radio milik
TERGUGAT IV tidak beralasan menurut hukum dan harus dinyatakan
untuk ditolak.
Berdasarkan uraian di atas, mohon dengan hormat kepada Majelis Hakim yang
memeriksa dan mengadili perkara ini untuk:
Dalam Eksepsi:
a. Menerima Eksepsi Tergugat;
b. Menyatakan Pengadilan Negeri Medan tidak dapat menerima gugatan a
quo;
c. Menghukum tergugat untuk membayar biaya dalam perkara ini.
Dalam Pokok Perkara:
a. Menolak gugatan yang diajukan oleh pihak PENGGUGAT untuk seluruhnya;
b. Menyatakan dalil Perbuatan Melawan Hukum PENGGUGAT tidak berdasar;
c. Menolak tuntutan ganti rugi PENGGUGAT untuk seluruhnya;
d. Menghukum PENGGUGAT untuk membayar biaya perkara.
Atau apabila Majelis Hakim berpendapat lain mohon putusan yang seadil-
adilnya (ex aquo et bono).
Jawaban Tergugat IV :
A. DALAM KONPENSI
I. Dalam Eksepsi : Gugatan Penggugat seharusnya dinyatakan tidak dapat diterima (niet
ontvankelijke verklaard) dengan alasan-alasan sebagai berikut :
1. Gugatan Kurang Pihak (Exceptio Plurium Litis Consortium).
PE
NG
AD
ILA
N T
ING
GI M
ED
AN
. HALAMAN 32 dari 73 Halaman PUTUSAN NOMOR : 121/PDT/2016/PT MDN.
Bahwa Penggugat seharusnya mengikutsertakan Komisi Penyiaran
Inedonesia (KPI) / Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID)
Sumatera Utara sebagai pihak dalam perkara ini. KPI/KPID Sumatera
Utara wajib diikutsertakan sebagai pihak dalam perkara a quo
mengingat Pasal 33 Undang-undang Nomor 32 Tahun 2002 tentang
Penyiaran. Dengan tidak diikutsertakannya KPI/KPID Sumatera Utara
sebagai pihak dalam perkara a quo sehingga kurang pihak dalam
perkara aquo (exception plurium litis consortium).
2. Gugatan Penggugat Kabur (obscuur libel).
a) Bahwa substansi gugatan Penggugat didasarkan pada perbuatan
melawan hukum (onrechtmatige daad) akibat dibatalkannya Surat
Keputusan : 77/M.KOMINFO/02/2010 tanggal 10 Februari 2010
perihal Izin Penyelenggaraan Penyiaran (IPP) yang diterbitkan
oleh Menteri Komunikasi dan Informatika RI (Tergugat I) oleh
putusan Pengadilan Tata Usaha Negara Medan Nomor
:86/G/2010/PTUN-Mdn tanggal 19 April 2011 jo. Putusan
Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara Medan
No.120/B/2011/PT.TUN-MDN tanggal 04 Oktober 2011 jo.Putusan
Mahkamah Agung RI No.39K/2012 tanggal 18 April 2012 ;
b) Bahwa Penggugat dalam gugatannnya memohon agar Majelis
Hakim Pengadilan Negeri Medan yang memeriksa dan mengadili
perkara menyatakan tidak sah dan tidak berkekuatan hukum Izin
Stasiun Radio (SR) Nomor :
01473476/000SU/2020112012 tanggal 06 Juli 2011 yang
dikeluarkan dan diberikan oleh Tergugat II kepada Tergugat IV
dan Izin Penyelenggaraan Penyiaran (IPP) Tetap Nomor :
37/KOMINFO/9/2011 pada frekuensi FM 99.5 tanggal 16
September 2011 yang dikeluarkan dan diberikan oleh Tergugat I
kepada Tergugat IV;
c) Bahwa dengan demikian, tidak ada relevansi Putusan Pengadilan
Tata Usaha Negara Medan Nomor :86/G/2010/PTUN-Mdn tanggal
19 April 2011 jo. Putusan Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara
Medan No.120/B/2011/PT.TUN-MDN tanggal 04 Oktober 2011
jo.Putusan Mahkamah Agung RI No.39K/2012 tanggal 18 April
2012 dengan Izin Stasiun Radio (ISR) Nomor :
01473476/000SU/2020112012 tanggal 06 Juli 2011 yang
dikeluarkan dan diberikan oleh Tergugat II kepada Tergugat IV,
PE
NG
AD
ILA
N T
ING
GI M
ED
AN
. HALAMAN 33 dari 73 Halaman PUTUSAN NOMOR : 121/PDT/2016/PT MDN.
oleh karena itu gugatan Penggugat dapat dikategorikan sebagai
gugatan yang kabur, tidak jelas dan tidak cermat ;
d) Bahwa pemakaian Izin Stasiun Radio (ISR) Nomor :
01473476/000SU/2020112012 tanggal 06 Juli 2011 dan Izin
Penyelenggaraan Penyiaran (IPP) Tetap Nomor :
37/KOMINFO/9/2011 pada frekuensi FM 99.5 Mhz tanggal 16
September 2011 yang dikeluarkan dan diberikan oleh Tergugat II
kepada Tergugat IV, tidak dapat dikualifikasi sebagai perbuatan
melawan hukum karena ISR yang dipakai dan dipergunakan oleh
Tergugat IV dikeluarkan oleh negara yang memiliki otoritas
mengeluarkan/memberikan suatu ijin kepada warga negaranya ;
e) Bahwa oleh karena alasan-alasan tersebut di atas, gugatan
Penggugat harus dinyatakan tidak jelas atau kabur (obscuur
libel),oleh karena itu harus dinyatakan ditolak atau setidak-tidanya
dinyatakan tidak dapat diterima ;
3. Gugatan Penggugat Salah Alamat.
Bahwa menurut hukum acara perdata yang berlaku, syarat materil
yang harus dipenuhi dalam suatu gugatan perdata adalah adanya
hubungan hukum (rechtsbetrekking) atau adanya perselisihan hukum
(feitelijke gronden) antara para pihak yang bersengketa. Dalam
gugatan Penggugat tidak terlihat adanya hubungan hukum dan
perselisihan hukum antara Penggugat dengan Tergugat IV, sehingga
Tergugat IV tidak dapat dikategorikan sebagai melakukan perbuatan
melawan hukum terhadap Penggugat. Oleh karena Tergugat IV tidak
melakukan perbuatan melawan hukum dan tidak ada merugikan pihak
Penggugat oleh karena itu tidak layak dihukum untuk mengganti
kerugian sebagaimana disebutkan oleh Penggugat ;
Bahwa Tergugat IV memiliki Izin Stasiun Radio (ISR) Nomor :
01473476/000SU/2020112012 tanggal 06 Juli 2011 dan Izin
Penyelenggaraan Penyiaran (IPP) Tetap Nomor :
37/KOMINFO/9/2011 pada frekuensi FM 99.5 Mhz tanggal 16
September 2011 yang dikeluarkan dan diberikan oleh otoritas yang
berwenang untuk itu, dalam kapasitasnya bertindak sebagai wakil
negara yang berwenang untuk memberikan hak atau ijin kepada
warga negaranya (Tergugat IV) ;
PE
NG
AD
ILA
N T
ING
GI M
ED
AN
. HALAMAN 34 dari 73 Halaman PUTUSAN NOMOR : 121/PDT/2016/PT MDN.
Bahwa pemakaian hak atau ijin dimaksud, yang diberikan oleh
negara (dalam hal ini Terguat I s/d III kepada Tergugat IV), adalah
merupakan yang legal atau sah menurut hukum. Seandainya pun
prosedur pemberian hak/ijin tersebut menyalahi suatu aturan atau
ketentuan oleh orang/pihak/intasnsi yang mengeluarkan ijin/hak
tersebut akan tetapi orang yang mempergunakan hak/ijin tersebut
tidak dapat dipersalahkan melakukan perbuatan melawan hukum ;
Bahwa oleh karena Tergugat IV tidak dapat dipersalahkan
mempergunakan/memakai Izin Stasiun Radio (ISR) Nomor :
01473476/000SU/2020112012 tanggal 06 Juli 2011 dan Izin
Penyelenggaraan Penyiaran (IPP) Tetap Nomor :
37/KOMINFO/9/2011 pada frekuensi FM 99.5 Mhz maka permohonan
provisi dan permohonan atas sita jaminan atas barang bergerak
maupun barang tidak bergerak milik Tergugat IV adalah sangat keliru
dan salah alamat ;
Sehubungan dengan hal-hal yang disebutkan di atas, patut dan
beralasan menurut hukum apabila Majelis Hakim yang memeriksa dan
mengadili perkara a quo menolak gugatan Penggugat atau setidak-
tidaknya menyatakan gugatan Penggugat tidak dapat diterima (niet
ontvankelijk verklaard) ;
II. Dalam Pokok Perkara
1. Bahwa apa yang Tergugat IV kemukakan dalam bagian eksepsi
tersebut di atas sepanjang berhubungan dengan pembelaan diri
Tergugat IV, mutatis-mutandis mohon dianggap menjadi bagian
yang tidak terpisahkan dalam pokok perkara di bawah ini tanpa
perlu untuk mengulanginya lagi ;
2. Bahwa Terguga IV menolak secara tegas dalil-dalil sofisme yang
dikemukakan oleh Penggugat, kecuali apa yang diakui secara
tegas di bawah ini ;
3. Bahwa Penggugat mengaku (gugatan poin 1) sebagai Pemilik
yang sah dari radio PT.Pelangi Lintas Nusa sesuai dengan Akta
Jual Beli Perusahaan Nomor 12 tanggal 11 Nopember 2008 yang
diperbuat dihadapan Notaris Emmy Wilis,S.H.,dan sekaligus juga
sebagai Direktur PT.Radio Pelangi Lintas Nusa sesuai dengan
PE
NG
AD
ILA
N T
ING
GI M
ED
AN
. HALAMAN 35 dari 73 Halaman PUTUSAN NOMOR : 121/PDT/2016/PT MDN.
akte Berita Acara Rapat Nomor 13 tanggal 11 Nopember 2008
yang diperbuat dihadapan Notaris Emmy Wilis,S.H. ;
Bahwa PT.Radio Pelangi Lintas Nusa itu beralamat di Jl.Yos
Sudarso No.284 yang juga merupakan kantor Perusahaan Listrik
Negara (PLN) Wilayah II Sumatera Utara, FM 89.70 Mhz. Dengan
kata lain sebenarnya Radio Pelangi Lintas Nusa tersebut adalah
radio Perusahaan Listrik Negara (PLN) yang pimpinannya saat itu
Raidir Sigalingging. Atas surat permohonan rekomendasi izin
siaran penanggungjawab PT.Radio Pelangi Lintas Nusa Nomor :
01/PLN-FM/V/2001 tanggal 10 Mei 2001 maka Gubernur
Sumatera Utara memberikan rekomendasi Nomor :
482/099/K/2001 tentang Penyelenggaraan Radio Siaran non
Pemerintah kepada PT.Radio Pelangi Lintas Nusa dengan
penanggungjawab Raidir Sigalingging,S.E. yang beralamat di
Jl.Yos Sudarso No.414 Medan. Dalam rekomendasi tersebut
disebutkan, sebelum Dirjen Postel-Departemen Perhubungan RI
memberikan izin siaran, tidak dibenarkan untuk melakukan
kegiatan siaran ;
Sampai keluarnya Undang-undang Nomor 32 Tahun 2002 tentang
Penyiaran, Dirjen Postel-Departemen Perhubungan RI tidak juga
memberikan izin siaran kepada PT.Radio Pelangi Lintas Nusa ;
Karena Perusahaan Listrik Negara pada waktu itu tidak terlalu
mendukung kehadiran radio PT.Pelangi Lintas Nusa maka badan
hukum radio PT.Radio Pelangi Lintas Nusa kemudian
diperjualbelikan sesuai dengan Akta Jual Beli Perusahaan Nomor
12 tanggal 11 Nopember 2008, seperti yang dimaksudkan oleh
Penggugat ;
Surat permohonan rekomendasi izin siaran penanggungjawab
PT.Radio Pelangi Lintas Nusa Nomor : 01/PLN-FM/V/2001 tanggal
10 Mei 2001 dan rekomendasi Gubernur Sumatera Utara Nomor :
482/099/K/2001 tentang Penyelenggaraan Radio Siaran non
Pemerintah kepada PT.Radio Pelangi Lintas Nusa dengan
penanggungjawab Raidir Sigalingging,S.E. yang beralamat di
Jl.Yos Sudarso No.414 adalah didasarkan Peraturan Pemerintah
Nomor :55 Tahun 1970 tentang Radio siaran non Pemerintah,
pada hal Undang-undang Nomor 32 Tahun 2002 tentang
Penyiaran diterbitkan/dikeluarkan oleh pemerintah. Karena
PE
NG
AD
ILA
N T
ING
GI M
ED
AN
. HALAMAN 36 dari 73 Halaman PUTUSAN NOMOR : 121/PDT/2016/PT MDN.
permohonan dan rekomendasi tersebut adalah sebelum keluarnya
Undang-undang Nomor 32 Tahun 2002 maka sebenarnya surat
permohonan dan rekomendasi Gubernur Sumatera Utara tersebut
otomatis gugur sesuai dengan Undang-undang tersebut. Artinya
permohonan perizinan harus didasarkan pada Undang-undang
Nomor 32 Tahun 2002 tentang Penyiaran. Pada hal dalam
gugatannya, Penggugat tetap ngotot meminta izin penyiaran
kepada Pemerintah (Menkominfo) berdasarkan permohonan dan
rekonendasi yang sudah kadaluwarsa ;
Bahwa dulunya, Penggugat memiliki radio yaitu PT.Radio Mutiara
Mandiri Buana Suara City beralamat di Taman Johor Indah Permai
II Blok E No.3 Jalan Karya Wisata Medan, frekuensi FM 95.90 Mhz
dengan penaggung jawab Ir. Alexander Lawrentius Dacosta
(Ir.Lawrentius) yang sudah memiliki ijin tetap. Namun kemudian
entah bagaimana PT.Radio Mutiara Mandiri Buana Suara tersebut
diperjualbelikan dan kemudian Penggugat membeli badan hukum
PT.Radio Pelangi Lintas Nusa tersebut ;
4. Bahwa menurut Penggugat (gugatan poin 2) PT.Radio Pelangi
Lintas Nusa didirikan berdasarkan Akte Pendirian Perseroan
Terbatas No.10 tanggal 16 Mei 2001, yang diperbuat dihadapan
Notaris Syamsul Faryeti,S.H.,Notaris di Cipayung, yang mendapat
pengesahan Akta Pendirian Perseroan Terbatas berdasarkan
Keputusan Menteri Kehakiman dan HAM RI.No.C-0916
HT.01.01TH.2001 tanggal 12 Juni 2001;
Bahwa tidak benar Syamsul Faryeti,S.H.,Notaris beralamat di
Cipayung, sebagaimana disebutkan oleh Penggugat, akan tetapi
Syamsul Faryeti,S.H.,Notaris,beralamat di Depok ;
5. Bahwa kemudian menurut Penggugat (gugatan poin 3), Anggaran
Dasar PT.Radio Pelangi Lintas Nusa telah dirubah dan
disesuaikan dengan ketentuan hukum yang baru sesuai dengan
Keputusan Menteri Hukum dan HAM RI.No.AHU-184045.AH.01.02
tanggal 06 Mei 2009 tentang Persetujuan Akta Perubahan
Anggaran Dasar Perseroan PT.Radio Pelangi Lintas Nusa ;
6. Bahwa menurut Penggugat (gugatan poin 4), Penggugat
sebelumnya telah mengajukan permohonan Izin Radio sesuai
dengan Surat Permohonan No.01/PLF-FM/V/2001 tanggal 10 Mei
2001 ;
PE
NG
AD
ILA
N T
ING
GI M
ED
AN
. HALAMAN 37 dari 73 Halaman PUTUSAN NOMOR : 121/PDT/2016/PT MDN.
Penggugat saja baru membeli PT.Radio Pelangi Lintas Nusa
sesuai dengan Akta Jual Beli Perusahaan Nomor 12 tanggal 11
Nopember 2008 dan Penggugat menjabat sebagai direktur
PT.Radio Pelangi Lintas Nusa sesuai dengan akte Berita Acara
Rapat Nomor 13 tanggal 11 Nopember 2008, jadi bagaimana
mungkin Penggugat mengajukan permohonan perizinan siaran ?
Permohonan ijin siaran PT.Radio Pelangi Lintas Nusa dengan
direktur utamanya Raidir Sigalingging (pada saat itu) apalagi
permohonan diajukan sebeluma dikeluarkannya Undang-Undang
Nomor 32 Tahun 2002 tentang Penyiaran, menurut hukum tidak
bisa serta merta dianggap menjadi permohonan Penggugat;
7. Bahwa menurut Penggugat (gugatan poin 5), atas permohonan
Penggugat, Gubernur Sumatera Utara mengeluarkan
Rekomendasi No.482/099/K/2001 tanggal 18 Mei 2001 tentang
Penyelenggaraan Radio Non Pemerintah, telah memutuskan
memberikan Rekomendasi Radio Siaran Non Pemerintah dengan
Sistem Frekuensi FM kepada PT.Radio Pelangi Lintas Nusa.
Akan tetapi harus diingat oleh Penggugat bahwa dalam
rekomendasi tersebut dinyatatakan sebelum Dirjen Postel-
Departemen Perhubungan RI memberikan izin siaran, PT.Radio
Pelangi Lintas Nusa yang penanggung jwab Raidir Sigalingging
tidak dibenarkan untuk melakukan kegiatan siaran ;
Bahwa setelah keluarnya Undang-undang No.32 Tahun 2002
tentang Penyiaran, tidak lagi mensyaratkan adanya rekomendasi
gubernur dalam memperoleh izin penyelenggaraan penyiaran
(IPP). ;
8. Bahwa menurut pengakuan Penggugat (gugatan poin 6),
permohonan ditanggapi oleh Kadit Binspekfrek & Orsat, Dirjen Pos
dan Telekomunikasi, Departemen Perhubungan, melalui suratnya
No.543/TU/PT.208/DITBINFREK/IX/2001 tanggal 3 September
2001, perihal Pemantauan Frekuensi Radio Siaran dan
memerintahkan kepada Tergugat III untuk melakukan pengukuran
terhadap frekuensi FM 88,650 MHZ dan apabila telah melakukan
pengukuran agar segera Tergugat III melaporkan hasil
pengukuran untuk segera diterbitkan izin peneyiaran yang akan
diberikan kepada Penggugat. ;
PE
NG
AD
ILA
N T
ING
GI M
ED
AN
. HALAMAN 38 dari 73 Halaman PUTUSAN NOMOR : 121/PDT/2016/PT MDN.
9. Bahwa menurut pengakuan Penggugat (gugatan poin 7), Tergugat
III telah melakukan pengukuran dan menyatakan frekuensi 88,650
MHz clearance frequency, merekomendasikan frekuensi 88,650
MHZ dapat dialokasikan kepada Radio Penggugat yang dahulu
beralamat di Jalan Yos Sudarso No.414 Kodya Medan sekarang
beralamat di Jalan Karya Wisata Kompleks Taman Johor Indah
Permai II Blok A/47, Kel.Pangkalan Mansyur, Kec.Medan Johor,
Kota Medan.
Bahwa dalam Surat KEPALA BALMON KELAS II MEDAN Nomor :
637/III/B-II/IX/2001 tanggal 10 September 2001 perihal Hasil
Pengukuran Frekuensi 88,650 MHz, yang ditujukan kepada Kadit
Binspekfrek & Orsat menjelaskan bahwa : “ Dari hasil analisa
pengukuran yang dimaksud bahwa untuk saat ini frekuensi 88.650
Mhz, clearance frekquency, untuk itu kami merekomendasikan
frekuensi 88,650 MHz di atas dpat dialokasikan kepada Radio
yang beralamat di Jalan Yos Sudarso No.414 Kodya Medan “
Kalau demikian halnya, mengapa Penggugat mempermasalahkan
frekuensi FM 99,5 MHz ? Perpindahan alamat Penggugat dari
Jalan Yos Sudarso No.414 Kodya Medan ke Jalan Karya Wisata
Kompek Taman Johor Indah Permai II Blok A/47 Medan tentu
akan mempengaruhi frekuensi karena titik referensi pada surat
Kepala Balmon Kelas II Medan Nomor : 637/III/B-II/IX/2001
tanggal 10 September 2001 tersebut adalah titik referensi Jalan
Yos Sudarso ;
10. Bahwa menurut Penggugat (poin 8) dengan terpenuhinya syarat-
syarat administrasi dan juga telah ada frekuensi yang clear untuk
dialokasikan untuk Radio Penggugat maka selayaknya Penggugat telah mengudara pada frekuensi tersebut, namun sampai jangka
waktu 8 (delapan) tahun, Izin untuk bersiaran tidak pernah diterima
oleh Penggugat, yang kemudian dipertanyakan oleh Penggugat
kepada Tergugat I melalui suratnya No.995-2/002/SK/MFM/XII/08
tanggal 30 Desember 2008 dan surat No.99-3/002/SK/MFM/I/209
tanggal 19 Januari 2009.
Bahwa kalimat yang berbunyi : “…selayangna Penggugat telah
mengudara pada Frekuensi tersebut…” Frekuensi tersebut yang
dimaksudkan oleh Penggugat tidak jelas. Padahal sebagaimana
djelaskan, frekuensi 88.650 Mhz, clearance frekquency,
PE
NG
AD
ILA
N T
ING
GI M
ED
AN
. HALAMAN 39 dari 73 Halaman PUTUSAN NOMOR : 121/PDT/2016/PT MDN.
dialokasikan kepada Radio yang beralamat di Jalan Yos Sudarso
No.414 Kodya Medan. Frekuensi 88.650 MHz tersebutlah yang
sesungguhnya frekuensi radio Penggugat. Dan setahu Tergugat IV
PT.Radio Pelangi Lintas Nusa belum pernah mengudara secara
resmi karena tidak pernah mendapat izin ;
Bahwa kalimat Penggugat selanjutnya berbunyi : “…Sampai
delapan tahun, ijin untuk bersiaran tidak pernah diterima oleh
Penggugat..” Penggugat mengukur kelayakan dirinya layak untuk
memperoleh Ijin Penyelenggaraan penyiaran hanya menurut
ukuran Penggugat sendiri. Seharusnya Penggugat mengukur
kelayakan dirinya mendapatkan izin siaran radio berdasarkan
kepada hukum atau undang-undang yang berlaku yaitu Undang-
undang Nomor 32 Tahun 2002 tentang Penyiaran ;
11. Bahwa menurut Penggugat (gugatan poin 9), Tergugat I melalui
Direktorat Jenderal Pos dan Telekomunikasi memberikan jawaban
melalui Suratnya No.150/P/DJPT.4/KOMINFO/2/2009 tanggal 11
Februari 2009, agar Penggugat kembali mengajukan permohonan
dengan alasan adanya perubahan kanal 350 KHz bergeser
menjadi 400 KHz, dan permohonan itu harus mengikuti ketentuan
yang berlaku sesuai dengan Undang-undang No.32 Tahun 2002
tentang Penyiaran;
Bahwa sesuai dengan Undang-undang Nomor 32 Tahun 2002
Pasal 33 ayat (1) menegaskan sebelum menyelenggarakan
kegiatannya lembaga penyiaran wajib memperoleh izin
penyelenggaraan penyiaran (IPP). Untuk mendapatkan IPP,
pemohon izin harus melalui tahapan demi tahapan yaitu :
Tahap pertama, pemohon memasukkan surat permohonan IPP
yang ditujukan kepada Menteri Komunikasi dan Informatika dan
Komisi Penyiaran Indonesia Pusat/Daerah dilengkapi proposal
yang diserahkan ke KPI/KPID kemudian KPI/KPID mengeluarkan
rekomendasi.
Tahap kedua, berkas permohonan diperiksa/diverifikasi secara
administrative di KPID.
Tahap ketiga, KPI/KPID melakukan verifikasi factual, ditunjuk
KPID petugasnya turun ke lokasi studio/kantor.
PE
NG
AD
ILA
N T
ING
GI M
ED
AN
. HALAMAN 40 dari 73 Halaman PUTUSAN NOMOR : 121/PDT/2016/PT MDN.
Tahap keempat, setelah berkas permohonan dinyatakan lengkap,
KPI/KPID mengadakan Evaluasi Dengar Pendapat (EDP) bersama
pemohon dan dihadiri sejumlah undangan dari berbagai kalangan
(tokoh masyarakat, akademisi, LSM, dll).
Tahap kelima, KPI/KPID melakukan evaluasi internal, apakah
pemohon diberikan rekomendasi kelayakan atau ditolak.
Tahap keenam, Rekomendasi kelayakan yang dikeluarkan
KPI/KPID dibahas dalam Forum Rapat Bersama (FRB), di FRB
inilah diketahui apakah pemohon memperoleh kanal frekuensi
atau tidak.Apabila untuk wilayah siar tersedia kanal 1 sedangkan
pemohon lebih dari 1, maka dilakukan seleksi komparatif atau
lelang.
Tahap ketujuh, Kominfo membuat penetapan IPP untuk uji coba
siaran.
Tahap kedelapan, pemohon diberi kesempatan melakukan uji
coba siaran.
Tahap kesembilan, Tim yang dibentuk Kominfo dan KPI
melakukan Evaluasi Uji Coba Siaran.
Tahap kesepuluh, Penetapan IPP setelah dinyatakan Lulus Uji
Coba Siaran.
Setelah melalui tahapan-tahapan tersebut, Pemohon kembali
mengajukan Permohonan Ijin Siaran Frekuensi (ISR) kepada
Menteri Komunikasi dan Informatika. ISR akan diterbitkan atas
nama Pemohon apabila sudah melunasi biaya-biaya yang sudah
ditetapkan, yang dibuktikan dengan adanya bukti setor.
12. Bahwa Penggugat dalam gugatannnya tidak ada menjelaskan
apakah Penggugat sudah melalui tahapan-tahapan sebagaimana
disebutkan di atas. Dalam Putusan Pengadilan Tinggi Tata Usaha
Negara Medan No.120/B/2011/PT.TUN-Mdn tanggal 04 Oktober
2011, menguatkan dan memperbaiki amar putusan Pengadilan
Tata Usaha Negara Medan No.86/G/2010/PTUN-Mdn tanggal 19
April 2011, tahapan-tahapan tersebut tidak ada disebutkan dalam
pertimbangannya ;
13. Bahwa menurut Penggugat, seharusnya Penggugat telah
menerima Izin Prinsip untuk siaran radio dari Menteri mengingat
Permohonan Penggugat diajukan telah mencapai interval waktu
PE
NG
AD
ILA
N T
ING
GI M
ED
AN
. HALAMAN 41 dari 73 Halaman PUTUSAN NOMOR : 121/PDT/2016/PT MDN.
yang cukup lama yaitu 8 (delapan) tahun sejak permohonan
diajukan pada tanggal 16 Mei 2001 ;
Permohonan Penggugat walaupun sudah 8 (delapan) tahun
diajukan, kalau tidak melalui tahapan-tahapan sebagaimana
tersebut di atas, tentu permohonan Penggugat tidak dikabulkan.
Lagi pula permohonan Penggugat tersebut didasarkan pada
undang-undang yang lama yang sudah dinyatakan tidak berlaku
lagi sejak keluarnya Undang-undang Nomor 32 Tahun 2002. Oleh
karena permohonan tersebut sebenarnya bukan permohonan
Penggugat dan seandainya pun permohonan tersebut dianggap
sebagai permohonan Penggugat namun permohonan tersebut
dianggap sudah kadaluwarsa karena didasarkan pada peraturan
yang lama ;
14. Bahwa apa yang didalilkan oleh Penggugat tersebut di atas
(gugatan poin 1-10), sama sekali tidak ada relevansinya dengan
Tergugat IV. Penggugat tidak mampu untuk mendapatkan Izin
Prinsip dari Menteri untuk siaran radio, lantas apa hubungannya
dengan Tergugat IV ?
Tergugat I melalui Direktorat Jenderal Pos dan Telekomunikasi
memberikan jawaban melalui Suratnya
No.150/P/DJPT.4/KOMINFO/2/2009 tanggal 11 Februari 2009,
agar Penggugat kembali mengajukan permohonan dengan alasan
adanya perubahan kanal 350 KHz bergeser menjadi 400 KHz, dan
permohonan itu harus mengikuti ketentuan yang berlaku sesuai
dengan Undang-undang No.32 Tahun 2002 tentang Penyiaran.
Penggugat disuruh untuk mengajukan permohonan ulang dengan
mengikuti ketentuan Undang-undang No.32 Tahun 2002 tentang
Penyiaran. Apakah Penggugat mengikuti perintah Undang-undang
sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang No.32 Tahun 2002
tersebut ? Seperti kata pepatah,buruk rupa cermin dibelah.
Penggugat tidak memperoleh izin, mengapa menyalahkan
Tergugat IV. ?
15. Bahwa, adalah tidak bijaksana memaksakan kehendak kita sendiri
kepada orang atau pihak lain. Demikian juga Penggugat sebaiknya
tidak memaksakan kehendaknya kepada Menteri (Tergugat I).
Pemaksaan kehendak Penggugat itu terlihat dari dalil gugatan
PE
NG
AD
ILA
N T
ING
GI M
ED
AN
. HALAMAN 42 dari 73 Halaman PUTUSAN NOMOR : 121/PDT/2016/PT MDN.
Penggugat poin 10, yang dimulai dengan kalimat : “Seharusnya
Penggugat telah menerima Izin dari Menteri mengingat
permohonan Penggugat diajukan telah mencapai interval waktu
yang cukup lama yaitu 8 (delapan) tahun…..dst “. Keharusan
Penggugat telah mendapat Izin dari Menteri tersebut, Penggugat
dasarkan pada Pasal 64 Peraturan Pemerintah No.52 Tahun 2000
tentang Penyelenggaraan Telekomunikasi. Padahal Izin
Penyelenggaraan Penyiaran (IPP) harus didasarkan pada
Undang-undang Nomor 32 Tahun 2002 tentang Penyiaran ;
16. Bahwa, Penggugat pada dalil gugatannya (poin 11) mengatakan :
“ Penggugat sebagai warga negara yang berkeinginan berkarya di
negerinya sendiri, maka Penggugat kembali mengajukan
permohonan untuk Izin Siaran Radio yang dibuat dalam rangkap 2
(dua) dengan No.995-4/003/SK/I/2009 tanggal 30 Maret 2009
dengan mengusulkan frekuensi FM 99.50 MHz dan kemudian
dilakukan Eevaluasi Dengar Pendapat (EDP) serta mendapatkan
rekomendasi dari Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID)
Sumatera Utara dengan Surat Rekomendasi No.482/16/Rek/KPID-
SU/VIII/2009 tanggal 3 Agustus 2009 tentang Pemberitahuan
Kelayakan, hal ini sesuai dengan prosedur yang diatur dalam
Pasal 33 ayat (4) Undang-undang No.32 Tahun 2002 tentang
Penyiaran dan Pasal 5 ayat (7) PP No.50 Tahun 2005 tentang
Penyelenggaraan Penyiaran Lembaga Penyiaran Swasta “ ;
Bahwa selanjutnya didalilkan oleh Penggugat (poin 12) yang
mengatakan : “…atas Permohonan yang kedua dari Penggugat
tersebut yang telah sesuai dengan syarat dan ketentuan yang
diatur oleh Undang-undang No.32 Tahun 2002 tentang Penyiaran,
maka Tergugat I menjawab melalui Suratnya
No.77/M.Kominfo/02/2010 tanggal 10 Februari 2010 yang intinya
Permohonan Penggugat belum dapat dipenuhi sebagaimana Hasil
Forum Rapat Bersama tanggal 29 Januari 2010, hal ini diketahui
oleh Penggugat dari Surat yang diberikan oleh Tergugat III yaitu
Surat No.852/II.c/VIII/2010 tanggal 09 Agustus 2010, perihal
:Peng-Off-air-an pemancar radio Penggugat pada frekuensi FM
99.50 MHz ”.
Kalau memang permohonan Penggugat belum dapat dipenuhi
oleh Tergugat I, tetapi mengapa justru menyalahkan Tergugat IV
PE
NG
AD
ILA
N T
ING
GI M
ED
AN
. HALAMAN 43 dari 73 Halaman PUTUSAN NOMOR : 121/PDT/2016/PT MDN.
yang telah mendapatkan izin ? Tergugat IV tidak pernah
mengganggu Penggugat untuk mendapatkan izin. Tergugat IV
juga tidak pernah menyatakan kepada Tergugat I,II dan III supaya
jangan diberikan izin kepada Penggugat ;
17. Bahwa, berdasarkan permohonan Penggugat melalui Gugatannya
ke Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) Medan, PTUN Medan
mengeluarkan Penetapan No.86/G/PEN/2010/PTUN-Medan
tanggal 18 Nopember 2010, yang memerintahkan agar menunda
pelaksanaan Surat Keputusan Tergugat I No.852/II.c/VIII/2010
tanggal 09 Agustus 2010 perihal : Peg-Off-air-an pemancar radio
Penggugat pada frekuensi FM 99.50 MHz. Penggugat
menginterpretasikan Penetapan No.86/G/PEN/2010/PTUN-Medan
tanggal 18 Nopember 2010, yang memerintahkan agar menunda
pelaksanaan Surat Keputusan Tergugat I No.852/II.c/VIII/2010
tanggal 09 Agustus 2010 perihal : Peg-Off-air-an pemancar radio
Penggugat pada frekuensi FM 99.5 MHz, Interpretasi Penggugat
tersebut,menurut hemat Tergugat IV adalah tidak tepat dan tidak
berdasar sama sekali. Tergugat IV memiliki Izin Stasiun Radio
(ISR) Nomor : 01473476/000SU/2020112012 tanggal 06 Juli 2011
dan Izin Penyelenggaraan Penyiaran (IPP) Tetap Nomor :
37/KOMINFO/9/2011 pada frekuensi FM 99.5 Mhz tanggal 16
September 2011 yang dikeluarkan dan diberikan oleh otoritas
(negara) yang berwenang untuk itu ;
18. Bahwa tindakan Tergugat I dan II yang menerbitkan Izin Stasiun
Radio (ISR) Nomor : 01473476/000SU/2020112012 tanggal 06
Juli 2011 dan Izin Penyelenggaraan Penyiaran (IPP) Tetap
Nomor : 37/KOMINFO/9/2011 pada frekuensi FM 99.5 MHz
tanggal 16 September 2011 yang dikeluarkan dan diberikan oleh
Tergugat II kepada Tergugat IV, sama sekali tidak bertentangan
dengan Penetapan No.86/G/PEN/2010/PTUN-Medan tanggal 18
Nopember 2010, sebab frekuensi FM 99.5 MHz tersebut belum
pernah dinyatakan sebagai hak/izin Penggugat. Sedangkan yang
sudah menjadi hak atau izin Penggugat sekali pun, pemerintah
(Tergugat I,II dan III) sebagai legulator peneyiaran bisa saja
mencabut hak tersebut kalau terjadi penyalahgunaan hak atau izin
tersebut ;
PE
NG
AD
ILA
N T
ING
GI M
ED
AN
. HALAMAN 44 dari 73 Halaman PUTUSAN NOMOR : 121/PDT/2016/PT MDN.
19. Bahwa sebagaimana dijelaskan oleh Penggugat, Izin Stasiun
Radio (ISR) Nomor : 01473476/000SU/2020112012 tanggal 06
Juli 2011 dan Izin Penyelenggaraan Penyiaran (IPP) Tetap
Nomor : 37/KOMINFO/9/2011 pada frekuensi FM 99.5 MHz
tanggal 16 September 2011 yang dikeluarkan dan diberikan oleh
Tergugat II kepada Tergugat IV, adalah berdasarkan pada Forum
Rapat Bersama (FRB) No.04/FRB/SUMUT/09/2010 tanggal 1
September 2010, dimana Forum Rapat Bersama (FRB) adalah
wadah kordinasi antara Pemerintah dengan KPI untuk menerima
atau menolak permohonan izin sebagaimana dimaksud dalam
Undang-undang Nomor 32 Tahun 2002 tentang Penyiaran
jo.Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2005 tentang
Penyelenggaraan Penyiaran Lembaga Penyiaran Swasta ;
20. Bahwa, karena Izin Stasiun Radio (ISR) Nomor :
01473476/000SU/2020112012 tanggal 06 Juli 2011 yang
diterbitkan oleh Tergugat I diberikan kepada Tergugat IV dan Izin
Penyelenggaraan Penyiaran (IPP) Tetap Nomor :
37/KOMINFO/9/2011 pada frekuensi FM 99.5 MHz tanggal 16
September 2011 yang dikeluarkan dan diberikan oleh Tergugat II
kepada Tergugat IV merupakan hasil FRB (Pemerintah dan KPI),
maka Izin Stasiun Radio (ISR) Nomor :
01473476/000SU/2020112012 tanggal 06 Juli 2011 dan Izin
Penyelenggaraan Penyiaran (IPP) Tetap Nomor : 37/
KOMINFO/9/2011 pada frekuensi FM 99.5 Mhz tanggal 16
September 2011 yang dikeluarkan dan diberikan oleh Tergugat II
kepada Tergugat IV adalah sah secara hukum karena
penerbitannya didasarkan pada Undang-undang Nomor 32 Tahun
2002 tentang Penyiaran jo.Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun
2005 tentang Penyelenggaraan Penyiaran Lembaga Penyiaran
Swasta ;
21. Bahwa, dalil gugatan Penggugat (poin 17) yang mengatakan
bahwa gugatan yang diajukan oleh Penggugat telah dikabulkan
oleh PTUN Medan sesuai dengan Putusan No.86/G/2010/PTUN-
Mdn tanggal 19 April 2011 jo.putusan Pengadilan Tinggi Tata
Usaha Negara Medan No.120/B/2011/PT.TUN-Mdn tanggal 04
Oktober 2011, yang memperbaiki amar putusan PTUN Medan
PE
NG
AD
ILA
N T
ING
GI M
ED
AN
. HALAMAN 45 dari 73 Halaman PUTUSAN NOMOR : 121/PDT/2016/PT MDN.
No.86/G/2010/PTUN-Mdn tanggal 19 April 2011, sehingga
berbunyi sebagai berikut :
Mengadili - Menerima permohonan banding dari Tergugat I/PembandingI
dan Tergugat II Intervensi/Pembanding II;
- Menguatkan putusan Pengadilan Tata Usaha Negara Medan
No.86/G/2010/PTUN-Mdn tanggal 19 April 2011, yang
dimohonkan banding, dengan perbaikan amar sehingga
berbunyi lengkap sebagai berikut :
Dalam Eksepsi :
- Menyatakan menolak seluruh eksepsi Tergugat I/Pembanding
dan Tergugat II/Turut Terbanding ;
Dalam Pokok Perkara :
1. Mengabulakan gugatan Penggugat/Terbanding untuk
seluruhnya ;
2. Menyatakan batal Surat Keputusan No.77/M.Kominfo/02/2010
tanggal 10 Februari 2010 perihal : Izin Penyelenggaraan
Penyiaran yang diterbitkan oleh Menteri Komunikasi dan
Informatika RI selaku Tergugat I/Pembanding ;
3. Mewajibkan Tergugat I/Pembanding I untuk mencabut Surat
Keputusan No. No.77/M.Kominfo/02/2010 tanggal 10 Februari
2010 perihal : Izin Penyelenggaraan Penyiaran yang diterbitkan
oleh Menteri Komunikasi dan Informatika RI selaku Tergugat
I/Pembanding ;
4. Menyatakan batal Surat Keputusan No.852/II.c/VIII/2010
tanggal 09 Agustus 2010 perihal : Peng-Off-air-an perangkat
pemancar radio PT.Radio Pelangi Lintas Nusa yang diterbitkan
oleh Kepala Balai Monitor Spektrum Frekuensi Radio Kelas II
Medan selaku Tergugat II/Turut Pembanding ;
5. Mewajibkan Tergugat/Pembanding I dan Tergugat II/Turut
Terbanding untuk memproses lebih lanjut Permohonan
Penggugat/Terbanding tentang Ijin Penyelenggaraan
Penyiaran dan menerbitkan Ijin Penyelenggaraan Penyiaran
pada frekuensi FM 99.50 MHz untuk dan atas nama
Penggugat/Terbanding sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku ;
PE
NG
AD
ILA
N T
ING
GI M
ED
AN
. HALAMAN 46 dari 73 Halaman PUTUSAN NOMOR : 121/PDT/2016/PT MDN.
6. Menghukum Tergugat I/Pembanding, Tergugat II/Turut
Pembanding dan Tergugat II Intervensi/Pembanding II untuk
membayar biaya perkara secara tanggung renteng pada
tingkat banding ditetapkan sebesar Rp.250.000,-(dua ratus
lima puluh ribu rupiah) ;
22. Bahwa, dalil gugatan Penggugat (poin 20) yang menyatakan : “
Bahwa,………dst, namun Tergugat I dan Tergugat IV tidak juga
menjalankan seluruh isi putusan yang telah inkracht tersebut “.
Barangkali Penggugat tidak mencermati amar putusan Banding
Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara Medan
No.120/B/2011/PT.TUN-Mdn tanggal 04 Oktober 2011, yang
memperbaiki amar putusan Pengadilan Tata Usaha Negara
Medan No.86/G/2010/PTUN-Mdn tanggal 19 April 2011. Amar
putusan dimaksud pada poin ke-6 yang mewajibkan Tergugat
I/Pembanding I dan Tergugat II/Turut Pembanding untuk
memproses lebih lanjut Permohonan Penggugat/Terbanding
tentang Ijin Penyelenggaraan Penyiaran dan menerbitkan Ijin
Penyelenggaraan Penyiaran pada frekuensi FM 99.5 MHz untuk
dan atas nama Penggugat/Terbanding sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku. Di situ disebutkan,
mewajibkan untuk memproses lebih lanjut ! Barang kali, Tergugat I
dan Tergugat II telah memproses permohonan Penggugat, tetapi
Permohonan Penggugat tersebut tidak sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku, maka tidak begitu saja Ijin
Penyelenggaraan Penyiaran (IPP) pada frekuensi FM 99.5 MHz
diberikan kepada Penggugat ;
23. Bahwa kalau ternyata Tergugat III telah menjalankan amar
putusan yang telah berkekuatan hukum tetap tersebut, dengan
mencabut Surat Keputusan No.852/II.c/VIII/2010 tanggal 09
Agustus 2010 perihal : Peng-Off-air-an perangkat pemancar radio
PT.Radio Pelangi Lintas Nusa pada frekuensi FM 99.5 Mhz sesuai
dengan Surat No.1247/II.c/B.II/IX/2012 tanggal 06 September
2012 perihal : Pencabutan Surat Ka.Balmon
No.852/II.c/B.II/VIII/2010 tanggal 09-08-2010. Dengan pencabutan
tersebut, tidak serta merta Izin Siaran Radio frekuensi FM 99.50
MHz menjadi milik atau hak Penggugat. Dalam surat pencabutan
tersebut tidak ada disebutkan bahwa dengan pencabutan Surat
PE
NG
AD
ILA
N T
ING
GI M
ED
AN
. HALAMAN 47 dari 73 Halaman PUTUSAN NOMOR : 121/PDT/2016/PT MDN.
Keputusan No.852/II.c/VIII/2010 tanggal 09 Agustus 2010 perihal :
Peng-Off-air-an perangkat pemancar radio PT.Radio Pelangi
Lintas Nusa pada frekuensi FM 99.5 Mhz maka Izin Siaran Radio
frekuensi 99.50 Mhz menjadi milik Penggugat;
24. Bahwa, dalil Penggugat (poin 22) yang menyatakan Ketua
Pengadilan Tata Usaha Negara Medan bermohon kepada
Presiden melalui suratnya No.W.1-TUN 1/259/AT.02.07/IV/2013
tanggal 09 April 2013 yang isinya untuk memerintahkan Tergugat I
agar menjalankan putusan PTUN yang telah berkekuatan hukum
tetap sesuai dengan pasal 116 ayat (6) Undang-undang No.51
Tahun 2009 tentang Peradilan Tata Usaha Negara. Akan tetapi,
bagaimana tindak lanjut permohonan ke Presiden tersebut tidak
disebutkan oleh Penggugat ;
Bahwa, Surat Menteri Komunikasi dan Informatika Republik
Indonesia Nomor : 125/M.KOMINFO/HK.06.02/1/2014 tanggal 30
Januari 2014 yang ditujukan kepada Presiden Republik Indonesia
perihal : Penjelasan Terhadap Surat No.R.03/M.Sesneg/D-4/P
U.10.01/1/2014 tanggal 15 Januari 2014, perihal : Pelaksanaan
Putusan Peradilan Tata Usaha Negara yang Telah Berkekuatan
Hukum Tetap dalam Perkara PT.Radio Pelangi Lintas Nusa.
Dalam suratnya Menteri Komunikasi dan Informatika berbunyi :
“…....dst…...
Selanjutnya dalam pelaksanaan putusan in kracht tersebut, kami
laporkan sebagai berikut :
a. Bahwa untuk melaksanakan putusan PTUN Medan
No.86/G/2010/PTUN-MDN jo.Putusan PT TUN Medan
No.120/B/2011 jo Putusan Mahkamah Agung
No.39K/TUN/2012 yang telah berkekuatan hukum tetap (in
kracht), dengan amar sebagai berikut :…(sesuai amar
putusan)
Menteri Komunikasi dan Informatika telah melakukan hal-hal
sebagai berikut:
1. Sesuai ketentuan Pasal 5ayat (9) PP No.50 Tahun 2005
tentang Penyelenggaraan Penyiaran Lembaga Penyiaran
Swasta : “Forum Rapat Bersama sebagaimana dimaksud
pada ayat (7) diselenggarakan dalam rangka pemberian
persetujuan atau penolakan izin penyelenggaraan
PE
NG
AD
ILA
N T
ING
GI M
ED
AN
. HALAMAN 48 dari 73 Halaman PUTUSAN NOMOR : 121/PDT/2016/PT MDN.
penyiaran melalui penilaian bersama terhadap rekomendasi
kelayakan penyelenggaraan penyiaran dan usulan alokasi
dan penggunaan spectrum frekuensi radio dari KPI serta
terpenuhinya persyaratan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 4 ayat (3), Pemerintah cq. Kementerian Komunikasi
dan Informatika bersama-sama dengan KPI/KPID Sumatera
Utara, telah melaksanakan Forum Rapat Bersama (FRB)
Provinsi Sumatera Utara tanggal 11 Desember 2013.
Dalam FRB tersebut disepakati untuk memberikan Izin
Penyelenggaraan Penyiaran (IPP) Prinsip pada frekuensi
106,2 MHz kepada Radio Pelangi Lintas Nusa,
sebagaimana tercantum dalam Berita Acara No.10 tahun
2013, tanggal 11 Desember 2013 ;
2. Terhadap hasil Putusan FRB pada tanggal 11 Desember
2013 tersebut, PT.Radio Pelangi Lintas Nusa melalui surat
Kuasa Hukumnya No.014/SK-LFM/XII/2013 tanggal 18
Desember 2013, perihal keberatan dan Penolakan atas
Keputusan Forum Rapat Bersama No.10 Tahun 2013 dan
Dimohon Segera Diproses Permohonan Izin
Penyelenggaraan Penyiaran pada Frekuensi FM 99,50 MHz
untuk dan atas nama PT.Radio Pelangi Lintas Nusa
meminta Menteri Komunikasi dan Informatika untuk:
a. Membatalkan hasil FRB Sumatera Utara tanggal 11
Desember 2013 dimaksud ;
b. Memproses dan menerbitkan IPP pada frekuensi 99,50
MHz untuk dan atas nama PT. Radio Pelangi Lintas
Nusa sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
3. Menyikapi keberatan dan penolakan PT.Radio Pelangi
Lintas Nusa atas putusan FRB tersebut dapat kami jelaskan
sebagai berikut :
a. Objek gugatan Perkara No.86/G/TUN/2010/PTUN-MDN
tanggal 18 Oktober 2010 yang diajukan oleh PT.Radio
Pelangi Lintas Nusa adalah Surat Menkominfo
No.77/M.KOMINFO/02/2010 tanggal 10 Februari 2010
perihal Izin Penyelenggaraan Penyiaran (IPP) PT.Radio
Pelangi Lintas Nusa ;
PE
NG
AD
ILA
N T
ING
GI M
ED
AN
. HALAMAN 49 dari 73 Halaman PUTUSAN NOMOR : 121/PDT/2016/PT MDN.
b. Substasi gugatan perkara No.86/G/TUN/2010/PTUN-
MDN sema sekali tidak tekait dengan penetapan
frekuensi 99.50 MHz yang telah diberikan kepada
PT.Radio Kardopa sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan, sebagaimana tercantum dalam
Berita Acara FRB Sumatera Utara tanggal 1 September
2010 ;
c. Terkait dengan penetapan alokasi frekuensi untuk
penyelenggaraan penyiaran, ketentuan peraturan
perundang-undangan mengatur sebagai berikut : (dst)
1) Dst…
2) Dst…
3) Dst…
4) Berdasarkan peraturan perundang-undangan
tersebut di atas,maka :
a. Putusan FRB Sumatera Utara, tanggal 1
September 2010 telah menyetujui pemberian IPP
pada frekuensi 99,50 MHz kepada PT.Radio
Kardopa ;
b. Putusan FRB Sumatera Utara tanggal 11
Desember 2013 telah menyetujui pemberian Izin
Prinsip Penyelenggaraan Penyiaran pada
frekuensi 106,2 MHz untuk PT.Radio Pelangi
Lintas Nusa ;
Dengan demikian pemberian IPP kepada PT.Radio
Kardopa pada frekuensi 99,50 MHz dan Izin Prinsip
kepada PT.Radio Pelangi Lintas Nusa pada
frekuensi 106,2 MHz telah dilakukan sesuai dengan
UU No.32 Tahun 2002 tentang Penyiaran dan UU
No.36 Tahun 1999 tentang Telekomunikasi dan
peraturan pelaksanaannya;
4. Berdasarkan ketentuan peattturan perundang-undangan
tersebut di atas, Menteri Komunikasi dan Informasi secara
hukum :
a. tidak dapat membatalkan hasil putusan FRB Sumatera
Utara tanggal 11 Desember 2013 dimaksud ;
PE
NG
AD
ILA
N T
ING
GI M
ED
AN
. HALAMAN 50 dari 73 Halaman PUTUSAN NOMOR : 121/PDT/2016/PT MDN.
b. tidak dapat memproses dan menerbitkan IPP pada
frekuensi 99.50 MHz untuk dan atas nama PT.Radio
Pelangi Lintas Nusa sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangann yang berlaku, karena frekuensi
99,50 MHz sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan telah diberikan kepada PT.Radio
Kardopa sesuai dengan putusan FRB tanggal 1
September 2010
25. Bahwa sesuai dengan Surat Menteri Komunikasi dan Informatika
Republik Indonesia Nomor : 125/M.KOMINFO/HK.06.02/1/2014
tanggal 30 Januari 2014 yang ditujukan kepada Presiden Republik
Indonesia tersebut, sebenarnya Tergugat I sudah melaksanakan
putusan Mahkamah Agung Nomor :39K/2012 tanggal 18 April
2002 jo. putusan Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara Medan
No.120/B/2011/PT.TUN-Mdn tanggal 04 Oktober 2011, yang
memperbaiki amar putusan Pengadilan Tata Usaha Negara
Medan No.86/G/2010/PTUN-Mdn tanggal 19 April 2011 ;
26. Bahwa dalil Penggugat (poin 23 dan 24a) yang menyatakan
dimana, Tergugat I belum melaksanakan putusan Pengadilan
Tinggi Tata Usaha Negara Medan No.120/B/2011/PT.TUN-Mdn
tanggal 04 Oktober 2011 yang memperbaiki amar Putusan
Pengadilan Tata Usaha Negara Medan No.86/G/2010/PTUN-Mdn
tanggal 19 April 2011 khususnya (poin 3) Mewajibkan Tergugat
I/Pembanding I untuk mencabut Surat Keputusan No.
No.77/M.Komonfo/02/2010 tanggal 10 Februari 2010 perihal : Izin
Penyelenggaraan Penyiaran yang diterbitkan oleh Menteri
Komunikasi dan Informatika RI selaku Tergugat I/Pembanding
dan (poin 5) yang Mewajibkan Tergugat/Pembanding I dan
Tergugat II/Turut Terbanding untuk memproses lebih lanjut
Permohonan Penggugat/Terbanding tentang Ijin Penyelenggaraan
Penyiaran dan menerbitkan Ijin Penyelenggaraan Penyiaran pada
frekuensi FM 99.50 MHz untuk dan atas nama
Penggugat/Terbanding sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku, diartikan sendiri oleh Penggugat sebagai
perbuatan melawan hukum (pasal 1365 KUH Perdata). Tidak
dicabutnya Surat Keputusan No. No.77/M.Komonfo/02/2010
tanggal 10 Februari 2010 perihal : Izin Penyelenggaraan
PE
NG
AD
ILA
N T
ING
GI M
ED
AN
. HALAMAN 51 dari 73 Halaman PUTUSAN NOMOR : 121/PDT/2016/PT MDN.
Penyiaran yang diterbitkan oleh Menteri Komunikasi dan
Informatika RI dan belum dan atau sudah diprosesnya
Permohonan Penggugat/Terbanding tentang Ijin Penyelenggaraan
Penyiaran dan menerbitkan Ijin Penyelenggaraan Penyiaran pada
frekuensi FM 99.50 MHz untuk dan atas nama Penggugat, tidak
dapat dikategorikan sebagai perbuatan melawan hukum karena
Tergugat I sebenarnya sudah melaksanakan isi putusan tersebut
dengan pemberian Izin Prinsip Penyelenggaraan Penyiaran pada
frekuensi 106,2 MHz untuk PT.Radio Pelangi Lintas Nusa
(Penggugat) ;
27. Bahwa kemudian dalil Penggugat (poin 24 b) dimana, Tergugat I
dan Tergugat II yang menerbitkan Izin Stasiun Radio (ISR) Nomor
: 01473476/000SU/2020112012 tanggal 06 Juli 2011 dan Izin
Penyelenggaraan Penyiaran (IPP) Tetap Nomor :
37/KOMINFO/9/2011 pada frekuensi FM 99.50 MHz tanggal 16
September 2011 yang dikeluarkan dan diberikan kepada Tergugat
IV, diartikan sendiri oleh Penggugat sebagai perbuatan melawan
hukum. Penerbitan Izin Stasiun Radio (ISR) Nomor :
01473476/000SU/2020112012 tanggal 06 Juli 2011 dan Izin
Penyelenggaraan Penyiaran (IPP) Tetap Nomor :
37/KOMINFO/9/2011 pada frekuensi FM 99.50 tanggal 16
September 2011 yang dikeluarkan dan diberikan kepada Tergugat
IV, bukan merupakan suatu perbuatan melawan hukum ;
28. Bahwa, sebagaimana Tergugat IV sebutkan di atas, Penggugat
belum pernah diberikan Ijin Siaran Radio, dan belum pernah
diberikan Ijin Penyelenggaraan Penyiaran, dengan demikian
Penggugat tidak bisa mengklaim bahwa frekuensi 99.50 MHz
tersebut sebagai hak miliknya ;
29. Bahwa, seandainya Tergugat I mencabut Tergugat I/Pembanding I
untuk mencabut Surat Keputusan No. No.77/M.Komonfo/02/2010
tanggal 10 Februari 2010 perihal : Izin Penyelenggaraan
Penyiaran dimaksud, tidak otomatis Tergugat I memberikan begitu
saja Izin Penyelenggaraan Penyiaran kepada Penggugat ;
30. Bahwa, seandainya pun Tergugat I memproses lebih lanjut
Permohonan Ijin Penyelenggaraan Penyiaran Penggugat, tidak
otomatis permohonan Penggugat begitu saja dikabulkan oleh
Tergugat I. Putusan Pengadilan Tata Usaha Negara saja pun
PE
NG
AD
ILA
N T
ING
GI M
ED
AN
. HALAMAN 52 dari 73 Halaman PUTUSAN NOMOR : 121/PDT/2016/PT MDN.
menyatakan agar memproses permohonan Penggugat sesuai
dengan undang-undang yang berlaku. Kalau menurut penilaian
Tergugat I bahwa permohonan Penggugat tidak sesuai dengan
Undang-undang Penyiaran Nomor 32 Tahun 2002, maka frekuensi
tidak akan diberikan kepada Penggugat ;
31. Bahwa, Penggugat mendalilkan gugatannya pada pasal 1365 KUH
Perdata yang berbunyi : “Tiap perbuatan melanggar hukum, yang
membawa kerugian kepada orang lain, mewajibkan orang yang
karena salahnya menerbitkan kerugian itu, mengganti kerugian
tersebut”. Dalam pasal 1365 KUH Perdata tersebut terkandung
tanggung jawab berdasar kesalahan (liability based on fault).
32. Bahwa, dengan mencermati dalil-dalil yang Tergugat IV
kemukakan tersebut di atas, tidak terlihat adanya kesalahan pada
Tergugat IV, karena Tergugat IV telah memperoleh Izin Stasiun
Radio (ISR) Nomor : 01473476/000SU/2020112012 tanggal 06
Juli 2011 dan Izin Penyelenggaraan Penyiaran (IPP) Tetap
Nomor : 37/KOMINFO/9/2011 pada frekuensi FM 99.50 MHz
tanggal 16 September 2011 yang diterbitkan oleh Tergugat I dan II
dan diberikan kepada Tergugat IV. Oleh karena Tergugat IV
secara sah sesuai dengan Undang-undang Penyiaran
memperoleh ijin dimaksud maka Tergugat IV tidak dapat
dikategorikan sebagai melakukan perbuatan melawan hukum
terhadap Penggugat, oleh karena itu Tergugat IV tidak pantas
dihukum untuk mengganti kerugian (berapa pun itu) terhadap
Penggugat;
33. Bahwa dalil Penggugat (poin 25) yang menyatakan bahwa
Penggugat menderita kerugian baik secara materil maupun secara
immaterial karena Penggugat tidak dapat mempergunakan
frekuensi FM 99.50 MHz secara clear untuk tujuan komersil.
Penggugat sebenarnya tidak dapat memergunakan frekuensi FM
99.50 MHz tersebut, karena karena Penggugat tidak memperoleh
Ijin resmi dari Pemerintah (Tergugat I, II dan III) selaku regulator
perijinan penyiaran. Karena Penggugat tidak memiliki ijin sehingga
tidak berhak, maka kerugian apa pun yang terjadi adalah resiko
dan tanggungjawab Penggugat sendiri ;
PE
NG
AD
ILA
N T
ING
GI M
ED
AN
. HALAMAN 53 dari 73 Halaman PUTUSAN NOMOR : 121/PDT/2016/PT MDN.
Berdasarkan hal-hal yang Tergugat IV kemukakan tersebut di atas, sangat
beralasan menurut hukum apabila Majelis Hakim yang memeriksa dan
mengadili perkara a quo menolak gugatan Penggugat baik tuntutan dalam
provisi maupun tuntutan dalam pokok perkara atau setidak-tidaknya
menyatakan gugatan Penggugat tidak dapat diterima (niet
ontvankelijkverkaard);
B. DALAM REKONPENSI
1. Bahwa, apa yang Penggugat dr/Tergugat IV dk sebutkan dalam
bagian konpensi, untuk tidak mengulanginya lagi, mohon dianggap
menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam bagian rekonpensi di
bawah ini ;
2. Bahwa, PT. Radio Kardopa (Penggugat dr/Tergugat IV dk)
sebagai sarana dan media penyampai informasi dan hiburan
berlangsung di Sumatera Utara umumnya dan di Medan
sekitarnya pada khususnya sejak tahun 1976 sampai dengan
sekarang ini, merupakan radio exsisting yang dulunya mengudara
pada frekwensi AM 1017 Khz. Seiring dengan perkembangan
teknologi penyiaran, dimana kanal frekuensi AM tidak lagi
memenuhi selera pendengarnya, maka pada tahun 2005 Radio
Kardopa mengajukan permohonan untuk migrasi ke kanal
frekuensi FM. Untuk berpindah ke kanal frekuensi FM dimaksud
maka Penggugat dr/Tergugat dk mengajukan permohonan kepada
Tergugat II dr/Tergugat I dk sesuai dengan Undang-undang
Nomor 32 Tahun 2002 tentang Penyiaran. Pasal 33 ayat (1)
Undang-undang Penyiaran dimaksud berbunyi : “ Suatu badan
atau lembaga radio wajib memperoleh ijin penyelenggaraan
penyiaran” ;
3. Bahwa, pada tahun 2008 Penggugat dr/Tergugat IV dk kembali
mengajukan permohonan ijin penyiaran melalui Komisi Penyiaran
Indonesia Daerah (KPID) Sumatera Utara dan Depkominfo Jakara,
yang kemudian ditindaklanjuti oleh KPID Sumut dengan
mengeluarkan rekomendasi No.48/549/KPID-SU/VI/08 tanggal 11
Juni 2008 dan surat KPID Sumut No.480/KPID-SU/III/09 ;
4. Bahwa, melalui surat dari KPID Sumut No. 482/923/KPID-
SU/VI/09 tanggal 29 Juni 2009 disampaikan hasil Forum Rapat
PE
NG
AD
ILA
N T
ING
GI M
ED
AN
. HALAMAN 54 dari 73 Halaman PUTUSAN NOMOR : 121/PDT/2016/PT MDN.
Bersama (FRB) di Bali tanggal 19 Juli 2009 antara KPID-SU,
Depkominfo RI (Ditjen SKDI dan Ditjen Postel), Dinas Komunikasi
dan Informasi Pemerintah Provinsi Sumatera Utara (Dinkominfo
Pempropsu) dan Balai Monitoring Spektrum Frekuensi Radiao
(Balmon) Kelas II Medan yang menyatakan bahwa 5 (lima)
Lembaga Penyiaran Swasta Jasa Penyiaran Radio termasuk
PT.RADIO KARDOPA yang diseleksi untuk memperebutkan 1
(satu) kanal frekuensi FM di wilayah Medan ;
5. Bahwa, pada tanggal 28 Oktober 2009 Tim Verifikasi Evaluasi Uji
Coba Siaran Direktoran Jenderal SKDI Depkominfo Jakarta
melaksanakan Verifikasi Evaluasi Uji Coba Siaran (EUCS) dalam
rangka pemeriksaan dan evaluasi lapangan terkait administrasi
dan data teknik serta kondisi factual kegiatan operasional
penyiaran terhadap Lembaga Penyiaran Swasta Jasa Penyiaran
PT.RADIO KARDOPA ;
6. Bahwa, dari hasil Tim Verifikasi Faktual yang kemudian
ditindaklanjuti dengan Forum Rapat Bersama (FRB) tanggal 1
September 2010 di Jakarta menyatakan bahwa RADIO KARDOPA
DISETUJUI untuk mendapatkan 1 (satu) kanal frekuensi FM yang
tersedia di wilayah layanan Kota Medan ;
7. Bahwa, dari hasil Forum Rapat Bersama (FRB) tanggal 1
September 2010 dalam Berita Acara No.04/FRB/Sumut/09/2010
menyebutkan bahwa RADIO KARDOPA telah disetujui untuk
diberikan Ijin Penyelenggaraan Penyiaran (IPP) Tetap, namun
frekuensi ditetapkan setelah diterbitkannya revisi KM15/2003.
Kemudian. Pada tanggal 12 Oktober 2010 akhirnya oleh Direktur
Usaha Penyiaran Dirjen SKDI Kominfo RI
No.222/DJSKDI.3/KOMINFO/10/2010 telah menyetujui PT.RADIO
KARDOPA untuk mendapatkan Ijin Penyelenggaraan Penyiaran
(IPP) Tetap pada Kanal Frekuensi FM 99,5 MHz di Wilayah
Layanan Kota Medan ;
8. Bahwa, berdasarkan Keputusan Forum Rapat Bersama (FRB)
tanggal 1 September 2010 di Jakarta dan Surat Persetujuan Dirjen
SKDI No.222/DJSKDI.3/KOMINFO/20/2010 tersebut, PT. RADIO
KARDOPA membeli alat pemancar FM dan mensertifikasi
pemancar tersebut ke Dirjen Postel Kominfo RI pada tanggal 11
Nopember 2010 dengan Sergifikat No.17168/POSTEL/2010,
PE
NG
AD
ILA
N T
ING
GI M
ED
AN
. HALAMAN 55 dari 73 Halaman PUTUSAN NOMOR : 121/PDT/2016/PT MDN.
dimana Sertifikasi Pemancar adalah salah satu persyaratan untuk
mendapatkan Ijin Siaran Radio (ISR) ;
9. Bahwa, kemudian pada tanggal 20 September 2010 Badan
Monitoring Frekuensi Radio (Balmon) Kelas II Medan
memerintahkan PT.RADIO KARDOPA untuk membuat Surat
Pernyataan untuk pemindahan frekuensi. Berselang 2 (dua) hari
setelah surat pernyataan tersebut dibuat, maka berdasarkan
rekomendasi dari Balmon Kelas II Medan sewaktu memonitoring
frekuensi ke RADIO KARDOPA, RADIO KARDOPA melakukan uji
coba frekuensi 99,5 FM sejak tanggal 22 September 2010 ;
10. Bahwa, ketika PT. RADIO KARDOPA bermigarsi langsung ke
frekuensi 99,5 FM, namun mendapat gangguan dari radio
Tergugat dr/Penggugat dk (PT.RADIO PELANGI LINTAS NUSA
MEDAN), yang juga mengudara di frekuensi yang sama. Atas
gangguan tersebut maka Penggugat dr/Tergugat IV dk meminta
pihak Balai Monitor Spektrum Frekuensi Radio (Balmon) Kelas II
Medan dan Menkominfo Jakarta untuk segera menertibkan siaran
radio Tergugat dr/Penggugat dk, tetapi sampai sekarang tidak
ditindaklanjuti. Hal tersebut sudah diakui terus terang dalam
gugatan Tergugat dr/Penggugat dk yang mempergunakan
frekuensi 99,50 FM secara tidak sah (illegal) ;
11. Bahwa, pada tanggal 6 Juni 2011 Menteri Komunikasi dan
Informasi Republik Indonesia mengeluarkan / menerbitkan ISR
(Izin Stasiun Radio) di kanal 120 frekuensi 99,50 FM untuk
PT.RADIO KARDOPA (Penggugat dr/Tergugat IV dk) dengan
No.01473476-000SU/2020112012 ;
12. Bahwa pada tanggal 21 September 2011, Direktorat Penyiaran,
Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Pos dan Informatika
Kementerian Komunikasi dan Informasi RI menyampaikan
pemberitahuan melalui surat No.694/DJPPI.4/Kominfo/09/2011
yang menyatakan bahwa Ijin Penyeleggaraan Penyiaran (IPP)
PT.RADIO KARDOPA telah keluar oleh Kemenkominfo dengan
No.437/Kominfo/9/2011 tertanggal 16 September 2011 dan IPP
tersebut telah disampaikan kepada Komisi Penyiaran Indonesia
Daerah Sumatera Utara (KPIDSU), akan tetapi baru diserahkan
oleh KPIDSU kepada PT.RADIO KARDOPA pada tanggal 28
PE
NG
AD
ILA
N T
ING
GI M
ED
AN
. HALAMAN 56 dari 73 Halaman PUTUSAN NOMOR : 121/PDT/2016/PT MDN.
Nopemember 2014 setelah diadukan ke Poldasu dengan pasal
penggelapan ;
13. Bahwa, oleh karena pemakaian frekuensi 99,50 FM oleh Tergugat
dr/Penggugat dk (PT.Radio Pelangi Lintas Nusa / Radio Mutiara
FM), mengakibatkan terganggunya siaran PT. RADIO KARDOPA
(Penggugat dr/Tergugat IV dk), dengan perkataan lain RADIO
MUTIARA (PT.Radio Pelangi Lintas Nusa) melakukan
pendablingan/menimpa siaran PT.RADIO KARDOPA, sehingga
siarannya hilang di udara. Hilangnya PT.RADIO KARDOPA di
udara mengakitbatkan hilangnya siaran yang bernuansa etnik
seperti siaran lagu-lagu Batak, Padang, Karo dan Melayu. Pada
hal siaran PT.RADIO KARDOPA yang membawakan lagu-lagu
etnik tersebut kepada para pendengarnya telah membawa
PT.RADIO KARDOPA sebagai salah satu radio branded di
Sumatera Utara umumnya dan di Medan khususnya, sehingga
selalu menduduki rating tertinggi dan terbesar di Sumatera Utara
berdasarkan survey terkemuka AC Nielsen. Selain itu, PT.RADIO
KARDOPA juga telah menerima penghargaan 7 (tujuh) kali
berturut-turut sebagai radio swasta terbaik dalam program
pemberdayaan perempuan sejak tahun 2005 s/d 2010 yang
diberikan oleh Gubernur Sumatera Utara,dan oleh karena itu pula
PT.RADIO KARDOPA adalah sebagai pembayar pajak terbesar di
bidang radio di Sumatera Utara ;
14. Bahwa, pemakaian frekuensi 99,5 FM Oleh Tergugat
dr/Penggugat dk (PT.Radio Pelangi Lintas Nusa / Radio Mutiara
FM) tanpa ijin/tidak sah, dklasifikasikan sebagai perbuatan
melawan hukum [Wirjono Prodjodikoro : Perbuatan Melanggar
Hukum, Pengertian perbuatan melawan hukum termasuk suatu
perbuatan, yang memperkosa suatu hak hukum orang lain, atau
yang bertentangan dengan keyakinan hukum si pembuat, atau
bertentangan dengan kesusilaan (geode zeden) atau dengan
suatu keputusan dalam masyarakat perihal memperhatikan
kepentingan orang lain, (hal.8). Oleh karena tindakannya
merugikan orang lain, tidak dapat dibilang bertindak berdasar atas
suatu hak dan maka dari itu diwajibkan mengganti kerugian, hal
10]. Sejak diterbitkannya ijin RADIO KARDOPA (Ijin Penggugat
dr/Tergugat IV dk), namun Penggugat dr/Tergugat IV dk tidak
PE
NG
AD
ILA
N T
ING
GI M
ED
AN
. HALAMAN 57 dari 73 Halaman PUTUSAN NOMOR : 121/PDT/2016/PT MDN.
dapat mengudara secara cleer (jernih) pada kanal 99,5 FM,
karena adanya gangguan dari RADIO MUTIARA (Tergugat
dr/Penggugat dk. (Hal ini sudah diakui terus terang oleh Tergugat
dr/Penggugat dk). Perbutan/pemakaian frekuensi 99,5 FM secara
tidak sah/tanpa ijin/illegal oleh Tergugat dr/Penggugat dk
dikualifiskasi sebagai perbuatan melawan hukum yang membawa
kerugian yang sangat besar bagi Penggugat dr/Tergugat IV dk
mewajibkan Tergugat dr/Penggugat dk mengganti kerugian
tersebut kepada Penggugat dr/Tergugat IV dk ;
15. Bahwa, walaupun adanya putusan Pengadilan Tata Usaha Negara
Medan No.86/G/2010/PTUN-Mdn tanggal 19 April 2011 jo.
putusan Putusan Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara Medan
No.120/B/2011/PT.TUN-Mdn tanggal 04 Oktober 2011 jo. Putusan
Mahkamah Agung Nomor : 39K/2012/ tanggal 18 April 2012 jo.
Putusan Peninjauan Kembali Nomor : 07/PK/TUN/2013 tanggal 02
Mei 2013, tidak berarti bahwa Tergugat dr/Penggugat dk telah
memiliki ijin siaran radio (ISR) karena putusan PTUN Medan, jo
putusan PT TUN,putusan MA dimaksud tidak ada memberikan ijin
siaran radio kepada Tergugat dr/Penggugat dk.
16. Bahwa, Putusan Putusan Peninjauan Kembali Nomor :
07/PK/TUN/2013 tanggal 02 Mei 2013 Jo. Putusan Mahkamah
Agung Nomor : 39K/2012/ tanggal 18 April 2012 MA, Jo. Putusan
Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara Medan
No.120/B/2011/PT.TUN-Mdn tanggal 04 Oktober 2011 yang
memperbaiki amar putusan Pengadilan Tata Usaha Negara
Medan No.86/G/2010/PTUN-Mdn tanggal 19 April 2011,
sehingga berbunyi sebagai berikut :
Mengadili
- Menerima permohonan banding dari Tergugat I/PembandingI
dan Tergugat II Intervensi/Pembanding II;
- Menguatkan putusan Pengadilan Tata Usaha Negara Medan
No.86/G/2010/PTUN-Mdn tanggal 19 April 2011, yang
dimohonkan banding, dengan perbaikan amar sehingga
berbunyi lengkap sebagai berikut :
PE
NG
AD
ILA
N T
ING
GI M
ED
AN
. HALAMAN 58 dari 73 Halaman PUTUSAN NOMOR : 121/PDT/2016/PT MDN.
Dalam Eksepsi :
- Menyatakan menolak seluruh eksepsi Tergugat I/Pembanding
dan Tergugat II/Turut Terbanding ;
Dalam Pokok Perkara :
- Mengabulakan gugatan Penggugat/Terbanding untuk
seluruhnya ;
- Menyatakan batal Surat Keputusan No.77/M.Kominfo/02/2010
tanggal 10 Februari 2010 perihal : Izin Penyelenggaraan
Penyiaran yang diterbitkan oleh Menteri Komunikasi dan
Informatika RI selaku Tergugat I/Pembanding ;
- Mewajibkan Tergugat I/Pembanding I untuk mencabut Surat
Keputusan No. No.77/M.Kominfo/02/2010 tanggal 10 Februari
2010 perihal : Izin Penyelenggaraan Penyiaran yang diterbitkan
oleh Menteri Komunikasi dan Informatika RI selaku Tergugat
I/Pembanding ;
- Menyatakan batal Surat Keputusan No.852/II.c/VIII/2010
tanggal 09 Agustus 2010 perihal : Peng-Off-air-an perangkat
pemancar radio PT.Radio Pelangi Lintas Nusa yang diterbitkan
oleh Kepala Balai Monitor Spektrum Frekuensi Radio Kelas II
Medan selaku Tergugat II/Turut Pembanding ;
- Mewajibkan Tergugat/Pembanding I dan Tergugat II/Turut
Terbanding untuk memproses lebih lanjut Permohonan
Penggugat/Terbanding tentang Ijin Penyelenggaraan
Penyiaran dan menerbitkan Ijin Penyelenggaraan Penyiaran
pada frekuensi FM 99.50 MHz untuk dan atas nama
Penggugat/Terbanding sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku ;
- Menghukum Tergugat I/Pembanding, Tergugat II/Turut
Pembanding dan Tergugat II Intervensi/Pembanding II untuk
membayar biaya perkara secara tanggung renteng pada
tingkat banding ditetapkan sebesar Rp.250.000,-(dua ratus
lima puluh ribu rupiah) ;
17. Bahwa, mengetahui dari putusan Pengadilan TUN tersebut tidak
ada memberikan ijin kepada Tergugat dr/Penggugat dr, hanya
berupa perintah kepada Tergugat I dk untuk memproses lebih
lanjut permohonan Tergugat dr/Penggugat dk tentang Ijin
Penyelenggaraan Penyiaran dan menerbitkan Ijin
PE
NG
AD
ILA
N T
ING
GI M
ED
AN
. HALAMAN 59 dari 73 Halaman PUTUSAN NOMOR : 121/PDT/2016/PT MDN.
Penyelenggaraan Penyiaran pada frekuensi FM 99.50 MHz untuk
dan atas nama Tergugat dr / Penggugat dk sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku . Bahwa untuk
diproses sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku belum mengartikan atau belum memastikan ijin harus
diberikan kepada Tergugat dr/Penggugat dk. Kalau ternyata
permohonan Tergugat dr/Penggugat dk tidak sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku, bagaimana
mungkin Tergugat I dk memberikan ijin kepada Tergugat
dr/Penggugat dk ?
18. Bahwa, oleh karena tidak adanya ijin oleh Tergugat dr/Penggugat
dk mempergunakan frekuensi 99,5 FM, sementara Penggugat
dr/Tergugat IV dk sudah memiliki ijin atas frekuensi 99,5 FM maka
yang melakukan perbuatan melawan hukum adalah Tergugat
dr/Penggugat dk. Penggugunaan frekuensi 99,5 FM secara
illegal/tanpa hak/tanpa ijin merugikan Penggugat dr/Tergugat IV
dk, maka Tergugat dr/Penggugat dk wajib mengganti kerugian
tersebut, sesuai dengan ketentuan pasal 1365 KUH Perdata jo
pasal 1367 ayat 3 KUH Perdata yaitu pertanggungjawaban
seseorang atas perbuatan “ondergeschikte” (orang yang berada di
bawah perintah orang lain) ;
19. Bahwa, pemakaian tanpa ijin frekuensi 99,5 FM oleh oleh
Tergugat dr/Penggugat dk adalah kesalahan (schuld) yang
merupakan sebab sehingga menimbulkan kerugian (akibat) bagi
Penggugat dr/Tergugat IV dk. Dengan kata lain, Tergugat
dr/Penggugat dk dapat dipertanggungjawabkan untuk mengganti
kerugian karena melakukan perbuatan melanggar hukum
mempergunakan ijin frekuensi 99,5 FM milik Penggugat
dr/Tergugat IV dk, dimana Tergugat dr/Penggugat dk mengetahui
betul bahwa perbuatannya berakibat terganggunya kepentingan
Penggugat dr/Tergugat IV dr yaitu siaran Radio Kardopa milik
Penggugat dr/Tergugat IV dk menjadi terganggu siarannya (tidak
cleer) tersebut ;
20. Bahwa, kesalahan Tergugat dr/Penggugat dk mempergunakan
frekuensi 99,5 FM milik Penggugat dr/Tergubat IV dk merupakan
pengambilan resiko karena semua tahu bahwa mempergunakan
ijin yang bukan miliknya sendiri dapat menimbulkan kerugian pada
PE
NG
AD
ILA
N T
ING
GI M
ED
AN
. HALAMAN 60 dari 73 Halaman PUTUSAN NOMOR : 121/PDT/2016/PT MDN.
pihak (orang) lain. Kesadaran akan kesalahan Tergugat
dr/Penggugat dk tersebut dinamakan sebagai kesengajaan karena
dengan mengambil resiko seperti itu berarti memiliki kemauan
untuk memikul tanggungjawab atas akibat dari perbuatannya yaitu
mengganti segala kerugian yang diderita oleh Penggugat
dr/Penggugat dk ;
21. Bahwa, kerugian yang timbul bagi Penggugat dr/Tergugat IV dk
baik secara materil maupun secara immaterial sebagai akibat dari
perbuatan pemakaian frekuensi radio 99,5 FM milik Penggugat
dr/Tergugat IV dk sehingga Penggugat dr/Tergugat IV dk tidak
dapat mempergunakan frekuensi FM 99,5 MHz, dapat
diperhitungkan dengan uang sebagai berikut :
A. Kerugian Materil :
1. Tiket Pesawat pengurusan ijin Radio Kardopa Rp. 24.000.000,-
2. Biaya Akomodasi pengurusan ijin Radio Kardopa Rp. 54.628.385,-
3. Biaya Promosi Rp. 37.631.200,-
4. Biaya Pengurusan ijin di Mapoldasu Rp. 3.100.000,-
5. Biaya iklan Pengembalian Pemancar Rp. 2.722.500,- 6. Biaya Penarikan pemancar dari Kantor Polisi Rp. 5.000.000,- 7. Biaya Penambahan tower sepanjang 15M Rp. 17.000.000,- 8. Biaya legalisasi IPP di Notaris Rp. 150.000,- 9. Biaya kirim surat Rp. 492.000,-
10. Pembelian antenna pemancar USD 29.500X12.980 Rp. 522.445.000,- 11. Biaya listrik kurang lebih 7.000.000 per bulan X 12X 4 tahun
(2012,2013.2014) Rp. 336.000.000,-
Jumlah Rp. 1.003.169.085,- (Satu milyar tiga juta seratus enam puluh sembilan ribu delapan puluh lima rupiah)
B. Kerugian Immateril yang diderita oleh Penggugat dr/Tergugat IV dk sebesar Rp.3.000.000.000,- (Tiga milyar rupiah) ;
22. Bahwa, untuk menghindari gugatan Penggugat dr/Tergugat IV dk
dalam perkara aquo tidak nihil kelak, maka dimohonkan kepada
Ketua Pengadilan Negeri Medan qq. Majelis Hakim yang
memeriksa dan mengadili perkara berkenan meletakkan Sita
Jaminan (Conservatoir Beslaag) atas :
1. Tanah dan bangunan milik Tergugat dr/Penggugat dk setempat
terletak di Jalan Karya Wisata Komplek Taman Johor Indah
PE
NG
AD
ILA
N T
ING
GI M
ED
AN
. HALAMAN 61 dari 73 Halaman PUTUSAN NOMOR : 121/PDT/2016/PT MDN.
Permai II Blok A/47 Kelurahan Pangkalan Mansyur, Kecamatan
Medan Johor, Kota Medan ;
2. Seperangkat pemancar radio milik Tergugat dr/Penggugat dk
setempat terletak di di Jalan Karya Wisata Komplek Taman
Johor Indah Permai II Blok A/47 Kelurahan Pangkalan
Mansyur, Kecamatan Medan Johor, Kota Medan ;
23. Tuntutan Provisionil.
- Bahwa, fakta hukum yang tidak terbantahkan lagi :
Pada tanggal 12 Oktober 2010, Direktur Usaha Penyiaran
Dirjen SKDI Kominfo RI No.222/DJSKDI.3/KOMINFO/10/2010
telah menyetujui PT.RADIO KARDOPA untuk mendapatkan Ijin
Penyelenggaraan Penyiaran (IPP) Tetap pada Kanal Frekuensi
FM 99,50 MHz di Wilayah Layanan Kota Medan ;
Dan
Pada tanggal 6 Juni 2011 Menteri Komunikasi dan Informasi
Republik Indonesia mengeluarkan / menerbitkan ISR (Izin
Stasiun Radio) di kanal 120 frekuensi 99,50 FM untuk
PT.RADIO KARDOPA (Penggugat dr/Tergugat IV dk) dengan
No.01473476-000SU/2020112012 ;
Sehingga perbuatan Tergugat dr/Penggugat dk sangat
merugikan Penggugat dr/Tergugat IV dk karena tidak dapat
bersiaran dengan clear pada frekuensi tersebut dan frekuensi
tersebut tetap didubling dan dipergunakan secara komersiil
oleh Tergugat dr/Penggugat dk. Oleh karena itu, mohon
kehadapan Majelis Hakim yang memeriksa dan mengadili
perkara a quo, mengambil suatu Putusan Provisi, yang
berbunyi :
1. Memerintahkan Tergugat dr/Penggugat dk (PT.RADIO
PELANGI LINTAS NUSA / RADIO MUTIARA)
menghentikan siaran radio (off air) pada frekuensi FM 99.50
Mhz, sampai putusan dalam perkara ini berkekuatan hukum
tetap :
2. Menghukum Tergugat dr/Penggugat dk untuk membayar
uang paksa (dwangsom) sebesar Rp.5.000.000,- (lima juta
rupiah) untuk setiap harinya apabila Tergugat dr/Penggugat
dk tidak bersedia menjadalankan atau lalai menjalankan
tuntutan provisi tersebut ;
PE
NG
AD
ILA
N T
ING
GI M
ED
AN
. HALAMAN 62 dari 73 Halaman PUTUSAN NOMOR : 121/PDT/2016/PT MDN.
24. Bahwa apabila Tergugat dr/Penggugat dk tidak bersedia
menjalankan isi putusan setelah putusan dalam perkaran ini
memperoleh kekuatan hukum yang tetap (incracht van gewisjde),
mohon kehadapan Majelis Hakim yang memeriksa dan mengadili
perkara agar menghukum Tergugat dr/Penggugat dk untuk
membayar uang paksa (dwangsom) kepada Penggugat
dr/Tergugat IV dk sebesar Rp.5.000.000,-(lima juta rupiah) setiap
harinya, terhitung sejak putusan ini memperoleh kekuatan hukum
yang tetap sampai dengan Tergugat dr/Penggugat dk
melaksanakan isi putusan dalam perkara aquo ;
25. Bahwa, oleh karena dalam perkara a quo didukung oleh bukti-bukti
otentik, maka sangat beralasan menurut hukum apabila Majelis
Hakim yang memeriksa dan mengadili perkara a quo menyatakan
putusan dalam perkara ini dapat dijalankan terlebih dahulu
(uitvoerbaar bij vooraad) walaupun ada banding, kasasi, maupun
perlawanan ;
26. Bahwa, berdasarkan dalil-dalil gugatan sebagaimana
dikemukakan tersebut di atas, dimohonkan kehadapan Majelis
Hakim yang memeriksa dan mengadili perkara a quo untuk
mengambil suatu putusan yang amarnya berbunyi sebagai berikut
:
M E N G A D I L I
Dalam Konpensi: Dalam Eksepsi : - Menerima jabawan Tergugat IV dk/Penggugat dr tersebut ;
Dalam Pokok Perkara
- Menolak gugatan Penggugat dk/Tergugat dr untuk
seluruhnya ;
Dalam Rekonpensi : Dalam Provisi : - Mengabulkan gugatan Provisi dari Penggugat dr/Tergugat IV
dk untuk seluruhnya ;
- Memerintahkan Tergugat dr/Penggugat dk (PT.RADIO
PELANGI LINTAS NUSA / RADIO MUTIARA) menghentikan
PE
NG
AD
ILA
N T
ING
GI M
ED
AN
. HALAMAN 63 dari 73 Halaman PUTUSAN NOMOR : 121/PDT/2016/PT MDN.
siaran radio (off air) pada frekuensi FM 99.5 Mhz, sampai
putusan dalam perkara ini berkekuatan hukum tetap :
- Menghukum Tergugat dr/Penggugat dk untuk membayar uang
paksa (dwangsom) sebesar Rp.5.000.000,- (lima juta rupiah)
untuk setiap harinya apabila Tergugat dr/Penggugat dk tidak
bersedia atau lalai menjalankan tuntutan provisi tersebut,
terhitung sejak tanggal dibacakan putusan provisi tersebut
sampai Tergugat dr/Penggugat dk bersedia menghentikan
siaran radio (off air) PT.RADIO PELANGI LINTAS NUSA
(RADIO MUTIARA) pada frekuensi FM 99.5 Mhz, sampai
putusan dalam perkara ini berkekuatan hukum tetap ;
- Menyatakan putusan dalam provisi tersebut dapat dijakankan
terlebih dahulu walapun ada banding, kasasi, peninjauan
kembali maupun perlawanan ; Dalam Pokok Perkara : - Mengabulkan gugatan Penggugat dr/Tergugat IV dk untuk
seluruhnya ; - Menguatkan putusan Provisi yang telah diambil dalam perkara
ini ; - Menyatakan Tergugat dr / Penggugat dk melakukan perbuatan
melawan hukum (onrecht matigedaad) ; - Menyatakan sah dan berharga sita jaminan terhadap :
1. Tanah dan bangunan milik Tergugat dr/Penggugat dk
setempat terletak di Jalan Karya Wisata Komplek Taman
Johor Indah Permai II Blok A/ Kelurahan Pangkalan
Mansyur, Kecamatan Medan Johor, Kota Medan ;
2. ahuSeperangkat pemancar radio milik Tergugat
dr/Penggugat dk setempat terletak di di Jalan Karya Wisata
Komplek Taman Johor Indah Permai II Blok A/47 Kelurahan
Pangkalan Mansyur, Kecamatan Medan Johor, Kota Medan
. - Menyatakan Penggugat dr/Tergugat IV dk (PT.RADIO
KARDOPA) sebagai pemegang hak atas Ijin Stasiun Radio
(ISR) Nomor : 01473476-000SU/2020112012 pada kanal 120
frekuensi FM 99,5 FM tanggal 06 Juni 2011 yang dikeluarkan
oleh Tergugat I dk ;
- Menyatakan Penggugat dr/Tergugat IV dk (PT.RADIO
KARDOPA) sebagai pemegang hak atas Ijin Penyelenggaraan
PE
NG
AD
ILA
N T
ING
GI M
ED
AN
. HALAMAN 64 dari 73 Halaman PUTUSAN NOMOR : 121/PDT/2016/PT MDN.
Penyiaran (IPP) Tetap pada Kanal Frekuensi FM 99,5 MHz di
Wilayah Layanan Kota Medan sesuai dengan surat Direktur
Usaha Penyiaran Dirjen SKDI Kominfo RI
No.222/DJSKDI.3/KOMINFO/10/2010 tanggal 12 Oktober 2010
;
- Menghukum Tergugat dr/Penggugat dk untuk seketika dan
sekaligus membayar kerugian materiil sebesar Rp.
1.003.169.085,-(Satu milyar tiga juta seratus enam puluh
sembilan ribu delapan puluh lima rupiah) dan kerugian
immaterial sebesar Rp.3.000.000.000,- (Tiga milyar rupiah) ;
- Menghukum Tergugat dr/Penggugat dk untuk membayar uang
paksa (dwangsoom) kepada Penggugat dr/Tergugat IV dk
sebesar Rp.5.000.000,- (lima juta rupiah) setiap hari apabila
Tergugat dr/Penggugat dk lalai untuk menjalankan putusan
setelah berkekuatan hukum tetap ;
- Menyatakan putusan dalam perkara ini dapat dijalankan
terlebih dahulu meskipun ada banding, kasasi, peninjauan
kembali atau pun perlawanan ;
- Menghukum Tergugat dr/Penggugat dk untuk membayar biaya
perkara yang timbul dalam perkara ini ;
- Apabila Majelis Hakim yang memeriksa dan mengadili perkara
ini berpendapat lain, mohon putusan yang seadil-adilnya (ex
aequo et bono);
Setelah membaca berturut-turut :
1. Surat Pemberitahuan putusan Pengadilan Negeri Medan Nomor
:594/Pdt.G/2014/PN.Mdn, yang dibuat dan ditanda tangani oleh Juru Sita
Pengadilan Negeri Medan hari Senin tanggal 10 Agustus 2015,telah memberitahukan kepada RADIO KARDOPA MEDAN;
2. Akta banding Nomor :115/2015,yang dbuat oleh Panitera Pengadilan Negeri
Medan bahwa pada hari Senin tanggal 27 Juli 2015 Kuasa Tergugat I,II dan
III telah menyatakan banding terhadap putusan Pengadilan Negeri Medan Nomor :594/Pdt.G/2014/PN.Mdn;
3. Relaas Pemeberitahuan pernyataan banding Nomor : 594/
Pdt.G/2014/PN.Mdn; yang dibuat dan ditanda tangani oleh Juru Sita
PE
NG
AD
ILA
N T
ING
GI M
ED
AN
. HALAMAN 65 dari 73 Halaman PUTUSAN NOMOR : 121/PDT/2016/PT MDN.
Pengadilan Negeri Medan bahwa pada hari Selasa tanggal 20 Oktober
2015 telah memberitahukan kepada Kuasa Terbanding/Penggugat tentang
pernyataan banding terhadap putusan Pengadilan Negeri Medan
Nomor :594/Pdt.G/2014/PN.Mdn oleh Para Pembanding semula Tergugat I, II dan III;
4. Relaas Pemeberitahuan pernyataan banding Nomor : 594/
Pdt.G/2014/PN.Mdn; yang dibuat dan ditanda tangani oleh Juru Sita
Pengadilan Negeri Medan bahwa pada hari Kamis tanggal 29 Oktober
2015 telah memberitahukan kepada Kuasa Pembanding IV semula
Tergugat IV tentang pernyataan banding terhadap putusan Pengadilan
Negeri Medan Nomor :594/Pdt.G/2014/PN.Mdn oleh Para Pembanding
semula Tergugat I,II dan III;
5. Akta Banding Nomor: 121/2015 yang yang dbuat oleh Panitera Pengadilan
Negeri Medan bahwa pada hari RABU tanggal 12 AGUSTUS 2015 Kuasa
Tergugat IV telah menyatakan banding terhadap putusan Pengadilan
Negeri Medan Nomor :594/Pdt.G/2014/PN.Mdn;telah menyatakan
banding terhadap putusan Pengadilan Negeri Medan Nomor : 594/ Pdt.G/2014/PN.Mdn;
6. Akta tanda terima Memori banding yang dibuat oleh Panitera Pengadilan
Negeri Medan yang menyatakan bahwa pada hari Selasa tanggal 08
AGUSTUS 2015 telah menerima memori banding dari Kuasa Para
Pembanding I,II,III semula Tergugat I,II dan III, dan memori banding
tersebut telah diserahkan kepada Terbanding semula Penggugat pada hari
Selasa tanggal 20 Oktober 2015 kepada Terbanding semula Penggugat
sesuai dengan Relas Penyerahan memori banding Nomor : 594/
Pdt.G/2014/PN.Mdn dan kepada Pembanding IV semula Tergugat IV pada
hari Kamis tanggal 29 Oktober 2015, sesuai dengan Relas Penyerahan memori banding Nomor 594/Pdt.G/2014/PN.Mdn;
7. Akta tanda terima Memori banding yang dibuat oleh Panitera Pengadilan
Negeri Medan yang menyatakan bahwa pada hari Senin tanggal 02
November 2015 telah menerima memori banding dari Kuasa Para
Pembanding IVsemula Tergugat IV dan memori banding tersebut telah
diserahkan kepada Terbanding semula Penggugat pada hari Selasa
tanggal 03 Nopember 2015 kepada Terbanding semula Penggugat sesuai
dengan Relas Penyerahan memori banding Nomor : 594/
PE
NG
AD
ILA
N T
ING
GI M
ED
AN
. HALAMAN 66 dari 73 Halaman PUTUSAN NOMOR : 121/PDT/2016/PT MDN.
Pdt.G/2014/PN.Mdn dan kepada Pembanding I semula Tergugat I,
Pembanding II semula Tergugat II dan Pembanding III semula Tergugat III
pada hari Jumat tanggal 06 Nopember 2015, sesuai dengan Relas Penyerahan memori banding Nomor 594/Pdt.G/2014/PN.Mdn;
7. Akta tanda terima Kontra Memori banding yang dibuat oleh Panitera
Pengadilan Negeri Medan yang menyatakan bahwa pada hari Kamis
tanggal 26 November 2015 telah menerima Kontra memori banding dari
Kuasa Terbanding semula Penggugat ; dan Kontra memori banding
tersebut telah diserahkan kepada Terbanding semula Penggugat pada hari
Selasa tanggal 03 Nopember 2015 kepada Terbanding semula Penggugat
sesuai dengan Relas Penyerahan memori banding Nomor : 594/
Pdt.G/2014/PN.Mdn dan kepada Pembanding I semula
Tergugat I ,Pembanding II semula Tergugat II dan Pembanding III semula
Tergugat III pada hari Jumat tanggal 06 Nopember 2015, sesuai dengan Relas Penyerahan memori banding Nomor 594/Pdt.G/2014/PN.Mdn;
8. Relaas Pemeberitahuan Mempelajari berkas Nomor : 594/Pdt.G/
2014/PN.Mdn yang dibuat dan ditanda tangani oleh Juru Sita Pengadilan
Negeri Medan bahwa pada hari Kamis tanggal 29 Oktober 2015 telah
memberitahukan kepada Kuasa Pembanding IV semula Tergugat IV dan
kepada Terbanding semula Penggugat dan kepada Para Pembanding I,II,III
semula Para Tergugat I,II dan III,pada hari Rabu tanggal 28 Oktober 2015,
untuk mempelajari berkas perkara sebelum dikirim ke Pengadilan Tinggi Medan untuk pemeriksaan ditingkat banding;
TENTANG PERTIMBANGAN HUKUM
Menimbang, bahwa karena permohonan banding dari Para Pembanding
semula Tergugat I,II,III dan IV diajukan dalam tenggang waktu maupun tata-cara
dan syarat-syarat yang ditentukan oleh Undang-Undang, maka pengajuan
permohonan banding tersebut secara formal dapat diterima ;
Menimbang,bahwa Para Pembanding semula Tergugat I,II dan III,telah
mengajukan memori banding dan pada pokoknya keberatan terhadap putusan
Pengadilan Negeri Medan Nomor 594/PDT.G/2014/ PN.Mdn tanggal 13
Juli 2015, karena Judex Factie dalam memeriksa dan memutus perkara aquo
tanpa didasarkan pada pertimbangan yang cukup (onvoldunde
gemotieverrd),sehingga tidak memenuhi ketentuan sebagai mana diatur dalam
PE
NG
AD
ILA
N T
ING
GI M
ED
AN
. HALAMAN 67 dari 73 Halaman PUTUSAN NOMOR : 121/PDT/2016/PT MDN.
Pasal 23 Undang undang No.14 Tahun 1970 sebagai mana telah diubah
dengan Undang undang Nomor 35 Tahun 1999 Jo.Pasal 25 ayat (1) Undang
undang Nomor 4 Tahun2004 Jo. Pasal 50 ayat (1) Undang undang Nomor 48
Tahun 2009, tentang Kekuasaan Kehakiman,yang mengatakan bahwa putusan
Pengadilan Harus memuat alasan-alasan dan dasar-dasar putusan beserta
sumber hukum yang bersangkutan dan juga telah mengenyampingkan bukti-
bukti relevan,keterangan ahli serta fakta-fakta hukum yang terungkap
dipersidangan,dengan demikian cukup beralasan jika Pengadilan Tinggi memutus perkara aquo dengan amar putusan sebagai berikut :
Dalam Eksepsi :
-Menerima Eksepsi Para Pembanding semula Para Tergugat I.II dan III
untuk seluruhnya;
-Menolak Gugatan Terbanding semula Penggugat untuk seluruhnya ayau
sekurang-kurangnya menyatakan Gugatan Terbanding semula Penggugat tidak dapat diterima ;
Menimbang bahwa Pembanding IV semula Tergugat IV, telah
mengajukan memori banding pada pokonya sebagai berikut :
Pembanding IV semula Tergugat IV/Penggugat Rekonpensi mengajukan
keberatan terhadap putusan Pengadilan Negeri Medan Nomor
594/Pdt.G/2014/PN.Mdn tanggal 13 Juli 2015 dan memohon kepada Majelis
Hakim Tingkat banding agar membatalkan putusan Pengadilan Negeri Medan tersebut dan mengadili sendiri dengan amar putusan :
Dalam Konpensi :
Dalam Provisi :
-Menolak gugatan Provisi untuk seluruhnya;
Dalam Eksepsi :
-Menerima eksepsi Pembanding semula Tergugat IV untuk seluruhnya;
Dalam Pokok Perkara :
-Menolak gugatan Pembanding/Tergugat IV untukseluruhnya;
PE
NG
AD
ILA
N T
ING
GI M
ED
AN
. HALAMAN 68 dari 73 Halaman PUTUSAN NOMOR : 121/PDT/2016/PT MDN.
Dalam Rekonpesi:
-Mengabulkan gugatan Pembanding/Pengggugat dr/Tergugat IV dk untuk
selurunya .
Menimbang,bahwa Terbanding semula Penggugat telah mengajukan
Kontra memori banding terhadap memori banding yang diajukan oleh pihak
Para Pembanding semula Tergugat I,II dan III dan Pembanding IV semula Tergugat IV pada pokoknya sebagai berikut :
Dalam Eksepsi
A. Tentang Keberatan Para Pembanding, Judex factie telah salah dan Pihak tidak cermat dalam memberikan pertimbangan hukum mengenai Eksepsi Gugatan Kurang pihak (Exceptio pluralium litis consortium)
Bahwa Para Pembanding berkeberatan atas pertimbangan hukum judex
factie pada halaman 67 alinea ketiga adalah merupakan keberatan yang kurang
tepat karena alasan dan pertimbangan hukum yang dikemukan Judex factie
yang menolak eksepsi Para Pembanding telah tepat dan benar;
B. Tentang Keberatan Para Pembanding atas Pertimbangan Judex Factie terkait Gugatan Kabur (obscuur Libel).
Bahwa pertimbangan hukum Judex Factie pada halaman 68 alinea
keempat yang menolak dalil-dalil eksepsi Para Pembanding yang menyatakan
Gugatan Penggugat kabur adalah tepat dan tidak keliru;
Dalam Pokok Perkara
A. Tentang Keberatan Para Pembanding tentang Judex Factie Yang Menyatakan Para Penggugat/Para Pembanding tidak Melaksanakan Putusan Pengadilan Tata Usaha Negara Medan yang Telah Berkekuatan Hukum Tetap Karena Bentuk Kesengajaan.
Bahwa Pertimbangan Hukum Judex Factie pada halaman 82 yang
menyatakan dengan sengaja Para Pembanding tidak melaksanakan Putusan
PTUN Medan yang telah berkekuatan hukum tetap tersebut adalah telah tepat
dan benar; B. Tentang Keberatan Para Pembanding tidak terpenuhinya Unsur Kerugian sehingga tidak ada perbuatan melawan hukum yang dilakukan Para Pembanding
PE
NG
AD
ILA
N T
ING
GI M
ED
AN
. HALAMAN 69 dari 73 Halaman PUTUSAN NOMOR : 121/PDT/2016/PT MDN.
Bahwa keberatan Para Pembanding yang menyatakan tidak ada
melakukan perbuatan melawan hukum karena tidak adanya unsur kerugian,
adalah suatu pendapat yang sangat naif dan keliru, kalau hanya menilai
perbuatan melawan hukum apabila telah merugikan orang lain dalam bentuk
materi;
Bahwa Perbuatan melawan Hukum (dalam KUHPerdata pasal 1365)
salah satu unsurnya yaitu apabila ada kerugian bagi korban
(Terbanding/Penggugat) tentu sangat jelas ada kerugian yang diderita
Terbanding/Penggugat yaitu
1. Terbanding/Penggugat telah mengeluarkan begitu besar biaya
untuk membeli peralatan-peralatan radio serta gedung namun
Terbanding/Penggugat tidak bisa menggunakan alat-alat radio tersebut untuk
bersiaran dengan clear, memang Peralatan-peralatan tersebut tidak hilang tapi
Terbanding/Penggugat telah mengeluarkan biaya yang cukup besar dan tidak
dapat beroperasional secara komersil untuk mengganti biaya yang telah keluar
tadi.
2. Terbanding/Penggugat tidak pernah mendapatkan Izin
Penyelenggaraan Penyiaran untuk menggunakan frekuensi Radio sejak tahun
2001 walaupun Terbanding/Penggugat telah melalui prosedur yang benar untuk
memperoleh Izin dan perbuatan Pembanding I yang tidak mengeluarkan izin
untuk Terbanding/Penggugat adalah suatu perbuatan yang sangat merugikan
Penggugat/Terbanding;
Bahwa oleh karena itu berdasarkan alasan-alasan diatas, keberatan
Para Pembanding dalam Memori Bandingnya, patut dikesamping dan mohon
kepada Majelis Hakim Tinggi pada Pengadilan Tinggi Sumatera Utara yang
memeriksa dan mengadili perkara ini untuk berkenan memutuskan :
Menguatkan Putusan Pengadialan Negeri Medan No. 594/Pdt.G/ 2015/PN.Medan;
C. Tentang Keberatan Para Pembanding terhadap Pertimbangan Hukum Judex Factie Yang Menyatakan Pemerintah Tidak Taat Hukum dan Sengaja Menyalahi Amar Putusan.
PE
NG
AD
ILA
N T
ING
GI M
ED
AN
. HALAMAN 70 dari 73 Halaman PUTUSAN NOMOR : 121/PDT/2016/PT MDN.
Bahwa Pertimbangan Hukum Judex Factie halaman 80 alinea empat
sampai halaman 81 adalah telah tepat dan benar, karena sangat lah jelas Para
Pembanding tidak melaksanakan keseluruhan Putusan Pengadilan Tata Usaha
Negara Medan No. 86/G/2010/PTUN-Mdn Tanggal 19 April 2010 Jo. Putusan
Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara Medan No. 120/B/2011/PT.TUN-Mdn
tanggal 04 Oktober 2011 jo. Putusan Kasasi Mahkamah Agung RI No.
39K/TUN/2012 tanggal 18 April 2012 Jo. Putusan Peninjauan Kembali
Mahkamah Agung RI No.07/PK/TUN/2013 tanggal 02 Mei 2013 yang telah
berkekuatan hukum tetap;
D. Keberatan Para Pembanding Tentang Penetapan Uang Paksa (Dwangsom)
Bahwa Penetapan uang paksa (dwangsom) yang dilakukanJudex factie
dalam putusan pada pokok perkara pada point ke -7, adalah telah tepat dan benar serta mencerminkan rasa keadilan;
Menimbang, bahwa Majelis Hakim Tingkat Banding telah dengan
seksama membaca dan mempelajari dan meneliti dengan cermat berkas
perkara yang bersangkutan yang terdiri dari Berita Acara Pemeriksaan, surat-
surat bukti dan Salinan Resmi Putusan Pengadilan Negeri Medan
594/PDT.G/2014/PN.Mdn tanggal 13 Juli 2015,telah membaca dan memeriksa
memori banding dari Para Pembanding semula Tergugat I,II,II dan IV serta
Kontra memori banding dari Terbanding semula Penggugat Majelis Hakim Pengadilan Tingkat Banding berpendapat sebagai berikut :
Menimbang bahwa gugatan Terbanding semula Penggugat terhadap
Para Pembanding I,II,dan III,dan IV semula Tergugat I,II, III dan IV adalah tidak
melaksanakan putusan Pengadilan Tata Usaha Negara yang telah memperoleh
Kekuatan Hukum tetap yaitu putusan PTUN Medan tanggal 19 April 2011
Nomor 86/G/2010/PTUN-MDN jo.putusan Pengadilan Tinggi Tata Usaha
Negara Medan tanggal 4 Oktober 2011 Nomor 120/B/2011/PT-TUN MDN
jo.Putusan Kasasi Mahkamah Agung Republik Indonesia tanggal 18 April 2012
Nomor : 39K/TUN/2012 jo.Putusan Peninjauan Kembali Mahkamah Agung Republik Indonesia tanggal 2 Mei 2013 Nomor 07/PK/TUN/2013;
Menimbang,bahwa pertimbangan hukum Hakim tingkat pertama dalam
perkara aguo pada intinya mengabulkan gugatan Terbanding semula
PE
NG
AD
ILA
N T
ING
GI M
ED
AN
. HALAMAN 71 dari 73 Halaman PUTUSAN NOMOR : 121/PDT/2016/PT MDN.
Penggugat dengan alasan telah memenuhi 4 (empat) unsur perbuatan melawan
hukum Pasal 1365 KUH Perdata yang dilakukan oleh Para Pembanding semula Tergugat I,II,III dan IV,karena tidak melaksanakan isi putusan PTUN tersebut ;
Menimbang,bahwa Undang undang Nomor 51 Tahun 2009 tentang
perubahan kedua atas Undang undang Nomor 5 Tahun 1986 tentang Peradilan
Tata Usaha Negara ,pada bagian kelima mengatur tentang Pelaksanaan Putusan Pengadilan;
Menimbang,bahwa Pasal 115 Undang undang Nomor 5 tahun
1986,sebagaimana telah diubah dengan Undang undang Nomor 51 tahun 2009
tentang Pengadilan Tata Usaha Negara menyebutkan hanya putusan
Pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap yang dapat dilaksanakan;
Menimbang,bahwa selanjutnya prosedur pelaksanaan isi putusan
Peradilan Tata Usaha Negara yang telah Berkekuatan Hukum Tetap diatur
dalam Pasal 116 ayat (1) sampai dengan ayat (6) Undang undang nomor 51 tahun 2009 tersebut ;
Menimbang,bahwa telah menjadi fakta hukum dipersidangan perkara
aquo Pengadilan Tata Usaha Negara Medan telah melaksanakan isi putusan
PTUN Medan,Putusan Pengadilan Tinggi TUN Medan ,putusan Kasasi serta
putusan Peninjauan Kembali tersebut sesuai dengan ketentuan Pasal 116
Undang undang nomor 51 tahun 2009 (Vide : Putusan Pengadilan Negeri Medan Nomor 594/Pdt.G/2014/PN-Mdn,halaman 77 alinea 2,3,4,dan 5);
Menimbang,bahwa oleh karena putusan PTUN tersebut telah
dilaksanakan sebagaimana ketentuan Pasal 116 Undang undang Nomor 51
tahun 2009 tentang Peradilan Tata Usaha Negara ,maka menurut pendapat
Majelis Hakim tingkat banding,perkara aquo adalah kewenangan absolut
Peradilan Tata Usaha Negara menyelesaikan terhadap putusan Pengadilan Tata Usaha Negara yang telah Berkekuatan Hukum Tetap, Peradilan Umum tidak mempunyai kewenangan menyatakan pihak Para Pembanding semula Tergugat I,II,III dan IV tidak melaksakan putusan PTUN adalah Perbuatan Melawan Hukum ;
Menimbang,bahwa oleh karena itu menurut Majelis Hakim tingkat
banding Pengadilan Negeri Medan tidak berwenang memeriksa dan mengadili perkara aquo dengan alasan Perbuatan Melawan Hukum;
PE
NG
AD
ILA
N T
ING
GI M
ED
AN
. HALAMAN 72 dari 73 Halaman PUTUSAN NOMOR : 121/PDT/2016/PT MDN.
Menimbang,bahwa berdasarkan pertimbangan-pertimbangan hukum
diatas putusan Pengadilan Negeri Medan tanggal 13 Juli 2015
Nomor : 594/Pdt.G/2014/PN.Mdn tidak dapat dipertahankan lagi dan harus
dibatalkan,Majelis Hakim tingkat banding mengadili sendiri yang amarnya sebagaimana tersebut dibawah ini ;
Menimbang,bahwa karena gugatan Terbanding semula Penggugat
diajukan melalui Peradilan Umum yang tidak berwenang memeriksa dan
mengadili perkara aquo maka biaya-biaya yang timbul dibebankan kepada Terbanding semula Penggugat untuk kedua tingkat peradilan;
Mengingat dan memperhatikan Undang undang Nomor 51 tahun 2009
tentang perubahan kedua atas Undang undang Nomor 5 tahun 1986 tentang
Peradilan Tata Usaha Negara dan peraturan per Undang undang lain yang
berkaitan ;
M E N G A D I L I :
- Menerima permohonan banding dari Pembanding semula Tergugat I,II,III
dan IV;
- Membatalkan putusan Pengadilan Negeri Medan tanggal 13 Juli 2015
Nomor 594/PDT.G/2014/PN.MDN yang dimohonkan banding tersebut ,dengan :
MENGADILI SENDIRI :
- Menyatakan Pengadilan Negeri Medan tidak berwenang memeriksa dan mengadili perkara Nomor : 594/PDT.G/2014/PN-MDN;
- Menghukum Terbanding semula Penggugat untuk membayar biaya perkara
dalam kedua tingkat peradilan yang dalam tingkat banding sejumlah
Rp.150.000.-(seratus lima puluh ribu rupiah);
Demikianlah diputuskan pada hari RABU,tanggal 20 April 2016 dalam
rapat permusyawaratan Majelis Hakim Pengadilan Tinggi Medan dengan
susunan SABAR TARIGAN SIBERO,SH, MH. sebagai Hakim Ketua,SAMA
RAJA MARPAUNG,SH. dan ABDUL FATTAH ,SH,MH masing-masing sebagai
Hakim Anggota yang ditunjuk untuk memeriksa dan mengadili perkara ini dalam
tingkat banding berdasarkan Penetapan Ketua Pengadilan Tinggi Medan
PE
NG
AD
ILA
N T
ING
GI M
ED
AN
. HALAMAN 73 dari 73 Halaman PUTUSAN NOMOR : 121/PDT/2016/PT MDN.
tanggal 06 April 2016, Nomor : 121/PDT /2016/PT-MDN putusan mana pada
hari SELASA , tanggal 26 April 2016 telah diucapkan dalam persidangan yang
terbuka untuk umum oleh Hakim Ketua dengan dihadiri oleh para Hakim
Anggota tersebut diatas, dengan dibantu oleh Hj. DIANA SYAHPUTRI
NASUTION, SH. sebagai Panitera pengganti pada Pengadilan Tinggi
Medan , akan tetapi tidak dihadiri oleh kedua belah pihak yang berperkara.
HAKIM ANGGOTA HAKIM KETUA
ttd. ttd.
SAMA RAJA MARPAUNG.SH SABAR TARIGAN SIBERO,SH.MH
ttd.
ABDUL FATTAH,SH.MH
PANITERA-PENGGANTI;
ttd.
Hj. DIANA SYAHPUTRI NASUTION, SH.
Perincian biaya proses:
1. Meterai Rp 6.000,-
2. Redaksi Rp 5.000,-
3. Leges Rp 3.000,-
4. Pemberkasan Rp 136.000,-
Jumlah Rp 150.000,-
(seratus lima puluh ribu rupiah)
PE
NG
AD
ILA
N T
ING
GI M
ED
AN