16
1 PENGAJARAN DAN PEMBELAJARAN REALISTIK DALAM PENDIDIKAN ISLAM: PENGALAMAN INDONESIA 1 Oleh Suwito 2 I Pembicaraan tentang pendidikan Islam di Indonesia tentu diawali dengan pendidikan pesantren dan pondok, atau sering juga disebut pondok pesantren. Istilah tersebut berlaku untuk lembaga pendidikan Islam di pulau Jawa. Mirip dengan di Jawa, lembaga pendidikan Islam di Minangkabau disebut Surau 3 dan di Aceh disebut Meunasah, Dayah, dan Rangkang. 4 Corak dan metode pengajaran di lembaga-lembaga tersebut sejak awal kemerdekaan Republik Indonesia 17 Agustus 1945 sampai sekarang mengalami perkembangan dan perubahan, ada yang masih tradisional tetapi mayoritas sudah moderen. Metode pengajaran dan pembelajaran yang ada di pesantren menggunakan bentuk sorogan dan bandongan atau wetonan. Metode sorogan bersifat individual, yaitu setiap pelajar berhadapan langsung secara perorangan dengan kiyai atau ustadz. Dengan metode ini biasanya kiyai menyuruh siswa untuk membaca, menterjemah, dan menanyakan isi kitab 1 Bahan diskusi pada Seminar Antar Bangsa Perguruan dan Pendidikan Islam (SEAPPI) pada tanggal 8-9 Maret 2012 di Le Grandeur Palm Resort, Senai, Johor Bahru yang diselenggarakan oleh Fakulti Tamadun Islam Universiti Teknologi Malaysia (UTM) bekerjasama dengan Kolej UniversitiPerguruan Ugama Seri Begawan, Brunei (KUPU SH) dan Kolej Pengajian Islam Johor (MARSAH). Penulis sangat berterima kasih kepada Prof. Dr. Azyumardi Azra, MA, Direktur Sekolah Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta; Prof. Madya Dr. Ramli bin Awang Pengarah SEAPPI; pimpinan Fakulti Tamadun Islam Universiti Teknologi Malaysia (UTM); dan Ibu Norlita Paiman dari UTM yang telah ikut serta berkontribusi terhadap saya bagi terlaksananya seminar ini. Oleh Suwito, Profesor Sejarah Pemikiran dan Pendidikan Islam Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Indonesia. Diterbitkan dalam buku Kaya Gagasan Miskin Kesulitan oleh Young Progressive Muslim (YPM) 20 Mei 2018, http://www.ypm-publishing.com. 2 Deputi Direktur Bidang Akademik dan Kerjasama Sekolah Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3 Baca misalnya Witrianto, Surau Jembatan Besi: Cikal Bakal Lahirnya Pendidikan Islam Modern di Padangpanjang, dalam http://witrianto.blogdetik.com/2010/12/13/surau- jembatan-besi-cikal-bakal-lahirnya-pendidikan-islam-modern-di-padangpanjang/comment- page-1/ diakses 03 Maret 2012. 4 Baca http://syehaceh.wordpress.com/2009/04/18/sekilas-tentang-rangkang/ dikases 03 Maret 2012.

PENGAJARAN DAN PEMBELAJARAN REALISTIK DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47409/1/01.1 Pengajaran dan...Pengajaran dan Pembelajaran Realistik dalam Pendidikan

  • Upload
    others

  • View
    17

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENGAJARAN DAN PEMBELAJARAN REALISTIK DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47409/1/01.1 Pengajaran dan...Pengajaran dan Pembelajaran Realistik dalam Pendidikan

1

PENGAJARAN DAN PEMBELAJARAN REALISTIK

DALAM PENDIDIKAN ISLAM:

PENGALAMAN INDONESIA1

Oleh Suwito2

I

Pembicaraan tentang pendidikan Islam di Indonesia tentu diawali

dengan pendidikan pesantren dan pondok, atau sering juga disebut pondok

pesantren. Istilah tersebut berlaku untuk lembaga pendidikan Islam di pulau

Jawa. Mirip dengan di Jawa, lembaga pendidikan Islam di Minangkabau

disebut Surau3 dan di Aceh disebut Meunasah, Dayah, dan Rangkang.

4

Corak dan metode pengajaran di lembaga-lembaga tersebut sejak awal

kemerdekaan Republik Indonesia 17 Agustus 1945 sampai sekarang

mengalami perkembangan dan perubahan, ada yang masih tradisional tetapi

mayoritas sudah moderen.

Metode pengajaran dan pembelajaran yang ada di pesantren

menggunakan bentuk sorogan dan bandongan atau wetonan. Metode

sorogan bersifat individual, yaitu setiap pelajar berhadapan langsung secara

perorangan dengan kiyai atau ustadz. Dengan metode ini biasanya kiyai

menyuruh siswa untuk membaca, menterjemah, dan menanyakan isi kitab

1Bahan diskusi pada Seminar Antar Bangsa Perguruan dan Pendidikan Islam (SEAPPI)

pada tanggal 8-9 Maret 2012 di Le Grandeur Palm Resort, Senai, Johor Bahru yang

diselenggarakan oleh Fakulti Tamadun Islam Universiti Teknologi Malaysia (UTM)

bekerjasama dengan Kolej UniversitiPerguruan Ugama Seri Begawan, Brunei (KUPU SH)

dan Kolej Pengajian Islam Johor (MARSAH). Penulis sangat berterima kasih kepada Prof.

Dr. Azyumardi Azra, MA, Direktur Sekolah Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta;

Prof. Madya Dr. Ramli bin Awang Pengarah SEAPPI; pimpinan Fakulti Tamadun Islam

Universiti Teknologi Malaysia (UTM); dan Ibu Norlita Paiman dari UTM yang telah ikut

serta berkontribusi terhadap saya bagi terlaksananya seminar ini. Oleh Suwito, Profesor

Sejarah Pemikiran dan Pendidikan Islam Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif

Hidayatullah Jakarta, Indonesia. Diterbitkan dalam buku Kaya Gagasan Miskin Kesulitan

oleh Young Progressive Muslim (YPM) 20 Mei 2018, http://www.ypm-publishing.com. 2Deputi Direktur Bidang Akademik dan Kerjasama Sekolah Pascasarjana UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta. 3Baca misalnya Witrianto, Surau Jembatan Besi: Cikal Bakal Lahirnya Pendidikan

Islam Modern di Padangpanjang, dalam http://witrianto.blogdetik.com/2010/12/13/surau-

jembatan-besi-cikal-bakal-lahirnya-pendidikan-islam-modern-di-padangpanjang/comment-

page-1/ diakses 03 Maret 2012. 4Baca http://syehaceh.wordpress.com/2009/04/18/sekilas-tentang-rangkang/ dikases 03

Maret 2012.

Page 2: PENGAJARAN DAN PEMBELAJARAN REALISTIK DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47409/1/01.1 Pengajaran dan...Pengajaran dan Pembelajaran Realistik dalam Pendidikan

Pengajaran dan Pembelajaran Realistik dalam Pendidikan Islam

2

keagamaan yang berbahasa Arab. Metode ini sering tidak ada diskusi lebih

lanjut berkaitan dengan di luar isi kitab yang sedang dikaji. Metode

bandongan atau wetonan bersifat kolektif, yaitu kelompok pelajar atau siswa

mendengarkan ustadz yang membaca, menterjemahkan, dan menjelaskan

kitab keagamaan yang berbahasa Arab. Para pelajar atau siswa sering

mencatat dalam kitab yang dijadikan bahan kajian dalam bentuk pemberian

harakat huruf Arab yang tanpa harakat, terjemah, dan catatan lain penjelasan

kiyai. Metode ini sering tidak ada tanya jawab, apalagi diskusi. Cara belajar

dengan kedua metode di atas sampai sekarang masih ada di beberapa

pesantren.

Setelah Indonesia merdeka sampai dengan sekarang telah terjadi

perkembangan dan perubahan luar biasa dalam bidang pendidikan (Islam dan

Umum)5 baik dari sisi kelembagaan, metodologi pengajaran, serta anggaran.

Secara umum, semua kebijakan yang ada mengarah kepada terciptanya

otonomi dalam pengertian seluas-luasnya sejak dari otonomi daerah sampai

otonomi pendidikan.

II

Perguruan Tinggi Islam di Indonesia setidaknya pernah digagas oleh

Dr. Satiman Wirjosandjojo pada tahun 19386 tetapi realisasinya dimulai

dengan berdirinya Universitas Islam Indonesia pada tanggal 27 Rajab 1364

H atau bertepatan dengan 8 Juli 1945 (40 hari sebelum Proklamasi

Kemerdekaan Negara Republik Indonesia), dengan nama Sekolah Tinggi

Islam (STI) di Jakarta. STI adalah cita-cita luhur tokoh-tokoh nasional

Indonesia yang melihat kenyataan bahwa ketika itu pendidikan tinggi yang

ada adalah milik Belanda (Technische Hoogeschool atau Institut Teknologi

Bandung kini, Recht Hoogeschool di Jakarta dan Sekolah Tinggi Pertanian di

Bogor). STI lahir untuk menjadi bukti adanya kesadaran berpendidikan pada

masyarakat pribumi.

Para tokoh yang mendirikan Sekolah Tinggi Islam tersebut antara lain

Dr. Moh. Hatta (Proklamator dan mantan Wakil Presiden RI), Moh. Natsir,

5Di Indonesia Lembaga Pendidikan Umum berada di bawah tanggung jawab

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan Lembaga Pendidikan Islam berada di bawah

tanggung jawab Kementerian Agama, namun pendidikan secara umum berada di bawah

tanggung jawab Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. Baca Undang-undang Sistem

Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003. 6Lihat uraian Sejarah Singkat IAIN di http://www.ditpertais.net/ttgiain.asp diakses 03

Maret 2012.

Page 3: PENGAJARAN DAN PEMBELAJARAN REALISTIK DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47409/1/01.1 Pengajaran dan...Pengajaran dan Pembelajaran Realistik dalam Pendidikan

Masa Lampau untuk Masa Depan

3

Prof. KHA. Muzakkir, Moh. Roem, KH. Wachid Hasyim. Seiring pindahnya

ibukota Republik Indonesia ke Yogyakarta, maka STI pun pindah dan

diresmikan kembali oleh Presiden Soekarno pada tanggal 27 Rajab 1365 H

atau bertepatan dengan tanggal 10 April 1946 bertempat di nDalem

PangulonYogyakarta. Untuk peningkatan peran dalam perjuangan, maka STI

yang ketika itu menjadi satu-satunya perguruan tinggi Islam, diubah menjadi

universitas dengan nama University Islam Indonesia atau sekarang

Universitas Islam Indonesia (Islamic University of Indonesia, Al Jami’ah

Islamiyah Al Indonesiyah) pada tahun 1947.7

Sampai sekarang Perguruan Tinggi Islam berkembang sangat pesat,

yaitu ada 52 Perguruan Tinggi Islam Negeri dan 599 Perguruan Tinggi

Agama Islam Swasta.8 Perkembangan lembaga pendidikan Islam yang lain

juga sangat pesat.9

Metode pengajaran dan pembelajaran pendidikan Islam di Indonesia

mengalami perkembangan dan perubahan seiring dengan perkembangan dan

perubahan kurikulum dan lembaganya. Metode pengajaran dan pembelajaran

di madrasah, lembaga pendidikan Islam tingkat dasar dan menengah serta

perguruan tinggi Islam sampai dengan tahun 1980an masih didominasi

dengan metode ceramah dan kadang-kadang disertai dengan tanya jawab

minus diskusi. Metode diskusi belum ditemukan. Boleh dikatakan, tokoh

yang mulai memperkenalkan metode diskusi dalam pendidikan Islam adalah

Prof. Dr. Harun Nasution, sekitar tahun 1969, ketika menjadi Rektor IAIN

Syarif Hidayatullah Jakarta. Harun Nasution (wafat 18 September 1998)

sering mengajak para dosen muda untuk mendampingi menjadi asisten

ketika mengajar di IAIN Jakarta maupun di berbagai IAIN di Indonesia.10

7Dikutip dari Sejarah UII di http://unisys.uii.ac.id/index.asp?u=100&b=I&v=3 diakses

03 Maret 2012 8Baca Jumlah PTAIN dan PTAIS Menurut Provinsi di http://ranking-

ptai.info/table_15/ptai_provinsi.php diakses 03 Maret 2012. 9Lembaga pendidikan Islam di Indonesia sampai dengan 2009/2010 mencapai 23.007

Raudatul Athfal, 22.239 Madrasah Ibtidaiyah, 14.022 Madrasah Tsanawiyah, 5.897

Madrasah Aliyah, 4.211 Pondok Pesantren Salaf, 311 Paket A, 494 Paket B, 1.310 Paket C,

55.975 Madrasah Diniyah Awwaliyah, 8.445 Madrasah Diniyah Wustha, 1.849 Madrasah

Diniyah Ulya, 52 Perguruan Tinggi Islam Negeri, dan 522 (599?) Perguruan Tinggi Agama

Islam Swasta. Profil statistik Pendidikan Islam Tahu Pelajaran 2009/2010. Lihat pada

http://pendis.kemenag.go.id/file/dokumen/profillembaga01.pdf diakses 01 Maret 2012. 10

Harun Nasution mengajar di berbagai IAIN seperti IAIN Aceh, Medan, Padang,

Yogyakarta, Surabaya, dan Makassar terutama setelah ia ditunjuk sebagai Direktur

Pascasarjana. Penulis adalah salah seorang di antara asistennya.

Page 4: PENGAJARAN DAN PEMBELAJARAN REALISTIK DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47409/1/01.1 Pengajaran dan...Pengajaran dan Pembelajaran Realistik dalam Pendidikan

Pengajaran dan Pembelajaran Realistik dalam Pendidikan Islam

4

Metode diskusi dengan segala variasinya kemudian berkembang begitu rupa

setelah para dosen belajar di Program Pascasarjana dan para alumni

pendidikan Barat kembali ke Indonesia dan mengajar di beberapa perguruan

tinggi. Para pengajar (pensyarah) di berbagai tingkatan pendidikan tidak lagi

berlaku sepenuhnya otoriter tetapi lebih banyak memposisikan sebagai

fasilitator dalam pendidikan.

III

Setidaknya mulai tahun 1990an metode pengajaran dan pembelajaran

dalam pendidikan Islam dan umum mulai sangat bervariasi sejalan dengan

pemberlakuan kurikulum. Perkembangan pemberlakuan kurikulum

pendidikan (Islam dan Umum) di Indonesia dapat dibuatkan tabel secara

kronologis sebagai berikut:11

Tahun Kurikulum Keterangan

1947 Rencana

Pelajaran 1947

Kurikulum ini merupakan kurikulum

pertama di Indonesia setelah kemerdekaan.

Istilah kurikulum masih belum digunakan.

Sementara istilah yang digunakan adalah

Rencana Pelajaran.

Yang diutamakan pendidikan watak,

kesadaran bernegara dan

bermasyarakat.Materi pelajaran

dihubungkan dengan kejadian sehari-hari.

Sangat perhatian terhadap kesenian dan

pendidikan jasmani.

1954 Rencana

Pelajaran 1954

Kurikulum ini masih sama dengan

kurikulum sebelumnya, yaitu Rencana

Pelajaran 1947.

Fokusnya pada pengembangan daya cipta,

rasa, karsa, karya, dan moral

(Pancawardhana). Mata pelajaran

diklasifikasikan dalam lima kelompok

11

Diambil dari Rosita Oktaviani dengan sedikit modifikasi dan diakses 29 Februari

2012 dalam http://rositaoktavianirusma.blogdetik.com/2009/11/07/sejarah-kurikulum-

indonesia/ diakses 01 Maret 2012

Page 5: PENGAJARAN DAN PEMBELAJARAN REALISTIK DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47409/1/01.1 Pengajaran dan...Pengajaran dan Pembelajaran Realistik dalam Pendidikan

Masa Lampau untuk Masa Depan

5

Tahun Kurikulum Keterangan

bidang studi: moral, kecerdasan,

emosional/artistik, keprigelan

(keterampilan), dan jasmaniah. Pendidikan

dasar lebih menekankan pada pengetahuan

dan kegiatan fungsional praktis.

1968 Kurikulum 1968 Kurikulum ini merupakan kurikulum

terintegrasi pertama di Indonesia. Beberapa

masa pelajaran, seperti Sejarah, Ilmu Bumi,

dan beberapa cabang ilmu sosial mengalami

fusi menjadi Ilmu Pengetahuan Sosial

(Social Studies). Beberapa mata pelajaran,

seperti Ilmu Hayat, Ilmu Alam, dan

sebagainya mengalami fusi menjadi Ilmu

Pengetahun Alam (IPS) atau yang sekarang

sering disebut Sains.

Pendidikan ditekankan pada upaya untuk

membentuk manusia Pancasila sejati, kuat,

dan sehat jasmani, mempertinggi kecerdasan

dan keterampilan jasmani, moral, budi

pekerti, dan keyakinan beragama. Isi

pendidikan diarahkan pada kegiatan

mempertinggi kecerdasan dan keterampilan,

serta mengembangkan fisik yang sehat dan

kuat.

1975 Kurikulum 1975 Kurikulum ini disusun dengan kolom-kolom

yang sangat rinci.

Menekankan pada tujuan, agar pendidikan

lebih efisien dan efektif. Yang

melatarbelakangi adalah pengaruh konsep di

bidang manejemen, yaitu MBO

(management by objective)

Metode, materi, dan tujuan pengajaran

dirinci dalam Prosedur Pengembangan

Sistem Instruksional (PPSI).

1984 Kurikulum 1984 Kurikulum ini merupakan penyempurnaan

Page 6: PENGAJARAN DAN PEMBELAJARAN REALISTIK DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47409/1/01.1 Pengajaran dan...Pengajaran dan Pembelajaran Realistik dalam Pendidikan

Pengajaran dan Pembelajaran Realistik dalam Pendidikan Islam

6

Tahun Kurikulum Keterangan

dari kurikulum 1975

Kurikulum 1984 mengusung process skill

approach. Meski mengutamakan

pendekatan proses, tapi faktor tujuan tetap

penting. Kurikulum ini juga sering disebut

“Kurikulum 1975 yang disempurnakan”.

Posisi siswa ditempatkan sebagai subjek

belajar. Dari mengamati sesuatu,

mengelompokkan, mendiskusikan, hingga

melaporkan. Model ini disebut Cara Belajar

Siswa Aktif (CBSA) atau Student Active

Learning (SAL).

1994 Kurikulum 1994 Kurikulum ini merupakan penyempurnaan

dari kurikulum 1984

Mengkombinasikan Kurikulum 1975 dan

Kurikulum 1984, dalam pendekatan proses.

Beban belajar siswa terlalu berat dengan

muatan nasional hingga lokal. Materi

muatan lokal disesuaikan dengan kebutuhan

daerah masing-masing, misalnya bahasa

daerah, kesenian, keterampilan daerah, dan

lain-lain. Berbagai kepentingan kelompok-

kelompok masyarakat juga mendesakkan

agar isu-isu tertentu masuk dalam

kurikulum.

2004 Kurikulum

Berbasis

Kompetensi

(KBK)

Setiap pelajaran diurai berdasar kompetensi

yang mesti dicapai siswa.

Kurikulum ini belum diterapkan di seluruh

sekolah di Indonesia. Beberapa sekolah

telah dijadikan uji coba dalam rangka proses

pengembangan kurikulum ini.

2008 Kurikulum

Tingkat Satuan

Pendidikan

(KTSP)

KBK sering disebut sebagai jiwa KTSP,

karena KTSP sesungguhnya telah

mengadopsi KBK. Kurikulum ini

dikembangkan oleh BSNP (Badan Standar

Page 7: PENGAJARAN DAN PEMBELAJARAN REALISTIK DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47409/1/01.1 Pengajaran dan...Pengajaran dan Pembelajaran Realistik dalam Pendidikan

Masa Lampau untuk Masa Depan

7

Tahun Kurikulum Keterangan

Nasional Pendidikan).

Guru lebih diberikan kebebasan untuk

merencanakan pembelajaran sesuai dengan

lingkungan dan kondisi siswa serta kondisi

sekolah berada.

Kebijakan kurikulum pendidikan di Indonesia sebagaimana tabel di

atas telah sekaligus menyertakan metode pengajaran dan pembelajaran yang

digunakan. Mulai kurikulum 1984 filosofi pengajaran dan pembelajaran

mulai ada perubahan secara signifikan yang tadinya cenderung menempatkan

siswa (pelajar) sebagai obyek berganti menjadi subyek belajar. Hal ini

dikarenakan para guru sudah banyak yang bertitel sarjana. Mereka adalah

alumni pendidikan tinggi Islam maupun umum, baik lulusan dalam maupun

luar negeri. Ketika sebagai mahasiswa, mereka banyak diperkenalkan

metode diskusi dan seminar serta penulisan makalah.

Model pembelajaran Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA) atau Student

Active Learning (SAL) mulai disosialisasikan di Indonesia tahun 1981an

kemudian dibakukan dalam kurikulum 1984. Oleh karena arus otonomi

semakin deras maka pada tahun 1994 dilakukan perubahan kurikulum

dengan mengikutsertakan adanya kurikulum lokal. Memang prinsip yang

mewarnai kurikulum 1994 adalah siswa sebagai subyek belajar, namun

karena terlalu bersemangat untuk memasukkan muatan lokal dalam

kurikulum, akhirnya dirasa beban belajar siswa menjadi terlalu berat. Setelah

itu dilakukan pembaharuan kurikulum menjadi kurikulum 2004 yang dikenal

dengan nama KBK, Kurikulum Berbasis Kompetensi (Competency-Based

Curriculum). Perdebatan sangat gencar terhadap pemberlakukan KBK ini,

ada yang pro dan ada yang kontra. Oleh karena itu maka kebijakan tersebut

segera diubah dengan memberlakukan KTSP, Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan (School Based Curriculum). Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan (KTSP) secara yuridis diamanatkan oleh Undang-Undang Nomor

20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan

Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar

Nasional Pendidikan. KTSP terdiri atas tujuan pendidikan tingkat satuan

pendidikan, struktur dan muatan kurikulum tingkat satuan pendidikan,

kalender pendidikan, dan silabus. KTSP ini berlaku sampai sekarang.

Page 8: PENGAJARAN DAN PEMBELAJARAN REALISTIK DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47409/1/01.1 Pengajaran dan...Pengajaran dan Pembelajaran Realistik dalam Pendidikan

Pengajaran dan Pembelajaran Realistik dalam Pendidikan Islam

8

Perubahan sistem pemerintahan dari Orde Baru ke Orde Reformasi

mulai tanggal 21 Mei 1998 berpengaruh secara signifikan terhadap dunia

pendidikan yaitu berubah dari sistem sentralisasi menjadi desentralisasi.

Berdasarkan UU Nomor 22 Tahun 1999 jo UU Nomor 32 Tahun 2004

tentang Pemerintahan Daerah, penyelenggaraan pendidikan termasuk

kewenangan daerah propinsi maupun kabupaten/kota. Desentralisasi

pendidikan menempatkan sekolah sebagai garis depan untuk mengelola

pendidikan. Desentralisasi juga memberikan apresiasi terhadap perbedaan

kemampuan dan keberanekaragaman kondisi daerah dan rakyatnya.

Selain itu, masa reformasi berpengaruh besar terhadap anggaran

pendidikan. APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara) bidang

pendidikan setelah masa reformasi berubah secara drastis menjadi minimal

20% dari total APBN. Sejak 2005 APBN di bidang pendidikan tercatat

sebagai berikut:12

APBN Tahun Alokasi Rasio

2005 33,40 triliun 8,1 %

2006 44,11 triliun 10,1 %

2007 53,07 triliun 10,5 %

2008 158,52 triliun 18,5 %

2009 207,41 triliun 20,0 %

2010 209,54 triliun 20,0%

2011 248 triliun (266,9 triliun?) 20,02%

Ketika Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyampaikan

keterangan pemerintah atas RAPBN 2012 beserta Nota Keuangannya dalam

sidang paripurna DPR di Gedung MPR/DPR, Selasa (16/8) sore

mengungkapkan bahwa pada tahun 2011 jumlah anggaran pendidikan

mencapai 266,9 triliun rupiah atau 20,2 persen dari APBN, pada tahun 2012

direncanakan sebesar 286,6 triliun rupiah atau 20,2 persen.13

Berbagai perubahan kebijakan di atas antara lain disebabkan oleh

adanya perubahan politik pada masa reformasi. Partai politik sebelum masa

12

Dikutip dari http://edukasi.kompasiana.com/2009/12/23/grafik-anggaran-

pendidikan-2005-2010/ diakses 01 Maret 2012. 13

Dikutip dari Tahun 2012, Pemerintah Utamakan Alokasi Anggaran Pendidikan

dalam http://www.presidenri.go.id/index.php/fokus/2011/08/16/7125.html diakses 03 Maret

2012

Page 9: PENGAJARAN DAN PEMBELAJARAN REALISTIK DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47409/1/01.1 Pengajaran dan...Pengajaran dan Pembelajaran Realistik dalam Pendidikan

Masa Lampau untuk Masa Depan

9

reformasi hanya 3 (Golkar, Partai Persatuan Pembangunan, dan Partai

Demokrasi Indonesia) tetapi setelah reformasi ada kebijakan multipartai.14

Dengan adanya kebijakan multipartai ini para anggota Dewan di tingkat

Pusat maupun Daerah (Propinsi dan Kabupaten/Kota) banyak yang berasal

dari para sarjana alumni Perguruan Tinggi Islam Negeri dan Swasta.15

Para

anggota dewan ini sangat berpengaruh terhadap pembuatan berbagai

kebijakan negara termasuk penentuan anggaran pendidikan. Lembaga

pendidikan Islam di bawah Kementerian Agama yang tadinya cenderung

tidak memperoleh perhatian, sekarang cenderung memiliki perhatian dan

perlakuan yang sama dengan lembaga pendidikan umum di bawah

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.16

Semua ini berdampak secara

meyakinkan terhadap perkembangan dan perubahan dalam pengajaran dan

pembelajaran.

IV

Dalam banyak literatur diketahui bahwa istilah pembelajaran realistik

di Indonesia baru dikenal dalam pengajaran dan pembelajaran matematika,

yaitu dengan istilah Realistic Mathematic Education (RME) atau Pendekatan

Matematika Realistik (PMR). Sudah banyak orang yang melakukan

14

Sejarah partai yang ikuti serta dalam Pemilihan Umum (Pemilu) di Indonesia sbb:

Pemilu 1955 diikuti oleh 172 kontestan partai politik, Pemilu 1971 diikuti oleh 10 kontestan,

Pemilu 1977, 1982, 1987, 1992, dan 1997 diikuti oleh 3 kontestan yang sama, yaitu: Partai

Persatuan Pembangunan, Golongan Karya, dan Partai Demokrasi Indonesia, Pemilu 1999

diikuti oleh 48 partai politik, Pemilu 2004 diikuti oleh 24 partai politik, Pemilu 2009 diikuti

oleh 38 partai politik nasional dan 6 partai politik lokal Aceh. Lihat daftarnya di

http://kakarisah.wordpress.com/2010/03/09/perkembangan-partai-politik-di-indonesia/

diakses 03 Maret 2012. 15

Nama-nama dan Asal daerah pemilihan anggota dewan dapat dilihat pada Daftar

Anggota DPR 2009-2014 di http://matanews.com/2009/05/25/daftar-anggota-dpr-2009-

2014/ diakses 03 Maret 2012 16

Sampai dengan 2009/2010 keadaan lembaga pendidikan umum di bawah

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tercatat sebagai berikut: 1) TK Negeri 1.616, TK

swasta 65.934, 2) PLB Negeri 437, PLB Swasta 1.366, 3) SD Negeri 130.563, SD Swasta

12.689, 4) SMP Negeri 17.714, SMP Swasta 12.152, 5) SM Negeri 7.252, SM Swasta

12.183, 6) SMA Negeri 5.034, SMA Swasta 6.002, 7) SMK Negeri 2.218, SMK Swasta

6.181, 8) PT Negeri 83, PT Swasta 2.928.

Lihat http://www.psp.kemdiknas.go.id/uploads/Statistik20Pendidikan/0910/index

rsp_0910.pdf diakses 03 Maret 2012.

Page 10: PENGAJARAN DAN PEMBELAJARAN REALISTIK DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47409/1/01.1 Pengajaran dan...Pengajaran dan Pembelajaran Realistik dalam Pendidikan

Pengajaran dan Pembelajaran Realistik dalam Pendidikan Islam

10

penelitian tentang PMR ini. Secara umum mereka menyatakan bahwa

melalui PMR hasilnya sangat memuaskan.

Pendekatan pengajaran dan pembelajaran realistik dalam bidang

matematika tersebut dimulai di Institut Freudental Untrech University

Belanda yang didirikan tahun 1971 oleh Prof. Hans Freudental. Prinsip

pendekatan realistik dalam bidang matematika ini menekankan aspek

kegiatan manusia (mathematics as a human being), bukannya sistem

deduktif yang terorganisasi secara baik.

Treffers menemukan 4 pendekatan dalam pendidikan matematika,

yaitu mekanistik, strukturalistik, empiristik, dan realistik. Keempat

pendekatan ini ditinjau dari aspek matematika secara horisontal dan vertikal.

Horisontal, jika mentransformasikan masalah nyata (lapangan) ke dalam

masalah matematika. Vertikal, jika memproses matematika dalam sistem

secara matematis. Pendekatan mekanistik adalah kebalikan dari realistik

yang dinilai lemah dalam matematisasi horisontal dan vertikal. Pendekatan

strukturalistik dan empiris saling bertentangan dalam hal matematisasinya.

Pendekatan strukturalistik lebih menekankan pada matematisasi vertikal

sedangkan pendekatan empirik menekankan pada matematisasi horisontal.

Pada pendekatan realistik, matematika tidak diajarkan kepada siswa

sebagai bentuk yang sudah jadi melainkan sebagai sebuah kegiatan yang

disesuaikan dengan proses perkembangan berfikir siswa.

Agar matematika dapat dipelajari oleh siswa sebagai suatu kegiatan

maka pembelajaran matematika dimulai dengan menyajikan masalah

kontekstual dunia nyata yang pemecahannya dapat dilakukan dengan

berbagai cara. Oleh sebab itu, melalui pendekatan realistik, para siswa

belajar matematika melalui matematisasi.17

Prinsip dasar pengajaran dan pembelajaran realistik pada matematika

di atas pada dasarnya adalah memposisikan siswa (anak didik) sebagai

17

Disarikan dari beberapa artikel Yenni B. Widjaja dan André Heck dari AMSTEL

Institute, University of Amsterdam, the Netherlands dalam How a Realistic Mathematics

Education Approach and Microcomputer-Based Laboratory Worked in Lessons on

Graphing at an Indonesian Junior High School, Oh Nam KNOW dari Ewha Womans

University, Department of Mathematics Education, Seoul, Korea dalam Conceptualizing the

Realistic Mathematics Education Approach in the Teaching and Learning of Ordinary

Differential Equations, Djamilah Bondan Widjajanti, Jurusan Pendidikan Matematika,

FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta, dalam Difusi Inovasi Pendidikan Matematika

Realistik Melalui Lesson Study dan dalam Mengembangkan Keyakinan Siswa Sekolah Dasar

terhadap Matematika Melalui Pembelajaran Realistik.

Page 11: PENGAJARAN DAN PEMBELAJARAN REALISTIK DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47409/1/01.1 Pengajaran dan...Pengajaran dan Pembelajaran Realistik dalam Pendidikan

Masa Lampau untuk Masa Depan

11

subyek pendidikan. Mereka tidak dianggap sebagai botol kosong yang harus

diisi tetapi sebagai manusia yang memiliki potensi yang dapat berkembang

dan dikembangkan melalui motivasi. Teori PMRI sebagaimana disebut di

atas sejalan dengan teori belajar yang berkembang saat ini, seperti

konstruktivisme dan pembelajaran kontekstual (contextual teaching and

learning, disingkat CTL).

V

Paradigma baru pembelajaran sekarang ini menekankan proses

pembelajaran yaitu para siswa diberi kesempatan untuk mencari,

menemukan dan membangun sendiri pengetahuan yang dia perlukan

sehingga benar-benar menjadi pengalaman belajar tersendiri bagi setiap

individu. Teknis pengajaran dan pembelajaran yang menekankan pada

aktivitas siswa dapat dilakukan secara variatif bergantung kemampuan guru

atau dosen (pensyarah).

Khusus terkait dengan pendidikan Islam, mungkin banyak persoalan,

terutama materi yang berkaitan dengan ibadah. Secara umum para guru

menekankan hafalan pada bacaan shalat dan do’a-do’a. Sebetulnya

pengajaran bacaan shalat dan doa-do’a dapat dilakukan secara variatif. Guru

dapat melakukan peragaan yang sangat variatif baik secara tertulis maupun

menggunakan gambar dan suara. Ketika Sunan Kalijaga mengajak shalat,

beliau menampilkan gong sebagai alat kesenian untuk menarik masyarakat

pada zamannya. Sekarang ketika zaman multimedia, anak-anak akan lebih

tertarik dengan multimedia yang menampilkan inovasi desain gambar jelas

dan menarik. Salah satu bentuk aplikasiya adalah metode pembelajaran

berbasis multimedia menggunakan Macromedia Flash tentang tata cara

ibadah shalat menurut sunnah nabi ini telah dilakukan pengujian.18

Praktik pengajaran dan pembelajaran realistik telah dilakukan melalui

metode diskusi di kelas atau perkuliahan. Umumnya para dosen

menyampaikan diskripsi mata kuliah dan pokok-pokok bahasan selama satu

semester berikut tugas-tugas yang harus dilakukan para mahasiswa. Pokok

bahasan dapat ditentukan oleh guru atau dosen tetapi tidak jarang banyak

18

Lihat DumaiSaktiawan (2008) Sistem Informasi Berbasis Multimedia tentang Tata

Cara Ibadah Sholat Menurut Sunnah Nabi Menggunakan Macromedia Flash. Skripsi thesis,

Universitas Muhammadiyah Surakarta, dalam http://etd.eprints.ums.ac.id/1084/ diakses 03

Maret 2012.

Page 12: PENGAJARAN DAN PEMBELAJARAN REALISTIK DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47409/1/01.1 Pengajaran dan...Pengajaran dan Pembelajaran Realistik dalam Pendidikan

Pengajaran dan Pembelajaran Realistik dalam Pendidikan Islam

12

dosen sekarang ini yang mengajak para mahasiswanya menentukan bersama

topik-topik kajian dan cara memperoleh dan menyajikannya dalam seminar.

Permasalahan masyarakat riil yang diamati para mahasiswa sering

dijadikan bahan diskusi di kelas. Mahasiswa menulis makalah dan

menyajikannya dalam seminar kelas. Dosen sering memberikan pertanyaan

yang kontradiksi dengan kenyataan dalam masyarakat, misalnya yang berkait

dengan paham fiqh. Apakah pelajaran fiqh yang ada masih relevan dengan

perkembangan zaman atau tidak. Misalnya, bolehkah mengusap sepatu

dengan air sebagai pengganti membasuh kedua kaki sampai mata kaki karena

sepatu seharian dipakai lengkap dengan kaos kaki?

Komunikasi dan interaksi guru atau dosen dengan para mahasiswa

sekarang ini bukan terjadi antara bapak/ibu dan anak tetapi justru seperti

teman. Kondisi semacam ini memang sering terjadi perdebatan karena seolah

guru bukan lagi menjadi “yang digugu dan ditiru”, aspek keteladanan dan

yang dipatuhi. Konsep “wibawa” juga telah terjadi pergeseran dari yang

tadinya dalam bentuk penghormatan fisik menjadi penghormatan psikis.

Dalam masyarakat NU tradisi mencium tangan Kiyai sangat dianjurkan

karena hal itu termasuk yang dianjurkan oleh agama.19

Khusus pengajaran dan pembelajaran yang terjadi terutama di Sekolah

Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, para mahasiswa diarahkan

untuk menemukan hal-hal baru sebagai pengembangan keilmuan Islam

secara multidisiplin dan integratif. Program keilmuan yang dikembangkan di

Sekolah Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta adalah agama dan

kedokteran, agama dan kesehatan, agama dan lingkungan, agama dan

deplomasi, agama dan sains, agama dan politik, agama dan hak asasi

manusia, dan lain-lain. Penyelenggaraan program yang monodisiplin seperti

tafsir, hadis, fiqh, tauhid, dan lainnya diserahkan kepada masing-masing

Fakultas. Walau demikian prinsip integrasi keilmuan, keislaman, dan

keindonesiaan tetap menjadi faktor yang tidak boleh diabaikan.20

Pengajaran dan pembelajaran realistik sekarang ini tidak dapat tidak

mesti terjadi dan dilaksanakan karena sumber belajar tidak lagi dimonopoli

19

Baca hadis-hadis Ubudiyyah dalam

http://www.nu.or.id/page/id/dinamic_detil/10/27612/Ubudiyyah/Tradisi_Mencium_Tangan_

Kyai.html diakses 03 Maret 2012. 20

Ketika ujian proposal tesis atau disertasi para mahasiswa sering diingatkan agar

kesimpulan yang dimajukan berupa kaidah baru di bidang keilmuan mahasiswa yang

bersangkutan.

Page 13: PENGAJARAN DAN PEMBELAJARAN REALISTIK DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47409/1/01.1 Pengajaran dan...Pengajaran dan Pembelajaran Realistik dalam Pendidikan

Masa Lampau untuk Masa Depan

13

oleh guru atau dosen. Para siswa dan mahasiswa sering lebih tahu terlebih

dahulu dibanding para dosen atau gurunya karena mereka lebih dahulu

mengetahuinya via internet yang dapat diakses di mobilephone. Para guru

atau dosen yang memiliki pandangan yang berseberangan dengan informasi

para siswa dan mahasiswa cenderung diabaikan. Kitab-kitab keagamaan

klasik yang tadinya dinilai sebagai materi “agama yang absolut” mulai

bergeser ke “hasil pemikiran manusia biasa yang relatif”. Uraian dan

temuan yang ada dalam kitab keagamaan klasik sering dikritisi para

mahasiswa. Hal tersebut dapat dibaca dalam banyak tesis magister dan

disertasi doktor.

Situasi lain yang mewajibkan adanya pengajaran dan pembelajaran

realistik adalah semakin terbukanya komunikasi dan semerbaknya asas Hak

Asasi Manusia (HAM). Asas ini memberikan peluang sangat besar bagi

adanya keadilan dan persamaan yang merata di banyak kalangan. Para siswa

dan mahasiswa, termasuk para orang tuanya dapat melakukan protes dan

klaim terhadap perilaku, sikap dan tindakan guru atau dosen yang dinilai

tidak sejalan dengan kebebasan atau realitas yang ada.21

Pengajaran dan pembelajaran yang ada sekarang seharusnya

memposisikan siswa atau mahasiswa sebagai seseorang yang memiliki

pengetahuan dan pengalaman sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya,

sehingga siswa dapat mengembangkan pengetahuan tersebut apabila

diberikan kesempatan untuk mengembangkannya. Dengan demikian, siswa

harus aktif dalam pencarian dan pengembangan pengetahuan.

Guru atau dosen haruslah hanya bertindak sebagai fasilitator. Dia harus

memberikan kesempatan kepada para siswa atau mahasiswa untuk

berkembang, berpendapat, berkreasi sebagai dirinya. Guru atau dosen juga

tidak boleh lagi terpaku dengan materi yang ada di buku-buku pelajaran.

Mereka harus kreatif untuk menemukan materi-materi baru yang up to date

yang sesuai dengan perkembangan zaman.

Prinsip lain yang perlu dilakukan dalam pengajaran dan pembelajaran

sekarang adalah memberi kesempatan seluas-luasnya kepada anak didik

21

Informasi tentang ini antara lain dapat dibaca di

http://edukasi.kompasiana.com/2012/02/24/siswa-sd-berani-protes-gurunya-sendiri/ diakses

03 Maret 2012, http://aceh.tribunnews.com/2011/12/30/siswa-smk-taman-fajar-protes-ke-

disdik diakses 03 Maret 2012, http://nasional.inilah.com/read/detail/1809886/guru-

tempeleng-murid-wali-murid-protes, http://rimanews.com/read/20120216/54545/kepsek-

selingkuh-siswa-protes, diakses 03 Maret 2012

Page 14: PENGAJARAN DAN PEMBELAJARAN REALISTIK DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47409/1/01.1 Pengajaran dan...Pengajaran dan Pembelajaran Realistik dalam Pendidikan

Pengajaran dan Pembelajaran Realistik dalam Pendidikan Islam

14

untuk melakukan aktifitas dan kreatifitas secara individu maupun kolektif.

Selain itu, semua manusia tanpa membedakan ras, budaya, dan jenis kelamin

memiliki kemampuan dalam hal belajar. Tidak mengherankan jika ada siswa

madrasah yang dapat meraih medali tingkat internasional di bidang

matematika.22

Pengajaran dan pembelajaran tidak lagi berpusat pada guru atau dosen.

Sekarang paradigma pengajaran dan pembelajaran ke arah pembelajaran

berpusat pada siswa atau mahasiswa. Keragaman mahasiswa menuntut

adanya pola belajar yang berbeda-beda. Guru atau dosen tidak dapat lagi

menyeragamkan perlakuan terhadap mahasiswa. Banyak konsekuensi akibat

perubahan paradigma tersebut. Dosen harus menerima kondisi keberagaman

mahasiswa dan harus mau menyesuaikan cara mengajarya serta harus mau

juga mempersiapkan bahan dan metode pengajaran yang beragam sesuai

karakter masing-masing.

Kalau dahulu pengajaran dan pembelajaran mengandalkan pada

ingatan, sekarang berubah menjadi pemahaman. Mahasiswa diberi

kesempatan banyak untuk aktif melakukan dengan cara mencari dan

menyusun pengetahuan baru. Siswa atau mahasiswa aktif dalam terlibat

dalam perdebatan, menganalisis, berfikir kritis dalam menerima atau

menolak informasi yang ada. Dengan demikian maka selaiknya penilaian

terhadap hasil ujian para siswa atau mahasiswa didasarkan pada banyak

faktor selama proses pengajaran dan pembelajaran, bukan ujian akhir semata.

Pengajaran dan pembelajaran yang efektif harus juga

mempertimbangkan adanya suasana yang menyenangkan, santai, tidak

tertekan, tetapi tetap dalam koridor disiplin dan menunjukkan minat yang

tinggi. Salah satu Pusat Bimbingan Belajar Ganesha Operation menamakan

teori belajar kepada pasa siswanya sebagai Revolusi Belajar. Istilah ini

dimaknai sebagai metode belajar yang mengoptimalkan penggunaan otak kiri

dan otak kanan sehingga belajar menjadi lebih menyenangkan dan pelajaran

mudah dimengerti. Buah dari metode belajar ini adalah para siswanya sering

memperoleh medali tingkat internasional.23

22

Informasi tentang Siswa Madrasah Raih Medali Lomba Matematika Internasional,

lihat http://kajianpsikologi.guru-indonesia.net/artikel_detail-17206.html diakses 03 Maret

2012. 23

Baca http://www.ganesha-operation.com/berita-160-siswa-ganesha-operation-meraih-

medali-pada-kegiatan-asmops.html diakses 03 Maret 2012.

Page 15: PENGAJARAN DAN PEMBELAJARAN REALISTIK DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47409/1/01.1 Pengajaran dan...Pengajaran dan Pembelajaran Realistik dalam Pendidikan

Masa Lampau untuk Masa Depan

15

VI

Berdasarkan uraian sederhana di atas dapat diperoleh pelajaran bahwa

semakin tinggi kepercayaan kepada murid semakin kondusif dalam

pembelajaran.

Kaidah tersebut dapat diberlakukan dalam banyak hal yang berkaitan

komunikasi antar dua arah atau lebih. Misalnya hubungan antara pemerintah

pusat dan daerah, guru dan murid, orang tua dan anak, kebijakan pendidikan

bagi para siswa atau mahasiswanya dan seterusnya. Artinya, tanda

kedewasaan sesuatu terletak pada semakin tinggi atau rendahnya

kepercayaan terhadap orang lain. Bagi lembaga pendidikan Islam,

pendidikan realistik semakin mendekatkan ajaran agama kepada dunia nyata

para siswa atau mahasiswa.

Terima kasih wallah a’lam bi alshawab.

Jakarta, 03 Maret 2012

Page 16: PENGAJARAN DAN PEMBELAJARAN REALISTIK DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47409/1/01.1 Pengajaran dan...Pengajaran dan Pembelajaran Realistik dalam Pendidikan

Pengajaran dan Pembelajaran Realistik dalam Pendidikan Islam

16