Upload
others
View
15
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PENGAKUAN, PENGUKURAN BIAYA LINGKUNGAN DAN
PENGUNGKAPAN LINGKUNGAN PADA KUALITAS LINGKUNGAN
PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI INDONESIA TAHUN 2013-2017
Skripsi
Oleh
HAFIN JAYA WARDANA
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2019
ABSTRACT
RECOGNITION, MEASUREMENT OF ENVIRONMENTAL COSTS AND
ENVIRONMENTAL DISCLOSURES IN THE MANUFACTURING
ENVIRONMENT QUALITY IN INDONESIA 2013-2017
By
Hafin Jaya Wardana
This study aims to empirically examine the effect of Environmental Costs and
Environmental Disclosures on Environmental Quality (ISO 14001). This study
uses independent variables namely Environmental Costs and Environmental
Disclosures based on GRI G4. While the dependent variable in this study is
Environmental Quality which is measured using ISO 14001 international
environmental certification.
The sample in this study is a manufacturing company listed on the Indonesia
Stock Exchange in 2013-2017. This study has a sample of 154 companies for
2013-2017. The type of data used is secondary data. Data analysis using logistic
regression analysis using SPSS 23 software application.
The results of this study indicate that environmental costs do not have a
significant effect on environmental quality, but still show a positive direction.
While environmental disclosure has a significant effect on environmental quality.
Keywords: Environmental Costs, Environmental Disclosure, Environmental
Quality, ISO 14001.
ABSTRAK
PENGAKUAN, PENGUKURAN BIAYA LINGKUNGAN DAN
PENGUNGKAPAN LINGKUNGAN PADA KUALITAS LINGKUNGAN
PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI INDONESIA TAHUN 2013-2017
Oleh
HAFIN JAYA WARDANA
Penelitian ini bertujuan untuk meguji secara empiris pengaruh Biaya Lingkungan
dan Pengungkapan Lingkungan terhadap Kualitas Lingkungan (ISO 14001).
Penelitian ini menggunakan variabel independen yaitu Biaya Lingkungan dan
Pengungkapan Lingkungan berdasarkan GRI G4. Sedangkan variabel dependen
dalam penelitian ini adalah Kualitas Lingkungan yang diukur dengan
menggunakan sertifikasi lingkungan internasional ISO 14001.
Sampel dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia tahun 2013-2017. Penlitian ini memiliki sampel sebanyak
154 perusahaan untuk tahun2013-2017. Jenis data yang digunakan adalah data
sekunder. Analisis data menggunakan analisis regresi logistik dengan
menggunakan aplikasi software SPSS 23.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa biaya lingkungan tidak memiliki pengaruh
yang signifikan terhadap kualitas lingkungan, namun tetap menunjukan arah yang
positif. Sementara pengungkapan lingkungan berpengaruh signifikan terhadap
kualitas lingkungan.
Kata Kunci : Biaya Lingkungan, ISO 14001, Kualitas Lingkungan,
Pengungkapan Lingkungan.
PENGAKUAN, PENGUKURAN BIAYA LINGKUNGAN DAN
PENGUNGKAPAN LINGKUNGAN PADA KUALITAS LINGKUNGAN
PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI INDONESIA TAHUN 2013-2017
Oleh
HAFIN JAYA WARDANA
Skripsi
Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar
SARJANA EKONOMI
Pada
Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Lampung
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2019
Judul Skripsi : PENGAKUAN, PENGUKURAN BIAYA
LINGKUNGAN DAN PENGUNGKAPAN
LINGKUNGAN PADA KUALITAS
LINGKUNGAN PERUSAHAAN
MANUFAKTUR DI INDONESIA TAHUN
2013-2017
Nama Mahasiswa : Hafin Jaya Wardana
Nomor Pokok Mahasiswa : 1411031055
Progam Studi : S1 Akuntansi
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis
MENYETUJUI
1. Komisi Pembimbing
Prof. Dr. Lindrianasari, S.E., M.Si.,Akt. Niken Kusumawardani, S.E., M.Sc.,Akt. NIP 197008171997032002 NIP 198701102014042001
2. Ketua Jurusan Akuntansi
Dr. Farichah, S.E., M.Si., Akt.
NIP 196206121990102001
MENGESAHKAN
1. Tim Penguji
Ketua : Prof. Dr. Lindrianasari, S.E., M.Si.,Akt. ............
Sekretaris : Niken Kusumawardani, S.E., M.Sc.,Akt. ............
Penguji : Dr. Einde Evana, S.E., M.Si., Akt., C.A., CPA. ............
2. Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Prof. Dr. Hi. Satria Bangsawan, S.E., M.Si.
NIP 1961090419871011
Tanggal Lulus Ujian Skripsi : 18 Juni 2019
PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Hafin Jaya Wardana
NPM : 1411031055
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul “Pengakuan,
Pengukuran Biaya Lingkungan dan Pengungkapan Lingkungan pada Kualitas
Lingkungan Perusahaan Manufaktur di Indonesia Tahun 2013-2017” adalah
benar hasil karya saya sendiri. Dalam skripsi ini tidak terdapat keseluruhan atau
sebagaian tulisan orang lain yang saya ambil dengan cara meniru atau menyalin
dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol yang menunjukkan gagasan atau
pemikiran dari penulis lain, yang saya akui seolah-olah sebagai tulisan saya, selain
itu atau yang saya ambil dari tulisan orang lain tanpa memberikan pengakuan
penulis aslinya. Apabila dikemudian hari terbukti bahwa pernyataan saya ini tidak
benar, maka saya siap menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Bandar Lampung, 20 Juni 2019
Hafin Jaya Wardana
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Metro pada tanggal 1 September 1996
sebagai putra pertama dari tiga bersaudara pasangan Bapak
Supriyanto dan Ibu Munjiah. Penulis memiliki dua orang adik
laki-laki dan perempuan. Adik laki-laki bernama Fajar Fauzan
Zuhdi dan seorang adik perempuan bernama Zakiana Anela
Putri.
Pada tahun 2002, penulis menyelesaikan pendidikan Taman Kanak-Kanak (TK) di
TK Gunung Mas. Pendidikan Sekolah Dasar (SD) diselesaikan oleh penulis pada
tahun 2008 di SD Negeri 2 Gunung Mas. Sekolah Menengah Pertama (SMP)
ditempuh oleh penulis di SMP Negeri 2 Metro dan diselesaikan pada tahun 2011.
Kemudian penulis melanjutkan pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA) di
SMA Negeri 4 Metro hingga tahun 2014.
Penulis terdaftar sebagai mahasiswa S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Lampung pada tahun 2014 melalui jalur SNMPTN. Selain itu, pada
tahun 2016 penulis terpilih sebagai LO (Liaison Officer) dalam kegiatan
Simposiun Nasional Akuntansi (SNA) yang merupakan kegiatan tahunan yang
diselenggarakan Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). Di tahun berikutnya tahun 2017,
penulis ikut serta dalam kegiatan AFEBI (Asosiasi Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Indonesia) dan terpilih sebagai LO (Liaison Officer) yang dilaksanakan Fakultas
sebagai tuan rumah.
PERSEMBAHAN
Alhamdulillahirobbilalamin
Puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya
sehingga dapat terselesaikannya penulisan skripsi ini. Shalawat beriring salam
selalu disanjungagungkan kepada Nabi Muhammad SAW.
Kupersembahkan karyaku ini untuk :
Kedua orang tuaku
Ayahanda Supriyanto dan Ibunda Munjiah
Terima kasih kepada ibu dan ayah karena telah merawat, membesarkan, mendidik,
mendukung, dan doa yang tidak pernah putus untuk keberhasilan dan kesuksesan
anaknya. Semoga ibu dan ayah selalu diberi kesehatan dan kebahagiaan.
Saudaraku
Fajar Fauzan Zuhdi dan Zakiana Aniela Putri
Seluruh keluarga besar yang telah memberikan semangat, motivasi dan doa
Seluruh sahabat dan teman-teman yang telah memberikan semangat dan doa
Almamaterku tercinta Universitas Lampung
MOTTO
“Allah tidak akan membebani seseorang melainkan sesuai kemampuannya”
(QS Al Baqarah: 286)
“Jadikanlah sabar dan shalatmu sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah
bersama orang-orang yang sabar”
(QS Al Baqarah: 153)
“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan”
(QS Al Insyirah: 5)
“Maka nikmat Tuhanmu manakah lagi yang kamu dustakan?”
(QS Ar-Rahman : 13)
SANWACANA
Bismillaahirrahmaanirrahiim.
Puji syukur kepada Allah SWT atas rahmat dan hidayah yang telah diberikan
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengakuan,
Pengukuran Biaya Lingkungan dan Pengungkapan Lingkungan pada
Kualitas Lingkungan Perusahaan Manufaktur di Indonesia Tahun 2013-
2017”, sebagai salah satu syarat untuk mempeoleh gelar Sarjana Ekonomi pada
Program Studi S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.
Dalam kesempatan ini dengan kerendahan hati, penulis menyampaikan rasa
hormat dan terima kasih yang tulus kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Hi. Satria Bangsawan, S.E., M.Si., selaku Dekan Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung;
2. Ibu Dr. Farichah, S.E., M.Si., Akt., selaku Ketua Jurusan S1 Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.
3. Ibu Yuztitya Asmaranti, S.E., M.Si., selaku Sekretaris Jurusan
AkuntansiFakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.
4. Ibu Prof. Dr. Lindrianasari, S.E., M.Si., Akt.,CA., selaku Dosen
Pembimbing Utama yang telah membimbing dan memberikan motivasi
untuk menyelesaikan skripsi ini.
5. Ibu Niken Kusumawardani S.E.,M.Sc., Akt., selaku Dosen Pendamping
atas kesediaannya memberikan waktu, bimbingan serta saran dalam proses
menyelesaikan skripsi ini.
6. Ibu Dewi Sukmasari, S.E., M.S.A., CA., Akt. selaku Pembimbing
Akademik selama masa perkuliahan yang banyak memberikan ilmu, kritik,
saran, kesan, dan motivasi yang sangat membangun.
7. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung yang
telah memberikan ilmu pengetahuan dan pembelajaran berharga bagi
penulis selama menempuh program pendidikan S1.
8. Seluruh Staf Akademik, Administrasi, Tata Usaha, para pegawai, serta staf
keamanan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung yang telah
banyak membantu baik selama proses perkuliahan maupun penyusunan
skripsi, terima kasih atas segala kesabaran dan bantuan yang diberikan.
9. Kedua orang tuaku, Bapak Supriyanto dan Ibu Munjiah yang selalu
mendoakan, memberikan semangat, dan perhatian untuk menyelesaikan
studi ini. Terima kasih atas kasih sayang dan pengorbanan yang telah
kalian berikan kepadaku.
10. Adikku tersayang Fajar Fauzan Zuhdi dan Zakiana Anela Putri yang selalu
memberikan keceriaan dan inspirasi kepadaku.
11. Saudara seperjuangan tersayang, Mega Meilisa Manara yang banyak
membantu selama perkuliahan. Terima kasih atas kesabaran, kebaikan hati
dan canda tawa yang diberikan.
12. Sahabat pejuang skripsi Faisal Fachrurrozi, Aryo Bimo, Robert, Aminudin,
Dani Aulia, Soni Setiawan, Teguh Prasetyo, Bagus Setiawan, Ghazy Zein,
Ilham Arif, Andy Tonang, Ariyanto, Frengky, IB. Terima kasih yang
selalu mendoakan, memberi semangat dan perhatian, serta untuk canda
tawa kebersamaan kita selama ini. Sukses selalu kawan.
13. Teman-Teman terbaikku Bujang dan Gadis Akuntansi 2014. Terima kasih
atas dukungan semangat dan kebersamaan selama ini.
14. Sahabat SMA ku, Adam Wirayuda, Hafiddhudin Rizky Ramadhan, Anto,
Bu Oci, Bella Dentia, Amalia Rahmatika, Santy. Terima kasih atas doa
dan dukungan, serta canda tawa dan kebersamaan yang telah diberikan.
15. Teman-teman Wildcats Softball yang telah meberikan keceriaan selama
ini.
16. Teman teman KKN Desa Gunung Sugih Kec, Kedondong Kab.
Pesawaran, Arif, Ana, Arien, dan Indah,. Terima kasih untuk kerja sama
dan pengalaman selama 40 hari. Semoga kita semua menjadi orang yang
sukses dikemuddian hari.
17. Seluruh teman-teman Akuntansi 2014 , yang ikut membantu dengan
memberikan masukan ide untuk memperlancar penulisan skripsi ini yang
tidak dapat disebutkan satu persatu.
Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak dan semoga
Allah SWT memberikan rahmat, berkah dan hidayah-Nya untuk kita semua.
Bandarlampung, 20 Juni 2019
Penulis
Hafin Jaya Wardana
NPM. 1411031055
i
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI ........................................................................................................ i
DAFTAR TABEL ............................................................................................... iii
DAFTAR TABEL ............................................................................................... iv
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................... 6
1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................................ 7
1.4 Manfaat Penelitian .......................................................................................... 7
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori ................................................................................................ 8
2.1.1 Teori Stakeholder .................................................................................... 8
2.1.2 Teori Legitimasi ...................................................................................... 9
2.2 Akuntansi Lingkungan .................................................................................... 10
2.2.1 Pengertian Akuntansi Lingkungan .......................................................... 10
2.3 Biaya Lingkungan ........................................................................................... 11
2.3.1 Pengertian Biaya Lingkungan ................................................................. 11
2.3.2 Kategori Biaya Lingkungan .................................................................... 12
2.4 Pengungkapan Lingkungan ............................................................................. 17
2.5 Kualitas Lingkungan ....................................................................................... 18
2.5.1 Pengertian Kualitas Lingkungan ............................................................. 18
2.5.2 ISO (International Organization of Standardization) ............................. 19
2.5.3 ISO 14001 Sistem Manajemen Lingkungan ........................................... 20
2.6 Pengembangan Hipotesis ................................................................................ 23
2.6.1 Pengaruh Biaya Lingkungan pada Kualitas Lingkungan ........................ 23
2.6.2 Pengaruh Pengungkapan Lingkungan pada Kualitas Lingkungan .......... 24
2.7 Model Penelitian ............................................................................................. 26
ii
III. METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Populasi dan Sampel ....................................................................................... 27
3.2 Jenis dan Sumber Data .................................................................................... 27
3.3 Operasional Variabel ....................................................................................... 27
3.3.1 Variabel Independen ................................................................................ 27
3.3.2 Variabel Dependen .................................................................................. 29
3.4 Metode Analisis Data ...................................................................................... 29
3.4.1 Statistik Deskriptif ................................................................................... 29
3.4.2 Uji Hipotesis ............................................................................................ 30
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Analisis Data ................................................................................................... 33
4.2 Hasil Analisis Statistik Deskriptif ................................................................... 33
4.3 Hasil Uji Analisis Regresi Logistik ................................................................ 36
4.3.1 Hasil Uji Kelayakan Model Regresi (Goodness of Fit) .......................... 36
4.3.2 Hasil Uji Kesesuaian Keseluruhan Model (Overall Model Fit) .............. 36
4.3.3 Hasil Uji Koefisien Determinasi (Nagelkerke R. Square) ....................... 37
4.3.4 Hasil Uji Hipotesis .................................................................................. 37
4.4 Pembahasan Hasil Penelitian .......................................................................... 39
4.4.1 Pengaruh Biaya Lingkungan terhadap Kualitas Lingkungan .................. 39
4.4.2 Pengaruh Pengungkapan Lingkungan terhadap Kualitas Lingkungan .... 40
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan ..................................................................................................... 42
5.2 Keterbatasan Penelitian ................................................................................... 43
5.3 Saran ................................................................................................................ 43
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
iii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
Tabel 4.1 Sampel Penelitian ................................................................................. 33
Tabel 4.2 Hasil Uji Statistik Deskriptif ................................................................ 34
Tabel 4.3 Uji Kelayakan Model ........................................................................... 36
Tabel 4.4 Uji Kesesuaian Keseluruhan Model ..................................................... 36
Tabel 4.5 Uji Koefisien Determinasi ................................................................... 37
Tabel 4.6 Hasil Uji Hipotesis ............................................................................... 37
Tabel 4.7 Kesimpulan Hasil Penelitian ................................................................ 39
iv
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran ......................................................................... 26
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Permasalahan lingkungan merupakan hal yang perlu diperhatikan khususnya pada
negara berkembang seperti Indonesia melihat dampak buruk yang dirasakan oleh
lingkungan dan masyarakat. Perusahaan industri manufaktur merupakan salah satu
penyebab terjadinya pencemaran lingkungan. Dimana dengan tumbuhnya sektor
industri maka harus diiringi dengan pengelolaan lingkungan yang baik.
Di Indonesia upaya pemerintah dalam menjaga dan melestarikan lingkungan
hidup melalui perusahaan-perusahaan diatur dalam Undang-Undang No 40 tahun
2007 tentang Perseroan Terbatas ayat 1 yang berbunyi “Perseroan yang
menjalankan kegiatan usahanya dibidang/atau berkaitan dengan sumber daya alam
wajib melaksanakan Tangguang Jawab Sosial dan Lingkungan”. Serta dalam
Undang-Undang Nomor 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup yang menekankan pada pertanggungjawaban pihak yang
melakukan usaha di lahan berbahaya.
Dalam kenyataannya masih ada industri yang menghiraukan kesadaran akan
kelestarian lingkungan dengan membuang limbah cair ke sungai tanpa proses
pengelolaan limbah yang baik, sehingga merugikan manusia dan merusak
ekosistem di sekitar lingkungan. Pada tahun 2013, Sungai Citarum dan Pulau
2
Kalimantan masuk dalam 10 tempat paling tercemar di dunia menurut laporan
lingkungan yang dikeluarkan oleh Blacksmith Institute dan Green Cross
Switzerland Organization. Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh
Blacksmith Institute dan Green Cross Switzerland Organization, Sungai Citarum
digunakan sebagai sumber air untuk mengairi dan wilayah pertanian lainnya,
terkontaminasi limbah yang mengandung alumunium dan mangan dari aktivitas
industri. Kawasan lain yang juga dinilai sebagai satu dari sepuluh kawasan paling
terpolusi di dunia adalah Kalimantan, Indonesia. Pulau ini menjadi pulau paling
rusak secara lingkungan dan berbahaya bagi manusia akibat maraknya berbagai
aktivitas penambangan emas ilegal yang terjadi di berbagai wilayah pedalaman.
Sebagian besar penambang emas ini menggunakan merkuri untuk memurnikan
emas dan memisahkannya dari logam lainnya lewat media air. Dalam proses
ekstraksi ini, ratusan ribu liter air terkontaminasi merkuri dan kembali memasuki
aliran-aliran utama sungai yang menjadi sumber air bagi masyarakat yang ada di
sepanjang sungai (www.mongabai.co.id, 2013).
Pencemaran lingkungan terutama di daerah aliran sungai (DAS) Citarum sebagian
besar disebabkan oleh industri yang membuang limbah ke sungai tanpa dilakukan
pengelolaan terlebih daluhu. Dampak yang diakibatkan lingkungan tercemar berat
sawah-sawah di Kabupaten Bandung mengalami pencemaran limbah berbahaya
yang memungkinkan nasi yang dikonsumsi masyarakat telah tercemar. Selain
lingkungan dan pangan tercemar krisis air juga menjadi permasalahan masyarakat
dimana air sudah tercemar dan tidak layak (www.sindonews.com, 2018). Sektor
manufakturlah penyumbang terbesar penyebab terjadinya kerusakan lingkungan di
Indonesia. Direktur Jendral Pengendalian dan Pencemaran Kerusakan Lingkungan
3
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, M.R. Karliansyah mengatakan
bahwa industri manufaktur menyumbang 34% dalam aspek pencemaran air, 30%
dalam hal pencemaran pengelolaan limbah, dan 18% dalam aspek pengendalian
pencemaran udara untuk masalah ketidaktaatan pada tahun 2015
(www.industri.bisnis.com, 2015). Contohnya PT. Pindo Deli Pulp & Paper Mills
3, anak perusahaan Sinar Mas Group, pada September 2015 yang berproduksi di
Jawa Barat, disegel pemerintah karena membuang limbah dan tidak memiliki izin
lingkungan (tempo.com, 2015).
Berry dan Rondinelli (1998) dalam Ja'far dan Arifah (2006) menjelaskan bahwa
kepedulian terhadap lingkungan sebenarnya muncul akibat berbagai dorongan dari
pihak luar perusahaan, antara lain: pemerintah, konsumen, stakeholder dan
persaingan. Dalam era globalisasi perusahaan dituntut tidak hanya berfokus pada
keuntungan ekonomi saja namun perusahaan harus berorientasi pada triple bottom
line yaitu people, planet dan profit sehingga perusahaan dapat terlibat dalam
kesejahteraan masyarakat serta turut menjaga kelestarian lingkungan.
Konsep green (environmental) accounting, akuntansi lingkungan sebenarnya
sudah mulai berkembang sejak 1970-an di Eropa. Akibat tekanan lembaga-
lembaga bukan pemerintah dan meningkatnya kesadaran lingkungan di kalangan
masyarakat yang mendesak agar perusahaan-perusahaan bukan sekedar
berkegiatan industri demi bisnis saja, tetapi juga menerapkan pengelolaan
lingkungan yang baik. Tujuannya adalah meningkatkan efisiensi pengelolaan
lingkungan dengan melakukan penilaian kegiatan lingkungan dari sudut pandang
biaya (environmental cost) dan manfaat atau efek (economic benefit), serta
4
menghasilkan efek perlindungan lingkungan (environmental protection) (Almilia
dan Wijayanto, 2007). Secara singkat, green accounting dapat memberikan
informasi mengenai sejauh mana organisasi atau perusahaan memberikan
kontribusi positif maupun negatif terhadap kualitas hidup manusia dan
lingkungannya (Belkaoui, 2000 dalam Komar,2004).
Perusahaan yang melakukan kegiatan pengelolaan lingkungan akan menimbulkan
biaya, biaya tersebut disebut biaya lingkungan atau biaya kualitas lingkungan.
Menurut Ikhsan (2009) biaya lingkungan adalah dampak yang timbul dari sisi
keuangan maupun non keuangan yang harus dipikul sebagai akibat dari kegiatan
yang mempengaruhi kualitas lingkungan. Pentingnya akuntansi lingkungan
dilakukan untuk mewujudkan kesadaran penuh dari perusahaan ataupun
organisasi yang mengambil manfaat dari lingkungan. Perusahaan perlu
mempertimbangkan usaha dalam meningkatkan konservasi lingkungan secara
berkelanjutan. Usaha yang dapat ditempuh perusahaan yaitu dengan memasukkan
anggaran lingkungan pada laporan keuangan dan pertanggungjawaban
perusahaan.
Bentuk tanggung jawab sosial perusahaan dilakukan dengan mengungkapkan
informasi lingkungan yang terdapat pada CSR. Menurut Suratno (2006),
Environmental disclosure atau pengungkapan lingkungan adalah pengungkapan
informasi yang berkaitan dengan lingkungan di dalam laporan tahunan.
Perusahaan yang mengungkapkan informasi lingkungan akan membuat opini
positif dari masyarakat dimana perusahaan memiliki kualitas lingkungan yang
baik sebagaimana kaitannya dengan teori legitimasi bahwa perusahaan atau
5
organisasi harus beroperasi di dalam norma-norma dan nilai-nilai sosial yang
dijunjung masyarakat dan memastikan bahwa aktivitas mereka bisa diterima.
Kemudian hal ini juga menjadi informasi dan penilaian bagi pihak luar, karena
dalam teori stakeholder bahwa suatu perusahaan atau organisasi sangat
membutuhkan peran dari pihak luar, seperti masyarakat dan lingkungan sekitar
sehingga sebuah perusahaan sangat bergantung pada dukungan stakeholdernya,
dan juga regulasi atau peraturan yang harus dipatuhi oleh suatu perusahaan.
Dalam mengelola lingkungan diperlukan sistem manajemen lingkungan yang baik
namun seiring dengan meningkatnya jumlah perusahaan yang bersaing dalam
pasar global maka suatu sistem manajemen lingkungan memerlukan International
Organization for Standardization (ISO) 14001 agar membangun sistem
manajemen lingkungan yang bertujuan menghasilkan produk dengan kualitas
tinggi dengan dampak lingkungan minimal (Callan dan Thomas, 2013:510). ISO
dapat dikatakan sebagai suatu kerangka kerja (framework) yang membantu
perusahaan mengidentifikasi, dan mengklasifikasi resiko-resiko berdasarkan
tingkat prioritasnya sehingga lebih efisien dalam mengatur resiko-resiko tersebut.
Dengan penerapan ISO 14001 juga dimaksudkan agar memenuhi persyaratan
pelanggan/pasar dan peraturan-peraturan yang berlaku berkaitan dengan
bisnis/industri yang memiliki dampak lingkungan yang signifikan baik secara
nasional ataupun internasional, memelihara dan meningkatkan citra perusahaan,
serta mengantisipasi persaingan dengan perusahaan sejenis atau kompetitor.
Penelitian mengenai akuntansi lingkungan telah dilakukan peneliti sebelumnya
untuk menguji pengaruh akuntansi lingkungan terhadap kinerja lingkungan antara
6
lain telah dilakukan oleh Perez et al. (2007) serta Henri dan Journeault (2010)
yang menemukan bahwa penyediaan informasi lingkungan kepada manajemen
berpengaruh positif terhadap kinerja lingkungan. Sedangkan Ja'far dan Arifah
(2006) menemukan bahwa full cost environmental accounting berpengaruh positif
terhadap kinerja lingkungan. Burhany (2014) yang menguji Pengaruh
Implementasi Akuntansi Lingkungan Terhadap Kinerja Lingkungan dan
Pengungkapan Informasi Lingkungan Studi pada Perusahaan Pertambangan
Umum yang mengikuti PROPER periode 2008-2009, menunjukkan bahwa
implementasi akuntansi lingkungan berpengaruh positif dan signifikan terhadap
kinerja lingkungan.
Berdasarkan uraian diatas, penulis memutuskan melakukan penelitian terhadap:
“Pengakuan, Pengukuran Biaya Lingkungan dan Pengungkapan
Lingkungan pada Kualitas Lingkungan Perusahaan Manufaktur di
Indonesia Tahun 2013-2017”.
1.2 Rumusan Permasalahan
1. Apakah biaya lingkungan berpengaruh terhadap kualitas lingkungan pada
perusahaan manufaktur di Indonesia ?
2. Apakah pengungkapan lingkungan berpengaruh terhadap kualitas
lingkungan pada perusahaan manufaktur di Indonesia ?
7
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini dijelaskan sebagai berikut :
1. Menguji secara empiris apakah biaya lingkungan berpengaruh terhadap
kualitas lingkungan pada perusahaan manufaktur di Indonesia.
2. Menguji secara empiris apakah pengungkapan lingkungan berpengaruh
terhadap kualitas lingkungan pada perusahaan manufaktur di Indonesia.
1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan akan memberikan manfaat bagi berbagai pihak,
diantaranya sebagai berikut:
1. Bagi pihak perusahaan, Penelitian ini diharapkan dapat membantu
perusahaan dalam mempertimbangkan faktor yang mempengaruhi kualitas
lingkungan.
2. Bagi peneliti selanjutnya, Penelitian ini diharapkan dapat membantu dan
menjadi referensi bagi peneliti dalam melakukan penelitian selanjutnya.
3. Bagi kalangan akademisi, penelitian ini diharapkan menambah wawasan
dan pengetahuan terhadap bidang akuntansi khususnya akuntansi
lingkungan.
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Teori Stakeholder
Teori Stakeholder merupakan teori yang menyatakan bahwa perusahaan bukanlah
entitas yang hanya beroperasi untuk kepentingan sendiri, namun harus
memberikan manfaat kepada seluruh stakeholder-nya (pemegang saham, kreditor,
konsumen, supplier, pemerintah, masyarakat, analis, dan pihak lain)( Ghazali dan
Chariri 2007). Stakeholder is a group or an individual who can affect, or be
affected by, the success or failure of an organization (Raymond et al., dalam Nor
Hadi, 2011:93). Dengan demikian keberadaan stakeholder mempunyai dampak
dari keberhasilan atau kegagalan suatu perusahaan dimana informasi yang
diperoleh menganai aktivitas perusahaan dapat mempengaruhi pengambilan
keputusan mereka.
Ghozali dan Chariri (2007) mengatakan bahwa kelangsungan hidup perusahaan
tergantung pada dukungan stakeholder dan dukungan tersebut harus dicari
sehingga aktivitas perusahaan adalah untuk mencari dukungan tersebut. Semakin
powerful stakeholder, makin besar usaha perusahaan untuk beradaptasi.
Pengungkapan sosial dianggap sebagai bagian dari dialog antara perusahaan
dengan stakeholdernya.
9
Ghomi dan Leung (2013) berpendapat bahwa stakeholder memiliki harapan yang
berbeda-beda terhadap perusahaan, untuk mengejar harapan tersebut stakeholder
dapat memberikan tekanan kepada perusahaan secara langsung maupun tidak
langsung dalam melakukan pengungkapan lingkungan. Dalam teori stakeholder
yang menyatakan bahwa perusahaan dalam menjalankan bisnisnya harus
bertanggung jawab terhadap semua pihak yang terkena dampak dari aktivitas
operasi perusahaan. Dengan demikian jika perusahaan memenuhi harapan dari
stakeholder, perusahaan dapat mancapai tujuan perusahaan yaitu profitabilitas
serta menciptakan keunggulan kompetitif seperti reputasi yang positif, hubungan
baik dengan stakeholder, loyalitas konsumen dll.
2.1.2 Teori Legitimasi
Teori legitimasi adalah teori yang berfokus pada interaksi antara perusahaan dan
masyarakat. Teori legitimasi merupakan salah satu teori yang banyak disebutkan
dalam akuntansi sosial dan lingkungan (Tilling, 2004). Konsep legitimasi
menunjukkan adanya suatu kontrak sosial di mana perusahaan bertanggung jawab
terhadap harapan atau tuntutan masyarakat (Kuznetsov dan Kuznetsova, 2008).
Legitimasi penting bagi perusahaan atau organisasi karena adanya batasan-batasan
yang ditekankan oleh norma-norma dan nilai-nilai sosial, dan reaksi terhadap
batasan tersebut dapat mendorong perilaku organisasi dengan memperhatikan
lingkungan. Perusahaan cenderung menggunakan kinerja berbasis lingkungan dan
pengungkapan informasi lingkungan untuk membenarkan atau melegitimasi
aktivitas perusahaan dimata masyarakat (Ghozali dan Chariri, 2007).
10
Dalam teori legitimasi menyatakan bahwa organisasi atau perusahaan secara
berkesinambungan harus memastikan apakah mereka telah beroperasi di dalam
norma–norma yang dijunjung masyarakat dan memastikan bahwa aktivitas
mereka bisa diterima pihak luar (dilegitimasi). Legitimasi perusahaan akan
diperoleh, jika terdapat kesamaan antara hasil dengan yang diharapkan oleh
masyarakat dari perusahaan, sehingga tidak ada tuntutan dari masyarakat.
2.2 Akuntansi Lingkungan (Green Accounting)
2.2.1 Pengertian Akuntansi Lingkungan (Green Accounting)
Akuntansi lingkungan merupakan penilaian dan pengungkapan lingkungan terkait
informasi keuangan dalam konteks akuntansi keuangan dan pelaporan (Ikhsan, 2009).
Badan perlindungan lingkungan Amerika Serikat atau United States Enviroment
Protection Agency (US EPA) dalam Ikhsan (2008) menyatakan bahwa akuntansi
lingkungan adalah fungsi penting tentang akuntansi lingkungan adalah untuk
menggambarkan biaya-biaya lingkungan supaya di perhatikan para stakeholders
perusahaan yang mampu mendorong dalam pengidentifikasikan cara-cara
mengurangi atau menghindari biaya-biaya ketika pada waktu yang bersamaan
sedang memperbaiki kualitas lingkungan.
Bell dan Lehman (1999) mendefinisikan akuntansi lingkungan sebagai, “Green
accounting is one of the contemporary concepts in accounting that support the
green movement in the company or organization by recognizing, quantifying,
measuring, and disclosing the contribution of the environment to the business
process”.
11
Sedangkan aktivitas dalam green accounting dijelaskan oleh Cohen dan Robbins
(2011) sebagai berikut, “Environmental accounting collects, analyzes, assesses,
and prepares reports of both environmental and financial data with a view toward
reducing environmental effect and costs. This form of accounting is central to
many aspects of governmental policy as well. Consequently, environmental
accounting has become a key aspect of green business and responsible economic
development”.
Melalui penerapan green accounting maka diharapkan lingkungan akan terjaga
kelestariannya, karena dalam menerapkan green accounting maka perusahaan
akan secara sukarela mamatuhi kebijakan pemerintah tempat perusahaan tersebut
menjalankan bisnisnya. Selain itu, penelitian yang dilakukan oleh De Beer dan
Friend (2005) membuktikan bahwa pengungkapan semua biaya lingkungan, baik
internal maupun eksternal, dan mengalokasikan biaya-biaya ini berdasarkan tipe
biaya dan pemicu biaya dalam sebuah akuntansi lingkungan yang terstruktur akan
memberikan kontribusi baik pada kinerja lingkungan.
2.3 Biaya Lingkungan (Environmental Cost)
2.3.1 Pengertian Biaya Lingkungan (Environmental Cost)
Biaya lingkungan adalah biaya-biaya yang terjadi karena kualitas lingkungan yang
buruk. Biaya lingkungan juga diartikan sebagai dampak , baik moneter atau non-
moneter yang terjadi oleh hasil aktifitas perusahaan yang berpengaruh pada
kualitas lingkungan (Ikhsan, 2009). Biaya lingkungan tidak hanya mengenai
informasi tentang biaya-biaya lingkungan dan informasi lainnya yang terukur,
akan tetapi juga tentang informasi material dan energi yang digunakan (Estianto
12
dan Purwanugraha, 2014).
Menurut Susenohaji (2003), biaya lingkungan merupakan biaya yang dikeluarkan
oleh perusahaan karena adanya sistem pengelolaan lingkungan yang buruk akibat
dari proses produksi perusahaan. Biaya lingkungan mencakup biaya yang
berhubungan dengan pengurangan proses produksi yang berdampak pada
lingkungan (internal) dan biaya yang berhubungan dengan perbaikan kerusakan
akibat limbah yang ditimbulkan (eksternal).
Biaya lingkungan ini dapat dilihat pada alokasi dana untuk Program Bina
Lingkungan yang tercantum dalam laporan keuangan ataupun laporan tahunan
perusahaan. Biaya lingkungan ini dihitung dengan membandingkan dana program
bina lingkungan dengan laba bersih yang dihasilkan oleh perusahaan.
2.3.2 Kategori Biaya Lingkungan (Environmental Cost)
Kategori biaya lingkungan berdasarkan International Guidance Document:
Environmental Management Accounting yang disusun oleh IFAC (2005) yaitu :
a. Biaya Material dari Output Produk (Materials Costs of Product Outputs)
Biaya yang termasuk dalam biaya material dari output produk adalah biaya
pembelian bahan yang akan dikonversi menjadi produk akhir, produk
samping, dan produk kemasan namun memiliki dampak yang
membahayakan bagi lingkungan apabila dibuang tanpa pengolahan yang
benar, yaitu:
1. Biaya Bahan Mentah dan Bahan Pembantu (Raw and Auxilary
Material);
13
2. Biaya Bahan Pembungkus (Packaging Materials);
3. Biaya Air (bila air adalah salah satu output produk).
b. Biaya Material dari Output Nonproduk (Materials Costs of Nonproduct
Outputs)
Biaya yang termasuk dalam biaya material dari output nonproduk adalah
biaya pembelian dan pengolahan sumber daya dan bahan lainnya yang
akan dibuang dan tidak dapat digunakan lagi atau disebut output
nonproduk (limbah dan emisi). Biaya yang termasuk dalam kategori biaya
material dari output nonproduk adalah:
1. Biaya Bahan Mentah dan Bahan Pembantu (Raw and Auxilary
Material);
2. Biaya Bahan Pembungkus (Packaging Materials);
3. Biaya Bahan Operasi (Operating Materials);
4. Biaya Air dan Energi (Water and Energy);
5. Biaya Pemrosesan (Material Processing Cost of NPO). Contohnya
adalah biaya depresiasi peralatan produksi.
c. Biaya Kontrol Limbah dan Emisi (Waste and Emission Control Costs)
Biaya kontrol limbah dan emisi adalah biaya untuk penanganan,
pengolahan, dan pembuangan limbah dan emisi, biaya perbaikan dan
kompensasi yang berkaitan dengan kerusakan lingkungan. Biaya yang
termasuk dalam kategori biaya kontrol limbah dan emisi adalah:
1. Depresiasi Peralatan Pengendalian Limbah;
2. Biaya Bahan Operasi (Operating Materials).
14
Bahan operasi yang termasuk dalam kategori biaya kontrol limbah dan
emisi berbeda dengan bahan operasi dari output nonproduk, karena
aktivitas pengelolaan limbah berbeda dengan aktivitas produksi. Biaya
yang termasuk dalam bahan operasi adalah:
a. Perlengkapan untuk menjalankan peralatan pengendalian limbah
dan polusi misalnya bahan kimia pembersih;
b. Penanganan limbah seperti kontainer pengangkut sampah;
c. Treatment emisi dan polusi seperti penggunaan bahan kimia
untuk penanganan limbah cair.
3. Air dan Energi (Water and Energy)
Biaya diukur berdasarkan air dan energi yang digunakan untuk
menjalankan instalasi penanganan limbah dan emisi.
4. Tenaga Internal (Internal Personnel)
Biaya tenaga internal termasuk untuk biaya gaji dan upah tenaga
penuh dan tenaga paruh waktu dalam aktivitas pengendalian limbah
dan emisi.
5. Jasa Eksternal (External Service)
Jasa eksternal adalah biaya untuk membayar tenaga dari luar
perusahaan, contohnya konsultan, pelatih, kontraktor, firma hukum,
dan lainnya yang berhubungan dengan kontrol limbah dan emisi.
6. Biaya Perizinan dan Pajak (Taxes and Permits)
Biaya yang termasuk dalam kategori ini adalah biaya perizinan dan
pajak untuk melakukan kontrol limbah dan emisi. Contohnya biaya
15
perizinan pembuangan limbah padat, biaya perizinan pembuangan
limbah cair, dan biaya emisi karbondioksida.
7. Biaya Asuransi
Contoh biaya asuransi adalah biaya asuransi peralatan untuk
pengendalian limbah dan emisi.
8. Biaya Pemulihan dan Kompensasi (Remediation and Compensation)
Contoh biaya pemulihan dan kompensasi adalah biaya pembersihan
tempat-tempat yang terkontaminasi oleh polusi.
d. Biaya Pencegahan dan Pengelolaan Lingkungan (Prevention and other
Environmental Management Costs)
Biaya pencegahan dan pengelolaan lingkungan adalah biaya yang timbul
karena adanya kegiatan pengelolaan lingkungan yang bersifat preventif
dan biaya pengelolaan lingkungan lainnya seperti perencanaan perbaikan
lingkungan, pengukuran kualitas lingkungan, komunikasi dengan
masyarakat mengenai kesadaran lingkungan. Biaya-biaya yang termasuk
dalam kategori biaya pencegahan dan pengelolaan lingkungan adalah:
1. Depresiasi Peralatan
Peralatan yang didepresiasi adalah peralatan yang berkaitan dengan
pencegahan terjadinya polusi.
2. Biaya Bahan Operasi, Air, dan Energi (Operation Material, Water,
dan Energy)
3. Tenaga Internal (Internal Personnel)
16
Biaya tenaga internal termasuk untuk biaya gaji dan upah tenaga
penuh dan tenaga paruh waktu untuk:
a. Manajemen pencegahan;
b. Perencanaan dan sistem lingkungan;
c. Audit lingkungan;
d. Komunikasi lingkungan.
4. Jasa Eksternal (External Service)
Jasa eksternal adalah biaya untuk membayar tenaga dari luar
perusahaan seperti konsultan, kontraktor, badan sertifikasi, firma
hukum yang berkaitan dengan pencegahan dan pengelolaan
lingkungan.
5. Biaya Lainnya
Biaya yang termasuk biaya lainnya adalah biaya sosialisasi kesadaran
lingkungan dan biaya sumbangan lingkungan.
e. Biaya Penelitian dan Pengembangan (Research and Development Costs)
Biaya penelitian dan pengembangan adalah biaya yang timbul karena
adanya proyek-proyek penelitian dan pengembangan yang berhubungan
dengan isu-isu lingkungan.
f. Biaya Tak Berwujud (Less Tangible Cost)
Biaya yang termasuk kategori biaya tak berwujud adalah biaya
externalities yaitu biaya kompensasi bagi masyarakat sekitar perusahaan
atas berdirinya perusahaan, biaya untuk menjaga citra perusahaan, dan
realisasi pada stakeholder perusahaan.
17
2.4 Pengungkapan Lingkungan (Environmental Disclosure)
Pengungkapan (disclosure) ialah pemberian data yang bermanfaat kepada pihak
yang memerlukan. Pengungkapan pada laporan tahunan harus memberikan
informasi secara jelas dan dapat menggambarkan secara tepat mengenai kejadian-
kejadian ekonomi yang berpengaruh terhadap hasil operasi usaha tersebut.
Informasi yang diungkapkan harus berguna dan tidak membingungkan pemakai
laporan tahunan dalam membantu mengambil keputusan ekonomi (Ghozali dan
Chariri, 2001).
Menurut Suratno, dkk (2006) Environmental disclosure atau pengungkapan
lingkungan adalah pengungkapan informasi yang berkaitan dengan lingkungan di
dalam laporan tahunan. Menurut Bethelot (2002) dalam Al Tuwaijri,et al, (2004)
mendefinisikan environmental disclosure sebagai kumpulan informasi yang
berhubungan dengan aktifitas pengelolaan lingkungan oleh perusahaan dimasa
lalu, sekarang dan yang akan datang.
Dalam penelitian ini digunakan standar GRI G4 untuk menilai environmental
disclosure. Global Reporting Initiative (GRI) adalah sebuah jaringan berbasis
organisasi yang telah mempelopori perkembangan dunia, paling banyak
menggunakan kerangka laporan keberlanjutan dan berkomitmen untuk terus
menerus melakukan perbaikan dan penerapan di seluruh dunia
(www.globalreporting.org). Indeks GRI G4 merupakan pedoman pelaporan
keberlanjutan komprehensif yang paling banyak digunakan di dunia. Indeks GRI
G4 mencakup 91 item pengungkapan yang terdiri dari 3 kategori utama (ekonomi,
lingkungan dan sosial), untuk pengungkapan lingkungan terdapat 8 aspek
18
pengungkapan (material, energi, air, keanekaragaman hayati, emisi, limbah,
kepatuhan lingkungan, dan penilaian lingkungan pemasok), yang terdiri 34 item
pengungkapan.
2.5 Kualitas Lingkungan
2.5.1 Pengertian Kualitas Lingkungan
Secara sederhana kualitas lingkungan hidup diartikan sebagai keadaan lingkungan
yang dapat memberikan daya dukung optimal bagi kelangsungan hidup manusia
pada suatu wilayah. Kualitas lingkungan dicirikan antara lain dari suasana yang
membuat orang merasa betah atau kerasan tinggal di tempatnya sendiri. Berbagai
keperluan hidup terpenuhi dari kebutuhan dasar atau primer, meliputi makan,
minum, perumahan, sampai kebutuhan rohani atau spiritual meliputi pendidikan,
rasa aman, dan sarana ibadah. Kualitas lingkungan hidup dapat dibedakan
berdasarkan karakteristik biofisik, sosial-ekonomi, dan budaya (ww.ipqi.org).
Kinerja lingkungan adalah hasil yang dapat diukur dari sistem manajemen
lingkungan, yang terkait dengan kontrol aspek-aspek lingkungannya. Pengkajian
kinerja lingkungan didasarkan pada kebijakan lingkungan dan target lingkungan
(ISO 14001).
Menurut Lankoski (2000), konsep kinerja lingkungan merujuk pada tingkat
kerusakan lingkungan hidup yang disebabkan oleh kegiatan-kegiatan yang
dilakukan oleh perusahaan. Tingkat kerusakan lingkungan yang lebih rendah
menunjukan kinerja lingkungan perusahaan lebih baik. Begitu pula sebaliknya,
semakin tinggi tingkat kerusakan lingkungannya maka semakin buruk kinerja
lingkungan perusahaan tersebut.
19
Lindrianasari (2007) menjelaskan tolok ukur kinerja lingkungan yang akan
dipakai di dalam setiap penelitian dapat saja beragam tergantung dari indikator
kinerja lingkungan yang saat ini digunakan. Jenis indikator kinerja lingkungan
seperti PROPER, ISO (ISO 14001 untuk Sistem Manajemen Lingkungan dan ISO
17025 untuk Sertifikasi Uji Lingkungan dari lembaga independen), AMDAL (uji
BOD dan COD air limbah), dan GRI (Global Reporting Initiative) yang menjadi
pelopor bagi pengembangan kerangka kerja pelaporan berkelanjutan.
Dalam penelitian ini, kualitas lingkungan perusahaan ini diukur menggunakan
ISO 14001. Karenan ISO 14001 menilai keseluruhan manajemen lingkungan yang
berkelanjutan dari suatu perusahaan. Sehingga dapat digeneralisasikan untuk
perusahaan yang memiliki banyak anak perusahaan.
2.5.2 ISO (International Organization for Standardization)
ISO merupakan organisasi internasional independen non-pemerintah dengan
keanggotaan 161 badan standar nasional. Melalui anggotanya, menyatukan para
ahli untuk berbagi pengetahuan dan mengembangkan standar secara sukarela,
berdasarkan konsensus, standar internasional relevan terhadap pasar yang
mendukung inovasi dan memberikan solusi untuk tantangan global. Standar
internasional ini memberikan spesifikasi kelas dunia untuk produk, layanan dan
sistem, untuk memastikan kualitas, keamanan dan efisiensi. Mereka berperan
dalam memfasilitasi perdagangan internasional (www.iso.org).
ISO telah menerbitkan 22246 standar internasional dan dokumen terkait, meliputi
hampir setiap industri, dari teknologi, keamanan pangan, pertanian, kesehatan dan
20
manufaktur. ISO Standar Internasional memiliki dampak di mana pun. Historis
ISO dimulai pada tahun 1946 ketika delegasi dari 25 negara bertemu di Institute of
Civil Engineers di London dan memutuskan untuk membuat sebuah organisasi
internasional yang baru untuk memfasilitasi koordinasi internasional dan
penyatuan standar. Pada tanggal 23 Februari 1947 organisasi baru ISO secara
resmi mulai beroperasi. Kini ISO memiliki anggota dari 161 negara dan 783
komite teknis dan subkomite untuk mengurus pengembangan standar. Lebih dari
135 orang bekerja penuh waktu untuk ISO Central Secretariat di Jenewa, Swiss
(www.iso.org).
2.5.3 ISO 14001 Sistem Manajemen Lingkungan
International Organization for Standardization (ISO) 14001 adalah standar yang
disepakati secara internasional yang menetapkan persyaratan untuk sistem
manajemen lingkungan. Standar ini membantu organisasi meningkatkan kinerja
lingkungan mereka melalui penggunaan sumber daya yang lebih efisien dan
pengurangan limbah, mendapatkan keunggulan kompetitif dan kepercayaan dari
para pemangku kepentingan. Sistem manajemen lingkungan membantu organisasi
mengidentifikasi, mengelola, memantau dan mengendalikan masalah lingkungan
dengan cara yang holistik. Standar ISO dari jenis sistem manajemen lain, seperti
ISO 9001 untuk manajemen mutu dan ISO 45001 untuk kesehatan dan
keselamatan kerja, semua menggunakan struktur tingkatan. Hal ini menandakan
bahwa ISO 14001 dapat diintegrasikan dengan mudah ke dalam sistem
manajemen ISO yang ada (www.iso.org).
ISO 14001 tepat untuk organisasi dari semua jenis dan ukuran, baik itu bersifat
21
pribadi, non-profit atau pemerintah. Hal ini dibutuhkan bagi organisasi yang
menganggap semua masalah lingkungan yang relevan dengan operasinya, seperti
polusi udara, air dan limbah, masalah pengelolaan limbah, pencemaran tanah,
mitigasi dan adaptasi perubahan iklim, penggunaan sumber daya dan efisiensi.
Seperti semua standar sistem manajemen ISO, ISO 14001 mencakup kebutuhan
untuk perbaikan berkesinambungan dari sistem organisasi dan pendekatan untuk
masalah lingkungan (www.iso.org).
ISO 14001 Sistem Manajemen Lingkungan bisa menjadi pendorong penaatan
lingkungan (environmental compliance) di dunia usaha. Salah satu standar
lingkungan internasional tersebut adalah standar manajemen lingkungan seri ISO
14001: 2004 (Hadiwiardjo, 1997 dalam Juliawati et al., 2014). Lebih jauh lagi, ia
mengungkapan bahwa dalam penerapannya SML ISO 14001 harus mengacu pada
beberapa elemen utama, yaitu komitmen dan kebijakan lingkungan, perencanaan,
penerapan dan operasi, pemeriksaan dan tindak koreksi, serta pengkajian dan
penyempurnaan.
Manfaat yang dirasakan oleh para pengguna yaitu: menunjukkan kepatuhan
dengan persyaratan hukum dan peraturan saat ini dan masa depan, meningkatkan
keterlibatan kepemimpinan dan keterlibatan karyawan, meningkatkan reputasi
perusahaan dan kepercayaan pemangku kepentingan melalui komunikasi strategis,
mencapai tujuan bisnis strategis dengan memasukkan isu-isu lingkungan ke dalam
manajemen bisnis, memberikan keunggulan kompetitif dan keuangan melalui
peningkatan efisiensi dan mengurangi biaya, mendorong kinerja lingkungan yang
lebih baik dari pemasok dengan mengintegrasikan mereka ke dalam sistem bisnis
22
organisasi (www.iso.org). Ann et al. (2006) mengungkapkan bahwa dengan
memiliki ISO 14001 akan membantu perusahaan dalam meningkatkan kinerja
ekonomi perusahaan dan disamping itu juga akan meningkatkan kinerja
lingkungan perusahaan.
Tiga komitmen fundamental mendukung kebijakan lingkungan untuk pemenuhan
persyaratan ISO 14001, termasuk (Suratno et al. 2006):
1. Pencegahan polusi ketika perusahaan beroperasi, maka proses bisnis yang
dilakukan oleh perusahaan tersebut berpotensi untuk menimbulkan dampak
terhadap lingkungan, baik dampak positif maupun negatif.
2. Kesesuaian dengan undang-undang yang ada, dalam Undang-Undang Nomor
40 tahun 2007 dinyatakan bahwa:
a. Perusahaan yang menjalankan kegiatan usahanya dibidang yang
berkaitan dengan sumber daya alam wajib melaksanakan tanggung jawab
sosial dan lingkungan.
b. Tanggung jawab sosial dan lingkungan sebagaimana disebutkan dalam
pasal 1 merupakan kewajiban perusahaan yang dianggarkan dan
diperhitungkan sebagai biaya perusahaan yang pelaksanaannya dilakukan
dengan memperhatikan kepatuhan dan kewajiban.
c. Perusahaan yang tidak melakukan kewajiban sebagaimana dimaksud
pada pasal 1 dikenai sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
d. Ketentuan lebih lanjut mengenai tanggung jawab sosial perusahaan diatur
dengan peraturan pemerintah.
3. Perbaikan berkesinambungan SML, pada prinsipnya penerapan ISO 14001
23
tidak berarti tercapainya kinerja lingkungan dalam waktu dekat. Sertifikat
SML dapat saja diberikan kepada perusahaan yang masih mengotori
lingkungan. Namun, dalam SML terdapat persyaratan bahwa perusahaan
memiliki komitmen untuk melakukan perbaikan secara terus menerus
(continual improvement). Dengan perbaikan secara terus menerus inilah
kinerja lingkungan akan sedikit demi sedikit diperbaiki.
2.6 Pengembangan Hipotesis
2.6.1 Pengaruh Biaya Lingkungan pada Kualitas Lingkungan
Burnett dan Hansen (2008) menyatakan bahwa jika perusahaan ingin
meningkatkan kinerja lingkungannya maka akuntansi harus terlibat di dalamnya
untuk melakukan fungsi pengumpulan, penghitungan, analisis dan pelaporan
biaya-biaya lingkungan dan transaksi lain yang berkaitan dengan lingkungan agar
dapat digunakan oleh manajemen untuk mengelola aspek lingkungan. Tujuan
utama dari akuntansi lingkungan adalah untuk mengoreksi kesenjangan informasi
(information gap) yang timbul karena tidak teridentifikasinya biaya dan kerusakan
lingkungan serta penggunaan informasi ini untuk mendukung keputusan bisnis
(Dourala et al., 2003).
Pada penelitian terdahulu yang dilakukan Perez et al. (2007) serta Henri dan
Journeault (2010) yang menemukan bahwa penyediaan informasi lingkungan
kepada manajemen berpengaruh positif terhadap kinerja lingkungan. Sedangkan
Ja'far dan Arifah (2006) menemukan bahwa full cost environmental accounting
berpengaruh positif terhadap kinerja lingkungan. Burhany (2014) yang menguji
Pengaruh Implementasi Akuntansi Lingkungan Terhadap Kinerja Lingkungan dan
24
Pengungkapan Informasi Lingkungan Studi pada Perusahaan Pertambangan
Umum yang mengikuti PROPER periode 2008-2009, menunjukkan bahwa
implementasi akuntansi lingkungan berpengaruh positif dan signifikan terhadap
kinerja lingkungan. Dari hasil uraian uraian tersebut penulis mengajukan hipotesis
sebagai berikut :
H1 : biaya lingkungan berpengaruh positif terhadap kualitas lingkungan
2.6.2 Pengaruh Pengungkapan Lingkungan pada Kualitas Lingkungan
Perusahaan yang memiliki kinerja lingkungan yang baik cenderung
mengungkapkan lebih banyak informasi lingkungan dibandingkan perusahaan
yang memiliki kinerja lingkungan yang buruk. Hal ini disebabkan oleh karena
perusahaan yang berkinerja baik ingin kinerjanya itu diketahui oleh stakeholder
dan sebaliknya perusahaan yang berkinerja buruk tidak ingin kinerjanya itu terlalu
diekspos. Hal ini sesuai dengan voluntary/discretionary disclosure theory yang
menyatakan bahwa perusahaan akan mengungkapkan lebih banyak hal-hal yang
baik atau good news secara sukarela. Berdasarkan teori stakeholder perusahaan
yang mengungkapkan informasi lingkungan telah memberikan informasi yang
bermanfaat bagi para stakeholder. Dengan melakukan pengungkapan tersebut
perusahaan telah melaksanakan tanggung jawab lingkungan sehingga informasi
yang diberikat dapat menjadi dasar pengambilan keputusan untuk stakeholder.
Menurut Clarkson et al. (2008), perusahaan dengan kinerja lingkungan yang baik
yang dihasilkan dari strategi lingkungan yang proaktif, memiliki dorongan untuk
menginformasikan kepada stakeholder mengenai strateginya itu melalui
pengungkapan informasi lingkungan secara sukarela dan luas. Mereka akan
25
mengungkapkan kinerja lingkungan dan informasi lingkungan lainnya secara
lebih terbuka dan jujur.
Dengan melakukan hal tersebut, mereka yakin akan dapat meningkatkan nilai
perusahaan karena investor lebih menyukai perusahaan yang memiliki potensi
kewajiban lingkungan yang lebih rendah dan pelanggan menyukai perusahaan
dengan image yang baik yang dihasilkan dari pengungkapan itu. Dalam penelitian
Dawkins et al. (2011) bahwa pengungkapan lingkungan dan kinerja lingkungan
memiliki pengaruh yang positif yang terkait emisi gas rumah kaca. Selain itu
dalam penelitian Clarkson et al. (2008) juga menemukan hubungan positif dan
signifikan antara kinerja lingkungan yang diukur dengan rasio limbah yang diolah
kembali dan tingkat pengungkapan lingkungan yang diukur dengan indeks GRI
(Global Reporting Initiative).
Selain itu, hasil positif juga ditunjukkan dalam penelitian yang dilakukan
Lindrianasari (2007) Luo et al. (2013), Prafitri dan Zulaikha (2016), dan
Giannarakis et al. (2017) bahwa pengungkapan lingkungan memiliki pengaruh
yang positif dan signifikan dengan kinerja lingkungan.Dari hasil uraian uraian
tersebut penulis mengajukan hipotesis sebagai berikut :
H2 : Pengungkapan lingkungan berpengaruh positif terhadap kualitas
lingkungan
26
2.7 Model Penelitian
Kerangka pemikiran penelitian ini digambarkan dengan model penelitian sebagai
sebagai berikut :
Gambar 2.1
Kerangka Pemikiran
(X1)
Biaya Lingkungan
(Y)
Kualitas Lingkungan
ISO 14001
(X2)
Pengungkapan
Lingkungan
H1
H2
27
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Populasi dan Sampel
Populasi penelitian ini terdiri atas perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia untuk periode 2013-2017. Sampel dari penelitian ini yaitu seluruh
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia untuk periode
2013-2017.
3.2 Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif. Sumber
data yang digunakan adalah data sekunder yaitu sumber data penelitian yang
diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara (diperoleh dan
dicatat pihak lain). Media perantara dalam penelitian ini adalah website resmi
Bursa Efek Indonesia yaitu www.idx.co.id.
3.3 Operasional Variabel Penelitian
3.3.1 Variabel Independen
1. Biaya Lingkungan
Biaya lingkungan adalah biaya yang dikeluarkan perusahaan berhubungan dengan
kerusakan lingkungan yang ditimbulkan dan perlindungan yang dilakukan
(Susenohaji, 2003). Anne dalam artikel The Greening Accounting (dalam
Winarno, 2008) yang mengemukakan pandangannya bahwa pengalokasian
28
pembiayaan untuk biaya pengelolaan lingkungan dialokasikan pada awal periode
dan baru diakui pada saat menerima sejumlah nilai yang telah dikeluarkan.
Biaya lingkungan ini dapat dilihat pada alokasi dana untuk Program Bina
Lingkungan yang tercantum dalam laporan keuangan ataupun laporan tahunan
perusahaan. Pengukuran biaya lingkungan dalam penelitian ini dirumuskan
sebagai berikut:
2. Pengungkapan Lingkungan
Environmental disclosure adalah pengungkapan informasi yang berkaitan dengan
lingkungan di dalam laporan perusahaan (Suratno et al., 2006). Pengukuran
pengungkapan lingkungan perusahaan dalam penelitian ini menggunakan indeks
Global Reporting Initiative (GRI). Apabila item pengungkapan lingkungan dalam
GRI diungkapkan maka diberi angka 1, apabila tidak diungkapkan maka diberi
angka 0 (Haniffa dan Cooke, 2005). Pengukuran pengungkapan lingkungan
perusahaan dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut :
Keterangan :
EnDI : Environmental disclosure index
Nj : jumlah item pengungkapan lingkungan untuk perusahaan
∑Xij : total angka skor yang diperoleh masing-masing perusahaan
29
3.3.2 Variabel Dependen
Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian adalah kualitas lingkungan
yang diproksikan dengan sertifikasi ISO 14001. Variabel ini diukur dengan
menggunakan variabel dummy. Cara pemberian kode dummy umumnya
menggunakan kategori yang dinyatakan dengan angka 1 atau 0 (Ghozali, 2013).
Dengan demikian, diberikan nilai 1 bagi perusahaan yang mendapatkan ISO
14001 dalam laporan keuangannya dan nilai 0 bagi perusahaan yang tidak
mendapatkan ISO 14001 dalam laporan keuangannya.
3.4 Metode Analisis Data
Penelitian ini menggunakan metode analisis data dengan statistik deskriptif yang
menjabarkan data yang diperoleh dengan regresi logistik. Analisis data yang
diperoleh dalam penelitian ini diolah menggunkan progam aplikasi SPSS
(Statistical Product and Service Solutions) versi 23.
3.4.1 Statistik Deskriptif
Analisis statistik deskriptif merupakan teknik deskriptif yang memberikan
informasi mengenai data yang dimiliki dan tidak bermaksud menguji hipotesis.
Analisis ini hanya digunakan untuk menyajikan dan menganalisis data disertai
dengan perhitungan agar dapat memperjelas keadaan atau karakteristik data yang
bersangkutan. Pengukuran yang digunakan statistik deskriptif ini meliputi nilai
rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum, minimun, sum, range,
kurtosis dan skewness (kemencengan distribusi) (Ghozali, 2016).
30
3.4.2 Uji Hipotesis
Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi logistik. Menurut
Ghozali (2016) metode ini cocok digunakan untuk penelitian yang variabel
dependennya bersifat kategorikal (nominal atau metrik). Regresi logistik
digunakan untuk menguji apakah variabel biaya lingkungan dan pengungkapan
lingkungan berpengaruh terhadap kualitas lingkungan. Adapun rumus yang
digunakan adalah sebagai berikut:
Y= α + β1EC + β2ED + e
Keterangan :
Y = Kualitas Lingkungan
Α = Konstanta
EC = Environmental Cost
ED = Environmental Disclosure
β1. β2 = Koefisien regresi
e = error
Menurut Ghozali (2016) terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam
analisis pengujian dengan menggunakan regresi logistik, yaitu:
1. Menilai kelayakan model regresi perhatikan output dari Hosmer and
Lemeshow dengan hipotesis:
H0 = Model yang dihipotesiskan fit dengan data
H1 = Model yang dihipotesiskan tidak fit dengan data
31
Dasar pengambilan keputusan adalah dengan memperhatikan nilai goodness
of fit yang diukur dengan nilai chi – square pada bagian bawah uji hosmer
and lemeshow. Jika profitabilitas >0,05 maka H0 diterima, sedangkan jika
profitabilitas <0,05 maka H0 ditolak.
2. Menilai keseluruhan model (Overall model fit)
Perhatikan angka -2 log likelihood (LL) pada awal (block number = 0) dan
angka -2 log likelihood (LL) pada block number = 1. Jika terjadi penurunan
angka -2 log likelihood (block number = 0 - block number = 1) menunjukan
model regresi yang baik. Log likelihood pada regresi logistik mirip dengan
pengertian “some of square error” pada model regresi sehingga penurunan
log likelihood menunujukan model regresi yang baik
3. Uji Koefisien Determinasi
Cox and Snell’s R square merupakan ukuran yang mencoba meniru ukuran R2
pada multiplier regression yang didasarkan pada teknik estimasi likelihood
dengan nilai maksimum kurang dari 1 (satu) sehingga sulit diinterpretasikan.
Nagelkerke’s R square merupakan modifikasi dari koefisien Cox and Snell
untuk memastikan bahwa nilainya bervariasi dari 0 (nol) sampai 1 (satu). Hal
ini dilakukan dengan cara membagi nilai Cox and Snell R2 dengan nilai
maksimumnya. Nilai nagelkerke’s R2 dapat diinterpretasikan seperti nilai R2
pada multiple regression. Nilai nagelkerke’s R2 yang kecil berarti kemampuan
variabel-variabel bebas dalam menjelaskan variabel-variabel terikat sangat
terbatas. Nilai yang mendekati 1 berarti variabel-variabel bebas memberikan
hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel
dependen.
32
4. Menguji koefisien regresi beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam uji
koefisien regresi adalah tingkat signifikan yang digunakan adalah sebesar 5%.
Kriteria penerimaan dan penolakan hipotesis didasarkan pada significant
pvalue (profitability value). Jika p-value (significant)>5%, maka hipotesis
alternatif ditolak. Sebaliknya, jika p-value<5%, maka hipotesis alternatif
diterima.
42
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh biaya lingkungan dan
pengungkapan lingkungan pada kualitas lingkungan yang diproksikan dengan
sertifikat lingkungan internasional ISO 14001 pada perusahaan manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2013-2017.
Berdasarkan hasil pengolahan data, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa biaya lingkungan tidak memiliki
pengaruh yang signifikan pada kualitas lingkungan (ISO 14001). Hal tersebut
dikarenakan tidak semua perusahaan memberikan informasi terkait biaya
lingkungannya karena masih bersifat sukarela tetapi perusahaan tetap bisa
mendapatkan sertifikat ISO14001 dalam kualitas lingkungannya untuk
memberikan citra yang baik bagi para stakeholder.
2. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengungkapan lingkungan
berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas lingkungan (ISO 14001).
Hal tersebut menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat pengungkapan
lingkungan yang dilakukan perusahaan maka semakin baik kualitas
lingkungan perusahaan yang diproksikan dengan ISO 14001.
43
5.2 Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini memiliki keterbatasan diantaranya, yaitu :
1. Penelitian ini hanya difokuskan pada perusahaan manufaktur, sehingga
memungkinkan adanya perbedaan hasil dan kesimpulan apabila penelitian
dilakukan pada sektor perusahaan yang berbeda.
2. Terdapat penilaian yang cenderung subjektif saat melakukan checklist dalam
penilaian pengungkapan lingkungan akibat dari perbedaan bahasa dan format
dalam Global Reporting Initiative dengan laporan tahunan, sehingga
mengakibatkan perbedaan pemahaman dan hasil dari penilaian pengungkapan
lingkungan yang berbeda antar peneliti.
3. Dalam pengukuran variabel kualitas lingkungan yang menggunakan variabel
dummy dimana nilai 1 diberikan kepada perusahaan yang memiliki sertifikasi
lingkungan internasional ISO 14001 dan nilai 0 diberikan kepada perusahaan
yang tidak memiliki sertifikasi lingkungan internasional ISO 14001, sehingga
penelitian ini tidak dapat mendeteksi secara pasti berapa banyak
pengungkapan lingkungan dengan terserftifikasinya suatu perusahaan dalam
kualitas lingkungannya.
5.3 Saran
Pada penelitian yang akan datang terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan,
diantaranya yaitu :
1. Penelitian selanjutnya sebaiknya juga perlu menggunakan cakupan
perusahaan yang lebih luas dari perusahaan manufaktur, sehingga kesimpulan
dari hasil penelitian dapat tergeneralisasi dari berbagai sektor perusahaan.
44
2. Untuk variabel kualitas lingkungan penelitian selanjutnya dapat
menggunakan desain penelitian studi kasus sehingga banyaknya
pengungkapan lingkungan dapat dijelaskan dan dipahami secara menyeluruh.
3. Untuk variabel biaya lingkungan penelitan selanjutnya dapat menggunkan
desai penelitian studi kasus sehingga nilai biaya lingkungan dapat ditelusuri
berdasarkan kategori dari IFAC.
45
DAFTAR PUSTAKA
A Chariri dan Imam Ghozali. 2007. Teori Akuntansi. Semarang : Badan Penerbit
Universitas Diponegoro.
Almilia, Luciana Spica dan Wijayanto, Dwi. 2007. “Pengaruh Environmental
Performance Dan Environmental Disclosure Terhadap Economic
Performance”. Proceedings The 1st Accounting Conference. Depok, 7 – 9
November 2007.
Al-Tuwaijri, S. A., Christensen, T. E., & Hughes, K. E. 2003. “The relation
among environmental disclusure, environmental performance, and
economic performance”: A simultaneous equation approach. Accounting
Organization and Society, 29, 447-471.
Ann, G. E., Zailani, S., & Wahid, N. A. (2006). A Study on the Impact of
Environmental Management System (EMS) Certification Towards Firms'
Performance in Malaysia. Management of Environmental Quality: An
International Journal, Vol. 17 , 73 - 93.
Bell, F. dan Lehman, G. 1999. “Recent Trends in Environment Accounting: How
Green Are Your Account”. Accounting Forum.
Burhany.2014.”Pengaruh Implementasi Akuntansi Lingkungan Terhadap Kinerja
Lingkungan dan Pengungkapan Informasi Lingkungan”.Makasar.Jurusan
Akuntansi Politeknik Negeri Ujung Pandang.
Burnett, R.D. dan D.R. Hansen .2008.”Ecoefficiency: Defining a role for
environmental cost management”. Accounting, Organizations and Society,
Vol. 33, pp. 551-581.
46
Callan, Scott J., Janet M. Thomas.2013. Environmental Economics &
Management, Theory, Policy and Applications. 6 Edition. South- Western:
Cengage Learning.
Chariri, Anis dan Ghozali, Imam.2001. Teori Akuntansi. Badan Penerbit Fakultas
Ekonomi Universitas Diponegoro. Semarang.
Clarkson, P.M., Yue Li, G.D. Richardson, dan F.P. Vasvari .2008.”Revisiting the
relation between environmental performance and environmental
disclosure”: An empirical analysis. Accounting, Organizations and
Society, Vol. 33, pp. 303-327.
Cohen, N., dan P. Robbins. 2011. Green Business : An A-to-Z Guide. Thousand
Oaks. California : SAGE Publications Inc.
Dawkins, C., & Fraas, J. W. (2011). Coming Clean: The Impact of Environmental
Performance and Visibility on Corporate Climate Change Disclosure.
Journal of Business Ethics , 303–322.
De Beer, P. dan F. Friend .2006.”Environmental accounting: A management tool
for enhaching corporate environmental and economic performance”.
Ecological Economics, Vol. 58, pp. 548-560.
Dourala, N., D. Papadopoulou, Giama dan N. Moussiopoulos .2003.
”Environmental accounting: A decision-making tool for companies”.
Proceedings of the 8th International Conference on Environmental
Science and Technology Lemnos Island, Greece, 8 – 10 September 2003.
Eka, David. 2015.”Industri Manufaktur Bandel Pengendalian Pencemaran Air jadi
Merosot.http://industri.bisnis.com/read/20151211/257/500855/industri-
manufaktur-bandel-pengendalian-pencemaran-air-jadi-merosot (diakses
tanggal 2 Oktober 2018).
Estianto, Genzha Barcelona Dan Purwanugraha, Andre. 2014. “Analisis Biaya
Lingkungan Pada RSUD Dr. Moewardi Surakarta”.Yogyakarta :
Universitas Atma Jaya.
Ghomi, & Leung. (2013). An Empirical Analysis of The Determinants
of.Accounting and Finance Research, Vol. 2, No. 1 , 110-127.
47
Ghozali, Imam. 2013. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS
19 Edisi 5 Cetakan V. Semarang: Badan Penerbit Univesitas Diponegoro.
Ghozali, I. (2016). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS
23.Semarang: BPFE Universitas Diponegoro.
Ghozali, Imam Dan Chairiri, Anis. 2007. Teori Akuntansi. Edisi Ketiga. Badan
Penerbit Universitas Dipenogoro. Semarang.
Giannarakis, G., Konteos, G., Sariannidis, N., & Chaitidis, G. (2017). The
Relation Between Voluntary Carbon Disclosure and Environmenta
Performance: The Case of S & P 500. International Journal of Law and
Management , 1-17.
Hadi, Nor 2011. “Interaksi Tanggungjawab Sosial, Kinerja Sosial, Kinerja
Keuangan dan Luas Pengungkapan Sosial (Uji Motif di Balik Social
Responsibility Perusahaan Go publik di Indonesia)”. Maksimum, Volume 1
No. 2.
Haniffa, R.M., dan T.E. Cooke. 2015. “The Impact of Culture and Governance on
Corporate Social Reporting”. Journal of Accounting and Public Policy24.
Henri, Jean-François dan Marc Journeault .2010.”Eco-control: The influence of
management control systems on environmental and economic
performance”. Accounting, Organizations and Society, Vol. 35, pp. 63–80.
IFAC (International Federation of Accountants).2005.International Guidance
Document: Environmental Management Accounting. USA.
Ikhsan, Arfan. 2008. Akuntansi Lingkungan dan Pengungkapannya. Graha Ilmu,
Jakarta.
Ikhsan, Arfan. 2009. Akuntansi Manajemen Lingkungan. Yogyakarta : Graha
Ilmu.
48
Ja'far, Muhammad dan Dista Amalia Arifah.2006.”Pengaruh Dorongan
Manajemen Lingkungan, Manajemen Lingkungan Proaktif dan Kinerja
Lingkungan terhadap Public Environmental Reporting”. Simposium
Nasional Akuntansi IX. Padang.
Juliawati, T., Mulyadi, A., & Mubarak. (2014). Studi Manajemen Lingkungan
Industri Migas. Jurnal Ilmu Lingkungan , 158-170.
Komar, Seful. 2004.”Akuntansi Pertanggungjawaban Sosial (Social Responsibility
Accounting) dan Korelasinya dengan Akuntansi Islam”. Media Akuntansi.
Edisi 42/Tahun XI, Pages : 54-58.
Kuznetsov, A. dan Kuznetsova, O. 2008. “Gaining Competitiveness Through
Trust: The Experience of Russia”. European Journal of International
Management, No. 2 (1), Pages : 22-38.
Lankoski. (2000). Determinants of Environmental Profit, An Analysis of the Firm-
Level Relationship between Environmental Performance and Economic
Performance. Finland: Institute of Strategy and International Business.
Lindrianasari. 2007.”Hubungan Antara Kinerja Lingkungan dan Kualitas
Pengungkapan Lingkungan dengan Kinerja Ekonomi Perusahaan di
Indonesia”. JAAI Volume 11 No.2, Desember 2007 : 159-172.
Lindrianasari., Kufepaksi, M., & Asmaranti, Y. (2017). Environmental Asset,
Environmental Quality and The Number of Exports. Review of Integrative
Business and Economics Research, Vol. 6 No. 2, 205-216.
Lindrianasari., Kufepaksi, M., Asmaranti, Y., & Komalasari, A. (2018). Social
and Environmental Responsibility in Developing Countries: A Theoritical
Approach to Regulation. International Journal of GEOMATE, Vol. 15 Iss.
49, 47-52.
Luo, L., Tang, Q., & Lan, Y.-C. (2013). Comparison of Propensity for Carbon
Disclosure Between Developing and Developed Countries: A Resource
Constraint Perspective. Accounting Research Journal, Vol. 26 , 6-34.
Mongabay. 2013. “Penelitian: Sungai Citarum & Kalimantan di 10 Besar Lokasi
Tercemar di Dunia. http://www.mongabay.co.id/2013/11/06/penelitian-
49
sungai-citarum-kalimantan-di-10-besar-lokasi-tercemar-di-dunia/(diakses
tanggal 4 Oktober 2018).
Perez, E.A., C.C. Ruiz, dan F.C. Fenech.2007.”Environmental management
systems as an embedding mechanism: a research note”. Accounting,
Auditing & Accountability Journal, Vol. 20, No. 3, pp. 403-422.
Prafitri, A., & Zulaikha. ( 2016). Analisis Pengungkapan Emisi Gas Rumah Kaca.
Jurnal Akuntansi & Auditing, Volume 13 , 155-175.
Suratno, Ignatius Bondan, Darsono, dan Siti Mutmainah.2006.”Pengaruh
Environmental Performance terhadap Environmental Disclosure Dan
Economic Performance (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur
yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta Periode 2001-2004)”. The
Indonesian Journal of Accounting Research (IJAR).Volume 10 No.2.
Susenohaji.2003.”Environmental Management Accounting (EMA):
memposisikan kembali biaya lingkungan sebagai informadsi strategis
bagi manajemen”. Balance, Vol.1 Tahun 2003.
Tempo.com. 2015.”Saluran Limbah Anak Usaha Sinar Mas disegel”. https://nasional.tempo.com/read/697330/saluran-limbah-anak-usaha-sinar-
mas-disegel (diakses tanggal 2 Oktober 2018).
Tilling, M. V. 2004. “Refinements to Legitimacy Theory in Social and
Environmental Accounting”. Commerce Researce Paper Series No.04-06.
Diambil kembali pada 28 September 2018.
Warsudi, Agus. 2018. “Pencemaran Citarum Terjadi Sejak Berdiri Industri di
Jabar.https://daerah.sindonews.com/read/1270938/21/pencemaran-
citarum-terjadi-sejak-berdiri-industri-di-jabar-1515050655 (diakses
tanggal 4 Oktober 2018).
Winarno, Wing Wahyu.2006. Sistem Infoemasi Akuntansi. Yogyakarta: UPP
STIM YKPN Yogyakarta.
https://www.globalreporting.org (diakses tanggal 3 Oktober 2018).
https://www.iso.org (diakses tanggal 5 Oktober 2018).