25
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan investasi untuk mendukung pembangunan ekonomi serta memiliki peran penting dalam upaya penanggulangan kemiskinan. Pembangunan kesehatan harus dipandang sebagai suatu investasi untuk meningkatkan sumber daya manusia. Dalam pengukuran Indeks Pembangunan Manusia (IPM), kesehatan adalah salah satu komponen utama selain pendidikan dan pendapatan Dalam Undang-Undang Nomor 23 tahun 1992 tentang Kesehatan ditetapkan bahwa kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan social yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara social dan ekonomi. Kesehatan adalah unsur vital dan merupakan elemen konstitutif dalam proses kehidupan seseorang. Tanpa adanya kesehatan yang baik maka tidak akan ada masyarakat yang produktif. Dalam kehidupan 1

Pengantar Ilmu Ekonomi

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Pengantar Ilmu Ekonomi

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kesehatan merupakan investasi untuk mendukung pembangunan ekonomi

serta memiliki peran penting dalam upaya penanggulangan kemiskinan.

Pembangunan kesehatan harus dipandang sebagai suatu investasi untuk

meningkatkan sumber daya manusia. Dalam pengukuran Indeks Pembangunan

Manusia (IPM), kesehatan adalah salah satu komponen utama selain

pendidikan dan pendapatan Dalam Undang-Undang Nomor 23 tahun 1992

tentang Kesehatan ditetapkan bahwa kesehatan adalah keadaan sejahtera dari

badan, jiwa dan social yang memungkinkan setiap orang hidup produktif

secara social dan ekonomi.

Kesehatan adalah unsur vital dan merupakan elemen konstitutif dalam

proses kehidupan seseorang. Tanpa adanya kesehatan yang baik maka tidak

akan ada masyarakat yang produktif. Dalam kehidupan berbangsa,

pembangunan kesehatan merupakan suatu hal yang bernilai sangat insentif.

Nilai investasinya terletak pada tersedianya sumber daya yang senantiasa “siap

pakai” dan terhindar dari ancaman penyakit. Di Indonesia sendiri tidak bisa

dipungkiri bahwa trend pembangunan kesehatan bergulir mengikuti pola

razim penguasa. Ketika pemerintah negeri ini hanya memandang sebelah mata

pada pembangunan kesehatan, maka kualitas hidup dan derajat kesehatan

masyarakat akan menjadi sangat memprihatinkan.

1

Page 2: Pengantar Ilmu Ekonomi

Salah satu sub sitem kesehatan nasional adalah subsistem pembiayaan

kesehatan. Jika ditinjau dari definisi sehat, sebagaimana yang dimaksud oleh

WHO, maka pembiayaan pembangunan perumahan dan atau permbiayaan

pengadaan pangan, yang karena juga memiliki dampak terhadap derajat

kesehatan, seharusnya turut pula diperhitungkan. Pada akhir-akhir ini, dengan

makin kompleksnya pelayanan kesehatan serta makin langkanya sumber dana

yang tersedia, maka perhatian terhadap sub sistem pembiayaan kesehatan

makin meningkat. Pembahasan tentang subsistem pembiayaan kesehatan ini

tercakup dalam suatu cabang ilmu khusus yang dikenal dengan nama ekonomi

kesehatan.

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Apa definisi biaya?

1.2.2 Apa saja jenis-jenis biaya dan pembagian jenis-jenis biaya berdasarkan

hubungan biaya dengan faktor lain?

1.2.3 Bagaimana hubungan biaya dengan supply, demand, dan analisis titik

impas?

1.3 Tujuan Penulisan

1.3.1 Untuk mengetahui definisi biaya

1.3.2 Untuk mengetahui jenis-jenis biaya dan pembagian jenis-jenis biaya

berdasarkan hubungan biaya dengan faktor lain

1.3.3 Untuk mengetahui hubungan biaya dengan supply, demand, dan analisis

titik impas

2

Page 3: Pengantar Ilmu Ekonomi

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Biaya

Biaya adalah pengorbanan sumber ekonomis yang diukur dalam satuan

uang, yang telah terjadi, sedang terjadi atau kemungkinan akan terjadi untuk

tujuan tertentu. Sedangkan menurut Raharjaputra (2009) biaya merupakan

pengorbanan atau pengeluaran yang dilakukan oleh suatu perusahaan atau

perorangan yang bertujuan untuk memperoleh manfaat lebih dari aktivitas

yang dilakukan.

Dalam istilah biaya, kadang kala cukup merepotkan dalam membedakan

antara cots dan expenses. Untuk membedakannya, Cost adalah biaya dalam

arti pengorbanan / pengeluaran yang dilakukan oleh suatu perusahaan atau

individu yang berhubungan langsung dengan output/produk yang dihasilkan

oleh perusahaan atau perorangan tersebut. Misalnya : bahan baku dan

pembantu, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya umum pabrik, dalam

struktur laporan rugi/laba perusahaan biasanya disebut harga pokok produksi.

Expenses adalah biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan atau perorangan

yang bersifat sebagai aktivitas pendukung saja, misalnya : biaya pemasaran

atau penjualan, biaya telepon/air/gas/AC.

3

Page 4: Pengantar Ilmu Ekonomi

2.2 Jenis Biaya

Jenis-jenis biaya berdasarkan lama penggunaannya :

1. Baya Investasi

Biaya investasi adalah biaya yang masa kegunaannya dapat

berlangsung untuk waktu yang relative lama. Biasanya waktu untuk

biaya investasi ditetapkakn lebih dari satu tahun. Batas satu tahun

ditetapkan atas dasar kebiasaan merencanakan dan merealiasi anggaran

untuk jangka waktu satu tahun. Biaya investasi ini biasanya

berhubungan dengan pembangunan atau pengembangan infrastruktur

fisik dan kapasitas produksi (alat produksi). Contoh yang termasuk

dalam biaya investasi antara lain biaya pembangunan gedung, biaya

pembelian mobil, biaya pembelian peralatan besar dan sebagainya.

a. Nilai tanah dan bangunan

Pusat biaya produksi : tanah dan bangunan rawat jalan, rawat

inap, apotik, poliklinik

Pusat biaya penunjang : tanah dan bangunan bagian

administrasi, keuangan, dapur, binatu.

b. Nilai kendaraan

Ambulance dan kendaraan dinas

c. Nilai peralatan medis

Seluruh peralatan medis yang dipergunakan dimasing-masing

unit pelayanan seperti rawat inap, rawat jalan, kamar tindakan

dan laboratorium

d. Peralatan rumah tangga (non medis)

4

Page 5: Pengantar Ilmu Ekonomi

Semua peralatan rumah tangga yang digunakan untuk

menunjang pelayanan kesehatan seperti : meja, kursi, AC,

mesin tik, mesin cuci, almari, pengangkut pasien, dll.

Dibeberapa instansi, penetapan apakah suatu biaya termasuk biaya

investasi atau tidak dilakukan dengan melihat harga (nilai) suatu

barang. Nilai barang investasi dalam analisis biaya harus

memperhitungkan: 1) harga satuan (niali awal barang) masing-masing

jenis barang investasi, 2) lama pemakaian barang tersebut, 3) laju

inflasi (tingkat bunga bank) dan 4) umur ekonomis barang tersebut.

2. Biaya Operasional

Biaya operasional adalah biaya yang diperlukan untuk

melaksanakan kegiatan dalam suatu proses produksi dan memiliki sifat

habis pakai dalam kurun waktu yang relative singkat (kurang dari satu

tahun) contoh yang termasuk dalam biaya operasional antara lain biaya

obat, biaya makan, gaji pegawai, air dan listrik.

Konsep yang sering dipakai secara bersamaan dengan biaya

operasional yaitu biaya pemeliharaan (mantainance cost). Biaya

pemeliharaan adalah biaya yang dikeluarkan untuk mempertahankan

niali suatu barang investasi agar dapat terus berfungsi, misalnya biaya

pemeliharaan gedung dan pemeliharaan kendaraan. Antara biaya

operasional dan biaya pemeliharaan dalam praktek sering disatukan

menjaddi biaya operasional dan pemeliharaan (operational and

mantainance cost). Biaya operasional dan pemeliharaan, dengan

5

Page 6: Pengantar Ilmu Ekonomi

sifatnya yang habis pakai pada umumnya dikeluarkan secara berulang.

Karena itu biaya pemeliharaan sering disebut sebagai biaya berulang

(recurrent cost). Contoh biaya operasional :

a. Biaya pegawai (gaji)

b. Biaya obat dan bahan medis

c. Biaya listrik dan air

d. Biaya bahan kantor (ATK)

e. Biaya telepon

f. Biaya pemeliharaan barang investasi

2.3 Pembagian Jenis Biaya

Terdapat lima cara penggolongan biaya, menurut Mulyadi (1990, hal. 10),

yaitu penggolongan biaya menurut :

a) Obyek pengeluaran.

Dalam penggolongan ini, nama obyek pengelaran merupakan dasar

penggolongan biaya. Misalnya nama obyek pengeluaran adalah bahan bakar,

maka semua pengeluaran yang berhubungan dengan bahan bakar disebut "biaya

bahan bakar"

b) Fungsi pokok dalam perusahaan.

Dalam perusahaan manufaktur, ada tiga fungsi, yaitu fungsi produksi fungsi

pemasaran, dan fungsi administrasi dan umum. Oleh karena itu dalam perusahaan

manufaktur, biaya dapat dikelompokkan menjadi tiga kelompok:

1) Biaya produksi. Merupakan biaya-biaya yang terjadi untuk mengolah bahan

baku menjadi produk jadi yang siap untuk dijual. Contohnya adalah biaya

6

Page 7: Pengantar Ilmu Ekonomi

depresiasi mesin dan equipment, biaya bahan baku, biaya bahan penolong, biaya

gaji karyawan yang bekerja dalam bagian-bagian, baik yang langsung maupun

yang tidak langsung berhubugan dengan proses produksi.

2) Biaya pemasaran. Merupakan biaya-biaya yang terjadi untuk melaksanakan

kegiatan pemasaran produk. Contohnya adalah biaya biaya promosi, biaya

angkutan dari gudang perusahaan ke gudang pembeli, gaji karyawan bagian-

bagian yang melaksanakan kegiatan pemasaran, biaya contoh (sample).

3) Biaya administrasi dan umum. Merupakan biaya-biaya untuk

mengkoordinasi kegiatan produksi dan pemasaran produk. Contohnya biaya ini

adalah biaya gaji karyawan, bagian keuangan, akuntansi, personalia dan bagian

hubungan masyarakat. Jumlah biaya pemasaran bisya administrasi dan umum

sering pula disebut istilah biaya komersial (commercial expense).

c) Hubungan biaya dengan sesuatu yang dibiayai.

Dalam hubungannya dengan sesuatu yang dibiayai, biaya dapat

dikelompokkan menjadi dua golongan:

1) Biaya langsung (direct cost)

Biaya langsung adalah biaya yang terjadi, yang penyebab satu-satunya

adalah karena adanya sesuatu yang dibiayai. Biaya produksi langsung terdiri dari

biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung. Biaya langsung departemen

(direct departemen cost) adalah semua biaya yang terjadi di dalam departemen

tertentu. Contohnya adalah biaya tenaga kerja yang bekerja dalam Departemen

Pemeliharaan dan biaya depresiasi mesin yang dipakai dalam departemen

7

Page 8: Pengantar Ilmu Ekonomi

tersebut.

2) Biaya tak langsung (indirect cost)

Biaya tak langsung adalah biaya yang terjadi tidak hanya disebabkan oleh

sesuatu yang dibiayai. Biaya tak langsung dalam hubungannya dengan produk

disebut dengan istilah biaya produksi tak langsung atau biaya overhead pabrik

(factory overhead cost). Contohnya biaya yang terjadi di Pembangkit Tenaga

Listrik (biaya ini dinikmati oleh departemen-departemen lain dalam perusahaan,

baik untuk penerangan maupun untuk menggerakkan mesin dan equipment yang

pemakai listrik).

d) Perilaku biaya dalam hubungannya dengan perubahan volume kegiatan.

Dalam hubungannya dengan perubahan volume kegiatan, biaya dapat

digolongkan menjadi:

1) Biaya variabel. Biaya variabel adalah biaya yang jumlah totalnya berubah

sebanding dengan perubahan volume kegiatan. Contohnya adalah biaya bahan

baku dan biaya tenaga kerja langsung.

2) Biaya semivariabel. Biaya semivariabel adalah biaya yang berubah tidak

sebanding dengan perubahan volume kegiatan. Biaya ini mengandung unsur biaya

tetap dan unsur biaya variabel.

3) Biaya semitetap. Biaya semitetap adalah biaya yang tetap untuk tingkat

volume kegiatan tertentu dan berubah dengan jumlah yang kostan pada volume

produksi tertentu.

8

Page 9: Pengantar Ilmu Ekonomi

4) Biaya tetap. Biaya tetap adalah biaya yang jumlah totalnya tetap dalam kisaran

volume kegiatan tertentu. Contohnya adalah gaji direktur produksi.

e) Jangka waktu manfaatnya

Biaya dapat dibagi menjadi dua pengeluaran modal dan pengeluaran

pendapatan.

1) Pengeluaran modal (capital expenditures) adalah biaya yang mempunyai

manfaat lebih dari satu periode akuntansi (biasanya satu tahun). Pengeluaran

modal ini pada saat terjadi dibebankan sebagai harga pokok aktiva, dan

dibebankan dalam tahun-tahun yang menikmati manfaatnya dengan cara

didepresiasi. diamortisasi atau dideplesi.

2) Pengeluaran pendapatan (revenue expenditures) adalah biaya yang hanya

mempunyai manfaat dalam periode akuntansi terjadinya pengeluaran tersebut.

Penggolongan biaya adalah penggolongan proses mengelompokkan secara

sistematis atas keseluruhan elemen yang ada ke dalam golongan-golongan tertentu

yang lebih ringkas untuk dapat memberikan informasi yang lebih punya arti atau

lebih penting.

2.4 Hubungan Supply dengan Biaya Kesehatan

Penawaran (supply) untuk pelayanan kesehatan adalah penyediaan

pelayanan kesehatan yang ditawarkan kepada perorangan oleh tenaga pelayanan

kesehatan (seperti dokter, perawat, teknisi, dan para asistennya) dan fasilitas

9

Page 10: Pengantar Ilmu Ekonomi

(seperti puskesmas, rumah sakit, klinik rawat jalan, laboratorium klinis, dan

lainnya) pada periode tertentu. Fungsi supply (produksi) menggambarkan

hubungan antara output yang berupa pelayanan kesehatan yang berkualitas dan

sumber daya (resources) yang digunakan untuk memproduksinya.

Berbagai faktor yang mempengaruhi tingkat Penawaran (Supply) adalah:

a. Biaya produksi dan teknologi yang digunakan

Jika biaya pembuatan atau produksi suatu produk sangat tinggi maka

produsen akan membuat produk lebih sedikit dengan harga jual yang mahal

karena mengantisipasi ketidakmampuannya bersaing dengan produk sejenis

yang mengakibatkan produk tidak laku terjual. Dengan adanya teknologi

canggih maka suatu proses produksi bisa berjalan lebih efektif dan efisien.

Proses produksi yang efektif dan efisien menyebabkan pemangkasan biaya

produksi sehingga bisa memicu penurunan harga.

b. Tujuan Perusahaan

Perusahaan yang bertujuan mencari keuntungan sebesar-besarnya (profit

oriented) akan menjual produknya dengan marjin keuntungan yang besar

sehingga harga jual menjadi tinggi. Jika pelayanan kesehatan ingin produknya

laris dan menguasai pasar maka pelayanan kesehatan akan menetapkan harga

yang rendah dengan tingkat keuntungan yang rendah sehingga harga jual akan

rendah untuk menarik minat konsumen.

c. Pajak

Harga yang ditetapkan oleh para produsen juga dipengaruhi oleh pajak yang

ditetapkan oleh pemerintah. Pajak yang naik akan menyebabkan harga jual

menjadi lebih tinggi karena pelayanan kesehatan juga dituntut untuk

10

Page 11: Pengantar Ilmu Ekonomi

mempertahankan keuntungan sehingga menawarkan lebih sedikit produk

akibat permintaan konsumen yang turun.

d. Ketersediaan dan harga barang pengganti atau pelengkap

Dalam dunia pelayanan kesehatan tidak dapat dipungkiri bahwa suatu saat

pasti akan ada pesaing lain. Jika ada produk pesaing sejenis di pasar dengan

harga yang lebih murah, maka konsumen akan beralih ke produk yang lebih

murah sehingga mengakibatkan penurunan permintaan, akhirnya penawaran

pun terpaksa dikurangi.

e. Prediksi atau perkiraan harga di masa depan

Ketika harga jual diperkirakan akan mengalami kenaikan di masa

mendatang maka perusahaan akan mempersiapkan diri dengan memperbanyak

output produksi dengan harapan bisa menawarkan / menjual lebih banyak

produk ketika harga naik akibat berbagai faktor.

2.5 Hubungan Demand dengan biaya Kesehatan

Penelitian Grossman (1972a, 1972b) menyatakan bahwa demand terhadap

pelayanan kesehatan merupakan derivasi dari demand terhadap kesehatan itu

sendiri, menurut terminologinya Becker (1965) kesehatan merupakan komoditi

terpenting. Berdasarkan pengertian tersebut Grossman menyusun teori tingkah

laku konsumen dalam human capital approach. Model Grossman mengasumsikan

bahwa masing-masing individu melakukan penilaian manfaat atas pengeluaran

untuk kesehatan yang diperbandingkan dengan pengeluaran untuk komoditi

lainnya dalam rangka memutuskan status kesehatan yang optimal. Dalam hal ini

konsumen siasumsikan mempunyai pengetahuan tentang status kesehatannya

11

Page 12: Pengantar Ilmu Ekonomi

sendiri, tingkat depresiasi status kesehatannya dan fungsi produksi yang

mengkaitkan perbaikan kesehatan dengan pengeluaran untuk pelayanan

kesehatan.

Demand pelayanan kesehatan diderivasikan dari suatu demand terhadap stok

kesehatan yang optimal dimasing-masing periode ; dengan memperhatikan stok

kesehatan saat ini, depresiasi dan investasi pelayanan kesehatan merupakan

determinan stok kesehatan dimasa mendatang. Stok kesehatan dan flow gross

invesment tidak harus terkait antara satu dengan yang lain. Menurunnya stok

kesehatan disetiap waktu tidak harus dikaitkan dengan menurunnya konsumsi

pelayanan kesehatan dimasing-masing tahun yang bersangkutan. Hubungan yang

tepat antara faktor usia dan konsumsi pelayanan kesehatan tergantung kepada

elastisitas permintaan kesehatan. Demand ini akan sangat tidak elastis bila produk

marjinal kesehatan naik secara cepat sejalan dengan menurunnya status kesehatan.

Pengaruh tingkat upah terhadap stok kesehatan dan demand pelayanan kesehatan

terdiri dari dua unsur. Produk marjinal kesehatan dihitung dari healthy days jelas

akan lebih berharga pada tingkat upah yang lebih tinggi. Tapi waktu milik

konsumen juga merupakan input bagi pelayanan kesehatan. Dengan asumsi waktu

bukan merupakan satu-satunya input bagi pelayanan kesehatan maka persentase

kenaikan upah akan melampaui kenaikan biaya per unit dan return kepada

kesehatan akan naik disetiap level stok kesehatan. Pengaruh upah yang

meningkat tergantung pada elastisitas permintaan kesehatan dan porsi biaya waktu

dalam total biaya per unit pelayanan kesehatan. Tapi karena penambahan

kesehatan yang diperoleh dari satu unit gross investment pelayanan kesehatan

tidak dipengaruhi oleh kenaikan upah maka permintaan pelayanan kesehatan akan

12

Page 13: Pengantar Ilmu Ekonomi

naik atau dalam kasus yang ekstrim mungkin saja tetap sejalan dengan naiknya

tingkat upah.

Sebenarnya model human capital kecil implikasinya bagi public policy dalam

rangka memperbaiki efisiensi atau pemerataan pelayanan kesehatan. Sebab

konsumen dianggap mampu melakukan pilihan yang efisien dalam rangka

memaksimalkan utilitynya. Pelayanan kesehatan akan meningkat sejalan dengan

naiknya pendapatan. Juga mengingat pilihan konsumen sudah efisien maka

pengukuran income support akan menyebabkan tercapainya tingkat pemerataan

yang diinginkan.

Dowie (1975) mengemukakan bahwa public policy yang dapat ditunjukkan

oleh model pendekatan Grossman perlunya penyediaan informasi kesehatan yang

memadai bagi konsumen dan sekaligus para penyedia pelayanan kesehatan

tentang pengaruh masing-masing input pelayanan kesehatan juga tentang efisiensi

dari mengkombinasikan input kesehatan yang diinginkan

2.6 Analisis Titik Impas Pelayanan Kesehatan

Salah satu bentuk analisis CVP yang populer adalah perhitungan titik impas

perusahaan. Titik impas (Break Even Point /BEP) adalah suatu titik yang

menunjukkan volume pendapatan yang tidak menimbulkan laba atau rugi. Pada

saat BEP, pendapatan total sama dengan biaya total sehingga besarnya laba sama

dengan nol. Analisis impas membuat perusahaan menelaah pola perilaku biaya

tetap dan biaya variabel.

Analisa BEP adalah alat yang digunakan untuk menentukan besaran harga dan

anggaran yang dikeluarkan oleh suatu perusahaan untuk mencapai BEP. Dalam

13

Page 14: Pengantar Ilmu Ekonomi

melakukan analisa BEP, perusahaan akan meperoleh volume produksi, penjualan,

dan keuntungan yang akan diperoleh, serta waktu yang diperlukan untuk

mencapai BEP. Semakin banyak barang yang diproduksi, semakin rendah nilai

harga jual, dan semakin lama proses mencapai BEP, namun semakin mudah untuk

mengikat konsumen. Begitu pula sebaliknya, semakin sedikit barang yang

diproduksi, semakin tinggi nilai jual barang, dan semakin cepat untuk mencapai

BEP.

Asumsi - asumsi dalam mengadakan BEP :

1. Harga jual produk harus tetap

2. Tidak menggunakan lebih dari satu jenis produk, apabila menggunakan

lebih dari satu jenis produk maka menggunakan perhitungan analisa BEP

tersendiri

3. Produksi haruslah konstan

4. Semua biaya besaran produksi dapat diukur secara realistik

BEP sangat berguna bagi perusahaan untuk menentukan besaran jumlah

produksi yang akan dihasilkan dan nilai harga jual barang tersebut. Dengan

menerapkan analisa BEP, perusahaan dapat melihat laba, kerugian, harga jual,

produksi, keuntungan, dan lain sebagainya yang telah dapat diprediksi

sebelumnya, sehingga mempermudah bagi pemimpin perusahaan untuk

menentukan kebijaksanaan.

14

Page 15: Pengantar Ilmu Ekonomi

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat ditarik dari hasil pembahasan makalah ini

antara lain :

Pembiayaan kesehatan merupakan salah satu bidang ilmu dari ekonomi

kesehatan (health economy). Yang dimaksud dengan biaya kesehatan

adalah besarnya dana yang harus disediakan untuk menyelenggarakan dan

atau memanfaatkan berbagai upaya kesehatan yang diperlukan oleh

perorangan, keluarga, kelompok, dan masyarakat.

3.2 Saran

Demikian lah yang dapat kami sampaikan dalam pembuatan makalah

ini, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Kami mohon maaf apabila ada

salah-salah kata, dan kata-kata yang kurang berkenan dihati pembaca.

Kami pun memohon kritik serta saran yang bersifat membangun untuk

makalah yang kami buat.

15

Page 16: Pengantar Ilmu Ekonomi

DAFTAR PUSTAKA

Ali Imran, La Ode, 2013. Ekonomi Kesehatan, Graha Ilmu. Kendari

Alfred dan Douglas, Teori Ekonomi (Permintaan dan Pengendalian), Edisi

Kesatu. Penerbit Ghalia Indonesia, 1979.

Angipora, Menus P., Dasar-dasar Pamasaran, Edisi Kesatu. Penerbit Raja

Grafindo Persada, Jakarta, 1999.

Matz Usry, Akuntansi Biaya (Perencanaan dan Pengendalian), Jilid 1, Edisi

Kedelapan. Penerbit Erlangga, 1988.

Supriono, Akuntansi Biaya: Pengumpulan Biaya dan Penentuan Harga Pokok,

Penerbit BPFE,Yogyakarta, 1983.

Muninjaya, A.A.Gde. 2004. Manajemen Kesehatan. Jakarta: EGC

Novijan Janis. 2014. BPJS Kesehatan, Supply, dan Demand Terhadap Layanan

Kesehatan.

16