143
PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PADA IBU PERSALINAN KALA I DI KAMAR BERSALIN RSU KAB. TANGERANG Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persayaratan Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep) OLEH RAHMA DWI SYUKRINI 1112104000019 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2016 M/1437 H

PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32405... · 2016. 10. 9. · PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP . TINGKAT KECEMASAN

  • Upload
    others

  • View
    11

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32405... · 2016. 10. 9. · PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP . TINGKAT KECEMASAN

PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP

TINGKAT KECEMASAN

PADA IBU PERSALINAN KALA I

DI KAMAR BERSALIN RSU KAB. TANGERANG

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persayaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep)

OLEH

RAHMA DWI SYUKRINI

1112104000019

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2016 M/1437 H

Page 2: PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32405... · 2016. 10. 9. · PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP . TINGKAT KECEMASAN

ii

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa :

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi

salah satu persyaratan memperoleh gelar Strata 1 Keperawatan di Fakultas

Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif

Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penelitian ini telah saya cantumkan

sesuai dengam ketentuan yang berlaku di Fakultas Kedokteran dan Ilmu

Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya

atau merupakan hasil jiplakan dari hasil karya orang lain, maka saya bersedia

menerima sanksi yang berlaku di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

Ciputat, Juni 2016

Rahma Dwi Syukrini

Page 3: PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32405... · 2016. 10. 9. · PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP . TINGKAT KECEMASAN

iii

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Skripsi, Juni 2016

Rahma Dwi Syukrini, NIM: 1112104000019

Pengaruh Aromaterapi terhadap Tingkat Kecemasan pada Ibu Persalinan Kala

I di Kamar Bersalin Rsu Kab. Tangerang

xvii + 97 halaman + 13 tabel + 4 bagan + 7 lampiran

ABSTRAK

Persalinan akan menyebabkan gangguan psikologi berupa kecemasan yang dapat

mengakibatkan penurunan aliran darah yang membawa oksigen ke rahim dan janin

sehingga dapat terjadi hal-hal yang merugikan bagi ibu dan janin. Salah satu cara

untuk menurunkan kecemasan adalah melalui pemberian aromaterapi khususnya

aromaterapi mawar yang dikenal sebagai agen anti ansietas. Penelitian kuantitatif ini

bertujuan untuk mengetahui pengaruh aromaterapi terhadap tingkat kecemasan pada

ibu persalinan kala I di kamar bersalin RSU Kab Tangerang. Penelitian dilakukan

dengan menggunakan quasi experimental dengan non equivalent control group

design. Teknik sampling yang digunakan adalah accidental sampling dengan 30

responden yang terbagi menjadi 15 responden kelompok kontrol dan 15 responden

kelompok intervensi. Instrumen yang digunakan untuk menilai kecemasan adalah

Hamilton Anxiety Rating Scale (HARS). Data hasil penelitian dianalisis dengan uji

statistik yaitu uji Wilcoxon, t-test, dan Mann Whitney. Hasil penelitian menunjukkan

terdapat pengaruh inhalasi aromaterapi mawar terhadap tingkat kecemasan pada ibu

persalinan kala I kelompok intervensi dengan nilai (p=0,000) <0,05. Terdapat

perbedaan rerata skor tingkat kecemasan pada kelompok kontrol (p=0,005) <0,05.

Terdapat perbedaan rerata skor tingkat kecemasan yang bermakna antara kelompok

intervensi dan kelompok kontrol (p=0,000) <0,05 dimana rata-rata skor kecemasan

kelompok intervensi lebih kecil daripada kelompok kontrol yang berarti kelompok

intervensi mengalami penurunan tingkat kecemasan yang lebih baik daripada

kelompok kontrol. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi pertimbangan bagi

perawat yang berada di rumah sakit atau tempat bersalin lainnya untuk

mempromosikan manfaat aromaterapi mawar terhadap tingkat kecemasan pada ibu

persalinan kala I.

Kata Kunci: persalinan kala I, kecemasan, aromaterapi mawar

Daftar Bacaan: 102 (2000-2015)

Page 4: PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32405... · 2016. 10. 9. · PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP . TINGKAT KECEMASAN

iv

FACULTY OF MEDICINE AND HEALTH SCIENCES

SCHOOL OF NURSING SCIENCE

SYARIF HIDAYATULLAH STATE ISLAMIC UNIVERSITY OF JAKARTA

Undergraduate Thesis, Juny 2016

Rahma Dwi Syukrini, NIM: 1112104000019

The Effect of Aromatherapy on Anxiety Level during Mother’s First Stage of

Labor at Delivery Room Rsu Kab. Tangerang

xvii + 97 pages + 13 tables + 4 charts + 7 attachments

ABSTRACT

A labor would cause a psychological disorder that is anxiety that can cause a

decreased blood flow which carries oxygen to the uterus and fetus as well as resulting

in things which were harmful for the mother and fetus. One of the method to reduce

anxiety was by giving aromatherapy especially rose oil aromatherapy which known

as anti-anxiety agent. This study aimed to determine the effect of aromatherapy on

anxiety level during mother’s first stage of labor at delivery room RSU Kab.

Tangerang. This quantitative study was conducted using quasi-experimental with

non-equivalent control group design. The sampling technique was using an accidental

sampling with 30 respondents and those were divided into 15 respondents of control

and intervention group. The instrument to asses anxiety level for this study was the

Hamilton Anxiety Rating Scale (HARS). Datas were analyzed by statistical tests

which are Wilcoxon test, t-test, and Mann Whitney. The results represented there was

significant effect of rose oil aromatherapy inhalation on anxiety level during first

stage of labor in intervention group with a value (p=0,000) <0,05. There were the

differences between the mean score of anxiety level in control group with a value

(p=0,005) <0,05. There were the differences from the mean score of anxiety level

significantly between the intervention group and the control group with a value

(p=0,000) <0,05 in which the average score of intervention group less than the

control group which mean the intervention group experienced the decreased of

anxiety level that was better than the control group. The result of this research was

expected to be a consideration for nurse who is in hospital or other labor places to

promote the advantage of rose oil aromatherapy on anxiety level during mother’s first

stage of labor.

Keywords: first stage of labor, anxiety, rose aromatherapy

References: 102 (2000-2015)

Page 5: PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32405... · 2016. 10. 9. · PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP . TINGKAT KECEMASAN

v

PERNYATAAN PERSETUJUAN

Skripsi dengan judul

Pengaruh Aromaterapi terhadap Tingkat Kecemasan

pada Ibu Persalinan Kala I di Kamar Bersalin RSU Kab. Tangerang

Telah disetujui dan diperiksa oleh pembimbing skripsi

Program Studi Ilmu Keparawatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Disusun Oleh

Rahma Dwi Syukrini

1112104000019

Pembimbing I Pembimbing II

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1437 H/ 2016

Ns. Kustati Budi Lestari,M.Kep,Sp.Kep.An

NIP. 19780409 201101 2 014

Puspita Palupi, M. Kep, Ns. Sp. Kep. Mat

NIP. 19801119 201101 2 006

Page 6: PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32405... · 2016. 10. 9. · PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP . TINGKAT KECEMASAN

vi

LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi dengan judul

Pengaruh Aromaterapi terhadap Tingkat Kecemasan

pada Ibu Persalinan Kala I di Kamar Bersalin RSU Kab. Tangerang

Telah disetujui dan dipertahankan dihadapan penguji oleh:

Rahma Dwi Syukrini

1112104000019

Pembimbing I Pembimbing II

Penguji I Penguji II

Penguji III Penguji IV

Ns. Kustati Budi Lestari,M.Kep,Sp.Kep.An

NIP. 19780409 201101 2 014 Puspita Palupi, M. Kep, Ns. Sp. Kep. Mat

NIP. 19801119 201101 2 006

Karyadi, SKp., MKep., PhD

NIP. 19710903 200501 1 007 Jamaludin, SKp., M.Kep

NIP. 19680522 200801 1 007

Ns. Kustati Budi Lestari,M.Kep,Sp.Kep.An

NIP. 19780409 201101 2 014 Puspita Palupi, M. Kep, Ns. Sp. Kep. Mat

NIP. 19801119 201101 2 006

Page 7: PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32405... · 2016. 10. 9. · PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP . TINGKAT KECEMASAN

vii

LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi dengan judul

Pengaruh Aromaterapi terhadap Tingkat Kecemasan

pada Ibu Persalinan Kala I di Kamar Bersalin RSU Kab. Tangerang

Disusun oleh :

Rahma Dwi Syukrini

1112104000019

Jakarta, Juni 2016

Mengetahui,

Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Dekan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Maulina Handayani, S.Kp., MSc

NIP. 19790210 200501 2 002

Prof. Dr. H. Arif Sumantri, SKM, M. Kes

NIP. 19650808 198803 1 002

Page 8: PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32405... · 2016. 10. 9. · PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP . TINGKAT KECEMASAN

viii

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Rahma Dwi Syukrini

Tempat, tanggal Lahir : Jakarta, 6 Januari 1995

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Status : Belum Menikah

Alamat : Jalan Mirah Raya No 113 Villa Mutiara Sawah Baru Ciputat

Tangerang Selatan Banten 15413

HP : 081311422148

E-mail : [email protected]

Fakultas/Jurusan : Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan/Program Studi Ilmu

Keperawatan

PENDIDIKAN

1. SD Negeri 04 Pagi Jakarta 2000 – 2006

2. SMP Negeri 161 Jakarta 2006 – 2009

3. SMA Negeri 29 Jakarta 2009 – 2012

4. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2012 – Sekarang

ORGANISASI

1. Sekretaris II OSIS SMA Negeri 29 Jakarta 2010 – 2011

2. Anggota Department Kastrat dan Infokom HMPSIK UIN 2014 – 2015

Page 9: PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32405... · 2016. 10. 9. · PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP . TINGKAT KECEMASAN

ix

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warrahmatullahi wabarakatuh

Puji syukur senantiasa peneliti panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena

atas berkat dan rahmat-Nya peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini. Berkat kuasa

dan kehendak Allah SWT, peneliti dapat menyelesaikan skripsi dengan judul

penelitian: Pengaruh Aromaterapi terhadap Tingkat Kecemasan pada Ibu Persalinan

Kala I di Kamar Bersalin RSU Kab. Tangerang.

Skripsi ini merupakan syarat untuk mendapatkan gelar sarjana keperawatan

pada Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta. Dalam proses pembuatan skripsi ini pun peneliti

memperoleh banyak hal terutama dalam menambah pengetahuan peneliti yang

berhubungan dengan aplikasi mata kuliah.

Penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan semua pihak baik moril

maupun materil, sehingga dalam kesempatan ini peneliti menyampaikan terimakasih

kepada:

1. Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat, kuasa, dan kehendak-Nya sehingga

proposal skripsi ini dapat tersusun.

2. Kedua orang tua saya, RN Rosyafrianto dan Yendra Nofrata yang telah

memberi dukungan baik doa, psikis, maupun materil.

3. Bapak Prof. Dr. Dede Rosyada, MA selaku Rektor UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta

4. Bapak Dr. Arif Sumantri S.KM, M.Kes, selaku dekan Fakultas Kedokteran

dan Ilmu Kesehatan.

5. Ibu Maulina Handayani, S.Kp.,MSc selaku Ketua Program Studi Ilmu

Keperawatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Page 10: PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32405... · 2016. 10. 9. · PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP . TINGKAT KECEMASAN

x

6. Ibu Ernawati S.Kep., M.Kep, S.KMB selaku Wakil Ketua Program Studi Ilmu

Keperawatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

7. Ibu Eni Nuraini Agustini, S.Kep., MSc sebagai dosen pembimbing 1 saya

yang telah memberikan waktu untuk memberi bimbingan dan masukan

kepada saya.

8. Ibu Puspita Palupi, M. Kep, Ns. Sp. Kep. Mat sebagai dosen pembimbing 1

menggantikan Ibu Eni yang telah memberikan waktu untuk memberi

bimbingan dan masukan kepada saya.

9. Ibu Kustati Budi Lestari, M.Kep,Sp.Kep.An sebagai dosen pembimbing 2

saya yang telah memberikan waktu untuk memberi bimbingan dan masukan

kepada saya serta menjadi pembimbing terbaik saya yang memudahkan saya

dalam segala hal tentang penulisan skripsi ini.

10. Seluruh Bapak dan Ibu dosen Program Studi Ilmu Keperawatan.

11. Segenap staf dan karyawan fakultas dan jurusan yang banyak membantu.

12. Seluruh teman-teman PSIK 2012 yang berjuang bersama dalam suka maupun

duka serta memberikan dukungan selama proses penulisan skripsi ini yang

tidak dapat saya sebutkan satu-satu karena semua teman di PSIK 2012 ini

semuanya merupakan teman-teman terbaik yang saya miliki.

13. Seluruh kakak-kakak dan adik-adik PSIK yang memberikan dukungan selama

proses penulisan skripsi ini terutama adik dan kakak pohon saya yang telah

memberikan banyak dukungan.

14. Teman-teman semasa SD, SMP, dan SMA, dan teman-teman lainnya yang tak

lupa memberikan dukungan selama proses penulisan skripsi ini. Terutama

sahabat SMP dan SMA yang seperti keluarga saya sendiri.

Page 11: PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32405... · 2016. 10. 9. · PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP . TINGKAT KECEMASAN

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i

LEMBAR PERNYATAAN ............................................................................. ii

ABSTRAK ........................................................................................................ iii

ABSTRACT ...................................................................................................... iv

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN ............................................... v

LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................. vi

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ........................................................................ viii

KATA PENGANTAR ...................................................................................... ix

DAFTAR ISI ...................................................................................................... xi

DAFTAR SINGKATAN ................................................................................... xiv

DAFTAR TABEL ............................................................................................. xv

DAFTAR BAGAN/GAMBAR ......................................................................... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xvii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1

A. Latar Belakang ........................................................................................ 1

B. Perumusan Masalah ................................................................................ 8

C. Pertanyaan Penelitian .............................................................................. 9

D. Tujuan Penelitian .................................................................................... 10

1. Tujuan Umum ............................................................................. 10

2. Tujuan Khusus ............................................................................ 10

E. Manfaat Penelitian .................................................................................. 11

1. Bagi Institusi Pendidikan .................................................................. 11

2. Bagi Pelayanan Kesehatan ................................................................ 11

3. Bagi Peneliti Selanjutnya .................................................................. 11

F. Ruang Lingkup Penelitian ....................................................................... 12

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................... 13

A. Konsep Kecemasan ................................................................................. 13

1. Definisi Kecemasan .................................................................... 13

2. Faktor Predisposisi ...................................................................... 14

3. Respon Fisiologis dan Psikologis terhadap Ansietas .................. 18

4. Tingkat Kecemasan ..................................................................... 19

Page 12: PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32405... · 2016. 10. 9. · PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP . TINGKAT KECEMASAN

xii

5. Terapi Kecemasan ....................................................................... 21

B. Konsep Persalinan ................................................................................... 24

1. Definisi Persalinan ...................................................................... 24

2. Tahapan Persalinan ..................................................................... 24

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Persalinan ........................... 27

4. Faktor-Faktor Penyebab Dimulainya Persalinan ........................ 29

5. Kecemasan pada Persalinan Kala I ............................................. 30

6. Faktor-Faktor Penyebab Kecemasan pada Persalinan ................ 32

C. Konsep Aromaterapi ............................................................................... 34

1. Definisi Aromaterapi ................................................................... 34

2. Sejarah Aromaterapi di Indonesia ............................................... 35

3. Sumber Tanaman Minyak Esensial di Indonesia ........................ 36

4. Bahan-Bahan Pendukung Aromaterapi ....................................... 38

5. Bentuk-Bentuk Aromaterapi ....................................................... 39

6. Cara Penggunaan Aromaterapi ................................................... 41

7. Aromaterapi Mawar .................................................................... 43

D. Penelitian Terkait .................................................................................... 46

E. Kerangka Teori........................................................................................ 49

BAB III KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL .......... 51

A. Kerangka Konsep .................................................................................... 51

B. Hipotesis .................................................................................................. 52

C. Definisi Operasional................................................................................ 53

BAB IV METODE PENELITIAN .................................................................. 55

A. Desain Penelitian ..................................................................................... 55

B. Lokasi dan Waktu Penelitian .................................................................. 56

1. Lokasi Penelitian ......................................................................... 56

2. Waktu Penelitian ......................................................................... 56

C. Populasi dan Sampel Penelitian .............................................................. 57

1. Populasi ....................................................................................... 57

2. Besar Sampel ............................................................................... 58

3. Teknik Pengambilan Sampel....................................................... 59

D. Instrumen Penelitian................................................................................ 59

E. Alur Penelitian ........................................................................................ 64

F. Prosedur Pengumpulan Data ................................................................... 65

1. Prosedur Administratif ................................................................ 65

2. Prosedur Teknis ........................................................................... 65

G. Prosedur Pengolahan Data ...................................................................... 69

H. Teknik Analisis Data ............................................................................... 71

I. Etika Penelitian ....................................................................................... 72

BAB V HASIL PENELITIAN ......................................................................... 74

Page 13: PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32405... · 2016. 10. 9. · PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP . TINGKAT KECEMASAN

xiii

A. Analisis Univariat.................................................................................... 74

1. Karakteristik Responden ............................................................. 74

2. Tingkat Kecemasan Responden .................................................. 77

B. Analisis Bivariat ...................................................................................... 78

1. Uji Normalitas ............................................................................. 79

2. Transformasi Data Pretest Kelompok Kontrol ........................... 79

3. Perbedaan Rerata Skor Tingkat Kecemasan Kelompok Kontrol pada

Pretest dan Posttest ..................................................................... 80

4. Perbedaan Rerata Skor Tingkat Kecemasan Kelompok Intervensi pada

Pretest dan Posttest ..................................................................... 81

5. Perbedaan Rerata Skor Tingkat Kecemasan Kelompok Intervensi dan

Kelompok Kontrol ...................................................................... 82

BAB VI PEMBAHASAN .................................................................................. 83

A. Pembahasan Hasil ................................................................................... 83

1. Tingkat Kecemasan Responden .................................................. 83

2. Tingkat kecemasan sebelum dan sesudah pengamatan pada responden

kelompok kontrol ........................................................................ 87

3. Pengaruh Aromaterapi terhadap tingkat kecemasan pada responden

kelompok intervensi .................................................................... 90

B. Keterbatasan Penelitian ........................................................................... 94

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN ......................................................... 94

A. Kesimpulan ............................................................................................. 95

B. Saran ........................................................................................................ 96

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 14: PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32405... · 2016. 10. 9. · PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP . TINGKAT KECEMASAN

xiv

DAFTAR SINGKATAN

SDKI = Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia

AKB = Angka Kematian Bayi

AKI = Angka Kematian Ibu

MDG = Millenium Development Golds

ACTH = Adreno Corticotriphic Hormone

CAM = Complementary Alternative Medicine

RSU = Rumah Sakit Umum

HRS-A = Hamilton Rating Scale for Anxiety

VASA = Visual Analogous Scale Anxiety

PKI = Persalinan Kala I

HARS = Hamilton Anxiety Rating Scale

UIN = Universitas Islam Negeri

ASI = Air Susu Ibu

SPSS = Statistical Product and Service Solution

SD = Sekolah Dasar

SMP = Sekolah Menengah Pertama

SMA = Sekolah Menengah Atas

PT = Perguruan Tinggi

IRT = Ibu Rumah Tangga

Page 15: PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32405... · 2016. 10. 9. · PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP . TINGKAT KECEMASAN

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Daftar Tanaman Esensial .......................................................................... 36

Tabel 3.1 Definisi Operasional ................................................................................. 53

Tabel 5.1 Usia ........................................................................................................... 74

Tabel 5.2 Pendidikan ................................................................................................. 75

Tabel 5.3 Pekerjaan ................................................................................................... 76

Tabel 5.4 Riwayat Pemeriksaan Kehamilan ............................................................. 76

Tabel 5.5 Riwayat Persalinan .................................................................................... 77

Tabel 5.6 Tingkat Kecemasan Responden Kelompok (Pretest) ............................... 77

Tabel 5.7 Uji Normalitas Responden Kelompok Kontrol ......................................... 79

Tabel 5.8 Transformasi Data ..................................................................................... 80

Tabel 5.9 Perbedaan Rerata Skor Tingkat Kecemasan Kelompok Kontrol pada Pretest

dan Posttest ............................................................................................................... 80

Tabel 5.10 Perbedaan Rerata Skor Tingkat Kecemasan Kelompok Intervensi pada

Pretest dan Posttest ................................................................................................... 81

Tabel 5.11 Perbedaan Rerata Skor Tingkat Kecemasan Kelompok Intervensi dan

Kelompok Kontrol .................................................................................................... 82

Page 16: PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32405... · 2016. 10. 9. · PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP . TINGKAT KECEMASAN

xvi

DAFTAR BAGAN/GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Teori Cemas .......................................................................... 49

Gambar 3.1 Kerangka Konsep .................................................................................. 51

Gambar 4.1 Desain Penelitian ................................................................................... 55

Gambar 4.2 Alur Penelitian....................................................................................... 64

Page 17: PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32405... · 2016. 10. 9. · PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP . TINGKAT KECEMASAN

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

1. Lampiran 1 Surat Izin Studi Pendahuluan

2. Lampiran 2 Surat Izin Penelitian

3. Lampiran 3 Izin Penelitian

4. Lampiran 4 Waktu dan Kegiatan Penelitian

5. Lampiran 5 Kuesioner Penelitian

6. Lampiran 6 Hasil Penelitian

7. Lampiran 7 Izin Pemakaian Kuesioner

Page 18: PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32405... · 2016. 10. 9. · PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP . TINGKAT KECEMASAN

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masa persalinan merupakan salah satu tahapan yang mendebarkan

bagi setiap wanita (Kasdu, 2005). Bagi beberapa wanita yang akan

menghadapi persalinan, cerita tentang persalinan dan kelahiran ataupun

menghadiri kelahiran menggambarkan proses yang dapat menyebabkan rasa

sakit yang tak tertahankan dan perasaan takut kehilangan kendali. Akibat dari

ketakutan akan rasa sakit tersebut mengakibatkan mereka kehilangan

pandangan bahwa persalinan merupakan suatu hal yang normal dan alami

(Chopra, 2006).

Persalinan merupakan suatu proses janin, plasenta, dan membran

keluar melalui jalan lahir dari rahim. Proses persalinan diawali dengan adanya

pembukaan dan dilatasi serviks yang terjadi akibat adanya frekuensi, durasi,

dan kekuatan yang teratur pada kontraksi uterus (Rohani, 2011). Hasil Riset

Kesehatan Dasar Tahun 2013 didapatkan bahwa proporsi kelahiran

berdasarkan metode persalinan normal di Indonesia sebanyak 89,2%

sedangkan di Provinsi Banten sebanyak 87,4% dan tercatat 21,4% persalinan

tersebut terjadi di Rumah Sakit Provinsi Banten.

Tahapan persalinan terbagi menjadi 4 kala yaitu: kala I (pembukaan);

kala II (pengeluaran janin); kala III (pengeluaran plasenta); dan kala IV

(observasi) (Sulisetyawati dan Nugraheny, 2010). Pada persalinan kala I

Page 19: PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32405... · 2016. 10. 9. · PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP . TINGKAT KECEMASAN

2

terjadi perubahan psikologis pada seorang ibu yaitu adanya perasaan khawatir,

cemas, sedangkan pada persalinan kala II seorang ibu sudah dapat mengontrol

dirinya kembali, lelah, gelisah, pada kala III nyeri pada ibu mulai berkurang

dan adanya perasaan gelisah, lelah yang berlanjut, dan pada kala IV seorang

ibu akan melepaskan tekanan dan ketegangan yang dirasakannya, serta

mendapat tanggung jawab baru untuk mengasuh dan merawat bayi yang telah

dilahirkannya (Cunnigham, 2005).

Menurut Nolan (2003) selama persalinan kala I, seorang wanita akan

mengalami gangguan psikologi yaitu kecemasan. Kecemasan merupakan

reaksi fisik, mental, kimiawi dari tubuh terhadap situasi yang menakutkan,

mengejutkan, membingungkan, membahayakan dan merisaukan seseorang

(Yosep, 2007). Berdasarkan penelitian Simamora di Medan dari beberapa

rumah bersalin tahun 2008, lebih dari 50% ibu dalam masa persalinan

mengalami gangguan kecemasan dengan hasil penelitian yaitu pada ibu

primigravida mengalami kecemasan sedang sebesar 65,6% dan pada ibu

multigravida dengan kecemasan ringan 81,3%.

Menurut Aryasatiani (2005) terdapat beberapa penentu terjadinya

kecemasan pada ibu bersalin yaitu, nyeri persalinan, keadaan fisik ibu, riwayat

pemeriksaan kehamilan, kurangnya pengetahuan tentang proses persalinan,

dukungan dari lingkungan sosial serta latar belakang psikososial lain dari ibu

yang bersangkutan, seperti tingkat pendidikan, status perkawinan, kehamilan

yang tidak diinginkan, dan sosial ekonomi. Salah satu faktor yang

berhubungan dengan gangguan kecemasan pada kala I adalah pengetahuan.

Page 20: PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32405... · 2016. 10. 9. · PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP . TINGKAT KECEMASAN

3

Berdasarkan pengalaman dan penelitian, perilaku cemas didasarkan salah

satunya pada pengetahuan seorang ibu. Dimana seorang ibu mengalami

kecemasan pada saat ibu tidak memiliki pengetahuan tentang persalinan dan

bagaimana prosesnya (Notoatmodjo, 2003).

Selain itu, adapun faktor psikologis yang berhubungan dengan

kecemasan selama persalinan kala I yaitu beberapa ketakutan melahirkan.

Takut akan peningkatan nyeri, takut akan kerusakan atau kelainan bentuk

tubuhnya seperti episiotomi, rupture, jahitan ataupun seksio sesarea, serta ibu

takut akan melukai bayinya. Faktor psikis dalam persalinan merupakan faktor

yang sangat penting mempengaruhi lancar tidaknya proses kelahiran

(Simpkin, 2005). Menurut Stuart (2006) faktor fisiologis penyebab kecemasan

yaitu terjadinya perubahan fisik yang dialami ibu. Perubahan tersebut yaitu

perubahan kardiovaskuler, pernafasan, neuromuskular, gastrointestinal,

saluran perkemihan dan kulit.

Secara epidemiologis, gangguan kecemasan dapat terjadi pada semua

persalinan baik pada persalinan primigravida maupun multigravida. Dalam

sebuah penelitian ditemukan lebih dari 12% ibu yang pernah melahirkan

mengatakan bahwa mereka mengalami pengalaman yang tidak menyenangkan

dalam hidupnya yaitu cemas pada saat melahirkan. Pengeluaran hormon

adrenalin akibat stress yang mereka alami dikarenakan rasa takut dan sakit

mereka dapat mengakibatkan penyempitan pembuluh darah dan mengurangi

aliran darah yang membawa oksigen ke rahim sehingga terjadi penurunan

kontraksi rahim yang akan memperpanjang waktu persalinan. Hal ini

Page 21: PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32405... · 2016. 10. 9. · PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP . TINGKAT KECEMASAN

4

merupakan suatu kerugian bagi seorang ibu maupun janin yang berada dalam

rahim ibu (Aryasatiani, 2005).

Gangguan kecemasan memiliki beberapa efek dalam persalinan yaitu,

kadar katekolamin yang berlebihan pada kala I juga menyebabkan turunnya

kontraksi rahim, turunnya aliran darah ke plasenta, turunnya oksigen yang

tersedia untuk janin serta dapat meningkatkan lamanya persalinan kala I

(Simpkin, 2005). Kecemasan merupakan salah satu penyebab terjadinya

partus lama dan kematian janin. Partus lama memberikan sumbangsih 5 %

terhadap penyebab kematian ibu di Indonesia. Hasil Survei Demografi dan

Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012 menunjukkan bahwa Angka

Kematian Bayi (AKB) adalah 32/1000 kelahiran hidup, Angka Kematian Ibu

(AKI) sebesar 359/100.000 kelahiran hidup sedangkan target Millenium

Development Golds (MDG‟s) pada tahun 2015 untuk AKB adalah 23/1000

kelahiran hidup dan untuk AKI 102/100.000 kelahiran hidup (Kemkes RI,

2013). Sedangkan AKI di Indonesia menempati urutan tertinggi di kawasan

ASEAN (SDKI, 2012).

Dari hasil studi pendahuluan yang dilakukan peneliti di RSU Kab

Tangerang pada tanggal 23-30 Desember 2015 dengan 11 responden

didapatkan ibu persalinan primigravida sebanyak 7 responden dan sebanyak 3

ibu mengalami kecemasan ringan, 3 ibu mengalami kecemasan sedang, dan 1

ibu mengalami kecemasan berat sedangkan pada ibu persalinan multigravida

sebanyak 4 responden didapatkan ibu yang mengalami kecemasan ringan 2

ibu, kecemasan sedang 1 ibu, dan kecemasan berat 1 ibu. Dilihat dari hasil

Page 22: PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32405... · 2016. 10. 9. · PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP . TINGKAT KECEMASAN

5

studi pendahuluan tersebut kedua ibu primi maupun multi dapat mengalami

kecemasan yang berat dikarenakan berbagai faktor penyebab kecemasan pada

ibu persalinan kala I.

Kecemasan dapat dikurangi dengan beberapa terapi penurun

kecemasan yaitu terapi farmakologi dan non-farmakologi. Benzodiazepine,

buspirone, dan antidepresan dapat menjadi terapi farmakologi untuk

menurunkan gangguan kecemasan yang biasanya kronik sedangkan terapi

non-farmakologi untuk menurunkan kecemasan yaitu terapi psikologis,

psikoterapi, kognitif-perilaku dan berorientasi insight yang meliputi relaksasi,

latihan pernapasan dan distraksi (Husny, 2009; Asmadi, 2008; Tomb et all,

2003).

Salah satu cara untuk menurunkan kecemasan adalah dengan

pemberian aromaterapi. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa dengan

melakukan inhalasi pada aromaterapi mampu menurunkan tingkat kecemasan

seseorang (Davis, 2005; Indrati, 2009). Aromaterapi merupakan tindakan

terapeutik dengan menggunakan minyak essensial yang bermanfaat

meningkatkan keadaan fisik dan psikologi seseorang agar menjadi lebih baik.

Setiap minyak essensial memiliki efek farmakologis yang unik, seperti

antibakteri, antivirus, diuretic, vasodilator, penenang, dan merangsang

adrenal (Runiari, 2010; Ana, 2010).

Butje & Shattel (2008) juga menyebutkan bahwa inhalasi terhadap

minyak essensial dapat meningkatkan kesadaran dan menurunkan kecemasan.

Efek positif pada sistem saraf pusat diberikan oleh molekul-molekul bau yang

Page 23: PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32405... · 2016. 10. 9. · PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP . TINGKAT KECEMASAN

6

terkandung dalam minyak essensial, efek positif tersebut menghambat

pengeluaran Adreno Corticotriphic Hormone (ACTH) dimana hormon ini

adalah hormon yang mengakibatkan terjadinya kecemasan pada individu.

Aromaterapi terkenal dengan penggunaannnya dalam mengatasi stres (Varney

& Buckle, 2013), dan secara jelas, persalinan merupakan pengalaman stres

untuk hampir semua ibu. Oleh karenanya hal ini tidak mengejutkan jika

beberapa laporan saat ini menyarankan aromaterapi untuk menurunkan stres

pada kehamilan (Conrad, 2010; Tilllet & Ames, 2010).

Salah satu herbal esensial yang digunakan dalam aromaterapi adalah

mawar. Aroma mawar efektif pada sistem saraf pusat. Dua bahan dari

aromaterapi mawar, sytrinol dan 2-phenyl ethyl alcohol, pada mawar dikenal

sebagai agen anti ansietas. Menggunakan mawar oil mengurangi kecemasan

sebesar 71% dalam persalinan dan hanya 14% dari mereka yang

membutuhkan pembiusan lokal (Kheirkhah dkk, 2014).

Walaupun teknik pengobatan alternatif sudah diterima, tenaga

kesehatan jarang menggunakan CAM dikarenakan kurangnya penyelidikan

yang memadai (Liu, 2010). Merupakan hal yang penting untuk melakukan

penelitian klinis lebih lanjut mengenai pendekatan psikoterapeutik yang aman

dan efektif untuk mengurangi kecemasan.

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa pada kala I, seorang

ibu dapat mengalami gangguan kecemasan dibandingkan kala II dimana

seorang ibu dapat mengontrol dirinya kembali, pada kala III seorang ibu juga

merasakan penurunan rasa nyeri dan perasaan lelah dibandingkan perasaan

Page 24: PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32405... · 2016. 10. 9. · PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP . TINGKAT KECEMASAN

7

cemas, selanjutnya kala IV seorang ibu akan berfokus pada tanggung jawab

barunya untuk mengasuh dan merawat bayi.

Gangguan kecemasan pada kala I dikarenakan beberapa faktor

penyebab yaitu rasa takut akan melahirkan, takut akan peningkatan nyeri,

takut akan kerusakan dan kelainan bentuk tubuh, takut akan melukai bayinya,

serta riwayat pemeriksaan kehamilan yang kurang memuaskan, kurangnya

pengetahuan tentang proses persalinan, dukungan dari lingkungan sosial serta

latar belakang psikososial seperti tingkat pendidikan, status perkawinan,

kehamilan yang tidak diinginkan, dan sosial ekonomi. Pada saat ibu

persalinan kala I mengalami gangguan kecemasan, tubuh akan memproduksi

hormon adrenalin yang mengakibatkan penyempitan pembuluh darah

sehingga aliran darah ke rahim menurun dan hal ini dapat menurunkan

kontraksi, selain itu aliran darah yang menurun akan mempengaruhi suplai

oksigen ke janin.

Pendekatan penurunan kecemasan dengan aromaterapi mawar

dilakukan sedini mungkin karena jika tidak ditangani akan berakibat pada

perpanjangan waktu persalinan sehingga memperlambat kelancaran persalinan

ibu menuju kala II dan seterusnya. Hal ini merupakan alasan mengapa peneliti

memilih kecemasan pada ibu persalinan kala I daripada kala lainnya.

Dalam penelitian ini peneliti mengambil area penelitian di RSU Kab.

Tangerang di Kota Tangerang karena berdasarkan data jumlah persalinan

spontan di RSU Kab. Tangerang didapatkan bahwa pada tahun 2014 jumlah

Page 25: PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32405... · 2016. 10. 9. · PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP . TINGKAT KECEMASAN

8

persalinan spontan di RSU Kab. Tangerang sebanyak 3381 ibu dengan rata-

rata jumlah persalinan spontan 282 ibu setiap bulannya.

Berdasarkan latar belakang di atas dan belum ditemukannya penelitian

yang berkaitan, maka penulis tertarik untuk melakukan studi penelitian

mengenai pengaruh aromaterapi mawar terhadap tingkat kecemasan pada ibu

persalinan kala I di kamar bersalin dengan mengangkat judul “Pengaruh

Aromaterapi terhadap Tingkat Kecemasan pada Ibu Persalinan Kala I di

Kamar Bersalin RSU Kab. Tangerang.”

B. Perumusan Masalah

Menurut Nolan (2003) selama persalinan kala I, ibu mengalami

gangguan psikologi yaitu kecemasan. Gangguan kecemasan pada ibu dalam

masa persalinan terjadi lebih dari 50% (Simpkin, 2005). Gangguan kecemasan

yang terjadi pada ibu persalinan dapat menyebabkan penurunan aliran darah

ke rahim, penurunan kontraksi rahim, penurunan aliran darah ke plasenta,

penurunan oksigen yang tersedia untuk janin serta dapat meningkatkan

lamanya persalinan kala I. Hal tersebut diakibatkan oleh rasa cemas yang

mereka alami dapat meningkatkan pengeluaran hormon adrenalin yang

mengakibatkan penyempitan pembuluh darah sehingga mengurangi aliran

darah yang membawa oksigen. Hal ini merupakan suatu kerugian bagi ibu

maupun janin yang berada dalam rahim ibu (Aryasatiani, 2005).

Inhalasi pada aromaterapi merupakan salah satu cara untuk

menurunkan tingkat kecemasan seseorang. Molekul-molekul bau yang

Page 26: PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32405... · 2016. 10. 9. · PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP . TINGKAT KECEMASAN

9

terkandung dalam minyak essensial memberikan efek positif pada sistem saraf

pusat. Efek positif tersebut menghambat pengeluaran Adreno Corticotriphic

Hormone (ACTH) dimana hormon ini adalah hormon yang mengakibatkan

terjadinya kecemasan pada individu (Davis, 2005; Indrati, 2009; Butje &

Shattel, 2008).

Aromaterapi mawar merupakan salah satu aromaterapi yang efektif

pada sistem saraf pusat dikarenakan bahan-bahan pada mawar oil yang

mengandung agen anti ansietas (Kheirkhah dkk, 2014). Penelitian mengenai

pengaruh aromaterapi mawar terhadap tingkat kecemasan pada ibu persalinan

kala I belum ada padahal aromaterapi mawar merupakan aromaterapi yang

digunakan untuk menurunkan tingkat kecemasan. Aromaterapi mawar juga

merupakan aromaterapi yang dianjurkan pada ibu persalinan. Dengan

demikian, masalah penelitian ini adalah bagaimana pengaruh dari aromaterapi

terhadap tingkat kecemasan pada ibu persalinan Kala I di RSU Kab.

Tangerang.

C. Pertanyaan Penelitian

1. Bagaimana karakteristik responden (usia, pekerjaan, tingkat pendidikan,

riwayat pemeriksaan kehamilan dan riwayat persalinan) ibu persalinan

kala I di RSU Kab. Tangerang.

2. Bagaimana tingkat kecemasan pada ibu persalinan kala I di Kamar

Bersalin RSU Kab. Tangerang.

Page 27: PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32405... · 2016. 10. 9. · PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP . TINGKAT KECEMASAN

10

3. Bagaimana perbedaan tingkat kecemasan sebelum dan sesudah

pengamatan pada ibu persalinan kala I kelompok kontrol.

4. Bagaimana perbedaan tingkat kecemasan sebelum dan sesudah melakukan

inhalasi aromaterapi mawar pada ibu persalinan kala I kelompok

intervensi.

5. Apakah terdapat perbedaan tingkat kecemasan antara kelompok kontrol

dan kelompok intervensi pada ibu persalinan kala I di RSU Kab.

Tangerang.

D. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Mengetahui pengaruh aromaterapi terhadap tingkat kecemasan pada

ibu persalinan Kala I di Kamar Bersalin RSU Kab. Tangerang.

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui karakteristik responden (usia, pekerjaan, tingkat

pendidikan, riwayat pemeriksaan kehamilan dan riwayat persalinan)

ibu persalinan kala I di RSU Kab. Tangerang.

b. Mengetahui tingkat kecemasan pada ibu persalinan Kala I di Kamar

Bersalin RSU Kab. Tangerang.

c. Mengetahui perbedaan tingkat kecemasan sebelum dan sesudah

pengamatan pada ibu persalinan kala I kelompok kontrol.

Page 28: PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32405... · 2016. 10. 9. · PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP . TINGKAT KECEMASAN

11

d. Mengetahui perbedaan tingkat kecemasan sebelum dan sesudah

melakukan inhalasi aromaterapi mawar pada ibu persalinan kala I

kelompok intervensi.

e. Mengetahui perbedaan skor tingkat kecemasan antara kelompok

kontrol dan kelompok intervensi pada ibu persalinan kala I di RSU

Kab. Tangerang.

E. Manfaat Penelitian

1. Bagi Institusi Pendidikan

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi

perkembangan ilmu keperawatan terkait penurunan tingkat kecemasan

khususnya terapi non-farmakologi pada ibu persalinan kala I dengan

aromaterapi mawar.

2. Bagi Pelayanan Kesehatan

Penelitian ini dapat menjadi bahan pertimbangan dan membuat

intervensi keperawatan dalam upaya penurunan tingkat kecemasan yang

terdapat pada ibu persalinan kala I.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan dasar bagi

pengembangan penelitian selanjutnya terkait dengan pengaruh

aromaterapi mawar terhadap tingkat kecemasan pada ibu persalinan kala I.

Page 29: PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32405... · 2016. 10. 9. · PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP . TINGKAT KECEMASAN

12

F. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini adalah keperawatan jiwa dan keperawatan

maternitas, khususnya untuk melihat variabel aromaterapi mawar terhadap

tingkat kecemasan pada ibu persalinan kala I. Penelitian ini dilakukan

dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dan menggunakan desain

penelitian quasi experimental dengan non equivalent control group design

yang tujuannya untuk melihat pengaruh aromaterapi mawar terhadap

tingkat kecemasan pada ibu persalinan kala I. Sampel penelitian ini adalah

ibu persalinan kala I di Kamar Bersalin RSU Kab. Tangerang. Penelitian

dilakukan di Kamar Bersalin RSU Kab. Tangerang pada bulan Maret

sampai April 2016.

Page 30: PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32405... · 2016. 10. 9. · PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP . TINGKAT KECEMASAN

13

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Kecemasan

1. Definisi Kecemasan

Kecemasan merupakan keadaan emosi yang tidak

menyenangkan, melibatkan rasa takut yang subjektif, rasa tidak

nyaman pada tubuh, dan gejala fisik (Katona, 2012). Menurut Juall

(2009) kecemasan merupakan perasaan yang ditimbulkan oleh

ancaman nonspesifik terhadap konsep diri seseorang yang menyangkut

kesehatan, aset, nilai, lingkungan, peran fungsi, pemenuhan

kebutuhan, pencapaian tujuan, hubungan personal, serta perasaan

aman.

Deskripsi umum akan kecemasan yaitu “perasaan tertekan dan

tidak tenang, serta berpikiran kacau dengan disertai banyak

penyesalan”. Hal ini sangat berpengaruh pada tubuh, hingga tubuh

menggigil, menimbulkan banyak keringat, jantung berdegup cepat,

lambung terasa mual, tubuh terasa lemas, kemampuan

berproduktivitas berkurang, hingga banyak mereka yang melarikan

diri kealam imajinasi sebagai bentuk terapi sementara (Said Az-

zahroni, 2005).

Pengertian lain menurut Wilkinson menyatakan bahwa

kecemasan adalah suatu keresahan, perasaan tidak nyaman dan

Page 31: PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32405... · 2016. 10. 9. · PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP . TINGKAT KECEMASAN

14

menakutkan, disertai dengan respon automatis, dan sumbernya sering

kali tidak spesifik, antisipasi terhadap keadaan bahaya. Sedangkan

menurut Stuart dan Sinden mengartikan kecemasan adalah suatu

perasaan diri, pengalaman subjektif individu. Keadaan emosi ini tidak

memiliki subjek yang spesifik (Ni Komang, 2012).

2. Faktor Predisposisi

Menurut Stuart (2006) penyebab kecemasan dapat dipahami

melalui berbagai teori yaitu teori psikoanalitis dimana Sigmud Freud

mengidentifikasikan kecemasan sebagai konflik emosional yang

terjadi antara dua elemen kepribadian, yaitu id dan superego. Id

mewakili dorongan insting dan impuls primitive, sedangkan superego

mencerminkan hati nurani dan dikendalikan oleh norma budaya. Ego

dan Aku, berfungsi menengahi tuntutan dari dua elemen yang

bertentangan tersebut, dan fungsi kecemasan adalah mengingatkan ego

bahwa ada bahaya.

Teori interpersonal Sullifan menjelaskan bahwa kecemasan

timbul dari perasaan takut terhadap ketidaksetujuan dan penolakan

interpersonal. Kecemasan juga berhubungan dengan perkembangan

trauma, individu dengan harga diri rendah terutama rentan mengalami

kecemasan yang berat (Stuart, 2006).

Teori perilaku menyebutkan kecemasan merupakan produk

frustasi yaitu segala sesuatu karena mengganggu kemampuan individu

Page 32: PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32405... · 2016. 10. 9. · PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP . TINGKAT KECEMASAN

15

untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Ahli perilaku lain

menganggap kecemasan sebagai suatu dorongan yang dipelajari

berdasarkan keinginan dari dalam diri untuk menghindari kepedihan.

Ahli teori pembelajaran meyakini bahwa individu terbiasa sejak kecil

dihadapkan suatu ketakutan berlebihan lebih sering menunjukkan

kecemasan pada kehidupan selanjutnya. Ahli teori konflik memandang

kecemasan sebagai pertentangan antar dua kepentingan yang

berlawanan. Mereka meyakini adanya hubungan timbal balik antara

konflik dan kecemasan yaitu konflik menimbulkan kecemasan, dan

kecemasan menimbulkan perasaan tidak berdaya, yang pada gilirannya

meningkatkan konflik yang dirasakan (Stuart, 2006).

Selain itu, kesehatan umum individu dan riwayat kecemasan

pada keluarga memiliki efek nyata sebagai predisposisi kecemasan.

Kecemasan mungkin disertai oleh gangguan fisik dan selanjutnya

menurunkan kemampuan individu untuk mengatasi stressor (Stuart,

2006).

Menurut Stuart (2006) respon terhadap kecemasan meliputi

respon fisiologi, perilaku, kognitif dan efektif yaitu:

a. Respon fisiologi

Gejala somatik/fisik (otot), meliputi: sakit dan nyeri otot-otot,

kaku, kedutan otot, gigi gemerutuk, suara tidak stabil. Gejala

sensorik meliputi: tinnitus (telinga berdengung), penglihatan

kabur, muka merah atau pucat, merasa lemas, perasaan ditusuk-

Page 33: PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32405... · 2016. 10. 9. · PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP . TINGKAT KECEMASAN

16

tusuk. Gejala kardiovaskular (jantung dan pembuluh darah),

meliputi: takikardia (denyut jantung cepat), berdebar-debar, nyeri

dada, denyut nadi mengeras, rasa lesu/lemas seperti mau pingsan,

detak jantung menghilang (berhenti sekejap). Gejala pernafasan:

rasa tertekan di dada, perasaan tercekik, merasa nafas

pendek/sesak, sering menarik nafas panjang. Gejala

gastrointestinal meliputi : sulit menelan, perut melilit, gangguan

pencernaan, nyeri sebelum dan sesudah makan, perasaan terbakar

di perut, rasa penuh atau kembung, mual, muntah, buang air besar

lembek, sukar buang air besar (konstipasi), kehilangan berat

badan. Gejala urogenital, meliputi: sering buang air kecil, tidak

dapat menahan kencing, tidak datang bulan (tidak ada haid), masa

haid amat pendek, haid beberapa kali dalam sebulan, menjadi

dingin (frigid), ejakulasi dini.

Adapun gejala – gejala yang dialami oleh orang yang

mengalami kecemasan adalah (1) ketegangan motorik / alat gerak

seperti : gemetar, tegang, nyeri otot, letih, tidak dapat santai,

gelisah, tidak dapat diam, kening berkerut, mudah kaget (2).

Hiperaktifitas saraf autonom (simpatis dan saraf parasimpatis)

seperti keringat berlebihan, jantung berdebar – debar, rasa dingin

ditelapak tangan dan kaki, mulut kering, pusing, rasa mual, sering

buang air kecil, diare, muka merah / pucat, denyut nadi dan nafas

cepat (3). Rasa khawatir yang berlebihan tentang hal –hal yang

Page 34: PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32405... · 2016. 10. 9. · PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP . TINGKAT KECEMASAN

17

akan datang seperti : cemas, takut, khawatir, membayangkan akan

datangnya kemalangan terhadap dirinya (4). Kewaspadaan

berlebihan seperti : Perhatian mudah beralih, sukar konsentrasi,

sukar tidur, mudah tersinggung, tidak sabar (Hawari, 2004).

b. Respon perilaku

Respon kecemasan terhadap perilaku adalah gelisah,

ketenangan fisik, tremor, reaksi terkejut, bicara cepat, kurang

koordinasi, cenderung mengalami cidera, menarik diri dari

hubungan interpersonal, inhibisi, melarikan diri dari masalah,

menghindar, hiperventilasi dan sangat waspada.

c. Respon kognitif

Respon kecemasan pada kognitif adalah perhatian terganggu,

konsentrasi buruk, pelupa, salah dalam memberikan penilaian,

preokupasi, hambatan berfikir, lapang persepsi menurun,

kreatifitas menurun, produktifitas menurun, bingung, sangat

waspada, kesadaran diri, kehilangan objektivitas, takut kehilangan

kendali, takut pada gambar visual, takut cidera atau kematian, kilas

balik, mimpi buruk.

d. Respon afektif

Respon kecemasan pada afektif adalah mudah terganggu, tidak

sabar, gelisah, tegang, gugup, ketakutan, waspada, kengerian,

kekhawatiran, kecemasan, mati rasa, rasa bersalah, dan malu.

Menurut Suliswati (2005) respons afektif klien akan

Page 35: PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32405... · 2016. 10. 9. · PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP . TINGKAT KECEMASAN

18

mengekspresikan dalam bentuk kebingungan dan curiga berlebihan

sebagai reaksi emosi terhadap kecemasan.

3. Respon Fisiologis dan Psikologis terhadap Ansietas

Respon sistem saraf otonom terhadap rasa takut dan ansietas

menimbulkan aktivitas involunter pada tubuh yang termasuk dalam

pertahanan diri. Serabut saraf simpatis “mengaktifkan” tanda-tanda

vital pada setiap tanda bahaya untuk mempersiapkan pertahanan

tubuh. Kelenjar adrenal melepas adrenalin (epinefrin), yang

menyebabkan tubuh mengambil lebih banyak oksigen, mendilatasi

pupil, dan meningkatkan tekanan arteri serta frekuensi jantung sambil

membuat kontriksi pembuluh darah perifer dan memirau darah dari

sistem gastrointestinal dan reproduksi serta meningkatkan

glikogenolisis menjadi glukosa bebas guna menyokong jantung, otot,

dan sistem saraf pusat. Ketika bahaya telah berakhir, serabut saraf

parasimpatik membalik proses ini dan mengembalikan tubuh ke

kondisi normal sampai tanda ancaman berikutnya mengaktifkan

kembali respon simpatis.

Ansietas menyebabkan respon kognitif, psikomotor, dan

fisiologis yang tidak nyaman. Untuk mengurangi perasaan tidak

nyaman ini, individu mencoba mengurangi tingkat ketidaknyamanan

tersebut dengan melakukan perilaku adaptif yang baru atau

mekanisme pertahanan. Perilaku adaptis dapat menjadi hal yang

Page 36: PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32405... · 2016. 10. 9. · PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP . TINGKAT KECEMASAN

19

positif dan membantu individu beradaptasi dan belajar (Videbeck,

2008).

4. Tingkat Kecemasan

Menurut Dalami (2009) kecemasan dibagi menjadi empat

berdasarkan tingkatan atau rentang responnya, yaitu ansietas ringan

yang memiliki ciri-ciri lapangan persepsi melebar dan individu akan

berhati-hati dan waspada, ansietas sedang dengan ciri-ciri tingkat

lapangan persepsi terhadap lingkungan menurun yang mengakibatkan

individu lebih memfokuskan hal-hal penting saat itu dan

mengenyampingkan hal lain, sedangkan pada ansietas berat individu

akan mengalami lapangan persepsi yang sangat sempit sehingga

mengakibatkan individu cenderung memikirkan hal yang kecil saja

dan mengabaikan hal lain, individu tidak mampu lagi berpikir realistis

dan membutuhkan banyak pengarahan untuk memusatkan perhatian

pada area lain, dan tingkat ansietas terakhir yaitu panik, pada tingkatan

ini lapangan persepsi individu sudah sangat menyempit dan terganggu

sehingga tidak dapat mengendalikan diri lagi walaupun telah diberikan

pengarahan.

Peplau dalam Ni Komang (2012) mengidentifikasi 4 tingkatan

kecemasan yaitu:

Page 37: PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32405... · 2016. 10. 9. · PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP . TINGKAT KECEMASAN

20

1) Kecemasan Ringan

Kecemasan ini berhubungan dengan kehidupan sehari-hari.

Tanda dan gejala antara lain: persepsi dan perhatian meningkat,

waspada, sadar akan stimulus internal dan eksternal, mampu

mengatasi masalah secara efektif serta terjadi kemampuan belajar.

Perubahan fisiologi ditandai dengan gelisah, sulit tidur,

hipersensitif terhadap suara, tanda vital dan pupil normal.

2) Kecemasan Sedang

Kecemasan sedang memungkinkan seseorang memusatkan

pada hal yang penting dan mengesampingkan yang lain, sehingga

individu mengalami perhatian yang selektif, namun dapat

melakukan sesuatu yang lebih terarah. Respon fisiologi: sering

nafas pendek, nadi dan tekanan darah naik, mulut kering, gelisah,

konstipasi. Sedangkan respon kognitif yaitu lahan persepsi

menyempit, rangsangan luar tidak mampu diterima, berfokus pada

apa yang menjadi perhatiannya.

3) Kecemasan Berat

Kecemasan berat sangat mempengaruhi persepsi individu,

individu cenderung untuk memusatkan pada sesuatu yang terinci

dan spesifik, serta tidak dapat berfikir tentang hal lain. Semua

perilaku ditujukan untuk mengurangi ketegangan. Tanda dan

gejala dari kecemasan berat yaitu: persepsinya sangat kurang,

berfokus pada hal yang detail, rentang perhatian sangat terbatas,

Page 38: PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32405... · 2016. 10. 9. · PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP . TINGKAT KECEMASAN

21

tidak dapat berkonsentrasi atau menyelesaikan masalah, serta tidak

dapat belajar secara efektif. Pada tingkatan ini individu mengalami

sakit kepala, pusing, mual, gemetar, insomnia, palpitasi, takikardi,

hiperventilasi, sering buang air kecil maupun besar, dan diare.

Secara emosi individu mengalami ketakutan serta seluruh

perhatian terfokus pada dirinya.

4) Panik

Pada tingkat panik dari kecemasan berhubungan dengan

terperangah, ketakutan, dan teror. Karena mengalami kehilangan

kendali, individu yang mengalami panik tidak dapat melakukan

sesuatu walaupun dengan pengarahan. Panik menyebabkan

peningkatan aktivitas motorik, menurunnya kemampuan

berhubungan dengan orang lain, persepsi yang menyimpang,

kehilangan pemikiran yang rasional. Kecemasan ini tidak sejalan

dengan kehidupan, dan jika berlangsung lama dapat terjadi

kelelahan yang sangat bahkan kematian. Tanda dan gejala dari

tingkat panik yaitu tidak dapat fokus pada suatu kejadian

5. Terapi Kecemasan

1. Terapi farmakologi

Obat masih menjadi pilihan utama terapi, tetapi gangguan itu

sendiri biasanya kronik, sehingga potensi terjadinya toleransi,

Page 39: PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32405... · 2016. 10. 9. · PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP . TINGKAT KECEMASAN

22

ketergantungan dan kekambuhan membatasi nilai obat ansiolitik

menjadi jangka pendek.

Benzodiazepine merupakan obat dengan mula kerja yang cepat,

tetapi toleransi dapat terjadi pada penggunaan kronik,

sehingga membutuhkan peningkatan dosis pada reaksi putus

obat akut ketika obat dihentikan pada 30% kasus serta pada

10% penghentian kronik. Efek sampingnya meliputi sedasi dan

amnesia dan kemungkinan juga ansietas dan depresi: terdapat

potensi yang besar untuk penyalahgunaan dan interaksi dengan

alkohol.

Buspirone – Walaupun ketergantungan belum pernah terjadi

pada pemakaian buspiron, banyak pasien meragukan

efikasinya, mungkin karena mula kerjanya yang lambat. Untuk

ansietas kronik, pengobatan ini masih bermanfaat. Percobaan

terapi hingga delapan minggu dengan setidaknya 30 mg

buspiron setiap harinya, setelah peningkatan dosis secara

bertahap selama dua minggu pertama, sering menunjukan hasil

yang baik.

Antidepresan – Pasien yang sebelumnya mengonsumsi

benzodiazepine dapat tidak merasakan efek sedatif dan efek

ansiolitik akut bila digantikan dengan buspirone, pada kasus

tersebut percobaan terapi dengan antidepresan selama enam

Page 40: PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32405... · 2016. 10. 9. · PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP . TINGKAT KECEMASAN

23

hingga delapan minggu dapat bermanfaat. Antidepresan

menimbulkan eksaserbasi-awal ansietas, yang dapat dicegah

dengan pemberian benzodiazepine selama tujuh hingga 10 hari

pertama dengan risiko ketergantungan yang lebih kecil.

Durasi yang diperlukan untuk terapi obat tidak pasti, dan

biasanya digunakan durasi yang sama dengan pengobatan depresi –

enam hingga sembilan bulan pada tahap awal.

2. Terapi Non-Farmakologi

a. Terapi Psikologis

Terapi-terapi ini dirancang untuk melatih keterampilan

dalam mengelola komponen kognitif dan somatik ansietas dan

sama efektifnya dengan terapi obat tetapi dengan efek samping

yang lebih sedikit. Terapi psikologis spesialistik mungkin tidak

praktis bagi beberapa pasien di layanan lini pertama, tetapi

konseling singkat dan teknik penyelesaian masalah secara

terstruktur efektif dan dapat dilakukan di praktek umum.

b. Psikoterapi

c. Terapi kognitif-perilaku

d. Terapi berorientasi insight

Manajemen ansietas (relaksasi, latihan pernapasan, distraksi)

(Husny, 2009; Asmadi, 2008; Tomb et all, 2003).

Page 41: PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32405... · 2016. 10. 9. · PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP . TINGKAT KECEMASAN

24

B. Konsep Persalinan

1. Definisi Persalinan

Persalinan merupakan suatu proses janin, plasenta, dan membran

keluar melalui jalan lahir dari rahim. Proses persalinan diawali dengan

adanya pembukaan dan dilatasi serviks yang terjadi akibat adanya

frekuensi, durasi, dan kekuatan yang teratur pada kontraksi uterus.

Kekuatan kontraksi uterus yang muncul diawali dengan kekuatan yang

kecil, dan terus meningkat mencapai puncaknya yaitu pembukaan

serviks yang sudah lengkap. Pembukaan serviks yang lengkap

merupakan pembukaan yang siap untuk rahim ibu mengeluarkan janin

(Rohani dkk, 2011).

Persalinan adalah rangkaian proses berakhir dengan pengeluaran

hasil konsepsi oleh ibu. Proses ini dimulai dengan kontraksi persalinan

sejati, yang ditanndai oleh perubahan progresif pada serviks, dan

diakhiri dengan pelahiran plasenta (Varney, 2004).

Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan

plasenta) yang telah cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan

melalui jalan lahir atau melalui jalan lain dengan bantuan atau tanpa

bantuan (kekuatan sendiri) (Sulistyawati dan Nugraheny, 2010).

2. Tahapan Persalinan

Tahapan persalinan terbagi menjadi 4 kala yaitu: kala I

(pembukaan); kala II (pengeluaran janin); kala III (pengeluaran

Page 42: PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32405... · 2016. 10. 9. · PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP . TINGKAT KECEMASAN

25

plasenta); dan kala IV (observasi) (Sulisetyawati dan Nugraheny,

2010).

Menurut Dipta (2010) tahapan persalinan meliputi 4 fase/kala:

i. Kala I: Dinamakan kala pembukaan, pada kala ini serviks

membuka sampai terjadi pembukaan 10 cm. Proses

membukanya serviks dibagi atas 2 fase:

a) Fase laten berlangsung selama 7-8 jam pembukaan terjadi

sangat lambat sampai mencapai ukuran diameter 3cm

b) Fase aktif dibagi dalam 3 fase yaitu fase akselerasi dalam

waktu 2 jam, pembukaan 3cm tadi menjadi 4cm dan fase

dilatasi maksimal dalam waktu 2 jam pembukaan

berlangsung sangat cepat dari 4cm menjadi 9cm dan fase

deselerasi pembukaan menjadi lambat kembali dalam

waktu 2 jam pembukaan dari 9cm menjadi lengkap 10cm.

Kala I ini selesai apabila pembukaan serviks uteri telah

lengkap. Pada primigravida kala I berlangsung kira-kira 12 jam

sedang pada multigravida 8 jam. Pembukaan primigravida 1cm

tiap jam dan multigravida 2cm tiap jam. Menurut Rohani dkk

(2011) inpartu ditandai dengan keluarnya lendir bercampur

darah karena serviks mulai membuka dan mendatar. Darah

berasal dari pembuluh darah kapiler sekitar kanalis servikalis

karena pergeseran-pergeseran ketika serviks mendatar dan

membuka.

Page 43: PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32405... · 2016. 10. 9. · PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP . TINGKAT KECEMASAN

26

ii. Kala II: Kala pengeluaran karena berkat kekuatan his dan

kekuatan mengedan janin didorong keluar sampai lahir. Kala

ini berlangsung 1,5 jam pada primigravida dan 0,5 jam pada

multipara.

Menurut Wiknjosastro (2008) gejala dan tanda kala II

persalinan adalah:

a) Ibu merasa ingin meneran bersamaan adanya kontraksi

b) Ibu merasakan adanya peningkatan tekanan pada rektum

dan/atau vaginanya

c) Vulva-vagina dan sfingter ani membuka

d) Meningkatnya pengeluaran lender bercampur darah

iii. Kala III: Kala uri/plasenta terlepas dari dinding uterus dan

dilahirkan. Prosesnya 6-15 menit setelah bayi lahir.

Menurut Sulistyawati dan Nugraheny (2010) lepasnya

plasenta sudah dapat diperkirakan dengan memperhatikan

tanda-tanda sebagai berikut:

a) Uterus mulai membentuk bundar

b) Uterus terdorong ke atas, karena plasenta dilepas ke

segmen bawah rahim

c) Tali pusat bertambah panjang

d) Terjadi perdarahan

iv. Kala IV: Observasi dilakukan mulai lahirnya plasenta selama 1

jam, hal ini dilakukan untuk menghindari terjadinya

Page 44: PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32405... · 2016. 10. 9. · PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP . TINGKAT KECEMASAN

27

perdarahan postpartum. Observasi yang dilakukan melihat

tingkat kesadaran penderita, pemeriksaan tanda-tanda vital

(tekanan darah, nadi dan pernapasan), kontraksi uterus dan

terjadinya perdarahan.

Menurut Sulisetyawati dan Nugraheny (2010) kala IV

mulai dari lahirnya plasenta selama 1-2 jam. Kala IV dilakukan

observasi terhadap perdarahan pascapersalinan, paling sering

terjadi 2 jam pertama. Observasi yang dilakukan adalah

sebagai berikut:

a) Tingkat kesadaran pasien

b) Pemeriksaan tanda-tanda vital: tekanan darah, nadi, suhu,

dan pernafasan

c) Kontraksi uterus

d) Terjadinya perdarahan. Perdarahan dianggap masih normal

bila jumlahnya tidak melebihi 400-500 cc.

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Persalinan

Menurut Rohani dkk (2011) ada beberapa faktor yang

mempengaruhi persalinan yaitu:

a. Power (Tenaga/Kekuatan)

Kekuatan yang mendorong janin dalam persalinan adalah his,

kontraksi otot-otot perut, kontraksi diagfragma, aksi dari ligament.

Page 45: PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32405... · 2016. 10. 9. · PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP . TINGKAT KECEMASAN

28

Kekuatan power yang diperlukan dalam persalinan adalah his,

sedangkan sebagai kekuatan sekundernya adalah tenaga.

b. Passage (Jalan Lahir)

Jalan lahir terdiri atas panggul ibu, yakni bagian tulang yang

padat, dasar panggul, yang relatif kaku, oleh karena itu ukuran dan

bentuk panggul harus ditentukan sebelum persalinan dimulai.

c. Passenger (Janin dan Plasenta)

Jalan lahir terdiri atas panggul ibu, yakni bagian tulang yang

padat, dasar panggul yang relatif kaku, oleh karena itu ukuran dan

bentuk panggul harus ditentukan sebelum persalinan dimulai.

Menurut Sulistyawati dan Nugraheni (2010) tanda-tanda

masuk dalam persalinan adalah terjadinya his karakter persalinan

dari his persalinan yaitu:

1) Pengeluaran cairan

2) Pinggang terasa sakit menjalar ke depan

3) Sifat his teratur, interval makin pendek, dan kekuatan

makin besar

4) Terjadi perubahan pada serviks

5) Jika pasien menambah aktivitasnya, misalnya dengan

berjalan, maka kekurangannya

6) Pengeluaran lendir dan darah (penandaan persalinan)

Dengan adanya his persalinan, terjadinya perubahan

pada serviks yang menimbulkan pendataran dan

Page 46: PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32405... · 2016. 10. 9. · PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP . TINGKAT KECEMASAN

29

pembukaan yang menyebabkan selaput lendir yang terdapat

pada kanalis servikalis terlepas sehingga terjadi perdarahan

karena kapiler pembuluh darah pecah.

4. Faktor-faktor Penyebab Dimulainya Persalinan

1. Faktor hormonal

Satu sampai dua minggu sebelum persalinan terjadi penurunan

hormon esterogen dan progesteron. Dimana progesteron bekerja

sebagai relaksasi otot polos. Sehingga aliran darah berkurang dan

hal ini menyebabkan atau merangsang pengeluaran prostaglandin

merangsang dilepaskannya oksitosin. Hal ini juga merangsang

kontraksi uterus. Faktor struktur uterus atau rahim membesar dan

menekan, menyebabkan iskemia otot-otot rahim sehingga

mengganggu sirkulasi otot plasenta yang berakibat degenerasi.

2. Faktor syaraf

Karena pembesaran janin dan masuknya janin ke panggul maka

akan menekan dan menggesek ganglion sevikalis yang akan

merangsang timbulnya kontraksi uterus.

3. Faktor kekuatan plasenta

Plasenta yang mengalami degenerasi akan mengakibatkan

penurunan produk hormone progesterone dan estrogen.

Page 47: PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32405... · 2016. 10. 9. · PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP . TINGKAT KECEMASAN

30

4. Faktor nutrisi

Suplai nutrisi pada janin berkurang maka hasil konsepsi akan

dikeluarkan.

5. Faktor partus

Partus sengaja ditimbulkan oleh penolong dengan menggunakan

oksitosin, amniotomo gagang laminaria (Prawirohardjo, 2007).

5. Kecemasan pada Persalinan Kala I

Pada persalinan kala I terjadi pembukaan serviks sampai

pembukaan lengkap 10cm sehingga terjadi perubahan psikologis pada

seorang ibu sewaktu fase laten, seorang ibu dalam persalinan kala I

akan merasa khawatir, cemas, tetapi masih dapat berkomunikasi dan

diberikan arahan sebelum persalinan berlangsung. Sedangkan pada

persalinan kala II, seorang ibu sudah dapat mengontrol dirinya

kembali, merasakan nyeri selama kontraksi, merasa lelah dan gelisah.

Pada persalinan kala III, nyeri mulai berkurang dan saat pelepasan

plasenta seorang ibu akan merasa gelisah dan lelah. Selanjutnya pada

persalinan kala IV dengan segera seorang ibu akan melepaskan

tekanan dan ketegangan yang dirasakannya, dan mendapat tanggung

jawab baru untuk mengasuh dan merawat bayi yang telah

dilahirkannya (Cunnigham, 2005).

Menurut Nolan (2003) selama persalinan kala I, ibu mengalami

gangguan psikologi yaitu kecemasan. Kecemasan merupakan reaksi

Page 48: PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32405... · 2016. 10. 9. · PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP . TINGKAT KECEMASAN

31

fisik, mental, kimiawi dari tubuh terhadap situasi yang menakutkan,

mengejutkan, membingungkan, membahayakan dan merisaukan

seseorang (Yosep, 2007). Gangguan kecemasan memiliki beberapa

efek dalam persalinan yaitu, kadar katekolamin yang berlebihan pada

kala I menyebabkan turunnya aliran darah ke rahim, turunnya

kontraksi rahim, turunnya aliran darah ke plasenta, turunnya oksigen

yang tersedia untuk janin serta dapat meningkatkan lamanya

persalinan kala I (Simpkin, 2005).

Secara epidemiologis, gangguan kecemasan dapat terjadi pada

semua persalinan baik pada persalinan primigravida maupun

multigravida. Dalam sebuah penelitian ditemukan lebih dari 12% ibu

yang pernah melahirkan mengatakan bahwa mereka mengalami

pengalaman yang tidak menyenangkan dalam hidupnya yaitu cemas

pada saat melahirkan. Pengeluaran hormon adrenalin akibat stress

yang mereka alami dikarenakan rasa takut dan sakit mereka dapat

mengakibatkan penyempitan pembuluh darah dan mengurangi aliran

darah yang membawa oksigen ke rahim sehingga terjadi penurunan

kontraksi rahim yang akan memperpanjang waktu persalinan. Hal ini

merupakan suatu kerugian bagi ibu maupun janin yang berada dalam

rahim ibu (Aryasatiani, 2005).

Perlu diketahui bahwa setiap detak jantung ibu hamil, tentu

dapat dirasakan pula oleh janin. Oleh karena itu, bila ibu hamil sering

mengalami kecemasan dan stres, maka detak jantung akan semakin

Page 49: PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32405... · 2016. 10. 9. · PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP . TINGKAT KECEMASAN

32

meningkat. Detak jantung yang semakin keras dapat mempengaruhi

gerakan pada janin. Akibatnya, janin pun lebih aktif bergerak-gerak di

dalam rahim (Novitasari, 2013). Menurut Kemenkes RI (2013)

kecemasan pada persalinan kala I merupakan salah satu penyebab

terjadinya partus lama dan kematian janin. Partus lama memberikan

sumbangsih 5 % terhadap penyebab kematian ibu di Indonesia.

6. Faktor-faktor Penyebab Kecemasan pada Persalinan

Menurut Aryasatiani (2005) terdapat beberapa penentu

terjadinya kecemasan pada ibu bersalin yaitu, nyeri persalinan,

keadaan fisik ibu, riwayat pemeriksaan kehamilan, kurangnya

pengetahuan tentang proses persalinan, dukungan dari lingkungan

sosial serta latar belakang psikososial lain dari ibu yang bersangkutan,

seperti tingkat pendidikan, status perkawinan, kehamilan yang tidak

diinginkan, dan sosial ekonomi. Salah satu faktor yang berhubungan

dengan gangguan kecemasan pada kala I adalah pengetahuan.

Berdasarkan pengalaman dan penelitian, perilaku cemas didasarkan

salah satunya pada pengetahuan seorang ibu. Dimana seorang ibu

mengalami kecemasan pada saat ibu tidak memiliki pengetahuan

tentang persalinan dan bagaimana prosesnya (Notoatmodjo, 2003).

Selain itu, adapun faktor psikologis yang berhubungan dengan

kecemasan selama persalinan kala I yaitu beberapa ketakutan

melahirkan. Takut akan peningkatan nyeri, takut akan kerusakan atau

Page 50: PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32405... · 2016. 10. 9. · PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP . TINGKAT KECEMASAN

33

kelainan bentuk tubuhnya seperti episiotomi, rupture, jahitan ataupun

seksio sesarea, serta ibu takut akan melukai bayinya. Faktor psikis

dalam persalinan merupakan faktor yang sangat penting

mempengaruhi lancar tidaknya proses kelahiran (Simpkin, 2005).

Menurut Stuart (2006) faktor fisiologis penyebab kecemasan yaitu

terjadinya perubahan fisik yang dialami ibu. Perubahan tersebut yaitu

perubahan kardiovaskuler, pernafasan, neuromuskular,

gastrointestinal, saluran perkemihan dan kulit.

Dalam penelitian Novitasari (2013) menyatakan terdapat faktor

yang menyebabkan adanya kecemasan, yaitu pengalaman negatif masa

lalu. Pengalaman ini merupakan hal yang tidak menyenangkan pada

masa lalu mengenai peristiwa yang dapat terulang lagi pada masa

mendatang, apabila individu tersebut menghadapi situasi atau kejadian

yang sama dan juga tidak menyenangkan, hal tersebut merupakan

pengalaman umum yang menimbulkan kecemasan.

Pada ibu yang pernah mengalami kehamilan sebelumnya

(multigravida), mungkin mengalami kecemasan disebabkan oleh

pengalaman yang tidak menyenangkan yang pernah dialaminya pada

proses persalinan pertama, misal: kesakitan, komplikasi, pendarahan,

atau proses persalinan yang tidak lancar. Sedangkan yang terjadi pada

primigravida, kecemasan terjadi karena kehamilan yang dialaminya

merupakan pengalaman yang pertama kali dan ketidaktauan menjadi

faktor penunjang terjadinya kecemasan. Selain itu informasi negatif

Page 51: PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32405... · 2016. 10. 9. · PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP . TINGKAT KECEMASAN

34

tentang persalinan seperti televisi maupun film yang sering

menampilkan adegan melahirkan yang begitu menegangkan dan

menakutkan, bahkan saat bertanya dengan orang tua-kerabat dan

teman tentang seputar pengalaman melahirkan yang tidak

menyenangkan (Novitasari, 2013).

C. Konsep Aromaterapi

1. Definisi Aromaterapi

Aromaterapi merupakan tindakan terapeutik dengan menggunakan

minyak essensial yang bermanfaat meningkatkan keadaan fisik dan

psikologi seseorang agar menjadi lebih baik. Setiap minyak essensial

memiliki efek farmakologis yang unik, seperti antibakteri, antivirus,

diuretic, vasodilator, penenang, dan merangsang adrenal. (Runiari,

2010; Ana, 2010)

Dilihat dari kesenjangan dalam praktik akhir-akhir ini, perhatian

yang diberikan kepada penggunaan Complementary and Alternative

Medicine (CAM) sebagai pengobatan tambahan mengalami

peningkatan. Aromaterapi adalah salah satu jenis dari CAM yang

banyak digunakan dengan tujuan menghirup uap atau penyerapan

minyak ke dalam kulit yang berguna mengobati atau mengurangi

gejala fisik dan emosional (Price, 2007).

Page 52: PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32405... · 2016. 10. 9. · PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP . TINGKAT KECEMASAN

35

2. Sejarah Aromaterapi di Indonesia

Pengobatan tradisional di Indonesia kebanyakan mendapat

pengaruh dari Ayuverdic dan pengobatan China. Pengobatan tersebut

bisa berpengaruh dan berkembang di Indonesia dikarenakan pengaruh

agama Hindu yang tiba di Indonesia pada sekitar abad 400 SM.

Pemimpin agama Hindu yang memperkenalkan pengobatan

Ayuverdic, dimana pengobatan yang dilakukan menggunakan minyak

yang berasal dari tanaman. Agama Budha juga memberikan pengaruh

terhadap masuknya aromaterapi di Indonesia, ketika ada biksu Budha

yang mengajarkan pengobatan tradisional China. Kemudian, pada

masa Pemerintahan Kerajaan Majapahit di Jawa Tengah, salah satu

Raja, ada yang mempersunting wanita cantik yang merupakan

keturunan bangsa China. Dari situlah, seni penyembuhan akupuntur

dan refleksiologi diperkenalkan.

Runtuhnya Kerajaan Majapahit pada tahun 1450 SM, akibat

kedatangan umat Muslim, membuat penduduk Hindu berpindah ke

dataran Bali, dengan membawa pengetahuan pengobatan yang dimiliki

selama di Jawa Tengah. Sejarah tersebutlah yang menyebabkan

pengobatan dan refleksiologi yang terdapat di Jawa Tengah dan Bali

menjadi hampir serupa dan historikal itu pula yang menyebabkan

banyaknya produk aromaterapi yang berasal dari Bali dan Jawa

Tengah – Jogjakarta (Rafika, 2013).

Page 53: PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32405... · 2016. 10. 9. · PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP . TINGKAT KECEMASAN

36

3. Sumber Tanaman Minyak Esensial di Indonesia

Minyak esensial adalah minyak yang dihasilkan dari tanaman

dan merupakan salah satu hasil metabolisme dalam tanaman, yang

terbentuk karena reaksi berbagai senyawa kimia dan air. Sifatnya

minyak esensial adalah mempunyai rasa getir, berbau wangi sesuai

dengan bau tanaman seperti daun, buah, biji, bunga, akar, kayu kulit,

rimpang, bahkan seluruh bagian tanaman.

Tanaman yang menghasilkan minyak esensial berjumlah 150-

200 spesies tanaman, yang termasuk tanaman family Pinaceae,

Labiatae, Compositae, Lauraceae, Myrtaceae dan

Umbeliferaceae.Khusus di Indonesia, dikenal sekitar 40 jenis tanaman

penghasil minyak esensial, namun baru sebagian dari tanaman tersebut

yang digunakan sebagai sumber minyak esensial secara komersil

berikut merupakan daftar tanaman esensial penghasil minyak yang

berkembang di Indonesia (Rafika, 2013):

Tabel 2.1

Daftar Tanaman Esensial

No Tanaman Nama Lain Sumber Minyak

1. Adas Foenicullum vulqare Buah dan biji

2. Akar wangi Vetiveria Zizanoides Akar

3. Anis Clausena anisata Buah dan biji

4. Bangle Zinqiber purpureum Roxb. Akar

5. Cempaka Michelia champaca Cempaka

6. Cendana Santalum album Kayu teras

7. Cengkeh Syzyqium aromaticum Bunga

8. Eucalyptus Eucalyptus sp. Daun

9. Gaharu Aquilaria sp. Kayu

Page 54: PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32405... · 2016. 10. 9. · PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP . TINGKAT KECEMASAN

37

T

a

b

e

l

2

.

10. Gandapura Gaultheria sp. Daun dan ganggang

11. Jahe Zinqiber officinale Akar

12. Jaringau Acarus calamus

13. Jeruk purut Citrus hystrix Buah

14. Kapulaga Amomum cardamomum Buah dan biji

15. Kayu manis Cinnamomum cassia Batang

16. Kayu putih Melaleuca leucadendron LI Daun

17. Kemangi Basil oil Daun

18. Kemukus Piper cubeba L Buah

19. Kenangan Canagium odoratum Bunga

20. Kencur Caempreria galangal Akar

21. Ketumbar Coriandrum sativum Buah dan biji

22. Klausena Clausena anisata Biji

23. Kunyit Curcuma domestica Akar

24. Lada Piper niqrum L Buah dan biji

25. Lawang

26. Lengkuas hutan Alpina malacensis oil Akar

27. Manis Cinnamomum Daun

28. Massoi Criptocaria massoia Batang

29. Mawar Rosa sp. Bunga

30. Melati Jasminum sambac Bunga

31. Mentha Mentha arvensis Daun

32. Nilam Pogostemon cablin Daun

33. Pala Myristica fragrans Houtt Biji dan Fuli

34. Palmarosa Cymbopogon martini Daun

35. Pinus Pinus merkusii Getah

36. Rosemari Rosmarinus officinale Bunga

37. Sedap malam Polianthes tuberose Bunga

38. Selasih mekah Ocimum gratissimum Bunga

39. Seledri Avium graveolens L Daun dan batang

40. Sereh dapur Andropogon citrates Daun

41. Sereh wangi Cymbopogon citrates Daun

42. Sirih Piper bitle Daun dan batang

43. Sarawung pohon Backhousia citriodora Daun

44. Temulawak Curcuma xanthorizza Akar

45. Ylang-ylang Canangium odoratum Bunga

Page 55: PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32405... · 2016. 10. 9. · PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP . TINGKAT KECEMASAN

38

4. Bahan – Bahan Pendukung Aromaterapi

Berikut merupakan bahan pendukung untuk pembuatan Aromaterapi:

- Minyak Atsiri

Minyak wangi ini diekstrak dari tanaman melalui destilasi uap atau

ekspresi (minyak jeruk). Namun istilah ini juga kadang digunakan

untuk menggambarkan minyak wangi yang diekstrak dari tanaman

yang menggunakan ekstrasi pelarut. Selain itu minyak atsiri juga

dikenal dengan istilah essential oil.

- Absolutes

Merupakan hasil ekstrasi dari bunga atau jaringan tanaman halus

melalui fluida superkritis pelarut atau naik mutlak. Digunakan

juga untuk menggambarkan minyak yang diekstrak dari mentega

harum, beton, dan pomades enfleurage menggunakan etanol.

- Pembawa Minyak

Biasanya berminyak tanaman dasar tricglycerides yang cair dan

biasanya minyak ini dapat digunakan pada kulit (Almond manis).

- Distilat Herbal atau Hydrosols

Merupakan air yang terbentuk dari proses distilasi (Air mawar).

Banyak aromaterapi yang menggunakan sulingan herbal dan

biasanya mereka dapat digunakan pada kuliner, sebagai obat dan

juga sebagai perawatan kulit. Sulingan herbal biasanya berupa

chamomile, mawar dan lemon balm.

Page 56: PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32405... · 2016. 10. 9. · PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP . TINGKAT KECEMASAN

39

- Infus

Ekstrak air dengan berbagai tanaman (misalnya infuse chamomile).

- Phytocendes

Merupakan berbagai senyawa organik yang mudah menguap dari

tanaman yang membunuh mikroba.

- Penguap (Voltiazed) Herbal Baku

Biasanya memiliki kandungan senyawa yang lebih tinggi dari

senyawa tanaman dengan konten berbasis kering, hancur dan

dipanaskan untuk mengekstrak dan menghirup uap minyak

aromatik dalam modalitas penghirupan langsung (Rafika, 2013).

5. Bentuk-Bentuk Aromaterapi

- Minyak Essensial Aromaterapi

Berbentuk cairan atau minyak. Penggunaanya bermacam – macam,

pada umumnya digunakan dengan cara dipanaskan pada tungku.

Namun bisa juga jika dioleskan pada kain atau pada saluran udara.

- Dupa Aromaterapi

Awalnya hanya digunakan untuk acara keagamaan tertentu, namun

seiring dengan perkembangan jaman, dupa pun kini sudah menjadi

bagian dari salah satu bentuk aromaterapi. Bentuknya padat dan

berasap jika dibakar, biasanya digunakan untuk ruangan

berkukuran besar atau pada ruangan terbuka. Jenis dupa

aromaterapi ini, terdiri dari tiga jenis, yaitu dupa aroma terapi

Page 57: PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32405... · 2016. 10. 9. · PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP . TINGKAT KECEMASAN

40

panjang, dupa aromaterapi pendek dan dupa aromaterapi berbentuk

kerucut.

- Lilin Aromaterapi

Ada dua jenis lilin yang digunakan, yaitu lilin yang digunakan

untuk pemanas tungku dan lilin aromaterapi. Lilin yang digunakan

untuk memanaskan tungku aromaterapi tindak memiliki wangi

aroma, karena hanya berfungsi untuk memanaskan tungku yang

berisi essential oil. Sedangkan lilin aromaterapi akan

mengeluarkan wangi aromaterapi jika dibakar.

- Minyak Pijat Aromaterapi

Bentuk ini memiliki wangi yang sama dengan bentuk aromaterapi

yang lain, hanya saja cara penggunaannya yang berbeda, karena ini

digunakan untuk minyak pijat .

- Garam Aromaterapi

Fungsi dari garam aromaterapi dipercaya dapat mengeluarkan

toksin atau racun yang ada dalam tubuh. Biasanya digunakan

dengan cara merendam bagian tubuh tertentu seperti kaki, untuk

mengurangi rasa lelah.

- Sabun Aromaterapi

Bentuknya berupa sabun padat dengan berbagai wangi

aromaterapi, namun tidak hanya sekedar wangi saja. Tapi juga

memiliki berbagai kandungan atau ekstrak dari tumbuh –

tumbuhan yang dibenamkan dalam sabun ini, sehingga sabun ini

Page 58: PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32405... · 2016. 10. 9. · PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP . TINGKAT KECEMASAN

41

juga baik untuk kesehatan tubuh, seperti menghaluskan kulit dan

menjauhkan dari serangga (Rafika, 2013).

6. Cara Penggunaan Aromaterapi

- Inhalasi

Merupakan salah satu cara yang diperkenalkan dalam penggunaan

metode aromaterapi yang paling sederhana dan cepat. Inhalasi juga

merupakan metode yang paling tua. Aromaterapi masuk dari luar

tubuh ke dalam tubuh dengan satu tahap yang mudah, yaitu lewat

paru – paru di alirkan ke pembuluh darah melalui alveoli. Inhalasi

sama dengan metode penciuman bau, di mana dapat dengan mudah

merangsang olfactory pada setiap kali bernafas dan tidak akan

mengganggu pernafasan normal apabila mencium bau yang

berbeda dari minyak essensial. Aroma bau wangi yang tercium

akan memberikan efek terhadap fisik dan psikologis konsumen.

Cara ini biasanya terbagi menjadi inhalasi langsung dan inhalasi

tidak langsung. Inhalasi langsung diperlakukan secara invidual,

sedangkan inhalasi tidak langsung dilakukan secara bersama –

sama dalam satu ruangan. Menurt Walls (2009) aromaterapi

inhalasi dapat dilakukan dengan menggunakan elektrik, baterai,

atau lilin diffuser, atau meletakkan aromaterapi dalam jumlah yang

sedikit pada selembar kain atau kapas. Hal ini berguna untuk

minyak esensial relaksasi dan penenang.

Page 59: PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32405... · 2016. 10. 9. · PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP . TINGKAT KECEMASAN

42

- Pijat

Pijat merupakan tehnik yang paling umum. Melalui pemijatan,

daya penyembuhan yang terkandung dalam minyak essensial bisa

menembus melalui kulit dan dibawa ke dalam tubuh, kemudian

akan mempengaruhi jaringan internal dan organ – organ tubuh.

Minyak essesnsial berbahaya jika dipergunakan langsung ke kulit,

maka dalam penggunaanya harus dilarutkan dulu dengan minyak

dasar seperti minyak zaitun, minyak kedelai, dan minyak tertentu

lainnya. Minyak lavender, ialah salah satu minyak yang terkenal

sebagai minyak pijat yang dapat memberikan relaksasi. Terapi

aroma yang digunakan dengan cara pijat ini merupakan cara yang

sangat digemari untuk menghilangkan rasa lelah pada tubuh,

memperbaiki sirkulasi darah dan merangsang tubuh untuk

mengeluarkan racun, serta meningkatkan kesehatan pikiran. Dalam

penggunaannya dibutuhkan dua tetes minyak essensial yang

ditambahkan dengan 1 ml minyak pijat.

- Kompress

Penggunaan melalui proses kompress membutuhkan sedikit

minyak aromaterapi. Kompress hangat dengan minyak aromaterapi

dapat digunakan untuk menurunkan nyeri punggung dan nyeri

perut. Kompress dingin yang mengandung minyak lavender

digunakan pada bagian perineum saat persalinan.

Page 60: PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32405... · 2016. 10. 9. · PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP . TINGKAT KECEMASAN

43

- Berendam

Cara ini menggunakan aromaterapi dengan cara menambahkan

tetesan minyak essensial ke dalam air hangat yang digunakan

untuk berendam. Dengan cara ini efek minyak essensial akan

membuat perasaan (secara psikologis dan fisik) menjadi

lebihrileks, serta dapat menghilangkan nyeri dan pegal,

memberikan efek kesehatan (Rafika, 2013).

7. Aromaterapi Mawar

Salah satu herbal esensial yang digunakan dalam aromaterapi

adalah mawar. Aroma mawar efektif pada sistem saraf pusat. Dua

bahan dari aromaterapi mawar, sytrinol dan 2-phenyl ethyl alcohol,

pada mawar dikenal sebagai agen anti ansietas. Menggunakan mawar

oil mengurangi kecemasan sebesar 71% dalam persalinan dan hanya

14% dari mereka yang membutuhkan pembiusan lokal (Kheirkhah

dkk, 2014)

Beberapa bahan kimia yang terkandung dalam minyak atsiri

bunga mawar diantaranya sitral, sitronelol, geraniol, linalol, nerol,

eugenol, feniletil, alhohol, farnesol, nonil, dan aldehida (Rubkahwati,

Purnobasuki, Isnaeni, dan Utami, 2013). Pada saat aroma terapi

minyak esensial bunga mawar dihirup, molekul yang mudah menguap

akan membawa unsur aromatic yang terkandung didalamnya seperti

geraniol dan linalol kepuncak hidung dimana silia-silia muncul dari

Page 61: PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32405... · 2016. 10. 9. · PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP . TINGKAT KECEMASAN

44

sel-sel reseptor. Apabila molekul-molekul menempel pada rambut-

rambut tersebut, suatu pesan elektro kimia akan ditranmisikan melalui

saluran olfaktori ke dalam system limbik. Hal ini akan merangsang

memori dan respon emosional. Hipotalamus yang berperan sebagai

regulator memunculkan pesan yang harus disampaikan ke otak. Pesan

yang diterima kemudian diubah menjadi tindakan berupa senyawa

elektrokimia yang menyebabkan perasaan tenang dan rilek serta dapat

memperlancar aliraan darah (Koensomardiyah, 2009).

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa dengan melakukan

inhalasi pada aromaterapi mampu menurunkan tingkat kecemasan

seseorang (Davis, 2005; Indrati, 2009). Butje & Shattel (2008) juga

menyebutkan bahwa inhalasi terhadap minyak essensial dapat

meningkatkan kesadaran dan menurunkan kecemasan. Efek positif

pada sistem saraf pusat diberikan oleh molekul-molekul bau yang

terkandung dalam minyak essensial, efek positif tersebut menghambat

pengeluaran Adreno Corticotriphic Hormone (ACTH) dimana hormon

ini adalah hormon yang mengakibatkan terjadinya kecemasan pada

individu.

Dampak positif aromaterapi terhadap penurunan tingkat

kecemasan disebabkan karena aromaterapi diberikan secara langsung

(inhalasi). Mekanisme melalui penciuman jauh lebih cepat dibanding

rute yang lain dalam penanggulangan problem emosional seperti stress

dan kecemasan, termasuk sakit kepala, karena hidung/penciuman

Page 62: PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32405... · 2016. 10. 9. · PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP . TINGKAT KECEMASAN

45

mempunyai kontak langsung dengan bagian-bagian otak yang bertugas

merangsang terbentuknya efek yang ditimbulkan oleh aromaterapi.

Hidung sendiri bukanlah organ untuk membau, tetapi hanya

memodifikasi suhu dan kelembaban udara yang masuk. Saraf otak

(cranial) pertama betanggung jawab terhadap indera pembau dan

menyampaikan pada sel-sel reseptor. Ketika aromaterapi dihirup,

molekul yang mudah menguap dari minyak tersebut dibawa oleh udara

ke “atap” hidung dimana silia-silia yang lembut muncul dari sel-sel

reseptor. Ketika molekul-molekul itu menempel pada rambut-rambut

tersebut, suatu pesan elektro kimia akan ditransmisikan melalui bola

dan olfactory ke dalam sistem limbic. Hal ini akan merangsang

memori dan respons emosional. Hipotalamus berperan sebagai relay

dan regulator, memunculkan pesan-pesan ke bagian otak serta bagian

tubuh yang lain. Pesan yang diterima kemudian diubah menjadi

tindakan yang berupa pelepasan senyawa elektrokimia yang

menyebabkan euporia, relaks atau sedative. Sistem limbik ini terutama

digunakan untuk sistem ekspresi emosi (Koensoemardiyah, 2009).

Aromaterapi terkenal dengan penggunaannnya dalam

mengatasi stress (Varney & Buckle, 2013), dan secara jelas, persalinan

merupakan pengalaman stress untuk hampir semua ibu. Oleh

karenanya hal ini tidak mengejutkan jika beberapa laporan saat ini

menyarankan aromaterapi untuk menurunkan stress pada kehamilan

(Conrad, 2010; Tilllet & Ames, 2010).

Page 63: PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32405... · 2016. 10. 9. · PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP . TINGKAT KECEMASAN

46

D. Penelitian Terkait

1. Penelitian yang dilakukan oleh Arwani, Iis Sriningsih, dan Rodhi Hartono

(2013) dengan judul pengaruh pemberian aromaterapi terhadap tingkat

kecemasan pasien sebelum operasi dengan anestesi spinal di RS Tugu

Semarang. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian

eksperimental semua denga rancangan penelitian yang peneliti gunakan

adalah pretest-posttest without control group design. Pada penelitian ini

besar sampel seluruhnya adalah 40 orang. Pengambilan data awal tingkat

kecemasan dilakukan 2 jam sebelum operasi. Kemudian responden

diberikan aromaterapi dengan cara meneteskan 5 tetes aromaterapi

(lavender oil) pada masker untuk dipakaikan selama 15 menit. Peneliti

kemudian melakukan pengukuran kedua (post test) tingkat kecemasan

yakni 1 jam sebelum operasi untuk dilakukan pengolahan dan analisis

data. Dengan menggunakan Hamilton Rating Scale for Anxiety (HRS-A)

didapatkan hasil bahwa ada pengaruh pemberian aromaterapi terhadap

tingkat kecemasan pasien sebelum operasi dengan anestesi spinal di RS

Tugu Semarang (p<0.05)

2. Penelitian yang dilakukan oleh Masoomeh Kheirkhah, Nassimeh Setayesh

Vali Pour, Leila Nisani, dan Hamid Haghani (2014) dengan judul

membandingkan efek aromaterapi dengan mawar oils dan warm foot bath

pada kecemasan persalinan kala I wanita primigravida. Penelitian uji

klinis ini dilakukan setelah mendapat persetujuan tertulis pada 120 ibu

primigravida yang secara acak dijadikan 3 kelompok. Kelompok pertama

Page 64: PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32405... · 2016. 10. 9. · PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP . TINGKAT KECEMASAN

47

yang diberikan intervensi menerima 10 menit inhalasi dan warm foot bath

dengan minyak mawar. Kelompok intervensi kedua menerima 10 menit

warm water footbath. Kedua intervensi diberikan pada kedua fase aktif

dan transisi. Kelompok kontrol, menerima perawatan rutin dalam

persalinan. Kecemasan dikaji dengan Visual Analogue Scale (VASA)

pada fase aktif dan transisi sebelum dan setelah intervensi. Skor

kecemasan kelompok intervensi pada fase aktif setelah intervensi secara

signifikan lebih rendah dari kelompok kontrol (P<0.001). Skor kecemasan

sebelum dan setelah kelompok intervensi pada fase transisi secara

signifikan lebih rendah daripada kelompok kontrol (P<0.001).

Kesimpulan. Menggunakan aromaterapi dan footbath menurunkan

kecemasan pada fase aktif wanita primigravida.

3. Penelitian yang dilakukan oleh Shingo Ueki, Kazuteru Niinomi, Yuko

Takashima, Ryoko Kimura, Kazuyo Komai, Kiyotaka Murakami, dan

Chieko Fujiwara (2014) dengan judul keefektifan aromaterapi dalam

menurunkan kecemasan ibu dengan anak yang sedang terpasang infus di

klinik pediatric. Penelitian ini menggunakan disain uji klinis yang

terkontrol. Terdapat 60 sampel dalam kelompok aromaterapi dan 61 dalam

kelompok kontrol. Kedua kelompok diberikan karakteristik demografi

yang cukup seimbang. Menggunakan analisa variasi, peneliti

mendemostrasikan perbedaan yang signifikan dalam 2 faktor interaksi

diantara kelompok kontrol dan aromaterapi. Hasil dari penelitian ini yaitu

Page 65: PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32405... · 2016. 10. 9. · PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP . TINGKAT KECEMASAN

48

tingkat kecemasan ibu dalam kelompok aromaterapi secara signifikan

lebih rendah daripada kelompok kontrol.

Page 66: PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32405... · 2016. 10. 9. · PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP . TINGKAT KECEMASAN

49

E. Kerangka Teori

Faktor pesipitasi:

- Sifat: persalinan yang

mengakibatkan perubahan

bentuk tubuh

- Asal: pengalaman masa lalu

- Waktu dan jumlah: tidak dapat

diprediksi

(Stuart, 2007)

Faktor predisposisi

- Biologis: nyeri persalinan,

riwayat komplikasi

- Psikologis: takut akan

kelainan bentuk tubuh, takut

melukai bayi, pengalaman

masa lalu

- Sosiokultura: pengetahuan,

dukungan, sosial ekonomi

(Aryasatiani, 2005; Simpkin,

2005; Novitasari, 2013)

Penilaian terhadap kecemasan:

- Kognitif

- Afektif

- Fisiologi

- Perilaku

- Sosial

(Stuart dan Laraia, 2005)

Sumber Koping

- Kemampuan

- Teknik pertahanan

- Dukungan sosial

- Dukungan spiritual

- Kesehatan fisik

(Stuart dan Laraia, 2005;

Stuart, 2006)

Rentang respon

kecemasan:

- tidak ada

kecemasan

- kecemasan ringan

- kecemasan sedang

- kecemasan berat

- kecemasan panik

(Ni Komang, 2012)

Persalinan

kala I

Terapi

Aromaterapi Relaksasi

Kognitif-

perilaku

Non Farmakologis Farmakologis

Berorient

asi

insight

Psikoterapi Psikologis

Gambar 2.1

Kerangka Teori Cemas modifikasi dari teori Stuart (2007), Stuart dan Laraia (2005),

Stuart (2006), Ni Komang (2012), Husny (2009), Asmadi (2008), dan Tomb et all

(2003).

Page 67: PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32405... · 2016. 10. 9. · PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP . TINGKAT KECEMASAN

51

BAB III

KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

A. Kerangka Konsep

Kerangka konsep dalam penelitian ini terdiri dari tiga variable, yaitu:

1. Variabel utama adalah aromaterapi

2. Variabel tergantung adalah kecemasan pada ibu persalinan kala I yang

diukur dengan kuesioner tingkat kecemasan dalam menghadapi

persalinan

3. Variabel yang hanya berhubungan dengan variabel tingkat kecemasan

yaitu keadaan fisik ibu, tingkat pendidikan, riwayat persalinan, riwayat

komplikasi pada pemeriksaan kehamilan dan sosial ekonomi.

Keterangan :

Variabel utama

Variabel tergantung

Variabel berpotensi perancu yang dikontrol

Aromaterapi Kecemasan pada ibu

persalinan Kala I

- Keadaan fisik ibu (usia)

- Tingkat pendidikan

- Riwayat persalinan

- Riwayat komplikasi pada

pemeriksaan kehamilan

- Sosial ekonomi

Gambar 3.1 Kerangka Konsep

Page 68: PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32405... · 2016. 10. 9. · PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP . TINGKAT KECEMASAN

52

Berdasarkan kerangka konsep diatas, peneliti ingin mengidentifikasi

apakah aromaterapi berpengaruh terhadap tingkat kecemasan pada ibu

persalinan kala I. Variabel-variabel yang hanya berhubungan dengan variabel

kecemasan pada ibu persalinan kala I akan dilakukan proses kontrol dengan

tujuan untuk meminimalisir pengaruh variabel tersebut terhadap hasil

pengukuran tingkat kecemasan setelah dilakukan pemberian aromaterapi

selama penelitian berlangsung.

B. Hipotesis

Hipotesis penelitian adalah jawaban sementara penelitian, patokan

duga, atau dalil sementara, yang kebenarannya akan dibuktikan dalam

penelitian tersebut (Notoatmodjo, 2012), maka hipotesis penelitian ini adalah:

Hipotesis negatif (H0): Tidak terdapat pengaruh aromaterapi terhadap tingkat

kecemasan pada ibu persalinan kala I di Kamar Bersalin RSU Kab. Tangerang

Hipotesis positif (Ha): Terdapat pengaruh aromaterapi terhadap tingkat

kecemasan pada ibu persalinan kala I di Kamar Bersalin RSU Kab. Tangerang

Page 69: PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32405... · 2016. 10. 9. · PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP . TINGKAT KECEMASAN

53

C. Definisi Operasional

Variabel Definisi Operasional Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala

Ukur

Umur Usia responden pada

ulang tahunnya yang

terakhir

Kuesioner

demografi

Kuesioner data

demografi

Usia:

- ≤20 tahun

- 21-35 tahun

- >35 tahun

Interval

Pendidikan Jenjang pendidikan

formal tertinggi yang

pernah diikuti oleh

responden

Kuesioner

demografi

Kuesioner data

demografi

Tingkat pendidikan:

SD, SMP, SMA, Perguruan

Tinggi

Ordinal

Riwayat

persalinan

Riwayat persalinan yang

pernah dijalani

responden

Kuesioner

demografi

Kuesioner data

demografi

Kehamilan:

- 1

- > 1

Nominal

Riwayat

komplikasi

pada

pemeriksaan

kehamilan

Hasil riwayat

komplikasi pada

pemeriksaan kehamilan

yang dimiliki responden

Kuesioner

demografi

Kuesioner data

demografi

Komplikasi pada

pemeriksaan kehamilan:

- Ya

- Tidak

Nominal

Pekerjaan Pekerjaan yang saat ini

dimiliki responden

Kuesioner

demografi

Kuesioner data

demografi

Pekerjaan:

- Ibu rumah tangga

- Pegawai swasta

- Pegawai negeri

- Wiraswasta

- Lainnya

Nominal

Tabel 3.1 Definisi Operasional

53

Page 70: PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32405... · 2016. 10. 9. · PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP . TINGKAT KECEMASAN

54

Dependen

Tingkat

kecemasan Keadaan emosi yang

tidak menyenangkan,

melibatkan rasa takut

yang subjektif, rasa

tidak nyaman pada

tubuh, dan gejala fisik

Menghitung

jumlah skor

dari hasil

kuesioner

Kuesioner HARS

1. Tidak ada kecemasan:

<14

2. Kecemasan ringan: 14-20

3. Kecemasan sedang: 21-27

4. Kecemasan berat: 28-41

5. Panik: 42-56

Interval

Independen

Aromaterapi Tindakan terapeutik

dengan menggunakan

minyak essensial yang

bermanfaat

meningkatkan keadaan

fisik dan psikologi

seseorang agar

menjadi lebih baik

Observasi Menggunakan

lembar observasi

berisi tata cara

penggunaan

aromaterapi

Diberikan aromaterapi

mawar sesuai dengan

petunjuk penggunaan

aromaterapi

-

Tabel 3.1 Definisi Operasional

54

Page 71: PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32405... · 2016. 10. 9. · PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP . TINGKAT KECEMASAN

55

BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain quasi experimental, tujuan

penelitian ini untuk memperkirakan kondisi eksperimen murni dalam keadaan

tidak memungkinkan untuk mengontrol dan/atau memanipulasi semua

variabel yang relevan. Selain itu penelitian dengan quasi experimental design

bertujuan untuk menjelaskan hubungan-hubungan, mengklarifikasi mengapa

suatu peristiwa terjadi atau keduanya (Wasis, 2008; Danim, 2003).

Penelitian ini menggunakan pendekatan rancangan Non Equivalent

Control Group yang menggunakan dua kelompok subjek penelitian, yaitu satu

kelompok diberi perlakuan dan satu kelompok yang tidak diberi perlakuan,

keduanya diberikan kuesioner sebanyak 2 kali. Kuesioner sebelum

eksperimen (O1 dan O3) disebut pretest dan kuesioner setelah eksperimen (O2

dan O4) disebut posttest. Pretest dan posttest dilakukan dengan menggunakan

kuesioner Hamilton Anxiety Rating Scale (HARS).

Gambar 4.1 Desain Penelitian

O1

O3 O4

O2 Pemberian aromaterapi mawar

Tanpa pemberian aromaterapi mawar

Page 72: PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32405... · 2016. 10. 9. · PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP . TINGKAT KECEMASAN

56

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan di RSU Kab. Tangerang. Pemilihan RSU

Kab. Tangerang sebagai lokasi penelitian adalah karena didapatkan

bahwa pada tahun 2014 jumlah persalinan spontan di RSU Kab.

Tangerang sebanyak 3381 ibu dengan rata-rata jumlah persalinan spontan

282 ibu setiap bulannya. Selain itu di RSU tersebut belum pernah

dilakukan penelitian mengenai pengaruh aromaterapi mawar terhadap

tingkat kecemasan pada ibu persalinan kala I.

Ruangan yang digunakan adalah ruangan kamar bersalin lebih

spesifiknya ruangan PK1 karena pada ruangan ini terdapat ibu persalinan

kala I setiap harinya.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Maret sampai April 2016.

Kontrak waktu penelitian dengan Kepala Direktur RSU Kab. Tangerang

akan dilakukan pada awal bulan Maret 2016. Observasi tempat penelitian

telah dilakukan saat studi pendahuluan pada tanggal 23-30 Desember

2015. Skrining (data pretest), intervensi aromaterapi mawar, dan

pengukuran posttest subjek dilakukan pada minggu ke-4 bulan Maret 2016

sampai minggu ke-3 bulan April 2016 sampai jumlah subjek mencapai

besar sampel yang telah ditentukan.

Page 73: PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32405... · 2016. 10. 9. · PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP . TINGKAT KECEMASAN

57

C. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi

a. Populasi Target

Populasi target dalam penelitian ini adalah semua ibu persalinan kala I.

b. Populasi Terjangkau

Populasi terjangkau dalam penelitian ini adalah semua ibu persalinan

kala I di RSU Kab. Tangerang yang memenuhi kriteria inklusi dan

eksklusi.

Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah:

a) Ibu persalinan normal (spontan) kala I

b) Ibu bersedia menjadi responden

c) Ibu yang mengalami kecemasan

d) Ibu tidak sedang mengonsumsi obat cemas

e) Ibu yang tidak menderita keterbatasan fisik dan gangguan

pendengaran

Sedangkan kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah:

a) Ibu yang sudah memasuki kala II selama penelitian

b) Ibu yang mengalami penyakit komplikasi pada persalinan kala I

c) Ibu persalinan vakum, forsep, dan Caesar

d) Ibu yang didampingi oleh suami/keluarga

Page 74: PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32405... · 2016. 10. 9. · PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP . TINGKAT KECEMASAN

58

2. Besar Sampel

Pengambilan jumlah sampel dalam penelitian ini menggunakan rumus uji

hipotesis beda proporsi :

√ √

Keterangan :

: Standar normal deviasi untuk α (5% atau 0,05 dapat dilihat

dari tabel distribusi z)

: Standar normal deviasi untuk β (10% atau 0,01 dapat dilihat

dari tabel distribusi z)

P₁ : Proporsi yang digunakan peneliti adalah 80% = 0,8

P₂ : Proporsi yang digunakan peneliti adalah 20% = 0,2

P : Proporsi gabungan [ ½ (P₁+P₂) ]

P₁-P₂ : Perbedaan proporsi yang dianggap bermakna (effect size)

√ √

Maka besar sampel untuk penelitian 15 orang untuk kelompok kontrol

dan 15 orang untuk kelompok intervensi.

Page 75: PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32405... · 2016. 10. 9. · PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP . TINGKAT KECEMASAN

59

3. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel yang digunakan pada penelitian ini

adalah teknik Non Random Sampling dengan Accidental Sampling yaitu

pengambilan sampel dilakukan dengan mengambil kasus atau responden

yang kebetulan ada atau tersedia di suatu tempat sesuai dengan konteks

penelitian (termasuk menjadi kelompok intervensi dan/ kelompok kontrol)

(Notoatmodjo, 2012). Pada penelitian ini, 15 ibu pertama yang memenuhi

kriteria inklusi dan eksklusi akan dijadikan kelompok kontrol sedangkan

15 ibu selanjutnya yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi akan

dijadikan kelompok intervensi.

D. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang akan digunakan oleh peneliti adalah

kuesioner atau angket yang disesuaikan dengan tujuan penelitian dan

mengacu pada kerang konsep yang telah dibuat. Instrumen penelitian terdiri

dari 2 bagian, yaitu:

1. Data personal responden

Nama, usia, pendidikan terakhir, riwayat pemeriksaan kehamilan, riwayat

persalinan dan pekerjaan

2. Kuesioner pengukur tingkat kecemasan/Hamilton Anxiety Rating Scale

(HARS)

Kecemasan dapat diukur dengan pengukuran tingkat kecemasan

menurut alat ukur kecemasan yang disebut Hamilton Anxiety Rating Scale

Page 76: PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32405... · 2016. 10. 9. · PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP . TINGKAT KECEMASAN

60

(HARS). Kuesioner HARS merupakan pengukuran kecemasan yang

didasarkan pada munculnya gejala pada individu yang mengalami

kecemasan. Menurut kuesioner HARS terdapat 14 gejala yang nampak

pada individu yang mengalami kecemasan. Setiap item yang diobservasi

diberi tingkatan skor antara 0 (Nol Present) sampai dengan 4 (severe)

(Damarwati, 2012).

Kuesioner HARS telah banyak digunakan pada berbagai penelitian

terkait tingkat kecemasan; hubungan tingkat kecemasan pada pasien

multigravida dalam persalinan normal dengan lama persalinan di RSD dr.

Soebandi Kabupaten Jember (Moesthafa, 2014), pengaruh terapi warna

hijau terhadap tingkat kecemasan ibu primigravida trimester III

(Murhayani, Jaji, dan Sijabat, 2014), dan hubungan dukungan keluarga

dengan tingkat kecemasan pada pasien kanker payudara di ruang angsoka

III RSUP Sanglah Denpasar (Nurpeni, 2014).

Format asli dari kuesioner HARS dalam bahasa inggris, bentuk

terjemahan dalam Bahasa Indonesia diambil dari buku Konsep dan

Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan Karya Nursalam

(2008).

Menurut Videbeck (2008) skala HARS merupakan kusioner skala

kecemasan yang terdiri dari 14 pernyataan yaitu tentang suasana hati,

ketegangan, ketakutan, insomnia, konsentrasi, depresi, tonus otot, sensori

somatic, gejala kardiovaskuler, gejala sistem respirasi, gejala sistem

gastrointestinal, gejala sistem genitourinaria, gejala otonom dan perilaku.

Page 77: PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32405... · 2016. 10. 9. · PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP . TINGKAT KECEMASAN

61

Masing-masing gejala diberi penilaian angka (skor) antara 0-4 yang

artinya:

Nilai 0 : tidak ada gejala yang muncul

Nilai 1 : gejala ringan (hanya 1 gejala yang muncul)

Nilai 2 : gejala sedang (sebagian gejala yang muncul)

Nilai 3 : gejala berat (lebih dari sebagian gejala yang muncul)

Nilai 4 : gejala panik (seluruh gejala muncul)

Masing-masing nilai dari ke 14 kelompok gejala tersebut dijumlahkan

sehingga dari penjumlahan tersebut dapat diketahui derajat kecemasan

seseorang, yaitu:

1) Tidak ada kecemasan (<14)

2) Kecemasan ringan (14-20)

3) Kecemasan sedang (21-27)

4) Kecemasan berat (28-41)

5) Kecemasan berat sekali/panik (42-56) (Damarwati, 2012).

Pada penelitian ini tidak dilakukan uji validitas dan uji reliabilitas

karena skala HARS sudah terstandar secara internasional (Norman, 2005).

Kuesioner HARS dikembangkan oleh Dr. M. Hamilton tahun 1959.

Berdasarkan penelitian-penelitian sebelumnya, para peneliti tidak

melakukan uji validitas dan reabilitas karena instrumen ini sudah baku

Page 78: PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32405... · 2016. 10. 9. · PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP . TINGKAT KECEMASAN

62

(Baladewa, 2010). Nursalam (2008) juga telah melakukan uji validitas dan

reliabilitas kuesioner HARS. Hasil dari penelitiannya didapatkan korelasi

dengan HARS (rhitung = 0,57-0,84) dan (rtabel = 0,349). Hasil koefisien

reliabilitas dianggap reliabel jika r > 0,40. Hal ini menunjukkan bahwa

kuesioner HARS cukup valid dan reliabel.

Izin penggunaan resmi kuesioner ini peneliti peroleh dari Library of

Scales (Outcometracker.org).

3. Aromaterapi Mawar

Beberapa bahan kimia yang terkandung dalam minyak atsiri bunga mawar

diantaranya sitral, sitronelol, geraniol, linalol, nerol, eugenol, feniletil,

alkohol, farnesol, nonil, dan aldehida (Rubkahwati, Purnobasuki, Isnaeni,

dan Utami, 2013). Pada penelitian Ueki et all (2014) aromaterapi dapat

digunakan dengan cara penggunaan diffuser. Aromaterapi sebanyak 3

tetes dan dicampurkan dengan 40ml air dimasukkan ke dalam diffuser

yang akan dinyalakan selama kurang lebih 15 menit.

4. Diffuser

Instrument ini memproduksi 1.7 –MHz gelombang ultrasound ke udara

dengan minyak esensial. Diffuser dapat digunakan secara aman karena

prosedur tanpa pembakarannya dan bentuknya yang kecil (L 80 x P

159mm).

Page 79: PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32405... · 2016. 10. 9. · PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP . TINGKAT KECEMASAN

63

5. Lembar Observasi

Lembar observasi digunakan untuk mencatat karakteristik responden yang

berisi kode responden, nama (inisial), usia, dan kesesuaian prosedur

penggunaan aromaterapi.

Page 80: PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32405... · 2016. 10. 9. · PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP . TINGKAT KECEMASAN

64

E. Alur Penelitian

Gambar 4.2

Alur Penelitian

Prosedur teknis

Reponden terpilih

(n=30)

Informed consent dan

etika penelitian

Ukur

kecemasan

(pretest)

Kelompok

intervensi (n=15)

Kelompok

kontrol (n=15)

Pemberian leaflet

tentang aromaterapi

terhadap kecemasan

Pemberian

aromaterapi

mawar

Ukur kecemasan

(posttest) Ukur kecemasan

(posttest)

Hasil Hasil Analisis

data

Prosedur Administratif

Informed consent dan

etika penelitian

Ukur

kecemasan

(pretest)

Page 81: PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32405... · 2016. 10. 9. · PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP . TINGKAT KECEMASAN

65

F. Prosedur Pengumpulan Data

1. Prosedur Administratif

a. Mendapatkan surat ijin penelitian dari Bidang Akademik Fakultas

Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

b. Mendapatkan ijin melakukan penelitian dari Ketua Program Studi

Ilmu Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

c. Mendapatkan ijin melakukan penelitian dari Komite Etik Penelitian

Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta

d. Mendapatkan ijin melakukan penelitian dari Kepala Direktur RSU

Kab. Tangerang

2. Prosedur Teknis.

a. Kelompok Kontrol

1) Memilih responden yang sesuai dengan kriteria inklusi dan

eksklusi. Caranya yaitu dengan menanyakan apakah ibu sedang

menghadapi persalinan kala I yaitu pembukaan 1-10cm. Kemudian

peneliti memilih responden yang sesuai dengan kriteria inklusi dan

eksklusi dengan wawancara.

2) Membagi 15 responden pertama sebagai kelompok kontrol, dan 15

responden selanjutnya sebagai kelompok intervensi.

3) Menjelaskan kepada responden kelompok kontrol sesuai dengan

etika penelitian dan memberikan lembar persetujuan. Peneliti

Page 82: PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32405... · 2016. 10. 9. · PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP . TINGKAT KECEMASAN

66

menjelaskan tujuan penelitian, alasan dipilihnya pasien persalinan

kala I, prosedur penelitian, manfaat, resiko potensial, kompensasi,

dan penjagaan rahasia. Kemudian peneliti meminta persetujuan

kepada pasien persalinan kala I untuk dilakukan pemilahan dan

jika bersedia maka diminta untuk menandatangani lembar tanda

tangan pada kolom yang tersedia.

4) Mengukur kecemasan responden kelompok kontrol (pretest).

Pengukuran kecemasan sebelum diberikan reward dilakukan

dengan kuesioner HARS. Pada saat pengisian kuesioner, peneliti

mendampingi setiap responden persalinan kala I satu per satu dan

menjelaskan setiap pertanyaan yang ada di kuesioner agar

memudahkan pasien dalam memahami dan menjawabnya. Jika

pada saat pengisian kuesioner responden mengalami nyeri, maka

pengisian kuesioner akan dilanjutkan pada saat responden merasa

lebih baik sehingga responden tidak akan merasa terbebani. Waktu

pengisian kuesioner kurang lebih selama 10 sampai 30 menit untuk

setiap responden. Hasil kegiatan ini dijadikan sebagai data pretest

dan untuk penilaian lebih lanjut pada responden kelompok kontrol.

5) Memberikan reward berupa leaflet yang berisi informasi tentang

“ASI Eksklusif” selama kurang lebih 15 menit hingga pengukuran

tingkat kecemasan selanjutnya (posttest).

6) Mengukur kecemasan responden kelompok kontrol (posttest).

Pengukuran kecemasan sesudah diberikan reward dilakukan

Page 83: PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32405... · 2016. 10. 9. · PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP . TINGKAT KECEMASAN

67

dengan kuesioner HARS. Pada saat pengisian kuesioner, peneliti

mendampingi setiap responden persalinan kala I satu per satu dan

menjelaskan setiap pertanyaan yang ada di kuesioner agar

memudahkan pasien dalam memahami dan menjawabnya. Jika

pada saat pengisian kuesioner responden mengalami nyeri, maka

pengisian kuesioner akan dilanjutkan pada saat responden merasa

lebih baik sehingga responden tidak akan merasa terbebani. Waktu

pengisian kuesioner kurang lebih selama 10 sampai 30 menit untuk

setiap responden. Hasil kegiatan ini dijadikan sebagai data posttest

dan untuk penilaian lebih lanjut pada responden kelompok kontrol.

7) Mengumpulkan hasil data dan untuk selanjutnya diolah dan

dianalisa

b. Kelompok Intervensi

1) Menjelaskan kepada responden kelompok intervensi sesuai dengan

etika penelitian dan memberikan lembar persetujuan. Peneliti

menjelaskan tujuan penelitian, alasan dipilihnya pasien persalinan

kala I, prosedur penelitian, manfaat, resiko potensial, kompensasi,

dan penjagaan rahasia. Kemudian peneliti meminta persetujuan

kepada pasien persalinan kala I untuk dilakukan pemilahan dan

jika bersedia maka diminta untuk menandatangani lembar tanda

tangan pada kolom yang tersedia.

2) Mengukur kecemasan responden kelompok intervensi (pretest).

Pengukuran kecemasan sebelum diberikan aromaterapi mawar

Page 84: PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32405... · 2016. 10. 9. · PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP . TINGKAT KECEMASAN

68

dilakukan dengan kuesioner HARS. Pada saat pengisian kuesioner,

peneliti mendampingi setiap responden persalinan kala I satu per

satu dan menjelaskan setiap pertanyaan yang ada di kuesioner agar

memudahkan pasien dalam memahami dan menjawabnya. Jika

pada saat pengisian kuesioner responden mengalami nyeri, maka

pengisian kuesioner akan dilanjutkan pada saat responden merasa

lebih baik sehingga responden tidak akan merasa terbebani. Waktu

pengisian kuesioner kurang lebih selama 10 sampai 30 menit untuk

setiap responden. Hasil kegiatan ini dijadikan sebagai data pretest

dan untuk penilaian lebih lanjut pada responden kelompok

intervensi.

3) Memberikan aromaterapi mawar kepada responden kelompok

intervensi dengan cara penggunaan diffuser. Aromaterapi sebanyak

3 tetes dan dicampurkan dengan 40ml air dimasukkan ke dalam

diffuser yang akan dinyalakan selama kurang lebih 15 menit. Bila

responden mengalami hal yang tidak diinginkan, maka pemberian

aromaterapi akan dihentikan saat itu juga, dan peneliti akan

melaporkan hal tersebut kepada tenaga medis bersangkutan

sehingga responden akan di tindak lanjuti.

4) Mengukur kecemasan responden kelompok intervensi (posttest).

Pengukuran kecemasan sesudah diberikan aromaterapi mawar

dilakukan dengan kuesioner HARS. Pada saat pengisian kuesioner,

peneliti mendampingi setiap responden persalinan kala I satu per

Page 85: PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32405... · 2016. 10. 9. · PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP . TINGKAT KECEMASAN

69

satu dan menjelaskan setiap pertanyaan yang ada di kuesioner agar

memudahkan pasien dalam memahami dan menjawabnya. Jika

pada saat pengisian kuesioner responden mengalami nyeri, maka

pengisian kuesioner akan dilanjutkan pada saat responden merasa

lebih baik sehingga responden tidak akan merasa terbebani. Waktu

pengisian kuesioner kurang lebih selama 10 sampai 30 menit untuk

setiap responden. Hasil kegiatan ini dijadikan sebagai data posttest

dan untuk penilaian lebih lanjut pada responden kelompok

intervensi.

5) Mengumpulkan hasil data dan untuk selanjutnya diolah dan

dianalisa.

G. Prosedur Pengolahan Data

Setelah data dikumpulkan selanjutnya dilakukan pengolahan data

(Notoatmodjo, 2012):

1. Editing

Hasil wawancara, angket, atau pengamatan dari lapangan harus dilakukan

penyuntingan (editing) terlebih dahulu. Secara umum editing adalah

merupakan kegiatan untuk pengecekan dan perbaikan isian formulir atau

kuesioner tersebut.

Page 86: PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32405... · 2016. 10. 9. · PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP . TINGKAT KECEMASAN

70

2. Coding

Melakukan peng”kodean” atau “coding”, yakni mengubah data berbentuk

kalimat atau huruf menjadi data angka atau bilangan. Koding atau

pemberian kode ini sangat berguna dalam memasukkan data (data entry).

Pada lembar kuesioner, peneliti akan memberikan pengkodean sesuai

dengan urutan responden sehingga tidak terjadi kesalahan dalam

pengambilan data. Untuk kelompok kontrol diberi koding A, dan

kelompok intervensi diberi koding B. Untuk responden pertama diberi

koding 1, responden kedua diberi koding 2, dan seterusnya. Untuk

kuesioner pretest diberi koding a, dan kuesioner posttest diberi koding b.

3. Memasukkan Data (Data Entry) atau Processing

Data, yakni jawaban-jawaban dari masing-masing responden yang dalam

bentuk “kode” (angka atau huruf) dimasukkan ke dalam program atau

“software” computer berupa SPSS for Window. Dalam proses ini juga

dituntut ketelitian dari orang yang melakukan “data entry” ini. Apabila

tidak maka akan terjadi bias, meskipun hanya memasukkan data saja.

4. Pembersihan Data (Cleaning)

Apabila semua data dari setiap sumber data atau responden selesai

dimasukkan, perlu dicek kembali untuk melihat kemungkinan-

kemungkinan adanya kesalahan-kesalahan kode, ketidaklengkapan, dan

sebagainya, kemudian dilakukan pembetulan atau koreksi.

Page 87: PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32405... · 2016. 10. 9. · PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP . TINGKAT KECEMASAN

71

H. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan pada penelitian ini ada 2, yaitu:

1. Teknik analisis statistik univariat

Analisis univariat bertujuan untuk menjelaskan atau

mendeskripsikan karakteristik setiap variabel penelitian. Bentuk dari

analisis univariat tergantung dari jenis datanya. Nilai mean atau rata-rata,

median dan standar deviasi digunakan untuk data numerik. Dalam analisis

univariat pada umumnya menghasilkan distribusi frekuensi dan persentase

dari tiap variabel. Distribusi frekuensi responden berdasarkan: umur,

tingkat pendidikan, riwayat persalinan, riwayat pemeriksaan kehamilan,

pekerjaan, dan tingkat kecemasan tiap kelompok (Notoatmodjo, 2012).

2. Teknik analisis statistik bivariat

Apabila telah dilakukan analisis univariat, hasilnya akan diketahui

karakteristik atau distribusi setiap variabel, dan dapat dilanjutkan analisis

bivariat. Analisis bivariat yang dilakukan terhadap dua variabel yang

diduga berhubungan atau berkorelasi (Notoatmodjo, 2012). Analisa ini

akan menjelaskan perbedaan mean skor tingkat kecemasan sebelum

pemberian aromaterapi mawar dan sesudah pemberian aromaterapi mawar

pada ibu persalinan kala I di RSU Kab. Tangerang.

Penelitian ini disebut berpasangan jika kedua kelompok sampel

yang dibandingkan mempunyai subyek yang sama. Dengan kata lain

disebut dependen bila responden diukur dua kali/diteliti dua kali, atau

penelitian pre dan post. Analisis untuk komparatif numerik berpasangan 2

Page 88: PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32405... · 2016. 10. 9. · PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP . TINGKAT KECEMASAN

72

kelompok adalah uji t berpasangan bila sebaran data normal. Bila sebaran

data tidak normal, uji yang digunakan adalah uji Wilcoxon (Dahlan,

2009).

I. Etika Penelitian

Kode etik penelitian adalah suatu pedoman etika yang berlaku untuk

setiap kegiatan penelitian yang melibatkan antara pihak peneliti, pihak yang

diteliti (subjek penelitian) dan masyarakat yang akan memperoleh dampak

hasil penelitian tersebut (Notoatmodjo, 2012). Masalah etika yang harus

diperhatikan antara lain adalah sebagai berikut (Hidayat, 2008):

1. Informed Consent

Informed consent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti dan

responden penelitian dengan memberikan lembar persetujuan. Informed

consent tersebut diberikan sebelum penelitian dilakukan dengan

memberikan lembar persetujuan untuk menjadi responden. Tujuan

informed consent adalah agar subjek mengerti maksud dan tujuan

penelitian, mengetahui dampaknya. Peneliti menjelaskan kepada

responden sesuai dengan etika penelitian dan memberikan informed

consent. Peneliti meminta persetujuan kepada pasien persalinan kala I

untuk dilakukan pemilahan dan jika bersedia maka diminta untuk

menandatangani lembar tanda tangan pada kolom yang tersedia. Jika

responden tidak bersedia, maka peneliti harus menghormati hak pasien.

Beberapa informasi yang harus ada dalam informed consent tersebut

Page 89: PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32405... · 2016. 10. 9. · PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP . TINGKAT KECEMASAN

73

antara lain: partisipasi pasien, tujuan dilakukannya tindakan, jenis data

yang dibutuhkan, komitmen, prosedur pelaksanaan, potensial masalah

yang akan terjadi, manfaat, kerahasiaan, informasi yang mudah dihubungi,

dan lain-lain.

2. Anomity (Tanpa Nama)

Masalah etika keperawatan merupakan masalah yang memberikan

jaminan dalam penggunaan subjek penelitian dengan cara tidak

memberikan atau mencantumkan nama responden pada lembar alat ukur

dan hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau hasil

penelitian yang akan disajikan.

3. Kerahasiaan (Confidentiality)

Masalah ini merupakan masalah etika dengan memberikan jaminan

kerahasiaan hasil penelitian, baik informasi maupun masalah-masalah

lainnya. Semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaannya

oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada

hasil riset.

Page 90: PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32405... · 2016. 10. 9. · PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP . TINGKAT KECEMASAN

74

BAB V

HASIL PENELITIAN

Penelitian dilakukan di Kamar Bersalin RSU Kab. Tangerang pada tanggal 24

Maret sampai 21 April 2016. Jumlah responden yang sesuai dengan kriteria inklusi

sebanyak 30 orang yang peneliti bagi menjadi kelompok A sebagai kelompok kontrol

dan kelompok B sebagai kelompok intervensi, dan masing-masing kelompok

berjumlah 15 orang. Kelompok A diteliti dari tanggal 24 Maret sampai 5 April 2016

sedangkan kelompok B diteliti dari tanggal 11 sampai 21 April 2016.

A. Analisis Univariat

1. Karakteristik Responden

Pertanyaan pertama pada penelitian ini adalah bagaimana karakteristik

responden (usia, pendidikan, pekerjaan, riwayat pemeriksaan kehamilan

dan riwayat persalinan), berikut hasil penelitian untuk karakteristik

responden:

a. Usia

Pada penelitian ini menggunakan semua usia responden.

Berikut ini adalah frekuensi berdasarkan usia responden:

Tabel 5.1

Usia

Usia Jumlah Persentase

<20 Tahun

20 – 35 Tahun

>35 Tahun

Total

1

25

4

30

3.3

83.3

13.3

100.0

Page 91: PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32405... · 2016. 10. 9. · PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP . TINGKAT KECEMASAN

75

Tabel 5.1 menunjukkan bahwa responden terbanyak berusia

20-35 tahun dengan jumlah 25 orang (83,3%) sedangkan <20 tahun

hanya 1 orang (3,3%) dan >35 tahun hanya 4 orang (13,3%).

b. Pendidikan

Pada penelitian ini menggunakan semua jenjang pendidikan

responden. Berikut ini adalah frekuensi berdasarkan pendidikan

responden:

Tabel 5.2

Pendidikan

Pendidikan Jumlah Persentase

SD

SMP

SMA

PT

Total

12

5

11

2

30

40.0

16.7

36.7

6.7

100.0

Tabel 5.2 menunjukkan bahwa jenjang pendidikan responden

terbanyak yaitu jenjang SD dengan jumlah 12 orang (40%), sedangkan

jenjang pendidikan tersedikit yaitu Perguruan Tinggi sebanyak 2 orang

(6,7%).

c. Pekerjaan

Pada penelitian ini menggunakan semua karakteristik

pekerjaan responden. Berikut ini adalah frekuensi berdasarkan

pekerjaan responden:

Page 92: PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32405... · 2016. 10. 9. · PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP . TINGKAT KECEMASAN

76

Tabel 5.3

Pekerjaan

Pekerjaan Jumlah Persentase

Pegawai Swasta

IRT

Total

6

24

30

20.0

80.0

100.0

Tabel 5.3 menunjukkan bahwa pekerjaan terbanyak responden

adalah Ibu Rumah Tangga dengan jumlah 24 orang (80%).

d. Riwayat Pemeriksaan Kehamilan

Berikut ini adalah frekuensi berdasarkan riwayat pemeriksaan

kehamilan responden:

Tabel 5.4

Riwayat Pemeriksaan Kehamilan

Riwayat Pemeriksaan

Kehamilan Jumlah Persentase

Ada Komplikasi

Tidak ada Komplikasi

Total

1

29

30

3.3

96.7

100.0

Tabel 5.4 menunjukkan bahwa karakteristik responden

berdasarkan riwayat pemeriksaan kehamilan adalah responden

terbanyak merupakan responden tanpa komplikasi selama kehamilan

sebanyak 29 orang (96,7%).

e. Riwayat Persalinan

Pada penelitian ini menggunakan semua karakteristik riwayat

persalinan responden. Berikut ini adalah frekuensi berdasarkan

riwayat persalinan responden:

Page 93: PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32405... · 2016. 10. 9. · PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP . TINGKAT KECEMASAN

77

Tabel 5.5

Riwayat Persalinan

Persalinan Ke- Jumlah Persentase

1

>1

Total

14

16

30

46.7

53.3

100.0

Tabel 5.5 menunjukkan bahwa responden terbanyak

merupakan responden dengan multigravida yaitu persalinan lebih dari

1 kali dengan jumlah 16 orang (53,3%), sedangkan responden dengan

primigravida yaitu persalinan pertama dengan jumlah 14 orang

(46,7%). Hal ini menunjukkan terdapat hasil yang hampir seimbang

antara responden persalinan pertama dengan responden persalinan

lebih dari 1.

2. Tingkat Kecemasan Responden

Pertanyaan kedua pada penelitian ini yaitu bagaimana gambaran

tingkat kecemasan pada responden. Pengukuran tingkat kecemasan ini

menggunakan kuesioner HARS, berikut ini hasilnya:

Tabel 5.6

Tingkat Kecemasan Responden Kelompok (pretest)

Kontrol Intervensi

Tingkat

Kecemasan Jumlah Persentase Jumlah Persentase

Ringan

Sedang

Berat

Total

7

4

4

15

46.7

26.7

26.7

100.0

4

7

4

15

26.7

46.7

26.7

100.0

Page 94: PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32405... · 2016. 10. 9. · PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP . TINGKAT KECEMASAN

78

Tabel 5.6 menunjukkan data dari gambaran tingkat kecemasan

kelompok kontrol dan kelompok intervensi. Tingkat kecemasan responden

kelompok kontrol pada pengukuran pretest yaitu responden yang

mengalami kecemasan ringan sebanyak 7 orang (46,7%), kecemasan

sedang 4 orang (26,7%), dan kecemasan berat 4 orang (26,7%).

Sedangkan tingkat kecemasan responden kelompok intervensi pada

pengukuran pretest yaitu responden yang mengalami kecemasan ringan

sebanyak 4 orang (26,7%), kecemasan sedang 7 orang (46,7%), dan

kecemasan berat 4 orang (26,7).

B. Analisis Bivariat

Analisis bivariat bertujuan untuk menguji hipotesis penelitian yaitu apakah

terdapat perbedaan skor tingkat kecemasan sebelum dan sesudah pengamatan

pada responden kelompok kontrol, perbedaan skor tingkat kecemasan

sebelum dan sesudah pengamatan pada responden kelompok intervensi, dan

perbedaan skor tingkat kecemasan antara kelompok kontrol dan kelompok

intervensi. Analisis untuk komparatif numerik berpasangan 2 kelompok

adalah uji t berpasangan bila sebaran data normal. Bila sebaran data tidak

normal, uji yang digunakan adalah uji Wilcoxon (Dahlan, 2009).

Page 95: PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32405... · 2016. 10. 9. · PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP . TINGKAT KECEMASAN

79

1. Uji Normalitas

Sebelum dilakukan analisis bivariat dilakukan uji normalitas terlebih

dahulu terhadap data yang ada. Hasil uji normalitas yang didapatkan yaitu:

Tabel 5.7

Uji Normalitas Responden Kelompok Kontrol

Variabel N

Saphiro Wilk

Df Sig

Skorpre kontrol

Skorpre

intervensi

15

15

15

15

0,01

0,059

Uji normalitas yang digunakan adalah Saphiro-Wilk karena jumlah

responden ≤50 orang (Dahlan, 2012). Hasil uji normalitas diperoleh nilai

untuk kelompok kontrol sebelum diamati adalah 0,01 sedangkan kelompok

intervensi sebelum diberikan intervensi adalah 0,059. Hal ini menunjukkan

bahwa data pretest pada kelompok kontrol tidak berdistribusi normal

(p<0,05) sehingga dilakukan transformasi data terlebih dahulu. Sedangkan

data pretest pada kelompok intervensi berdistribusi normal (p>0,05)

sehingga pengujian hipotesis dapat menggunakan uji t berpasangan (Paired

t-test).

2. Transformasi Data Pretest Kelompok Kontrol

Transformasi data dilakukan untuk menormalkan distribusi data yang

tidak normal. Berikut hasil transformasi data pada kelompok kontrol:

Page 96: PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32405... · 2016. 10. 9. · PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP . TINGKAT KECEMASAN

80

Tabel 5.8

Transformasi Data

Variabel N

Saphiro Wilk

Df Sig

Skorpre kontrol 15 15 0,008

Hasil transformasi data pretest pada kelompok kontrol adalah 0,008

menunjukkan bahwa hasil transformasi tidak berdistribusi normal,

sehingga pengujian hipotesis menggunakan uji alternatif dari uji t

berpasangan yaitu uji Wilcoxon (non parametrik).

3. Perbedaan Rerata Skor Tingkat Kecemasan Kelompok Kontrol pada

Pretest dan Posttest

Pertanyaan ketiga pada penelitian ini adalah bagaimana perbedaan

skor tingkat kecemasan sebelum dan sesudah pengamatan pada kelompok

kontrol. Analisis yang digunakan adalah uji Wilcoxon.

Tabel 5.9

Perbedaan Rerata Skor Tingkat Kecemasan Kelompok Kontrol

pada Pretest dan Posttest

N Median Minimum-

maksimum p

Pretest

Posttest

15

15

25

17

14-30

10-27

0,005

Tabel di atas menunjukkan rerata skor tingkat kecemasan kelompok

kontrol dengan analisis uji Wilcoxon yaitu didapatkan nilai significancy

Page 97: PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32405... · 2016. 10. 9. · PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP . TINGKAT KECEMASAN

81

0,005 (p<0,05) dengan demikian disimpulkan “terdapat perbedaan tingkat

kecemasan antara sebelum dan sesudah pengamatan pada kelompok

kontrol.”

4. Perbedaan Rerata Skor Tingkat Kecemasan Kelompok Intervensi

pada Pretest dan Posttest

Pertanyaan keempat pada penelitian ini adalah bagaimana perbedaan

skor tingkat kecemasan sebelum dan sesudah diberikan aromaterapi mawar

pada kelompok intervensi. Analisis yang digunakan adalah uji t

berpasangan.

Tabel 5.10

Perbedaan Rerata Skor Tingkat Kecemasan Kelompok Intervensi

pada Pretest dan Posttest

N Mean

Standar

Deviasi Mean

Standar

Deviasi IK95%

p

Pretest

Postest

15

15

23,27

13,07

4,92

3,9

10,2 4,246 7,849-

12,551

0,000

Tabel di atas menunjukkan rerata skor tingkat kecemasan kelompok

intervensi dengan analisis uji t berpasangan yaitu didapatkan nilai

significancy 0,000 (p<0,05), dengan demikian disimpulkan “terdapat

perbedaan tingkat kecemasan bermakna antara sebelum dan sesudah

diberikan aromaterapi mawar pada kelompok intervensi.”

Page 98: PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32405... · 2016. 10. 9. · PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP . TINGKAT KECEMASAN

82

5. Perbedaan Rerata Skor Tingkat Kecemasan Kelompok Intervensi dan

Kelompok Kontrol

Berikut ini adalah perbedaan rerata skor tingkat kecemasan kelompok

intervensi dengan kelompok kontrol dan mengidentifikasi kemaknaan

perbedaannya. Analisis yang digunakan adalah uji Mann-Whitney

sekaligus menjawab pertanyaan kelima.

Tabel 5.11

Perbedaan Rerata Skor Tingkat Kecemasan Kelompok Intervensi

dan Kelompok Kontrol

N Mean p

Kelompok Intervensi

Kelompok Kontrol

15

15

9

22

0,000

Tabel di atas menunjukkan rerata skor tingkat kecemasan kelompok

intervensi dan kelompok kontrol pada pengukuran selisih pretest dan

posttest dengan analisis uji Mann-Whitney yaitu didapatkan nilai

signifikansi 0,000 (p<0,05), dengan demikian disimpulkan “terdapat

perbedaan tingkat kecemasan bermakna antara kelompok intervensi dan

kelompok kontrol”. Pada nilai rata-rata (mean) skor tingkat kecemasan

kelompok intervensi lebih rendah daripada kelompok kontrol yang berarti

kelompok intervensi mengalami tingkat kecemasan yang lebih baik

daripada kelompok kontrol.

Page 99: PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32405... · 2016. 10. 9. · PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP . TINGKAT KECEMASAN

83

BAB VI

PEMBAHASAN

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pengaruh aromaterapi

terhadap tingkat kecemasan pada ibu persalinan kala I di kamar bersalin RSU

Kab.Tangerang. Pada bab ini peneliti akan membahas hasil penelitian dan

keterbatasan penelitian. Interpretasi hasil penelitian yang telah didapatkan akan

dibandingkan dengan teori atau hasil penelitian terkait. Keterbatasan penelitian akan

dibahas dengan membandingkan proses pelaksanaan penelitian yang telah dilakukan

dengan kondisi ideal yang seharusnya dicapai.

A. Pembahasan Hasil

1. Tingkat Kecemasan Responden

Persalinan merupakan salah satu bagian dari daur kehidupan

seorang wanita yang harus dijalani. Hal tersebut merupakan stressor

bagi wanita akibat perubahan-perubahan yang terjadi dalam hidupnya.

Kecemasan merupakan reaksi normal terhadap perubahan yang terjadi

dan akan membuat seseorang memiliki perasaan yang tidak senang

atau tidak nyaman. Hal ini disebabkan oleh adanya dugaan terhadap

bahaya atau frustasi yang mengancam, membahayakan rasa aman,

keseimbangan atau kehidupan seorang individu atau kelompok

sosialnya. Sering kali kecemasan tersebut menyertai kehamilan dan

mencapai puncaknya pada saat persalinan. Penyebabnya yaitu rasa

Page 100: PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32405... · 2016. 10. 9. · PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP . TINGKAT KECEMASAN

84

nyeri pada waktu persalinan yang menjadi pembahasan utama dalam

pembicaraan mengenai kehamilan dan persalinan (Detiana, 2010).

Dalam penelitian ini ditemukan bahwa responden mengalami

berbagai tingkat kecemasan pada saat persalinan kala I, baik kelompok

kontrol maupun kelompok intervensi. Pada kelompok kontrol

sebanyak 46,7% ibu mengalami kecemasan ringan, 26,7% mengalami

kecemasan sedang, dan 26,7% mengalami kecemasan berat,

sedangkan pada kelompok intervensi sebanyak 26,7% mengalami

kecemasan ringan, 46,7% mengalami kecemasan sedang dan 26,7%

mengalami kecemasan berat. Hal ini sejalan dengan penelitian

Sembiring (2010) menunjukkan bahwa ibu persalinan kala I

mengalami kecemasan dengan berbagai tingkatan kecemasan yang

dipengaruhi oleh beberapa faktor.

Pada penelitian Sembiring (2010) mengenai faktor-faktor yang

mempengaruhi kecemasan pada ibu persalinan kala I didapatkan hasil

bahwa ibu persalinan kala I mengalami berbagai tingkatan kecemasan

yang dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu faktor nyeri, keadaan

fisik, riwayat pemeriksaan kehamilan, pengetahuan, dukungan

lingkungan sosial, dan pendidikan, sedangkan beberapa variabel faktor

yang tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kecemasan adalah

keadaan fisik dan pendidikan. Secara keseluruhan dapat disimpulkan

bahwa penelitian ini sejalan dengan penelitian lainnya yang dilakukan

oleh Nurkhairani (2010); Gultom (2014); A Gofur (2012); DID

Page 101: PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32405... · 2016. 10. 9. · PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP . TINGKAT KECEMASAN

85

Sulistyowati (2009); RD Sunarno (2013); P Prismania (2013); dan NA

Triwijaya (2014) yang menyatakan bahwa ibu mengalami kecemasan

saat menghadapi persalinan kala I dengan berbagai tingkat kecemasan.

Menurut Videbeck (2008) pada umumnya bila seseorang

mengalami kecemasan akan mengakibatkan berbagai perubahan, baik

fisik maupun psikis. Respon saraf utama terhadap rangsangan stress

yaitu aktifnya sistem saraf simpatis generalisata dan sekaligus

mengaktifkan pengeluaran hormon epinefrin dari medulla adrenal

yang lebih kuat. Epinefrin bersama norepinefrin dapat menyebabkan

dilatasi saluran pernafasan, meningkatkan denyut nadi, mengurangi

aktifitas pencernaan dan menghambat pengosongan kandung kemih

(Sherwood, 2012).

Penelitian yang dilakukan oleh Rinawati (2009) menunjukkan

terdapat beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi kecemasan pada

persalinan kala I yaitu nyeri, keadaan fisik, riwayat pemeriksaan

kehamilan, pengetahuan, dan pendamping persalinan. Nyeri dapat

mengakibatkan ketegangan (stress) yang mengakibatkan pelepasan

katekolamin sehingga mengurangi aliran darah ke uterus sehingga

uterus akan kekurangan suplai oksigen. Uterus yang kekurangan

oksigen akan menurunkan kontraksi uterus tersebut, sehingga akan

memperlambat proses persalinan. Rohani, et all (2011) menyebutkan

bahwa perasaan kecemasan dan sikap seorang ibu dalam melahirkan

sangat bervariasi dan dipengaruhi oleh banyak faktor, diantaranya

Page 102: PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32405... · 2016. 10. 9. · PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP . TINGKAT KECEMASAN

86

perbedaan struktur sosial, budaya, agama, kesiapan ibu dalam

menghadapi persalinan, pengalaman masa lalu, pendampingan

keluarga, dan lingkungan.

Keadaan fisik ibu dapat menjadi faktor yang mempengaruhi

kecemasan pada persalinan kala I. Kehamilan yang terjadi pada usia

<20 tahun dan >35 tahun akan menimbulkan masalah (Anggarani,

2013). Dalam penelitian Rinawati (2009) juga disebutkan pengetahuan

yang rendah dapat mengakibatkan seseorang mudah mengalami

kecemasan. Ketidaktahuan tentang suatu hal dianggap sebagai tekanan

yang dapat menimbulkan kecemasan. Hal ini disebabkan karena

kurangnya informasi yang diperoleh. Akibat yang dapat terjadi bila

ibu tidak dapat mengetahui proses persalinan kala I, ibu akan merasa

cemas dan gelisah. Bila ibu telah memiliki pengetahuan mengenai hal

tersebut, maka ibu akan lebih percaya diri menghadapi persalinan

(Hawari, 2006).

Persalinan pada ibu primipara akan mengalami proses lebih

lama daripada proses persalinan ibu multipara sehingga primipara

mengalami nyeri persalinan lebih lama pula. Hal tersebut dapat

menyebabkan primipara merasa lebih letih, persepsi nyeri meningkat

dan rasa takut lebih parah yang dapat meningkatkan intensitas nyeri

(Widyastuti, 2012). Ibu multipara juga mengalami kecemasan yang

diakibatkan oleh masalah pada kelahiran yang terjadi sebelumnya

seperti bila ibu mengalami masalah dalam mendapatkan keturunan

Page 103: PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32405... · 2016. 10. 9. · PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP . TINGKAT KECEMASAN

87

maka ibu akan menjadi sangat cemas tentang apakah ibu mampu

mempertahankan kehamilannya kali ini, ibu yang pernah mengalami

keguguran akan terus-menerus ketakutan sampai usia kehamilannya

melewati tanggal dimana mereka kehilangan bayi sebelumnya, serta

ibu yang pernah melahirkan seorang bayi yang kemudian meninggal

atau mengalami kelainan (Nolan, 2003).

Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa ibu persalinan

kala I mengalami tingkat kecemasan yang berbeda-beda yang

disebabkan oleh aktifnya sistem saraf simpatis generalisata dan

sekaligus mengaktifkan pengeluaran hormon adrenalin. Hal ini

dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu nyeri, keadaan fisik, riwayat

pemeriksaan kehamilan, pengetahuan, dukungan lingkungan sosial,

dan pendidikan.

2. Tingkat kecemasan sebelum dan sesudah pengamatan pada

responden kelompok kontrol

Hasil analisa uji statistik pada skor tingkat kecemasan sebelum

dan sesudah pengamatan pada responden kelompok kontrol

menunjukkan terdapat perbedaan tingkat kecemasan antara sebelum

dan sesudah pengamatan pada kelompok kontrol dengan (nilai p

0,005) atau (p<0,05). Dalam proses pengamatan, responden diberikan

reward berupa leaflet yang berisi informasi tentang “ASI Eksklusif”

selama kurang lebih 15 menit. Selain itu, responden juga diberikan

Page 104: PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32405... · 2016. 10. 9. · PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP . TINGKAT KECEMASAN

88

sedikit penjelasan tentang leaflet yang diberikan sehingga responden

dapat mengerti dengan apa yang diberikan peneliti. Selama penjelasan

tersebut, responden beberapa kali menceritakan hal-hal terkait

persalinannya sehingga responden merasa terdampingi oleh peneliti.

Hal tersebut menjadi salah satu faktor yang menurunkan skor

tingkat kecemasan responden kelompok kontrol, sesuai dengan

penelitian yang dilakukan oleh Mukhoirotin (2011) mengenai

pengaruh pendampingan suami terhadap kecemasan ibu pada proses

persalinan kala I didapatkan hasil bahwa pendampingan suami sangat

dibutuhkan ibu pada proses persalinan kala I karena dengan

pendampingan suami yang maksimal dapat menurunkan kecemasan

dengan nilai (p=0,02). Secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa

penelitian ini sejalan dengan penelitian lainnya yang dilakukan oleh

AM Diponegoro (2012); dan P Prismania (2013) yang menyatakan

bahwa pendamping persalinan dapat menurunkan kecemasan saat

menghadapi persalinan kala I. Pada penelitian ini, responden

kelompok kontrol didampingi oleh peneliti selama proses penelitian.

Damayanti (2014) mengemukakan bahwa ibu pada masa

persalinan kala I fase laten pada umumnya ingin berbicara, perlu

ditemani, tidak tidur, ingin berjalan-jalan dan menciptakan kontak

mata. Sedangkan pada ibu pada masa persalinan kala I fase aktif

menjadi lebih serius dan ibu menginginkan seseorang untuk

Page 105: PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32405... · 2016. 10. 9. · PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP . TINGKAT KECEMASAN

89

mendampinginya karena rasa takut akan ketidakmampuannya

beradaptasi dengan kontraksi.

Menurut Musbikin (2007) pendamping persalinan merupakan

faktor pendukung dalam lancarnya persalinan dikarenakan efek

persepsi seorang ibu yang dapat berbeda dengan orang yang

mendukungnya. Dalam banyak penelitian, kehadiran suami dapat

memberi dukungan kepada istri dalam membantu proses persalinan

karena hal tersebut dapat membuat istri lebih tenang. Faktor psikis

merupakan salah satu faktor yang sangat mempengaruhi dalam lancar

tidaknya proses persalinan. Kehadiran suami atau keluarga dalam

kamar bersalin akan membawa ketentraman bagi ibu yang akan

melahirkan, suami juga dapat memainkan peranan aktif dalam

memberi dukungan fisik dan dorongan mental kepada istrinya

(Rohmah, 2010).

Hasil penelitian ini dapat dianalisa bahwa kelompok kontrol

mengalami penurunan tingkat kecemasan yang disebabkan oleh

berbagai faktor salah satunya pendamping persalinan. Pendamping

persalinan dalam penelitian ini yaitu peneliti yang selama proses

penelitian mendampingi ibu persalinan kala I yang memiliki keinginan

untuk berbicara, dan ditemani

Page 106: PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32405... · 2016. 10. 9. · PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP . TINGKAT KECEMASAN

90

3. Pengaruh Aromaterapi terhadap tingkat kecemasan pada

responden kelompok intervensi

Intervensi pada penelitian ini menggunakan aromaterapi

mawar yang diberikan kepada ibu persalinan kala I. Hasil analisa uji

statistik pada skor tingkat kecemasan sebelum dan sesudah pemberian

aromaterapi mawar pada responden kelompok intervensi menunjukkan

terdapat perbedaan tingkat kecemasan bermakna antara sebelum dan

sesudah diberikan aromaterapi mawar pada kelompok intervensi

dengan (nilai p 0,000) atau (p<0,05). Hal tersebut juga menunjukkan

terdapat hasil angka signifikansi lebih rendah pada hasil uji statistik

kelompok intervensi. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan

oleh Kheirkhah et al (2014) yang menyatakan pemberian aromaterapi

secara inhalasi khususnya mawar oils dapat menurunkan kecemasan

pada ibu persalinan kala I.

Penelitian yang dilakukan Kheirkhah et all (2013) membahas

efek dari aromaterapi dengan essential damask rose oil terhadap

kecemasan persalinan kala I fase aktif pada ibu primigravida.

Kecemasan dikasi dengan Visual Analogous Scale Anxiety (VASA)

pada fase aktif dan transisi sebelum dan setelah intervensi. Pada

kelompok intervensi menunjukkan penurunan tingkat kecemasan

daripada kelompok kontrol (p<0,001). Menurut penelitian Kheirkhah

dapat disimpulkan bahwa essential damask rose oil pada fase aktif ibu

persalinan kala I primigravida dapat menurunkan tingkat kecemasan.

Page 107: PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32405... · 2016. 10. 9. · PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP . TINGKAT KECEMASAN

91

Kheirkhah et all (2014) juga meneliti tentang pengaruh

aromaterapi mawar oils dan warm foot bath pada kecemasan

persalinan kala I. Kedua intervensi diberikan pada kedua fase aktif dan

transisi. Kecemasan dikaji dengan Visual Analogous Scale Anxiety

(VASA) pada fase aktif dan transisi sebelum dan setelah

intervensi.Skor kecemasan kelompok intervensi pada fase aktif setelah

intervensi secara signifikan lebih rendah dari kelompok kontrol

(P<0.001). Skor kecemasan sebelum dan setelah kelompok intervensi

pada fase transisi secara signifikan lebih rendah daripada kelompok

kontrol (P<0.001).

Cemas merupakan bagian dari respon emosional, dimana

cemas adalah kekhawatiran yang tidak jelas dan menyebar, yang

berkaitan dengan perasaan tidak pasti dan tidak berdaya. Keadaan

emosi ini tidak memiliki objek yang spesifik. Dimana ansietas dialami

secara subjektif dan dikomunikasikan secara interpersonal. Seorang

individu yang mengalami kecemasan secara langsung dapat

mengekspresikan kecemasannya melalui respon yang fisiologis

(Stuart, 2006), sedangkan menurut Nevid (2005) kecemasan

merupakan suatu keadaan emosional yang mempunyai ciri

keterangasangan fisiologis, perasaan tegang yang tidak

menyenangkan, dan perasaan aprehensif bahwa sesuatu yang buruk

akan terjadi.

Page 108: PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32405... · 2016. 10. 9. · PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP . TINGKAT KECEMASAN

92

Menurut Jaelani (2009) manfaat dari aromaterapi yaitu

menumbuhkan perasaan tenang (rileks) pada jasmani, pikiran dan

rohani, menciptakan suasana yang damai, serta dapat menjauhkan dari

perasaan cemas dan gelisah.Sedangkan menurut Hariana (2009)

mawar memiliki beberapa efek farmakologis yaitu melancarkan

sirkulasi darah, anti radang, menghilangkan bengkak, dan menetralisir

racun. Minyak esensial yang digunakan untuk aromaterapi dapat

mempengaruhi aktivitas fungsi kerja otak melalui sistem saraf yang

berhubungan dengan indra penciuman. Respon ini dapat merangsang

peningkatan produksi masa penghantar saraf otak (neurotransmitter)

yang berkaitan dengan pemulihan kondisi psikis seperti emosi,

perasaan, pikiran dan keinginan (Jaelani, 2009).

Selain itu menurut Mackinnon (2004, dalam Riana, 2015)

manfaat aromaterapi selain meningkatkan keadaan fisik dan

psikologis, aromaterapi dapat memberikan efek relaksasi bagi saraf

dan otot-otot yang tegang. Oleh karena itu salah satu cara relaksasi

yang digunakan untuk menurunkan kecemasan ialah dengan

pemberian aromaterapi.

Relaksasi merupakan salah satu cara untuk mengatasi

kecemasan atau stress melalui pengendoran otot-otot dan syaraf.

Relaksasi dapat meningkatkan kesehatan secara umum dengan

memperlancar proses metabolisme tubuh, menurunkan tingkat

agresifitas dan perilaku-perilaku buruk dari dampak stress,

Page 109: PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32405... · 2016. 10. 9. · PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP . TINGKAT KECEMASAN

93

meningkatkan rasa harga diri dan keyakinan diri, pola pikir menjadi

lebih matang, mempermudah dalam mengendalikan diri, mengurangi

stress secara keseluruhan, dan meningkatkan kesejahteraan. Respon

relaksasi ini yang membuat ibu persalinan kala I mengalami

penurunan skor tingkat kecemasan sehingga memperlancar proses

persalinan (Riana, 2015).

Peneliti menyimpulkan bahwa kelompok intervensi mengalami

penurunan tingkat kecemasan setelah diberikan aromaterapi mawar

selama 15 menit. Penelitian ini juga menunjukkan terdapat perbedaan

bermakna antara selisih tingkat kecemasan kelompok intervensi dan

kelompok kontrol dimana kelompok intervensi mengalami penurunan

tingkat kecemasan yang lebih baik daripada kelompok kontrol. Hal ini

disebabkan aromaterapi mawar dapat mempengaruhi aktivitas fungsi

kerja otak melalui sistem saraf dan dapat meningkatkan produksi masa

penghantar saraf otak yang dapat memulihkan kondisi psikis seperti

emosi, perasaan, pikiran dan keinginan, selain itu aromaterapi mawar

juga dapat memberikan efek relaksasi bagi saraf dan otot-otot yang

tegang.

Page 110: PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32405... · 2016. 10. 9. · PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP . TINGKAT KECEMASAN

94

B. Keterbatasan Penelitian

Dalam penyusunan penelitian ini, terdapat beberapa keterbatasan yang

belum dapat dipenuhi dan menjadi kekurangan dalam penelitian ini. Berbagai

kekurangan tersebut terdapat pada isi penelitian ini yaitu:

1. Houthrone effect; subjek penelitian mengetahui bahwa dirinya sedang

menjadi responden penelitian sehingga dapat mempengaruhi respon

saat diteliti.

2. Proses pengamatan yang berlebihan pada kelompok kontrol, sehingga

mempengaruhi hasil skor tingkat kecemasan sesudah pengamatan pada

kelompok kontrol.

Page 111: PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32405... · 2016. 10. 9. · PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP . TINGKAT KECEMASAN

95

BAB VII

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dipaparkan

dan dijelaskan pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan beberapa hal

dari penelitian ini sebagai berikut:

1. Responden pada penelitian ini paling banyak berusia 20-35 tahun yaitu

83,3%, jenjang pendidikan terbanyak yaitu SD dengan persentase 40%,

pekerjaan responden terbanyak yaitu ibu rumah tangga dengan persentase

80%, riwayat pemeriksaan kehamilan responden yaitu tidak ada

komplikasi sebanyak 96,7%, dan riwayat persalinan responden terbanyak

yaitu lebih dari 1 sebanyak 53,3%.

2. Gambaran tingkat kecemasan yang dialami responden saat menghadapi

persalinan kala I tidak merata dimana responden kelompok kontrol paling

banyak merasakan kecemasan ringan yaitu sebanyak 46,7%, sedangkan

responden kelompok intervensi paling banyak merasakan kecemasan

sedang sebanyak 46,7%.

3. Skor tingkat kecemasan kelompok kontrol pada pengukuran pretest lebih

tinggi daripada pengukuran posttest, yang berarti terdapat penurunan skor

tingkat kecemasan pada kelompok kontrol.

Page 112: PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32405... · 2016. 10. 9. · PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP . TINGKAT KECEMASAN

96

4. Skor tingkat kecemasan kelompok intervensi pada pengukuran pretest

lebih tinggi daripada pengukuran posttest, yang berarti terdapat penurunan

skor tingkat kecemasan yang bermakna pada kelompok intervensi.

5. Terdapat perbedaan skor tingkat kecemasan yang bermakna pada

kelompok kontrol dan kelompok intervensi, dimana pada nilai rata-rata

(mean) skor tingkat kecemasan kelompok intervensi lebih rendah daripada

kelompok kontrol yang berarti kelompok intervensi mengalami tingkat

kecemasan yang lebih baik daripada kelompok kontrol.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, saran yang dapat

diajukan antara lain:

1. Bagi Pelayanan Keperawatan

Aromaterapi mawar pada ibu persalinan kala I diharapkan dapat

menjadi pertimbangan bagi perawat dan tenaga kesehatan lain khususnya

yang berada dipelayanan baik rumah sakit maupun tempat bersalin lainnya

untuk mempromosikan manfaat aromaterapi mawar pada ibu persalinan

kala I. Dari hasil penelitian ini, aromaterapi mawar dapat dimasukkan ke

dalam intervensi sebagai salah satu cara yang diterapkan dalam

menurunkan kecemasan ibu persalinan kala I.

2. Bagi Institusi Pendidikan

Dengan mempertimbangkan hasil penelitian ini disarankan kepada

institusi pendidikan agar dapat digunakan sebagai bahan tambahan untuk

Page 113: PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32405... · 2016. 10. 9. · PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP . TINGKAT KECEMASAN

97

memperkaya pengetahuan dan keperluan referensi ilmu keperawatan

khususnya keperawatan komplementer tentang terapi alternatif pada ibu

persalinan kala I dan pengaruhnya terhadap tingkat kecemasan ibu

persalinan kala I.

3. Bagi Penelitian Selanjutnya

a. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat memasukkan perhitungan

waktu seberapa lama pengaruh aromaterapi mawar terhadap tingkat

kecemasan pada ibu persalinan kala I.

b. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat menggunakan responden lebih

besar dari penelitian ini, sehingga hasil yang didapat lebih akurat dan

dapat dijadikan bahan referensi yang baku.

Page 114: PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32405... · 2016. 10. 9. · PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP . TINGKAT KECEMASAN

DAFTAR PUSTAKA

Adams, J. D. “Massage and Other CAM In Pregnancy.” International Journal of

Childbirth Education, 2012.

Ana, Soumy. Trimester Pertama Kehamilan Anda: Fase-Fase Paling Mendebarkan.

Yogyakarta: Buku Biru, 2010.

Anggarani, Deri Rizki. Kupas Tuntas Seputar Kehamilan. Jakarta: PT AgroMedia

Pustaka, 2013.

Arief Hariana. Tumbuhan Obat dan Khasiatnya. Jakarta: Penebar Swadaya, 2009.

Aryasatiani. “Menjaga Wanita Takut Menghadapi Persalinan Normal.” Artikel

diaskes pada 2005 dari http://www.dinkes.diy.org

Asmadi. Teknik Prosedural Keperawatan: Konsep dan Aplikasi Kebutuhan Dasar

Klien. Jakarta: Salemba Medika, 2008.

Atsushi Imagawa, et all. “Peppermint Oil Solution is Useful as an Antispasmodic

Drug for Esophagogastroduodenoscopy, Especially for Elderly Patients

Springer Science.” Business Media, 2012.

Badan Pusat Statistik, BKKBN, Kemenkes RI, Measure DHS. Survei Demografi dan

Kesehatan Indonesia. Calverton, Marylan, USA, 2012.

Baladewa, P. “Perbedaan Tingkat Kecemasan Pasien Pre Operasi Hernia setelah

Pemberian Informed Consent pada Tindakan General Anestesi dan Regional

Page 115: PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32405... · 2016. 10. 9. · PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP . TINGKAT KECEMASAN

Anestesi di RSUP dr. Moh. Hoesin Palembang”. Departemen Kesehatan

Republik Indonesia Politeknik Kesehatan Yogyakarta, 2010.

Bobak,I.M., Lowdermik,D.L., & Jensen,M.D. Buku Ajar Keperawatan Maternitas.

Jakarta: EGC, 2005.

Buckle, J. “Literature Review: Should Nursing Take Aromatherapy More Seriously?”

British Journal of Nursing, 2007.

Burns, E., Zobbi, V., Panzeri, D., Oskrochi, R., & Regalia, A. “Aromatherapy in

Childbirth: A Pilot Randomized Controlled Trial.” BJOG An International

Journal of Obstetrics and Gynaecology, 2007.

Burns, Nancy, & Grove K Susan. The Practice Of Nursing Research Conduct,

Critique And Utilization. USA: Elsevier, 2005.

Butje, A.B. & Shattell, M. “Healing Scents: An overview of Clinical Aromatherapy

for Emotional Distress.” Journal of Psychosocial Nursing and Mental Health

Services, 2008

Cahyani Widyastuti, Anggorowati, & Rista Apriana. “Hubungan Pengetahuan Ibu

Tentang Persalinan Kala I dengan Kecemasan Persalinan Kala I pada Ibu

Bersalin Di RSIA Bahagia Semarang.” Perawat RSIA Bahagia Semarang,

Departemen Keperawatan Maternitas dan Anak PS Ilmu Keperawatan FK

UNDIP, Prodi Keperawatan STIKES Widya Husada, 2012.

Chopra, Deepak. Magical Beginnings: Panduang Holistik Kehamilan dan Kelahiran.

Bandung: Kaifa, 2006.

Cunningham, Mc.d. Obstetri William, 21st Ed. Jakarta: EGC, 2005.

Page 116: PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32405... · 2016. 10. 9. · PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP . TINGKAT KECEMASAN

Conrad, P. “Aromatic Childbirth: Developing a Clinical Aromatherapy Maternity

Program.” Beginnings, 2010.

Dahlan, M. Sopiyudin. Besar Sampel Dan Cara Pengambilan Sampel Dalam

Penelitian Kedokteran Dan Kesehatan, Seri Evidence Based Medicine 2, 3rd

Ed. Jakarta: Salemba Medika, 2010.

Dahlan, M. Sopiyudin. Statistik Untuk Kedokteran Dan Kesehatan: Deskriptif

Bivariat Dan Multivariat, Dilengkapi Aplikasi Dengan Menggunakan SPSS.

Seri Evidence Based Medicine 1, 5th

ed. Jakarta: Salemba Medika, 2012.

Dalami, Ermawati. Asuhan Keperawatan Jiwa dengan Msalah Psikososial. Jakarta:

Trans Info Media, 2009.

Damarwati, Tiningsih. “Gambaran Tingkat Kecemasan Orang Tua dari Bayi yang

Dirawat di Ruang NICU RSUP Fatmawati Jakarta.” Fakultas Ilmu

Keperawatan UI, Depok, 2012.

Damayanti, Ika Putri, dkk. Buku Ajar: Asuhan Kebidanan Komprehensif pada Ibu

Bersalin dan Bayi Baru Lahir. 1st Ed. Yogyakarta: Deepublish, 2014.

Danim, Sudarwan. Riset Keperawatan: Sejarah dan Metodologi. Jakarta: EGC, 2003.

Danuatmaja & Meilasari. Persalinan Normal Tanpa Rasa Sakit. Jakarta: Puspa

Swara, 2004.

David A, Tomb et all. Buku Saku Psikiatri. 6th

Ed. Jakarta: EGC, 2003.

Davis. C., Cooke. M., Holzhauser. K., Jones. M, & Finucane. J. “The Effect of

Aromatherapy Massage with Music on The Street and Anxiety Levels of

Emergency Nurses.” Australian Emergency Nursing Journal, 2005.

Page 117: PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32405... · 2016. 10. 9. · PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP . TINGKAT KECEMASAN

Detiana, Prilia. Hamil Aman dan Nyaman di Atas Usia 30 Tahun. Yogyakarta: Media

Pressindo, 2010.

Dhany, A. “Essential Oils and Massage In Intrapartum Care.” The Practising

Midwife, 2008.

Dipta, Thessianne Prahara. “Karakteristik Ibu Bersalin Dengan Partus Tak Maju

Rawat Inap Di RS Santa Elisabeth Medan Tahun 2005-2009.” Universitas

Sumatera Utara, 2010.

Donna Walls. “Herbs and Natural Therapies for Pregnancy, Birth and

Breastfeeding.” International Journal of Childbirth Education, June 2009.

Ernst E & Pittler M. “Efficacy of Ginger For Nausea and Vomiting: A Systematic

Review of Randomized Clinical Trials.” Br J Anaesth, 2000.

Faas, A., Resino, C., & Moya, P. “Neonatal Responsiveness to The Odor of Amniotic

Fluid.” Archives in Argent Pediatrics, 2011.

Hawari, D. Kanker Payudara Dimensi Psikoreligi. Jakarta: FKUI, 2004.

Hawari, D. Psikiatri Manajemen Stres,Cemas & Depresi. Jakarta: FK UI, 2006.

Henderson, et all. Buku Ajar Konsep Kebidanan. Jakarta: EGC, 2005.

Hidayat, A. Aziz Alimul. Riset keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah. Jakarta:

Salemba Medika, 2008.

Hill, Robin. “What sample size is “enough” in internet survey research”. IPTC: An

Electronic Journal For The 21st Century, 1998.

Husny, Muttaqin. ABC Kesehatan Mental. Jakarta: EGC, 2009.

Jaelani. Aromaterapi. Jakarta: Pustaka Populer Obor, 2009.

Page 118: PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32405... · 2016. 10. 9. · PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP . TINGKAT KECEMASAN

Kasdu, Dini. Solusi Problem Persalinan. Jakarta: Puspa Swara, 2005.

Kasjono, Heru Subaris, & Yasril. Teknik Sampling Untuk Penelitian Kesehatan, 1st

Ed. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2009.

Kemkes RI. Profil Kesehatan Indonesia 2012. Jakarta: Kementrian Kesehatan RI,

2013.

Kheirkhah M, et all. “Effect of Aromatherapy with Essential Damask Rose Oil on

Anxiety of The Active Phase of Labor Nulliparous Women.” Journal of

Urmia Nursing & Midwifery Faculty, 2013.

Koensoemardiyah. A-Z Aromaterapi Untuk Kesehatan, Kebugaran, dan Kecantikan.

1st Ed. Yogyakarta: Andi, 2009.

Koensomardiyah. Minyak Atsiri Vol.07. Jakarta: Trubus Info Kit, 2009.

Lily, Y. “Perubahan dan Adaptasi Psikologis Dalam Kehamilan.” Diperoleh tanggal

31 Mei 2009 dan http://ocw.gunadarma.ac.id/course/diploma-three-

program/study-program-ofmidwife-practices-d3/asuhan/perubahandan-

adaptasi-psikologis-dalam-kehamilan, 2007.

Liu YH, Chang MY, & Chen CH. “Effects of Music Therapy On Labour Pain and

Anxiety In Taiwanese First-Time Mothers.” J Clin Nurs. 2010.

Lua PL, & Zakaria NS. “A Brief Review of Current Scientific Evidence Involving

Aromatherapy Use for Nausea and Vomiting.” J Altern Complement Med,

2012.

Maddocks-Jennings, W., & Wilkinson, J. “Aromatherapy Practice In Nursing:

Literature Review.” Journal of Advanced Nursing, 2004.

Page 119: PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32405... · 2016. 10. 9. · PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP . TINGKAT KECEMASAN

Mander. Nyeri Persalinan. Jakarta: EGC, 2003.

Manuaba. Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta: EGC, 2007.

Masahiko Inamori, et all. “Effects Of Peppermint Oil On Gastric Emptying: A

Crossover Study Using A Continuous Real-Time 13C Breath Test (Breathid

System).” J Gastroenterol Early, 2007.

Masoomeh Kheirkhah, Nassimeh Setayesh Vali Pour, Leila Nisani, & Hamid Haghani.

“Comparing the Effects of Aromatherapy With Rose Oils and Warm Foot

Bath on Anxiety in the First Stage of Labor in Nulliparous Women.”

Department of Midwifery, School of Nursing and Midwifery, Iran University

of Medical Sciences, Tehran, IR Iran, August 2014.

Merianti, Ira. “Pengaruh Terapi Bermain dengan Musik terhadap Tingkat Kecemasan

Akibat Hospitalisasi Pada Anak Usia Toddler (1-3 Tahun) Di Ruang Rawat

Inap Anak Lantai 1 RSPAD Gatot Soebroto Jakarta.” UPN Veteran, Jakarta,

2012.

Mukhoirotin. “Pengaruh Pendampingan Suami Terhadap Kecemasan Ibu Pada Proses

Persalinan Kala I (Fase Laten-Fase Aktif)”.Universitas Pesantren Tinggi

Darul „Ulum, 2011.

Musbikin. Persiapan Menghadapai Persalinan. Yogyakarta: Mitra Pustaka, 2007.

Ni Komang, Ratih. “Hubungan Tingkat Kecemasan Terhadap Koping Siswa SMUN

16 Dalam Menghadapi Ujian Nasional.” Skripsi S1 Fakultas Keperawatan,

Universitas Indonesia Depok, 2012.

Nolan, M. Kehamilan & Melahirkan. Jakarta: Arcan, 2003.

Page 120: PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32405... · 2016. 10. 9. · PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP . TINGKAT KECEMASAN

Norman, Matthew. Hamilton Anxiety Rating Scale (HAR-S). Atlanta: Psychiatric

Associates of Atlanta, LLC, 2005.

Notoatmodjo. Ilmu kesehatan Masyarakat. Jakarta: Rineka Cipta, 2003.

Notoatmodjo, Soekidjo. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta,

2012.

Nursalam. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. 2nd

Ed.

Jakarta: Salemba Medika, 2008.

Octhaviany, Riana. “Pengaruh Aromaterapi Terhadap Penurunan Kelelahan Kerja di

Rumah.” Psikologi Universitas Sumatera Utara, 2015.

Poerwadi, Rina. Aromaterapi Sahabat Calon Ibu. Jakarta: Dian Rakyat, 2006.

Prawirohardjo. Ilmu Kandungan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka, 2007.

Price S, Price L. Aromatherapy for Health Professionals. 3rd

Ed. Philadelphia:

Churchill Livingstone: Elsevier, 2007.

Rafika, Renatta. “Perancangan Ulang Kemasan "Viko Aromaterapi.” Desain

Komunikasi Visual BINA NUSANTARA University, 2013.

Reagan S. “Quease Ease Aromatherapy For Treatment Of PONV.” Presentation at

the the American Association of Critical-Care Nurses Conference, Accessed

in 2009 retrieved fromhttp://www.nursinglibrary.org/vhl/handle/10755/15716

2

Rohani. Asuhan Kebidanan Pada Masa Persalinan. Jakarta: Salemba Medika, 2011.

Rohmah, Nikmatur. Pendidikan Prenatal Upaya Promosi Kesehatan Bagi Ibu Hamil.

Jakarta: Gramata, 2010.

Page 121: PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32405... · 2016. 10. 9. · PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP . TINGKAT KECEMASAN

Rubkahwati, et all. Profil Minyak Atsiri Mahkota Bunga Mawar (Rosa Hybrida L.)

Surabaya: Kultivar Lokal, 2013.

Runiari, Nengah. Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Hiperemesis Gravidarum:

Penerapan Konsep dan Teori Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika, 2010.

Said Az-zahroni, Musfir. Konseling Terapi. Jakarta: Gema Insani, 2005.

Saifuddin. Pelayanan Kesehatan Maternal & Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina

Pustaka Sarwono Prawirohardjo, 2006.

Santoso, Singgih. Statistik Parametrik. Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2010.

Sembiring, Rinawati. “Faktor – Faktor Yang Memengaruhi Kecemasan Pada Ibu

Bersalin Primigravida Kala I Di Rumah Sakit Umum dr. Pirngadi Medan

Tahun 2009.” Ilmu Kesehatan Masyarakat, Universitas Sumatera Utara, 2009.

Shah, Y. R., Sen, D. J., Patel, R. N., Patel, J. S., Patel, A. D., & Prajapati, P. M.

“Aromatherapy: The Doctor Of Natural Harmony Of Body & Mind.”

International Journal of Drug Development & Research, 2011.

Shingo Uekia, Kazuteru Niinomia, Yuko Takashima, Ryoko Kimura, Kazuyo

Komaib, Kiyotaka Murakami, Chieko Fujiwara. “Effectiveness Of

Aromatherapy Indecreasing Maternal Anxiety For A Sick Childundergoing

Infusion In A Pediatric Clinic.” Complementary Therapies in Medicine, 30

September 2014.

Schaal, B., Marlier, L., & Soussignan, R. “Human Fetuses Learn Odors From Their

Pregnant Mother‟s Diet.” Chemical Senses, 2000.

Page 122: PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32405... · 2016. 10. 9. · PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP . TINGKAT KECEMASAN

Simanjuntak, Lasma Junanti Evelina Fitriany. “Tingkat Kecemasan dan Koping Ibu

Hamil yang Berlatar belakang Pendidikan Medis dan Non medis dalam

Menghadapi Persalinan di Kota Pematang Siantar.” Skripsi S1 Fakultas

Keperawatan, Universitas Sumatera Utara, 2012.

Simanjuntak, Leli Faucin Maharani. “Efektivitas Aromaterapi Lavender

Menggunakan Tungku Pemanas dalam Menurunkan Intensitas Nyeri Kala I

Persalinan.” Ilmu Keperawatan Universitas Sumatera Utara, 2010.

Simpkin, P. Buku Saku Persalinan. Jakarta: EGC, 2005.

Siti Chalimah, Wagiyo, & Elisa. “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

Kecemasan Ibu dalam Menghadapi Persalinan Kala I di Rumah Bersalin

Mardi Rahayu Semarang.” Ilmu Keperawatan Poltekes Semarang, 2013.

Solomons, S. “Using Aromatherapy Massage to Increase Shared Attention

Behaviours in Children with Autistic Spectrum Disorders and Severe

Learning Difficulties.” British Journal of Special Education, 2005.

Steflitsch W & Steflitsch M. “Clinical Aromatherapy.” J Mens Health, 2008

Stuart. Buku Saku Keperawatan Jiwa, 5th

ed. Jakarta: EGC, 2006.

Subagyo, Pagestu & Djarwanto. Statistika Induktif, 5th

Ed. Yogyakarta: BPFE-

Yogyakarta, 2009

Sulisetyawati, A. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin. Jakarta: Salemba Medika,

2010.

Suliswati, dkk. Konsep Dasar Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta: EGC, 2005.

Page 123: PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32405... · 2016. 10. 9. · PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP . TINGKAT KECEMASAN

Tillett, J., & Ames, D. “The Uses of Aromatherapy In Women‟s Health.” Journal of

Perinatal and Neonatal Nursing, 2010.

Trias Novitasari. “Keefektifan Konseling Kelompok Pra-Persalinan untuk

Mengurangi Tingkat Kecemasan primigravida Menghadapi Persalinan.”

Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang, 2013.

Varney, E., & Buckle, J. “Effect of Inhaled Essential Oils on Mental Exhaustion and

Moderate Burnout: A Small Pilot Study.” Journal of Alternative and

Complementary Medicine, 2013.

Varney, et al. Buku Ajar Asuhan Kebidanan, 4th

ed. Jakarta: EGC, 2007.

Vermetten, E., Schmahl, C., Southwick, S., & Bremner, J. “Positron Tomographic

Emission Study of Olfactory Induced Emotional Recall in Veterans With and

Without Combat-Related Stress Disorder.” Psychopharmacology Bulletin,

2007.

Videbeck, Sheila L. Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta: EGC, 2008.

Wasis. Pedoman Riset Praktis untuk Profesi Perawat. Jakarta: EGC, 2008.

Watt, Gillian and Janca, Aleksandar. “Aromatherapy in Nursing and Mental Health

Care.” Journal of Contemporary Nurse, 2008.

White B. “Ginger: an overview.” Am Fam Physician, 2007.

Wiknjosastro, G. H. Buku Acuan Persalinan Normal. 5th

ed. Jakarta: JNP-KR, 2008.

Yosep, I. Keperawatan Jiwa. Bandung: PT Refika Aditama, 2007.

Page 124: PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32405... · 2016. 10. 9. · PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP . TINGKAT KECEMASAN

Lampiran 1

Page 125: PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32405... · 2016. 10. 9. · PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP . TINGKAT KECEMASAN

Lampiran 2

Page 126: PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32405... · 2016. 10. 9. · PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP . TINGKAT KECEMASAN

Lampiran 3

Page 127: PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32405... · 2016. 10. 9. · PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP . TINGKAT KECEMASAN

Lampiran 4 Waktu dan Kegiatan Penelitian

Kegiatan penelitian

2016

Maret (Minggu ke-) April (Minggu ke-)

1 2 3 4 1 2 3 4

Kontrak

Skrining (pretest)

Intervensi aromaterapi mawar

Pengukuran posttest

Page 128: PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32405... · 2016. 10. 9. · PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP . TINGKAT KECEMASAN

Lampiran 5

INFORMED CONSENT

Kepada Yth. Tangerang, Februari 2016

Calon Responden Penelitian

Di Tempat

Dengan hormat,

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Rahma Dwi Syukrini

NIM : 1112104000019

Alamat : Jl Mirah Raya No 113 Villa Mutiara, Sawah Baru, Ciputat,

Tangerang Selatan

Adalah mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas

Islam Syarif Hidayatullah Jakarta sedang melakukan penelitian dengan judul

penelitian “Pengaruh Aromaterapi Mawar terhadap Tingkat Kecemasan pada Ibu

Persalinan Kala I di Kamar Bersalin RSU Kab. Tangerang.”

Penelitian ini memberikan manfaat langsung kepada responden, yaitu dapat

menurunkan tingkat kecemasan melalui tindakan yang diberikan peneliti. Penelitian

ini tidak akan merugikan responden. Saya selaku peneliti akan merahasiakan identitas

dan jawaban saudara sebagai responden dalam penelitian ini. Bersama surat ini saya

melampirkan lembar persetujuan menjadi responden. Saudara dipersilahkan

menandatangani lembar persetujuan apabila bersedia secara sukarela menjadi

responden penelitian.

Besar harapan saya agar saudara bersedia menjadi responden dalam penelitian

ini. Atas kesediaan dan kerjasamanya, peneliti ucapkan terimakasih.

Hormat saya

Peneliti

Page 129: PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32405... · 2016. 10. 9. · PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP . TINGKAT KECEMASAN

Lanjutan

Saya yang bertanda tangan di bawah ini bersedia menjadi responden

penelitian yang dilakukan oleh:

Nama : Rahma Dwi Syukrini

NIM : 1112104000019

Saya telah mendapat penjelasan dari peneliti tentang tujuan dari penelitian ini.

Saya mengerti bahwa data mengenai penelitian ini akan dirahasiakan. Semua berkas

yang mencantumkan identitas responden hanya digunakan untuk terkait penelitian.

Saya mengerti bahwa tidak ada resiko yang akan terjadi. Apabila ada

pertanyaan dan respon fisiologis dan emosional yang tidak nyaman atau berakibat

negatif pada saya, maka peneliti akan menghentikan pengumpulan data dan peneliti

memberikan hak kepada saya untuk mengundurkan diri dari penelitian ini tanpa

resiko apapun.

Demikian surat pernyataan ini saya tandatangani tanpa suatu paksaan. Saya

bersedia untuk menjadi responden dalam penelitian ini secara sukarela.

Tangerang, Februari 2016

( )

Page 130: PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32405... · 2016. 10. 9. · PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP . TINGKAT KECEMASAN

KUESIONER PENELITIAN

Petunjuk Pengisian Kuesioner

1. Kuesioner ini terdiri dari 2 bagian yaitu:

Bagian A berkaitan dengan data demografi responden yang terdiri dari 6

pernyataan dan bentuk pengisiannya dalam bentuk pilihan dan bentuk isian.

Bagian B yang berkaitan dengan karakteristik tingkat kecemasan yang terdiri

dari 14 pernyataan dalam bentuk pilihan.

2. Seluruh pernyataan harus di isi dan dijawab sesuai dengan keadaan Anda.

3. Bacalah terlebih dahulu setiap petunjuk cara menjawab pernyataan yang ada.

Page 131: PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32405... · 2016. 10. 9. · PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP . TINGKAT KECEMASAN

KUESIONER PENELITIAN

KODE RESPONDEN

(Di isi oleh peneliti)

Identitas Responden

A. Data Demografi

1. Umur : < 20 Tahun 20-35 Tahun > 35 Tahun

2. Pendidikan : SD SMP SMA Perguruan Tinggi

3. Pekerjaan : Peg. Swasta

Pegawai Negeri

Wiraswasta

Ibu Rumah Tangga

Lainnya, sebutkan…………….

4. Riwayat pemeriksaan kehamilan: Ada komplikasi

Tidak ada komplikasi

5. Persalinan ke : 1

> 1

6. Tanggal pengisian : …….......………......

Page 132: PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32405... · 2016. 10. 9. · PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP . TINGKAT KECEMASAN

B. Skala Kecemasan Hamilton (HAM-A)

Petunjuk Pengisian:

Berilah tanda checklist (√) pada setiap kolom jawaban yang tersedia

dibawah ini sesuai dengan gejala-gejala yang anda alami.

Keterangan:

0 : Tidak ada gejala

1 : Ada gejala ringan

2 : Ada gejala sedang

3 : Ada gejala berat

4 : Ada gejala sangat berat

Berikut ini adalah pernyataan-pernyataan tentang tingkat kecemasan

menggunakan Skala Kecemasan Hamilton (HAM-A):

No Gejala Kecemasan

Keterangan

0 1 2 3 4

1. Perasaan cemas

Firasat buruk/Takut akan pikiran sendiri/Mudah

tersinggung

2. Ketegangan

Merasa tegang/Lesu/Tidak bisa istirahat

nyenyak/Mudah terkejut/Mudah

menangis/Gemetar/Gelisah

3. Ketakutan

Takut pada Gelap/Pada orang asing/Ditinggal

sendiri/Pada kerumunan banyak orang

4. Gangguan tidur

Sukar memulai tidur/Terbangun malam

hari/Tidak tidur nyenyak/Mimpi buruk/Mimpi

menakutkan

5. Gangguan kecerdasan

Susah untuk konsentrasi/Sering bingung/Daya

ingat buruk

6. Perasaan depresi

Hilangnya minat/Berkurangnya kesukaan pada

hobi/Merasa sedih/Bangun dini hari/Perasaan

berubah-ubah sepanjang hari

7. Gejala somatik/fisik (otot)

Sakit dan nyeri otot/Kaku/Kedutan otot/Gigi

Page 133: PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32405... · 2016. 10. 9. · PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP . TINGKAT KECEMASAN

menggerutuk/Suara tidak stabil

8. Gejala somatik/fisik (sensorik)

Tinitus (telinga berdengung)/Muka merah atau

pucat/Merasa lemas/Penglihatan kabur/Perasaan

ditusuk-tusuk

9. Gejala kardiovaskuler (jantung dan

pembuluh darah)

Takikardi (denyut jantung cepat)/Berdebar-

debar/Nyeri dada/Denyut nadi mengeras/Rasa

lemah seperti mau pingsan/Detak jantung hilang

sekejap

10. Gejala respiratori (pernafasan)

Rasa tertekan di dada/Perasaan tercekik/Sering

menarik nafas/Nafas pendek/sesak

11. Gejala gastrointestinal (pencernaan)

Sulit menelan/Perut melilit/Berat badan

menurun/Nyeri lambung sebelum dan sesudah

makan/Perasaan terbakar di perut/Rasa penuh

atau kembung/Mual/Muntah/Susah BAB

(konstipasi)

12. Gejala urogenital (perkemihan dan kelamin)

Sering BAK, tidak dapat menahan BAK/Menjadi

dingin (frigid)

13. Gejala autonom

Mulut kering/Muka merah/Mudah

berkeringat/Kepala pusing/Kepala terasa

berat/Kepala terasa sakit/Bulu-bulu berdiri

sendiri

14. Tingkah laku (Sikap)

Gelisah/Tidak tenang/Gemetar/Kening

mengkerut/Muka tegang/Otot

tegang/mengeras/Nafas pendek dan cepat/Muka

merah

Total skor

Page 134: PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32405... · 2016. 10. 9. · PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP . TINGKAT KECEMASAN

Lampiran 6

Usia

umur

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid <20 TAHUN 1 3.3 3.3 3.3

20-35 TAHUN 25 83.3 83.3 86.7

>35 TAHUN 4 13.3 13.3 100.0

Total 30 100.0 100.0

Pendidikan

pendidikan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid SD 12 40.0 40.0 40.0

SMP 5 16.7 16.7 56.7

SMA 11 36.7 36.7 93.3

PT 2 6.7 6.7 100.0

Total 30 100.0 100.0

Pekerjaan

pekerjaan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid PEGAWAI SWASTA 6 20.0 20.0 20.0

IRT 24 80.0 80.0 100.0

Total 30 100.0 100.0

Page 135: PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32405... · 2016. 10. 9. · PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP . TINGKAT KECEMASAN

Riwayat Pemeriksaan Kehamilan

riw_pem_keh

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid ADA KOMPLIKASI 1 3.3 3.3 3.3

TIDAK ADA KOMPLIKASI 29 96.7 96.7 100.0

Total 30 100.0 100.0

Riwayat Persalinan

persalinan_ke

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 1 14 46.7 46.7 46.7

>1 16 53.3 53.3 100.0

Total 30 100.0 100.0

Tingkat Kecemasan Responden

Kelompok Intervensi

Statistics

kategori pretest

N Valid 15

Missing 0

Mean 3.00

Median 3.00

Mode 3

Std. Deviation .756

Minimum 2

Maximum 4

Page 136: PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32405... · 2016. 10. 9. · PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP . TINGKAT KECEMASAN

kategori pretest

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Ringan 4 26.7 26.7 26.7

Sedang 7 46.7 46.7 73.3

Berat 4 26.7 26.7 100.0

Total 15 100.0 100.0

Kelompok kontrol

Statistics

kategori pretest

N Valid 15

Missing 0

Mean 2.80

Median 3.00

Mode 2

Std. Deviation .862

Minimum 2

Maximum 4

kategori pretest

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Ringan 7 46.7 46.7 46.7

Sedang 4 26.7 26.7 73.3

Berat 4 26.7 26.7 100.0

Total 15 100.0 100.0

Page 137: PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32405... · 2016. 10. 9. · PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP . TINGKAT KECEMASAN

Uji Normalitas

Uji Normalitas Kelompok Kontrol

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

skorpre 15 100.0% 0 0.0% 15 100.0%

Descriptives

Statistic Std. Error

skorpre Mean 21.87 1.630

95% Confidence Interval for

Mean

Lower Bound 18.37

Upper Bound 25.36

5% Trimmed Mean 21.85

Median 25.00

Variance 39.838

Std. Deviation 6.312

Minimum 14

Maximum 30

Range 16

Interquartile Range 13

Skewness -.124 .580

Kurtosis -1.989 1.121

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

skorpre .224 15 .042 .833 15 .010

a. Lilliefors Significance Correction

Page 138: PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32405... · 2016. 10. 9. · PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP . TINGKAT KECEMASAN

Transformasi Data Kelompok Kontrol

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Tran_skorpre 15 100.0% 0 0.0% 15 100.0%

Descriptives

Statistic Std. Error

Tran_skorpre Mean 1.32 .034

95% Confidence Interval for

Mean

Lower Bound 1.25

Upper Bound 1.39

5% Trimmed Mean 1.32

Median 1.40

Variance .017

Std. Deviation .132

Minimum 1

Maximum 1

Range 0

Interquartile Range 0

Skewness -.229 .580

Kurtosis -1.969 1.121

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Tran_skorpre .252 15 .011 .825 15 .008

a. Lilliefors Significance Correction

Page 139: PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32405... · 2016. 10. 9. · PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP . TINGKAT KECEMASAN

Uji Normalitas Kelompok Intervensi

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

skorpre 15 100.0% 0 0.0% 15 100.0%

Descriptives

Statistic Std. Error

skorpre Mean 23.27 1.270

95% Confidence Interval for

Mean

Lower Bound 20.54

Upper Bound 25.99

5% Trimmed Mean 23.35

Median 23.00

Variance 24.210

Std. Deviation 4.920

Minimum 16

Maximum 29

Range 13

Interquartile Range 10

Skewness -.193 .580

Kurtosis -1.490 1.121

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

skorpre .177 15 .200* .886 15 .059

*. This is a lower bound of the true significance.

a. Lilliefors Significance Correction

Page 140: PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32405... · 2016. 10. 9. · PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP . TINGKAT KECEMASAN

Uji Wilcoxon Kelompok Kontrol

Ranks

N Mean Rank Sum of Ranks

skorpost - skorpre Negative Ranks 11a 7.73 85.00

Positive Ranks 2b 3.00 6.00

Ties 2c

Total 15

a. skorpost < skorpre

b. skorpost > skorpre

c. skorpost = skorpre

Test Statisticsa

skorpost -

skorpre

Z -2.782b

Asymp. Sig. (2-tailed) .005

a. Wilcoxon Signed Ranks Test

b. Based on positive ranks.

Uji t berpasangan kelompok intervensi

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 skorpre 23.27 15 4.920 1.270

skorpost 13.07 15 3.900 1.007

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.

Pair 1 skorpre & skorpost 15 .557 .031

Page 141: PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32405... · 2016. 10. 9. · PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP . TINGKAT KECEMASAN

Paired Samples Test

Paired Differences

t df Sig. (2-tailed) Mean Std. Deviation Std. Error Mean

95% Confidence Interval of the

Difference

Lower Upper

Pair 1 skorpre -

skorpost 10.200 4.246 1.096 7.849 12.551 9.304 14 .000

Page 142: PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32405... · 2016. 10. 9. · PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP . TINGKAT KECEMASAN

Uji Mann-Whitney kelompok intervensi dan kelompok kontrol

Ranks

Intervensi N Mean Rank Sum of Ranks

selisih_intervensi_kont Intervensi 15 9.00 135.00

Kontrol 15 22.00 330.00

Total 30

Test Statisticsa

selisih_interven

si_kont

Mann-Whitney U 15.000

Wilcoxon W 135.000

Z -4.057

Asymp. Sig. (2-tailed) .000

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .000b

a. Grouping Variable: Intervensi

b. Not corrected for ties.

Page 143: PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32405... · 2016. 10. 9. · PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP . TINGKAT KECEMASAN

Lampiran 7