61
PENGARUH BIMBINGAN AKHLAK TERHADAP AKHLAK SANTRI DI MADRASAH DINIYAH AWWALIYAH BAITUSSALAM YAYASAN BAITUSSALAM KRAMAT JATI JAKARTA TIMUR Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S.Sos.I) Oleh Maulana Irmawan Nim. 103052028667 JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1428 H/2007 M

PENGARUH BIMBINGAN AKHLAK TERHADAP AKHLAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8173/1/MAULANA... · oleh perbuatan mereka sendiri. Hal tersebut dinyatakan dalam Al-Qur’an

  • Upload
    haphuc

  • View
    214

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENGARUH BIMBINGAN AKHLAK TERHADAP AKHLAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8173/1/MAULANA... · oleh perbuatan mereka sendiri. Hal tersebut dinyatakan dalam Al-Qur’an

PENGARUH BIMBINGAN AKHLAK TERHADAP AKHLAK SANTRI DI

MADRASAH DINIYAH AWWALIYAH BAITUSSALAM YAYASAN

BAITUSSALAM KRAMAT JATI JAKARTA TIMUR

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S.Sos.I)

Oleh

Maulana Irmawan Nim. 103052028667

JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1428 H/2007 M

Page 2: PENGARUH BIMBINGAN AKHLAK TERHADAP AKHLAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8173/1/MAULANA... · oleh perbuatan mereka sendiri. Hal tersebut dinyatakan dalam Al-Qur’an

PENGARUH BIMBINGAN AKHLAK TERHADAP AKHLAK SANTRI

DI MADRASAH DINIYAH AWWALIYAH (MDA) BAITUSSALAM

YAYASAN BAITUSSALAM KRAMAT JATI JAKARTA TIMUR

Skripsi ini diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Sosial Islam (S. Sos. I.)

Oleh

MAULANA IRMAWAN NIM. 103052028667

Dengan Dosen Pembimbing

NURUL HIDAYATI S. Ag. S. Pd. NIP. 150 277 649

JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1428 H./2007 M.

Page 3: PENGARUH BIMBINGAN AKHLAK TERHADAP AKHLAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8173/1/MAULANA... · oleh perbuatan mereka sendiri. Hal tersebut dinyatakan dalam Al-Qur’an

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi

salah satu persyaratan memperoleh gelar strata satu di UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan

sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau

merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima

sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Ciputat, 22 Desember 2007

Maulana Irmawan Nim. 103052028667

Page 4: PENGARUH BIMBINGAN AKHLAK TERHADAP AKHLAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8173/1/MAULANA... · oleh perbuatan mereka sendiri. Hal tersebut dinyatakan dalam Al-Qur’an

PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi berjudul PENGARUH BIMBINGAN AKHLAK TERHADAP

AKHLAK SANTRI DI MADRASAH DINIYAH AWWALIYAH

BAITUSSALAM YAYASAN BAITUSSALAM KRAMAT JATI JAKARTA

TIMUR telah diujikan dalam sidang munaqasah Fakultas Dakwah dan

Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada Januari 2008. Skripsi ini telah

diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Sosial Islam

(S.Sos.I.) pada Program Studi Bimbingan dan Penyuluhan Islam.

Jakarta, 2 Januari 2008

Sidang Munaqasyah

Ketua Merangkap Anggota, Sekretaris Merangkap Anggota,

Dr. Murodi, M.A. Nasichah, M.A. NIP. 150 254 102 NIP. 150 276 298

Penguji I, Penguji II,

Dra. Hj. Elidar Husein, M.A. Drs. M. Luthfi Jamal, M.Ag. NIP. 150 102 402 NIP. 150 268 782

Pembimbing,

Nurul Hidayati, M.Pd. NIP. 150 277 649

Page 5: PENGARUH BIMBINGAN AKHLAK TERHADAP AKHLAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8173/1/MAULANA... · oleh perbuatan mereka sendiri. Hal tersebut dinyatakan dalam Al-Qur’an

ABSTRAK

Maulana Irmawan Pengaruh Bimbingan Akhlak Terhadap Akhlak Santri Di Madrasah Diniyah Awwaliyah Baitussalam Yayasan Baitussalam Kramat Jati Jakarta Timur.

akhlak adalah kelakuan yang timbul dari hasil perpaduan antara hati nurani, pikiran, perasaan, bawaan, dan kebiasaan yang menyatu yang mendorong (mengajak) untuk melakukan perbuatan-perbuatan baik maupun buruk tanpa berpikir dan dipertimbangkan terlebih dahulu.

Bimbingan akhlak diperlukan untuk membentuk dan membina akhlak seseorang agar menjadi baik. Akhlak merupakan salah satu aspek yang sangat fundamental dalam kehidupan, baik dalam kehidupan pribadi maupun kehidupan bermasyarakat. Karena bagaimanapun pandainya seorang anak dan tingginya tingkat intelegensi anak tanpa dilandasi dengan akhlak yang baik atau budi pekerti yang luhur maka kelak tidak akan mencerminkan kepribadian yang baik.

Keutamaan-keutamaan mengenai akhlak pada garis besarnya dan secara terperinci merupakan jalan bagi fitrah manusia yang akan ditempuhnya dalam perjalanan hidupnya dan yang akan menjamin kemajuan manusia secara sempurna generasi demi generasi, terutama kehidupan yang tenteram dan aman.

Akhlak sangat perlu dibina agar membawa hasil berupa terbentuknya pribadi-pribadi muslim yang berakhlak mulia, taat terhadap Allah swt dan Rasulnya, berbakti terhadap orang tua dan sebagainya. Karena jika akhlak tidak pernah dibina dalam diri anak atau dibiarkan tanpa adanya suatu bimbingan mengenai akhlak, maka tidak menutup kemungkinan mereka akan menjadi anak yang nakal bahkan dapat melakukan tindakan kriminal sehingga mengganggu masyarakat. Hal ini menunjukkan bahwa akhlak memang sangat perlu dibentuk dan dibina dalam diri anak agar terhindar dari semua perbuatan yang dilarang maupun dibenci oleh Allah swt dan Rasulnya.

Page 6: PENGARUH BIMBINGAN AKHLAK TERHADAP AKHLAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8173/1/MAULANA... · oleh perbuatan mereka sendiri. Hal tersebut dinyatakan dalam Al-Qur’an

KATA PENGANTAR

Dengan nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Shalawat

dan salam semoga tercurah atas ke-Haribaan Nabi Besar Muhammad SAW,

beserta sekalian keluarga, sahabat dan pengikutnya yang senantiasa akan

mendapatkan syafa’atul udzma pada hari kemudian.

Al hamdulillah puji syukur ke-hadirat Ilaahi Robbi. Karena atas segala

limpahan rahmat dan nikmat-Nya serta bimbingan-Nya, sehingga saya dapat

menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan judul “Pengaruh Bimbingan Akhlak

Terhadap Akhlak Santri Di Madrasah Diniyah Awwaliyah Baitussalam

Yayasan Baitussalam Kramat Jati Jakarta Timur”.

Saya ucapkan banyak terima kasih kepada seluruh pihak yang telah

membantu dalam menyelesaikan penyusunan skripsi ini, baik moril maupun

materil, khususnya kepada:

1. Bapak DR. Murodi, M.A., selaku Dekan Fakultas Dakwah dan

Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Bapak Drs. M. Luthfi, M.A., dan ibu Dra. Nasichah, M.A., selaku ketua

dan sekretais Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam, yang telah

memberikan perhatiannya demi peningkatan kualitas penulis sebagai

mahasiswa BPI.

3. Ibu Nurul Hidayati, S.Ag. M.Pd., Selaku pembimbing yang telah

membimbing, mengarahkan dan membantu saya dalam penyusunan skripsi

ini.

Page 7: PENGARUH BIMBINGAN AKHLAK TERHADAP AKHLAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8173/1/MAULANA... · oleh perbuatan mereka sendiri. Hal tersebut dinyatakan dalam Al-Qur’an

4. Seluruh dosen fakultas dakwah dan komunikasi yang telah mentransfer

segala pengalaman keilmuannya kepada penulis.

5. Pimpinan dan karyawan perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

dan Fakultas Dakwah dan Komunikasi yang telah memberikan fasilitas

untuk mendapatkan referensi dalam penulisan skripsi ini.

6. Ayah dan bunda tercinta yang telah melahirkan, merawat, membesarkan,

membiayai dan mendidik serta memenuhi kebutuhan saya sejak kecil

sampai saat ini.

7. Bapak Ust. Saifullah, S.Ag., selaku pimpinan Kepala Madrasah Diiyah

Awwaliyah Baitussalam Yayasan Baitussalam Jakarta Timur beserta

seluruh pihak yayasan yang telah membantu dan memberikan izin kepada

saya untuk mendapatkan data yang konkrit dan aktual sehingga penelitian

ini dapat berjalan dengan baik dan lancar.

8. Rekan-rekan jurusan BPI seperjuangan yang telah membantu dalam

penyusunan skripsi ini, baik tenaga, pikiran maupun waktunya. Sehingga

penyusunan skripsi ini dapat terselesaikan.

Akhirnya, kepada-Nya lah saya serahkan segala urusan ini. Penulis

berharap agar skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan menambah

khazanah pengetahuan walaupun belum optimal.

Ciputat, 22 Desember 2007

Penulis,

Maulana Irmawan Nim: 103052028667

Page 8: PENGARUH BIMBINGAN AKHLAK TERHADAP AKHLAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8173/1/MAULANA... · oleh perbuatan mereka sendiri. Hal tersebut dinyatakan dalam Al-Qur’an

DAFTAR ISI

HALAMAN

ABSTRAK …………………………………………….. i

KATA PENGANTAR …………………………………………….. ii

DAFTAR ISI …………………………………………….. iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ………………………………… 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah …………………… 5

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ………………………….. 6

D. Metode Penelitian ……………………………………….. 7

E. Sistematika penulisan ……………………………………. 12

BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA PIKIR DAN PENGAJUAN

HIPOTESIS

A. Akhlak …………………………………………………… 14

B. Bimbingan Akhlak ……………………………………… 27

C. Kerangka Pikir ………………………………………….. 33

D. Pengajuan Hipotesis …………………………………….. 34

BAB III GAMBARAN UMUM MADRASAH DINIYAH AWWALIYAH

BAITUSSALAM YAYASAN BAITUSSALAM JAKARTA TIMUR

A. Sejarah Berdirinya MDA Baitussalam …………………… 36

B. Tujuan dan Fungsi ………………………………………. 37

Page 9: PENGARUH BIMBINGAN AKHLAK TERHADAP AKHLAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8173/1/MAULANA... · oleh perbuatan mereka sendiri. Hal tersebut dinyatakan dalam Al-Qur’an

C. Visi dan Misi …………………………………………….. 38

D. Letak Geografis, Sarana, dan Struktur Kepengurusan …... 38

E. Santri MDA Baitussalam ………………………………… 40

BAB IV HASIL ANALISA

A. Uji Validitas dan Reliabilitas ……………………………. 41

B. Kondisi Akhlak Santri di MDA Baitussalam ……………. 43

C. Analisis dan Interpretasi Data …………………………… 44

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ………………………………………………. 47

B. Saran ……………………………………………………... 48

DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………… 50

Page 10: PENGARUH BIMBINGAN AKHLAK TERHADAP AKHLAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8173/1/MAULANA... · oleh perbuatan mereka sendiri. Hal tersebut dinyatakan dalam Al-Qur’an

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kedudukan akhlak dalam kehidupan manusia merupakan suatu hal

yang penting, baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat.

Sebab jatuh bangunnya, jaya hancurnya, sejahtera rusaknya suatu bangsa,

tergantung bagaimana akhlaknya. Artinya, jika suatu masyarakat berakhlak

baik, maka mereka akan saling menghormati dan menghargai satu sama lain.

Tetapi sebaliknya, jika suatu masyarakat berakhlak buruk, maka yang terjadi

mereka satu sama lain akan saling bermusuhan.

Seseorang yang berakhlak baik, selalu melaksanakan kewajiban-

kewajibannya, memberikan hak yang harus diberikan kepada yang berhak. Dia

melakukan kewajibannya terhadap dirinya sendiri yang menjadi hak dirinya,

terhadap Tuhannya yang menjadi hak Tuhannya, terhadap makhluk yang lain,

terhadap sesama manusia yang menjadi hak manusia lainnya, terhadap alam

dan lingkungannya dan terhadap segala yang ada secara harmonis. Dia akan

menempati martabat yang mulia dalam pandangan umum. Dia mengisi dirinya

dengan sifat-sifat terpuji dan menjauhkan dirinya dari sifat-sifat yang tercela.

Dia menempati kedudukan yang mulia secara objektif walaupun secara materil

keadaannya sangat sederhana.

Kejayaan dan kemuliaan manusia di muka bumi ini adalah karena

akhlak mereka dan kerusakan yang timbul di muka bumi ini adalah disebabkan

Page 11: PENGARUH BIMBINGAN AKHLAK TERHADAP AKHLAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8173/1/MAULANA... · oleh perbuatan mereka sendiri. Hal tersebut dinyatakan dalam Al-Qur’an

oleh perbuatan mereka sendiri. Hal tersebut dinyatakan dalam Al-Qur’an surat

Ar-Rum ayat 41 sebagai berikut:

⌧ ☺

“Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)”.

Keberadaan manusia dengan predikat paling indah dan derajat paling

tinggi itu tidak selamanya membawa manusia menjalani kehidupannya dengan

kesenangan dan kebahagiaan. Malapetaka dan kesengsaraan membuntuti

perjalanan hidup manusia dan boleh jadi tidak terelakkan apabila manusia itu

tidak awas dan waspada mengelola perjalanan hidupnya. Karena manusia

sudah dikaruniai kemampuan dengan derajat yang paling tinggi itu, maka

kesenangan dan malapetaka berada di tangan manusia itu sendiri.1

Akhlak merupakan salah satu aspek yang sangat fundamental dalam

kehidupan, baik dalam kehidupan pribadi maupun kehidupan bermasyarakat.

Karena bagaimanapun pandainya seorang anak dan tingginya tingkat

intelegensi anak tanpa dilandasi dengan akhlak yang baik atau budi pekerti

yang luhur maka kelak tidak akan mencerminkan kepribadian yang baik.

Akhlak buruk menjadi musuh Islam yang utama karena misi Islam

pertama-tama untuk membimbing manusia berakhlak mulia, untuk itu Islam

sangat memerangi akhlak yang buruk terutama terhadap orang tuanya sendiri.

1 Prayitno dan Erman Amti, Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling, (Jakarta: Rineka Cipta, 2004), cet. ke-2, h. 12.

Page 12: PENGARUH BIMBINGAN AKHLAK TERHADAP AKHLAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8173/1/MAULANA... · oleh perbuatan mereka sendiri. Hal tersebut dinyatakan dalam Al-Qur’an

Hal ini sesuai dengan sabda Nabi saw di mana beliau diutus menjadi rasul

adalah untuk menyempurnakan dan memperbaiki akhlak manusia:

انما بعثت : عن ابى هريرة رضي اهللا عنه ان النبي صلى اهللا عليه و سلم قال

)رواه البخارى(ألتمم مكارم األخالق

“Dari Abu Hurairah RA, sesungguhnya Nabi SAW. berkata: Sesungguhnya aku diutus (Allah SWT) untuk menyempurnakan keluhuran budi pekerti”. (HR. Al-Bukhari).

Hadits Nabi tersebut menggambarkan tentang pentingnya posisi akhlak

dalam agama Islam. Sehingga tidak aneh jika Fazlur Rahman, cendikiawan

muslim Pakistan mengatakan bahwa : “Islam pada dasarnya adalah agama

akhlak (moral) sebelum kemudian menjadi agama fiqih (hukum) dan agama

lainnya”.2

Keutamaan-keutamaan mengenai akhlak pada garis besarnya dan

secara terperinci merupakan jalan bagi fitrah manusia yang akan ditempuhnya

dalam perjalanan hidupnya dan yang akan menjamin kemajuan manusia secara

sempurna generasi demi generasi, terutama kehidupan yang tenteram dan

aman.3

Untuk memperbaiki masalah akhlak buruk yang selalu berkembang di

masyarakat, terlebih terhadap anak-anak, maka dirasa perlu adanya sebuah

bimbingan akhlak. Bimbingan akhlak akan mengembangkan seluruh potensi

yang dimiliki anak secara optimal dengan berbagai macam media dan teknik

2 Ahmad Mahmud Subhi, Filsafat Etika: Tanggapan Kaum Rasionalis dan Intuisionalis

Islam, (Jakarta: Serambi, 2001), h. 30. 3 Anshori Umar Sitanggal, Islam Membina Masyarakat Adil Makmur, (Jakarta: Pustaka

Dian dan Antar Kota, 1987), cet. ke-1, h. 243.

Page 13: PENGARUH BIMBINGAN AKHLAK TERHADAP AKHLAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8173/1/MAULANA... · oleh perbuatan mereka sendiri. Hal tersebut dinyatakan dalam Al-Qur’an

bimbingan dalam suasana asuhan yang normatif agar tercapai kemandirian

yang dapat bermanfaat, baik bagi dirinya, orang lain, maupun bagi lingkungan

sekitarnya.

Akhlak sangat perlu dibina agar membawa hasil berupa terbentuknya

pribadi-pribadi muslim yang berakhlak mulia, taat terhadap Allah swt dan

Rasulnya, berbakti terhadap orang tua dan sebagainya. Karena jika akhlak tidak

pernah dibina dalam diri anak atau dibiarkan tanpa adanya suatu bimbingan

mengenai akhlak, maka tidak menutup kemungkinan mereka akan menjadi

anak yang nakal bahkan dapat melakukan tindakan kriminal sehingga

mengganggu masyarakat. Hal ini menunjukkan bahwa akhlak yang baik

memang sangat perlu dibentuk dan dibina dalam diri anak agar terhindar dari

semua perbuatan yang dilarang maupun dibenci oleh Allah swt dan Rasulnya.

Madrasah Diniyah Awwaliyah (MDA) Baitussalam Kramat Jati

Jakarta Timur merupakan salah satu instansi pendidikan Islam yang

mengadakan program bimbingan akhlak untuk para santrinya. Bimbingan

akhlak berarti mengadakan pembentukan dan pembinaan akhlak, hal itu dirasa

perlu diberikan sejak dini karena pada usia dini anak akan lebih dapat diberi

pengertian tentang mana yang baik dan mana yang buruk daripada jika ia telah

dewasa.

Akhlak yang baik dibentuk dan dibina melalui suatu bimbingan. Tetapi

apakah hanya faktor bimbingan akhlak yang dapat berpengaruh terhadap

pembentukan dan pembinaan akhlak yang baik, ataukah ada faktor lain selain

bimbingan akhlak. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk meneliti

Page 14: PENGARUH BIMBINGAN AKHLAK TERHADAP AKHLAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8173/1/MAULANA... · oleh perbuatan mereka sendiri. Hal tersebut dinyatakan dalam Al-Qur’an

permasalahan dengan judul “Pengaruh Bimbingan Akhlak Terhadap

Akhlak Santri Di Madrasah Diniyah Awwaliyah Baitussalam Yayasan

Baitussalam Kramat Jati Jakarta Timur” dalam bentuk sebuah skripsi.

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Untuk memudahkan penulis dalam melakukan penelitian ini,

sehingga penelitian dapat sampai pada tujuannya, maka penulis membatasi

penelitian ini pada pengaruh pelaksanaan bimbingan akhlak terhadap

akhlak santri di Madarasah Diniyah Awwaliyah Baitussalam Yayasan

Baitussalam Kramat Jati Jakarta Timur.

Adapun yang dimaksud dengan santri dalam penelitian ini adalah

anak-anak yang yang mengikuti pendidikan dan pengajaran di Madrasah

Diniyah Awwaliyah Baitussalam Yayasan Baitussalam Kramat Jati Jakarta

Timur.

2. Perumusan Masalah

Adapun rumusan masalah mengenai pengaruh bimbingan akhlak

terhadap akhlak santri di Madrasah Diniyah Awwaliyah Baitussalam

Yayasan Baitussalam Kramat Jati Jakarta Timur adalah sebagai berikut:

a. Bagaimana kondisi akhlak santri di MDA Baitussalam Yayasan

Baitussalam Kramat Jati Jakarta Timur?

b. Apakah terdapat pengaruh bimbingan akhlak terhadap akhlak santri di

MDA Baitussalam Yayasan Baitussalam Kramat Jati Jakarta Timur?

Page 15: PENGARUH BIMBINGAN AKHLAK TERHADAP AKHLAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8173/1/MAULANA... · oleh perbuatan mereka sendiri. Hal tersebut dinyatakan dalam Al-Qur’an

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

a. Untuk memperoleh gambaran mengenai akhlak santri di Madrasah

Diniyah Awwaliyah Yayasan Baitussalam Kramat Jati Jakarta Timur.

b. Untuk mengetahui ada atau tidak ada pengaruh bimbingan akhlak

terhadap akhlak santri di Madrasah Diniyah Awwaliyah Yayasan

Baitussalam Kramat Jati Jakarta Timur.

2. Manfaat Penelitian

a. Manfaat teoritis, yaitu pengembangan ilmu pengetahuan dan menambah

wawasan mengenai pengaruh bimbingan akhlak terhadap akhlak

seseorang.

b. Manfaat Praktis, yaitu diharapkan hasil penulisan skripsi ini dapat

bermanfaat bagi peningkatan akhlak anak, sehingga persoalan kenakalan

anak dapat diatasi.

D. Metodologi Penelitian

1. Metode Penelitian

Penggunaan metode penelitian ini dimaksudkan untuk menemukan

data yang valid, akurat dan signifikan dengan permasalahan sehingga dapat

digunakan untuk mengungkapkan masalah yang diteliti.

Untuk dapat mengetahui seberapa besar bimbingan akhlak

berpengaruh terhadap akhlak santri, maka peneliti menggunakan pendekatan

kuantitatif dengan metode deskripsi korelasi. Korelasi merupakan suatu

Page 16: PENGARUH BIMBINGAN AKHLAK TERHADAP AKHLAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8173/1/MAULANA... · oleh perbuatan mereka sendiri. Hal tersebut dinyatakan dalam Al-Qur’an

hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya. Hubungan antara

variabel tersebut bisa secara korelasional dan bisa juga secara kausal. Jika

hubungan tersebut tidak menunjukkan sifat sebab akibat, maka korelasi

tersebutdikatakan korelasional, artinya sifat hubungan variabel satu dengan

variabel lainnya tidak jelas mana variabel sebab dan mana variabel akibat.

Sebaliknya, jika hubungan tersebut menunjukkan sifat sebab akibat, maka

korelasinya dikatakan kausal, artinya jika variabel yang satu merupakan

sebab, maka variabel lainnya merupakan akibat.4

2. Tempat dan Waktu Penelitian

Adapun tempat yang dijadikan objek penelitian adalah Madrasah

Diniyah Awwaliyah Baitussalam Yayasan Baitussalam Kramat Jati Jakarta

Timur. Sedangkan waktu pelaksanaan penelitian mulai tanggal 16 April

2007 sampai dengan 16 Mei 2007.

3. Populasi dan Sampel

Yang dimaksud “populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang

terdiri dari manusia, benda, tumbuh-tumbuhan dan peristiwa sebagai sumber

data yang memiliki karakteristik tertentu dalam seluruh penelitian”.5 Sesuai

dengan judul penelitian di atas, maka yang menjadi populasi adalah seluruh

santri di Madrasah Diniyah Awwaliyah Baitussalam Kramat Jati Jakarta

Timur dengan populasi sebanyak 80 anak.

4 Agus Irianto, Statistik Konsep Dasar dan Aplikasinya, (Jakarta, Kencana, 2004), cet. ke-1, h. 133.

5 Sutisno Hadi, Metodologi Research, (Yogyakarta: Andi Offset, 1990), cet. ke-22, jilid I, h. 3.

Page 17: PENGARUH BIMBINGAN AKHLAK TERHADAP AKHLAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8173/1/MAULANA... · oleh perbuatan mereka sendiri. Hal tersebut dinyatakan dalam Al-Qur’an

Adapun “sampel adalah sebagian dari seluruh individu yang menjadi

objek penelitian”.6 Pada penelitian korelasi, sampel yang diambil adalah

sampel secara acak (random sampling).

Dari berbagai rumus yang ada, terdapat sebuah rumus yang bisa

digunakan untuk menentukan besaran sampel, yaitu rumus slovin:7

N 1 + Ne 2

Keterangan: n = Besaran Sampel

N = Besaran Populasi

e = Nilai Kritis (Batas Penelitian) yang diinginkan

(persen kelonggaran ketidaktelitian karena

kesalahan penarikan sampel).

Jika jumlah populasi di atas dihitung berdasarkan rumus tersebut,

maka jumlah sampel yang akan diteliti sebanyak 45 anak.

4. Variabel Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti mencari pengaruh bimbingan akhlak

terhadap akhlak santri di MDA Baitussalam Yayasan Baitussalam Kramat

Jati Jakarta Timur dengan variabel sebagai berikut:

1. Variabel Bebas (independent variabel) adalah bimbingan akhlak di

MDA Baitussalam Yayasan Baitussalam Kramat Jati Jakarta Timur.

6 Mardalis, Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal, (Jakarta: Bumi Aksara, 2003),

cet. ke-6, h. 55. 7 Bambang Prasetyo dan Lina Miftahul Jannah, Metode Penelitian Kuantitatif: Teori dan

Aplikasinya, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2006), h. 137.

n =

Page 18: PENGARUH BIMBINGAN AKHLAK TERHADAP AKHLAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8173/1/MAULANA... · oleh perbuatan mereka sendiri. Hal tersebut dinyatakan dalam Al-Qur’an

2. Variabel Terikat (dependent variabel) adalah akhlak santri di MDA

Baitussalam Yayasan Baitussalam Kramat Jati Jakarta Timur.

5. Teknik Pengumpulan Data

Mengenai teknik pengumpulan data, penulis menggunakan angket.

Angket yang digunakan adalah angket tertutup, yaitu jawaban yang telah

disediakan dan responden hanya boleh memilih dari jawaban yang tersedia

dengan skala likert.

Angket ini diajukan dengan tiga puluh pernyataan mengenai

pengaruh bimbingan akhlak dan akhlak santri di Madrasah Diniyah

Awwaliyah (MDA) Baitussalam.

6. Teknik Pengolahan Data

Setelah data selesai dikumpulkan dengan lengkap, tahap berikutnya

adalah pengolahan data secara kuantitatif yaitu dengan perhitungan statistik.

Berikut pelaksanaan pada tahap analisa:

a. Editing; hal tersebut dilakukan untuk meneliti kembali catatan terhadap

kuesioner yang disusun secara berstruktur sebelum diajukan ke

responden.

b. Coding dan Scoring; yaitu mengolah data dengan memindahkan

jawaban-jawaban yang terdapat dalam angket dan telah dikelompokkan

ke dalam tabel scoring. Tujuannya agar mudah dibaca dan maknanya

agar mudah dipahami.

Page 19: PENGARUH BIMBINGAN AKHLAK TERHADAP AKHLAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8173/1/MAULANA... · oleh perbuatan mereka sendiri. Hal tersebut dinyatakan dalam Al-Qur’an

7. Teknik Analisa Data

Sebelum dilakukan analisis data dan interpretasi data mengenai

pengaruh antara bimbingan akhlak terhadap akhlak santri di MDA

Baitussalam, terlebih dahulu peneliti menguji validitas dan realibilitas

terhadap butir-butir pernyataan akhlak dengan menggunakan cronbach α

berdasarkan perhitungan statistik. Kemudian dari hasil angket, peneliti dapat

membuat diagram prosentase akhlak berdasarkan kelasnya masing-masing.

Selanjutnya peneliti mengadakan analisis data dengna menggunakan

uji korelasi kruskal wallis, di mana dengan menggunakan uji korelasi

tersebut, peneliti dapat mengetahui ada atau tidak adanya perbedaan akhlak

santri menurut lamanya dalam mengikuti bimbingan akhlak. Dalam

perhitungannya:

• Jika statistik hitung < statistik tabel, H0 diterima

• Jika statistik hitung > statistik tabel, H0 ditolak

Setelah diketahui hasil dari perhitungan uji korelasi kruskal wallis,

peneliti dapat memberikan interpretasi sebagai berikut:

a. Merumuskan hipotesa alternatif (Ha) dengan hipotesa Nol (H0) sebagai

berikut:

1. Hipotesa Nol (H0) : Tidak ada korelasi positif yang signifikan

antara bimbingan akhlak (variabel X)

dengan akhlak santri di MDA Baitussalam

Jakarta Timur (variabel Y).

Page 20: PENGARUH BIMBINGAN AKHLAK TERHADAP AKHLAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8173/1/MAULANA... · oleh perbuatan mereka sendiri. Hal tersebut dinyatakan dalam Al-Qur’an

2. Hipotesa alternatif (Ha) : Ada korelasi positif yang signifikan antara

bimbingan akhlak (variabel X) dengan

akhlak santri di MDA Baitussalam Jakarta

Timur (variabel Y).

b. Menguji kebenaran hipotesa yang telah diajukan dengan cara

membandingkan besarnya “r” yang diperoleh dari hasil perhitungan

korelasi pearson dengan besarnya “r” yang tercantum dalam tabel r, baik

pada taraf signifikan 1% maupun 5% dengan terlebih dahulu mencari

derajat bebas (db) atau degrees of freedom (df) dengan rumus sebagai

berikut:

df = N – nr Keterangan: df = degrees of freedom

N = Number of Cases

Nr = Banyaknya variabel

yang Dikorelasikan

Apabila mengunakan tabel r, maka hipotesis nol yang mengatakan

tidak ada korelasi (r = 0) ditolak jika hasil perhitungan r > daripada r

tabel, demikian pula sebaliknya, apabila hasil perhitungan r < daripada

tabel r, maka hipotesis nol yang menyatakan bahwa dua variabel yang

dicari hitungannya nyata-nyata tidak berkorelasi.8

8 Ibid., h. 147.

Page 21: PENGARUH BIMBINGAN AKHLAK TERHADAP AKHLAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8173/1/MAULANA... · oleh perbuatan mereka sendiri. Hal tersebut dinyatakan dalam Al-Qur’an

E. Sistematika Penulisan

Dalam penulisan skripsi ini peneliti mengacu pada Pedoman Penulisan

Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis, dan Disertasi) Universitas Islam Negeri (UIN)

Syarif Hidayatullah Cetakan I, Januari 2007.

Selanjutnya, untuk mempermudah penulisan dan memahami isi skripsi

ini, penulis membagi atas lima bab dengan sistematika penyusunan sebagai

berikut:

Bab I Pendahuluan; terdiri dari latar belakang masalah dan alasan

pemilihan judul, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat

penelitian, dan sistematika penulisan.

Bab II Landasan Teori, Kerangka Pikir, Dan Pengajuan Hipotesis; terdiri

dari pengertian bimbingan akhlak, pengertian akhlak santri, pengaruh

bimbingan akhlak terhadap akhlak santri, kerangka pikir, dan pengajuan

hipotesis.

Bab III Gambaran Umum Madrasah Diniyah Awwaliyah Baitussalam

Yayasan Baitussalam Jakarta Timur; terdiri atas sejarah berdirinya MDA

Baitussalam Jakarta Timur, visi dan misi MDA Baitussalam Jakarta timur,

letak geografis, dan susunan kepengurusan MDA Baitussalam Jakarta Timur.

Bab IV Hasil Penelitian; terdiri dari uji validitas dan reliabilitas, kondisi

akhlak santri di MDA Baitussalam Kramat Jati Jakarta Timur, analisis data dan

interpretasi data mengenai pengaruh antara bimbingan akhlak terhadap akhlak

santri di MDA Baitussalam Kramat Jati Jakarta Timur.

Bab V Penutup; terdiri dari kesimpulan dan saran-saran.

Page 22: PENGARUH BIMBINGAN AKHLAK TERHADAP AKHLAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8173/1/MAULANA... · oleh perbuatan mereka sendiri. Hal tersebut dinyatakan dalam Al-Qur’an

BAB II

LANDASAN TEORI, KERANGKA PIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

A. Akhlak

1. Pengertian akhlak

Islam menempatkan akhlak dalam posisi penting yang harus

dipegang teguh para pemeluknya. Bahkan, tiap aspek dari ajaran Islam

selalu berorientasi pada pembentukan dan pembinaan akhlak yang mulia.

Ada dua pendekatan yang dapat digunakan untuk mendefinisikan

akhlak, yaitu pendekatan linguistik (kebahasaan) dan pendekatan

terminologik (peristilahan).

Dari sudut kebahasaan, akhlak berasal dari bahasa Arab, yaitu isim

mashdar (bentuk infinitif) dari kata اقالخا , يخلق ,الخأق sesuai dengan

timbangan (wazan) tsulasi majid, أفعل يفعل افعاال yang berarti ةالسجي (perangai),

بعيةالط (kelakuan, tabi’at, watak dasar), العادة (kebiasaan, kelaziman), روعةالم

(peradaban yang baik), dan الدين (agama).9

Menurut Prof. Dr. H. Moh. Ardani secara linguistik (kebahasaan),

kata akhlak merupakan isim jamid atau isim ghair mustaq, yaitu keadaan

isim yang tidak mempunyai akar kata, melainkan kata tersebut memang

begitu adanya. Kata akhlak adalah jamak dari kata خلق atau خلق yang artinya

sama dengan arti akhlak sebagaimana telah disebutkan di atas.10

9 Abuddin Nata, Akhlak Tasawuf, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2002), cet.ke-4,

h.1. 10 Moh. Ardani, Nilai-nilai Akhlak/Budi Pekerti Dalam Ibadat, (Jakarta: CV. Karya

Mulia, 2001), cet. ke-1, h. 25.

Page 23: PENGARUH BIMBINGAN AKHLAK TERHADAP AKHLAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8173/1/MAULANA... · oleh perbuatan mereka sendiri. Hal tersebut dinyatakan dalam Al-Qur’an

Baik kata akhlaq atau khuluq keduanya dijumpai pemakaiannya baik

dalam al-Qur’an maupun al-Hadits, sebagai berikut:

) . )4: القلم

“Dan Sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang

agung”. (QS. al-Qalam, 68:4).

انما بعثت : عن ابى هريرة رضي اهللا عنه ان النبي صلى اهللا عليه و سلم قال

)خارىرواه الب(ألتمم مكارم األخالق

“Dari Abu Hurairah RA, sesungguhnya Nabi SAW. berkata: Sesungguhnya aku diutus (Allah SWT) untuk menyempurnakan keluhuran budi pekerti”. (HR. Al-Bukhari).

Dengan demikian kata akhlaq atau khuluq secara kebahasaan berarti

“budi pekerti, adat kebiasaan, perangai, muru’ah atau segala sesuatu yang

sudah menjadi tabi’at”.11

Dalam kamus besar Bahasa Indonesia, kata akhlak diartikan sebagai

“budi pekerti atau kelakuan”.12

Sedangkan dari segi istilah, menurut Prof. Dr. Achmad Ameen

menerangkan bahwa "sebagian ulama juga menerangkan bahwa khuluq itu

adalah kehendak yang dibiasakan, yakni bahwa kehendak itu jika

dibiasakan akan sesuatu, maka kebiasaan tersebut dinamakan akhlak”.13

Imam al-Ghazali dalam kitabnya “Al-Ihya ‘Ulum Al-Din”

menerangkan bahwa akhlak ialah suatu bentuk atau sifat yang tertanam

11 Abuddin Nata, Akhlak Tasawuf, h. 3. 12 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai

Pustaka, 2002), cet. ke-2, edisi III, h. 20. 13 Achmad Ameen, Kitab al-Akhlaq, (Kairo: An-Nahdlah, 1967), cet.ke-9, h.50.

Page 24: PENGARUH BIMBINGAN AKHLAK TERHADAP AKHLAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8173/1/MAULANA... · oleh perbuatan mereka sendiri. Hal tersebut dinyatakan dalam Al-Qur’an

dalam jiwa manusia daripadanya timbul perbuatan-perbuatan dengan

mudah dan gampang tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan

terlebih dahulu. Apabila sifat-sifat tersebut menimbulkan perbuatan-

perbuatan yang baik dan terpuji menurut akal pikiran dan syara’ maka itu

dinamakan akhlak yang baik. Dan apabila sifat itu menimbulkan perbuatan-

perbuatan yang jelek, maka sifat yang menjadi sumbernya dinamakan

akhlak yang buruk.14

Menurut Ibn Miskawaih (w. 421 H/1030 M) yang selanjutnya

dikenal sebagai pakar bidang akhlak terkemuka dan terdahulu

mendefinisikan akhlak sebagaimana dikutip oleh Dr. H. Abuddin Nata,

M.A. yaitu:15

الخلق حال للنفس راعية لها الى افعالها من غير فكر و رؤية

“akhlak ialah suatu keadaan jiwa atau sikap yang mendorong (mengajak) untuk melakukan perbuatan-perbuatan tanpa berpikir dan dipertimbangkan terlebih dahulu ”.

Menurut Prof. Dr. Zakiah Daradjat dalam bukunya “Pendidikan

Islam Dalam Keluarga dan Sekolah” menerangkan bahwa akhlak adalah

kelakuan yang timbul dari hasil perpaduan antara hati nurani, pikiran,

perasaan, bawaan, dan kebiasaan yang menyatu; membentuk satu kesatuan

14 Imam al-Ghazali, Ihya ‘Ulum al-Din, (Kairo: Maktabah Matba’ah al-Masyhad al-

Husainy, 1939), Juz III, h.56. 15 Abuddin Nata, Akhlak Tasawuf, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2002), cet.ke-3,

h.3.

Page 25: PENGARUH BIMBINGAN AKHLAK TERHADAP AKHLAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8173/1/MAULANA... · oleh perbuatan mereka sendiri. Hal tersebut dinyatakan dalam Al-Qur’an

tindakan akhlak yang ditaati dalam kenyataan hidup sehingga dapat

membedakan mana yang baik dan mana yang buruk.16

Menurut Anwar Masy’ari bahwa akhlak adalah sumber dari segala

perbuatan yang sewajarnya, yakni tidak dibuat-buat dan perbuatan yang

dapat kita lihat sebenarnya adalah: “merupakan gambaran dari sifat-sifat

yang tertanam dalam jiwa”.17

Keseluruhan definisi akhlak di atas tampak tidak ada yang

bertentangan, melainkan memiliki kemiripan antara yang satu dengan yang

lainnya. Definisi-definisi akhlak tersebut secara substansial tampak saling

melengkapi.

Berdasarkan keterangan-keterangan di atas, maka penulis mengambil

kesimpulan, bahwa yang dimaksud dengan akhlak adalah kelakuan yang

timbul dari hasil perpaduan antara hati nurani, pikiran, perasaan, bawaan,

dan kebiasaan yang menyatu yang mendorong (mengajak) untuk melakukan

perbuatan-perbuatan baik maupun buruk tanpa berpikir dan

dipertimbangkan terlebih dahulu.

perbuatan yang menjadi kebiasaan dan hal itu merupakan gambaran

dari keadaan atau sifat dalam jiwa manusia yang dilakukan tanpa pemikiran

dan pertimbangan terlebih dahulu.

2. Macam-macam Akhlak

Dalam berbagai literatur tentang Ilmu Akhlak islami, dijumpai uraian

tentang akhlak yang secara garis besar dapat dibagi dua bagian, yaitu

16 Zakiah Daradjat, Pendidikan Islam Dalam Keluarga dan Sekolah, (Jakarta: CV. Ruhama, 1995), cet. ke-2, h. 10.

17 Anwar Masy’ari, Akhlak al-Quran, (Surabaya: PT Bina Ilmu, 1990), cet. ke-1, h. 3.

Page 26: PENGARUH BIMBINGAN AKHLAK TERHADAP AKHLAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8173/1/MAULANA... · oleh perbuatan mereka sendiri. Hal tersebut dinyatakan dalam Al-Qur’an

“akhlak yang baik (al-akhlaq al-mahmudah) dan akhlak yang buruk (al-

akhlaq al-mazmumah)”.18

a. Akhlak Mahmudah

Bahwasanya “akhlak mahmudah meliputi sifat-sifat: amanah,

birrul waalidaini, haya’, ‘iffah, iqtishad, qana’ah dan zuhud, rahman dan

shidqu.”19 Berikut uraiannya:

Amanah (berlaku jujur), menurut bahasa Arab amanah berarti:

kejujuran, kesetiaan dan ketulusan hati. Menurut Dr. H. Hamzah Ya’qub

pengertian amanat ialah: “... suatu sifat dan sikap di dalam melaksanakan

suatu yang dipercayakan kepadanya, berupa harta benda, rahasia maupun

tugas kewajiban”. Pelaksanaan amanat dengan baik disebut al amin yang

berarti: yang dapat dipercaya, yang jujur, yang setia dan yang aman.

Birrul Waalidaini (berbuat baik kepada kedua orang tua),

perwujudan dari sifat terpuji berbuat baik kepada ayah dan ibu meliputi

segala aspek kegiatan manusia, baik perbuatan maupun ucapan. Dapat

dinilai sebagai berbuat baik kepada orang tua, jika anak mendoakan

kepada Allah agar keduanya mendapat rahmatNya, bertingkah laku

sopan, lemah lembut dan hormat di hadapan keduanya. Berbuat baik

dalam ucapan berarti anak merendahkan suara dan bertutur kata sopan

terhadap keduanya. Perintah berbuat baik kepada orang tua telah

tercantum dalam Al-Qur’an surat Al-Isra’ ayat 23 sebagai berikut:

18 Abuddin Nata, Akhlak Tasawuf, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2002), cet. ke-4,

h. 43. 19 Sudarsono, Sepuluh Aspek Agama Islam, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1994), cet. ke-1, h.

209.

Page 27: PENGARUH BIMBINGAN AKHLAK TERHADAP AKHLAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8173/1/MAULANA... · oleh perbuatan mereka sendiri. Hal tersebut dinyatakan dalam Al-Qur’an

⌧ ☺ ☺ ⌧

⌧ ☺ ☺ ☺

“Dan Tuhanmu Telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, Maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia”.

Haya’ (perasaan malu), menurut bahasa alhaya berarti: malu.

Sedangkan menurut pengertian etika Islam, sifat malu termasuk akhlak

yang terpuji (akhlak mahmudah).Yang dimaksud dengan malu di sini

ialah: Perasaan mundur seseorang sewaktu lahir atau tampak dari dirinya

sesuatu yang membawa ia tercela.

‘Iffah (memelihara kesucian diri), sifat al’iffah pada hakikatnya

merupakan keadaaan jiwa yang mampu untuk menjaga diri dari perbuatan

jahat. Al’iffah termasuk dalam rangkaian fadilah atau akhlaqul karimah

yang dituntut dalam ajaran Islam. Menjaga diri dari segala keburukan dn

memelihara kehormatan hendaklah dilakukan pada setiap waktu. Menjaga

diri dengan secara ketat, maka dapatlah diri dipertahankan untuk selalu

berada pada status kesucian.

Page 28: PENGARUH BIMBINGAN AKHLAK TERHADAP AKHLAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8173/1/MAULANA... · oleh perbuatan mereka sendiri. Hal tersebut dinyatakan dalam Al-Qur’an

Iqtishad (berlaku hemat), termasuk salah satu sifat mahmudah

menurut etika Islam ialah hemat. Dalam penggunaan harta, hemat

merupakan jalan tengah antara boros dan kikir, yang berarti pula perbuatan

tersebut merupakan langkah untuk membelanjakan harta kekayaan dengan

sebaik-baiknya, dengan cara-cara yang wajar.Yang dimaksud dengan

hemat (االقتصاد) ialah menggunakan segala sesuatu yang tersedia berupa

harta benda, waktu dan sebagainya menurut ukuran keperluan, mengambil

jalan tengah, tidak kurang dan tidak berlebihan.

Qana’ah atau Zuhud (Berlaku Sederhana), kedua sifat tersebut

secara hakiki adalah sifat yang semata-mata muncul dari hati sanubari

karena sadar akan nikmat, rahmat dan anugerah Ilahi yang secara metafisik

berada segala keadaan. Menurut bahasa qana’ah berarti: Menerima apa

adanya atau tidak serakah. Sedangkan zuhud berarti: Sederhana. Kedua

istilah tersebut tak mmiliki perbedaan makna yang prinsipil. Dari segi

etika Islam sifat qana’ah atau zuhud merupakan keadaan jiwa yang

mampu menerima dengan ikhlas apa yang ada pada dirimu, juga

merupakan suatu perasaan berkecukupan dengan segala apa yang dimiliki

baik yang bersifat materiil maupun non materiil.

Rahman dan Barr (rasa kasih sayang), salah satu sifat luhur dan

terpuji adalah kasih sayang. Sifat tersebut merupakan pembawaan naluri

setiap orang. Perwujudan sifat kasih sayang di dalam etika Islam meliputi:

Perlakuan kasih sayang di dalam keluarga, lingkungan dan antar bangsa.

Page 29: PENGARUH BIMBINGAN AKHLAK TERHADAP AKHLAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8173/1/MAULANA... · oleh perbuatan mereka sendiri. Hal tersebut dinyatakan dalam Al-Qur’an

Jika seseorang memiliki rasa kasih sayang, maka ia akan memiliki tingkah

laku: suka menyambung tali kekeluargaan, memilki persaudaraan yang

erat, mudah damai, suka menolong orang lain yang sedang dalam

kesulitan, mudah memaafkan kesalahan yang dilakukan orang lain

kepadanya.dan bersifat pemurah.

Shidqu (berlaku benar), secara bahasa adalah benar dan jujur.

Dalam pengertian etika Islam, sifat ashshidqu adalah sikap mental yang

mampu memberi dorongan kuat untuk beramal sesuai dengan kenyataan

yang sesungguhnya baik dalam ucapan maupun perbuatan. Berkaitan

dengan hal tersebut, Allah berfirman di dalam surah Ath-Taubah ayat 119,

yaitu:

“Hai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang benar”.

b. Akhlak Mazmumah

Banyak yang termasuk akhlak mazmumah, di antaranya yaitu:

zalim, dengki, menipu, ria, ujub, lemah dan malas. Berikut uraiannya:20

Zalim, orang Islam tidak boleh menganiaya dan jangan mau

dianiaya. Maka kezaliman tidak boleh muncul dari orang Islam dan jangan

pula dirinya mau dianiaya oleh siapa pun. Sebab, kezaliman itu dengan

20 Minhaj al-Muslim oleh abu Bakr al-Jaza’iri, Hasanuddin dan Didin Hafidhuddin,

Pedoman Hidup Muslim, (Jakarta: PT Pustaka Litera AntarNusa, 2003), cet. ke-2, h. 278-291.

Page 30: PENGARUH BIMBINGAN AKHLAK TERHADAP AKHLAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8173/1/MAULANA... · oleh perbuatan mereka sendiri. Hal tersebut dinyatakan dalam Al-Qur’an

ketiga macamnya diharamkan dalam al-Qur’an dan as-Sunnah. Ketiga

macam zalim itu adalah:

1. Zalim terhadap Allah, seperti kufur kepada-Nya.

2. Zalim kepada sesama manusia dan sesama makhluk, seperti berlaku

aniaya atas kehormatan, fisik, dan hartanya tanpa hak.

3. Zalim terhadap diri sendiri, seperti mengotori diri sendiri dengan

berbagai dosa, kejahatan dan keburukan yang berupa maksiat kepada

Allah dan Rasul-Nya.

Dengki, sifat dengki atau hasad dibenci oleh Islam karena

menentang pembagian yang ditetapkan Allah dari karunia yang diberikan

kepada makhluk-Nya. Hasad ada dua macam. Pertama, seseorang

mengharapkan hilangnya nikmat berupa harta, ilmu, pangkat atau

kekuasaan dari orang lain agar pindah kepada dirinya. Kedua,

mengharapkan agar nikmat itu hilang dari orang lain walaupun ia tidak

mengharap untuk memperolehnya. Macam hasad yang kedua adalah yang

paling buruk. Sedangkan igtibat tidak termasuk hasad. Igtibat adalah

berharap memperoleh nikmat seperti yang didapatkan orang lain baik

berupa ilmu, kekayaan dan kebaikan tanpa menginginkan agar nikmat itu

lenyap dari orang lain.

Menipu, bentuk-bentuk perbuatan menipu yang tercela ini

tergambar dalam:

Page 31: PENGARUH BIMBINGAN AKHLAK TERHADAP AKHLAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8173/1/MAULANA... · oleh perbuatan mereka sendiri. Hal tersebut dinyatakan dalam Al-Qur’an

a) Pernyataan seseorang kepada sesamanya tentang sesuatu yang buruk

atau rusak bahwa itu adalah baik dengan maksud agar orang yang

ditipu terjerumus di dalamnya.

b) Hanya memperlihatkan sesuatu kepada sesamanya yang baiknya saja,

sedang yang buruk disembunyikan.

c) Apa yang diperlihatkan lain dengan hakikat yang sebenarnya.

Tindakan tersebut dilakukan dengan maksud memperdaya orang lain.

d) Perbuatan seseorang yang dengan sengaja ingin merusak harta orang

lain, menodai istri, anaknya, pembantu, dan kawannya. Hal ini

dilakukan dengan cara memecah belah atau mengadu domba.

e) Janji seseorang bahwa ia akan menjaga jiwa, harta atau menyimpan

rahasia sesamanya, tetapi kemudian mengkhianati atau menipunya.

Orang Islam dalam menjauhi penipuan dan pengkhianatan adalah

semata-mata atas dasar taat kepada Allah dan Rasul-Nya, karena ketiga

macam bentuk kezaliman itu diharamkan oleh al-Qur’an dan as-Sunnah.

Ria, hakikat ria yaitu perbuatan taat yang dilakukan seseorang

kepada Allah dengan dilatarbelakangi maksud agar ia mendapat tempat di

hati sesama manusia. Firman Allah dalam surat al-Ma’un ayat 4-7 sebagai

berikut:

☺ . ⌧

. . ☺

☺ .

Page 32: PENGARUH BIMBINGAN AKHLAK TERHADAP AKHLAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8173/1/MAULANA... · oleh perbuatan mereka sendiri. Hal tersebut dinyatakan dalam Al-Qur’an

“Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat, (yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya, Orang-orang yang berbuat ria, dan enggan (menolong dengan) barang berguna”.

Ria itu tampak dalam hal-hal sebagai berikut:

a) Seseorang semakin taat bila dipuji dan akan berkurang bahkan

ditinggalkannya bila dicela atau diejek.

b) Seseorang mau bersedekah bila dilihat orang lain. Sedangkan bila

tidak, ia tidak akan bersedekah.

c) Seseorang rajin beribadah bila bersama orang lain dan malas ibadah

bila sendirian.

d) Seseorang mengatakan yang hak dan kebaikan, atau beramal dan

berbuat kebajikan tetapi bukan karena Allah, melainkan karena

menginginkan sesuatu dari manusia.

Ujub dan Sombong; orang Islam harus waspada dari sikap ujub dan

sombong. Dengan sekuat tenaga ia harus melepaskan diri dari kedua sifat

tersebut dalam berbagai hal, karena kedua sifat tersebut merupakan

penghalang terbesar untuk mencapai kesempurnaan. Seringkali nikmat

berubah menjadi azab karena ujub dan sombong. Sungguh banyak orang

mulia menjadi hina dan yang kuat menjadi lemah karena dua perangai

tersebut. Contoh sikap ujub adalah ketika para sahabat Rasulullah saw

merasa bangga dengan banyaknya pasukan di waktu perang Hunain.

Mereka berkata: Hati ini kami tidak akan kalah oleh musuh yang sedikit.

Lalu mereka ditimpa kekalahan yang pahit, hingga bumi yang luas itu

terasa sempit oleh mereka. Kemudian mereka lari tunggang langgang.

Page 33: PENGARUH BIMBINGAN AKHLAK TERHADAP AKHLAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8173/1/MAULANA... · oleh perbuatan mereka sendiri. Hal tersebut dinyatakan dalam Al-Qur’an

Sedangkan contoh daripada bentuk kesombongan dalam harta seperti orang

menjadi sombong karena banyak harta dan kekayaan, lalu ia menghambur-

hamburkan kekayaan dan melecehkan kebenaran hingga ia binasa

karenanya.

Lemah dan malas; orang Islam tidak boleh tampak lemah dan

malas. Karena mungkin dia akan berpangku tangan atau tidak bersungguh-

sungguh dalam mencari sesuatu yang berguna, padahal dia percaya

terhadap hukum sebab akibat dan sunnatullah di alam semesta. Atas dasar

apa orang Islam bisa malas, padahal dia percaya terhadap seruan Allah

dalam firman-Nya (Surah al-Hadid ayat 21) agar selalu memacu diri:

☺ ....

“Berlomba-lombalah kamu kepada (mendapatkan) ampunan dari Tuhanmu dan syurga yang luasnya seluas langit dan bumi...”

Beberapa bentuk sifat lemah dan malas sebagai berikut:

a) Seseorang yang mendengar seruan adzan untuk shalat dikala ia sedang

asyik tidur, ngobrol atau mengerjakan sesuatu yang tidak penting,

tetapi ia tidak mau beranjak dari keasyikannya itu sampai akhirnya

tidak shalat.

Page 34: PENGARUH BIMBINGAN AKHLAK TERHADAP AKHLAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8173/1/MAULANA... · oleh perbuatan mereka sendiri. Hal tersebut dinyatakan dalam Al-Qur’an

b) Orang yang berjam-jam nongkrong di warung kopi dan di tempat-

tempat hiburan, padahal ia punya pekerjaan yang harus diselesaikan,

tetapi ia biarkan terbelangkalai.

c) Seseorang tinggal di rumah gubuk atau kumuh. Ia tidak berusaha

mencari tempat tinggal yang lebih baik yang dapat lebih menjamin

agama, kemuliaan dan kehormatannya.

3. Sumber Akhlak

Dalam tuntunan Islam telah ditetapkan bahwa yang menjadi sumber

dalam Islam yang menjelaskan kriteria baik dan buruknya suatu perbuatan

adalah al-Qur’an dan al-Hadits.

Kedua sumber di atas memberikan bimbingan kepada manusia dalam

hubungannya dengan Allah subhanahu wata’ala maupun dalam

hubungannya dengan sesama manusia dan lingkungan. Berdasarkan aturan-

aturan dalam agama itu sendiri akhlak yang bersumber dari agama

mempunyai dua pendorong yaitu iman kepada kekuatan gaib dan sangsi-

sangsi yang dikenakan oleh masyarakat.

Batasan-batasan akhlak di dalam agama Islam, baik akhlak terhadap

Sang Pencipta, sesama manusia maupun terhadap alam telah ditentukan

oleh al-Qur’an dan al-Hadits sehingga manusia dapat menjadikan kedua

sumber tersebut sebagai pedoman dalam berakhlak. Lebih ditegaskan,

bahwa yang menjadi landasan dan sumber ajaran Islam secara keseluruhan

Page 35: PENGARUH BIMBINGAN AKHLAK TERHADAP AKHLAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8173/1/MAULANA... · oleh perbuatan mereka sendiri. Hal tersebut dinyatakan dalam Al-Qur’an

sebagai pola hidup dan menetapkan mana yang baik dan mana yang buruk

ialah al-Qur’an dan al-Hadits.21

a. al-Qur’an sebagai sumber akhlak dalam Islam. Berikut ini salah satu ayat

mengenai akhlak:

☺ ⌧

: األحزب ( . ⌧ ⌧21(

“Sesungguhnya Telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan

yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah”. (QS. Al-Ahzab 33:21).

b. al-Hadits sebagai sumber akhlak dalam Islam. Berikut ini salah satu

hadits yang berkenaan dengan akhlak:

عن ابى هريرة رضي اهللا عنه ان )رواه احمد. (انما بعثت ألتمم مكارم األخالق

)رواه البخارى(انما بعثت ألتمم مكارم األخالق : النبي صلى اهللا عليه و سلم قال

“Dari Abu Hurairah RA, sesungguhnya Nabi SAW. berkata: Sesungguhnya aku diutus (Allah SWT) untuk menyempurnakan keluhuran budi pekerti”. (HR. Al-Bukhari).

Maka jelaslah bahwa al-Qur’an dan al-Hadits merupakan sumber

akhlak dalam Islam.

B. Bimbingan Akhlak

1. Pengertian Bimbingan Akhlak

21 Abdullah Salim, Akhlak Islam: Membina Rumah Tangga dan Masyarakat (Jakarta:

Media Dakwah, 1994), cet.ke-4, h.12.

Page 36: PENGARUH BIMBINGAN AKHLAK TERHADAP AKHLAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8173/1/MAULANA... · oleh perbuatan mereka sendiri. Hal tersebut dinyatakan dalam Al-Qur’an

Istilah bimbingan sebagaimana digunakan dalam literatur di

Indonesia merupakan terjemahan dari kata guidance dalam bahasa Inggris.

Dalam kamus bahasa Inggris guidance dikaitkan dengan kata asal guide,

yang diartikan sebagai berikut: menunjukkan jalan (showing the way);

memimpin (leading), menuntun (conducting); memberikan petunjuk (giving

instruction); mengatur (regulating); mengarahkan (governing); memberikan

nasihat (giving advice). Kalau istilah bimbingan dalam bahasa Indonesia

diberi arti yang selaras dengan arti-arti yang disebutkan di atas, maka akan

muncul dua pengertian yang agak mendasar, yaitu:

a. Memberikan informasi, yaitu menyajikan pengetahuan yang dapat

digunakan untuk mengambil suatu keputusan, atau memberitahukan

sesuatu sambil memberikan nasihat.

b. Mengarahkan, menuntun ke suatu tujuan. Tujuan itu mungkin hanya

diketahui oleh pihak yang mengarahkan; mungkin perlu diketahui oleh

kedua belah pihak.22

Menurut Ngalim Purwanto bahwa kata bimbingan secara etimologi

merupakan terjemahan dari kata “guidance” berasal dari kata kerja “to

guide” yang mempunyai arti menunjukkan, membimbing, menuntun

ataupun membantu. Sesuai dengan istilahnya, maka secara umum

bimbingan dapat diartikan sebagai suatu bantuan.23

22 W.S. Winkel dan Sri Hastuti, Bimbingan Dan Konseling Di Institusi Pendidikan,

(Yogyakarta: Media Abadi, 2004), cet. ke-3, h. 27. 23 Ngalim Purwanto, Administrasi Pendidikan, (Jakarta: PT. Mutiara, 1981), cet. ke-8, h.

26.

Page 37: PENGARUH BIMBINGAN AKHLAK TERHADAP AKHLAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8173/1/MAULANA... · oleh perbuatan mereka sendiri. Hal tersebut dinyatakan dalam Al-Qur’an

Sejak awal abad ke-20 banyak sekali usaha-usaha yang dilakukan

orang membuat rumusan tentang bimbingan. Beberapa rumusan tersebut

dikemukakan sebagaimana yang dikutip oleh Prayitno dan Erman Amti

sebagai berikut:24

a. Bimbingan membantu setiap individu untuk lebih mengenali berbagai

informasi tentang dirirnya sendiri.

b. Bimbingan sebagai proses layanan yang diberikan kepada individu-

individu guna membantu mereka memperoleh pengetahuan dan

keterampilan-keterampilan yang diperlukan dalam membuat pilihan-

pilihan, rencana-rencana, dan interpretasi-interpretasi yang diperlukan

untuk menyesuaikan diri yang baik.

c. Bimbingan merupakan segala kegiatan yang bertujuan meningkatkan

realisasi pribadi setiap individu.

d. Bimbingan adalah bantuan yang diberikan oleh seseorang, baik pria

maupun wanita yang memiliki kepribadian yang memadai dan terlatih

dengan baik kepada individu-individu setiap usia untuk membantunya

mengatur kegiatan hidupnya sendiri, mengembangkan pandangan

hidupnya sendiri, membuat keputusan sendiri dan menanggung

bebannya sendiri.

e. Bimbingan adalah bantuan yang diberikan kepada individu dalam

membuat pilihan-pilihan dan penyesuaian-penyesuaian yang bijaksana.

Bantuan itu berdasarkan atas prinsip demokrasi yang merupakan tugas

24 Prayitno dan Erman Amti, Dasar-Dasar Bimbingan Dan Konseling, (Jakarta: PT.

Rineka Cipta, 2004), cet. ke-2, h. 94-95.

Page 38: PENGARUH BIMBINGAN AKHLAK TERHADAP AKHLAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8173/1/MAULANA... · oleh perbuatan mereka sendiri. Hal tersebut dinyatakan dalam Al-Qur’an

dan hak setiap individu untuk memilih jalan hidupnya sendiri sejauh

tidak mencampuri hak orang lain. Kemampuan membuat pilihan seperti

itu tidak diturunkan (diwarisi), tetapi harus dikembangkan. Berdasarkan

rumusan-rumusan di atas, maka yang dimaksud dengan bimbingan

adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh orang yang ahli

kepada seorang atau beberapa orang individu, baik anak-anak, remaja,

maupun dewasa agar orang yang dibimbing dapat mengembangkan

kemampuan dirinya sendiri dan mandiri dengan memanfaatkan kekuatan

individu dan sarana yang ada dan dapat dikembangkan berdasarkan

norma-norma yang berlaku.

Dalam rangka mengembangkan diri sendiri ia harus mengenal

dirinya sendiri, lingkungan hidupnya, membangun cita-cita yang ingin

dicapai, menimbang beraneka dorongan motivasional yang terdapat dalam

diirnya sendiri, memperhitungkan kewajibannya terhadap sesama manusia,

merencanakan langkah-langkah yang dapat diambilnya untuk mencapai

suatu tujuan, mengevaluasi atas dirinya sendiri dan arah kehidupannya

sendiri.

Ciri khas dari bantuan melalui bimbingan terletak pada tujuan

bantuan itu diberikan, yaitu supaya orang-perorangan atau kelompok orang

yang dilayani menjadi mampu menghadapi semua tugas perkembangan

hidupnya secara sadar dan bebas, mewujudkan kesadaran dan kebebasan itu

Page 39: PENGARUH BIMBINGAN AKHLAK TERHADAP AKHLAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8173/1/MAULANA... · oleh perbuatan mereka sendiri. Hal tersebut dinyatakan dalam Al-Qur’an

dalam membuat pilihan-pilihan secara bijaksana, serta mengambil beraneka

tindakan penyesuaian diri sacara memadai.25

Mengenai bimbingan terdapat tiga ragam di dalamnya, yaitu

bimbingan karir, bimbingan akademik dan bimbingan pribadi-sosial. Dalam

skripsi ini yang akan dipaparkan adalah bimbingan pribadi-sosial, hal itu

dimaksudkan untuk mempermudah peneliti dalam mendefinisikan

bimbingan akhlak.

Bimbingan pribadi-sosial berarti bimbingan dalam menghadapi

keadaan batinnya sendiri dan mengatasi berbagai pergumulan dalam

batinnya sendiri; dalam mengatur diri sendiri di bidang kerohanian,

perawatan jasmani, pengisian waktu luang, penyaluran nafsu seksual dan

sebagainya serta dalam membina hubungan kemanusiaan dengan sesama di

berbagai lingkungan (pergaulan sosial).26

Tenaga bimbingan yang memberikan ragam bimbingan ini tentunya

membutuhkan pengetahuan dan pemahaman psikologis yang cukup

mendalam serta harus memiliki fleksibilitas yang tinggi dan kesabaran yang

besar.

Sedangkan yang dimaksud dengan akhlak telah dibahas pada awal

bab ini. Jadi, kiranya tidak perlu lagi peneliti membahas panjang lebar

mengenai pengertian akhlak lagi.

Dari hasil pemaparan mengenai pengertian akhlak dan bimbingan di

atas, maka dapat diketahui bahwa yang dimaksud dengan bimbingan akhlak

25 W.S. Winkel dan Sri Hastuti, Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan, h. 32. 26 Ibid., h. 118.

Page 40: PENGARUH BIMBINGAN AKHLAK TERHADAP AKHLAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8173/1/MAULANA... · oleh perbuatan mereka sendiri. Hal tersebut dinyatakan dalam Al-Qur’an

adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh orang yang ahli

kepada seorang atau beberapa orang individu dalam menghadapi keadaan

jiwanya sendiri yang tampak melalui tingkah lakunya agar dirinya mampu

membiasakan berbuat kebaikan dalam kehidupannya sehari-sehari.

2. Program Bimbingan Akhlak

Seluruh kegiatan bimbingan terselenggara dalam rangka suatu

program bimbingan akhlak, yaitu suatu rangkaian kegiatan bimbingan yang

terencana, terorganisasi dan terkoordinasi selama periode waktu tertentu.

Tentang program bimbingan itu timbul banyak pertanyaan, salah satunya

adalah, apa komponen-komponen dalam program bimbingan.

Komponen-komponen dalam progam bimbingan akhlak ialah

saluran khusus untuk melayani para siswa, rekan tenaga pendidik yang lain,

serta orang tua siswa. Seluruh saluran formal itu mencakup sejumlah

kegiatan bimbingan yang dapat diprogramkan sebagai kegiatan rutin

sehingga terselenggara secara berkesinambungan atau diprogramkan

sebagai kegiatan insidental sehingga terlaksana menurut kebutuhan pada

waktu-waktu tertentu saja. Kegiatan-kegiatan bimbingan akhlak dapat

ditujukan kepada siswa yang sedang mengikuti program pendidikan di

sekolah, kepada para alumni, kepada guru dan orang tua, atau menyangkut

program bimbingan sendiri yang dikelola oleh tenaga bimbingan. Untuk

lebih mudah memahami komponen-komponen dalam program bimbingan

akhlak, maka dapat dilihat skemanya sebagai berikut:27

27 Ibid., h.121.

Page 41: PENGARUH BIMBINGAN AKHLAK TERHADAP AKHLAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8173/1/MAULANA... · oleh perbuatan mereka sendiri. Hal tersebut dinyatakan dalam Al-Qur’an

Tabel 1 Skema Komponen-komponen Dalam Program Bimbingan

C. Kerangka Pikir

Mustafa Zahri mengatakan bahwa “tujuan perbaikan akhlak ialah

untuk membersihkan kalbu dari kotoran-kotoran hawa nafsu dan amarah

sehingga hati menjadi suci bersih, bagaikan cermin yang dapat menerima Nur

cahaya Tuhan”.28

Keterangan tersebut memberi petunjuk bahwa pemberian bimbingan

akhlak befungsi memberikan panduan kepada manusia agar mampu menilai

dan menentukan suatu perbuatan untuk selanjutnya menetapkan bahwa

perbuatan tersebut termasuk perbuatan yang baik atau yang buruk.

Jika tujuan dari bimbingan akhlak dapat tercapai, maka manusia akan

memiliki kebersihan batin yang pada gilirannya melahirkan perbuatan yang

28 Mustafa Zahri, Kunci Memahami Ilmu Tasawuf, (Surabaya: Bina Ilmu, 1995), h. 67.

1. Pengumpulan Data (appraisal) 2. Pemberian Informasi

(information) 3. Penempatan (placement) 4. Konseling (counseling)

Termasuk Pengiriman (referral) 2. a. Artikulasi (articulation) 3. a. Tindak Lanjut (follow up)

Kepada siswa yang terdaftar sebagai siswa institusi pendidikan Kepada calon siswa Kepada mantan siswa

Layanan-layanan Bimbingan (Guidance Services)

5. Konsultasi (consultation)

6. Evaluasi Program (evaluation)

Kepada rekan tenaga pendidik dan orang tua Menyangkut efisiensi dan efektivitas progeam bimbingan

Page 42: PENGARUH BIMBINGAN AKHLAK TERHADAP AKHLAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8173/1/MAULANA... · oleh perbuatan mereka sendiri. Hal tersebut dinyatakan dalam Al-Qur’an

terpuji. Dari perbuatan yang terpuji ini akan lahirlah keadaan masyarakat yang

damai, harmonis, rukun, sejahtera lahir dan batin yang memungkinkan ia dapat

beraktivitas guna mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan kebahagiaan hidup

di akhirat.

Berdasarkan pemaparan di atas, bahwa bimbingan akhlak diperlukan

untuk mengadakan perbaikan akhlak terhadap diri seseorang. Tetapi,

kenyataannya yang dapat kita lihat diluar, banyak anak-anak didik yang tidak

berakhlak, mereka meakukan perkelahian antar teman, melawan orangtua,

mencuri, dan sebagainya. Sehingga bimbingan akhlak tidak berfungsi

sebagaimana mestinya. Jika dipikir lebih luas, sebenarnya faktor bimbingan

akhlak bukanlah satu-satunya faktor yang dapat melakukan perubahan akhlak

menjadi lebih baik pada diri seseorang, seperti faktor keluarga, faktor

pergaulan, pengalaman hidup, dan sebagainya.

Dengan demikian, diduga tidak terdapat korelasi yang signifikan antara

bimbingan akhlak dengan akhlak seseorang khususnya pada penelitian ini

adalah akhlak santri di Madrasah Diniyah Awwaliyah Baitussalam Kramat Jati

Jakarta Timur.

D. Pengajuan Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara, yang masih perlu diuji

kebenarannya melalui fakta-fakta. Pengujian hipotesis dengan menggunakan

Page 43: PENGARUH BIMBINGAN AKHLAK TERHADAP AKHLAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8173/1/MAULANA... · oleh perbuatan mereka sendiri. Hal tersebut dinyatakan dalam Al-Qur’an

dasar fakta diperlukan suatu alat bantu, dan yang sering digunakan adalah

analisis statistik.29

Untuk menguji suatu hipotesis diperlukan sejumlah data, baik yang

mendukung maupun yang bertentangan dengan hipotesa. Data tersebut akan

diolah dengan teknik atau perhitungan statistik guna memperoleh kesimpulan-

kesimpulan dalam menerima dan menolak hipotesa. Dalam penelitian ini

terdapat dua variabel, yaitu bimbingan akhlak sebagai variabel X dan akhlak

santri di Madrasah Diniyah Awwaliyah (MDA) Baitussalam Jakarta Timur

sebagai variabel Y.

Berdasarkan kerangka pikir sebagaimana telah dipaparkan, maka

hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Hipotesa Nol (H0) : Tidak ada korelasi positif yang

signifikan antara bimbingan akhlak

(variabel X) dengan akhlak santri di

MDA Baitussalam Jakarta Timur

(variabel Y).

2. Hipotesa alternatif (Ha) : Ada korelasi positif yang signifikan

antara bimbingan akhlak (variabel X)

dengan akhlak santri di MDA

Baitussalam Jakarta Timur (variabel Y).

29 Agus Irianto, Statistik Konsep Dasar dan Aplikasinya, (Jakarta: Kencana, 2004), cet.

ke-1, h. 97.

Page 44: PENGARUH BIMBINGAN AKHLAK TERHADAP AKHLAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8173/1/MAULANA... · oleh perbuatan mereka sendiri. Hal tersebut dinyatakan dalam Al-Qur’an

BAB III

GAMBARAN UMUM MADRASAH DINIYAH AWWALIYAH

BAITUSSALAM YAYASAN BAITUSSALAM JAKARTA TIMUR

A. Sejarah Berdirinya Madrasah Diniyah A wwaliyah Baitussalam

Mengenai sejarah berdirinya Madrasah Diniyah Awwaliyah (MDA)

Baitussalam, penulis melakukan wawancara terhadap beberapa orang yang

terkait mengenai hal tersebut. Berikut hasil wawancara menurut redaksi

penulis:30

Masjid Baitussalam didirikan pada tahun 1981 dan diresmikan pada

tahun 1982 oleh Wakil Presiden Republik Indonesia, yaitu Adam Malik. Pada

saat itu ketua masjid Baitussalam ialah Mayor Abdul Hamid. Selanjutnya pada

tahun 1986 diselenggarakan madrasah (pengajian) untuk anak-anak.

Perkembangan untuk madrasah selanjutnya. Atas inisiatif para

pengurus masjid Baitussalam bersama ketua masjid Baitussalam pada saat itu

ialah H. A. Thalib yang juga menjadi ketua yayasan Baitussalam, pada hari

selasa, 7 Pebruari 1995 didirikanlah yayasan Baitussalam dengan akta notaris

H. Abu Jusuf, S. H.

Sejak saat itu bukan hanya mengadakan Madrasah Diniyah Awwaliyah

(MDA) Baitussalam tetapi juga Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPA)

Baitussalam dan Majlis Taklim.

30 Wawancara peneliti kepada salah satu sesepuh Masjid Baitussalam, yakni H. Amran

dan Kepala Sekolah MDA Baitussalam, yakni Ust. Saefullah, S. Ag. Pada tanggal 3 mei 2007 di Masjid Baitussalam Kramat Jati Jakarta Timur.

Page 45: PENGARUH BIMBINGAN AKHLAK TERHADAP AKHLAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8173/1/MAULANA... · oleh perbuatan mereka sendiri. Hal tersebut dinyatakan dalam Al-Qur’an

Mulai tanggal 29 Juli 2004, Madrasah Diniyah Awwaliyah

Baitussalam mendapatkan surat izin penyelenggaraan pendidikan Madrasah

Diniyah dari kantor Departemen Agama Kotamadya Jakarta Timur dengan No.

Kd.0902/5/PP.01.0/1843/2004 dan Nomor Statistik Madrasah (NSM)

412317220040. Mulai saat itu pula MDA Baitussalam secara resmi tercatat

dan berada di bawah naungan Departemen Agama Kotamadya Jakarta Timur.

Kepala Madrasah pada saat itu ialah M. Ansori Nasution S. Ag.

Pada saat ini kepala Madrasah Diniyah Awwaliyah Baitussalam ialah

Saifullah, S. Ag. Sekarang sudah hampir tiga tahun Madrasah Diniyah

Awwaliyah Baitussalam berjalan sejak tercatat di Departemen Agama

Kotamadya Jakarta Timur.

B. Tujuan dan Fungsi

Tujuan pendidikan Madrasah Diniyah adalah untuk:

1. Memberikan bekal kemampuan dasar kepada warga belajar untuk

mengembangkan kehidupannya sebagai:

a. Pribadi muslim yang beriman dan bertakwa serta berakhlak mulia.

b. Warga Negara Indonesia yang berkepribadian, percaya kepada diri

sendiri serta sehat jasmani dan rohani.

2. Membina warga belajar agar memiliki pengalaman, pengetahuan,

keterampilan beribadah dan sikap terpuji yang berguna bagi

pengembangan pribadinya.

Page 46: PENGARUH BIMBINGAN AKHLAK TERHADAP AKHLAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8173/1/MAULANA... · oleh perbuatan mereka sendiri. Hal tersebut dinyatakan dalam Al-Qur’an

3. Mempersiapkan warga belajar untuk dapat mengikuti pendidikan lanjutan

pada madrasah diniyah.

Adapun fungsi pendidikan madrasah diniyah adalah:

1. Menyelenggarakan kemampuan dasar pendidikan agama Islam yang

meliputi al-Qur’an Hadits, Aqidah Akhlak, Ibadah, Sejarah Kebudayaan

Islam dan Bahasa Arab.

2. Memenuhi kebutuhan masyarakat akan pendidikan agama Islam bagi

warga belajar yang memerlukannya.

3. Membina hubungan kerjasama dengan orang tua warga belajar dan

masyarakat.

4. Melaksanakan tata usaha dan rumah tangga pendidikan serta perpustakaan.

C. Visi dan Misi

Adapun visi dan misi Madrasah Diniyah Awwaliyah Baitussalam

Yayasan Baitussalam Jakarta Timur adalah:

“Mencetak Generasi Yang Berakhlakul Karimah Serta Cerdas

Intelektual, Emosional Dan Spiritual”

D. Letak Geografis, Sarana, dan Struktur Kepengurusan

1. Letak Geografis

Madrasah Diniyah Awwaliyah Baitussalam Yayasan Baitussalam

berlokasi di Komplek Paspampres Jalan Merpati No. 1A Kelurahan Tengah

Kecamatan Kramat Jati Jakarta Timur.

Page 47: PENGARUH BIMBINGAN AKHLAK TERHADAP AKHLAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8173/1/MAULANA... · oleh perbuatan mereka sendiri. Hal tersebut dinyatakan dalam Al-Qur’an

2. Sarana

Ruang belajar berlantaikan keramik yang terdiri dari empat ruangan

yang berbentuk persegi panjang berukuran 5 X 7 meter.

Seluruh kursi sekaligus tatakan buku seperti kursi kuliah ada 100 buah.

Sedangkan jumlah santri MDA hanya dua puluh delapan anak, jadi lebih

dari memadai untuk menampung santri.

Seperangkat alat tulis mengajar di setiap ruang belajar.

Masjid dan tempat wudhu lengkap guna praktek ibadah.

Sebuah Ruangan kantor untuk para staf madrasah.

3. Struktur Kepengurusan

Ketua Yayasan

H. A. THALIB

Kepala Madrasah

SAIFULLAH, S.Ag

Sekretaris

SUMARHARTATI, S.H.I

Bendahara

RINI SUSILOWATI

GURU - GURU

Fiqih

RINI SUSILOWATI

Sejarah Kebudayaan Islam

NURJANAH, S.Sos.I

Aqidah Islam & Bimb. Akhlak

MASRURI MUGNI, S.Pd.I

Kebersihan

H. AMRAN

Al-Qur’an Hadits

SUMARHARTATI, S.H.I

Page 48: PENGARUH BIMBINGAN AKHLAK TERHADAP AKHLAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8173/1/MAULANA... · oleh perbuatan mereka sendiri. Hal tersebut dinyatakan dalam Al-Qur’an

E. Santri MDA Baitussalam

Seluruh santri Madrasah Diniyah Awwaliyah Baitussalam berasal dari

sekitar lingkungan madrasah itu sendiri, tetapi lebih banyak dari anak-anak

yang tinggal di komplek Paspampres, yaitu lingkungan tempat berdirinya

madrasah tersebut.

Santri yang terdaftar di MDA Baitussalam lebih banyak wanita

daripada prianya. Santri wanita berjumlah empat puluh tujuh orang sedangkan

santri pria sebanyak tiga puluh tiga orang, jadi keseluruhannya berjumlah

delapan puluh santri.

Selain berstatus sebagai santri di MDA Baitussalam, mereka juga

adalah siswa-siswi Sekolah Dasar yang berkisar dari kelas tiga sampai kelas

enam Sekolah Dasar.

Page 49: PENGARUH BIMBINGAN AKHLAK TERHADAP AKHLAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8173/1/MAULANA... · oleh perbuatan mereka sendiri. Hal tersebut dinyatakan dalam Al-Qur’an

BAB IV

HASIL ANALISA

A. Uji Validitas dan Reliabilitas

Berdasarkan perhitungan statistik dengan menggunakan cronbach α,

yang mana dapat diketahui butir pernyataan yang valid/invalid dan

reliabil/ireliabil31 terhadap angket yang telah diisi oleh responden bayangan,

maka didapat hasil sebagai berikut:

Tabel 2 Hasil Uji Validitas dan Realibilitas

Terhadap Butir-butir Pernyataan Akhlak

No. Pernyataan Korelasi Item Cronbach α Keterangan

1 0.3004 0.7883 Valid dan Reliabil

2 0.1552 0.7928 Valid dan Reliabil

3 0.3091 0.7885 Valid dan Reliabil

4 -0.4898 0.8080 Invalid dan Reiabil

5 0.3046 0.7887 Valid dan Reliabil

6 0.3545 0.7838 Valid dan Reliabil

7 0.2764 0.7875 Valid dan Reliabil

8 0.4913 0.7821 Valid dan Reliabil

9 0.5156 0.7771 Valid dan Reliabil

10 0.4288 0.7830 Valid dan Reliabil

11 0.3340 0.7865 Valid dan Reliabil

12 0.5657 0.7762 Valid dan Reliabil

13 0.0387 0.8047 Valid dan Reliabil

14 0.5657 0.7803 Valid dan Reliabil

31 Singgih Santoso, Buku Latihan Statistik Parametrik, (Jakarta: PT. Elex Media

Komputindo, 2000), h. 269-291.

Page 50: PENGARUH BIMBINGAN AKHLAK TERHADAP AKHLAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8173/1/MAULANA... · oleh perbuatan mereka sendiri. Hal tersebut dinyatakan dalam Al-Qur’an

15 0.4554 0.7783 Valid dan Reliabil

16 0.4351 0.7812 Valid dan Reliabil

17 0.4557 0.7835 Valid dan Reliabil

18 0.6423 0.7736 Valid dan Reliabil

19 0.3671 0.7846 Valid dan Reliabil

20 -0.0186 0.7969 Invalid dan Reliabil

21 0.5859 0.7753 Valid dan Reliabil

22 0.4856 0.7781 Valid dan Reliabil

23 -0.4058 0.8217 Invalid dan Reliabi

24 0.2194 0.7906 Valid dan Reliabil

25 0.5952 0.7742 Valid dan Reliabil

26 0.0989 0.7945 Valid dan Reliabil

27 0.4859 0.7822 Valid dan Reliabil

28 0.4286 0.7816 Valid dan Reliabil

29 0.4667 0.7802 Valid dan Reliabil

30 0.4808 0.7793 Valid dan Reliabil

Alpha = 0.7922

Kolom korelasi item adalah untuk mengetahui validitas, sedangkan

kolom Cronbach α untuk mengetahui reliabilitas. Jika ada nilai yang minus

pada salah satu nomor pernyataan di atas, maka dikatakan nomor pernyataan

tersebut invalid atau ireliabil.

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui butir pernyataan yang invalid

yaitu butir pernyataan nomor 4, 20 dan 23. Maka peneliti menghilangkan

butir-butir pernyataan yang invalid tersebut sehingga jumlah keseluruhan butir

pernyataan yang valid dan reliabil yaitu sebanyak 27 butir pernyataan.

Page 51: PENGARUH BIMBINGAN AKHLAK TERHADAP AKHLAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8173/1/MAULANA... · oleh perbuatan mereka sendiri. Hal tersebut dinyatakan dalam Al-Qur’an

B. Kondisi Akhlak Santri Di MDA Baitussalam

Dalam meneliti akhlak santri MDA Baitussalam, peneliti

menggunakan angket berskala likert dengan butir pernyataan sebanyak dua

puluh tujuh butir pernyataan terhadap sampel sebanyak empat puluh lima

santri dengan perincian sebagai berikut:

Sampel santri kelas I : 14 santri

Sampel santri kelas II : 9 santri

Sampel santri kelas III : 11 santri

Sampel santri kelas IV : 11 santri +

Total sampel : 45 santri

Setelah dilakukan skoring terhadap angket yang telah diisi oleh

sejumlah sampel tersebut, maka didapat hasil sebagai berikut berdasarkan

kelasnya masing-masing:

Diagram Prosentase Akhlak

31.26%

20.67%23.96%

24.10%

Kelas IKelas IIKelas IIIKelas IV

I

II

IV

III

Page 52: PENGARUH BIMBINGAN AKHLAK TERHADAP AKHLAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8173/1/MAULANA... · oleh perbuatan mereka sendiri. Hal tersebut dinyatakan dalam Al-Qur’an

Dapat dilihat bahwa santri kelas I mempunyai skor prosentase akhlak

terbesar daripada santri kelas yang lain yaitu 31,25%. Kemudian disusul oleh

santri kelas IV yaitu 24,08%, lalu santri kelas III sebesar 23,94% dan yang

memiliki prosentase terkecil yaitu santri kelas II sebesar 20,73%.

C. Analisis dan Interpretasi Data

Salah satu program pengajaran di MDA Baitussalam adalah bimbingan

akhlak. Bimbingan akhlak diberikan kepada santri kelas I sampai kelas IV

dengan jadwal seminggu sekali untuk setiap kelas. Kelas I dan II memperoleh

bimbingan akhlak setiap hari selasa, sedangkan kelas III dan IV

memperolehnya setiap hari kamis.

Peneliti mengajukan angket akhlak pada waktu akhir tahun ajaran

sehingga mereka genap mengikuti bimbingan akhlak selama setahun bagi kelas

I, dua tahun bagi kelas II, tiga tahun bagi kelas III, dan terakhir empat tahun

bagi kelas IV.

Untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh bimbingan akhlak

terhadap akhlak santri di MDA Baitussalam, peneliti menggunakan uji data

tiga sampel atau lebih tidak berhubungan (independen) yaitu yang lebih tepat

uji kruskal wallis, di mana dengan menggunakan uji korelasi tersebut, peneliti

juga dapat mengetahui ada atau tidaknya perbedaan akhlak santri menurut

lamanya dalam mengikuti bimbingan akhlak. Berikut ini output SPSS dari test

kruskal wallis:

Page 53: PENGARUH BIMBINGAN AKHLAK TERHADAP AKHLAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8173/1/MAULANA... · oleh perbuatan mereka sendiri. Hal tersebut dinyatakan dalam Al-Qur’an

Npar Tests Kruskal-Wallis Test

Ranks

KELAS N Mean Rank

NILAI Kelas I 14 23,89 Kelas II 9 29,39

Kelas III 11 18,55

Kelas IV 11 21,09

45

Test Statistics(a,b)

NILAI Chi-Square 3,698 df 3 Asymp. Sig. ,296 a Kruskal Wallis Test b Grouping Variable: KELAS

Dengan membandingkan statistik hitung dengan statistik tabel, maka:

• Jika statistik hitung < statistik tabel, H0 diterima

• Jika statistik hitung > statistik tabel, H0 ditolak

Dari tabel output di atas terlihat bahwa statistik hitung kruskal wallis

(sama dengan perhitungan Chi Aquare) adalah 3,698. Sedangkan statistik

tabelnya dapat dilihat tabel Chi-Square, untuk df (derajat kebebasan) = 3 dan

tingkat signifikansi (α) = 5 %, maka didapat statistik tabel = 7,815.

Page 54: PENGARUH BIMBINGAN AKHLAK TERHADAP AKHLAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8173/1/MAULANA... · oleh perbuatan mereka sendiri. Hal tersebut dinyatakan dalam Al-Qur’an

Oleh karena statistik hitung < statistik tabel (3,698 < 7,815), maka H0

diterima. Berdasarkan probabilitas:

• Jika Probabilitas > 0,05, maka H0 diterima.

• Jika probabilitas < 0,05, maka H0 ditolak.

Terlihat bahwa pada kolom Asymp. Sig/Asymtotic Significance

adalah 0,296, atau probabilitas di atas 0,05 (0,296 > 0,05). Dengan demikian,

H0 diterima, atau tidak ada korelasi positif yang signifikan antara bimbingan

akhlak dengan akhlak santri di MDA Baitussalam Jakarta Timur karena tidak

ada perbedaan yang nyata (signifikan) di antara akhlak santri dari keempat

kelas tersebut.

Page 55: PENGARUH BIMBINGAN AKHLAK TERHADAP AKHLAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8173/1/MAULANA... · oleh perbuatan mereka sendiri. Hal tersebut dinyatakan dalam Al-Qur’an

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Kondisi Akhlak Santri Di MDA Baitussalam Kramat Jati Jakarta Timur

Santri kelas satu yang berjumlah dua puluh lima anak telah

mengikuti bimbingan akhlak selama satu tahun, lalu santri kelas dua yang

berjumlah dua puluh dua anak telah mengikuti bimbingan akhlak selama

dua tahun, kemudian santri kelas tiga yang berjumlah sembilan belas anak

telah mengikuti bimbingan akhlak selama tiga tahun, dan santri kelas empat

yang berjumlah empat belas anak telah mengikuti bimbingan akhlak selama

empat tahun.

Idealnya untuk santri kelas empat memiliki kondisi akhlak yang

paling baik daripada santri kelas yang lainnya, karena kelas empat paling

lama dalam mengikuti bimbingan akhlak di Madrasah Diniyah Awwaliyah

(MDA) Baitussalam. Tetapi setelah peneliti melakukan penelitian

mengenai pengaruh bimbingan akhlak terhadap akhlak santri di MDA

Baitussalam, ternyata bukan santri kelas empat yang paling baik kondisi

akhlaknya, melainkan santri kelas satu yang paling baik akhlaknya.

Jadi, menurut hasil analisa yang peneliti lakukan terhadap kondisi

akhak santri di MDA Baitussalam, bahwa kondisi akhlak santri kelas satu

paling baik daripada santri kelas lainnya, kemudian disusul santri kelas

Page 56: PENGARUH BIMBINGAN AKHLAK TERHADAP AKHLAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8173/1/MAULANA... · oleh perbuatan mereka sendiri. Hal tersebut dinyatakan dalam Al-Qur’an

empat, santri kelas tiga dan terakhir santri kelas dua yang memiliki kondisi

akhlak paling rendah daripada kelas yang lain.

2. Pengaruh antara Bimbingan Akhlak Terhadap akhlak Santri di MDA

Baitussalam Jakarta Timur.

Program bimbingan akhlak diberikan kepada seluruh santri MDA

Baitussalam. Setiap kelas mendapatkan jadwal bimbingan akhlak satu kali

(satu jam) dalam seminggu. Secara matematis, maka santri kelas satu telah

dibimbing akhlaknya sebanyak empat puluh delapan kali (48 jam). Bisa

kita bayangkan untuk santri kelas yang lain.

Dikarenakan kondisi akhlak santri kelas satu dan bukan santri kelas

empat yang paling baik akhlaknya, maka dapat disimpulkan bahwa tidak

ada pengaruh yang signifikan antara bimbingan akhlak dengan akhlak

santri di MDA Baitussalam.

B. Saran

Setelah sekian lama peneliti melakukan penelitian hingga dapat

disimpulkan mengenai pengaruh bimbingan akhlak terhadap akhlak santri di

MDA Baitussalam Kramat Jati Jakarta Timur, maka peneliti mempunyai

beberapa saran sebagai berikut:

• Lamanya waktu bimbingan akhlak yang diberikan kepada setiap kelas

sebaiknya ditambah, dari satu jam menjadi dua jam dalam seminggu.

Page 57: PENGARUH BIMBINGAN AKHLAK TERHADAP AKHLAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8173/1/MAULANA... · oleh perbuatan mereka sendiri. Hal tersebut dinyatakan dalam Al-Qur’an

• Sistem bimbingan akhlak santri yang selama ini sebaiknya dipertahankan

dan ditambah dengan sistem yang lebih jitu dalam menghadapi kondisi

askhlak santri pada jaman sekarang.

Hanya itu saran yang dapat peneliti kemukakan, semoga harapan mulia

kita dikemudian hari dapat terlaksana dengan baik dan disertai oleh ridonya

Allah subhanahu wata’ala. Amin.

Page 58: PENGARUH BIMBINGAN AKHLAK TERHADAP AKHLAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8173/1/MAULANA... · oleh perbuatan mereka sendiri. Hal tersebut dinyatakan dalam Al-Qur’an

DAFTAR PUSTAKA

1. Prayitno dan Amti, Erman, Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling, (Jakarta:

Rineka Cipta, 2004), cet. ke-2.

2. Subhi, Mahmud, Ahmad, Filsafat Etika: Tanggapan Kaum Rasionalis dan

Intuisionalis Islam, (Jakarta: Serambi, 2001).

3. Pent. Sitanggal, Umar, Anshori, Islam Membina Masyarakat Adil Makmur,

(Jakarta: Pustaka Dian dan Antar Kota, 1987), cet. ke-1.

4. Irianto, Agus, Statistik Konsep Dasar Dan Aplikasinya, (Jakarta Timur:

Kencana, 2004), cet. ke-1.

5. Hadi, Sutisno, Metodologi Research, (Yogyakarta: Andi Offset, 1990), cet.

ke-22, jilid I.

6. Mardalis, Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal, (Jakarta: Bumi

Aksara, 2003), cet. ke-6.

7. Prasetyo, Bambang dan Jannah, Miftahul, Lina, Metode Penelitian

Kuantitatif: Teori dan Aplikasinya, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2006).

8. Nata, Abuddin, Akhlak Tasawuf, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2002),

cet. ke-4.

9. Ardani, Moh., Nilai-nilai Akhlak/Budi Pekerti Dalam Ibadat, (Jakarta: CV.

Karya Mulia, 2001), cet. ke-1.

10. Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta:

Balai Pustaka, 2002), cet. ke-2, edisi III.

11. Ameen, Achmad, Kitab al-Akhlaq, (Kairo: An-Nahdlah, 1967), cet.ke-9.

Page 59: PENGARUH BIMBINGAN AKHLAK TERHADAP AKHLAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8173/1/MAULANA... · oleh perbuatan mereka sendiri. Hal tersebut dinyatakan dalam Al-Qur’an

12. Imam al-Ghazali, Ihya ‘Ulum al-Din, (Kairo: Maktabah Matba’ah al-Masyhad

al-Husainy, 1939), Juz III.

13. Nata, Abuddin, Akhlak Tasawuf, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2002),

cet.ke-3.

14. Daradjat, Zakiah, Pendidikan Islam Dalam Keluarga dan Sekolah, (Jakarta:

CV. Ruhama, 1995), cet. ke-2.

15. Masy’ari, Anwar, Akhlak al-Quran, (Surabaya: PT Bina Ilmu, 1990), cet. ke-

1.

16. Nata, Abuddin, Akhlak Tasawuf, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2002),

cet. ke-4.

17. Sudarsono, Sepuluh Aspek Agama Islam, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1994),

cet. ke-1.

18. Minhaj al-Muslim oleh abu Bakr al-Jaza’iri, Hasanuddin dan Didin

Hafidhuddin, Pedoman Hidup Muslim, (Jakarta: PT Pustaka Litera

AntarNusa, 2003), cet. ke-2.

19. Winkel, W.S. dan Hastuti, Sri, Bimbingan Dan Konseling Di Institusi

Pendidikan, (Yogyakarta: Media Abadi, 2004), cet. ke-3.

20. Purwanto, Ngalim, Administrasi Pendidikan, (Jakarta: PT. Mutiara, 1981), cet.

ke-8.

21. Zahri, Mustafa, Kunci Memahami Ilmu Tasawuf, (Surabaya: Bina Ilmu, 1995).

24. Santoso, Singgih, Buku Latihan Statistik Parametrik, (Jakarta: PT. Elex Media

Komputindo, 2000).

Page 60: PENGARUH BIMBINGAN AKHLAK TERHADAP AKHLAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8173/1/MAULANA... · oleh perbuatan mereka sendiri. Hal tersebut dinyatakan dalam Al-Qur’an

25. Wawancara peneliti kepada salah satu sesepuh Masjid Baitussalam, yakni H.

Amran dan Kepala Sekolah MDA Baitussalam, yakni Ust. Saefullah, S. Ag.

Pada tanggal 3 mei 2007 di Masjid Baitussalam Kramat Jati Jakarta Timur.

Page 61: PENGARUH BIMBINGAN AKHLAK TERHADAP AKHLAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8173/1/MAULANA... · oleh perbuatan mereka sendiri. Hal tersebut dinyatakan dalam Al-Qur’an