79
PENGARUH BIMBINGAN SOSIAL TERHADAP KOMUNIKASI INTERPERSONAL SISWA KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH 5 ULUJAMI PEMALANG TAHUN PELAJARAN 2010/2011 SKRIPSI SKR WIARSIH NPM. 06110299 IKIP PGRI SEMARANG FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN 2010/2011

PENGARUH BIMBINGAN SOSIAL TERHADAP · PDF filePENGARUH BIMBINGAN SOSIAL TERHADAP ... masalah-masalah sosial budaya yang perlu diketahui siswa dalam proses ... yang mengalami kesulitan

Embed Size (px)

Citation preview

PENGARUH BIMBINGAN SOSIAL TERHADAP KOMUNIKASIINTERPERSONAL SISWA KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH 5

ULUJAMI PEMALANG TAHUN PELAJARAN 2010/2011

SKRIPSI

SKR

WIARSIH

NPM. 06110299

IKIP PGRI SEMARANGFAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN2010/2011

PENGARUH BIMBINGAN SOSIAL TERHADAP KOMUNIKASIINTERPERSONAL SISWA KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH 5

ULUJAMI PEMALANG TAHUN PELAJARAN 2010/2011

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan

untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan

Program Sarjana Pendidkan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan

WIARSIH

NPM. 06110299

IKIP PGRI SEMARANGFAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN2010/2011

SKRIPSI

PENGARUH BIMBINGAN SOSIAL TERHADAP KOMUNIKASIINTERPERSONAL SISWA KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH 5

ULUJAMI PEMALANG TAHUN PELAJARAN 2010/2011

Dibuat dan dipersembahkan oleh:Wiarsih

NPM. 06110299

Telah disetujui oleh pembimbing untuk dipertahankandi hadapan Sidang Dewan Penguji Skripsi pada 25 Februari 2011

Pembimbing I, Pembimbing II,

Drs. Agus Suharno, M.Si Prof. Dr. A.Y. Soegeng Ysh., M.Pd.NPP. 936501088....... NIP. 19430227 198103 1 001

IKIP PGRI SEMARANGFAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN2010/2011

ii

SKRIPSI

PENGARUH BIMBINGAN SOSIAL TERHADAP KOMUNIKASIINTERPERSONAL SISWA KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH 5

ULUJAMI PEMALANG TAHUN PELAJARAN 2010/2011

Dibuat dan dipersembahkan oleh:Wiarsih

NPM. 06110299

Telah dipertahankan di hadapan Dewan Sidang Penguji SkripsiPada 25 Februari 2011.

Dan dinyatakan memenuhi syarat

Dewan Penguji,

Ketua, Sekretaris,

Drs. Agus Suharno. M.Si. Dra. M.Th. Retnaningdyastuti, M.PdNIP. 936501088....... NIP. 195306031981032001.......

Penguji Tanda Tangan

1. Drs. Agus Suharno. M.Si. (..............................................)NIP. 936501088.......

2. Prof. Dr. A.Y. Soegeng Ysh., M.Pd (..............................................)NIP. 19430227 198103 1 001

3. Arri Handayani, S.Psi.,M.Si. (..............................................)NPP. 997401149

IKIP PGRI SEMARANGFAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN2010/2011

iii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO:

1. Berat sama dipikul, ringan sama dijinjing. Pekerjaan dan usaha yang

dilakukan bersama akan membantu meringankan beban, namun tidak berlaku

untuk hal-hal tertentu yang membutuhkan kekuatan dan tenaga pribadi.

2. Berusahalah menerima suatu kenyataan dengan ikhlas karena keikhlasan akan

membawa kita ke jalan yang damai, tenang dan tenteram.Mulailah suatu usaha

atau pekerjaan dengan niat yang kuat.

3. Hormatilah sesama tanpa memandang latar belakang dari mana ia berasal.

Selalu bersemangat dan produktif.

PERSEMBAHAN:

Skripsi ini kupersembahkan kepada:

1. Bapak dan Ibu tercinta serta keluargaku tercinta.

2. Teman-teman mahasiswa senasib dan seperjuangan.

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT Tuhan

Semesta Alam yang yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, yang telah

melimpahkan beberapa rahmat, nikmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan laporan skripsi ini dengan baik. Dalam proses penyelesaian skripsi

ini, penulis mendapatkan bantuan dari beberapa pihak-pihak baik itu dari pihak

keluarga, pihak intsitusi maupun pihak lain yang telah membantu penulis. Pada

kesempatan kali ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan

kepada pihak-pihak yang telah membantu penulis, diantaranya:

1. H. Muhdi, S.H, M.Hum, selaku Rektor IKIP PGRI Semarang.

2. Drs. Agus Suharno, M.Si, selaku Dekan FIP IKIP PGRI Semarang sekaligus

Pembimbing I.

3. Siti Fitriana, S.Pd, M.Pd, yang telah memberikan bimbingan dalam

penyusunan skripsi ini.

4. Prof. Dr. A.Y. Soegeng YSh., M.Pd, selaku Pembimbing II yang telah

memberikan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini.

5. Bapak Kepala Sekolah SMP Muhammadiyah 5 Ulujami Pemalang beserta

Staf Guru dan Karyawan yang telah memberi ijin dan bantuan kepada penulis

untuk mengadakan penelitian.

6. Berikutnya, penulis juga menyampaikan terima kasih kepada rekan-rekan

mahasiswa IKIP PGRI Semarang yang telah memberikan bantuan dan

motivasi dalam penyusunan skripsi ini.

v

Akhirnya penulis mengharapkan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi

diri penulis dan bagi para pembaca yang budiman. Semoga kebaikan dari Bapak,

Ibu, saudara serta rekan-rekan semua dapat diterima dan mendapat balasan yang

layak dari Allah SWT. Terimakasih.

Semarang, 27 Desember 2010

Penulis

vi

ABSTRAK

WIARSIH. 2011. Pengaruh Bimbingan Sosial terhadap KomunikasiInterpersonal Siswa Kelas VIII SMP Muhammadiyah 5 Ulujami Pemalang TahunPelajaran 2010/2011. Skripsi.

Permasalahan dalam penelitian adalah ditemukan banyaknya siswa diSMP Muhammadiyah 05 Kecamatan Ulujami Kabupaten Pemalang yang kurangmampu berkomunikasi interpersonal dengan baik di sekolah, mereka kurang dapatmenyesuaikan diri dengan lingkungannya. Tujuan penelitian adalah untukmengetahui ada tidaknya pengaruh bimbingan sosial terhadap komunikasiinterpersonal siswa kelas VIII SMP Muhammdiyah 5 Ulujami Pemalang.Perumusan masalah penelitian yaitu: “adakah pengaruh bimbingan sosial terhadapkomunikasi interpersonal Siswa Kelas VIII SMP Muhammadiyah 5 UlujamiPemalang Tahun Pelajaran 2010/2011?”. Hipotesis penelitian yang penulis ajukanberbunyi: “ada pengaruh bimbingan sosial terhadap komunikasi interpersonalSiswa Kelas VIII SMP Muhammadiyah 5 Ulujami Pemalang Tahun Pelajaran2010/2011”.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII denganjumlah 44 siswa. Karena subjek penelitian kurang dari 100 orang, maka tidakdikenakan sample. Metode penelitian ini menggunakan metode eksperimen semudengan desain one group pretest and posttest design. Metode pengumpulandatanya adalah skala psikologis. Data yang diperoleh dari tes awal dan tes akhirdianalisis menggunakan uji beda atau t-test.

Dari hasil analisis data yang diujikan kepada 44 responden, setelahdihitung dengan uji-t diperoleh angka t hitung = 5,539. Pada taraf signifikan 5%diperoleh dengan dk = 44 – 1 = 43 diperoleh t tabel = 1,681. Karena t hitung lebihbesar dari t table yakni: 5,539 > 1,681 maka perhitungan signifikan sehinggahipotesis penelitian yang berbunyi: “ada pengaruh bimbingan sosial terhadapkomunikasi interpersonal Siswa Kelas VIII SMP Muhammadiyah 5 UlujamiPemalang Tahun Pelajaran 2010/2011”, diterima. Dari hasil tersebut, penulismenyimpulkan bahwa bimbingan sosial dapat meningkatkan komunikasiinterpersonal siswa kelas VIII SMP Muhammdiyah 5 Ulujami Tahun Pelajaran2010/2011.

Saran yang dapat penulis berikan antara lain bimbingan sosial dapatdilakukan dengan pemberian layanan informasi. Informasi tentang cara-caraberkomunikasi dan berinteraksi sosial sangat penting untuk diberikan kepadasiswa. Untuk itu, hendaknya guru pembimbing dapat memberikan bimbingansosial yang salah satunya dengan memberikan layanan informasi. Siswahendaknya memanfaatkan bimbingan sosial di sekolah untuk mengoptimalkanperkembangan sosialnya, yang salah satunya adalah kemampuan komunikasiinterpersonal. Kemampuan komunikasi interpersonal itu penting sekali bagiindividu, karena merupakan salah satu tugas perkembangan yang harus dicapaioleh para siswa. Berkaitan dengan pelayan bimbingan dan konseling di sekolahsiswa seharusnya dapat melakukan konseling ataupun konsultasi dengan gurupembimbing tanpa ada perasaan ragu-ragu atau malu.

vii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN SAMPUL

HALAMAN JUDUL …………………………………………………...... i

LEMBAR PERSETUJUAN …………………………………………...... ii

LEMBAR PENGESAHAN ………………………………………………. iii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ……………………………………….. iv

PRAKATA ……………………………………………………………...... v

ABSTRAK ……………………………………………………………...... vii

DAFTAR ISI …………………………………………………………....... viii

DAFTAR TABEL ………..………………………………………….......... x

DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………….......... xi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ………………………………….. 1

B. Identifikasi Masalah ……………..……………………….. 3

C. Pembatasan Masalah …………….……………………….. 3

D. Perumusan Masalah ………………………………………. 4

E. Definisi Operasional Variabel …..………………………… 4

F. Tujuan Penelitian ……………………………………… 5

G. Manfaat Penelitian …………………............... 5

H. Sistematika Penulisan Skripsi …………………………… 6

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS

A. Kajian Komunikasi Interpersonal ……………………….. 8

1. Pengertian komunikasi interpersonal …………………. 8

2. Bentuk-bentuk komunikasi interpersonal……………… 9

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi komunikasi

interpersonal …………………………………………. 12

4. Prinsip komunikasi interpersonal ……………………… 13

5. Fungsi komunikasi interpersonal …………………….. 15

6. Ciri dan tujuan komunikasi interpersonal …………… 17

viii

Halaman

B. Kajian Teori Bimbingan Sosial ………………………….. 19

1. Pengertian bimbingan sosial……………………………. 19

2. Tujuan bimbingan sosial …………………………….. 20

3. Ciri-ciri dan prinsip bimbingan sosial ………………… 20

4. Bidang isi bimbingan sosial ………………………….. 21

5. Bentuk-bentuk layanan bimbingan sosial ……….…… 22

C. Kerangka Berpikir ………………………………………. 23

D. Hipotesis Penelitian ………………………………………. 24

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian …………………………….. 25

B. Populasi Penelitian ………………………….………….. 25

C. Metode Penelitian ………………………………………. 26

D. Instrumen Penelitian ……………………………………… 26

1. Uji validitas instrumen ………………………………… 28

2. Uji reliabilitas instrumen ……………………………… 32

E. Prosedur Penelitian ……………………………………….. 35

F. Desain Penelitian …………………………………….. 36

G. Teknik Analisis Data……………………………………….. 37

H. Hipotesis Statistik ………………………………………… 38

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Data …………………………………………….. 39

B. Hasil Analisis Data ……………………………………….. 43

C. Pembahasan Hasil Penelitian …………………………. 46

BAB V PENUTUP

A. Simpulan ………………………………………………… 49

B. Saran ……………………………………………………… 50

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………. 51

ix

DAFTAR TABEL

Tabel: Halaman

3.1 Kisi-Kisi Skala Komunikasi Interpersonal…………………….. ……. 27

3.2 Skor Butir dan Skor Total …………………………………………… 28

3.3 Persiapan Perhitungan Validitas Tiap Butir …………………………. 30

3.4 Rekapitulasi Uji Validitas ………………………………………… 31

3.5 Persiapan Uji Reliabilitas ………………………………………….. 33

3.6 Deskripsi Nilai Kemampuan Komunikasi Interpersonal ……………. 35

Nilai Hasil Tes Awal Komunikasi Interpersonal………………….…. 39

Nilai Hasil Tes Akhir Komunikasi Interpersonal…………………….. 41

Nilai Tes Awal dan Tes Akhir Komunikasi Interpersonal ………….. 43

x

4.1

4.2

4.3

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran: Halaman

1. Skala Psikologis Komunikasi Interpersonal …………………………. 52

2. Populasi Penelitian………………………………………………...…. 57

3. Tabulasi Uji Validitas ……………………………………………… 58

4. Perhitungan Uji Validitas …………………………………………. 62

5. Rekapitulasi Hasil Uji Validitas …………………………………. 68

6. Uji Reliabilitas ……………………………………………………… 69

7. Nilai Hasil Tes Awal Komunikasi Interpersonal……………..……… 70

8. Nilai Hasil Tes Awal Komunikasi Interpersonal …………………….. 71

9. Selisih Hasil Nilai Tes Awal dan Tes Akhir……………….. ……….. 72

10. Perhitungan Uji-t untuk Uji Hipotesis Pengaruh Bimbingan Sosial

terhadap Komunikasi Interpersonal ………………………………… 73

11. Tabel Korelasi Hitung Product Moment……………………………… 74

12. Tabel Kritis Uji-t……………………………………………………… 75

13. Surat Ijin Penelitian ……………………………………………….. 76

14. Surat Keterangan Melaksanakan Penelitian ……………………….. 77

15. Satuan Layanan Bimbingan Sosial ……………………………….. 78

xi

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

3.1 Kisi-kisi Skala Psikologis Komunikasi Interpersonal………………..... 26

3.2 Skor Butir dan Skor Total Hasil Penyebaran Uji Coba Instrumen …… 27

3.3 Persiapan Uji Validitas Tiap Butir Skala Komunikasi Interpersonal….. 29

3.4 Hasil Perhitungan Uji Validitas ………………………………………. 30

3.5 Persiapan Perhitungan Uji Reliabilitas Ganjil-Genap Spearman-Brown 32

3.6 Rancangan Penelitian ………………………………………………… 35

4.1 Deskripsi Nilai Tes Skala Komunikasi Interpersonal …………………. 38

4.2 Nilai Tes Awal Komunikasi Interpersonal……………………………... 39

4.3 Nilai Tes Akhir Komunikasi Interpersonal……………………………... 41

4.4 Selisih Nilai Tes Awal dan Tes Akhir untuk Persiapan Hitung Uji-t …. 43

x

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Komunikasi merupakan bagian dari perkembangan anak untuk mengetahui

secara bertahap menggambarkan siapakah dirinya dengan berinteraksi sosial dalam

lingkungan, dari interaksi tersebut terdapat masukan atau kritikan dari orang lain

serta penilaian terhadap kita. Bila seorang anak cenderung mengisolasi diri dengan

berbagai kegiatan belajar tanpa ada interaksi atau bersosialisasi dengan teman dan

lingkungan maka anak tersebut tidak mempunyai informasi-informasi yang dapat

membantunya dalam pembentukan konsep diri.

Selama ini kebanyakan sekolah-sekolah memang belum secara sungguh-

sungguh menerapkan bimbingan sosial secara konsisten. dengan demikian peserta

didik seolah-olah merasa tidak bersalah apabila memiliki sifat menyendiri karena

tidak mampu berkomunikasi dengan warga sekolah yang lain. Bicara mengenai

bimbingan sosial, kita dapat mengutip pernyataan dari Djumhur yaitu:

Bimbingan sosial adalah bidang pelayanan yang membantu peserta didikdalam memahami dan menilai serta mengembangkan kemampuanhubungan sosial yang sehat dan efektif dangan teman sebaya, anggotakeluarga, dan warga lingkungan sosial yang lebih luas. Melaluibimbingan sosial siswa memperoleh keterangan tentang berbagaiinformasi yang berhubungan dengan masalah-masalah sosial budayayang perlu diketahui siswa dalam proses penyesuaiannya. (Djumhur,2003: 42)

Siswa SMP kelas VIII adalah siswa yang memasuki masa remaja awal

dengan karakteristik perilaku seolah-olah ingin mendapatkan kebebasan dalam

1

2

hidupnya dan pada saat tertentu dalam masa remaja terlihat sikap melawan segala

tata cara hidup. Sebetulnya sikap siswa yang memiliki tingkah laku yang suka

menyendiri dapat dilatih sejak dini lewat keluarga sehingga dapat terbentuk sikap

perilaku yang sesuai dengan peraturan. Hal ini terjadi akibat siswa mempunyai

masalah yang sifatnya pribadi, salah satu contoh rendahnya minat bergaul dan

berkomunikasi dengan siswa yang lain, padahal komunikasi sangat penting untuk

mendapatkan pengetahuan dari yang tidak tahu menjadi tahu. Salah satu cara

untuk menumbuhkan jiwa berkomunikasi antara siswa yang satu dengan yang

lain adalah dengan bimbingan sosial.

Siswa dikatakan mengalami kesulitan berinteraksi dengan siswa lain kalau

yang bersangkutan menunjukan kegagalan (failure) tertentu dalam mencapai

tujuan dalam pergaulan, dengan demikian yang bersangkutan tidak berhasil

mencapai taraf kualifikasi sosial tertentu berdasarkan kriteria yang ditetapkan

(TIK) atau ukuran tingkat kapasitas belajarnya. Dengan kriteria tersebut dapat

ditetapkan individu mana yang mengalami kesulitan belajar dapat ditinjau dari

tujuan yang hendak dicapai.

Bimbingan sosial merupakan salah satu bentuk usaha pemberian bantuan

kepada individu yang mengalami problem atau masalah (Tim MKDK IKIP

Semarang, 2002: 38). Di dalam bimbingan sosial diharapkan individu- individu

dapat mengadakan hubungan dan memperoleh informasi maupun tanggapan dan

pendapat yang timbul dalam atau selama berinteraksi dalam bentuk macam-

macam reaksi sehingga suasana yang timbul dalam komunikasi interpersonal

merupakan media yang dapat berarti positif. Berdasarkan uraian di atas maka

3

dalam penelitian peneliti berminat untuk mengambil judul “Pengaruh Bimbingan

Sosial Terhadap Komunikasi Interpersonal Pada Siswa Kelas VIII SMP

Muhammadiyah 05 Kecamatan Ulujami Kabupaten Pemalang Tahun pelajaran

2010/2011”.

B. Identifikasi Masalah

Ditemukan banyaknya siswa di SMP Muhammadiyah 05 Kecamatan Ulujami

Kabupaten Pemalang yang tidak dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya

karena merasa rendah diri dikarenakan tidak dapat berinteraksi dengan lingkungan

sekolah. Maka peran guru bimbingan dan konseling sangat penting dalam

mengembangkan hubungan interpersonal dalam bentuk bimbingan. Salah satu

bidang bimbingan yang dapat digunakan untuk meningkatkan komunikasi

intepersonal siswa adalah dengan melaksanakan bimbingan sosial.

Atas dasar identifikasi tersebut, maka pokok masalahnya adalah bimbingan

sosial terhadap komunikasi interpersonal. Dalam penelitian ini identifikasi

masalahnya adalah “Pengaruh Bimbingan Sosial Terhadap Komunikasi Interpersonal

Pada Siswa Kelas VIII SMP Muhammadiyah 05 Kecamatan Ulujami Kabupaten

Pemalang Tahun Pelajaran 2010/2011.

C. Pembatasan Masalah

Komunikasi interpersonal merupakan bagian penting dari perkembangan

anak yang karenanya anak dapat berkembang sehingga mampu bersosialisasi dan

berhubungan sosial dengan yang lainnya. Menurut Surya (1998: 18) faktor yang

mempengaruhi komunikasi interpersonal didasarkan pada fungsi ada 4 yaitu

4

informasi, perintah, mempengaruhi dan integrasi. Adapun ciri–ciri komunikasi

interpersonal adalah: keterbukaan, empati, sikap mendukung, dan sikap positif.

Peneliti melakukan penelitian terhadap siswa kelas VIII di SMP

Muhammadiyah 5 Ulujami dengan menerapkan bidang bimbingan sosial untuk

meningkatkan komunikasi interpersonal siswa. Aspek komunikasi interpersonal yang

diteliti meliputi: keterbukaan, empati, sikap mendukung, sikap positif. Pembatasan

masalahnya adalah ”Pengaruh Bimbingan Sosial terhadap Komunikasi Interpersonal

Siswa Kelas VIII SMP Muhammadiyah 5 Ulujami Tahun Pelajaran 2010/2011”.

D. Rumusan Masalah

Selanjutnya pokok masalah tersebut penulis jabarkan dalam rumusan

masalah sebagai berikut: Bagaimanakah pelaksanaan bimbingan sosial di SMP

Muhammadiyah 05 Kecamatan Ulujami Kabupaten Pemalang Tahun Pelajaran

2010/2011?. Kemudian “adakah pengaruh bimbingan sosial terhadap komunikasi

interpersonal siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah 05 Kecamatan Ulujami

Kabupaten Pemalang Tahun Pelajaran 2010/2011?

E. Devinisi Operasional Variabel

1. Komunikasi interpersonal

Komunikasi interpersonal adalah komunikasi antarorang-orang dalam hal ini siswa

secara tatap muka, yang memungkinkan setiap siswa memenangkan reaksi yang lain

secara langsung. Komunikasi interpersonal memiliki ciri: empati, sikap positif, sikap

mendukung. Untuk mengetahui dan mengukur komunikasi interpersonal siswa,

dalam penelitian ini digunakan alat ukur indikator yaitu skala psikologis komunikasi

5

interpersonal yang terdiri dari beberapa butir di mana tiap-tiap butir mempunyai skor

dari 1 sampai 4. Untuk mengetahui nilai komunikasi interpersonal siswa dilakukan

dengan menjumlahkan skor-skor yang didapat dari setiap butir nomor pertanyaan

skala setelah sebelumnya dilakukan penyebaran skala terhadap siswa.

2. Bimbingan sosial

Bimbingan sosial adalah salah satu bidang dalam bimbingan dan konseling yang

digunakan peneliti untuk diberikan kepada siswa untuk membantu mengatasi

masalah salah satunya yaitu masalah komunikasi interpersonal. Bimbingan sosial

diberikan kepada siswa dari tanggal 20 Juli sampai 20 Desember 2010. Pemberian

bimbingan sosial dilakukan 1 kali dalam tiap minggunya. Materi bimbingan sosial

yang diberikan kepada siswa berhubungan dengan masalah komunikasi

interpersonal.

F. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitan ini adalah menguji hipotesis penelitian. Kemudian

untuk mengetahui seberapa besar pengaruh bimbingan sosial terjadap kemampuan

komunikasi interpersonal pada siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah 05

Kecamatan Ulujami Kabupaten Pemalang Tahun Pelajaran 2010/2011.

G. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini ada dua yaitu manfaat teoretis dan manfaat praktis.

Secara teoretis, hasil dari penelitian dapat dimanfaatkan untuk mengembangkan ilmu

pengetahuan pada umumnya serta menjadikan kajian teori dan rujukan bagi peneliti-

6

peneliti lainnya, khususnya dalam upaya mengembangkan bimbingan sosial dalam

kaitannya dengan komunikasi interpersonal.

Secara praktis, sebagai wadah untuk mengembangkan pola pikir dan

menambah pengetahuan dalam melaksanakan layanan pembelajaran kepada siswa

untuk meningkatkan kemandirian belajarnya, bahan informasi dan bahan rujukan

untuk mengetahui adanya pengaruh bimbingan sosial terhadap komunikasi

interpersonal siswa. Sehingga dapat diambil langkah yang tepat dalam proses

pencapaian interaksi sosial yang maksimal, dapat menumbuhkan kemampuan

berinteraksi dengan warga sekolah yang lain muncul semangat berkomunikasi

sehingga suasana belajar jadi menyenangkan khususnya untuk siswa kelas VIII.

H. Sistematika Skripsi

Untuk memudahkan dalam penulisan, maka penulis menyusun sistematika

skripsi adalah terdiri dari bagian awal, bagian utama dan bagian akhir. Bagian awal

terdiri dari: halaman sampul, halaman persetujuan, halaman pengesahan, halaman

pernyataan, halaman motto dan persembahan, prakata, abstrak daftar isi, daftar tabel.

Bagian utama terdiri dan dipaparkan kedalam 5 (lima) bab. BAB I

Pendahuluan, memaparkan latar belakang, identifikasi masalah, pembatasan masalah,

rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistemmatika skripsi.

BAB II Kajian Teori dan Hipotesis, membahas kajian tentang bimbingan sosial dan

komunikasi interpersonal. BAB III Metodologi Penelitian, berisikan tentang tempat

dan waktu penelitian, subyek penelitian, variabel penelitian, metode pengumpulan

data, instrumen penelitian, uji instrumen, rancangan penelitian, analisa data dan

7

hipotesis statistik. BAB IV Hasil Penelitian dan pembahasan. berisikan deskripsi

data, hasil analisis data dan pembahasan hasil penelitian. BAB V Simpulan dan

Saran. Kemudian bagian akhir terdiri dari daftar pustaka dan lampiran-lampiran.

8

BAB II

KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS

I. Kajian Teori Komunikasi Interpersonal

1. Pengertian komunikasi interpersonal

Komunikasi interpersonal (interpersonal communication) disebut juga komunikasi

antarpribadi. Diambil dari terjemahan kata interpersonal, yang terbagi dalam dua

kata, inter berarti antara atau antar, dan personal berarti pribadi. Definisi umum

komunikasi interpersonal adalah komunikasi antar orang-orang secara tatap muka,

yang memungkinkan setiap peserta menangkan reaksi yang lain secara langsung,

baik secara verbal maupun nonverbal. (Enjang, 2009: 68).

Menurut Mulyana (dalam Enjang, 2009: 68) bentuk khusus komunikasi

interpersonal adalah diadik (dyadic communication) yang melibatkan hanya dua

orang. Menurut Surya (1997: 125) komunikasi adalah suatu proses penyampaian dan

penerimaan berita atau informasi dari seseorang ke orang lain. Sebuah struktur

organisasi dipengaruhi oleh komunikasi sehingga dibutuhkan suatu proses

komunikasi dan pembuatan keputusan. Komunikasi merupakan inti hubungan

manusia dalam organisasi dan manajemen.

Pernyataan tersebut menunjukan komunikasi merupakan arti penting

diantaranya: keberhasilan suatu organisasi tergantung pada keefektifan berfungsinya

jaringan komunukasi, komunikasi tidak hanya penting dalam perencanaan akan

tetapi untuk menetapkan cara–cara melaksanakan kegiatan, pimpinan sangat

menentukan pada ucapan–ucapan yang dikomunikasikan dengan tepat dan cermat,

8

9

pimpinan organisasi melalui komunikasi harus mampu mengubah kehidupan

organisasi secara terus menerus (Surya, 1997: 125).

Pada hakekatnya proses komunikasi yang terjalin antara guru dengan siswa

yang terjadi di dalam kelas adalah seorang guru sebagai pengelola pembelajaran

dituntut untuk menciptakan iklim pembelajaran yang kondusif baik iklim sosial

maupun maupun iklim psikologis sedangkan hubungan psikologis ditujukan adanya

saling percaya dan saling menghormati di antara keduanya. Komunikasi

interpersonal merupakan komunikasi yang berlangsung antara dua orang yang

mempunyai hubungan mantap dan jelas (Devito, 2007: 231).

Komunikasi interpersonal merupakan komunikasi yang berlangsung di antara

dua orang yang mempunyai hubungan yang mantap dan jelas (Agus, 2007: 231).

Agar materi pelajaran yang di sampaikan oleh guru dapat diterima harus ada jalinan

komunikasi secara intens (mendalam). Dari penejalasan dari para ahli di atas maka

peneliti dapat memberikan pengertian bahwa komunikasi interpersonal adalah

komunikasi antar orang-orang secara tatap muka, yang memungkinkan setiap peserta

menangkap reaksi yang lain secara langsung, baik secara verbal maupun nonverbal

di mana komunikasi ini merupakan inti hubungan manusia.

2. Bentuk-bentuk komunikasi interpersonal

Dalam pelaksanaan komunikasi interpersonal sebelumnya terjadi dulu komunikasi

intra pribadi (intrapersonal communication), yaitu komunikasi dengan diri sendiri,

misalnya berpikir. Komunikasi ini merupakan landasan komunikasi interpersonal,

dan komunikasi dalam konteks-konteks lainnya. Dalam komunikasi interpersonal,

10

terdapat bentuk-bentuk komunikasi yaitu komunikasi insani, komunikasi nonverbal,

komunikasi verbal (Enjang, 2009: 68-69).

a

a. Komunikasi insani

Komunikasi insani adalah proses pembentukan makna antara dua orang atau

lebih. Komunikasi insani merupakan satu proses yang tak dapat diaraba (intangible),

yang selalu berubah. Banyak orang mengatakan bahwa suatu model yang nyata

(tangible), akan membantu menjelaskan proses tersebut. Komunikasi didefinisikan

secara luas sebagai berbagai pengalaman sampai batas tertentu. Setiap makhluk dapat

dikatakan melakukan komunikasi dalam pengertian berbagai pengalaman. Yang

membuat komunikasi menjadi unik adalah kemampuannya yang istimewa untuk

menciptakan dan menggunakan lambang-lambang.

p

b. Komunikasi nonverbal

Batasan komunikasi nonverbal tidaklah selalu mudah. Sebagaimana

dikemukakan Horison (dalam Enjang, 2009: 69) bahwa batasan komunikasi

nonverbal sebenarnya sebagai arah dari satu gejala. Seperti setiap bentuk wajah dan

gerak-gerik tubuh seseorang, sebagai suatu cara dan simbol dari statusnya. Seperti

tarian, drama sampai ke musik atau sandiwara bisu, dari tahap mempengaruhi sampai

tahap kebalikan, dari kebisaaan perilaku binatang sampai kepada protokol dan

diplomasi.

Dilihat dari fungsinya, perilaku nonverbal mempunyai beberapa fungsi. Paul

Eikman (dalam Enjang, 2009: 70-71) menyebutkan lima fungsi. Pertama emblem.

11

Gerakan mata tertentu merupakan simbol yang memiliki kesetaraan dengan simbol

verbal. Kedipan mata dapat mengatakan saya tidak sungguh-sungguh. Kedua

ilustrator. Pandangan ke bawah dapat menunjukkan depresi atau kesedihan. Ketiga

regulator. Kontak mata berarti saluran percakapan terbuka. Memalingkan muka

menandakan ketidaksediaan komunikasi. Keempat penyesuaian. Kedipan mata cepat

meningkat ketika orang mengalami tekanan. Hal ini merupakan respon tidak

disadari, merupakan respon dari tubuh untuk mengurangi kecemasan. Kelima affect

display. Pembesaran manik mata menunjukkan peningkatan emosi. Isyarat wajah

menunjukkan perasaan takut, terkejut atau senang.

Dalam hubungannya dengan perilaku verbal, perilaku nonverbal mempunyai

beberapa fungsi (Enjang, 2009: 71-72). Pertama, perilaku nonverbal dapat

mengulangi perilaku verbal. Misalnya seseorang menganggukkan kepala ketika ia

mengatakan ”ya”. Kedua, memperteguh, menekankan atau melengkapi perilaku

verbal. Misalnya seseorang melambaikan tangan, seraya mengucapkan ”selamat

jalan”, atau ia menggunakan gerakan tangan dengan telapak tangan ke depan sebagai

pengganti kata tidak. Ketiga, perilaku nonverbal dapat meregulasi perilaku verbal.

Misalnya seorang mahasiswa mengenakan jaket, membereskan buku atau melihat

jam tangan ketika kuliah, sehingga dosen segera menghentikan kuliahnya. Keempat,

perilaku nonverbal dapat membantah atau bertentang dengan perilaku verbal.

Misalnya seorang suami mengatakan ”bagus” ketika diminta komentar istri tentang

gaun yang baru dibelinya. Seraya terus membaca surat kabar atau menonton televisi.

12

c. Komunikasi verbal

Komunikasi verbal adalah sarana utama utuk menyatakan pikiran, perasaan

dan maksud seseorang (Enjang, 2009: 75). Komunikasi atau bahasa verbal

menggunakan kata-kata yang mempresentasikan berbagai aspek realitas individual

seseorang. Konsekuensinya, kata-kata adalah abstrak realitas, yang tidak mampu

menimbulkan reaksi yang merupakan totalitas objek, atau kata-kata konsep yang

diwakili kata-kata itu. Misalnya kata rumah, kursi, mobil, atau mahasiswa.

Bahasa dapat didefinisikan sebagai seperangkat simbol, dengan aturan utuk

mengkombinasikan simbol-simbol tersebut yang digunakan dan dipahami dalam

suatu komunitas. Fungsi bahasa yang mendasar adalah untuk menamai atau

menjuluki orang, objek dan peristiwa. Setiap orang punya nama atau obyek untuk

diidentifikasi status dan kelas sosialnya. Fungsi bahasa yang kedua adalah sebagai

sarana untuk berhubungan dengna orang lain. Sebenarnya banytak berkaitan dengan

interaksi komunikasi, khususnya fungsi sosial dan fungsi intrumental. Ringkasnya,

bahasa memungkinkan kita bergaul dengan orang lain untuk kesenangan kita,

mempengaruhi mereka untuk tujuan kita. Fungsi ketiga bahasa adalah

memungkinkan seseorang untuk hidup lebih teratur, saling memahami, kepercayaan-

kepercayaan dan tujuan-tujuannya.

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi komunikasi interpersonal

Menurut Surya (1997: 18) ada 4 faktor yang mempengaruhi komunikasi

interpersonal yaitu informasi, perintah, mempengaruhi dan integrasi. Informasi

13

adalah fungsi komunikasi untuk memperoleh dan memberikan informasi kepada

pihak-pihak yang bersangkutan baik internal maupun eksternal. Perintah atau

instruksi adalah komunikasi untuk tujuan memberikan perintah kepada perorangan

atau kelompok. Mempengaruhi adalah komunikasi untuk mempengaruhi pihak

terkait dalam mewujudkan perilaku tertentu yang dikehendaki. Integrasi adalah

komunikasi untuk memadukan berbagai kegiatan antarindividu atau kelompok di

lingkungan sekolah.

Menurut Soekamto (2000: 36) pelaksanaan komunikasi dipengaruhi oleh

faktor–faktor diantaranya: proses kestabilitas sosial sebagai produk masyarakat,

proses perubahan dalam stabilitas nasional, sifat dan hakiki konflik sosial dan proses

interaksi antarpersonal sebagai cara untuk membentuk saling ketergantungan dan

saling pengertian antaranggota masyarakat melalui pemberian dan arti yang sama

dengan tujuan dan menjadi milik bersama. Dengan kata lain proses komunikasi

adalah suatu proses pemindahan ide-ide dari sumber dalam bentuk informasi atau

pesan, melalui suatu interaksi antara orang-orang yang terlibat dalam komunikasi.

Proses komunikasi tersebut diharapkan dapat merubah tingkah laku penerima ide

atau pesan tersebut.

4. Prinsip komunikasi interpersonal

Setiap bentuk komunikasi memiliki prosedur, baik formal maupun informal ketika

mengarah kepada mekanismenya masing-masing. Dengan begitu, komunikasi bisa

berjalan secara lancar dan sesuai yang diharapkan. Komunikasi interpersonal

memiliki beberapa prinsip. (Enjang, 2009: 79-81).

14

Pertama, komunikasi interpersonal bersifat relasional. Karena dalam semua

aktivitas komunikasi orang tidak sekedar saling menyampaikan makna, tetapi juga

bernegosiasi mengenai hubungan mereka.

Kedua, komunikasi interpersonal mengandung maksud tertentu. Ketika

seseorang berbicara dengan orang lain, orang itu mempunyai alasan untuk

melakukannya. Komunikasi itu dirancang untuk memnuhi kebutuhan yang dirasakan

seseorang.

Ketiga, komunikasi interpersonal bisa dipelajari. Keefektifan komunikasi

interpersonal merupakan hasil langsung dari keterampilan yang dipelajari. Misalnya,

jika keluarga kita berbicara dalam bahasa Inggris, kita belajar berkomunikasi dalam

bahasa Inggris. Jika keluarga kita percaya bahwa menatap mata orang secara

langsung ketika berbicara adalah tindakan yang tidak sopan, kita akan belajar untuk

menundukkan pandangan saat berbicara.

Keempat, komunikasi interpersonal berlangsung terus-menerus. Karena

komunikasi interpersonal bisa berbentuk nonverbal maupun verbal, kita selalu

mengirim ”pesan” yang kemudian disimpulkan dan dimaknai orang lain. Kapanpun

jika ada dua orang yang saling menyadari kehadiran dan perhatian masing-masing, di

situ terjadi komunikasi. Bahkan jika kita hanya diam, misalnya, orang lain bisa

mengambil kesimpulan tentang kediaman kita. Karena diamnya kita menunjukkan

satu reaksi terhadap lingkungan atau orang-orang di sekitar kita.

Kelima, pesan komunikasi interpersonal berubah-ubah dalam prose encoding

secara sadar. Berbagi (saling menyampaikan) makna dengan orang lain meliputi

15

encoding dalam bentuk pesan verbal dan perilaku nonverbal. Proses encoding

tersebut bisa terjadi secara spontan, bisa berdasarkan skenario yang sudah dipelajari,

atau bisa juga merupakan hasil pertimbangan yang hati-hati berdasarkan pemahaman

terhadap situasi yang ditemukan sendiri.

5. Fungsi komunikasi interpersonal

Tanpa kita sadari, keberadaan komunikasi interpersonal telah berperan aktif dalam

kehidupan, bahkan tidak sedikit manusia yang malakukan paktik komunikasi

interpersonal. Menurut Enjang (2009: 77-79) fungsi komunikasi interpersonal ada 6

yaitu memenuhi kebutuhan sosial dan psikologis, mengembangkan kesadaran diri,

matang akan konvensi sosial, konsistensi hubungan dengan orang lain, mendapatkan

informasi yang banyak, bisa mempengaruhi atau dipengaruhi orang lain.

Pertama, memenuhi kebutuhan sosial dan psikologis. Dengan komunikasi

interpersonal, kita bisa memenuhi kebutuhan sosial atau psikologis kita. Pada

dasarnya kita adalah makhluk sosial yaitu orang yang membutuhkan orang lain,

sebagaimana halnya manusia membutuhkan makanan, minuman, perlindungan dan

sebagainya. Apabila kehilangan kontak dengan orang lain, kebanyakan orang akan

berhalusinasi, kehilangan koordinasi motorik, dan secara umum tidak bisa

menyesuaikan diri dengan diri dan lingkungan sekitar.

Kedua, mengembangkan kesadaran diri. Melalui komunikasi interperonal

akan terbiasa mengembangkan kesadaran diri. Kita mengkonfirmasikan tentang siapa

16

dan apa diri kita. Apa yang kita pikirkan tentang diri kita namun ada yang sebagian

merupakan refleksi dari apa yang orang lain sebut tentang diri kita.

Ketiga, matang akan konvensi sosial. Melalui komunikasi interpersonal kita

tunduk atau menentang konvesi sosial. Kita berkomunikasi, beramah-tamah dengan

orang lain dalam rangka memenuhi konvensi sosial. Mengabaikan orang lain dan

tidak berbicara, berarti menentang konvensi sosial dan menimbulkan kesan

melalaikan orang lain.

Keempat, konsistensi hubungan dengan orang lain. Melalui komunikasi

interpersonal kita menetapkan hubungan kita. Kita berhubungan dengan orang lain,

melalui pengalaman yang kita lalui bersama dengan mereka, dan melalui

percakapan-percakapan dengan mereka. Ketika kita bertemu dengan seseorang

secara terus-menerus, sifat dasar komunikasinya akan menetapkan tipe dan kualitas

hubungan kita. Jika percakapan hanya mengenai hal-hal remeh, itu akan menjadi

sekedar kenalan. Jika dalam percakapan itu ada perdebatan dan perang mulut,

hubungan akan menjadi tidak sehat. Jika kita memulai percakapan tentang perasaan

yang mendalam, berbagi cerita pribadi, mendengarkan orang lain dengan empati dan

pemahaman, dan membicarakan persoalan yang berhubungan dengan kita, maka kita

akan mengembangkan hubungan yang sehat, dekat dan lebih intim.

Kelima, mendapatkan informasi yang banyak. Melalui komuniksi

interpersonal, kita juga akan memperoleh informasi yang lebih. Informasi yang

akurat dan tepat waktu merupakan kunci untuk membuat keputusan yang efektif. Jika

kita bisa memperoleh sebagian informasi melalui observasi langsung, membaca,

17

mendengarkan dari berbagai media, kita bisa memperoleh banyak informasi yang

bisa digunakan untuk mengambil keputusan selalm berbicara dengan orang lain.

Keenam, bisa mempengaruhi atau dipengaruhi orang lain. Melalui

komunikasi interpersonal, kita mempengaruhi dan atau dipengaruhi oleh orang lain.

Jika hasil yang diharapkan menyangkut persetujuan dan kerjasama dengan orang

lain, komunikasi interpesonal berfungsi untuk mmpengaruhi gagasan dan perilaku.

Kita bisa menggunakan bentuk komunikasi ini untuk mempengaruhi orang lain dan

demikian pula sebaliknya.

6. Ciri dan tujuan komunikasi interpersonal

Komunikasi interpersonal merupakan pesan atau informasi yang disampaikan yang

bertujuan agar teman bicaranya menjadi mengerti, memahami apa yang disampaikan.

Komunikasi interpersonal dalam pendidikan adalah bentuk dominasi yang didasari

atas tanggung jawab dan kemampuan pribadi, yang berusaha untuk mempengaruhi,

mengajak dan menggerakan lawan bicara nya untuk melaksanakan kehendak dengan

cara mengkomunikasikan secara baik.

Menurut Sarwono (1997: 94) sikap sebagai kesiapan pada seseorang untuk

bertindak secara tertentu terhadap hal-hal tertentu dan hal ini berkaitan dengan

komunikasi interpersonal siswa. Ciri–ciri komunikasi interpersonal adalah:

keterbukaan, empati, sikap mendukung, sikap positif. Tujuan komunikasi tersebut

adalah meliputi tiga aspek, yaitu: aspek informatif, aspek persuasif, dan aspek

entertainmen. Aspek informatif yaitu aspek yang berkaitan dangan kemampuan

intelektual seseorang untuk bertindak rasional. Aspek persuasif yaitu aspek yang

18

berkaitan dengan hal-hal yang menyenangkan. Aspek entertainmen yaitu aspek yang

berkaitan dengan hal-hal yang menyenangkan.

Keterbukaan merupakan ciri-ciri komunikasi interpersonal. Keterbukaan

dapat digambarkan sebagai sikap dan perilaku seseorang yang mencerminkan adanya

keterusterangan terhadap ada yang dipikirkan, diinginkan, diketahui dan kesediaan

menerima saran serta kritik dari orang lain.

Empati dapat diwujudkan dalam bentuk: memahami dan menghayati pikiran

dan perasaan; melihat berbagai persoalan dengan menggunakan perspektif atau sudut

pandang. Penciptaan kehangatan hubungan dapat diwujudkan dalam bentuk:

interaksi secara akrab tetapi tetap saling menghargai; menambah frekwensi interaksi

dan tidak bersikap dingin; membangun suasana humor dan komunikasi ringan.

Sikap positif digambarkan sebagai sikap dan perilaku seseorang untuk dapat

berpikir jernih. Sikap positif adalah sikap dan perilaku tidak buruk sangka,

mendahulukan sisi positif dari suatu masalah. Sikap positif diwujudkan dalam sopan

santun dalam bertindak dan bertutur kata terhadap orang tanpa menyinggung,

menyakiti serta menghargai tata cara yang berlaku sesuai dengan norma, budaya dan

adat istiadat.

Sikap mendukung dalam berkomunikasi interpersonal seperti berinteraksi

dengan teman-teman di lingkungan sekolah, menjalin ikatan persaudaraan dengan

teman, dapat bergaul di masyarakat, bisa mengikuti kegiatan kelompok maupun

kegiatan di masyarakat. Selain itu, dapat mengikuti dan melaksanakan kegiatan

bersama, disiplin, taat, patuh, tertib, dapat bertanggung jawab.

19

J. Kajian Teori Bimbingan Sosial

1. Pengertian bimbingan sosial

Menurut Walgito (2004: 54) Bimbingan sosial adalah ”proses pemberian bantuan

yang diberikan kepada individu dalam mengatasi masalah dalam kehidupan interaksi

atau sosialnya agar dapat beradaptasi dengan lingkungannya”. Menurut Nurihsan

(2006: 48) bimbingan sosial adalah ”layanan bimbingan yang diberikan pada siswa

yang berhubungan dengan masalah-masalah sosial dilingkungan siswa, baik

lingkungan sekolah, keluarga ataupun masyarakat”.

Menurut Djumhur dan Surya (dalam Tohirin, 2008: 127) bimbingan sosial

merupakan bimbingan yang bertujuan untuk membantu individu dalam memecahkan

dan mengatasi kesulitan-kesulitan dalam masalah sosial, sehingga individu mampu

menyesuaikan diri secara baik dan wjar dalam lingkungan sosialnya.

Bimbingan sosial bermakna suatu bimbingan atau bantuan dalam menghadapi

dan memcahkan masalah-masalah sosial seperti pergaulan, penyelesaian masalah

konflik, penyesuaian diri dan sebagainya. Bimbingan sosial juga bermakna suatu

bimbingan atau bantuan dari pembimbing kepada individu agar dapat mewujudkan

pribadi yang mampu bersosialisasi dan menyesuaikan diri dengan lingkungannya

secara baik. (Tohirin, 2008: 127).

Simpulan dari beberapa pengertian yang dikemukakan oleh para ahli,

bimbingan sosial adalah proses pemberian bantuan yang diberikan orang lain kepada

individu atau sekelompok individu untuk mengatasi masalah yang berkaitan dengan

masalah sosial. Contoh dari masalah sosial adalah cara memahami orang lain, cara

berorganisasi dan berinteraksi dengan orang lain, penyesuaian sosial.

20

2. Tujuan bimbingan sosial

Menurut Tohirin (2008: 128) tujuan utama pelayanan bimbingan sosial adalah agar

individu yang dibimbing mampu melakukan interaksi sosial secara baik dengan

lingkungannya. Bimbingan sosial juga bertujuan untuk membantu individu dalam

memecahkan dan mengatasi kesulitan-kesulitan dalam masalah sosial, sehingga

individu dapat menyesuaikan diri secara baik dan wajar dalam lingkungannya.

Dalam konteks manusia sebagai makhluk sosial dan makhluk ciptaan Allah,

Dahlan (dalam Tohirin, 2008: 128) menyatakan tujuan bimbingan sosial adalah agar

individu mampu mengembangkan diri secara optimal sebagai makhluk sosial dan

makhluk ciptaan Allah. Simpulan dari pendapat para ahli di atas, tujuan bimbingan

sosial membantu individu untuk melakukan interaksi sosial yang baik dengan

lingkungan sebagaimana kedudukan individu itu sendiri sebagai makhluk sosial.

3. Ciri-ciri dan prinsip bimbingan sosial

Menurut Wibowo (2000b: 41-44) bimbingan sosial memiliki 6 ciri dan prinsip.

Pertama, bimbingan sosial berkenaan dengan masalah anak normal, karena semua

anak mempunyai masalah. Kedua, bimbingan sosial merupakan proses interaksi

sosial, artinya pemecahan harus dalam bentuk interaksi sosial, karena anak dalam

seting sekolah dibentuk dalam konteks sosial tertentu maupun masalah-masalahnya.

Ketiga, bimbingan sosial merupakan proses yang dinamis, di mana individu dibantu

dalam pengembangan dirinya. Keempat, bimbingan sosial didasari oleh penerimaan

yang wajar tentang klien atas dasar penghargaan akan martabat dan kemuliaan

individu. Kelima, bimbingan sosial merupakan alat memperbaiki penyesuaian sosial

21

bukan saja atas kebutuhan individu tetapi atas kebutuhan masyarakat. Keenam,

dalam suatu kegiatan bimbingan sosial merupakan kegiatan profesional dalam

pelaksanaannya harus memperhatikan prinsip-prinsip sosial.

4. Bidang isi bimbingan sosial

Dalam bimbingan sosial, pelayanan bimbingan dan konseling membantu siswa

mengenal dan berhubungan dangan lingkungan sosialnya yang dilandasi budi pekerti

luhur, tanggung jawab kemasyarakatan dan kenegaraan. Menurut Prayitno (2007:

64) bidang ini dapat berinci menjadi pokok-pokok sebagai berikut: kemantapan

kemampuan berkomunikasi baik lisan maupun tulisan secara efektif; kemantapan

kemampuan menerima pendapat serta berargumentasi secara dinamis, kreatif dan

produktif; pemantapan kemampuan bertingkah laku dan berhubungan sosial baik di

rumah, di sekolah maupun di masyarakat luas dangan menjunjung tinggi tata krama,

sopan santun; pemantapan hubungan yang dinamis harmonis dan produktif dengan

teman sebaya, baik di sekolah, maupun masyarakat pada umumnya; pemantapan

pemahaman kondisi dan peraturan sekolah serta upaya pelaksanaanya secara dinamis

dan bertanggung jawab; dan orientasi tentang hidup berkeluarga.

Menurut Tohirin (2008: 127) aspek-aspek sosial yang memerlukan layanan

bimbingan sosial adalah: kemampuan individu melakukan sosialisasi dengan

lingkungannya, kemampuan individu melakukan adaptasi, dan kemampuan individu

melakukan hubungan sosial (interaksi sosial) dengan lingkungannya baik lingkungan

keluarga, sekolah dan masyarakat. Dari penjelasan para ahli di atas maka secara

umum bidang isi bimbingan sosial meliputi kemampuan berkomunikasi individu,

22

mampu bertingkah laku dan berhubungan sosial dengan baik di lingkungan, serta

kemampuan individu dalam bersosiaslisasi dengan lingkungan.

5. Bentuk-bentuk layanan bimbingan sosial

Peran guru bimbingan konseling dalam memberikan pelayanan kepada siswa

sangatlah perlu sekali terutama dalam mewujudkan layanan yang maksimal untuk

para siswanya. Usaha bimbingan dan konseling di sekolah dapat menumbuhkan

pemahaman diri siswa dan lingkungannya melalui layanan bimbingan konseling

individu-individu akan memiliki kesadaran yang lebih mendalam sehingga dapat

memahami dirinya sendiri. Praktek bimbingan dan konseling menjadi lancar jika ada

kesesuaian antara konselor dan klien.

Ada beberapa macam bentuk layanan bimbingan sosial yag bisa diberikan

kepada para siswa di sekolah atau madrasah (Tohirin, 2008: 128-129). Bentuk-

bentuk layanan tersebut yang pertama adalah layanan informasi. Layanan informasi

dalam bimbingan sosial mencakup informasi tentang keadaan masyarakat dewasa ini

seperti informasi tentang ciri-ciri masyarakat maju dan modern, makna ilmu

pengetahuan, pentingya ilmu pengetahuan dan teknologi bagi manusia, dan lain-lain;

serta informasi tentang cara-cara bergaul. Informasi tentang cara-cara berkomunikasi

penting diberikan kepada setiap individu. Sebagai makhluk sosial, individu perlu

berhubungan dengan orang lain. Dengan perkataan lain, individu memerlukan orang

lain dalam kehidupannya. Untuk dapat berhubungan dengan orang lain secara baik,

individu dituntut mampu beradaptasi (menyesuaikan diri) dengan lingkungannya.

23

Kedua, layanan orientasi. Layanan orientasi untuk bidang pengembangan

hubungan sosial adalah suasana, lembaga dan objek-objek pengembangan sosial

seperti berbagai suasana hubungan sosial antarindividu dalam keluarga, oraganisasi

atau lembaga tertentu, dalam acara sosial tertentu.

K. Kerangka Berpikir

Bimbingan sosial adalah proses pemberian bantuan yang diberikan kepada

individu dalam mengatasi masalah dalam kehidupan interaksi atau sosialnya agar

dapat beradaptasi dengan lingkungannya. Bimbingan sosial yang diberikan oleh guru

dengan unsur-unsur yang mendasari di antaranya tujuan, materi, pelaksanaan dan

strategi bimbingan sosial di SMP Muhammadiyah 05 Kecamatan Ulujami Kabupaten

Pemalang secara berkesinambungan akan mempengaruhi sikap siswa dalam

meningkatkan komunikasi interpersonal belajarnya, pengetahuan dan ketrampilan

secara menyeluruh serta didukung oleh faktor-faktor intern dan ekstern siswa.

Bertolak dari landasan teori yang telah penulis paparkan di atas, maka

muncul kerangka pikir atau kerangka konseptual yakni: ”jika bimbingan sosial

diberikan terhadap siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah 5 Ulujami, maka akan

dapat mempengaruhi kemampuan komunikasi interpersonal. Berikut ini adalah

bagan kerangka pemikiran bimbingan sosial terhadap komunikasi interpersonal.

Gambar 1 (Kerangka Pemikiran)

H

Bimbingan Sosial KomunikasiInterpersonal

24

L. Hipotesis Penelitian

Hipotesis kerja yang peneliti ajukan adalah ”ada pengaruh yang signifikan

bimbingan sosial terhadap komunikasi interpersonal siswa kelas VIII SMP

Muhammadiyah 5 Ulujami Tahun Pelajaran 2010/2011”. Hipotesis tandingan lawan

dari hipotesis yang peniliti ajukan adalah ”tidak ada pengaruh yang signifikan

bimbingan sosial terhadap komunikasi interpersonal siswa kelas VIII SMP

Muhammadiyah 5 Ulujami Tahun Pelajaran 2010/2011”.

25

BAB III

METODOLOGI

Dalam penelitian ini peneliti ingin mencari ada tidaknya pengaruh antara

bimbingan sosial terhadap komunikasi interpersonal pada siswa kelas VIII SMP

Muhammadiyah 05 Ulujami. Untuk mendapatkan hasil penelitian yang baik dan

dapat dipercaya cara yang dipakai untuk memperoleh data dapat

dipertanggungjawabkan. Oleh karena itu akan diuraikan mengenai populasi, sampel

penelitian, metode pengumpulan data, instrumen penelitian, validitas dan reliabilitas

instrumen, rancangan penelitian, teknik analisis data dan hipotesis statistik.

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian adalah SMP Muhammadiyah 05 Ulujami. Waktu

pelaksanaan penelitian direncanakan mulai dari tanggal 20 Juli sampai 20 Desember

2010. Tujuan dari penelitian ini ingin mencari ada tidaknya pengaruh bimbingan

sosial terhadap komunikasi interpersonal pada siswa kelas VIII SMP

Muhammadiyah 05 Ulujami.

B. Populasi Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP

Muhammadiyah 05 Kecamatan Ulujami Kabupaten Pemalang Tahun Pelajaran

2010/2011 yang terdiri dari 1 (satu) kelas dengan jumlah 44 siswa. Menurut

Arikunto (2000: 109) sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Jika

25

26

subyek penelitian besar dapat diambil antara 10–15% atau 20–25%. Jika jumlah

anggota yang menjadi populasi penelitian kurang dari 100 orang, maka tidak

diadakan sampel. Dalam penelitian ini jumlah siswanya 44 sehingga tidak dikenakan

sampel, dengan perkataan lain penelitian ini dinamakan penelitian populasi.

C. Metode Penelitian

Metode penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode

eksperimen semu, yakni mengunakan rancangan randomized pretest-posttest. Pada

rancangan tersebut sampel yang terpilih diberi tes awal dengan skala komunikasi

interpersonal (pretest) dan kemudian dianalisis. Setelah itu, diberi perlakuan

bimbingan sosial. Kemudian, diberi tes akhir dengan skala komunikasi interpersonal

(posttest) dan dianalisis. Dari kedua hasil tes awal dan tes akhir akan diperoleh mean

dari masing-masing tes. Kemudian untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh

bimbingan sosial terhadap komunikasi interpersonal, maka mean dari kedua tes

tersebut diuji beda dengan uji-t.

D. Instrumen Penelitian

Skala psikologis tentang komunikasi interpersonal merupakan instrumen yang

dipakai dalam penelitian ini. Skala psikologis yang digunakan dalam penelitian ini

menggunakan pola skala Likert yaitu skala yang menghendaki 5 alternatif jawaban.

Namun dalam skala ini alternatif R (ragu–ragu) dihilangkan atau tidak terpakai

karena jawaban tersebut bisaanya sangat diminati siswa pada waktu menjawab

pertanyaan. Sehingga peneliti menggunakan skala komunikasi interpersonal dengan

27

4 alternatif jawaban, alasannya yaitu untuk menghindari atau menghilangkan

jawaban ragu–ragu sehingga obyek yang akan memilih jawaban pasti yaitu sesuai

dengan kondisi obyek.

Penyusunan butir–butir pertanyaan dalam skala ini diberikan pada obyek

berdasarkan jawaban yang dipilih yaitu Sangat Sesuai (SS) skor 4, Sesuai (S) skor 3,

Tidak Sesuai (TS) skor 2, Sangat Tidak Sesuai (STS) skor 1. Dalam pelaksanaan

penelitian digunakan sebuah instrumen penelitian yang dapat mengungkap pengaruh

bimbingan sosial terhadap sikap interpersonal siswa di sekolah, untuk mempermudah

pembuatan instrumen penelitian maka disusun kisi–kisi instrumen penelitian sebagai

berikut.

Tabel 3.1

Kisi-kisi Instumen Skala Komunikasi Interpersonal

Variabel Aspek PertanyaanPositif

PertanyaanNegatif

Komunikasi

Interpersonal

Keterbukaan

Empati

Sikap Mendukung

Sikap Positif

1,2,3,6

9,10,12

13,14,17,18,19

21,22,23,26,27,29

4,5,7

8,11

15,16

20,24,25,28,30

28

1. Validitas instrumen

a. Data uji validitas

Tabulasi uji coba instrumen dapat dilihat pada Lampiran 3 halaman 58-61.

Dari data tersebut untuk responden 1, skor butir 1 sampai skor butir 30 dijumlahkan

sehingga diperoleh skor total (Y). Berikut adalah tabel skor butir (X) dan skor total

(Y) dari penyebaran terhadap 12 responden.

Tabel 3.2

Skor Butir dan Skor Total

Resp. Skor Butir (X)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17

1 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 3 4

2 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 3 4 3 4 4 4 3

3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3

4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4

5 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 4

6 4 3 3 4 4 3 3 4 4 4 4 3 3 4 3 4 4

7 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

8 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 4 3 4 3

9 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3

10 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4

11 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 3 3 4 4

12 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

43 41 43 44 43 43 41 43 43 45 44 43 43 43 42 44 43

Resp. Skor Butir (X)

Y18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30

1 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 115

2 4 4 3 4 3 4 3 4 4 3 3 4 4 110

3 3 3 3 3 4 3 3 3 2 3 4 3 3 95

4 4 4 3 4 3 3 4 4 3 4 4 4 4 114

5 4 3 3 3 3 3 3 3 4 2 3 4 4 96

6 4 4 3 4 3 3 4 4 4 4 3 4 4 109

7 3 3 4 3 4 3 3 2 3 3 3 3 4 90

8 4 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 4 100

9 3 3 3 3 4 3 4 3 2 3 4 3 3 106

10 4 3 4 3 3 4 4 4 4 3 3 4 4 114

11 4 4 4 3 3 4 3 3 3 4 4 4 4 111

12 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 116

45 42 40 41 39 41 42 41 41 40 42 45 46 1276

29

b. Analisis data

Untuk menguji validitas alat ukur, dalam hal ini adalah validitas skala

komunikasi interpersonal digunakan rumus yang dikembangkan oleh Pearson yakni

korelasi product moment. Instrunmen alat ukur yang valid atau sahih mempunyai

validitas yang tinggi. Sebaliknya instrumen yang kurang valid memiliki validitas

yang rendah. Instrumen dikatakan valid apabila dapat mengungkap data variabel

yang akan diteliti secara tepat. tinggi rendahnya validitas instrumen sejauh mana data

yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran variabel penelitian. Rumus

korelasi product-moment sebagai berikut:

Keterangan:

N : Jumlah subyek/responden

X : Skor butir

Y : Skor total

ΣX : Jumlah skor butir

ΣY : Jumlah skor total

ΣXY : Jumlah hasil kali antara skor butir (X) dan skor total (Y)

rXY : Koefisien korelasi antara skor butir (X) dan skor total (Y)

Harga r hitung yang diperoleh dari perhitungan data kemudian dikonsultasikan

dengan tabel product moment. Butir soal dikatakan valid apabila angka r hitung lebih

besar atau sama dengan nilai r tabel pada taraf signitifikan 5%. Jika r hitung lebih kecil

dari r tabel pada taraf signifikan 5%, maka butir soal dikatakan tidak valid.

N XY – (X) (Y)

{NX2 – (X)2}{NY2 – (Y)2}rXY =

30

Perhitungan uji validitas tercantum pada Lampiran 4 halaman 62-67. Untuk

menghitung validitas butir 1 sampai 30, skor butir dan skor total dikorelasikan.

Untuk itu perlu dicari X2 dan X2; dicari Y2 dan Y2; dicari XY dan XY. Untuk

memudahkan dalam mencari X2, X, Y2, Y2, XY dan XY dibutuhkan tabel

persiapan uji validitas per butir.

Tabel 3.3

Persiapan Perhitungan Validitas Tiap Butir

Butir X X² Y Y² XY

1 43 157 1276 136552 4617

2 41 149 1276 136552 4408

3 43 159 1276 136552 4613

4 44 164 1276 136552 4702

5 43 157 1276 136552 4613

6 43 157 1276 136552 4603

7 41 143 1276 136552 4390

8 43 157 1276 136552 4609

9 43 157 1276 136552 4593

10 45 171 1276 136552 4818

11 44 164 1276 136552 4709

12 43 157 1276 136552 4594

13 43 157 1276 136552 4604

14 43 157 1276 136552 4598

15 42 150 1276 136552 4503

16 44 164 1276 136552 4708

17 43 157 1276 136552 4603

18 45 171 1276 136552 4813

19 42 150 1276 136552 4488

20 40 136 1276 136552 4258

21 41 143 1276 136552 4392

22 39 129 1276 136552 4119

23 41 143 1276 136552 4394

24 42 150 1276 136552 4502

25 41 145 1276 136552 4416

26 41 147 1276 136552 4387

27 40 138 1276 136552 4297

28 42 150 1276 136552 4485

29 45 171 1276 136552 4813

30 46 178 1276 136552 4903

31

c. Hasil analisis data

Pada subyek N = 12, taraf signitifikan 5% diperoleh r tabel = 0,576. Untuk

mengetahui valid tidaknya suatu butir instrumen, rhitung dikonsultasikan dengan r tabel.

Jumlah butir yang valid setelah diuji dengan rumus Pearson adalah 20 butir dan yang

tidak valid ada 10 butir. Berikut adalah tabel hasil perhitungan uji validitas.

Tabel 3.4

Rekapitulasi Hasil Uji Validitas

No. r hitung r tabel Keputusan1 0,886 0,576 Valid2 0,738 0,576 Valid3 0,621 0,576 Valid4 0,484 0,576 Tidak Valid5 0,807 0,576 Valid6 0,608 0,576 Valid7 0,601 0,576 Valid8 0,727 0,576 Valid9 0,410 0,576 Tidak Valid10 0,750 0,576 Valid11 0,629 0,576 Valid12 0,430 0,576 Tidak Valid13 0,628 0,576 Valid14 0,509 0,576 Tidak Valid15 0,724 0,576 Valid16 0,608 0,576 Valid17 0,608 0,576 Valid18 0,632 0,576 Valid19 0,430 0,576 Tidak Valid20 0,096 0,576 Tidak Valid21 0,641 0,576 Valid22 -0,632 0,576 Tidak Valid23 0,681 0,576 Valid24 0,840 0,576 Valid25 0,861 0,576 Valid26 0,352 0,576 Tidak Valid27 0,686 0,576 Valid28 0,371 0,576 Tidak Valid29 0,632 0,576 Valid30 0,306 0,576 Tidak Valid

32

Jumlah butir yang valid adalah 20 butir yaitu butir nomor 1, 2, 3, 5, 6, 7, 8,

10, 11, 13, 15, 16, 17, 18, 21, 23, 24, 25, 27 dan 29. Butir yang tidak valid adalah

butir nomor 4, 9, 12, 14, 19, 20, 22, 26, 28, dan 30.

2. Reliabilitas instrumen

Untuk menguji reliabilitas skala komunikasi interpersonal siswa digunakan rumus

yang dikembangkan oleh Spearman Brown yaitu metode belah dua ganjil-genap

Spearman-Brown. Sebelum menggunkan rumus Spearman-Brown, terlebih dahulu

mencari indeks korelasi antara butir ganjil dan butir genap dengan melihat tabel

persiapan uji reliabilitas dan menghitungnya menggunakan rumus korelasi product

moment dari Pearson.

Instrumen dinyatakan reliabel apabila angka r hitung lebih besar atau sama

dengan nilai r tabel pada taraf signitifikan 5%. Jika r hitung lebih kecil dari r tabel pada

taraf signifikan 5%, maka instrumen dikatakan tidak reliabel. Berikut adalah rumus

reliabilitas Spearman-Brown untuk mengetahui reliabilitas instrumen.

Keterangan:

r 11 : Reliabilitas instrumen

r XY : Indeks korelasi antara butir ganjil dan butir genap

Berikut adalah perhitungan reliabilitas instrumen dengan terlebih dahulu

membuat tabel persiapan seperti pada bagian di bawah ini. Dari tabel persiapan

tersebut, kemudian mencari indeks korelasi dengan korelasi product moment.

Xr XY

+r XY

r11 =

33

Tabel 3.5

Persiapan Hitung Reliabilitas Spearman-Brown

No. Kode X / Ganjil X² Y / Genap Y² XY

1 UC 01 58 3364 57 3249 3306

2 UC 02 54 2916 56 3136 3024

3 UC 03 46 2116 49 2401 2254

4 UC 04 58 3364 56 3136 3248

5 UC 05 48 2304 48 2304 2304

6 UC 06 55 3025 54 2916 2970

7 UC 07 43 1849 47 2209 2021

8 UC 08 49 2401 51 2601 2499

9 UC 09 51 2601 55 3025 2805

10 UC 10 57 3249 57 3249 3249

11 UC 11 56 3136 55 3025 3080

12 UC 12 60 3600 56 3136 3360

635 33925 641 34387 34120

Perhitungan indeks korelasi antara belahan awal dan belahan akhir.

rXY = 0,920

12 (34120)-(635)(641)

{12(33925) – (635)2}{12(34387) – (641)²}rXY =

409440 – 407035

407100 – 403225}{412644 – 410881}rXY =

rX

Y

2405

{3875}{1763}rXY =

2405

6831625rXY =

2405

2613,737rXY =

34

Dari perhitungan di atas diperoleh indeks korelasi sebesar 0,920. Perhitungan

reliabilitas instumen penelitian skala komunikasi interpersonal adalah sebagai

berikut.

r11 = 0,958

Instrumen dinyatakan reliabel apabila angka r hitung lebih besar atau sama

dengan nilai r tabel pada taraf signitifikan 5%. Dari perhitungan di atas r hitung > r tabel

yaitu: 0,958 lebih besar dari 0,576 pada taraf signifikan 5%, maka instrumen

dinyatakan reliabel. Dari 20 butir yang valid dan reliabel tersebut akan digunakan

sebagai alat pengumpulan data dalam penelitian dan sekaligus telah mewakili dari

seluruh aspek skala komunikasi interpersonal.

Kemampuan komunikasi interpersonal memiliki nilai tertinggi 80 yang

didapat dari 20 butir dikali 4 (skor tertinggi), nilai terendahnya 20 yang didapat dari

20 butir dikali 1 (skor terendah). Rentang kelas untuk deskripsi penilaian didapat dari

nilai tertinggi dikurangi nilai terendah yaitu: 80 – 20 = 60. Banyak kelas yaitu 5

(kriteria penilaian). Panjang kelas didapat dari rentang kelas dibagi banyak kelas =

60 : 5 = 12. Berikut adalah deskripsi nilai sikap belajar.

Xr XY

+r XY

r11 =

X0,920

+0,920r11 =

r11 =

35

Kemampuan komunikasi interpersonal siswa dalam penelitian ini apabila

dikaitkan dengan intrumen penelitian yang dipakai memiliki 5 (lima) kriteria nilai

yaitu: “Sangat Tinggi”, “Tinggi”, “Cukup”, “Rendah” dan “Sangat Rendah”. Berikut

ini adalah tabel deskripsi nilai kemampuan komunikasi interpersonal siswa kelas

VIII SMP Muhammadiyah 5 Ulujami.

Tabel 3.6Deskripsi Nilai Kemampuan Komunikasi Interpersonal

Rentang Nilai Kode Kriteria

Antara 68 – 80 ST Sangat TinggiAntara 56 -67 T TinggiAntara 44 – 55 C CukupAntara 32 -43 R RendahAntara 20 – 31 SR Sangat Rendah

E. Prosedur Penelitian

Langkah-langkah penelitian yang pertama kali dilakukan adalah dengan

pengajuan judul, yaitu judul yang dipilih diajukan untuk mendapat persetujuan dari

ketua jurusan bimbingan dan konseling. Setelah itu menyusun dan mengajukan

proposal penelitian, yakni studi pendahuluan dilaksanakan dalam rangka untuk

menjajagi kemungkinan pelaksanaan kegiatan dan mencari informasi yang

diperlukan untuk memperjelas permasalahan, melakukan survei penelitian, mengurus

perijinan penelitian, menyusun instrumen penelitian. Peneliti melukukan penelitian

di SMP Muhammadiyah 5 Ulujami dengan menentukan populasi dan sampel, uji

coba instrumen (sebelum skala disebarkan terlebih dahulu diujicobakan),

mengumpulkan data-data siswa melalui dokumentasi, himpunan data siswa sehingga

sampai data penelitian dianggap cukup dan selesai.

36

Siswa diberi terlebih dahulu diberi tes awal sebelum perlakuan bimbingan

sosial diberikan. Dalam pemberian tes awal atau peneliti menerangkan tentang tujuan

pemberian skala komunikasi interpersonal dan petunjuk pengerjaannya. Kemudian

melakukan evaluasi dari hasil tes awal. Peneliti memberikan bimbingan sosial

kepada siswa. Setelah itu untuk mengetahui akibat dari bimbingan sosial, siswa

diberikan tes akhir menggunakan instrumen yang sejenis dengan yang pertama yaitu

instrumen komunikasi interpersonal. Setelah itu dievaluasi kembali dan hasilnya

dibandingkan dengan hasil tes awal menggunakan teknik analisis data uji-t.

Pelaksanaan penelitian dimulai dari tanggal 20 Juli sampai 20 Desember 2010.

F. Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan eksperimen semu yang

membandingkan hasil tes siswa sebelum mendapat bimbingan sosial dan hasil tes

siswa setelah mendapatkan layanan bimbingan sosial dan dicari perbedaannya

apakah mengalami pengaruh terhadap komunikasi interpersonal siswa atau

sebaliknya. Pada penelitian ini rancangan penelitian yang digunakan adalah one

group pretest and posttest design seperti pada bagain berikut.

Tes Awal Perlakuan Tes Akhir

T 1 X T 2

Keterangan:

T1 = Tes awal

X = Kelompok anak didik yang diberi bimbingan sosial

T2 = Tes akhir

37

Adapun prosedur pelaksanaannya: siswa terlebih dahulu diberi T1 yaitu tes

awal untuk mengukur komunikasi interpersonal sehingga diperoleh mean tes, lalu

siswa diberi perlakuan bimbingan sosial, kemudian siswa diberi tes akhir (T2) yaitu

tes akhir untuk mengukur komunikasi interpersonal sekaligus mengetahui mean tes.

Selanjutnya hasil tes awal (T1) dan tes akhir (T2) dinalisis untuk menentukan ada

tidaknya pengaruh dari perbedaan mean yang terjadi akibat perlakuan bimbingan

sosial.

G. Teknik Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan untuk mengatahui pengaruh bimbingan

sosial terhadap komunikasi interpersonal adalah uji perbedaan mean (t-tes) dengan

rumus sebagai berikut:

Keterangan:

M1 = Mean sebelum ada perlakuan bimbingan sosial

M2 = Mean setelah ada perlakuan bimbingan sosial

d = Deviasi mean data

N = Jumlah subyek

Selanjutnya diinterpretasikan harga t-test dengan pengujian hipotesis, yakni

harga t hitung dikonsultasikan dengan t tabel dengan dk = n – 1 pada taraf signifikan

5%. Jika angka t hitung > angka t tabel maka ada pengaruh atau peningkatan didalam

M 2 – M 1

.

.t = d 2

N ( N – 1 )

38

pemberian perlakuan bimbingan sosial terhadap kemampuan komunikasi

interpersonal siswa. Sebaliknya, jika angka t hitung < angka t tabel maka tidak ada

pengaruh atau peningkatan didalam pemberian perlakuan bimbingan sosial terhadap

komunikasi interpersonal siswa.

H. Hipotesis Statistik

Hipotesis nihil dalam penelitian ini atau H0: t hitung < t tabel. Hipotesis kerja

penelitian ini atau Ha: t hitung > t tabel. Apabila koefisien t hitung > t tabel 5% maka artinya

signifikan, dengan demikian hipotesis kerja (Ha) yang berbunyi “ada pengaruh

bimbingan sosial terhadap komunikasi interpersonal siswa kelas VIII SMP

Muhammadiyah 5 Ulujami Tahun Pelajaran 2010/2011”, diterima. Kemudian

hipotesis tandingan dari hipotesis kerja yaitu hipotesis nihil (H0) berbunyi “tidak ada

pengaruh bimbingan sosial terhadap komunikasi interpersonal siswa kelas VIII SMP

Muhammadiyah 5 Ulujami Tahun Pelajaran 2010/2011”, ditolak pada taraf

signifikansi 5%.

39

BAB IV

LAPORAN HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Data

Penelitian menggunakan pendekatan eksperimen semu atau eksperimen pura-

pura yang menggunakan rancangan eksperimen randomized pretest-posttest. Dalam

penelitian ini penulis membandingkan komunikasi interpersonal siswa sebelum dan

sesudah diberi perlakuan bimbingan sosial melalui instrumen penelitian yaitu skala

kemampuan komunikasi interpersonal. Skala komunikasi interpersonal memiliki

nilai tertinggi 80 dan nilai terendah 20. Sesuai dengan rancangan penelitian yang

penulis pakai, maka penulis melakukan tes awal (T1) kemampuan komunikasi

interpersonal siswa dengan menggunakan alat skala psikologis komunikasi

interpersonal. Berikut ini adalah nilai tes awal siswa sebelum diberi perlakuan

bimbingan sosial.

Tabel 4.1

Data Nilai Tes Awal Kemampuan Komunikasi Interpersonal

Kode Nilai Tes Awal

EK1 56

EK2 51

EK3 53

EK4 57

EK5 53

EK6 58

EK7 57

EK8 52

EK9 60

EK10 57

EK11 57

EK12 50

EK13 52

39

40

EK14 66

EK15 56

EK16 54

EK17 55

EK18 56

EK19 51

EK20 53

EK21 57

EK22 53

EK23 58

EK24 57

EK25 52

EK26 49

EK27 50

EK28 58

EK29 54

EK30 58

EK31 57

EK32 50

EK33 55

EK34 55

EK35 61

EK36 54

EK37 53

EK38 49

EK39 50

EK40 58

EK41 54

EK42 58

EK43 55

EK44 54

Jumlah 2413

n 44

Mean 54,841

Dari data di atas diperoleh mean tes awal dari 44 responden atau subjek

penelitian sebesar 54,841. Selain itu diketahui pula bahwa 19 anak memperoleh nilai

dengan kriteria “tinggi” yakni antara 56-67, dan 23 anak memperolah nilai dengan

41

kriteria “cukup” yakni antara 44-55. Nilai rata-rata tes awal diprosentasekan yaitu:

nilai rata-rata tes awal dibagi nilai tertinggi dikali 100% = (54,841 : 80) x 100% =

68,55%.

Tes awal diikuti oleh semua siswa yang menjadi subjek penelitian. Dari hasil

tes awal di atas, penulis kemudian melakukan penelitian dengan memberikan

perlakuan bimbingan sosial melalui layanan klasikal di kelas. Penulis memberikan

materi layanan yang berkaitan dengan kemmapuan komunikasi interpersonal.

Setelah pemberian perlakuan bimbingan sosial, penulis melakukan tes akhir

(T2). Tujuan dari tes akhir sama dengan tujuan tes awal yakni mengetahui

kemampuan komunikasi interpersonal siswa melalui penyebaran skala psikologis.

Berikut adalah nilai tes akhir (T2) kemampuan komunikasi interpersonal siswa.

Tabel 4.2Data Nilai Tes Akhir Kemampuan Komunikasi Interpersonal

Kode Nilai Tes Akhir

EK1 58

EK2 53

EK3 53

EK4 58

EK5 57

EK6 59

EK7 60

EK8 52

EK9 62

EK10 57

EK11 61

EK12 54

EK13 54

EK14 63

EK15 59

EK16 57

EK17 56

EK18 60

42

EK19 52

EK20 52

EK21 58

EK22 58

EK23 58

EK24 57

EK25 52

EK26 56

EK27 50

EK28 58

EK29 58

EK30 55

EK31 59

EK32 54

EK33 58

EK34 57

EK35 59

EK36 56

EK37 56

EK38 53

EK39 53

EK40 59

EK41 55

EK42 59

EK43 57

EK44 56

Jumlah 2488

n 44

Mean 56,545

Dari data di atas diperoleh mean tes akhir dari 44 responden atau subjek

penelitian sebesar 56,545. Selain itu diketahui pula bahwa 30 anak memperoleh nilai

dengan kriteria “tinggi” yakni antara 56-67, dan 14 anak memperolah nilai dengan

kriteria “cukup” yakni antara 44-55. Nilai rata-rata tes awal diprosentasekan yaitu:

nilai rata-rata tes awal dibagi nilai tertinggi dikali 100% = (56,545 : 80) x 100% =

70,68%.

43

B. Hasil Analisis Data

Setelah diketahui mean hasil tes awal dan mean tes akhir melalui alat ukur

skala psikologis komunikasi interpersonal, maka untuk mengetahui ada tidaknya

pengaruh bimbingan sosial terhadap komunikasi interpersonal siswa kelas VIII SMP

Muhammadiyah 5 Ulujami Tahun Pelajaran 2010/2011, data hasil tes awal dan tes

akhir dibandingkan. Untuk itu perlu dibuat tabel selisih tes awal dan tes akhir sebagai

bahan analisis data. Di bawah ini disajikan tabel selisih nilai tes awal dan tes akhir

kemampuan komunikasi interpersonal.

Tabel 4.3

Data Selisih Nilai Hasil Tes Awal dan Tes Akhir Skala Komunikasi Interpersonal

Kode Tes Awal Tes Akhir Beda (B) D d²

EK1 56 58 2 0,295 0,087293

EK2 51 53 2 0,295 0,087293

EK3 53 53 0 -1,705 2,905475

EK4 57 58 1 -0,705 0,496384

EK5 53 57 4 2,295 5,269112

EK6 58 59 1 -0,705 0,496384

EK7 57 60 3 1,295 1,678202

EK8 52 52 0 -1,705 2,905475

EK9 60 62 2 0,295 0,087293

EK10 57 57 0 -1,705 2,905475

EK11 57 61 4 2,295 5,269112

EK12 50 54 4 2,295 5,269112

EK13 52 54 2 0,295 0,087293

EK14 66 63 -3 -4,705 22,13275

EK15 56 59 3 1,295 1,678202

EK16 54 57 3 1,295 1,678202

EK17 55 56 1 -0,705 0,496384

EK18 56 60 4 2,295 5,269112

EK19 51 52 1 -0,705 0,496384

EK20 53 52 -1 -2,705 7,314566

EK21 57 58 1 -0,705 0,496384

EK22 53 58 5 3,295 10,86002

44

EK23 58 58 0 -1,705 2,905475

EK24 57 57 0 -1,705 2,905475

EK25 52 52 0 -1,705 2,905475

EK26 49 56 7 5,295 28,04184

EK27 50 50 0 -1,705 2,905475

EK28 58 58 0 -1,705 2,905475

EK29 54 58 4 2,295 5,269112

EK30 58 55 -3 -4,705 22,13275

EK31 57 59 2 0,295 0,087293

EK32 50 54 4 2,295 5,269112

EK33 55 58 3 1,295 1,678202

EK34 55 57 2 0,295 0,087293

EK35 61 59 -2 -3,705 13,72366

EK36 54 56 2 0,295 0,087293

EK37 53 56 3 1,295 1,678202

EK38 49 53 4 2,295 5,269112

EK39 50 53 3 1,295 1,678202

EK40 58 59 1 -0,705 0,496384

EK41 54 55 1 -0,705 0,496384

EK42 58 59 1 -0,705 0,496384

EK43 55 57 2 0,295 0,087293

EK44 54 56 2 0,295 0,087293

Jumlah 2413 2488 75 0,000 179,1591

n 44 44 44

Mean 54,841 56,545 1,705

M2 – M1 = 1,705

Dari tabel tersebut di atas diketahui besarnya mean tes awal = 54,841, dan

besarnya mean tes akhir = 56,545. Mean tes akhir selanjutnya dikurangi mean tes

awal, sehingga diperoleh mean beda sebesar 1,705. Untuk mencari ∑d2 (jumlah

deviasi dari mean perbedaan) selisih nilai yang diperoleh oleh responden 1 sampai

respoden 44 dikurangi mean beda, dan hasilnya dikuadratkan sehingga diperoleh

deviasi dari mean beda (d2) untuk tiap-tiap responden, dan setelah dijumlahkan

diperoleh ∑d2 sebesar 179,1591. Selanjutnya, perhitungan uji-t untuk mengetahhui

ada tidaknya pengaruh bimbingan sosial terhadap komunikasi interpersonal siswa

45

kelas VIII SMP Muhammadiyah 5 Ulujami, sekaligus untuk menguji hipotesis

penelitian adalah sebagai berikut.

Rumus yang dipakai:

Perhitungan:

M2 - M1

d²N(N-1)

56,545 – 54,841

179,15944(44-1)

1,705

179,15944(44-1)

1,705

179,1591892

1,705

0,095

1,7050,308

t = 5,539

Dari hasil perhitungan uji-t di atas diperoleh angka t hitung sebesar 5,539

sedangkan angka t tabel taraf signidfikan 5% dengan dk = 44 - 1 = 43 adalah 1,681.

M 2 – M 1

.

.t = d 2

N ( N – 1 )

t =

t =

t =

t =

t =

t =

46

Maka dapat disimpulkan bahwa hasil perhitungan uji-t di atas dinyatakan signifikan.

Perhitungan uji-t dapat dilihat pada Lampiran 10 halaman 73.

C. Pembahasan Hasil Penelitian

Hipotesis yang penulis ajukan adalah: “Ada pengaruh bimbingan sosial

terhadap komunikasi interpersonal siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah 5 Ulujami

Pemalang Tahun Pelajaran 2010/2011”. Rata-rata hitung kemampuan komunikasi

interpersonal siswa sebelum diadakan perlakuan bimbingan sosial dari hasil tes awal

(T1) sebesar 54,841. Setelah diberi perlakuan bimbingan sosial, kemudian diberikan

tes akhir (T2) diperoleh rata-rata hitung komunikasi interpersonal siswa sebesar

56,545. Dari perbandingan mean hasil tes awal (T1) dan tes akhir (T2) diperoleh mean

beda sebesar 1,705 sehingga dapat dikatakan bahwa kemampuan komunikasi

interpersonal siswa meningkat sebesar 1,705.

Dari hasil tes awal (T1) diperoleh mean tes awal dari 44 responden atau

subjek penelitian sebesar 54,841. Selain itu diketahui pula bahwa 19 anak

memperoleh nilai dengan kriteria “tinggi” yakni antara 56-67, dan 23 anak

memperolah nilai dengan kriteria “cukup” yakni antara 44-55.

Setelah peneliti melakukan penelitian dengan memberikan perlakuan

bimbingan sosial dan selanjutnya diberikan tes akhir (T2) diperoleh mean tes akhir

dari 44 responden atau subjek penelitian sebesar 56,545. Selain itu diketahui pula

bahwa 30 anak memperoleh nilai dengan kriteria “tinggi” yakni antara 56-67, dan 14

anak memperolah nilai dengan kriteria “cukup” yakni antara 44-55. Dari hasil tes

awal dan tes akhir ternyata tidak ada seorangpun anak yang memperoleh nilai

47

komunikasi interpersonal dengan kriteria “sangat tinggi”, “rendah” maupun “sangat

rendah”.

Berkaitan dengan hipotesis penelitian di atas, hipotesis kerja atau hipotesis

kerja (Ha) = t hitung > t tabel sedangkan hipotesis null atau hipotesis nihil (H0) = t hitung

< t tabel. Dari kedua nilai rata-rata hitung (mean) yang diperoleh dari hasil tes awal

(T1) dan tes akhir (T2) di atas, dilakukan perhitungan dengan menggunakan uji-t

diperoleh t hitung sebesar 5,539. Pada taraf kepercayaan 5 % diperoleh besarnya angka

t tabel dengan dk = 44 – 1 = 43 adalah 1,681.

Untuk mengetahui ada tidaknya perlakuan bimbingan Sosial terhadap

komuniakasi interpersonal, penulis mengkonsultasikan angka t hitung dengan angka

t tabel dan ternyata angka t hitung lebih besar dari angka t tabel yaitu: 5,539 > 1,681.

Bersamaan dengan hasil perhitungan uji-t di atas, karena hasilnya signifikan, maka

memberikan suatu kesimpulan bahwa hipotesis penelitian yang berbunyi: “Ada

pengaruh bimbingan sosial terhadap komunikasi interpersonal siswa kelas VIII SMP

Muhammadiyah 5 Ulujami Pemalang Tahun Pelajaran 2010/2011”, dapat diterima.

Dari adanya perlakuan bimbingan sosial terhadap subjek penelitian kelas VIII

SMP Muhammadiyah 5 Ulujami, terjadi peningkatan dalam kemampuan komunikasi

interpersonal siswa. Peningkatan kemampuan berkomunikasi interpersonal siswa

kelas VIII dapat dilihat dari rata-rata nilai (mean) yang diperoleh sebelum dan

sesudah adanya perlakuan bimbingan sosial yaitu mean tes awal 54,841 atau 68,55%

pada tes akhir menjadi 56,545 atau 70,68%. Dengan demikian ada peningkatan

sebesar 1,705 atau 2,13%.

48

Menurut Tohirin (2008: 128) tujuan utama pelayanan bimbingan sosial

adalah agar individu yang dibimbing mampu melakukan interaksi sosial secara baik

dengan lingkungannya. Selanjutnya menurut Tohirin (2008: 128) salah satu bentuk

layanan yang dapat digunakan dalam bimbingan sosial adalah layanan informasi.

Informasi tentang cara-cara berkomunikasi dalam bimbingan sosial penting diberikan

kepada setiap individu.

Dalam penelitian ini, penulis melakukan penelitian dengan semaksimal

mungkin melakukan pelayanan bimbingan sosial terhadap siswa kelas VIII SMP

Muhammadiyah 5 Ulujami. Dalam penelitian itu, penulis melakukan bimbingan

sosial dengan memberikan materi bimbingan yang terkait dengan masalah

komunikasi interpersonal seperti keterbukaan, empati, sikap mendukung dan sikap

positif. Penulis menyadari adanya kelemahan dalam penelitian ini, bahwa hasil yang

diperoleh dalam penelitian terhadap kelas VIII SMP Muhammadiyah 5 Ulujami tidak

dapat digeneralisasikan kepada kelas atau kelompok lain.

49

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah penulis lakukan tentang “pengaruh

bimbingan sosial terhadap komunikasi interpersonal siswa kelas VIII SMP

Muhammadiyah 5 Ulujami Pemalang Tahun Pelajaran 2010/2011”, maka dalam

penelitian ini penulis dapat memberikan beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Dari hasil uji validitas uji coba intrumen penelitian skala psikologis komunikasi

interpersonal dapat disimpulankan bahwa 20 butir instrumen valid. Setelah diuji

reliabilitasnya menggunakan belah dua awal-akhir Spearman-Brown dapat

disimpulkan bahwa instrumen reliabel.

2. Dari hasil tes awal dan tes akhir, ternyata tidak ada satupun siswa yang

memperoleh nilai komunikasi interpersonal dengan kriteria “sangat tinggi”,

“rendah” dan “sangat rendah”. Dari hasil analisis data uji-t, diperoleh angka t

hitung = 5,539 sedangkan angka t tabel pada taraf signifikan 5% dengan dk = 44 – 1

= 43 adalah 1,681. Artinya, perhitungan signifikan dengan demikian dapat

disimpulkan: ada pengaruh yang signifikan bimbingan sosial terhadap

komunikasi interpersonal siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah 5 Ulujami

Pemalang Tahun Pelajaran 2010/2011.

3. Bimbingan sosial adalah pelayanan bimbingan dan konseling yang membantu

mengatasi permasalahan-permasalahan sosial siswa yang terkait dengan interaksi

dan komunikasi di lingkungan sekitar. Pelayanan bimbingan sosial dapat

dilakukan dengan pemberian layanan informasi. Dengan diberikannya bimbingan

49

50

sosial siswa bisa lebih terbuka, mampu berempati, bersikap mendukung, dan

bersikap positif.

B. Saran

Dari kesimpulan yang telah penulis sampaikan di atas, maka perlu disarankan

bagi pihak sekolah dan guru pembimbing serta siswa terkait dengan pelayanan

bimbingan sosial di sekolah terhadap kemampuan komunikasi interpersonal, sebagai

berikut:

1. Pelayanan bimbingan sosial dapat dilakukan dengan pemberian layanan

informasi. Informasi tentang cara-cara berkomunikasi dan berinteraksi sosial

sangat penting untuk diberikan kepada siswa. Untuk itu, hendaknya guru

pembimbing dapat memberikan bimbingan sosial yang salah satunya dengan

memberikan layanan informasi.

2. Siswa hendaknya memanfaatkan bimbingan sosial di sekolah untuk

mengoptimalkan perkembangan sosialnya, yang salah satunya adalah

kemampuan komunikasi interpersonal. Kemampuan komunikasi interpersonal itu

penting sekali bagi individu, karena merupakan salah satu tugas perkembangan

yang harus dicapai oleh para siswa. Berkaitan dengan pelayan bimbingan dan

konseling di sekolah siswa seharusnya dapat melakukan konseling ataupun

konsultasi dengan guru pembimbing tanpa ada perasaan ragu-ragu atau malu.

51

DAFTAR PUSTAKA

Agus, Maulana. 2007. Tekhnik-tekhnik Bimbingan Sosial. Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi. 2000. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:Rineka Cipta.

Devito, A. Jones. 2007. Tekhnik Bimbingan Sosial. Jakarta: Erlangga.

Djumhur. 2003. Kehidupan Sosial dan Budi Pekerti. Jakarta: Rineka Cipta.

Enjang, AS. 2009. Komunikasi Konseling. Bandung: Nuansa.

Nurihsan, A. Juntika. 2006. Landasan Bimbingan & Konseling dalam BerbagaiLatar Kehidupan. Bandung: Refika Aditama.

Prayitno. 2007. Pelayanan Bimbingan dan Konseling Sekolah Dasar. Jakarta: PT.Ikrar Mandiri Abadi.

Sardiman, 2001. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Press.

Sarwono. 1997. Komunikasi. Jakarta: Rineka Cipta.

Satmoko. 1990. Bimbingan Sosial dalam Keluarga. Jakarta: Rinrka Cipta.

Soekamto, Toeti. 2000. Psikologi Belajar dan Mengajar. Bandung: Sinar Baru.

Surya. 1997. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Raja Grafika Persada.

Tim MKDK. 2002. Dasar-Dasar Pendidikan. Semarang. IKIP Semarang Press.

Tohirin. 2008. Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah. Jakarta: RajaGrafindo Persada.

Walgito, Bimo. 2004. Psikologi Sosial. Bandung: Erisco.

Wibowo, Mungin Eddy. 2000a. Pola Bimbingan dan Konseling di Sekolah.Semarang: Panitia Seminar IKIP Semarang.

____________________. 2000b. Teknik Bimbingan dan Konseling. Semarang: IKIPSemarang.

51

52

Lampiran 1

Instrumen Penelitian

Kisi-kisi Instumen Skala Komunikasi Interpersonal

Variabel Aspek PertanyaanPositif

PertanyaanNegatif

Komunikasi

Interpersonal

Keterbukaan

Empati

Sikap Mendukung

Sikap Positif

1,2,3,6

9,10,12

13,14,17,18,19

21,22,23,26,27,29

4,5,7

8,11

15,16

20,24,25,28,30

53

Lampiran 1

Nama : ……………………

Hari/tanggal : ……………………

SKALA PSIKOLOGIS

KOMUNIKASI INTERPERSONAL SISWA

Petunjuk Pengisian:

Bacalah setiap pertanyaan dengan seksama kemudian berikan jawaban anda dengan

memberi tanda cek ( √ ) pada kolom:

SS : Apabila pertanyaan sangat sesuai dengan keadaan yang anda rasakan

S : Apabila pertanyaan sangat sesuai dengan keadaan yang anda rasakan

TS : Apabila pertanyaan tidak sesuai dengan keadaan yang anda rasakan

TST : Apabila pertanyaan sangat tidak sesuai dengan keadaan yang anda rasakan

Pertanyaan:

1. Saya berkomunikasi secara pribadi dengan guru mata pelajaran di sekolah

2. Saya berkomunikasi secara pribadi dengan guru BK di sekolah

3. Dalam berteman saya tidak membeda-bedakan

4. Saya tidak dapat berkomunikasi dengan teman di kelas

5. Saya tidak terbuka kepada guru dalam menyikapi permasalahan pribadi

6. Saya selalu terbuka kepada teman ketika bergaul

7. Ketika pelajaran di kelas ada materi pelajran yang belum bisa dipahami, saya

tidak berani meminta kepada guru untuk menjelaskannya kembali

54

8. Saat guru memberikan nasihat, saya enggan mendengarkan, enggan menuruti

serta enggan melaksanakan nasihat yang diberikan

9. Ketika ada teman meminta saran tentang suatu masalah, saya mendengarkan

dan memberi saran dengan baik

10. Saya bisa ikut merasakan apa yang teman/orang lain rasakan akan

permasalahan yang membuat orang lain sedih

11. Saya tidak bisa menghibur dan menenangkan teman ketika teman saya

sedang sedih

12. Saya selalu dimintai bantuan dalam menyampaikan sesuatu kepada guru oleh

teman-teman saya

13. Saya akan mendukung kegiatan yang direncanakan oleh teman-teman di

kelas asalkan kegiatan itu positif

14. Saya berani menegur teman yang suka membolos

15. Saya tidak senang belajar dalam situasi kelompok

16. Apabila teman-teman merencanakan untuk membolos, saya akan

mengikutinya

17. Apabila ketua kelas kurang bisa menjalankan tugasnya, saya bisa

menegurnya

18. Ketika guru menyuruh siswa-siswi untuk tidak memainkan HP di kelas, saya

dapat melaksanakannya dengan baik

19. Dalam pergaulan dengan teman-teman di kelas, saya bisa menjaga diri untuk

tidak melanggar peraturan sekolah

20. Saat istirahat saya lebih memilih untuk berada di dalam kelas

55

21. Saat istirahat saya daat berinteraksi dengan teman-teman di lingkungan

sekolah

22. Saya merasa memiliki ikatan persaudaraan di dalam kelas

23. Saya merasa memiliki ikatan persaudaraan dengan teman sebangku

24. Saya tidak suka bergaul ke luar

25. Saya merasa minder bergaul di masyarakat

26. Saya bisa mengikuti kegiatan di masyarakat

27. Apabila saya dipilih untuk menjadi ketua kelas/anggota osis saya bisa

menerima

28. Saya enggan mengikuti kegiatan pramuka di sekolah

29. Saya dapat berkomunikasi ketika dimintai penjelasan dari guru BK tentang

suatu permasalahan

30. Saya enggan untuk berbicara dengan guru BK di ruang BK ketika saya

mendapatkan masalah

56

LEMBAR JAWAB SKALA PSIKOLOGIS

No. Sangat Sesuai Sesuai Tidak Sesuai Sangat Tidak Sesuai

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

23

24

25

26

27

28

29

30

57

Lampiran 2

Populasi Penelitian

No. Kode Nama No. Kode Nama

1 EK-1 Abit Adiguna 23 EK-23 Muhammad Nur Iskandar

2 EK-2 Afiq Pujiansyah 24 EK-24 Muhammad Rizky

3 EK-3 Ahmad Junaedi 25 EK-25 Muhammad Umar

4 EK-4 Ana Setyowati 26 EK-26 Muhayaroh

5 EK-5 Ari Firdaus Salam 27 EK-27 Naofal Sauqi

6 EK-6 Aris Agung Winardi 28 EK-28Nayli HardiyantiRukmana

7 EK-7 Ashari Nur Safrudin 29 EK-29 Nia Khafiani

8 EK-8 Asiyati 30 EK-30 Nia Oktafiani

9 EK-9 Ayu Ani Lestari 31 EK-31 Nizzul Ilham Nasrullah

10 EK-10 Basitd Ahmad 32 EK-32 Nur Bariroh

11 EK-11 Dian Lestari 33 EK-33 Nur Mahmudah

12 EK-12 Dzikri Riyadi 34 EK-34 Nurhidayah

13 EK-13 Fani Afriyanto 35 EK-35 Ria Arifiah

14 EK-14 Fatkurohman 36 EK-36 Rizal Fasekha

15 EK-15 Husni Nurhidayat 37 EK-37 Rudi Iswanto

16 EK-16 Kessy Adisafaringga 38 EK-38 Shaiful Rohman

17 EK-17 Kusna Warono 39 EK-39 Siti Amanah

18 EK-18 Liva Anggelita Putri 40 EK-40 Triyono

19 EK-19 Lukluk Khulailah 41 EK-41 Uswatun Hasanah

20 EK-20 M. Faisol Naji 42 EK-42 Wahyu Maulani

21 EK-21 Muh. Helmi Kustriyanto 43 EK-43 Winarti

22 EK-22 Muh. Musafa Idris 44 EK-44 Windah Sari

58

Lampiran 5

Rekapitulasi Hasil Uji Validitas

No. r hitung r tabel Keputusan

1 0,886 0,576 Valid

2 0,738 0,576 Valid

3 0,621 0,576 Valid

4 0,484 0,576 Tidak Valid

5 0,807 0,576 Valid

6 0,608 0,576 Valid

7 0,601 0,576 Valid

8 0,727 0,576 Valid

9 0,410 0,576 Tidak Valid

10 0,750 0,576 Valid

11 0,629 0,576 Valid

12 0,430 0,576 Tidak Valid

13 0,628 0,576 Valid

14 0,509 0,576 Tidak Valid

15 0,724 0,576 Valid

16 0,608 0,576 Valid

17 0,608 0,576 Valid

18 0,632 0,576 Valid

19 0,430 0,576 Tidak Valid

20 0,096 0,576 Tidak Valid

21 0,641 0,576 Valid

22 -0,632 0,576 Tidak Valid

23 0,681 0,576 Valid

24 0,840 0,576 Valid

25 0,861 0,576 Valid

26 0,352 0,576 Tidak Valid

27 0,686 0,576 Valid

28 0,371 0,576 Tidak Valid

29 0,632 0,576 Valid

30 0,306 0,576 Tidak Valid

68

59

SATUAN LAYANAN

BIMBINGAN DAN KONSELING

A. Topik Permasalahan/Bahasan : Skala Komunikasi InterpersonalTes Awal (T1)

B. Bidang Bimbingan : Bimbingan SosialC. Kegiatan Pendukung : Aplikasi instrumenasiD. Fungsi Layanan/Kegiatan : Pemahaman dan pengembanganE. Tujuan yang ingin dicapai :

Mengetahui kemampuan komunikasi interpersonal siswa kelas VIII melaluiskala psikologis komunikasi interpersonal

F. Sasaran Layanan : Siswa kelas VIIIG. Metode : Ceramah, Tanya jawabH. Tempat Penyelenggaraan : Ruang kelas VIIII. Penyelenggara Layanan :J. Pihak yang diikutsertakaan : Wali kelasK. Alat dan perlengkapan yang

dipergunakan: Papan tulis, kapur, skala psikologis

L. Rencana penilaian dan tindak lanjut :1. Rencana Penilaian : Partisipasi siswa dalam kegiatan

layanan2. Tindak Lanjut : Pemantauan dalam pergaulan di

sekolahM. Catatan Khusus

Mengetahui : Comal, Juli Ulujami, 22 Juli 20112010

Guru Pembimbing/Pamong , Mahasiswa,

T. SUMARSIH, B.A Wiarsih

60

SATUAN LAYANAN

BIMBINGAN DAN KONSELING

A. Topik Permasalahan/Bahasan : Skala Komunikasi InterpersonalTes Akhir (T2)

B. Bidang Bimbingan : Bimbingan SosialC. Kegiatan Pendukung : Aplikasi instrumenasiD. Fungsi Layanan/Kegiatan : Pemahaman dan pengembanganE. Tujuan yang ingin dicapai :

Mengetahui kemampuan komunikasi interpersonal siswa kelas VIII melaluiskala psikologis komunikasi interpersonal

F. Sasaran Layanan : Siswa kelas VIIIG. Metode : Ceramah, Tanya jawabH. Tempat Penyelenggaraan : Ruang kelas VIIII. Penyelenggara Layanan :J. Pihak yang diikutsertakaan : Wali kelasK. Alat dan perlengkapan yang

dipergunakan: Papan tulis, kapur, skala psikologis

L. Rencana penilaian dan tindak lanjut :1. Rencana Penilaian : Partisipasi siswa dalam kegiatan

layanan2. Tindak Lanjut : Pemantauan dalam pergaulan di

sekolahM. Catatan Khusus

Mengetahui : Comal, Agustu Ulujami, 6 Desember 2011s 2010Guru Pembimbing/Pamong , Mahasiswa,

T. SUMARSIH, B.A Wiarsih

61

SATUAN LAYANAN

BIMBINGAN DAN KONSELING

A. Topik Permasalahan/Bahasan : Keterbukaan DiriB. Bidang Bimbingan : Bimbingan SosialC. Jenis Layanan : Layanan InformasiD. Fungsi Layanan : Pemahaman dan pengembanganE. Tujuan yang ingin dicapai :

Siswa dapat memahami diri dan lingkungan sekolah sehingga mampumembuka diri dalam pergaulan di lingkungan sekolah

F. Sasaran Layanan : Siswa kelas VIIIG. Metode : Ceramah, Tanya jawabH. Tempat Penyelenggaraan : Ruang kelas VIIII. Penyelenggara Layanan :J. Pihak yang diikutsertakaan : Wali kelasK. Alat dan perlengkapan yang

dipergunakan: Buku penunjang, papan tulis

kapur, alat tulisL. Rencana penilaian dan tindak lanjut :

1. Rencana Penilaian : Partisipasi siswa dalam kegiatanlayanan

2. Tindak Lanjut : Pemantauan dalam pergaulan disekolah

M. Catatan Khusus

Mengetahui : Comal, Ulujami, 26 Juli 2011Juli 2010

Guru Pembimbing/Pamong , Mahasiswa,

T. SUMARSIH, B.A Wiarsih

62

SATUAN LAYANAN

BIMBINGAN DAN KONSELING

A. Topik Permasalahan/Bahasan : Sikap MendukungB. Bidang Bimbingan : Bimbingan SosialC. Jenis Layanan : Layanan InformasiD. Fungsi Layanan : Pemahaman dan pengembanganE. Tujuan yang ingin dicapai :

Siswa dapat memahami diri akan arti penting sikap mendukung dalampergaulan hidup di lingkungan sekitar

F. Sasaran Layanan : Siswa kelas VIIIG. Metode : Ceramah, Tanya jawabH. Tempat Penyelenggaraan : Ruang kelas VIIII. Penyelenggara Layanan :J. Pihak yang diikutsertakaan : Wali kelasK. Alat dan perlengkapan yang

dipergunakan: Buku penunjang, papan tulis

kapur, alat tulisL. Rencana penilaian dan tindak lanjut :

1. Rencana Penilaian : Partisipasi siswa dalam kegiatanlayanan

2. Tindak Lanjut : Pemantauan dalam pergaulan disekolah

M. Catatan Khusus

Mengetahui : Comal, Ulujami, 2 Agustus 2011Juli 2010

Guru Pembimbing/Pamong , Mahasiswa,

T. SUMARSIH, B.A Wiarsih

63

SATUAN LAYANAN

BIMBINGAN DAN KONSELING

A. Topik Permasalahan/Bahasan : EmpatiB. Bidang Bimbingan : Bimbingan SosialC. Jenis Layanan : Layanan InformasiD. Fungsi Layanan : Pemahaman dan pengembanganE. Tujuan yang ingin dicapai :

Memberikan pemahaman kepada siswa akan pentingnya empati dalampergaulan di lingkungan sekolah maupun di lingkungan yang lebih luas

F. Sasaran Layanan : Siswa kelas VIIIG. Metode : Ceramah, Tanya jawabH. Tempat Penyelenggaraan : Ruang kelas VIIII. Penyelenggara Layanan :J. Pihak yang diikutsertakaan : Wali kelasK. Alat dan perlengkapan yang

dipergunakan: Buku penunjang, papan tulis

kapur, alat tulisL. Rencana penilaian dan tindak lanjut :

1. Rencana Penilaian : Partisipasi siswa dalam kegiatanlayanan

2. Tindak Lanjut : Pemantauan dalam pergaulan disekolah

M. Catatan Khusus

Mengetahui : Comal, Ulujami, 16 Agustus 2011Juli 2010

Guru Pembimbing/Pamong , Mahasiswa,

T. SUMARSIH, B.A Wiarsih

64

SATUAN LAYANAN

BIMBINGAN DAN KONSELING

A. Topik Permasalahan/Bahasan : Sikap PositifB. Bidang Bimbingan : Bimbingan SosialC. Jenis Layanan : Layanan InformasiD. Fungsi Layanan : Pemahaman dan pengembanganE. Tujuan yang ingin dicapai :

Memberikan pemahaman kepada siswa akan pentingnya sikap positif dalampergaulan di lingkungan sekolah maupun di lingkungan yang lebih luassehingga tujuan dari komunikasi interpersonal dapat tercapai

F. Sasaran Layanan : Siswa kelas VIIIG. Metode : Ceramah, Tanya jawabH. Tempat Penyelenggaraan : Ruang kelas VIIII. Penyelenggara Layanan :J. Pihak yang diikutsertakaan : Wali kelasK. Alat dan perlengkapan yang

dipergunakan: Buku penunjang, papan tulis

kapur, alat tulisL. Rencana penilaian dan tindak lanjut :

1. Rencana Penilaian : Partisipasi siswa dalam kegiatanlayanan

2. Tindak Lanjut : Pemantauan dalam pergaulan disekolah

M. Catatan Khusus

Mengetahui : Comal, Ulujami, 6 September 2011Juli 2010

Guru Pembimbing/Pamong , Mahasiswa,

T. SUMARSIH, B.A Wiarsih

65

SATUAN LAYANAN

BIMBINGAN DAN KONSELING

A. Topik Permasalahan/Bahasan : Sikap Positif 2B. Bidang Bimbingan : Bimbingan SosialC. Jenis Layanan : Layanan InformasiD. Fungsi Layanan : Pemahaman dan pengembanganE. Tujuan yang ingin dicapai :

Memberikan pemahaman kepada siswa akan pentingnya sikap positif dalampergaulan di lingkungan sekolah maupun di lingkungan yang lebih luassehingga tujuan dari komunikasi interpersonal dapat tercapai

F. Sasaran Layanan : Siswa kelas VIIIG. Metode : Ceramah, Tanya jawabH. Tempat Penyelenggaraan : Ruang kelas VIIII. Penyelenggara Layanan :J. Pihak yang diikutsertakaan : Wali kelasK. Alat dan perlengkapan yang

dipergunakan: Buku penunjang, papan tulis

kapur, alat tulisL. Rencana penilaian dan tindak lanjut :

1. Rencana Penilaian : Partisipasi siswa dalam kegiatanlayanan

2. Tindak Lanjut : Pemantauan dalam pergaulan disekolah

M. Catatan Khusus

Mengetahui : Comal, Juli Ulujami, 4 Oktober 20112010

Guru Pembimbing/Pamong , Mahasiswa,

T. SUMARSIH, B.A Wiarsih

66

SATUAN LAYANAN

BIMBINGAN DAN KONSELING

A. Topik Permasalahan/Bahasan : Empati 2B. Bidang Bimbingan : Bimbingan SosialC. Jenis Layanan : Layanan InformasiD. Fungsi Layanan : Pemahaman dan pengembanganE. Tujuan yang ingin dicapai :

Memberikan pemahaman kepada siswa akan pentingnya empati dalampergaulan di lingkungan sekolah maupun di lingkungan yang lebih luas

F. Sasaran Layanan : Siswa kelas VIIIG. Metode : Ceramah, Tanya jawabH. Tempat Penyelenggaraan : Ruang kelas VIIII. Penyelenggara Layanan :J. Pihak yang diikutsertakaan : Wali kelasK. Alat dan perlengkapan yang

dipergunakan: Buku penunjang, papan tulis

kapur, alat tulisL. Rencana penilaian dan tindak lanjut :

1. Rencana Penilaian : Partisipasi siswa dalam kegiatanlayanan

2. Tindak Lanjut : Pemantauan dalam pergaulan disekolah

M. Catatan Khusus

Mengetahui : Comal, J Ulujami, 8 Nopember 2011uli 2010Guru Pembimbing/Pamong , Mahasiswa,

T. SUMARSIH, B.A Wiarsih