Upload
others
View
0
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
i
JURNAL
PENGARUH KUALITAS WEBSITE TERHADAP CITRA DESTINASI
(Pengaruh Kualitas Website Dinas Pariwisata Pemerintah Kota Solo Terhadap
Citra Kota Solo sebagai Destinasi Wisata)
Disusun Oleh
RIZKY GHAISANI
D1216056
Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan Untuk Memperoleh
Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi
Program Studi Komunikasi
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2019
1
PENGARUH KUALITAS WEBSITE TERHADAP CITRA DESTINASI (Pengaruh Kualitas Website Dinas Pariwisata Pemerintah Kota Solo
Terhadap Citra Kota Solo sebagai Destinasi Wisata)
Rizky Ghaisani
Mahfud Anshori
Program Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik,
Universitas Sebelas Maret Surakarta
Abstract
In 2018, Solo government has launched a program named “Gerakan Mempromosikan Pariwisata Surakarta (Gempita)”, which aims to promote Solo as the tourism destination. One powerful way to promote tourism destination in Solo is using an official website. Department of Solo Tourism, which happens to be the authorized government of tourism management, is working an official website for society to access in pariwisatasolo.surakarta.go.id. Throughout the journey, this website just underwent several modifications for its interface and URL address in frequent times. Interestingly, this website stands out to be The Best Tourism Website, specifically in a faction of Own Media Sub Category Tourism Website of event Indonesia PR Program and PR People of the Year 2017, awarded by MIX Magazine. The purpose of this research is to find out the influence of Solo tourism website quality towards the tourism destination image in Solo. This research is guided by a quantitative method with correlation explanatory approach. Using a cluster sampling type as the sampling technique, this research took participation from 90 respondents from the member of “Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Solo”. The main instrument to collect data is using questionnaires, conducted by SPSS version 25 for Windows. As reference, this research used Stimulus-Organism-Response (S-O-R) theory, which describes the communication process that starts from the stimulus in the form of messages received audience. Stimulus or message delivered to audience can be accepted or rejected. Communication will take place if any attention from audience.
Tested by using a simple linear regression, this research results a value stated in tcount 6.349 > from ttable 0.207. Hence, it is concluded that H0 is declined and Ha is accepted, defined there is an influence of Solo tourism website quality towards the tourism destination image in Solo. Coefficient determination of R Square around 31.4% indicates the website quality variable is a contribution of destination image variable, while around 68.6% remains as the other stimulus factors. Key Words: Department of Solo Tourism, Destination Image, Website Quality.
Pendahuluan
Tahun 2018 ini, Pemerintah Kota Solo meluncurkan Gerakan
Mempromosikan Pariwisata Surakarta (Gempita). Gempita ditetapkan oleh
Pemkot Solo yang bekerjasama dengan Association of Indonesian Tours and
Travel Agencies (Asita) cabang Surakarta dan segenap stakeholder penggiat
pariwisata Solo. Program ini merupakan suatu gerakan untuk menggencarkan
promosi Kota Solo menjadi daerah tujuan wisata. Menurut data yang diperoleh
dari Pemerintah Kota Solo, tahun 2015-2017 jumlah wisatawan yang berkunjung
ke Kota Solo mengalami kenaikan sebesar ± 317.000 orang. Dan pada tahun 2021,
Pemerintah Kota Solo menargetkan menargetkan kunjungan wisata sebanyak
5.435.000 wisatawan, baik asing maupun domestik.
Sumber: Aosgi, 16 Juli 2018
Sebagai kota yang sedang gencar melakukan promosi pariwisata, tentunya
Kota Solo ingin agar keberadaannya diterima dan didukung oleh lingkungan
pariwisata disekitarnya. Lingkungan pariwisata dalam hal ini merupakan pihak-
pihak yang memiliki kepentingan atau publik dari pariwisata Kota Solo. Oleh
karena itu, sebuah kota destinasi pariwisata membutuhkan suatu penunjang yang
mendorong agar publik selalu mengingat, menerima serta memberikan dukungan
2
Gambar 1 Data Destinasi Wisata, Jumlah Kunjungan Wisatawan Tahun 2015-2017 dan Target Kunjungan
Wisatawan pada Tahun 2021 Kota Solo
terhadap eksistensi pariwisata suatu kota. Sesuatu hal yang dapat menjadi
penunjang tersebut adalah citra atau image. Citra atau image merupakan hal yang
penting karena dapat memberikan persepsi kepada masyarakat atau publik.
Keberadaan citra yang positif juga mampu mendorong dukungan terhadap
eksitensi pariwisata sebuah kota. Sedangkan pemahaman dari suatu informasi
yang kurang atau tidak lengkap akan menciptakan citra yang tidak sempurna di
mata publik. Citra destinasi pariwisata sebuah kota dapat diukur dalam berbagai
macam tampilan yang dapat dilihat pada media massa, baik cetak maupun
elektronik.
Media memiliki peran sebagai saluran penyampaian informasi dan pesan
kepada publik luas. Media juga biasa digunakan perusahaan atau organisasi untuk
melakukan komunikasi dan promosi. Dengan pesatnya perkembangan teknologi
saat ini, semakin memudahkan perusahaan dan organisasi membentuk persepsi
dan pandangan publik secara luas. Saat ini, media dapat terkoneksi secara online
atau terhubung pada jaringan internet. Kehadiran media online sangat efektif dan
efisien karena mampu menyebarkan informasi dan membentuk citra publik yang
baik tanpa ada batas-batas geografis dan waktu. Karakteristik media ini yaitu
memiliki jangkauan luas dan cepat, update, dan bersifat interaktif atau dua arah.
Dimana penggunanya dapat memberikan tanggapan atau feedback secara
langsung.
Salah satu jenis media online yang sering dimanfaatkan untuk membentuk
citra perusahaan atau organisasi yang baik adalah website. Website sendiri
merupakan salah satu jenis media baru atau media online yang digunakan untuk
menyebarkan informasi, promosi, menjalin relasi dan komunikasi, berinteraksi,
mempublikasikan diri, membentuk komunitas bahkan membangun reputasi dan
kredibilitas. Salah satu contoh penggunaan website dalam bidang pariwisata yaitu,
sebagai alat promosi dan membangun reputasi atau citra destinasi. Website resmi
sebuah organisasi pariwisata dapat memberi informasi terkait dengan aktivitas
pariwisata yang dianggap patut untuk diketahui oleh para publik atau
stakeholdernya. Melalui website, publik atau stakeholder juga dapat mengetahui
3
informasi pariwisata dengan cukup detail serta kegiatan promosi dan komunikasi
pariwisata yang dilakukan oleh organisasi dengan melibatkan publiknya.
Sebagai sebuah organisasi pemerintahan yang memiliki wewenang dalam
mengelola pariwisata, selayaknya Dinas Pariwisata Pemerintah Kota Surakarta
atau Kota Solo menjalin komunikasi yang baik dengan masyarakat sebagai salah
satu publiknya dan juga pihak-pihak yang berkepentingan lainnnya. Oleh
karena itu, Dinas Pariwisata Pemerintah Kota Solo memiliki website organisasi
untuk mempromosikan dan membentuk citra destinasi pariwisata Kota Solo yang
terbuka untuk publik internal maupun eksternal dengan alamat
pariwisatasolo.surakarta.go.id. Website ini mencakup informasi tentang objek
wisata, event wisata, info travel dan hotel, maupun berita terkait wisata Kota Solo.
Namun dalam pengembangannya, website milik Dinas Pariwisata Pemerintah
Kota Solo ini masih belum stabil. Seperti berganti-gantinya alamat website antara
pariwisatasolo.surakarta.go.id dan id.solocity.travel, terdapat salah satu fitur
menu yang tidak dapat digunakan, dan perubahan serta penambahan beberapa
fitur menu dan tampilan pada website.
Sumber: pariwisatasolo.surakarta.go.id, 16 Juli 2018
4
Gambar 2 Fitur Menu yang Tidak Dapat Digunakan pada Website Dinas Pariwisata Pemerintah Kota Solo
Menariknya, pada tahun 2017 website pariwisatasolo.surakarta.go.id ini,
meraih penghargaan sebagai The Best Tourism Website dalam ajang Indonesia PR
Program & PR People of The Year 2017 kategori Own Media Sub Category
Tourism Website yang diadakan oleh Majalah MIX-Marketing Communication.
Diperolehnya penghargaan sebagai salah satu The Best Tourism Website,
merupakan peluang besar dalam penggunaan media ini untuk mempromosikan
serta membentuk pariwisata Kota Solo. Dinas Pariwisata Pemerintah Kota Solo
sebagai pelaku utama pariwisata di Kota Solo, dapat lebih memaksimalkan
penggunaan website sebagai media promosi dan komunikasi pariwisata. Dengan
adanya komunikasi yang terjalin antara Dinas Pariwisata Pemerintah Kota Solo
melalui website, maka dapat juga diketahui bagaimana image atau citra destinasi
pariwisata Kota Solo terutama oleh stakeholders internal. Yaitu, pegiat pariwisata
yang melakukan kegiatan pariwisata bersama dengan Dinas Pariwisata
Pemerintah Kota Solo. Image atau citra ini tentunya akan mempengaruhi persepsi
dan sikap publik terhadap pariwisata Kota Solo. Oleh karena itu, dilakukan
penelitian yang berjudul Pengaruh Kualitas Website Dinas Pariwisata Pemerintah
Kota Solo terhadap Citra Destinasi Pariwisata Kota Solo, untuk mengetahui
pengaruh kualitas website terhadap citra destinasi pariwisata sebuah kota.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti merumuskan sebuah
permasalahan umum, bagaimana pengaruh kualitas website Dinas Pariwisata
Pemerintah Kota Solo terhadap citra destinasi pariwisata?
Peneliti juga mengerucutkan rumusan masalah menjadi berikut:
1. Bagaimana kualitas website Dinas Pariwisata Pemerintah Kota Solo?
2. Bagaimana citra Kota Solo sebagai Destinasi Wisata?
3. Apakah terdapat pengaruh dari kualitas website Dinas Pariwisata Pemerintah
Kota Solo terhadap citra Kota Solo sebagai Destinasi Wisata?
Tinjauan Pustaka
1. Teori Stimulus-Organism-Response (S-O-R)
5
Menurut Effendy (2003: 254) teori stimulus-organism-response ini pada
dasarnya dipengaruhi oleh disiplin psikologi. Hal ini dikarenakan objek material
dari psikologi dan ilmu komunikasi adalah sama, yaitu manusia, yang meliputi
komponen-komponen: sikap, opini, perilaku, kognisi, afeksi dan konasi.
Sedangkan menurut Morissan (2014: 504) menjelaskan bahwa:
“teori ini memiliki banyak nama lain seperti teori jarum hipordermis (hypodermic needle theory) atau teori peluru ajaib (magic bullet theory). Disebut demikian karena teori ini meyakini bahwa kegiatan mengirimkan pesan sama halnya dengan tindakan menyuntikkan obat yang bisa langsung masuk ke dalam jiwa peneriman pesan. Sebagaimana peluru yang ditembakkan dan langsung masuk ke dalam tubuh.
Effendy (2003: 254) menjelaskan, menurut teori ini, efek yang ditimbulkan
adalah reaksi khusus terhadap stimulus khusus, sehingga seseorang dapat
mengharapkan dan memperkirakan kesesuaian antara pesan dan reaksi
komunikan. Jadi unsur-unsur dalam teori ini adalah:
a. Pesan (stimulus, S)
b. Komunikan (Organism, O)
c. Efek (Response, R)
Singkatnya, teori ini menggambarkan proses komunikasi secara sederhana
yang hanya melibatkan dua komponen yaitu media massa dan penerima pesan
yaitu khalayak. Media massa mengeluarkan stimulus dan penerima
menanggapinya dengan menunjukkan respons (Morissan, 2014: 505).
Effendy (2003: 255) menjelaskan bahwa dalam proses komunikasi pada teori
ini, berkenaan dengan perubahan sikap, yaitu menekankan pada aspek “how”
bukan “what” dan “why”. Jelasnya how to communicate, dalam hal ini how to
change the attitude (bagaimana mengubah sikap komunikan). Dalam proses
perubahan sikap tampak bahwa sikap dapat berubah hanya jika stimulus yang
menerpa benar-benar melebihi semula. Mar’at dalam Effendy (2003: 255)
menyatakan bahwa dalam menelaah sikap yang baru ada tiga variabel penting,
yaitu:
a. Perhatian
b. Pengertian
6
c. Penerimaan
Sumber: Effendy (2003 : 255)
Gambar diatas menunjukkan bahwa perubahan sikap bergantung pada proses
yang terjadi pada individu. Stimulus atau pesan yang disampaikan kepada
komunikan mungkin diterima atau mungkin ditolak. Komunikasi akan
berlangsung jika ada perhatian dari komunikan. Proses berikutnya komunikan
mengerti. Kemampuan komunikan inilah yang melanjutkan proses berikutnya.
Setelah komunikan mengolahnya dan menerimanya, maka terjadilah kesediaan
untuk mengubah sikap (Effendy, 2003: 255-256)
2. Kualitas Website
Organisasi dengan situs website yang sulit digunakan dan berinteraksi akan
menciptakan citra buruk di internet dan melemahkan posisi organisasi. Oleh
karena itu penting bahwa organisasi dapat membuat penilaian kualitas website
mereka, seperti dirasakan oleh pelanggan mereka (Barnes dan Vidgen, 2002:114).
Untuk menilai kualitas sebuah website menggunakan metode WebQual. Analisis
WebQual 4.0 mengidentifikasi lima faktor kualitas: kegunaan, desain, informasi,
kepercayaan dan empati (Barnes dan Vidgen, 2002:124). Kelima faktor ini
dipetakan dalam tiga dimensi (Barnes dan Vidgen, 2002:122):
7
Response
(Perubahan Sikap)
Organisme:
*perhatian
*pengertian
*penerimaan
Stimulus
Gambar 3 Teori S-O-R
a. Usability atau kegunaan (kualitas kegunaan dan desain), meneliti kegunaan
website yang mencakup kemudahan untuk dipahami, dipelajari,
dioperasikan serta kemudahan dala sistem navigasi dan memberikan nilai
positif bagi para pengunjung. Sedangkan desain website penampilan dan
gambar yang disampaikan kepada pengguna.
b. Information atau informasi (kualitas informasi), meneliti kualitas isi atau
konten dari sebuah website yang memiliki kesesuaian informasi untuk
pengguna. Misalnya akurat, relevan, bisa dipercaya, up to date, sesuai
dengan topik bahasan, mudah dimengerti, informasi yang detail dan
mendalam serta disajikan dengan format yang sesuai.
c. Service interaction atau interaksi layanan (kualitas kepercayaan dan
empati), meneliti kemampuan website yang dialami pengguna saat mereka
menggali lebih dalam ke dalam website. Misalnya, masalah transaksi dan
informasi keamanan, pengiriman produk, personalisasi dan komunikasi
dengan pemilik website.
3. Citra Destinasi (Destination Image)
Tasci dan Kozak dalam RA Putri et al. yang dikutip Amaly (2017:25)
menjelaskan bahwa, “citra destinasi adalah persepsi individu terhadap
karakteristik destinasi yang dapat dipengaruhi oleh informasi promosi, media
massa serta banyak faktor lainnya.” Gallarza et al. dan Zang et al. dalam Kim et
al. (2017:690), “mendefinisikan sebagai jumlah tayangan, persepsi, perasaan, dan
kepercayaan yang dimiliki orang tentang tujuan.” Stern dan Krakover dalam
Beerli dan Martin (2004:661) mengungkapkan:
“Adanya faktor yang mempengaruhi pembentukan citra, yaitu informasi yang diperoleh dari bebagai sumber dan karakteristik individu. Karakteristik kedua faktor tersebut berpengaruh pada sistem hubungan timbal balik antara mengatur rangsangan lingkungan yang dirasakan dan menghasilkan sebuah citra majemuk. Sistem ini mencerminkan organisasi kognitif itu menyaring persepsi.”
Baloglu dan McCleary dalam Souiden et al. mengungkapkan bahwa, citra
destinasi merupakan suatu konstruk sikap yang terdiri dari representasi mental
8
individu dari pengetahuan (kepercayaan), perasaan, dan kesan global tentang
suatu objek atau tujuan.” Baloglu dan McCleary dalam Beerli dan Martin
(2004:661) juga mengungkapkan bahwa, “model pembentukan citra yang
membedakan antara faktor stimulus (sumber informasi, pengalaman sebelumnya,
dan distribusi) dan faktor pribadi (psikologis dan sosial).” Gartner dalam Beerli
dan Martin (2004:661) mengklasifikasikan faktor stimulus yang berbeda sebagai
(a) secara terbuka diinduksi, ditemukan dalam iklan konvensional di media massa,
dari informasi disampaikan oleh institusi terkait di tujuan atau oleh operator tur
dan grosir; (b) diinduksi secara rahasia, menggunakan selebriti dalam kegiatan
promosi destinasi atau laporan atau artikel tujuan; (c) otonom, termasuk berita
penyiaran media massa, dokumentari, film, program televisi, dll., tentang tempat
itu; (d) organik, melibatkan orang-orang seperti teman dan kerabat, memberikan
informasi tentang tempat, berdasarkan pengetahuan atau pengalaman mereka
sendiri, apakah informasi itu diminta atau sukarela; dan (e) kunjungan ke tujuan,
titik akhir dari kontinum pembentukan proses.
Gartner (1993:193-196) menjelaskan jika citra destinasi dibentuk oleh tiga
komponen hierarki yang berbeda dan saling terkait yaitu, kognitif, afektif dan
konatif:
a. Komponen citra kognitif didefinisikan oleh Scott dalam Gartner (1993:193),
“sebagai evaluasi dari atribut produk yang diketahui atau pemahaman
tentang produk dengan cara intelektual.” Citra kognitif menggambarkan
perilaku seseorang yang didapatkan dari pengetahuan atau informasi dari
objek tersebut.
b. Komponen citra afektif terkait dengan motif yang dimiliki seseorang
pemilihan tujuan. Boulding dalam Gartner (1993:196) menjelaskan, “motif
menentukan apa yang ingin kita dapatkan dari objek yang dipertimbangkan
mempengaruhi penilaian objek.” Citra afektif merupakan perasaan dari
seseorang terhadap suatu objek, yang umumnya berkaitan dengan suka dan
tidak suka.
9
c. Komponen citra konatif adalah analog dengan perilaku karena itu adalah
komponen tindakan. Setelah semua informasi internal dan eksternal
diproses, kemudian diambil keputusan. Hubungan komponen konatif
dengan dua komponen lainnya bersifat langsung. Itu tergantung pada citra
yang dikembangkan selama tahap kognisi dan dievaluasi selama tahap
afektif.
Coban (2012:223) menjelaskan bahwa citra destinasi terdiri dari hasil
penilaian rasional atau citra kognitif (cognitive image) dan penilaian emosional
atau citra afektif (affective image) dari destinasi itu sendiri. Citra kognitif menurut
Coban (2012:227) membagi dimensi dari citra kognitif enam, yaitu atraksi
wisata (touristy traditions), fasilitas dasar (basic facilities), atraksi budaya
(cultural attractions), aksesibilitas dan substruktur pariwisata (touristy
substructures and access), lingkungan alam (natural environment), dan faktor
ekonomi (variety and economical factors). Sedangkan citra afektif menurut
Artuğer et al. (2013:131) membagi dimensi citra afektif menjadi tiga, yaitu kota
yang hidup (lively city), kota yang membuat bersemangat (exciting city), dan kota
yang menyenangkan (pleasant city).
Hipotesis
Berdasarkan kerangka pemikiran penelitian, maka hipotesis yang dapat
disusun dalam penelitian ini yaitu:
H0: Tidak terdapat pengaruh kualitas website Dinas Pariwisata Pemerintah
Kota Solo terhadap citra destinasi
Ha: Terdapat pengaruh kualitas website Dinas Pariwisata Pemerintah Kota
Solo terhadap citra destinasi
Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Metode yang digunakan
dalam penelitian ini adalah eksplanatori dengan tipe asosiatif atau korelasional.
Populasi dari penelitian ini adalah Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Kota Solo
10
yang berjumlah 51 kelompok yang tersebar pada setiap kelurahan di Kota Solo,
dimana tiap kelompok terdiri dari 15 orang. Dalam penelitian ini yang menjadi
sampel adalah beberapa anggota kelompok sadar wisata (Pokdarwis) Kota Solo.
Penelitian ini menggunakan metode pengambilan sampel probabilitas atau acak,
dengan teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini, menggunakan cluster
sampling yang dilakukan dalam dua tahap. Tahap pertama menentukan sampel
daerah dan tahap berikutnya menentukan orang-orang yang ada pada daerah/
kelompok tersebut menggunakan simple random sampling.
Berikut perhitungan ukuran sampelnya:
a. Tahap pertama , di Kota Solo terdapat 51 kelompok sadar wisata
(pokdarwis), dan sampel minimal dilakukan secara random yang dihitung
dengan menggunakan rumus Slovin sebagai berikut:
n= N(1+Ne2)
= 51(1+51 (0.1 )2)
= 511.51
=33.77 ≈ 34 kelompok
Keterangan:
n = jumlah sampel
N = jumlah populasi
e = Tingkat ketetapan yang digunakan dengan mengemukakan besarnya
error maksimum secara 10%.
b. Tahap kedua, menentukan sampel orang-orang yang ada pada daerah/
kelompok. Tahap sebelumnya telah diketahui jumlah sampel daerah/
kelompok berjumlah 34, dimana anggota masing-masing pokdarwis 15
orang. Sehingga populasi berjumlah 510 orang, sampel minimal orang-
orang yang ada pada daerah dilakukan secara random yang dihitung dengan
menggunakan rumus Slovin sebagai berikut:
n= N(1+Ne2)
= 510(1+510 (0.1 )2)
=5106.1
=83.60 ≈ 84 orang
11
Berdasarkan perhitungan di atas, dapat diketahui jumlah sampel minimal
dalam penelitian ini sebanyak 84 responden yang tersebar dalam 34 kelompok
sadar wisata. Penelitian ini menggunakan sampel yang berjumlah 90 responden.
Penelitian ini menggunakan metode kuesioner dalam mengumpulkan
hasil penelitian yang disebar kepada responden sejumlah sampel. Kuesioner
menggunakan skala likert dengan lima pilihan, Sangat Setuju, Setuju,
Ragu-ragu/biasa saja, Tidak Setuju dan Sangat Tidak Setuju dengan masing-
masing nilai 5 – 1. Sebelum data dianalisis, maka data hasil kuesioner dilakukan
uji validitas dan reabilitas terlebih dahulu:
Tabel 1 Hasil Uji Validitas Variabel Kualitas Website
Pertanyaa
n
Corrected item-total
correlation
Perbandingan
dengan rKeterangan
X1 0.398 > 0.207 VALID
X2 0.333 > 0.207 VALID
X3 0.198 > 0.207 TIDAK VALID
X4 0.466 > 0.207 VALID
X5 0.469 > 0.207 VALID
X6 0.361 > 0.207 VALID
X7 0.437 > 0.207 VALID
X8 0.453 > 0.207 VALID
X9 0.469 > 0.207 VALID
X10 0.585 > 0.207 VALID
X11 0.493 > 0.207 VALID
X12 0.632 > 0.207 VALID
X13 0.406 > 0.207 VALID
X14 0.510 > 0.207 VALID
Sumber: Data primer yang diolah (2018)
Berdasarkan hasil uji validitas menunjukkan bahwa terdapat satu item
pertanyaan pada variabel kualitas website Dinas Pariwisata Pemerintah Kota
12
Solo menghasilkan nilai corrected item-total correlation kurang dari 0.207.
Dengan demikian, hampir seluruh pertanyaan dalam variabel kualitas website
dinyatakan valid dan terdapat satu item pertanyaan yang dihapus dalam penelitian.
Sedangkan berikut hasil uji validitas variabel citra destinasi
Tabel 2 Hasil Uji Validitas Variabel Citra Destinasi
Pertanyaa
n
Corrected item-total
correlation
Perbandingan
dengan rKeterangan
Y1 0.503 > 0.207 VALID
Y2 0.465 > 0.207 VALID
Y3 0.587 > 0.207 VALID
Y4 0.613 > 0.207 VALID
Y5 0.620 > 0.207 VALID
Y6 0.662 > 0.207 VALID
Y7 0.555 > 0.207 VALID
Y8 0.705 > 0.207 VALID
Y9 0.699 > 0.207 VALID
Y10 0.335 > 0.207 VALID
Sumber: Data primer yang diolah (2018)
Berdasarkan hasil uji validitas menunjukkan bahwa seluruh item pertanyaan
pada variabel citra destinasi menghasilkan nilai corrected item-total correlation
lebih dari 0.207. Dengan demikian, seluruh pertanyaan dalam variabel citra
destinasi dinyatakan valid dan tidak ada item pertanyaan yang dihapus dalam
penelitian. Hal ini semakin didukung dengan hasil uji reliabilitas terhadap
instrumen sebagai berikut:
Tabel 3 Hasil Uji Reliabilitas
Variabel Crobach alpha Keterangan
Kualitas Website 0.806 RELIABEL
Citra Destinasi 0.792 RELIABEL
Sumber: Data primer yang diolah (2018)
13
Berdasarkan hasil uji reabilitas menunjukkan bahwa seluruh variabel
penelitian memiliki nilai crobanch alpha > 0.60. Dengan demikian, seluruh
variabel penelitian yang digunakan dalam penelitian ini mempunyai reabilitas data
yang andal.
Sajian dan Analisis Data
Analisis deskriptif adalah metode yang digunakan untuk mendeskripsikan
masing-masing variabel, yaitu variabel kualitas website (X) dan kualitas citra (Y).
Perhitungan dalam analisis deskriptif yang digunakan mengetahui tingkat skor
jawaban dari masing-masing variabel dengan rumus sesuai berikut:
%= nN
×100 %
Keterangan:
n = skor empirik (skor yang diperoleh)
N = jumlah seluruh skor atau nilai (skor ideal)
Setelah sebelumnya dilakukan perhitungan untuk menentukkan tingkat
kriteria, dengan hasil angka persentase tertinggi = 100%, angka persentase
terendah = 20% dan interval kelas persentase = 16%. Untuk mengetahui tingkat
kriteria tersebut, selanjutnya skor yang diperoleh (dalam %) dengan analisis
deskriptif persentase diperoleh sebagai berikut:
Tabel 4 Kriteria Deskriptif Presentasi
No. Rentang Persentase Kriteria
1. 100% - 84% Sangat Baik
2. 82% - 63% Baik
3. 62% - 54% Cukup Baik
4. 53% - 34% Tidak Baik
5. 33% - 19% Sangat Tidak Baik
Berikut perhitungan analisis deskriptif variabel X (kualitas website):
14
%= nN
×100 %
%=47255850
×100 %
% = 80.77%
Perhitungan analisis deskriptif variabel X (kualitas website) menunjukkan
hasil 80.77%. Dapat disimpulkan bahwa menurut responden, kualitas website
Dinas Pariwisata Pemerintah Kota Solo dalam kategori baik (tabel 4)
Sedangkan perhitungan analisis deskriptif variabel Y (citra destinasi),
sebagai berikut:
%= nN
×100 %
%=38264500
×100 %
% = 85%
Perhitungan analisis deskriptif variabel Y (citra destinasi pariwisata)
menunjukkan hasil 85%. Dapat ditarik kesimpulan bahwa menurut responden,
citra destinasi dalam kategori sangat baik (tabel 4)
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik
analisis regresi linier sederhana. Analisis regresi linier sederhana digunakan
sebagai metode statistik untuk menguji sejauh mana hubungan sebab akibat antara
variabel independen (X) terhadap variabel dependen (Y). Perhitungan statistik
dalam penelitian ini menggunakan bantuan aplikasi program SPSS 25 for
Windows. Untuk menentukan persamaan regresi, maka dapat dilihat pada table
berikut:
15
Tabel 5 Hasil Analisis Regresi Linier Sederhana
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.B Std. Error Beta
1 (Constant) 20.933 3.439 6.088 .000
KUALITAS
WEBSITE
.414 .065 .560 6.349 .000
a. Dependent Variable: CITRA DESTINASI
Sumber: Data primer yang diolah (2018)
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa variabel Kualitas Website (X) memiliki
nilai Sig hitung pada tabel koefisien sebesar 0.000. Nilai tersebut lebih kecil dari
nilai Sig yang ditentukan yakni sebesar 0.005, dengan demikian dapat dikatakan
bila variabel Kualitas Website memiliki pengaruh terhadap variabel citra destinasi.
Dapat dilihat pula dalam tabel bila pada kolom t (nilai thitung) sebesar 6.349 lebih
besar daripada ttabel yang telah ditentukan yaitu sebesar 0.207. Karena nilai thitung
6.349 > dari ttabel 0.207, sehingga dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan Ha
diterima, yang berarti terdapat pengaruh kualitas website Dinas Pariwisata
Pemerintah Kota Solo terhadap citra Kota Solo sebagai destinasi wisata.
Selanjutnya dilakukan analisis koefisien determinas untuk melihat seberapa besar
variabel independen dapat mempengaruhi variabel dependennya. Kedua variable
diolah dengan SPSS 25 for Windows:
Tabel 6 Koefisien Determinasi
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .560a .314 .306 3.051
a. Predictors: (Constant), KUALITAS WEBSITE
b. Dependent Variable: CITRA DESTINASI
Sumber: Data primer yang diolah (2018)
Dari tabel diatas diketahui nilai koefisien determinasi R Square sebesar
0.314 berarti bahwa kontribusi pengaruh variabel Kualitas Website (X) terhadap
16
variabel Citra Destinasi adalah sebesar 31.4%, sedangkan sisanya sebesar 68.6%
(100% - 31.4%) dapat dijelaskan oleh sebab-sebab lain. Stimulus lain yang dapat
mempengaruhi citra destinasi dapat berupa faktor lainnya seperti iklan
konvensional di media massa; dari informasi disampaikan oleh selebriti dalam
kegiatan promosi destinasi atau laporan atau artikel tujuan; berita penyiaran media
massa, dokumentari, film, program televisi, dll., tentang tempat itu; informasi
yang melibatkan orang-orang seperti teman dan kerabat, memberikan informasi
tentang tempat, berdasarkan pengetahuan atau pengalaman mereka sendiri, apakah
informasi itu diminta atau sukarela; dan kunjungan ke tujuan, titik akhir dari
kontinum pembentukan proses.
Kesimpulan
1. Dalam penelitian ini diperoleh kesimpulan bahwa variabel kualitas website
memiliki nilai persentase 80.77%. Hal ini menunjukkan bahwa website
Dinas Pariwisata Pemerintah Kota Solo dinilai baik, dari segi kegunaan atau
usability, informasi atau information, dan desain atau design.
2. Variabel citra destinasi memiliki nilai persentase sebesar 85%. Hal ini
menunjukkan bahwa citra destinasi pariwisata Kota Solo dinilai sangat baik
dimata publik. Penilaian citra berdasarkan citra afektif, citra kognitif dan
citra konatif.
3. Hasil penelitian ini menemukan bahwa uji regresi linier sederhana
menghasilkan nilai thitung 6.349 > dari ttabel 0.207, sehingga dapat disimpulkan
bahwa H0 ditolak dan Ha diterima, yang berarti terdapat pengaruh kualitas
website Dinas Pariwisata Pemerintah Kota Solo terhadap citra Kota Solo
sebagai destinasi wisata. Dengan hasil koefisien determinasi R Square
sebesar 31.4%, ini berarti variabel pengaruh kulitas website adalah
kontribusi dari variabel citra destinasi pariwisata Kota Solo. Sedangkan
sisanya sebesar 68.6% dapat dijelaskan oleh faktor-faktor stimulus yang
lain.
17
Daftar Pustaka
Amaly, Najla. “Kualitas Informasi terhadap Citra Destinasi Pasar Terapung pada wisatawan Domestik.” Jurnal Alhadharah Vol 16 No.31 (Januari-Juni. 2017): 23-41.
Aosgi. (2018, Juli 16). Pemerintah Kota Surakarta: Kunjungan Wisatawan ke Solo Terus Meningkat. Diambil dari http://surakarta.go.id/?p=8876.
Artuğer, S., Çetinsöz, B., & Kılıç, İ. (2013). The Effect of Destination Image on Destination Loyalty: An Application In Alanya. European Journal of Business and Management, 5(13), 124-136.
Barnes, Stuart J dan Richard T. Vidgen. “An Integrative Approach To The Assessment Of E-Commerce Quality.” Journal of Electronic Commerce Research VOL. 3 NO. 3 (2002): 114-127.
Beerli, Asunciòn dan Josefa D. Martin. “Factors Influencing Destination Image.” Annals of Tourism Research Vol. 31 No. 3 (2004): 657-681.
Coban, Suzan. (2012). The Effects of the Image of Destination on Tourist Satisfaction and Loyalty: The Case of Cappadocia. European Journal of Social Sciences, 29(2), 222-232.
Dinas Pariwisata Surakarta. (2018). Diambil dari http://pariwisatasolo.surakarta.go.id/.
Effendy, Onong Uchjana. (2003). Ilmu, Teori an Filsafat Komunikasi. Bandung: Citra Aditya Bakti.
Gartner, William C. “Image Formation Process.” Communication and Channel Systems in Tourism Marketing eds. Muzaffer Uysal and Daniel R. Fesenmaier The Haworth Press (1993): 191-215.
Kim, S., Lee, K., Shin, S., & Yang, S. (2017). Effects of tourism information quality in social media on destination image formation: The case of Sina Weibo. Information & Management Journal, 54(6), 687-702.
Morissan. (2014). Teori Komunikasi: Individu Hingga Massa. Jakarta: Kencana Prenadamedia Group.
Souiden, N., Ladhari, R., & Chiadmi, N. (2017). Destination personality and destination image. Journal of Hospitality and Tourism Management, 32(Sep), 54-70.
18