Upload
hoanghanh
View
229
Download
2
Embed Size (px)
Citation preview
i
PENGARUH DEBT FINANCING, EQUITY FINANCING DAN NON
PERFORMING FINANCING TERHADAP PROFITABILITAS PERBANKAN
SYARIAH
(Studi Kasus Pada Perbankan Syariah di Indonesia Periode 2010-2015)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan
Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy)
Oleh:
FEBRINA RIZKA ZAIBAH
NIM: 1111046100006
KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH
PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM)
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
1436 H/ 2015 M
iv
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN
KARYA ILMIAH
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Febrina Rizka Zaibah
Nomor Induk Mahasiswa : 1111046100006
Fakultas : Syariah dan Hukum
Jurusan : Muamalat/ Perbankan Syariah
Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini, saya:
1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan
mempertanggungjawabkan
2. Tidak melakukan plagiat terhadap naskah orang lain
3. Tidak menggunakan karya ilmiah orang lain tanpa menyebutkan sumber
asli atau tanpa menyebut pemilik karya
4. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggung jawab atas karya
ini
Jikalau di kemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan
telah melalui pembuktian yang dapat dipertanggungjawabkan, ternyata memang
ditemukan bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan di atas, maka saya siap
untuk dikenai sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Syariah dan
Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.
Jakarta, 1 September 2015
Yang menyatakan
Febrina Rizka Zaibah
v
PENGARUH DEBT FINANCING, EQUITY FINANCING DAN NON
PERFORMING FINANCING TERHADAP
PROFITABILITAS PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisa dan menguji pengaruh
debt financing, equity financing, non performing financing terhadap profitabilitas
perbankan syariah di Indonesia. Penelitian ini menggunakan data sekunder yang
diperoleh dari www.bi.go.id dan www.ojk.go.id dengan menggunakan data statistik
perbankan syariah dari tahun 2010 - April 2015. Dari data tersebut, mendominasinya
pembiayaan non bagi hasil seperti murabahah dan istishna’ dan rendahnya
pembiayaan dengan sistem bagi hasil seperti mudharabah dan musyarakah
merupakan permasalahan menarik dan penting yang perlu dibahas dan diteliti pada
perbankan syariah di Indonesia.Populasi dalam penelitian ini adalah perbankan
syariah yang beroperasi di Indonesia. Data dianalisis menggunakan metode path
analisis dengan menggunakan program software SPSS 22.
Hasil dari penelitian ini mengungkapkan bahwa (1) debt financing
berpengaruh signifikan terhadap return on asset, (2) equity financing berpengaruh
signifikan terhadap return on asset, (3) non performing financing berpengaruh
signifikan terhadap return on asset, (4) dan return on equity berpengaruh terhadap
return on asset.
Kata Kunci: Debt financing, equity financing, non performing financing , return on
equity dan return on asset bank syariah
vi
THE INFLUENCE OF DEBT FINANCING, EQUITY FINANCING AND NON
PERFORMING FINANCING TOWARDS PROFITABILITY ISLAMIC BANK
INDONESIA.
ABSTRACT
This purpose research aimed to analyze and to examine the hypothesis about
the influence of debt financing, equity financing and non performing financing
towards profitability islamic bank in Indonesia. This study used secondary data
obtained from www.bi.go.id and www.idx.com using islamic banking statistics of the
year 2010 – April 2015. From the data, dominate the financing of non profit-sharing
as murabahah and istishna’ and low financing with profit-sharing system as
mudharabah and musyarakah is an interesting and important issues that need to be
discussed and researched on islamic banking in Indonesia.Populasi in this study is
Islamic banking operations in Indonesia. Data were analyzed using path analysis
using SPSS 22 software program
The results of this research indicate that (1) debt financing significantly
influence to return on asset, (2) equity financing significantly influence to return on
asset, (3) non performing financing significantly influence to return on asset, (4) dan
return on equity significantly influence to return on assets.
Keywords: Debt financing, equity financing, non performing financing, return on
equity and return on asset of Islamic bank
vii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Segala puji bagi Allah S.W.T yang telah memberikan rahmat dan karunia-
Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul
“Pengaruh Debt Financing, Equity Financing dan Non Performing Financing
terhadap Profitabilitas Perbankan Syariah di Indonesia (Studi Kasus pada
Perbankan Syariah di Indonesia Periode 2010-2015)”. Shalawat serta salam
senantiasa selalu tercurah kepada junjungan Nabi Muhammad SAW, Sang Teladan
yang telah membawa kita ke zaman kebaikan.
Skripsi ini merupakan tugas akhir yang harus di selesaikan sebagai syarat
guna meraih gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy) di Universitas Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa banyak pihak yang telah
membantu dalam proses penyelesaian skripsi ini. Oleh karena itu, syukur
Alhamdullilah penulis ucapkan atas kekuatan Allah SWT yang telah di anugerahkan.
Selain itu, penulis juga ingin menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan
yang sebesar-besarnya kepada:
1. Kedua orang tuaku tercinta Papa dan Mama, terima kasih atas segala kasih
sayang, doa, perhatian dan bimbingannya agar nantinya penulis menjadi anak
yang berguna bagi Nusa dan Bangsa
2. Bapak Dr. Asep Saepuddin Jahar, M.A, selaku Dekan Fakultas Syariah dan
Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
viii
3. Bapak AM. Hasan Ali, M.A, selaku Ketua Jurusan Muamalat Fakultas
Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Bapak H. Abdurrauf, Lc., M.A, selaku Sekertaris Jurusan Muamalat Fakultas
Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
5. Ibu Ir. RR.Tini Anggraini, ST., M.Si selaku dosen pembimbing skripsi yang
telah bersedia meluangkan waktunya, memberikan pengarahan dan
bimbingan dalam penulisan skripsi ini. Terima kasih atas ilmu yang tidak
terhingga yang telah diberikan selama ini, semoga segala kebaikan dan
ketulusan yang Ibu berikan menjadi amal shaleh.
6. Seluruh Dosen Fakultas Syariah dan Hukun Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan yang
sangat luas kepada penulis selama perkuliahan, semoga menjadi ilmu yang
bermanfaat dan menjadi amal kebaikan bagi kita semua.
7. Seluruh Staf Tata Usaha serta karyawan Fakultas Syariah dan Hukum
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah membantu
peneliti dalam mengurus segala kebutuhan administrasi dan lain-lain.
8. Adam Rico Damori, Tryka Risa Ayu Adinda dan M. Rasyad Rizaldi. Abang
dan adik-adikku yang telah menyemangati dan memberikan banyak motivasi
serta do’a terbaiknya kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
9. Achmad Syahrul Aminulloh yang selalu memberikan kasih sayangnya,
mensupport dan membantu penulis dalam mengerjakan skripsi.
ix
10. Mentari Faradiba, Putri Rizkia, Rika Pratiwi, Fanny Fatwati Putri, Sri
Andriyani dan Syarifaeni Fahdiah yang selalu mendengarkan keluh kesah dan
menemani penulis dalam mengerjakan skripsi.
11. Erawati Putri, Zazkia Amanda Azzahra, Rifa Rahmaniar, Hani Aqmarina dan
Seluruh teman Muamalat/ Perbankan Syariah A temen seperjuangan yang
selalu menemani penulis dalam mengerjakan skripsi.
12. Semua KKN Fajar Nusantara
13. Semua teman Muamalat/ Perbankan Syariah2011.
14. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu per satu.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini maih jauh dari sempurna
di karenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki penulis.
Oleh karena itu, penulis mengharapkan segala bentuk saran serta masukan
bahkan kritik yang membangun dari berbagai pihak.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Jakarta, Oktober 2015
x
DAFTAR ISI
JUDUL.....................................................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING.......................................................ii
LEMBAR PENGESAHAN MUNAQASYAH....................................................iii
LEMBAR PERNYATAAN..................................................................................iv
ABSTRAK..............................................................................................................v
ABSTRACT............................................................................................................vi
KATA PENGANTAR..........................................................................................vii
DAFTAR ISI..........................................................................................................x
DAFTAR TABEL................................................................................................xiii
DAFTAR GAMBAR dan GRAFIK...................................................................xiv
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1
A. Latar Belakang .......................................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah .................................................................................. 9
C. Batasan Masalah ..................................................................................... 10
D. Rumusan Masalah ................................................................................... 10
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................................ 11
F. Review Studi Terdahulu .......................................................................... 13
G. Sistematika Penulisan .............................................................................. 16
BAB II LANDASAN TEORI ........................................................................... 18
A. Pembiayaan Bank Syariah ....................................................................... 18
B. Tujuan Pembiayaan ................................................................................. 19
C. Syarat-Syarat Pembiayaan ...................................................................... 20
D. Debt Financing ....................................................................................... 24
E. Equity Financing ..................................................................................... 27
xi
F. Non Performing Financing (NPF) ......................................................... ..31
G. Tingkat Profitabilitas Bank Syariah ......................................................... 36
a. Return on Equity ( ROE )……………………………...…………….....36
b. Return on Assets (ROA)……………………..………………………....37
c. Hubungan Antar Variabel ROE dan ROA……………………………..39
H. Kerangka Pemikiran ................................................................................ 40
BAB III METODE PENELITIAN .................................................................. 42
A. Metode Penelitian.................................................................................... 42
B. Ruang Lingkup Penelitian ....................................................................... 42
C. Populasi Penelitian .................................................................................. 43
D. Metode Analisis Data .............................................................................. 44
a. Variabel Endogen.……………………………………………………...45
b. Variabel Eksogen…………………………………………….………...46
E. Hipotesis ................................................................................................. 47
F. Model – Model dalam Path Analysis ....................................................... 54
a. Model Regresi Linier Berganda………………….………………….....54
b. Model Mediasi,………………………..……….……………………....55
c. Model gabungan antara regresi berganda dan mediasi ........................... 56
d. Model Kompleks .................................................................................. 57
G. Langkah Analisis Path ............................................................................ 59
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN........................................................... 62
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian ............................................. 62
B. Analisis Deskriptif .................................................................................. 71
C. Analisis Jalur ( Path Analysis) ................................................................. 81
1. Menguji dan Memaknai Sub-Struktur I ......................................................... 82
a. Analisis Sub-Struktur I………………………………….…………..…82
b. Hipotesis Sub-Struktur I………………………….………………...….82
c. Koefisien Determinasi Struktur I……………………………………..83
xii
d. Koefisien Jalur Persamaan…………………,,,……………………….85
2. Menguji dan Memaknai Sub-Struktur II…………………………..……..….86
a. Analisis Sub-Struktur II……………..………………………………..86
b. Hipotesis Sub-Struktur II……………………………………………..86
c. Koefisien Determinasi Struktur II…………………..…….…………..87
d. Koefisien Jalur Persamaan II..........................................................…..89
3. Perhitungan Pengaruh………………………………………………………107
a. Pengaruh langsung…..………………………………………………108
b. Pengaruh tidak langsung…………………………………………….108
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN………………………………….…..110
A. Kesimpulan…………………………………………………………….….110
B. Saran………………………………………………………………….…....111
DAFTAR PUSTAKA………...………………………………………….....112
LAMPIRAN………………………………………………………………...114
xiii
DAFTAR TABEL
1) Tabel 1.1 Penyaluran Pembiayaan pada BUS dan UUS
2) Tabel 1.2 Review Studi Terdahulu
3) Tabel 2.1 Kesehatan NPF Bank Syariah
4) Tabel 3.1 Interpretasi Koefisien Nilai r
5) Tabel 4.1 Jumlah BUS dan UUS Perbankan Syariah di Indonesia
6) Tabel 4.2 Koefisien Determinasi Struktur I
7) Tabel 4.3 Koefisien Jalur Persamaan I
8) Tabel 4.4 Koefisien Jalur Persamaan II
9) Tabel 4.5 Koefisien Determinasi Struktur I
10) Tabel 4.6 Koefisien Jalur Persamaan II
11) Tabel 4.7 Koefisien Jalur DF ke ROE
12) Tabel 4.8 Koefisien Jalur EF ke ROE
13) Tabel 4.9Kofisien Jalur NPF ke ROE
14) Tabel 4.10 Analisis Varian ( Annova ) Struktur I
15) Tabel 4.11 Koefisien Jalur DF ke ROA
16) Tabel 4.12 Koefisien Jalur NPF ke ROA
17) Tabel 4.13 Koefisien Jalur ROE ke ROA
18) Tabel 4.14 Analisis Varian ( Annova ) Struktur II
19) Tabel 4.15 Koefisien Jalur
20) Tabel 4.16 Koefisien Korelasi
21) Tabel 4.17Perhitungan Pengaruh Langsung, Tidak Langsung dan
Total
xiv
DAFTAR GAMBAR
1) Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran
2) Gambar 3.1 Struktur Jalur I dan II
3) Gambar 3.2 Path Analysis Model Regresi Berganda
4) Gambar 3.3 Path Analysis Model Mediasi
5) Gambar3.4 Path Analysis Model Gabungan Antara Regresi Linier
Berganda dengan Mediasi
6) Gambar 3.5 Path Analysis Model Kompleks
7) Gambar 4.1 Struktur Hubungan Kausal X1, X2, X3 dan Y ke Z
8) Gambar 4.2 Sub - Struktur 1
9) Gambar 4.3 Sub – Struktur II
10) Gambar 4.4 Struktur 1.
11) Gambar 4.5 Struktur II. Hubungan Kausal X1, X3 dan Y ke Z
12) Gambar 4.6 Hasil Struktur I dan II
DAFTAR GRAFIK
1) Grafik 4.1. Debt Financing
2) Grafik 4.2. Equity Financing
3) Grafik 4.3. Non Performing Financing
4) Grafik 4.4 Return on Equity
5) Grafik 4 5. Return on Asset
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bank adalah lembaga keuangan berfungsi sebagai intermediasi (financial
intermediary) bagi masyarakat yang mempunyai dana berlebih (idle money)
dengan masyarakat atau dunia usaha yang membutuhkan dana baik sebagai
suatu bentuk pembiayaan maupun bentuk lain. Selain itu bank juga berfungsi
bagi pembangunan perekenomian nasional (agent of development) dalam
rangka meningkatkan pemerataan pertumbuhan ekonomi dan stabilitas
nasional.
Pada Pasal 1 ayat (2) UU No. 21 Tahun 2008 tentang perbankan syariah
Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam
bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit
dan/atau bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat.1 Jadi,
bank mampu memobilisasi tabungan atau DPK dan menyalurkannya kepada
pihak-pihak yang membutuhkan dalam bentuk pembiayaan atau kredit. Jika
yang disalurkan merupakan kredit usaha maka akan meningkatkan investasi
pada sektor riil dan akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
1 Undang-Undang Republik Indonesia No. 21 Tahun 2008 tentang perbankan syariah.
2
Undang-Undang No. 21 tahun 2008 telah memberi peluang yang sangat
baik bagi tumbuhnya perbankan syariah di Indonesia. Bank syariah sebagai
bank islam maka wajib memposisikan diri sebagai “uswatun hasanah” dalam
implementasi moral dan etika bisnis yang benar atau melaksanakan aktivitas
ekonomi sesuai dengan syariah. Tujuan pemerintah mendirikan bank syariah
tidak hanya untuk memberi alternatif perbankan non-riba bagi masyarakat
muslim, namun juga untuk mengembangkan sektor riil. Akan tetapi,
perkembangan industri perbankan syariah sampai saat ini masih terbilang
sangat lambat karena total aset yang dimiliki oleh perbankan syariah hingga
Februari 2014 masih dibawah 5% dari total pangsa pasar perbankan pada
umumnya.2
Skema produk perbankan syariah ada dua kategori kegiatan ekonomi, yaitu
produksi dan distribusi. Kategori pertama difasilitasi melalui skema profit
sharing (mudharabah) dan partnership (musyarakah), sedangkan kegiatan
distribusi manfaat hasil-hasil produk dilakukan melalui skema jual beli
(murabahah) dan sewa menyewa ( ijarah).3 Berdasarkan sifat tersebut,
kegiatan lembaga keuangan dan bank syariah dapat dikategorikan sebagai
investment banking dan merchant/commercial banking. Artinya, bank syariah
dapat melakukan aktivitas ekonomi yang berkaitan dengan investasi (sektor
2 http://www.republika.co.id 3 Machmud, A., dan Rukmana, Bank Syariah. Teori, Kebijakan, dan Studi Emperis di
Indonesia, Jakarta:Erlangga 2010),h. 7
3
riil) dan moneter. Pembiayaan di sektor riil dapat dilakukan dengan aktivitas
pendanaan berbasis bagi hasil maupun dengan margin keuntungan untuk
produk jual beli, sedangkan untuk sektor moneter, bank syariah melakukan
aktivitas tabungan atau deposito dengan mekanisme bagi hasil.
Produk penyaluran dana atau pembiayaan dalam bank syariah dapat
dibedakan menjadi debt financing dan equity financing.4 Produk debt
financing mendasarkan pembiayaan pada prinsip jual beli dan prinsip sewa.
Pembiayaan dengan prinsip jual beli terdiri dari murabahah, salam dan
istishna’. Pembiayaan dengan prinsip sewa terdiri dari ijarah yang dilandasi
adanya perpindahan manfaat. Sedangkan produk equity financing dengan
prinsip bagi hasil terdiri dari musyarakah dan mudharabah. Produk yang
menonjol adalah prinsip jual beli dan sewa. Hal ini disebabkan oleh karena
risiko debt financing lebih rendah dibandingkan dengan equity financing.
Tabel 1.1 Penyaluran Pembiayaan pada BUS dan UUS
(dalam juta Rp) (Tahun 2009-2013)5
Akad 2010 2011 2012 2013 2014 Rata-
rata
Debt
financing
44.9 43.5 87.3 122.0 921,1 52.9
4 Karim, A. A., 2005. Islamic Banking. Fiqh and Financial Analisys, ed 3. ( Jakarta: Raja
Grafindo Persada 2010) hlm.97 5 Statistik Perbankan Syariah h. 30
4
Equity
financing
23.2 29.2 33.4 44.0 48.27 24.4
Sumber : Statistik Perbankan Syariah, Desember 2014, diolah
Berdasarkan tabel 1.1 Sejauh ini mayoritas portofolio pembiayaan
bank syariah dan unit usaha syariah didominasi oleh debt financing (jual
beli). Pada tabel 1.1 terlihat bahwa pangsa pembiayaan dengan skema equity
financing (bagi hasil) jauh dibawah debt financing. Hingga akhir bulan
Desember 2013 terjadi ketimpangan yang sangat terbesar, dimana pangsa
pembiayaan mayoritas disalurkan pada debt financing mencapai 122.0
dalam juta Rp, sedangkan pangsa pembiayaan bagi hasil (equity financing)
hanya sebesar mencapai 44.0 dalam juta Rp.
Total pembiayaan dengan prinsip bagi hasil selalu lebih rendah dari
total pembiayaan dengan prinsip jual beli. Hal tersebut merupakan sebuah
fenomena yang menarik dan diharapkan pembiayaan dengan prinsip bagi
hasil lebih mendominasi karena pembiayaan dengan prinsip bagi hasil
diharapkan lebih menggerakan sektor rill karena faktor capital (modal kerja)
merupakan faktor yang aktif dalam pertumbuhan ekonomi.
Oleh karena itu akumulasi capital sangat berperanan dalam proses
pertumbuhan ekonomi serta menutup kemungkinan disalurkannya dana pada
kepentingan konsumtif. Selain itu, pembiayaan usaha produktif dan
pembiayaan bagi hasil juga bisa menanggulangi terjadinya krisis ekonomi.
5
Hal ini dikarenakan bank syariah adalah institusi keuangan yang berbasis aset
(Assets-based) artinya, bank syariah bertransaksi berdasarkan aset riil dan
bukan mengandalkan pada kertas kerja semata.6
Dalam operasional perbankan syariah, pihak bank lebih suka
memberikan pembiayaan dalam bentuk debt financing dibandingkan equity
financing karena pembiayaan dengan sistem bagi hasil (equity
financing) memiliki risiko tinggi dalam hal kerugian yang dapat terjadi, hal
tersebut pembiayaan dengan skema profit loss sharing masih kurang
diminati oleh bank syariah relatif lebih berisiko karena tingkat return yang
dihasilkan bisa saja positif atau negatif, tergantung pada hasil akhir bisnis
yang dibiayai.7
Maka, kendala internal perbankan syariah masih terdapat masalah
seperti pemahaman akan esensi perbankan syariah yang masih kurang,
adanya orientasi bisnis dan usaha yang lebih diutamakan, kualitas serta
kuantitas sumber daya yang belum memadai, sikap aversion to effort serta
aversion to risk. Sedangkan kendala eksternal karena karakter pembiayaan
bagi hasil yang memerlukan tingkat kejujuran yang sangat tinggi dari pihak
yang mendapatkan pembiayaan. Untuk mendapatkan keyakinan yang
6 Nursella dan Ferry Idroes, 2013, “ analisa perbandingan tingkat risiko pembiayaan
murabahah dengan risiko pembiayaan bagi hasil pada perbankan syariah ( studi kasus UUS
Bank X)
7 Khan, Tariqulla dan Ahmad 2001. Risk Management on Analysis of Issues in Islamic
Financial Industry. Islamic Research and Training Institute : Islamic Depelopment Bank
6
memadai bahwa usaha yang akan dibiayai dengan sistem bagi hasil
menguntungkan dan dalam kondisi bagus serta memiliki prospek yang bagus
pula maka bank syariah harus melakukan penelitian yang cermat dan
membutuhkan biaya yang tidak kecil. Inilah yang membuat bank syariah
belum berani berekspansi dalam pembiayaan bagi hasil (equity financing).
Faktor yang menjadi sumber pendapatan utama bank syariah sampai
saat ini adalah aset produktif dalam bentuk pembiayaan, jadi semakin banyak
dana yang bisa disalurkan dalam pembiayaan berarti semakin tinggi earning
assets, artinya dana yang dihimpun dari masyarakat dapat disalurkan dalam
bentuk pembiayaan yang produktif sehingga tidak banyak asset yang
menganggur. Jadi dapat disimpulkan bahwa pemberian pembiayaan
merupakan aktifitas terbesar sekaligus juga mempunyai risiko terbesar (high
risk high return), maka pemberian pembiayaan harus adanya manajemen
risiko yang ketat.
Salah satu rasio keuangan yang berkaitan dengan risiko kredit adalah
Non Performing Financing (NPF). Rasio Non Performing Financing pada
bank syariah dan Non Performing Loan pada bank konvesional karena pada
bank syariah tidak mengenal adanya pinjaman (kredit) tetapi menggunakan
istilah pembiayaan. Non Performing Financing adalah perbandingan antara
total pembiayaan bermasalah dengan total pembiayaan yang diberikan kepada
debitur. Mengingat ketidakpastian bank syariah dalam kolektabilitas
7
pembiayaan yang lebih tinggi dibanding bank konvensional terutama pada
sistem profit loss sharing dan efek sistemik pembiayaan bermasalah bank
terhadap perekonomian, maka perlu diteliti apakah pemilihan kebijakan
pembiayaan, penetapan margin dan kondisi ekonomi memiliki pengaruh
terhadap rasio NPF perbankan syariah.
Jadi, NPF mencerminkan risiko pembiayaan, semakin kecil NPF
semakin kecil pula risiko pembiayaan yang ditanggung oleh bank syariah dan
sebaliknya, jika risiko kredit yang ditanggung bank semakin tinggi,
profitabilitas akan menurun. Sehingga dapat disimpulkan bahwa NPF
berpengaruh negatif terhadap ROA.
Sebagai lembaga yang penting dalam perekonomian, maka perlu
adanya pengawasan kinerja yang baik oleh regulator perbakan. Salah satu
indikator untuk menilai kinerja keuangan suatu bank adalah melihat tingkat
profitabilitasnya. Hal ini terkait sejauh mana bank menjalankan usahanya
secara efisien. Semakin tinggi profitabilitas suatu bank, maka semakin baik
pula kinerja bank tersebut. Profitabilitas perbankan syariah di Indonesia
tercermin pada Return on Equity dan Return on Assets.
Tujuan utama operasional bank adalah mencapai tingkat profitabilitas
yang maksimal. Profitabilitas bank adalah suatu kemampuan bank untuk
8
memperoleh laba yang dinyatakan dalam persentase.8 Salah satu indikator
yang digunakan untuk mengukur tingkat profitabilitas adalah ROE dan ROA.
Penggunaan Return On Equity sebagai indikator dari tingkat
profitabilitas bank syariah karena dapat mengetahui kemampuan manajemen
dalam mengelola capital yang tersedia untuk menghasilkan net income.
Return On Equity mengukur tingkat keuntungan dari investasi yang telah
dilakukan pemilik modal sendiri atau pemegang saham perusahaan.9 Return
On Equity mengukur berapa presentase laba bersih terhadap total ekuitas
yang ada di perusahaan tersebut.
Sedangkan, ROA bertujuan untuk mengukur manajemen bank dalam
memperoleh laba secara keseluruhan. ROA penting bagi bank karena
digunakan untuk mengukur efektivitas perusahaan dalam menghasilkan
keuntungan dengan mamanfaatkan aktiva yang dimilikinya dan merupakan
rasio antara laba sesudah pajak terhadap total aset. Semakin besar ROA suatu
bank, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank, dan semakin
baik posisi bank tersebut dari segi penggunaan aset.10
Jadi jika suatu perusahaan mempunyai ROE atau ROA yang tinggi
maka perusahaan tersebut berpeluang besar dalam meningkatkan
pertumbuhan. Tetapi jika total aktiva yang digunakan perusahaan tidak
8 Malayu S.P. Hasibuan, Dasar-dasar Perbankan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2007), h.27. 9 Sawir, A. Analisis Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan Perusahaan.( Jakarta:
PT. Gramedia Pustaka Utama 2001 ) h.20 10 Lukman Dendawijaya, Manajemen Perbankan, (Jakarta, Ghalia Indonesia, 2009), h.118.
9
memberikan laba maka perusahaan akan mengalami kerugian dan akan
menghambat pertumbuhan. Menurut ketentuan Bank Indonesia, standar yang
paling baik untuk Return On Assets dalam ukuran bank-bank Indonesia
minimal 1,25%.
Oleh karena itu, berdasarkan permasalahan-permasalahan yang
diuraikan diatas, penulis merasa penting untuk melakukan penelitian yang
berjudul “Pengaruh Tingkat Debt Financing, Equity Financing, Non
Performing Financing terhadap Profitabilitas Perbankan Syariah di
Indonesia (Studi Kasus Pada Perbankan Syariah Indonesia Tahun 2010-
2015)”
B. Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah diperlukan untuk memaparkan permasalahan yang
ada pada objek yang akan diteliti sebelum dibuat pembatasan dan
perumusannya, antara lain:
1. Bagaimana perkembangan penyaluran debt financing dan equity financing
pada Perbankan Syariah di Indonesia
2. Bagaimana Perbankan Syariah dapat menghasilkan profitabilitas yang
maksimal melalui debt financing dan equity financing .
3. Apakah debt financing (murabahah dan istishna’) memiliki memiliki NPF
yang tinggi pada Perbankan Syariah Indonesia.
10
4. Apakah equity financing (mudharabah dan musyarakah) memiliki NPF
yang tinggi pada Perbankan Syariah Indonesia.
5. Apakah return on assets yang diperoleh dari debt financing lebih besar
daripada equity financing pada Perbankan Syariah Indonesia.
C. Batasan Masalah
Untuk memfokuskan penulisan dan memudahkan analisa, maka penulis
perlu membuat batasan-batasan masalah. Batasan-batasan dalam penulisan ini
adalah:
1. Hanya menggunakan data debt financing (komposisi pembiayaan
murabahah, istisnha’), equity financing (komposisi pembiayaan
mudharabah, musyarakah).
2. Menggunakan data rasio NPF, ROE dan ROA
3. Data yang digunakan adalah data dengan jangka wktu dari tahun 2010
sampai April 2015 pada perbankan syariah di Indonesia.
D. Rumusan Masalah
Adapun secara spesifik rumusan masalah yang akan diteliti dan dikaji
dalam penelitian ini adalah:
1. Apakah Debt Financing ( DF ), Equity Financing ( EF ) dan Non
Performing Financing (NPF) secara parsial berpengaruh terhadap Return
on Equity
11
(ROE)?
2. Apakah Debt Financing (DF), Equity Financing (EF), dan Non
Performing Financing (NPF) secara simultan berpengaruh terhadap Return
on Equity
(ROE) ?
3. Apakah Debt Financing ( DF ), Non Performing Financing (NPF), Return
on Equity (ROE) secara parsial berpengaruh terhadap Return on Assets (
ROA )?
4. Apakah Debt Financing (DF), Non Performing Financing (NPF) dan
Return on Equity (ROE) secara simultan berpengaruh terhadap Return on
Assets (ROA)?
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai penulis adalah :
1. Untuk mengetahui besarnya pengaruh Debt Financing (DF) Debt
Financing ( DF ), Equity Financing ( EF ) dan Non Performing
Financing (NPF) secara parsial berpengaruh terhadap Return on Equity
(ROE).
2. Untuk mengetahui besarnya pengaruh Debt Financing ( DF ), Equity
Financing ( EF ) dan Non Performing Financing (NPF) secara simultan
berpengaruh terhadap Return on Equity (ROE).
12
3. Untuk mengetahui besarnya pengaruh Debt Financing (DF), Non
Performing Financing (NPF) dan Return on Equity (ROE) secara parsial
terhadap Return on Asset (ROA).
4. Untuk mengetahui besarnya pengaruh Debt Financing (DF), Non
Performing Financing (NPF) dan Return on Equity (ROE) secara
simultan terhadap Return on Assets (ROA).
Adapun manfaat dari penelitian yang dilakukan berkaitan dengan
Return on Assets pada bank syariah beserta variabel yang
mempengaruhinya adalah sebagai berikut:
1. Menambah wawasan, pengetahuan dan pemahaman bagi penulis
khususnya, dan memberikan gambaran bagi masyarakat tentang
pembiayaan diperbankan syariah.
2. Bagi perbankan, penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi
bank-bank di Indonesia, khususnya bank syariah dalam usaha
meningkatkan profitabilitas melalui pembiayaan.
3. Bagi Program Studi Muamalat/ Akademisi, hasil penelitian ini
diharapkan bisa menambah khazanah ilmu pengetahuan, melengkapi
informasi yang berharga khususnya dalam pemberian pembiayaan.
4. Menjadi masukan dan saran bagi para praktisi, akademisi dalam
penelitian selanjutnya. Sehingga dapat dijadikan sebagai bahan studi
komparasi bagi penelitiaan yang lain
13
F. Review Studi Terdahulu
Dalam penelitian atau pembuatan skripsi, terkadang ada tema yang
berkaitan dengan penelitian yang dijalankan sekalipun arah tujuan yang
diteliti berbeda. Dari penelitian ini, peneliti menemukan beberapa sumber
kajian lain yang telah lebih dahulu membahas terkait analisis penyaluran
pembiayaan terhadap Return on Assets :
Tabel 1.2
Review Studi Terdahulu
NO Nama
Penulis/Judul/Tahun
Substansi Perbedaan dengan penulis
1. 1
.
Pamungkas Aji
Prasetyo dan M. Burhan
/Identifikasi Faktor
yang Mempengaruhi
rendahnya Pembiayaan
Bagi Hasil Perbankan
Syariah (Studi Kasus
Bank Syariah BRI
Cabang Malang) /
Jurnal Ilmiah / Fakultas
Ekonomi Dan Bisnis,
Universitas Brawijaya,
2012
Pada penelitian ini
dapat diketahui
bahwa pembiayaan
bagi hasil harus
dilihat secara
proporsional oleh
semua stakeholders
tahapanpertumbuhan
bank syariah,
termasuk regulator
dalam mengeluarkan
kebijakan, aspek
kesesuaian dengan
prinsip syariah.
Metode kualitatif
Penulis menggunakan
penelitian dengan metode
kuantitatif dengan melihat
komposisi pembiayaan yang
disalurkan perbankan syariah
terhadap profabilitas perbankan
syariah di Indonesia dengan
Rasio ROE dan ROA.
2. Siti Zahara, Islahuddin,
dan Said Musnadi
Pengaruh Debt
Financing dan Equity
Financing terhadap
Kinerja Keuangan Bank
Pada penelitian ini
pengaruh debt
financing dan equity
financing terhadap
kinerja keuangan
bank syariah sebesar
Variabel dependen kinerja
bank syariah variabel
independennya debt financing
dan equity financing,
sedangkan penulis profabilitas
(ROE dan ROA)sebagai
14
Syariah periode 2006-
2010 (studi pada bank
syariahyang beroperasi
di Indonesia)/ jurnal
akuntansi Volume 3,
No.1 Fakultas Ekonomi
Universitas Syiah Kuala
Banda Aceh , 2014
11,9% yang artinya
masih faktor lain
banyak faktor lain
yang mempengaruhi
kinerja keuangan
bank. Metode
analisis regresi.
variabel dependen dan debt
financing, equity financing,
NPF sebagai variable
independen
3. Muhammad Dika
Hidayat/ Pengaruh Debt
Financing dan Equity
Financing terhadap
Profit Expense Ratio
Perbankan Syariah (
padaBMI dan BSM/
Jurnal Ekonomi
Syariah/ Fakultas
Ekonomi Universitas
Brawijaya Malang 2012
Pada penelitian ini
debt financing dan
equity financing
berpengaruh
signifikan terhadap
profit expense ratio.
Metode analisis
regresi.
Variabel dependen profit
expense ratio dan variabel
independen debt financing dan
equity financing sedangkan
penulis Profabilitas bank
syariah di Indonesia sebagai
variabel dependen dan debt
financing, equity financing,
NPF sebagai variabel
independen
4 Aris Sukamto/
Pengaruh Debt
Financing dan Equity
Financing terhadap
Profit Expense Ratio
Bank Bank Umum
Syariah/ Fakultas
Syariah dan Hukum
Universitas Islam
Negeri Sunan Kalijaga
Yogyakarta, 2010
Pada penelitian ini
debt financing dan
equity financing
berpengaruh
signifikan terhadap
profit expense ratio.
Metode analisis
regresi.
Variabel dependen profit
expense ratio dan variabel
independen debt financing dan
equity financing sedangkan
penulis rasio profitabilitas
sebagai variabel dependen dan
debt financing, equity
financing, NPF sebagai
variable independen
5 Reysha Utami/
Pengaruh Tingkat Debt
Financing dan Equity
Financing terhadap
Profit Expense Ratio
Bank Syariah Mandiri
(BSM)/ Fakultas
Pada penelitian ini
analisis regresi debt
financing dan equity
financing terhadap
profit expense ratio.
enggunakan uji t dan
uji F Berdasarkan
Variabel dependen profit
expense ratio dan variabel
independen debt financing dan
equity financing sedangkan
penulis rasio profitabilitas
sebagai variabel dependen dan
debt financing, equity
15
Ekonomi Universitas
Gunadarma,2012
analisis regresi,
dapat disimpulkan,
secara parsial
financing, NPF sebagai
variable independen
6 Arna Suryani/ Analisis
Debt Financing dan
Equity Financing
terhadap Profit Expense
Ratio pada Perbankan
Syariah Jambi Periode
2003-2010/ Jurnal
Ilmiah Vol.11 N0.3
Universitas Batanghari
Jambi 2011
penelitian ini juga
terbukti bahwa debt
financing lebih
mendominasi equity
financing sehingga
bank syariah mandiri
belum cukup berani
melakukan ekspansi
equity finacing.
Metode analisis
regresi.
Variabel dependen profit
expense ratio dan variabel
independen debt financing dan
equity financing sedangkan
penulis rasio profitabilitas
sebagai variabel dependen dan
debt financing, equity
financing, NPF sebagai
variabel independen
7 Reza Lutfi/ Pengaruh
NPF Equity Financing
dan NPF Debt
Financing Terhadap
Profitabilitas Bank
Syariah/ Fakultas
Ekonomi dan Bisnis
Universitas Padjadjaran
Bandung, 2007
Pada penelitian ini
debt financing dan
equity financing
berpengaruh
signifikan terhadap
profitabilitas Bank
Syariah. Metode
analisis regresi.
Variabel dependen
Profitabilitas dan Variabel
independen NPF Equity
Financing dan NPF Debt
Financing sedangkan penulis
rasio profitabilitas sebagai
variabel dependen dan debt
financing, equity financing,
NPF sebagai
variable independen
8 Ghina Adilla Yudha,
Nunung Nurhayati/
Pengaruh Debt
Financing dan Equity
Financing terhadap
Return on Assets Bank
Umum Syariah diKota
Bandung/ Jurnal ilmiah
Akuntansi Universitas
Islam Bandung 2014
Pada penelitian
menunjukkan
bahwa debt
financing dan equity
financing berpengaru
h signifikan positif
terhadap return on
Assets bank umum
syariah. Metode
analisis regresi.
Variabel dependen ROA dan
variabel independen debt
financing dan equity financing
sedangkan penulis rasio
profitabilitas sebagai variabel
dependen dan debt financing,
equity financing, NPF sebagai
variable independen
16
G. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan penelitian ini merujuk pada Buku Pedoman
Penulisan Skripsi Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta
Fakultas Syariah dan Hukum tahun 2012. Untuk mengetahui gambaran secara
keseluruhan isi penulisan dalam penelitian ini, penyusun menguraikan secara
singkat sebagai berikut:
BAB I: PENDAHULUAN
Pada bab ini penulis menguraikan tentang masalah-masalah yang akan diteliti,
yakni mengenai latar belakang masalah yang akan diteliti, identifikasi masalah,
pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian,
review studi terdahulu dan sistematika penulisan.
BAB II: LANDASAN TEORI
Pada bab ini diuraikan tentang Pembiayaan Bank Syariah, Debt Financing,
Equity Financing, Non Performing Financing, Return on Equity, Return on
Assets dan Kerangka teori.
BAB III: METODE PENELITIAN
Pada bab ini dikemukakan data penelitian dan metode yang digunakan untuk
melakukan penelitian dan hipotesis penelitian.
BAB IV: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini dikemukakan tentang analisis data, pengujian hipotesis serta
analisis hasil penelitian.
17
BAB V. PENUTUP
Pada bab ini dikemukakan tentang kesimpulan dari pembahasan dan saran-
saran yang dikemukakan dari pembahasan.
18
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pembiayaan Bank Syariah
Pembiayaan adalah kegiatan penyediaan dana untuk investasi atau
kerjasama permodalan antara koperasi dengan anggota, calon anggota,
koperasi lain dan atau anggotanya, yang mewajibkan penerima pembiayaan
itu untuk melunasi pokok pembiayaan yang diterima kepada pihak koperasi
sesuai akad disertai dengan pembayaran sejumlah bagi hasil dan pendapatan
atau laba dari kegiatan yang dibiayai atau penggunaan dana pembiayaan
tersebut.11
Pembiayaan berdasarkan prinsip syariah adalah penyediaan uang atau
tagihan yang dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau
kesepakatan antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang
dibiayai dengan imbalan atau hasil. Perbedaan antara kredit yang diberikan
oleh bank konvensional dengan pembiayaan yang diberikan oleh bank syariah
adalah terletak pada keuntungan, bagi bank konvensional keuntungan
diperoleh melalui bunga. Sedangkan bagi bank berdasarkan prinsip syariah
melalui bagi hasil dan perbeaan lainnya terdiri dari analisis pemberian
pembiayaan beserta persyaratannya.
11 Kementrian Koperasi UKM RI, Petunjuk Teknis Program Pembiayaan Produktif Koperasi
dan Usaha Mikro (P3KUM) pola syariah (Jakarta, 2007)h.4
19
Pembiayaan dalam perbankan syariah atau istilah teknisnya aktiva
produktif, menurut ketentuan Bank Indonesia adalah penanaman dana bank
syariah baik dalam rupiah maupun valuta asing dalam bentuk pembiayaan,
piutang, qardh, surat berharga syariah, penempatan, penyertaan modal,
penyertaan modal, penyertaan modal sementara, komitmen dan kontijensi
pada rekening administrative serta Sertifikat Wadiah Bank Indonesia
(SWBI).12
B. Tujuan Pembiayaan
Pada dasarnya terdapat dua fungsi yang saling berkaitan dari
pembiayaan, yaitu:
1. Profitability, yaitu tujuan untuk memperoleh hasil dari pembiayaan
berupa keuntungan yang diraih dari bagi hasil yang diperoleh dari usaha
yang dikelola bersama nasabah. Oleh karena itu, bank hanya akan
menyalurkan pembiayaan kepada usaha- usaha nasabah yang diyakini
mampu dan mau mengembalikan pembiayaan yang telah diterimanya.
2. Safety, keamanan dari prestasi atau fasilitas yang diberikan harus
benar-benar terjamin sehingga tujuan profitability dapat benar-benar
tercapai tanpa hambatan yang berarti. Oleh karena itu, dengan keamanan ini
dimaksudkan agar prestasi yang diberikan dalam bentuk modal, barang atau
12 Peraturan Bank Indonesia No. 5/7/PBI/2003 tanggal 19 Mei 2003
20
jasa itu betul-betul terjamin pengembaliannya sehingga keuntungan
(profitability) yang diharapkan dapat menjadi kenyataan.13
C. Syarat-Syarat Pembiayaan
Ada beberapa syarat-syarat penilaian pembiayaan yang sering
dilakukan yaitu dengan analisis 5 C, analsis 7 P dan studi kelayakan. Kedua
syarat ini 5 C dirinci lebih lanjut dalam syarat 7 P dan di dalam 7 P.
Syarat pemberian pembiayaan dengan analisis 5 C penbiayaan dapat
dijelaskan sebagai berikut:
1. Character behaviour (karakter akhlaknya)
Karakter ini dapat dilihat dari interaksi kehidupan keluarga dan para
tetangganya. Untuk mengetahui lebih dalam adalah dengan bertanya
kepada tokoh masyarakat setempat maupun para tetangga tentang
karakter/akhlaknya dari si calon penerima pembiayaan.
2. Condition of economy (kondisi usaha)
Usaha yang dijalankan calon anggota pembiayaan harus baik, dalam
arti mampu mencukupi kehidupan hidup keluarganya, menutupi biaya
operasi usaha dan kelebihan dari hasil usaha dapat menjadi penambah
modal usaha untuk berkembang. Apalagi kelak mendapat pembiayaan
13 Rivai dan Veithzal, Islamic Financial Management, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2008,
hal.5
21
dari koperasi syariah maka usaha tersebut dapat tumbuh lebih baik dan
akhirnya mampu untuk melunasi kewajibannya.
3. Capacity (kemampuan manajerial)
Calon anggota pembiayaan mempunyai kemampuan manajerial,
handal dan tangguh dalam menjalankan usaha. Biasanya seorang
wiraswasta sudah dapat mengatasi permasalahan yang mungkin timbul
dari usahanya apabila sudah berjalan minimal dua tahun. Oleh karena itu
kebijakan yang berlaku dikoperasi syariah sebaiknya apabila calon
anggota pembiayaan tersebut belum menjalankan usaha sejenis minimal
dua tahun maka tidak dapat diproses permohonan pembiayaannya.
4. Capital (modal)
Calon anggota pembiayaan harus mampu mengatur keuangannya
dengan baik. Pengusaha harus dapat menyisihkan sebagian usahanya
untuk menambah modal sehingga skala usahanya dapat ditingkatkan. Satu
hal yang perlu diwaspadai adalah apabila usaha calon anggota
pembiayaan yang sebagian besar terstruktur permodalannya berasal dari
luar (bukan modal sendiri) maka hal ini akan menimbulkan kerawanan
pembiayaan bermasalah.
5. Collateral (jaminan)
Petugas pembiayaan harus dapat menganalisis usaha calon anggota
pembiayaan diman sumber utama pelunasan pembiayaan nantinya
22
dibayarkan dari hasil keuntungan usahanya. Untuk mengatasi
kemungkinan sulitnya pembayaran kembali kepada bank syariah maka
perlu dikenakan jaminan. Pertama sebagai pengganti pelunasan
pembiayaan apabila nasabah sudah tidak mampu lagi. Namun demikian
bank syariah tidak dapat langsung mengambil alih jaminan tersebut, tetapi
memberikan tangguh atau tenggang waktu untuk mencari alternative lain
yang disepakati bersama dengan anggotanya melakukan tindakan
wanprestasi.
Sedangkan penilaian dengan 7 P pembiayaan adalah sebagai berikut:
1. Personality
Menilai nasabah dari segi kepribadiannya atau tingkah lakunya sehari-
hari maupun masa lalunya. Personality juga mencakup sikap, emosi,
tingkah laku dan tindakan nasabah dalam menghadapi suatu masalah.
Personality hampir sama dengan character dari 5 C.
2. Party
Mengklasifikasikan nasabah ke dalam klasifikasi tertentu atau
golongan-golongan tertentu berdasarkan modal, loyalitas serta serta
karakternya. Sehingga nasabah dapat digolongkan ke golongan tertentu
dan akan mendapatkan fasilitas pembiayaan yang berbeda pula dari bank.
Pembiayaan untuk pengusaha yang kuat modalnya, baik dari segi jumlah
bunga dan persyaratan lainnya.
23
3. Perpose
Untuk mengetahui tujuan nasabah dalam mengambil pembiayaan,
termasuk jenis kredit yang diingkan nasabah. Tujuan pengambilan
pembiayaan, pembiayaan bermacam-macam apakah tujuan untuk
konsumtif atau tujuan produktif atau tujuan untuk perdagangan.
4. Prospect
Untuk menilai usaha nasabah dimasa yang akan datang apakah
menguntungkan atau tidak, atau dengan kata lain mempunyai prospek
atau sebaliknya. Hal ini penting mengingat jika suatu fasilitas pembiayaan
yang dibiayai tanpa mempunyai prospek, bukan hanya bank yang rugi
akan tetapi juga nasabah.
5. Payment
Merupakan ukuran bagaimana cara nasabah mengembalikan
pembiayaan yang telah diambil atau dari sumber mana saja dan untuk
pengembalian pembiayaan yang diperolehnya. Semakin banyak sumber
penghasilan debitur maka akan semakin baik. Sehingga jika salah satu
usahanya merugi akan dapat ditutupi oleh sektor lain.
6. Profitability
Untuk menganalisis bagaimana kemampuan nasabah dalam mencari
laba. Profitability diukur dari periode ke periode apaka akan tetap sama
24
atau akan semakin meningkat, apalagi dengan tambahan pembiayaan
yang akan diperolehnya dari bank.
7. Protection
Tujuannya adalah bagaimana menjaga pembiayaan yang dikucurkan
oleh bank namun melalui suatu perlindungan. Perlindungan dapat berupa
jaminan barang atau orang atau jaminan asuransi.
D. Debt Financing
Lembaga keuangan terutama perbankan syariah mendapatkan
keuntungan dari pemberian pembiayaan kepada nasabah, baik dalam bentuk
debt financing maupun equity financing. Debt financing merupakan
pembiayaan dengan prinsip jual beli ada dua yaitu3:
1. Pengertian Murabahah
Pembiayaan murabahah merupakan salah satu prinsip jual beli yang
dijalankan bank syariah tanpa mengenal riba. Murabahah adalah jual beli
barang pada harga asal dengan tambahan keuntungan yang disepakati14
.
Dalam PSAK 102 Murabahah adalah akad jual beli barang dengan
menyatakan harga perolehan dan keuntungan (marjin) yang disepakati
oleh penjual dan pembeli. Akad ini merupakan salah satu bentuk natural
certainty contracts, karena dalam murabahah ditentukan berapa required
rate of profit .
14 Antonio, M.S., 2007. Bank Syariah Dari Teori Ke Praktik hal. 101
25
Jadi, murabahah adalah suatu penjualan barang seharga barang
tersebut ditambah keuntungan yang disepakati. Bank harus memberitahu
secara jujur harga pokok barang kepada nasabah berikut biaya yang
diperlukan. Murabahah umumnya dapat diterapkan pada produk
pembiayaan untuk pembelian barang-barang investasi, baik domestik
maupun luar negeri, seperti melalui letter of credit (L/C). Kalangan
perbankan syariah di Indonesia banyak menggunakan murabahah secara
berkelanjutan (roll over/evergreen) seperti untuk modal kerja, padahal
sebenarnya murabahah adalah kontrak jangka pendek dengan sekali akad
(one short deal). Murabahah tidak tepat diterapkan untuk modal kerja.
Hal ini mengingat prinsip murabahah memiliki fleksibilitas yang sangat
tinggi.
a. Syarat- syarat murabahah
Adapun syarat dalam akad murabahah yaitu:
1) Para pihak
a. Berwenang secara hukum
b. Ridha atau rela atau suka sama suka
2) Obyek
a. Ada secara fisik
b. Memiliki kepemilikan yang jelas
c. Bukan barang haram
26
d. Harga
e. Tidak berubah selama masa perjanjian
f. Merupakan kesepakatan
2. Pengertian Istishna’
Dalam kamus Bahasa Arab Istishna’ berarti minta membuat
(sesuatu).15
Istishna’ ialah kontrak / transaksi yang ditandatangani
bersama antara pemesan dengan produsen untuk pembuatan suatu jenis
barang tertentu atau suatu perjanjian jual beli dimana barang yang akan
diperjual-belikan belum ada.16
Secara umum akad jual-beli Istishna’ yang dipraktekkan dalam
bermuamalah ada dua macam, yaitu jual-beli Istishna’ dan Istishna’
paralel. Perbedaan pada keduanya yaitu terletak pada penggunaan sub-
kontraktor, yakni bisa saja pembeli mengizinkan pembuat menggunakan
sub-kontraktor untuk melaksanakan kontrak tersebut.
Dengan demikian, pembuat dapat membua kontrak Istishna’ kedua
untuk memenuhi kewajibannya pada kontrak pertama. Kontrak baru ini
yang kemudian dikenal dengan Istishna’ paralel.17
a. Syarat-syarat dan Rukun Istishna’
15 Syarifuddin Anwar, Kamus al-Misbah: Arab-Indonesia, (Surabaya: Bina Iman, t.th.), h.258
16 Moh. Rifai, Konsep Perbankan Syariah, (Semarang: Wicaksana, 2002), hal.73 17 M. Syafi’i Antonio, Bank Syariah dari Teori ke Praktek, (Jakarta: Zikrul Hakim, 2003),
Cet. Ke-1, h. 41
27
Sedangkan syarat istishna’ adalah:
a. Pihak yang berakad
b. Produsen/pembuat (shani’)
c. Pemesan/pembeli (mustashni’).
d. Mashnu’ (Barang/objek pesanan)
e. Harga jual (tsaman)
Adapun rukun Istishna’ adalah:
1. Produsen/ pembuat (shani’)
2. Pemesan/pembeli (mustashni’)
3. Proyek/Usaha/Barang/Jasa (mashnu’)
4. Harga (tsaman)
5. Shigat (Ijab qabul)
E. Equity Financing
Equity Financing (bagi hasil) adalah akad kerja sama antara bank sebagai
pemilik modal dan nasabah sebagai pengelola modal untuk memperoleh
keuntungan dan membagi keuntungan yang diperoleh berdasarkan nisbah
yang disepakati. Pembiayaan dengan sistem bagi hasil ada macam
berdasarkan prinsip mudharabah dan prinsip musyarakah.
Pembiayaan Bagi hasil menurut syariah diperbolehkan sebab Rasulullah
telah melakukan bagi hasil, beliau mengelola modal dari Siti Khadijah
28
sewaktu beniaga ke Syam. Sistem bagi hasil ini dalam prakteknya ada dua
yaitu :
1. Pengertian Musyarakah
Musyarakah atau syirkah yaitu suatu perjanjian usaha antara dua atau
beberapa pemilik modal untuk menyertakan modalnya pada suatu proyek
dimana masing-masing pihak mempunyai hak untuk ikut serta, mewakilkan
atau menggugurkan haknya dalam proyek18
.
Musyarakah juga dapat diartikan penyertaan atau equity participation
yang artinya akad kerja sama usaha patungan antara dua pihak atau lebih
pemilik modal untuk membiayai suatu jenis usaha patungan antara dua pihak
atau lebih pemilik modal untuk membiayai suatu jenis usaha dimana
pendapatan keuntungan dibagi sesuai nisbah yang telah disepakati.
Musyarakah akad kerjasama antara dua pihak atau lebih untuk suatu
usaha tertentu, dimana masing-masing pihak memberikan kontribusi dana
dengan ketentuan bahwa keuntungan dibagi berdasarkan kesepakatan
sedangkan risiko berdasarkan porsi kontribusi dana (psak 106, prgf 4).
a. Jenis Musyarakah
1. Musyarakah permanen adalah bagian dana setiap mitra ditentukan
sesuai akad dan jumlahnya tetap hingga akhir masa akad.
18 Ahmad Ghazali, Serba Serbi Kredit Syariah Jangan Ada Bunga di Antara kita, (Jakarta: PT
EIF X Media Komputindo Kelompok Gramedia, 2005),h. 29
29
2. Musyarakah menurun (musyarakah mutanaqisha) adalah bagian dana
mitra akan dialihkan secara bertahap kepada mitra lainnya sehingga
bagian dananya akan menurun dan pada akhir masa akad mitra lain
tersebut akan menjadi pemilik penuh usaha tersebut.
b. Rukun dan Syarat Musyarakah
Adapun rukun dari akad musyarakah yaitu:
1. Pemodal
2. Pengelola
3. Modal
4. Nisbah keuntungan
5. Sighat atau akad
Sedangkan syarat dalam akad musyarakah yaitu:
1. Pemodal dan pengelola merupakan orang yang cakap hukum
2. Sighat penawaran dan penerimaan (ijab dan qabul) harus
diucapkan oleh kedua belah pihak guna menunjukkan kemauan
mereka untuk menyempurnakan kontrak.
3. Modal harus berbentuk uang tunai yang jelas jumlahnya.
2. Mudharabah
a. Pengertian Mudharabah
30
Mudharabah adalah akad kerjasama usaha antara dua pihak,
dimana pihak pertama sebagai pemilik modal dan pihak kedua sebagai
pengelola modal, sedangkan keuntungan dibagi kedua belah pihak
sesuai dengan kesepakatan yang tertuang dalam perjanjian19
.
Mudharabah yaitu tenaga kerja dan pemilik modal bergabung
bersama-sama sebagai mitra usaha untuk kerja20
. Ia lebih menyoroti
adanya kesejajaran antara pemilik modal dan pemilik tenaga untuk
digabungkan melakukan usaha, karena itu mudharabah dapat
menyelesaikan pertentangan antara tenaga kerja dan majikan.
Jadi, hal-hal pokok yang terdapat murabahah adalah: adanya
pemilik modal (bank), adanya orang yang punya kapabiliti untuk
usaha dan butuh modal, adanya kerjasama dan kesepakatan untuk
usaha mencari keuntungan, keuntungan dibagi para pihak sesuai
perjanjian, pemilik dana (bank) menanggung kerugianyang tidak
disebabkan oleh pengelola, asalkan modal tidak berkurang.
a. Jenis Mudharabah
a. Mudharabah muthlaqah adalah mudharabah dimana pemilik dana
memberikan kebebasan kepada pengelola dana dalam pengelolaan dan
investasinya.
19M. Syafi’i Antonio. 2001. Bank Syariah dari Teori Kepraktek, Jakarta: Gema Insani.
Hlm.95 20 M. Abdul Mannan. 1993. Islamic Economic, Theory and Practice. Diterjemahkan oleh M.
Nastangin Yogyakarta: PT. Dana Bhakti Wakaf. Hlm. 167
31
b. Mudharabah muqayyadah adalah mudharabah dimana pemilik dana
memberikan batasan kepada pengelola dana, antara lain mengenai
tempat, cara dan atau obyek investasi.
c. Mudharabah musytarakah adalah bentuk mudharabah dimana
pengelola dana menyertakan modal atau dananya dalam kerjasama
investasi.
F. Non Performing Financing (NPF)
Salah satu resiko yang sering dihadapi oleh bank adalah resiko
tidak terbayarnya pembiayaan yang telah diberikan atau sering
disebut resiko pembiayaan. Resiko pembiayaan umumnya timbul dari
berbagai pembiayaan yang masuk dalam kategori bermasalah atau non
performing financing.
NPF adalah pembiayaan bermasalah atau tidak perform yang
disebabkan oleh faktor manajemen/ pengelolaan, kondisi ekonomi,
maupun faktor-faktor lain.
Pembiayaan bermasalah adalah suatu kondisi pembiayaan, dimana
ada suatu penyimpangan utama dalam pembayaran kembali
pembiayaan yang menyebabkan kelambatan dalam pengembalian atau
diperlukan tindakan yuridis dalam pengembalian atau kemungkinan
potensial loss.
32
Faktor penyebab munculnya NPF adalah default payment
(kegagalan pembayaran yang dilakukan debitur kepada pemilik dana
(kreditur). NPF jika tidak diantisipasi dengan manajemen pengelolaan
pembiayaan yang optimal dengan menerapkan kehati-hatian
dijabarkan dalam bentuk seleksi secara seksama terhadap calon
debitur.
a. Kategori pembiayaan bermasalah
Pembiayaan menurut kualitasnya pada hakikatnya didasarkan
atau risiko kemungkinan menurut lembaga keuangan syariah terhadap
kondisi dan kepatuhan nasabah dalam memenuhi kewajiban-
kewajiban untuk membayar bagi hasil, mengangsur serta melunasi
pinjamannnya kepada bank. Jadi unsur utama dalam menentukan
kualitas tersebut oleh waktu pembayaran bagi hasil, pembayaran
angsuran, maupun pelunasan pokok pinjaman.
Ketidak lancaran nasabah membayar angsuran maupun bagi
hasil/profit margin pembiayaan menyebabkan adanya kolektibilitas
pembiayaan, secara umum kolektibilitas pembiayaan dikategorikan
menjadi lima macam, yaitu:
1. Lancar atau kolektibilitas 1
33
Pembiayaan yang digolongkan ke dalam pembiayaan lancar apabila
memenuhi kriteria antara lain:
a. Pembayaran angsuran pokok dan atau bagi hasil tepat waktu;
b. Memiliki mutasi rekening yang aktif; atau
c. Bagian dari kredit yang dijamin dengan jaminan tunai (cash
collateral).
2. Dalam perhatian khusus atau kolektibilitas 2
Pembiayaan yang digolongkan ke dalam pembiayaan perhatian khusus
apabila memenuhi kriteria antara lain:
a. Terdapat tunggakan angsuran pokok dan atau pembiayaan yang belum
melampui 90 hari; atau
b. Kadang kadang terjadi cerukan;
c. Mutasi rekening relatif aktif; atau
d. Jarang terjadi pelanggaran terhadp kontrak yang diperjanjikan; atau
e. Didukung oleh pinjaman baru.
3. Kurang lancar atau kolektibilitas 3
Pembiayaan yang digolongkan kurang lancar apabila memenuhi kriteria
antara lain:
a. Terdapat tunggakan angsuran pokok dan atau bagi hasil yang telah
melampui 90 hari; atau
b. Sering terjadi cerukan; atau
34
c. Frekuensi mutasi rekening relatif rendah; atau
d. Terjadi pelanggaran terhadap kontrak yang diperjanjikan lebih dari 90
hari; atau
e. Terdapat indikasi masalah keuangan yang dihadapi nasabah; atau
f. Dokumentasi pinjaman yang lemah
4. Diragukan atau kolektibilitas 4
Pembiayaan yang digolongkan ke dalam pembiayaan diragukan apabila
memenuhi kriteria antara lain:
a. Terdapat tunggakan angsuran pokok dan atau bunga yang telah
melampaui seratus delapan puluh hari; atau
b. Terjadi cerukan yang bersifat permanen;atau
c. Terjadi wanprestasi lebih dari seratus delapan puluh hari;
d. Terjadi kapitalisasi bagi hasil; atau
e. Dokumentasi hukum yang lemah, baik untuk perjanjian pembiayaan
maupun pengikatan jaminan.
5. Macet atau koektibilitas 5
Pembiayaan yang digolongkan ke dalam pembiayaan macet apabila
memenuhi kriteria antara lain:
a. Terdapat tunggakan angsuran pokok dan atau bagi hasil yang telah
melampaui 270 hari; atau
b. Kerugian operasional ditutup dengan pinjaman baru; atau
35
c. Dari segi hukum maupun kondisi pasar , jaminan tidak dapat
dicairkan pada nilai wajar.21
Rasio NPF ditujukan untuk mengukur tingkat permasalahan
pembiayaan yang dihadapi bank syariah. Dimana semakin tinggi rasio
ini menunjukkan kualitas pembiayaan bank syari’ah semakin buruk.
Nilai rasio ini kemudian dibandingkan dengan kriteria kesehatan NPF
bank syari’ah yang ditetapkan oleh Bank Indonesia seperti yang
tertera dalam
Tabel 2.1
Kesehatan NPF Bank Syariah
No. Nilai NPF Predikat
1 NPF = 2% Sehat
2 2% NPF 5% Sehat
3 5% NPF 8% Cukup sehat
4 8% NPF 12% Kurang Sehat
5 NPF 12% Tidak Sehat
Sumber: SE BI No 9/24/Dpbs Tanggal 30 Oktober 2007
Demikian juga Bank Indonesia menginstruksi Non Performing
Financing dalam laporan tahunan perbankan nasional sesuai SE BI
No. 9/24/Dpbs Tanggal 30 Oktober 2007 tentang sistem penilaian
21 Veithzal Rivai dan Andria Permata Veithzal, credit management handbook: teori, konsep,
prosedur, dan aplikasi panduan praktis mahasiswa, bankir dan nasabah, hal 42-47
36
kesehatan bank berdasarkan prinsip syari’ah yang dirumuskan sebagai
berikut:
NPF =
x 100%
G. Tingkat Profitabilitas Bank Syariah
Tingkat profitabilitas bank syariah merupakan suatu kualitas yang
dinilai berdasarkan keadaan/ kemampuan suatu bank syariah dalam
menghasilkan laba. Selain itu merupakan hasil akhir bersih dari berbagai
kebijakan dan keputusan manajemen yang akan memberikan jawaban akhir
tentang efektivitas manajemen perusahaan. Metode perhitungan profitabilitas
perusahaan dapat dilakukan dengan berbagai cara, yaitu: Operating Income
Ratio, Operating Ratio, Net Profit Margin, Return On Investment, Return On
Assets (ROA), Return On Equity (ROE), Return On Sales.
a. Return on Equity ( ROE )
ROE merupakan rasio yang biasanya dipakai untuk mengukur
kinerja keuangan bank. Rasio ini berfungsi untuk mengukur
kemampuan manajemen bank dalam mengelola capital yang ada
untuk mendapatkan net income.22
Dari pandangan pemilik, ROE
merupakan ukuran yang lebih penting karena mereflesikan
kepentingan kepemilikan mereka.23
Jika dikaitkan dengan keuntungan
22 Kasmir, Manajemen Perbankan (Jakarta: Rajawali Pers, 010), h.298 23 Lukman Dendawijaya, Manajemen Perbankan, h.67
37
bisnis syariah dalam ekonomi dapat dilihat dari sisi teori bahwa
perusahaan sekarang ini menekankan pemaksimalan laba untuk
pemegang saham.24
Jadi Return on Equity merupakan indikator yang
amat penting bagi pemilik saham dan calon investor untuk mengukur
kemampuan bank dalam memperoleh laba bersih yang dikaitkan
dengan pembayaran dividen. “apabila terjdi kenaikan rasio, berarti
terjadi kenaikan laba bersih dari bank bersangkutan.25
Rumus yang digunakan adalah:
ROE =
x 100%
Pada umumnya ROE menunjukan keuntungan yang akan
dinikmati oleh pemegang saham. Adanya pertumbuhan ROE
menunjukan prospek perusahaan yang semakin baik.
b. Return on Assets (ROA)
ROA adalah rasio yang digunakan untuk mengukur
keuntungan bersih yang diperoleh dari penggunaan aktiva.
Dengan kata lain, semakin tinggi rasio ini maka semakin baik
produktivitas assets dalam memperoleh keuntungan bersih.
Pembiayaan merupakan pendapatan bank dari segi penggunaan
assets. Pembiayaan merupakan pendapatan bank dari sisi assets
24Veithzal Rivai, dkk, Bank and Financial Institution Management, h.747 25 ibid
38
disebabkan bank syariah dalam menyalurkan dana pihak ketiga
menggunakan pendekatan assets allocation approach dimana
pengelompokkan sumber dana pihak ketiga baik itu tabungan,
giro, dan deposito dibedakan jenis dan karakteristiknya.
Return on Assets (ROA) merupakan salah satu rasio
profitabilitas yang dapat mengukur kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan laba dari aktiva yang digunakan. Rasio ini
digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam
memperoleh laba (keuntungan) secara keseluruhan. Semakain
besar ROA suatu bank, semakin besar pula tingkat keuntungan
yang dicapai bank tersebut dan semakin baik pula posisi bank
tersebut dari segi penggunaan asset. Return on Assets merupakan
perbandingan antara laba sebelum bunga dan pajak (EBIT) dengan
total aktiva yang dimiliki perusahaan.
Return on Assets (ROA) yang positif menunjukkan bahwa dari
total aktiva yang dipergunakan untuk beroperasi, perusahaan
mampu memberikan laba bagi perusahaan. Sebalikanya apabila
return on assets yang negatif menunjukkan bahwa dari total aktiva
yang dipergunakan, perusahaan mendapatkan kerugian. Jadi, jika
suatu bank mempunyai ROA yang tinggi maka bank tersebut
berpeluang besar dalam meningkatkan pertumbuhan. Tetapi jika
39
total aktiva yang digunakan bank tidak memberikan laba maka
bank akan mengalami kerugian dan akan menghambat
pertumbuhan.
Return on Assets (ROA) merupakan perbandingan antara laba
bersih sebelum pajak dibagi dengan total aktiva. Rumus ini
digunakan untuk mengukur seberapa efektif perusahaan
memanfaatkan sumber ekonomi yang berupa total aktiva untuk
menciptakan keuntungan.
Rumus yang digunakan adalah :
Return on Assets (ROA):
x 100%
c. Hubungan Antar Variabel ROE dan ROA
Pengukuran dengan ROA menunjukan kemampuan dari modal
yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva dalam
menghasilkan laba. ROA adalah rasio keuntungan bersih pajak
yang juga berarti suatu ukuran untuk menilai seberapa besar
tingkat pengembalian dari asset yang dimiliki perusahaan. ROA
yang negatif disebabkan laba perusahaan dalam kondisi negatif
atau rugi. Laba perusahaan itu sendiri dapat diukur melalui ROE
perusahaan. Karena ROE mempunyai hubungan positif dengan
perubahan laba. ROE digunakan untuk mengukur efektivitas
perusahaan didalam menghasilkan keuntungan dengan
40
memanfaatkan ekuitas yang dimilikinya. ROE merupakan rasio
antara laba setelah degan total ekuitas.
H. Kerangka Pemikiran
Pendapatan bank Syariah diperoleh dari pembiayaan yang diberikan
kepada nasabah, baik dengan prinsip jual beli, sewa, bagi hasil maupun
syirkah. Pembiayaan dapat dilakukan oleh perbankan syariah baik dengan
menggunakan prinsip debt financing maupun equity financing. Pembiayaan
akan dapat dilakukan dengan maksimal apabila jumlah modal yang tersedia
cukup, ditambah dengan dana pihak ketiga yang diamanahkan kepada bank,
baik dalam bentuk giro, deposito maupun tabungan.
41
Kerangka Pemikiran
Gambar 2.1
Pengaruh Tingkat Debt Financing, Equity Financing dan Non Performing Financing terhadap
Profitabilitas pada Perbankan Syariah di Indonesia periode tahun 2010 sampai April 2015
Teori Pembiayaan dan Teori Profitabilitas
Debt Financing
(X1)
Return on Equity
(Y)
Equity Financing
(X2)
Non Performing
Financing (X3)
Return on Assets
(Z)
AnalisisJalur
Hasil Penelitian dan Pembahasan
Kesimpulan dan Saran
42
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Metode adalah suatu prosedur atau cara untuk mengetahui sesuatu, yang
mempunyai langkah-langkah sistematis. Sedangkan metodologi ialah suatu
pengkajian dalam mempelajari peraturan-peraturan suatu metode. Dengan
demikian, metode penelitian ialah suatu pengkajian dalam mempelajari
peraturan-peraturan yang terdapat dalam penelitian.
Untuk memperoleh data-data yang digunakan penulis akan mengkaji
Perbankan Syariah Indonesia dengan metode kuantitatif yaitu penulis
melakukan pendekatan-pendekatan terhadap kajian empiris untuk
mengumpulkan, menganalisa, dan menampilkan data dalam bentuk numerik
daripada naratif.
B. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian penjelasan (explanatory research
) yaitu bagaimana variabel-variabel yang diteliti itu menjelaskan objek yang
diteliti melalui data yang terkumpul.
Variabel yang diteliti dalam penelitian ini adalah:
43
1. Debt Financing (DF) data pembiayaan ini diperoleh dari statistik
perbankan syariah yang diambil dari komposisi pembiayaan
murabahah dan istishna’pada tahun 2010 sampai April 2015.
2. Equity Financing (EF) data pembiayaan ini diperoleh dari satistik
perbankan syariah yang diambil dari komposisi pembiayaan
mudharabah dan musyarakah tahun 2010 sampai April 2015.
3. Non Performing Financing (NPF) data penelitian ini diperoleh dari
statistik perbankan syariah yang diambil dari tahun 2010 sampai April
2015 dengan menggunakan data NPF Perbankan Syariah di Indonesia.
4. Return on Equity (ROE) data penelitian ini diambil dari tahun 2010
sampai April 2015 dengan menggunakan data ROE Perbankan
Syariah di Indonesia.
5. Return on Assets (ROA) data penelitian ini diambil dari tahun 2010
sampai April 2015 dengan menggunakan data ROA Perbankan
Syariah di Indonesia.
C. Populasi Penelitian
Populasi pada penelitian ini adalah Bank Umum Syariah dan Unit
Usaha Syariah yang beroperasi di Indonesia. Data penelitian menggunakan:
1. Data Sekunder
44
Data sekunder merupakan data yang dapat diperoleh dari pihak lain
(sudah tersedia) atau diperoleh dari berbagai sumber, baik sumber internal
maupun eksternal.
a. Laporan Keuangan Bank Syariah tentang penyaluran pembiayaan
yang dipublikasikan oleh BI dan OJK
b. Daftar rasio keuangan yang dipublikasikan oleh BI dan OJK.
2. Library Research
Merupakan teknik pengumpulan data yang dilengkapi pula dengan
membaca dan mempelajari serta menganalisis literatur yang bersumber dari
buku-buku dan jurnal-jurnal yang berkaitan dengan penelitian ini. Hal ini
dilakukan untuk mendapat landasan teori dan konsep yang tersusun. Peneliti
melakukan penelitian dengan membaca, mengutip bahan-bahan yang
berkenaan dengan penelitian.
D. Metode Analisis Data
Analisis jalur yang dikenal dengan path analysis dikembangkan
pertama tahun 1920-an oleh seorang ahli genetika yaitu Sewaal Wright.
Model path analysis digunakan untuk menganalisis pola hubungan antara
variabel dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh langsung maupun tidak
langsung seperangkat variabel bebas (eksogen) terhadap variabel terikat
(endogen).
45
Analisis jalur merupakan pengembangan dari analisis regresi,
sehingga analisis regresi dapat dikatakan sebagai bentuk khusus dari analisis
jalur ( regression is special case of path analysis ). Analisis jalur digunakan
untuk melukiskan dan menguji model hubungan antara variabel yang
berbentuk sebab akibat (bukan hubungan interaktif). Dengan demikian dalam
model hubungan antar variabel tersebut variabel eksogen (exogeneus), dan
variabel dependen yang disebut variabel endogen (endogeneus)26
.
Analsis jalur merupakan pengembangan dari model regresi yang
digunakan untuk menguji kesesuaian (fit) dari matrik korelasi dari dua atau
lebih model yang dibandingkan oleh si peneliti. Model biasanya digambarkan
dengan lingkaran dan anak panah yang menunjukkan hubungan kausalitas.
Regresi dilakukan untuk setiap variabel model dibandingkan dengan matrik
korelasi hasil observasi variabel dan nilai goodness-of-fit dihitung. Model
terbaik dipilih berdasarkan goodness-of-fit.27
Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini diantaranya
sebagai berikut:
a. Variabel Endogen
Variabel endogen (endogenous variable) yaitu variabel yang
menjadi pusat perhatian dalam penelitian atau variabel yang
26 Prof. Sugiyono. Metode dan Penelitian Bisnis. Alfabeta hal. 297 27 Dr. Imam Ghozali , M.Com,Akt . Modeel Persamaaan Struktural Konsep dan Aplikasi
dengan Program Amos 16.0 .Badan Penerbit Undiphal.21
46
ditentukan didalam model dan diamati variasinya. Adapun
variabel yang menjadi variabel endogen dalam penelitian ini yaitu
Return on Equity (Y) dan Return on Assets (Z).
b. Variabel Eksogen
Variabel eksogen (exogenous variable) adalah variabel yang
secara bebas berpengaruh terhadap variabel endogen dalam suatu
model. Adapun variabel yang menjadi variabel eksogen dalam
penelitian ini yaitu Debt Financing (X1), Equity Financing (X2),
Non Performing Financing (X3).
Melalui analisis jalur ini akan ditemukan jalur mana yang
paling tepat dan singkat suatu variabel independen menuju
variabel dependen.
Penggunaan analisis jalur dalam analisis data penelitian
didasarkan pada beberapa asumsi berikut, yaitu:
1) Hubungan antar variabel yang akan dianalisis berbentuk linear
, aditif dan kausal.
2) Variabel-variabel residual tidak berkorelasi dengan variabel
yang mendahuluinya, dan juga tidak berkorelasi dengan
variabel lain.
3) Dalam model hubungan variabel hanya terdapat jalur kausal/
sebab – akibat searah
47
4) Data setiap variabel yang dianalisis adalah data interval yang
berasal dari sumber yang sama.
E. Hipotesis
Hipotesis adalah suatu pernyataan yang sifatnya masih sementara atau
peryataan berdasarkan pada pengetahuan tertentu yang masih lemah dan
harus dibuktikan kebenarannya. Dengan demikian hipotesis merupakan
dugaan sementara yang nantinya akan diuji dan dibuktikan kebenarannya
melalui analisa data.
1. Uji Hipotesis Penelitian Model 1
a. Pengujian Hipotesis Model 1 Secara Keseluruhan
Dalam pengujian secara keseluruhan ini akan diuji secara
simultan seberapa besar pengaruh variabel Debt Fiancing (X1), Equity
Financing (X2), Non Performing Financing (X3) terhadap Return on
Equity (Y) sehingga menghasilkan rumusan sebagai berikut:
1. H0 : Debt Financing tidak berpengaruh signifikan terhadap
Return on Equity
Ha : Debt Financing berpengaruh signifikan terhadap Return
on Equity
2. H0 : Equity Financing tidak berpengaruh signifikan terhadap
Return on Equity
48
Ha : Equity Financing berpengaruh signifikan terhadap Return
on Equity
3. H0 : Non Performing Financing tidak berpengaruh signifikan
terhadap Return on Equity
Ha : Non Performing Financing berpengaruh signifikan
terhadap Return on Equity
4. H0 : Debt Financing, Equity Financing dan Non Performing
Financing tidak berpengaruh signifikan terhadap Return on
Equity
Ha : Debt Financing, Equity Financing dan Non Performing
Financing berpengaruh signifikan terhadap Return on Equity
Dari rumusan hipotesis diatas, maka diketahui persamaan
struktural model 1 nilai pengaruh ρ dari variabel independen
terhadap variabel dependen diperoleh dari nilai beta ( β ) pada
analisis yang dilakukan sehingga membentuk struktur persamaan
model 1 seperti dibawah ini:
Y = ρx1y X1 + ρx2y X2 + ρx3y X3 + ρy ε1
2. Pengujian Hipotesis Penelitian Model 2
a. Pengujian Model 2 Secara Keseluruhan
Dalam pengujian secara keseluruhan akan diuji secara simultan
seberapa besar pengaruh variabel Debt Fiancing (X1), Equity
49
Financing (X2), Non Performing Financing (X3) terhadap Return on
Assets (Y2). Sehingga menghasilkan rumusan hipotesis sebagai
berikut :
5. H0 : Debt Financing tidak berpengaruh signifikan terhadap
Return on Assets
Ha : Debt Financing berpengaruh signifikan terhadap Return
on Assets
6. H0 : Non Performing Financing tidak berpengaruh signifikan
terhadap Return on Assets
Ha : Non Performing Financing berpengaruh signifikan
terhadap Return on Equity
7. H0 : Return on Equity tidak berpengaruh signifikan terhadap
Return on Assets
Ha : Return on Equity berpengaruh signifikan terhadap Return
on Equity
8. H0 : Debt Financing, Non Performing Financing dan Return on
Equity tidak berpengaruh signifikan terhadap Return on Assets
Ha : Debt Financing, Non Performing Financing dan Return on
Equity berpengaruh signifikan terhadap Return on Assets
Dari rumusan hipotesis tersebut diatas, maka diketahui persamaan
struktural model 2 dengan nilai pengaruh ρ variabel independen
50
terhadap variabel dependen diperoleh dari nilai beta (β) pada analisis
regresi yang dilakukan sehingga membentuk dasar atau acuan struktur
persamaan model 2 seperti dibawah ini
Z = ρx1z X1 + ρx3z X3 + ρyz Y + ρz ε2
Gambar 3.1
Struktur Jalur I dan II
7. Keahlian (X1) berpengaruh terhadap skeptisisme profesionditor
Y)
Ha8 : ρyx2 ≠ 0
8. Etika (X3) berpengaruh terhadap skeptisisme profesional (Y)
Ha9: ρyx3 ≠
Keterangan:
Pyx1 : Standarized coefficients, koefesien jalur pengaruh langsung X1 terhadap Y
Pyx2 : Standarized coeffecients, koefesien jalur pengaruh langsung X2 terhadap Y
Pyx3 : Standarized coeffecients, koefesien jalur pengaruh langsung X3 terhadap Y
Pzx1 : Standarized coeffecients, koefesien jalur pengaruh langsung X1 terhadap Z
Pzx3 : Standarized coeffecients, koefesien jalur pengaruh langsung X3 terhadap Z
PzY : Standarized coeffecients, koefesien jalur pengaruh langsung Y terhadap Z
PyE1 : Besarnya pengaruh variable lain
Debt
Financing (X1)
Equity
Financing (X2)
Non
Performing
Financing (X3)
Return on
Assetss(Z)
Return on
Equity (Y)
51
PyE2 : Besarnya pengaruh variable lain
X1 : Variabel eksogen debt financing
X2 : Variabel eksogen equity financing
X3 : Variabel eksogen non performing finanving
Y : Variabel intervening return on equity
Z : Variabel endogen return on Assets
Hubungan langsung terjadi jika satu variabel mempengaruhi variabel lainnya
tanpa ada variabel ketiga yang memediasi(intervening) hubungan kedua variabel
tadi. Hubungan tidak langsungadalah jika ada variabel ketiga yang memediasi
hubungan kedua variabel ini. Kemudian pada setiap variabel dependen (endogen
variable) akan ada anak panah yang menuju variabel ini dan ini berfungsi untuk
menjelaskan jumlah varians yang tidak dapat dijelaskan (unexplained variance)oleh
variabel itu.28
Berdasarkan diagram jalur diatas dibuat persamaan struktural:
Persamaan 1
Y = ρx1y X1 + ρx2y X2 + ρx3y X3 + ρz ε1
Persamaan 2
Z = ρx1z X1 + ρx2z X2 + ρYz Y + ρz ε2
a. Koefesien determinasi
28 Ghozali. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang: BP Undip h.211
52
N Koefesien determinasi (R2) bertujuan untuk mengukur seberapa
jauh kemampuan variabel independen terhadap variabel dependen serta
seberapa besar pengaruh dari faktor lain yang tidak dimasukkan dalam
penelitian. Nilai koefesien dterminasi (R2) adalah antara nol dan satu. Nilai
R2 yang kecil berarti kemempuan- kemampuan variabel independen dalam
menjalankan variabel dependen amat terbatas. Nilai yang hampir mendekati
satu berarti variabel variabeln independen memberikan hampir semua
informasi yang dibutuhkan untuk mempredi variabel- variabel dependen.29
Dalam penentuan pengaruh variabel penelitian secara keseluruhan
didapat nilai koefesien jalur dari penjumlahan variabel eksogen terhadap
variabel endogen. Koefesien jalur adalah koefesien regresi yang distandarkan
yaitu koefesien regresi yang dihitung dari basis data yang telah diset dalam
angka baku. Koefesien jalur yang distandarkan (standarized path
coeffecients) ini digunakan untuk menjelaskan besarnya pengaruh variabel
bebas (eksogen) terhadap variabel lain yang diberlakukan sebagai variabel
terikat.
b. Uji Korelasi
29 Ghozali. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang: BP Undip: 97
53
Dalam metode analisis jalur untuk mengetaui derajat hubungan antar
variabel bebas ( independent) dengan variabel terikat (dependent) Untuk
menafsirkan angka, digunakan kriteria korelasi yaitu30
:
Tabel 3.1
Interpretasi Koefisien Nilai r
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0.80- 1,00
0.60- 0.799
0.40-0.599
0.20-0.399
0.00- 0.199
Sangat kuat
Kuat
Cukup Kuat
Rendah
Sangat Rendah
c. Uji Statsistik t
Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh
satu variabel independen secara individual dalam menerangkan variasi
variabel dependen. Untuk menguji hipotesis ini digunakan statistik t dengan
kriteria pengambilan keputusan adalah sebagai berikut:
1. Jika nilai probabilitas 0,05 lebih kecil atau sama dengan nilai
probabilitas Sig atau (0,05 maka Ho diterima dan Ha ditolak,
artinya tidak signifikan.
30 Ridwan dan Kuncoro. Path Analysis. Alfabeta hal. 62
54
2. Jika nilai probabilitas 0,05 lebih besar atau sama dengan nilai
probabilitas Sig atau (0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima,
artinya signifikan.
d. Uji Statistik F
Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel
independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh
secara bersama sama terhadap variabel dependen. Untuk pengujian
secara keseluruhan dapat dilihat dari tabel anova yang nantinya akan
diperoleh nilai F dan didapat hasil probabilitas (sig). Jika nilai sig
0,05,maka keputusannya adalah H0 ditolak dan Ha diterima artinya
signifikan.31
F. Model – Model dalam Path Analysis
Berikut ini model-model yang terdapat pada path analisis:32
a. Model Regresi Linier Berganda
Model regresi berganda ini sebenarnya merupakan
pengembangan dari teknik analisis regresi linier berganda dengan
menggunakan lebih dari satu variabel independen exogenous, yaitu
X1 dan X2 dengan satu variabel dependen endogenous Y. Model
tersebut mempunyai diagram jalur seperti di bawah ini:
31
Ghozali. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang: BP Undip: 98 32 Sarwono. Analisis Jalur Untuk Riset Bisnis, Edisi 5 hal. 6-7.
55
Gambar 3.2 Path Analysis Model Regresi Berganda
Dimana:
X1 adalah variabel independen exogenous pertama
X2 adalah variabel independen exogenous kedua
Y adalah variabel dependen endogenous
b. Model Mediasi,
Model kedua path analysis ini adalah model mediasi atau
perantara (intervening variable) dimana kehadiran variabel Y sebagai
variabel perantara akan mengubah pengaruh variabel X terhadap
variabel Z. Pengaruh ini dapat menurun ataupun meningkat. Model
kedua ini diagram jalurnya seperti di bawah ini:
56
Gambar 3.3 Path Analysis Model Mediasi
Dimana:
X adalah variabel independen exogenous
Y adalah variabel endogenous perantara
Z adalah variabel dependen endogenous
c. Model gabungan antara regresi berganda dan mediasi
Model ketiga dalam path anlysis merupakan penggabungan
antara model regresi linier berganda dengan model mediasi, yaitu
variabel X berpengaruh terhadap variabel Z secara langsung (direct
effect) dan secara tidak langsung (indirect effect) mempengaruhi juga
variabel Z melalui variabel perantara Y.
Dalam model ini dapat diterangkan sebagai berikut
1. Variabel X berfungsi sebagai variabel independen exogenous
terhadap variabel Y dan Z
2. Variabel Y mempunyai dua fungsi:
57
Fungsi pertama ialah sebagai variabel endogenous
terhadap variabel exogenous X
Fungsi kedua ialah sebagai variabel endogenous
perantara untuk pengaruh X terhadap Z melalui Y
Variabel Z merupakan variabel dependen endogenous.
Model ini mempunyai diagram jalur seperti di bawah ini:
Gambar3.4
Path Analysis Model Gabungan Antara Regresi Linier Berganda dengan
Mediasi
Dimana:
X adalah variabel independen exogenous
Y adalah variabel endogenous dan sebagai variabel perantara
Z adalah variabel dependen endogenous
d. Model Kompleks
Model keempat dalam path analysis ini merupakan model yang
kompleks, yaitu variabel X1 secara langsung mempengaruhi Y2 dan
58
melalui variabel X2 secara tidak langsung mempengaruhi Y2, sementara
itu variabel Y2 juga dipengaruhi oleh variabel Y.
Dalam model ini dapat diterangkan sebagai berikut:
1. Variabel X1 berfungsi sebagai variabel independen exogenous
2. Variabel X2 mempunyai dua fungsi:
Fungsi pertama ialah sebagai variabel endogenous terhadap
variabel exogenous X1
Fungsi kedua ialah sebagai variabel endogenous perantara untuk
melihat pengaruh X1 terhadap Y2 melalui X2
3. Variabel Y2 merupakan variabel dependen endogenous
4. Variabel Y merupakan variabel independen exogenous
Model ini mempunyai diagram jalur seperti di bawah ini:
Gambar 3.5 Path Analysis Model Kompleks
Dimana:
59
X1 adalah variabel independen exogenous
X2 adalah variabel endogenous dan sebagai variabel perantara
Yadalah variabel independen exogenous
Y2 adalah variabel endogenous
G. Langkah Analisis Path
Proses analisis path mencakup beberapa langkahyang harus dilakukan
yaitu:
a. Konseptual Model
Tahap ini berhubungan dengan pengembangan hipotesis berdasarkan
teori sebagai dasar dalam menghubungkan variabel eksogen dengan
variabel eksogen lainnya, dan juga dengan variabel endogen. Teori dalam
konseptualisasi model bukan hanya berasal dari akademisi, tetapi juga
dapat berasal dari pengalaman dan praktek yang diperoleh dari para
praktisi. Pada tahap konseptualisasi model mengharuskan dua hal yang
dilakukan. Pertama, hubungan hipotesis antara variabel eksogen harus
ditentukan. Tahap pengembangan model ini berfokus pada model
struktural dan harus mempresentasikan variabel eksogen yang relavan
terhadap model. Kedua, menentukan hubungan arah ( positif atau negatif
) dan jumlah hubungan antara variabel exogeneous dan variabel
endogeneous yang sesuai dengan kajian teori dan hasil penelitian.
60
b. Penyusunan Diagram Jalur
Model path diagram merupakan representasi grafis mengenai
bagaimana beberapa variabel pada suatu model berhubungan satu sama
lain, yang memberikan pandangan menyeluruh mengenai struktur model.
Representasi grafis membantu kita dalam memahami hipotesis yang telah
dibentuk
c. Validitas Model
Terdapat dua indikator validitas model di dalam anlisis jalur yaitu
koefisien determinasi total dan theory trimming.
1) Koefisien determinasi total. Total keragaman data yang dapat
dijelaskan oleh model.
2) Theory trimming Uji validasi koefiisen jalur pada setiap jalur untuk
pengaruh langsung adalah sama dengan pada analisis regresi,
menggunakan nilai p (p-value) dari uji t yaitu pengujian koefisien
regresi variabel yang dibakukan secara parsial. Berdasarkan theory
trimming , maka jalur yang non signifikan dibuang sehingga diperoleh
model yang didukung oleh data empiris kecuali model tertentu yang
didukung oleh data empiris
d. Penilaian Model
Interprestasi hasil analisis langkah terakhir di dalam analisis jalur
adalah melakukan interprestasi hasil analisis yaitu menentukan jalur-jalur
61
pengaruh yang signifikan dan mengidentifikasi jalur yang pengaruhnya
lebih kuat yaitu dengan membandingkan besarya koefisien jalur yang
terstandar. Dalam analisis jalur di samping ada pengaruh langsung juga
terdapat pengaruh tidak langsung dan pengaruh total. Koefisien beta
dinamakan koefisien jalur yang merupakan pengaruh langsung,
sedangkan pengaruh tidak langsung dilakukan dengan mengalikan
koefisien beta dari variabel yang dilalui. Pengaruh total dihitung dengan
menjumlahkan pengaruh langsung dan pengaruh tidak langsung.
62
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian
Penelitian ini menggunakan obyek penelitian Bank Umum Syariah
(BUS) dan Unit Usaha Syariah (UUS) di Indonesia. Pengembangan
sistem perbankan syariah di Indonesia dilakukan dalam kerangka dual-
banking system atau sistem perbankan ganda dalam kerangka Arsitektur
Perbankan Indonesia (API), untuk menghadirkan alternatif jasa perbankan
yang semakin lengkap kepada masyarakat Indonesia. Secara bersama-
sama, sistem perbankan syariah dan perbankan konvensional secara
sinergis mendukung mobilisasi dana masyarakat secara lebih luas untuk
meningkatkan kemampuan pembiayaan bagi sektor-sektor perekonomian
nasional.
Karakteristik sistem perbankan syariah yang beroperasi berdasarkan
prinsip bagi hasil memberikan alternatif sistem perbankan yang saling
menguntungkan bagi masyarakat dan bank, serta menonjolkan aspek
keadilan dalam bertransaksi, investasi yang beretika, mengedepankan
nilai-nilai kebersamaan dan persaudaraan dalam berproduksi, dan
menghindari kegiatan spekulatif dalam bertransaksi keuangan. Dengan
menyediakan beragam produk serta layanan jasa perbankan yang beragam
63
dengan skema keuangan yang lebih bervariatif, perbankan syariah
menjadi alternatif sistem perbankan yang kredibel dan dapat dinimati oleh
seluruh golongan masyarakat Indonesia tanpa terkecuali.
Dalam konteks pengelolaan perekonomian makro, meluasnya
penggunaan berbagai produk dan instrumen keuangan syariah akan dapat
merekatkan hubungan antara sektor keuangan dengan sektor riil serta
menciptakan harmonisasi di antara kedua sektor tersebut. Semakin
meluasnya penggunaan produk dan instrumen syariah disamping akan
mendukung kegiatan keuangan dan bisnis masyarakat juga akan
mengurangi transaksi-transaksi yang bersifat spekulatif, sehingga
mendukung stabilitas sistem keuangan secara keseluruhan, yang pada
gilirannya akan memberikan kontribusi yang signifikan terhadap
pencapaian kestabilan harga jangka menengah-panjang.
Dengan telah diberlakukannya Undang-Undang No.21 Tahun
2008 tentang Perbankan Syariah yang terbit tanggal 16 Juli 2008, maka
pengembangan industri perbankan syariah nasional semakin memiliki
landasan hukum yang memadai dan akan mendorong pertumbuhannya
secara lebih cepat lagi. Dengan progres perkembangannya yang impresif,
yang mencapai rata-rata pertumbuhan aset lebih dari 65% pertahun dalam
lima tahun terakhir, maka diharapkan peran industri perbankan syariah
dalam mendukung perekonomian nasional akan semakin signifikan.
64
Kebijakan Pengembangan Perbankan Syariah di Indonesia
Untuk memberikan pedoman bagi stakeholders perbankan syariah dan
meletakkan posisi serta cara pandang Bank Indonesia dalam
mengembangkan perbankan syariah di Indonesia, selanjutnya Bank
Indonesia pada tahun 2002 telah menerbitkan “Cetak Biru Pengembangan
Perbankan Syariah di Indonesia”. Dalam penyusunannya, berbagai aspek
telah dipertimbangkan secara komprehensif, antara lain kondisi aktual
industri perbankan syariah nasional beserta perangkat-perangkat terkait,
trend perkembangan industri perbankan syariah di dunia internasional dan
perkembangan sistem keuangan syariah nasional yang mulai mewujud,
serta tak terlepas dari kerangka sistem keuangan yang bersifat lebih
makro seperti Arsitektur Perbankan Indonesia (API) dan Arsitektur
Sistem Keuangan Indonesia (ASKI) maupun international best practices
yang dirumuskan lembaga-lembaga keuangan syariah internasional,
seperti IFSB (Islamic Financial Services Board), AAOIFI dan IIFM.
Pengembangan perbankan syariah diarahkan untuk memberikan
kemaslahatan terbesar bagi masyarakat dan berkontribusi secara optimal
bagi perekonomian nasional. Oleh karena itu, maka arah pengembangan
perbankan syariah nasional selalu mengacu kepada rencana-rencana
strategis lainnya, seperti Arsitektur Perbankan Indonesia (API), Arsitektur
65
Sistem Keuangan Indonesia (ASKI), serta Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional (RPJMN) dan Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Nasional (RPJPN). Dengan demikian upaya pengembangan
perbankan syariah merupakan bagian dan kegiatan yang mendukung
pencapaian rencana strategis dalam skala yang lebih besar pada tingkat
nasional.
“Cetak Biru Pengembangan Perbankan Syariah di Indonesia” memuat
visi, misi dan sasaran pengembangan perbankan syariah serta sekumpulan
inisiatif strategis dengan prioritas yang jelas untuk menjawab tantangan
utama dan mencapai sasaran dalam kurun waktu 10 tahun ke depan, yaitu
pencapaian pangsa pasar perbankan syariah yang signifikan melalui
pendalaman peran perbankan syariah dalam aktivitas keuangan nasional,
regional dan internasional, dalam kondisi mulai terbentuknya integrasi
dgn sektor keuangan syariah lainnya.
Dalam jangka pendek, perbankan syariah nasional lebih diarahkan
pada pelayanan pasar domestik yang potensinya masih sangat besar.
Dengan kata lain, perbankan Syariah nasional harus sanggup untuk
menjadi pemain domestik akan tetapi memiliki kualitas layanan dan
kinerja yang bertaraf internasional.
Pada akhirnya, sistem perbankan syariah yang ingin diwujudkan oleh
Bank Indonesia adalah perbankan syariah yang modern, yang bersifat
66
universal, terbuka bagi seluruh masyarakat Indonesia tanpa terkecuali.
Sebuah sistem perbankan yang menghadirkan bentuk-bentuk aplikatif dari
konsep ekonomi syariah yang dirumuskan secara bijaksana, dalam
konteks kekinian permasalahan yang sedang dihadapi oleh bangsa
Indonesia, dan dengan tetap memperhatikan kondisi sosio-kultural di
dalam mana bangsa ini menuliskan perjalanan sejarahnya. Hanya dengan
cara demikian, maka upaya pengembangan sistem perbankan syariah akan
senantiasa dilihat dan diterima oleh segenap masyarakat Indonesia
sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan negeri.
Grand Strategy Pengembangan Pasar Perbankan Syariah
Sebagai langkah konkrit upaya pengembangan perbankan syariah di
Indonesia, maka Bank Indonesia telah merumuskan sebuah Grand
Strategi Pengembangan Pasar Perbankan Syariah, sebagai strategi
komprehensif pengembangan pasar yg meliputi aspek-aspek strategis,
yaitu: Penetapan visi 2010 sebagai industri perbankan syariah terkemuka
di ASEAN, pembentukan citra baru perbankan syariah nasional yang
bersifat inklusif dan universal, pemetaan pasar secara lebih akurat,
pengembangan produk yang lebih beragam, peningkatan layanan, serta
strategi komunikasi baru yang memposisikan perbankan syariah lebih dari
sekedar bank.
67
Selanjutnya berbagai program konkrit telah dan akan dilakukan
sebagai tahap implementasi dari grand strategy pengembangan pasar
keuangan perbankan syariah, antara lain adalah sebagai berikut:
1. Menerapkan visi baru pengembangan perbankan syariah pada fase I
tahun 2008 membangun pemahaman perbankan syariah sebagai Beyond
Banking, dengan pencapaian target Assets sebesar Rp.50 triliun dan
pertumbuhan industri sebesar 40%, fase II tahun 2009 menjadikan
perbankan syariah Indonesia sebagai perbankan syariah paling atraktif di
ASEAN, dengan pencapaian target Assets sebesar Rp.87 triliun dan
pertumbuhan industri sebesar 75%. Fase III tahun 2010 menjadikan
perbankan syariah Indonesia sebagai perbankan syariah terkemuka di
ASEAN, dengan pencapaian target Assets sebesar Rp.124 triliun dan
pertumbuhan industri sebesar 81%.
2. Program pencitraan baru perbankan syariah yang meliputi aspek
positioning, differentiation, dan branding. Positioning baru bank syariah
sebagai perbankan yang saling menguntungkan kedua belah pihak, aspek
diferensiasi dengan keunggulan kompetitif dengan produk dan skema
yang beragam, transparans, kompeten dalam keuangan dan beretika,
teknologi informasi yang selalu up-date dan user friendly, serta adanya
ahli investasi keuangan syariah yang memadai. Sedangkan pada aspek
68
branding adalah “bank syariah lebih dari sekedar bank atau beyond
banking”.
3. Program pemetaan baru secara lebih akurat terhadap potensi pasar
perbankan syariah yang secara umum mengarahkan pelayanan jasa bank
syariah sebagai layanan universal atau bank bagi semua lapisan
masyarakat dan semua segmen sesuai dengan strategi masing-masing
bank syariah.
4. Program pengembangan produk yang diarahkan kepada variasi
produk yang beragam yang didukung oleh keunikan value yang
ditawarkan (saling menguntungkan) dan dukungan jaringan kantor yang
luas dan penggunaan standar nama produk yang mudah dipahami.
5. Program peningkatan kualitas layanan yang didukung oleh SDM yang
kompeten dan penyediaan teknologi informasi yang mampu memenuhi
kebutuhan dan kepuasan nasabah serta mampu mengkomunikasikan
produk dan jasa bank syariah kepada nasabah secara benar dan jelas,
dengan tetap memenuhi prinsip syariah; dan
6. Program sosialisasi dan edukasi masyarakat secara lebih luas dan
efisien melalui berbagai sarana komunikasi langsung, maupun tidak
langsung (media cetak, elektronik, online/web-site), yang bertujuan untuk
69
memberikan pemahaman tentang kemanfaatan produk serta jasa
perbankan syariah yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat.33
Tabel 4.1
Jumlah BUS dan UUS Perbankan Syariah di Indonesia
BANK UMUM SYARIAH (BUS) UNIT USAHA SYARIAH (UUS)
1. PT Bank Syariah Mandiri
2. PT. Bank Syariah Muamalat
Indonesia
3. PT Bank Syariah BNI
4. PT Bank Syariah BRI
5. PT. Bank Syariah Mega
Indonesia
6. PT Bank Jabar dan Banten
7. PT Bank Panin Syariah
8. PT Bank Syariah Bukopin
9. PT Bank Victoria Syariah
10. PT BCA Syariah
11. PT Maybank Indonesia Syariah
1. PT. Bank Danamon
2. PT. Bank Permata
3. PT. Bank Internasional
Indonesia (BII)
4. PT. CIMB Niaga
5. HSBC, Ltd.
6. PT. Bank DKI
7. BPD DIY
8. BPD Jawa Tengah (Jateng)
9. BPD Jawa Timur (Jatim)
10. BPD Banda Aceh
11. BPD Sumatera Utara (Sumut)
12. BPD Sumatera Barat (Sumbar)
13. BPD Riau
33
www.bi.go.id
70
14. BPD Sumatera Selatan
(Sumsel)
15. BPD Kalimantan Selatan
(Kalsel)
16. BPD Kalimantan Barat
(Kalbar)
17. BPD Kalimantan Timur
(Kaltim)
18. BPD Sulawesi Selatan (Sulsel)
19. BPD Nusa Tenggara Barat
(NTB)
20. PT. BTN
21. PT. Bank Tabungan
Pensiunan Nasional (BTPN)
22. PT. OCBC NISP
23. PT. Bank Sinarmas
24. BPD Jambi
71
B. Analisis Deskriptif
Pengelolaan data pada skripsi ini dilakukan menggunakan sofware
Microsoft Excel 2007 dan SPSS 22 untuk dapat mengoalah data dan
memperoleh hasil dari variabel-variabel yang diteliti, yaitu terdiri dari
variabel eksogen: debt financing (DF), equity financing (EF), non
performing financing (NPF) dan Return on Equity (ROE). Sedangkan
variabel endogen: Return on Assets (ROA).
a. Analisis Deskriptif Debt Financing
Pembiayaan yang dilakukan bank syariah dimana tingkat keuntungan
bank ditentukan di depan dan menjadi bagian dari harga atas barang yang
dijual. Produk yang termasuk dalam debt financing adalah murabahah dan
istishna’.
Data DF yang digunakan dalam penelitian ini adalah komposisi
pembiayaan murabahah dan istisnha’ perbulan pada Perbankan Syariah
Indonesia Indonesia periode 2010 sampai April 2015. DF tersebut
diperoleh dari hasil penjumlahan komposisi pembiayaan murabahah dan
istisnha’ kemudian dibagi dua. Data tersebut diperoleh dari statistik
Perbankan Syariah Indonesia yang dipublikasikan dalam situs
www.bi.go.id dan www.ojk.go.id pada tanggal 04 Juli 2015.
72
Grafik 4.6.
Debt Financing
Sumber: Statistik Perbankan Syariah,diolah
Berdasarkan grafik diatas menunjukkan bahwa tingkat
pembiayaan debt financing dari Januari 2010 sampai April 2015 terus
meningkat. Pada tahun 2010 pembiayaan debt financing diposisi
terendah karena terbatasannya jumlah perbankan syariah di Indonesia
dan masih sedikit masyakat yang terakses ke perbankan syariah.
b. Analisis Deskriptif Equity Financing
Pembiayaan yaang dilakukan bank syariah dimana tingkat keuntungan
bank ditentukan dari besarnya keuntungan usaha sesuai dengan prinsip
0
10000
20000
30000
40000
50000
60000
70000
Jan
-10
May
-10
Sep
-10
Jan
-11
May
-11
Sep
-11
Jan
-12
May
-12
Sep
-12
Jan
-13
May
-13
Sep
-13
Jan
-14
May
-14
Sep
-14
Jan
-15
DEBT FINANCING
DEBT FINANCING
73
bagi hasil. Produk yang termasuk dalam equity financing adalah
mudharabah dan musyarakah.
Data EF yang digunakan dalam penelitian ini adalah komposisi
pembiayaan musyarakah dan murabahah perbulan pada Perbankan
Syariah Indonesia Indonesia periode 2010 sampai April 2015. EF
tersebut diperoleh dari hasil penjumlahan komposisi pembiayaan
musyarakah dan mudharabah kemudian dibagi dua. Data tersebut
diperoleh dari statistik Perbankan Syariah Indonesia yang dipublikasikan
dalam situs www.bi.go.id dan www.ojk.go.id pada tanggal 04 Juli 2015.
Grafik 4.7.
Equity Financing
Sumber: Statistik Perbankan Syariah,diolah
0
5000
10000
15000
20000
25000
30000
35000
40000
Jan
-10
May
-10
Sep
-10
Jan
-11
May
-11
Sep
-11
Jan
-12
May
-12
Sep
-12
Jan
-13
May
-13
Sep
-13
Jan
-14
May
-14
Sep
-14
Jan
-15
EQUITY FINANCING
EQUITY FINANCING
74
Berdasarkan grafik diatas menunjukkan bahwa tingkat
pembiayaan equity financing dari Januari 2010 sampai April 2015
terus meningkat. Pembiayaan equity financing memiliki tren yang
sama dengan debt financing . Berarti perbankan syariah dapat menjadi
intermediasi dari masyarakat yg memiliki dana yang berlebih ke
masyarakat yang mebutuhkan dana. Dengan pertumbuhan
pembiayaan yang terus meningkat terebut perbankan syariah di
Indonesia telah berperan dalam mendongkrak perkembangan asset
perbankan syariah.
c. Analisis Deskriptif Non Performing Financing
Kredit atau pembiayaan yang disalurkan dikatakan bermasalah
jika pengembaliaannya terlambat dibanding jadwal yang
direncanakan, bahkan tidak dikembalikan sama sekali. Dalam konteks
Indonesia, kredit atau pembiayaan bermasalah dapat dikelompokkan
menjadi kredit tak lancar dan macet34
. Kredit tak lancar adalah kredit
yang masih dilakukan pembayarannya, tetapi lebih lambat dari jadwal
yang seharusnya. Kredit tak lancar dapat dikelompokkan menjadi tiga
yaitu: kredit kurang lancar, diragukan, dan macet.
34 Mandala dan Prathama Rahardja. Teori ekonomi mikro : suatu pengantar. Jakarta:
Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi UI h.196
75
Pembiayaan bermasalah dikategorikan sebagai aktiva produktif
bank yang diragukan kolektabilitasnya. Untuk menjaga keamanan
dana para deposan, bank sentral mewajibkan bank umum
menyediakan biaya antisipasi terhadap kerugian atau Penyisihan
Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP). Dengan demikian, semakin
besar jumlah saldo pembiayaan bermasalah yang dimiliki bank, akan
semakin besar jumlah dana cadangan yang harus segera disediakan,
serta semakin besar pula biaya yang harus mereka tanggung untuk
mengadakan dana cadangan itu.
Data NPF yang digunakan dalam penelitian ini adalah tingkat
NPF. NPF tersebut diperoleh dari hasil penjumlahan pembiayaan dan
kategori kurang lancar, diragukan, dan macet kemudian dibagi dengan
total pembiayaan yang disalurkan. Data NPF diperoleh dari statistik
perbankan syariah Indonesia yang dipublikasikan dalam situs
www.bi.go.id dan www.ojk.go.id pada tanggal 04 Juli 2015.
76
Grafik 4.8.
Non Performing Financing
Sumber: Statistik Perbankan Syariah,diolah
Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa NPF perbankan Syariah di
Indonesia cenderung fluktuatif. Tingkat NPF bank syariah paling
tinggi pada tahun 2015 dan paling rendah pada tahun 2013. Jadi
dilihat secara umum, NPF perbankan syariah mengalami peningkatan
yang cukup mengkhawatirkan. Sebaiknya perbankan syariah
Indonesia harus mengembangkan dan membenahi sistem risk control,
agar memperkecil NPF pada perbankan syariah karena semakin kecil
NPF semakin kecil pula risiko pembiayaan yang ditanggung oleh
bank syariah, semakin tinggi tingkat NPF maka profitabilitas bank
syariah semakin rendah.
0
1
2
3
4
5
6 Ja
n-1
0
May
-10
Sep
-10
Jan
-11
May
-11
Sep
-11
Jan
-12
May
-12
Sep
-12
Jan
-13
May
-13
Sep
-13
Jan
-14
May
-14
Sep
-14
Jan
-15
NPF
NPF
77
d. Deskriptif Return on Equity
Return on Equity sebagai indikator dari tingkat profitabilitas bank
syariah, karena dapat mengetahui kemampuan manajemen dalam
mengelola capital yang tersedia untuk menghasilkan net income.
Return on Equity mengukur tingkat keuntungan dari investasi yag
telah dilakukan pemilik modal sendiri atau pemegang saham
perusahaan tersebut.
Data Return on Equity (ROE) yang digunakan adalah tingkat
Return on Equity (ROE). Data tersebut diperoleh dari hasil bagi antara
laba bersih setelah pajak dengan total equity yang diperoleh dari
statistik Perbankan Syariah Indonesia yang dipublikasikan yang
dipublikasikan dalam situs www.bi.go.id dan www.ojk.go.id pada
tanggal 04 Juli 2015.
78
Grafik 9.4.
Return on Equity
Sumber: Statistik Perbankan Syariah,diolah
Berdasarkan grafik diatas ROE pada perbankan syariah
cenderung fluktuatif, tingkat ROE yang paling tinggi pada tahun 2010
dan paling rendah pada tahun 2014. Penurunan tingkat ROE pada
tahun 2014 ini disebabkan penurunan harga saham yang diakibatkan
oleh banyaknya investor yang menarik dana investasinya pada
perbankan syariah di Indonesia, akibat dari adanya pemilihan umum
(pemilu) yang dilaksanakan di Indonesia. Oleh karena belum adanya
presiden yang baru, para investor takut akan stabilitas perekonomian
0
5
10
15
20
25
30
35
Jan
-10
May
-10
Sep
-10
Jan
-11
May
-11
Sep
-11
Jan
-12
May
-12
Sep
-12
Jan
-13
May
-13
Sep
-13
Jan
-14
May
-14
Sep
-14
Jan
-15
ROE
ROE
79
di Indonesia dan kebijakan ekonomi yang akan dikeluarkan oleh
presiden terpilih.
e. Analisis Deskriptif Return on Assets
Return on Assets adalah indikator yang akan menunjukkan bahwa
apabila rasio ini meningkat maka aktiva bank telah digunakan dengan
optimal untuk memperoleh pendapatan sehingga diperkirakan ROA
dan kredit memiliki hubungan yang positif. Dalam kegiatan usaha
bank yang mendorong perekonomian, rasio ROA yang tinggi
menunjukkan bank telah menyalurkan kredit dan memperoleh
pendapatan.
Return on Assets (ROA) adalah rasio yang digunakan untuk
mengukur keuntungan bersih yang diperoleh bank dari penggunaan
aktiva bank. ROA diukur dengan perbandingan antara net income
dengan total assets. Semakin tinggi rasio ini berarti semakin baik
produktifitas assets dalam memperoleh keuntungan bersih.
Data Return on Assets (ROA) yang digunakan adalah tingkat
Return on Assets (ROA). Data tersebut diperoleh dari hasil bagi antara
laba bersih dengan total aktiva yang diperoleh dari statistik perbankan
80
syariah Indonesia yang dipublikasikan dalam situs www.bi.go.id dan
www.ojk.go.id pada tanggal 04 Juli 2015.
Grafik 4.5.
Return on Assets
Sumber: Statistik Perbankan Syariah,diolah
Berdasarkan grafik diatas menunjukkan bahwa ROA pada bank
syariah sejauh ini tidak stabil. Fluktuasi tajam terlihat pada kondisi rasio
pengembalian aset bank syariah. ROA yang tinggi pada tahun 2013 tidak
menjamin kestabilan di tahun berikut. Pada tahun 2014 ROA bank syariah
berada pada titik terendah. Kondisi demikian sama seperti ROE pada
perbankan syariah Indonesia yang mengalami penurunan pada tahun tersebut
yang disebabkan oleh pemilu, sehingga para investor menarik dananya untuk
menghindari resiko ketidakpastian, ROA yang ditunjukkan membuat mereka
0
0.5
1
1.5
2
2.5
3
Jan
-10
May
-10
Sep
-10
Jan
-11
May
-11
Sep
-11
Jan
-12
May
-12
Sep
-12
Jan
-13
May
-13
Sep
-13
Jan
-14
May
-14
Sep
-14
Jan
-15
ROA
ROA
81
ragu untuk menyalurkan dananya kepada bank syariah. Namun kondisi tidak
aman masih pada ROA bank syariah dimana ROA dibawah 1% dan bisa
dikatakan posisi ROA bank syariah tidak baik. Salah satu indikator yang
digunakan untuk mengukur tingkat profitabilitas adalah melalui ROA, dengan
menurunnya ROA pada tahun 2014 di butuhkan sebuah evaluasi mengenai
faktor-faktor yang dapat memengaruhi profitabilitas suatu bank syariah.
C. Analisis Jalur ( Path Analysis)
Teknik pengelolaan data dalam menyelesaikan penelitian ini
adalah dengan menggunakan analisis jalur (path analisis), dimana analisis
jalur ini berfungsi untuk mengetahui pengaruh langsung dan tidak
langsung sekumpulan variabel, sebagai variabel penyebab (variabel
eksogen) terhadap seperangkat variabel lainnya yang merupakan variabel
akibat (variabel endogen)
82
Gambar 4.1
Diagram Jalur Hubungan Kausal X1 X1 X1 dan Y ke Z
1.
1. Menguji dan Memaknai Sub-Struktur 1
a. Analisis Sub-Struktur I
Persamaan Sub-Struktur 1 (Y = ρx1y X1 + ρx2y X2 + ρx3yX3+ ρy ε1
Gambar 4.2
Sub - Struktur 1
b. Hipotesis Sub-Struktur I
Debt Financing
(X1)
Non Performing
Financing (X3)
Equity
Financing (X2)
Return on
Equity (Y)
Debt Financing (X1)
Return on
Assets (Z)
Return on
Equity (Y)
Non Performing
Financing (X3)
Equity Financing (X2)
83
a. H0 : β1 = 0 (debt financing tidak berpengaruh terhadap return
on equity)
Ha : β1 ≠ 0 (debt financing berpengaruh terhadap return on
equity)
b. H0 : β2 = 0 (equity financing tidak berpengaruh terhadap
return on equity)
Ha : β2 ≠ 0 ( equity financing berpengaruh terhadap return on
equity)
c. H0 : β3 = 0 (non performing financing tidak berpengaruh
terhadap return on equity)
Ha : β3 ≠ 0 (non performing financing berpengaruh terhadap
return on equity)
d. H0 : β4 = 0 (debt financing, equity financing dan non
performing financing tidak berpengaruh terhadap return on
equity)
Ha : β4 ≠ 0 (debt financing, equity financing dan non
performing financing berpengaruh terhadap return on equity)
c. Koefisien Determinasi Struktur I
84
Untuk melihat pengaruh variabel debt financing, equity
financing dan non performing financing terhadap return on equity
ditunjukkan oleh tabel summary, khususnya pada angka adjusted R
square dibawah ini:
Tabel 4.2
Koefisien Determinasi Struktur I
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .877a .769 .757 3.14904
a. Predictors: (Constant), NPF, DF, EF
Besarnya angka adjusted R square adalah 0.757 angka ini
digunakan untuk melihat besarnya pengaruh yang dimiliki debt
financing, equity financing dan non performing financing terhadap
return on equity caranya adalah dengan menghitung
Koefisien Determinasi dengan rumus:
KD = adjusted r2 x 100%
KD = 0.757 x 100%
KD = 75.7%
Angka tersebut memiliki arti bahwa pengaruh debt financing,
equity financing dan non performing financing terhadap return on
equity sebesar 75.7% sedangkan sisanya 24,3% dipengaruhi oleh
faktor lain atau variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini
85
seperti net profit margin, , capital adequacy ratio, financing to
deposit ratio, return on investment , BOPO dan lain-lain
d. Koefisien Jalur Persamaan
Dalam penentuan pengaruh variabel penelitian secara
keseluruhan didapat nilai koefisien jalur dari penjumlahan seluruh
variabel eksogen terhadap variabel endogen. Nilai koefisien jalur
(berdasarkan estimate) variabel debt financing, equity financing dan
non performing Financing terhadap return on equity diolah dengan
menggunakan bantuan software SPSS 22. Berikut adalah hasil
pengelolaannya.
Tabel 4.3 Koefisien Jalur Persamaan 1
Model
Standardized
Coefficients
Beta
1 (Constant)
DF -0.584
EF -0.708
NPF -0.418
a. Dependent Variable: ROE
ρx1y X1 = -0.584
ρx2y X2 = -0.708
ρx3y X3 = -0.418
86
Jadi persamaan analisis jalur yang terbentuk adalah sebagai berikut:
Y = -ρx1y X1 - ρx2y X2 - ρx3y X3 +ρy ε1
Y= -0.584 X1 – 0.708 X2 - 0.418 X3 + 0.481 ε1
Angka koefisien residu sebesar 0,481 didapat dari 1-R2√1-0,769=
0,481
2. Menguji dan Memaknai Sub-Struktur II
a. Analisis Sub-Struktur II
Persamaan Jalur II (Z= ρx1z X1 + ρx3z X3 + ρyz Y + ρz ε2)
Tabel 4.3
Sub-Struktur II
b. Hipotesis Sub-Struktur II
Debt Financing
(X1)
Return on
Equity (Y)
Non Performing
Financing (X3)
Return on
Assetss (Z)
87
a. H0 : β5 = 0 (debt financing tidak berpengaruh terhadap return
on assets)
Ha : β5 ≠ 0 (debt financing berpengaruh terhadap return on
assets)
b. H0 : β6 = 0 (non performing financing tidak berpengaruh
terhadap return on assets)
Ha : β6 ≠ 0 (non performing financing berpengaruh terhadap
return on assets)
c. H0 : β7 = 0 (return on equity tidak berpengaruh terhadap return
on assets)
Ha : β7 ≠ 0 (return on equity berpengaruh terhadap return on
assets)
d. H0 : β8 = 0 (debt financing, non performing financing dan
return on equity tidak berpengaruh terhadap return on assets)
Ha : β8 ≠ 0 (debt financing, non performing financing dan
return on equity berpengaruh terhadap return on assets)
c. Koefisien Determinasi Struktur II
Untuk melihat pengaruh variabel debt financing, non
performing financing, return on equity dan return on Assets terhadap
return on Assets ditunjukkan oleh tabel summary, khususnya pada
adjusted R square dibawah ini.
88
Tabel 4.5
Koefisien Determinasi Struktur 2
Besarnya angka adjusted R square adalah 0.609 angka ini
digunakan untuk melihat besarnya pengaruh yang dimiliki debt
financing, non performing Financing dan return on equity terhadap
return on Assets caranya adalah dengan menghitung Koefisien
Determinasi dengan rumus:
KD = adjusted r2 x 100%
KD = 0.609 x 100%
KD = 60.9%
Angka tersebut memiliki arti bahwa pengaruh debt financing,
equity financing dan non performing financing terhadap return on
equity sebesar 60.9% sedangkan sisanya 39.1% dipengaruhi oleh
faktor lain atau variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini
seperti capital adequacy ratio, financing to deposit ratio, return on
investment , BOPO dan lain-lain
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
1 .793a .628 .609 .32350
a. Predictors: (Constant), ROE, NPF, DF
89
H. Koefisien Jalur Persamaan II
Dalam penentuan pengaruh variabel penelitian secara
keseluruhan didapat nilai koefisien jalur dari penjumlahan seluruh
variabel eksogen terhadap variabel endogen. Nilai koefisien jalur
(berdasarkan estimate ) variabel debt financing, non performing
Financing dan return on equity terhadap return on Assets diolah
dengan menggunakan bantuan software SPSS 22. Berikut adalah hasil
pengelolaannya.
Tabel 4.6 Koefisien Jalur II
Model
Standardized
Coefficients
Beta
1 (Constant)
DF -0.415
NPF -0.550
ROE 0.743
a. Dependent Variable: ROA
ρx1Z X1 = -0.415
ρx3Z X2 = -0.550
ρyZ Z = 0.743
90
Jadi persamaan analisis jalur yang terbentuk adalah sebagai
berikut:
Z = -ρx1Z X1 – ρx3Z X3 + ρyz Z + ρz ε2
Z = -0.415 X1– 0.550 X3 + 0.743 X3 + 0,609 ε2
Angka koefisien residu sebesar 0,688 didapat dari 1-R2√1-
0,628= 0,609
1) Melihat Pengaruh Debt Financing (X1), Equity Financing (X2), Non
Performing Financing (X3) secara Parsial Terhadap Return on Equity
(Y)
Pengujian hipotesis secara parsial dimaksudkan untuk
mengetahui ada atau tidaknya pengaruh variabel bebas secara parsial
terhadap variabel terikat. 0,Hasil hipotesis dalam pengujian ini adalah.
Hasil Uji Parsial (T-Test) Struktur I
a. Menguji signifikan koefisien X1 (debt financing) terhadap Y
(return on equity)
91
Tabel 4.7
Koefisien Jalur DF ke ROE
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardize
d
Coefficients
T Sig. B
Std.
Error Beta
1 (Constant) 26.209 1.652 15.865 .000
DF .000 .000 -.584 -5.667 .000
a. Dependent Variable: ROE
H0 : β1=0 (debt financing tidak berpengaruh terhadap return on
equity)
Ha : β1≠0 (debt financing berpengaruh terhadap return on equity)
Membandingkan nilai thitung dengan ttabel
Jika nilai thitung > nilai ttabel maka H0 ditolak dan Ha diterima
Jika nilai thitung < nilai ttabel maka H0 diterima dan Ha ditolak
Dari perhitungan didapat nilai thitung untuk koefisien debt financing
adalah 5.667. Dan dengan ttabel bisa dihitung pada tabel t-test, dengan
α = 0,05, karena digunakan hipotesis dua arah, ketika mencari t tabel ,
nilai α dibagi dua menjadi 0,025, dan df= 61 (didapat dari rumus n-2,
dimana n adalah jumlah data, 63-2= 61) didapat ttabel adalah 2.000.
92
Oleh karena thitung > nilai ttabel (5.667 > 2,000 ), maka H0 ditolak
dan Ha diterima, sehingga mempunyai kesimpulan yang sama dengan
nilai signifikan 0.000 < 0.005, bahwa debt financing berpengaruh
signifikan terhadap return on equity.
b. Menguji signifikansi koefisien X2 (equity financing) terhadap
Y (return on equity)
Tabel 4.8
Koefisien Jalur EF ke ROE
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardize
d
Coefficient
s
T Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 28.729 1.520 18.896 .000
EF -.001 .000 -.708 -7.886 .000
a. Dependent Variable: ROE
H0 : β2=0 (equity financing tidak berpengaruh terhadap return on
equity).
Ha : β2≠0 (equity financing berpengaruh terhadap return on equity).
Membandingkan nilai thitung dengan ttabel
Jika nilai thitung > nilai ttabel maka H0 ditolak dan Ha diterima
Jika nilai thitung < nilai ttabel maka H0 diterima dan Ha ditolak
Dari perhitungan didapat nilai thitung untuk koefisien equity
financing adalah 7.886. Dan dengan ttabel bisa dihitung pada tabel
93
t-test, dengan α = 0,05, karena digunakan hipotesis dua arah, ketika
mencari ttabel , nilai α dibagi dua menjadi 0,025, dan df = 61 (didapat
dari rumus n-2, dimana n adalah jumlah data, 63-2) didapat ttabel
adalah 2,000
Oleh karena thitung > nilai ttabel ( 7,886 > 2,000 ), maka H0
ditolak dan Ha diterima, sehingga mempunyai kesimpulan yang sama
dengan uji t yaitu equity financing berpengaruh signifikan terhadap
return on equity.
c. Menguji signifikansi koefisien x3 (non performing financing)
terhadap Y (return on equity)
Tabel 4.9
Kofisien Jalur NPF ke ROE
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 29.591 3.385 8.743 .000
NPF -3.410 .941 -.418 -3.626 .001
a. Dependent Variable: ROE
H0 : β3=0 (non performing financing tidak berpengaruh terhadap
return on equity)
Ha : β3≠0 (non performing financing berpengaruh terhadap return on
equity)
94
Membandingkan nilai thitung dengan ttabel
Jika nilai thitung > nilai ttabel maka H0 ditolak dan Ha diterima
Jika nilai thitung < nilai ttabel maka H0 diterima dan Ha ditolak
Dari perhitungan didapat nilai thitung untuk koefisien non
performing financing adalah 3.626. Dan dengan ttabel bisa dihitung
pada tabel t-test, dengan α = 0,05, karena digunakan hipotesis dua
arah, ketika mencari ttabel , nilai α dibagi dua menjadi 0,025, dan df=
61 (didapat dari rumus n-2, dimana n adalah jumlah data, 63-2= 61)
didapat ttabel adalah 2,000
Oleh karena thitung > nilai ttabel ( 3.626 > 2,000 ), maka H0 ditolak
dan Ha diterima, sehingga mempunyai kesimpulan yang sama dengan
uji t yaitu non performing financing berpengaruh signifikan terhadap
return on equity.
d. Menguji signifikansi koefisien X1 (debt financing), X2 (equity
financing), X3 (non performing financing) terhadap Y (return on
equity)
Y = -ρx1y X1 - ρx2y X2 - ρx3y X3 - ρy ε1
95
Tabel 4.10
Analisis Varian ( Annova ) Struktur I
Model
Sum of
Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 1978.069 3 659.356 66.491 .000a
Residual 594.987 60 9.916
Total 2573.055 63
a. Predictors: (Constant), NPF, DF, EF
Pada tabel diatas analsis varian (Anova) struktur I ditampilkan hasil
uji F yang dapat dipergunakan untuk menguji model apakah variabel debt
financing, equity financing dan non performing financing secara simultan
berpengaruh signifikan terhadap return on equity. Pengujian dilakukan
dengan uji F, hipotesis yang diajukan:
H0 : β4 = 0 debt financing, equity financing dan non performing financing
tidak berpengaruh secara simultan terhadap return on equity.
Ha : β4 ≠ 0 debt financing, equity financing dan non performing financing
berpengaruh secara simultan terhadap return on equity.
Jika Fhitung > Ftabel , maka H0 ditolak
Jika Fhitung < Ftabel , maka H0 ditolak
Dari perhitungan didapat nilai Fhitung sebesar 66.491 dengan tingkat
signifikansi sebesar 5 % dan df1 = 3 dan df2 = 60, didapat Ftabel = 2.76 karena
nilai Fhitung 66.491 > nilai Ftabel 2.76 maka H0 ditolak Ha diterima atau
terdapat kecocokan antara model dengan data. Sehingga dapat disimpulkan
96
bahwa aspek varibel debt financing, equity financing dan non performing
financing secara simultan berpengaruh signifikan terhadap return on equity.
Sehingga model analisis jalur yang didapatkan layak digunakan untuk
memprediksi. Atau jika dilihat pada nilai dengan menggunakan nilai
signifikansi, diketahui bahwa nilai sig (0,000 < 0,005) sehingga memiliki
kesimpulan yang sama dengan uji F yaitu terdapat kecocokan data.
Gambar 4.3
Struktur 1. Hubungan Kausal X1, X2 dan X3 ke Y
2. Melihat Pengaruh Debt Financing (X1), Non Performing Financing
(X3) dan Return on Equity (Y) secara Parsial Terhadap Return on Assets
(Z)
0.481 ε1
-0.584
-0.708
-0.481
Debt financing
(X1)
equity financing
(X2)
Non
Performing
Financing (X3)
Return on
Equity (Y)
97
a. Meguji signifikansi koefisien X1 (debt financing) terhadap Z return
on assets
H0 : β5 = 0 (debt financing tidak berpengaruh terhadap return on
assets)
Ha : β5 ≠ 0 (debt financing berpengaruh terhadap return on assets)
Membandingkan nilai thitung dengan ttabel
Jika nilai thitung > nilai ttabel maka H0 ditolak dan Ha diterima
Jika nilai thitung < nilai ttabel maka H0 diterima dan Ha ditolak
Dari perhitungan didapat nilai thitung untuk koefisien debt
financing adalah 3.591. Dan dengan ttabel bisa dihitung pada tabel
t-test, dengan α = 0.05, karena digunakan hipotesis dua arah, ketika
mencari ttabel , nilai α dibagi dua menjadi 0.025, dan df = 61 (didapat
dari rumus n-2, dimana n adalah jumlah data, 63-2) didapat ttabel 2.000
Tabel 4. 11
Koefisien DF ke ROA
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig. B Std. Error Beta
1 (Constan
t)
2.161 .150
14.404 .000
DF -1.303E-5 .000 -.415 -3.591 .001
a. Dependent Variable: ROA
98
Oleh karena thitung > nilai ttabel (3.591 > 2.000 ), maka H0 ditolak
dan Ha diterima sehingga mempunyai kesimpulan yang sama dengan
uji t yaitu debt financing berpengaruh signifikan terhadap return on
Assets.
Pada model koefisien didapat nilai signifikan 0.001 < 0.005
maka H0 diterima dan Ha ditolak, sehingga mempunyai kesimpulan
yang berbeda dengan uji t, yaitu debt financing tidak berpengaruh
signifikan return on Assets.
b. Menguji signifikansi koefisien X3 (non performing financing)
terhadap return on assets.
Tabel 4.12
Koefisien NPF ke ROA
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardiz
ed
Coefficien
ts
T Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 2.942 .252 11.673 .000
NPF -.363 .070 -.550 -5.186 .000
a. Dependent Variable: ROA
H0 : β6 = 0 (non performing financing tidak berpengaruh terhadap
return on assets )
99
Ha : β6 ≠ 0 (non performing financing berpengaruh terhadap return on
assets )
Membandingkan nilai thitung dengan ttabel
Jika nilai thitung > nilai ttabel maka H0 ditolak dan Ha diterima
Jika nilai thitung < nilai ttabel maka H0 diterima dan Ha ditolak
Dari perhitungan didapat nilai thitung untuk koefisien non
performing financing adalah 5.186. Dan dengan ttabel bisa dihitung
pada tabel t-test, dengan α = 0.05, karena digunakan hipotesis dua
arah, ketika mencari ttabel , nilai α dibagi dua menjadi 0.025, dan df =
61 (didapat dari rumus n-2, dimana n adalah jumlah data, 63-2)
didapat ttabel adalah 2.000
Oleh karena thitung > nilai ttabel (5.186 > 2.000 ), maka H0
ditolak dan Ha diterima, sehingga mempunyai kesimpulan yang sama
dengan uji t yaitu equity financing berpengaruh signifikan terhadap
return on Assets.
Pada model koefisien didapat nilai signifikan 0.000< 0.005
maka Ho ditolak dan Ha diterima, sehingga mempunyai kesimpulan,
sehingga mempunyai kesimpulan yang sama dengan uji t yaitu non
performing financing berpengaruh signifikan terhadap return on
assets.
100
c. Menguji signifikansi koefisien Y (return on equity) terhadap Z
(return on assets)
H0 : β7 = 0 (return on equity tidak berpengaruh terhadap return on
assets )
Ha : β7 ≠ 0 (return on equity berpengaruh terhadap return on assets)
Membandingkan nilai thitung dengan ttabel
Jika nilai thitung > nilai ttabel maka H0 ditolak dan Ha diterima
Jika nilai thitung < nilai ttabel maka H0 diterima dan Ha ditolak
Dari perhitungan didapat nilai thitung untuk koefisien non
performing financing adalah 8.748. Dan dengan ttabel bisa dihitung
pada tabel t-test, dengan α = 0,05, karena digunakan hipotesis dua
arah, ketika mencari ttabel , nilai α dibagi dua menjadi 0.025, dan df =
61 (didapat dari rumus n-2, dimana n adalah jumlah data, 63-2)
didapat ttabel adalah 2.000
Tabel 4.13
Koefisien ROE ke ROA
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) .606 .129 4.702 .000
ROE .060 .007 .743 8.748 .000
a. Dependent Variable: ROA
101
Oleh karena thitung < nilai ttabel (8.748 > 2.000 ), maka H0
diterima dan Ha ditolak, sehingga mempunyai kesimpulan yang sama
dengan uji t yaitu equity financing berpengaruh signifikan terhadap
return on Assets.
Pada model koefisien didapat nilai signifikan 0.000< 0.005
maka Ha diterima dan Ho ditolak, sehingga mempunyai kesimpulan,
sehingga mempunyai kesimpulan yang sama dengan uji t yaitu return
on equity berpengaruh signifikan terhadap return on Assets.
d. Menguji signifikansi koefisien X1 (debt financing), X3 (non
performing financing), Y (return on equity) terhadap Z (return on
assets)
Z = -ρx1Z X1 – ρx3Z X3 + ρyZ Y + ρZ ε2
Tabel 4. 14
Analisis Varian ( Annova ) Struktur II
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 10.603 3 3.534 33.77
4
.000a
Residual 6.279 60 .105
Total 16.882 63
a. Predictors: (Constant), ROE, NPF, DF
b. Dependent Variable: ROA
102
Pada tabel diatas analisis varian ( Annova ) struktur II ditampilkan
hasil uji F yang dapat dipergunakan untuk menguji model apakah variabel
debt financing, non performing Financing dan return on equity secara
simultan berpengaruh signifikan terhadap return on Assets. Pengujian
dilakukan dengan uji F, hipotesis yang diajukan:
Ho : β8 = 0 variabel debt financing, non performing financing dan return
on equity tidak berpengaruh secara simultan terhadap return on Assets.
Ha : β8 ≠ 0 variabel debt financing, non performing Financing dan return
on equity berpengaruh secara simultan terhadap return on Assets.
Pengambilan keputusan berdasarkan perbandingan nilai
Jika Fhitung > Ftabel, maka H0 ditolak dan Ha diterima
Jika Fhitung < Ftabel, maka H0 diterima Ha ditolak
Dari perhitungan didapat nilai Fhitung sebesar 33.774 dengan
tingkat signifikan sebesar 5% dan df1= 3 dan df2 = 60, didapat Ftabel = 2.76
. Karena nilai Fhitung (33.774) > Ftabel (2.76) maka H0 ditolak dan Ha
diterima atau terdapat kecocokan antara model dan data. Sehingga
disimpulkan bahwa aspek variabel debt financing,equity financing secara
simultan beroengaruh signifikan terhadap return on Assets. Sehingga
model analisis jalur yang didapatkan layak digunakan untuk memprediksi.
Atau jika dilihat dengan nilai dengan menggunakan nilai signifikansi,
diketahui bahwa nilai signifikan (0.000 < 0.005 ) sehingga memiliki
103
kesimpulan yang sama dengan Uji F yaitu terdapat kecocokan antara
model dan data.
Gambar 4.5
Model Jalur Path Struktur II
Tabel 4.15 Koefisien Jalur
DF EF NPF ROE ROA
DF Pearson
Correlation
1 .975**
-.029 -.584**
-.415**
Sig. (2-tailed) .000 .823 .000 .001
N 64 64 64 64 64
EF Pearson
Correlation
.975**
1 .167 -.708**
-.535**
Sig. (2-tailed) .000 .187 .000 .000
N 64 64 64 64 64
0,688 ε2
-0.415
-0.550
0.743
Debt
Financing( X1)
Non Performing
Financing (X2)
Return on
Equity (Y)
Return on
Assetss ( Z )
104
NPF Pearson
Correlation
-.029 .167 1 -.418**
-.550**
Sig. (2-tailed) .823 .187 .001 .000
N 64 64 64 64 64
ROE Pearson
Correlation
-.584**
-.708**
-.418**
1 .743**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .001 .000
N 64 64 64 64 64
ROA Pearson
Correlation
-.415**
-.535**
-.550**
.743**
1
Sig. (2-tailed) .001 .000 .000 .000
N 64 64 64 64 64
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui nilai korelasi antara variabel.
Angka koefisien korelasi positif (+) menunjukkan bahwa hubungan antara
kedua variabel tersebut bersifat positif terbalik, artinya peningkatan satu
variabel akan diikuti oleh peningkatan variabel lain. Artinya jika nilai variabel
X tinggi, maka nilai variabel Y akan tinggi pula. Sebaliknya, jika koefesien
korelasi negatif (-), maka kedua variabel mempunyai hubungan terbalik.
Artinya jika nilai variabel X tinggi, maka nilai variabel Y akan menjadi rendah
dan berlaku sebaliknya:
0 : Tidak ada korelasi antara dua variabel
>0 – 0,25 : Korelasi sangat lemah
>0,25 – 0,5 : Korelasi cukup
>0,5 – 0,75 : Korelasi kuat
105
>0,75 – 0,99 : Korelasi sangat kuat
1 : Korelasi sempurna
Untuk pengujian lebih lanjut, maka diajukan hipotesis sebagai berikut:
Ho : tidak terdapat hubungan yang signifikan antara dua variabel
Ha : terdapat hubungan yang signifikan antara dua variabel
Pengujian berdasarkan uji probabilitas akan diterima apabila nilai
probabilitas lebih dari 0,05 maka H0 diterima dan jika nilai probabilitas
kurang dari 0,05 maka H0 ditolak.
Tabel 4.16 Koefisien Korelasi
Hubungan Kofisien
korelasi
Kategori Nilai sig. Kesimpulan
Return on Equity (Y)
dengan debt financing (X1)
-0.584 Kuat 0.000 Signifikan
Return on Equity ( Y )
dengan equity financing (X2
)
-0.708 Kuat 0.000 Signifikan
Return on Equity ( Y )
dengan Non Performing
Financing ( X3)
-0.418 Cukup 0.001 Signifikan
106
Berdasarkan hasil pengujian diatas, diketahui bahwa hanya 2 variabel
yang memiliki hubungan yang tidak signifikan yaitu hubungan antara Equity
Financing (X2 ) dengan Non Performing Financing ( X3 ) dan Debt
Return on Assets ( Y2 )
dengan Debt Financing (X1
)
-0,415 Cukup 0.001 Signifikan
Return on Assets ( Y2 )
dengan Non Performing
Financing ( X3 )
-0,550 Kuat 0.000 Signifikan
Return on Assets (Y2 )
dengan Return on equity
(Y)
0.743 Kuat 0.000 Signifikan
Debt Financing (X1 )
dengan Non Performing
Financing
( X3 )
-0,029 Sangat
Lemah
0,823
Tidak
Signifikan
Equity Financing (X2 )
dengan Non Performing
Financing
( X3 )
0,167 Sangat
Lemah
0,187 Tidak
Signifikan
107
Financing (X1 ) dengan Non Performing Financing ( X3 ) karena nilai
probabilitasnya lebih besar dari 0,05 sedangkan hubungan yang lainnya
signifikan karena memiliki nilai probabilitasnya lebih kecil 0,05 .
3) Perhitungan Pengaruh
Koefisien jalur, pengaruh langsung dan tidak langsung, pengaruh
total dan pengaruh bersama debt financing (X1), equity financing (X2) dan
Non Performing Financing (X3) terhadap Return on Equity dan Return on
Assets
Tabel 4.17 Perhitungan Pengaruh Langsung, Tidak Langsung
dan Total
Pengaruh
Variabel
Koefisien
Jalur
Pengaruh Pengaruh
Simultan
(R2
Yxk)
Langsung Tidak Langsung
Melalui ROE
Total
X1 ke Y -0.584 -0.584 - -0.584 -
X2 ke Y -0.708 -0.708 - -0.708 -
X3 ke Y -0.418 -0.418 0.743 0.325 -
X1 ke Z -0.415 -0.415 - -0.415 -
X3 ke Z -0.550 -0.550 - -0.550 -
Y ke Z 0.743 0.743 - 0.743 -
ε1 0.481 0.4812=23.13 - -
ε2 0,688 0,6882=47.33 - -
108
a. Pengaruh langsung
Untuk menghitung pengaruhlangsung, digunakan formula berikut:
Pengaruh debt financing terhadap return on equity
X1 Y = -0.5842
= 34.11 %
Pengaruh equity financing terhadap return on equity
X2 Y = -0.7082
= 50.13 %
Pengaruh non performing financing terhadap return on equity
X3 Y = -0.4182 = 17.47 %
Pengaruh debt financing terhadap return on assets
X1 Z = -0.4152 = 17.22 %
Pengaruh non performing financing terhadap return on assets
X3 Z = -0.5502 = 30.25%
Pengaruh return on equity terhadap return on assets
Y Z = 0.7432= 55.2 %
b. Pengaruh tidak langsung
Pengaruh equity financing terhadap return on Assets melalui return on equity
X2 Y Z = 0.708 x 0.743 = 0.526
109
Debt Financing
(x1)
Equity
Financing (x2)
Non
Performing
Financing (x3)
Return on
Equity
(Y)
Gambar 4.6
Struktur 1 dan 2
0.481 ε1 0,688 ε2
0.975 -0.415
-0.584
-0.029 -0.708 0.743
0.167
-0.418 -0.550
Return
on
Assetss
(Z)
110
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisa dan pembahasan yang telah dijelaskan pada
bab sebelumnya, maka dari penelitian ini dapat diambil kesimpulan,
dimana hal ini merupakan jawaban dari rumusan masalah, yaitu sebagai
berikut:
1. Variabel debt financing berpengaruh langsung sebesar 34.11% dengan
nilai signifikan 0.000 terhadap return on equity, equity financing
berpengaruh langung sebesar 50.13% dengan nilai signifikan 0.000
terhadap return on equity dan non performing Financing berpengaruh
langsung sebesar 17.47% dengan nilai signifikan 0.001 terhadap return on
equity.
2. Variabel debt financing, equity financing dan non performing
Financing berpengaruh signifikan terhadap return on equity.
3. Variabel debt financing berpengaruh langsung sebesar 17.22% dengan
nilai signifikan 0.000 terhadap return on assets, non performing
Financing berpengaruh langsung sebesar 30.25% dengan nilai signifikan
0.000 terhadap return on assets dan return on equity berpengaruh
111
langsung sebesar 55.2% dengan nilai signifikan 0.000 terhadap return on
assets.
4. Variabel debt financing, non performing Financing dan return on
equity berpengaruh signifikan terhadap return on assets.
B. Saran
Berdasarkan pada kesimpulan diatas, maka saran dari
penelitian ini adalah:
1. Bagi Perusahan ( Bank Syariah di Indonesia ) harus lebih
meningkatkan prinsip kehati-hatian sehingga dapat meminimalisasi NPF
sehingga dapat mengahasilkan profitabilitas yang maksimal.
2. Pihak perbankan syariah harus mampu melakukan monitoring yang
lebih kuat terhadap pembiayaan-pembiayaan yang diberikan/disalurkan
3. Pada penelitian lain dapat diarahkan atau menambahkan kepada objek
yang diteliti agar dapat ditambah dengan menambah data dari BPR
syariah.
112
DAFTAR PUSTAKA
Amir, Machmud dan Rukmana, 2010. Bank Syariah. Teori, Kebijakan, dan Studi
Emperis di Indonesia, Jakarta:Erlangga.
Antonio, Muhammad Syafi’i, 2007. Bank Syariah dari Teori ke Praktik,
Jakarta: Gema Insani
Arikunto, Suharsimi,2002. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek.
Jakarta: PT. Rineka Citra
Dendawijaya, Lukman, 2009. Manajemen Perbankan, Jakarta: Ghalia Indonesia,
Ghozali, I., 2013. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS.
Semarang: BP Undip
Hasibuan, Melayu S.P,2007. Dasar-Dasar Perbankan, Jakarta : Bumi Aksara
http://www.republika.co.id diakses Oktober 2014
http://www.bi.go.id/id/statistik/perbankan/syariah diakses 4 Juli 2015
http://www.bi.go.id/peraturan/Perbankan2003/pbi-5-7kap_bps diakses
27 September 2015
Karim, Adiwarman, 2010. Analisis Fiqih dan Keuangan. Jakarta: Raja
Grafindo Persada
Kasmir. 2010 Manajemen Perbankan. Jakarta: Rajawali Pers.
Kementrian Koperasi UKM RI, Petunjuk Teknis Program Pembiayaan Produktif
Koperasi dan Usaha Mikro (P3KUM) pola syariah Jakarta, 2007
M. Abdul Mannan. 1993. Islamic Economic, Theory and Practice. Diterjemahkan
M. Nastangin. Yogyakarta: PT. Dana Bhakti Wakaf. Hlm. 167
Manurung, Mandala. Dan Prathama Rahardja.2004. Teori ekonomi mikro :
Suatu pengantar. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi UI
113
Muhammad, 2008. Manajemen Pembiayaan Mudharabah di Bank Syariah.
Edisi Pertama. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Moh. Rifai, 2008. Konsep Perbankan Syariah, Semarang: Wicaksana.
Nuary, D., 2008. Pengaruh Tingkat Risiko Murabahah Terhadap
Tingkat Profitabilitas Bank Syariah. Bandung: Universitas Widyatama.
Republik Indonesia, 2008 Undang-undang perbankan syariah, Jakarta:
Sekretariat Negara.
Rivai, Veithzal dan Andria Permata Veithzal, 2008. Islamic Finance
Managemen, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Riduwan, Drs. M.B.A dan DR. Engkos Achmad Kuncoro SE, MM. Cet.
Keenam 2014. Bandung: Alfabeta
Rifai, Moh, 2002. Konsep Perbankan syariah. Semarang: Wicaksono
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Administrasi dilengkpi dengan metode
R&D. Bandung: CV. Alfabeta.
Sawir, A., 2001. Analisis Kinerja Keuangan dan Perencanaan
Keuangan Perusahaan. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama
Undang-Undang Republik Indonesia No. 21 Tahun 2008 tentang perbankan syariah.
Zulkifli, Sunarto, 2003. Panduan Praktis Perbankan Syariah, Jakarta:
Zikrul Hakim 2003 cet.ke-1
Zahara Siti, Islahuddin, dan Said Musnadi Pengaruh. 2014. Debt Financing dan
Equity Financing terhadap Kinerja Keuangan Bank Syariah periode 2006-
2010 (studi pada bank syariahyang beroperasi di Indonesia). Fakultas
Ekonomi Universitas Syiah Kuala Banda Aceh. jurnal akuntansi Volume 3,
No.1
114
LAMPIRAN
JALUR PERTAMA 1
DF KE ROE
Variables Entered/Removedb
Model
Variables
Entered
Variables
Removed Method
1 ROEa . Enter
a. All requested variables entered.
b. Dependent Variable: DF
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
1 ,584a ,341 ,331 13491,8252
a. Predictors: (Constant), ROE
b. Dependent Variable: DF
ANOVAb
Model
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 5,846E9 1 5,846E9 32,117 ,000a
Residual 1,129E10 62 1,820E8
Total 1,713E10 63
a. Predictors: (Constant), ROE
b. Dependent Variable: DF
115
EF KE ROE
Variables Entered/Removedb
Model
Variables
Entered
Variables
Removed Method
1 EFa . Enter
a. All requested variables entered.
b. Dependent Variable: ROE
ANOVAb
Model
Sum of
Squares df
Mean
Square F Sig.
1 Regression 1288,533 1 1288,533 62,194 ,000a
Residual 1284,522 62 20,718
Total 2573,055 63
a. Predictors: (Constant), EF
b. Dependent Variable: ROE
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 28,729 1,520 18,896 ,000
EF -,001 ,000 -,708 -7,886 ,000
a. Dependent Variable: ROE
116
NPF KE ROE
Variables Entered/Removedb
Model
Variables
Entered
Variables
Removed Method
1 NPFa . Enter
a. All requested variables entered.
b. Dependent Variable: ROE
Model Summary
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
1 ,418a ,175 ,162 5,85162
a. Predictors: (Constant), NPF
ANOVAb
Model
Sum of
Squares df
Mean
Square F Sig.
1 Regression 450,086 1 450,086 13,144 ,001a
Residual 2122,969 62 34,241
Total 2573,055 63
a. Predictors: (Constant), NPF
b. Dependent Variable: ROE
117
DF, EF, NPF KE ROE
Variables Entered/Removed
Model
Variables
Entered
Variables
Removed Method
1 NPF, DF,
EFa
. Enter
a. All requested variables entered.
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
1 ,877a ,769 ,757 3,14904
a. Predictors: (Constant), NPF, DF, EF
b. Dependent Variable: ROE
ANOVAb
Model
Sum of
Squares df
Mean
Square F Sig.
1 Regression 1978,069 3 659,356 66,491 ,000a
Residual 594,987 60 9,916
Total 2573,055 63
a. Predictors: (Constant), NPF, DF, EF
b. Dependent Variable: ROE
119
JALUR KEDUA 2
DF KE ROA
Variables Entered/Removedb
Model
Variables
Entered
Variables
Removed Method
1 DFa . Enter
a. All requested variables entered.
b. Dependent Variable: ROA
Model Summary
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
1 ,415a ,172 ,159 ,47477
a. Predictors: (Constant), DF
120
ANOVAb
Model
Sum of
Squares df
Mean
Square F Sig.
1 Regression 2,907 1 2,907 12,896 ,001a
Residual 13,975 62 ,225
Total 16,882 63
a. Predictors: (Constant), DF
b. Dependent Variable: ROA
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 2,161 ,150 14,404 ,000
DF -1,303E-5 ,000 -,415 -3,591 ,001
a. Dependent Variable: ROA
NPF KE ROA
Variables Entered/Removedb
Model
Variables
Entered
Variables
Removed Method
1 NPFa . Enter
a. All requested variables entered.
b. Dependent Variable: ROA
121
Model Summary
Mode
l R
R
Square
Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
1 ,550a ,303 ,291 ,43579
a. Predictors: (Constant), NPF
ANOVAb
Model
Sum of
Squares df
Mean
Square F Sig.
1 Regressio
n
5,108 1 5,108 26,895 ,000a
Residual 11,774 62 ,190
Total 16,882 63
a. Predictors: (Constant), NPF
b. Dependent Variable: ROA
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 2,942 ,252 11,673 ,000
NPF -,363 ,070 -,550 -5,186 ,000
a. Dependent Variable: ROA
ROE KE ROA
Variables Entered/Removedb
Model
Variables
Entered
Variables
Removed Method
1 ROEa . Enter
a. All requested variables entered.
122
b. Dependent Variable: ROA
Model Summary
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
1 ,743a ,552 ,545 4,30986
a. Predictors: (Constant), ROA
ANOVAb
Model
Sum of
Squares df
Mean
Square F Sig.
1 Regression 9,326 1 9,326 76,524 ,000a
Residual 7,556 62 ,122
Total 16,882 63
a. Predictors: (Constant), ROE
b. Dependent Variable: ROA
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) ,606 ,129 4,702 ,000
ROE ,060 ,007 ,743 8,748 ,000
a. Dependent Variable: ROA
DF, NPF DAN ROE KE ROA
Variables Entered/Removed
Model
Variables
Entered
Variables
Removed Method
123
1 ROE, NPF,
DF
. Enter
a. All requested variables entered.
Model Summary
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
1 ,793a ,628 ,609 ,32350
a. Predictors: (Constant), ROE, NPF, DF
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 1,766 ,419 4,214 ,000
DF -3,307E-6 ,000 -,105 -1,009 ,317
NPF -,214 ,062 -,325 -3,480 ,001
ROE ,044 ,009 ,546 4,750 ,000
a. Dependent Variable: ROA
124
Tahun
DEBT
FINANCING
EQUITY
FINANCING NPF ROE ROA
Jan-10 13467.0 8459.5 4.36 20.51 1.65
Feb-10 13849.5 8658.5 4.75 23.95 1.76
Mar-10 14337.5 8966.0 4.53 32.02 2.13
Apr-10 14663.0 9282.5 4.47 27.97 2.06
Mei-10 15077.0 9590.5 4.77 25.07 1.25
Jun-10 15750.0 10006.5 3.89 21.41 1.66
Jul-10 16205.0 10250.5 4.14 21.24 1.67
Agu-10 16849.5 10765.0 4.10 20.13 1.63
Sep-10 17173.5 10798.5 3.95 21.92 1.77
Okt-10 17611.0 11177.0 3.95 24.30 1.79
Nov-10 18304.5 11624.0 3.99 20.91 1.83
Des-10 18927.5 11627.5 3.02 17.58 1.67
Jan-11 19103.0 11580.0 3.28 19.99 2.26
Feb-11 19671.5 11641.5 3.66 15.49 1.81
Mar-11 20602.5 11877.5 3.60 18.22 1.97
Apr-11 21384.0 11950.0 3.79 17.60 1.90
Mei-11 22217.5 12236.5 3.76 17.15 1.84
Jun-11 23241.5 12922.0 3.55 17.01 1.84
Jul-11 23886.0 13093.5 3.75 17.09 1.86
Agu-11 24887.0 13560.0 3.53 16.98 1.81
Sep-11 25109.0 13699.5 3.50 17.09 1.80
Okt-11 26238.5 13959.5 3.11 17.43 1.75
Nov-11 27159.0 14206.0 2.74 17.54 1.78
Des-11 28345.5 14594.5 2.52 15.73 1.79
Jan-12 28390.0 14446.0 2.68 10.11 1.36
Feb-12 29319.0 14673.5 2.82 20.08 1.79
Mar-12 29738.5 14771.0 2.76 20.78 1.83
Apr-12 31090.0 15372.5 2.85 18.96 1.79
Mei-12 32432.0 15878.5 2.93 21.09 1.99
Jun-12 34037.0 16601.0 2.88 23.59 2.05
125
Jul-12 35537.5 16672.5 2.92 24.06 2.05
Agu-12 37090.0 17115.5 2.78 24.27 2.04
Sep-12 38757.0 17920.0 2.74 24.94 2.07
Okt-12 40654.0 18322.5 2.58 25.51 2.11
Nov-12 42096.0 18857.0 2.50 24.06 2.09
Des-12 44190.0 19845.0 2.22 24.06 2.14
Jan-13 45023.5 20059.5 2.49 23.98 2.52
Feb-13 46603.0 20476.0 2.72 21.52 2.29
Mar-13 48919.5 21479.5 2.75 22.25 2.39
Apr-13 49423.5 22157.0 2.85 22.48 2.29
Mei-13 50340.0 22955.5 2.92 24.34 2.07
Jun-13 51537.5 23843.0 2.64 19.33 2.10
Jul-13 52613.0 24639.0 2.75 18.27 2.02
Agu-13 52800.0 24591.0 3.01 17.97 2.01
Sep-13 53154.5 25039.5 2.80 18.05 2.04
Okt-13 54006.0 25792.5 2.96 17.24 1.94
Nov-13 54339.5 26279.0 3.08 17.24 1.96
Des-13 55573.5 26749.5 2.62 17.24 2.00
Jan-14 55175.0 26003.5 3.01 11.87 0.08
Feb-14 55308.5 26277.0 3.53 16.58 0.13
Mar-14 56156.5 27040.5 3.22 15.94 1.16
Apr-14 56438.0 28316.0 3.48 12.58 1.09
Mei-14 56707.5 28962.0 4.02 8.17 1.13
Jun-14 57442.5 29980.0 3.90 7.32 1.12
Jul-14 57353.0 30649.0 4.31 4.50 1.03
Agu-14 57292.0 30815.0 4.58 4.50 0.90
Sep-14 57738.0 31483.5 4.67 5.41 0.92
Okt-14 57843.0 31499.0 4.58 3.55 0.76
Nov-14 58110.0 32156.0 4.86 6.41 0.86
Des-14 59002.0 31870.5 4.33 5.85 0.79
Jan-15 58116.0 31811.5 4.87 11.58 1.15
Feb-15 58456.5 31917.5 5.10 10.31 1.07
Mar-15 59004.5 32928.5 4.81 8.91 1.13
Apr-15 58937.0 33530.0 4.62 7.83 1.08