139
i PENGARUH DEBT FINANCING, EQUITY FINANCING DAN NON PERFORMING FINANCING TERHADAP PROFITABILITAS PERBANKAN SYARIAH (Studi Kasus Pada Perbankan Syariah di Indonesia Periode 2010-2015) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy) Oleh: FEBRINA RIZKA ZAIBAH NIM: 1111046100006 KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM) FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1436 H/ 2015 M

PENGARUH DEBT FINANCING, EQUITY FINANCING DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29987/1/FEBRINA... · 3. Tidak menggunakan karya ilmiah orang lain tanpa menyebutkan

Embed Size (px)

Citation preview

i

PENGARUH DEBT FINANCING, EQUITY FINANCING DAN NON

PERFORMING FINANCING TERHADAP PROFITABILITAS PERBANKAN

SYARIAH

(Studi Kasus Pada Perbankan Syariah di Indonesia Periode 2010-2015)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan

Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy)

Oleh:

FEBRINA RIZKA ZAIBAH

NIM: 1111046100006

KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH

PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM)

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

1436 H/ 2015 M

ii

iii

iv

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN

KARYA ILMIAH

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Febrina Rizka Zaibah

Nomor Induk Mahasiswa : 1111046100006

Fakultas : Syariah dan Hukum

Jurusan : Muamalat/ Perbankan Syariah

Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini, saya:

1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan

mempertanggungjawabkan

2. Tidak melakukan plagiat terhadap naskah orang lain

3. Tidak menggunakan karya ilmiah orang lain tanpa menyebutkan sumber

asli atau tanpa menyebut pemilik karya

4. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggung jawab atas karya

ini

Jikalau di kemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan

telah melalui pembuktian yang dapat dipertanggungjawabkan, ternyata memang

ditemukan bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan di atas, maka saya siap

untuk dikenai sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Syariah dan

Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.

Jakarta, 1 September 2015

Yang menyatakan

Febrina Rizka Zaibah

v

PENGARUH DEBT FINANCING, EQUITY FINANCING DAN NON

PERFORMING FINANCING TERHADAP

PROFITABILITAS PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisa dan menguji pengaruh

debt financing, equity financing, non performing financing terhadap profitabilitas

perbankan syariah di Indonesia. Penelitian ini menggunakan data sekunder yang

diperoleh dari www.bi.go.id dan www.ojk.go.id dengan menggunakan data statistik

perbankan syariah dari tahun 2010 - April 2015. Dari data tersebut, mendominasinya

pembiayaan non bagi hasil seperti murabahah dan istishna’ dan rendahnya

pembiayaan dengan sistem bagi hasil seperti mudharabah dan musyarakah

merupakan permasalahan menarik dan penting yang perlu dibahas dan diteliti pada

perbankan syariah di Indonesia.Populasi dalam penelitian ini adalah perbankan

syariah yang beroperasi di Indonesia. Data dianalisis menggunakan metode path

analisis dengan menggunakan program software SPSS 22.

Hasil dari penelitian ini mengungkapkan bahwa (1) debt financing

berpengaruh signifikan terhadap return on asset, (2) equity financing berpengaruh

signifikan terhadap return on asset, (3) non performing financing berpengaruh

signifikan terhadap return on asset, (4) dan return on equity berpengaruh terhadap

return on asset.

Kata Kunci: Debt financing, equity financing, non performing financing , return on

equity dan return on asset bank syariah

vi

THE INFLUENCE OF DEBT FINANCING, EQUITY FINANCING AND NON

PERFORMING FINANCING TOWARDS PROFITABILITY ISLAMIC BANK

INDONESIA.

ABSTRACT

This purpose research aimed to analyze and to examine the hypothesis about

the influence of debt financing, equity financing and non performing financing

towards profitability islamic bank in Indonesia. This study used secondary data

obtained from www.bi.go.id and www.idx.com using islamic banking statistics of the

year 2010 – April 2015. From the data, dominate the financing of non profit-sharing

as murabahah and istishna’ and low financing with profit-sharing system as

mudharabah and musyarakah is an interesting and important issues that need to be

discussed and researched on islamic banking in Indonesia.Populasi in this study is

Islamic banking operations in Indonesia. Data were analyzed using path analysis

using SPSS 22 software program

The results of this research indicate that (1) debt financing significantly

influence to return on asset, (2) equity financing significantly influence to return on

asset, (3) non performing financing significantly influence to return on asset, (4) dan

return on equity significantly influence to return on assets.

Keywords: Debt financing, equity financing, non performing financing, return on

equity and return on asset of Islamic bank

vii

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Segala puji bagi Allah S.W.T yang telah memberikan rahmat dan karunia-

Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul

“Pengaruh Debt Financing, Equity Financing dan Non Performing Financing

terhadap Profitabilitas Perbankan Syariah di Indonesia (Studi Kasus pada

Perbankan Syariah di Indonesia Periode 2010-2015)”. Shalawat serta salam

senantiasa selalu tercurah kepada junjungan Nabi Muhammad SAW, Sang Teladan

yang telah membawa kita ke zaman kebaikan.

Skripsi ini merupakan tugas akhir yang harus di selesaikan sebagai syarat

guna meraih gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy) di Universitas Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa banyak pihak yang telah

membantu dalam proses penyelesaian skripsi ini. Oleh karena itu, syukur

Alhamdullilah penulis ucapkan atas kekuatan Allah SWT yang telah di anugerahkan.

Selain itu, penulis juga ingin menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan

yang sebesar-besarnya kepada:

1. Kedua orang tuaku tercinta Papa dan Mama, terima kasih atas segala kasih

sayang, doa, perhatian dan bimbingannya agar nantinya penulis menjadi anak

yang berguna bagi Nusa dan Bangsa

2. Bapak Dr. Asep Saepuddin Jahar, M.A, selaku Dekan Fakultas Syariah dan

Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

viii

3. Bapak AM. Hasan Ali, M.A, selaku Ketua Jurusan Muamalat Fakultas

Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Bapak H. Abdurrauf, Lc., M.A, selaku Sekertaris Jurusan Muamalat Fakultas

Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

5. Ibu Ir. RR.Tini Anggraini, ST., M.Si selaku dosen pembimbing skripsi yang

telah bersedia meluangkan waktunya, memberikan pengarahan dan

bimbingan dalam penulisan skripsi ini. Terima kasih atas ilmu yang tidak

terhingga yang telah diberikan selama ini, semoga segala kebaikan dan

ketulusan yang Ibu berikan menjadi amal shaleh.

6. Seluruh Dosen Fakultas Syariah dan Hukun Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan yang

sangat luas kepada penulis selama perkuliahan, semoga menjadi ilmu yang

bermanfaat dan menjadi amal kebaikan bagi kita semua.

7. Seluruh Staf Tata Usaha serta karyawan Fakultas Syariah dan Hukum

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah membantu

peneliti dalam mengurus segala kebutuhan administrasi dan lain-lain.

8. Adam Rico Damori, Tryka Risa Ayu Adinda dan M. Rasyad Rizaldi. Abang

dan adik-adikku yang telah menyemangati dan memberikan banyak motivasi

serta do’a terbaiknya kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

9. Achmad Syahrul Aminulloh yang selalu memberikan kasih sayangnya,

mensupport dan membantu penulis dalam mengerjakan skripsi.

ix

10. Mentari Faradiba, Putri Rizkia, Rika Pratiwi, Fanny Fatwati Putri, Sri

Andriyani dan Syarifaeni Fahdiah yang selalu mendengarkan keluh kesah dan

menemani penulis dalam mengerjakan skripsi.

11. Erawati Putri, Zazkia Amanda Azzahra, Rifa Rahmaniar, Hani Aqmarina dan

Seluruh teman Muamalat/ Perbankan Syariah A temen seperjuangan yang

selalu menemani penulis dalam mengerjakan skripsi.

12. Semua KKN Fajar Nusantara

13. Semua teman Muamalat/ Perbankan Syariah2011.

14. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu per satu.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini maih jauh dari sempurna

di karenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki penulis.

Oleh karena itu, penulis mengharapkan segala bentuk saran serta masukan

bahkan kritik yang membangun dari berbagai pihak.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Jakarta, Oktober 2015

x

DAFTAR ISI

JUDUL.....................................................................................................................i

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING.......................................................ii

LEMBAR PENGESAHAN MUNAQASYAH....................................................iii

LEMBAR PERNYATAAN..................................................................................iv

ABSTRAK..............................................................................................................v

ABSTRACT............................................................................................................vi

KATA PENGANTAR..........................................................................................vii

DAFTAR ISI..........................................................................................................x

DAFTAR TABEL................................................................................................xiii

DAFTAR GAMBAR dan GRAFIK...................................................................xiv

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1

A. Latar Belakang .......................................................................................... 1

B. Identifikasi Masalah .................................................................................. 9

C. Batasan Masalah ..................................................................................... 10

D. Rumusan Masalah ................................................................................... 10

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................................ 11

F. Review Studi Terdahulu .......................................................................... 13

G. Sistematika Penulisan .............................................................................. 16

BAB II LANDASAN TEORI ........................................................................... 18

A. Pembiayaan Bank Syariah ....................................................................... 18

B. Tujuan Pembiayaan ................................................................................. 19

C. Syarat-Syarat Pembiayaan ...................................................................... 20

D. Debt Financing ....................................................................................... 24

E. Equity Financing ..................................................................................... 27

xi

F. Non Performing Financing (NPF) ......................................................... ..31

G. Tingkat Profitabilitas Bank Syariah ......................................................... 36

a. Return on Equity ( ROE )……………………………...…………….....36

b. Return on Assets (ROA)……………………..………………………....37

c. Hubungan Antar Variabel ROE dan ROA……………………………..39

H. Kerangka Pemikiran ................................................................................ 40

BAB III METODE PENELITIAN .................................................................. 42

A. Metode Penelitian.................................................................................... 42

B. Ruang Lingkup Penelitian ....................................................................... 42

C. Populasi Penelitian .................................................................................. 43

D. Metode Analisis Data .............................................................................. 44

a. Variabel Endogen.……………………………………………………...45

b. Variabel Eksogen…………………………………………….………...46

E. Hipotesis ................................................................................................. 47

F. Model – Model dalam Path Analysis ....................................................... 54

a. Model Regresi Linier Berganda………………….………………….....54

b. Model Mediasi,………………………..……….……………………....55

c. Model gabungan antara regresi berganda dan mediasi ........................... 56

d. Model Kompleks .................................................................................. 57

G. Langkah Analisis Path ............................................................................ 59

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN........................................................... 62

A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian ............................................. 62

B. Analisis Deskriptif .................................................................................. 71

C. Analisis Jalur ( Path Analysis) ................................................................. 81

1. Menguji dan Memaknai Sub-Struktur I ......................................................... 82

a. Analisis Sub-Struktur I………………………………….…………..…82

b. Hipotesis Sub-Struktur I………………………….………………...….82

c. Koefisien Determinasi Struktur I……………………………………..83

xii

d. Koefisien Jalur Persamaan…………………,,,……………………….85

2. Menguji dan Memaknai Sub-Struktur II…………………………..……..….86

a. Analisis Sub-Struktur II……………..………………………………..86

b. Hipotesis Sub-Struktur II……………………………………………..86

c. Koefisien Determinasi Struktur II…………………..…….…………..87

d. Koefisien Jalur Persamaan II..........................................................…..89

3. Perhitungan Pengaruh………………………………………………………107

a. Pengaruh langsung…..………………………………………………108

b. Pengaruh tidak langsung…………………………………………….108

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN………………………………….…..110

A. Kesimpulan…………………………………………………………….….110

B. Saran………………………………………………………………….…....111

DAFTAR PUSTAKA………...………………………………………….....112

LAMPIRAN………………………………………………………………...114

xiii

DAFTAR TABEL

1) Tabel 1.1 Penyaluran Pembiayaan pada BUS dan UUS

2) Tabel 1.2 Review Studi Terdahulu

3) Tabel 2.1 Kesehatan NPF Bank Syariah

4) Tabel 3.1 Interpretasi Koefisien Nilai r

5) Tabel 4.1 Jumlah BUS dan UUS Perbankan Syariah di Indonesia

6) Tabel 4.2 Koefisien Determinasi Struktur I

7) Tabel 4.3 Koefisien Jalur Persamaan I

8) Tabel 4.4 Koefisien Jalur Persamaan II

9) Tabel 4.5 Koefisien Determinasi Struktur I

10) Tabel 4.6 Koefisien Jalur Persamaan II

11) Tabel 4.7 Koefisien Jalur DF ke ROE

12) Tabel 4.8 Koefisien Jalur EF ke ROE

13) Tabel 4.9Kofisien Jalur NPF ke ROE

14) Tabel 4.10 Analisis Varian ( Annova ) Struktur I

15) Tabel 4.11 Koefisien Jalur DF ke ROA

16) Tabel 4.12 Koefisien Jalur NPF ke ROA

17) Tabel 4.13 Koefisien Jalur ROE ke ROA

18) Tabel 4.14 Analisis Varian ( Annova ) Struktur II

19) Tabel 4.15 Koefisien Jalur

20) Tabel 4.16 Koefisien Korelasi

21) Tabel 4.17Perhitungan Pengaruh Langsung, Tidak Langsung dan

Total

xiv

DAFTAR GAMBAR

1) Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran

2) Gambar 3.1 Struktur Jalur I dan II

3) Gambar 3.2 Path Analysis Model Regresi Berganda

4) Gambar 3.3 Path Analysis Model Mediasi

5) Gambar3.4 Path Analysis Model Gabungan Antara Regresi Linier

Berganda dengan Mediasi

6) Gambar 3.5 Path Analysis Model Kompleks

7) Gambar 4.1 Struktur Hubungan Kausal X1, X2, X3 dan Y ke Z

8) Gambar 4.2 Sub - Struktur 1

9) Gambar 4.3 Sub – Struktur II

10) Gambar 4.4 Struktur 1.

11) Gambar 4.5 Struktur II. Hubungan Kausal X1, X3 dan Y ke Z

12) Gambar 4.6 Hasil Struktur I dan II

DAFTAR GRAFIK

1) Grafik 4.1. Debt Financing

2) Grafik 4.2. Equity Financing

3) Grafik 4.3. Non Performing Financing

4) Grafik 4.4 Return on Equity

5) Grafik 4 5. Return on Asset

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bank adalah lembaga keuangan berfungsi sebagai intermediasi (financial

intermediary) bagi masyarakat yang mempunyai dana berlebih (idle money)

dengan masyarakat atau dunia usaha yang membutuhkan dana baik sebagai

suatu bentuk pembiayaan maupun bentuk lain. Selain itu bank juga berfungsi

bagi pembangunan perekenomian nasional (agent of development) dalam

rangka meningkatkan pemerataan pertumbuhan ekonomi dan stabilitas

nasional.

Pada Pasal 1 ayat (2) UU No. 21 Tahun 2008 tentang perbankan syariah

Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam

bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit

dan/atau bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat.1 Jadi,

bank mampu memobilisasi tabungan atau DPK dan menyalurkannya kepada

pihak-pihak yang membutuhkan dalam bentuk pembiayaan atau kredit. Jika

yang disalurkan merupakan kredit usaha maka akan meningkatkan investasi

pada sektor riil dan akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi.

1 Undang-Undang Republik Indonesia No. 21 Tahun 2008 tentang perbankan syariah.

2

Undang-Undang No. 21 tahun 2008 telah memberi peluang yang sangat

baik bagi tumbuhnya perbankan syariah di Indonesia. Bank syariah sebagai

bank islam maka wajib memposisikan diri sebagai “uswatun hasanah” dalam

implementasi moral dan etika bisnis yang benar atau melaksanakan aktivitas

ekonomi sesuai dengan syariah. Tujuan pemerintah mendirikan bank syariah

tidak hanya untuk memberi alternatif perbankan non-riba bagi masyarakat

muslim, namun juga untuk mengembangkan sektor riil. Akan tetapi,

perkembangan industri perbankan syariah sampai saat ini masih terbilang

sangat lambat karena total aset yang dimiliki oleh perbankan syariah hingga

Februari 2014 masih dibawah 5% dari total pangsa pasar perbankan pada

umumnya.2

Skema produk perbankan syariah ada dua kategori kegiatan ekonomi, yaitu

produksi dan distribusi. Kategori pertama difasilitasi melalui skema profit

sharing (mudharabah) dan partnership (musyarakah), sedangkan kegiatan

distribusi manfaat hasil-hasil produk dilakukan melalui skema jual beli

(murabahah) dan sewa menyewa ( ijarah).3 Berdasarkan sifat tersebut,

kegiatan lembaga keuangan dan bank syariah dapat dikategorikan sebagai

investment banking dan merchant/commercial banking. Artinya, bank syariah

dapat melakukan aktivitas ekonomi yang berkaitan dengan investasi (sektor

2 http://www.republika.co.id 3 Machmud, A., dan Rukmana, Bank Syariah. Teori, Kebijakan, dan Studi Emperis di

Indonesia, Jakarta:Erlangga 2010),h. 7

3

riil) dan moneter. Pembiayaan di sektor riil dapat dilakukan dengan aktivitas

pendanaan berbasis bagi hasil maupun dengan margin keuntungan untuk

produk jual beli, sedangkan untuk sektor moneter, bank syariah melakukan

aktivitas tabungan atau deposito dengan mekanisme bagi hasil.

Produk penyaluran dana atau pembiayaan dalam bank syariah dapat

dibedakan menjadi debt financing dan equity financing.4 Produk debt

financing mendasarkan pembiayaan pada prinsip jual beli dan prinsip sewa.

Pembiayaan dengan prinsip jual beli terdiri dari murabahah, salam dan

istishna’. Pembiayaan dengan prinsip sewa terdiri dari ijarah yang dilandasi

adanya perpindahan manfaat. Sedangkan produk equity financing dengan

prinsip bagi hasil terdiri dari musyarakah dan mudharabah. Produk yang

menonjol adalah prinsip jual beli dan sewa. Hal ini disebabkan oleh karena

risiko debt financing lebih rendah dibandingkan dengan equity financing.

Tabel 1.1 Penyaluran Pembiayaan pada BUS dan UUS

(dalam juta Rp) (Tahun 2009-2013)5

Akad 2010 2011 2012 2013 2014 Rata-

rata

Debt

financing

44.9 43.5 87.3 122.0 921,1 52.9

4 Karim, A. A., 2005. Islamic Banking. Fiqh and Financial Analisys, ed 3. ( Jakarta: Raja

Grafindo Persada 2010) hlm.97 5 Statistik Perbankan Syariah h. 30

4

Equity

financing

23.2 29.2 33.4 44.0 48.27 24.4

Sumber : Statistik Perbankan Syariah, Desember 2014, diolah

Berdasarkan tabel 1.1 Sejauh ini mayoritas portofolio pembiayaan

bank syariah dan unit usaha syariah didominasi oleh debt financing (jual

beli). Pada tabel 1.1 terlihat bahwa pangsa pembiayaan dengan skema equity

financing (bagi hasil) jauh dibawah debt financing. Hingga akhir bulan

Desember 2013 terjadi ketimpangan yang sangat terbesar, dimana pangsa

pembiayaan mayoritas disalurkan pada debt financing mencapai 122.0

dalam juta Rp, sedangkan pangsa pembiayaan bagi hasil (equity financing)

hanya sebesar mencapai 44.0 dalam juta Rp.

Total pembiayaan dengan prinsip bagi hasil selalu lebih rendah dari

total pembiayaan dengan prinsip jual beli. Hal tersebut merupakan sebuah

fenomena yang menarik dan diharapkan pembiayaan dengan prinsip bagi

hasil lebih mendominasi karena pembiayaan dengan prinsip bagi hasil

diharapkan lebih menggerakan sektor rill karena faktor capital (modal kerja)

merupakan faktor yang aktif dalam pertumbuhan ekonomi.

Oleh karena itu akumulasi capital sangat berperanan dalam proses

pertumbuhan ekonomi serta menutup kemungkinan disalurkannya dana pada

kepentingan konsumtif. Selain itu, pembiayaan usaha produktif dan

pembiayaan bagi hasil juga bisa menanggulangi terjadinya krisis ekonomi.

5

Hal ini dikarenakan bank syariah adalah institusi keuangan yang berbasis aset

(Assets-based) artinya, bank syariah bertransaksi berdasarkan aset riil dan

bukan mengandalkan pada kertas kerja semata.6

Dalam operasional perbankan syariah, pihak bank lebih suka

memberikan pembiayaan dalam bentuk debt financing dibandingkan equity

financing karena pembiayaan dengan sistem bagi hasil (equity

financing) memiliki risiko tinggi dalam hal kerugian yang dapat terjadi, hal

tersebut pembiayaan dengan skema profit loss sharing masih kurang

diminati oleh bank syariah relatif lebih berisiko karena tingkat return yang

dihasilkan bisa saja positif atau negatif, tergantung pada hasil akhir bisnis

yang dibiayai.7

Maka, kendala internal perbankan syariah masih terdapat masalah

seperti pemahaman akan esensi perbankan syariah yang masih kurang,

adanya orientasi bisnis dan usaha yang lebih diutamakan, kualitas serta

kuantitas sumber daya yang belum memadai, sikap aversion to effort serta

aversion to risk. Sedangkan kendala eksternal karena karakter pembiayaan

bagi hasil yang memerlukan tingkat kejujuran yang sangat tinggi dari pihak

yang mendapatkan pembiayaan. Untuk mendapatkan keyakinan yang

6 Nursella dan Ferry Idroes, 2013, “ analisa perbandingan tingkat risiko pembiayaan

murabahah dengan risiko pembiayaan bagi hasil pada perbankan syariah ( studi kasus UUS

Bank X)

7 Khan, Tariqulla dan Ahmad 2001. Risk Management on Analysis of Issues in Islamic

Financial Industry. Islamic Research and Training Institute : Islamic Depelopment Bank

6

memadai bahwa usaha yang akan dibiayai dengan sistem bagi hasil

menguntungkan dan dalam kondisi bagus serta memiliki prospek yang bagus

pula maka bank syariah harus melakukan penelitian yang cermat dan

membutuhkan biaya yang tidak kecil. Inilah yang membuat bank syariah

belum berani berekspansi dalam pembiayaan bagi hasil (equity financing).

Faktor yang menjadi sumber pendapatan utama bank syariah sampai

saat ini adalah aset produktif dalam bentuk pembiayaan, jadi semakin banyak

dana yang bisa disalurkan dalam pembiayaan berarti semakin tinggi earning

assets, artinya dana yang dihimpun dari masyarakat dapat disalurkan dalam

bentuk pembiayaan yang produktif sehingga tidak banyak asset yang

menganggur. Jadi dapat disimpulkan bahwa pemberian pembiayaan

merupakan aktifitas terbesar sekaligus juga mempunyai risiko terbesar (high

risk high return), maka pemberian pembiayaan harus adanya manajemen

risiko yang ketat.

Salah satu rasio keuangan yang berkaitan dengan risiko kredit adalah

Non Performing Financing (NPF). Rasio Non Performing Financing pada

bank syariah dan Non Performing Loan pada bank konvesional karena pada

bank syariah tidak mengenal adanya pinjaman (kredit) tetapi menggunakan

istilah pembiayaan. Non Performing Financing adalah perbandingan antara

total pembiayaan bermasalah dengan total pembiayaan yang diberikan kepada

debitur. Mengingat ketidakpastian bank syariah dalam kolektabilitas

7

pembiayaan yang lebih tinggi dibanding bank konvensional terutama pada

sistem profit loss sharing dan efek sistemik pembiayaan bermasalah bank

terhadap perekonomian, maka perlu diteliti apakah pemilihan kebijakan

pembiayaan, penetapan margin dan kondisi ekonomi memiliki pengaruh

terhadap rasio NPF perbankan syariah.

Jadi, NPF mencerminkan risiko pembiayaan, semakin kecil NPF

semakin kecil pula risiko pembiayaan yang ditanggung oleh bank syariah dan

sebaliknya, jika risiko kredit yang ditanggung bank semakin tinggi,

profitabilitas akan menurun. Sehingga dapat disimpulkan bahwa NPF

berpengaruh negatif terhadap ROA.

Sebagai lembaga yang penting dalam perekonomian, maka perlu

adanya pengawasan kinerja yang baik oleh regulator perbakan. Salah satu

indikator untuk menilai kinerja keuangan suatu bank adalah melihat tingkat

profitabilitasnya. Hal ini terkait sejauh mana bank menjalankan usahanya

secara efisien. Semakin tinggi profitabilitas suatu bank, maka semakin baik

pula kinerja bank tersebut. Profitabilitas perbankan syariah di Indonesia

tercermin pada Return on Equity dan Return on Assets.

Tujuan utama operasional bank adalah mencapai tingkat profitabilitas

yang maksimal. Profitabilitas bank adalah suatu kemampuan bank untuk

8

memperoleh laba yang dinyatakan dalam persentase.8 Salah satu indikator

yang digunakan untuk mengukur tingkat profitabilitas adalah ROE dan ROA.

Penggunaan Return On Equity sebagai indikator dari tingkat

profitabilitas bank syariah karena dapat mengetahui kemampuan manajemen

dalam mengelola capital yang tersedia untuk menghasilkan net income.

Return On Equity mengukur tingkat keuntungan dari investasi yang telah

dilakukan pemilik modal sendiri atau pemegang saham perusahaan.9 Return

On Equity mengukur berapa presentase laba bersih terhadap total ekuitas

yang ada di perusahaan tersebut.

Sedangkan, ROA bertujuan untuk mengukur manajemen bank dalam

memperoleh laba secara keseluruhan. ROA penting bagi bank karena

digunakan untuk mengukur efektivitas perusahaan dalam menghasilkan

keuntungan dengan mamanfaatkan aktiva yang dimilikinya dan merupakan

rasio antara laba sesudah pajak terhadap total aset. Semakin besar ROA suatu

bank, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank, dan semakin

baik posisi bank tersebut dari segi penggunaan aset.10

Jadi jika suatu perusahaan mempunyai ROE atau ROA yang tinggi

maka perusahaan tersebut berpeluang besar dalam meningkatkan

pertumbuhan. Tetapi jika total aktiva yang digunakan perusahaan tidak

8 Malayu S.P. Hasibuan, Dasar-dasar Perbankan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2007), h.27. 9 Sawir, A. Analisis Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan Perusahaan.( Jakarta:

PT. Gramedia Pustaka Utama 2001 ) h.20 10 Lukman Dendawijaya, Manajemen Perbankan, (Jakarta, Ghalia Indonesia, 2009), h.118.

9

memberikan laba maka perusahaan akan mengalami kerugian dan akan

menghambat pertumbuhan. Menurut ketentuan Bank Indonesia, standar yang

paling baik untuk Return On Assets dalam ukuran bank-bank Indonesia

minimal 1,25%.

Oleh karena itu, berdasarkan permasalahan-permasalahan yang

diuraikan diatas, penulis merasa penting untuk melakukan penelitian yang

berjudul “Pengaruh Tingkat Debt Financing, Equity Financing, Non

Performing Financing terhadap Profitabilitas Perbankan Syariah di

Indonesia (Studi Kasus Pada Perbankan Syariah Indonesia Tahun 2010-

2015)”

B. Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah diperlukan untuk memaparkan permasalahan yang

ada pada objek yang akan diteliti sebelum dibuat pembatasan dan

perumusannya, antara lain:

1. Bagaimana perkembangan penyaluran debt financing dan equity financing

pada Perbankan Syariah di Indonesia

2. Bagaimana Perbankan Syariah dapat menghasilkan profitabilitas yang

maksimal melalui debt financing dan equity financing .

3. Apakah debt financing (murabahah dan istishna’) memiliki memiliki NPF

yang tinggi pada Perbankan Syariah Indonesia.

10

4. Apakah equity financing (mudharabah dan musyarakah) memiliki NPF

yang tinggi pada Perbankan Syariah Indonesia.

5. Apakah return on assets yang diperoleh dari debt financing lebih besar

daripada equity financing pada Perbankan Syariah Indonesia.

C. Batasan Masalah

Untuk memfokuskan penulisan dan memudahkan analisa, maka penulis

perlu membuat batasan-batasan masalah. Batasan-batasan dalam penulisan ini

adalah:

1. Hanya menggunakan data debt financing (komposisi pembiayaan

murabahah, istisnha’), equity financing (komposisi pembiayaan

mudharabah, musyarakah).

2. Menggunakan data rasio NPF, ROE dan ROA

3. Data yang digunakan adalah data dengan jangka wktu dari tahun 2010

sampai April 2015 pada perbankan syariah di Indonesia.

D. Rumusan Masalah

Adapun secara spesifik rumusan masalah yang akan diteliti dan dikaji

dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah Debt Financing ( DF ), Equity Financing ( EF ) dan Non

Performing Financing (NPF) secara parsial berpengaruh terhadap Return

on Equity

11

(ROE)?

2. Apakah Debt Financing (DF), Equity Financing (EF), dan Non

Performing Financing (NPF) secara simultan berpengaruh terhadap Return

on Equity

(ROE) ?

3. Apakah Debt Financing ( DF ), Non Performing Financing (NPF), Return

on Equity (ROE) secara parsial berpengaruh terhadap Return on Assets (

ROA )?

4. Apakah Debt Financing (DF), Non Performing Financing (NPF) dan

Return on Equity (ROE) secara simultan berpengaruh terhadap Return on

Assets (ROA)?

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai penulis adalah :

1. Untuk mengetahui besarnya pengaruh Debt Financing (DF) Debt

Financing ( DF ), Equity Financing ( EF ) dan Non Performing

Financing (NPF) secara parsial berpengaruh terhadap Return on Equity

(ROE).

2. Untuk mengetahui besarnya pengaruh Debt Financing ( DF ), Equity

Financing ( EF ) dan Non Performing Financing (NPF) secara simultan

berpengaruh terhadap Return on Equity (ROE).

12

3. Untuk mengetahui besarnya pengaruh Debt Financing (DF), Non

Performing Financing (NPF) dan Return on Equity (ROE) secara parsial

terhadap Return on Asset (ROA).

4. Untuk mengetahui besarnya pengaruh Debt Financing (DF), Non

Performing Financing (NPF) dan Return on Equity (ROE) secara

simultan terhadap Return on Assets (ROA).

Adapun manfaat dari penelitian yang dilakukan berkaitan dengan

Return on Assets pada bank syariah beserta variabel yang

mempengaruhinya adalah sebagai berikut:

1. Menambah wawasan, pengetahuan dan pemahaman bagi penulis

khususnya, dan memberikan gambaran bagi masyarakat tentang

pembiayaan diperbankan syariah.

2. Bagi perbankan, penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi

bank-bank di Indonesia, khususnya bank syariah dalam usaha

meningkatkan profitabilitas melalui pembiayaan.

3. Bagi Program Studi Muamalat/ Akademisi, hasil penelitian ini

diharapkan bisa menambah khazanah ilmu pengetahuan, melengkapi

informasi yang berharga khususnya dalam pemberian pembiayaan.

4. Menjadi masukan dan saran bagi para praktisi, akademisi dalam

penelitian selanjutnya. Sehingga dapat dijadikan sebagai bahan studi

komparasi bagi penelitiaan yang lain

13

F. Review Studi Terdahulu

Dalam penelitian atau pembuatan skripsi, terkadang ada tema yang

berkaitan dengan penelitian yang dijalankan sekalipun arah tujuan yang

diteliti berbeda. Dari penelitian ini, peneliti menemukan beberapa sumber

kajian lain yang telah lebih dahulu membahas terkait analisis penyaluran

pembiayaan terhadap Return on Assets :

Tabel 1.2

Review Studi Terdahulu

NO Nama

Penulis/Judul/Tahun

Substansi Perbedaan dengan penulis

1. 1

.

Pamungkas Aji

Prasetyo dan M. Burhan

/Identifikasi Faktor

yang Mempengaruhi

rendahnya Pembiayaan

Bagi Hasil Perbankan

Syariah (Studi Kasus

Bank Syariah BRI

Cabang Malang) /

Jurnal Ilmiah / Fakultas

Ekonomi Dan Bisnis,

Universitas Brawijaya,

2012

Pada penelitian ini

dapat diketahui

bahwa pembiayaan

bagi hasil harus

dilihat secara

proporsional oleh

semua stakeholders

tahapanpertumbuhan

bank syariah,

termasuk regulator

dalam mengeluarkan

kebijakan, aspek

kesesuaian dengan

prinsip syariah.

Metode kualitatif

Penulis menggunakan

penelitian dengan metode

kuantitatif dengan melihat

komposisi pembiayaan yang

disalurkan perbankan syariah

terhadap profabilitas perbankan

syariah di Indonesia dengan

Rasio ROE dan ROA.

2. Siti Zahara, Islahuddin,

dan Said Musnadi

Pengaruh Debt

Financing dan Equity

Financing terhadap

Kinerja Keuangan Bank

Pada penelitian ini

pengaruh debt

financing dan equity

financing terhadap

kinerja keuangan

bank syariah sebesar

Variabel dependen kinerja

bank syariah variabel

independennya debt financing

dan equity financing,

sedangkan penulis profabilitas

(ROE dan ROA)sebagai

14

Syariah periode 2006-

2010 (studi pada bank

syariahyang beroperasi

di Indonesia)/ jurnal

akuntansi Volume 3,

No.1 Fakultas Ekonomi

Universitas Syiah Kuala

Banda Aceh , 2014

11,9% yang artinya

masih faktor lain

banyak faktor lain

yang mempengaruhi

kinerja keuangan

bank. Metode

analisis regresi.

variabel dependen dan debt

financing, equity financing,

NPF sebagai variable

independen

3. Muhammad Dika

Hidayat/ Pengaruh Debt

Financing dan Equity

Financing terhadap

Profit Expense Ratio

Perbankan Syariah (

padaBMI dan BSM/

Jurnal Ekonomi

Syariah/ Fakultas

Ekonomi Universitas

Brawijaya Malang 2012

Pada penelitian ini

debt financing dan

equity financing

berpengaruh

signifikan terhadap

profit expense ratio.

Metode analisis

regresi.

Variabel dependen profit

expense ratio dan variabel

independen debt financing dan

equity financing sedangkan

penulis Profabilitas bank

syariah di Indonesia sebagai

variabel dependen dan debt

financing, equity financing,

NPF sebagai variabel

independen

4 Aris Sukamto/

Pengaruh Debt

Financing dan Equity

Financing terhadap

Profit Expense Ratio

Bank Bank Umum

Syariah/ Fakultas

Syariah dan Hukum

Universitas Islam

Negeri Sunan Kalijaga

Yogyakarta, 2010

Pada penelitian ini

debt financing dan

equity financing

berpengaruh

signifikan terhadap

profit expense ratio.

Metode analisis

regresi.

Variabel dependen profit

expense ratio dan variabel

independen debt financing dan

equity financing sedangkan

penulis rasio profitabilitas

sebagai variabel dependen dan

debt financing, equity

financing, NPF sebagai

variable independen

5 Reysha Utami/

Pengaruh Tingkat Debt

Financing dan Equity

Financing terhadap

Profit Expense Ratio

Bank Syariah Mandiri

(BSM)/ Fakultas

Pada penelitian ini

analisis regresi debt

financing dan equity

financing terhadap

profit expense ratio.

enggunakan uji t dan

uji F Berdasarkan

Variabel dependen profit

expense ratio dan variabel

independen debt financing dan

equity financing sedangkan

penulis rasio profitabilitas

sebagai variabel dependen dan

debt financing, equity

15

Ekonomi Universitas

Gunadarma,2012

analisis regresi,

dapat disimpulkan,

secara parsial

financing, NPF sebagai

variable independen

6 Arna Suryani/ Analisis

Debt Financing dan

Equity Financing

terhadap Profit Expense

Ratio pada Perbankan

Syariah Jambi Periode

2003-2010/ Jurnal

Ilmiah Vol.11 N0.3

Universitas Batanghari

Jambi 2011

penelitian ini juga

terbukti bahwa debt

financing lebih

mendominasi equity

financing sehingga

bank syariah mandiri

belum cukup berani

melakukan ekspansi

equity finacing.

Metode analisis

regresi.

Variabel dependen profit

expense ratio dan variabel

independen debt financing dan

equity financing sedangkan

penulis rasio profitabilitas

sebagai variabel dependen dan

debt financing, equity

financing, NPF sebagai

variabel independen

7 Reza Lutfi/ Pengaruh

NPF Equity Financing

dan NPF Debt

Financing Terhadap

Profitabilitas Bank

Syariah/ Fakultas

Ekonomi dan Bisnis

Universitas Padjadjaran

Bandung, 2007

Pada penelitian ini

debt financing dan

equity financing

berpengaruh

signifikan terhadap

profitabilitas Bank

Syariah. Metode

analisis regresi.

Variabel dependen

Profitabilitas dan Variabel

independen NPF Equity

Financing dan NPF Debt

Financing sedangkan penulis

rasio profitabilitas sebagai

variabel dependen dan debt

financing, equity financing,

NPF sebagai

variable independen

8 Ghina Adilla Yudha,

Nunung Nurhayati/

Pengaruh Debt

Financing dan Equity

Financing terhadap

Return on Assets Bank

Umum Syariah diKota

Bandung/ Jurnal ilmiah

Akuntansi Universitas

Islam Bandung 2014

Pada penelitian

menunjukkan

bahwa debt

financing dan equity

financing berpengaru

h signifikan positif

terhadap return on

Assets bank umum

syariah. Metode

analisis regresi.

Variabel dependen ROA dan

variabel independen debt

financing dan equity financing

sedangkan penulis rasio

profitabilitas sebagai variabel

dependen dan debt financing,

equity financing, NPF sebagai

variable independen

16

G. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan penelitian ini merujuk pada Buku Pedoman

Penulisan Skripsi Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta

Fakultas Syariah dan Hukum tahun 2012. Untuk mengetahui gambaran secara

keseluruhan isi penulisan dalam penelitian ini, penyusun menguraikan secara

singkat sebagai berikut:

BAB I: PENDAHULUAN

Pada bab ini penulis menguraikan tentang masalah-masalah yang akan diteliti,

yakni mengenai latar belakang masalah yang akan diteliti, identifikasi masalah,

pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian,

review studi terdahulu dan sistematika penulisan.

BAB II: LANDASAN TEORI

Pada bab ini diuraikan tentang Pembiayaan Bank Syariah, Debt Financing,

Equity Financing, Non Performing Financing, Return on Equity, Return on

Assets dan Kerangka teori.

BAB III: METODE PENELITIAN

Pada bab ini dikemukakan data penelitian dan metode yang digunakan untuk

melakukan penelitian dan hipotesis penelitian.

BAB IV: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini dikemukakan tentang analisis data, pengujian hipotesis serta

analisis hasil penelitian.

17

BAB V. PENUTUP

Pada bab ini dikemukakan tentang kesimpulan dari pembahasan dan saran-

saran yang dikemukakan dari pembahasan.

18

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pembiayaan Bank Syariah

Pembiayaan adalah kegiatan penyediaan dana untuk investasi atau

kerjasama permodalan antara koperasi dengan anggota, calon anggota,

koperasi lain dan atau anggotanya, yang mewajibkan penerima pembiayaan

itu untuk melunasi pokok pembiayaan yang diterima kepada pihak koperasi

sesuai akad disertai dengan pembayaran sejumlah bagi hasil dan pendapatan

atau laba dari kegiatan yang dibiayai atau penggunaan dana pembiayaan

tersebut.11

Pembiayaan berdasarkan prinsip syariah adalah penyediaan uang atau

tagihan yang dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau

kesepakatan antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang

dibiayai dengan imbalan atau hasil. Perbedaan antara kredit yang diberikan

oleh bank konvensional dengan pembiayaan yang diberikan oleh bank syariah

adalah terletak pada keuntungan, bagi bank konvensional keuntungan

diperoleh melalui bunga. Sedangkan bagi bank berdasarkan prinsip syariah

melalui bagi hasil dan perbeaan lainnya terdiri dari analisis pemberian

pembiayaan beserta persyaratannya.

11 Kementrian Koperasi UKM RI, Petunjuk Teknis Program Pembiayaan Produktif Koperasi

dan Usaha Mikro (P3KUM) pola syariah (Jakarta, 2007)h.4

19

Pembiayaan dalam perbankan syariah atau istilah teknisnya aktiva

produktif, menurut ketentuan Bank Indonesia adalah penanaman dana bank

syariah baik dalam rupiah maupun valuta asing dalam bentuk pembiayaan,

piutang, qardh, surat berharga syariah, penempatan, penyertaan modal,

penyertaan modal, penyertaan modal sementara, komitmen dan kontijensi

pada rekening administrative serta Sertifikat Wadiah Bank Indonesia

(SWBI).12

B. Tujuan Pembiayaan

Pada dasarnya terdapat dua fungsi yang saling berkaitan dari

pembiayaan, yaitu:

1. Profitability, yaitu tujuan untuk memperoleh hasil dari pembiayaan

berupa keuntungan yang diraih dari bagi hasil yang diperoleh dari usaha

yang dikelola bersama nasabah. Oleh karena itu, bank hanya akan

menyalurkan pembiayaan kepada usaha- usaha nasabah yang diyakini

mampu dan mau mengembalikan pembiayaan yang telah diterimanya.

2. Safety, keamanan dari prestasi atau fasilitas yang diberikan harus

benar-benar terjamin sehingga tujuan profitability dapat benar-benar

tercapai tanpa hambatan yang berarti. Oleh karena itu, dengan keamanan ini

dimaksudkan agar prestasi yang diberikan dalam bentuk modal, barang atau

12 Peraturan Bank Indonesia No. 5/7/PBI/2003 tanggal 19 Mei 2003

20

jasa itu betul-betul terjamin pengembaliannya sehingga keuntungan

(profitability) yang diharapkan dapat menjadi kenyataan.13

C. Syarat-Syarat Pembiayaan

Ada beberapa syarat-syarat penilaian pembiayaan yang sering

dilakukan yaitu dengan analisis 5 C, analsis 7 P dan studi kelayakan. Kedua

syarat ini 5 C dirinci lebih lanjut dalam syarat 7 P dan di dalam 7 P.

Syarat pemberian pembiayaan dengan analisis 5 C penbiayaan dapat

dijelaskan sebagai berikut:

1. Character behaviour (karakter akhlaknya)

Karakter ini dapat dilihat dari interaksi kehidupan keluarga dan para

tetangganya. Untuk mengetahui lebih dalam adalah dengan bertanya

kepada tokoh masyarakat setempat maupun para tetangga tentang

karakter/akhlaknya dari si calon penerima pembiayaan.

2. Condition of economy (kondisi usaha)

Usaha yang dijalankan calon anggota pembiayaan harus baik, dalam

arti mampu mencukupi kehidupan hidup keluarganya, menutupi biaya

operasi usaha dan kelebihan dari hasil usaha dapat menjadi penambah

modal usaha untuk berkembang. Apalagi kelak mendapat pembiayaan

13 Rivai dan Veithzal, Islamic Financial Management, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2008,

hal.5

21

dari koperasi syariah maka usaha tersebut dapat tumbuh lebih baik dan

akhirnya mampu untuk melunasi kewajibannya.

3. Capacity (kemampuan manajerial)

Calon anggota pembiayaan mempunyai kemampuan manajerial,

handal dan tangguh dalam menjalankan usaha. Biasanya seorang

wiraswasta sudah dapat mengatasi permasalahan yang mungkin timbul

dari usahanya apabila sudah berjalan minimal dua tahun. Oleh karena itu

kebijakan yang berlaku dikoperasi syariah sebaiknya apabila calon

anggota pembiayaan tersebut belum menjalankan usaha sejenis minimal

dua tahun maka tidak dapat diproses permohonan pembiayaannya.

4. Capital (modal)

Calon anggota pembiayaan harus mampu mengatur keuangannya

dengan baik. Pengusaha harus dapat menyisihkan sebagian usahanya

untuk menambah modal sehingga skala usahanya dapat ditingkatkan. Satu

hal yang perlu diwaspadai adalah apabila usaha calon anggota

pembiayaan yang sebagian besar terstruktur permodalannya berasal dari

luar (bukan modal sendiri) maka hal ini akan menimbulkan kerawanan

pembiayaan bermasalah.

5. Collateral (jaminan)

Petugas pembiayaan harus dapat menganalisis usaha calon anggota

pembiayaan diman sumber utama pelunasan pembiayaan nantinya

22

dibayarkan dari hasil keuntungan usahanya. Untuk mengatasi

kemungkinan sulitnya pembayaran kembali kepada bank syariah maka

perlu dikenakan jaminan. Pertama sebagai pengganti pelunasan

pembiayaan apabila nasabah sudah tidak mampu lagi. Namun demikian

bank syariah tidak dapat langsung mengambil alih jaminan tersebut, tetapi

memberikan tangguh atau tenggang waktu untuk mencari alternative lain

yang disepakati bersama dengan anggotanya melakukan tindakan

wanprestasi.

Sedangkan penilaian dengan 7 P pembiayaan adalah sebagai berikut:

1. Personality

Menilai nasabah dari segi kepribadiannya atau tingkah lakunya sehari-

hari maupun masa lalunya. Personality juga mencakup sikap, emosi,

tingkah laku dan tindakan nasabah dalam menghadapi suatu masalah.

Personality hampir sama dengan character dari 5 C.

2. Party

Mengklasifikasikan nasabah ke dalam klasifikasi tertentu atau

golongan-golongan tertentu berdasarkan modal, loyalitas serta serta

karakternya. Sehingga nasabah dapat digolongkan ke golongan tertentu

dan akan mendapatkan fasilitas pembiayaan yang berbeda pula dari bank.

Pembiayaan untuk pengusaha yang kuat modalnya, baik dari segi jumlah

bunga dan persyaratan lainnya.

23

3. Perpose

Untuk mengetahui tujuan nasabah dalam mengambil pembiayaan,

termasuk jenis kredit yang diingkan nasabah. Tujuan pengambilan

pembiayaan, pembiayaan bermacam-macam apakah tujuan untuk

konsumtif atau tujuan produktif atau tujuan untuk perdagangan.

4. Prospect

Untuk menilai usaha nasabah dimasa yang akan datang apakah

menguntungkan atau tidak, atau dengan kata lain mempunyai prospek

atau sebaliknya. Hal ini penting mengingat jika suatu fasilitas pembiayaan

yang dibiayai tanpa mempunyai prospek, bukan hanya bank yang rugi

akan tetapi juga nasabah.

5. Payment

Merupakan ukuran bagaimana cara nasabah mengembalikan

pembiayaan yang telah diambil atau dari sumber mana saja dan untuk

pengembalian pembiayaan yang diperolehnya. Semakin banyak sumber

penghasilan debitur maka akan semakin baik. Sehingga jika salah satu

usahanya merugi akan dapat ditutupi oleh sektor lain.

6. Profitability

Untuk menganalisis bagaimana kemampuan nasabah dalam mencari

laba. Profitability diukur dari periode ke periode apaka akan tetap sama

24

atau akan semakin meningkat, apalagi dengan tambahan pembiayaan

yang akan diperolehnya dari bank.

7. Protection

Tujuannya adalah bagaimana menjaga pembiayaan yang dikucurkan

oleh bank namun melalui suatu perlindungan. Perlindungan dapat berupa

jaminan barang atau orang atau jaminan asuransi.

D. Debt Financing

Lembaga keuangan terutama perbankan syariah mendapatkan

keuntungan dari pemberian pembiayaan kepada nasabah, baik dalam bentuk

debt financing maupun equity financing. Debt financing merupakan

pembiayaan dengan prinsip jual beli ada dua yaitu3:

1. Pengertian Murabahah

Pembiayaan murabahah merupakan salah satu prinsip jual beli yang

dijalankan bank syariah tanpa mengenal riba. Murabahah adalah jual beli

barang pada harga asal dengan tambahan keuntungan yang disepakati14

.

Dalam PSAK 102 Murabahah adalah akad jual beli barang dengan

menyatakan harga perolehan dan keuntungan (marjin) yang disepakati

oleh penjual dan pembeli. Akad ini merupakan salah satu bentuk natural

certainty contracts, karena dalam murabahah ditentukan berapa required

rate of profit .

14 Antonio, M.S., 2007. Bank Syariah Dari Teori Ke Praktik hal. 101

25

Jadi, murabahah adalah suatu penjualan barang seharga barang

tersebut ditambah keuntungan yang disepakati. Bank harus memberitahu

secara jujur harga pokok barang kepada nasabah berikut biaya yang

diperlukan. Murabahah umumnya dapat diterapkan pada produk

pembiayaan untuk pembelian barang-barang investasi, baik domestik

maupun luar negeri, seperti melalui letter of credit (L/C). Kalangan

perbankan syariah di Indonesia banyak menggunakan murabahah secara

berkelanjutan (roll over/evergreen) seperti untuk modal kerja, padahal

sebenarnya murabahah adalah kontrak jangka pendek dengan sekali akad

(one short deal). Murabahah tidak tepat diterapkan untuk modal kerja.

Hal ini mengingat prinsip murabahah memiliki fleksibilitas yang sangat

tinggi.

a. Syarat- syarat murabahah

Adapun syarat dalam akad murabahah yaitu:

1) Para pihak

a. Berwenang secara hukum

b. Ridha atau rela atau suka sama suka

2) Obyek

a. Ada secara fisik

b. Memiliki kepemilikan yang jelas

c. Bukan barang haram

26

d. Harga

e. Tidak berubah selama masa perjanjian

f. Merupakan kesepakatan

2. Pengertian Istishna’

Dalam kamus Bahasa Arab Istishna’ berarti minta membuat

(sesuatu).15

Istishna’ ialah kontrak / transaksi yang ditandatangani

bersama antara pemesan dengan produsen untuk pembuatan suatu jenis

barang tertentu atau suatu perjanjian jual beli dimana barang yang akan

diperjual-belikan belum ada.16

Secara umum akad jual-beli Istishna’ yang dipraktekkan dalam

bermuamalah ada dua macam, yaitu jual-beli Istishna’ dan Istishna’

paralel. Perbedaan pada keduanya yaitu terletak pada penggunaan sub-

kontraktor, yakni bisa saja pembeli mengizinkan pembuat menggunakan

sub-kontraktor untuk melaksanakan kontrak tersebut.

Dengan demikian, pembuat dapat membua kontrak Istishna’ kedua

untuk memenuhi kewajibannya pada kontrak pertama. Kontrak baru ini

yang kemudian dikenal dengan Istishna’ paralel.17

a. Syarat-syarat dan Rukun Istishna’

15 Syarifuddin Anwar, Kamus al-Misbah: Arab-Indonesia, (Surabaya: Bina Iman, t.th.), h.258

16 Moh. Rifai, Konsep Perbankan Syariah, (Semarang: Wicaksana, 2002), hal.73 17 M. Syafi’i Antonio, Bank Syariah dari Teori ke Praktek, (Jakarta: Zikrul Hakim, 2003),

Cet. Ke-1, h. 41

27

Sedangkan syarat istishna’ adalah:

a. Pihak yang berakad

b. Produsen/pembuat (shani’)

c. Pemesan/pembeli (mustashni’).

d. Mashnu’ (Barang/objek pesanan)

e. Harga jual (tsaman)

Adapun rukun Istishna’ adalah:

1. Produsen/ pembuat (shani’)

2. Pemesan/pembeli (mustashni’)

3. Proyek/Usaha/Barang/Jasa (mashnu’)

4. Harga (tsaman)

5. Shigat (Ijab qabul)

E. Equity Financing

Equity Financing (bagi hasil) adalah akad kerja sama antara bank sebagai

pemilik modal dan nasabah sebagai pengelola modal untuk memperoleh

keuntungan dan membagi keuntungan yang diperoleh berdasarkan nisbah

yang disepakati. Pembiayaan dengan sistem bagi hasil ada macam

berdasarkan prinsip mudharabah dan prinsip musyarakah.

Pembiayaan Bagi hasil menurut syariah diperbolehkan sebab Rasulullah

telah melakukan bagi hasil, beliau mengelola modal dari Siti Khadijah

28

sewaktu beniaga ke Syam. Sistem bagi hasil ini dalam prakteknya ada dua

yaitu :

1. Pengertian Musyarakah

Musyarakah atau syirkah yaitu suatu perjanjian usaha antara dua atau

beberapa pemilik modal untuk menyertakan modalnya pada suatu proyek

dimana masing-masing pihak mempunyai hak untuk ikut serta, mewakilkan

atau menggugurkan haknya dalam proyek18

.

Musyarakah juga dapat diartikan penyertaan atau equity participation

yang artinya akad kerja sama usaha patungan antara dua pihak atau lebih

pemilik modal untuk membiayai suatu jenis usaha patungan antara dua pihak

atau lebih pemilik modal untuk membiayai suatu jenis usaha dimana

pendapatan keuntungan dibagi sesuai nisbah yang telah disepakati.

Musyarakah akad kerjasama antara dua pihak atau lebih untuk suatu

usaha tertentu, dimana masing-masing pihak memberikan kontribusi dana

dengan ketentuan bahwa keuntungan dibagi berdasarkan kesepakatan

sedangkan risiko berdasarkan porsi kontribusi dana (psak 106, prgf 4).

a. Jenis Musyarakah

1. Musyarakah permanen adalah bagian dana setiap mitra ditentukan

sesuai akad dan jumlahnya tetap hingga akhir masa akad.

18 Ahmad Ghazali, Serba Serbi Kredit Syariah Jangan Ada Bunga di Antara kita, (Jakarta: PT

EIF X Media Komputindo Kelompok Gramedia, 2005),h. 29

29

2. Musyarakah menurun (musyarakah mutanaqisha) adalah bagian dana

mitra akan dialihkan secara bertahap kepada mitra lainnya sehingga

bagian dananya akan menurun dan pada akhir masa akad mitra lain

tersebut akan menjadi pemilik penuh usaha tersebut.

b. Rukun dan Syarat Musyarakah

Adapun rukun dari akad musyarakah yaitu:

1. Pemodal

2. Pengelola

3. Modal

4. Nisbah keuntungan

5. Sighat atau akad

Sedangkan syarat dalam akad musyarakah yaitu:

1. Pemodal dan pengelola merupakan orang yang cakap hukum

2. Sighat penawaran dan penerimaan (ijab dan qabul) harus

diucapkan oleh kedua belah pihak guna menunjukkan kemauan

mereka untuk menyempurnakan kontrak.

3. Modal harus berbentuk uang tunai yang jelas jumlahnya.

2. Mudharabah

a. Pengertian Mudharabah

30

Mudharabah adalah akad kerjasama usaha antara dua pihak,

dimana pihak pertama sebagai pemilik modal dan pihak kedua sebagai

pengelola modal, sedangkan keuntungan dibagi kedua belah pihak

sesuai dengan kesepakatan yang tertuang dalam perjanjian19

.

Mudharabah yaitu tenaga kerja dan pemilik modal bergabung

bersama-sama sebagai mitra usaha untuk kerja20

. Ia lebih menyoroti

adanya kesejajaran antara pemilik modal dan pemilik tenaga untuk

digabungkan melakukan usaha, karena itu mudharabah dapat

menyelesaikan pertentangan antara tenaga kerja dan majikan.

Jadi, hal-hal pokok yang terdapat murabahah adalah: adanya

pemilik modal (bank), adanya orang yang punya kapabiliti untuk

usaha dan butuh modal, adanya kerjasama dan kesepakatan untuk

usaha mencari keuntungan, keuntungan dibagi para pihak sesuai

perjanjian, pemilik dana (bank) menanggung kerugianyang tidak

disebabkan oleh pengelola, asalkan modal tidak berkurang.

a. Jenis Mudharabah

a. Mudharabah muthlaqah adalah mudharabah dimana pemilik dana

memberikan kebebasan kepada pengelola dana dalam pengelolaan dan

investasinya.

19M. Syafi’i Antonio. 2001. Bank Syariah dari Teori Kepraktek, Jakarta: Gema Insani.

Hlm.95 20 M. Abdul Mannan. 1993. Islamic Economic, Theory and Practice. Diterjemahkan oleh M.

Nastangin Yogyakarta: PT. Dana Bhakti Wakaf. Hlm. 167

31

b. Mudharabah muqayyadah adalah mudharabah dimana pemilik dana

memberikan batasan kepada pengelola dana, antara lain mengenai

tempat, cara dan atau obyek investasi.

c. Mudharabah musytarakah adalah bentuk mudharabah dimana

pengelola dana menyertakan modal atau dananya dalam kerjasama

investasi.

F. Non Performing Financing (NPF)

Salah satu resiko yang sering dihadapi oleh bank adalah resiko

tidak terbayarnya pembiayaan yang telah diberikan atau sering

disebut resiko pembiayaan. Resiko pembiayaan umumnya timbul dari

berbagai pembiayaan yang masuk dalam kategori bermasalah atau non

performing financing.

NPF adalah pembiayaan bermasalah atau tidak perform yang

disebabkan oleh faktor manajemen/ pengelolaan, kondisi ekonomi,

maupun faktor-faktor lain.

Pembiayaan bermasalah adalah suatu kondisi pembiayaan, dimana

ada suatu penyimpangan utama dalam pembayaran kembali

pembiayaan yang menyebabkan kelambatan dalam pengembalian atau

diperlukan tindakan yuridis dalam pengembalian atau kemungkinan

potensial loss.

32

Faktor penyebab munculnya NPF adalah default payment

(kegagalan pembayaran yang dilakukan debitur kepada pemilik dana

(kreditur). NPF jika tidak diantisipasi dengan manajemen pengelolaan

pembiayaan yang optimal dengan menerapkan kehati-hatian

dijabarkan dalam bentuk seleksi secara seksama terhadap calon

debitur.

a. Kategori pembiayaan bermasalah

Pembiayaan menurut kualitasnya pada hakikatnya didasarkan

atau risiko kemungkinan menurut lembaga keuangan syariah terhadap

kondisi dan kepatuhan nasabah dalam memenuhi kewajiban-

kewajiban untuk membayar bagi hasil, mengangsur serta melunasi

pinjamannnya kepada bank. Jadi unsur utama dalam menentukan

kualitas tersebut oleh waktu pembayaran bagi hasil, pembayaran

angsuran, maupun pelunasan pokok pinjaman.

Ketidak lancaran nasabah membayar angsuran maupun bagi

hasil/profit margin pembiayaan menyebabkan adanya kolektibilitas

pembiayaan, secara umum kolektibilitas pembiayaan dikategorikan

menjadi lima macam, yaitu:

1. Lancar atau kolektibilitas 1

33

Pembiayaan yang digolongkan ke dalam pembiayaan lancar apabila

memenuhi kriteria antara lain:

a. Pembayaran angsuran pokok dan atau bagi hasil tepat waktu;

b. Memiliki mutasi rekening yang aktif; atau

c. Bagian dari kredit yang dijamin dengan jaminan tunai (cash

collateral).

2. Dalam perhatian khusus atau kolektibilitas 2

Pembiayaan yang digolongkan ke dalam pembiayaan perhatian khusus

apabila memenuhi kriteria antara lain:

a. Terdapat tunggakan angsuran pokok dan atau pembiayaan yang belum

melampui 90 hari; atau

b. Kadang kadang terjadi cerukan;

c. Mutasi rekening relatif aktif; atau

d. Jarang terjadi pelanggaran terhadp kontrak yang diperjanjikan; atau

e. Didukung oleh pinjaman baru.

3. Kurang lancar atau kolektibilitas 3

Pembiayaan yang digolongkan kurang lancar apabila memenuhi kriteria

antara lain:

a. Terdapat tunggakan angsuran pokok dan atau bagi hasil yang telah

melampui 90 hari; atau

b. Sering terjadi cerukan; atau

34

c. Frekuensi mutasi rekening relatif rendah; atau

d. Terjadi pelanggaran terhadap kontrak yang diperjanjikan lebih dari 90

hari; atau

e. Terdapat indikasi masalah keuangan yang dihadapi nasabah; atau

f. Dokumentasi pinjaman yang lemah

4. Diragukan atau kolektibilitas 4

Pembiayaan yang digolongkan ke dalam pembiayaan diragukan apabila

memenuhi kriteria antara lain:

a. Terdapat tunggakan angsuran pokok dan atau bunga yang telah

melampaui seratus delapan puluh hari; atau

b. Terjadi cerukan yang bersifat permanen;atau

c. Terjadi wanprestasi lebih dari seratus delapan puluh hari;

d. Terjadi kapitalisasi bagi hasil; atau

e. Dokumentasi hukum yang lemah, baik untuk perjanjian pembiayaan

maupun pengikatan jaminan.

5. Macet atau koektibilitas 5

Pembiayaan yang digolongkan ke dalam pembiayaan macet apabila

memenuhi kriteria antara lain:

a. Terdapat tunggakan angsuran pokok dan atau bagi hasil yang telah

melampaui 270 hari; atau

b. Kerugian operasional ditutup dengan pinjaman baru; atau

35

c. Dari segi hukum maupun kondisi pasar , jaminan tidak dapat

dicairkan pada nilai wajar.21

Rasio NPF ditujukan untuk mengukur tingkat permasalahan

pembiayaan yang dihadapi bank syariah. Dimana semakin tinggi rasio

ini menunjukkan kualitas pembiayaan bank syari’ah semakin buruk.

Nilai rasio ini kemudian dibandingkan dengan kriteria kesehatan NPF

bank syari’ah yang ditetapkan oleh Bank Indonesia seperti yang

tertera dalam

Tabel 2.1

Kesehatan NPF Bank Syariah

No. Nilai NPF Predikat

1 NPF = 2% Sehat

2 2% NPF 5% Sehat

3 5% NPF 8% Cukup sehat

4 8% NPF 12% Kurang Sehat

5 NPF 12% Tidak Sehat

Sumber: SE BI No 9/24/Dpbs Tanggal 30 Oktober 2007

Demikian juga Bank Indonesia menginstruksi Non Performing

Financing dalam laporan tahunan perbankan nasional sesuai SE BI

No. 9/24/Dpbs Tanggal 30 Oktober 2007 tentang sistem penilaian

21 Veithzal Rivai dan Andria Permata Veithzal, credit management handbook: teori, konsep,

prosedur, dan aplikasi panduan praktis mahasiswa, bankir dan nasabah, hal 42-47

36

kesehatan bank berdasarkan prinsip syari’ah yang dirumuskan sebagai

berikut:

NPF =

x 100%

G. Tingkat Profitabilitas Bank Syariah

Tingkat profitabilitas bank syariah merupakan suatu kualitas yang

dinilai berdasarkan keadaan/ kemampuan suatu bank syariah dalam

menghasilkan laba. Selain itu merupakan hasil akhir bersih dari berbagai

kebijakan dan keputusan manajemen yang akan memberikan jawaban akhir

tentang efektivitas manajemen perusahaan. Metode perhitungan profitabilitas

perusahaan dapat dilakukan dengan berbagai cara, yaitu: Operating Income

Ratio, Operating Ratio, Net Profit Margin, Return On Investment, Return On

Assets (ROA), Return On Equity (ROE), Return On Sales.

a. Return on Equity ( ROE )

ROE merupakan rasio yang biasanya dipakai untuk mengukur

kinerja keuangan bank. Rasio ini berfungsi untuk mengukur

kemampuan manajemen bank dalam mengelola capital yang ada

untuk mendapatkan net income.22

Dari pandangan pemilik, ROE

merupakan ukuran yang lebih penting karena mereflesikan

kepentingan kepemilikan mereka.23

Jika dikaitkan dengan keuntungan

22 Kasmir, Manajemen Perbankan (Jakarta: Rajawali Pers, 010), h.298 23 Lukman Dendawijaya, Manajemen Perbankan, h.67

37

bisnis syariah dalam ekonomi dapat dilihat dari sisi teori bahwa

perusahaan sekarang ini menekankan pemaksimalan laba untuk

pemegang saham.24

Jadi Return on Equity merupakan indikator yang

amat penting bagi pemilik saham dan calon investor untuk mengukur

kemampuan bank dalam memperoleh laba bersih yang dikaitkan

dengan pembayaran dividen. “apabila terjdi kenaikan rasio, berarti

terjadi kenaikan laba bersih dari bank bersangkutan.25

Rumus yang digunakan adalah:

ROE =

x 100%

Pada umumnya ROE menunjukan keuntungan yang akan

dinikmati oleh pemegang saham. Adanya pertumbuhan ROE

menunjukan prospek perusahaan yang semakin baik.

b. Return on Assets (ROA)

ROA adalah rasio yang digunakan untuk mengukur

keuntungan bersih yang diperoleh dari penggunaan aktiva.

Dengan kata lain, semakin tinggi rasio ini maka semakin baik

produktivitas assets dalam memperoleh keuntungan bersih.

Pembiayaan merupakan pendapatan bank dari segi penggunaan

assets. Pembiayaan merupakan pendapatan bank dari sisi assets

24Veithzal Rivai, dkk, Bank and Financial Institution Management, h.747 25 ibid

38

disebabkan bank syariah dalam menyalurkan dana pihak ketiga

menggunakan pendekatan assets allocation approach dimana

pengelompokkan sumber dana pihak ketiga baik itu tabungan,

giro, dan deposito dibedakan jenis dan karakteristiknya.

Return on Assets (ROA) merupakan salah satu rasio

profitabilitas yang dapat mengukur kemampuan perusahaan dalam

menghasilkan laba dari aktiva yang digunakan. Rasio ini

digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam

memperoleh laba (keuntungan) secara keseluruhan. Semakain

besar ROA suatu bank, semakin besar pula tingkat keuntungan

yang dicapai bank tersebut dan semakin baik pula posisi bank

tersebut dari segi penggunaan asset. Return on Assets merupakan

perbandingan antara laba sebelum bunga dan pajak (EBIT) dengan

total aktiva yang dimiliki perusahaan.

Return on Assets (ROA) yang positif menunjukkan bahwa dari

total aktiva yang dipergunakan untuk beroperasi, perusahaan

mampu memberikan laba bagi perusahaan. Sebalikanya apabila

return on assets yang negatif menunjukkan bahwa dari total aktiva

yang dipergunakan, perusahaan mendapatkan kerugian. Jadi, jika

suatu bank mempunyai ROA yang tinggi maka bank tersebut

berpeluang besar dalam meningkatkan pertumbuhan. Tetapi jika

39

total aktiva yang digunakan bank tidak memberikan laba maka

bank akan mengalami kerugian dan akan menghambat

pertumbuhan.

Return on Assets (ROA) merupakan perbandingan antara laba

bersih sebelum pajak dibagi dengan total aktiva. Rumus ini

digunakan untuk mengukur seberapa efektif perusahaan

memanfaatkan sumber ekonomi yang berupa total aktiva untuk

menciptakan keuntungan.

Rumus yang digunakan adalah :

Return on Assets (ROA):

x 100%

c. Hubungan Antar Variabel ROE dan ROA

Pengukuran dengan ROA menunjukan kemampuan dari modal

yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva dalam

menghasilkan laba. ROA adalah rasio keuntungan bersih pajak

yang juga berarti suatu ukuran untuk menilai seberapa besar

tingkat pengembalian dari asset yang dimiliki perusahaan. ROA

yang negatif disebabkan laba perusahaan dalam kondisi negatif

atau rugi. Laba perusahaan itu sendiri dapat diukur melalui ROE

perusahaan. Karena ROE mempunyai hubungan positif dengan

perubahan laba. ROE digunakan untuk mengukur efektivitas

perusahaan didalam menghasilkan keuntungan dengan

40

memanfaatkan ekuitas yang dimilikinya. ROE merupakan rasio

antara laba setelah degan total ekuitas.

H. Kerangka Pemikiran

Pendapatan bank Syariah diperoleh dari pembiayaan yang diberikan

kepada nasabah, baik dengan prinsip jual beli, sewa, bagi hasil maupun

syirkah. Pembiayaan dapat dilakukan oleh perbankan syariah baik dengan

menggunakan prinsip debt financing maupun equity financing. Pembiayaan

akan dapat dilakukan dengan maksimal apabila jumlah modal yang tersedia

cukup, ditambah dengan dana pihak ketiga yang diamanahkan kepada bank,

baik dalam bentuk giro, deposito maupun tabungan.

41

Kerangka Pemikiran

Gambar 2.1

Pengaruh Tingkat Debt Financing, Equity Financing dan Non Performing Financing terhadap

Profitabilitas pada Perbankan Syariah di Indonesia periode tahun 2010 sampai April 2015

Teori Pembiayaan dan Teori Profitabilitas

Debt Financing

(X1)

Return on Equity

(Y)

Equity Financing

(X2)

Non Performing

Financing (X3)

Return on Assets

(Z)

AnalisisJalur

Hasil Penelitian dan Pembahasan

Kesimpulan dan Saran

42

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode adalah suatu prosedur atau cara untuk mengetahui sesuatu, yang

mempunyai langkah-langkah sistematis. Sedangkan metodologi ialah suatu

pengkajian dalam mempelajari peraturan-peraturan suatu metode. Dengan

demikian, metode penelitian ialah suatu pengkajian dalam mempelajari

peraturan-peraturan yang terdapat dalam penelitian.

Untuk memperoleh data-data yang digunakan penulis akan mengkaji

Perbankan Syariah Indonesia dengan metode kuantitatif yaitu penulis

melakukan pendekatan-pendekatan terhadap kajian empiris untuk

mengumpulkan, menganalisa, dan menampilkan data dalam bentuk numerik

daripada naratif.

B. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian penjelasan (explanatory research

) yaitu bagaimana variabel-variabel yang diteliti itu menjelaskan objek yang

diteliti melalui data yang terkumpul.

Variabel yang diteliti dalam penelitian ini adalah:

43

1. Debt Financing (DF) data pembiayaan ini diperoleh dari statistik

perbankan syariah yang diambil dari komposisi pembiayaan

murabahah dan istishna’pada tahun 2010 sampai April 2015.

2. Equity Financing (EF) data pembiayaan ini diperoleh dari satistik

perbankan syariah yang diambil dari komposisi pembiayaan

mudharabah dan musyarakah tahun 2010 sampai April 2015.

3. Non Performing Financing (NPF) data penelitian ini diperoleh dari

statistik perbankan syariah yang diambil dari tahun 2010 sampai April

2015 dengan menggunakan data NPF Perbankan Syariah di Indonesia.

4. Return on Equity (ROE) data penelitian ini diambil dari tahun 2010

sampai April 2015 dengan menggunakan data ROE Perbankan

Syariah di Indonesia.

5. Return on Assets (ROA) data penelitian ini diambil dari tahun 2010

sampai April 2015 dengan menggunakan data ROA Perbankan

Syariah di Indonesia.

C. Populasi Penelitian

Populasi pada penelitian ini adalah Bank Umum Syariah dan Unit

Usaha Syariah yang beroperasi di Indonesia. Data penelitian menggunakan:

1. Data Sekunder

44

Data sekunder merupakan data yang dapat diperoleh dari pihak lain

(sudah tersedia) atau diperoleh dari berbagai sumber, baik sumber internal

maupun eksternal.

a. Laporan Keuangan Bank Syariah tentang penyaluran pembiayaan

yang dipublikasikan oleh BI dan OJK

b. Daftar rasio keuangan yang dipublikasikan oleh BI dan OJK.

2. Library Research

Merupakan teknik pengumpulan data yang dilengkapi pula dengan

membaca dan mempelajari serta menganalisis literatur yang bersumber dari

buku-buku dan jurnal-jurnal yang berkaitan dengan penelitian ini. Hal ini

dilakukan untuk mendapat landasan teori dan konsep yang tersusun. Peneliti

melakukan penelitian dengan membaca, mengutip bahan-bahan yang

berkenaan dengan penelitian.

D. Metode Analisis Data

Analisis jalur yang dikenal dengan path analysis dikembangkan

pertama tahun 1920-an oleh seorang ahli genetika yaitu Sewaal Wright.

Model path analysis digunakan untuk menganalisis pola hubungan antara

variabel dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh langsung maupun tidak

langsung seperangkat variabel bebas (eksogen) terhadap variabel terikat

(endogen).

45

Analisis jalur merupakan pengembangan dari analisis regresi,

sehingga analisis regresi dapat dikatakan sebagai bentuk khusus dari analisis

jalur ( regression is special case of path analysis ). Analisis jalur digunakan

untuk melukiskan dan menguji model hubungan antara variabel yang

berbentuk sebab akibat (bukan hubungan interaktif). Dengan demikian dalam

model hubungan antar variabel tersebut variabel eksogen (exogeneus), dan

variabel dependen yang disebut variabel endogen (endogeneus)26

.

Analsis jalur merupakan pengembangan dari model regresi yang

digunakan untuk menguji kesesuaian (fit) dari matrik korelasi dari dua atau

lebih model yang dibandingkan oleh si peneliti. Model biasanya digambarkan

dengan lingkaran dan anak panah yang menunjukkan hubungan kausalitas.

Regresi dilakukan untuk setiap variabel model dibandingkan dengan matrik

korelasi hasil observasi variabel dan nilai goodness-of-fit dihitung. Model

terbaik dipilih berdasarkan goodness-of-fit.27

Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini diantaranya

sebagai berikut:

a. Variabel Endogen

Variabel endogen (endogenous variable) yaitu variabel yang

menjadi pusat perhatian dalam penelitian atau variabel yang

26 Prof. Sugiyono. Metode dan Penelitian Bisnis. Alfabeta hal. 297 27 Dr. Imam Ghozali , M.Com,Akt . Modeel Persamaaan Struktural Konsep dan Aplikasi

dengan Program Amos 16.0 .Badan Penerbit Undiphal.21

46

ditentukan didalam model dan diamati variasinya. Adapun

variabel yang menjadi variabel endogen dalam penelitian ini yaitu

Return on Equity (Y) dan Return on Assets (Z).

b. Variabel Eksogen

Variabel eksogen (exogenous variable) adalah variabel yang

secara bebas berpengaruh terhadap variabel endogen dalam suatu

model. Adapun variabel yang menjadi variabel eksogen dalam

penelitian ini yaitu Debt Financing (X1), Equity Financing (X2),

Non Performing Financing (X3).

Melalui analisis jalur ini akan ditemukan jalur mana yang

paling tepat dan singkat suatu variabel independen menuju

variabel dependen.

Penggunaan analisis jalur dalam analisis data penelitian

didasarkan pada beberapa asumsi berikut, yaitu:

1) Hubungan antar variabel yang akan dianalisis berbentuk linear

, aditif dan kausal.

2) Variabel-variabel residual tidak berkorelasi dengan variabel

yang mendahuluinya, dan juga tidak berkorelasi dengan

variabel lain.

3) Dalam model hubungan variabel hanya terdapat jalur kausal/

sebab – akibat searah

47

4) Data setiap variabel yang dianalisis adalah data interval yang

berasal dari sumber yang sama.

E. Hipotesis

Hipotesis adalah suatu pernyataan yang sifatnya masih sementara atau

peryataan berdasarkan pada pengetahuan tertentu yang masih lemah dan

harus dibuktikan kebenarannya. Dengan demikian hipotesis merupakan

dugaan sementara yang nantinya akan diuji dan dibuktikan kebenarannya

melalui analisa data.

1. Uji Hipotesis Penelitian Model 1

a. Pengujian Hipotesis Model 1 Secara Keseluruhan

Dalam pengujian secara keseluruhan ini akan diuji secara

simultan seberapa besar pengaruh variabel Debt Fiancing (X1), Equity

Financing (X2), Non Performing Financing (X3) terhadap Return on

Equity (Y) sehingga menghasilkan rumusan sebagai berikut:

1. H0 : Debt Financing tidak berpengaruh signifikan terhadap

Return on Equity

Ha : Debt Financing berpengaruh signifikan terhadap Return

on Equity

2. H0 : Equity Financing tidak berpengaruh signifikan terhadap

Return on Equity

48

Ha : Equity Financing berpengaruh signifikan terhadap Return

on Equity

3. H0 : Non Performing Financing tidak berpengaruh signifikan

terhadap Return on Equity

Ha : Non Performing Financing berpengaruh signifikan

terhadap Return on Equity

4. H0 : Debt Financing, Equity Financing dan Non Performing

Financing tidak berpengaruh signifikan terhadap Return on

Equity

Ha : Debt Financing, Equity Financing dan Non Performing

Financing berpengaruh signifikan terhadap Return on Equity

Dari rumusan hipotesis diatas, maka diketahui persamaan

struktural model 1 nilai pengaruh ρ dari variabel independen

terhadap variabel dependen diperoleh dari nilai beta ( β ) pada

analisis yang dilakukan sehingga membentuk struktur persamaan

model 1 seperti dibawah ini:

Y = ρx1y X1 + ρx2y X2 + ρx3y X3 + ρy ε1

2. Pengujian Hipotesis Penelitian Model 2

a. Pengujian Model 2 Secara Keseluruhan

Dalam pengujian secara keseluruhan akan diuji secara simultan

seberapa besar pengaruh variabel Debt Fiancing (X1), Equity

49

Financing (X2), Non Performing Financing (X3) terhadap Return on

Assets (Y2). Sehingga menghasilkan rumusan hipotesis sebagai

berikut :

5. H0 : Debt Financing tidak berpengaruh signifikan terhadap

Return on Assets

Ha : Debt Financing berpengaruh signifikan terhadap Return

on Assets

6. H0 : Non Performing Financing tidak berpengaruh signifikan

terhadap Return on Assets

Ha : Non Performing Financing berpengaruh signifikan

terhadap Return on Equity

7. H0 : Return on Equity tidak berpengaruh signifikan terhadap

Return on Assets

Ha : Return on Equity berpengaruh signifikan terhadap Return

on Equity

8. H0 : Debt Financing, Non Performing Financing dan Return on

Equity tidak berpengaruh signifikan terhadap Return on Assets

Ha : Debt Financing, Non Performing Financing dan Return on

Equity berpengaruh signifikan terhadap Return on Assets

Dari rumusan hipotesis tersebut diatas, maka diketahui persamaan

struktural model 2 dengan nilai pengaruh ρ variabel independen

50

terhadap variabel dependen diperoleh dari nilai beta (β) pada analisis

regresi yang dilakukan sehingga membentuk dasar atau acuan struktur

persamaan model 2 seperti dibawah ini

Z = ρx1z X1 + ρx3z X3 + ρyz Y + ρz ε2

Gambar 3.1

Struktur Jalur I dan II

7. Keahlian (X1) berpengaruh terhadap skeptisisme profesionditor

Y)

Ha8 : ρyx2 ≠ 0

8. Etika (X3) berpengaruh terhadap skeptisisme profesional (Y)

Ha9: ρyx3 ≠

Keterangan:

Pyx1 : Standarized coefficients, koefesien jalur pengaruh langsung X1 terhadap Y

Pyx2 : Standarized coeffecients, koefesien jalur pengaruh langsung X2 terhadap Y

Pyx3 : Standarized coeffecients, koefesien jalur pengaruh langsung X3 terhadap Y

Pzx1 : Standarized coeffecients, koefesien jalur pengaruh langsung X1 terhadap Z

Pzx3 : Standarized coeffecients, koefesien jalur pengaruh langsung X3 terhadap Z

PzY : Standarized coeffecients, koefesien jalur pengaruh langsung Y terhadap Z

PyE1 : Besarnya pengaruh variable lain

Debt

Financing (X1)

Equity

Financing (X2)

Non

Performing

Financing (X3)

Return on

Assetss(Z)

Return on

Equity (Y)

51

PyE2 : Besarnya pengaruh variable lain

X1 : Variabel eksogen debt financing

X2 : Variabel eksogen equity financing

X3 : Variabel eksogen non performing finanving

Y : Variabel intervening return on equity

Z : Variabel endogen return on Assets

Hubungan langsung terjadi jika satu variabel mempengaruhi variabel lainnya

tanpa ada variabel ketiga yang memediasi(intervening) hubungan kedua variabel

tadi. Hubungan tidak langsungadalah jika ada variabel ketiga yang memediasi

hubungan kedua variabel ini. Kemudian pada setiap variabel dependen (endogen

variable) akan ada anak panah yang menuju variabel ini dan ini berfungsi untuk

menjelaskan jumlah varians yang tidak dapat dijelaskan (unexplained variance)oleh

variabel itu.28

Berdasarkan diagram jalur diatas dibuat persamaan struktural:

Persamaan 1

Y = ρx1y X1 + ρx2y X2 + ρx3y X3 + ρz ε1

Persamaan 2

Z = ρx1z X1 + ρx2z X2 + ρYz Y + ρz ε2

a. Koefesien determinasi

28 Ghozali. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang: BP Undip h.211

52

N Koefesien determinasi (R2) bertujuan untuk mengukur seberapa

jauh kemampuan variabel independen terhadap variabel dependen serta

seberapa besar pengaruh dari faktor lain yang tidak dimasukkan dalam

penelitian. Nilai koefesien dterminasi (R2) adalah antara nol dan satu. Nilai

R2 yang kecil berarti kemempuan- kemampuan variabel independen dalam

menjalankan variabel dependen amat terbatas. Nilai yang hampir mendekati

satu berarti variabel variabeln independen memberikan hampir semua

informasi yang dibutuhkan untuk mempredi variabel- variabel dependen.29

Dalam penentuan pengaruh variabel penelitian secara keseluruhan

didapat nilai koefesien jalur dari penjumlahan variabel eksogen terhadap

variabel endogen. Koefesien jalur adalah koefesien regresi yang distandarkan

yaitu koefesien regresi yang dihitung dari basis data yang telah diset dalam

angka baku. Koefesien jalur yang distandarkan (standarized path

coeffecients) ini digunakan untuk menjelaskan besarnya pengaruh variabel

bebas (eksogen) terhadap variabel lain yang diberlakukan sebagai variabel

terikat.

b. Uji Korelasi

29 Ghozali. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang: BP Undip: 97

53

Dalam metode analisis jalur untuk mengetaui derajat hubungan antar

variabel bebas ( independent) dengan variabel terikat (dependent) Untuk

menafsirkan angka, digunakan kriteria korelasi yaitu30

:

Tabel 3.1

Interpretasi Koefisien Nilai r

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0.80- 1,00

0.60- 0.799

0.40-0.599

0.20-0.399

0.00- 0.199

Sangat kuat

Kuat

Cukup Kuat

Rendah

Sangat Rendah

c. Uji Statsistik t

Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh

satu variabel independen secara individual dalam menerangkan variasi

variabel dependen. Untuk menguji hipotesis ini digunakan statistik t dengan

kriteria pengambilan keputusan adalah sebagai berikut:

1. Jika nilai probabilitas 0,05 lebih kecil atau sama dengan nilai

probabilitas Sig atau (0,05 maka Ho diterima dan Ha ditolak,

artinya tidak signifikan.

30 Ridwan dan Kuncoro. Path Analysis. Alfabeta hal. 62

54

2. Jika nilai probabilitas 0,05 lebih besar atau sama dengan nilai

probabilitas Sig atau (0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima,

artinya signifikan.

d. Uji Statistik F

Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel

independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh

secara bersama sama terhadap variabel dependen. Untuk pengujian

secara keseluruhan dapat dilihat dari tabel anova yang nantinya akan

diperoleh nilai F dan didapat hasil probabilitas (sig). Jika nilai sig

0,05,maka keputusannya adalah H0 ditolak dan Ha diterima artinya

signifikan.31

F. Model – Model dalam Path Analysis

Berikut ini model-model yang terdapat pada path analisis:32

a. Model Regresi Linier Berganda

Model regresi berganda ini sebenarnya merupakan

pengembangan dari teknik analisis regresi linier berganda dengan

menggunakan lebih dari satu variabel independen exogenous, yaitu

X1 dan X2 dengan satu variabel dependen endogenous Y. Model

tersebut mempunyai diagram jalur seperti di bawah ini:

31

Ghozali. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang: BP Undip: 98 32 Sarwono. Analisis Jalur Untuk Riset Bisnis, Edisi 5 hal. 6-7.

55

Gambar 3.2 Path Analysis Model Regresi Berganda

Dimana:

X1 adalah variabel independen exogenous pertama

X2 adalah variabel independen exogenous kedua

Y adalah variabel dependen endogenous

b. Model Mediasi,

Model kedua path analysis ini adalah model mediasi atau

perantara (intervening variable) dimana kehadiran variabel Y sebagai

variabel perantara akan mengubah pengaruh variabel X terhadap

variabel Z. Pengaruh ini dapat menurun ataupun meningkat. Model

kedua ini diagram jalurnya seperti di bawah ini:

56

Gambar 3.3 Path Analysis Model Mediasi

Dimana:

X adalah variabel independen exogenous

Y adalah variabel endogenous perantara

Z adalah variabel dependen endogenous

c. Model gabungan antara regresi berganda dan mediasi

Model ketiga dalam path anlysis merupakan penggabungan

antara model regresi linier berganda dengan model mediasi, yaitu

variabel X berpengaruh terhadap variabel Z secara langsung (direct

effect) dan secara tidak langsung (indirect effect) mempengaruhi juga

variabel Z melalui variabel perantara Y.

Dalam model ini dapat diterangkan sebagai berikut

1. Variabel X berfungsi sebagai variabel independen exogenous

terhadap variabel Y dan Z

2. Variabel Y mempunyai dua fungsi:

57

Fungsi pertama ialah sebagai variabel endogenous

terhadap variabel exogenous X

Fungsi kedua ialah sebagai variabel endogenous

perantara untuk pengaruh X terhadap Z melalui Y

Variabel Z merupakan variabel dependen endogenous.

Model ini mempunyai diagram jalur seperti di bawah ini:

Gambar3.4

Path Analysis Model Gabungan Antara Regresi Linier Berganda dengan

Mediasi

Dimana:

X adalah variabel independen exogenous

Y adalah variabel endogenous dan sebagai variabel perantara

Z adalah variabel dependen endogenous

d. Model Kompleks

Model keempat dalam path analysis ini merupakan model yang

kompleks, yaitu variabel X1 secara langsung mempengaruhi Y2 dan

58

melalui variabel X2 secara tidak langsung mempengaruhi Y2, sementara

itu variabel Y2 juga dipengaruhi oleh variabel Y.

Dalam model ini dapat diterangkan sebagai berikut:

1. Variabel X1 berfungsi sebagai variabel independen exogenous

2. Variabel X2 mempunyai dua fungsi:

Fungsi pertama ialah sebagai variabel endogenous terhadap

variabel exogenous X1

Fungsi kedua ialah sebagai variabel endogenous perantara untuk

melihat pengaruh X1 terhadap Y2 melalui X2

3. Variabel Y2 merupakan variabel dependen endogenous

4. Variabel Y merupakan variabel independen exogenous

Model ini mempunyai diagram jalur seperti di bawah ini:

Gambar 3.5 Path Analysis Model Kompleks

Dimana:

59

X1 adalah variabel independen exogenous

X2 adalah variabel endogenous dan sebagai variabel perantara

Yadalah variabel independen exogenous

Y2 adalah variabel endogenous

G. Langkah Analisis Path

Proses analisis path mencakup beberapa langkahyang harus dilakukan

yaitu:

a. Konseptual Model

Tahap ini berhubungan dengan pengembangan hipotesis berdasarkan

teori sebagai dasar dalam menghubungkan variabel eksogen dengan

variabel eksogen lainnya, dan juga dengan variabel endogen. Teori dalam

konseptualisasi model bukan hanya berasal dari akademisi, tetapi juga

dapat berasal dari pengalaman dan praktek yang diperoleh dari para

praktisi. Pada tahap konseptualisasi model mengharuskan dua hal yang

dilakukan. Pertama, hubungan hipotesis antara variabel eksogen harus

ditentukan. Tahap pengembangan model ini berfokus pada model

struktural dan harus mempresentasikan variabel eksogen yang relavan

terhadap model. Kedua, menentukan hubungan arah ( positif atau negatif

) dan jumlah hubungan antara variabel exogeneous dan variabel

endogeneous yang sesuai dengan kajian teori dan hasil penelitian.

60

b. Penyusunan Diagram Jalur

Model path diagram merupakan representasi grafis mengenai

bagaimana beberapa variabel pada suatu model berhubungan satu sama

lain, yang memberikan pandangan menyeluruh mengenai struktur model.

Representasi grafis membantu kita dalam memahami hipotesis yang telah

dibentuk

c. Validitas Model

Terdapat dua indikator validitas model di dalam anlisis jalur yaitu

koefisien determinasi total dan theory trimming.

1) Koefisien determinasi total. Total keragaman data yang dapat

dijelaskan oleh model.

2) Theory trimming Uji validasi koefiisen jalur pada setiap jalur untuk

pengaruh langsung adalah sama dengan pada analisis regresi,

menggunakan nilai p (p-value) dari uji t yaitu pengujian koefisien

regresi variabel yang dibakukan secara parsial. Berdasarkan theory

trimming , maka jalur yang non signifikan dibuang sehingga diperoleh

model yang didukung oleh data empiris kecuali model tertentu yang

didukung oleh data empiris

d. Penilaian Model

Interprestasi hasil analisis langkah terakhir di dalam analisis jalur

adalah melakukan interprestasi hasil analisis yaitu menentukan jalur-jalur

61

pengaruh yang signifikan dan mengidentifikasi jalur yang pengaruhnya

lebih kuat yaitu dengan membandingkan besarya koefisien jalur yang

terstandar. Dalam analisis jalur di samping ada pengaruh langsung juga

terdapat pengaruh tidak langsung dan pengaruh total. Koefisien beta

dinamakan koefisien jalur yang merupakan pengaruh langsung,

sedangkan pengaruh tidak langsung dilakukan dengan mengalikan

koefisien beta dari variabel yang dilalui. Pengaruh total dihitung dengan

menjumlahkan pengaruh langsung dan pengaruh tidak langsung.

62

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian

Penelitian ini menggunakan obyek penelitian Bank Umum Syariah

(BUS) dan Unit Usaha Syariah (UUS) di Indonesia. Pengembangan

sistem perbankan syariah di Indonesia dilakukan dalam kerangka dual-

banking system atau sistem perbankan ganda dalam kerangka Arsitektur

Perbankan Indonesia (API), untuk menghadirkan alternatif jasa perbankan

yang semakin lengkap kepada masyarakat Indonesia. Secara bersama-

sama, sistem perbankan syariah dan perbankan konvensional secara

sinergis mendukung mobilisasi dana masyarakat secara lebih luas untuk

meningkatkan kemampuan pembiayaan bagi sektor-sektor perekonomian

nasional.

Karakteristik sistem perbankan syariah yang beroperasi berdasarkan

prinsip bagi hasil memberikan alternatif sistem perbankan yang saling

menguntungkan bagi masyarakat dan bank, serta menonjolkan aspek

keadilan dalam bertransaksi, investasi yang beretika, mengedepankan

nilai-nilai kebersamaan dan persaudaraan dalam berproduksi, dan

menghindari kegiatan spekulatif dalam bertransaksi keuangan. Dengan

menyediakan beragam produk serta layanan jasa perbankan yang beragam

63

dengan skema keuangan yang lebih bervariatif, perbankan syariah

menjadi alternatif sistem perbankan yang kredibel dan dapat dinimati oleh

seluruh golongan masyarakat Indonesia tanpa terkecuali.

Dalam konteks pengelolaan perekonomian makro, meluasnya

penggunaan berbagai produk dan instrumen keuangan syariah akan dapat

merekatkan hubungan antara sektor keuangan dengan sektor riil serta

menciptakan harmonisasi di antara kedua sektor tersebut. Semakin

meluasnya penggunaan produk dan instrumen syariah disamping akan

mendukung kegiatan keuangan dan bisnis masyarakat juga akan

mengurangi transaksi-transaksi yang bersifat spekulatif, sehingga

mendukung stabilitas sistem keuangan secara keseluruhan, yang pada

gilirannya akan memberikan kontribusi yang signifikan terhadap

pencapaian kestabilan harga jangka menengah-panjang.

Dengan telah diberlakukannya Undang-Undang No.21 Tahun

2008 tentang Perbankan Syariah yang terbit tanggal 16 Juli 2008, maka

pengembangan industri perbankan syariah nasional semakin memiliki

landasan hukum yang memadai dan akan mendorong pertumbuhannya

secara lebih cepat lagi. Dengan progres perkembangannya yang impresif,

yang mencapai rata-rata pertumbuhan aset lebih dari 65% pertahun dalam

lima tahun terakhir, maka diharapkan peran industri perbankan syariah

dalam mendukung perekonomian nasional akan semakin signifikan.

64

Kebijakan Pengembangan Perbankan Syariah di Indonesia

Untuk memberikan pedoman bagi stakeholders perbankan syariah dan

meletakkan posisi serta cara pandang Bank Indonesia dalam

mengembangkan perbankan syariah di Indonesia, selanjutnya Bank

Indonesia pada tahun 2002 telah menerbitkan “Cetak Biru Pengembangan

Perbankan Syariah di Indonesia”. Dalam penyusunannya, berbagai aspek

telah dipertimbangkan secara komprehensif, antara lain kondisi aktual

industri perbankan syariah nasional beserta perangkat-perangkat terkait,

trend perkembangan industri perbankan syariah di dunia internasional dan

perkembangan sistem keuangan syariah nasional yang mulai mewujud,

serta tak terlepas dari kerangka sistem keuangan yang bersifat lebih

makro seperti Arsitektur Perbankan Indonesia (API) dan Arsitektur

Sistem Keuangan Indonesia (ASKI) maupun international best practices

yang dirumuskan lembaga-lembaga keuangan syariah internasional,

seperti IFSB (Islamic Financial Services Board), AAOIFI dan IIFM.

Pengembangan perbankan syariah diarahkan untuk memberikan

kemaslahatan terbesar bagi masyarakat dan berkontribusi secara optimal

bagi perekonomian nasional. Oleh karena itu, maka arah pengembangan

perbankan syariah nasional selalu mengacu kepada rencana-rencana

strategis lainnya, seperti Arsitektur Perbankan Indonesia (API), Arsitektur

65

Sistem Keuangan Indonesia (ASKI), serta Rencana Pembangunan Jangka

Menengah Nasional (RPJMN) dan Rencana Pembangunan Jangka

Panjang Nasional (RPJPN). Dengan demikian upaya pengembangan

perbankan syariah merupakan bagian dan kegiatan yang mendukung

pencapaian rencana strategis dalam skala yang lebih besar pada tingkat

nasional.

“Cetak Biru Pengembangan Perbankan Syariah di Indonesia” memuat

visi, misi dan sasaran pengembangan perbankan syariah serta sekumpulan

inisiatif strategis dengan prioritas yang jelas untuk menjawab tantangan

utama dan mencapai sasaran dalam kurun waktu 10 tahun ke depan, yaitu

pencapaian pangsa pasar perbankan syariah yang signifikan melalui

pendalaman peran perbankan syariah dalam aktivitas keuangan nasional,

regional dan internasional, dalam kondisi mulai terbentuknya integrasi

dgn sektor keuangan syariah lainnya.

Dalam jangka pendek, perbankan syariah nasional lebih diarahkan

pada pelayanan pasar domestik yang potensinya masih sangat besar.

Dengan kata lain, perbankan Syariah nasional harus sanggup untuk

menjadi pemain domestik akan tetapi memiliki kualitas layanan dan

kinerja yang bertaraf internasional.

Pada akhirnya, sistem perbankan syariah yang ingin diwujudkan oleh

Bank Indonesia adalah perbankan syariah yang modern, yang bersifat

66

universal, terbuka bagi seluruh masyarakat Indonesia tanpa terkecuali.

Sebuah sistem perbankan yang menghadirkan bentuk-bentuk aplikatif dari

konsep ekonomi syariah yang dirumuskan secara bijaksana, dalam

konteks kekinian permasalahan yang sedang dihadapi oleh bangsa

Indonesia, dan dengan tetap memperhatikan kondisi sosio-kultural di

dalam mana bangsa ini menuliskan perjalanan sejarahnya. Hanya dengan

cara demikian, maka upaya pengembangan sistem perbankan syariah akan

senantiasa dilihat dan diterima oleh segenap masyarakat Indonesia

sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan negeri.

Grand Strategy Pengembangan Pasar Perbankan Syariah

Sebagai langkah konkrit upaya pengembangan perbankan syariah di

Indonesia, maka Bank Indonesia telah merumuskan sebuah Grand

Strategi Pengembangan Pasar Perbankan Syariah, sebagai strategi

komprehensif pengembangan pasar yg meliputi aspek-aspek strategis,

yaitu: Penetapan visi 2010 sebagai industri perbankan syariah terkemuka

di ASEAN, pembentukan citra baru perbankan syariah nasional yang

bersifat inklusif dan universal, pemetaan pasar secara lebih akurat,

pengembangan produk yang lebih beragam, peningkatan layanan, serta

strategi komunikasi baru yang memposisikan perbankan syariah lebih dari

sekedar bank.

67

Selanjutnya berbagai program konkrit telah dan akan dilakukan

sebagai tahap implementasi dari grand strategy pengembangan pasar

keuangan perbankan syariah, antara lain adalah sebagai berikut:

1. Menerapkan visi baru pengembangan perbankan syariah pada fase I

tahun 2008 membangun pemahaman perbankan syariah sebagai Beyond

Banking, dengan pencapaian target Assets sebesar Rp.50 triliun dan

pertumbuhan industri sebesar 40%, fase II tahun 2009 menjadikan

perbankan syariah Indonesia sebagai perbankan syariah paling atraktif di

ASEAN, dengan pencapaian target Assets sebesar Rp.87 triliun dan

pertumbuhan industri sebesar 75%. Fase III tahun 2010 menjadikan

perbankan syariah Indonesia sebagai perbankan syariah terkemuka di

ASEAN, dengan pencapaian target Assets sebesar Rp.124 triliun dan

pertumbuhan industri sebesar 81%.

2. Program pencitraan baru perbankan syariah yang meliputi aspek

positioning, differentiation, dan branding. Positioning baru bank syariah

sebagai perbankan yang saling menguntungkan kedua belah pihak, aspek

diferensiasi dengan keunggulan kompetitif dengan produk dan skema

yang beragam, transparans, kompeten dalam keuangan dan beretika,

teknologi informasi yang selalu up-date dan user friendly, serta adanya

ahli investasi keuangan syariah yang memadai. Sedangkan pada aspek

68

branding adalah “bank syariah lebih dari sekedar bank atau beyond

banking”.

3. Program pemetaan baru secara lebih akurat terhadap potensi pasar

perbankan syariah yang secara umum mengarahkan pelayanan jasa bank

syariah sebagai layanan universal atau bank bagi semua lapisan

masyarakat dan semua segmen sesuai dengan strategi masing-masing

bank syariah.

4. Program pengembangan produk yang diarahkan kepada variasi

produk yang beragam yang didukung oleh keunikan value yang

ditawarkan (saling menguntungkan) dan dukungan jaringan kantor yang

luas dan penggunaan standar nama produk yang mudah dipahami.

5. Program peningkatan kualitas layanan yang didukung oleh SDM yang

kompeten dan penyediaan teknologi informasi yang mampu memenuhi

kebutuhan dan kepuasan nasabah serta mampu mengkomunikasikan

produk dan jasa bank syariah kepada nasabah secara benar dan jelas,

dengan tetap memenuhi prinsip syariah; dan

6. Program sosialisasi dan edukasi masyarakat secara lebih luas dan

efisien melalui berbagai sarana komunikasi langsung, maupun tidak

langsung (media cetak, elektronik, online/web-site), yang bertujuan untuk

69

memberikan pemahaman tentang kemanfaatan produk serta jasa

perbankan syariah yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat.33

Tabel 4.1

Jumlah BUS dan UUS Perbankan Syariah di Indonesia

BANK UMUM SYARIAH (BUS) UNIT USAHA SYARIAH (UUS)

1. PT Bank Syariah Mandiri

2. PT. Bank Syariah Muamalat

Indonesia

3. PT Bank Syariah BNI

4. PT Bank Syariah BRI

5. PT. Bank Syariah Mega

Indonesia

6. PT Bank Jabar dan Banten

7. PT Bank Panin Syariah

8. PT Bank Syariah Bukopin

9. PT Bank Victoria Syariah

10. PT BCA Syariah

11. PT Maybank Indonesia Syariah

1. PT. Bank Danamon

2. PT. Bank Permata

3. PT. Bank Internasional

Indonesia (BII)

4. PT. CIMB Niaga

5. HSBC, Ltd.

6. PT. Bank DKI

7. BPD DIY

8. BPD Jawa Tengah (Jateng)

9. BPD Jawa Timur (Jatim)

10. BPD Banda Aceh

11. BPD Sumatera Utara (Sumut)

12. BPD Sumatera Barat (Sumbar)

13. BPD Riau

33

www.bi.go.id

70

14. BPD Sumatera Selatan

(Sumsel)

15. BPD Kalimantan Selatan

(Kalsel)

16. BPD Kalimantan Barat

(Kalbar)

17. BPD Kalimantan Timur

(Kaltim)

18. BPD Sulawesi Selatan (Sulsel)

19. BPD Nusa Tenggara Barat

(NTB)

20. PT. BTN

21. PT. Bank Tabungan

Pensiunan Nasional (BTPN)

22. PT. OCBC NISP

23. PT. Bank Sinarmas

24. BPD Jambi

71

B. Analisis Deskriptif

Pengelolaan data pada skripsi ini dilakukan menggunakan sofware

Microsoft Excel 2007 dan SPSS 22 untuk dapat mengoalah data dan

memperoleh hasil dari variabel-variabel yang diteliti, yaitu terdiri dari

variabel eksogen: debt financing (DF), equity financing (EF), non

performing financing (NPF) dan Return on Equity (ROE). Sedangkan

variabel endogen: Return on Assets (ROA).

a. Analisis Deskriptif Debt Financing

Pembiayaan yang dilakukan bank syariah dimana tingkat keuntungan

bank ditentukan di depan dan menjadi bagian dari harga atas barang yang

dijual. Produk yang termasuk dalam debt financing adalah murabahah dan

istishna’.

Data DF yang digunakan dalam penelitian ini adalah komposisi

pembiayaan murabahah dan istisnha’ perbulan pada Perbankan Syariah

Indonesia Indonesia periode 2010 sampai April 2015. DF tersebut

diperoleh dari hasil penjumlahan komposisi pembiayaan murabahah dan

istisnha’ kemudian dibagi dua. Data tersebut diperoleh dari statistik

Perbankan Syariah Indonesia yang dipublikasikan dalam situs

www.bi.go.id dan www.ojk.go.id pada tanggal 04 Juli 2015.

72

Grafik 4.6.

Debt Financing

Sumber: Statistik Perbankan Syariah,diolah

Berdasarkan grafik diatas menunjukkan bahwa tingkat

pembiayaan debt financing dari Januari 2010 sampai April 2015 terus

meningkat. Pada tahun 2010 pembiayaan debt financing diposisi

terendah karena terbatasannya jumlah perbankan syariah di Indonesia

dan masih sedikit masyakat yang terakses ke perbankan syariah.

b. Analisis Deskriptif Equity Financing

Pembiayaan yaang dilakukan bank syariah dimana tingkat keuntungan

bank ditentukan dari besarnya keuntungan usaha sesuai dengan prinsip

0

10000

20000

30000

40000

50000

60000

70000

Jan

-10

May

-10

Sep

-10

Jan

-11

May

-11

Sep

-11

Jan

-12

May

-12

Sep

-12

Jan

-13

May

-13

Sep

-13

Jan

-14

May

-14

Sep

-14

Jan

-15

DEBT FINANCING

DEBT FINANCING

73

bagi hasil. Produk yang termasuk dalam equity financing adalah

mudharabah dan musyarakah.

Data EF yang digunakan dalam penelitian ini adalah komposisi

pembiayaan musyarakah dan murabahah perbulan pada Perbankan

Syariah Indonesia Indonesia periode 2010 sampai April 2015. EF

tersebut diperoleh dari hasil penjumlahan komposisi pembiayaan

musyarakah dan mudharabah kemudian dibagi dua. Data tersebut

diperoleh dari statistik Perbankan Syariah Indonesia yang dipublikasikan

dalam situs www.bi.go.id dan www.ojk.go.id pada tanggal 04 Juli 2015.

Grafik 4.7.

Equity Financing

Sumber: Statistik Perbankan Syariah,diolah

0

5000

10000

15000

20000

25000

30000

35000

40000

Jan

-10

May

-10

Sep

-10

Jan

-11

May

-11

Sep

-11

Jan

-12

May

-12

Sep

-12

Jan

-13

May

-13

Sep

-13

Jan

-14

May

-14

Sep

-14

Jan

-15

EQUITY FINANCING

EQUITY FINANCING

74

Berdasarkan grafik diatas menunjukkan bahwa tingkat

pembiayaan equity financing dari Januari 2010 sampai April 2015

terus meningkat. Pembiayaan equity financing memiliki tren yang

sama dengan debt financing . Berarti perbankan syariah dapat menjadi

intermediasi dari masyarakat yg memiliki dana yang berlebih ke

masyarakat yang mebutuhkan dana. Dengan pertumbuhan

pembiayaan yang terus meningkat terebut perbankan syariah di

Indonesia telah berperan dalam mendongkrak perkembangan asset

perbankan syariah.

c. Analisis Deskriptif Non Performing Financing

Kredit atau pembiayaan yang disalurkan dikatakan bermasalah

jika pengembaliaannya terlambat dibanding jadwal yang

direncanakan, bahkan tidak dikembalikan sama sekali. Dalam konteks

Indonesia, kredit atau pembiayaan bermasalah dapat dikelompokkan

menjadi kredit tak lancar dan macet34

. Kredit tak lancar adalah kredit

yang masih dilakukan pembayarannya, tetapi lebih lambat dari jadwal

yang seharusnya. Kredit tak lancar dapat dikelompokkan menjadi tiga

yaitu: kredit kurang lancar, diragukan, dan macet.

34 Mandala dan Prathama Rahardja. Teori ekonomi mikro : suatu pengantar. Jakarta:

Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi UI h.196

75

Pembiayaan bermasalah dikategorikan sebagai aktiva produktif

bank yang diragukan kolektabilitasnya. Untuk menjaga keamanan

dana para deposan, bank sentral mewajibkan bank umum

menyediakan biaya antisipasi terhadap kerugian atau Penyisihan

Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP). Dengan demikian, semakin

besar jumlah saldo pembiayaan bermasalah yang dimiliki bank, akan

semakin besar jumlah dana cadangan yang harus segera disediakan,

serta semakin besar pula biaya yang harus mereka tanggung untuk

mengadakan dana cadangan itu.

Data NPF yang digunakan dalam penelitian ini adalah tingkat

NPF. NPF tersebut diperoleh dari hasil penjumlahan pembiayaan dan

kategori kurang lancar, diragukan, dan macet kemudian dibagi dengan

total pembiayaan yang disalurkan. Data NPF diperoleh dari statistik

perbankan syariah Indonesia yang dipublikasikan dalam situs

www.bi.go.id dan www.ojk.go.id pada tanggal 04 Juli 2015.

76

Grafik 4.8.

Non Performing Financing

Sumber: Statistik Perbankan Syariah,diolah

Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa NPF perbankan Syariah di

Indonesia cenderung fluktuatif. Tingkat NPF bank syariah paling

tinggi pada tahun 2015 dan paling rendah pada tahun 2013. Jadi

dilihat secara umum, NPF perbankan syariah mengalami peningkatan

yang cukup mengkhawatirkan. Sebaiknya perbankan syariah

Indonesia harus mengembangkan dan membenahi sistem risk control,

agar memperkecil NPF pada perbankan syariah karena semakin kecil

NPF semakin kecil pula risiko pembiayaan yang ditanggung oleh

bank syariah, semakin tinggi tingkat NPF maka profitabilitas bank

syariah semakin rendah.

0

1

2

3

4

5

6 Ja

n-1

0

May

-10

Sep

-10

Jan

-11

May

-11

Sep

-11

Jan

-12

May

-12

Sep

-12

Jan

-13

May

-13

Sep

-13

Jan

-14

May

-14

Sep

-14

Jan

-15

NPF

NPF

77

d. Deskriptif Return on Equity

Return on Equity sebagai indikator dari tingkat profitabilitas bank

syariah, karena dapat mengetahui kemampuan manajemen dalam

mengelola capital yang tersedia untuk menghasilkan net income.

Return on Equity mengukur tingkat keuntungan dari investasi yag

telah dilakukan pemilik modal sendiri atau pemegang saham

perusahaan tersebut.

Data Return on Equity (ROE) yang digunakan adalah tingkat

Return on Equity (ROE). Data tersebut diperoleh dari hasil bagi antara

laba bersih setelah pajak dengan total equity yang diperoleh dari

statistik Perbankan Syariah Indonesia yang dipublikasikan yang

dipublikasikan dalam situs www.bi.go.id dan www.ojk.go.id pada

tanggal 04 Juli 2015.

78

Grafik 9.4.

Return on Equity

Sumber: Statistik Perbankan Syariah,diolah

Berdasarkan grafik diatas ROE pada perbankan syariah

cenderung fluktuatif, tingkat ROE yang paling tinggi pada tahun 2010

dan paling rendah pada tahun 2014. Penurunan tingkat ROE pada

tahun 2014 ini disebabkan penurunan harga saham yang diakibatkan

oleh banyaknya investor yang menarik dana investasinya pada

perbankan syariah di Indonesia, akibat dari adanya pemilihan umum

(pemilu) yang dilaksanakan di Indonesia. Oleh karena belum adanya

presiden yang baru, para investor takut akan stabilitas perekonomian

0

5

10

15

20

25

30

35

Jan

-10

May

-10

Sep

-10

Jan

-11

May

-11

Sep

-11

Jan

-12

May

-12

Sep

-12

Jan

-13

May

-13

Sep

-13

Jan

-14

May

-14

Sep

-14

Jan

-15

ROE

ROE

79

di Indonesia dan kebijakan ekonomi yang akan dikeluarkan oleh

presiden terpilih.

e. Analisis Deskriptif Return on Assets

Return on Assets adalah indikator yang akan menunjukkan bahwa

apabila rasio ini meningkat maka aktiva bank telah digunakan dengan

optimal untuk memperoleh pendapatan sehingga diperkirakan ROA

dan kredit memiliki hubungan yang positif. Dalam kegiatan usaha

bank yang mendorong perekonomian, rasio ROA yang tinggi

menunjukkan bank telah menyalurkan kredit dan memperoleh

pendapatan.

Return on Assets (ROA) adalah rasio yang digunakan untuk

mengukur keuntungan bersih yang diperoleh bank dari penggunaan

aktiva bank. ROA diukur dengan perbandingan antara net income

dengan total assets. Semakin tinggi rasio ini berarti semakin baik

produktifitas assets dalam memperoleh keuntungan bersih.

Data Return on Assets (ROA) yang digunakan adalah tingkat

Return on Assets (ROA). Data tersebut diperoleh dari hasil bagi antara

laba bersih dengan total aktiva yang diperoleh dari statistik perbankan

80

syariah Indonesia yang dipublikasikan dalam situs www.bi.go.id dan

www.ojk.go.id pada tanggal 04 Juli 2015.

Grafik 4.5.

Return on Assets

Sumber: Statistik Perbankan Syariah,diolah

Berdasarkan grafik diatas menunjukkan bahwa ROA pada bank

syariah sejauh ini tidak stabil. Fluktuasi tajam terlihat pada kondisi rasio

pengembalian aset bank syariah. ROA yang tinggi pada tahun 2013 tidak

menjamin kestabilan di tahun berikut. Pada tahun 2014 ROA bank syariah

berada pada titik terendah. Kondisi demikian sama seperti ROE pada

perbankan syariah Indonesia yang mengalami penurunan pada tahun tersebut

yang disebabkan oleh pemilu, sehingga para investor menarik dananya untuk

menghindari resiko ketidakpastian, ROA yang ditunjukkan membuat mereka

0

0.5

1

1.5

2

2.5

3

Jan

-10

May

-10

Sep

-10

Jan

-11

May

-11

Sep

-11

Jan

-12

May

-12

Sep

-12

Jan

-13

May

-13

Sep

-13

Jan

-14

May

-14

Sep

-14

Jan

-15

ROA

ROA

81

ragu untuk menyalurkan dananya kepada bank syariah. Namun kondisi tidak

aman masih pada ROA bank syariah dimana ROA dibawah 1% dan bisa

dikatakan posisi ROA bank syariah tidak baik. Salah satu indikator yang

digunakan untuk mengukur tingkat profitabilitas adalah melalui ROA, dengan

menurunnya ROA pada tahun 2014 di butuhkan sebuah evaluasi mengenai

faktor-faktor yang dapat memengaruhi profitabilitas suatu bank syariah.

C. Analisis Jalur ( Path Analysis)

Teknik pengelolaan data dalam menyelesaikan penelitian ini

adalah dengan menggunakan analisis jalur (path analisis), dimana analisis

jalur ini berfungsi untuk mengetahui pengaruh langsung dan tidak

langsung sekumpulan variabel, sebagai variabel penyebab (variabel

eksogen) terhadap seperangkat variabel lainnya yang merupakan variabel

akibat (variabel endogen)

82

Gambar 4.1

Diagram Jalur Hubungan Kausal X1 X1 X1 dan Y ke Z

1.

1. Menguji dan Memaknai Sub-Struktur 1

a. Analisis Sub-Struktur I

Persamaan Sub-Struktur 1 (Y = ρx1y X1 + ρx2y X2 + ρx3yX3+ ρy ε1

Gambar 4.2

Sub - Struktur 1

b. Hipotesis Sub-Struktur I

Debt Financing

(X1)

Non Performing

Financing (X3)

Equity

Financing (X2)

Return on

Equity (Y)

Debt Financing (X1)

Return on

Assets (Z)

Return on

Equity (Y)

Non Performing

Financing (X3)

Equity Financing (X2)

83

a. H0 : β1 = 0 (debt financing tidak berpengaruh terhadap return

on equity)

Ha : β1 ≠ 0 (debt financing berpengaruh terhadap return on

equity)

b. H0 : β2 = 0 (equity financing tidak berpengaruh terhadap

return on equity)

Ha : β2 ≠ 0 ( equity financing berpengaruh terhadap return on

equity)

c. H0 : β3 = 0 (non performing financing tidak berpengaruh

terhadap return on equity)

Ha : β3 ≠ 0 (non performing financing berpengaruh terhadap

return on equity)

d. H0 : β4 = 0 (debt financing, equity financing dan non

performing financing tidak berpengaruh terhadap return on

equity)

Ha : β4 ≠ 0 (debt financing, equity financing dan non

performing financing berpengaruh terhadap return on equity)

c. Koefisien Determinasi Struktur I

84

Untuk melihat pengaruh variabel debt financing, equity

financing dan non performing financing terhadap return on equity

ditunjukkan oleh tabel summary, khususnya pada angka adjusted R

square dibawah ini:

Tabel 4.2

Koefisien Determinasi Struktur I

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

1 .877a .769 .757 3.14904

a. Predictors: (Constant), NPF, DF, EF

Besarnya angka adjusted R square adalah 0.757 angka ini

digunakan untuk melihat besarnya pengaruh yang dimiliki debt

financing, equity financing dan non performing financing terhadap

return on equity caranya adalah dengan menghitung

Koefisien Determinasi dengan rumus:

KD = adjusted r2 x 100%

KD = 0.757 x 100%

KD = 75.7%

Angka tersebut memiliki arti bahwa pengaruh debt financing,

equity financing dan non performing financing terhadap return on

equity sebesar 75.7% sedangkan sisanya 24,3% dipengaruhi oleh

faktor lain atau variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini

85

seperti net profit margin, , capital adequacy ratio, financing to

deposit ratio, return on investment , BOPO dan lain-lain

d. Koefisien Jalur Persamaan

Dalam penentuan pengaruh variabel penelitian secara

keseluruhan didapat nilai koefisien jalur dari penjumlahan seluruh

variabel eksogen terhadap variabel endogen. Nilai koefisien jalur

(berdasarkan estimate) variabel debt financing, equity financing dan

non performing Financing terhadap return on equity diolah dengan

menggunakan bantuan software SPSS 22. Berikut adalah hasil

pengelolaannya.

Tabel 4.3 Koefisien Jalur Persamaan 1

Model

Standardized

Coefficients

Beta

1 (Constant)

DF -0.584

EF -0.708

NPF -0.418

a. Dependent Variable: ROE

ρx1y X1 = -0.584

ρx2y X2 = -0.708

ρx3y X3 = -0.418

86

Jadi persamaan analisis jalur yang terbentuk adalah sebagai berikut:

Y = -ρx1y X1 - ρx2y X2 - ρx3y X3 +ρy ε1

Y= -0.584 X1 – 0.708 X2 - 0.418 X3 + 0.481 ε1

Angka koefisien residu sebesar 0,481 didapat dari 1-R2√1-0,769=

0,481

2. Menguji dan Memaknai Sub-Struktur II

a. Analisis Sub-Struktur II

Persamaan Jalur II (Z= ρx1z X1 + ρx3z X3 + ρyz Y + ρz ε2)

Tabel 4.3

Sub-Struktur II

b. Hipotesis Sub-Struktur II

Debt Financing

(X1)

Return on

Equity (Y)

Non Performing

Financing (X3)

Return on

Assetss (Z)

87

a. H0 : β5 = 0 (debt financing tidak berpengaruh terhadap return

on assets)

Ha : β5 ≠ 0 (debt financing berpengaruh terhadap return on

assets)

b. H0 : β6 = 0 (non performing financing tidak berpengaruh

terhadap return on assets)

Ha : β6 ≠ 0 (non performing financing berpengaruh terhadap

return on assets)

c. H0 : β7 = 0 (return on equity tidak berpengaruh terhadap return

on assets)

Ha : β7 ≠ 0 (return on equity berpengaruh terhadap return on

assets)

d. H0 : β8 = 0 (debt financing, non performing financing dan

return on equity tidak berpengaruh terhadap return on assets)

Ha : β8 ≠ 0 (debt financing, non performing financing dan

return on equity berpengaruh terhadap return on assets)

c. Koefisien Determinasi Struktur II

Untuk melihat pengaruh variabel debt financing, non

performing financing, return on equity dan return on Assets terhadap

return on Assets ditunjukkan oleh tabel summary, khususnya pada

adjusted R square dibawah ini.

88

Tabel 4.5

Koefisien Determinasi Struktur 2

Besarnya angka adjusted R square adalah 0.609 angka ini

digunakan untuk melihat besarnya pengaruh yang dimiliki debt

financing, non performing Financing dan return on equity terhadap

return on Assets caranya adalah dengan menghitung Koefisien

Determinasi dengan rumus:

KD = adjusted r2 x 100%

KD = 0.609 x 100%

KD = 60.9%

Angka tersebut memiliki arti bahwa pengaruh debt financing,

equity financing dan non performing financing terhadap return on

equity sebesar 60.9% sedangkan sisanya 39.1% dipengaruhi oleh

faktor lain atau variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini

seperti capital adequacy ratio, financing to deposit ratio, return on

investment , BOPO dan lain-lain

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of

the Estimate

1 .793a .628 .609 .32350

a. Predictors: (Constant), ROE, NPF, DF

89

H. Koefisien Jalur Persamaan II

Dalam penentuan pengaruh variabel penelitian secara

keseluruhan didapat nilai koefisien jalur dari penjumlahan seluruh

variabel eksogen terhadap variabel endogen. Nilai koefisien jalur

(berdasarkan estimate ) variabel debt financing, non performing

Financing dan return on equity terhadap return on Assets diolah

dengan menggunakan bantuan software SPSS 22. Berikut adalah hasil

pengelolaannya.

Tabel 4.6 Koefisien Jalur II

Model

Standardized

Coefficients

Beta

1 (Constant)

DF -0.415

NPF -0.550

ROE 0.743

a. Dependent Variable: ROA

ρx1Z X1 = -0.415

ρx3Z X2 = -0.550

ρyZ Z = 0.743

90

Jadi persamaan analisis jalur yang terbentuk adalah sebagai

berikut:

Z = -ρx1Z X1 – ρx3Z X3 + ρyz Z + ρz ε2

Z = -0.415 X1– 0.550 X3 + 0.743 X3 + 0,609 ε2

Angka koefisien residu sebesar 0,688 didapat dari 1-R2√1-

0,628= 0,609

1) Melihat Pengaruh Debt Financing (X1), Equity Financing (X2), Non

Performing Financing (X3) secara Parsial Terhadap Return on Equity

(Y)

Pengujian hipotesis secara parsial dimaksudkan untuk

mengetahui ada atau tidaknya pengaruh variabel bebas secara parsial

terhadap variabel terikat. 0,Hasil hipotesis dalam pengujian ini adalah.

Hasil Uji Parsial (T-Test) Struktur I

a. Menguji signifikan koefisien X1 (debt financing) terhadap Y

(return on equity)

91

Tabel 4.7

Koefisien Jalur DF ke ROE

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardize

d

Coefficients

T Sig. B

Std.

Error Beta

1 (Constant) 26.209 1.652 15.865 .000

DF .000 .000 -.584 -5.667 .000

a. Dependent Variable: ROE

H0 : β1=0 (debt financing tidak berpengaruh terhadap return on

equity)

Ha : β1≠0 (debt financing berpengaruh terhadap return on equity)

Membandingkan nilai thitung dengan ttabel

Jika nilai thitung > nilai ttabel maka H0 ditolak dan Ha diterima

Jika nilai thitung < nilai ttabel maka H0 diterima dan Ha ditolak

Dari perhitungan didapat nilai thitung untuk koefisien debt financing

adalah 5.667. Dan dengan ttabel bisa dihitung pada tabel t-test, dengan

α = 0,05, karena digunakan hipotesis dua arah, ketika mencari t tabel ,

nilai α dibagi dua menjadi 0,025, dan df= 61 (didapat dari rumus n-2,

dimana n adalah jumlah data, 63-2= 61) didapat ttabel adalah 2.000.

92

Oleh karena thitung > nilai ttabel (5.667 > 2,000 ), maka H0 ditolak

dan Ha diterima, sehingga mempunyai kesimpulan yang sama dengan

nilai signifikan 0.000 < 0.005, bahwa debt financing berpengaruh

signifikan terhadap return on equity.

b. Menguji signifikansi koefisien X2 (equity financing) terhadap

Y (return on equity)

Tabel 4.8

Koefisien Jalur EF ke ROE

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardize

d

Coefficient

s

T Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 28.729 1.520 18.896 .000

EF -.001 .000 -.708 -7.886 .000

a. Dependent Variable: ROE

H0 : β2=0 (equity financing tidak berpengaruh terhadap return on

equity).

Ha : β2≠0 (equity financing berpengaruh terhadap return on equity).

Membandingkan nilai thitung dengan ttabel

Jika nilai thitung > nilai ttabel maka H0 ditolak dan Ha diterima

Jika nilai thitung < nilai ttabel maka H0 diterima dan Ha ditolak

Dari perhitungan didapat nilai thitung untuk koefisien equity

financing adalah 7.886. Dan dengan ttabel bisa dihitung pada tabel

93

t-test, dengan α = 0,05, karena digunakan hipotesis dua arah, ketika

mencari ttabel , nilai α dibagi dua menjadi 0,025, dan df = 61 (didapat

dari rumus n-2, dimana n adalah jumlah data, 63-2) didapat ttabel

adalah 2,000

Oleh karena thitung > nilai ttabel ( 7,886 > 2,000 ), maka H0

ditolak dan Ha diterima, sehingga mempunyai kesimpulan yang sama

dengan uji t yaitu equity financing berpengaruh signifikan terhadap

return on equity.

c. Menguji signifikansi koefisien x3 (non performing financing)

terhadap Y (return on equity)

Tabel 4.9

Kofisien Jalur NPF ke ROE

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

T Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 29.591 3.385 8.743 .000

NPF -3.410 .941 -.418 -3.626 .001

a. Dependent Variable: ROE

H0 : β3=0 (non performing financing tidak berpengaruh terhadap

return on equity)

Ha : β3≠0 (non performing financing berpengaruh terhadap return on

equity)

94

Membandingkan nilai thitung dengan ttabel

Jika nilai thitung > nilai ttabel maka H0 ditolak dan Ha diterima

Jika nilai thitung < nilai ttabel maka H0 diterima dan Ha ditolak

Dari perhitungan didapat nilai thitung untuk koefisien non

performing financing adalah 3.626. Dan dengan ttabel bisa dihitung

pada tabel t-test, dengan α = 0,05, karena digunakan hipotesis dua

arah, ketika mencari ttabel , nilai α dibagi dua menjadi 0,025, dan df=

61 (didapat dari rumus n-2, dimana n adalah jumlah data, 63-2= 61)

didapat ttabel adalah 2,000

Oleh karena thitung > nilai ttabel ( 3.626 > 2,000 ), maka H0 ditolak

dan Ha diterima, sehingga mempunyai kesimpulan yang sama dengan

uji t yaitu non performing financing berpengaruh signifikan terhadap

return on equity.

d. Menguji signifikansi koefisien X1 (debt financing), X2 (equity

financing), X3 (non performing financing) terhadap Y (return on

equity)

Y = -ρx1y X1 - ρx2y X2 - ρx3y X3 - ρy ε1

95

Tabel 4.10

Analisis Varian ( Annova ) Struktur I

Model

Sum of

Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression 1978.069 3 659.356 66.491 .000a

Residual 594.987 60 9.916

Total 2573.055 63

a. Predictors: (Constant), NPF, DF, EF

Pada tabel diatas analsis varian (Anova) struktur I ditampilkan hasil

uji F yang dapat dipergunakan untuk menguji model apakah variabel debt

financing, equity financing dan non performing financing secara simultan

berpengaruh signifikan terhadap return on equity. Pengujian dilakukan

dengan uji F, hipotesis yang diajukan:

H0 : β4 = 0 debt financing, equity financing dan non performing financing

tidak berpengaruh secara simultan terhadap return on equity.

Ha : β4 ≠ 0 debt financing, equity financing dan non performing financing

berpengaruh secara simultan terhadap return on equity.

Jika Fhitung > Ftabel , maka H0 ditolak

Jika Fhitung < Ftabel , maka H0 ditolak

Dari perhitungan didapat nilai Fhitung sebesar 66.491 dengan tingkat

signifikansi sebesar 5 % dan df1 = 3 dan df2 = 60, didapat Ftabel = 2.76 karena

nilai Fhitung 66.491 > nilai Ftabel 2.76 maka H0 ditolak Ha diterima atau

terdapat kecocokan antara model dengan data. Sehingga dapat disimpulkan

96

bahwa aspek varibel debt financing, equity financing dan non performing

financing secara simultan berpengaruh signifikan terhadap return on equity.

Sehingga model analisis jalur yang didapatkan layak digunakan untuk

memprediksi. Atau jika dilihat pada nilai dengan menggunakan nilai

signifikansi, diketahui bahwa nilai sig (0,000 < 0,005) sehingga memiliki

kesimpulan yang sama dengan uji F yaitu terdapat kecocokan data.

Gambar 4.3

Struktur 1. Hubungan Kausal X1, X2 dan X3 ke Y

2. Melihat Pengaruh Debt Financing (X1), Non Performing Financing

(X3) dan Return on Equity (Y) secara Parsial Terhadap Return on Assets

(Z)

0.481 ε1

-0.584

-0.708

-0.481

Debt financing

(X1)

equity financing

(X2)

Non

Performing

Financing (X3)

Return on

Equity (Y)

97

a. Meguji signifikansi koefisien X1 (debt financing) terhadap Z return

on assets

H0 : β5 = 0 (debt financing tidak berpengaruh terhadap return on

assets)

Ha : β5 ≠ 0 (debt financing berpengaruh terhadap return on assets)

Membandingkan nilai thitung dengan ttabel

Jika nilai thitung > nilai ttabel maka H0 ditolak dan Ha diterima

Jika nilai thitung < nilai ttabel maka H0 diterima dan Ha ditolak

Dari perhitungan didapat nilai thitung untuk koefisien debt

financing adalah 3.591. Dan dengan ttabel bisa dihitung pada tabel

t-test, dengan α = 0.05, karena digunakan hipotesis dua arah, ketika

mencari ttabel , nilai α dibagi dua menjadi 0.025, dan df = 61 (didapat

dari rumus n-2, dimana n adalah jumlah data, 63-2) didapat ttabel 2.000

Tabel 4. 11

Koefisien DF ke ROA

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

T Sig. B Std. Error Beta

1 (Constan

t)

2.161 .150

14.404 .000

DF -1.303E-5 .000 -.415 -3.591 .001

a. Dependent Variable: ROA

98

Oleh karena thitung > nilai ttabel (3.591 > 2.000 ), maka H0 ditolak

dan Ha diterima sehingga mempunyai kesimpulan yang sama dengan

uji t yaitu debt financing berpengaruh signifikan terhadap return on

Assets.

Pada model koefisien didapat nilai signifikan 0.001 < 0.005

maka H0 diterima dan Ha ditolak, sehingga mempunyai kesimpulan

yang berbeda dengan uji t, yaitu debt financing tidak berpengaruh

signifikan return on Assets.

b. Menguji signifikansi koefisien X3 (non performing financing)

terhadap return on assets.

Tabel 4.12

Koefisien NPF ke ROA

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardiz

ed

Coefficien

ts

T Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 2.942 .252 11.673 .000

NPF -.363 .070 -.550 -5.186 .000

a. Dependent Variable: ROA

H0 : β6 = 0 (non performing financing tidak berpengaruh terhadap

return on assets )

99

Ha : β6 ≠ 0 (non performing financing berpengaruh terhadap return on

assets )

Membandingkan nilai thitung dengan ttabel

Jika nilai thitung > nilai ttabel maka H0 ditolak dan Ha diterima

Jika nilai thitung < nilai ttabel maka H0 diterima dan Ha ditolak

Dari perhitungan didapat nilai thitung untuk koefisien non

performing financing adalah 5.186. Dan dengan ttabel bisa dihitung

pada tabel t-test, dengan α = 0.05, karena digunakan hipotesis dua

arah, ketika mencari ttabel , nilai α dibagi dua menjadi 0.025, dan df =

61 (didapat dari rumus n-2, dimana n adalah jumlah data, 63-2)

didapat ttabel adalah 2.000

Oleh karena thitung > nilai ttabel (5.186 > 2.000 ), maka H0

ditolak dan Ha diterima, sehingga mempunyai kesimpulan yang sama

dengan uji t yaitu equity financing berpengaruh signifikan terhadap

return on Assets.

Pada model koefisien didapat nilai signifikan 0.000< 0.005

maka Ho ditolak dan Ha diterima, sehingga mempunyai kesimpulan,

sehingga mempunyai kesimpulan yang sama dengan uji t yaitu non

performing financing berpengaruh signifikan terhadap return on

assets.

100

c. Menguji signifikansi koefisien Y (return on equity) terhadap Z

(return on assets)

H0 : β7 = 0 (return on equity tidak berpengaruh terhadap return on

assets )

Ha : β7 ≠ 0 (return on equity berpengaruh terhadap return on assets)

Membandingkan nilai thitung dengan ttabel

Jika nilai thitung > nilai ttabel maka H0 ditolak dan Ha diterima

Jika nilai thitung < nilai ttabel maka H0 diterima dan Ha ditolak

Dari perhitungan didapat nilai thitung untuk koefisien non

performing financing adalah 8.748. Dan dengan ttabel bisa dihitung

pada tabel t-test, dengan α = 0,05, karena digunakan hipotesis dua

arah, ketika mencari ttabel , nilai α dibagi dua menjadi 0.025, dan df =

61 (didapat dari rumus n-2, dimana n adalah jumlah data, 63-2)

didapat ttabel adalah 2.000

Tabel 4.13

Koefisien ROE ke ROA

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

T Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) .606 .129 4.702 .000

ROE .060 .007 .743 8.748 .000

a. Dependent Variable: ROA

101

Oleh karena thitung < nilai ttabel (8.748 > 2.000 ), maka H0

diterima dan Ha ditolak, sehingga mempunyai kesimpulan yang sama

dengan uji t yaitu equity financing berpengaruh signifikan terhadap

return on Assets.

Pada model koefisien didapat nilai signifikan 0.000< 0.005

maka Ha diterima dan Ho ditolak, sehingga mempunyai kesimpulan,

sehingga mempunyai kesimpulan yang sama dengan uji t yaitu return

on equity berpengaruh signifikan terhadap return on Assets.

d. Menguji signifikansi koefisien X1 (debt financing), X3 (non

performing financing), Y (return on equity) terhadap Z (return on

assets)

Z = -ρx1Z X1 – ρx3Z X3 + ρyZ Y + ρZ ε2

Tabel 4. 14

Analisis Varian ( Annova ) Struktur II

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression 10.603 3 3.534 33.77

4

.000a

Residual 6.279 60 .105

Total 16.882 63

a. Predictors: (Constant), ROE, NPF, DF

b. Dependent Variable: ROA

102

Pada tabel diatas analisis varian ( Annova ) struktur II ditampilkan

hasil uji F yang dapat dipergunakan untuk menguji model apakah variabel

debt financing, non performing Financing dan return on equity secara

simultan berpengaruh signifikan terhadap return on Assets. Pengujian

dilakukan dengan uji F, hipotesis yang diajukan:

Ho : β8 = 0 variabel debt financing, non performing financing dan return

on equity tidak berpengaruh secara simultan terhadap return on Assets.

Ha : β8 ≠ 0 variabel debt financing, non performing Financing dan return

on equity berpengaruh secara simultan terhadap return on Assets.

Pengambilan keputusan berdasarkan perbandingan nilai

Jika Fhitung > Ftabel, maka H0 ditolak dan Ha diterima

Jika Fhitung < Ftabel, maka H0 diterima Ha ditolak

Dari perhitungan didapat nilai Fhitung sebesar 33.774 dengan

tingkat signifikan sebesar 5% dan df1= 3 dan df2 = 60, didapat Ftabel = 2.76

. Karena nilai Fhitung (33.774) > Ftabel (2.76) maka H0 ditolak dan Ha

diterima atau terdapat kecocokan antara model dan data. Sehingga

disimpulkan bahwa aspek variabel debt financing,equity financing secara

simultan beroengaruh signifikan terhadap return on Assets. Sehingga

model analisis jalur yang didapatkan layak digunakan untuk memprediksi.

Atau jika dilihat dengan nilai dengan menggunakan nilai signifikansi,

diketahui bahwa nilai signifikan (0.000 < 0.005 ) sehingga memiliki

103

kesimpulan yang sama dengan Uji F yaitu terdapat kecocokan antara

model dan data.

Gambar 4.5

Model Jalur Path Struktur II

Tabel 4.15 Koefisien Jalur

DF EF NPF ROE ROA

DF Pearson

Correlation

1 .975**

-.029 -.584**

-.415**

Sig. (2-tailed) .000 .823 .000 .001

N 64 64 64 64 64

EF Pearson

Correlation

.975**

1 .167 -.708**

-.535**

Sig. (2-tailed) .000 .187 .000 .000

N 64 64 64 64 64

0,688 ε2

-0.415

-0.550

0.743

Debt

Financing( X1)

Non Performing

Financing (X2)

Return on

Equity (Y)

Return on

Assetss ( Z )

104

NPF Pearson

Correlation

-.029 .167 1 -.418**

-.550**

Sig. (2-tailed) .823 .187 .001 .000

N 64 64 64 64 64

ROE Pearson

Correlation

-.584**

-.708**

-.418**

1 .743**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .001 .000

N 64 64 64 64 64

ROA Pearson

Correlation

-.415**

-.535**

-.550**

.743**

1

Sig. (2-tailed) .001 .000 .000 .000

N 64 64 64 64 64

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui nilai korelasi antara variabel.

Angka koefisien korelasi positif (+) menunjukkan bahwa hubungan antara

kedua variabel tersebut bersifat positif terbalik, artinya peningkatan satu

variabel akan diikuti oleh peningkatan variabel lain. Artinya jika nilai variabel

X tinggi, maka nilai variabel Y akan tinggi pula. Sebaliknya, jika koefesien

korelasi negatif (-), maka kedua variabel mempunyai hubungan terbalik.

Artinya jika nilai variabel X tinggi, maka nilai variabel Y akan menjadi rendah

dan berlaku sebaliknya:

0 : Tidak ada korelasi antara dua variabel

>0 – 0,25 : Korelasi sangat lemah

>0,25 – 0,5 : Korelasi cukup

>0,5 – 0,75 : Korelasi kuat

105

>0,75 – 0,99 : Korelasi sangat kuat

1 : Korelasi sempurna

Untuk pengujian lebih lanjut, maka diajukan hipotesis sebagai berikut:

Ho : tidak terdapat hubungan yang signifikan antara dua variabel

Ha : terdapat hubungan yang signifikan antara dua variabel

Pengujian berdasarkan uji probabilitas akan diterima apabila nilai

probabilitas lebih dari 0,05 maka H0 diterima dan jika nilai probabilitas

kurang dari 0,05 maka H0 ditolak.

Tabel 4.16 Koefisien Korelasi

Hubungan Kofisien

korelasi

Kategori Nilai sig. Kesimpulan

Return on Equity (Y)

dengan debt financing (X1)

-0.584 Kuat 0.000 Signifikan

Return on Equity ( Y )

dengan equity financing (X2

)

-0.708 Kuat 0.000 Signifikan

Return on Equity ( Y )

dengan Non Performing

Financing ( X3)

-0.418 Cukup 0.001 Signifikan

106

Berdasarkan hasil pengujian diatas, diketahui bahwa hanya 2 variabel

yang memiliki hubungan yang tidak signifikan yaitu hubungan antara Equity

Financing (X2 ) dengan Non Performing Financing ( X3 ) dan Debt

Return on Assets ( Y2 )

dengan Debt Financing (X1

)

-0,415 Cukup 0.001 Signifikan

Return on Assets ( Y2 )

dengan Non Performing

Financing ( X3 )

-0,550 Kuat 0.000 Signifikan

Return on Assets (Y2 )

dengan Return on equity

(Y)

0.743 Kuat 0.000 Signifikan

Debt Financing (X1 )

dengan Non Performing

Financing

( X3 )

-0,029 Sangat

Lemah

0,823

Tidak

Signifikan

Equity Financing (X2 )

dengan Non Performing

Financing

( X3 )

0,167 Sangat

Lemah

0,187 Tidak

Signifikan

107

Financing (X1 ) dengan Non Performing Financing ( X3 ) karena nilai

probabilitasnya lebih besar dari 0,05 sedangkan hubungan yang lainnya

signifikan karena memiliki nilai probabilitasnya lebih kecil 0,05 .

3) Perhitungan Pengaruh

Koefisien jalur, pengaruh langsung dan tidak langsung, pengaruh

total dan pengaruh bersama debt financing (X1), equity financing (X2) dan

Non Performing Financing (X3) terhadap Return on Equity dan Return on

Assets

Tabel 4.17 Perhitungan Pengaruh Langsung, Tidak Langsung

dan Total

Pengaruh

Variabel

Koefisien

Jalur

Pengaruh Pengaruh

Simultan

(R2

Yxk)

Langsung Tidak Langsung

Melalui ROE

Total

X1 ke Y -0.584 -0.584 - -0.584 -

X2 ke Y -0.708 -0.708 - -0.708 -

X3 ke Y -0.418 -0.418 0.743 0.325 -

X1 ke Z -0.415 -0.415 - -0.415 -

X3 ke Z -0.550 -0.550 - -0.550 -

Y ke Z 0.743 0.743 - 0.743 -

ε1 0.481 0.4812=23.13 - -

ε2 0,688 0,6882=47.33 - -

108

a. Pengaruh langsung

Untuk menghitung pengaruhlangsung, digunakan formula berikut:

Pengaruh debt financing terhadap return on equity

X1 Y = -0.5842

= 34.11 %

Pengaruh equity financing terhadap return on equity

X2 Y = -0.7082

= 50.13 %

Pengaruh non performing financing terhadap return on equity

X3 Y = -0.4182 = 17.47 %

Pengaruh debt financing terhadap return on assets

X1 Z = -0.4152 = 17.22 %

Pengaruh non performing financing terhadap return on assets

X3 Z = -0.5502 = 30.25%

Pengaruh return on equity terhadap return on assets

Y Z = 0.7432= 55.2 %

b. Pengaruh tidak langsung

Pengaruh equity financing terhadap return on Assets melalui return on equity

X2 Y Z = 0.708 x 0.743 = 0.526

109

Debt Financing

(x1)

Equity

Financing (x2)

Non

Performing

Financing (x3)

Return on

Equity

(Y)

Gambar 4.6

Struktur 1 dan 2

0.481 ε1 0,688 ε2

0.975 -0.415

-0.584

-0.029 -0.708 0.743

0.167

-0.418 -0.550

Return

on

Assetss

(Z)

110

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisa dan pembahasan yang telah dijelaskan pada

bab sebelumnya, maka dari penelitian ini dapat diambil kesimpulan,

dimana hal ini merupakan jawaban dari rumusan masalah, yaitu sebagai

berikut:

1. Variabel debt financing berpengaruh langsung sebesar 34.11% dengan

nilai signifikan 0.000 terhadap return on equity, equity financing

berpengaruh langung sebesar 50.13% dengan nilai signifikan 0.000

terhadap return on equity dan non performing Financing berpengaruh

langsung sebesar 17.47% dengan nilai signifikan 0.001 terhadap return on

equity.

2. Variabel debt financing, equity financing dan non performing

Financing berpengaruh signifikan terhadap return on equity.

3. Variabel debt financing berpengaruh langsung sebesar 17.22% dengan

nilai signifikan 0.000 terhadap return on assets, non performing

Financing berpengaruh langsung sebesar 30.25% dengan nilai signifikan

0.000 terhadap return on assets dan return on equity berpengaruh

111

langsung sebesar 55.2% dengan nilai signifikan 0.000 terhadap return on

assets.

4. Variabel debt financing, non performing Financing dan return on

equity berpengaruh signifikan terhadap return on assets.

B. Saran

Berdasarkan pada kesimpulan diatas, maka saran dari

penelitian ini adalah:

1. Bagi Perusahan ( Bank Syariah di Indonesia ) harus lebih

meningkatkan prinsip kehati-hatian sehingga dapat meminimalisasi NPF

sehingga dapat mengahasilkan profitabilitas yang maksimal.

2. Pihak perbankan syariah harus mampu melakukan monitoring yang

lebih kuat terhadap pembiayaan-pembiayaan yang diberikan/disalurkan

3. Pada penelitian lain dapat diarahkan atau menambahkan kepada objek

yang diteliti agar dapat ditambah dengan menambah data dari BPR

syariah.

112

DAFTAR PUSTAKA

Amir, Machmud dan Rukmana, 2010. Bank Syariah. Teori, Kebijakan, dan Studi

Emperis di Indonesia, Jakarta:Erlangga.

Antonio, Muhammad Syafi’i, 2007. Bank Syariah dari Teori ke Praktik,

Jakarta: Gema Insani

Arikunto, Suharsimi,2002. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek.

Jakarta: PT. Rineka Citra

Dendawijaya, Lukman, 2009. Manajemen Perbankan, Jakarta: Ghalia Indonesia,

Ghozali, I., 2013. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS.

Semarang: BP Undip

Hasibuan, Melayu S.P,2007. Dasar-Dasar Perbankan, Jakarta : Bumi Aksara

http://www.republika.co.id diakses Oktober 2014

http://www.bi.go.id/id/statistik/perbankan/syariah diakses 4 Juli 2015

http://www.bi.go.id/peraturan/Perbankan2003/pbi-5-7kap_bps diakses

27 September 2015

Karim, Adiwarman, 2010. Analisis Fiqih dan Keuangan. Jakarta: Raja

Grafindo Persada

Kasmir. 2010 Manajemen Perbankan. Jakarta: Rajawali Pers.

Kementrian Koperasi UKM RI, Petunjuk Teknis Program Pembiayaan Produktif

Koperasi dan Usaha Mikro (P3KUM) pola syariah Jakarta, 2007

M. Abdul Mannan. 1993. Islamic Economic, Theory and Practice. Diterjemahkan

M. Nastangin. Yogyakarta: PT. Dana Bhakti Wakaf. Hlm. 167

Manurung, Mandala. Dan Prathama Rahardja.2004. Teori ekonomi mikro :

Suatu pengantar. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi UI

113

Muhammad, 2008. Manajemen Pembiayaan Mudharabah di Bank Syariah.

Edisi Pertama. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Moh. Rifai, 2008. Konsep Perbankan Syariah, Semarang: Wicaksana.

Nuary, D., 2008. Pengaruh Tingkat Risiko Murabahah Terhadap

Tingkat Profitabilitas Bank Syariah. Bandung: Universitas Widyatama.

Republik Indonesia, 2008 Undang-undang perbankan syariah, Jakarta:

Sekretariat Negara.

Rivai, Veithzal dan Andria Permata Veithzal, 2008. Islamic Finance

Managemen, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

Riduwan, Drs. M.B.A dan DR. Engkos Achmad Kuncoro SE, MM. Cet.

Keenam 2014. Bandung: Alfabeta

Rifai, Moh, 2002. Konsep Perbankan syariah. Semarang: Wicaksono

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Administrasi dilengkpi dengan metode

R&D. Bandung: CV. Alfabeta.

Sawir, A., 2001. Analisis Kinerja Keuangan dan Perencanaan

Keuangan Perusahaan. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama

Undang-Undang Republik Indonesia No. 21 Tahun 2008 tentang perbankan syariah.

Zulkifli, Sunarto, 2003. Panduan Praktis Perbankan Syariah, Jakarta:

Zikrul Hakim 2003 cet.ke-1

Zahara Siti, Islahuddin, dan Said Musnadi Pengaruh. 2014. Debt Financing dan

Equity Financing terhadap Kinerja Keuangan Bank Syariah periode 2006-

2010 (studi pada bank syariahyang beroperasi di Indonesia). Fakultas

Ekonomi Universitas Syiah Kuala Banda Aceh. jurnal akuntansi Volume 3,

No.1

114

LAMPIRAN

JALUR PERTAMA 1

DF KE ROE

Variables Entered/Removedb

Model

Variables

Entered

Variables

Removed Method

1 ROEa . Enter

a. All requested variables entered.

b. Dependent Variable: DF

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of

the Estimate

1 ,584a ,341 ,331 13491,8252

a. Predictors: (Constant), ROE

b. Dependent Variable: DF

ANOVAb

Model

Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 5,846E9 1 5,846E9 32,117 ,000a

Residual 1,129E10 62 1,820E8

Total 1,713E10 63

a. Predictors: (Constant), ROE

b. Dependent Variable: DF

115

EF KE ROE

Variables Entered/Removedb

Model

Variables

Entered

Variables

Removed Method

1 EFa . Enter

a. All requested variables entered.

b. Dependent Variable: ROE

ANOVAb

Model

Sum of

Squares df

Mean

Square F Sig.

1 Regression 1288,533 1 1288,533 62,194 ,000a

Residual 1284,522 62 20,718

Total 2573,055 63

a. Predictors: (Constant), EF

b. Dependent Variable: ROE

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 28,729 1,520 18,896 ,000

EF -,001 ,000 -,708 -7,886 ,000

a. Dependent Variable: ROE

116

NPF KE ROE

Variables Entered/Removedb

Model

Variables

Entered

Variables

Removed Method

1 NPFa . Enter

a. All requested variables entered.

b. Dependent Variable: ROE

Model Summary

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of

the Estimate

1 ,418a ,175 ,162 5,85162

a. Predictors: (Constant), NPF

ANOVAb

Model

Sum of

Squares df

Mean

Square F Sig.

1 Regression 450,086 1 450,086 13,144 ,001a

Residual 2122,969 62 34,241

Total 2573,055 63

a. Predictors: (Constant), NPF

b. Dependent Variable: ROE

117

DF, EF, NPF KE ROE

Variables Entered/Removed

Model

Variables

Entered

Variables

Removed Method

1 NPF, DF,

EFa

. Enter

a. All requested variables entered.

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of

the Estimate

1 ,877a ,769 ,757 3,14904

a. Predictors: (Constant), NPF, DF, EF

b. Dependent Variable: ROE

ANOVAb

Model

Sum of

Squares df

Mean

Square F Sig.

1 Regression 1978,069 3 659,356 66,491 ,000a

Residual 594,987 60 9,916

Total 2573,055 63

a. Predictors: (Constant), NPF, DF, EF

b. Dependent Variable: ROE

118

119

JALUR KEDUA 2

DF KE ROA

Variables Entered/Removedb

Model

Variables

Entered

Variables

Removed Method

1 DFa . Enter

a. All requested variables entered.

b. Dependent Variable: ROA

Model Summary

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of

the Estimate

1 ,415a ,172 ,159 ,47477

a. Predictors: (Constant), DF

120

ANOVAb

Model

Sum of

Squares df

Mean

Square F Sig.

1 Regression 2,907 1 2,907 12,896 ,001a

Residual 13,975 62 ,225

Total 16,882 63

a. Predictors: (Constant), DF

b. Dependent Variable: ROA

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 2,161 ,150 14,404 ,000

DF -1,303E-5 ,000 -,415 -3,591 ,001

a. Dependent Variable: ROA

NPF KE ROA

Variables Entered/Removedb

Model

Variables

Entered

Variables

Removed Method

1 NPFa . Enter

a. All requested variables entered.

b. Dependent Variable: ROA

121

Model Summary

Mode

l R

R

Square

Adjusted R

Square

Std. Error of

the Estimate

1 ,550a ,303 ,291 ,43579

a. Predictors: (Constant), NPF

ANOVAb

Model

Sum of

Squares df

Mean

Square F Sig.

1 Regressio

n

5,108 1 5,108 26,895 ,000a

Residual 11,774 62 ,190

Total 16,882 63

a. Predictors: (Constant), NPF

b. Dependent Variable: ROA

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 2,942 ,252 11,673 ,000

NPF -,363 ,070 -,550 -5,186 ,000

a. Dependent Variable: ROA

ROE KE ROA

Variables Entered/Removedb

Model

Variables

Entered

Variables

Removed Method

1 ROEa . Enter

a. All requested variables entered.

122

b. Dependent Variable: ROA

Model Summary

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of

the Estimate

1 ,743a ,552 ,545 4,30986

a. Predictors: (Constant), ROA

ANOVAb

Model

Sum of

Squares df

Mean

Square F Sig.

1 Regression 9,326 1 9,326 76,524 ,000a

Residual 7,556 62 ,122

Total 16,882 63

a. Predictors: (Constant), ROE

b. Dependent Variable: ROA

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) ,606 ,129 4,702 ,000

ROE ,060 ,007 ,743 8,748 ,000

a. Dependent Variable: ROA

DF, NPF DAN ROE KE ROA

Variables Entered/Removed

Model

Variables

Entered

Variables

Removed Method

123

1 ROE, NPF,

DF

. Enter

a. All requested variables entered.

Model Summary

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of

the Estimate

1 ,793a ,628 ,609 ,32350

a. Predictors: (Constant), ROE, NPF, DF

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 1,766 ,419 4,214 ,000

DF -3,307E-6 ,000 -,105 -1,009 ,317

NPF -,214 ,062 -,325 -3,480 ,001

ROE ,044 ,009 ,546 4,750 ,000

a. Dependent Variable: ROA

124

Tahun

DEBT

FINANCING

EQUITY

FINANCING NPF ROE ROA

Jan-10 13467.0 8459.5 4.36 20.51 1.65

Feb-10 13849.5 8658.5 4.75 23.95 1.76

Mar-10 14337.5 8966.0 4.53 32.02 2.13

Apr-10 14663.0 9282.5 4.47 27.97 2.06

Mei-10 15077.0 9590.5 4.77 25.07 1.25

Jun-10 15750.0 10006.5 3.89 21.41 1.66

Jul-10 16205.0 10250.5 4.14 21.24 1.67

Agu-10 16849.5 10765.0 4.10 20.13 1.63

Sep-10 17173.5 10798.5 3.95 21.92 1.77

Okt-10 17611.0 11177.0 3.95 24.30 1.79

Nov-10 18304.5 11624.0 3.99 20.91 1.83

Des-10 18927.5 11627.5 3.02 17.58 1.67

Jan-11 19103.0 11580.0 3.28 19.99 2.26

Feb-11 19671.5 11641.5 3.66 15.49 1.81

Mar-11 20602.5 11877.5 3.60 18.22 1.97

Apr-11 21384.0 11950.0 3.79 17.60 1.90

Mei-11 22217.5 12236.5 3.76 17.15 1.84

Jun-11 23241.5 12922.0 3.55 17.01 1.84

Jul-11 23886.0 13093.5 3.75 17.09 1.86

Agu-11 24887.0 13560.0 3.53 16.98 1.81

Sep-11 25109.0 13699.5 3.50 17.09 1.80

Okt-11 26238.5 13959.5 3.11 17.43 1.75

Nov-11 27159.0 14206.0 2.74 17.54 1.78

Des-11 28345.5 14594.5 2.52 15.73 1.79

Jan-12 28390.0 14446.0 2.68 10.11 1.36

Feb-12 29319.0 14673.5 2.82 20.08 1.79

Mar-12 29738.5 14771.0 2.76 20.78 1.83

Apr-12 31090.0 15372.5 2.85 18.96 1.79

Mei-12 32432.0 15878.5 2.93 21.09 1.99

Jun-12 34037.0 16601.0 2.88 23.59 2.05

125

Jul-12 35537.5 16672.5 2.92 24.06 2.05

Agu-12 37090.0 17115.5 2.78 24.27 2.04

Sep-12 38757.0 17920.0 2.74 24.94 2.07

Okt-12 40654.0 18322.5 2.58 25.51 2.11

Nov-12 42096.0 18857.0 2.50 24.06 2.09

Des-12 44190.0 19845.0 2.22 24.06 2.14

Jan-13 45023.5 20059.5 2.49 23.98 2.52

Feb-13 46603.0 20476.0 2.72 21.52 2.29

Mar-13 48919.5 21479.5 2.75 22.25 2.39

Apr-13 49423.5 22157.0 2.85 22.48 2.29

Mei-13 50340.0 22955.5 2.92 24.34 2.07

Jun-13 51537.5 23843.0 2.64 19.33 2.10

Jul-13 52613.0 24639.0 2.75 18.27 2.02

Agu-13 52800.0 24591.0 3.01 17.97 2.01

Sep-13 53154.5 25039.5 2.80 18.05 2.04

Okt-13 54006.0 25792.5 2.96 17.24 1.94

Nov-13 54339.5 26279.0 3.08 17.24 1.96

Des-13 55573.5 26749.5 2.62 17.24 2.00

Jan-14 55175.0 26003.5 3.01 11.87 0.08

Feb-14 55308.5 26277.0 3.53 16.58 0.13

Mar-14 56156.5 27040.5 3.22 15.94 1.16

Apr-14 56438.0 28316.0 3.48 12.58 1.09

Mei-14 56707.5 28962.0 4.02 8.17 1.13

Jun-14 57442.5 29980.0 3.90 7.32 1.12

Jul-14 57353.0 30649.0 4.31 4.50 1.03

Agu-14 57292.0 30815.0 4.58 4.50 0.90

Sep-14 57738.0 31483.5 4.67 5.41 0.92

Okt-14 57843.0 31499.0 4.58 3.55 0.76

Nov-14 58110.0 32156.0 4.86 6.41 0.86

Des-14 59002.0 31870.5 4.33 5.85 0.79

Jan-15 58116.0 31811.5 4.87 11.58 1.15

Feb-15 58456.5 31917.5 5.10 10.31 1.07

Mar-15 59004.5 32928.5 4.81 8.91 1.13

Apr-15 58937.0 33530.0 4.62 7.83 1.08