Upload
others
View
4
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PENGARUH DISPOSISI MATEMATIS TERHADAP KEMAMPUANKOMUNIKASI MATEMATIS SISWA KELAS VII SMP
MUHAMMADIYAH 3 BANDARLAMPUNG
(Skripsi)
Oleh
SISKA YULIZA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS LAMPUNG
BANDARLAMPUNG2020
ABSTRAK
PENGARUH DISPOSISI MATEMATIS TERHADAP KEMAMPUAN
KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA KELAS VII SMP
MUHAMMADIYAH 3 BANDARLAMPUNG
Oleh
SISKA YULIZA
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui terdapat atau tidaknya pengaruh
disposisi matematis terhadap kemampuan komunikasi matematis siswa kelas VII
SMP Muhammadiyah 3 Bandarlampung. Populasi penelitian ini adalah seluruh
siswa kelas VII SMP Muhammadiyah 3 Bandarlampung tahun pelajaran
2018/2019 sebanyak 187 siswa yang terdistribusi dalam enam kelas. Pengambilan
sampel dilakukan dengan teknik cluster random sampling dan terpilih siswa kelas
VII F. Variabel dalam penelitian ini adalah disposisi matematis (X) dan
kemampuan komunikasi matematis (Y). Data diperoleh melalui instrumen
disposisi matematis dan instrumen tes kemampuan komunikasi matematis.
Pengujian hipotesis dilakukan dengan uji regresi linear sederhana dengan
menggunakan Diperoleh persamaan regresi
dengan . Nilai signifikansi disposisi matematis adalah 0,000 sehingga disimpulkan bahwa terdapat pengaruh disposisi matematis terhadap
kemampuan komunikasi matematis siswa kelas VII SMP Muhammadiyah 3
Bandarlampung.
Kata kunci: pengaruh, disposisi matematis, kemampuan komunikasi matematis
PENGARUH DISPOSISI MATEMATIS TERHADAP KEMAMPUANKOMUNIKASI MATEMATIS SISWA KELAS VII SMP
MUHAMMADIYAH 3 BANDARLAMPUNG
Oleh
SISKA YULIZA
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai GelarSARJANA PENDIDIKAN
Pada
Program Studi Pendidikan MatematikaJurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG2020
RIWAYAT HIDUP
Penulis merupakan anak kedua dari Bapak Walyadi dan Ibu Mazidah. Lahir pada
tanggal 29 Maret 1996 di Way Mengaku, Kecamatan Balik Bukit, Kabupaten
Lampung Barat. Memiliki tiga saudara laki-laki, yaitu Arpan Ridho, Rizki Kurnia
Saputra, dan Muhammad Fadli.
Penulis menyelesaikan pendidikan dasar di SD Negeri 1 Way Mengaku pada
tahun 2008, pendidikan menengah pertama di SMP Negeri 1 Liwa pada tahun
2011, dan pendidikan menengah atas di SMA Negeri 1 Liwa pada tahun 2014.
Pada tahun yang sama, penulis terdaftar sebagai mahasiswa program studi
Pendidikan Matematika, Jurusan Pendidikan MIPA, Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan di Universitas Lampung melalui jalur Seleksi Bersama Masuk
Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN).
Pada tahun 2017 penulis melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Pekon
Pampangan, Kecamatan Sekincau, Kabupaten Lampung Barat dan melaksanakan
praktek mengajar melalui Program Pengalaman Lapangan (PPL) di SMK Bhakti
Wiyata.
Moto
“... Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia baik bagimu, dan boleh jadi
kamu menyukai sesuatu, padahal ia tidak baik bagimu. Allah mengetahui, sedang
kamu tidak mengetahui.”
-QS. Al-Baqarah: 216-
“Jika Allah mencintai suatu kaum, maka mereka akan diuji”
-HR. Ath-Thabrani-
“Kita hidup di dunia, bukan di surga. Maka jangan berharap kebahagiaan akan
abadi. Dan sebaliknya, dunia ini bukan neraka. Maka tidak mungkin ada
kesedihan dan kesengsaraan yang abadi”
-Unknown-
“Kadang apa yang kamu syukuri hari ini merupakan sesuatu yang pernah kamu
sesali di masa lalu. Maka jika datang sesuatu yang kamu sesali, pikirkanlah bahwa
bisa jadi suatu saat itu adalah sesuatu yang kamu syukuri”
-Siska Yuliza-
Persembahan
Karya ini dipersembahkan untuk:
Para pendidik
dan
Anda.
SANWACANA
Segala puji bagi Allah rabb semesta alam yang telah melimpahkan rahmat dan
karunia-Nya sehingga penyusunan skripsi ini dapat diselesaikan. Skripsi yang
berjudul “Pengaruh Disposisi Matematis Terhadap Kemampuan Komunikasi
Matematis Siswa Kelas VII SMP Muhammadiyah 3 Bandarlampung” adalah
salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan pada Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Lampung.
Penulis menyadari bahwa terselesaikannya penyusunan skripsi ini tidak terlepas
dari bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Kedua orangtuaku
2. Ketiga saudaraku, kedua kakek dan nenekku, serta seluruh keluargaku yang
mengharapkan keberhasilan dan kebaikan untukku
3. Widyastuti, S.Pd., M.Pd., selaku pembimbing II sekaligus sebagai
pembimbing akademik dan ibu bagiku selama menempuh pendidikan di
Universitas Lampung, atas perhatian, nasehat, dukungan, bimbingan,
pengertian, kebaikan, saran, serta kesabarannya
4. Dr. Tina Yunarti, M.Pd., selaku Pembimbing I yang telah bersedia
meluangkan waktu untuk membimbing, memberikan evaluasi serta saran
selama melakukan penelitian dan penyusunan skripsi
5. Dr. Haninda Bharata, M.Pd., selaku pembahas yang telah memberikan kritik
dan saran mulai dari seminar sampai ujian
6. Dra. Rini Asnawati, M.Pd.
7. Drs. Pentatito Gunowibowo, M.Pd., dan Dr. Caswita, M.Si.
8. Citra Abriani Maharani, S.Pd., M.Pd., Kons, selaku validator skala disposisi
matematis
9. Dosen-dosen Pendidikan Matematika Universitas Lampung yang telah
mengajar dan mendidikku
10. Dr. Sri Hastuti Noer, selaku Kepala Program Studi Pendidikan Matematika
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung
11. Prof. Dr. Patuan Raja, M.Pd., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Lampung
12. Wahdiyana, S.T., M.Pd.T., selaku Kepala Sekolah SMP Muhammadiyah 3
Bandarlampung
13. Kiki Kurniawan, S.Pd., selaku guru mitra serta seluruh guru-guru di SMP
Muhammadiyah 3 Bandarlampung
14. Siswa/siswi kelas VIII dan VII F SMP Muhammadiyah 3 Bandarlampung
semester genap Tahun Pelajaran 2018/2019
15. Teman-teman Pendidikan Matematika angkatan 2014 serta kakak tingkat dan
adik tingkat yang telah membantu dan menemaniku selama menempuh
pendidikan di Universitas Lampung
16. Seluruh murid-murid yang pernah kuajar, yang telah membuatku merasakan
keindahan menjadi seorang guru
17. Semua yang telah hadir dalam hidupku, yang telah mengajarkanku tentang
indahnya berbagi dan mengasihi, nikmatnya berjuang, lelahnya mencari,
sakitnya kehilangan dan putus asa, pahitnya kecewa, serta manisnya buah dari
kesabaran
18. Semua pihak yang terlibat dalam penyusunan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, masih terdapat
cacat didalamnya. Meskipun demikian, penulis berharap penelitian ini dapat
memberikan kontribusi yang positif untuk pendidikan.
Bandar Lampung, Januari 2020
Penulis
Siska Yuliza
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL .......................................................................................... viii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. x
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .............................................................................. 6
C. Tujuan Penelitian ................................................................................ 6
D. Manfaat Penelitian.............................................................................. 7
E. Ruang Lingkup Penelitian .................................................................. 7
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Pustaka ................................................................................. 9
1. Komunikasi Matematis ................................................................... 9
2. Disposisi matematis ........................................................................ 12
3. Pengaruh .......................................................................................... 14
B. Kerangka Pikir ..................................................................................... 15
C. Anggapan Dasar................................................................................... 16
D. Hipotesis Penelitian ............................................................................ 16
III. METODE PENELITIAN
A. Populasi dan Sampel ........................................................................... 17
B. Data Penelitian .................................................................................... 17
C. Teknik Pengumpulan Data .................................................................. 18
D. Instrumen Penelitian ........................................................................... 18
a. Instrumen Tes .................................................................................. 18
Halaman
vi
1. Validitas....................................................................................... 20
2. Reliabilitas .................................................................................. 20
3. Daya Pembeda ............................................................................. 21
4. Tingkat Kesukaran ...................................................................... 23
b. Instrumen Non Tes .......................................................................... 24
1. Validitas ...................................................................................... 25
2. Reliabilitas .................................................................................. 27
E. Prosedur Pelaksanaan Penelitian ......................................................... 28
F. Teknik Analisis Data............................................................................ 29
1. Statistik Deskriptif ........................................................................... 29
2. Pencapaian Indikator Disposisi Matematis ...................................... 30
3. Uji Asumsi Dasar ............................................................................ 31
a. Uji Normalitas ............................................................................. 31
b. Uji Linearitas ............................................................................... 33
4. Uji Hipotesis ................................................................................... 34
a. Uji Kelayakan Model................................................................... 34
1. Koefisien Korelasi ....................................................................... 34
2. Koefisien Determinasi ................................................................. 35
3. Uji F............................................................................................. 36
b. Uji Regresi Linear Sederhana...................................................... 36
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian .................................................................................... 37
1. Statistik Deskriptif .......................................................................... 37
a. Variabel Disposisi Matematis...................................................... 37
b. Variabel Komunikasi Matematis ................................................. 38
2. Pencapaian Indikator Disposisi Matematis ..................................... 39
3. Uji Kelayakan Model ...................................................................... 40
4. Uji Hipotesis.................................................................................... 42
B. Pembahasan ......................................................................................... 43
vii
V. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan.............................................................................................. 48
B. Saran .................................................................................................... 48
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 49
LAMPIRAN
viii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1 Pedoman Penskoran Soal Tes Kemampuan KomunikasiMatematis..................................................................................... 19
Tabel 3.2 Kriteria Reliabilitas ...................................................................... 21
Tabel 3.3 Interpretasi Nilai Daya Pembeda ................................................. 22
Tabel 3.4 Daya Pembeda Soal Tes Kemampuan Komunikasi Matematis... 22
Tabel 3.5 Interpretasi Nilai Tingkat Kesukaran ........................................... 23
Tabel 3.6 Tingkat Kesukaran Soal Tes Kemampuan KomunikasiMatematis..................................................................................... 23
Tabel 3.7 Rekapitulasi Hasil Tes Uji Coba .................................................. 24
Tabel 3.8 Pedoman Penskoran Angket Disposisi Matematis....................... 25
Tabel 3.9 Interpretasi Validitas Angket Disposisi Matematis ..................... 27
Tabel 3.10 Kriteria Pengelompokan Disposisi Matematis dan KemampuanKomunikasi Matematis Siswa...................................................... 29
Tabel 3.11 Kriteria Kategori Disposisi Matematis dan KemampuanKomunikasi Matematis ................................................................ 30
Tabel 3.12 Interpretasi Persentase Pencapaian Indikator DisposisiMatematis..................................................................................... 31
Tabel 3.13 Hasil Uji Normalitas .................................................................... 32
Tabel 3.14 Hasil Uji Linearitas ...................................................................... 33
Tabel 3.15 Interpretasi Koefisien Korelasi .................................................... 34
Tabel 4.1 Statistik Deskriptif Disposisi Matematis Siswa ........................... 37
ix
Tabel 4.2 Persentase Profil Disposisi Matematis Siswa .............................. 38
Tabel 4.3 Statistik Deskriptif Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa. 38
Tabel 4.4 Persentase Profil Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa .... 39
Tabel 4.5 Persentase Pencapaian Indikator Disposisi Matematis ................ 40
Tabel 4.6 Hasil Penghitungan Koefisien Korelasi dan Determinasi ............ 41
Tabel 4.7 Hasil Uji Signifikansi ................................................................... 41
Tabel 4.8 Hasil Uji Hipotesis ....................................................................... 42
x
DAFTAR LAMPIRAN
HalamanA. INSTRUMEN PENILAIAN
A.1 Kisi-Kisi Soal Tes Kemampuan Komunikasi Matematis ................ 53
A.2 Soal Tes Kemampuan Komunikasi Matematis................................ 54
A.3 Pedoman Penskoran Soal Tes Kemampuan KomunikasiMatematis......................................................................................... 55
A.4 Jawaban Soal Tes Kemampuan Komunikasi Matematis ................. 56
A.5 Form Validasi Soal Tes Kemampuan Komunikasi Matematis ....... 58
A.6 Kisi-Kisi Skala Disposisi Matematis ............................................... 60
A.7 Skala Disposisi Matematis............................................................... 62
A.8 Pedoman Penskoran Skala Disposisi Matematis ............................. 64
A.9 Form Validasi Skala Disposisi Matematis....................................... 65
B. ANALISIS DATA
B.1 Reliabilitas Uji Coba Tes Kemampuan Komunikasi Matematis ..... 69
B.2 Interpretasi Daya Pembeda Uji Coba Tes KemampuanKomunikasi Matematis .................................................................... 70
B.3 Interpretasi Tingkat Kesukaran Uji Coba Tes KemampuanKomunikasi Matematis.. .................................................................. 71
B.4 Interpretasi Validitas Uji Coba Angket Disposisi Matematis.......... 72
B.5 Interpretasi Reliabilitas Uji Coba Angket Disposisi Matematis ...... 75
B.6 Skor Pencapaian Indikator Kemampuan Komunikasi MatematisSiswa................................................................................................ 76
xi
B.7 Skor Pencapaian Indikator Disposisi Matematis Siswa................... 77
B.8 Skor Disposisi Matematis Siswa ..................................................... 79
B.9 Skor Disposisi Matematis Siswa Setelah DitransformasiMenggunakan MSI .......................................................................... 80
B.10 Kategori Disposisi Matematis dan Kemampuan KomunikasiMatematis Siswa .............................................................................. 81
B.11 Uji Normalitas.................................................................................. 82
B.12 Uji Linearitas ................................................................................... 85
B.13 Uji Hipotesis .................................................................................... 87
B.14 .Persentase Pencapaian Indikator Disposisi Matematis Siswa ......... 89
C. LAIN-LAIN
C.1 Surat Izin Penelitian Pendahuluan
C.2 Surat Izin Penelitian
C.3 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian
I. Pendahuluan
A. Latar Belakang
Manusia merupakan makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri. Akibatnya
manusia harus mampu berinteraksi dan berkomunikasi dengan sesama. Oleh
karena itu kemampuan berkomunikasi sangat penting bagi manusia. Effendy
(2009: 11) mengemukakan bahwa proses komunikasi adalah proses penyampaian
pikiran atau perasaan oleh seseorang kepada orang lain. Pikiran dapat berupa
gagasan, informasi, opini, dan lain-lain yang muncul dari benaknya. Sedangkan
perasaan dapat berupa keyakinan, kepastian, keragu-raguan, kekhawatiran,
kemarahan, keberanian, kegairahan, dan sebagainya yang timbul dari lubuk hati.
Menurut Hidayat (2012: 1) diantara penyebab terjadinya komunikasi adalah
karena adanya perbedaan persepsi. Ketidaksamaan pandangan, pemikiran, atau
pemberian arti terhadap suatu objek mengakibatkan orang lain harus mencari
kesamaan tersebut melalui komunikasi.
Komunikasi terjadi dalam setiap aspek kehidupan, termasuk dalam kegiatan
pembelajaran di sekolah. Salah satu mata pelajaran yang diajarkan di sekolah
adalah matematika. Matematika diajarkan pada setiap jenjang pendidikan formal
di Indonesia. Matematika merupakan cabang ilmu yang memegang peranan
penting dalam perkembangan ilmu-ilmu lain, sehingga matematika sering disebut
2
sebagai induk dari ilmu pengetahuan. Selain itu, matematika dapat menjadi alat
untuk menghasilkan model matematis yang diperlukan dalam pemecahan masalah
di berbagai cabang ilmu pengetahuan dan masalah dalam kehidupan sehari-hari.
Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Sumarmo (2006: 1), yaitu:
“Setiap manusia pasti akan terlibat dalam matematika, baik dalam bentuksederhana dan bersifat rutin, atau dalam bentuk yang sangat kompleks. Keadaantersebut, menggambarkan karakteristik matematika sebagai suatu kegiatanmanusia atau mathematics as a human activity. Sejalan dengan sifat kegiatanmanusia yang tidak statis, pandangan mathematics as a human activity memuatmakna matematika sebagai suatu proses yang aktif, dinamik, dan generatif”.
Setelah mempelajari matematika di sekolah, terdapat perilaku hasil belajar yang
diharapkan mampu dikuasai oleh siswa. Perilaku hasil belajar ini disebut tujuan
pembelajaran. Berdasarkan peraturan menteri pendidikan nasional nomor 22
tahun 2016 untuk mencapai tujuan pembelajaran matematika, salah satu aspek
yang harus dikuasai siswa adalah komunikasi matematis (Depdiknas, 2016).
Menurut Ansori dan Sari (2016) komunikasi matematis adalah kemampuan siswa
dalam menulis, membaca, menyimak, menelaah, mengekspresikan dan
mengevaluasi ide, simbol, istilah serta informasi yang diperoleh ketika belajar
matematika. Menurut Izzati dan Suryadi (2010), kemampuan komunikasi
matematis mencakup dua hal, yakni kemampuan siswa menggunakan matematika
sebagai alat komunikasi (bahasa matematika) dan kemampuan
mengomunikasikan matematika yang dipelajari. Pada hakikatnya setiap kegiatan
untuk memindahkan ide atau gagasan dari satu pihak ke pihak lain, akan terjadi
proses komunikasi.
Menurut Umar (2012) kemampuan komunikasi matematis dalam pembelajaran
matematika sangat perlu untuk dikembangkan karena melalui komunikasi
3
matematis siswa dapat mengorganisasikan berpikir matematisnya baik secara lisan
maupun tulisan. Turmudi (Azmi, 2009) mengemukakan bahwa siswa memiliki
keuntungan ganda berkomunikasi pada pelajaran matematika karena mereka
berkomunikasi untuk belajar matematika dan mereka belajar berkomunikasi
secara matematika. Sedangkan Guerreiro (Izzati dan Suryadi, 2010)
mengemukakan bahwa komunikasi matematik merupakan alat bantu dalam
transmisi pengetahuan matematika atau sebagai pondasi dalam membangun
pengetahuan matematika. Oleh karena itu, komunikasi matematis merupakan
salah satu kemampuan penting yang perlu dikembangkan dalam matematika.
Tujuan pembelajaran matematika di atas belum sepenuhnya dapat diwujudkan
dengan baik. Hal ini didasarkan pada hasil survei yang dilakukan oleh PISA
(Programme of International Student Assesment) tahun 2015 (OECD, 2016)
bahwa Indonesia menduduki peringkat 62 dari 70 negara yang berpartisipasi dan
memperoleh skor 386 dari rata-rata skor yang ditetapkan Organisation for
Economic Cooperation and Development (OECD), yaitu 490. Salah satu
kemampuan matematis yang digunakan dalam penilaian proses matematika pada
PISA adalah komunikasi (Maulana dan Hasnawati, 2016). Dengan demikian, hasil
survei PISA mengindikasikan bahwa kemampuan komunikasi matematis siswa
Indonesia masih tergolong rendah.
Banyak faktor yang dapat memengaruhi kemampuan komunikasi matematis, salah
satunya adalah sikap positif siswa terhadap matematika, yang dikenal dengan
istilah disposisi matematis (Puspitasari, 2017; Diningrum, Azhar, dan Faradillah,
2018; dan NCTM dalam Nurhaja dan Suhar, 2015). Sedangkan kemampuan
4
komunikasi matematis akan memengaruhi hasil belajar siswa. Jadi dapat
disimpulkan bahwa disposisi matematis akan memengaruhi hasil belajar siswa.
Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Astuti dan Leonard (2012) bahwa terdapat
pengaruh yang positif dan signifikan antara kemampuan komunikasi matematika
dengan prestasi belajar matematika siswa pada siswa kelas VIII semester genap
SMP Wijayakusuma Jakarta. Dengan demikian perhatian terhadap disposisi
matematis akan menunjang keberhasilan belajar siswa. Hal tersebut selaras
dengan pendapat Diningrum, Azhar, dan Faradillah (2018) bahwa untuk mencapai
kemampuan matematika termasuk kemampuan komunikasi matematik diperlukan
disposisi matematik yang kuat bahwa disposisi matematik merupakan syarat perlu
untuk mencapai kemampuan matematik tertentu.
Sugilar (2013) mengatakan bahwa rendahnya sikap positif siswa terhadap
matematika, rasa percaya diri dan keingintahuan siswa berdampak pada hasil
pembelajaran yang rendah. Choridah (2013) juga mengemukakan bahwa siswa
yang bersikap negatif terhadap matematika akan cenderung memiliki kemampuan
matematika yang lemah, sedangkan siswa yang bersikap positif terhadap
matematika akan cenderung memiliki kernampuan yang baik. Lestari, Suharto,
dan Fatahillah (2016) menyatakan bahwa salah satu yang memengaruhi hasil
belajar adalah sikap siswa terhadap matematika, yaitu disposisi matematis. NCTM
(Suryaprani, Suparta, dan Suharta, 2016) menyatakan bahwa sikap siswa dalam
menghadapi matematika dapat memengaruhi prestasi belajarnya. Hal ini juga
sesuai dengan hasil penelitian Nadhifah, Susilo, dan Permatasari (2019) yaitu
terdapat pengaruh disposisi matematis terhadap hasil belajar matematika serta
5
hasil penelitian Lestari, Suharto, dan Fatahillah (2016) yaitu terdapat pengaruh
positif disposisi matematis terhadap hasil belajar integral siswa sebesar 19%.
Namun disposisi matematis saat ini belum menjadi perhatian guru. Guru
cenderung mengabaikan sikap siswa ketika menghadapi matematika. Padahal,
sikap lebih penting daripada kemampuan berpikir, karena sikap memengaruhi hal
yang berhubungan dengan kehidupan dan pengambilan keputusan. Hal ini sesuai
dengan yang dikemukakan oleh Mahmudi (2010) bahwa kelak siswa belum tentu
akan menggunakan semua materi yang mereka pelajari, tetapi dapat dipastikan
bahwa mereka memerlukan disposisi positif untuk menghadapi situasi
problematik dalam kehidupan mereka.
Kualitas pendidikan dapat dilihat dari keberhasilan dalam pembelajaran yang
ditunjukkan oleh ketercapaian tujuan pembelajaran. Dengan demikian salah satu
bentuk tanggungjawab yang dapat dilakukan oleh guru untuk memperbaiki hasil
belajar siswa adalah dengan memperhatikan disposisi matematis siswa.
Diharapkan dengan disposisi matematis siswa yang memadai akan berpengaruh
secara positif terhadap kemampuan komunikasi matematisnya, yang berarti juga
akan memengaruhi hasil belajarnya.
Beberapa penelitian yang telah dilakukan sebelumnya diantaranya penelitian
Izzati (2017) menunjukkan bahwa terdapat pengaruh disposisi matematis terhadap
hasil belajar Geometri Bidang Datar mahasiswa, sebesar 65,81%. Hasil penelitian
Sarifah (2018) menunjukkan bahwa disposisi matematis siswa secara positif
memengaruhi kemampuan pemecahan masalah sebesar 70,4%. Hasil penelitian
Mahmudi (2010) menunjukkan bahwa siswa yang mempunyai disposisi
6
matematis lebih tinggi cenderung mempunyai kemampuan pemecahan masalah
matematis lebih tinggi daripada siswa dengan disposisi matematis lebih rendah.
Penelitian Putri (2016) menunjukkan bahwa disposisi matematis berpengaruh
secara positif terhadap kemampuan komunikasi matematis pada kelas eksperimen
yang menggunakan model pembelajaran treffinger. Dan hasil penelitian
Diningrum, Azhar, dan Faradillah (2018) menunjukkan bahwa terdapat hubungan
antara disposisi matematis dengan kemampuan komunikasi matematis siswa.
Berdasarkan uraian di atas, diduga bahwa disposisi matematis menunjang
keberhasilan belajar matematika. Demikian pentingnya disposisi matematis siswa
dalam mengembangkan kemampuan komunikasi matematis sehingga dilakukan
penelitian yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh disposisi matematis
terhadap kemampuan komunikasi matematis siswa khususnya siswa kelas VII
SMP Muhammadiyah 3 Bandarlampung.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka
rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah disposisi matematis
berpengaruh terhadap kemampuan komunikasi matematis siswa kelas VII SMP
Muhammadiyah 3 Bandarlampung?”
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh disposisi matematis
terhadap kemampuan komunikasi matematis siswa kelas VII SMP
Muhammadiyah 3 Bandarlampung.
7
D. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini memberikan sumbangan dalam pendidikan matematika
yang berkaitan dengan pengaruh disposisi matematis terhadap kemampuan
komunikasi matematis siswa.
2. Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini memberikan informasi dan menambah pengetahuan guru
tentang pengaruh disposisi matematis terhadap kemampuan komunikasi
matematis siswa serta sebagai bahan masukan, acuan, atau bahan
pertimbangan bagi peneliti selanjutnya yang sesuai dengan hasil penelitian ini
E. Ruang Lingkup Penelitian
Dengan memperhatikan judul penelitian, ada beberapa istilah yang perlu
dijelaskan agar tidak terjadi perbedaan persepsi antara peneliti dengan pembaca.
1. Pengaruh adalah kekuatan yang muncul yang dapat memberikan perubahan
terhadap apa yang ada di sekelilingnya
2. Disposisi matematis adalah sikap positif siswa terhadap matematika. Adapun
indikatornya adalah: (1) percaya diri dalam menggunakan matematika, (2)
fleksibel dalam mengeksplor ide-ide matematika dan mau mencoba metode-
metode alternatif dalam pemecahan masalah, (3) gigih dan ulet dalam
menyelesaikan tugas-tugas matematika, (4) memiliki rasa ingin tahu dalam
8
matematika, (5) melakukan refleksi atas cara berpikir dan unjuk kerja sendiri,
(6) menghargai penerapan matematika dalam bidang lain dan dalam
kehidupan sehari-hari, (7) apresiasi terhadap peran matematika dalam budaya
Indonesia dan nilainya sebagai alat dan bahasa.
3. Kemampuan komunikasi matematis adalah kemampuan mengungkapkan ide-
ide ke dalam ekspresi matematika baik melalui lisan maupun tulisan. Adapun
kemampuan komunikasi matematis yang akan digunakan dalam penelitian ini
adalah kemampuan komunikasi matematis dalam bentuk tertulis, yang
meliputi kemampuan menggambar secara matematis (drawing), ekspresi
matematis (mathematical expression), dan menulis secara matematis (written
texts) dengan indikator kemampuan komunikasi tertulis: (1) Menggambarkan
situasi masalah dan menyatakan solusi masalah menggunakan gambar, bagan,
dan tabel secara lengkap, (2) Memodelkan permasalahan matematis secara
benar sehingga perhitungan mendapatkan solusi secara lengkap dan benar, (3)
Menuliskan penjelasan secara matematis, masuk akal, jelas, serta tersusun
secara logis dan sistematis.
II.TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Pustaka
1. Komunikasi Matematis
Menurut NCTM (Chandra, 2016) ada lima tujuan umum pembelajaran
matematika, salah satunya adalah kemampuan komunikasi matematis. Komponen
tujuan pembelajaran matematika tersebut antara lain dapat mengomunikasikan
gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau ekspresi matematik untuk
memperjelas masalah, dan memiliki sikap menghargai kegunaan matematika
dalam kehidupan, sikap ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari
matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia komunikasi adalah pengiriman dan
penerimaan pesan atau berita antara dua orang atau lebih sehingga pesan yang
dimaksud dapat dipahami. Sedangkan komunikasi matematis menurut Prayitno,
Suwarsono, dan Siswono (2013) adalah suatu cara siswa untuk menyatakan dan
menafsirkan gagasan-gagasan matematika secara lisan maupun tertulis, baik
dalam bentuk gambar, tabel, diagram, rumus, ataupun demonstrasi. Menurut
Ansori dan Sari (2016) Komunikasi matematis adalah kemampuan siswa dalam
menulis, membaca, menyimak, menelaah, mengekspresikan dan mengevaluasi
ide, simbol, istilah serta informasi yang diperoleh ketika belajar matematika.
10
Menurut Izzati dan Suryadi (2010), kemampuan komunikasi matematis mencakup
dua hal, yakni kemampuan siswa menggunakan matematika sebagai alat
komunikasi (bahasa matematika) dan kemampuan mengomunikasikan matematika
yang dipelajari. Pada hakikatnya setiap kegiatan untuk memindahkan ide atau
gagasan dari satu pihak ke pihak lain, akan terjadi proses komunikasi.
Sejumlah pakar mengemukakan beberapa pendapat tentang pentingnya
komunikasi matematis, salah satunya Baroody (Umar, 2012) mengemukakan
bahwa sedikitnya ada dua alasan penting, mengapa komunikasi dalam
pembelajaran matematika perlu ditumbuhkembangkan di kalangan siswa.
Pertama, mathematics as language, artinya matematika tidak hanya sekadar alat
bantu berpikir (a tool to aid thinking), alat untuk menemukan pola, menyelesaikan
masalah atau mengambil kesimpulan, tetapi matematika juga an invaluable tool
for communicating a variety of ideas clearly, precisely, and succinctly artinya
matematika juga memiliki nilai yang tak terbatas untuk menyatakan beragam ide
secara jelas, teliti dan tepat. Kedua, mathematics learning as social activity,
artinya sebagai aktivitas sosial dalam pembelajaran matematika, sebagai wahana
interaksi antar siswa, serta sebagai alat komunikasi antara guru dan siswa.
Sumarmo (2006) menyatakan bahwa kemampuan yang tergolong dalam
komunikasi matematis adalah: (1) Menghubungkan benda nyata, gambar, dan
diagram ke dalam idea matematika (2) Menjelaskan idea, situasi dan relasi
matematik, secara lisan atau tulisan, dengan benda nyata, gambar, grafik dan
aljabar (3) Menyatakan peristiwa sehari-hari dalam bahasa atau simbol
matematika (4) Mendengarkan, berdiskusi, dan menulis tentang matematika (5)
11
Membaca presentasi matematika tertulis dan menyusun pertanyaan yang relevan,
dan (6) Membuat konjektur, menyusun argumen, merumuskan definisi dan
generalisasi.
Menurut Ansari (Rodhiyatun, 2016), kemampuan komunikasi matematis siswa
terdapat tiga indikator, yaitu: (1) Menggambar (drawing), yaitu merefleksikan
benda-benda nyata, gambar dan diagram ke dalam ide-ide matematika. Atau
sebaliknya, dari ide-ide matematika ke dalam bentuk gambar atau diagram, (2)
Ekspresi matematika (mathematical expression), yaitu mengekspresikan konsep
matematika dengan menyatakan peristiwa sehari-hari dalam bahasa atau simbol
matematika, (3) Menulis (written texts), yaitu memberikan jawaban dengan
menggunakan bahasa sendiri, membuat model situasi atau persoalan
menggunakan bahasa lisan, tulisan, grafik, dan aljabar, menjelaskan, dan
membuat pertanyaan tentang matematika yang telah dipelajari, mendengarkan,
mendiskusikan, dan menulis tentang matematika, membuat konjektur, menyusun
argumen, dan generalisasi.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, maka dapat disimpulkan kemampuan
komunikasi matematis adalah kemampuan mengungkapkan ide-ide ke dalam
ekspresi matematika baik melalui lisan maupun tulisan. Adapun kemampuan
komunikasi matematis yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah
kemampuan komunikasi matematis dalam bentuk tertulis, yang meliputi
kemampuan menggambar secara matematis (drawing), ekspresi matematis
(mathematical expression), dan menulis secara matematis (written texts) dengan
indikator kemampuan komunikasi tertulis: (1) Menggambarkan situasi masalah
12
dan menyatakan solusi masalah menggunakan gambar, bagan, dan tabel secara
lengkap, (2) Memodelkan permasalahan matematis secara benar sehingga
perhitungan mendapatkan solusi secara lengkap dan benar, (3) Menuliskan
penjelasan secara matematis, masuk akal, jelas, serta tersusun secara logis dan
sistematis.
2. Disposisi Matematis
Disposisi menurut Katz (2009) adalah kecenderungan untuk berperilaku secara
sadar (consciously), teratur (frequently), dan sukarela (voluntary) untuk mencapai
tujuan tertentu. Sedangkan disposisi matematis menurut NCTM (Nurhaja dan
Suhar, 2015) adalah keterkaitan dan apresiasi terhadap matematika yaitu suatu
kecenderungan untuk berpikir dan bertindak dengan cara yang positif. Sumarmo
(2006) berpendapat bahwa disposisi matematis adalah keinginan, kesadaran dan
dedikasi yang kuat pada diri siswa untuk belajar matematika dan melaksanakan
berbagai kegiatan matematika.
Menurut Katz (2009), disposisi matematis (mathematical disposition) berkaitan
dengan bagaimana siswa menyelesaikan masalah matematis, yakni apakah
percaya diri, tekun, berminat, dan berpikir fleksibel untuk mengeksplorasi
berbagai alternatif penyelesaian masalah. Peserta didik yang memiliki disposisi
matematis yang tinggi akan lebih gigih dalam menyelesaikan masalah
matematika. Menurut Nurhaja dan Suhar (2015) disposisi matematis siswa
dikatakan baik jika siswa tersebut menyukai masalah-masalah yang merupakan
tantangan serta melibatkan dirinya secara langsung dalam menemukan atau
13
menyelesaikan masalah, selain itu siswa merasakan dirinya mengalami proses
belajar saat menyelesaikan tantangan tersebut.
Untuk mengukur disposisi matematis siswa diperlukan beberapa indikator.
Polking (Syaban, 2009), mengemukakan indikator disposisi matematis adalah: (1)
sifat rasa percaya diri dan tekun dalam mengerjakan tugas matematik,
memecahkan masalah, berkomunikasi matematis, dan dalam memberi alasan
matematis, (2) sifat fleksibel dalam menyelidiki, dan berusaha mencari alternatif
dalam memecahkan masalah, (3) menunjukkan minat, dan rasa ingin tahu, sifat
ingin memonitor dan merefleksikan cara mereka berpikir, (4) berusaha
mengaplikasikan matematika ke dalam situasi lain, menghargai peran matematika
dalam kultur dan nilai, matematika sebagai alat dan bahasa. Adapun beberapa
indikator yang dinyatakan oleh NCTM (Choridah, 2013) adalah sebagai berikut:
(1) Percaya diri dalam menggunakan matematika untuk menyelesaikan masalah,
mengkomunikasikan ide-ide matematis dan memberikan argumentasi, (2) Berpikir
fleksibel dalam mengeksplorasi ide-ide matematis dan mencoba metode alternatif
dalam menyelesaikan masalah, (3) Gigih dalam mengerjakan tugas matematika,
(4) Berminat, memiliki keingintahuan (coriousity) dan memiliki daya cipta
(inventiveness) dalam aktivitas bermatematika, (5) Memonitor dan merefleksi
pemikiran dan kinerja, (6) Menghargai aplikasi matematika pada disiplin ilmu lain
atau dalam kehidupan sehari-hari, (7) Mengapresiasi peran matematika sebagai
alat dan sebagai bahasa.
Komponen-komponen disposisi matematis di atas juga termuat dalam kompetensi
matematika dalam ranah afektif yang menjadi tujuan pendidikan matematika di
14
sekolah menurut Kurikulum 2013, diantaranya adalah memiliki sikap menghargai
kegunaan matematika dalam kehidupan, sikap rasa ingin tahu, perhatian, dan
minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam
pemecahan masalah.
Berdasarkan penjelasan tentang disposisi matematis di atas, dapat ditarik
kesimpulan bahwa disposisi matematis adalah sikap positif siswa terhadap
matematika. Adapun indikatornya adalah: (1) percaya diri dalam menggunakan
matematika, (2) fleksibel dalam mengeksplor ide-ide matematika dan mau
mencoba metode-metode alternatif dalam pemecahan masalah, (3) gigih dan ulet
dalam menyelesaikan tugas-tugas matematika, (4) memiliki rasa ingin tahu dalam
matematika, (5) melakukan refleksi atas cara berpikir dan unjuk kerja sendiri, (6)
menghargai penerapan matematika dalam bidang lain dan dalam kehidupan
sehari-hari, (7) apresiasi terhadap peran matematika dalam budaya Indonesia dan
nilainya sebagai alat dan bahasa.
3. Pengaruh
Kamus Besar Bahasa Indonesia menyatakan bahwa pengaruh adalah daya yang
ada atau timbul dari sesuatu (orang atau benda) yang ikut membentuk watak,
kepercayaan, atau perbuatan seseorang. Sedangkan Surakhmad (1982: 7)
menyatakan bahwa pengaruh adalah kekuatan yang muncul yang dapat
memberikan perubahan terhadap apa yang ada di sekelilingnya. Dari kedua
pendapat di atas dipilih definisi yang sesuai untuk jenis penelitian ini yaitu
pengaruh adalah kekuatan yang muncul yang dapat memberikan perubahan
terhadap apa yang ada di sekelilingnya.
15
B. Kerangka Pikir
Penelitian tentang pengaruh disposisi matematis terhadap kemampuan komunikasi
matematis siswa kelas VII SMP Muhammadiyah 3 Bandarlampung ini terdiri dari
satu variabel bebas dan satu variabel terikat. Dalam penelitian ini yang menjadi
variabel bebas adalah disposisi matematis sedangkan variabel terikatnya adalah
kemampuan komunikasi matematis siswa.
Hakikatnya komunikasi merupakan suatu keniscayaan dalam kegiatan
pembelajaran. Pada kegiatan tersebut gagasan dan pemikiran dikemukakan kepada
orang lain melalui komunikasi, baik antara guru dengan siswa, antara siswa
dengan siswa, maupun antara siswa dengan media. Jika komunikasi kurang, maka
kemampuan matematis siswa pun akan kurang. Komunikasi adalah penyampaian
informasi dari satu pihak ke pihak lain. Sedangkan kemampuan komunikasi
matematis adalah kemampuan mengungkapkan ide-ide ke dalam ekspresi
matematika baik melalui lisan maupun tulisan.
Kemampuan komunikasi matematis dapat berkembang dengan baik apabila siswa
memiliki sikap: (1) percaya diri dalam menggunakan matematika, (2) fleksibel
dalam mengeksplor ide-ide matematika dan mau mencoba metode-metode
alternatif dalam pemecahan masalah, (3) gigih dan ulet dalam menyelesaikan
tugas-tugas matematika, (4) memiliki rasa ingin tahu dalam matematika, (5)
melakukan refleksi atas cara berpikir dan unjuk kerja sendiri, (6) menghargai
penerapan matematika dalam bidang lain dan dalam kehidupan sehari-hari, dan
16
(7) apresiasi terhadap peran matematika dalam budaya Indonesia dan nilainya
sebagai alat dan bahasa. Hal tersebut termasuk ke dalam sikap positif terhadap
matematika yang disebut disposisi matematis. Dengan demikian disposisi
matematis akan menunjang kemampuan komunikasi matematis siswa. Keterkaitan
antara kemampuan komunikasi matematis dengan disposisi matematis menjadikan
disposisi matematis sebagai kunci keberhasilan kegiatan pembelajaran.
Berdasarkan uraian di atas terlihat bahwa disposisi matematis dapat menunjang
kemampuan komunikasi matematis. Semakin tinggi disposisi matematis maka
semakin tinggi pula kemampuan komunikasi matematis siswa dan sebaliknya.
Dengan demikian, disposisi matematis diduga berpengaruh terhadap kemampuan
komunikasi matematis siswa.
C. Anggapan Dasar
Anggapan dasar dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Semua siswa kelas VII semester genap SMP Muhammadiyah 3
Bandarlampung tahun pelajaran 2018/2019 memperoleh materi yang sama dan
sesuai dengan kurikulum yang berlaku di sekolah tersebut, yaitu kurikulum
2013.
b. Faktor lain yang memengaruhi kemampuan komunikasi matematis siswa
selain disposisi matematis diabaikan.
D. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kerangka pikir dan anggapan dasar di atas, maka dapat dirumuskan
hipotesis dalam penelitian ini adalah disposisi matematis berpengaruh terhadap
17
kemampuan komunikasi matematis siswa kelas VII SMP Muhammadiyah 3
Bandarlampung.
III. METODE PENELITIAN
A. Populasi dan Sampel
Penelitian ini merupakan penelitian korelasional. Penelitian ini dilaksanakan pada
semester genap tahun pelajaran 2018/2019 di SMP Muhammadiyah 3
Bandarlampung. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII
SMP Muhammadiyah 3 Bandarlampung yang berjumlah 187 siswa dan
terdistribusi ke dalam enam kelas, yaitu VIIA sampai VIIF. Pengambilan sampel
dilakukan dengan menggunakan teknik cluster random sampling, yaitu cara
pengambilan sampel secara acak, sehingga setiap anggota populasi mempunyai
kesempatan yang sama untuk dapat terpilih. Setelah dilakukan pengambilan
sampel secara acak, terpilihlah kelas VII F sebagai sampel penelitian.
B. Data Penelitian
Data yang dianalisis dalam penelitian ini adalah data kemampuan komunikasi
matematis dan data disposisi matematis siswa. Data kemampuan komunikasi
matematis dan disposisi matematis tersebut merupakan data kuantitatif. Data
kemampuan komunikasi matematis berasal dari hasil posttest pada materi segitiga
dan segiempat, sedangkan data disposisi matematis berasal dari skor pada angket
yang telah disebarkan.
18
C. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah teknik tes
dan non tes. Teknik tes digunakan untuk mengumpulkan data kemampuan
komunikasi matematis dan teknik non tes digunakan untuk mengumpulkan data
disposisi matematis.
D. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah instrumen tes
dan non tes. Bentuk instrumen tes kemampuan komunikasi matematis yang
digunakan adalah tes uraian, karena dengan soal uraian langkah-langkah
penyelesaian siswa yang mengandung indikator kemampuan komunikasi
matematis dapat terlihat dengan jelas. Instrumen tes disusun berdasarkan
indikator-indikator kemampuan komunikasi matematis. Sedangkan untuk
instrumen non tes yang digunakan adalah angket dan disusun berdasarkan
indikator-indikator disposisi matematis.
a. Instrumen Tes
Instrumen tes yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari empat butir soal
uraian. Materi yang diujikan adalah pokok bahasan segitiga dan segiempat. Setiap
soal memiliki satu indikator kemampuan komunikasi matematis. Penilaian hasil
tes disesuaikan dengan pedoman penskoran tiap butir soal kemampuan
komunikasi matematis yang dikembangkan oleh Ansari (Maulazi, 2013)
sebagaimana pada Tabel 3.1.
19
Tabel 3.1 Pedoman Penskoran Soal Tes Kemampuan Komunikasi Matematis
Skor Menggambar(drawing)
Ekspresi matematika(mathematical
expression)
Menulis (writtentexts)
0 Tidak ada jawaban, kalaupun ada hanya memperlihatkan tidakmemahami konsep sehingga informasi yang diberikan tidakmemiliki arti
1 Hanya sedikitdari gambar,bagan, atautabel, namunkurang lengkapdan benar
Hanya sedikit daripendekatan matematikayang benar
Hanya sedikit daripenjelasan yangbenar
2 Membuatgambar, bagan,atau tabel,namun kuranglengkap danbenar
Membuat pendekatanmatematika denganbenar, namun salahdalam mendapatkansolusi
Penjelasan secaramatematis masukakal, namunhanya sebagianyang lengkap danbenar
3 Membuatgambar, bagan,atau tabel, secaralengkap danbenar
Membuat pendekatanmatematika denganbenar, kemudianmelakukan perhitunganatau mendapatkansolusi secara lengkapdan benar
Penjelasan secaramatematis tidaktersusun secaralogis atau terdapatsedikit kesalahanbahasa
4
- -
Penjelasan secaramatematis masukakal dan jelasserta tersusunsecara sistematis
Skormaksimal
3 3 4
Selanjutnya instrumen tes diujicobakan kepada siswa diluar sampel yang telah
menerima materi segitiga dan segiempat. Uji coba dilakukan untuk menguji
apakah soal-soal tersebut memenuhi syarat validitas, reliabilitas, daya pembeda,
dan tingkat kesukaran instrumen tes sehingga layak untuk digunakan.
20
1. Validitas
Validitas instrumen tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas isi.
Validitas isi dari instrumen tes kemampuan komunikasi matematis diketahui
dengan cara menilai kesesuaian isi yang terkandung dalam instrumen tes dengan
indikator kemampuan komunikasi matematis yang telah ditentukan. Dalam
penelitian ini instrumen tes dikonsultasikan kepada guru mata pelajaran
matematika kelas VII SMP Muhammadiyah 3 Bandarlampung selaku guru mitra,
dengan asumsi bahwa guru tersebut mengetahui dengan benar kurikulum untuk
tingkat SMP.
Hasil penilaian terhadap instrumen tes kemampuan komunikasi matematis
menunjukkan bahwa instrumen tes yang digunakan telah memenuhi validitas isi,
selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran A.5 halaman 58. Setelah instrumen tes
tersebut dinyatakan valid maka selanjutnya instrumen tes tersebut diujicobakan
kepada siswa di luar sampel yang telah menerima materi segitiga dan segiempat.
Data yang diperoleh dari hasil uji coba kemudian diolah dengan menggunakan
bantuan Software Microsoft Excel untuk mengetahui reliabilitas, daya pembeda,
dan tingkat kesukarannya.
2. Reliabilitas
Reliabilitas digunakan untuk menunjukkan sejauh mana instrumen dapat
dipercaya. Dalam Sudijono (2015: 208) untuk mencari koefisien reliabilitas ( )
soal tipe uraian menggunakan rumus alpha sebagai berikut:
21
= − 1 1 − ∑Keterangan :
: Koefisien reliabilitas tesn : Banyaknya butir item yang dikeluarkan dalam tes1 : bilangan konstan∑ : Jumlah varians skor tiap soal
: Varians total skor
Koefisien reliabilitas diinterpretasikan berdasarkan pendapat Sudijono (2015:
209) seperti pada Tabel 3.2.
Tabel 3.2 Kriteria Reliabilitas
Koefisien Reliabilitas ( ) Kriteria> 0,70 Reliable< 0,70 Unreliable
Berdasarkan hasil penghitungan uji coba instrumen tes, diperoleh bahwa nilai
koefisien reliabilitas tes adalah 0,73. Hal ini menunjukkan bahwa instrumen tes
yang digunakan reliable. Hasil penghitungan reliabilitas tes uji coba soal
selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran B.1 halaman 69.
3. Daya Pembeda
Daya pembeda dari butir soal adalah kemampuan butir soal tersebut membedakan
siswa yang mempunyai kemampuan tinggi dengan siswa yang kemampuannya
rendah. Rumus yang digunakan untuk menentukan indeks daya pembeda soal
uraian menurut Sudijono (2015, 389-390) adalah sebagai berikut.
D = −
22
Keterangan :D : indeks daya pembeda
: jumlah skor kelompok atas yang menjawab benar pada butir soal yangbersangkutan
: jumlah skor kelompok bawah yang menjawab benar pada butir soal yangbersangkutan
: jumlah skor maksimum butir soal yang termasuk dalam kelompok atas: jumlah skor maksimum butir soal yang termasuk dalam kelompok bawah
Kriteria tolak ukur daya pembeda butir soal yang digunakan menurut Sudijono
(2015: 389) ditunjukkan pada Tabel 3.3.
Tabel 3.3 Interpretasi Nilai Daya Pembeda
Besarnya Angka IndeksDiskriminasi Item Interpretasi
Bertanda negatif Jelek Sekali
Kurang dari 0,20 Jelek
0,20 – 0,40 Sedang
0,40 – 0,70 Baik
0,70 – 1,00 Baik Sekali
Berdasarkan hasil penghitungan uji coba instrumen tes, diperoleh koefisien daya
pembeda soal tes seperti pada Tabel 3.4.
Table 3.4 Daya Pembeda Soal Tes Kemampuan Komunikasi Matematis
No DP Kriteria Kesimpulan1 0,27 Sedang Dipakai2 0,60 Baik Dipakai3 0,27 Sedang Dipakai4 0,55 Baik Dipakai
Berdasarkan Tabel 3.4 diketahui bahwa instrumen tes yang diujicobakan memiliki
daya pembeda dengan interpretasi sedang dan baik yang memenuhi kriteria
23
sehingga dapat dipakai. Hasil penghitungan daya pembeda uji coba soal
selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran B.2 halaman 70.
4. Tingkat Kesukaran
Bermutu atau tidaknya butir-butir item tes hasil belajar pertama-tama dapat
diketahui dari tingkat kesukaran. Angka indeks kesukaran item dapat diperoleh
dengan menggunakan rumus yang dikemukakan oleh Sudijono (2015: 372), yaitu:
=Keterangan:P : nilai tingkat kesukaran butir soal
: jumlah skor yang diperoleh siswa pada butir soal: jumlah skor maksimum yang dapat diperoleh siswa pada suatu butir soal
Untuk menginterpretasi tingkat kesukaran suatu butir soal digunakan kriteria
indeks kesukaran menurut Witherington (Sudijono, 2015) seperti pada Tabel 3.5
berikut.
Tabel 3.5 Interpretasi Nilai Tingkat Kesukaran
Nilai Interpretasi
Kurang dari 0,25 Terlalu sukar
0,25 - 0,75 Sedang
Lebih dari 0,75 Terlalu Mudah
Tingkat kesukaran hasil uji coba soal tes kemampuan komunikasi matematis dapat
dilihat pada Tabel 3.6
Table 3.6 Tingkat Kesukaran Soal Tes Kemampuan Komunikasi Matematis
Nomor TK Kriteria Kesimpulan
24
Soal
1 0,72 Sedang Dipakai2 0,70 Sedang Dipakai3 0,70 Sedang Dipakai4 0,45 Sedang Dipakai
Berdasarkan hasil penghitungan uji coba instrumen tes, diperoleh bahwa
instrumen tes yang diujicobakan semuanya memiliki tingkat kesukaran dengan
interpretasi sedang yang memenuhi kriteria sehingga dapat dipakai. Hasil
penghitungan tingkat kesukaran instrumen tes selengkapnya dapat dilihat pada
Lampiran B.3 halaman 71.
Setelah dilakukan analisis reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya pembeda soal
tes kemampuan komunikasi matematis pada kelas uji coba, diperoleh rekapitulasi
hasil tes uji coba dan kesimpulan yang disajikan pada Tabel 3.7.
Tabel 3.7 Rekapitulasi Hasil Tes Uji Coba
No Reliabilitas DP DK Kesimpulan1
0,73 (Reliable)
0,27 (sedang) 0,72 (sedang) Dipakai2 0,60 (baik) 0,70 (sedang) Dipakai3 0,27 (sedang) 0,70 (sedang) Dipakai4 0,55 (baik) 0,45 (sedang) Dipakai
Berdasarkan Tabel 3.7 terlihat bahwa koefisien reliabilitas instrumen tes adalah
0,73 yang berarti instrumen tes reliable. Daya pembeda untuk semua soal
dikategorikan sedang dan baik, serta tingkat kesukaran untuk semua soal
dikategorikan sedang. Karena semua soal sudah valid dan sudah memenuhi
kriteria reliabilitas, daya pembeda dan tingkat kesukaran yang sudah ditentukan
maka instrumen tes kemampuan komunikasi matematis yang disusun layak
digunakan untuk mengumpulkan data kemampuan komunikasi matematis.
25
b. Instrumen Non Tes
Instrumen non tes yang digunakan dalam penelitian ini berupa angket untuk
mengukur disposisi matematis siswa. Angket terdiri dari pernyataan positif dan
negatif. Skala yang digunakan adalah skala Likert dengan pilihan jawaban yang
disediakan yaitu sangat setuju (SS), setuju (S), tidak setuju (TS), dan sangat tidak
setuju (STS). Sebelum diujicobakan,angket terlebih dahulu dikonsultasikan
kepada dosen program studi Bimbingan dan Konseling, hasil konsultasi ini dapat
dilihat pada Lampiran A.9 halaman 65. Penilaian angket disesuaikan dengan
pedoman penskoran tiap butir menggunakan alat ukur Likert seperti pada Tabel
3.8.
Tabel 3.8 Pedoman Penskoran Angket Disposisi Matematis
KategoriSkor Pernyataan
Positif NegatifSangat Setuju (SS) 4 1
Setuju (S) 3 2Tidak Setuju (TS) 2 3
Sangat Tidak Setuju (STS) 1 4
Instrumen selanjutnya diujicobakan kepada siswa diluar sampel. Uji coba
dilakukan untuk menguji apakah pernyataan-pernyataan pada angket memenuhi
kriteria valid dan reliabel sehingga layak untuk digunakan.
1. Validitas
Validitas instrumen non tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas
butir. Pada penelitian ini data yang diperoleh dari angket dengan menggunakan
skala Likert adalah data ordinal. Agar data dapat dianalisis secara statistik maka
26
data tersebut harus diubah menjadi data interval. Data angket dalam penelitian ini
diubah menjadi skala interval dengan menggunakan metode suksesif interval
(MSI). Adapun prosedur pengubahan skalanya menurut Al-Rasyid (Sundayana,
2014: 238) adalah sebagai berikut.
a. Menentukan frekuensi responden yang mendapar skor 1, 2, 3, dan 4.
b. Membuat proporsi dari setiap jumlah frekuensi
c. Menentukan nilai proporsi kumulatif
d. Menentukan luas z tabel
e. Menentukan nilai tinggi densitas untuk setiap nilai z
f. Menentukan scale value (SV) dengan menggunakan rumus:
= −−g. Menentukan nilai transformasi dengan rumus:= + ⌊1 + | |⌋Sehingga nilai terkecil menjadi 1 dan mentransformasikan masing-masing skala
menurut perubahan skala terkecil.
Untuk menguji validitas setiap butir soal maka skor-skor yang ada pada butir yang
dimaksud dikorelasikan dengan skor totalnya. Skor tiap butir soal dinyatakan
sebagai variabel X dan skor total dinyatakan sebagai variabel Y (Arikunto, 2009:
78). Untuk menguji validitas instrumen digunakan rumus korelasi product
moment dengan rumus Pearson product moment, yaitu:
= ∑ − (∑ )(∑ )∑ − (∑ ) ∑ − (∑ )Keterangan:
: koefesien korelasi antara variabel X dan Y
27
N : jumlah siswa uji cobaX : skor-skor tiap butir soal untuk setiap siswa uji cobaY : skor total tiap siswa uji coba
Untuk menginterpretasikan tingkat validitas, digunakan interpretasi mengenai
besarnya koefisien korelasi yang dikemukakan oleh Arikunto (2009: 75) yang
disajikan pada Tabel 3.9.
Tabel 3.9 Interpretasi Validitas Angket Disposisi Matematis
Nilai r Interpretasi0,80 – 1,00 Sangat tinggi0,60 – 0,80 Tinggi0,40 – 0,60 Cukup0,20 – 0,40 Rendah0,00 – 0,20 Sangat rendah
Dalam penelitian ini, kriteria validitas instrumen non tes yang dipakai yaitu butir
soal dengan interpretasi cukup, tinggi, dan sangat tinggi. Artinya, instrumen yang
valid adalah yang memiliki nilai ≥ 0,40. Berdasarkan hasil ujicoba diperoleh
bahwa dari 50 butir item yang diujicobakan, sebanyak 30 butir item dinyatakan
valid dan sebanyak 20 butir item dinyatakan tidak valid. Item yang tidak valid
terdiri dari 6 pernyataan positif dan 14 pernyataan negatif. Lalu item yang tidak
valid dibuang. Hasil ujicoba validitas instrumen angket ini selengkapnya dapat
dilihat pada Lampiran B.4 halaman 72.
2. Reliabilitas
Reliabilitas tes adalah tingkat keajegan (konsistensi) suatu tes, yakni sejauh mana
suatu tes dapat dipercaya untuk menghasilkan skor yang ajeg, relatif tidak berubah
walaupun diteskan pada situasi yang berbeda-beda. Pengujian reliabilitas
instrumen non tes hanya dilakukan pada item-item yang valid. Metode untuk
28
menguji reliabilitas instrumen disposisi matematis dalam penelitian ini
menggunakan rumus alpha (Arikunto, 2009: 109) dengan rumus:
= − 1 1 − ∑
Keterangan :: reliabilitas yang dicari
n : banyaknya butir item∑ : Jumlah varians skor tiap-tiap item: Varians total
Setelah dilakukan penghitungan dengan menggunakan Microsoft excel, diperoleh= 0,90. Artinya, angket disposisi matematis tersebut reliabel sehingga layak
untuk digunakan. Hasil ujicoba reliabilitas angket ini selengkapnya dapat dilihat
pada Lampiran B.5 halaman 75.
E. Prosedur Pelaksanaan Penelitian
1. Tahap Perencanaan
a. Melakukan observasi awal ke sekolah untuk melihat karakteristik populasi
b. Menetapkan materi yang akan digunakan dalam penelitian
c. Membuat instrumen penelitian
d. Melakukan uji coba instrumen
e. Menentukan sampel
2. Tahap Pelaksanaan
a. Mengadakan tes dengan menggunakan instrumen tes kemampuan komunikasi
matematis dan angket disposisi matematis yang telah dibuat
29
3. Tahap akhir
a. Mengolah dan menganalisis data yang diperoleh
b. Membuat laporan penelitian
F. Teknik Analisis Data
Setelah diperoleh skor disposisi matematis dan kemampuan komunikasi
matematis, selanjutnya dilakukan analisis data untuk menjawab pertanyaan dari
rumusan masalah. Penelitian ini menggunakan teknik analisis data kuantitatif.
Analisis data dan pengujian hipotesis yang dilakukan dalam penelitian ini
menggunakan aplikasi Excel dan SPSS.
1. Statistik Deskriptif
Untuk melihat kecenderungan data masing-masing variabel penelitian maka
digunakan rata-rata skor ideal dan standar deviasi ideal setiap variabel. Variabel
penelitian dikategorikan dengan menggunakan rumus menurut Zainudin dan
Ghodang (Ananda dan Fadhli, 2018: 59), yang disajikan pada Tabel 3.10.
Tabel 3.10 Kriteria Pengelompokan Disposisi Matematis dan KemampuanKomunikasi Matematis Siswa
Kategori IntervalSangat Baik > + 1,5
Baik + 0,5 < ≤ + 1,5Cukup − 0,5 < ≤ + 0,5Kurang − 1,5 < ≤ − 0,5
Sangat Kurang ≤ − 1,5Keterangan:
30
: rata-rata ideal: simpangan baku ideal= 12 ( + ℎ )= ( − ℎ )
Setelah dilakukan penghitungan menggunakan aplikasi Excel diperoleh rata-rata
skor ideal disposisi matematis sebesar 79,83, rata-rata skor ideal kemampuan
komunikasi matematis sebesar 6,5, simpangan baku ideal disposisi matematis
sebesar 16,61, dan simpangan baku ideal kemampuan komunikasi matematis
sebesar 2,17. Selanjutnya data ini digunakan untuk menentukan kriteria kategori
disposisi matematis dan kemampuan komunikasi matematis dengan menggunakan
rumus yang dikemukakan di atas sehingga diperoleh kategori seperti pada Tabel
3.11.
Tabel 3.11 Kriteria kategori Disposisi Matematis dan KemampuanKomunikasi Matematis
Kategori X YSangat Baik > 104,75 > 9,75
Baik 88,14 < ≤ 104,75 7,58 < ≤ 9,75Cukup 71,53 < ≤ 88,14 5,42 < ≤ 7,58Kurang 54,92 < ≤ 71,53 3,25 < ≤ 5,42
Sangat Kurang ≤ 54,92 ≤ 3,52Keterangan:X : disposisi matematisY : kemampuan komunikasi matematis
2. Pencapaian Indikator Disposisi Matematis
Persentase pencapaian indikator disposisi matematis siswa dihitung untuk melihat
bagaimana disposisi matematis siswa pada setiap indikator. Persentase pencapaian
31
indikator disposisi matematis siswa dihitung menggunakan rumus yang diadaptasi
dari Mastuti (2018), yaitu:
= ℎ 100%Selanjutnya persentase tersebut diinterpretasi menggunakan rumus yang
diadaptasi dari Mastuti (2018), yang disajikan pada Tabel 3.12.
Tabel 3.12 Interpretasi Persentase Pencapaian Indikator Disposisi Matematis
Persentase (%) Kategori
75-100 Tinggi
50-74,99 Sedang
25-49,99 Kurang
0-24,99 Rendah
Berdasarkan hasil penghitungan, diperoleh bahwa persentase pencapaian disposisi
matematis siswa pada setiap indikator memiliki interpretasi sedang, sehingga
dapat disimpulkan bahwa disposisi matematis siswa pada seluruh indikator
tergolong baik.
3. Uji Asumsi Dasar
Untuk menguji hipotesis menggunakan uji regresi linear sederhana, data harus
memenuhi asumsi dasar, yaitu data residual berdistribusi normal dan distribusi
data regresi linear. Adapun persamaan regresi linearnya adalah = + (Gani
dan Amalia, 2018: 119), dengan Y adalah variabel dependen, X adalah variabel
independen, adalah konstanta, dan adalah koefisien.
a. Uji Normalitas
32
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel
pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Pengujian normalitas
dilakukan dengan uji statistik one sample Kolmogorov Smirnov dengan bantuan
program SPSS. Hipotesis yang digunakan adalah:
: data residual berdistribusi normal
: data residual tidak berdistribusi normal
Adapun pengambilan keputusan pada pengujian ini dilakukan dengan
membandingkan nilai probabilitas (Asymp Sig (2-tailed)) dari uji Kolmogorov
Smirnov dengan nilai alpha yang ditentukan yaitu 5% atau 0,05. Jika nilai Asymp.
Sig. (2-tailed) lebih besar dibandingkan tingkat signifikansi, maka hipotesis nol
diterima dan hipotesis alternatif ditolak (Gio dan Rosmaini, 2016: 99). Hasil uji
normalitas residual ditunjukkan pada Tabel 3.13 dan selengkapnya pada Lampiran
B.11 halaman 82.
Tabel 3.13 Hasil Uji Normalitas
UnstandardizedResidual
N 27Normal Parametersa,,b Mean 0,0000000
Std. Deviation 2,23282615Most ExtremeDifferences
Absolute 0,096Positive 0,083Negative -0,096
Kolmogorov-Smirnov Z 0,500Asymp. Sig. (2-tailed) 0,964
Keterangan:
a : Test distribution is Normal
b : Calculated from data
33
Berdasarkan Tabel 3.11 diketahui bahwa nilai asymp. Sig. > α = 0,05 sehingga
dapat disimpulkan bahwa data residual berdistribusi normal.
b. Uji Linearitas
Uji linearitas dilakukan untuk mengetahui apakah variabel bebas dan variabel
terikat mempunyai hubungan yang linear atau tidak secara signifikan. Apabila
data tidak linear maka analisis tidak dapat dilanjutkan. Uji linearitas dilakukan
dengan menggunakan F tes, dengan hipotesis sebagai berikut.
: distribusi data regresi tidak linear
: distribusi data regresi linear
Adapun pengambilan keputusan pada pengujian ini dilakukan dengan
membandingkan nilai signifikansi uji linearitas data dengan nilai alpha yang
ditentukan yaitu 5% atau 0,05. Apabila nilai signifikansi lebih besar dari = 0,05maka diterima, sebaliknya jika tingkat signifikansi uji linearitas data lebih
kecil dari = 0,05, maka ditolak (Gani dan Amalia, 2018: 129). Hasil uji
linearitas disajikan pada Tabel 3.14 dan selengkapnya pada Lampiran B.12
halaman 85.
Tabel 3.14 Hasil Uji Linearitas
Sum of
Squaresdf
Mean
SquareF Sig.
Disposisi
Matematis *
Komunikasi
Matematis
Between
Groups
(Combined) 2172,115 9 241,346 3,746 0,009
Linearity 1295,114 1 1295,114 20,101 0,000
Deviation
from
Linearity
877,001 8 109,625 1,701 0,170
Within Groups 1095,297 17 64,429
34
Sum of
Squaresdf
Mean
SquareF Sig.
Disposisi
Matematis *
Komunikasi
Matematis
Between
Groups
(Combined) 2172,115 9 241,346 3,746 0,009
Linearity 1295,114 1 1295,114 20,101 0,000
Deviation
from
Linearity
877,001 8 109,625 1,701 0,170
Within Groups 1095,297 17 64,429
Total 3267,412 26
Berdasarkan Tabel 3.14 diketahui bahwa nilai signifikansi linearitas sebesar
0,000. Nilai ini lebih kecil dari = 0,05, sehingga ditolak dan dapat
disimpulkan bahwa distribusi data regresi linear.
4. Uji Hipotesis
Setelah dilakukan uji normalitas residual dan linearitas data, diketahui bahwa data
residual berdistribusi normal dan distribusi data regresi linear sehingga statistik
yang digunakan dalam pengujian hipotesis adalah uji regresi linear sederhana.
Sebelum dilakukan uji regresi linear sederhana, terlebih dahulu dilakaukan uji
kelayakan model untuk memastikan bahwa model yang dibentuk layak sehingga
parameter yang diperoleh dapat dijelaskan dan diestimasi.
a. Uji Kelayakan Model
Uji kelayakan model digunakan untuk mengetahui apakah variabel bebas yang
dimasukkan ke dalam model regresi secara simultan signifikan memengaruhi
variabel terikatnya. Model yang layak adalah model yang dapat digunakan untuk
mengestimasi populasi. Pengujian kelayakan model dilakukan dengan
pemeriksaan nilai koefisien korelasi (r), koefisien determinasi ( ), dan uji F.
35
1. Koefisien Korelasi (r)
Koefisien korelasi menunjukkan kuat atau lemahnya hubungan antara variabel
independen (X) dengan variabel dependen (Y). Teknik korelasi yang digunakan
dalam penelitian ini adalah korelasi product moment pearson. Dalam Sudjana
(2005, 369) koefisien korelasi dihitung menggunakan rumus:
= ∑ − (∑ )(∑ )∑ − (∑ ) ∑ − (∑ )Keterangan:r : koefisien korelasin : jumlah data
: disposisi matematis siswa ke-i: kemampuan komunikasi matematis siswa ke-i
Koefisien korelasi diinterpretasi sesuai pendapat Gani dan Amalia (2018: 144)
yang disajikan pada Tabel 3.15.
Tabel 3.15 Interpretasi Koefisien Korelasi
Interval r Tingkat HubunganLebih dari 0,75 Sangat Kuat0,5 − 0,75 Kuat0,25 − 0,49 Lemah
Kurang dari 0,25 Sangat Lemah
Model regresi dipandang layak jika memiliki tingkat hubungan yang kuat atau
sangat kuat. Artinya, nilai koefisien korelasi lebih dari atau sama dengan 0,5
(Gani dan Amalia, 2018: 153).
2. Koefisien Determinasi ( )
36
Koefisien determinasi menunjukkan seberapa besar kontribusi disposisi matematis
(X) terhadap kemampuan komunikasi matematis (Y). Menurut Kadir (2018: 184)
koefisien determinasi didefinisikan sebagai kuadrat dari koefisien korelasi dikali
100%. Model regresi dipandang layak jika nilai koefisien determinasi lebih dari
0,50 (Gani dan Amalia, 153).
3. Uji F
Uji F digunakan untuk mengetahui apakah model yang diperoleh signifikan atau
tidak signifikan. Hipotesis yang digunakan adalah:
: Model tidak layak sehingga tidak dapat digunakan untuk mengestimasi
populasi
: Model layak sehingga dapat digunakan untuk mengestimasi populasi
Model regresi dipandang layak jika nilai F memiliki signifikansi di bawah tingkat
alpha yaitu 0,05 (Gani dan Amalia, 152).
b. Uji Regresi Linear Sederhana
Rumusan hipotesis untuk uji regresi linear sederhana menurut Gani dan Amalia
(2018: 149) adalah:
: = 0 : (disposisi matematis tidak berpengaruh terhadap kemampuan
komunikasi matematis siswa kelas VII SMP Muhammadiyah 3
Bandarlampung)
: ≠ 0 : (disposisi matematis berpengaruh terhadap kemampuan
komunikasi matematis siswa kelas VII SMP Muhammadiyah 3
37
Bandarlampung)
Pada penelitian ini, untuk melakukan uji regresi linear sederhana digunakan
software SPSS dengan kriteria uji adalah tolak jika taraf nyata α > tingkat
signifikansi. Terima jika taraf nyata α < tingkat signifikansi (Gani dan Amalia,
2018: 147).
49
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh secara
positif disposisi matematis terhadap kemampuan komunikasi matematis siswa
kelas VII SMP Muhammadiyah 3 Bandarlampung. Persamaan model regresi
linearnya adalah = −7,87 + 0,16 . Hubungan kedua variabel penelitian berada
pada kategori kuat dengan besar r = 0,63. Artinya, sebesar 63% disposisi
matematis dapat menjelaskan kemampuan komunikasi matematis siswa pada data
penelitian ini. Koefisisen determinasi yang diperoleh adalah 0,396 yang artinya
kontribusi disposisi matematis terhadap kemampuan komunikasi matematis siswa
adalah sebesar 39,6%, sisanya dipengaruhi oleh faktor selain disposisi matematis
sebesar 60,4%.
B. Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, disarankan untuk peneliti
selanjutnya agar menggunakan triangulasi teknik dalam menguji keabsahan data
penelitian.
DAFTAR PUSTAKA
Ananda, R. dan Fadhli, M. 2018 Statistik Pendidikan Teori dan Praktek dalamPendidikan. CV Widya Puspita, Medan. 347 hlm.
Ansori, H. dan Sari, E.M. 2016. Meningkatkan Kemampuan KomunikasiMatematis Siswa Melalui Model Pembelajaran Contextual Teaching andLearning Kelas VIII SMP. EDU-MAT Jurnal Pendidikan MatematikaVolume 4 Nomor 1 April 2016.
Arikunto. 2009. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Bumi Aksara, Jakarta. 308hlm.
Azmi, M.P. Asosiasi Antara Kemampuan Analogi dengan Komunikasi MatematikSiswa SMP. Al-Jabar: Jurnal Pendidikan Matematika Vol. 8, No. 1, 2017,Hal 91 – 100.
Chandra, E.N. 2016. Korelasi Penguasaan Materi Dasar dan KemampuanKomunikasi Terhadap Prestasi Belajar Matematika.
Choridah, D.T. 2013. Peran Pembelajaran Berbasis Masalah untuk MeningkatkanKemampuan Komunikasi dan Berpikir Kreatif Serta Disposisi MatematisSiswa SMA. Jurnal Ilmiah Program Studi Matematika STKIP SiliwangiBandung, Vol 2, No.2, September 2013.
Depdiknas. 2016. Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016 tentang Standar IsiPendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Depdiknas.
Diningrum, P.R., E. Azhar, dan A. Faradillah. 2018. Hubungan DisposisiMatematis Terhadap Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa Kelas VIIdi SMP Negeri 24 Jakarta. Seminar Nasional Pendidikan Matematika 2018Vol. 01, Oktober 2018.
Effendy, O.U. 2009. Ilmu Komunikasi. PT Remaja Rosdakarya, Bandung. 181hlm.
Gani, I, dan Amalia, S. 2018. Alat Analisis Data. Penerbit Andi, Yogyakarta. 306hlm.
50
Gio, P.U. dan Rosmaini, E. 2016. Belajar Olah Data dengan SPSS, Minitab, R,Microsoft Excel, Eviews, Lisrel, Amos, dan SMARTTPLS DisertaiBeberapa Contoh Perhitungan Manual. USU Press, Medan. 580 hlm.
Hidayat, D. 2012. Komunikasi Antarpribadi dan Medianya. Graha Ilmu,Yogyakarta. 214 hlm.
Izzati, N. dan Suryadi. 2010. Komunikasi Matematik dan Pendidikan MatematikaRealistik. Makalah dipresentasikan dalam Seminar Nasional Matematikadan Pendidikan Matematika UNY.
Izzati, N. 2017. Pengaruh Kemampuan Koneksi dan Disposisi MatematisTerhadap Hasil Belajar Geometri Bidang Datar Mahasiswa IAIN SyekhNurjati Cirebon. EduMa Vol. 6 No. 2 Desember 2017.
Kadir. 2017. Statistika Terapan Konsep, Contoh dan Analisis Data denganProgram SPSS / Lisrel dalam Penelitian Edisi Ketiga. Rajawali Pers,Depok. 568 hlm.
Katz, L.G. (2009). Dispositions as Educational Goals. Diakses pada 16 Desember2018 pukul 22.56 WIB.
Lestari, L.A., Suharto, dan Fatahillah, A. 2016. Analisis Pengaruh DisposisiMatematis terhadap Hasil Belajar Materi Integral Tak Tentu Siswa KelasXII IPA 2 SMAN 4 Jember. Jurnal Edukasi 2016, III (1): 40-43.
Mahmudi, A. 2010. Tinjauan Asosiasi antara Kemampuan Pemecahan MasalahMatematis dan Disposisi Matematis. Seminar Nasional PendidikanMatematika Universitas Negeri Yogyakarta Tanggal 17 April 2010.
Mastuti, R.A. 2018. Identifikasi Disposisi Matematika Siswa dalam PembelajaranSocrates Kontekstual pada Materi Sistem Persamaan Linear Dua Variabelpada Siswa Kelas VIII SMP. Jurnal Ilmiah Pendidikan MatematikaVolume 3 Nomor 2.
Maulana, A. dan Hasnawati. 2016. Deskripsi Kemampuan Literasi MatematikaSiswa Kelas VIII-2 SMP Negeri 15 Kendari. Jurnal Penelitian PendidikanMatematika Volume 4 No. 2 Mei 2016.
Maulazi, E. 2013. Efektivitas Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TTW (ThinkTalk Write) Ditinjau dari Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa.(Skripsi). Universitas Lampung. Bandar Lampung.
Nadhifah, D., Susilo, G., dan Permatasari, B.I. 2019. Pengaruh KemampuanKoneksi dan Disposisi Matematis Terhadap Hasil Belajar Siswa SMANegeri 2 Balikpapan. Academic Journal of Math Vol. 01, No.01, Mei 2019,Hal. 23-38.
51
Ningrum, R.K. 2016. Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis SiswaMenggunakan Problem Based Learning berbasis Flexible MathematicalThinking. Seminar Nasional Matematika X Universitas Negeri Semarang2016.
Novelyya, S. 2019. Pengaruh Karakter Rasa Ingin Tahu Siswa Terhadap HasilBelajar Mata Pelajaran Ipa Fisika di SMP Negeri 08 Muaro Jambi. JurnalRiset dan Konseptual Volume 4 Nomor 2, Mei 2019
Noviyana, IN., Dewi, NR., dan Rochmad. 2019. Analisis KemampuanKomunikasi Matematis Ditinjau dari SelfConfidence. PRISMA, ProsidingSeminar Nasional Matematika 2, 704-709
Nurhaja dan Suhar. 2015. Pengaruh Disposisi Matematik dan Dukungan SosialTerhadap Prestasi Belajar Matematika Siswa SMA Negeri 7 Dan SMANegeri 9 Kendari. Jurnal Penelitian Pendidikan Matematika Volume 3 No.1 Januari 2015.
Organisation for Economics Cooperation and Development (OECD). 2016.Program for International Student Assesment (PISA) Result from PISA2015.[Online]. Diakses di http://oecd.org.
Prayitno, S., S. Suwarsono, dan T.Y. Siswono. 2013. Identifikasi IndikatorKemampuan Komunikasi Matematis Siswa dalam Menyelesaikan SoalMatematika Berjenjang Pada Tiap-Tiap Jenjangnya. Konferensi NasionalPendidikan Matematika V. Universitas Negeri Malang Tanggal 27-30 Juni2013.
Puspitasari, E. 2017. Pengaruh Disposisi Matematis dan Berpikir Kritis TerhadapKemampuan Pemecahan Masalah Matematika. Jurnal Pendidikan DasarVolume 8, Edisi 1, Mei 2017.
Putri, V.I. 2016. Kemampuan Komunikasi dan Disposisi Matematis Siswa KelasVII pada Model Pembelajaran Treffinger Materi Segiempat. (Skripsi).Universitas Negeri Semarang. Semarang.
Rodhiyatun, E. 2016. Efektivitas Problem Based Learning (PBL) Ditinjau DariKemampuan Komunikasi Matematis dan Self Confidence Siswa. (Skripsi).Universitas Lampung. Bandar Lampung.
Rohana. 2017. Peningkatan Kemampuan Komunikasi Matematis MahasiswaCalon Guru Melalui Pembelajaran Reflektif. Delta-Pi: Jurnal Matematikadan Pendidikan Matematika E-ISSN : 2541-2906 Vol. 6, No.1, April 2017
Sarifah, F.S.D. 2018. Analisis Pengaruh Disposisi Matematis TerhadapKemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa SMP. Jurnal IKIPSiliwangi, Vol 1, No 2 (2018).
52
Sholihah, D.A. dan Mahmudi, A. 2015. Keefektifan Experiential LearningPembelajaran Matematika MTS Materi Bangun Ruang Sisi Datar. JurnalRiset Pendidikan Matematika Volume 2 Nomor 2, November 2015.
Sudijono, A. 2015. Pengantar Evaluasi Pendidikan. PT Raja Grafindo Persada,Jakarta. 488 hlm.
Sugilar, H. 2013. Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif dan DisposisiMatematik Siswa Madrasah Tsanawiyah Melalui Pembelajaran Generatif.Jurnal Ilmiah Program Studi Matematika STKIP Siliwangi Bandung, Vol2, No.2, September 2013.
Sugiman. 2010. Fleksibilitas Matematik dalam Pendidikan Matematika Realistik.Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan MatematikaUniversitas Negeri Yogyakarta, 792-798.
Sumarmo, U. 2006. Pembelajaran keterampilan membaca matematika pada siswasekolah menengah.
Sundayana, R. 2014. Statistika Penelitian Pendidikan. Alfabeta, Bandung. 284hlm.
Surakhmad, W. 1982. Pengantar Penelitian Ilmiah, Dasar, Metode, Teknik.Transito, Bandung. 338 hlm.
Suryaprani, M.W., I.N. Suparta, I.G.P Suharta. 2016. Hubungan Jenis Kelamin,Literasi Matematika, dan Disposisi Matematika Terhadap Prestasi BelajarMatematika Peserta Didik SMA Negeri di Denpasar. Prosiding SeminarNasional MIPA 2016.
Syaban, M. 2009. Menumbuhkembangkan Daya dan Disposisi Matematis SiswaSekolah Menengah Atas Melalui Pembelajaran Investigasi. EducationistVol. III No. 2 Juli 2009.
Umar, W. 2012. Membangun Kemampuan Komunikasi Matematis dalamPembelajaran Matematika. Jurnal Ilmiah Program Studi MatematikaSTKIP Siliwangi Bandung, Vol 1, No.1, Februari 2012.