10
Pengaruh Efek Samping Kemoterapi Terhadap Gangguan Konsep Diri Pasien Kanker di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2012 Yunita Purba* Nova Eininta Sitepu** Vera Kristina*** Ester Jelita Zai**** Abstrak Salah satu pengobatan yang dapat dilakukan pada penderita kanker adalah dengan kemoterapi. Beberapa efek samping yang tidak diinginkan akan timbul selama kemoterapi seperti rambut rontok, kulit dan kuku menjadi membiru/menghitam. Berat ringannya efek samping kemoterapi tergantung pada banyak hal, antara lain jenis obat kemoterapi, kondisi tubuh, kondisi psikis pasien. Pengobatan kanker itu sendiri memberi dampak negatif pada fisik maupun mental dan mempunyai pengaruh yang besar terhadap konsep diri. Jika konsep diri terganggu, maka pikiran dan tingkah laku seseorang akan menjadi terganggu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh efek samping kemoterapi terhadap gangguan konsep diri pasien kanker Di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2013. Jenis penelitian ini adalah deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi penelitian adalah pasien kanker yang telah menjalani kemoterapi sebanyak 600 orang dan jumlah sampel 60 orang yang diambil secara purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuisioner, kemudian data penelitian dianalisa dengan uji statistik chisquare. Berdasarkan hasil analisa data diketahui bahwa ada pengaruh efek samping kemoterapi terhadap konsep diri pasien kanker dan nilai p = 0,013 < 0,05. Oleh karena itu disarankan kepada pasien untuk mampu memiliki konsep diri yang positif dengan tujuan untuk meminimalisir efek samping selama fase pengobatan kemoterapi dan pasien juga mampu menjaga daya tahan tubuhnya dengan asupan makanan yang bergizi. Kepada perawat rumah sakit disarankan menjelaskan tentang efek samping kemoterapi dan

Pengaruh-Efek-Samping-Kemoterapi-Terhadap-Gangguan-Konsep-Diri-Pasien-Kanker-di-RSUP-H.doc

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Pengaruh-Efek-Samping-Kemoterapi-Terhadap-Gangguan-Konsep-Diri-Pasien-Kanker-di-RSUP-H.doc

Pengaruh Efek Samping Kemoterapi Terhadap Gangguan Konsep Diri Pasien Kanker di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2012

Yunita Purba* Nova Eininta Sitepu** Vera Kristina*** Ester Jelita Zai****

Abstrak

Salah satu  pengobatan  yang dapat  dilakukan pada penderita kanker adalah dengan kemoterapi. Beberapa efek samping yang tidak diinginkan akan timbul selama kemoterapi seperti rambut rontok, kulit dan kuku menjadi membiru/menghitam. Berat ringannya efek samping kemoterapi tergantung pada banyak hal, antara lain jenis obat kemoterapi, kondisi tubuh, kondisi psikis pasien. Pengobatan kanker itu sendiri memberi dampak negatif pada fisik maupun mental dan mempunyai pengaruh yang besar terhadap konsep diri. Jika konsep diri terganggu, maka pikiran dan tingkah laku seseorang akan menjadi terganggu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh efek samping kemoterapi terhadap gangguan konsep diri pasien kanker Di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2013. Jenis penelitian ini adalah deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi penelitian adalah pasien kanker yang telah menjalani kemoterapi sebanyak 600 orang dan jumlah sampel 60 orang yang diambil secara purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuisioner, kemudian data penelitian dianalisa dengan uji statistik chisquare. Berdasarkan hasil analisa data diketahui bahwa ada pengaruh efek samping kemoterapi terhadap konsep diri pasien kanker dan nilai p = 0,013 < 0,05. Oleh karena itu disarankan kepada pasien untuk mampu memiliki konsep diri yang positif dengan tujuan untuk meminimalisir efek samping selama fase pengobatan kemoterapi dan pasien juga mampu menjaga daya tahan tubuhnya dengan asupan makanan yang bergizi. Kepada perawat rumah sakit disarankan menjelaskan tentang efek samping kemoterapi dan memberikan dukungan pada pasien untuk bisa kuat menjalani pengobatan tersebut sehingga mampu mempersiapkan dirinya dalam menghadapi setiap efek samping yang terjadi.

Kata-kata kunci : Efek samping, Kemoterapi, Konsep diri

Page 2: Pengaruh-Efek-Samping-Kemoterapi-Terhadap-Gangguan-Konsep-Diri-Pasien-Kanker-di-RSUP-H.doc

PENDAHULUAN

Kanker (neoplasma) merupakan penyebab kematian pertama di dunia. Kanker adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh pertumbuhan sel-sel jaringan tubuh yang tidak normal. Sel-sel kanker kemudian menyerang dan merusak jaringan biologis lainnya, baik dengan pertumbuhan langsung di jaringan yang bersebelahan (invasi) atau dengan migrasi sel ke tempat yang jauh (metastasis) (Ghofar, 2009).

Dalam keadaan normal, sel hanya akan membelah diri jika ada penggantian sel-sel yang telah mati dan rusak. Sebaliknya, sel kanker akan membelah terus meskipun tubuh tidak memerlukannya, sehingga akan terjadi penumpukan sel baru. Penumpukan sel tersebut mendesak dan merusak jaringan normal, sehingga mengganggu organ yang ditempatinya (Lutfa, 2008).

Kanker memiliki berbagai macam jenis dengan berbagai akibat yang timbul. Ancaman kematian dan penurunan kualitas hidup membayangi jutaan penderita kanker. Pada tahun 2008 jumlah kematian akibat penyakit kanker mencapai 58 juta jiwa. Sedikitnya 1,2 juta jiwa di Amerika Serikat didiagnosa menderita kanker setiap tahunnya. Akan tetapi incidence rate lebih banyak terjadi di negara berkembang. Indonesia sebagai salah satu negara berkembang dengan prevalensi rate penyakit kanker yang cukup tinggi (Lutfa, 2008).

Menurut data dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) tahun 2012 yang dikutip oleh Bakhtiar (2012) menyebutkan bahwa prevalensi kanker mencapai 4,3 banding 1.000 orang. Padahal data sebelumnya

menyebutkan prevalensinya 1 banding 1.000 orang. Badan Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO) dan Serikat Pengendalian Kanker Internasional atau International Union Against Cancer (UICC) tahun 2012 memprediksi, akan terjadi peningkatan penderita kanker sebesar 300 persen di seluruh dunia pada tahun 2030. Jumlah tersebut 70 persennya berada di negara berkembang seperti Indonesia.

Menurut Persatuan Ahli Bedah Onkologi Indonesia (2005) yang dikutip oleh Lutfa (2008), penatalaksanaan / pengobatan utama penyakit kanker meliputi empat macam yaitu pembedahan, radioterapi, kemoterapi dan hormonterapi. Pembedahan dilakukan untuk mengambil massa kanker dan memperbaiki komplikasi yang mungkin terjadi. Sementara tindakan radioterapi dilakukan dengan sinar ionisasi untuk menghancurkan kanker. Kemoterapi dilakukan untuk membunuh sel kanker dengan obat anti-kanker (sitostatika). Sedangkan hormonterapi dilakukan untuk mengubah lingkungan hidup kanker sehingga pertumbuhan sel-selnya terganggu dan akhirnya mati sendiri. Keberhasilan pengobatan ini tergantung dari ketentuan pasien dalam berobat dan  tergantung pada stadiumnya.

Salah satudari 4 pengobatan tersebut, dapat dilakukan dengan pengobatan kemoterapi. Kemoterapi dapat membantu dalam pembuatan rencana yang realistis oleh perawat, pasien dan keluarga. Misalnya, kemungkinan untuk sembuh, hidup lebih panjang tanpa gejala/tanda kanker atau hanya meringankan gejala kanker agar pasien hidup lebih nyaman merupakan keuntungan yang melebihi risiko efek samping dan kemoterapi yang sifatnya

Page 3: Pengaruh-Efek-Samping-Kemoterapi-Terhadap-Gangguan-Konsep-Diri-Pasien-Kanker-di-RSUP-H.doc

sementara. Kemoterapi meyembuhkan lebih dari 90% pria penderita kanker buah zakar yang telah menyebar dan sekitar 98% wanita penderita koriokarsinoma atau kanker rahim (Junaidi, 2007).

Beberapa efek samping yang tidak diinginkan akan timbul selama kemoterapi. Berat ringannya efek samping kemoterapi tergantung pada banyak hal, antara lain jenis obat kemoterapi, kondisi tubuh, kondisi psikis pasien. Efek samping kemoterapi timbul karena obat-obat kemoterapi sangat kuat, dan tidak hanya membunuh sel-sel kanker, tetapi juga menyerang sel-sel sehat, terutama sel-sel yang membelah dengan cepat. Efek samping dapat muncul ketika sedang dilakukan pengobatan atau beberapa waktu setelah pengobatan (Bakhtiar, 2012).

Beberapa hal yang diakibatkan oleh efek samping terapi tersebut adalah rambut rontok bahkan sampai botak dapat terjadi selama pemberian kemoterapi, gangguan pada sumsum tulang yaitu berkurangnya hemoglobin, trombosit, dan sel darah putih, membuat tubuh lemah, merasa lelah, sesak nafas, mudah mengalami perdarahan, dan mudah terinfeksi, kulit membiru/menghitam, kering, serta gatal, pada mulut dan tenggorokan terdapat sariawan, terasa kering, dan sulit menelan, adanya mual dan muntah, nyeri pada perut saluran pencernaan, produksi hormon terganggu sehingga menurunkan nafsu seks dan kesuburan (Bakhtiar, 2012).

Berdasarkan survei dari Health Information National Trends Survey (HINTS) (2007) yang dikutip oleh Ananditha (2012) menunjukkan bahwa 12.239 pasien kanker yang menjalani kemoterapi, ditemukan efek samping yang

serius dan membutuhkan perawatan darurat sebanyak 16% dari pasien. Penyebab umum rawat inap antara lain infeksi dan demam (8%), neutropenia atau trombositopenia (5,5%), gangguan elektrolit seperti dehidrasi (2,5%), mual muntah (2,9%), kelelahan, pusing atau gangguan fisik yang berhubungan dengan kondisinya (2%), trombosis vena dalam atau emboli paru (1,2%), dan malnutrisi (0,9%).

Dampak dari pengobatan kanker (kemoterapi) dapat menyebabkan ketidakmampuan berjalan atau menggerakkan tangan sehingga tidak mampu melakukan pekerjaan apapun dan beraktivitas sebagaimana sebelum sakit. Keadaan ini dapat menyebabkan penilaian negatif terhadap diri sendiri dan menjadi tidak percaya diri karena jadi bergantung pada orang lain, merasa menjadi beban bagi keluarga dan merasa tidak berguna (Lubis, 2009).

Menurut Keliat (1992) yang dikutip oleh Yani (2007), bahwa hilangnya bagian badan, tindakan operasi, proses patologi penyakit, perubahan struktur dan fungsi tubuh, proses tumbuh kembang, prosedur tindakan dan pengobatan merupakan situasi atau stressor yang dapat mempengaruhi konsep diri dan komponennya yakni citra tubuh, ideal diri, harga diri, penampilan peran, dan identitas personal.

Pengobatan kanker itu sendiri memberi dampak negatif pada fisik maupun mental dan mempunyai pengaruh yang besar terhadap konsep diri. Jika konsep diri menderita, maka pikiran dan tingkah laku seseorang akan menjadi terganggu, begitu

Page 4: Pengaruh-Efek-Samping-Kemoterapi-Terhadap-Gangguan-Konsep-Diri-Pasien-Kanker-di-RSUP-H.doc

seterusnya. Mengalami kebotakan dan menyebabkan ia merasa tubuhnya tidak menarik lagi serta merasa bahwa suami tidak tertarik lagi pada dirinya. Namun gangguan harga diri pada penderita penyakit kanker, kemungkinan mengalami hubungan interpersonal yang tidak harmonis. Kondisi penderita kanker serviks stadium lanjut tidak dapat kembali ke keadaan semula, dikarenakan gangguan konsep diri yang terjadi dalam dirinya yakni kecacatan tubuh dan penurunan fungsi organ tubuh (Lubis, 2009).

Penelitian yang dilakukan oleh Saraswati (2009) di Ruang Rawat Inap RSUP Dr. Kariadi Semarang dengan menggunakan 30 orang pasien kanker yang telah mendapat kemoterapi sebagai responden, yang hasil penelitiannya menunjukkan bahwa sebagian besar konsep diri responden yang menghadapi kemoterapi tergolong sedang yaitu sebesar (87%), konsep diri responden tergolong tinggi (13%) sedangkan proporsi terkecil yang mendapat kemoterapi adalah konsep diri yang tergolong rendah yaitu (0%). Dapat disimpulkan bahwa konsep diri penderita kanker yang mendapat kemoterapi di Ruang Rawat Inap RSUP Dr. Kariadi Semarang tergolong sedang.

Penelitian yang dilakukan oleh Lutfa (2008) pada awal bulan Oktober 2007 dengan melakukan wawancara terhadap pasien kanker yang menjalani kemoterapi di ruang Cendana 1 RSUD Dr. Moewardi sebanyak 34 responden, yang hasil penelitiannya menunjukkan bahwa sebagian besar pasien rambutnya menjadi rontok, merasa mual dan muntah, 25% pasien merasakan perannya sangat berkurang. Pasien laki-laki merasa tidak mampu lagi menghidupi keluarga, tidak

mampu berdekatan dengan anak dan mengurusnya.

Studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti di ruang Rindu A Lantai III kamar 47 (Rindu A3 47) RSUP H. Adam Malik Medan pada tanggal 2 Februari 2013, berdasarkan medikal rekord tahun 2012, jumlah pasien kanker yang telah menjalani kemoterapi sebanyak 600 orang dalam setahun. Dari hasil wawancara kepada 4 orang pasien kanker yang telah menjalani kemoterapi, 3 orang diantaranya menyatakan sangat terganggu dengan keadaan rambut yang mengalami kerontokkan bahkan menjadi botak, merasa malu terhadap lingkungan sekitarnya sehingga selalu mengenakan kerudung, merasakan perannya dalam keluarga sangat berkurang. Mereka menyatakan kurang memahami setiap efek samping dari kemoterapi tersebut karena sebelum pengobatan kemoterapi tidak ada penjelasan dari perawat tentang tujuan pengobatan dan efek samping yang akan terjadi. Sedangkan 1 orang menyatakan mulai mampu menerima kondisi yang dialami saat ini serta mampu memahami efek samping dari pengobatan kemoterapi tersebut.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah deskriptif analitik dengan pendekatan Cross Sectional yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh efek samping kemoterapi terhadap gangguan konsep diri pasien kanker di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2012. Penelitian dilaksanakan di RSUP H. Adam Malik Medan. Penelitian dilaksanakan pada bulan April s/d Mei 2012. Populasi dalam penelitian ini adalah pasien kanker yang

Page 5: Pengaruh-Efek-Samping-Kemoterapi-Terhadap-Gangguan-Konsep-Diri-Pasien-Kanker-di-RSUP-H.doc

telah menjalani kemoterapi di RSUP H. Adam Malik Medan sebanyak 600 orang (berdasarkan medikal rekord dari bulan Januari s/d Desember 2012).

Sampel dalam penelitian ini adalah pasien kanker yang telah menjalani kemoterapi di RSUP H. Adam Malik Medan. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah Purposive Sampling (sampel diambil sesuai dengan keinginan peneliti). Adapun kriteria sampel yang ditentukan dalam penelitian ini adalah :Usia > 20 tahun, Pasien kanker yang telah menjalani kemoterapi lebih dari dua kali. Jika jumlah populasi ≥ 100 orang, maka sampel dapat diambil 10% dari jumlah populasi, dapat dihitung :

10% x jumlah populasi = x 600 orang

= 60 orang, Sehingga jumlah sampel dalam penelitian ini yaitu 60 orang (Arikunto, 2006).

Analisa Bivariat digunakan untuk mengetahui pengaruh efek samping kemoterapi terhadap gangguan konsep diri pasien kanker Di RSUP H. Adam Malik Medan tahun 2013. Penelitian ini menggunakan uji Chisquare dengan nilai probabilitas (p) < 0,05.

HASIL PENELITIAN

PEMBAHASAN

KESIMPULAN DAN SARAN

Hasil penelitian yang telah dilakukan Di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2013, diperoleh kesimpulan sebagai berikut: Efek samping kemoterapi Di RSUP H. Adam Malik Medan mayoritas sedang yaitu 40 responden (66,7%). Responden mengalami rambut rontok setelah dikemoterapi bahkan sampai mengalami kebotakkan, merasakan nyeri di semua persendian, lelah dan kehilangan nafsu makan, mulut dan tenggorokkan kering, kulit terasa gatal serta kuku mengalami perubahan warna menjadi hitam. Gangguan konsep diri pasien kanker Di RSUP H. Adam Malik Medan mayoritas sedang yaitu 32 responden (53,3%). Responden merasa sangat tidak berdaya ketika melihat keadaannya pertama kali, benci dengan perubahan tubuhnya, menyalahkan dirinya tidak bisa menjaga kesehatan selama ini, merasa menjadi beban bagi keluarga, tidak dapat memenuhi kewajiban dalam keluarga, merasa sedih tidak mampu membahagiakan keluarga dan berusaha menerima keadaannya walaupun menderita kanker. Ada pengaruh efek samping kemoterapi terhadap gangguan konsep diri pasien kanker Di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2013 dengan nilai p = 0,013 < 0,05.

Disarankan kepada pasien untuk mampu memiliki konsep diri yang positif dengan tujuan untuk meminimalisir efek samping selama fase pengobatan kemoterapi dan pasien juga mampu menjaga daya tahan tubuhnya dengan asupan yang bergizi. Disarankan menjelaskan tentang efek samping kemoterapi dan memberikan dukungan pada pasien untuk bisa kuat menjalani pengobatan tersebut sehingga mampu mempersiapkan dirinya dalam menghadapi setiap efek samping yang

Page 6: Pengaruh-Efek-Samping-Kemoterapi-Terhadap-Gangguan-Konsep-Diri-Pasien-Kanker-di-RSUP-H.doc

terjadi. Disarankan untuk membuat program yang dapat membantu dan meningkatkan konsep diri pasien kanker, dengan cara memberikan penyuluhan tentang kemoterapi dan efek samping yang akan terjadi. Sehingga tujuan yang diharapkan dalam pengobatan tersebut dapat tercapai dengan baik.

KEPUSTAKAANAnanditha, Aries Chandra. (2012). PACE,

PCM, & CSN: Teknologi E/Tablet untuk Anak Penderita Kanker yang Berinisiatif Tinggi. Dapat diakses di http://ads.kompasads.com/ dibuka pada tanggal 1 Oktober 2012.

Ariawati, K.(2007). Toksisitas Kemoterapi Leukemia Limfoblastik Akut pada Fase Induksi dan Profilaksis Susunan Saraf Pusat dengan Metotreksat 1 gram. Sari Pediatri Vol. 9, No. 4, Desember.

Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta.

Bakhtiar. (2012). Manfaat & Efek Samping Kemoterapi. Dapat diakses di http:// Manfaat dan efek samping kemoterapi_Bakhtiar.htm dibuka pada tanggal 1 Oktober 2012.

Carpenito, Lynda Juall.(2001).Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 8. Jakarta :

EGC.Ghofar, Abdul. (2009).Cara Mudah

Mengenal & Mengobati Kanker. Jogjakarta : Flamingo.

Hadiyanto, Yanwar et al. (2012). Health First. Jakarta : PT. Mesa Publishing

Hidayat, A. A, (2009). Pengantar Konsep Dasar Keperawatan. Selemba Medika : Jakarta.

Janewinarni.(2011).Perilaku Klien Dengan Gangguan Konsep Diri. Dapat di akses di

http://janewinarni.wordpress.com/ dibuka  pada tanggal 08 Mei 2013.Junaidi, Iskandar. (2007). Kanker. Jakarta :

PT Bhuana Ilmu Populer.Lubis, N. Hasnida.(2009).Terapi Perilaku

Kognitif pada Pasien Kanker. Medan : USU Press.

Lutfa, Umi. (2008). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tingkat Kecemasan Pasien dengan Tindakan Kemoterapi di Ruang Cendana RSUD Dr. Moewardi Surakarta. Dapat diakses di http://etd.eprints.ums.ac.id/ dibuka pada tanggal 22 September 2012.

Mubarak, Wahit Iqbal. (2007). Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia : Teori dan Aplikasi dalam Praktik. Jakarta : EGC

Notoatmodjo,S.(2007). Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta : Rineka Cipta _____________2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.Rasjidi, Imam. (2007). Kemoterapi Kanker

Ginekologi Dalam Praktik Sehari-hari. Malang : Sagung Seto.

Rola, F. (2006). Hubungan Konsep Diri Dengan Motivasi Berprestasi Pada Remaja. Dapat diakses http://www.Digitizedlibrary.usu.ac.id/psikologi/html dibuka pada tanggal 22 November 2012.

Saraswati, Sri Haryani. (2009). Jurnal Keperawatan dan Kebidanan : Hubungan Antara Kecemasan Pada Penderita Kanker Yang Mendapat Kemoterapi Dengan Konsep Diri. Jurnal Keperawatan dan Kebidanan (JIKK) Vol.I, No.1 Desember.

Stuart, G. W. 2007. Buku Saku Keperawatan Jiwa. Edisi 5. Jakarta. EGC.Trismiati. (2004). Jurnal Psyche : The

Anxiety Level Differences Among

Page 7: Pengaruh-Efek-Samping-Kemoterapi-Terhadap-Gangguan-Konsep-Diri-Pasien-Kanker-di-RSUP-H.doc

Male and Female Sterilization Acceptors at RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta. Vol. 1 No. 1, Juli.

Yani, Desy Indra. ( 2007). Pengalaman Hidup Klien Kanker Serviks Di

Bandung. Dapat diakses di http://resources.unpad.ac.id/ dibuka pada tanggal 24 September 2012.