72
PENGARUH EKSPRESI EMOSI KELUARGA TERHADAP FREKUENSI KEKAMBUHAN PASIEN SKIZOFRENIA DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran Irene Yunita Prihandini G0009110 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET Surakarta 2012 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user

PENGARUH EKSPRESI EMOSI KELUARGA TERHADAP …/Pengaruh... · DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA SKRIPSI ... Methods: This research is analitical observational by its character with

  • Upload
    votu

  • View
    216

  • Download
    2

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENGARUH EKSPRESI EMOSI KELUARGA TERHADAP …/Pengaruh... · DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA SKRIPSI ... Methods: This research is analitical observational by its character with

PENGARUH EKSPRESI EMOSI KELUARGA TERHADAP

FREKUENSI KEKAMBUHAN PASIEN SKIZOFRENIA

DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Persyaratan

Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran

Irene Yunita Prihandini

G0009110

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

Surakarta

2012

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 2: PENGARUH EKSPRESI EMOSI KELUARGA TERHADAP …/Pengaruh... · DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA SKRIPSI ... Methods: This research is analitical observational by its character with

PENGESAHAN SKRIPSI

Skripsi dengan judul : Pengaruh Ekspresi Emosi Keluarga terhadap Frekuensi

Kekambuhan Pasien Skizofrenia di Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta

Irene Yunita Prihandini, NIM : G0009110, Tahun :2012

Telah diuji dan sudah disahkan di hadapan Dewan Penguji Skripsi

Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret

Pada Hari Kamis Tanggal 6 September 2012

Pembimbing Utama

Nama :

NIP :

Prof. Dr. Aris Sudiyanto, dr., Sp.KJ (K)

19500131 197603 I 001

Pembimbing Pendamping

Nama

NIP

Penguji Utama

Nama :

NIP :

Penguji Pendamping

Nama :

NIP :

Ruben Dharmawan, dr.r Ir., Sp.Parlc, Ph.D...

19511120 198601 1 001

I. G. B.Indro N, dr., Sp.KJ

19731003 200501 1 001

Sri Haryati, Dra., M.Kes

196t0t20 198601 2 001

,hrot nr.Muthmainah, dr., M.Kes

NrP 19660702 1998022 001

W

Ocr 2012Ketua Tim Skripsi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 3: PENGARUH EKSPRESI EMOSI KELUARGA TERHADAP …/Pengaruh... · DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA SKRIPSI ... Methods: This research is analitical observational by its character with

i

PENGESAHAN SKRIPSI

Skripsi dengan judul : Pengaruh Ekspresi Emosi Keluarga terhadap Frekuensi

Kekambuhan Pasien Skizofrenia di Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta

Irene Yunita Prihandini, NIM : G0009110, Tahun : 2012

Telah diuji dan sudah disahkan di hadapan Dewan Penguji Skripsi

Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret

Pada Hari Kamis Tanggal 6 September 2012

Pembimbing Utama

Nama : Prof. Dr. Aris Sudiyanto, dr., Sp.KJ (K) ………………………..

NIP : 19500131 197603 1 001

Pembimbing Pendamping

Nama : Ruben Dharmawan, dr., Ir., Sp.Park., Ph.D………………………..

NIP : 19511120 198601 1 001

Penguji Utama

Nama : I. G. B. Indro N, dr., Sp.KJ ………………………..

NIP : 19731003 200501 1 001

Penguji Pendamping

Nama : Sri Haryati, Dra., M.Kes ………………………..

NIP : 19610120 198601 2 001

Surakarta,

Ketua Tim Skripsi Dekan FK UNS

Muthmainah, dr., M.Kes Prof. Dr. Zainal Arifin Adnan, dr., Sp.PD-KR-FINASIM

NIP: 19660702 199802 2 001 NIP: 19510601 197903 1 002

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 4: PENGARUH EKSPRESI EMOSI KELUARGA TERHADAP …/Pengaruh... · DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA SKRIPSI ... Methods: This research is analitical observational by its character with

ii

PERNYATAAN

Dengan ini menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan

untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan

penulis tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang

lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Surakarta, 6 September 2012

Irene Yunita Prihandini NIM. G0009110

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 5: PENGARUH EKSPRESI EMOSI KELUARGA TERHADAP …/Pengaruh... · DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA SKRIPSI ... Methods: This research is analitical observational by its character with

iii

ABSTRAK

Irene Yunita Prihandini, G0009110, 2012. Pengaruh Ekspresi Emosi Keluarga terhadap Frekuensi Kekambuhan Pasien Skizofrenia di Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta. Latar Belakang: Skizofrenia adalah suatu penyakit yang berat, dengan gangguan dasar kepribadian, distorsi proses pikir, kadang-kadang mempunyai perasaan bahwa dirinya sedang dikendalikan oleh kekuatan dari luar dirinya, waham yang kadang-kadang aneh, gangguan persepsi, dan afek yang tidak sesuai dengan situasi sebenarnya. Pada pasien skizofrenia, terdapat degradasi taraf fungsi sebelumnya dalam bidang pekerjaan, hubungan sosial, dan kemampuan merawat diri sendiri. Dengan demikian, pasien skizofrenia memerlukan caregiver yang dapat merawatnya, terutama pada saat penyakitnya kambuh. Metode: Penelitian ini bersifat observasional analitik dengan pendekatan case control study yang dilaksanakan pada bulan Juni-Juli 2012 di Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta. Pengambilan sampel dilaksanakan secara purposive sampling dengan criteria inklusi yang dibagi menjadi 2, kriteria inklusi caregiver adalah (1) Anggota keluarga dari pasien skizofrenia yang mengantar atau menunggui pasien di Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta (2) Tinggal satu rumah dengan pasien (3) Pasien berusia 20-60 tahun (4) Bersedia menjadi responden dalam penelitian dan telah menyetujui lembar informed consent, sedangkan untuk kriteria inklusi pasien skizofrenia adalah (1) Pasien kambuh (2) Pasien Tidak kambuh. Sampel mengisi (1) lembar formulir identitas & informed consent (2) kuesioner ekspresi emosi. Diperoleh 60 sampel dan dianalisis menggunakan uji pearson dan paired sampel t-test melalui program SPSS 17.0 for windows. Hasil: Berdasarkan pada hasil penelitian diketahui bahwa taraf signifikansi sebesar 0,004 maka (dimana 0,004 < 0,01/0,05) sehingga keputusannya adalah menerima hipotesis yang menyatakan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara Ekspresi Emosi (EE) dengan Frekuensi kekambuhan gangguan Skizofrenia pasien Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta. Perbedaan rata-rata kelompok ekspresi emosi tinggi dan kelompok ekspresi emosi rendah, t hitung (3.826 > t tabel 1,76) sehingga H0 di tolak. Jadi ada perbedaan kekambuhan yang signifikan antara kelompok ekspresi emosi tinggi dan kelompok ekspresi emosi rendah. Sedangkan r hitung dalam hasil penelitian ini sebesar 0,508, maka hipotesis alternatif (Ha) yang menyatakan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara Ekspresi Emosi (EE) dengan Frekuensi Kekambuhan gangguan Skizofrenia pasien Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta diterima. Dengan demikian hipotesis nihil (Ho) yang menyatakan bahwa tidak terdapat hubungan yang positif yang signifikan antara Ekspresi Emosi (EE) keluarga dengan frekuensi kekambuhan ditolak. Arah hubungan kedua variabel itu positif, yaitu jika Ekspresi Emosi (EE) keluarga penderita gangguan Skizofrenia tinggi maka frekuensi kekambuhan akan tinggi, dan sebaliknya jika Ekspresi Emosi (EE) keluarga rendah maka frekuensi kekambuhan akan rendah. Simpulan: Semakin tinggi Ekspresi Emosi (EE) keluarga maka frekuensi kekambuhan semakin tinggi dan sebaliknya jika Ekspresi Emosi (EE) keluarga rendah maka frekuensi kekambuhan akan rendah. Kata Kunci : Ekspresi Emosi, Frekuensi Kekambuhan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 6: PENGARUH EKSPRESI EMOSI KELUARGA TERHADAP …/Pengaruh... · DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA SKRIPSI ... Methods: This research is analitical observational by its character with

iv

ABSTRACT

Irene Yunita Prihandini, G0009110, 2012. The Influence of the Family Emotional Expression Towards the Frequency of Recurrence of Schizophrenia Patients in Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta. Background: Schizophrenia is a severe disease, with basic personality disorder, distortion the proccess of thought, sometimes have the feeling that he/she was being controlled by external powers, peculiar delusions, disturbing perception, and an affect which does not correspond to the actual situation. In Schizophrenia patients, there are degradation in the field of employment, socialization, and self-care function. Thus, the patient requires caregiver who could take care of him/her, especially when the disease is relapse. Methods: This research is analitical observational by its character with the case control study approach that held between June up to July 2012 in Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta. It used purposive sampling by divide it into two inclusion criterisa, the caregiver inclusion criteria were (1) Schizophrenia patient's family that accompany the patient in the Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta (2) Schizophrenia patient's family that live in the same house with the patient (3) Patient that currently 20-60 years old (4) Voluntarily become respondent in this research and have agreed the informed consent sheet, whereas the inclusion criteria for the schizophrenia patients was (1) relapse patient (2) no reccurrence patient. The sample fulfill (1) identity & informed consent sheet (2) emotion expression quesioner. There are 60 sample and analyzed by pearson test and paired sampel t-test with SPSS 17.0 program for windows. Results: According to the result, we have known that the significance level is 0.004 so (which is 0.004<0.01/0.05) the decision is to accept the hypothesis which was stated that there is a significant connection between the emotion expression with the frequency of recurrence Schizophrenia patients in Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta. The average difference between the groups of high emotional expression and low emotional expression, t arithmetic (3.826 > t table 1.76) so that H0 could be rejected. Therefore, there is also significant difference in recurrence between the groups of high emotional expression and the low emotional expression. While r calculation in this research is 0.058, so the alternative hypothesis (Ha) which was stated that there is significant positive connection between the Emotional Expression (EE) with the frequency of reccurrence Schizophrenia Patients in Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta is accepted. Thus, naught hypothesis (Ho) which was stated that there isn't significant positive between the family emotional expression (EE) and the frequency of recurrence is rejected. The direction of both variables is positive, that is if Schizophrenia patient's family emotional expression is high then the frequency of recurrence must be high too, vice versa. Conclusions: The higher family emotional expression (EE) then the frequency of recurrence is must be higher too, vice versa. Key words: Emotional Expression, Frequency of Recurrence

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 7: PENGARUH EKSPRESI EMOSI KELUARGA TERHADAP …/Pengaruh... · DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA SKRIPSI ... Methods: This research is analitical observational by its character with

v

PRAKATA

Puji syukur kepada Tuhan atas karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Ekspresi Emosi Keluarga terhadap Frekuensi Kekambuhan Pasien Skizofrenia di Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta”. Penulisan skripsi ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan program pendidikan dokter di FK UNS Surakarta. Dalam proses penyusunan skripsi ini, tentunya penulis tak lepas dari bantuan dan dukungan berbagai pihak. Oleh karena itu, perkenankanlah penulis menyampaikan rasa terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. Zainal Arifin Adnan. dr., Sp.PD-KR-FINASIM, selaku Dekan FK UNS Surakarta.

2. Muthmainah, dr., M.Kes, selaku Ketua Tim Skripsi FK UNS Surakarta. 3. Prof. Dr. Aris Sudiyanto, dr., Sp.KJ (K), selaku Pembimbing Utama yang telah

memberikan bimbingan, masukan, dan motivasi bagi penulis. 4. Ruben Dharmawan, dr., Ir., Sp.Park., Ph.D, selaku Pembimbing Pendamping yang

telah memberikan bimbingan, masukan, dan motivasi bagi penulis. 5. I. G. B. Indro N, dr., Sp.KJ, selaku Penguji Utama yang telah memberikan kritik dan

saran demi kesempurnaan penulisan skripsi ini. 6. Sri Haryati, Dra., M.Kes, selaku Penguji Pendamping yang telah memberikan kritik

dan saran demi kesempurnaan penulisan skripsi ini. 7. Seluruh dosen dan staf SMF Psikiatri RSUD Dr. Moewardi dan Bagian Skripsi FK

UNS Surakarta yang telah banyak membantu dalam penelitian dan penyusunan skripsi ini.

8. Seluruh staf RSJD Surakarta yang telah banyak membantu dalam proses penelitian. 9. Kedua orang tuaku tercinta (Dionisius Supriyanto, Theresia Tri Wahyuni) yang telah

memberikan doa dan dukungan, baik material maupun spiritual. 10. Pendamping hidupku (Stanislaus Radityo Adi Putranto) yang telah menemani

jalannya penelitian dan selalu memotivasi sampai dalam pengerjaan skripsi ini. 11. Sahabat-sahabatku (Tita, Tika, Shita, Yeni) yang telah memberikan dukungan dalam

mengerjakan skripsi ini. 12. Ensan Galuh Pertiwi sebagai rekan skripsiku yang telah berjuang bersama penulis

dalam penelitian ini dengan penuh kesabaran. 13. Teman-teman keluarga besar Asisten Mikrobiologi FK UNS, dan Pendidikan Dokter

2009 atas inspirasi dan kebersamaannya selama ini. 14. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini yang tidak dapat

disebutkan satu per satu. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat.

Surakarta, September 2012

Irene Yunita Prihandini

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 8: PENGARUH EKSPRESI EMOSI KELUARGA TERHADAP …/Pengaruh... · DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA SKRIPSI ... Methods: This research is analitical observational by its character with

vi

DAFTAR ISI

PRAKATA . ....................................................................................................... . v

DAFTAR ISI . .................................................................................................... . vi

DAFTAR TABEL ............................................................................................. . viii

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ . ix

DAFTAR LAMPIRAN . .................................................................................... . x

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ............................................................. . 1

B. Perumusan Masalah .................................................................... . 3

C. Tujuan Penelitian ........................................................................ . 3

D. Manfaat Penelitian ...................................................................... . 3

BAB II LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka ........................................................................ . 5

1. Skizofrenia ........................................................................... . 5

a. Definisi Skizofrenia ........................................................ . 5

b. Kriteria Diagnostik Skizofrenia ..................................... . 5

c. Tipe-Tipe Skizofrenia .................................................... . 7

d. Simptom dan Gambaran Klinis Skizofrenia ................... . 9

e. Teori Diathesis-Stress Model ......................................... . 11

f. Perjalanan Gangguan dan Prognosis Skizofrenia . .......... 14

2. Konsep Kekambuhan ........................................................... . 16 a. Definisi Kekambuhan ..................................................... . 16 b. Faktor-Faktor Kekambuhan Pasien Skizofrenia ............. . 16

3. Ekspresi Emosi ..................................................................... . 18 a. Pengertian Ekspresi Emosi ............................................. . 18 b. Aspek-Aspek Ekspresi Emosi ........................................ . 19 c. Instrumen Untuk Mengukur Ekspresi Emosi ................. . 19 d. Kategori Ekspresi Emosi ................................................ . 27

4. Teori Keluarga ...................................................................... . 28

a. Definisi Keluarga ........................................................... . 28

b. Interaksi Keluarga .......................................................... . 28

c. Keluarga Sehat dan Keluarga yang Terganggu .............. . 30

d. Proses Sosialisasi Nilai Keluarga ................................... . 31

B. Kerangka Pemikiran ................................................................... . 33

C. Hipotesis ..................................................................................... . 33

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 9: PENGARUH EKSPRESI EMOSI KELUARGA TERHADAP …/Pengaruh... · DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA SKRIPSI ... Methods: This research is analitical observational by its character with

vii

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian ........................................................................... . 34

B. Lokasi Penelitian ........................................................................ . 34

C. Subjek Penelitian ........................................................................ . 34

D. Teknik Sampling ........................................................................ . 35

E. Rancangan Penelitian ................................................................. . 37

F. Identifikasi Variabel Penelitian .................................................. . 38

G. Definisi Operasional Variabel Penelitian ................................... . 38

1. Variabel Bebas ..................................................................... . 38

2. Variabel Terikat .................................................................... . 39

H. Alat dan Bahan Penelitian .......................................................... . 39

1. Alat ....................................................................................... . 39

2. Bahan .................................................................................... . 39

3. Cara Kerja ............................................................................ . 39

I. Teknik Analisis Data Statistik .................................................... . 40

BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Data Hasil Penelitian .................................................................. . 41

B. Analisis Data .............................................................................. . 52

BAB V PEMBAHASAN .................................................................................. . 55

BAB VI SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan ..................................................................................... . 59

B. Saran ........................................................................................... . 59

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... . 61

LAMPIRAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 10: PENGARUH EKSPRESI EMOSI KELUARGA TERHADAP …/Pengaruh... · DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA SKRIPSI ... Methods: This research is analitical observational by its character with

viii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Matriks Instrument Family Questionnaire (FQ)

Tabel 2.2 Instrument Family Questionnaire (FQ)

Tabel 4.1 Distribusi Umur Anggota Keluarga Pasien Skizofrenia

Tabel 4.2 Distribusi Jenis Kelamin Anggota Keluarga Pasien Skizofrenia

Tabel 4.3 Distribusi Pendidikan Terakhir Anggota Keluarga Pasien Skizofrenia

Tabel 4.4 Distribusi Pekerjaan Anggota Keluarga Pasien Skizofrenia

Tabel 4.5 Distribusi Hubungan Anggota Keluarga dengan Pasien Skizofrenia

Tabel 4.6 Distribusi Umur Pasien Skizofrenia

Tabel 4.7 Distribusi Jenis Kelamin Pasien Skizofrenia

Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Kekambuhan Pasien Skizofrenia

Tabel 4.9 Hasil skor Ekspresi Emosi (EE) Keluarga dan Frekuensi Kekambuhan Pasien

Skizofrenia Berdasarkan Jenis Kelamin

Tabel 4.10 Hasil Skor Ekspresi Emosi (EE) Keluarga Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Tabel 4.11 Hasil Skor Ekspresi Emosi (EE) Keluarga Berdasarkan Jenis Pekerjaan

Tabel 4.12 Hasil Skor Ekspresi Emosi (EE) Keluarga Berdasarkan Hubungan dengan

Pasien Skizofrenia

Tabel 4.13 Hasil Analisis Uji Pearson

Tabel 4.14 Hasil Analisis Paired Samples Statistics

Tabel 4.15 Hasil Analisis Paired Samples Correlations

Tabel 4.16 Hasil Analisis Paired Samples Test

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 11: PENGARUH EKSPRESI EMOSI KELUARGA TERHADAP …/Pengaruh... · DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA SKRIPSI ... Methods: This research is analitical observational by its character with

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Teori Diathesis-Stress Model

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 12: PENGARUH EKSPRESI EMOSI KELUARGA TERHADAP …/Pengaruh... · DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA SKRIPSI ... Methods: This research is analitical observational by its character with

x

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Ijin Penelitian di Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta

Lampiran 2. Family Questionare (FQ)

Lampiran 3. Hasil Analisis Uji Pearson

Lampiran 4. Hasil Analisis Paired sampel t-test

Lampiran 5. Daftar Hasil Skor Ekspresi Emosi 25% Teratas dan 25% Terbawah

Lampiran 6. Daftar Distribusi Frekuensi Kekambuhan Pasien Skizofrenia

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 13: PENGARUH EKSPRESI EMOSI KELUARGA TERHADAP …/Pengaruh... · DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA SKRIPSI ... Methods: This research is analitical observational by its character with

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Skizofrenia adalah suatu penyakit yang berat, dengan gangguan dasar

kepribadian, distorsi proses pikir, kadang-kadang mempunyai perasaan bahwa dirinya

sedang dikendalikan oleh kekuatan dari luar dirinya, waham yang kadang-kadang

aneh, gangguan persepsi, dan afek yang tidak sesuai dengan situasi sebenarnya. Pada

pasien skizofrenia, terdapat degradasi taraf fungsi sebelumnya dalam bidang

pekerjaan, hubungan sosial, dan kemampuan merawat diri. Dengan demikian, pasien

skizofrenia memerlukan caregiver yang dapat merawatnya, terutama pada saat

penyakitnya kambuh (Kaplan dan Sadock, 2010).

Data American Psychiatric Association (APA) tahun 1995 memperkirakan

bahwa 1 % populasi penduduk dunia menderita skizofrenia. Penelitian yang sama

oleh WHO juga mengatakan bahwa prevalensi skizofrenia dalam masyarakat berkisar

antara satu sampai tiga per mil penduduk dan di Amerika Serikat pasien skizofrenia

lebih dari dua juta orang. Skizofrenia lebih sering terjadi pada populasi urban dan

pada kelompok sosial ekonomi rendah (Tomb, 2004).

Skizofrenia dapat ditemukan hampir di seluruh dunia. Prevalensi skizofrenia

pada populasi umum adalah berkisar 1-1,3% dan dapt ditemukan pada semua lapisan

sosial, pendidikan, ekonomi, dan ras. Usia awitan gangguan ini tergolong dini, yaitu

pada dewasa muda atau usia produktif (dibawah 45 tahun) (Chandra, 2005). Demikian

juga dengan Irmansyah (2006), bahwa penderita yang dirawat di Bagian Psikiatri di

Indonesia hampir 70% karena skizofrenia.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 14: PENGARUH EKSPRESI EMOSI KELUARGA TERHADAP …/Pengaruh... · DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA SKRIPSI ... Methods: This research is analitical observational by its character with

2

Jumlah pasien skizofrenia di Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta sebanyak

1.815 dari 2.488 pasien pada tahun 2008. Itu berarti presentase pasien skizofrenia

mencapai 72,9 % dari jumlah seluruh pasien yang ada. Pasien skizofrenia tersebut

terdiri dari 434 skizofrenia paranoid, 51 skizofrenia hebefrenik, 40 skizofrenia

katatonik, 850 skizofrenia tak terinci, 6 depresi paska skizofrenia, 260 skizofrenia

residual, 3 skizofrenia simplek dan 171 skizofrenia lainnya (Rekam medik, 2009).

Penyakit skizofrenia seringkali kronis dan kambuh, sehingga pasien

memerlukan terapi/perawatan lama. Di samping itu semua etiologi, patofisiologi dan

perjalanan penyakitnya amat bervariasi/heterogen bagi setiap pasien, sehingga

mempersulit diagnosis dan penanganannya. Keadaan seperti ini akan menimbulkan

beban dan penderitaan bagi keluarga. Keluarga sering kali mengalami tekanan mental

karena gejala yang ditampilkan oleh pasien dan juga ketidaktahuan keluarga

menghadapi gejala tersebut. Kondisi inilah yang akan melahirkan sikap dan emosi

yang keliru dan berdampak negatif pada pasien. Biasanya keluarga menjadi

emosional, kritis dan bahkan bermusuhan yang jauh dari sikap hangat yang

dibutuhkan oleh pasien (Irmansyah, 2006).

Kekacauan dan dinamika keluarga ini memegang peranan penting dalam

menimbulkan kekambuhan. Pasien yang dipulangkan ke rumah lebih cenderung

kambuh pada tahun berikutnya dibandingkan dengan penderita yang ditempatkan

pada lingkungan residensial. Pasien yang paling berisiko untuk kambuh adalah pasien

yang berasal dari keluarga dengan suasana penuh permusuhan, keluarga yang

memperlihatkan kecemasan yang berlebihan, terlalu protektif terhadap pasien (Tomb,

2004).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 15: PENGARUH EKSPRESI EMOSI KELUARGA TERHADAP …/Pengaruh... · DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA SKRIPSI ... Methods: This research is analitical observational by its character with

3

Keluarga adalah lingkungan pasien melakukan aktivitas dan interaksi dalam

kehidupan. Keluarga merupakan tempat belajar segala sesuatu dan bersosialisasi

sebelum berhubungan dengan orang lain. Selain itu, keluarga berfungsi untuk

menjaga kesehatan anggota keluarga baik sehat raga maupun jiwa, sehingga, keluarga

menjadi unsur penting dalam perawatan/pemulihan pasien skizofrenia (Nurdiana,

2007).

Dari uraian di atas dapat diyakini bahwa keluarga mempunyai tanggung jawab

yang penting dalam proses perawatan di rumah sakit, persiapan pulang dan perawatan

di rumah agar adaptasi pasien berjalan dengan baik. Kualitas dan efektifitas peran

serta keluarga yang memadai akan membantu proses pemulihan kesehatan pasien

sehingga status kesehatan pasien meningkat.

B. Perumusan Masalah

Bagaimanakah pengaruh ekspresi emosi keluarga terhadap frekuensi

kekambuhan pasien skizofrenia di Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta.

C. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui pengaruh ekspresi emosi keluarga terhadap frekuensi

kekambuhan pasien skizofrenia di Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoretis

a. Memberikan informasi ilmiah mengenai pengaruh ekspresi emosi keluarga

terhadap frekuensi kekambuhan pasien skizofrenia.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 16: PENGARUH EKSPRESI EMOSI KELUARGA TERHADAP …/Pengaruh... · DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA SKRIPSI ... Methods: This research is analitical observational by its character with

4

b. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bukti empiris mengenai pengaruh

ekspresi emosi keluarga terhadap frekuensi kekambuhan pasien skizofrenia.

2. Manfaat Praktis

Memberikan sumbangan pemikiran kepada keluarga pasien skizofrenia

khususnya dalam merawat pasien skizofrenia sehingga dapat mencegah terjadinya

kekambuhan.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 17: PENGARUH EKSPRESI EMOSI KELUARGA TERHADAP …/Pengaruh... · DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA SKRIPSI ... Methods: This research is analitical observational by its character with

5

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Skizofrenia

a. Definisi Skizofrenia

Skizofrenia terdiri dari dua kata yang berasal dari bahasa Yunani yaitu

schizein yang berarti terpisah/pecah dan phren yang berarti jiwa. Penderita

skizofrenia mengalami perpecahan atau ketidakserasian antara afek, kognitif, dan

perilaku sehingga tidak dapat membedakan alam nyata dan alam khayal (Hawari,

2006).

b. Kriteria Diagnostik Skizofrenia

Ada beberapa kriteria diagnostik Skizofrenia di dalam DSM IV TR (APA,

2000, h. 312) antara lain :

1) Karakteristik : Terdapat dua (atau lebih) dari kriteria di bawah ini, masing-masing

ditemukan secara signifikan selama periode satu bulan (atau kurang, bila berhasil

ditangani) :

a) Delusi (waham)

b) Halusinasi

c) Pembicaraan yang tidak terorganisasi (misalnya, topiknya sering

menyimpang atau tidak berhubungan)

d) Perilaku yang tidak terorganisasi secara luas atau munculnya perilaku katatonik

yang jelas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 18: PENGARUH EKSPRESI EMOSI KELUARGA TERHADAP …/Pengaruh... · DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA SKRIPSI ... Methods: This research is analitical observational by its character with

6

e) Simptom negatif; yaitu adanya afek yang datar, alogia atau avolisi

(tidak adanya kemauan).

Catatan : Hanya diperlukan satu simptom dari kriteria A, jika delusi yang muncul

bersifat kacau (bizare) atau halusinasi terdiri dari beberapa suara yang terus-

menerus mengkomentari perilaku atau pikiran pasien, atau dua atau lebih suara

yang saling berbincang antara satu dengan yang lainnya.

2) Ketidakberfungsian sosial atau pekerjaan : Untuk kurun waktu yang signifikan

sejak munculnya onset gangguan, ketidakberfungsian ini meliputi satu atau lebih

fungsi utama; seperti pekerjaan, hubungan interpersonal, atau perawatan diri,

yang jelas di bawah tingkat yang dicapai sebelum onset (atau jika onset pada

masa anak-anak atau remaja, adanya kegagalan untuk mencapai beberapa

tingkatan hubungan interpersonal, prestasi akademik, atau pekerjaan yang

diharapkan).

3) Durasi : Adanya tanda-tanda gangguan yang terus-menerus menetap selama

sekurangnya enam bulan. Pada periode enam bulan ini, harus termasuk

sekurangnya satu bulan gejala (atau kurang, bila berhasil ditangani) yang

memenuhi kriteria A (yaitu fase aktif simptom) dan mungkin termasuk pula

periode gejala prodromal atau residual. Selama periode prodromal atau residual

ini, tanda-tanda dari gangguan mungkin hanya dimanifestasikan oleh simptom

negatif atau dua atau lebih simptom yang dituliskan dalam kriteria A dalam

bentuk yang lemah (misalnya, keyakinan yang aneh, pengalaman persepsi yang

tidak lazim).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 19: PENGARUH EKSPRESI EMOSI KELUARGA TERHADAP …/Pengaruh... · DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA SKRIPSI ... Methods: This research is analitical observational by its character with

7

4) Di luar gangguan Skizoafektif dan gangguan Mood : Gangguan-gangguan lain

dengan ciri psikotik tidak dimasukkan, karena :

a) Selama fase aktif simptom, tidak ada episode depresif mayor, manik atau

episode campuran yang terjadi secara bersamaan.

b) Jika episode mood terjadi selama simptom fase aktif, maka durasi totalnya

akan relatif lebih singkat bila dibandingkan dengan durasi periode aktif atau

residualnya.

5) Di luar kondisi di bawah pengaruh zat atau kondisi medis umum :

Gangguan tidak disebabkan oleh efek fisiologis langsung dari suatu zat

(penyalahgunaan obat, pengaruh medikasi) atau kondisi medis umum.

c. Tipe-Tipe Skizofrenia

Berdasarkan definisi dan kriteria diagnostik tersebut, Skizofrenia di dalam

DSM IV TR (APA, 2000, h. 313-317) dapat dikelompokkan menjadi beberapa

subtipe, yaitu :

1) Skizofrenia Paranoid

Tipe Skizofrenia yang memenuhi kriteria sebagai berikut :

a) Preokupasi dengan satu atau lebih delusi atau halusinasi dengar yang

menonjol secara berulang-ulang.

b) Tidak ada yang menonjol dari berbagai keadaan berikut ini:

pembicaraan yang tidak terorganisasi, perilaku yang tidak

terorganisasi atau katatonik, atau afek yang datar atau tidak sesuai.

2) Skizofrenia Simpleks

Tipe Skizofrenia yang memenuhi kriteria sebagai berikut :

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 20: PENGARUH EKSPRESI EMOSI KELUARGA TERHADAP …/Pengaruh... · DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA SKRIPSI ... Methods: This research is analitical observational by its character with

8

a) Di bawah ini semuanya menonjol :

(1) Pembicaraan yang tidak terorganisasi

(2) Perilaku yang tidak terorganisasi

(3) Afek yang datar atau tidak sesuai

b) Tidak memenuhi kriteria untuk tipe katatonik

3) Skizofrenia Katatonik

Tipe Skizofrenia dengan gambaran klinis yang didominasi oleh sekurang-

kurangnya dua hal berikut ini :

a) Imobilitas motorik, seperti ditunjukkan adanya katalepsi (termasuk fleksibilitas

lilin) atau stupor

b) Aktivitas motorik yang berlebihan (tidak bertujuan dan tidak dipengaruhi oleh

stimulus eksternal)

c) Negativisme yang berlebihan (sebuah resistensi yang tampak tidak adanya

motivasi terhadap semua bentuk perintah atau mempertahankan postur yang

kaku dan menentang semua usaha untuk menggerakkannya) atau mutism

d) Gerakan-gerakan sadar yang aneh, seperti yang ditunjukkan oleh posturing

(mengambil postur yang tidak lazim atau aneh secara disengaja), gerakan

stereotipik yang berulang-ulang, mannerism yang menonjol, atau bermuka

menyeringai secara menonjol

e) Ekolalia atau ekopraksia (pembicaraan yang tidak bermakna).

4) Skizofrenia Tak Terinci

Tipe Skizofrenia yang memenuhi kriteria A, tetapi tidak memenuhi criteria

untuk tipe paranoid, terdisorganisasi, dan katatonik.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 21: PENGARUH EKSPRESI EMOSI KELUARGA TERHADAP …/Pengaruh... · DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA SKRIPSI ... Methods: This research is analitical observational by its character with

9

5) Skizofrenia Residual

Tipe Skizofrenia yang memenuhi kriteria sebagai berikut :

a) Tidak adanya delusi, halusinasi, pembicaraan yang tidak terorganisasi, dan

perilaku yang tidak terorganisasi atau katatonik yang menonjol

b) Terdapat terus tanda-tanda gangguan, seperti adanya simptom

negatif atau dua atau lebih simtom yang terdapat dalam kriteria A, walaupun

ditemukan dalam bentuk yang lemah (misalnya, keyakinan yang aneh,

pengelaman persepsi yang tidak lazim).

d. Simptom dan Gambaran Klinis Skizofrenia

Berdasarkan DSM IV TR, ciri yang terpenting dari Skizofrenia adalah adanya

campuran dari dua karakteristik (baik simptom positif maupun simptom negatif)

(APA, 2000, h. 298). Davison dan Neale (2001, h. 283) menyatakan bahwa secara

umum, karakteristik simptom Skizofrenia (kriteria A), dapat digolongkan dalam tiga

kelompok : simptom positif, simptom negatif, dan simptom lainnya. Simptom positif

adalah tanda yang biasanya pada orang kebanyakan tidak ada, namun pada pasien

Skizofrenia justru muncul.

Simptom positif adalah simptom yang bersifat bizzare atau aneh, antara lain

berupa delusi, halusinasi, ketidakteraturan pembicaraan, dan perubahan perilaku.

Simptom positif dapat mempengaruhi seorang pasien Skizofrenia dalam berpikir,

berbicara, dan menangkap stimulus dari luar. Apabila simtom positif tersebut muncul

dan mengganggu kehidupan seorang penderita Skizofrenia, maka harus segera

dilakukan penanganan oleh tenaga medis (Riggio, 2011).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 22: PENGARUH EKSPRESI EMOSI KELUARGA TERHADAP …/Pengaruh... · DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA SKRIPSI ... Methods: This research is analitical observational by its character with

10

Hawari (2006, h. 44) menyatakan bahwa waham adalah keyakinan yang

keliru, namun tetap dipertahankan sekalipun dihadapkan dengan cukup bukti tentang

kekeliruannya, dan tidak serasi dengan latar belakang pendidikan dan sosial budaya

orang yang bersangkutan. Jenisnya, antara lain : waham persekusi, waham kebesaran,

nihilistik, dikendalikan oleh orang atau kekuatan lain, waham cemburu, erotomania,

dan lain-lain. Sedangkan halusinasi adalah penghayatan (seperti persepsi) yang

dialami melalui panca indera, dan terjadi tanpa adanya stimulus eksternal. Jenisnya,

antara lain : visual (penglihatan), auditorik (pendengaran), olfaktori (penciuman),

haptik (taktil; sentuhan atau sensasi permukaan), serta halusinasi liliput.

Menurut Kendall dan Hammen (1998, h. 267-268), simtom negatif adalah

menurunnya atau tidak adanya perilaku tertentu, seperti perasaan yang datar, tidak

adanya perasaan yang bahagia dan gembira, menarik diri, ketiadaan pembicaraan

yang berisi, mengalami gangguan sosial, serta kurangnya motivasi untuk beraktivitas.

Simtom negatif bersifat defisit, yaitu perilaku yang seharusnya dimiliki oleh orang

yang normal, namun tidak dimunculkan oleh pasien.

Wiramihardja (2005, h. 136-137) menyatakan bahwa yang termasuk dalam

simtom ini adalah avolition atau apathy (hilangnya energi dan hilangnya minat atau

ketidakmampuan untuk mempertahankan hal-hal yang awalnya merupakan aktivitas

rutin), alogia (kemiskinan kuantitas dan atau isi pembicaraan), anhedonia

(ketidakmampuan untuk memperoleh kesenangan, muncul antara lain dalam bentuk

hilangnya minat dalam hubungan seksual), abulia (berkurangnya impuls untuk

bertindak atau berpikir, tidak mampu memikirkan konsekuensi dari tindakan), dan

asosialitas (gangguan yang buruk dalam hubungan sosial). Selain itu, muncul pula

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 23: PENGARUH EKSPRESI EMOSI KELUARGA TERHADAP …/Pengaruh... · DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA SKRIPSI ... Methods: This research is analitical observational by its character with

11

tanda berupa afek yang datar atau affective flattening (ketidakmampuan menampilkan

ekspresi emosi), dan afek yang tidak sesuai (respons emosi yang tidak sesuai dengan

konteks).

Davison dan Neale (2001, h. 286) menyatakan bahwa kategori simtom yang

ketiga adalah disorganisasi, antara lain perilaku yang aneh (misalnya katatonia,

dimana pasien menampilkan perilaku tertentu berulang-ulang, menampilkan pose

tubuh yang aneh, dan lain-lain; atau waxy flexibility, orang lain dapat memutar atau

membentuk posisi tertentu dari anggota badan pasien, yang akan dipertahankan dalam

waktu yang lama) dan disorganisasi pembicaraan. Adapun disorganisasi pembicaraan

adalah masalah dalam mengorganisasikan ide dan pembicaraan, sehingga orang lain

mengerti (dikenal dengan gangguan berpikir formal). Misalnya asosiasi longgar,

inkoherensi, dll.

e. Teori Diathesis-Stress Model

Skizofrenia dapat disebabkan oleh berbagai macam faktor yang saling

berkombinasi, sehingga skizofrenia dapat menunjukkan beberapa bentuk beragam

baik dari simptom maupun manifestasinya. Berdasarkan pernyataan tersebut maka

teori Diathesis-Stress Model lebih tepat untuk menerangkan tentang penyebab

munculnya skizofrenia. Teori Diathesis-Stress Model dipakai oleh peneliti untuk

mendukung proses penelitian, karena membahas tentang faktor penyebab skizofrenia

secara lengkap dan menyeluruh (Rusdi, 2003).

Teori Diathesis-Stress Model dapat diterangkan dalam dua bagian, yaitu :

Diathesis Model, yang menyatakan bahwa penyebab skizofrenia adalah faktor genetik

sebagai predisposisi biologis, seperti : kerusakan struktur otak, ketidakmampuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 24: PENGARUH EKSPRESI EMOSI KELUARGA TERHADAP …/Pengaruh... · DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA SKRIPSI ... Methods: This research is analitical observational by its character with

12

menerima dan mengorganisasikan informasi yang kompleks, kekacauan sistem

regulasi neurotransmitter. Sedangkan Stress Model, berhubungan dengan kemampuan

seorang individu untuk menyelesaikan permasalahan dengan jalan keluar yang tepat.

Stresor dari lingkungan dapat digolongkan menjadi dua macam, yaitu bersifat fisik

dan psikologis.

Teori Diathesis-Stress Model (dalam Kaplan & Sadock, 2010) menyatakan

bahwa teori ini menggabungkan antara faktor psikologis, biologis, dan lingkungan

yang secara khusus mempengaruhi diri sesorang sehingga dapat menyebabkan

berkembangnya gejala skizofrenia. Dimana ketiga faktor tersebut saling berpengaruh

secara dinamis.

1) Faktor Biologis

Penyebab skizofrenia secara pasti belum dapat diketahui, namun dari

berbagai penelitian, dalam sepuluh tahun terakhir menyatakan bahwa peran

dari gangguan secara fisik-biologislah yang paling dominan. Gangguan

tersebut dapat berupa : kerusakan dan gangguan di bagian otak tertentu,

Faktor biologis

Faktor psikososial Faktor lingkungan

Munculnya gangguan skizofrenia

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 25: PENGARUH EKSPRESI EMOSI KELUARGA TERHADAP …/Pengaruh... · DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA SKRIPSI ... Methods: This research is analitical observational by its character with

13

gangguan dopamine, gangguan neurotransmitter, gangguan sistem saraf,

ganguan elektrofisis, disfungsi pada gerakan visual.

Di dalam genetika, dinyatakan bahwa gen pembawa genetika skizofrenia

dapat diwariskan pada suatu silsilah keluarga yang sifat hubungannya tertutup.

Namun, faktor genetik ini akan muncul secara nyata dalam manifestasi

perilaku, apabila dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Adapun pewarisan

predisposisi genetik dari skizofrenia adalah sebagai berikut : prevalensi

saudara kandung bukan kembar 8%, prevalensi anak dengan salah satu orang

tua skizofrenia 12%, prevalensi anak dengan kedua orang tua skizofrenia

40%.

2) Faktor Lingkungan

Komponen lingkungan dapat digolongkan menjadi dua macam yaitu yang

bersifat biologis-fisik (seperti adanya infeksi virus yang akhirnya

mengakibatkan kerusakan otak, penyalahgunaan obat atau zat, cedera di

bagian otak tertentu) dan bersifat psikologis (seperti adanya situasi keluarga

yang penuh dengan ketegangan, kematian orang terdekat).

3) Faktor Psikososial

Metode penanganan skizofrenia sekarang ini telah diupayakan untuk

dilakukan secara menyeluruh. Tidak hanya melakukan penanganan secara

biologismedik, tetapi juga telah menggabungkan penanganan yang bersifat

psikososial.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 26: PENGARUH EKSPRESI EMOSI KELUARGA TERHADAP …/Pengaruh... · DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA SKRIPSI ... Methods: This research is analitical observational by its character with

14

f. Perjalanan Gangguan dan Prognosis Skizofrenia

Untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang perjalanan

berkembangnya Skizofrenia, perlu dimahami terlebih dahulu tentang keadaan

masa lalu subjek. Oleh karena itu, peneliti tidak hanya akan mencari informasi

tentang keadaan subjek di masa sekarang, namun juga tentang masa lalunya.

Masa lalu subjek dapat tercermin dari keadaan dinamika keluarganya.

Pernyataan tersebut sesuai dengan pendapat Arif (2006.a, h. 13) yang

menyatakan bahwa ketika seseorang mendapatkan masalah di masa lalunya dan

belum terselesaikan, seringkali hal itu akan menyebabkan distorsi di masa

sekarang. Dengan demikian pengalaman masa lalu menjadi penghambat bagi

perkembangan masa sekarang. Itulah yang dimaksud Freud tentang kondisi

terfiksasi (arrested development), yaitu kondisi keterpakuan di masa lalu.

Perjalanan berkembangnya Skizofrenia sangatlah beragam pada setiap kasus.

Namun, secara umum melewati tiga fase utama, yaitu : fase prodromal, fase aktif,

dan fase residual (Kaplan & Sadock, 2010.a, h. 722-723).

1) Fase prodromal

Fase prodromal ditandai dengan deteriorasi yang jelas dalam fungsi

kehidupan, sebelum fase aktif simtom gangguan, dan tidak disebabkan oleh

gangguan afek atau akibat gangguan penggunaan zat, serta mencakup paling

sedikit dua simtom dari kriteria A pada kriteria diagnosis Skizofrenia. Awal

munculnya Skizofrenia dapat terjadi setelah melewati suatu periode yang

sangat panjang, yaitu ketika seorang individu mulai menarik diri secara sosial

dari lingkungannya (Virit, 2009).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 27: PENGARUH EKSPRESI EMOSI KELUARGA TERHADAP …/Pengaruh... · DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA SKRIPSI ... Methods: This research is analitical observational by its character with

15

Individu yang mengalami fase prodromal dapat berlangsung selama

beberapa minggu hingga bertahun-tahun, sebelum gejala lain yang memenuhi

kriteria untuk menegakkan diagnosis Skizorenia muncul. Individu dengan fase

prodromal singkat, perkembangan gejala gangguannya lebih jelas terlihat

daripada individu yang mengalami fase prodromal panjang.

2) Fase Aktif

Fase aktif ditandai dengan munculnya simtom-simtom Skizofrenia secara

jelas. Sebagian besar penderita gangguan Skizofrenia memiliki kelainan pada

kemampuannya untuk melihat realitas dan kesulitan dalam mencapai insight.

Sebagai akibatnya episode psikosis dapat ditandai oleh adanya kesenjangan

yang semakin besar antara individu dengan lingkungan sosialnya.

3) Fase Residual

Fase residual terjadi setelah fase aktif paling sedikit terdapat dua simtom dari

kriteria A pada kriteria diagnosis Skizofrenia yang bersifat menetap dan tidak

disebabkan oleh gangguan afek atau gangguan penggunaan zat. Dalam perjalanan

gangguannya, beberapa pasien Skizofrenia mengalami kekambuhan hingga lebih

dari lima kali. Oleh karena itu, tantangan terapi saat ini adalah untuk mengurangi

dan mencegah terjadinya kekambuhan. Kaplan & Sadock (2010.a, h. 709)

menyatakan bahwa penegakan prognosis dapat menghasilkan dua kemungkinan,

yaitu prognosis positif apabila didukung oleh beberapa aspek berikut, seperti :

onset terjadi pada usia yang lebih lanjut, faktor pencetusnya jelas, adanya

kehidupan yang relatif baik sebelum terjadinya gangguan dalam bidang sosial,

pekerjaan, dan seksual, fase prodromal terjadi secara singkat, munculnya gejala

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 28: PENGARUH EKSPRESI EMOSI KELUARGA TERHADAP …/Pengaruh... · DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA SKRIPSI ... Methods: This research is analitical observational by its character with

16

gangguan mood, adanya simptom positif, sudah menikah, dan adanya sistem

pendukung yang baik.

Sedangkan prognosis negatif, dapat ditegakkan apabila muncul beberapa

keadaan seperti berikut : onset gangguan lebih awal, faktor pencetus tidak jelas,

riwayat kehidupan sebelum terjadinya gangguan kurang baik, fase prodromal

terjadi cukup lama, adanya perilaku yang autistik, melakukan penarikan diri,

statusnya lajang, bercerai, atau pasangannya telah meninggal, adanya riwayat

keluarga yang mengidap Skizofrenia, munculnya simtom negatif, sering kambuh

secara berulang, dan tidak adanya sistem pendukung yang baik (Ingkiriwang,

2010).

2. Konsep Kekambuhan

a. Definisi Kekambuhan

Kekambuhan merupakan keadaan pasien dimana muncul gejala yang sama

seperti sebelumnya dan mengakibatkan pasien harus dirawat kembali (Andri,

2008). Keadaan sekitar atau lingkungan yang penuh stres dapat memicu pada

orang-orang yang mudah terkena depresi, dimana dapat ditemukan bahwa orang-

orang yang mengalami kekambuhan lebih besar kemungkinannya daripada orang-

orang yang tidak mengalami kejadian-kejadian buruk dalam kehidupannya

(Maramis, 2004).

b. Faktor- Faktor Kekambuhan Pasien Skizofrenia

Pasien dengan diagnosis skizofrenia diperkirakan akan kambuh 50 % pada

tahun pertama, 70% pada tahun kedua (Sullinger, 1988) dan 100% pada tahun

kelima setelah pulang dari rumah sakit (Carson & Ross, 1987). Menurut Sullinger

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 29: PENGARUH EKSPRESI EMOSI KELUARGA TERHADAP …/Pengaruh... · DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA SKRIPSI ... Methods: This research is analitical observational by its character with

17

(1988 dalam Keliat, 1996) ada 4 faktor penyebab pasien kambuh dan perlu

dirawat kembali di rumah sakit jiwa, yaitu :

1) Pasien

Secara umum bahwa pasien yang minum obat secara tidak teratur

mempunyai kecenderungan untuk kambuh. Hasil penelitian menunjukkan

25% sampai 50% pasien skizofrenia yang pulang dari rumah sakit jiwa tidak

memakan obat secara teratur (Appleton, dalam Keliat 1996). Pasien kronis,

khususnya skizofrenia sukar mengikuti aturan minum obat karena adanya

gangguan realitas dan ketidakmampuan mengambil keputusan. Di rumah sakit

perawat bertanggung jawab dalam pemberian atau pemantauan pemberian

obat sedangkan di rumah tugas perawat digantikan oleh keluarga.

2) Dokter

Minum obat yang teratur dapat mengurangi kekambuhan, namun

pemakaian obat neuroleptik yang lama dapat menimbulkan efek samping yang

mengganggu hubungan sosial seperti gerakan yang tidak terkontrol.

Pemberian obat oleh dokter diharapkan sesuai dengan dosis terapeutik

sehingga dapat mencegah kekambuhan.

3) Penanggung Jawab Pasien (Caregiver)

Setelah pasien pulang ke rumah, maka penanggung jawab kasus

mempunyai kesempatan yang lebih banyak untuk bertemu dengan pasien,

sehingga dapat mengidentifikasi gejala dini pasien dan segera mengambil

tindakan.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 30: PENGARUH EKSPRESI EMOSI KELUARGA TERHADAP …/Pengaruh... · DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA SKRIPSI ... Methods: This research is analitical observational by its character with

18

4) Keluarga

Berdasarkan penelitian di Inggris dan Amerika keluarga dengan ekspresi

emosi yang tinggi (bermusuhan, mengkritik, tidak ramah, banyak menekan

dan menyalahkan), hasilnya 57% kembali dirawat dari keluarga dengan

ekspresi emosi yang tinggi dan 17% kembali dirawat dari keluarga dengan

ekspresi emosi keluarga yang rendah. Selain itu penderita juga mudah

dipengaruhi oleh stres yang menyenangkan (naik pangkat, menikah) maupun

yang menyedihkan (kematian/kecelakaan).

Keluarga mempunyai tanggung jawab yang penting dalam proses

perawatan di rumah sakit jiwa, persiapan pulang dan perawatan di rumah agar

adaptasi pasien berjalan dengan baik. Kualitas dan efektifitas perilaku

keluarga akan membantu proses pemulihan kesehatan pasien sehingga status

kesehatan pasien meningkat.

3. Ekspresi Emosi

a. Pengertian Ekspresi Emosi

Ekspresi emosi berasal dari kata expressed emotion (EE) adalah persepsi

dalam bentuk verbal dan non verbal, merupakan aspek penting menentukan

efektivitas dalam komunikasi hubungan interpersonal. Terdiri dari beberapa sikap

yaitu permusuhan, kritik yang berlebihan, dukungan yang tidak tepat. Sikap yang

negatif merefleksikan EE yang tinggi dan dapat menjadi stressor yang

meningkatkan kerentanan individu terhadap gangguan psikologis maupun

kekambuhan (Wick-Nelson, 2006).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 31: PENGARUH EKSPRESI EMOSI KELUARGA TERHADAP …/Pengaruh... · DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA SKRIPSI ... Methods: This research is analitical observational by its character with

19

Ekspresi emosi sebagai indeks keseluruhan emosi, sikap, dan perilaku, yang

diekspresikan oleh anggota keluarga terhadap anggota keluarga yang mengalami

gangguan Hasanat (2006).

b. Aspek-Aspek Ekspresi Emosi

Ekspresi emosi dalam keluarga diklasifikasikan terutama berdasarkan dua

faktor yaitu ‘kritik’ (critical comment/CC) dan ‘keterlibatan emosi yang

berlebihan’ (emotional over involment/EOI). Faktor ketiga yaitu ‘hostilitas’

(hostility), biasanya diasosiasikan dengan tingginya tingkat critical comment. Dua

faktor ekspresi emosi lainnya, kehangatan (warmth) dan ‘komentar positif’

(positif remarks) kurang dianggap penting sebagai predikator kekambuhan pasien

skizofrenia.

c. Instrumen Untuk Mengukur Ekspresi Emosi

Untuk mengukur ekspresi emosi pada keluarga pasien skizofrenia digunakan

Family Questionnaire (FQ). Family Questionnaire (FQ) merupakan skala laporan

diri (self report scale) untuk menilai ekspresi emosi, dikembangkan dan divalidasi

oleh Georg Wiedemann, Oliver Rayki, Elias Feinstein dan Kurt Hahlweg dari

Universitas Tubingan, Departemen Psikiatri dan Psikoterapi, di Jerman.

Pengembangan versi awal pada Family Questionnaire (FQ) dilakukan oleh para

ahli klinis yang berpengalaman, disusun berdasarkan pernyataan anggota keluarga

penderita Skizofrenia, mengenai iteraksi dan cara bersosialisasi dalam keluarga.

Kuesioner ini diperkenalkan pertama kali pada tahun 2001 dan terdiri dari 130

pertanyaan, selanjutnya pada tahun 2002 mengalami pemampatan menjadi 30

butir dan pada akhirnya versi yang terbaru terdiri dari 20 pertanyaan.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 32: PENGARUH EKSPRESI EMOSI KELUARGA TERHADAP …/Pengaruh... · DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA SKRIPSI ... Methods: This research is analitical observational by its character with

20

Pengembangan versi akhir FQ terdiri dari 20 butir pertanyaan, yang mencakup 2

dimensi (domain) yang berbeda dari ekspresi emosi keluarga penderita

Skizofrenia, yaitu: kritik/Critical Comments (CC) dan keterlibatan emosi yang

berlebihan/ Emotional Over Involvement (EOI). Butir-butir yang berkaitan dengan

area sikap dan perilaku yang dicatat di dalam CFI juga disertakan (CC, misalkan

pernyataan tidak suka; EOI, misalkan pengorbanan diri yang berlebihan). Untuk

mencapai kesesuaian yang maksimum dengan kategori CFI, sejumlah butir yang

merefleksikan criteria evaluasi (CFI) digunakan dimensi kritik (CC) dan

keterlibatan emosional yang berlebihan (EOI) (Nurtantri, 2005).

Untuk meminimalkan respons yang tidak akurat dan dihasilkan dari

kecenderungan kepada ‘ingin disukai secara sosial’ (social desirability), butir-

butir ini diformulasikan sehingga mengkonseptualisasikan respons negatif bukan

sebagai kesalahan keluarga, tetapi sebagai akibat dari stres yang berlebihan,

misalnya ‘saya harus berusaha untuk tidak mengkritiknya’. Untuk menghindari

jawaban-jawaban yang stereotope, terdapat empat pilihan jawaban yang

memungkinkan mulai dari ‘tidak pernah/sangat jarang’ = 0; jarang = 1; sering = 2;

hingga sangat sering = 3.

Hasil uji reliabilitas FQ menunjukkan bahwa skala FQ stabil/konsisten. Test-

retest reliability dinilai menggunakan Pearson r Correlation, menunjukkan tidak

ada perbedaan yang bermakna antara test dan retest. Uji Cronbach Alpha

menghasilkan internal consistency seperti yang diharapkan, nilainya adalah 0,90

untuk CC dan 0,82 untuk EOI. Uji validitas FQ dibandingkan dengan Camberwell

Family Interview (CFI), instrument FQ menunjukan tingkat sensitivitas dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 33: PENGARUH EKSPRESI EMOSI KELUARGA TERHADAP …/Pengaruh... · DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA SKRIPSI ... Methods: This research is analitical observational by its character with

21

spesifisitas yang cukup memuaskan. Nilai titik potong pada instrument FQ adalah

23 (ekspresi emosi rendah < 23 < ekspresi emosi tinggi) dengan nilai sensitivitas

68% dan akurasi 78% (Nurtanti, 2005). Matriks instrument Family Questionnaire

(FQ) untuk mengukur variabel ekspresi emosi pada Caregiver pasien Skizofrenia

sebagai berikut.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 34: PENGARUH EKSPRESI EMOSI KELUARGA TERHADAP …/Pengaruh... · DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA SKRIPSI ... Methods: This research is analitical observational by its character with

22

Tabel 2.1 Matriks Instrument Family Questionnaire (FQ)

Dimensi

(Domain) Butir Pernyataan

Critical

Comments

(CC)

20. I’m often angry with him/her

4. He/she irritates

8. It’s hard for us to agree on things

18. I have to insist that he/she behave differently

12.he/she sometimes gets on my nerves

14. He /she does some things out of site

6. I have to try not to criticize him/her

2. I have to keep asking him/her to do things

16. When he/she constantly wants some thing from me, it annoys me

10. He /She does not appreciate what I do for him/ her

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 35: PENGARUH EKSPRESI EMOSI KELUARGA TERHADAP …/Pengaruh... · DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA SKRIPSI ... Methods: This research is analitical observational by its character with

23

Emotional

Over

Invovment

(EOI)

13. I’m Very worried about him/her

5. I Keep thinking about the reasons for his her illness

1. I often think about what is to become of him/her

7. I Can’t sleep because of him/her

11. I Regard my own needs as less important

1. I tend to neglect my self because of him/her

19. I Have given up important things in order to be able to help hip/her

15. I Thought I would become ill myself

9. When something about him/her brothers me, I keep it to my self

17. He /She is an important part of my life

Selanjutnya, dalam proses validasi FQ di Indonesia dilakukan penterjemahan

dan validasi instrument FQ versi terakhir yang dikembangkan oleh Georg

weidemen dari Universitas Tubingan, Departemen Psikiatri dan Psikoterapi di

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 36: PENGARUH EKSPRESI EMOSI KELUARGA TERHADAP …/Pengaruh... · DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA SKRIPSI ... Methods: This research is analitical observational by its character with

24

Jerman ke dalam Bahasa Indonesia dengan menggunakan teknik back translation.

Penerjemahan tersebut dikoreksi bersama-sama oleh tim peneliti yang tergabung

dalam penelitian family needs, burdens and Resources as caregiver of parent

Schizophrenia. Departemen Psikiatri FKUI RSCM di bawah super visi dr.

Irmansyah sebagai pembimbing penelitian. FQ dalam bahasa Indonesia hasil

koreksi tersebut diterjemahkan kembali ke dalam bahasa aslinya yaitu bahasa

Inggris oleh Dra. Hana Rambe, lulusan sastra Inggris UI dan Ir. Budi Parwatha,

MBA lulusan school of mines, Coloroda. Keduanya adalah guru bahasa Inggris.

Hasil terjemahan kembali tersebut dibandingkan dengan instrument FQ yang asli

dan setiap perbedaan didiskusikan bersama pembimbing untuk mendapat hasil akhir

terjemahan FQ yang tepat dan benar serta meminta persetujuan dari pemilik hak

cipta instrument FQ. Di bawah ini adalah proses penerjemahan FQ (Nurtantri,

2005).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 37: PENGARUH EKSPRESI EMOSI KELUARGA TERHADAP …/Pengaruh... · DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA SKRIPSI ... Methods: This research is analitical observational by its character with

25

Berikut akan diuraikan matriks instrumen Family Questionnaire (FQ) untuk

mengukur variable Ekspresi Emosi (EE) pada Caregiver penderita Skizofrenia yang

akan digunakan pada penelitian ini yang sudah diterjemahkan ke dalam versi bahasa

Indonesia.

FQ

Diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia

FQ hasil terjemahan

Di koreksi

Di terjemahkan kembali ke dalam Bahasa Ingggris

FQ hasil terjemahan, kembali di terjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia

Diskusi perbedaan

FQ versi Bahasa Indonesia yang digunakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 38: PENGARUH EKSPRESI EMOSI KELUARGA TERHADAP …/Pengaruh... · DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA SKRIPSI ... Methods: This research is analitical observational by its character with

26

Tabel 2.2 Instrument Family Questionnaire (FQ)

No Butir pertanyaan

1 Saya cenderung tidak memperdulikan diri sendiri karenanya

2 Saya harus selalu menyuruhnya untuk melakukan sesuatu

3 Saya sering berfikir bagaimana dengan nasibnya

4 Dia menjengkelkan saya

5 Saya selalu memikirkan penyebab penyakitnya

6 Saya harus berusaha untuk tidak mengkritiknya

7 Saya tidak bisa tidur karenanya

8 Sulit bagi kami untuk sependapat dalam berbagai hal

9 Ketika ada sesuatu tentangnya mengganggu saya, saya pendam sendiri

10 Dia tidak menghargai apa yang saya lakukan untuknya

11 Saya beranggapan kepentingan saya sendiri kurang penting

12 Dia terkadang membuat saya menjadi tegang

13 Saya sangat khawatir tentangnya

14 Di luar kebiasaannya, dia melakukan hal yang menyebalkan/membuat kesal

15 Terpikir oleh saya bahwa saya sendiri akan menjadi sakit

16 Ketika ia terus menerus meminta sesuatu dari saya, itu menjengkelkan saya

17 Dia merupakan bagian penting dari hidup saya

18 Saya harus memaksanya untuk mengubah perilakunya

19 Saya telah mengorbankan hal yang penting untuk bisa menolongnya

20 Saya sering marah terhadapnya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 39: PENGARUH EKSPRESI EMOSI KELUARGA TERHADAP …/Pengaruh... · DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA SKRIPSI ... Methods: This research is analitical observational by its character with

27

d. Kategori Ekspresi Emosi

Ekspresi emosi dalam keluarga dapat berupa ekspresi negatif yang

merefleksikan tingginya ekspresi emosi (high EE). Ekspresi emosi yang tinggi

menunjukkan sikap yang penuh kritikan dan kebencian. Hal ini muncul apabila

orangtua atau anggota keluarga lainnya menganggap bahwa gangguan

dipengaruhi oleh faktor internal dan seharusnya dapat dikendalikan sendiri oleh

individu penderita gangguan. Orang tua dan anggota keluarga lainnya

beranggapan bahwa sikap individu dapat berubah dengan cara mengkritik, dimana

kritikan seringkali tidak semata-mata mengenai gangguan yang dialami namun

juga menyangkut kepribadian individu. EE tinggi seringkali menyebabkan

kekambuhan karena kritik verbal agresif yang dimunculkan (Weisman,

Nuechlerlein, Goldstein, & Snyder, 1998; dalam McDonagh, 2003).

Ekspresi emosi yang rendah (low EE) menunjukkan sikap yang lebih

konservatif terhadap kritik. Angota keluarga merasa bahwa individu yang

mengalami gangguan tidak memiliki kontrol terhadap gangguan dan simpati

kepadanya. Hal ini karena keluarga memiliki informasi dan pengetahuan yang

lebih banyak mengenai gangguan sehingga keluarga dapat memahami dan tidak

terlalu mengkritik. Hal inilah yang menjadi alasan ekspresi emosi menjadi lebih

rendah. Keluarga juga terdidik dan dapat menerima gangguan yang dialami

anggota keluarganya daripada keluarga yang memiliki ekspresi emosi tinggi

(Weisman dkk., 1998; dalam McDonagh, 2003).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 40: PENGARUH EKSPRESI EMOSI KELUARGA TERHADAP …/Pengaruh... · DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA SKRIPSI ... Methods: This research is analitical observational by its character with

28

4. Teori Keluarga

a. Definisi Keluarga

Berdasarkan Undang-Undang nomor 10 tahun 1992 tentang Perkembangan

Penduduk dan Pembangunan Keluarga Sejahtera, BAB I Pasal 1 (dalam buku

Peraturan tentang Kependudukan dan Keluarga Sejahtera, 2006) dinyatakan

bahwa : Keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari suami,

istri, atau suami-istri dan anak, atau ayah dan anaknya, atau ibu dan anaknya.

Berdasarkan dimensi hubungan sosial, keluarga dapat didefinisikan sebagai

sekumpulan orang yang hidup dalam tempat tinggal yang sama dan masing-

masing anggota merasakan adanya pertautan batin, sehingga tercipta suasana

saling mempengaruhi, saling memperhatikan, dan saling menyerahkan diri

(Shochib, 2000, h. 17).

b. Interaksi Keluarga

Setiap anggota keluarga memiliki perbedaan kebiasaan dalam berperilaku,

sehingga masing-masing anggota keluarga akan mengalami perbedaan dalam

memaknai setiap peristiwa yang terjadi dalam keluarga tersebut (Klein, 1996, h.

88).

Keluarga sebagai sebuah kelompok kecil selalu berkembang berdasarkan pola

interaksi yang terjalin di antara anggota keluarga tersebut. Keluarga dapat

berkembang karena setiap anggota keluarga secara terus-menerus mempelajari

norma-norma yang berlaku di lingkungan masyarakatnya, sehingga keadaan

keluarga akan selalu berubah dari waktu ke waktu. Interaksi keluarga dan anak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 41: PENGARUH EKSPRESI EMOSI KELUARGA TERHADAP …/Pengaruh... · DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA SKRIPSI ... Methods: This research is analitical observational by its character with

29

secara garis besar dibagi menjadi 4 macam, antara lain : konflik, kerja sama,

suasana kebersamaan, dan belajar melalui pengamatan (Grusec, 1997, h. 34).

1) Konflik

Interaksi antara orang tua dan anak sering diwarnai dengan konflik apabila

telah mengarah pada pola penegakan disiplin orang tua untuk mengendalikan

perilaku anak, konflik dapat terjadi apa negosiasi dan kompromi antara orang tua

dan anak tidak tercapai, konflik dapat terjadi apabila tidak tercapai kesepahaman

dalam proses komunikasi antargenerasi.

2) Kerja sama

Proses kerja sama antara orang tua dan anak dapat terjalin apabila terdapat

kesamaan tujuan dan terjadi penerimaan pada kedua pihak. Pada proses kerja

sama ini, anak harus bersedia mendengarkan dan melaksanakan perintah dari

orang tua. Selain itu, orang tua juga harus mampu menunjukkan perilaku

kooperatif dengan tetap memperhatikan dan menerima saran dari anak.

3) Suasana kebersamaan

Suasana kebersamaan tidak tercipta apabila selama proses interaksi, orang

tua cenderung memaksakan kehendak dan bereaksi secara emosional terhadap

anak. Hubungan yang telah terjalin lama akan menghasilkan berbagai

konsekuensi pada kedua pihak, berupa reaksi umpan balik terhadap perilaku yang

dilakukan oleh orang lain. Oleh karena itu, orang tua harus mampu mencari

strategi yang tepat untuk menjamin rasa aman pada diri anak, dengan menghindari

tindakan kekerasan ketika mendisiplinkan anak.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 42: PENGARUH EKSPRESI EMOSI KELUARGA TERHADAP …/Pengaruh... · DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA SKRIPSI ... Methods: This research is analitical observational by its character with

30

4) Belajar melalui pengamatan

Orang tua berperan sebagai model untuk membentuk perilaku anak.

Selama proses sosialisasi, seorang anak tidak hanya cukup melakukan imitasi

saja (melakukan pengamatan), tetapi anak tersebut juga berperan aktif dalam

menyeleksi nilai dan perilaku orang lain di lingkungan sosialnya. Interaksi orang

tua dan anak sangat penting dalam proses internalisasi nilai, karena interaksi

tersebut menyediakan konteks untuk melakukan komunikasi dan negoisasi.

c. Keluarga Sehat dan Keluarga yang Terganggu

Sebuah keluarga akan selalu diwarnai dengan dinamika interaksi antaranggota

keluarga. Dinamika interaksi yang berlangsung lama secara terus-menerus, akan

membangun suasana keluarga dimana seorang anak akan tumbuh dan

berkembang di dalamnya. Seorang anak yang dibesarkan di lingkungan keluarga

yang penuh kasih sayang dan penerimaan yang hangat, akan mampu

menyelesaikan tugas-tugas perkembangannya dengan baik, belajar memahami

dan menyesuaikan diri dengan orang-orang di sekitarnya. Keharmonisan

hubungan orang tua, akan menciptakan kemesraan dalam keluarga, sehingga

menimbulkan rasa aman bagi anak untuk dapat berkembang dengan wajar dan

menerima pengalaman-pengalaman sosialnya, sehingga dapat melakukan

penyesuaian sosial dengan baik (Grusec, 2007, h. 12).

Hubungan antara orang tua mempunyai pengaruh yang cukup penting dalam

perkembangan seorang anak. Kadang kala keluarga mengalami sebuah permasalahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 43: PENGARUH EKSPRESI EMOSI KELUARGA TERHADAP …/Pengaruh... · DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA SKRIPSI ... Methods: This research is analitical observational by its character with

31

yang akan mengakibatkan keseimbangan terganggu dan menimbulkan suasana

keluarga yang kurang menyenangkan, contohnya orang tua sedang berselisih atau

bertengkar. Anak akan merasa tidak aman karena merasa tidak mendapat

perlindungan akibatnya, anak menjadi kurang mampu menyesuaikan diri dengan

lingkungan sosialnya. Apabila anak sering menyaksikan atau mendengar hal-hal yang

kurang serasi dalam keluarga, maka anak itu akan mengalami jiwa yang goncang

karena sering merasa cemas dan takut (Grusec, 2007, h. 12).

Keluarga yang anggota keluarganya mengalami skizofrenia pola interaksinya

cenderung kacau, masing-masing anggota keluarga kurang mampu melaksanakan

tugasnya, dan pola komunikasinya tidak jelas. Pada akhirnya anggota keluarga yang

mengalami skizofrenia mengalami permasalahan penyesuaian diri di lingkungan

keluaraganya sendiri, sehingga muncul berbagai gangguan psikis (Grusec, 2007, h.

12).

d. Proses Sosialisasi Nilai di Lingkungan Keluarga

Keluarga berperan sebagai ujung tombak untuk melakukan serangkaian proses

sosialisasi nilai dan berbagai kebiasaan di lingkungan masyarakatnya. Proses

tersebut dapat terjadi melalui penerapan pola asuh orang tua kepada anak-anaknya

(Ianneli, 2004).

Anak yang melakukan proses sosialisasi dengan baik, akan menunjukkan

perilaku yang kooperatif, ramah, kondisi emosionalnya stabil, merasa bahagia

karena adanya kehangatan dari orang tuanya. Proses sosialisasi akan berjalan

dengan baik apabila orang tua memberikan panduan perilaku yang jelas dengan

tetap membebaskan anak dalam derajat tertentu. Orang tua harus dapat menjalin

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 44: PENGARUH EKSPRESI EMOSI KELUARGA TERHADAP …/Pengaruh... · DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA SKRIPSI ... Methods: This research is analitical observational by its character with

32

komunikasi dengan jelas terhadap anak, terutama tentang berbagai harapannya

dengan memberikan alasan yang dapat diterima oleh anak (Gode, 2007).

Pada proses sosialisasi orang tua bertindak aktif dalam menentukan tujuan,

pola, dan strategi pengasuhan. Anak berperan sebagai objek yang selalu siap

menerima materi dari orang tuanya. Namun begitu, sosialisasi merupakan proses

negosiasi dalam konteks hubungan orang tua dengan anak di sebuah keluarga.

Interaksi orang tua dengan anak juga dapat menghasilkan transformasi pemikiran

terhadap nilai budaya, selama proses sosialisasi (Grusec, 2007, h. 26).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 45: PENGARUH EKSPRESI EMOSI KELUARGA TERHADAP …/Pengaruh... · DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA SKRIPSI ... Methods: This research is analitical observational by its character with

33

B. Kerangka Pemikiran

C. Hipotesis

Terdapat pengaruh kekambuhan pada pasien skizofrenia pada keluarga dengan

ekspresi emosi tinggi dan ekspresi emosi rendah di Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta.

Populasi Masyarakat

Skizofrenia

Rumah Sakit Jiwa

Pasien Pulang

Keluarga

Ekspresi Emosi Keluarga Tinggi

Ekspresi Emosi Keluarga Rendah

Motivasi Pasien Sembuh Rendah

Motivasi Pasien Sembuh Tinggi

Tanda dan Gejala Meningkat

Tanda dan Gejala Menurun

Sering Kambuh Jarang Kambuh

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 46: PENGARUH EKSPRESI EMOSI KELUARGA TERHADAP …/Pengaruh... · DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA SKRIPSI ... Methods: This research is analitical observational by its character with

34

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini bersifat observasional analitik dengan pendekatan case control

study dengan variabel bebas dan variabel terikat diobservasi hanya sekali pada saat yang

sama (Arief, 2008).

B. Lokasi Penelitian

Penelitian akan ini dilaksanakan di IGD dan Poliklinik Rawat Jalan Rumah Sakit

Jiwa Daerah Surakarta.

C. Subjek Penelitian

1. Populasi

Pasien skizofrenia dan keluarga pasien skizofrenia yang mengantar atau

menunggui pasien di Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta sebagai caregiver.

2. Sampel

Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah :

a. Caregiver :

1) Anggota keluarga dari pasien skizofrenia yang mengantar atau menunggui

pasien di Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta.

2) Tinggal satu rumah dengan pasien.

3) Pasien berusia 20-60 tahun.

4) Bersedia menjadi responden dalam penelitian dan telah menyetujui lembar

informed consent.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 47: PENGARUH EKSPRESI EMOSI KELUARGA TERHADAP …/Pengaruh... · DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA SKRIPSI ... Methods: This research is analitical observational by its character with

35

b. Pasien skizofrenia :

1) Pasien kambuh (dalam 5 tahun terakhir).

2) Pasien tidak kambuh (dalam 5 tahun terakhir).

Kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah :

a. Skizofrenia hebefrenik

D. Teknik Sampling

Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling.

Pemilihan subjek berdasarkan atas ciri-ciri atas sifat tertentu yang berkaitan dengan

karakteristik populasi (Arief, 2008).

Untuk menentukan jumlah sampel, menurut Murti (2010) sesuai rancangan case

control study dapat menggunakan rumus:

Keterangan :

n : jumlah sampel minimal kelompok kasus dan kontrol

Z1-α/2 : nilai pada distribusi normal standar yang sama dengan tingkat

kemaknaan (untuk = 0,05 adalah 1,96)

Z1 – ß : nilai pada distribusi normal standar yang sama dengan kuasa (power)

sebesar diinginkan (untuk ß = 0,10 adalah 1,28)

p0 : proporsi paparan pada kelompok kontrol atau tidak sakit

p1 : proporsi paparan pada kelompok kasus (sakit)

n =

모맘 .女 嫩맘囊嫩女囊邹모柠前呛犬潜嫩柠前呛券邹모颇囊能颇 邹潜 挠

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 48: PENGARUH EKSPRESI EMOSI KELUARGA TERHADAP …/Pengaruh... · DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA SKRIPSI ... Methods: This research is analitical observational by its character with

36

qo : 1 – p0 dan q1 = 1 – p1

Karena jumlah sampel dalam rumus tidak dapat mencukupi penelitian yang

dilakukan, maka peneliti menggunakan “rule of thumbs” dimana jumlah sampel yang

digunakan adalah sebesar 30 sampel untuk kelompok yang akan diteliti dengan

pertimbangan diambil sampel secara keseluruhan berjumlah 60 sampel yang nantinya

akan diambil sebanyak 25% tertinggi dan 25% terendah sedangkan pada bagian tengah

yang berjumlah 30 sampel tidak digunakan karena ketidakjelasan tinggi atau rendahnya.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 49: PENGARUH EKSPRESI EMOSI KELUARGA TERHADAP …/Pengaruh... · DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA SKRIPSI ... Methods: This research is analitical observational by its character with

37

E. Rancangan Penelitian

Populasi : Keluarga Penderita Skizofrenia di RSJD Surakarta

Sampel yang akan diteliti

Lembar persetujuan + Pengisian Identitas

Kuesioner Penelitian

Keluarga

Ekspresi Emosi Rendah

Kambuh

Tidak Kambuh

Analisis Data

(Uji pearson dan paired sampel t-test)

Kriteria inklusi :

a. Caregiver :

Anggota keluarga dari pasien skizofrenia

yang mengantar atau menunggui pasien di

Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta.

Keluarga tinggal satu rumah dengan

pasien.

Pasien berusia 20-60 tahun.

Bersedia menjadi responden dalam

penelitian dan telah menyetujui lembar

informed consent.

b. Pasien skizofrenia :

Pasien kambuh (dalam 5 tahun terakhir)

Pasien tidak kambuh (dalam 5 tahun

terakhir)

Kriteria eksklusi : Skizofrenia Hebefrenik

Data Kekambuhan Pasien Skizofrenia

Ekspresi Emosi Tinggi

Kambuh Kambuh Tidak Kambuh

Tidak Kambuh

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 50: PENGARUH EKSPRESI EMOSI KELUARGA TERHADAP …/Pengaruh... · DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA SKRIPSI ... Methods: This research is analitical observational by its character with

38

F. Identifikasi Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini adalah :

1. Variabel bebas : Ekspresi Emosi Keluarga

2. Variabel terikat : Frekuensi Kekambuhan skizofrenia

3. Variabel kendali : Usia

G. Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional atau definisi istilah memaparkan batasan atau pengertian

istilah-istilah yang terkait dengan konsep pokok permasalahan yang diteliti (Muslich,

2010), yaitu pengaruh ekspresi emosi keluarga terhadap frekuensi kekambuhan pasien

skizofrenia.

1. Variabel Bebas

Ekspresi emosi adalah persepsi dalam bentuk verbal dan non verbal. Diukur

dengan Family Questionnaire (FQ).

a. Ekspresi Emosi Tinggi : Critical comments (CC) dengan cut-off ekspresi

emosi tinggi ≥6 dan emotional overinvolment (EOI) dengan cut-off ekspresi emosi

tinggi ≥3.

b. Ekspresi Emosi Rendah : Critical comments (CC) dengan cut-off ekspresi

emosi rendah <6 dan emotional overinvolment (EOI) dengan cut-off ekspresi

emosi rendah <3.

Skala variabel : interval/rasio

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 51: PENGARUH EKSPRESI EMOSI KELUARGA TERHADAP …/Pengaruh... · DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA SKRIPSI ... Methods: This research is analitical observational by its character with

39

2. Variabel Terikat

Kekambuhan skizofrenia yaitu munculnya gejala yang sama dengan gangguan

jiwa (skizofrenia) sebelumnya dan mengakibatkan pasien dirawat kembali di rumah

sakit jiwa.

Kambuh : Pasien menunjukkan gejala yang sama seperti sebelumnya.

Tidak Kambuh : Pasien tidak menunjukkan gejala yang sama seperti sebelumnya.

Skala variabel : interval/rasio

H. Alat, Bahan dan Cara Kerja

1. Alat :

a. Alat tulis

2. Bahan :

a. Identitas pasien

3. Cara Kerja :

a. Penjelasan diberikan kepada subjek tentang penelitian ini.

b. Lembar informed consent dan kuesioner dibagikan kepada subjek yang

memenuhi kriteria inklusi eksklusi.

c. Pasien dan anggota keluarga pasien diminta menandatangani lembar persetujuan

keikutsertaan (informed consent) dalam penelitian.

d. Pasien dan anggota keluarga pasien diminta mengisi identitas dan menjawab

semua pertanyaan dalam kuesioner.

e. Dilakukan perhitungan skor Ekspresi Emosi (EE) kemudian diurutkan dari skor

tertinggi hingga terendah dan diambil 25% teratas dan 25% terbawah.

f. Dilakukan analisis dari data 25% teratas dan 25% ter bawah menggunakan uji

pearson dan paired sampel t-test.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 52: PENGARUH EKSPRESI EMOSI KELUARGA TERHADAP …/Pengaruh... · DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA SKRIPSI ... Methods: This research is analitical observational by its character with

40

I. Teknik Analisis Data

Data yang diperoleh dalam penelitian ini akan dianalisis dengan menggunakan uji

pearson dan paired sampel t-test. Metode ini merupakan metode yang sesuai untuk

menggambarkan adakah perbedaan antara dua variabel di atas.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 53: PENGARUH EKSPRESI EMOSI KELUARGA TERHADAP …/Pengaruh... · DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA SKRIPSI ... Methods: This research is analitical observational by its character with

41

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Data Hasil Penelitian

Responden dalam penelitian ini adalah caregiver yang berjumlah 60 orang dari setiap

pasien skizofrenia di Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta yang sudah dipilih sesuai

dengan kriteria inklusi. Berdasarkan umur caregiver, distribusi dicantumkan pada tabel

berikut.

Tabel 4.1 Distribusi Umur Caregiver

Umur Frekuensi Persentase

≤ 20 1 3,33 %

21 - 30 4 13,33 %

31 - 40 5 16,67 %

41 – 50 6 20 %

>50 14 46,67 %

Jumlah 30 100 %

Sumber : Data Primer, 2012

Dari hasil perhitungan, diketahui dari total 30 caregiver, sebanyak satu (3,33%)

berumur ≤ 20 tahun, sebanyak empat (13,33%) berumur 21 – 30 tahun, sebanyak lima

(16,67%) berumur 31 – 40 tahun, sebanyak enam (20%) berumur 41 – 50 tahun, sebanyak

empat belas (46,67%) berumur >50 tahun. Jadi berdasarkan distribusi tersebut caregiver

paling banyak berumur >50 tahun.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 54: PENGARUH EKSPRESI EMOSI KELUARGA TERHADAP …/Pengaruh... · DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA SKRIPSI ... Methods: This research is analitical observational by its character with

42

Berdasarkan jenis kelamin caregiver, distribusi dicantumkan pada tabel berikut.

Tabel 4.2 Distribusi Jenis Kelamin Caregiver

Jenis Kelamin Frekuensi Persentase

Laki-laki 18 60 %

Perempuan 12 40 %

Jumlah 30 100 %

Sumber : Data Primer, 2012

Dari perhitungan yang telah dilakukan diketahui dari total 30 caregiver, jumlah

caregiver laki-laki sebanyak delapan belas (60%) dan jumlah caregiver perempuan

sebanyak dua belas (40%). Jadi berdasarkan distribusi tersebut caregiver paling banyak

berjenis kelamin laki-laki.

Berdasarkan pendidikan terakhir caregiver, distribusi dicantumkan pada tabel berikut.

Tabel 4.3 Distribusi Pendidikan Terakhir Caregiver

Pendidikan

Terakhir

Frekuensi Persentase

Tidak 2 6,67 %

SD 5 16,67 %

SMP 3 10 %

SMA/SMK 13 43,33 %

D3/D4 2 6,67 %

S1/S2/S3 5 16,67 %

Jumlah 30 100 %

Sumber : Data Primer, 2012

Dari hasil perhitungan yang telah dilakukan diketahui dari total 30 caregiver,

sebanyak dua (6,67%) tidak mempunyai pendidikan, sebanyak lima (16,67%) memiliki

pendidikan terakhir SD, sebanyak tiga (10%) memiliki pendidikan terakhir SMP,

sebanyak tiga belas (43,33%) memiliki pendidikan terakhir SMA/SMK, sebanyak dua

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 55: PENGARUH EKSPRESI EMOSI KELUARGA TERHADAP …/Pengaruh... · DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA SKRIPSI ... Methods: This research is analitical observational by its character with

43

(6,67%) memiliki pendidikan terakhir D3/D4, sebanyak lima (16,67%) memiliki

pendidikan terakhir S1/S2/S3. Jadi berdasarkan distribusi tersebut caregiver paling

banyak adalah berpendidikan terakhir pada tingkat SMA/SMK.

Berdasarkan pekerjaan caregiver, distribusi dicantumkan pada tabel berikut.

Tabel 4.4 Distribusi Pekerjaan Caregiver

Pekerjaan Frekuensi Persentase

Swasta 12 40 %

Petani 3 10 %

Guru/Dosen 4 13,33 %

Tata Usaha 1 3,33 %

Sopir 1 3,33 %

Pedagang 2 6,67 %

Ibu Rumah Tangga 2 6,67 %

Pensiun 2 6,67 %

Buruh 1 3,33 %

Lain-lain 2 6,67 %

Jumlah 30 100 %

Sumber : Data Primer, 2012

Dari hasil perhitungan yang telah dilakukan diketahui dari total 30 caregiver,

sebanyak dua belas (40%) memiliki pekerjaan swasta, sebanyak tiga (10%) memiliki

pekerjaan petani, sebanyak empat (13,33%) memiliki pekerjaan guru/dosen, sebanyak

satu (3,33%) memiliki pekerjaan tata usaha, sebanyak satu (3,33%) memiliki pekerjaan

sopir, sebanyak dua (6,67%) memiliki pekerjaan pedagang, sebanyak dua (6,67%)

memiliki pekerjaan ibu rumah tangga, sebanyak dua (6,67%) memiliki pekerjaan

pensiunan, sebanyak satu (3,33%) memiliki pekerjaan buruh, sebanyak dua (6,67%)

memiliki pekerjaan lain ataupun tidak bekerja. Jadi berdasarkan distribusi tersebut

caregiver paling banyak adalah guru/dosen.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 56: PENGARUH EKSPRESI EMOSI KELUARGA TERHADAP …/Pengaruh... · DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA SKRIPSI ... Methods: This research is analitical observational by its character with

44

Berdasarkan hubungan caregiver dengan pasien, distribusi dicantumkan pada tabel

berikut.

Tabel 4.5 Distribusi Hubungan Caregiver dengan Pasien

Hubungan Frekuensi Persentase

Orang Tua 14 46,67 %

Pasangan 3 10 %

Anak 0 0 %

Saudara Kandung 10 33,33 %

Kakek/Nenek 0 0 %

Paman/Bibi 2 6,67 %

Keponakan 1 3,33 %

Sepupu 0 0 %

Jumlah 30 100 %

Sumber : Data Primer, 2012

Dari hasil perhitungan yang telah dilakukan diketahui dari total 30 caregiver,

sebanyak empat belas (46,67%) memiliki hubungan sebagai orang tua terhadap pasien,

sebanyak tiga (10%) memiliki hubungan sebagai pasangan baik suami maupun istri

terhadap pasien, tidak ada yang memiliki hubungan sebagai anak terhadap pasien,

sebanyak sepuluh (33,33%) memiliki hubungan sebagai saudara kandung terhadap

pasien, tidak ada yang memiliki hubungan sebagai kakek/nenek terhadap pasien,

sebanyak dua (6,67%) memiliki hubungan sebagai paman/bibi terhadap pasien, sebanyak

satu (3,33%) memiliki hubungan sebagai keponakan terhadap pasien, tidak ada yang

memiliki hubungan sebagai sepupu terhadap pasien. Jadi berdasarkan distribusi tersebut

caregiver paling banyak berhubungan sebagai orangtua dengan pasien.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 57: PENGARUH EKSPRESI EMOSI KELUARGA TERHADAP …/Pengaruh... · DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA SKRIPSI ... Methods: This research is analitical observational by its character with

45

Berdasarkan umur pasien, distribusi dicantumkan pada tabel berikut.

Tabel 4.6 Distribusi Umur Pasien

Umur Frekuensi Persentase

≤ 20 3 10 %

21 - 30 12 40 %

31 - 40 10 33,33 %

41 – 50 4 13,33 %

>50 1 3,33 %

Jumlah 30 100 %

Sumber : Data Primer, 2012

Dari hasil perhitungan yang telah dilakukan sebanyak tiga (10%) berumur ≤ 20

tahun, sebanyak dua belas (40%) berumur 21 – 30 tahun, sebanyak sepuluh (33,33%)

berumur 31 – 40 tahun, sebanyak empat (13,33%) berumur 41 – 50 tahun, sebanyak satu

(3,33%) berumur >50 tahun. Jadi berdasarkan distribusi tersebut pasien paling banyak

berumur 21 – 30 tahun.

Berdasarkan jenis kelamin pasien, distribusi dicantumkan pada tabel berikut.

Tabel 4.7 Distribusi Jenis Kelamin Pasien

Jenis Kelamin Frekuensi Persentase

Laki-laki 14 46,67 %

Perempuan 16 53,33 %

Jumlah 30 100 %

Sumber : Data Primer, 2012

Dari hasil perhitungan yang telah dilakukan diketahui sebanyak empat belas (46,67%)

mempunyai jenis kelamin laki-laki, sebanyak enam belas (53,33%) mempunyai jenis

kelamin perempuan. Jadi berdasarkan distribusi tersebut pasien paling banyak berjenis

kelamin perempuan.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 58: PENGARUH EKSPRESI EMOSI KELUARGA TERHADAP …/Pengaruh... · DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA SKRIPSI ... Methods: This research is analitical observational by its character with

46

Berdasarkan frekuensi kekambuhan pasien, distribusi dicantumkan pada tabel berikut.

Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Kekambuhan Pasien

Frekuensi Kekambuhan Jumlah Persentase

0 kali 14 46,67 %

1 kali 4 13,33 %

2 kali 4 13,33 %

3 kali 5 16,67 %

4 kali 3 10 %

Jumlah 30 100 %

Sumber : Data Primer, 2012

Dari perhitungan yang telah dilakukan diketahui sebanyak empat belas (46,67%) tidak

memiliki frekuensi kekambuhan, empat (13,33%) memiliki frekuensi kekambuhan

sebanyak satu kali, empat (13,33%) memiliki frekuensi kekambuhan sebanyak dua kali,

lima (16,67%) memiliki frekuensi kekambuhan sebanyak tiga kali, dan tiga (10%)

memiliki frekuensi kekambuhan sebanyak empat kali. Jadi berdasarkan distribusi tersebut

paling banyak tidak memiliki frekuensi kekambuhan.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 59: PENGARUH EKSPRESI EMOSI KELUARGA TERHADAP …/Pengaruh... · DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA SKRIPSI ... Methods: This research is analitical observational by its character with

47

Berdasarkan jenis kelamin pada skor ekspresi emosi dan frekuensi kekambuhan,

distribusi dicantumkan pada tabel berikut.

Tabel 4.9 Distribusi Skor Ekspresi Emosi (EE) Keluarga dan Frekuensi Kekambuhan berdasarkan jenis kelamin

Jenis

kelamin

Ekspresi Emosi Frekuensi Kekambuhan

Tinggi Rendah Kambuh Tidak

Kambuh

Laki - laki 11 61,11% 7 38,89% 7 50% 7 50%

Perempuan 4 33,33% 8 66,67% 8 50% 8 50%

Sumber : Data Primer, 2012

Berdasarkan data yang diperoleh, dapat diketahui bahwa dari delapan belas orang

berjenis kelamin laki-laki, sebelas orang (61,11%) memiliki Ekspresi Emosi (EE) yang

tinggi dan tujuh orang (38,89%) memiliki Ekspresi Emosi (EE) dengan kategori rendah.

Pada jenis kelamin perempuan diketahui bahwa dari dua belas orang, empat orang

(33,33%) di antaranya memiliki Ekspresi Emosi (EE) tinggi sedangkan delapan orang

(66,67%) memiliki Ekspresi Emosi (EE) masuk ke dalam kategori rendah.

Sedangkan skor frekuensi kekambuhan pada tabel di atas diketahui bahwa dari empat

belas orang berjenis kelamin laki-laki, tujuh orang (50%) memiliki kategori kambuh dan

tujuh orang (50%) di antaranya memiliki kategori tidak kambuh. Pada jenis kelamin

perempuan diketahui bahwa dari enam belas orang, pada delapan orang (50%) memiliki

kategori kambuh sedangkan delapan orang (50%) memiliki kategori tidak kambuh.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 60: PENGARUH EKSPRESI EMOSI KELUARGA TERHADAP …/Pengaruh... · DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA SKRIPSI ... Methods: This research is analitical observational by its character with

48

Berdasarkan tingkat pendidikan pada skor ekspresi emosi, distribusi dicantumkan pada

tabel berikut.

Tabel 4.10 Distribusi Skor Ekspresi Emosi (EE) Keluarga Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Tingkat Pendidikan Ekspresi Emosi

Tinggi Rendah

Tidak 1 50% 1 50%

SD 4 80% 1 20%

SMP 3 100% 0 0%

SMA/SMK 6 46,15% 7 53,84%

D3/D4 0 0% 2 100%

S1/S2/S3 1 20% 4 80%

Sumber : Data Primer, 2012

Berdasarkan data yang diperoleh dapat diketahui bahwa dari dua orang (100%)

responden yang tidak mempunyai pendidikan, satu orang (50%) memiliki skor Ekspresi

Emosi (EE) pada kategori tinggi sedangkan satu orang (50%) berada pada kategori

Ekspresi Emosi (EE) rendah. Dari lima orang (100%) responden yang berpendidikan SD,

empat orang (80%) memiliki skor Ekspresi Emosi (EE) yang tinggi, sedangkan satu orang

(20%) memiliki skor Ekspresi Emosi (EE) yang rendah. Dari tiga orang (100%)

responden yang berpendidikan SMP, tiga orang (100%) memiliki skor Ekspresi Emosi

(EE) yang tinggi, sedangkan nol (0%) memiliki skor Ekspresi Emosi (EE) yang rendah.

Dari tiga belas orang (100%) responden yang berpendidikan SMP/SMK, enam orang

(46,15%) memiliki skor Ekspresi Emosi (EE) yang tinggi, sedangkan tujuh orang

(53,84%) memiliki skor Ekspresi Emosi (EE) yang rendah. Dari dua orang (100%)

responden yang berpendidikan D3/D4, nol orang (0%) memiliki skor Ekspresi Emosi

(EE) yang tinggi, sedangkan dua orang (100%) memiliki skor Ekspresi Emosi (EE) yang

rendah. Dari lima orang (100%) responden yang berpendidikan S1/S2/S3, satu orang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 61: PENGARUH EKSPRESI EMOSI KELUARGA TERHADAP …/Pengaruh... · DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA SKRIPSI ... Methods: This research is analitical observational by its character with

49

(20%) memiliki skor Ekspresi Emosi (EE) yang tinggi, sedangkan empat orang (80%)

memiliki skor Ekspresi Emosi (EE) yang rendah.

Berdasarkan jenis pekerjaan pada skor ekspresi emosi, distribusi dicantumkan pada tabel

berikut.

Tabel 4.11 Distribusi Skor Ekspresi Emosi (EE) Keluarga Berdasarkan Jenis Pekerjaan

Jenis Pekerjaan Ekspresi Emosi

Tinggi Rendah

Swasta 3 25% 9 75%

Petani 2 66,67% 1 33,33%

Guru/Dosen 1 25% 3 75%

Tata Usaha 1 100% 0 0%

Sopir 1 100% 0 0%

Pedagang

Ibu Rumah Tangga

Pensiun

Buruh

Lain-lain

1

2

1

1

2

50%

100%

50%

100%

100%

1

0

1

0

0

50%

0%

50%

0%

0%

Sumber : Data Primer, 2012

Berdasarkan data pada tabel 4.11 di atas, dapat diketahui bahwa dua belas orang

(100%) dari responden yang mempunyai jenis pekerjaan swasta, tiga orang (25%)

memiliki skor Ekspresi Emosi (EE) tinggi dan sembilan orang (75%) memiliki skor

Ekspresi Emosi (EE) yang rendah. Dari tiga orang (100%) dari responden yang memiliki

jenis pekerjaan petani, dua orang (66,67%) berada dalam kategori tinggi sedangkan satu

orang (33,33%) di antaranya memiliki skor Ekspresi Emosi (EE) yang rendah. Dari empat

orang (100%) responden yang berjenis pekerjaan guru/dosen, satu orang (25%) memiliki

skor Ekspresi Emosi (EE) Tinggi dan tiga orang (75%) berada pada kategori Ekspresi

Emosi (EE) rendah. Dari satu orang (100%) responden yang berjenis pekerjaan tata

usaha, satu orang (100%) memiliki skor Ekspresi Emosi (EE) Tinggi dan nol (0%) berada

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 62: PENGARUH EKSPRESI EMOSI KELUARGA TERHADAP …/Pengaruh... · DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA SKRIPSI ... Methods: This research is analitical observational by its character with

50

pada kategori Ekspresi Emosi (EE) rendah. Dari satu orang (100%) responden yang

berjenis pekerjaan sopir, satu orang (100%) memiliki skor Ekspresi Emosi (EE) Tinggi

dan nol (0%) berada pada kategori Ekspresi Emosi (EE) rendah. Dari dua orang (100%)

responden yang berjenis pekerjaan pedagang, satu orang (50%) memiliki skor Ekspresi

Emosi (EE) Tinggi dan satu orang (50%) berada pada kategori Ekspresi Emosi (EE)

rendah. Dari dua orang (100%) responden yang berjenis pekerjaan ibu rumah tangga, dua

orang (100%) memiliki skor Ekspresi Emosi (EE) Tinggi dan nol (0%) berada pada

kategori Ekspresi Emosi (EE) rendah. Dari dua orang (100%) responden yang berjenis

pekerjaan pensiunan, satu orang (50%) memiliki skor Ekspresi Emosi (EE) Tinggi dan

satu orang (50%) berada pada kategori Ekspresi Emosi (EE) rendah. Dari satu orang

(100%) responden yang berjenis pekerjaan buruh, satu orang (100%) memiliki skor

Ekspresi Emosi (EE) Tinggi dan nol (0%) berada pada kategori Ekspresi Emosi (EE)

rendah. Dari dua orang (100%) responden yang berjenis pekerjaan lain ataupun tidak

bekerja, dua orang (100%) memiliki skor Ekspresi Emosi (EE) Tinggi dan nol (0%)

berada pada kategori Ekspresi Emosi (EE) rendah.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 63: PENGARUH EKSPRESI EMOSI KELUARGA TERHADAP …/Pengaruh... · DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA SKRIPSI ... Methods: This research is analitical observational by its character with

51

Berdasarkan hubungan dengan pasien pada skor ekspresi emosi, distribusi dicantumkan

pada tabel berikut.

Tabel 4.12 Distribusi Skor Ekspresi Emosi (EE) Keluarga Berdasarkan Hubungan dengan Pasien Skizofrenia

Hubungan Ekspresi Emosi

Tinggi Rendah

Orangtua 7 50% 7 50%

Pasangan 1 33,33% 2 66,67%

Anak 0 0% 0 0%

Saudara Kandung 4 40% 6 60%

Kakek/Nenek 0 0% 0 0%

Paman/Bibi

Keponakan

Sepupu

2

1

0

100%

100%

0%

0

0

0

0%

0%

0%

Sumber : Data Primer, 2012

Berdasarkan data yang diperoleh dapat diketahui dari empat belas orang (100%)

responden yang mempunyai hubungan keluarga sebagai orang tua, tujuh orang (50%)

yang memiliki skor Ekspresi Emosi pada kategori tinggi dan tujuh orang (50%)

responden termasuk ke dalam kategori rendah. Dari tiga orang (100%) responden yang

mempunyai hubungan keluarga sebagai pasangan, satu orang (33,33%) yang memiliki

skor Ekspresi Emosi pada kategori tinggi dan dua orang (66,67%) responden termasuk ke

dalam kategori rendah. Dari nol (0%) responden yang mempunyai hubungan keluarga

sebagai anak, nol (0%) yang memiliki skor Ekspresi Emosi pada kategori tinggi dan nol

(0%) responden termasuk ke dalam kategori rendah. Dari sepuluh orang (100%)

responden yang mempunyai hubungan keluarga sebagai saudara kandung, empat orang

(40%) yang memiliki skor Ekspresi Emosi pada kategori tinggi dan enam orang (60%)

responden termasuk ke dalam kategori rendah. Dari nol (0%) responden yang mempunyai

hubungan keluarga sebagai kakek/nenek, nol (0%) yang memiliki skor Ekspresi Emosi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 64: PENGARUH EKSPRESI EMOSI KELUARGA TERHADAP …/Pengaruh... · DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA SKRIPSI ... Methods: This research is analitical observational by its character with

52

pada kategori tinggi dan nol (0%) responden termasuk ke dalam kategori rendah. Dari

dua (100%) responden yang mempunyai hubungan keluarga sebagai paman/bibi, dua

(100%) yang memiliki skor Ekspresi Emosi pada kategori tinggi dan nol (0%) responden

termasuk ke dalam kategori rendah. Dari satu (100%) responden yang mempunyai

hubungan keluarga sebagai keponakan, satu (100%) yang memiliki skor Ekspresi Emosi

pada kategori tinggi dan nol (0%) responden termasuk ke dalam kategori rendah. Dari

nol (0%) responden yang mempunyai hubungan keluarga sebagai sepupu, nol (0%) yang

memiliki skor Ekspresi Emosi pada kategori tinggi dan nol (0%) responden termasuk ke

dalam kategori rendah.

B. Analisis Data

Untuk mengetahui apakah ada hubungan yang signifikan antara Ekspresi Emosi (EE)

dengan Frekuensi Kekambuhan, maka diajukan Hipotesis Penelitian (Ha) yang

menyatakan bahwa ada hubungan yang signifikan antara Ekspresi Emosi (EE) Keluarga

dengan frekuensi kekambuhan Skizofrenia di Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta. Untuk

menganalisisnya, maka peneliti menggunakan teknik uji korelasi pearson. Berikut adalah

hasil perhitungannya dengan menggunakan SPSS 17.0 :

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 65: PENGARUH EKSPRESI EMOSI KELUARGA TERHADAP …/Pengaruh... · DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA SKRIPSI ... Methods: This research is analitical observational by its character with

53

Tabel 4.13 Correlations

ee1 kekambuhan

ee1 Pearson

Correlation

1 .508(**)

Sig. (2-tailed) . .004

N 30 30

kekambuhan Pearson

Correlation

.508(**) 1

Sig. (2-tailed) .004 .

N 30 30

Berdasarkan hasil di atas diketahui bahwa taraf signifikansi sebesar 0,004 maka

(dimana 0,004 < 0,01/0,05) sehingga keputusannya adalah menerima hipotesis yang

menyatakan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara Ekspresi Emosi (EE)

dengan Frekuensi kekambuhan gangguan Skizofrenia pasien Rumah Sakit Jiwa Daerah

Surakarta.

Kemudian, untuk menunjukkan perbedaan dan korelasi kekambuhan pada kelompok

ekspresi emosi tinggi dan kelompok ekspresi emosi rendah, maka peneliti menggunakan

paired sampel t-test. Berikut adalah hasilnya.

Tabel 4.14 Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation

Std. Error Mean

Pair 1 kambuh1 2.0667 15 1.27988 .33046 kambuh2 .5333 15 1.24595 .32170

Berdasarkan pada Tabel Paired Samples Statistics di atas menunjukkan ada perbedaan

kekambuhan dimana kekambuhan pada kelompok ekspresi emosi tinggi dengan rata-rata

2,06 dengan kekambuhan pada kelompok ekspresi emosi rendah dengan rata-rata 0,53.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 66: PENGARUH EKSPRESI EMOSI KELUARGA TERHADAP …/Pengaruh... · DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA SKRIPSI ... Methods: This research is analitical observational by its character with

54

Tabel 4.15 Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.

Pair 1 kambuh1 & kambuh2

15 .245 .379

Berdasarkan pada Tabel Paired Samples di atas menunjukkan korelasi kekambuhan

pada kelompok ekspresi emosi tinggi dan kelompok pada kelompok ekspresi emosi

rendah sangat kuat (0,850). Nilai signifikansi t hitung (0,379) < menunjukkan

hubungan signifikan.

Tabel 4.16 Paired Samples Test

Paired Differences t df Sig. (2-tailed)

Mean Std. Deviation Std. Error Mean

95% Confidence Interval of the

Difference

Lower Upper Pair 1

kambuh1 - kambuh2

1.53333 1.55226 .40079 .67372 2.39295 3.826 14 .002

Berdasarkan pada Tabel Paired Sampel Test, pada kolom mean menunjukkan

perbedaan rata-rata kelompok ekspresi emosi tinggi dan kelompok ekspresi emosi rendah,

t hitung (3.826 > t tabel 1,76 sehingga H0 di tolak. Jadi ada perbedaan kekambuhan yang

signifikan antara kelompok ekspresi emosi tinggi dan kelompok ekspresi emosi rendah.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 67: PENGARUH EKSPRESI EMOSI KELUARGA TERHADAP …/Pengaruh... · DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA SKRIPSI ... Methods: This research is analitical observational by its character with

55

BAB V

PEMBAHASAN

Berdasarkan pada hasil penelitian dengan uji korelasi pearson diketahui bahwa taraf

signifikansi sebesar 0,004 maka (dimana 0,004 < 0,01/0,05) sehingga keputusannya adalah

menerima hipotesis yang menyatakan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara

Ekspresi Emosi (EE) dengan Frekuensi kekambuhan gangguan Skizofrenia pasien Rumah

Sakit Jiwa Daerah Surakarta.

Sedangkan r hitung dalam hasil penelitian ini sebesar 0,508, maka hipotesis alternatif

(Ha) yang menyatakan bahwa terdapat hubungan positif yang sangat signifikan antara

Ekspresi Emosi (EE) dengan Frekuensi Kekambuhan gangguan Skizofrenia pasien Rumah

Sakit Jiwa Daerah Surakarta diterima. Dengan demikian hipotesis nihil (Ho) yang

menyatakan bahwa tidak terdapat hubungan yang positif yang signifikan antara Ekspresi

Emosi (EE) keluarga dengan frekuensi kekambuhan ditolak.

Arah hubungan kedua variabel itu positif, yaitu jika Ekspresi Emosi (EE) keluarga

penderita gangguan Skizofrenia tinggi maka frekuensi kekambuhan akan tinggi, dan

sebaliknya jika Ekspresi Emosi (EE) keluarga rendah maka frekuensi kekambuhan akan

rendah.

Kemudian berdasarkan hasil penelitian dengan paired sampel t-test diketahui adanya

perbedaan kekambuhan dimana kekambuhan pada kelompok ekspresi emosi tinggi dengan

rata-rata 2,0667 dengan kekambuhan pada kelompok ekspresi emosi rendah dengan rata-rata

0,5333, sedangkan korelasi kekambuhan pada kelompok ekspresi emosi tinggi dan

kelompok pada kelompok ekspresi emosi rendah sangat kuat (0,850). Nilai signifikansi t

hitung (0,379) < menunjukkan hubungan signifikan, maka perbedaan rata-rata kelompok

ekspresi emosi tinggi dan kelompok ekspresi emosi rendah, t hitung (3.826 > t tabel 1,76

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 68: PENGARUH EKSPRESI EMOSI KELUARGA TERHADAP …/Pengaruh... · DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA SKRIPSI ... Methods: This research is analitical observational by its character with

56 sehingga H0 di tolak. Jadi ada perbedaan kekambuhan yang signifikan antara kelompok

ekspresi emosi tinggi dan kelompok ekspresi emosi rendah.

Dari data persebaran pada hasil penelitian, dapat di lihat bahwa hasil penelitian ini

sesuai dengan asumsi peneliti yang didasarkan pada teori bahwa jika Ekspresi Emosi (EE)

yang di tampilkan anggota keluarga tinggi maka frekuensi kekambuhan juga tinggi begitupun

sebaliknya Ekspresi Emosi (EE) yang ditampilkan rendah maka frekuensi kekambuhan pada

pasien juga rendah.

Hasil penelitian tersebut sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa Ekspresi Emosi

yang biasa disingkat EE biasa didefinisikan sebagai suatu kecaman atau kritikan, permusuhan

dan keterlibatan emosi yang berlebihan (Emotional over-in-volpment) yang dapat menandai

perilaku orang tua atau pengasuh lain terhadap orang Skizofrenia. Dalam keluarga yang

menampilkan Ekspresi Emosi (EE) yang tinggi, maka angka relaps untuk penderita

Skizofrenia akan tinggi. Penilaian Ekspresi Emosi (EE) termasuk menganalisis apa yang

dikatakan dan cara bagaimana hal tersebut dikatakan (Kaplan & Sadock (1997).

Penelitian terdahulu mendukung hasil penelitian tersebut bahwa telah dilakukan studi

untuk membandingkan tingkat kambuh antara orang yang mengalami ekspresi emosi yang

tinggi dibandingkan orang yang dinyatakan mengalami ekspresi emosi rendah, sebanyak 56%

dari pasien terjadi kekambuhan pada pasien yang mengalami ekspresi emosi tinggi,

sedangkan hanya 21% terjadi kekambuhan pada pasien yang mengalami ekspresi emosi yang

rendah (Mc. Donagh, 2005).

Dapat disimpulkan bahwa menurut teori dan beberapa penelitian yang telah diuraikan

di bab-bab sebelumnya, Ekspresi Emosi (EE) yang tinggi yang ditampilkan oleh anggota

keluarga kepada pasien Skizofrenia, dapat berisiko besar menyebabkan frekuensi

kekambuhan bagi pasien.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 69: PENGARUH EKSPRESI EMOSI KELUARGA TERHADAP …/Pengaruh... · DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA SKRIPSI ... Methods: This research is analitical observational by its character with

57

Hasil lain yang diperoleh dalam penelitian ini adalah, anggota keluarga yang

memiliki dan menampilkan Ekspresi Emosi (EE) yang tinggi dan mengalami kekambuhan

lebih banyak dimiliki oleh anggota keluarga yang mempunyai hubungan sebagai pasangan.

Hasil tersebut didukung oleh penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Brown, Carstairs, dan

Topping pada tahun 1958 tingkat kekambuhan diukur ditempat yang berbeda pada penderita

yang masih mengikuti masa rehabilitasi. Studi ini menemukan bahwa pasien yang hidup

sendiri atau dengan saudara memiliki tingkat kekambuhan terendah yaitu sebesar 17%.

Sekitar 32% pasien yang mengalami kekambuhan ialah pasien yang hidup dengan orang tua

sedangkan tingkat kekambuhan tertinggi sebesar 50% yaitu yang ditemukan pada pasien

yang hidup dengan pasangan (Mc. Donagh, 2005).

Hasil lain yang didapatkan dalam penelitian ini adalah, anggota keluarga memiliki

dan menampilkan ekspresi emosi yang tinggi lebih banyak dimiliki oleh keluarga yang

memiliki tingkat pendidikan hanya sampai tingkat SMA/SMK. Hal ini didukung oleh

pendapat Weisman dalam Donagh (2005) bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi anggota

keluarga memiliki dan menampilkan Ekspresi Emosi (EE) yang rendah adalah anggota

keluarga tersebut lebih berpendidikan dan lebih menerima akan penyakit yang diderita oleh

penderita Skizofrenia.

Namun penelitian ini masih terdapat beberapa kekurangan, di antaranya adalah karena

keterbatasan waktu, ketika peneliti melakukan proses pengambilan data, peneliti merasa

kurang baik dalam membangun rapport, selain itu peneliti merasa sangat kurang berhasil

dalam menyajikan atau mengemas sebuah pertanyaan yang sangat sederhana terkait dengan

item FQ yang mengukur Ekspresi Emosi (EE) tentunya hal tersebut sangatlah penting karena

pertanyaan tersebut harus dimengerti oleh responden terutama bagi responden yang berumur

50 tahun. selain itu, dalam penelitian ini peneliti merasa kurang memperhatikan faktor lain

yang sebetulnya penting untuk diperhatikan yakni bahwa sebagian besar pasien Skizofrenia

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 70: PENGARUH EKSPRESI EMOSI KELUARGA TERHADAP …/Pengaruh... · DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA SKRIPSI ... Methods: This research is analitical observational by its character with

58 tidak hanya tinggal berdua dengan caregiver nya. Pasien Skizofrenia juga tinggal serumah

dengan beberapa anggota keluarganya. Dengan demikian, akan lebih baik apabila seluruh

anggota keluarga yang tinggal serumah dengan pasien Skizofrenia diberikan skala FQ.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 71: PENGARUH EKSPRESI EMOSI KELUARGA TERHADAP …/Pengaruh... · DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA SKRIPSI ... Methods: This research is analitical observational by its character with

59

BAB VI

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan analisis data, serta pengujian hipotesis, nilai taraf signifikansi

sebesar 0,004 maka (dimana 0,004 < 0,01/0,05) sehingga keputusannya adalah

menerima hipotesis yang menyatakan bahwa terdapat hubungan yang signifikan

antara Ekspresi Emosi (EE) dengan Frekuensi kekambuhan gangguan Skizofrenia

pasien Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta. Perbedaan rata-rata kelompok ekspresi

emosi tinggi dan kelompok ekspresi emosi rendah, t hitung (3.826 > t tabel 1,76

sehingga H0 di tolak. Jadi ada perbedaan kekambuhan yang signifikan antara

kelompok ekspresi emosi tinggi dan kelompok ekspresi emosi rendah. Nilai r hitung

pada penelitian ini sebesar 0,508 maka hipotesis alternatif (Ha) yang menyatakan

bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara Ekspresi Emosi (EE) dengan

Frekuensi kekambuhan gangguan skizofrenia pasien Rumah Sakit Jiwa Daerah

Surakarta diterima. Artinya semakin tinggi Ekspresi Emosi (EE) keluarga maka

frekuensi kekambuhan semakin tinggi dan sebaliknya jika Ekspresi Emosi (EE)

keluarga rendah maka frekuensi kekambuhan akan rendah.

B. Saran

1. Sebaiknya pada penelitian yang akan datang dalam pengambilan data terkait

Ekspresi Emosi (EE) untuk lebih idealnya perlu ditambah skala atau alat ukur lain

yang bisa mengukur Ekspresi Emosi. Hal tersebut bertujuan agar persebaran dari

analisis jawaban setiap pernyataan bisa lebih baik terkait Ekspresi Emosi (EE)

keluarga.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 72: PENGARUH EKSPRESI EMOSI KELUARGA TERHADAP …/Pengaruh... · DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA SKRIPSI ... Methods: This research is analitical observational by its character with

60

2. Untuk penelitian selanjutnya mengenai keadaan Ekspresi Emosi (EE) keluarga

gangguan Skizofrenia, ada baiknya meneliti variabel yang bersangkutan seperti

ketidakpatuhan minum obat, ketidakpatuhan menjalani perawatan medis, stigma

masyarakat serta stigma keluarga dan frekuensi kontak caregiver dengan pasien

atau bisa dilakukan pretest-postest terhadap caregiver dengan cara diberikan

dahulu intervensi berbasis community terkait Ekspresi Emosi (EE).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user