61
i i PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN, IKLIM ORGANISASI, BUDAYA ORGANISASIDAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI ( Studi Kasus di Kantor Camat Ulujami Kabupaten Pemalang ) SKRIPSI Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi pada Universitas Negeri Semarang Oleh Dimas Sukma Aji NIM 7211411095 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2017

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN, IKLIM ORGANISASI, BUDAYA ...lib.unnes.ac.id/29805/1/7211411095.pdf · i i . pengaruh gaya kepemimpinan, iklim organisasi, budaya organisasidan motivasi

  • Upload
    vulien

  • View
    226

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN, IKLIM ORGANISASI, BUDAYA ...lib.unnes.ac.id/29805/1/7211411095.pdf · i i . pengaruh gaya kepemimpinan, iklim organisasi, budaya organisasidan motivasi

i

i

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN, IKLIM ORGANISASI,

BUDAYA ORGANISASIDAN MOTIVASI KERJA

TERHADAP KINERJA PEGAWAI

( Studi Kasus di Kantor Camat Ulujami Kabupaten Pemalang )

SKRIPSI

Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

pada Universitas Negeri Semarang

Oleh

Dimas Sukma Aji

NIM 7211411095

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2017

Page 2: PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN, IKLIM ORGANISASI, BUDAYA ...lib.unnes.ac.id/29805/1/7211411095.pdf · i i . pengaruh gaya kepemimpinan, iklim organisasi, budaya organisasidan motivasi

ii

ii

Page 3: PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN, IKLIM ORGANISASI, BUDAYA ...lib.unnes.ac.id/29805/1/7211411095.pdf · i i . pengaruh gaya kepemimpinan, iklim organisasi, budaya organisasidan motivasi

iii

iii

Page 4: PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN, IKLIM ORGANISASI, BUDAYA ...lib.unnes.ac.id/29805/1/7211411095.pdf · i i . pengaruh gaya kepemimpinan, iklim organisasi, budaya organisasidan motivasi

iv

iv

PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar

hasil karya sayasendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, baik sebagian

atau seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini

dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah. Apabila di kemudian hari

terbukti skripsi ini adalah hasil jiplakan dari karya tulis orang lain, maka saya

bersedia menerima sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Semarang, Juli 2017

Dimas Sukma Aji

NIM 7211411095

Page 5: PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN, IKLIM ORGANISASI, BUDAYA ...lib.unnes.ac.id/29805/1/7211411095.pdf · i i . pengaruh gaya kepemimpinan, iklim organisasi, budaya organisasidan motivasi

v

v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Motto

Janganlah hidup dalam kecemasan karena hanya akan membuatmu takut untuk

maju dan berhasil.

Persembahan

untuk orangtuaku

adik-adikku

dan generasi penerusku

Page 6: PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN, IKLIM ORGANISASI, BUDAYA ...lib.unnes.ac.id/29805/1/7211411095.pdf · i i . pengaruh gaya kepemimpinan, iklim organisasi, budaya organisasidan motivasi

vi

vi

PRAKATA

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telahmelimpahkan rahmat dan

hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul

“Pengaruh Gaya Kepemimpinan, Iklim Organisasi, Budaya Organisasi dan

Motivasi Kerja terhadap Kinerja Pegawai di Kantor Camat Ulujami Kabupateen

Pemalang” sebagai syarat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di Universitas

Negeri Semarang.Penulisan skripsi ini dapat terselesaikan karena bantuan dari

berbagaipihak. Untuk itu, pada kesempatan ini perkenankanlah penulis

mengucapkan terima kasih kepada:

1. Rektor Universitas Negeri Semarang, yang telah memberikankesempatan

untuk menempuh pendidikan di Universitas Negeri Semarang.

2. Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang yangtelah memberikan

izin untuk mengadakan penelitian, sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi ini.

3. Ketua Jurusan Akuntansi yang telah menerimadan menyetujui judul penelitian

ini.

4. Bapak Amir Mahmud, S.Pd., M.Si. Dosen pembimbing yang penuh

dengankesabaran dalam memberikan bimbingan, motivasi, dan dorongan

yangtiada henti-hentinya.

5. Bapak dan Ibu dosen Jurusan Akuntansi yangtelah memberikan ilmu

pengetahuan selama masa studi peneliti.

Page 7: PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN, IKLIM ORGANISASI, BUDAYA ...lib.unnes.ac.id/29805/1/7211411095.pdf · i i . pengaruh gaya kepemimpinan, iklim organisasi, budaya organisasidan motivasi

vii

vii

6. Bapak Camat Ulujami yang telah memberikan izin penelitian sehingga peneliti

dapat melakukan penelitian di Kantor Camat Ulujami Kabupaten Pemalang.

7. Seluruh Pegawai Kantor Camat Ulujami atas kesediaannyamembantu dalam

pelaksanaan penelitian.

8. Sahabatku tersayang Fitran, Rizal, Ojan, Abda, Rembo, Angga, dan semua

teman-teman Akuntansi B 2011 yang tiada henti memberikan

semangat,dorongan, dan motivasi sehingga skripsi ini dapat terselesaikan

denganbaik.

9. Kekasih tercinta yang selalu mendoakan serta memberikan

perhatian,pengertian, kesabaran, dan dukungan semangat, terutama

disaatpenyusunan skripsi ini.

10. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang sudahmemberikan

bantuan dan dukungan demi terselesaikannya skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan.

Oleh karena itu, penulis mengharapkan masukan berupa saran dan kritik

yangmembangun dari pembaca. Semoga skripsi ini memberikan manfaat

bagipembaca.

Semarang, 11 Juli 2017

Penulis

Page 8: PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN, IKLIM ORGANISASI, BUDAYA ...lib.unnes.ac.id/29805/1/7211411095.pdf · i i . pengaruh gaya kepemimpinan, iklim organisasi, budaya organisasidan motivasi

viii

viii

ABSTRAK

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN, IKLIM ORGANISASI, BUDAYA

ORGANISASIDAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA

PEGAWAI

( Studi Kasus di Kantor Camat Ulujami Kabupaten Pemalang)

Penelitian ini dilakukan di Kantor Kecamatan Ulujami, Kabupaten

Pemalang dimana alasan pemilihan obyek penelitian karena rendahnya kinerja

pegawai. Hal ini tentunya menjadi masalah yang harus dicari solusinya dengan

tujuan penelitian yaitu untuk menganalisis pengaruh gaya kepemimpinan, iklim

organisasi, budaya organisasi dan motivasi kerja terhadap kinerja pegawai.

Populasi penelitian sebanyak 280 orang yaitu Pegawai Negeri Sipil di

Kantor Kecamatan UlujamiKabupaten Pemalang. Jumlah sampel dalam penelitian

ini ditentukan sebanyak 100 responden dengan teknik pengambilan sampel pada

penelitian ini menggunakan proporsional sampling, penentuan jumlah sesuai

proporsi sampel. Metode analisis data yang digunakan analisis kuantitatif

menggunakan statistik inferensial dengan regresi linier sebagai pengujian

hipotesisnya.

Hasil penelitian menemukan (1) secara parsial ada pengaruh secara

signifikan dan positif antara gaya kepemimpinan terhadap kinerja pegawai.; (2)

secara parsial ada pengaruh secara signifikan dan positif antara iklim organisasi

terhadap kinerja pegawai; (3) secara parsial ada pengaruh secara signifikan dan

positif antara budaya organisasi terhadap kinerja pegawai; dan (4) secara parsial

ada pengaruh secara signifikan dan positif antara motivasi kerja terhadap kinerja

pegawai.Saran perlunya meningkatkan indikator-indikator berkaitan dengan gaya

kepemimpinan, iklim organisasi, budaya organisasidan motivasi kerja guna

meningkatkan kinerja pegawai.

Kata kunci: gaya kepemimpinan, iklim organisasi, budaya organisasi,motivasi

kerjadan kinerja pegawai

Page 9: PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN, IKLIM ORGANISASI, BUDAYA ...lib.unnes.ac.id/29805/1/7211411095.pdf · i i . pengaruh gaya kepemimpinan, iklim organisasi, budaya organisasidan motivasi

ix

ix

ABSTRACT

THE EFFECT OF LEADERSHIP STYLE, ORGANIZATION CLIMATE,

ORGANIZATION CULTURE AND WORK MOTIVATION

ON EMPLOYEE PERFORMANCE

(Case Study at the Office of Camat Ulujami, Kabupaten Pemalang)

This research was conducted at the District Office Ulujami, Pemalang where

the reasons for choosing the object of research because of the low performance of

employees. This is certainly an issue that should be addressed with the aim of this

study was to analyze the influence of leadership style, organizational climate,

organizational culture and work motivation on employee performance.

The study population is 280 people that the Civil Service at the District

Office Ulujami Pemalang. The number of samples in this study are determined by

100 respondents with a sampling technique in this study using proportional

sampling where the determination of the proportion of the sample. The method of

data analysis used quantitative analysis using inferential statistics with linear

regression as hypothesis testing.

The results found that (1) there is a partial positive and significant effect of

leadership style on employee performance; (2) partially there were significantly

and positively influence the organizational climate to employee performance; (3)

partially there were significantly and positively influence the organizational

culture on employee performance; and (4) partially there were significantly and

positively influence the work motivation on employee performance. Suggestions

from the research and for improving the indicators related to leadership style,

organizational climate, organizational culture and work motivation in order to

improve employee performance.

Keywords: leadership style, organization climate, organization culture, work

motivation and employee performance.

Page 10: PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN, IKLIM ORGANISASI, BUDAYA ...lib.unnes.ac.id/29805/1/7211411095.pdf · i i . pengaruh gaya kepemimpinan, iklim organisasi, budaya organisasidan motivasi

x

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i

HALAMAN PERSETUJUAN ii

HALAMAN PENGESAHAN iii

HALAMAN PERNYATAAN iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN v

PRAKATA vi

ABSTRAK viii

DAFTAR ISI x

DAFTAR TABEL xiv

DAFTAR GAMBAR xvi

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah 1

1.2 Rumusan Masalah 10

1.3 Tujuan Penelitian 11

1.4 Manfaat Penelitian 12

1.4.1 Manfaat Teoritis 12

1.4.2 Manfaat Praktis 12

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Gaya Kepemimpinan 14

2.2 Iklim Organisasi 21

2.3 Budaya Organisasi 22

2.4 Motivasi Kerja 25

Page 11: PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN, IKLIM ORGANISASI, BUDAYA ...lib.unnes.ac.id/29805/1/7211411095.pdf · i i . pengaruh gaya kepemimpinan, iklim organisasi, budaya organisasidan motivasi

xi

xi

2.5 Kinerja Pegawai 28

2.6 Kerangka Pemikiran 38

2.7 Hipotesis 40

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Jenis dan Desain Penelitian 41

3.2 Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel 41

3.2.1 Populasi 41

3.2.2 Sampel 42

3.2.3 Teknik Pengambilan Sampel 42

3.3 Variabel dan Pengukuran Penelitian 43

3.3.1 Variabel Dependen 43

3.3.2 Variabel Independen 44

3.4 Metode Pengumpulan Data 50

3.5 Metode Analisis Data 50

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian 58

4.1.1 Gambaran Umum Responden Berdasarkan Usia 58

4.1.2 Gambaran Umum Responden Berdasarkan Jenis Kelamin 59

4.1.3 Gambaran Umum Responden Berdasarkan Status Perkawinan 59

4.1.4 Gambaran Umum Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir 60

4.1.5 Gambaran Umum Responden Berdasarkan Lama Kerja 60

4.2 Tanggapan Responden 61

4.2.1 Tanggapan Responden tentang Gaya Kepemimpinan 62

Page 12: PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN, IKLIM ORGANISASI, BUDAYA ...lib.unnes.ac.id/29805/1/7211411095.pdf · i i . pengaruh gaya kepemimpinan, iklim organisasi, budaya organisasidan motivasi

xii

xii

4.2.2 Tanggapan Responden tentang Iklim Organisasi 63

4.2.3 Tanggapan Responden tentang Budaya Organisasi 66

4.2.4 Tanggapan Responden tentang Motivasi Kerja 67

4.2.5 Tanggapan Responden tentang Kinerja Pegawai 69

4.3 Uji Instrumen 71

4.3.1 Uji Validitas 71

4.3.2 Uji Reliabilitas 72

4.4 Hasil Analisis Data 74

4.4.1 Uji Asumsi Klasik 74

4.4.2 Uji Ketepatan Model 77

4.4.3 Uji Regresi Linier Berganda 79

4.4.4 Uji Hipotesis 80

4.5 Pembahasan 82

4.5.1 Pengaruh Gaya Kepemimpinan terhadap Kinerja Pegawai 82

4.5.2 Pengaruh Iklim Organisasi terhadap Kinerja Pegawai 83

4.5.3 Pengaruh Budaya Organisasi terhadap Kinerja Pegawai 83

4.5.4 Pengaruh Motivasi Kerja terhadap Kinerja Pegawai 84

BAB V PENUTUP

5.1 Simpulan 86

5.2 Saran 87

5.3 Rekomendasi Penelitian yang Akan Datang 88

DAFTAR PUSTAKA 89

LAMPIRAN 94

Page 13: PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN, IKLIM ORGANISASI, BUDAYA ...lib.unnes.ac.id/29805/1/7211411095.pdf · i i . pengaruh gaya kepemimpinan, iklim organisasi, budaya organisasidan motivasi

xiii

xiii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1 Gaya Kepemimpinan Menurut Fiedler (1990) ...................................... 21

Tabel 3.1 Jumlah Responden Pegawai Kecamatan Ulujami ................................. 45

Tabel 3.2 Operasional Variabel............................................................................. 50

Tabel 3.3 Indeks Skala Likert ............................................................................... 52

Tabel 3.4 Skala Interval Presentase ...................................................................... 55

Tabel 4.1 Usia Responden..................................................................................... 61

Tabel 4.2 Jenis Kelamin Responden ..................................................................... 62

Tabel 4.3 Status Responden .................................................................................. 62

Tabel 4.4 Pendidikan Responden .......................................................................... 63

Tabel 4.5 Lama Kerja Responden pada Kantor Camat Ulujami ........................... 64

Tabel 4.6 Analisis Deskriptif ................................................................................ 64

Tabel 4.7 Tanggapan Responden Tentang Gaya Kepemimpinan ......................... 65

Tabel 4.8 Tanggapan Responden Tentang Iklim Organisasi ................................ 67

Tabel 4.9 Tanggapan Responden Tentang Budaya Organisasi ............................. 69

Tabel 4.10 Tanggapan Responden Tentang Motivasi Kerja ................................. 70

Tabel 4.11 Tanggapan Responden Tentang Kinerja Pegawai .............................. 72

Tabel 4.12 Pengujian Validitas Variabel Penelitian ............................................. 75

Tabel 4.13 Pengujian Reliabilitas Variabel Penelitian .......................................... 76

Tabel 4.14 Uji Multikolinearitas ........................................................................... 77

Tabel 4.15 Uji Normalitas dengan Kolmogorov Smirnov .................................... 80

Page 14: PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN, IKLIM ORGANISASI, BUDAYA ...lib.unnes.ac.id/29805/1/7211411095.pdf · i i . pengaruh gaya kepemimpinan, iklim organisasi, budaya organisasidan motivasi

xiv

xiv

Tabel 4.16 Output Uji F Model ............................................................................. 80

Tabel 4.17 Output Koefisien Determinasi ............................................................ 81

Tabel 4.18 Pengujian Regresi Linier Berganda .................................................... 82

Page 15: PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN, IKLIM ORGANISASI, BUDAYA ...lib.unnes.ac.id/29805/1/7211411095.pdf · i i . pengaruh gaya kepemimpinan, iklim organisasi, budaya organisasidan motivasi

xv

xv

DAFTAR GAMBAR

Halaman

2.1 Kerangka Pemikiran ....................................................................................... 41

4.1 Grafik Scatterplot Uji Heteroskedastisitas ..................................................... 78

4.2 Normal P-P Plot of Regression Standarized Residual ................................... 79

Page 16: PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN, IKLIM ORGANISASI, BUDAYA ...lib.unnes.ac.id/29805/1/7211411095.pdf · i i . pengaruh gaya kepemimpinan, iklim organisasi, budaya organisasidan motivasi

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Lembaga atau organisasi pemerintah sebagai suatu organisasi penyedia

pelayanan publik, pada awalnya dirancang untuk mempermudah pelayanan

terhadap masyarakat, akan tetapi dalam perkembangannya muncul fakta bahwa

kinerja dan kualitas pelayanan pemerintah sering dikritik oleh berbagai kalangan.

Hal tersebut terjadi karena berhubungan dengan gaya kepemimpinan yang masih

buruk, budaya organisasi yang kurang bermakna, motivasi kerja yang rendah dan

lingkungan kerja yang tidak mendukung.Sejak pengimplementasian Undang-

Undang Otonomi Daerah Nomor 22 dan 25 Tahun 1999, pemerintah daerah di

seluruh Indonesia telah mengalami perubahan yang sangat signifikan. Hal ini

dapat dilihat dengan timbulnya tuntutan demokrasi di tingkat lokal (propinsi dan

kabupaten/kota) yang semakin kuat, semakin besarnya keleluasaan pemerintah

daerah untuk melakukan perencanaan secara buttom-up, dan semakin besarnya

kewenangan yang dilimpahkan kepada pemerintah daerah (terutama pemerintah

daerah kabupaten/kota).

Dalam konteks pemerintah yang kompetitif, adanya perubahan politik dan

administrasi pemerintah melalui pemberian otonomi luas kepada Daerah

Kabupaten dan Daerah Kota sebagaimana dimaksudkan dalam Undang-Undang

Nomor 22 Tahun 1999, secara tersirat juga dimaksudkan agar masing-masing

pemerintah daerah secara otonom mampu mempersiapkan diri memasuki era

Page 17: PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN, IKLIM ORGANISASI, BUDAYA ...lib.unnes.ac.id/29805/1/7211411095.pdf · i i . pengaruh gaya kepemimpinan, iklim organisasi, budaya organisasidan motivasi

2

pemerintah yang kompetitif tersebut. Kemampuan ini sangat ditentukan oleh

tersedianya aparatur pemerintah yang profesional dan berkualitas, karena subyek

yang berkompetisi adalah manusia.Namun dari berbagai hasil penelitian didapati

bahwa kualitas aparatur masih jauh dari memadai dan buruknya kinerja

pemerintah daerah khususnya daerah Kabupaten dan Kota. Kondisi yang

menunjukkan bahwa kinerja birokrasi di Indonesia semakin buruk dan semakin

korup merupakan dilema yang sering terjadi pada birokrasi pemerintah saatini dan

banyak menjadi sorotan. Adanya tanggapan masyarakat terhadap kinerja aparatur

pemerintah yang belum menunjukkan kapabilitas yang tinggi serta tidak

profesional dan berkualitas dalam menjalankan tugasnya, hal ini dapat dilihat

melalui berbagai penyimpangan yang terjadi dalam birokrasi yang semakin buruk

serta berakibat pada tingkat kepercayaan (trust) masyarakat terhadap birokrasi

menurun. Birokrasi yang diharapkan mampu menjadi motivator dan sekaligus

menjadi katalisator dari bergulirnya pembangunan, ternyata tidak mampu

menjalankan perannya sebagai birokrasi yang mengedepankan kemampuan

menyelenggarakan tugas dan fungsi organisasi, merespon aspirasi publik ke dalam

kegiatan dan program organisasi dalam melahirkan inovasi baru yang bertujuan

untuk mempermudah kinerja organisasi sebagai bagian dari wujud aparat yang

professional.

Kualitas aparatur yang masih jauh dari memadai dan buruknya kinerja

pemerintah salah satunya dapat ditunjukkan dengan pernyataan yang disampaikan

oleh Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara (Menteri Negara PAN) Faisal

Tamim, bahwa masih banyak Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang tidak masuk kerja

Page 18: PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN, IKLIM ORGANISASI, BUDAYA ...lib.unnes.ac.id/29805/1/7211411095.pdf · i i . pengaruh gaya kepemimpinan, iklim organisasi, budaya organisasidan motivasi

3

alias membolos tanpa ada alasan yang jelas dan profesionalisme aparatur Negara

masih rendah yaitu sekitar 40% dan angka ini jauh dari harapan (Detikcom, 10

Januari 2013), serta dari 4 juta jumlah pegawai negeri saat ini hanya 47% yang

memiliki kinerja yang baik sementara yang lainnya hanya makan gaji buta

(Tempo, 14 Mei 2013).Kinerja birokrasi pelayanan publik di Indonesia,

berdasarkan laporan dari The World Competitiveness Yearbooktahun 1999 berada

pada kelompok negara-negara yang memiliki indeks competitivenesspaling rendah

antara 100 negara paling kompetitif di dunia (Dwiyanto 2002).

Dalam merespon perubahan itu setiap organisasi dihadapkan pada

serangkaian tantangan seperti: peningkatan efektivitas, efisiensi dan produktivitas,

kemampuan kompetisi, penyesuaian dengan perubahan lingkungan, dan upaya

secara terus menerus menjaga keserasian antar dimensi-dimensi organisasi seperti

kultur, proses dan strategi, serta menjaga agar organisasi tetap sehat dan tangguh

di tengah lingkungan yang terus mengalami perkembangan (French dan Bell,

1995). Begitu pentingnya respon organisasi ini, perlu juga diingatkan bahwa masa

depan organisasi sangat tergantung kepada kemampuan mereka menguasai

perubahan-perubahan (Gibson et.al., 1996).

Dalam memajukan organisasi yang menitikberatkan pada peningkatan

kinerja pegawai, sangat diperlukan figur pemimpin yang mempunyai pengaruh

terhadap yang dipimpinnya, dimana seorang pemimpin harus mempunyai wibawa

terhadap pegawai/ karyawan, agar dalam melaksanakan tugasnya,

pegawai/karyawan secara sukarela mau diarahkan pada tujuan yang sesuai dengan

visi dan misi organisasi. Sedangkan budaya organisasi yang diinginkan perlu

Page 19: PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN, IKLIM ORGANISASI, BUDAYA ...lib.unnes.ac.id/29805/1/7211411095.pdf · i i . pengaruh gaya kepemimpinan, iklim organisasi, budaya organisasidan motivasi

4

memiliki kekhususan agar dapat memberi warna, nilai, norma dan kepercayaan

dalam pelaksanaan pekerjaan pegawai sehari-hari. Disamping itu motivasi kerja

aparat itu sendiri yang meliputi disiplin, motivasi, kemampuan, keterampilan,

semangat, etos kerja dan pengetahuan terhadap tatanan, maupun faktor yang

timbul dari luar meliputi pemberian motivasi, pelatihan, kepemimpinan, iklim

organisasi, peralatan kerja, kompensasi, pengawasan, sistem dan prosedur serta

lingkungan kerja yang asri dan alami harus menjadi pendukung bagi peningkatan

kinerja serta pemberian layanan publik yang baik.

Untuk menguasai perubahan-perubahan di dalam sebuah organisasi,

Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan salah satu aset yang tidak ternilai

harganya karena dapat memberikan kontribusi yang berarti kepada satuan kerja

secara efektif, efisien, produktif dan kompetitif. Oleh karena itu bagaimana cara

untuk mengembangkan, memelihara dan meningkatan kinerja aparatur merupakan

salah satu faktor yang perlu dituntut adanya kemampuan aparatur pemerintah

yang profesional dan berkualitas dalam menjalankan tugasnya.Kendala yang perlu

mendapat perhatian untuk menghadapi isu yang berkembang di atas serta untuk

mewujudkan kinerja aparatur yang baik setidaknya dapat dipengaruhi oleh

beberapa faktor, antara lain adalah kepemimpinan, budaya organisasi dan iklim

organisasi yang sedang berkembang, motivasi kerja serta struktur maupun

mekanisme kerja yang ada di dalam organisasi tersebut.

Keberhasilan pemimpin dalam mewujudkan kinerja yang efektif

tergantung dari gaya dalam kepemimpinannya. Prestasi kerja yang efektif hanya

dapat dicapai dengan mencocokkan pemimpin dengan situasi atau dengan

Page 20: PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN, IKLIM ORGANISASI, BUDAYA ...lib.unnes.ac.id/29805/1/7211411095.pdf · i i . pengaruh gaya kepemimpinan, iklim organisasi, budaya organisasidan motivasi

5

mengubah situasi agar cocok dengan pemimpin. Kepemimpinan yang efektif

tergantung pada sejumlah faktor tertentu. Tidak ada kepemimpinan yang efektif

untuk semua situasi atau keadaan. Situasi atau keadaan yang mempengaruhi

kepemimpinan misalnya keadaan pengikut, tugas kelompok, budaya organisasi,

norma organisasi dan lingkungan organisasi. Faktor-faktor tersebut menentukan

gaya kepemimpinan yang harus dipergunakan pemimpin agar kepemimpinannya

efektif, karena tidak ada cara terbaik untuk mempengaruhi perilaku orang lain dan

gaya kepemimpinan mana yang harus dipergunakan oleh seseorang tergantung

pada tingkat kesiapan orang akan dipengaruhi oleh pemimpin.

Pemimpin dapat meningkatkan keefektifan kepemimpinannya dengan

merubah situasinya agar cocok dengan kepemimpinannya. Ada 3 faktor

situasional yang mempengaruhi keefektifan kepemimpinan: (a) kualitas hubungan

pemimpin dan bawahan, (b) kekuasaan posisional pemimpin dan (c) derajat

struktur tugas. Jika ketiga faktor-faktor tersebut eksis dalam kepemimpinan

seorang pemimpin, kepemimpinannya akan efektif. Kepemimpinan tidak

dianggap baik atau buruk melainkan dikatakan efektif dalam situasi yang lainnya

(Fiedler, dalam Wirawan 2002).

Gaya kepemimpinan sangat mempengaruhi terciptanya iklim, budaya dan

motivasi kerja dalam suatu organisasi. Budaya organisasi itu sendiri dapat

didefinisikan sebagai sebuah system makna bersama yang dianut oleh para

anggota yang membedakan suatu organisasi dari organisasi-organisasi lainnya.

Sistem makna bersama ini adalah sekumpulan karakteristik kunci yang dijunjung

tinggi oleh organisasi.

Page 21: PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN, IKLIM ORGANISASI, BUDAYA ...lib.unnes.ac.id/29805/1/7211411095.pdf · i i . pengaruh gaya kepemimpinan, iklim organisasi, budaya organisasidan motivasi

6

Tujuan keberadaan budaya organisasi adalah melengkapi para anggota

dengan rasa identitas organisasi dan menimbulkan komitmen terhadap nilai-nilai

yang dianut organisasi. Sedangkan faktor Penentu Budaya Organisasi yaitu:

a. Pengalaman Organisasi (Organizational Experiences) merupakan faktor

penentu utama terciptanya sebuah Budaya Organisasi tertentu.

b. Pengalaman Organisasi dapat berupa keberhasilan maupun kegagalan yang

dialami organisasi dalam menjalani kegiatannya dari waktu ke waktu.

c. Prinsip, Norma, Keyakinan, juga dapat menjadi faktor penentu terbentuknya

sebuah Budaya Organisasi.

d. Prinsip, Norma, dan keyakinan tertentu nilai-nilainya diadopsi sehingga

menentukan sebuah budaya organisasi (Turner, 1992).

Dengan demikian rendahnya kinerja pegawai salah satunya dapat

diciptakan akibat dari budaya organisasi, iklim organisasi yang kurang baik dan

motivasi kerja yang rendah, yang ditimbulkan oleh faktor dan gaya kepemimpinan

atasan yang diterapkan di dalam organisasinya. Yang bawahan harapkan dari

kepemimpinan atasannya seringkali tidak sejalan dengan kenyataan yang mereka

jumpai. Fenomena yang lazim ditemukan adanya pegawai tidak inovatif, tidak

kreatif, tidak responsif dan tidak motivatif walaupun terdapat juga sebagai

pegawai yang menunjukkan keadaan yang sebaliknya. Hal ini tidak dapat

dilepaskan dari perilaku atau gaya kepemimpinan atasannya yang menunjukkan

dukungan positif maupun negatif dalam memahami karakter bawahan sebelum

mengarah kepada sesuatu pekerjaan.

Page 22: PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN, IKLIM ORGANISASI, BUDAYA ...lib.unnes.ac.id/29805/1/7211411095.pdf · i i . pengaruh gaya kepemimpinan, iklim organisasi, budaya organisasidan motivasi

7

Kepemimpinan yang buruk akan menyebabkan rusaknya iklim psikis

yang baik, menurunkan produktivitas dan kegairahan kerja, menambah frustasi

para anggota, memperbanyak penderitaan lahir batin, menimbulkan penderitaan-

penderitaan neurosa di kalangan pengikutnya, menambah agresivitas anak

buahnya dan menimbulkan banyak konflik terbuka dan tertutup serta

menyebabkan banyak keresahan sosial dan lain-lain, sehingga banyak pemimpin

baik yang ada di eselon bawah maupun eselon atas terheran-heran, sedih dan

bingung, sebab menemukan banyak anak buahnya yang tidak berdisiplin dalam

bekerja, santai-santai, tidak bersemangat, berbuat semau sendiri, melakukan

sabotage, dan berbuat kriminil. Hal ini timbul karena faktor dan gaya

kepemimpinan abnormal, dimana tercipta karena tidak dimilikinya jiwa pemimpin

yang baik, bijaksana dan penuh rasa kemanusiaan, tidak egoistis dan overambisius

tidak mementingkan interestsendiri “gila kekuasaan”, serta mampu mengemban

tanggung jawabnya dalam memimpin suatu organisasi (Kartono, 2002).

Para bawahan juga tidak akan termotivasi untuk mencapai suatu tingkat

produktivitas yang tinggi, kecuali, mereka mempertimbangkan harapan-harapan

tinggi pimpinan tersebut benar-benar realistis dan bisa dicapai. Jika mereka

didorong untuk berusaha mencapai tujuan-tujuan yang tidak bisa dicapai,

kemungkinan sekali mereka akan berhenti mencoba dan menetapkan hasil-hasil

yang lebih rendah dari yang mampu mereka hasilkan (Thoha, 2001).

Dari apa yang telah yang digambarkan di atas tampak jelas bahwa adanya

keterkaitan yang sangat kuat antara faktor gaya kepemimpinan, iklim organisasi,

budaya organisasi dan motivasi kerja, karena faktor dari gaya kepemimpinan,

Page 23: PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN, IKLIM ORGANISASI, BUDAYA ...lib.unnes.ac.id/29805/1/7211411095.pdf · i i . pengaruh gaya kepemimpinan, iklim organisasi, budaya organisasidan motivasi

8

dalam hal ini dapat menciptakan atau merubah iklim organisasi dan motivasi kerja

yang berkembang di dalamnya.Penelitian terdahulu yang dapat digunakan sebagai

acuan dalam penelitian ini dan sudah pernah dilakukan dan dideskripsikan oleh

peneliti lain adalah sebagai berikut:

Meitaningrum, (2003) meneliti effektifitas Pendidikan dan Pelatihan

Dalam Meningkatkan Kinerja Pegawai. Dalam penelitian ini terdapat effektifitas

pendidikan dan pelatihan sebagai variabel bebas dan kinerja pegawai sebagai

variabel terikat. Kemudian ditemukan faktor penghambat efektifitas pendidikan

dan pelatihan dalam meingkatkan kinerja pegawai, yaitu terbatasnya anggaran

pendidikan dan pelatihan.Adapun hasil dari penelitian ini adalah: 1) Effektifitas

pendidikan dan pelatihan dalam meningkatkan kinerja pegawai pada Badan

Kepegawaian Daerah Kebupaten Malang sudah efektif dilihat dari ketepatan

waktu menyelesaikan tugas serta peningkatan pengetahuan, ketrampilan dan

keahlian yang dimiliki pegawai Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Malang

setelah melakukan pendidikan dan pelatihan, tetapi belum maksimal karena

terbatasnya anggaran untuk pengiriman pegawai untuk mengikuti pendidikan dan

pelatihan tersebut; (2) Setelah dilakukan evaluasi pelaksanaan pendidikan dan

pelatihan dalam meningkatkan kinerja pegawai dapat disimpulkan bahwa dengan

pelaksanaan pendidikan dan pelatihan, banyak pegawai yang sudah mengalami

perubahan, baik itu perubahan dalam perilaku ataupun perubahan juga sikap di

tempat kerjanya. Hal ini terjadi karena setelah mengikuti pendidikan dan pelatihan

tersebut, terjadi peningkatan kompetensi baik dari segi pengetahuan. Ketrampilan

serta sikap dan perlaku peserta diklat secara umum telah menjadi lebih baik, selain

Page 24: PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN, IKLIM ORGANISASI, BUDAYA ...lib.unnes.ac.id/29805/1/7211411095.pdf · i i . pengaruh gaya kepemimpinan, iklim organisasi, budaya organisasidan motivasi

9

itu kesadaraan dalam diri PNS untuk menyelesaikan pekerjaanya jauh lebih baik

dan kinerjanya meningkat dari sebelum mengikuti Diklat; 3) faktor yang

mendukung efektifitas pendidikan dan pelatihan dalam meningkatkan kinerja

pegawai, antara lainya adanya Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2000

tentang Pendidikan dan Pelatihan Jabatan Pegawai Negeri Sipil, dimana

pendidikan dan pelatihan dilaksanakan untuk mencapai persyratan kompetensi

yang diperlukan untuk mencapai tugas pegawai negeri sipil dan adanya indikator

motivasi atau tujuan pegawai untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan.

Berikutnya Pradeep dan Prabhu (2011) meneliti tentang pengaruh antara

kepemimpinan yang efektif dengan kinerja pegawai. Penelitian ini mempunyai

fokus pada variabel gaya kepemimpinan dan kinerja karyawan. Hasilnya

menunjukan bahwa pempimpin harus memiliki kemampuan untuk menarik atau

mempengaruhi mereka, dapat menetapkan standar yang jelas dari kinerja untuk

rekan-rekan mereka dan bertindak sebagai modal peran terbaik kepada bawahan.

Hasil korelasi dan analisa regresi menunjukan bahwa gaya kepemimpinan

transformasional memiliki pengaruh yang signifikan dengan hasil kinerja.

Saleh, (2011), meneliti efek motivasi pada kinerja pada pegawai negeri

di Malaysia (The Effect of Motivation on Job Performance at State Goverment

Employess in Malaysia). Dalam penelitian tersebut variabel bebas yang digunakan

adalah motivasi kerja dan variabel terikat kinerjapegawai negeri. Adapun hasil

dalam penelitian tersebut adalah adanya pengaruhyang rendah antara motivasi

berprestasi (r = 0.016), dan kekuatan motivasi (r = 0.165) terhadap kinerja;

sedangkan motivasi bekerjasama mempunyai hasil r = 188 sehingga dapat

Page 25: PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN, IKLIM ORGANISASI, BUDAYA ...lib.unnes.ac.id/29805/1/7211411095.pdf · i i . pengaruh gaya kepemimpinan, iklim organisasi, budaya organisasidan motivasi

10

disimpulkan bahwa variabel ini mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap

kinerja. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kerjasama pegawai sangat

tertarik pada perasaan dan opini dari partner kerjanya atau bawahanya sehinggga

mereka akan saling merasa diterima satu sama lain, tujuan dari adanya kerjasama

tersebut adalah untuk dapat meningkatkan kinerja.

Iskandar (2002), meneliti etos kerja, motivasi dan sikap inovatif terhadap

produktifitas petani. Dalam penelitian tersebut terdapat tiga variabel bebas yaitu

etos kerja, motivasi dan sikap inovatif dan satu variabel terikat yaitu produktifitas

petani. Hasil studi menunjukkan terdapat korelasi positif; 1) etos kerja dan

produktifitas petani, 2) motivasi keberhasilan dan produktifitas petani, 3) sikap

inovatis dan produktifitas petani , secara bersama-sama, terhadap pengaruh positif

antara etos kerja, motivasi keberhasilan dan sikap inovatif, dengan produktifitas

petani. Riset ini memiliki implikasi bahwa etos kerja, motivasi, keberhasilan dan

sikap inovatif dapat digunakan untuk memperkirakan produktifitas petani.

Dari berbagai latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka perlu

dilakukan penelitian kembali mengenai pengaruh gaya kepemimpinan, iklim

organisasi, budaya organisasi, dan motivasi kerja terhadap kinerja pegawai.

1.2 Rumusan Masalah

Penelitian ini dilakukan guna mengetahui adanya pengaruh yang di

hasilkan oleh gaya kepemimpinan, iklim organisasi, budaya organisasi dan

motivasi kerja terhadap kinerja pegawai. Maka rumusan masalah dalam penelitian

ini adalah sebagai berikut:

Page 26: PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN, IKLIM ORGANISASI, BUDAYA ...lib.unnes.ac.id/29805/1/7211411095.pdf · i i . pengaruh gaya kepemimpinan, iklim organisasi, budaya organisasidan motivasi

11

a. Apakah gaya kepemimpinan berpengaruh terhadap kinerja pegawai?

b. Apakah iklim organisasi berpengaruh terhadap kinerja pegawai?

c. Apakah budaya organisasi berpengaruh terhadap kinerja pegawai?

d. Apakah motivasi kerja berpengaruh terhadap kinerja pegawai?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah maka tujuan dari penelitian ini adalah

sebagai berikut:

a. Untuk menguji dan menganalisisapakah gaya kepemimpinan berpengaruh

terhadap kinerja karyawan Kantor Camat Ulujami Kabupaten Pemalang.

b. Untuk menguji dan menganalisis apakah iklim organisasi berpengaruh

terhadap kinerja karyawan Kantor Camat Ulujami Kabupaten Pemalang.

c. Untuk menguji dan menganalisis apakah budaya organisasi berpengaruh

terhadap kinerja karyawanKantor Camat Ulujami Kabupaten Pemalang.

d. Untuk menguji dan menganalisisapakah motivasi kerja berpengaruh terhadap

kinerja karyawan Kantor Camat Ulujami Kabupaten Pemalang.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Teoritis

Adapun manfaat teoritis dari penelitian yang dilakukan ini adalah sebagai

berikut:

a. Penelitian ini diharapkan berkontribusi pada pengembangan literatur

mengenai kecerdasan budaya, efikasi diri, dan kepercayaan antar individu

sebagai pendorong keinginan berbagi pengetahuandi lingkungan mahasiswa.

Page 27: PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN, IKLIM ORGANISASI, BUDAYA ...lib.unnes.ac.id/29805/1/7211411095.pdf · i i . pengaruh gaya kepemimpinan, iklim organisasi, budaya organisasidan motivasi

12

b. Pengembangan literatur yang diberikan dapat membantu penelitian

selanjutnya, untuk mengkaji lebih dalam lagi penelitian mengenai keinginan

berbagi pengetahuan.

c. Penelitian ini diharapkan dapat menambah literatur mengenai hubungan

diantara kecerdasan budaya terhadap keinginan berbagi pengetahuan yang

masih sedikit dilakukan.

d. Penelitian ini juga dapat memberikan penjelasan dan bukti bahwa

kepercayaan antar individu dapat memediasi hubungan diantara kecerdasan

budaya dan keinginan berbagi pengetahuan.

1.4.2 Manfaat Praktis

Adapun manfaat praktis dari penelitian yang dilakukan ini adalah sebagai

berikut:

a. Bagi Mahasiswa

1. Sarana informasi bagi mahasiswa, mengenai kecerdasan lainnya selain

kecerdasan intelektual, emosional, sosial, dan spiritual yang sangat penting

untuk kesuksesan seseorang di budaya yang berbeda.

2. Penelitian ini dapat menunjukkan kepada mahasiswa, bahwa berbagi

pengetahuan dengan orang lain dapat memperluas pengetahuannya.

3. Dengan penelitian ini mahasiswa dapat mengerti, bahwa kecerdasan

budaya, edukasi diri, dan kepercayaan antar individu dapat mendorong

keinginan berbagi pengetahuannya.

b. Bagi Organisasi

Page 28: PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN, IKLIM ORGANISASI, BUDAYA ...lib.unnes.ac.id/29805/1/7211411095.pdf · i i . pengaruh gaya kepemimpinan, iklim organisasi, budaya organisasidan motivasi

13

1. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi untuk pihak

organisasi, terkait manfaat yang dapat diperoleh dengan meningkatkan

proses berbagi pengetahuananggotanya.

2. Penelitian yang dilakukan dapat memberi informasi kepada pihak

organisasi, tentang pentingnya memperhatikan kecerdasan budaya, edukasi

diri, dan kepercayaan antar individu sebagai pendorong keinginan berbagi

pengetahuan anggotanya di lingkungan yang beragam.

3. Penelitian ini juga dapat memberikan informasi kepada organisasi, bahwa

penting untuk memberikan wadah pelatihan yang dapat mengembangkan

kecerdasan budaya, edukasi diri, serta kepercayaan antar anggotanya.

Page 29: PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN, IKLIM ORGANISASI, BUDAYA ...lib.unnes.ac.id/29805/1/7211411095.pdf · i i . pengaruh gaya kepemimpinan, iklim organisasi, budaya organisasidan motivasi

14

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Gaya Kepemimpinan

Katz dan Kahn (Steers, 1985) mengatakan bahwa: Kepemimpinan adalah

sebagai tambahan pengaruh yang melebihi dan mengatasi kepatuhan mekanis

pada pengaruh rutin organisasi, dengan perkataan lain kepemimpinan terjadi jika

seorang individu dapat mendorong orang lain mengerjakan sesuatu atas

kemauannya sendiri dan bukan mengerjakan karena kewajiban atau takut akan

konsekuensi dari ketidakpatuhan. Unsur sukarela inilah yang membedakan

kepemimpinan dari proses pengaruh lainya seperti wewenang dari kekuasaan. Jadi

dari pendapat Katz dan Kahn dapat dikatakan bahwa kepemimpinan merupakan

cara mempengaruhi dan mendorong orang lain agar orang tersebut melakukan

sesuatu tanpa adanya paksaan.

Dubin (Wahjosumidjo, 1994) menyatakan bahwa Leadership is the

exercise of authority and the making of decisions (Kepemimpinan adalah aktivitas

para pemegang kekuasaan dalam membuat keputusan). Dari Dubin dapat diartikan

bahwa kepemimpinan itu adalah merupakan aktivitas yang dilakukan oleh para

pemegang kekuasaan dalam membuat suatu keputusan. Menurut Humphill

(Wahjosumidjo, 1994) menyatakan bahwa leadership is the initiation of acts that

result in a consistent pattern of group interaction directed toward the solution of

mutual problems (Kepemimpinan adalah langkah pertama yang hasilnya berupa

pola interaksi kelompok yang konsisten dan bertujuan menyelesaikan problem

Page 30: PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN, IKLIM ORGANISASI, BUDAYA ...lib.unnes.ac.id/29805/1/7211411095.pdf · i i . pengaruh gaya kepemimpinan, iklim organisasi, budaya organisasidan motivasi

15

yang saling berkaitan). Sedangkan menurut Miftah Thoha bahwa kepemimpinan

adalah suatu aktivitas untuk mempengaruhi perilaku orang lain agar mereka mau

diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu. Jadi kepemimpinan adalah merupakan

upaya bagaimana mengambil langkah sebagai upaya menyelesaikan suatu

persoalan.

Seorang pemimpin harus mampu dan dapat memainkan peranannya

sebagai pimpinan, pemimpin harus mampu menggali potensi-potensi yang ada

pada dirinya dan memanfaatkannya di dalam unit organisasi. Hal ini sesuai yang

dikemukakan oleh Mintzberg bahwa ada tiga peran utama yang dimainkan oleh

setiap manajer dimanapun letak hirarkinya, peran tersebut meliputi: peran

pengaruh antar pribadi (interpersonal role), peran yang berpengaruh dengan

informasi (informational role), dan peran pembuat keputusan (decisional role)

(Thoha, 2001). Jadi seorang baru dapat dikatakan pemimpin apabila ia dapat

mempengaruhi orang lain untuk melakukan tindakan-tindakan atau kegiatan

dalam rangka mencapai suatu tujuan tertentu meskipun tidak ada ikatan-ikatan

yang formal dalam organisasi. Setelah uraian pengertian tentang kepemimpinan,

untuk lebih jelasnya disajikan definisi mengenai gaya kepemimpinan.

Gaya kepemimpinan dapat digolongkan ke dalam dua kategori, yaitu

gaya kepemimpinan otokratis dan gaya kepemimpinan demokratis. Gaya

kepemimpinan otokratis dipandang sebagai gaya yang berdasarkan atas kekuatan

posisi dan penggunaan otokratis, sedangkan gaya kepemimpinan demokratis

dikaitkan dengan kekuatan personal adan keikutsertaan para pengikutnya dalam

proses pemecahan masalah dan pengambilan keputusan (Thoha, 2001).

Page 31: PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN, IKLIM ORGANISASI, BUDAYA ...lib.unnes.ac.id/29805/1/7211411095.pdf · i i . pengaruh gaya kepemimpinan, iklim organisasi, budaya organisasidan motivasi

16

Thoha (2001) membagi model gaya kepemimpinan menjadi dua yakni

gaya yang efektif dan tidak efektif. Gaya yang efektif dibagi menjadi empat yaitu:

a. Eksekutif, yaitu memberikan perhatian kepada tugas-tugas pekerjaan dan

pengaruh kerja, biasanya gaya ini disebut dengan gaya motivator yang baik,

mau menetapkan standar kerja yang tinggi, mengenal perbedaan antar

individu, dan keinginan mempergunakan jam kerja tim dalam manajemen.

b. Pecinta pengembangan (developer), yaitu memberikan perhatian yang

maksimum terhadap pengaruh kerja, dan perhatian minimum terhadap tugas-

tugas pekerjaan.

c. Otokratis yang baik hati (benevolent autocrat), yaitu memberikan perhatian

maksimum kepada tugas, dan perhatian minimum terhadap pengaruh kerja.

d. Birokrat, yaitu gaya yang memberikan perhatian yang minimum baik terhadap

tugas maupun terhadap pengaruh kerja. Pada gaya ini pemimpin sangat

tertarik kepada peraturan-peraturan dan menginginkan memeliharanya dan

mengontrol situasi secara teliti.

Gaya yang tidak efektif dapat dilihat antara lain:

a. Pecinta kompromi (compromiser), yakni gaya yang memberikan perhatian

yang besar terhadap tugas dan pengaruh kerja dalam suatu situasi yang

menekankan pada kompromi.

b. Missionari, yakni gaya yang memberikan penekanan yang maksimum pada

orang dan pengaruh kerja, tetapi memberikan perhatian yang minimum

terhadap perilaku yang tidak sesuai.

Page 32: PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN, IKLIM ORGANISASI, BUDAYA ...lib.unnes.ac.id/29805/1/7211411095.pdf · i i . pengaruh gaya kepemimpinan, iklim organisasi, budaya organisasidan motivasi

17

c. Otokrat, gaya seperti ini tidak mempunyai kepercayaan kepada orang lain,

tidak menyenangkan dan hanya tertarik kepada jenis pekerjaan yang segera

selesai.

d. Lari dari tugas (deserter), gaya yang sama sekali tidak memberikan perhatian

baik kepada tugas maupun pada pengaruh kerja, pemimpin seperti ini hanya

bersifat pasif.

Gaya kepemimpinan dengan pendekatan kontingensi/situasional menjadi

solusi untuk menjelaskan efektifitas pimpinan terhadap bawahan.Pendekatan

kepemimpinan kontingensi/situasional ini meletakkan pada prilaku pimpinan

dengan bawahannya (Thoha, 2001).Seperti dikatakan Fiedler (Salusu, 1996)

menyatakan bahwa efektifitas suatu organisasi tergantung pada (is contingent

upon) dua variabel yang saling berintegrasi, yaitu (1) sistem motivasi dari

pimpinan, (2) tingkat atau keadaan yang menyenangkan dari situasi. Dalam gaya

kepemimpinan kontingensi/situasional (Thoha, 2001) dijelaskan dua hal besar

prilaku yang dilakukan oleh pemimpin terhadap bawahannya yakni, perilaku

mengarahkan dan perilaku mendukung. Perilaku mengarahkan dapat dirumuskan

sebagai sejauh mana seorang pemimpin melibatkan ke dalam komunikasi satu

arah, sedangkan perilaku mendukung adalah sejauh mana seorang pemimpin

melibatkan dirinya dalam komunikasi dua arah, misalnya mendengar,

menyediakan dukungan dan dorongan, memudahkan interaksi, dan melibatkan

para pengikut dalam pengembalian keputusan.

Dari uraian di atas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa keberadaan dari

seorang pemimpin dengan gaya kepemimpinan yang tepat, sangat dibutuhkan

Page 33: PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN, IKLIM ORGANISASI, BUDAYA ...lib.unnes.ac.id/29805/1/7211411095.pdf · i i . pengaruh gaya kepemimpinan, iklim organisasi, budaya organisasidan motivasi

18

untuk mengkoordinir seluruh aktifitas kelompok organisasi pemerintah serta

mengarahkan pegawai dalam melaksanakan aktifitasnya, sehingga pada akhirnya

dapat pula menciptakan dan/atau menghambat profesionalisme dan sumber daya

dari pegawai itu sendiri dalam organisasi. Seperti yang oleh Kartono (2002)

mengatakan bahwa: Fungsi kepemimpinan ialah memandu, menuntut,

membimbing, membangun, memberi atau membangunkan motivasi-motivasi

kerja, mengemudikan organisasi, menjalin jaringan-jaringan komunikasi yang

baik, memberikan supervisi/pengawasan yang efisien, dan membawa para

pengikutnya kepada sasaran yang ingin dituju, sesuai dengan ketentuan waktu dan

perencanaan.

Gaya kepemimpinan dengan pendekatan kontingensi/situasional

berpendapat bahwa kepemimpinan yang efektif tergantung pada sejumlah faktor

tertentu, tidak ada kepemimpinan yang efektif untuk semua situasi atau keadaan.

Situasi atau keadaan yang mempengaruhi kepemimpinan misalnya keadaan

pengikut, tugas kelompok, norma organisasi dan lingkungan organisasi. Faktor-

faktor tersebut menentukan gaya kepemimpinan yang harus diperguanakan

pemimpin agar kepemimpinannya efektif.

Dari uraian di atas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa tidak ada cara

terbaik untuk mempengaruhi orang dan gaya kepemimpinan mana yang harus

dipergunakan oleh seorang tergantung pada tingkat kesiapan orang akan

dipengaruhi pemimpin. Sementara itu menurut Miftah Thoha (2001) pengertian

gaya kepemimpinan adalah suatu cara yang dipergunakan oleh seseorang

pemimpin dalam mempengaruhi perilaku orang lain. Ermaya (1999) menyatakan

Page 34: PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN, IKLIM ORGANISASI, BUDAYA ...lib.unnes.ac.id/29805/1/7211411095.pdf · i i . pengaruh gaya kepemimpinan, iklim organisasi, budaya organisasidan motivasi

19

bahwa gaya kepemimpinan merupakan bagaimana cara mengendalikan bawahan

untuk melaksanakan sesuatu. Sedangkan menurut Stonner et.al. (1996) dinyatakan

bahwa gaya kepemimpinan adalah berbagai pola tingkah laku yang disukai oleh

pemimpin dalam proses mengarahkan dan mempengaruhi pekerja.

Berdasarkan pendapat para ahli tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa

gaya kepemimpinan adalah suatu cara yang dipergunakan oleh seseorang

pemimpin dalam mempengaruhi, mengarahkan, mendorong dan mengendalikan

orang lain dalam mencapai suatu tujuan. Teori kepemimpinan menurut Fiedler

(Stonner et.al, 1996) yang menyatakan bahwa pengukuran gaya kepemimpinan

pada seseorang pada skala yang menunjukkan tingkat seseorang menguraikan

secara menguntungkan atau merugikan rekan sekerjanya yang paling tidak disukai

(LPC, Least Preferred Co-wrker). Fiedler (Wahjosumidjo, 1994)

mengidentifikasikan tiga macam situasi kepemimpinan atau variabel yang

membantu menentukan gaya kepemimpinan yang akan efektif, yaitu:

a. Pengaruh antara kepemimpinan dengan bawahan (Leader-member relations)

maksudnya bagaimana tingkat kualitas pengaruh yang terjadi antara atasan

dengan bawahan. Sikap bawahan terhadap kepribadian, watak dan kecakapan

atasan.

b. Struktur tugas (task structure). Maksudnya didalam situasi kerja tugas-tugas

telah disusun kedalam suatu pola-pola yang jelas atau belum.

c. Kewibawaan kedudukan kepemimpinan (leader’s position power)

kewibawaan formal pemimpin dilaksanakan terhadap bawahan.

Page 35: PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN, IKLIM ORGANISASI, BUDAYA ...lib.unnes.ac.id/29805/1/7211411095.pdf · i i . pengaruh gaya kepemimpinan, iklim organisasi, budaya organisasidan motivasi

20

Tabel 1.1

Gaya Kepemimpinan Menurut Fiedler (1990)

Kondisi

Pengaruh

pemimpin dengan

bawahan

Struktur

tugas

Kewibawan

kedudukan

pemimpin

Gaya

kepemimpinan

yang efektif

I. Baik Berpola Kuat Mementingkan

tugas atau hasil

II Baik Berpola Lemah Mementingkan

tugas atau hasil

III Baik Tidak

berpola Kuat

Mementingkan

tugas atau hasil

IV Baik Tidak

berpola Lemah

Mementingkan

pengaruh bawahan

V Tidak baik Berpola Kuat Mementingkan

pengaruh bawahan

VI Tidak baik Berpola Lemah Mementingkan

pengaruh bawahan

VII Tidak baik Tidak

berpola Kuat

Mementingkan

pengaruh bawahan

VIII Tidak baik Tidak

berpola Lemah

Mementingkan

tugas atau hasil

Sumber : Wahjosumidjo (1994)

Dari tabel 1.1 diatas dapat dijelaskan bahwa apabila kondisi menunjukkan

angka I, berarti pengaruh antara atasan dan bawahan baik, struktur tugas dalam

organisasi itu telah tersusun dalam pola-pola, kewibawaan kedudukan pemimpin

kuat, sehingga gaya atau perilaku kepemimpinan yang efektif adalah perilaku

pemimpin yang berorientasi kepada tugas atau hasil. Demikian pula selanjutnya

sampai kondisi menunjukkan anga VIII, berarti pengaruh antara atasan dan

Page 36: PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN, IKLIM ORGANISASI, BUDAYA ...lib.unnes.ac.id/29805/1/7211411095.pdf · i i . pengaruh gaya kepemimpinan, iklim organisasi, budaya organisasidan motivasi

21

bawahan tidak baik, struktur tugas dalam organisasi itu tidak tersusun dalam pola-

pola, kewibawaan kedudukan pemimpin lemah, sehingga gaya atau perilaku

kepemimpinan yang efektif adalah perilaku pemimpin yang berorientasi kepada

tugas atau hasil.Dari teori Fiedler dan Chemers di atas dapat diambil kesimpulan

bahwa indikator gaya kepemimpinan ada tiga, yaitu pengaruh antara pimpinan

dengan bawahan, struktur tugas yang ada dalam pekerjaan tersebut dan

kewibawaan kedudukan kepemimpinan atau kekuasaan posisional pemimpin.

Berdasarkan berbagai teori tentang gaya kepemimpinan dan indikator

yang menentukan gaya kepemimpinan seseorang, maka penulis mencoba untuk

mengkaji dan menganalisis gaya kepemimpinan yang dianggap sesuai dengan

kondisi di lingkungan Kecamatan Ulujami, Kabupaten Pemalang dengan

menggunakan teori yang ditulis oleh Fiedler dan Chemers (1990), bahwa elemen

yang menentukan gaya kepemimpinan seseorang adalah pengaruh antara

pemimpin dengan bawahan, struktur tugas yang ada dalam pekerjaan tersebut dan

kewibawaan kedudukan kepemimpinan.

2.2 Iklim Organisasi

Menurut Housser dan Wisler (Wirawan, 2002) yang dimaksud dengan

iklim organisasi adalah suasana kerja yang diciptakan oleh pengaruh antar pribadi

yang berlaku dalam organisasi. Pengaruh ini berjalan melalui beberapa faktor

tertentu dimana faktor ini akan menciptakan mutu kebijakan dan pelaksanaanya.

Menurut Betlis (Suyanto, 2000) iklim organisasi adalah suatu sifat atau ciri-ciri

yang relatif tetap pada lingkungan internal organisasi dan yang membedakan

Page 37: PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN, IKLIM ORGANISASI, BUDAYA ...lib.unnes.ac.id/29805/1/7211411095.pdf · i i . pengaruh gaya kepemimpinan, iklim organisasi, budaya organisasidan motivasi

22

dengan organisasi lain, sedangkan ciri-ciri tersebut dihasilkan oleh tingkah laku

dan kebijaksanaan organisasi, dirasakan oleh organisasi, dapat dipergunakan

untuk menafsirkan organisasi dan sebagai sumber untuk mengarahkan aktivitas

pegawai. Sedangkan Steers (1985) menyatakan bahwa iklim organisasi adalah

suatu proses dengan nama individu mengorganisasikan dan menafsirkan kesan-

kesan indera mereka agar memberikan bagi lingkungan mereka. Dari berbagai

definisi diatas, maka dapat dismpulkan bahwa iklim organisasi adalah suasana

kerja yang diciptakan oleh tingkah laku dan kebijakan organisasi, dirasakan oleh

organisasi dan memberikan makna bagi organisasi tersebut.

2.3 Budaya Organisasi

Menurut Turner dalam Haskett (1997) Budaya adalah satu set nilai,

penuntun kepercayaan akan suatu hal, pengertian dan cara berpikir yang

dipertemukan oleh para anggota organisasi yang diterima oleh anggota baru

seutuhnya. Secara pragmatis, budaya organisasi dapat diartikan sebagai norma-

norma perilaku, sosial, dan moral yang mendasari setiap tindakan dalam

anggotaorganisasi dan dibentuk oleh kepercayaan, sikap, dan prioritas para

anggotanya.

Tujuan keberadaan budaya organisasi adalah melengkapi para anggota

dengan rasa identitas organisasi dan menimbulkan komitmen terhadap nilai-nilai

yang dianut organisasi. Berdasarkan pendapat para ahli (Gibson, 2003; Robbins,

2001) dapat disimpulkan bahwa tingkat kinerja karyawan cenderung dipengaruhi

Page 38: PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN, IKLIM ORGANISASI, BUDAYA ...lib.unnes.ac.id/29805/1/7211411095.pdf · i i . pengaruh gaya kepemimpinan, iklim organisasi, budaya organisasidan motivasi

23

oleh budaya organisasi yang berlaku. Menurut Rivai (2004) budaya organisasi

mempunyai fungsi sebagai berikut:

a. Budaya mempunyai suatu peran menetapkan tapal batas, artinya budaya

menciptakan perbedaan yang jelas antara suatu organisasi dengan organisasi

yang lain.

b. Budaya memberikan identitas bagi anggota organisasi.

c. Budaya mempermudah timbulnya komitmen yang lebih luas dan pada

kepentingan individu.

d. Budaya itu meningkatkan kemantapan system social.

e. Budaya sebagai mekanisme pembuat makna kendali yang memandu serta

membentuk sikap dan perilaku karyawan.

Haskett (1997) menyatakan budaya yang kuat sering dikatakan membantu

kinerja karena menciptakan suatu tingkat motivasi yang luar biasa dalam diri

pegawai. Brahmasari (2004) mengemukakan bahwa budaya organisasi sebagai

suatu konsep dapat menjadi suatu sarana untuk mengukur kesesuaian dari tujuan

organisasi, strategi dan organisasi tugas, serta dampak yang dihasilkan.Budaya

yang ada pada suatu perusahaan menyebabkan para pekerja memiliki cara

pandang yang sama dalam melaksanakan aktivitas pekerjaan. Budaya berpengaruh

dengan bagaimana perusahaan membangun komitmen mewujudkan visi,

memenangkan hati pelanggan, memenangkan persaingan dan membangun

kekuatan perusahaan (Mangkusasono, 2007).

Haskett (dalam Tika, 2006), mengemukakan pengaruh budaya organisasi

dengan kinerja pegawai,penelitian dilakukan terhadap 207 perusahaan di dunia

Page 39: PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN, IKLIM ORGANISASI, BUDAYA ...lib.unnes.ac.id/29805/1/7211411095.pdf · i i . pengaruh gaya kepemimpinan, iklim organisasi, budaya organisasidan motivasi

24

yang aktifitasnya berada di Amerika Serikat.Penelitian tersebut menghasilkan

empat kesimpulan, yaitu:

a. Budaya organisasi dapat mempunyai dampak yang berarti dalam kinerja

organisasi jangka panjang.

b. Budaya organisasi mungkin akan menjadi suatu faktor yang bahkan lebih

penting lagi dalam menentukan keberhasilan organisasi dalam dasawarsa

yang akan datang. Budaya yang menomorsatukan kinerja mengakibatkan

dampak kinerja negatif dengan berbagai alasan. Alasan utama adalah

kecenderungan menghambat organisasi- organisasi dalam menerima

prubahan-perubahan taktik dan strategi yang dibutuhkan.

c. Budaya organisasi yang menghambat peningkatan kinerja jangka panjang

cukup banyak, budaya-budaya mudah berkembang bahkan dalam organisasi-

organisasi yang penuh dengan orang-orang pandai dan berakal sehat.

Budaya-budaya yang mendorong perilaku yang tidak tepat dan menghambat

perubahan kearah strategi yang lebih tepat, cenderung muncul perlahan-lahan

dan tanpa disadari dalam waktu bertahun-tahun, biasanya sewaktu oranisasi

berkinerja baik.

d. Walaupun sulit untuk diubah, budaya organisasi dapat dibuat agar bersifat

lebih meningkatkan kinerja.

Keteraturan perilaku kerja karyawan dan budaya organisasi beberapa

teori serta penelitian yang sudah dilakukan menemukan faktor-faktor yang

membangun suatu budaya. Namun hanya beberapa saja penelitian mengkaji aspek

Page 40: PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN, IKLIM ORGANISASI, BUDAYA ...lib.unnes.ac.id/29805/1/7211411095.pdf · i i . pengaruh gaya kepemimpinan, iklim organisasi, budaya organisasidan motivasi

25

perilaku kerja kelompok serta pengaruhnya dengan budaya organisasi.

Berdasarkan berbagai teori tentang budaya organisasi diatas maka penulis

mencoba untuk mengkaji dan menganalisis pengaruh budaya organisasi yang

mempengaruhi kinerja di Kecamatan Ulujami Kabupaten Pemalang, dengan

menggunakan teori dari Mondy (1998), dengan mengambil salah satu faktor yang

mempengaruhi budaya organisasi yaitu faktor kelompok kerja (Work group) yang

terdiri dari komitmen karyawan, moral, dan intensitas kerja.

2.4 Motivasi Kerja

Dafidoft (1987) menyatakan bahwa motive or motivation refers to an

internal state resulting from a need which incites behavior, usually directed

toward full filling the needs. Dari pendapat Dafidoft tersebut dapat diartikan

bahwa motivasi merupakan sesuatu yang berasal dari dalam diri seorang tersebut

dalam rangka memenuhi kebutuhannya. Sedangkan Koontz (dalam Ermaya, 1997)

memberikan penjelasan bahwa, motivasi mengacu kepada dorongan dan usaha

untuk memenuhi dan memuaskan suatu kebutuhan atau untuk mencapai suatu

tujuan. Adapun Robbins (1996) menyatakan bahwa motivasi adalah kesediaan

untuk mengeluarkan tingkat upaya yang tinggi ke arah tujuan organisasi yang di

kondisikan oleh kemampuan upaya itu untuk memenuhi sesuatu kebutuhan yang

individual, dari ketiga unsur definisi ini adalah upaya, tujuan organisasi dan

kebutuhan. Dari Robbins dapat diketahui bahwa motivasi merupakan upaya yang

ada dalam diri seseorang dalam memenuhi kebutuhannya guna mencapai tujuan

organisasi. Dari berbagai definisi tersebut diatas dapat diartikan bahwa motivasi

adalah sesuatu di dalam diri seseorang yang menyebabkan, menyalurkan dan

Page 41: PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN, IKLIM ORGANISASI, BUDAYA ...lib.unnes.ac.id/29805/1/7211411095.pdf · i i . pengaruh gaya kepemimpinan, iklim organisasi, budaya organisasidan motivasi

26

mempertahankan tingkah lakunya dalam arah tekad tertentu sesuai tujuannya.

Untuk mengetahui besarnya pengaruh motivasi terhadap kinerja pegawai, maka

penulis berusaha untuk mengkaji berbagai teori tentang motivasi.

Menurut Taylor (dalam Stonner et.al, 1996) dinyatakan bahwa cara yang

paling efisien untuk melakukan pekerjaan berulang dan memotivasi karyawan

adalah dengan sistem intensifikasi upah, semakin banyak yang dihasilkan oleh

karyawan semakin besar upahnya. Model ini terlalu menyederhanakan karena

menganggap bahwa motivasi karyawan terfokuskan pada satu faktor yaitu uang.

Kemudian Mayo ( dalam Stonner et.al, 1996) menyatakan bahwa manajer dapat

memotivasi karyawan dengan memberikan kebutuhan sosial serta dengan

membuat mereka merasa bermanfaat dan penting. Model ini juga terlalu

menyederhanakan bahwa motivasi karyawan hanya terkait pada satu faktor, yaitu

kebutuhan sosial. Selain itu model ini hanyalah merupakan pendekatan yang lebih

canggih untuk memanipulasi karyawan.

Sedangkan Gregor (dalam Stonner et.al., 1996) mengidentifikasi dua set

asumsi yang berbeda mengenai karyawan, yaitu teori X dan teori Y. Teori X

berpendapat bahwa dalam diri seseorang terdapat sikap tidak suka terhadap

pekerjaan, sedang dalam teori Y menyatakan bahwa dalam diri seseorang terdapat

sikap menyukai terhadap pekerjaan. Kemudian dengan adanya berbagai

keterbatasan, muncul teori selanjutnya. Menurut Becker (dalam Stonner et.al.,

1996) pandangan mengenai motivasi dikelompokkan dalam banyak pendekatan

pada teori dan praktek motivasi menjadi lima kategori, yaitu teori kebutuhan, teori

penguatan, teori keadilan, teori harapan, teori penetapan sasaran. Dalam penelitian

Page 42: PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN, IKLIM ORGANISASI, BUDAYA ...lib.unnes.ac.id/29805/1/7211411095.pdf · i i . pengaruh gaya kepemimpinan, iklim organisasi, budaya organisasidan motivasi

27

ini penulis menggunakan teori motivasi dengan pendekatan kebutuhan dengan

alasan bahwa pemenuhan kebutuhan merupakan faktor yang masih dominan

dalam memotivasi para pegawai dalam melaksanakan pekerjaannya.

Teori Kebutuhan Mc Clelland (dalam Stonner et.al.,1996): Manusia itu

pada hakekatnya mempunyai kemampuan untuk berprestasi diatas kemampuan

orang lain, ada tiga kebutuhan yaitu:

a. Kebutuhan berprestasi

Kebutuhan pegawai akan prestasi yaitu dorongan untuk memperoleh dan

mengungguli prestasi dari rekan kerja sepengaruh dengan seperangkat standart

pekerjaan yang telah ditentukan pencapaian hasilnya secara maksimal.

b. Kebutuhan berafiliasi

Kebutuhan akan afiliasi yaitu hasrat untuk pengaruh antar pribadi yang

ramah dan karib. Kebutuhan yang bersifat human relation yaitu kebutuhan sosial

yang menekankan pada persahabatan, termasuk pernghargaan, penghormatan

cinta kasih. Pegawai yang mempunyai afiliasi tinggi mempunyai keinginan yang

kuat dalam membina persahabatan secara erat saling menerima kasih sayang. Dari

rekan lain secara terus menerus.

c. Kebutuhan terhadap kekuasaan

Kebutuhan ini sangat logis dimana dalam organisasi akan terdapat

hierarki, saling pengaruh mempengaruhi dalam kehidupan kerja yang melahirkan

akan sekelompok penguasa maupun kelompok yang dikuasai, pada kelompok

masing-masing seorang pegawai akan mempunyai tingkat kebutuhan kekuasaan.

Pegawai yang mempunyai tingkat kebutuhan kekuasaan tinggi akan cenderung

Page 43: PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN, IKLIM ORGANISASI, BUDAYA ...lib.unnes.ac.id/29805/1/7211411095.pdf · i i . pengaruh gaya kepemimpinan, iklim organisasi, budaya organisasidan motivasi

28

memilih situasi dimana mereka akan dapat memperoleh dan mempertahankan

kendali untuk mempengaruhi orang lain.

Teori motivasi dengan pendekatan kebutuhan yang lain adalah teori dua

faktor Herzberg, Mauser dan Synderman teori sebagaimana dikutip oleh Stonner

(1996) mereka menyebutkan bahwa ketidakpuasan kerja dan kepuasan kerja

muncul dari dua set faktor yang terpisah, dua faktor tersebut dinamakan faktor

yang membuat orang tidak puas (dissatisfiers) dan faktor yang membuat orang

menjadi puas (satisfiers). Faktor-faktor adanya ketidak puasan (dissatisfiers)

antara lain adalah : penggajian/upah, keamanan kerja, kondisi kerja, status

pekerjaan, kebijaksanaan dan administrative, kualitas pengendalian, kualitas dari

pengaruh interpersonal di antara teman sejawat, atasan dan dengan bawahan.

Sedangkan faktor penyebab kepuasan kerja (satisfiers) antara lain keberhasilan,

pengakuan, tanggungjawab, pengembangan dan pertumbuhan. Satisfiers disebut

juga intrinsic factors, job content, motivator sedangkan dissatisfiers disebut juga

sebagai extrinsic factors, atau higyene factors.

Berdasarkan berbagai teori tentang motivasi diatas maka penulis mencoba

untuk mengkaji dan menganalisis motivasi kerja pegawai yang ada di

KecamatanUlujami, Kabupaten Pemalang dengan menggunakan teori dari

Herzberg, yaitu bahwa intrinsic factors merupakan faktor yang mempengaruhi

motivasi, yaitu antara lain keberhasilan dalam melakukan pekerjaan, pengakuan,

tanggung jawab, wewenang dan perkembangan.

Page 44: PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN, IKLIM ORGANISASI, BUDAYA ...lib.unnes.ac.id/29805/1/7211411095.pdf · i i . pengaruh gaya kepemimpinan, iklim organisasi, budaya organisasidan motivasi

29

2.5 Kinerja Pegawai

Informasi tentang kinerja organisasi digunakan untuk mengevaluasi

apakah proses kerja yang dilakukan organisasi selama ini sudah sejalan dengan

tujuan yang diharapkan atau belum. Akan tetapi dalam kenyataannya, banyak

organisasi yang justru kurang atau bahkan tidak jarang ada yang mempunyai

informasi tentang kinerja dalam organisasinya, untuk menilai kinerja organisasi

ini tentu saja diperlukan indikator-indikator atau kriteria-kriteria untuk

mengukurnya secara jelas. Tanpa indikator dan kriteria yang jelas, tidak akan ada

arah yang dapat digunakan untuk menentukan mana yang relatif lebih efektif

diantara: alternatif alokasi sumberdaya yang berbeda; alternatif disain-disain

organisasi yang berbeda, dan diantara pilihan-pilihan pendistribusian tugas dan

wewenang yang berbeda (Bryson, 1995). Sekarang permasalahannya adalah

kriteria apa yang digunakan untuk menilai kinerja organisasi.

Sebagai sebuah pedoman, dalam menilai kinerja organisasi harus

dikembalikan pada tujuan atau alasan dibentuknya suatu organisasi. Misalnya,

untuk sebuah organisasi privat/swasta yang bertujuan untuk menghasilkan

keuntungan dari barang yang dihasilkan/diproduksinya, maka ukuran kinerjanya

adalah seberapa besar organisasi tersebut mampu memproduksi barang untuk

menghasilkan keuntungan bagi organisasi. Indikator yang masih bertalian dengan

sebelumnya adalah seberapa besar efficiency process yang dilakukan untuk meraih

keuntungan tersebut.

Berkaitan dengan kesulitan yang terjadi dalam pengukuran kinerja

organisasi publik ini dikemukakan oleh Dwiyanto (1995).Kesulitan dalam

Page 45: PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN, IKLIM ORGANISASI, BUDAYA ...lib.unnes.ac.id/29805/1/7211411095.pdf · i i . pengaruh gaya kepemimpinan, iklim organisasi, budaya organisasidan motivasi

30

pengukuran kinerja organisasi pelayanan publik sebagian muncul karena tujuan

dan misi organisasi publik seringkali bukan hanya kabur akan tetapi juga bersifat

multidimensional. Organisasi publik memiliki stakeholders yang jauh lebih

banyak dan kompleks ketimbang organisasi swasta organisasi swasta.

Stakeholders dari organisasi publik seringkali memiliki kepentingan yang

berbenturan satu dengan yang lainnya, akibatnya ukuran kinerja organisasi publik

dimata para stakeholders juga menjadi berbeda-beda. Untuk mengetahui kriteria

apa yang digunakan untuk menilai kinerja organisasi apa saja yang terdapat dalam

pengukuran kinerja, maka perlu dijelaskan sebelumnya apa yang dimaksud

dengan kinerja itu sendiri.

Konsep kinerja (performance) dapat didefenisikan sebagai sebuah

pencapaian hasil atau the degree of accomplishment (Rue dan Byars, 1981 dalam

Keban, 1995). Hal ini berarti bahwa kinerja suatu organisasi itu dapat dilihat dari

tingkatan sejauhmana organisasi dapat mencapai tujuan yang didasarkan pada

tujuan yang sudah ditetapkan sebelumnya. Selanjutnya Ruky (2002) menyatakan

bahwa kinerja merupakan pengalihbahasaan dari bahasa Inggris “performance”

yang diartikan oleh Bernadin dan Russel (Ruky, 2002) bahwa performance is

defined as the record of outcomes produced on specified job function or activity

during a specified time period (kinerja adalah catatan tentang hasil-hasil yang

diperoleh dari fungsi-fungsi pekerjaan tertentu atau kegiatan tertentu selama kurun

waktu tertentu). Dalam definisi tersebut terlihat dengan jelas bahwa mereka

menekankan pengertian prestasi sebagai hasil atau hal yang keluar dari sebuah

pekerjaan dan kontribusi mereka pada organisasi.

Page 46: PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN, IKLIM ORGANISASI, BUDAYA ...lib.unnes.ac.id/29805/1/7211411095.pdf · i i . pengaruh gaya kepemimpinan, iklim organisasi, budaya organisasidan motivasi

31

Selanjutnya Flippo (1993) menyatakan bahwa kinerja adalah suatu hasil

yang dicapai oleh para pekerja dalam pekerjaannya menurut kriteria tertentu yang

berlaku untuk suatu pekerjaan tertentu dan dievaluasi oleh orang-orang tertentu.

Flippo menjelaskan bahwa kinerja suatu organisasi itu dicapai menurut kriteria

tertentu, oleh orang tertentu dan dinilai oleh orang tertentu. Kenyataan di lapangan

penulis amati bahwa kinerja seorang pegawai dinilai berhasil atau tidak bukan

oleh golongan atau kelompok tertentu tetapi dinilai oleh masyarakat luas, jadi

kinerja pegawai di lingkungan Pemerintah Daerah tidak bisa dinilai oleh golongan

tertentu saja. Dari berbagai definisi kinerja di atas, maka penulis dapat

menyimpulkan bahwa kinerja adalah suatu hasil kerja yang dicapai oleh para

pegawai dalam pelaksanaan suatu kegiatan menurut kriteria tertentu dan dalam

waktu tertentu guna mewujudkan tujuan organisasi yang sudah ditetapkan

sebelumnya.

Pendapat lain disampaikan oleh Handoko (1988) mengatakan bahwa

kinerja merupakan keadaan emosional yang menyenangkan atau tidak

menyenangkan. Hal ini akan tampak dari sikap positif karyawan terhadap segala

sesuatu yang dihadapi di lingkungan kerja. Pendapat yang sama juga disampaikan

oleh Tiffin (As’ad, 1991) mengatakan bahwa kinerja berpengaruh erat dengan

sikap dari karyawan terhadap pekerjaannya, situasi kerja, kerjasama antara

pimpinan dengan karyawan, dan antar sesama karyawan. Dalam pengertian ini

dapat diketahui bahwa kinerja sebagai hasil interaksi manusia dengan lingkungan

kerja.

Page 47: PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN, IKLIM ORGANISASI, BUDAYA ...lib.unnes.ac.id/29805/1/7211411095.pdf · i i . pengaruh gaya kepemimpinan, iklim organisasi, budaya organisasidan motivasi

32

Prawirosentono (1999) mengartikan bahwa kinerja atau performance

adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang

dalam suatu organisasi, sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-

masing dalam rangka upaya mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara

legal, tidak melanggar hukum dan sesuai dengan moral maupun etika. Jadi dapat

disimpulkan bahwa kinerja adalah suatu keadaan pelaksanaan kerja disuatu

institusi yang didasarkan pada perasaan emosional seseorang karyawan. Hal ini

akan tampak dari sikap karyawan terhadap aspek-aspek yang dihadapinya di

lingkungan kerja yang menyangkut penyesuaian diri yang sehat termasuk

didalamnya gaji, kondisi fisik, dan psikologis maupun aturan hukum yang ada.

Sebagaimana yang kita ketahui bahwa tujuan organisasi hanya akan dicapai

apabila didukung oleh unit-unit kerja yang terdapat didalamnya. Oleh karena itu

untuk menilai kinerja organisasi adalah dengan menilai kinerja para pelaku yang

terdapat pada unit-unit organisasi yang ada didalamnya. Seperti contohnya

didalam organisasi pemerintah, kinerja sebuah organisasi pemerintahan adalah

tergantung dari kinerja para pegawai yang terdapat dalam unit-unit

pendukungnya.

Soeprihanto (2001) menyatakan bahwa penilaian kinerja karyawan tidak

hanya hasil secara fisik, tetapi juga pelaksanaan pekerjaan secara keseluruhan

yang menyangkut berbagai bidang seperti kemampuan kerja, kerajinan, disiplin

kerja atau hal-hal khusus sesuai dengan tugas dan tingkatan pekerjaan. Sedangkan

menurut Cascio (Ruky, 2002) dinyatakan bahwa kinerja is the systematic

description of the job relevant strengths and weaknesses of an individual or group

Page 48: PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN, IKLIM ORGANISASI, BUDAYA ...lib.unnes.ac.id/29805/1/7211411095.pdf · i i . pengaruh gaya kepemimpinan, iklim organisasi, budaya organisasidan motivasi

33

(sebuah gambaran atau deskripsi sistematis tentang kekuatan dan kelemahan yang

terkait dengan pekerjaan dari seseorang atau satu kelompok). Dalam penilaian

kinerja ini Cascio menekankan bahwa yang dinilai adalah job relevant strenghts

and weaknesses, yaitu kekuatan-kekuatan dan kelemahan-kelemahan karyawan

yang relevan dengan pekerjaannya.

Jadi dapat disimpulkan bahwa penilaian kinerja sebuah organisasi itu

sangat perlu baik proses maupun hasil, baik pada pegawai maupun bagi

organisasi, dalam hal ini adalah organisasi pemerintah daerah guna mengetahui

apakah kinerja yang dilakukan pegawai itu sudah memenuhi harapan atau

sebaliknya, sehingga dengan penilaian tersebut dapat diketahui dan ditingkatkan

kinerjanya.

Untuk mengetahui tingkat keberhasilan kinerja pegawai, maka harus ada

pengukuran kinerja. Pengukuran kinerja digunakan untuk penilaian atas

keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan sasaran dan

tujuan yang telah ditetapkan dalam rangka mewujudkan misi dan visi instansi

pemerintah. Pengukuran kinerja tersebut mencakup indikator-indikator

pencapaian kinerja. Sepengaruh dengan hal tersebut, maka penulis mencoba

memaparkan berbagai pendapat para ahli tentang indikator kinerja.

Secara umum unsur yang dilihat dalam proses penilaian kinerja yang

dilakukan oleh sektor pemerintah terhadap para pegawainya adalah melalui DP3

(Daftar Penilaian Prestasi Pegawai), menyangkut tentang nilai-nilai yang dicapai

seorang pegawai negeri sipil yaitu kesetiaan, prestasi kerja, tanggungjawab,

ketaatan, kejujuran, kerjasama, prakarsa, dan kepemimpinan selama satu tahun

Page 49: PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN, IKLIM ORGANISASI, BUDAYA ...lib.unnes.ac.id/29805/1/7211411095.pdf · i i . pengaruh gaya kepemimpinan, iklim organisasi, budaya organisasidan motivasi

34

bekerja. Menurut Prawirosentono (1992) terdapat beberapa hal yang perlu

diketahui yang dapat digunakan sebagai indikator penilaian kinerja (performance

apraisal) terhadap seorang karyawan yakni antara lain:

a. Pengetahuan seorang karyawan tentang pekerjaan yang menjadi

tanggungjawabnya.

b. Apakah karyawan mampu membuat perencanaan dan jadwal pekerjaannya.

Sebab akan mempengaruhi ketepatan waktu hasil pekerjaan yang menjadi

tanggungjawab seorang karyawan.

c. Apakah karyawan mengetahui standar mutu pekerjaan yang disyaratkan

kepadanya.

d. Sejauhmana tingkat produktifitas karyawan. Hal ini berkaitan dengan

kuantitas (jumlah) hasil pekerjaan yang mampu diselesaikan oleh seorang

karyawan.

e. Pengetahuan teknis karyawan terhadap pekerjaan yang menjadi tugasnya,

karena hal ini berkaitan dengan mutu pekerjaan dan kecepatan karyawan

menyelesaikan suatu pekerjaan yang menjadi tanggungjawabnya.

f. Seberapa jauh karyawan tergantung kepada orang lain dalam melaksanakan

pekerjaannya, karena hal ini berkaitan dengan kemandirian (self confidence)

seseorang dalam melaksanakan pekerjaan.

g. Judgment atau kebijakan yang bersifat naluriah yang dimilik oleh seseorang

karyawan untuk mempengaruhi kinerjanya, karena dia mempunyai

kemampuan menyesuaikan dan menilai tugasnya dalam menunjang tujuan

organisasi.

Page 50: PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN, IKLIM ORGANISASI, BUDAYA ...lib.unnes.ac.id/29805/1/7211411095.pdf · i i . pengaruh gaya kepemimpinan, iklim organisasi, budaya organisasidan motivasi

35

h. Kemampuan berkomunikasi dari seseorang karyawan, baik sesama rekan

maupun terhadap atasannya.

i. Kemampuan bekerjasama dengan karyawan maupun orang lain, karena

dalam hal ini sangat berperan dalam menentukan kinerjanya.

j. Kehadiran dalam rapat yang disertai dengan kemampuan menyampaikan

gagasan kepada orang lain, karena dalam hal ini mempunyai nilai tersendiri

dalam menilai kinerja seorang karyawan.

k. Kemampuan untuk mengatur pekerjaan yang menjadi tanggungjawabnya

termasuk membuat jadwal kerja, umumnya mempengaruhi kinerja seorang

karyawan.

l. Kepemimpinan menjadi faktor yang harus dinilai dalam kinerja terutama bagi

karyawan yang berbakat “memimpin” sekaligus memobilitasi dan

memotivasi teman-temannya untuk bekerja lebih baik.

m. Minat untuk memperbaiki kemampuan diri sendiri yang menjadi faktor lain

menilai kinerja seorang karyawan.

n. Faktor kesesuaian antara disiplin ilmu yang dimiliki dengan penempatan pada

bidang tugas.

Selanjutnya menurut Lateiner dan Levine (1993) mengemukakan hal

yang sama bahwa indikator kinerja karyawan dapat dilihat dari:

a. Keteraturan dan ketepatan waktu kerja.

Karyawan harus bekerja di tempat kerja selama jam kerja dan selesainya

secara teratur dan benar.

b. Kepatuhan terhadap aturan dan sistem kerja.

Page 51: PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN, IKLIM ORGANISASI, BUDAYA ...lib.unnes.ac.id/29805/1/7211411095.pdf · i i . pengaruh gaya kepemimpinan, iklim organisasi, budaya organisasidan motivasi

36

Peraturan dan sistem kerja yang dibuat serta menjadi pedoman kerja dipatuhi

secara baik dan benar.

c. Kualitas dan kuantitas pekerjaan yang memuaskan.

Pekerjaan yang dilakukan dengan kualitas dan kuantitas tinggi dapat

memuaskan yang bersangkutan dan perusahaan.

d. Penyelesaian pekerjaan dengan semangat yang baik.

Kinerja tidak hanya menyangkut ketaatan seseorang karyawan pada

perusahaan, tetapi juga menyangkut semangat dan kegairahan kerja. Setiap

karyawan idealnya harus dapat bekerja dengan penuh tanggungjawab, bukan

keterpaksaan atau karena takut mendapatkan sanksi.

e. Pengaruh dan komunikasi yang efektif.

Kinerja yang baik tidak akan muncul tanpa ada pengaruh dan komunikasi

yang efektif antara pimpinan dan karyawan.

f. Mampu memberikan motivasi dan nilai tambah.

Kinerja yang baik akan selalu menjadi motivasi dalam bekerja dan dihargai

sebagai suatu nilai tambah seorang karyawan.

g. Tanggungjawab terhadap aset perusahaan.

Kinerja yang baik akan selalu bertanggungjawab dengan baik setiap

menggunakan atau memanfaatkan aset perusahaan.

Dari pendapat pakar di atas, dapat disimpulkan bahwa dalam rangka

menilai kinerja dari seorang karyawan/pegawai dalam organisasi setidak-tidaknya

dapat dilihat dari: tingkat kualitas dan kuantitas kerja, tingkat disiplin kerja,

tingkat efisiensi kerja, tingkat kemandirian kerja dan kemampuan net working.

Page 52: PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN, IKLIM ORGANISASI, BUDAYA ...lib.unnes.ac.id/29805/1/7211411095.pdf · i i . pengaruh gaya kepemimpinan, iklim organisasi, budaya organisasidan motivasi

37

Simamora (1997) mengungkapkan bahwa ada 3 (tiga) dasar perilaku yang akan

dimasukkan dalam penilaian kinerja agar organisasi berfungsi secara efektif yaitu:

a. Memikat dan menahan sejumlah orang ke dalam organisasi dalam jangka

waktu tertentu, organisasi meminimalkan perputaran karyawan.

b. Penyelesaian tugas yang terandalkan, tolok ukur minimal kualitas kinerja

pastilah dicapai.

c. Perilaku inovasi dan spontan.

Menurut Robbins (1996) hakekat penilaian terhadap individu merupakan

hasil kerja yang diharapkan berupa sesuatu yang optimal. Penilaian kinerja

tersebut mencakup:

a. Kerjasama.

b. Kepemimpinan.

c. Kualitas pekerjaan.

d. Kemampuan teknis.

e. Inisiatif.

f. Semangat.

g. Daya tahan/kehandalan.

h. Kuantitas pekerjaan.

Berhasil atau tidaknya organisasi pemerintah dalam pencapaian hasil

dengan pendekatan akuntabilitas tersebut sangat dipengaruhi oleh tingkat kinerja

dari pegawai secara individual maupun secara kelompok, dengan asumsi bahwa

semakin baik kinerja pegawai maka diharapkan kinerja organisasi akan semakin

baik pula. Sepengaruh dengan hal tersebut di atas, maka penelitian ini dalam

Page 53: PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN, IKLIM ORGANISASI, BUDAYA ...lib.unnes.ac.id/29805/1/7211411095.pdf · i i . pengaruh gaya kepemimpinan, iklim organisasi, budaya organisasidan motivasi

38

mengukur sejauhmana kinerja pegawai menggunakan 5 kriteria antara lain

kerjasama, inisiatif, kemampuan dan kualitas serta kuantitas.

2.6 Kerangka Pemikiran

Terlebih dahulu perlu diketahui kerangka pemikiran adanya pengaruh dari

gaya kepemimpinan, iklim organisasi, budaya organisasi dan motivasi kerja

terhadap peningkatan kinerja pegawai, sebagai berikut:

Kepemimpinan adalah sebagai tambahan pengaruh yang melebihi dan mengatasi

kepatuhan mekanis pada pengaruh rutin organisasi, dengan perkataan lain

kepemimpinan terjadi jika seorang individu dapat mendorong orang lain

mengerjakan sesuatu atas kemauannya sendiri dan bukan mengerjakan karena

kewajiban atau takut akan konsekuensi dari ketidakpatuhan. Seorang pemimpin

sangat dibutuhkan untuk mengkoordinasikan seluruh aktivitas kelompok

organisasi sehingga mampu mendorong anggotanya untuk bekerja sesuai dengan

tugasnya masing-masing. Kepemimpinan yang efektif dapat ditunjukkan dari:

a. Adanya pengaruh antara kepemimpinan dengan bawahan yang berupa sikap

b. Adanya tugas yang terstruktur

c. Adanya kewibawaan dalam kedudukan seorang pemimpin

Oleh karena itu semakin efektif kepemimpinan akan dapat meningkatkan

anggota organisasinya. Iklim organisasi adalah suasana kerja yang diciptakan oleh

tingkah laku dan kebijakan organisasi, dirasakan oleh organisasi dan memberikan

makna bagi organisasi tersebut. Sebagai tolok ukur untuk mengetahui besarnya

pengaruh iklim organisasi terhadap kinerja, ditunjukkan dari sikap, nilai-nilai

serta motif-motif yang dimiliki seorang individu yang mempunyai peranan

Page 54: PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN, IKLIM ORGANISASI, BUDAYA ...lib.unnes.ac.id/29805/1/7211411095.pdf · i i . pengaruh gaya kepemimpinan, iklim organisasi, budaya organisasidan motivasi

39

penting, dalam proses konseptual iklim organisasi. Apabila iklim organisasi

dirasakan sebagai suatu yang bermanfaat bagi kebutuhan individu, misalnya

memperhatikan kepentingan karyawan dan berorientasi pada prestasi, maka dapat

diharapkan tingkat perilaku karyawan mengarah pada tujuan yang tinggi.

Demikian pula apabila iklim organisasi yang timbul bertentangan dengan tujuan,

kebutuhan dan motivyasi pribadi, akan dapat mengakibatkan kepuasan dan

kinerjanya menurun.

Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan, maka dapat digambarkan

kerangka pemikiran pada gambar 2.1 berikut.

Gambar 2.1

Kerangka Pemikiran

H2

H3

H4

Gaya

Kepemimpinan

Iklim Organisasi

H1

Budaya

Organisasi

Motivasi Kerja

Kinerja Pegawai

Page 55: PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN, IKLIM ORGANISASI, BUDAYA ...lib.unnes.ac.id/29805/1/7211411095.pdf · i i . pengaruh gaya kepemimpinan, iklim organisasi, budaya organisasidan motivasi

40

2.7 Hipotesis

Berdasarkan kerangka berfikir yang telah disajikan diatas, maka hipotesis

penelitian yang dapat disimpulkan adalah sebgai berikut:

H1 Gaya Kepemimpinan berpengaruh terhadap kinerja pegawai

Kecamatan Ulujami Kabupaten Pemalang

H2 Iklim organisasi berpengaruh terhadap kinerja pegawai Kecamatan

Ulujami Kabupaten Pemalang

H3 Budaya organisasi berpengaruh terhadap kinerja pegawai Kecamatan

Ulujami Kabupaten Pemalang

H4 Motivasi kerja berpengaruh terhadap kinerja pegawai Kecamatan

Ulujami Kabupaten Pemalang.

Page 56: PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN, IKLIM ORGANISASI, BUDAYA ...lib.unnes.ac.id/29805/1/7211411095.pdf · i i . pengaruh gaya kepemimpinan, iklim organisasi, budaya organisasidan motivasi

86

BAB V

PENUTUP

5.1.Simpulan

1. Terdapat pengaruh yang signifikan dan positif antara Gaya Kepemimpinan

terhadap Kinerja Pegawai.Hasil ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan

Pradeep dan Prabhu (2011), dan Agusman. S (2004) bahwa gaya

kepemimpinan berpengaruh positif terhadap kinerja pegawai.

2. Terdapat pengaruh yang signifikan dan positif antara Iklim Organisasi

terhadap kinerja pegawai. Hasil ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan

Agusman. S (2004) bahwa Iklim Organisasi berpengaruh positif terhadap

kinerja pegawai.

3. Terdapat pengaruh yang signifikan dan positif antara Budaya Organisasi

terhadap kinerja pegawai. Hasil ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan

Pradeep dan Prabhu (2011) bahwa Budaya Organisasi berpengaruh positif

terhadap kinerja pegawai.

4. Terdapat pengaruh yang signifikan dan positif antara Motivasi Kerja terhadap

kinerja pegawai. Hasil ini sesuai dengan penelitian Saleh (2011) dan

Agusman. S (2004) bahwa Motivasi Kerja berpengaruh positif terhadap

kinerja pegawai.

Page 57: PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN, IKLIM ORGANISASI, BUDAYA ...lib.unnes.ac.id/29805/1/7211411095.pdf · i i . pengaruh gaya kepemimpinan, iklim organisasi, budaya organisasidan motivasi

87

5.2.Saran

1. Pimpinan perlu memperhatikan indikator-indikator berkaitan dengan gaya

kepemimpinan guna meningkatkan kinerja pegawai di Kantor Camat

Ulujami Kabupaten Pemalang. Cara yang dilakukan yaitu pimpinan perlu

memberikan arahan agar pegawai Kecamatan Ulujami patuh pada instruksi

dari pimpinan.

2. Perlunya bagi pihak pimpinan untuk meningkatkan iklim organisasi di

instansi dengan memperhatikan indikator terendah yaitu pemimpin Kantor

Kecamatan Ulujami menghargai para pegawainya.

3. Perlunya masukan bagi pimpinan dalam mengoptimalkan indikator-

indikator berkaitan dengan budaya organisasi terlemah dari hasil penelitian

dengan cara yaitu Pegawai Kantor Kecamatan Ulujami harus memiliki

komitmen yang baik dalam menyelesaikan pekerjaan yang menjadi

tanggung jawabnya.

4. Indikator motivasi kerja terendah yang perlu dioptimalkan di Kantor

Kecamatan Ulujami yaitu tingkat tanggung jawab pegawai Kantor

Kecamatan Ulujami perlu ditingkatkan agar pegawai merasa bertanggung

jawab atas tugas dan pekerjaanya.

5.3.Rekomendasi penelitian yang akan datang

1. Obyek penelitian diharapkan tidak hanya di satu instansi saja, namun

diperluas di beberapa instansi tidak hanya di Kantor Camat Ulujami

Kabupaten Pemalang.

Page 58: PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN, IKLIM ORGANISASI, BUDAYA ...lib.unnes.ac.id/29805/1/7211411095.pdf · i i . pengaruh gaya kepemimpinan, iklim organisasi, budaya organisasidan motivasi

88

2. Faktor yang berpengaruh terhadap kualitas pelayanan dan kinerja pegawai

tidak hanya dibatasi pada variabel Gaya Kepemimpinan, Iklim Organisasi,

Budaya Organisasi, dan Motivasi Kerja. Hal ini tentunya menjadikan

informasi bagi penelitian mendatang untuk menganalisis faktor lain yang

mempengaruhi kinerja pegawai selain variabel-variabel bebas tersebut.

Page 59: PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN, IKLIM ORGANISASI, BUDAYA ...lib.unnes.ac.id/29805/1/7211411095.pdf · i i . pengaruh gaya kepemimpinan, iklim organisasi, budaya organisasidan motivasi

89

DAFTAR PUSTAKA

Arif, Muchlis, B., dan Iskandar. (2002). Akuntansi Pemerintah. Jakarta: Salemba

Empat

As’ad, Muhammad.1991. Kinerja Sebagai Media Pengangkatan Derajat Dalam

Konteks Industrialisasi. Bandung: Geneca

Brahmasari, Ida Ayu. 2004. Pengaruh Variabel Budaya Perusahaan terhadap

Komitmen Karyawan dan Kinerja Perusahaan Kelompok Penerbitan

Pers Jawa Pos. Surabaya: Disertasi Universitas Airlangga.

Bryson, John M. 1995.Strategic Planning for Public and Non Profit Oganizations,

A Guide to Strengthening and Sustaining Organizational Achievement.

Revisied Edition. San-francisco : Josey-Bass Publishers.

Dafidoft, Linda L. 1987. Introductions of Psychology, New York: M Hill Book

Company.

Dwiyanto, Agus. 1995.Penilaian Organisasi Pelayanan Publik, Makalah

disampaikan pada Seminar kinerja Organisasi Publik, Yogyakarta:

Fisipol UGM.

Dwiyanto, Agus. Partini. Ratminto. Wicaksono. Bambang. Tamtiari. Wini.

Kusumasari. Beveola. Nuh Muhammad. 2002. Reformasi Birokrasi

Publik Di Indonesia, diterbitkan Pusat Studi Kependudukan dan

Kebijakan UGM. Yogyakarta: Galang Printika.

Dwiyanto, Agus. 2003. Reformasi Tata Pemerintahan dan Otonomi Daerah.

Cetakan Pertama, Yogyakarta: PSKK Universitas Gadjah Mada.

Ermaya, S. 1997. Leaders and Leadership Government. Jakarta: PT. Gramedia

Pustaka.

Ferdinand, Augusty. 2011. Metode Penelitian Manajemen. Semarang: Indoprint.

Flippo, Edwin B.1993. Manajemen Personal (terjemahan). Edisi Keenam. Jilid I.

Jakarta:Erlangga.

French, Wendell L.1994.Human Resaources Management. Boston Toronto: Third

Edition.

French, Wendell L. and bell. Cecil H. 1995.Organization Development,

Behavioral Science Intervention for Organizations Improvement,

Prentice Hall international. Inc. New Jersey: Englewood Chiffs.

Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS

19 (edisi kelima). Semarang: Universitas Diponegoro.

Page 60: PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN, IKLIM ORGANISASI, BUDAYA ...lib.unnes.ac.id/29805/1/7211411095.pdf · i i . pengaruh gaya kepemimpinan, iklim organisasi, budaya organisasidan motivasi

90

Gibson, James L. Ivancevich. John M. Donnely JR. James H. 1996, Organisasi

Perilaku Struktur. Proses.Edisi Kedelapan. Jakarta: Binarupa Aksara.

Gujarati, Damodar. 2003, Ekonometri Dasar (Terjemahan). Jakarta: Erlangga

Hair, J.F. et al. 1998. Multivariate Data Analysis (5th edition). New York:

Prentice Hall International.

Handoko, 1998. Kinerja dan Tingkat emosional. Surabaya:Pratama.

Keban, Yeremias T. 2004. Enam Dimensi Strategis Administrasi Publik.

Yogyakarta: Gava Media.

Koesmono, Teman. Pengaruh Budaya Organisasi terhadap Motivasi Kerja dan

Kepuasan Kerja serta Kinerja Karyawan pada Sub Sektor Industri

Pengolahan Kayu Skala Menengah di JawaTimur. Jurnal Manajemen

dan Kewirausahaan, Vol. 7, No. 2, September 2005: 171-188.

Lateiner dan Levine. 1993. Strategic Planning for Public. Terjemahan oleh

Budiono. Jakarta: Hasabuana.

Meitaningrum, D. A. et al. (2013). Efektivitas Pendidikan dan Pelatihan Dalam

Meningkatkan Kinerja Pegawai. Jurnal Administrasi Publik Vol. 1.

Moleong, Lexy J. 2001.Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung :

RemajaRosdakarya.

Mondy, R. Wayne. 1998. Human Resource Management. Fourth Edition. London:

British Library.

Nurcholis, Hanif. 2007. Teori dan Praktik Pemerintahan dan Otonomi Daerah.

Jakarta: PT Grasindo.

Prabu, Anwar. 2005. Pengaruh Motivasi terhadap Kepuasan Kerja Pegawai

BKKBN MUARA ENIN. Jurnal Manajemen dan Bisnis Sriwijaya Vol. 3

No. 6. Desember 2005.

Pradeep, D. D& Prabhu, N. R. V. (2011). The Relationship between Effective

Leadership and Employee Performance. International Conference On

AdvancementsIn Information Technology With Workshop OfICBMG

IPCSIT Vol.20 IACSIT Press,Singapore.

Prawirasentono, Suyadi. 1999.Manajemen Sumber Daya Manusia. Kebijakan

Kinerja Karyawan. Kiat Membangun Organisasi kompetetif Menjelang

Perdagangan Bebas Dunia. Yogyakarta:Edisi Pertama BPFE.

Rivai, Veithzal. 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Perusahaan.

Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Page 61: PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN, IKLIM ORGANISASI, BUDAYA ...lib.unnes.ac.id/29805/1/7211411095.pdf · i i . pengaruh gaya kepemimpinan, iklim organisasi, budaya organisasidan motivasi

91

Robbins, Stephen P. 1996. Perilaku Organisasi. Jilid I dan II. Edisi Kedelapan.

Jakarta: PT. Prenhallindo.

Ruky, Achmad S. 2002. Sistem Manajeman Kinerja. Jakarta: PT. Gramedia

Pustaka Utama.

Santoso, Singgih. 1999.SPSS Mengolah Data StatistikSecara professional.

Jakarta: PT elex media KomputindokelompokGramedia.

Setiaji, Bambang. 2004. Panduan Riset dengan Pendekatan Kuantitatif.

Surakarta: Program Pascasarjana UMS.

Simamora, Henry. 1997. Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi Kedua.

Yogyakarta: STIE YKPN.

Soeprihanto, John. 2001.Penilaian Kinerja dan PengembanganKaryawan. BPFE.

Yogyakarta:Edisi Pertama.

Steers, Richard M. 1985. Efektifitas Organisasi Kaidah Tingkah laku

(terjemahan). Jakarta : Erlangga.

Stonner, James AF. Freeman. R Edward. gilbert J.R.. Daniel R. 1996. Manajemen

.Jilid II. Jakarta :PT. Prenhallindo

Suradinata, ermaya. 2005. Psikologi Kepegawaian dan Peran Pemimpin Dalam

Memotivasi Kerja. Bandung: Ramdan.

Suyanto, Bagong. 2000. Kemiskinandan Kebijakan Pembangunan. Edisi Pertama.

Jakarta: Erlangga.

Sugiyono, 2010. Metode Penelitian Administrasi. Bandung: CV. Alfabeta.

Sugiyono, Wibowo, Eri. 2002. Statistika Penelitian dan Aplikasinya dengan SPSS

10.0 for windows. Bandung: CV. Alfabeta.

Thoha, Miftah. 2001. Perilaku Organisasi. Edisi Pertama Jakarta: PT. Raja

Grafindo Persada.

Tika, H. Moh. Pabundu. 2006. Budaya Organisasi dan Peningkatan Kinerja

Perusahaan. Jakarta: Bumi Aksara.

LAMPIRAN IDENTITAS RESPONDEN