108
PENGARUH HEDONIC SHOPPING MOTIVATIONS DAN FAKTOR DEMOGRAFIS TERHADAP IMPULSIVE BUYING PENGUNJUNG MAL Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi (S.Psi.) Oleh : Yunie Amalia 1113070000008 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1439 H / 2017 M

PENGARUH HEDONIC SHOPPING MOTIVATIONS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38382/1/YUNIE... · hidup saya, Mamaku, Mbah Uti, dan sahabat-sahabatku. ... dan jenis

  • Upload
    lethuy

  • View
    224

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENGARUH HEDONIC SHOPPING MOTIVATIONS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38382/1/YUNIE... · hidup saya, Mamaku, Mbah Uti, dan sahabat-sahabatku. ... dan jenis

PENGARUH HEDONIC SHOPPING MOTIVATIONS DAN

FAKTOR DEMOGRAFIS TERHADAP IMPULSIVE

BUYING PENGUNJUNG MAL

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Psikologi (S.Psi.)

Oleh :

Yunie Amalia

1113070000008

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1439 H / 2017 M

Page 2: PENGARUH HEDONIC SHOPPING MOTIVATIONS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38382/1/YUNIE... · hidup saya, Mamaku, Mbah Uti, dan sahabat-sahabatku. ... dan jenis
Page 3: PENGARUH HEDONIC SHOPPING MOTIVATIONS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38382/1/YUNIE... · hidup saya, Mamaku, Mbah Uti, dan sahabat-sahabatku. ... dan jenis
Page 4: PENGARUH HEDONIC SHOPPING MOTIVATIONS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38382/1/YUNIE... · hidup saya, Mamaku, Mbah Uti, dan sahabat-sahabatku. ... dan jenis
Page 5: PENGARUH HEDONIC SHOPPING MOTIVATIONS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38382/1/YUNIE... · hidup saya, Mamaku, Mbah Uti, dan sahabat-sahabatku. ... dan jenis

v

MOTTO

Allah never change the condition of a people

unless they strive to change themselves

– Surah Ar-Ra’d ayat 11 –

Persembahan:

Karya skripsi ini, saya persembahkan untuk orang-orang paling berharga dalam

hidup saya, Mamaku, Mbah Uti, dan sahabat-sahabatku. Terimakasih atas segala

doa dan dukungannya, semoga kehidupan kami senantiasa diberkahi oleh Allah

SWT. Aamiin.

Page 6: PENGARUH HEDONIC SHOPPING MOTIVATIONS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38382/1/YUNIE... · hidup saya, Mamaku, Mbah Uti, dan sahabat-sahabatku. ... dan jenis

vi

ABSTRAK

A. Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

B. Oktober 2017

C. Yunie Amalia

D. Pengaruh Hedonic Shopping Motivations dan Faktor Demografis terhadap

Impulsive Buying Produk Fashion Pada Pengunjung Mal

E. xiv + 78 halaman + lampiran

F. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh hedonic shopping

motivations dan faktor demografis terhadap impulsive buying produk fashion

pada pengunjung mal di Tangerang Raya (mencakup Kota dan Kabupaten

Tangerang, serta Kota Tangerang Selatan). Melalui penelitian ini diharapkan

dapat mengungkapkan seberapa jauh pengaruh hedonic shopping motivations

dan faktor demografis terhadap impulsive buying.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode analisis

regresi berganda pada taraf signifikansi 0.05 atau 5%. Sampel berjumlah 220

pengunjung mal di Tangerang Raya yang diambil dengan teknik non-

probability sampling, yakni accidental sampling. Instrument pengumpulan

data menggunakan Impulsive Buying Tendency Scale (IBTS) yang

dikembangkan oleh Verplanken dan Herabadi (2001), dan Hedonic Shopping

Motivations Scale yang dikembangkan oleh Arnold dan Reynold (2003).

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan dari

variabel hedonic shopping motivations dan faktor demografis dengan nilai

signifikasi sebesar 0.000 atau p<0.05 terhadap impulsive buying. Jadi, hipotesis

nihil (H0) yang ada pada hipotesis mayor dalam penelitian ini ditolak. Hasil uji

hipotesis minor yang menguji pengaruh dari delapan imdependent variable,

hanya ada tiga variabel yang signifikan, yaitu variabel gratifications shopping,

idea shopping, dan jenis kelamin memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

impulsive buying. Sedangkan adventure shopping, role shopping, value

shopping, social shopping, dan usia tidak berpengaruh terhadap impulsive

buying. Berdasarkan hasil penelitian ini, maka disarankan agar penelitian

selanjutnya menganalisis pengaruh variabel eksternal sehingga proporsi

varians yang lebih tinggi bisa didapatkan.

G. Buku Bacaan: 31; buku: 2 + jurnal: 19 + skripsi: 3 + artikel online: 7.

Page 7: PENGARUH HEDONIC SHOPPING MOTIVATIONS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38382/1/YUNIE... · hidup saya, Mamaku, Mbah Uti, dan sahabat-sahabatku. ... dan jenis

vii

ABSTRAK

A. Faculty of Psychology Jakarta Islamic State University

B. October 2017

C. Yunie Amalia

D. The Effect of Hedonic Shopping Motivations and Demographic Factors toward

Impulsive Buying Fashion Product to Visitors Mall

E. xiv + 78 pages + appendix

F. This study was conducted to determine the effect of hedonic shopping

motivations and demographic factors toward impulsive buying fashion product

to visitors mall in Tangerang Raya (include City, Regency, and South

Tangerang City). Through this research is expected to reveal how far the effect

of hedonic shopping motivations and demographic factors toward impulsive

buying.

This study uses a quantitative approach with the multiple regression analysis

method at significance level of 0.005 or 5%. The totalled sample 220 visitors

mall in Tangerang Raya, sample were taken with a non-probability sampling,

namely accidental sampling. Instrument of collection data uses Impulsive

Buying Tendency Scale (IBTS) by Verplanken and Herabadi (2001), and

Hedonic Shopping Motivations Scale by Arnold by Reynold (2003).

The result showed that there was a significant effect from the variable hedonic

shopping motivations and demographic factors with significant value of 0.000

or p<0.05 to impulsive buying. Thus, the null hypothesis (H0) that exist in the

major hypothesis in this study was rejected. The results of minor hypothesis

test that examines the effect of eight independent variable, there are only three

independent variable significant effect to impulsive buying, that is the variable

gratifications shopping, idea shopping, and gender, while variable adventure

shopping, role shopping, value shopping, social shopping, and age recognition

does not affect to impulsive buying. Based on these result, it is suggested to

future research analyse the effect of external variables so that the proportion or

variance is high can be obtained.

G. Reading material: 31: books: 2; journals: 19; minithesis: 3; internets: 7.

Page 8: PENGARUH HEDONIC SHOPPING MOTIVATIONS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38382/1/YUNIE... · hidup saya, Mamaku, Mbah Uti, dan sahabat-sahabatku. ... dan jenis

viii

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahiim

Segala puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan

karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul

“Pengaruh Hedonic Shopping Motivations dan Faktor Demografis terhadap

Impulsive Buying Pengunjung Mal”. Shalawat serta salam semoga selalu

tercurahkan kepada Baginda Rasulullah SAW kepada keluarga, sahabat, tabiin,

tabiut tabiin, dan umat Islam yang memegang teguh ajarannya.

Penulis menyadari tidaklah mudah untuk menyusun skripsi tanpa adanya

bimbingan, bantuan, dukungan dan doa dari berbagai pihak. Oleh karena itu,

dengan ketulusan hati penulis ingin mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya

kepada:

1. Prof. Dr. Abdul Mujib, M.Ag., M.Si selaku Dekan Fakultas Psikologi UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta, beserta jajarannya.

2. Ibu Desi Yustari Muchtar, M. Si, Psi dan Ibu Nia Tresniasari, M.Si, selaku

Dosen Pembimbing I dan Pembimbing II yang telah meluangkan waktu

disela-sela kepadatan jadwal untuk membimbing, mengarahkan, serta

memberikan saran serta ide-ide kepada penulis agar mampu menghasilkan

skripsi yang bermutu dan berkualitas.

3. Ibu Dr. Natris Indriyani, M.Si, selaku Dosen Pembimbing Akademik, dan

juga seluruh Dosen Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang

telah memberikan banyak ilmu selama proses pembelajaran maupun diluar

pembelajaran.

4. Seluruh responden yang telah meluangkan waktunya untuk membantu dalam

pengisian skala pengukuran penelitian ini.

5. Mama dan Mbah Uti yang telah memberikan dukungan dan doa sehingga

skripsi ini bisa selesai. Terima kasih atas doa yang tiada hentinya, serta

kesabaran yang sudah mau melihat anak dan cucunya berproses.

Page 9: PENGARUH HEDONIC SHOPPING MOTIVATIONS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38382/1/YUNIE... · hidup saya, Mamaku, Mbah Uti, dan sahabat-sahabatku. ... dan jenis

ix

6. TEN (Nichellia Ayu Putri, Dewi Hardiyanti, Dinda Lutfia, Aisya Dewi

Nashtya, Nadhila Yaomil Amalina, Yushiva Maulidha Rachma, Siti Fauziah,

Ardisa Citradewi, dan Fitri Aulia) teman seperjuangan sejak semester 1.

Terima kasih sudah membantu dan memotivasi untuk terus bersemangat

dalam menyelesaikan skripsi ini. Saranghae

7. Ratna Oetami Putri, sahabat sejak SD, yang telah meluangkan waktunya

untuk memberikan bantuan kepada penulis selama proses penulisan skripsi

ini. Terima kasih atas segala bantuan dan motivasinya, semoga diberikan

kelancaran dan kemudahan dalam penyelesaian tugas akhirnya.

8. ONZE, terima kasih atas motivasinya dalam menyelesaikan skripsi ini,

semoga kalian diberikan kemudahan serta kelancaran dalam menyelesaikan

skripsinya.

9. Semua pihak yang telah memberikan bantuan, dukungan, dan doa pada

penulis selama penyelesaian skripsi yang tidak bisa penulis sebutkan satu

persatu.

Semoga Allah SWT membalas kebaikan yang telah diberikan dari seluruh pihak

kepada penulis. Tidak ada hal yang sempurna di dunia ini, begitupun dalam proses

penyelesaian skripsi ini sehingga penulis menerima adanya saran dan kritik atas

penelitian yang dilakukan. Pada akhirnya penulis mengucapkan semoga karya tulis

ini dapat bermanfaat untuk seluruh pihak.

Jakarta, 18 September 2017

Penulis

Info: [email protected]

Page 10: PENGARUH HEDONIC SHOPPING MOTIVATIONS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38382/1/YUNIE... · hidup saya, Mamaku, Mbah Uti, dan sahabat-sahabatku. ... dan jenis

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN ..................................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... iii

HALAMAN PERNYATAAN ....................................................................... iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................ v

ABSTRAK ..................................................................................................... vi

KATA PENGANTAR ................................................................................... viii

DAFTAR ISI .................................................................................................. x

DAFTAR TABEL ......................................................................................... xii

DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xiv

BAB 1 PENDAHULUAN ............................................................................ 1-10

1.1 Latar Belakang Masalah ............................................................ 1

1.2 Perumusan dan Pembatasan Masalah ........................................ 8

1.2.1 Pembatasan masalah ...................................................... 8

1.2.2 Rumusan masalah .......................................................... 9

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian .................................................. 10

1.3.1 Tujuan penelitian ............................................................ 10

1.3.2 Manfaat penelitian ......................................................... 10

BAB 2 LANDASAN TEORI ....................................................................... 11-27

2.1 Impulsive Buying ........................................................................ 11

2.1.1 Definisi impulsive buying ............................................... 11

2.1.2 Dimensi impulsive buying ............................................... 12

2.1.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi impulsive buying .... 13

2.1.4 Pengukuran impulsive buying ........................................ 14

2.2 Hedonic Shopping Motivations ..................................................... 15

2.2.1 Definisi hedonic shopping motivations .......................... 15

2.2.2 Dimensi hedonic shopping motivations ......................... 16

2.2.3 Pengukuran hedonic shopping motivations .................... 17

2.3 Faktor Demografis ....................................................................... 18

2.3.1 Usia ................................................................................ 18

2.3.2 Jenis kelamin .................................................................. 18

2.4 Kerangka Berpikir ........................................................................ 19

2.5 Hipotesis Penelitian ..................................................................... 25

BAB 3 METODE PENELITIAN ................................................................. 28-47

3.1 Populasi, Sampel dan Teknik Pegambilan Sampel ...................... 28

3.2 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ............................... 28

3.3 Instrumen Pengumpulan Data ...................................................... 31

3.4 Pengujian Validitas Konstruk ...................................................... 34

Page 11: PENGARUH HEDONIC SHOPPING MOTIVATIONS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38382/1/YUNIE... · hidup saya, Mamaku, Mbah Uti, dan sahabat-sahabatku. ... dan jenis

xi

3.4.1 Hasil uji validitas konstruk impulsive buying .................... 35

3.4.2 Hasil uji validitas konstruk hedonic shopping motivations

........................................................................................... 37

3.4.2.1 Hasil uji validitas konstruk dimensi adventure ..... 37

3.4.2.2 Hasil uji validitas konstruk dimensi gratification . 38

3.4.2.3 Hasil uji validitas konstruk dimensi role ............... 39

3.4.2.4 Hasil uji validitas konstruk dimensi value ............. 40

3.4.2.5 Hasil uji validitas konstruk dimensi social ............ 41

3.4.2.6 Hasil uji validitas konstruk dimensi idea .............. 42

3.5 Teknik Analisis Data..................................................................... 43

BAB 4 HASIL PENELITIAN ...................................................................... 48-60

4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian ............................................ 48

4.1.1 Subjek penelitian berdasarkan data demorafis dan

kaitannya dengan impulsive buying (Dependent Variable) 49

4.2 Hasil Analisis Deskriptif ............................................................... 50

4.2.1 Kategorisasi skor variabel penelitian ............................... 51

4.3 Hasil Uji Hipotesis Penelitian ....................................................... 53

4.3.1 Analisis regresi variabel penelitian ................................... 53

4.3.2 Pengujian proporsi varian independent variabel ............... 58

BAB 5 KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN ...................................... 61-72

5.1 Kesimpulan .................................................................................. 61

5.2 Diskusi .......................................................................................... 61

5.3 Saran ............................................................................................ 69

5.3.1 Saran teoritis ...................................................................... 70

5.3.2 Saran praktis ..................................................................... 71

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 73-75

LAMPIRAN .................................................................................................... 76-95

Page 12: PENGARUH HEDONIC SHOPPING MOTIVATIONS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38382/1/YUNIE... · hidup saya, Mamaku, Mbah Uti, dan sahabat-sahabatku. ... dan jenis

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Skor Pengukuran Skala .............................................................................. 31

Tabel 3.2 Blue Print Skala Impulsive Buying ............................................................ 32

Tabel 3.3 Blue Print Skala Hedonic Shopping Motivations .................................... 33

Tabel 3.4 Muatan Faktor Item Impulsive Buying ...................................................... 36

Tabel 3.5 Muatan Faktor Item Adventure Shopping ................................................. 37

Tabel 3.6 Muatan Faktor Item Gratification Shopping ............................................ 38

Tabel 3.7 Muatan Faktor Item Role Shopping ........................................................... 39

Tabel 3.8 Muatan Faktor Item Value Shopping ........................................................ 40

Tabel 3.9 Muatan Faktor Item Social Shopping ........................................................ 41

Tabel 3.10 Muatan Faktor Item Idea Shopping ......................................................... 42

Tabel 4.1 Subjek Penelitian ......................................................................................... 48

Tabel 4.2 Gambaran jumlah subjek penelitian berdasarkan data demografi

dan kaitannya dengan impulsive buying (Dependent Variable) .......... 49

Tabel 4.3 Analisis Deskriptif ....................................................................................... 51

Tabel 4.4 Norma Kategorisasi Skor Variabel ............................................................ 52

Tabel 4.5 Kategorisasi Skor Variabel ......................................................................... 52

Tabel 4.6 Tabel R-Square............................................................................................. 53

Tabel 4.7 Tabel Anova ................................................................................................. 54

Tabel 4.8 Tabel Koefisien Regresi Independent Variable ....................................... 55

Tabel 4.9 Proporsi Varians Variabel Setiap Independent Variable ....................... 58

Page 13: PENGARUH HEDONIC SHOPPING MOTIVATIONS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38382/1/YUNIE... · hidup saya, Mamaku, Mbah Uti, dan sahabat-sahabatku. ... dan jenis

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir .................................................................................. 25

Page 14: PENGARUH HEDONIC SHOPPING MOTIVATIONS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38382/1/YUNIE... · hidup saya, Mamaku, Mbah Uti, dan sahabat-sahabatku. ... dan jenis

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kuesioner Penelitian ............................................................................... 76

Lampiran 2 Syntax LISREL ....................................................................................... 81

Lampiran 3 Path Diagram LISREL .......................................................................... 83

Lampiran 4 Tabel SPSS .............................................................................................. 87

Page 15: PENGARUH HEDONIC SHOPPING MOTIVATIONS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38382/1/YUNIE... · hidup saya, Mamaku, Mbah Uti, dan sahabat-sahabatku. ... dan jenis

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Belanja merupakan suatu aktivitas yang dilakukan bagi setiap individu untuk

memenuhi kebutuhan hidup. Aktivitas ini bagi kebanyakan orang menjadi

aktivitas yang menyenangkan sehingga dapat menjadi kebiasaan dan sulit untuk

dihilangkan. Dulu berbelanja hanya dilakukan untuk memenuhi kebutuhan pokok

yang diperlukan, tetapi saat ini belanja dapat pula menunjukkan status sosial

seseorang, karena belanja berarti memiliki materi.

Masyarakat perkotaan memiliki total pengeluaran rata-rata sebesar Rp4.4

juta per bulan, sehingga dapat dikatakan bahwa masyarakat yang tinggal di daerah

perkotaan dinilai cenderung konsumtif (Purnomo, 2013). Berdasarkan hasil survei

Share of Wallet (Kadence International) terdapat sekitar 28% kelompok

masyarakat Indonesia dengan pengeluaran yang lebih besar dari pendapatan,

sehingga mengalami defisit sebesar 35%. Hal ini berarti anggaran belanja yang

mereka keluarkan lebih besar dari pada penghasilannya, sehingga hampir seluruh

pendapatan mereka habis untuk konsumsi. Survei tersebut didasarkan pada

segmentasi kelas ekonomi dan pola konsumsi masyarakat Indonesia berdasarkan

besar tabungannya (detikfinance.com, dalam Nuraeni, 2015).

Banyak orang yang melakukan pembelian tanpa disertai pertimbangan

terlebih dahulu. Mereka membeli karena apa yang mereka “lihat”, bukan yang

mereka “butuhkan”. Kegiatan membeli semakin kuat ketika melihat barang-

barang yang berpenampilan menarik, warna yang indah, serta tampilan toko yang

Page 16: PENGARUH HEDONIC SHOPPING MOTIVATIONS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38382/1/YUNIE... · hidup saya, Mamaku, Mbah Uti, dan sahabat-sahabatku. ... dan jenis

2

unik (Youn & Faber, 2000). Pembelian menjadi tidak terkontrol ketika seseorang

tidak sadar akan apa yang harus dan tidak penting untuk dibeli. Hal ini dapat

menyebabkan seseorang melakukan impulsive buying.

Impulsive buying bisa terjadi di mana saja dan kapan saja. Termasuk pada

saat seorang penjual menawarkan suatu produk kepada calon konsumen. Dimana

sebenarnya produk tersebut terkadang tidak terpikirkan dalam benak konsumen

sebelumnya. Survei Nielsen di beberapa kota besar di Indonesia seperti Bandung,

Jakarta, dan Surabaya, menunjukkan sekitar 85% pembeli kadang atau selalu

membeli dengan tidak terencana, dan pembelanja yang melakukan pembelian

sesuai dengan rencana dan tidak terdorong membeli produk tambahan hanya

berkisar 15% (Fadliyah, 2015).

Verplanken dan Herabadi (2001) mendefinisikan impulsive buying sebagai

pembelian yang tidak rasional dan diasosiasikan dengan pembelian yang cepat

dan tidak direncanakan, dipicu oleh adanya konflik pikiran dan dorongan

emosional. Pembeli seringkali tidak sadar ketika melakukan impulsive buying, hal

ini dikarenakan adanya dorongan emosional yang tiba-tiba ketika seseorang

melakukan impulsive buying sehingga tanpa sadar seseorang akan melakukannya.

Berbelanja merupakan aktivitas yang sering dilakukan individu untuk

menunjang penampilan atau sebagai identitas diri serta yang berhubungan dengan

fashion. Penulis melakukan survey awal terhadap 20 orang yang sering

mengunjungi mal yang berada di Tangerang Raya pada bulan Mei 2017, dari hasil

wawancara didapatkan informasi bahwa 14 dari 20 orang pengunjung sering

Page 17: PENGARUH HEDONIC SHOPPING MOTIVATIONS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38382/1/YUNIE... · hidup saya, Mamaku, Mbah Uti, dan sahabat-sahabatku. ... dan jenis

3

melakukan pembelian tanpa perencanaan, dan biasanya pembelian ini dilakukan

terhadap produk fashion, seperti baju, sepatu, dan tas. Oleh karena itu, penulis

memfokuskan penelitian ini menjadi impulsive buying pada produk fashion.

Produk fashion merupakan salah satu produk yang dapat menyebabkan

perilaku pembelian tidak terencana pada konsumen. Karena produk fashion

memberikan nilai guna dan menawarkan nilai hedonis bagi konsumen sebagai

identifikasi diri, selain itu baju, sepatu, dan tas merupakan produk yang dipakai

oleh laki-laki maupun perempuan. Ketika konsumen berusaha untuk selalu tampil

fashionable atau mengikuti tren yang ada, hal ini akan mendorong konsumen

untuk selalu mengikuti perubahan dan perkembangan fashion yang ada. Hal

tersebut pada akhirnya akan memungkinkan konsumen untuk melakukan

pembelian tidak terencana yang berorientasi pada produk fashion (Adiputra,

2015).

Saat ini, perkembangan fashion di Indonesia sudah sangat pesat, yang

diikuti dengan tren yang silih berganti. Dampak perkembangan fashion tersebut

tentu saja membuat masyarakat mau tidak mau mengikuti tren yang ada. Bahkan

bukan hanya sekedar mengikuti tetapi sudah menjadi suatu kebutuhan bagi

masyarakat modern saat ini untuk tampil trendy dan stylish (Utami, 2016).

Rook (1987) memaparkan kerugian-kerugian dari perilaku impulsive

buying yang bersumber dari hasil wawancara dengan sejumlah responden dalam

penelitiannya. Sejumlah 56% responden mengaku bahwa mereka mengalami

kerugian finansial, 37% mengatakan bahwa mereka sangat kecewa dengan produk

Page 18: PENGARUH HEDONIC SHOPPING MOTIVATIONS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38382/1/YUNIE... · hidup saya, Mamaku, Mbah Uti, dan sahabat-sahabatku. ... dan jenis

4

yang dibeli secara impulsif, 20% merasa sangat menyesal telah melakukan

impulsive buying, dan sebanyak 19% responden mengaku dijauhi oleh orang-

orang karena memiliki perilaku impulsive buying.

Penting sekali untuk mengetahui faktor-faktor yang dapat menimbulkan

perilaku impulsive buying. Menurut Youn dan Faber (dalam Dawson & Kim,

2009) faktor-faktor yang mempengaruhi impulsive buying terdiri dari faktor

internal dan faktor eksternal. Faktor internal seperti emosi, ketersediaan waktu

dan uang, jenis kelamin, dan motivasi hedonis. Faktor eksternal seperti atmosfir

dan lingkungan toko, yang meliputi penampilan fisik produk, cara

menampilkannya, atau adanya tambahan seperti harumnya toko, warna yang

indah, atau musik yang menyenangkan (Verplanken & Herabadi, 2001). Sebagian

besar penelitian terdahulu menunjukkan bahwa faktor yang memiliki pengaruh

terbesar terhadap impulsive buying yaitu hedonic shopping motivations.

Penelitian sebelumnya seperti yang dilakukan oleh Činjarević, Tatić, dan

Petrić (2011) mengungkapkan bahwa ada pengaruh yang signifikan dari hedonic

shopping motivations terhadap impulsive buying. Hal ini sesuai dengan penelitian

yang dilakukan oleh Gültekin dan Ozer (2012) yang menyatakan bahwa hedonic

shopping motivations memiliki pengaruh yang positif terhadap impulsive buying,

yang berarti semakin tinggi hedonic shopping motivations seseorang maka akan

semakin tinggi pula impulsive buying yang terjadi. Penelitian yang dilakukan oleh

Puspita (2016) juga mengungkapkan hal yang sama.

Page 19: PENGARUH HEDONIC SHOPPING MOTIVATIONS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38382/1/YUNIE... · hidup saya, Mamaku, Mbah Uti, dan sahabat-sahabatku. ... dan jenis

5

Menurut Arnold dan Reynold (2003) hedonic shopping motivations adalah

dorongan berbelanja karena adanya keinginan untuk merasakan kesenangan pada

saat menelusuri tempat perbelanjaan, menghilangkan stres atau melupakan

masalah yang dimiliki, dapat berkomunikasi dengan orang lain, dan mempelajari

tren serta berbagai pengalaman personal dan sosial lainnya.

Menurut Japarianto (dalam Utami, 2016) berbagai pusat perbelanjaan atau

mal sengaja menciptakan suasana yang hedonis. Penciptaan suasana hedonis ini

dimaksudkan untuk menarik pengunjung dan membuat puas sehingga betah

berlama-lama di dalam mal dan dapat membelanjakan uangnya, hal ini dapat

memperbesar kemungkinan munculnya fenomena impulsive buying. Selain itu,

kebiasaan konsumen yang lebih memilih untuk menghabiskan waktu luangnya di

mal akan memicu terjadinya belanja hedonic.

Selain faktor hedonic shopping motivations yang mempengaruhi impulsive

buying, ternyata faktor demografis seperti usia dan jenis kelamin juga

berpengaruh terhadap impulsive buying (Činjarević, 2010). Perbedaan jenis

kelamin dalam impulsif konsumen sebagian bisa mencerminkan fakta bahwa pria

dan wanita biasanya berbelanja untuk berbagai jenis produk yang berbeda. Pada

umumnya di dalam toko atau mal konsumen dapat menemukan produk laki-laki,

produk perempuan, dan produk anak-anak. Perbedaan usia dan jenis kelamin

membuat pengaruh berbeda terhadap belanja impulsif. Konsumen dengan usia

muda cenderung lebih impulsif dalam berbelanja dibandingkan dengan konsumen

dengan usia dewasa (Rook & Hoch, 1985).

Page 20: PENGARUH HEDONIC SHOPPING MOTIVATIONS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38382/1/YUNIE... · hidup saya, Mamaku, Mbah Uti, dan sahabat-sahabatku. ... dan jenis

6

Penelitian yang dilakukan oleh Bellenger et al. (dalam Kacen & Lee,

2002) mengungkapkan bahwa pembeli di bawah usia 35 tahun lebih rentan

terhadap impulsive buying dibandingkan dengan mereka yang memiliki usia lebih

dari 35 tahun. Individu yang memiliki usia muda memiliki skor yang lebih tinggi

pada tindakan impulsif dibandingkan dengan orang yang lebih tua dan

menunjukkan kurang kontrol diri dibandingkan dengan orang dewasa (Logue &

Chavarro, dalam Kacen & Lee, 2002). Hal ini sesuai dengan pendapat Verplanken

dan Herabadi (2011) bahwa pada usia 18 hingga 39 tahun merupakan usia yang

mengalami peningkatan hasrat untuk berbelanja.

Yang, Huang, dan Feng (2011) mengungkapkan pendapat yang berbeda,

bahwa pada usia 40 tahun ke atas individu memiliki kecenderungan untuk

melakukan impulsive buying yang lebih tinggi dibandingkan usia di bawah 40

tahun. Hal ini dapat disebabkan karena individu yang berusia di atas 40 tahun

telah memiliki pendapatan yang tetap dan lebih menyukai untuk membelanjakan

uang untuk diri sendiri. Oleh karena itu, dalam penelitian ini akan dilihat

perbandingan impulsive buying dari berbagai jenjang usia perkembangan, seperti

remaja, dewasa awal, dan dewasa madya.

Faktor jenis kelamin sudah sering digunakan untuk penelitian impulsive

buying. Faktor ini digunakan sebagai bahan perbandingan. Penelitian sebelumnya

menunjukkan adanya perbedaan antara laki-laki dan perempuan dalam melakukan

impulsive buying. Perempuan melakukan pembelian berdasarkan emosi dan untuk

menunjukkan identitas diri mereka dalam lingkungan, sedangkan laki-laki

Page 21: PENGARUH HEDONIC SHOPPING MOTIVATIONS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38382/1/YUNIE... · hidup saya, Mamaku, Mbah Uti, dan sahabat-sahabatku. ... dan jenis

7

melakukan pembelian berdasarkan nilai fungsional dari suatu barang (Dittmar et

al., dalam Kacen & Lee, 2002).

Pesatnya pertumbuhan bisnis ritel yang dipicu pertambahan jumlah

populasi dan juga kenaikan daya beli, mendorong meningkatnya kebutuhan pusat

belanja. Tak terkecuali di Tangerang Raya yang mencakup Kota dan Kabupaten

Tangerang, serta Kota Tangerang Selatan. Data yang dimiliki oleh Asosiasi

Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) Banten, hingga kuartal I 2014,

terdapat 18 pusat belanja yang beroperasi di Tangerang Raya. Jumlah ini lebih

dari separuh dari 30 mal yang dimiliki provinsi Banten. Tidak termasuk ruang

ritel kategori shopping street dan shopping arcade (Alexander, 2014).

Banyaknya jumlah mal membuat masyarakat menjadikan mal sebagai

tempat untuk berkumpul baik dengan keluarga ataupun teman serta rekan kerja.

Mal tidak hanya dirancang sebagai tempat belanja, tetapi juga sebagai tempat

hangout bagi pengunjung. Lokasi yang stategis serta sarana lengkap yang tersedia

di dalam mal, mulai dari resto, butik, fashion, toko buku, sampai salon dan spa,

membuat mal sudah seperti “rumah kedua” bagi pengunjung. Saat ini mal

dirancang dengan konsep yang memadukan lifestyle dan entertainment, sehingga

membuat pengunjung betah untuk berlama-lama di mal (Taman, 2011).

Survei online Rakuten terhadap 1000 responden (50% wanita dan 50%

pria), mengungkapkan fakta bahwa salah satu tempat yang paling digemari orang

Indonesia untuk rekreasi adalah pusat perbelanjaan atau mal. Orang Indonesia

menyukai kepraktisan yang ditawarkan mal –mereka bisa menemukan banyak hal

Page 22: PENGARUH HEDONIC SHOPPING MOTIVATIONS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38382/1/YUNIE... · hidup saya, Mamaku, Mbah Uti, dan sahabat-sahabatku. ... dan jenis

8

untuk banyak orang dalam satu tempat. Survei ini juga mengungkap bahwa orang

Indonesia masih lebih mencari hadiah di mal dibandingkan secara online

(Hidayat, 2015). Selain itu, dengan berbelanja di mal konsumen dapat merasakan

experience shopping yang tidak bisa diberikan oleh e-commerce atau online

shopping. (Kurniawan, 2015). Mal bukan lagi sekadar tempat untuk membeli. Mal

sudah menjelma sebagai tempat bergaya, mencari hiburan, bersantai dan

bersosialisasi.

Berdasarkan penjelasan yang telah diuraikan sebelumnya, maka peneliti

ingin mengkaji lebih lanjut pengaruh Hedonic Shopping Motivations, dan Faktor

Demografis terhadap Impulsive Buying. Judul penelitian ini adalah “Pengaruh

Hedonic Shopping Motivations, dan Faktor Demografis terhadap Impulsive

Buying Pengunjung Mal”.

1.2. Pembatasan dan Perumusan Masalah

1.2.1. Pembatasan masalah

Dalam batasan masalah agar fokus pembahasan lebih terarah, penelitian ini

dibatasi mengenai pengaruh hedonic shopping motivations, dan faktor demografis

terhadap impulsive buying produk fashion pada pengunjung mal. Adapun batasan

konsep dari variabel yang diteliti sebagai berikut:

1. Impulsive buying dalam penelitian ini adalah pembelian yang tidak rasional

dan diasosiasikan dengan pembelian yang cepat dan tidak direncanakan,

diikuti oleh adanya konflik pikiran dan dorongan emosional. Impulsive

buying dalam penelitian ini yaitu terhadap produk fashion, seperti baju,

Page 23: PENGARUH HEDONIC SHOPPING MOTIVATIONS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38382/1/YUNIE... · hidup saya, Mamaku, Mbah Uti, dan sahabat-sahabatku. ... dan jenis

9

sepatu, dan tas. Dimensi-dimensi dari impulsive buying yaitu cognitive dan

affective (Verplanken & Herabadi, 2001).

2. Hedonic shopping motivations dalam penelitian ini adalah dorongan

berbelanja karena adanya keinginan untuk merasakan kesenangan pada saat

menelusuri tempat perbelanjaan, menghilangkan stress atau melupakan

masalah yang dimiliki, dapat berkomunikasi dengan orang lain, dan

mempelajari tren serta berbagai pengalaman personal dan sosial lainnya.

Dimensi-dimensi dari hedonic shopping motivations yaitu adventure

shopping, gratification shopping, role shopping, value shopping, social

shopping, dan idea shopping. (Arnold & Reynold, 2003)

3. Faktor demografis dalam penelitian ini dibatasi menjadi beberapa faktor,

yaitu:

a. Usia pada saat responden mengisi kuesioner yang dibatasi dari 18

hingga 60 tahun.

b. Jenis kelamin terdiri dari laki-laki dan perempuan.

1.2.2. Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah diuraikan sebelumnya, peneliti

merumuskan masalah sebagai berikut:

1. Apakah ada pengaruh yang signifikan hedonic shopping motivations

terhadap impulsive buying produk fashion pada pengunjung mal?

2. Apakah ada pengaruh yang signifikan dari masing-masing dimensi hedonic

shopping motivations terhadap impulsive buying produk fashion pada

pengunjung mal?

Page 24: PENGARUH HEDONIC SHOPPING MOTIVATIONS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38382/1/YUNIE... · hidup saya, Mamaku, Mbah Uti, dan sahabat-sahabatku. ... dan jenis

10

3. Apakah ada pengaruh yang signifikan dari masing-masing dimensi faktor

demografis terhadap impulsive buying produk fashion pada pengunjung

mal?

1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.3.1. Tujuan penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengui pegaruh hedonic shopping motivations

dan faktor demografis terhadap impulsive buying produk fashion pada pengunjung

mal serta mengetahui besarnya kontribusi hedonic shopping motivations dan

faktor demografis terhadap impulsive buying produk fashion pada pengunjung

mal.

1.3.2. Manfaat penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dalam pengembangan ilmu

psikologi, khususnya di bidang Psikologi Konsumen. Selain itu, penelitian ini

juga diharapkan dapat menjadi acuan dan memberikan manfaat berupa kerangka

teoritis tentang perilaku impulsive buying serta faktor-faktor penyebabnya dan

juga sebagai bahan pertimbangan untuk mengembangkan penelitian-penelitian

selanjutnya mengenai pengaruh hedonic shopping motivations, dan faktor

demografis pada individu terhadap impulsive buying.

Selain itu, penelitian ini juga diharapkan dapat menghasilkan temuan yang

bermanfaat baik bagi konsumen. Sehingga temuan dari penelitian ini dapat

dijadikan masukan dan bahan pertimbangan bagi konsumen agar dapat lebih

cermat dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, menggunakan akal rasional dan

tidak hanya membeli dengan emosi saja.

Page 25: PENGARUH HEDONIC SHOPPING MOTIVATIONS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38382/1/YUNIE... · hidup saya, Mamaku, Mbah Uti, dan sahabat-sahabatku. ... dan jenis

11

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1. Impulsive Buying

2.1.1. Definisi impulsive buying

Impulsive buying merupakan bagian dari teori perilaku yang berkembang sekitar

tahun 1970-an (Arifianti, Kartini, Sendjaja, & Yunizar, 2010). Menurut Rook

(1987) impulsive buying adalah pembelian yang dilakukan tanpa perencanaan,

terjadi ketika seorang konsumen mengalami dorongan tiba-tiba, kuat, dan

dorongan yang tetap untuk membeli sesuatu dengan segera. Selain itu impulsive

buying cenderung mengganggu perilaku konsumen, karena seseorang yang

melakukan impulsive buying lebih menggunakan emosional dari pada rasionalnya,

sehingga konsumen lebih cenderung merasa lepas kendali saat pembelian

impulsif.

Beatty dan Ferrel (1998) memperluas definisi dari Rook (1987), bahwa

impulsive buying adalah pembelian tiba-tiba dan langsung tanpa niat sebelum

berbelanja baik untuk membeli produk tertentu atau untuk memenuhi tugas

membeli tertentu. Engel dan Blackwell (1994), menambahkan impulsive buying

atau unplanned purchase merupakan suatu tindakan pembelian yang dibuat tanpa

direncanakan terlebih dahulu dan keputusan pembelian dilakukan pada saat berada

di dalam toko. Hausman (2000) juga menjelaskan yang sama, bahwa impulsive

buying merupakan bagian dari pembelian yang tidak terencana, tanpa melihat

manfaat dari pembelian tersebut.

Page 26: PENGARUH HEDONIC SHOPPING MOTIVATIONS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38382/1/YUNIE... · hidup saya, Mamaku, Mbah Uti, dan sahabat-sahabatku. ... dan jenis

12

Sedangkan menurut Verplanken dan Herabadi (2001) impulsive buying

adalah pembelian yang tidak rasional dan diasosiasikan dengan pembelian yang

cepat dan tidak direncanakan, diikuti oleh adanya konflik pikiran dan dorongan

emosional. Perilaku impulsive buying dari Verplanken dan Herabadi (2001) ini

melibatkan dua sistem yaitu affective (emosi) dan cognitive. Affective dan

cognitive dapat melakukan prosesnya sendiri-sendiri dan ada kalanya mereka

bekerja secara bersama. Namun, dalam beberapa hal sisi emosi sering menjadi hal

utama bahkan mendahului dan mampu mempengaruhi cognitive. Emosi bisa

terjadi secara otomatis tanpa peran aktif dari cognitive.

Dari berbagai teori di atas peneliti menggunakan teori impulsive buying

dari Verplanken dan Herabadi (2001) untuk dijadikan landasan penelitian. Teori

ini dipilih karena memiliki definisi yang paling sesuai untuk menjabarkan

pengertian impulsive buying.

2.1.2. Dimensi impulsive buying

Verplanken dan Herabadi (2001) membagi impulsive buying menjadi dua dimensi,

yaitu:

a. Cognitive. Kurangnya perencanaan dan pertimbangan tentang pembelian

suatu produk sehingga menjadi impulsif. Bagaimanapun pembelian mungkin

tidak direncanakan atau tidak akan dibahas karena berbagai alasan, sebagai

contoh ketika pembelian yang tidak direncanakan telah direncanakan lama

sebelumnya, atau ketika pembelian berulang atau menjadi kebiasaan.

b. Affective. Respon emosional mungkin muncul saat sebelum, bersamaan

dengan, atau sesudah impulsive buying terjadi. Emosi yang paling menonjol,

Page 27: PENGARUH HEDONIC SHOPPING MOTIVATIONS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38382/1/YUNIE... · hidup saya, Mamaku, Mbah Uti, dan sahabat-sahabatku. ... dan jenis

13

yang biasanya ada saat impulsive buying adalah kesenangan dan

kegembiraan.

2.1.3. Faktor-faktor yang mempengaruhi impulsive buying

Faktor-faktor yang mempengaruhi impulsive buying dibagi ke dalam dua faktor

yaitu faktor eksternal dan internal, yaitu:

1. Faktor eksternal

Menurut Youn dan Faber (dalam Dawson & Kim, 2009) faktor eksternal

impulsive buying mengacu pada isyarat pemasaran atau rangsangan yang

ditempatkan dan dikendalikan oleh pemasar dalam upaya untuk memikat

konsumen dalam perilaku pembelian. Verplanken dan Herabadi (2001)

menyatakan bahwa faktor eksternal yang mempengaruhi impulsive buying,

yaitu lingkungan toko. Beberapa variabel yang ada di lingkungan toko antara

lain adalah penampilan fisik produk, cara menampilkannya, atau adanya

tambahan seperti harumnya toko, warna yang indah atau music yang

menyenangkan. Isyarat ini dapat menarik perhatian, menimbulkan motivasi

untuk membeli, dan menimbulkan suasana hati yang positif. Dimana

keduanya merupakan karakteristik dari impulsive buying.

2. Faktor internal

Menurut Kacen dan Lee (dalam Dawson & Kim, 2009) faktor internal

impulsive buying fokus langsung pada individu, faktor internal dan

karakteristik individu yang membuat mereka terlibat dalam perilaku

pembelian impulsif. Verplanken dan Herabadi (2001) menjelaskan faktor-

faktor internal yang mempengaruhi impulsive buying, yaitu:

Page 28: PENGARUH HEDONIC SHOPPING MOTIVATIONS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38382/1/YUNIE... · hidup saya, Mamaku, Mbah Uti, dan sahabat-sahabatku. ... dan jenis

14

a. Ketersediaan waktu dan uang

Variabel situasional lain juga dapat mempengaruhi impulsive buying

adalah tersedianya waktu dan uang, baik benar-benar tersedia (benar-benar

memiliki waktu dan uang), maupun hanya perasaan saja (hanya merasa

memiliki waktu dan uang).

b. Emosi. Perilaku impulsive buying (Verplanken & Herabadi, 2001)

berhubungan dengan suasana hati tertentu. Sebagai contoh adanya

percampuran rasa senang, kegairahan dan kekuasaan menimbulkan

kecenderungan untuk melakukan impulsive buying. Salah satu alasan

konsumen melakukan impulsive buying adalah menghilangkan depressed

mood.

c. Sex. Identitas diri konsumen seperti jenis kelamin merupakan salah satu

perbedaan individu dalam melakukan impulsive buying.

d. Motif hedonis. Rook (1987) menyebutkan bahwa impulsive buying

berkaitan dengan kepuasan hedonis. Sifat dasar hedonis itu sendiri yaitu,

kesenangan, kejutan, kepuasan, sesuatu yang baru, menyenangkan dan

keakraban. Konsumen melakukan impulsive buying pada saat mereka

sedang termotivasi oleh kebutuhan hedonisnya.

2.1.4. Pengukuran impulsive buying

Setiap orang memiliki tingkat impulsive buying yang berbeda, untuk mengetahui

perbedaan tersebut dapat diukur dengan menggunakan skala impulsive buying.

Pada penelitian ini, alat ukur yang digunakan dalam mengukur impulsive buying

adalah skala pengukuran yang dikembangkan oleh Verplanken dan Herabadi

Page 29: PENGARUH HEDONIC SHOPPING MOTIVATIONS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38382/1/YUNIE... · hidup saya, Mamaku, Mbah Uti, dan sahabat-sahabatku. ... dan jenis

15

(2001) bernama Impulse Buying Tendency Scale (IBTS). Alat ukur ini sudah

reliabel dan mengukur dua dimensi dari impulsive buying yaitu dimensi cognitive

dan affective. Koefisien alpha dari dua subskala ini adalah 0.91 untuk dimensi

cognitive dan 0.83 untuk dimensi affective. Verplanken dan Herabadi (2001) telah

mengembangkan item-item dengan melakukan dua kali studi yang pada akhirnya

penyusunan item valid berjumlah 20 item. Item-item tersebut yang selanjutnya

digunakan penelitian ini dalam mengukur impulsive buying setelah item-item

tersebut diadaptasi dan diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia. Selanjutnya

item dimodifikasi agar sesuai dengan fokus dan populasi penelitian, yaitu

impulsive buying produk fashion pengunjung mal.

2.2. Hedonic Shopping Motivations

2.2.1. Definisi hedonic shopping motivations

Menurut To, Liao, dan Lin (2007) hedonic shopping motivations adalah perilaku

konsumsi dalam mencari kebahagiaan, fantasi, kebangkitan, sensualitas dan

kenikmatan. Manfaat dari hedonic shopping motivations adalah adanya

pengalaman dan rasa emosional. Alasan bahwa konsumen hedonis menyukai

belanja adalah karena mereka menikmati proses belanja. Bukan bertujuan untuk

mendapatkan barang atau menyelesaikan misi (melengkapi daftar belanja).

Menurut Boedeker (dalam Trang, Tho, & Barret, 2006) hedonic shopping

motivations adalah kualitas pengalaman berbelanja yang menyenangkan daripada

hanya mengumpulkan informasi atau pembelian dari suatu produk.

Selanjutnya Arnold dan Reynold (2003) menyatakan bahwa hedonic

shopping motivations adalah dorongan berbelanja karena adanya keinginan untuk

Page 30: PENGARUH HEDONIC SHOPPING MOTIVATIONS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38382/1/YUNIE... · hidup saya, Mamaku, Mbah Uti, dan sahabat-sahabatku. ... dan jenis

16

merasakan kesenangan pada saat menelusuri tempat perbelanjaan, menghilangkan

stres atau melupakan masalah yang dimiliki, dapat berkomunikasi dengan orang

lain, dan mempelajari tren serta berbagai pengalaman personal dan sosial lainnya.

Menurut Sproles dan Kendall (dalam Arifianti et.al, 2010) hedonic shopping

motivations menitikberatkan pada kegiatan berbelanja yang menyenangkan,

menikmati kegiatan berbelanja serta kegiatan yang menghabiskan waktu untuk

berbelanja.

Berdasarkan beberapa definisi yang telah dijelaskan oleh para ahli, maka

penulis menggunakan definisi yang dikemukakan oleh Arnold dan Reynold

(2003) karena definisi tersebut menurut penulis paling lengkap untuk menjelaskan

tentang hedonic shopping motivations.

2.2.2. Dimensi hedonic shopping motivations

Menurut Arnold dan Reynolds (2003) terdapat enam dimensi dari hedonic

shopping motivations, yaitu:

1. Adventure shopping, merupakan kegiatan belanja yang dilakukan konsumen

untuk stimulasi, petualangan, dan merasa berada di dunia lain. Konsumen

pergi berbelanja hanya untuk merasakan kegembiraan dan petualangan dari

perjalanan berbelanja.

2. Gratification shopping, merupakan kegiatan belanja yang dilakukan

konsumen untuk menghilangkan stress, meringankan suasana hati yang

negatif, dan belanja sebagai perlakuan istimewa untuk diri sendiri.

3. Role shopping, merupakan kegiatan belanja yang dilakukan konsumen untuk

merasakan kenikmatan dari berbelanja untuk orang lain, kegiatan ini

Page 31: PENGARUH HEDONIC SHOPPING MOTIVATIONS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38382/1/YUNIE... · hidup saya, Mamaku, Mbah Uti, dan sahabat-sahabatku. ... dan jenis

17

memberikan pengaruh pada perasaan dan suasana hati pembelanja, dan juga

adanya perasaan gembira dan sukacita ketika konsumen menemukan hadiah

yang pas atau sempurna untuk orang lain.

4. Value shopping, merupakan kegiatan belanja yang dilakukan konsumen untuk

melihat penjualan, mencari diskon, dan berburu harga yang paling murah.

5. Social shopping, merupakan kegiatan belanja yang dilakukan konsumen

untuk merasakan kenikmatan berbelanja bersama teman dan keluarga,

bersosialisasi saat berbelanja, dan menjalin ikatan atau hubungan dengan

orang lain saat berbelanja.

6. Idea shopping, merupakan kegiatan belanja yang dilakukan konsumen untuk

mengikuti tren dan fashion terbaru, dan untuk melihat produk dan inovasi

terbaru.

2.2.3. Pengukuran hedonic shopping motivations

Pengukuran hedonic shopping motivations dalam penelitian ini merupakan

modifikasi skala baku dari Arnold dan Reynolds (2003). Arnold dan Reynolds

(2003) telah mengambangkan alat ukur hedonic shopping motivations, dimana

penyusunan alat ukur ini dilakukan melakui dua tahapan, yaitu kualitatif dan

pembangunan skala. Dari studi kualitatif yang dilakukan melalui proses

wawancana didapatkan hasil berupa dimensi-dimensi dari hedonic shopping

motivations yaitu adventure shopping, gratification shopping, role shopping,

value shopping, social shopping dan idea shopping. Selanjutnya, dari keenam

dimensi, Arnold dan Reynold mulai membangun alat ukur dari hedonic shopping

motivations yang menghasilkan item valid berjumlah 18 item. Rentang koefisien

Page 32: PENGARUH HEDONIC SHOPPING MOTIVATIONS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38382/1/YUNIE... · hidup saya, Mamaku, Mbah Uti, dan sahabat-sahabatku. ... dan jenis

18

alpha dari enam dimensi ini adalah 0.77 sampai 0.87. Pada alat ukur ini setiap

dimensinya diwakili oleh 3 item. Namun pada penelitian ini, untuk mendapatkan

hasil yang lebih akurat, penulis menambahkan masing-masing 2 item ke dalam

setiap dimensi, sehingga total menjadi 30 item. Item-item ini kemudian

dimodifikasi agar sesuai dengan populasi penelitian.

2.3. Faktor Demografis

2.3.1. Usia

Variabel demografis usia dapat membedakan variasi tingkat impulsive buying

pada setiap jenjang hidup manusia. Penelitian yang dilakukan oleh Bellenger et al.

(dalam Kacen & Lee, 2002) mengungkapkan bahwa pembeli di bawah usia 35

tahun lebih rentan terhadap impulsive buying dibandingkan dengan mereka yan

memiliki usia lebih dari 35 tahun. Hal ini sesuai dengan pendapat Verplanken dan

Herabadi (2011) bahwa pada usia 18 hingga 39 tahun merupakan usia yang

mengalami peningkatan hasrat untuk berbelanja.

Sedangkan menurut Yang, Huang, dan Feng (2011) pada usia 40 tahun

keatas individu memiliki kecenderungan untuk melakukan impulsive buying yang

lebih tinggi dibandingkan usia di bawah 40 tahun. Hal ini dapat disebabkan karena

individu yang berusia di atas 40 tahun telah memiliki pendapatan yang tetap dan

lebih menyukai untuk membelanjakan uang untuk diri sendiri. Untuk itu perlu

untuk diteliti lebih lanjut mengenai pengaruh usia dalam impulsive buying.

2.3.2. Jenis kelamin

Penelitian terdahulu menunjukkan bahwa jenis kelamin mempengruhi impulsive

buying, tingkat impulsive buying lebih tinggi pada perempuan dibanding laki-laki

Page 33: PENGARUH HEDONIC SHOPPING MOTIVATIONS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38382/1/YUNIE... · hidup saya, Mamaku, Mbah Uti, dan sahabat-sahabatku. ... dan jenis

19

(Verplanken & Herabadi, 2001; Činjarević, 2010). Hal ini dapat terjadi karena

perempuan memiliki tuntutan yang lebih tinggi dari lingkungan belanja. Secara

umum, perempuan lebih betah berlama-lama mengelilingi toko dan untuk melihat-

lihat barang, perempuan juga cenderung tertarik untuk melihat-lihat sesuatu yang

mereka tidak bermaksud untuk membelinya. Sedangkan laki-laki memiliki

tuntutan yang berkebalikan dari perempuan di lingkungan belanja.

Menurut Dittmar et al. (dalam Kacen & Lee, 2002) perempuan melakukan

pembelian berdasarkan emosi dan untuk menunjukkan identitas diri mereka dalam

lingkungan, sedangkan laki-laki melakukan pembelian berdasarkan nilai

fungsional dari suatu barang.

2.4. Kerangka Berpikir

Banyak orang yang melakukan pembelian tanpa disertai pertimbangan terlebih

dahulu. Mereka membeli karena apa yang mereka “lihat”, bukan yang mereka

“butuhkan”. Pembelian menjadi tidak terkontrol ketika seseorang tidak sadar akan

apa yang harus dan tidak penting untuk dibeli. Hal ini dapat menyebabkan

seseorang menjadi impulsive buying. Menurut Verplanken dan Herabadi (2001)

impulsive buying adalah pembelian yang tidak rasional dan diasosiasikan dengan

pembelian yang cepat dan tidak direncanakan, diikuti oleh adanya konflik pikiran

dan dorongan emosional. Perilaku impulsive buying dari Verplanken dan Herabadi

(2001) ini melibatkan dua sistem yaitu affective (emosi) dan cognitive.

Impulsive buying atau pembelian dengan dorongan tanpa perencanaan

sering kali di alami oleh individu, dan hampir seluruh konsumen menyadari jika

Page 34: PENGARUH HEDONIC SHOPPING MOTIVATIONS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38382/1/YUNIE... · hidup saya, Mamaku, Mbah Uti, dan sahabat-sahabatku. ... dan jenis

20

perilaku impulsive buying sebaiknya tidak dilakukan dalam keseharian mereka.

Perilaku ini seringkali menimbulkan dampak negatif dalam kehidupan konsumen,

diantaranya yaitu masalah keuangan. Terkadang konsumen juga mengabaikan

kegunaan dari barang yang dibelinya, sehingga memungkinkan timbul penyesalan

nantinya. Namun tidak bisa dipungkiri bahwa konsumen tidak dapat menghindar

dari perilaku impulsive buying.

Impulsive buying sering terjadi karena adanya pengaruh internal atau dari

dalam diri konsumen, salah satunya yaitu hedonic shopping motivations.

Konsumen yang cenderung impulsive buying memperlihatkan motivasi yang

hedonis dibandingkan dengan pertimbangan akan manfaat dari pembelian yang

dilakukannya (Verplanken, Herabadi, Perry, & Silveria, 2007). Menurut Arnold

dan Reynold (2003), hedonic shopping motivations adalah dorongan berbelanja

karena adanya keinginan untuk merasakan kesenangan pada saat menelusuri

tempat perbelanjaan, menghilangkan stres atau melupakan masalah yang dimiliki,

dapat berkomunikasi dengan orang lain, dan mempelajari tren serta berbagai

pengalaman personal dan sosial lainnya. Dalam penelitian sebelumnya

mengungkapkan bahwa ada pengaruh positif secara langsung dari hedonic

shopping motivations terhadap impulsive buying (Činjarević, Tatić, & Petrić,

2011; Gluken & Ozer, 2012; Puspita, 2016).

Adapun dimensi dari hedonic shopping motivation terdiri dari enam

dimensi, yaitu adventure shopping, gratification shopping, role shopping, value

shopping, social shopping, dan idea shopping (Arnold & Reynold, 2003).

Dimensi yang pertama adventure shopping mempunyai arti motivasi belanja

Page 35: PENGARUH HEDONIC SHOPPING MOTIVATIONS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38382/1/YUNIE... · hidup saya, Mamaku, Mbah Uti, dan sahabat-sahabatku. ... dan jenis

21

konsumen untuk petualangan, perasaan gairah dan merasa berada di dunia sendiri

ketika berbelanja. Dapat dikatakan bahwa konsumen pergi berbelanja hanya untuk

merasakan kegembiraan dan juga petualangan dari perjalanan berbelanja yang

dilakukannya. Konsumen yang betah untuk berlama-lama pada saat mengunjungi

tempat perbelanjaan, memiliki kemungkinan yang besar untuk melihat-lihat

hampir pada setiap toko yang dilaluinya. Hal ini membuat tingginya resiko

impulsive buying.

Dimensi selanjutnya adalah gratification shopping yang merupakan

motivasi belanja konsumen untuk menghilangkan stres, meringankan suasana hati

yang negatif, dan perlakuan istimewa untuk diri sendiri. Menurut data World

Health Organization (WHO) tahun 2016 (dalam Kementrian Kesehatan, 2016)

Indonesia memiliki banyak masalah kesehatan jiwa, salah satunya yaitu stres.

Stres dapat terjadi tidak hanya oleh orang dewasa yang memiliki banyak

permasalahan dan tekanan, tetapi stres juga dialami anak-anak/remaja karena

adanya sistem pendidikan yang terus-menerus menekan mereka, begitu pun

dengan orang-orang disekitarnya. Dengan terjadinya stres maka dapat

menyebabkan suasana hati pun menjadi ikut berubah menjadi negatif. Sehingga

salah satu cara untuk melepaskan kepenatannya yaitu dengan mengunjungi tempat

perbelanjaan. Konsumen yang seperti ini akan memiliki kecenderungan yang

besar untuk melakukan impulsive buying, karena emosi lebih dominan daripada

kognitifnya.

Selain untuk menghilangkan stres dan meringankan suasana hati yang

negatif, konsumen pergi berbelanja juga untuk perlakuan istimewa bagi dirinya

Page 36: PENGARUH HEDONIC SHOPPING MOTIVATIONS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38382/1/YUNIE... · hidup saya, Mamaku, Mbah Uti, dan sahabat-sahabatku. ... dan jenis

22

sendiri. Perlakuan istimewa untuk diri sendiri sering kali melatar belakangi

konsumen dalam melakukan impulsive buying. Hal ini dapat terjadi karena adanya

pola asuh dari orangtua yang sejak kecil menanamkan pemberian reward pada

anak. Sehingga pola asuh ini terus tertanam di dalam diri anak bahkan hingga

dewasa. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa semakin tinggi gratification

shopping konsumen maka akan memungkinkan impulsive buying menjadi tinggi.

Selanjutnya, dimensi role shopping adalah motivasi belanja konsumen

untuk orang lain. Dapat dikatakan bahwa, konsumen pergi berbelanja untuk

merasakan kenikmatan dari berbelanja untuk orang lain. Kegiatan ini bisa dalam

bentuk membelikan hadiah untuk orang lain, atau berbelanja barang titipan dari

orang lain. Ketika konsumen mengunjungi tempat perbelanjaan atau mal dan

dapat menemukan hadiah yang pas atau sempurna untuk orang lain, maka hal ini

dapat pengaruh pada perasaan dan suasana hatinya. Dengan demikian, hal ini

dapat memicu terjadinya impulsive buying yang akan dilakukan konsumen di

tempat perbelanjaan atau mal, karena disana terdapat berbagai macam jenis

barang dan merek.

Kemudian, dimensi value shopping adalah motivasi belanja konsumen

untuk melihat sale, mencari diskon, dan berburu harga yang paling murah. Pusat

perbelanjaan atau mal merupakan salah satu tempat dimana sering terdapat sale

atau obral, dan bahkan diskon besar-besaran. Hal ini dapat memicu affective

konsumen untuk berburu harga yang paling murah di dalam mal. Ketika

konsumen dengan value shopping yang tinggi pergi berbelanja di pusat

perbelanjaan atau mal, maka kemungkinan untuk terjadinya impulsive buying

Page 37: PENGARUH HEDONIC SHOPPING MOTIVATIONS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38382/1/YUNIE... · hidup saya, Mamaku, Mbah Uti, dan sahabat-sahabatku. ... dan jenis

23

akan tinggi. Ditambah lagi jika barang atau merek yang sedang sale atau diskon

sesuai dengan selera dan keuangan dari konsumen tersebut.

Dimensi hedonic shopping motivations selanjutnya adalah social shopping

yang merupakan motivasi belanja konsumen untuk bersosialisasi bersama teman,

keluarga, dan juga orang lain dan menjalin ikatan dengan orang lain saat

berbelanja. Konsumen dengan social shopping yang tinggi hanya berfokus kepada

bersosialisasi saat berbelanja, baik bersama dengan teman, keluarga, ataupun

dengan orang lain. Hal ini dapat menyebabkan konsumen tidak memperdulikan

atau tidak memfokuskan dirinya kepada “apa yang ia beli”, sehingga pembelian

yang dilakukan dapat menjadi tidak terkontrol. Dalam hal ini, ada kemungkinan

konsumen berbelanja mengikuti teman atau keluarganya tersebut, sehingga

memiliki kecenderungan untuk terjadinya impulsive buying.

Dimensi terakhir dari hedonic shopping motivations yaitu idea shopping

yang merupakan motivasi belanja konsumen untuk mengikuti tren dan fashion

terbaru, dan untuk melihat produk dan inovasi terbaru yang tersedia. Pada zaman

sekarang penampilan merupakan hal yang penting untuk diperhatikan, tidak hanya

oleh remaja, bahkan orang dewasa dan lansia pun ingin terlihat menarik.

Ditambah lagi saat ini tren fashion di Indonesia terus mengalami perkembangan,

hal ini menyebabkan konsumen tidak ingin disebut “old fashion”. Konsumen

dengan idea shopping yang tinggi akan memiliki kecenderungan yang tinggi

untuk melakukan impulsive buying ketika berkunjung ke mal. Saat ini mal

menjadi tempat favorit bagi konsumen untuk berbelanja, karena pusat

Page 38: PENGARUH HEDONIC SHOPPING MOTIVATIONS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38382/1/YUNIE... · hidup saya, Mamaku, Mbah Uti, dan sahabat-sahabatku. ... dan jenis

24

perbelanjaan atau mal saat ini merupakan pusat dari tren dan produk fashion.

Segala jenis dan merek produk fashion yang sedang tren ada di mal.

Selain keenam dimensi dari hedonic shopping motivations tersebut,

variable lain yang diperhatikan dalam meneliti impulsive buying adalah faktor

demografis. Variabel demografis yang diteliti dalam penelitian ini adalah usia dan

jenis kelamin. Dimensi pertama dari faktor demografis yaitu usia. Menurut

Verplanken dan Herabadi (2001), konsumen dengan usia muda yaitu 19-39 tahun,

cenderung sering melakukan impulsive buying dibandingkan dengan konsumen

dengan usia lebih dari 39 tahun. Sedangkan menurut Yang, Huang, dan Feng

(2011) konsumen di atas usia 40 tahun justru memiliki kecenderungan untuk

melakukan impulsive buying yang lebih tinggi di bandingkan usia dibawahnya.

Hal ini disebabkan karena konsumen yang berusia di atas 40 tahun sudah

memiliki pendapatan yang tetap dan akan cenderung untuk membelanjakan uang

untuk keperluan diri sendiri. Dapat dikatakan bahwa faktor demografis yaitu usia

memiliki pengaruh pada konsumen untuk melakukan impulsive buying, karena

dengan rentang usia berapapun konsumen memiliki kebutuhannya masing-

masing.

Dimensi faktor demografis yang kedua adalah jenis kelamin. Menurut

Ditmar et.al (dalam Kaceen & Lee, 2002) konsumen perempuan lebih sering

melakukan impulsive buying dibandingkan dengan konsumen laki-laki. Hal ini

dikarenakan perempuan berbelanja karena alasan emosional dan untuk

menunjukkan identitas sosial mereka, sedangkan laki-laki berbelanja karena nilai

Page 39: PENGARUH HEDONIC SHOPPING MOTIVATIONS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38382/1/YUNIE... · hidup saya, Mamaku, Mbah Uti, dan sahabat-sahabatku. ... dan jenis

25

fungsi atau kegunaan dari suatu barang. Sehingga dapat dikatakan bahwa jenis

kelamin, baik perempuan maupun laki-laki sama-sama memiliki kemungkinan

untuk melakukan impulsive buying.

Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan diatas, akan diteliti apakah

hedonic shopping motivations, dan faktor demografis memiliki pengaruh terhadap

impulsive buying, maka bagan kerangka berpikir yang digunakan penulis dalam

merumuskan masalah ini adalah sebagai berikut:

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir Penelitian

2.5. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah, tujuan penelitian, landasan teori, dan kerangka

berpikir yang dikemukakan sebelumnya, maka peneliti mengemukakan hipotesis

dalam penelitian sebagai berikut:

Hedonic Shopping Motivations

Adventure Shopping

Gratification Shopping

Role Shopping

Value Shopping

Social Shopping

Idea Shopping

Faktor Demografis

Usia

Jenis Kelamin

Impulsive Buying

Page 40: PENGARUH HEDONIC SHOPPING MOTIVATIONS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38382/1/YUNIE... · hidup saya, Mamaku, Mbah Uti, dan sahabat-sahabatku. ... dan jenis

26

H1 : Ada pengaruh yang signifikan dari hedonic shopping motivations

(adventure shopping, gratification shopping, role shopping, value

shopping, social shopping, dan idea shopping) dan faktor demografis (usia

dan jenis kelamin) terhadap impulsive buying produk fashion pada

pengunjung mal.

Adapun rincian hipotesis dari masing-masing independent variable (IV) terhadap

dependent variable (DV) adalah sebagai berikut:

Ha1 : Ada pengaruh yang signifikan adventure shopping pada variabel hedonic

shopping motivations terhadap impulsive buying pengunjung mal.

Ha2 : Ada pengaruh yang signifikan gratification shopping pada variabel

hedonic shopping motivations terhadap impulsive buying pengunjung mal.

Ha3 : Ada pengaruh yang signifikan role shopping pada variabel hedonic

shopping motivations terhadap impulsive buying pengunjung mal.

Ha4 : Ada pengaruh yang signifikan value shopping pada variabel hedonic

shopping motivations terhadap impulsive buying pengunjung mal.

Ha5 : Ada pengaruh yang signifikan social shopping pada variabel hedonic

shopping motivations terhadap impulsive buying pengunjung mal.

Ha6 : Ada pengaruh yang signifikan idea shopping pada variabel hedonic

shopping motivations terhadap impulsive buying pengunjung mal.

Page 41: PENGARUH HEDONIC SHOPPING MOTIVATIONS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38382/1/YUNIE... · hidup saya, Mamaku, Mbah Uti, dan sahabat-sahabatku. ... dan jenis

27

Ha7 : Ada pengaruh yang signifikan usia pada variabel hedonic shopping

motivations terhadap impulsive buying pengunjung mal.

Ha8 : Ada pengaruh yang signifikan jenis kelamin pada variabel hedonic

shopping motivations terhadap impulsive buying pengunjung mal.

Page 42: PENGARUH HEDONIC SHOPPING MOTIVATIONS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38382/1/YUNIE... · hidup saya, Mamaku, Mbah Uti, dan sahabat-sahabatku. ... dan jenis

28

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah pengunjung mal di Tangerang Raya yang

mencakup Kota dan Kabupaten Tangerang, serta Kota Tangerang Selatan. Alasan

penulis memilih Tangerang Raya karena Tangerang Raya merupakan kota yang

mendominasi jumlah mal yang ada di provinsi Banten. Sampel dalam penelitian

berjumlah 220 orang pengunjung mal di Tangerang Raya.

Teknik pengambilam sampel dalam penelitian ini adalah non-probability

sampling, artinya peluang terpilihnya dari setiap responden anggota populasi tidak

diketahui. Teknik yang digunakan yaitu accidental sampling. Pengambilan data

menggunakan kuesioner online yang disebar melalui google form kepada

pengunjung mal yang sesuai dengan kriteria penelitian ini.

Kriteria penelitian ini yaitu:

1. Laki-laki dan perempuan

2. Usia 18-60 tahun

3. Lebih dari 5 kali berbelanja produk fashion, yaitu baju, sepatu, dan tas, di

mal yang berada di Tangerang Raya yang mencakup Kota dan Kabupaten

Tangerang, serta Kota Tangerang Selatan.

3.2. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

Dalam penelitian ini terdapat delapam variabel bebas atau Independent Variable

(IV) yang diberi simbol X dan variabel terikat atau Dependent Variable (DV).

Adapun variabel yang digunakan dalam penelitian ini sebagaimana yang

Page 43: PENGARUH HEDONIC SHOPPING MOTIVATIONS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38382/1/YUNIE... · hidup saya, Mamaku, Mbah Uti, dan sahabat-sahabatku. ... dan jenis

29

disebutkan pada bab sebelumnya adalah Impulsive buying sebagai dependent

variable. Independent variable dalam penelitian ini adalah hedonic shopping

motivations dengan dimensi adventure shopping, gratification shopping, role

shopping, value shopping, social shopping, dan idea shopping, kemudian variabel

faktor demografis dengan dimensi usia dan jenis kelamin. Berikut akan diuraikan

variabel bebas (independent variable), terdiri dari:

1. Hedonic shopping motivations, yang mencangkup dimensi-dimensinya yaitu:

a. Adventure shopping (X1)

b. Gratification shopping (X2)

c. Role shopping (X3)

d. Value shopping (X4)

e. Social shopping (X5)

f. Idea shopping (X6)

2. Faktor demografis, yang mencangkup dimensi-simensinya yaitu:

a. Usia (X7)

b. Jenis kelamin (X8)

Adapun definisi operasional dari masing-masing variabel dalam penelitian ini,

yaitu:

1. Impulsive buying

Impulsive buying adalah pembelian yang tidak rasional dan tidak direncanakan

oleh individu, dan terdapat konflik pikiran dan dorongan emosional. Impulsive

buying mempunyai domensi-dimensi, yaitu:

1) Cognitive didefinisikan sebagai adanya kurang perencanaan dan

pertimbangan ketika melakukan pembelian.

2) Affective didefinisikan sebagai adanya perasaan senang dan gembira ketika

melakukan pembelian, adanya dorongan untuk membeli, kesulitan untuk

Page 44: PENGARUH HEDONIC SHOPPING MOTIVATIONS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38382/1/YUNIE... · hidup saya, Mamaku, Mbah Uti, dan sahabat-sahabatku. ... dan jenis

30

mengabaikan hal-hal yang bagus, dan adanya rasa penyesalan setelah

melakukan pembelian.

2. Hedonic shopping motivations

Hedonic shopping motivations adalah dorongan di dalam diri individu untuk

berbelanja, bukan hanya untuk memperoleh suatu hal yang dibutuhkan namun

juga ingin memperoleh kesenangan tersendiri pada saat menelusuri tempat

perbelanjaan, dapat berkomunikasi dengan orang lain, dapat mempelajari tren, dan

berbagai pengalaman personal dan sosial lainnya. Hedonic shopping motivations

mempunyai dimensi-dimensi, yaitu:

1) Adventure shopping didefinisikan sebagai individu berbelanja untuk

merasakan petualangan, perasaan gairah dan merasa berada di dunia sendiri

ketika berbelanja.

2) Gratification shopping didefinisikan sebagai individu berbelanja untuk

menghilangkan stress, meringankan suasana hati yang negatif, dan

perlakuan istimewa untuk diri sendiri.

3) Role shopping didefinisikan sebagai individu berbelanja untuk orang lain.

4) Value shopping didefinisikan sebagai individu berbelanja untuk melihat

sale, mencari diskon, dan berburu harga yang paling murah.

5) Social shopping didefinisikan sebagai individu berbelanja untuk

bersosialisasi bersama teman, keluarga, dan juga orang lain dan menjalin

ikatan dengan orang lain saat berbelanja.

6) Idea shopping didefinisikan sebagai individu berbelanja untuk mengikuti

trend dan fashion terbaru, dan untuk melihat produk dan inovasi terbaru.

Page 45: PENGARUH HEDONIC SHOPPING MOTIVATIONS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38382/1/YUNIE... · hidup saya, Mamaku, Mbah Uti, dan sahabat-sahabatku. ... dan jenis

31

3. Faktor demografis

Adapun variabel demografis dalam penelitian ini adalah usia dan jenis kelamin.

1) Usia adalah bilangan kontinum yang mengukur waktu keberadaan individu

sejak dia lahir hingga waktu usia itu dihitung.

2) Jenis kelamin yaitu laki-laki dan perempuan.

3.3. Instrumen pengumpulan data

Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu

kuesioner. Kuesioner adalah salah satu jenis alat pengumpul data berupa sejumlah

daftar yang berisi suatu rangkaian pernyataan. Kuesioner yang digunakan dalam

penelitian ini berbentuk model skala likert, yaitu sangat tidak sesuai (STS), tidak

sesuai (TS), sesuai (S), dan sangat sesuai (SS).

Subjek diminta untuk memilih salah satu dari pilihan jawaban yang

masing-masing jawaban menunjukkan kesesuaian pernyataan yang diberikan

dengan keadaan yang dirasakan oleh subjek. Model skala likert ini terdiri atas

pernyataan yang sesuai dengan indikator (favorable) dan pernyataan yang tidak

sesuai dengan indikator (unfavorable). Perhitungan skor tiap-tiap pilihan jawaban

adalah sebagai berikut:

Tabel 3.1

Skor Pengukuran Skala

Alternatif Jawaban Favorable Unfavorable

Sangat Tidak Sesuai (TST) 1 4

Tidak Sesuai (TS) 2 3

Sesuai (S) 3 2

Sangat Sesuai (SS) 4 1

Page 46: PENGARUH HEDONIC SHOPPING MOTIVATIONS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38382/1/YUNIE... · hidup saya, Mamaku, Mbah Uti, dan sahabat-sahabatku. ... dan jenis

32

Instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini terdiri atas tiga skala,

yaitu skala impulsive buying dan skala hedonic shopping motivations.

1. Skala impulsive buying

Pada skala ini, penulis menggunakan skala yang dikembangkan oleh Verplanken

dan Herabadi (2001) bernama Impulse Buying Tendency Scale (IBTS). Alat ukur

terdiri dari 20 item yang dibagi menjadi dua dimensi, yaitu dimensi cognitive

berjumlah 10 item dan dimensi affective berjumlah 10 item. Item-item tersebut

yang selanjutnya digunakan penelitian ini dalam mengukur impulsive buying

setelah item-item tersebut diadaptasi dan diterjemahkan kedalam bahasa

Indonesia. Selanjutnya item dimodifikasi agar sesuai dengan fokus dan populasi

penelitian, yaitu impulsive buying produk fashion pengunjung mal.

Tabel 3.2

Blue Print Skala Impulsive Buying

No Dimensi Indikator Fav Unfav Jumlah

1 Cognitive Kurang

perencanaan dan

pertimbangan

ketika melakukan

pembelian

3, 9,10 1,2,4,

5,6,7,

8

10

2 Affective Ada perasaan

senang dan

gembira ketika

melakukan

pembelian

Adanya dorongan

untuk membeli

Kesulitan untuk

mengabaikan hal-

hal yang bagus

Adanya rasa

penyesalan setelah

melakukan

pembelian

11,12,

13,15,

16,17,

18,19,

20

14 10

Total 20

Page 47: PENGARUH HEDONIC SHOPPING MOTIVATIONS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38382/1/YUNIE... · hidup saya, Mamaku, Mbah Uti, dan sahabat-sahabatku. ... dan jenis

33

2. Skala hedonic shopping motivations

Pada skala ini, penulis memodifikasi skala baku hedonic shopping motivations

dari Arnold & Reynolds (2003). Alat ukur ini terdiri dari 18 item yang mengukur

enam dimensi, yaitu adventure shopping, gratification shopping, role shopping,

value shopping, social shopping, dan idea shopping. Namun pada penelitian ini,

untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat, penulis menambahkan masing-masing

2 item ke dalam setiap dimensi, sehingga total menjadi 30 item.

Tabel 3.3

Blue Print Skala Hedonic Shopping Motivations

No Dimensi Indikator Fav Jumlah

1 Adventure

Shopping

Belanja untuk petualangan,

perasaan gairah dan merasa

berada di dunia sendiri

ketika berbelanja.

1, 7, 13,

19, 25

5

2 Gratification

Shopping

Belanja untuk

menghilangkan stress,

meringankan suasana hati

yang negatif, dan perlakuan

istimewa untuk diri sendiri.

2, 8, 14,

20, 26

5

3 Role Shopping Belanja untuk orang lain. 3, 9, 15,

21, 27

5

4 Value

Shopping

Belanja untuk melihat sale,

mencari diskon, dan

berburu harga yang paling

murah.

4, 10, 16,

22, 28

5

5 Social

Shopping

Belanja untuk bersosialisasi

bersama teman, keluarga,

dan juga orang lain dan

menjalin ikatan dengan

orang lain saat berbelanja.

5, 11, 17,

23, 29

5

6 Idea Shopping Belanja untuk mengikuti

trend dan fashion terbaru,

dan untuk melihat produk

dan inovasi terbaru.

6, 12, 18,

24, 30

5

Total 30

Page 48: PENGARUH HEDONIC SHOPPING MOTIVATIONS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38382/1/YUNIE... · hidup saya, Mamaku, Mbah Uti, dan sahabat-sahabatku. ... dan jenis

34

3.4. Pengujian Validitas Konstruk

Sebelum melakukan analisis data, penulis melakukan pengujian terhadap validitas

konstruk dari kedua instrument yang digunakan, yaitu 1) impulsive buying 2)

hedonic shopping motivations. Untuk menguji validitas konstruk alat ukur pada

penelitian ini, penulis menggunakan Confirmatory Factor Analysis (CFA) dengan

bantuan software Lisrel 8.70. Adapun logika dari CFA yang dikemukakan Umar

(dalam Febriana, 2015) adalah sebagai berikut:

1. Bahwa ada sebuah konsep atau trait berupa kemampuan yang didefinisikan

secara operasional sehingga dapat disusun pertanyaan atau pernyataan untuk

mengukurnya. Kemampuan ini disebut faktor, sedangkan pengukuran

terhadap faktor ini dilakukan melalui analisis terhadap respon atas item-

itemnya. Diteorikan setiap item hanya mengukur satu faktor saja, begitupun

juga tiap subtes hanya mengukur satu faktor juga. Artinya baik item maupun

subtes bersifat unidimensional.

2. Dengan data yang tersedia, dapat diestimasi matriks korelasi antar item yang

seharusnya diperoleh jika memang unidimensional. Matriks korelasi ini

disebut sigma (∑), kemudian dibandingkan dengan matriks dari data

empiris, yang disebut matriks S. jika teori tersebut benar (unidimensional)

maka tentunya tidak ada perbedaan antara matriks ∑ - matriks S atau bisa

juga dinyatakan dengan ∑ - S = 0

3. Pernyataan tersebut dijadikan hipotesis nihil yang kemudian diuji dengan

chi-square. Jika hasil chi-square tidak signifikan (p>0.05), maka hipotesis

nihil tersebut “tidak ditolak”. Artinya teori unidimensionalitas tersebut dapat

Page 49: PENGARUH HEDONIC SHOPPING MOTIVATIONS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38382/1/YUNIE... · hidup saya, Mamaku, Mbah Uti, dan sahabat-sahabatku. ... dan jenis

35

diterima bahwa item ataupun sub tes instrument hanya mengukur satu faktor

saja.

4. Jika model fit, maka langkah selanjutnya menguji apakah item signifikan

atau mengukur apa yang hendak diukur, dengan menggunakan t-test. Jika

hasil t-test tidak signifikan (t<1.96) atau koefisien muatan faktornya negatif,

maka item tersebut tidak signifikan dalam mengukur apa yang hendak

diukur, sebaiknya item yang demikian dieliminasi atau didrop.

5. Terakhir, setelah dilakukan langkah-langkah seperti yang telah disebutkan

di atas. Dan mendapatkan item dengan muatan faktor signifikan (t>1.96)

dan positif. Maka, selanjutnya item-item yang signifikan (t>1.96) dan positif

tersebut diolah untuk nantinya didapatkan faktor skornya.

3.4.1. Hasil uji validitas konstruk impulsive buying

Penulis menguji apakah dari 20 item impulsive buying bersifat unidimensional,

artinya benar hanya mengukur impulsive buying. Berdasarkan hasil analisis CFA

yang dilakukan dengan model satu faktor ternyata tidak fit, dengan Chi-

Square=1051.09, df=170, P-value=0.00000, RMSEA=0.154. Setelah dilakukan

modifikasi terhadap model, kesalahan pengukuran pada beberapa item dibebaskan

berkorelasi satu sama lainnya, maka diperoleh model fit dengan Chi-

Square=136.75, df=115, P-value=0.08141, RMSEA=0.029. Nilai Chi- Square

menghasilkan P-value > 0.05 (tidak signifikan), yang artinya model dengan satu

faktor (unidimensional) dapat diterima di mana seluruh item mengukur satu faktor

saja yaitu impulsive buying.

Page 50: PENGARUH HEDONIC SHOPPING MOTIVATIONS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38382/1/YUNIE... · hidup saya, Mamaku, Mbah Uti, dan sahabat-sahabatku. ... dan jenis

36

Langkah selanjutnya adalah melihat signifikan atau tidaknya item dalam

mengukur apa yang hendak diukur, sekaligus menentukkan apakah item tertentu

perlu untuk di-drop atau tidak. Dalam hal ini yang diuji adalah hipotesis nihil

tentang koefisien muatan faktor dari item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat

nilai t bagi setiap koefisien muatan faktor, jika nilai t > 1.96 artinya item tersebut

signifikan dan sebaliknya. Adapun koefisien muatan faktor untuk item

pengukuran kinerja, seperti pada tabel 3.4.

Tabel. 3.4

Muatan Faktor Item Impulsive Buying

No Koefisien Standar error Nilai t Signifikan

Item 1 0.48 0.06 7.54 √ Item 2 0.60 0.06 9.80 √ Item 3 0.59 0.06 9.18 √ Item 4 0.55 0.06 8.52 √ Item 5 0.67 0.06 11.09 √ Item 6 0.79 0.06 12.81 √ Item 7 0.09 0.07 1.32 X

Item 8 0.63 0.06 10.55 √ Item 9 0.45 0.06 6.96 √ Item 10 0.81 0.06 14.06 √ Item 11 0.55 0.06 8.85 √ Item 12 0.68 0.06 11.41 √ Item 13 0.37 0.07 5.25 √ Item 14 0.47 0.06 7.24 √ Item 15 -0.01 0.07 -0.14 X

Item 16 0.25 0.07 3.65 √ Item 17 0.41 0.06 6.37 √ Item 18 0.65 0.06 11.02 √ Item 19 0.71 0.06 11.29 √ Item 20 0.79 0.06 13.66 √

Keterangan: tanda √ = signifikan (t > 1.96); X = tidak signifikan

Pada tabel diatas, penulis dapat melihat item yang memiliki muatan faktor

negatif. Berdasarkan tabel diatas, pada kolom koefisien terlihat bahwa item yang

memiliki muatan negatif dan item yang memiliki t-value dibawah 1.96 (t <1.96)

adalah item 7 dan 15. Item-item tersebut harus dieliminasi atau di-drop dan tidak

disertakan dalam pengolahan selanjutnya.

Page 51: PENGARUH HEDONIC SHOPPING MOTIVATIONS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38382/1/YUNIE... · hidup saya, Mamaku, Mbah Uti, dan sahabat-sahabatku. ... dan jenis

37

3.4.2. Hasil uji validitas konstruk hedonic shopping motivations

Penulis menguji apakah 30 item yang terdiri dari 6 aspek hedonic shopping

motivations seperti adventure shopping, gratification shopping, role shopping,

value shopping, social shopping, dan idea shopping bersifat unidimensional,

artinya benar hanya mengukur ke enam aspek dari hedonic shopping motivations.

3.4.2.1. Hasil uji validitas konstruk dimensi adventure shopping

Pada bagian ini penulis menguji apakah 5 item adventure shopping bersifat

unidimensional, artinya benar hanya mengukur adventure shopping. Berdasarkan

hasil analisis CFA yang dilakukan dengan model satu faktor ternyata tidak fit

dengan Chi- Square = 16.50, df= 5, P-value = 0.00556, RMSEA= 0.102. Setelah

dilakukan modifikasi terhadap model, kesalahan pengukuran pada beberapa item

dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya, maka diperoleh model fit dengan Chi-

Square=3.14, df=4, P-value=0.53546, RMSEA=0.000. Nilai Chi- Square

menghasilkan P-value > 0.05 (tidak signifikan), yang artinya model dengan satu

faktor (unidimensional) dapat diterima di mana seluruh item mengukur satu faktor

saja yaitu adventure shopping.

Adapun koefisien muatan faktor untuk item pengukuran adventure

shopping, seperti pada tabel 3.5.

Tabel 3.5

Muatan Faktor Item Adventure Shopping

No Koefisien Standar error Nilai t Signifikan

Item 1 0.58 0.07 8.88 √ Item 7 0.69 0.07 10.42 √ Item 13 0.70 0.07 10.59 √ Item 19 0.66 0.07 9.39 √ Item 25 0.81 0.06 12.45 √

Keterangan: tanda √ = signifikan (t > 1.96); X = tidak signifikan

Page 52: PENGARUH HEDONIC SHOPPING MOTIVATIONS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38382/1/YUNIE... · hidup saya, Mamaku, Mbah Uti, dan sahabat-sahabatku. ... dan jenis

38

Pada tabel diatas, penulis melihat tidak ada muatan faktor negatif pada

salah satu item dan t-value diatas 1.96 (t > 1.96), maka seluruh item tersebut dapat

digunakan dalam mengestimasi skor faktor untuk dimensi adventure shopping.

3.4.2.2. Hasil uji validitas konstruk dimensi gratification shopping

Pada bagian ini penulis menguji apakah 5 item gratification shopping bersifat

unidimensional, artinya benar hanya mengukur gratification shopping.

Berdasarkan hasil analisis CFA yang dilakukan dengan model satu faktor ternyata

tidak fit dengan Chi- Square = 30.70, df= 5, P-value = 0.00001, RMSEA= 0.153.

Setelah dilakukan modifikasi terhadap model, kesalahan pengukuran pada

beberapa item dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya, maka diperoleh model fit

dengan Chi- Square=0.44, df=2, P-value=0.80275, RMSEA=0.000. Nilai Chi-

Square menghasilkan P-value > 0.05 (tidak signifikan), yang artinya model

dengan satu faktor (unidimensional) dapat diterima di mana seluruh item

mengukur satu faktor saja yaitu gratification shopping.

Adapun koefisien muatan faktor untuk item pengukuran gratification

shopping, seperti pada tabel 3.6.

Tabel 3.6

Muatan Faktor Item Gratification Shopping

No Koefisien Standar error Nilai t Signifikan

Item 2 0.83 0.06 14.36 √ Item 8 0.85 0.06 14.24 √ Item 14 0.65 0.06 10.30 √ Item 20 0.83 0.06 14.70 √ Item 26 0.87 0.06 15.60 √

Keterangan: tanda √ = signifikan (t > 1.96); X = tidak signifikan

Page 53: PENGARUH HEDONIC SHOPPING MOTIVATIONS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38382/1/YUNIE... · hidup saya, Mamaku, Mbah Uti, dan sahabat-sahabatku. ... dan jenis

39

Pada tabel diatas, penulis melihat tidak ada muatan faktor negatif pada

salah satu item dan t-value diatas 1.96 (t > 1.96), maka seluruh item tersebut dapat

digunakan dalam mengestimasi skor faktor untuk dimensi gratification shopping.

3.4.2.3. Hasil uji validitas konstruk dimensi role shopping

Pada bagian ini penulis menguji apakah 5 item role shopping bersifat

unidimensional, artinya benar hanya mengukur rolesShopping. Berdasarkan hasil

analisis CFA yang dilakukan dengan model satu faktor ternyata tidak fit dengan

Chi- Square = 37.21, df= 5, P-value = 0.00000, RMSEA= 0.172. Setelah

dilakukan modifikasi terhadap model, kesalahan pengukuran pada beberapa item

dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya, maka diperoleh model fit dengan Chi-

Square=4.32, df=3, P-value=0.22938, RMSEA=0.045. Nilai Chi- Square

menghasilkan P-value > 0.05 (tidak signifikan), yang artinya model dengan satu

faktor (unidimensional) dapat diterima di mana seluruh item mengukur satu faktor

saja yaitu role shopping.

Adapun koefisien muatan faktor untuk item pengukuran role shopping,

seperti pada tabel 3.7.

Tabel 3.7

Muatan Faktor Item Role Shopping

No Koefisien Standar error Nilai t Signifikan

Item 3 0.68 0.08 8.05 √ Item 9 0.62 0.08 7.57 √ Item 15 0.46 0.09 5.23 √ Item 21 0.50 0.08 6.30 √ Item 27 0.39 0.08 4.87 √

Keterangan: tanda √ = signifikan (t > 1.96); X = tidak signifikan

Page 54: PENGARUH HEDONIC SHOPPING MOTIVATIONS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38382/1/YUNIE... · hidup saya, Mamaku, Mbah Uti, dan sahabat-sahabatku. ... dan jenis

40

Pada tabel diatas, penulis melihat tidak ada muatan faktor negatif pada

salah satu item dan t-value diatas 1.96 (t > 1.96), maka seluruh item tersebut dapat

digunakan dalam mengestimasi skor faktor untuk dimensi role shopping.

3.4.2.4. Hasil uji validitas konstruk dimensi value shopping

Pada bagian ini penulis menguji apakah 5 item value shopping bersifat

unidimensional, artinya benar hanya mengukur value shopping. Berdasarkan hasil

analisis CFA yang dilakukan dengan model satu faktor ternyata tidak fit dengan

Chi- Square = 12.45, df= 5, P-value = 0.02906, RMSEA= 0.083. Setelah

dilakukan modifikasi terhadap model, kesalahan pengukuran pada beberapa item

dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya, maka diperoleh model fit dengan Chi-

Square=4.74, df=4, P-value=0.31533, RMSEA=0.029. Nilai Chi- Square

menghasilkan P-value > 0.05 (tidak signifikan), yang artinya model dengan satu

faktor (unidimensional) dapat diterima di mana seluruh item mengukur satu faktor

saja yaitu value shopping.

Adapun koefisien muatan faktor untuk item pengukuran value shopping,

seperti pada tabel 3.8.

Tabel 3.8

Muatan Faktor Item Value Shopping

No Koefisien Standar error Nilai t Signifikan

Item 4 0.58 0.07 8.83 √ Item 10 0.79 0.07 12.03 √ Item 16 0.80 0.06 12.34 √ Item 22 0.76 0.06 12.21 √ Item 28 0.61 0.06 9.46 √

Keterangan: tanda √ = signifikan (t > 1.96); X = tidak signifikan

Page 55: PENGARUH HEDONIC SHOPPING MOTIVATIONS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38382/1/YUNIE... · hidup saya, Mamaku, Mbah Uti, dan sahabat-sahabatku. ... dan jenis

41

Pada tabel diatas, penulis melihat tidak ada muatan faktor negatif pada

salah satu item dan t-value diatas 1.96 (t > 1.96), maka seluruh item tersebut dapat

digunakan dalam mengestimasi skor faktor untuk dimensi value shopping.

3.4.2.5. Hasil uji validitas konstruk dimensi social shopping

Pada bagian ini penulis menguji apakah 5 item social shopping bersifat

unidimensional, artinya benar hanya mengukur social shopping. Berdasarkan hasil

analisis CFA yang dilakukan dengan model satu faktor ternyata tidak fit dengan

Chi- Square = 36.90, df= 5, P-value = 0.00000, RMSEA= 0.171. Setelah

dilakukan modifikasi terhadap model, kesalahan pengukuran pada beberapa item

dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya, maka diperoleh model fit dengan Chi-

Square=0.59, df=3, P-value=0.89809, RMSEA=0.000. Nilai Chi- Square

menghasilkan P-value > 0.05 (tidak signifikan), yang artinya model dengan satu

faktor (unidimensional) dapat diterima di mana seluruh item mengukur satu faktor

saja yaitu social shopping.

Adapun koefisien muatan faktor untuk item pengukuran social shopping,

seperti pada tabel 3.9.

Tabel 3.9

Muatan Faktor Item Social Shopping

No Koefisien Standar error Nilai t Signifikan

Item 5 0.74 0.07 10.50 √ Item 11 0.72 0.07 11.10 √ Item 17 0.73 0.07 10.35 √ Item 23 0.69 0.07 10.49 √ Item 29 0.55 0.07 8.05 √

Keterangan: tanda √ = signifikan (t > 1.96); X = tidak signifikan

Page 56: PENGARUH HEDONIC SHOPPING MOTIVATIONS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38382/1/YUNIE... · hidup saya, Mamaku, Mbah Uti, dan sahabat-sahabatku. ... dan jenis

42

Pada tabel diatas, penulis melihat tidak ada muatan faktor negatif pada

salah satu item dan t-value diatas 1.96 (t > 1.96), maka seluruh item tersebut dapat

digunakan dalam mengestimasi skor faktor untuk dimensi social shopping.

3.4.2.6. Hasil uji validitas konstruk dimensi idea shopping

Pada bagian ini penulis menguji apakah 5 item idea shopping bersifat

unidimensional, artinya benar hanya mengukur idea shopping. Berdasarkan hasil

analisis CFA yang dilakukan dengan model satu faktor ternyata tidak fit dengan

Chi- Square = 36.97, df= 5, P-value = 0.00000, RMSEA= 0.171. Setelah

dilakukan modifikasi terhadap model, kesalahan pengukuran pada beberapa item

dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya, maka diperoleh model fit dengan Chi-

Square=2.00, df=2, P-value=0.36705, RMSEA=0.003. Nilai Chi- Square

menghasilkan P-value > 0.05 (tidak signifikan), yang artinya model dengan satu

faktor (unidimensional) dapat diterima di mana seluruh item mengukur satu faktor

saja yaitu idea shopping.

Adapun koefisien muatan faktor untuk item pengukuran idea shopping,

seperti pada tabel 3.10.

Tabel 3.10

Muatan Faktor Item Idea Shopping

No Koefisien Standar error Nilai t Signifikan

Item 6 0.80 0.06 13.51 √ Item 12 0.95 0.06 17.17 √ Item 18 0.57 0.06 8.75 √ Item 24 0.66 0.07 9.55 √ Item 30 0.70 0.06 11.46 √

Keterangan: tanda √ = signifikan (t > 1.96); X = tidak signifikan

Page 57: PENGARUH HEDONIC SHOPPING MOTIVATIONS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38382/1/YUNIE... · hidup saya, Mamaku, Mbah Uti, dan sahabat-sahabatku. ... dan jenis

43

Pada tabel diatas, penulis melihat tidak ada muatan faktor negatif pada

salah satu item dan t-value diatas 1.96 (t > 1.96), maka seluruh item tersebut dapat

digunakan dalam mengestimasi skor faktor untuk dimensi idea shopping.

3.5. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan untuk menganalisis data pada penelitian ini

yaitu analisis regresi berganda (Multiple Regression Analysis). Teknik analisis

regresi berganda ini digunakan untuk menentukan ketepatan prediksi dan

ditujukan untuk mengetahui besarnya pengaruh dari independent variabel (IV),

yaitu hedonic shopping motivations dan faktor demografis terhadap dependent

variabel (DV) yaitu impulsive buying.

Dalam penelitian ini akan dilakukan pengujian hipotesis dengan analisis

statistik, maka hipotesis penelitian yang ada diubah menjadi hipotesis nihil.

Hipotesis nihil inilah yang akan diuji dalam analisis statistik nantinya. Pada

penelitian ini digunakan analisis regresi berganda di mana terdapat lebih dari satu

variabel bebas untuk memprediksi variabel terikat. Pada penelitian ini terdapat

delapan independent variable (variabel bebas) dan satu dependent variable

(variabel terikat). Ada pun persamaan regresi berganda untuk penelitian ini adalah

sebagai berikut:

(1)

Keterangan:

Y = Nilai prediksi Y (impulsive buying)

a = intercept (konstan)

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5 + b6X6 + b7X7 + b8X8 + e

Page 58: PENGARUH HEDONIC SHOPPING MOTIVATIONS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38382/1/YUNIE... · hidup saya, Mamaku, Mbah Uti, dan sahabat-sahabatku. ... dan jenis

44

b = koefisien regresi untuk masing-masing X

X1 = adventure shopping

X2 = gratification shopping

X3 = role shopping

X4 = value shopping

X5 = social shopping

X6 = idea shopping

X7 = usia

X8 = jenis kelamin

e = residu

Melalui analisis regresi berganda ini akan diperoleh nilai R2, yaitu

koefisien determinasi yang menunjukan besarnya proporsi (presentase) varians

dari DV yang bisa dijelaskan oleh bervariasinya independent variable secara

keseluruhan.

Adapun untuk mendapatkan nilai R2, digunakan rumus sebagai berikut:

R2 = (2)

Dimana :

R2 = Proporsi varians yang bisa dijelaskan oleh keseluruhan independent

variable

SSreg = Jumlah kuadrat regresi yang dapat dihitung jika koefisien regresi telah

diperoleh.

SSy = Jumlah kuadrat dari dependent variable (Y)

Selanjutnya R2 dapat diuji signifikansinya dengan uji F. Adapun rumus

untuk uji F terhadap R2 adalah :

F = dengan df = K dan (N – K – 1 ) (3)

Dimana K adalah banyaknya independent variable dan N adalah besarnya

sampel. Apabila nilai F itu siginifikan (p<0.05), maka berarti seluruh independent

Page 59: PENGARUH HEDONIC SHOPPING MOTIVATIONS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38382/1/YUNIE... · hidup saya, Mamaku, Mbah Uti, dan sahabat-sahabatku. ... dan jenis

45

variable secara bersama-sama memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

dependent variable.

Ada pun langkah berikutnya menguji signifikansi pengaruh masing-

masing independent variable terhadap dependent variable. Hal ini dilakukan

melalui uji t (t-test) terhadap setiap koefisien regresi. Jika nilai t > 1.96 maka

berarti independent variable yang bersangkutan memiliki pengaruh yang

signifikan terhadap dependent variable, dan sebaliknya.

Ada pun rumus t-test yang digunakan adalah :

t = (4)

Dimana bi adalah koefisien regresi untuk independent variable(i) dan Sb

adalah standar deviasi sampling dari bi. Hasil uji t ini akan diperoleh dari hasil

regresi yang akan dilakukan oleh penulis nantinya. Adapun seluruh perhitungan

penelitian ini dilakukan dengan menggunakan program SPSS 17.0.

Sebagai langkah terakhir adalah uji signifikan terhadap proporsi varian

yang disumbangkan oleh masing-masing independent variable dalam

mempengaruhi dependent variable. Dalam hal ini penulis melakukannya melalui

analisis regresi berganda yang bersifat berjenjang atau stepwise. Artinya

dilakukan analisis regresi berulang-ulang dimulai dengan hanya satu independent

variable kemudian dengan dua independent variable, dilanjutkan dengan tiga

independent variable, dan seterusnya sampai independent variable ke delapan.

Setiap kali dilakukan analisis regresi akan diperoleh nilai R2. Setiap kali

ditambahkan independent variable baru diharapkan terjadi peningkatan R2 secara

signifikan.

Page 60: PENGARUH HEDONIC SHOPPING MOTIVATIONS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38382/1/YUNIE... · hidup saya, Mamaku, Mbah Uti, dan sahabat-sahabatku. ... dan jenis

46

Jika pertambahan R2 (R2 change) signifikan secara statistik maka berarti

independent variable baru yang ditambahkan tersebut cukup penting secara

statistik maupun dalam upaya memprediksi dependent variable serta untuk

menguji hipotesis apakah independent variable bersangkutan signifikan

pengaruhnya. Setiap pertambahan R2 ketika satu independent variable baru

ditambahkan adalah menunjukan besarnya sumbangan unik independent variable

tersebut terhadap bervariasinya dependent variable setelah pengaruh dari

beberapa independent variable terdahulu diperhitungkan dampaknya. Oleh sebab

itulah analisis regresi secara sequential seperti ini dikenal dengan sebutan

stepwise regression.

Adapun rumus yang digunakan untuk menguji signifikan tidaknya

pertambahan proporsi varian (R2 change) adalah sebagai berikut:

F = (5) dengan df = (T – S) dan (N – T – 1)

Disini, adalah nilai R2 yang dihasilkan setelah independent variable baru

ditambahkann kedalam persamaan, dan adalah nilai R2 yang diperoleh sebelum

IV baru ditambahkan. Sedangkan T adalah banyaknya independent variable pada

, dan S adalah banyaknya independent variable pada , N adalah besarnya

sampel penelitian.

Rumus ini bersifat generik, artinya bisa digunakan untuk menguji

signifikansi pertambahan R2 baik untuk pertambahan satu independent variable

maupun untuk pertambahan beberapa independent variable.

Jika nilai F yang dihasilkan signifikan berarti proporsi varian yang dapat

dijelaskan dan merupakan sumbangan dari independent variable yang

Page 61: PENGARUH HEDONIC SHOPPING MOTIVATIONS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38382/1/YUNIE... · hidup saya, Mamaku, Mbah Uti, dan sahabat-sahabatku. ... dan jenis

47

ditambahkan adalah signifikan secara statistik. Jadi rumus ini bisa diuji signifikan

tidaknya pertambahan independent variable baik hanya dengan menambahkan

satu independent variable maupun dengan menambahkan beberapa independent

variable sekaligus. Misalnya untuk menguji hipotesis mayor dalam penelitian ini,

penulis menggunakan rumus diatas untuk mengetahui apakah sumbangan proporsi

varian sekelompok independent variable yang mengukur hedonic shopping

motivations (adventure shopping, gratification shopping, role shopping, value

shopping, social shopping, dan idea shopping) signifikan atau tidaknya secara

keseluruhan (hedonic shopping motivations secara keseluruhan).

Teknik analisis data multiple regression seperti yang telah dijelaskan di

atas akan menggunakan bantuan software statistika SPSS 17.0.

Page 62: PENGARUH HEDONIC SHOPPING MOTIVATIONS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38382/1/YUNIE... · hidup saya, Mamaku, Mbah Uti, dan sahabat-sahabatku. ... dan jenis

48

BAB 4

HASIL PENELITIAN

4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitian

Berikut ini akan diuraikan gambaran responden berdasarkan usia dan jenis

kelamin. Subjek dalam penelitian ini adalah 220 pengunjung mal di Tangerang

Raya. Untuk memudahkan dalam melihat gambaran subjek penelitian, maka

penulis mengkategorisasikan usia kedalam tiga bagian berdasarkan usia

perkembangan, yaitu remaja (<20 tahun), dewasa awal (20 – 40 Tahun), dan

dewasa madya (41 – 60 Tahun).

Tabel 4.1

Subjek Penelitian

Kategori Jumlah Persentase

Usia < 20 Tahun 38 17.3%

20 – 40 Tahun 167 75.9%

41 – 60 Tahun 15 6.8%

Jenis kelamin Laki-laki 72 32.7%

Perempuan 148 67.3%

Berdasarkan tabel 4.1 dapat dilihat bahwa untuk mengetahui gambaran subjek

penelitian, penulis mengkategorisasikan usia ke dalam tiga bagian berdasarkan

usia perkembangan yaitu responden yang berusia di bawah 20 tahun, 20 hingga 40

tahun, 41 hingga 60 tahun. Sehingga dapat diketahui bahwa responden dalam

penelitian ini didominasi oleh pengunjung dengan rentang usia 20 – 40 tahun

(75.9%), diikuti oleh pengunjung dengan rentang usia dibawah 20 tahun (17.3%),

dan paling sedikit dengan rentang usia 41 – 60 tahun (6.8%). Sehingga dapat

disimpulkan bahwa responden dalam penelitian ini didominasi oleh pengunjung

dengan rentang usia 20 – 40 Tahun.

Page 63: PENGARUH HEDONIC SHOPPING MOTIVATIONS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38382/1/YUNIE... · hidup saya, Mamaku, Mbah Uti, dan sahabat-sahabatku. ... dan jenis

49

Berdasarkan tabel diatas juga dapat diketahui bahwa jumlah responden

laki-laki memiliki persentase sebesar 32.7% (72 orang), dan responden perempuan

dengan persentase 67.3% (148 orang). Sehingga dapat disimpulkan bahwa

responden dalam penelitian ini didominasi oleh pengunjung berjenis kelamin

perempuan yaitu sebesar 67.3%.

4.1.1. Subjek penelitian berdasarkan data demografi dan kaitannya dengan

impulsive buying (Dependent Variable)

Berikut ini penulis akan mencoba menguraikan mengenai gambaran umum

responden seperti usia dan jenis kelamin serta kaitannya dengan impulsive buying

(Dependent Variable).

Tabel 4.2

Gambaran jumlah subjek penelitian berdasarkan data demografi dan kaitannya

dengan impulsive buying (Dependent Variable)

Kategori Frekuensi (%)

Rendah Sedang Tinggi

Usia < 20 Tahun 3 (7.9%) 28 (73.7%) 7 (18.4%)

20 – 40 Tahun 20 (12.6%) 121 (72.5%) 26 (14.9%)

41 – 60 Tahun 3 (20.0%) 11 (73.3%) 1 (6.7%)

Jenis kelamin Laki-laki 8 (11.1%) 56 (77.8%) 8 (11.1%)

Perempuan 20 (14.1%) 105 (70.9%) 23 (15%)

Tabel diatas memberikan informasi mengenai kategori usia yang telah dibagi

berdasarkan usia perkembangan yaitu remaja, dewasa awal, dan dewasa madya.

Pada remaja (<20 Tahun) sebesar 18.4% memiliki impulsive buying cenderung

tinggi. Untuk dewasa awal (20 – 40 Tahun) sebesar 14.9% memiliki impulsive

buying cenderung tinggi. Terakhir, dewasa madya (41 – 60 Tahun) sebesar 20.0%

memiliki impulsive buying cenderung rendah.

Page 64: PENGARUH HEDONIC SHOPPING MOTIVATIONS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38382/1/YUNIE... · hidup saya, Mamaku, Mbah Uti, dan sahabat-sahabatku. ... dan jenis

50

Pada kategori jenis kelamin dapat diketahui bahwa perempuan berada

dalam kategori impulsive buying cenderung tinggi sebesar 15%. Untuk laki-laki

sebesar 77.8% memiliki impulsive buying sedang dan sisanya masing-masing

sebesar 11.1% memiliki impulsive buying yang tinggi dan rendah.

Berdasarkan uraian di atas penulis berkesimpulan bahwa impulsive

buying yang masuk dalam kategori cenderung tinggi ada pada pengunjung

perempuan, dan pada pengunjung remaja (<20 Tahun) dan dewasa awal (20 – 40

Tahun).

4.2. Hasil Analisis Deskriptif

Sebelum diuraikan secara detail mengenai beberapa sub bab selanjutnya, perlu

dijelaskan bahwa skor yang digunakan dalam analisis statistik adalah skor murni

(t-score) yang merupakan hasil proses konversi dari raw score. Proses ini

ditujukan agar mudah dalam membandingkan antar skor hasil pengukuran

variabel-variabel yang diteliti. Dengan demikian semua raw score pada setiap

variabel harus diletakkan pada skala yang sama. Secara teknis komputasinya yang

ditempuh adalah dengan melakukan transformasi dari raw score menjadi z-score.

Untuk menghilangkan bilangan negatif dari z-score, semua skor ditransformasi ke

skala T yang semuanya positif dengan menetapkan harga mean = 50 dan standar

deviasi = 10.

Selanjutnya untuk menjelaskan gambaran umum tentang statistik

deskiptif dari variabel-variabel dalam penelitian ini, indeks yang menjadi patokan

adalah nilai minimal dan maksimal, mean, dan standar deviasi (SD) dari masing-

masing variabel. Nilai tersebut disajikan dalam tabel 4.3.

Page 65: PENGARUH HEDONIC SHOPPING MOTIVATIONS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38382/1/YUNIE... · hidup saya, Mamaku, Mbah Uti, dan sahabat-sahabatku. ... dan jenis

51

Tabel 4.3

Analisis Deskriptif

Variabel N Min Max Mean SD

Impulsive buying 220 25.62 80.40 49.99 9.99

Adventure shopping 220 24.70 72.76 50.00 10.00

Gratification shopping 220 29.51 72.82 50.00 10.00

Role shopping 220 14.69 75.75 50.00 10.00

Value shopping 220 13.37 69.57 50.00 10.00

Social shopping 220 18.01 73.69 50.00 10.00

Idea shopping 220 23.94 72.83 50.00 10.00

Valid N (listwise) 220

Pada tabel 4.3 didapat informasi mengenai responden yang terlibat dalam

penelitian ini sebanyak 220 orang. Dependen variabel yaitu impulsive buying

memiliki skor terendah sebesar 25.62 dan skor tertinggi sebesar 80.40. Variabel

adventure shopping memiliki skor terendah sebesar 24.70 dan tertinggi sebesar

72.76. Variabel gratification shopping memiliki skor terendah sebesar 29.51 dan

tertinggi sebesar 72.82. Variabel role shopping memiliki skor terendah sebesar

14.69 dan tertinggi sebesar 75.75. Variabel value shopping memiliki skor

terendah sebesar 13.37 dan tertinggi sebesar 69.57. Variabel social shopping

memiliki skor terendah sebesar 18.01 dan tertinggi sebesar 73.69. Variabel idea

shopping memiliki skor terendah sebesar 23.94 dan tertinggi sebesar 72.83. Nilai

rata-rata yang diperoleh keseluruhan variabel adalah 50.00 dan standar deviasi

10.00.

4.2.1. Kategorisasi skor variabel penelitian

Kategorisasi variabel bertujuan untuk menempatkan individu ke dalam kelompok-

kelompok yang terpisah secara berjenjang menurut suatu kontinum berdasarkan

Page 66: PENGARUH HEDONIC SHOPPING MOTIVATIONS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38382/1/YUNIE... · hidup saya, Mamaku, Mbah Uti, dan sahabat-sahabatku. ... dan jenis

52

atribut yang diukur. Kontinum jenjang ini contohnya adalah dari rendah ke tinggi

yang akan penulis gunakan dalam kategorisasi variabel penelitian.

Sebelum mengkategorisasikan skor masing-masing variabel berdasarkan

tingkat rendah, sedang dan tinggi, penulis terlebih dahulu menetapkan norma

seperti tertera pada tabel 4.4

Tabel 4.4

Norma Kategorisasi Skor Variabel

Rumus Kategorisasi

X < Mean – SD Rendah

Mean – SD ≤ X ≤ Mean + SD Sedang

X > Mean + SD Tinggi

Setelah norma kategorisasi tersebut didapatkan, selanjutnya akan

dijelaskan perolehan nilai persentase kategorisasi untuk variabel impulsive buying,

adventure shopping, gratification shopping, role shopping, value shopping, social

shopping, idea shopping, pada tabel 4.5 berikut:

Tabel 4.5

Kategorisasi Skor Variabel

Variabel Frekuensi (%)

Rendah Sedang Tinggi

Impulsive buying 30 (13.6%) 159 (72.3%) 31 (14.1%)

Adventure shopping 34 (15.5%) 158 (71.8%) 28 (12.7%)

Gratification shopping 31 (14.1%) 154 (70.0%) 35 (15.9%)

Role shopping 38 (17.3%) 151 (68.6%) 31 (14.1%)

Value shopping 31 (14.1%) 154 (70.0%) 35 (15.9%)

Social shopping 30 (13.6%) 166 (75.5%) 24 (10.9%)

Idea shopping 29 (13.1%) 144 (65.5%) 47 (21.4%)

Berdasarkan tabel 4.5, impulsive buying pengunjung mal di Tangerang Raya tidak

terlalu tinggi maupun rendah. Selanjutnya adventure shopping pengunjung mal

cenderung rendah. Gratification shopping pengunjung mal cenderung tinggi. Role

shopping pengunjung mal cenderung rendah. Value shopping pengunjung mal

Page 67: PENGARUH HEDONIC SHOPPING MOTIVATIONS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38382/1/YUNIE... · hidup saya, Mamaku, Mbah Uti, dan sahabat-sahabatku. ... dan jenis

53

cenderung tinggi. Social shopping pengunjung mal cenderung rendah, dan idea

shopping pengunjung mal cenderung tinggi.

4.3. Hasil Uji Hipotesis Penelitian

4.3.1. Analisis regresi variabel penelitian

Pada tahapan ini penulis menguji hipotesis dengan teknik analisis regresi

berganda dengan menggunakan software SPSS 17. Seperti yang sudah disebutkan

pada bab 3, dalam regresi ada 3 hal yang dilihat, yaitu melihat besaran R-square

untuk mengetahui berapa persen (%) varians dependent variable yang dijelaskan

oleh independent variable, kedua apakah secara keseluruhan independent variable

berpengaruh secara signifikan terhadap dependent variable, kemudian terakhir

melihat signifikan atau tidaknya koefisien regresi dari masing-masing independent

variable.

Langkah pertama penulis melihat besaran R square untuk mengetahui

berapa persen (%) varians dependent variable yang dijelaskan oleh independent

variable.

Tabel 4.6

Tabel R-Square

Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of

the Estimate

1 0.583a 0.340 0.315 8.27840

a. Predictors: (Constant), JK, USIA, IDEA, ROLE, VALUE, GRATIFICATION, SOCIAL,

ADVENTURE

Dari tabel 4.6, dapat dilihat bahwa perolehan R-square sebesar 0.340 atau 34.0%

artinya proporsi varians dari impulsive buying yang dijelaskan oleh adventure

shopping, gratification shopping, role shopping, value shopping, social shopping,

Page 68: PENGARUH HEDONIC SHOPPING MOTIVATIONS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38382/1/YUNIE... · hidup saya, Mamaku, Mbah Uti, dan sahabat-sahabatku. ... dan jenis

54

idea shopping, usia, dan jenis kelamin adalah sebesar 34.0%, sedangkan sisanya

66.0% dipengaruhi oleh variabel lain di luar penelitian ini.

Langkah kedua penulis menganalisis dampak dari seluruh independent

variable terhadap impulsive buying. Adapun hasil uji F dapat dilihat pada tabel 4.7

Tabel 4.7

Tabel Anova

Model Sum of

Squares df

Mean

Square F Sig.

1

Regression 7439.728 8 929.966 13.570 0.000a

Residual 14460.227 211 68.532

Total 21899.955 219

a. Predictors: (Constant), JK, USIA, IDEA, ROLE, VALUE, GRATIFICATION, SOCIAL,

ADVENTURE

b. Dependent Variable: IMPULSIVEBUYING

Berdasarkan tabel 4.7 dapat dilihat pada kolom Sig bahwa (sig < 0.05), maka

hipotesis nihil yang menyatakan tidak ada pengaruh yang signifikan dari

adventure shopping, gratification shopping, role shopping, value shopping, social

shopping, idea shopping, usia, dan jenis kelamin terhadap impulsive buying

ditolak, artinya terdapat pengaruh yang signifikan dari adventure shopping,

gratification shopping, role shopping, value shopping, social shopping, idea

shopping, usia, dan jenis kelamin terhadap impulsive buying produk fashion.

Langkah terakhir adalah melihat signifikansi koefisien regresi pada setiap

variabel pada kolom signifikan. Jika signifikansi <0.05 maka koefisien regresi

berpengaruh secara signifikan terhadap impulsive buying. Ada pun tabel koefisien

regresi dari setiap Independent Variable terhadap kinerja ditampilkan pada tabel

4.8 berikut:

Page 69: PENGARUH HEDONIC SHOPPING MOTIVATIONS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38382/1/YUNIE... · hidup saya, Mamaku, Mbah Uti, dan sahabat-sahabatku. ... dan jenis

55

Tabel 4.8

Tabel Koefisien Regresi Independent Variable

Unstandardized

coefficients

Standardized

coefficients t Sig.

B Std. error Beta

1 (Constant) 27.134 4.602 5.897 0.000

Adventure shopping 0.170 0.102 0.170 1.679 0.095

Gratification shopping 0.333 0.090 0.333 3.691 0.000

Role shopping -0.101 0.070 -0.101 -1.451 0.148

Value shopping -0.026 0.066 -0.026 -0.390 0.697

Social shopping -0.096 0.071 -0.096 -1.340 0.182

Idea shopping 0.190 0.075 0.190 2.545 0.012

Usia 0.020 0.067 0.017 0.301 0.764

Jenis kelamin -3.583 1.250 0.168 2.865 0.005

a. Dependent Variable: IMPULSIVEBUYING

Berdasarkan tabel 4.8 dapat dipaparkan persamaan regresi sebagai berikut:

Impulsive buying = 27.134 + 0.170 adventure shopping + 0.333 gratification

shopping* – 0.101 role shopping – 0.026 value shopping – 0.096 social shopping

+ 0.190 idea shopping* + 0.020 usia – 3.593 jenis kelamin*

Keterangan: signifikan (*)

Pada tabel 4.8 terdapat 3 koefisien regresi yang signifikan, yaitu

gratification shopping, idea shopping, dan jenis kelamin. Variabel lainnya

menghasilkan koefisien regresi yang tidak signifikan. Penjelasan dari nilai

koefisien yang diperoleh pada masing-masing Independent Variable adalah

sebagai berikut:

1. Variabel adventure shopping

Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar 0.170 dengan signifikansi sebesar

0.095 (sig > 0.05), artinya Ha1 yang menyatakan tidak adanya pengaruh yang

signifikan adventure shopping terhadap impulsive buying pengujung mal

“diterima”. Artinya, adventure shopping tidak memiliki pengaruh yang

signifikan terhadap impulsive buying produk fashion pada pengunjung mal.

Page 70: PENGARUH HEDONIC SHOPPING MOTIVATIONS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38382/1/YUNIE... · hidup saya, Mamaku, Mbah Uti, dan sahabat-sahabatku. ... dan jenis

56

2. Variabel gratification shopping

Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar 0.333 dengan signifikansi sebesar

0.000 (sig < 0.05), artinya Ha2 yang menyatakan tidak adanya pengaruh yang

signifikan dari gratification shopping terhadap impulsive buying pengunjung

mal “ditolak”. Artinya, gratification shopping memiliki pengaruh positif yang

signifikan terhadap impulsive buying, dimana semakin tinggi gratification

shopping, maka semakin tinggi impulsive buying produk fashion pada

pengunjung mal.

3. Variabel role shopping

Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar -0.101 dengan signifikansi sebesar

0.148 (sig > 0.05), artinya Ha3 yang menyatakan tidak adanya pengaruh yang

signifikan dari role shopping terhadap impulsive buying pengunjung mal

“diterima”. Artinya, role shopping tidak memiliki pengaruh yang signifikan

terhadap impulsive buying produk fashion pada pengunjung mal.

4. Variabel value shopping

Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar -0.026 dengan signifikansi sebesar

0.697 (sig > 0.05), artinya Ha4 yang menyatakan bahwa tidak adanya

pengaruh yang signifikan dari value shopping terhadap impulsive buying

pengunjung mal “diterima”. Artinya, value shopping tidak memiliki pengaruh

yang signifikan terhadap impulsive buying produk fashion pada pengunjung

mal.

Page 71: PENGARUH HEDONIC SHOPPING MOTIVATIONS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38382/1/YUNIE... · hidup saya, Mamaku, Mbah Uti, dan sahabat-sahabatku. ... dan jenis

57

5. Variabel social shopping

Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar -0.096 dengan signifikansi sebesar

0.182 (sig > 0.05), artinya Ha5 yang menyatakan tidak adanya pengaruh yang

signifikan dari social shopping ping terhadap impulsive buying pengunjung

mal “diterima”. Artinya, social shopping tidak memiliki pengaruh yang

signifikan terhadap impulsive buying produk fashion pada pengunjung mal.

6. Variabel idea shopping

Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar 0.190 dengan signifikansi 0.012 (sig

< 0.05), artinya Ha6 yang menyatakan tidak adanya pengaruh yang signifikan

dari idea shopping terhadap impulsive buying pengunjung mal “ditolak”.

Artinya, idea shopping memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap

impulsive buying, dimana semakin tinggi idea shopping, maka semakin tinggi

impulsive buying produk fashion pada pengunjung mal.

7. Variabel usia

Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar 0.020 dengan signifikansi 0.764 (sig

> 0.05), artinya Ha7 yang menyatakan tidak adanya pengaruh yang signifikan

dari usia terhadap impulsive buying pengunjung mal “diterima”. Artinya, usia

tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap impulsive buying produk

fashion pada pengunjung mal.

8. Variabel jenis kelamin

Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar -3.593 dengan signifikansi 0.005 (sig

< 0.05), artinya Ha8 yang menyatakan tidak adanya pengaruh yang signifikan

dari jenis kelamin terhadap impulsive buying pengunjung mal “ditolak”.

Page 72: PENGARUH HEDONIC SHOPPING MOTIVATIONS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38382/1/YUNIE... · hidup saya, Mamaku, Mbah Uti, dan sahabat-sahabatku. ... dan jenis

58

Artinya, jenis kelamin memiliki pengaruh yang signifikan terhadap impulsive

buying. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara

orang dengan jenis kelamin laki-laki dengan orang berjenis kelamin

perempuan dalam hal impulsive buying produk fashion pada pengunjung mal.

Karena nilai koefisien regresi yang negatif, dapat diartikan bahwa seseorang

yang berjenis kelamin laki-laki meemiliki impulsive buying yang lebih rendah

dibandingkan dengan yang berjenis kelamin perempuan.

4.3.2. Pengujian proporsi varian masing-masing Independent Variable

Penulis ingin mengetahui bagaimana proporsi varian dari masing-masing

Independent Variable terhadap impulsive buying. Besarnya proporsi varian pada

impulsive buying dapat dilihat pada tabel 4.9 berikut:

Tabel 4.9

Proporsi Varians Variabel Setiap Independent Variable

R R

Square

Adjuste

d R

Square

Std. Error of

the Estimate

Change Statistics

R Square

Change F Change df1 df2

Sig. F

Chan

ge

1 0.494a 0.244 0.240 8.71495 0.244 70.346 1 218 0.000

2 0.530b 0.281 0.275 8.51757 0.037 11.220 1 217 0.001

3 0.543c 0.294 0.285 8.45725 0.013 4.107 1 216 0.044

4 0.543d 0.294 0.281 8.47666 0.000 0.012 1 215 0.914

5 0.544e 0.296 0.280 8.48644 0.002 0.505 1 214 0.478

6 0.560f 0.313 0.294 8.40187 0.017 5.330 1 213 0.022

7 0.560f 0.314 0.291 8.41799 0.001 0.185 1 212 0.667

8 0.583h 0.340 0.315 8.27840 0.026 8.210 1 211 0.005 Predictors: (Constant), ADVENTURE, GRATIFICATION, ROLE, VALUE, SOCIAL, IDEA, USIA, JK

Berdasarkan tabel 4.9 dapat diketahui bahwa dari 8 independent variable terdapat

lima variabel yang memberikan sumbangan terbesar dan signifikan. Berikut akan

dijelaskan mengenai hasil proporsi varians dari setiap variabel penelitian, yaitu:

Page 73: PENGARUH HEDONIC SHOPPING MOTIVATIONS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38382/1/YUNIE... · hidup saya, Mamaku, Mbah Uti, dan sahabat-sahabatku. ... dan jenis

59

1. Variabel adventure shopping memberikan sumbangan sebesar 24.4% dalam

varians impulsive buying. Sumbangan tersebut signifikan secara statistik

dengan F = 70.346, df1=1, df2=218 dan sig. F change = 0.000.

2. Variabel gratification shopping memberikan sumbangan sebesar 3.7% dalam

varians impulsive buying. Sumbangan tersebut signifikan secara statistik

dengan F = 11.220, df1=1, df2=217 dan sig. F change =0.001.

3. Variabel role shopping memberikan sumbangan sebesar 1.3% dalam varians

impulsive buying. Sumbangan tersebut signifikan secara statistik dengan F =

4.107, df1=1, df2=216 dan sig. F change =0.044.

4. Variabel value shopping memberikan sumbangan sebesar 0% dalam varians

impulsive buying. Sumbangan tersebut tidak signifikan secara statistik dengan

F = 0.012, df1=1, df2=215 dan sig. F change =0.914.

5. Variabel social shopping memberikan sumbangan sebesar 0.2% dalam varians

impulsive buying. Sumbangan tersebut tidak signifikan secara statistik dengan

F = 0,087, df1=1, df2=214 dan sig. F change =0.478.

6. Variabel idea shopping memberikan sumbangan sebesar 1.7% dalam varians

impulsive buying. Sumbangan tersebut signifikan secara statistik dengan F =

5.330, df1=1, df2=213 dan sig. F change =0.022.

7. Variabel usia memberikan sumbangan sebesar 0.1% dalam varians impulsive

buying. Sumbangan tersebut tidak signifikan secara statistik dengan F = 0.185,

df1=1, df2=212 dan sig. F change =0.667.

Page 74: PENGARUH HEDONIC SHOPPING MOTIVATIONS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38382/1/YUNIE... · hidup saya, Mamaku, Mbah Uti, dan sahabat-sahabatku. ... dan jenis

60

8. Variabel jenis kelamin memberikan sumbangan sebesar 2.6% dalam varians

impulsive buying. Sumbangan tersebut signifikan secara statistik dengan F =

8.210, df1=1, df2=211 dan sig. F change =0.005.

Urutan independent variable yang signifikan memberikan sumbangan dari

terbesar hingga yang terkecil adalah variabel adventure shopping (24.4%),

gratification shopping (3.7%), jenis kelamin (2.6%), idea shopping (1.7%), dan

role shopping (1.3%).

Page 75: PENGARUH HEDONIC SHOPPING MOTIVATIONS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38382/1/YUNIE... · hidup saya, Mamaku, Mbah Uti, dan sahabat-sahabatku. ... dan jenis

61

BAB 5

KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan pada bab 4, maka kesimpulan

yang diperoleh dari penelitian ini adalah terdapat pengaruh yang signifikan dari

variabel hedonic shopping motivations (adventure shopping, gratification

shopping, role shopping, social shopping, value shopping, dan idea shopping) dan

faktor demografis (usia dan jenis kelamin) terhadap impulsive buying produk

fashion pengunjung mal.

Hasil uji koefisien regresi masing-masing independent variable

menunjukkan dari delapan variabel yang di uji yaitu adventure shopping,

gratification shopping, role shopping, social shopping, value shopping, idea

shopping, usia, dan jenis kelamin ada tiga variabel independen yang dinyatakan

signifikan mempengaruhi impulsive buying produk fashion pengunjung mal. Tiga

variabel yang dinyatakan signifikan mempengaruhi impulsive buying adalah

gratification shopping, idea shopping, dan jenis kelamin.

5.2. Diskusi

Pada bagian ini penulis akan membahas diskusi mengenai kedelapan independent

variable yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu adventure shopping,

gratification shopping, role shopping, value shopping, social shopping, idea

shopping, usia, dan jenis kelamin terhadap dependent variable yaitu impulsive

buying serta akan membahas penelitian dan literatur terdahulu mengenai

Page 76: PENGARUH HEDONIC SHOPPING MOTIVATIONS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38382/1/YUNIE... · hidup saya, Mamaku, Mbah Uti, dan sahabat-sahabatku. ... dan jenis

62

kedelapan independent variable yang dikaitkan dengan dependent variable

tersebut.

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis yang telah dikemukakan pada bab 4,

diperoleh hasil bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara hedonis shopping

motivations (adventure shopping, gratification shopping, role shopping, value

shopping, social shopping, dan idea shopping) dan faktor demografis (usia dan

jenis kelamin) terhadap impulsive buying produk fashion pada pengunjung mal

dengan signifikansi sebesar 0.000 dan nilai kontribusi variabel independen

terhadap variabel dependen sebesar 0.340 atau 34%, ini menunjukkan bahwa

hedonic shopping motivations dan faktor demografis memiliki pengaruh yang

signifikan terhadap impulsive buying produk fashion pada pengunjung mal

sebesar 34% dan sisanya 66% dipengaruhi oleh variabel lain diluar penelitian ini.

Hasil penelitian berdasarkan koefisien regresi masing-masing independent

variable menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara

gratification shopping, idea shopping, dan jenis kelamin terhadap impulsive

buying produk fashion. Berbeda dengan variabel adventure shopping, role

shopping, value shopping, social shopping, dan usia, semua komponen tersebut

tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap impulsive buying produk

fashion.

Dalam penelitian ini, variabel hedonic shopping motivations memiliki

pengaruh yang signifikan terhadap impulsive buying produk fashion. Hasil ini

sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Gültekin dan Ozer (2012) yang

menyatakan bahwa hedonic shopping motivations secara signifikan

Page 77: PENGARUH HEDONIC SHOPPING MOTIVATIONS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38382/1/YUNIE... · hidup saya, Mamaku, Mbah Uti, dan sahabat-sahabatku. ... dan jenis

63

mempengaruhi impulsive buying. Hasil ini juga sejalan dengan penelitian Ratih

dan Astiti (2016) yang menyatakan bahwa hedonic shopping motivations

berpengaruh secara signifikan terhadap impulsive buying. Hal ini dapat

disimpulkan bahwa pengunjung mal dengan hedonic shopping motivatios yang

tinggi cenderung akan melakukan impulsive buying, karena konsumen dengan

hedonic shopping motivatios yang tinggi akan melakukan tindakan pembelian

yang didasarkan atas kesenangan semata tanpa mempertimbangkan konsekuensi

yang akan diterima. Selain itu konsumen dengan hedonic shopping motivations

yang tinggi akan membeli suatu barang hanya didasarkan atas kesenangan dan

tanpa melihat sudut pandang manfaat dari suatu barang. Konsumen hanya

mementingkan keinginan dari pada kebutuhan yang akan dipenuhi demi mencapai

suatu kesenangan.

Pada variabel hedonic shopping motivations, dimensi gratification

shopping dan idea shopping memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

impulsive buying. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Gültekin

dan Ozer (2012) yang menyatakan bahwa gratification shopping dan idea

shopping meningkatkan perilaku impulsive buying secara signifikan. Dimensi

gratification shopping dari variabel hedonic shopping motivations pada hasil

penelitian ini memiliki pengaruh yang signifikan terhadap impulsive buying

dengan koefisien variabel menunjuk arah positif. Berdasarkan hasil tersebut, dapat

disimpulkan bahwa semakin tinggi gratification shopping konsumen, maka akan

semakin tinggi impulsive buying produk fashion, begitu pula sebaliknya. Sehingga

dapat dikatakan bahwa pengunjung mal di Tangerang Raya (Kota dan Kabupaten

Page 78: PENGARUH HEDONIC SHOPPING MOTIVATIONS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38382/1/YUNIE... · hidup saya, Mamaku, Mbah Uti, dan sahabat-sahabatku. ... dan jenis

64

Tangerang, serta Kota Tangerang Selatan) memiliki tingkat stres yang cukup

tinggi sehingga dapat mempengaruhi suasana hati mereka menjadi negatif. Oleh

karena itu, pengunjung mal di Tangerang Raya menyukai untuk melepaskan stres

dan juga meringankan suasana hati negatifnya dengan berbelanja di mal.

Berdasarkan gambaran data demografi dan kaitannya terhadap impulsive

buying yang telah diuraikan dalam bab 4, dapat dikatakan bahwa pengunjung mal

di Tangerang Raya yang memiliki gratification shopping yang tinggi ada pada

pengunjung perempuan, dan dengan usia remaja (<20 Tahun) dan dewasa awal

(20 – 40 Tahun). Pada remaja sumber stres dapat berasal dari tugas-tugas

disekolah serta tuntutan nilai dari orangtua. Sedangkan pada dewasa awal sumber

stres dapat berasal dari tekanan-tekanan yang datang dari tugas perkuliahan

ataupun tugas ditempatnya bekerja. Hal ini menyebabkan konsumen remaja dan

dewasa awal melepaskan stres yang dimiliki dengan cara berbelanja di mal.

Selanjutnya, dimensi idea shopping pada variabel hedonic shopping

motivations pada hasil penelitian ini memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

impulsive buying dengan koefisien variabel menunjuk arah positif. Berdasarkan

hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi idea shopping yang

dimiliki pengunjung mal, maka akan semakin tinggi impulsive buying produk

fashion yang terjadi, begitu pula sebaliknya. Hal ini menunjukkan bahwa

pengunjung mal di Tangerang Raya, baik remaja maupun dewasa awal gemar

untuk mengikuti perkembangan tren dan fashion terbaru, sehingga membuat

mereka melakukan impulsive buying terhadap produk fashion ketika berbelanja di

mal. Konsumen remaja maupun dewasa awal dalam penelitian ini menyukai untuk

Page 79: PENGARUH HEDONIC SHOPPING MOTIVATIONS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38382/1/YUNIE... · hidup saya, Mamaku, Mbah Uti, dan sahabat-sahabatku. ... dan jenis

65

selalu tampil fashionable atau mengikuti tren yang ada, sehingga hal ini

mendorong konsumen untuk selalu mengikuti perubahan dan perkembangan

fashion yang ada.

Berdasarkan yang telah dijelaskan pada paragraf sebelumnya, dimensi

adventure shopping, role shopping, value shopping, dan social shopping dari

variabel hedonic shopping motivations pada hasil penelitian ini tidak memiliki

pengaruh yang signifikan terhadap impulsive buying. Hasil penelitian ini tidak

sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Činjarević et.al (2011) yang

menyatakan bahwa hanya role shopping dan social shopping saja yang memiliki

pengaruh yang tidak signifikan terhadap impulsive buying. Dimensi adventure

shopping dalam penelitian ini tidak signifikan dapat disebabkan karena

pengunjung mal di Tangerang Raya tidak menyukai berkunjung ke mal hanya

untuk menghabiskan waktu dengan berlama-lama mengelilingi mal saja.

Konsumen tidak merasakan kegembiraan hanya dengan berpetualang atau

berkeliling di dalam mal. Sehingga hal ini membuat pengunjung mal di Tangerang

Raya tidak impulsive buying.

Dimensi selanjutnya dari hedonic shopping motivations yang tidak

memiliki pengaruh yang signifikan terhadap impulsive buying adalah role

shopping. Artinya, role shopping tidak berpengaruh secara langsung terhadap

impulsive buying. Hasil ini menunjukkan bahwa pengunjung mal di Tangerang

Raya ketika berbelanja untuk orang lain, bisa dalam bentuk membelikan hadiah

atau berbelanja barang titipan dari orang lain tidak membuat pengunjung menjadi

“gelap mata” dan melakukan impulsive buying. Dalam situasi tertentu, konsumen

Page 80: PENGARUH HEDONIC SHOPPING MOTIVATIONS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38382/1/YUNIE... · hidup saya, Mamaku, Mbah Uti, dan sahabat-sahabatku. ... dan jenis

66

mungkin mengganggap berbelanja merupakan suatu pekerjaan dimana di

dalamnya terdapat tugas untuk mencocokkan hadiah yang ia lihat dengan selera

dari orang yang ingin diberi hadiah. Hal ini menyebabkan konsumen menjadi

berhati-hati dalam memilih hadiah dan berbelanja barang titipan untuk orang lain,

dan membuat konsumen penuh dengan pertimbangan dan tidak terbawa dengan

emosi yang mengakibatkan ia tidak melakukan impulsive buying.

Selanjutnya, dimensi value shopping dalam penelitian ini tidak memiliki

pengaruh yang signifikan terhadap impulsive buying. Artinya, value shopping

tidak berpengaruh secara langsung terhadap impulsive buying. Hal ini dapat

disebabkan karena sale dan diskon yang ditawarkan di mal yang ada di Tangerang

Raya kurang menarik bagi pengunjung mal, seperti harga sale dan diskon yang

tetap mahal, atau barang yang sedang sale dan diskon tidak disukai oleh

pengunjung mal, hal ini membuat cognitive dari pengunjung lebih dominan

dibandingkan affective-nya, sehingga membuat adanya proses pertimbangan

sebelum melakukan pembelian, dengan demikian pengunjung mal menjadi tidak

impulsive buying.

Dimensi selanjutnya dari hedonic shopping motivations yang tidak

memiliki pengaruh yang signifikan terhadap impulsive buying adalah social

shopping. Artinya, social shopping tidak berpengaruh secara langsung terhadap

impulsive buying. Hal ini dapat disebabkan karena keputusan membeli yang

dilakukan pengunjung mal di Tangerang Raya dipengaruhi oleh teman atau

keluarga yang pergi bersama dengannya ke mal. Dengan adanya orang lain, baik

itu teman, keluarga, ataupun pengunjung lain, dapat mempengaruhi pikiran dari

Page 81: PENGARUH HEDONIC SHOPPING MOTIVATIONS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38382/1/YUNIE... · hidup saya, Mamaku, Mbah Uti, dan sahabat-sahabatku. ... dan jenis

67

konsumen dalam melakukan pembelian. Dapat dikatakan, bahwa pengunjung mal

di Tangerang Raya menjadi tidak impulsive buying dikarenakan adanya orang lain

di dekatnya yang membantunya dalam melakukan pengambilan keputusan.

Pada variabel faktor demografis, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa

faktor demografis memiliki pengaruh yang signifikan terhadap impulsive buying

produk fashion. Hal tersebut sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Činjarević (2010) yang menyatakan bahwa faktor demografis, yaitu usia dan jenis

kelamin, menghasilkan perbedaan yang signifikan terhadap impulsive buying. Hal

ini dapat disimpulkan bahwa setiap pengunjung mal, dengan usia dan jenis

kelamin yang berbeda memiliki kemungkinan untuk melakukan impulsive buying

pada produk fashion.

Dimensi faktor demografis pertama yaitu usia tidak memiliki pengaruh

yang signifikan terhadap impulsive buying. Namun berdasarkan gambaran data

demografi dan kaitannya terhadap impulsive buying yang telah diuraikan dalam

bab 4, dapat diketahui bahwa pengunjung mal di Tangerang Raya yang memiliki

impulsive buying cenderung tinggi ada pada pengunjung dengan usia remaja (<20

Tahun) dan dewasa awal (20 – 40 Tahun). Hal ini sesuai dengan pendapat

Verplanken dan Herabadi (2011) yang mengungkapkan bahwa pada usia 18

hingga 39 tahun merupakan usia yang mengalami peningkatan hasrat untuk

berbelanja. Penelitian yang dilakukan oleh Bellenger et al (dalam Kacen & Lee,

2002) juga mengungkapkan hal yang sama, yaitu pembeli di bawah usia 35 tahun

lebih rentan terhadap impulsive buying dibandingkan dengan mereka yang

memiliki usia lebih dari 35 tahun. Hal ini dapat disebabkan karena konsumen

Page 82: PENGARUH HEDONIC SHOPPING MOTIVATIONS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38382/1/YUNIE... · hidup saya, Mamaku, Mbah Uti, dan sahabat-sahabatku. ... dan jenis

68

dengan usia muda memiliki kurangnya kontrol diri dibandingkan dengan

konsumen dengan usia yang lebih dewasa.

Konsumen dengan usia dewasa madya (41 – 60 Tahun) dalam penelitian

ini memiliki impulsive buying cenderung rendah. Hasil ini tidak sesuai dengan

penelitian yang dilakukan Yang, Huang, dan Feng (2011) yang menyatakan

bahwa pada usia 40 tahun ke atas individu memiliki kecenderungan untuk

melakukan impulsive buying yang lebih tinggi dibandingkan usia di bawah 40

tahun. Hal ini menunjukkan bahwa konsumen dengan usia dewasa madya

memiliki kontrol diri yang lebih baik dibandingkan konsumen dengan usia muda.

Sehingga dapat dikatakan bahwa konsumen dengan usia dewasa madya lebih

berhati-hati dan penuh pertimbangan ketika berbelanja, dan juga tidak mudah

terbawa oleh emosi sesaat.

Dimensi faktor demografis kedua adalah jenis kelamin, dalam penelitian

ini dimensi jenis kelamin memiliki pengaruh yang signifikan terhadap impulsive

buying. Hasil tersebut sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Dittmar et al

(dalam Kacen & Lee, 2002) yang menyatakan bahwa jenis kelamin dapat

mempengaruhi impulsive buying. Hal ini menunjukkan bahwa impulsive buying

dapat terjadi pada laki-laki dan juga perempuan, keduanya memiliki alasan

tersendiri dalam melakukan impulsive buying, seperti laki-laki melakukan

pembelian berdasarkan nilai fungsional dari suatu barang, sedangkan perempuan

melakukan pembelian berdasarkan emosi untuk menunjukkan identitas diri

mereka dalam lingkungan.

Page 83: PENGARUH HEDONIC SHOPPING MOTIVATIONS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38382/1/YUNIE... · hidup saya, Mamaku, Mbah Uti, dan sahabat-sahabatku. ... dan jenis

69

Dalam penelitian ini, jenis kelamin perempuan memiliki impulsive buying

yang lebih tinggi dibandingkan dengan laki-laki. Hasil ini sejalan dengan

penelitian Činjarević (2010) yang menyatakan bahwa faktor demografis, yaitu

jenis kelamin menghasilkan perbedaan yang signifikan terhadap impulsive buying,

dimana perempuan memiliki nilai yang lebih tinggi terhadap impulsive buying

dibandingkan dengan laki-laki. Hal ini dapat disebabkan karena perempuan

melakukan pembelian berdasarkan emosi sehingga tidak memikirkan konsekuensi

yang akan terjadi.

Secara keseluruhan pada hasil penelitian ini, penulis menemukan terdapat

beberapa perbedaan dengan penelitian sebelumnya. Hal tersebut mungkin terjadi

karena adanya beberapa keterbatasan dan kelemahan dalam penelitian ini.

Keterbatasan serta kelemahan dalam penelitian ini seperti, kondisi dan situasi saat

pengisian skala yang tidak dapat dikontrol oleh penulis sehingga mungkin tidak

kondusif, responden yang kurang serius dalam proses pengisian skala sehingga

respon menjadi tidak berpola, serta kemungkinan tidak semua item dapat

dipahami dengan baik oleh responden. Selain itu, kurang spesifiknya responden

juga menjadi keterbatasan dan kelemahan dalam penelitian ini.

5.3. Saran

Pada proses penulisan penelitian ini, penulis menyadari masih terdapat banyak

kelemahan dalam penelitian ini, maka penulis memberikan beberapa saran sebagai

bahan pertimbangan untuk menyempurnakan hasil penelitian selanjutnya.

Page 84: PENGARUH HEDONIC SHOPPING MOTIVATIONS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38382/1/YUNIE... · hidup saya, Mamaku, Mbah Uti, dan sahabat-sahabatku. ... dan jenis

70

5.3.1. Saran teoritis

1. Pada penelitian ini ditemukan bahwa proporsi varians dari impulsive buying

yang dijelaskan oleh semua independent variable adalah sebesar 34%

sedangkan sisanya 66% dipengaruhi oleh variabel lain diluar penelitian ini.

Penulis menyarankan untuk penelitian selanjutnya agar meneliti serta

menganalisis pengaruh variabel lain. Untuk mendapatkan proporsi varians

yang lebih besar disarankan untuk meneliti dan menganalisis variabel lain

seperti: atmosfir toko, ketersediaan waktu dan uang, tingkat stres, dan

promosi dan iklan yang dikaitkan dengan impulsive buying.

2. Pada penelitian ini ditemukan ada 3 variabel yang memiliki pengaruh

signifikan terhadap impulsive buying, yaitu gratification shopping, idea

shopping, dan jenis kelamin sehingga penulis menyarankan agar variabel

tersebut dapat dijadikan referensi dalam penelitian selanjutnya.

3. Pada penelitian ini, dimensi gratification shopping pada variabel hedonic

shopping motivations merupakan dimensi dengan pengaruh yang paling besar

terhadap perilaku impulsive buying, disarankan bagi penelitian selanjutnya

untuk meneliti lebih lanjut tentang pengaruh dimensi gratification shopping

terhadap perilaku konsumen lainnya.

4. Penulis menyarankan agar penelitian selanjutnya dapat menggunakan sampel

yang lebih spesifik, seperti konsumen dengan usia dewasa awal atau dewasa

akhir, sehingga dapat diperoleh hasil yang lebih terfokus.

5. Penulis menyarankan agar penelitian selanjutnya dapat menggunakan lokasi

penelitian yang lebih spesifik, agar dapat diperoleh hasil yang lebih akurat.

Page 85: PENGARUH HEDONIC SHOPPING MOTIVATIONS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38382/1/YUNIE... · hidup saya, Mamaku, Mbah Uti, dan sahabat-sahabatku. ... dan jenis

71

5.3.2. Saran praktis

Terkait dengan hasil penelitian, variabel yang memiliki pengaruh terhadap

impulsive buying produk fashion pada pengunjung mal adalah gratification

shopping, idea shopping, dan jenis kelamin, sehingga dapat disarankan sebagai

berikut:

1. Pada penelitian ini, ditemukan bahwa gratification shopping memiliki

pengaruh signifikan terhadap impulsive buying. Dalam hal ini gratification

terhadap diri sendiri memang dibutuhkan, karena gratification dapat

membantu individu untuk menghilangkan stres, dan membuat suasana hati

menjadi lebih positif. Namun, dalam prosesnya individu juga harus memiliki

kontrol diri yang baik, sehingga gratification dilakukan dalam batas yang

sewajarnya. Ketika seseorang melakukan gratification yang tertalu tinggi

maka akan memberikan dampak negatif bagi dirinya sendiri, seperti kerugian

finansial dan menyebabkan perasaan bersalah setelah melakukan pembelian.

Dengan demikian, disarankan bagi konsumen dengan gratification shopping

yang tinggi untuk dapat mengontrol dirinya ketika berbelanja, agar

gratification yang dilakukannya tidak berlebihan. Hal ini diharapkan dapat

membantu konsumen untuk meminimalisir terjadinya impulsive buying.

2. Pada penelitian ini, ditemukan bahwa idea shopping memiliki pengaruh

signifikan terhadap impulsive buying. Disarankan kepada orang tua untuk

dapat memberikan arahan kepada anak mengenai pengelolaan keuangan, agar

anak dapat berlatih untuk mengontrol dirinya ketika berbelanja. Bagi dewasa

awal disarankan untuk dapat mengontrol diri ketika berbelanja, salah satunya

Page 86: PENGARUH HEDONIC SHOPPING MOTIVATIONS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38382/1/YUNIE... · hidup saya, Mamaku, Mbah Uti, dan sahabat-sahabatku. ... dan jenis

72

dengan cara membawa uang cash saja ketika berbelanja, dan meninggalkan

kartu debit dan kredit dirumah. Selain itu, tidak terburu-buru ketika

mengambil keputusan juga dapat membantu konsumen untuk meminimalisir

terjadinya impulsive buying, karena konsumen dapat memikirkan lebih dalam

perlu atau tidaknya produk tersebut untuk dibeli.

3. Pada penelitian ini, ditemukan bahwa jenis kelamin memiliki pengaruh

signifikan terhadap impulsive buying. Berdasarkan hasil penelitian ini,

perempuan memiliki impulsive buying produk fashion yang lebih tinggi

dibandingkan dengan laki-laki. Disarankan bagi konsumen berjenis kelamin

perempuan untuk dapat lebih mengontrol dirinya ketika berbelanja produk

fashion di mal. Hal ini dapat dilakukan dengan cara membuat anggaran

belanja dan daftar belanja tetap, agar pembelian yang dilakukan menjadi

terkontrol. Selain itu, hindarilah berbelanja ketika suasana hati sedang

negatif, karena hal ini dapat meningkatkan terjadinya impulsive buying.

Page 87: PENGARUH HEDONIC SHOPPING MOTIVATIONS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38382/1/YUNIE... · hidup saya, Mamaku, Mbah Uti, dan sahabat-sahabatku. ... dan jenis

73

DAFTAR PUSTAKA

Adiputra, E. (2015). Perilaku pembelian tidak terencana (Impulse Buying) di pusat

perbelanjaan modern di Surabaya. An-Nisbah. 01(02), 156-180.

Alexander, H. B. (2014). Lebih dari Separuh Pusat Belanja Banten, Menumpuk di

Tangerang. Diunduh tanggal 2 November 2016 dari

http://properti.kompas.com/read/2014/04/16/0711437/Lebih.dari.Separuh.

Pusat.Belanja.Banten.Menumpuk.di.Tangerang.

Arifianti, R., Kartini, D., Sendjaja, T. P., & Yunizar. (2010). Gaya hidup

hedonis. Bandung: Unpad Press.

Arnold, M. J., & Reynold, K. E. (2003). Hedonic shopping motivations.

Journal of Retailing. 79(2003), 77-95.

Beatty, S. E., & Ferrel, M. E. (1998). Impulse buying: modelling its precursors.

Journal of Retailing. 74(2), 169-191.

Činjarević, M. (2010). Cognitive and affective aspects of impulse buying.

Sarajevo Business and Economics Review. 30, 168-184.

Činjarević, M., Tatić, K., & Petrić, S. (2011). See it, like it, buy it!. Hedonic

shopping motivations and impulse buying. Journal of Economics and

Business. 9(1), 1-14.

Dawson, S., & Kim, M. (2009). External and internal trigger cues of impulse

buying online. International Journal. 3(1), 20-34.

Engel, J. F., Blackwell, R. D., & Miniard, P. W. (1994). Perilaku konsumen.

Edisi ke-6 Jilid 1. Jakarta: Binarupa Aksara.

Fadliyah, L. (2015). Faktor-faktor yang mempengaruhi impulsive buying pada

konsumen jilbab di pasar johar Semarang. Skripsi. Fakultas Ekonomi dan

Bisnis Islam UIN Walisongo Semarang.

Febriana, R. (2015). Uji validitas kosntruk pada instrument PASS

(Procrastinstion Assessment Scale for Student) dengan metode

confirmatory factor analysis (CFA). Jurnal Pengukuran Psikologi dan

Pendidikan Indonesia. 4 (3), 267-277.

Gültekin, B., & Ozer, L. (2012). The influence of hedonic motives and browsing

on impulse buying. Journal of Economics and Behavioral Studies. 4(3),

180-189.

Page 88: PENGARUH HEDONIC SHOPPING MOTIVATIONS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38382/1/YUNIE... · hidup saya, Mamaku, Mbah Uti, dan sahabat-sahabatku. ... dan jenis

74

Hausman, A. (2010). A multi-method investigation of consumer motivations in

impulse buying behavior. Journal of Consumer Marketing. 17(5), 403 –

419.

Hidayat, F. (2015). Mal Masih Jadi Primadona Sebagai Tempat Rekreasi.

Diunduh tanggal 07 Desember 2016 dari

http://www.beritasatu.com/destinasi/238867-mal-masih-jadi-primadona

sebagai-tempat-rekreasi.html.

Kacen, J. J., & Lee, J. A. (2002). The influence of culture on customer impulsive

buying behavior. Journal of Consumer Psychology. 12(2), 163-176.

Kementrian Kesehatan RI. (2016). Peran Keluarga Dukung Kesehatan Jiwa

Masyarakat. Diunduh tanggal 01 Oktober 2017 dari

http://www.depkes.go.id/article/view/16100700005/peran-keluarga

dukung-kesehatan-jiwa-masyarakat.html.

Kurniawan, S. (2015). Experience Shopping Hanya Bisa di Mal, Tidak di E-

commerce. Diunduh tanggal 17 Oktober 2017 dari

http://marketeers.com/experience-shopping-hanya-bisa-di-mal-tidak-di-e

commerce/.

Nuraeni. (2015). Pengaruh literasi ekonomi, kelompok teman sebaya dan kontrol

diri terhadap perilaku pembelian impulsif untuk produk fashion pada

mahasiswa fakultas ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta. Skripsi.

Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta.

Purnomo, H (2013). Seperempat Masyarakat RI Pengeluarannya Lebih Besar

dari Pendapatan. Diunduh tanggal 16 Oktober 2017 dari

http://news.detik.com/transisipresiden/read/2013/12/08/.

Puspita, E. M. (2016). Pengaruh motivasi belanja henodis terhadap pembelian

impulsive melalui emosi positif pelanggan vans store Surabaya. Jurnal

Ilmu dan Riset Manajemen. 5(5), 1-16.

Ramadhanny, T. (2013). Ini Alasan Kenapa Mal Kini Jadi Destinasi Wisata.

Diunduh tanggal 07 Desember 2016 dari

http://travel.detik.com/read/2013/08/22/141815/2337438/1382/ini-alasan

kenapa-mal-kini-jadi-destinasi-wisata.

Ratih, I. A. T., & Astiti, D. P. (2016). Pengaruh motivasi hedonis dan atmosfer

toko terhadap pembelian impulsif pada remaja putri di Denpasar. Jurnal

Psikologi Udayana. 3(2), 209-219.

Rook, D. W. (1987). The buying impulse. Journal of Consumer Research. 14(2),

189-199.

Rook, D., & Hoch, S. (1985). Consuming impulses. Advances in Consumer

Research. 7(1), 23-27.

Page 89: PENGARUH HEDONIC SHOPPING MOTIVATIONS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38382/1/YUNIE... · hidup saya, Mamaku, Mbah Uti, dan sahabat-sahabatku. ... dan jenis

75

Taman, R. D. (2011). Mall, Jadi Gaya Hidup?. Diunduh tanggal 07 Desember

2016 dari http://www.kompasiana.com/richardo/mall-jadi-gaya

hidup_55010149a3331135195107b5.

To, P. L., Liao, C., & Lin, T. H. (2007). Shopping motivations on internet: a study

based on utilitarian and hedonic value. Technovation. 27, 774-787.

Trang, T. M., Nguyen, T. D., & Barrett, N. J. (2007). Hedonic shopping

motivations, supermarket attributes, and shopper loyalty in transitional

markets – evidence from Vietnam. University of Technology, Sydney,

Australia.

Utami, B. (2016). Pengaruh nilai belanja hedonik terhadap impulse buying dengan

emosi positif sebagai variabel perantara. Skripsi. Universitas Negeri

Yogyakarta.

Verplanken, B., & Herabadi, A. (2001). Individual differences in impulsive

buying tendency: feeling and no thinking. European Journal of

Personality. 15, S71-183.

Yang, D. J., Huang, K. C., & Feng, X. (2011). A study of the factor that affect the

impulsive cosmetics buying of female consumers in Kaohsiung.

International Journal of Business and Social Science. 2 (24), [Special

Issue December 2011).

Youn, S., & Faber, R. J. (2000). Impulse buying: Its relation to personality traits

and cues. Advances in Consumer Research. 27, 179-185.

Page 90: PENGARUH HEDONIC SHOPPING MOTIVATIONS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38382/1/YUNIE... · hidup saya, Mamaku, Mbah Uti, dan sahabat-sahabatku. ... dan jenis

76

Assalamualaikum Wr.Wb.

Selamat pagi/siang/sore

Saya mahasiswa Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, saat ini saya

sedang melakukan penelitian untuk penyusunan tugas akhir penelitian (skripsi).

Saya meminta ketersediaan Anda untuk mengisi sejumlah angket di bawah ini.

Dalam pengisian angket tidak ada jawaban benar dan salah. Setiap orang memiliki

jawaban yang berbeda, oleh karena itu pilihlah jawaban yang paling sesuai dengan

diri Anda. Semua jawaban Anda akan dijaga kerahasiaannya dan hanya

dipergunakan untuk keperluan penelitian saja. Bantuan Anda dalam mengisi

angket ini merupakan bantuan yang berarti bagi keberhasilan penelitian ini. Atas

perhatian dan kerja samanya saya ucapkan terima kasih.

Wassalamualaikum Wr.Wb.

Hormat Saya,

Yunie Amalia

Identitas Responden

Nama/Inisial :

Usia : tahun

Jenis Kelamin : Laki-laki Perempuan

Pendidikan : SD SMP SMA D3/S1 S2/S3

Pekerjaan :

Penghasilan : < 1.000.000

1.000.000 – 2.000.000

2.000.001 – 3.000.000

3.000.001 – 4.000.000

4.000.001 – 5.000.000

> 5.000.000

Status : Menikah

Belum Menikah

Saya bertanda tangan di bawah ini menyatakan bersedia untuk berpartisipasi

Tangerang, 2017

………………………………..

(Nama/Inisial dan tanda tangan)

Page 91: PENGARUH HEDONIC SHOPPING MOTIVATIONS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38382/1/YUNIE... · hidup saya, Mamaku, Mbah Uti, dan sahabat-sahabatku. ... dan jenis

77

Petunjuk pengisian kuesioner

Berikut ini terdapat butir-butir pernyataan yang berkaitan dengan pembelian

produk fashion (baju, sepatu, dan tas), baca dan pahamilah setiap pernyataan.

Berikan tanda √ (checklist) pada salah satu pernyataan di bawah ini yang paling

sesuai dengan keadaan Anda. Adapun pilihan jawaban yang tersedia adalah:

STS : Sangat Tidak Sesuai S : Sesuai

TS : Tidak Sesuai SS : Sangat Sesuai

Contoh

No Pernyataan STS TS S SS

1 Saya lebih sering berbelanja di mall

dari pada di pasar tradisional

Skala A

No. Pernyataan STS TS S SS

1 Saya biasanya berpikir dengan hati-hati sebelum

saya membeli produk fashion di mal.

2 Saat berbelanja di mal, saya biasanya hanya

membeli produk fashion yang sudah saya niatkan

sebelumnya.

3 Jika saya membeli produk fashion di mal, biasanya

saya membeli dengan spontan.

4 Kebanyakan dari produk fashion yang saya beli di

mal sudah direncanakan sebelumnya.

5 Ketika berbelanja di mal, saya hanya membeli

produk fashion yang benar-benar saya butuhkan.

6 Bukanlah gaya saya untuk membeli produk fashion

di mal secara tiba-tiba.

7 Saat berbelanja di mal, saya suka membandingkan

merek yang berbeda sebelum saya membeli produk

fashion tersebut.

8 Sebelum saya membeli produk fashion di mal, saya

selalu mempertimbangkan dengan hati-hati apakah

saya membutuhkannya atau tidak.

9 Saya biasanya membeli produk fashion langsung

pada tempatnya (mendadak).

10 Ketika berbelanja di mal, saya sering membeli

Page 92: PENGARUH HEDONIC SHOPPING MOTIVATIONS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38382/1/YUNIE... · hidup saya, Mamaku, Mbah Uti, dan sahabat-sahabatku. ... dan jenis

78

produk fashion tanpa berpikir.

11 Sulit bagi saya untuk mengabaikan produk fashion

yang bagus ketika saya berkunjung ke mal.

12 Terkadang saya tidak bisa menahan keinginan untuk

membeli produk fashion yang saya lihat di mal.

13 Terkadang saya merasa bersalah setelah membeli

produk fashion di mal.

14 Saya bukan tipe orang yang “jatuh hati pada

pandangan pertama” dengan produk fashion yang

saya lihat di mal.

15 Saat berkunjung ke mal, saya bisa menjadi sangat

bersemangat apabila saya melihat produk fashion

yang ingin saya beli.

16 Saya selalu melihat produk fashion yang bagus

setiap kali saya melewati toko di mal.

17 Sangat menyulitkan bagi saya untuk melewati

sebuah penawaran (diskon) di mal.

18 Jika saya melihat produk fashion yang baru di mal,

saya ingin membelinya.

19 Saya agak ceroboh ketika membeli produk fashion

di mal.

20 Terkadang saya membeli produk fashion di mal

karena saya suka berbelanja bukan karena saya

membutuhkannya.

Skala B

No Pernyataan STS TS S SS

1 Berbelanja produk fashion di mal merupakan

petualangan bagi saya.

2 Ketika suasana hati saya sedang buruk, saya akan

pergi ke mal untuk berbelanja produk fashion agar

membuat saya merasa lebih baik

3 Saya suka berbelanja produk fashion di mal untuk

orang lain karena ketika mereka merasa bahagia,

saya juga bahagia.

4 Saya sering berbelanja produk fashion ketika sedang

ada sale atau obral di mal.

5 Saya berbelanja produk fashion di mal bersama

Page 93: PENGARUH HEDONIC SHOPPING MOTIVATIONS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38382/1/YUNIE... · hidup saya, Mamaku, Mbah Uti, dan sahabat-sahabatku. ... dan jenis

79

teman atau keluarga untuk bersosialisasi.

6 Saya berbelanja produk fashion di mal untuk

mengikuti tren.

7 Berbelanja produk fashion di mal adalah hal yang

menggairahkan.

8 Bagi saya, berbelanja produk fashion di mal adalah

cara untuk menghilangkan stres.

9 Saya menikmati berbelanja produk fashion di mal

untuk teman dan keluarga saya.

10 Ketika berbelanja di mal, saya menikmati mencari

produk fashion yang berdiskon.

11 Saya menikmati bersosialisasi dengan orang lain

ketika saya belanja.

12 Saya berbelanja produk fashion di mal untuk

mengikuti mode terbaru.

13 Berbelanja produk fashion di mal membuat saya

merasa bahwa dunia milik saya sendiri.

14 Saya pergi berbelanja produk fashion di mal ketika

saya ingin memperlakukan diri saya secara spesial.

15 Saya menikmati berbelanja berkeliling mal untuk

menemukan hadiah yang tepat unuk seseorang.

16 Saya menikmati berburu harga yang paling murah

ketika berbelanja produk fashion.

17 Berbelanja produk fashion di mal dengan orang lain

merupakan pengalaman yang mengikat atau

berkesan.

18 Saya pergi berbelanja ke mal untuk melihat produk

fashion baru apa yang tersedia.

19 Saya menikmati berkeliling mal untuk berbelanja

produk fashion.

20 Saya berbelanja produk fashion di mal karena ingin

meningkatkan suasana hati saya menjadi positif.

21 Saya merasa senang ketika membeli sesuatu untuk

orang yang spesial dalam hidup saya.

22 Saya pergi berbelanja ke mal untuk mengambil

keuntungan ketika ada potongan harga/diskon.

23 Saya berbelanja di mal bersama orang lain untuk

mempererat hubungan.

24 Saya menikmati berbelanja produk fashion terbaru

Page 94: PENGARUH HEDONIC SHOPPING MOTIVATIONS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38382/1/YUNIE... · hidup saya, Mamaku, Mbah Uti, dan sahabat-sahabatku. ... dan jenis

80

di mal.

25 Menghabiskan waktu dengan berbelanja produk

fashion di mal menimbulkan sensasi tersendiri bagi

saya.

26 Saya pergi berbelanja produk fashion di mal ketika

saya ingin melupakan masalah dan kepenatan.

27 Saya senang berbelanja barang titipan dari orang

lain.

28 Saya merasakan kepuasan tersendiri apabila berhasil

membeli produk fashion di mal dengan harga yang

murah.

29 Berbelanja merupakan cara saya untuk meluangkan

waktu bersama dengan orang terdekat.

30 Saya suka membeli produk fashion di mal yang

sedang popular.

Page 95: PENGARUH HEDONIC SHOPPING MOTIVATIONS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38382/1/YUNIE... · hidup saya, Mamaku, Mbah Uti, dan sahabat-sahabatku. ... dan jenis

81

LAMPIRAN SYNTAX LISREL

1. Syntax Impulsive Buying

UJI VALIDITAS DV DA NI=20 NO=220 MA=PM LA ITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4 ITEM5 ITEM6 ITEM7 ITEM8 ITEM9 ITEM10 ITEM11 ITEM12 ITEM13 ITEM14 ITEM15 ITEM16 ITEM17 ITEM18 ITEM19 ITEM20 PM SY FI=DV.COR MO NX=20 NK=1 LX=FR TD=SY LK DV FR TD 4 2 TD 8 5 TD 4 3 TD 20 19 TD 18 16 TD 8 7 TD 17 12 TD 15 11 TD 13 6 TD 17

16 TD 5 4 TD 5 2 TD 17 11 TD 20 6 TD 20 2 TD 19 10 TD 18 17 TD 7 5 TD 14 10 TD 20

16 TD 16 9 TD 10 6 TD 19 6 TD 19 3 TD 11 4 TD 14 2 TD 14 5 TD 13 2 TD 13 12 TD 19

13 TD 18 12 TD 20 4 TD 14 7 TD 7 3 TD 17 8 TD 8 4 TD 17 9 TD 8 1 TD 17 10 TD 9 4

TD 9 3 TD 6 4 TD 6 3 TD 6 5 TD 20 13 TD 15 12 TD 15 6 TD 18 15 TD 12 11 TD 13 8

TD 13 7 TD 3 2 TD 10 7 TD 18 11 TD 16 11 PD OU TV SS MI

2. Syntax Adventure Shopping

UJI VALIDITAS ADVENTURE DA NI=5 NO=220 MA=PM LA ITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4 ITEM5 PM SY FI=ADVENTURE.COR MO NX=5 NK=1 LX=FR TD=SY LK ADVENTURE FR TD 5 4 PD OU TV SS MI

3. Syntax Gratification Shopping

UJI VALIDITAS GRATIFI DA NI=5 NO=220 MA=PM LA ITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4 ITEM5 PM SY FI=GRATIFI.COR MO NX=5 NK=1 LX=FR TD=SY LK GRATIFI FR TD 2 1 TD 3 1 TD 5 2 PD OU TV SS MI

Page 96: PENGARUH HEDONIC SHOPPING MOTIVATIONS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38382/1/YUNIE... · hidup saya, Mamaku, Mbah Uti, dan sahabat-sahabatku. ... dan jenis

82

4. Syntax Role Shopping

UJI VALIDITAS ROLE DA NI=5 NO=220 MA=PM LA ITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4 ITEM5 PM SY FI=ROLE.COR MO NX=5 NK=1 LX=FR TD=SY LK ROLE FR TD 4 3 TD 3 1 PD OU TV SS MI

5. Syntax Value Shopping

UJI VALIDITAS VALUE DA NI=5 NO=220 MA=PM LA ITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4 ITEM5 PM SY FI=VALUE.COR MO NX=5 NK=1 LX=FR TD=SY LK VALUE FR TD 3 2 PD OU TV SS MI

6. Syntax Social Shopping

UJI VALIDITAS SOCIAL DA NI=5 NO=220 MA=PM LA ITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4 ITEM5 PM SY FI=SOCIAL.COR MO NX=5 NK=1 LX=FR TD=SY LK SOCIAL FR TD 5 4 TD 3 1 PD OU TV SS MI

7. Syntax Idea Shopping

UJI VALIDITAS IDEA DA NI=5 NO=220 MA=PM LA ITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4 ITEM5 PM SY FI=IDEA.COR MO NX=5 NK=1 LX=FR TD=SY LK IDEA FR TD 4 3 TD 4 2 TD 5 3 PD OU TV SS MI

Page 97: PENGARUH HEDONIC SHOPPING MOTIVATIONS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38382/1/YUNIE... · hidup saya, Mamaku, Mbah Uti, dan sahabat-sahabatku. ... dan jenis

83

LAMPIRAN PATH DIAGRAM LISREL

Page 98: PENGARUH HEDONIC SHOPPING MOTIVATIONS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38382/1/YUNIE... · hidup saya, Mamaku, Mbah Uti, dan sahabat-sahabatku. ... dan jenis

84

Page 99: PENGARUH HEDONIC SHOPPING MOTIVATIONS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38382/1/YUNIE... · hidup saya, Mamaku, Mbah Uti, dan sahabat-sahabatku. ... dan jenis

85

Page 100: PENGARUH HEDONIC SHOPPING MOTIVATIONS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38382/1/YUNIE... · hidup saya, Mamaku, Mbah Uti, dan sahabat-sahabatku. ... dan jenis

86

Page 101: PENGARUH HEDONIC SHOPPING MOTIVATIONS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38382/1/YUNIE... · hidup saya, Mamaku, Mbah Uti, dan sahabat-sahabatku. ... dan jenis

87

LAMPIRAN TABEL SPSS

Tabel Gambaran subjek penelitian

JK

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 1.00 72 32.7 32.7 32.7

2.00 148 67.3 67.3 100.0

Total 220 100.0 100.0

USIA

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 1.00 38 17.3 17.3 17.3

2.00 167 75.9 75.9 93.2

3.00 15 6.8 6.8 100.0

Total 220 100.0 100.0

Tabel Gambaran Demografis terhadap Impulsive Buying

LAKILAKI

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 1.00 8 11.1 11.1 11.1

2.00 56 77.8 77.8 88.9

3.00 8 11.1 11.1 100.0

Total 72 100.0 100.0

Page 102: PENGARUH HEDONIC SHOPPING MOTIVATIONS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38382/1/YUNIE... · hidup saya, Mamaku, Mbah Uti, dan sahabat-sahabatku. ... dan jenis

88

PEREMPUAN

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 1.00 20 14.1 14.1 14.1

2.00 105 70.9 70.9 85.0

3.00 23 15 15 100.0

Total 148 100.0 100.0

REMAJA

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 1.00 3 7.9 7.9 7.9

2.00 28 73.7 73.7 81.6

3.00 7 18.4 18.4 100.0

Total 38 100.0 100.0

DEWASAAWAL

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 1.00 20 12.6 12.6 12.6

2.00 121 72.5 72.5 85.1

3.00 26 14.9 14.9 100.0

Total 167 100.0 100.0

Page 103: PENGARUH HEDONIC SHOPPING MOTIVATIONS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38382/1/YUNIE... · hidup saya, Mamaku, Mbah Uti, dan sahabat-sahabatku. ... dan jenis

89

DEWASAMADYA

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 1.00 3 20.0 20.0 20.0

2.00 11 73.3 73.3 93.3

3.00 1 6.7 6.7 100.0

Total 15 100.0 100.0

Tabel Analisis Deskriptif

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

IMPULSIVEBUYING 220 25.62 80.40 49.9998 9.99999

ADVENTURE 220 24.70 72.76 50.0000 10.00000

GRATIFICATION 220 29.51 72.82 50.0002 10.00051

ROLE 220 14.69 75.75 50.0000 10.00000

VALUE 220 13.37 69.57 50.0000 10.00000

SOCIAL 220 18.01 73.69 50.0000 10.00000

IDEA 220 23.94 72.83 50.0000 10.00000

Valid N (listwise) 220

Tabel Kategorisasi Skor Variabel

Statistics

IMPULSIVEB

UYING ADVENTURE

GRATIFICATI

ON ROLE VALUE SOCIAL IDEA

N Valid 220 220 220 220 220 220 220

Missing 0 0 0 0 0 0 0

Percentiles 100 3.0000 3.0000 3.0000 3.0000 3.0000 3.0000 3.0000

Page 104: PENGARUH HEDONIC SHOPPING MOTIVATIONS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38382/1/YUNIE... · hidup saya, Mamaku, Mbah Uti, dan sahabat-sahabatku. ... dan jenis

90

IMPULSIVEBUYING

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 1.00 30 13.6 13.6 13.6

2.00 159 72.3 72.3 85.9

3.00 31 14.1 14.1 100.0

Total 220 100.0 100.0

ADVENTURE

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 1.00 34 15.5 15.5 15.5

2.00 158 71.8 71.8 87.3

3.00 28 12.7 12.7 100.0

Total 220 100.0 100.0

GRATIFICATION

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 1.00 31 14.1 14.1 14.1

2.00 154 70.0 70.0 84.1

3.00 35 15.9 15.9 100.0

Total 220 100.0 100.0

Page 105: PENGARUH HEDONIC SHOPPING MOTIVATIONS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38382/1/YUNIE... · hidup saya, Mamaku, Mbah Uti, dan sahabat-sahabatku. ... dan jenis

91

ROLE

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 1.00 38 17.3 17.3 17.3

2.00 151 68.6 68.6 85.9

3.00 31 14.1 14.1 100.0

Total 220 100.0 100.0

VALUE

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 1.00 31 14.1 14.1 14.1

2.00 154 70.0 70.0 84.1

3.00 35 15.9 15.9 100.0

Total 220 100.0 100.0

SOCIAL

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 1.00 30 13.6 13.6 13.6

2.00 166 75.5 75.5 89.1

3.00 24 10.9 10.9 100.0

Total 220 100.0 100.0

Page 106: PENGARUH HEDONIC SHOPPING MOTIVATIONS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38382/1/YUNIE... · hidup saya, Mamaku, Mbah Uti, dan sahabat-sahabatku. ... dan jenis

92

IDEA

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 1.00 29 13.2 13.2 13.1

2.00 144 65.5 65.5 78.6

3.00 47 21.4 21.4 100.0

Total 220 100.0 100.0

Tabel R-Square

Model Summary

Mode

l R

R

Square

Adjusted R

Square

Std. Error of

the Estimate

Change Statistics

R Square

Change

F

Change df1 df2

Sig. F

Change

1 .583a .340 .315 8.27840 .340 13.570 8 211 .000

a. Predictors: (Constant), JK, USIA, IDEA, ROLE, VALUE, GRATIFICATION, SOCIAL, ADVENTURE

Tabel Anova

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 7439.728 8 929.966 13.570 .000a

Residual 14460.227 211 68.532

Total 21899.955 219

a. Predictors: (Constant), JK, USIA, IDEA, ROLE, VALUE, GRATIFICATION, SOCIAL,

ADVENTURE

b. Dependent Variable: IMPULSIVEBUYING

Page 107: PENGARUH HEDONIC SHOPPING MOTIVATIONS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38382/1/YUNIE... · hidup saya, Mamaku, Mbah Uti, dan sahabat-sahabatku. ... dan jenis

93

Tabel Koefisien Regresi

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 27.134 4.602 5.897 .000

ADVENTURE .170 .102 .170 1.679 .095

GRATIFICATION .333 .090 .333 3.691 .000

ROLE -.101 .070 -.101 -1.451 .148

VALUE -.026 .066 -.026 -.390 .697

SOCIAL -.096 .071 -.096 -1.340 .182

IDEA .190 .075 .190 2.545 .012

USIA .020 .067 .017 .301 .764

JK -3.583 1.250 -.168 -2.865 .005

a. Dependent Variable: IMPULSIVEBUYING

Page 108: PENGARUH HEDONIC SHOPPING MOTIVATIONS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38382/1/YUNIE... · hidup saya, Mamaku, Mbah Uti, dan sahabat-sahabatku. ... dan jenis

94

Tabel Proporsi Varians

Model Summary

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of

the Estimate

Change Statistics

R Square

Change F Change df1 df2

Sig. F

Change

1 .494a .244 .240 8.71495 .244 70.346 1 218 .000

2 .530b .281 .275 8.51757 .037 11.220 1 217 .001

3 .543c .295 .285 8.45725 .013 4.107 1 216 .044

4 .543d .295 .281 8.47666 .000 .012 1 215 .914

5 .544e .296 .280 8.48644 .002 .505 1 214 .478

6 .560f .313 .294 8.40187 .017 5.330 1 213 .022

7 .560g .314 .291 8.41799 .001 .185 1 212 .667

8 .583h .340 .315 8.27840 .026 8.210 1 211 .005

a. Predictors: (Constant), ADVENTURE

b. Predictors: (Constant), ADVENTURE, GRATIFICATION

c. Predictors: (Constant), ADVENTURE, GRATIFICATION, ROLE

d. Predictors: (Constant), ADVENTURE, GRATIFICATION, ROLE, VALUE

e. Predictors: (Constant), ADVENTURE, GRATIFICATION, ROLE, VALUE, SOCIAL

f. Predictors: (Constant), ADVENTURE, GRATIFICATION, ROLE, VALUE, SOCIAL, IDEA

g. Predictors: (Constant), ADVENTURE, GRATIFICATION, ROLE, VALUE, SOCIAL, IDEA, USIA

h. Predictors: (Constant), ADVENTURE, GRATIFICATION, ROLE, VALUE, SOCIAL, IDEA, USIA, JK