18
1 Universitas Indonesia Pengaruh Informasi dan Komunikasi pada Manajemen Risiko dalam Meningkatkan Kinerja Perusahaan: Studi Kasus di Indonesia Karunia Muliani, Akhmad Syakhroza Departemen Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, Kampus Baru UI Depok, 16436, Indonesia Email: [email protected] Abstrak Tujuan penelitian ini adalah menguji pengaruh informasi dan komunikasi pada proses manajemen risiko dalam meningkatkan kinerja perusahaan. Pengaruh proses manajemen risiko terhadap kinerja berlangsung secara bertahap, yaitu melalui informasi dan komunikasi dan internal perusahaan. Penelitian ini juga menguji tahapan- tahapan tersebut. Pengambilan data dilakukan dalam bentuk penyebaran kuesioner. Sampel yang didapatkan dalam penelitian ini sebanyak 82 responden dari 7 perusahaan yang berbeda yang beroperasi di Indonesia. Pengolahan data dilakukan dengan metode Partial Least Square (Smart-PLS 3.0). Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses peningkatan kinerja oleh proses manajemen risiko berlangsung secara bertahap, yaitu melalui informasi dan komunikasi dan internal perusahaan. Sehingga, informasi dan komunikasi serta internal perusahaan memiliki pengaruh positif terhadap peningkatan kinerja. Tanpa adanya kedua tahapan tersebut, proses manajemen risiko memiliki pengaruh negatif terhadap kinerja perusahaan. The Impact of Information and Communication on Risk Management for Improving Performance: Evidence in Indonesia Abstract The purpose of this research is to test the impact of information and communication on risk management process for improving the company’s performance. The impact of risk management process on performance is indirect, through information and communication and internal environment. This research also tests the impact of each components. The data were taken through questionnaire. There are 82 samples in this research, consist of 7 different companies which operate in Indonesia. The data were analysed by using Partial Least Square (Smart- PLS 3.0). Based on the analysis, the impact of risk management process on company’s performance is indirect. So, information and communication and internal environment have positive impact on performance. Without those steps, the impact of risk management process on company’s performance is negative. Keywords: Risk management; risk management process; information and communication, company’s performance Pengaruh informasi ..., Karunia Muliani, FEB UI, 2017

Pengaruh Informasi dan Komunikasi pada Manajemen Risiko

  • Upload
    others

  • View
    3

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Pengaruh Informasi dan Komunikasi pada Manajemen Risiko

1 Universitas Indonesia

Pengaruh Informasi dan Komunikasi pada Manajemen Risiko dalam Meningkatkan Kinerja Perusahaan: Studi Kasus di Indonesia

Karunia Muliani, Akhmad Syakhroza

Departemen Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, Kampus Baru

UI Depok, 16436, Indonesia

Email: [email protected]

Abstrak

Tujuan penelitian ini adalah menguji pengaruh informasi dan komunikasi pada proses manajemen risiko dalam meningkatkan kinerja perusahaan. Pengaruh proses manajemen risiko terhadap kinerja berlangsung secara bertahap, yaitu melalui informasi dan komunikasi dan internal perusahaan. Penelitian ini juga menguji tahapan-tahapan tersebut. Pengambilan data dilakukan dalam bentuk penyebaran kuesioner. Sampel yang didapatkan dalam penelitian ini sebanyak 82 responden dari 7 perusahaan yang berbeda yang beroperasi di Indonesia. Pengolahan data dilakukan dengan metode Partial Least Square (Smart-PLS 3.0). Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses peningkatan kinerja oleh proses manajemen risiko berlangsung secara bertahap, yaitu melalui informasi dan komunikasi dan internal perusahaan. Sehingga, informasi dan komunikasi serta internal perusahaan memiliki pengaruh positif terhadap peningkatan kinerja. Tanpa adanya kedua tahapan tersebut, proses manajemen risiko memiliki pengaruh negatif terhadap kinerja perusahaan.

The Impact of Information and Communication on Risk Management for Improving

Performance: Evidence in Indonesia

Abstract

The purpose of this research is to test the impact of information and communication on risk management process for improving the company’s performance. The impact of risk management process on performance is indirect, through information and communication and internal environment. This research also tests the impact of each components. The data were taken through questionnaire. There are 82 samples in this research, consist of 7 different companies which operate in Indonesia. The data were analysed by using Partial Least Square (Smart-PLS 3.0). Based on the analysis, the impact of risk management process on company’s performance is indirect. So, information and communication and internal environment have positive impact on performance. Without those steps, the impact of risk management process on company’s performance is negative. Keywords: Risk management; risk management process; information and communication, company’s performance

Pengaruh informasi ..., Karunia Muliani, FEB UI, 2017

Page 2: Pengaruh Informasi dan Komunikasi pada Manajemen Risiko

2

Universitas Indonesia

Pendahuluan

Vaughan (1997) menyatakan bahwa seluruh manusia menghadapi risiko di mana pun

dan kapan pun. Dalam kehidupan sehari-hari, risiko akan muncul dengan sendirinya.

Setiap langkah yang kita ambil akan menimbulkan risiko tersendiri. Risiko timbul seiring

dari aktivitas personal mulai dari yang berhubungan dengan bepergian hingga keputusan

keuangan. Dunia bisnis tidak dapat terhindar dari risiko. Bahkan, seiring dengan

berjalannya waktu, risiko yang dihadapi dalam dunia bisnis semakin beragam dan

berdampak besar (Achampong, 2010). Krisis keuangan global, terorisme, cuaca ekstrem,

kegagalan produk, kenaikan harga komoditas, dan perubahan peraturan merupakan

beberapa contoh dari risiko yang dihadapi oleh perusahaan. Perusahaan yang dulunya

dapat beroperasi secara stabil melalui bantuan proyeksi dan perkiraan, kini membutuhkan

hal yang lebih untuk mengatasi risiko yang ada (Hopkin, 2010).

Risiko yang dihadapi oleh masing-masing perusahaan memiliki karakteristik yang

berbeda. Karakteristik tersebut dipengaruhi oleh lingkungan bisnis maupun keadaan

internal perusahaan itu sendiri (Hopkin, 2010). Banyak perusahaan yang cenderung

menghindari risiko semaksimal mungkin. Di sisi lain, ada beberapa perusahaan yang

berusaha untuk mencari risiko (Vaughan, 1997). Perbedaan tanggapan ini timbul dari

persepsi perusahaan yang berbeda. Sesungguhnya, tidak semua risiko berdampak negatif,

ada risiko yang dapat berdampak positif bagi perusahaan, risiko ini dinamakan

opportunity risk.

Dalam konteks bisnis, risiko merupakan hal-hal yang dapat memengaruhi

kemampuan perusahaan dalam mencapai objektifnya (ISO 31000). Untuk meminimalkan

risiko berbahaya dan memaksimalkan opportunity risk, perusahaan mulai menggeserkan

fokusnya yaitu untuk melakukan manajemen risiko.

Perkembangan dunia bisnis yang menjadi semakin kompleks turut mengubah cara

pandang dan cara pengelolaan risiko. Saat ini, terdapat sebuah istilah enterprise risk

management (ERM) atau integrated risk management. Integrated risk management

mengatasi risiko dalam berbagai tingkat perusahaan, termasuk strategis dan taktik serta

kesempatan dan ancaman (Hillson, 2006). Pengimplementasian integrated risk

management secara efektif dapat membantu perusahaan untuk mengatasi risiko dengan

lebih menyeluruh.

Pengaruh informasi ..., Karunia Muliani, FEB UI, 2017

Page 3: Pengaruh Informasi dan Komunikasi pada Manajemen Risiko

3

Universitas Indonesia

Pada tahun 2001, Committee of Sponsoring Organizations of the Treadway

Commission (COSO) menginisiasi sebuah proyek untuk mengembangkan kerangka kerja

yang dapat membantu manajemen untuk melakukan Enterprise Risk Management (ERM)

yang saat ini dikenal dengan kerangka kerja COSO ERM. Kerangka kerja ini diharapkan

dapat memudahkan menghadapi ketidakpastian yang berkaitan dengan risiko dan

kesempatan secara efektif sehingga dapat meningkatkan kemampuan untuk menghasilkan

nilai bagi seluruh pemangku kepentingan. Penerapan COSO ERM juga memudahkan

perusahaan untuk memahami risiko kunci yang dihadapi dengan lebih komprehensif

sehingga dapat membantu perusahaan dalam menentukan tingkat risiko yang siap

diambil.

COSO ERM memiliki delapan komponen yang saling berkaitan, yaitu lingkungan

internal, penyusunan objektif, identifikasi kejadian, penilaian risiko, tanggapan risiko,

aktivitas kontrol, informasi dan komunikasi, dan pemantauan. Komponen-komponen ini

nantinya akan berdampak pada pencapaian objektif perusahaan. Oleh karena itu,

sesungguhnya mengimplementasikan COSO ERM di sebuah perusahaan secara efektif

bukanlah hal yang mudah.

Salah satu komponen penting yang patut ditelaah adalah informasi dan komunikasi.

Stulz (2008) meneliti mengenai faktor-faktor yang menyebabkan kegagalan dalam

pengimplementasian ERM. Salah satu faktor tersebut adalah kegagalan dalam

mengomunikasikan hal-hal yang berhubungan dengan risiko kepada stakeholders

perusahaan. Hasil dari proses manajemen risiko harus disampaikan ke orang-orang yang

bersangkutan secara tepat waktu dengan kualitas yang baik.

Pengaruh antara pengimplementasian COSO ERM dengan peningkatan kinerja telah

dibuktikan dalam sebuah penilitian yang dilakukan Gates et al. (2012). Penelitian ini

menguji pengaruh penerapan COSO ERM terhadap peningkatan kinerja perusahaan

dalam beberapa tahap. Tahap-tahap tersebut terdiri dari komponen-komponen COSO

ERM. Penelitian ini memiliki tujuh hipotesis yaitu keterkaitan dari masing-masing

komponen. Hasil dari penelitan ini menunjukkan bahwa adanya pengaruh positif antara

masing-masing komponen tersebut dan menyimpulkan bahwa penerapan COSO ERM

meningkatkan kinerja perusahaan.

Salah satu penyebab terjadinya krisis 1998 di Asia yang menyebar hingga ke Eropa

adalah kegagalan dalam melakukan manajemen risiko (Scholes, 2000; Biggar dan

Heimler, 2005; Nocco dan Stulz, 2006; Cheplel, 2013). Kunci keberhasilan manajemen

risiko adalah informasi dan komunikasi (Stulz, 2008; Cheplel, 2013). Pernyataan ini

Pengaruh informasi ..., Karunia Muliani, FEB UI, 2017

Page 4: Pengaruh Informasi dan Komunikasi pada Manajemen Risiko

4

Universitas Indonesia

sangat menarik. Tentunya, manusia sudah terbiasa dalam menjalani komunikasi sehari-

hari, sehingga pentingnya komunikasi seringkali dilupakan. Terlebih lagi karena

penelitian yang dilakukan oleh Stulz (2008) merupakan penelitian kualitatif.

Secara garis besar, model dan kuesioner penelitian ini mengacu pada penelitian yang

telah dilakukan oleh Gates et al. (2012). Namun, penelitian ini akan lebih

menitikberatkan pada pengaruh dari komunikasi. Oleh karena itu, dilakukan

pengelompokan delapan komponen yang digunakan pada penelitian sebelumnya menjadi

empat komponen yang terdiri dari proses manajemen risiko, informasi dan komunikasi,

internal perusahaan, dan kinerja. Hal ini dilakukan untuk menekankan pengujian pada

informasi dan komunikasi.

Telaah Literatur dan Pengembangan Hipotesis

Risiko

Risiko memiliki berbagai definisi. Dalam dunia ekonomi, risiko dapat didefinisikan sebagai

volatility atau deviasi standar dari net cash flow suatu perusahaan atau unit usaha (Heffernan,

1995). Griffin (2002) berpendapat bahwa risiko adalah suatu hal yang tidak pasti atas

peristiwa serta hasil peristiwa tersebut yang akan terjadi di masa depan. Hasil yang

didapatkan berupa sesuatu yang diharapkan atau tidak diharapkan. Sedangkan Anggraeni

(2010) menganggap risiko sebagai probabilitas sebuah peristiwa terjadi dan hasilnya tidak

seperti yang diharapkan atau diperkirakan sebelumnya. Namun, risiko merupakan komponen

yang tidak dapat dihindari dalam dunia usaha. Secara umum, risiko dapat didefinisikan

sebagai segala ketidakpastian yang mungkin terjadi di masa depan yang tidak dapat dihindari

dan memiliki dampak tertentu, baik diharapkan maupun yang tidak diharapkan.

Manajemen Risiko

Definisi manajemen risiko berdasarkan The Institute of Risk Management (IRM) adalah:

“Risk management is a central part of any organization’s strategic management. It is

the process whereby organizations methodically address the risks attaching to their

activities with the goal of achieving sustained benefit within each activity and across the

portfolio of all activities.”

Manajemen risiko memiliki fokus untuk mengidentifikasi dan mengatasi risiko yang

dihadapi oleh perusahaan. Seperti yang sudah dijelaskan, manajemen risiko merupakan

bagian inti dari manajemen stratejik sehingga manajemen risiko harus dilakukan sebagai

proses kontinu yang dijalani sebagai bagian dari strategi perusahaan dan implementasi strategi

tersebut. Poin penting lainnya dari definisi ini adalah kemampuan untuk mencapai objektif.

Pengaruh informasi ..., Karunia Muliani, FEB UI, 2017

Page 5: Pengaruh Informasi dan Komunikasi pada Manajemen Risiko

5

Universitas Indonesia

Peraturan Menteri Keuangan No. 191/PMK.04/2010 mengartikan manajemen risiko

sebagai sebuah pendekatan sistematis untuk menentukan tindakan terbaik dalam kondisi

ketidakpastian. Manajemen risiko dilakukan untuk menghadapi kondisi yang tidak pasti atau

risiko yang dihadapi perusahaan. Manajemen risiko juga merupakan upaya suatu organisasi

yang terkoordinasi untuk mengarahkan dan mengendalikan risiko (ISO 73:2009). Dengan

mengimplementasikan sistem manajemen risiko yang efektif, perusahaan dalam

memaksimalkan nilai yang dihasilkan dengan mengurangi kemungkinan gagal dan

meningkatkan kemungkinan perusahaan untuk sukses.

Proses Manajemen Risiko

Pada dasarnya, manajemen risiko merupakan sebuah proses yang terdiri dari empat tahapan.

Proses manajemen risiko ini harus dilakukan secara menyeluruh di tingkat perusahaan,

melibatkan semua pihak di seluruh tingkatan dan unit usaha. Moeller (2011) menjelaskan

tahap-tahapnya sebagai berikut:

1. Identifikasi risiko

Manajemen harus mampu mengidentifikasi seluruh risiko yang dihadapi perusahaan,

baik risiko besar maupun kecil. Tidak hanya mampu membuat daftar risiko, tetapi

perusahaan perlu menentukan risiko mana saja yang dapat memberikan dampak pada

operasi perusahaan. Kemudian, manajer harus membuat perkiraan peluang terjadinya

risiko tersebut.

2. Penilaian risiko (risk assessment)

Setelah mengidentifikasi risiko, tahap berikutnya adalah menilai seberapa mungkin

risiko tersebut terjadi dan seberapa signifikan dampak dari risiko.

3. Prioritisasi risiko

Apabila risiko telah berhasil dinilai secara baik, langkah selanjutnya adalah membuat

prioritisasi risiko. Perusahaan dapat mengurutkan risiko dengan mempertimbangkan

signifikansi dan tingkat kemungkinan terjadinya. Dengan demikian, perusahaan dapat

lebih memfokuskan ke risiko-risiko dengan prioritas utama.

4. Pemantauan risiko

Terakhir, perusahaan melakukan pemantauan terhadap proses risiko. Pemantauan

memastikan bahwa risiko masih dalam batas toleransi dan prosedur operasional telah

dilakukan dengan baik. Biasanya, pengawasan dilakukan oleh auditor internal. Hasil

dari pemantauan yang dilakukan oleh auditor internal akan dilaporkan kepada Direksi

dan Kepala Divisi Manajemen Risiko untuk dilakukan evaluasi.

Pengaruh informasi ..., Karunia Muliani, FEB UI, 2017

Page 6: Pengaruh Informasi dan Komunikasi pada Manajemen Risiko

6

Universitas Indonesia

COSO ERM

Berdasarkan COSO, Enterprise Risk Management (ERM) memiliki definisi sebagai berikut:

“ERM is a process, effected by an entity’s board of directors, management and other

personnel, applied in strategy setting and across the enterprise, designed to identify potential

events that may affect the entity, and manage risk to be within its risk appetite, to provide

reasonable assurance regarding the achievement of entity objectives.”

Definisi ini menangkap konsep kunci dasar mengenai bagaimana mengatur risiko dan

menyediakan dasar pengaplikasian bagi seluruh organisasi tanpa memandang industri. COSO

ERM juga disusun untuk membantu perusahaan mencapai empat tujuan utama yaitu strategis,

operasi, pelaporan, dan kepatuhan.

Terdapat delapan komponen berkaitan di COSO ERM yaitu:

1. Lingkungan Internal

Komponen ini merupakan dasar bagi komponen lainnya yang ada di COSO ERM.

Selain itu, komponen ini juga berpengaruh kepada penentuan strategi dan tujuan perusahaan.

Komponen ini menekankan pada lingkungan internal perusahaan yang mencakup pandangan

perusahaan mengenai risiko, termasuk filosofi manajemen risiko, risk appetite, integritas dan

nilai etik, serta lingkungan di mana perusahaan beroperasi.

2. Penentuan Objektif

Untuk mengidentifikasi potensi kejadian yang dapat memengaruhi tujuan, perusahaan

harus menetapkan objektif strategisnya. ERM memastikan bahwa perusahaan memiliki

objektif yang sesuai dengan visi dan misi perusahaan dan konsisten dengan risk appetite.

3. Identifikasi Kejadian

Perusahaan melakukan identifikasi kejadian internal dan eksternal yang dapat

memengaruhi kemampuan perusahaan dalam mencapai objektif. Kejadian ini dapat timbul

karena berbagai faktor seperti politik, sosial, proses internal, teknologi, maupun lingkungan.

Selain itu, perusahaan juga harus mampu menggolongkan kejadian sebagai risiko atau

kesempatan.

4. Penilaian Risiko

Ketika terdapat sebuah kejadian yang merupakan suatu risiko, perusahaan perlu

melakukan analisis terkait risiko tersebut. Analisis mencakup kemungkinan terjadinya risiko

dan dampak dari risiko. Hal ini nantinya akan menjadi dasar bagaimana perusahaan akan

mengatur risiko tersebut.

5. Tanggapan Risiko

Pengaruh informasi ..., Karunia Muliani, FEB UI, 2017

Page 7: Pengaruh Informasi dan Komunikasi pada Manajemen Risiko

7

Universitas Indonesia

Manajemen memilih tanggapan terhadap risiko serta mempertimbangkan konsekuensinya.

Terdapat empat tanggapan terhadap risiko, yaitu:

1. Menghindari risiko (avoidance);

2. Mengurangi risiko (reduction);

3. Membagi risiko (sharing); atau

4. Menerima risiko (acceptance).

6. Aktivitas Kontrol

Kontrol perlu dilakukan pada setiap tingkat dan fungsi perusahaan, termasuk

persetujuan, otorisasi, reviu kinerja, reviu keamanan dan keselamatan, dan pemisahan tugas.

Kontrol dapat berupa kebijakan dan prosedur untuk memastikan bahwa tanggapan terhadap

risiko telah dilakukan secara memadai.

7. Informasi dan Komunikasi

Dalam publikasinya, Deloitte (2016) menyatakan bahwa informasi merupakan hal yang

penting dalam perusahaan dalam menjalankan kerangka kerja manajemen risikonya. Sistem

informasi harus memastikan bahwa data telah diidentifikasi, didokumentasi, dan

dikomunikasikan dengan format dan jangka waktu yang memungkinkan manajemen dan

pekerja untuk mengerjakan kewajibannya.

Stulz (2008) membahas pentingnya informasi dan komunikasi dalam penerapan

manajemen risiko. Jurnal tersebut menyebutkan bahwa salah satu tipe kesalahan dalam

manajemen risiko adalah kegagalan dalam mengomunikasikan risiko kepada manajemen.

Manajemen risiko merupakan aktivitas yang memungkinkan perusahaan untuk

memaksimalkan nilai bagi shareholder melalui pemilihan keputusan yang tepat. Untuk itu,

dewan dan manajemen kunci perusahaan harus memahami situasi risiko yang sedang

dihadapi. Meskipun perusahaan memiliki sistem risiko yang baik, apabila dewan dan

manajemen kunci perusahaan tidak mengerti situasi yang ada karena manajer risiko tidak

dapat mengomunikasikan situasi yang ada dengan benar, sangat besar kemungkinan terjadi

pengambilan keputusan yang salah. Tentunya hal ini akan berdampak buruk pada kinerja

perusahaan.

8. Pemantauan Risiko

Untuk memastikan bahwa seluruh komponen ERM telah berjalan dengan baik, perusahaan

harus melakukan pemantauan secara berkala. Hasil pemantauan harus dilaporkan sehingga

dapat diperbaiki ke depannya.

Pengaruh informasi ..., Karunia Muliani, FEB UI, 2017

Page 8: Pengaruh Informasi dan Komunikasi pada Manajemen Risiko

8

Universitas Indonesia

COSO menyatakan bahwa terdapat pengaruh langsung antara objektif dan komponen dari

ERM. Objektif merupakan hal yang ingin dicapai oleh perusahaan. Sedangkan komponen

berperan sebagai hal yang dibutuhkan untuk mencapai objektif tersebut. Pengaruh ini

didukung oleh hasil penelitian dari Gates, Nicholas, dan Walker (2012).

Pengembangan Hipotesis

Penelitian terdahulu telah membuktikan adanya pengaruh antara penerapan ERM dengan

peningkatan kinerja perusahaan. Gates et al. (2012) membuktikan adanya pengaruh positif

antar komponen-komponen COSO ERM. Stulz (2008) mengungkapkan salah satu komponen

dalam COSO ERM yang berperan penting dalam keberhasilan ERM adalah informasi dan

komunikasi. Studi ini akan mencoba menguji pengaruh dari informasi dan komunikasi dalam

manajemen risiko. Untuk menekankan dampak dari informasi dan komunikasi, penelitian ini

mengelompokkan komponen-komponen COSO ERM yang telah diuji pada Gates et al.,

(2012) menjadi empat kelompok. Kelompok tersebut terdiri dari proses manajemen risiko,

informasi dan komunikasi, internal perusahaan, dan kinerja. Pengujian dilakukan untuk

melihat pengaruh antar komponen secara berurutan.

Proses manajemen risiko terdiri atas penentuan objektif, identifikasi risiko, reaksi

risiko, dan oversight (Moeller, 2011). Penentuan objektif merupakan tahap awal di proses

ERM yang akan mempengaruhi identifikasi risiko, penilaian risiko, dan tanggapan risiko.

Kemudian, sebelum perusahaan menentukan reaksi terhadap risiko, perusahaan harus

melakukan identifikasi risiko. Dalam bereaksi terhadap risiko, perusahaan secara tidak

langsung juga telah melakukan penilaian terhadap risiko tersebut. Dengan melakukan

penilaian, perusahaan dapat mengetahui dampak risiko, penyebab, mengembangkan strategi

mitigasi, dan mengintegrasikan risiko. Hal ini akan memudahkan perusahaan dalam

melakukan oversee terhadap risiko. Kategori ini merupakan penggabungan antara dua

komponen, yaitu aktivitas kontrol dan pemantauan. Perusahaan yang memiliki kontrol yang

tepat, memantau, dan melakukan oversight akan memiliki informasi yang lebih baik terkait

dengan risiko.

Gates et al. (2012) membuktikan adanya pengaruh positif antara pemantauan dengan

informasi dan komunikasi. Pada penelitian ini, pemantauan termasuk dalam proses

manajemen risiko. Proses manajemen risiko merupakan tahap di mana perusahaan

mengumpulkan dan memilih informasi-informasi yang akan dikomunikasikan. Dengan proses

manajemen risiko yang baik, makan kualitas informasi dan komunikasi yang dilakukan akan

semakin baik.

Pengaruh informasi ..., Karunia Muliani, FEB UI, 2017

Page 9: Pengaruh Informasi dan Komunikasi pada Manajemen Risiko

9

Universitas Indonesia

H1: Proses manajemen risiko berpengaruh positif terhadap informasi dan komunikasi.

Internal perusahaan terdiri dari lingkungan internal dan manajemen. Lingkungan

internal merupakan dasar bagi komponen lainnya yang ada di COSO ERM (Moeller, 2011).

Komponen ini menekankan pada lingkungan internal perusahaan yang mencakup pandangan

perusahaan mengenai risiko, termasuk filosofi manajemen risiko, risk appetite, integritas dan

nilai etik, dan lingkungan di mana perusahaan beroperasi. Untuk membentuk keseragaman

terkait hal-hal tersebut, maka diperlukan pemahaman yang mendalam. Cara untuk membentuk

pemahaman tersebut tentunya dengan berkomunikasi. Cara penyampaian informasi sangat

berpengaruh pada terbentuknya persepsi manajemen terhadap risiko (Stulz, 2008).

COSO menyatakan bahwa sebuah perusahaan akan memaksimalkan nilainya ketika

manajemen menetapkan strategi untuk menyeimbangkan pertumbuhan dan risiko (Gates et al,

2012). Manajemen juga harus menggunakan sumber daya yang tepat dalam menggapai

objektif dan mengatur risiko (Gates et al., 2012). Untuk itu, perusahaan harus mampu

mengumpulkan seluruh informasi yang relevan dan disampaikan dengan tepat waktu. Dengan

adanya informasi yang relevan dan tepat waktu, keputusan manajemen akan semakin baik

(Stulz, 2008)

H2: Informasi dan komunikasi berpengaruh positif terhadap internal perusahaan.

Gates et al. (2012) telah membuktikan adanya pengaruh positif antara lingkungan

internal dengan kinerja perusahaan. Manajemen risiko dapat berhasil bergantung dari

pemahaman dan persepsi manajer mengenai risiko itu sendiri (Cheplel, 2013). Dengan

internal perusahaan yang lebih baik, manajemen telah memiilki pemahaman yang baik

terhadap risiko, seperti berapa banyak risiko yang akan diambil, prosedur penanganan risiko,

strategi, maupun pemahaman risiko-risiko yang dihadapi. Dengan demikian, pengambil

keputusan dapat mengambil keputusan dengan lebih baik. Pengambilan keputusan yang lebih

baik nantinya akan berdampak pada peningkatan kinerja perusahaan.

H3: Internal perusahaan berpengaruh positif terhadap kinerja perusahaan.

Pengaruh informasi ..., Karunia Muliani, FEB UI, 2017

Page 10: Pengaruh Informasi dan Komunikasi pada Manajemen Risiko

10

Universitas Indonesia

Gambar 1. Kerangka Penelitian

Metode Penelitian Kerangka Penelitian

Penelitian ini memiliki tujuan untuk menguji dan membuktikan secara empiris bagaimana

pengaruh proses manajemen risiko perusahaan terhadap kinerja. Namun, proses tersebut

berlangsung secara bertahap, yaitu melalui informasi dan komunikasi dan internal

manajemen. Oleh karena itu, pada penelitian ini terdapat satu buah variabel independen yaitu

proses manajemen risiko, dua variabel intervening yaitu informasi dan komunikasi serta

internal perusahaan, dan satu variabel dependen, yaitu kinerja. Gambar 1 menyajikan ilustrasi

terkait kerangka penelitian dan pengaruh antara variabel yang akan diteliti.

Metode Pemilihan Sampel dan Pengumpulan Data

Sampel dari penelitian ini adalah seluruh manajer perusahaan di Indonesia yang telah

menerapkan COSO ERM dalam melakukan manajemen risiko di perusahaannya. Informasi

ini didapatkan baik dari laporan keuangan perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia

(BEI) dan situs perusahaan. Posisi minimal responden adalah manajer, hal ini dikarenakan

salah satu tanggung jawab pada posisi ini adalah mengindentifikasi dan menangani risiko

yang ada pada ruang lingkupnya (Moeller, 2011).

Data yang dikumpulkan untuk penelitian ini berasal dari data primer. Data primer

berupa kuesioner dengan tipe Likert dengan skala satu sampai tujuh. Terdapat 26 pertanyaan

pada kuesioner ini. Jumlah sampel final pada penelitian ini sebanyak 82 responden yang

berasal dari 7 perusahaan berbeda. Hasil pengolahan sampel dapat dilihat di Lampiran 1.

Kuesioner

Kuesioner dalam penelitian ini diambil dari jurnal Gates et al. (2012). Dalam penyebarannya,

kuesioner ini menggunakan dua bahasa, yaitu Indonesia dan Inggris. Tujuan dari penggunaan

dua bahasa adalah untuk menghindari adanya kerancuan dalam pengartian kuesioner. Tabel 1

menunjukkan daftar pertanyaan pada kuesioner.

Pengaruh informasi ..., Karunia Muliani, FEB UI, 2017

Page 11: Pengaruh Informasi dan Komunikasi pada Manajemen Risiko

11

Universitas Indonesia

Tabel 1 Pertanyaan survei

Komponen Pernyataan survei

Penentuan objektif 1. Perusahaan telah menyelaraskan risiko bisnis dengan objektif dan tujuan di tingkat perusahaan dan bisnis unit.

2. Perusahaan telah menghasilkan tingkat toleransi risiko atau batasan untuk seluruh kategori risiko secara eksplisit.

3. Perusahaan telah mengomunikasikan ekspektasi mengenai pengambilan risiko kepada manajer senior.

Identifikasi 4. Perusahaan telah menghasilkan comprehensive business risk inventory dari risiko yang diekspektasikan untuk diatur oleh manajer.

5. Setiap unit bisnis menggunakan facilitated self-assessment dan/atau teknik survei untuk memetakan risiko.

Reaksi risiko 6. Perusahaan melakukan risk assessment secara formal dan rutin.

7. Unit bisnis yang dimiliki melakukan analisis penyebab utama, dampak, dan hubungan dari risiko yang dimiliki.

8. Perusahaan mengukur risiko kunci sebaik mungkin.

9. Company has a process to integrate the effects of the major risk types (strategic, operational, financial, hazard, and legal).

10. Unit bisnis mengembangkan dan menentukan strategi mitigasi risiko.

Pemantauan 11. Perusahaan membuat peraturan risiko secara tertulis dan panduan prosedur yang konsisten di risiko utama.

12. Unit bisnis mengamati dan melaporkan status terkini terkait pengaturan risiko kunci.

13. Perusahaan telah mengidentifikasi keymetrics yang dibutuhkan untuk melaporkan kinerja manajemen risiko.

Informasi dan komunikasi 14. Perusahaan memiliki bahasa umum (corporate-wide) untuk mengomunikasikan risk-type exposure, aktivitas kontrol, dan usaha pengawasan.

15. Perusahaan memiliki penjelasan singkat ke board dan executive committee secara rutin terkait isu manajemen risiko.

Lingkungan internal 16. Perusahaan telah mengomunikasikan risk management mission statement, value proposition, dan benefits statement ke manajer senior.

17. Perusahaan telah menggabungkan tanggung jawab manajemen risiko ke deskripsi posisi dari seluruh manajer.

18. Dewan direksi atau anggota direksi terlibat secara aktif dalam proses manajemen risiko.

Manajemen 19. Dirasakan adanya manfaat ERM dalam kesepakatan manajemen perusahaan secara umum.

20. Dirasakan adanya manfaat ERM dalam kemampuan perusahaan untuk membuat better-informed decision.

Pengaruh informasi ..., Karunia Muliani, FEB UI, 2017

Page 12: Pengaruh Informasi dan Komunikasi pada Manajemen Risiko

12

Universitas Indonesia

21. Dirasakan adanya manfaat ERM dalam kemampuan perusahaan untuk mengomunikasikan pengambilan risiko kepada manajemen dan pemangku kepentingan eksternal.

22. Dirasakan adanya manfaat ERM dalam peningkatan akuntabilitas perusahaan.

Kinerja 23. Dirasakan adanya manfaat ERM dalam menghitung risk-adjusted performance antara unit bisnis

24. Dirasakan adanya manfaat ERM dalam meningkatkan kemampuan perusahaan untuk mencapai tujuan strategis

25. Dirasakan adanya manfaat ERM dalam mengurangi volatilitas pendapatan

26. Dirasakan adanya manfaat ERM dalam meningkatkan keuntungan

Sumber: Gates et al. (2012)

Hasil dan Analisis Penelitian Hasil Pengujian Hipotesis

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis, disajikan Gambar 2 yang merangkum pengujian

hipotesis penelitian ini secara keseluruhan.

Gambar 2 Hasil Pengujian Hipotesis

Dari Gambar 2 terlihat bahwa hipotesis H1 yang menguji pengaruh proses manajemen risiko

terhadap informasi dan komunikasi, memberikan kesimpulan bahwa pengaruh tersebut

terbukti. Sedangkan untuk pengujian hipotesis H2 yang menguji pengaruh antara informasi

dan komunikasi terhadap internal perusahaan, memberikan kesimpulan bahwa pengaruh

Pengaruh informasi ..., Karunia Muliani, FEB UI, 2017

Page 13: Pengaruh Informasi dan Komunikasi pada Manajemen Risiko

13

Universitas Indonesia

tersebut terbukti. Pada hipotesis H3 yang menguji pengaruh antara internal perusahaan

dengan peningkatan kinerja terbukti bahwa terdapat pengaruh positif.

Tabel 2. Ringkasan Hasil Pengujian Regresi

Hipotesis Prediksi Hasil

Kesimpulan Tanda Signifikansi

H1 (+) Terbukti Gagal ditolak H2 (+) Terbukti Gagal ditolak H3 (+) Terbukti Gagal ditolak H4 (+) Terbukti Gagal ditolak

Selain pengujian hipotesis, penelitian ini juga menguji pengaruh langsung antara proses

manajemen risiko dengan kinerja perusahaan. Hasil dari pengujian tersebut membuktikan

bahwa pengaruh proses manajemen risiko terhadap kinerja bersifat negatif. Sehingga, hasil

tersebut konsisten dengan hipotesis bahwa proses manajemen risiko dan kinerja berpengaruh

secara tidak langsung. Hasil uji pengaruh langsung dapat dilihat pada Gambar 3.

Gambar 3 Hasil Uji Pengaruh Langsung

Kesimpulan Penelitian

Penelitian ini dilakukan untuk menguji pengaruh informasi dan komunikasi terhadap proses

manajemen risiko dalam meningkatkan kinerja. Pengujian ini dilakukan secara bertahap.

Tahap-tahap tersebut adalah pengaruh proses manajemen risiko terhadap informasi

komunikasi, informasi komunikasi terhadap internal perusahaan, dan internal perusahaan

terhadap kinerja. Kesimpulan dari penelitian ini adalah:

1. Proses manajemen risiko berpengaruh positif terhadap informasi dan komunikasi. Proses

manajemen risiko merupakan tahap penting dalam mengumpulkan informasi. Hal ini

Pengaruh informasi ..., Karunia Muliani, FEB UI, 2017

Page 14: Pengaruh Informasi dan Komunikasi pada Manajemen Risiko

14

Universitas Indonesia

dikarenakan pada tahap inilah perusahaan mengidentifikasi dan mengolah informasi yang

relevan dan berkualitas (Gates et al., 2012). Apabila proses manajemen risiko terjadi

secara efisien, maka perusahaan dapat mengomunikasikan informasi tersebut dengan

tepat waktu (Stulz, 2008).

2. Informasi dan komunikasi berpengaruh positif terhadap internal perusahaan. Cheplel

(2013) menyatakan bahwa salah satu kunci keberhasilan manajemen risiko adalah

pemahaman manajer mengenai risiko yang dihadapi dan pemahaman tersebut dapat

tercapai melalui komunikasi. Gates et al. (2012) membuktikan bahwa terdapat pengaruh

positif antara informasi dan komunikasi dengan internal perusahaan.

3. Pengaruh positif antara internal perusahaan dengan kinerja. Gates et al. (2012) juga telah

membuktikan pengaruh ini. Dengan pemahaman risk appetite yang baik, maka manajer

mampu membuat keputusan yang lebih baik dan memahami batas toleransi risiko

sehingga dapat meningkatkan kinerja perusahaan (Cheplel, 2013).

Penelitian ini tentu memiliki keterbatasan dan potensi yang dapat dikembangkan kedepannya

seperti:

1. Penelitian ini menggunakan kuesioner dengan skala likert. Penggunaan skala likert

membuat pertanyaan bersifat close-ended. Sehingga, tidak ada penjelasan mendetil

mengenai alasan mengapa responden memberikan nilai tersebut.

2. Sampel dari penelitian ini terbatas. Jumlah sampel pada penelitian ini hanya sebanyak 82

responden dari tujuh perusahaan. Hal ini disebabkan adanya keterbatasan waktu dan

adanya beberapa kuesioner yang tidak kembali.

3. Penelitian dapat dilakukan melalui studi kasus dengan satu perusahaan sebagai sampel.

Metode pengambilan data pada penelitian tipe ini tidak hanya melalui pengisian

kuesioner, namun juga melakukan wawancara. Dengan melakukan wawancara, peneliti

dapat membahas dengan lebih mendalam mengenai praktik manajemen risiko yang ada

pada perusahaan tersebut.

4. Selanjutnya, dapat ditambahkan variabel kontrol. Variabel kontrol dapat berupa besar

perusahaan, struktur perusahaan, dan keberagaman dalam perusahaan. Selain itu, peneliti

dapat menambahkan indikator-indikator baru pada kinerja perusahaan yang belum ada

pada penelitian ini. Indikator tersebut dapat berupa RoA, keuntungan, dan current ratio.

Hal ini untuk menangkap pengaruh yang lebih nyata antara proses manajemen risiko

dengan kinerja.

Pengaruh informasi ..., Karunia Muliani, FEB UI, 2017

Page 15: Pengaruh Informasi dan Komunikasi pada Manajemen Risiko

15

Universitas Indonesia

Daftar Referensi Achampong, F. (2010). Integrating Risk Management and Strategic Planning. Planning for Higher Education,

22-27. Bertram, D. (2012). Likert Scales. Retrieved from CPSC-681: Topic Report:

poincare.matf.bg.ac.rs/~kristina/topic-dane-likert.pdf Brodeur, A., & Pergler, M. (2010). Top Down ERM: A Pragmatic Approach to Managing Risk from the C-suite.

McKinsey Working Papers on Risk. Brown, M., & Heywood, J. (2005). Performance Appraisal Systems: Determinants and Change. British Journal

of Industrial Relations, 659-679. Carpenter, M. T. (2009). The Risk-Wise Investor: How to Better Understand and Manage Risk. New York:

Wiley. Cheplel, S. (2013). The Impact of ERM PRactices on the Financial Performance of Commercial Banks in Kenya.

University of Nairobi. Committee of Sponsoring Organizations of the Treadway Commissions. (2004, October 12). Enterprise Risk

Management - Integrated Framework. Retrieved from COSO: https://www.coso.org/Pages/ermupdate.aspx

Committee of Sponsoring Organizations of the Treadway Commissions. (2009, October 12). Strengthening Enterprise Risk Management for Strategic Advantage. Retrieved from COSO: https://www.coso.org/documents/COSO_09_board_position_final102309PRINTandWEBFINAL_000.pdf.

Delaney, J., & Huselid, M. (2006). The Impact of Human Resource Management Practices on Performance in For Profit and Non-Profit Organizations. Academy of Management Journal, 949-969.

Deloach, J. (2017, Februari 6). The Role of Executive Management in ERM. Retrieved from Corporate Compliance Insights: http://www.corporatecomplianceinsights.com/the-role-of-executive-management-in-erm/

Deloitte Touche Tomatsu. (2017, Desember 1). Exploring Strategic Risk. Retrieved from Deloitte US: https://www2.deloitte.com/us/en/pages/risk/articles/exploring-strategic-risk-survey-report.html

Djohanputro, B. (2008). Manajemen Risiko Korporat. Jakarta: PPM. Frigo, M., & Anderson, R. (2011). Embracing Enterprise Risk Management: Practical Approaches for Getting

Started. DePaul University. Gates, S., Nicolas, J.-L., & Walker, P. (2012). Enterprise Risk Management: A Process for Enhanced

Management and Improved Performance. Management Accounting Quarterly, 28-38. Griffin, J. M. (2002). Book-to-Market Equity, Distress risk, and Stock Returns. Journal of Finance, 2317-2336. Hanggraeni, D. (2010). Pengelolaan Risiko Usaha. Jakarta: Lembaga Penerbit FEUI. Heffernan, S. (1995). An Econometric model of Bank Failure. Economic and Financial Modelling, 49-83. Hillson, D. (2006). Integrated Risk Management as a Framework for Organizational Success. PMI Global

Congress. Seattle. Hopkin, P. (2014). Fundamentals of Risk Management: Understanding, Evaluating, and Implementing Effective

Risk Management. Kogan Page Publisher. International Organization fro Standardization. (2009). ISO 31000 Risk Management. London: International

ORganization for Standardization. Kleffner, A., Lee, R., & McGannon, B. (2003). The Effect of Corporate Governance on the Use of Enterprise

Risk Management: Evidence from Canada. Risk Management and Insurance Review. Komite Nasional Kebijakan Governance. (2012). Penerapan Manajemen Risiko Berbasis Governance. Jakarta:

Komite Nasional Kebijakan Governance. Lindsay, P., & Norman, D. (1977). Human Information Processing: An Introduction to Psychology. Cambridge:

Academic Press. Mahsun, M. (2006). Pengukuran Kinerja Sektor Publik. Yogyakarta: Penerbit BPFE. Mesquita, J., & Lara, J. (2003). Capital STructure and Profitability: The Brazilian Case. Academy of Business

and Administration Sciences . Moeller, R. R. (2011). COSO Enterprise Risk management: Establishing Effective Governance, Risk, and

Compliance Processes. New York: Wiley. Mulyana, D. (2002). Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar. Bandung: PT remaja Rosdakarya. Nyagah, B. K. (2014). The Effect of Enterprise Risk Management on Financial Performance of Pension Fund

management Firms in Kenya. University of Nairobi. Ping, T., & Muthuveloo, R. (2015). The Impact of Enterprise Risk of Management on Firm Performance:

Evidence from Malaysia. Asian Social Science.

Pengaruh informasi ..., Karunia Muliani, FEB UI, 2017

Page 16: Pengaruh Informasi dan Komunikasi pada Manajemen Risiko

16

Universitas Indonesia

Protiviti. (2010, October 14). Where Board of Directors Currently Study in Executing Risk Oversight Responsibility. Retrieved from Protiviti: https://www.protiviti.com/UK-en/insights/board-risk-oversight-progress-report

Rao, A., & Marie, A. (2002). Current Practices of Enterprise Risk Management in Dubai. Management Accounting Quarterly, 10-22.

Scholes, M. S. (2000). Crisis and Risk Management. The American Economic Review. Senior Supervisors Group. (2008, Maret 5). Observations on Risk Management Practices during the Recent

Market Turbulence. Retrieved from U.S. Securities and Exchange Commission: https://www.sec.gov/news/press/2008/report030608.pdf

Siahaan, A. (2010). Manajemen Risiko. Jakarta: PT Elex Media Computindo. Stulz, R. M. (2008). Risk Management Failures: What are They and When do They Happen? Journal of Applied

Corporate Finance, 39-48. The Association of Chartered Certified Accountants. (2015, Januari 11). COSO Enterprise Risk Management

Framework. Retrieved from ACCA Global: www.accaglobal.com The Institute of Risk Management. (2002). A Risk Management Standard. London: The Institute of Risk

Management. Vaughan, E. J. (1997). Risk Management. New York: Wiley.

Pengaruh informasi ..., Karunia Muliani, FEB UI, 2017

Page 17: Pengaruh Informasi dan Komunikasi pada Manajemen Risiko

17

Universitas Indonesia

Lampiran 1 Company Industry Age Gender Length

TTT NON-FIN 35 F 3 TTT NON-FIN 42 M 4 TTT NON-FIN 48 F 2 TTT NON-FIN 46 M 3 TTT NON-FIN 60 M 3 TTT NON-FIN 52 M 1.5 TTT NON-FIN 47 M 2 TTT NON-FIN 36 F 2.5 TTT NON-FIN 46 M 3.5 TTT NON-FIN 44 F 3 TTT NON-FIN 42 M 3 TTT NON-FIN 41 F 5 TTT NON-FIN 51 M 2

SSS NON-FIN 40 F 3

SSS NON-FIN 44 M 2.5

SSS NON-FIN 43 M 2

SSS NON-FIN 41 M 1

SSS NON-FIN 45 M 5

SSS NON-FIN 44 M 2

SSS NON-FIN 45 F 2.5 SSS NON-FIN 36 M 2

SSS NON-FIN 51 M 3

SSS NON-FIN 51 M 3

PPP FIN 29 F 2

PPP FIN 45 M 6

PPP FIN 28 F 2

PPP FIN 46 M 5

PPP FIN 41 M 2

PPP FIN 37 M 6

PPP FIN 37 M 5

PPP FIN 33 F 3

PPP FIN 52 M 5

PPP FIN 46 M 4

PPP FIN 43 m 6

PPP FIN 52 m 3

PPP FIN 36 f 3

PPP FIN 46 m 3

PPP FIN 32 m 3

PPP FIN 35 m 3

PPP FIN 45 m 6

PPP FIN 42 f 3

PPP FIN 41 m 3

Pengaruh informasi ..., Karunia Muliani, FEB UI, 2017

Page 18: Pengaruh Informasi dan Komunikasi pada Manajemen Risiko

18

Universitas Indonesia

PPP FIN 43 f 6

PPP FIN 49 M 10

PPP FIN 42 m 10

PPP FIN 33 f 2

PPP FIN 43 m 5

III NON-FIN 51 M 10 III NON-FIN 36 M 4 III NON-FIN 48 M 3.5 III NON-FIN 30 M 1 III NON-FIN 29 F 3 III NON-FIN 49 M 8 III NON-FIN 31 F 4 III NON-FIN 34 M 2 III NON-FIN 37 M 1 III NON-FIN 43 M 3 III NON-FIN 35 M 2 III NON-FIN 38 M 2

EEE NON-FIN 33 M 12 EEE NON-FIN 34 F 1.5 EEE NON-FIN 33 M 3.5 EEE NON-FIN 31 M 3 EEE NON-FIN 35 F 1 EEE NON-FIN 40 M 5 EEE NON-FIN 38 M 5 EEE NON-FIN 27 F 1 EEE NON-FIN 29 M 3 EEE NON-FIN 37 F 4 DDD FIN 44 F 1 DDD FIN 42 F 3 QQQ FIN 44 M 1 QQQ FIN 42 M 2 QQQ FIN 44 F 12 QQQ FIN 43 F 4 QQQ FIN 43 F 5 QQQ FIN 40 M 5 QQQ FIN 43 M 3 QQQ FIN 36 M 5 QQQ FIN 47 M 9 QQQ FIN 43 M 3.5 QQQ FIN 44 M 10

Pengaruh informasi ..., Karunia Muliani, FEB UI, 2017