14
PENGARUH INSTRUKSI KERJA TERHADAP EFEKTIVITAS EKSPERIMEN Oleh: Cholik Joko Setyawan Nim: 192011010 TUGAS AKHIR Diajukan Kepada Program Studi Pendidikan Fisika, Fakultas Sains dan Matematika Guna Memenuhi Sebagian Dari Persyaratan Untuk Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Fisika FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA 2016

Pengaruh Instruksi Kerja terhadap Efektivitas Eksperimen · 2017. 4. 10. · PENGARUH INSTRUKSI KERJA TERHADAP EFEKTIVITAS EKSPERIMEN . Oleh: Cholik Joko Setyawan . Nim: 192011010

  • Upload
    others

  • View
    4

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

  • PENGARUH INSTRUKSI KERJA TERHADAP

    EFEKTIVITAS EKSPERIMEN

    Oleh:

    Cholik Joko Setyawan

    Nim: 192011010

    TUGAS AKHIR

    Diajukan Kepada Program Studi Pendidikan Fisika, Fakultas Sains dan

    Matematika Guna Memenuhi Sebagian Dari Persyaratan Untuk Mencapai

    Gelar Sarjana Pendidikan

    Program Studi Pendidikan Fisika

    FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA

    UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

    SALATIGA

    2016

  • i

    PENGARUH INSTRUKSI KERJA TERHADAP EFEKTIVITAS

    EKSPERIMEN

    “THE EFFECT OF LAB INSTRUCTIONS ON EXPERIMENT

    EFFECTIVENESS”

    Oleh:

    Cholik Joko Setyawan

    Nim: 192011010

    TUGAS AKHIR

    Diajukan Kepada Program Studi Pendidikan Fisika, Fakultas Sains dan

    Matematika Guna Memenuhi Sebagian Dari Persyaratan Untuk Mencapai

    Gelar Sarjana Pendidikan

    Program Studi Pendidikan Fisika

    FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA

    UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

    SALATIGA

    2016

  • ii

  • iii

  • iv

  • v

    MOTTO

    Jika kamu bersungguh-sungguh, kesungguhan itu untuk kebaikanmu sendiri.

    Jadikan berbuat baik seperti perlombaan untuk mendapatkan semangat

    Sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan

  • vi

    KATA PENGANTAR

    Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat limpahan

    rahmatNya penulis dapat menyelesaikan tugas akhir yang berjudul “Pengaruh Instruksi Kerja

    Terhadap Efektivitas Eksperimen” dengan baik.

    Tugas akhir ini diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mendapatkan gelar

    sarjana pendidikan dari Program Studi Pendidikan Fisika, Fakultas Sains Dan Matematika,

    Universitas Kristen Satya Wacana. Penyusunan tugas akhir ini tidak dapat diselesaikan dengan

    baik tanpa bantuan berbagai pihak. Untuk itu penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

    1. Kedua orangtua dan seluruh keluarga saya yang selalu memberikan doa dan dukungan

    moril.

    2. Prof. Ferdy S. Rondonuwu, Ph.D dan Dra. Marmi Sudarmi, M.Si selaku pembimbing

    dalam tugas akhir ini.

    3. Ibu Helti L. Mampouw atas diskusi dan sarannya yang sangat membantu.

    4. Dekan Fakultas Sains dan Matematika Universitas Kristen Satya Wacana.

    5. Kepala Program Studi Pendidikan Fisika Universitas Kristen Satya Wacana.

    6. Made Rai Suci Shanti N.A, S.Si., M.Pd selaku wali studi angkatan 2011 yang selalu

    memberikan semangat kepada penulis.

    7. Seluruh dosen pengajar dan seluruh staf di Fakultas Sains dan Matematika Universitas

    Kristen Satya Wacana.

    8. Laboran Fakultas Sains dan Matematika, khususnya laboran Program Studi Fisika dan

    Pendidikan Fisika Sains dan Matematika Universitas Kristen Satya Wacana yang selalu

    membantu dalam penyiapan peralatan selama perkuliahan dan penelitian tugas akhir.

    9. Teman-teman angkatan 2011, Arin, Yodhi, Dio, Kristia, Umi, Dita, Azis, Debora, Satria,

    Fani, Ishak, Azhar, Yospina, Gisela, Puis dan Guti yang telah membantu dalam

    pengambilan data serta selalu memberikan dukungan dan semangat.

    10. Angkatan 2013 yang telah bersedia menjadi subjek penelitian.

    Salatiga, 06 Juni 2016

    Penulis,

    Cholik Joko Setyawan

  • vii

    DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL .............................................................................................................. i

    LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................................... ii

    LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN ............................................................................. iii

    LEMBAR PERSETUJUAN AKSES .................................................................................... iv

    MOTTO ..................................................................................................................................v

    KATA PENGANTAR .......................................................................................................... vi

    DAFTAR ISI ........................................................................................................................ vii

    JUDUL ....................................................................................................................................1

    ABSTRAK ..............................................................................................................................1

    PENDAHULUAN ..................................................................................................................1

    METODE PENELITIAN........................................................................................................2

    HASIL DAN PEMBAHASAN...............................................................................................2

    KESIMPULAN .......................................................................................................................4

    UCAPAN TERIMA KASIH...................................................................................................4

    DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................4

    LAMPIRAN ............................................................................................................................5

  • Cholik Joko Setyawan / Pengaruh Instruksi Kerja Terhadap Efektivitas Eksperimen 1

    Prosiding Pertemuan Ilmiah XXX HFI Jateng & DIY, Salatiga 28 Mei 2016

    ISSN : 0853-0823

    1

    Pengaruh Instruksi Kerja Terhadap Efektivitas Eksperimen Cholik J. Setyawan, Marmi Sudarmi,

    Ferdy S. Rondonuwu

    Program Studi (Pendidikan) Fisika Universitas Kristen Satya Wacana

    Gedung Y, Jalan Diponegoro 52-60 Salatiga

    [email protected]

    Abstrak – Dalam pembelajaran sains, eksperimen berkelompok merupakan salah satu proses penting. Eksperimen

    memungkinkan (maha)siswa belajar mengamati, merancang eksperimen, berpikir kritis, menemukan pengetahuan,

    berinteraksi dan membangun diskusi bermakna. Kualitas eksperimen seringkali dipengaruhi oleh instruksi kerja. Tulisan

    ini membahas pengaruh tingkat keterbukaan instruksi terhadap efektivitas eksperimen. Penelitian dilakukan kepada 3

    kelompok beranggotakan 3 mahasiswa pendidikan fisika tahun ketiga yang memiliki kemampuan akademik setara, di

    mana masing-masing kelompok memperoleh satu dari tiga instruksi kerja yang berbeda yaitu instruksi rinci, sedikit

    terbuka dan terbuka. Data diperoleh melalui pengamatan langsung dan dokumentasi meliputi aspek lamanya

    eksperimen, data pengukuran, kesimpulan, intensitas dan kualitas diskusi. Data dianalisis menggunakan diagram jaring

    laba-laba. Ditemukan bahwa kelompok mahasiswa dengan instruksi rinci berkonsentrasi pada aspek pengumpulan data

    sedangkan kelompok mahasiswa dengan instruksi terbuka memiliki intensitas dan kualitas diskusi lebih baik dari

    kelompok lain. Kelompok mahasiswa dengan instruksi sedikit terbuka tidak memiliki aspek yang menonjol namun

    membutuhkan waktu paling lama dalam menyelesaikan eksperimen.

    Kata kunci: instruksi eksperimen, efektivitas eksperimen

    Abstract – One of the most important process in learning science is an experimental in group. Experiments enabling

    students to do observations, design experiments, have critical thinking, discover knowledge, interact and construct

    meaningful discussions. The quality of experiments are often be influenced by an activity instructions. This paper

    discusses level of instruction details impact toward experiment effectiveness. The research has been done with 3 groups

    within 3 physics education students. Those are third year students who has the equivalent academic performance, where

    each group gets one different activities instruction among the three activity instructions, that is the details instruction, the

    partially open-ended instruction and the open-ended instruction. Data was taken directly from observations and

    documentations, including time duration to complete the experiment, data measurements, conclusions, intensity and the

    quality of discussions. Data was analyzed using spider web diagram. It was found that the group with detail instruction

    focuses on the data collections aspect whereas the group with the open-ended instruction shows better in both discussion

    intensity and discussions quality than other groups. The group with semi open-ended instruction has no prominent aspect

    but they took longest time to complete the experiment.

    Keywords: experiment instruction, experiment effectiveness

    I. PENDAHULUAN

    Selama beberapa dekade terakhir semakin banyak guru

    dan peneliti pendidikan telah menyadari bahwa siswa dari

    segala usia mengalami kesulitan dalam belajar fisika[1]

    .

    Banyak penelitian yang mengungkapkan bahwa para

    siswa bahkan di level universitas mempunyai masalah

    dalam memahami konsep fisika dan sering terjadi

    miskonsepsi [1,2]. Implikasi dari masalah tersebut, telah

    berkembang berbagai alternatif untuk mempermudah

    siswa dalam memahami konsep fisika, salah satunya

    adalah pembelajaran berbasis laboratorium.

    Menurut Mbajiorgu dan August[3] eksperimen sangat

    tepat untuk meningkatkan pemahaman fisika. Slavin[4]

    mengusulkan (maha)siswa harus belajar konsep-konsep

    dan prinsip-prinsip dengan terlibat secara aktif (active

    learning), dimana mereka harus didorong untuk memiliki

    pengalaman-pengalaman dan melakukan eksperimen-

    eksperimen yang memungkinkan mereka menemukan

    sendiri konsep dan prinsip-prinsip tersebut. Banyak

    peneliti berpendapat bahwa kegiatan eksperimen atau

    percobaan di laboratorium dapat membantu siswa

    menghubungkan teori melalui praktik dan menawarkan

    pengalaman belajar yang lebih kaya[1,2,5]. Selama

    kegiatan di laboratorium siswa memiliki peluang aktivitas

    meta kognitif yang lebih besar. Meta kognisi dalam diri

    siswa akan melibatkan elaborasi dan penerapan konsep

    yang membantu meningkatkan pemahaman[5]. Selain itu

    kegiatan di laboratorium berpotensi untuk

    mengembangkan kemampuan dan ketrampilan siswa

    seperti: mengajukan pertanyaan yang berorientasi ilmiah,

    membuat hipotesis, merancang dan melakukan

    penyelidikan ilmiah, merumuskan dan merevisi

    penjelasan ilmiah, serta berkomunikasi dan membela

    argumen ilmiah[6].

    Meskipun kegiatan di laboratorium dinilai masuk akal

    untuk merestrukturisasi pemahaman kognitif siswa, tidak

    serta merta siswa akan mampu dengan baik memahami

    tujuan yang ingin dicapai. Penelitian yang ada

    menunjukkan bahwa pencapaian hasil belajar siswa agar

    sesuai hasil yang diinginkan dibutuhkan proses yang

    sangat kompleks[5]. Kegiatan di laboratorium akan

    bermakna jika siswa diberi waktu yang memadai,

    kesempatan berinteraksi, dan merefleksi kembali[5].

    Selain itu, saat melakukan kegiatan di laboratorium para

    pendidik sering kali menemukan beberapa tantangan

    yang berkaitan dengan eksperimen, alokasi waktu dan

    sumber daya. Akibatnya, kegiatan di laboratorium yang

    dijalankan secara tradisional tidak bisa menjangkau siswa

  • 2 Cholik Joko Setyawan / Pengaruh Instruksi Kerja Terhadap Efektivitas Eksperimen

    Prosiding Pertemuan Ilmiah XXX HFI Jateng & DIY, Salatiga 28 Mei 2016

    ISSN : 0853-0823

    2

    untuk memahami konsep-konsep yang ingin dicapai,

    serta kepuasan emosional dalam melakukan

    eksperimen[6,7].

    Dalam kegiatan eksperimen yang dilakukan oleh

    (maha)siswa, instruksi kerja merupakan bagian yang

    penting, karena instruksi kerja akan berpengaruh pada

    aktivitas mereka selama bereksperimen. Secara umum

    ada tiga tipe instruksi kerja, yaitu instruksi kerja rinci

    (semua langkah-langkah eksperimen dituliskan), instruksi

    kerja sedikit terbuka/discovery (hanya gambaran umum

    yang diberikan), instruksi kerja terbuka/open-ended

    (hanya diberikan rumusan masalah). Selama ini

    kebanyakan pendidik menggunakan model instruksi kerja

    rinci, karena model ini dianggap mampu memberikan

    hasil eksperimen yang baik. Dalam kegiatan eksperimen

    hasil dari eksperimen memang penting, akan tetapi proses

    selama bereksperimen juga harus diperhatikan.

    Berdasarkan uraian di atas, model kegiatan

    laboratorium yang efektif menjadi penting untuk dibahas.

    Dalam tulisan ini dilaporkan pengaruh instruksi kerja

    terhadap efektivitas eksperimen mahasiswa di

    laboratorium. Instruksi kerja yang diujikan adalah

    instruksi kerja fisika sederhana tentang pusat massa yang

    dibagi dalam tiga level yaitu, rinci, sedikit terbuka, dan

    terbuka.

    III. METODE PENELITIAN

    Pendekatan kuantitatif digunakan dalam pengumpulan

    dan pengolahan data pelaksanaan eksperimen. Dalam

    penelitian ini dilibatkan 9 mahasiswa tahun ke-3 pada

    pendidikan fisika FSM-UKSW Salatiga yang memiliki

    kemampuan akademik homogen. Subjek dibagi ke dalam

    3 kelompok beranggoatan 3 orang, dan masing-masing

    kelompok secara acak mendapat satu dari 3 instruksi

    kerja yakni rinci, sedikit terbuka dan terbuka. Instruksi

    kerja rinci memuat langkah-langkah eksperimen secara

    detail, instruksi kerja sedikit terbuka memuat langkah-

    langkah eksperimen secara umum dan instruksi kerja

    terbuka hanya memuat tujuan dan perumusan masalah.

    Masing-masing instruksi kerja menjadi dasar untuk

    melaksanakan eksperimen mencari pusat massa benda

    satu, dua dan tiga dimensi. Terdapat 9 eksperimen yang

    dilakukan setiap kelompok tanpa intervensi dan tanpa

    batasan waktu.

    Data pada penelitian ini meliputi aspek lama waktu

    melakukan eksperimen (persiapan dan pelaksanaan), hasil

    eksperimen, kesimpulan dan jumlah diskusi keseluruhan

    maupun yang berkualitas di dalam kelompok. Analisis

    data menggunakan diagram jejaring laba-laba. Pada

    masing-masing kelompok, kelima aspek data tersebut

    diskoring, dinormalisasi ke unitas, kemudian dibangun

    jejaring laba-laba dengan kelima aspek data tersebut

    sebagai rangka jejaring. Luas jejaring menunjukkan

    derajat efektivitas eksperimen.

    IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

    Gambar 1 adalah grafik waktu yang diperlukan

    mahasiswa selama melakukan eksperimen. Dari grafik

    tersebut terlihat bahwa mahasiswa dengan instruksi kerja

    rinci dapat menyelesaikan eksperimen paling cepat

    setelah itu mahasiswa dengan instruksi kerja terbuka dan

    yang paling lama adalah mahasiswa dengan instruksi

    kerja sedikit terbuka. Hal ini dikarenakan mahasiswa

    dengan instruksi kerja rinci hanya membaca dan

    mengikuti instruksi yang telah ada.

    Gambar 1.Grafik Lama Waktu Yang Diperlukan Untuk

    Melakukan Eksperimen Dalam Menit.

    Untuk mahasiswa dengan instruksi kerja sedikit terbuka,

    waktu dihabiskan untuk menterjemahkan instruksi dan

    merancang eksperimen. Instruksi yang tidak rinci

    membuat mahasiswa kesulitan dalam merancang

    eksperimen dan mengambil data. Hal mengejutkan terjadi

    dalam aspek waktu yang diperlukan untuk melakukan

    eksperimen. Pada mahasiswa dengan instruksi kerja

    sedikit terbuka waktu yang diperlukan untuk melakukan

    eksperimen lebih lama dibandingkan dengan mahasiswa

    dengan instruksi kerja terbuka. Hal ini dikarenakan

    selama melakukan eksperimen, mahasiswa dengan

    instruksi kerja sedikit terbuka terlalu membuang-buang

    waktu untuk menterjemahkan instruksi dan terlalu lama

    merancang eksperimen agar sesuai dengan instruksi yang

    diberikan. Berbeda dengan mahasiswa yang mendapat

    instruksi kerja terbuka, mereka bebas berekspresi sesuai

    dengan apa yang mereka pikirkan.

    Berdasarkan hasil pengamatan video selama

    melakukan eksperimen, mahasiswa dengan instruksi kerja

    rinci hanya mengikuti instruksi yang sudah ada. Hal ini

    mengakibatkan mahasiswa tidak bisa menerapkan

    pengetahuan konseptual yang mereka miliki. Sedangkan

    instruksi kerja sedikit terbuka, orientasi berpikir mereka

    adalah menterjemahkan instruksi kerja kemudian mereka

    berpikir apakah rancangan eksperimen yang mereka buat

    sudah sesuai dengan instruksi yang diberikan. Hal ini

    disebabkan karena instruksi yang diberikan tidak serta

    merta dapat dilakukan secara langsung. Sementara itu

    mahasiswa dengan instruksi ekperimen terbuka, dalam

    merancang eksperimen mereka menggunakan metode

    yang bahkan peniliti tidak pernah pikirkan sebelumnya.

    Hal ini menunjukkan bahwa, dengan instruksi kerja

    terbuka membuat mahasiswa bebas mengekspresikan ide-

    ide mereka.

    Gambar 2 merupakan grafik Penilaian data hasil

    eksperimen dan kesimpulan eksperimen masing-masing

    instruksi kerja.

  • Cholik Joko Setyawan / Pengaruh Instruksi Kerja Terhadap Efektivitas Eksperimen 3

    Prosiding Pertemuan Ilmiah XXX HFI Jateng & DIY, Salatiga 28 Mei 2016

    ISSN : 0853-0823

    3

    Gambar 2. Grafik Penilaian Data Hasil Eksperimen (Biru) dan

    Kesimpulan (Merah)

    Berdasarkan grafik diatas terlihat bahwa mahasiswa

    dengan instruksi kerja rinci menghasilkan data yang lebih

    baik dibandingkan instruksi kerja yang lain. Hal ini

    dikarenakan didalam instruksi kerja rinci terdapat

    petunjuk data apa saja yang harus mereka ambil. Berbeda

    dengan mahasiswa yang mendapat instruksi kerja

    terbuka, mereka harus benar-benar berpikir data apa saja

    yang diperlukan untuk dapat memecahkan masalah yang

    diberikan. Dari grafik tersebut juga diketahui bahwa tidak

    ada mahasiswa yang mendapat nilai sempurna dalam

    mengambil data. Hal ini dikarenakan mahasiswa

    melakukan kesalahan dalam mengambil data. Kesalahan

    yang dilakukan oleh semua mahasiswa adalah ketika

    mengambil data benda dua dimensi. Seharusnya salah

    satu dari tiga benda yang diberikan pusat massanya

    berada di luar benda, tetapi dilaporan mereka ditulis pusat

    massanya didalam benda. Hal ini dikarenakan mereka

    tidak yakin dengan hasil pengamatan mereka, sebab dua

    benda yang lain pusat massanya berada didalam benda.

    Kesalahan ini berpengaruh terhadap kesimpulan yang

    mereka buat. Sedangkan dari aspek kesimpulan,

    mahasiswa dengan instruksi kerja terbuka dapat membuat

    kesimpulan lebih baik daripada instruksi kerja yang lain.

    Hal ini dikarenakan mahasiswa yang mendapat instruksi

    kerja terbuka, mereka memahami konsep eksperimen

    lebih baik daripada mahasiswa dengan instruksi kerja

    yang lain. Akan tetapi walaupun mahasiswa dengan

    instruksi kerja terbuka dapat membuat kesimpulan lebih

    baik dibanding mahasiswa dengan instruksi kerja yang

    lain, kesimpulan yang mereka buat juga tidak sempurna.

    Hal ini dikarenakan data yang mereka miliki tidak

    lengkap dan terjadi kesalahan saat mengambil data.

    Dalam hal aktivitas diskusi, variabel 1 memang lebih

    unggul dan apabila dilihat dari video, aktivitas diskusi

    mahasiswa dengan instruksi terbuka lebih hidup dan lebih

    serius, dan pola berpikir mereka lebih kreatif dibanding

    instruksi kerja yang lain. Gambar 3 adalah grafik

    perbandingan jumlah diskusi dengan diskusi berkualitas.

    Gambar 3. Grafik Perbandingan Jumlah Diskusi (Biru) Dan

    Kualitas Diskusi (Merah) .

    Apabila dilihat dari grafik, selisih antara jumlah diskusi

    dengan kualitas diskusi sangat besar. Hal ini dikarenakan

    sangat sedikit mahasiswa yang berbicara konseptual dan

    berpikir kritis saat melakukan eksperimen. Kebanyakan

    diskusi yang mereka lakukan adalah untuk

    menterjemahkan petunjuk (instruksi kerja rinci dan

    instruksi kerja sedikit terbuka), merancang eksperimen

    dan membuat laporan. Hal ini bersesuaian dengan hasil

    penelitian dari berbagai negara, yang menunjukkan

    bahwa selama eksperimen di laboratorium, siswa bahkan

    di level universitas jarang mengekspresikan pengetahuan

    konseptual mereka secara eksplisit [1,2]. Dalam

    mengambil data, ada kecenderungan mahasiswa untuk

    memanipulasi data agar data yang dihasilkan sesuai

    dengan teori yang telah ada. Berdasarkan hasil

    pengamatan di video, selama melakukan eksperimen

    mahasiswa lebih fokus untuk membuat laporan

    dibandingkan memecahkan masalah. Hal serupa juga

    dikatakan oleh Haagen[8] bahwa selama melakukan

    eksperimen siswa cenderung lebih fokus pada

    penyelesaian tugas, memanipulasi data, dan mencari

    formula yang mengarahkan pada hasil yang “terlihat Ok”

    sesuai instruksi atau teori yang sudah ada.

    Secara umum perbedaan aspek tiap instruksi kerja

    dapat dilihat dari gambar 4. Gambar 4 adalah grafik

    perbedaan aspek antar instruksi kerja.

    Gambar 4. Grafik Perbedaan Aspek Antara Instruksi kerja

    Rinci (Biru), Instruksi kerja Sedikit Terbuka (Merah) dan

    Instruksi kerja Terbuka (Hijau).

    Berdasarkan grafik tersebut dapat diketahui bahwa

    mahasiswa dengan instruksi kerja rinci unggul dalam

    aspek waktu karena mereka fokus dalam mengambil data

    sehingga eksperimen mereka cepat selesai, akan tetapi hal

  • 4 Cholik Joko Setyawan / Pengaruh Instruksi Kerja Terhadap Efektivitas Eksperimen

    Prosiding Pertemuan Ilmiah XXX HFI Jateng & DIY, Salatiga 28 Mei 2016

    ISSN : 0853-0823

    4

    ini berdampak pada kurangnya intensitas berpikir selama

    bereksperimen yang berdampak pada kurangnya

    pemahaman konsep selama eksperimen, hal ini

    ditunjukkan dengan kesimpulan yang mereka buat tidak

    maksimal. Selain itu, model eksperimen seperti itu tidak

    memicu pola sensorik otak untuk mengingat yang dapat

    digunakan kembali dalam situasi baru. Tanpa stimulasi

    sensorik ini, siswa merasa bahwa eksperimen adalah

    kegitan yang membosankan, atau siswa merasa tidak

    mendapatkan apa-apa selama eksperimen[9]. Berbeda

    dengan mahasiswa yang menggunakan instruksi kerja

    terbuka, proses berpikir mereka sangat intensif. Hal ini

    berdampak pada waktu yang diperlukan untuk melakukan

    eksperimen lebih lama, akan tetapi mereka dapat

    memahami konsep dengan baik yang ditunjukkan oleh

    kesimpulan yang mereka buat lebih baik daripada

    mahasiswa dengan instruksi kerja yang lain. Hasil serupa

    juga pernah didapatkan oleh Haron[10] bahwa

    (maha)siswa dengan instruksi kerja open-ended

    memahami konsep eksperimental lebih baik dari pada

    instruksi kerja tradisional dan Anders[11] dalam

    makalahnya mengatakan bahwa open-inquiry eksperimen

    menunjukkan hasil yang lebih positif daripada ekspositori

    eksperimen. Hasil penelitian serupa juga pernah didapat

    oleh Gangoli[12] bahwa Guide Open-ended Approach

    (GOA) lebih unggul daripada Traditional Laboratory

    Approach (TLA) dalam mengembangkan kemampuan

    kognitif dan keterampilan laboratorium. Sedangkan

    mahasiswa dengan instruksi kerja sedikit terbuka tidak

    ada aktivitas yang menonjol, hal ini dapat dilihat dari

    grafik aktivitas mereka berada diantara mahasiswa

    dengan instruksi kerja rinci dan mahasiswa dengan

    instruksi kerja terbuka.

    V. KESIMPULAN

    Dalam penelitian ini ditemukan adanya pengaruh

    instruksi kerja terhadap efektivitas eksperimen

    mahasiswa. Mahasiswa dengan instruksi kerja rinci,

    mereka terkonsentrasi pada pengambilan data yang

    membuat mereka lebih cepat menyelesaikan eksperimen

    dibanding mahasiswa dengan instruksi kerja yang lain.

    Akan tetapi hal ini berdampak pada kurangnya intensitas

    diskusi yang mereka lakukan. Berbeda dengan

    mahasiswa yang menggunakan instruksi kerja terbuka,

    walaupun waktu yang diperlukan untuk melakukan

    eksperimen lebih lama daripada mahasiswa dengan

    instruksi kerja rinci tetapi aktivitas diskusi mereka sangat

    intensif yang menghasilkan kualitas diskusi lebih baik

    dibandingkan mahasiswa dengan instruksi kerja yang

    lain. Sedangkan mahasiswa dengan instruksi kerja sedikit

    terbuka tidak ada aktivitas yang menonjol bila

    dibandingkan mahasiswa dengan instruksi kerja yang

    lain. Aktivitas mereka berada diantara mahasiswa dengan

    instruksi kerja rinci dan mahasiswa dengan instruksi kerja

    terbuka. Secara umum mahasiswa dengan instruksi kerja

    terbuka menghasilkan derajat efektivitas eksperimen

    lebih baik dibandingkan mahasiswa dengan instruksi

    kerja lain.

    UCAPAN TERIMA KASIH

    Terima kasih penulis ucapkan kepada:

    1. Ibu Helti L. Mampouw atas diskusi dan sarannya yang sangat membantu dalam penulisan paper.

    2. Laboran fisika atas bantuan yang diberikan dalam penyiapan alat-alat yang digunakan dalam

    pengambilan data.

    3. Mahasiswa angkatan 2013 yang telah bersedia menjadi subjek penelitian.

    4. Teman-teman angkatan 2011 atas bantuan yang diberikan kepada penulis dalam pengambilan data.

    PUSTAKA [1] von Aufschnaiter, C., & von Aufschnaiter, S. 2007.

    University students’ activities, thinking and learning

    during laboratory work. European Journal of Physics, 28,

    S51–S60.

    [2] Deacon, C. & Hajek, A. 2010. Student Perception of the Value of Physics Laboratories. International Journal of

    Science Education, 1-35.

    [3] Mbajiorgu, N., & N. R August. 2006. Factors Influencing Curriculum Development in Higher Education Physics.

    University of Hull: Higher Education Academy

    Physical Sciences Centre.

    [4] Slavin, E. R. 1997. Educational Psychology, Theory and Practice. USA: Allyn & Bacon.

    [5] Hofstein, A., & Lunetta, V. N. 2003. The laboratory in science education: Foundations for the twenty-first

    century. Wiley Periodical, Inc. 28–54.

    [6] Tafa, B. 2012. Laboratory Activities and Students Practical Performance: the Case of Practical Organic

    Chemistry I Course of Haramaya University. AJCE, 3, 2.

    [7] Agrest, Mikhail M. 2009. Physics Labs with Flavour. The Physics Teacher, 47, 297.

    [8] C. Haagen-Schuetzenhoefer, “Improving the quality of lab reports by using them as lab instructions,” Phys.

    Teach. 50, 430 (Oct. 2012).

    [9] Reiner, M., & Gilbert, J. K. (2004). The Symbiotic Roles of Empirical Experimentation and Thought

    Experimentation in the Learning of Physics. International

    Journal of Science Education, 26 (15), 1819–1834.

    [10] Haron, Z. Shahrin M., Abdul R. S., Mushairy M., Jamaludin M. Y. 2013. The Implementation of an Open-

    Ended Experiment in the Civil Engineering Laboratory.

    Elsevier : Procedia – Social and Behavioral Sciences,

    102 (548 – 559).

    [11] Anders, R. C., et al. 2003. Benefiting from an open-ended experiment? A comparison of attitudes to, and outcomes

    of, an expository versus an open-inquiry version of the

    same experiment. International Journal of Science and

    Education. 25 (3) 351 – 372.

    [12] Gangoli, S. G., and Gurumurthy, C. 1995. A Study of The Effectiveness of A Guided Open‐Ended Approach to Physics Experiments. International Journal of Science

    Education,Vol.17.

  • 5

    LAMPIRAN