54
Pengaruh Kandungan Informasi Keuangan Terhadap Abnormal Return Saham pada Perusahaan yang Bergerak pada Bidang Real Estate dan Properti yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta periode 2002 - 2004 SKRIPSI Oleh : Nama : Yusa Andinova S Nomor Mahasiswa : 00 312 380 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA YOGYAKARTA 2006

Pengaruh Kandungan Informasi Keuangan Terhadap Abnormal Return

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Pengaruh Kandungan Informasi Keuangan Terhadap Abnormal Return

Pengaruh Kandungan Informasi Keuangan Terhadap Abnormal Return

Saham pada Perusahaan yang Bergerak pada Bidang Real Estate dan

Properti yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta periode 2002 - 2004

SKRIPSI

Oleh :

Nama : Yusa Andinova S

Nomor Mahasiswa : 00 312 380

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

YOGYAKARTA 2006

Page 2: Pengaruh Kandungan Informasi Keuangan Terhadap Abnormal Return

Pengaruh Kandungan Informasi Keuangan Terhadap Abnormal Return

Saham pada Perusahaan yang Bergerak pada Bidang Real Estate dan

Properti yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta periode 2002 - 2004

SKRIPSI

disusun dan diajukan untuk memenuhi sebagai salah satu syarat untuk mencapai derajat Sarjana Strata-1 jurusan Akuntansi

pada Fakultas Ekonomi UII

Oleh :

Nama : Yusa Andinova S

Nomor Mahasiswa : 00 312 380

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

YOGYAKARTA 2006

Page 3: Pengaruh Kandungan Informasi Keuangan Terhadap Abnormal Return

PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME

“ Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam referensi. Dan apabila dikemudian hari terbukti bahwa pernyataan ini tidak benar maka saya sanggup menerima hukuman / sangsi apapun sesuai peraturan yang berlaku.”

Yogyakarta, 17 Desember 2006

Penyusun,

( Yusa Andinova S )

Page 4: Pengaruh Kandungan Informasi Keuangan Terhadap Abnormal Return

Pengaruh Kandungan Informasi Keuangan Terhadap Abnormal Return

Saham pada Perusahaan yang Bergerak pada Bidang Real Estate dan

Properti yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta periode 2002 - 2004

Hasil Penelitian

Diajukan oleh :

Nama : Yusa Andinova Setyawan

Nomor Mahasiswa : 00 312 380

Jurusan : Akuntansi

Telah disetujui oleh Dosen Pembimbing

Pada tanggal

Dosen Pembimbing,

( Drs. Kesit Bambang P, M.Si )

Page 5: Pengaruh Kandungan Informasi Keuangan Terhadap Abnormal Return

DAFTAR ISI

Hal Halaman Judul ......................................................................................................... i Halaman Pernyataan Bebas Plagiarisme................................................................ iii Halaman Pengesahan ............................................................................................ iv Kata Pengantar ....................................................................................................... v Daftar Isi .............................................................................................................. vii Daftar Lampiran ..................................................................................................... x BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................1 1.1 Latar Belakang Masalah .....................................................................................1 1.2 Rumusan Masalah ..............................................................................................5 1.3 Tujuan Penelitian ................................................................................................5 1.4 Manfaat Penelitian .............................................................................................6 BAB II LANDASAN TEORI ................................................................................7 2.1 Pengertian Laporan Keuangan ...........................................................................7 2.2 Pemakai Laporan Keuangan ..............................................................................9 2.3 Kandungan dan Informasi Keuangan.................................................................11 2.4 Peranan Laporan Keuangan ..............................................................................12 2.5 Informasi Laporan Keuangan ............................................................................12 2.6 Efisiensi Pasar ....................................................................................................14 2.7 Pengertian dan Efisiensi pasar modal ................................................................15 2.8 Abnormal Return................................................................................................17 2.9 Hubungan informasi Laporan Keuangan dengan Return Saham.......................18 2.10 Penelitian terdahulu..........................................................................................21 2.11 Hipotesis...........................................................................................................22 BAB III METODE PENELITIAN ......................................................................24 3.1 Populasi ............................................................................................................24 3.2 Sampel ...............................................................................................................25 3.3 Teknik pengumpulan data .................................................................................25 3.4 Jenis dan sumber data .......................................................................................26 3.5 Variabel Penelitian .............................................................................................26 3.6 Teknik analisis data............................................................................................30 3.7 Pembahasan Hasil Penelitian .............................................................................34 BAB IV HASIL ANALISIS dan PEMBAHASAN ............................................35 4.1 Perkembangan Bursa Efek Jakarta ....................................................................35 4.2 Hasil Regresi Berganda......................................................................................36 4.3 Uji Asumsi Klasik Regresi Berganda ..............................................................39

Page 6: Pengaruh Kandungan Informasi Keuangan Terhadap Abnormal Return

4.3.1 Uji Multikolinearitas ..............................................................................39 4.3.2 Uji Heterokedastisitas ............................................................................40 4.3.3 Uji Autokorelasi .....................................................................................42

4.4 Uji Hipotesa .......................................................................................................44 4.4.1 Uji secara parsial (uji T).........................................................................45 4.4.2 Uji secara simultan (uji F)......................................................................46

BAB V KESIMPULAN dan SARAN ...................................................................48 5.1 Kesimpulan ........................................................................................................48 5.2 Saran...................................................................................................................49

Page 7: Pengaruh Kandungan Informasi Keuangan Terhadap Abnormal Return

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG MASALAH

Dalam sebuah negara tentunya masalah perekonomian memiliki peranan

yang sangat penting, pasar modal merupakan salah satu penunjang kegiatan

perekonomian suatu negara. Pasar modal memiliki peranan dan fungsi yang

sangat vital yakni menyediakan tempat dan fasilitas yang mempertemukan antara

dua pihak yang berkepentingan yaitu pihak yang membutuhkan dana (issuer) dan

pihak yang mendanai atau penanam saham (investor). Disini investor dapat

menanamkan dananya dengan harapan memperoleh keuntungan atau imbalan atas

dana yang mereka tanam tersebut, sedangkan bagi pihak perusahaan (issuer) dana

tersebut berguna sebagai alternatife pendanaan sehingga perusahaan dapat

beroperasi dengan sebagaimana mestinya.

Perubahan keadaan lingkungan ekonomi, bagi pasar modal sangat

berpengaruh terhadap perilaku pasar. Pengaruh ekonomi seperti kinerja

perusahaan, perubahan tujuan perusahaan, pengumuman hasil laporan keuangan

akan selalu direspon (ditanggapi) oleh pelaku pasar. Tanggapan oleh pelaku pasar

berkaitan dengan kegiatan investasi yang akan mereka lakukan. Karena tiap

kegiatan investasi selalu dipenuhi ketidakpastian maka investor membutuhkan

laporan keuangan dan informasi yang akurat, hal ini sebagai dasar untuk

pengambilan keputusan dalam berinvestasi.

Page 8: Pengaruh Kandungan Informasi Keuangan Terhadap Abnormal Return

Salah satu informasi yang banyak digunakan adalah informasi keuangan.

Analisis terhadap informasi keuangan difokuskan pada penilaian kemampuan

perusahaan untuk menciptakan dan mempertahankan laba di masa datang

(Munawir, 2002). Neraca menunjukkan aktiva yang digunakan untuk memperoleh

laba di masa datang dan melaporkan utang dan kewajiban kepada kreditur serta

pada para investor. Laporan aliran arus kas amat sangat penting untuk menilai

perusahaan untuk melaksanakan kewajiban dan membiayai operasional

perusahaan. Dari pendapat tersebut dapat diketahui bahwa laporan keuangan

sangat penting untuk mendapat informasi sehubungan dengan posisi keuangan

dan hasil operasi yang telah dicapai oleh perusahaan. Agar laporan posisi

keuangan menyediakan informasi yang relevan untuk meramalkan arus kas pada

waktu mendatang, maka laporan itu juga harus mencakup pengukuran sumber –

sumber daya dan komitmen secara kuantitatif untuk dibandingkan dengan periode

lainnya atau dengan perusahaan lainnya (Eldon S. Hendrikson , 1995).

Laporan keuangan sebagai hasil akhir dari proses akuntansi dirancang

untuk menyediakan kebutuhan informasi bagi kalangan internal dan eksternal

perusahaan. Laporan keuangan bermanfaat untuk mempengaruhi keputusan

investor, dimana dalam jangka pendek laba bersih bermanfaat dalam memprediksi

return investasi (Widhy Setyowati, 2002). Parawiyati (dalam Widhy Setyowati,

2002) meneliti mengenai variabel dalam laporan keuangan (laba bersih, piutang,

hutang, persediaan, biaya operasional, dan net profit margin) yang digunakan

untuk memprediksi return saham dan arus kas untuk periode satu tahun. Dari hasil

Page 9: Pengaruh Kandungan Informasi Keuangan Terhadap Abnormal Return

penelitian tersebut diketahui bahwa informasi keuangan secara signifikan

berhubungan dengan prediksi return saham dan arus kas.

Menurut Tri joko Prasetyo (2000) (dalam Widhy Setyowati, 2002) laba

suatu perusahaan direspons oleh investor perusahaan lain dengan menginterpretasi

dan menganalisa dampak informasi tersebut pada perusahaan lain. Lebih jauh dia

juga menunjukkan bahwa ukuran perusahaan mempengaruhi kekuatan transfer

informasi intra industri, yaitu perusahaan besar maka abnormal return-nya besar

dan perusahaan kecil abnormal return-nya kecil.

Peneliti lainnya seperti Nur Fajrih Asyik (1999) (dalam Widhy Setyowati,

2002) meneliti tentang signifikasi pengaruh laba bersih terhadap return saham,

dan dari hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa laba bersih berpengaruh

secara signifikan terhadap return saham. Wiwik Utami dan Sudarmadi (1998)

(dalam Widhy Setyowati, 2002) juga meneliti tentang pengaruh informasi

penghasilan terhadap harga saham. Hasil dari penelitian tersebut menunjukkan

hubungan yang positif antara informasi keuangan dan return saham

Dari hasil – hasil penelitian yang telah dilakukan tesebut menunjukkan

bahwa beberapa pos laporan keuangan (neraca dan laba rugi) antara lain total

asset, total liability, Net profit margin dan return on equity diduga berpengaruh

terhadap harga atau return saham. Return saham ini dapat digunakan untuk

memprediksi abnormal return. Hal ini karena abnormal return atau excess return

adalah kelebihan dari return yang sesungguhnya terjadi terhadap return normal.

Abnormal return merupakan selisih antara return yang sesungguhnya terjadi

Page 10: Pengaruh Kandungan Informasi Keuangan Terhadap Abnormal Return

terhadap return ekspektasi. Return ekspektasi merupakan return yang diharapkan

akan diperoleh investor di masa mendatang.

Berdasarkan latar belakang inilah, maka penelitian tentang pengaruh

informasi laporan keuangan (neraca dan laba rugi) antara lain total asset, total

liability, Net profit margin dan return on equity terhadap abnormal return saham

menjadi menarik untuk diteliti. Diperkirakan ada hubungan antara total asset,

total liability, Net profit margin dan return on equity terhadap abnormal return

saham, karena hasil-hasil penelitian terdahulu menunjukkan konsistensi hasil

dimana total asset, total liability, Net profit margin dan return on equity

berpengaruh terhadap abnormal return saham.

Didalam penelitian ini penulis berminat melakukan penelitian tentang

pengaruh informasi laporan keuangan terhadap abnormal return saham pada

perusahaan real estate dan properti yang terdapat di bursa efek Jakarta. Pada

dasarnya penelitian ini mengacu pada penelitian sebelumnya yang telah dilakukan

Parawiyati (dalam Widhy Setyowati, 2002) yang meneliti mengenai variabel

dalam laporan keuangan (laba bersih, piutang, hutang, persediaan, biaya

operasional, dan net profit margin) yang digunakan untuk memprediksi return

saham dan arus kas untuk periode satu tahun. Penelitian ini berbeda dengan

penelitian tersebut karena dalam hal ini saham dan laporan keuangan yang diamati

adalah saham dan laporan keuangan perusahaan real estate dan properti yang

terdapat di bursa efek Jakarta. Sektor ini dipilih menjadi obyek penelitian karena

sektor ini telah mengalami perkembangan setelah krisis moneter dan mulai

menunjukkan kontribusinya pada pertumbuhan perekonomian akhir akhir ini.

Page 11: Pengaruh Kandungan Informasi Keuangan Terhadap Abnormal Return

Selain itu, variabel yang diteliti dikembangkan, yaitu total asset, total liability,

Net profit margin dan return on equity yang diduga berpengaruh terhadap

abnormal return saham.

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian tersebut diatas, maka yang menjadi pokok

permasalahan dalam penelitian ini adalah :

1. Apakah unsur unsur dalam laporan keuangan (asset, liability, net profit

margin, return on equity) mempunyai pengaruh terhadap abnormal return

saham pada kelompok perusahaan real estate dan properti di BEJ?

2. Variabel keuangan manakah yang paling dominan mempengaruhi abnormal

return saham pada sektor properti di BEJ?

1.3. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui pengaruh informasi keuangan (asset, liability, net profit

margin, return on equity) terhadap abnormal rerturn saham pada perusahaan

yang bergerak pada bidang properti di BEJ.

2. Untuk mengetahui variabel keuangan yang paling dominan dalam

mempengaruhi abnormal return saham pada sektor properti di BEJ.

1.4. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat yaitu sebagai berikut:

Page 12: Pengaruh Kandungan Informasi Keuangan Terhadap Abnormal Return

1. Sebagai tambahan referensi terutama dalam hal pengaruh informasi keuangan

dalam laporan keuangan terhadap abnormal return saham perusahaan di sektor

properti.

2. Sebagai salah satu bahan perencanaan dalam upaya peningkatan return saham

perusahaan terutama dalam pengelolaan total asset, total liability, Net profit

margin dan return on equity.

3. Sebagai salah satu alat bagi investor dan calon investor untuk menilai return

dan abnormal return saham perusahaan dilihat dari perspektif total asset, total

liability, Net profit margin dan return on equity.

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Laporan Keuangan

Laporan keuangan berfungsi untuk melaporkan hasil kinerja dari suatu

perusahaan dan memberikan dasar, bersama dengan analisis bisnis dan ekonomi,

serta untuk membuat gambaran dan peramalan dimasa yang akan datang. Laporan

Page 13: Pengaruh Kandungan Informasi Keuangan Terhadap Abnormal Return

tahunan merupakan dokumen yang memberikan informasi kepada pemegang

saham dan diaudit sesuai dengan prinsip prinsip yang berlaku umum. Gambaran

yang lengkap tentang aktivitas aktivitas akuntansi keuangan suatu perusahaan

selama satu tahun terdiri dari tiga laporan keuangan dasar, yaitu :

1. Neraca awal tahun memberikan gambaran tentang perusahaan pada permulaan

tahun pajaknya ; ditambah neraca akhir tahun yang memberikan gambaran

tentang harta dan hutang akhir tahun.

2. Perhitungan rugi laba menunjukkan arus pendapatan dan beban atau biaya

selama interval antara neraca awal dan akhir periode.

3. Laporan arus kas merinci sumber-sumber perubahan kas dan ekuivalen kas

selama interval waktu yang sama dengan perhitungan rugi laba

Dari tiga laporan keuangan dan catatan catatan yang menyertainya laporan

laporan keuangan turunan lainnya seperti rekonsiliasi laba bersih dalam

perhitungan rugi laba terhadap kas bersih yang dihasilkan oleh aktivitas operasi

dalam laporan arus kas dapat dikembangkan.

Laporan keuangan disusun dengan maksud untuk menyajikan laporan

kemajuan maupun kemunduran sebuah perusahaan secara periodik atau bertahap,

sehingga manajemen perusahaan dapat mengetahui tingkat perkembangan , iklim

investasi dalam perusahaan tersebut dan hasil hasil yang telah dicapai selama

jangka waktu tertentu. Dalam PSAK No. 1 (47) disebutkan bahwa: “Laporan

keuangan menggambarkan dampak keuangan dari transaksi dan peristiwa lain

yang diklasifikasikan dalam beberapa kelompok besar menurut karakteristik

ekonominya. Unsur yang berkaitan secara langsung dengan posisi keuangan

Page 14: Pengaruh Kandungan Informasi Keuangan Terhadap Abnormal Return

adalah aktiva, kewajiban dan ekuitas. Adapun unsur yang berkaitan dengan

pengukuran kinerja dalam laporan laba rugi adalah penghasilan dan beban atau

biaya.

Pengertian laporan keuangan menurut PSAK No. 1 (07) adalah sebagai

berikut: “Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan.

Laporan keuangan yang lengkap meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan

perubahan posisi keuangan contohnya laporan arus kas dan laporan perubahan

modal. Pengertian laporan keuangan juga didefinisikan sebagai berikut :

“Laporan keuangan merupakan kumpulan data yang diorganisasi menurut logika

dan prosedur prosedur akuntansi. Definisi dari unsur penghasilan dan beban

menurut PSAK No. 1 (70) adalah sebagai berikut :

1. Penghasilan (income) Adalah kenaikan manfaat ekonomi selama satu periode

akuntansi dalam bentuk pemasukan atau penambahan aktiva atau penurunan

kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari

kontribusi penanam modal.

2. Beban (expenses) adalah penurunan manfaat ekonomi selama satu periode

akuntansi dalam bentuk arus keluar atau berkurangnya aktiva atau terjadinya

kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak menyangkut

pembagian kepada penanam modal

Dari laporan keuangan ini akan diketahui posisi keuangan dan tingkat

kesehatan perusahaan.

Sedangkan definisi dari unsur laporan keuangan yang berkaitan secara

langsung dengan posisi keuangan dijelaskan dalam PSAK No. 1 (49);

Page 15: Pengaruh Kandungan Informasi Keuangan Terhadap Abnormal Return

1. Aktiva adalah sumber daya yang dikuasai oleh perusahaan sebagai akibat dari

peristiwa dimasa lalu dan dari manfaat ekonomi dimasa depan yang

diharapkan akan didapat perusahaan

2. Kewajiban merupakan hutang perusahaan dimasa kini yang timbul dari

peristiwa dimasa lalu penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus keluar

dari sumber daya perusahaan yang mengandung manfaat ekonomi

3. Ekuitas adalah hak residual atas aktiva perusahaan setelah dikurangi semua

kewajiban

2.2 Pemakai Laporan Keuangan

Menurut PSAK No. 1 (09), 'pemakai laporan keuangan meliputi investor

sekarang dan investor potensial, karyawan, pemberi pinjaman, pemasok, dan

kreditor usaha lainnya, pelanggan, pemerintah serta lembaga lembaga dan

masyarakat .Masing masing mereka menggunakan informasi keuangan tersebut

untuk kepentingan yang berbeda pula

1. Investor

Penanam modal yang beresiko dan penasihat mereka berkepentingan

dengan resiko yang melekat dan hasil pengembangan dari investasi yang mereka

lakukan. Mereka membutuhkan informasi untuk membantu menentukan apakah

mereka harus membeli, menahan atau menjual investasi yang mereka miliki

terhadap perusahan tersebut. Pemegang saham juga tertari pada informai yang

memungkinkan mereka untuk menilai kemampuan perusahaan untuk memperoleh

deviden atau untuk memperoleh abnormal return saham.

Page 16: Pengaruh Kandungan Informasi Keuangan Terhadap Abnormal Return

2. Karyawan

Mereka menggunakan informasi ini untuk menilai kemampuan perusahaan

dalam memberikan balas jasa, manfaat pensiun dan juga kesempatan kerja

3. Pemberi pinjaman

Laporan keuangan oleh mereka digunakan untuk memberi keputusan

apakah pinjaman serta bunganya dapat dibayarkan tepat pada saat jatuh tempo.

4. Kreditur

Kreditur usaha sangat berkepentingan terhadap laporan keuangan , sebab

digunakan sebagai dasar untuk memutuskan apakah jumlah yang terhutang akan

dapat dibayarkan tepat saat jatuh tempo. Kreditur usaha sangat berkepentingan

pada perusahaan dalam tenggang waktu yang lebih pendek daripada pemberi

pinjaman kecuali sebagai pelanggan utama mereka tergantung kepada

keangsungan hidup perusahaan.

5. Pelanggan

Para pelanggan berkepentingan dengan informasi mengenai kelangsungan

hidup perusahaan terutama apabila mereka terlibat dengan perjanjian jangka

panjang dengan perusahaan atau tergantung pada perusahaan.

6. Pemerintah dan lembaga lembaga lainnya

Berkepentingan dengan alokasi sumber daya dan oleh karena itu

berkepentingan terhadap aktivitas perusahaan. Selain itu juga pemerintah sangat

berkepentingan terhadap laporan keuangan ini untuk menetapkan besarnya pajak

Page 17: Pengaruh Kandungan Informasi Keuangan Terhadap Abnormal Return

yang harus dibayar oleh perusahaan terkait dengan operasionalnya, dan sebagai

dasar penyusunan statistik pendapatan daerah maupun nasional

7. Masyarakat

Laporan keuangan sangat membantu masyarakat dalam menyediakan

informasi kecenderungan (trend) dan perkembangan terakhir kemakmuran

perusahaan serta serangkaian aktivitasnya. Selain itu juga perusahaan dapat

mempengaruhi anggota masyarakat dengan bermacam cara contohnya perusahaan

dapat memberikan dananya diperusahaan tersebut atau tidak,kontribusi yang

berarti bagi perekonomian nasional termasuk jumlah tenaga kerja yang

dipekerjakan dalam perusahaan tersebut.

2.3 Kandungan dan Informasi Keuangan

Informasi yang lengkap, relevan dan akurat serta tepat waktu sangat

diperlukan bagi investor, sebab hal ini sangat penting bagi calon investor dalam

mempertimbangkan apakah dia akan menginvestasikan dananya atau tidak.

Kandungan informasi dalam laporan keuangan pada hakekatnya menyajikan

keterangan, catatan ataupun gambaran baik keadaan perusahaan dimasa lalu, saat

ini ataupun prediksi yang akan datang bagi kehidupan perusahaan dan bagaimana

pasaran sahamnya.

2.4 Peranan laporan keuangan

Laporan keuangan berfungsi untuk menyediakan informasi yang

menyangkut posisi keuangan sebuah perusahaan,kinerja serta perubahan posisi

Page 18: Pengaruh Kandungan Informasi Keuangan Terhadap Abnormal Return

keuangan suatu perusahan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam

mengambil sebuah keputusan. Selain itu laporan keuangan juga menunjukkan apa

yang telah dikerjakan oleh manajemen perusahaan sehingga laporan keuangan itu

sendiri juga dapat digunakan sebagai alat untuk mengevaluasi kinerja perusahaan.

Laporan keuangan digunakan juga oleh manajemen perusahaan untuk membuat

keputusan ekonomi, seperti keputusan untuk menahan atau menjual investasi

mereka dalam perusahaan atau keputusan untuk mengangkat kembali atau

mengganti manajemen.

2.5 Informasi Laporan Keuangan

Informasi amatlah penting bagi para investor dan pelaku bisnis karena

informasi pada hakekatnya memberikan gambaran mengenai kondisi sebuah

perusahaan dalam bentuk catatan, keterangan, maupun gambaran baik untuk

keadaan masa lalu, sekarang maupun prediksi kemasa depan bagi kelangsungan

sebuah perusahaan dan bagaimana pasaran efeknya. Oleh sebab itu informasi yang

lengkap, akurat, relevan dan tepat waktu sangat dibutuhkan oleh investor.

Pasar modal efisien adalah apabila harga harga saham yang

diperdagangkan selalu menggambarkan sepenuhnya (full reflect) semua informasi

yang tersedia dipasar, yang kemudian diklasifikasikan dalam tiga bentuk yakni

bentuk lemah, setengah kuat dan bentuk kuat. Selanjutnya Fama mengusulkan

bahwa pengujian efisiensi bentuk setengah kuat diubah menjadi studi peristiwa

(event study) yakni studi yang mempelajari reaksi pasar terhadap suatu peristiwa

Page 19: Pengaruh Kandungan Informasi Keuangan Terhadap Abnormal Return

yang informasinya dipubikasikan sebagai suatu pengumuman dan dapat

digunakan untuk menguji adanya kandungan informasi (Fama, 1970).

Pada umumnya penelitian menunjukkan bahwa pasar modal di Indonesia

sudah efisien namun dalam bentuk lemah, pada kondisi tersebut harga harga

sekuritas mencerminkan informasi harga masa lalu. Pengujian dari kandungan

informasi berbeda dengan pengujian pada pasar dalam bentuk setengah kuat. Hal

ini sesuai dengan tujuannya yakni untuk melihat reaksi pasar diukur dengan

menggunakan return saham atau abnormal return saham. Apabila menggunakan

abnormal return maka dapat dikatakan bahwa suatu pengumuman yang memiliki

kandungan informasi akan memberikan abnormal return kepada pasar begitu juga

sebaliknya.sementara pengujian pada bentuk pasar setengah kuat ditujukan untuk

melihat reaksi ataupun kecepatan reaksi pasar dalam menyerap informasi yang

diumumkan.

Pasar dapat dikatakan efisien setengah kuat jika tidak ada investor yang

dapat memperoleh abnormal return dari informasi yang diumumkan, atau jika ada

abnormal return, pasar harus bereaksi secara cepat dalam menyerap abnormal

return untuk menuju harga keseimbangan yang baru.

2.6 Efisiensi Pasar

Bentuk efisiensi pasar dapat ditinjau dari segi ketersediaan informasinya

saja atau dapat dilihat tidak hanya dari ketersediaan informasinya saja tetapi juga

dilihat dari kecanggihan pelaku pasar dalam pengambilan keputusan berdasarkan

analisis dari informasi yang tersedia. Pasar efisien yang ditinjau dari sudut

Page 20: Pengaruh Kandungan Informasi Keuangan Terhadap Abnormal Return

informasi saja disebut dengan efisiensi pasar secaa informasi (informationally

efficient market). Sedangkan pasar efisien yang ditinjau dari sudut kecanggihan

pelaku pasar dalam mengambil keputusan berdasarkan informasi yang tersedia

disebut effisiensi pasar secara keputusan (decisionally efficient market). Efisiensi

dalam pasar saham menunjukkan secara tidak langsung bahwa seluruh informasi

yang tersedia tentang suatu saham langsung tercermin dalam harga saham tersebut

(J.Fred Weston, 1995)

Kunci utama untuk mengukur pasar yang effisien adalah hubungan antara

sekuritas dan informasi. Efisiensi pasar sebagai dasar pengambilan keputusan

secara informasi dibagi menjadi 3 (Fama, 1970)

1. Efisiensi pasar bentuk lemah (weak form)

Pasar dikatakan bentuk lemah apabila harga harga dari sekuritas tercermin

secara penuh (fully reflect) informasi masa lalu. Bentuk efisiensi pasar dalam

bentuk ini berkaitan dengan teori acak (random walk theory) yang menyatakan

bahwa data masa lalu tidak berhubungan dengan nilai sekarang, sehingga tidak

dapat digunakan untuk memprediksi nilai sekarang. Ini berarti bahwa untuk

pasar yang efisien bentuk lemah investor tidak dapat menggunakan informasi

masa lalu untuk mendapat keuntungan yang tidak normal

2. Efisiensi pasar bentuk setengah kuat (semi strong form)

Pasar dikatakan setengah kuat jika harga harga sekuritas secara penuh

mencerminkan (fully reflect) semua informasi yang dipublikasikan termasuk

informasi yang berada di laporan laporan keuangan perusahaan emiten. Jika

pasar efisien dalam bentuk setengah kuat maka tidak ada investor atau grup

Page 21: Pengaruh Kandungan Informasi Keuangan Terhadap Abnormal Return

dari investor yang dapat menggunakan informasi yang dipublikasikan untuk

mendapatkan keuntungan tidak normal dalam jangka waktu yang lama.

3. Efisiensi pasar bentuk kuat (strong form)

Pasar dikatakan efisien dalam bentuk kuat jika harga harga sekuritas secara

penuh mencerminkan semua informasi yang tersedia termasuk informasi yang

privat. Jika pasar efisien dalam bentuk ini maka tidak ada individual investor

maupun grup dari investor yang dapat memperoleh keuntungan tidak normal

(abnormal return) karena memiliki informasi privat.

2.7 Pengertian Pasar Modal dan Efisiensi Pasar Modal

Pengertian klasik dari pasar modal adalah pengertian sebagaimana yang

ada di negara negara kapitalis seperti amerika, yakni suatu bidang usaha

perdagangan surat surat berharga seperti saham, obligasi, dan sekuritas efek.

Sebagai salah satu elemen ekonomi maka aspek memperoleh keuntungan yang

optimal adalah tujuan yang menjiwai pasar modal sebagai lembaga jual beli efek.

Di pasar modal perusahaan mengharapkan akan mendapatkan modal dengan biaya

murah melalui penjualan sebagian dari sahamnya. Secara umum pengertian pasar

modal adalah pasar abstrak sekaligus pasar konkrit dengan barang yang

diperjualbelikan adalah dana yang bersifat abstrak dan bentuk konkritnya adalah

lembar surat surat berharga di bursa efek (Tandelilin, 1991: 7-8).

Sedangkan pengertian bursa efek adalah suatu system yang terorganisir

dengan mekanisme resmi untuk mempertemukan penjual dan pembeliefek secara

langsung ataupun melalui wakil wakilnya

Page 22: Pengaruh Kandungan Informasi Keuangan Terhadap Abnormal Return

Bedasarkan Kepres No.53 /1990 tentang pasar modal yang dimaksud

dengan pasar modal adalah bursa efek. Sedangkan bursa efek menurut UU

No.8/1995 tentang pasar modal adalah pihak yang menyelenggarakan dan

menyediakan system dan atau sarana untuk mempertemukan penawaran jual dan

beli efek pihak pihak lain dengan tujuan memperdagangkan efek diantara mereka.

Sedangkan pengertian pasar modal di Indonesia berbeda dengan tujuan pasar

modal dinegara negara lainnya. Pasar modal di Indonesia memiliki jangkauan dan

misi yng lebih luas. Jangkauan ini diusahakan sesuai dengan pasal 33 ayat 1 UUD

1945 yang menyebutkan bahwa perekonomian kita dijalankan dengan azas

kekeluargaan. Ada 3 aspek mendasar yang ingin dicapai pasar modal di Indonesia

yakni :

1. Mempercepat proses perluasan partisipasi masyarakat dalam pemilikan saham

saham perusahaan

2. Pemeratan pendapatan masyarakat melalui kepemilikan saham.

3. Menggairahkan partisipasi masyarakat dalam pengerahan penghimpunan dana

untuk digunakan secara produktif

2.8 Abnormal Return

Return merupakan pengembalian dari apa yang telah kita investasikan

pada suatu perusahaan dalam bentuk investasi. Sedangkan abnormal return atau

excess return adalah kelebihan dari return yang sesungguhnya terjadi terhadap

return normal. Return normal merupakan return expektasi (return yang

diharapkan oleh investor). Dengan demikan arti sesungguhnya dari return tidak

Page 23: Pengaruh Kandungan Informasi Keuangan Terhadap Abnormal Return

normal (abnormal return) adalah selisih antara return sesungguhnya yang terjadi

dengan return ekspektasi

Return sesungguhnya merupakan return yang terjadi pada waktu ke-t yang

merupakan selisih harga sekarang relative tehadap harga sebelumnya . Sedangkan

return ekspektasi merupakan return yang harus diestimasi. Return ekspektasi

dapat dihitung menggunakan 3 model estimasi yakni mean adjusted model,

market model dan market adjusted model (Brown and Warner, 1985)

1. Mean adjusted Model

Model disesuaikan rata rata (mean adjusted model) ini menganggap bahwa

return ekspektasi bernilai konstan yaitu sebesar nilai rata rata return realisasi

sebelumnya selama periode estimasi (estimation period)

Periode estimasi (estimation period) umumnya merupakan periode sebelum

periode peristiwa. Periode peristiwa (event period) disebut juga dengan

periode pengamatan atau jendela peristiwa (event window)

2. Market model

Perhitungan return ekspektasi dengan model pasar (market model) ini

dilakukan dengan dua tahap yaitu (1) membentuk model ekspektasi dengan

menggunakan data realisasi selama periode estimasi dan (2) menggunakan

model ekspektasi ini untuk mengestimasi return ekspektasi di periode jendela.

Model ekspektasi dapat dibentuk menggunakan tekhnik regresi OLS

(Ordinary Least Square)

3. Market Adjusted Model

Page 24: Pengaruh Kandungan Informasi Keuangan Terhadap Abnormal Return

Model ini menganggap bahwa penduga yang terbaik untuk mengestimasi

return suatu sekuritas adalah return indeks pasar pada saat tersebut. Dengan

menggunakan model ini, maka tidak perlu menggunakan periode estimasi

untuk membentuk model estimasi karena return sekuritas yang diestimasi

adalah sama dengan indeks pasar. Indeks pasar yang dapat dipilih untuk pasar

BEJ misalnya IHSG (indek harga saham gabungan)

2.9 Hubungan Antara Informasi Laporan Keuangan dengan Return Saham

Dalam PSAK No.3/1999 ditegaskan bahwa unsur yang berkaitan secara

langsung dengan pengukuran posisi keuangan adalah aktiva, kewajiban dan

ekuitas. Aktiva adalah sumber daya yang dikuasai oleh perusahaan sebagai akibat

dan peristiwa masa lalu dan darimana manfaat ekonomi dimasa depan diharapkan

akan diperoleh perusahaan. Kewajiban merupakan hutang perusahaan dimasa kini

yang timbul akibat peristiwa dimasa lalu. Penyelesaiannya diharapkan

mengakibatkan arus keluar dari sumber daya perusahaan yang mengandung

manfaat ekonomi. Sedangkan ekuitas merupakan hak residual atas aktiva

perusahaan setelah dikurangi semua kewajiban.

1. Pengaruh Aktiva terhadap return saham

Semakin besar aktiva menunjukkan semakin besar pula kemampuan

perusahaan untuk melakukan aktivitas operasionalnya sehingga kinerja

perusahaan makin baik.Dengan meningkatnya kinerja perusahaan maka harga

saham perusahaan dipasar modal cenderung naik/ meningkat dan hal itu

Page 25: Pengaruh Kandungan Informasi Keuangan Terhadap Abnormal Return

berdampak pada meningkatnya return saham. Dengan demikian assets

berpengaruh positif terhadap return saham

2. Pengaruh kewajiban (liability) terhadap return saham

Kewajiban merupakan suatu tugas atau tanggung jawab untuk

bertindak atau untuk melaksanakan dengan cara tertentu. Semakin besar

kewajiban menunjukkan semakin besar pula beban perusahaan terhadap pihak

luar baik yang berupa pokok maupun bunga pinjaman. Jika beban perusahaan

semakin besar maka kinerja perusahaan semakin memburuk dan hal ini

berdampak pada penurunan harga saham dipasar modal. Dengan menurunnya

harga saham perusahaan tersebut di pasar modal maka return saham juga

menurun. Dengan demikian kewajiban berhubungan atau berpengaruh negativ

terhadap harga atau return saham.

3. Pengaruh NPM (Net Profit Margin) terhadap return saham

Salah satu indikator keberhasilan perusahaan adalah kemampuan

mencetak laba secara efisien. Yaitu bahwa manajer perusahaan tersebut

mampu membukukan pendapatan dan sales yang signifikan, dan dalam waktu

yang sama manajer mampu meminimalisir biaya – biaya. Mengingat laba

adalah selisih antara pendapatan dan biaya, maka ukuran efisiensi dapat dilihat

dengan membandingkan (rasio) antara laba terhadap pendapatan. Rasio ini

terkenal dengan sebutan NPM (Net Profit Margin), dimana tingginya NPM

menyiratkan keahlian manajer dalam mencetak laba dengan meminimalisir

biaya – biaya. Investor di bursa seringkali mengkaitkan antara NPM terhadap

Page 26: Pengaruh Kandungan Informasi Keuangan Terhadap Abnormal Return

return saham, dimana perusahaan dengan NPM yang tinggi dipersepsikan

sebagai perusahaan yang memiliki prospek baik dimasa datang.

4. Pengaruh ROE (Return On Equity) terhadap retun saham

Indikator Profitabilitas ROE adalah rasio antara laba terhadap modal

sendiri (Equity) dimana semakin naik ROE berarti para pemegang saham

(shareholder) menikmati porsi laba yang semakin besar.

ROE merupakan parameter yang menunjukkan tingkat imbal hasil atas

investasi yang ditanamkan oleh pemegang saham dalam perusahaan. Bila

ROE tinggi berarti para investor menikmati kesejahteraan yang lebih baik dan

begitu juga sebaliknya. Rasio ROE seringkali dipakai investor dibursa untuk

mengukur tingkat hasil investasi bila dia membeli saham tersebut. Karena itu

ROE memiliki pengaruh terhadap return saham, dimana saham perusahaan

yang memiliki ROE tinggi cenderung membukukan return yang positif.

Berdasarkan pada hubungan antara informasi laporan keuangan dengan return

saham, maka dapat dirumuskan model pengaruh informasi keuangan dengan

return saham sebagai berikut:

Aktiva

Kewajiban (Liability)

Net Profit Margin (NPM)

Return Saham

Page 27: Pengaruh Kandungan Informasi Keuangan Terhadap Abnormal Return

Gambar 2.1 Hubungan Informasi Laporan Keuangan dengan Return Saham

2.10 Penelitian Penelitian Terdahulu

Hasil hasil penelitian yang berhubungan dengan informasi akuntansi terhadap

harga atau return saham masih sangat terbatas. Beberapa hasil penelitian tentang

pengaruh informasi akuntansi terhadap return saham antara lain dilakukan oleh :

1. Parawiyati. (2000)

Meneliti tentang fungsi pengaruh informasi keuangan hubungannya dengan

prediksi pertumbuhan laba dan arus kas periode satu tahun. Dari hasil

penelitian tersebut diketahui bahwa informasi keuangan secara signifikan

berhubungan dengan prediksi return saham dan arus kas.

2. Nur Fajrih Asyik (1999)

Meneliti tentang signifikasi pengaruh laba bersih terhadap return saham, dan

dari hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa laba bersih berpengaruh

secara signifikan terhadap return saham.

3. Wiwik Utami dan Sudarmadi (1998)

Meneliti tentang pengaruh informasi penghasilan terhadap harga saham, hasil

dari penelitian tersebut menunjukkan hubungan yang positif antara informasi

keuangan dan return saham

2.11 Hipotesis

Return On Equity (ROE)

Page 28: Pengaruh Kandungan Informasi Keuangan Terhadap Abnormal Return

Berdasarkan kerangka pemikiran serta hasil penelitian diatas maka

penulis ingin mengembangkan pemikiran dari hasil penelitian terdahulu. Apabila

penelitian terdahulu hanya meneliti pengaruh terhadap return saja maka

perbedaan dengan penelitian ini penulis ingin meneliti tentang abnormal return

pada perusahaan khususnya yang bergerak pada sektor properti.

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini ada 4 hipotesa :

H1 : Total asset berpengaruh signifikan terhadap abnormal return saham

pada perusahaan yang bergerak pada bidang properti yang terdaftar di

Bursa Efek Jakarta periode 2002-2004

H2 : Total Liability berpengaruh signifikan terhadap abnormal return saham

pada perusahaan yang bergerak pada bidang properti yang terdaftar di

Bursa Efek Jakarta periode 2002-2004

H3 : NPM berpengaruh signifikan terhadap abnormal return saham pada

perusahaan yang bergerak pada bidang properti yang terdaftar di Bursa

Efek Jakarta periode 2002-2004

H4 : ROE berpengaruh signifikan terhadap abnormal return saham pada

perusahaan yang bergerak pada bidang properti yang terdaftar di Bursa

Efek Jakarta periode 2002-2004

Page 29: Pengaruh Kandungan Informasi Keuangan Terhadap Abnormal Return

BAB III

METODE PENELITIAN

Pada bab ini akan dibahas tentang metode metode yang digunakan oleh

penulis untuk mendapatkan data data dan mengolahnya sehingga data yang

tersedia dapat diuji signifikasinya terhadap variable terikatnya. Pada bab ini

peneliti akan memulai metode penelitian dengan menggunakan populasi dan

sample dengan pertimbangan tertentu dari jenis dan sumber data tertentu yang

kemudian dilanjutkan dengan survey kepustakaan. Kemudian ditentukan variable

apa yang berpengaruh dalam penelitian ini.

3.1 Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan perusahaan yang bergerak

pada bidang properti yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta periode 2002 – 2004.

”Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang

memiliki kualitas dan karakteristik tertentu yang dikumpulka dari satuan satuan

individu yang membentuk suatu data statistik yang oleh peneliti untuk dipelajari,

kemudian akan ditarik suatu kesimpulan (Sugiyono, 200:72). Adapun jumlah

populasi yaitu perusahaan yang bergerak pada bidang properti yang terdaftar di

Bursa Efek Jakarta periode tahun 2002-2004 adalah sebanyak 38 perusahaan.

Page 30: Pengaruh Kandungan Informasi Keuangan Terhadap Abnormal Return

3.2 Sampel

Populasi yang telah didapat kemudian diambil sampel yang sesuai dengan

kriteria yang ditentukan oleh penulis sesuai dengan apa yang akan diteliti.

“Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi

tersebut (Sugiyono, 2002: 73)”. Adapun kriteria sampel dalam penelitian ini

antara lain :

1. Perusahaan yang bergerak pada bidang properti yang sahamnya terdaftar di

Bursa Efek Jakarta periode 2002- 2004

2. Perusahaan yang dalam laporan keuangannya memiliki net income yang

bernilai positif

3. Perusahaan yang sahamnya diperdagangkan secara aktif di Bursa Efek Jakarta.

Suatu saham dikatakan aktif diperdagangkan apabila perdagangan saham

tersebut sebanyak 75 kali atau lebih dalam periode 3 bulanan (berdasarkan

surat edaran PT. BEJ No. SE 03/BEJ II.I/1999).

Adapun jumlah perusahaan yang akan dijadikan sample berdasarkan kriteria

diatas dapat dilihat dalam lampiran I. Dari populasi sebanyak 38 perusahaan

ternyata terdapat 17 perusahaan yang memenuhi syarat dan layak untuk

digunakan sebagai sample dalam penelitian ini.

3.3 Teknik Pengumpulan Data

Page 31: Pengaruh Kandungan Informasi Keuangan Terhadap Abnormal Return

Dalam usaha untuk mengumpulkan data yang diperlukan maka dalam

penelitian ini penulis menggunakan survei kepustakaan, yaitu bertujuan untuk

memahami permasalahan yang akan diteliti dengan menitikberatkan pada

identifikasi masalah yang akan dibahas dan diteliti.

3.4 Jenis dan Sumber Data

Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data sekunder.

Sedangkan yang dimaksud dengan data sekunder adalah data yang melalui pihak

kedua, ketiga bahkan dari pihak pihak seterusnya, sehingga tidak langsung

diperoleh dari pihak pertama. Data sekunder tersebut bersumber dari Bursa Efek

Jakarta melalui JSX mounthly statistik.

Data data yang diperlukan dalam penelitian ini terdiri data data laporan keuangan

yang telah dipublikasikan dan diaudit, tanggal publikasi laporan keuangan, data

harga penutupan akhir bulan saham perusahaan serta data indeks harga saham

gabungan (IHSG) selama desember 2002 hingga desember 2004.

3.5 Variabel Penelitian

Dalam penelitian ini digunakan dua macam variable yakni variable terikat

(Y) atau disebut juga Variabel Dependen dan Variabel tergantung (X) atau disebut

juga variable independent

1. Variabel Dependen / Terikat (Y)

Variabel Dependen dari penelitian ini adalah abnormal return yang dapat

diartikan sebagai selisih antara return realisasi (actual return) dengan return

Page 32: Pengaruh Kandungan Informasi Keuangan Terhadap Abnormal Return

yang diharapkan (expected return), yang dalam penelitian ini digunakan

pengukuran abnormal return dengan metode market adjusted return sbb :

ARi = Ri – Rn

dimana:

ARi = Abnormal return saham i

Ri = Actual return saham i

Rn = Actual return pasar IHSG

Return realisasi (sesungguhnya) yang digunakan dalam penelitian ini adalah

capital gain / loss yang sering juga disebut actual return. Besarnya actual

return (Ri ) dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :

( Pt - Pt-1 )

Ri =

Pt-1

Dimana :

Ri = Actual return saham i pada hari t

Pt = Closing price hari t

Pt-1 = Closing price 1 hari sebelum hari t

Page 33: Pengaruh Kandungan Informasi Keuangan Terhadap Abnormal Return

Dalam peneltian ini expected return dihitung dengan menggunakan

Market Adjusted Model, dalam model ini return sekuritas yang diestimasi

sama dengan return indeks pasarnya.

Sehingga dalam penelitian ini expected return dapat dihitung dengan rumus :

IHSGt - IHSGt-1

Rmt =

IHSGt-1

Dimana :

Rmt = Return pasar hari t

IHSGt = IHSG hari t

IHSGt-1 = IHSG pada 1 hari sebelum hari t

Dimana IHSG merupakan indeks harga saham gabungan pada periode saat

ini, dan IHSG merupakan indeks harga saham pada saat periode sebelumnya (

t-1)

2. Variabel Independen / Tergantung (Y)

Seperti yang telah diutarakan pada bab I didepan pada penelitian ini

diajukan variable bebas yang diduga mempengaruhi variabilitas abnormal

return. Variabel bebas tersebut adalah : Total Asset, Total Liability, NPM,

ROE.

Bentuk hubungan antara variable variable tersebut adalah sebagai berikut :

Page 34: Pengaruh Kandungan Informasi Keuangan Terhadap Abnormal Return

Abnormal Return Saham = f (X1,X2,X3,X4)

Keterangan :

X1 = Total Assets

X2 = Total liability

X3 = NPM

X4 = ROE

Keempat variabel bebas yang mempengaruhi return saham antara lain :

a. Total Assets (X1)

Total Assets dalam persaman akuntansi dapat dihitung dengan rumus

sebagai berikut :

Total Assets = Total liability + Total Equity

b. Total liability (X2)

Total Liability dalam rasio keuangan dirumuskan sebagai berikut :

Total Liability = Total Assets – Total Equity

c. NPM (X3)

NPM dalam persamaan akuntansi dapat dirumuskan sebagai berikut:

NPM = Profit after tax

Page 35: Pengaruh Kandungan Informasi Keuangan Terhadap Abnormal Return

Total sales

d. Return on Equity (X4)

ROE dirumuskan sebagai berikut:

ROE = Profit after tax

Total Equity

3.6 Teknik Analisis Data

Dilakukan setelah data yang didapat diperoleh, sehingga dengan analisis data ini

diharapkan dapat diambil beberapa kesimpulan yang berhubungan dengan

pengaruh variabel variabel independent terhadap variabel dependen. Adapun

metode analisis data dalam penelitian ini digunakan model persamaan regresi

linier ganda yang menggunakan OLS.

1. Model Persamaan Regresi

Model persamaan regresi linier ganda dengan time lag dengan rumus sebagai

berikut:

Yt = β0 + β1.x1 + β2.x2 + β3.x3 + β4.x4 + еi

Keterangan :

Yt = Abnormal Return saham periode t

X1 = Total Assets pada periode t-1…n

X2 = Total liability pada periode t-1..n

Page 36: Pengaruh Kandungan Informasi Keuangan Terhadap Abnormal Return

X3 = NPM pada periode t-1..n

X4 = ROE pada periode t-1..n

β0 = Konstanta

еi = Kesalahan acak yang terkait dengan Y

Model persamaan regresi linier ganda dengan empat variabel bebas dapat

digunakan metode kuadrat terkecil (OLS). Dalam penelitian ini data akan

diproses dengan menggunakan bantuan software program statistic yakni SPSS

ver. 10

2. Pengujian Asumsi Dasar Klasik Regresi

Agar model regresi yang digunakan akan benar benar menunjukkan hubungan

yang signifikan dan representative atau disebut BLUE (Best Linier Unbiased

Estimator) maka model regresi tersebut harus memenuhi asumsi dasar klasik

regresi. Pengujian asumsi dasar klasik yang digunakan dalam penelitian ini

meliputi :

a. Uji Multikolinearitas

Merupakan situasi adanya korelasi variabel variabel bebas diantara

satu dengan yang lainnya, dimana variable bebas ini tidak bersifat

orthogonal (Sritua Arief, 1993: 23). Variabel bebas yang bersifat

orthogonal adalah variabel bebas yang nilai korelasinya diantara

Page 37: Pengaruh Kandungan Informasi Keuangan Terhadap Abnormal Return

sesamanya sama dengan nol. Cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi

multikolinearitas antara lain dengan metode Koutsoyiannis,

mentransformasikan variabel variabel dan memperoleh lebih banyak data.

Berdasarkan metode ini, langkah awal yang dilakukan adalah regresi

variabel terikat atas setiap variabel bebas yang terkandung dalam suatu

model regresi yang sedang diuji. Kemudian dari hasil regresi ini, dipilih

salah satu model regresi yang secara apriori dan statistic yang paling

meyakinkan. Model regresi yang terpilih ini disebut regresi elementer

(elementary regression).

Selanjutnya dimasukkan satu persatu variabel bebas lainnya untuk

diregresikan dalam kaitannya dengan variabel terikat yang telah

ditentukan. Hasil regresi yang terjadi diteliti baik mengenai koefisien

regresi, standard error yang berkaitan dengan koefisien regresi ini

maupun R2. Variabel bebas yang baru dimasukkan kedalam percobaan

dapat diklasifikasikan sebagai variabel bebas yang berguna (useful), tidak

perlu (superfluous) dan merusak hasil (detrimental).Dalam penelitian ini

akan digunakan metode VIF (Variance Inflation Factor) untuk mendeteksi

ada tidaknya gejala multikolieniritas.

b. Heterokedastisitas

Merupakan nilai varian setiap disturbance term yang dibatasi oleh

nilai tertentu mengenai variabel bebas adalah tidak sama (Sritua Arief,

1993:31)

Page 38: Pengaruh Kandungan Informasi Keuangan Terhadap Abnormal Return

Keadaan heterokedastisitas akan menyebabkan penaksiran koefisien

regresi jadi tidak efisien. Hasil taksiran dapat menjadi kurang dari

semestinya, melebihi dai semestinya atau menyesatkan. Dalam penelitian

ini dipakai metode gletser test untuk menguji ada tidaknya gejala

heterokedastisitas dalam model penelitian ini

c. Uji Autokorelasi

Adalah korelasi yang terjadi diantara anggota anggota dari

serangkaian pengamatan yang tersusun dalam rangkaian waktu seperti data

runtun waktu (time series data) atau yang tersusun dalam rangkaian ruang

(seperti data silang waktu atau cross sectional data) (Sritua Arief 1993:

27).

Untuk menguji apakah hasil estimasi model regresi tersebut tidak

mengandung korelasi serial diantara disturbance term-nya maka

dipergunakan metode Durbin Watson Statistic.

3.7 Pembahasan Hasil Penelitian

Pengujian hipotesis dilakukan dengan analisis regresi. Analisis regresi ini

berguna untuk membuktikan pengaruh variabel independen terhadap variabel

dependen. Berdasarkan pada analisis regresi inilah, maka dapat diketahui apakah

hipotesis dalam penelitian ini diterima atau ditolak. Dengan demikian, dengan

pengujian regresi dapat dilakukan penarikan kesimpulan dari hipotesis yang

diajukan.

Page 39: Pengaruh Kandungan Informasi Keuangan Terhadap Abnormal Return

Analisis hasil penelitian juga didasarkan pada variabel-variabel yang

diamati dalam penelitian ini. Selain itu, analisis terhadap hasil penelitian dari

pengujian regresi juga mendasarkan pada penelitian-penelitian sebelumnya yang

relevan dengan penelitian ini.

BAB IV

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

4.1 Perkembangan Bursa Efek Jakarta

Berbagai kemajuan telah dicapai oleh Bursa Efek Jakarta selama

sebelum adanya krisis moneter yang melanda Indonesia. Kemajuan yang

telah dicapai tersebut bahkan terus berlanjut sampai semester pertama

tahun 1997. Namun demikian, masa-masa sulit pernah dialamai oleh Bursa

Efek Jakarta yang disebabkan oleh adanya faktor-faktor eksternal. Salah

Page 40: Pengaruh Kandungan Informasi Keuangan Terhadap Abnormal Return

satu faktor eksternal tersebut adalah adanya penurunan yang sangat drastis

atau depresiasi nilai Rupiah terhadap Dollar Amerika Serikat yang terjadi

mulai semester kedua tahun 1997. Tabel 4.1 berikut ini menunjukkan

perkembangan Bursa Efek Jakarta selama tahun 2000 sampai dengan

tahun 2004 atau setelahterjadinya krisis moneter yang melanda Indonesia

Tabel 4.1 Perkembangan Bursa Efek Jakarta, 2000 – 2004

Keterangan 2000 2001 2002 2003 2004

Volume perdagangan saham (jutaan

saham)

134.531 148.381 171.207 234.030 411.768

Nilai Perdagangan (Triliyun Rp) 117.117 97.983 120.763 125.467 247.000

IHSG 416.3 392 425 691.9 1.000.2

Kapitalisasi Pasar (Trilyun Rp) 259.621 239.259 268.423 460.365 679.949

Perusahaan yang listing 290 316 331 333 331

Sumber : Laporan Tahunan Bursa Efek Jakarta

Tabel 4.1 tersebut menunjukkan bahwa kecenderungan terus

meningkatnya kinerja Bursa Efek Jakarta setelah terjadinya krisis moneter

dapat dilihat pada periode tahun 2000 sampai dengan tahun 2004.dari data

yang ada pada akhir tahun 2004 menunjukkan perbaikan dibandingkan

dari tahun–tahun sebelumnya. Pada data terlihat pada akhir tahun 2004

tercatat IHSG sebesar 1.000.2,hal ini menunjukkan kenaikan dari tahun

sebelumnya pada akhir tahun 2003 sebesar 691.995. Nilai kapitalisasi

pasar juga selalu menunjukkan peningkatan terus dari tahun 2002 hingga

tahun 2004. Pada tahun 2002 tercatat 268.423 trilyun naik pada tahun 2003

menjadi 460.365 dan pada akhir tahun 2004 tercatat sebesar 679.949

Page 41: Pengaruh Kandungan Informasi Keuangan Terhadap Abnormal Return

trilyun.Selain IHSG dan nilai kapitalisasi pasar, nilai perdagangan dan

volume perdagangan juga mengalami peningkatan. Perusahaan yang

listing di Bursa Efek Jakarta selalu mengalami peningkatan baik selama

sebelum krisis moneter maupun pada saat terjadinya krisis moneter.

4.2 Hasil Regresi Berganda

Model persamaan regresi linier ganda dengan time lag dengan rumus

sebagai berikut:

Yt = β0 + β1.x1 + β2.x2 + β3.x3 + β4.x4 + еi

Keterangan :

Yt = Abnormal Return saham periode t

X1 = Total Assets pada periode t-1…n

X2 = Total liability pada periode t-1..n

X3 = NPM pada periode t-1..n

X4 = ROE pada periode t-1..n

β0 = Konstanta

еi = Kesalahan acak yang terkait dengan Y

Model persamaan regresi linier ganda dengan empat variabel bebas

menggunakan metode kuadrat terkecil (OLS).

Berdasarkan hasil perhitungan, maka dapat diketahui nilai β0, β1, β2, β3,

dan β4 sebagai berikut.

β0 = -0,208

Page 42: Pengaruh Kandungan Informasi Keuangan Terhadap Abnormal Return

β1 = 0,035

β2 = -0,020

β3 = 0,042

β4 = -0,063

Berdasarkan pada perhitungan, maka dapat ditentukan model persamaan

regresi sebagai berikut:

Yt = -0,208 + 0,035x1 - 0,020x2 + 0,042x3 - 0,063x4

Hasil persamaan regresi tersebut menunjukkan bahwa konstanta sebesar -

0,028. Ini berarti bahwa jika variabel-variabel tergantung (independen)

dalam penelitian ini yaitu variabel Total Assets, Total liability, NPM, dan

ROE dianggap konstan, maka rata-rata abnormal return yang dijadikan

obyek penelitian ini adalah sebesar -0,028%. Ini juga menunjukkan nilai

abnormal return yang tidak dipengaruhi oleh variabel Total Assets, Total

liability, NPM, dan ROE.

Nilai koefisien variabel total assets sebesar 0,035 menunjukkan bahwa

peningkatan pada total assets sebesar 1 persen akan meningkatkan

abnormal return sebesar 0,035 persen. Demikian pula sebaliknya,

penurunan pada total assets sebesar 1 persen akan menurunkan abnormal

return sebesar 0,035 persen.

Nilai koefisien variabel total liability sebesar -0,020 menunjukkan bahwa

peningkatan pada total liability sebesar 1 persen akan menurunkan

abnormal return sebesar 0,020 persen. Demikian pula sebaliknya,

Page 43: Pengaruh Kandungan Informasi Keuangan Terhadap Abnormal Return

penurunan pada total liability sebesar 1 persen akan meningkatkan

abnormal return sebesar 0,020 persen.

Nilai koefisien variabel NPM sebesar 0,042 menunjukkan bahwa

peningkatan pada NPM sebesar 1 persen akan meningkatkan abnormal

return sebesar 0,042 persen. Demikian pula sebaliknya, penurunan pada

NPM sebesar 1 persen akan menurunkan abnormal return sebesar 0,042

persen.

Nilai koefisien variabel ROE sebesar -0,020 menunjukkan bahwa

peningkatan pada ROE sebesar 1 persen akan menurunkan abnormal

return sebesar 0,020 persen. Demikian pula sebaliknya, penurunan pada

ROE sebesar 1 persen akan meningkatkan abnormal return sebesar 0,020

persen.

4.3 Uji Asumsi Klasik Regresi Berganda

Dari model persamaan tersebut, selanjutnya diuji dengan menggunakan uji

asumsi klasik yang meliputi:

4.3.1 Uji Multikolinieritas

Multikolinearitas adalah adanya hubungan linier antar variabel penjelas

dalam suatu model regresi yang mengakibatkan adanya kesulitan untuk

dapat melihat pengaruh variabel penjelas terhadap variabel yang

dijelaskan. Salah satu uji untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinearitas

Page 44: Pengaruh Kandungan Informasi Keuangan Terhadap Abnormal Return

adalah dengan menggunakan VIF. Langkah-langkah pengujiannya adalah

sebagai berikut :

• Melakukan regresi atau estimasi dengan menggunakan model awal

dan diperoleh nilai R2. .

• Melakukan regresi antar variabel independen dan kemudian diperoleh

nilai R2 untuk masing-masing regresi tersebut.

• Salah satu deteksi ada tidaknya multikolinearitas adalah dengan

melihat pada nilai Variance Inflation Factor (VIF). Nilai VIF

diperoleh dengan melakukan regresi secara parsial dan kemudian

menghitung nilai VIF.

• Sebagai Rule of thumb dari VIF, jika VIF dari suatu variabel melebihi

10, dimana hal ini terjadi ketika nilai R2 melebihi 0,90, maka suatu

variabel dikatakan berkorelasi sangat tinggi.

Berikut ini adalah hasil pengujian multikolinieritas dan pengambilan

kesimpulannya.

Tabel 4.2 Hasil Pengujian Multikolinieritas

Variabel Dependen VIF Kesimpulan

Total Asset 3,676 Non-Multikolinearitas

Total Liability 3,536 Non-Multikolinearitas

NPM 1,044 Non-Multikolinearitas

ROE 1,105 Non-Multikolinearitas

Sumber : Lampiran

Page 45: Pengaruh Kandungan Informasi Keuangan Terhadap Abnormal Return

Dari hasil pengujian diatas, diperoleh nilai VIF yang kesemuanya

menunjukkan nilai dibawah 10. Ini berarti bahwa dalam model Linier ini

tidak terjadi multikolinearitas antar variabel.

4.3.2 Uji Heteroskedastisitas

Uji Heterokedastisitas ini untuk mengetahui apakah ada penyimpangan

terhadap salah satu asumsi klasik yang mensyaratkan adanya

homoskedastisitas. Heterokedastisitas adalah adanya varian yang berbeda

yang dapat membiaskan hasil yang telah dihitung, serta menimbulkan

konsekuensi adanya model yang akan menaksir terlalu rendah varian

yang sesungguhnya. Apabila varians unsur gangguan dalam model regresi

linear tidak konstan maka terdapat penyimpangan terhadap asumsi

homoskedastisitas atau terjadi heteroskedastisitas.

Uji Glejser dilakukan dengan meregresi nilai absolut residual regresi awal

terhadap variabel-variabel independennya. Uji Glejser dilakukan dengan

menggunakan dua tahap regresi yaitu :

• Melakukan regresi OLS data tanpa memperhatikan adanya gejala

heteroskedastisitas, dan diperoleh nilai residualnya (ei)

• Melakukan regresi nilai absolut residual tersebut sebagai variabel

dependennya. Regresi dilakukan terhadap semua variabel bebas.

Kriteria pengujiannya adalah dengan melihat pada nilai koefisien

regresinya. Apabila nilai t hitung signifikan secara statistik, maka Ho

ditolak yang berarti menunjukkan adanya gejala heteroskedastisitas.

Page 46: Pengaruh Kandungan Informasi Keuangan Terhadap Abnormal Return

Sebaliknya, apabila t hitung tidak signifikan secara statistik, maka Ho

diterima yang berarti tidak terjadi gejala heteroskedastisitas.

Berikut ini adalah rangkuman hasil uji Glejser, yaitu :

Tabel 4.3 Hasil Pengujian Heteroskedastisitas

Variabel t-Hitung Signifikansi Kesimpulan

Total Asset 1,449 0,154 Homoskedastisitas

Total Liability -0,841 0,405 Homoskedastisitas

NPM 1,331 0,190 Homoskedastisitas

ROE 0,450 0,655 Homoskedastisitas

Sumber : Lampiran

Dari hasil perhitungan tersebut ternyata dalam model regresi tersebut

semua menunjukkan t-hitung < t-tabel atau signifikansi lebih besar

daripada 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa dalam model regresi ini

tidak terjadi masalah heteroskedastisitas.

4.3.3 Uji Autokorelasi

Autokorelasi terjadi apabila gangguan dalam periode tertentu berhubungan

dengan nilai gangguan periode sebelumnya. Konsekuensi adanya

autokorelasi adalah selang keyakinan menjadi besar serta varians dan

kesalahan standar akan ditaksir terlalu rendah. Autokorelasi adalah

korelasi antara anggota-anggota serangkaian observasi yang diurutkan

menurut waktu (seperti dalam data time series) atau ruang (seperti dalam

Page 47: Pengaruh Kandungan Informasi Keuangan Terhadap Abnormal Return

data crosss section) kensekuensi adanya autokorelasi adalah selang

keyakinan menjadi besar serta varian dan kesalahan standar akan ditaksir

terlalu rendah.

Pengujian autokorelasi dapat dilakukan dengan uji Durbin Watson.

Pengujian Durbin Watson ini dilakukan dengan menggunakan nilai Durbin

Watson dari hasil estimasi. Menurut Durbin Watson, besarnya koefisien

Durbin Watson adalah antara 0-4. Kalau koefisien Durbin Watson sekitar

2, dapat dikatakan tidak ada korelasi. Kalau besarnya mendekati nol, maka

terdapat autokorelasi positif, dan jika besarnya mendekati 4, maka terdapat

autokorelasi negatif. Berikut ini tabel yang dapat dipergunakan untuk

pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi :

Tabel 4.4 Kriteria Pengambilan Kesimpulan Uji Autokorelasi

Kriteria Kesimpulan

4-dL < d < 4 Mempunyai autokorelasi negatif

4-dU < d < 4-Dl Pengujian tidak meyakinkan

2 < d < 4-Du Tidak mempunyai autokorelasi

dU < d < 2 Tidak mempunyai autokorelasi

dL < d < Du Pengujian tidak meyakinkan

0 < d < Dl Mempunyai autokorelasi positif

Penentuan besarnya dL dan dU tergantung dari besarnya derajat

kebebasan.

Page 48: Pengaruh Kandungan Informasi Keuangan Terhadap Abnormal Return

Dari tabel Durbin Watson pada tingkat α = 0,05 dan dengan n=42,

diketahui dL sebesar 1,048 dan dU sebesar 1,584, sehingga batasan

autokorelasinya menjadi :

Tabel 4.5 Hasil Uji Autokorelasi

Kriteria Kesimpulan

2,952 < d < 4 Mempunyai autokorelasi negatif

2,416 < d < 2,952 Pengujian tidak meyakinkan

2 < d < 2,416 Tidak mempunyai autokorelasi

1,584 < d < 2 Tidak mempunyai autokorelasi

1,048 < d < 1,584 Pengujian tidak meyakinkan

0 < d < 1,048 Mempunyai autokorelasi positif

Dari hasil pengujian diperoleh nilai atau koefisien Durbin Watson sebesar

2,181. Nilai ini berada pada daerah 2 < d < 2,416 yang berarti berada pada

daerah tidak mempunyai autokorelasi. Dengan demikian, model yang

digunakan dalam penelitian ini terbebas dari masalah autokorelasi.

4.4 Uji Hipotesa

Pengujian dilakukan dengan melihat pada pengaruh variabel independen

terhadap variabel dependen secara parsial dan pengaruh secara simultan.

Ini dilakukan dengan uji t dan uji F.

4.4.1 Uji Secara Parsial (Uji t)

Page 49: Pengaruh Kandungan Informasi Keuangan Terhadap Abnormal Return

Uji t digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel

bebas/independen (Total Assets, Total liability, NPM, dan ROE) secara

sendiri-sendiri terhadap variabel tidak bebas/dependen (abnormal return).

Dalam uji t ini pengambilan kesimpulan dilakukan dengan melihat nilai

signifikansi nilai t-statistik yang ditampilkan. Apabila nilai signifikansi

suatu variabel lebih tinggi daripada α=5% (0,05), maka dapat disimpulkan

bahwa variabel independen tersebut signifikan terhadap variabel

dependennya atau mempunyai pengaruh terhadap variabel dependennya.

Sebaliknya, apabila nilai signifikansi suatu variabel lebih rendah daripada

α=5% (0,05), maka dapat disimpulkan bahwa variabel independen tersebut

tidak signifikan terhadap variabel dependennya atau tidak mempunyai

pengaruh terhadap variabel dependennya.

Adapun tabulasi hasil uji-t untuk model diatas dapat ditunjukkan pada

tabel berikut ini :

Tabel 4.6 Hasil Uji-t

Variabel Independen t-Statistik Prob. Kesimpulan

Total Asset 2,190 0,034 Signifikan

Total Liability -1,448 0,154 Tidak Signifikan

NPM 3,560 0,001 Signifikan

ROE -1,129 0,265 Tidak Signifikan

Dari hasil tersebut diatas dapatlah dilihat bahwa ada dua variabel

Page 50: Pengaruh Kandungan Informasi Keuangan Terhadap Abnormal Return

independen yang mempunyai nilai t-statistik yang signifikansinya lebih

kecil daripada 0,05 yaitu variabel Total Asset dan NPM. Dengan

demikian, pada α = 5% hanya dua variabel independent yang dimasukkan

dalam model linear tersebut yang signifikan secara statistik dan

berpengaruh terhadap variabel dependennya (abnormal return) yaitu

variabel Total Asset dan NPM, sedangkan variabel Total Liability dan

ROE tidak signifikan atau tidak berpengaruh secara signifikan terhadap

abnormal return.

4.4.2 Pengujian secara simultan (Uji F)

Uji F merupakan pengujian pengaruh variabel independen secara bersama-

sama terhadap variabel dependen. Dalam uji F ini pengambilan

kesimpulan dilakukan dengan melihat nilai signifikansi nilai F-statistik

yang ditampilkan. Apabila nilai signifikansi lebih tinggi daripada α=5%

(0,05), maka dapat disimpulkan bahwa seluruh variabel independen

signifikan terhadap variabel dependennya atau mempunyai pengaruh

signifikan terhadap variabel dependennya. Sebaliknya, apabila nilai

signifikansi lebih rendah daripada α=5% (0,05), maka dapat disimpulkan

bahwa seluruh variabel independen tersebut tidak signifikan terhadap

variabel dependennya atau tidak mempunyai pengaruh secara signifikan

terhadap variabel dependennya.

Dari hasil estimasi diperoleh nilai F-statistik sebesar 5,115 dengan

signifikansi 0,002. Karena nilai signifikansi ini jauh lebih rendah daripada

α = 0,05 (5%), maka dapatlah dikatakan bahwa nilai F-statistik tersebut

Page 51: Pengaruh Kandungan Informasi Keuangan Terhadap Abnormal Return

signifikan secara statistik. Ini juga berarti bahwa secara bersama-sama,

variabel independennya (Total Assets, Total liability, NPM, dan ROE)

berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependennya (abnormal

return).

Pengaruh secara keseluruhan dari variabel independen terhadap variabel

dependen dapat ditunjukkan dengan koefisien determinasi. Koefisien

determinasi (R²) nilainya berkisar antara 0 dan 1. Semakin besar R²

berarti semakin besar variasi variabel dependen yang dapat dijelaskan

oleh variasi variabel independen. Sebaliknya, semakin kecil R² berarti

semakin kecil variasi variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh

variasi variabel independen. Dari hasil estimasi diperoleh nilai R2 sebesar

0,308. Hal ini menunjukkan bahwa variabel-variabel independen (Total

Assets, Total liability, NPM, dan ROE) yang ada dalam model dapat

menjelaskan sebanyak 30,8 persen terhadap variabel dependennya

(abnormal return). Sedangkan sisanya sebesar 69,2 persen variasi dalam

variabel abnormal return dijelaskan oleh variabel lainnya yang tidak

dimasukkan dalam model ini.

Page 52: Pengaruh Kandungan Informasi Keuangan Terhadap Abnormal Return

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan pada hasil analisis dan pembahasan, maka dapat ditarik

beberapa kesimpulan untuk menjawab hipotesis penelitian. Adapun

kesimpulan tersebut adalah sebagai berikut.

1. Berdasarkan pada analisis regresi linier berganda, seluruh variabel

independen (Total Assets, Total liability, NPM, dan ROE) yang

dimasukkan dalam penelitian ini mempunyai pengaruh signifikan

secara simultan terhadap variabel dependen (abnormal return).

2. Berdasarkan uji pada analisis regresi linier berganda secara parsial,

Total asset berpengaruh signifikan terhadap abnormal return saham

pada perusahaan yang bergerak pada bidang properti yang terdaftar di

Bursa Efek Jakarta periode 2002-2004. Ini berarti bahwa hipotesis

pertama diterima.

3. Berdasarkan uji pada analisis regresi linier berganda secara parsial,

Total Liability tidak berpengaruh secara signifikan terhadap abnormal

return saham pada perusahaan yang bergerak pada bidang properti

yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta periode 2002-2004.

4. Berdasarkan uji pada analisis regresi linier berganda secara parsial,

NPM berpengaruh signifikan terhadap abnormal return saham pada

perusahaan yang bergerak pada bidang properti yang terdaftar di Bursa

Page 53: Pengaruh Kandungan Informasi Keuangan Terhadap Abnormal Return

Efek Jakarta periode 2002-2004.

5. Berdasarkan uji pada analisis regresi linier berganda secara parsial,

ROE tidak berpengaruh secara signifikan terhadap abnormal return

saham pada perusahaan yang bergerak pada bidang properti yang

terdaftar di Bursa Efek Jakarta periode 2002-2004

5.2 Saran

Berdasarkan pada kesimpulan tersebut, maka dapat dirumuskan saran-

saran sebagai berikut.

1. Perusahaan diharapkan dapat menyusun strategi-strategi dalam

manajemen portofolio mereka yang dapat mengurangi resiko saham

yang diakibatkan oleh adanya berbagai peristiwa. Salah satu yang bisa

dilakukan adalah dengan melakukan diversifikasi jenis portofolio atau

menyebar resiko pada berbagai jenis investasi.

2. Diharapkan penelitian ini dapat memperluas ilmu pengetahuan yang

dapat membantu peneliti untuk mengembangkan penelitian-penelitian

lebih lanjut tentang pasar modal, terutama dalam memperluas cakupan

analisis dan pembahasan serta alat yang dipakai.

3. Agar bagi peneliti selanjutnya menambah variable sehingga model

yang digunakan lebih tepat

DAFTAR PUSTAKA Algifari, 2000, Analisis Regresi Teori, Kasus dan Solusi, Edisi II, BPFE,

Yogyakarta

Page 54: Pengaruh Kandungan Informasi Keuangan Terhadap Abnormal Return

Bruner, F.R., 2002, Does M & A A Survey of Evidence for The Decision- Maker, Journal Of Applied Finance

Damodar Gujarati, 1998, Ekonometrika Dasar, Erlangga, Jakarta Djarwanto, 1998, Statistik Non Parametrik, Edisi III, BPFE, Yogyakarta Foster, G., 1986, Financial Statement Analysis, Second Edition, Practice Hall,

Englewood Cliffs, New Jersey Halim, A. Dan Sarwoko, 1993, Manajemen Keuangan, Edisi II, BPFE,

Yogyakarta Husnan, S., 1998, Manajemen Keuangan dan Teori Penerapan (Keputusan

Jangka Pendek), Buku II, Edisi IV, BPFE, Yogyakarta Sandjaja, R.S. dan Barlian, I., 2002, Manajemen Keuangan, Buku I, Edisi IV,

Prenhallindo, Jakarta Santoso, S., 2003, Buku Latihan SPSS, Statistik Non Parametrik, Elex Media

Komputindo, Jakarta Suparwoto, 1997, Akuntansi Keuangan Lanjut, Laporan Keuangan Konsolidasi

Pendekatan Terpadu, Yogyakarta Supranto, J., 2001, Statistik, Teori dan Aplikasi, Jilid II, Edisi VI, Erlangga,

Jakarta Riyanto, B., 1999, Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan, Edisi IV, BPFE,

Yogyakarta