Upload
phamtram
View
217
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN DAN
CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP PENGUNGKAPAN
CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY PADA
PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BEI
TAHUN 2010 – 2014
PUBLIKASI ILMIAH
Diajukan Untuk Penyusunan Skripsi Jenjang Strata I Pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Surakarta
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Disusun Oleh:
Ismoyo Adi Nugroho
B 200 120286
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMADIYAH SURAKARTA
2016
2
HALAMAN PERSETUJUAN
PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN DAN
CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP PENGUNGKAPAN
CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY PADA
PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BEI
TAHUN 2010 - 2014
PUBLIKASI ILMIAH
Diajukan oleh :
ISMOYO ADI NUGROHO
B 200 120 286
Telah disetujui oleh pembimbing skripsi Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Muhammadiyah Surakarta untuk dipertahankan
di depan dewan penguji.
Pembimbing Skripsi
(Dra. Nursiam, M.H., Ak., CA)
3
HALAMAN PENGESAHAN
“PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN DAN
CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP PENGUNGKAPAN
CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY PADA
PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BEI
TAHUN 2010 - 2014”
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
Yang disusun oleh:
ISMOYO ADI NUGROHO
B 200 120 286
Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah
Surakarta
Pada Hari Sabtu, 23 April 2016
Dan dinyatakan telah memenuhi syarat.
Dewan Penguji:
Mengetahui,
Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Muhammadiyah Surakarta
(Dr. Triyono, SE., M.Si)
1. Dra. Nursiam. M.H., Ak., CA
(Ketua Dewan Penguji)
(.......................................................)
2. Drs. Agus Endro Suwarno. M.Si
(Anggota 1 Dewan Penguji)
(.......................................................)
3. Dr. Triyono. SE., M.Si
(Anggota 2 Dewan Penguji)
(.......................................................)
4
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang
pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi dan
sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis
atau diterbitkan orang lain, kecuali secara tertulis diacu dalam naskah dan disebutkan dalam
daftar pustaka.
Apabila kelak terbukti ada ketidakbenaran dalam pernyataan saya di atas, maka akan
saya pertanggungjawabkan sepenuhnya.
Surakarta, April 2016
Penulis
5
PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN DAN CORPORATE
GOVERNANCE TERHADAP PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL
RESPONSIBILITY PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR
DI BEI TAHUN 2010 – 2014
Ismoyo Adi Nugroho
Program Studi Akuntansi
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Kota Surakarta
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh ukuran perusahaan, leverage, profitabilitas,
komposisi dewan komisaris dan kepemilikan saham asing terhadap pengungkapan corporate social responsibility.
Populasi penelitian iniadalah seluruh perusahaan manufaktur yang mengungkapkan CSR di bursa efek
indonesia (BEI) periode 2010 - 2014. Jumlah sampel sejumlah 16 perusahaan dengan metode purposive
sampling. Analisis data yang digunakan adalah regresi liner berganda. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
variabel leverage, komposisi dewan komisaris dan kepemilikan sahamasing berpengaruh terhadap
pengungkapan corporate social responsibility, sedangkan variabel ukuran perusahaan dan profitabilitas tidak
berpengaruh terhadap pengungkapan corporate social responsibility.
Kata Kunci : ukuran perusahaan, leverage, profitabilitas, komposisi dewan komisaris, kepemilikan saham asing,
pengungkapan corporate social responsibility
Abstract
The aim of this research is to analyze the influence of company size, leverage, profitability, the composition of the board
of commissioners and foreign ownership on the disclosure of corporate social responsibility (CSR). The population of this research
is manufacturing companies which disclose CSR in Indonesia Stock Exchange (BEI) in 2010 – 2014 period. The sample is
16 companies with obtained by purposive method sampling. Data analysis used multiple linear regression. The results indicate
that variable leverage, the composition of the board of commissioners, and foreign ownership have an influence on the disclosure of
corporate social responsibility, while the variable company size and profitability do not influence on the disclosure of corporate
social responsibility.
Keywords : company size, leverage, profitability, composition of the board of commissioners, foreign ownership, corporate
social responsibility disclosure
I. PENDAHULUAN
Di era globalisasi ini terdapat isu tentang pertanggungjawaban sosial (corporate social responsibility) yang
banyak dibicarakan masyarakat. Intinya perusahaan tidak hanya dituntut mengejar keuntungan yang sebesar-
besarnya tetapi harus memperhatikan lingkungan sekitarnya, baik manusia maupun alam. Pengungkapan
tanggung jawab sosial menjadi penting untuk melihat apakah perusahaan sudah melaksanakan fungsi
sosialnya.
Perusahaan sebagai salah satu pelaku ekonomi mempunyai peranan yang sangat penting terhadap
kelangsungan hidup perekonomian dan masyarakat luas dalam menghadapi era globalisasi sekarang ini.
Kemajuan di bidang informasi dan teknologi serta adanya keterbukaan pasar menjadikan perusahaan-
perusahaan yang ada harus memperhatikan secara serius dan terbuka mengenai dampak dari tingkah laku
perusahaan itu sendiri terhadap lingkungan dan stakeholder.
Di Indonesia praktek pengungkapan tanggung jawab sosial juga diatur oleh Ikatan Akuntan Indonesia
(IAI), dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Pernyataan Standar Akuntansi Indonesia (PSAK) No. 1
paragraf 9, yang menyatakan bahwa:
6
“Perusahaan dapat pula menyajikan laporan tahunan seperti laporan mengenai lingkungan hidup dan laporan nilai tambah,
khususnya bagi industri dimana faktor-faktor lingkungan hidup memegang peranan penting dan bagi industri yang menganggap
pegawai sebagai kelompok yang memegang peranan penting”.
Dasar hukum pertanggung jawaban sosial juga tertuang dalam UU No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan
Terbatas (PT) pasal 74 UU RI Ayat 1, 2007 mengenai Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan, yang berisi:
”Perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang dan atau berkaitan dengan sumber daya alam wajib
melakasanakan tanggung jawab sosial dan lingkungan”.
Dampak sosial yang ditimbulkan oleh masing-masing perusahaan tentunya tidak selalu sama, mengingat
banyak faktor yang membedakan satu perusahaan dengan perusahaan lainnya sekalipun mereka berada dalam
satu jenis usaha yang sama. Faktor-faktor yang membedakan perusahaan tersebut disebut dengan karakteristik
perusahaan, yang diantaranya size (ukuran perusahaan), profitabilitas, basis kepemilikan, tingkat likuiditas,
umur perusahaan, tipe industri, dan leverage. Semakin kuat karakteristik yang dimiliki suatu perusahaan tersebut
dalam menghasilkan dampak sosial bagi publik tentunya akan semakin kuat pula pemenuhan tanggung jawab
sosialnya kepada publik (Deegan dan Gordon dalam Oktariani dan Mimba, 2014).
Ukuran perusahaan (size) merupakan variabel yang digunakan untuk menjelaskan pengungkapan sosial
yang dilakukan perusahaan. Besar kecilnya ukuran perusahaan dapat didasarkan pada total nilai aktiva, total
penjualan, kapitalisasi pasar, jumlah tenaga kerja dan sebagainya. Secara umum perusahaan besar akan
mengungkapkan informasi lebih banyak dari pada perusahaan kecil. Hal ini karena perusahaan besar akan
menghadapi resiko politis yang lebih besar dibanding perusahaan kecil. Hasil penelitian yang menunjukkan
adanya hubungan signifikan antara ukuran perusahaan dengan pengungkapan tanggung jawab sosial yaitu
Nursiam dan Gemitasari (2013). Penelitian dilakukan dengan menggunakan semua perusahaan manufaktur
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2009-2011. Sementara Anggraini (2006) tidak menemukan
hubungan antara keduanya. Sampel yang digunakan Anggraini adalah semua perusahaan yang terdaftar di BEI
tahun 2000 sampai 2004.
Penelitian yang menghubungkan pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan dengan profitabilitas
juga telah banyak dilakukan diantaranya oleh Rizkia Anggita Sari (2012) yang menemukan hubungan yang
signifikan antara kedua variabel tersebut. Penelitian dilakukan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di
BEI dari tahun 2008-2010. Semakin besar keuntungan yang diperoleh semakin besar kemampuan perusahaan
untuk membayarkan dividennya. Berbeda dengan Wijaya (2012) yang melakukan penelitian dengan
menggunakan perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2008-2010 menemukan hasil pengaruh
profitabilitas yang tidak signifikan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan.
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Cahya (2010) pembahasan mengenai pengungkapan corporate social
responsibility juga dipengaruhi oleh leverage. Cahya menyatakan bahwa tingkat leverage yang tinggi akan
mendorong perusahaan melakukan pengungkapan sosialnya. Leverage merupakan salah satu ukuran kinerja
keuangan yang mengukur kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka panjangnya. Perusahaan yang
mempunyai tingkat leverage tinggi berarti sangat bergantung pada pinjaman luar untuk membiayai asetnya.
Sedangkan perusahaan yang mempunyai tingkat leverage rendah lebih banyak membiayai asetnya dengan modal
sendiri. Penelitian lain yang menghubungkan leverage dengan pengungkapan tanggung jawab sosial diantaranya
adalah penelitian yang dilakukan oleh Wijaya (2012) yang menemukan hubungan yang tidak signifikan antara
kedua variabel tersebut.
Faktor lain yang dapat mempengaruhi pengungkapan CSR adalah Good Corporate Governance (GCG). GCG
merupakan seperangkat peraturan yang mengatur hubungan antara pemegang saham, manajer, kreditur,
pemerintah, karyawan, dan stakeholders lainnya agar seimbang hak dan kewajibannya. GCG bertujuan untuk
mengatur perusahaan agar dapat menciptakan nilai tambah bagi semua stakeholders-nya. Perusahaan harus
memperhatikan hal tersebut karena dalam operasionalnya perusahaan tidak hidup sendiri, melainkan bersama
lingkungan sekitar (Susanti, 2013).
Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai beberapa faktor
yang berpengaruh terhadap pengungkapan corporate social responsibility yang masih menunjukkan hasil yang
beragam, sehingga menarik untuk diteliti lebih lanjut sebagai usaha mendapatkan hasil yang lebih konsisten.
7
II. KAJIAN LITERATUR DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS
Corporate Social Responsibility (CSR)
Menurut Milton Friedman dalam Kartini (2013), tanggung jawab sosial adalah menjalankan bisnis sesuai
dengan keinginan pemilik perusahaan, yakni miksimal laba, sementara pada saat yang sama mengindahkan
aturan dasar yang digariskan dalam suatu undangan. Sedangkan menurut The Wold Business Council of Sustainable
Development 2000 dalam Trisnawati (2012) tanggung jawab sosial sebagai komitmen perusahaan untuk
mempertanggungjawabkan dampak operasinya dalam dimensi sosial, ekonomi, dan lingkungan serta terus
menerus dampak tersebut memberi manfaat kepada masyarakat dan lingkungan.
Corporate Social Responsibility Disclosure (CSR-D)
Terdapat beberapa teori yang melandasi adanya pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan,
diantaranya :
1. Teori Stakeholder
Stakeholder atau pemangku kepentingan adalah semua pihak baik internal maupun eksternal perusahaan yang
memiliki hubungan baik yang bersifat mempengaruhi langsung maupun tidak langsung terhadap
perusahaan. Menurut Harffman (2007) perusahaan memiliki tanggung jawab kepada setiap kelompok atau
individu yang dapat atau telah terpengaruh oleh kewajiban yang dimiliki perusahaan.
2. Teori Legitimasi
Teori legitimasi secara emplisit mengakui bahwa bisnis dibatasi oleh kontrak sosial yang menyebutkan
bahwa perusahaan sepakat untuk menunjukkan berbagai aktivitas sosial perusahaan agar perusahaan
memperoleh penerimaan masyarakat.
Karakteristik Perusahaan
Karakteristik perusahaan adalah faktor faktor yang membedakan satu perusahaan dengan perusahaan
lainnya sekalipun mereka berada dalam satu jenis usaha yang sama, semakin kuat karakteristik perusahaan
yang dimiliki suatu perusahaan dalam menghasilkan dampak sosial bagi publik tertentu maka semakin kuat
juga pemenuhan tanggung jawab sosialnya (Deegan dan Gordon dalam Oktariani dan Mimba, 2014).
Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan merupakan salah satu variabel yang umum digunakan untuk menjelaskan mengenai
variasi pengungkapan dalam laporan tahunan. Ukuran perusahaan juga merupakan variabel yang penting
dalam praktik CSR dan berperan seperti barometer yang menjelaskan mengapa perusahaan terlibat dalam
praktik CSR (Gardiner et al.dan Seifert et al. dalam Saleh, Zulkifli, dan Muhamad, 2010). Semakin besar
perusahaan maka semakin besar kepentingan untuk mengungkapkan informasi yang lebih luas. Berdasarkan
uraian diatas maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
H1 : Ukuran perusahaan berpengaruh terhadap pengungkapan corporate social responsibility.
Leverage
Leverage menggambarkan sumber dana operasi yang digunakan oleh perusahaan. Semakin tinggi tingkat
leverage maka kemungkinan akan melanggar perjanjian kredit sehingga perusahaan akan berusaha
melaporkan laba yang tinggi dengan cara mengurangi biaya termasuk biaya pengungkapan
pertanggungjawaban sosial perusahaan. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Waryanto (2010), Febrian dan
Suaryana (2011), serta Yintayani (2011) menemukan bahwa hutang berpengaruh pada pengungkapan
tanggung jawab sosial perusahaan. Berdasarkan uraian diatas maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai
berikut:
H2 : Leverage berpengaruh terhadap pengungkapan corporate social responsibility.
Profitabilitas
Profitabilitas menunjukkan seberapa besar kinerja keuangan perusahaan dalam menghasilkan atau
memperoleh keuntungan. Sehingga semakin tinggi tingkat profitabilitas maka semakin besar pengungkapan
informasi sosial. Bowman dan Haire, serta Preston dalam Hackston dan Milne (1996), Vence dalam
Belkaoui dan Karpik (1989) mempunyai pandangan yang berbeda, bahwa pengungkapan sosial perusahaan
justru memberikan kerugian kompetitif karena perusahaan harus mengeluarkan tambahan biaya untuk
mengungkapkan informasi sosial tersebut maka perusahaan akan berusaha mengurangi biaya termasuk
pengungkapan informasi sosial untuk mendapatkan profit yang besar.
8
Dalam penelitian yang dilakukan Hackston dan Milne (1996) menemukan tidak ada hubungan yang
signifkan antara tingkat profitabilitas dengan pengungkapan informasi sosial. Berdasarkan uraian diatas
maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
H3 : Profitabilitas berpengaruh terhadap pengungkapan corporate social responsibility.
Corporate Governance
Corporate governance adalah proses dan struktur yang digunakan untuk mengarahkan dan mengelola bisnis
serta aktivitas perusahaan ke arah peningkatan pertumbuhan bisnis dan akuntabilitas perusahaan.
Komposisi Dewan Komisaris
Dewan komisaris sebagai puncak dari sistem pengelolaan internal perusahaan memiliki peranan
terhadap aktivitas perusahaan. Komposisi dewan komisaris akan menentukan kebijakan perusahaan
termasuk praktek dan pengungkapan CSR. Coller dan Gregory dalam Sembiring (2005) menyatakan bahwa
semakin besar jumlah anggota dewan komisaris maka akan semakin mudah untuk mengelola CEO dan
monitoring yang dilakukan akan semakin efektif.
Hasil penelitian Badjuri (2011) dan Nurkhin (2010) menemukan bahwa dewan komisaris berpengaruh
signifikan pada pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Berdasarkan uraian diatas maka dapat
dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
H4 : Komposisi dewan komisaris berpengaruh terhadap pengungkapan corporate social responsibility.
Kepemilikan Saham Asing
Pihak asing akan lebih tertarik pada perusahaan dengan reputasi baik di bidang sosial karena negara
negara asing (Eropa dan Amerika) merupakan negara yang sangat memperhatikan lingkungan yang
mencangkup isu-isu sosial (pelanggaran HAM, pendidikan, dan tenaga kerja) serta isu isu lingkungan (efek
rumah kaca, pembakaran hutan, dan pencemaran air), (Simerly dan Li serta Fauzi dalam Machmud dan
Chaerul D. Djakman (2008). Berarti perusahaan yang memiliki hubungan baik dengan pihak luar akan lebih
mendukung dalam pengungkapan tanggung jawab sosial. Berdasarkan uraian diatas maka dapat dirumuskan
hipotesis sebagai berikut:
H5 : Kepemilikan saham asing berpengaruh terhadap pengungkapan corporate social responsibility.
III. METODE
Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Menurut Indriantoro (2002), penilaian kuantitatif adalah
penelitian yang menekankan pada pengujian teori-teori melalui pengukuran variabel-variabel penelitian
dengan angka dan melakukan analisis data dengan prosedur statistik.
Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel
Tabel 1
Tabel Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang mengungkapkan CSR di Bursa
Efek Indonesia (BEI). Periode amatan 5 tahun (2010-2014) dipilih karena merupakan data terbaru yang bisa
9
diperoleh dan diharapkan memperoleh hasil yang baik dalam menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi
pengungkapan CSR.
Dalam pengambilan sampel, peneliti menggunakan metode pengambilan sampel bertujuan (purposive
sampling) yaitu teknik pengambilan sampel dari populasi dengan kriteria tertentu. Sampel yang diperoleh tiap
tahunnya sebanyak 16 perusahaan dengan 5 tahun pengamatan maka diperoleh 80 sampel.
Jenis Sumber dan Metode Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan data sekunder yang berasal dari pelaporan tahunan perusahaan manufaktur di
Bursa Efek Indonesia pada tahun 2010-2014. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah metode studi dokumentasi, dengan mendapatkan data berupa laporan tahunan yang telah dikeluarkan
oleh perusahaan manufaktur. Data diperoleh melalui situs resmi BEI, yaitu www.idx.co.id.
Definisi Operasional Variabel dan Pengukurannya
Variabel Dependen
Variabel dependen yang digunakan adalah pengungkapan corporate social responsibility. Pengungkapan
corporate social responsibility diukur menurut standar Global Reporting Initiative 2013 (GRI 2013). Total item
pengungkapan sejumlah 149 item. Perusahaan yang melakukan pengungkapan corporate social responsibility
sesuai indikator GRI akan diberi skor 1, sedangkan perusahaan yang tidak mengungkapkan corporate social
responsibility atau mengungkapkan namun tidak sesuai dengan indikator GRI diberi skor 0.
Variabel Independen
Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini antara lain :
Ukuran Perusahaan
Menurut Hilmi dan Ali (2008) ukuran perusahaan dapat dinilai dengan mentransformasi jumlah
aktiva yang dimiliki perusahaan kedalam bentuk logaritma natural, jika dibuat rumus menjadi:
SIZE = Ln(Nilai buku total aktiva)
Leverage
Variabel leverage dalam penelitian ini dihitung dengan membandingkan total hutang dengan total aset
dan dinyatakan dengan prosentase (%) (Hanafi dan Halim, 2009). Secara matematis kebijakan utang
diformulasikan sebagai berikut:
Profitabilitas
Profitabilitas diperoleh dengan perbandingan antara net operating income (laba bersih) dengan jumlah
ekuitas dan dinyatakan dengan persentase (%) (Wachowicz dan Van Horne, 2005). Secara matematis
profitabilitas diformulasikan sebagai berikut:
Komposisi Dewan Komisaris
Indikator yang digunakan untuk mengukur proporsi dewan komisaris independen adalah
presentase jumlah anggota dewan komisaris independen dari seluruh jumlah anggota dewan komisaris
(Boediono, 2005). Proporsi dewan komisaris independen dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:
Kepemilikan Saham Asing
Indikator yang digunakan adalah prosentase jumlah saham yang dimiliki pihak asing dari seluruh
modal saham perusahaan. Kepemilikan asing dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai
berikut:
10
Metode Analisis Data
Penelitian ini menggunakan uji hipotesis yang meliputi analisis regresi lenier berganda, uji F, uji t, dan uji
koefisien determinasi (R2). Sebelum melakukan uji hipotesis dilakukan uji asumsi klasik yang meliputi uji
normalitas, uji multikolinearitas, heteroskedastisitas, serta uji autokorelasi. Bentuk persamaan dalam penelitian
ini adalah:
CSRD = α + β1SIZE + β2LEV + β3PROF + β4DK + β5SA + ε ..... (1)
Keterangan :
CSRD : Corporate social responsibility Disclosure
α : Konstanta
SIZE : Size Perusahaan
LEV : Leverage
PROF : Profitabilitas
DK : Komposisi Dewan Komisaris
SA : Kepemilikan Saham Asing
ε : Residual
IV. HASIL PENELITIAN
Tabel 2
Tabel Regresi Linear Berganda
Berdasar hasil uji statistik regresi linier berganda, dapat disusun persamaan matematik sebagai berikut:
CSR = 68,809 – 0,746SIZE – 0,198LEV – 0,006PROF + 0,124DK + 0,121SA + ɛ ..... (2)
Hasil pengujian asumsi klasik menunjukkan bahwa data penelitian ini terdistribusi dengan normal serta
penelitian ini bebas dari gejala multikolinearitas, heteroskedastisitas, dan autokorelasi.
Secara simultan, variabel independen (ukuran perusahaan, leverage, profitabilitas, komposisi dewan
komisaris, dan kepemilikan saham asing) berpengaruh sebesar 40,10% (adjusted-R2= 0,401) dalam menentukan
pengungkapan corporate social responsibility. Hasil pengujian juga menunjukkan pengaruh yang signifikan secara
statistik dengan nilai Fhitung sebesar 11,580 dan nilai signifikan 0,000.
Dari tabel diatas juga dapat dilihat bahwa ada tiga variabel yang berpengaruh signifikan secara parsial
terhadap pengungkapan corporate social responsibility, yaitu leverage, komposisi dewan komisaris, dan kepemilikan
saham asing dengan nilai thitung dan signifikan secara berturut-turut -5,569 (Sig = 0,000), 1,747 (Sig = 0,085),
dan 4,824 (Sig = 0,000). Dengan demikian H2 dan H5 tidak ditolak karena signifikan yang lebih kecil dari 0,05
sedangkan H4 tidak ditolak karena signifikan yang lebih kecil dari 0,1.
Dua variabel independen lainnya, ukuran perusahaan dan profitabilitas tidak berpengaruh terhadap
pengungkapan corporate social responsibility karena memiliki nilai signifikan lebih besar dari 0,05. Nilai thitung dan
signifikan kedua variabel adalah -1,149 (Sig = 0,254) dan 0,703 (Sig = 0,037). Dengan demikian H1 dan H3
ditolak karena signifikan yang lebih besar dari 0,05.
11
V. DISKUSI
Hasil analisis variabel ukuran perusahaan memiliki nilai thitung sebesar -1,149 dengan tingkat sigifikan
0,254 lebih besar dari 0,05, jadi ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap pengungkapan corporate social
responsibility. Penelitian ini tidak mendukung penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Nursiam dan
Gemitasari (2013), Rizkia Anggita Sari (2012), dan Wijaya (2012) sedangkan Oktariani dan Mimba (2014)
mendukung penelitian ini. Hasil penelitian ini sesuai dengan teori legitimasi yang menyatakan perusahaan akan
berusaha menaati peraturan dan norma-norma yang ada dalam masyarakat termasuk UU No. 40 tahun 2007
agar perusahaan diterima di masyarakat.
Hasil analisis variabel leverage memiliki nilai thitung sebesar -5,569 dengan tingkat signifikan 0,000 lebih kecil
dari 0,05, jadi leverage berpengaruh terhadap pengungkapan corporate social responsibility. Penelitian ini
mendukung penelitian yang dilakukan oleh Nursiam dan Gemitasari (2013). Hal ini menunjukkan semakin
besar leverage yang dimiliki perusahaan maka semakin kecil kemungkinan perusahaan akan mengungkapan
corporate social responsibility dan sebaliknya jika perusahaan memiliki leverage yang kecil maka semakin besar
kemugkinan perusahaan mengungkapan corporate social responsibility.
Hasil analisis variabel profitabilitas memiliki thitung sebesar -0,382 dengan tingkat signifikan 0,703 lebih
besar dari 0,05, jadi profitabilitas tidak berpengaruh terhadap pengungkapan corporate social responsibility.
Penelitian ini mendukung penelitian Nursiam dan Gemitasari (2013), serta Wijaya (2012). Hal ini berarti
perusahaan yang memiliki profit yang tinggi belum tentu melakukan aktivitas sosial yang tinggi juga, pada saat
perusahaan memiliki laba yang besar, manajemen menganggap tidak perlu melaporkan hal-hal yang dapat
mengganggu informasi kesuksesan keuangan. Sebaliknya, pada saat profit rendah pihak manajer berharap agar
pengguna laporan keuangan membaca aktivitas sosial perusahaan (Trisnawati, 2014).
Hasil analisis variabel komposisi dewan komisaris memiliki thitung sebesar 1,747 dengan tingkat signifikan
0,085 lebih kecil dari 0,1, jadi komposisi dewan komisaris berpengaruh terhadap pengungkapan corporate social
responsibility. Penelitian ini tidak didukung Oktariani dan Mimba (2014) yang mengatakan bahwa komposisi
dewan komisaris tidak berpengaruh. Hasil ini menunjukkan jumlah dewan komisaris independen menentukan
pengungkapan corporate social responsibility, karena komisaris independen tidak berhungan dengan direksi,
anggota komisaris lain, dan pemegang saham lain.
Hasil analisis variabel kepemilikan saham asing memiliki thitung sebesar 4,824 dan tingkat signifikan 0,000
lebih kecil dari 0,05, jadi kepemilikan saham asing berpengaruh terhadap pengungkapan corporate social
responsibility. Semakin besar proporsi kepemilikan saham asing di perusahaan maka semakin luas pula
pengungkapan corporate social responsibility, karena banyaknya pihak asing seperti Eropa dan Amerika yang
sangat memperhatikan pengungkapan sosial perusahaan dan sebagian besar perusahaan di Indonesia yang
mayoritas sahamnya dipegang pihak asing maka kepemilikan asing sangat mempengaruhi. Penelitian ini tidak
mendukung penelitian yang dilakukan oleh Oktariani dan Mimba (2014).
VI. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis diperoleh hasil bahwa leverage berpengaruh terhadap
pengungkapan corporate social responsibility. Hal ini menunjukkan bahwa hipotesis kedua (H2) diterima. Artinya
tingkat leverage yang tinggi akan membuat perusahaan lebih sedikit mengungkapkan corporate social responsibility.
Variabel kedua yang berpengaruh terhadap pengungkapan corporate social responsibility adalah komposisi dewan
komisaris. Berdasar hasil pengujian tersebut berarti hipotesis keempat (H4) diterima. Artinya semakin banyak
dewan komisaris independen yang turut andil dalam pembuatan kebijakan di perusahaan maka semakin luas
pengungkapan corporate social responsibility. Variabel lainnya yang berpengaruh terhadap pengungkapan corporate
social responsibility adalah kepemilikan saham asing. Berdasarkan hasil perngujian tersebut berarti hipotesis
kelima (H5) diterima. Artinya semakin banyak perusahaan sahamnya dimiliki pihak asing baik perseroan atau
perseorangan maka semakin luas pengungkapan corporate social responsibility.
Hasil pengujian menunjukkan bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap pengungkapan
corporate social responsibility. Hal ini berarti hipotesis pertama (H1) ditolak. Jadi dapat dikatakan bahwa besar
kecilnya perusahaan tidak berpengaruh terhadap luas pengungkapan corporate social responsibility. Profitabilitas
juga tidak berpengaruh terhadap pengungkapan corporate social responsibility sehingga hipotesis ketiga (H3)
ditolak. Hal ini berarti besar kecilnya laba yang dimiliki perusahaan tidak mempengaruhi luas pengungkapan
corporate social responsibility.
12
DAFTAR PUSTAKA
Anggraini, F. R. (2006). Pengungkapan Informasi Sosial dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengugkapan
Informasi Sosial dalam Laporan Keuangan Tahunan (Studi Empiris pada Perusahaan-Perusahaan yang
Terdaftar di Bursa Efek Indoensia. Paper Presented at the Simposium National Akuntansi 9.
Badjuri, A. (2011). Jurnal Dinamika Akuntansi. Jurnal Dinamika Akuntansi, 3(1), 38–54.
Belkaoui, A., & Karpik, P. G. (1989). Determinants of the Corporate Decision to Disclose Sosial
Information. Accounting, Auditing and Accountability Journal, 2, 36–51.
Boediono, G. S. (2005). Kualitas Laba: Studi Pengaruh Mekanisme Corporate Governance dan Dampak
Manajemen Laba Dengan Menggunakan Analisis Jalur. Simposium Nasional Akuntansi VIII.
Cahya, B. A. (2010). Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Tanggung jawab Sosial Perusahaan (Corporate Social
Responsibility). Universitas Diponegoro.
Febrian, & Suaryana, I. A. (2011). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebijakan Pengungkapan
Tanggungjawab Sosial dan Lingkungan pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia. SNA
XIV Aceh.
GRI. (2013). Sustainability Reporting Guidelines. Retrieved August 20, 2015, from www.globalreporting.org
Hackston, D., & Milne, M. J. (1996). Some Determinants of Social and Environmental Disclosure in New
Zealand Companies. Accounting, Auditing and Accountability Journal, 9(1), 77–108.
Hanafi, M. M., & Halim, A. (2009). Analisis Laporan Keuangan (Keempat). Jakarta: UPP STIM YKPN.
Harffman, R. C. (2007). Corporate Social Responsibility In The 1920s: An Institutional Perspective. Journal of
Manajement History, 3, 55–73.
Hilmi, U., & Ali, S. (2008). Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ketepatan Waktu Penyampaian
Laporan Keuangan. Simposium Nasional Akuntansi XI Ikatan Akuntan Indonesia, 1–22.
Indriantoro, N., & Supomo, B. (2002). Metode Penelitian Bisnis. In Untuk akuntansi dan manajemen.
Yogyakarta: BPFE.
Kartini, D. (2013). Corporate Social Responsibility: Transformasi Konsep Sustainability Management dan Implementasi di
Indonesia. (A. S. Mifka, Ed.) (Kedua). Bandung: Refika Aditama.
Machmud, N., & Chaerul D. Djakman. (2008). Pengaruh struktur Kepemilikan Terhadap Luas Pengungkapan
Tanggung Jawab Sosial (CSR Disclosure) Pada Laporan Tahunan Perusahaan : Studi Empiris pada
Perusahaan Publik yang Tercatat di Bursa Efek Indonesia Tahun 2006. Simposium Nasional Akuntansi 11.
Nurkhin, A. (2010). Corporate Governance dan Profitabilitas, Pengaruhnya terhadap Pengungkapan CSR
Sosial Perusahaan. Jurnal Dinamika Akuntansi, 2(1), 46–55.
Nursiam, & Gemitasari, R. (2013). ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PENGUNGKAPAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN (Studi Empiris pada
Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2009-2011). PROCEEDING
SEMINAR NASIONAL DAN CALL FOR PAPERS SANCALL 2013, 978–979.
Oktariani, N. W., & Mimba, N. P. S. H. (2014). Pengaruh Karakteristik Perusahaan dan Tanggung Jawab
Lingkungan pada Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan. E-Jurnal Akuntansi Universitas
Udayana, 3, 402–418.
Pernyataan Standar Akuntansi Indonesia (PSAK) No. 1 paragraf 9. Indonesia.
Saleh, M., Zulkifli, N., & Muhamad, R. (2010). Corporate Social Responsibility Disclosure and It’s Relation
on Institutional Ownership. Managerial Auditing Journal, 25, 591–613.
Sari, R. A. (2012). Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap Corporate Social Responsibility Disclosure
Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 1.
Sembiring, E. R. (2005). Karakteristik Perusahaan dan Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial : Study pada
Perusahaan yang Tercatat di Bursa Efek Jakarta. Simposium Nasional Akuntansi VIII. Solo, (September),
15–16.
Susanti, S. (2013). Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Corporate Social Responsibility Pada
Perusahaan Cosmetics And Household. Jurnal Ilmu Dan Riset Akuntansi, 1, 152–167.
Trisnawati, R. (2012). Pengukuran Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Perbankan Syariah di Indonesia. Jurnal
Akuntansi Dan Audit Indonesia, 16, 103–121.
Trisnawati, R. (2014). Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, Leverage, Ukuran Dewan Komisaris dan
13
Kepemilikan Manajerial Terhadap Pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) Industri
Perbankan di Indonesia. Seminar Nasional Dan Call For Paper, (October), 27–32.
UU No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (PT) pasal 74 UU RI Ayat 1, Pub. L. No. 40 (2007).
Indonesia.
Wachowicz, M. J., & Van Horne, J. C. (2005). Prinsip-Prinsip Manajemen keuangan, Diterjemahkan oleh Aria
Farahmita, Amanugrani, dan Taufik Hendrawan (Kedua bela). Jakarta: Salemba Empat.
Waryanto. (2010). Pengaruh Karakteristik Good Corpoate Governance (GCG) Terhadap Luar Pengungkapan Corporate
Social Responsibility di Indonesia. Skripsi. Universitas Diponegoro.
Wijaya, M. (2012). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Pada
Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. Jurnal ilmiah mahasiswa akuntansi, 1(1),
26–30.
Yintayani, N. (2011). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Corporate Social Responsibility (Studi Empiris pada
Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia). Universitas Udayana.