13
PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN DAN CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BEI TAHUN 2010 2014 PUBLIKASI ILMIAH Diajukan Untuk Penyusunan Skripsi Jenjang Strata I Pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Surakarta Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Disusun Oleh: Ismoyo Adi Nugroho B 200 120286 PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMADIYAH SURAKARTA 2016

PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN DAN …eprints.ums.ac.id/43175/1/NASKAH PUBLIKASI.pdf · pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu ... dengan sumber daya alam

Embed Size (px)

Citation preview

PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN DAN

CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP PENGUNGKAPAN

CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY PADA

PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BEI

TAHUN 2010 – 2014

PUBLIKASI ILMIAH

Diajukan Untuk Penyusunan Skripsi Jenjang Strata I Pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Surakarta

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Disusun Oleh:

Ismoyo Adi Nugroho

B 200 120286

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMADIYAH SURAKARTA

2016

2

HALAMAN PERSETUJUAN

PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN DAN

CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP PENGUNGKAPAN

CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY PADA

PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BEI

TAHUN 2010 - 2014

PUBLIKASI ILMIAH

Diajukan oleh :

ISMOYO ADI NUGROHO

B 200 120 286

Telah disetujui oleh pembimbing skripsi Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Muhammadiyah Surakarta untuk dipertahankan

di depan dewan penguji.

Pembimbing Skripsi

(Dra. Nursiam, M.H., Ak., CA)

3

HALAMAN PENGESAHAN

“PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN DAN

CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP PENGUNGKAPAN

CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY PADA

PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BEI

TAHUN 2010 - 2014”

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

Yang disusun oleh:

ISMOYO ADI NUGROHO

B 200 120 286

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah

Surakarta

Pada Hari Sabtu, 23 April 2016

Dan dinyatakan telah memenuhi syarat.

Dewan Penguji:

Mengetahui,

Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Muhammadiyah Surakarta

(Dr. Triyono, SE., M.Si)

1. Dra. Nursiam. M.H., Ak., CA

(Ketua Dewan Penguji)

(.......................................................)

2. Drs. Agus Endro Suwarno. M.Si

(Anggota 1 Dewan Penguji)

(.......................................................)

3. Dr. Triyono. SE., M.Si

(Anggota 2 Dewan Penguji)

(.......................................................)

4

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang

pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi dan

sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis

atau diterbitkan orang lain, kecuali secara tertulis diacu dalam naskah dan disebutkan dalam

daftar pustaka.

Apabila kelak terbukti ada ketidakbenaran dalam pernyataan saya di atas, maka akan

saya pertanggungjawabkan sepenuhnya.

Surakarta, April 2016

Penulis

5

PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN DAN CORPORATE

GOVERNANCE TERHADAP PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL

RESPONSIBILITY PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR

DI BEI TAHUN 2010 – 2014

Ismoyo Adi Nugroho

Program Studi Akuntansi

Universitas Muhammadiyah Surakarta

Kota Surakarta

[email protected]

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh ukuran perusahaan, leverage, profitabilitas,

komposisi dewan komisaris dan kepemilikan saham asing terhadap pengungkapan corporate social responsibility.

Populasi penelitian iniadalah seluruh perusahaan manufaktur yang mengungkapkan CSR di bursa efek

indonesia (BEI) periode 2010 - 2014. Jumlah sampel sejumlah 16 perusahaan dengan metode purposive

sampling. Analisis data yang digunakan adalah regresi liner berganda. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa

variabel leverage, komposisi dewan komisaris dan kepemilikan sahamasing berpengaruh terhadap

pengungkapan corporate social responsibility, sedangkan variabel ukuran perusahaan dan profitabilitas tidak

berpengaruh terhadap pengungkapan corporate social responsibility.

Kata Kunci : ukuran perusahaan, leverage, profitabilitas, komposisi dewan komisaris, kepemilikan saham asing,

pengungkapan corporate social responsibility

Abstract

The aim of this research is to analyze the influence of company size, leverage, profitability, the composition of the board

of commissioners and foreign ownership on the disclosure of corporate social responsibility (CSR). The population of this research

is manufacturing companies which disclose CSR in Indonesia Stock Exchange (BEI) in 2010 – 2014 period. The sample is

16 companies with obtained by purposive method sampling. Data analysis used multiple linear regression. The results indicate

that variable leverage, the composition of the board of commissioners, and foreign ownership have an influence on the disclosure of

corporate social responsibility, while the variable company size and profitability do not influence on the disclosure of corporate

social responsibility.

Keywords : company size, leverage, profitability, composition of the board of commissioners, foreign ownership, corporate

social responsibility disclosure

I. PENDAHULUAN

Di era globalisasi ini terdapat isu tentang pertanggungjawaban sosial (corporate social responsibility) yang

banyak dibicarakan masyarakat. Intinya perusahaan tidak hanya dituntut mengejar keuntungan yang sebesar-

besarnya tetapi harus memperhatikan lingkungan sekitarnya, baik manusia maupun alam. Pengungkapan

tanggung jawab sosial menjadi penting untuk melihat apakah perusahaan sudah melaksanakan fungsi

sosialnya.

Perusahaan sebagai salah satu pelaku ekonomi mempunyai peranan yang sangat penting terhadap

kelangsungan hidup perekonomian dan masyarakat luas dalam menghadapi era globalisasi sekarang ini.

Kemajuan di bidang informasi dan teknologi serta adanya keterbukaan pasar menjadikan perusahaan-

perusahaan yang ada harus memperhatikan secara serius dan terbuka mengenai dampak dari tingkah laku

perusahaan itu sendiri terhadap lingkungan dan stakeholder.

Di Indonesia praktek pengungkapan tanggung jawab sosial juga diatur oleh Ikatan Akuntan Indonesia

(IAI), dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Pernyataan Standar Akuntansi Indonesia (PSAK) No. 1

paragraf 9, yang menyatakan bahwa:

6

“Perusahaan dapat pula menyajikan laporan tahunan seperti laporan mengenai lingkungan hidup dan laporan nilai tambah,

khususnya bagi industri dimana faktor-faktor lingkungan hidup memegang peranan penting dan bagi industri yang menganggap

pegawai sebagai kelompok yang memegang peranan penting”.

Dasar hukum pertanggung jawaban sosial juga tertuang dalam UU No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan

Terbatas (PT) pasal 74 UU RI Ayat 1, 2007 mengenai Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan, yang berisi:

”Perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang dan atau berkaitan dengan sumber daya alam wajib

melakasanakan tanggung jawab sosial dan lingkungan”.

Dampak sosial yang ditimbulkan oleh masing-masing perusahaan tentunya tidak selalu sama, mengingat

banyak faktor yang membedakan satu perusahaan dengan perusahaan lainnya sekalipun mereka berada dalam

satu jenis usaha yang sama. Faktor-faktor yang membedakan perusahaan tersebut disebut dengan karakteristik

perusahaan, yang diantaranya size (ukuran perusahaan), profitabilitas, basis kepemilikan, tingkat likuiditas,

umur perusahaan, tipe industri, dan leverage. Semakin kuat karakteristik yang dimiliki suatu perusahaan tersebut

dalam menghasilkan dampak sosial bagi publik tentunya akan semakin kuat pula pemenuhan tanggung jawab

sosialnya kepada publik (Deegan dan Gordon dalam Oktariani dan Mimba, 2014).

Ukuran perusahaan (size) merupakan variabel yang digunakan untuk menjelaskan pengungkapan sosial

yang dilakukan perusahaan. Besar kecilnya ukuran perusahaan dapat didasarkan pada total nilai aktiva, total

penjualan, kapitalisasi pasar, jumlah tenaga kerja dan sebagainya. Secara umum perusahaan besar akan

mengungkapkan informasi lebih banyak dari pada perusahaan kecil. Hal ini karena perusahaan besar akan

menghadapi resiko politis yang lebih besar dibanding perusahaan kecil. Hasil penelitian yang menunjukkan

adanya hubungan signifikan antara ukuran perusahaan dengan pengungkapan tanggung jawab sosial yaitu

Nursiam dan Gemitasari (2013). Penelitian dilakukan dengan menggunakan semua perusahaan manufaktur

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2009-2011. Sementara Anggraini (2006) tidak menemukan

hubungan antara keduanya. Sampel yang digunakan Anggraini adalah semua perusahaan yang terdaftar di BEI

tahun 2000 sampai 2004.

Penelitian yang menghubungkan pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan dengan profitabilitas

juga telah banyak dilakukan diantaranya oleh Rizkia Anggita Sari (2012) yang menemukan hubungan yang

signifikan antara kedua variabel tersebut. Penelitian dilakukan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di

BEI dari tahun 2008-2010. Semakin besar keuntungan yang diperoleh semakin besar kemampuan perusahaan

untuk membayarkan dividennya. Berbeda dengan Wijaya (2012) yang melakukan penelitian dengan

menggunakan perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2008-2010 menemukan hasil pengaruh

profitabilitas yang tidak signifikan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan.

Dalam penelitian yang dilakukan oleh Cahya (2010) pembahasan mengenai pengungkapan corporate social

responsibility juga dipengaruhi oleh leverage. Cahya menyatakan bahwa tingkat leverage yang tinggi akan

mendorong perusahaan melakukan pengungkapan sosialnya. Leverage merupakan salah satu ukuran kinerja

keuangan yang mengukur kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka panjangnya. Perusahaan yang

mempunyai tingkat leverage tinggi berarti sangat bergantung pada pinjaman luar untuk membiayai asetnya.

Sedangkan perusahaan yang mempunyai tingkat leverage rendah lebih banyak membiayai asetnya dengan modal

sendiri. Penelitian lain yang menghubungkan leverage dengan pengungkapan tanggung jawab sosial diantaranya

adalah penelitian yang dilakukan oleh Wijaya (2012) yang menemukan hubungan yang tidak signifikan antara

kedua variabel tersebut.

Faktor lain yang dapat mempengaruhi pengungkapan CSR adalah Good Corporate Governance (GCG). GCG

merupakan seperangkat peraturan yang mengatur hubungan antara pemegang saham, manajer, kreditur,

pemerintah, karyawan, dan stakeholders lainnya agar seimbang hak dan kewajibannya. GCG bertujuan untuk

mengatur perusahaan agar dapat menciptakan nilai tambah bagi semua stakeholders-nya. Perusahaan harus

memperhatikan hal tersebut karena dalam operasionalnya perusahaan tidak hidup sendiri, melainkan bersama

lingkungan sekitar (Susanti, 2013).

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai beberapa faktor

yang berpengaruh terhadap pengungkapan corporate social responsibility yang masih menunjukkan hasil yang

beragam, sehingga menarik untuk diteliti lebih lanjut sebagai usaha mendapatkan hasil yang lebih konsisten.

7

II. KAJIAN LITERATUR DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

Corporate Social Responsibility (CSR)

Menurut Milton Friedman dalam Kartini (2013), tanggung jawab sosial adalah menjalankan bisnis sesuai

dengan keinginan pemilik perusahaan, yakni miksimal laba, sementara pada saat yang sama mengindahkan

aturan dasar yang digariskan dalam suatu undangan. Sedangkan menurut The Wold Business Council of Sustainable

Development 2000 dalam Trisnawati (2012) tanggung jawab sosial sebagai komitmen perusahaan untuk

mempertanggungjawabkan dampak operasinya dalam dimensi sosial, ekonomi, dan lingkungan serta terus

menerus dampak tersebut memberi manfaat kepada masyarakat dan lingkungan.

Corporate Social Responsibility Disclosure (CSR-D)

Terdapat beberapa teori yang melandasi adanya pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan,

diantaranya :

1. Teori Stakeholder

Stakeholder atau pemangku kepentingan adalah semua pihak baik internal maupun eksternal perusahaan yang

memiliki hubungan baik yang bersifat mempengaruhi langsung maupun tidak langsung terhadap

perusahaan. Menurut Harffman (2007) perusahaan memiliki tanggung jawab kepada setiap kelompok atau

individu yang dapat atau telah terpengaruh oleh kewajiban yang dimiliki perusahaan.

2. Teori Legitimasi

Teori legitimasi secara emplisit mengakui bahwa bisnis dibatasi oleh kontrak sosial yang menyebutkan

bahwa perusahaan sepakat untuk menunjukkan berbagai aktivitas sosial perusahaan agar perusahaan

memperoleh penerimaan masyarakat.

Karakteristik Perusahaan

Karakteristik perusahaan adalah faktor faktor yang membedakan satu perusahaan dengan perusahaan

lainnya sekalipun mereka berada dalam satu jenis usaha yang sama, semakin kuat karakteristik perusahaan

yang dimiliki suatu perusahaan dalam menghasilkan dampak sosial bagi publik tertentu maka semakin kuat

juga pemenuhan tanggung jawab sosialnya (Deegan dan Gordon dalam Oktariani dan Mimba, 2014).

Ukuran Perusahaan

Ukuran perusahaan merupakan salah satu variabel yang umum digunakan untuk menjelaskan mengenai

variasi pengungkapan dalam laporan tahunan. Ukuran perusahaan juga merupakan variabel yang penting

dalam praktik CSR dan berperan seperti barometer yang menjelaskan mengapa perusahaan terlibat dalam

praktik CSR (Gardiner et al.dan Seifert et al. dalam Saleh, Zulkifli, dan Muhamad, 2010). Semakin besar

perusahaan maka semakin besar kepentingan untuk mengungkapkan informasi yang lebih luas. Berdasarkan

uraian diatas maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

H1 : Ukuran perusahaan berpengaruh terhadap pengungkapan corporate social responsibility.

Leverage

Leverage menggambarkan sumber dana operasi yang digunakan oleh perusahaan. Semakin tinggi tingkat

leverage maka kemungkinan akan melanggar perjanjian kredit sehingga perusahaan akan berusaha

melaporkan laba yang tinggi dengan cara mengurangi biaya termasuk biaya pengungkapan

pertanggungjawaban sosial perusahaan. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Waryanto (2010), Febrian dan

Suaryana (2011), serta Yintayani (2011) menemukan bahwa hutang berpengaruh pada pengungkapan

tanggung jawab sosial perusahaan. Berdasarkan uraian diatas maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai

berikut:

H2 : Leverage berpengaruh terhadap pengungkapan corporate social responsibility.

Profitabilitas

Profitabilitas menunjukkan seberapa besar kinerja keuangan perusahaan dalam menghasilkan atau

memperoleh keuntungan. Sehingga semakin tinggi tingkat profitabilitas maka semakin besar pengungkapan

informasi sosial. Bowman dan Haire, serta Preston dalam Hackston dan Milne (1996), Vence dalam

Belkaoui dan Karpik (1989) mempunyai pandangan yang berbeda, bahwa pengungkapan sosial perusahaan

justru memberikan kerugian kompetitif karena perusahaan harus mengeluarkan tambahan biaya untuk

mengungkapkan informasi sosial tersebut maka perusahaan akan berusaha mengurangi biaya termasuk

pengungkapan informasi sosial untuk mendapatkan profit yang besar.

8

Dalam penelitian yang dilakukan Hackston dan Milne (1996) menemukan tidak ada hubungan yang

signifkan antara tingkat profitabilitas dengan pengungkapan informasi sosial. Berdasarkan uraian diatas

maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

H3 : Profitabilitas berpengaruh terhadap pengungkapan corporate social responsibility.

Corporate Governance

Corporate governance adalah proses dan struktur yang digunakan untuk mengarahkan dan mengelola bisnis

serta aktivitas perusahaan ke arah peningkatan pertumbuhan bisnis dan akuntabilitas perusahaan.

Komposisi Dewan Komisaris

Dewan komisaris sebagai puncak dari sistem pengelolaan internal perusahaan memiliki peranan

terhadap aktivitas perusahaan. Komposisi dewan komisaris akan menentukan kebijakan perusahaan

termasuk praktek dan pengungkapan CSR. Coller dan Gregory dalam Sembiring (2005) menyatakan bahwa

semakin besar jumlah anggota dewan komisaris maka akan semakin mudah untuk mengelola CEO dan

monitoring yang dilakukan akan semakin efektif.

Hasil penelitian Badjuri (2011) dan Nurkhin (2010) menemukan bahwa dewan komisaris berpengaruh

signifikan pada pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Berdasarkan uraian diatas maka dapat

dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

H4 : Komposisi dewan komisaris berpengaruh terhadap pengungkapan corporate social responsibility.

Kepemilikan Saham Asing

Pihak asing akan lebih tertarik pada perusahaan dengan reputasi baik di bidang sosial karena negara

negara asing (Eropa dan Amerika) merupakan negara yang sangat memperhatikan lingkungan yang

mencangkup isu-isu sosial (pelanggaran HAM, pendidikan, dan tenaga kerja) serta isu isu lingkungan (efek

rumah kaca, pembakaran hutan, dan pencemaran air), (Simerly dan Li serta Fauzi dalam Machmud dan

Chaerul D. Djakman (2008). Berarti perusahaan yang memiliki hubungan baik dengan pihak luar akan lebih

mendukung dalam pengungkapan tanggung jawab sosial. Berdasarkan uraian diatas maka dapat dirumuskan

hipotesis sebagai berikut:

H5 : Kepemilikan saham asing berpengaruh terhadap pengungkapan corporate social responsibility.

III. METODE

Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Menurut Indriantoro (2002), penilaian kuantitatif adalah

penelitian yang menekankan pada pengujian teori-teori melalui pengukuran variabel-variabel penelitian

dengan angka dan melakukan analisis data dengan prosedur statistik.

Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel

Tabel 1

Tabel Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang mengungkapkan CSR di Bursa

Efek Indonesia (BEI). Periode amatan 5 tahun (2010-2014) dipilih karena merupakan data terbaru yang bisa

9

diperoleh dan diharapkan memperoleh hasil yang baik dalam menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi

pengungkapan CSR.

Dalam pengambilan sampel, peneliti menggunakan metode pengambilan sampel bertujuan (purposive

sampling) yaitu teknik pengambilan sampel dari populasi dengan kriteria tertentu. Sampel yang diperoleh tiap

tahunnya sebanyak 16 perusahaan dengan 5 tahun pengamatan maka diperoleh 80 sampel.

Jenis Sumber dan Metode Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan data sekunder yang berasal dari pelaporan tahunan perusahaan manufaktur di

Bursa Efek Indonesia pada tahun 2010-2014. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah metode studi dokumentasi, dengan mendapatkan data berupa laporan tahunan yang telah dikeluarkan

oleh perusahaan manufaktur. Data diperoleh melalui situs resmi BEI, yaitu www.idx.co.id.

Definisi Operasional Variabel dan Pengukurannya

Variabel Dependen

Variabel dependen yang digunakan adalah pengungkapan corporate social responsibility. Pengungkapan

corporate social responsibility diukur menurut standar Global Reporting Initiative 2013 (GRI 2013). Total item

pengungkapan sejumlah 149 item. Perusahaan yang melakukan pengungkapan corporate social responsibility

sesuai indikator GRI akan diberi skor 1, sedangkan perusahaan yang tidak mengungkapkan corporate social

responsibility atau mengungkapkan namun tidak sesuai dengan indikator GRI diberi skor 0.

Variabel Independen

Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini antara lain :

Ukuran Perusahaan

Menurut Hilmi dan Ali (2008) ukuran perusahaan dapat dinilai dengan mentransformasi jumlah

aktiva yang dimiliki perusahaan kedalam bentuk logaritma natural, jika dibuat rumus menjadi:

SIZE = Ln(Nilai buku total aktiva)

Leverage

Variabel leverage dalam penelitian ini dihitung dengan membandingkan total hutang dengan total aset

dan dinyatakan dengan prosentase (%) (Hanafi dan Halim, 2009). Secara matematis kebijakan utang

diformulasikan sebagai berikut:

Profitabilitas

Profitabilitas diperoleh dengan perbandingan antara net operating income (laba bersih) dengan jumlah

ekuitas dan dinyatakan dengan persentase (%) (Wachowicz dan Van Horne, 2005). Secara matematis

profitabilitas diformulasikan sebagai berikut:

Komposisi Dewan Komisaris

Indikator yang digunakan untuk mengukur proporsi dewan komisaris independen adalah

presentase jumlah anggota dewan komisaris independen dari seluruh jumlah anggota dewan komisaris

(Boediono, 2005). Proporsi dewan komisaris independen dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:

Kepemilikan Saham Asing

Indikator yang digunakan adalah prosentase jumlah saham yang dimiliki pihak asing dari seluruh

modal saham perusahaan. Kepemilikan asing dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai

berikut:

10

Metode Analisis Data

Penelitian ini menggunakan uji hipotesis yang meliputi analisis regresi lenier berganda, uji F, uji t, dan uji

koefisien determinasi (R2). Sebelum melakukan uji hipotesis dilakukan uji asumsi klasik yang meliputi uji

normalitas, uji multikolinearitas, heteroskedastisitas, serta uji autokorelasi. Bentuk persamaan dalam penelitian

ini adalah:

CSRD = α + β1SIZE + β2LEV + β3PROF + β4DK + β5SA + ε ..... (1)

Keterangan :

CSRD : Corporate social responsibility Disclosure

α : Konstanta

SIZE : Size Perusahaan

LEV : Leverage

PROF : Profitabilitas

DK : Komposisi Dewan Komisaris

SA : Kepemilikan Saham Asing

ε : Residual

IV. HASIL PENELITIAN

Tabel 2

Tabel Regresi Linear Berganda

Berdasar hasil uji statistik regresi linier berganda, dapat disusun persamaan matematik sebagai berikut:

CSR = 68,809 – 0,746SIZE – 0,198LEV – 0,006PROF + 0,124DK + 0,121SA + ɛ ..... (2)

Hasil pengujian asumsi klasik menunjukkan bahwa data penelitian ini terdistribusi dengan normal serta

penelitian ini bebas dari gejala multikolinearitas, heteroskedastisitas, dan autokorelasi.

Secara simultan, variabel independen (ukuran perusahaan, leverage, profitabilitas, komposisi dewan

komisaris, dan kepemilikan saham asing) berpengaruh sebesar 40,10% (adjusted-R2= 0,401) dalam menentukan

pengungkapan corporate social responsibility. Hasil pengujian juga menunjukkan pengaruh yang signifikan secara

statistik dengan nilai Fhitung sebesar 11,580 dan nilai signifikan 0,000.

Dari tabel diatas juga dapat dilihat bahwa ada tiga variabel yang berpengaruh signifikan secara parsial

terhadap pengungkapan corporate social responsibility, yaitu leverage, komposisi dewan komisaris, dan kepemilikan

saham asing dengan nilai thitung dan signifikan secara berturut-turut -5,569 (Sig = 0,000), 1,747 (Sig = 0,085),

dan 4,824 (Sig = 0,000). Dengan demikian H2 dan H5 tidak ditolak karena signifikan yang lebih kecil dari 0,05

sedangkan H4 tidak ditolak karena signifikan yang lebih kecil dari 0,1.

Dua variabel independen lainnya, ukuran perusahaan dan profitabilitas tidak berpengaruh terhadap

pengungkapan corporate social responsibility karena memiliki nilai signifikan lebih besar dari 0,05. Nilai thitung dan

signifikan kedua variabel adalah -1,149 (Sig = 0,254) dan 0,703 (Sig = 0,037). Dengan demikian H1 dan H3

ditolak karena signifikan yang lebih besar dari 0,05.

11

V. DISKUSI

Hasil analisis variabel ukuran perusahaan memiliki nilai thitung sebesar -1,149 dengan tingkat sigifikan

0,254 lebih besar dari 0,05, jadi ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap pengungkapan corporate social

responsibility. Penelitian ini tidak mendukung penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Nursiam dan

Gemitasari (2013), Rizkia Anggita Sari (2012), dan Wijaya (2012) sedangkan Oktariani dan Mimba (2014)

mendukung penelitian ini. Hasil penelitian ini sesuai dengan teori legitimasi yang menyatakan perusahaan akan

berusaha menaati peraturan dan norma-norma yang ada dalam masyarakat termasuk UU No. 40 tahun 2007

agar perusahaan diterima di masyarakat.

Hasil analisis variabel leverage memiliki nilai thitung sebesar -5,569 dengan tingkat signifikan 0,000 lebih kecil

dari 0,05, jadi leverage berpengaruh terhadap pengungkapan corporate social responsibility. Penelitian ini

mendukung penelitian yang dilakukan oleh Nursiam dan Gemitasari (2013). Hal ini menunjukkan semakin

besar leverage yang dimiliki perusahaan maka semakin kecil kemungkinan perusahaan akan mengungkapan

corporate social responsibility dan sebaliknya jika perusahaan memiliki leverage yang kecil maka semakin besar

kemugkinan perusahaan mengungkapan corporate social responsibility.

Hasil analisis variabel profitabilitas memiliki thitung sebesar -0,382 dengan tingkat signifikan 0,703 lebih

besar dari 0,05, jadi profitabilitas tidak berpengaruh terhadap pengungkapan corporate social responsibility.

Penelitian ini mendukung penelitian Nursiam dan Gemitasari (2013), serta Wijaya (2012). Hal ini berarti

perusahaan yang memiliki profit yang tinggi belum tentu melakukan aktivitas sosial yang tinggi juga, pada saat

perusahaan memiliki laba yang besar, manajemen menganggap tidak perlu melaporkan hal-hal yang dapat

mengganggu informasi kesuksesan keuangan. Sebaliknya, pada saat profit rendah pihak manajer berharap agar

pengguna laporan keuangan membaca aktivitas sosial perusahaan (Trisnawati, 2014).

Hasil analisis variabel komposisi dewan komisaris memiliki thitung sebesar 1,747 dengan tingkat signifikan

0,085 lebih kecil dari 0,1, jadi komposisi dewan komisaris berpengaruh terhadap pengungkapan corporate social

responsibility. Penelitian ini tidak didukung Oktariani dan Mimba (2014) yang mengatakan bahwa komposisi

dewan komisaris tidak berpengaruh. Hasil ini menunjukkan jumlah dewan komisaris independen menentukan

pengungkapan corporate social responsibility, karena komisaris independen tidak berhungan dengan direksi,

anggota komisaris lain, dan pemegang saham lain.

Hasil analisis variabel kepemilikan saham asing memiliki thitung sebesar 4,824 dan tingkat signifikan 0,000

lebih kecil dari 0,05, jadi kepemilikan saham asing berpengaruh terhadap pengungkapan corporate social

responsibility. Semakin besar proporsi kepemilikan saham asing di perusahaan maka semakin luas pula

pengungkapan corporate social responsibility, karena banyaknya pihak asing seperti Eropa dan Amerika yang

sangat memperhatikan pengungkapan sosial perusahaan dan sebagian besar perusahaan di Indonesia yang

mayoritas sahamnya dipegang pihak asing maka kepemilikan asing sangat mempengaruhi. Penelitian ini tidak

mendukung penelitian yang dilakukan oleh Oktariani dan Mimba (2014).

VI. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis diperoleh hasil bahwa leverage berpengaruh terhadap

pengungkapan corporate social responsibility. Hal ini menunjukkan bahwa hipotesis kedua (H2) diterima. Artinya

tingkat leverage yang tinggi akan membuat perusahaan lebih sedikit mengungkapkan corporate social responsibility.

Variabel kedua yang berpengaruh terhadap pengungkapan corporate social responsibility adalah komposisi dewan

komisaris. Berdasar hasil pengujian tersebut berarti hipotesis keempat (H4) diterima. Artinya semakin banyak

dewan komisaris independen yang turut andil dalam pembuatan kebijakan di perusahaan maka semakin luas

pengungkapan corporate social responsibility. Variabel lainnya yang berpengaruh terhadap pengungkapan corporate

social responsibility adalah kepemilikan saham asing. Berdasarkan hasil perngujian tersebut berarti hipotesis

kelima (H5) diterima. Artinya semakin banyak perusahaan sahamnya dimiliki pihak asing baik perseroan atau

perseorangan maka semakin luas pengungkapan corporate social responsibility.

Hasil pengujian menunjukkan bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap pengungkapan

corporate social responsibility. Hal ini berarti hipotesis pertama (H1) ditolak. Jadi dapat dikatakan bahwa besar

kecilnya perusahaan tidak berpengaruh terhadap luas pengungkapan corporate social responsibility. Profitabilitas

juga tidak berpengaruh terhadap pengungkapan corporate social responsibility sehingga hipotesis ketiga (H3)

ditolak. Hal ini berarti besar kecilnya laba yang dimiliki perusahaan tidak mempengaruhi luas pengungkapan

corporate social responsibility.

12

DAFTAR PUSTAKA

Anggraini, F. R. (2006). Pengungkapan Informasi Sosial dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengugkapan

Informasi Sosial dalam Laporan Keuangan Tahunan (Studi Empiris pada Perusahaan-Perusahaan yang

Terdaftar di Bursa Efek Indoensia. Paper Presented at the Simposium National Akuntansi 9.

Badjuri, A. (2011). Jurnal Dinamika Akuntansi. Jurnal Dinamika Akuntansi, 3(1), 38–54.

Belkaoui, A., & Karpik, P. G. (1989). Determinants of the Corporate Decision to Disclose Sosial

Information. Accounting, Auditing and Accountability Journal, 2, 36–51.

Boediono, G. S. (2005). Kualitas Laba: Studi Pengaruh Mekanisme Corporate Governance dan Dampak

Manajemen Laba Dengan Menggunakan Analisis Jalur. Simposium Nasional Akuntansi VIII.

Cahya, B. A. (2010). Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Tanggung jawab Sosial Perusahaan (Corporate Social

Responsibility). Universitas Diponegoro.

Febrian, & Suaryana, I. A. (2011). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebijakan Pengungkapan

Tanggungjawab Sosial dan Lingkungan pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia. SNA

XIV Aceh.

GRI. (2013). Sustainability Reporting Guidelines. Retrieved August 20, 2015, from www.globalreporting.org

Hackston, D., & Milne, M. J. (1996). Some Determinants of Social and Environmental Disclosure in New

Zealand Companies. Accounting, Auditing and Accountability Journal, 9(1), 77–108.

Hanafi, M. M., & Halim, A. (2009). Analisis Laporan Keuangan (Keempat). Jakarta: UPP STIM YKPN.

Harffman, R. C. (2007). Corporate Social Responsibility In The 1920s: An Institutional Perspective. Journal of

Manajement History, 3, 55–73.

Hilmi, U., & Ali, S. (2008). Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ketepatan Waktu Penyampaian

Laporan Keuangan. Simposium Nasional Akuntansi XI Ikatan Akuntan Indonesia, 1–22.

Indriantoro, N., & Supomo, B. (2002). Metode Penelitian Bisnis. In Untuk akuntansi dan manajemen.

Yogyakarta: BPFE.

Kartini, D. (2013). Corporate Social Responsibility: Transformasi Konsep Sustainability Management dan Implementasi di

Indonesia. (A. S. Mifka, Ed.) (Kedua). Bandung: Refika Aditama.

Machmud, N., & Chaerul D. Djakman. (2008). Pengaruh struktur Kepemilikan Terhadap Luas Pengungkapan

Tanggung Jawab Sosial (CSR Disclosure) Pada Laporan Tahunan Perusahaan : Studi Empiris pada

Perusahaan Publik yang Tercatat di Bursa Efek Indonesia Tahun 2006. Simposium Nasional Akuntansi 11.

Nurkhin, A. (2010). Corporate Governance dan Profitabilitas, Pengaruhnya terhadap Pengungkapan CSR

Sosial Perusahaan. Jurnal Dinamika Akuntansi, 2(1), 46–55.

Nursiam, & Gemitasari, R. (2013). ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

PENGUNGKAPAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN (Studi Empiris pada

Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2009-2011). PROCEEDING

SEMINAR NASIONAL DAN CALL FOR PAPERS SANCALL 2013, 978–979.

Oktariani, N. W., & Mimba, N. P. S. H. (2014). Pengaruh Karakteristik Perusahaan dan Tanggung Jawab

Lingkungan pada Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan. E-Jurnal Akuntansi Universitas

Udayana, 3, 402–418.

Pernyataan Standar Akuntansi Indonesia (PSAK) No. 1 paragraf 9. Indonesia.

Saleh, M., Zulkifli, N., & Muhamad, R. (2010). Corporate Social Responsibility Disclosure and It’s Relation

on Institutional Ownership. Managerial Auditing Journal, 25, 591–613.

Sari, R. A. (2012). Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap Corporate Social Responsibility Disclosure

Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 1.

Sembiring, E. R. (2005). Karakteristik Perusahaan dan Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial : Study pada

Perusahaan yang Tercatat di Bursa Efek Jakarta. Simposium Nasional Akuntansi VIII. Solo, (September),

15–16.

Susanti, S. (2013). Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Corporate Social Responsibility Pada

Perusahaan Cosmetics And Household. Jurnal Ilmu Dan Riset Akuntansi, 1, 152–167.

Trisnawati, R. (2012). Pengukuran Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Perbankan Syariah di Indonesia. Jurnal

Akuntansi Dan Audit Indonesia, 16, 103–121.

Trisnawati, R. (2014). Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, Leverage, Ukuran Dewan Komisaris dan

13

Kepemilikan Manajerial Terhadap Pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) Industri

Perbankan di Indonesia. Seminar Nasional Dan Call For Paper, (October), 27–32.

UU No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (PT) pasal 74 UU RI Ayat 1, Pub. L. No. 40 (2007).

Indonesia.

Wachowicz, M. J., & Van Horne, J. C. (2005). Prinsip-Prinsip Manajemen keuangan, Diterjemahkan oleh Aria

Farahmita, Amanugrani, dan Taufik Hendrawan (Kedua bela). Jakarta: Salemba Empat.

Waryanto. (2010). Pengaruh Karakteristik Good Corpoate Governance (GCG) Terhadap Luar Pengungkapan Corporate

Social Responsibility di Indonesia. Skripsi. Universitas Diponegoro.

Wijaya, M. (2012). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Pada

Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. Jurnal ilmiah mahasiswa akuntansi, 1(1),

26–30.

Yintayani, N. (2011). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Corporate Social Responsibility (Studi Empiris pada

Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia). Universitas Udayana.