Upload
truongmien
View
230
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PENGARUH KEAHLIAN, KECERMATAN PROFESIONAL,
DAN KEPATUHAN PADA KODE ETIK TERHADAP
KUALITAS AUDITOR (Pada Inspektorat Provinsi Kepulauan
Riau, Kota Tanjungpinang dan Kabupaten Bintan)
DENI OKTA ALFISYAHRI
( 100462201208 )
Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi
Universitas Maritim Raja Ali Haji Tanjungpinang
2017
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Keahlian, Kecermatan
Profesional dan Kepatuhan Pada Kode Etik terhadap Kualitas Auditor pada
Inspektorat Provinsi Kepulauan Riau, Kota Tanjungpinang dan Kabupaten Bintan.
Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan Total
sampling. Sampel dipilih secara total sebanyak 47 auditor/pemeriksa dan analisis
ini didasarkan pada data penelitiannya melalui kuesioner. Metode analisa data
yang digunakan adalah statistik deskriptif, uji asumsi klasik, analisis regresi linear
berganda dan uji hipotesis (uji parsial, uji simultan dan koefisien determinasi).
Hasil penelitian ini menunjukan Keahlian mempunyai nilai signifikansi
0.045 < 0.05, sedangkan nilai t-hitung 2.067 > 2.016, Kecermatan Profesional
mempunyai nilai signifikansi 0,016 < 0.05, sedangkan nilai t-hitung 2.505 > 2.016
dan Kepatuhan Pada Kode Etik mempunyai nilai signifikansi 0.002 < 0.05,
sedangkan nilai t-hitung 4.250 > 2.016. Hasil ini menjelaskan bahwa variabel
Keahlian, Kecermatan Profesional dan Kepatuhan Pada Kode Etik secara parsial
berpengaruh signifikan terhadap Kualitas Auditor. Secara bersama-sama
(simultan) semua variabel independen berpengaruh terhadap kualitas auditor yang
ditunjukan dengan nilai 22.357 lebih besar dari F tabel 3.21 dan nilai signifikan
0.000 jauh lebih kecil dari nilai signifikan 0.05.
Kata kunci : Keahlian, Kecermatan Profesional, Kepatuhan Pada Kode Etik,
Kualitas auditor.
PENDAHULUAN
Dalam mewujudkan Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) yang
berkualitas sesuai mandat audit masing-masing APIP dan standar audit APIP,
diperlukan sistem standar mutu audit.Undang-undang Republik Indonesia Nomor
28 tahun 1999 tentang penyelenggara negara yang bersih dan bebas
Korupsi,Kolusi dan Nepotisme.
Sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 60 Tahun 2008 tentang sistem
pengendalian intern pemerintah, pelaksanaan pengendalian intern dilaksanakan
oleh Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP), yaitu Badan Pengawasan
Keuangan dan Pembangunan (BPKP), Inspektorat Jenderal, Inspektorat Provinsi,
dan Inspektorat Kota.
Inspektorat merupakan suatu lembaga pengawasan di lingkungan
pemerintahan daerah, baik untuk tingkat provinsi, kabupaten, atau kota,
memainkan peran yang sangat penting dan signifikan untuk kemajuan dan
keberhasilan pemerintah daerah dan perangkat daerah di lingkungan pemerintahan
daerah dalam menyelenggarakan pemerintahan di daerah dan mencapai tujuan dan
sasaran yang telah ditetapkan. Dengan semakin meningkatnya tuntutan
masyarakat atas penyelenggaraan pemerintahan yang bersih, adil, transparan, dan
akuntabel harus disikapi dengan serius dan sistematis.
Sebagaimana yang telah ditetapkan oleh APIP dan auditor selaku badan
pengawas dan mengaudit laporan keuangan klien di pemerintahan agar berlaku
sesuai keahlian, kecermatan kode etik yang dimiliki dan pedoman yang ada.
Penelitian ini juga ingin mengungkapkan seberapa pengaruhnya Keahlian,
Kecermatan Profesional, Kepatuhan Pada Kode Etik terhadap kualitas auditor
pada Inspektorat Provinsi Kepulauan Riau, Kota Tanjungpinang dan Kabupaten
Bintan. Dan juga sebagai evaluasi kinerja dan bahan pertimbangan dalam
pelayanan yang ada di Inspektorat Provinsi Kepulauan Riau, Kota Tanjungpinang
dan Kabupaten Bintan.
Lubis (2009) dalam penelitian ini mempunyai judul yaitu Pengaruh
Keahlian, Independensi, Kecermatan Profesional dan Kepatuhan Pada Kode Etik
Terhadap Kualitas Auditor Pada Inspektorat Sumatera Utara. Dimana dalam
penelitian ini menghasilkan pernyataan bahwa secara simultan keahlian,
independensi, kecermatan profesional dan kepatuhan pada kode etik secara
bersama berpengaruh signifikan terhadap kualitas auditor. Secara parsial keahlian,
independensi, kecermatan profesional dan kepatuhan pada kode etik masing-
masing berpengaruh signifikan terhadap kualitas auditor. Syafitri (2014)
penelitian dengan judul Pengaruh Keahlian, Independensi, Pengalaman Audit, dan
Etika Terhadap kualitas Auditor Pada Inspektorat Provinsi Kepulauan Riau. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa Keahlian, Indepedensi, Etika tidak
berpengaruh terhadap Kualitas Auditor di Inspektorat Provinsi kepulauan Riau,
dan dari Pengalaman Audit berpengaruh terhadap Kualitas Auditor di inspektorat
Provinsi Kepulauan Riau.
Karena adanya perbedaan dari tinjauan dari penelitian terdahulu, maka
penulis tertarik untuk membahas dengan variable-variabel sebelumnya dan
mengambil objek penelitian pada auditor/pemeriksa di Inspektorat Provinsi
Kepulauan Riau, Kota Tanjungpinang dan Kabupaten Bintan dengan mengambil
judul yaitu Pengaruh Keahlian, Kecermatan Profesional dan Kepatuhan Pada
Kode EtikTerhadap Kualitas Auditor Pada Inspektorat Provinsi Kepulauan
Riau, Kota Tanjungpinang dan Kabupaten Bintan.
RUMUSAN MASALAH
Dalam uraian yang berpedoman pada latar belakang diatas maka penelitian
ingin mengetahui apakah :
1. Apakah Keahlian berpengaruh terhadap kualitas auditor?
2. Apakah Kecermatan Profesional berpengaruh terhadap kualitas auditor?
3. Apakah Kepatuhan Pada Kode Etik berpengaruh terhadap kualitas auditor?
4. Apakah Keahlian, Kecermatan Profesional, Kepatuhan Pada Kode Etik
berpengaruh terhadap kualitas auditor?
TUJUAN PENELITIAN
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh bukti empiris dalam menguji
pengaruh Keahlian, Kecermatan Profesional, Kepatuhan Pada Kode Etik terhadap
kualitas auditor pada Inspektorat Provinsi Kepulauan Riau/Inspektorat Kota
Tanjungpinang/Inspektorat Kabupaten Bintan.
MANFAAT PENELITIAN
1. Manfaat penelitian ini untuk peneliti menambah pengetahuan dan sebagai
informasi untuk peneliti, serta pengembangan dalam ilmu pengetahuan
dalam pengaruh kualitas auditor dengan beberapa macam pengaruh.
2. Bahan pertimbangan serta untuk mahasiswa akuntansi dalam penelitian
selanjutnya untuk bahan referensi.
3. Sebagai bahan masukan untuk pihak fakultas ekonomi jurusan akuntansi
dalam upaya meningkatkan kualitas bukan kuantitas.
4. Dapat memberikan sumbangan pemikiran kepada para Auditor, sehingga
pihak lembaga pemerintahan dapat melakukan pelatihan pendidikan secara
berkelanjutan guna meningkatkan kompetensi Auditor.
5. Penelitian ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan dalam bidang
pengawasan daerah.
6. Penelitian ini sebagai referensi untuk penelitian selanjutnya dan dapat
menambah pebendaharaan kepustakaan.
KAJIAN PUSTAKA
Tipe Auditor
Menurut Akbar (2013:123) Auditor adalah seseorang yang memiliki
kualifikasi tertentu dalam melakukan audit atas laporan keuangan dan kegiatan
suatu perusahaan atau organisasi.
Kualitas Auditor
Kualitas auditor menurut Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan
Aparatur Negara No. Per/05/M.Pan/03/2008 tanggal 31 Maret 2008 adalah auditor
yang melaksanakan tupoksi dengan efektif, dengan cara mempersiapkan kertas
kerja pemeriksaan, melaksanakan perencanaan, koordinasi dan penilaian
efektifitas tindak lanjut audit, serta konsistensi laporan audit. Berdasarkan
Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara No.
Per/05/M.Pan/03/2008 tanggal 31 Maret 2008 menyatakan auditor harus
mempunyai pengetahuan, keterampilan dan kompetensi lainnya yang diperlukan
untuk melaksanakan tanggung jawabnya.
Keahlian
Lastanti dalam Najib (2013) mengartikan “keahlian atau kompetensi
sebagai seseorang yang memiliki pengetahuan dan ketrampilan prosedural yang
luas yang ditunjukkan dalam pengalaman audit”. Sehingga dapat diartikan bahwa
kompetensi auditor adalah auditor yang dengan pengetahuan dan pengalaman
yang cukup dan eksplisit dapat melakukan audit secara objektif, cermat, dan
seksama.
Auditor harus mempunyai pengetahuan, keterampilan, dan kompetensi
lainnya yang diperlukan untuk melaksanakan tanggung jawabnya. Pimpinan
APIP harus yakin bahwa latar belakang pendidikan dan kompetensi teknis auditor
memadai untuk pekerjaan audit yang akan dilaksanakan. Oleh karena itu,
pimpinan Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) wajib menciptakan
kriteria yang memadai tentang pendidikan dan pengalaman dalam mengisi posisi
auditor di lingkungan APIP dalam PER/05/M.PAN/03/2008.
Kecermatan Profesional
Auditor harus menggunakan keahlian profesionalnya dengan cermat dan
seksama (due professionalcare) dan secara hati-hati (prudent) dalam setiap
penugasan. Due professional care dapat diterapkan dalam pertimbangan
profesional (professionaljudgement), meskipun dapat saja terjadi penarikan
kesimpulan yang tidak tepat ketika audit sudah dilakukan dengan seksama menurut
Lubis (2009).
Kepatuhan Pada Kode Etik
Pada Per/05/M.Pan/03/2008 Auditor harus mematuhi Kode Etik yang
ditetapkan. Pelaksanaan audit harus mengacu kepada standar audit sehingga audit
dapat menjalankan tugas nya secara baik dan professional, kode etik yang dibuat
harus mengatur hubungan auditor, diantaranya: (1) auditor dengan rekan
sekerjanya, (2) auditor dengan atasannya, (3) auditor dengan objek pemeriksanya,
(4) auditor dengan masyarakat.
HIPOTESIS
a. H1 = Diduga Keahlian berpengaruh terhadap kualitas auditor
b. H2 = Diduga Kecermatan Profesional berpengaruh terhadap kualitas
auditor
c. H3 = Diduga Kepatuhan Pada Kode Etik berpengaruh terhadap kualitas
auditor
d. H4 = Diduga Keahlian, Kecermatan Profesional dan Kepatuhan Pada
Kode Etik berpengaruh terhadap kualitas auditor
METODE PENELITIAN
Pada penelitian ini memakai objek penelitian yaitu pejabat yang
berwenang melaksanakan tugas pengawasan pada instansi pemerintah atas nama
Auditor pada Inspektorat Provinsi Kepulauan Riau, Kota Tanjungpinang dan
Kabupaten Bintan.
Menurut Sugiyono (2010:55), “Populasi adalah wilayah generalisasi yang
terdiri atas objek dan subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari, kemudian ditarik kesimpulannya”.
Populasi dalam penelitian ini adalah para Auditor/pemeriksa di Inspektorat
Provinsi Kepulauan Riau, Kota Tanjungpinang dan Kabupaten Bintan yang
berjumlah 47 Auditor/pemeriksa.
Menurut Sugiyono (2010:56), “sampel adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Namun dalam jenis penelitian
ini adalah Sensus. Menurut Erlina dan Mulyani dalam Ashari (2011) jika peneliti
menggunakan seluruh elemen populasi menjadi data penelitian maka disebut
Sensus. Sensus digunakan jika elemen populasi relatif sedikit dan bersifat
heterogen. Metode yang digunakan adalah metode survey, menurut Ghozali dan
Ikhsan dalam Ashari (2011) yaitu merupakan pengumpulan data primer yang
diperoleh secara langsung dari sumber asli.
Adapun jenis data yang digunakan adalah data kuantitatif, yaitu data yang
telah diolah dari jawaban kuesioner yang dibagikan kepada Auditor/pemeriksa di
Inspektorat Provinsi Kepulauan Riau, Kota Tanjungpinang dan Kabupaten Bintan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Uji Validitas
Uji Validitas ini digunakan agar mengetahui seberapa valid atau tidaknya
suatu kuesioner. Kuesioner dianggap valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu
untuk mengungkapkan suatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Uji
Validitas dilakukan dengan membandingkan nilai r hitung dengan r tabel untuk
signifikansi 5 % dari degre of fredom (df) = n-2, dalam hal ini n adalah jumlah
sampel.
Tabel Pengujian Validitas
Pertanyaan r-hitung r-tabel Status
Keahlian (X1)
Pertanyaan 1 0,559 0.2876 Valid
Pertanyaan 2 0,427 0.2876 Valid
Pertanyaan 3 0,588 0.2876 Valid
Pertanyaan 4 0,562 0.2876 Valid
Pertanyaan 5 0,417 0.2876 Valid
Pertanyaan 6 0,556 0.2876 Valid
Pertanyaan 7 0,346 0.2876 Valid
Kecermatan Profesional (X2)
Pertanyaan 1 0,422 0.2876 Valid
Pertanyaan 2 0,378 0.2876 Valid
Pertanyaan 3 0,444 0.2876 Valid
Kepatuhan pada kode etik (X3)
Pertanyaan 1 0,517 0.2876 Valid
Pertanyaan 2 0,368 0.2876 Valid
Pertanyaan 3 0,512 0.2876 Valid
Pertanyaan 4 0,458 0.2876 Valid
Kualitas auditor (Y)
Pertanyaan 1 0,694 0.2876 Valid
Pertanyaan 2 0,514 0.2876 Valid
Pertanyaan 3 0,450 0.2876 Valid
Pertanyaan 4 0,416 0.2876 Valid
Pertanyaan 5 0,579 0.2876 Valid
Uji Reliabilitas
Menurut Sunyoto (2011:67) Uji Reliabilitas merupakan alat untuk
mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk.
Suatu kuesioner dikatakan reliabel dan handal jika jawaban seseorang terhadap
pertanyaan adalah konsisten. Untuk mengetahui reliabel atau tidaknya suatu
variabel dilakukan uji statistik dengan melihat nilai Cronbach Alpha. Suatu
konstruk atau variabel dikatakan realiabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha
> 0.60.
Tabel Pengujian Realiabilitas
Variabel Alpha
Hitung
Cronbach’s
Alpha Kesimpulan
Keahlian (X1) 0.770 0,60 Reliabel
Kecermatan Profesional (X2) 0.604 0,60 Reliabel
Kepatuhan Pada Koe Etik (X3) 0.673 0,60 Reliabel
Kualitas Auditor (Y) 0.760 0,60 Reliabel
Uji Asumsi Klasik
Uji Normalitas
Menurut Ghozali (2016:154) Uji Normalitas bertujuan untuk menguji
apakah dalam suatu model regresi linier variabel penganggu atau residual
memiliki distribusi normal. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi
data normal atau mendekati normal. Untuk mendeteksi normalitas data dapat
dilakukan dengan melihat grafik histogram dengan ketentuan bahwa data normal
berbentuk lonceng.
Pada gambar 4.2 dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal.
Karena terlihat titik-titik menyebar disekitar garis diagonal.
Untuk memastikan data benar-benar berdistribusi normal maka dilakukan
uji statistik Kolmogorov smirnov dengan melihat nilai signifikansi. Dimana jika
signfikansi lebih besar dari 0,05 maka data berdistribusi normal.
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 47
Normal Parametersa,b
Mean 0E-7
Std. Deviation 1.55453108
Most Extreme Differences
Absolute .101
Positive .070
Negative -.101
Kolmogorov-Smirnov Z .693
Asymp. Sig. (2-tailed) .722
Uji Multikolinearitas
Ghozali (2016:103) mengemukakan bahwa pengujian multikolinieritas
dapat dilakukan dengan melihat varians Inflation Factor (VIF) dan nilai tolerans.
Jika nilai VIF < 10 atau nilai tolerance > 0.10, maka tidak terjadi multikolinieritas.
terlihat bahwa nilai VIF dan tolerance untuk variabel Keahlian (X1)
dengan nilai Tolerance 0.764 > 0,10 dengan VIF 1.309< 10. Variabel Kecermatan
Profesional (X2) mempunyai nilai Tolerance 0.606 > 0,10 dengan VIF 1.649< 10,
dan varibel Kepatuhan Pada Kode Etik (X3) dengan nilai Tolerance 0.606 > 0,10
dengan VIF 1.650< 10 Maka dapat disimpulkan bahwa pada model ini tidak
ditemukan adanya masalah multikolonieritas.
Uji Heteroskedastisitas
Pendekatan Grafik
Wijaya (2012:130) menjelaskan bahwa salah satu cara untuk melihat
adanya masalah heteroskedastisitas adalah dengan melihat grafik scatterplot
antara nilai prediksi variabel terikat (ZPRED) dengan residualnya (SRESID).
Coefficientsa
Model Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1
(Constant)
Keahlian .764 1.309
Kecermatan Profesional .606 1.649
Kepatuhan Pada Kode Etik .606 1.650
Uji Glesjer (Glesjer test)
terlihat nilai signifikansi untuk variabel Keahlian (X1) sebesar 0.199 >
0.05 ,variabel Kecermatan Profesional (X2) 0,930 > 0.05, dan Kepatuhan Pada
Kode Etik (X3) 0.796 > 0.05 maka dapat disimpulkan bahwa pada model ini tidak
adanya masalah heteroskedastisitas.
Analisis Regresi Berganda
Untuk mengetahui model atau bentuk hubungan pengaruh antar variabel
dan untuk mengetahui positif atau negatifnya pengaruh variabel Keahlian (
X1),variabel Kecermatan Profesional (X2), variabel Kepatuhan Pada Kode Etik
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) 2.749 1.451 1.895 .065
Keahlian -.062 .048 -.222 -1.305 .199
Kecermatan Profesional -.010 .110 -.017 -.088 .930
Kepatuhan Pada Kode Etik .023 .089 .050 .261 .796
dimana dari sampel yang diperoleh, digunakan analisis regresi linier berganda
dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
Y= α + β 0 + β 1 X1 + β 2X2 +β 3 X3 +ε
Uji t
Menurut Ghozali (2016:171) uji statistik t pada dasarnya menunjukkan
seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individual dalam
menerangkan variasi variabel independen. Langkah-langkah dalam pengambilan
keputusan untuk uji t adalah :
- jika thitung< ttabel, atau -thitung> -ttabel maka Ho diterima dan Ha ditolak untuk α =
5%,
- jika thitung> ttabel, atau -thitung< -ttabel maka Ha diterima dan Ho ditolak untuk α =
5%.
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) 2.175 2.415 .900 .373
Keahlian .164 .080 .225 2.067 .045
Kecermatan Profesional .461 .184 .307 2.505 .016
Kepatuhan Pada Kode Etik .503 .149 .414 3.384 .002
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) 2.175 2.415 .900 .373
Keahlian .164 .080 .225 2.067 .045
Kecermatan Profesional .461 .184 .307 2.505 .016
Kepatuhan Pada Kode Etik .503 .149 .414 3.384 .002
Dengan nilai n: 47, α: 5% : 2 = 2,5% k= 3, (uji 2 sisi) dengan derajat
keterbatasan (df) n-k-1 atau 47-3-1= 43. Dengan pengujian 2 sisi hasil untuk nilai
ttabel = 2.01669 . Maka :
a. Variabel Keahlian mempunyai nilai signifikansi 0.045 < 0.05, sedangkan
nilai t-hitung 2.067 > 2.016 (t-tabel α = 0.05, df. Keahlian berpengaruh
signifikan terhadap Kualitas Auditor.
b. Variabel Kecermatan Profesional mempunyai nilai signifikansi 0,016 <
0.05, sedangkan nilai t-hitung 2.505 > 2.016. Kecermatan Profesional
berpengaruh signifikan terhadap Kualitas Auditor.
c. Variabel Kepatuhan Pada Kode Etik mempunyai nilai signifikansi 0.002 <
0.05, sedangkan nilai t-hitung 4.250 > 2.016. Kepatuhan Pada Kode Etik
berpengaruh signifikan terhadap penggunaan Kualitas Auditor.
Uji F
Uji Fmenurut Ghozali (2016:171) digunakan untuk menguji pengaruh
antara variabel independenterhadap variabel dependen secara simultan yaitu
dengan membandingkan antara Fhitung dengan Ftabel, dengan level of confidence
95% (α = 0.05) dan degree of freedom (n-k), (k-1) Uji ini dilakukan dengan
membandingkan signifikansi Fhitung dengan Ftabel dengan ketentuan:
- jika Fhitung< Ftabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak untuk α = 5%,
- jika Fhitung> Ftabel, maka Ha diterima dan Ho ditolak untuk α.= 5%.
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1
Regression 173.391 3 57.797 22.357 .000b
Residual 111.162 43 2.585
Total 284.553 46
diketahui nilai Fhitung sebesar 22.357 dengan tingkat signifikansi 0.000.
Nilai Ftabel pada tingkat kesalahan α = 5% dengan derajat kebebasan (df) = (n-
k).(k-1). Jumlah sampel (n) sebanyak 47, dan jumlah variabel penelitian (k)
berjumlah 3. Jadi df = (47-3), (3-1) dengan (α = 5%) adalah 3.21. Jadi Fhitung>
Ftabel ( 22.357 > 3.21 ) dan tingkat signifikansi sebesar 0.000. Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa semua variabel independen dalam penelitian ini secara
bersama-sama (simultan) berpengaruh terhadap Kualitas Auditor (Y).
Koefisien Determinasi (R²)
Menurut Ghozali (2016:171) Koefisien Determinasi (R2) yaitu untuk mengukur
seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dipenden.
Nilai R2 yang kecil menunjukkan kemampuan variabel–variabel independen
dalam menjelaskan variabel dependen amat terbatas.
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .781a .609 .582 1.608
besarnya Koefisien Determinasi dapat menjelaskan variabel dependen
apabila (R2)> 50%. Dalam penelitian ini besarnya koefisien determinasi (R
2)
sebesar 0,609 (60,90%)> 50%. Sehingga dapat dikatakan bahwa 60,90% variasi
variabel terikat yaitu Kualitas Auditor (Y) pada model dapat diterangkan oleh
variabel bebas yaitu variabel Keahlian (X1), Kecermatan Profesional (X2) dan
Kepatuhan Pada Kode Etik (X3) sedangkan sisanya 30,10% dipengaruhi oleh
variabel lain diluar model. Demikian juga jika dilihat dari nilai AdjustedR2
yang
bernilai 0,582 yang artinya nilai R2 yang disesuaikanterhadap variabel bebas yang
berarti 58,20% variabel bebas dapat menjelaskan variabel terikatnya sedangkan
sisa 41,80% dijelaskan oleh variabel lain diluar model.
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil kuesioner yang telah dilakukan oleh penulis dan
disebarkan kepada para Auditor/pemeriksa di Inspektorat Provinsi Kepulauan
Riau, Kota Tanjungpinang dan Kabupaten Bintan. Serta hasil dari analisis dan uji
hipotesis yang telah dilakukan, maka penulis dapat mengambil kesimpulan dan
saran yang bermanfaat bagi pihak Inspektorat.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan pada Bab sebelumnya, maka dapat
disimpulkan sebagai berikut :
1. Secara simultan Keahlian, Kecermatan Profesional, dan Kepatuhan Pada
Kode Etik secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap Kualitas
Auditor.
2. Secara parsial keahlian berpengaruh signifikan terhadap kualitas auditor.
3. Secara parsial Kecermatan Profesionalberpengaruh signifikan terhadap
kualitas auditor.
4. Secara parsial Kepatuhan Pada Kode Etikberpengaruh signifikan terhadap
kualitas auditor.
Keterbatasan Penelitian
1. Dalam penelitian ini peneliti hanya menggunakan kuesioner, sehingga
masih ada kemungkinan kelemahan-kelemahan yang ditemui, seperti
jawaban yang tidak cermat, tidak serius dan responden yang menjawab
asal-asalan dan tidak jujur, serta pertanyaan yang kurang lengkap atau
kurang dipahami oleh responden.
2. Variabel yang digunakan untuk mengukur pengaruh terhadap Kualitas
Auditor pada penelitian ini, hanya sebatas Keahlian, Kecermatan
Profesional, dan Kepatuhan Pada Kode Etik. Berdasarkan Peraturan
Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara No.
Per/05/M.Pan/03/2008 tanggal 31 Maret 2008 tentang Standar Audit
Aparat Pengawas Intern Pemerintah (APIP), sehingga masih banyak faktor
lain yang dapat mempengaruhi Kualitas Auditor.
Saran
1. Dalam penelitian ini agar adanya masukan untuk pihak instansi Inspektorat
Provinsi Kepulauan Riau, Kota Tanjungpinang dan Kabupaten Bintan
dalam penelitian ini. Dan dapat menambah Kualitas Auditor dalam
penanganan pengawasan.
2. Penelitian ini juga bisa dilanjutkan dengan menambahkan variabel-
variabel lain yang dapat mempengaruhi kualitas auditor yang sesuai
dengan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara No.
Per/05/M.Pan/03/2008 tanggal 31 Maret 2008 tentang Standar Audit
Aparat Pengawas Intern Pemerintah (APIP).
3. Penelitian selanjutnya diharapkan menambah luas populasi dan sampel
disetiap kabupaten/kota yang berada di Provinsi Kepulauan Riau.
DAFTAR PUSTAKA
Agustin, A. (2013). Pengaruh Pengalaman, Independensi, dan Due rofesional
Care AuditorTerhadap Kualitas AuditLaporan Keuangan Pemerintah
(studi empiris pada BPK-RI) Perwakilan Provinsi Kepri). Padang:
Universitas Negeri Padang (skripsi).
Akbar, Bahrullah. 2013. Akuntansi Sektor Publik konsep & teori. Jakarta Timur.
CV. BUMI METRO RAYA
Ananda, Rahmatika. (2014). Pengaruh Skeptisme Profesional, Kepatuhan pada
Kode Etik dan Independensi terhadap Kualitas Audit (Studi Empiris
pada BPKP perwakilan Sumatera Utara). Padang : Universitas Negeri
Padang.
Ashari, R. (2011). Pengaruh Keahlian, Independensi, dan Etika terhadap Kualitas
Auditor pada Inspektorat Provinsi Maluku Utara. Makassar: Universitas
Hasanuddin (skripsi).
Badan Pemeriksaan Keuangan Republik Indonesia. 2007. Peraturan Badan
Pemriksaan Keuangan Republik Indonesia No. 01 Tahun 2007 Tentang
Standar Pemeriksaan Keuangan Negara.
Febriansyah, Erwin. (2013). Pengaruh keahlian, independensi, kecermatan
profesional, dengan etika sebagai variabel moderasi terhadap kualitas
auditor pada Inspektorat Provinsi Bengkulu. Riau : Sekolah Pasca
Sarjana Universitas Riau (Tesis).
Ghozali, Imam. 2006. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Progam SPSS. Edisi
Ketiga. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Ghozali, Imam. 2016. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Progam SPSS. Edisi
Kedelapan. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Lubis, H. (2009). Pengaruh Keahlian, Independensi, Kecermatan Profesional dan
Kepatuhan pada Kode Etik Terhadap Kualitas Auditor pada Inspektorat
Provinsi Sumatera Utara.Medan: Sekolah Pasca Sarjana Universitas
Sumatera Utara (Tesis).
Mardiasmo. (2009). Akuntansi Sektor Publik. Yogyakarta: CV ANDI OFFSET.
Najib, Ayu Dewi Riharna. (2013).Pengaruh Keahlian, Independensi, dan Etika
terhadap Kualitas Audit (Studi pada Auditor Pemerintah di BPKP
Perwakilan Provinsi Sulawesi Selatan) Makassar: Universitas
Hassanudin
Peraturan Daerah Peraturan Daerah Provinsi Kepulauan Riau Nomor 5 Tahun
2011 Tentang “Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat, Badan
Perencanaan Pembangunan Daerah, Lembaga Teknis Daerah, Satuan
Polisi Pamong Praja dan Lembaga Lain Provinsi Kepulauan Riau”.
Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 28 Tahun 2007 tentang “Norma
Pengawasandan Kode Etik Pejabat Pengawas Pemerintah”.
Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor:
Per/04/M.Pan/03/2008. Tentang “Kode EtikAparat Pengawas Intern
Pemerintah (APIP)”.
Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor:
Per/05/M.Pan/03/2008. Tentang “Standart Audit Aparat Pengawas
Intern Pemerintah (APIP)”.
Susanti, Novi Erma. (2015). Pengaruh keahlian, independensi, dan etika auditor
terhadap kualitas auditor pada Inspektorat provinsi Kepulauan Riau dan
Inspektorat kota Tanjungpinang. Tanjungpinang : Universitas Maritim
Raja Ali Haji (skripsi).
Sunyoto,Danang. 2011.Analisis regresi dan uji hipotesis. yogyakarta: PT. BUKU
SERU
Syafitri, Wiwit. (2014). Pengaruh Keahlian, Independensi, Pengalaman Audit,
dan Etika Terhadap kualitas Auditor Pada Inspektorat Provinsi
Kepulauan Riau. Tanjungpinang: Universitas Maritim Raja Ali Haji
(skripsi).
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Bisnis, Cetakan Ke-15. Bandung: Alfabeta.
Wijaya, Toni. 2011. Cepat Menguasai SPSS 19 untuk Olah dan Interpretasi.
Yogyakarta. Cahaya Atma