22
ISSN 0215-8250 PENGARUH KEBUGARAN JASMANI TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPS DAN MIPA SISWA SEKOLAH DASAR NEGERI 3, 4 DAN 7 BANJAR JAWA SINGARAJA oleh Soetopo Jurusan Ilmu Keolahragaan IKIP Negeri Singaraja ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kebugaran jasmani terhadap prestasi belajar IPS dan MIPA pada siswa kelas V SDN 3,4, dan 7 Banjar Jawa Singaraja. Populasi terdiri dari siswa kelas V SDN 3,4, dan 7 Banjar Jawa Singaraja tahun ajaran 1999/2000. Sampel adalah prestasi belajar IPS dan MIPA siswa yang berada antara 25 % kelompok atas dan 25% kelompok bawah. Teknik Sampling dengan teknik purposive sampling dan penempatan anggota sampel dilakuan dengan cara penjodohan. Metode penelitian ini adalah kuasi eksperimen dengan “control group pre test post test design”. Pengumpulan data dilakukan dengan tes dan dokumenter. Analisis data menggunakan uji Willcoxon dengan taraf signifikansi untuk tes dua sisi sebesar 0,01. Hasil penelitian menunjukan bahwa : (1) Prestasi belajar IPS dan MIPA pada siswa kelompok kontrol yang tingkat kebugaran jasmani berada pada kategori kurang tidak menunjukkan peningkatan prestasi belajar. (2) Prestasi belajar IPS dan MIPA pada siswa kelompok perlakuan yang tingkat kebugaran jasmani mengalami peningkatan dan berada pada kategori sedang menunjukkan peningkatan prestasi belajar secara ___________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 3 TH. XXXVI Juli 2003

Pengaruh kebugaran jasmani

  • Upload
    oleng1

  • View
    4.571

  • Download
    1

Embed Size (px)

DESCRIPTION

olahraga

Citation preview

Page 1: Pengaruh kebugaran jasmani

ISSN 0215-8250

PENGARUH KEBUGARAN JASMANI TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPS DAN MIPA SISWA SEKOLAH DASAR NEGERI

3, 4 DAN 7 BANJAR JAWA SINGARAJA

olehSoetopo

Jurusan Ilmu Keolahragaan IKIP Negeri Singaraja

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kebugaran jasmani terhadap prestasi belajar IPS dan MIPA pada siswa kelas V SDN 3,4, dan 7 Banjar Jawa Singaraja. Populasi terdiri dari siswa kelas V SDN 3,4, dan 7 Banjar Jawa Singaraja tahun ajaran 1999/2000. Sampel adalah prestasi belajar IPS dan MIPA siswa yang berada antara 25 % kelompok atas dan 25% kelompok bawah. Teknik Sampling dengan teknik purposive sampling dan penempatan anggota sampel dilakuan dengan cara penjodohan. Metode penelitian ini adalah kuasi eksperimen dengan “control group pre test post test design”. Pengumpulan data dilakukan dengan tes dan dokumenter. Analisis data menggunakan uji Willcoxon dengan taraf signifikansi untuk tes dua sisi sebesar 0,01. Hasil penelitian menunjukan bahwa : (1) Prestasi belajar IPS dan MIPA pada siswa kelompok kontrol yang tingkat kebugaran jasmani berada pada kategori kurang tidak menunjukkan peningkatan prestasi belajar. (2) Prestasi belajar IPS dan MIPA pada siswa kelompok perlakuan yang tingkat kebugaran jasmani mengalami peningkatan dan berada pada kategori sedang menunjukkan peningkatan prestasi belajar secara signifikan. Para kepala sekolah disarankan mengeluarkan kebijakan tentang pentingnya pembinaan kebugaran jasmani bagi siswanya, karena kebugaran jasmani merupakan pra-kondisi untuk kesiapan belajar. Para guru pendidikan jasmani hendaknya selalu memperhatikan jenis dan macam latihan fisik yang dapat meningkatkan kebugaran jasmani dan mampu merangsang meningkatkan prestasi belajar kognitif.

Kata-kata kunci: Kebugaran jasmani, prestasi belajar.

ABSTRACT

This study aims at finding out the influence of physical fitness towards the learning achievement of social study, mathematics and science to the fith class of

___________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 3 TH. XXXVI Juli 2003

Page 2: Pengaruh kebugaran jasmani

ISSN 0215-8250

elementary schools students no. 3,4 and 7 Banjar Jawa Singaraja. The population of the study is the fifth class of the elementary school students no. 3, 4 and 7 Banjar Jawa Singaraja in the school years of 1999/2000. The samples are the learning achievement of social study, mathematics and science, namely, 25% high group and 25% lower group. Purporsive sampling technique was used in this study. Research methodology is quasi exsperiment with control group pretest postest design. Data were collected by the use of test and document. They are, then, analyzed by using Willcoxon test with significant level 0.01. The results of the study showed that (1) the students who have poor physical fitness do not improve their achievement in social study, math, and science, and (2) the students whose physical fitness are good, they have improved their achievement. It is suggeeted that the headmasters give some information about the importance of having physical fitness for the students. The sport teachers must also give attention to the types of physic training given to the students so that it can improve the learning achievement.

Key words: physical fitness, achievement of learning.

1. Pendahuluan

Pada dasarnya pendidikan jasmani menurut Djamil (1995:1) ialah suatu

bagian dari pendidikan secara keseluruhan yang mengutamakan aktivitas jasmani

dan pembinaan hidup sehat untuk pertumbuhan dan pengembangan jasmani,

mental, sosial, serta emosional yang serasi, selaras dan seimbang. Hasil yang

diharapkan dari pendidikan jasmani adalah selain penguasaan berbagai

keterampilan gerak dasar juga kondisi fisik atau derajat sehat yang baik, sehingga

dihasilkan tingkat kebugaran jasmani yang prima.

Fungsi pendidikan jasmani menurut Purnomo (Buletin Kesjas Edisi 2/th

II/1995:8), yaitu : (1) meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan tubuh yang

meliputi kebugaran jasmani dan kesehatan, (2) meningkatkan ketangkasan dan

keterampilan, (3) meningkatkan pengetahuan dan kecerdasan, (4) menambah

kehidupan sosial yang kreatif dan rekreatif. Tingkat kebugaran jasmani yang

prima ini akan membantu memudahkan bagi siswa dalam mempelajari semua mata

pelajaran yang ada di bangku sekolah.

Hasil penelitian yang disajikan pada Lokakarya Institut Nasional dari

Kesehatan Mental Amerika Serikat tahun 1984 di antaranya, bahwa kebugaran

jasmani secara positif berhubungan dengan kesehatan mental dan kesehatan

___________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 3 TH. XXXVI Juli 2003

Page 3: Pengaruh kebugaran jasmani

ISSN 0215-8250

keseluruhan dari seseorang (Kathleen 1992:143). Penelitian yang dipimpin oleh

Bowers dari Universitas Bowling Green, menunjukkan setelah 10 minggu berjalan

atau jogging, mereka yang berusia lanjut ternyata mempunyai daya ingat yang

lebih baik serta daya pikir yang lebih tajam. Penelitian ini menunjukkan bahwa

segera setelah berolahraga, kesadaran mentalnya dan kemampuan berpikirnya

dapat diperbaiki (Kathleen, 1992:142).

Purnomo (Buletin Kesjas Edisi 2/Th.II/1995;13) dalam penelitian dari 20

SMP di 4 Propinsi ( Jatim, Bali, D.I.Y, dan Sulsel) diperoleh kesimpulan bahwa

tingkat kebugaran jasmani yang baik, berpengaruh positif terhadap prestasi belajar.

Hal ini terbukti dari hasil tes kebugaran jasmani dan nilai hasil belajar yang

diambil dari 10 mata pelajaran. Setelah diklasifikasikan hasilnya menunjukkan

bahwa ada hubungan yang signifikan antara siswa yang mempunyai prestasi

belajar baik dengan tingkat kebugaran jasmani baik.

Wiranto (1997;4), menyatakan bahwa kecerdasan emosional dapat

dikembangkan melalui pendidikan jasmani dan olahraga. Inti sari pengertian

kecerdasan emosional menurut Rusli (1997), mencakup empat aspek yaitu

pengendalian diri, kerajinan, keuletan dan kemampuan untuk memotivasi diri

sendiri. Kesimpulannya bahwa kecerdasan emosional merupakan salah satu faktor

internal dalam menentukan keberhasilan belajar siswa.

Dukungan kebugaran jasmani sangat diperlukan oleh para siswa sekolah

untuk dapat mengikuti proses pembelajaran setiap hari yang rata-rata

membutuhkan waktu lima jam. Dengan demikian tidak diragukan lagi bahwa

pendidikan jasmani memang sangat dibutuhkan oleh para siswa sekolah untuk

meningkatkan dan menjaga kebugaran jasmani. Menurut Wiranto (1997:3),

kecerdasan dan kreatifitas yang diperoleh melalui olahraga hendaknya melekat

pada kepribadian dan kemampuan seseorang.

Peningkatan kebugaran jasmani diharapkan dapat ditransfer secara positif

ke dalam kemampuan belajar kognitif. Hal ini diharapkan tercermin dari

meningkatnya hasil prestasi belajar siswa dalam proses pembelajaran matematika,

ilmu pengetahuan alam (MIPA) dan ilmu pengetahuan sosial (IPS), yang perlu

dibuktikan dalam penelitian ini.

Melalui Pendidikan Jasmani dan olahraga, diharapkan para siswa dapat

lebih mudah menguasai konsep-konsep dan keterampilan yang lainnya, sehingga ___________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 3 TH. XXXVI Juli 2003

Page 4: Pengaruh kebugaran jasmani

ISSN 0215-8250

terjadi transfer hasil belajar pendidikan jasmani yang positif terhadap penguasaan

konsep-konsep dan keterampilan bidang studi lainnya. Pendidikan jasmani dengan

pengayaan program kurikuler diharapkan akan sangat bermakna dalam

peningkatan kebugaran jasmani guna mendukung pencapaian prestasi belajar pada

umumnya.

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk meneliti tentang :

apakah ada pengaruh kebugaran jasmani dengan peningkatan prestasi belajar

MIPA dan IPS pada siswa SD “. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui

pengaruh kebugaran jasmani terhadap peningkatan prestasi belajar MIPA dan IPS

pada siswa SD. Manfaat penelitian adalah (1) untuk mengembangkan proses

pembelajaran pendidikan jasmani secara optimal guna menghasilkan tingkat

kebugaran jasmani yang prima guna mendukung prestasi belajar kognitif. (2)

membantu pengembangan kondisi fisik dan hasil prestasi belajar kognitif.

Ada beberapa teori yang layak diadopsi di antaranya adalah teori fisiologis,

teori motorik, transfer belajar dan kontribusi pendidikan jasmani terhadap

perkembangan kognitif. Teori fisiologis meliputi berikut ini. (a) Sistem

endogenous opioids yaitu sistem hormon yang berfungsi sebagai morpin, yakni

reseptor dari sistem ini terdapat di dalam hypothalamus dan sistem limbik otak,

yang daerah tersebut berhubungan dengan emosi dan tingkah laku manusia. Sistem

hormon endogenous opioids, salah satunya ialah beta-endorpin yang berfungsi

mengurangi rasa nyeri, memberikan kekuatan menghadapi kanker dan juga

menambah daya ingat. Saat berolahraga kelenjar pituari menambah produksi beta-

endorpin dan hasilnya kosentrasi beta-endorpin naik di dalam darah yang dialirkan

juga ke otak, sehingga dapat mengurangi rasa nyeri, cemas, depresi dan keletihan,

(b). Gelombang otak alpha, yaitu selama berolahraga ada penambahan gelombang

alpha di otak. Bertambahnya kekuatan gelombang alpha di otak memberikan

kontribusi terhadap berkurangnya kecemasan dan depresi. (c) Sistem saraf otak,

penyalur saraf otak (neurotransmitter) seperti norepinephrine (NE) dan serotine

(5-HT) terlibat dalam depresi dan schizophrenia. Depresi berhubungan dengan

berkurangnya NE di dalam otak, atau terganggunya NE atau 5-HT pada saat

seseorang mengalami depresi. Olahraga dapat menambah NE dan 5-HT dalam

otak, sehingga dapat mengatasi depresi (Kathleen, 1992: 144-145). (d) Sinapsis

adalah persambungan antara dua neuron yakni akson membuat kontak dengan ___________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 3 TH. XXXVI Juli 2003

Page 5: Pengaruh kebugaran jasmani

ISSN 0215-8250

dendrite atau badan sel dari neuron lainnya. Pembesaran serat akson pada titik

kontak dikenal sebagai sinaptik knop, yaitu suatu basis yang memungkinkan

peningkatan transmisi pada sinapsis yang melibatkan belajar terjadi karena

pembesaran sinaptik knop tersebut (Donald, dalam Andi, 1968:124).

Sinapsis merupakan perangkat untuk meneruskan impuls dari satu sel ke

sel lain yang dapat ditemui pada hubungan antara sel saraf dan sel saraf atau sel

saraf dengan sel otot. Hubungan antara sel saraf dengan sel otot kerangka

dinamakan neuromuscular junction. Jin Jichun, (2000) mengatakan bahwa bahan

dasar kecerdasan adalah sistem saraf dalam bentuk yang paling sempurna adalah

otak, berhubungan erat dengan pergerakan otot, otot halus dan otot jantung.

Olahraga tidak hanya membentuk lengan, tungkai dan menguatkan organ-organ

tubuh bagian dalam, tetapi juga memperkokoh pondasi bagi kecerdasan.

Berdasarkan teori-teori tersebut, dapat disimpulkan bahwa kegiatan

pendidikan jasmani/olahraga berdasarkan sistem endogenous opioids, gelombang

otak alpha, sistem saraf otak dan sinapsis dapat menenangkan pikiran, mengurangi

kecemasan, depresi memperbaiki daya ingat, dan memperkokoh pondasi bagi

kecerdasan.

Teori motorik Kephart (Nurhasan 1998: 35-36) mengatakan bahwa setiap

kalimat atau gerakan tangan menghasilkan stimulasi arus balik yang menciptakan

aksi berikutnya, dalam satu seri reaksi, sehingga sebagai pengganti ideasi (proses

pembentukan ide) apa yang dimiliki adalah suatu seri reaksi-reaksi stimulus

respon. Konsepsi yang dikembangkan sekitar arus balik sensori tetap valid dan

penting untuk memahami tingkah laku yang berseri.

Kontribusi aktivitas fisik terhadap perkembangan kognitif anak merupakan

rangsangan untuk meningkatkan kemampuan berfikir dan dapat menjadikan faktor

penguatan kemampuan akademis anak, karena pada dasarnya ketiga ranah

(kognitif, psikomotor dan afektif saling terkait satu sama lainnya (Gabbard, dkk

dalam Furqon, 1997:7).

Transfer belajar adalah pengaruh hasil belajar yang telah diperoleh pada

waktu yang lalu terhadap proses dan hasil belajar yang dilakukan kemudian.

Hakikat teori transfer belajar adalah merupakan peristiwa yang mencerminkan

fungsi manusia sebagai suatu keseluruhan. Tujuan transfer belajar ialah

___________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 3 TH. XXXVI Juli 2003

Page 6: Pengaruh kebugaran jasmani

ISSN 0215-8250

menerapkan apa yang telah dipelajari itu dibuat umum sifatnya (Slameto,

1988:120; Ratna, 1988:176).

2. Metode Penelitian

Jenis penelitian tergolong kuasi eksperimen dengan memberikan perlakuan

pelatihan senam erobik untuk meningkatkan kebugaran jasmani siswa sebanyak 2

kali perminggu selama satu catur wulan pada kelompok perlakuan. Rancangan

penelitian menggunakan “Control group pre test – post test design”

Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas V SDN 3,4 dan 7 Banjar

Jawa Singaraja berjumlah 115 siswa yang terdiri dari 65 siswa putra dan 50 siswa

putri. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik purposive sampling,

sedangkan penempatan sampel dengan cara penjodohan. Sampel 60 orang terdiri

dari 30 orang putra dan 30 orang putri kelas V SDN 3, 4 dan 7 Banjar Jawa

Singaraja yang berada di kelompok tengah. Pemilihan sampel khusus-nya kelas V

SD (usia 10-11 tahun) menurut Watson (1992) walaupun perbedaan individu itu

muncul pada pertumbuhan dan kematangan, pada dasarnya sedikit alasan yang

memaksakan pemisahan jenis kelamin untuk aktivitas olahraga sampai kira-kira

usia 14 tahun. Rusli (1993:45) menyatakan bahwa setelah masa puber terjadi

perbedaan kapasitas daya tahan anak laki-laki dan anak perempuan.

Kesimpulannya tidak ada pemisahan aktivitas olahraga apalagi yang sasarannya

adalah kemampuan daya tahan umum pada siswa sekolah dasar.

Ketentuan kelompok tengah adalah mereka yang berada di antara 25 %

kelompok teratas dan 25 % kelompok terbawah, yang persentase tersebut

ditentukan setelah melalui penyusunan urutan nilai mata pelajaran IPS dan MIPA

pada catur wulan I. Dipilihnya kelompok tengah karena kelompok ini masih

terbuka peluang menurun atau meningkat prestasi belajarnya.

Metode pengumpulan data dilakukan dengan cara mengadakan tes dan

pengukuran. Untuk mengukur kebugaran jasmani digunakan tes kebugaran

jasmani Indonesia untuk sekolah dasar dari pusat kebugaran jasmani dan rekreasi

dengan tingkat reliabilitas 0,89 dan validitas 0,92 ( Depdikbud, 1986).

Pengukuran prestasi belajar pada mata pelajaran IPS dan MIPA diambil dari daftar

nilai catur wulan I dan II. Komponen penilaian meliputi: penilaian hasil

pengamatan (a), penilaian hasil pekerjaan rumah (b) kemudian dirata-rata ( X ),

penilaian hasil ulangan harian (Y) diberi bobot 1 dan hasil penilaian tes sumatif ___________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 3 TH. XXXVI Juli 2003

Page 7: Pengaruh kebugaran jasmani

ISSN 0215-8250

(P) diberi bobot 2. Komponen penilaian tersebut diformulasikan untuk

menghasilkan nilai akhir (N). N = ( X + Y + 2P) : 4, yakni 4 adalah jumlah bobot

(Depdikbud. 1999).

Metode pengolahan data menggunakan uji statistik nonparametrik dengan

tes Ranking bertanda Wilcoxon ( Sidney Siegal, 1997:93) dengan = 0,01.

3. Hasil dan Pembahasan.

3.1 Hasil Penelitian.

3.1.1 Hasil Analisis Pengaruh Kebugaran Jasmani terhadap Prestasi Belajar

IPS pada Siswa Kelompok Kontrol.

Analisis pengaruh kebugaran jasmani terhadap prestasi belajar IPS pada

siswa kelompok kontrol akan menguji hipotesis nol (Ho) yang menyatakan bahwa

kebugaran jasmani berkategori kurang tidak berpengaruh terhadap peningkatan

skor rerata prestasi belajar IPS pada siswa kelompok kontrol. Pengujian Ho

menggunakan uji statistik nonparametrik dengan tes Ranking bertanda Wilcoxon,

yang kriteria penolakan Ho adalah jika harga t observasi harga kritis t pada taraf

signifikan untuk tes dua sisi sebesar 0,01.

Dari hasil penghitungan telah diperoleh harga t observasi = 90, dengan =

0,01 untuk tes dua sisi dan n = 15 diperoleh harga kritis t = 16. Jadi t observasi harga kritis t, maka Ho diterima. Simpulan yang diperoleh adalah kebugaran

jasmani berkategori kurang tidak berpengaruh signifikan terhadap peningkatan

skor rerata prestasi belajar IPS pada siswa kelompok kontrol. Siswa yang

kebugaran jasmani berkategori kurang skor rerata prestasi belajar IPS pada cawu I

= 53 tidak berbeda secara signifikan dengan skor rerata prestasi belajar IPS cawu

II = 50,27. Hal ini menunjukkan penurunan prestasi belajar.

3.1.2 Hasil Analisis Pengaruh Kebugaran Jasmani terhadap Prestasi Belajar

IPS pada Siswa Kelompok Perlakuan.

Analisis pengaruh kebugaran jasmani terhadap prestasi belajar IPS pada

siswa kelompok perlakuan ini akan menguji Ho yang menyatakan bahwa

kebugaran jasmani berkategori sedang tidak berpengaruh terhadap peningkatan

skor rerata prestasi belajar IPS pada siswa kelompok perlakuan. Pengujian Ho

menggunakan uji statistik nonparametrik dengan uji Wilcoxon, yang kriteria

___________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 3 TH. XXXVI Juli 2003

Page 8: Pengaruh kebugaran jasmani

ISSN 0215-8250

penolakan Ho adalah jika harga t observasi harga kritis t pada taraf signifikan

untuk tes dua sisi sebesar 0,01.

Dari hasil penghitungan telah diperoleh harga t observasi = 0, dengan =

0,01 untuk tes dua sisi dan n = 15 diperoleh harga kritis t = 16. Jadi t observasi harga kritis t, maka Ho ditolak. Simpulan yang diperoleh adalah kebugaran jasmani

berkategori sedang berpengaruh secara signifikan terhadap peningkatan skor

rerata prestasi belajar IPS pada siswa kelompok perlakuan. Siswa yang kebugaran

jasmani berkategori sedang skor rerata prestasi belajar IPS pada cawu I = 52,93

berbeda secara signifikan dengan skor rerata prestasi belajar IPS cawu II = 59,93.

Hal ini menunjukkan ada peningkatan prestasi belajar secara signifikan.

3.1.3 Ringkasan Hasil Pengaruh Kebugaran Jasmani terhadap Prestasi

Belajar IPS.

Tabel 01. Ringkasan Hasil Pengaruh Kebugaran Jasmani terhadap Prestasi Belajar

IPS.

Kelompok Kelompok Kontrol

(Kategori kebugaran jasmani

kurang)

Kelompok Perlakuan

(Kategori kebugaran jasmani

sedang)

Cawu Cawu I Cawu II Beda Cawu I Cawu II Beda

Rerata 53 50,27 -2,73 52,93 59,93 6,99

Signifikansi Tidak Signifikansi Signifikansi

3.1.4 Hasil Analisis Pengaruh Kebugaran Jasmani terhadap Prestasi

Belajar MIPA pada Siswa Kelompok Kontrol.

Analisis pengaruh kebugaran jasmani terhadap prestasi belajar MIPA pada

siswa kelompok kontrol menguji Ho yang menyatakan bahwa kebugaran jasmani

berkategori kurang tidak berpengaruh terhadap peningkatan skor rerata prestasi

belajar MIPA pada siswa kelompok kontrol. Pengujian Ho tersebut menggunakan

uji statistik nonparametrik dengan uji Wilcoxon, yang kriteria penolakan Ho adalah

jika harga t observasi harga kritis t pada taraf signifikan untuk tes dua sisi

sebesar 0,01.

Dari hasil penghitungan telah diperoleh harga t observasi = 55, dengan =

0,01 untuk tes dua sisi dan n = 15 diperoleh harga kritis t = 16. Jadi t observasi

___________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 3 TH. XXXVI Juli 2003

Page 9: Pengaruh kebugaran jasmani

ISSN 0215-8250

harga kritis t, maka Ho diterima. Simpulan yang diperoleh adalah kebugaran

jasmani berkategori kurang tidak berpengaruh signifikan terhadap peningkatan

skor rerata prestasi belajar MIPA pada siswa kelompok kontrol. Siswa yang

kebugaran jasmani berkategori kurang skor rerata prestasi belajar MIPA pada

cawu I = 50,80 tidak berbeda signifikan dengan skor rerata prestasi belajar IPS

cawu II = 50,55. Hal ini menunjukkan ada penurunan prestasi belajar.

3.1.5 Hasil Analisis Pengaruh Kebugaran Jasmani terhadap Prestasi Belajar

MIPA pada Siswa Kelompok Perlakuan.

Analisis pengaruh kebugaran jasmani terhadap prestasi belajar MIPA pada

siswa kelompok perlakuan menguji Ho yang menyatakan bahwa kebugaran

jasmani berkategori sedang tidak berpengaruh terhadap peningkatan skor rerata

prestasi belajar MIPA pada siswa kelompok perlakuan. Pengujian Ho

menggunakan uji statistik nonparametrik dengan uji Wilcoxon, yang kriteria

penolakan Ho adalah jika harga t observasi harga kritis t pada taraf signifikan

untuk tes dua sisi sebesar 0,01.

Dari hasil penghitungan telah diperoleh harga t observasi = 0, dengan =

0,01 untuk tes dua sisi dan n = 15 diperoleh harga kritis t = 16. Jadi t observasi harga kritis t, maka Ho ditolak. Simpulan yang diperoleh adalah kebugaran jasmani

berkategori sedang berpengaruh signifikan terhadap peningkatan skor rerata

prestasi belajar MIPA pada siswa kelompok perlakuan. Siswa yang kebugaran

jasmani berkategori sedang skor rerata prestasi belajar MIPA pada cawu I = 50,70

berbeda signifikan dengan skor rerata prestasi belajar IPS cawu II = 55,75. Hal ini

menunjukkan ada peningkatan prestasi belajar secara signifikan.

3.1.6 Ringkasan Hasil Pengaruh Kebugaran Jasmani terhadap Prestasi Belajar

MIPA

Tabel 02. Ringkasan Hasil Pengaruh Kebugaran Jasmani terhadap Prestasi Belajar

MIPA.

Kelompok Kelompok Kontrol(Kategori kebugaran jasmani

kurang)

Kelompok Perlakuan(Kategori kebugaran jasmani

sedang)Cawu Cawu I Cawu II Beda Cawu I Cawu II BedaRerata 50,80 50,55 -0,25 50,75 55,75 5,01Signifikansi Tidak Signifikansi Signifikansi

___________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 3 TH. XXXVI Juli 2003

Page 10: Pengaruh kebugaran jasmani

ISSN 0215-8250

3.2 Pembahasan Hasil Penelitian.

Berdasarkan hasil penelitian ini, ternyata ada pengaruh yang signifikan dari

meningkatnya kategori kebugaran jasmani siswa terhadap meningkatnya prestasi

belajar IPS/MIPA pada siswa kelompok perlakuan. Hubungan ini disebabkan oleh

kebugaran jasmani merupakan pra-kondisi siswa untuk menghadapai kesiapan

belajar. Peningkatan kebugaran jasmani secara langsung berpengaruh terhadap

faktor-faktor yang mempengaruhi peningkatan prestasi belajar. Faktor ini menurut

beberapa ahli psikologi pendidikan (Roestiyah, 1982; Usman dan Juhaya, 1993;

Ngalim, 1998; dan Abin, 1998) antara lain, disebabkan oleh: faktor siswa beserta

karakteristiknya, baik bersifat fisiologis (kondisi fisik dan panca indra) maupun

psikologis (minat, tingkat kecerdasan, bakat, motivasi dan kemampuan kognitif).

Simpulan yang diperoleh yakni kondisi fisik yaitu kebugaran jasmani

merupakan salah satu faktor penyebab meningkatkannya konsentrasi dan daya

tahan belajar, sehingga membawa dampak terhadap meningkatnya aspek-aspek

kondisi psikologis. Meningkatnya kedua faktor tersebut merupakan penyebab

terjadinya peningkatan prestasi belajar IPS dan MIPA.

Berdasarkan teori fisiologis yang meliputi berikut ini. (a) Sistem

endogenous opioids, yakni saat berolahraga kelenjar pituari menambah produksi

beta-endorpin dan hasilnya kosentrasi beta-endorpin naik di dalam darah yang

dialirkan juga ke otak, sehingga dapat mengurangi rasa nyeri, cemas, depresi dan

keletihan. (b) Gelombang otak alpha, yaitu selama berolahraga ada penambahan

gelombang alpha di otak. Bertambahnya kekuatan gelombang alpha di otak

memberikan kontribusi terhadap berkurangnya kecemasan dan depresi. (c) Sistem

saraf otak, yakni depresi dan schizophrenia berhubungan dengan berkurangnya

norepinephrine (NE) di dalam otak, atau terganggunya NE atau serotine (5-HT)

pada saat seseorang mengalami depresi dan schizophrenia. Olahraga dapat

menambah NE dan 5-HT dalam otak, sehingga dapat mengatasi depresi dan

schizophrenia (Kathleen, 1992: 144-145). (d) Sinapsis adalah persambungan

antara dua neuron yakni akson membuat kontak dengan dendrite atau badan sel

dari neuron lainnya. Pembesaran serat akson pada titik kontak dikenal sebagai

sinaptik knop, yaitu suatu basis yang memungkinkan peningkatan transmisi pada

sinapsis yang melibatkan belajar terjadi karena pembesaran sinaptik knop tersebut

(Donald, dalam Andi, 1968:124). Bahkan Jin Jichun (2000) mengatakan bahwa ___________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 3 TH. XXXVI Juli 2003

Page 11: Pengaruh kebugaran jasmani

ISSN 0215-8250

bahan dasar dari kecerdasan adalah sistem saraf dalam bentuk yang paling

sempurna adalah otak, berhubungan erat dengan pergerakan otot, otot halus dan

otot jantung. Olahraga tidak hanya membentuk lengan, tungkai dan menguatkan

organ-organ tubuh bagian dalam, tetapi juga memperkokoh pondasi bagi

kecerdasan.

Dari teori fisiologis tersebut dapat disimpulkan bahwa kegiatan pendidikan

jasmani/olahraga berdasarkan sistem endogenous opioids, gelombang otak alpha,

sistem saraf otak dan sinapsis dapat menenangkan pikiran, mengurangi

kecemasan, depresi memperbaiki daya ingat, dan memperkokoh pondasi bagi

kecerdasan.

Teori motorik Kephart (Nurhasan 1998: 35-36) mengatakan bahwa setiap

kalimat atau gerakan tangan menghasilkan stimulasi arus balik yang menciptakan

aksi berikutnya, dalam satu seri reaksi, sehingga sebagai pengganti ideasi apa yang

dimiliki adalah suatu seri reaksi-reaksi stimulus respon. Sehingga konsepsi yang

dikembangkan sekitar arus balik sensori tetap valid dan penting untuk memahami

tingkah laku yang berseri.

Kontribusi aktivitas fisik terhadap perkembangan kognitif anak merupakan

rangsangan untuk meningkatkan kemampuan berfikir dan dapat menjadikan faktor

penguatan kemampuan akademis anak, karena pada dasarnya ketiga ranah

(kognitif, psikomotor dan afektif) saling terkait satu sama lainnya (Gabbard, dkk

dalam Furqon 1997:7).

Transfer belajar adalah pengaruh hasil belajar yang telah diperoleh pada

waktu yang lalu terhadap proses dan hasil belajar yang dilakukan kemudian.

Hakikat teori transfer belajar adalah merupakan peristiwa yang mencerminkan

fungsi manusia sebagai suatu keseluruhan. Tujuan transfer belajar ialah

menerapkan apa yang telah dipelajari itu dibuat umum sifatnya, (Slameto,

1988:120; Ratna, 1988:176).

Penelitian ini menunjukkan bahwa peningkatan kebugaran jasmani siswa

secara langsung berhubungan dengan peningkatan prestasi belajar siswa. Hal ini

disebabkan oleh peningkatan kebugaran jasmani berpengaruh terhadap

meningkatnya derajat sehat, daya tahan belajar, kemampuan konsentrasi, motivasi

belajar, minat belajar, kemampuan daya ingat, merespon pelajaran, kemampuan

___________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 3 TH. XXXVI Juli 2003

Page 12: Pengaruh kebugaran jasmani

ISSN 0215-8250

kinerja siswa serta produktivitas siswa dalam menghadapi tugas sehari-hari

sebagai pelajar.

4. Penutup

Dari hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan. (1) Prestasi

belajar IPS dan MIPA pada siswa kelompok kontrol yang tingkat kebugaran

jasmani berada pada kategori kurang tidak menunjukkan peningkatan prestasi

belajar. (2) Prestasi belajar IPS dan MIPA pada siswa kelompok perlakuan yang

tingkat kebugaran jasmani berada pada kategori sedang menunjukkan peningkatan

prestasi belajar secara signifikan.

Dari hasl penelitian dan pembahasan dapat dikemukakan saran sebagai

berikut. (1) Kepala sekolah agar mengeluarkan kebijakan tentang pentingnya

pembinaan kebugaran jasmani bagi siswanya, karena kebugaran jasmani

merupakan pra-kondisi untuk kesiapan belajar. (2) Para guru harus selalu

memperhatikan latihan fisik yang dapat meningkatkan kebugaran jasmani dan

mampu merangsang meningkatkan prestasi belajar kognitif.

DAFTAR PUSTAKA.

Abin Syamsuddin Makmun. 1998. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Andi Mappiare. 1968. Psikologi. Surabaya: Usaha Nasional.

Djamil Ibrahim. 1995. Makalah: Pelaksanaan Kurikulum Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Jakarta: Balitbang Depdikbud.

Depdikbud. 1986. Tes Kesegaran Jasmani Indonesia Untuk SD. Jakarta: Pusat Kesegaran Jasmani dan Rekreasi.

Depdikbud. 1999. Buku Induk Penilaian Hasil Belajar Siswa SDN 3, 4, dan 7 Banjar Jawa Singaraja.

___________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 3 TH. XXXVI Juli 2003

Page 13: Pengaruh kebugaran jasmani

ISSN 0215-8250

Furqon. 1997. Makalah: Identifikasi dan Pengembangan Indikator Kualitas SDM Indonesia Dalam Kaitannya Dengan Pemberdayaan Pendidikan dan Olahraga Di Lembaga Pendidikan. Bandung: IKA IKIP Bandung.

Jin Jichun. 2000. Facing The 21ST Century And Bringing up High-Quality Sport Talented Personel. Beijimg: Third Asia-Pacifik Conggres of Sport and Physical Education University Presidents.

Kathleen Jonathan. 1992. Olahraga Sumber Kesehatan. Bandung: Advent Indonesia.

Ngalim Purwanto. 1998. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Nurhasan. 1998. Thesis: Pengaruh Senam Kebugaran Jasmani terhadap Kapasitas erobik dan Prestasi BelajarKognitif Pada Siswa SD. Bandung: PPS IKIP Bandung.

Purnomo Ananto. 1995. Buletin Kesegaran Jasmani Edisi 2/tahun II: Pengaruh Kesegaran Jasmani Terhadap Prestasi Belajar Siswa SMP. Jakarta: Pusat Kesegaran Jasmani dan Rekreasi Depdikbud.

Ratna Willis. 1988. Teori-Teori Belajar. Jakarta:Erlangga.

Roestiyah. 1982. Masalah Ilmu Keguruan. Jakarta: IKIP Jakarta.

Rusli Lutan. 1993. Laporan Penelitian: Pengembangan Model Pentahapan Tugas Gerak Olahraga Untuk Jenjang Pendidikan Dasar. Bandung: FPOK IKIP Bandung.

Sidney Siegal. 1997. Statistik Nonparametrik Untuk Ilmu-Ilmu Sosial. Jakarta: PT Gramedia.

Slameto. 1988. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT Bina Aksara.

Usman Effendi dan Juhaya S. Praja. 1993. Pengantar Psikologi. Bandung: Angkasa.

Watson. 1992. Science and Medicine in Sport. Australia: Published with support of the Australian Sports Commission.

Wiranto Arismunandar. 1997. Makalah: Masa Depan Penjas dan Olahraga Di Indonesia. Bandung: IKA IKIP Bandung.

___________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 3 TH. XXXVI Juli 2003