119
PENGARUH KESADARAN WAJIB PAJAK DAN PENGETAHUAN PERPAJAKAN TERHADAP TINGKAT KEPATUHAN WAJIB PAJAK DALAM MEMBAYAR PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN (PBB-P2) DI NAGARI SABU KECAMATAN BATIPUH KABUPATEN TANAH DATAR SKRIPSI Diajukan Kepada Jurusan Ekono mi Syariah konsentrasi A kuntansi Syariah Fakultas Ekono mi dan Bisnis Islam Sebagai Salah Satu Syarat Untuk M e m peroleh Gelar Sarjana Ekono mi ANNA BUSTMI NIM.13 231 008 JURUSAN EKONOMI SYARIAH KONSENTRASI AKUNTANSI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) BATUSANGKAR 2017/1438 H

PENGARUH KESADARAN WAJIB PAJAK DAN PENGETAHUAN …

  • Upload
    others

  • View
    13

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENGARUH KESADARAN WAJIB PAJAK DAN PENGETAHUAN …

PENGARUH KESADARAN WAJIB PAJAK DAN PENGETAHUAN

PERPAJAKAN TERHADAP TINGKAT KEPATUHAN WAJIB PAJAK

DALAM MEMBAYAR PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN

DAN PERKOTAAN (PBB-P2) DI NAGARI SABU KECAMATAN

BATIPUH KABUPATEN TANAH DATAR

SKRIPSI

D i a j u k a n K e p a d a J u r u s a n E k o n o m i

S y a r i a h k o n s e n t r a s i A k u n t a n s i S y a r i a h

F a k u l t a s E k o n o m i d a n B i s n i s I s l a m

S e b a g a i S a l a h S a t u S y a r a t U n t u k

M e m p e r o l e h G e l a r S a r j a n a E k o n o m i

ANNA BUSTMI

NIM.13 231 008

JURUSAN EKONOMI SYARIAH

KONSENTRASI AKUNTANSI SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

BATUSANGKAR

2017/1438 H

Page 2: PENGARUH KESADARAN WAJIB PAJAK DAN PENGETAHUAN …
Page 3: PENGARUH KESADARAN WAJIB PAJAK DAN PENGETAHUAN …
Page 4: PENGARUH KESADARAN WAJIB PAJAK DAN PENGETAHUAN …
Page 5: PENGARUH KESADARAN WAJIB PAJAK DAN PENGETAHUAN …

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

“Di dunia tidak ada sesuatu hal yang tidak mungkin dapat di capai. Semua

tergantung pada niat, usaha dan motivasi yang dimiliki”

“Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai

penolongmu sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar. Q.S Al-

Baqarah:153”

Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah

selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan)

yang lain. Dan hanya kepada tuhanmulah hendaknya kamu berharap. Q. S Al-

Insyirah: 6-8

Skripsi ini ku persembahkan untuk Ama dan Apa tercinta:

Bustami dan Ernalida

Kedua kakak tersayang:

Riki Satria Supardenny., A.md dan Vivitri Bustami., S.Pd

Serta seluruh keluarga dan sahabat-sahabat terbaikku

Terimakasih atas segala doa, dukungan dan bantuannya.

Page 6: PENGARUH KESADARAN WAJIB PAJAK DAN PENGETAHUAN …

1. DATA DIRI Nama : Anna Bustami

Tempat / Tgl Lahir : Sabu / 03 Juni 1995

Alamat : Kampung XI Nagari Sabu, Kecamatan Batipuh Kabupaten Tanah Datar

Jurusan : Ekonomi Syariah/Akuntansi Syariah Fakultas : Ekonomi dan Bisnis Islam Tahun Masuk : 2013 Tanggal Lulus : 25 Agustus 2017 Nama Dosen PA : Dr. Rizal. M.Ag Nama Dosen Pembbng : I. Nasfizar Guspendri. SE., M.S.i.

II. Sri Amelia Rizki. SE., M.S.i. Nama dosen penguji : I. Dr. H. Syukri Iska. M.Ag.

II. Khairul Marlin. SE., M.Kom.,MM Judul Skripsi :Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak dan Pengetahuan

Perpajakan Terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Dalam Membayar Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2) Di Nagari Sabu Kecamatan Batipuh Kabupaten Tanah Datar.

2. PENDIDIKAN YANG DITEMPUH a. SD N 35 Batipuh Kec. Batipuh Tahun 2007 b. SMPN 5 Batipuh Tahun 2010 c. MAN 3 Padang Panjang Tahun 2013 d. IAIN Batusangkar Tahun 2017

3. DATA KELUARGA a. Nama Ortu Ayah : Bustami Ibu : Ernalida b. Pekerjaan Ayah : Tani Ibu : Rumah Tangga c. Jumlah Bersaudara : 3 (Tiga) d. Anak yang ke : 3 (Tiga) e. Alamat Ortu : Kampung XI Nagari Sabu, Kecamatan Batipuh,

Kabupaten Tanah Datar. Batusangkar, September 2017

Anna Bustami NIM. 13 231 008

Page 7: PENGARUH KESADARAN WAJIB PAJAK DAN PENGETAHUAN …

i

ABSTRAK

ANNA BUSTAMI, NIM 13 231 008, dengan judul skripsi:“Pengaruh

Kesadaran Wajib Pajak Dan Pengetahuan Perpajakan Terhadap Tingkat

Kepatuhan Wajib Pajak Dalam Membayar Pajak Bumi Dan Bangunan

Perdesaan Dan Perkotaan (PBB-P2) Di Nagari Sabu Kecamatan Batipuh

Kabupaten Tanah Datar”. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Jurusan

Akuntansi Syariah Institut Agama Islam Negeri Batusangkar.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis seberapa besar pengaruh

kesadaran wajib pajak dan pengetahuan perpajakan terhadap tingkat kepatuhan

wajib pajak dalam membayar Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan

(PBB-P2) di Nagari Sabu Kecamatan Batipuh Kabupaten Tanah Datar.

Jenis penelitian yang penulis lakukan adalah penelitian deskriptif dengan

pendekatan kuantitatif, dengan populasi adalah wajib pajak yang ada di Nagari

Sabu. Sampel dalam penelitian ini diperoleh sebanyak 44 responden. Metode yang

digunakan untuk mengumpulkan data adalah kuesioner. Sedangkan analisis yang

digunakan adalah uji koefisien determinasi (R2), analisis regresi linear berganda,

uji t dan uji f dengan bantuan SPSS versi 22

Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, penelitian ini menunjukan

bahwa kesadaran wajib pajak tidak berpengaruh terhadap tingkat kepatuhan wajib

pajak dalam membayar Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan

(PBB-P2) sedangkan pengetahuan perpajakan berpengaruh signifikan terhadap

tingkat kepatuhan wajib pajak dalam membayar Pajak Bumi dan Bangunan

Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2) di Nagari Sabu Kecamatan Batipuh

Kabupaten Tanah Datar

Kata kunci : Kesadaran Wajib Pajak, Pengetahuan Perpajakan dan Tingkat

Kepatuhan Wajib Pajak

Page 8: PENGARUH KESADARAN WAJIB PAJAK DAN PENGETAHUAN …

ii

KATA PENGANTAR

Syukur alhamdulillah penulis kirimkan kepada Allah SWT atas segala

rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan

skripsi dengan judul ““Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak Dan Pengetahuan

Perpajakan Terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Dalam Membayar

Pajak Bumi Dan Bangunan Perdesaan Dan Perkotaan (PBB-P2) Di Nagari

Sabu Kecamatan Batipuh Kabupaten Tanah Datar”

Adapun penyusunan Skripsi ini digunakan untuk mendapatkan gelar

Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Syariah Konsentrasi Akuntansi Syariah pada

Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam Institut Agama Islam Negeri (IAIN)

Batusangkar.

Penyusunan skripsi ini ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, oleh

karena itu penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang tiada terhingga

kepada:

1. Ayahanda Bustami dan Ibunda Erna Lida atas curahan cinta kasih, doa

& ridho kedua orang tua yang insyaAllah merupakan ridho Allah,

nasihat, dukungan material yang kesemuanya tak penat selalu diberikan

kepada penulis.

2. Bapak Dr. H. Kasmuri, MA. Selaku Rektor Institut Agama Islma Negeri

(IAIN) Batusangkar.

3. Bapak Nasfizar Guspendri, SE,.M.Si. Selaku Dekan Fakultas Ekonomi

dan Bisnis Islam, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Batusangkar dan

juga sebagai pembimbing I yang telah memimbing penulis dalam

penulisan skripsi ini

4. Bapak Gampito, SE.,M.Si. Selaku ketua jurusan Program studi Ekonomi

Syariah, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Batusangkar

5. Ibuk Sri Amelia Rizki,SE,Msi. Selaku Pembimbing II yang telah

membimbing penulis dalam pembuatan skripsi ini

6. Riki satria dan Vivitri bustami,terimakasih atas suport dan motivasinya

Page 9: PENGARUH KESADARAN WAJIB PAJAK DAN PENGETAHUAN …

iii

Page 10: PENGARUH KESADARAN WAJIB PAJAK DAN PENGETAHUAN …

iv

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

HALAMAN PERNYATAAN

PERSETUJUAN PEMBIMBING

PENGESAHAN TIM PENGUJI

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

ABSTRAK ........................................................................................................... i

KATA PENGANTAR .......................................................................................... ii

DAFTAR ISI ......................................................................................................... iv

DAFTAR TABEL ...............................................................................................viii

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ ix

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ........................................................................................ 1

B. Identifikasi Masalah ................................................................................ 5

C. Batasan Masalah ..................................................................................... 6

D. Rumusan Masalah ................................................................................... 6

E. Tujuan Penelitian .................................................................................... 6

F. Manfaat penelitian .................................................................................. 7

G. Defenisi Operasional .............................................................................. 7

BAB II : KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori ................................................................................ 9

1. Pajak .......................................................................................... 9

a. Pengertian Pajak .................................................................. 9

b. Subjek Pajak ........................................................................ 10

c. Objek Pajak ......................................................................... 10

d. Fungsi Pajak ........................................................................ 11

e. Jenis Pajak ............................................................................ 12

f. Tarif Pajak ............................................................................ 14

g. Syarat Pemungutan Pajak .................................................... 15

Page 11: PENGARUH KESADARAN WAJIB PAJAK DAN PENGETAHUAN …

v

h. Teori yang mendukung pemungutan pajak .......................... 16

i. Stelsel Pemungutan Pajak ................................................... 17

j. Sistem Pemungutan Pajak ................................................... 18

k. Timbulnya Utang Pajak ....................................................... 19

l. Hapusnya Utang Pajak ......................................................... 20

2. Pajak Menurut Syariah .............................................................. 21

a. Pengertian pajak menurut syariah ....................................... 21

b. Unsur pokok pajak menurut syariah .................................... 21

c. Sistem penerimaan negara menurut ekonomi islam ........... 21

d. Karakteristik Pajak menurut syariah .................................... 22

3. Pajak Daerah .............................................................................. 22

4. Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotan................. 23

a. Latar Belakang Pengalihan Pajak Bumi dan

Bangunan Perdesaan dan Perkotaan Menjadi

Pajak Daerah ....................................................................... 23

b. Pengertian PBB-P2 .............................................................. 27

c. Objek pajak PBB-P2 ........................................................... 27

d. Subjek PBB-P2 .................................................................... 28

e. Cara Menghitung PBB-P2 ................................................... 29

f. Tarif pajak bumi dan bangunan .......................................... 31

g. Nilai Jual Objek Pajak ........................................................ 31

h. NJOPTTKP ......................................................................... 32

i. mekanisme PBB-P2 ............................................................. 33

j. Tujuan ditetapkan PBB ....................................................... 34

k. Tempat pembayaran PBB-P2 ............................................... 35

5. Kepatuhan Wajib Pajak ............................................................ 35

6. Faktor yang mempengaruhi kepatuhan wajib pajak .................. 38

a. Kesadaran wajib pajak ......................................................... 38

b. Pengetahuan perpajakan ...................................................... 37

B. Penelitian yang Relevan .................................................................. 38

C. Kerangka Teoritis ............................................................................ 42

Page 12: PENGARUH KESADARAN WAJIB PAJAK DAN PENGETAHUAN …

vi

D. Hipotesis ......................................................................................... 42

BAB III : Metode Penelitian

A. Jenis Penelitian ............................................................................... 48

B. Waktu dan Tempat Penelitian .......................................................... 48

C. Populasi dan Sampel ........................................................................ 48

D. Instrumen Penelitian ...................................................................... 49

E. Sumber Data ..................................................................................... 51

F. Teknik Pengumpulan Data .............................................................. 51

G.Teknik Analisis Data ....................................................................... 52

1. Bukti Validitas dan Estimasi Reliabilitas ................................ 52

a. Bukti Validitas .................................................................... 52

b. Estimasi Reliabilitas ............................................................ 53

2. Hasil Analisis Data dan Uji Hipotesis ..................................... 53

a. Koefisian Determinasi (R2) ............................................. 53

b. Metode Analisis Regresi Linear berganda. ...................... 54

c. Pengujian Hipotesis ........................................................... 54

d. Uji F .................................................................................. 55

BAB IV : Hasil Penelitian dan Pembahasan

A. Gambaran Umum Nagari Sabu ......................................................... 56

1. Sejarah Nagari Sabu ................................................................... 56

2. Demografis ................................................................................. 58

3. Deskripsi Lembaga Nagari ........................................................ 58

4. Visi dan Misi Wali Nagari ......................................................... 60

5. Struktur Organisasi .................................................................... 60

B. Gambaran Umum Responden ........................................................... 62

C. Bukti Validitas dan Estimasi Reliabilitas

1. Bukti Validitas ........................................................................... 64

2. Estimasi Reliabilitas .................................................................. 66

D. Hasil Analisis dan Uji Hipotesis

Page 13: PENGARUH KESADARAN WAJIB PAJAK DAN PENGETAHUAN …

vii

1. Uji Determinasi .......................................................................... 67

2. Analisis Regresi Linear berganda .............................................. 68

3. Uji Hipotesis (Uji t) .................................................................. 70

4. Uji Simultan (Uji F) .................................................................. 71

E. Pembahasan Penelitian...................................................................... 71

BAB V : PENUTUP

A. Kesimpulan ...................................................................................... 75

B. Saran ................................................................................................ 76

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 77

LAMPIRAN

Page 14: PENGARUH KESADARAN WAJIB PAJAK DAN PENGETAHUAN …

viii

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan

(PBB-P2) di Nagari Sabu Kecamatan Batipuh Kabupaten

Tanah Datar Tahun 2014-2016. .............................................................. 5

Tabel 2.1 Tarif Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam Negeri. .................................. 14

Tabel 2.2Perbandingan PBB pada Undang-undang PBB dengan

Undang-undang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah ............................. 26

Tabel 3.1 Kisi- Kisi Kuesioner Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat

Kepatuhan Wajib Pajak Dalam Membayar PBB-P2 .............................. 46

Tabel 3.1 Skor Penilaian . ..................................................................................... 48

Tabel 4.1 Kondisi Demografis .............................................................................. 54

Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin .......................... 62

Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia .......................................... 63

Tabel 4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Status ....................................... 63

Tabel 4.5 Bukti validitas Kesdaran wajib pajak ................................................... 64

Tabel 4.6 Bukti validitas Pengetahuan Perpajakan .............................................. 65

Tabel 4.7 Bukti validitas Kepatuhan wajib pajak ................................................. 65

Tabel 4.8 Hasil Estimasi Reliabilitas Kesadaran wajib Pajak .............................. 66

Tabel 4.9 Hasil Estimasi Reliabilitas Pengetahuan ............................................. 66

Tabel 4.9 Hasil Estimasi Reliabilitas Kepatuhan wajib Pajak ............................ 67

Tabel 4.10 Koefisien Determinasi......................................................................... 67

Tabel 4.11 Model Regresi Berganda ..................................................................... 68

Tabel 4.12 Uji T .................................................................................................... 70

Tabel 4.13 Uji T .................................................................................................... 71

Page 15: PENGARUH KESADARAN WAJIB PAJAK DAN PENGETAHUAN …

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Kerangka Teori .................................................................................. 32

Gambar 4.1 Struktur Organsiasi Nagari ............................................................... 57

Page 16: PENGARUH KESADARAN WAJIB PAJAK DAN PENGETAHUAN …

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tugas negara pada prinsipnya berusaha dan bertujuan untuk menciptakan

kesejahteraan bagi rakyatnya. Itulah sebabnya negara harus tampil kedepan

dan turut campur tangan, bergerak aktif dalam bidang kehidupan masyarakat,

terutama dibidang perekonomian guna terciptanya kesejahteraan umat

manusia. Untuk mencapai dan menciptakan masyarakat yang sejahtera

dibutuhkan biaya-biaya yang cukup besar. Demi berhasilnya usaha ini negara

mencari pembiayaannya dengan cara menarik pajak (Bohari, 2010, p. 35).

Undang-Undang Nomor 28 tahun 2007 tentang ketentuan umum dan tata

cara perpajakan terkait tentang pengertian pajak, wajib pajak. Pajak adalah

kontsribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan

yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang, dengan tidak

mendapatakan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan

negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Wajib pajak adalah orang

pribadi atau badan, meliputi pembayaran pajak, pemotongan pajak dan

pemungutan pajak yang mempunyai hak dan kewajiban perpajakan sesuai

dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pajak menurut syariah, secara etimologi pajak berasal dari bahasa arab

disebut dengan istilah dharibah, artinya mewajibkan, menetapkan,

menentukan memukul, menerangkan atau membebankan. Secara bahasa

maupun tradisi, dharibah dalam pengunaannya memang mempunyai banyak

arti, namun para ulama memakai dharibah untuk menyebut harta yang

dipungut sebagai kewajiban. Hal ini tampak jelas dalam ungkapan bahwa

jizyah dan kharaj dipungut secara dharibah. yakni secara wajib. Bahkan

sebagian ulama menyebut kharaj merupakan dharibah (Gusfahmi, 2007, p.

31). Hal ini dijelaskan dalam Al-Qur’an Surat At-Taubah ayat 29:

1

Page 17: PENGARUH KESADARAN WAJIB PAJAK DAN PENGETAHUAN …

2

“Perangilah orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan tidak

(pula) kepada hari Kemudian, dan mereka tidak mengharamkan apa yang

diharamkan oleh Allah dan RasulNya dan tidak beragama dengan agama

yang benar (agama Allah), (yaitu orang-orang) yang diberikan Al-Kitab

kepada mereka, sampai mereka membayar jizyah dengan patuh sedang

mereka dalam keadaan tunduk (QS At-Taubah [9]:29) (Departemen Agama

RI, 2005, p. 152).

Dalam Surat At-Taubah ayat 29 penulis dapat memahami bahwa dalam

islam pemerintah boleh mengambil pajak dari masyarakat tanpa memandang

status agama karena pemerintah telah memberikan pelayanan kepada

masyarakat untuk sarana prasarana yang dibutuhkan masyarakat.

Salah satu pajak yang harus dibayarkan oleh masyarakat adalah Pajak

Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2). Menurut Peraturan

Bupati Tanah Datar No 3 tahun 2013 tentang Pajak Bumi dan Bangunan

Perdesaan dan Perkotaan. Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan

yang selanjutnya disingkat dengan PBB-P2 adalah pajak atas bumi dan

bangunan yang dimiliki, dikuasai, dan atau dimanfaatkan oleh orang pribadi

atau badan, kecuali kawasan yang digunakan untuk kegiatan usaha

perkebunan, perhutanan dan pertambangan.

Pajak Daerah dan Restribusi Daerah dalam Undang-undang Republik

Indonesia Nomor 28 Tahun 2009. Tentang pajak daerah dan restribusi daerah

membuat pajak bumi dan bangunan yang sebelumnya pengelolaan dikelola

oleh pemerintah pusat diserahkan pemerintah daerah. sebelum undang-undang

Page 18: PENGARUH KESADARAN WAJIB PAJAK DAN PENGETAHUAN …

3

ini muncul, pajak bumi dan bangunan merupakan pajak pusat namun dana

penerimaan dikembalikan kembali kedaerah kabupaten/kota sehingga

pemerintah daerah tinggal menerima dana bagi hasil dari pemerintah pusat.

Dengan terbitnya Undang-undang nomor 28 tahun 2009 tentang Pajak Daerah

dan Restribusi Daerah, pemerintah daerah sekarang mempunyai tambahan

sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) salah satunya adalah Pajak Bumi dan

Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2) (penjelasan UU No.28 tahun

2009).

Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2)

mengalami transisi pengalihan menjadi pajak daerah sejak tanggal 1 Januari

2010 Sampai dengan 31 Desember 2013. Tujuan pengalihan pengelolaan

Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2) adalah untuk

memberikan kewenangan untuk memperluas basis pajak. Terhitung tanggal 1

Januari 2014 semua Kabupaten/Kota wajib mengelola Pajak Bumi dan

Bangunan Perdesaan Perkotaan (PBB-P2) (Penjelasan UU No.28 tahun 2009).

Masalah kepatuhan wajib pajak adalah masalah penting di seluruh dunia,

baik bagi Negara maju maupun Negara berkembang, karena jika wajib pajak

tidak patuh maka akan menimbulkan keinginan untuk melakukan tindakan

penghindaran, pengelapan, penyeludupan dan pelalaian pajak yang pada

akhirnya tindakan tersebut akan menyebabkan penerimaan pajak negara akan

berkurang.

Kepatuhan wajib pajak menurut Novel (dalam Rahayu, 2010:138) adalah

suatu iklim kepatuhan dan kesadaran pemenuhan kewajiban perpajakan,

tercermin dalam situasi dimana, wajib pajak paham atau berusaha untuk

memahami semua ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan,

mengisi formulir pajak dengan lengkap dan jelas, menghitung jumlah pajak

yang terutang dengan benar, membayar pajak yang terutang tepat pada

waktunya. Kepatuhan dapat meningkat apabila wajib pajak memiliki

pengetahuan yang cukup mengenai sistem perpajakan sesuai dengan undang-

undang pajak yang berlaku serta kesadaran akan pentingnya pajak bagi

pembangunan Negara.

Page 19: PENGARUH KESADARAN WAJIB PAJAK DAN PENGETAHUAN …

4

Kepatuhan wajib pajak dapat dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor

internal dan faktor eksternal. Faktor internal merupakan faktor yang berasal

dari diri pajak sendiri dan berhubungan dengan karakteristik individu yang

menjadi pemicu dan menjalankan kewajiban perpajakannya. Faktor internal

yang mempengaruhi kepatuhan wajib pajak adalah faktor pendidikan, faktor

kesadaran beragama, kesadaran wajib pajak, faktor rasional, faktor

pemahaman terhadap undang-undang. Sedangkan faktor eksternal adalah

faktor yang berasal dari luar diri wajib pajak (Cindy dan Yenni:2013)

Pemerintah daerah dalam pelaksanaan penarikan Pajak Bumi dan

Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2) masih banyak menghadapi

kendala terhadap tingkat kepatuhan wajib pajak dalam membayar Pajak Bumi

dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2). Seperti yang terjadi pada

wajib pajak di Kecamatan Batipuh Kabupaten Tanah Datar khususnya di

Nagari Sabu, masih banyaknya kendala dalam pembayaran PBB-P2.

Berdasarkan wawancara yang penulis lakukan dengan pegawai yang

bertugas sebagai pemungutan PBB-P2 dengan Bapak Usriadi pada tanggal 24

Maret 2017 jam 10.30 di kantor Wali Nagari Sabu bahwa masih kurangnya

kepatuhan wajib pajak dalam membayar PBB-P2 dikarenakan kurangnya

kesadaran wajib pajak dalam membayar PBB-P2. Sebenarnya jika wajib pajak

memiliki pengetahuan perpajakan, mengetahui pemamfaatan uang pajak dan

sadar bahwa pajak itu dibayarkan dengan sendirinya tanpa adanya paksaan

dari orang lain, pembangunan-pembangunan desa tidak terlantar (Usriadi,

Wawancara pra-riset, 24 Maret 2017).

Berdasarkan wawancara tersebut data yang diperoleh dari kantor Wali

Nagari Sabu bahwa pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan

Perkotaan (PBB-P2) tiap tahun tidak sesuai dengan target yang ditentukan.

Sebagaimana yang terihat pada tabel 1.1 mengenai data penerimaan PBB di

Nagari Sabu Kecamatan Batipuh Kabupaten Tanah Datar tiga tahun terakhir

(tahun 2014-2016)

Page 20: PENGARUH KESADARAN WAJIB PAJAK DAN PENGETAHUAN …

5

Tabel 1.1

Penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan

(PBB-P2) di Nagari Sabu Kecamatan Batipuh Kabupaten Tanah Datar

Tahun 2014-2016

No Tahun Wajib Pajak PBB-P2 Tidak

terealisasi

(Rp)

Target Realisasi Target

(Rp)

Realisasi

(Rp)

1. 2014 1663 1161 8.716.218 5.809.577 2.906.641

2. 2015 1663 1436 10.427.132 7.181.614 3.245.518

3. 2016 1663 1380 10.287.593 6.903.851 3.383.742

Total 29.430.943 19. 895.042 9.535.901

Sumber : Laporan PBB-P2 Tahunan Nagari Sabu

Berdasarkan pada tabel 1.1 dapat dilihat pada tahun 2014 pemungutan

Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB-PP2) target yang

diinginkan sebesar Rp.8.716.218,- dan realisasinya sebesar Rp. 5.809.577. Pada

tahun 2015 target yang diharapkan sebesar Rp.10.427.132.,- dan sudah terealisasi

sebesar Rp. 7.181.614,- begitu juga pada tahun 2016 target yang diharapkan

adalah Rp. 10.287.593 dan realisasinya sebesar Rp.6.903.851 sehingga tidak

mencapai target yang diinginkan. Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa,

masih ada wajib pajak yang tidak patuh dalam membayar PBB-P2. Untuk itu

perlu diperhatikan kembali kepatuhan wajib pajak dalam membayar PBB-P2

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian dengan judul “Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak dan Pengetahuan

Perpajakan Terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Dalam Membayar

Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2) Di Nagari

Sabu Kecamatan Batipuh Kabupaten Tanah Datar”

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan diatas, maka penulis

mengidentifikasikan masalah sebagai berikut:

Page 21: PENGARUH KESADARAN WAJIB PAJAK DAN PENGETAHUAN …

6

1. Pengaruh kesadaran wajib pajak terhadap tingkat kepatuhan wajib pajak

dalam membayar Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan

(PBB-P2) di Nagari Sabu Kecamatan Batipuh Kabupaten Tanah Datar.

2. Pengaruh pengetahuan perpajakan terhadap tingkat kepatuhan wajib pajak

dalam membayar Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan

(PBB-P2) di Nagari Sabu Kecamatan Batipuh Kabupaten Tanah Datar.

3. Pengaruh pendidikan terhadap tingkat kepatuhan wajib pajak dalam

membayar Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2)

di Nagari Sabu Kecamatan Batipuh Kabupaten Tanah Datar.

C. Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah tersebut, maka dapat diambil batasan

masalah sebagai berikut:

1. Kesadaran wajib pajak berpengaruh terhadap tingkat kepatuhan wajib

pajak dalam membayar Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan

Perkotaan (PBB-P2) di Nagari Sabu Kecamatan Batipuh Kabupaten Tanah

Datar.

2. Pengetahuan perpajakan berpengaruh terhadap tingkat kepatuhan wajib

pajak dalam membayar Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan

Perkotaan (PBB-P2) di Nagari Sabu Kecamatan Batipuh Kabupaten Tanah

Datar.

D. Perumusan Masalah

Dari batasan masalah diatas, rumusan masalah yang akan diteliti yaitu “

Seberapa besar Pengaruh kesadaran wajib pajak dan pengetahuan

perpajakan berpengaruh terhadap tingkat kepatuhan wajib pajak dalam

membayar Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB-

P2) di Nagari Sabu Kecamatan Batipuh Kabupaten Tanah Datar”?

Page 22: PENGARUH KESADARAN WAJIB PAJAK DAN PENGETAHUAN …

7

E. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui signifikansi

pengaruh kesadaran wajib pajak dan pengetahuan perpajakan terhadap tingkat

kepatuhan wajib pajak dalam membayar Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan

dan Perkotaan (PBB-P2) di Nagari Sabu Kecamatan Batipuh Kabupaten

Tanah Datar.

F. Manfaat penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:

1. Bagi peneliti, penelitian ini menjadi jawaban atas permasalahan yang ingin

diketahui dan menjadi tambahan pengetahuan.

2. Bagi Wajib Pajak, penelitian ini diharapkan dapat memberikan

pengetahuan baru , kesadaran wajib pajak dan pengetahuan perpajakan

lebih meningkat untuk melaksanakan kewajibannya dalam membayar

pajak sehingga akan meningkat penerimaan pajak di Nagari Sabu

Kecamatan Batipuh Kabupaten Tanah Datar.

3. Bagi Pemerintah Nagari, penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan

imformasi tambahan dalam mengambil kebijakan dalam mengambil

kebijakan menyangkut keuangan Nagari, serta kinerja ekonomi dalam

rangka meningkatkan penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan perdesaan

dan Perkotaan (PBB-P2)

G. Defenisi Operasional

Agar tidak terjadi kesalah pahaman dalam memahami judul proposal

ini, maka penulis akan menjelaskan beberapa istilah dibawah ini:

1. Variabel indenpenden

Variabel indenpen ini sering disebut dengan variabel bebas. Variabel

bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab

perubahannya atau timbul variabel dependen (Sugiyono, 2014, p. 96).

a. Kesadaran wajib pajak adalah adanya niat yang tumbuh dalam diri

wajib pajak dan mau dengan sendirinya melakukan kewajiban

Page 23: PENGARUH KESADARAN WAJIB PAJAK DAN PENGETAHUAN …

8

perpajakannya seperti mendaftarkan diri, menghitung, membayar dan

melaporkan jumlah pajak terutangnya, serta memiliki kesungguhan

dan keinginan untuk memahami kewajiban sebagai wajib pajak.

Kesadaran wajib pajak disimbolkan dengan (X1)

b. Pengetahuan Perpajakan adalah kemampuan seorang wajib pajak

dalam mengetahui peraturan perpajakan baik itu soal tarif maupun

manfaat pajak yang akan berguna bagi kehidupan wajib pajak .

Sehinga pengetahuan perpajakan dapat disimbolkan (X2)

2. Variabel dependen.

Variabel dependen sering disebut sebagai variabel output, konsekuen.

Dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel terikat. Variabel

terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat,

karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2014, p. 98). Yang tergolong

pada variabel dependen di sini adalah Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak.

Kepatuhan wajib pajak adalah suatu keadaan dimana wajib pajak

memenuhi kewajibanya dan melaksanakan hak perpajakannya sesuai

dengan ketentuan yang ada. Variabel tingkat kepatuhan wajib pajak dapat

disimbolkan (Y).

Page 24: PENGARUH KESADARAN WAJIB PAJAK DAN PENGETAHUAN …

9

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Pajak

a. Pengertian Pajak.

Pajak menurut Undang-undang Nomor 28 Tahun 2007 tentang

ketentuan umum dan tata cara perpajakan adalah sebagai berikut:

Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang

pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-

undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan

digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran

rakyat.

Menurut Sumitro pajak adalah iuran rakyat kepada kas negaera

berdasarkan undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan tidak

mendapatkan jasa timbal (kontra prestasi) yang langsung dapat

ditunjukandan yang digunakan untuk pengeluaran umum (Wirawan,

2007, p. 5). Dari definisi tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa ciri-

ciri yang melekat pada definisi pajak adalah:

1) Pajak dipungut berdasarkan atau dengan kekuatan undang-undang

serta aturan pelaksanaaannya

2) Dalam pembayaran pajak tidak dapat ditunjukan adanya

kontraprestasi individual oleh pemerintah

3) Pajak dipugut oleh negara, baik pemerintah pusat maupun

pemerintah daerah.

4) Pajak diperuntukan bagi pengeluaran-pengeluaran pemerintah yang

bila dari pemasukannya masih terdapat surplus , digunakan untuk

membiayai public investment (Resmi, 2014, p. 2)

Pajak juga didefinisikan sebagai iuran tidak mendapat jasa

timbal (kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukan dan digunakan

untuk membayar pengeluaran-pengeluaran umum. Dari definisi

tersebut dapat diuraikan beberapa unsur pajak adalah:

9

Page 25: PENGARUH KESADARAN WAJIB PAJAK DAN PENGETAHUAN …

10

a) Pajak merupakan iuran dari rakyak kepada Negara

b) Pajak dipungut berdasarkan Undang-undang

c) Tidak ada kontraprestasi secara langsung oleh pemerintah dalam

pembayaran pajak.

d) Digunakan untuk membiayai pengeluaran Negara

b. Subjek Pajak

Subjek pajak adalah orang pribadi dari badan yang menurut undang-

undang perpajakan dinyatakan sebagai subjek hukum yang dapat

dikenakan pajak (Bohari, 2010, p.49)

Subjek pajak terdiri dari:

1) Subjek pajak dalam negeri

a.) Orang pribadi yang bertempat tinggal di Indonesia.

b.) Badan yang didirikan dan berkedudukan di Indonesia

c.) Warisan yang belum terbagi sebagai suatu kesatuan yang

mengantikan yang berhak.

2) Subjek pajak luar negeri adalah

a.) Orang yang bertempat tinggal di Indonesia atau berada di

Indonesia tidak lebih dari 183 (seratus delapan tiga) hari dalam

jangka waktu 12 (dua belas) bulan, dan badan yang tidak

didirikan dan tidak bertempat kedudukan di Indonesia yang

menjalankan melalui bentuk usaha tetap di Indonesia

b.) Orang pribadi yang berada di Indonesia tidak lebih dari 183

(seratus delapan puluh tiga) hari dalam jangka waktu 12 (dua

belas bulan) dan badan yang tidak berkedudukan di Indonesia

yang menerima atau memperoleh penghasilan dari Indonesia.

c. Objek Pajak.

Objek pajak dapat diartikan sebagai sasaran pengenaan pajak dan

dasar untuk menghitung pajak Terhutang dan yang menjadi objek

pajak PPh adalah setiap tambahan kemampuan ekonomis yang

diterima atau diperoleh wajib pajak, baik yang berasal dari Indonesia

Page 26: PENGARUH KESADARAN WAJIB PAJAK DAN PENGETAHUAN …

11

maupun dari luar Indonesia yang dapat dipakai untuk konsumsi atau

untuk menambah kekayaan wajib pajak yang bersangkutan dengan

nama dan bentuk apapun.

d. Fungsi pajak

Terdapat dua fungsi pajak yaitu fungsi budgetair (sumber keuangan

negara) dan fungsi regularend (pengatur)

1) Fungsi budgetair (Sumber Keuangan Negara)

Pajak mempunyai fungsi budgetair, artinya pajak merupakan salah

satu sumber penerimaan pemerintah untuk membiayai pengeluaran

baik rutin maupun pembangunan. Sebagai sumber keuangan

negara, pemerintah berupaya memasukan uang sebanyak-

banyaknya untuk kas negara. Upaya tersebut ditempuhkan dengan

cara pemungutan pajak melalui penyempurnaan peraturan

berbagai jenis pajak. Seperti Pajak Penghasilan (PPh), Pajak

Pertambahan Nilai (PPN), Pajak Penjualan atas Barang Mewah

(PPnBM), Pajak Bumi Dan bangunan dan lain lain.

2) Fungsi Regularend (Pengatur)

Pajak mempunyai fungsi pengatur, artinya pajak sebagai alat untuk

mengatur atau melaksanakan kebijakan pemerintah dalam bidang

sosial dan ekonomi serta mencapai tujuan-tujuan tertentu diluar

bidang keuangan. Beberapa contoh penerapan pajak sebagai fungsi

pengatur adalah:

a.) Pajak yang tinggi dikenakan terhadap barang-barang mewah.

Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) dikenakan pada

saat terjadnya transaksi jual beli barang mewah. Makin mewah

suatu barang maka tarif pajaknya makin tinggi sehingga barang

tersebut semakin mahal harganya. Pengenaan pajak ini

dimaksud agar rakyat tidak berlomba-lomba untuk

mengonsumsi barang mewah (mengurangi barang mewah)

Page 27: PENGARUH KESADARAN WAJIB PAJAK DAN PENGETAHUAN …

12

b.) Tarif pajak progresif dikenakan atas penghasilan dimaksudkan

agar pihak yang memperoleh penghasilan dimaksudkan agar

pihak yang memperoleh penghasilan tinggi memberi kan

konstribusi (membayar pajak) yang tinggi pula sehingga terjadi

pemerataan pendapatan.

c.) Tarif pajak ekspor sebesar 0% dimaksudkan agar para

pengusaha terdorong mengekspor hasil produksinya dipasar

dunia sehingga dapat memperbesar devisa negara.

d.) Pajak penghasilan dikenakan atas penyerahan barang hasil

industri tertentu seperti industri semen, industri rokok, industri

baja dan lain-lai, dimaksud agar terdapat penekanan produksi

terhadap industri tersebut karena dapat menanggung

lingkungan atau populasi.

e.) Pembebasan pajak penghasilan atas sisa hasil usaha koperasi

dimaksud untuk mendorong perkembangan koperasi di

indonesia.

f.) Pemberlakuan tax holiday dimaksudkan untuk menarik investor

asing agar menanamkan modalnya di Indonesia (Resmi, 2014,

p. 3).

e. Jenis Pajak

1) Menurut golongannya

Menurut golongannya pajak dibagi menjadi dua yaitu pajak

langsung dan pajak tidak langsung. Berikut adalah pengertian

masing-masing (Tjahjono & Husein, 2005, p. 6).

a) Pajak Langsung

Pajak langsung adalah pajak yang bebannya harus dipikul oleh

sendiri oleh wajib pajak yang besangkutan, tidak boleh

dilimpahkan kepada orang lain.

Page 28: PENGARUH KESADARAN WAJIB PAJAK DAN PENGETAHUAN …

13

b) Pajak Tidak Langsung

Pajak tidak langsung adalah pajak yang dipungut setiap terjadi

peristiwa atau perbuatan yang menyebabkan terutangnya pajak.

2) Menurut sifatnya.

Menurut sifatnya pajak dibagi menjadi dua yaitu pajak subjektif

dan pajak objektif:

a) Pajak subjektif adalah pajak yang memperhatikan pertama-

tama keadaan wajib pajak untuk menetapkan pajaknya harus

ditemukan alasan-alasan yang objektif, yang berhubungan erat

denga keadaan materialnya.

b) Pajak Objektif

Pajak Objektif adalah pajak yang berpangkal pada objeknya

tanpa memperlihatkandiri wajib pajak. Contohnya PPn dan

Pajak atas penjualan barang mewah

3) Pajak menurut lembaga pemungutannya.

a.) Pajak Negara ( Pajak Pusat)

Pajak Pusat adalah pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat

dan digunakan untuk membiayai rumah tangga negara.

Contohnya: Pajak Penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai, Pajak

penjualan Barang Mewah dan Bea Materai ( Mardiasmo, 2016,

p. 6).

b.) Pajak Daerah

Pajak daerah adalah pajak yang dipungut oleh pemerintah

daerah dan digunakan untuk pembiaayan rumah tangga daerah.

Pajak daerah dibagi dua yaitu

1.) Pajak Provinsi contohnya : pajak kendaraan bermotor dan

pajak bahan bakar kendaraan bermotor

2.) Pajak Kabupaten contohnya Pajak Hotel, Pajak restoran,

dan pajak hiburan PBB-P2, BPHTB (dety lafera, 2013, p.

4)

Page 29: PENGARUH KESADARAN WAJIB PAJAK DAN PENGETAHUAN …

14

f. Tarif Pajak

1) Tarif Tetap

Tarif tetap adalah tarif yang tetap (sama) terhadap berapapun

jumlah yang dikenai pajak sehinggabesar pajaknya yang terutang

tetap. Contohnya besarnya tarif Bea materai untuk cek dan bilyet

giro dengan nilai nominal berapapun adalah Rp. 1000,00 (Abut,

2010, p. 4).

2) Tarif sebanding/ proporsional

Tarif berupa persentase yang tetap terhadap berapapunjumlah pajak

yang dikenai pajak sehingga besarnya pajak yang terutang

proposional terhadap besarnya pajak yang terutang. Contoh, untuk

penyerahan Barang Kena Pajak di dalam daerah pabean akan

dikenakan Pajak Pertambahan Nilai 10%

3) Tarif Progresif

Tarif Pajak (UU Nomor 36 Tahun 2008 pasal 17) yang diterapkan

atas penghasilan kena pajak wajib pajak orang pribadi dalam negeri

adalah sebagai berikut:

Tabel 2.1

Tarif Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam Negeri

Lapisan Penghasilan ke Tarif

Sampai dengan Rp. 50.000.000,00 5%

Diatas Rp. 50.000.000,00 s/d Rp.

250.000.000,00

15%

Diatas Rp. 250.000.000,00 s/d Rp.

500.000.000,00

25%

Diatas Rp. 500.000.000,00 30%

Sumber: Mardiasmo. 2016

4) Tarif Degresif

Tarif degresif adalah persentase tarif yang digunakan semakin kecil

bila jumlah yang dikenai pajak semakin besar (Mardiasmo, 2016,

p. 10).

Page 30: PENGARUH KESADARAN WAJIB PAJAK DAN PENGETAHUAN …

15

g. Syarat Pemungutan Pajak

Agar pemungutan pajak tidak menimbulkan hambatan atau

perlawanan, maka pemungutan pajak harus memenuhi syarat sebagai

berikut:

1) Pemungutan pajak harus adil

Sesuai dengan tujuan hukum, yakni mencapai keadilan, undang-

undang dan pelaksanaan pemungutan harus adil. Adil dalam

perundang-undangan diantaranya mengenakan pajak secara umum

dan merata, serta disesuaikan dengan kemampuan masing-masing,

sedang adil dalam pelaksanaanya yakni dengan memberikan hak

bagi wajib pajak untuk mengajukan keberatan, penundaan dalam

pembayaran dan mengajukan banding kepada Majelis

Pertimbangan Pajak.

2) Pemungutan pajak harus berdasarkan undang-undang (Syarat

Yuridis)

Di Indonesia, pajak diatur dalam UUD 1945 pasal 23 ayat 2. Hal

ini memberikan jaminan hukum untuk menyatakan keadilan, baik

bagi negara maupun masyarakat.

3) Tidak menganggu perekonomian (Syarat Ekonomis)

Pemungutan tidak boleh menganggu kelancaran kegiatan produsi

maupun perdagangan, sehingga tidak menimbulkan kelesuan

perekonomian masyarakat.

4) Pemungutan pajak harus efesien (Syarat Finansil).

5) Sesuai fungsi budgetair biaya pemungutan pajak harus dapat

ditekan sehingga lebih rendah dari hasil pemungutannya.

6) Sistem pemungutanya harus sederhana.

Sistem pemungutan yang sederhana akan memudahkan dan

mendorong masyarakat dalam memenuhi kewajiban

perpajakannya. Syarat ini telah dipenuhi oleh undang-undan

perpajakan (Mardiasmo, 2016, p. 2).

Page 31: PENGARUH KESADARAN WAJIB PAJAK DAN PENGETAHUAN …

16

h. Teori yang Mendukung Pemungutan Pajak

Beberapa teori yang mendukung hak negara untuk memnungut pajak

dari rakyat antara lain ( Resmi, 2014, p. 6) :

1) Teori Asuransi

Teori ini menyatakan bahwa negara bertugas untuk melindungi

orang dan segala kepentingannya, meliputi keselamatan dan

keamanan jiwa juga harta benda. Seperti halnya dalam perjanjian

asuransi (pertangungan) untuk melindungi orang dan kepentingan

tersebut diperlukan pembayaran premi.

2) Teori Kepentingan

Teori ini awalnya hanya memperhatikan pembagian beban pajak

yang harus dipungut dari seluruh penduduk. Pembagian beban ini

harus didasarkan atas kepentingan masing-masing orang dalam

tugas-tugas pemerintah, termasuk perlindungan atas jiwa orang-

orang itu beserta harta bendanya.oleh karena itu, sudah

sewajarnyya jika biaya-biaya yang dikeluarkan oleh negara

dibebankan kepada mereka.

3) Teori Gaya Pikul

Teori ini menyatakan bahwa dasar keadilan pemungutan pajak

terletak pada jasa-jasa yang diberikan oleh negara kepada

warganya, yaitu perlindungan atas jiwa dan harta bendanya. Teori

iini menekankan pada asas keadilan bahwasanya pajak haruslah

sma beratnya untuk setiap orang. Gaya pikul sesorang dapat diukur

berdasarkan besarnya penghasilan penghasilan dengan

memperhitungkan atau pembelanjaan sesorang.

4) Teori Kewajiban Pajak Mutlak (teori bakti)

Berlawanan dengan ketiga teori sebelumnya yang tidak

mengutamakan kepentingan negara atas diatas kepentingan

warganya. Teori ini mendasarkan pada paham Organische

Staatsleer. paham ini mengajarkan bahwa karena sifat suatu

negara, tibullah hak mutlak untuk pemungutan pajak.

Page 32: PENGARUH KESADARAN WAJIB PAJAK DAN PENGETAHUAN …

17

5) Teori Asas Gaya Beli

Teori ini tidak mempersoalkan asal mula negara memungut pajak,

melainkan hanya melihat paa efeknya dan memandang efek yang

baik itu sebagai dasar keadilan. Teori ini mengajarkan bahwa

penyelengaraan kepentingan masyarakat inilah yang dapat diangap

sebagai dasar keadilan pemungutan pajak

i. Stelsel Pemungutan Pajak

Dalam hukum pajak di kenal tiga cara untuk memungut pajak atas

suatu penghasilan atau kekayaan yaitu sebagai berikut (Rosdiana,

rasin, 2005, p. 111):

1) Sistem Nyata

Sitem nyata mendasarkan pengenaan pajak pada penghasilan yang

sunguh-sunguh diperoleh dalam setiap tahun pajak. Berapa

besarnya penghasilan sesungguhnya ini dapat diketahui pada akhir

tahunitu. Oleh karenanya, pengenaan pajak dengan memakai cara

ini merupakan suatu pungutan kemudian yaitu baru dikenakan

setelah lampau tahun yang bersangkutan.

2) Sistem fiktif (Anggapan)

Sistem fiktif bekerja dengan suatu anggapan. Angapan ini

bermacam-macam jalan pikirannya, tergantung dari bunyi kata

yang bersangkutan. Adakalanya penghasilan si wajib pajak diangap

sama bearnya dengan penghasilan sesungguhnya dalam tahun yang

baru berlalu dengan sama sekali tidak terpengaruh oleh besarnya

penghasilan sesungguhnya diperoleh dalam tahun yang sedang

berjalan.

3) Stelsel Campuran

Stelsel ini merupakan kombinasi antara stelsel nyata dan stelsel

anggapan, pada awal tahun, besarnya pajak dihitung berdasarkan

suatu anggapan kemudian pada akhir tahun besarnya pajak

disesuaikan dengan keadaan yang sebesarnya. Bila besarnya pajak

Page 33: PENGARUH KESADARAN WAJIB PAJAK DAN PENGETAHUAN …

18

menurut kenyataan lebih besar dari pajak menurut angapan, maka

wajib pajak harus menambah sebalikinya, jka lebih kecil

kelebihannya dapat dimintakembali.

j. Sistem Pemungutan Pajak

Dalam pemungutan pajak dikenal beberapa sistem pemungutan,

yaitu:

1) Official Assessment System

Sistem pemungutan pajak yang memberi kewenangan aparatur

perpajakan untuk menentukan sendiri jumlah pajak yang terutang

setiap tahunnya sesuai dengan peraturan perundang-undangan

perpajakan yang berlaku. Dalam sistem ini inisiatif serta kegiatan

menghitung dan memungut pajak sepenuhnya berada ditangan

aparatur perpajakan. Dengan demikian berhasil atau tidaknya

pelaksanaan pemungutan pajak sepenuhnya berada ditagan para

aparatur perpajakan. Dengan demikian, berhasil atau tidaknya

pelaksaan pemungutan pajak banyak tergantung pada aparatur

perpajakan (peranan domnan ada pada aparatur perpajakan).

2) Self Assesment System

Sitem pemungutan pajak yang memberi kewenangan wajib pajak

dalam menentukan sendiri jumlah pajak yang terutang setiap

tahunnya sesuai dengan peraturan perundang-undangan perpajakan

yang berlaku. Dalam sistem ini, inisiatif serta kegiatan menghitung

dan memungut pajak sepenuhnya berada ditangan wajib pajak.

Wajib pajak diangap mampu menghitung pajak,mampu memahami

undang-undang perpajakan yang seang berlaku, dan mempunyai

kejujuran yang tinggi, serta menyadari akan arti pentingnya

membayar pajak. Oleh karena itu wajib pajak diberi kewenangan

untuk:

a) Menghitung sendiri pajak yang terhutang

b) Memperhitungkan sendiri pajak yang terutang

Page 34: PENGARUH KESADARAN WAJIB PAJAK DAN PENGETAHUAN …

19

c) Membayar sendiri jumlah pajak yang terutang

d) Melaporkan sendiri jumlah pajak yang terutang

e) Mempertangung jawabkan pajak yang terutang

Dengan demikian, berhasil atau tidaknya pelaksanaan pemungutan

pajak tergantung pada wajib pajak sendiri (peran dominan ada pada

wajib pajak)

3) With holding system

Sisyem pemungutan pajak yang memberi kewenangan kepada

pihak ketiga yang di tunjuk untuk menentukan besarnya pajak yang

terutang oleh waib pajak sesuai dengan peraturan perundang-

undangan perpajakan, keputusan presiden, dan peraturan lainnya

ntuk memotong serta memungut pajak, menyetor dan

mempertangung jawabkan melalui sarana perpajakan yang tersedia.

Berhasil atau tidaknya pemungutan pajak banyak tergantung pada

pihak ketiga yang di tunjuk (Rosdiana, Rasidin, p. 109).

k. Timbulnya Utang Pajak

Saat timbulnya utang pajak mempunyai peranan yang sangat

penting karena berkaitan dengan:

1) Pembayaran pajak

2) Memasukan surat keberatan

3) Menentukan saat dimulai dan berakhirnya jangka waktu kadaluarsa

4) Menerbitkan surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar, Surat

Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan

5) Menentukan besarnya denda maupun sangsi administrasi lainya

Dua ajaran yang mengatur timbulnya utang pajak yaitu ajaran materil

dan ajaran

Ajaran materil menyatakan bahwa utang pajak timbul karena

diberlakukannya formil.

Page 35: PENGARUH KESADARAN WAJIB PAJAK DAN PENGETAHUAN …

20

a.) Ajaran materil

undang-undang perpajakan. Dalam ajaran ini, sesorang akan secara

aktif menentukan apakah dirinya dikenakan pajak atau tidak,sesuai

dengan peraturan perpajakan yang berlaku ajaran ini konsisten

dengan penerapan Self assesment system.

b.) Ajaran formil

Ajaran formil menyatakan bahwa utang pajak timbul karena

dikeluarkannya surat ketetapan pajak oleh fiskus (pemerintah).

Untuk menentukan apakah seseorang dikenakan pajak atau

tidak,berapa jumlah pajak yang harus dibayar, dan kapan jangka

waktu pembayaranya dapat diketahui dalam surat ketetapan pajak

tersebut. Ajaran ini konsisten dengan penerapan official assesment

system.

l. Hapusnya Hutang Pajak.

Dalam membahas hapusnya hutang pajak, dari ketentuan

mengenai hapusnya perikatan dalam KUHP, ternyata hanya beberapa

cara yang diterapkan bagi hapusnya utang pajak, antaralain (Abut,

2010, p. 22):

1) Pembayaran

2) Kompensasi

3) Daluwarsa atau lewat waktu

4) Pembebasan

5) Karena pembebasan hutang pajak

2. Pajak Menurut Syariah

a. Pengertian pajak menurut syariah

Yusuf Qhardawi berpendapat dalam gusfahmi, Pajak menurut syariah

adalah kewajiban yang ditetapkan terhadap wajib pajak, yang harus

disetorkankepada negara sesuai dengan ketentuan, tanpa mendapat

prestasi kembali dari negara dan hasilnya untuk membiayai

pengeluaran-pengeluaran umum di satu pihak dan untuk

Page 36: PENGARUH KESADARAN WAJIB PAJAK DAN PENGETAHUAN …

21

merealisasikan sebagian tujuan ekonomi,sosial, olitik dan tujuan tujuan

lain yang ingin dicapai oleh negara.

b. Unsur Pokok Pajak Menurut Syariah

Unsur-unsur pokok yang merupakan unsur penting yang harus terdapat

dalam ketentuan pajak menurut syariah yaitu:

1) Diwajibkan oleh Allah SWT.

2) Objeknya adalah harta (al-Mal)

3) Subjeknya kaum muslim yang kaya (ghaniyun) tidak termasuk non

muslim

4) Tujuannya untuk membiayai kebutuhan mereka (kaum muslim)

saja

5) Diberlakukan karena adanya kondisi darurat (khusus) yang harus

segera diatasi oleh ulil amri

c. Prinsip-Prinsip Penerimaan Negara Menurut Sistem Ekonomi Islam.

Prinsip-prinsi penerimaan negara tersebut adalah:

1) Harus adanya nash (Al-Quran dan Hadist) yang memerintahkan

setiap sumber pendapatan dan pemungutannya.

2) Adanya pemisahan sumber penerimaan dari kaum muslim dan non

muslim.

3) Sistem pemungutan zakat dan pajak harus menjamin bahwa hanya

golongan makmur yang mempunyai kelebihan saja yang memikul

beban utama.

4) Adanya tuntutan kemaslahatan umum (Gusfahmi,2011,p.32)

d. Karakteristik Pajak Menurut Syariah

Ada beberapa ketentuantentang pajak (dharibah) menurut syariat

islam, yang sekaligusmembedakannya dengan pajak dalam sistem

kapitalis (non- islam) yaitu:

1) Pajak (dharibah) bersifat temporer, tidak bersifat kontiniu hanya

boleh dipungut ketika di baitul mal tidak ada harta atau kurang.

Sedangkan pajak menurut non islam adalah abadi (selamanya)

Page 37: PENGARUH KESADARAN WAJIB PAJAK DAN PENGETAHUAN …

22

2) Pajak (dharibah) hanya boleh dipungut untuk pembiayaan yang

merupakan kewajiban bagi kaum muslim dan sebatas jumlah yang

diperlukan untuk pembiayaan wajib tersebut, tidak boleh lebih.

Sedangkan pajak menurut non islam ditujukan untuk seluruh warga

tanpa membedakan agama

3) Pajak (dharibah) hanya diambil dari kaum muslim dan tidak

dipungut dari non muslim. Sedangkan teori pajak non islam tidak

membedakan muslim dan non muslim dengan alasan tidak boleh

diskriminasi

4) Pajak (dharibah) hanya dipungut dari kaum muslim yang kaya,

tidak dipungut dari selainnya. Dalam pajak non islam kadangkala

juga dipungut atas orang miskin ,seperti PBB atau PPN

5) Pajak (dharibah) hanya dipungut sesuai dengan jumlah pembiaayan

yang diperlukan. Tidak boleh lebih

6) Pajak (dharibah) dapat dihapus bila tidak diperlukan. Menurut

teori pajak non-islam, tidak ada (Gusfahmi, 2011, p. 32)

3. Pajak Daerah

Menurut Undang-Undang No. 28 Tahun 2009, “pajak daerah

adalah kontribusi wajib kepada daerah yang terutang oleh orang pribadi

atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan

tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk

keperluan daerah bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.”

Menurut Mardiasmo (2016) pajak daerah dibagi menjadi 2 yaitu:

a. Pajak Provinsi, terdiri dari:

1) Pajak Kendaraan Bermotor

2) Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor

3) Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor

4) Pajak Air Permukaan, dan

5) Pajak Rokok

Page 38: PENGARUH KESADARAN WAJIB PAJAK DAN PENGETAHUAN …

23

b. Pajak Kabupaten/Kota, terdiri dari:

a) Pajak Hotel

b) Pajak Restoran

c) Pajak Hiburan

d) Pajak Reklame

e) Pajak Penerangan Jalan

f) Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan

g) Pajak Parkir

h) Pajak Air Tanah

i) Pajak Sarang Burung Walet 17

j) Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan

k) Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bagunan

4. Pajak Bumi Dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan

a. Latar Belakang Pengalihan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan

Perkotaan Menjadi Pajak Daerah

Pada tanggal 15 September 2009, telah disahkan Undang-Undang

Nomor 28 Tahun 2009 sebagai pengganti Undang-Undang Nomor 18

Tahun 1997 dan Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2000 tentang Pajak

Daerah dan Retribusi Daerah dan berlaku secara efektif pada tanggal 1

Januari 2010. Latar belakang pembentukan Undang-Undang Nomor 28

Tahun 2009 (UU 28/2009) antara lain untuk memberikan kewenangan

yang lebih besar kepada daerah dalam mengatur pajak daerah dan

retribusi daerah, meningkatkan akuntabilitas dalam penyediaan

layanan dan pemerintahan, memperkuat otonomi daerah, serta

memberikan kepastian hukum bagi masyarakat dan dunia usaha. Hal

yang paling fundamental dalam UU 28/2009 adalah dialihkannya Bea

Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) dan Pajak Bumi

dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2) menjadi pajak

daerah. Pada awalnya PBB-P2 merupakan pajak yang proses

administrasinya dilakukan oleh pemerintah pusat sedangkan seluruh

Page 39: PENGARUH KESADARAN WAJIB PAJAK DAN PENGETAHUAN …

24

penerimaannya dibagikan ke daerah dengan proporsi tertentu. Namun,

guna meningkatkan akuntabilitas pengelolaan keuangan daerah,

khususnya dari penerimaan PBB, maka paling lambat tanggal 1 Januari

2014 seluruh proses pengelolaan PBB-P2 akan dilakukan oleh pemda.

Sedangkan, PBB sektor perkebunan, perhutanan, dan pertambangan

masih tetap menjadi pajak pusat (KemenKeu 2014, p. 1).

Adapun dasar pemikiran dan alasan pokok dari pengalihan PBB-

P2 menjadi pajak daerah, antara lain:

1) Berdasarkan teori, PBB-P2 lebih bersifat lokal (local origin),

visibilitas, objek pajak tidak berpindah-pindah (immobile), dan

terdapat hubungan erat antara pembayar pajak dan yang menikmati

hasil pajak tersebut (the benefit tax-link principle).

2) Pengalihan PBB-P2 diharapkan dapat meningkatkan Pendapatan

Asli Daerah (PAD) dan sekaligus memperbaiki struktur Anggaran

Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).

3) Untuk meningkatkan pelayanan masyarakat (public services),

akuntabilitas, dan transparansi dalam pengelolaan PBB-P2.

Berdasarkan Pasal 180 angka 5 UU 28/2009, masa transisi

pengalihan PBB-P2 menjadi pajak daerah adalah sejak tanggal 1

Januari 2010 sampai dengan 31 Desember 2 Pedoman Umum

Pengelolaan PBB-P2 2013. Selama masa transisi tersebut, daerah yang

telah siap dapat segera melakukan pemungutan PBB-P2 dengan

terlebih dahulu menetapkan Peraturan daerah (Perda) tentang PBB-P2

sebagai dasar hukum pemungutan. Sebaliknya, apabila sampai dengan

tanggal 31 Desember 2013 daerah belum juga menetapkan Perda

tentang PBB-P2, maka daerah tersebut tidak diperkenankan untuk

melakukan pemungutan PBB-P2, dan bagi seluruh masyarakat di

daerah yang bersangkutan tidak dibebani kewajiban untuk membayar

PBB-P2 (KemenKeu, 2014, p. 2).

Batas waktu penyerahan kompilasi data, batas waktu penyelesaian

persiapan pengalihan kewenangan pemungutan PBB-P2 oleh pemda,

Page 40: PENGARUH KESADARAN WAJIB PAJAK DAN PENGETAHUAN …

25

serta pemantauan dan pembinaan. Namun demikian, setelah

implementasi pengalihan PBB-P2 tersebut masih menghadapi berbagai

permasalahan antara lain data piutang, pelayanan PBB-P2 yang belum

terselesaikan, dan mekanisme restitusi PBB-P2 yang pajaknya dibayar

ketika dikelola Pemerintah Pusat namun putusan pengadilan terjadi

setelah PBB-P2 dikelola oleh daerah. Kondisi demikian

mengakibatkan Peraturan Bersama Menteri Keuangan dan Menteri

Dalam Negeri Nomor 213/PMK.07/2010 dan Nomor 58 Tahun 2010

dicabut dan diganti dengan Peraturan Bersama Menteri Keuangan dan

Menteri Dalam Negeri Nomor 15/PMK.07/2014 dan Nomor 10 Tahun

2014 tentang Tahapan Persiapan Pengalihan PBB-P2 menjadi Pajak

Daerah. Dengan adanya peraturan bersama yang baru ini diharapkan

semua permasalahan yang berkaitan dengan pengalihan PBB-P2

menjadi pajak daerah dapat segera diselesaikan (KemenKeu, 2014, p.

2)

Tujuan Pengalihan pengelolaan PBB-P2 menjadi pajak daerah

sesuai dengan Undang-undang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah

adalah:

1. meningkatkan akuntabilitas penyelenggaraan otonomi daerah

2. memberikan peluang baru kepada daerah untuk mengenakan

pungutan baru (menambah jenis pajak daerah dan retribusi daerah),

3. memberikan kewenangan yang lebih besar dalam perpajakan dan

retribusi dengan memperluas basis pajak daerah,

4. memberikan kewenangan kepada daerah dalam penetapan tarif

pajak daerah, dan

5. menyerahkan fungsi pajak sebagai instrumen penganggaran dan

pengaturan pada daerah.

Page 41: PENGARUH KESADARAN WAJIB PAJAK DAN PENGETAHUAN …

26

Tabel 2.2.

Perbandingan PBB pada Undang-undang PBB dengan Undang-undang

Pajak Daerah dan Retribusi Daerah

UU PBB UU PDRD

Subjek Orang atau Badan yang secara

nyata mempunyai suatu hak

atas bumi, dan/ atau

memperoleh manfaat atas bumi

dan/atau memiliki, menguasa

dan atau memanfaatkan atas

bangunan

(Pasal 4 ayat 1)

Sama

(Pasal 78 ayat 1 &2)

Objek Bumi dan Bangunan

(Pasal 2)

Bumi dan bangunan

kecuali kawasan yang

digunakan untuk

kegiatan usaha

perkebunan, perhutanan

dan pertambangan (Pasal

77 ayat 1)

Tarif Sebesar 0,5%

(Pasal 5)

Paling Tinggi 0,3 %

(Pasal 80)

NJKP 20% s/d 100% (PP 25 Tahun

2002 ditetapkan sebesar 20%

atau 40%)

(Pasal 6)

Tidak Dipergunakan

NJOPTKP Setinggi-tingginya Rp. 12 Juta

(Pasal 3 ayat 3)

Paling Rendah 10 Juta

(Pasal 80)

PBB

Terutang

Tarif x NJKP x (NJOP-

NJOPTKP)

0,5% x 20% x (NJOP-

NJOPTKP)

Atau

0,5% x 40% x (NJOP-

NJOPTKP)

(Pasal 7)

Max: 0,3% x (NJOP-

NJOPTKP)

(Pasal 81)

Keterangan :

DJP masih bertanggung jawab melaksanakan PBB-P2 sampai 31

Desember 2013 sepanjang tidak dilaksanakan oleh Kab/Kota

berdasarkan Perda. Namum melalui tahun 2014 pengelolaan PBB

menjadi tanggung jawab Kota/ Kabupaten

Page 42: PENGARUH KESADARAN WAJIB PAJAK DAN PENGETAHUAN …

27

Sumber: Direktorat Jenderal Pajak Agustus 2014.

b. Pengertian Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB-

P2).

Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan adalah pajak atas

bumi dan bangunan yang dimiliki, dikuasai, dan atau dimanfaatkan

oleh orang pribadi atau badan, kecuali kawasan yang digunakan untuk

kegiatan usaha perkebunan, perhutanan, dan pertambangan. Sedangkan

untuk sektor usaha perkebunan, perhutanan, pertambangan, dan usaha

tertentu lainnya masih dipungut oleh pemerintah pusat (Mardiasmo,

2016, p. 406).

c. Objek PBB-P2

Objek PBB Perdesaan dan Perkotaan adalah bumi dan bangunan yang

dimiliki, dikuasai atau dimanfatkan oleh orang pribadi atau Badan,

kecuali kawasan yang digunakan usaha perkebunan perhutanan dan

pertambangan.

Termasuk dalam pengertian bangunan adalah:

1) Jalan lingkungan yang terletak dalam satu kompleks bangunan

seperti hotel, pabrik, dan emplasemennya, yang merupakan suatu

kesatuan dengan kompleks bangunan tersebut.

2) Jalan tol.

3) Kolam renang.

4) Pagar mewah.

5) Tempat olahraga.

6) Galangan kapal / dermaga.

7) Taman mewah.

8) Tempat penampungan/ kilang minyak, air dan gas, pipa minyak

dan

9) Menara.

Page 43: PENGARUH KESADARAN WAJIB PAJAK DAN PENGETAHUAN …

28

Sedangkan yang tidak dkenakan Pajak Bumi dan Bangunan

Perdesaan dan Perkotaan adalah objek pajak yang (Mardiasmo,

2016, p. 407).

a.) Digunakan oleh Pemerintah dan Daerah untuk penyelengaraan

pemerintahan.

b.) Digunakan semata-mata untuk melayani kepentingan umum

dibidang ibadah, sosial, kesehatan, pendidikan dan kebudayaan

nasional yang tidak dimaksudkan untuk memperoleh

keuntungan.

c.) Digunakan untuk kuburan, peninggalan purbakala, atau yang

sejenisnya.

d.) Merupakan hutan lindung, hutan suaka alam, hutan wisata,

taman nasional, tanah negara yang belum dibebani suatu hak.

e.) Digunakan oleh perwakilan diplomatik dan konsulat

berdasarkan asas perlakuan timbal balik.

f.) Digunakan oleh badan atau perwakilan lembaga internasional

yang ditetapkan dengan peraturan menteri keuangan.

d. Subjek PBB-P2 dan Wajib Pajak

Subjek PBB Perdesaan dan Perkotaan adalah orang pribadi atau badan

yang secara nyata mempunyai suatu hak atas Bumi dan atau

memperoleh manfaat atasbumi atau memiliki, menguasai atau

memperoleh manfaat atas bangunan. Wajib Pajak Bumi dan Bangunan

Perdesaan dan Perkotaan adalah orang pribadi atau badan yang secara

nyata mempunyai suatu hak atas bumi dan bangunan dan memperoleh

manfaat atas bangunan ( Mardiasmo, 2016, p. 407).

e. Persamaan dan perbedaan pengenaan PBB-P2 berdasarkan UU PDRD

dengan UU PBB

1) Persamaan

Page 44: PENGARUH KESADARAN WAJIB PAJAK DAN PENGETAHUAN …

29

Beberapa persamaan mengenai ketentuan pemungutan PBB

sebagai pajak pusat dan PBB-Perdesaan dan Perkotaan sebagai

Pajak Daerah, sebagai berikut (Dety, 2013, p. 75) :

a) Pendaftaran objek dan subjek PBB dan penerbitan SPPT

PBB.

b) Pengertian tentang bumi dan bangunan sebagai objek PBB.

c) Objek yang dikecualikan dari pengenaan PBB

Secara umum tidak ada perbedaan, tetapi dalam UU PDRD

ada penegasan tentang objek yang dikenakan PBB-P2 yaitu

obejek pajak yang digunakan pemerintah dan daerah untuk

penyelengaraan pemerintahan.

d) Dasar Pengenaan Pajak.

e) Pengertian tentang NJOP.

f) saat, tahun, dan tempat terutangnya pajak,.

2) Perbedaan

Beberapa perbedaan mengenai ketentuan pemungutan PBB

sebagai pajak pusat dan PBB-P2 sebagai pajak daerah, sebagai

berikut (Dety, 2013, p. 76):

a) Sektor yang dikenakan PBB

Objek Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan perkotaan

adalah Bumi atau Bangunan yang dimiliki, dikuasai atau

dimanfaatkan oleh orang pribadi atau badan, kecuali kawasan

yang digunakan untuk kegiatan usaha perkebunan ,

perhutanan dan pertambangan.

b) Kewenangan menetapkan Nilai Jual Objek Pajak (NJOP)

PBB-P2

Nilai jual objek pajak sebagai dasar pengenaan PBB

Perdesaan dan Perkotaan yang besarnya ditetapkan oleh

Kepala Daerah setiap tiga tahun, dan satu tahun untuk objek

pajak tertentu sesuai dengan perkembangan wilayahnya.

Page 45: PENGARUH KESADARAN WAJIB PAJAK DAN PENGETAHUAN …

30

c) Tarif Pajak PBB-P2

Tarif Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan

ditetapkan paling tinggi 0,3 % (nol koma tiga persen) yang

ditetapkan dengan Peraturan Daerah. Penerapan tarif pajajak

tersebut diatas dimana terdapat klausual yang “paling tinggi”

apa bila kita cermati mempunyai beberapa makna yang

memungkinkan timbul permasalahan dimasyarakat, yaitu:

(1) Penerapan tarif tersebut lebih bersifat fleksibel, yang

dapat berubah setiap periode lima tahunan, seiring dengan

pergantian pemerintah daerah dan masing-masing daerah

kabupaten/kota memungkinkan penerapan tarif yang tidak

sama.

(2) fleksibilitas dala penerapan tarif akan memunculkan

ketidakseimbangan antara daerah kabupaten/kota lain

menimbulkan permasalahan rasa keadilan dikalangan

masyarakat terutama daerah berbatasan, karena bisa saja

terjadi suatu daerah menetapkan tarif sebesar 0,1% dan

daerah lainnya menetapkan 0,2%

(3) Pemerintah daerah kota/kabupaten dapat menerapkan tarif

0% (nol persen) jika diperlukan, karena undang-undang

tidak memberi batasan minimal dalam penetapan tarif

PBB Perdesaan dan Perkotaan, sebaliknya daerah kota/

kabupaten tertentu apabila sektor pajak ini menjadi

primadona sumber pendapatan daerah, maka dapat

menerapkan tarif maksimal sebesar 0,3% (nol koma tiga

persen).

d) Nilai Jual Objek Pajak Tidak Kena Pajak PBB-P2

(1) Untuk memberikan rasa keadilan di masyarakat,

ditetapkan Nilai Jual Objek Pajak Tidak Kena Pajak

(NJOPTKP) yang besarnya paling rendah Rp. 10.000.000

(sepuluh juta rupiah) untuk setiap wajib pajak. Ketentuan

Page 46: PENGARUH KESADARAN WAJIB PAJAK DAN PENGETAHUAN …

31

tentang NJOPTKP tersebut ditetapkan dengan peraturan

daerah. Berbeda dengan ketentuan umum dalam undang-

undang PBB NJOPTKP tersebut ditetapkan dan

disesuaikan oleh Menteri Keuangan tanpa melalui

persetujuan DPR

(2) NJOPTKP untuk Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan

dan Perkotaan sebagaimana yang dimaksud UU PDRD

digunakan untuk pengurangan dari nilai jual objek pajak

bangunan, bukan sebagai pengurangan NJOP total (tanah

dan bangunan).

(3) NJOPTKOP diberikan kepada setiap wajib pajak bukan

setiap objek pajak. Apabila wajib pajak orang pribadi atau

badan, mempunyai hak , memiliki , menguasai atau

memperoleh manfaaat dari tanah atau bangunan lebih dari

satu obejek, maka hanya diberikan pengurangan satu kali

saja. Pemerintah Daerah melalui Praturan Daerah dapat

menetapkan NJOPTKP setinggi-tingginya, karena UU

PDRD hanya memberikan batasan minimal tetapi tidak

memberikan batasan maksimal.

e) Rumusan perhitunggan PBB-P2

Rumus perhitungan Pajak Bumi dan Banguna Perdesaan dan

Perkotaan berdasarkan Undang-undang nomor 28 tahun 2009

tentang Pajak Daerah dan Restribusi Daerah sebagai berikut:

PBB Terhutang =((NJOP Tanah)/m2 x LT) + (NJOP

Bangunan/m2 x LB) –(NJOPTKP Bangunan)) x tarif

Pajak

keterangan:

PBB Terhutang :Besarnya pajak terhutang

NJOP Tanah : Nilai jual objek pajak tanah/m2

NJOP Bangunan : Nilai jual objek pajak bangunan/m2

LT : Luas tanah (m2)

Page 47: PENGARUH KESADARAN WAJIB PAJAK DAN PENGETAHUAN …

32

LB : Luas bangunan (m2)

NJOPTKP : Nilai jual Objek PajakTidak Kena Pajak

dari NJOP Bangunan

f) Hasil penerimaan PBB-P2

Hasil penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan

Perkotaan (PBB-P2) 100% menjadi milik pemerintah daerah

kabupaten/kota sebagai salah satu sumber pendapatan

daearah yang dapat digunakan untuk kegiatan

pembangunandidaerah masing-masing dengan penuh tangung

jawab.

g) Hak-hak wajib Pajak PBB-P2

Hak wajib pajak merupakan fasilitas yang diberikan kepada

wajib pajak, dimana hak tersebut dapat digunakan atau tidak

digunakan oleh wajib pajak diantaranya:

(1) Keberatan dan banding

Keberatan diajukan secara tertulis dalam bahasa indonesia

dengan disertai alasan-alasan yang jelas, dalam jangka

waktu paling lama tiga bulan sejak tanggal diterimanya

SPPT dan SKPD tersebut oleh wajib pajak, dan keberatan

dapat diajukan apabila wajib pajak telah membayar paling

sedikit sejumlah yang telah disetujui oleh wajib pajak.

Wajib pajak dapat mengajukan permohonan banding hanya

kepada pengadilan pajak terhadap keputusan mengenai

keberatannya yang ditetapkan oleh kepala daerah.

(2) Pengurangan, penghapusan, sanksi administrasi dan

pembatalan SPPT dan SKPD

Segala sesutu yang berkaitan dengan permohonan

pengurangan dan penghapusan sanksi administrasi,

pengurangan atau pembatalan SPPT dan SKPD diatur

dalam kepala daerah.

Page 48: PENGARUH KESADARAN WAJIB PAJAK DAN PENGETAHUAN …

33

f. Nilai Jual Objek Pajak (NJOP)

NJOP adalah harga rata-rata yang diperoleh dari transaksi jual beli

yang terjadi secara wajar, dan bilamana tidak terdapat transaksi jual

beli, NJOP ditentukan melalui perbandingan harga dengan objek

lainnya yang sejenis atau nilai perolehan baru, atau NJOP penganti.

Penetapan NJOP dapat dilakukan dengan:

1) Perbandingan harga denanobjek lain yang sejenis adalah suatu

pendekatan/metode penentuan nilai jual suatu objek pajak dengan

cara membandingkan dengan objek pajak lain yang sejenis yang

letaknya berdekatan dan fungsinya sama dan telah diketahui

harga jualnya

2) Nilai perolehan baru adalah suatu pendekatan atau metode

penentuan nilai jual suatu objek pajak dengan cara menghitung

seluruh biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh objek tersebut

pada saat penilaian dilakukan yang dikurangi dengan penyusutan

berdasarkan kondisi pisik objek tersebut.

3) Nilai jual penganti adalah suatu pendekatan/atau penentuan nilai

jual suatu objek pajak yang berdasarkan pada hasil produksi

objek pajak tersebut.

Berdasarkan sebagaimana dimaksud pada dasarnya ditetapkan

setiap 3 tahun sekali. Untuk daerah tertentu yang perkembangan

pembangunannya mengakibatkan kenaikan NJOP yang cukup

besar, NJOP dapat ditetapkan setahun sekali. Penetapan besarnya

NJOP dilakukan oleh Kepala Daerah.

g. Nilai Jual Objek Pajak Tidak Kena Pajak (NJOPTKP)

Bearnya NJOPTKP ditetapkan paling rendah sebesar Rp.

10.000.000,00 (Sepuluh juta rupiah) untuk setiap Wajib Pajak.

NJOPTKP ditentukan oleh masing masing pemerintah kabupaten/kota

dan ditetapkan dengan Peraturan Daerah.

Page 49: PENGARUH KESADARAN WAJIB PAJAK DAN PENGETAHUAN …

34

h. Mekanisme PBB Perdesaan dan Perkotaan

Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaaan dikenakan setiap

tahun. Pajak Bumi dan Bangunan terutrang dihitung menurut keadaan

objek pajak pada tanggal 1 januari. Tempat Pajak Bumi dan Bangunan

terutang adalah diwilayah daerah yang meliputi letak objek pajak.

Pendataan terhadap objek PBB dilakukan dengan mengunakanSurat

Pemberitahuan Objek Pajak (SPOP). SPOP harus diisi dengan jelas,

benar, dan lengkap serta ditanda tanggani dan disampaikan kepada

Kepala Daerah yang wilayah kerjanya meliputi letak objek pajak

selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari kerja setelah tanggal

diterimanya SPOP oleh Subjek Pajak.

Berdasarkan SPOP, Kepala Daerah menerbitkan Surat Pemberitahuan

Pajak Terutang (SPPT). Kepala Daerah menentukan tanggal jatuh

tempo pembayaran dan penyetoran pajak yang terutang paling lama 6

(enam) bulan sejak tanggal diterimanya SPPT oleh Wajib Pajak.

Kepala daerah dapat mengeluarkan Surat Ketetapan Pajak Daerah

(SKPD) dalam hal-hal sebagai berikut:

1. SPOP tidak disampaikan dan setelah Wajib Pajak ditegur secara

tertulis oleh kepala Daerah sebagaimana ditentukan dalam Surat

Teguran.

2. Berdasarkan hasil pemeriksaan atau keteranganlain ternyata jumlah

pajak yang terutang lebih besar dai jumlah pajk yang dihitung

berdasarkan SPOP yang disampaikan oleh Wajib Pajak

(Mardiasmo, 2016, p. 409).

i. Tujuan ditetapkannya PBB-P2 adalah:

1) menyederhanakan peraturan perundang-undangan pajak sehingga

mudah dimengerti oleh rakyat;

2) memberi kuasa hukum yang kuat pada pemungutan pajak atas harta

tak bergerak di semua daerah dan menghilangkan simpang siur;

Page 50: PENGARUH KESADARAN WAJIB PAJAK DAN PENGETAHUAN …

35

3) memberikan kepastian hukum kepada masyarakat sehingga rakyat

tau sejauh mana hak dan kewajibannya;

4) memberikan penghasilan kepada daerah yang sangat diperlukan

untuk menegakkan otonomi daerah dan untuk pembangunan

daerah;

5) menambah penghasilan daerah, membiayai setiap pengeluaran

dalam anggaran pendapatan dan belanja daerah.

j. Tempat Pembayaran PBB-P2

a) Tempat pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan

Perkotaan yang selanjutnya disingkat TP-PBB-P2 adalah Bank

Pemerintah/ Bank Swasta Nasional yang ditunjukan oleh Bupati

untuk menerima pembayaran PBB sektor Perdesaan dan Perkotaan

dan memindah bukukan hasil penerimaan OBB ke bank persepsi

PBB sebagaimana tercantum dalam SPPT/SKPD/STPD-PBB

b) Tempat pembayaran PBB Elektronik yang selanjutnya disingkat

TP-PBB Elektonik adalah Bank Pemerintah/ Bank Swasta

Nasional yang ditunjukan oleh Bupati untuk menerima

pembayaran PBB sektor Perdesaan dan Perkotaan secara elekronik

dan memindahbukukan hasil penerimaan PBB ke Bank/ Kantor

Pos Persepsi PBB elektronik

c) Tempat pembayaran PBB On-Line yang selanjutnya disingkat TP-

PBB On-Line adalah Bank Pemerintah/ Bank Swasta Nasional

uang ditunjukan Bupati untuk menerima pembayaran PBB sektor

Perdesaan dan Perkotaan secara On-line dan memindah bukukan

ke Bank Persepsi PBB (Peraturan Bupati Tanah Datar No. 3 Tahun

2013)

5. Kepatuhan Wajib Pajak

Kepatuhan wajib pajak merupakan salah satu ukuran kinerja wajib pajak

dibawah pengawasan Direktorat Jenderal Pajak. Artinya, tinggi rendahnya

Page 51: PENGARUH KESADARAN WAJIB PAJAK DAN PENGETAHUAN …

36

kepatuhan wajib pajak akan menjadi dasar pertimbangan Direktorat

jenderal pajak dalam melakukan pembinaan, pengawasan, pengelolaan dan

tindak lanjut terhadap waji pajak (Pandiangan, 2014, p. 245).

Kepatuhan wajib pajak dapat didefinisikan sebagai suatu keadaan dimana

wajib pajak memenuhi semua kewajiban perpajakan dan melaksanakan

hak perpajakannya. Kepatuhan wajib pajak dapat diukur dari pemahaman

terhadap semua ketentuan perundang-undangan perpajakan, mengisi

formulir dengan lengkap dan jelas, membayardan melaporkan pajak yang

terutanng tepat pada waktunya.

Kepatuhan wajib pajak dapat dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor

Internal dan faktor Eksternal. Faktor Internal merupakan faktor yang

berasal dari diri pajak sendiri dan berhubungan dengan karakteristik

individu yang menjadi pemicu dan menjalankan kewajiban perpajakannya.

Faktor Internal yang mempengaruhi kepatuhan wajib pajak adalah faktor

pendidikan, faktor kesadaran beragama, kesadaran wajib pajak, faktor

rasional, faktor pemahaman terhadap undang-undang. Sedangkan faktor

eksternal adalah faktor yang berasal dari luar diri wajib pajak (Cindi &

Yenni, 2013).

Terdapat dua macam kepatuhan yakni :

a. Kepatuhan Formal

Kepatuhan formal adalah suatu keadaan dimana Wajib Pajak

memenuhi kewajiban perpajakan secara formal sesuai dengan

ketentuan dalam undang-undang perpajakan

. Dalam hal ini kepatuhan formal meliputi:

1) Wajib pajak membayar dengan tepat waktu

2) Wajib pajak membayar dengan tepat jumlah

3) Wajib pajak tidak memiliki tanggungan pajak bumi dan bangunan

b. Kepatuhan Material

Kepatuhan material adalah suatu keadaan dimana Wajib Pajak secara

substantif/hakekat memenuhi semua ketentuan material perpajakan,

Page 52: PENGARUH KESADARAN WAJIB PAJAK DAN PENGETAHUAN …

37

yakni sesuai isi dan jiwa undang-undangn perpajakan. Dalam hal ini

kepatuhan material adalah:

a) Wajib pajak bersedia melaporkan informasi tentang pajak apabila

petugas pajak membutuhkan informasi

b) Wajib pajak bersikap kooperatif (tidak menyusahkan) petugas

pajak dalam pelaksanaan proses administrasi perpajakan.

c) Wajib pajak berkeyakinan bahwa melaksanakan kewajiban

perpajakan merupakan tindakan sebagai warga Negara yang baik.

Kriteria wajib pajak patuh sebagaimana ditetapkan dalam pasal 17C ayat

(2) UU KUP dan peraturan menteri keuangan nomor 192/PMK.03/2007

harus memenuhi kriteria sebagai berikut:

Tepat waktu dalam menyampaikan Surat Pemberitahuan (SPT), meliputi:

a. Penyampaian SPT Tahunan tepat waktu dalam 3 tahun terakhir.

b. Penyampaian SPT Masa yang terlambat dalam tahun terakhir untuk

masa pajak januari sampai november tidak lebih dari 3 masa pajak

untuk setiap jenis pajak dan tidak berturut-turut.

c. Tidak mempunyai tunggakan pajak untuk semua jenis pajak dengan

keadaan tanggal 31 desember tahun sebelum penetapan sebagai wajib

pajak patuh dan tidak termasuk utang pajak yang belum melewati batas

akhir pelunasan, kecuali tunggakan pajak yang telah memperoleh izin

mengangsur atau menunda pembayaran pajak.

d. Laporan keuangan diaudit oleh akuntan publik atau lembaga

pengawasan keuangan pemerintah dengan pendapat wajar tanpa

pengecualian selama 3 tahun berturut-turut. Laporan keuangan harus

disususn dalam bentuk panjang dan menyajikan rekonsiliasi laba rugi

komersial serta fiskal bagi wajib pajak yang wajib menyampaikan SPT

tahunan

e. Tidak pernah dipidana karena melakukan tindakan pidana dibidang

perpajakan berdasarkan putusan pengadilan yang telah mempunyai

kekuatan hukum tetap dalam jangka waktu lima tahun terakhir.

Page 53: PENGARUH KESADARAN WAJIB PAJAK DAN PENGETAHUAN …

38

Indikator dari kepatuhan wajib pajak PBB-P2 ini merupakan modifikasi

dari penelitian (Intan. 2016) adalah :

1) Wajib pajak selalu melakukan pembayaran pajak dengan tepat waktu

2) wajib pajak selalu melakukan pembayaran pajak dengan jumlah yang

tepat

3) wajib pajak tidak memiliki tunggakan

4) wajib pajak selalu memberikan informasi terkait pajak ketika informasi

tersebut dibutuhkan petugas

5) wajib pajak yaitu sebagai warga negara yang baik maka perlu tindakan

melaksanakan kewajiban perpajakan.

6. Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak

a) Kesadaran Wajib Pajak.

Kesadaran menurut Novel dalam (Rahayu: 141) adalah keadaan

mengetahui sedangkan perpajakan adalah perihal pajak. Sehingga

kesadaran wajib pajak adalah keadaan dimana seseorang mengetahui

atau mengerti perihal.Kesadaran wajib pajak berkonsekuensi logis

untuk wajib pajak, yaitu kerelaan wajib pajak memberikan konstribusi

dana untuk pelaksanaan fungsi perpajakan dengan cara membayar

pajak tepatpada waktunya.

Kesadaran wajib pajak berkaitan dengan Pajak Bumi dan

Bangunan Perdesaan dan Perkotaan diantaranya adalah (Jhon, Sunarti,

Arik, 2015) sebagai berikut:

1) Sebagai orang yang memperoleh mamfaat atas bumi dan

bangunan wajib pajak memiliki kewajiban dalam membayar pajak

atas objek yang mereka miliki/mamfaatkan

2) Wajib pajak sadar bahwa pajak merupakan sumber pendapatan

daerah jadi sebagai warga negara yang merupakan bagian bagian

dari sebuah daerah kesadaran membayar pajak juga dapat

diartikan untuk turut serta dalam pembangunan daerah .

Page 54: PENGARUH KESADARAN WAJIB PAJAK DAN PENGETAHUAN …

39

Menurut Rusli (2014) rmenguraikan beberapa bentuk kesadaran

membayar pajak yang mendorong WP untuk membayar pajak.

Pertama, kesadaran bahwa pajak merupakan bentuk partisipasi dalam

menunjang pembangunan negara. Dengan menyadari hal ini, WP mau

membayar pajak karena merasa tidak dirugikan dari pemungutan

pajak yang dilakukan. Kedua, kesadaran bahwa penundaan

pembayaran pajak dan pengurangan beban pajak sangat merugikan

negara. WP mau membayar pajak karena memahami bahwa

penundaan pembayaran pajak dan pengurangan beban pajak

berdampak pada kurangnya sumber daya finansial yang dapat

mengakibatkan terhambatnya pembangunan negara. Ketiga, kesadaran

bahwa pajak ditetapkan dengan Undang-Undang dan dapat

dipaksakan. WP akan membayar karena pembayaran pajak disadari

memiliki landasan hukum yang kuat dan merupakan kewajiban

mutlak.

Masyarakat harus sadar akan keberadaannya sebagai warga

negara di mana sebagai seorang wajib pajak mempunyai kewajiban

untuk melaporkan dan membayar pajak dalam keadaaan sadar tanpa

ada paksaan. Rendahnya kesadaran wajib pajak akan menimbulkan

perlawanan terhadap pajak yaitu melakukan penghindaran pajak baik

secara legal yang tidak melanggar undang-undang (tax avoidance)

maupun secara ilegal yang melanggar undang-undang seperti

menggelapkan pajak (taxevasion). Kesadaran Wajib Pajak akan

meningkat apabila di dalam masyarakat muncul persepsi positif

terhadap pajak. Misalnya dengan pelayanan yang diberikan oleh

petugas pajak diharapkan mampu menumbuhkan kesadaran wajib

pajak dalam membayar pajak. Pengetahuan yang tinggi tentang

perpajakan pun turut memiliki andil dalam hal ini (Khasanah. 2014)

Indikator dari kesadaran wajib pajak (Nurfauzi. 2016) adalah:

a. Fasilitas dan pelayanan umum berasal dari pajak / manfaat pajak

b. Penundaan pembayaran pajak sangat merugikan negara

Page 55: PENGARUH KESADARAN WAJIB PAJAK DAN PENGETAHUAN …

40

c. Kesadaran wajib pajak mengenai pengenaan PBB-P2, yaitu bukan

merupakan beban bagi wajib pajak.

d. Kesadaran wajib pajak untuk memenuhi kewajiban pajak

e. Pajak merupakan bentuk partisipasi dalam menunjang

pembangunan negara

Kesadaran memenuhi kewajiban perpajakan tidak hanya tergantung

kepada masalah-masalah teknis saja yang menyangkut metode

pemungutan, tarif pajak, teknis pemeriksaan penidikan dan penerapan

sanksi sebagai perwujudan pelaksanaan ketentuan peraturan

perundang-undangan pajak dan pelayanan kepada wajib pajak selaku

pihak memberi dana bagi negara disamping itu tergantung pada wajib

pajak sejauh mana wajib pajak tersebut akan mematuhi akan ketentuan

perundang-undangan (Novel. 2014).

b) Pengetahuan Perpajakan

Pengetahuan perpajakan adalah imformasi pajak yang dapat

digunakan sebagai dasar untuk bertindak, mengambil keputusan dan

untuk menempuh arah atau strategi tertentu sehubungan dengan

pelaksanaan hak dan kewajibanya dalam bidang perpajakan.

Imformasi yang diberikan tidak sekedar hal-hal yang menyangkut

kewajiban membayar pajak dan cara pengisian SPT, tetapi juga

memberikan penerangan kepada masyarakat tentang pentingnya pajak

bagi pemerintah dan wajib pajak. Tanpa adanya pengetahuan tentang

pajak manfaatnya tidak mungkin orang akan tulus ikhlas membayar

pajak (Ancok, 2004, p. 217).

Pengetahuan Perpajakan (Budhiartama:2016) adalah

kemampuan seseorang wajib pajak dalam mengetahui peraturan

perpajakan baik itu soal tarif pajak yag akan mereka bayar, maupun

manfaat pajak yang akan berguna bagi kehidupan wajib pajak.

Pengetahuan peraturan perpajakan dalam sistem perpajakan

yang baru, wajib pajak diberikan kepercayaan untuk melaksanakan

Page 56: PENGARUH KESADARAN WAJIB PAJAK DAN PENGETAHUAN …

41

kegotong royongan nasional melalui sistem menghitung,

memperhitungkan, membayar, melaporkan sendiri pajak yang

terutang. Dengan adanya sistem ini diharapkan para wajib pajak tau

akan fungsi pembayaran pajak. Dan diharapkan sistem ini dapat

terwujud keadilan. Yang dimaksud adil disini wajib pajak menghitung

dengan sesuai ketentuan perpajakan dan pemerintah tau menggunakan

semua ini sesuai kebutuhan guna untuk membangun negara e-journal

(Nila. 2011).

Dengan adanya pengetahuan perpajakan tersebut akan

membantu kepatuhan wajib pajak dalam membayar pajak. sehingga

tingkat kepatuhan wajib tingkat kepatuhan akan meningkat. pada

umumnya seseorang yang memiliki pendidikan akan sadar dan patuh

terhadap hak dan kewajibanya, tanpa harus dipaksakan dan diancam

oleh beberapa sanksi dan hukum. wajib pajak yang berpengetahuan

secara sadar diri akan patuh membayar pajak. mereka telah

mengetahui bagaimana alur penerimaan pajak tersebut akan berjalan,

hingga akhirnya manfaat membayar pajak tersebut dapat dipaksaan

(Banyu. 2011).

Indikator dari pengetahuan perpajakan ini merupakan modifikasi

dari penelitian adalah :

1) Pengetahuan wajib pajak mengenai tatacara dan ketentuan umum

perpajakan (Kahasanah.2014)

2) Pengetahuan wajib pajak pada pendaftaran sebagai wajib pajak

(Budhiartama 2016)

3) Pengetahuan tentang peraturan pajak( Banyu. 2011).

4) Pengetahuan wajib pajak pada tata cara pembayaran pajak

(Budhiartama 2016).

5) Pengetahuan pajak pada tarif pajak (Budhiartama 2016)

B. Penelitian Yang Relevan

Page 57: PENGARUH KESADARAN WAJIB PAJAK DAN PENGETAHUAN …

42

Adapun mengenai penelitian yang penulis bahas ini, dari hasil

peninjauan terhadap beberapa penelitian dan karya ilmiah lainnya, penulis

menemukan beberapa pembahan yang ada kaitannya dan searah dengan

masalah yang penulis bahas adalah:

1. Penelitian yang dilakukan oleh Siti (2009) Jurusan Akuntansi fakultas

Ekonomi Universitas Negeri Semarang dengan judul “Faktor-faktor Yang

Mempengaruhi Kepatuhan Wajib Pajak Dalam Membayar Pajak Bumi

Dan Bangunan”. Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan menganalisis

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepatuhan Wajib Pajak Dalam

Membayar Pajak Bumi Dan Bangunan. Penelitian yang dilakukan penulis

adalah dengan mengunakan kuesioner. Sampel yang digunakan dalam

penelitian ini sebanyak 363 sampel wajib pajak yang berada di Kecamatan

Dukuhturi Kabupaten Tegal tepatnya wajib pajak di pagangan dan sampel

diambil dengan teknik cluster proportional random sampling. Hasil

penelitian menunjukan bahwa: (1) Faktor pendapatan berpengaruh positif

dan signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak. Besarnya sumbangan

variabel pendapatan terhadap tingkat kepatuhan wajib pajak dalam

membayar pajak bumi dan bangunan di Kecamatan Dukuhturi Kabupaten

tegal. (2) Pelayanan perpajakan memberikan pengaruh positif ddan

signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak. (3) Hasi perhitungan uji parsial

menunjukan bahwa variabel pengetahuan perpajakan memberikan

pengaruh positif dan signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak. (4)

Hukum pajak berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepatuhan wajib

pajak. Bedanya dengan penelitian yang dilakukan penulis adalah penelitian

ini mengenai analisis faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kepatuhan

wajib pajak dalam membayar pajak bumi dan banguan dengan variabel

pendapatan, pelayanan pajak, pengetahuan pajak, dan hukum pajak.

Sementara peneliti hanya mengambil variabel yang akan di uji

pengaruhnya yaitu variabel pengetahuan perpajakan dan kesadaran wajib

pajak.

Page 58: PENGARUH KESADARAN WAJIB PAJAK DAN PENGETAHUAN …

43

2. Penelitian yang dilakukan oleh Banyu (2011) Jurusan Akuntansi Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Islam Universitas Islam Negeri Syari Hidayatullah

dengan judul “ Pengaruh Sikap,Kesadaran Wajib Pajak, dan Pengetahuan

Perpajakan Dalam Membayar Pajak Bumi Dan Bangunan Di Kecamatan

Pamulanh Kota Tangerang Selatan”. Penelitian ini mengkaji tentang

pengaruh sikap,kesaran wajib pajak,dan pengetahuan perpajakan terhadap

tingkat kepatuhan. Penelitian ini mengunakan kuesioner dengan

pengambilan sampel sebanyak 78 sampel dengan teknik comvenance

smpling. Hasil penelitian ini menunjukan (1) sikap wajib pajak tidak

berpengaruh secara signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak dakam

membayar pajak bumi dan bangunan Di Kecamatan Pamulang Kota

Tangerang Selatan. (2) kesadaran wajib pajak berpengaruh secara

signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak dalam membayar pajak bumi

dan bangunan di Kecamatan Pamulang Kota Tangerang Selatan. (3)

pengetahuan perpajakan berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan wajib

pajak dalam membayar pajak bumi dan bangunan di Kecamatan Pamulang

Kota Tangerang Selatan. Bedanya dengan penelitaian yang penulis

lakukan adalah tempat penelitiannya penulis melakukan penelitian di

Nagari Sabu Kecamatan Batipuh Kabupaten Tanah Datar. Dengan

mengambil 2 variabel yaitu pengetahuan wajib pajak dan kesadaran wajib

pajak.

3. Penelitian yang dilakukan oleh Budhiartama (2016) di dalam E-Jurnal

Akuntansi Universitas Udayana Tentang “Pengaruh Sikap, Kesadaran

Wajib Pajak Dan Pengetahuan Perpajakn Pada Kepatuhan Wajib Pajak

Bumi Dan Banguan”. Hasil penelitian dapat diperoleh sebagai berikut: 1)

Sikap wajib pajak berpengaruhpositif dan signifikan pada kepatuhanwajib

pajak dalam membayar Pajak Bumi dan Bangunan. Artinya semakin baik

sikap wajib pajak maka kepatuhan wajib pajak dalam membayar Pajak

Bumi dan Bangunan semakin tinggi; 2) Pengetahuan perpajakan

berpengaruhpositif dan signifikan pada kepatuhanwajib pajak dalam

membayar Pajak Bumi dan Bangunan. Artinya semakin mengerti dan

Page 59: PENGARUH KESADARAN WAJIB PAJAK DAN PENGETAHUAN …

44

paham wajib pajak dalam pentingnya membayar pajak maka kepatuhan

wajib pajak dalam membayar Pajak Bumi dan Bangunan semakin tinggi;

3) Kesadaran wajib Pajak berpengaruhpositif dan signifikan pada

kepatuhanwajib pajak dalam membayar Pajak Bumi dan Bangunan.

Artinya semakin tinggi tingkat kesadarankwajib pajak maka

kepatuhankwajib pajak dalamkmembayar Pajak Bumikdan Bangunan

semakink tinggi. Bedanya dengan penelitian yang penulis lakukan adalah

penulis meneliti dua variabel yaitu kesadaran wajib pajak dan pengetahuan

perpajakan dan peneliti tidak meneliti sikap wajib pajak.

4. Penelitian yang dilakukan oleh Cristian dan Devi dalam E-Journal Tahun

2014 tentang “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepatuhan Wajib

Pajak Dalam Melakukan Pembayaran Pajak Bumi Dan Bangunan

Perdesaan Dan Perkotaan”. Hasil analisis menunjukkan bahwa secara

parsial variabel SPPT (Surat Pemberitahuan Pajak Terutang), pengetahuan

Pajak, pelayanan Pajak dan kesadaran Wajib Pajak berpengaruh signifikan

terhadap kepatuhan wajib pajak dalam membayar PBB-P2. Hasil analisis

menunjukkan bahwa variabel SPPT, pengetahuan Pajak, pelayanan Pajak

dan kesadaran Wajib Pajak berkorelasi positif dengan kepatuhan wajib

pajak dalam membayar PBB-P2. Sehingga apabila salah satu variabel

tersebut meningkat, maka kepatuhan kepatuhan wajib pajak dalam

membayar PBB-P2 juga akan meningkat, dan berlaku sebaliknya apabila

salah satu faktor menurun, maka kepatuhan wajib pajak dalam membayar

PBB-P2 juga akan mengalami penurunan.

5. Penelitian yang dilakukan oleh Intan dalam E-jornal (2016) dengan judul

“Faktor – Faktor Yang Memengaruhi Kepatuhan Wajib Pajak Dalam

Melakukan Pembayaran Pajak Bumi Dan Bangunan Pedesaan Dan

Perkotaan” penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang

mempengaruhi kepatuhan wajib. Penelitian ini mengunakan kuesioner

dengan sampel 100 wajib pajak dengan teknik pengambilan sampel adalah

Random Sampling. Hasil penelitian ini menunjukan (1) Keakuratan SPPT

berpengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak dalam melakukan

Page 60: PENGARUH KESADARAN WAJIB PAJAK DAN PENGETAHUAN …

45

pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan Pedesaan dan Perkotaan di

Provinsi DIY. (2) Kualitas pelayanan berpengaruh positif terhadap

kepatuhan wajib pajak dalam melakukan pembayaran Pajak Bumi dan

Bangunan Pedesaan dan Perkotaan di Provinsi DIY.(3) Kesadaran wajib

pajak tidak berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak dalam melakukan

pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan Pedesaan dan Perkotaan di

Provinsi DIY. (4) Sanksi pajak tidak berpengaruh terhadap kepatuhan

wajib pajak dalam melakukan pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan

Pedesaan dan Perkotaan di Provinsi DIY. (5) Sosialisasi pemerintah tidak

berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak dalam melakukan

pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan Pedesaan dan Perkotaan di

Provinsi DIY. Perbedaan dari penelitian yang penulis lakukan adalah,

penulis hanya melakukan penelitian tentang pengetahuan perpajakan dan

kesadaran wajib pajak dalam membayar pajak bumi dan bangunan

C. Kerangka Teoritis

Kerangka pemikiran merupakan model konseptual tentang bagaimana

teori berhubungan dengan berbagai faktor yang akan di identifikasi teori

berhubungan dengan berbagai faktor yang akan diidentifikasikan sebagai

masalah yang penting. Dalam penelitian ini adalah tentang faktor-faktor yang

mempengaruhi tingkat kepatuhan wajib pajak dalam membayar Pajak Bumi

dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2). Variabel yang digunakan

dalam penelitian ini sebanyak tiga variabel yaitu dua variabel independen dan

satu variabel dependen. Variabel independen yang digunakan yaitu, kesadaran

wajib pajak (X1), Pengetahuan Perpajakan (X2), Sedangkan variabel

dependen yang digunakan yaitu Tingkat kepatuhan wajib pajak (Y).

Page 61: PENGARUH KESADARAN WAJIB PAJAK DAN PENGETAHUAN …

46

Gambar 1.1

kerangka teori

D. Hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian

yang diperoleh melalui kajian teoritik berupa analisis deduktif yang bersifat

kesimpulan sementara. Kebenaran harus dibuktikan memlalui data yang

terkumpul (Sugiyono, 2013, p. 159). Berikut hipotesis yang diajukan adalah:

1. Pengaruh kesadaran wajib pajak terhadap tingkat kepatuhan wajib pajak

dalam membayar Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan

Wajib Pajak PBB-P2 dikatakan memiliki kesadaran yaitu ketika niat yang

berasal dari dalam diri untuk membayar PBB-P2 karena merasa memiliki

kewajiban yang harus dipenuhi sebagai wujud kepatuhannya terhadap

undang-undang semakin tinggi kesadaran wajib pajak untuk melakukan

pembayaran wajib pajak maka semakin meningkat kepatuhan wajib pajak

tersebut karena telah memenuhi dan melaksanakan kewajiban tanpa ada

pengaruh dari siapapun (Intan, 2016, p. 6).

Berdasarkan teori yang telah dipaparkan, maka:

H01: Kesadaran wajib pajak tidak berpengaruh signifikan terhadap

kepatuhan wajib pajak dalam membayar Pajak Bumi dan

Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2)

Ha1: Kesadaran wajib pajak berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan

wajib pajak dalam membayar Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan

dan Perkotaan (PBB-P2)

Kesadaran wajib

pajak

(X1)

Tingkat

Kepatuhan Wajib

Pajak

(Y)

Pengetahuan

Perpajakan

(X2)

Page 62: PENGARUH KESADARAN WAJIB PAJAK DAN PENGETAHUAN …

47

2. Pengaruh pengetahuan perpajakan terhadap tingkat kepatuhan wajib pajak

dalam membayar Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan

(PBB-P2).

Pengetahuan Pajak adalah kemampuan seorang wajib pajak dalam

mengetahi peraturan-peraturan perpajakan baik itu soal tarif pajak yang

akan mereka bayar maupun manfaat pajak yang berguna bagi kehidupan

mereka. Dengan pengetahuan pajak yang dimiliki wajib pajak maka wajib

pajak mengerti bagaimana pentingnya membayar pajak bumi an bangunan

(Banyu. 2011). Berdasarkan teori yang dipaparkan maka:

H02: Pengetahuan perpajakan tidak berpengaruh secara signifikan

terhadap kepatuhan wajib pajak dalam membayar Pajak Bumi dan

Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2)

Ha2: Pengetahuan Perpajakan berpengaruh signifikan terhadap

kepatuhan wajib pajak dalam membayar Pajak Bumi dan

Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2)

Page 63: PENGARUH KESADARAN WAJIB PAJAK DAN PENGETAHUAN …

48

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah field

research dengan pendekatan deskriptif kuantitatif. Penelitian dengan

pendekatan kuantitatif adalah penelitian yang menekankan pada pengujian

teori-teori atau hipotesis-hipotesis melalui pengukuran variabel-variabel

penelitian dalam angka-angka dan melakukan analisis data dengan prosedur

statistik atau permodelan matematis (Sujoko, Stevanus, tan, 2008, p. 47)

B. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan mulai bulan Mei sampai bulan Agustus 2017.

Bertempat di Nagari Sabu Kecamatan Batipuh Kabupaten Tanah Datar.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah wilayah generasi yang terdiri atas objek atau

subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,

2014, p. 80). Populasi dari penelitian ini adalah wajib pajak yang ada di

Nagari Sabu Kecamatan Batipuh Kabupaten Tanah Datar sebanyak 1663

orang wajib pajak.

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki

oleh populasi tersebut. Untuk penentuan sampel dalam penelitian ini

ditetapkan bahwa nilai e atau persentase kelongaran ketidakpastian karena

kesalahan pengambilan sample yang masih dapat diukur adalah 15% atau

0,15 dengan mengunakan rumus slovin. Rumus perhitungan besaran

sampel menurut pendapat slovin (Umar, 2009, p. 77):

48

Page 64: PENGARUH KESADARAN WAJIB PAJAK DAN PENGETAHUAN …

49

Dimana :

N= ukuran populasi

n= ukuran sampel

e= batasan penelitian yang di inginkan

Dengan jumlah populasi 1663 orang maka batas minimal pengambilan sampel

dengan berdasarkan rumus diatas adalah

Maka sampel yang dapat diambil dalam penelitian ini adalah 44 orang wajib

pajak Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan.

D. Instrumen Penelitian

Instrumen dalam penelitian ini mengunakan kuesioner yang dibagikan

langsung kepada responden. Kuesioner atau daftar pertanyaan sudah dibuat

sebelumnya oleh penelitian terdahulu kemudian peneliti mengembangkan

kembali instrumen yang telah ada sebagai pedoman bagi peneliti untuk

melakukan penelitian. Berikut ini adalah kisi-kisi dalam intrumen penelitian

yang digunakan:

Page 65: PENGARUH KESADARAN WAJIB PAJAK DAN PENGETAHUAN …

50

Tabel 3.1

Kisi- Kisi Kuesioner Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat

Kepatuhan Wajib Pajak Dalam Membayar Pajak Bumi Dan Bangunan

Perdesaan Dan Perkotaan (PBB-P2)

No Variabel Indikator Jumlah

Pernyataan

1. Kesadaran

Wajib Pajak

(X1)

(Nurfaizi. 2016)

a. Fasilitas dan pelayanan umum

berasal dari pajak/ manfaat pajak

b. Penundaan pembayaran pajak

sangat merugikan negara

c. Kesadaran wajib pajak mengenai

pengenaan PBB yaitu bukan

merupakan beban bagi wajib pajak

d. Kesadaran wajiib pajak untuk

memenuhi kewajiban pajak

e. Pajak merupakan bentuk paartisipasi

dalam menunjang pembangunan

Negara

1

1

1

1

1

2. Pengetahuan

Perpajakan

(X2)

(Khasanah.

2014)

(Budhiartama.

2016)

(Banyu. 2011 )

a. Pengetahuan mengenai Ketentuan

Umum dan Tata cara Perpajakan

b. Pengetahuan wajib pajak terhadap

pendaftaran sebagai wajib pajak

c. Pengetahuan wajib pajak terhadap

tata cara pembayaran pajak

d. Pengetahuan wajib pajak terhadap

peraturan pajak

e. Pengetahuan pajak terhadap tarif

pajak

1

1

1

1

1

3. Kepatuhan

Wajib Pajak

(Y)

(Intan. 2016)

a. Wajib pajak selalu melakukan

pembayaran pajak dengan tepat

waktu.

b. Wajib pajak selalu melakukan

pembayaran pajak dengan jumlah

yang tepat.

c. Wajib pajak tidak memiliki

tunggakan

d. Wajib pajak selalu memberikan

informasi terkait pajak ketika

imformasi tersebut dibutuhkan

e. Wajib pajak yakin bahwa sebagai

warga negara yang baik maka perlu

melaksanakan kewajiban

perpajakan.

1

1

1

1

1

Page 66: PENGARUH KESADARAN WAJIB PAJAK DAN PENGETAHUAN …

51

E. Sumber Data

Adapun yang menjadi sumber data dari penelitian ini adalah:

1. Sumber data primer adalah sumber data yang langsung dikumpulkan oleh

peneliti dari sumber utamanya. Sumber data primer yang penulis maksud

adalah wajib pajak di Nagari Sabu Kecamatan Batipuh Kabupaten Tanah

Datar.

2. Sumber data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini adalah

dokumen-dokumen yang diperoleh dari Kantor Wali Nagari. Data

sekunder yang diperoleh dari sumber data sekunder yaitu berupa data

wajib pajak, data realisasi penerimaan pajak, profil lembaga, dan struktur

organisasi.

F. Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik pengumpulan data yang penulis gunakan dalam penelitian ini

adalah:

1. Teknik wawancara

Teknik wawancara adalah teknik pengumpulan data dimana pewawancara

(peneliti atau yang diberi tugas melakukan pengumpulan data) dalam

mengumpulkan data mengajukan suatu pertanyaan yang diwawancarai

(Sugiyono, 2014, p. 224). Wawancara dilakukan dengan Bapak Usriadi

sebagai Petugas Pemungutan pajak PBB-P2.

2. Teknik Kuesioner

Teknik angket (kuesioner) merupakan suatu pengumpulan data dengan

memberikan atau menyebarkan daftar pertanyaan dengan memberikan atau

menyebarkan daftar pertanyaan-pertanyaan kepada responden dengan

harapan memberikan responden atas daftar pertanyaan (Umar, 2009, p.

49). Kuesioner disebarkan kepada sampel wajib pajak yang ada di Nagari

Sabu.

Lembar angket digunakan untuk mengetahui pengaruh kesadaran wajib

pajak dan pengetahuan perpajakan terhadap tingkat kepatuhan wajib pajak

dalam membayar Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan

(PBB-P2). Dalam penelitian ini angket yang digunakan dengan

Page 67: PENGARUH KESADARAN WAJIB PAJAK DAN PENGETAHUAN …

52

mengunakan skala likert. Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap,

pendapat dan persepsi seorang tentang fenomena sosial (Sugiyono, 2014,

p. 93). Untuk setiap pilihan jawaban diberi skor, maka responden harus

mengambarkan, mendukung pernyataan untuk digunakan jawaban yang

dipilih dengan skala likert. Rancangan dengan masalah dan tiap-tiap

pertanyaan akan diberi bobot yang sudah ditentukan. Untuk pembobotan

penilaian sebagai berikut:

Tabel 3.2

Skor Penilaian Berdasarkan Skala Likert

Skala Likert Bobot Pertanyaan

Sangat Setuju 5

Setuju 4

Ragu-Ragu 3

Tidak setuju 2

Sangat tidak setuju 1

(Sumber: Sugiyono, 2014, p. 94)

G. Teknik Analisis Data.

Analisis data penelitian merupakan bagian dari proses pengujian data setelah

tahap pemilihan dan pengumpulan data dalam penelitian. Analisis data dalam

penelitian ini mengunakan analisis regresi linear berganda dengan bantuan

program IBM SPSS statistic 22 (Statistical Package For Social Science)

(Priyatno, 2014, p.1). Metode-metode yang digunakan untuk menganalisis

data dan mrnguji hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bukti Validitas dan Estimasi Reliabilitas

a. Bukti Validitas

Bukti validitas menurut Suherdianto dalam (Ghozali, 2011) Bukti

validitas digunakan untuk mengukur sah atau validnya suatu

kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada

kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur

oleh kuesioner tersebut. Pengujian validitas item dengan teknik

Coreeted item total corelation, yaitu dengan mengkolerasikan skor

item dengan skor totalnya dan melakukan koreksi terhadap nilai

Page 68: PENGARUH KESADARAN WAJIB PAJAK DAN PENGETAHUAN …

53

koefisien kolerasi. Pembuktian signifikan dilakukan dengan kriteria

mengunakan r tabel pada tingkat signifikan 0,05 dengan uji dua sisi.

Jika nilai positif dan nilai r hitung > r tabel, maka item dinyatakan

valid, jika r hitung < r tabel maka item dinyatakan tidak valid .

b. Estimasi Reliabilitas

Estimasi reliabilitas digunakan untuk mengukur konsistensi jawaban

responden. Maksudnya apakah alat ukur tersebut akan mendapatkan

pengukuran yang tetap konsisten jika pengukuran diulang kembali.

Metode yang sering digunakan dalam penelitian untuk mengukur skala

rentangan (seperti skala likert 1-5) adalah cronbach alpha. Untuk

menentukan apakah instrumen realibel atau tidaknya mengunakan

batasan 0,6. Reliabelitas kurang dari 0,6 adalah kurang baik,

sedangkan 0,7 dapat diterima dan 0,8 adalah baik (Priyatno, 2014,

p.64)

2. Hasil Analisis Data dan Uji Hipotesis

a. Koefisian Determinasi (R2)

Uji koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui tingkat

ketepatan yang paling baik dalam analisis regresi, hal ini ditunjukan

oleh koefisien determinasi (R2). Nilai koefisien determinasi adalah 0

sampai 1, semakin R2

mendekati 0 maka semakin kecil kemampuan

semua variabel independen dalam menjelaskan perubahan nilai

variabel independen terhadap variabel dependen. Secara umum

koefisien untuk data crossection relatif rendah karena adanya variasi

yang besar antara masing-masing pengamatan. sedangkan data time

series biasanya mempunyai koefisien determinasi tinggi

(ghozhali,2012)

b. Metode Analisis Regresi Linear berganda.

Metode analisis regresi linear berganda adalah data pengamatan

biasanya tidak hanya satu variabel melainkan memiiki beberapa atau

Page 69: PENGARUH KESADARAN WAJIB PAJAK DAN PENGETAHUAN …

54

bahkan banyak variabel (Umar, 2009, p. 49). Metode regresi berganda

bertujuan untuk memprediksi besar variabel dependen dengan

mengunakan data variabel independen yang sudah diketahui besarnya.

Metode analisis dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi

linear berganda untuk mengetahui pengaruh kesadaran (X1),

pengetahuan perpajakan (X2) terhadap tingkat kepatuhan wajib pajak

(Y). Rumus regresi linear berganda yang digunakan adalah:

Y = a + b1X1 + b2X2 + e

Dalam hal ini adalah

a = Konstanta

b1, b2, = koefisien regresi masing-masing variabel

X1 = Kesadaran wajib pajak

X2 = Pengetahuan perpajakan

Y = tingkat kepatuhan wajib pajak

e =eror term

c. Pengujian Hipotesis (Uji statistik t)

Uji statistik t pada dasarnya menunjukan seberapa jauh pengaruh satu

variabel independen secara individual dalam menerangkan variabel

dependen. Pengujian dilakukan dengan mengunakan tingkat signifikan

0,05 (α=5%). Penerimaan atau penolakan hpotesis dilakukan dengan

kriteria sebagai berikut:

1) Jika nilai signifikan > 0,05 maka hipotesis nol diterima ( koefisien

regresi tidak signifikan) hal ini berarti bahwa secara parsial

variabel independen tersebut tidak mempunya pengaruh yang

signifikan terhadap variabel dependen,

2) Jika nilai signifikan < 0,05 maka hipotesis nol ditolak (koefisien

regresi signifikan) hal ini berarti secara parsial variabel

independen tersebut mempunyai pengaruh yang signifikan

terhadap variabel dependen.

Page 70: PENGARUH KESADARAN WAJIB PAJAK DAN PENGETAHUAN …

55

d. Pengujian Statistik F

Uji statistik F dilakukan untuk mengetahui pengaruh semua

variabel independen yang dimaksukan kedalam model regresi secara

bersama-sama terhadap variabel dependen (Ghozali, 2005:84). kriteria

ini dipakai untuk membuat keputusan terhadap hasil uji hipoteis adalah

berdasarkan tingkat signifikan sebesar 0,05 yang merupakan

probabilitas kasalahan sebesar 5%.

Page 71: PENGARUH KESADARAN WAJIB PAJAK DAN PENGETAHUAN …

56

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. GAMBARAN UMUM NAGARI SABU

1. Sejarah Nagari Sabu

Menurut cerita orang tua-tua, nama Nagari Sabu berasal darikata

“SABULAN”. Pada zaman dahulu kala, waktu Sultan MahaRajo dirajo

yang menurut tambo adalah keturunan Sultan Iskandar Zulkaiman bertolak

dari tanah basa (India Daratan) memimpin suatu rombongan besar

diantaranya: Suri Dirajo, Indo Jati, Cati Bilang Pandai, Harimau (Campo),

Kuciang (siam), kambiang (hutan), Anjiang (mualim) dan para anggotanya

menyusuri pulau laka dewa melalui seindit atau Langga Puri ( Pulau

Ceylon/Sailan/ Srilanka) terus ke laut lepas (Lautan India). di dalam

berlayar di lautan, tampak lah api takijok-kijok , gunuang sawaktu maso

itu di ateh puncak langga puri, banamo gunuang marapi. Maka di dekatilah

gunuang tersebut, takdir tuhan waktu itu kandas lah kapalnya di batu

karang di kaki gunuang marapi, daerah tempat kapal Sultan MahaRajo

Dirajo kandas tersebut berada di sebelah utara jorong kampung sebelas

sekarang.

“SABULAN” (Satu bulan) lama kapanya kandas,,, katiko aia

basentak turun, bumilah basenta naiak, turun lah Sultan keatas karang

tersebut sambil melihat dan meninjau ke bawah, dinamailah daerah

tersebut “TINJAU KARANG” seperti bunyi pantun/gurindam orang tua-

tua.

Dimano asa titiak palito

Dibaliak telong nan batali

Dari mano asa niniak kito

Turun dipuncak gunuang marapi

Gunonyo cindai urang kariang

Tajamua ateh pamatang

Sabalun turun ka Pariangan

SABU LAN di Tanjuang Karang

56

Page 72: PENGARUH KESADARAN WAJIB PAJAK DAN PENGETAHUAN …

57

Maka berjalanlah Sultam Maharajo Dirajo bersama rombongan,

diturut/dituju arah matahari terbit, bassentak turun kabawah, lah tibo di

Guguak Ampan di lagundi nan baselo, yaitu daerah Guguak-sikaladi

sekarang terus turun dan menetap di pariangan.

Pada mulanya Nagari ini akan di huni,Taratak atau Dusun, korong

dari kampung akan dibuat adalah di “NAGARI” yang terletak di Jorong

Kampung XI sekarang. Di daerah ini mereka yang datang dari pariangan

memulai kehidupan dan berusaha membuka pemukiman baru

melangsungkan kehidupan seperti: berladang, bercocock tanam, berburu

dan sebagainya. setelah penduduk berkembang biak, dikembangkanlah

daerah baru yang berada disekitarnya seperti Sungai Ungkang, Subarang,

Kampung XI, Pakan akad, kesemua daerah tersebut telah dijadikan jorong

dalam kenagarian Sabu. Nagari Sabu dari empat jorong antara lain:

1. Jorong Sungai Ungkang

2. Jorong Subarang

3. Jorong Kampung XI

4. Jorong Pakan Akad

Sebagaimana telah diuraikan diatas bahwa Nenek Moyang Masyarakat

Nagari Sabu beasal dari pariangan, maaka melalui proses yang panjang

mereka telah berkembang baik hidup berpencar-pencar di masing-masing

jorong seperti yang kita temukan sekarang.

maka menurut adat, di nagari Sabu dipakai kelarasan adat koto piliang

kenagarian Sabu ini ditemukan 4 suku atau pasukuan, yaitu:

1. Sikumbang

2. Pisang

3. Koto

4. Guci

Page 73: PENGARUH KESADARAN WAJIB PAJAK DAN PENGETAHUAN …

58

2. Demografis

Tabel 4.1

Kondisi Geografis

No. Uraian

1 Luas wilayah : 1270

2. Jumlah Jorong : 4 (Jorong)

1) Jorong Subarang Sabu

2) Jorong Kampung XI sabu

3) Jorong Pakan akad

4) Jorong Sungai Ungkang

3. Batas wilayah nagari sabu:

a. Utara : Gunuang Marapi

b. Selatan : Nagari Batipuh Ateh

c. Barat : Nagari Batipuh ateh, Nagari andaleh

d. timur : Nagari Pariangan

4 Topografi

a. luas kemiringan lahan (rata-rata) 1270 Ha

b. ketinggian atas permukaan laut (rata-rata) 700-1200 m

5. Hidrologi:

Irigasi berpengairan non teknis

6. KlimatologI

1) Suhu 15-30oC

2) Curah Hujan 1200-1500 mm

3) Kelembaban udara 75%

4) kecepatan angin 0-25 KM/Jam

3. Deskripsi Lembaga Dalam Nagari

1) Pemerintah Nagari

Pemerintah Nagari adalah badan yang mengurus kepenting

masyarakat di bidang sosial dan pembangunan pemerintah Nagari

terdiri dari Pemerintahan Nagari BPRN dan KAN. Pemerintah

Nagari adalah Badan Eksekutif dalam Nagari yang terdiri dari:

a) Wali Nagari

b) Sekretaris Nagari

c) Bendahara Nagari

d) Kepala Urusan

Page 74: PENGARUH KESADARAN WAJIB PAJAK DAN PENGETAHUAN …

59

Wali Nagari bekerja sama dengan BPRN dalam membuat

Rancangan Pendapatan dan Belanja Nagari (RAPBN) dan

menetapkannya BPRN

2) Tugas Pokok Pemerintahan Nagari

a. Wali Nagari

Tugas Wali Nagari menyelengarakan pemerintah desa

berdasarkan kebijakan yang ditetapkan bersama BPD,

menyusun dan mengajukan rancangan peraturan desa mengenai

APB Desa, Membuna kehidupan masyarakat desa,

mengkoordinasikan pembangunan desa secara partisipatif,

membina ekonomi desa, mewakili desanya didalam dan diluar

pengadilan dan dapat menunjukan keadilan untuk mewakili

linya sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

b. Sekretaris Nagari

Tugas sekretais nagari adalah membantu kepala desa dalam

mempersiapkan dan mempersiapkan pengelolaan administrasi

desa, mempersiapkan bahan penyusunan laporan

penyelengaraan pemerintah desa.

c. Bendahara Nagari

Tugas Bendahara adalah membantu sekretaris desa dalam

melaksanakan pengelolaan sumber pendapatan desa,

pengelolaan administrasi keuangan, dan mempersiapkan bahan

penyusunan APBD Desa.

d. Kepala Urusan (KAUR) Umum

Tugas Kepala Urusan Umum adalah membantu sekretaris

dalam melaksanakan administrasi umum, tata usaha dan

kearsipan, pengelolaan investaris kekayaan desa, serta

mempersiapkan bahan rapat dan laporan.

e. KAUR Pemerintahan

Tugas KAUR Pemerintahan adalah membantu kepala desa

dalam melaksanakan administrasi kependudukan, administrasi

Page 75: PENGARUH KESADARAN WAJIB PAJAK DAN PENGETAHUAN …

60

pertanahan, ketentraman dan ketertiban masyarakat desa dan

kebijakan dalam kegiatan penyusunan produk hukum desa.

f. KAUR Pembangunan

tugas KAUR pembangunan adalah Membantu kepala desa

dalam melaksanakan penyiapan bahan perumusan kebijakan

teknis pengembangan potensi ekonomi masyarakat,

pengelolaan pelayanan masyarakat.

g. KAUR KESRA (Kesejahteraan rakyat)

Tugas KAUR KESRA adalah membantu kepala desa dalam

melaksanakan penyiapan bahan perumusan kebijakan

keagamaan serta melaksanakan program pemberdayaan

masyarakat dan sosial kemasyarakatan.

4. Visi dan Misi Wali Nagari Sabu

a. Visi Wali Nagari

“Terwujudnya Nagari Sabu Sebagai Nagari yang Mandiri, dan

bersatu dalam Mensejahterakan Masyarakat”

b. Misi Wali Nagari

1) Mewujudkan penyelengaraan pemerintah yang baik bersih dan

transparan

2) Meningkatkan kualitas sumberdaya manusia serta pemahaman dan

pengalaman norma-norma agama dan istiadat

3) Peningkatan peran masyarakat untuk pembangunan Nagari

5. Struktur Organisasi Aparat Pemerintahan Nagari Sabu

Suatu organisasi aparat pemerintahan sangat diperlukan pengorganisasian

yyang merupakan salah satu menajemen yang sangat penting bagi setiap

aparat pemerintahansehingga pendelegasian wewenang dari sertiap orang

dalam aparat pemerintah jelas dan tidak tumpang tindih yang bisa

mengacaukan jalan kinerja aparat pemerintahan.

Adapun bentuk struktur organisasi Aparat Pemerintahan Nagari Sabu

adalah sebagai berikut:

Page 76: PENGARUH KESADARAN WAJIB PAJAK DAN PENGETAHUAN …

61

Gambar 4.1

Struktur Organisasi Aparat Pemerintahan Nagari Sabu

.

Wali

Nagari

(Bactiar Sidi

mulie)

Sekretaris

(DT.Mangku

to)

Kaur kesra

(Maisa)

BPRN

(DT.Sudano)

kepala Jorong

Subarang

(Amsiwarnadi

)

Kaur

Pembangunan

(Armi)

Kaur

Pemerintaha

n

(Usriadi)

Sekretaris

(Kasmaniar)

( Bendahara

(Hekriani)

Kaur

Umum

(Yurma

yelda)

Kepala Jorong

kampung XI

(Kasmi)

Kepala

Jorong

Sungai

Ungkang

(Umardanis)

Kepala Jorong

Pakan Akad

(Arman)

Page 77: PENGARUH KESADARAN WAJIB PAJAK DAN PENGETAHUAN …

62

B. Gambaran Umum Responden

Didalam Penelitian ini dikumpulkan data primer melalui angket untuk

mengetahui tanggapan wajib pajak terhadap kesadaran wajib pajak,

pengetahuan perpajakan dan pengaruhnya terhadap kepatuhan wajib pajak

dalam membayar Pajak Bumi Dan Bangunan Perdesaan Dan Perkotaan (PBB-

P2). Untuk menentukan angket yang akan disebarkan kepada responden dalam

penelitian ini adalah dengan mengunakan rumus slovin, yaitu sebagai berikut:

Dari hasil perhitungan diatas dengan mengunakan eror sebesar 0,15

maka didapatkan minimal angket yang harus disebarkan sebanyak 44 angket

kepada responden.

Setelah seluruh data dan imformasi berhasil dikumpulkan proses

klasifikasi hasil penyebaran angket dilakukan dengan bantuan program Excel

untuk membentuk tabulasi data. setelah tahapan tersebut selesai tahapan

pengolahan segera dilaksanakan. Berdasarkan hasil penyebaran angket maka

karateristik responden didasarkan pada:

a. Profil responden berdasarkan jenis kelamin

Tabel 4.2

Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

No. Jenis Kelamin Jumlah Persentase (%)

1. Laki-laki 23 52%

2. Perempuan 21 48%

Jumlah 44 100%

Sumber: Data Primer yang diolah (2017)

Dari hasil angket yang telah disebarkan, terlihat dalam tabel 4.2 di

atas yaitu didapat bahwa responden laki-laki sebanyak 23 orang atau

sebeasr 52%, sedangkan responden perempuan sebanyak 21 orang atau

Page 78: PENGARUH KESADARAN WAJIB PAJAK DAN PENGETAHUAN …

63

sebesar 48%. dapat disimpulkan bahwa responden pria lebih banyak

dari pada responden perempuan.

b. Profil responden berdasarkan usia responden

Tabel 4.3

Karakteristik Responden Berdasarkan usia

No. Usia Jumlah Persentase (%)

1. 26-35 13 30%

2. 36-45 15 34%

3. 46-55 16 36%

Total 44 100%

Sumber: Data Primer yang diolah (2017)

Dari hasil angket yang telah disebar, terlihat dalam tabel 4.3 diatas

yaitu di dapat responden yang rentang usianya 26-35 sebanyak 13

orang atau sebesar 30%, responden yang usianya 36-45 sebanyak 15

orang atau sebesar 34%, responden yang berusia 46-55 sebanyak 16

orang atau sebesar 36%.

c. Profil responden berdasarkan status

Tabel 4.4

Karakteristik Responden Berdasarkan Status

No. Status Jumlah Persentase

(%)

1. Menikah 37 84%

2. Belum menikah 7 16%

Jumlah 44 100%

Sumber: Data Primer yang diolah (2017)

Berdasarkan hasil angket yang disebarkan terlihat pada tabel 4.4

diatas yaitu didapat responden yang memiliki status menikah sebanyak

37 orang atau sebesar 84% dan responden yang memiliki status belum

menikah sebanyak 7 orang atau sebesar 16%. Jadi dapat disimpulkan

bahwa lebih banyak responden yang menikah dibandingakan dengan

responden yang belum menikah dalam membayar Pajak Bumi dan

Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2).

Page 79: PENGARUH KESADARAN WAJIB PAJAK DAN PENGETAHUAN …

64

C. Bukti Validitas dan Estimasi Reliabilitas

1. Bukti Validitas

Bukti validitas digunakan untuk mengetahui valid atau tidaknya suatu

kuesioner. Apakah ada pernyataan pada angket yang harus dibuang atau

diganti karena diangap tidak relevan. Dalam penelitian ini angket yang

digunakan valid sehingga tidak ada yang harus diganti, dikurangi,

maupun di ubah.

Pada bukti validitas digunakan 44 kuesioner dengan 15 butir

pertanyaan yang telah diisi oleh responden dan r tabel df=n-k (df=58-

2=56) pada 5%= 0,259 untuk mengetahui apakah pertanyaan pada

kuesioner tersebut valid.

a. Kesadaran Wajib Pajak

Hasil bukti validitas untuk kesadaran wajib pajak adalah sebagai

berikut:

Tabel 4.5

Bukti Validitas Kesadaran Wajib Pajak

No. Kode Item r tabel r hitung keterangan

1 Kesadaran1 0,259 0,650 VALID

2 Kesadaran2 0,259 0,640 VALID

3 Kesadaran3 0,259 0,716 VALID

4 Kesadaran4 0,259 0,786 VALID

5 Kesadaran5 0,259 0,702 VALID

Sumber: data primer yang diolah 2017

Berdasarkan tabel 4.5 diatas setelah dilakukan perhitungan dengan

SPSS version 22 dapat diketahui dari 5 item pernyataan bahwa masing-

masing r hitung ≥ r tabel dan bernilai positif, karena masing- masing item

pernyataan tersebut telah memiliki corrected items total Corelation ≥

0,259. Dengan demikian pernyataan tersebut dinyatakan valid dan dapat

terus digunakan dan dipertahankan dalam tahapan pengolahan data lebih

lanjut.

Page 80: PENGARUH KESADARAN WAJIB PAJAK DAN PENGETAHUAN …

65

b. Pengetahuan Perpajakan

Tabel 4.6

Bukti Validitas Pengetahuan Perpajakan

No. Kode Item r tabel r hitung keterangan

1 Pengetahuan1 0,259 0,727 VALID

2 Pengetahuan2 0,259 0,763 VALID

3 Pengetahuan3 0,259 0,639 VALID

4 Pengetahuan4 0,259 0,688 VALID

5 Pengetahaun5 0,259 0,810 VALID

Sumber: data primer yang diolah 2017

Berdasarkan tabel 4.6 diatas setelah dilakukan perhitungan

dengan SPSS version 22 dapat diketahui dari 5 item pernyataan

bahwa masing-masing r hitung ≥ r tabel dan bernilai positif, karena

masing- masing item pernyataan tersebut telah memiliki corrected

items total Corelation ≥ 0,259. Dengan demikian dapat diketahui

butir pernyataan tersebut dinyatakan valid dan dapat terus digunakan

dan dipertahankan dalam tahapan pengolahan data lebih lanjut.

c. Kepatuhan Wajib Pajak

Tabel 4.7

Bukti Validitas Kepatuhan Wajib Pajak

No. Kode Item r tabel r hitung keterangan

1 Kepatuhan01 0,259 0,825 VALID

2 Kepatuhan02 0,259 0,747 VALID

3 Kepatuhan03 0,259 0,737 VALID

4 Kepatuhan04 0,259 0,562 VALID

5 Kepatuhan05 0,259 0,761 VALID

Sumber: data primer yang diolah 2017

Berdasarkan tabel 4.7 diatas setelah dilakukan perhitungan

dengan SPSS version 22 dapat diketahui dari 5 item pernyataan

bahwa masing-masing r hitung ≥ r tabel dan bernilai positif, karena

Page 81: PENGARUH KESADARAN WAJIB PAJAK DAN PENGETAHUAN …

66

masing- masing item pernyataan tersebut telah memiliki corrected

items total Corelation ≥ 0,259. Dengan demikian dapat diketahui

butir pernyataan tersebut dinyatakan valid dan dapat terus

digunakan dan dipertahankan dalam tahapan pengolahan data lebih

lanjut.

2. Estimasi Reliabilitas

Estimasi reliabilitas adalah alat untuk menetapkan apakah instrumen

dalam angket dapat digunakan lebih dari satu kali. Suatu angket dikatakan

reliable atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah

konsisten dari waktu ke waktu. Estimasi reliabilitas terhadap seluruh item

atau pertanyaan maupun pernyataan pada penelitian ini mengunakan

rumus koefisien Cronbach Alpha. Untuk menentukan apakah instrumen

reliable atau tidaknya mengunakan batasan 0,6 adalah kurang

baik,sedangkan 0,7 dapat diterima dan diatas 0,8 adalah baik.

a. Kesadaran Wajib Pajak

Tabel 4.8

Hasil Estimasi Reliabilitas Kesadaran Wajib Pajak

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

N of Items

,692 5

Sumber: Data Olahan SPSS 22

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa Koefisien

cronbach’s alpha adalah 0,692, sehingga semua item kesadaran

wajib pajak dinyatakan reliabel, karena melebihi cronbach’s alpha

dari 0,60.

b. Pengetahuan Perpajakan

Tabel 4.9

Hasil Estimasi Reliabilitas Pengetahuan Perpajakan

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

N of Items

,756 5

Sumber: Data Olahan SPSS 22

Page 82: PENGARUH KESADARAN WAJIB PAJAK DAN PENGETAHUAN …

67

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa Koefisien

cronbach’s alpha adalah 0,756, sehingga semua item pengetahuan

perpajakan dinyatakan reliabel, karena melebihi cronbach’s alpha

dari 0,70.

c. Kepatuhan Wajib Pajak

Tabel 4.10

Hasil Estimasi Reliabilitas Kepatuhan Wajib Pajak

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

N of Items

,773 5

Sumber: Data Olahan SPSS 22

Berdasarkan tabel 4.10 diatas dapat diketahui bahwa Koefisien

cronbach’s alpha adalah 0,773, sehingga semua item kepatuhan wajib

pajak dinyatakan reliabel, karena melebihi cronbach’s alpha dari 0,70.

D. Hasil Analisis Data dan Uji Hipotesis

1. Uji Determinasi (R2)

Uji R2

digunakan untuk mengetahui seberapa besar sumbangan

pengaruh variabel independen (variabel bebas) terhadap (variabel terikat).

Hasil selengkapnya dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:

Tabel 4.11

Koefisien Determinasi (R2)

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate

Durbin-Watson

1 ,402a ,161 ,121 2,087 1,874

a. Predictors: (Constant), Pengetahuan Perpajakan, Kesadaran WP

b. Dependent Variable: Kepatuhan WP

Sumber: Data Olahan SPSS 22

Berdasarkan tabel 4.11 diperoleh nilai Adjusted R Square untuk

variabel kesadaran wajib pajak dan pengetahuan perpajakan adalah sebesar

12,1%. Hal ini menunjukan bahwa kepatuhan wajib pajak dapat dijelaskan

Page 83: PENGARUH KESADARAN WAJIB PAJAK DAN PENGETAHUAN …

68

oleh variabel independen sebesar 12,1%, sedangkan sisanya 87,9%

dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti .

2. Analisis Regresi Linear berganda

Untuk mengetahui arah pengaruh yang berbentuk antara variabel

independen terhadap variabel dependen maka dibuat sebuah model

regresi linear berganda. Didalam penelitian ini model yang digunakan

adalah regresi linear berganda karena variabel independen yang

digunakan lebih dari satu. Rumus regresi linear berganda yang

digunakan adalah:

Y = a + b1X1 + b2X2 + e

Dalam hal ini adalah

a = Konstanta

b1, b2, = koefisien regresi masing-masing variabel

X1 = Kesadaran wajib pajak

X2 = Pengetahuan perpajakan

Y = tingkat kepatuhan wajib pajak

e =eror term

Dari pengolahan data yang telah dilakukan diperoleh hasil pengujian

seperti yang terlihat pada tabel 4.11 dibawah ini :

Tabel 4.12

Model Regresi Berganda

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) 18,626 2,952 6,309 ,000

Kesadaran WP -,261 ,130 -,316 -2,002 ,052

Pengetahuan Perpajakan

,388 ,148 ,416 2,633 ,012

a. Dependent Variable: Kepatuhan WP

Sumber: Data Olahan SPSS 22

Page 84: PENGARUH KESADARAN WAJIB PAJAK DAN PENGETAHUAN …

69

Dari tabel 4.12 terlihat bahwa setiap variabel penelitian yang

digunakan memiliki Koefisien regresi dan konstanta yang dapat dibuat

kedalam sebuah persamaan regresi sederhana yaitu:

Y = a + b1X1 + b2X2 + e

Y= 18,626–0,261X1 + 0,388X2+ e

a. Nilai konstanta (a) adalah sebesar 18,626, ini dapat diartikan jika

kesadaran wajib pajak dan pengetahuan perpajakan nilainya adalah 0,

maka kepatuhan wajib pajak nilainya 18,626.

b. Nilai koefisien regresi variabel kesadaran wajib pajak (b1) bernilai

negatif, yaitu -0,261, menunjukan besarnya koefisien yang terjadi

pada kesadaran wajib pajak yang menyebabkan perubahan pada

tingkat kepatuhan wajib pajak. Jadi setiap kenaikan sebesar satu satuan

varaibel kesadaran wajib pajak, maka tingkat kepatuhan wajib pajak

akan mengalami naik sebesar -0,261 satuan dengan asumsi variabel

independen lainya tetap.

c. Koefisien regresi variabel pengetahuan perpajakan (b2) bernilai positif,

yaitu 0,388. Ini dapat diartikan bahwa setiap peningkatan pengetahuan

perpajakan sebesar 1 satuan, maka akan meningkatkan kepatuhan

wajib pajak sebesar 0,388 satuan dengan asumsi variabel independen

lain nilainya tetap.

d. eror term

Page 85: PENGARUH KESADARAN WAJIB PAJAK DAN PENGETAHUAN …

70

3. Uji T

Hasil uji T dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.13

Hasil Uji Hipotesis

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients Standardized

Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) 18,626 2,952 6,309 ,000

Kesadaran WP -,261 ,130 -,316 -2,002 ,052

Pengetahuan

Perpajakan ,388 ,148 ,416 2,633 ,012

a. Dependent Variable: Kepatuhan WP

Sumber: Data Olahan SPSS 22

Dari tabel 4.13. didapatkan nilai signifikan dari masing-masing

variabel bebas, selanjutnya membandingkan nilai signifikan pada tabel

dengan tingkat signifikan α (5%). berikut adalah penjelasan dari masing-

masing variabel berikut.

1) Untuk variabel Kesadaran wajib pajak (X1) berdasarkan hasil

perhitungan dengan bantuan software SPSS 22, kesadaran wajib pajak

memiliki nilai signifikan 0,052 yaitu lebih besar dari tingkat

signifikansi 0,05. Pengujian ini menunjukan bahwa H01 diterima dan

Ha1 ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa kesadaran wajib pajak

(X1) tidak berpengaruh secara signifikan terhadap variabel tingkat

kepatuhan wajib pajak (Y) dalam membayar Pajak Bumi dan

Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2)

2) Untuk variabel pengetahuan perpajakan (X2) berdasarkan hasil

perhitungan dengan bantuan software SPSS 22, pengetahuan per

pajakan memiliki nilai signifikansi 0,012. yaitu Signifikan lebih kecil

dari pada 0,05. Pengujian ini menunjukan bahwa H02 ditolak dan Ha2

diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa pengetahuan perpajakan

berpengaruh signifikan terhadap tingkat kepatuhan wajib pajak dalam

Page 86: PENGARUH KESADARAN WAJIB PAJAK DAN PENGETAHUAN …

71

membayar Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB-

P2)

4. Uji Signifikansi Simultan (Uji F)

Uji Statistik F pada dasarnya menunjukan apakah semua variabel

bebas (independen) yang dimasukan dalam model mempunyai pengaruh

secara bersama-sama terhadap variabel independen.

Tabel 4.15

Uji Simultan F

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1

Regression 34,392 2 17,196 3,948 ,027b

Residual 178,586 41 4,356

Total 212,977 43

a. Dependent Variable: Kepatuhan WP

b. Predictors: (Constant), Pengetahuan Perpajakan, Kesadaran WP

Sumber: Data Olahan SPSS 22

Berdasarkan tabel 4.15 diatas dapat dilihat bahwa nilai F hitung diperoleh

sebesar 3,948 dengan tingkat signifikansi 0,027. Karena Tingkat signifikansi

lebih kecil dari 0,05, maka dapat dikatakan bahwa kesadaran wajib pajak dan

pengetahuan perpajakan berpengaruh secara simultan signifikansi terhadap

tingkat kepatuhan wajib pajak dalam membayar Pajak Bumi dan Bangunan

Perdesaan dan Perkotaan di Nagari Sabu Kecamatan Batipuh Kabupaten

Tanah Datar.

E. Pembahasan Penelitian.

Berdasarkan hasil analisis mengenai kesadaran wajib pajak dan

pengetahuan perpajakan terhadap tingkat kepatuhan wajib pajak dalam

membayar Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan dapat

diketahui sebagai beikut:

Page 87: PENGARUH KESADARAN WAJIB PAJAK DAN PENGETAHUAN …

72

1. Pengaruh kesadaran wajib pajak terhadap tingkat kepatuhan wajib

pajak dalam membayar Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan

Perkotaan (PBB-P2).

Kesadaran wajib pajak menurut Novel dalam (Rahayu: 141)

adalah adanya niat yang tumbuh dalam diri wajib pajak dan mau dengan

sendirinya melakukan kewajiban perpajakannya seperti mendaftarkan diri,

menghitung, membayar dan melaporkan jumlah pajak terutangnya, serta

memiliki kesungguhan dan keinginan untuk memahami kewajiban sebagai

wajib pajak.

Berdasarkan hasil pengujian koefisien determinasi besar R2 adalah

sebesar 12,1%. Hal ini menunjukan bahwa kepatuhan wajib pajak dapat

dijelaskan oleh variabel independen sebesar 12,1%, sedangkan sisanya

87,9% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti .

Kemudian dilihat dari analisis regresi linear berganda dengan

menunjukan nilai konstanta (a) sebesar 18,626, ini dapat diartikan jika

kesadaran wajib pajak dan pengetahuan perpajakan nilainya adalah 0,

maka kepatuhan wajib pajak nilainya 18,626. Nilai koefisien regresi

variabel kesadaran wajib pajak (b1) bernilai negatif, yaitu -0,261,

menunjukan besarnya koefisien yang terjadi pada kesadaran wajib pajak

yang menyebabkan perubahan pada tingkat kepatuhan wajib pajak. Jadi

setiap kenaikan sebesar satu satuan varaibel kesadaran wajib pajak, maka

tingkat kepatuhan wajib pajak akan mengalami naik sebesar -0,261

satuan dengan asumsi variabel independen lainya tetap.

Selanjutnya berdasarkan hasil pengujian hipotesis menunjukan

bahwa nilai signifikan dari variabel kesadaran wajib pajak yaitu sebesar

0,052. Hasil dari signifikansi tersebut lebih besar dari alpha 0,05 sehingga

dapat disimpulkan bahwa secara parsial kesadaran wajib pajak tidak

berpengaruh signifikan terhadap tingkat kepatuhan wajib pajak dalam

membayar Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2).

Jadi dapat disimpulkan H01 diterima dan (Ha2) ditolak.

Page 88: PENGARUH KESADARAN WAJIB PAJAK DAN PENGETAHUAN …

73

Kemudian jika dilihat dari pengujian secara simultan terdapat

bahwa nilai F hitung diperoleh sebesar 3,948 dengan tingkat signifikansi

0,027. Karena Tingkat signifikansi lebih kecil dari 0,05, maka dapat

dikatakan bahwa kesadaran wajib pajak dan pengetahuan perpajakan

berpengaruh secara simultan signifikansi terhadap tingkat kepatuhan wajib

pajak dalam membayar Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan

Perkotaan di Nagari Sabu Kecamatan Batipuh Kabupaten Tanah Datar.

2. Pengaruh Pengetahuan Perpajakan Terhadap Kepatuhan wajib pajak

dalam membayar Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan

Perkotaan (PBB-P2)

Pengetahuan Perpajakan (Budhiartama:2016) adalah kemampuan

seseorang wajib pajak dalam mengetahui peraturan perpajakan baik itu

soal tarif pajak yag akan mereka bayar, maupun manfaat pajak yang akan

berguna bagi kehidupan wajib pajak.

Berdasarkan hasil pengujian koefisien determinasi besar R2

adalah

sebesar 12,1%. Hal ini menunjukan bahwa kepatuhan wajib pajak dapat

dijelaskan oleh variabel independen sebesar 12,1%, sedangkan sisanya

87,9% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti .

Kemudian dilihat dari analisis regresi linear berganda dengan

menunjukan nilai konstanta (a) sebesar 18,626, ini dapat diartikan jika

kesadaran wajib pajak dan pengetahuan perpajakan nilainya adalah 0,

maka kepatuhan wajib pajak nilainya 18,626. Koefisien regresi variabel

pengetahuan perpajakan (b2) bernilai positif, yaitu 0,388. Ini dapat

diartikan bahwa setiap peningkatan pengetahuan perpajakan sebesar 1

satuan, maka akan meningkatkan kepatuhan wajib pajak sebesar 0,388

satuan dengan asumsi variabel independen lain nilainya tetap.

Selanjutnya berdasarkan hasil pengujian hipotesis menunjukan

bahwa nilai signifikan dari pengetahuan per pajakan memiliki nilai

signifikansi 0,012, yaitu Signifikan lebih kecil dari pada 0,05. Pengujian

ini menunjukan bahwa H02 ditolak dan Ha2 diterima, sehingga dapat

Page 89: PENGARUH KESADARAN WAJIB PAJAK DAN PENGETAHUAN …

74

disimpulkan bahwa pengetahuan perpajakan berpengaruh signifikan

terhadap tingkat kepatuhan wajib pajak dalam membayar Pajak Bumi dan

Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2)

Kemudian jika dilihat dari pengujian secara simultan terdapat

bahwa nilai F hitung diperoleh sebesar 3,948 dengan tingkat signifikansi

0,027. Karena Tingkat signifikansi lebih kecil dari 0,05, maka dapat

dikatakan bahwa kesadaran wajib pajak dan pengetahuan perpajakan

berpengaruh secara simultan signifikansi terhadap tingkat kepatuhan wajib

pajak dalam membayar Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan

Perkotaan di Nagari Sabu Kecamatan Batipuh Kabupaten Tanah Datar

Page 90: PENGARUH KESADARAN WAJIB PAJAK DAN PENGETAHUAN …

75

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan pengujian dan analisis data yang telah dilakukan mengenai

pengaruh kesadaran wajib pajak dan pengetahuan perpajakan terhadap tingkat

kepatuhan wajib pajak dalam membayar Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan

dan Perkotaan (PBB-P2) di Nagari Sabu, maka diperoleh kesimpulan sebagai

berikut:

1. Kesadaran wajib pajak tidak berpengaruh secara signifikan terhadap

tingkat kepatuhan wajib pajak dalam membayar Pajak Bumi dan

Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2) di Nagari Sabu Kecamatan

Batipuh Kabupaten Tanah Datar

2. Pengetahuan perpajakan berpengaruh secara signifikan terhadap tingkat

kepatuhan wajib pajak dalam membayar Pajak Bumi dan Bangunan

Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2) artinya semakin tinggi tingkat

pengetahuan perpajakn maka tingkat kepatuhan wajib pajak akan

meningkat dalam membayar Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan

Perkotaan (PBB-P2)

B. Saran

Penelitian ini telah dirancang dengan baik, namun hasil penelitian ini

masih memiliki keterbatasan, oleh karena itu terdapat beberapa saran yang

perlu dikemukakan untuk memperbaiki penelitian selanjutnya, antara lain:

1. Penelitian Ini hanya mengunakan sampel sebanyak 58 wajib pajak yang

ada di Nagari Sabu Kecamatan Batipuh, agar mendapatkan data dan hasil

yang lebih akurat disarankan bagi peneliti selanjutnya untuk menambah

jumlah sampel yang akan digunakan dalam penelitian selanjutnya

2. Penelitian ini hanya mengunakan 2 variabel independen yaitu kesadaran

wajib pajak dan pengetahuan perpajakn, sehingga diharapkan penelitian

yang selanjutnya untuk menambah variabel-variabel lain yang tidak

75

Page 91: PENGARUH KESADARAN WAJIB PAJAK DAN PENGETAHUAN …

76

digunakan dalam penelitian ini, sehingga diharapkan penelitian

selanjutnya akan didapatkan hasil yang lebih baik.

3. Untuk meningkatkan kepatuhan wajib pajak, Pemerintah Nagari harus

lebih meningkatkan pelayanan yang lebih mudah diaplikasikan pada

masyarakat, agar memberi kepuasan kecendrungan untuk melakukan

pembayaran pajak tepat pada waktunya.

4. Pentingnya pengetahuan perpajakan, disarankan pada pihak otoritas pajak

dapat memberikan sosialisasi yang insentif untuk setiap aturan yang

diterbitkan agar wajib pajak dapat dengan segera mengetahui dan

menjalankan aturan yang telah ditetapkan

Page 92: PENGARUH KESADARAN WAJIB PAJAK DAN PENGETAHUAN …

DAFTAR PUSTAKA

Abut, H. (2010). Perpajakan Indonesia. Jakarta: Diadit Media.

Ancok, D. (2004). Mengapa Orang Antusias Membayar Pajak. Yogyakarta:

Darussam

Banyu, A, W, U. (2011). Pengaruh Sikap, Kesadaran Wajib Pajak, dan

Pengetahuan Perpajakan Dalam Membayar Pajak Bumi Dan Bangunan

Di Kecamatan Pamulanh Kota Tangerang Selatan. Skripsi. Jurusan

Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah.

Budhiartama, I, G, P. (2016). Pengaruh Sikap, Kesadaran Wajib Pajak Dan

Pengetahuan Perpajakn Pada Kepatuhan Wajib Pajak Bumi Dan

Banguan. E-Journal Akuntansi Universitas Udayana. Vol. 15.2. Mei.

2016. 1510-1535.

Bungin, Burhan. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Prenada Media

Group.

Bupati Tanah Datar. (2013). Peraturan Bupati Tanah Datar tentang Pajak Bumi

dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2).

Cindy, J., Yenni, M. (2013). Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak, Kualitas

Pelayanan Fiskus, Sanksi Perpajakan Lingkungan Wajib Pajak Berada

Terrhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi Di Surabaya. E-

Journal. Universitas Kristen Petra. Vol. 1. No. 1.

Cristian, D, P., Devi, P. (2014) Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepatuhan

Wajib Pajak Dalam Melakukan Pembayaran Pajak Bumi Dan Bangunan

Perdesaan Dan Perkotaan. E-Journal.

Departemen Agama RI (2005). Al-Quran da terjemahanya. Bandung. Cv

Jumanatul ali-Art

Direktorat Jenderal Pajak. 2011. Materi Presentasi “Pengalihan PBB-P2 dan

BPHTB sebagai Pajak Daerah”

Faizah, Siti. (2009). Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kepatuhan Wajib Pajak

Dalam Membayar Pajak Bumi Dan Bangunan. Skripsi. Jurusan

Akuntansi fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang.

Page 93: PENGARUH KESADARAN WAJIB PAJAK DAN PENGETAHUAN …

Ghozali, Imam, 2012. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS

20. Edisi 6. Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.

Gusfahmi. (2011). Pajak Menurut Syariah. Jakarta: Rajawali Pres.

H. Bohari. (2010). Pengantar Hukum Pajak. Jakarta: Rajawali Press.

Intan, W, H. (2016). Faktor – Faktor Yang Memengaruhi Kepatuhan Wajib Pajak

Dalam Melakukan Pembayaran Pajak Bumi Dan Bangunan Pedesaan

Dan Perkotaan. E- Journal Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

Jhon, Y. Sunarti. Arik P. (2015). Pengaruh Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi

Kepatuhan Wajib Pajak Dalam Melakukan Pembayaran Pajak Bumi

Dan Bangunan Perdesaan Dan Perkotaan. E-Journal. Vol. 1

Kementrian Keuangan Republik Indonesia Direktorat Jenderal Perimbangan

Keuangan. 2014. Pedoman Umum Pengelolaan Pajak Bumi dan

Bangunan Perdesaan dan Perkotaan

Khasanah Septiyani Nur, 2014. Pengaruh Pengetahuan Perpajakan, Modernisasi Sistem

Administrasi Perpajakan, Dan Kesadaran Wajib Pajak Terhadap Kepatuhan

Wajib Pajak Pada Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Daerah

Istimewa Yogyakartatahun 2013. Skripsi. Program Studi Akuntansi Jurusan

Pendidikan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta

Lafera, Dety. (2013). Modul Perpajakan. Batusangkar: STAIN Batusangkar

Mardiasmo. (2016). Perpajakan. Yogyakarta: Andi Offeset.

Nila, Y. ( 2011). Faktor-faktor yang mempengaruhi kemauan membayar pajak. E-

journal. Vol. 3. No. 1.

Novel, Dewantara. (2014). Pengaruh Pengetahuan Perpajakan dan Tingkat

Kesadaran Wajib Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak. Skripsi.

Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Komputer

Indonesia

Nurfauzi Agus. 2016. faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan wajib pajak

dalam membayar pajak bumi dan bangunan perdesaan dan perkotaan

dikecamatan wanasari kabupaten brebes. skripsi. jurusan pendidikan

ekonomi. fakultas ekonomi. universitas negeri semarang.

Pandiangan, Liberti. (2014). Administrasi Perpajakan. Jakarta: Erlangga

Page 94: PENGARUH KESADARAN WAJIB PAJAK DAN PENGETAHUAN …

Priyatno, Dwi. (2014). SPSS 22 Pengolah Data Terpraktis. Yogyakarta: Andi

Offiset

Resmi, S. (2014). Perpajakan: Teori dan Kasus. Jakarta: Salemba Empat.

Rosdiana, H., Rasin T. (2005). Perpajakan Teori dan aplikasi. Jakarta: PT. Raja

Grafindo Persada.

Rusli Rahayu Hana Puspita. 2014. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi

Kepatuhan Wajib Pajak Dalam Membayar Pajak. Skripsi. Fakultas

Ekonomika Dan Bisnis Universitas Diponegoro Semarang.

Sugiyono (2014). Metode Penelitian Manajemen. Bandung: Alfabeta.

Suherdianto Romi (2014). Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat

kepatuhan wajib pajak. Skripsi. Universitas Diponegoro

Sujoko, E., Stevanus, H. D., & Yuliawati Tan (2008). Metode Penelitian

akuntansi Mengungkap Fenomena dengan Pendekatan Kuantitatif dan

Kualitatif. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Tjahjono, A., Husein, M, F. (2005). Perpajakan. Yogyakarta: Akademi

Manajemen Perusahaan YKPN.

Umar, Husein. (2009). Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Jakarta:

PT. Raja Grafindo Persada.

Undang-undang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan (UU KUP) Pasal

17C ayat (2)

Undang-undang No. 28 Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan tata cara

perpajakan

Undang-Undang No. 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Restribusi Daerah.

Waluyo. (2005). Perpajakan Indonesia. Jakarta: Salemba Empat.

Wirawan, B., Burton, R. (2007) Hukum Pajak. Jakarta: Salemba Empat.

Page 95: PENGARUH KESADARAN WAJIB PAJAK DAN PENGETAHUAN …

LAMPIRAN

Page 96: PENGARUH KESADARAN WAJIB PAJAK DAN PENGETAHUAN …

KISI- KISI KUESIONER PENELITIAN TENTANG “FAKTOR-FAKTOR

YANG MEMPENGARUHI TINGKAT KEPATUHAN WAJIB PAJAK

DALAM MEMBAYAR PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN

DAN PERKOTAAN (PBB-P2)”

No. Variabel Indikator Jumlah

Pernyataan

1. Kesadaran Wajib Pajak

(X1)

(Nurfaizi. 2016)

f. Fasilitas dan pelayanan umum

berasal dari pajak/ manfaat

pajak

g. Penundaan pembayaran pajak

sangat merugikan negara

h. Kesadaran wajib pajak

mengenai pengenaan PBB

yaitu bukan merupakan beban

bagi wajib pajak

i. Kesadaran wajiib pajak untuk

memenuhi kewajiban pajak

j. Pajak merupakan bentuk

paartisipasi dalam menunjang

pembangunan negara

1

1

1

1

1

2. Pengetahuan

Perpajakan

(X2)

(Khasanah. 2014)

(Budhiartama. 2016)

(Banyu. 2011 )

f. Pengetahuan mengenai

Ketentuan Umum dan Tata

cara Perpajakan

g. Pengetahuan wajib pajak

terhadap pendaftaran sebagai

wajib pajak

h. Pengetahuan wajib pajak

terhadap tata cara pembayaran

pajak

1

1

1

1

1

Page 97: PENGARUH KESADARAN WAJIB PAJAK DAN PENGETAHUAN …

i. Pengetahuan wajib pajak

terhadap peraturan pajak

j. Pengetahuan pajak terhadap

tarif pajak

3. Kepatuhan Wajib Pajak

(Y)

(Intan. 2016)

f. Wajib pajak selalu melakukan

pembayaran pajak dengan

tepat waktu.

g. Wajib pajak selalu melakukan

pembayaran pajak dengan

jumlah yang tepat.

h. Wajib pajak tidak memiliki

tunggakan

i. Wajib pajak selalu

memberikan informasi terkait

pajak ketika imformasi

tersebut dibutuhkan

j. Wajib pajak yakin bahwa

sebagai warga negara yang

baik maka perlu melaksanakan

kewajiban perpajakan.

1

1

1

1

1

Page 98: PENGARUH KESADARAN WAJIB PAJAK DAN PENGETAHUAN …

KEMENTERIAN AGAMA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI BATUSANGKAR

Jln. Sudirman No. 137 Kuburajo Lima KaumBatusangkar 27213 Telp. (0752)

71150, 574221

http://www.stainbatusangkar.ac.id e-mail: [email protected]

PENGANTAR

Perihal : Permohonan Pengisian Kuesioner

Lampiran : Satu Berkas

Kepada Yth,

Bapak/Ibuk Wajib Pajak Nagari Sabu

Di tempat

Dengan Hormat

Dalam rangka penulisan penyusunan tugas akhir berupa skripsi pada

Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Batusangkar Program Studi Konsentrasi

Akuntansi Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam. Dengan Judul “Analisis

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Dalam

Membayar Pajak Bumi Dan Bangunan Perdesaan Dan Perkotaan (PBB-P2)

Di Nagari Sabu Kecamatan Batipuh Kabupaten Tanah Datar. Maka saya

memohon kiranya Bapak/Ibuk untuk mengisikuesioner yang telah disediakan

Kuesioner ini bukan tes psikotes dari atasan atau dari manapun maka dari

itu Bapak/ibuk tidak perlu takut dalam memberikan jawaban yang sejujurnya.

Artinya semua jawaban yang diberikan oleh Bapak/ibuk adalah benar dan

jawaban diminta adalah sesuai dengan kondisi yang dirasakan oleh Bapak/ibuk

selama ini

Setiap jawaban yang diberikan merupakan bantuan yang tidak ternilai

harganya bagi peneliti, atas perhatian dan bantuannya saya ucapkan terima kasih

Batusangkar, juli 2017

Anna Bustami

13231008

Page 99: PENGARUH KESADARAN WAJIB PAJAK DAN PENGETAHUAN …

KUESIONER PENELITIAN

IDENTITAS RESPONDEN

Data Responden

Nama :

Alamat :

Umur :

Jenis Kelamin : Laki-Laki/ Perempuan*

Status : Menikah/ Belum Menikah*

*) Coret yang tidak perlu

Petunjuk Pengisian

Saya mohon dengan rendah hati, Bapak/Ibu/sdr/i untuk berkenan menjawab

dengan sejujurnya pada setiap pernyataan dari no 1 sampai dengan seterusnya,

dengan ketentuan jika:

a. Sangat Tidak Setuju beri tanda checklist ( ) pada kolom STS

b. Tidak Setuju beri tanda checklist ( ) pada kolom TS

c. Ragu-ragu beri tanda checklist ( ) pada kolom RR

d. Setuju beri tanda checklist ( ) pada kolom S

e. Sangat Setuju beri tanda checklist ( ) pada kolom SS

Kesadaran wajib pajak dalam membayar Pajak Bumi dan Bangunan

Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2)

No. Pertanyaan STS TS RR S SS

1. Saya menyadari pemungutan Pajak Bumi

Dan Bangunan Perdesaan Dan Perkotaan

Page 100: PENGARUH KESADARAN WAJIB PAJAK DAN PENGETAHUAN …

akan kembali ke masyarakat (manfaat

pajak) untuk membangun fasilitas umum

dan lainnya.

2. Penundaan membayar pajak sangat

merugikan Negara, karena pajak sumber

utama pendapatan negara untuk membiayai

pengeluaran negara seperti dana kesehatan,

pendidikan, subsidi, listrik, dan lainnya

mengarah kepada peningkatan masyarakat.

3. Saya membayar pajak bumi dan bangunan

dengan tulus ikhlas dan senang hati tanpa

ada beban

4. Saya membayar pajak karena sadar

merupakan kewajiban sebagai warga

negara yang baik.

5. Dengan membayar pajak, merupakan

bentuk partisipasi dalam menunjang

pembangunan negara

Sumber: (Nurfauzi. 2016)

Pengetahuan Perpajakan dalam membayar Pajak Bumi Dan Bagunan

Perdesaan dan Perkotaan

No. Pertanyaan STS TS RR S SS

1. Saya telah mengetahui seluruh pengetahuan

mengenai batas waktu pelaporan SPT

(Surat Pemberitahuan Tahunan).(khasanah.

2014)

2. Saya memahami cara mendaftarkan diri

sebagai wajib pajak

3. Saya mengetahui tata cara pembayaran

Page 101: PENGARUH KESADARAN WAJIB PAJAK DAN PENGETAHUAN …

Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan

4. Pajak bersifat memaksa sehingga apabila

terjadi pelangaran maka akan dikenakan

sanksi.

5. Saya paham dan mengerti tarif pajak yang

saya bayarkan

Sumber: (Budhiartama. 2016) dan (Banyu. 2011) (khasanah. 2014)

Kepatuhan wajib pajak dalam membayar Pajak Bumi Dan Bagunan

Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2)

No. Pertanyaan STS TS RR S SS

1. Saya membayar Pajak Bumi dan Bangunan

Perdesaan dan Perkotaan tepat waktu

2. Saya membayar Pajak Bumi dan Bangunan

Perdesaan dan Pekotaan dengan jumlah

yang tepat

3. Dalam pembayaran Pajak Bumi dan

Bangunan Perdesaan dan Perkotaan saya

tidak memiliki tunggakan.

4. Saya bersedia melaporkan informasi

tentang pajak jika fiskus membutuhkan

informasi tersebut.

5. Saya telah melaksanakan kewajiban saya

dengan benar

Sumber: (Intan.2016)

Page 102: PENGARUH KESADARAN WAJIB PAJAK DAN PENGETAHUAN …

Tabulasi Angket Kesadaran Wajib Pajak

no Ksd01 Ksd02 Ksd03 Ksd04 Ksd05 Total Ksd

1 4 3 4 4 4 19

2 5 3 5 4 4 21

3 5 4 3 4 4 20

4 4 2 3 4 4 17

5 5 3 5 5 5 23

6 5 2 5 4 4 20

7 4 3 4 4 4 19

8 3 4 3 4 4 18

9 3 3 5 4 5 20

10 2 2 3 4 4 15

11 2 4 5 4 4 19

12 2 4 4 4 4 18

13 5 4 5 5 4 23

14 2 4 5 4 4 19

15 4 4 5 5 5 23

16 3 4 5 4 4 20

17 5 4 5 5 4 23

18 4 4 4 4 4 20

19 3 4 3 4 4 18

20 5 4 5 4 4 22

21 5 4 5 5 4 23

22 5 5 5 5 5 25

23 4 4 4 4 4 20

24 4 3 4 4 4 19

25 4 4 5 5 4 22

26 2 4 4 4 4 18

27 5 4 5 5 4 23

28 4 5 5 5 5 24

29 5 3 5 4 4 21

30 5 5 5 5 5 25

31 5 4 5 5 4 23

32 4 2 5 5 5 21

33 4 4 4 4 4 20

34 5 5 5 5 5 25

35 5 4 3 5 4 21

36 5 4 5 4 4 22

37 4 3 2 4 3 16

38 3 5 5 5 5 23

Page 103: PENGARUH KESADARAN WAJIB PAJAK DAN PENGETAHUAN …

39 3 4 3 4 3 17

40 3 4 5 4 5 21

41 5 5 5 5 5 25

42 5 5 5 4 4 23

43 3 2 4 3 2 14

44 3 5 4 5 4 21

Tabualasi Pengetahuan Perpajakan

Png 1

Png 2

Png 3

Png 4

Png 5

Total Png

3 3 4 3 4 17

3 4 4 4 5 20

3 4 4 3 4 18

3 4 4 2 3 16

4 4 4 4 4 20

2 3 4 3 3 15

3 4 4 3 4 18

3 4 4 2 4 17

3 4 4 4 4 19

3 3 4 2 3 15

3 4 4 4 3 18

3 4 4 4 4 19

3 4 3 4 3 17

2 3 4 3 3 15

3 3 4 4 4 18

3 3 3 2 3 14

4 5 4 4 5 22

4 4 4 4 4 20

2 3 4 4 3 16

3 3 4 4 4 18

4 4 4 4 4 20

3 4 5 5 5 22

3 4 3 4 4 18

2 3 4 2 3 14

4 4 4 4 4 20

3 4 4 4 4 19

3 4 5 4 5 21

4 4 4 4 4 20

3 4 5 5 5 22

4 4 4 4 5 21

4 4 4 4 4 20

Page 104: PENGARUH KESADARAN WAJIB PAJAK DAN PENGETAHUAN …

5 5 5 3 5 23

4 4 5 4 4 21

4 4 4 1 4 17

4 4 4 4 4 20

3 4 4 4 4 19

3 4 4 4 3 18

3 4 5 4 4 20

2 3 4 3 4 16

2 3 4 4 4 17

4 4 4 4 4 20

4 4 5 5 5 23

4 5 5 4 4 22

4 4 5 4 4 21

Tabulasi kepatuhan Wajib Pajak

Kpth01 Kpth02 Kpth03 Kpth04 Kpth05 total Kpth

3 5 3 3 5 19

4 4 4 4 5 21

3 4 3 4 3 17

4 4 3 4 4 19

4 4 4 4 4 20

5 5 4 4 5 23

3 4 4 3 4 18

3 4 4 4 4 19

4 4 4 4 5 21

4 4 3 4 3 18

4 4 4 4 4 20

4 5 4 4 5 22

3 4 4 4 4 19

4 4 4 4 5 21

3 4 4 4 3 18

4 4 4 4 4 20

5 4 5 4 5 23

4 5 4 4 5 22

3 4 4 4 3 18

5 5 4 4 5 23

3 4 3 4 3 17

4 4 3 4 3 18

3 4 5 4 4 20

3 4 5 4 5 21

Page 105: PENGARUH KESADARAN WAJIB PAJAK DAN PENGETAHUAN …

5 5 5 4 4 23

5 5 5 5 5 25

4 5 4 4 5 22

5 4 4 4 4 21

5 4 4 4 5 22

4 4 4 4 4 20

4 5 4 4 5 22

5 5 5 5 5 25

4 4 4 4 4 20

4 4 4 4 4 20

5 5 5 4 4 23

5 4 4 4 4 21

4 4 4 4 4 20

2 3 3 4 3 15

4 4 4 4 5 21

4 4 3 4 4 19

4 4 4 4 4 20

3 4 4 4 4 19

5 5 5 5 5 25

5 5 4 5 4 23

Page 106: PENGARUH KESADARAN WAJIB PAJAK DAN PENGETAHUAN …

BUKTI VALIDITAS KESADARAN WAJIB PAJAK

Correlations

ksd01 ksd02 ksd03 ksd04 ksd05 skortotal1

ksd01

Pearson

Correlation 1 ,120 ,301

* ,433

** ,189 ,650

**

Sig. (2-tailed) ,438 ,047 ,003 ,220 ,000

N 44 44 44 44 44 44

ksd02

Pearson

Correlation ,120 1 ,277 ,475

** ,371

* ,640

**

Sig. (2-tailed) ,438 ,069 ,001 ,013 ,000

N 44 44 44 44 44 44

ksd03

Pearson

Correlation ,301

* ,277 1 ,406

** ,514

** ,716

**

Sig. (2-tailed) ,047 ,069 ,006 ,000 ,000

N 44 44 44 44 44 44

ksd04

Pearson

Correlation ,433

** ,475

** ,406

** 1 ,608

** ,786

**

Sig. (2-tailed) ,003 ,001 ,006 ,000 ,000

N 44 44 44 44 44 44

ksd05

Pearson

Correlation ,189 ,371

* ,514

** ,608

** 1 ,702

**

Sig. (2-tailed) ,220 ,013 ,000 ,000 ,000

N 44 44 44 44 44 44

skortotal

1

Pearson

Correlation ,650

** ,640

** ,716

** ,786

** ,702

** 1

Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000

N 44 44 44 44 44 44

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Page 107: PENGARUH KESADARAN WAJIB PAJAK DAN PENGETAHUAN …

BUKTI VALIDITAS PENGETAHUAN PERPAJAKAN

Correlations

png1 png2 png3 png4 png5 skortotal

png1

Pearson

Correlation 1 ,718

** ,285 ,195 ,476

** ,727

**

Sig. (2-tailed) ,000 ,060 ,204 ,001 ,000

N 44 44 44 44 44 44

png2

Pearson

Correlation ,718

** 1 ,345

* ,293 ,509

** ,763

**

Sig. (2-tailed) ,000 ,022 ,054 ,000 ,000

N 44 44 44 44 44 44

png3

Pearson

Correlation ,285 ,345

* 1 ,332

* ,514

** ,639

**

Sig. (2-tailed) ,060 ,022 ,028 ,000 ,000

N 44 44 44 44 44 44

png4

Pearson

Correlation ,195 ,293 ,332

* 1 ,466

** ,688

**

Sig. (2-tailed) ,204 ,054 ,028 ,001 ,000

N 44 44 44 44 44 44

png5

Pearson

Correlation ,476

** ,509

** ,514

** ,466

** 1 ,810

**

Sig. (2-tailed) ,001 ,000 ,000 ,001 ,000

N 44 44 44 44 44 44

skortotal

Pearson

Correlation ,727

** ,763

** ,639

** ,688

** ,810

** 1

Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000

N 44 44 44 44 44 44

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Page 108: PENGARUH KESADARAN WAJIB PAJAK DAN PENGETAHUAN …

BUKTI VALIDITAS KEPATUHAN WAJIB PAJAK

Correlations

kpth1 kpth2 kpth3 kpth4 kpth5 skortotal

kpth1

Pearson

Correlation 1 ,545

** ,433

** ,479

** ,464

** ,825

**

Sig. (2-tailed) ,000 ,003 ,001 ,002 ,000

N 44 44 44 44 44 44

kpth2

Pearson

Correlation ,545

** 1 ,382

* ,308

* ,542

** ,747

**

Sig. (2-tailed) ,000 ,011 ,042 ,000 ,000

N 44 44 44 44 44 44

kpth3

Pearson

Correlation ,433

** ,382

* 1 ,411

** ,483

** ,737

**

Sig. (2-tailed) ,003 ,011 ,006 ,001 ,000

N 44 44 44 44 44 44

kpth4

Pearson

Correlation ,479

** ,308

* ,411

** 1 ,136 ,562

**

Sig. (2-tailed) ,001 ,042 ,006 ,377 ,000

N 44 44 44 44 44 44

kpth5

Pearson

Correlation ,464

** ,542

** ,483

** ,136 1 ,761

**

Sig. (2-tailed) ,002 ,000 ,001 ,377 ,000

N 44 44 44 44 44 44

skortotal

Pearson

Correlation ,825

** ,747

** ,737

** ,562

** ,761

** 1

Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000

N 44 44 44 44 44 44

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Page 109: PENGARUH KESADARAN WAJIB PAJAK DAN PENGETAHUAN …

ESTIMASI KESADARAN WAJIB PAJAK

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha

N of Items

,692 5

ESTIMASI PENGETAHUAN PERPAJAKAN

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha

N of Items

,756 5

ESTIMASI KEPATUHAN WAJIB PAJAK

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha

N of Items

,773 5

Page 110: PENGARUH KESADARAN WAJIB PAJAK DAN PENGETAHUAN …

UJI KOEFISIEN DITERMINASI (R2)

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

Durbin-Watson

1 ,402a ,161 ,121 2,087 1,874

a. Predictors: (Constant), Pengetahuan Perpajakan, Kesadaran WP

b. Dependent Variable: Kepatuhan WP

Page 111: PENGARUH KESADARAN WAJIB PAJAK DAN PENGETAHUAN …

Uji Regresi Lenear Berganda

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients Standardized

Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) 18,626 2,952 6,309 ,000

Kesadaran WP -,261 ,130 -,316 -2,002 ,052

Pengetahuan

Perpajakan ,388 ,148 ,416 2,633 ,012

a. Dependent Variable: Kepatuhan WP

Page 112: PENGARUH KESADARAN WAJIB PAJAK DAN PENGETAHUAN …

Uji t Hipotesis

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients Standardized

Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) 18,626 2,952 6,309 ,000

Kesadaran WP -,261 ,130 -,316 -2,002 ,052

Pengetahuan

Perpajakan ,388 ,148 ,416 2,633 ,012

a. Dependent Variable: Kepatuhan WP

Page 113: PENGARUH KESADARAN WAJIB PAJAK DAN PENGETAHUAN …

UJI SIMULTAN (UJI F)

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1

Regression 34,392 2 17,196 3,948 ,027b

Residual 178,586 41 4,356

Total 212,977 43

a. Dependent Variable: Kepatuhan WP

b. Predictors: (Constant), Pengetahuan Perpajakan, Kesadaran WP

Page 114: PENGARUH KESADARAN WAJIB PAJAK DAN PENGETAHUAN …
Page 115: PENGARUH KESADARAN WAJIB PAJAK DAN PENGETAHUAN …
Page 116: PENGARUH KESADARAN WAJIB PAJAK DAN PENGETAHUAN …
Page 117: PENGARUH KESADARAN WAJIB PAJAK DAN PENGETAHUAN …
Page 118: PENGARUH KESADARAN WAJIB PAJAK DAN PENGETAHUAN …
Page 119: PENGARUH KESADARAN WAJIB PAJAK DAN PENGETAHUAN …