PENGARUH KOMPETENSI KERJA TERHADAP KINERJA ... - STP …
121
PENGARUH KOMPETENSI KERJA TERHADAP KINERJA PRAMUSAJI DI RESTORAN THE LUXTON HOTEL BANDUNG PROYEK AKHIR Diajukan sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan Program Diploma IV Program Studi Administrasi Hotel Sekolah Tinggi Pariwisata NHI Bandung Disusun oleh: Melanie Yusuf 201520612 PROGRAM STUDI ADMINISTRASI HOTEL SEKOLAH TINGGI PARIWISATA NHI BANDUNG 2019
PENGARUH KOMPETENSI KERJA TERHADAP KINERJA ... - STP …
HOTEL BANDUNG
PROYEK AKHIR
Program Diploma IV
Disusun oleh:
Melanie Yusuf
RESTORAN THE LUXTON HOTEL BANDUNG
NAMA : MELANIE YUSUF
PROGRAM STUDI : ADMINISTRASI HOTEL
Bndng, !$…… 2019 Bndng, …∴∴….21,
Pembimbing I Pembimbing II
Bandung, ……,……….2019
- William Shakespeare -
“For Family,
Nama : Melanie Yusuf
NIM : 201520612
1. Tugas Akhir/Proyek Akhir/Skripsi yang beIjudul: “Pengaruh
Kompetensi Kea Terhadap Kinea Pramusaji di Restoran
The Luxton Hotel Bandungini adalah merupakan hasil karya dan
hasil
Penelitian saya sendiri, bukan merupakan hasil peplakan,
Pengutan,
PenyuSunan Oleh orang atau pak lain atau cara-Cara lain yang tidak
sesuai
dengan ketentuan akademik yang berlaku di STP Bandung dan etika
yang
berlaku dalam masyarakat keilmuan kecuali arahan dari Tim
Pembimbing.
2. Dalam Tugas Akhir/Proyek Akhir/Skripsi ini tidak terdapat karya
atau
Pendapat yang telah ditulis atau d)ublikasikan orang atau pihak
lain kecuali
SeCara tertulis dengan jelas dicantumkan sebagai acuan dalam naskah
dengan
disebutkan sumber’nama Pengarang dan dicantumkan dalam daftar
pustaka.
3. Surat Pemyataan ini saya buat dengan sesungguya, apabila dalam
naskah
Tugas Akhirroyek Akhir/Skrsi ini ditemukan adanya pelanggaran
atas
apa yang saya nyatakan di atas, atau Pelanggaran atas etika
keilmuan, daIJatau
ada klaim terhadap keaslian naskah ini, maka saya bersedia menerima
sanksi
akademik berupa pencabutan gelar yang telah diperoleh karena karya
tulis ini
dan sanksi lainnya sesuai dengan noma yang berlaku di Sekolah
Tinggi
Pariwisata Bandung ini serta peraturan-Peraturan terkait
laimya.
4 Demikian Surat Pemyataan ini saya buat dengan sebenar-benamya
untuk
dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.
Pramusaji di Restoran The Luxton Hotel Bandung” bertujuan untuk
mengetahui
pengaruh kompetensi kerja sebagai variabel bebas (X) terhadap
kinerja pramusaji
sebagai variabel terikat (Y) di restoran The Luxton Hotel Bandung.
Selain itu,
penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui tanggapan dari
pramusaji yang
menjadi responden mengenai kompetensi kerja dan kinerja. Penelitian
ini
menggunakan metode pendekatan kuantitatif, dan menggunakan uji
korelasi rank
spearman, teknik penentuan sampel menggunakan teknik sampling
jenuh, yang
merupakan teknik penentuan sampel jika semua anggota populasi
digunakan
sebagai sampel. Pengumpulan data dilakukan melalui penyebaran
kuesioner
kepada 12 responden dengan 22 butir pertanyaan. Teknik pengolaan
data
dilakukan dengan analisa deskriptif, uji validitas &
reliabilitas, korelasi rank
spearman dan uji koefisien determinasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaruh kompetensi kerja
terhadap
kinerja pramusaji di restoran The Luxton Hotel Bandung adalah
61,47%,
berdasarkan hasil uji korelasi rank spearman variabel bebas (X)
kompetensi kerja
memiliki hubungan yang kuat terhadap variabel terikat (Y) kinerja
pramusaji.
Berdasarkan hasil penelitian, penulis menyarankan kepada The
Luxton
Hotel Bandung untuk mengadakan pelatihan secara berkala untuk
para
pramusajinya, sehingga dapat meningkatkan kompetensi yang dimiliki
dan dapat
menghasilkan kinerja yang baik .
Kata Kunci : Kompetensi Kerja, Kinerja Pramusaji, The Luxton Hotel
Bandung
vi
ABSTRACT
This research with Title “The Impact of Work Competence on
Waiters’
Performance of The Restaurant at The Luxton Hotel Bandung” aims to
determine the impact of work competence as an independent variable
(X) on the waiters’ performance as
a dependent variabel (Y) at The Luxton Hotel Bandung restaurant. In
addition, this
research also aims to determine the responses of the waiters who
are as respondents regarding work competence and preformance. This
research uses a quantitative approach
and using the spearman rank correlation test, and the sampling
technique uses a saturated
sampling technique, which is a sampling technique if all members of
the population are used as samples. Data collection is done through
distributing questionnaires to 12
respondents with 22 questions. The data management technique is
done by descriptive
analysis, validity & reliability test, spearman rank
correlation and determination
coefficient test.
The results showed that the impact of work competence on waiters’
performance at The Luxton Hotel Bandung restaurant was 61,47%,
based on the results of the spearman
rank correlation test work competence as independent variable (X)
had a strong
relationship to the waiters’ performance as dependent variable
(Y).
Based on the results of the research, the researcher suggested to
The Luxton Hotel Bandung to hold regular training for the waiters,
therefore they could improve their
competence and give a good results for their performance.
Keywords: Work Competence, Waiters’ Performance, The Luxton Hotel
Bandung
vii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur dipanjatkan pada Tuhan Yang Maha Esa atas
berkah-Nya
penulis dapat menyelesaikan dan mengajukan Proyek Akhir dengan
judul
“Pengaruh Kompetensi Kerja Terhadap Kinerja Pramusaji di Restoran
The
Luxton Hotel Bandung”. Adapun tujuan penyusunan Proyek Akhir ini
adalah
sebagai syarat dalam menyelesaikan Program Diploma IV pada Program
Studi
Administrasi Hotel Sekolah Tinggi Pariwisata NHI Bandung.
Dalam penulisan Proyek Akhir ini tidak sedikit hambatan yang
dihadapi
oleh penulis, tetapi dengan dorongan dan bimbingan dari banyak
pihak, hambatan
tersebut dapat teratasi. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan
terima kasih
kepada pihak-pihak yang telah memberikan dukungan kepada penulis
selama
pembuatan Proyek Akhir ini, yaitu :
1. Bapak Faisal, MM. Par., CHE selaku Ketua Sekolah Tinggi
Pariwisata
NHI Bandung.
2. Bapak Andar Danova L. Goeltom S.Sos., M.Sc selaku Kepala
Bagian
Administrasi Akademik dan Kemahasiswaan.
3. Bapak Edison, S.Sos., MM selaku Ketua Jurusan Hospitaliti
Sekolah
Tinggi Pariwisata NHI Bandung.
4. Bapak Pudin Saepudin, SST.Par., MPPar. selaku Ketua Program
Studi
Administrasi Hotel Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung.
5. Bapak Dr. Brantas, M.Pd. selaku dosen pembimbing 1 yang
telah
banyak memberikan arahan selama proses penyusunan Proyek
Akhir
ini.
viii
6. Ibu Dr. Lien Maulina, M.Pd. selaku Dosen pembimbing 2 yang
telah
memberikan banyak arahan dan membimbing dalam penyusunan
Proyek Akhir.
7. Segenap Dosen STP NHI yang telah memberikan pengarahan
mengenai
pembuatan Proyek Akhir.
8. Bapak Indrawan selaku Director of Human Resource serta seluruh
staff
The Luxton Hotel Bandung yang telah memberikan izin untuk
melaksanakan penelitian di The Luxton Bandung.
9. Mama dan papa, Bapak Ngadi Yusuf dan Ibu Soesi dan
kakak-kakak
penulis yang selalu memberikan doa, semangat dan dukungan
selama
penulisan proyek akhir ini.
10. Teman-teman Badja 2015 dan seluruh semester 8 ADH yang
selalu
bersedia membantu dan memberikan dukungan selama proses
penyusunan Proyek Akhir ini.
Penulis menyadari Proyek Akhir ini masih memiliki kekurangan
dan
kelemahan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan masukan dan saran
yang dapat
menyempurnakan penyusunan Proyek Akhir ini.
Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih. Semoga penelitian ini
dapat
bermanfaat sebagai bahan informasi bagi pembaca.
Bandung, Juli 2019
A.Kajian Teori Manajemen Sumber Daya Manusia
............................... 12
1.Definisi Manajemen Sumber Daya Manusia
..................................... 12
2. Tujuan Manajemen Sumber Daya Manusia
.................................... 13
B.Kajian Teori Kompetensi
......................................................................
15
E.Kerangka Pemikiran
.............................................................................
22
A.Pendekatan
Penelitian...........................................................................
23
A.Hasil Penelitian
.....................................................................................
33
1.Uji Validitas
........................................................................................
33
2.Uji Reliabilitas
....................................................................................
35
3.Profil Responden
................................................................................
37
B. Pembahasan
...........................................................................................
58
2.Analisis Mengenai Kinerja Pramusaji
............................................... 67
3.Analisa Pengaruh Kompetensi Kerja Terhadap Kinerja
Pramusaji
di Restoran The Luxton Hotel
Bandung.............................................. 73
BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI
................................................. 75
A.Simpulan
................................................................................................
75
3.Pengaruh Kompetensi Kerja Terhadap Kinerja Pramusaji di
Restoran The Luxton Hotel
Bandung................................................... 76
1 Latar Belakang Pendidikan Pramusaji The Luxton Hotel Bandung
Periode
2018-2019
...............................................................................................
4
2 Ulasan Tamu Mengenai Pelayanan Pramusaji di The Luxton
Hotel
Bandung Melalui Booking Online Website dan Landing Landscape
Review
Page.............................................................................................
6
3 Rekapitulasi Hasil Evaluasi Kinerja Pramusaji di Restoran The
Luxton
Hotel Bandung
........................................................................................
9
5 Pengukuran Skor
...................................................................................
26
8 Interpretasi Koefisien Korelasi
..............................................................
31
9 Jadwal Penelitian Proyek Akhir
.............................................................
32
10 Hasil Uji Validitas Variabel Kompetensi Kerja
...................................... 34
11 Hasil Uji Validitas Variabel Kinerja Pramusaji
...................................... 35
12 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Kompetensi Kerja
.................................. 46
13 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Kinerja Pramusaji
................................... 46
14 Tanggapan Responden Mengenai Berorientasi Pada Prestasi
................. 40
15 Tanggapan Responden Mengenai Konsisten Dalam Menetapkan Tujuan
41
16 Tanggapan Responden Mengenai Inisiatif
............................................. 42
17 Tanggapan Responden Mengenai Sensitivitas
......................................... 43
18 Tanggapan Responden Mengenai Kepercayaan Diri
............................... 43
19 Tanggapan Responden Mengenai Pengendalian Diri
.............................. 44
20 Tanggapan Responden Mengenai Pengetahuan Tentang Prosedur
Pelayanan
..............................................................................................
45
...............................................................................................................
46
Tugas Rutin sesuai dengan Standar di Tempat Kerja
.............................. 47
23 Tanggapan Responden Mengenai Kemampuan Mengelola
Serangkaian
Tugas yang Berbeda yang Muncul dalam Pekerjaan
............................... 48
24 Tanggapan Responden Mengenai Keterampilan Mengambil
Tindakan
yang Tepat Bila Timbul Suatu Masalah dalam Pekerjaan
........................ 49
xii
Kenyamanan Lingkungan
Kerja..............................................................
49
Meminimalisirkan Kesalahan
................................................................
50
yang Telah Ditentukan
...........................................................................
51
Menjadi Tugas Pokoknya
......................................................................
52
yang Diberikan
......................................................................................
52
sesuai dengan Ketentuan
.........................................................................
53
Diberikan
...............................................................................................
54
32 Tanggapan Responden Mengenai Hadir di Tempat Kerja Sesuai
Dengan
Jam Kerja yang Diberikan
......................................................................
55
33 Tanggapan Responden Mengenai Tidak Meninggalkan Tempat Kerja
Pada
Jam Kerja, Kecuali Keperluan Pekerjaan
................................................ 56
34 Tanggapan Responden Mengenai Mampu Bekerja Sama dengan
Baik
dengan Rekan Kerja yang Lain
...............................................................
57
35 Tanggapan Responden Mengenai Taat Pada Peraturan yang Ada
di
Tempat Kerja
..........................................................................................
57
38 Nilai Rata-Rata Variabel Kompetensi
Kerja............................................ 65
39 Nilai Rata-Rata Indikator Variabel Kinerja Pramusaji
............................. 68
40 Nilai Rata-Rata Variabel Kinerja Pramusaji
............................................ 71
41 Koefisien Korelasi Antara Kompetensi Kerja (X) Terhadap
Kinerja
Pramusaji (Y) di Restoran The Luxton Hotel Bandung
........................... 73
xiii
3 Usia Responden
......................................................................................
38
5 Pengalaman Bekerja
...............................................................................
39
xv
3 Output SPSS Uji Validitas & Reliabilitas
.............................................. 89
4 Output SPSS Statistik Deskriptif Penelitian
............................................ 96
5 Output SPSS Uji Korelasi Rank Spearman
............................................ 98
6 Daftar Riwayat Hidup
..........................................................................
105
1
A. Latar Belakang Masalah
Di era globalisasi ini, sektor pariwisata terus bertumbuh dan
semakin maju
hampir diseluruh negara di dunia, tak terkecuali Indonesia.
Kekayaan alam yang
sangat luas, keragaman budaya & suku bangsa dimiliki oleh
Indonesia. Dengan
keberagaman tersebut, Indonesia gencar dalam memanfaatkan
serta
mengembangkan sektor pariwisata yang ada, diikuti juga dengan
industri hospitaliti
yang ada di Indonesia.
keramahtamahan dan sifat murah hati dalam menerima dan menghibur
tamu,
pengunjung atau orang asing. Restoran dan hotel adalah salah satu
bagian dari
industri hospitaliti. Berkembangnya industri ini dibuktikan bersama
dengan jumlah
hotel yang terus bertambah. Dengan bertambahnya jumlah hotel, maka
kompetisi
di antara hotel juga akan semakin meningkat.
Banyak kota di Indonesia yang sudah mengembangkan industri
pariwisatanya
maupun hospitalitinya. Satu di antaranya yakni kota Kembang
Bandung, yang
sekarang ini menjadi destinasi utama rekreasi, dari wisatawan lokal
sampai
mancanegara. Sehingga banyak hotel yang baru dibangun di kota
kembang ini. Oleh
sebab itu, untuk dapat bersaing dalam bisnis perhotelan, sebuah
hotel dituntut untuk
dapat memberikan pelayanan yang memuaskan serta fasilitas yang
berbeda dari
hotel – hotel lainnya. Salah satu fasilitas yang dimiliki oleh
suatu hotel adalah
2
restoran. Restoran dijalankan oleh departemen tata hidang, dimana
departemen ini
memiliki kedudukan yang sangat penting dalam sebuah hotel.
Pemberian layanan
makanan dan minuman merupakan tugas utama yang dilakukan oleh
departemen
ini yang dilakukan oleh seorang pramusaji untuk para tamu hotel
yang datang dan
nantinya akan memberikan pemasukan yang cukup besar bagi
pendapatan
keuangan hotel.
Namun, meskipun restoran sudah memiliki fasilitas serta sumber
pendanaan
yang baik, tetapi sumber daya manusia yang mendukung jalannya
operasional tidak
berkualitas, maka kegiatan restoran tersebut tidak akan berjalan
dengan lancar.
Restoran didukung oleh para pramusaji yang memberikan pelayanan
yang
maksimal kepada tamu hotel.
Agar operasional di restoran berjalan dengan efektif & efisien,
maka
diperlukan pramusaji sebagai komponen inti dalam kegiatan
operasionalnya. Maka
dari itu, hotel wajib mempunyai manajemen sumber daya manusia yang
bagus,
dimana mereka ini memiliki peran yang cukup berarti dalam setiap
kegiatan
operasional perusaahaan untuk mencapai hasil dan target yang telah
ditetapkan
sebelumnya.
prosedur dalam mengarahkan, memberdayakan, mengevaluasi dan
mempersembahkan kompensasi kepada karyawann dan menaruh perhatian
dan
menjaga hubungan antara karyawan serta memperhatikan kesehatan,
keselamatan
dan keadilan karyawan.
Sumber daya manusia merupakan tumpuhan bagi suatu organisasi
maupun
manajemen untuk tetap bertahan dan berkembang pada saat ini. Begitu
juga dengan
3
restoran di hotel, dimana kualitas pramusaji yang ada dapat diamati
dari kinerja
yang diberikan oleh masing-masing pramusaji itu sendiri. Salah satu
aspek yang
berpengaruh terhadap kinerja seseorang adalah kompetensi yang
dimilikinya.
Kompetensi kerja seseorang akan mempengaruhi peningkatan kinerja
perusahaan,
oleh sebab itu karyawan harus mempunyai kompetensi dengan standar
tertentu
sehingga perusahaan mampu memberikan kualitas produk ataupun jasa
terbaik
kepada pelanggan.
dengan keahlian dan ilmu serta didukung dengan perilaku seseorang.
Khususnya,
di restoran, kompetensi yang dimiliki oleh pramusaji akan sangat
penting,
dikarenakan kompetensi akan dapat mempengaruhi tingkat kinerja
pramusaji.
Satu di antara hal-hal yang menjadi ukuran kompetensi seseorang
adalah dari
pengetahuan (knowledge) yang bisa didapatkan dari pendidikannya.
Menurut
Spencer & Spencer dalam Moeheriono (2012) pengetahuan adalah
ilmu dibidang
tertentu untuk melaksanakan tugas & kewajiban yang dimiliki
oleh seseorang.
Pengetahuan karyawan dapat memastikan kesuksesan beban yang
ditugaskan
kepadanya. Penulis melaksanakan penelitian di hotel The Luxton
Bandung dan
memperoleh data latar belakang pendidikan pramusaji The Luxton
Bandung yang
tercantum pada tabel di halaman selanjutnya.
4
BANDUNG PERIODE 2018 – 2019
No. Deskripsi Jurusan Jumlah %
Sumber : HRD The Luxton Hotel Bandung (2019)
Dapat diperhatikan pada bagan di atas bahwa lebih dari separuh
pramusaji
tidak dilatarbelakangi dengan pendidikan yang serasi dengan
pekerjaan yang
mereka jalani saat ini. Dapat ditunjukkan persentase dalam tabel di
atas bahwa
tingkat pendidikan karyawan non perhotelan cukup tinggi, hal ini
dapat
berpengaruh terhadap kualitas kerja pramusaji yang menyangkut
pelayanan di
restoran yang akhirnya dapat menimbulkan tingkat kepuasan yang
berbeda pada
tamu yang datang.
Sebagai penyedia jasa, The Luxton Hotel Bandung tentunya memiliki
tujuan
untuk memberikan kepuasan kepada para pelanggannya. Oleh sebab itu,
harus di
telaah informasi mengenai bagaimanakah kebutuhan dan harapan
pelanggannya
5
terhadap pelayanan jasa yang diinginkan. The Luxton Hotel Bandung
tentunya telah
berupaya dalam memberikan pelayanan yang terbaik untuk memuaskan
pelanggan
mereka, namun tidak dapat dipungkiri, masih terdapat beberapa tamu
hotel yang
mengeluhkan pelayanan karyawannya.
seseorang untuk memberi atau memperoleh informasi. Kini semakin
banyak orang
yang menggunakan internet, semakin mudah pula pihak penyedia jasa
akomodasi
bertemu dengan pengguna jasanya, yaitu dengan adanya booking online
website
( traveloka.com, booking.com, pegipegi.com) dan review page
(tripadvisor.com).
Dimana di dalamnya, para pelanggan dapat menyampaikan ulasan
(review)
mengenai pengalaman mereka dan/atau keluhan mereka selama menginap,
serta
dapat dengan cepat ditanggapi oleh pihak hotel. Ketika penulis
berselancar di
internet dengan menggunakan “review The Luxton Hotel Bandung”
sebagai kata
kuncinya, ditemukan pelanggan yang menyampaikan ketidakpuasannya
akan
pelayanan di hotel ini.
Berikut merupakan daftar ulasan tamu yang penulis batasi dengan
hanya
mengambil ulasan mengenai pelayanan pramusaji di The Luxton Hotel
Bandung
saja.
6
DAN LANDING LANDSCAPE REVIEW PAGE
Website
www.traveloka.com
minuman belum selesai tetapi
sehingga harus menggunakan
pelayan yang menawarkan untuk
tidak banyak senyum atau
memberikan salam kepada tamu
ramah, pelayanan juga lambat
yang dicuci masih
yang melihat kecoak
kerjanya seperti terpaksa. Service
Website
www.booking.com
Dilanjutkan pada halaman berikutnya
Website
www.tripadvisor.com
seorang pelayan menumpahkan
pergi tanpa meminta maaf
tamu tidak segera dibersihkan
memerlukan waktu yang cukup
yang tidak include breakfast,
tersebut sudah termasuk breakfast.
Kurangnya service recovery effort
dan layanan yang diberikan
berbeda dengan yang harusnya
breakfast, tidak disambut dengan
yang tersedia. Pelayan tidak
menawarkan kopi/teh sampai tamu
harus memintanya terlebih dahulu
restoran tidak bersih
tampak kesal, tidak ada senyum
sama sekali dan tidak menjawab
salam dari tamu
menghargai tamu
Ditabel tersebut yang dapat dipahami adalah tamu-tamu yang telah
datang
dan menikmati hidangan di restoran The Luxton Bandung memberikan
komentar
mengenai kinerja dan pelayanan yang diberikan oleh karyawan di
restoran tersebut.
Lanjutan halaman sebelumnya
8
Rata-rata komentar yang diberikan oleh tamu pada umumnya adalah
tamu merasa
pelayanan yang diberikan bisa dibilang kurang memuaskan, beberapa
pelayan
kurang ramah dan kurang sopan saat berhadapan dengan tamu dan juga
ketika
mengantarkan makanan dan tentang tata cara menghidangkannya.
Keluhan yang diberikan oleh tamu yang datang ke restoran bisa
disebabkan
oleh berbagai macam hal, ini merupakan suatu wujud komunikasi
yang
mengandung informasi tentang pelayanan yang dialami oleh tamu tidak
sesuai
dengan ekspektasi yang diharapkan. Dimana hotel seharusnya dapat
memenuhi
keinginan atau kebutuhan tamu yang datang untuk mencapai guest
satisfaction.
Dari pemaparan tersebut dapat disimpulkan bahwa perlu adanya
pramusaji
yang memiliki kompetensi yang baik serta dapat memberikan kepuasan
dari segi
pelayanan jasa yang diberikan oleh restoran tersebut. Sebagai data
tambahan,
menurut wawancara yang dilakukan dengan human resources coordinator
di The
Luxton Hotel, pramusaji yang sudah melakukan sertifikasi kompetensi
adalah
sebanyak 9 orang dan 3 orang belum melakukan sertifikasi, dengan
total pramusaji
sebanyak 12 orang. Kompetensi yang dimiliki seseorang merupakan
komponen
berarti dalam upaya peningkatan kinerja karyawan untuk mencapai
kepuasan tamu.
Mangkunegara (2006:67) mengatakan bahwa kinerja adalah hasil
pencapaian
seorang pegawai dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab yang
sudah
diberikan kepadanya yang juga dilihat dari kualitas dan kuantitas
yang dihasilkan.
Dari penjelasan tersebut dapat diketahui bahwa kinerja
merupakan
keseluruhan pekerjaan yang telah dilakukan seseorang pada fase
tertentu dalam
melakukan kewajibannya, yang nantinya akan dilakukan perbandingan
ke berbagai
aspek seperti kriteria kerja dan target yang telah ditetapkan dan
disetujui bersama.
9
The Luxton Hotel Bandung melakukan penilaian kinerja terhadap
karyawannya
setiap satu tahun sekali. Berikut hasil evaluasi kinerja pramusaji
di The Luxton
Hotel Bandung pada tahun 2018.
TABEL 3
RESTORAN THE LUXTON BANDUNG
N : 12
Periode Nilai/Jumlah
Technical Knowledge
Pengetahuan yang berhubungan dengan pekerjaan saat ini 4 5 3
Customer Focus
untuk memenuhi kebutuhan tersebut 3 7 2
Memberikan layanan/produk yang berkualitas & mencapai
kepuasan pelanggan 2 6 4
Membangun & memelihara hubungan yang kuat dan positif
dengan pelanggan 3 8 1
Memenuhi kebutuhan tamu 2 5 5
Drive For Results
detail
tim 5 5 2
Cultural Competency
tradisi & perilaku yang berbeda & bekerja secara efektif
dengan
orang lain dari berbagai negara & latar belakang budaya
2 7 4
Keterangan Bobot Nilai :
Sumber : HRD The Luxton Hotel Bandung
Dari evaluasi kinerja yang sudah ditampilkan, jika dihitung
untuk
mendapatkan persentasenya maka akan dihasilkan nilai yaitu sebanyak
24,7%
berada di kategori kurang, lalu sebanyak 48,6% berada dikategori
cukup dan yang
10
terakhir sebanyak 26,6% berada pada kategori baik. Dari persentase
tersebut maka
dapat disimpulkan bahwa aspek penilaian yang paling besar
didominasi oleh
kategori cukup dan masih ada penilaian evaluasi dikategori kurang,
sehingga
kinerja yang diharapkan belum optimal. Penulis berasumsi bahwa
kinerja yang
belum maksimal tersebut diakibatkan oleh kurangnya kompetensi kerja
dari
pramusaji sehingga berdampak pada kinerja yang diberikan.
Sebagai referensi di dalam penelitian ini, berikut adalah hasil
penelitian
sebelumnya yang memiliki hubungan dengan variabel yang akan
diteliti dalam
penelitian ini. Berikut beberapa penelitian terdahulu :
1. “Pengaruh Kompetensi Terhadap Kinerja Pegawai (Studi
Perbandingan
antara Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam dan Fakultas Syariah dan
Hukum
Uinam)” oleh Eka Suhartini (2015). Analisis yang dihasilkan adalah
adanya
pengaruh yang signifikan dari variabel kompetensi terhadap kinerja
pada
pegawai.
2. “Pengaruh Kompetensi Terhadap Kinerja Karyawan Rumah Sakit Sari
Mulia
Banjarmasin” oleh Devi Rusvitawati (2016). Hasil analisis dari
penelitian ini
adalah variabel kompetensi memberikan pengaruh yang berarti
terhadap
kinerja pegawai
Oleh sebab itu, penulis terdorong untuk meneliti dan melakukan
penelitian
dengan mengusung judul : “Pengaruh Kompetensi Kerja Terhadap
Kinerja
Pramusaji di Restoran The Luxton Hotel Bandung”
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang masalah yang dicantumkan oleh penulis, maka
penulis
menjabarkan rumusan masalah seperti berikut:
11
1. Bagaimana kompetensi kerja pramusaji di The Luxton Hotel Bandung
?
2. Bagaimana kinerja pramusaji selama ini di The Luxton Hotel
Bandung ?
3. Seberapa besar pengaruh kompetensi terhadap kinerja pramusaji di
The
Luxton Hotel Bandung ?
C. Tujuan Masalah
Adapun tujuan dari penulisan Proyek Akhir ini ialah :
1. Mengetahui tingkat kompetensi kerja pramusaji yang ada di The
Luxton
Hotel Bandung.
2. Mengetahui kinerja pramusaji yang selama ini dilakukan di The
Luxton Hotel
Bandung.
kinerja pramusaji di The Luxton Hotel Bandung.
D. Manfaat Penelitian
yang tepat tentang kompetensi, kinerja karyawan atau pramusaji dan
juga
kompetensi yang dapat berpengaruh terhadap kinerja karyawan
atau
pramusaji.
Secara praktis, penelitian ini memiliki kegunaan berupa saran bagi
The
Luxton Hotel Bandung dalam mengetahui dan memahami kompetensi
dari pramusajinya, agar dapat tercipta kinerja pramusaji yang baik
dan
efektif.
12
1. Definisi Manajemen Sumber Daya Manusia
Manajemen sumber daya manusia adalah sebuah rencana dalam
mengimplementasikan kegiatan dalam manajemen yaitu
perencanaan,
pengorganisasian, memimpin, dan mengawasi setiap fungsi
operasional
sumber daya manusia dimulai dari menarik, menyeleksi, melatih
dan
mengembangkan karyawan serta penugasan yang diliputi oleh
promosi,
demosi dan transfer, evaluasi kerja, lalu memberikan kompensasi,
menjaga
hubungan industrial, hingga pengakhiran hubungan kerja, agar
terjadinya
peningkatan produktivitas karyawan dengan tercapainya tujuan
organisasi
yang lebih efektif & efisien. (Sofyandi, 2009)
Sumber daya manusia mengemban tugas yang signifikan dalam
kelangsungan berjalannya sebuah organisasi. Karyawan memiliki
posisi
yang cukup tinggi daripada faktor lainnya seperti modal, material
dan
proses atau metode. Hal ini didasarkan atas kemampuan manusia
sebagai
pemeran utama pada setiap kegiatan operasional perusahaan
tersebut.
Namun tanpa adanya sebuah sistem pengaturan karyawan yang baik,
maka
akan menimbulkan sebuah masalah yang akan berpengaruh besar
terhadap
perusahaan.
13
Menurut Cascio dalam Ahmad Gofur dan Fuad (2009) tujuan
manajemen ini adalah untuk mendayagunakan produktvitas
seluruh
pekerja dalam suatu organisasi. Oleh karena itu, tugas-tugas yang
ada
harus terlaksana agar dapat mewujudkan tujuan tersebut.
Fungsi
operasional dari manajemen sumber daya manusia menurut Ahmad
Gofur
dan Fuad (2009:44), yakni :
kesiapan pegawai dalam jumlah dan kualitas yang selaras
secara
terancang.
beberapa individu dan menggerakkan mereka untuk memberikan
lamaran pada pekerjaan yang ada di suatu perusahaan atau
organisaasi.
Hasil dari seleksi adalah, para calon pegawai yang paling
memenuhi
persyaratan di antara pelamar.
perilaku yang dapat mengembangkan kemampuan karyawan saat
berhadapan dengan tuntutan pekerjaan atau jabatan.
Evaluasi Kinerja
14
diperlukan agar kualitas kerja semakin membaik.
Budaya organisasi
menjadikan perilaku seseorang. Ini merefleksikan nilai,
kepercayaan
dan norma-norma bagi kelompok yang lebih besar. Bagaimanapun
hal
tersebut disebabkan oleh perbedaan organisasi, yaitu susunan
dari
perbedaan orang-orang yang memiliki budaya yang berbeda-beda.
Namun, saat budaya tersebut didapat dari suatu sumber utama
dari
motivasi dan koordinasi aktivitas, hal yang terjadi akan
membawa
budaya tersebut menjadi lebih baik.
Kompensasi
Penghargaan
yang memuaskan dimana memberikan dedikasi yang cukup besar
bagi
perusahaan atau organisasi.
Pemutusan Hubungan Kerja
suatu organisasi perusahaan dengan alasan tertentu.
15
menggapai kinerja yang lebih unggul dari sebelumnya dengan
tetap
memperhatikan visi, misi dan tujuan organisasi.
B. Kajian Teori Kompetensi
pengertian kompetensi. Kompetensi diambil dari kata kompeten,
yang
mempunyai arti terampil atau cakap. Dalam hal manajamen sumber
daya
manusia, arti kompetensi mengarah terhadap individualitas seseorang
yang
menjadikannya sukses dalam pekerjaan. Istilah kompetensi yang
acapkali
digunakan oleh banyak pihak yakni kemampuan individu untuk
berkinerja
(the ability to perform). Dikarenakan kompetensi yang berupa
sikap,
keterampilan dan pengetahuan dapat mempengaruhi efektivitas suatu
hasil
pekerjaan.
Kompetensi sekarang ini merupakan satu di antara hal yang
sangat
krusial bagi suatu perusahaan, mengingat tenaga kerja yang
berkualitas
dibutuhkan oleh banyak perusahaan, terutama di industri perhotelan.
Pada
dasarnya setiap hotel pasti menginginkan karyawan yang mereka
miliki
mempunyai keahlian yang sesuai dengan kemampuan pada saat
melaksanakan pekerjaan yang diberikan, serta tercapai sasaran
ataupun
tujuan yang telah ditentukan.
yang dikaitkan terhadap kinerja yang dihasilkan. Dapat dijelaskan
bahwa
16
melakukan tugas – tugas yang relevan secara efektif dan konteks
organisasi.
(Spencer & Spencer dalam Sutrisno, 2009)
Menurut Mc. Clleland dalam Moeheriono (2012 : 6) memberikan
penjelasan mengenai kompetensi sebagai sumber dasar
karakteristik
individu yang menjadi tolak ukur sukses atau tidaknya seseorang
dalam
memenuhi suatu pekerjaan pada situasi tertentu.
Bersumber pada pemaparan tersebut, dapat dibuat kesimpulan
bahwa
kompetensi ialah pelaksanaan tugas secara mumpuni, efektif &
efisien
dengan mengintergrasikan keahlian, perilaku, ilmu serta akhlak
pribadi
berdasarkan pembelajaran & pengalaman yang didapatkan.
Kompetensi merupakan aspek yang dimiliki oleh seorang individu
dan
senantiasa ada dalam kepribadian dan dapat menggambarkan tingkah
laku
dan performasi secara menyeluruh pada semua kondisi dan tugas
pekerjaan
(job tasks). Beralaskan pengertian yang sudah dijabarkan
tersebut,
mengandung beberapa, yaitu karakteristik dasar, hubungan kausal
dan
kriteria. (Spencer & Spencer dalam Moeheriono, 2012)
Jenis kompetensi dibagi dalam dua kategori, yaitu pertama
kompetensi
ambang batas yang berarti kompetensi basis yang harus diperoleh
seseorang,
contohnya jika menjadi pramusaji minimal harus mempunyai
pengetahuan
dan keahlian dalam melayani tamu restoran dan yang kedua
yakni
kompetensi pembeda yaitu perbedaan seseorang yang memiliki
kinerja
tinggi atau rendah selaras dengan kompetensi yang mereka
punya.(Spencer
& Spencer dalam Moeheriono, 2012).
Tjutju dan Suwatno (2009:23), yakni sebagai berikut :
1. Motif (Motives)
memilih seseorang menuju tujuan tertentu, seperti pada saat
bekerja
yaitu berorientasi pada prestasi dan konsistensi dalam
menetapkan
tujuan bekerja.
direspon oleh seseorang secara konsisten. Sifat yang dimiliki
oleh
karyawan misalnya adalah, inisiatif dan sensitivitas.
3. Konsep Diri (Self Concepts)
Dimensi ini adalah akhlak yang dimiliki oleh seorang individu
dan
dijunjung tinggi, yang mencerminkan tentang diri sendiri. Dimensi
ini
juga merupakan suatu gagasan, daya pikir, keyakinan dan
pandangan
yang dikenali oleh individu mengenai dirinya dan memberikan
pengaruh kepada individu dalam berasosiasi dengan individu
lain.
Kepercayaan diri dan pengendalian diri merupakan bentuk dari
konsep
diri yang dimiliki oleh seseorang.
18
tertentu atau bidang yang lebih spesifik. Pengetahuan
merupakan
kompetensi yang bertautan.
5. Keterampilan (Skill)
mahir melakukan pekerjaan fisik dan mental tertentu. Skill adalah
aspek
yang dapat dilatih dan dikembangkan yang digunakan untuk
memenuhi
tuntutan pekerjaan. Keterampilan seorang karyawan misalnya
yaitu
dalam melakukan tugas-tugas rutin maupun tugas tambahan dalam
perusahaan, memecahkan masalah yang dihadapi saat bekerja,
dan
kemampuan bekerja sama.
Dari gambar di atas diketahui bahwa pengetahuan dan keterampilan
berada
di permukaan atas yang dapat terlihat oleh mata yang merupakan
karakteristik yang
dimiliki oleh seorang individu. Hal yang lainnya yaitu konsep diri,
sifat dan motif
19
terdapat dibagian bawah yang tersembunyi dan tidak dapat terlihat
oleh mata, yang
merupakan titik pusat kepribadian seseorang. Mengembangkan
pengetahuan serta
keahlian akan lebih mudah dilakukan dengan cara pelatihan yang
diberikan kepada
karyawan. Kompetensi yang berupa motif dan sikap akan lebih sulit
untuk
dikembangkan karena berasal dari dalam diri seseorang. Sebaliknya
konsep diri
berada diantara keduaanya, seperti percaya diri yang dapat diubah
menjadi lebih
positif melalui pelatihan.
menjalankan pekerjaan yang dibebankan kepadanya tergantung
pada
kemampuan,pengalaman, dan keseriusan serta waktu. (Hasibuan,
2007)
Pendapat lain dari Mangkunegara (2006:67) yaitu hasil kerja
secara
kualitas dan kuantitas yang digapai oleh seorang karyawan
dalam
melakukan pekerjaan sesuai dengan kewajiban yang diberikan
kepadanya.
2. Faktor-Faktor Kinerja
motivasi berupa sikap dan situasi yang miliki oleh seseorang
dan
kemampuan adalah pengetahuan serta keterampilan yang dimiliki
oleh
seseorang.
20
yaitu:
yang harus dipenuhi agar prusahaan dapat bersaing dengan
saingannya,
khususnya industri yang bergerak dibidang jasa. Pengukuran
tingkat
kualitas didapatkan dari impresi karyawan terhadap kualitas hasil
dari
pekerjaan yang dikerjakannya yang telah disesuaikan dengan
standar
kerja yang telah ditentukan, serta minimal kesalahan yang
dilakukan
karyawan saat bekerja.
dari sejumlah tugas yang menjadi pekerjaannya maupun tugas
yang
ditambahkan kepadanya.
Ketepatan waktu kerja ini dapat diukur dari persepsi karyawan
terhadap
pekerjaannya dari awal waktu sampai menjadi selesai. Setiap
karyawan
harus mampu bekerja secara efisien dan efektif agar setiap
pekerjaan
tidak tertunda dan dapat selesai sesuai pada waktu kerja yang
ditentukan.
Waktu pada saat bekerja merupakan acuan bagi seeorang indiividu
dalam
melancarkan pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnnya.
21
tidak hadir kerja tanpa penjelasan tentunya dapat mengganggu
berjalannya operasional perusahaan serta menyulitkan rekan
kerjanya
sendiri. Hal itu dapat mempengaruhi kinerja karyawan.
5. Kemampuan bekerja sama
Pada dasarnya, kerja sama merupakan hal mutlak yang harus tercipta
di
dalam sebuah organisasi demi keberhasilan perusahaan dalam
mencapai
tujuannya. Hal ini akan membangkitkan kepercayaan antar rekan
kerja
atau dengan perusahaan.
Satu diantara faktor faktor yang mempengaruhi kinerja adalah
kompetensi. Suatu perusahaan memerlukan kompetensi untuk
menghasilkan kultur kinerja yang tinggi. Wibowo (2012)
memaparkan
kompetensi yang digunakan secara maksimal oleh karyawan akan
meningkatkan kinerja dan Sriwidado dan Haryanto (2010) juga
mengutarakan opininya bahwa kompetensi yang diindikasi oleh
bagian
pekerjaan dapat menentukan kinerja dan keefektivan karyawan
dalam
melaksanakan tugasnya.
oleh pramusaji di restoran The Luxton Hotel Bandung dapat
mempengaruhi
kinerja yang dihasilkan. Prestasi kerja akan meningkat dan
berkembang
22
atau meningkatkan kompetensinya yang sesuai dengan pendidikan
yang
dimiliki pramusaji dengan begitu, pramusaji diharapkan dapat
melaksanakan pekerjaannya dengan apik sehingga produktivitass kerja
juga
akan meningkat dan memberikan pelayanan yang terbaik kepada
tamu.
E. Kerangka Pemikiran
Kinerja (Mathis & Jackson
Pendekatan kuantitatif adalah pendekatan yang dipakai dalam
analisis ini.
Pendekatan ini mempunyai asumsi mengenai konsep dan teori dan
bersifat linear
dengan menggunakan data yang berupa angka. Selain itu pendekatan
kuantitatif
dapat diartikan juga sebagai sarana penelitian yang dilaksanakan
terhadap populasi,
dan dapat menemukan hal yang relatif,distributif dan hubungan
antara variabel
Pendekatan kuantitatif yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif
kausal, yang
bersifat sebab akibat dan dilakukan untuk mencari tahu hubungan dan
pengaruh
anatar kedua variabel (bebas dan terikat), (Sugiyono, 2017).
B. Obyek Penelitan
Penelitian dilaksanakan di The Luxton Bandung yang merupakan
hotel
bintang 4 yang merupakan properti hotel dari PT. Dago Paradise. The
Luxton Hotel
Bandung mempunyai 114 kamar, yang tersedia dengan beberapa tipe
kamar. The
Luxton Hotel Bandung dirancang untuk memenuhi kebutuhan tamu yang
ingin
berlibur dan menikmati suasana kota bandung atau pun yang sedang
melakukan
perjalanan bisnis, berlokasi di Jl. Ir. H. Juanda No.18 menjadikan
The Luxton Hotel
salah satu destinasi hotel yang tepat karena berada di pusat kota
Bandung yang
sangat strategis dengan akses yang mudah sehingga para tamu dapat
mengunjungi
tempat wisata, tempat-tempat bersejarah, dan lainnya baik untuk
keperluan bisnis
maupun wisata.
memiliki mutu dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh
penulis untuk
dipelajari dan kemudian diambil kesimpulannya (Sugiyono, 2017).
Pramusaji
sejumlah 12 orang yang bekerja di restoran The Luxton Hotel Bandung
merupakan
populasi dipenelitian ini
Sedangkan sampel adalah bagan dari total dan karakteristik yang
dimiliki oleh
populasi. (Sugiyono, 2017). Dalam penelitian ini penulis mamakai
sampling jenuh
atau sampling total yaitu adalah teknik dalam menentukan sampel
jika seluruh
anggota populasi digunakan sebagai sampel. Karakteristik responden
di penelitian
ini adalah pramusaji yang bekerja di restoran hotel The Luxton
Bandung yaitu
sebanyak 12 orang responden yang akan menjadi sample
penelitian.
D. Metode Pengumpulan Data
Metode dalam mengumpulkan data yang diperlukan dalam penelitian
ini, yakni :
1. Data Primer
a. Wawancara (interview).
antaranya bertujuan untuk menyelidiki dan memperoleh informasi
untuk
tujuan tertentu menurut Hardiansyah (2010:18). Metode
wawancara
dilaksanakan sebagai alat bantu mencari data yang diketahui oleh
orang-
orang terbatas yang memiliki jabatan tertentu untuk dijadikan data
awal dan
data pendukung . Dalam penelitian ini, penulis melakukan
wawancara
25
terbuka atau tidak terstruktur dengan Director of Human Resources
The
Luxton Hotel Bandung.
responden untuk dijawab. Kuisioner juga dapat katakan sebagai
cara
mengumpulkan data melalui responden dengan menjawab
pertanyaan-
pertanyaan dan pernyataan yang tertuang didalam angket
(Sugiyono,2014).
Pada penyebaran angket pertanyaan yang tertera untuk
mendapatkan
data yang diperlukan, pertanyaan yang diberikan kepada
responden
merupakan pertanyaan yang berdasarkan dari indikator-indikator
pada
varabel bebas dan terikat.
mengukur perilaku, opini dan persepsi seseorang terhadap
suatu
gejala/fenomena (Sugiyono,2012). Jawaban dari kuesioner dapat
diberi skor
seperti pada tabel berikut.
Setuju / Puas 4
Ragu-Ragu / Cukup 3
Sangat Tidak Setuju / Sangat Tidak Puas 1
Sumber : Sugiyono (2012)
c. Teknik Pengukuran Skor
Jawaban dari responden yang telah diberi skor seperti di atas
akan
ditentukan kelas intervalnya untuk menggolongkan kategori
jawaban
terhadap masing-masing alternatif apakah termasuk kepada
golongan
sangat baik, baik, cukup, buruk, atau sangat buruk. Berikut adalah
rumus
untuk menentukan interval kelas :
Skor tertinggi – Skor terendah
= 5 − 1
dapat diketahui yaitu :
pemantauan perihal pola perilaku manusia dalam kondisi tertentu,
untuk
memperoleh informasi tentang fenomena yang dibutuhkan.
Penulis
melakukan kunjungan ke The Luxton Hotel Bandung untuk mengamati
dan
mengumpulkan data.
masalah yang penulis teliti yaitu mengenai kompetensi kerja dan
kinerja
karyawan melalui buku, e-book, jurnal, dan sumber lainnya dari
internet
E. Definisi Operasional Variabel
induksi sehingga diperdalam menjadi indikator – indikator yang
membentuknya.
Variabel dalam penelitian merupakan segala sesuatu yang dapat
berwujud apa saja
yang dipilih oleh seorang peneliti untuk dipelajari, sehingga
didapatkan informasi
dan selanjutnya dapat diolah menjadi kesimpulan. (Sugiyono,
2014)
Variabel yang dicantumkan dapat di bedakan ke dalam 2 point. Yang
pertama
adalah variabel bebas atau independen (x) yang memberikan pengaruh
yaitu
kompetensi kerja dan yang kedua adalah variabel terikat atau
dependen (y) yang
dipengaruhi oleh variabel bebas, yaitu kinerja pramusaji. Berikut
adalah tabel
operasional variabel dari masing-masing variabel.
28
Variabel
Instrumen
29
Variabel
Instrumen
deskriptif. Metode untuk menyampaikan kesimpulan data melalui
penggambaran data yang terkumpul sebelumnya (Sugiyono,2012).
Pada
umumnya hasil dari statistik deskriptif adalah perhitungan
mean,media dan
modus yang tersaji dalam sebuah tabel, diagram, atau grafik. Untuk
dapat
menilai hasil dari statistik deskriptif digunakan rentang skala
pengukuran.
2. Uji Validitas
dipakai adalah kuesioner. Instrumen disebutkan valid apabila
pertanyaan
sanggup untuk mengutarakan sesuatu yang hendak diukur oleh
kuesioner
tersebut dan dapat dipercaya kebenarannya.
3. Uji Reliabilitas
keajegan ) alat pengumpul data ( instrumen ) yang digunakan
(Sugiyono,2012). Uji reliabilitas terdapat batas nilai minimum
koefesien
yang harus di capai yang didapatkan melalui pengukuran nilai
alpha
Cronbach yaitu 0.6 (Sugiyono,2012). Apabila nilai keofesien
yang
didapatkan dapat melewati nilai koefesien minimun, maka dapat
dinyatakan
reliabel.
31
dengan data ordinal adalah dengan menggunakan teknik statistik
Korelasi
Spearman Rank menurut Riduwan dan Akdon (2013:118), salah
satu
kegunaan teknik ini adalah sebagai alat ukur untuk mengetahui
keeratan
atau tingkat hubungan antara 2 variabel bebas & terikat yang
berskala
ordinal. Rumus Korelasi Spearman Rank yang digunakan ialah:
Keterangan : ρ = koefisien relasi Rank Spearman
di2 = jumlah kuadrat dari selisih rangking antara dua
variabel
n = banyaknya data (jumlah sampel/responden)
Kemudian, untuk dapat menginterpretasikan seberapa erat
hubungan
antara kompetensi dengan kinerja, digunakan pedoman, yaitu
sebagai
berikut:
bebas terhadap variabel terikat, bisanya ditampilkan dalam
persentase.
Rumus dari analisis ini adalah:
Keterangan : Kd = Koefisien Determinasi
Penelitian dilaksanakan di The Luxton Hotel Bandung yang
bertempat
di Jl. Ir. H. Djuanda No.18, Bandung, Jawa Barat. Waktu penelitian
dimulai
sejak 1 Februari 2019, dan berakhir pada 12 Juli 2019 yang
dilanjutkan
dengan kegiatan sidang proyek akhir.
TABEL 9
Sumber : Data Hasil Olahan Penulis, 2019
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Penentuan Lokasi Penelitian
Jan Feb
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Hasil dari penelitian akan dibahas secara detail dalam bab IV,
pembahasan
yang dimaksud mengenai pengaruh kompetensi kerja (variabel x)
terhadap kinerja
pramusaji (variabel y) di The Luxton Hotel Bandung. Penjabaran
hasil penelitian
akan dimulai dari pemaparan profil serta respon dari responden
perihal kedua
variabel di atas, hasil dari uji validitas dan reliabilitas
instrumen penelitian. Setelah
itu membahas analisis deskriptif dari masing-masing variabel
terlampir, dilanjutkan
dengan uji korelasi rank spearman dan diakhiri dengan uji koefisien
determinasi
akan perolehan dari angket yang telah disebarkan kepada 12
responden yaitu
pramusaji di The Luxton Hotel Bandung.
A. Hasil Penelitian
1. Uji Validitas
dengan metode kuantitatif secara tepat dan akurat. Instrumen
mengumpulkan
data sesuai dengan variabel yang diteliti dan dinyatakan valid,
jikalau dapat
mengukur sesuatu yang seharusnya diukur oleh instrumen tersebut.
Uji
validitas dilakukan dengan menggunakan alat bantu penelitian, yaitu
IBM
Statistics 25, membantu untuk mengetahui apakah instrumen-instrumen
pada
angket dapat dikatakan valid. Suatu instrumen dapat diucapkan valid
apabila
rhitung yang didapatkan lebih besar dari pada rtabel.
Uji validitas yang dilaksanakan melibatkan 2 faktor, yaitu
variabel
kompetensi kerja (x) dan variabel kinerja pramusaji (y). Uji
validitas
34
kompetensi kerja (x) melibatkan 12 butir indikator yang telah
mewakili 5
dimensi kompetensi kerja yang ada, variabel kompetensi di uji
tingkat
validitasnya dengan signifikasi 0.05 dan uji dua arah
(two-tailed).
TABEL 10
Hasil Uji Validitas Variabel Bebas (X) : Kompetensi
Kerja
X2 0.576 0.742 Valid
X2 0.576 0.830 Valid
X2 0.576 0.742 Valid
X2 0.576 0.779 Valid
Sumber : Data Hasil Olahan Penulis, 2019
Uji di atas menunjukkan hasil yang valid, sesuai dengan ketentuan
spss
indonesia bahwa menurut hasil uji dari keseluruhan indikator di
atas rhitung yang
didapatkan lebih dari rtabel (rhitung > 0.576 ) dan hasil yang
didapatkan menunjukkan
bahwa seluruh nilai rhitung pada 12 butir indikator dari variabel
bebas (x) kompetensi
kerja melampaui nilai dari r tabel.
Uji validitas variabel kinerja pramusaji (y) melibatkan 10 butir
indikator yang
telah mewakili 5 dimensi kinerja yang ada, variabel kinerja
pramusaji di uji tingkat
validitasnya dengan signifikasi sebesar 0.05 dan uji dua arah
(two-tailed).
35
Hasil Uji Validitas Variabel Terikat (Y) : Kinerja
Pramusaji
Y2 0.576 0.818 Valid
Y4 0.576 0.724 Valid
Y8 0.576 0.593 Valid
Uji validitas variabel kinerja pramusaji sebagai variabel terikat
(y) pada
tabel di atas menunjukkan hasil uji yang valid, dengan 10 butir
indikator variabel
kinerja, nilai rhitung yang didapatkan dapat melampaui nilai dari
rtabel.
2. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas melibatkan 2 variabel, yaitu kompetensi dan
variabel kinerja
pramusaji. Uji reliabilitas dilaksanakan dengan bantuan alat ukur
SPSS sesuai
dengan ketentuan Cronbach’s Alpha yang sudah dibahas dalam bab
III.
Angka uji reliabilitas dapat dikatakan reliabel apabila
nilaicronbach’s alpha
variabel uji > nilai keofesien minimun cronbach’s alpha yaitu
0,6
(Azwar,2009).
36
Reliability Statistics
Kompetensi Kerja
0.931 12
Uji reliabilitas variabel kompetensi kerja mendapatkan angka
Cronbach’s
Alpha sebesar 0,931. Hasil uji tersebut nilainya lebih besar dari
koefisien minimum
yang mempunyai nilai 0.6, sehingga dapat ditarik kesimpulan yaitu
12 butir
indikator variabel kompetensi kerja dapat dipastikan
reliabel.
TABEL 13
Reliability Statistics
Kinerja Pramusaji
0.894 10
Uji reliabilitas variabel kinerja pramusaji mendapatkan nilai
Cronbach’s
Alpha sebesar 0.894. Hasil uji tersebut nilainya lebih besar dari
koefisien minimum
yang mempunyai nilai sebesar 0.6, sehingga dapat ditarik kesimpulan
yaitu 10 butir
indikator variabel kinerja pramusaji dapat dinyatakan
reliabel.
37
Profil responden yang akan dibahas secara rinci dimulai menurut
jenis
kelamin responden, usia responden, pendidikan terakhir dan
pengalaman bekerja.
Selanjutnya, pemungutan data dilakukan dengan cara mengedarkan
angket kepada
12 responden yang merupakan pramusaji di The Luxton Hotel
Bandung.
a. Jenis Kelamin Responden
Dari total 12 responden, 83% orang didominasi oleh pramusaji
berjenis
kelamin pria dan sisanya, yaitu sebanyak 17% merupakan
responden
berjenis kelamin wanita. Pramusaji yang bekerja di The Luxton
Hotel
Bandung didominasi oleh pramusaji yang memiliki jenis kelamin pria
yaitu
berjumlah 10 orang. Sedangkan pramusaji yang bejenis kelamin
wanita
hanya berjumlah 2 orang.
Pada hasil diagram profil responden berdasarkan usia responden,
didominasi
oleh pramusaji yang berusia di rentan 18-26 tahun yaitu sebanyak
59% atau
berjumlah 7 orang, lalu usia di rentan 27-35 tahun yaitu 33% atau
sebanyak 4 orang
dan sisanya responden di rentan usia 36-44 tahun sebesar 8% atau
sebanyak 1 orang.
c. Pendidikan Terakhir Responden
67%
25%
8%
berpendidikan SMA (67%) yaitu sebanyak 8 orang, diikuti yang
berpendidikan
SMK (25%) yaitu sebanyak 3 orang dan terakhir yang berpendidikan D3
(8%) yaitu
sebanyak 1 orang.
GAMBAR 5
BANDUNG
Dari diagram di atas dapat dilihat bahwa pengalaman bekerja
pramusaji di
The Luxton Hotel Bandung yang kurang dari 2 tahun sebanyak 25% atau
3 orang,
yang berada direntan 2 – 5 tahun yaitu sebanyak 67% atau 8 orang
dan yang berada
diangka lebih dari 5 tahun yaitu sebanyak 8% atau 1 orang.
4. Tanggapan Responden Mengenai Variabel Kompetensi Kerja di
The
Luxton Hotel Bandung
Kompetensi kerja sebagai variabel bebas (x) mempunyai 12 butir
indikator
yang telah disebarkan kepada responden The Luxton Hotel Bandung.
Skala yang
dipakai merupakan skala likert yang telah dijelaskan pada bab III
yang telah
terwakilkan oleh STS/1 (sangat tidak setuju), TS/2 (tidak Setuju),
CS/3 (cukup
25%
67%
8%
40
setuju), S/4 (setuju), dan SS/5 (sangat setuju). Selanjutnya adalah
hasil dari 12
butir indikator yang telah diisi oleh 12 responden:
a. Berorientasi Pada Prestasi
pada prestasi. Berorientasi pada prestasi adalah keinginan atau
semangat
seorang karyawan yang ada dalam dirinya yang mendorong untuk
menghasilkan kinerja yang terbaik dan tertantang untuk menetapkan
tujuan
dengan cara yang lebih baik secara terus-menerus.
TABEL 14
PRESTASI
Tidak Setuju 3 25,0 25,0 25,0
Cukup Setuju 5 41,7 41,7 66,7
Setuju 4 33,3 33,3 100,0
Sangat Setuju 0 0 0 0
Total 12 100,0 100,0
Pada hasil tanggapan responden di atas, menunjukan bahwa
sebanyak
41.7% didominasi oleh responden yang cukup setuju bahwa
karyawan
memiliki semangat untuk berprestasi. Kemudian dilanjutkan
kepada
responden yang memutuskan untuk menjawab setuju yaitu senilai
33.3%
responden setuju terhadap berorientasi pada prestasi. Untuk yang
terakhir
menjawab tidak setuju sebanyak 25%.
41
Indikator kedua adalah konsisten dalam menetapkan tujuan.
Indikator
ini adalah untuk mengetahui apakah karyawan konsisten dalam
menetapkan
tujuan atau mengetahui tujuan yang ingin dicapai saat bekerja dan
konsisten
dalam mengejarnya. Karena jika karyawan sudah konsisten dalam
menetapkan tujuannya, mereka akan fokus dalam bekerja dan
tidak
menunda-nunda pekerjaan sehingga dapat menghasilkan kinerja yang
baik
juga.
MENETAPKAN TUJUAN
Tidak Setuju 5 41,7 41,7 41,7
Cukup Setuju 5 41,7 41,7 83,3
Setuju 2 16,7 16,7 100
Sangat Setuju 0 0 0 0
Total 12 100,0 100,0
Pada hasil tanggapan responden di atas, menunjukan bahwa
sebanyak
41,7% responden yang cukup setuju mengenai konsisten dalam
menetapkan
tujuan. Kemudian disertai dengan responden yang memilih untuk
menjawab
tidak setuju yaitu juga sebanyak 41,7%, dan terakhir responden
yang
menanggapi setuju yaitu sebanyak 16,7%.
c. Inisiatif
42
diperintahkan kepadanya. Inisiatif juga merupakan kemauan
seorang
individu untuk mencoba dan menyelami hal-hal aktual yang ada di
tempat
bekerja, yang nanti dapat menjadi bahan untuk evaluasi
kerjanya.
TABEL 16
Tidak Setuju 4 33,3 33,3 33,3
Cukup Setuju 7 58,3 58,3 91,7
Setuju 1 8,3 8,3 100
Sangat Setuju 0 0 0 0
Total 12 100,0 100,0
Pada hasil tanggapan responden diatas, menunjukan bahwa
sebanyak
58,3% didominasi oleh responden yang cukup setuju mengenai
memiliki
inisiatif dalam menyelesaikan tugas pekerjaan dengan keterampilan
yang
dimiliki. Kemudian diikuti oleh responden yang memilih untuk
menjawab
tidak setuju yaitu sebesar 33,3%, dan terakhir responden yang
merespons
setuju yaitu sebanyak 8,3%.
merupakan kemauan seorang karyawan untuk menghormati dan
mendengarkan orang lain. Selain itu sensitivitas juga merupakan
kepekaan
yang dimiliki oleh karyawan untuk membantu dan saling
memberikan
perhatian kepada rekan kerja yang lain.
43
Tidak Setuju 4 33,3 33,3 33,3
Cukup Setuju 3 25,0 25,0 58,3
Setuju 5 41,7 41,7 100,0
Sangat Setuju 0 0 0 0
Total 12 100,0 100,0
Pada hasil tanggapan responden diatas, menunjukan bahwa
sebanyak
41,7% didominasi oleh responden yang setuju mengenai sensitivitas
pada
saat bekerja. Kemudian diiringi oleh responden yang memilih
untuk
menjawab tidak setuju yakni sejumlah 33,3%, dilanjutkan responden
yang
memberi jawaban cukup setuju yaitu sebanyak 25% .
e. Kepercayaan Diri
yang dimilikinya untuk ditunjukkan pada saat melakukn suatu
tindakan
dengan memiliki pikiran yang positif terhadap dirinya
sendiri.
TABEL 18
X5 Frequency Percent Valid
Tidak Setuju 6 50,0 50,0 58,3
Cukup Setuju 5 41,7 41,7 100,0
Setuju 0 0 0 0
Sangat Setuju 0 0 0 0
Total 12 100,0 100,0
44
sebanyak 50% responden yang tidak setuju mengenai kepercayaan
diri
yang dimilikinya saat bekerja. Kemudian diikuti dengan responden
yang
memilih untuk menjawab cukup setuju yaitu sebanyak 41,7%, lalu
yang
terakhir responden menanggapi sangat tidak setuju yaitu sebesar
8,3%.
f. Pengendalian Diri
buruk dalam kondisi apapun dengan mengendalikan sikap, perilaku
dan
juga emosi ketika dihapadi oleh masalah atau tekanan.
TABEL 19
X6 Frequency Percent Valid
Tidak Setuju 5 41,7 41,7 41,7
Cukup Setuju 5 41,7 41,7 83,3
Setuju 2 16,7 16,7 100,0
Sangat Setuju 0 0 0 0
Total 12 100,0 100,0
Pada hasil tanggapan responden diatas, menunjukan bahwa
sebanyak 41,7% responden yang cukup setuju mengenai
pengendalian
diri saat bekerja. Kemudian diikuti oleh responden yang memilih
untuk
merespons tidak setuju sebanyak 41,7%, lalu terakhir responden
setuju
sebanyak 16,7% tentang indikator pengendalian diri dengan
pernyataan
yaitu karyawan mampu mengendalikan perasaan pada saat
mendapati
45
kondisi apapun.
Indikator ketujuh ini adalah pengetahuan tentang prosedur
pelayanan.
Pengetahuan tentang prosedur pelayanan ini sangat penting untuk
diketahui
oleh setiap karyawan atau pramusaji di The Luxton Hotel Bandung.
Karena
prosedur pelayanan merupakan acuan atau panduan standar yang
dimiliki
hotel untuk melakukan operasional yang harus diikuti oleh karyawan
yang
bekerja sehingga operasional dapat terlaksana dengan lancar.
TABEL 20
PROSEDUR PELAYANAN
Tidak Setuju 7 58,3 58,3 58,3
Cukup Setuju 2 16,7 16,7 75,0
Setuju 3 25 25 100
Sangat Setuju 0 0 0 0
Total 12 100,0 100,0
Pada hasil tanggapan responden diatas, menunjukan bahwa
sebanyak
58% mayoritas responden menjawab tidak setuju mengenai
pengetahuan
tentang prosedur pelayanan. Selanjutnya diikuti responden yang
menjawab
setuju yaitu sebanyak 25%. Dan yang terakhir responden yang
menjawab
cukup setuju yaitu sebanyak 16,7%.
46
Indikator kedelapan adalah pengetahuan tentang teknis
pelayanan.
Indikator ini adalah pengetahuan yang dimiliki oleh seorang
karyawan
mengenai hal-hal teknis yang dilakukannya dalam menjalani
operasional di
restoran.
TEKNIS PELAYANAN
Tidak Setuju 6 50,0 50,0 50,0
Cukup Setuju 4 33,3 33,3 83,3
Setuju 2 16,7 16,7 100
Sangat Setuju 0 0 0 0
Total 12 100,0 100,0
Pada hasil tanggapan responden diatas, menunjukan bahwa
sebanyak
50% responden tidak setuju mengenai pengetahuan tentang teknis
pelayanan.
Selanjutnya, responden yang memilih untuk menjawab cukup setuju
yaitu
sebanyak 33,3%. Dan yang terakhir responden yang menjawab setuju
yaitu
sebanyak 16,7%.
tempat kerja
pandai menjalankan pekerjaan rutin yang telah dialokasikan dan
sesuai
dengan standar kerja yang telah ditetapkan.
47
STANDAR DI TEMPAT KERJA
X9 Frequency Percent Valid
Tidak Setuju 5 41,7 41,7 41,7
Cukup Setuju 5 41,7 41,7 83,3
Setuju 2 16,7 16,7 100,0
Sangat Setuju 0 0 0 0
Total 12 100,0 100,0
Pada hasil tanggapan responden di atas, menunjukan bahwa
sebanyak 41,7% responden memberi tanggapan cukup setuju
mengenai
indikator tersebut.. Kemudian diikuti oleh yang merespons tidak
setuju yaitu
sejumlah 41,7%, dan yang terakhir responden yang menanggapi
setuju
yaitu 16,7%.
dalam pekerjaan
dalam menjalani dan melakukan tugas yang berbeda atau tugas
tambahan
yang diberikan oleh hotel pada saat bekerja.
48
SERANGKAIAN TUGAS YANG BERBEDA YANG MUNCUL DALAM
PEKERJAAN
Tidak Setuju 7 58,3 58,3 66,7
Cukup Setuju 4 33,3 33,3 100,0
Setuju 0 0 0 0
Sangat Setuju 0 0 0 0
Total 12 100,0 100,0
Pada hasil tanggapan responden di atas, menunjukan bahwa
sebanyak
58,3% mayoritas responden menjawab tidak setuju. Selanjutnya,
oleh
responden yang memilih untuk memberi tanggapan cukup setuju
yaitu
senilai 33,3% dan yang terakhir menjawabsangat tidak setuju
sebanyak
8,3%.
masalah dalam pekerjaan
dalam mengambil tindakan dan cara penyelesaian yang tepat
saat
menghadapi masalah atau hambatan pada saat bekerja.
49
MASALAH DALAM PEKERJAAN
Tidak Setuju 6 50,0 50,0 50,0
Cukup Setuju 5 41,7 41,7 91,7
Setuju 1 8,3 8,3 100,0
Sangat Setuju 0 0 0 0
Total 12 100,0 100,0
Pada hasil tanggapan responden diatas, menunjukan bahwa sebanyak
50%
didominasi oleh responden yang tidak setuju dengan indikator
ini.
Kemudian dilanjutkan oleh responden yang menanggapi cukup
setuju
sebesar 41,7% dan yang terakhir setuju yaitu sebanyak 8,3%.
l. Keterampilan bekerja sama memelihara kenyamanan lingkungan
kerja
Indikator yang terakhir ialah untuk mengetahui kemampuan
karyawan
dalam melakukan kerja sama dengan rekan kerja yang lain dengan
tujuan
untuk memelihara kenyamanan lingkungan kerja.
TABEL 25
X12 Frequency Percent Valid
Tidak Setuju 4 33,3 33,3 33,3
Cukup Setuju 6 50,0 50,0 83,3
Setuju 2 16,7 16,7 100,0
Sangat Setuju 0 0 0 0
Total 12 100,0 100,0
50
50% didominasi oleh responden yang cukup setuju mengenai
keterampilan
bekerja sama memelihara kenyamanan lingkungan kerja. Kemudian
diikuti
dengan responden yang beranggapan tidak setuju yaitu sejumlah
33,3%.
Diakhiri dengan jawaban setuju yaitu sebesar 16,7%.
5. Tanggapan Responden Mengenai Variabel Kinerja Pramusaji di
The
Luxton Hotel Bandung
Kinerja pramusaji sebagai variabel terikat (y) mempunyai 10 butir
indikator
yang telah disebarkan kepada responden The Luxton Hotel Bandung.
Skala
yang digunakan merupakan skala likert yang terwakilkan oleh STS/1
(sangat
tidak setuju), TS/2 (tidak Setuju), CS/3 (cukup setuju), S/4
(setuju), dan SS/5
(sangat setuju). Berikut adalah hasil dari 10 butir indikator yang
telah diisi oleh
12 responden:
Indikator yang pertama pada variabel kinerja ini adalah untuk
mengetahui ketelitian karyawan pada saat bekerja sehingga
kemungkinan
kesalahan yang terjadi akan lebih kecil.
TABEL 26
BEKERJA UNTUK MEMINIMALISIR KESALAHAN
Y1 Frequency Percent Valid
Tidak Setuju 5 41,7 41,7 41,7
Cukup Setuju 3 25,0 25,0 66,7
Setuju 4 33,3 33,3 100,0
Sangat Setuju 0 0 0 0
Total 12 100,0 100,0
51
sebanyak 33,3% didominasi oleh responden yang setuju mengenai
berhati-
hati dalam bekerja untuk meminimalisir kesalahan. Selanjutnya,
responden
dengan jawaban tidak setuju yaitu sebanyak 41,7%, terakhir
responden yang
memberi jawaban cukup setuju yaitu sebanyak 25%.
b. Bekerja sesuai dengan standar kerja yang telah ditentukan
Indikator ini untuk mengetahui apakah responden telah bekerja
sesuai
dengan prosedur yang telah ditetapkan oleh hotel.
TABEL 27
STANDAR KERJA YANG TELAH DITENTUKAN
Y2 Frequency Percent Valid
Tidak Setuju 5 41,7 41,7 41,7
Cukup Setuju 5 41,7 41,7 83,3
Setuju 2 16,7 16,7 100
Sangat Setuju 0 0 0 0
Total 12 100,0 100,0
Pada hasil tanggapan responden diatas, menunjukan bahwa
sebanyak
41,7% didominasi oleh responden yang cukup setuju mengenai
indikator ini.
Kemudian dilanjuti oleh jawaban tidak setuju yaitu sebanyak 41,7%,
lalu
yang terakhir responden menanggapi setuju yaitu sebanyak
16,7%.
c. Menyelesaikan semua pekerjaan yang menjadi tugas pokoknya
Indikator yang ke tiga adalah karyawan dapat menyelesaikan
pekerjaan
yang telah dibebankan kepadanya yang menjadi tugas pokoknya.
52
Y3 Frequency Percent Valid
Tidak Setuju 5 41,7 41,7 41,7
Cukup Setuju 4 33,3 33,3 75,0
Setuju 3 25,0 25,0 100,0
Sangat Setuju 0 0 0 0
Total 12 100,0 100,0
Pada hasil tanggapan responden di atas, menunjukan bahwa
sebanyak
41,7% didominasi oleh responden yang tidak setuju mengenai
menyelesaikan semua pekerjaan yang menjadi tugas pokok.
Kemudian
diikuti jawaban cukup setuju yaitu sejumlah 33,3%, dan yang
terakhir
responden menjawab setuju sebanyak 25%.
d. Menyelesaikan pekerjaan tambahan yang diberikan
Pada indikator ini untuk mengetahui apakah karyawan mampu
menyelesaikan pekerjaan tambahan yang diberikan oleh
perusahaan.
TABEL 29
Tidak Setuju 4 33,3 33,3 41,7
Cukup Setuju 5 41,7 41,7 83,3
Setuju 2 16,7 16,7 100,0
Sangat Setuju 0 0 0 0
Total 12 100,0 100,0
53
tidak setuju yaitu sejumlah 33,3%, selanjutnya jawaban setuju
yaitu
sebanyak 16,7%. Dan yang terakhir yang menjawab sangat tidak
setuju
yaitu sebanyak 8,3%.
menyelesaikan tugas dan tanggung jawabnya pada saat bekerja.
Bekerja di
hotel memerlukan karyawan yang sanggup menyelesaikan
pekerjaan
dengan cepat dan tepat, sehingga pada saat melayani tamu, tamu
tidak
menunggu lama dan dapat dilayani dengan sebaik mungkin.
TABEL 30
Y5 Frequency Percent Valid
Tidak Setuju 4 33,3 33,3 41,7
Cukup Setuju 4 33,3 33,3 75,0
Setuju 3 25,0 25,0 100,0
Sangat Setuju 0 0 0 0
Total 12 100,0 100,0
Pada hasil tanggapan responden di atas, menunjukan bahwa
masing-
masing sebanyak 33,3% responden yang memilih cukup setuju dan
tidak
setuju mengenai menyelesaikan tugas tepat waktu sesuai dengan
ketentuan.
54
responden merespons sangat tidak setuju yaitu sebanyak 8,3%.
f. Tidak menunda pekerjaan yang telah diberikan
Indikator ke enam ini adalah mengenai karyawan tidak menunda
pekerjaan yang telah diberikan. Pekerjaan akan menumpuk dan
dapat
merugikan orang lain bila seorang karyawan menunda melakukan
pekerjaannya.
PEKERJAAN YANG TELAH DIBERIKAN
Y6 Frequency Percent Valid
Tidak Setuju 5 41,7 41,7 41,7
Cukup Setuju 4 33,3 33,3 75,0
Setuju 3 25,0 25,0 100,0
Sangat Setuju 0 0 0 0
Total 12 100,0 100,0
Pada hasil tanggapan responden di atas, menunjukkan bahwa
sebanyak
41,7% mayoritas responden memilih tidak setuju mengenai tidak
menunda
pekerjaan yang telah diberikan. Kemudan diikuti oleh responden
yang
memilih untuk menjawab cukup setuju yaitu senilai 33,3%, dan
yang
terakhir tanggapan setuju yakni sebanyak 25%.
55
g. Hadir di tempat kerja sesuai dengan jam kerja yang
diberikan
Indikator berikutnya adalah mengenai punctuality. Datang ke
tempat
kerja dengan tepat waktu menunjukkan kedisiplinan seseorang pada
saat
bekerja.
SESUAI DENGAN JAM KERJA YANG DIBERIKAN
Y7 Frequency Percent Valid
Tidak Setuju 5 41,7 41,7 58,3
Cukup Setuju 5 41,7 41,7 100,0
Setuju 0 0,0 0,0 0
Sangat Setuju 0 0 0 0
Total 12 100,0 100,0
Pada hasil tanggapan responden di atas, menunjukan bahwa
responden
yang memilih tidak setuju dan cukup setuju mempunyai hasil yang
sama
yaitu masing-masing sebanyak 41,7% mengenai hadir ditempat kerja
sesuai
dengan jam kerja yang diberikan. Dan yang terakhir tanggapan sangat
tidak
setuju yaitu sebanyak 16,7%.
h. Tidak meninggalkan tempat kerja pada jam kerja, kecuali
keperluan
pekerjaan
Indikator ke delapan ini adalah untuk tidak pergi dari tempat kerja
pada
jam kerja. Karena hal ini dapat merugikan rekan kerja yang lainnya
jika ada
seseorang karyawan yang meninggalkan tempat kerjanya.
56
TEMPAT KERJA PADA JAM KERJA, KECUALI KEPERLUAN
PEKERJAAN
Tidak Setuju 5 41,7 41,7 41,7
Cukup Setuju 5 41,7 41,7 83,3
Setuju 2 16,7 16,7 100,0
Sangat Setuju 0 0 0 0
Total 12 100,0 100,0
Pada hasil tanggapan responden diatas, menunjukan bahwa
sebanyak
41,7% didominasi oleh yang memilih tidak setuju mengenai
tidak
meninggalkan tempat kerja pada jam kerja, kecuali keperluan
pekerjaan.
Selanjutnya, responden yang memilih untuk menjawab cukup setuju
yaitu
juga sebanyak 41,7%, dan yang terakhir responden yang menjawab
setuju
yaitu sebanyak 16,7%.
i. Mampu bekerja sama dengan baik dengan rekan kerja yang
lain
Indikator ini untuk melihat apakah karyawan mampu melakukan
kerja
sama dengan karyawan lain. Karena jika seseorang karyawan
mampu
menciptakan kerjasama yang baik dengan sesama rekan kerja yang
lain,
suasana bekerja akan menjadi lebih nyaman dan harmonis.
57
DENGAN BAIK DENGAN REKAN KERJA YANG LAIN
Y9 Frequency Percent Valid
Tidak Setuju 4 33,3 33,3 33,3
Cukup Setuju 4 33,3 33,3 66,7
Setuju 4 33,3 33,3 100,0
Sangat Setuju 0 0 0 0
Total 12 100,0 100,0
Pada hasil tanggapan responden diatas, menunjukan bahwa
masing-
masing sebanyak 33,3% responden menjawab setuju, cukup setuju dan
tidak
setuju pada indikator ini.
j. Taat pada peraturan yang ada di tempat kerja
Indikator ini sangat penting karena setiap perusahaan tentu
memiliki
aturan yang harus dipatuhi oleh setiap karyawan yang bekerja agar
setiap
pekerjaan dapat terlaksana dengan baik.
TABEL 35
YANG ADA DI TEMPAT KERJA
Y10 Frequency Percent Valid
Tidak Setuju 3 25,0 25,0 25,0
Cukup Setuju 7 58,3 58,3 83,3
Setuju 2 16,7 16,7 100,0
Sangat Setuju 0 0 0 0
Total 12 100,0 100,0
58
58,3% didominasi oleh responden yang memilih cukup setuju taat
pada
peraturan yang ada di tempat kerja. Kemudian diikuti oleh responden
yang
memilih untuk menjawab tidak setuju yaitu sebesar 25%, dan
responden
dengan jawaban setuju sebanyak 16,7%.
B. Pembahasan
1. Analisis Mengenai Kompetensi Kerja Pramusaji di The Luxton
Hotel
Bandung
Kompetensi kerja terdiri dari 5 dimensi yaitu motif (terdapat
dua
indikator), sifat (terdapat dua indikator), konsep diri (terdapat
dua indikator),
pengetahuan (terdapat dua indikator) dan keterampilan (terdapat
4
indikator). Setelah data dari masing-masing dari indikator tersebut
diolah
dengan IBM SPSS Statistics 25, kemudian hasil pengolahan data
yang
didapatkan dapat dipecah sesuai dengan kategori dan rentang
skala
pengukuran.
TABEL 36
RENTANG SKALA
akan ditunjukkan melalui tabel yang menunjukkan rata-rata nilai
pada setiap
indikator. Tabel yang akan ditunjukkan menggunakan skala
pengukuran
interval dan merupakan hasil dari alat bantu pengolahan data IBM
SPSS 25.
Berikut merupakan tabel nilai rata-rata (mean) dari variabel bebas
(x)
kompetensi kerja dengan total 12 bulir indikator.
TABEL 37
Descriptive Statistics
Konsisten dalam
Inisiatif 12 2 4 2,75 0,622
Sensitivitas 12 2 4 3,08 0,900
Kepercayaan diri 12 1 3 2,33 0,651
Pengendalian diri 12 2 4 2,75 0,754
Pengetahuan tentang
Pengetahuan tentang teknis
Kemampuan melaksanakan
Kemampuan mengelola
Keterampilan mengambil
Keterampilan bekerja sama
Valid N (listwise) 12
60
Pada tabel statistik deskriptif dapat diperhatikan bahwa
jumlah
responden yang valid adalah 12 orang, yang menjawab 12 butir
indikator
dari variabel kompetensi. Dari tabel di atas, terdapat tiga poin
yang
mempunyai nilai di bawah rata-rata dan sembilan indikator
sisanya
melampaui nilai rata-rata darivariabel kompetensi kerja.
Menurut tabel di atas, nilai rata-rata (mean) dari indikator
variabel
kompetensi kerja antara satu sama lain tidak memiliki perbedaan
cukup jauh,
walaupun banyak indikator dari variabel kompetensi kerja yang
melampaui
nilai rata-rata, tetapi nilai yang dihasilkan belum maksimal.
Berikut ini
adalah analisis mengenai statistik kompetensi kerja sesuai
dengan
indikatornya.
Indikator ini masuk ke dalam kategori cukup berdasarkan rentang
skala
pengukuran dengan nilai rata-rata mencapai 3,08. Hasil yang
didapatkan
merupakan hasil dari alat bantu pengolahan data IBM SPSS 25.
Karyawan yang memiliki semangat untuk berprestasi di tempat
kerja
dapat menghasilkan kinerja yang berkualitas karena karyawan
tersebut
melakukan pekerjaan dengan fokus dan senang hati, dan mampu
menghadirkan pengaruh yang positif untuk lingkungan kerja ataupun
rekan
kerja lainnya untuk bersemangat juga dalam bekerja.
Karyawan atau pramusaji di The Luxton Hotel Bandung sudah
cukup
memiliki semangat untuk berprestasi dalam bekerja di tempat kerja.
Tetapi
semangat untuk berprestasi yang dimiliki belum maksimal dan masih
bisa
ditingkatkan lagi. Hal ini bisa ditingkatkan dengan cara seperti
pihak
61
berprestasi, sehingga dapat memacu dan meningkatkan semangat
karyawan.
b. Konsisten dalam menetapkan tujuan
Memiliki nilai rata-rata mencapai 2.75, dan indikator ini masuk
ke
dalam kategori cukup berdasarkan rentang skala pengukuran. Hasil
yang
didapatkan merupakan hasil dari alat bantu pengolahan data IBM SPSS
25.
Karyawan atau pramusaji di The Luxton Hotel Bandung sudah
memiliki
konsistensi dalam menetapkan tujuan bekerja. Jika seorang
karyawan
konsisten dalam menetapkan tujuan mereka bekerja, mereka tahu apa
saja
yang harus dikerjakan dan lebih fokus pada saat bekerja. Sehingga
hal inipun
dapat berpengaruh terhadap kinerja yang dihasilkan karena karyawan
masih
sudah tahu dengan jelas tujuan mereka bekerja.
c. Inisiatif
Indikator ini masuk ke dalam kategori cukup berdasarkan rentang
skala
pengukuran dengan nilai mean 2,75. Hasil yang didapatkan merupakan
hasil
dari alat bantu pengolahan data IBM SPSS 25. Karyawan atau
pramusaji di
The Luxton Hotel Bandung sudah memiliki inisiatif dalam
menyelesaikan
tugas pekerjaan yang dijalaninya. Inisiatif mempunyai hubungan yang
erat
dengan kreativitas yang dimiliki seseorang, inisiatif juga
berhubungan
dengan kemampuan seorang karyawan untuk berpikir dan berperilaku
secara
berbeda dari biasanya dan lebih efektif. Inisiatif pramusaji di The
Luxton
Hotel Bandung sudah cukup baik, pramusaji sudah peka terhadap
lingkungan
kerjanya dan memiliki rasa ingin tahu kepada hal-hal baru dan
sebagainya.
62
Tetapi, inisiatif yang dimiliki belum cukup tinggi masih bisa
ditingkatkan lagi
agar lebih maksimal.
Mempunyai nilai mean mencapai 3.08, dan indikator ini masuk
ke
dalam kategori cukup berdasarkan rentang skala pengukuran. Hasil
yang
didapatkan merupakan hasil dari alat bantu pengolahan data IBM SPSS
25.
Karyawan atau pramusaji di The Luxton Hotel Bandung cukup selalu
sedia
membantu karyawan lain yang memerlukan bantuan pada saat
bekerja.
Sensitivitas pramusaji di The Luxton Hotel Bandung sudah cukup
baik,
karyawan mampu untuk memahami, mendengarkan dan memberikan
perhatian kepada sesama rekan kerja.
e. Kepercayaan Diri
Mempunyai nilai mean mencapai 2.33, dan indikator ini masuk
ke
dalam kategori buruk berdasarkan rentang skala pengukuran. Hasil
yang
didapatkan merupakan hasil dari alat bantu pengolahan data IBM SPSS
25.
Karyawan atau pramusaji di The Luxton Hotel Bandung masih belum
cukup
memiliki kepercayaan diri dalam menyelesaikan tugas pekerjaan
dengan
kualitas yang baik. Pramusaji masih kurang percaya diri dan
memiliki
keyakinan diri untuk menunjukkan kemampuan yang dimilikinya.
f. Pengendalian Diri
Dengan nilai rata-rata mencapai 2.75, dan indikator ini masuk ke
dalam
kategori cukup berdasarkan rentang skala pengukuran. Hasil yang
didapatkan
merupakan hasil dari alat bantu pengolahan data IBM SPSS 25.
Karyawan
63
atau pramusaji di The Luxton Hotel Bandung cukup mampu dalam
mengendalikan sikap, perilaku dan perasaan pada saat berhadapan
dengan
tekanan atau permasalahan sehingga tidak membuat tindakan yang
tidak
diinginkan dalam kondisi apapun.
g. Pengetahuan tentang prosedur pelayanan
Memiliki nilai mean mencapai 2.67, dan indikator ini masuk ke
dalam
kategori cukup berdasarkan rentang skala pengukuran. Hasil
yang
didapatkan merupakan hasil dari alat bantu pengolahan data IBM SPSS
25.
Karyawan atau pramusaji sudah cukup memahami atau memiliki
pengetahuan tentang prosedur pelayanan di The Luxton Hotel
Bandung.
Tetapi nilai mean indikator ini masih terbilang rendah dikategori
cukup.
Hotel dapat memberikan training atau pelatihan mengenai
prosedur
pelayanan sehingga karyawan dapat lebih memahami prosedur
pelayanan
yang ada di hotel.
Mempunyai nilai mean mencapai 2.67, dan indikator ini masuk
ke
dalam kategori cukup berdasarkan rentang skala pengukuran. Hasil
yang
didapatkan merupakan hasil dari alat bantu pengolahan data IBM SPSS
25.
Karyawan atau pramusaji sudah cukup memahami atau memiliki
pengetahuan tentang teknis pelayanan di The Luxton Hotel
Bandung.
64
tempat kerja
Dengan nilai rata-rata mencapai 2.75, dan indikator ini masuk ke
dalam
kategori cukup berdasarkan rentang skala pengukuran. Hasil yang
didapatkan
merupakan hasil dari alat bantu pengolahan data IBM SPSS 25.
Karyawan
atau pramusaji di The Luxton Hotel Bandung masih kurang mampu
melaksanakan pekerjaan reguler sesuai dengan prosedur di tempat
kerja.
j. Kemampuan mengelola serangkaian tugas yang berbeda yang
muncul
dalam pekerjaan
Dengan nilai rata-rata mencapai 2.25, dan indikator ini masuk ke
dalam
kategori buruk berdasarkan rentang skala pengukuran. Hasil yang
didapatkan
merupakan hasil dari alat bantu pengolahan data IBM SPSS 25.
Karyawan
atau pramusaji di The Luxton Hotel Bandung masih kurang mampu
mengelola serangkaian tugas yang berbeda yang muncul pada saat
bekerja.
k. Keterampilan mengambil tindakan yang tepat bila timbul suatu
masalah
dalam pekerjaan
Memiliki nilai mean mencapai 2.58, dan indikator ini masuk ke
dalam
kategori buruk berdasarkan rentang skala pengukuran. Hasil yang
didapatkan
merupakan hasil dari alat bantu pengolahan data IBM SPSS 25.
Karyawan
atau pramusaji di The Luxton Hotel Bandung masih belum mampu
mengambil tindakan yang tepat abila muncul suatu perkara dalam
pekerjaan.
65
Indikator ini masuk ke dalam kategori cukup berdasarkan rentang
skala
pengukuran dengan nilai sebesar 2,83. Hasil yang didapatkan
merupakan
hasil dari alat bantu pengolahan data IBM SPSS 25. Karyawan atau
pramusaji
di The Luxton Hotel Bandung sudah cukup mampu bekerja sama
memelihara
kenyamanan lingkungan kerja dengan bekerja secara kooperatif dengan
rekan
kerja.
The Luxton Hotel Bandung yaitu:
TABEL 38
Descriptive Statistics
Valid N (listwise) 12
Nilai rata-rata pada keseluruhan indikator variabel kompetensi
kerja
adalah 2.70, serta nilai minimum berada pada angka 2,25 dan
nilai
maksimum berada diangka 3,08. Nilai mean yang didapatkan oleh
variabel
kompetensi kerja dikategorikan cukup menurut rentang sekala
pengukuran,
berarti kompetensi kerja di The Luxton Hotel terbilang sudah cukup
baik,
tetapi nilai tersebut masih belum maksimal dan bisa ditingkatkan
lagi
66
sehingga kompetensi kerja karyawan lebih tinggi. Apabila data di
atas
digambarkan dalam grafik, makasebagai berikut.
GRAFIK 1
Data yang diperoleh berdasarkn grafiik di atas adalah semua
indikator di kompetensi kerja berada dalam batas normal, yaitu di
atas 1,96
dan di bawah 3,44, dengan garis tengah rata – rata pada angka
2,70.
Dari data dan perhitungan kuesioner di atas, diketahui bahwa
dimensi
konsep diri dan keterampilan berada di bawah nilai rata-rata.
Konsep diri
yang dimiliki oleh seseorang adalah suatu hal yang dapat diubah.
Tetapi
meskipun begitu, konsep diri cenderung tidak mudah untuk diubah.
Dari
data responden yang sudah penulis jabarkan diawal, tentang usia
responden,
7 dari 12 orang masih berada di usia yang masih muda yaitu di
rentan 18
tahun-26 tahun. Dimana usia ini para responden masih terus
mengembangkan konsep diri yang mereka miliki.
Konsep diri yang mereka miliki saat ini masih rendah, tetapi
seiring
dengan berjalannya waktu kepercayaan diri tersebut dapat
meningkat,
67
dapat dilakukan oleh atasan terhadap karyawannya sehingga
dapat
memberikan dorongan kepada karyawan tersebut untuk lebih percaya
diri
dan dapat mengendalikan diri. Lalu dimensi kedua yang masih
kurang
adalah dimensi keterampilan, dimana karyawan masih belum cukup
baik
dalam indikator kemampuan mengambil tindakan yang benar bila
terjadi
suatu masalah dalam bekerja dan kemampuan mengelola serangkain
tugas
yang berbeda yangmuncul dalam pekerjaan.
Dari hasil wawancara yang penulis lakukan dengan Director of
Human
Resources The Luxton Hotel Bandung, beliau mengatakan hotel
masih
belum rutin dalam memberikan pelatihan atau training kepada
karyawannya
dikarenakan jadwal yang belum dapat disesuaikan. Sehingga
dapat
berpengaruh terhadap kompetensi keterampilan yang dimiliki
oleh
pramusaji di The Luxton Hotel Bandung.
2. Analisis Mengenai Kinerja Pramusaji di The Luxton Hotel
Bandung
Variabel terikat (y) yaitu kinerja pramusaji memiliki 5 dimensi
terdiri
dari kualitas, kuantitas, kehadiran, ketepatan waktu dan kemampuan
bekerja
sama, dan masing masing dimensi memiliki 2 indikator. Hasil data
yang
ditampilkan merupakan hasil dari pengolahan data menggunakan alat
bantu
pengolahan data yaitu IBM SPSS 25. Berikut merupakan tabel nilai
mean
dari variabel terikat (y) kinerja pramusaji dengan total 10 butir
indikator.
Agar lebih detail, setiap indikator pada variabel kinerja pramusaji
akan
ditampilkan melalui tabel yang menunjukan nilai rata-rata pada
setiap
indikator.
68
Descriptive Statistics
Bekerja sesuai dengan standar
Menyelesaikan semua
Menyelesaikan pekerjaan
Menyelesaikan tugas tepat
waktu sesuai dengan
Tidak menunda pekerjaan
Hadir di tempat kerja sesuai
dengan jam kerja yang
Tidak meninggalkan tempat
keperluan pekerjaan 12 2 4 2,75 0,754
Mampu bekerja sama dengan
lain 12 2 4 3,00 0,853
Taat pada peraturan yang ada
di tempat kerja 12 2 4 2,92 0,669
Valid N (listwise) 12
69
Menurut tabel di atas dapat dilihat bahwa jumlah responden yang
valid
adalah 12 orang, yang menjawab 10 butir indikator dari variabel
kinerja
pramusaji. Variabel kinerja pramusaji memiliki 9 indikator
yang
mempunyai nilai mean melampui nilai rata-rata dari variabel
terikat, dan 1
indikator sisanya mendapat nilai di bawah rata-rata dari variabel
kinerja.
a. Berhati-hati dalam bekerja untuk meminimalisir kesalahan
Indikator berhati-hati dalam bekerja untuk meminimalisir
kesalahan
mendapatkan nilai sebesar 2.92, nilai tersebut masih dalam kategori
cukup
menurut rentang skala pengukuran, dan dapat diartikan bahwa
indikator
tersebut pramusaji sudah cukup berhati-hati dalam bekerja.
b. Bekerja sesuai dengan standar kerja yang telah ditentukan
Menurut data hasil mean variabel kinerja pramusaji, indikator
ini
mendapatkan nilai 2.75, dan dapat disimpulakan bahwa indikator ini
ada
pada kategori cukup menurut rentang skala pengukuran.
c. Menyelesaikan semua pekerjaan yang menjadi tugas pokoknya
Menurut hasil tabel nilai mean indikator ini adalah 2.83, dan
dapat
dinyatakan bahwa hasil yang didapatkan adalah sudah cukup baik.
Berarti
indikator menyelesaikan semua pekerjaan yang menjadi tugas
pokok
pramusaji sudah cukup baik.
Menurut hasil dari tabel diatas, indikator menyelesaikan
pekerjaan
tambahan yang diberikan mendapatakan nilai 2.67, nilai tersebut
masuk ke
dalam kategori cukup. Hal ini memperlihatkan bahwa para pramusaji
sudah
cukup baik dalam memenuhi kuantitas kerja yang baik bagi
perusahaan.
70
Menurut hasil dari tabel diatas, indikator ini mendapatakan nilai
2.75,
nilai ini ada dalam kategori cukup. Hal ini menunjukkan karyawan
dapat
menyelesaikan tugas dengan tepatwaktu tetapi belum maksimal dan
bisa
lebih ditingkatkan lagi.
f. Tidak menunda pekerjaan yang telah diberikan
Dari tabel di atas, indikator ini mendapatakan nilai 2.83, nilai
tersebut
masih berada dalam kategori cukup. Nilai tersebut menunjukkan
bahwa
karyawan tidak banyak mengulur-ulur waktu dalam penyelesaian
tugas
mereka sehingga pekerjaan dapat selesai tepat waktu.
g. Hadir di tempat kerja sesuai dengan jam kerja yang
diberikan
Pada hasil dari tabel diatas, indikator ini mendapatakan nilai
2.25, nilai
tersebut berada dalam kategori buruk. Hal ini menunjukkan karyawan
masih
belum disiplin dengan hadir di tempat kerja dengan terlambat.
h. Tidak meninggalkan tempat kerja pada jam kerja, kecuali
keperluan
pekerjaan
ada yang mangkir dari waktu kerjanya.
i. Mampu bekerja sama dengan baik dengan rekan kerja yang
lain
Indikator ke sembilan ini mendapatakan nilai 3.00, nilai tersebut
berada
dalam golongan cukup. Hal ini menunjukkan bahwa teamwork yang
terjalin
di antara pramusaji sebagai responden ini sudah cukup kuat.
71
j. Taat pada peraturan yang ada di tempat kerja
Menurut hasil dari tabel diatas, indikator taat pada peraturan yang
ada
di tempat kerja mendapatakan nilai 2.92, nilai tersebut masuk ke
dalam
kategori cukup. Hal ini menunjukkan bahwa pramusaji sudah
menunjukkan
kerja tim yang baik terhadap perusahaan maupun rekan kerja yang
lain.
Sehingga menurut data pada tabel tersebut dapat disimpulkan
bahwa
rata-rata penilaian responden terhadap variabel kinerja karyawan di
restoran
The Luxton Hotel Bandung adalah sebagai berikut:
TABEL 40
Descriptive Statistics
Valid N (listwise) 10
Nilai rata-rata pada tabel, diketahui bahwa nilai mean pada
keseluruhan
indikator variabel kinerja pramusaji adalah 2.76, serta nilai
minimum berada
di angka 2.25 dan maksimum di angka 3,00. Sesuai dengan
ketentuan
rentang skala pengukuran, variabel kinerja dikategorikan cukup baik
dan
dapat ditarik kesimpulan bahwa kinerja pramusaji yang ada di The
Luxton
Hotel Bandung sudah cukup baik tetapi belum optimal, dan bisa
terlaksana
lebih baik lagi. Apabila data di atas dibuat dalam bentuk grafik,
maka
sebagai berikut:
Data yang dapat diperoleh menurut grafik di atas adalah semua
indikator dari kinerja pramusaji dalam batas normal, yaitu di atas
2,18 dan
di bawah 3,35 dengan garis tengah rata-rata pada angka 2,76.
Dari data kuesioner yang sudah diolah, variabel kinerja pramusaji
ada
satu dimensi yang memiliki nilai di bawah rata-rata yaitu dimensi
kehadiran.
Pramusaji di The Luxton Hotel Bandung masih belum memiliki
kedisiplinan waktu yang tinggi. Masih ada beberapa karyawan yang
masuk
terlambat ke tempat kerja hal ini dapat berpengaruh kepada
produktivitas
karyawan yang bersangkutan. Untuk dimensi lainnya seperti
dimensi
kualitas, kuantitas, ketepatan waktu dan kemampuan bekerja sama
sudah
dalam kategori cukup. Dimensi-dimensi ini dapat terlaksana lebih
maksimal
lagi dengan evaluasi kerja yang dilakukan untuk karyawan secara
berkala,
sehingga dapat meningkatkan kinerja pramusaji itu sendiri.
73
Restoran The Luxton Hotel Bandung
Setelah hasil penelitian kompetensi kerja dan kinerja dihitung,
tahap
setelah itu ialah penulis akan membahas hubungan di antara kedua
variabel
tersebut dengan menggunakan perhitungan korelasi. Hasil
perhitungan
korelasi ini menggunakan metode korelasi Rank Spearman sehingga
dapat
diperoleh berapa besar pengaruh kompetensi kerja terhadap
kinerja
pramusaji di The Luxton Hotel Bandung, yaitu sebagai berikut
:
TABEL 41
TERHADAP KINERJA PRAMUSAJI (Y) DI RESTORAN THE LUXTON
HOTEL BANDUNG
Sumber : Data Hasil Olahan Penulis, 2019
Dari tabel korelasi, nilai koefisien korelasi dari variabel x
(kompetensi
kerja) terhadap variabel y (kinerja karyawan) bernilai 0,784. Maka,
hal ini
dapat dikatakan adanya keterikatan dan hubungan yang kuat
antara
kompetensi kerja terhadap kinerja pramusaji di The Luxton Hotel
Bandung.
74
Dengan begitu, apabila ada peningkatan pada variabel bebas, maka
akan ada
peningkatan juga pada variabel terikat.
Tahap setelah uji signifikasi adalah menghitung koefisien
determinasi
(Kd), dengan tujuan untuk menetapkan persentase varians