Upload
others
View
5
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PENGARUH KOMUNIKASI ORANG TUA DAN GURUTERHADAP PRESTASI BELAJAR ANAK PADA
GAMPONG UJONG TANOH DARATKECAMATAN MEUREUBO
ACEH BARAT
SKRIPSI
Oleh:
NUKMAN ABDINIM : 07C2-0220028
PROGRAM STUDI KOMUNIKASIFAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS TEUKU UMARMEULABOH, ACEH BARAT
2013
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Manusia adalah sebagai makhluk individu dan makhluk sosial dalam
hubungannya dengan manusia sebagai makhluk sosial, terkandung suatu maksud
bahwa manusia bagaimanapun juga tidak dapat terlepas dari individu yang lain.
Secara kodrat manusia akan selalu hidup bersama. Hidup bersama antar manusia
berlangsung dalam berbagai bentuk komunikasi dan situasi yang
mempengaruhinya. Komunikasi dapat terjadi pada siapa saja, baik antar guru
dengan muridnya. Orang tua dengan anaknya, pimpinan dengan bawahannya,
antara sesama karyawan dan lain sebagainya. Melakukan komunikasi merupakan
bagian terpenting dari semua aktivitas, agar timbul pengertian dalam
menyelesaikan tugas masing-masing.
Sekolah seyogyanya juga memiliki kemampuan mengakomodasikan
berbagai tuntutan yang berkembang di masyarakat, karena sekolah memerlukan
dukungan masyarakat tersebut. Sekolah sebagai lembaga pendidikan sekaligus
sebagai lembaga sosial akan lebih efektif kegiatannya jika struktur dan fungsinya
sesuai dengan tingkat perkembangan masyarakat pendukungnya. Sekolah akan
gagal, jika cara-cara mengakomodasikan berbagai ragam harapan itu tidak sejalan
dengan tingkat perkembangan masyarakat pendukungnya. Salah satu bentuk
dukungan yang diharapkan oleh sekolah adalah “keikutsertaan orang tua
menciptakan komunikasi yang intensif dengan anak-anak mereka sebagai salah
satu wujud pelaksanaan fungsi-fungsi sekolah”. (Abustam, 1996 : 26)
2
Komunikasi merupakan dasar interaksi antar manusia. Kesepakatan atau
kesepahaman dibangun melalui sesuatu yang berusaha bisa dipahami bersama
sehingga interaksi berjalan dengan baik. Persoalan mendasar dari masalah ini
terletak pada hambatan yang muncul dalam membangun kesepahaman dan usaha
mencapai tujuan secara maksimal. Hal ini biasanya melahirkan suatu kegalauan
tentang komunikasi yang baik sederhana yang dibayangkan yang kemudian
menuntun pada pemikiran tentang usaha melakukan komunikasi secara efektif.
Adapun aspek lingkungan sosial yang lebih banyak mempengaruhi kegiatan
belajar adalah orang tua dan anggota keluarga lainnya. Karena orang tua
merupakan faktor paling berpengaruh terhadap prilaku sosial dan prestasi belajar
anak dan status pekerjaan anak dikemudian hari.
Komunikasi merupakan prasyarat kehidupan manusia karena tanpa
komunikasi, interaksi antar manusia, baik secara perorangan, kelompok maupun
organisasi tidak akan mungkin dapat terjadi. Dua orang dikatakan melakukan
interaksi apabila masing-masing melakukan aksi dan reaksi. Aksi dan reaksi antar
manusia inilah yang dalam ilmu komunikasi biasa disebut dengan tindakan
komunikasi. Tindakan komunikasi dapat dilakukan dalam berbagai cara, baik
secara verbal (dalam bentuk kata-kata, lisan atau tulisan). Ataupun nonverbal
(tidak dalam bentuk kata-kata).
Komunikasi juga dapat dilakukan secara langsung dan tidak langsung
komunikasi tidak langsung yaitu : tindakan komunikasi yang dilakukan tidak
secara perorangan tetapi melalui medium atau alat perantara tertentu. Misalnya
menyampaikan informasi melalui surat kabar, majalah, radio dan lain-lain.
Komunikasi juga merupakan salah satu fungsi kehidupan manusia fungsi
3
komunikasi adalah untuk menyampaikan apa yang ada di dalam pikiran atau
perasaan hatinya kepada orang lain. Baik secara langsung ataupun tidak langsung.
Komunikasi mempunyai dan banyak kegunaannya di dalam kehidupan manusia.
Banyak contoh kejadian dalam kehidupan manusia sehari-hari yang dinyatakan
dalam peristiwa sehari-hari.
Adapun Gampong Ujong Tanoh Darat merupakan sebuah desa yang
terletak di Kecamatan Meureubo Kabupaten Aceh Barat, yang mana Gampong
tersebut termasuk Gampong yang mempunyai karakteristik orang tua yang
mendidik anaknya dengan berbagai bentuk komunikasi yang tidak sama karena
tingkat pendidikan orang tua yang berbeda, hal tersebut diketahui berdasarkan
observasi awal penulis di lokasi penelitian.
Berdasarkan uraian pendapat di atas, maka penulis merasa tertarik untuk
melakukan pembahasan dan pengkajian lebih mendalam tentang Pengaruh
Komunikasi Orang Tua dan Guru Terhadap Prestasi Belajar Anak Pada
Gampong Ujong Tanoh Darat Kecamatan Meureubo Aceh Barat.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka yang menjadi rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Adakah pengaruh signifikansi anatara komunikasi orang tua dan guru
terhadap prestasi belajar anak pada Gampong Ujong Tanoh Darat
Kecamatan Meureubo Aceh Barat ?
2. Seberapa besar pengaruh komunikasi orang tua dan guru terhadap prestasi
belajar anak pada Gampong Ujong Tanoh Darat Kecamatan Meureubo Aceh
Barat ?
4
1.3 Tujuan Penelitian
Dari rumusan masalah yang telah dipaparkan di atas, maka tujuan dari
penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui pengaruh komunikasi orang tua dan guru terhadap
prestasi belajar anak pada Gampong Ujong Tanoh Darat Kecamatan
Meureubo Aceh Barat.
2. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh komunikasi orang tua dan guru
terhadap prestasi belajar anak pada Gampong Ujong Tanoh Darat
Kecamatan Meureubo Aceh Barat.
1.4 Manfaat Penelitian
Beberapa manfaat yang diharapkan penulis dari penulisan ini adalah
sebagai berikut :
1.4.1 Manfaat Teoritis
a. Sebagai bahan informasi serta memberi gambaran bagi orang tua dan guru
serta masyarakat tentang pengaruh komunikasi orang tua dan guru terhadap
prestasi belajar anak.
b. Penelitian ini diharapkan dapat menambah wacana keilmuan terutama dalam
bidang komunikasi.
1.4.2 Manfaat Aplikatif
a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran orang tua dan
guru dalam meningkatkan prestasi belajar anak.
b. Bagi instansi terkait agar memberikan informasi agar dapat dijadikan pedoman
dalam pengambilan kebijakan untuk peningkatan prestasi belajar anak.
c. Sebagai salah satu referensi yang dapat digunakan bagi penelitian tentang
pengaruh komunikasi orang tua dan guru terhadap prestasi belajar anak.
5
1.5 Hipotesis
Hipotesis adalah kesimpulan sementara atas masalah penelitian. Adapun
rumusan hipotesis dalam penelitian ini adalah :
- didugaH0 : Komunikasi orang tua dan guru tidak berpengaruh terhadap prestasi
belajar anak pada Gampong Ujong Tanoh Darat Kecamatan Meureubo Aceh
Barat.
- didugaHa : Komunikasi orang tua dan guru berpengaruh terhadap prestasi belajar
anak pada Gampong Ujong Tanoh Darat Kecamatan Meureubo Aceh Barat.
1.6 Sistematikan Pembahasan
Dalam penulisan skripsi ini, penulis membahas perbab yang terdiri dari
lima bab, adapun sistematika pembahasan dari skripsi ini yaitu sebagai berikut :
Bab I Pendahuluan, terdiri dari latar belakang masalah, rumusan masalah,
tujuan penelitian, manfaat penelitian, hipotesis dan sistematika pembahasan.
Bab II Tinjauan Pustaka, meliputi Penelitian Terdahulu, Komunikasi
Orang Tua dan Guru (X), Pengertian Komunikasi, Pengertian Komunikasi Orang
Tua dan Guru, Hubungan Komunikasi Orang Tua dan Guru, Komunikasi
Antarpribadi, Jenis-Jenis Komunikasi, Tujuan Komunikasi, Fungsi Komunikasi,
dan Prestasi Belajar (Y).
Bab III Metode Penelitian, mencakup lokasi penelitian, pendekatan
penelitian, sumber data, teknik pengumpulan data, teknik analisis data dan jadwal
penelitian serta pengujian hipotesis.
Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan, yang membahas tentang
Gambaran Umum Lokasi Penelitian, Deskripsi Gampong Ujong Tanoh Darat,
6
struktur organisasi gampong, pembahasan hasil penelitian, pengumpulan data,
pengolahan dan analisis data dan pengujian hipotesis.
Bab V Penutup, terdiri dari Kesimpulan dan Saran dan Daftar Pustaka.
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Penelitian Terdahulu
Adi Muhammad Sidik (2007), dalam penelitiannya yang berjudul
"Komunikasi instruksional Pada Anak Tunanetra Sedang" menyatakan bahwa
metode komunikasi instruksional yang diterapkan di SLBD YPAC adalah dengan
melakukan pendekatan yang sifatnya persuasif dan lebih personal. Media yang
digunakan berupa gambar dan alat peraga karena hal itu di nilai lebih efektif. Dan
sangat berguna untuk rnemudahkan anak dalam menangkap pesan sehingga dapat
memvisualisasikan dalam materi pelajaran. Hasil penelitian ini juga menunjukkan
hahwa guru sebagai komunikator mendapat kepercayaan dari orang tua wali
murid dan anak didiknya.
Desain pembelajaran model Gentry yang dikenal dengan Instructional
Project Development Management (IPDM) merupakan salah satu desain
pembelajaran model pendekatan sistem yang saat ini cocok untuk diterapkan di
sekolah, khususnya bagi sekolah tunagrahita. Model Gentry terdiri dalam dua
kelompok dan komponen utama yaitu komponen pengembangan (Develapment
Component) dan komponen pendukung (Supporting Component) yang
dihubungkan oleh komunikasi. Development Component terdiri dari delapan
komponen yaitu: Need analysis, Adoption, Design, production, prototyping,
Installation, Operation, don Evalustion, sedangkan Supporting Component terdiri
dari lima komponen yaitu: Management, Information handling, Resource
acquisition & allocation, Personnelm dan Facilities. (http://lib.fikom.unpad.ac.id)
7
Kaitannya dengan penelitian yang penulis lakukan adalah sama-sama
meneliti tentang komunikasi. Namun yang rnembedakan adalah objek dan lokasi
penelitian serta model atau teori yang digunakan oleh peneliti. Pada penelitian di
atas yang menjadi objek penelitian adalah para siswa tuna netra di SLBD YAPC
Bandung. Sedangkan penulis melakukan penelitian terhadap orang tua dan guru
serta anak pada Gampong Ujong Tanoh Darat Kecamatan Meureubo Kabupaten
Aceh Barat.
Dahari (2010) dalam penelitiannya yang berjudul “Pengaruh komunikasi
Interpersonal guru dalam memotivasi belajar siswa di SMA Negeri 1 Samudera
Aceh Utara", menyatakan bahwa komunikasi Interpersonal adalah komunikasi
antara orang-orang secara tatap muka yang memungkinkan setiap pesertanya
menangkap setiap reaksi orang lain secara langsung, baik secara verbal maupun
secara non-verbal. (Dahari, 2010).
Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa hipotesis yang diajukan
dalam penulisan skripsi tersebut diterima dengan harga t hitung adalah sebesar
22,74 sedangkan harga t tabel adalah sebesar 2,001 pada taraf signifikan 0,05 %
atau 0,01 % dengan jumlah responden sebanyak 60 orang. Kondisi tersebut dapat
diartikan bahwa harga t hitung lebih besar dari t tabel (22,74 > 2,001), yaitu ada
pengaruh yang signifikan antara komunikasi interpersonal guru dengan motivasi
belajar siswa di SMA Negeri 1 Samudera Aceh Utara.
Adapun kaitannya dengan penelitian yang penulis lakukan sekarang adalah
orang tua dan guru berpengaruh terhadap peningkatan prestasi belajar anak,
karena orang tua dan guru merupakan komponen dari lingkungan anak itu sendiri
juga sangat berpengaruh terhadap peningkatan prestasi belajar anak terutama
8
dalam hal berkomunikasi, yang membedakan yaitu lokasi penelitian. Di mana
penulis melakukan penelitian di SMA Negeri 1 Samudera Aceh Utara, sedangkan
penulis melakukan penelitian di Gampong Ujong Tanoh Darat Kecamatan
Meureubo Kabupaten Aceh Barat
2.2 Komunikasi Orang Tua dan Guru (X)
2.2.1 Pengertian Komunikasi
Banyak faktor yang membuat definisi komunikasi yang didasarkan pada
bidang ilmunya masing-masing. Istilah komunikasi sering digunakan oleh banyak
disiplin yang berlainan, sehingga dapat ditemukan berbagai istilah, misalnya
dalam ilmu pengetahuan teknik elektronika komunikasi diartikan sebagai
hubungan antara dua titik melalui penggunaan alat-alat listrik. (Achmad, 1990 :
42). Keberagaman pengertian komunikasi ini, disebabkan karena banyaknya
disiplin ilmu yang telah memberi masukan terhadap perkembangan ilmu
komunikasi. (Hafied, 2007 : 16). Secara etimologis, kata komunikasi berasal dari
kata latin Communis, yang merupakan dasar kata bahasa Inggris “Common” yang
berarti sama. Sama yang dimaksud di sini adalah sama makna. (Effendi, 2003 : 9).
Dan pendapat lain yang lebih jelas tentang pengertian sama, yakni membuat
kebersamaan atau membangun kebersamaan antara dua orang atau lebih. (Hafied,
2007 : 16).
Dari definisi ini terlihat bahwa komunikasi adalah merupakan suatu proses
sadar, yang melibatkan sumber, pesan-pesan, saluran dan penerima. Dari kata
proses sadar, dapat dipahami bahwa mengandung pengertian tujuan, karena setiap
kegiatan jika dilakukan secara sadar tentu mempunyai maksud atau tujuan tertentu
yang akan dicapainya. Proses mengandung pengertian dinamis, senantiasa
9
bergerak, berubah dan berkelanjutan, unsur-unsur di dalamnya saling berinteraksi
satu sama lain, saling pengaruh mempengaruhi.
Komunikasi adalah bentuk interaksi antara manusia yang saling pengaruh
mempengaruhi satu sama lainnya, sengaja atau tidak sengaja. Tidak terbatas pada
bentuk komunikasi menggunakan bahasa verbal, tapi juga dalam hal ekspresi
muka, lukisan, seni dan teknologi. Untuk lebih menjelaskan pengertian
komunikasi dapat dilihat dari ciri pokok terjadinya proses komunikasi yakni
adanya maksud untuk memberikan sesuatu, dan oleh sebab itu proses ini
menciptakan pesan untuk dapat mengirim pemberitahuan yang dimaksud yang
dari pihak penerima dipandang sebagai (salah satu) sumber informasi (pesan) dan
adanya sesuatu yang datang pada pengetahuan. (Achmad, 1990 : 44).
Komunikasi merupakan proses pengiriman lambang yang mengandung
arti dari individu yang satu ke individu yang lain, atau dari kelompok satu ke
kelompok lain. Pengiriman lambang ini dapat juga terjadi antara individu dengan
kelompok. Lambang-lambang yang dipergunakan harus dipahami oleh
komunikator maupun komunikan, atau sekurang-kurangnya dianggap dipahami
untuk memungkinkan kelanjutan dari kegiatan komunikasi antara pihak yang
berkepentingan. Komunikasi akan mudah berlangsung lebih lanjut antara orang-
orang maupun kelompok-kelompok yang sependapat atau sekurang-kurangnya
sudah mempunyai pendapat yang sama tentang suatu masalah. (Pandji, 1995 :
230).
Komunikasi adalah kegiatan yang dilakukan seseorang atau lebih dari
kegiatan menyampaikan dan menerima pesan komunikasi yang terganggu
keributan, dalam suatu konteks, bersama dengan beberapa efek yang timbul dari
10
kesempatan arus balik, ataupun proses penyampaian pesan komunikasi dan efek
komunikasi dari seseorang atau kelompok, kepada orang atau kelompok lainnya.
(Suwardi, 2005 : 10).
Komunikasi sebagai suatu proses melalui dimana seseorang (komunikator)
menyampaikan stimulus (biasanya dalam bentuk kata-kata) dengan tujuan
mengubah atau membentuk perilaku orang-orang lainnya (khalayak). Komunikasi
merupakan suatu proses penyampaian informasi, gagasan, emosi, keahlian, dan
lain-lain melalui penggunaan simbol-simbol seperti kata-kata, gambar, angka-
angka, dan lainnya. Sedangkan menurut Weaver Komunikasi adalah seluruh
prosedur melalui mana pikiran seseorang dapat mempengaruhi pikiran orang
lainnya. (Riswandi, 2009 : 2).
Definisi-definisi yang dikemukakan di atas tentunya belum mewakili
semua definisi komunikasi yang telah dibuat oleh banyak pakar, namun sedikit
banyaknya kita telah memperoleh gambaran bahwa komunikasi adalah bentuk
interaksi manusia yang saling pengaruh mempengaruhi satu sama lainnya, sengaja
atau tidak sengaja. Tidak terbatas pada bentuk komunikasi menggunakan bahasa
verbal, tetapi juga dalam hal ekspresi muka, lukisan, seni, dan teknologi. Karena
itu, jika kita berada dalam suatu situasi berkomunikasi, maka kita memiliki
beberapa kesamaan dengan orang lain, seperti kesamaan bahasa atau kesamaan
arti dari simbol–simbol yang digunakan dalam berkomunikasi. (Hafied, 2007 : 19-
20).
Setelah menyimak beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa
komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh seseorang (Komunikator) yang
dapat memberi pengaruh terhadap orang yang terlibat di dalamnya atau penerima
11
pesan (Komunikan), baik menggunakan bahasa verbal maupun non-verbal.
Kesuksesan komunikasi terletak pada saling pengertian antara pihak pengirim
(komunikator) dan penerima informasi (komunikan) dapat saling memahami.
Untuk berlangsungnya proses komunikasi, maka pengirim pesan (komunikator)
baru dapat mengubah sikap, pendapat atau perilaku orang lain jika komunikasi
berlangsung komunikatif antara komunikator sebagai sumber pesan dengan
komunikan sebagai penerima pesan.
Komunikasi merupakan suatu proses dimana seseorang memindahkan
perangsang yang biasanya berupa lambang kata-kata untuk mengubah perilaku
orang lain. Jadi, dengan demikian komunikasi itu adalah persamaan pendapat dan
untuk kepentingan itu maka orang harus mempengaruhi orang lain dahulu
sebelum orang lain itu berpendapat, bersikap, bertingkah laku yang sama dengan
kita. (Amin, 2000 : 26-27).
Kata Komunikasi atau communication dalam bahasa Inggris berasal dari
kata Latin comunicatio, yang bersumber dari kata communis yang berarti sama.
Dalam perspektif umum, kata sama yang dimaksudkan di sini adalah sama makna.
(M. Mahi, 2011 : 68). Secara paradigmatis, komunikasi ialah proses penyampaian
suatu pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk memberi tahu atau untuk
mengubah sikap, pandapat, atau perilaku, baik langsung secara lisan, maupun tak
langsung melalui media. (Effendi, 2004 : 4).
Definisi diatas memberikan gambaran bahwa ketika ingin mengubah
perilaku seseorang yakni dengan melakukan komunikasi dengan cara memberikan
rangsangan berupa suatu lambang atau bahasa yang dipahami oleh pemberi
pesan dan penerima pesan. Perubahan yang diinginkan tidak hanya bersifat
12
perubahaan perilaku tapi juga perubahaan cara berfikir (mindset) orang yang
dituju. Reaksi perubahaan itu pun bermacam-macam, ada yang langsung atau
bahkan ada yang mengalami proses penundaan sampai orang yang dituju benar-
benar memahami maksud dari aksi komunikasinya.
2.2.2 Pengertian Komunikasi Orang Tua dan Guru
Komunikasi merupakan bagian yang sangat penting bagi kehidupan
manusia sejak dahulu hingga sekarang. Komunikasi pada hakekatnya merupakan
pernyataan antara manusia. Menurut Effendy pernyataan itu adalah pikiran atau
perasaan seseorang yang dinyatakan kepada orang lainnya dengan menggunakan
bahasa sebagai alat penyalurnya. (Effendi, 2002 : 28).
Istilah komunikasi dalam bahasa Inggris disebut “communication” yang
berasal dari bahasa latin “communicatio” yang bersumber dari kata “communis”
yang artinya sama, maksudnya memiliki makna yang sama. Sebagai makhluk
sosial senantiasa ingin berhubungan dengan manusia yang lainnya. Ia ingin
mengetahui lingkungan sekitarnya, bahkan ingin mengetahui apa yang terjadi
dalam dirinya. Rasa ingin tahu itu memaksa manusia untuk berkomunikasi. Jadi
komunikasi berlangsung apabila orang-orang yang terlibat terdapat kesamaan
makna, mengenai suatu hal yang dikomunikasikan. Proses itu kemudian
mennimbulkan suatu dampak yang berati efek, dimana proses penyamaan makna
tersebut menggunakan media sebagai perantaranya.
Banyak pakar menilai bahwa komunikasi adalah kebutuhan yang sangat
fundamental bagi seorang dalam hidup bermasyarakat. Komunikasi adalah proses
dimana seseorang (komunikator) menyampaikan perangsang (biasanya lambang-
lambang dalam bentuk kata-kata) untuk mengubah tingkah laku orang lain.
13
(Anwar, 1998 : 25). Sejalan dengan pengertian tersebut Effendi mengemukakan,
komunikasi adalah proses penyampaian lambang-lambang yang bermakna bagi
kedua belah pihak. (Effendi, 2002 : 8). Komunikasi adalah kegiatan yang
dilakukan seseorang atau lebih yakni kegiatan menyampaikan dan menerima
pesan untuk memberi tahu apakah mengubah sikap, pendapat atau perilaku baik
langsung secara lisan maupun tidak langsung secara tulisan. (Effendi, 2002 : 5).
Dari definisi-definisi yang dikemukakan di atas dapat disimpulkan
komunikasi merupakan proses penyampaian atau pengoperan lambang-lambang
dalam bentuk informasi, hal itu mengingat bahwa kunci dari komunikai adalah
informasi. Defenisi lain yang dipakai untuk memahami pengertian komunikasi
yaitu seperti yang dijabarkan oleh Leswell yang menjelaskan didalam komunikasi
terdapat unsur-unsur komunikasi yaitu :who, says, what, in which channel, to
whom, with what effect. Yang berarti komunikasi memiliki lima unsur yang terdiri
dari komunikator (penyampai pesan), pesan, media (sarana penyampaian pesan),
komunikan (penerima pesan), efek (berupa umpan balik sebagai reaksi komunikan
terhadap pesan yang disampaikan). Pernyataan Laswell tersebut jelas tertuang
dalam penjelasan Effendy yaitu proses penyampaian pesan oleh komunikator
kepada komunikan melalui media yang menimbulkan efek tertentu. (Effendi, 2002
: 19).
Komunikasi merupakan suatu tindakan yang dilakukan oleh manusia (baik
perorangan maupun kelompok) dalam menyampaikan pesan kepada orang lain
(perorangan atau kelompok), baik secara langsung dalam bentuk tatap muka
maupun melalui media, seperti surat kabar, radio, atau televisi iklan melalui media
luar ruang (billboard, spanduk, stiker dan lain-lain). (Deddy, 2005 : 61).
14
Adapun unsur-unsur komunikasi tersebut adalah pengirim, dan penerima
berita. Apalagi salah satu unsur tersebut hilang maka komunikasi tidak akan dapat
berlangsung. Didalam proses komunikasi telah tercipta kesamaan antara si
pengirim berita atau pesan dengan si penerima berita itu, barulah dapat dikatakan
bahwa telah terjadi komunikasi. Untuk dapat menciptakan komunikasi yang baik
perlu adanya jalinan pengertian antara yang menyampaikan berita atau pesan
dengan yang menerima berita. Dengan kata lain, apabila seseorang menyampaikan
fikiran atau perasaannya kepada orang lain, maka komunikasi itu telah terjadi
dengan baik. Dalam berkomunikasi, ada tiga unsur penting yang selalu hadir
dalam setiap komunikasi, yaitu sumber informasi (receiver), saluran (media), dan
penerima informasi (audienci). (Burhan, 2006 : 57).
2.2.3 Hubungan Komunikasi Orang Tua dan Guru
Komunikasi orang tua dan guru dengan anak sangat penting bagi
perkembangan kepribadian seorang anak. Jika komunikasi orang tua dan guru
memberikan pengaruh yang baik kepada anak, maka hal itu dapat menyebabkan
anak berkembang dengan baik pula. Suasana komunikasi orang tua dan guru di
rumah dan sekolah mempunyai peranan penting dalam menentukan prestasi
belajar anak.
Cara orang tua dan guru mendidik anak akan memberi pengaruh terhadap
kegiatan belajar anak. Orang tua dan guru yang kurang memperhatikan kemajuan
pendidikan anak dapat menyebabkan anaknya kurang berhasil dalam belajarnya.
Perhatian yang diberikan harus disesuaikan dengan kebutuhan anak sesuai
perkembangan mentalnya. Keluarga merupakan lingkungan pendidikan yang
primer, sebab pada lingkungan keluarga inilah anak pertama-tama memperoleh
15
pengalaman hidupnya. Pengalaman akan menjadi dasar bagi perkembangan hidup
selanjutnya.
Lingkungan keluarga banyak dihubungkan dengan prestasi belajar anak.
Karena itu, yang bertanggung jawab sepenuhnya terhadap pendidikan seorang
anak adalah orang tua dan juga guru, di samping lingkungan sekolah, dan
lingkungan masyarakat. Orang tua dan guru menjadi salah satu kunci keberhasilan
anak dalam belajar, sehingga orang tua perlu menciptakan komunikasi yang intens
dengan guru terhadap proses belajar anaknya. Orang tua dan guru harus
menjadikan rumah dan sekolah sebagai wadah untuk berkomunikasi secara intens
dengan anaknya yang berhubungan dengan kegiatan belajar anak di rumah, di luar
rumah dan di sekolah serta pemenuhan kebutuhan belajar anak (Suryo Subroto,
1990:11).
Orang tua dan guru dituntut selalu mengkomunikasikan kebutuhan
pendidikan anak, karena anak membutuhkan komunikasi dalam bentuk perhatian
dan penghargaan sebab komunikasi seperti itu dapat memberi motivasi dan
memperlancar proses belajar dan meningkatkan prestasi belajar anak. Orang tua
dan guru dituntut untuk dapat bersikap sebaik mungkin sebagai pendidik. Tahu
masalah, dan tugas anaknya di sekolah. Ia juga harus pandai mengevaluasi
perkembangan anaknya, ia juga harus mengadakan kerja sama dengan pimpinan
sekolah dan selalu menciptakan iklim yang sehat dan hubungan yang harmonis
dalam membimbing dan mendorong anak.
Orang tua dan guru merupakan sumber pendidikan utama, karena segala
pengetahuan dan kecerdasan intelektual anak diperoleh pertama-tama dari orang
tua dan guru itu sendiri. Dari pendapat di atas, jelaslah bahwa komunikasi orang
16
tua dengan guru sangat diperlukan, sebab komunikasi seperti itu dapat
meningkatkan kualitas belajar anak. Orang tua dan guru harus dapat menciptakan
suasana rumah dan sekolah menjadi tenang dan tentram sehingga anak betah dan
bergairah untuk belajar. Di samping itu, yang tidak kalah pentingnya adalah
bagaimana orang tua dan guru mengkomunikasikan kebutuhan fasilitas belajar
anaknya.
Dari uraian di atas jelaslah bahwa komunikasi orang tua dan guru sangat
diperlukan untuk lebih menyadari akan tugas dan tanggung jawabnya, baik ia
sebagai orang tua dan guru, maupun sebagai pendidik. Karena itu, komunikasi
orang tua dan guru sebagai pendidik meliputi:
(1) Kesadaran akan kemajuan pendidikan anak;
(2) Keterlibatan dalam kegiatan belajar anak di sekolah maupun di rumah;
(3) Keterlibatan dalam menciptakan kondisi belajar yang baik;
(4) Penyediaan fasilitas belajar; dan
(5) Bimbingan serta dorongan untuk lebih menggiatkan anak belajar.
2.2.4 Komunikasi Antarpribadi
Pada dasarnya, komunikasi antarpribadi merupakan suatu proses sosial
dimana orang-orang yang terlibat di dalamnya saling mempengaruhi.
Sebagaimana diungkapkan oleh Devito (1997: 97), bahwa komunikasi
antarpribadi merupakan pengiriman pesan-pesan dari seseorang dan diterima oleh
orang lain, atau sekelompok orang dengan efek dan umpan balik yang langsung.
Selanjutnya Devito (1997: 169-170) menjabarkan komunikasi antarpribadi
menjadi tiga pendekatan secara umum, yaitu:
17
a. Komunikasi antarpribadi didefinisikan sebagai pengiriman pesan-pesan
dari seseorang dan diterima oleh orang lain. Atau sekelompok kecil orang,
dengan efek dan umpan balik yang langsung.
b. Komunikasi antarpribadi merupakan komunikasi antara dua orang yang
memang telah ada hubungan di antara keduanya.
c. Interpersonal communication is seen a kind of progrestion (or
development) from interpersonal communication at one extreme to
personal communication at the other extreme, yang artinya “Komunikasi
antarpribadi merupakan bentuk perkembangan atau peningkatan dari
komunikasi dari satu sisi menjadi komunikasi pribadi pada sisi yang lain”.
Pada hakikatnya komunikasi anatar pribadi adalah komunikasi antara
komunikator dengan seorang komunikan. Komunikasi jenis ini dianggap paling
efektif dalam hal mengubah sikap, pendapat, atau perilaku sesorang, karena
sifatnya yang dialogis berupa percakapan dan arus balik bersifat langsung.
Komunikator mengetahui tanggapan komunikanyftdkvtdf etika itu juga, pada saat
komunikasi dilancarkan. Komunikan mengetahui pasti apakah komunikasi itu
positif atau negatif, berhasil atau tidak. Jika tidak, ia dapat memberikan
kesempatan kepada komunikan untuk bertanya seluas-luasnya.
Ada beberapa ciri komunikasi yang menggunakan saluran antarpribadi,
yaitu :
1. Arus pesan yang cenderung dua arah
2. Konteks komunikasinya tatap muka
3. Tingkat umpan balik yang terjadi tinggi
18
4. Kemampuan mengatasi tingkat selektifitas (selectivitas exposure) yang
tinggi
5. Kecepatan jangkauan terhadap audiens yang besar relatif lambat
6. Efek yang mungkin terjadi ialah perubahan sikap (Liliweri 1991: 46).
Komunikasi antarpribadi dari mereka yang saling mengenal lebih bermutu
dari mereka yang belum mengenal karena setiap pihak mengetahui secara baik
tentang liku-liku hidup pihak lain, pikiran, dan pengetahuannya, perasaanya,
maupun menanggapi tingkah lakunya. Sehingga jika hendak menciptakan
komunikasi anatarpribadi yang lebih bermutu maka didahului dengan keakraban,
dengan kata lain tidak semua bentuk interaksi yang dilakukan anatara dua orang
dapat digolongkan ke dalam komunikasi antarpribadi.
Ada tujuh sifat yang menunjukan bahwa sesuatu komunikasi antara dua
orang merupakan sikap komunikasi anatarpribadi dan bukanya komunikasi
lainnya yang terangkum dari pendapat Effendy (2003:.46) Sifat-sifat komunikasi
antarpribadi itu sendiri adalah :
1. Melibatkan di dalamnya perilaku verbal dan non verbal;
2. Melibatkan pernyataan ataupun ungkapan yang spontan, scripted, dan
contrived;
3. Tidak statis, namun dinamis;
4. Melibatkan umpan balik pribadi, hubungan interaksi dan koherensi
(pernyataan satu dan harus berkaitan dengan sebelumnya);
5. Dipandu oleh tata aturan yang bersifat intrinsic dan ekstrinsik.
6. Komunikasi antarpribadi merupakan satu kegiatan dan tindakan;
7. Melibatkan didalamnya bidang persuasif (Liliweri, 1991:31).
19
2.3 Jenis-Jenis Komunikasi
Wursanto membedakan komunikasi atas beberapa jenis, yaitu :
a. Komunikasi ke atas; adalah komunikasi dari bawahan kepada atasan.Komunikasi ke atas ini mengalir hirarki wewenang yang lebih rendah kehirarki wewenang yang lebih tinggi dan mengalir melalui saluran rantaikomando. Tujuan komunikasi ke atas untuk memperoleh informasi,keterangan tentang kegiatan dan pelaksanaan tugas / pekerjaan parapegawai pada tingkat rendah.
b. Komunikasi ke bawah; komunikasi yang mengalir dari pimpinan kepadabawahan, dari tingkat manajemen puncak ke manajemen menengah terusmengalir kepada para pegawai bawah/pekerja. Komunikasi ke bawahdimaksudkan agar para bawahan dapat mengetahui apa yang harus segeradikerja, bagaimana pelaksanaannya dan bagaimana metode kerjanya sertaapa tujuannya. Komunikasi ini dapat dilakukan dengan berbagai bentuk,seperti petunjuk, perintah, teguran dan pujian.
c. Komunikasi Horizontal; disebut juga komunikasi ke samping ataukomunikasi mendatar, yang berarti komunikasi antar pegawai/karyawanyang mempunyai kedudukan setingkat atau sama. KomunikasiHorizontal pada umumnya bersifat pemberi informasi, keterangan-keterangan antar pimpinan satuan unit organisasi yang berhubungandengan pelaksanaan kebijaksanaan pimpinan, dengan demikian terdapatunsure perintah.
d. Komunikasi Diagonal; yaitu komunikasi yang berlangsung antarapegawai pada tingkat kedudukan yang berbeda dan tidak mempunyaiwewenang langsung terhadap pihak yang lain.
e. Komunikasi satu arah; disebut juga one way communication adalahkomunikasi yang berlangsung dari satu pihak saja atau dari pihakkomunikator, dalam hal ini penerima berita tidak diberi kesempatanmemberi reaksi terhadap pesan yang diterima pihak pengirim berita,yaitu dari komunikator. Komunikasi satu arah berbentuk perintah baiksecara lisan maupun secara tertulis. (Wursanto, 1998 : 44).
Komunikasi dua arah disebut juga two way communication, komunikasi
yang bersifat timbal balik dari pihak komunikator maupun dari pihak komunikan.
Dalam hal ini komunikan diberi kesempatan untuk memberi reaksi atau tanggapan
terhadap berita yang diterima dari komunikator. Dengan kata lain komunikator
mendapat umpan balik (feedback) dari komunikan sehingga terdapat saling
pengertian antara kedua belah pihak.
20
Menurut Wursanto komunikasi dapat dibedakan atas beberapa macam.
Macam komunikasi tersebut adalah :
a. Komunikasi FormalKomunikasi yang terjadi diantara para anggota organisasi, yang secarategas telah diatur dan telah ditentukan dalam struktur organisasi.Komunikasi formal dapat berbentuk :1. Perintah-perintah (lisan maupun tulisan)2. Saran-saran, baik yang diberikan oleh karyawan bawahan kepada
atasan maupun atasan kepada bawahannya.3. Laporan-laporan yang pada umumnya dating dari bawahan4. Rapat-rapat5. KonferensiCiri-ciri yang terdapat dalam komunikasi formal adalah :1. Informasi yang disampaikan mempunyai sanksi resmi. Ciri informasi
ini menunjukkan bahwa informasi yang disampaikan itu mempunyainilai tepat guna dan tepat waktu.
2. Bahwa komunikasi formal bersumber dari perintah-perintah resmi,dan perintah-perintah itu hanya diberikan oleh orang-orang yangberwenang.
3. Bahwa komunikasi formal berkaitan erat dengan prosespenyelenggaraan kerja, dalam rangka pencapaian tujuan yang telahditetapkan
4. Dalam rangka komunikasi formal lebih ditonjolkan penggunaansarana yang dipergunakan, pada umumnya mempergunakan surat ini.
b. Komunikasi InformalKomunikasi informal yang terjadi didalam suatu organisasi, tetapi tidakdirencanakan atau ditentukan dalam struktur organisasi. Komunikasiinformal merupakan komunikasi yang tidak mendapat pengakuan resmi,komunikasi dari mulut ke mulut merupakan bagian dari komunikasiinformal dan merupakan berita atau kabar angina atau desas desus.Dalam hal kebenaran informasi kemungkinan informasi bertentangandengan kepentingan perusahaan. (Wursanto, 1998 : 47).
Komuniaksi informal disebut juga “the grape-vine”. Pola penyampaian
informasi pada umumnya melalui rantai kerumunan. Seseorang yang menerima
suatu informasi kemudian meneruskan informasi itu kepada seseorang atau lebih,
demikian seterusnya informasi itu akan menyebar keberbagai pihak, sehingga
informasi itu akan menjadi kabur, hilang kebenarannya.
Adapun bentuk-bentuk komunikasi yaitu sebagai berikut :
1. Bentuk Komunikasi berdasarkan cara
21
a. Komunikasi langsung Komunikasi langsung tanpa mengguanakan alat. Komunikasi berbentuk kata-kata, gerakan-gerakan yang berarti
khusus dan penggunaan isyarat,misalnya kita berbicara langsungkepada seseorang dihadapan kita.
A-------------------Bb. Komunikasi tidak langsung
Biasanya menggunakan alat dan mekanisme untuk melipat gandakanjumlah penerima penerima pesan (sasaran) ataupun untukmenghadapi hambatan geografis, waktu misalnya menggunakan radio,buku, dll.Contoh : “ Buanglah sampah pada tempatnya
2. Bentuk komunikasi berdasarkan besarnya sasaran :a. Komunikasi massa, yaitu komunikasi dengan sasarannya kelompok
orang dalam jumlah yang besar, umumnya tidak dikenal.Komunikasi masa yang baik harus : Pesan disusun dengan jelas, tidak rumit dan tidak bertele-tele Bahasa yang mudah dimengerti/dipahami Bentuk gambar yang baik Membentuk kelompok khusus, misalnya kelompok pendengar
(radio)b. Komunikasi kelompok
Adalah komunikasi yang sasarannya sekelompok orang yangumumnya dapat dihitung dan dikenal dan merupakan komunikasilangsung dan timbal balik.Perawat----- ------Pengunjung puskesmas
c. Komunikasi perorangan.Adalah komunikasi dengan tatap muka dapat juga melalui telepon.Perawat----- ------Pasien
3. Bentuk komunikasi berdasarkan arah pesan :a. Komunikasi satu arah
Pesan disampaikan oleh sumber kepada sasaran dan sasaran tidakdapat atau tidak mempunyai kesempatan untuk memberikan umpanbalik atau bertanya, misalnya radio.
A ------------------ Bb. Komunikasi timbal balik.
Pesan disampaikan kepada sasaran dan sasaran memberikan umpanbalik. Biasanya komunikasi kelompok atau perorangan merupakankomunikasi timbal balik. (Bidansmart, 2012).
2.4 Tujuan Komunikasi
Apabila komunikasi dipandang dari arti yang lebih luas tidak hanya
diartikan sebagai pertukaran berita dan pesan, tetapi sebagai kegiatan individu dan
TempatSampah
22
kelompok mengenai tukar-menukar data, fakta, dan ide. Maka fungsinya dalam
setiap sistem sosial adalah sebagai berikut:
1. Informasi, pengumpulan, penyimpanan, pemrosesan, penyebaran berita,data, gambar, fakta, pesan, opini, dan komentar yang dibutuhkan agardapat dimengerti dan beraksi secara jelas terhadap kondisi lingkungandan orang lain agar dapat mengambil keputusan yang tepat.
2. Sosialisasi (pemasyarakatan), penyediaan sumber ilmu pengetahuan yangmemungkinkan orang bersikap dan bertindak sebagai anggotamasyarakat yang efektif sehingga ia sadar akan fungsi sosialnya dandapat aktif di dalam masyarakat.
3. Motivasi, menjelaskan tujuan setiap masyarakat jangka pendek maupunjangka panjang, mendorong orang menentukan pilihan dan keinginannya,mendorong kegiatan individu dan kelompok berdasarkan tujuan bersamayang akan dikejar.
4. Perdebatan dan diskusi, menyediakan dan saling menukar fakta yangdiperlukan untuk memungkinkan persetujuan atau penyelesaianperbedaan pendapat mengenai masalah publik, menyediakan bukti-buktirelevan yang diperlukan untuk kepentingan umum agar masyarakat lebihmelibatkan diri dengan masalah yang menyangkut kepentingan bersama.
5. Pendidikan, pengalihan ilmu pengetahuan dapat mendorongperkembangan intelektual, pembentukan watak, serta membentukketrampilan dan kemahiran yang diperlukan pada semua bidangkehidupan.
6. Memajukan kehidupan, meyebarkan hasil kebudayaan dan seni denganmaksud melestarikan warisan masa lalu, mengembangkan kebudayaandengan memperluas horison seseorang, serta membangun imajinasi danmendorong kreativitas dan kebutuhan estetiknya.
7. Hiburan, penyebarluasan sinyal, simbol, suara, dan imaji dari drama, tari,kesenian, kesusastraan, musik, olahraga, kesenangan kelompok, danindividu.
8. Intergrasi, menyediakan bagi bangsa, kelompok, dan individukesempatan untuk memperoleh berbagai pesan yang mereka perlukanagar dapat saling kenal dan mengerti serta menghargai kondisipandangan dan keinginan orang lain. (Amin, 2000 : 64).
Berdasarkan kerangka yang dikemukakan oleh William I. Gorden, fungsi
komunikasi terdiri dari empat bagian, yaitu komunikasi sosial, komunikasi
ekspresif, komunikasi ritual, dan komunikasi instrumental. (Deddy, 2005 : 5).
Keberadaan suatu kelompok dalam masyarakat dicerminkan oleh fungsi-
fungsi yang akan dilaksanakan. Fungsi-fungsi tersebut mencakup fungsi
hubungan sosial, pendidikan, persuasi, pemecahan masalah dan pembuatan
23
keputusan, serta fungsi terapi. Semua fungsi itu dimanfaatkan untuk kepentingan
masyarakat, kelompok, dan para anggota kelompok itu sendiri. (Sasa Djuarsa,
2003 : 8).
Maka oleh sebab itu tujuan pertama dalam berkomunikasi terutama dalam
sebuah kelompok adalah hubungan sosial, dalam arti bagaimana suatu kelompok
mampu memelihara dan memantapkan hubungan sosial di antara para anggotanya
seperti bagaimana suatu kelompok secara rutin memberikan kesempatan kepada
anggotanya untuk melakukan aktivitas yang informal, santai dan menghibur.
2.5 Fungsi Komunikasi
Komunikasi menjalankan empat fungsi utama di dalam suatu kelompok
atau organisasi, yaitu :
a. Kendali; komunikasi bertindak untuk mengendalikan perilaku anggota.
b. Motivasi; komunikasi membantu perkembangan motivasi dengan
menjelaskan kepada para karyawan apa yang harus dilakukan, bagaimana
mereka bekerja baik dan apa yang harus dikerjakan untuk memperbaiki
kinerja jika itu di bawah standar.
c. Pengungkapan Emosional; Komunikasi yang terjadi di dalam kelompok
merupakan mekanisme fundamental dengan mana anggota-anggota
menunjukkan kekecewaan dan rasa puas mereka. Oleh karena itu
komunikasi menyuarakan ungkapan emosional dari perasaan dan
pemenuhan kebutuhan sosial.
d. Informasi; komunikasi memberikan informasi yang diperlukan individu
dan kelompok untuk mengambil keputusan dengan meneruskan data guna
mengenali dan menilai pilihan-pilihan alternatif. (Stephen, 1996 : 5).
24
Adapun fungsi dari komunikasi, adalah sebagai berikut:
a. Menyampaikan informasi (to inform)
b. Mendidik (to educate)
c. Menghibur (to entertain)
d. Mempengaruhi (to influence). (Effendi, 2002 : 8).
Widjaja menjelaskan apabila komunikasi dipandang dari arti yang lebih
luas tidak hanya diartikan sebagai pertukaran berita dan pesan, tetapi sebagai
kegiatan individu dan kelompok mengenai tukar-menukar data, fakta, dan ide.
Maka fungsinya dalam setiap sistem sosial adalah sebagai berikut:
1. Informasi, pengumpulan, penyimpanan, pemrosesan, penyebaran berita,data, gambar, fakta, pesan, opini, dan komentar yang dibutuhkan agardapat dimengerti dan beraksi secara jelas terhadap kondisi lingkungandan orang lain agar dapat mengambil keputusan yang tepat.
2. Sosialisasi (pemasyarakatan), penyediaan sumber ilmu pengetahuan yangmemungkinkan orang bersikap dan bertindak sebagai anggotamasyarakat yang efektif sehingga ia sadar akan fungsi sosialnya dandapat aktif di dalam masyarakat.
3. Motivasi, menjelaskan tujuan setiap masyarakat jangka pendek maupunjangka panjang, mendorong orang menentukan pilihan dan keinginannya,mendorong kegiatan individu dan kelompok berdasarkan tujuan bersamayang akan dikejar.
4. Perdebatan dan diskusi, menyediakan dan saling menukar fakta yangdiperlukan untuk memungkinkan persetujuan atau penyelesaianperbedaan pendapat mengenai masalah publik, menyediakan bukti-buktirelevan yang diperlukan untuk kepentingan umum agar masyarakat lebihmelibatkan diri dengan masalah yang menyangkut kepentingan bersama.
5. Pendidikan, pengalihan ilmu pengetahuan dapat mendorongperkembangan intelektual, pembentukan watak, serta membentukketrampilan dan kemahiran yang diperlukan pada semua bidangkehidupan.
6. Memajukan kehidupan, meyebarkan hasil kebudayaan dan seni denganmaksud melestarikan warisan masa lalu, mengembangkan kebudayaandengan memperluas horison seseorang, serta membangun imajinasi danmendorong kreativitas dan kebutuhan estetiknya.
7. Hiburan, penyebarluasan sinyal, simbol, suara, dan imaji dari drama,tari, kesenian, kesusastraan, musik, olahraga, kesenangan kelompok, danindividu.
8. Intergrasi, menyediakan bagi bangsa, kelompok, dan individukesempatan untuk memperoleh berbagai pesan yang mereka perlukan
25
agar dapat saling kenal dan mengerti serta menghargai kondisipandangan dan keinginan orang lain. (Amin, 2000 : 64).
Berdasarkan kerangka yang dikemukakan oleh William I. Gorden, fungsi
komunikasi terdiri dari empat bagian, yaitu komunikasi sosial, komunikasi
ekspresif, komunikasi ritual, dan komunikasi instrumental. (Deddy, 2005 : 5).
Berikut ini adalah penjelasan tentang masing-masing fungsi komunikasi.
1. Komunikasi Sosial
Fungsi komunikasi sebagai komunikasi sosial setidaknya mengisyaratkan
bahwa komunikasi itu penting untuk membangun konsep diri, aktualisasi diri,
untuk kelangsungan hidup, untuk memperoleh kebahagiaan, terhindar dari
tekanan dan ketegangan, antara lain lewat komunikasi yang bersifat menghibur,
dan memupuk hubungan dengan orang lain. Melalui komunikasi kita bekerja sama
dengan anggota masyarakat untuk mencapai tujuan bersama. (Deddy, 2005 : 5).
a. Pembentukan konsep diri
Konsep diri adalah pandangan kita mengenai siapa diri kita, dan itu hanya
bisa kita peroleh lewat informasi yang diberikan orang lain kepada kita. Manusia
yang tidak pernah berkomunikasi dengan manusia lainnya tidak mungkin
mempunyai kesadaran bahwa dirinya adalah manusia. Melalui komunikasi dengan
orang lain, kita bukan saja belajar mengenai siapa kita, namun juga bagaimana
kita merasakan siapa kita. (Deddy, 2005 : 7-8).
b. Pernyataan eksistensi diri
Orang berkomunikasi untuk menunjukkan dirinya eksis. Inilah yang
disebut aktualisasi diri atau lebih tepat lagi pernyataan eksistensi diri. Bila kita
berdiam diri, orang lain akan memperlakukan kita seolah-olah kita tidak eksis.
Namun ketika kita berbicara, kita menyatakan bahwa kita ada. (Deddy, 2005 : 12).
26
c. Untuk kelangsungan hidup, memupuk hubungan, dan memperoleh
kebahagiaan
Sejak lahir, kita tidak dapat hidup sendiri untuk mempertahankan hidup.
Kita perlu dan harus berkomunikasi dengan orang lain untuk memenuhi
kebutuhan biologis kita seperti makan dan minum, dan memenuhi kebutuhan
psikologis kita seperti sukses dan kebahagiaan. Para psikolog berpendapat,
kebutuhan utama kita sebagai manusia dan untuk menjadi manusia yang sehat
secara rohaniah adalah kebutuhan akan hubungan sosial yang ramah, yang hanya
bisa terpenuhi dengan membina hubungan yang baik dengan orang lain.
2. Komunikasi Ekspresif
Erat kaitannya dengan komunikasi sosial adalah komunikasi ekspresif
yang dapat dilakukan baik sendiri ataupun dalam kelompok. Komunikasi
ekspresif tidak otomatis bertujuan mempengaruhi orang lain, namun dapat
dilakukan sejauh komunikasi tersebut menjadi instrument untuk menyampaikan
perasaan-perasaan (emosi) kita. Perasaan-perasaan tersebut terutama
dikomunikasikan melalui pesan-pesan nonverbal. (Deddy, 2005 : 21-22).
Komunikasi ekspresif dapat pula dikomunikasikan melalui karya seni
seperti puisi, novel, lukisan, tarian, musik, dan seni patung. Musik dapat
mengekspresikan perasaan, kesadaran, bahkan pandangan hidup atau ideologi
manusia seperti cinta, penderitaan orang, atau kritik terhadap penguasa. Lukisan
juga sering mengekspresikan perasaan pelukisnya. Perasaan tersebut terlihat dari
penggunaan warna dan bentuk-bentuk garis dalam lukisan. (Riswandi, 2009 : 19).
27
3. Komunikasi Ritual
Erat kaitannya dengan komunikasi ekspresif adalah komunikasi ritual,
yang biasanya dilakukan secara ritual. Suatu komunitas yang sering melakukan
upacara-upacara berlainan sepanjang tahun dan sepanjang hidup, yang disebut
antropolog sebagai rites of passage, mulai dari upacara kelahiran, sunatan, ulang
tahun (menyanyikan Happy Birthday dan pemotongan kue), pertunangan,
pernikahan, hingga upacara kematian. Dalam acara-acara tersebut orang-orang
mengucapkan kata-kata atau menampilkan perilaku-perilaku tertentu yang bersifat
simbolik. Ritus-ritus lain seperti berdoa’a, membaca kitab suci, naik haji, upacara
wisuda, perayaan lebaran atau Natal, juga adalah komunikasi ritual. Mereka yang
berpartisipasi dalam bentuk komunikasi ritual tersebut menegaskan kembali
komitmen mereka kepada tradisi keluarga, suku, bangsa, negara, ideologi, atau
agama mereka. (Deddy, 2005 : 25).
Komunikasi ritual sering kali bersifat ekspresif, artinya menyatakan
perasaan terdalam seseorang, misalnya seorang anggota Paskibraka berlinang air
mata ketika mencium bendera pusaka merah putih. Kegiatan komunikasi ritual
memungkinkan pesertanya berbagi komitmen emosional dan menjadi perekat bagi
keterpaduan mereka. Yang menjadi esensi bukanlah kegiatan ritualnya, akan
tetapi adanya perasaan senasib sepenanggungan yang menyertainyam artinya
adanya perasaan bahwa kita terikat oleh sesuatu yang lebih besar dari diri kita,
dan bahwa diri kita diakui dan diterima oleh kelompok kita. (Riswandi, 2009 :
20).
Komunikasi ritual adakalanya bersifat mistik dan seringkali perilaku
orang-orang yang ada di dalam komunitas tersebut sulit dimengerti dan dipahami
28
oleh orang-orang yang ada di luar komunitas. Contoh yang dapat dikemukakan
adalah upacara-upacara ritual di beberapa suku pedalaman di Indonesia seperti
suku Asmat, suku Badui, Dayak, dan beberapa suku lainnya yang mata
pencahariannya adalah bertani, menangkap ikan di sungai atau di laut, atu berburu
binatang.
Komunikasi ritual ini bisa jadi akan tetap ada sepanjang zaman, karena ia
merupakan kebutuhan manusia, meskipun bentuknya berubah-ubah demi
pemenuhan kebutuhan dirinya sebagai makhluk individu, anggota komunitas
tertentu, makhluk sosial, dan sebagai salah satu bagian dari alam semesta.
4. Komunikasi Instrumental
Komunikasi instrumental mempunyai beberapa tujuan umum, yaitu
menginformasikan, mengajar, mendorong, mengubah sikap dan keyakinan, dan
mengubah perilaku atau menggerakkan tindakan, dan juga untuk menghibur. Bila
diringkas, maka kesemua tujuan tersebut disebut membuajuk (bersifat persuasif).
komunikasi yang berfungsi untuk memberitahukan atau menerangkan (to inform)
mengandung muatan persuasive dalam arti bahwa pembicara menginginkan
pendengarnya mempercayai bahwa fakta atau informasi yang disampaikannya
akurat dan layak untuk diketahui. Ketika seorang dosen menyatakan bahwa ruang
kuliah kotor, pernyataannya tersebut dapat membujuk mahasiswa untuk
membersihkan ruang kuliah tersebut. Bahkan komunikasi yang menghibur (to
entertain) pun secara tidak langsung membujuk khalayak untuk melupakan
persoalan hidup mereka. (Deddy, 2005 : 30).
Sebagai instrumen, komunikasi tidak saja kita gunakan untuk menciptakan
dan membangun hubungan, tetapi juga untuk menghancurkan hubungan tersebut.
29
Studi komunikasi membuat kita peka terhadap berbagai strategi yang dapat
gunakan dalam komunikasi kita untuk bekerja lebih baik dengan orang lain demi
keuntungan bersama. Komunikasi berfungsi sebagai instrumen untuk mencapai
tujuan-tujuan pribadi dan pekerjaan, baik tujuan jangka pendek ataupun tujuan
jangka panjang. Tujuan jangka pendek misalnya untuk memperoleh pujian,
menumbuhkna kesan yang baik, memperoleh simpati, empati, keuntungan
material, ekonomi, dan politik, antara lain dapat diraih lewat pengelolaan pesan
(impression management), yakni taktik-taktik verbal dan nonverbal, seperti
berbicara sopan, mengobral janji, dan sebagainya yang pada dasarnya untuk
menunjukkan kepada orang lain siapa diri kita seperti yang kita inginkan. Taktik
itu lazim kita lihat pada orang-orang yang melakukan kampanye politik.
Sementara itu, tujuan jangka panjang dapat diraih lewat keahlian
komunikasi, misalnya keahlian pidato, berunding, berbahasa asing ataupun
keahlian menulis. Kedua tujuan itu tentu saja berkaitan dalam arti bahwa berbagai
pengelolaan kesan itu secara kumulatif dapat digunakan untuk mencapai tujuan
jangka panjang berupa keberhasilan dalam karir, misalnya untuk memperoleh
jabatan, kekuasaan, penghormatan sosial, dan kekayaan.
2.6 Prestasi Belajar (Y)
Sebelum membicarakan pengertian prestasi belajar, terlebih dahulu
dijelaskan pengertian prestasi dan belajar, oleh karena itu untuk memudahkan
didalam memahami tentang pengertian prestasi belajar, perlu mendapatkan
pemahaman lebih jauh mengenai makna prestasi. Prestasi adalah hasil yang
dicapai seseorang ketika mengerjakan tugas atau kegiatan terterntu. (Tu’u, 2004 :
75). Prestasi juga berarti kemampuan, keterampilan, dan sikap seseorang dalam
30
menyelesaikan sesuatu hal. (Zainal, 1991 : 3). Sementara itu belajar menurut
Darsono adalah Suatu tingkah laku atau kegiatan dalam rangka mengembangkan
diri, baik dalam aspek kognitif, psikomotorik maupun sikap. (Max, 2000 : 64).
Dari pengertian di atas dapat dicermati adanya makna yang sama, yang
intinya adalah hasil yang telah dicapai dari suatu kegiatan, oleh karena itu dapat
dipahami bahwa prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dilakukan,
diciptakan, dan menyenangkan hati yang diperoleh dengan jalan kerja secara
individu maupun kelompok dalam suatu bidang tertentu. Maka oleh sebab itu,
prestasi merupakan salah satu tujuan seseorang dalam belajar dan sekaligus
sebagai motivator terhadap aktivitas anak didik.
Adapun kata belajar berarti suatu proses usaha yang dilakukan individu
untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan
sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam berinteraksi dengan
lingkungan. Karena pengaruh lingkungan masyarakat terhadap anak ada yang
bersifat positif dan ada yang bersifat negatif. (Zuhaili, 2002 : 89). Belajar itu
bukan hanya menghafal dan mengingat saja, melainkan berinteraksi dengan
lingkungannya dan merupakan suatu proses yang ditandai dengan perubahan pada
diri seseorang, dengan tujuan dalam berbagai bentuk seperti berubah
pengetahuannya, pemahaman, sikap dan tingkah lakunya, keterampilannya, daya
penerimaannya dan aspek lain yang ada pada individu. Sebab proses belajar pada
hekekatnya adalah komuniksi edukatif yang dapat menimbulkan hubungan timbal
balik antara dua hal atau lebih atau pribadi-pribadi yang sama, dengan tujuan
mengarahkan dirinya pada satu tujuan tertentu yang akan dicapai.
31
Sedangkan menurut Sardiman dalam bukunya “Interaksi dan Motovasi
Belajar” Belajar itu senantiasa merupakan perubahan tingkah laku atau
penampilan dengan serangkaian kegiatan misalnya dengan membaca, mengamati,
mendengarkan, meniru dan lain sebagainnya. (Sardiman, 1990 : 22). Adapun yang
dimaksud dengan prestasi belajar menurut Widayatun adalah suatu hasil usaha
yang didapat siswa dan siswi selama mengikuti proses pembelajaran. Prestasi
dapat ditingkatkan dengan cara memberikan motivasi kepada siswa agar mereka
giat dalam belajar, sehingga apa yang diinginkannya dapat tercapai dengan baik.
(Widayatun, 1999 : 110-111). Prestasi belajar juga dapat dikatakan sebagai
perubahan perilaku yang diperoleh pembelajaran setelah mengalami aktivitas
belajar. Berarti prestasi belajar tersebut adalah penguasaan siswa terhadap materi
pelajaran tertentu yang diperoleh dari hasil belajar yang dinyatakan dalam bentuk
nilai setelah mengikuti kegiatan belajar.
Dengan demikian, prestasi belajar merupakan hasil yang telah di capai
oleh peserta didik dalam proses pembelajaran yang ditunjukkan dengan nilai tes
atau angka dari hasil evaluasi yang dilakukan oleh guru. Jadi prestasi belajar siswa
terfokus pada nilai yang dicapai siswa dalam proses pembelajaran di sekolah.
Nilai tersebut terutama dilihat dari aspek kognitifnya, karena aspek ini yang sering
dinilai oleh guru untuk mengetahui penguasaan pengetahuan yang dijadikan
sebagai ukuran pencapaian hasil belajar siswa. Maka prestasi belajar adalah istilah
yang telah dicapai individu sebagai usaha yang dialami secara langsung dan
merupakan aktivitas yang bertujuan untuk memperoleh ilmu pengetahuan,
ketrampilan, kecerdasan dan lainnya dalam keadaan kondisi serta situasi tertentu.
32
Seseorang yang telah melakukan suatu pekerjaan tentunya mengharapkan
untuk memperoleh hasil dari kegiatanya. Tidak semua perubahan tingkah laku
dapat dikategorikan sebagai hasil belajar. Ada beberapa persyaratan sehingga
perolehan perubahan tingkah laku baru dapat diartikan sebagai hasil belajar.
Persyaratan itu adalah bahwa hasil belajar itu merupakan pencapaian dari tujuan
belajar. Hasil belajar itu merupakan usaha dari kegiatan yang disadari, belajar itu
sendiri merupakan proses latihan yang berfungsi efektif untuk jangka waktu
tertentu dan hasil belajar itu perlu, karena berfungsi positif bagi tingkah laku lain.
Untuk mengetahui prestasi belajar setiap siswa perlu dilakukan penilaian.
Penilaian atau evaluasi merupakan serangkaian kegiatan untuk memperoleh,
menganalisis dan menafsirkan data tentang proses yang berkesinambungan
sehingga menjadi informasi yang bermakna. Karena evalusi merupakan suatu
proses merencanakan, memperoleh dan menyediakan informasi yang sangat
diperlukan untuk membuat alternatif-alternatif keputusan.
Dari penjelasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa suatu perubahan
tingkah laku dikategorikan sebagai hasil belajar, oleh sebab itu hasil belajar harus
membawa perubahan dan perubahan itu terdapat dalam keadaan sadar dan
disengaja dan bentuk dari hasil belajar itu dapat berupa pengetahuan, keterampilan
ataupun nilai-nilai hidup.
33
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian adalah tempat penulis untuk memperoleh data yang akan
diolah dan dianalisis, adapun lokasi memperoleh data dan informasi penelitian
yang diperlukan, penelitian dilakukan langsung di Gampong Ujong Tanoh Darat
Kecamatan Meureubo Kabupaten Aceh Barat.
3.2 Pendekatan Penelitian
Pendekatan penelitian yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah
menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan Kuantitatif, yaitu metode
yang digunakan untuk menganalisis data melalui statistik, sebab data yang
diperoleh adalah data kuantitatif. Karena statistik dapat meringkas hasil penilaian
dalam bentuk angka-angka, sehingga memungkinkan untuk diuji kembali oleh
orang lain. Dengan digunakan pendekatan Kualitatif, maka data yang didapat akan
lebih lengkap, lebih mendalam, kredibel, dan bermakna sehingga tujuan penelitian
dapat tercapai. (Sugiyono, 2005 : 181).
3.3 Sumber Data
Adapun sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data yang
bersumber dari data primer dan sekunder atau data yang berasal dari perpustakaan
dan data dari lapangan yang dikumpulkan oleh penulis. Penelitian perpustakaan
(Library Research) yaitu mengumpulkan data dan keterangan yang dapat
mempertajam orientasi dan dasar teoritis tentang masalah penelitian yang dikaji
melalui buku-buku dan artikel atau majalah-majalah yang berhubungan dengan
34
penelitian ini. Sedangkan penelitian lapangan (Field Research) yaitu penelitian
lapangan untuk mendapatkan data dan informasi yang dapat dipercaya.
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Dalam pengumpulan data yang diperlukan dalam penelitian ini maka
digunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut:
1. Observasi (Pengamatan)
Observasi (pengamatan) adalah pengumpulan data dalam suatu penelitian
dengan jalan mengamati langsung dan mencatat segala permasalahan yang diteliti
di lokasi penelitian. (Bimo, 1991 : 54). Observasi ini dilakukan untuk mengamati
tentang pengaruh komunikasi orang tua dan guru terhadap prestasi belajar anak
pada Gampong Ujong Tanoh Darat Kecamatan Meureubo Aceh Barat
2. Angket (Quesioner)
Angket yaitu teknik komunikasi tidak langsung dengan cara mengedarkan
sejumlah daftar pernyataan secara tertulis kepada subyek penelitian yaitu orang
tua dan guru.
3. Dokumentasi
Dokumentasi yaitu mengadakan analisa terhadap data ataupun arsip yang
terdapat di lokasi penelitian. Metode dokumentasi adalah suatu cara untuk
memperoleh data melalui peninggalan tertulis seperti arsip-arsip dan termasuk
juga buku-buku tentang pendapat, teori, dalil atau hukum-hukum dan lain-lain
yang berhubungan dengan masalah penelitian (Rachman Maman, 1999 : 96).
3.5 Teknik Pengukuran Skor
Setelah keseluruhan dari data yang dibutuhkan didapat dan telah diuraikan,
maka pada tahap selanjutnya adalah melakukan pembahasan terhadap data
35
tersebut. Interprestasi data secara keseluruhan untuk masing-masing variabel
penelitian dapat dilakukan setelah terlebih dahulu melakukan klasifikasi terhadap
data tersebut, yaitu berdasarkan nilai-nilai jawaban responden. Adapun yang
digunakan untuk mengklasifikasi data tersebut adalah (Sugiono, 2005 : 108):
1. Untuk alternatif jawaban “a” diberi skor tertinggi : 5
2. Untuk alternatif jawaban “b” diberi skor tertinggi : 4
3. Untuk alternatif jawaban “c” diberi skor tertinggi : 3
4. Untuk alternatif jawaban “d” diberi skor tertinggi : 2
5. Untuk alternatif jawaban “e” diberi skor tertinggi : 1
Dengan demikian dapat diketahui kategori jawaban responden masing-
masing variabel yaitu :
1. Skor untuk kategori sangat tinggi = 4,21 – 5,00
2. Skor untuk kategori tinggi = 3,41 – 4,20
3. Skor untuk kategori sedang = 2,61 – 3,40
4. Skor untuk kategori rendah = 1,81 – 2,60
5. Skor untuk kategori sangat rendah = 1,00 – 1,80
Untuk menentukan jawaban responden tergolong sangat tinggi, tinggi,
sedang, rendah dan sangat rendah, maka jumlah jawaban responden akan
ditentukan rata-ratanya dengan membagi jumlah pertanyaan, dan hasil pembagian
tersebut akan diketahui bahwa jawaban responden termasuk kategori mana.
3.6 Teknik Analisis Data
Adapun data yang diperoleh dari hasil penelitian diolah dengan teknik
statistik, kemudian proses analisis data penelitian tersebut dianalisis dengan
36
menggunakan metode kuantitatif yang berbasis metode survey atau yang
ekplanatif korelasional, dengan mengikuti langkah-langkah berikut:
1. Mengorganisasikan dan mengedit sejumlah data yang telah diperoleh dengan
maksud untuk mempermudah proses pengolahan dan analisis data.
2. Menghitung harga korelasi (r) dari komunikasi orang tua dan guru terhadap
prestasi belajar anak, maka penulis menggunakan rumus product moment,
sebagaimana dikemukakan Duwi (2010 : 16) berikut :
2222
YYNXXN
YXXYNrxy
Keterangan :
rxy : Harga koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y
N : Jumlah Sampel
ΣXY : Jumlah hasil perkalian variabel X dan variabel Y
ΣX : Nilai jawaban anak tentang komunikasi orang tua dan guru
ΣY : Nilai jawaban anak tentang prestasi belajar anak
ΣX2 : Kuadrat x
ΣY2 : Kuadrat y
2. Menghitung taraf signifikan koefisien pengaruh (t), yang disesuaikan dengan
rumus yang dikemukan oleh Duwi (2010 : 20), sebagai berikut :
t =21
2
r
Nr
Dimana :
t = Taraf signifikan koefisien pengaruh
N = Sampel yang difokuskan
1-r2 = Nilai koefisien pengaruh yang diperoleh
37
3.7 Jadwal Penelitian
Penelitian ini direncanakan berlangsung dalam empat tahap. Pertama,
persiapan penelitian, mempelajari dan melihat permasalahan yang ada untuk
dijadikan sebagai objek penelitian. Kedua mengumpulkan data sekunder melalui
studi kepustakaan dan internet, kemudian proposal penelitiannya diseminarkan.
Ketiga, penelitian lapangan, proses pengolahan dan analisis data. Keempat,
penulisan laporan dan seminar hasil, yaitu dimulai dari bulan Juli sampai dengan
bulan November 2012.
3.8 Pengujian Hipotesis
Untuk menguji hipotesis penelitian ini, maka penulis menggunakan
kriteria sebagai berikut :
a. Ho diterima jika t tabel < t hitung
b. Ho ditolak jika t hitung > t tabel
Berdasarkan signifikansi :
a. Ho diterima jika signifikansi > 0,05
b. Ho ditolak jika signifikansi < 0,05
Berdasarkan deskripsi kriteria pengujian hipotesis tersebut, maka kondisi
hipotesis diterima atau ditolak dalam penelitian ini didasarkan pada derajat nilai
kebebasan (dk) N = 30 dengan taraf signifikan 0,05 %.
Adapun hipotesis yang diajukan yaitu :
H0 : Komunikasi orang tua dan guru tidak berpengaruh terhadap prestasi
belajar anak pada Gampong Ujong Tanoh Darat Kecamatan Meureubo Aceh
Barat.
Ha : Komunikasi orang tua dan guru berpengaruh terhadap prestasi belajar
anak pada Gampong Ujong Tanoh Darat Kecamatan Meureubo Aceh Barat.
38
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian
4.1.1 Deskripsi Gampong Ujong Tanoh Darat
Gampong Ujong Tanoh Darat Kecamatan Meureubo merupakan sebuah
Gampong yang terletak di Kecamatan Meureubo Kabupaten Aceh Barat, yang
jaraknya ± 4 KM dari ibu kota Kecamatan yaitu Meureubo dan ± 6 KM jaraknya
dengan Kabupaten Aceh Barat yaitu Meulaboh. Gampong ujong Tanoh Darat
tersebut terdiri dari tiga dusun, yaitu dusun Suka Damai, dusun Ingin Jaya dan
dusun Makmu Beusare dengan luas wilayah ± 17,8 Km2.
Adapun secara administratif, lokasi Gampong Ujong Tanoh Darat
Kecamatan Meureubo Kabupaten Aceh Barat letaknya berbatasan dengan:
1. Sebelah Utara berbatasan dengan Gampong Pasie Aceh Baroh;
2. Sebelah Selatan berbatasan dengan Gampng Ranto Panyang Timur;
3. Sebelah Timur berbatasan dengan Gampong Ranub dan;
4. Sebelah Barat berbatasan dengan Gampong Buloh.
Gampong Ujong Tanoh Darat Kecamatan Meureubo berada di daerah
pertanian atau perkebunan masyarakat. Penduduk Gampong Ujong Tanoh Darat
saat ini berjumlah 886 jiwa dengan jumlah kepala keluarga (KK) sebanyak 241
Jiwa dengan jumlah penduduk laki-laki sebanyak 309 jiwa dan penduduk
perempuan sebanyak 497 jiwa yang terbagi ke dalam tiga dusun. Untuk melihat
jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin dan dusun, dapat diketahui melalui
tabel berikut:
39
Tabel 4.1. Jumlah Penduduk Gampong Ujong Tanoh Darat Menurut Dusun
No DusunJenis Kelamin
Jumlah (Jiwa)Laki-laki Perempuan
1 Suka Damai 137 153 2902 Ingin Jaya 64 146 2103 Makmu Beusaree 188 198 306
Total 886
Sedangkan kehidupan masyarakat Gampong Ujong Tanoh Darat, bermata
pencarian yang mayoritasnya sebagai petani peternak dan dagang, hanya sebagian
kecil yang berprofesi sebagai pegawai negeri dan profesi lainnya, untuk jelasnya
dapat dilihat dari tabel sebagai berikut:
Tabel 4.2. Mata Pencaharian Penduduk di Gampong Ujong Tanoh Darat
NoMata Pencaharian
Penduduk Jumlah Persentase
1 Petani 273 30,82 Peternak 93 10,53 Pedagang 78 8,84 Nelayan 30 3,45 Pegawai Negeri Sipil 9 16 TNI /POLRI 5 0,67 Wiraswasta 90 10,28 Usaha Industri Rumah Tangga 11 1,29 Belum bekerja 297 33,5
Jumlah 886 100Sumber : Data Gampong Ujong Tanoh Darat Tahun 2012
Grafik 4.1. Mata Pencaharian Penduduk di Gampong Ujong Tanoh Darat
40
Dari tabel dan grafik di atas dapat disimpulkan bahwa mayoritas penduduk
Gampong Ujong Tanoh Darat bermata pencarian sebagai petani, yaitu sebanyak
273 jiwa atau 30,8 % dari jumlah keseluruhan pendudukan Gampong Ujong
Tanoh Darat. Sedangkan peternak hanya 93 jiwa atau 10,5 % dan pedagang 78
atau 8,8 % serta 297 jiwa atau 33,5 % belum bekerja, sedangkan selebihnya
adalah PNS, TNI / POLRI dan pekerja swasta yang tidak tetap.
Gampong Ujong Tanoh Darat mempunyai sektor pertanian yang luas dan
memadai terutama di sektor karet dan sawit sehingga pertumbuhan ekonomi
Gampong Ujong Tanoh Darat berjalan dengan baik dan optimal. Sedangkan
komposisi penduduk menurut pendidikan, dapat diketahui jumlah penduduk
Gampong Ujong Tanoh darat dari tingkat Dasar (SD), sampai jenjang Perguruan
Tinggi (PT). Tingkat Pendidikan penduduk dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.3. Tingkat Pendidikan Penduduk di Gampong Ujong Tanoh Darat
No Tingkat Pendidikan Jumlah1 Perguruan Tinggi 10 Orang2 SMA 35 Orang3 SMP 45 Orang4 SD 98 Orang5 Belum Sekolah 20 Orang6 Putus Sekolah dan Tidak pernah sekolah 130 Orang7 Buta Huruf 68 Orang
Jumlah 414 OrangSumber : Data Monografi Gampong Ujong Tanoh Darat Tahun 2012
Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa 98 Orang pada tingkat Sekolah
Dasar (SD), 45 Orang pada tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP), 35 Orang
pada tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA), 10 orang pada tingkat Perguruan
Tinggi (PT) dan 20 Orang Belum Sekolah dan 130 Putus sekolah dan tidak pernah
sekolah serta 68 orang lainnya masih Buta huruf.
41
4.1.2 Struktur Organisasi Gampong
Sebagaimana lazimnya sebuah Gampong yang berada di bawah naungan
Kecamatan tentunya mempunyai struktur organisasi yang mempunyai peran dan
fungsi masing-masing dalam mengemban tugas yang ada di Gampong tersebut
sebagai sebuah tanggung jawab bagi pengemban tugas. Undang-Undang No 22
Tahun 1999 menegaskan bahwa pemerintah Gampong adalah sebagaimana yang
tertera dalam pasal 95, yaitu terdiri atas Geuchik dan perangkat Gampong yang
mempunyai tugas dan kewajiban tertentu. Undang-undang No 32 Tahun 2004
(hasil revisi dari Undang-undang No 22 Tahun 1999) pasal 202 menjelaskan
pemerintah Gampong secara lebih rinci dan tegas yaitu bahwa, pemerintah
Gampong terdiri atas Geuchik dan perangkat Gampong, adapun yang disebut
perangkat Gampong di sini adalah Sekretaris Gampong, pelaksana teknis
lapangan, seperti Kepala Urusan, dan unsur kewilayahan seperti Kepala Dusun
atau dengan sebutan lain.
Adapun struktur pemerintahan Gampong Ujong Tanoh Darat mempunyai
struktur yang dipimpin langsung oleh Geuchik (Geuchik) sebagai berikut :
1. Geuchik (Geuchik)
2. Sekretaris Gampong (Sekdes)
3. Tuha peut
4. Kaur Pemerintahan
5. Kaur Pembangunan
6. Kaur Kesra
7. Kepala Dusun
Untuk mengetahui dengan jelas bagaimana bentuk struktur organisasi di
Gampong Ujong Tanoh Darat Kecamatan Meureubo Kabupaten Aceh Barat,
dapat di lihat pada bagan stuktur organisasi di bawah ini :
42
GEUCHIK
H. TARMIZI
SIKATAREH
M. ANDAH
Kaur Pembangunan
ADNAN
Kaur Pemerintahan
M. YATIM
Kaur Kesra
ZUL TUKI
ULEE JURONGMAKMUE BEUSARE
M. ANDAH
ULEE JURONGINGIN JAYA
M. ANDAH
ULEE JURONGSUKA DAMAI
ABDUL RASYID
TUHA PEUTGAMPONG
BAGAN STRUKTUR ORGANISASI PEMERINTAHANGAMPONG UJONG TANOH DARAT KECAMATAN MEUREUBOKABUPATEN ACEH BARAT
Sumber : Data Gampong Ujong Tanoh Darat. Tahun 2012
43
4.2. Deskripsi Data Variabel Penelitian
4.2.1. Komunikasi Orang Tua dan Guru (Variabel X)
Untuk mengetahui bentuk komunikasi orang tua dan guru dapat diukur
dengan indikator yang telah ditentukan pada bab metode penelitian sebelumnya,
di mana komunikasi orang tua dan guru 10 pertanyaan, setiap pertanyaan diberi
alternatif jawaban yaitu a, b, c, d dan e. Berikut disajikan data jawaban responden
terhadap keseluruhan pertanyaan mengenai komunikasi orang tua dan guru
(Variabel X) berdasarkan quesioner yang telah disebarkan.
Tabel 4.4Distribusi jawaban responden mengenai komunikasi antara orang tua dan guru
Jawaban Frekuensi Persentase (%)SelaluSeringKadang-kadangJarangTidak pernah
512760
16,740
23,3200
Jumlah 30 100
Hubungan yang ideal antara orang tua dan guru adalah hubungan
keterpaduan. Yaitu, adanya keterpaduan nilai-nilai yang ditanamkan di sekolah
dengan nilai-nilai di rumah. Selain itu, hubungan yang terjalin secara intensif
sehingga terbina komunikasi yang efektif melalui wadah organisasi atau forum-
forum diskusi orang tua dan guru. Dari situlah kita bisa saling berbagi mengenai
perkembangan anak di sekolah maupun di rumah yang dilakukan melalui
komunikasi.
Dari tabel 4.4 diketahui bahwa jawaban responden tentang komunikasi
antara orang tua dan guru terdapat 5 orang (16,7 %), yang menjawab selalu, yang
menjawab sering sebanyak 12 orang (40 %), responden yang menjawab jarang
44
sebanyak 7 orang (23,3 %) dan 6 orang (20 %) yang menjawab kadang-kadang
serta tidak ada satupun yang menjawab tidak pernah.
Tabel 4.5Distribusi jawaban responden mengenai kecendrungan orang tua untukberkomunikasi dengan guru dalam memberikan semangat kepada anak
Jawaban Frekuensi Persentase (%)SelaluSeringKadang-kadangJarangTidak pernah
914430
3046,713,3100
Jumlah 30 100
Kecendrungan orang tua dan guru dalam memberikan semangat kepada
anak Gampong Ujong Tanoh Darat Kecamatan Meureubo Aceh Barat merupakan
salah satu cara merubah atau membentuk perilaku agar anak memiliki semangat
yang sama dan juga memiliki pandangan yang sama untuk mencapai tujuan
pendidikan. Pemberian semangat biasanya dilakukan guru dengan pemberian nilai
yang baik bagi anak yang mengerjakan tugasnya lebih baik dari standar yang
diminta, dengan pemberian pujian, dan bahkan dengan yel-yel untuk memberi
semangat sekolah dan juga upaya lainnya dan hal tersebut dilakukan agar dapat
mendorong mereka untuk selalu membawa ide dan pemikiran baru untuk
perbaikan dalam lingkungan.
Berdasarkan pada tabel 4.5 diketahui bahwa jawaban responden tentang
kecendrungan orang tua untuk berkomunikasi dengan guru dalam memberikan
semangat kepada anak terdapat 9 orang (30 %), yang menjawab selalu, responden
yang menjawab sering sebanyak 14 orang (46,7 %), kemudian responden yang
menjawab kadang-kadang sebanyak 4 orang (13,3 %) dan 3 orang (10 %) yang
menjawab jarang serta tidak ada satu respondenpun yang menjawab tidak pernah.
45
Tabel 4.6Distribusi jawaban responden mengenai kesiapan orang tua dalam berkomunikasi
dengan guru
Jawaban Frekuensi Persentase (%)SelaluSeringKadang-kadangJarangTidak pernah
1116210
36,753,36,73,30
Jumlah 30 100
Orang tua dan guru merupakan sosok yang sangat diminati oleh anak
dalam lingkungannya karena orang tua dan guru adalah pemberi semangat dan
motivasi bagi mereka dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu
dobutuhkan komunikasi yang baik antara orang tua dan guru agar apa yang dicita-
citakan oleh anak dapat tercapai dengan baik dan maksimal.
Berdasarkan pada tabel 4.6 diketahui bahwa jawaban responden tentang
kesiapan orang tua dalam berkomunikasi dengan guru terdapat 11 orang (36,7 %)
yang menjawab selalu, responden yang menjawab sering sebanyak 16 orang (53,3
%), dan 2 orang (6,7 %) yang menjawab kadang-kadang, 1 orang (3,3%) yang
menjawab jarang serta tidak ada satu respondenpun yang menjawab tidak pernah.
Tabel 4.7Distribusi jawaban responden mengenai pemberian motivasi oleh orang tua dan
guru terhadap anak untuk giat belajar
Jawaban Frekuensi Persentase (%)SelaluSeringKadang-kadangJarangTidak pernah
818310
26,760103,30
Jumlah 30 100
Motivasi bertujuan untuk mendorong dan memberikan semangat seorang
anak untuk dapat belajar dengan penuh semangat. Tujuan pemberian motivasi
46
oleh orang tua dan guru kepada anak adalah mendorong disiplin dan semangat
belajar anak, meningkatkan moral dan hasil pembelajaran, menciptakan suasana
dan hubungan yang baik, meningkatkan kreativitas dan partisipasi anak, dan
mempertinggi rasa tanggung jawab anak pada Gampong Ujong Tanoh Darat
Kecamatan Meureubo Aceh Barat. Maka dapat dikatakan bahwa tujuan pemberian
motivasi kepada anak adalah memberi dorongan yang memberikan semangat
belajar, disiplin belajar, dan tanggung jawab kepada anak untuk berperilaku
tertentu dalam mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan sebelumnya.
Berdasarkan pada tabel 4.7 diketahui bahwa jawaban responden tentang
mengenai pemberian motivasi oleh orang tua dan guru terhadap anak untuk giat
belajar terdapat 8 orang (26,7 %), yang menjawab selalu, responden yang
menjawab sering sebanyak 18 orang (60 %), kemudian responden yang menjawab
kadang-kadang sebanyak 3 orang (10 %) dan 1 orang (3,3%) yang menjawab
jarang serta tidak ada satu respondenpun yang menjawab tidak pernah.
Tabel 4.8Distribusi jawaban responden mengenai komunikasi orang tua dan guru untuk
meniadakan kesenjangan dalam mendukung prestasi belajar siswa
Jawaban Frekuensi Persentase (%)SelaluSeringKadang-kadangJarangTidak pernah
717420
23,356,713,36,70
Jumlah 30 100
Di sini komunikasi ditujukan pada aspek-aspek operasionalisasi
pendidikan, terutama aspek membelajarkan sasaran. Situasi, kondisi, lingkungan,
metode, dan termasuk bahasa yang digunakan oleh orang tua dan guru sengaja
dipersiapkan secara khusus untuk mencapai efek perubahan perilaku pada diri
47
anak. Dengan kata lain, melalui komunikasi diharapkan bisa terjadi proses belajar
dan mengajar. Komunikasi mempunyai fungsi edukatif, atau tepatnya mengacu
pada fungsi edukatif dari fungsi komunikasi secara keseluruhan. Namun, bukan
berarti fungsi-fungsi lain terabaikan. Akan tetapi, sebagaimana sudah disinggung
bahwa komunikasi merupakan subset dari komunikasi secara keseluruhan.
Berdasarkan pada tabel 4.8 diketahui bahwa jawaban responden tentang
komunikasi orang tua dan guru untuk meniadakan kesenjangan dalam mendukung
prestasi belajar siswa terdapat 7 orang (23,3 %), yang menjawab selalu, responden
yang menjawab sering sebanyak 17 orang (56,7 %), kemudian responden yang
menjawab kadang-kadang sebanyak 4 orang (33,3 %) dan 2 orang (6,7%) yang
menjawab jarang serta tidak ada satu respondenpun yang menjawab ataupun tidak
pernah.
Tabel 4.9Distribusi jawaban responden mengenai upaya komunikasi yang terbuka antara
orang tua dan guru untuk memperlancar proses pembelajaran anak
Jawaban Frekuensi Persentase (%)SelaluSeringKadang-kadangJarangTidak pernah
1113321
36,743,3106,73,3
Jumlah 30 100
Komunikasi merupakan pertukaran informasi antar pengirim dan
penerima, dan kesimpulan (persepsi) makna antara individu-individu yang
terlibat. Dengan demikian komunikasi tersebut merupakan proses di mana
informasi ditukar dan dipahami oleh dua orang atau lebih, biasanya dengan
maksud untuk memotivasi atau mempengaruhi perilaku tertentu. Adapun upaya
sikap komunikasi terbuka antara orang tua dan guru untuk memperlancar proses
48
pembelajaran pada anak di Gampong Ujong Tanoh Darat Kecamatan Meureubo
Aceh Barat sangat dibutuhkan agar prestasi belajar anak dapat tercapai secara
maksimal.
Berdasarkan pada tabel 4.9 diketahui bahwa jawaban responden tentang
upaya komunikasi yang terbuka antara orang tua dan guru untuk memperlancar
proses pembelajaran anak terdapat 11 orang (36,7 %), yang menjawab selalu,
responden yang menjawab sering sebanyak 13 orang (43,3 %), 3 orang (10 %)
yang menjawab kadang-kadang, 2 orang (6,7%) yang menjawab jarang dan 1
orang (3,3%) yang menjawab tidak pernah.
Tabel 4.10Distribusi jawaban responden mengenai komunikasi antara orang tua dan guru
yang baik akan sangat mempengaruhi prestasi belajar anak
Jawaban Frekuensi Persentase (%)SelaluSeringKadang-kadangJarangTidak pernah
814431
26,746,713,3103,3
Jumlah 30 100
Komunikasi yang baik dari orang tua dan guru akan sangat mempengaruhi
prestasi belajar anak karena bahasa dari orang tua dan guru dalam menyampaikan
sesuatu sangat menentukan motivasi anak untuk dapat meningkatkan prestasi
belajar dan juga dapat memotivasi anak untuk dapat terus menemukan ide-ide
menarik dalam melakukan aktivitas proses belajar mengajar di sekolah, terutama
pada anak Gampong Ujong Tanoh Darat Kecamatan Meureubo Aceh Barat.
Berdasarkan pada tabel 4.10 diketahui bahwa jawaban responden tentang
komunikasi antara orang tua dan guru yang baik akan sangat mempengaruhi
prestasi belajar anak terdapat 8 orang (26,7 %), yang menjawab sering, responden
49
yang menjawab selalu sebanyak 14 orang (46,7 %), kemudian responden yang
menjawab kadang-kadang sebanyak 4 orang (13,3 %), adapun responden yang
menjawab jarang sebanyak 3 orang (10 %) dan 1 orang (3,3%) yang menjawab
tidak pernah.
Tabel 4.11Distribusi jawaban responden mengenai kinerja guru akan sangat optimal apabila
dibarengi dengan komunikasi dengan orang tua yang baik
Jawaban Frekuensi Persentase (%)SelaluSeringKadang-kadangJarangTidak pernah
812622
26,740206,76,7
Jumlah 30 100
Kinerja orang tua dan guru merupakan hasil kerja secara kualitas dan
kuantitas yang dicapai oleh orang tua dan guru dalam melaksanakan kegiatannya
sesuai dengan tanggung jawabnya. Adapun kinerja orang tua dan guru pada
Gampong Ujong Tanoh Darat Kecamatan Meureubo Aceh Barat akan sangat
optimal apabila dibarengi dengan komunikasi yang baik dalam berhadapan
langsung dengan anak dan hal ini perlu dilakukan dan harus ditingkatkan dalam
upaya membantu anak dalam meningkatkan prestasi belajarnya.
Berdasarkan pada tabel 4.11 diketahui bahwa jawaban responden tentang
kinerja guru akan sangat optimal apabila dibarengi dengan komunikasi dengan
orang tua yang baik terdapat 8 orang (26,7 %), yang menjawab selalu, responden
yang menjawab sering sebanyak 12 orang (40 %), kemudian responden yang
menjawab kadang-kadang sebanyak 6 orang (20 %), 2 orang (6,7%) yang
menjawab jarang dan 2 orang (6,7%) yang menjawab tidak pernah.
50
Tabel 4.12Distribusi jawaban responden mengenai peningkatan komunikasi orang tua dan
guru dapat mendorong dan meningkatkan prestasi belajar anak secara keseluruhan
Jawaban Frekuensi Persentase (%)SelaluSeringKadang-kadangJarangTidak pernah
815421
26,750
13,36,73,3
Jumlah 30 100
Sebagaimana yang diketahui bahwa komunikasi merupakan faktor pertama
bagi orang tua dan guru dalam membuat penilaian terhadap anak terutama dalam
melihat ketrampilan anak di lingkungannya, oleh sebab itu peningkatan
komunikasi dari orang tua dan guru sangat membantu dalam mendorong dan
meningkatkan prestasi belajar anak pada Gampong Ujong Tanoh Darat
Kecamatan Meureubo Aceh Barat secara keseluruhan.
Berdasarkan pada tabel 4.13 diketahui bahwa jawaban responden tentang
peningkatan komunikasi orang tua dan guru dapat mendorong dan meningkatkan
prestasi belajar anak secara keseluruhan terdapat 8 orang (26,7%), yang menjawab
selalu, responden yang menjawab sering sebanyak 15 orang (50 %), kemudian
responden yang menjawab kadang-kadang sebanyak 4 orang (13,3 %), 2 orang
(6,7%) yang menjawab jarang, dan 1 orang (3,3%) yang menjawab jarang tidak
pernah.
Tabel 4.13Distribusi jawaban responden mengenai upaya guru dalam meningkatkan prestasi
belajar anak adalah dengan mendukung dan melaksanakan komunikasi dengan baikJawaban Frekuensi Persentase (%)
SelaluSeringKadang-kadangJarangTidak pernah
917310
3056,7103,30
Jumlah 30 100
51
Salah satu upaya dalam meningkatkan prestasi belajar anak adalah dengan
meningkatkan kemampuan para guru, khususnya dalam menyampaikan materi
pembelajaran dan cara mengajar yang baik karena cara mengajar yang baik
merupakan kunci dan persyaratan bagi anak untuk dapat belajar dengan baik. Cara
mengajar yang dimaksudkan di sini adalah dengan mendukung dan melaksanakan
komunikasi dengan baik serta menerapkan metode mengajar yang tepat dan sesuai
dengan kondisi dan kesiapan mental anak sehingga dapat meningkatkan prestasi
belajar anak Gampong Ujong Tanoh Darat Kecamatan Meureubo Aceh Barat.
Berdasarkan pada tabel 4.13 diketahui bahwa jawaban responden tentang
upaya guru dalam meningkatkan prestasi belajar anak adalah dengan mendukung
dan melaksanakan komunikasi dengan baik terdapat 9 orang (30 %), yang
menjawab selalu, responden yang menjawab sering sebanyak 17 orang (56,7 %),
kemudian responden yang menjawab kadang-kadang sebanyak 3 orang (10 %),
dan responden yang menjawab jarang sebanyak 1 orang (3,3 %) dan tidak ada satu
respondenpun yang menjawab tidak pernah.
4.2.2. Prestasi Belajar Anak (Variabel Y)
Untuk mengetahui prestasi belajar anak pada Gampong Ujong Tanoh
Darat Kecamatan Meureubo Aceh Barat dapat diukur dengan indikator yang telah
ditentukan pada bab metode penelitian sebelumnya, di mana prestasi belajar anak
juga diajukan 10 pertanyaan, setiap pertanyaan diberi alternatif jawaban yaitu a, b,
c, d dan e. Berikut disajikan data jawaban responden terhadap keseluruhan
pertanyaan mengenai prestasi belajar anak (Variabel Y) berdasarkan quesioner
yang telah disebarkan.
52
Tabel 4.14Distribusi jawaban responden mengenai kemampuan anak dalam merespon materi
yang diberikan guru
Jawaban Frekuensi Persentase (%)SelaluSeringKadang-kadangJarangTidak pernah
614441
2050
13,313,33,3
Jumlah 30 100
Kemampuan merupakan kecakapan seseorang untuk mempergunakan
bahasa yang secara sosial dapat diterima dan memadai sehingga mudah diterima
dan dipahami oleh orang yang menerimanya, maka kemampuan tersebut
merupakan kemampuan seorang anak dalam merespon materi yang diberikan guru
pada Gampong Ujong Tanoh Darat Kecamatan Meureubo Aceh Barat. Karena
pada dasarnya kemampuan seorang anak dalam menerima materi pembelajaran
merupakan sebuah tolak ukur bagi guru dalam memahami karakteristik seorang
anak.
Berdasarkan pada tabel 4.14 diketahui bahwa jawaban responden tentang
kemampuan anak dalam merespon materi yang diberikan guru terdapat 14 orang
(50 %), yang menjawab sering, responden yang menjawab selalu sebanyak 6
orang (20 %), kemudian responden yang menjawab kadang-kadang sebanyak 4
orang (13,3 %), 4 orang (13,3 %) yang menjawab jarang dan 1 orang (3,3 %) yang
menjawab tidak pernah.
53
Tabel 4.15Distribusi jawaban responden mengenai kemampun orang tua dan guru dalam
membangkitkan semangat belajar anak melalui motivasi
Jawaban Frekuensi Persentase (%)SelaluSeringKadang-kadangJarangTidak pernah
1213320
4043,3106,70
Jumlah 30 100
Adapun kemampuan orang tua dan guru dalam membangkitkan motivasi
semangat belajar anak Gampong Ujong Tanoh Darat Kecamatan Meureubo Aceh
Barat merupakan hal yang sangat penting diterapkan oleh setiap orang tua dan
guru yang akan memberikan semangat kepada anak karena dengan adanya
motivasi belajar bagi anak maka secara otomatis semangat anak dalam
meningkatkan prestasi belajarnya juga dapat didongkrak karena adanya pemberian
semangat dari orang tua dan guru.
Berdasarkan pada tabel 4.15 diketahui bahwa jawaban responden tentang
kemampun orang tua dan guru dalam membangkitkan semangat belajar anak
melalui motivasi terdapat 13 orang (43,3 %), yang menjawab sering, responden
yang menjawab selalu sebanyak 12 orang (40 %), kemudian responden yang
menjawab kadan