Upload
others
View
9
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Jurnal MediLab Mandala Waluya Vol 5 No 1, Juli 2021
Website : http//:analiskesehatan-mandalawaluya.ac.id/ index.php/JMMedilab)
p-ISSN : 2580-4073
e-ISSN: 2685-1113
49
“PENGARUH LAMA PENYIMPANAN DARAH DONOR TERHADAP
KADAR HEMATOLOGI (HEMOGLOBIN DAN ERITROSIT)
DI UNIT TRANSFUSI DARAH RUMAH SAKIT
UMUM DAERAH KABUPATEN MUNA”
Sugireng 1, Moh. Guntur Nangi,
2 Febriany Margaretha
3
[email protected] [email protected]
3
D-IV TLM, Fakultas Sains dan Teknologi, Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu
Kesehatan.
Universitas Mandala Waluya
ABSTRAK
Pada masa penyimpanan darah akan mengalami perubahan-perubahan
komponen darah terutama eritrosit akan mengalami perubahan bentuk yang cukup
bermakna seiring lamanya waktu penyimpanan darah. Efek penyimpanan darah akan
membuat eritrosit banyak yang mati segera setelah darah ditranfusikan. Tujuan
penelitian ini untuk mengetahui pengaruh lama penyimpanan darah donor terhadap
kadar hemoglobin dan kadar eritrosit. Jenis penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini adalah Pre-Experimental. Populasi dalam penelitian adalah orang yang
melakukan donor darah pada bulan Juli 2020 sebanyak 15 pasien, dengan jumlah
sampel 13 orang. Metode analisis menggunakan uji anova.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada pengaruh lama penyimpanan
darah donor terhadap kadar hemoglobin dan eritrosit karena p 0,000 < nilai alfa
(0,05) yang berarti Ha diterima. Sebelum adanya permintaan transfusi darah,
sebaiknya petugas Unit Transfusi Darah melakukan pemeriksaan kadar hemoglobin
dan kadar eritrosit pada sampel darah donor. Diharapkan penelitian selanjutnya
melakukan pemeriksaan penunjang hematologi lainnya.
Kata Kunci : Lama penyimpanan, Darah donor, Kadar Hemoglobin,
dan Kadar Eritrosit
Jurnal MediLab Mandala Waluya Vol 5 No 1, Juli 2021
Website : http//:analiskesehatan-mandalawaluya.ac.id/ index.php/JMMedilab)
p-ISSN : 2580-4073
e-ISSN: 2685-1113
50
PENDAHULUAN
Transfusi darah adalah suatu
kegiatan memindahkan darah donor
kepada resipien atau penerima. Transfusi
darah diperlukan sebagai upaya medis
untuk memperbaiki kondisi Anemia.
Secara keseluruhan, transfusi darah
dibutuhkan untuk menangani pasien yang
mengalami perdarahan masif, pasien
anemia berat, pasien yang hendak
menjalani tindakan operasi, pasien
dengan kelainan darah bawaan dan
sebagainya. Sebelum darah
ditransfusikan kepada penderita harus
dipastikan bahwa darah tersebut aman,
yaitu harus bebas dari penyakit menular
lewat darah, sehingga setelah darah
selesai diperoleh dari tubuh donor maka
segera dilakukan tes uji saring darah
yang meliputi pemeriksaan HIV (Human
Immunodefisiensi Virus), HBs Ag
(Hepatitis B surface Antigen), Anti HCV
(Hepatitis C Virus), VDRL (Veneral
Disease Research Laboratory), Malaria.
Pemeriksaan lain yang harus dilakukan
sebelum darah ditranfusikan adalah
pemeriksaan Crossmatch atau Uji Silang
Serasi. Darah yang telah lolos tes uji
saring dan menunjukkan hasil negatif
sebelum ada permintaan untuk tranfusi,
darah akan disimpan pada refrigerator
khusus penyimpanan darah sampai batas
masa kadaluwarsa darah (Depkes RI,
2003).
Pada masa penyimpanan darah
akan mengalami perubahan-perubahan
komponen darah terutama eritrosit akan
mengalami perubahan bentuk yang cukup
bermakna seiring lamanya waktu
penyimpanan darah. Deformabilitas
eritrosit juga akan terganggu pada masa
menjelang minggu kedua penyimpanan
dan ini berlanjut selama penyimpanan
lebih lanjut. Efek penyimpanan darah
akan membuat eritrosit banyak yang mati
segera setelah darah ditranfusikan karena
terjadi penurunan kadar ATP (Adenosin
Tri Phospat), darah yang telah disimpan
selama 3 minggu 20% kandungan
eritrosit didalamnya akan mati setelah
ditranfusikan. Setelah darah disimpan
selama beberapa hari akan mengalami
pergeseran kurva disosiasi oksigen
kearah kiri. Oksigen terikat kuat dengan
hemoglobin dan terlalu sedikit yang
diberikan kepada jaringan. Karena sel
Jurnal MediLab Mandala Waluya Vol 5 No 1, Juli 2021
Website : http//:analiskesehatan-mandalawaluya.ac.id/ index.php/JMMedilab)
p-ISSN : 2580-4073
e-ISSN: 2685-1113
51
eritrosit banyak yang lisis maka
kemungkinan darah yang disimpan akan
mengalami kenaikan kadar hemoglobin
(Suminingsih, 2017).
Darah lengkap yang disimpan
dalam lemari pendingin mempunyai
waktu paruh 35 hari. Selama
penyimpanan sel darah merah sangat
sensitif terhadap pembekuan. Apabila sel
darah merah membeku, maka dinding sel
darah akan pecah dan hemoglobin akan
keluar. Keadaan ini dapat berakibat fatal
bagi penerima transfusi darah
(Tadjuddin, 2012). Darah donor yang
disimpan menggunakan antikoagulan
Citrate Phosphat Dextrose (CPD) akan
bertahan selama 21 – 28 hari sedangkan
darah donor yang disimpan dengan
antikoagulan Citrate Phosphat Dextrose
Adenin oe (CPDA 1) akan bertahan
selama 35 hari setelah aftap (WHO,
2005).
Penyimpanan darah dilakukan
mengingat bahwa unit pelayanan darah
tidak setiap saat bisa menyediakan darah
segar untuk diberikan kepada pasien
sesuai permintaan dokter yang merawat.
Untuk menjaga kualitas dan mutu darah
maka proses penyimpanan darah harus
memenuhi persyaratan yang telah
ditetapkan oleh Depkes, yaitu disimpan
dalam refrigerator pada suhu 20 - 6
0 C dan
dapat disimpan selama 21 - 28 hari.
Apabila darah tidak disimpan pada suhu
antara 2o - 6
o C, kemampuannya untuk
menyalurkan oksigen sangat berkurang,
alasan lain adalah untuk mengurangi
pertumbuhan bakteri yang
mengkontaminasi darah yang disimpan.
Penyimpanan pada suhu diatas 6oC
menyebabkan pertumbuhan bakteri yang
sangat cepat sehingga transfusi darah
bisa berakibat fatal bagi penderita yang
menerimanya. Batas penyimpanan 2o
C
juga sangat penting, karena sel darah
merah sangat sensitif terhadap
pembekuan. Apabila sel darah merah
membeku, maka dinding sel darah akan
pecah dan hemoglobin akan keluar
(hemolisa). Keadaan ini juga berakibat
fatal bagi penerima transfusi darah
tersebut. Oleh sebab itu suhu ini harus
dikontrol setiap hari oleh petugas UTD
dan darah disimpan dengan sistim First in
first out (FIFO) yaitu suatu sistim yang
mengatur pengeluaran darah dimana
Jurnal MediLab Mandala Waluya Vol 5 No 1, Juli 2021
Website : http//:analiskesehatan-mandalawaluya.ac.id/ index.php/JMMedilab)
p-ISSN : 2580-4073
e-ISSN: 2685-1113
52
darah yang pertama kali masuk maka
akan pertama kali dikeluarkan (Sulung,
2016).
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah
penelitian Pre-Experimental. Rancangan
penelitian menggunakan One Group
Pretest – Posttest Design. Populasi yang
digunakan pada penelitian ini adalah
darah orang yang melakukan donor darah
di UTD Rumah Sakit Umum Kabupaten
Muna pada bulan Juli 2020 sebanyak 15
pasien. Besar sampel dihitung
menggunakan rumus Slovin, dengan
besar populasi 15, dan batas toleransi
kesalahan 10%.
HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Analisis Univariat
Hasil analisis univariat terdiri dari
distribusi frekuensi terkait karakteristik
responden dan deskriptif hasil
pemeriksaan Hemoglobin dan Erirosit
darah mulai hari pertama sampai dengan
minggu ke empat.
a. Karakteristik Variabel yang Diteliti
1) Analisis Deskriptif Pemeriksaan
Kadar Hemoglobin
Pemeriksaan kadar hemoglobin
dilakukan pada darah yang hari pertama
diambil, setelah disimpan pada minggu
I, minggu II, minggu III, dan minggu
IV dengan menggunakan alat
Hematology Analyzer. Adapun
deskriptif hasil pemeriksaan kadar
Hemoglobin dapat dilihat pada tabel
berikut.
Tabel 1. Deskriptif Hasil Pemeriksaan
Kadar Hemoglobin Berdasarkan Waktu
Penyimpanan
No
Kode
Sampel
Darah
Kadar Hemoglobin (g/dl)
Hari
pertama Minggu I
Minggu
II
Minggu
III
Mingg
u IV
1 U4854980 14.9 15.5 16.2 16.7 17.1
2 U4855003 16 16.5 17.1 17.7 18.2
3 U1952449 14.2 14.4 14.5 15 15.6
4 U1855676 12.5 12.9 13.5 14.1 14.6
5 U1855681 12.1 12.6 13.1 13.7 14.4
6 U5854595 15.8 16.3 16.9 17.6 18.2
7 U5854861 17.1 17.7 18.2 18.9 19.4
8 U5982152 13.3 13.8 14.4 14.8 15.3
9 U1954224 16.2 16.6 17.1 17.8 18.3
10 U5951827 15.9 16.5 17 17.4 18
11 U3951825 14.8 15.4 15.9 16.4 17.1
12 U5952415 14.4 14.6 15.1 15.7 16.3
13 U3952415 17.6 17.9 18.5 19 19.6
Mean (Rata-rata) 14.9 15.5 16.2 16.7 17.1
Standar Deviasi 1.6 1.6 1.7 1.7 1.7
Sumber: Data Primer, 2020
Jurnal MediLab Mandala Waluya Vol 5 No 1, Juli 2021
Website : http//:analiskesehatan-mandalawaluya.ac.id/ index.php/JMMedilab)
p-ISSN : 2580-4073
e-ISSN: 2685-1113
53
Sumber: Data Primer, 2020
Tabel 1 menunjukkan bahwa
diketahui nilai rata-rata kadar
hemoglobin pada hari pertama yaitu 14,9,
minggu I yaitu 15,5, minggu II yaitu
16,2, minggu III yaitu 16,7 dan minggu
IV yaitu 17,1.
2) Analisis Deskriptif Pemeriksaan
Kadar Eritrosit
Pemeriksaan kadar eritrosit
dilakukan pada darah yang hari pertama
diambil, setelah disimpan pada minggu I,
minggu II, minggu III, dan minggu IV
dengan menggunakan alat Hematology
Analyzer. Adapun deskriptif hasil
pemeriksaan kadar eritrosit dapat dilihat
pada tabel berikut.
Tabel 2. Deskriptif Hasil Pemeriksaan
Kadar Eritrosit Berdasarkan Waktu
Penyimpanan
Tabel 2 menunjukkan bahwa
diketahui nilai rata-rata kadar eritrosit
pada hari pertama yaitu 5,03, minggu I
yaitu 4,96, minggu II yaitu 4,87, minggu
III yaitu 4,79 dan paling rendah minggu
IV yaitu 4,72.
2. Analisis Bivariat
Analisis bivariat dilakukan untuk
melihat pengaruh lama penyimpanan
darah donor terhadap kadar hematologi
(hemoglobin dan eritrosit) di Unit
Transfusi Darah Rumah Sakit Umum
Daerah Kabupaten Muna. Pengaruh
tersebut dilihat dengan membandingkan
kadar hematologi (hemoglobin dan
eritrosit) pada beberapa waktu
penyimpanan darah yaitu mulai hari
pertama dilakukan pemeriksaan sampel
darah, minggu I, minggu II, minggu III,
dan minggu IV. Uji statistik yang
digunakan adalah uji perbandingan lebih
dari dua kelompok sampel berpasangan
yaitu Uji Repeated Anova, dimana lama
penyimpanan (X)/faktor dan kadar
hemoglobin (Y)/ dependent list. Uji
Normalitas
No
Kode
Sampel
Darah
Kadar Eritrosit (juta/µl)
Hari
perta
ma
Ming
gu I
Ming
gu II
Ming
gu
III
Ming
gu IV
1 U4854980 6.00 5.95 5.89 5.87 5.82
2 U4855003 5.31 5.28 5.25 5.20 5.12
3 U1952449 5.09 5.04 4.99 4.96 4.89
4 U1855676 4.02 3.98 3.83 3.79 3.75
5 U1855681 5.30 5.10 4.98 4.81 4.74
6 U5854595 4.66 4.57 4.53 4.40 4.29
7 U5854861 5.80 5.65 5.52 5.42 5.37
8 U5982152 4.00 3.90 3.83 3.78 3.70
9 U1954224 4.80 4.78 4.70 4.64 4.60
10 U5951827 5.02 4.98 4.91 4.89 4.79
11 U3951825 4.77 4.70 4.58 4.44 4.36
12 U5952415 5.00 4.92 4.81 4.77 4.65
13 U3952415 5.60 5.57 5.50 5.39 5.27
Mean (Rata-
rata)
5.03 4.96 4.87 4.79 4.72
Standar
Deviasi
0.60 0.59 0.61 0.61 0.61
Jurnal MediLab Mandala Waluya Vol 5 No 1, Juli 2021
Website : http//:analiskesehatan-mandalawaluya.ac.id/ index.php/JMMedilab)
p-ISSN : 2580-4073
e-ISSN: 2685-1113
54
1) Hemoglobin
Tabel 3. Hasil Uji Normalitas
Hari Pemeriksaan
Hemoglobin
Saphiro-Wilk
(sig.)
Hari pertama 0.844
HB Minggu I 0.616
HB Minggu II 0.582
HB Minggu III 0.543
HB Minggu IV 0.458
Tabel 3 diatas menunjukkan hasil
uji normalitas menggunakan nilai sig.
Saphiro-Wilk. Nilai sig. tersebut
dibandingkan dengan nilai alfa (0,05).
Berdasarkan tabel tersebut, dapat dilihat
bahwa nilai sig. kadar hemoglobin mulai
dari hari pertama sampai minggu IV nilai
signifikansinya lebih dari 0,05 yang
artinya data bersitribusi normal.
2) Eritrosit
Tabel 4. Hasil Uji Normalitas
Hari Pemeriksaan
Eritrosit
Saphiro-Wilk
(sig.)
Hari pertama 0.726
Minggu I 0.827
Minggu II 0.659
Minggu III 0.833
Minggu IV 0.934
Tabel 4 diatas menunjukkan hasil
Uji Normalitas menggunakan nilai sig.
Saphiro-Wilk. Nilai sig. tersebut
dibandingkan dengan nilai alfa (0,05).
Berdasarkan tabel tersebut, dapat dilihat
bahwa nilai sig. Kadar eritrosit mulai dari
hari pertama sampai minggu IV nilai
signifikansinya lebih dari 0,05 yang
artinya data bersitribusi normal.
b. Uji Repeated Anova
Analisis perbandingan hasil
pemeriksaan kadar hematologi
(hemoglobin dan eritrosit) pada
minggu I, minggu II, Minggu III, dan
Minggu IV terhadap hari pertama
penyimpanan darah menggunakan Uji
Repeated Anova.
1) Hemoglobin
Tabel 5. Hasil Analisis Uji Repeated
Anova Mean (sd) Nilai sig
Kadar Hemoglobin Hari Pertama (n=13)
14,9 g/dl (1,6 g/dl)
Kadar Hemoglobin Minggu I (n=13)
15,4 g/dl (1,7 g/dl)
Kadar Hemoglobin Minggu II (n=13)
15,9 g/dl (1,7 g/dl)
0,000 < 0,05
Kadar Hemoglobin Minggu II (n=13)
16,5 g/dl (1,7 g/dl)
Kadar Hemoglobin minggu IV (n=13)
17,1 g/dl (1,7 g/dl)
Tabel 5 diatas menunjukkan hasil
analisis Uji Repeated Anova untuk
melihat perbedaan rata-rata kadar
hemoglobin pada 5 waktu lama
penyimpanan sampel darah. Tabel 5
tersebut menunjukkan bahwa nilai rata-
rata (mean) kadar hemoglobin hari
pertama hingga minggu ke IV berbeda
Jurnal MediLab Mandala Waluya Vol 5 No 1, Juli 2021
Website : http//:analiskesehatan-mandalawaluya.ac.id/ index.php/JMMedilab)
p-ISSN : 2580-4073
e-ISSN: 2685-1113
55
yaitu mengalami peningkatan mulai dari
hari pertama hingga minggu ke IV.
Tabel 6. Hasil Analisis Post Hoc
Bonferroni Selisih Nilai sig.
Kadar HB Hari Pertama
- Kadar HB Minggu I 0,454 g/dl 0,000
Kadar HB Hari Pertama
- Kadar HB Minggu II 0,977 g/dl 0,000
Kadar HB Hari Pertama
- Kadar HB Minggu III 1,538 g/dl 0,000
Kadar HB Hari Pertama
- Kadar HB Minggu IV 2,100 g/dl 0,000
Kadar HB Minggu I -
Kadar HB Minggu II 0,523 g/dl 0,000
Kadar HB Minggu I -
Kadar HB Minggu III 1,085 g/dl 0,000
Kadar HB Minggu I -
Kadar HB Minggu IV 1,646 g/dl 0,000
Kadar HB Minggu II -
Kadar HB Minggu III 0,562 g/dl 0,000
Kadar HB Minggu II -
Kadar HB Minggu IV 1,123 g/dl 0,000
Kadar HB Minggu III -
Kadar HB Minggu IV 0,562 g/dl 0,000
Analisis perbandingan hasil
pemeriksaan kadar hemoglobin sampel
darah pada beberapa waktu lama
penyimpanan darah (hari pertama,
minggu I, minggu II, minggu III, dan
minggu IV dapat dilihat pada Tabel 6 di
atas.
Hasil dari sepuluh perbadingan
kelompok kadar hemoglobin berdasarkan
lama penyimpanan dapat disimpulkan
bahwa semakin lama waktu penyimpanan
darah, maka dapat meningkatkan kadar
hemoglobin artinya ada perbedaan kadar
hemoglobin yang signifikan pada semua
kelompok perbandingan. Dengan kata
lain dapat dikatakan bahwa ada pengaruh
lama penyimpanan darah donor terhadap
kadar hemoglobin di Unit Transfusi
Darah Rumah Sakit Umum Daerah
Kabupaten Muna.
2) Eritrosit
Tabel 7. Hasil Analisis Uji Repeated
Anova
Mean (sd) Nilai
sig.
Kadar Eritrosit
Hari Pertama
(n=13)
5,03
(0,60)
0,000 <
0,05
Kadar Eritrosit
Minggu I (n=13)
4,96
(0,59)
Kadar Eritrosit
Minggu II (n=13)
4,88
(0,61)
Kadar Eritrosit
Minggu III (n=13)
4,80
(0,61)
Kadar Eritrosit
Minggu IV (n=13)
4,72
(0,61)
Tabel 7 diatas menunjukkan
hasil analisis Uji Repeated Anova untuk
melihat perbedaan rata-rata kadar
eritrosit pada 5 waktu lama
penyimpanan sampel darah. Tabel 7
tersebut menunjukkan bahwa nilai rata-
rata (mean) kadar eritrosit hari pertama
hingga minggu ke IV berbeda yaitu
mengalami penurunan mulai dari hari
pertama hingga minggu IV.
Jurnal MediLab Mandala Waluya Vol 5 No 1, Juli 2021
Website : http//:analiskesehatan-mandalawaluya.ac.id/ index.php/JMMedilab)
p-ISSN : 2580-4073
e-ISSN: 2685-1113
56
Tabel 8. Hasil Analisis Post Hoc
Bonferroni Selisih Nilai sig.
Kadar Eritrosit Hari
Pertama - Kadar
Eritrosit Minggu I
-0,073 0,003
Kadar Eritrosit Hari
Pertama - Kadar Eritrosit Minggu II
-0,158 0,000
Kadar Eritrosit Hari Pertama - Kadar
Eritrosit Minggu III
-0,232 0,000
Kadar Eritrosit Hari
Pertama - Kadar
Eritrosit Minggu IV
-0,309 0,000
Kadar Eritrosit Minggu
I - Kadar Eritrosit
Minggu II
-0.085 0,000
Kadar Eritrosit Minggu
I - Kadar Eritrosit Minggu III
-0,158 0,000
Kadar Eritrosit Minggu I - Kadar Eritrosit
Minggu IV
-0,236 0,000
Kadar Eritrosit Minggu
II - Kadar Eritrosit
Minggu III
-0,074 0,002
Kadar Eritrosit Minggu
II - Kadar Eritrosit
Minggu IV
-0,152 0,000
Kadar Eritrosit
Minggu III – Kadar Eritrosit Minggu IV
-0,078 0,000
Uji Repeated Anova, Analisis PostHocBonferroni
Analisis perbandingan hasil
pemeriksaan kadar eritrosit sampel darah
pada beberapa waktu lama penyimpanan
darah (hari pertama, minggu I, minggu II,
minggu III, dan minggu IV dapat dilihat
pada Tabel 8 di atas.
Hasil dari sepuluh perbadingan
kelompok kadar eritrosit berdasarkan
lama penyimpanan dapat disimpulkan
bahwa semakin lama waktu penyimpanan
darah, maka dapat menurunkan kadar
eritrosit artinya ada perbedaan kadar
eritrosit yang signifikan pada semua
kelompok perbandingan. Dengan kata
lain dapat dikatakan bahwa ada pengaruh
lama penyimpanan darah donor terhadap
kadar eritrosit di Unit Transfusi Darah
Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten
Muna.
Penelitian ini dilakukan di Unit
Transfusi Darah Rumah Sakit Umum
Daerah Kabupaten Muna untuk
mengetahui pengaruh lama penyimpanan
darah donor terhadap kadar hematologi
(hemoglobin dan eritrosit). Pemeriksaan
kadar Hematologi menggunakan
Hematologi Analyzer ABX Micros ES 60.
Pemilihan subjek penelitian berdasarkan
masa penyimpanan darah akan
mengalami perubahan-perubahan
komponen darah terutama eritrosit akan
mengalami perubahan bentuk yang cukup
bermakna seiring lamanya waktu
penyimpanan darah. Deformabilitas
eritrosit juga akan terganggu pada masa
menjelang minggu kedua penyimpanan
Jurnal MediLab Mandala Waluya Vol 5 No 1, Juli 2021
Website : http//:analiskesehatan-mandalawaluya.ac.id/ index.php/JMMedilab)
p-ISSN : 2580-4073
e-ISSN: 2685-1113
57
dan ini berlanjut selama penyimpanan
lebih lanjut.
Berdasarkan hasil pemeriksaan
kadar hemoglobin pada darah donor
terhadap lama penyimpanan
menunjukkan dari 13 sampel didapatkan
nilai rata-rata kadar hemoglobin tertinggi
pada minggu IV yaitu 17,1 g/dl
sedangkan nilai rata-rata kadar
hemoglobin terendah pada hari pertama
yaitu 14,9 g/dl. Ini menyatakan bahwa
efek penyimpanan darah akan membuat
eritrosit banyak yang mati segera setelah
darah ditranfusikan karena terjadi
penurunan kadar ATP (Adenosin Tri
Phospat), darah yang telah disimpan
selama 3 minggu 20% kandungan
eritrosit didalamnya akan mati setelah
ditranfusikan. Setelah darah disimpan
selama beberapa hari akan mengalami
pergeseran kurva disosiasi oksigen
kearah kiri. Oksigen terikat kuat dengan
hemoglobin dan terlalu sedikit yang
diberikan kepada jaringan. Karena sel
eritrosit banyak yang lisis maka
kemungkinan darah yang disimpan akan
mengalami kenaikan kadar hemoglobin
(Suminingsih, 2017).
Berdasarkan hasil pemeriksaan
kadar eritrosit pada darah donor terhadap
lama penyimpanan, dari 13 sampel
didapatkan nilai rata-rata kadar eritrosit
tertinggi pada hari pertama yaitu 5,03
juta/µl sedangkan untuk nilai rata-rata
kadar eritrosit terendah pada minggu ke
IV yaitu 4,72 juta/µl.
Pada penelitian ini ada pengaruh
lama penyimpanan darah donor terhadap
kadar hemoglobin dan kadar eritrosit.
Hasil pemeriksaan kadar hemoglobin dari
hari pertama sampai minggu ke IV terjadi
peningkatan kadar hemoglobin dari 14,9
g/dl menjadi 17,1 g/dl. Hal ini
disebabkan karena suhu dapat
mempengaruhi kadar hemoglobin dan
terjadinya hemolisis pada sampel darah
dengan prinsip hematology analyer yaitu
reagen sulfolyer melisiskan sel darah
merah dan bereaksi dengan hemoglobin
membentuk oxyhemoglobin yang
dimodifikasi, konsentrasinya diukur
dengan melewatkan cahaya
monokromatis. Menurut Yuniati (2019),
suhu maksimum untuk menyimpan darah
adalah 60
C. Diatas suhu tersebut terjadi
pertumbuhan bakteri. Suhu kurang dari
Jurnal MediLab Mandala Waluya Vol 5 No 1, Juli 2021
Website : http//:analiskesehatan-mandalawaluya.ac.id/ index.php/JMMedilab)
p-ISSN : 2580-4073
e-ISSN: 2685-1113
58
20
C dapat merusak membran sel karena
terjadi pembekuan darah yang
menyebabkan hemolisis. Selain itu
menurut Suminingsih (2017) sel eritrosit
yang lisis maka darah yang disimpan
akan mengalami kenaikan kadar
hemoglobin
Hasil pemeriksaan kadar
eritrosit dari hari pertama sampai
minggu ke IV terjadi penurunan kadar
eritrosit dari 5,03 juta/µl menjadi 4,72
juta/µl. Menurut Almac (2017)
penurunan eritrosit terjadi karena
adanya hemolisis dan beberapa faktor
lainnya. Warna merah yang terdapat
pada cairan plasma (hemolisis) adalah
salah satu parameter visual penerunan
kwalitas darah yang berpengaruh
secara langsung pada morfologi sel.
Selain itu menurut Zandecki (2007)
berkurangnya ATP pada plasma
sebagai sumber energi bagi eritrosit
juga menyebabkan perubahan
morfologi pada membran eritrosit.
Beberapa faktor tersebut dapat
menyebabkan eritrosit mengalami
perubahan bentuk sel yang abnormal
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian ini dapat
disimpulkan bahwa :
1. Terdapat pengaruh lama penyimpanan
darah donor terhadap hasil
pemeriksaan hemoglobin yang
disimpan di Unit Transfusi Darah
Rumah Sakit Umum Kabupaten
Muna.
2. Tersapat pengaruh lama penyimpanan
darah donor terhadap hasil
pemeriksaan kadar eritrosit yang
disimpan di Unit Transfusi Darah
Rumah Sakit Umum Kabupaten
Muna.
DAFTAR PUSTAKA
Atul, B. M. & Victor, H. (2008).
Haemotology at a glance (Edisi 2).
Penerjemah: H. Hartanto. Jakarta:
Erlangga.
Almac, E. &Ince, C. 2007. The Impact Of
Storage On Red Cell Function
Blood Transfusion. Best Pract Res
Clin Anoesthesiol.
Bain, B. J. 2014. Hematologi : kurikulum
inti. Cetakan 20. Edited by A. S.
Y.Joko Suyono, Ferdy Sandra.
Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC.
Bakta., IM 2014. Hematologi Klinik
Ringkas. Penerbit Buku
Kedokteran EGC, Jakarta
Jurnal MediLab Mandala Waluya Vol 5 No 1, Juli 2021
Website : http//:analiskesehatan-mandalawaluya.ac.id/ index.php/JMMedilab)
p-ISSN : 2580-4073
e-ISSN: 2685-1113
59
Depkes RI. 2003. Buku Pelayanan
Transfusi Darah: Mutu dan
Keamanan dalam Penyediaan
Darah. Jakarta. Depkes RI
Depkes RI. 2003. Buku Pedoman
Pelayanan Serologi Golongan
Darah. Jakarta. Depkes RI
Desmawati. 2013. Sistem Hematologi
dan Imunologi. Edited by D.
Juliastuti. Jakarta: Penerbit In
Media.
Fuada R, Sulung N, Juwita LV.
Perbedaan Rekasi Pemberian
Transfusi Darah Whoole Blood
(WB) dan Packed Red Cell (PRC)
Pada Pasien Sectio Secarea.Jurnal
Human Care. 2016; 1(3):1-9
Hoffbrand A.V & Moss P.A.H. 2013.
Kapita Selekta Hematologi.
Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Jakarta. Hal 379.
Ivan Rachmat B, R. M., Ryadi Fadil,
Azhali M. S. 2008. Hubungan
Jumlah Darah Transfusi,
Pemberian Deferoksamin, dan
Status Gizi dengan Kadar Seng
Plasma pada Penderita
Thalassemia Mayor Anak
Kementrian Kesehatan RI. (2015).
Infodatin Pusat Data dan Informasi
Kementerian Kesehatan RI: Situasi
Kesehatan Kerja. Retrieved
from:www.depkes.go.id/download.
php?file=download/pusdatin/infoda
tin/infodati n-kesja.pdf. Access on:
21 Agustus 2017.
Kiswari,R. 2014. Hematologi dan
Transfusi.Jakarta: Penerbit
Erlangga.
Nency & Sumanti, 2011. Latar Belakang
Penyakit pada Penggunaan
Transfusi Komponen Darah pada
Anak. Vol 13. No 3.
https://saripediatri.org/index.php/saripedi
atri/article/download/429/361
Ni Kadek Lestariyani, Sianny Herawati.
2017. Perbedaan Jumlah Trombosit
Konsentrat Trombosit Pada
Penyimpanan Hari I, III, V Di Unit
Donor Darah PMI Provinsi
Bali/RSUP Sanglah Denpasar. E-
Jurnal Medika, Vol 6 No.3
Nurlia naim. 2014. Pengaruh Lama
Penyimpanan Darah Donor
Terhadap Hasil Pemeriksaan
Trombosit, Eritrosit Dan
Hemoglobin Pada Unit Transfusi
Darah Rumah Sakit Umum
Lasinrang Kabupaten Pinrang.
Media Analis Kesehatan Vol. V
No. 1
Permenkes, 2014. Unit Transfusi Darah,
Bank Darah Rumah Sakit dan
Jejaring Transfusi Darah.
Permenkes Republik Indonesia.
Permenkes, 2015. Standar Pelayanan
Transfusi Darah. No. 91PMI.
(2018). http://www.pmi.or.id/ina.
Logo PMI [18 Juni 2014] Rhesus.
(2012). Keuntungan Donor.
[Online]. Tersedia :
http://rhesusnegatif.com/page=3&
id=50. [15 Februari 2014]
Prawira, AE. 2013. Kesadaran
Masyarakat untuk Donor Darah
Jurnal MediLab Mandala Waluya Vol 5 No 1, Juli 2021
Website : http//:analiskesehatan-mandalawaluya.ac.id/ index.php/JMMedilab)
p-ISSN : 2580-4073
e-ISSN: 2685-1113
60
Masih
Kurang.http://health.liputan6.com
/read/511127/kesadaran-
masyarakat-untuk-donor-darah-
masih-kurang
Sacher, R.A. and McPherson, R.A.,
2004. Tinjauan Klinis Hasil
Pemeriksaan Laboratorium. 11th
ed. Jakarta: EGC, pp.47-58, 325-
330.
Setyati Julia, Soemantri Ag. 2010.
Transfusi Darah Yang Rasional.
Pelita Insani ; 19-21, 69
Shah, Rahmat. (2012). Donor Darah.
[Online]. Tersedia :
http://www.pmisumut.or.id/index.
php/Itemid=128.
Sulung, et al, 2016. Perbedaan Rekasi
Pemberian Transfusi Darah
Whoole Blood (WB) dan Packed
Red Cell (PRC) Pada Pasien
Sectio Secarea. Jurnalhuman care
Vol.1 No. 3 tahun 2016
Suminingsih., Ariyadi, T. And Sukeksi,
A., 2017. Pengaruh Lama Simpan
Kantong Darah Donor pada Suhu
2-60c terhadap kadar Hemoglobin
Sebelum Transfusi Darah.
Tadjuddin Naid, Dzikra Arwie, dan
Fitriani Mangerangi. 2012.
Pengaruh Waktu Penyimpanan
Terhadap Jumlah Eritrosit Darah
Donor. As-Syifaa Vol 04 (01) :
Hal. 112-120
Wakhidah, 2013. Evaluasi Waktu
Pemeriksaan Kadar Hemoglobin
Pasca Transfusi Darah pada
Pasien Anemia di Rumah Sakit
Islam Kendal. [skripsi].Semarang:
Universitas Muhammadiyah
Semarang.
WHO, 2005. Manual One The
Management, Maintenance and
Use of Blood Cold Chain
Equipment. Safe blood and blood
products.
Yuni Andriyani, Serafica Btari C.K, &
Wiwit Sepvianti. 2015. Gambaran
Jumlah Eritrosit Pada Whole
Blood Selama 30 Hari
Penyimpanan Di Pmi Kabupaten
Sleman Yogyakarta. Conference on
Research & Community Services|
ISSN 2686-1259
Yuniyati Saidjao, Fridayenti, & Hartini.
2019. Pengaruh Lama Penympanan
Terhadap Kadar Hemoglobin Pada
Kantong Darah Donor Di Bank
Darah Rumah Sakit Santa Maria
Pekanbaru. Jurnal Sains Dan
Teknologi Laboratorium Medik –
Vol. 4 No. 2. Hal 32-38