15
1 PENGARUH LARUTAN DAUN BROTOWALI (Tinospora crispa L) TERHADAP PENYEMBUHAN LUKA SAYAT PADA MENCIT (Mus musculus) Oleh: Novia Rulandari, Zico Fakhrur Rozi, M.Pd.Si., Harmoko, M.Pd. Email: [email protected] ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk meengetahui pengaruh larutan daun brotowali (Tinospora crispa L) terhadap penyembuhan luka sayat pada mencit (Mus musculus). Jenis penelitian ini yang digunakan yaitu penelitian deskriptif kuantitatif dengan metode eksperimen laboratorium. Penelitian ini menggunakan rumus federer: (n-1) (t-1) 15 yaitu dengan Rancangan Acak Lengkap yang terdiri dari 5 kelompok perlakuan. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara pengamatan yang dilakukan selama 8 hari. Berdasarkan hasil perhitungan uji normalitas (Liliefors) diperoleh data yang normal yaitu l hitung I tabel (0,0280 2,87), sedangkan uji homogenitas (Barlett) diperoleh data yang homogen yaitu X 2 hitung X 2 tabel 0 (0,276 9,488). Selanjutnya dilakukan uji Anava satu jalur diperoleh hasil yang signifikan yaitu F hitung F tabel . (25 . Berdasarkan perolehan nilai KK ( Keragaman Koefisien) yaitu 2, 2%, maka dilanjutkan dengan uji BNJ dan dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh yang signifikan pada pemberian larutan daun brotowali (Tinospora crispa L) terhadap penyembuhan luka pada mencit (Mus musculus). Kata kunci: Larutan, Daun Brotowali, Penyembuhan Luka, Mencit A. PENDAHULUAN Indonesia adalah negara yang memiliki beragam jenis tanaman. Lebih dari 20.000 jenis tumbuhan obat tumbuh dan berkembang di Indonesia. Namun, hanya sekitar200 jenis yang sudah dimanfaatkan untuk pengobatan tradisional (Hariana, 2013:13). Salah satu tanaman obat tradisional yang secara empiris maupun ilmiah terbukti dapat menyembuhkan berbagai penyakit adalah (Tinospora crispa L) atau dikenal dengan nama brotowali (Kresnady, 2013:2). Brotowali (Tinospora crispa L) merupakan tumbuhan perdu yang tumbuh liar di ladang, hutan atau ditanam dekat pagar rumah.

PENGARUH LARUTAN DAUN BROTOWALI (Tinospora crispa L ...mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/ARTIKEL NOVIA.pdf · obatan kimia karena obat-obatan kimia dapat mempercepat reaksi penyembuhan

  • Upload
    others

  • View
    3

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENGARUH LARUTAN DAUN BROTOWALI (Tinospora crispa L ...mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/ARTIKEL NOVIA.pdf · obatan kimia karena obat-obatan kimia dapat mempercepat reaksi penyembuhan

1

PENGARUH LARUTAN DAUN BROTOWALI (Tinospora crispa L)

TERHADAP PENYEMBUHAN LUKA SAYAT

PADA MENCIT (Mus musculus)

Oleh:

Novia Rulandari, Zico Fakhrur Rozi, M.Pd.Si., Harmoko, M.Pd.

Email: [email protected]

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk meengetahui pengaruh larutan daun brotowali

(Tinospora crispa L) terhadap penyembuhan luka sayat pada mencit (Mus

musculus). Jenis penelitian ini yang digunakan yaitu penelitian deskriptif

kuantitatif dengan metode eksperimen laboratorium. Penelitian ini menggunakan

rumus federer: (n-1) (t-1) 15 yaitu dengan Rancangan Acak Lengkap yang

terdiri dari 5 kelompok perlakuan. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan

cara pengamatan yang dilakukan selama 8 hari. Berdasarkan hasil perhitungan uji

normalitas (Liliefors) diperoleh data yang normal yaitu lhitung Itabel (0,0280

2,87), sedangkan uji homogenitas (Barlett) diperoleh data yang homogen yaitu

X2

hitung X2tabel 0 (0,276 9,488). Selanjutnya dilakukan uji Anava satu jalur

diperoleh hasil yang signifikan yaitu Fhitung Ftabel. (25 . Berdasarkan

perolehan nilai KK ( Keragaman Koefisien) yaitu 2, 2%, maka dilanjutkan dengan

uji BNJ dan dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh yang signifikan pada

pemberian larutan daun brotowali (Tinospora crispa L) terhadap penyembuhan

luka pada mencit (Mus musculus).

Kata kunci: Larutan, Daun Brotowali, Penyembuhan Luka, Mencit

A. PENDAHULUAN

Indonesia adalah negara yang memiliki beragam jenis tanaman. Lebih

dari 20.000 jenis tumbuhan obat tumbuh dan berkembang di Indonesia.

Namun, hanya sekitar200 jenis yang sudah dimanfaatkan untuk pengobatan

tradisional (Hariana, 2013:13).

Salah satu tanaman obat tradisional yang secara empiris maupun ilmiah

terbukti dapat menyembuhkan berbagai penyakit adalah (Tinospora crispa L)

atau dikenal dengan nama brotowali (Kresnady, 2013:2). Brotowali (Tinospora

crispa L) merupakan tumbuhan perdu yang tumbuh liar di ladang, hutan atau

ditanam dekat pagar rumah.

Page 2: PENGARUH LARUTAN DAUN BROTOWALI (Tinospora crispa L ...mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/ARTIKEL NOVIA.pdf · obatan kimia karena obat-obatan kimia dapat mempercepat reaksi penyembuhan

2

Luka adalah diskontinuitas dari suatu jaringan. Ada beberapa fase-fase

yang saling berhubungan satu dan lainnya yaitu, inflamasi, proliferasi dan

remodeling (Maharani, 2015:34-35).

Penyembuhan luka biasanya dilakukan dengan cara penggunaan obat-

obatan kimia karena obat-obatan kimia dapat mempercepat reaksi

penyembuhan luka tetapi penggunaan obat-obatan kimia juga memiliki efek

samping bagi pengguna yang tidak cocok dalam penggunaan obat-obatan

kimia. Efek samping penggunaan obat-obatan kimia diantaranya yaitu: iritasi

kulit, gatal-gatal, dan mengalami pembengkakan pada bagian yang terluka

(Imamah, 2017:127).

Oleh karena, itu untuk mengatasi efek samping penggunaan obat-obatan

kimia dibutuhkan alternatif obat tradisional. Maka daun brotowali (Tinospora

crispa L) dapat dijadikan alternatif obat tradisional untuk mempercepat

penyembuhan luka karena didalamanya terkandung senyawa alkaloid yang

dapat meringankan luka (Hariana, 2013:42). Berdasarkan uraian di atas, maka

penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang pengaruh larutan daun

brotowali (Tinospora crispa L) terhadap penyembuhan luka sayat pada mencit

(Mus musculus).

B. LANDASAN TEORI

1. Tinjauan Umum brotowali (Tinospora crispa L).

Daun brotowali termasuk family Menispermaceae yang memilki

nama ilmiah (Tinospora crispa L). Kresnady (2003:2) mengemukakan

bahwa brotowali (Tinospora crispa L) dikenal dengan berbagai nama di

daerah Indonesia, seperti daun gedel (Jawa), putrawali, andawali (Sunda),

antawali (Bali dan Nusa Tenggara), bratawali dan antawali. Brotowali

(Tinospora crispa L) dalam bahasa Inggris disebut bitter grape, dan dalam

bahasa Cina dikenal dengan nama shen jin teng.

2. Morfologi Brotowali (Tinospora crispa L)

Batang brotowali (Tinospora crispa L) adalah batang sebesar jari

kelingking, rasanya pahit, dan berbintil-bintil rapat, daun tunggal

bentuknya seperti jantung agak tegak bundar telur, ujung daun lancip, lebar

Page 3: PENGARUH LARUTAN DAUN BROTOWALI (Tinospora crispa L ...mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/ARTIKEL NOVIA.pdf · obatan kimia karena obat-obatan kimia dapat mempercepat reaksi penyembuhan

3

5-12, dan panjang 7-14, bunga brotowali (Tinospora crispa L) bunga kecil,

berwarna hijau muda, berbentuk tandan semu. Dan buah brotowali yang

berkumpul dalam tandan dan warna buahnya merah muda (Hidayat,

2015:68).

3. Kandungan dan Manfaat Brotowali (Tinospora crispa L)

Menurut Pranata (2014:76) brotowali (Tinospora crispa L)

memiliki kandungan senyawa aktif yang baik untuk kesehatan, yaitu:

steroid, damar lunak, alkaloid, tinokrisposia, berberin, pikroretosid,

glikosida, kolombium, zat pahit pikroretin, dan pati.

Menurut Ramdani (2015:7) tumbuhan brotowali (Tinospora

crispa L.) diketahui mengandung senyawa metabolit sekunder golongan

flavonoid, alkaloid, saponin dan tannin. Bagian akarnya mengandung

alkaloid. Batang dan daun mengandung saponin, alkaloid, tannin dan

flavanoid.

4. Luka

Luka merupakan rusaknya struktur dan fungsi anatomis kulit normal

akibat proses patologis yang berasal dari internal maupun eksternal dan

mengenai organ tertentu.

5. Penyembuhan Luka

Penyembuhan luka merupakan proses penggantian dan perbaikan

fungsi jaringan yang rusak. Proses yang dimaksud disini adalah proses

penyembuhan luka yang melalui beberapa fase. Fase tersebut meliputi

inflamasi, proliferasi, dan maturasi.

6. Mencit

Mencit (Mus musculus) merupakan mamalia pengerat yang cepat

berkembang biak, mudah dipelihara dalam jumlah banyak. Mencit (Mus

musculus) mempunyai variasi genetik cukup besar serta sifat fisiologis dan

anatomisnya terkarakteristik dengan baik. Mencit (Mus musculus) sering

digunakan dalam penelitian dengan pertimbangan bahwa mencit (Mus

musculus) memiliki beberapa keuntungan yang teratur dan dapat dideteksi,

periode kebuntingan mencit (Mus musculus) relatif singkat, dan

Page 4: PENGARUH LARUTAN DAUN BROTOWALI (Tinospora crispa L ...mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/ARTIKEL NOVIA.pdf · obatan kimia karena obat-obatan kimia dapat mempercepat reaksi penyembuhan

4

mempunyai anak yang banyak serta terdapat keselarasan pertumbuhan

dengan kondisi manusia (Akbar, 2010:6).

C. Metode Penelitian

Metode penelitian ini merupakan penelitian eksperimen laboratorium.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian larutan daun

brotowali (Tinospora crispa L) terhadap penyembuhan luka sayat pada mencit

(Mus musculus) dengan menggunakan uji kuantitatif. Penelitian ini

dilaksanakan pada bulan Juni s.d Juli 2018, bertempat di Laboratorium Biologi

STKIP-PGRI Lubuklinggau.

D. Prosedur Penelitian

1. Penanganan sampel

a. Daun brotowali

Sampel daun brotowali (Tinospora crispa L) diperoleh di

Kelurahan Air Kuti Kota Lubuklinggau, tanaman ini dapat ditemukan

pada pekarangan rumah dan dikebun masyarakat. Daun brotowali

(Tinospora crispa L) yang di ambil adalah kriteria semua jenis daun

brotowali (Tinospora crispa L) dengan menggunakan gunting, kemudian

daun brotowali (Tinospora crispa L) yang sudah diambil dikumpulkan di

cuci dengan air mengalir sampai bersih dan keringkan lalu di timbang

sebanyak yang di perlukan untuk dijadikan larutan. Kemudian blender

dari setiap dosis daun brotowali (Tinospora crispa L) dan endapkan

masing-masing larutan tersebut dengan air sebanyak 1 liter selama 24

jam (sehari semalam), lalu keesokan harinya larutan disaring dengan

menggunakan penyaring.

b. Penyediaan Mencit

Hewan uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah mencit (Mus

musculus) betina yang berumur 2-3 bulan dalam keadaan sehat. Mencit

(Mus musculus) diaklimatisasi selama 7 hari untuk proses penyesuaian

diri terhadap perubahan kondisi lingkungan yang berbeda dari tempat

asalnya. Kandang mencit yang telah disediakan berisi nampan plastik.

Page 5: PENGARUH LARUTAN DAUN BROTOWALI (Tinospora crispa L ...mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/ARTIKEL NOVIA.pdf · obatan kimia karena obat-obatan kimia dapat mempercepat reaksi penyembuhan

5

Mencit (Mus musculus) dipelihara di dalam kandang dan diberikan

penerangan 12 jam, selama pemeliharaan mencit (Mus musculus) rata-

rata suhu ruangan minuman 23,6 C dan maksimum 26 C, serta

kelembapan 80,6 % (Lokaria, dkk, 20l3:34).

c. Konversi Konsentrasi

Dosis Penggunaan daun brotowali untuk penelitian ini digunakan

konsentrasi berbeda 10 g/L, 20 g/L, 30 g/L pada daun brotowali

(Tinospora crispa L) sebagai larutan untuk penyembuhan luka sayat pada

mencit (Mus musculus).

d. Konversi dosis

Pada penelitian ini literatur yang menyatakan dosis penggunaan

belum diketahui. Jadi, penelitian ini menggunakan dosis yang

disesuaikan pada penelitian pendahuluan. Untuk itu didapat banyaknya

daun brotowali yang akan diberikan kepada mencit dikonversikan

sebagai berikut:

Konversi dosis larutan daun brotowali (Tinospora crispa L) yaitu:

1. Dosis efektif untuk konsentrasi 10 g/L

banyaknya larutan daun brotowali.....(X) mL

2. Dosis efektif untuk konsentrasi 20 g/L

banyaknya larutan daun brotowali.....(Y) mL

3. Dosis efektif untuk konsentrasi 30 g/L

banyaknya larutan daun brotowali.....(Z) mL

Konversi dosis yang akan diberikan pada mencit yang diberi

perlakuan, dengan rumus yaitu:

konsentrasi X, Y, Z

Dalam penelitian ini digunakan betadine sebagai pembanding

dalam perlakuan P1. Adapun rumus untuk konsentrasi dosis betadine

Page 6: PENGARUH LARUTAN DAUN BROTOWALI (Tinospora crispa L ...mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/ARTIKEL NOVIA.pdf · obatan kimia karena obat-obatan kimia dapat mempercepat reaksi penyembuhan

6

yang sesuai untuk 1 g berat badan untuk mencit dapat dihitung sebagai

berikut:

banyaknya betadine dalam 1 botol 5 pengulangan

e. Pemberian perlakuan

Pemberian perlakuan dengan menggunakan Rancangan Acak

Lengkap (RAL) yaitu 5 perlakuan, dan masing-masing perlakuan

diulangi sebanyak 5 kali. Penentuan jumlah subjek (pengulangan)

ditentukan berdasarkan rumus Federer. Dengan demikian jumlah

mencit betina yang digunakan yaitu sebanyak 5 perlakuan 5 ulangan

= 25 ekor mencit. Penentuan jumlah subjek (pengulangan) minimal

ditentukan berdasarkan rumus Federer yaitu:

(t-1) (r-1) 15

Dimana: t jumlah perlakuan, sedangkan

r = banyak pengulangan pada tiap perlakuan

Sebelum dilakukan perlakuan, bulu disekitar punggung bagian

samping mencit (Mus musculus) dicukur kemudian diolesi dengan

alkohol 70%, kemudian alat-alat yang digunakan dibersihkan dengan

alkohol 70% agar steril. Perlakuan pada punggung mencit dilakukan

dengan membuat sayatan dibagian epidermis dengan panjang luka 1

cm. Perlakuan dan pengamatan atau pengumpulan data pada penelitian

ialah sebagai berikut:

a. Sebelum perlakukan, ditentukan mencit dengan cara pengacakan.

b. Punggung mencit (Mus musculus) dilukai dengan membuat sayatan

dibagian epidermis dengan panjang 1 cm, kemudian diukur luas

luka awal sebelum dilakukan perlakuan.

c. Masing-masing mencit diberi perlakuan sebagai berikut:

Perlakuan A: Luka tanpa perlakuan.

Perlakuan B: Luka diberi betadine dengan konsentrasi 10 mL.

Perlakuan C: Luka diberi larutan daun brotowali (Tinospora crispa

L) dengan konsentrasi 10 g/L

Page 7: PENGARUH LARUTAN DAUN BROTOWALI (Tinospora crispa L ...mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/ARTIKEL NOVIA.pdf · obatan kimia karena obat-obatan kimia dapat mempercepat reaksi penyembuhan

7

Perlakuan D: Luka diberikan larutan daun brotowali (Tinospora

crispa L) dengan konsentrasi 20 g/L

Perlakuan E: Luka diberi larutan daun brotowali (Tinospora crispa

L) dengan konsentrasi 30 g/L

d. Kemudian dilakukan pengamatan selama 8 hari untuk melihat

panjang penutup luka. Karena pada dugaan sementara dihari ke 8

telah menunjukkan tanda-tanda kesembuhan, penutupan luka dan

telah ditumbuhi rambut pada bagian punggung mencit jantan yang

diberi perlakuan (dilukai).

e. Pengamatan pada luka dilakukan sebelum pemberian dan sesudah

perlakuan sampai menunjukkan adanya tanda-tanda kesembuhan

dengan cara mengukur panjang luka. Pengukuran rata-rata panjang

luka terbuka dilakukan dengan dx (1,2,3, dst) yaitu panjang luka

terbuka setiap ulangan perlakuan. Dihitung dengan rumus:

dx= dx(1)+dx(2)+dx(3)

3

E. Teknik Analisis Data

Data yang diperoleh dari hasil uji kuantitatif pada penelitian ini

kemudian di uji secara statistika dengan uji pengujian statistik inferensial

dengan teknik statistik parametrik. Pengujian dengan statistik mensyaratkan

bahwa data yang akan dianalisis harus berdistribusi normal dan homogen.

Setelah dilakukan uji normalitas dan homogenitas di lanjutkan dengan uji

hipotesis dengan menggunakan Anava. Kemudian dilanjutkan dengan uji

lanjut BNJ (Beda Nyata Satu Jalur).

F. Hasil Penelitian dan Pembahasan

1. Hasil Penelitian

a. Deskripsi Data

Dari hasil pengukuran rata-rata panjang luka sayat pada mencit yang

telah dilakukan selama 8 hari untuk masing-masing kelompok perlakuan

dapat dilihat pada tabel 4.1.

Page 8: PENGARUH LARUTAN DAUN BROTOWALI (Tinospora crispa L ...mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/ARTIKEL NOVIA.pdf · obatan kimia karena obat-obatan kimia dapat mempercepat reaksi penyembuhan

8

Tabel 4.1

Rata-rata Hasil Pengukuran Panjang Luka

Perlakuan Rata-rata Panjang Luka Notasi

P0 (Tanpa perlakuan) 0,69 a

P1 (Betadine) 0,67 b

P2 (Larutan daun brotowali 10 g/L) 0,57 b

P3 (Larutan daun brotowali 20 g/L) 0,53 b

P4 (Larutan daun brotowali 30 g/L) 0,51 b

Dapat dilihat dari tabel diatas bahwa rata-rata hasil pengukuran

panjang luka sayat untuk P0 (tanpa perlakuan) yaitu 0,69 a, P1

(betadine) yaitu 0,67 b, P2 (larutan daun brotowali 10 g/L) yaitu

0,57 b , P3 (larutan daun brotowali 20 g/L ) yaitu 0,53 b

,

P4 (larutan daun brotowali 30 g/L) yaitu 0,51 b. Untuk semua

kelompok perlakuan pada hari ke-0 sampai hari ke-8 mengalami

penyembuhan luka dan ada perbedaan yang signifikan dan terbukti secara

sistematik.

b. Pengujian Persyaratan Analisis

Berdasarkan perhitungan statistik mengenai uji normalitas data

bahwa nilai terbesar Lhitung = 0,0280 dengan taraf kepercayaan α = 5% dan

n = 25% didapat nilai Ltabel = 2,87. Karena Lhitung Ltabel, maka H0

diterima dan dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal.

c. Pengujian Hipotesis

Hasil perhitungan uji Anava Satu Arah untuk melihat apakah ada

efek dari setiap perlakuan terhadap penyembuhan luka sayat dapat dilihat

pada tabel 4.4 dibawah ini:

Tabel 4.4

Hasil Data Anava Satu Arah

Sumber varians Db Jk RJK Fhitung Ftabel 5 %

Kelompok (A) 4 0,15 0,0375 25 2,87

Dalam (D) 20 0,031 0,0015 - -

Total di Koreksi(TR) 24 0,181 - - -

oleh karena itu Fhitung sangat nyata, uji lanjutan dapat dilakukan

menurut uji BNJ (Beda Nyata Jujur) karena KK (Koefisien Keragaman)

Page 9: PENGARUH LARUTAN DAUN BROTOWALI (Tinospora crispa L ...mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/ARTIKEL NOVIA.pdf · obatan kimia karena obat-obatan kimia dapat mempercepat reaksi penyembuhan

9

yang didapatkan maksimal 30 g/L pada kondisi heterogen. Hasil

perhitungan uji BNJ dapat dilihat pada tabel 4.5 dibawah ini:

Tabel 4.5

Hasil Uji BNJ

Perlakauan Rata-rata RAL

Keterangan 0,05

(30%)P4 0,51 a a Berbeda tidak nyata

(20%)P3 0,53 ab b Berbeda tidak nyata

(10%)P2 0,57 abc b Berbeda nyata

(Betadine)P1 0,67 abcd Berbeda sangat nyata

(-) P0 0,70 abcde b Berbeda sangat nyata

BNJ 0,08

Dengan demikian dapat disimpulkan perlakuan terbaik optimum

mulai dari konsentrasi P4 = 30 g/L, dari hasil statistik daan hasil

pengamatan yang dilakukan selama 8 hari, konsentrasi 30 g/L lebih baik

dan lebih cepat pada proses penyembuhan luka.

2. Pembahasan

Pada penelitian ini mencit yang digunakan yaitu mencit betina dan dalam

satu kandang mencit berisi 5 ekor mencit. Mencit diadaptasi selama 7 hari

untuk menyesuaikan lingkungan tempat tinggal mencit, kemudian

menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan dalam penelitian. Setelah

dilakukan adaptasi kemudian dilakukan pembuatan larutan daun brotowali

(Tinospora crispa L). Daun brotowali dicuci menggunakan air mengalir untuk

menghilangkan kotoran, kemudian ambil daun yang sudah dicuci untuk di

timbang sesuai dosis yang digunakan, yaitu 10 g/L, 20 g/L, 30 g/L.

Konsentrasi larutan daun brotowali yang berbeda dengan konsentrasi 10

g/L, 20 g/L, 30 g/L. Setiap dosis daun brotowali (Tinospora crispa L) di

haluskan dengan cara diblender dan diendapkan selama 24 jam. Keesokkan

harinya larutan disaring dengan menggunakan penyaring, yang diambil dari

endapan larutan daun brotowali (Tinospora crispa L) adalah air larutan.

(Setiawan & anak, 2015:56-57). Sebelum pembuatan luka pada punggung

mencit, terlebih dahulu dilakukan pembagian kelompok perlakuan dengan cara

pengacakan. Setelah mencit dilukai kemudian mencit diberi 5 perlakuan dan 5

pengulangan yaitu: P0 (tanpa perlakuan), P1 (dengan betadine), P2 (konsentrasi

Page 10: PENGARUH LARUTAN DAUN BROTOWALI (Tinospora crispa L ...mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/ARTIKEL NOVIA.pdf · obatan kimia karena obat-obatan kimia dapat mempercepat reaksi penyembuhan

10

10 g/L), P3 (konsentrasi 20 g/L), P4 (konsentrasi 30 g/L). Setelah diberi

perlakuan dilakukan pengamatan selama 8 hari untuk melihat diameter luka

(Rahmawati, 2014:233).

Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan hari ke-0 sampai hari ke-8

mengalami perubahan panjang luka. Pada perlakuan P0 setelah dilukai terjadi

penyembuhan, akan tetapi sampai hari ke-8 tidak mengalami kesembuhan total

dan luka sayat belum tertutup. Pada perlakuaan P1 setelah diberikan betadine

terjadi penyembuhan luka tetapi belum mengalami kesembuhan total. Pada hari

ke-8 luka iris belum tertutup, sedangakan P2, P3, P4 diberikan larutan daun

brotowali dengan konsentrasi yang berbeda terjadi penyembuhan luka, waktu

yang diperlukan untuk proses penyembuhan luka relatif sama tetapi, pada P2

(konsentrasi 10 g/L) dan P3 (konsentrasi 20 g/L) luka mulai tertutup pada hari

ke-8 meskipun masih ada bekas luka pada mencit betina (Mus musculus).

Sedangkan luka berkurang paling signifikan diperoleh pada P4 (konsentrasi 30

g/L) dibandingkan dengan perlakuan lainnya, karena terbukti secara sistematik

dilihat pada hari ke-7 luka telah tertutup, tidak terlihat bekas luka dan mulai di

tumbuhi rambut pada mencit pada hari ke-8.

Hal ini di sebabkan karena dipengaruhi oleh bahan aktif yang terkandung

pada larutan daun brotowali yaitu alkaloid, flavonoid, saponin dan tannin.

Fungsi lain alkaloid, flavonoid, saponin dan tannin pada penelitian lainnya

yaitu alkaloid memiliki mekanisme penghambat dengan cara menggunakan

komponen penyusun peptidoglika pada sel bakteri, sehingga lapisan dinding sel

tidak terbentuk secara utuh dan menyebabkan kematian sel tersebut, selain iu

senyawa alkaloid terdapat gugus basayang menggandung nitrogen akan beraksi

dengan senyawa asam amino yang menyusun dinding sel bakteri dan DNA

bakteri. Reaksi ini mengakibatkan terjadinya perubahan struktur dan susunan

asam amino. Sehinga akan menimbulkan perubhan keseimbangan genetik pada

rantai DNA sehingga akan mengalami kerusakan akan mendorong terjadinya

lisis sel bakteri yang akan menyebabkan kematian sel bakteri. Flavonoid

merupakan senyawa pereduksi yang baik, menghambat banyak reasi oksidasi,

bik secar enzim maupun non enzim. Saponin merupakan senyawa glikosida

kompleks dengan berat molekul tinggi yang dihasilkan terutama oleh

Page 11: PENGARUH LARUTAN DAUN BROTOWALI (Tinospora crispa L ...mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/ARTIKEL NOVIA.pdf · obatan kimia karena obat-obatan kimia dapat mempercepat reaksi penyembuhan

11

tanaman.sedangkan tannin merupakan salah satu jenis senawa yang termasuk

kedalam golongan polifenol.

Berdasarkan penelitian penggunaan larutan daun brotowali sebagai obat

penyembuhan luka memiliki prospek yang sangat baik (Pranata, 2014:76).

Sedangkan, pada P1, P2 dan P3 mengalami kesembuhan meskipun masih ada

yang belum tertutup secara keseluruhan karena dipengaruhi oleh konsentrasi

yang berbeda dan lebih sedikit. Sebaliknya daya penyembuhan luka paling

rendah terdapat pada P0 (luka tanpa perlakuan), hal ini disebabkan karena luka

tanpa perlakuan tidak diberikaan obat yang berkhasiat untuk menutupi luka.

Pemberian larutan daun brotowali diharapkan dapat membuat proses

penyembuhan luka dapat lebih cepat sembuh dibandingkan dengan dibiarkan

sembuh secra alami atau menggunakan obat-obatan modern. Hal ini terbukti

dari hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukan bahwa proses

kesembuhan luka melalui pengamatan dengan parameter kesembuhan luka.

Luka mencit menjadi lebih cepat penyembuhannya akibat diberi perlakuan

larutan daun brotowali dengan konsentrasi 10 g/L, 20 g/L, dan 30 g/L,

dibandingkan dengan luka mencit tanpa perlakuan dan dengan menggunakan

betadine, secara alami tubuh akan merespon langsung pertautan tepi luka untuk

mengembalikan ke keadaan normal lagi akan tetapi sembuhnya tidak

berlangsung secara normal dan cepat tanpa di tangani secara medis.

Luka yang dibuat pada penelitian ini langsung ditetesi oleh larutan daun

sesuai dengan konsentrasi dan konversi dosis yang telah ditentukan. Di dalam

larutan daun brotowali mengandung steroid, damar lunak, alkaloid,

tinokrisposia, berberin, pikroretosid, glikosida, kolombium, zat pahit

pikroretin, dan pati. Kandungan berbagai zat gizi dalam tanaman brotowali

(Tinospora crispa L) dipercaya mampu berkhasiat untuk kesehatan di

antaranya: brotowali (Tinospora crispa L) dapat membantu mengobati

penyakit rematik, menambah nafsu makan, mampu mengatasi sakit nyeri

(besifat analgesik), daunnya dapat dimanfaatkan sebagai pencahar, bersifat

antimalaria (menurunkan jumlah plasmodium darah), mengobati luka luar,

luka memar (Pranata, 2014:76). Alkaloid berperan untuk menutupi permukaan

Page 12: PENGARUH LARUTAN DAUN BROTOWALI (Tinospora crispa L ...mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/ARTIKEL NOVIA.pdf · obatan kimia karena obat-obatan kimia dapat mempercepat reaksi penyembuhan

12

luka untuk mempercepat kering luka, oleh karena itu luka sayatan dapat

sembuh secara normal dan cepat (Maharani, 2015:35).

Sedangkan flavonoid merupakan salah satu senyawa yang berperan dalam

proses penyembuhan luka Karena bermanfaat sebagai anti-inflamansi serta

anti mikroba (Yunanda, 2016:607). Menurut Halim, (2014:2) flavonoid dapat

menghambat pertumbuhan bakteri dengan jalan merusak dinding sel bakteri,

mikrosom, dan lisosom juga menghambat motilitas bakteri. Kandungan

flavonoid pada tumbuhan telah banyak dibuktikan dapat mempercepat

penyembuhan luka dengan meningkatkan proses epitilisasi. Epitelisasi yang

merupakan proses pembaharuan epitel setelah terjadinya luka, melibatkan

proliferasi dan migrasi sel epitel menuju pusat luka dan kontraksi luka

disebabkan oleh aksi miofibroblas. Flavonoid telah dibuktikan dapat

menigkatkan migrasi dan proliferasi sel epitel, pembentukan jaringan granulasi,

serta meningkatkan migrasi dan aktivitas miofibroblas (Palumpun, 2017:5).

Selain itu larutan daun brotowali juga mengandung senyawa saponin yang

berfungsi sebagai zat antiseptik dan mengandung pigmen coklat yang pekat.

Selain adanya senyawa-senyawa yang ada pada larutan daun brotowali ada

juga peran tubuh untuk membantu menyembuhkan luka yaitu dengan cara sel

mesenkin menghasilkan fibroblast yang akan menghasilkan serat kolagen yang

berfungsi untu memperkuat tepi luka.

Berdasarkan hasil BNJ menunjukan bahwa konsentrasi optimum

didapatkan pada konsentrasi 30 g/L (P4) karena, pada taraf 5% dan 1%

terhadap pengaruh larutan daun brotowali terhadap penyembuhan luka mencit

dengan konsentrasi 30 g/L (P4) berbeda nyata dengan P1, P2, P3,dan P0. Hal ini

menunjukkan bahwa semakin tinggi konsentrasi yang digunakan semakin

tinggi kandungan senyawa pada larutan daun brotowali dan semakin baik pula

hasilnya.

Pada penelitian ini ditemukan hambatan yaitu sulit mengendalikan mencit

yang terlalu aktif sehingga sulit untuk dikendalikan saat diberikan perlakuan,

saat melakukan luka pada mencit. Solusi yang dilakukan agar penelitian ini

dapat berjalan dengan baik dengan cara melakukan tahapan dan tata cara

memegang mencit dengan baik dan benar agar mencit lebih nyaman saat diberi

Page 13: PENGARUH LARUTAN DAUN BROTOWALI (Tinospora crispa L ...mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/ARTIKEL NOVIA.pdf · obatan kimia karena obat-obatan kimia dapat mempercepat reaksi penyembuhan

13

perlakukan serta melakukan pengamatan daan pengukuran dilakukan berulang

kali untuk menghindari kesalahan dalam pengambilan data.

G. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh

pemberian larutan daun brotowali (Tinospora crispa L) terdapat

penyembuhan luka pada mencit betina (Mus musculus). Serta berdasarkan uji

statistik dan hasil pengamatan konsentrasi larutan daun brotowali yang

optimum dalam penelitian ini diperoleh dari konsentrasi 30 g/L dengan

pemberian 30 mL, dengan rata-rata 0,51. Hal tersebut dapat dilhat dari hasil

uji hipotesis yang diperoleh bahwa Fhitung Ftabel (25

DAFTAR PUSTAKA

Akbar, B. (2010). Tumbuhan dengan Kandungan Senyawa Aktif yang berpotensi

sebagai Bahan Antifertilitas. Jakarta: Adabia Press.

Dewani, S. M. (2006). Terapi Jus & 38 Ramuan Tradisional untuk Diabetes.

Jakarta: Agro Media Pustaka.

Dumeva, A. Syarifah. & Syahidah, F. (2016). Pengaruh Ekstrak Batang Brotowali

(Tinospora crispa L) terhadap Kematian Larva Nyamuk Aedes Aegypti.

Junal Biota.Vol. 2 (2). Hal: 166-172

Fajjriyah, N. (2017). Budi Daya Bawang Merah. Yogyakarta: Bio Genesis.

Fitria, F. S. I. (2016). Pengaruh Pemberian Getah Batang Pisang (Musa

paradisiacal L) terhadap Penyembuhan Luka pada Mencit (Mus

musculus). Skripsi, Lubuklinggau MIPA Biologi STKIP-PGRI

Lubuklinggau :25.

Hanafiah, (2003). Rancangan Percobaan Teoridan Aplikasi. Depok: PT Raja

Granfindo Persada.

Hidayat, S. & Rodame M. N. (2015). Kitab Tumbuhan Obat. Jakarta: Penebar

Swadaya.

Hariana, (2013). Tumbuhan Obat dan Khasiatnya. Jakarta: Penebar Swadaya.

Page 14: PENGARUH LARUTAN DAUN BROTOWALI (Tinospora crispa L ...mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/ARTIKEL NOVIA.pdf · obatan kimia karena obat-obatan kimia dapat mempercepat reaksi penyembuhan

14

Halim, M, R. (2014). Uji Efek Penyembuhan Luka Sayat Ekstrak Etanol Daun

Kecombrang (Etlingera elatior) dalam Bentuk Sediaan Gel terhadap

Mencit (Mus musculus). Skripsi. Makassar.

Imamah, N. T. (2017). Pengaruh Hydrogel Centellaasiatica untuk Penyembuhan

Luka Insisi. Jurnal Ilmiah Sehat Bebaya. Vol. 1(2): 125-131.

Illing I, E & S, W. (2017). Uji Fitokimia Ekstrak Buah Degan. JurnalDinamika.

Vol. 8 (1): 66-84.

Kresnady, B. & L, T. (2003). Tumbuhan Obat dan Khasiatnya. Jakarta: Penebar

Swadaya.

Lokaria, E., Zico, F.R., & Dyani, T.S. (2013). Uji Fitokimia dan Pengaruh Ekstrak

Etanol Balang Betadine (Jatropha multifida) terhadap Jumlah Leokosit

Mencit (Mus musculus) Jantan diinduksilmunos. Jurnal Perspektif

Pendidikan. Vol. 7(2): 1-13.

Maharani, A. (2015). Penyakit Kulit, Perawatan, Pencegahan, Pengobatan.

Yokyakarta: Pustaka Baru Press.

Morison, M. (2004). Manajemen Luka. Jakarta: Buku Kedoktoran EGC.

Onggo, T, P. I. ( 2015). Pengobatan Mandiri dirumah Anda. Yogyakarta: ISBN

Praja, H, M. & Oktarina, Z, R. (2017). Uji Efektivitas Daun Petai Cina (Laucaena

glauca) sebagai Anti Inflamasi dalam Pengobatan Luka Bengkak. Jurnal

Majority. Vol. 6 (1): 86-89.

Pranata, T. S. (2014). Herbal Toga (Tanaman Obat Keluarga). Aksara Sukses:

ISBN.

Palumpun, F, E. & Wiraguna, P, G, A, A. & Pangkahila, W. (2017). Pemberian

Ekstrak Daun Sirih (Piper betle) Secara Topikal Meningkatkan Ketebalan

Epidermis, Jumlah Fibroblas, dan Jumlah Kolagen Dalam Proses

Penyembuhan Luka pada Tikus Jantan Wistar (Rattus norvegicus). Jurnal

e-Biomedik (eBm). Vol:5 (1):5

Ramdani, A. (2017). Efektivitas Ekstrak Tumbuhan Brotowali (Tinospora crispa

L) terhadap Motilitas dan Morfologi Spermatozoa Mencit (Mus musculus

L). Skripsi: Universitas Halo Oleo Kendari.

Supardi. (2013). Aplikasi Statistika dalam Penelitian. Jakarta: Change

Publication.

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:

Alfabeta.

Page 15: PENGARUH LARUTAN DAUN BROTOWALI (Tinospora crispa L ...mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/ARTIKEL NOVIA.pdf · obatan kimia karena obat-obatan kimia dapat mempercepat reaksi penyembuhan

15

Siahaan, M. S. Y, Wimpie, P. & IGM, A. (2017). Gel Ekstrak Daun Meniran

(Phyllanthusniruri) Meningkatkan Epitelisasi Penyembuhan Luka pada

Kulit Tikus Putih Jantan Galur Wistar (Rattus norvegicus). Jurnal

Biomedik, Vol. 9 (1):14.

Setiawan, H., & O, A, A. (2015). Pengaruh Variasi Dosis Larutan Pepaya (Carica

papaya L.) terhadap Mortalitas Hama Kutu Daun (Aphis craccivora)

pada Tanaman Kacang Panjang (Vigna sinensis L.) sebagai Sumber

Belajar Biologi. Jurnal Bioedukasi. Vol. 6 (1):54-62.

Suryawati, S. & Suprapti, H. (2016). Efek Anti Malaria Ekstrak Brotowali

(Tinospora crispa) pada Mencit yang diInfeksi Plasmodium berghei.

Jurnal Wijaya Kusuma.Vol.1 (1) l:13-22

Yunanada, V, R, T. (2016). Aktivitas Penyembuhan Luka Sediaan Topikal

Ekstrak Bawang Merah (Allium cepa) terhadap Luka Sayat Kulit Mencit.

(Mus musculus). Jurnal veterriner. Vol. 17 (4): 607

Wulandari, T. (2006). Pengaruh Pemberian Daun Sambiloto (Andrographis

panisculata Ness.) terhadap Struktur Mikroanatomi Herpa dan Kadar

Glutama Piruvat Transaminase Serum Mencit (Mus musculus L.) yang

Terpapar Diazion. Skripsi. Surakarta: Universitas Sebelas Maret.

Winarsunu, T. (2015). Statistik dalam Penelitian Psikologi dan Pendidikan.

Malang: UMM Press.