12
52 SEMNASBAHTERA PENGARUH MODEL COOPERATIVE LEARNING THINK-PAIR-SHARE TERHADAP PEMBELAJARAN MEMBACA BERITA PADA KELAS VIII SMP NEGERI 1 KUWARASAN TAHUN AJARAN 2016/2017 Mida Gita Fitria, Khabib Sholeh, Umi Faizah Universitas Muhammadiyah Purworejo Jalan K. H. A. Dahlan No. 3 & 6 Telpon / Faksimile (0275) 321494 email : [email protected] Hp 089662471502 ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) pengaruh model Cooperative LearningThink-Pair-Share terhadap motivasi belajar peserta didik dalam pembelajaran membaca berita pada kelas VIII SMP N 1 Kuwarasan tahun ajaran 2016/2017, 2) pengaruh model Cooperative LearningThink-Pair-Share terhadap hasil belajar peserta didik dalam pembelajaran membaca berita pada kelas VIII SMP N 1 Kuwarasan tahun ajaran 2016/2017, 3) menilai perbandingan kemampuan peserta didik dalam pembelajaran membaca berita pada kelas VIII SMP N 1 Kuwarasan tahun ajaran 2016/2017 yang diajar dengan model Cooperative LearningThink-Pair-Share dengan peserta didik yang tidak diajar dengan model Cooperative LearningThink-Pair-Share. Penelitian ini merupakan jenis penelitian eksperimen semu (quasi experimental research). Desain yang digunakan adalah nonequivalent control group design. Penyajian data menggunakan teknik informal. Pengumpulan data didapat dari tes (tes awal dan tes akhir) dan nontes (angket dan wawancara). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: 1) terdapat pengaruh model Cooperative LearningThink-Pair-Share terhadap motivasi belajar peserta didik, 2) terdapat pengaruh model Cooperative LearningThink-Pair-Share terhadap hasil belajar peserta didik, dan 3) peserta didik yang diajar dengan model Cooperative LearningThink-Pair-Share hasilnya lebih baik daripada peserta didik yang tidak diajar dengan model Cooperative LearningThink-Pair-Share. Kata Kunci: cooperative learning think-pair-share, motivasi siswa, membaca berita PENDAHULUAN Keterampilan membaca merupakan aspek penting yang harus dikuasai oleh peserta didik. Dalam proses belajar, peserta didik memerlukan keterampilan membaca sebagai sarana memperluas gagasan dan sebagai modal untuk mengembangkan ketiga aspek keterampilan berbahasa lainnya yakni menyimak, bebicara, dan menulis. Membaca itu ibarat makan dan minum. Setiap orang membutuhkan makan dan minum karena keduanya merupakan kebutuhan primer untuk bertahan hidup. Begitu pula dengan membaca, menjadi kebutuhan primer manusia di era yang semakin modern (Aizid, 2011:15-16). Eksistensi seorang peserta didik dapat juga dilihat dari keterampilan berbahasanya. Sebagai contoh, seorang mahasiswa dikatakan pandai apabila dapat berkomunikasi dengan baik, berwawasan luas, terlebih ketika ia pandai menulis. Mahasiswa memiliki bahan pembicaraan yang berbobot, mempunyai kemampuan menulis, dan mampu menjadi

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN MEMBACA BERITA PADA …

  • Upload
    others

  • View
    2

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

52 SEMNASBAHTERA

PENGARUH MODEL COOPERATIVE LEARNING THINK-PAIR-SHARE TERHADAPPEMBELAJARAN MEMBACA BERITA

PADA KELAS VIII SMP NEGERI 1 KUWARASAN

TAHUN AJARAN 2016/2017

Mida Gita Fitria, Khabib Sholeh, Umi Faizah

Universitas Muhammadiyah PurworejoJalan K. H. A. Dahlan No. 3 & 6 Telpon / Faksimile (0275) 321494

email : [email protected] 089662471502

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) pengaruh model CooperativeLearningThink-Pair-Share terhadap motivasi belajar peserta didik dalam pembelajaranmembaca berita pada kelas VIII SMP N 1 Kuwarasan tahun ajaran 2016/2017, 2) pengaruhmodel Cooperative LearningThink-Pair-Share terhadap hasil belajar peserta didik dalampembelajaran membaca berita pada kelas VIII SMP N 1 Kuwarasan tahun ajaran 2016/2017, 3)menilai perbandingan kemampuan peserta didik dalam pembelajaran membaca berita pada kelasVIII SMP N 1 Kuwarasan tahun ajaran 2016/2017 yang diajar dengan model CooperativeLearningThink-Pair-Share dengan peserta didik yang tidak diajar dengan model CooperativeLearningThink-Pair-Share. Penelitian ini merupakan jenis penelitian eksperimen semu (quasiexperimental research). Desain yang digunakan adalah nonequivalent control group design.Penyajian data menggunakan teknik informal. Pengumpulan data didapat dari tes (tes awal dantes akhir) dan nontes (angket dan wawancara). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: 1)terdapat pengaruh model Cooperative LearningThink-Pair-Share terhadap motivasi belajarpeserta didik, 2) terdapat pengaruh model Cooperative LearningThink-Pair-Share terhadaphasil belajar peserta didik, dan 3) peserta didik yang diajar dengan model CooperativeLearningThink-Pair-Share hasilnya lebih baik daripada peserta didik yang tidak diajar denganmodel Cooperative LearningThink-Pair-Share.

Kata Kunci: cooperative learning think-pair-share, motivasi siswa, membaca berita

PENDAHULUAN

Keterampilan membaca merupakan aspek penting yang harus dikuasai oleh peserta

didik. Dalam proses belajar, peserta didik memerlukan keterampilan membaca sebagai

sarana memperluas gagasan dan sebagai modal untuk mengembangkan ketiga aspek

keterampilan berbahasa lainnya yakni menyimak, bebicara, dan menulis. Membaca itu

ibarat makan dan minum. Setiap orang membutuhkan makan dan minum karena keduanya

merupakan kebutuhan primer untuk bertahan hidup. Begitu pula dengan membaca, menjadi

kebutuhan primer manusia di era yang semakin modern (Aizid, 2011:15-16).

Eksistensi seorang peserta didik dapat juga dilihat dari keterampilan berbahasanya.

Sebagai contoh, seorang mahasiswa dikatakan pandai apabila dapat berkomunikasi dengan

baik, berwawasan luas, terlebih ketika ia pandai menulis. Mahasiswa memiliki bahan

pembicaraan yang berbobot, mempunyai kemampuan menulis, dan mampu menjadi

53 SEMNASBAHTERA

seorang penyimak yang baik. Semua itu bisa terwujud karena memiliki keterampilan

membaca. Begitu pentingnya membaca, bahkan ada sebuah ungkapan bahwa membaca

adalah jendela dunia. Artinya dengan membaca kita dapat mengetahui apa pun yang ingin

kita ketahui.

Keterampilan membaca yang seharusnya menjadi hal penting dalam pendidikan

pada praktiknya tidaklah diutamakan. Hal ini menjadi kritikan seorang sastrawan Taufik

Ismail yang mengkritik sistem pendidikan yang tidak memberi porsi besar tehadap

pembiasaan membaca dan mengarang untuk para anak didik sehingga hasilnya pun bisa

disebut sebagai bagian dari “Generasi Nol Buku”. Kritik itu disampaikan oleh Taufik Ismail

ketika menerima Habibie Award 2007 dalam rangka memperingati ulang tahun ke delapan

The Habibie Center di Hotel Grand Melia, Jakarta.

Oleh karena itu, pembelajaran membaca harus dilakukan secara efektif agar dapat

meningkatkan minat dan keterampilan membaca peserta didik sehingga dapat menjadikan

sistem pendidikan lebih baik. Tidak hanya itu, peran seorang guru dalam memberikan

pembelajaran membaca haruslah intensif agar peserta didik tidak lagi termasuk dalam

“Generasi Nol Buku” yang menurut Taufik Ismail ialah generasi rabun membaca dan

picang mengarang. Dalam hal ini berarti sebuah generasi yang malas membaca dan tidak

menghasilkan sebuah karya tulis.

Adapun, salah satu jenis membaca adalah membaca nyaring atau beberapa istilah

lainnya yaitu, membaca bersuara, dan membaca lisan. Membaca nyaring sangat bermanfaat

bagi peserta didik selain kemampuan membaca suatu naskah, kegiatan membaca nyaring

juga memiliki peranan yang penting dalam proses belajar siswa. Kegiatan membaca

nyaring selain dapat meningkatkan pemahamaan siswa pada suatu bacaan, membaca

nyaring juga berperan menambah kosa kata seorang peserta didik. Dengan demikian,

apabila membaca nyaring dapat dikuasai oleh seorang peserta didik maka akan sangat

berguna di masa mendatang.

Sukirno (2014:7), mengatakan bahwa membaca nyaring bertujuan untuk

mengucapkan kembali tulisan atau karangan sesuai dengan keinginan penulis atau

pengarangnya dan menangkap atau memahami informasi, pikiran, dan perasaan isi bacaan

dengan tepat. Dengan demikan, jika tujuan membaca nyaring dapat terwujud maka peserta

didik selain dapat melisankannya, peserta didik juga mampu memahami dan mendapatkan

informasi dari suatu bacaan. Guna meningkatkan keterampilan siswa dalam membaca teks

berita, diperlukan suatu model pembelajaran yang tepat.

54 SEMNASBAHTERA

Model pembelajaran Think, Pair, and Share merupakan salah satu penerapan dari

metode pembelajaran koopeatif (cooperative learning). Dalam penerapan teknik ini guru

sebagai fasilitator, memberikan dukungan, tetapi tidak mengarahkan kelompok ke arah

hasil. Keunggulan teknik ini adalah optimalisasi waktu yang diberikan peserta didik untuk

berfikir, merespon, dan untuk menunjukan partisipasi mereka untuk saling membantu antar

sesama peserta didik sehingga peserta didik dapat menyerap segala informasi yang ada dari

bacaan dan dapat memecahkan masalahnya.

Arends dalam Trianto (2007:126) menyatakan bahwa Think Pair Share

merupakan suatu cara yang efektif untuk membuat variasi suasana pola diskusi kelas.

Efektif dengan asumsi bahwa semua diskusi membutuhkan pengaturan untuk

mengendalikan kelas secara keseluruhan, dan prosedur yang digunakan dalam Think

Pair Share dapat memberi peserta didik lebih banyak waktu untuk berpikir, merespon,

dan saling membantu. Model pembelajaran Think Pair Share diharapkan bisa

mengubah sifat positif, misalnya meningkatkan keaktifan dalam pembelajaran karena

peserta didik tidak bekerja sendiri melainkan bekerja sama dengan pasangannya.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen (experimental) dengan

nonequivalent control group design. Nonequivalent control group designmerupakan

penelitian yang terdapat kelompok kontrol dan kelompok eksperimen yang dipilih

dengan nonprobability sampling (tidak acak)yang meliputi purposive sampling

(pertimbangan tertentu). Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 1

Kuwarasan Kebumen. Teknik pengumpulan data yang digunakan, yakni: tes, angket,

dan wawancara. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yakni analisis

inferensial dan analisis secara komparatif. Statistik inferensial adalah perhitungan

statistik yang digunakan untuk membuat kesimpulan yang berlaku untuk populasi,

sedangkan analisis komparatif untuk untuk menganalisis perbandingan hasil menulis

siswa dalam pembelajaran.yang diajar menggunakan model cooperative Learning

Think-Pair-Share dengan siswa yang diajar dengan model konvensional. Selain itu,

analisis komparatif digunakan untuk pengujian hipotesis, uji kesamaan, uji dua pihak,

dan uji pihak kanan. Sebelumnya terdapat uji prasyarat analisis data, yakni untuk

mengetahui normalitas dan homogenitas data yang diperoleh.

HASIL PENELITIAN DANPEMBAHASAN

55 SEMNASBAHTERA

1. Hasil Penelitian

Hasil penelitian menghasilkan analisis angket, nilai tes awal dan tes akhir.

Kemudian, dilakukan uji normalitas dan homogenitas. Berikut tabel hasil tes awal dan

tes akhir:

Tabel 1 Hasil Kuesioner Motivasi

N

oSub Variabel

Tes

Awal

Tes

Akhir

Selisi

h

(%)

S

k

a

l

a

% S

k

a

l

a

%

1

.

Orientasi Keberhasilan 3 6

5

4 7

8

13

2

.

Antisipasi Kegagalan 3 7

0

4 8

0

10

3

.

Inovasi 3 7

0

4 8

2

12

4

.

Tanggunga Jawab 3 6

8

4 8

1

24

Keterangan:

(<29,99 ) : Sangat Tidak Setuju (70-89,99): Setuju

(30-49,99): Tidak Setuju ( 90-100 ): Sangat Setuju

(50-69,99): Ragu-ragu

Tabel 2 Hasil Tes Membaca Berita

Kelompok

Tes Awal Tes Akhir

Nilai

Terendah

Nilai

Tertinggi

Rata-

rata

Nilai

Terendah

Nilai

Tertinggi

Rata-

rata

Eksperimen 60.00 74.00 64.71 76.00 97.00 87.12

Kontrol 60.00 72.00 66.03 60.00 78.00 67.18

56 SEMNASBAHTERA

Berdasarkan hasil uji normalitas menggunakan uji kolmogorov-smirnov test

dapat diketahui sebagai berikut: 1) nilai tes awal kelompok eksperimen dihasilkan nilai

Sig> α yaitu 0,161 > 0,05 sehingga nilai tes awal kelompok eksperimen berdistribusi

normal; 2) nilai tes akhir kelompok eksperimen dihasilkan nilai Sig> α yaitu 0,668 >

0,05 sehingga nilai tes akhir kelompok eksperimen berdistribusi normal; 3) nilai tes

awal kelompok kontrol dihasilkan nilai Sig> α yaitu 0.70 > 0.05 sehingga nilai tes awal

kelompok kontrol berdistribusi normal; dan 4) nilai tes akhir kelompok kontrol

dihasilkan nilai Sig> α yaitu 0,371 > 0.05 sehingga nilai tes akhir kelompok kontrol

berdistribusi normal. Oleh sebab itu, semua data yang diperoleh berdistribusi normal.

Kemudian, nilai tes awal diketahui bahwa nilai Box’s M (0.102) < nilai sig. (0.752)

sehingga nilai tes awal siswa berdistribusi homogen. Akan tetapi, nilai tes akhir nilai

Box’s M (0.611) > nilai sig. (0.438) sehingga tidak berdistribusi homogen karena sudah

terdapat perlakuan di kelompok eksperimen.

a. Motivasi Belajar Kelompok Eksperimen

Tabel 1 menjelaskan hasil kuesioner motivasi belajar siswa sebelum dan

sesudah mendapat perlakuan model Cooperative Learning Think-Pair-Share. Motivasi

siswa kelompok eksperimen sebelum mendapat perlakuan memiliki motivasi yang

rendah. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil kuesioner yang menunjukkan masih banyak

siswa yang memillih jawaban (Kurang Setuju) yakni dengan skala (3), sedangkan

setelah mendapat perlakuan model Cooperative Learning Think-Pair-Share siswa

semakin termotivasi dalam belajar. Hal tersebut ditunjukkan dengan banyak siswa yang

memilih jawaban (Setuju) yakni dengan skala (4) bahwa model Cooperative Learning

Think-Pair-Share membuat siswa termotivasi.

b. Penilaian Keterampilan Membaca Teks Berita Kelompok Eksperimen

Tabel 3 Selisih Nilai Rata-rata Tes Awal dan Tes Akhir

Keterampilan Membaca Siswa Kelompok Eksperimen

Eksp

erim

en

Nilai Siswa

I

(

1

5

I

I

(

2

I

I

I

(

I

V

(

V

(

1

V

I

(

1

T

o

t

a

l

Rata

-rata

57 SEMNASBAHTERA

) 0

) 2

0

)

2

0

)

5

)

0

)

Tes

Awa

l

3

1

5

4

0

8

4

3

6

3

7

6

2

8

5

1

8

6

2

0

0

6

64,7

0

Tes

Akhi

r

4

5

0

5

3

6

5

5

2

5

4

0

3

9

3

2

3

0

2

7

0

1

87,1

2

Selis

ih

1

3

5

1

2

8

1

1

6

1

6

4

1

0

8

4

4

6

9

5

22,4

1

(%) 2

9

,

0

3

%

2

0

,

6

4

%

1

8

,

7

0

%

2

6

,

4

5

%

2

3

,

2

2

%

1

4

,

1

9

%

2

2

,

4

1

%

22,4

1%

Keterangan :

I : Kelancaran Membaca

II : Ketepatan Intonasi

III : Kejelasan Artikulasi

IV : Kejelasan Volume Suara

V : Ketepatan Penjedaan

VI : Kesesuaian Ekspresi Wajah

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa peningkatan tertinggi terdapat pada

aspek kelancaran membaca dalam membaca teks berita yakni 29,03%. Peningkatan kedua

yakni pada aspek kejelasan volume suara peningkatannya sebesar 26,45%. Kemudian,

peningkatan aspek ketepatan penjedaan sebesar 23,22%, peningkatan aspek ketepatan intonasi

sebesar 20,64%, peningkatan aspek kejelasan artikulasi sebesar 18,70% dan peningkatan terendah

58 SEMNASBAHTERA

pada aspek kesesuaian eskpresi wajah yakni sebesar 14,9%. Semua aspek penilaian membaca

berita mengalami peningkatan lebih dari 14% yakni dengan nilai terendah pada aspek kesesuaian

ekspresi wajah. Hal ini disebabkan penilaian lebih difokuskan pada aspek lainnya dan aspek

kesesuaian wajah hanya memiliki bobot 10% dalam penilaian membaca berita. Peningkatan yang

terjadi pada setiap aspek penilaian menjadikan nilai tes akhir siswa mengalami peningkatan

dibandingkan dengan nilai yang diperoleh siswa dari tes awal. Adapun peningkatannya sebesar

22,41%.

c. Perbandingan Nilai Membaca Teks Berita pada Siswa yang diajar Menggunakan

Model Cooperative Learning Think-Pair-Share dengan Nilai Membaca Teks Berita

yang Diajar Menggunakan Model Konvensional

Tabel 4

Selisih Nilai Rata-rata Tes Akhir Keterampilan Membaca Teks Berita

Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol

Tes

Akhir

Nilai Siswa

I

(

1

5

)

I

I

(

2

0

)

I

I

I

(

2

0

)

I

V

(

2

0

)

V

(

1

5

)

V

I

(

1

0

)

T

ot

al

Rata

-rata

Ekspe

rimen

4

5

0

5

3

6

5

5

2

5

4

0

3

9

3

2

3

0

2

7

0

1

87,1

2

Kontr

ol

3

4

8

4

4

8

4

6

4

4

0

4

3

0

0

1

8

6

2

1

5

0

67,1

8

Selisi 1 8 8 1 9 4 5 17,2

59 SEMNASBAHTERA

h 0

2

8 8 3

6

3 4 5

1

1

(%) 2

1

,

9

3

%

1

4

,

1

9

%

1

4

,

1

9

%

2

1

,

9

3

%

2

0

,

0

0

%

1

4

,

1

9

%

1

7,

7

7

%

17,2

1%

Keterangan :

I : Kelancaran Membaca

II : Ketepatan Intonasi

III : Kejelasan Artikulasi

IV : Kejelasan Volume Suara

V : Ketepatan Penjedaan

VI : Kesesuaian Ekspresi Wajah

Berdasarkan tabel di atas seluruh aspek penilaian dalam membaca teks berita memiliki

selisih yang signifikan. Hal ini membuktikan pengaruh model Cooperative Learning Think-

Pair-Share dapat meningkatkan hasil membaca teks berita lebih baik dibandingkan dengan

model konvensional yang dibuktikan dengan selisih total sebesar 17,77%. Setiap aspek

memiliki selisih lebih dari 10%, dengan selisih tertinggi pada aspek kelancaran membaca dan

kejelasan volume suara yakni sebesar 21,93%. Kemudian, selisih pada aspek ketepatan

intonasi, kejelasan artikulasi dan kesesuaian ekspresi wajah mengalami selisih yang sama

yakni sebesar 14,19, sedangkan ketepatan penjedaan memiliki selisih sebesar 20%.

2. Pembahasan

a. Model Cooperative Learning Think-Pair-Share Berpengaruh terhadap Motivasi Siswa

Kelompok Eksperimen

Berdasarkan tabel 1 terdapat peningkatan respon siswa ke arah yang lebih baik dalam

memberikan jawaban atas pertanyaan yang diajukan. Hal ini menunjukkan meningkatnya

motivasi belajar siswa. Motivasi belajar dalam penelitian ini dilihat dari empat aspek

motivasi, yakni orientasi keberhasilan, antisipasi kegagalan, inovasi, dan tanggung jawab.

Motivasi siswa yang berkaitan dengan orientasi keberhasilan terdapat peningkatan jawaban

yaitu siswa yang menjawab (Kurang Setuju) dengan pertanyaan yang diajukan, berubah

60 SEMNASBAHTERA

menjadi menjawab (Setuju) dengan pertanyaan yang diajukan. Berubahnya jawaban siswa

menunjukkan siswa lebih tertarik dengan model Cooperative Learning Think-Pair-Share

daripada model konvensional dalam pembelajaran membaca teks berita. Ketertarikan tersebut

memudahkan siswa dalam membaca teks berita karena model Cooperative Learning Think-

Pair-Share menjadikan siswa berperan aktif dalam kegiatan belajar.

Selain itu, motivasi siswa yang berkaitan dengan antisipasi kegagalan terhadap

pembelajaran membaca berita juga mengalami peningkatan ke arah yang lebih baik. Pada saat

berfikir (think) siswa dituntut dapat memikirkan dan menemukan pemecahan dari persoalan

yang diberikan, sedangkan pada saat berpasangan (pair) siswa saling bekerjasama dalam

memecahkan permasalahan yang diberikan. Dengan demikian, siswa akan lebih termotivasi

dalam pembelajaran karena siswa bisa bersama-sama saling memberi masukan dan saling

bertukar ide. Isjoni (2010: 78), mengemukakan bahwa teknik Think Pair Share adalah teknik

yang memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk bekerja sendiri dan bekerja sama

dengan peserta didik lain, serta mampu berpartisipasi secara penuh dalam proses

pembelajaran.

Oleh sebab itu, hipotesis yang digunakan adalah model Cooperative Learning Think-

Pair-Share berpengaruh terhadap motivasi siswa kelompok eksperimen. Hipotesis dalam

penelitian ini terbukti bahwa model pembelajaran Cooperative Learning Think-Pair-Share

berpengaruh terhadap motivasi belajar siswa. Hal ini senada dengan pendapat Arends (2008: 15),

mengemukakan teknik ini memberikan lebih banyak waktu kepada peserta didik untuk

berfikir, untuk merespon, dan untuk saling membantu. Lie (2004: 57), mengungkapkan bahwa

Think Pair Share (TPS) sebagai struktur kegiatan Cooperative Learning. Teknik ini memberi

peserta didik kesempatan untuk bekerja sendiri dan bekerja dalam kelompok.

b. Model Cooperative Learning Think-Pair-Share Berpengaruh terhadap Keterampilan

Membaca Teks Berita Kelompok Eksperimen

Tabel 5

Hasil Uji Dua Pihak Menunjukkan Pengaruh Model Cooperative Learnimg Think-Pair-

Share terhadap Keterampilan Membaca Teks Berita pada Kompleks Kelompok

Eksperimen

N Df

Rata-rata

t Sig.Tes

Awal

Tes

Akhir

61 SEMNASBAHTERA

31 30 64.71 87.13 -16.207 .000

Berdasarkan tabel di atas dapat dijabarkan bahwa skor rata-rata nilai siswa tes awal

(sebelum menggunakan model Cooperative Learning Think-Pair-Share) sebesar 64.17,

sedangkan rata-rata nilai siswa tes akhir (setelah menggunakan model Cooperative Learning

Think-Pair-Share) sebesar 87.13. Selanjutnya, hasil uji dua pihak menunjukkan bahwa t hitung =

-16.207 pada taraf 0.000. Tabel distribusi t dicari pada α = 0.05 (two tail test) diperoleh ttabel

sebesar 1.695 dan Sig (0.000) < α (0,05). Thitung jauh pada penerimaan ttabel yakni thitung

(16.207) > ttabel (1.695)atau thitung (-16.207) < -ttabel (-1.695) sehingga thitung berada pada daerah

penolakan H0.

Hal tersebut menunjukkan bahwa hipotesis nol (H0) yang menyatakan model

Cooperative Learning Think-Pair-Share tidak berpengaruh terhadap keterampilan membaca teks

berita ditolak dan hipotesis alternatif (Ha) yang menyatakan bahwa model Cooperative Learning

Think-Pair-Share berpengaruh terhadap keterampilan membaca teks berita diterima. Oleh sebab

itu, dapat disimpulkan bahwa model Cooperative Learning Think-Pair-Share berpengaruh

terhadap keterampilan membaca teks berita siswa kelompok eksperimen. Hal tersebut semakin

menguatkan penelitian terdahulu oleh Anis (2013), Arina (2013), dan Alfin (2012) yang

membuktikan bahwa ada pengaruh signifikan penggunaan model Cooperative Learning Think-

Pair-Share terhadap peningkatan keterampilan siswa.

c. Keterampilan Membaca Teks Berita Siswa yang Diajar Menggunakan Model

Cooperative Learning Think-Pair-Share Lebih Baik daripada Keterampilan

Membaca Teks Berita Siswa yang Diajar Menggunakan Model Konvensional

Tabel 6

Hasil Uji Pihak Kanan Perbandingan Nilai Membaca Teks Berita pada Siswa yang

Diajar Menggunakan Model Cooperative Learning Think-Pair-Share dengan Nilai

Membaca Teks Berita yang Diajar Menggunakan Model Konvensional

N Df

Rata-rata

T Sig.Cooperative Learning

Think-Pair-Share

Konvensional

31 30 87.129 67.32 15.664 .000

62 SEMNASBAHTERA

Berdasarkan tabel di atas dapat dijabarkan bahwa nilai rata-rata tes akhir siswa yang

diajar menggunakan model Cooperative Learning Think-Pair-Share sebesar 87.129,

sedangkan nilai rata-rata tes akhir siswa yang diajar menggunakan model konvensional

sebesar 67.32. Selanjutnya, hasil uji pihak kanan menunjukkan bahwa t hitung = 15.664 pada

taraf 0.000. Tabel distribusi t dicari pada α = 0.05 (two tail test) diperoleh ttabel sebesar 1.695

dan Sig (0.000) < α (0,05). Thitung berada pada thitung (15.664) > ttabel (1.695)sehingga thitung

berada pada daerah penolakan H0.

Berdasarkan pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa hipotesis yang diterima adalah

nilai keterampilan membaca teks berita siswa yang diajar dengan model Cooperative Learning

Think-Pair-Share lebih baik daripada siswa yang diajar dengan model konvensional. Hal tersebut

dibuktikan dengan rata-rata nilai membaca teks berita yang didapat siswa kelompok eksperimen

lebih tinggi daripada rata-rata nilai teks berita siswa yang diajar dengan model konvensional.

SIMPULAN

Berdasarkan paparan di muka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang positif

penggunaan model pembelajaran Cooperative Learning Think-Pair-Share terhadap motivasi

membaca teks berita siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Kuwarasan, Kebumen. Kemudian, penelitian

ini membuktikan bahwa terdapat pengaruh yang positif penggunaan model pembelajaran

Cooperative Learning Think-Pair-Share terhadap keterampilan membaca teks berita siswa kelas

VIII SMP Negeri 1 Kuwarasan yakni peningkatan nilai rata-rata siswa. Selain itu, pembuktian

mengenai keterampilan membaca teks berita pada siswa yang diajar dengan model pembelajaran

Cooperative Learning Think-Pair-Share lebih baik daripada keterampilan membaca teks berita

pada siswa yang diajar dengan model konvensional. Hal tersebut dibuktikan dengan lebih

tingginya nilai rata-rata siswa yang diajar dengan model Cooperative Learning Think-Pair-Share.

DAFTAR PUSTAKA

Aizid,Rizem.2011.BisaBaca Secepat Kilat (Super Quick Reading).Yogyakarta:BukuBiru.

Arikunto,Suharsimi.2013.Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.Jakarta:PTRineka Cipta.

Djuraid, Husnun N. 2006.Panduan Menulis Berita.Malang:UPT Penerbitan UniversitasMalang.

Hanani, Arina. 2016. “Peningkatan Keterampilan Kepewaraan Melalui Tayangan Videodengan Pola Kooperatif Think-Pair-Share pada Siswa Kelas VIII-7 SMPNegeri 1 Wonokerto Pekalongan”. Skripsi tidak diterbitkan.Semarang:Program

63 SEMNASBAHTERA

Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Bahasa dan SeniUniversitas Negeri Semarang.

Jakin. 2016. Metodologi Penelitian Eksperimen Bidang Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Purwanti, Anis. 2013. “Keefektifan Penggunaan Teknik Think Pair Share (TPS) dalamPembelajaran Keterampilan Membaca Bahasa Jerman Peserta Didik Kelas XISMA Negeri Sedayu Bantul”. Skripsi tidak diterbitkan. Yogyakarta. ProgramStudi Pendidikan Bahasa Jerman, Fakultas Bahasa dan Seni Universitas NegeriYogyakarta.

Reynolds, Imelda.2000..Pedoman Jurnalistik Radio.Jakarta :Internews Indonesia.

Romli, Asep Syamsul M.2009.Jurnalistik Praktis.Bandung: Remaja Rosdakarya.

Salvin.Robert.E.2016. Cooperative Learning Teori, Riset, dan Praktik.Bandung:NusaMedia.

Semi, M Atar. 1995. Teknik Penulisan Berita, Future, dan Artikel.Bandung:Angkasa.

Sugiarto, Alfin. 2012. “Keefektifan Teknik Think-Pair-Share (Berpikir-Berpasangan-Berbagi) dalam Pembelajaran Menulis Eksposisi Siswa Kelas X SMA Negeri 1Piyungan, Bantul”. Skripsi tidak diterbitkan. Yogyakarta: Program StudiPendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, Fakultas Bahasa dan Seni UniversitasNegeri Yogyakarta.

Sukirno.2014.Terampil Membaca Nyaring.Yogyakarta:Pustaka Pejalar.

Sukirno.2015.Membaca Pemahaman yang Efektif untuk yang Ingin TerampilMembaca.Yogyakarta:Pustaka Pelajar.

Sumandiria, Haris.2006.Jurnalistik Indonesia Menulis Berita dan Future PanduanPraktis Jurnalis Profesional.Bandung: Remaja Rosdakarya Offset.

Suprijono, Agus.2009.Cooperative Learning.Yogyakarta:Pustaka Pelajar.

Tarigan, H.G.2008. Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.Bandung:Angkasa.

Trianto.2007. Model-Model Pembelajaran Inovatif BerorientasiKonstruktivitis.Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher.