Upload
others
View
2
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
52 SEMNASBAHTERA
PENGARUH MODEL COOPERATIVE LEARNING THINK-PAIR-SHARE TERHADAPPEMBELAJARAN MEMBACA BERITA
PADA KELAS VIII SMP NEGERI 1 KUWARASAN
TAHUN AJARAN 2016/2017
Mida Gita Fitria, Khabib Sholeh, Umi Faizah
Universitas Muhammadiyah PurworejoJalan K. H. A. Dahlan No. 3 & 6 Telpon / Faksimile (0275) 321494
email : [email protected] 089662471502
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) pengaruh model CooperativeLearningThink-Pair-Share terhadap motivasi belajar peserta didik dalam pembelajaranmembaca berita pada kelas VIII SMP N 1 Kuwarasan tahun ajaran 2016/2017, 2) pengaruhmodel Cooperative LearningThink-Pair-Share terhadap hasil belajar peserta didik dalampembelajaran membaca berita pada kelas VIII SMP N 1 Kuwarasan tahun ajaran 2016/2017, 3)menilai perbandingan kemampuan peserta didik dalam pembelajaran membaca berita pada kelasVIII SMP N 1 Kuwarasan tahun ajaran 2016/2017 yang diajar dengan model CooperativeLearningThink-Pair-Share dengan peserta didik yang tidak diajar dengan model CooperativeLearningThink-Pair-Share. Penelitian ini merupakan jenis penelitian eksperimen semu (quasiexperimental research). Desain yang digunakan adalah nonequivalent control group design.Penyajian data menggunakan teknik informal. Pengumpulan data didapat dari tes (tes awal dantes akhir) dan nontes (angket dan wawancara). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: 1)terdapat pengaruh model Cooperative LearningThink-Pair-Share terhadap motivasi belajarpeserta didik, 2) terdapat pengaruh model Cooperative LearningThink-Pair-Share terhadaphasil belajar peserta didik, dan 3) peserta didik yang diajar dengan model CooperativeLearningThink-Pair-Share hasilnya lebih baik daripada peserta didik yang tidak diajar denganmodel Cooperative LearningThink-Pair-Share.
Kata Kunci: cooperative learning think-pair-share, motivasi siswa, membaca berita
PENDAHULUAN
Keterampilan membaca merupakan aspek penting yang harus dikuasai oleh peserta
didik. Dalam proses belajar, peserta didik memerlukan keterampilan membaca sebagai
sarana memperluas gagasan dan sebagai modal untuk mengembangkan ketiga aspek
keterampilan berbahasa lainnya yakni menyimak, bebicara, dan menulis. Membaca itu
ibarat makan dan minum. Setiap orang membutuhkan makan dan minum karena keduanya
merupakan kebutuhan primer untuk bertahan hidup. Begitu pula dengan membaca, menjadi
kebutuhan primer manusia di era yang semakin modern (Aizid, 2011:15-16).
Eksistensi seorang peserta didik dapat juga dilihat dari keterampilan berbahasanya.
Sebagai contoh, seorang mahasiswa dikatakan pandai apabila dapat berkomunikasi dengan
baik, berwawasan luas, terlebih ketika ia pandai menulis. Mahasiswa memiliki bahan
pembicaraan yang berbobot, mempunyai kemampuan menulis, dan mampu menjadi
53 SEMNASBAHTERA
seorang penyimak yang baik. Semua itu bisa terwujud karena memiliki keterampilan
membaca. Begitu pentingnya membaca, bahkan ada sebuah ungkapan bahwa membaca
adalah jendela dunia. Artinya dengan membaca kita dapat mengetahui apa pun yang ingin
kita ketahui.
Keterampilan membaca yang seharusnya menjadi hal penting dalam pendidikan
pada praktiknya tidaklah diutamakan. Hal ini menjadi kritikan seorang sastrawan Taufik
Ismail yang mengkritik sistem pendidikan yang tidak memberi porsi besar tehadap
pembiasaan membaca dan mengarang untuk para anak didik sehingga hasilnya pun bisa
disebut sebagai bagian dari “Generasi Nol Buku”. Kritik itu disampaikan oleh Taufik Ismail
ketika menerima Habibie Award 2007 dalam rangka memperingati ulang tahun ke delapan
The Habibie Center di Hotel Grand Melia, Jakarta.
Oleh karena itu, pembelajaran membaca harus dilakukan secara efektif agar dapat
meningkatkan minat dan keterampilan membaca peserta didik sehingga dapat menjadikan
sistem pendidikan lebih baik. Tidak hanya itu, peran seorang guru dalam memberikan
pembelajaran membaca haruslah intensif agar peserta didik tidak lagi termasuk dalam
“Generasi Nol Buku” yang menurut Taufik Ismail ialah generasi rabun membaca dan
picang mengarang. Dalam hal ini berarti sebuah generasi yang malas membaca dan tidak
menghasilkan sebuah karya tulis.
Adapun, salah satu jenis membaca adalah membaca nyaring atau beberapa istilah
lainnya yaitu, membaca bersuara, dan membaca lisan. Membaca nyaring sangat bermanfaat
bagi peserta didik selain kemampuan membaca suatu naskah, kegiatan membaca nyaring
juga memiliki peranan yang penting dalam proses belajar siswa. Kegiatan membaca
nyaring selain dapat meningkatkan pemahamaan siswa pada suatu bacaan, membaca
nyaring juga berperan menambah kosa kata seorang peserta didik. Dengan demikian,
apabila membaca nyaring dapat dikuasai oleh seorang peserta didik maka akan sangat
berguna di masa mendatang.
Sukirno (2014:7), mengatakan bahwa membaca nyaring bertujuan untuk
mengucapkan kembali tulisan atau karangan sesuai dengan keinginan penulis atau
pengarangnya dan menangkap atau memahami informasi, pikiran, dan perasaan isi bacaan
dengan tepat. Dengan demikan, jika tujuan membaca nyaring dapat terwujud maka peserta
didik selain dapat melisankannya, peserta didik juga mampu memahami dan mendapatkan
informasi dari suatu bacaan. Guna meningkatkan keterampilan siswa dalam membaca teks
berita, diperlukan suatu model pembelajaran yang tepat.
54 SEMNASBAHTERA
Model pembelajaran Think, Pair, and Share merupakan salah satu penerapan dari
metode pembelajaran koopeatif (cooperative learning). Dalam penerapan teknik ini guru
sebagai fasilitator, memberikan dukungan, tetapi tidak mengarahkan kelompok ke arah
hasil. Keunggulan teknik ini adalah optimalisasi waktu yang diberikan peserta didik untuk
berfikir, merespon, dan untuk menunjukan partisipasi mereka untuk saling membantu antar
sesama peserta didik sehingga peserta didik dapat menyerap segala informasi yang ada dari
bacaan dan dapat memecahkan masalahnya.
Arends dalam Trianto (2007:126) menyatakan bahwa Think Pair Share
merupakan suatu cara yang efektif untuk membuat variasi suasana pola diskusi kelas.
Efektif dengan asumsi bahwa semua diskusi membutuhkan pengaturan untuk
mengendalikan kelas secara keseluruhan, dan prosedur yang digunakan dalam Think
Pair Share dapat memberi peserta didik lebih banyak waktu untuk berpikir, merespon,
dan saling membantu. Model pembelajaran Think Pair Share diharapkan bisa
mengubah sifat positif, misalnya meningkatkan keaktifan dalam pembelajaran karena
peserta didik tidak bekerja sendiri melainkan bekerja sama dengan pasangannya.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen (experimental) dengan
nonequivalent control group design. Nonequivalent control group designmerupakan
penelitian yang terdapat kelompok kontrol dan kelompok eksperimen yang dipilih
dengan nonprobability sampling (tidak acak)yang meliputi purposive sampling
(pertimbangan tertentu). Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 1
Kuwarasan Kebumen. Teknik pengumpulan data yang digunakan, yakni: tes, angket,
dan wawancara. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yakni analisis
inferensial dan analisis secara komparatif. Statistik inferensial adalah perhitungan
statistik yang digunakan untuk membuat kesimpulan yang berlaku untuk populasi,
sedangkan analisis komparatif untuk untuk menganalisis perbandingan hasil menulis
siswa dalam pembelajaran.yang diajar menggunakan model cooperative Learning
Think-Pair-Share dengan siswa yang diajar dengan model konvensional. Selain itu,
analisis komparatif digunakan untuk pengujian hipotesis, uji kesamaan, uji dua pihak,
dan uji pihak kanan. Sebelumnya terdapat uji prasyarat analisis data, yakni untuk
mengetahui normalitas dan homogenitas data yang diperoleh.
HASIL PENELITIAN DANPEMBAHASAN
55 SEMNASBAHTERA
1. Hasil Penelitian
Hasil penelitian menghasilkan analisis angket, nilai tes awal dan tes akhir.
Kemudian, dilakukan uji normalitas dan homogenitas. Berikut tabel hasil tes awal dan
tes akhir:
Tabel 1 Hasil Kuesioner Motivasi
N
oSub Variabel
Tes
Awal
Tes
Akhir
Selisi
h
(%)
S
k
a
l
a
% S
k
a
l
a
%
1
.
Orientasi Keberhasilan 3 6
5
4 7
8
13
2
.
Antisipasi Kegagalan 3 7
0
4 8
0
10
3
.
Inovasi 3 7
0
4 8
2
12
4
.
Tanggunga Jawab 3 6
8
4 8
1
24
Keterangan:
(<29,99 ) : Sangat Tidak Setuju (70-89,99): Setuju
(30-49,99): Tidak Setuju ( 90-100 ): Sangat Setuju
(50-69,99): Ragu-ragu
Tabel 2 Hasil Tes Membaca Berita
Kelompok
Tes Awal Tes Akhir
Nilai
Terendah
Nilai
Tertinggi
Rata-
rata
Nilai
Terendah
Nilai
Tertinggi
Rata-
rata
Eksperimen 60.00 74.00 64.71 76.00 97.00 87.12
Kontrol 60.00 72.00 66.03 60.00 78.00 67.18
56 SEMNASBAHTERA
Berdasarkan hasil uji normalitas menggunakan uji kolmogorov-smirnov test
dapat diketahui sebagai berikut: 1) nilai tes awal kelompok eksperimen dihasilkan nilai
Sig> α yaitu 0,161 > 0,05 sehingga nilai tes awal kelompok eksperimen berdistribusi
normal; 2) nilai tes akhir kelompok eksperimen dihasilkan nilai Sig> α yaitu 0,668 >
0,05 sehingga nilai tes akhir kelompok eksperimen berdistribusi normal; 3) nilai tes
awal kelompok kontrol dihasilkan nilai Sig> α yaitu 0.70 > 0.05 sehingga nilai tes awal
kelompok kontrol berdistribusi normal; dan 4) nilai tes akhir kelompok kontrol
dihasilkan nilai Sig> α yaitu 0,371 > 0.05 sehingga nilai tes akhir kelompok kontrol
berdistribusi normal. Oleh sebab itu, semua data yang diperoleh berdistribusi normal.
Kemudian, nilai tes awal diketahui bahwa nilai Box’s M (0.102) < nilai sig. (0.752)
sehingga nilai tes awal siswa berdistribusi homogen. Akan tetapi, nilai tes akhir nilai
Box’s M (0.611) > nilai sig. (0.438) sehingga tidak berdistribusi homogen karena sudah
terdapat perlakuan di kelompok eksperimen.
a. Motivasi Belajar Kelompok Eksperimen
Tabel 1 menjelaskan hasil kuesioner motivasi belajar siswa sebelum dan
sesudah mendapat perlakuan model Cooperative Learning Think-Pair-Share. Motivasi
siswa kelompok eksperimen sebelum mendapat perlakuan memiliki motivasi yang
rendah. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil kuesioner yang menunjukkan masih banyak
siswa yang memillih jawaban (Kurang Setuju) yakni dengan skala (3), sedangkan
setelah mendapat perlakuan model Cooperative Learning Think-Pair-Share siswa
semakin termotivasi dalam belajar. Hal tersebut ditunjukkan dengan banyak siswa yang
memilih jawaban (Setuju) yakni dengan skala (4) bahwa model Cooperative Learning
Think-Pair-Share membuat siswa termotivasi.
b. Penilaian Keterampilan Membaca Teks Berita Kelompok Eksperimen
Tabel 3 Selisih Nilai Rata-rata Tes Awal dan Tes Akhir
Keterampilan Membaca Siswa Kelompok Eksperimen
Eksp
erim
en
Nilai Siswa
I
(
≤
1
5
I
I
(
≤
2
I
I
I
(
≤
I
V
(
≤
V
(
≤
1
V
I
(
≤
1
T
o
t
a
l
Rata
-rata
57 SEMNASBAHTERA
) 0
) 2
0
)
2
0
)
5
)
0
)
Tes
Awa
l
3
1
5
4
0
8
4
3
6
3
7
6
2
8
5
1
8
6
2
0
0
6
64,7
0
Tes
Akhi
r
4
5
0
5
3
6
5
5
2
5
4
0
3
9
3
2
3
0
2
7
0
1
87,1
2
Selis
ih
1
3
5
1
2
8
1
1
6
1
6
4
1
0
8
4
4
6
9
5
22,4
1
(%) 2
9
,
0
3
%
2
0
,
6
4
%
1
8
,
7
0
%
2
6
,
4
5
%
2
3
,
2
2
%
1
4
,
1
9
%
2
2
,
4
1
%
22,4
1%
Keterangan :
I : Kelancaran Membaca
II : Ketepatan Intonasi
III : Kejelasan Artikulasi
IV : Kejelasan Volume Suara
V : Ketepatan Penjedaan
VI : Kesesuaian Ekspresi Wajah
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa peningkatan tertinggi terdapat pada
aspek kelancaran membaca dalam membaca teks berita yakni 29,03%. Peningkatan kedua
yakni pada aspek kejelasan volume suara peningkatannya sebesar 26,45%. Kemudian,
peningkatan aspek ketepatan penjedaan sebesar 23,22%, peningkatan aspek ketepatan intonasi
sebesar 20,64%, peningkatan aspek kejelasan artikulasi sebesar 18,70% dan peningkatan terendah
58 SEMNASBAHTERA
pada aspek kesesuaian eskpresi wajah yakni sebesar 14,9%. Semua aspek penilaian membaca
berita mengalami peningkatan lebih dari 14% yakni dengan nilai terendah pada aspek kesesuaian
ekspresi wajah. Hal ini disebabkan penilaian lebih difokuskan pada aspek lainnya dan aspek
kesesuaian wajah hanya memiliki bobot 10% dalam penilaian membaca berita. Peningkatan yang
terjadi pada setiap aspek penilaian menjadikan nilai tes akhir siswa mengalami peningkatan
dibandingkan dengan nilai yang diperoleh siswa dari tes awal. Adapun peningkatannya sebesar
22,41%.
c. Perbandingan Nilai Membaca Teks Berita pada Siswa yang diajar Menggunakan
Model Cooperative Learning Think-Pair-Share dengan Nilai Membaca Teks Berita
yang Diajar Menggunakan Model Konvensional
Tabel 4
Selisih Nilai Rata-rata Tes Akhir Keterampilan Membaca Teks Berita
Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol
Tes
Akhir
Nilai Siswa
I
(
≤
1
5
)
I
I
(
≤
2
0
)
I
I
I
(
≤
2
0
)
I
V
(
≤
2
0
)
V
(
≤
1
5
)
V
I
(
≤
1
0
)
T
ot
al
Rata
-rata
Ekspe
rimen
4
5
0
5
3
6
5
5
2
5
4
0
3
9
3
2
3
0
2
7
0
1
87,1
2
Kontr
ol
3
4
8
4
4
8
4
6
4
4
0
4
3
0
0
1
8
6
2
1
5
0
67,1
8
Selisi 1 8 8 1 9 4 5 17,2
59 SEMNASBAHTERA
h 0
2
8 8 3
6
3 4 5
1
1
(%) 2
1
,
9
3
%
1
4
,
1
9
%
1
4
,
1
9
%
2
1
,
9
3
%
2
0
,
0
0
%
1
4
,
1
9
%
1
7,
7
7
%
17,2
1%
Keterangan :
I : Kelancaran Membaca
II : Ketepatan Intonasi
III : Kejelasan Artikulasi
IV : Kejelasan Volume Suara
V : Ketepatan Penjedaan
VI : Kesesuaian Ekspresi Wajah
Berdasarkan tabel di atas seluruh aspek penilaian dalam membaca teks berita memiliki
selisih yang signifikan. Hal ini membuktikan pengaruh model Cooperative Learning Think-
Pair-Share dapat meningkatkan hasil membaca teks berita lebih baik dibandingkan dengan
model konvensional yang dibuktikan dengan selisih total sebesar 17,77%. Setiap aspek
memiliki selisih lebih dari 10%, dengan selisih tertinggi pada aspek kelancaran membaca dan
kejelasan volume suara yakni sebesar 21,93%. Kemudian, selisih pada aspek ketepatan
intonasi, kejelasan artikulasi dan kesesuaian ekspresi wajah mengalami selisih yang sama
yakni sebesar 14,19, sedangkan ketepatan penjedaan memiliki selisih sebesar 20%.
2. Pembahasan
a. Model Cooperative Learning Think-Pair-Share Berpengaruh terhadap Motivasi Siswa
Kelompok Eksperimen
Berdasarkan tabel 1 terdapat peningkatan respon siswa ke arah yang lebih baik dalam
memberikan jawaban atas pertanyaan yang diajukan. Hal ini menunjukkan meningkatnya
motivasi belajar siswa. Motivasi belajar dalam penelitian ini dilihat dari empat aspek
motivasi, yakni orientasi keberhasilan, antisipasi kegagalan, inovasi, dan tanggung jawab.
Motivasi siswa yang berkaitan dengan orientasi keberhasilan terdapat peningkatan jawaban
yaitu siswa yang menjawab (Kurang Setuju) dengan pertanyaan yang diajukan, berubah
60 SEMNASBAHTERA
menjadi menjawab (Setuju) dengan pertanyaan yang diajukan. Berubahnya jawaban siswa
menunjukkan siswa lebih tertarik dengan model Cooperative Learning Think-Pair-Share
daripada model konvensional dalam pembelajaran membaca teks berita. Ketertarikan tersebut
memudahkan siswa dalam membaca teks berita karena model Cooperative Learning Think-
Pair-Share menjadikan siswa berperan aktif dalam kegiatan belajar.
Selain itu, motivasi siswa yang berkaitan dengan antisipasi kegagalan terhadap
pembelajaran membaca berita juga mengalami peningkatan ke arah yang lebih baik. Pada saat
berfikir (think) siswa dituntut dapat memikirkan dan menemukan pemecahan dari persoalan
yang diberikan, sedangkan pada saat berpasangan (pair) siswa saling bekerjasama dalam
memecahkan permasalahan yang diberikan. Dengan demikian, siswa akan lebih termotivasi
dalam pembelajaran karena siswa bisa bersama-sama saling memberi masukan dan saling
bertukar ide. Isjoni (2010: 78), mengemukakan bahwa teknik Think Pair Share adalah teknik
yang memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk bekerja sendiri dan bekerja sama
dengan peserta didik lain, serta mampu berpartisipasi secara penuh dalam proses
pembelajaran.
Oleh sebab itu, hipotesis yang digunakan adalah model Cooperative Learning Think-
Pair-Share berpengaruh terhadap motivasi siswa kelompok eksperimen. Hipotesis dalam
penelitian ini terbukti bahwa model pembelajaran Cooperative Learning Think-Pair-Share
berpengaruh terhadap motivasi belajar siswa. Hal ini senada dengan pendapat Arends (2008: 15),
mengemukakan teknik ini memberikan lebih banyak waktu kepada peserta didik untuk
berfikir, untuk merespon, dan untuk saling membantu. Lie (2004: 57), mengungkapkan bahwa
Think Pair Share (TPS) sebagai struktur kegiatan Cooperative Learning. Teknik ini memberi
peserta didik kesempatan untuk bekerja sendiri dan bekerja dalam kelompok.
b. Model Cooperative Learning Think-Pair-Share Berpengaruh terhadap Keterampilan
Membaca Teks Berita Kelompok Eksperimen
Tabel 5
Hasil Uji Dua Pihak Menunjukkan Pengaruh Model Cooperative Learnimg Think-Pair-
Share terhadap Keterampilan Membaca Teks Berita pada Kompleks Kelompok
Eksperimen
N Df
Rata-rata
t Sig.Tes
Awal
Tes
Akhir
61 SEMNASBAHTERA
31 30 64.71 87.13 -16.207 .000
Berdasarkan tabel di atas dapat dijabarkan bahwa skor rata-rata nilai siswa tes awal
(sebelum menggunakan model Cooperative Learning Think-Pair-Share) sebesar 64.17,
sedangkan rata-rata nilai siswa tes akhir (setelah menggunakan model Cooperative Learning
Think-Pair-Share) sebesar 87.13. Selanjutnya, hasil uji dua pihak menunjukkan bahwa t hitung =
-16.207 pada taraf 0.000. Tabel distribusi t dicari pada α = 0.05 (two tail test) diperoleh ttabel
sebesar 1.695 dan Sig (0.000) < α (0,05). Thitung jauh pada penerimaan ttabel yakni thitung
(16.207) > ttabel (1.695)atau thitung (-16.207) < -ttabel (-1.695) sehingga thitung berada pada daerah
penolakan H0.
Hal tersebut menunjukkan bahwa hipotesis nol (H0) yang menyatakan model
Cooperative Learning Think-Pair-Share tidak berpengaruh terhadap keterampilan membaca teks
berita ditolak dan hipotesis alternatif (Ha) yang menyatakan bahwa model Cooperative Learning
Think-Pair-Share berpengaruh terhadap keterampilan membaca teks berita diterima. Oleh sebab
itu, dapat disimpulkan bahwa model Cooperative Learning Think-Pair-Share berpengaruh
terhadap keterampilan membaca teks berita siswa kelompok eksperimen. Hal tersebut semakin
menguatkan penelitian terdahulu oleh Anis (2013), Arina (2013), dan Alfin (2012) yang
membuktikan bahwa ada pengaruh signifikan penggunaan model Cooperative Learning Think-
Pair-Share terhadap peningkatan keterampilan siswa.
c. Keterampilan Membaca Teks Berita Siswa yang Diajar Menggunakan Model
Cooperative Learning Think-Pair-Share Lebih Baik daripada Keterampilan
Membaca Teks Berita Siswa yang Diajar Menggunakan Model Konvensional
Tabel 6
Hasil Uji Pihak Kanan Perbandingan Nilai Membaca Teks Berita pada Siswa yang
Diajar Menggunakan Model Cooperative Learning Think-Pair-Share dengan Nilai
Membaca Teks Berita yang Diajar Menggunakan Model Konvensional
N Df
Rata-rata
T Sig.Cooperative Learning
Think-Pair-Share
Konvensional
31 30 87.129 67.32 15.664 .000
62 SEMNASBAHTERA
Berdasarkan tabel di atas dapat dijabarkan bahwa nilai rata-rata tes akhir siswa yang
diajar menggunakan model Cooperative Learning Think-Pair-Share sebesar 87.129,
sedangkan nilai rata-rata tes akhir siswa yang diajar menggunakan model konvensional
sebesar 67.32. Selanjutnya, hasil uji pihak kanan menunjukkan bahwa t hitung = 15.664 pada
taraf 0.000. Tabel distribusi t dicari pada α = 0.05 (two tail test) diperoleh ttabel sebesar 1.695
dan Sig (0.000) < α (0,05). Thitung berada pada thitung (15.664) > ttabel (1.695)sehingga thitung
berada pada daerah penolakan H0.
Berdasarkan pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa hipotesis yang diterima adalah
nilai keterampilan membaca teks berita siswa yang diajar dengan model Cooperative Learning
Think-Pair-Share lebih baik daripada siswa yang diajar dengan model konvensional. Hal tersebut
dibuktikan dengan rata-rata nilai membaca teks berita yang didapat siswa kelompok eksperimen
lebih tinggi daripada rata-rata nilai teks berita siswa yang diajar dengan model konvensional.
SIMPULAN
Berdasarkan paparan di muka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang positif
penggunaan model pembelajaran Cooperative Learning Think-Pair-Share terhadap motivasi
membaca teks berita siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Kuwarasan, Kebumen. Kemudian, penelitian
ini membuktikan bahwa terdapat pengaruh yang positif penggunaan model pembelajaran
Cooperative Learning Think-Pair-Share terhadap keterampilan membaca teks berita siswa kelas
VIII SMP Negeri 1 Kuwarasan yakni peningkatan nilai rata-rata siswa. Selain itu, pembuktian
mengenai keterampilan membaca teks berita pada siswa yang diajar dengan model pembelajaran
Cooperative Learning Think-Pair-Share lebih baik daripada keterampilan membaca teks berita
pada siswa yang diajar dengan model konvensional. Hal tersebut dibuktikan dengan lebih
tingginya nilai rata-rata siswa yang diajar dengan model Cooperative Learning Think-Pair-Share.
DAFTAR PUSTAKA
Aizid,Rizem.2011.BisaBaca Secepat Kilat (Super Quick Reading).Yogyakarta:BukuBiru.
Arikunto,Suharsimi.2013.Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.Jakarta:PTRineka Cipta.
Djuraid, Husnun N. 2006.Panduan Menulis Berita.Malang:UPT Penerbitan UniversitasMalang.
Hanani, Arina. 2016. “Peningkatan Keterampilan Kepewaraan Melalui Tayangan Videodengan Pola Kooperatif Think-Pair-Share pada Siswa Kelas VIII-7 SMPNegeri 1 Wonokerto Pekalongan”. Skripsi tidak diterbitkan.Semarang:Program
63 SEMNASBAHTERA
Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Bahasa dan SeniUniversitas Negeri Semarang.
Jakin. 2016. Metodologi Penelitian Eksperimen Bidang Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Purwanti, Anis. 2013. “Keefektifan Penggunaan Teknik Think Pair Share (TPS) dalamPembelajaran Keterampilan Membaca Bahasa Jerman Peserta Didik Kelas XISMA Negeri Sedayu Bantul”. Skripsi tidak diterbitkan. Yogyakarta. ProgramStudi Pendidikan Bahasa Jerman, Fakultas Bahasa dan Seni Universitas NegeriYogyakarta.
Reynolds, Imelda.2000..Pedoman Jurnalistik Radio.Jakarta :Internews Indonesia.
Romli, Asep Syamsul M.2009.Jurnalistik Praktis.Bandung: Remaja Rosdakarya.
Salvin.Robert.E.2016. Cooperative Learning Teori, Riset, dan Praktik.Bandung:NusaMedia.
Semi, M Atar. 1995. Teknik Penulisan Berita, Future, dan Artikel.Bandung:Angkasa.
Sugiarto, Alfin. 2012. “Keefektifan Teknik Think-Pair-Share (Berpikir-Berpasangan-Berbagi) dalam Pembelajaran Menulis Eksposisi Siswa Kelas X SMA Negeri 1Piyungan, Bantul”. Skripsi tidak diterbitkan. Yogyakarta: Program StudiPendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, Fakultas Bahasa dan Seni UniversitasNegeri Yogyakarta.
Sukirno.2014.Terampil Membaca Nyaring.Yogyakarta:Pustaka Pejalar.
Sukirno.2015.Membaca Pemahaman yang Efektif untuk yang Ingin TerampilMembaca.Yogyakarta:Pustaka Pelajar.
Sumandiria, Haris.2006.Jurnalistik Indonesia Menulis Berita dan Future PanduanPraktis Jurnalis Profesional.Bandung: Remaja Rosdakarya Offset.
Suprijono, Agus.2009.Cooperative Learning.Yogyakarta:Pustaka Pelajar.
Tarigan, H.G.2008. Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.Bandung:Angkasa.
Trianto.2007. Model-Model Pembelajaran Inovatif BerorientasiKonstruktivitis.Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher.